Page 1
1
Analisis Strategi Pemasaran Pada VIVA.co.id
(Studi Kajian Ekonomi Media dalam Perspektif Pemasaran Pada VIVA.co.id)
SKRIPSI
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Peminatan Manajemen Komunikasi
Disusun oleh:
Sheila Dwi Andani
145120201111039
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Page 4
vi
LEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji pada tanggal 4 Agustus 2017 dengan daftar
penguji sebagai berikut:
TELAH DIREVISI DAN DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI
No. Nama Jabatan Penguji
1. Dr. Antoni, S.Sos., M.Si
NIP/NIK. 19721010 2005011002 Ketua Majelis Sidang
2. Nisa Alfira, S.I.Kom., M.A
NIP/NIK. 2013048808312001 Anggota Majelis Sidang 1
3. Arif Budi Prasetya, S.I.Kom.,
M.I.Kom
NIP/NIK. 2014058606241001 Anggota Majelis Sidang 2
Page 6
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dan tersusun dengan
baik. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dan dorongan serta
doa dari berbagai pihak yang membantu memotivasi agar terselesaikan nya
penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Keluarga terutama orang tua penulis Bapak Wahyu Heru Triyoso dan Ibu
Emmy Ratmawati serta kakak Gerry, yang selalu mendukung dan
memberikan doa sehinga penulis dapat melaksanakan program PKN dengan
baik.
3. Dosen pembimbing skripsi dan juga pembimbing PKN saya bapak Dr.
Antoni, S.Sos., yang selalu sabar memberikan saya masukan dan juga ilmu-
ilmu yang bermanfaat sehingga saya dapat menyusun skripsi saya dengan
sangat baik, dan juga membantu saya mendapatkan gelar sarjana tepat
waktu, atas segala bimbingan dan ilmu nya, terimakasih Bapak Antoni.
4. Terkhusus kepada Cahyo Bagaskara,Fika Noor, dan Dea Okte, Latifah
Amanda, Nurul Aisyah, Marsha Anindita, Nabila Amran, Anissa Rosedya
dan seluruh kerabat terdekat penulis yang selalu memberikan bantuan dan
Page 7
ix
selalu menjadi seseorang yang memotivasi, serta membantu dan selalu
mendoakan penulis.
5. Seluruh segenap keluarga kecil dimalang yang selalu mendukung saya
mengerjakan skripsi dan menemani hari-hari kuliah saya di malang. The
siblingz yang mejadi keluarga penulis di hari-hari terakhir penulis di
malang.
6. Seluruh keluarga Jasmine Mansion Cru yang menjadi sahabat rantau penulis
selama di malang, terimakasih Jasmine mansion sudah memeberikan ku
sahabat antar pulau, sukses terus untuk kalian semua.
7. Untuk semua teman-teman dan kerabat penulis yang penulis temui saat
merantau di malang, penulis ucapkan terimakasih kepada kalian semua,
semoga sukses selalu, see you on top.
8. Dosen penguji, Ibu Nisa Alfira, dan Pak Arief Budi Prasetyo terimakasih
atas saran dan masukan nya sehingga dapat menambah kredibilitas skripsi
saya.
9. Pembimbing pada Viva.co.id, Bapak Hadi Suprapto dan segenap tim
redaksi, dan seluruh tim dan pembimbing marketing Mas Gilang, Mba dera,
Mba Stella dan seluruh tim sales and marketing yang sudah membantu dan
mengarahkan penulis mendapatkan ilmu yang dapat diaplikasikan di dunia
kerja sehingga dapat terlaksananya penelitian yang penulis kerjakan dengan
baik.
Page 8
x
10. Rekan rekan viva.co.id yang selama ini sudah memberikan bantuan serta
menemani penulis pada hari-hari penelitian pada VIVA.co.id yang
dilaksanakan oleh penulis.
11. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis baik dalam penulisan
skripsi sehingga penulis dapat menjalani nya dengan baik.
12. Keluarga besar Ilmu Komunikasi dari FISIP Universitas Brawijaya
angkatan 2014, yang telah menjadi bagian dari perjalanan kuliah saya di
malang.
Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
dan ketidaksempurnaan dalam penulisan penelitian ini. Semoga penulisan
penelitian skripsi ini dapat memiliki manfaat dan juga dapat menambah
pemahaman literatur pada jurusan Ilmu Komunikasi.
Malang, Mei 2018
Sheila Dwi Andani
Page 9
xi
ABSTRAK Sheila Dwi Andani (2018). Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang.Analisis Strategi Pemasaran Pada VIVA.co.id. (Studi Kajian Ekonomi Media dalam Perspektif Pemasaran Pada VIVA.co.id) Dosen Pembimbing: Dr. Antoni, S.Sos., M.Si
Penelitian ini merupakan studi analisis marketing dalam studi ekonomi media yang menggunakan metode etnografi. Albarran (2009) mendefinisikan ekonomi media sebagai studi tentang bagaimana industri media menggunakan sumber- sumber yang terbatas untuk menghasilkan jasa yang di distribusikan kepada konsumen. Dalam kata lain media massa dilihat sebagai sebuah industri yang menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam media itu sendiri untuk memproduksi produk media, yang selanjutnya akan di distribusikan kepada konsumen. Bagaimana media memiliki strategi yang akan didistribusikan kepada konsumen ini yang sangat menarik dikaji dalam perspektif pemasaran, dimana kegiatan pemasaran digunakan media sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan dan juga mendekatkan diri kepada masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses strategi pemasaran VIVA.co.id, jika di tinjau dari perspektif ekonomi media yang dilakukan pada divisi pemasaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dikarenakan objek yang diteliti merupakan suatu fenomena yang akan peneliti deskripsikan melalui proses observasi partisipatif yang dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan, menurut Neuman (2003) penelitian lapangan adalah penelitian yang secara langsung mengamati dan mencatat orang-orang dalam penataan alamiah. Metode yang dilakukan penelitian ini adalah etnografi. Penelitian lapangan juga sering disebut dengan etnografi, atau penelitian participant observation.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa media saat ini tidak hanya dikatakan sebagai sebuah institusi yang menyampaikan informasi, namun media saat ini sudah menjadi sebuah industri. Kegiatan media massa sebagai sebuah industri salah satunya terdapat divisi pemasaran. Seperti hal nya yang dilakukan oleh VIVA.co.id melalui kegiatan pemasaran yang dikaji melalui komunikasi pemasaran pada penelitian ini. Sebagai salah satu portal berita yang merupakan salah satu New Media VIVA.co.id merupakan sebuah konvergensi media. Terdapat banyak dinamika mengenai bagaimana VIVA.co.id menjalankan kegiatan pemasaran seperti pada kegiatan promosi dan juga periklanan yang selanjutnya dapat dikaji dalam studi ekonomi media pada penelitian ini.
Kata kunci : pemasaran, ekonomi media, new media, komunikasi pemasaran, konvergensi, promosi, periklanan.
Page 10
xii
ABSTRACT
Sheila Dwi Andani (2018). Communication Science, Faculty of Social and Political Science, Brawijaya University, Malang. Marketing Strategy Analysis at VIVA.co.id. (Media Economics Studies in Marketing Perspective at VIVA.co.id). First Advisor: Dr. Antoni, S.Sos., M.Si
This is a study of marketing analysis in the study of media economics using ethnography method. Albarran (2009) defines the media economy as a study of how the media industry uses limited resources to produce services distributed to consumers in society to meet multiple wants and needs. In other words the mass media is seen as an industry that uses the resources it has in the media itself to produce media products, which will then be distributed to consumers. How media has a strategy to be distributed to consumers is very interesting review in a marketing perspective, where marketing activities are used media as a means to gain profit and also get closer to the community.
The purpose of this study is to find out how the process of marketing strategy VIVA.co.id, from the perspective of media economics, that conducted on the marketing division. This research is a descriptive qualitative research, because the object under study is a phenomenon that will researchers describe through the process of participant observation conducted by researchers. In this study the researchers went directly to the field, according to Neuman (2003) field research is a study that directly observe and record the people in natural arrangement. The method of this research is ethnography. Field research is also often referred to as ethnography, or participant observation research.
The results of this study show that the current media is not only said as an institution that conveys information, but the media has now become an industry. Mass media activities as an industry one of which there is a marketing division that runs marketing activities within the media. As it is done by VIVA.co.id through marketing activities that are studied through marketing communication in this research. As one of the news portals which is one of new media VIVA.co.id is a media convergence. There are many dynamics about how VIVA.co.id runs marketing activities such as promotional and advertising activities which can then be studied in media economics studies.
Keywords: marketing, media economic, new media, marketing communications, convergence, promotion, advertising.
Page 13
viii
............................................................................................................................................. ivLEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI ...................................................................... viKATA PENGANTAR .................................................................................................... viiiABSTRAK ......................................................................................................................... xi
Page 14
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data konsumen........................................................................24
Gambar 1.2 Data Average Time per-visit Viva.co.id...............................28
Gambar 4.1 Struktur Organisasi................................................................80
Gambar 4.2 Struktur Operasional..............................................................80
Gambar 4.3. Denah Perusahaan..................................................................82
Gambar 4.4.Data Placement iklan..............................................................92
Gambar 4.5. Data Visit dan Pageviews Viva.co.id...................................103
Gambar 4.6 data pageviews versi mobile..................................................103
Gambar 4.7 Analisis rangking viva.co.id..................................................104
Gambar 4.8 Analisis jumlah visitor dan klik viva.co.id..........................105
Gambar 4.9 Analisis audiens VIVA.co.id.................................................105
Gambar 4.10 Compare VIVA.co.id dengan Detik.com.......................... 111
Gambar 4.11 Compare VIVA.co.id dengan Kompas.com......................111
Gambar 4.12 Compare VIVA.co.id dengan Liputan6.com....................112
Gambar 4.13 Compare VIVA.co.id dengan Tribunnews.com...............112
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media kini telah menghadapi tantangan baru dalam perubahan cara
mengakses infromasi yang dilakukan oleh konsumen media. Perubahan media
tradisional menjadi media digital atau yang biasa disebut dengan new media kini
tidak dapat di pungkiri. Perubahan media baru dan media tradisional tidak hanya
dalam cara mengaksesnya, namun juga dari cara penyampaian konten. Melalui
perubahan media yang semakin maju, masyarakat memaksa para pengelola media
untuk selalu mengikuti perubahan dan beradaptasi. Portal berita online merupakan
salah satu perubahan cara mengakses informasi dari media tradisional terhadap
media baru. (Albarran, 2006). Dalam kata lain media massa sebagai industri
menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam media itu sendiri untuk
menghasilkan dan memproduksi produk media, yang selanjutnya akan di
distribusikan kepada konsumen.
Memasuki era globalisasi dengan perkembangannya yang serba cepat, tak
dipungkiri lagi bahwa kebutuhan masyarakat dalam segala hal menjadi meningkat.
Hal ini dibuktikan dengan salah satu contohnya adalah perkembangan di dunia
teknologi dan informasi, terlebih lagi di dunia teknologi media cetak informasi.
Informasi sendiri merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam mengembangkan
wawasan dan ilmu yang dimilikinya. Menurut internetworldstats dari sekitar 6,5
Page 17
2
miliar penduduk dunia tahun 2008, sudah hampir 1,5 miliar dari mereka
menggunakan internet.
Konsumen media mendapatkan kemudahan mendapatkan informasi yang di
dukung dengan peningkatan koneksi internet yang semakin cepat. Informasi dan
media hiburan kini dapat diakses melalui satu perangkat alat, sehingga konsumen
media dapat mengakses berita, informasi dan hiburan, dimanapun mereka berada
selama menggunakan perangkat digital yang di dukung oleh koneksi internet.
Dalam jurnal Jurnal: Online Media Rivalry A Latent Class Model For Mobile And
Pc Internet Users oleh Shintaro Okazaki dan Jaime Romero (2009)
mengungkapkan, terdapat beberapa segmen pengguna media yang berbeda:
pengguna media ganda (pengguna internet di seluler dan PC), pengguna internet
mobile, pengguna internet PC, dan pengguna online. Pengguna media ganda
cenderung untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk mencari informasi, melihat
tingkat kekayaan media yang lebih tinggi di media online, dan berbagi motif umum
untuk mengakses media internet melalui ponsel dan PC. Fakta bahwa hampir
sepertiga pengguna media online saat ini mengakses konten internet melalui mobile
dan PC. Dalam era global saat ini teknologi yang berkembang, kian memudahkan
masyarakat dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi secara cepat dan
mengikuti perkembangan. Perkembangan media masa saat ini merupakan
kebutuhan dalam mendukung berbagai aktifitas masyarakat urban.
Revolusi teknologi komunikasi mengubah orang mendapatkan informasi.
Pola komunikasi dan pola informasi manusia pun dapat berubah. Teknologi mobile
menawarkan fleksibilitas yang jauh lebih besar dalam hal ruang dan waktu, karena
Page 18
3
memberikan informasi kapan saja dan di mana saja. Selain ukurannya yang lebih
kecil, kemudahan penggunaan memungkinkan konsumen untuk membandingkan
alternatif dan membuat keputusan pembelian. Hal ini dapat menyebabkan
penghematan biaya yang besar bagi konsumen dalam hal pencarian informasi
eksternal dan peningkatan asimetri informasi pembeli dan penjual, sehingga
memberi konsumen lebih banyak kebebasan dan kekuatan. Konsumen menganggap
perangkat mobile sebagai sesuatu yang meneyenangkan dan mereka mengakui tiga
manfaat utama mereka yaitu kenyamanan, kedekatan dan efisiensi (Okazaki, 2009).
Berdasarkan survey Nielsen Cross-Platform pada tahun 2017, mengatakan
terjadi peningkatan akses internet. Khalayak dapat mengakses internet di waktu
kapapun dan di berbagai situasi, dengan data yang ditunjukan bahwa penggunaan
internet dilakukan dibeberapa tempat di antaranya adalah pada kendaraan umum
(53%), kafe atau restoran (51%), bahkan di acara konser (24%) yang mengalami
peningkatan dalam jumlah akses media digital dibandingkan tahun 2015.
Peningkatan pengaksesan internet juga terjadi di waktu senggang seperti sedang
berada dirumah atau bahkan pada tempat bekerja. Direktur Eksekutif Nielsen
Media, mengatakan “Akses internet di luar rumah bisa jadi disebabkan karena
semakin banyak orang yang memiliki akses melalui telepon genggam, juga
ketersdiaan wi-fi di area publik yang semakin umuM. Sedangkan akses di rumah
turut dipengaruhi oleh fasilitas wi-fi yang terjangkau”. Keberadaan internet sebagai
media dan kenaikan tingkat pengguna yang cukup tinggi setiap tahun menjadi
indikasi bahwa masyrakat Indonesia semakin gemar mengakses berbagai konten
Page 19
4
melalui media digital, oleh karena itu dalam hal ini pasar atau pendapatan media
online secara umum adalah pembaca atau khalayak dan iklan.
Pembaca atau khalayak media online memang terus tumbuh, sebaik nya
pembaca media cetak terus menurun. Pengguna internet di indonesia sendiri terus
meningkat dari tahun ke tahun, begitu pula jumlah pelanggan internet di Indonesia
meningkat dari tahun ketahun. Media daring di Indonesia juga bersaing
memperebutkan pembaca, dibandingkan media lain, jumlah khalayak pada media
online lebih akurat. Kompas.com misalnya berdasarkan data februari 2009, setiap
bulan situs kompas.com dikunjungi sebanyak 66juta kali sementara page perview
mencapai hampir 200 juta kali (kompas, 25 maret 2009). Disamping itu media
online di indonesia juga bersaing memperebutkan khalayak guna menunjang tujuan
mereka yaitu meningkatkan traffic atau pembaca yang berkunjung kepada portal
media mereka. (Ambar, 2010).
Internet menjadi revolusioner karena kemampuan nya untuk mengubah
aktivitas, dalam berkomunikasi secara ilmiah hingga berkomunikasi sebagai
aktivitas komersial. Internet seringkali disebut dengan new media, dikarenakan
merupakan manifestasi dari new media (Ambar, 2010). Perubahan drastis teknologi
pada media, merevolusi bagaimana konten pada media itu sendiri dibuat, di
distribusikan, dan dikonsumsi (Albarran, 2006). Teknologi pada media sangat
mempengaruhi audience dan strategi marketing pada media. Teknologi mengolah
pasar media baru di mana khalayak dapat memilih konten program sesuka hati,
tanpa terbelenggu penjadwalan program.
Page 20
5
New media juga telah diadopsi besar dengan dunia bisnis, dan terlebih dari
itu, kriteria khalayak dalam memilih konten media berlatang belakang berdasarkan
seberapa besar pengetahuan mereka mengenai brand media tersebut lebih dari apa
yang sudah di berikan media tersebut. Dalam new media pemasaran, dan kegiatan
promosi sering di identikan sebagai satu wadah yang sama, dan promosi sebagai
subkategori pemasaran. Periklanan dan public relations juga dianggap sebagai
bagian dari promosi. Oleh karena itu dalam komunikasi seringkali melihat promosi
dan pemasaran memiliki fungsi yang sama. Keduanya berusaha untuk
mempengaruhi dan mengambil perhatian khalayak, dan pengiklan (Albarran,
2006).
Seiring dengan perkembangan kajian teknologi digital atau yang biasa disebut
new media ini memunculkan kajian kajian baru salah satunya kajian ekonomi
media. Albarran (2009, h.3) mendefinisikan ekonomi media sebagai studi tentang
bagaimana industri media menggunakan sumber- sumber yang terbatas untuk
menghasilkan jasa yang di distribusikan kepada konsumen dalam masyarakat untuk
memenuhi beberapa keinginan dan kebutuhan. Dalam kata lain media massa
sebagai industri menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam media itu
sendiri untuk menghasilkan dan memproduksi produk media, yang selanjutnya
akan di distribusikan kepada konsumen. Para ekonom membagi ekonomi media
menjadi 2 aspek yaitu makroekonomi dan mikroekonomi. Makroekonomi mengkaji
media dalam skala yang lebih luas, yaitu lebih dengan bagaimana kebijakan
pemerintah dan bagaimana pertumbuhan media secara nasional serta mencakup
bagaimana media pada sektor daerah.
Page 21
6
Mikroekonomi mempelajari struktur dan perilaku pasar media yang
merupakan cakupan yang lebih kecil. Sehingga mempengaruhi permodalan dan
investasi media dalam sekala yang lebih kecil (Albarran, 2009). Sedangkan
Albarran (2004) dalam bukunya Media Economic mengatakan bahwa ekonomi
makro lebih membahas seputar model organisasi media, sedangkan ekonomi mikro
berfokus pada internal sebuah perusahaan media. Dalam jurnal yang berjudul,
“Welfare Economics and Media Performance” yang ditulis oleh John C.Busterna
(2009) mengatakan, dengan singkat kata terdapat tiga bahasan pokok dari
penelitian ini yaitu pertama adalah jika produk yang disampaikan media sudah
efisien tersampaikan, akan dapat menguntungkan khalayak, pengiklan, dan media
itu sendiri. Kedua, konten atau produk-produk yang di distribusikan akan
memberikan keuntungan, jika didistribusikan secara adil kepada audiens,
pengiklan, dan pemilik media itu sendiri. Ketiga, yaitu semua faktor diluar media
memiliki pengaruh pada aktifitas penjual dan pembeli pada pasar media. Faktor-
faktor diatas disebutkan akan menunjang dorongan ataupun penurunan bagi
performa atau kinerja suatu media.
Dalam sudut pandang Marxis atau kapitalisme, preferensi pemilik modal
memungkinkan institusi media mengambil peran sebagai penyebar kesadaran palsu
yang melenakan khalayak (produksi teks merupakan bentuk laten dari kekuasaan
yang bekerja dalam institusi media). Atau media dapat digunakan untuk
melancarkan hegemoni dengan menutupi atau merepresentasikan kepentingan
kelas berkuasa. Keterikatan pada kajian ekonomi dan politik menjadikan
komunikasi menjadi ranah yang rentan terhadap pengaruh keduanya. Sebagai
Page 22
7
entitas yang dikonstruksi oleh media, apa yang disebut sebagai komunikasi sering
merepresentasikan kepentingan ekonomi sekaligus politik tertentu. (Mosco, 2009)
Dalam lingkup institusi atau lembaga media, para pekerja media dilibatkan
untuk memproduksi dan mendistribusikannya ke konsumen yang beragam. Vincent
Mosco dalam bukunya “The Political Economy of Communication” menyebutkan
bahwa ekonomi politik media dipahami sebagai konsep tentang sejauh mana media
mengambil posisi dalam kepentingan dan ideologi, dalam seting kepemilikan
(ekonomi) dan setting kekuasaan (politik). Dalam ekonomi politik media berusaha
untuk menemukan bagaimana media massa memiliki kontrol terhadap masyarakt
yang nanti nya akan menciptkan sebuah ideologi, kesadaran, dan hegemoni baru
(Mosco, 1998).
Seperti pada negara yang mengandung ideologi kapitalis seperti China,
ekonomi media yang terjadi pada negara tersebut terdapat unsur-unsur propaganda
yang dilakukan media di negara tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
peiklanan pada televisi lebih mudah terjadi daripada perubahan pada periklaan surat
kabar lokal. Menurut sudut pandang aktivis, iklan adalah katalis ekonomis yang
dapat merangsang permintaan konsumen dan akhirnya mengaktifkan pertumbuhan
ekonomi pemerintah (Jones, 2006; Kopf et al., 2011). Sebuah sudut pandang yang
populer di kalangan sarjana iklan dan praktisi, yang berpendapat bahwa iklan
memainkan bagian yang sangat penting dalam sistem ekonomi suatu negara (Ewing
& Jones, 2000). Di sisi lain terdapat perspektif bahwa originasi dan pengembangan
iklan di China adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi. Bertentangan dengan
pandangan investasi dari perspektif aktivis, aliran pemikiran ini melihat iklan
Page 23
8
sebagai semacam pengeluaran atau permintaan. Menjumlahkan hasil periklanan
dan pertumbuhan ekonomi mungkin secara bersamaan dalam jalur melingkar
daripada cara searah, terutama pada tingkat perusahaan (Kopf et al., 2011).
Konsep awalnya menyatakan bahwa tingkat pengeluaran pada media massa
oleh konsumen dan pengiklan ditentukan oleh keadaan umum ekonomi, dan setiap
perubahan dalam tingkat ekonomi menyebabkan perubahan paralel dalam
pengeluaran pada media massa. Gagasan kedua adalah bahwa ada pasang surut dan
arus pengeluaran yang luar biasa di antara berbagai media, yang disebut Asumsi
kesetaraan fungsional (McCombs, 1972). Dengan kata lain, bagaimana
perkembangan media periklanan di China yang dijadikan sebagai salah satu
pendapatan media di China memiliki keterkaitan yang erat pada pemerintahan.
Unsur-unsur propaganda juga mempengaruhi bagaimana media tersebut melakukan
strategi untuk beriklan, dan periklanan pada media.
Vincent Mosco (1996:141-245) mengatakan lembaga media komunikasi
dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga bertalian erat dengan sistem
politik. Kualitas pengetahuan tentang masyarakat, yang diproduksi oleh media
untuk masyarakat, sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai tukar berbagai ragam
isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan pasar, dan juga ditentukan oleh
kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan. Berbagai kepentingan
tersebut berkaitan dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja
lembaga media dan juga dengan keinginan bidang usaha lainnya untuk memperoleh
keuntungan, sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses
integrasi, secara vertikal maupun horizontal. Ekonomi politik mencakup
Page 24
9
komodifikasi, spasialisasi (spatialization) dan strukturasi (structuration). Ekonomi
politik berkaitan dengan kajian budaya dan kajian kebijakan. Kajian ekonomi
politik adalah salah satu pintu masuk untuk mempelajari media komunikasi, dimana
dipelajari diantara totalitas masyarakat secara luas (Mosco, 1996).
Pada tahun 1970an, ekonomi politik media dikembangkan di dalam kerangka
Marxis yang lebih eksplisit. Karenanya, ekonomi politik media lebih tertarik dalam
mempelajari komunikasi dan media sebagai komoditas yang dihasilkan oleh
industri kapitalis. Sedangkan Nicholas Garnham menambahkan bahwa ekonomi
politik komunikasi melibatkan analisis mengenai gaya produksi dan konsumsi
cultural yang dikembangkan dalam masyarakat kapitalis. Di sini media dilihat
sebagai entitas ekonomi dengan peranan langsung sebagai pencipta nilai surplus
dan peranan tidak langsung sebagai pencipta nilai surplus di dalam sektor produksi
komoditas lainnya (seperti iklan misalnya). Sebagai akibatnya, muncul apa yang
disebut sebagai imperialisme budaya (Downing, 1990).
Ekonomi politik media menjelaskan perhatian lebih banyak pada struktur
ekonomi dari pada muatan (isi) ideologis media komunikasi. Teori ini
mengemukakan ketergantungan ideologi pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan
perhatian penelitian pada analisis empiris terhadap struktur pemilikan dan
mekanisme kerja kekuatan pasar media komunikasi massa. Lembaga media
komunikasi massa harus dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga
bertalian erat dengan sistem politik. Berbagai kepentingan tersebut berkaitan
dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja lembaga media
dan juga dengan keinginan bidang usaha lainnya untuk memperoleh keuntungan,
Page 25
10
sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses integrasi, secara
vertikal maupun horizontal. Jadi bisa dikatakan bahwa titik perhatian ekonom
politik adalah terhadap alokasi sumber daya didalam masyarakat yang kapitalis –
misalnya menganalisis mengenai kepemilikan dan control berarti menganalisa
mengenai hubungan kekuasaan, sistem kelas, dan bentuk ketidakadilan struktur.
Indonesia dewasa ini telah memiliki beberapa perusahaan skala besar di
bidang media massa. Perusahaan tersebut menguasai berbagai jenis media yang
kemudian berkembang menjadi konglomerasi. Perusahaan konglomerat media ini
dimiliki oleh individu pemilik yang dengan kekuatan media yang dikuasainya tidak
saja memiliki kontrol terhadap isi media tetapi juga mampu memberikan pengaruh
di bidang politik. Terlebih lagi, beberapa pemilik media juga menjadi ketua atau
pengurus partai politik seperti VIVA.co.id dengan nama perusahaan PT. Visi Media
Asia dimiliki oleh Bakrie Group (atau Kelompok Usaha Bakrie) yang merupakan
sebuah perusahaan konglomerat yang didirikan oleh Achmad Bakrie di tahun 1942.
Perusahaan Bakrie bergerak di banyak bidang, termasuk, Pertambangan,
MIGAS, Properti, Infrastruktur, Pertambangan, Media, dan Telekomunikasi.
Bakrie Group adalah salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, dengan 10 anak
usahanya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan memiliki total 105
perusahaan, Saat Ini, Bakrie Group dipimpin oleh Nirwan D. Bakrie (Chairman)
dan Indra U. Bakrie (CO-Chairman). Aburizal Bakrie telah pensiun dari Bakrie
Group pada tahun 2004 untuk meneruskan karier Politiknya yang pada saat itu
menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Pada tahun 2009, Aburizal
Page 26
11
Bakrie mengundurkan diri dari DPR dan di eleksi sebagai Ketua Umum Partai
Golkar, partai kedua terbesar di Indonesia (Wikipedia, 2012).
Menurut Moscow hal ini termasuk kedalam konsep ekonomi politik dalam
bentuk spasialisasi yaitu sebuah perusahaan yang ada dalam jalur media yang sama
membeli sebagian besar saham pada media lain, yang tidak ada hubungannya
langsung dengan bisnis aslinya atau ketika perusahaan mengambil alih sebagian
besar saham dalam suatu perusahaan yang sama sekali tidak bergerak dalam bidang
media (Mosco, 1996). Konglomerasi dapat melemahkan fungsi kontrol media,
terutama yang terkait dengan kepentingan pemilik. Konglomerasi media juga
mengontrol banyak informasi dan produk media dengan itu mereka menghasilkan
banyak keuntungan.
Mereka sangat efisien dalam memproduksi informasi dan menyebarkannya
melaui jaringan media seperti televisi, radio dan media cetak dalam satu perusahaan
yang mereka miliki, seperti itulah gambaran secara garis besar bagaimana
pandangan melalui studi ekonomi politik media. Ekonomi politik memiliki cara
pandang tersendiri terhadap media yang tertarik pada bentuk-bentuk perluasan
konsentrasi perusahaan media, terutama sangat tertarik dengan kepemilikan yang
merupakan elemen utama dalam definisi konsentrasi media, karena perhatian
konsentrasi kepemilikan dapat membatasi arus informasi dengan membatasi
keberagaman produksi dan distribusi (Boyd & Ellison, 2007; Conchie & Burns,
2008).
Page 27
12
Di dalam sistem kapitalisme, kepemilikan (ownership) terletak di tangan
individu yang digunakan untuk tujuannya sendiri, yakni tujuan untuk mencari
keuntungan (profit). Individu juga dapat mengambil inisiatif membentuk dan
mengembangkan perusahaan-perusahaan, baik dilakukan secara partnership atau
korporasi. Salah satu prinsip kapitalisme adalah kebebasan dalam kompetisi pasar
yang sekaligus merupakan kelemahan sistem ekonomi kapitalisme. Kompetisi
berkaitan dengan efisiensi dan skala usaha atau economic of scale (Mosco, 1996).
Ekonomi politik media, media berusaha menyampaikan apa yang ingin
mereka sampaikan kepada khalayak. Sehingga khalayak akan mendapatkan
informasi sesuai dengan yang media telah berikan. Sedangkan dalam ekonomi
media berusaha melihat bagaimana proses manajerial yang dilakukan oleh media
dapat membentuk suatu keuntungan dan dengan ruang lingkup yang lebih kecil.
Dengan kata lain dalam kajian ekonomi politik media mengkaji bagamana pilihan-
pilihan yang dibuat oleh masyarakat, legislatif, pemerintah dan hukum yang berlaku
(Mosco, 2009). Sedangkan ekonomi media mengambil proses yang lebih kecil yaitu
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dan perusahaan.
Aspek yan lebih kecil tersebut seperti hal nya dengan aspek manajerial yang
dilakukan perusahaan guna mencapai tujuan mereka. Dalam penelitian ini, aspek
pemasaran menjadi salah satu aspek manajerial yang digunakan oleh sebuah
perusahaan media.
Menurut Picard (1990), ekonomi media memiliki beberapa karakteristik yaitu
mengelola dua kelompok pasar yang berbeda dalam waktu yang sama. Pasar produk
yang dihasilkan (pembaca, pendengar, dan pemirsa) dan pasar pemasang iklan dan
Page 28
13
menghasilkan dua jenis produk dalam waktu yang sama, yaitu isi (content) dan
konsumen (audience). Konsumen dan audience ini yang akan menghasilkan
peringkat atau rating yang menjadi modal untuk menarik para pengiklan. Proses
produksi media, tidak dibatasi oleh sumber daya dan menghasilkan produk yang
berbentuk pesan, makna dan nilai-nilai. Sehingga produk media tidak bisa habis
dan bisa di gunakan untuk segmentasi konsumen lain. Dikarenakan saling
bergantung nya antara konsumen, produsen dan pengiklan membuat pertelevisian
di indonesia baik lokal maupun swasta nasioanal mengalami perkembangan pesat.
Sejarah kajian ekonomi media sudah ada mulai pada pertengahan abad 20,
dimana adanya fenomena pemilik media yang berusaha mempengaruhi pasar.
Sejarah pendapatan media melalui periklanan sudah dimulai dari surat kabar
pertama di Indonesia yaitu Bataviasche Nouvelle yang berdiri pada tahun 1744.
Dimana kenyataan tersebut membuktikan, bahwa iklan dan penerbitan pers di
Indonesia, lahir hampir bersamaan waktunya, dan keduanya saling membutuhkan
atau memiliki saling ketergantungan satu sama lain terlihat sampai saat ini. Pada
sejarah periklanan yang di terbitkan oleh surat kabar Indonesia, menjadi salah satu
pendapatan bagi surat kabar lokal. Pada awal kemunculan nya surat kabar dan
periklanan di dominasi oleh ora-orang eropa dan juga tiongkok yang kala itu sempat
memonopoli kepemilikan surat kabar di Hindia-Belanda. (Anwar, 2009)
Tokoh periklanan pribumi yang juga merupakan pemimpin dari perusahaan
NV Handel Maatschppij dan Drukkerij atau yang di sebut dengan “Serikat Dagang
Islam” yaitu Tjokroaminoto, menerbitkan surat kabar Sinar Djawa yang sempat
bertahan cukup lama yaitu dari tahun 1914-1924. Sinar Djawa menggunakan
Page 29
14
periklanan sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar mereka. Perusahaan ini
tercatat sebagai perusahaan periklanan Hindia-Belanda yang memiliki “agen besar”
pada kala itu, dengan memiliki sebagian besar klien dari Amerika dan Eropa. Pada
kala itu periklanan yang utama mereka iklankan adalah mengenai kegiatan impor
dari Eropa-Amerika, mengiklankan tour keliling Jawa dengan kereta api, bahkan
hotel-hotel Eropa yang berada di Indonesia yang kala itu diberi nama Hindia-
Belanda. (Anwar, 2009)
Tidak hanya Tjokroaminoto, terdapat tokoh pribumi lain nya yang
merupakan tokoh awal mula periklanan pada surat kabar di Indonesia yaitu adalah
Abdoel Moeis. Pada kala itu ia memimpin perusahaan periklanan Neratja yang
merupakan perusahaan periklanan yang mengiklankan perusahaan-perusahaan gula
pada kala itu. Hasil dari pendapatan periklanan ini di gunakan sebagai dana untuk
perusahaan-perusahaan penerbitan di Sumatera Timur. Namun perusahaan ini tutup
dikarenakan dampak depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930. Hal ini juga
merupakan sebagai salah satu bentuk dari kegiatan ekonomi media non-western
yang terjadi di Indonesia1.
1 Berdasarkan wawancara yang dikemukan oleh Dr. Antoni mengemukakan bahwa ekonomi media
sudah ada di Indonesia jauh sebelum era munculnya pertelevisian swasta yang ada pada saat ini.
Salah satunya adalah surat kabar Oetoesan Hindia milik HOS Cokroaminoto, dengan mendapat
sokongan dana dari serikat usaha yang terdiri dari perkumpulan saudagar kaya, dan mendapatkan
pemasukan iklan dari pengusaha muslim batik di Pekalongan. Selain dari HOS Cokroaminoto ada
juga Dr Soetomo yang mendirikan media perjuangan yaitu Soeara Oemoem, selain itu Dr Soetomo juga memiliki bank untuk mendukung financial dari media tersebut. Gambaran tersebut
menunjukan sudah adanya mengenai media di Indonesia juga memiliki sejarah mengenai ekonomi
media. H. Fachrudin juga pada kala itu memiliki usaha hotel, percetakan, dan batik yang hasil dari
pendapatan tersebut ikut menyokong sejumlah surat kabar yang didirikan seperti Diponegoro,
Solo, Yogyakarta, dan perusahaan tekstil di Silungkang, Sumatera Barat. Ekonomi media di
Indonesia sudah ada sejak tahun 1950an. Saat ini, sejarah mengenai ekonomi media di Indonesia,
meliputi pers dan lembaga umum, ikhtisar pers, profil dari perusahaan yang diantaranya terdapat
iklan, dan juga pelanggan.
Page 30
15
Pada perspektif non-western mengenai media non-western dalam mengolah
konten dan juga ekonomi media yang terjadi, di indonesia surat kabar dengan
perspektif non-western yang pertama adalah surat kabar Fadjar Asia merupakan
kelanjutan dari surat kabar Bendera Islam yang terbit di Yogyakarta pada tahun
1924-1927. Yang didirikan oleh petinggi-petinggi Syarikat Islam di Indonesia
seperti Tjokroaminoto, Agus Salim, dan Sjahbuddin Latif. Fadjar Asia memiliki
kiprah yang cukup luas, sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pendapatan
yang lebih luas Fadjar Asia mempunyai oplah yang cukup besar dan sirkulasinya
tidak hanya di Indonesia tetapi juga menjangkau hingga manca negara, seperti
London, Den hag, Moscow, Mesir, India, Malaka, dan China. Fadjar Asia
merupakan suratkabar yang berisikan politik ke-Islaman dalam setiap terbitan nya2.
Dalam jurnal Religion and/as Media yang dikemukakan oleh Jeremy
Stolow, mengatakan bahwa tidak dapat dipungkiri adanya keterlibatan dan
pengaruh yang besar dari komunitas, pergerakan, instistusi dan budaya religius
yang memiliki dampak pada media. Perbedaan media religius ini dapat terlihat dari
cara pandang, idiologi, dan perbedaan pragmatis yang terlihat dari cara pandang
publik dominan yaitu cara pandang dari negara/bangsa modern, atau negara barat
yang menjadi acuan kebanyakan untuk cara pandang masyarakat di dunia. Dalam
hal ini terdapat perbedaan antara media modern dan media religius, seperti terdapat
nya pararel yang terjadi antara perbedaan peminatan, selera, standar kompetisi dan
2 Berdasarkan wawancara yang dikemukakan oleh Dr. Antoni terdapat kegiatan ekonomi media
yang di lakukan oleh Fadjar Asia salah satunya adalah, salah satu pendapatan yang di dapat oleh
Fadjar Asia kala itu diperoleh dari Raja Ibnu Saud yang merupakan salah satu Raja dari Saudi
Arabia yang memberikan dukungan dana untuk Fadjar Asia yang akhirnya dapat bertahan selama
kurang lebih 4 tahun.
Page 31
16
juga beberapa kondisi material media yang berbeda. Kegiatan produksi media ini
juga menjadi lebih ketat mengenai hal –hal yang sesuai dengan apa yang sudah
menjadi standar mereka. Gerakan religius ini menggunakan media dan teknologi
media sebagai sumberdaya, untuk berkomunikasi jarak jauh antara sesama umat,
untuk memberikan informasi-informasi keagamaan, bahkan untuk menyelamatkan
dan mengamankan bantuan keuangan mereka dan meminta bantuan dalam proyek-
proyek tertentu.
Media massa sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan
memperlihatkan media telah menjadi industri atau institusi ekonomi. Banyak
pengusaha besar yang menanamkan modalnya dalam bisnis media massa. Para
pengusaha yang terjun ke industri media tentu berharap modal yang sudah mereka
tanamkan bisa kembali, bahkan menghasilkan keuntungan. Untuk menghasilkan
perusahaan media tentu saling berkompetisi. Kompetisi media adalah kompetisi
memperebutkan media dan khalayak. Salah satu prinsip yang menunjukan media
sebagai institusi ekonomi adalah, adanya ketergantungan pada iklan dalam media
massa berpengaruh pada masalah homogenitas program media. Dennis McQuails
mengatakan bahwa media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta ikut menghidupkan industri lain
yang terkait dengan media massa juga merupakan industri tersendiri yang memiliki
peraturan atau regulasi dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut
dengan masyarakat atau institusi sosial lain nya (Albarran, 2009, h.7).
Dalam jurnal Social Media Management Strategies For Organizational
Impression Management And Their Effect On Public Perception yang ditulis oleh
Page 32
17
Janek Benthaus, Marten Risius, Roman Beck (2016) mengatakan, bahwa
kebanyakan perusahaan menggunakan media sosial (social media) yang merupakan
sebuah media baru (New Media) untuk berkomunikasi, pemasaran, sumber daya
manusia, pelayanan publik, dan juga berhubungan langsung dengan publik.
Perusahaan dipaksa untuk aktif mengikuti tren media sosial terbaru, dikarenakan
kostumer/khalayak mulai membicarakan nya atau memiliki tingkat popularitas
yang tinggi. Terdapat beberapa target aktivitas media sosial dari perspektif
perusahaan: 1) meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga menjadi pendukung
bagi perusahaan, 2) membangun kepercayaan dan 3) menghasilkan hasil yang
terukur mengenai keterlibatan atau kampanye pemasaran (marketing). Dalam
wawancara pada penelitian ini mengatakan: “Strategi media sosial harus
mendukung keseluruhan strategi bisnis” sehingga media sosial tidak digunakan
dalam perusahaan untuk melayani tujuan media sosial dan dengan tujuan akhir yang
mungkin tidak terlepas dari strategi bisnis. Dengan kata lain, perusahaan
menggunakan media sosial sebagai salah satu strategi bisnis pemasaran.
Secara tradisional media sudah bisa melakukan strategi kompetisi dengan
menyediakan beberapa konten untuk kelompok konsumen tertentu. Tidak hanya
konsumen media, dalam jurnal dikatakan para pengiklan yang ingin beriklan di
media juga tertarik untuk memasang iklan produk mereka pada media digital ini, di
karenakan teknologi online dapat menggapai kostumer secara geografis, tidak
seperti media tradisional yang hanya dapat menjangkau konsumen secara lokal,
media online dapat menjangkau konsumen yang jangkauan nya lebih luas, sehingga
teknologi jelas akan menguntungkan media yang juga merupakan para penyedia
Page 33
18
tempat bagi para pengiklan, dan juga dapat menguntungkan bagi para pengiklan
(Athey, Gans, 2010).
Media digital melakukan berbagai cara untuk mendapatkan pendapatan,
media online menggunakan tiga cara yaitu berlangganan, iklan online, dan
pembelian atau bahkan pembayaran percontent. Pembaca media online terus
bertumbuh sebaliknya pembaca media cetak mulai menurun. Karena itu semua
media cetak kini memiliki situs untuk mengimbangi pembaca. Pada tahun 2000
pengguna internet di sejumlah negara di asia tenggara kurang dari 2000juta orang,
dan Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbesar di asia
tenggara, dan terus meningkat dari tahun ketahun (Katherina, 2016).
Konsep ekonomi media menghadirkan periklanan dan media sebagai kedua
pihak yang saling berpengaruh satu sama lain. Bagi periklanan, media adalah
sebuah sarana untuk mendistribusikan sesuatu yang kreatif dan telah di buat, dan
akan dibeli khalayak yang dimiliki oleh media. Sedangkan bagi media, kegiatan
pemasaran dan periklanan adalah lahn untuk mencari keuntungan materi. Iklan
dikatakan memiliki peranan vital dalam ekonomi media. Seiring berkembangnya
teknologi, iklan tidak selalu ditampilkan di media konvensional seperti TV atau
surat kabar, melainkan seperti online media. Dalam kajian ekonomi media dalam
perspektif pemasaran dan peiklanan ini melihat bagaimana iklan, kegiatan
pemasaran, dan media saling mempengaruhi untuk mendapatkan keuntungan
masing-masing.
Page 34
19
Dalam jurnal the impact of targeting techonology on advertising markets and
media competition, yang di tulis oleh Susan Athey dan Joshua S. Gans (2010)
mengatakan, dewasa ini online advirtesier yang dihasilkan oleh teknologi baru
menghasilkan banyak keuntungan yang didapatkan oleh media. Online advertising
bisa mendapatkan konsumen secara langsung dengan konten dan tempat yang
sudah di sesuaikan. Seperti contoh, teknologi online dalam pengiklanan dapat
menggapai kostumer secara geografis, tidak seperti media tradisional yang hanya
dapat menjangkau kostumer secara lokal, media online dapat menjangkau kostumer
yang jangkauan nya lebih luas sehingga, teknologi ini akan menguntungkan media
lebih banyak daripada media tradisional seperti koran lokal. Hal ini juga menjadi
masalah bagi masa depan industri media tradisional seperti koran lokal dalam hal
mendapatkan keuntungan dari periklanan.
Media juga mendapatkan keuntungan dari para pengiklan yang memasang
iklan pada mereka. Sehingga media menggunakan beberapa strategi untuk
mendapatkan keuntungan yang di peroleh dari para pengiklan dan juga dari para
konsumen media itu sendiri dan juga mempertimbangkan beberapa aspek, sehingga
dapat mendukung mereka beriklan di salah satu media yang ada. Komponen
terpenting dari keefektifan periklanan adalah kualitas dari kompetisi dari para
pengiklan dan bagaimana respon para penerima iklan. Secara tradisional media
sudah bisa melakukan strategi kompetisi dengan menyediakan beberapa konten
untuk kelompok konsumen tertentu. Komponen terpenting dari keefektifan
periklanan adalah kualitas dari kompetisi dari para pengiklan dan bagaimana respon
para penerima iklan.
Page 35
20
Internet merupakan salah satu media yang memiliki sifat konvergen. Internet
juga merupakan salah satu media komunikasi yang paling interaktif karena
diciptakan untuk mendukung semua model komunikasi. Melihat kondisi yang ada
sekarang ini, para pelaku industri perlu mempertimbangkan strategi atau media apa
yang masih relevan dengan produknya sambil melihat sejauh mana metode
pemasaran ini berkembang melalui platform digital yang ada (Astute, 2010).
Fenomena menggabungkan dua media yang berbeda ini (analog dan digital)
disebut sebagai konvergensi media. Seperti yang disampaikan oleh Goran Bolin
(2007) konvergensi dalam arti teknologi adalah pencampuran atau penggabungan
teknologi media yang berbeda kedalam satu (Bollin, 2007, h.238). Fenomena ini
terlihat pada VIVA.co.id yang merupakan satu group naungan oleh VIVA group,
dimana di dalam nya terdapat konvergensi manajemen yang terjadi dalam hal
penyampaian berita. Konvergensi identik dengan teknologi dan memiliki
hubungan erat dengan komunikasi. Pada tahun 1997, European Commission
menyatakan bahwa terdapat kesepakatan secara umum jika konvergensi terjadi
pada level teknologi digital yang memungkinkan berbagai layanan komunikasi
tersedia dalam beragam jaringan.
Terdapat perbedaan anggapan mengenai konvergensi, dalam perspektif
teknologi konvergensi dalam teknologi dipahami secara umum sebagai kemampuan
jaringan platform berbeda- beda yaitu penyiaran, satelit, kabel telekomunikasi
dalam mengantarkan jenis layanan yang sama. Yang merupakan interkoneksi
teknologi digital, terhubung melalui kabel atau nirkabel, berupa suara atau data,
tujuan nya untuk terhubung atau (connect) dengan tujuan saling berbagi (sharing)
Page 36
21
informasi. Konvergensi telah membuka kesempatan terbentuknya hubungan bisnis
yang baru maupun kompetinsi baru. Konvergensi membuat perusahaan-perusahaan
media untuk memikirkan kembali asumsi lama mengenai keputusan – keputusan
untuk pemrogaman dan pemasaran.
Konvergensi identik dengan teknologi dan memiliki hubungan erat dengan
komunikasi. Dalam perkembangan nya konvergensi teknologi mengalami pasang
surut pada tahun 2000an hingga tahun 2004. Pada tahun 2001 setelah mengalami
peningkatan, fenomena kejayaan konvergensi jatuh di awal millennium.
Perlambatan perkembangan teknologi konvergensi jatuh dikarenakan belum
berkembang nya teknologi seperti tahun 2010. Apalagi semua protokol transmisi
masih dalam tahap pengembangan. Pada tahun 2004 konvergensi kembali
meningkatkan kepopuleran nya sejak sebelum nya mengalami penurunan
perkembangan konvergensi (Wardhani & Afdal : 2010).
Pada beberapa decade, teknologi mempengaruhi strategi marketing pada
media. Bagaimana pun dengan meluasnya teknologi digital memisahkan beberapa
medium seperti contoh CNN tidak bisa hanya di sebut sebagai jaringan tv cable.
Konsep ini membuat perkembangan lebih lanjut pada media konvergensi.
Multitasking menjadi kamus baru bagi media modern. Teknologi pengiriman video
yang muncul, seperti saluran kabel, dan video satelit berdasarkan permintaan
(VOD) mengolah pasar media baru di mana khalayak dapat memilih konten
program sesuka hati, tanpa terbelenggu penjadwalan program. Tentu saja interaksi
pada media tidak hanya bisa dilakukan oleh konsumen pada rumah mereka. Jika
Page 37
22
sudah terhubung dengan perangkat lunak wireless dan jaringan internet lain nya
khalayak dapat mengakses media tersebut dimana pun lokasi mereka berada.
Dalam jurnal Media Convergence/Management Change: The Evolving
Workflow for Visual Journalists yang ditulis oleh Susan Zavoina dan Tom Reichert
(2015) mengatakan, banyak organisasi media massa yang memulai untuk operasi
konvergensi mereka dengan menyediakan servis untuk para pembaca. Dalam media
massa yang semakin berkembang ini terdapat juga divisi-divisi baru seperti editor
visual, jurnalis virtual, dan web director yang menunjukan kemampuan skill
masing masing pada bidang nya, dimana kemampuan visual yang ditampilkan oleh
media online dapat terorganisir dengan baik. Saat ini, keputusan dalam hal
pemilihan placement web juga dilakukan oleh beberapa manajemen kerja team
yang berbeda-beda, atau bisa disebut dengan beberapa divisi yang berbeda-beda
tergantung bagaimana media tersebut mengatur divisi yang ada pada perusahaan
mereka. Terdapat juga penyampaian berita secara visual, dimana berita visual yang
diberikan digunakan sebagai kelanjutan dari berita yang disampaikan secara online.
Dalam hal lain strategi marketing perusahaan media digunakan untuk menciptakan
bagaimana menghasilkan berita dan visualisasi yang baik pada portal web mereka.
Lebih lanjut, khusus di tingkat industri konvergensi telah membuka
kesempatan terbentuknya hubungan bisnis yang baru maupun kompetinsi baru.
Salah satunya terbentuknya portal media online. Portal media online merupakan
sebuah media digital baru. Dalam perspektif ekonomi media, secara fundamental
khususnya untuk industri yang berbasis media, konvergensi mempengaruhi dua
proses utama yang paling penting dalam industri media, yaitu pembuat konten dan
Page 38
23
distribusi. Konvergensi membuat perusahaan -perusahaan media untuk memikirkan
kembali asumsi lama mengenai keputusan – keputusan untuk pemrogaman dan
pemasaran. Dibidang periklanan, konvergensi membuat konsumen menjadi
semakin pintar dan berpengalaman dalam mengonsumsi media. Konsumen pula
yang memisahkan, konten video, komunikasi, dan industry iklan, dan oleh karena
itu pada tahun 2005 industri-industri periklanan bebebelok tajam dari cara-cara
mereka membangun bisnis nya, dan mulai membangun kesepakatan, dengan
pembuat komputer, portal-portal web, operator kabel, dan nirkabel, mesin serta
pencarian search engine.
Salah satu bentuk media online dalam menyampaikan kontennya adalah
menggunakan perangkat mobile. Perangkat mobile yang merupakan salah satu
bentuk dari konvergensi media, tidak hanya membawa konsumen baru ke ekonomi
yang modern dan terhubung, tapi juga memberikan pengalaman yang dapat lebih
personal, karena produk dan jasa dapat lebih disesuaikan dengan perilaku,
kebutuhan dan preferensi konsumen. Namun untuk mendorong penerimaan dan
penggunaan harus dimulai dengan pemahaman yang mendalam mengenai
bagaimana konsumen berbelanja dan bertransaksi dalam dunia digital, dan
kemudian menggunakan pemahaman itu untuk merancang strategi-strategi seputar
kebiasaan mereka. Melihat kondisi yang ada sekarang ini, para pelaku industri perlu
mempertimbangkan strategi atau media apa yang masih relevan dengan produknya
sambil melihat sejauh mana metode pemasaran ini berkembang melalui platform
digital yang ada.
Page 39
24
Jika dilihat dari data secara global perangkat mobile merupakan perangkat
yang paling sering digunakan sebagai media belanja online sebanyak 53%, sebagai
sarana mencari informasi tentang suatu produk sebanyak 52%, sebanyak 42%
membuat keputusan belanja menggunakan media online, 41% mengatakan
membuat belanja menjadi cepat dan efisien dan terakhir sebanyak 38%
kemungkinan khalayak untuk membeli produk (sumber: www.Nielsen.com).
Gambar 1. Data konsumen
Sumber: www.Nielsen.com
Meningkatnya berbagai platform media sosial dan perkembangan teknologi,
menjadikan salah satu pertimbangan perusahaan dan lembaga atau organisasi mulai
merambah dalam dunia digital dengan penambahan divisi baru. Tidak sedikit,
perusahaan yang sengaja menambahkan divisi baru seperti digital marketing,
digital campaign, dan lain-lain. Bahkan tidak sedikit perusahaan utamanya media
cetak dan media elektronik yang mengambil langkah untuk menambah
pendistribusian mereka melalui kanal digital. Dikarenakan media digital mudah
didapat, hanya melalui genggaman tangan dengan waktu yang singkat, oleh karena
Page 40
25
itu media menjadi medium yang memproduksi, mendistribusikan, dan
menyampaikan sebuah konten atau produk yang sangat efektif ( Turow, 2014).
Dengan kata lain hal ini juga sangat mempengaruhi perilaku pemasaran yang
dilakukan oleh media. Dalam hal untuk mendapatkan keuntungan, media kini
berlomba-lomba untuk mencari cara untuk terus berpromosi agar mendapatkan
pengiklan. Seperti hubungannya dengan Konsumen dan audience, media akan
menghasilkan peringkat atau rating yang menjadi modal untuk menarik para
pengiklan. Dimana media sudah tidak lagi merupakan sebuah institusi yang
memberikan sebuah informasi kepada khalayak, namun pada masa ini apapun yang
media lakukan merupakan salah satu kegiatan mereka dalam mendapatkan
keuntungan. Banyak kegiatan media yang berujung pada kegiatan pemasaran untuk
mendapatkan suatu timbal balik yaitu sebuah keuntungan. Oleh karena itu Strategi
pemasaran dianggap sebagai sebuah strategi bisnis.
Berbagai promosi yang dilakukan sebuah perusahaan media juga merupakan
suatu usaha yang dilakukan untuk membujuk konsumen, mendapatkan keuntungan,
serta mengingatkan pasar terhadap organisasi itu sendiri atau produk dari
perusahaan dan membantu pemasar menemukan pelanggannya. Oleh karena itu
perusahaan tidak bisa tidak memenuhi apa yang ada pada komunikasi pemasaran.
Perusahaan harus lebih bijak mengambil kendali manajemen merek mereka dan
menerapkan nya tidak hanya pada bidang pemasaran. Merek atau brand akan dapat
digunakan pada semua hubungan yang terjalin dengan pelanggan atau client, seperti
pada helpdesk atau costumer service, di telepon, dalam produk atau dalam desain,
partnership, dll.
Page 41
26
Terlebih dari itu, kriteria khalayak dalam memilih konten media berlatang
belakang berdasarkan seberapa besar pengetahuan mereka mengenai brand media
tersebut lebih dari apa yang sudah di berikan media tersebut. Hal ini merupakan
salah satu kajian dari kajian pemasaran yang dilakukan oleh media. (Albarran,
2006). Oleh karena itu dalam komunikasi seringkali melihat promosi dan marketing
memiliki fungsi yang sama. Keduanya berusaha untuk mempengaruhi dan
mengambil perhatian khalayak, dan pengiklan.
Kerjasama yang dilakukan oleh tim pemasaran merupakan kerjasama yang
dilakukan dengan client, dalam upaya untuk mendapatkan keuntungan terdapat 2
alasan mengapa merek atau brand dapat bekerja atau memiliki pengaruh yang besar
satu sama lain. Pertama-tama mereka dapat bekerja jika memiliki hubungan yang
memiliki manfaat (relationship benefits). Seperti halnya pengalaman dan
pengetahuan mengenai perusahaan yang di dapatkan oleh client ketika menjalankan
kerjasama yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dilakukan pada bidang
marketing. Kedua, merek atau brand bekerja jika menciptakan aksesibilitas.
Berbagai strategi digunakan guna menunjang kerjasama yang dapat terjalin dengan
baik.
Dalam jurnal Research in Media Promotion yang ditulis oleh Susan Tyler
Eastman Walter McDowell (2000) mengatakan, begitu banyak nya persaingan yang
muncul dari teknologi digital, menarik dan mempertahankan penonton setia
menjadi tantangan besar bagi sebagian besar eksekutif media, akibatnya meskipun
memiliki riset promosi dan strategi promosi yang matang dapat memiliki dampak
besar pada pengambilan keputusan manajemen. Media pemasaran seperti promosi
Page 42
27
dan branding kini juga semakin panas untuk dibicarakan, semakin banyak
persaingan yang muncul akibat adanya teknologi digital. Meskipun terdapat riset
promosi dan strategi yang matang, tidak di pungkiri masih bisa terdapat kesalahan,
terutama dampak yang bisa di ambil pada saat manajemen pengambilan keputusan
berlangsung.
Peneliti memilih VIVA.co.id sebagai objek penelitian dikarenakan
VIVA.co.id merupakan portal yang memberikan informasi dengan prinsip indepth
information, yaitu sebuah berita yang detail dan mendalam. Disinilah sisi
kekuatannya dibandingkan dengan para kompetitor yang hanya memberikan berita
berasarkan kecepatan waktu saja. Selain itu VIVA.co.id juga merupakan satu-
satunya portal berita yang memiliki 12.740 blogger di Indonesia, dimana
VIVA.co.id sebagai agregrator untuk para blogger dalam melakukan postingan dan
afiliasi. Dalam data yang di ambil oleh tim traffic VIVA.co.id mengatakan
pengunjung yang mengakses berita melalui mobile browser dan mobile apps pada
VIVA.co.id mencapai angka 43.803.000 page views. VIVA.co.id merupakan kanal
berita online dengan memasuki peringkat 10 besar di Indonesia. Terlebih dari itu,
VIVA.co.id juga merupakan kanal berita yang paling banyak dikunjungi setiap
detik nya jika diperoleh melalui data average time pervisit yang menempati posisi
nomer satu dibandingkan kompetitor nya.
Page 43
28
Gambar 2. Data Average Time per-visit Viva.co.id
Sumber: Departemen Riset Viva.co.id
Peneliti tertarik mengangkat tema penelitian ini karena era informasi yang
sudah semakin berkembang, sehingga menyebabkan kanal berita online
VIVA.co.id perlu membuat strategi untuk dapat membangun inovasi-inovasi baru
untuk proses pengiklanan yang berlangsung pada kanal berita ini. Mengapa peneliti
memilih viva dikarenakan selain memberikan jasa pemberitaan yang dilaporkan
oleh wartawan yang bekerja di VIVA.co.id, situs ini juga menerima informasi dari
pembaca VIVA.co.id yang berminat melaporkan berita yang mereka anggap
penting melalui fitur U-Report. U-report merupakan sebuah kanal khusus pada
VIVA.co.id yang dikhususkan untuk kita berbagi berita, cerita, maupun peristiwa
yang baru saja terjadi atau yang baru saja kita alami.
VIVA.co.id juga merupakan portal berita yang memberikan fitur untuk
dapat diakses melalui telepon seluler, komputer tablet, dan PDA. Selain itu
penelitian ini perlu dilakukan karena sejauh peneliti melakukan tinjauan literatur,
peneliti jarang menemukan penelitian yang meninjau mengenai studi ekonomi
media yang dikaji dari perspektif pemasaran, dan juga studi ekonomi media yang
terjadi pada VIVA.co.id yang merupakan salah satu kanal berita online terbesar di
Page 44
29
indonesia. VIVA.co.id juga merupakan kanal berita online dengan 50 besar
peringkat rangking di dunia yang juga menggunakan manajemen konvergensi
media dalam kinerja manajemen perusahaan nya.
Dalam perspektif ekonomi media, perusahaan media selalu berusaha untuk
mengikuti perkembangan, terutama perekmbangan teknologi. Namun, perusahaan
juga berusaha melakukan perubahan dengan menambahkan divisi yang dibutuhkan
pada perusahaan nya untuk mengembangkan konten yang selanjutnya akan di
distribusikan. Peneliti tertarik untuk meneliti divisi marketing & partnership yang
merupakan divisi pemasaran VIVA.co.id dikarenakan divisi tersebut merupkan
divisi yang baru di bentuk, guna bertujuan untuk terus mengembangkan kinerja
perusahaan dan juga mengikuti perkembangan pasar. Dengan adanya divisi ini
strategi atau kinerja yang dilakukan demi menunjang keuntungan perusahaan
semakin optimal dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui
proses / kinerja divisi pemasaran VIVA.co.id, jika di tinjau dari perspektif ekonomi
media. Selain itu penelitian ini juga untuk mengisi kekosongan kajian ilmu
komunikasi pada ekonomi media jika di kaji dalam perspektif distribusi dimana
terdapat kegiatan pemasaran didalam nya.
Peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini akan mengisi kekosongan
literatur mengenai studi ekonomi media yang dikaji dari perspektif pemasaran.
Selain itu penelitian ini dapat memberikan pemahaman mengenai strategi baru yang
akan digunakan oleh sebuah perusahaan media, untuk selalu mengedepankan media
mereka menjadi yang terbaik di Indonesia. Penelitian ini juga mencoba mengetahui
apakah terdapat acuan yang menjadi parameter untuk mengembangkan kembali
Page 45
30
sebuah media online yang terus sedang berkembang pesat di Indonesia, oleh karena
itu, peneliti melakukan observasi selama 2 bulan yang dilakukan dari bulan Juli-
Agustus 2017 pada tim pemasaran VIVA.co.id. Dengan cara pandang ini, langkah
atau kegiatan pemasaran viva.co.id dilihat sebagai bagian dari aktifitas ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja dan proses divisi pemasaran pada VIVA.co.id jika ditinjau dari
perspektif ekonomi media, dalam hal strategi pemasaran.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui proses divisi pemasaran VIVA.co.id, jika di tinjau dari
perspektif ekonomi media. Selain itu penelitian ini juga untuk mengisi kekosongan
kajian ilmu komunikasi pada ekonomi media jika dikaji dalam perspektif distribusi
dimana terdapat kegiatan pemasaran didalamnya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mengembangkan kajian
dibidang media, khususnya pada studi ekonomi media, jika di tinjau dari
aspek pemasaran.
2. Diharapkan dapat mengembangkan studi ekonomi media yang terkait dalam
aspek implikasi konvergensi yang terkait dari aspek implikasi promosi yang
membuat sebuah implikasi baru.
Page 46
31
3. Menambah acuan mengenai studi ekonomi media bagi mahasiswa ilmu
komunikasi peminatan manajemen komunikasi, sehingga dapat menjadi
bahan acuan studi terkait.
4. Memberikan kontribusi penelitian terkait studi ekonomi media yang di kaji
dalam pandangan studi manajemen komunikasi yang dirasa masih sedikit.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitin ini adalah untuk mengetahui studi ekonomi
media yang terjadi pada new media, sehingga akan menimbulkan pengetahuan dan
pemikiran baru mengenai dunia media digital yang semakin berkembang di dalam
masyarakat.
Page 48
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekonomi Media
Albarran (2006) mendefinisikan ekonomi media sebagai studi tentang
bagaimana industri media menggunakan sumber- sumber yang terbatas untuk
menghasilkan jasa yang di distribusikan kepada konsumen dalam masyarakat untuk
memenuhi beberapa keinginan dan kebutuhan. Picard (1990) menyebutkan,
ekonomi media berkaitan dengan bagaimana industri media mengalokasikan
berbagai sumber untuk menghasilkan materi informasi dan hiburan untuk
memenuhi kebutuhan audiens, pengiklan, dan institusi sosial lainnya (Albarran,
2006). Alexander (2004), menyatakan bahwa bidang studi ekonomi media sering
dilihat sebagai sub spesialisasi antara dua bidang, media dan ekonomi.
Terdapat tiga konsep pokok ekonomi media, yaitu sumberdaya, produksi
(proses produksi media cetak, media elektronik, film, rekaman, buku, dan lain-lain),
serta konsumen / pasar. Selain dari pengusaha besar atau investor, yang menjadi
sumber ekonomi media adalah pasar, yakni khalayak (hasil penjualan atau sirkulasi)
dan pengiklan. Ekonomi media juga dijelaskan bagaimana sebuah industri media
menggunakan sumber yang langka untuk menghasilkan konten yang
didistribusikan diantara konsumen dalam masyarakat untuk memenuhi berbagai
keinginan dan kebutuhan (Albarran, 2010).
Media juga harus mengetahui selera pasar dan perubahannya. Sumberdaya,
merupakan sumber yang melakukan dan menghasilkan konten yang selanjutnya
Page 49
33
terdapat proses produksi yang didalam nya terdapat media yang menjembatani
dengan konsumen selanjutnya terdapat pasar/ konsumen yang menjadi konsumen
produk yang dihasilkan oleh media. Bagaimanapun, sebagai institusi ekonomi,
media massa harus mampu memenuhi kebutuhan pasar. Sebabnya, pasarlah yang
“membiayai” kelangsungan hidup media. Untuk mengetahui selera atau kebutuhan
pasar tersebut, media perlu melakukan riset. Ekonomi media berguna untuk
mempelajari dimensi ekonomi media massa untuk melengkapi subkjek-subjek
tradisional lain dari media massa, seperti pengambilan gambar, manajemen media
massa, dampak media massa, maupun promosi atau iklan.
Kajian Media Kajian Ekonomi
Kebebasan berbicara
Akses pada media
Dampak sosial dari isi media
Efek teknologi komunikasi
Jati diri
Nilai ekonomi dan Keuntungan
Skala ekonomi
Ratings dan Pangsa pasar
Efisiensi akibat teknologi baru
Perluasan pasar global.
Sumber: Tabel 1. Ekonomi dan Media
Oleh Owers, Carverth & Alexander (1998)
Mempelajari ekonomi media membuat kita bisa mengambangkan karier pada
industri media, dengan memahami ekonomi kita paham mengenai industri mana
yang beroprasi secara lebih efektif dan efisien. Mempelajari ekonomi media
membantu dapat menganalisi industri media. Kita akan mampu menganalisis
berbagai struktur pasar mempengaruhi berbagai industri media, bagaimana media
Page 50
34
membidik pasar tertentu, serta bagaimana regulasi pemerintah dan perkembangan
teknologi mempengauhi perilaku pasar dimassa mendatang.
Ekonomi media berguna untuk mempelajari dampak dari media massa,
hingga iklan serta promosi media massa. Dari perspektif ekonomi media, teknologi
memegang peran penting dalam industri media. Industri media massa harus
senantiasa mengikuti perkembangan teknologi. Jika tidak eksistensi media massa
sebagai industri akan tergilas oleh kemajuan dan perkembangan teknologi.
Albarran (2006) juga mengatakan ekonomi media merupakan sebuah sinergi dari
sebuah aplikasi teori komunikasi, ekonomi, manajemen, dan juga sebuah riset
operasi.
2.1.1 Distribusi Ekonomi Media
Studi pada penelitian ini menitik beratkan pada kajian distribusi ekonomi
media yang terjadi pada VIVA.co.id. yang didalamnya terdapat ekonomi mikro
yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami perilaku divisi pemasaran
pada VIVA.co.id melalui perspektif ekonomi media. Ekonom membedakan studi
di bidang ekonomi menjadi makroekonomi dan mikroekonomi. Makroekonomi
mempelajari ekonomi sebagai sistem secara menyeluruh, terutama pada level
nasional. Makroekonomi meliputi topik, seperti pertumbuhan ekonomi dan
ekonomi politik (kebijakan publik yang berkaitan dengan ekonomi, produksi, serta
konsumsi nasional, tenaga kerja, dan inflasi). Mikroekonomi memusatkan perhatian
pada aktivitas tertentu dalam sistem ekonomi, seperti individu sebagai pasar,
perusahaan, serta konsumen.
Page 51
35
Mikroekonomi mempelajari struktur dan perilaku pasar, aktivitas produsen
dan konsumen. Studi tersebut memeriksa masing-masing media perusahaan, pasar
dimana mereka bersaing, atau permintaan konsumen atas prduk media. (Albarran,
2005). Alexander (2004) juga melihat bahwa didalam ekonomi mikro berhubungan
dengan unit-unit ekonomi tentang bagaimana antara individu (rumah tangga dan
perusahaan) membuat keputusan tentang kegiatan ekonomi mereka (Alexander,
2004).
Studi ekonomi media yang diterapkan oleh sebuah media mencakup
mikroekonomi maupun makroekonomi. Sebagai contoh, regulasi tentang keharusan
televisi atau surat kabar nasional bekerja sama dengan televisi atau surat kabar lokal
jika ingin bersiaran ataupun pemberitaan di daerah (makroekonomi) akan
mempengaruhi pola investasi atau permodalan televisi nasional maupun lokal
(mikroekonomi). Jenis iklan tertentu akan menguntungkan pada masalah
konsentrasi pasar dan khalayak (Albarran, 2009).
Ekonomi mikro mengkaji berbagai aktivitas suatu pasar tertentu, struktur,
perilaku pasar, aktivitas produsen, dan konsumen. Kajian ekonomi mikro
berhubungan dengan unit-unit ekonomi tentang bagaimana antara individu (rumah
tangga dan perusahaan) membuat keputusan tentang kegiatan ekonomi mereka
(Alexander, 2004) setiap masyarakat harus melihat dan mengatasi masalah
ekonomi yang dialami mulai dari a) apa barang dan jasa yang akan di produksi
(kelangkaan pilihan), b) bagaimana mereka akan berproduksi (teknologi dan
masalah organisasi industri ; dan (c) untuk siapa mereka akan di produksi atau yang
Page 52
36
disebut dengan distribusi. (Alexander, 2004, h.16-17). Berikut merupakan dasar
dari kajian ekonomi mikro menurut Albarran (1996) yaitu :
Sumber: Tabel. 2 Dasar kajian ekonomi industri
Albarran, 1996
Menurut albarran 1996, ekonomi mikro adalah model organisasi industri,
yang termasuk ekonomi neoklasik yang menganalisis konsep-konsep abstrak
sistematis dan ditemui dalam studi pasar tertentu. Yang menggunakan strutur pasar,
perilaku dan kinerja. Fokus dalam ekonomi mikro adalah penentuan akan barang
apa yang akan di produksi, bagaimana dan siapa yang akan mendistribusikannya.
Ekonomi media sedikit besar nya memberikan dampak bagi kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi. Ekonomi sendiri menurut (wiztum, 2011) diartikan
sebagai sebuah studi yang berkaitan dngan sumberdaya dan alokasi. Tekanan
ekonomi membuat bergesernya fungsi media menjadi sebuah lahan bisnis.
Perubahan drastis teknologi pada media, merevolusi bagaimana konten pada
media itu sendiri dibuat, di distribusikan, dan dikonsumsi. Albarran (2006)
mengatakan distribusi pada kajian ekonomi media mencakup apapun yang
berhubungan dengan produk media tersebut. Bagaimana cara atau strategi yang
digunakan untuk mendistribusikan nya, dalam konteks divisi pemasaran ini, banyak
Kebijakan Publik: regulasi / deregulasi
Kinerja Industri (performance)
Struktur Industri (Structure)
Page 53
37
strategi pemasaran dalam mendistribusikan konten yang berkaitan dengan ekonomi
media. Dalam konteks distribusi, harga yang di tentukan berdasarkan fasilitas,
diberikan dengan berbagai macam cara.
Kemajuan mengacu pada kemampuan perusahaan dalam suatu pasar untuk
meningkatkan kualitas produk dari waktu ke waktu. Contohnya, Teknologi jarak
jauh dalam industri media cetak menjadikan distribusi media cetak relatif lebih luas.
Dalam melakukan kompetisi media online intensitas persaingan dapat dilihat dalam
beberapa perilaku pemain didalam nya. Industri media membuat konten dan
melakukan distribusi. Konten antara lain pemilihan, pengemasan, dan menyandikan
(encode) konten kedalam sebuah medium. Selanjutnya mendistribusikan konten
ketempat yang di tuju.
Diferensiasi produk: setiap internet service provider kemudian
memperkaya fitur nya dan melakukan inovasi. Penggunaan jaringan kanal yang
lebih kreatif: AOL menjadi pioner dalam mengambangkan kanal distribusinya
melalui jalur perdangan video dan konten audio. Di indonesia media online mulai
bersaing menyajikan beberapa layanan dan content. Detik.com misalnya kini
memliki fitur lain seperti detik tv dan kompas.com memiliki layana kompas.tv
keduanya juga menyediakan layanan aplikasi melalui handphone. (Usman, KS)
Page 54
38
2.2 Konvergensi Media
Internet mengharuskan manajemen industri media melakukan konvergensi
yaitu penggabungan teknologi media, telekomunikasi, dan komputer yang
terintegrasi menjadi suatu sistem tunggal. Internet tidak hanya menjadi suatu
teknologi namun juga sebagai sebuah sumber daya untuk mengakses sebuah
infromasi digital. Kemunculan internet menjadi kata kunci terjadinya konvergensi
media yang memungkinkan dua media atau lebih dapat bergabung dalam suatu
tempat (Van Dijk, 2006, h.42).
Konvergensi dimulai pada tahun 1970-an, dimana sebuah penggabungan
antara komputer dan telekomunikasi yang dilanjutkan dengan bersatunya industri
media, dan telekomunikasi. Pada tahun 1990-an konvergensi mulai dikaitkan
dengan adanya perkembangan teknologi digital, integrasi teks, audio, video yang
berbeda-beda dalam platform media (Brigg, 2006, h.326). Konvergensi dapat
terjadi karena didukung oleh tiga C yaitu computing (industri komputer dan
teknologi informasi), communications (infrastruktur dan jaringan telekomunikasi),
dan content (informasi, games, berita) produk ketiganya saling bergabung untuk
menghasilkan produk yang baru.
Teknologi baru membawa penggabungan media yang berbeda untuk
menjalan sebuah fungsi baru, sehingga media perlu selalu mendefinisi ulang
lingkungan medianya. Perubahan komunikasi dan teknologi membentuk dan
mengubah pola penciptaan pesan, dan konsumsi media. Konvergensi juga di sebut
sebagai fenomena sebuah proses dari atas kebawah (top-down) dan (bottom-up)
dari bawah keatas (Jenkins, 2006). Jenkins dalam bukunya Convergence Culture:
Page 55
39
Where Old and New Media Collide (2006) juga menyebutkan produsen media
sebagai pemasok teknologi dan konsumen sebagai pengguna produk, saling
mempengaruhi terutama dalam cara penggunaan produk konvergensi. Konvergensi
merupakan sebuah pergeseran budaya sebagai dorongan konsumen untuk mencari
informasi baru, dan membuat koneksi antara konten pada media yang tersebar.
Fitur-fitur baru terus dicangkokkan untuk menambah fungsi produk yang mereka
hasilkan (Jenskins, 2006).
Perusahaan menentukan ke arah mana bentuk konvergensi teknologi
komunikasi tersebut, berdasarkan kebutuhan dan selera konsumen. Produk yang
dilengkapi dengan banyak fitur, akan memberikan nilai tambah terhadap produk
tersebut. Banyaknya fitur, akan memudahkan tim marketing untuk melakukan
penetrasi pasar. Karena itu, kovergensi media bukan hanya sekadar pergeseran
teknologi. Tapi telah mengubah hubungan antara teknologi, industri dan, pasar
yang sudah ada.
Singh (2010) mengatakan konvergensi media memiliki tiga bentuk yaitu
konvergensi layanan, konvergensi jaringan, dan konvergensi Pelaku Usaha.
Konvergensi layanan adalah pelaku usaha menyatukan teknologi media dalam satu
jaringan untuk memberikan berbagai layanan kepada konsumen, sebuah perusahaan
memberikan beragam layanan, dengan memanfaatkan fungsi jaringan kabel yang
sudah terpasang, sehingga perusahaan dapat menawarkan berbagai layanan, tidak
perlu melakukan investasi baru. Konvergensi jaringan adalah sebuah layanan yang
disalurkan melalui beragam jaringan. Konsumen dapat menelpon dengan
menggunakan jaringan internet, tidak menggunakan jaringan kabel. Konvergensi
Page 56
40
pelaku usaha adalah pelaku usaha melakukan akuisisi, merger, atau kolaborasi
dengan pelaku usaha di sektor lain. Merger yang diciptakan akan meningkatkan
coverage sebuah layanan Rianto (2010, h.32-33).
2.3 New Media
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu pesat, sehingga
menimbulkan kajian kajian baru pada ilmu komunikasi, salah satunya kajian media
baru (new media). Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987,
h.16-17) mengatakan bahwa media baru adalah media telematik yang merupakan
perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan media yang
berbeda, yang mencakup beberapa sekumpulan sistem yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu kinerja yang melibatkan teknologi.
Denis McQuail mengatakan bahwa terdapat beberapa ciri utama dari media
baru (new media) yaitu : yang pertama, pengadaan atau pemilihan berita tidak lagi
sepenuhnya berada ditangan pemberi informasi (desentralisasi). Kedua, medium
atau perantara ebuah informasi melalui sebuah kabel dan satelit, yang mampu
mengatasi hambatan komunikasi (kemampuan tiggi). Ketiga, sang penerima
informasi dapat memilih, menukar informasi, menjawab kembali, dan berhubungan
langsung dengan penerima informasi lain nya (komunikasi timbal
balik,interaktivitas). Keempat, terdapat fleksibilitas dari setiap bentuk, isi, dan
penggunaan.
Dalam kata lain, menurut Dennis McQuail, media baru merupakan tempat
dimana sebuah distribusi pesan melalui satelit. “Media online adalah sebutan umum
Page 57
41
untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (baca-
komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-
online, TV-online, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-
masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya”
(Kurniawan, 2005, h.20). Situs berita online mengharuskan pembaca nya
menggunakan internet untuk mengaksesnya oleh karena itu situs berita merupakan
sebuah sub-sistem dari media online.
Gustafsson & Schwarz (2013, h.12) menyebut konvergensi adalah produk
berplatform digital yang secara fisik mengintegrasikan dua atau lebih teknologi
berplatform digital menjadi bentuk produk yang umum. Konvergensi juga didorong
oleh penggabungan dan persimpangan konten melalui berbagai platform dengan
menggunakan komputer dan internet, sehingga perusahaan media memaksimalkan
penggunaan konten yang dihasilkan untuk didistribusikan melalui berbagai
platform ( Borders, 2006, h.5). Viva.co.id merupakan sebuah media baru atau new
media yang ada pada saat ini, dikarenakan viva.co.id merupakan platform digital
online yang menyampaikan berita up-todate selama 24jam setiap harinya.
Viva.co.id merupakan salah satu perusahaan pers digital terbesar di Indonesia
dengan jumlah pengujung situs mencapai 30 juta pengunjung pada tahun 2016, dan
terus mengalami peningkatan sampai saat ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari
tim traffice viva maka dapat diperoleh bahwa VIVA.co.id menempati posisi nomor
9 dibanding kompetitornya dengan angka 539.000 pengunjung dan dapat terus
meningkat setiap tahun nya.
Page 58
42
2.4. Komunikasi Pemasaran
Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan
yang erat. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar individu, atau antara perusahaan dan individu. Komunikasi
dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, tidak sesederhana seperti berbincang-
bincang dengan teman atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan
mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi
komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang. Penggabungan
kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut
marketing communication (komunikasi pemasaran). Marketing communications
merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi
pemasaran, guna meraih segmen pasar yang lebih luas.
Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007, h.6), “Pemasaran
adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Dari
definisi tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem kegiatan
bisnis mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
pelayanan yang bermutu. Menurut Keller (2013, h.218), komunikasi pemasaran
merupakan sebuah wadah untuk memberikan informasi, mengajak, dan
mengingatkan kembali konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap sebuah penjualan produk. Selain itu, komunikasi pemasaran juga mewakili
Page 59
43
suara atau pesan dari sebuah brand untuk terciptanya sebuah hubungan yang baik
dengan konsumen.
Apabila dikaitkan dengan kegiatan pemasaran VIVA.co.id yang dilakukan
oleh tim marketing & partnership, kegiatan pemasaran dilakukan dengan berbagai
cara, dan juga terdapat beberapa strategi pemasaran yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang akan di peroleh oleh perusahaan. Albaran (2006),
dalam bukunya Media Management and Economics (1996) mengatakan strategi
pemasaran merupakan sebuah aktivitas mempromosikan produk agar dikenal
konsumen. Makin kompetitif pasar, makin dibutuhkan strategi dalam
mempromosikan produk. Di tengah persaingan yang makin ketat, para pelaku
industri media di Indonesia makin strategis dalam mempromosikan produk. Riset
dan inovasi merupakan aktivitas perusahaan untuk mendiferensiasi dan
meningkatkan produk dari waktu ke waktu. Media, misalnya, melakukan riset pasar
untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan khalayak. Kegiatan ini merupakan
salah satu kegiatan ekonomi media jika di tinjau dari perspektif pemasaran
(Albarran, 2006).
2.4.1 Komunikasi terpadu / Intergrated Marketing Communications (IMC)
Komunikasi pemasaran terpadu atau Intergrated Marketing Communication
merupakan proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program
komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.
Terence A. Shimp (2003) dalam bukunya “Integrated Marketing Communicatios:
Maybe Definition Is in The Point of View” mengatakan, tujuan IMC adalah
mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran
Page 60
44
yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan
pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau
perusahaan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa datang.
(Shimp, 2003).
IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat
diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses IMC
berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada
perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu
dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. Terdapat beberapa konsep
dasar program IMC diantaranya terdapat Direct Marketing, Sales Promotion,
Public Relations, Personal Selling, Advertising, Publicity, dan Events/Sponsorship.
(Shimp, 2003, h.24).
Terdapat lima ciri utama komunikasi terpadu menurut Terence A. Shimp
(2003, h.24) yaitu:
1. Mempengaruhi perilaku. Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi
khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus
melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau
“memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya kesuksesan
IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan kepada
peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku konsumen. Dengan kata
lain, tujuannya adalah untuk menggerakkan orang untuk bertindak.
Page 61
45
2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (prospect). Prosesnya diawali
dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada
komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif
dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.
3. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan ‘kontak’. IMC
menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan seluruh ‘kontak’ yang
menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai
jalur penyampai pesan yang potensial. Ciri utama dari elemen IMC ketiga
ini adalah bahwa ia merefleksikan kesediaan menggunakan bentuk kontak
komunikasi apa pun, asalkan merupakan yang terbaik dalam upaya
menjangkau khalayak, dan tidak menetapkan suatu media tertentu
sebelumnya.
4. Berusaha menciptakan sinergi. Dalam definisi IMC terkandung kebutuhan
akan sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat
pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara dengan
satu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk
menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat membuat
konsumen melakukan aksi. Kegagalan dalam mengkoordinasi semua
elemen komunikasi dapat menghasilkan pengulangan upaya yang sia-sia
atau lebih buruk lagi, pesan yang kontradiktif, mengenai merek.
5. Menjalin hubungan. Karakteristik IMC yang kelima adalah kepercayaan
bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya
hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa
Page 62
46
pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern dan bahwa IMC
adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut. Suatu hubungan
merupakan “pengait” yang tahan lama antara merek dengan konsumen. Ia
membangkitkan pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap
merek.
Viva.co.id melakukan berbagai kegiatan IMC sebagai salah satu kegiatan yang
dilaksanakan oleh divisi Marketing & Partnership yang merupakan divisi pemsaran
pada Viva.co.id. Oleh karena itu segala kegiatan pemasaran pada Viva dilakukan
pada divisi ini. Kegiatan IMC digunakan demi menunjang keefektifan kinerja yang
dilakukan oleh tim pemasaran. Dalam penelitian akan ini dijelaskan beberapa
kegiatan Viva.co.id yang menggunakan Integrated Marketing Communication
dalam melaksanakan kegiatan pemasaran.
2.4.2 Promosi
Iklan memiliki dua target mendasar; pertama adalah khalayak atau
konsumen (Consumer Audience) yang menjadi sasaran iklan melalui beberapa tipe
media, kedua; perusahaan barang dan jasa yang menjadikan iklan untuk menjalin
komunikasi dengan konsumen, serta menjaring konsumen potensial. Dalam
melaksanakan kegiatan promosi untuk mencapai tujuan, yaitu terciptanya penjualan
suatu perusahaan haruslah mempunyai seperangkat alat yang memang dapat
menunjang pelaksanaan program promosi yang baik. Bauran promosi adalah
kombinasi dari alat promosi termasuk periklanan, hubungan masyarakat, dan
promosi penjualan digunakan untuk mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan
Page 63
47
organisasi secara keseluruhan (Lamb, Hair, Jr dan McDaniel, 2001, h.147).
Menurut Kotler (2005, h.264-312) unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri
atas lima perangkat utama, yaitu : Advertising, Sales Promotion, Public Realation
and Publisity (hubungan masyarakat), personal selling, dan direct marketing.
Terdapat banyak kegiatan promosi yang dilakukan oleh Viva.co.id. tidak
hanya untuk memasarkan produk dan memperkenalkan nama viva.co.id di khalayak
luas, kegiatan promosi juga dilakukan viva sebagai salah satu upaya proses
rebranding yang dilakukan. Dengan adanya kegiatan promosi diharapkan kegiatan
rebranding dan pemasaran viva lain nya akan efektif dapat tersampaikan kepada
khalayak, sehingga viva.co.id akan lebih dalam diketahui oleh publik.
2.4.3 Iklan (Advertising)
Terdapat beberapa hubungan khalayak, media dan iklan. Yaitu (i). Makin
besar khalayak suatu media, makin banyak iklan dipasang pada media tersebut. (ii).
Jika suatu media bisa dikonsumsi secara gratis dan mudah, makin besar khalayak,
dan makin besar pula iklan. Secara kualitatif, hubungan khalayak, media, dan iklan
adalah sebagai berikut. (i). Pemasang iklan mulai memperhitungkan image media.
(ii). Pemasang iklan mulai mempertimbangkan kualitas khalayak, tingkat
pendidikan, pendapatan, dan status sosial ekonomi. Studi mengatakan jika
pengiklan merasakan produk yang diiklankan di media tersebut laku di pasar,
pengiklan akan terus-menerus memasang iklan di media tersebut. Keuntungan
media bersangkutan pun makin besar. Kemajuan mengacu pada kemampuan
Page 64
48
perusahaan dalam suatu pasar untuk meningkatkan kualitas produk dari waktu ke
waktu. Contohnya, teknologi jarak jauh dalam industri media cetak menjadikan
distribusi media cetak relatif lebih luas. Iklan merupakan industri pendukung dalam
ekonomi media. Industri periklanan bekerja dalam pasar dengan struktur kompetisi
monopolistik. Makin besar klien dan makin ambisius rencana dan penempatan
iklan, makin besar transaksi yang dilakukan.
Iklan (Advertising) merupakan upaya masing-masing stasiun untuk
memperkenalkan sekaligus memasarkan produk yang telah dihasilkan sebagai hasil
riset dan inovasi yang telah dilakukan. Melalui iklan (advertising) masing-masing
stasiun bersaing untuk mendapatkan perhatian sebanyak-banyaknya guna
membantu mereka dalam kompetisi merebut pemasang iklan yang ditepuh melalui
strategi pricing. Bagaimanapun juga, dalam penggunaan semua jenis produk media
berhubungan langsung dengan penjualan iklan. Pengiklan mencari akses kepada
audiens dengan menggunakan program acara media. Kedua area ini saling
mempengaruhi satu sama lain. Semakin tingginya permintaan atau peminat atas
program suatu media, maka perusahaan media dapat memasang harga yang lebih
tinggi kepada pengiklan. Begitu pula sebaliknya, jatuhnya rating audiens, sirkulasi
pambaca ataupun penggunaan media akan memicu turunnya penerimaan dari para
pengiklan.
Page 65
49
2.6 Branding
Dalam ekonomi media Brand atau merek menjadi aset perusahaan untuk
mendapatkan profit. Guna melihat apakah brand atau merek tersebut dapat
dipahami dan seberapa besar memiliki pengaruh terhadap audiens atau masyarakat
maka, Albarran dalam bukunya menjalskan segala aktivitas perusahaan media dan
juga konsumen dari mulai penilaian, evaluasi, respon, kompetisi dari sebuah merek
dapat di lihat sebagai suatu hal yang dapat meningkatkan profit sebuah perusahaan
jika dikaji dalam kegiatan marketing.
Page 66
50
2.5 Kerangka pemikiran
Analisis Strategi Pemasaran
Pada Divisi Marketing &
Partnership Pada
VIVA.co.id
(Studi Ekonomi Media
dalam Perspektif
Pemasaran Pada Viva.co.id)
Ekonomi Media (mikro)
Produksi Distribusi
Strategi
Pemasaran (IMC)
Konvergensi Klik, Compare,
Page View, Rating
Page 67
51
Ekonomi merupakan proses memproduksi barang dan mendistribusikannya
kepada konsumen. Ekonomi media sendiri merupakan alokasi sumberdaya untuk
menciptakan sebuah produk media yang memiliki nilai dan layak untuk
didistribusikan kepada konsumen. Dengan menggunakan prinsip ekonomi, barang
yang dihasilkan oleh suatu institusi media merupakan sebuah produk yang
diperjualbelikan (bisnis). Media di tuntut untuk menyampaikan informasi dan
melakukan pengemasan yang baik sehingga layak untuk didistribusikan kepada
khalayaknya. Pendistribusian konten media saat ini cenderung lebih mudah.
Dengan adanya new media saat ini pendistribusian konten yang dilakukan oleh
media cenderung lebih luas dan memiliki segmentasi global. Oleh karena itu media
saat ini berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan media ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk komersialitas lebih dapat dijangkau oleh media.
Seperti hal nya pengiklan yang ingin menjangkau konsumen secara lebih luas dapat
menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan produk mereka. Oleh
karena itu kegiatan distribusi yang dimiliki media ini sangat memiliki pengaruh
yang besar bagi kegiatan pemasaran seperti kegiatan pemasaran IMC yang
dilakukan oleh VIVA.co.id.
Tidak hanya terlepas dari pemasangan iklan, media saat ini berlomba-lomba
untuk berkompetisi menjadi yang terunggul. Oleh karena itu kegiatan promosi yang
dilakukan media selain untuk dunia periklanan namun menjadikan media ini
sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan seperti contoh manajemen merek yang
dimiliki oleh media. Albarran (2009) dalam bukunya menjelaskan manajemen
merek merupakan salah satu media mendapatkan citra yang baik di masyarakat
Page 68
52
sehingga banyak keuntungan yang didapat oleh media saat melakukan kegiatan
promosi. Terdapat banyak tujuan dari kegiatan promosi ini, pada VIVA.co.id
kegiatan promosi ini bertujuan untuk menaikan jumlah traffic, atau jumlah
pengunjung yang berkunjung pada kanal berita VIVA.co.id.
VIVA.co.id merupakan salah satu media konvergensi milik VIVA group
dimana konvergensi merupakan pengunaan teknologi untuk menggabungkan upaya
pengumpulan berita dan pelaporan berita menjadi satu kesatuan yang digunakan
untuk beberapa media dibawah grup. Tidak hanya itu dikarenakan VIVA.co.id
merupakan sebuah portal berita online, hal tersebut merupakan sebuah konvergensi
dalam hal teknologi dikarenakan di perlukan nya internet untuk mengaksesnya, dan
merupakan berbasis web. Meskipun menggunakan sistem konvergensi dalam
mengalokasikan sumberdaya (material ataupun manusia) ini diperlukan manajemen
yang baik sehingga dapat mencapai tujuan organisasi dalam berupaya untuk
memenangkan citra positiv khalayak dan mendapatkan rating yang tinggi terhadap
konten tayangan sehingga dapat memenangkan persaingan.
Tingginya traffic atau pengunjung media saat ini terutama media online
dapat menunjukan bahwa apa yang disampaikan mereka para awak media berhasil
tersampaikan atau dalam studi ekonomi media tingkat ke fleksibiltasan media
mempengaruhi keberhasilan media tersebut. Media saat ini khususnya media digital
atau disebut dengan new media memberlakukan sistem strategi baru untuk
mendapatkan data riset mengenai jumlah peringkat, dan jumlah pengunjung yang
nanti nya akan di jadikan sebuah parameter untuk melakukan evaluasi dan juga
sebuah pandangan mengenai kinerja media yang mereka miliki. Sehingga kegiatan-
Page 69
53
kegiatan internal media ini dilakukan oleh tim pemasaran pada media. Dan tidak
dapat di pungkiri bahwa banyak kegiatan yang berujung pada kegiatan pemasaran
pada media yang dapat di pelajari lebih lanjut mengenai bagaimana komersialitas
media tersebut.
Page 71
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif terdiri
atas kata-kata, kalimat, dan deskripsi dan bukan nya sebuah angka-angka, dan
mencari sebuah makna didalam nya. Oleh karena itu penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif, dikarenakan objek yang nanti diteliti merupakan
suatu fenomena yang akan peneliti deskripsikan melalui proses observasi
partisipatif yang dilakukan peneliti selama kurang lebih 2 bulan, dan wawancara
terhadap subejek penelitian. Dalam penelitian deskriptif laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambara penyajian laporan tersebut.
Data yang disajikan nantinya akan berupa naskah, hasil wawancara, catatan
lapangan, memo, dan dokumen resmi lain nya.
Dalam pendekatan kualitatif terhadap penelitian ini, analisis dimulai
sewaktu mengumpulkan data dalam menganalisis data berarti menyusun secara
sistematis, mengintegrasikan dan juga menyelidiki. Selama kegiatan penelitian
kualitatif, penelitian dilakukan dimulai dari mencari pola dan hubungan diantara
rincian spesifik, analisis ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,
mengembangkan suatu teori, dan memajukan ilmu pengetahuan (Neuman, 2013).
Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan, menurut Neuman
(2003) penelitian lapangan adalah penelitian yang secara langsung mengamati dan
Page 72
55
mencatat orang-orang dalam penataan alamiah untuk jangka waktu yang lama.
Penelitian dimulai dengan melakukan wawancara yang tidak terstruktur, kemudian
memiliki kelompok atau lokasi untuk melakukan penelitian, memperoleh akses, dan
kemudian menerapkan peranan sosial, yang dilakukan mulai dari tahap observasi.
Dalam penelitian lapangan, peneliti mengamati dan berinteraksi dalam kurun waktu
beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun (Neuman, 2013, h. 57). Penelitian
lapangan merupakan jenis penelitian yang melakukan studi kasus etnografi pada
sekelompok kecil seseorang pada jangka waktu tertentu.
Metode yang dilakukan penelitian ini adalah etnografi. Neuman (2003)
menjelaskan, penelitian lapangan juga sering disebut dengan etnografi, atau
penelitian participant observation. Menurut Neuman (2003) etnografi merupakan
perluasan dari penelitian lapangan, dalam studi etnografi ini mendefinisi bagaimana
penelitian lapangan harus dilakukan. Dalam penelitian lapangan, peneliti secara
individu terjun langsung untuk mewawancara dan mengamati secara langsung
objek yang sedang di telitinya. Melalui interaksi yang dilakukan selama beberapa
bulan, atau tahun mempelajari tentang mereka yang sedang di telitinya, seperti
sejarah hidup mereka, kebiasaan mereka, harapan, ketakutan, dan mimpi.
Dalam penelitian ini, peneliti bertemu dengan orang atau komunitas baru,
atau bahkan menemukan sebuah dunia sosial baru, oleh karena itu penelitian ini
merupakan penelitian yang memakan waktu bahkan menguras emosional (Neuman,
2003). Tujuan dari penelitian etnografi adalah untuk menggambarkan budaya
tertentu. Penelitian etnografi pada umumnya hanya memiliki beberapa hipotesis
dan tidak ada kuesioner terstruktur. Studi etnografi mengasumsikan bahwa seorang
Page 73
56
peneliti dalam membuat kesimpulan, melampaui apa yang dilihat atau dikatakan
secara eksplisit dari apa yang dimaksud atau tersirat. Dengan kata lain, pengamatan
tidak dilakukan dipermukaan tetapi dilakukan dengan pengkajian yang mendalam,
yang berarti secara umum penelitian etnografi memiliki tujuan menemukan dan
menggambarkan pola atau budaya suatu masyarakat atau organisasi tertentu.
(Spradley dan McCurdy 1972)
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan, hal yang di bahas melalui
penelitian ini adalah mengenai keadaan kinerja yang dilakukan oleh tim pemasaran
VIVA.co.id dalam menjalankan kinerjanya yang menunjang kegiatan ekonomi
perusahaan. Alasan peneliti menggunakan metode etnografi adalah karena ingin
menganalisis lebih dalam strategi VIVA.co.id dalam konteks kegiatan pemasaran
yang dilakukan. Dalam beberapa tahun terakhir VIVA.co.id melakukan promosi
bahkan melakukan rebranding untuk terus meningkatkan popularitasnya
dikalangan masyarakat. Peneliti ingin melihat apa saja yang dapat mendorong
keberhasilan dan strategi yang digunakan untuk selalu mengembangkan kanal
berita online viva.co.id dikalangan media online lain nya.
3.2 Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah tim marketing & partnership yang berada pada
viva.co.id. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, tepatnya pada PT. VIVA MEDIA
BARU (VIVA.co.id) yang berlokasi di Jl. Rawa Terate II Kawasan Industri Pulo
Gadung, Jakarta 13260, Indonesia. Dengan rentang waktu kurang lebih 2 bulan
yang dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli sampai dengan 31 Agustus 2017. Penulis
pada saat melakukan penelitian di tempat kan pada divisi Redaksi dan Marketing.
Page 74
57
3.3 Fokus Penelitian
Setelah mendapatkan gambaran umum, fokus penelitian digunakan untuk
membatasi masalah, dan persoalan tertentu. Fokus penelitian digunakan untuk
membatasi studi bagi seorang peneliti dan menentukan sasaran penelitian sehingga
dapat mengklarifikasi data yang ingin dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam
suatu penelitian (Moleong, 2011, h.7). Beberapa fokus utama pada penelitian ini
adalah:
1. Strategi dan hal yang dilakukan oleh tim pemasaran VIVA.co.id yang
bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan.
2. Penggunaan teknologi yang memiliki peranan penting dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan viva.co.id.
3. Kebiasaan – kebiasaan tim pemasaran VIVA.co.id dalam mengelola
sumberdaya perusahaan, untuk kegiatan promosi perusahaan.
3.4 Teknik Pemilihan Informan
Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan purposive dan snowball sampiling. Purposive sampling biasa
digunakan dalam riset eksplorasi atau riset lapangan, dalam purposive
sampling, biasanya peneliti mengidentifikasi terlebih dahulu organisasi
yang ia teliti. Menurut Gerrish dan Lacey (2010) purposive sampling
merupakan satu dari sekelompok orang yang sengaja dicari dan dijadikan
sampel serta dianggap memiliki atas keterwakilan orang atau peristiwa
menarik bagi peneliti.
Page 75
58
Sedangkan snowball sampling menurut Newman, (2006, h.299)
merupakan teknik penentuan sample jaringan interkoneksi. Pada penelitian
ini, setiap orang atau kasus, saling berhubungan satu dengan yang lain, dan
teknik penentuan sample yang awalnya berjumlah kecil kemudian
berkembang semala penelitian. Hal ini karena dari jumlah sumber data yang
sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, sehingga
perlu untuk mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data.
Proses ini baru berakhir apabila penulis merasa data telah jenuh, artinya
penulis tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari hasil observasi
Moeloeng (2011). Kriteria informan yang ditetapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Menduduki posisi manajerial pada redaksi VIVA.co.id. hal ini
dilakukan peneliti dikarenakan seseorang yang menduduki
posisi managerial, sudah cukup lama bekerja dan mengambdi
pada VIVA.co.id dimulai dari berdirinya perusahaan tersebut,
dan juga mengetahui seluk-beluk proses kinerja yang dilakukan
viva.co.id.
2. Merupakan karyawan yang menduduki posisi divisi marketing
& partnership pada VIVA.co.id yang merupakan seseorang yang
bekerja langsung pada proses kinerja marketing yang dilakukan
oleh VIVA.co.id
3. Pihak yang memahami kinerja marketing VIVA.co.id dimulai
dari sales promotion atau bahkan pemasangan iklan.
Page 76
59
Berdasarkan kriteria yang sudah peneliti tentukan, maka peneliti
akan memilih informan yang setidaknya memiliki satu kriteria dari
yang telah ditetapkan diatas untuk menunjang penelitian ini,
informan yang terpilih tidak harus memiliki semua kriteria diatas.
Informan tersebut antara lain:
1. Renne A. Kawilarang selaku News Manajer Redaksional /
Redaktur pelaksana VIVA.co.id
2. Gilang Ramadhan selaku anggota divisi Marketing and
Partnership.
3. Dera Deraneira selaku anggota divisi Marketing and
Partnership.
4. Putri Estella selaku anggota divisi Account Executive.
5. Hadi Suprapto selaku kepala kompartemen.
3.5 Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan gambar-
gambar yang didapatkan dari dokumen-dokumen, pengamatan dan tulisan-tulisan,
rekaman suara atau video, gambar-gambar atau foto. (Neuman, 2014, h. 477).
Sedangkan menurut Lofland dalam Moleong, (1990, 47) sumber data merupakan
data yang dalam bentuk perkataan, peristiwa maupun dokumen. Selebihnya
terdapat data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan (Kriyantono, 2006, h.41). Sumber data primer dalam
penelitian ini merupakan hasil observasi partisipatif peneliti selama dilapangan,
Page 77
60
yang tersedia dalam bentuk wawancara dan juga dokumen-dokumen selama
peneliti melakukan observasi. Selain itu juga peneliti menggunakan data
pendukung yang disebut dengan sumber data sekunder, yakni menggunakan
dokumen-dokumen dari Research&Development VIVA.co.id dan juga dokumen
penguat yang peneliti temukan selama melkukan penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualittaif, pengumpulan data dilakukan pada suatu kondisi
yang alamiah. Oleh karena itu teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan (participan observation) serta wawancara mendalam (in-depth
interview) dan juga dokumentasi. (Sugiyono, 2008, h.63). Dalam penelitian
ini,peneliti menggunakan beberapa tenik pengumpulan data sebagai berikut:
3.6.1 Observasi
Observasi yang dilakukan penelitian ini adalah observasi partisipatif.
Menurut Meolong (2007) penelitian observasi partisipatif merupakan teknik
berpartisipasi yang sifatnya interaktif dalam situasi alamiah dan melalui
penggunaan waktu dan catatan observasi untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Dalam melakukan penelitan observasi partisipatif peneliti harus mengadakan
pengamatan secara cermat hal-hal yang ditelitinya, penelitian ini juga memakan
waktu yang lama antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Penelitian ini juga
menggunakan observasi tak berstruktur, menurut (Sugiyono, 2008, h.67) observasi
tak berstruktur merupakan observasi yang tidak di persiapkan secara sistematis apa
yang akan di observasi, dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan instrumen
observasi yang baku namun hanya beberapa rambu-rambu observasi.
Page 78
61
3.6.2 Studi Dokumen
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, bahwa paradgima dalam
penelitian ini adalah fenomenologis dan memiliki ciri holistik. Teknik ini
digunakan untuk menghimpun berbagai data sekunder yang memuat informasi
tertentu yang bersumber dari beberapa dokumen yang tertulis yang merupakan data
pelengkap dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai cara dan berbagai sumber. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
dapat berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, foto, gambar hidup, sketsa, dan
lain lain. Dalam penelitian ini studi dokumen dilakukan dengan data rating, struktur
organisasi maupun studi compare viva itu sendiri dan lain-lain, yang digunakan
untuk memperkuat penelitian.
Menurut Wang and Soergel (1998) nilai kegunaan dokumen dapat dilihat
dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Epistemic values, yaitu suatu dokumen yang keberadaan nya sangat
berguna bagi pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi
yang tidak/belum diketahui.
2. Functional values, yaitu suatu dokumen berguna karena memberikan
suatu kontribusi untuk penelitian. Dokumen berguna karena berisi teori,
data empiris, atau metodologi.
3. Conditional values, yaitu suatu dokumen keberadaan nya sangat
berguna apabila muncul beberapa kondisi atau syrat terpenuhi, atau
terdapat dokumen lain yang bisa memperkuat isi dokumen tersebut.
Page 79
62
4. Social values, suatu dokumen yang berguna dalam hubungan nya
dengan suatu kelompok atau individu. Dokumen tersebut berhubungan
dan memiliki peran yang penting bagi suatu badan atau individu yang
berpengaruh pada penelitin tersebut.
3.6.3 Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2009, h.72). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
wawancara tidak tersrtuktur, dalam wawancara tak terstruktur peneliti belum
mengetahui secara pasti, data apa yang akan di peroleh, peneliti lebih bersifat
mendengarkan apa yang akan di ceritakan oleh responden. Hasil wawancara ini
menekankan pengecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran
kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Responden
biasanya terdiri atas mereka yang mereka yang terpilih saja karena sifat- sifat
khasnya dan para responden bebas dalam memberikan respon atas pertanyaan yang
diberikan (Moleong, 2008). Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
manajemen dan sistem kerja pada VIVA.co.id, dan juga mengetahui bagaimana
kinejra yang dilakukan oleh tim marketing & partnership dimulai dari strategi –
strategi yang dilakukan.
Page 80
63
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles,Huberman
(1984), peneliti juga melakukan observasi secara patisipan oleh karena itu peneliti
juga menggunakan beberapa teknik analisis data yang digunakan oleh Spradley
(1980). Miles dan Huberman(1984) mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data ini meliputi 3 tahapan
yaitu data condensation, data display dan conclusion drawing/verification.
3.7.1 Model Miles dan Huberman
1. Data condensation
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
kondensasi data merujuk pada proses memilih, memfokuskan,
menyederhanakan, atau mentransformasikan data yang tadinya terlihat
sangat banyak seperti berupa catatan lapangan, transkrip wawancara,
dokumen dan materi empiris lainnya. Kondensasi data ini akan terus
dilakukan meskipun penelitian lapangan telah selesai dilakukan dan akan
benar-benar berakhir ketika laporan yang disusun sudah lengkap.
2. Data display
Tahapan ini meliputi sekumpulan informasi dan pengambilan tindakan.
Pada tahapan ini informasi yang didapatkan telah terorganisir. Penyajian
yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah dalam bentuk teks
naratif atau extended text. Proses ini dilakukan karena manusia tidak dapat
Page 81
64
langsung memproses banyak data atau tidak akan banyak yang terlewat kan
sehingga pengorganisasian data ini bersifat memudahkan. Penyajian data ini
juga dapat berupa grafik, matriks atau jaringan. Hal ini di desain untuk
merakit informasi yang terorganisasi supaya mudah diakses sehingga
peneliti mudah untuk menarik kesimpulan atau menentukan apa angkah
selanjutnya. Pada tahap ini peneliti menggunakan field notes untuk
mempermudah kategorisasi dan menyederhanakan data yang sangat banyak
sehingga lebih memudahkan untuk dianalisis nantinya.
Bila hipotesis yang ditemukan di lapangan selalu didukung oleh adanya
data maka hipotesis tersbut akan berkembang menjadi teori gounded. Teori
grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, selanjutnya data
terus diuji secara terus menerus melalui data yang ditemukan di lapangan.
Setelah itu akan menemukan pola-pola tertentu yang nantinya melalui data
yang ditemukan dilapangan akan menjadi pola baku yang akan di
displaykan pada laporan akhir penelitian.
3. Conclusion drawing/verification
Tahapan ini merupakan tahapan kesimpulan, yang nantinya dalam
penelitian kualitatif diharapkan akan menemukan sebuah temuan baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Peneliti tidak akan mendapatkan kesimpulan
apabila pengumpulan data belum benar-benar berakhir. Kesimpulan juga
diverifikasi sebagai proses analisis. Pada tahapan ini, peneliti menggunakan
hasil refleksi yakni pertanyaan baru dari field notes yang telah dibuat
Page 82
65
tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan pada
informan hingga tidak mendapatkan data yang baru lagi.
3.7.2 Model Spradley
Penelitian kualitatif menurut Spradley (1980) yang dilakukan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menetukan Situasi Sosial
2. Melakukan Observasi Partisipasi
Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap. Penelitian
inidilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam
dengan satu kelompok orang dan perilaku mereka melalui suatu keterlibatan
yang intensif. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan
menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang ditelitinya. (Satori,
2009; 117). Menurut Meolong (2007), bahwa observasi partisipatif peneliti
harus mengadakan pengamatan secara cermat sampai hal yang sangat detail.
Terdapat beberapa macam kategori peran partisipan dilapangan menurut
Junker (Satori, 2009, h. 118) yaitu: 1.) Peran serta lengkap, peran pengamat
dalam penelitian ini menjadi anggota sepenuh nya objek yang mau di teliti.
Peneliti akan memperoleh informasi apapun dari lapangan, termasuk
barangkali yang dirahasiakan, 2.) Peran serta sebagai pengamat, peneliti
dalam hal ini sebagai pengamat dilapangan, 3.) Pengamat sebagai pemeran
serta, dalam hal ini peneliti ikut melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh
narasumber, 4.) Pengamat penuh, dalam hal ini peneliti sebagai pengamat
Page 83
66
memiliki hubungan yang terpisah dari yang diamati, informasi diteruskan
satu arah sehingga subjek tidak merasa diamati.
3. Melakukan Observasi Terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan observasi yang dipersempit untuk
di fokuskan pada tahapan tertentu. Pada tahapan ini peneliti melakukan
analisis atas dasar-dasar kawasan-kawasan yang telah diidentifikasi dalam
usaha mencari situasi budaya tertentu.
4. Observasi terseleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis komponensial terhadap
subkatergori dan menemukan suatu karakteristik, kontras, kesamaan, atau
perbedaan antar kategori, serta menemuka hubungan antara kategori yang
satu dengan yang lain nya. (Satori, 2009, h.123)
5. Membuat Catatan Lapangan
Dalam membuat pencatatan lapangan, semua kejadian dan perkataan
penting yang mendukung penelitian selama berada dilapangan harus dicatat,
menurut Spradley (1980, h. 65) terdapat 3 prinsip pencatatan lapangan yang
dilakukan 1) prinsip identifikasi bahasa, yaitu mengidentifikasikan benuk
bahasa yang digunakan, 2) prinsip verbatim, yaitu mencatat ucapan atau
perkataan sebagaimana yang dikatakan oleh pelakunya, 3) prinsip konkrit,
yaitu menggunakan bahasa yang konkrit.
Page 84
67
3.8 Goodness Criteria
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa langkah agar
menjamin penelitian dapat dipercaya kebenaran nya. Dalam sebuah penelitian
diperlukan adanya kesesuaian antara observasi dengan teori yang digunakan dalam
penelitian. Validitas internal merupakan hal yang sangat kuat dalam penelitian
kualitatif (Bryman, 273). Trustworthiness dan Authencity yang dijelaskan oleh
Allan Bryman (2008), dalam bukunya yang berjudul Social Research Method,
memiliki beberapa kriteria. Trustworthiness mengadopsi beberapa penelitian
kualitatif seperti credibility, transferability, serta confirmability. Authenticity dan
trustworthiness dapat diperoleh dari deskripsi lapangan peneliti yang sudah di
konfirmasi dengan objek yang diteliti (Neuman, 2015).
Trustworthiness menurut Bryman (2008) memiliki beberapa kriteria. Yang
pertama terdapat Credibility atau kredibilitas, menjadi sesuatu yang penting untuk
ditekankan karena melihat apakah penelitian terkait realitas sosial memiliki
kelayakan untuk dijadikan suatu penelitian dan dapat diterima atau tidak.
Kredibilitas menentukan suatu penelitian dapat diterima atau tidak. Kredibilitas
bisa diuji menggunakan triangulasi. Kedua Transferability, Karena penelitian
kualitatif terbatas pada studi intensive dan kepada suatu kelompok kecil,
penemuannya dapat diorientasikan menjadi konteks yang unik dan signifikan dalam
dunia pengetahuan. Ketiga Dependability, merupakan suatu bentuk
kepantasan/kesesuaian dari ide peneliti apakah sudah sesuai dengan standar
kelayakan. Peneliti harus melakukan ringkasan dan auditing misalnya terkait proses
Page 85
68
penelitian seperti analisis problem, laporan lapangan, membuat fieldnotes, dan lain
lain. Terakhir terdapat Confirmability, bahwa penelitian yang diteliti peneliti harus
menunjukan kejujuran dan tidak terlalu subjektif terhadap nilai-nilai personal
(Bryman, 2008).
Selanjutnya terdapat authencity, dalam authenticity memandang sejauh
mana temuan merupakan refleksi dari realitas yang dihayati oleh para pelaku sosial.
Authencity memiliki beberapa kriteria yaitu, pertama Fairness, apakah penelitian
menggambarkan perbedaan pandangan ditengah kondisi sosial yang ada. Yang
kedua Ontological authenticity, yaitu apakah penelitian membantu peserta untuk
mencapai pemahaman tentang lingkungan sosial mereka. Ketiga terdapat
Educative Authenticity, yaitu apakah penelitian membantu mereka untuk lebih
menghargai pandangan mereka tentang anggota lain dalam kehidupan sosial.
Keempat Catalic Authenticity, yaitu dapatkah penelitian mendorong anggota dalam
melakukan perubahan dalam kondisi sosial mereka. Dan yang terakhir adalah
Tactical Authenticity, yaitu dapatkah penelitian memberikan kekuatan kepada
anggota untuk mengambil langkah penting dalam tindakannya.
Triangulasi merupakan pandangan mengenai objek dari beberapa sudut
pandang yang berbeda, hal ini dilakukan agar dapat menemukan keakuratan
(Neuman, 2015). Dalam tringulasi terdapat beberapa jenis triangulasi, dan yang
paling sering digunakan adalah triangulasi pengamat. Dalam triangulasi pengamat,
peneliti merupakan pengamat tunggal dari berbagai peristiwa dan perilaku yang
diteliti. Pengamat memberikan perspektif, latar belakang, dan karakteristik sosial
alternatif (Neuman, 2015, h.186).
Page 86
69
Melihat pentingnya trusthworthiness dan authencity, dalam penelitian ini
peneliti mencoba untuk menciptakan kredibilitas dengan cara triangulasi data.
Peneliti melakukan pengujin data yang sudah diperoleh dengan melakukan
konfirmasi dan terdapat beberapa wawancara terhadap seseorang yang
berhubungan dengan objek penelitian, serta melihat data yang tersebar dan juga
dokumen. Data yang dicari adalah melalui pencarian internet dan data yang
diberikan oleh VIVA.co.id. Hal ini dilakukan untuk membuktikan kesesuaian
antara hasil penelitian dengan data yang tersebar.
Melalui data yang diperoleh peneliti selama melakukan observasi
partisipatif secara langsung selama 2,5 bulan, data yang diperoleh dicari
signifikansi terhadap penelitian dan kemudian data atau laporan yang di dapatkan
dari hasil observasi kemudian diauditing dan menemukan permasalahan yang
terjadi pada pemasaran VIVA.co.id dalam menjalankan sebuah ekonomi media.
Hal ini dilakukan peneliti dengan membuat catatan lapangan, membuat fieldnotes
dan hal-hal yang sesuai dengan yang ingin dicari oleh peneliti. Hasil penelitian yang
sudah dipaparkan akan dikonfirmasi pada narasumber atau partisipan yang diteliti
oleh peneliti. Sehingga dapat terjadi pemahaman yang sama antara peneliti dengan
subyek penelitian terkait hasil penelitian yang dilakukan.
Page 87
70
Setelah melakukan kajian data lebih lanjut mengenai Trustworthines dan
authenticity, dalam penelitian ini narasumber memberikan feedback mengenai
bahasan penelitian ini melalui fieldnotes peneliti. Sehingga narasumber dapat
memberikan saran dan juga konfirmasi mengenai penelitian ini. Dalam konteks
Dependibility, peneliti tidak menutup diri dari pihak luar untuk memberikan kontrol
terhadap penelitian ini. Seperti yang diberikan oleh pembimbing skripsi dan juga
penguji ketika memberikan kontrol dan saran mengenai penelitian ini.
Dalam konteks authenticity memandang sejauh mana temuan merupakan
refleksi dari realitas yang dihayati oleh para pelaku sosial, dan bagaimana penelitian
ini dapat menggerakkan ataupun meyakinkan pihak lain mengenai bahasan
penelitian. dari melakukan aspek authenticity yang dilakukan peneliti melalui FGD
bersama 5 orang untuk melakukan feedback mengenai penelitian ini dapat
mengkonfirmasi mengenai authenticity yang dimiliki penelitian ini. Seperti dalam
hal Educative Authenticity dimana dari feedback anggota diskusi, penelitian ini
menimbukan pengetahuan baru bagi mereka. Seperti hal nya pengetahuan
mengenai adanya kajian pemasaran yang dilakukan oleh para awak media.
Pada awalnya mereka hanya mengira bahwa seseorang yang bekerja pada
media massa harus memiliki background jurnalis. Namun dengan adanya penelitian
ini pengetahuan mengenai adanya kegiatan pemasaran membuat mereka yang tidak
memiliki latar belakang jurnalisme memiliki keinginan untuk bekerja pada media
massa khususnya dalam bidang pemasaran. Dalam aspek Ontological authenticity
penelitian ini sesuai dengan diskusi yang sudah dilakukan peneliti, memberikan
pemahaman terhadap bidang yang sebelumnya tidak di ketahui dan tidak
Page 88
71
diperdulikan. Penelitian ini membuat mereka melihat media massa dalam perspektif
yang berbeda terutama dalam bidang pemasaran yang sebelumnya tidak begitu
mereka perhatikan ketika mengakses portal media namun sesuai tanggapan dari
diskusi yang dilakukan penelitian ini dapat meneliti sesuatu hal yang penting untuk
diteliti namun sebelumnya hal ini merupakan sesuatu yang tidak begitu di
perhatikan sebelumnya.
3.9 Etika Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian harus ada etika selama proses
pengumpulan datanya karena penelitian bukan hanya dinilai dari hasil akhirnya
saja. Pada dasarnya kode etik yang ada ini adalah sebagai pegatur agar sebuah
penelitian tersebut juga syarat dengan manfaat dan menghargai etika yang ada dan
untuk menghargai calon responden penelitian. Etika penelitian dilakukan dengan
memberitahukan subjek secara detail apa yang hendak diteliti dan apa saja yang
kira-kira diperlukan untuk melengkapi penelitian tersebut. Menurut Stake (dalam
Hollifield & Coffey, 2006), peserta tidak bisa menyetujui apa yang tidak mereka
ketahui. Informed consent berarti bahwa peserta diinformasikan sepenuhnya
tentang proses dan risiko yang terlibat dalam penelitian sehingga partisipasi mereka
benar-benar sukarela.
Page 89
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.11 Latar Belakang
VIVA.co.id adalah portal berita online sebelumnya bernama
VIVAnews.com diluncurkan pada Desember 2008, dikelola oleh PT Kanal one
Indonesia sekarang menjadi PT Viva Media Baru yang merupakan salah satu anak
perusahaan PT Visi Media Asia,Tbk (VIVA) dan bagian dari Group Media Bakrie.
Media Group Bakrie: ANTV, TVONE, VIVA.CO.ID
VIVA.co.id merupakan portal berita online yang menyajikan informasi
dengan mengutamakan keakuratan serta kedalaman berita. VIVA.co.id selalu
memperbaharui beritanya 24 jam setiap harinya, dengan menggabungkan antara
teks, foto, video, dan suara. VIVA .co.id dapat di akses melalui aplikasi mobile, dan
melalui web atau desktop. VIVA.co.id sendiri merupakan portal yang melayani
informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman. Media
online ini diperbaharui selama 24 jam dalam sepekan, dan secara kreatif
menggabungkan teks, foto, video dan suara.
Tujuan dari VIVA.CO.ID sendiri adalah menjadikan VIVA.CO.ID bagian
dari upaya mencerdaskan bangsa melalui jurnalisme cerdas, tajam, berimbang dan
menghibur. VIVA.co.id berupaya menerapkan standar jurnalisme berkualitas
dalam meliput peristiwa nasional dan internasional. Selain hadir di layar komputer
Page 90
pribadi para pembacanya dan media ini bisa diakses melalui telepon seluler atau
PDA. VIVA.co.id sendiri menawarkan beberapa channel bagi para pembacanya
untuk menjadikan variasi alternatif dalam memberikan kepuasan maksimal kepada
mereka.
Terdapat sembilan channel yang menjadi menu utama dalam penyampaian
berita dan informasi. Setiap channel mempunyai standar penyampaian tersendiri
dalam menyajikan informasi dan berita. Pembagian kanal ditujukan agar para
pembaca tidka perlu repot dalam mencari artikel yang ingin dibacanya. Biasanya
pembagian kanal disesuaikan dengan pembagian tipe kategori informasi yang
terdaoat didalamnya. Bahkan tidak jarang, didalam kanal terdapat sub kanal untuk
mempermudah pembaca dalam mencari artikel atau berita yang sesuai dengan
bacaan yang mereka gemari.
Pada VIVA.co.id sendiri dengan kebijakan manajemen terbarunya yaitu
NEWS SPORT and ENTERTAINMENT, membagi produk berita menjadi ke
dalam beberapa kanal berikut, antara lain: kanal berita, kanal bola, kanal sport,
kanal otomotif, kanal digital, kanal showbiz, kanal gaya hidup, kanal ANTV, kanal
TVOne, kanal in-depth, kanal other. VIVA.co.id sendiri memiliki video-video yang
merupakan berita dari TVOne. Video ini cukup bermanfaat karen ada berbagai
berita yang lebih baik disiarkan dalam bentuk audio visual, seperti dialog, pidato,
dokumenter, dsb. Kualitas video pun cukup jernih dan baik. VIVA.co.id relatif
mudah digunakan oleh semua orang. Ada rubrikasi yang jelas untuk setiap kategori
berita, bahkan ada kolom untuk berita terbaru dan terpopuler, sehingga pembaca
dapat menemuan berita dengan mudah.
Page 91
VIVA.co.id merupakan sebuah media baru atau new media yang ada pada
saat ini, dikarenakan viva.co.id merupakan platform digital online yang
menyampaikan berita up-todate selama 24jam setiap harinya. VIVA.co.id
merupakan salah satu perusahaan pers digital terbesar di Indonesia dengan jumlah
pengujung situs mencapai 30 juta pengunjung pada tahun 2016, dan terus
mengalami peningkatan sampai saat ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari tim
traffice viva maka dapat diperoleh bahwa VIVA.co.id menempati posisi nomor 9
dibanding kompetitornya dengan angka 539.000 pengunjung. VIVA.co.id
merupakan portal yang memberikan informasi dengan prinsip depth information,
yaitu sebuah berita yang detail dan mendalam. Disinilah sisi kekuatannya
dibandingkan dengan para kompetitor yang hanya memberikan berita berasarkan
kecepatan waktu saja.
Dikarenakan VIVA.co.id masih merupakan satu group dengan VIVAGroup
yang didalamnya juga terdapat tvOne sebagai sister company, dimana tvOne juga
dikenal sebagai televisi yang mengedepankan berita baik dalam dan luar negeri.
Selain itu VIVA.co.id juga merupakan satu-satunya portal berita yang memiliki
12.740 blogger di Indonesia, dimana VIVA.co.id sebagai agregrator untuk para
blogger dalam melakukan postingan dan afiliasi. Dalam data yang di ambil oleh tim
traffic viva.co.id mengatakan pengunjung yang mengakses berita melalui mobile
browser dan mobile apps pada VIVA.co.id mencapai angka 43.803.000 page views.
gunjung dan dapat terus meningkat setiap tahun nya. Dalam menyajikan
kemudahan bagi para pembaca untuk mendapatkan artikel dan informasi,
VIVA.co.id membagi produk berita menjadi kedalam beberapa kanal, antara lain:
Page 92
1. Kanal Berita
Kanal ini merupakan kanal yang berisi berita baik dalam dan luar negeri yang
membahas tentang pemerintahan dan beberapa segmen pendukung yang terdiri dari
subkanal:
- Nasional
- Politik
- Bisnis
- Metro
- Dunia
2. Kanal Bola
Dalam kanal ini, pecinta Bola baik dalam dan luar negeri akan dimanjakan dengan
berbagai informasi terkait berbagai permainan dan juga tentang sisi lain dari
kehidupan para pesepak bola yang terdiri dari subkanal :
- Liga Indonesia
- Liga Inggris
- Liga Italia
- Liga Spanyol
- Bola Nasional
- Bola Sejagat
- Soccertainment
3. Kanal Sport
Berbeda dengan kanal bola, dalam kanal sport jauh lebih beragam variasi olahraga
yang ditampilan melalui berbagi artikel yang terdiri dari subkanal :
Page 93
- Onepride
- Balap
- Raket
- Basket
- Gelanggang
4. Kanal Ototmotif
Kanal ini di tujukan untuk para pecinta mobil dan motor dengan berbagai informasi
terbaru mengenai otomotif, kanal ini terdiri dari subkanal:
- Mobil
- Motor
- Modifikasi
- Tips
- Unik
- Babes
5. Kanal Digital
Merebahnya berbagai informasi teknologi yang semakin berkembang membuat
VIVA.co.id ingin memberikan informasi dan berita terkait digital kepada para
pembacanya dalam subkanal :
- Digilife
- Piranti
- Oprek
- Startup
- Teknopedia
- Doktek
6. Kanal Showbiz
Mengusung konsep entertainment yang lebih banyak saat ini, untuk itu disusunlah
berbagai kanal pendukung dalam dunia hiburan yang terdiri dari :
- Gossip - Film
Page 94
- Serial
- Music
- Synopsis
7. Kanal Gaya Hidup
Saat ini sudah banyak masyarakat yang sadar akan gaya hidup yang lebih baik agar
dapat hidup sehat dan seimbang antara jasmani dan rohani, untuk itulah kanal ini
disusun yang terdiri dari subkanal :
- Gaya
- Kuliner
- Travel
- Parenting
- Kesehatan dan Intim
- Hunian
- Inspirasi dan Unik
Untuk membantu promo VIVA MEDIA lainnya, maka VIVA.co.id juga
menyediakan dua produk pendukung sister company¬-nya yang berisi program
unggulan masing-masing dalam 2 kanal berikut :
8. Kanal ANTV
9. Kanal tvOne
Pada dua kanal terakhir maka pembaca dapat mencari berbagi informasi mendalam
yang telah dirangkum oleh redaksi VIVA.co.id dan telah menjadi produk unggulan
VIVA.co.id yang berbeda dengan kompetitor lainnya, yaitu :
10. Kanal In-Depth, terdiri dari subkanal:
- Fokus
- Sorot
- Wawancara
Page 95
11. Kanal Other, terdiri dari subkanal :
- Siapa
- Cerita Anda
4.1.2 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. VIVA MEDIA BARU
Bidang Usaha : Portal Berita Online
Alamat Perusahaan : Gedung tvOne Jl Rawa Terate II No.2 Kawasan Industri
Pulo Gadung Jakarta Timur, 13260
Telepon : +62-21-460-1326 ext.148
Fax : +62 - 21 - 4601 327
Subdiary : VIVA.CO.ID
Website : www.viva.co.id
Redaksi : [email protected]
Penjualan & Pemasaran : [email protected]
IT Support : [email protected]
Kerjasama & Promosi: [email protected]
Page 96
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 3. Struktur Organisasi
Sumber : Dokumentasi Perusahaan
4.1.4 Struktur Operasional
Gambar 4. Struktur Operasional
Sumber : Dokumentasi Perusahaan
Page 97
Hingga saat ini, tidak terlalu banyak aktivitas komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Sales & Marketing Department. Semenjak dari perubahan
rebranding, VIVA.co.id sendiri tidak memiliki departemen pemasran dan
penjualan, tetapi berdiri dua pintu yang berbeda yaitu Finance Departement, dimana
didalamnya terdapat Account Executive yang berfungsi untuk membuka jalan
untuk profit perusahaan. Sedangkan yang kedua adalah Content Departement,
dimana dalam departemen ini terdapat tim Partenership yang berfungsi untuk segala
bentuk kerjasama yang diajukan dari pihak luar kepada perusahaan dan sebaliknya.
Kedua fungsi ini berjalan semenjak dari tahun 2012 hingga 2016 pertengahan.
Pada Mei 2006, barulah kembali Sales & Marketing Departement kembali
diaktifkan dengan pembagian menjadi Marketing & Partneship untuk bagian
kerjasama dan promosi, dan yang kedua adalah Account Executive yang merupakan
bagaian dari aktivitas penjualan perusahaan. Semenjak 2016 hingga saat ini
pembagian tugas utama atau job description khususnya untuk pemasaran sudah
semakin membaik dengan pengelompokan pembagian kerja dan beberapa
perencanaan komunikasi pemasaran dan pemasaran itu sendiri.
Page 98
4.1.5 Denah Kantor
Lantai 1 Lantai 2
Gambar 5. Denah Perusahaan
Sumber : Dokumentasi Perusahaan
Keterangan Lantai 1 :
1. Lobby Utama
2. Ruang Meeting
3. Ruang wawancara
4. Ruang Direksi
5. Ruang Bebas
(playland)
6. Pantry
7. Toilet
8. Redaksi
Keterangan Lantai 2 :
1. Ruang Server
2. Ruang File
Page 99
3. Ruang Legal
4. Ruang Finnance &
Accounting
5. Ruang HRD
6. IT
7. GA
8. Procure
Page 100
1.2 Temuan Penelitian
Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian
kualitatif ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara hasil temuan
penelitian di lapangan dengan teori yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
Dalam hal ini peneliti menganalisi tentang “Analisis Strategi Pemasaran Pada
VIVA.co.id” (Studi Ekonomi media dalam Perspektif Pemasaran pada
VIVA.co.id) mulai dari perencanaan hingga menemukan parameter yang
digunakan sebagai acuan strategi. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama
berada di VIVA.co.id.
4.3 Divisi Pemasaran VIVA.co.id
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh VIVA.co.id dilakukan oleh tim
sales & marketing, dimana semenjak dilakukan rebranding oleh VIVA.co.id,
terbentuk 2 divisi terpisah dari tim sales and marketing yang berjalan dari tahun
2012 sampai sekarang, dimana terdapat Finance Department yaitu divisi Account
Executive, divisi ini adalah divisi penjualan yang nantinya akan membuka profit
untuk perusahaan, dan divisi Content Department dimana divisi ini menjadi divisi
pemasaran dan melakukan segala kegiatan pemasaran dan juga kerja sama atau
Partnership yang dilakukan oleh VIVA.co.id.
“Hingga saat ini, tidak terlalu banyak aktivitas komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Sales & Marketing Department.
Semenjak dari perubahan rebranding, Viva.co.id sendiri tidak
memiliki departemen pemasran dan penjualan, tetapi berdiri dua
pintu yang berbeda yaitu Finance Departement, dimana didalamnya
terdapat Account Executive yang berfungsi untuk membuka jalan
untuk profit perusahaan. Sedangkan yang kedua ada Content
Departement, dimana dalam departemen ini terdapat tim
Partenership yang berfungsi untuk segala bentuk kerjasama yang
Page 101
diajukan dari pihak luar kepada perusahaan dan sebaliknya. Kedua
fungsi ini berjalan semenjak dari tahun 2012 hingga 2016
pertengahan. Sales & Marketing sendiri berdiri pada sekitar tahun
2006 bulan Mei.” (Wawancara Gilang Ramadhan, agustus 2017)
Dalam wawancara diatas dijelaskan tim Sales and Marketing merupakan
departemen baru yang berada di VIVA.co.id di bentuk yang berfungsi untuk
membuka jalan untuk profit perusahaan. Sales & Marketing Departement berdiri
pada Mei tahun 2006 dimana terdapat Marketing & Partneship untuk bagian
kerjasama dan promosi, dan yang kedua adalah Account Executive yang merupakan
bagaian dari aktivitas penjualan perusahaan. Semenjak 2016 hingga saat ini
pembagian tugas utama atau job description khususnya untuk pemasaran sudah
semakin membaik dengan pengelompokan pembagian kerja dan beberapa
perencanaan komunikasi pemasaran dan pemasaran itu sendiri.
“Divisi ini kan baru banget dibuat dan berkembang, jadi cara untuk
mengembangkan divisi ini menjadi lebih baik terutama untuk
memotivasi karyawan nya, setiap periode nya tim Sales and
Marketing memiliki target pencapaian penghasilan yang digunakan
untuk mendapatkan pengiklan. Sehingga nantinya akan dapat
mendapatkan keuntungan dari proses hasil penjualan slot iklan
pada viva.co.id. nanti bonus nya untuk si karyawan yang menuhi
target nya itu.” (Wawancara Deira, agustus 2017)
Pada tahun 2017 periode juli-agustus, VIVA.co.id merayakan perayaan
keberhasilan VIVA.co.id dikarena viva pada periode itu berhasil tembus target
pengasilan pemasangan iklan oleh tim sales and marketing. Setiap periode nya tim
sales and markting memiliki target pencapaian penghasilan yang digunakan
VIVA.co.id untuk mendapatkan pengiklan. Sehingga VIVA.co.id dapat
mendapatkan keuntungan dari proses hasil penjualan slot iklan pada VIVA.co.id.
Page 102
hal ini diharapkan akan mengembangkan dan memotivasi kinerja tim sales and
marketing menjadi terus lebih baik.
Dalam setiap kegiatan marketing di perlukan perencanaan yang matang
sehingga benefit yang di peroleh akan dapat diketahui dan terjalan dengan baik.
Banyak cara dan komunikasi yang dapat di gunakan, salah satunya adalah rapat tim
marketing yang bertujuan untuk mencari strategi agar komunikasi dapat berjalan
dengan baik, dan apa yang ingin di sampaikan oleh viva.co.id juga dapat terjalan
dengan baik. Semenjak 2016 hingga saat ini pembagian tugas utama atau job
description khususnya untuk pemasaran sudah semakin membaik dengan
pengelompokan pembagian kerja dan beberapa perencanaan komunikasi
pemasaran dan pemasaran itu sendiri.
Dalam setiap kegiatan pemasaran, divisi ini berusaha untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan dengan berbagai kegiatan pemasaran yang dilakukan.
Kegiatan ini dianggap juga sebagai kegiatan ekonomi, dikarenakan kegiatan yang
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan seperti hal nya
bertujuan untuk meningkatkan traffic pengunjung, sehingga para pengiklan akan
tertarik menaruh iklan pada VIVA.co.id dengan kata lain semakin tinggi traffic
semakin banyak keuntungan yang dimiliki oleh VIVA.co.id. divisi ini juga bertuga
untuk menganalisis pasar VIVA.co.id, mencari cara strategi untuk berkompetisi,
menjual dan menyediakan suatu konten promosi, serta melakukan berbagai strategi
lain nya. Selain itu divisi ininjuga sebagai penggerak VIVA.co.id untuk dapat selalu
melakukan perubahan, mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan audiens.
Page 103
Dalam rangka untuk melihat apa kelebihan dan kekurangan yang dilakukan
oleh VIVA.co.id, VIVA.co.id melakukan rapat paling tidak sebulan sekali untuk
melihat dan menganalisis bagaimana intention click yang dilakukan user
(konsumen) pada VIVA.co.id. Intention click dipengaruhi oleh bagaimana suatu
konten berita atau suatu kanal memiliki tingkat interest yang tinggi oleh khalayak.
Sehingga setiap bulan dapat di evaluasi bagaimana kekurangan dan kelebihan
kinerja VIVA.co.id terutama dalam hal menyampaikan informasi untuk audiens.
Bagian penting dari analisis adalah pasar dan strukturnya. Analisis tersebut akan
menghasilkan segmentasi pasar yang bagaimana dan seperti apa yang cocok dengan
menjadi target konsumen. Hal pendukung lainnya adalah pemasar harus
mengetahui benar terhadap daya saing kompetitor dalam melakukan distribusi dan
komunikasi pemasaran terhadap konsumennya. Hal ini sama seperti wawancara
yang dijelaskan sebagai berikut:
“Setiap bulan nya terdapat evaluasi bulanan mengenai seberapa
banyak intensitas klik, page view dan rating pada situs kanal berita
viva.coid, dalam rapat evaluasi ini juga nanti dilihat bagaimana
kinerja setiap kanal yang mana. Kanal apa yang paling sering di
kunjungi, dan berita apa yang paling banyak di lihat. Dengan itu
nantinya akan menemukan kekurangan dan kelebihan yang
menyebabkan rendah atau tingginya jumlah pengunjung yang
datang pada kanal berita viva.co.id.” (Wawancara bpk Rene, 28
agustus, 2017)
Page 104
4.4 Strategi Pemasaran VIVA.co.id (IMC)
Tujuan utama kegiatan strategi adalah untuk merencanakan sesuatu hal
untuk masa depan. Merencanakan sebuah strategi merupakan perangkat yang akan
menghasilkan keputusan manajerial dan juga aksi yang akan berdampak jangka
panjang pada perusahaan. Strategi bisnis bertujuan untuk menciptakan sebuah
tujuan yang disebut sebagai goals perusahaan. Oleh karena itu para perusahaan
media harus mengetahui bagaimana cara untuk menghasilkan sebuah strategi yag
baik, begitu pula dengan mengkaji bagaimana sebuah pasar atau konsumen,
kegiatan ini biasanya dilakukan oleh tim pemasaran sebuah perusahaan (Albarran,
2009).
Media massa bersaing memperebutkan khalayak dan pengiklan. Terdapat
konsentrasi yang hampir sama yang dimiliki oleh beberapa media indonesia contoh
nya tv one (vivagroup) dan metro tv, yang merupakan media berita namun, seiring
perkembangan zaman VIVA.co.id merubah citra dan image nya bukan hanya
menjadi media online yang menyajikan berita namun juga informasi uptodate dan
life style sehingga dapat menjangkau khalayak lebih luas, namun VIVA.co.id makin
memiliki kesamaan dengan kanal berita online lain nya seperti detik.com dll.
VIVA.co.id juga menyediakan beberapa fitur dan konten menarik yang merupakan
salah satu cara berkompetisi dengan media lain, berkompetisi untuk mendapatkan
khalayak yang lebih banyak sehingga para pengiklan juga dapat lebih banyak
memasaran produk nya pada VIVA.co.id.
VIVA.co.id merupakan kanal berita online yang juga selalu melakukan cara
dan strategi untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan dunia
Page 105
online memiliki pengaruh terhadap keefektivitasan dan juga kecepatan
penyampaian informasi. Dalam memasuki era globalisasi berbagai aktivitas
masyarakat urban mempengaruhi perkembangan dunia teknologi khusus nya media
cetak informasi. Teknologi juga sangat mempengaruhi strategi marketing pada
media. Dengan adanya teknologi media digital saat ini, strategi yang dilakukan tim
marketing menjadi lebih mudah, seperti halnya pada saat melakukan branding
VIVA.co.id, pihak marketing berusaha mencari referensi mengenai apa yang
sedang terjadi pada dunia maya. Perkembangan teknologi design juga memudahkan
tim marketing untuk menggunakan sumberdaya yang ada untuk dapat membuat
design konten video yang selanjutnya akan di distribusikan kepada khalayak.
Tidak hanya itu strategi marketing juga banyak yang menggunakan
teknologi, seperti halnya dengan strategi marketing melalukan komparasi
VIVA.co.id dengan kanal berita lain yang dilakukan pada similarweb.com seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, sehingga VIVA.co.id dapat dengan mudah
mencari kekurangan dan kelebihan VIVA.co.id dan kompetitor lain yang
selanjutnya akan dijadikan acuan untuk melakukan pembaharuan. Teknologi video
dan suara juga dimiliki VIVA.co.id sebagai sebagian dari fitur yang dimiliki oleh
VIVA.co.id. Dengan video berita yang terdapat pada VIVA.co.id juga bekerja sama
dengan televisi tvone yang merupakan satu grup dengan VIVA.co.id sehingga
berita berita yang di tayangkan di televisi dapat dilihat dan akses kembali melaui
portal berita online VIVA.co.id. hal ini merupakan sebagai salah satu kerjasama
yang dilakukan portal berita VIVA.co.id dengan televisi media massa tvone. Dalam
hal ini VIVA.co.id menggunakan konsep IMC dalam menjalankan kegiatan
Page 106
pemasaran yang dilakukan. Beberapa kegiatan tersebut dapat dijelaskan di bawah
ini.
4.4.1 Periklanan (Manajemen Periklanan)
Dalam hal periklanan, viva.co.id juga melakukan strategi promosi yang
dilakukan untuk klien yang beriklan. Kegiatan tersebut salah satu dilakukan oleh
viva.co.id terhadap pengiklan yang mengiklankan produk nya pada VIVA.co.id.
tidak hanya bekerjasama VIVA.co.id juga menggunakan beberapa strategi yang
disebut dengan strategi kerjasama untuk klien yang di tentukan berdasarkan
“kesepakatan” yang sudah di tentukan. Dengan adanya strategi ini, khalayak atau
pembaca tidak hanya menjadi lebih aware namun juga adanya keterlibatan sehingga
dapat menarik perhatian khalayak lebih dalam dan sehingga tujuan memasarkan
iklan yang diberikan menjadi lebih efektif. Seperti yang dikatakan sebelum nya
sebuah perencanaan media yang matang akan menghasilkan komunikasi yang
efektif, sehingga pesan yang ingin di berikan akan tersampaikan kepada khalayak.
“Di viva terdapat artikel yang bertujuan untuk mengiklan kan suatu
produk, namanya webtorial. Webtorial itu iklan berbayar, gaya teks
yang disampaikan nanti akan seperti berita. Biasanya nanti tim
pemasaran diatas, yang mendapatkan iklan dari klien minta ke tim
redaksi di bawah untuk di buatkan suatu artikel berita yang nanti
nya artikel itu ya sebenernya emg buat promosi suatu produk, event,
dan lain lain.” (Wawancara Bpk. Rene, Agustus 2017)
Seperti yang di jelaskan di wawancara diatas, salah satu bentuk iklan yang
dilakukan oleh VIVA.co.id untuk mengiklankan suatu produk yaitu dengan
menggunakan webtorial, webtorial merupakan iklan yang disajikan dalam bentuk
artikel berita. Sehingga gaya teks yang diberikan juga seperti berita, namun
perbedaan nya adalah dalam hal tujuan, dalam webtorial, artikel yang di tulis
Page 107
bertujuan untuk memasarkan suatu produk. Webtorial, merupakan iklan berbayar
dalam bentuk artikel. Membuat perencanaan value yang diberikan dapat membantu
proses terjalin nya kerjasama yang dapat saling menguntungkan dengan baik. Pada
setiap kerjasama oleh para pemasangan iklan, pemberian value yang sesuai
diberikan oleh VIVA.co.id untuk para pemasang iklan sesuai dengan nilai benefit
yang di berikan untuk VIVA.co.id. Semakin menguntungkan untuk VIVA.co.id
semakin banyak strategi promosi yang dilakukan VIVA.co.id untuk para pemasang
iklan. VIVA.co.id juga menggunakan google adsense untuk pengiklan yang
memasang iklan pada VIVA.co.id sehingga iklan dapat langsung mendapatkan
akses ke web produk yang diiklankan.
“Untuk placement atau tempat iklan-iklan yang di taruh di portal
web viva, tiap placement yang diberikan ke klien itu berbeda-beda.
Ada R1, R2, dan R3, itu di sebelah kanan (right 1, right 2, right 3)
nanti penempatan iklan itu diberikan sesuai dengan kesepakatan.
Kalau iklan yang memberikan keuntungan yang besar untuk viva.
Akan ditaruh pada placement iklan yang paling atas.”(Wawancara
Gilang, Agustus 2017)
Pada viva.co.id terdapat placement iklan yang dapat di tempatkan pada
bagian – bagian yang diberikan nama tertentu. Seperti R1, R2, R3 yang berarti
penempatan berita iklan berada di sebelah kanan bagian atas sampai bawah pada
web display VIVA.co.id. Penetapan jadwal media juga sangat diperlukan bagi
pemasangan iklan agar mempermudah dalam menyampaikan pesan ke target
audiens. Tenggat waktu pemasangan iklan dilakukan berdasarkan perjanjian yang
sudah di tetapkan pada saat perjanjian masing masing pihak berlangsung. Setelah
menentukan jadwal tayang yang sudah di diskusikan terlebih dahulu. Tim
marketing & partnership akan menyiapkan laporan iklan yang akan di pasang dan
Page 108
jadwal tayang yang sudah di sesuaikan memlaui perjanjian kepada tim traffic dan
memberitahu penempatan iklan yang akan diberikan sesuai dengan value dan
perjanjian yang sudah dilakukan. Setelah itu VIVA.co.id mengevaluasi iklan yang
di pasang guna melihat apakah pesan yang disampaikan sudah tercapai dan
tersampaikan secara efektif. Evaluasi di berikan tergantung dari kerjasama yang
sudah di sepakati.
Dalam hal manajemen periklanan VIVA.co.id mengatur iklan yang ada
dengan menempatkan iklan sesuai dengan kanal berita yang ada ada VIVA.co.id
sehingga nanti nya iklan yang akan disampaikan akan sesuai dengan minat
pembaca. Tidak hanya itu iklan yang dipasang oleh R1 atau right 1 pada display
portal web VIVA.co.id biasanya di pasang iklan yang paling menarik minat
pembaca. Misal, pada kanal otomotif, iklan yang dipasang merupakan iklan seputar
dunia otomotif, seperti iklan oli, iklan mobil terbaru, dan juga iklan event pameran
mobil, dan sebagai nya. Pada placement iklan R1 pada kanal berita otomotif misal
nya, adalah iklan mengenai mobil keluaran terbaru. Sehingga placement iklan
tersebut akan menarik perhatian audiens, dan audiens menjadi tahu mengenai
produk mobil terbaru. Selain beriklan, kegiatan ini juga memberikan informasi up-
to-date kepada para audiens kanal berita VIVA.co.id.
Iklan yang memilliki kerjasama dengan mempunyai nilai yang tinggi. tidak
akan di tempatkan pada kanal berita tertentu, misal mobil pada kanal berita
otomotif. Tidak selalu iklan yang berada pada kanal berita tertentu iklan yang sesuai
dengan tema kanal berita. Iklan yang memiliki nilai kerjasama yang tinggi, akan di
utamakan. Misal, iklan mobile marketplace blibli.com bekerja sama dengan
Page 109
VIVA.co.id dengan memiliki nilai pertukaran yang tinggi pada awal kesepakatan.
Iklan tersebut akan berada pada setiap kanal berita dengan placement iklan paling
atas. Oleh karena itu, dapat dikatakan iklan yang memiliki kesepakatan besar, akan
memiliki keuntungan yang tinggi pada masing masing pihak.
R1
R2
R3
Gambar 10. Data Placement iklan
Sumber: Dokumentasi Penulis
Page 110
4.4.2 Penentuan anggaran
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan VIVA.co.id mengenai
anggaran dan pengambilan keputusan lain nya, pada dasarnya perencanaan
anggaran sudah disiapkan terlebih dahulu oleh manajemen perusahaan. Unit
pengambilan keputusan pada VIVA.co.id terdiri dari influencer, penasehat, dan
penentu yang merupakan seorang atasan perusahaan, staff perusahaan, juga para
pembeli dan para pembayar. Misalnya adalah pembuatan MoU internal yang di
tujukan untuk kerjasama partnership VIVA.co.id dengan media partner. Yang di
tujukan ke atasan untuk persetujuan suatu kerjasama. MoU internal merupakan
MoU dari sebuah kerjasama yang dilakukan yang berisikan harga atau jumlah yang
di berikan dan didapatkan dari masing-masing kerjasama.
“Pada setiap kerja sama ada yang namanya MOU internal, MOU
internal itu merupakan MOU dari setiap kerja sama yang dilakukan
oleh tim marketing dengan klien, nanti nya pada MOU itu akan
berisikan jumlah harga yang telah di sepakati oleh masing-masing
pihak. Viva punya paketan paketan harga untuk setiap klien. baru
setelah itu kerjasama akan dilakukan oleh pihak klien. Jadi harus
dapet persetujuan dengan atasan dulu.” (wawancara Gilang,
Agustus 2017)
Sesuai dengan wawancara diatas, dalam dunia digital khususnya portal
berita online, harga merupakan salah satu aspek dalam langkah komunikasi
pemasaran. Umumnya, harga yang dimaksud akan dibuatkan paket penawaran
terhadap para klien yakni para pemasar yang ingin beriklan di portal berita tersebut.
Para pemasar biasanya mencari ratecard yang cukup efisien tetapi bisa memberikan
Page 111
ide kreatifitas yang baik untuk memasarkan produknya. Hal ini akan berdampak
pada profit perusahaan dan traffic terhadap website VIVA.co.id.
4.4.3 Sales Promotion
Sebagai salah satu kegiatan sales promotion proses negosiasi dilakukan
VIVA.co.id dengan para pengiklan yang ingin memasang iklan pada VIVA.co.id
dilakukan untuk menentukan dan mengukur kegiatan proses timbal balik yang akan
di berikan. Demi mewujudkan tingkat keuntungan yang ingin di dapatkan dari
proses pemasangan iklan, VIVA.co.id menggunakan perencanaan pada setiap
kerjasama yang dilakukan. Dimulai dari besar kecil nya nilai yang akan di peroleh
dan diberikan sampai dengan cara atau strategi yang akan dilakukan demi
tercapainya kefektifan suatu iklan. Dalam kerjasama atau partnership yang
dilakukan dengan client, tentunya client juga memberikan memberikan imbalan
atau benefit untuk VIVA.co.id dalam bentuk promosi VIVA.co.id sebagai media
partner dalam event yang dimiliki oleh client. Dalam benefit yang diberikan pada
kerjasama yang dilakukan biasanya client memberikan benefit untuk VIVA.co.id
agar nama VIVA.co.id juga dapat dikenal lebih luas oleh khalayak luas, pemberian
yang diberikan sepeti spot tvc, adlips, social, media campaign dan banyak
sebagainya, sehingga mengharus kan pihak marketing untuk selalu berkomunikasi
dengan client menggunakan tele-marketing selama perjanjian tersebut belangsung.
Hal ini seperti yang dijelaskan pada wawancara yang dilakukan peneliti di bawah
ini:
“Penempatan iklan juga akan di jadwal kan dengan kesepakatan
yang sudah kami buat. Tapi nanti kita akan bernegosiasi juga dan
buat strategi-strategi agar si pemasang juga mendapatkan
Page 112
keuntungan yang sesuai. Jadi semuanya sudah di rencanakan dan
di rancang. Kesepakatan yang diambil nantinya akan di
pertimbangkan apakah kesepakatan itu akan menguntungkan kedua
belah pihak atau tidak. Jadi nanti hasil negosiasi akan sesuai
kesepakatan yang udah di sepakati sebelum nya dengan para
pemasang iklan.” (wawancara Deira, Agustus 2017)
Negosiasi dilakukan pada saat sebelum VIVA.co.id sepakat untuk
melakukan kerjasama dengan klien nya. Negosiasi yang dilakukan dengan
melakukan meeting, didalam meeting tersebut VIVA.co.id akan menjelaskan apa
keuntungan yang didapat oleh klien jika setuju utnuk bekerjasama. Proses negosiasi
dalam hal penentuan harga juga dilakukan VIVA.co.id dengan mengirimkan email
berupa total jumlah anggaran dari kerjasam yang mereka lakukan, dengan begitu
proses negosiasi selanjutnya adalah menemukan jalan tengah dan menemukan titik
terang agar kedua belah pihak sama sama merasa adil dengan apa yang mereka
dapatkan. Misal, proses produksi iklan yang di berikan VIVA.co.id kepada klien
dilakukan dengan berbagai cara dan konten yang akan di tujukan, dan diberikan
dengan suatu harga yang nantinya klien akan setuju dengan apa yang sudah di
tawarkan untuk setiap kerjasama atau pemasangan iklan pada kanal VIVA.co.id.
4.4.4 Public Relation Pada VIVA.co.id
VIVA.co.id yang merupakan sebuah perusahaan kanal berita online dan
merupakan sebuah perusahaan besar yang melakukan beberapa bauran promosi,
walaupun merek atau brand VIVA.co.id sendiri sudah memiliki nama yang besar
di Indonesia. VIVA.co.id juga melakukan strategi promosi dengan menggunakan
public relations, yaitu yang dilakukan pada saat media relations dengan para agensi
agensi iklan, VIVA.co.id juga melakukan media tour, dan berbagai cara Integrated
Marketing Communication dalam rangka public relation VIVA.co.id, salah satunya
Page 113
VIVA group melaksanakan public relations dengan beberapa perusahaan agensi
periklanan yaitu MGROUP. Yaitu merupakan grup perkumpulan perusahaan agensi
periklanan yang berkantor pada gedung djarum di daerah kuningan, jakarta.
Kegiatan ini dilakukan guna memasarkan apa yang dimiliki oleh viva.co.id dan juga
viva grup dan juga menarik agensi periklanan untuk tertarik menaruh iklan pada
VIVA.co.id. pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti ikut terjun langsung
untuk mengikuti serangkaian acara tersebut bersama VIVA group.
VIVA.co.id juga menggunakan sales promotion atau promosi penjualan
sebagai salah satu sarana promosi. Sehingga pada saat itu perusahaan perusahaan
agensi periklanan tertarik untuk mengiklan kan produk mereka pada viva.co.id. Hal
ini bisa dikatakan bahwa hal tersebut memiliki tujuan pembelian (purchase). ANTV
TVONE dan juga VIVA.co id merupakan bagian dari viva.group yang meramaikan
acara ini. Masing – masing pihak berusaha mempromosikan dan memperkenalkan
apa yang terdapat dalam perusahaan mereka. Direct marketing juga terjalin, dengan
memperkenalkan dan mempromosikan media masing-masing dengan
mempresentasikan materi yang sudah di siapkan dengan ppt yang bertujuan untuk
memperkenalkan keunggulan dan mempromosikan kembali media yang dimiliki
oleh masing-masing pihak (VIVA.co.id, Tvone, dan ANTV).
4.4.5 Brand as Promotion
Perusahaan menggunakan merek sebagai asset komunikasi suatu
perusahaan. Dengan konsumen yang semakin selektif. Tim marketing VIVA.co.id
bertugas untuk mengeksplorasi merek lebih dalam. Picard (2006) ekonomi media
berkaitan dengan bagaimana industri media mengalokasikan berbagai sumber
Page 114
untuk menghasilkan materi informasi dan hiburan untuk memenuhi kebutuhan
audiens, pengiklan, dan institusi sosial lainnya. VIVA.co.id mengalokasikan
sumber daya yang ada untuk menghasilkan strategi dan materi untuk memenuhi
kebutuhan audiens dengan salah satu nya dengan melakukan strategi pada bidang
marketing dalam memenuhi dan memasarkan kebutuhan merek VIVA.co.id.
VIVA.co.id yang merupakan sebuah perusahaan kanal berita online yang
memiliki tagline “informasi dalam genggaman” yang memiliki arti kemudahan
yang di berikan kanal berita online viva yang tidak dimilki oleh kanal berita lain
nya. Informasi dalam genggaman juga mengartikan bahwa kemudahan dalam
mengakses informasi yang di berikan oleh viva. Brand sebuah media sangat
mempengaruhi presepsi khalayak. Penerapan brand activation yang dimiliki
VIVA.co.id juga terbagi menjadi beberapa produk, seperti pada pemberian gimmic
atau goodie bag yang dimiliki VIVA.co.id ketika melakukan kerja sama atau event.
“viva.co.id memiliki tagline “informasi dalam genggaman” yang ditujukan
bahwa viva merupakan kanal berita yang mudah di akses dimanapun dan kapan
pun. Dengan adanya aplikasi mobile web yang dapat di unggah melaui aplikasi
appstore dan google store pada android sangat membantu pendistribusian konten
yang dilakukan oleh viva.co.id” (wawancara Hadi, Agustus 2017)
Pada penggunaaan seragam yang digunakan karyawan PT. Viva Media
Baru. Seluruh karyawan menggunakan baju seragam yang terdapat logo perusahaan
merupakan salah satu factor penting yang berkaitan dengan misi sebuah
perusahaan. Penerapan logo pada seragam karyawan untuk meningkatkan kembali
merek yang sudah tertanam kuat dan dimiliki oleh perusahaan. PT Viva media baru
juga memiliki identitas warna merah yang menjadi ciri khas perusahaan. Konsumen
menyukai merek dikarenakan mereka bisa mengakses informasi dengan cepat,
Page 115
sehingga mereka bisa memilih dan memutuskan keputusan dengan cepat (Albarran,
2003).
Hofler dan keller menyatakan jika konsumen memiliki sedikit pengalaman
mengenai suatu merek, sangat memiliki perngaruh kepada pemilihan keputusan
yang rendah, keakraban pada merek akan mengurangi kecemasan pembelian yang
tidak diinginkan. Dengan adanya kegiatan promosi VIVA.co.id berusaha untuk
mendapatkan penilaian dan pandangan yang baik dimata masyarakat, sehingga
VIVA.co.id dapat menjadi portal berita online yang menjadi pilihan masyarakat.
Perusahaan berusahaan menanam kuat identitas yang dimiliki yang dapat
menimbulkan rangsangan visual dan dapat diingat dengan kuat sehingga, nama dari
VIVA.co.id sendiri sudah memiliki identitas yang kuat di mata masyarakat. Sebuah
brand (merek) yang sudah aktif adalah brand (merek) yang sudah dikenal baik di
pasar, dan mampu memberikan kualitas dan kepuasan yang sudah dijanjikan
melalui iklan atau bauran komunikasi pemasaran lain nya. Melalui brand activation,
konsumen mampu melihat merek sebagai suatu bagian yan utuh simanapun
konsumen menemukan nya baik di media digital maupun tradisional.
4.5 Rebranding VIVA.co.id Pada Studi Ekonomi Media
Branding telah menjadi sebuah spesialisasi yang dilakukan oleh sebuah tim
pemasaran, Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity (1991) mengatakan
sebuah bran atau merek yang sukses adalah sebuah merek yang dapat mendapatkan
tempat tertinggi di dalam benak konsumen. Dengan kata lain sebuah merek harus
memiliki kesan yang berjangka waktu lama di dalam benak konsumen. Aaker
Page 116
dalam bukunya menjelaskan terdapat 5 kunci elemen yang dapat dilakukan oleh
sebuah brand atau merek yaitu, brand loaylty, brand awareness, perceived quality,
brand association dan brand assets. Dalam kata lain sebuah brand atau merek
sebuah perusahaan media akan melekat dalam benak konsumen sehingga akan
memiliki pengaruh yang besar terhadap produk dan servis yang diberikan sebuah
perusahaan media. Oleh karena itu VIVA.co.id guna mendapatkan hati audiens
melakukan beberapa kegiatan pemasaran salah satu nya adalah rebranding yang
bertujuan untuk mendapatkan goals VIVA.co.id yaitu menjadikan VIVA.co.id
merek portal media online yang melekat di hati masayarakat.
Rebranding VIVA.co.id dilakukan untuk melakukan inovasi – inovasi
terbaru dikarenakan VIVA.co.id selalu berusaha menjadi media online yang paling
unggul di Indonesia. Dengan adanya rebranding ini VIVA.co.id juga menggunakan
kekuatan nya untuk menjangkau khalayak yang lebih luas khusus nya anak muda.
VIVA.co.id merupakan rebranding dari nama vivanews.com, yang sebelum nya
memiliki pandangan dari khalayak bahwa VIVA.co.id merupakan portal berita
online yang hanya memaparkan berita berita dengan memiliki ciri khas in-depth
information dengan mengutamakan kecepatan berita saja, namun dengan adanya
rebranding VIVA.co.id, menjadi VIVA.co.id, informasi yang diakses menjadi lebih
beragam seperti lifestyle, blog forum, sehingga dapat juga menjangkau khalayak
yang lebih muda.
“Pada saat kemunculan viva, viva meluncur dengan nama
vivanews. Nah pada saat itu sampai sebelum branding dilakukan,
viva identik dengan kanal berita online yang hanya berisikan
“news” atau berita saja. Dikarenakan viva juga berada satu grup
dengan tvone. Oleh karena itu viva melakukan rebranding viva.co.id
Page 117
dengan id dibelakang nya itu viva berusaha menampilkan ke
indonesiaan nya dan juga viva melakukan rebranding bahwa viva
juga merupakan kanal sport and entertintment dengan
mengedepankan berita yang cepat dan akurat. Dengan branding
baru menjadi lebih kekinian ini, viva diharapkan akan menjadi
kanal berita yang diminati kalangan anak muda juga. Sehingga
nanti nya audiens viva akan menjadi lebih banyak dan luas bahkan
kepada semua kalangan.” (Wawancara Gilang, Agustus 2017)
Seperti yang di jelaskan pada wawancara diatas, dengan rebranding ini
VIVA.co.id mengharapkan akan mendapatkan sesuatu yang lebih mengikuti
perkembangan zaman dan dapat mengikuti persaingan pasar media online masa kini
yang semakin modern. Interactive marketing yang berusaha dilakukan oleh
VIVA.co.id adalah pembuatan video rebranding yang akan di upload pada chanel
Youtube. Video rebranding dilakukan dengan memperlihatkan produk-produk yang
dimiliki VIVA.co.id, dan juga memperlihatkan apa saja pembaharuan yang
dimiliki. VIVA.co.id menggunakan teknologi terbaru youtube untuk menjalin
hubungan yang intensif dengan khalayak dan memperkenalkan kembali nama
rebranding dari VIVA.co.id. Sebelum melakukan branding VIVA.co.id dikenal
sebagai vivanews.com yang dikenal sebagai portal berita news online yang
menyajikan berita berita terbaru dan akurat saja. Namun, dengan adanya rebranding
VIVA.co.id berubah menjadi portal berita online yang menjangkau khalayak muda
dengan terdapat nya fitur fitur dan juga berbagai kanal berita baru. Sehingga
pengetahuan khalayak akan VIVA.co.id bukan hanya VIVA.co.id sebagai portal
berita yang menyajikan berita berita hardnews dengan mengutakamakan kecepatan
informasi saja. Perencanaan ini akan dilakukan untuk memberikan brand awareness
kepada masyarakat.
Page 118
Dalam melakukan proses kegiatan rebranding, VIVA.co.id melakukan
beberapa step perencanaan, dimulai dari melakukan riset pasar. Riset pasar
VIVA.co.id dilakukan dengan melihat apa yang sedang trend pada saat ini, dengan
begitu selalin dapat mengikuti perkembangan zaman, VIVA.co.id dapat
mengetahui apa yang sedang diminati oleh audiens. riset pasar dilakukan viva.co.id
melalui tim trafic dan pemasaran viva.co.id, melihat bagaimana peringkat dan
tingat interest pembaca VIVA.co.id. seperti contoh hal nya pada tingkat
ketertarikan pembaca VIVA.co.id. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
perhatian masayarakat, dan brand awareness VIVA.co.id. selanjutnya kegiatan
yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi, evaluasi dilakukan VIVA.co.id
dengan melihat kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki VIVA.co.id sebelum
nya, terlebih itu kegiatan ini juga melihat bagaimana perbandingan antara
VIVA.co.id dengan kanal berita lain di Indonesia.
Dalam studi ekonomi media dalam Albbaran (2009) mengatakan kegiatan
ini merupakan brand attitude yang merupakan bagaimana evaluasi yang dilakukan
sebuah brand dapat melihat positive atau negativitas sebuah merek. Setelah itu
kegiatan rebranding yang dilakukan VIVA.co.id dilakukan tahap demi tahap seperti
mendesign ulang logo, menambahkan spot kanal berita, mengubah image,
melakukan berbagai macam promosi, bahkan melakukan beberapa kegiatan
pemasaran seperti pada saat melakukan pengiklanan dan juga public relation guna
melakukan tahap tahap promosi re-branding yang dilakukan.
Dalam kegiatan public relation VIVA.co.id dengan tim pemasaran
mengunjungi perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan agensi periklanan
Page 119
guna untuk menjalin hubungan baik. Dalam kegiatan public relation VIVA.co.id
melakukan kegiatan promosi, terutama promosi rebranding yang dilakukan.
Kegiatan public relaton dilakukan VIVA.co.id selain untuk menjalin hubungan
baik, namun juga sebagai sarana VIVA.co.id untuk berpromosi dimana di dalam
promosi tersebut dijelaskan apa saja yang dimiliki VIVA.co.id melalui wajah baru
yang diberikan pada saat melakukan rebranding. Proses public relation dilakukan
perusahaan dengan memberikan presentasi dan pendekatan lebih jauh dengan klien
dan juga masyarakat, kegiatan public relation VIVA.co.id dalam hal ini sangat
membantu perusahaan dalam hal berpromosi.
4.5.1 Analisis pasar
VIVA.co.id merupakan media digital yang bergerak pada pasar oligopoli,
oligopoli merupakan tipe struktur pasar ketika terdapat beberapa produsen yang
bermain di pasar yang sama.VIVA.co.id merupakan salah satu perusahaan pers
digital terbesar di Indonesia dengan jumlah pengujung situs mencapai 30 juta
pengunjung pada tahun 2016, dan terus mengalami peningkatan sampai saat ini.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tim traffice viva maka dapat diperoleh bahwa
VIVA.co.id menempati posisi nomor 9 dibanding kompetitornya dengan angka
539.000 pengunjung dan dapat terus meningkat.
Berikut merupakan salah satu contoh data pageviews pada viva.co.id:
Page 120
Gambar 10. Data Visit dan Pageviews Viva.co.id
Sumber: Departemen Riset Viva.co.id
Pada gambar diatas terlihat bahwa kanal berita VIVA.co.id setidaknya
memiliki hampir 400.000.000 pengunjung setiap harinya. Dari total visit ini
viva.co.id juga dapat melihat bagaimana graffic VIVA.co.id pada setiap periode
nya.
Gambar 11. data pageviews versi mobile
Sumber: data perusahaan, departemen riset
Dalam gambar data peringkat pageview diatas, VIVA.co.id menduduki
peringkat 10 besar pada kanal berita online yang ada di Indonesia. Dewan Pers
Page 121
Yosep Stanley Adi Prasetyo, mengatakan setidaknya saat ini ada sekitar 2.000
media online. Tetapi menurutnya, yang sesuai dengan kaidah jurnalistik dan
mempunyai kelayakan sebagai perusahaan hanya sekitar 211 media.
Gambar 12. Analisis rangking viva.co.id
Sumber: dokumentasi perusahaan.
Pada tingkat kepopularitasan VIVA.co.id unggul dengan peringkat 35 dari
total jumlah website yang ada di Indonesia, dan menduduki peringkat ke 6 dari
seluruh portal berita online yang ada di Indonesia. VIVA.co.id juga menduduki
peringkat 1,050 pada global rank dari seluruh website di dunia.
Page 122
Gambar 13. Analisis jumlah visitor dan klik viva.co.id
Sumber: dokumentasi perusahaan.
Pada dailiy pageview dan visitor VIVA.co.id juga mendapatkan peringkat
pageview yang cukup tinggi. visitors, peringkat daftar pencarian streaming tv one
yang dilakukan oleh pengunjung kanal berita viva.co.id cukup tinggi yaitu terdapat
sebanyak 1,41% dari total daftar pecarian pada kanal berita VIVA.co.id.
Gambar 14. Analisis audiens VIVA.co.id
Sumber: dokumentasi perusahaan
Selanjutnya merupakan peringkat audiens yang dimiliki oleh VIVA.co.id,
yang juga merupakan salah satu bahan evaluasi yang dilakukan oleh VIVA.co.id
dari data diatas dapat dilihat bahwa VIVA.co.id memiliki lebih banyak pengunjung
laki-laki dibandingkan dengan pengunjung perempuan. Pengunjung / audiens
dengan latar belakang pendidikan sarjana juga menempati peringkat pertama dari
tingkat pendidikan pengunjung. Dan dari data terlihat bahwa pengunjung
VIVA.co.id lebih sering mengakses kanal berita online VIVA.co.id pada kantor
Page 123
mereka, atau pada saat mereka bekerja dibandingkan dengan pengunjung yang
mengakses berita dari rumah mereka yang menunjukan peringkat yang lebih
rendah.
“Setiap bulan nya kita ada rapat rutin bulanan yang nanti nya di
dalem rapat itu akan terdapat evaluasi bulanan. Evaluasi bulanan
di lakukan untuk mengevaluasi traffic yang ada pada viva.co.id
setiap bulan nya. Nanti dari evaluasi itu dapat terlihat kenapa pada
kanal berita yang tertentu mempunyai traffic yang tinggi dan
rendah. Apa saja berita yang memiliki traffic atau pengunjung
rendah, nanti dari situ kita akan tahu apa penyebab nya. Apakah
karena judul berita nya tidak menarik, ataukah terdapat kesalahan
dalam placement berita atau iklan. Semuanya akan ketahuan pada
saat evaluasi dilakukan” (wawancara Hadi, Agustus 2017)
4.5.2 Manajemen teknologi digital
Para perusahaan saat ini menggunakan sosial media sebagai sarana dan
media untuk berkomunikasi, tidak hanya itu media sosial juga digunakan para
perusahaan untuk berpromosi dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan
khalayak. Seringkali VIVA.co.id juga mengadakan kontes berhadiah pada social
media VIVA.co.id, selain sebagai sarana kampanye, hal ini merupakan salah satu
VIVA.co.id untuk mendekatkan diri pada khalayak. Salah satunya VIVA.co.id
menggunakan media sosial instagram sebagai sarana untuk berkampanye.
Pendistribusian artikel pada kanal berita VIVA.co.id selain melalui jaringan
internet dan juga melalui social media platform seperti Facebook, Twitter,
Instagram, YouTube, dan LINE. Sesuai dengan target pembacanya, maka
penggunaan media sosial disamping saat ini sudah menjadi kebiasaan dan behavior
masyarakat, maka penempatan distribusi berita akan jauh lebih cepat.
Page 124
“viva.co.id memiliki sosial media, nah sosial media yang dipilih viva juga
merupakan sosial media yang sedang in sekarang ini. Kalau untuk sosial media
yang dipilih itu VIVA.co.id mempunyai facebook, Instragram, dan Twitter. Sosial
media sekarang ini sangat berpengaruh untuk mendekatkan diri kepada khalayak
luas jadi VIVA.co.id menggunakan sosial media ini sebagai tempat beriklan
terutama. Tapi kalau sekarang ini sosial media kita gunain ga Cuma untuk tempat
beriklan saja namun juga sebagai tempat untuk nge-publish link artikel berita,
untuk promosi, bahkan suka ada kuis kuis. Nah kuis nya itu biasanya untuk nge
promosiin VIVA.co.id, atau kuis itu sebagai bagian dari strategi pemasaran untuk
pengiklan atau klien yang udah kerjasama sama VIVA.co.id. Jadi setiap kerjasama
itu kan VIVA.co.id punya kesepkatan yang berbeda-beda untuk memasarkan iklan
klien. Salah satunya sosial media juga sarana VIVA.co.id untuk beriklan.”
(wawancara Putri, Agustus 2017)
4.5.3 Analisis Kompetitor
Dalam struktur atau pola kepemilkan media, analisis dilakukan perusahaan
dengan kompetitor yang merupakan perusahaan yang berada pada industri yang
sama. Kompetisi antar media membuat media semakin baik, karena dapat
mengukur kinerja media tersebut. Kompetisi membuat media mempunyai
pembanding untuk mengukur apakah kinerja yang di tampilkan nya sungguh
sunguh berkualitas. Tanpa kompetisi media tidak bisa mengukur atau
membandingkan secara baik kinerjanya. Ketiadaan kompetisi membuat media
tidak berkembang dan media tersebut selalu merasa kinerjanya sudah baik
(Albarran, 2003). Dalam hal ini VIVA.co.id menggunakan strategi untuk melihat
kinerja mereka dengan melakukan komparasi dengan media lain (perbandigan)
untuk mengukur dan melihat kinerja yan dilakukan apakah sudah baik dan
berkembang atau belum.
“Salah satu tugas atau strategi yang dilakukan tim pemasaran viva
itu salah nya adalah mengcompare viva dengan kanal berita online
lainnya. compare itu dilakukan melalui similiarweb.com dan
Alexa.com yang merupakan situs penyedia analisis perbandingan
Page 125
website di dunia yang sudah terverifikasi. Jadi nanti dari situ kita
tahu, viva sudah berada pada peringkat keberapa, jumlah visitor,
Jumlah Klik, Viewers Traffic Overview, Page View, Social Media,
Display Advertising dan juga World Rank dan sebagainya dan apa
kekurangan dan kelebihan viva dengan kanal berita lain akan
ketahuan ” (Wawancara Deira, Agustus 2017)
Dalam melakukan strategi untuk membuat viva.co.id menemukan kelebihan
dan kelemahan nya yang bertujuan untuk menjadi parameter untuk mengevaluasi
dan mendapatkan perubahan-perubahan guna untuk mencapai tujuan nya.
VIVA.co.id melakukan beberapa cara, salah satunya dengan melihat rating, share,
world rank, traffic, display advertising, pada situs Similiarweb.com dan Alexa.com
dan melakukan perbandingan atau compare VIVA.co.id dengan kanal berita lain.
VIVA.co.id melakukan komparasi dengan 5 kanal berita yang memiliki peringkat
terunggul di Indonesia.
Riview ini diperoleh dengan melihat dari data perhitungan peringkat yang
dilakukan pada situs similiarweb.com dan situs Alexa.com, yang merupakan
platform penyedia analisis perbandingan website di dunia yang sudah terverifikasi.
Baik SimilarWeb dan Alexa bisa memberikan perkiraan jumlah traffic suatu
website. Namun, SimilarWeb dan Alexa juga bisa terintegrasi dengan Google
Analytics. Dengan begitu, data yang ditampilkan tentang website tersebut bisa lebih
akurat, dan hal ini dapat mempengaruhi peringkat website di dalam platform.
(sumber: https://id.techinasia.com/similarweb-alexa-perbandingan-website)
“Setiap periode kita melihat perbandingan viva dengan kanal berita
lain, terutama 5 kanal berita online di indonesia. Kegiatan itu
nantinya dijalani oleh tim marketing yang nanti nya akan di ketahui
sejauh mana viva berkembang dan sejauh mana peringkat
viva.co.id, nanti terdapat evaluasi atau rapat bulanan jadi udah bisa
ngatur strategi untuk terus memperbaharui viva untuk berada pada
Page 126
semakin kedepan dan gak ketinggalan jaman.” (Wawancara Gilang
Ramadhan, Agustus 2017)
Pada saat mengetahui peringkat VIVA.co.id seperti pada Traffic Overview,
Page View, Social Media, Display Advertising dan juga World Rank, tidak hanya
dapat diketahui melalui similiarweb.com, namun juga pada departemen riset
VIVA.co.id. Strategi ini digunakan dengan menggunakan consumer insight, dan
menggunakan sudut pandang pembaca ketika membuka kanal berita online.
Dengan adanya strategi ini dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki oleh VIVA.co.id. sehingga dapat mengatur strategi branding perusahaan
yang digunakan juga sebagai salah satu strategi untuk me re-branding VIVA.co.id
menjadi VIVA.co.id. Dengan adanya salah satu strategi ini dapat memperkuat dan
membangun kembali dan dapat menemukan cara untuk menaikan nama brand suatu
perusahaan dimata konsumen.
Analisis kompetitor ini dilakukan oleh kanal portal berita online di
Indonesia yang memiliki peringkat 5 besar tertinggi di Indonesia. Peringkat ini
diperoleh dari analisis yang dilakukan oleh tim Traffic VIVA.co.id dan juga oleh
analisis yang dilakukan berdasarkan peringkat pada Alexa.co. dan
Similiarweb.com. dengan analisis ini VIVA.co.id berusaha untuk menemukan apa
kelemahan dan kelebihan yang diberikan masing-masing portal dengan melihat
apakah Traffic Overview, Page View, Social Media, Display Advertising dan juga
World Rank, sehingga dapat dijadikan bahan acuan dan juga evaluasi. Dalam
melakukan analisis kompetitor ini dapat terlihat apakah strategi selanjutnya yang
akan dilakukan, jika VIVA.co.id memiliki kekurangan dalam hal tertentu
Page 127
dibandingkan kompetitor nya. Misalnya pada konteks pemasangan iklan atau
Display Advertising yang dapat diberikan VIVA.co.id merupakan iklan yang dapat
tertuju langsung kepada web para pemasang iklan, namun para kompetitor
menggunakan Google Adsense untuk direct link dari iklan yang terpasang sehingga
link dari iklan tersebut juga akan langsung tersambung pada web Google. Namun
terdapat kelebihan dan juga kekurangan dari hal tersebut. Seperti hal nya, dengan
cara yang VIVA.co.id miliki dapat meningkatkan traffic atau jumlah pengunjung
pada situs VIVA.co.id.
Selain mengenai periklanan, penempatan iklan pada website portal berita
dari masing-masing kompetitor juga di analisis guna untuk menemukan
penempatan iklan yang baik dan benar sehingga dapat memuaskan audiens yang
membaca kanal berita tersebut. Audiens Interest atau ketertarikan audiens
mengenai berita yang di minati terhadap masing-masing berita juga dijadikan acuan
untuk perbandingan dikarenakan dapat menghasilkan analisis mengenai
ketertarikan berita apa yang diminati oleh audiens pada setiap kanal berita online
yang di analisis. Hal ini dapat membuktikan dan menjelaskan, mengapa konten
tertentu diminati dari tiap tiap kanal berita. Misal, kanal berita pada VIVA.co.id
yang paling diminati adalah kanal berita mengenai informasi olahraga, hal ini
disebabkan VIVA.co.id satu group dengan tvOne yang memiliki hak siar One Pride
MMA Indonesia dan Liga 1 sehingga informasi mengenai olahraga tersebut
dikemas lebih mendalam dan exclusive, berbeda dengan kanal berita lain nya.
Page 128
Gambar 6. Compare VIVA.co.id dengan Detik.com
Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 7. Compare VIVA.co.id dengan Kompas.com
Sumber: dokumentasi penulis
Page 129
Gambar 8. Compare VIVA.co.id dengan Liputan6.com
Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 9. Compare VIVA.co.id dengan Tribunnews.com
Sumber: dokumentasi penulis
Page 130
4.6 Konvergensi Teknologi
Revolusi industri media yang semakin berkembang disikapi oleh VIVA
group dengan membuat platform berita berbasis digital yaitu VIVA.co.id pada
tahun 2008 dan menerapkan konvergensi media. Proses media digital ini diikuti
dengan mengamati perubahan yang ada secara cerdas. Secara garis beras
konvergensi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sebuah produk, dan
memiliki daya saing. Sehingga keuntungan yang dipetik nantinya akan
mempertahankan keunggulan yang dimiliki oleh VIVA.co.id.
Kovergensi terjadi pada level teknologi digital jika memungkinkan berbagai
layanan komunikasi terjadi pada beragam jaringan. VIVA.co.id merupakan portal
berita online yang menggunakan jaringan internet dan dapat diakses mealui website
dan juga pada telepon genggam atau mobile akses. VIVA.co.id juga merupakan dari
konvergensi teknologi dikarenakan VIVA.co.id memiliki kemampuan jaringan
platform yang berbeda-beda, VIVA.co.id memiliki akses web dan juga akses
mobile phone yang dapat menjangkau khalayak dengan cara yang berbeda. Dengan
adanya berbagai layanan baru khalayak dapat mendapatkan informasi secara lebih
fleksibel dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Dengan adanya akses mobile
VIVA.co.id khalayak tidak lagi dapat mengakses informasi pada layar komputer
namun dapat diakses dimana saja sesuai lokasi yang berada, sehingga dengan
adanya fitur ini VIVA.co.id dapat membentuk peluang bisnis yang baru.
“Untuk salah satu kerjasama yang dilakukan viva dengan tvone dan
ANTV itu di viva.co.id terdapat kanal VLIX yaitu kanal yang
berisikan video video berita yang di berikan oleh viva dan juga
tvone, pada kanal berita itu, pembaca juga dapat streaming
langsung ke tv-one dan juga ANTV, biasanya kalau untuk berita kita
Page 131
kerjasama langsung sama tvone untuk pendistribusian berita
melalui vidio. Untuk ANTV sendiri viva banyak bekerjasama untuk
konten entertaintment nya.” (Deira, Agustus 2017)
VIVA.co.id merupakan kanal berita online yang notabene merupakan
industri media yang menggunakan teknologi. Dalam perspektif ekonomi media
teknologi sangat penting bagi industri media. VIVA.co.id memiliki beberapa fitur-
fitur menarik yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kemudahan
khalayak dalam mendapatkan informasi pada VIVA.co.id. VIVA.co.id memiliki
fitur web (second screen) dan juga fitur mobile (thrid screen) untuk mengkases
kanal berita VIVA.co.id. VIVA.coid memiliki fitur web dan fitu mobile web, atau
yang digunakan pada perangkat telepon genggam. Tentu saja interaksi pada media
tidak hanya bisa dilakukan oleh konsumen pada rumah mereka.
Jika sudah terhubung dengan perangkat lunak wireless dan jaringan internet
lain nya khalayak dapat mengakses media tersebut dimana pun lokasi mereka
berada. Dikarenakan media online merupakan tempat penyajian informasi
menggunakan internet yang merupakan peluang paling mutakhir bagi pemilik
modal, dikarenakan banyak nya penggunaan internet yang pada masa sekarang ini.
Sehingga media online menjadi institusi ekonomi atau bisnis. VIVA.co.id sebagai
media online juga memperoleh pendapatan nya melalui tiga cara yaitu
berlangganan, iklan online, dan pembelian /pembayaran percontent, dan klan
merupakan industri pendukung dalam ekonomi media. Rencana dan penempatan
iklan digunakan oleh VIVA.co.id guna mencapai dan menjaring konsumen
potensial.
Page 133
115
BAB V
DISKUSI
5.1 Studi New Media Terhadap Fenomena Media Pada Saat Ini.
Media saat ini sudah berevolusi, teknologi pada media memegang peranan
penting bagi berjalan nya media saat ini dalam jurnal yang ditulis oleh Shintaro
Ozaki dan Jaime Romero (2009), teknologi komunikasi mengubah orang
mendapatkan informasi. Pola komunikasi dan pola informasi manusia pun dapat
berubah. Teknologi mobile menawarkan fleksibilitas yang jauh lebih besar dalam
hal ruang dan waktu, karena memberikan informasi kapan saja dan di mana saja.
Hampir sepertiga pengguna media online mengakses konten internet melalui
mobile dan PC. VIVA.co.id merupakan sebuah portal berita online yang merupakan
sebuah media baru. Perkembangan teknologi media digital antara lain ditandai
dengan makin nyaman nya perangkat teknologi digital. Makin nyaman nya
perangkat teknologi media digital penting untuk memenuhi kebutuhan dan
kenyamanan khalayak. Portal berita online menawarkan fleksibiltas besar dalam hal
ruang dan waktu, karena dapat diakses dimana saja dan kapan saja, sehingga dapat
selalu memberikan informasi dimana saja dan kapan saja.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Vukanovic, Z. (2015dalam hal distribusi
pada new media terdapat yang dinamakan dengan media distribution strategies
Dari persepektif teknologi dan distribusi, kegunaan dari beberapa aplikasi yang
Page 134
116
berbeda seperti pada aplikasi mobile, wireless dan media network sangatlah
dominan. Tren technologi masa depan akan mengedepankan kegiatan interaktif
yang diberikan oleh teknologi media. Pada masa mendatang kegunaan unicast
(perangkat jaringan seperi komputer, moblie phone) akan menjadi alat yang lebih
dominan untuk mengakses dan mendapatkan informasi dibandingkan siaran media
(broadcast) akan terdapat migrasi dari kegunaan broadcast ke unicast. Dalam hal
ini dimasa mendatang media web akan lebih mendominasi pertukaran informasi
yang terjadi pada masyarakat. Web media akan mendominasi pengoperasian
beberapa variasi konten media yang berbeda seperti televisi, surat kabar, radio, dan
lain sebagainya. Bagaimana pun juga web media membuat khalayak dapat
mengakses informasi yang mereka ingin kapanpun dan dimana pun.
Konsumen saat ini cenderung menggunakan dua media ganda yaitu
mengakses konten berita yang di sediakan oleh media dengan menggunakan
perangkat PC dan juga mobile. VIVA.co.id memiliki beberapa fitur sehingga
audiens dapat mengakses berita menggunakan media PC dan juga mobile untuk
mengakses portal berita VIVA.co.id. Dengan adanya teknologi ini juga dapat
menyebabkan penghematan biaya yang besar bagi konsumen dalam hal pencarian
informasi pada media dan peningkatan asimetri informasi pembeli penjual,
sehingga memberi konsumen lebih banyak kebebasan dan kekuatan untuk
mengakses informasi.
Perubahan drastis teknologi pada media, merevolusi bagaimana konten
pada media itu sendiri dibuat, di distribusikan, dan dikonsumsi (Albarran, 2006).
Khalayak mendapatkan 3 kelebihan yang ditawarkan oleh media digital
Page 135
117
dibandingkan dengan media tradisional, yaitu: kenyamanan, kedekatan dan
efisiensi yang diberikan oleh media digital saat ini (Ozaki, 2009).
Teknologi juga menciptakan pasar baru. Sebagai contoh media massa baik
media cetak maupun elektronik telah merambah kedunia maya (internet) hal ini
dapat menciptakan pasar baru dikalangan kaum muda, yang lebih suka mengakses
informasi maupun hiburan melalui internet. Teknologi juga bisa mengubah pasar
media yang tadinya berupa massa menjadi komunitas atau individual. Teknologi
yang dewasa ini berkembang dalam industri media adalah media digital serta
teknologi internet. Hainonen (2015) dalam jurnal nya mengkarakterisasi sebuah
konsep. Ada tiga tahap dalam perkembangan teknologi layar (screen) first screen
(layar televisi) second screen (layar komputer) dan thrid screen (layar handphone).
VIVA.co.id memiliki fitur web yang merupakan second screen dan juga fitur
mobile thrid screen untuk mengkases kanal berita VIVA.co.id. Dewasa ini fitur
fitur yang terdapat pada media digital merupakan fitur interaktif.
Irwansyah (2012) dalam bukunya The Repotition On Communication In The
Dynamic Convergence mengatakan Konvergensi identik dikaitkan dengan
teknologi dan memiliki hubungan erat dengan komunikasi. Khusus di tingkat
industry, menawarkan layanan baru yang lebih luas dan fleksibel sehigga beragam
dunia industry dapat membentuk beragam peluang bisnis baru yang unik.
Konvergensi telah membuka kesempatan terbentuknya hubungan bisnis yang baru
maupun kompetinsi baru. Inovasi teknologi dapat mengubah cara bekomunikasi
yang dapat membentuk eksistensi manusia. Dengan penjelasan ini VIVA.co.id
dapat dikatakan sebuah konvergensi teknologi dikarenakan VIVA.co.id memiliki
Page 136
118
kemampuan jaringan platform yang berbeda-beda, VIVA.co.id memiliki akses web
dan juga akses mobile phone yang dapat menjangkau khalayak dengan cara yang
berbeda. Dengan adanya berbagai layanan baru khalayak dapat mendapatkan
informasi secara lebih fleksibel dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Dengan
adanya akses mobile VIVA.co.id khalayak tidak lagi dapat mengakses informasi
pada layar komputer namun dapat diakses dimana saja sesuai lokasi yang berada.
Sehingga dengan adanya fitur ini VIVA.co.id dapat membentuk peluang bisnis
yang baru.
McDowell (2009) mengatakan multitasking menjadi kamus baru bagi media
modern. Teknologi membuat khalayak dapat mengakses informasi sepanjang
waktu. VIVA.co.id dapat diakses sepanjang waktu. Teknologi video dan suara juga
dimiliki VIVA.co.id sebagai bagian dari fitur yang dimiliki oleh VIVA.co.id.
Dengan video berita yang terdapat pada VIVA.co.id juga bekerja sama dengan
televisi tvone yang merupakan satu grup dengan VIVA.co.id sehingga berita berita
yang di tayangkan di televisi dapat dilihat dan akses kembali melalui portal berita
online VIVA.co.id. hal ini merupakan sebagai salah satu kerjasama yang dilakukan
portal berita VIVA.co.id dengan televisi media massa TVOne. Media massa saat
ini lebih banyak menggunakan elemen visual untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak seperti fotografi, video, ilustrasi foto, dan infografi (Reichert,
2015). Bagaimana pun saat ini, faktor visual mempengaruhi bagaimana khalayak
akan mendapatkan dan melihat berita yang disampaikan pada portal media online.
Dalam jurnal Evaluating Strategic Approaches to Competitive
Displacement: The Case of the U.S. Newspaper Industry, mengatakan media
Page 137
119
menghadapi tantangan baru khususnya dalam hal periklanan. Media tradisional saat
ini kesulitan untuk mendapatkan pengiklan yang ingin beriklan pada media cetak
mereka. Namun berbeda halnya dengan yang dialami oleh media online yang
memiliki peningkatan dalam jumlah pengiklan yang beriklan pada media online
dimulai pada awal tahun 2000an dimana media online mulai berkembang. Oleh
karena itu media saat ini ditantang untuk dapat bisa memiliki strategi yang baik
dalam hal pendistribusian model online. Internet menjadikan media memiliki
beberapa perbedaan dalam konten.
Banyak media tradisional seperti media cetak membuat sebuah platform
media online mereka untuk menyampaikan berita, karena mereka kehabisan cara
untuk mendapatkan pengiklan. Beda hal nya dengan platform media online yang
saat ini dengan mudahnya mencari pengiklan yang beriklan pada mereka. Dalam
hal ini media cetak juga sedikit memiliki perdebatan karena mereka memberikan
berita mereka secara gratis pada portal web mereka namun mereka juga menjual
berita mereka secara cetak. Oleh karena itu pasar media saat ini berlomba-lomba
untuk mencari pengiklan, dan hal ini merupakan salah satu cara mereka untuk terus
mengikuti ekosistem perubahan media yang terjadi saat ini. Perusahaan media
berusha untuk menambahkan konten menarik sebagai salah satu cara untuk
berkompetisi. Hal ini juga dialami VIVA.co.id dengan memiliki banyak konten
seperti memiliki berbagai macam kanal dimana di dalam kanal-kanal tersebut
terdapat konten yang dibuat oleh tim pemasaran seperti terdapat kuis interaktif dan
juga placement web iklan yang menarik.
Page 138
120
5.2 Studi Ekonomi Media pada Media Digital (New Media)
Dalam jurnal, (Finn, 2004) mengatakan media tradisional seperti surat kabar
yang seharusnya hanya menjual informasi, namun kini berubah menjadi pengiklan,
yang mana menjadi tingkah laku yang dilakukan media surat kabar masa kini.
Dengan adanya revolusi media ini membentuk peluang bisnis baru yang dilakukan
oleh media. Kegiatan yang dilakukan oleh media yang bertujuan untuk
mendapatkan profit atau keuntungan ini membuat media memiliki 2 pasar ganda,
sama hal nya dengan media digital saat ini seperti yang dijelaskan McQuails (1987)
pasar media memiliki karakter ganda yaitu dibiayai oleh konsumen dan juga para
pengiklan oleh karena itu media saat ini dikatakan sebagai instirtusi ekonomi.
Herman dan Chomsky(1988) juga melihat media massa sebagai mesin penghasil
berita (news manufacture) yang sangat efektif dan juga menghasilkan keuntungan
besar dari sisi ekonomi. Oleh karena itu menurut mereka media massa saat ini telah
menjadi sebuah industri.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya ekonomi media media memiliki
beberapa karakteristik yaitu mengelola dua kelompok pasar yang berbeda dalam
waktu yang sama. Pasar produk yang dihasilkan (pembaca, pendengar, dan
pemirsa) dan pasar pemasang iklan dan menghasilkan dua jenis produk dalam
waktu yang sama, yaitu isi (content) dan konsumen (audience). Konsumen dan
audience ini yang akan menghasilkan peringkat atau rating yang menjadi modal
untuk menarik para pengiklan (Noor, 2010). Sebuah riset dan analisis yang
dilakukan VIVA.co.id dengan melakukan komparasi dan juga melihat peringkat
VIVA.co.id dengan 5 kanal berita online tertinggi di Indonesia dilakukan guna
Page 139
121
menciptakan sebuah inovasi dan evaluasi baru. Albarran (2006) mengatakan
ekonomi media juga merupakan sebuah sinergi dari sebuah aplikasi teori
komunikasi, ekonomi, manajemen, dan juga sebuah riset operasi.
Ekonom seperti yang dijelaskan pada Albarran (2009) membedakan studi
di bidang ekonomi menjadi makroekonomi dan mikroekonomi. Makroekonomi
meliputi topik, seperti pertumbuhan ekonomi dan ekonomi politik (kebijakan
publik yang berkaitan dengan ekonomi, produksi, serta konsumsi nasional, tenaga
kerja, dan inflasi). Mikroekonomi memusatkan perhatian pada aktivitas tertentu
dalam sistem ekonomi, seperti individu sebagai pasar, perusahaan, serta konsumen.
Mikroekonomi mempelajari struktur dan perilaku pasar, aktivitas produsen dan
konsumen. Dalam ekonomi media dapat membantu menganalisis industri media,
dan dapat mampu menganalisis berbagai struktur pasar yang mempengaruhi
berbagai industri media, bagaimana media membidik sebuah pasar tertentu serta
bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi perilaku pasar. Sehingga dari
perspektif ekonomi media, teknologi memegang peran penting dalam industri
media. Industri media massa harus senantiasa mengikuti perkembangan teknologi,.
Jika tidak eksistensi media massa sebagai industri akan tergilas oleh kemajuan dan
perkembangan teknologi. Viva.co.id merupakan portal media online yang
merupakan salah satu dari new media, sehingga dapat menjangkau khalayak luas
dengan menggunakan internet untuk mengaksesnya. Sebagai contoh sebelum
adanya teknologi internet media cetak menyebarkan berita secara manual melalui
koran atau majalah sehingga masyarakat yang tinggal dengan berbeda kota susah
untuk mendapatkan nya, namun dengan adanya portal berita online yang juga
Page 140
122
merupakan viva.co.id. Informasi atau berita bisa dapat diakses dan tersampaikan
oleh khalayak luas di seluruh Indonesia bagi siapapun yang dapat mengakses nya.
Persaingan dalam dunia bisnis antara perusahaan media digital, membuat
para perusahaan berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan
produk dan jasa yang terkait dengan kegiatan kompetensinya. Dengan adanya
analisis mengenai kompetensi yang dimiliki akan menghasilkan sejumlah produk
dan jasa yang memiliki kualitas sehingga dapat bersaing di pasaran. Sebagai portal
media online, VIVA.co.id memiliki 2 bentuk dalam hal mengaksesnya, yaitu dapat
diakses melalui web dan juga dalam bentuk mobile sehingga dapat diakses melalui
telepon genggam. Dengan prinsip mengenai New Media, VIVA.co.id selalu
berusaha untuk menjadi sebuah portal media yang terus memiliki inovasi-inovasi
baru, sehingga dapat bersaing dalam kegiatan dunia bisnis.
Picard dalam bukunya juga menjelaskan bagaimana saat ini media
beroperasi. Pendistribusian konten media saat ini cenderung lebih mudah. Dengan
adanya new media saat ini pendistribusian konten yang dilakukan oleh media
cenderung lebih luas dan memiliki segmentasi global. Oleh karena itu media saat
ini berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan media ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk komersialitas lebih dapat dijangkau oleh media.
Seperti hal nya pengiklan yang ingin menjangkau konsumen secara lebih luas dapat
menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan produk mereka. Oleh
karena itu kegiatan distribusi yang dimiliki media ini sangat memiliki pengaruh
yang besar bagi para pemasang iklan di media.
Page 141
123
Tidak hanya terlepas dari pemasangan iklan, media saat ini berlomba-lomba
untuk berkompetisi menjadi yang terunggul. Oleh karena itu kegiatan promosi yang
dilakukan media selain untuk dunia periklanan namun menjadikan media ini
sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan seperti contoh manajemen merek yang
dimiliki oleh media. Albarran (2009) dalam bukunya menjelaskan manajemen
merek merupakan salah satu media mendapatkan citra yang baik di masyarakat
sehingga banyak keuntungan yang didapat oleh media saat melakukan kegiatan
promosi. Terdapat banyak tujuan dari kegiatan promosi ini, pada VIVA.co.id
kegiatan promosi ini bertujuan untuk menaikan jumlah traffic, atau jumlah
pengunjung yang berkunjung pada kanal berita VIVA.co.id.
Tingginya traffic atau pengunjung media saat ini terutama media online
dapat menunjukan bahwa apa yang disampaikan mereka para awak media berhasil
tersampaikan atau dalam studi ekonomi media tingkat ke fleksibiltasan media
mempengaruhi keberhasilan media tersebut. Media saat ini khususnya media digital
atau disebut dengan new media memberlakukan sistem strategi baru untuk
mendapatkan data riset mengenai jumlah peringkat, dan jumlah pengunjung yang
nanti nya akan di jadikan sebuah parameter untuk melakukan evaluasi dan juga
sebuah pandangan mengenai kinerja media yang mereka miliki. Sehingga kegiatan-
kegiatan internal media ini dilakukan oleh tim pemasaran pada media. Dan tidak
dapat di pungkiri bahwa banyak kegiatan yang berujung pada kegiatan pemasaran
pada media yang dapat di pelajari lebih lanjut mengenai bagaimana komersialitas
media tersebut.
Page 142
124
Media memiliki sejarah yang panjang sebagai pendukung kegiatan
komunikasi. Menurut Straubhaar & La Rose dalam dalam jurnal yang ditulis oleh
R. Ayuningtyas & M. G. Alif (2009) secara konteks ekonomi, media sangat erat
kaitannya dengan bisnis dan industri. Media juga telah membaur dalam kehidupan
bermasyarakat serta memiliki beragam fungsi yang mampu mempengaruhi aktifitas
masyarakat secara menyeluruh. Perkembangan teknologilah yang menciptakan
konvergensi media. Dalam konvergensi media terjadi perbauran antara media masa
konvensional (majalah, buku, koran, radio, film, dan televisi) dengan media non
konvensional (tv cable, satelit, komputer, tv interaktif, internet dan komunikasi
digital) terutama tehnologi internet yang sekarang ini sudah cukup familier dengan
masyarakat Indonesia.
Munculnya fenomena konvergensi media ini, memaksa media konvensional
melebarkan sayap dan masuk kedalam jaringan internet untuk dapat
mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan
kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (daring) untuk
menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai
sistem penyampaian. Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional
menjadi digital model. Portal web atau sering disebut dengan portal atau portal
internet (internet portal) merupakan salah satu konvergensi teknologi yang
dilakukan oleh media. Di dalam dunia internet portal web adalah website yang
menyediakan beraneka ragam informasi untuk para pengunjungnya. Dimana di
situs ini tersedia beraneka ragam informasi, seperti: belanja secara online (e-
Commerce), online news, forum komunitas dan sebagainya.
Page 143
125
Selanjutnya terdapat online news yang diartikan sebagai media yang
berkapasitas menawarkan berita live, audio dan video. Online News berkaitan
dengan jurnalisme online dan newspaper di internet. Online news merupakan tahap
penting bagi konvergensi media yang mempunyai potensi untuk memanfaatkan
berbagai fitur baru dari dunia percampuran komunikasi dari dunia digital.
Kecepatan update berita ( continuous update) merupakan kelebihan dari media ini,
selain itu mempunyai interaktivitas, hypertext dan multimedia. VIVA.co.id
merupakan sebuah portal media dan juga sebuah online news, dikarenakan
VIVA.co.id menawarkan berita yang disalurkan melalui platform web yang
menawarkan sebuah berita dengan mengutamakan kecepatan dalam penyampaian
berita teruptodate. Dalam ekonomi media sendiri, konvergensi media memiliki
peranan penting, seperti hal nya dalam penyampaian konten yang lebih mudah
daripada media tradisional. Dalam jurnal Hoskins, C., Fayden, S., & Finn, A. (2004)
Media Economics: Applying Economics to New and Traditional Media.
Mengatakan bahwa ekonomi media yang terjadi pada new media merupakan
kegiatan ekonomi yang terjadi pada dunia broadcasting dan bagaimana perubahan
media tradisional menjadi new media yang memiliki dual market yaitu khalayak
dan juga pengiklan. Namun dalam jurnal ini tidak dapat menjelaskan secara rinci
bagaimana kegiatan ekonomi media pada new media juga terjadi pada portal berita
atau yang disebut juga online news yang merupakan sebuah new media dan
bagaimana media online saat ini memperebutkan khalayak dan juga pengiklan
sebagai salah satu kegiatan ekonomi bisnis media mereka. Hal tersebut di buktikan
Page 144
126
oleh VIVA.co.id yang melakukan hal tersebut sebagai cara mereka untuk
mendapatkan pengiklan dan juga khalayak.
Albarran dalam bukunya mengatakan media online memperoleh
penghasilan dari pembaca melalui sistem berlangganan ataupun pembelian
percontent. Oleh karena itu, ada yang menyebutkan media online memperoleh
pendapatannya melalui 3 cara, yaitu berlangganan (service subscribership) iklan
online, dan pembelian/ pembayaran percontent. Fokus pembahasan ekonomi media
online umumnya terhadap internet service provider (ISP) yang menerima nilai
ekonomis dari ketiga cara tersebut. Dalam konteks ekonomi media yang terjadi
pada new media menimbulkan beberapa perhitungan baru dalam hal keuntugan
yang di peroleh bagi para awak media. Dalam jurnal Vukanovic, Z. (2015) yang
berjudul New Media Business Models in Social and Web Media. Journal of Media
Business Studies. Mengatakan, bahwa media digital yang termasuk dalam new
media saat ini mendapatkan uang dari web yang disebut dengan Micropayments
and, nicheization of media market. Micropayments merupakan transaksi keuangan
yang melibatkan uang yang sangat kecil yang terjadi secara online. Transaksi ini
membuat para pembuat konten di internet mendapatkan keuntungan, dari jumlah
berapa besar nya attraction yang di dapatkan dari konten yang mereka buat.
Transaksi ini juga akan memungkinkan orang untuk menjual konten di Internet dan
juga menjadi salah satu alternatif untuk pendapatan iklan.
Micropayments juga di sebut sebagai mata uang untuk para pembuat konten,
seperti online artikle, music, video, buku elektronik dan lain sebagainya.
Bagaimanapun juga hal ini membuat para pembuat konten dimedia untuk membuat
Page 145
127
strategi agar mereka mendapatkan keuntungan yang besar dari konten yang mereka
buat. Micropayments strategy juga disebut sebagai cara agar mendekatkan interaksi
yang terjalin antara pembuat konten dan konsumen. Dengan adanya
micropayments, para perusahaan dapat melihat dan menyusun data seperti berapa
besar keuntungan yang didapatkan dari jumlah interaksi antar konsumen dan
perusahaan, para perusahaan menggunakan beberapa servers di internet secara ter
privasi untuk mendapatkan data tersebut, banyak perusahaan yang juga
menggunakan server pribadi mereka untuk mendapatkan data tersebut. Kenaikan
jumlah ini juga di pengaruhi dari berapa banyak nya cara yang di ciptakan untuk
membuat hubungan yang lebih banyak dengan konsumen, dengan hal ini adanya
PC, mobile phone, dan perangkat portable media lain nya akan memungkinkan
meningkatkan micropayments atau keuntungan yang di dapatkan.
Seperti yang sudah penulis kaji dengan melakukan beberpa tinjauan, berikut
merupakan tabel penjambaran ekonomi media dalam jurnalisme online yang terjadi
pada new media saat ini, dengan data empiris ekonomi media yang dimiliki oleh
VIVA.co.id.
Page 146
128
Ekonomi Media dalam Jurnalisme Online
Google Social Media VIVA.co.id
Adwords
Adsense
Admobs
Fitur Premium
Perangkat
elektronik google
(bekerja sama
dengan
smartphone)
Targetted Adv.
(semakin mahal
biaya untuk
beriklan di
google, semakin
teratas nama
produk/situs
dalam situs mesin
pencaharian)
Saham
Advertising
Sponshorship
Partnership
Micropayments
Saham
Game online
(Facebook)
Advertising
Sponsorship
Partnership
Webtorial
Brand as product
Menggunakan
merek sebagai
aset untuk
berjualan
Sales promotion
Melihat jumlah
intention click
dan jumlah
konvensi iklan.
Saham
Sponsor
Targetted
Advertising
(semakin besar
Page 147
129
Market share
Micropayments
pertukaran biaya,
atau semakin
besar biaya yang
di pasang untuk
menaruh iklan di
VIVA.co.id
semakin teratas
placement iklan
pada kanal berita
VIVA.co.id
5.3 Ekonomi Media Dalam Kegiatan Pemasaran VIVA.co.id
Menurut Albarran (2009) dalam Issues in marketing Branding, beberapa
tahun terakhir kajian dalam media massa menarik disiplin ilmu pengetahuan lain
seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, marketing, periklanan, ilmu politik, dan
hukum yang mempelajari aksi dan dampak dari media massa itu sendiri. Perubahan
drastis teknologi pada media, merevolusi bagaimana konten pada media itu sendiri
dibuat, di distribusikan, dan dikonsumsi. Teknologi pada media sangat
mempengaruhi audience dan strategi marketing pada media saat ini. Pada beberapa
dekade, teknologi mempengaruhi strategi marketing pada media.
Dalam jurnal New Media Business Models In Social And Web Media yang
ditulis oleh Zvedan Vukanovic (2015) mengatakan, saat ini media digital atau yang
biasa di sebut dengan new media menggambarkan ekonomi modern yang sedang
Page 148
130
terjadi pada media digital saat ini. Internet memiliki pengaruh yang besar terhadap
bagaimana konten yang diciptakan lebih menarik. Keragaman dan kemunculan
inovasi-inovasi baru pun semakin beragam. Dengan semua perubahan ini,
perusahaan media tidak hanya harus mengatur bagaimana konten-konten di bentuk
namun harus juga mengatur departemen pemasaran, sehingga pendistribusian
perjanjian, negosiasi, pemesanan, yang di tanda tangani oleh perusahaan dengan
pihak eksternal akan berjalan dengan baik.
Media digital seperti portal berita online yang dimiliki oleh VIVA.co.id
dapat mendistribusikan layanan dan konten secara lebih luas. Di lingkungan media
tradisional konten adalah “raja” atau sesuatu yang benar-benar harus di pikirkan
secara matang, namun pada media digital saat ini, inovasi-inovasi dan berbagai
layanan yang di berikan kepada audiens adalah sesuatu hal yang penting untuk
menjangkau audiens secara luas. Media tradisional hanya menjangkau dan
memfokuskan kepada penonton. Namun media digital atau new media saat ini
memiliki tugas ganda yaitu untuk meraih dan menjangkau penonton dan
menghubungkan audiens. oleh karena itu kegiatan pemasaran sangat di butuhkan
pada new media saat ini dikarenakan studi pemasaran tidak hanya studi untuk
memasarkan suatu hal namun juga studi untuk mempelajari khalayak dan
bagaimana agar dapat terhubung dengan khalayak.
Habermas (1989), mengatakan media sebagai institusi ekonomi bekerja
berdasarkan rasionalitas ekonomi maupun bisnis yakni dalam hal mencari
keuntungan. Khalayak dan pengiklan sebagai salah satu sumber pendapatan media
saat ini. Sehingga ketergantungan media pada pengiklan dan juga konsumen ini
Page 149
131
sangat berpengaruh terhadap kinerja dan program-program yang dilakukan oleh
media. Oleh karena itu banyak kegiatan ekonomi media yang mengacu pada
kegiatan pemasaran guna di tujukan untuk selalu dapat menghasilkan pembaharuan
demi mendapatkan hati khalayak dan juga pengiklan.
Visi dan misi dari portal media VIVA.co.id dirumuskan sebagai acuan
langkah dasar dan berbagai langkah bisnis media. Sehingga akhirnya akan
menentukan desain, gaya penyajian, isi, cara kerja karyawan, struktur organisasi,
dan gaya manajemen terutama pada sebuah industri media online. Visi dan Misi
yang dimiliki nanti nya akan memiliki pegaruh pada gaya penyajian redaksi, sikap
SDM, etika dalam bisnis, dan sistem strategi pemasaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Audretsch (2016).
Terdapat pembaharuan yang dilakukan oleh media massa dalam hal
berpublikasi. Pada jurnal Zavoina dan Reichert (2015) mengatakan bahwa media
saat ini, dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca di dunia online kini,
mereka menambahkan divisi baru salah satunya adalah divisi pemasaran. Dalam
hal lain strategi marketing perusahaan media digunakan untuk menciptakan
bagaimana menghasilkan, berita dan visualisasi yang baik pada portal web mereka.
Dikarenakan keputusan dalam hal marketing digunakan untuk mendorong
perusahaan menciptakan konten berita yang menarik untuk di tampilkan pada koran
online mereka sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar online.
Dengan adanya teknologi strategi yang dilakukan oleh tim pemasaran
menjadi lebih mudah. Albarran (2009) mengatakan seperti halnya pada saat
Page 150
132
melakukan rebranding VIVA.co.id, pihak marketing berusaha mencari referensi
mengenai apa yang sedang terjadi pada dunia maya. Perkembangan teknologi
design juga memudahkan tim pemasaran untuk menggunakan sumberdaya yang ada
untuk dapat membuat design konten video yang selanjutnya akan di distribusikan
kepada khalayak pada saat melakukan rebranding. Tidak hanya itu strategi
pemasaran juga banyak yang menggunakan teknologi, seperti halnya dengan
strategi pemasaran melakukan komparasi VIVA.co.id dengan kanal berita lain yang
dilakukan dari similarweb.com sehingga VIVA.co.id dapat dengan mudah mencari
kekurangan dan kelebihan VIVA.co.id dan kompetitor lain yang selanjutnya akan
dijadikan acuan untuk melakukan pembaharuan.
Menurut Grubb dan Mc Dowell (2003) walaupun dalam mempelajari
ekonomi media, terdapat beberapa penjelasan yang diambil dari kajian departemen
lain. Terdapat ilmu komunikasi dan komunikasi bisnis dalam pembelajaran
mengenai ekonomi media. Untuk new media, pemasaran sendiri masih bisa
menimbulkan banyak kebingungan dikarenakan banyaknya definisi dan konsep
yang masih belum konsisten pada disiplin ini. Salah satu contoh yang paling
membingungkan adalah pertempuran semantik antara istilah pemasaran dan
promosi. Namun dalam jurnal ini dikatakan periklanan dan Public Relations
dianggap sebagai bagian dari promosi. Oleh karena itu dalam komunikasi seringkali
melihat promosi dan pemasaran memiliki fungsi yang sama. Keduanya berusaha
untuk mempengaruhi dan mengambil perhatian khalayak, dan pengiklan.
Viva.co.id sudah sering menggunakan sales promotion atau promosi
penjualan sebagai salah satu sarana promosi. Seringkali viva.co.id mengadakan
Page 151
133
kontes berhadiah pada sosial media VIVA.co.id, selain sebagai sarana kampanye,
hal ini merupakan salah satu viva.co.id untuk mendekatkan diri pada khalayak.
Rebranding juga merupakan sebagai salah satu promosi, karena studi tentang
manajemen merek memiliki akar teoritis dan lintas disiplin yang mencari kesamaan
antara paradigma komunikasi dan bisnis. Kegiatan rebranding merupakan salah
satu tindakan marketing dimana merupakan ilmu untuk mengenali dan memuaskan
khalayak seperti yang dilakukan oleh VIVA.co.id. Dalam ekonomi media brand
atau merek menjadi sebuah aset perusahaan untuk mendapatkan profit. Guna
melihat apakah brand atau merek tersebut dapat dipahami dan seberapa besar
memiliki pengaruh terhadap audiens atau masyarakat maka, Albarran (2009) dalam
bukunya menjelaskan segala aktivitas perusahaan media dan juga konsumen dari
mulai penilaian, evaluasi, respon, kompetisi dari sebuah merek dapat di lihat
sebagai suatu hal yang dapat meningkatkan profit sebuah perusahaan jika dikaji
dalam kegiatan marketing.
Albarran (2006) mengatakan media massa sebagai industri menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki dalam media itu sendiri untuk menghasilkan dan
memproduksi produk media, yang selanjutnya akan di distribusikan kepada
konsumen. VIVA.co.id memproduksi produk media untuk konsumen seperti berita,
dan juga iklan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan audiens
sehingga media mengalokasikan berbagai sumber untuk mendapatkan materi untuk
memenuhi kebutuhan khalayak. Seperti yang dijelaskan Albarran (2009), media
memenuhi kebutuhan khalayak, karena khalayak merupakan salah satu konsumen
dari produk media tersebut. Oleh karena itu media saat ini dengan tim pemasaran
Page 152
134
melakukan riset untuk memenuhi kebutuhan pasar. VIVA.co.id selalu memenuhi
kebutuhan pasarnya dengan melakukan riset pasar, dan mengetahui apa yang
sedang populer, sehingga VIVA.co.id dapat terus dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Sebagai salah satu strategi yang dilakukan untuk dapat terus mendapatkan
interest dimasyarakat banyak kegiatan pemasaran yang dilakukan. Dalam media
digital seperti sekarang ini kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh tim pemasaran
media merupakan sebagai salah satu strategi baru. Strategi ini timbul dengan
adanya perkembangan teknologi yang terus berlangsung. Albarran dalam bukunya
Handbook Of Media Management And Economics mengatakan kegiatan suatu
media memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan salah satu alasan
media menjadi sebuah institusi ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan dan selera
pasar media membutuhkan sebuah riset. Riset yang dilakukan VIVA.co.id untuk
mengetahu interest khalayak dilakukan oleh viva dengan menggunakan similarweb,
yang selanjutnya akan di gunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang sudah dimiliki VIVA.co.id seperti dari jumlah user,
global rank, traffic overview, refferals, jumlah search, jumlah klik display
advertising, website content, audience interest, dan competitors. Riset dan inovasi
merupakan aktivitas perusahaan untuk mendiferensiasi dan meningkatkan produk
dari waktu ke waktu. Media, misalnya, melakukan riset pasar untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan khalayak.
Riset juga dilakukan untuk mengetahui kefektifan program media, salah
satu nya kefektifan informasi yang di berikan pemgiklan. Dikarenakan makin besar
jumalh penonton makin banyak iklan yang masuk. Makin banyak audience, makin
Page 153
135
banyak pula pengiklan. Kompetisi membuat media mempunyai pembanding untuk
mengukur apakah kinerja yang di tampilkan nya sungguh sunguh berkualitas.
Tanpa kompetisi media tidak bisa mengukur atau membandingkan secara baik
kinerjanya. Kompetisi antar media membuat media semakin baik, karena dapat
mengukur kinerja media tersebut. Selain melakukan riset kegiatan selanjutnya yang
dilakukan tim pemasaran adalah komparasi.
VIVA.co.id melakukan komparasi dengan media lain (perbandigan) untuk
mengukur dan melihat kinerja yang dilakukan apakah sudah baik dan berkembang
atau belum. Busterna (2009) dalam jurnal nya mengatakan struktur pasar ekonomi
pada media dipengaruhi dari proses penjualan dan pembelian yang selanjutnya akan
mempengaruhi performance / kinerja dari perusahaan. Dan bagaimana kekayaan
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan media dapat didistribusikan dengan baik
kepada khalayak.
Viva.co.id mencoba selalu menjadi yang terdepan dan digemari dengan
khalayak dengan selalu mengikuti tren. Karena viva merupakan media online, oleh
karena itu membutuhkan teknologi, dan teknologi sebagian besar digemari oleh
para pemuda, sehingga dalam hal ini pula VIVA.coid yang tadinya memiliki pasar
umur dewasa sehingga sekarang VIVA.co.id menargetkan pasar dengan umur yang
lebih muda. Salah satunya dengan dilakukan nya media promosi VIVA.co.id
melalui akun youtube, instagram, etc. Hal ini merupakan salah satu kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh media massa saat ini oleh karena itu banyak studi
ekonomi media yang sebenarnya bisa dikaji dalam kegiatan pemasaran.
Page 154
136
Selanjutnya, jenis iklan tertentu pada media juga mempengaruhi konsentrasi
pada pasar dan khalayak. Placement suatu iklan VIVA.co.id di tentukan
berdasarkan jenis iklan yang ditampilkan. Seperti contoh: jika iklan itu merupakan
sebuah iklan mobil maka VIVA.co.id mempunyai strategi untuk menaruh nya pada
kanal berita otomotif. Tujuan itu sendiri dibuat agar iklan menjadi efektif
dikarenakan placement yang digunakan sesuai dengan minat pembaca. Jika iklan
tersebut berupa alat kecantikan makan akan di taruh pada kanal berita showbiz
ataupun lifestyle, sehingga jumlah interest yang di dapatkan untuk iklan tersebut
akan sesuai dengan minat pembaca. Dalam ekonomi media hal ini sangat membantu
untuk menaikan tingkat efisiensi. Efisiensi adalah kemampuan perusahaan
memaksimalkan kekayaannya. Efisiensi terdiri atas efisiensi teknis dan efisiensi
alokasi. Efisiensi teknis adalah penggunaan sumber-sumber perusahaan dalam cara
yang lebih efisien untuk memaksimalkan hasil (Okazaki, 2009).
Kegiatan ini bisa dikatakan sebagai efisiensi alokasi, yaitu kegiatan yang
akan dapat menguntungkan kedua belah pihak, dalam penempatan placement iklan
ini seperti yang dikatakan dalam Albarran (2009) akan menguntungkan pihak
pengiklan, audiens dan juga media itu sendiri. Jika informasi yang disajikan media
dianggap berkualitas, maka makin banyak atau makin tersegmentasi khalayak yang
mengonsumsi suatu media, pengiklan sebagai pasar atau konsumen pun semakin
banyak memasang iklan di media tersebut. Jika pengiklan merasakan produk yang
diiklankan di media tersebut laku di pasar, pengiklan akan terus-menerus
memasang iklan di media tersebut. Keuntungan yang diperoleh media bersangkutan
Page 155
137
pun makin besar. Rencana dan penempatan iklan digunakan oleh viva.co.id guna
mencapai dan menjaring konsumen potensial.
Industri media merupakan industri padat teknologi. Oleh karena itu, industri
media harus senantiasa memperhatikan perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Industri media juga senantiasa harus mengevaluasi apakah teknologi yang saat ini
digunakan sudah compatible dengan perkembangan zaman. Dalam industri media,
peningkatan teknologi yang digunakan merupakan upaya berkesinambungan.
Industri media harus mengevaluasi apakah teknologi yang saat ini digunakan sudah
compatible dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu berbagai fitur-fitur baru
pada kanal berita VIVA.co.id juga merupakan evaluasi agar teknlogi yang
dikembangkan terus compatible dengan perkembangan zaman.
Seperti yang dijelaskan oleh Albarran (2006) dalam melakukan kompetisi
media online intensitas persaingan dapat dilihat dalam beberapa perilaku pemain
didalam nya. Diferensiasi produk: setiap internet service provider kemudian
memperkaya fitur nya dan melakukan inovasi. Penggunaan jaringan kanal yang
lebih kreatif: AOL menjadi pioner dalam mengambangkan kanal distribusinya
melalui jalur perdagangan video dan konten audio. Di indonesia media online mulai
bersaing menyajikan beberapa layanan dan content. Detik.com misalnya kini
memliki fitur lain seperti detik tv dan kompas.com memiliki layana kompas.tv. dan
kduanya juga menyediakan layanan aplikasi melalui handphone. VIVA.co.id juga
menyediakan beberapa fitur dan konten menarik. Salah satu cara berkompetisi
dengan media lain, berkompetisi untuk mendapatkan khalayak yang lebih banyak
sehingga para pengiklan juga dapat lebih banyak memasaran produk nya pada
Page 156
138
VIVA.co.id. Salah satu fitu yang dimiliki oleh VIVA.co.id memiliki fitur v-lix yaitu
fitur VIVA tv live streaming dan juga terdapat video-video berita. Dalam hal ini
VIVA.co.id bekerja sama dengan tvone dan juga ANTV dalam pemberian konten
nya. Seperti yang dijelaskan pada jurnal (Reichert, 2015) penyampaian konten
media digital saat ini menggunakan teknologi video dan fitur suara dan juga gambar
agar lebih mnarik minat pembaca. Fitur ini juga dapat dikatakan sebagai fitur
interaktif yang diberikan oleh media.
Mc Dowell (2009) dalam Issues In Marketing Branding mengatakan
Motivasi utama dari pebisnis untuk merangkul prinsip dari brand manajemen itu
sendiri adalah sebuah kompetisi, walaupun branding bukan lah hal yang baru untuk
para konsumer, namun branding merupakan hal yang baru untuk media brands
(merek media). Walaupun, sebagian besar media tidak memahami diri mereka
adalah sebagai sebuah merek. mereka sering tidak dapat mengambil keuntungan
dari wawasan yang timbul bagi mereka yang sadar akan pemikiran dan penelitian
tentang merek. Oleh karena itu banyak pelaku media saat ini menggunakan kegiatan
pemasaran untuk dapat mengeksplorasi merek mereka. Perusahaan media saat ini
menggunakan merek mereka sebagai sebuah aset yang dapat dijual untuk para
pengiklan dan juga kepada khalayak media. Penggunaan merek yang diatur
sedemikian rupa digunakan sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dimata
masyarakat. Dengan adanya kegiatan pemasaran yang menggunakan merek sebagai
sebuah hal untuk mengingkatkan penjualan VIVA.co.id berusaha untuk
mendapatkan penilaian dan pandangan yang baik dimata masyarakat, sehingga
viva.co.id dapat menjadi portal berita online yang menjadi pilihan masyarakat.
Page 157
139
Dalam penelitian ini telah menyatakan berulang kali bahwa didalam kompetisi
pasar, ekuitas merek (brand equity) meningkatkan kefektivitasan dan efisiensi dari
aktivitas marketing dan oleh karena itu dapat meningkatkan profit.
Teknologi pada media sangat mempengaruhi audience dan strategi
marketing pada media. Dengan adanya teknologi strategi yang dilakukan marketing
menjadi lebih mudah, seperti halnya pada saat melakukan rebranding VIVA.co.id,
pihak marketing berusaha mencari referensi mengenai apa yang sedang terjadi pada
dunia maya. Perkembangan teknologi design juga memudahkan tim marketing
untuk menggunakan sumberdaya yang ada untuk dapat membuat design konten
video yang selanjutnya akan di distribusikan kepada khalayak. Dalam jurnal New
Media Business Models In Social And Web Media” yang ditulis oleh Zvezdan
Vukanovic (2015). Penelitian ini mengatakan bahwa demi tercapainya keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, para eksekutif media dan para perusahaan media
diharuskan mengadopsi, menerapkan, dan memamanfaatkan strategi konsumen
baru. Seperti Konsep ekonomi, strategi pasar dan khalayak baru seperti
penghitungan khalayak, dan strategi perusahaan yang berkelanjutan. Metode
distribusi yang inovatif seperti media interaktif, dan teknik mempersuasi yang
inovatif.
Di masa mendatang masyarakat semakin kritis terhadap iklan industri media
pada periklanan harus menjalin hubungan dengan konsumen secara intensif. Oleh
karena itu praktik humas atau public relations adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan
dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
Page 158
140
khalayaknya. Dalam konteks ekonomi media PR sebagai institusi ekonomi atau
industri, pembahasan terfokus pada perusahaan atau konsultan PR perusahaan
tersebut. Dalam melakukan upaya itu kegiatan public relation yan dilakukan
VIVA.co.id pada perusahaan agensi periklanan Mgroup merupakan sebagai salah
satu kegiatan PR seperti yang dijelaskan pada ekonomi media oleh Albarran (2009).
Dikatakan lebih jelas, media tour, kegiatan IMC serta berbagai kegiatan pemasaran
lain nya juga merupakan salah satu upaya media dalam hubungan nya dengan
audiens, dan juga pengiklan seperti kegiatan public relation pada umumnya.
Dalam hal periklanan, iklan sudah menjadi sumber pendapatan media,
dalam jurnal Astute (2012) mengatakan terdapat lima karakteristik unik yang dapat
menguntungkan dunia periklanan pada new media dibandingkan dengan media
tradisional, yaitu: Pertama, Target market lebih terseleksi. Web bukan hanya media
yang tepat untuk menjangkau segmen tertentu, melainkan juga dapat di jadikan
sarana untuk menjangkau segmen tertentu. Yang kedua adalah Tracking. Internet
memungkinkan para pengiklan dan perusahaan untuk mempelajari khalayak ecara
lebih lanjut. Ketiga, kemampuan penyampaian, fleksibilitas, dan jangkauan.
Keempat, Interactivity. Konsumen hanya perlu membuka web perusahaan atau
click banner iklan serta melakukan tour, berdasarkan tampilan brand tersebut.
Terakhir, intergrasi iklan web adalah yang termudah untuk di integrasikan dan di
koordinasikan dengan bentuk promosi lain. Perilaku pasar juga harus dipahami
karena telah terjadi pergeseran pola komunikasi pada masyarakat. Oleh karena itu
para pelaku media harus terus menerus melakukan inovasi dan melakukan
pembaharuan demi mengikuti kemauan pasar.
Page 159
141
Untuk new media, marketing sendiri masih bisa menimbulkan banyak
kebingungan dikarenakan banyaknya definisi dan konsep yang masih belum
konsisten pada disiplin ini. Salah satu contoh yang paling membingungkan adalah
pertempuran semantik antara istilah pemasaran dan promosi. Sekolah bisnis
cenderung membayangkan promosi sebagai subkategori pemasaran. Periklanan dan
public relations dianggap sebagai bagian dari promosi. Branding merupakan
promosi, karena studi tentang manajemen merek memiliki akar teoritis dan lintas
disiplin yang mencari kesamaan antara paradigma komunikasi dan bisnis. Branding
merupakan salah satu tindakan marketing dimana merupakan ilmu untuk mengenali
dan memuaskan khalayak.
Dari beberapa penjelasan diata dapat katakan seperti menurut Neil Postman.
Tujuan ekonomis juga merupakan hambatan besar dalam praktek pemberitaan suatu
media, karena secara langsung telah mempengaruhi keputusan editorial berita. Pada
portal berita VIVA.co.id artikel iklan dalam bentuk berita yang disebut webtorial
juga sangat mempengaruhi bagaimana proses konten pemberitaan itu sendiri
disampaikan. Pada kenyataannya, tujuan utama organisasi media adalah mencari
keuntungan (the primacy goal is to make a profit). Setelah itu baru tujuan lain
seperti pelayanan publik dan penguatan profesionalisme. Keadaan seperti ini
menunjukkan bahwa media saat ini cenderung bergerak pada level keuntungan
semata, sehingga tidak sesuai dengan konsep jurnalisme yang sesungguhnya.
McDowell dalam jurnal Choice Versus Chance: Using Brand Equity Theory
to Explore TV Audience Lead-in Effects, A Case Study mengatakan sebuah
merek/brand adalah sebuah nama, istilah, tanda desain yang memberikan identitas
Page 160
142
sebuah produk dan membedakan nya dengan para kompetitor lain. Lebih penting
lagi, nama merek mengkomunikasikan atribut dan makna yang dirancang untuk
meningkatkan nilai produk di luar nilai fungsionalnya. (de Chernatony &
McDonald, 1998; Keller, 1998). Ekuitas merek pada dasarnya merupakan ukuran
dari hal ini ditambahkan nilai. Pendukung teoritis untuk eksplorasi kami tentang
ekuitas program televisi berasal dari Keller (1993). Dalam brand equity terdapat
brand image dan brand awareness. Dimana para media saat ini menggunakan brand
equity atau brand ekuitas sebagai bagian dari branding, brand image, brand loyalty,
dan brand esxtentions yang menjadi ketertarikan para awak media saat ini. Studi ini
mengatakan jika media saat ini menggunakan brand equity pada merek mereka
maka akan dapat berpotensi untuk meningkatkan jumlah audiens pada VIVA.co.id
yang merupakan media online dapat meningkatkan traffic mereka. Kekurangan
pada penelitian ini adalah tidak melihat secara langsung kedalam apa yang
sebenarnya terjadi pada media karena penelitian ini hanya berdasarkan hipotesis
yang di peroleh melalui data-data Nielsen. Dalam studi ekonomi media pada
VIVA.co.id peneliti mencoba turun langsung untuk melihat bagaimana proses yang
diterapkan dalam ekuitas merek diterapkan secara langsung pada tahap re-branding.
Hal ini juga dapat dilihat melalui proses-proses rebranding yang dilakukan
VIVA.co.id dan bagaimana traffic pada VIVA.co.id dapat naik. Setelah melakukan
rebranding. Hal ini dapat di buktikan dengan studi pada jurnal yang telah di
diskusikan.
McDowell (2000) dalam jurnalnya mengatakan dengan begitu banyak nya
persaingan yang muncul dari media digital, menarik dan mempertahankan
Page 161
143
penonton setia menjadi tantangan besar bagi sebagian besar eksekutif media
memiliki riset promosi dan strategi promosi yang matang akan memiliki dampak
besar pada pengambilan keputusan manajemen. Tidak terkecuali hal yang
dilakukan oleh pemasaran VIVA.co.id. Untuk memiliki konsumen yang setia
kegiatan pemasaran harus dilakukan secara lebih matang guna terciptanya tujuan
yang di inginkan. Kenaikan traffic pengunjung situs juga sebagai parameter media
digital saat ini untuk melihat keunggulan yang dimiliki media digital mereka.
Dikarenakan peringkat pengunjung sangatlah penting demi keberlangsungan hidup
media online saat ini, oleh karena itu kegiatan pemasaran yang dilakukan
VIVA.co.id juga sebagai upaya untuk menaikan jumlah pengunjung yang ada.
Sehingga akan menjadi bekal untuk VIVA.co.id untuk memasarkan media mereka
kepada para pemasang iklan.
Sehingga hasil penelitian ini adalah, semakin berkembang nya dunia massa
saat ini, teknologi menjadi seabagi salah satu sarana yang menguntungkan untuk
media modern. Banyak kegiatan yang dilakukan media modern yang berubah
seiring dengan berkembang nya teknologi. Kegiatan konvergensi teknologi yang
dilakukan oleh para awak media juga menimbulkan pemahaman bahwa media saat
ini bergerak maju dengan mementingkan audiens sebagai salah satu sumber profit
terbesar mereka. Ilmu mempelajari khalayak ini dapat dikatakan sebagai kegiatan
pemasaran, kegiatan pemasaran pada media dilakukan media massa modern saat ini
dalam berbagai aspek, salah satunya dalam pendistribusian konten dan juga dalam
strategi dari sumberdaya yang dimiliki untuk melakukan berbagai macam promosi.
Sehingga timbul lah berbagai parameter baru pada media massa modern untuk
Page 162
144
melakukan strategi dan juga inovasi agar dapat terus maju dan menjadi yang
teruunggul di Indonesia.
Page 163
145
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SINTESIS
Bergesernya media tradisional menjadi media baru atau new media memberikan
dampak bagi pendistribusian yang dilakukan oleh media, khususnya dalam hal
pendistribusian konten yang dilakukan oleh media.
Perubahan era informasi yang terus maju menjadikan banyak nya perubahan yang
dilakukan oleh media, dengan adanya teknologi membawa media memiliki peluang
bisnis baru.
Media saat ini memiliki 2 pasar ganda yaitu audiens dan juga pengiklan, begitu juga
dengan VIVA.co.id, oleh karena itu terdapat pergeseran fungsi media menjadi lahan
bisnis, inilah yang disebut sebagai ekonomi media.
Didalam ekonomi media, memperlihatkan bagaimana media berusaha bersaing dalam
hal mendapatkan audiens dan juga pengiklan. Oleh karena itu VIVA.co.id banyak
melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran, dengan kata lain kegiatan pemasaran ini
merupakan suatu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh media.
Terdapat nya divisi pemasaran pada VIVA.co.id juga sebagai bukti bahwa media
semakin fokus untuk melakukan praktik kegiatan pemasaran, tidak hanya sebagai
sarana untuk menyampaikan informasi.
Dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh VIVA.co.id, kegiatan analisis pasar,
analisis kompetitor dan berbagai kegiatan analisis pemasaran lain nya dilakukan guna
untuk evaluasi kinerja, dan mendapatkan stategi dan inovasi terbaru.
Page 164
146
Brand atau merek dalam ekonomi media merupakan aset media untuk mendapatkan
keuntungan oleh karena itu kegiatan rebranding yang dilakukan VIVA.co.id dilakukan
guna untuk selalu melakukan pembaharuan dan terus berkompetisi dalam pasar mereka.
Kegiatan promosi yang dilakukan juga bertujuan untuk mendapatkan khalayak dan
pengiklan. Sebagai sebuah media baru (new media) VIVA.co.id memiliki peluang
untuk terus berinovasi dan menjadikan media yang interaktif sehingga dapat selalu
memiliki peluang bisnis yang baru.
VIVA.co.id terus melakukan pembaharuan untuk selalu berinovasi dan juga
mendapatkan hati khalayak dan juga pengiklan sehingga VIVA.co.id juga memiliki
gaya tersendiri dalam kegiatan dan strategi pemasaran yang dilakukan.
6.2 PROPOSISI
Penelitian mengenai ekonomi media pada VIVA.co.id ini menghasilkan beberapa proposisi,
antara lain:
Proposisi pertama, dengan adanya perubahan media massa dari media tradisional ke
media digital seperti VIVA.co.id dapat memberikan peluang dan juga ide-ide kreatif untuk
selalu dapat menyalurkan konten dan juga memberikan tempat yang interaktif bagi khalayak
dan juga para pengiklan.
Proposisi kedua, para awak media harus bisa menjalin komunikasi dan menjalin
hubungan yang baik dengan khalayak dan juga pengiklan sehingga media tersebut memiliki
kesan yang baik di mata masyarakat. Kesan yang baik akan membawa keuntungan bagi media.
Hal tersebut dapat dikaji lebih dalam dengan menggunakan cara pandang pemasaran.
Dikarenakan kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang mempelajari khalayak.
Page 165
147
Proposisi ketiga, kegiatan menganalisis media digital baru dengan kompetitor nya
selain membantu mendapatkan strategi dan inovasi untuk selalu melakukan perubahan,
kegiatan ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pekerja media untuk selalu
mengevaluasi dan selalu ingin menjadi yang terbaik.
6.3 SARAN
Terhadap refleksi yang dilakukan oleh peneliti sepanjang waktu penelitian, peneliti
memberikan saran terkait dengan beberapa hal yang terkait dengan ranah akademis dan praktis
yang bisa dilakukan oleh peneliti yang memiliki kesamaan minat penelitian.
6.3.1 Saran Akademis
Mengembangkan studi ekonomi media dengan menggunakan metode kualitatif dan
membahas lebih dalam perspektif pemasaran yang ada pada kajian ekonomi media.
Semakin berkembang nya media massa, semakin banyak pula hal yang dapat dikaji,
terutama pada era globalisasi sekarang ini. Oleh karena itu kajian mengenai ekonomi
media penting untuk dijadikan bahan penelitian.
Sedikitnya kajian ekonomi media terutama dikalangan mahasiswa, menjadikan
penelitian ini sangat penting di kaji lebih lanjut , dan membahas isu lain yang terkait
dengan ekonomi media terutama pada FISIP Universitas Brawijaya.
6.3.2 Saran Praktis
Berkaitan dengan ekonomi media yang terjadi pada VIVA.co.id, penting sekiranya
untuk para pekerja media untuk selalu melakukan inovasi, dan selalu melakukan pembaharuan
dan strategi-strategi khususnya pada bidang pemasaran di media untuk mengetahui dan
meningkatkan kinerja media. Sehingga dapat memberikan konten media massa yang terbaik
bagi masyarakat Indonesia.
Page 167
149
DAFTAR PUSTAKA
Albarran, A. B. (2006). Handbook of media Management and Economics. New Jersey:
Lawrence Elbaum Associates, Publishers.
Alexander, A. (2004). Media Economics: Theory and Practice, Third Edition. New Jersey
London: Lawrence Erlbaum Associates.
Ariani, P., & Astute, A (2012). Conversation Di New Media Sebagai Upaya Mencapai
Keberhasilan Periklanan, Journal Of Communication. 3 (14)
Athey, S., & Gans, J. S. (2010). The Impact of Targeting Technology on Advertising Markets
and Media Competition. Journal of Media Competition. 10 (608–613)
Bakrie Group. (2012). Diakses pada 20 Juni 2018, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Bakrie_Group
Benthaus, J., Risius, M., & Beck, R. (2016). Social Media Management Strategies For
Organizational Impression Management And Their Effect On Public Perception. The
International Journal of Strategic Information System. 25 (127-139)
Briggs, A., & Burke, P. (2006). Sejarah Sosial Media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bryman, A. (2004). Social Research Method, 2nd ed. United States: Oxford University Press.
Dijk, J. V. (2006). The network society, Social Aspects of New Media. Second edition. SAGE
Publications Ltd.
Downing, Mohammadi, & Mohammadi. (1990). Questioning The Media: A Critical
Introdustion. Newbury Park, California: Sage Publication.
Page 168
150
Effendy, O. U. (1993). Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Schwarz & Veronika, G. (2013). “Business Modelling and Convergence” dalam Media and
Convergence Management. New York: Springer Heidelberg .
Fahrudin, D. (2011). Political Economy Of Communication Media Institusions. Jurnal Ilmu
Komunikasi. 1:2
Griffin, E. (2003). A First Look at Communication Theory, Fifth Edition. San Diego: Mc Graw
Hill.
Habermas, J. (1989). The Theory of Communicative Action. Boston: Beacon Press.
Herman, Edward, & Chomsky. (1998). Manufacturing Consent: The Political of Mass Media
, New york: Pantheon.
Hoskins, Fayden, & Finn, A. (2004). Media Economics: Applying Economics to New and
Traditional Media. Journal Of Media Economics. Sage Publcation. Thousand oaks.
Irwansyah, & Ahmad Mulyana & Diah Wardhani & Afdal makkuaga putra. (2012). - The
Repotition Of Communication In The Dynamic Convergence : Reposi komunikasi
dalam dinamika konvergensi Pengantar.
Jenkins, H. (2004). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York,
London: New York University Pers.
Jenkins, H. (2004). The Cutural Lgic of Mdia Cnvergence. SAGE publications, Volume 7 (1)
: 33-43. .
Janet, W. (1997). The Political Economy of Information. Medison: The University of
Wisconsin Press.
Page 169
151
Kansong, U. (2009). Ekonomi Media. Bandung: Ghalia Indonesia.
Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Mathew B Milles & Michael Huberman. (2014). Qualitative Data Analysis. United States:
SAGE Publication.
McQuail, D. (2011). Media Performance: Mass Communication and the Public Interest.
London: SAGE Publication.
McDowell, W. (2009). Issues In Marketing Branding. Handbook Of Media Management And
Economics. (h. 229-247). Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.,
Publishers.
McDowell, W., & Sutherland, J. (2009). Choice Versus Chance: Using Brand Equity Theory
to Explore TV Audience Lead-in Effects, A Case Study. Journal of Media Economics.
13:4, (233-247)
Meyer. (2012). New Directions In Critical Television Studies: Exploring Text, Audience, And
Production In Communication. Communication Journal Studies. 63, 267.
Mierzejewska, B. I., Yim, D., Napoli, P. M., Lucas Jr. H. C., & Al-Hasan, A. (2017).
Evaluating Strategic Approaches to Competitive Displacement: The Case of the U.S.
Newspaper Industry. Journal of Media Economics. 30:1, (19-30).
Moleong, L. J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.
Moleong, L. J. (2015). Metodologi Penilitian Sosial, Edisi bahasa Indonesia, Cetakan ke 34.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mosco, V. (2009). The Political Economy of Communication. London: SAGE Publication Ltd.
Nasution. (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Page 170
152
Neuman, W. L. (2003). Social Research Methods (Qualitative and Quantitative Approaches).
Boston: Allyn and Bacon.
Neuman, L. W. (2013). Social Research Methods: Qualitative And Quantitave Approaches.
United States Of America: Pearson Education Limited.
Okazaki, S., & Romero, J. (2009). A Latent Class Model For Mobile And Pc Internet Users.
Jurnal Online Media Rivalry. 98 (110-112)
Picard, R. G., &Wildman, S. S. (2015). Handbook on ht Economics of the Media. Chelthenham
UK: Edward Elgar Publishing.
Qin, Stromberg, & Wu. (2013). The Political Economy of Social Media in China. Journal
University of Hong Kong. (22-26)
Ruotsalainen, J., & Heinonen, S. (2015). Media Ecology And The Future Ecosystemic Society.
Journal of Media. Sage Publication. 9(2).
R. Ayuningtyas., & M. G. Alif. (2009). Journal of Bussiness Strategy and Excecution. (50-62)
Satori, D. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Shimp, T.A (2003). Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Shimp, T.A (2003). Advertising and Promotion & Supplemental Aspects of Integrated
Communication. . South Western, Ohio: Thomson.
Shimp, T. A. (2010 ). Advertising Promotion and Other Aspects of Integrated Marketing
Communications. . Canada: Nelson Education.
Soegiono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Spradley. (1980). Partisipant Observation. Rinehart and Winston, Holt.
Page 171
153
Turow, J. (2014). Mass communication in a converging world. Taylor and Francis Group.
Vukanovic, Z. (2015). New Media Business Models in Social and Web Media. Journal of Media
Business Studies. University of Donja Gorica, Montenegro. 8:3, 51-67.
Zavoina, S., & Reichert, T. (2015). Media Convergence/Management Change: The Evolving
Workflow for Visual Journalists. Journals Of Media Convergence. University of North
Texas.
Page 172
DAFTAR PUSTAKA
Albarran, Allan B. Handbook of media Management and Economics. New Jersey: Lawrence
Elbaum Associates, Publishers, 2006.
Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods (Qualitative and Quantitative
Approaches). Boston: Allyn and Bacon, 2003.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2003.
.Ks., Usman. Ekonomi Media (pengantar konsep dan aplikasi). Bandung: Ghalia Indonesia,
2009.
Usman. Ekonomi Media (pengantar konsep dan aplikasi). Bandung: Ghalia Indonesia, 2009.
Shimp, Terrace. Advertising and Promotion & Supplemental Aspects of Integrated
Communication. . South Western, Ohio: Thomson, 2003.
Shimp. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga, 2003.
Shimp, Terence A. Advertising Promotion and Other Aspects of Integrated Marketing
Communications. . Canada: Nelson Education, 2010 .
Dijk, Jan Van. The network society, Social Aspects of New Media. Second edition. SAGE
Publications Ltd., 2006.
(2015)., Meolong. Metodologi Penilitian Sosial. Metodologi Penilitian Sosial, Edisi bahasa
Indonesia, Cetakan ke 34. : Remaja Rosda Karya, 2015.
Page 173
Moleong, Lexy J. Metodologi Penilitian Sosial, Edisi bahasa Indonesia, Cetakan ke 34.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
Bryman, Allan. Social Research Method, 2nd ed. United States: Oxford University Press,
2004.
turow, Joseph. “Mass communication in a converging world.” Taylor and Francis Group,
2014.
Jenkins, Henry. Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York,
London: New York University Pers, 2004.
Jenkins, Henry. “The Cutural Lgic of Mdia Cnvergence.” SAGE publications, 2004: Volume
7 (1) : 33-43. .
Asa Briggs & Peter Burke. Sejarah Sosial Media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.
Erich Schwarz J, & Gustafsson Veronika . “Business Modelling and Convergence” dalam
Media and Convergence Management. New York: Springer Heidelberg , 2013.
Alexander, Alison. Media Economics: Theory and Practice, Third Edition. New Jersey
London: Lawrence Erlbaum Associates, 2004.
Griffin, Em. A First Look at Communication Theory, Fifth Edition. San Diego: Mc Graw
Hill, 2003.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993.
Quail, Denis Mc. Media Performance: Mass Communication and the Public Interest.
London: SAGE Publication, 2011.
Page 174
McQuail, Dennis. Media Performance: Mass Communication and the Public Interest.
London: SAGE Publication, 2011.
Mathew B Milles & Michael Huberman. Qualitative Data Analysis. United States: SAGE
Publication, 2014.
Soegiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya, 1989.
Djam’an, Satori. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
Satori, Djam’an. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1992.
Spradley. Partisipant Observation. Rinehart and Winston, Holt, 1980.
Kansong, Usman. Ekonomi Media. Bandung: Ghalia Indonesia, 2009.
Irwansyah, & Ahmad Mulyana & Diah Wardhani & Afdal makkuaga putra. “- THE
REPOTITION OF COMMUNICATION IN THE DYNAMIC CONVERGENCE : Reposi
komunikasi dalam dinamika konvergensi Pengantar.”