ANALISIS STRUKTUR MELODI DAN MAKNA TEKS LAGU SELIMUT PUTIH KARYA AHMAD BAQI SKRIPSI SARJANA DIAJUKAN O L E H NAMA : YUSDITHIRA RIFQHY H. SIREGAR NIM : 130707003 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018
134
Embed
ANALISIS STRUKTUR MELODI DAN MAKNA TEKS LAGU SELIMUT … · analisis struktur melodi dan makna teks lagu selimut putih karya ahmad baqi skripsi sarjana diajukan o l e h nama : yusdithira
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS STRUKTUR MELODI DAN MAKNA TEKS LAGU SELIMUT PUTIH KARYA AHMAD BAQI
SKRIPSI SARJANA DIAJUKAN O L E H NAMA : YUSDITHIRA RIFQHY H. SIREGAR NIM : 130707003
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018
ii
ANALISIS STRUKTUR MELODI DAN MAKNA TEKS LAGU SELIMUT PUTIH CIPTAAN AHMAD BAQI
OLEH :
NAMA : YUSDITHIRA RIFQHY HIKMAWAN SIREGAR NIM : 130707003
Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D. Drs. Fadlin , M.A. NIP 196512211991031001 NIP 196102201989031003
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin Etnomuskologi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018
iii
PENGESAHAN
DITERIMA OLEH:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi
salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin Etnomusikologi pada
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan
Pada Tanggal :
Hari :
Fakultas Ilmu Budaya USU,
Dekan,
Dr. Drs. Budi Agusono M.S
NIP 196008051987031001
Panitia Ujian: Tanda Tangan
1. Drs. Muhammad Takari, M.Hum.,Ph.D. ( )
2. Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Ph.D. ( )
3. Drs. Fadlin, M.A. ( )
4. Arifninetrirosa, SST., M.A. ( )
iv
DISETUJUI OLEH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI
KETUA,
Arifninetriroza, SST., M.A. NIP 196502191994032002
v
ABSTRAK Skripsi sarjana ini berjudul “Analisis Struktur Melodi dan Makna Teks Lagu
Selimut Putih Ciptaan Ahmad Baqi.” Secara sosial dan agama lagu ini sangat dikenal di kalangan masyarakat muslim di Asia Tenggara, dengan tema utama kematian di dalam perspektif agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan tiga masalah pokok: (1) Biografi Ahmad Baqi sebagai seniman musik Islam dari Sumatera Utara. (2) Bagimana struktur melodi lagu Selimut Putih, (3) Apa saja makna-makna agama dan budaya yang terkandung dalam teks lagu Selimut Putih karya Ahmad Baqi ini. Untuk mengkaji pokok masalah pertama, digunakan teori biografi. Selanjutnya untuk menguraikan pokok masalah kedua digunakan teori struktur musik oleh Karl Edmun Prier dan Soeharto. Setersunya untuk memecahkan pokok masalah ketiga dipergunakan teori pemaknaan teks P.Walm. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik dan metode kualitatif, berbasis pada penelitian lapangan. Teknik yang digunakan adalah berupa: pengamatan, wawancara, perekaman visual dan audiovisual. Proses kerja adalah kerja lapangan dan laboratorium. Hasil yang diperoleh: (1) Ahmad Baqi adalah seorang musisi dan seniman Melayu yang berasal dari Sumatera Utara khususnya di kota Medan. Beliau mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari pemerintah Malaysia tahun 1978. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya 1995 pemerintah Malaysia memberikan gelar Datuk yang langsung diberi oleh menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Beliau dikenal sebagai pencipta lagu dengan unsur-unsur islami yang dipengaruhi kuat oleh nada- nada Al- Qur’an yang disebut dengan qira’at. Beliau juga mencampurkan perpaduan antara musik Melayu dan musik Arab, sehingga terkonsep sebagai musik yang bergenre qasidah. Karya Ahmad Baqi yang sangat fenomenal adalah Selimut Putih. (2) Struktur melodi lagu terdiri dari 98 birama dengan menggunakan 2 maqam yaitu maqam Rast dan Hijaz. struktur pada lagu selimut Putih yaitu: A-B-B1-C-A. Pada bentuk A-B-B1 menggunakan maqam Rast, kemudian pada bentuk C berganti menjadi Maqam Hijaz, lalu pada bentuk A1 kembali menggunakan maqam Rast. Bagian kedua adalah kalimat atau periode pada lagu Selimut Putih yaitu terdiri dari dua kalimat atau periode yang diulang masing- masing 2 kali, terdapat 2 sampai 3 frase di masing-masing kalimat tanya dan jawabnya. Motif melodi berupa ulangan harfiah, dan pembalikan, sekuens turun dan naik, perubahan nilai nada, interval, dan pembesaran interval. (3) Makna teks pada lagu Selimut Putih merupakan makna yang berisikan nasihat-nasihat kepada seluruh umat manusia, khususnya umat Islam agar selalu ingat dengan kematian yang kapan saja bisa datang menghampiri, sehingga dengan begitu kita dapat selalu memgerjakan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya. Kata kunci: analisis, struktur, biografi, melodi, makna teks
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan limpahan dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun skripsi
sarjana ini diberi judul “Analisis Struktur Melodi dan Makna Teks Lagu Seimut
Putih Karya Ahmad Baqi.”
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat Bapak
Dr.Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan. Begitu
juga segenap jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Terimakasih kepada Ibu Arifninetriroza, SST., M.A selaku ketua program studi
dan Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si. selaku sekretaris program studi
Etnomusikologi FIB USU Medan. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak
Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D. selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Fadlin,
M.A. selaku pembimbing II (yang juga dosen Prodi Etnomusikologi FIB USU), yang
telah meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat seluruh staf pengajar di Prodi
Etnomusikologi USU yang telah banyak memberikan pemikiran dan wawasan baru
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Kepada seluruh dosen di
Etnomusikologi, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A.,Ph.D., Bapak Drs. Irwansyah
Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak Drs. Bebas Sembiring,
M.Si., Ibu Arifni Netrosa, SST, M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs.
Lumban Gaol, Heri Ardiansyah, Kusmadi dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
viii
disebutkan satu per satu, terimakasih atas semangat yang kalian berikan. Semoga kita
dapat berhasil dan Allah melimpahkan rahamatNya kepada kita semua, Amin.
Medan, Maret 2018
Yusdithira Rifqhy Hikmawan Siregar NIM 130707003
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii ABSTRAK ................................................................................................ v KATA PENGANTAR.............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................ ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan ................................................................ 10 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 10 1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................... 10
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep ........................................................................ 11 1.4.2 Teori ............................................................................ 11
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Wawancara .................................................................. 19 1.5.2 Kerja Laboratorium ..................................................... 20
1.6 Lokasi Penelitian ..................................................................... 21 BAB II PERJALANAN MUSIK PADANG PASIR DI NUSANTARA DAN SUMATERA UTARA
2.1 Pengertian Musik Padang Pasir ................................................ 22 2.2 Sejarah Perkembangan Musik Padang Pasir di Indonesia ......... 22 2.3 Maqam dalam Musik Islam
2.3.1 Jenis Maqam ................................................................ 30 2.3.2 Bentuk Fisik Maqam .................................................... 30
2.4 Perkembangan Musik Padang Pasir di Sumatera Utara ............ 39 2.5 Biografi Ahmad Baqi............................................................... 41 2.6 Struktur Keanggotaan Grup Padang Pasir El - Suraya ............ 54 2.7 Alat Musik ............................................................................. 57
BAB III ANALISIS MELODI SELIMUT PUTIH
3.1 Analisis Maqam Pada Lagu Selimut Putih ............................... 61 3.2 Struktur atau Bentuk lagu Selimut Putih .................................. 65 3.3 Kalimat atau periode yang terdapat pada Lagu Selimut Putih ... 69 3.4 Frase pada lagu Selimut Putih .................................................. 76 3.5 Analisis Motif pada lagu Selimut Putih .................................... 85 3.6 Ornamentasi ............................................................................ 96
BAB IV ANALSIS TEKS LAGU SELIMUT PUTIH
4.1 Teks Syair dalam Lagu Selimut Putih ...................................... 97 4.2 Arti Teks Lagu Selimut Putih .................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 112 DAFTAR INFORMAN ........................................................................ 114 LAMPIRAN .......................................................................................... 116
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis Makna Teks Lagu Selimut Putih ................................................ 99
xii
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar 2.1 Prof.H.Ahmad Baqi .................................................................. 41 Daftar gambar 2.2 Ahmad Baqi dan Istrinya H. Dewiana Siregar............................ 44 Daftar gambar 2.3 Orkes Musik Fukaha Mesir ....................................................... 45 Daftar gambar 2.4 El- Soraya Mengisi Acara Di Hotel Bandung ............................ 46 Daftar gambar 2.5 Penghargaan kepada Ahmad Baqi dari Malysia ........................ 51 Daftar gambar 2.6 Ahmad Baqi dan Anaknya Ahmad Sauqi .................................. 53 Daftar gambar 2.7 Cover Kaset El Suraya .............................................................. 56 Gambar Lampiran Daftar gambar 1 Drs. Khairil Amri Dalimunte ...................................................... 118 Daftar gambar 2 Pramudita Rizky Dalimunte, S.Pd. ............................................... 119 Daftar gambar 3 Najibullah Almaidani di pergelaran seni Melayu ......................... 120 Daftar gambar 4 Muhammad Sadikin S.Pd.I .......................................................... 121 Daftar gambar 5 Ust. Rahmat Tanjung S.Pd.I ........................................................ 122
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan dan wawasan luas menjadi tolak ukur seseorang dipandang
sebagai orang yang pintar. Untuk dikenal sebagai negara yang maju, setiap warga
negara Indonesia harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas supaya tidak
tertinggal dari kemajuan zaman yang setiap harinya terus berkembang. Membaca
merupakan salah satu pintu upaya untuk membuka dunia pengetahuan. Oleh karena
itu, membaca perlu dibiasakan agar mendapatkan berbagai informasi dari belahan
dunia yang setiap harinya selalu berubah dan berkembang.
Manusia dalam proses sejarah selalu menempatkan dirinya sebagai objek
sekaligus subjek sejarah. Sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau
peristiwa itu sendiri, adalah proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali
terjadi tidak dapat diulang lagi. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari
subjek manapun; jadi, objektif berarti tidak memuat unsur-unsur subjek pengamat
atau pencerita.
Biografi sangat penting untuk dapat mempelajari kisah di balik kesuksesan
hidup tokoh, perjalanan hidup seorang, mulai dari dia dilahirkan sampai dengan
meninggal. Tujuan dari biografi adalah seperti mencari hal-hal yang mengesankan
dari perjalanan seseorang, mencari hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh,
mencari keistimewaan dari sang tokoh, dan mencari hal-hal yang disukai dari
tokoh. Peran tokoh dalam perkembangan kebudayaan lokal sangatlah berpengaruh
terhadap keberlangsungan kebudayaan tersebut, agar tidak terkikis dan tergerus
oleh arus zaman. Oleh sebab itu, hasil karya seorang tokoh kebanyakan nilai-nilai
yang mendalam, dan kehadirannya mampu membuka ruang dialog bagi
2
pembacanya. Dalam tekanan era global sekarang ini, budaya tradisional lokal
mulai terkikis akibat tekanan dari budaya luar. Media massa membombardir
kehidupan kita dengan imaji-imaji yang bersifat asing dan kita pun menelannya.
Dari perkembangan masa ke masa, nilai-nilai budaya lokal ini mulai
tergantikan dengan pengaruh globalisasi dan gaya masyarakat luar. Walaupun
ditimpakan budaya luar masih banyak para tokoh agama, budayawan, dan politisi
yang peduli terhadap khasanah budaya masyarakatnya. Berbagai macam
kebudayaan saat ini dapat kita nikmati, baik dalam bentuk tradisional ataupun
modern. Kebudayaan tradisional merupakan peninggalan nenek moyang yang
belum terpengaruhi oleh budaya luar. Pada umumnya perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan selalu disertai dengan perkembangan kebudayaan, akan tetapi
sering pula muncul kecenderungan adanya gejala norma-norma seni budaya yang
sudah mulai terabaikan (Kusumastuti, 2004;12).
Kebudayaan merupakan pikiran aktivitas dan segala hasil karya cipta
manusia yang berbudi luhur serta halus. Kebudayaan sering diartikan sebagai hasil
karya budi daya manusia dalam usahanya menghadapi tantangan alam dan zaman.
Menurut Bastomi (1985:3), kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur
yang indah misalnya kesenian, sopan santun, dan ilmu pengetahuan. Selain itu
Bastomi mengungkapkan bahwa setiap hasil karya cipta manusia dapat dikatakan
seni yaitu salah satu kebudayaan yang mempunyai nilai keindahan (estetis).
Kebudayaan ini ada yang merupakan hasil dari masyarakat itu sendiri atau yang
datang dari luar kebudayaannya.
Masuknya budaya Arab (840 M) ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan
berlabuh di Nanggeroe Aceh Darrusalam, merupakan salah satu bentuk cikal bakal
kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Banyak ilmu pengetahuan yang ditransfer
3
dari tanah Arab ke Indonesia, terutama dari segi ilmu agama dan seni. Secara garis
besar eksistensi indonesia terkenal di negara lain sebagai negara islam terbesar di
dunia, yang dimana bersifat republik. Budaya Timur Tengah ( Arab ) yang sekarang
ini tengah menjadi sorotan di Indonesia adalah keseniannya, khususnya di bidang
seni musik. Di Indonesia sendiri musik Arab disebut dengan nama musik Qasidah.
Di antara lagu kasidah yang terkenal adalah Ya Thoyibah dan lagu-lagu Islami yang
dinyanyikan dandiciptakan oleh kelompok musikpopuler Indonesia yaitu Bimbo
dari Kota Bandung, Jawa Barat, seperti lagu Sajadah Panjang, Ada Anak Bertanya
kepada Bapaknya,Tuhan,dan lain-lainnya.
Tidak ketinggalan pula, di Sumatera Utara, muncullah istilah musik padang
pasir, untuk menyebutkan musik-musik Islam yang kuat bersuasana musik Arab.
Pengertian padang pasir ini sendiri merujuk kepada kawasan negeri-negeri Arab,
yang ciri utamanya adalah merupakan padang pasir atau gurun, yang paling luas
adalah Gurun Sahara. Istilah ini populerdi tahun 1960-an ketika sebuah orkes, yang
bernama El-Suraya, yang lazim membawakan lagu-lagu Islami dibentuk oleh
Ahmad Baqi di Kota Medan. Beliau adalah pelopor awal pembawa musik padang
pasir di kawasan Sumatera Utara.
Banyak yang telah di lakukanAhmad Baqi dalam melestarikan khasanah
budaya khususnya budaya Melayu. Pristiwa tentang problema masyarakat
digambarkan dalam lagunya. Beliau adalah seorang musisi yang sangat
berpengaruh dan religius. Karya- karya beliau dipengaruhi kuat oleh nada-nada lagu
Al-Quran yang disebut Nagham1, lagu-lagu itu seperti Bayati, Tsiqah, Raas,
1Nagham (naghmah) merupakan salah satu dari sekian ekspresi seni yang menjadi bagian
integral hidup manusia. Bahkan nagham ini telah tumbuh sejak lama. Ibnu Manzur menyatakan bahwa ada dua teori tentang asal mula munculnya nagham Al-Quran. Pertama, nagham Al Quran berasal dari nyanyian nenek moyang bangsa Arab. Kedua, nagham terinspirasi dari nyanyian budak-budak kafir yang menjadi tawanan perang. Kedua teori tersebut menegaskan bahwa lagu-lagu Al-Quran berasal dari khazanah tradisional Arab (tentu saja berbau padang pasir). Dengan teori ini pula
4
Nahwan, Hijaj, Husaini, dan Ziharkah. Keberadaan ilmu nagham, tidak sekedar
realisasi dari firman Allah SWT dalam surah Al-Muzzammil ayat 4 yang berbunyi:
تیال تر آن ر ق ال ل ت ر و
Artinya: “Dan bacalah Al Qur’an dengan tartil ( perlahan- lahan)” (QS. Al Muzammil: 4).
Hadits Nasai 1007
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Zunbur Al Makki] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Hazim] dari [Yazid bin 'Abdullah] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Allah subhanahu wata'ala tidak pernah mengijinkan untuk (melakukan) sesuatu sebagaimana Dia mengizinkan nabi-Nya untuk memperindah dan mengeraskan suaranya saat membaca Al Qur'an."
Rasa yang melahirkan seni (termasuk nagham) merupakan bagian integral
kehidupan manusia yang didorong oleh adanya daya kemauan dalam dirinya.
Kemauan rasa itu sendiri timbul karena didorong oleh karsa rohaniah dan pikiran
manusia yang sudah digariskan sebelumnya oleh Allah SWT.
Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik
dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri
ditegaskan bahwa lagu-lagu Al-Quran idealnya bernuansa irama Arab. Pada Masa akhir ini sesuai dengan perkembangan maka melalui teori konvergensi asal bersesuaian dengan nagham Arab klasik (Lebih jauh lihat pada https://hbis.wordpress.com/2010/01/20/mengenal-nagham-irama-al-quran-dan-kilasan-sejarahnya/Kilasan Sejarahnya)
5
Besar Malaysia, setelah lagu Selimut Putih, yang bercerita tentang kematian
dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali
dikeluarkan tahun 19772. Tema tentang kematian dalam Islam ini dapat
dirujuk pada Al-Quran surat Yassin ayat 12, seperti berikut ini:
Artinya: “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang- orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas- bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk (LauhMahfuzh) yang nyata.”
Ayat Qur’an di atas menerangkan bahwa Allah menghidupkan orang mati,dan Dia
menulis semua perbuatan orang selama hidup di dunia ini. Ini adalah indeks bahwa
selama hidup di dunia orang mestilah beramal baik,agar ditempatkan ditempat
yang baik pula di akhirat. Ajaran Islam tentang kematian ini diungkapkan pada lagu
padang pasir tersebut.
Delapan belas tahun kemudian setalah rilis lagu Selimut Putih, tepatnya di
tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh
Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia
Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Di tahun ini (2017)
lagu Selimut Putih diangkat kembali oleh Fadly group Band Padi dan Musikimia,
karena ayah Fadli adalah salah satu penggemar karya- karya Ahmad Baqi
mengamanahkan ketika sebelum beliau meninggal untuk menggarap lagu tersebut.
2 Hasil wawancara dengan Paramudyta Rizki, selaku cucu kandung Ahmad
Baqi.
6
Lagu Selimut Putih aransemen Fadly juga dijadikan single untuk menyambut bulan
suci Ramadhan 1438 H, sekarang dapat dinikmati di www.youtube.com dengan
sentuhan musik modern menjadikan lagu Selimut Putih menjadi kaya yang tak
kehilangan nuansa religinya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimanakah peran seorang tokoh penggiat kebudayaan dalam
menumbuh kembangkan sebuah tradisi dalam kehidupan bermasyarakat guna untuk
mencapai suatu tingkat pemahaman tentang pentingnya sebuah khasanah leluhur
dan mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Struktur Melodi dan Makna
Teks Lagu Selimut Putih Karya Ahmad Baqi.”
Penelitian terhadap makna teks dan struktur melodi lagu Selimut Putih ini,
sesuai dengan ilmu yang penulis pelajari selama ini, yakni etnomusikologi, yaitu
ilmu yang mempelajari musik dalam kebudayaan. Salah satu kajian di dalam
etnomusikologi adalah mengenai kajian teks nyanyian dan struktur musik.
Apa yang penulis lakukan dalam kerangka etnomusikologi ini merujuk
pengertiannya dari Merriam (1964), sebagai berikut.
Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusico-logy, but the designations do
7
not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies have been devoted to technical analysis of music sound (Merriam 1964:3-4).3
Satu paragraf penting di atas yang dikemukakan oleh Merriam, menjelaskan
bahwa para ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih-benih
pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam memadukan
(fusi) kedua disiplin ini, maka dalam etnomusikologi akan menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampur kedua
disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian ilmu
pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut.
Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari bahan-
bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana etnomusikologi
menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem tersendiri.
Di lain sisi, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik
sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian yang
integral dari keseluruhan kebudayaan. Di dalam masa yang sama, beberapa
sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika, yang
cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu reaksi terhadap aliran-aliran
yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan
studi musik dalam konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti ini,
penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan
3Di dalam hal aplikasi disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia, terdapat sebuah
buku yang terus populer sampai sekarang ini, dalam realitasnya menjadi “bacaan wajib ” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan, fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “karya utama” di antara karya-karya yang berciri khas etnomusikologis.
8
kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik
dalam kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan
manusia yang lebih luas.
Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu
terdapat kemungkinan karakteristik "aliran-aliran" etnomusikologi di Jerman
dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka melakukan studi
etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori, metode,
pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi provokatif awalnya dilakukan
oleh para sarjana Jerman. Mereka memecahkan masalah-masalah yang bukan
hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana
Amerika telah mempersembahkan teknik analisis suara musik.
Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi
dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi.
Walaupun terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing-masing
ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari
musik dalam konteks kebudayaannya.
Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi telah
dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan edisi
berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara (USU)
Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, telah
mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam buku
yang bertajuk Etnomusikologi, tahun 1995, yang diedit oleh Rahayu Supanggah,
terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang berkantor pusat di Surakarta.
Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan 42 definisi etnomusikologi dari
9
beberapa pakar, menurut kronologi sejarah dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai
Elizabeth Hesler tahun 1976.4
Dari semua penujelasan tentang apa itu etnomusikologi, maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan
yang merupakan hasil fusi dari antropologi (etnologi) dan musikologi, yang
mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai fenomenal sosial dan
budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya (lulusan sarjana etnomusikologi atau
peringkat magister dan doktoral) disebut sebagai etnomusikolog. Ilmu ini sangat
relevan dalam mengkaji musikal dan tekstual lagu Selimut Putih dalam kebudayaan
masyarakat Islam yang menggunakannya.
Dengan memperhatikan secara seksama semua latar belakang di atas, maka
dengan demikian kajian ini akan melihat bagaimana struktur tekstual dan musikal
lagu Selimut Putih sehingga nyanyian tersebut dapat mempengaruhi atau membawa
orang lain larut dalam suasana membayangkan kematian yang akan dilalui oleh
setiap manusia yang hidup di dunia ini.
1.2 Pokok Permasalahan
4Buku tersebut ini disunting oleh seorang etnomusikolog dari Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta, yaitu R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995, dengan judul ringkas Etnomusikologi. Diterbitkan di Surakarta oleh Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi (Barat) seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: (a) “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” (b) “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” (c) “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog (Barat). Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya.
10
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana riwayat hidup Ahmad Baqi?
b. Apakah makna tekstual dari lagu Selimut Putih?
c. Bagaimana struktur melodi Selimut Putih?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Secara akademis, adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian sarjana
seni di Program Studi (Prodi) Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Untuk menuliskan riwayat hidup Ahmad Baqi dari sisi dirinya sebagai
seorang musisi musik Islam di kawasan ini.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis makna lagu Selimut Putih secara
mendalam berdasarkan perspektif ajaran agama Islam yang diresapi oleh
Ahmad Baqi.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis struktur melodi dari lagu Selimut
Putih, dari aspek-aspek musikal yang mendukungnya, seperti tangga
nada, wilayah nada, nada dasar, kontur, pola-pola kadensa dan lainnya.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi dan
pengetahuan tentang musik Padang Pasir. Manfaat lain yang dapat diperoleh
dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai untuk menambah dokumentasi mengenai Musik Melayu Padang
Pasir di Program Studi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
11
2. Sebagai proses pengaplikasian ataupun pengembangan ilmu yang diperoleh
penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Etnomusikologi.
3. Sebagai referensi untuk peneliti lainnya yang mempunyai keterkaitan
dengan topik judul penelitian.
4. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuat kesadaran kepada Instansi
atau Lembaga Pemerintah Kota Medan agar mengenang dan memberikan
suatu penghargaan baik itu moral maupun imateril kepada Ahmad Baqi.
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep merupakan penggabungan dan perbandingan bagian-bagian dari
suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang
sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisten (koentjaraningrat 2009:85).
Maka, berdasarkan pengertian diatas penulis akan menjelaskan beberapa konsep
yang berkaitan dengan tulisan ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008:58), kajian
atau analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan demikian, kata
analisis dalam tulisan ini berarti hasil penguraian objek penelitian. Selimut Putih
yang didapat akan diuraikan agar memperoleh pengertian dan pemahaman makna
tentang Selimut Putih.
Menurut Soeharto. M dalam buku “Kamus Musik” (1992:86) pengertian
musik adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya
berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
12
dan warna bunyi. Dari pengertian musik ini, dapat dikatakan bahwa musikal
merupakan suatu ungkapan dari ekspresi manusia yang diolah dalam suatu nada-
nada yang harmonis. 1.
Selimut Putih merupakan sebuah lagu yang penulis nyatakan sebagai
objekkajian Etnomusikologi, karena ada atau terbentuk dari struktur, bentuk, bunyi
bunyian, unsur musikal yang dapat di golongkan atau dikategorikan sebagai
nyanyian. Kemudian, Selimut Putih juga mengandung unsur nada, rythem dan
harmoni. Sesuai dengan pengertian diatas, maka penulis akan membahas yang
tertuju pada melodi.
Teks adalah naskah yang berupa kata-kata dari pengarang, kutipan dari kitab
suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar memberikan
pelajaran, berpidato dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat
2008:1474). Dari pengertian teks di atas, maka tekstual adalah sesuatu yang
berkaitan dengan teks. Sesuai dengan judul tulisan ini, penulis akan menganalisa
makna dari teks atau kata dari lagu tersebut.
1.4.2 Teori
Pengertian tentang teori dalam penulisan skripsi sarjana ini, penulis kutip
dari pendapat Kerlinger (dalam Sugiono 2009:79), yang mengemukakan bahwa:
Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena by specipying relations among variabels, with purpose of explaining and predicting the phenomena”.
13
Artinya secara harfiah, teori adalah sebuah hubungan konsep, defenisi,
proposisi yang menunjukkan suatu urutan yang sistematis dengan fenomena yang
menggambarkan hubungan variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi
fenomena tersebut. Untuk itu, penulis menggunakan teori sebagai landansan untuk
membahas dan menjawab pokok permasalahan.
Dalam penulisan biografi dituntut pendekatan sinkronis, diakronis, dan
komprehensif, perlu didukung data, fakta dan referensi yang kuat untuk
merekontruksi kenyataan masa lampau yang sedang dibangun” (SP Gustami dalam
Catatan Biografi Pemikiran dan Karya, 2006: x).
Sehubungan dengan teori menganalisis musik ini, Pier SJ ( 1996:1)
berpendapat bahwa, “Analisis musik adalah memotong dan memperhatikan detil
sambil melupakan keseluruhan dari sebuah karya musik. Keseluruhan berarrti
memandang awal dan akhir sebuah lagu serta beberapa perhentian sementara
ditengahnya, gelombang-gelombang naik turun dan tempat puncaknya, dengan
kata lain dari segi struktur.”
Dari pendapat lain, Soeharto (1992;76) mengatakan bahwa: “suatu hal yang
tidak kurang pentingnya dalam usaha membuat melodi-melodi buatan orang lain.
Hal ini bisa dilakukan baik terhadap melodi lagu masa lalu ataupun melodi baru
melejit. Di sini perlu belajar bukan saja terhadap melodi-melodi yang berhasil
diterima masyarakat. Pada melodi-melodi kita perlu mengenal dimana letak
kebagusannya, dan pada melodi yang kurang disukai, kita pun memikirkan
mengapa demikian karya tersebut kita dapat mengamati, misalnya bagaimana
mengawali langkahnya, adakah nada yang baru mempunyai klimaks melodi dan
bagaimana melodi mencapai kelimaks tersebut. Dari kedua pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa dalam menganalisis suatu karya musik harus
14
mengesampingkan keseluruhan lagu agar di dalam menganalisis didapat detail-
detail atau potongan yang pada akhirnya nanti disatukan kedalam bentuk yang utuh.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menganalisis karya
musik, antara lain:
a. Struktur atau Bentuk Musik
Bentuk musik merupakan susunan kalimat-kalimat musik, yang jika
diperhatikam dan diamati mempunyai bentuknya masing-masing. Bentuk musik ini
juga dapat dilihat secara praktis sebagai wadah yang diisi oleh komponis dan diolah
sedemikian rupa seolah menjadi hidup. Prier SJ (1996:25) berpendapat: “Bentuk
musik (form) adalah suatu gagasan atau ide yang nampak dalam pengolahan atau
susunan semua unsur musik dalam sebuah komposisi meliputi melodi, irama,
harmoni dan dinamika. Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama
bagian-bagian komposisi yang dibunyikan satu persatu sebagai kerangka.
b. Kalimat atau Periode
Eilis B. Kohs mengemukakan (1973:55): “A periode normally consist of two
pharases, an antecedents and consequent. The antecedents often compared to
questing is complete in it self. It needs the fulfillment provide by the
complementing or answering consequent phrase. Yang terjemahannya sebagai
berikut: “Sebuah kalimat yang biasanya terdiri dari 2 frase, yakni frase pertanyaan
(anteseden) dan frase jawaban (konsekuen). Kalimat pertanyaan selalu
dibandingkan untuk melengkapi pertanyaan tersebut dijawab oleh kalimat
jawaban.”
c. Frase
15
Soeharto (1992:39) mengatakan bahwa, “Frase merupakan hal penggalan
kata dalam kalimat, baik kalimat lagu maupun kalimat teks”. Maka berdasarkan
pendapat tersebut, frase merupakan bagian kecil dari sebuah kalimat.
Pada umumnya panjang satu frase terdiri dari 4 ruang birama yang kadang-
kadang menyimpang dari kebiasaan dalam tempo cepat, panjang frase bias menjadi
8 birama sedangkan dalam tempo lambat panjang frase hanya 2 birama. Banoe
(2003:334) mengatakan bahwa “Phrase atau frase adalah anak kalimat lagu, dalam
tulisan musik lazim ditandai dengan lengkung pengikat”.
d. Motif
Motif adalah kumpulan nada yang membentuk sebuah frase, melodi atau
komposisi secara keseluruhan, dimana motif dapat muncul melalui beberapa teknik
pengolahan. Prier SJ (1996:3) mengatakan: “Motif adalah unsur yang terdiri dari
sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan atau ide. Ada beberapa cara
pengolahan motif yaitu ulangan harafiah, ulangan nada tingkat lain (sekuens),
pembesaran interval, pemerkecil interval, pembalikan, pembesaran nilai nada, dan
pemerkecil nilai nada, ornamentasi (pemberian hiasan pada nada-nada pokok)”.
Berikut cara pengolahan motif menurut Prier SJ :
(1) Ulangan Ulangan atau ulangan harafiah disebut juga repetisi yang
merupakan pengulangan sebuah motif secara harafiah dalam arti tidak
mengubah apapun dari bentuk asli.
(2) Ulangan pada tingkat yang lain (sekuens). Sekuens merupakan
pengembangan motif dengan bentuk yang sama, tapi terletak pada tingkatan
interval yang berbeda. Terdapat dua jenis sekuens, yakni sekuens naik dan
sekuens turun.
16
(i) Sekuens naik, sebuah motif dapat diulang pada tingkat nada yang
lebih tinggi.
(ii) Sekuens turun, sebuah motif dapat juga diulang pada tingkat yang
lebih rendah.
(iii) Pembesaran interval adalah pengembangan motif dengan menambah
jarak interval dari motif awal dengan maksud menciptakan sebuah
peningkatan. Selain terjadi pembesaran interval, juga terjadi hal
sebaliknya yaitu pengecilan interval, juga terjadi hal sebaliknya
yaitu pengecilan interval.
(iv) Pembalikan disebut juga inverse yang merupakan pengembangan
motif dengan arah yang berlawanan dari motif awal. Jika interval
motif awal turun maka menjadi naik pada motif berikutnya.
(v) Pembesaran nilai nada merupakan pengembangan motif dengan
mengolah irama melodi dimana nilai nada tertentu digandakan.
Selain pembesaran interval, dapat juga terjadi hal sebaliknya yaitu
pengecilan interval.
(vi) Ornamentasi atau hiasan merupakan pengembangan motif dengan
pemberian hiasan pada nada-nada pokok.
Untuk mendukung analisis struktur melodi Selimut Putih, penulis
menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses penotasian bunyi
yang didengar dan dilihat. Dalam mengerjakan transkripsi penulis menggunakan
pada notasi musik yang dinyatatakan Seeger yaitu notasi preskriptif dan deskriptif.
Notasi preskriptif adalah notasi yang dimaksudkan sebagai alat pembantu untuk
penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik. Sedangkan notasi deskriptif
17
adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang
ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan menggunakan notasi deskriptif.
Karena, penulis akan menyampaikan atau memberikan informasi tentang Selimut
Putihi dengan detail agar jelas tujuan dari komposisi Selimut Putih.
Setiap kebudayaan musik dunia memiliki sistem-sistem musik yang berbeda.
Karena kebudayaan musik dunia dikerjakan dengan cara yang tidak sama oleh
setiap pendukung kebudayaan (Nettl 1977:3). Sistem-sistem musik tersebut dapat
berupa teori, penciptaan, pertunjukan, pendokumentasian, penggunaan, fungsi,
pengajaran, estetika, kesejarahan, dan lain-lain.
Salah satu sistem yang terlihat jelas dalam suatu kebudayaan musik dunia
adalah pengajarannya yang diwariskan dari mulut ke mulut (oral tradition) (Nettl
1973:3). Dengan demikian pewarisan kebudayaan melalui mulut ke mulut dapat
menciptakan hasil kebudayaan musik yang berbeda dari setiap generasi. Hal ini
tentu dapat dijadikan sebagai hal yang menarik untuk diteliti dan harus diketahui
tentang materi-materi lisan dan variasi ragam musik yang menggunakan istilah-
istilah ideal dari suatu kebudayaan musik itu sendiri.
Dalam proses menganalisis struktur teks-teks Selimut Putih, penulis
berpedoman pada teori William P. Malm. Dalam buku terjemahan Music Culture
ofThe Pasific, the Near, East, and Asia, ia menyatakan bahwa dalam musik vokal,
hal yang sangat penting diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan
teksnya. Apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini
disebut silabis. Sebaliknya bila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada
disebut melismatis.
18
Studi tentang teks juga memberikan kesempatan untuk menemukan
hubungan antara aksen dalam bahasa dengan aksen pada musik, Serta sangat
membantu melihat reaksi musikal bagi sebuah kata yang dianggap penting dan
pewarnaan kata-kata dalam puisi (Malm dalam terjemahan Takari 1995:17).
Untuk mengetahui dan mendalami dari teks-teks Selimut Putih, penulis
menggunakan teori semiotik. Istilah kata semiotik ini berasal dari bahasa Yunani,
semeioni. Panuti Sudjiman dan van Zoest (bakar 2006:45-51) menyatakan
bahwasemiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih
besar. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang
dikomunikasikan.
1.5 Metode Penelitian
Metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang
digunakandalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan (koentjaraningrat
2009:35). Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis
2006:24).Jadi, metode penelitian adalah cara yang dipakai untuk mendapatkan
ataumemperoleh informasi atau fakta yang ada didalam objek penelitian. Penulis
juga menggunakan metode kualitatif agar mendapatkan dan mengumpulkan data
dan menguraikannya dengan mewawancarai informan dari anak kandung dan
cucu Ahmad Baqi.
19
1.5.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-
data yang dibutuhkan oleh penulis. Koentjaraningrat (1983:138-139)
menyatakan pada umumnya ada beberap macam wawancara yang dikenal
oleh para peneliti.
Beberapa macam wawancara dibagi ke dalam dua golongan besar: (1) wawancara berencana (standardized interview) dan (2) wawancara tak berencana (standardized interview). Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Sebaliknya wawancara tak berencana tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat. Demikian macam metode wawancara tak berencana secara lebih khusus dapat dibagi ke dalam (a) metode wawancara berstruktur (structured interview) dan (b) metode wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Wawancara tak berstruktur juga dapat dbedakan secara lebih khusus lagi dalam dua golongan, ialah (1) wawancara yang berfokus (focused interview) dan (2) wawancara bebas (free interview).
Wawancara juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data
danketerangan-keterangan untuk melegkapi data yang diperoleh oleh penulis.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis 2006:64).
Dalam wawancara, penulis menetapkan 2 narasumber, yaitu Bapak
Drs.Khairil Amri Dalimunte dan Pramuditha Rizki mereka mempunyai
pengetahuan berkesenian yang tinggi. Bpk. Sauqi sendiri adalah anak kandung
dari Ahmad Baqi. Selain itu, penulis juga mewawancarai beberapa tokoh
masyarakat lainnya yang berkaitan untuk pengembangan penulisan skripsi ini.
20
1.5.2 Kerja Laboratorium Dalam kerja laboratorium, penulis akan mengumpulkan data, mulai
dariwawancara, dokumentasi, dan perekaman diuraikan secara rinci, detail
danditafsirkan dengan pendekatan emik dan etik. Data perekaman audio menjadi
objekyang diteliti oleh penulis dengan cara di transkripsikan dengan cara didengar
danmenuliskannya kedalam notasi balok.
Selanjutnya, data tersebut diklasifikasi dan dibentuk sebagai data. Data
tersebut di perbaiki dan diperbarui agar tidak rancu sesuai objek penelitian dalam
menulis skripsi. Pengolahan data ini dilakukan bertahap data-data tidak didapat atau
diperoleh sekaligus. Data-data tersebut juga merupakan data-data yang diperlukan
sesuai dengan kriteria disiplin ilmu Etnomusikologi.
1.5.3 Studi Kepustakaan
Sebelum melakukan penelitian lapangan, penulis terlebih dahulu melakukan
studi kepustakaan yaitu membaca buku-buku, skripsi, makalah yang berhubungan
dengan apa yang kita teliti atau objek permasalahan. Studi kepustakaan ini
dilakukan untuk menjadi kerangka acuan didalam penulisan dan juga untuk
melengkapi data-data. Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka
bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam
objek penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti awam diperkaya
dengan informasi-informasi yang terdapat dalam berbagai sumber buku yang
berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
Dalam ilmu Etnomusikologi, ada dua sistem kerja dalam penelitian, yaitu
deskwork (kerja laboratorium) danfield work (kerja lapangan). Studi
kepustakaantergolong ke dalam kerja laboratorium. Di mana sebelum melakukan
21
penelitian, peneliti mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah
didapat. Kerja ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti saat terjun ke
lapangan. Selain itu, penulis dipersiapkan dan diarahkan untuk melakukan
penelitian lapangan.
Penulis juga mengumpulkan data dengan teknologi internet. Dengan melalui
penelusuran di situs www.google.com, website Melayu, blog-blog, dokumen dan
lainnya. Semua data informasi yang penulis dapatkan melalui, buku, internet,
skripsi dan lainnya membantu penulis untuk menyempurnakan penulisan skripsi
ini.
1.6 Lokasi Penelitan
Lokasi penelitian penulis bertempat di Medan. Di karenakan informan
adalah anak dari Ahmad Baqi yaitu Bapak Tama yang beralamat di jl.
Sisingamaraja Marandal 2, Medan Amplas dan juga Kakanda Paramudita
adalah cucu kandung Ahmad Baqi. Yang menjadi informan kunci dalam
penelitian ini adalah Bapak Tama.
22
BAB II PERJALANAN MUSIK PADANG PASIR DI NUSANTARA DAN
SUMATERA UTARA
2.1 Pengertian Musik Padang Pasir
Musik Timur Tengah/ Padang Pasir yaitu jenis musik yang
berkembang di kawasan Timur Tengah yaitu di Negara Arab dan sekitarnya,
Kuwait, Mesir, Irak dll. Musik yang paling menonjol adalah Qasidah lagu
bernafaskan islam yang alur nadanya / melodinya berakar / berorientasi pada lagu
timur tengah) Syair lagu qasidah meceritakan keagungan Allah, kebesaran
Rasulnya, ajakan untuk beramal dan berjihad di Jalan Allah serta anjuran untuk
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (www.wikipedia.com).
2. 2 Sejarah Perkembangan Musik Padang Pasir di Nusantara
Musik Padang Pasir adalah musik yang berkembang dimasyarakat
secara turun temurun, dan dikembangkan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen
yang saling memengaruhi diantaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan
masyarakat penikmatnya.Hal ini bermaksud untuk mempersatukan persepsi antara
pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam
mengembangkan dan melestarikan seni musik Padang Pasir. Menjadikan musik
Padang Pasir sebagai perbendaharaan seni musik dimasyarakat, sehingga musik
Padang Pasir lebih menyentuh pada sektor komersial umum.Musik Padang Pasir
juga adalah musik yang berkembang secara tradisional, di kalangan suku –suku
tertentu. Keberadaan musik Padang Pasir yang digunakan sebagai hiburan,
tentunya sudah sangat sering dilakukan dalam sebuah seni pertunjukan. Dalam
23
sebuah pertunjukan seni,musik Padang Pasir sering diaransemen kembali menjadi
sebuah musik yang lebih modern dan dalam jumlah pemusik yang diminimaliskan
dengan tujuan untuk sebagai hiburan dan untuk seni pertunjukan.
Musik Padang Pasir adalah perkembangan seni yang terpengaruh dari
dampak modernisasi. Musik yang bernuansa dari Timur Tengah ini memiliki
sejarah yang sudah dimulai sejak tahun enam puluhan di Indonesia. Musik Padang
Pasir dulu sering disebut musik Gambus, namun mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman, maka sekarang sebutan Gambus sudah berubah
menjadi musik Padang Pasir. Oleh karena itu, musik Padang Pasir adalah musik
yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan sekarang ini teknologi
telah mengubah warna musik. Berbagai jenis musik telah banyak
yangmenggunakan alat-alat elektronik yang sesuai dengan apa yang dialami oleh
jaman sekarang ini.
Nasyid berasal dari bahasa Arab yang berarti senandung. Kata ini
mengalami penyempitan makna dari senandung secara umum, menjadi senandung
yang bernafaskan Islam. Nasyid dipercaya sudah ada sejak zaman Nabi
Muhammad.Syair thola'al badru 'alaina (yang artinya telah muncul rembulan di
tengah kami)yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta'lim,
adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan
Rasulullah SAW ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian
berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat itu. Misalnya nasyid di Timur
Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan
terhadap imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang
ada saat itu.
24
Qasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, di mana lagu-lagunya
banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik
sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh
kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi
rebana, yaitu sejenis alat tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk
lingkaran yang dilobangi pada bagian tengahnya kemudian di tempat yang
dilobangi itu di tempel kulit binatang yang telah dibersihkan bulu-
bulunya.Awalnya rebana berfungsi sebagai instrument dalam menyayikan lagu-
lagu keagamaan berupa pujian-pujian terhadap Allah swt dan rasul-rasul-Nya,
salawat, syair-syair Arab, dan lain lain. Oleh karena itulah ia disebut rebana yang
berasal dari kata rabbana, artinya wahai Tuhan kami (suatu doa dan pujian
terhadap Tuhan) Seni qasidah lahir bersamaan dengan kelahiran Islam. Untuk
pertama kalinya, qasidah ditampilkan oleh kaum Anshar (penolong Nabi
Muhammad SAW. dan sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dalam perjalanan
hijrah dari tanah kelahirannya (Makkah) ke Yatsrib (Madinah). Pada saat itu
beberapa kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi dan mendendangkan lagu-
lagu pujian diiringi dengan lantunan musik rebana. Lagu-lagu pujian saat itu pun
melegenda hingga hari ini sebagai lagu klasik dan masih dapat dinikmati hingga
sekarang. Sebagai contoh dari lagu pujian itu sebagai berikut:
10. Birama 25 ketukan 3 sampai birama 27 ketukan 2 merupakan motif 10
(m10), yang merupakan sekuens naik dari motif 3 (m3).
11. Birama 25 Ketukan 3 sampai birama 27 ketukan 2, merupakan motif 11
(m11), yang merupakan sekuens turun dari motif (m10) dengen
pemerkecilan nilai nada.
12. Birama 27 ketukan 3 sampai birama 29 ketukan 2 merupakan motif 12
(m12), yang merupakan sekuens turun dari motif 10 (m10) dengan
pemerkecilan interval.
88
13. Birama 30 ketukan 3 up sampai birama 32 ketukan 2 merupakan motif
13 (m13), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 5 (m5).
14. Birama 32 ketukan 3 sampai birama 34 ketukan 2 merupakan motif 14
(m14), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 6 (m6).
15. Birama 34 ketukan 3 sampai birama 36 ketukan 2 merupakan motif 15
(m15), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 7 (m7).
89
16. Birama 36 ketukan 3 sampai birama 38 ketukan 2 merupakan motif 16
(m16), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 8 (m8).
17. Birama 39 ketukan 3 sampai birama 41 ketukan 2 merupakan motif 17
(m17), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 9 (m9).
18. Birama 41 ketukan 3 sampai birama 43 ketukan 2 merupakan 2
merupakan motif 18 (m18), yang merupakan ulangan harfiah dari motif
10 (m10).
19. Birama 43 ketukan 3 sampai birama 45 ketukan 2 merupakan motif 19 (
m19), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 11 (m11).
90
20. Birama 45 ketukan 3 sampai birama 47 ketukan 2 merupakan motif 20
(m20), yang merupakan ulangan harfiah dari motif 12 (m12).
21. Brima 48 ketukan 3 up sampai birama 50 ketukan 2 merupakan motif 21
(m21), yang merupakan ulangan dari m5 dan m13 dengan pembesaran
interval.
22. Birama 50 ketukan 3 sampai birama 52 ketukan 2 merupakan motif 22
(m22), yang merupakan sekuens turun dari m21.
91
23. Birama 52 ketukan 3 sampai birama 54 ketukan 2 merupakan motif 23
(m23), yang merupakan sekuens turun dari m22.
24. Birama 54 ketukan 3 sampai birama 56 ketukan 2 merupakan motif 24
(m24), yang merupakan sekuens turun dari m23.
25. Birama 57 ketukan 3 sampai birama 59 ketukan 2 merupakan motif 25
(m25), yang merupakan sekuens naik dari m22 dengan perubahan interval.
Pada birama ini mulai menggunakan maqamHijaz.
26. Birama 59 ketukan 3 sampai birama 61 ketukan 2 merupakan motif 26
(m26), yang merupakan pemerkecilan nilai dari m25.
92
27. Birama 61 ketukan 3 sampai birama 63 ketukan 2 merupakan motif 27
(m27), yang merupakan pembesaran nilai nada dari m25.
28. Birama 63 ketukan 3 sampai birama 65 ketukan 2 merupakan motif 28
(m28), yang merupakan sekuens turun dari m25 yang mengalami
perubahan nilai nada.
29. Birama 66 ketukan 3 sampai birama 68 ketukan 2 merupakan motif 29
(m29), yang merupakan ulangan harafiah dari m21. Dan pada birama ini
mulai kembali menggunakan maqamRast.
93
30. Birama 68 ketukan 3 sampai birama 70 ketukan 2 merupakan motif 30
(m30), yang merupakan ulangan harafiah dari m22.
31. Birama 70 ketukan 3 sampai birama 72 ketukan 2 merupakan motif 31
(m31), yang merupakan ulangan harafiah dari m23.
32. Birama 72 ketukan 3 sampai birama 74 ketukan 2 merupakan motif 32
(m32), yang merupakan inverse dari m31.
94
33. Birama 75 ketukan 2 sampai birama 77 ketukan 2 merupakan motif 33
(m33), yang merupakan ulangan harafiah dari m24.
34. Birama 77 ketukan 3 sampai birama 79 ketukan 2 merupakan motif 34
(m34), yang merupakan ulangan harafiah dari m1.
35. Birama 79 ketukan 3 sampai birama 81 ketukan 2 merupakan motif 35
(m35), yang merupakan ulangan harafiah dari m2.
36. Birama 81 ketukan 3 sampai birama 83 ketukan 2 merupakan motif 36
(m36), yang merupakan ulangan harafiah dari m3.
37. Birama 83 ketukan 3 sampai birama 85 ketukan 2 merupakan motif 37
(m37), yang merupakan harafiah dari m4.
95
38. Birama 86 ketukan 3 up sampai birama 88 ketukan 2 setengah
merupakan motif 38 (m38), yang merupakan ulangan harafiah dari m5.
39. Birama 88 ketukan 3 up sampai birama 90 ketukan 2 setengah
merupakan motif 39 (m39), yang merupakan ulangan harafiah dari m6.
40. Birama 90 ketukan 3 up sampai birama 92 ketukan 2 setengah
merupakan motif 40 (m40), yang merupakan ulangan harafiah dari m7.
96
41. Birama 92 ketukan 3 up sampai birama 94 ketukan 2 setengah
merupakan motif 41 (m41), yang merupakan ulangan harafiah dari m8.
3.6 Ornamentasi
Ornamentasi pada lagu Selimut Putih ditandai dengan berubahnya maqam
hijaz ke maqam rast. Hal ini yang memberikan hiasan dan warna pada musik ini
sehingga lagu ini terdengar seperti musik Timur Tengah atau Padang Pasir.
Perpindahan maqam terjadi mulai dari birama 50 sampai 65 adalah hijaz dan dari
65 sampai akhir adalah rast.
97
BAB IV ANALSIS MAKNATEKS LAGU SELIMUT PUTIH
4.1 Teks Syair dalam Lagu Selimut Putih
Teks syair dalam lagu Selimut Putih merupakan lagu yang berisikan
nasihat-nasihat kepada seluruh umat manusia khsusnya umat islam agar selalu
ingat dengan kematian yang kapan saja bisa datang menghampiri, sehingga
dengan begitu kita dapat mengerjakan perintah-Nya dan menjahui larangannya.
Firman Allah Swt di dalam Al- Quran menegaskan:
ة ام قی ال م و ی م ك ور ج أ ن و ف و ا ت م ن إ ت و و م ال ة ائق ذ س نف ل ك Artinya:“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Struktur intrinsik musik lagu ini adalah menggunakan meter tiga, yang
tidak lazim dalam budaya musik Melayu. Pencipta musik ini, yaitu Ahmad Baqi
dipengaruhi oleh rentak wals dalam musik Barat. Pada dekade1960-an.Rentak
ini amat populer dalam kebudayaan Melayu, termasuk di Sumatera Utara dimasa
kini. Mana kala tangga nada (scale) yang digunakan mayor yang umumnya
digunakan untuk irama gembira. Namun untuk memberikan kesan suasana sedih
digunakan nada-nada kromatik. Sementara durasi nada yang digunakan adalah
dominan not seperlapan dan seperempat untuk lebih memberikan kesan tema
lagu ini tentang kematian.
98
Untuk memaknai lagu ini, penulis menerjemahkan syair lagu berdasarkan
setiap bait. Berikut syair lagu selumut putih karya Ahmad Baqi beserta
maknanya.
Lirik lagu Selimut Putih:
SELIMUT PUTIH
Bila Izrail datang memanggil Jasad terbujur di pembaringan Bila Izrail datang memanggil Jasad terbujur di pembaringan Seluruh tubuh akan menggigil Sekujur badan kan kedinginan Seluruh tubuh akan menggigil Sekujur badan kan kedinginan Tak ada lagi gunanya harta Kawan karib sanak saudara Tak ada lagi gunanya harta Kawan karib sanak saudara
Jikalau ada amal di dunia Itulah hanya pembela kita Jikalau ada amal di dunia Itulah hanya pembela kita Janganlah mau disanjung-sanjung Engkau digelar manusia agung Janganlah mau disanjung-sanjung Engkau digelar manusia agung Sadarlah diri tahu diuntung Sebelum masa kerenda diusung Sadarlah diri tahu diuntung Sebelum masa kerenda diusung
Datang masanya insaflah diri Selimut putih pembalut badan Datang masanya insaflah diri Selimut putih pembalut badan Tinggal semua yang dikasihi Berbaktilah hidup sepanjang zaman Tinggal semua yang dikasihi
99
Berbaktilah hidup sepanjang zaman
4. 2 Arti Teks Lagu Selimut Putih
Berikut ini adalah arti dari teks yang terdapat dalam lagu Selimut Putih.
Tabel 4.1 Makna teks lagu Selimut Putih
Syair lagu Selimut Putih
Arti Syair
Tema
a.
Bila Izrail datang memanggil jasad terbujur di pembaringan
Menggambarkan pada saat malaikat datang untuk mencabut nyawa.
1. Kematian 2. Berpisah nyawa dengan
badan
Seluruh tubuh akan mengigil seluruh badan kan kedinginan
Syair ini menceritakan setelah nyawa lepas dari tubuh, setelah itu badan akan terbujur kaku
Sakaratul maut
c.
Tak ada lagi guna harta kawan karib sanak saudara
Menjelaskan bahwa setelah meninggal harta, kawan, dan anak saudara tak bisa lagi menolong kita.
Harta, keluarga, teman, tak dapat menolong
d.
Jikalah ada amal di dunia itulah hanya pembela kita
Pada syair ini menerangkan bahwa apapun amal kita semasa hidup hanya itulah yang dapat menolong kita di akhirat nanti
Yang menolong adalah amal selama di dunia
100
e.
Janganlah mau disanjung- sanjung, Engkau digelar manusia agung
Menjelaskan bahwa selagi nyawa di kandung badan janganlah mengharap untuk dipuji- puji oleh orang lain
Jadilah manusia rendah diri
f. Sadarlah diri tau diuntung sebelum masa kerenda diusung
Menjelaskan bahwa kita harus selalu ingat dan senantiasa bertawakal kepada- Nya sebelum azal menjemput.
Sadar akan segala kelemahan sebagai manusia jangan sombong
g. Datang masanya insyaflah diri Selimut putih pembalut badan
Menggambarkan ketika nyawa sudah meninggalkan badan hanyalah kain kafan
Mati diselimuti selimut putih (kain kafan)
h.
Tingal semua yang dikasihi berbaktilah hidup sepanjang zaman
Menjelaskan ketika sudah meninggal, semua yang dimiliki akan tinggal termasuk sanak keluarga, maka selagi hidup berbuat baik
Tinggal semua yang dicintai di dunia ini menuju alam kubur. Untuk itu berbakti atasu berbuat baik selama hidup.
101
Struktur intrinsik musik lagu ini adalah menggunakan meter tiga, yang tidak
lazim dalam budaya musik Melayu. Pencipta musik ini, yaitu Ahmad Baqi
dipengaruhi oleh rentak wals dalam musik Barat. Pada dekade1960-an. Rentak
96 ini amat populer dalam kebudayaan Melayu, termasuk diSumatera Utara
dimasa kini. Manakala tangga nada (scale) yang digunakan major yang
umumnya digunakan untuk irama gembira.Namun untuk memberikan kesan
suasana sedih digunakan nada-nada kromatik. Sementara durasi nada yang
digunakan adalah dominan not seperdelapan dan seperempat untuk lebih
memberikan kesan tema lagu ini tentang kematian.
Ayat Qur’an di atas menerangkan bahwa Allah menghidupkan orang mati,
dan Dia menulis semua perbuatan orang selama hidup didunia ini. Ini adalah
indeks bahwa selama hidup di dunia orang mestilah beramal baik, agar
ditempatkan ditempat yang baik pula di akhirat. Ajaran Islam tentang kematian
ini diungkap pada lagu Padang Pasir tersebut. Pada bait pertama ayat-ayatnya
adalah menggambarkan bagaimana ketika seseorang itu meninggalkan dunia
fana ini, menuju alam kubur dan lebih jauh lagi alam akhirat, dimana saat itu
terjadilah hari pembalasan, yaitu pembalasan terhadap semua pahala dan dosa
yang dilakukan seseorang di dunia ini.
Adapun selengkapnya kalimat pada bait ini adalah sebagai berikut: Bila
Izrail datang memanggil; Jasad terbujur di pembaringan; Seluruh tubuh akan
menggigil; Sekujur badan kan kedinginan. Bait yang terdiri dari empat baris ini
memerikan tentang ajaran Islam mengenai kematian dan malaikat Izrail yang
mencabut nyawa manusia. Dalam perspektif Islam, Izrail adalah malaikat
pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail,
102
dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-
Qur’an, namun disebut dalam hadist. Walau begitu ia selalu disebut dengan
Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan
sebagai Izrail.
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya dan
sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala,
satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para
nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya,
nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah
tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap bulu
ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu
juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu
kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan surga dan
neraka. Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta
bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas
kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
Kemudian baris datang memanggil artinya adalah kematian yang dialami
manusia yang hidup di dunia, untuk menuju alam barzakh, dan akhirnya ke alam
akhirta. Dalam ajaran Islam disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut
(kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat
Izrail: “Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?” Maka Allah SWT menyingkap
103
rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya. Setelah
seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya
dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan
kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT
berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari
padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu.” Kemudian Allah SWT
memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan kepadanya.
Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk
mengambilnya sedangkan Al-Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah
SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada
hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT
menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya
sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan “Ya
Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan
tega saya mencabut nyawa seorang mukmin.”
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat
dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang
menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang
siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana
kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-
makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan
104
malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab. Sedangkan untuk
mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari
Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah
ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara
Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi antaranya
ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
Tentang kematian, sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak
meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit
yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa
kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata
memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke
perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke
kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah
di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa yang baik, wahai
jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah.”. Maka
keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air.
Malaikat maut pun mengambilnya, setelah malaikat mengambil ruh itu maka
segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum
yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau
parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
105
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi
mensalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah
agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui
rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini?” Para
malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan,” sambil
menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama
di dunia, Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan
sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit
dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua
Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga
berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman:
“Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah
Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)”
(QS. Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan:
“Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa
Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
106
kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain.” Roh
itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
Bila masanya manusia mati, maka tidak ada yang boleh mengundurkannya
walau sesaatpun, atau seseorang ingin lebih cepat meninggal dunia maka tidak
ada seorang pun yang bisa mempercepatnya, semua itu tergantung kepada takdir
Allah SWT. Dalam sistem keimanan Islam, malaikat pencabut nyawa adalah
Izrail. Ia akan melaksanakan perintah Allah untuk mencabut nyawa manusia
ketika saatnya telah tiba. Ketika Izrail mencabut nyawa, maka jasad (fisik)
manusia terbujur lemas di pembaringan (tempat tidur). Seluruh tubuh manusia
yang dicabut nyawanya akan menggigil dan sekujur badannya kedinginan,
kerana sakitnya menghadapi kematianitu, terutama mereka yang banyak
melakukan dosa ketika hidupnya. Hal ini tidak terjadi kepada yang banyak
mengumpulkan pahala ketika hidupnya. Dalam menghadapi kematian ini
Rasululah berpesan kepada umat Islam untuk beribadahlah seakan-akan esok
akan mati, dan bekerjalah seakan-akan kita akan hidup seribu tahun lagi. Ajaran
ini menggagaskan bahwa tujuan hidup umat Islam adalah keseimbangan antara
keperluan dunia dengan akhirat sekaligus. Adalah berbahaya apabila lebih
cenderung kepada salah satunya saja.
Seterusnya pada bait kedua, pencipta lagu ini, Ahmad Baqi,
menyampaikan pesan agar selama hidup di dunia ini jangan sombong, tidak usah
mengejar-ngejar sanjungan manusia lain, tidak usah mengejar gelaran manusia
agung, kerana bagaimanapun ada saatnya kita meninggalkan dunia fana ini,
ketika kita berada dikeranda dan diusung oleh manusia lain, oleh kerana itu
sadarlah hidup selama didunia ini. Nasehat-nasehat itu tercermin pada teks:
107
Janganlah suka disanjug-sanjung; Engkau digelar manusia agung; Sadarlah
diri tahu diuntung; Tiba saatnya keranda diusung. Dalam teks ini tergambar
dengan jelas bahwa dalam agama Islam, seorang muslim haruslah rendah hati,
dengan cara: (1) jangan suka disajung, (2) kecenderungan untuk digelar
manusia agung (baik karena harta, ilmu, derajat kebangsawanan, ataupun lain-
lainnya), (3) sadar diri dan tahulah diuntung yakni untuk menjadi manusia yang
menjadi rahmat kepada seluruh alam. Semua ini akan menjadikan diri muslim
menjadi orang yang berguna selama hidupnya di dunia, hingga datangnya
kematian dengan kata-kata indeksikal keranda diusung.
Kemudian bait tiga lagu Selimut Putih karya Ahmad Baqi ini pesannya
juga masih merupakan nasehat kepada para pendengar. Selengkapnya teks bait
ketiga adalah: Bila masanya insaflah diri; Selimut putih pembalut badan;
Tinggalah semua yang dikasihi; Berbaktilah hidup sebelum mati. Ketika
seseorang itu telah berada dalam sakaratul maut, maka biasanya dia akan sadar
dan insaf akan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Dia pergi hanya dengan
membawa sehelai selimut putih sebagai pembalut badan. Tidak ada harta lain
yang dibawanya selain selimut putih itu. Jadi tidak boleh terlalu dibesar-
besarkan dan dibangga-banggakan harta yang ia cari selama ini. Apalagi harta
itu diperoleh dari cara-cara yang haram, tentu sahaja akan berakibat bagi
keturunannya. Kalimat ketiganya mengingatkan pula tentang tinggalah semua
yang dikasihi, seperti isteri/suami, anak-anak, emak, ayah, kerabat dan keluarga,
sahabat dan orang-orang lainnya yang selama ini dikasihi dan mengasihi. Jadi
dalam menghadap Allah di alam akhirat hanya amalah yang boleh menolong
seseorang yang telah meninggal dunia. Dalam ajaran Islam pula, hanya ada tiga
108
amalan yang masih berlaku ketika seseorang meninggal dunia, yaitu: harta yang
diwakafkan dijalan Allah, ilmu yang diturunkan kepada orang lain , dan amal
anak– anak yang soleh. Dalam bait yang disampaikan adalah nasihat berupa
berbuatlah amal sebelum mati, berbuatlah kebajikan selama masa hidup didunia,
yang sebenarnya hanyalah tempat tinggal sementara menuju kampung abadi
akhirat. Sebagai seorang Muslim hendaklah beribadah dalam konteks hubungan
kepada Tuhan dan hubungan kepada manusia dan makhluk lainnya. Dengan
demikian Allah akan meridhai kehidupan kita.
109
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sumatera Utara memiliki wilayah yang luas terbagidari beberapa daerah
yang dipimpin oleh seorang Gubernur dan terdapat beberapa suku, ras, agama,
dan golongan. Diantara semua itu ada beberapa suku yang bertautan dan saling
melengkapi menjadi suatu etnik, adapun etnik tersebut terdiri dari Batak Toba,
Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak Dairi, Melayu, Pesisir, Sibolga, Nias,
inilah sub etnik yang ada di Sumatera Utara. Etnik Simalungun banyak memiliki
kebudayaan terdiri dari seni vokal, tari-tarian, adat dan kebiasaan yang lainnya
yang berbentuk budaya.
Lagu Selimut Putih merupakan salah satu nyanyian yang dikenal oleh
banyak orang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sekarang nyanyian ini
digunakan sebagai nyanyian hiburan yang bisa di dengar dia acara perkawinan,
khitanan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitiaan yang telah diuraikan, maka diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Lagu Selimut Putih terdiri dari 98 birama dengan menggunakan 2
maqam yaitu maqam Rast dan Hijaz.
2. Terdapat variasi dalam improvisasi yang memberikan kesan dan nuansa
tersendiri yang menambah keindahan terhadap lagu Selimut Putih.
3. Analisis bagian pertama adalah bentuk atau struktur pada lagu selimut
Putih yaitu: A-B-B1-C-A. Pada bentuk A-B-B1 menggunakan maqam
110
Rast, kemudian pada bentuk C berganti menjadi Maqam Hijaz,lalu pada
bentuk A1 kembali menggunakan maqam Rast.
4. Analisis bagian kedua adalah kalimat atau periode pada lagu Selimut
Putih yaitu terdiri dari dua kalimat atau periode yang diulang masing-
masing 2 kali, kalimat yang terdapat pada periode tersebut adalah
kalimat tanya a, yang dijawab kalimat b. Pada bentuk B1 terdapat
kalimat tanya c yang dijawab dengan kalimat b1. Pada bentuk B1
terdapat kalimat tanya c1 yang dijawab dengan kalimat d. Pada bentuk C
terdapat kalimat tanya e yang dijawab dengan kalimat d1. Dan akhir
pada bentuk A1 terdapat kalimat tanya a1 yang dijawab dengan kalimat
b1.
5. Analisis bagian ketiga adalah frase yang merupakan bagian kecil dari
sebuah kalimat. Dan pada lagu ini terdapat 2 sampai 3 frase di masing-
masing kalimat tanya dan jawabnya.
6. Analisis bagian keemapat adalah pengolahan motif yang terdapat pada
lagu Selimut Putih yang terdiri dari ulangan harfiah, inverse atau
pembalikan, sekuens turun dan sekuens naik, perubahan nilai nada,
pemerkecilan nilai nada, perubahan interval, dan pembesaran interval.
7. Syair pada lagu Selimut Putih merupakan makna yang berisikan nasihat-
nasihat kepada seluruh umat mannusia khususnya umat Islam agar selalu
ingat dengan kematian yang kapan saja bisa datang menghampiri,
sehingga dengan begitu kita dapat selalu memgerjakan perintah-Nya dan
mwnjahui larangan-Nya.
111
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan beberapa saran demi tercapainya manfaat diadakannya penelitian ini
yakni sebagai berikut:
(1) Kepada pihak- pihak yang mencintai seni, khususnya seni musik
untuk dapat mendemostrasikan karya ini unntuk memperkenalkan ini
kepada masyarakat.
(2) Kepada Institusi pendidikan terutama pendidikan musik dan budaya,
untuk dapat memberi pendidikan tentang lagu lagu padang pasir
pada generasi selanjutnya sehingga berpengaruh pada perkembangan
musik.
Dari uraian diatas penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
mengerjakan tulisan ini. Maka itu, peneliti selanjutnya yang akan
menyempurnakan tulisan ini, baik dari kurang nya sumber referensi maupun
yang lainnya.
Demikian tulisan ini diselesaikan oleh penulis, semoga tulisan ini
bermanfaat bagi yang membaca agar menjadi pengetahuan dan sumber
informasi khususnya di bidang ilmu Etnomusikologi.
.
112
DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu,2006;
Ali Hassan Ahmad Addary ( Sjech ).1980. Ilmu Hadist Praktis. Medan: Alma’arif
Bakar, Abdul Latiff Abu. 2006. “Aplikasi Teori Semiotika dalam Seni Pertunjukan.” Etnomusikologi (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni),(53), 45-51. Bastomi, Suwaji.1985. Berapresiasi Pada Seni Rupa.Semarang: IKIP Semarang. Depdikbud, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:balai pustaka. Departemen pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Gustami, S.P. 2006. Catatan Biografi Pemikiran dan Karya. Jakarta: Tanpa Penerbit. Joko, Purwanto. 2006. Pengantar Musik Dunia I Program Studi Etnomusikologi.
Jurusan Etnomusikologi ISI-Surakarta. Karl, Prier Edmund S.J., 2003Ilmu bentuk musik . Yoyakarta : Pusat Musik Liturgi. Keumala, 2009.Tinjauan Lagu Munajat Ciptaan Nurasiah Jamil dari Sudut Pandang
Maqam Lagu-lagu Al- Quran. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Kohs, Eilis B. 1973.Musikal From Studies In Analysis and Synthesis.New York: Oxford University Press.
Kusumastuti, Frida.2004. Dasar-Dasar Humas.Bogor:Ghalia Indonesia Mardalis. 2006. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi
Aksara. Malm. William P. 1977. Music Culture of the Pasific, the Near East, and Asia (terjemahan). Medan. Departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (terjemahan Takari). Muttaqin, Mohammad.2006. “Musik Dangdut Keberadaan di Masyarakat; Tinjauan
dari Segi Sejarah dan Perkembangan.” Harmoni Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran. Vol VII.No.2: 1-9
Nettl, Bruno.1964. Theory and Method of Ethnomusicology. New York: The Free
Press.
113
Rizki, Ummi, 2013. Analisis Maqam Dalam Melagukan Marhaban di Group Mekar Jaman Serumpun. Madan: Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Silaban, Nehemia Herwinka. 2012. Kirtan Pada Ibadah Mingguan Masyarakat
Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan: Kajian Struktur Tekstual Dan Melodi. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Sumatera Utara.