ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KOSPERMINDO DALAM MENGKAMPANYEKAN KONSUMSI RUMPUT LAUT PADA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR MANGGAZALI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KOSPERMINDODALAM MENGKAMPANYEKAN KONSUMSI RUMPUT LAUT
PADA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
MANGGAZALI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2017
ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KOSPERMINDODALAM MENGKAMPANYEKAN KONSUMSI RUMPUT LAUT
PADA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Disusun dan diajukan oleh
MANGGAZALI
kepada
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2017
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Manggazali
Nomor mahasiswa : P1400212023
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya
tulis ini merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lainp.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 20 November 2017
Yang Menyatakan,
MANGGAZALI
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warhmatullahi wabarakatuh. Puji syukur
kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, alhamdulillah, penulis penjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat umur, kesehatan,
rezeki, dan wawasan yang luas sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir sebagai mahasiswi Pascasarjana Unhas. Tak lupa penulis
hanturkan salam dan shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai
junjungan dan suri teladan seluruh umat manusia di dunia.
Selain itu penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Wahidin
As’ad dan ibunda Ir. Semmi yang tak henti-hentinya mendukung dan
menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini
Terima kasih dan penghargaan yang setingi-tinginya penulis ucapkan
kepada para pembimbing Prof. Dr. A. Alimuddin Unde,M.Si selaku
pembimbing I dan Dr. Jeanny Maria Fatima, M.Si selaku pembimbing II
yang telah meluangkan waktu, tenaga dam pikirannya dalam memberikan
bimbingan kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
Demikian pula pada kesempatan ini penulis mengahturkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ibu Prof.Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, selaku Rektor
Universitas Hasanuddin.
vii
2. Bapak Prof. Syamsul Bahri, S.H.,M.S, selaku Diretktur program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. Muhammad Farid, M.Si selaku Ketua Program Studi
Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin.
4. Kepada para penguji Dr. Iqbal Sultan, M.si., Dr. Tuti Bahfiarti,
M.Si dan Dr. M. Nadjib, M.Ed., M. Lib yang telah banyak
membantu memberikan saran selama proses seminar
berlangsung.
5. Jajaran pengelola Pascasarjana Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin atas
bantuannya selama ini.
6. Bapak Arman Arfah selaku Ketua KOSPERMINDO yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
7. Ibu Mila Samilah selaku Manager KOSPERMINDO yang telah
meluangkan waktu dalam proses wawancara dan banyak
membantu penulis selama penelitian berlangsung.
8. Istriku tercinta Dian Nur Baiti MH, S.I.Kom atas segala
pengertiannya selama saya menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada teman-teman komunitas Celebes Cooking and Baking
Community yang selalu ada memberikan semangat.
10.Sahabat dan keluarga baruku teman-teman Pascasarjana
angkatan 2012, yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
viii
Terimakasi support dan doanya akhirnya saya dapat menyusul
kalian.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kata
sempurna, mohon sumbang saran dan kritik yang dapat membangun
penyempurnaan tesis ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
dan semoga kebaikan serta bantuan yang diberikan kepada penulis akan
diberikan balasan yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.
Makassar, 20 November 2017
Manggazali
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
LEMBAR PENGAJUAN .............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KEASLIAN TESIS ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konsep ....................................................................... 11
1. Konsep dasar Komunikasi .................................................. 11
2. Konsep Dasar Strategi........................................................ 14
3. Perumusan Strategi Komunikasi......................................... 23
4. Rumput Laut ....................................................................... 31
B. Landasan Teori ........................................................................... 37
1. Analisis SWOT...................................................................... 39
x
C. Tinjauan Hasil Penelitian ............................................................ 40
D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelititan ............................................................. 44
B. Lokasi dan Objek Penelitian...................................................... 45
C. Sumber Data ............................................................................ 45
D. Informan Penelitian ................................................................... 46
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47
F. Teknik Analisis Data.................................................................. 49
G. Jadwal dan Tahapan Penelitian ................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 50
1. Gambaran Umum Perusahaan KOSPERMINDO ................ 50
2. Strategi Komunikasi KOSPERMINDO dalam
Dalam mengkampanyekan konsumsi rumput laut ............... 65
3. Faktor Pendukung dan Penghambat KOSPERMINDO
Dalam kampanye konsusmsi rumput laut ............................ 79
B. Pembahasan
1. Analisis AA Procedure Strategi Komunikasi
KOSPERMINDO................................................................. 84
2. Analisis SWOT Program Kampanye
Konsumsi Rumput Laut ....................................................... 93
xi
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................ 104
B. SARAN........................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107
DAFTAR TABEL
1. Table 2.1. Kandungan Bahan Pangan ........................................... 21
2. Table 2.2. Tahap-tahap Penelitian dan Jadwalnya ......................... 42
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Aneka Olahan Rumput Laut ...................................... 20
2. Gambar 2.2. Diagram Analisis SWOT............................................. 29
3. Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran ................................................... 48
4. Gambar 4.1. Struktur Organisasi KOSPERMINDO......................... 58
5. Gambar 4.2. Strategi Pengembangan Rumput Laut
KOSPERMINDO ............................................................................. 75
6. Gambar 4.3. Indonesia Seaweed Forum......................................... 77
7. Gambar 4.4. Gambar Pameran Olahan Rumput Laut Dalam
Rangka Indonesian Seaweed Forum .............................................. 78
8. Gambar 4.5. Kegiata GEMARI SEHAT ........................................... 80
9. Gambar 4.6. Suasana Cafe Seaweed KOSPERMINDO ................. 81
10.Gambar 4.7. Penjelasan Arman Arfah teradap olahan
Rumput Laut kepada Menteri Perikanan......................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya
alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam yang ada di daratan,
maupun sumber daya alam yang ada di lautan. Namun, jika diperhatikan
wilayah laut Indonesia lebih luas dibandingkan wilayah daratannya. Luas
Laut di Indonesia adalah 2/3 dari wilayah Indonesia yang berarti 75% dari
wilayah Indonesia adalah lautan. Menurut data dari Kementrian Kelautan
dan Perikanan bahwa Indonesia secara geografis merupakan sebuah
negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada
daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap
pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk
memajukan perekonomian Indonesia. Salah satu potensi laut yang
memberikan sumbangan pada perekonomian Indonesia saat ini adalah
rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas yang cocok dengan
kondisi geografi Indonesia yang memiliki lahan lautan yang lebih luas dari
daratannya.
Rumput laut merupakan makro algae yang termasuk dalam divisi
Thallophyta, yaitu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh
yang terdiri dari batang/thalus dan tidak memiliki daun serta akar. Jenis
2
rumput laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Gracilaria,
Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Tubrinaria. Dari beragam
jenis rumput laut tersebut, yang dibudidayakan, dikembangkan dan
diperdagangkan secara luas di Indonesia adalah jenis karaginofit, (di
atarannya eucheuma spinosium, eucheuma edule, eucheuma serra,
eucheuma cottonii, dan eucheuma spp), agarofit (gracilaria spp, gelidium
spp dan gelidiella spp), serta alginofit (sargassum spp, laminaria spp,
ascophyllum spp dan macrocystis spp), yang merupakan bahan baku
berbagai industri karena merupakan sumber keraginan.
Rumput laut permintaannya tinggi karena manfaat dari rumput laut
itu sendiri. Rumput laut memiliki segudang manfaat. Rumput Laut banyak
digunakan sebagai produk makanan dan kesehatan. Tidak hanya itu,
tumbuhan ini juga digunakan sebagai pupuk taman dan pertanian. Untuk
pengembangan selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan bio diesel.
Jika melihat segi pemasaran, produk added value rumput laut dapat
berupa makanan, pupuk, bahan makanan tambahan, pengendalian
pencemaran dan bahan kecantikan.
Rumput laut Indonesia dikenal dengan kualitasnya yang baik dan banyak diminati oleh industri karena mengandung sumber keraginan, agar-agar dan alginate yang cukup tinggi dan cocok digunakan sebagai bahan baku industri makanan, pelembut rasa, pencegah kristalisasi es krim dan obat-obatan. Selain itu, rumput laut di Indonesia juga dapat digunakan sebagai bahan baku benang jahit operasi (sea cut-gut), dekorasi porselen (pengikat warna dan plasticizer), industri kain (pengikat warna), industri kertas (lackuer dan penguat serta pelican kertas), industri fotografi (pengganti gelatin), bahan campuran obat (obat penyakit: gondok/ basedow, rheumatic, kanker, bronchitis kronis/ emphysema, scrofula, gangguan empedu/ kandung kemih, ginjal, tukak lambung/ saluran
3
cerna, reduksi kolestrol darah, anti hipertensi, menurunkan berat badan, anti oksidan), bahan bakar bio fuel dan lain sebagainya. (Warta Ekspor, Edisi Septermber 2013 Hal:3)
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, mengatakan bahwa:
“Budidaya rumput laut merupakan salah satu usaha budidaya yang tidak menimbulkan pencemaran karena tidak perlu pakan dan obat, serta menggunakan teknologi yang sederhana. Juga Rumput laut punya peluang sangat mudah untuk dikembangkan karena biaya produksinya murah dan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Saya kira dari sisi usaha, bisnis, lahan, serta SDM, semuanya bisa dilakukan”
Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan jumlah 17.504 pulau
dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km memiliki potensi yang
sangat besar bagi pengembangan komoditi rumput laut. Indonesia
dewasa ini kita melihat dimana kegiatan pengembangan rumput laut ini
telah dilakukan di seluruh perairan Indonesia mulai, dari Nangroe Aceh
Darusalam sampai dengan Papua.
Geliat ini juga bisa dilihat dari sisi produksinya. Perairan Indonesia
merupakan perairan tropika yang kaya akan sumber daya plasma nutfah
rumput laut (menurut ekspedisi oleh Van Bosse 1899-1900 mencapai 555
jenis), membuat komoditas rumput laut menjadi salah satu hasil laut yang
diunggulkan dan dikembangkan secara luas, tersebar di seluruh wilayah
perairan Indonesia (mencapai 384,73 ribu ha). Indonesia menjadi
produsen terbesar rumput laut di dunia, khususnya untuk jenis Eucheuma
cottonii. Data statistik sementara Food and Agriculture Organization (FAO)
4
yang dikeluarkan pada Maret 2015 menyebutkan, produksi rumput laut
Indonesia jenis E. cottonii pada tahun 2013 menempati urutan pertama
dunia yakni sebanyak 8,3 juta ton. Sedangkan untuk rumput laut jenis
Gracilaria sp., di tahun yang sama Indonesia menempati urutan kedua
setelah Tiongkok, dengan produksi sebesar 975 ribu ton.
Adapun target produksi rumput laut yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2014 sebesar 10
juta ton. Namun pada kenyataannya data terbaru mengatakan bahwa
target itu tercapai dan melebih dari taget produksi yang diharapkan. Press
release yang dikeluarkan oleh Humas Ditjen Perikanan Budidaya
Kementrian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa Total produksi
rumput laut nasional saat ini telah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Menurut data sementara di KemenKP, produksi rumput laut
nasional pada tahun 2014 mencapai 10,2 juta ton atau meningkat lebih
dari tiga kali lipat dari produksi rumput laut pada tahun 2010 yang berkisar
3,9 juta ton, peningkatan rata-rata pertahun mencapai 27,71 persen
(www.kkp.go.id).
Produksi rumput laut yang begitu besar juga menjadikan Indonesia
menjadi pemasok utama rumput laut dunia. Direktur Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia
Ishak mengatakan “Dunia mengakui kualitas rumput laut Indonesia. Dari
total ekspor rumput laut dunia, Indonesia mampu menjadi pemasok utama
rumput laut dunia dengan pangsa sebesar 26,50 persen dari total 1,09
5
miliar dolar AS permintaan dunia, bahkan Republik Rakyat China dan
Singapura memborong rumput laut Indonesia dengan total kontrak dagang
sebesar 58 juta dolar Amerika Serikat atau senilai Rp 782,71 miliar.” Data-
data yang telah di paparkan di atas menunjukkan betapa besar laju
pertumbuhan komoditas rumput laut di Indonesia. Produksi yang selalu
mencapai angka surplus menjadikan komoditas ini menarik untuk
dijalankan oleh masyarakat pesisir. Dengan fakta angka ini, menempatkan
Indonesia sebagai pemimpin di pasar rumput laut dunia.
Produsen rumput laut terbesar saat ini masih berada di wilayah
timur Indonesia. Sulawesi selatan merupakan penghasil rumput laut
terbesar di Indonesia. Sebagaimana data dari Kementrian Kelautan dan
Perikanan hal ini dikarenakan memiliki potensi lahan 250 ribu hektar di
pinggir laut dan 95 ribu hektar areal budidaya. Produksi rumput laut
Sulawesi Selatan pada tahun 2015 sebesar 3,29 juta ton basah, naik 14%
dari tahun sebelumnya terdiri dari cottoni 2,17 juta ton naik 12%; gracilaria
0,88 juta ton naik 6%;dan spinosum 0,24 juta ton naik 95%. Kontribusi
Sulawesi Selatan terhadap produksi nasional sebesar 25% sebagai yang
terbesar di Indonesia
Laju produksi rumput laut yang besar ini merupakan suatu prestasi
tersendiri bagi Indonesia, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan
produksi industri rumput laut secara berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena Indonesia masih sebatas menjadi
eksportir raw material, sementara end product lebih banyak
dihasilkan oleh negara‐negara importir seperti China, sehingga
6
mereka lebih banyak merasakan nilai tambah. Ironisnya lagi setiap tahun Indonesia harus mengimpor produk setengah jadi seperti Refiine Carrageenan dan sudah barang tentu end product, inilah yang menyebabkan Indonesia mempunyai posisi tawar rendah karena pada kenyataannya harga komoditas rumput laut lebih
banyak dikendalikan oleh negara‐negara importir khususnya China. (http://www.djpb.kkp.go.id/)
Hal tersebut akhirnya membawa dampak menurunnya kesadaran
masyarakat Indonesia untuk konsumsi rumput laut. Di Indonesia konsumsi
rumput laut masih cukup rendah. Dari total produksi yang mencapai 10
juta ton/tahun rumput laut basah, 85% di antaranya diekspor ke berbagai
negara. Bila 15% rumput laut yang tidak diekspor dikonsumsi oleh
masyarakat, maka tingkat konsumsi rumput laut sekitar 1,2 kg rumput laut
basah/kap/tahun atau kurang dari 0,2 kg (bk). Sebagai perbandingan,
masyarakat Jepang setiap tahun mengkonsumsi rumput laut tidak kurang
dari 1,6 kg/kap (bk) (Fleurence, 1999). Tren peningkatan konsumsi rumput
laut juga terjadi di negara-negara Eropa. Saat ini, sekitar 20 jenis rumput
laut telah beredar produknya di pasar-pasar Eropa (Dawczynski et al.,
2007). Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa betapa kecil persentase
minat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap rumput laut dari pada
negara lain seperti Jepang. Keadaan ini seolah menjadi timpang, dimana
Indonesia merupakan penghasil rumput laut terbesar di dunia namun pada
kenyatannya konsumsi runput lautnya sangat kecil sekali.
Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Aziz,
menuturkan “Umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal konsumsi
7
rumput laut sebagai bahan agar-agar, memang masyarakat belum banyak
mendapat informasi tentang potensi rumput laut. Pada hal, produk rumput
laut bisa menjadi bahan penolong serbaguna. Seperti, membikin roti lebih
kenyal dan mengentalkan susu. Atau membuat bakso menjadi lebh
kenyal, sehingga tidak menggunakan boraks (Majalah Berjangka, Edisi
April 2013 Hal:7)
Mengingat pentingnya meningkatkan konsumsi rumput laut, maka
perlu dilakukan usaha-usaha untuk mendukung peningkatan konsumsi
rumput laut maupun produknya pada masyarakat. Sehingga dibutuhkan
langkah-langkah strategis dan berkelanjutan untuk meningkatkan minat
masyarakat terhadap kampanye rumput laut.
Harapan-harapan di atas tentunya harus digerakkan baik oleh
perorangan maupun secara kelembagaan. Harus ada sekelompok orang
atau sebuah sebagai kendaraan untuk melakukan langkah-langkah
tersebut. Kospermindo merupakan singkatan dari Koperasi Serikat
Pekerja Merdeka Indonesia merupakan lembaga yang bergerak dalam
pendistribusian dan pengolahan rumput laut. Secara singkat Kospermindo
berdiri awalnya hadir sebagai lembaga pendamping petani rumput laut
wilayah pesisir Sulawesi Selatan dan Sulawesi tengah, namun dengan
berjalannya waktu dan kesadaran akan hilirisasi industri dan pengolahan
rumput laut menjadi penting maka Kospermindo melakukan aktifitas yang
mendukung peningkatan konsumsi rumput laut di Masyarakat.
8
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan
mengangkat Tesis yang berjudul “Analisis Strategi Komunikasi
KOSPERMINDO dalam Mengkampanyekan Konsumsi Rumput Laut pada
Masyarakat Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumusan masalah dalam bentuk pertanyaan:
1. Bagaimana strategi komunikasi Kospermindo dalam
mengkampanyekan konsumsi rumput laut pada masyarakat
Kota Makassar?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi
Kospermindo dalam menjalankan kampanye konsumsi rumput
laut pada Masyarakat Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi Kospermindo dalam
mengkampanyekan konsumsi rumput laut pada masyarakat
Kota Makassar.
9
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat
bagi Kospermindo dalam menjalankan kampanye konsumsi
rumput laut pada Masyarakat Kota Makassar?
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi
semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini yang
berhubungan dengan strategi komunikasi.
b. Sebagai bahan perbandingan dan dasar bagi peneliti
berikutnya yang berkaitan dengan penelitian tentang
strategi komunikasi
.
2. Secara Praktis
a. Memberikan pengetahun tambahan kepada penulis dan
praktisi komunikasi mengenai strategi komunikasi.
b. Sebagai masukan bagi Kospermindo dalam
mengkampanyekan Konsumsi Rumput Laut.
10
3. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana penerapan
ilmu pengetahuan dan menambah kajian kepustakaan khususnya
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Hasanuddin.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konsep
1. Konsep Dasar Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata latin “communicare atau Communis”
yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Bila suatu sistem atau
sumber mempengaruhi yang lain dengan mengolah pemakaian isyarat-
isyarat pilihan yang dapat diteruskan melalui saluran yang
menghubungkan kedua belah pihak.
Menurut Cangara (2011:22), bahwa komunikasi antar manusia
hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada
orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi
kalau adanya pesan, sumber, media, penerima, dan efek.
Sumber adalah pengirim pesan yang disebut dengan komunikator.
Pesan yang disampaikan oleh sumber dapat berupa informasi, sikap, ide,
opini atau pendapat. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi
adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima baik melaui
tatap muka secara langsung ataupun melalui media. Media yang
dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima. Penerima merupakan pihak yang menjadi
sasaran sebuah pesan dan memiliki efek yaitu perbedaan antara apa
12
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan.
Pengertian komunikasi berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarakat, mulai dari masyarakat kecil dalam bentuk keluarga sampai
masyarakat besar seluas negara dan seluas bumi. Maka selain
pemberitahuan, komunikasi berarti pula pengumuman, penerangan,
penjelasan, penyuluhan, perintah, instruksi, komando, nasehat, ajakan,
bujukan, rayuan dan sebagainya. Komunikasi tidak lagi merupakan upaya
agar seseorang tahu, tetapi juga melakukan sesuatu atau melaksanakan
kegiatan tertentu sesuai dengan pesan masyarakat. Seperti yang kita
rasakan bahwa hampir semua aktifitas sehari-hari tidak pernah lepas dari
kegiatan komunikasi untuk mencapai tujuan.
Tujuan komunikasi menurut Effendy (2009:86) adalah mengubah
sikap, pendapat atau opini, dan perilaku. Apabila komunikasi ini
berlangsung dalam kegiatan pembangunan, maka perubahan tersebut
bukan sekedar sikap, pendapat, atau perilaku individu atau kelompok,
melainkan perubahan masyarakat atau perubahan sosial (social change).
Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan
kearah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena
itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah
perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu
mengantisipasi gerak pembangunan. Dikatakan bahwa pembangunan
13
adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara
aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah.
Dalam Widjaja (2009:11), proses komunikasi secara umum memiliki
5 (lima) unsur, yaitu:
a. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau
menulis, bisa juga sekelompok orang atau suatu organisasi.
Komunikator dalam menyampaikan pesan kadang-kadang dapat
menjadi komunikan sebaliknya komunikan dapat menjadi
komunikator.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi.
c. Saluran
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera atau menggunakan media.
d. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan adalah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu
orang atau lebih, bisa pula dalam bentuk kelompok. Komunikan
14
adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi.
e. Efek
Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum sesudah menerima pesan.
Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari
masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada
orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Mengutip
pendapat Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa
dalam proses komunikasi terjadi transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dsb dengan menggunakan simbol, kata, gambar, figur, atau
grafik (Mulyana, 2008:62). Keseluruhan proses inilah yang digunakan
pada saat kampanye.
2. Konsep Dasar Strategi
a. Definisi Strategi
Apakah yang bisa ditarik sebagai pelajaran dari perdebatan tentang
elemen-elemen strategi seperti telah digambarkan. Apakah yang
dimaksud dengan strategi? Untuk itu, perlu diringkaskan kembali
komponen-komponen atau unsur-unsurnya. Salusu (1996:99)
memberikan kesimpulan tentang strategi umumnya sepakat dan telah
membahas:
15
i. Tujuan dan Sasaran. Perlu diketahui bahwa tujuan berbeda dengan
sasaran. Harvey (1982) mencoba menjelaskan keduanya: (a)
organizational goal adalah keinginan yang hendak dicapai di waktu
yang akan datang, yang digambarkan secara umum dan relatif tidak
mengenal batas waktu, sedangkan (b) organizational objectives adalah
pernyataan yang sudah mengarah pada kegiatan untuk mencapai
goals: lebih terikat dengan waktu, dapat diukur dan dapat dijumlah
atau dihitung.
ii. Lingkungan. Harus disadari bahwa organisasi tidak dapat hidup dalam
isolasi. Seperti manusia, juga organisasi yang dikendalikan oleh
manusia, senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya, dalam arti
saling mempengaruhi. Sasaran organisasi senantiasa berhubungan
dengan lingkungan, di mana bisa terjadi bahwa lingkungan mampu
mengubah sasaran. Sebaliknya sasaran organisasi dapat mengontrol
sasaran. Menurut Shirley, peluang itu dapat terjadi dalam lingkungan
makro (macro environment) seperti dalam masyarakat luas, dapat pula
terjadi dalam lingkungan mikro (micro environmet) seperti dalam tubuh
organisasi. Peluang serupa ini menentukan apa yang mungkin dapat
dilakukan organisasi (might do). Di lain pihak, kendala-kendala
ekstrem, adalah apa yang tidak dapat dilakukan (cannot do), yang juga
dapat berasal dari lingkungan makro dan mikro.
16
iii. Kemampuan internal. Kemampuan internal oleh Shirley digambarkan
sebagai apa yang dibuat (cannot do) karena kegiatan akan terpusat
pada kekuatan.
iv. Kompetisi. Kompetisi ini tidak dapat diabaikan dalam merumuskan
strategi.
v. Pembuat strategi. Ini juga penting karena menunjukkan siapa yang
kompeten membuat strategi.
vi. Komunikasi. Para penulis secara impalasi menyadari bahwa
komunikasi yang baik, strategi bisa berhasil. Informasi yang tersedia
dalam lingkungan pada umumnya tidak lengkap dan berpengaruh
dalam mengatur strategi. Sungguhpun demikian, informasi berupa ini
haruslah tetap dikomunikasikan sebab hanya dengan komunikasi kita
dapat mengetahui alam kehidupan sekitar kita dan bagaimana pihak
lain mengetahui kita.
Setelah menghayati semua itu, akhirnya Hax dan Majluf (1991)
mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi
sebagai berikut. Strategi:
i. ialah suatu keputusan yang konsisten, menyatu dan integral;
ii. menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam arti sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber
daya;
iii. menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi;
17
iv. mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama,
dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan
ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta
kelemahannya;
v. melibatkan semua tingkah hierarki dari organisasi.
Dengan definisi ini menurut perumusan tadi, strategi menjadi suatu
kerangka yang fundemantal tempat suatu organisasi akan mampu
menyatakan kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang
bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang selalu berubah. Mengingat definisi Hax dan Majluf di atas
terlalu panjang maka dengan bertolak belakang dari pemahaman
McNichols, berikut ini ditawarkan satu definisi yang lebih sederhana, yaitu:
“Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya
suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang
efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.”
Strategi itu penting dipahami oleh setiap eksekutif, manajer, kepala atau
ketua, direktur, pejabat senior dan junior, pejabat tinggi, menengah dan
rendah. Hal ini harus dihayati karena strategi dilaksanakan oleh setiap
orang pada setiap tingkat, bukan hanya oleh pejabat tinggi.
b. Tingkat-Tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles
Hofer, Higgins (1985) dalam Salusu (1996:101) menjelaskan adanya
18
empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategi, yaitu
enterprise strategy, corporate strategi, business strategi, dan functional
strategy. Beberapa penulis lain seperti Wheelen dan Hunger (1990)
mengenal tingkatan strategi saja, yang didalamnya coorporate strategy
sudah mencakup entreprise strategy.
i. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap
organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah
kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di
dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai
kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok
sosial lainnya. Kelompok-kelompok ini mempunyai interes dan tuntutan
yang sangat bervariasi terhadap organisasi, sesuatu yang perlu diberi
perhatian oleh para penyusun strategi. Jadi, dalam strategi enterprise
terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organsasi. Strategi itu
juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan
berusaha untuk memberi pelayanan baik terhadap tuntutan dan
kebutuhan dan masyarakat. Respons terhadap keinginan masyarakat
perlu diberi perhatian dengan pertimbangan-pertimbangan etis.
ii. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering
disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu
19
organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan
bagaimana kita mengkonsumsi bisnis itu, tidak semata-mata dijawab oleh
setiap organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan
dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah
misi rumah sakit yang utama? Apakah misi rumah yatim piatu? Apakah
misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu?
Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah
misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan
kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi
universitas ialah terjun ke dalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka
akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu
dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik
dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap
organisasi.
iii. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran
di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi ini di hati
para penguasa, para pengusaha, para anggota legislatif, para donor, para
politisi, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang perkembangan
organisasi di tingkat yang lebih baik. Dalam istilah bisnis, strategi ini
20
memusatkan perhatian pada keunggulan kompetitif yang untuk kalangan
nonprofit lebih disukai menggunakan istilah keunggulan komparatif.
“Lakukanlah apa yang orang lain tidak atau belum laksanakan. Atau
kerjakanlah lebih baik dan lebih sempurna daripada yang orang lain
laksanakan.”
iv. Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang
suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu,
1) Strategi fungsional ekonami yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,
sumber daya, penelitian dan pengembangan;
2) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen,
yaitu planning, organizing, implement, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan
integrating;
3) Strategi itu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan
yang, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui atau yang selalu
berubah.
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan
menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa
mengelola organisasi tidak boleh dilihat sudut kerapian administratif
semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan”
21
organisasi dari sudut ekonomi. Salusu (1996:104) lebih cenderung
memakai tiga tingkatan strategi. Hal ini dimaksudkan sebagai kemudahan
penyesuaiannya dengan struktur manajemen yang lazim diketahui, yaitu
manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen
tingkat bawah. Ketiga tingkatan strategi itu ialah,
i. Strategi organisasi, yaitu grand strategy yang sudah mencakup
enterprise strategy,
ii. Strategi departemental yaitu business strategy dan
iii. Strategi fungsional.
c. Tipe-Tipe Strategi
Dalam mencoba menjelaskan tentang tipe-tipe strategi, Koteen
(1991) sesungguhnya tidak berbeda pandangan dengan Higgins,
Wheelen, dan Hunger, meskipun mereka yang disebut terakhir ini
mengklasifikasikan strategi itu ke dalam apa yang disebut tingkat-tingkat
strategi. Kooten juga mengakui bahwa tipe-tipe strategi yang ia
kemukakan berikut ini sering pula dianggap sebagai suatu hierarki.
Konsep Koteen itu mirip dengan Higgins, meski berbeda dalam pemberian
istilah. Tipe-tipe strategi dimaksud dalam Salusu (1996:105) adalah
sebagai berikut.
(1) Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan
dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif stratejik
22
yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu apa yang
dilakukan dan untuk siapa.
i. Program Strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi
perhatian pada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program
tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu
dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran
organisasi.
ii. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya).
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada
memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial
yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan
sebagainya.
iii. Institutional Strategy (Strategi kelembagaan). Fokus dari strategi
institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi
untuk melaksakan inisiatif-inisiatif stratejik.
Terlepas dari pendekatan yang digunakan dalam membagi strategi
itu dalam beberapa kategori, kita cukup diberi petunjuk bahwa strategi
organisasi tidak hanya satu. Di samping itu, tiap-tiap strategi ini saling
menopang sehingga merupakan satu kesatuan kokoh yang mampu
menjadikan organisasi sebagai satu lembaga yang kokoh pula, mampu
bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menentu.
23
C. Perumusan Strategi Komunikasi
Khalayak memiliki kekuatan penangkal yang bersifat psikologi dan
sosial bagi setiap pengaruh yang berasal dari luar diri dan kelompoknya.
Disamping itu, khalayak tidak hanya dirangsang oleh hanya satu pesan
saja melainkan banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Artinya
terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang datang dari
sumber (komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan
sesudahnya. Dengan demikian pesan yang diharapkan menimbulkan efek
atau perubahan pada khayalak bukanlah satu-satunya “kekuatan”
melainkan, hanya satu diantara semua kekuatan pengaruh yang bekerja
dalam proses komunikasi, untuk mencapai efektivitas.
Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja
dalam keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai
satu-satunya kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mampu
mengungguli semua kekuatan yang ada untuk menciptakan efektivitas.
Kekuatan pesan ini, dapat didukung oleh metode penyajian, media dan
kekuatan kepribadian komunikator sendiri. Dalam hal ini maka
perencanaan dan perumusan strategi dalam proses komunikasi, terutama
dalam Komunikasi Inovasi, Public Relation, Komunikasi Internasional, dan
sebagainya, semakin jelas diperlukan.
Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran (public) menjadi
efektif, Arifin (2014:64) menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai
berikut:
24
1. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah langkah pertama bagi komunikator
dalam usaha komunikasi yang efektif . sebagaimana telah dijelaskan
bahwa dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak passif,
melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja
terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya
khalayak dapat dipengaruhi, oleh komunikator tetapi komunikator juga
dapat dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan,
komunikasi tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya
suatu komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang positif, maka
komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak
terutama dalam pesan, metode, dan media. Dalam observasi atau
penelitian, publik dapat diidentifikasi dari beberapa segi. Dari segi
pengetahuan khalayak misalnya terhadap pesan-pesan yang
disampaikan, dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki pengetahuan,
memiliki hanya sedikit, memiliki banyak dan yang ahli tentang masalah
yang disajikan. Sedang dari seni sikap yang khalayak terhadap isi pesan
yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu-ragu dan
yang menolak.
Demikian juga dari segi kesediaan khalayak menerima pengaruh,
khususnya mengenai inovasi, melalui penelitian dapat diperoleh
25
identifikasi publik atau khalayak. Dalam hal ini Schoenfeld dalam Arifin
(2014:66) mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut:
1) Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan
akan ide baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru
orang lain.
2) Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa
yang dianjurkan kepadanya.
3) Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima ide-
ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.
4) Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau
menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.
5) Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide
baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang
semula.
Mengenal pengaruh kelompok dan nilai-nilai kelompok, memang
merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk
menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan
dari kelompoknya.
Pada dasarnya komunikasi dilakukan oleh manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik yang bersifat pribadi maupun
yang bersifat sosial. Pemenuhan kebutuhan itu tidak lain daripada usaha
manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Dengan
kata lain usaha pemenuhan kebutuhan hidup itu merupakan perwujudan
26
perjuangan manusia untuk hidup. Hal inilah yang memotivasi segala
aktivitas dan dinamika manusia dalam hidupnya, termasuk dalam
memberi reaksi terhadap rangsangan-rangsangan pesan yang
menyentuhnya.
2. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah
selanjutnya dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, yaitu
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian. Hal
lain yang menyangkut menarik perhatian, Willbur Schramm dalam Arifin
(2014:77) selanjutnya mengemukakan apa yang disebut dengan availibity
(mudahnya diperoleh) dan contrast (kontras). Kedua hal ini adalah
menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of
communication) dan penggunaan medium.
Availalibity, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam
persoalan yang sama atau orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu
yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga. Sedang contrast
menunjukkan, bahwa pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan
medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya.
Sehingga ia kelihatan atau kedengaran sangat menjolok, dan dengan
demikian mudah diperoleh. Sesuatu yang menjolok ialah karena lebih
nyaring, lebih terang, lebih besar atau merupakan gerak yang tiba-tiba
27
dalam keterangan, perubahan pada suara tiba-tiba, intensitas, irama, dan
sebagainya. Dalam batas-batas yang mudah diperoleh haruslah
diperhatikan cara menkonstruksikan segala hal-hal yang menyolok itu.
Dan perlu diingat bahwa kelanggengan perhatian itu, tidak ditentukan oleh
mudahnya diperoleh pesan itu dan karena kontrasnya saja melainkan juga
karena isi pesan yang dilontarkan.
3. Menetapkan Metode
Efektivitas dari suatu komunikasi selain tergantung dari
kemantapan isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan
sebagainya, maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode
penyampaiannya kepada sasaran.
Arifin (2014:80) menawarkan metode komunikasi yang efektif, yaitu:
a. Redundancy (Repetition)
Adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang
pesan kepada khalayak. Dengan metode ini sekalian banyak manfaat
yang dapat ditarik darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan
lebih memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras dengan pesan
yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat
perhatian.
Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah
melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang itu.
Selanjutnya dengan metode repetition ini, komunikator dapat memperoleh
28
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak
disengaja dalam penyampaian-penyampaian sebelumnya.
b. Canalizing
Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh
kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi
ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar kelompok
dan mayarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang
dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin,
maka kelompok tersebut secara perlahan-perlahan dipecahkan, sehingga
anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang
ketat. Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya
akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan
akan mudah diterima oleh komunikan.
c. Informatif
Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan
yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa
sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta
pendapat-pendapat yang benar pula. Atau seperti ditulis oleh Jawoto
dalam Arifin (2014:83):
29
1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat
kontroversial, atau
2. Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu pendapat.
d. Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam
hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama
perasaanya. Metode persuasif merupakan suatu cara untuk
mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis,
bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.
Justru itu, dengan metode persuasif ini, komunikator terlebih dahulu
menciptakan situasi yang mudah kena sugesti(sugesstible).
Untuk terjadinya suatu sugesti pada individu atau audience dapat
dipermudah dengan jalan:
1. Menghambat (inhibition)
2. Memecah belah (dissociation) proses berfikirnya.
Hambatan dalam proses berfikir dapat terjadi karena:
1. Kelelahan
2. Perangsang-perangsang emosional.
e. Edukatif
Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi khalayak
dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam
30
bentuk pesan yang berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta dan
pengalaman-pengalaman.
Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak
sesungguhnya, diatas fakta-fakta, pendapat, atau pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya, dengan disengaja,
teratur dan terencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia
kearah yang diinginkan.
f. Kursif
Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak lagi,
untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilontarkan. Oleh
karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat-pendapat juga
berisi ancaman-ancaman. Metode kursif ini biasanya dimanifestasikan
dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-
intimidasi. Dan untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya
dibelakanginya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Penggunaan medium sebagai alat penyalur ide, dalam rangka
merebut pengaruh dalam masyarakat, dalam abad ke-20 ini, adalah suatu
hal yang merupakan keharusan. Sebab selain media massa dapat
menjangkau jumlah besar khalayak, juga dewasa ini rasanya kita tak
dapat lagi hidup tanpa surat kabar, radio, film dan mungkin juga televisi.
31
Dan agaknya alat-alat itu kini betul-betul telah muncul sebagai alat
komunikasi massa yang sejati yang selain berfungsi sebagai alat
penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.
Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang
ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan
dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan
mediapun, harus demikian pula. Justru itu, selain kita harus berfikir dalam
jalinan faktor-faktor komunikasi sendiri juga harus dalam hubungannya
dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan pula. Hal ini karena
masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan
kelemahan-kelemahan tersendiri sebagai alat.
3. Rumput Laut
Rumput laut adalah alga yang berukuran makroskopik dan dengan
mudah dapat dikenali secara visual. Kelompok ini terdiri atas alga hijau
(Chlorophyta), alga merah (Rhodophyta), dan alga coklat (Phaeophyta).
Alga-alga ini dapat hidup di perairan laut, sungai, danau, maupun kolam-
kolam. Beberapa contoh rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting
dan telah dibudidayakan maupun dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp.,
Gelidium sp., Eucheuma cottonii, E. spinosum, dan Porphyra sp. dari
kelompok rumput laut merah serta Sargassum sp., dan Turbinaria sp. dari
kelompok rumput laut coklat. Kedua kelompok rumput laut ini hidup di
perairan laut atau payau (Chapman, 2010).
32
Rumput laut mengandung hidrokoloid dan senyawafarmasetikal,
karena itu rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan
masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di Jepang ada nori
(Porphyra spp.), wakame (Undaria finaatifida), dan kombu (Laminaria
digitata) serta di beberapa negara Eropa dikenal dulse (Palmaria
palmate), laver (Porphyra spp.), sea lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti
(Himanthalia elongata), dan carragheen (Chondrus crispus) (Chapman,
2010). Gambar 1 merupakan beberapa produk olahan makanan yang
dibuat dari rumput laut.
Apabila dibandingkan dengan bahan pangan yang berasal dari
tumbuhan darat (umbi-umbian, buah, serealia, dan kacang-kacangan),
kandungan serat total rumput laut relatif lebih tinggi (Tabel 1). Selain itu
serat tumbuhan darat biasanya lebih banyak mengandung serat tidak larut
air, sedangkan beberapa jenis rumput laut memiliki kandungan serat larut
air lebih tinggi dibandingkan serat tidak larut airnya, seperti pada E.
Gambar 2.1 Aneka Olahan Rumput Laut
33
cottonii dan S. polycystum. Serat pangan larut air diketahui berperan
penting dalam menurunkan kadar kolesterol plasma.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rumput laut yang
mengandung komponen agar, karaginan, dan alginat memiliki potensi
dalam menurunkan kolesterol plasma. Komponen agar diketahui dapat
menurunkan kolesterol darah hingga 39% (Ren et al.,1994), sedangkan
alginat mempunyai potensi dalam menurunkan kolesterol darah melalui
penghambatan absorpsi kolesterol di usus (Suzuki et al., 1993a).
35
Data di atas menunjukkan rumput laut memiliki manfaat yang
sangat penting khususnya untuk kesehatan. Selain untuk dikonsumsi
rumput laut juga bermanfaaat juga untuk keperluan lainnya. Sebagaimana
dilansir oleh Majalah Warta Ekspor Edisi September Taun 2013 Hal 13:
Rumput Laut banyak digunakan sebagai produkmakanan dan kesehatan. Tidak hanya itu, tumbuhanini juga digunakan sebagai pupuk taman danpertanian. Untuk pengembangan selanjutnya, dapatdigunakan sebagai bahan bio diesel. Jika melihatsegi pemasaran, produk added value rumput lautdapat berupa makanan, pupuk, bahan makanan tambahan, pengendalian pencemaran dan bahan kecantikan:
a. Makanan Rumput laut telah lama dikonsumsi di seluruhdunia. Sebagai makanan yang popular di Jepang (yang terbaik dikenal sebagai sushi), kebanyakan orang di Barat sering menganggap bahwa hanya Jepang atau Asia yang secara berkesinambungan menggunakan rumput laut dalam diet mereka. Di Eropa, masyarakat di pesisir telah mengkonsumsi rumput laut. Ini termasuk budaya Welsh di Kepulauan Inggris, Irlandia, Skotlandia, budaya Skandinavia seperti Norwegi dan Islandia.
b. Pupuk Rumput laut dapat digunakan sebagai pupuk tumbuhan di daratan. Masyarakat petani di dekat pantai telah mengumpulkan rumput laut selama berabad-abad. Sebelum munculnya pupuk berbasis kimia, rumput laut telah menyediakan komunitas ini dengan pasokan tersedia pupuk. Di kalangan pertanian organik saat ini, rumput laut dilihat sebagai layak alternatif organik untuk masyarakat petani pesisir. Perkembangan teknologi saat ini telah melihat rumput laut diekstraksi ke dalam pupuk kimia untuk penyimpanan lebih mudah.
c. Bahan Tambahan Makanan Rumput laut dapat digunakan sebagai pupuk tumbuhan di daratan. Masyarakat petani di dekat pantai telah mengumpulkan rumput laut selama berabad-abad. Sebelum munculnya pupuk berbasis kimia, rumput laut telah menyediakan komunitas ini dengan pasokan tersedia pupuk. Di kalangan pertanian organik saat ini, rumput laut dilihat sebagai layak alternatif organik untuk masyarakat petani pesisir. Perkembangan teknologi saat ini telah melihat rumput laut diekstraksi ke dalam pupuk kimia
36
untukpenyimpanan lebih mudah.Dengan menggunakan teknologi masa kini, rumput laut dimanfaatkan sebagai aditif makanan. Bahkan, kebanyakan orang saat makan rumput laut tanpa menyadarinya karena rumput laut ditambahkan ke berbagai produk makanan untuk berbagai tujuan. Aditif berbasis rumput laut misalnya, digunakan untuk menyimpan es krim halus dan lembut dengan mencegah kristal es dari pembentukan saat pembekuan. Bahan ini digunakan untuk memperlambat kecepatan mencairnya es krim. Berbahan dasar rumput laut juga digunakan dalam bir untukmembuat busa lebih stabil dan abadi, dan dalam anggur untuk membantu memperjelas warna. Selain itu, rumput laut juga digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan segala sesuatu dari saus, sirup, dan sup untuk mayones, salad dressing, dan yoghurt.
d. Pengendali Pencemaran Pemanfaatan modern lain rumput laut adalah pada bidang pengendalian pencemaran. Rumput laut telah ditemukan untuk dapat membersihkan polutan mineral yang cukup efektif. Mereka dapat mengurangi fosfor dan nitrogen konten (seperti amonium) dari pembuangan limbah perawatan dan pertanian. Nutrisi kimia yang mencemari perairan ini dapat menyebabkan eutrofikasi, kelebihan produksi yang tidak sehat dari sebuah ekosistem, yang oleh rumput laut dapat dibantu untuk dikekang. Rumput laut juga efektif menyerap logam. Dalam temuan terbaru, peneliti Eropa mampu menggunakan rumput laut untuk menghapus hingga 95% dari logam dalam air yang dibuang dari tambang.
e. Bahan Kecantikan Rumput laut telah digunakan sebagai obatobatan , kosmetik dan pengobatan lainnya. Pengobatan China dan Jepang telah lama melihat varietas tertentu rumput laut memiliki sifat obat. Penelitian modern telah mulai menyelidiki kualitas gizi rumput laut dan menemukan rumput laut merupakan sumber yang kaya antioksidan, seperti betakaroten, dan vitamin B1 (tiamin, yang menjaga saraf dan otot jaringan sehat ), B2 (riboflavin, yang membantu tubuh untuk menyerap zat besi dan baik untuk anaemics) dan B12. Juga, mengandung elemen, seperti kromium, yang mempengaruhi cara berperilaku insulin dalam tubuh, dan seng, yang membantu penyembuhan. Kosmetik dan terapi sudah umum menggunakan produk berbasis rumput laut. Lotion krim berbasis rumput laut dan ekstrakrumput laut telah dibuat. Salah satu bentuk terapi, yakni mandi rumput laut telah digunakan dan diyakini dapat menyembuhkan penyakit rematik
37
dan radang sendi. Penelitian saat ini bahkan telah menyelidiki kemampuan rumput laut untuk menekan kanker dan menemukan hasil yang menjanjikan. Banyaknya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk berfungsi dengan baik bagi mereka yang mengkonsumsi rumput laut. Ini dapat dilihat di Jepang, negara dengan konsumsi rumput laut per kapita terbe sar di dunia, di mana penyakit kanker yang melanda penduduknya terbilang rendah.
B. Landasan Teori
Teori merupakan suatu abstraksi, maka diperlukan dasar-dasar
teori dalam penelitian ilmiah. Jonathan H. Turner (2008:49)
mendefinisikan teori sebagai sebuah sistem konsep yang abstrak dan
hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita dalam
memahami sebuah fenomena. Pendapat lain dikemukakan oleh Abraham
Kaplan dalam LittleJohn dan Foss (2009:22) menuliskan bahwa “Bentuk
sebuah teori bukan hanya penemuan dari sebuah fakta tersembunyi, teori
adalah sebuah cara untuk melihat fakta, menyusun dan menunjukkannya.
Definisi lain yang dikemukakan oleh William Doherty dan koleganya
(1993:20) bahwa teori merupakan proses dan produk. “Berteori
merupakan proses mengorganisasi dan merumuskan ide secara
sistematis untuk memahami fenomena tertentu”. Dari ketiga pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa teori adalah sebuah proses yang
mengorganisasi dan merumuskan ide-ide secara sistematis untuk
memahami suatu peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi.
38
Fungsi teori dalam penelitian kualitatif adalah membuat
generalisasi-generalisasi yang abstrak melalui proses induksi, Kriyantono
(2012:46). Teori berfungsi sebagai pisau analisis, membantu peneliti
dalam memaknai data dan membantu memperkuat interpretasi. Ada
beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ilmiah ini,
yakni: Analisis SWOT.
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini
melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan
menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert
Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada
dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk
merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah
sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah
Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan
T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk
menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk
39
melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja (wordpress.com,
2010). Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai
faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis
ini berdasarkanlogika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.
Diagram analisis SWOT :
KUADRAN 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
(Growth oriented strategy)
KUADRAN II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
40
harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa)
KUADARAN III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang
pasar yang lebih baik.
KUADRAN IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal.
C. Tinjauan Hasil Penelitian
Berkaitan dengan strategi komunikasi dan kampanye sosial, peneliti
mengambil beberapa penelitian yang telah ada. Penelitian-penelitian
tersebut dapat membantu peneliti untuk memberi gambaran mengenai
desain penelitian yang akan dilakukan meskipun tetap ada perbedaan-
perbedaan mendasar. Berikut adalah penelitian-penelitian yang telah
dipilih peneliti sebagai gambaran dan pedoman untuk melakukan
penelitian sesuai dengan keperluan peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Habibullah (2013), Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Dipenogoro dengan judul “Pemasaran Sosial Program Asuransi Kesejahteraan Sosial Oleh Lembaga Pelaksana Askesos”
41
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan
ditentukan secara purposif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
lembaga pelaksana Askesos menggunakan berbagai macam strategi
pemasaran sosial. Perbedaan strategi pemasaran sosial dapat dilihat
dari produk, pesan, saluran komunikasi, penerima pesan, tempat dan
harga yang merupakan komponen penting pada pemasaran sosial.
Pemasaran sosial program Askesos sangat ditentukan oleh kondisi
setempat dan kemampuan lembaga pelaksana program Askesos.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad syarif (2011), Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin dengan judul Strategi Komunikasi Malaria Center Halmahera Selatan dalam Mengkampanyekan “Program Gebrak Malaria”.
Skripsi ini bertujuan : (1) untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi yang digunakan oleh Malaria Center dalam
mengkampanyekan “Program Gebrak Malaria”, (2) untuk mengetahui
faktor pendukung dan penghambat dalam mengkampanyekan
“Program Gebrak Malaria”.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan
April sampai Juni 2011 yang dilaksanakan pada kantor Malaria Center
Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara. Tipe Penelitian
yang digunakan adalah deskripsif kualitatif, data-data penelitian
diperoleh dengan dua cara yaitu: (1) Data Primer yaitu data yang
diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan melalui tiga tahap
yakni: Observasi, Wawancara mendalam oleh beberapa informan yang
42
berkompeten sebagai sumber informasi, data diperoleh serta dianalisa
secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
penulis capai. (2) Data sekunder. Diperoleh dari buku-buku penunjang
penelitian serta bahan-bahan lain yang sesuai dengan kajian penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh: (1) Malaria Center telah melakukan
beberapa tahap ataupun langkah sehubungan dengan program
Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria) di Halmahera
Selatan baik dalam pengenalan khalayak, penyusunan pesan,
pemilihan metode, dan seleksi media itu sendiri yaitu pesan
diinformasikan melalui media dan media elektronik dan cetak,
pembentukan kader malaria desa di setiap desa di Halmahera Selatan,
sampai kepada pertemuan, diskusi, serta pembagian stiker, brosur dan
leadflat. (2) Dalam kampanye tersebut, yang menjadi faktor pendukung
adalah adanya dukungan dari masyarakat, pemerintah dan stakeholder
yang terhimpun dalam Malaria Center yang bertekad untuk memerangi
malaria dengan program pemberantasan malaria yang berbasis
masyarakat, Program Gebrak Malaria memprioritaskan kemitraan
antara pemerintah, swasta atau sektor bisnis, dan masyarakat untuk
mencegah penyebaran penyakit malaria, sedangkan dari segi
penghambatnya yakni dalam usaha kampanye Program Gebrak
Malaria di Halmahera Selatan adalah perubahan perilaku di
masyarakat, masyarakat desa yang tertinggal sangat susah untuk
diubah kognisinya, semua pesan yang diberikan hanya bersifat instuisi
43
sehingga perubahan perilaku di kalangan masyarakat bawah sangat
sulit untuk dilakukan.
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Strategi Komunikasi
KOSPERMINDO
Sosial Marketing AIDDA SWOT
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Konsumsi Rumput Laut
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian adalah sebuah kegiatan yang menggambarkan sebuah
objek. Menggambarkan sebuah objek terkadang menyulitkan meskipun
objek fisik relatif tetap, proses menafsirkannya ternyata tidak sederhana.
Dalam menafsirkan suatu objek sosial atau realitas sosial, tidak jarang
terjadi perbedaan penafsiran. Hal ini disebabkan perbedaan perspektif
atau cara pandang dalam menafsirkan objek atau realitas. Perspektif atau
yang lazimnya dikenal dengan istilah pendekatan adalah pedoman dalam
menafsirkan objek atau realitas tersebut. Wimmer dan Dominick (2000:48)
menyebutkan pendekatan adalah seperangkat teori, prosedur, dan asumsi
yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Pendekatan akan
menentukan jenis metodologi penelitian yang merupakan falsafah yang
mendasari suatu metodologi penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang
berasal dari pendekatan interpretif (subjektif). Pendekatan interpretif ini
mempunyai dua varian, yakni konstruktivis dan kritis. Metode kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya
melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Metode kualitatif dalam
penelitian ilmu komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
45
wawancara mendalam. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
deskriptif karena tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan topik
penelitian ini adalah membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan
akurat tentang makna objek tertentu. Metode penelitian deskriptif
kualitatif dalam kajian Ilmu Komunikasi, bertujuan untuk menggambarkan,
meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas
sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan
berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter,
sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian dilakukan di Kantor Kospermindo di Kawasan Industri
Makassar, dan di beberapa tempat para pelaku Industri Kecil dan
Menengah yang bergerak dalam indusrtri rumput laut.
Objek penelitian ini adalah Lembaga Kospermindo yang melakukan
usaha-usaha untuk mengkampanyekan komnsumsi rumput laut pada
Masyarakat dan Para pelaku industri yang merupakan target audience
dari Kospermindo.
C. Sumber Data
Data dibedakan menjadi dua macam data yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
46
sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
pihak lain atau data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti. Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi data primer. Data
dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
Sumber data dari Kospermindo:
1. Data primer didapatkan langsung dari sumber utama yaitu para
pengurus Kospermindo yang telah terjun langsung melakukan
strategi komunikasi kepada khalayak atau target audience.
2. Data sekunder didapatkan langsung dari sumber sekunder yaitu
literatur-literatur, bahan-bahan dokumentasi, artikel-artikel,
jurnal, serta dokumen yang ada dalam arsip Kospermindo.
D. Informan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada informan penelitian dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling dengan memilih informan
berdasarkan syarat yang sesuai dengan topik penelitian. Syarat tersebut
antara lain; 1) Pengurus Kospermindo yang telah aktif melaksanakan
kegiatan-kegiatan kampanye konsumsi rumput laut; 2) Para pelaku IKM
rumput laut yang menjadi binaan kospermindo; 3) Masyarakat penerima
manfaat dari berbagai program kampanye konsumsi rumput laut atau
yang menjadi target audience dari program Kospermindo.
47
1. Pengurus Kospermindo yang telah aktif melaksakan kegiatan-
kegiatan kampanye konsumsi rumput laut
a. Bapak Arman Arfah merupakan ketua dari Kospermindo
b. Ibu Samilah Manajer Kospermindo
2. Para pelaku IKM rumput laut yang menjadi stakeholder dari
kospermindo
a. Bapak Sudarto merupkan Direktur Industri Kecil Menengah
Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Kemenperin.
b. Bapak Waqas Pelaku IKM Rumput pemilik usaha Khansa Food
yang menjual aneka olahan rumput laut.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Adapun data
dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata-
kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi yang berhubungan dengan
kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata
(Kriyantono, 2012:37). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, in-dept interview (wawancara
mendalam), dan dokumentasi.
1. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung tanpa
mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan oleh objek tersebut, Kriyantono (2012:110). Observasi
48
dilakukan untuk melengkapi format pengamatan sebagai instrumen
untuk menggali lebih dalam mengenai motif kain sutera Sengkang
dan makna motif kain sutera Sengkang dengan melakukan observasi
motif-motif apa saja yang menjadi pilihan konsumen.
2. Wawancara menurut Berger dalam Kriyantono (2012:100) adalah
percakapan antara peneliti dan informan. Wawancara merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Adapun dalam penelitian ini,
menggunakan wawancara secara mendalam (in-dept interview),
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan, Bungin (2011:111). Wawancara ini dilakukan dengan
frekuensi lebih tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Dalam hal ini,
peneliti melakukan wawancara dengan pengrajin sutera, produsen
sutera dan konsumen sutera, serta informan lainnya yang berkaitan
dengan topik penelitian untuk memperoleh data mengenai makna
motif sutera.
3. Dokumentasi atau dokumenter adalah teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk menulusuri data historis tentang kain sutera
dan dokumentasi yang didapatkan berupa foto kain sutera untuk
melihat motif, warna dan makna yang terkandung di dalamnya.
49
F. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data adalah dengan menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Langkah-langkahnya sebagai berikut: (a) reduksi data, yakni
memilih hal-hal pokok yang berhubungan dengan fokus penelitian (b)
display data, yakni menyajikan data dalam bentuk matrik, network, grafik,
tabel frekuensi, atau skema (c) verifikasi atau pengambilan kesimpulan
(Miles & Huberman, 1992).
Karena penelitian ini sifatnya deskriptif, maka teknik analisis data
yang dianggap relevan adalah kualitatif. Penulis melakukan analisis data
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
wawancara, observasi yang dilakukan dalam catatan lapangan, maupun
dokumen.
G. Tahap-tahap penelitian dan Jadwalnya
No. Kegiatan 8 9 10 11
1. Konsultasi judul dan proposal penelitian
2. Penulisan proposal
3. Seminar proposal penelitian
4. Pengumpulan data lapangan/penelitian
5. Penulisan laporan penelitian
6. Seminar hasil penelitian
7. Seminar akhir/finalisasi hasil penelitian
Table 2.2 Tahap-tahap Penelitian dan Jadwalnya
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah KOSPERMINDO
PT Kospermindo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
perdagangan rumput laut. Berdiri pada tahun 1999. Badan usaha
kospermindo awalnya berbentuk koperasi. Bergerak dalam
memberdayakan dan mengembangkan budidaya rumput laut di wilayah
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah dengan pembinaan dan
pengembangan kelompok tani budidaya Rumput Laut yang berbasis pada
Klaster Industri.
Awalnya Kospermindo berlokasi di Jln. Anggrek Raya Blok E2
No.24-26, Todopuli Makassar, kemudian berpindah di Jln. Kima VIII, KAV.
3A, Kawasan Industri Makassar. Kemudian, pada tanggal 6 Mei 2008,
Kospermindo dibuatkan akte perusahaan untuk berubah dari Koperasi
menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama perusahaan PT
Kospermindo. Hingga sekarang PT Kospermindo bergerak dibidang
perdagangan rumput laut, selain mengembangkan budidaya rumput laut di
wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. PT
Kospermindo mengembangkan pola pengembangan sentra
kelompok tani dengan pendampingan dan lembaga Simpan Pinjam
51
sekaligus menjamin kepastian pasar bagi para petani Perdagangan PT.
Kospermindo yaitu dengan menjual komoditi rumput laut yang selanjutnya
akan diolah menjadi tepung agar-agar dan tepung karagenan
(carrageenan). Perdagangan yang dilakukan dengan menjual rumput laut
ke seluruh Indonesia, serta melakukan ekspor ke negara eropa.
b. Visi Misi KOSPERMINDO
Visi Kospermindo
“Mewujudkan Indonesia Sebagai Sentra Dan Bursa Rumput Laut
Terkemuka Dunia”.
Misi Kospermindo
a. Pemberdayaan UMKM pembudidaya rumput laut melalui pendekatan
sentra klaster
b. Meningkatan kualitas budidaya rumput laut melalui dinamika kelompok
c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui komoditi
rumput laut
d. Membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan,
pengangguran dan urbanisasi
c. Struktur Organisasi KOSPERMINDO
Struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen
perusahaan. Dengan adanya struktur organisai yang baik, dapat
menjamin kelancaran suatu perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaan,
52
pembagian ini diperoleh melalui struktur organisasi perusahaan yang baik.
Melalui struktur organisasi yang baik, tugas-tugas yang digolongkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, terarah dan
terawasi.
PT Kospermindo sebagaimana halnya dengan per usahaan lainnya
juga mempunyai struktur organisasi yang dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut.
Gambar 4.1.
Sturtur Orgnanisasi KOSPERMINDO
Adapun deskripsi kerjanya sebagai berikut:
1) Pengurus:
a) Bertanggung jawab secara struktur kelembagaan dan pengelolaan
usaha koperasi dalam periode kepengurusan.
KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
GENERAL MANAGER
MANAGER OPERASIONAL
MANAGER PEMASARAN DAN PEMBELIAN
DEVISI PERGUDANGAN DAN PROSESING
DEVISI BDS
DEVISI KEUANGAN
DEVISI EKSPEDISI
DEVISI PEMBELIAN DEVISI
PEMASARAN
DEVISI ADMINISTRASI
53
b) Dalam rangka pengembangan usaha dan pelakasanaan prinsip
prfesionalisme, maka pengurus berhak dan berwenang menunjuk
pengelola dalam rangka evektifitas pengelola usaha
c) Berkewajiban melaporkan seluruh aktivitas loperasi dalam rapat
anggota tahunan sebagai wujud pertanggung jawaban pelaksanaan
amanah atas terhadap struktur kelembagaan dan usaha koperasi.
2) Pengawas:
a) Membantu pengurus dalam melakukan pengawasan terhadap
strktur kelembagaan dan pelaksanaan usaha
b) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pengelolaan
usaha koperasi
c) Melaporkan seluruh hasil pengawasan dalam rapat anggota
tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban dalam membantu
pengurus dalam pengembangan koperasi
3) Pengelola:
a) Manager Utama
i. Ditunjuk oleh pengurus dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan usaha koperasi sebagai tenaga profesional yang
ditunjuk oleh pengurus guna meningkatkan peran
Kospermindo sebagai lembaga usaha yang berbasis
kerakyatan
54
ii. Membantu pengurus dalam melakukan terobosan dan
ekspansi usaha yang sifatnya dapat memberikan keuntungan
baik jangka pendek maupun jangka panjang
iii. Meningkatkan peran usaha koperasi sebagai lembaga
ekonomi rakyat dan menjalin pola kemitraan strategis
terhadap seluruh mitra usaha
iv. Berkewajiban melakukan pengawasan usaha melalui
penataan sistem prosedur administrasi akuntansi, keuangan
dan pengelolaan usaha koperasi
v. Bertanggung jawan terhadap seluruh akibat yang ditimbulkan
terhadaap pengelolaan usaha dan berkewajiban melaporkan
seluruh aktivitas usaha yang dilakukan melalui laporan
bulanan dan tahunan dan atau sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan pengurus
b) Wakil Manager Utama
a. Membantu Manager Utama dalam penataan dan pelaksanaan
roda kegiatan usaha dan administrasi Kospermindo
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
operasi usaha yang telah sigariskan oleh pengurus
c. Berkewajiban mengontrol seluruh usaha terhadap divisi yang
berkaitan dengan operasi
55
d. Secara bersama dengan direktur merumus pola kerja operasi
dan terobosan usaha yang dianggap strategis untuk
dikembangkan
e. Membuat laporan secara berkala dan melakukan evaluasi
terhadap seluruh aktivitas operasi
c) Manager Pergudangan
i. Membantu Direktur dan Wakil Direktur dalam pengeloalaan
usaha pergudangan
ii. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas masuk dan
leuarnya barang di gudang serta kegiatan keadministrasian
(pencatatan keluar masuknya barang)
iii. Bertanggung jawab melakukan prosessing dalam bentuk
sortir, packaging setelah mealuli quality control sesuai standar
yang ditetapkan untuk masuk dalam gudang (gudang
perwakilan, gudang induk)
iv. Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian kebersihan,
pemeliharaan dan menjaga seluruh peralatan yang ada di
gudang
v. Berkewajiban membuat laporan secara berkala terhadap
seluruh kegiatan yang berjalan di gudang kepada manager
(i) Bagian Penagadaan
56
(a) Membantu Manager terhadap pengadaan barang
sesuai dengan standar dan kualitas mutu yang
dibutuhkan
(b) Melakuakn proyeksi dan seleksi atas kebutuhan dan
stock kebutuhan pengadan barang
(c) Berkewajiban dan bertanggung jawab dalam terhadap
seluruh rangkaian kegiatan pengadaan untuk
dilaporkan kepada Manager
(ii) Bagian Quality Control (QC)
(a) Membantu Manager dalam mendukung kelancaran
aktivitas penerimaan atas kebutuhan barang sesuai
dengan permintaaan pembeli
(b) Berkewajiban melakukan quality control terhadap
seluruh barang yang masuk di gudang
(c) Bertanggung jawab dalam hal netto \, standarisasi
mutu dan kebersihan atas barang yang diterima di
gudang
(d) Berkewajiban membuat laporan atas barang
(iii) Bagian Prosessing
(a) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan penataan
database keanggotaan Kospermindo baik yang
Anggota tetap maupun anggota layanan
57
(b) Bertanggung jawab dalam melakukan pendampingan
meluli standar SOP pembudidaya komoditi dan
penguatan kelembagaan kelompok usaha.
(c) Melakukan proses pemasaran dalam membantu pihak
managemen Kospermindo dalam mempercepat
proses penjualan dan perdagangan
d) Manager Akuntansi dan Pembukuan
i. Melakukan proses administrasi perkantoran atas segala
aktivitas usaha yang berkaitan dengan administrasi dan
akuntansi
ii. Bertanggung jwab dalam proses sistem prosedur administrasi
dan akuntansi terhadap segala aktivitas kospermindo
iii. Berkewajiban membuat laporan bulanan dan tahunan
terhadap proses administrasi dan akuntansi perusahaan
iv. Devisi ini membiudangi subdiv administrasi dan subdiv
administrasi
Staf Akuntansi dan Pebukuan bertanggung jawab melaksanakan tugas
dan tanggung jawab akuntansi dan pembukuan serta membantu
manager dalam pencatatan dan pelaporan akuntansi dan pembukuan
perusahaan.
e) Manager Administrasi dan Keuangan
i. Melakukan proses administrasi atas lalu lintas keluar masuknya
uang melalui kasir dalam perusahaan
58
ii. Bertanggung jawab dalam proses administrasi dan pencatatan
keuangan perusahaan
iii. Berkewajiban membuat laporan bulanan dan tahunan terhadap
proses pertanggung jaweaban alur kasir dan keuangan
perusahaan
iv. Devisi ini membidani sub div keuangan dan kasi
Staff administrasi dan keuangan bertuga melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pencatatan dan administrasi keuangan perusahaan.
f) Manager USP
i. Membantu Manager Utama dan Wakil Manager Utama dalam
penataan dan pelaksanaan kegiatan simpan pinjam dan proses
admin
ii. Bertanggung jawan terhadap pelaksanaan seluruh aktivitas
administrasi, akuntansi dan keuangan dalam lingkup kegiatan
operasional
iii. Berkewajiban mengontrol seluruh kegiatan divisi yang brkaitan
dengan administrasi, akuntansi dan keuangan koperasi
iv. Secara bersama dengan diektu merumus pola pencatatan dan
pengadministrasi dan proses alur keuangan koperasi yang
berkaitan dengan kegiatan usaha dan penataan administreasi
koperasi
59
v. Membuat laporan secara bekala dan melakukan valuasi
terhadap seluruh aktivitas administrasi, akuntansi dan keuangan
koperasi.
g) Manager Layanan DBS
i. Bertanggung jawab dalam melakukan sistem pengembangan
pengelolaan usaha perusahaan dan model pengembangan
pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan koperasi
ii. Berkewajiban membuat usulan pengembangan kegiatan dan
format kegiatan pendampingan dalam mendorong pelaksanaan
dinamika kelompok usaha yang kuat dalam koperasi
iii. Secara bersama membantu direktur dan manager dalam
menjalankan misi BDS sebagai bagian dari tanggung jawab
pengembangan usaha dan kelembagaan koperasi
iv. Berkewajiban membuat laporan bulanan dan tahunan terhadap
proses pelaksanaan kegiatan pendampingan usaha melalui
BDS
4) Tupoksi Devisi Pergudangan
Gudang adalah tempat peyimpanan yang mempunyai beberapa fungsi
yaitu penerimaan, pengidentifikasian, pembersihan, sortir,
pengepakan, pengimpanan dabn pengiriman. Devisi pergudangan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan gudang terkait penerimaan,
sortir, klasifikasi dan pengiriman yang terkait terhadap rangkaian
60
kegiatan pokok dengan prosedur dan standar operasi kerja yang
harus dijalankan yang terdiri dari:
a) Bagian penerimaan barang secara bersama dengan quality
control dengan melakukan aktivitas penerimaan barang ata
pesanan dari mitra atau pengiriman dari kantor perwakilan dan
bertanggung jawab dalam beberapa hal antara lain membongkar
barang dari mobil, pencatatan tonase barang masuk, identifikasi
barang, pengecekan kualitas dan pendistribusian dengan
rangkaian aktivitas antara lain:
i. Barang masuk di kantor pusat dibuatkan nota ditanda tangani
oleh penimbang dan disetujui o;eh staf dan quality control yang
ditunjuk, yang memuat data selengkap mungkin mengenai
barang uang diterima tersebut seperti tanggal, nama pengirm,
kadar iar, kualitas, jumlah, potongan karung, dll
ii. Nota timbang dibuat sebanyak 3 rangkap meliputi rangkap
pertama (1) untuk pemilik barang (perwakilan dan mitra),
rangkap kedua (2) untuk kantor, dan rangkap ketiga (3) untuk
gudang
iii. Kemudian barang tersebut disusun ditempat yang sudah
ditentukan. Terhadap barang yang sudah dalam ball atau yang
telah dalam proses maka disusun dan distampel dalam tempat
yang siap untuk dikirim. Kemudian barang yang memerlukan
prosesing ditempatkan pada tempat bagian prosesing
61
iv. Dicatat dalam buku stock barang masuk dan diparaf oleh staff
yang ditunjuk baik terhadap barang yang sudah diball maupun
yang akan diproses
b) Terhadap barang yang memerlukan prosesing maka kan
dilakukan rangkaian antara lain:
i. Penjemuran adalah kegiatan yang dilakukan terhadap barang
yang masuk tidak memebuhi standar dan kualitaas kada air
yang diinginkan, adakalanya barang yang masuk diadakan
penjemuran, penataan barang yang masuk disesuakan dengan
spesifikasi barang
ii. Penyortiran barang adalah rangkaian kegiatan klasifikasi mutu
dan kualitas serta pembersihan terhadap barang yang dalam
proses sesuai standar kualitas masing-masing
iii. Packaging adalah proses penbalan atau packaging terhadap
barang yang sudah dilakukan kualifiaksi mutu dan kualitasnya
sesuai dengan klasifikasi kualitas masing-masing
iv. Pelabelan adalah proses pemberian merek asal barang, nama
kelompok pengirim dan pemberian label mengenai standar
kualitas
c) Terhdap barang yang masuk baik dalam bentuk ball maupun yang
telah diproses dilakukan syandarisasi mutu melalui quality control
antara lain sebagai berikut:
62
i. Perdagangan adalah merupakan rangkaian kegiatan
operasional perusahaan dalam melakukan pembelian dan
penjualan atas barang, komoditi atau jasa
ii. Quality control adalah merupakan bagian dari mekanisme
standarisasi yang dikembangkan oerusahaan dalam mengatur
sirkulasi barang yang masuk dalam gudang agat sesuai
dengan prinsip-prinsip perdagangan umum atau pasar
d) Pengiriman barang yaitu terhadap barang yang keluar dan
petugas gudang wajib melakukan pencatatan dan perhitungan
jumlah tonase barang, spesifikasi, dan terhadap barang yang
dikirim tersebut tetap dilakukan pemeriksaan dan pengecekan
akhir barang untuk memastikan barang yang terkirim sesuai
dengan yang diharapkan
e) Aspek pengawasan gudang
Prinsip pengawasan gudang yaitu proses
pengadministrasian atau pencatatan barang yang keluar masuk,
harus disiplin dan dijaga dengan baik. Pengrganisasian barang
dan tenaga kerja di dalam gudang memegang peranan yang
sangat penting dan menjadi tanggung jawab devisi pergudangan
dalam mengawasi dan memenej seluruh rangkaian sistem kerja
yang diterapkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Akurasi pengawsan sangat dibutuhkan dalam proses pengelolaan
63
gidang karena akan berpengaruh pada pengadministrasian dan
keseimbangan neraca keuangan perusahaan. \
Prinsip pemeliharaan yaitu hal ini berhubungan dengan
aktivitas perawatan baik gudang, mesin, dan peralatan gudang
lainnya.
5) Tupoksi Devisi Akuntansi dan Pembukuan
Dalam Proses pengelolaan akuntansi dan pembukuan
didasarkan melalui program komputerisasi dengan rangkaian kegiatan
pembukuan melalui pencatatan data dari divisi administrasi umum dan
keuangan yang dijabarkan dalam bentuk laporan harian, laporan
bulanan dan pembuatan laporan akntansinya untuk membuat laporan
rugi laba, laporan neraca bulanan dan tahunan.
Mekanisme kerjanya tersturktur melaului rangkaian sebagai
berikut:
a) Melakukan pembukuan atas seluruh rangkaian kegiatan usaha
koperasi sebagai melalui sistem prosedur laporan akuntansi dan
dalam bentuk laporan harian, miungguan, bulanan
b) Membantu direktur dan wakil direktu dalam proses akuntansi dan
pembutan laporan tahunan perusahaan dalam bentuk neraca laba
rugi berjalan
c) Menjalankan sistem dan prosedur akuntansi yang ditetapkan
melalui sistem komputerisasi dengan aktivasi dan legalisasi
masing-masing yang bertanggung jawab
64
6) Tupoksi Divisi Administrasi dan Keuangan
Rangkaian tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan
proses administrasi perusahaan sesuai standar dan prosedur yang
ada dan melakukan pencatatan keuangan kasir yang mendi dasar
rangkaian pembukuan pada divisi akuntansi dan pembukuan.
Mekaisme kerja divisi tergambar dalam rangkaian sebagai berikut:
a) Melakukan pengadministrasian atas segala sesuatu yang terkait
dengan surat menyurat, surat masuk, surat keluar, laporan, MOU
dan lainnya yang berkaitan dengan administrasi umum kantor
b) Mengatur lalu lintas harian atas kebutuhan keuangan yang
berkaitan dengan kebutuhan usaha dan kelembagaan
c) Melakukan pencatatan dan melaporkan atas segala sesuatunya
yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan
kantor
7) Tupoksi Simpan Pinjam
Penyaluran seluruh rangkaian pinjaman dan imanan anggota
dan calon anggota serta karyawan dilakukan melalui kegiatan divisi
yang bekerja secara otonom melalui rangkaian aktivitas sebagai
berikut:
a) Membantu manager utama dan wakil manager utama dalam
pengelolaan usaha simpan pinjam baik terhadap anggota maupun
calon anggota
65
b) Menajalankan tugas simpan pinjam koperasi dengan prinsip bagi
hasil yang saling menguntungkan dengan anggota maupun calon
anggota
c) Bertanggung jawab secara teknis pada seluruh rangkaian usaha
simpan pinjam baik terhadao penyaluran kredit dan pengembalian
kredit
d) Membuat laporan berkala dalam bentuk laporan harian, mingguan,
bulanan atas aktivitas usaha simpan pinjam
8) Tupoksi BDS
Sebagai divisi yang bergerak dalam berbagai layanan usaha,
maka DBS bertanggung jawab dalam:
a) Melakukan layanan pendampingan usaha yang utama yang terkait
dengan kegiatan usaha anggota
b) Mengembangkan terobosan pengembangan layanan usaha
melalui jaringan IT, yang terkait dengan tuntutan perkembangan
perdagangan global\
c) Mengembangkan kegitan layanan yang bersentuhan dengan
kegiatan usaha koperasi dan ialnnya.
2. Strategi Komunikasi KOSPERMINDO dalam mengkampanyekan
Konsumsi Rumput Laut
Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih dua
bulan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi
66
secara langsung, wawancara mendalam dengan beberapa narasumber
yang berkaitan dengan penelitian ini, serta dilengkapi dengan
dokumentasi, maka syukur alhamdulillah penulis berhasil memperoleh
data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan data yang penulis dapatkan pada lokasi penelitian,
maka dalam Bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian
tentang strategi komunikasi KOSPERMINDO dalam mengkampanyekan
Konsumsi Rumput Laut.
Pada dasarnya tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam
kampanye dan propaganda baik untuk keperluan promosi maupun
publikasi yang bertujuan tidak lain untuk menciptakan pengetahuan,
pengertian, pemahaman, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk
memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
Tujuan yang paling mendasar dari kegiatan komunikasi adalah
menciptakan pemahaman. Setiap anggota berkewajiban menjadi khalayak
organisasinya memahami kehadiran organisasi secara keseluruhan dan
diharapkan pada akhirnya akan tercapai suatu pengetahuan yang
menumbuhkan pemahaman timbal balik yang bersangkutan dengan
segenap khalayak.
Untuk mencapai tujuan dalam mengkampanyekan Konsumsi
Rumput Laut maka KOSPERMINDO perlu didukung oleh suatu strategi
komunikasi yang efektif agar hal-hal yang disampaikan dalam rangka
67
kampanye Konsumsi Rumput Laut ini dapat disampaikan dengan baik
kepada khalayak. Dalam hal ini pengenalan khalayak.
Hal ini diungkapkan oleh Manajer KOSPERMINDO, Mila Samila,
kampanye Konsumsi Rumput Laut di Kota Makassar.
“Pertama yang harus kita ketahui bahwa rumput laut baik pengetahuan dasar dan sebagainya ternyata belum terlalu dikenal di masyarakat kota Makassar. Memang para penduduk di pesisir sebagaian sudah ada yang tahu dan sudah banyak IKM dan UKM yang mulai mengolah rumput laut ini hanya saja sebagaian besar masyarakat apalagi di kota Makassar ini belum teredukasi benar dengan pengetahuan tentang rumput laut. Jadi salah satu strategi yang pertama kami gunakan adalah bagaimana membuat sebuah konsep dasar untuk menggugah kesadaran masyarakat ini untuk tahu dan mengerti bagaimana mengolah kemudian mengkonsumsi rumput laut ini”
“Kemudian kita mencoba menggali informasi seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat kota Makassar terhadap isu ini, dan yang kami memang temukan adalah edukasi masyarakat Kota Makassar trerhadap rumput laut masih sangat minim.
Arman Arfah selaku Ketua KOSPERMINDO menyatakan tentang
tingkat konsumsi rumput laut di Maassar masih sangat rendah:
“Masyarakat kita sangat rendah sekali kesadarannya kepada isu ini (untuk mengkonsumsi rumput laut), dari data yang saya dapatkan dari Departemen Perikanan bahwa tingkat konsumsi rumput laut orang Indonesia sangat rendah sekitar 0,6% padahal produksi rumput lautnya paling tinggi di Dunia sekitar 10%, sedangkan kalau kita melihat orang Jepang mereka tingkat produksi rumput lautnya kecil sekali sekitar 2% tapi konsumsi rumput laut mereka sekitar 10% itukan ironis sekali”
“Kesadaran yang rendah itu diakibatkan karena kurangnya pemahaman tentang manfaat dan juga cara mengolah lebih lanjut rumput laut, padahal rumput laut itu mudah sekali diolah”
Ada beberapa upaya yang ditempuh oleh kospermindo dalam hal
mengembangkan budidaya rumput laut termasuk didalamnya
meningkatkan konsumsi rumput laut. Salah satunya adalah menetapkan
formulasi strategi pengembangan rumput laut.
68
Arman Arfah menjelaskan tentang bagaiman pengembangan lebih
lanjut strategi budidaya rumput laut di Makassar:
“Kita harus menciptakan suatu masyarakat pembudidaya rumput laut. Masyarakat pembudidaya rumput laut ini ditopeng oleh 2 pondasi yang harus sinergi yaitu penetapan model kemitraan yang tepat dan meningkatkan kemandirian, kita tentukan dulu apa yang mau dicapai, kami sudah menyusuk 3 hal yang ingin dicapai yaitu: pertama terciptanya pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja yang dapat membentuk daya tarik, kedua mengupayakan berkurangnya penduduk miskin hal ini berfokus pada daya tahan, ketiga menciptakan usaha yang berkelanjutan yang hal ini fokusnya pada daya saing masyarakat”
Pemaparan Arman Arfah di atas dapat dilihat dari gambar dibawah
yang menjelaskan metode menciptakan masyarakat pembudidaya rumput
laut.
fokus
komponen
MASYARAKAT PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT
M
O
D
E
L
K
E
M
I
T
R
A
A
N
K
E
M
A
N
D
I
R
I
A
N
Kesetaraan Gender / Masyarak Pesisir
Keberpihakan Kelestarian
Penyehatan iklim, Dinamisasi Ekonomi, SDM yang kompetitif menciptakan potensi
komoditi unggulan Lokal
Diversifikasi Budidaya dan
Pengenmabngan Produk Masyarakat Optimalisasi Akses
SDE & Sosial Kapital dan Pelayanan yang
berbasis kompetensi
Peningkatan Produktivitas &
efisiensi innovasi Produk
Berkelanjutan Pengembangan
Jaringan pasar dan kemitraan
(strategic alianci)
Daya Tarik Daya Tahan Daya Saing
Pertumbuhan dan Penyerapan Tenaga
Kerja
Berkurangnya
Penduduk Miskin
Usaha yang
berkelanjutan
t
u
j
u
a
n
69
Gambar 4.2.
Strategi Pengembangan Rumput Laut KOSPERMINDO
Gambar di atas dapat kita pahami bahwa untuk menciptakan
masyarakat pembudidaya rumput laut KOSPERMINDO menentukan
tujuan, fokus, dan komponen. Ada tiga (3) tujuan beserta masing-masing
fokus dan komponennya, namun yang berhubungan dengan peningkatan
konsumsi rumput laut ada pada bagian yang ketiga tentang kelestarian
yang bertujuan untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan yang
berfokus pada daya saing.
Manajer KOSPERMINDO Mila Samila mengatakan strategi yang
digunakan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
mengkonsumsi rumput laut adalah dengan usaha yang berkelanjutan:
“Selama ini kita unggul di produksi dan ekspor rumput lautnya, tapi untuk mengolahnya belum banyak masyarakat yang mengerti betul untuk itu kita mengupayakan terciptanya usaha yang berkelanjutan, baik itu dilakukan oleh para petani rumput lautnya sendiri, maupun masyarakat pada umumnya”
“Untuk ke petani rumut lautnya sendiri kita tinggal berkoordinasi dengan perwakilan daerah yang ada untuk mensosialisasikan agar produksi rumput laut tidak semua harus terserap untuk ekspor tapi juga diupayakan adanya produksi olahan lanjutan, sedangkan untuk masyarakat Kota Makassar kita lakukan beberapa kegiatan yang menstimulus mereka untuk tergerak juga melakukan olahan dari rumput laut”
Usaha yang berkelanjutan ini diupayakan dengan cara strategi
aliansi.Strategi Aliansi adalah suatu kegiatan dimana pihak yang
berkepentingan memiliki suatu interest di masa yang akan datang, maka
dengan menyumbangkan sumber daya dan keunggulan kompetitif yang
dimiliki padaha hal baru kan menghasilkan suatu nilai yang baru.
70
Jika dikaitkan dengan isu konsumsi rumput laut, untuk mewujudkan
tujuannya, KOSPERMINDO melakukan strategi aliansi kepada
stakeholder dalam hal ini pihak-pihak yang dapat diajak kerjasama dalam
upayanya mengkampanyekan konsumsi rumput laut di Kota Makassar.
Gambar 4.3. Indonesia Seaweed Forum
Ibu Mila Samila menjelaskan:
“Kita menggandeng siapapun pihak terkait yang ingin mendukung isu ini, sejauh ini dalam usaha kita mengkampanyekan konsumsi rumput laut di Kota Makassar kita telah melakukan dua kegiatan yang dilakukan secara berkala yaitu: Pertama kegiatan yang bernama Indonesia Seaweed Forum yang sudah tiga (3) kali dilaksanakan yaitu pada tahun 2008, 2011, 2015 itu diselenggarakan di Makassar semua. Kedua kami menyelengarakan GEMARI SEHAT atau Gerakan Makan Rumput Laut Indonesia Sehat Berserat) ini sudah kami lakukan dua (2) kali yaitu pada tahun 2010 yang berhasil mendapat rekor MURI sebagai jenis makanan rumput laut dan peserta terbanyak dan pada tahun 2015”
“Indonesia Seaweed forum merupakan sebuah kegiatan akbar juga sebagai media sosialisasi informasi dan pemasaran hasil olahan rumput laut dan acara ini juga sekaligus mengeksplorasi kemampuan Indonesia sebagai salah satu industri trumput laut terkemuka di dunia. Acara ini dihadiri oleh perwakilan negara-negara yang terintegrasi dengan kepentingan pengolahan rumput laut, ISF yang terakhir dihadiri oleh 20
71
negara. Acaranya beragam, selain mendatangkan pembicara yang ahli di bidang pengembangan rumput laut, juga kita mengajak komunitas-komunitas kuliner dan para pelaku usaha kecil menengah untuk ikut mempromosikan hasil olahan rumput lautnya disini”
“Selain itu kami juga mengajak Asosiasi Petani, dan Penegelolahan Rumput Laut Indonesia (ASPPERLI), Asosiasi Industri Rumput Laut (ASTRULI) dan Indonesia Seaweed Society, dan kita juga meminta dukungan penuh Pemerintah Privinsi Sulawesi Selatan”
Gambar 4.4. Pameran Olahan Rumput Laut
Dalam rangkaian Indonesia Seaweed Forum
Arfan mengatakan forum ini merupakan sarana untuk membangun
kerjasama bisnis guna mendorong pengembangan industri rumput laut
Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia. "Forum ini
untuk mendekatkan pasar hulu dan hilir rumput laut dan untuk mengurangi
permainan harga," katanya.
Sedangkan Gerakan Manfaat Rumput Laut Indonesia Sehat
Berserat (GEMARI SEHAT) merupakan sarana memperkenalkan manfaat
rumput laut sebagai produk minuman, makanan, kosmetik, kesehatan,
72
energi dan bahan industri lainya yang bermanfaat untuk manusia. Melalui
media ini kesadaran mengkonsumsi rumput laut sebagai produk
kesehatan dapat ditingkatkan dan sekaligus menjadi pasar yang strategis
dengan pendekatan petik (budidaya sendiri), olah (diolah perusahaan
dalam negeri sendiri), dan jual (dikonsumsi oleh anak bangsa sendiri)
upaya membangun ketahanan dan mewujudkan kemandirian ekonomi
bangsa.
Gagasan untuk melakukan gerakan makan sehat Indonesia dengan
rumput laut, merupakan impian untuk merintis suatu metode
pemasyarakatan rumput laut sebagai produk makanan yang beserat tinggi
dan produk kesehatan dan kecantikan yang diharapkan dapat menjadi
sumber peningkatan pendapatan masyarakat pesisir.
Pelaksanaan GEMARI SEHAT (Gerakan Makan Rumput Laut
Indonesia ”Sehat Berserat”) dapat menjadi momentum awal pencanangan
hari makan sehat Indonesia dengan harapan agar masyarakat dapat
menjadikan rumput laut sebagai kebutuhan makanan sehari-hari yang
sehat untuk dikonsumsi.
Ibu Mila Samila menambahkan betapa pentingya konsumsi rumput
laut ini:
“Langkah untuk menghindarkan masyarakat dari penyakit, harus diawali dengan kesadaran untuk mengkonsumsi makanan sehat yang berserat alamai dan terhindar unsur kimiawi, dan melalui GEMARI SEHAT diharapkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan hasil olahan rumput laut semakin tinggi, yang pada gilirannya dapat membuka lapangan kerja, mengurangi pengannguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat”
73
Ada beberapa tujuan terselenggaranya GEMARI SEHAT ini antara
lain:
a. Bertujuan menciptakan jaringan pasar yang lebih efisien dan luas
dalam mendorong kepastian pasar hasil budidaya dan olahan rumput
laut di Indonesia
b. Sebagai wadah sosialisasi pengolahan rumput laut baik dalam
tradisional dan industri sebagai bahan makan siap saji yang berserat
tinggi
c. Melalui GEMARI SEHAT, rumput laut dapat menjadi media
memasyarakatkan manfaat rumput laut dari sisi kesehatan,
kecantikan, dan makanan yang berserat tinggi
d. Mendorong pelaku Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKM) untuk
mengembangkan inovasinya dalam pencpitaan hasil olahan rumput
laut yang siap saji sesuai selera konsumen.
Gambar 4.5.
Kegiatan GEMARI SEHAT Diselenggarakan di Mall Ratu Indah 29-31 Oktober 2010
74
Salah satu upaya yang dilakukan KOSPERMINDO juga dengan
mendirikan Cafe Seaweed, cafe ini terletak di Jalan Anggrek Raya,
Makassar. Ibu Mila Samila yang juga menjabat sebagai manager Cafe
Seaweed mengatakan:
“mendirikan Cafe Seaweed adalah merupakan langkah strategis untuk mengambil hati masyarakat untuk datang dan mencoba aneka makanan olahan rumput laut di cafe ini. Hampir semua menu makanan dan minuman di cafe ini ada campuran rumput lautnya, kami ingin memperlihatkan bahwa rumput laut itu bisa diaplikasikan ke banyak variasi menu makanan dan minuman”
“Cafe ini berdiri pada pertengahan tahun 2015, selain tempat makan kami setting juga tempatnya nyaman dan bisa n]enak buat nongkrong, kami adakan fasilitas wifi sehingga orang bisa berlama-lama disini, kami juga terbuka jika ada yang mau menggunakan tempat ini untuk kegiatan acara, bahkan ada beberapa komunitas yang selalu pake cafe ini untuk pelatihan. Kita bisa melihat tata letak cafe ini juga bernuansa rumput laut seolah kita berada di lautan”
Arman Arfah menyakinkan bahwa rumput laut itu sangat mudah
sekali diaplikasikan:
“Di Indonesia rumpt laut masih kurang dikreasikan sebagai bahan makanan lain. Kebanyakan masyarakat hanya tahu jika rumput laut itu Cuma agar-agar. Padahal banyak olahan makan yang bisa dibuat dan dipadukan dengan rumput laut, adanya cafe seaweed membantu memasyarakatkan rumput laut, masyarakat juga akan aman menkonsumsi karena menu yang disajikan adalah makanan sehat. Jadi kami menggagas usaha ini guna memanfaatkan rumput laut untuk diproduksi, diolah dan dipasarkan di cafe”
75
Gambar 4.6. Suasana Cafe Seaweed Kospermindo Terletak di Jl. Anggrek Raya Makassar
Implementasi strategi untuk mengkampanyekan konsumsi rumput
laut kepada masyarakat kota Makassar adalah memacu produsi olahan
rumput laut. Sehingga KOSPERMINDO melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan hilirisasi industri berbasis rumput laut. Upaya-upaya ini
sangat berkaitan erat dengan peningkatan konsumsi rumput laut di Kota
Masyarakat. Mila Samila menjelaskan bahwa untuk meningkatkan
konsumsi rumput laut harus ditunjang juga dari berbagai aspek termasuk
peningkatan produksi olahan rumput laut menjadi bahan siap saji:
“Kita harus punya sarana yang menunjang pengolahan rumput laut kering menjadi bahan siap konsumsi, jika itu tidak ada maka harapan kita untuk mengkampanyekan ke masyarakat agar mengkonsumsi rumput laut juga akan rendah sekali, untuk itu kita melakukan upaya yang dapat merealisasikan itu. Alhamdulillah, 2015 lalu kami berhasil, melalui Provinsi sulawesi Selatan kami mendapat bantuan dari Kementrian Perindustrian berupa peralatan aneka olahan rumput laut dan itu dipercayakan kepada kami yang mengelolanya”
“Peratan-peralatan ini dapat mengolah rumput laut kering menjadi bahan siap saji, kami banyak sekali dapat peralatannya, ada mesin perajang, ada mixer kapasitas 5 kilo, ada vacum frying kapasitas 5 kilo, ada spinner, mesin penggoreng, mesin blender kapasitas 5 kilo, mesin pencetak sekaligus pemasak yang itu semua untuk keperluan pengolahan rumput laut”
76
Gambar 4.7.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyimak penjelasan Ketua KOSPERMINDO Arman Arfah mengenai produk-produk hasil produksi
KOSPERMINDO dan Ibu Mila sedang memperagakan pengolahan rumput laut dalam kunjungan kerja ke Makassar, 4 Juni 2016.
Peralatan bantuan tersebut kemudian dipergunakan untuk
mendorong laju produksi bahan jadi rumput laut, dengan adanya peralatan
ini KOSPERMINDO dengan mudah merangkul masyarakat untuk dapat
melihat secara langsung proses pengolahan rumput laut. Beberapa kali
KOSPERMINDO mengundang para pelaku Usaha Kecil Menengah untuk
berkunjung dan sekaligus mendemokan peralatan tersebut untuk
mengolah rumput laut menjadi bahan siap makan. Ketua KOSPERMINDO
Arman Arfah menegaskan:
“Kita sudah punya pabrik rumput laut skala industri harapannya ini bisa meningkatkan produksi olahan rumput laut, kita lakukan pelatihan pelatihan mengolah rumput laut menjadi bahan siap saji dan makan kepada masyarakat dan pelaku UKM pengolah rumput laut di Makassar, peralatan ini dapat mengolah rumput laut menjadi aneka olahan seperti kue, roti, mie, bakso dan otak-otak. Dari bahan baku rumput laut mentah sebanyak 30 ton-50 ton per bulan bisa menghasilkan produk olahan sebanyak 3 ton-5 ton per bulan”
Dari wawancara yang peneliti lakukan diketahui pabrik rumput laut
ini menelan investasi sebesar tiga (3) miliar rupiah. Tidak berhenti sampai
di situ, Kospermindo berencana membangun dua pabrik pengolahan
77
rumput laut lagi yang skalanya jauh lebih besar di Kabupaten Bone dan
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pengurus KOSPERMINDO
optimistis pabrik bisa beroperasi secepatnya.
KOSPERMINDO juga dalam menggaungkan kegiatannya tidak
lupa menggandeng pihak media untuk meliput. Kegiatan-kegiatan seperti
GEMARI SEHAT dan Indonesia Seaweed Forum selalu ada release
beritanya di media cetak dan media massa.
11 Negara Daftar Forum Rumput Laut Di Makassar Makassar, (Antara) - Sebanyak 11 negara telah mendaftarkan diri
pada Forum Rumput Laut Indonesia ke 3 atau The 3rd Indonesia Seaweed Forum (ISF 3) yang diselenggarakan di Makassar pada 11 - 15 November 2015. Sekjen Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia, Arman Arfah mengemukakan hal itu di Makassar, Sabtu.
"Negara yang sudah mendaftarkan diri adalah India, Arab Saudi, Prancis, Jepang, Philipina, Spanyol, Maroco, Malaysia, Argentina, Australia, Swiss, Vietnam dan lainnya masih menyusul," katanya.
ISF 3 diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia, Pembudiyaan Rumput Laut Indonesia dan Masyarakat Rumput Laut Indonesia dan Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia. "ISF 3 adalah forum bertaraf internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, sebagai media promosi dan pertukaran informasi," ujar Ketua Umum Pembudiyaan Rumput Laut Indonesia tersebut.
Arfan mengatakan forum ini merupakan sarana untuk membangun kerjasama bisnis guna mendorong pengembangan industri rumput laut Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia.
"Forum ini untuk mendekatkan pasar hulu dan hilir rumput laut dan untukn mengurangi permainan harga," katanya. Dia mengatakan ISF 3 diisi dengan workshop nasional, konferensi dan pameran internasional pengembangan rumput laut, pencanangan Gemari Sehat (Gerakan Makan Rumput Laut Indonesia Sehat), bisnis forum internasional.
"Workshop rencana mengundang Menteri Koperasi, Menteri Agraria dan Tata Ruang. Kemudian pentas musik pesisir, kunjungan lapangan ke Takalar, Unido program, BPPT program serta Rakornas Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia," katanya.
Arfan mengatakan bagi yang ingin mendaftar bisa mengunjungi website http://isfindonesiaseaweedforum.com/index.php/web/daftar untuk pendaftaran atau melalui [email protected].
78
Pada kesempatan yang sama dia mengatakan saat ini produksi rumput laut Sulsel mencapai 300 ribu ton dari total produksi nasional dan 200 ribu diantaranya untuk ekspor. Editor: Agus Setiawan (AntaraNews.Com | Sabtu, 24 Oktober 2015 | 17:13 WIB)
Setiap kegiatan yang mengkampanyekan konsumsi rumput laut
akan ada pesan yang disampaikan. Pesan-pesan ini akan dimasukkan
dalam tiap kegiatan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar
masyarakat melakukan yang diinginkan yaitu tergerak mengolah dan
mengkonsumsi rumput laut.
Arman Arfah menjelaskan betapa pentingnya pesan ini:
“Pesan yang kami sampaikan berupa manfaat dan kegunaan rumput laut, sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa masyarakat kurang mengenal manfaat dan cara mengolah rumput laut, untuk itu di setiap kegiatan baik itu di GEMARI SEHAT dan Indonesia Seaweed Forum, di depan masyarakat umum kami tekankan bahwa rumput laut memiliki banyak khasiat disampig memiliki banyak kandungan serat yang penting untuk tubuh juga memiliki beberapa manfaat antara lain mencegah anemia, mencegah kanker, bisa untuk diet, mendetoks tubuh, mencegak keropos tulang, pengganti garam, meningkatkan daya tahan tubuh, dll”
“Kami juga menginformasikan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti rumput laut, karena khasiat rumput laut dengan kandungan tingi serat. Pesan lainnya juga adalah ajakan untuk mengolah rumput laut baik untuk konsumsi rumahan, maupun dipergunakan untuk konsumsi industri”
Dari hasil wawancara di atas tentang pesan yang dikemas dan
hendak disampaikan oleh KOSPERMINDO ke masyarakat ada dua hal
yaitu: manfaat dari mengkonsumsi rumput laut dan mengajak untuk
mengolah rumput laut. Memberikan pengetahuan dasar kepada
masyarakat tentang banyaknya manfaat yang ada pada rumput laut
berarti sangat baik untuk dikonsumsi tubuh dan rumput laut merupakan
makanan sehat dan baik dan wajib dikonsumsi. Pesan selanjutnya yaitu
79
ajakan mengolah rumput laut, dengan adanya pengetahuan dasar
mengolah rumput laut, masyakar Makassar dapat mandiri mengolah
rumput laut.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Kampanye
Konsumsi Rumput Laut KOSPERMINDO
a. Faktor Pendukung dalam Program Kampanye Konsumsi Rumput
Laut oleh KOSPERMINDO
KOSPERMINDO merupakan lembaga koperasi yang memiliki
anggota yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Sulawesi Selatan.
Dengan massa dan kelompok perwakilan di daerah sebanyak itu
menjadikan KOSPERMINDO memiliki kesempatan untuk melakukan
kampanye konsumsi rumput laut secara luas.
Ibu Mila Samila mengatakan kekuatan itu karena jaringan kelompok
tani yang merupakan anggota koperasi dari KOSPERMINDO:
“Kelebihan kita ini punya persebaran wilayah anggota hampir di seluruh Kabupaten di Sulawesi Selatan, di Makassar juga kita punya banyak anggota sehingga untuk mempublikasikan isu peningkatan konsumsi rumput laut kepada masyarakat kota Makassar masih sangat memungkinkan”
Adanya sarana prasarana yang memadai termasuk faktor
pendukung yang baik. Seperti ketersediaan peralatan pengolahan rumput
laut di kantor akan sangat mendukung pelaksanaa kampanye ini. Karena
jika ada kegiatan sosialisasi atau workshop mengolah rumput laut sudah
ada sarana dan tempat pelaksanaannya.
80
“Kita sekarang sudah bisa leluasa melakukan kampanye karena jika kita mau demo olahan rumput laut, kita sudah punya sarana prasana kita tinggal mengundang masyarakat ke kantor di KIMA dan disana tinggal mengoprasionalkan alatnya, bahan tinggal diambil di gudang, jadi semua sudah serba enak, kami juga harus mengoptimalkan peralatan yang ada, ini juga berhubungan dengan laporang pertanggungjawaban kami untuk operasional peralatan kepada Mentri Perindustrian” Tutur Arman Arfah menambahkan
Keberadaan cafe seaweed juga merupakan pendukung untuk
melakukan kampanye konsumsi rumput laut. Ibu Mila Samilah
memaparkan bahwa aktifitas-aktifitas kampanye sosialisasi konsumsi
rumput laut bisa dilakukan di cafe seaweed dan tidak perlu lagi mencari
tempat pelaksanaannya:
“Sama seperti di pabrik pengolahan di KIMA, kalau disana kan kita belajar bagaimana mengolah rumput laut kering menjadi bahan siap olah, sedangkan di seaweed kita mengolah bahan siap olah menjadi makanan atau minuman siap jadi, masyarakat bisa langsung tahu rasa makanan dan minuman yang terbuat dari olahan rumput laut”
Pendukung lainnya adalah ketersediaan bahan rumput laut.
KOSPERMINDO memiliki gudang yang memiliki bahan rumput laut kering.
Sehingga jika masyarakat ingin mendapatkan rumput laut bisa langsung
mendapatkannya di kantor di KIMA atau langsung ke Cafe Seaweed yang
ada di Jl. Anggrek. Ibu Mila Samilah menjelaskan tentang hal ini:
“Masyarakat yang ingin rumput laut langsung saja datang membeli, harganya juga tergolong terjangkau 10.000/kilo rumput kering, rumput laut itu tinggal dibersihkan dan bisa langsung diolah untuk dibuat campuran makanan, cara membersihkannya pun sangat mudah sekali, cukup dicuci saja dengan air bersih, kemudian rumput lautnya sudah bisa diolah. Rumput laut ini sudah dalam kemasan sangat mudah mendapatkannya, masyarakat yang mau bisa langsung ke Cafe Seaweed di Jl. Anggrek atau yang di daerah sudiangdan sekitarnya bisa ke kantor di KIMA”.
81
Selain itu KOSPERMINDO memiliki peluang yang besar untuk
menggalakkan konsumsi rumput laut di Makassar. Makassar merupakan
wilayah budidaya rumput laut yang paling tinggi di Indonesia. Potensi
untuk menggali dan meningkatkan tingkat industri olahan rumput laut
masih sangat lebar dan prosepek sekali. Arman Arfan menjelaskan
tentang potensi yang dimiliki oleh sulawesi Selatan:
"Pengalaman kami membuktikan pengolahan rumput laut tidak identik dengan padat modal karena kami pun mampu menggarap industri ini, kta berharap industri olahan rumput laut di Sulsel turut berkontribusi bagi industri makanan minuman dan ketahanan pangan nasional.
Data yang peneliti dapatkan melalui interview dengan Bapak Arfan
yaitu: Kemenperin mencatat perkembangan industri ini terus mengalami
pertumbuhan. Pada triwulan I 2016, tumbuh sebesar 7,55% lebih besar
bila dibandingkan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman
pada tahun 2015 sebesar 7,54%.
Sektor industri makanan dan minuman diakui strategis dan
berkontribusi terhadap industri pengolahan non migas sebesar 31,51%, di
mana industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar 18,41%
terhadap PDB Nasional. Sedangkan nilai ekspor produk makanan dan
minuman pada triwulan I 2016 mencapai US$ 2,37 miliar.
Data di atas menunjukkan betapa besar potensi yang bisa
dilakukan oleh KOSPERMINDO dalam menggalakkan industri pengolahan
rumput laut yang akan berpengaruh terhadap pengkatan minat
masyarakat kota Makassar dalam mengkonsumsi rumput laut. Jika
82
Industri olahan rumput laut meningkat, itu berarti akses untuk
menadapatkan bahan jadi juga meningkat.
b. Faktor Penghambat dalam Program Kampanye Konsumsi Rumput
Laut oleh KOSPEMINDO
Salah satu yang menghambat dalam mengkampanyekan konsumsi
rumput laut adalah kurangnya personil yang bisa menjalankan program
ini. Banyaknya bagian dalam sistim kerja di kepengurusan, manajeman,
dan pengelola serta tingginya tuntutan kerja yang berfokus pada budidaya
rumput laut dan meng-cover semua daerah, membuat pembagian kerja
dalam menjalankan program kampanye konsumsi rumput laut ini
terbengkalai. Ibu Mila Samila selaku Manager Kospermindo memaparkan:
“Wilayah kerja kita bukan hanya kota Makassar, anggota koperasi KOSPERMINDO tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Sulawesi Selatan, bahkan sudah mencapai Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Hal itu membuat SDM di KOSPERMINDO mempunyai tugas yang banyak sehingga program tahunan seperti GEMARI SEHAT dan Indonesia seaweed forum baru fokus dikerjakan saat jadwalnya, itu makanya kegiatan tersebut tidak berlangsung setiap saat”
Hambatan lainnya adalah kurangnya support instansi terkait dalam
upaya bersama menggalakkan kampanye konsumsi rumput laut seperti
GEMARI SEHAT. Meskipun ada upaya untuk bersama-sama
menggaungkan kampanye konsumsi rumput laut, tapi tetap terkendala
dengan pelaksanaan. Tawaran bekerjasama untuk lampanye yang
demikian itu masih belum terlalu sering. Arman Arfah selaku ketua
KOSPERMINDO menjelaskan:
83
“Kita juga tidak terlalu sering menerima tawaran kerjasama dari Pemerintah misalnya, itu karena jadwal dari masing-masing instansi, jika memang pada tahun itu mereka punya program kampanye konsumsi rumput laut, baru kita diajak bekerja sama, jika tidak ada biasanya kita yang minta dukungan, itupun jika mereka punya alokasi dana. Jadi memang sifatnya tentatif. Kita juga biasanya akan ikut dengan program-program dari asosiasi lain, jadi kita yang di Makassar sini hanya bertugas mengakomodir kegiatannya saja”.
Kemudian hambatan lainnya yang dihadapi oleh KOSPERMINDO
adalah sarana yang masih sangat terbatas, keberadaan satu pabrik
pengolahan rumput laut yang dimiliki KOSPERMINDO sekarang belumlah
mampu menopang jumlah serapan produksi yang ada. Ibu Mila Samilah
selaku Manager Kospermindo menjelaskan:
“Di awal sudah kami jelaskan bahwa jika sudah bicara soal industri pengolahan rumput laut brarti bicara soal memproduksi rumput laut kering menjadi bahan siap olah, tentu ini akan mudah jika dalam scoup yang kecil, kita masih kewalahan melayani permintaan, tentu kapasitas mesin yang banyak itu masih terbatas jika semua stakeholder harus dilayani produksinya”
“Kekurangan yang lainnya adalah kita masih keukurangan anggota menyebabkan kita cukup sulit untuk memobilisasi semuanya”
Pemahaman masyarakat yang rendah tentang rumput laut baik
kegunaan, manfaat dan pengolahannya masih sangat kurang ini juga
yang menghambat KOSPERMINDO melakukan kampanye. Jadi harus
diterangkan dari awal lagi mulai dari pengenalan rumput laut, kegunaan,
manfaat dan cara pengolahannya. Ibu Mila Samilah mengatakan:
“Apabila masyarakat sudah menyadari untuk mengelola dan mengkonsumsi ruymput laut maka betapa dahsyatnya kekuatan ekonomi para pembudidaya untuk meningkatkan proses produksi”
84
B. PEMBAHASAN
1. Analisis AA Procedur Strategi Komunikasi KOSPERMINDO
Untuk mencapai tujuan dalam mengkampanyekan Konsumsi
Rumput Laut pada masyarakat Kota Makassar, maka KOSPERMINDO
perlu didukung oleh suatu strategi komunikasi yang efektif agar hal-hal
yang disampaikan dalam rangka kampanye Program kampanye konsumsi
ruput laut ini dapat disampaikan dengan baik dan efektif kepada
masyarakat.
Seperti yang telah dikemukakan pada Bab I penulis, maka dalam
penyusunan suatu strategi komunikasi ada empat hal yang merupakan inti
dalam penyusunan strategi komunikasi yakni:
a. Mengenal khalayak
b. Menyusun pesan
c. Menetapkan metode
d. Seleksi dan penggunaan media
Dengan menggunakan keempat hal tersebut di atas, maka kita
dapat mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh
KOSPERMINDO dalam Mengkampanyekan Program Konsumsi rumput
Laut. Penetapan strategi komunikasi ini kita akan analisis dengan model
analisis AA Procedur. Sebagaimana yang telah peneliti paparkan bahwa
AA Procedur yang bisa disebut AIDDA.
AA Procedure adalah penyederhanaan dari suatu proses yang
disingkat AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). Menurut
85
Arifin (2014:44) artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian
(attention) kemudian menumbuhkan minat dan kepentingan (interest)
sehingga khalayak memiliki hasrat (desire) untuk menerima pesan yang
dirangsangkan oleh komunikator dan akhirnya diambil keputusan
(decision) untuk mengamalkan dalam tindakan (action).
a. Mengenal Khalayak
Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa mengenal khalayak
haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha
komunikasi yang efektif. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
proses komunikasi khalayak sama sekali tidak pasif melainkan aktif dan
bersifat heterogen sehingga antara komunikator dan komunikan bukan
saja terjadi saling berhubungan melainkan juga terjadi proses saling
mempengaruhi oleh komunikan.
Dalam penyusunan strategi komunikasi “Program kampanye
konsumsi ruput laut”, KOSPERMINDO yang menjadikan sasaran/khalayak
adalah seluruh masyarakat Kota Makassar karena lokasi kampanye
memang dilakukan di kota Makassar, hal ini sesuai dengan keterangan
Pengelola KOSPERMINDO di Kota Makassar.
Dalam hal ini Schoenfeld dalam Arifin (2014:66) mengemukakan
klasifikasi khalayak sebagai berikut:
1) Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan
akan ide baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru
orang lain.
86
2) Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa
yang dianjurkan kepadanya.
3) Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima ide-
ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.
4) Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau
menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.
5) Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide
baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang
semula.
Melihat data di atas klasifikasi khalayak yang dilakukan
KOSPERMINDO adalah menyasar Early Majority, yang merupakan
kelompok orang yang banyak bukan pada golongan orang tertentu. Hal
tersebut dikarenakan KOSPERMINDO memilih masyarakat Makassar
pada umumnya sebagai penerima pesan. Pemilihan target khalayak yang
luas dikarenakan KOSPERMINDO belum ada upaya lebih lanjut untuk
memetakan khalayak secara lebih rinci dan lebih sempit.
Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan,
komunikasi tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya
suatu komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang positif, maka
komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak
terutama dalam pesan, metode, dan media.
87
Dengan pendapat Masyarakat Makassar pada umumnya belum
terlalu tahu pengetahuan seputar Rumput Laut, maka KOSPERMINDO
punya kewajiban untuk melakukan upaya pemberian informasi kepada
masyarakat agar masyarakat Makassar mengerti dan tahu bagaimana
manfaat, kegunaan dan cara pengolahan rumput laut sehingga ketika
masyarakat paham tercipta kemandirian dalam mengolah dan
mengkonsumsi rumpt laut.
Hal ini terjadi saling membutuhkan, dimana Masyarakat Kota
Makassar memerlukan informasi tentang kegunaan, manfaat dan cara
mengolah rumput laut, sedangkan KOSPERMINDO sebagai pusat
informasi, hal ini disadari benar oleh Kospermindo sehingga terjadi
pemberian informasi di setiap kegiatan KOSPERMINDO seperti pada
kegiatan GEMARI SEHAT dan Indonesia Seaweed Forum.
Sehingga dalam proses mengenal khalayak bisa dibilang
KOSPERMINDO telah melakukannya dengan benar. Hal itu terbukti dari
terpenuhinya syarat mengenal khalayak yaitu KOSPERMINDO mampu
memetakan siapa yang akan mendapatkan kampanye konsumsi rumput
laut di Kota Makassar.
Dalam fase pengenalan khalayak peneliti belum melakukan analisis
AA Procedure karena AA Procedur bertujuan untuk merangsang
khalayak/komunikan untuk melakukan tindakan, sehingga AA Procedure
bisa dianalisis mulai dari komunikator menyusun pesan.
88
b. Menyusun Pesan
Pesan yang disampaikan kepada khalayak bisa dikatakan sebagian
besar berisi seruan kepada masyarakat untuk melakukan konsumsi
rumput laut. Sebagaimana yang sudah diketahui di atas pada hasil
penelitian, pesan Koseprmindo itu ada dua yaitu: Manfaat dan cara
mengolah rumput laut dan ajakan untuk melakukan pengolahan rumput
laut secara mandiri. Adapun pesan seputar manfaat rumput laut ini yaitu:
i. Rumput laut adalah makanan sehat yang memiiliki serat tinggi
yang baik untuk tubuh.
ii. Mengkonsumsi rumput laut dapat mencegah berbagai penyakit
seperti: mencegah anemia, mencegah kanker, bisa untuk diet,
mndetoks tubuh, sebagai pengganti garam, mencegah
pengeroposan tulang, meningkatkan daya tahan tubuh dan
masih banyak lagi.
Sedangkan untuk pesan yang bersifat ajakan mengkonsumsi
rumput laut terdiri dari:
i. Rumput laut laut kering dapat diolah, cukup merendamkan air
amis bisa berkurang.
ii. Rumput laut kering yang sudah dibershkan mudah diolah
menjadi campuran makanan dan minuman.
iii. Siapapun bisa mengolah dan mengkonsumsi rumput laut, baik
diolah untuk keperluan rumah tangga, maupun diolah untuk
industri rumahan
89
Pesan yang buat oleh KOSPERMINDO di atas merupakan hal yang
positif dan masih cukup baru di telinga masyarakat Kota Makassar.
Sebagaimana dari hasil wawancara bahwa masyarakat Kota Makassar
masih awam seputar rumput laut. Juga pada setiap kegiatan pesan-
pesan di atas selalu disampaikan, dimulai dari pemahanan dasar tentang
rumput laut, kemudian mengenal manfaat dan kegunaan rumput laut,
serta bagaimana cara mengolah rumput laut.]
Willbur Schramm dalam Arifin (2014:77) mengemukakan apa yang
disebut dengan availibity (mudahnya diperoleh) dan contrast (kontras).
Kedua hal ini adalah menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda
komunikasi (sign of communication) dan penggunaan medium. Syarat
utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu
membangkitkan perhatian (Attention).
Untuk mendapatkan perhatian khalayak, KOSPERMINDO harus
membuat sebuah pesan yang mampu menarik perhatian. Sebagaimana
dijelaskan diatas dalam mendesain pesan haruslah yang mudah
diperoleh, atau bisa juga membuat pesan yang kontras. Dari pesan yang
ditetapkan KOSPERMINDO, kita dapat melihat pesan-pesan tersebut
merupakan pesan yang avibility atau mudah diperoleh juga merupakan
pesan yang kontras, dimana masyarakat Makassar yang sebelumnya
belum tahu informasi seputar rumput laut, sebaliknya ternyata mudah
diaplikasikan juga gampang diolah dan dikonsumsi.
90
Masyarakat yang awalnya tidak tahu manfaat dari rumput laut
dengan adanya pesan yang disampaikan KOSPERMINDO akhirnya
masyarakat Makassar menjadi tahu. Isi pesannya juga tidak susah untuk
dipahami.
Setelah menganalisa penyusunan pesan yang dilakukan oleh
KOSPERMINDO sudah efektif, karena pesan yang dibuat mudah diterima
oleh masyrakat sehingga dengan mudahnya pesan tersebut bisa
membangkitkan perhatian.
c. Menetapkan Metode
Melihat kegiatan yang dilakukan KOSPERMINDO peneliti
menegaskan bahwa metode yang digunakan adalah metode informatif.
Metode informatif sebagaimana yang telah kita ketahui komunikasi massa
dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu
bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan
(metode) memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa
sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta
pendapat-pendapat yang benar pula. Atau seperti ditulis oleh Jawoto
dalam Arifin (2014:83):
1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat
kontroversial, atau
2. Memberikan informasi dan menuntun ke arah suatu pendapat.
91
Pemilihan metode yang baik dalam mengkampanyekan pesan
konsumsi rumput laut akan berdampak pada upaya kita menumbuhkan
minat (interest) komunikan/khalayak sekaligus menumbuhkan hasrat
(desire) yang berpengaruh pada keputusan (decision) yang melahirkan
tindakan (action)
Sama halnya yang dilakukan oleh KOSPERMINDO, kegiatan-
kegiatannya seperti GEMARI dan Indonesia Seaweed Forum
menggunakan metode Informatif, setiap kegiatan yang dilakukan pasti
selalu dibarengi dengan memberikan informasi sebenar-benarnya tentang
pengetahuan dasar rumput laut, manfaat rumput laut dan segala hal yang
berkaitan dengan pengolahan rumput laut.
Sehingga dari pemberian informasi tersebut membuat masyarakat
memiliki pemahaman dan pendapat tersendiri entang rumput laut,
misalnya yang biasanya rumput laut itu dikenal hanya untuk membuat
agar-agar saja ternyata bisa diolah ke banyak variasi makanan dan
minuman. Ini adalah informasi yang baru dan mencerahkan kepada
masyarakat, akhirnya masyarakat tahu dan bisa melakukan apa yang
diinformasi kan oleh KOSPERMINDO.
Dalam setiap kegiatannya juga masyarakat dapat merasakan
pengalaman secara langsung dengan rumput laut, maksyarakat bisa
melihat produk hasil olahan rumput laut, dapat mencicipi makanan dan
minuman hasil olahan rumput laut pada saat kegiatan berlangsung.
92
Metode-metode yang ada pada tiap kegiatan kampanye konsumsi
rumput laut yang diadakan KOSPERMINDO dapat menimbulkan minat
dan keputusan untuk ikut mencoba mengolah dan mengkonsumsi rumput
laut. Sehingga KOSPERMINDO telah melakukan metode yang tepat untuk
menyampaikan pesan dan melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan kampanye konsumsi rumput laut.
d. Seleksi dan Penggunaan Media
Dalam pemilihan media sosialisasi dan kampanye seperti yang
diungkapkan oleh Pengelola Program KOSPERMINDO dalam
mengkampanyekan Konsumsi Rumput Laut menggunakan media cetak
dan media massa.
Perkembangan media di Makassar sudah pesat, sehingga
menggunakan media apapun di Makassar akan efektif untuk dijadikan
sebagai wahana penyalur pesan yang efektif.
Penggunaan media cetak seperti surat kabar di Kota Makassar,
sasarannya lebih ke masyarakat luas. Masyarakat Kota Makassar adalah
masyarakat yang suka update info tentang perkembangan terkini, mereka
sudah menjadikan koran sebagai tempat pengambil informasi.
Apalagi di era globalisasi saat ini percepatan informasi diakses di
media internet. Alat komunikasi massa pada dasarnya mempunyai
pengaruh yang cukup besar karena merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia sebagai tuntutan dalam perkembangan dunia modern,
93
maka media massa mempunyai potensi yang sangat besar dalam
membentuk watak, sikap dan kepribadian manusia.
Sehingga KOSPERMINDO dalam hal penggunaan media sudah
tepat sasaran karen berusaha menggunakan semua link media yang ada
di Makassar. Kemudahan akses semua media pun juga sangat mudah.
2. Analisis SWOT Strategi Komunikasi KOSPERMINDO dalam
Mengkampanyekan Konsumsi Rumput Laut di Kota Makasar
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
gambaran yang terukur dari 4 (empat) sudut pandang penilaian tentang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan terhadap strategi
komunikasi yang dilakukan KOSPERMINDO dalam mengkampanyekan
konsumsi rumput laut di kota Makassar. Analisis SWOT ini juga dapat
menjadi dasar rekomendasi kepada para pengelola KOSPERMINDO agar
menjadi lebih terarah dalam melakukan program-program yang
mengkampanyekan konsumsi rumput laut.
Berikut analisis SWOT yang dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini:
94
Mengenal Khalayak: Sasaran ke masyarakat di kota Makassar pada Umumnya
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Penentuan lokasi kegiatan kampanye di tempat ramai seperti Mall ratu Indah.
Memiliki jaringan ke pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang produknya adalah olahan rumput laut sehingga mudah memobilisasi untuk diajak melaksankan kegiatan
Lokasi kegiatan program kampanye dilakukan di Mall sebagai tempat kegiatan. Mall Ratu indah dikenal sebagai tempat orang belanja orang-orang kelas menengah ke atas, sehingga tidak dapat menjangkau semua kalangan masyarakat.
Masyarakat makassar masih terlalu luas cakupannya sehingga sulit untuk mengadakan kegiatan yang bisa memobilisasi semuanya.
Lokasi Menjangkau masyarakat menengah.
Masyarakat kota makassar merupakan masyarakat yang terbuka dan sadar akan informasi, sehingga mudah menerima informasi.
Pengetahuan masyarakat Makassar tentang rumput laut yang masih kurang.
Selera masyarakat Makassar tentang rumput laut masih rendah.
Menyusun Pesan: Rumput laut makanan sehat berserat tinggi, baik bagi tubuh, mencegah berbagai
penyakit, dan sangat mudah diolah menjadi bermacam-macam makanan dan minuman.
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Materi yang informatif Mudah diterima oleh masyarakat
Berpengalaman sehingga menguasai pesan yang ingin disampaikan
Masyarakat yang dapat informasi terbatas di lokasi saja.
Isu makanan sehat mudah diterima masyarakat
Masyarakat bisa mempraktekkan cara mengolah rumput laut di rumah
Masyarakat menyambut positif ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut
Menarik minat
95
Gambar 4.1
Analisis SWOT Strategi Kampanye KOSPERMINDO
a. Strength (Kekuatan)
Dari upaya strategi komunikasi yang dilakukan KOSPERMINDO,
dapat peneliti kemukakan beberapa Kekuatan yang ada dalam lingkup
internal. KOSPERMINDO dalam mengenal khalayak menyasar
masyarakat untuk ingin tahu dan mengkonsumsi rumput laut.
Menetapkan Metode: GEMARI SEHAT, Indonesian Seaweed Forum,
Pameran Produk Olahan Rumput Laut
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Lokasi pelaksanaan yang kondusif
Produk olahan rumput laut langsung dapat diperoleh dilokasi kegiatan.
Kegiatan yang hanya setahun bahkan dua tahun sekali.
Belum pernah ada kegiatan yang mengangkat isu konsumsi rumput laut selain yang dilakukan kospermindo.
Masyarakat akan lupa dengan kegiatan kampanye konsumsi rumput laut ini.
Seleksi dan Penggunaan Media: Press release media cetak
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Punya jaringan ke media cetak
Memiliki jaringan ke kelompok usaha olahan rumput laut
Menggandeng instansi terkait untuk ikut andil dalam program
Tidak punya sarana penyalur informasi lainnya seperti media sosial, atau media lainnya yang bisa menjangkau dan dapat diakses langsung oleh masyarakat.
Jangkauan media cetak yang diajak kerjasama luas, sehingga untuk menyebarkan pesan ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut efisien
Jika saluran media kurang dimaksimalkan, maka penyampaian informasi berupa kampanye konsumsi rumput laut akan kurang efektif
96
masyarakat kota Makassar pada umumnya itu peneliti simpulkan dengan
beberapa kegiatannya berada di kota Makassar dengan maksud untuk
mudah menarik perhatian masyarakat. Jika kegiatan dilakukan di tempat
ramai seperti Mall maka banyak masyarakat yang bisa langsung
mengakses kegiatan tersebut. KOSPERMINDO juga mengajak para
pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang produknya dari hasil olahan
rumput laut untuk ikut dan memamerkan produknya langsung, agar
masyarakat bisa langsung melihat hasil olahan rumput laut dan bisa
langsung merasakannya.
KOSPERMINDO dalam menyusun pesan menggunakan materi
yang mudah diterima. Jenis penyusunan pesannya adalah informatif,
sehingga masyarakat dengan mudah menangkap pesan yang
digaungkan. Ada beberapa pesan di setiap kegiatan kampanye konsumsi
rumput laut yang dilakukan KOSPERMINO yaitu: Rumput laut adalah
makanan sehat yang tinggi serat, rumput laut baik bagi tubuh karena
dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, serta rumput
laut mudah diolah menjadi aneka makanan dan minuman. Pesan-pesan
tersebut merupakan pesan yang positif sehingga dapat diterima dengan
baik oleh masyarakat makassar.
Kekuatan penetapan metode yang bersifat informatif seperti
mengadakan kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat seperti
mengadakan kegiatan sosialisasi makan rumput laut di tepat-tempat
strategis yang ramai seperti GEMARI SEHAT (Gerakan Makan Rumput
97
Laut Indonesia Sehat Berserat) dan Pameran Hasil Olahan Rumput Laut,
kegiatan ini biasanya dilaksanakan secara bersamaan oleh
KOSPERMINDO sehingga acaranya meriah. GEMARI SEHAT
meruapakan acara dengan konspe talkshow oleh para ahli, praktisi dan
pemerintah yang mendukung program konsumsi rumput laut. Masyarakat
dapat langsung berinteraksi dengan para pembicara. Pameran hasil
olahan rumput laut mendatangkan para pelaku UKM yang produknya
merupakan hasil olahan rumput laut, sehingga masyarakat bisa langsung
melihat dan dapat merasakan produk olahan tersebut.
Kekuatan penggunaan media telah dilakukan. Terlihat pada tiap
kegiatan yang mengkampanyekan konsumsi rumput laut
KOSPERMINDO telah menggandeng media cetak. Lokasi kegiatan
kampanye konsumsi rumput laut yang strategis juga bisa dengan
sendirinya mendatangkan awak media untuk meliput kegitatannya.
Kekuatan yang dimiliki oleh KOSPERMINDO di atas dalam
melakukan kampanye dengan mengenal khalayak, menyusun pesan,
menetapkan metode dan penggunaan media tetap harus dipertahankan.
Menurut peneliti sebaiknya KOSPERMINDO meningkatkan kapasitasnya
dalam melakukan strategi komunikasi, dengan menjaga kekuatan yang
ada KOSPERMINDO dapat menjaga ritme kegiatan tetap maksimal.
98
b. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan adalah apa yang tidak dimiliki di dalam organisasi atau
instansinya. Sama halnya di KOSPERMINDO juga memiliki beberap
kelemahan. Pemilihan khalayak masih luas cakupannya, masih pada
masyarakat kota makassar pada umumnya sehingga kegiatan yang
dilaksanakan kegiatan yang umum saja. Belum ada upaya yang lebih
konkrit lagi dalam menentukan khalayak, padahal jika berbicara tentang
masyarakat makasar itu masih sangat luas sekali, KOSPERMINDO
masih bisa melakukan upaya lebih lanjut lagi untuk mempersempit target
khalayak, sehingga pesan yang dibawa juga tepat sasaran, sehingga
perubahan perilaku yang diinginkan tercapai dengan optimal. Misal
memilih tempat kegiatan seperti kegiatan GEMARI SEHAt dilaksankan di
Mal Ratu Indah MARI. Sekalipun MARI ramai pengunjung kegiatan dan
mudah diakses, tapi tidak semua lapisan masyarakat datang ke MARI
karena MARI dikenal sebagai Mal untuk orang-orang menengah ke atas.
Sehingga pesan ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut tidak optimal.
Sehingga kegiatan-kegiatan kampanye yang diselenggarakan memiliki
viariasi segmen yang berbeda. Misalnya, jika menyasar khalayak anak-
anak, kegiatannya tentunya akan berbeda dengan menkampanyekan
rumput laut kepada orang dewasa. Semakin sempit target khalayak
dalam tiap kegiatan semakin efektif penyampaian pesan kepada
masyarakat.
99
Metode yang dilakukan KOSPERMINDO sudah baik, hanya saja
penyelenggaraan kegiatannya masih dilakukan satu tahun bahkan dua
tahun sekali, padahal untuk menumbuhkan perubahan perilaku yaitu
masyarakat yang dapat mengolah dan mengkonsumsi rumput laut harus
dilakukan kegiata-kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Seperti halnya
kegiatan GEMARI SEHAT hanya dilakukan pada setiap dua tahun sekali
bahkan kegiatan seperti Indoensia Seaweed Forum yang menjadi wadah
tempat berkumpulnya para pelaku usaha rumput laut, pemerintah terkait
dan masyarakat yang berkunjung dan mendapatkan manfaat dari
kegiatan tersebut masih dilaksanakan 3 tahun sekali.
Penggunaan media yang hanya mengandalkan kerjasama dengan
media cetak sudah dijalankan. Namun, di era dengan perkembangan
informasi yang cepat melalui media massa juga harus dimanfaatkan oleh
KOSPERMINDO, karena sejauh yang peneliti lihat KOSPERMNIDO
belum memaksimalkan media massa seperti membuat media social
dalam menginformasikan manfaat dan cara mengolah rumput laut.
KOSPERMINDO sudah memiliki website yang isinya seputar laporan
kegiatan dan informasi perusahaan. Belum ada bagian yang isinya
mengulas tentang pentingnya manfaat rumput laut dan ajakan untuk
mengkonsumsi rumput laut serta informasi-informasi yang ditulis secara
berkala.
100
c. Opportunity (Peluang)
Peluang merupakan faktor pendukung yang berada di luar instansi
atau organisasi. Peluang yang dimiliki KOSPERMINDO adalah
kemudahannya menyalurkan pesan ajakan untuk mengkonsumsi rumput
laut kepada masyarakat kota Makassar, hal itu dikarenakan masyarakat
makassar adalah masyarakat yang sudah terbuka dengan informasi,
sehingga pesan apapun yang diberikan akan mudah menangkapnya.
Isu yang digaungkan oleh KOSPERMINDO ialah bahwa rumput
laut adalah makanan kesehatan, pesan ini memiliki muatan yang posetif
sehingga mudah dicerna dan diterima oleh masyarakat apalagi dewasa
ini isu makanan sehat sudah mulai populer, sehingga jika ada sesuatu
yang berbau kesehatan masyarakat pasti akan lebih perhatian terhadap
sesuatu tersebut.
Rumput laut juga sangat mudah diolah untuk dijadikan bahan
campuran makanan sehingga makanan yang dikonsumsi masyarakat
memiliki kandungan kesehatan yang tinggi serat, sayang pengetahuan ini
belum banyak masyarakat yang tahu. Selain itu pengetahuan tentang
cara mengolah ini memiliki nilai ekonomis, masyarakat bisa saja
memanfaatkan rumput laut menjadi sebuah olahan makanan yang bisa
mereka jual dan mendatangkan penghasilan. Ini merupakan peluang
yang besar jika dimanfaatkan seoptimal mungkin.
101
Karena pesannya yang bersifat positif tanggapan masyakarat
sejauh ini juga baik. Bagi masyarakat yang belum tahu, pengetahuan
tentang cara mengolah rumput laut dan ajakan untuk mengkonsumsi
rumput laut adalah hal yang baru. Pada umumnya sesuatu hal yang baru
itu sangat cepat diterima oleh masyarakat apalagi pengaplikasiannya
memang mudah dan bisa dipraktekkan jika masyarakat mau melakukan
pengolahan rumput laut di rumah masing-masing.
Peluang menggunakan media cetak sebagai sarana penyebar
informasi pesan dan ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut merupakan
langkah yang efektif, karena jangkauan media cetak seperti koran
sangatlah luas, dibeberapa kegiatan yang dilakukan KOSPERMINDO
terlihat sudah menggandeng media cetak besar seperti Koran FAJAR
pada kegiatan GEMARI SEHAT. Biasanya media cetak juga memiliki
media online, dan pada umumnya jika berita kegiatan acara masuk dalam
media cetak bisa sekalian dimasukkan ke dalam release berita di media
massa media cetak tersebut.
d. Threatment (Ancaman)
Ancaman merupakan faktor penghambat, ada beberapa ancaman
yang dimiliki oleh KOSPERMINDO dalam mengkampanyekan konsumsi
rumput laut dalam mengenal khalayak yaitu bahwa masyarakat
makassar pada kebanyakan belum tahu tentang manfaat, cara mengolah
dan bagaiman mengkonsumsi rumput laut, sehingga pada setiap kegiatan
102
pesan harus disampaikan secara terperinci dimulai dari pengenalan
rumput laut sebagai bahan makanan dan kosmetik. Masyarakat tidak
akan mengkonsumsi rumput laut kalau belum tahu seputar manfaat dan
cara mengkonsumsi rumput laut. Masyarakat hanya tahu rumput laut itu
dibuat untuk agar-agar dan nori, belum banyak yang tahu keguanaan
lebih lanjutnya.
Karena kurang pahamnya akan informasi seputar rumput laut,
masyarakat juga kurang yakin untuk mengkonsumsi rumput laut.
Sehingga banyak yang tidak suka karena mengira rumput laut itu terlalu
amis, padahal ada cara untuk menghilangkan amisnya. Selera
masyarakat makassar tidak terlalu doyan sama rumput laut karena
persepsi yang terbangun rumput laut itu hanya masakan tertentu saja
seperti dicampur di ikan masak saja. Masyarakat di kota Makassar yang
sudah banyak disuguhi dengan jenis-jenis makanan baru yang kekinian
juga mempengaruhi selera untuk mengkonsumsi rumput laut. Ini
merupakan ancaman yang dihadapi KOSPERMINDO dalam
mengampanyekan program konsumsi rumput laut, sehingga harus
dilakukan strategi komunikasi yang efektif untuk menumbuhkan selera
makan rumput laut masyarakat Makassar.
Kegiatan kampanye yang hanya dilakukan dua atau bahkan tiga
tahun sekali membuat masyarakat kota Makassar dapat melupakan
kegiatan ini, ajakan yang dilakukan KOSPERMINDO yaitu mengajak
masyarakat Makassar untuk mengkonsumsi rumput laut tidak akan
103
efektif. Jika pesan dan ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut memiliki
jeda yang lama dan tidak diulang-ulang menyebabkan sulitnya merubah
perilaku masyarakat Makassar untu kmengkonsum rumput laut.
Begitu pula dengan penggunaan saluran media, pesan berupa
ajakan untuk mengkonsumsi rumput laut harus selalu digaungkan. Saat
ini media massa dapat digunakan untuk menyalurkan pesan secara
efektif dan luas. Jika hanya mengandalkan media cetak saja saat ini
belumlah cukup, dengan menggunakan berbagai macam saluran media
pesan bisa efektif sampai ke masyarakat Makassar.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis gambarkan dalam bab-
bab sebelumnya, maka adapun kesimpulan yang dapat penulis paparkan
antara lain:
1. Strategi komunikasi kampanye konsumsi rumput laut yang
dicanangkan oleh KOSPERMINDO kepada masyarakat kota
Makassar telah dilaksanakan melalui beberapa tahap sesuai dengan
teori strategi komunikasi seperti menentukan khalayak, bagaimana
menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta
menyeleksi penggunaan media yang disampaikan secara menyeluruh
melalui media cetak dan media massa. Dalam strategi komunikasi
yang telah terencana seperti kegiatan mendorong upaya peningkatan
konsumsi rumput laut dengan metode informatif dengan melaksakan
kegiatan seperti GEMARI (Gerakan Makan Rumput Laut Indonesia
Sehat Berserat) dan ISF (Indonesian Seaweed Forum) dengan
kandungan pesan pentingnya mengkonsumsi rumput laut karena
manfaat kesehatannya dan ajakan pengelolahan rumput laut secara
mandiri untuk konsumsi rumahan maupun konsumsi industri.
105
2. Dalam kampanye ini ada beberapa hal yang menjadi faktor
pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung tidak lain
lengkapnya sarana prasarana yang mendukung untuk melakukan
kegiatan kampanye konsumsi rumput laut seperti ketersediaan bahan
untuk diolah, adanya pabrik pengolahan rumput laut, dan adanya cafe
seaweed sebagai tempat untuk kegiatan yang berhubungan dengan
kampanye konsumsi rumput laut. Dan faktor penghambatnya berupa
kurangnya dukungan dari instansi terkait dalam upaya bersama
menggalakkan program konsumsi rumput laut.
B. Saran
1. Strategi dalam meningkatkan kesadaran warga untuk mengkonsumsi
rumput laut dilakukan secara menyeluruh dan konsisten. Program
yang ada sudah baik, hanya saja harus dilakukan sesering mungkin.
Seperti kegiatan GEMARI harus dilakukan minimal 3 kali dalam
setahun, dan kegiatan Indoensian Seaweed Forum dilaksanakan
setahun sekali guna menstimulus perkembangan industri rumput laut
yang tentunya harus mendapat banyak dukungan dari instansi terkait
dan sasarannya menyentuh masyarakat yang masih awam, tidak
hanya sampai kepada para pelaku usaha pengelolahan rumput laut
saja. Sehingga gaung kampanye untuk meningktkan kesadara
masyarakat untuk mengkonsumsi rumput laut bisa maksimal.
106
2. Pemanfaatan sosialisasi kampanye konsumsi rumput laut di media
sosial juga harus digalakkan, dengan cara website yang ada agar
lebih dioptimalkan lagi fungsinya. Penggunaan akun media sosial
seperti facebook dan Instagram untuk media kampanye juga dapat
dilakukan.
107
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Irwin. 1975. The environmental and Social Behavior. California:Brooks/Cole Publishing Company
Anonim. 2010. Menuju industri hilir rumput laut. Majalah Trobos, 130: 79–81.
Arifin, Anwar. 2014. Perspektif Ilmu Politik. Jakarta. Pustaka Indonesia
Bungin, Burhan, 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif, cetakan ke-5.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
_________ 2011. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Chapman, R.L. 2013. Algae: the world’s most important “plants”-anintroduction. Mitig adapt strateg glob change. 18: 5.Doi:10.1007/s11027-010-9255-9. Link.springer.com
Effendi, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.PT. Remaja Rosdakarya
Fennema, O.R. 1976. Principles of Food Sciences. Marcel Dekker, Inc.New York.
Fleurence, J. 1999. Seaweed proteins: Biochemical, nutritional aspectsand potential uses. Trends Food Sci. Technol. 10: 25–28.
Hersey, Paul, Balnchard K, Dharma Agus (Penerjemah). 2004.Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber DayaManusia. Jakarta: Erlangga
Hunninghake, D.B., Miller, V.T., LaRosa, J.C., Kinosian, B., Brown, K.,Howard W.J., Diserio F.J., and O’Connor, R.R. 1994.Hypocholesterolemic effect of a dietary fiber supplement. Am. J.Clin. Nutr. 59: 1050–1054.
Hwang, E.K., Amano, H., and Park, C.S. 2008. Assessment of thenutritional value of Capsosiphon fulvescens (Chlorophyta):developing a new species of marine macroalgae for cultivation inKorea.
Jahari, A.B. dan Sumarno, I. 2002. Status gizi penduduk Indonesia.Majalah Pangan. 38 (11): 20–29.
108
McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga
Miles, M.B & Huberman, M.A. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumbertentang Metode-metode Baru. Terjemahan tjetjep Rohendi Rohisi.Jakarta: Universitas Indonesia
Mulyana, Dedi. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Pace, R. Wayne &Faules. 2010. Komuikasi Organisasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Ren, D., Noda, H., Amano, H., Nishino, T., and Nishizawa, K. 1994. Studyon antihypertensive and hyperlipidemic effects of marine algae. J.Fisheries Sci. 60: 83–88.
Rumondor, Alex dkk. 1995. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Rupérez, P. and Saura-Calixto, F. 2001. Dietary fibre andphysicochemicalproperties of edible Spanish Seaweeds. Eur. Food Res. Technol.
Samovar. Larry. A and Porter. Richard. E. 1976. Interculturalcommunication: A reader. California: Wardsworth PublishingCompany.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Suranto, Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudijanto dan Dahidi, Ahmad. 1989. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.Jakarta: Kesaint Blanc
Suzuki, T., Nakai. K., Yoshie, Y., Shirai, T., and Hirano T. 1993. Effect ofsodium alginates rich in guluronic and mannuronic acids oncholesterol levels and digestive organs of high-cholesterol-fed rats.Nippon Suisan: Gakkaishi
Suzuki, T., Nakai, K., Yoshie, Y., Shirai, T. and Hirano, T. 1993. Changesin Dietari Fiber in Seaweed Foodsduring Commercial HeatProcessing. Nippon Suisan Gakkaishi.
Su’ud, Muh. 2000. “Persepsi Sosial Tentang Kredibilitas Pemimpin”,Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol.3. No.1. Hal 51-65
109
Toha, Miftah. 1983. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Varner, I and Beamer, L. 2005.Intercultural Communication In the GlobalWorkplace: Third Edition. New York: McGraw Hill
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: GhaliaIndonesia
West, Richard & Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat
Widjaja A. 2008. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. BumiAksara
Winardi. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grafiti
Wisten, A. and Messner, T. 2005. Fruit and fibre (Pajala porridge) in theprevention of constipation. Scand. J. Caring Sci. 19: 71–76.
Yulyanti, Hertesa. 2007. Munculnya NEET Sebagai Fenomena di Jepang.Jakarta. FIB UI
Sumber Lain:
Buletin Kontrak Berjangka Edisi April 2013, KementrianPerdagangan Republikan Indonesia
Buletin Warta Ekspor Edisi September 2013, KementrianPerdagangan Republik Indonesia
Siaran Pers Nomor : 025/PDSI/HM.420/IV/2015 tentang KomoditasRumput Laut Kian Strategis oleh Kepala Pusat Data Statistik danInformasi.
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/6201390367517.pdf
http://sulsel.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20150408104402.pdf
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/6201390367517.pdf
http://www.halojepang.com/industriteknologi/7262rumputlaut
110
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gayahidup/infosehat/15/12/22/nzqltf328rumputlautrahasiakesehatanpendudukjepang
http://www.kemenperin.go.id/artikel/14323/ARLIBangunPabrikRumputLautdiSulsel
Pedoman Wawancara
1. Gambaran umum KOSPERMINDO
a. Apa itu KOSPERMINDO?
b. Bagaiman Sejarah berdirinya KOSPERMINDO?
c. Bagaimana Susunan kepengurusan KOSPERMINDO?
d. Apa Job Deskripsi dari masing-masing bagian di KOSPERMINDO
2. Strategi Komunikasi KOSPERMINDO dalam kampanye konsumsi rumput laut
a. Apa saja kegiatan-kegiatan kampanye konsumsi rumput laut yang telah
atau akan dilaksanakan oleh KOSPERMINDO?
b. Bagaimana cara menetukan target khalayak untuk kegiatan kampanye
konsumsi rumput laut?
c. Bagaimana cara KOSPERMINDO menentukan ide kegiatan kampanye?
d. Siapa saja yang terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan kampanye
konsumsi rumput laut?
e. Apa saja yang menjadi pesan pada setiap kegiatan kampanye konsumsi
rumput laut?
f. Berapa banyak pesan yang disampaikan setiap kali kegiatan kampanye
konsumsi rumput laut?
g. Sarana apa saja yang digunakan KOSPERMINDO dalam menyampaikan
pesan kampenye rumput lautnya?
3. Analisis SWOT
a. Jelaskan kelebihan-kelebihan dari sarana yang dimiliki KOSPERMINDO
dalam mengkampanyekan konsumsi rumput laut?
b. Jelaskan kekurangan-kekurangan sarana apa saja yang dimiliki
KOSPERMINDO dalam menjalankan kegiatan kampanye rumput laut?
c. Apa yang menjadi hambatan bagi KOSPERMINDO yang dtemui
dilapangan saat melakukan kegiatan kampanye konsumsi rumput laut?
d. Seberapa besar peluang yang dimiliki KOSPERMINDO dalam
melaksanakan kegiatan kampanye konsumsi rumput laut?
DATA INFORMAN
INFORMAN I
Nama : Samila
Jabatan : Manager Kospermindo
Alamat : Abdul Kadir (Komplek Hartaco Indah Blok 1G no 9B)
Nomor HP : 0811461229
Email : [email protected]
INFORMAN II
Nama : Arman Arfah
Jabatan : Ketua Kospermindo
Alamat : Jl. Anggrek Raya No. 23A
Nomor HP : 081242446447
Email : [email protected]
BIODATA PENULIS
Nama : MANGGAZALI
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 23 Oktober 2017
Alamat : Jl. Dg. Tata Raya ( Kontrakan samping Sekolah Luar
Biasa Pembina Provinsi Sulawesi Selatan)
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1992 – 1999 SD ISLAM ATHIRAH MAKASSAR
1999 – 2002 MADRASAH TSANAWIYAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2002 – 2005 MADRASAH ALIYAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2005 – 2011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012 – 2017 S2 PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN