ANALISIS STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN BU GURU CANTIK KARYA HASTA INDRIYANA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI PEMBELAJARAN DI SMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: PUPUT TRI SETYA RINI A310140059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
25
Embed
ANALISIS STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN BU GURU …eprints.ums.ac.id/67102/12/naspub revisi.pdf · Dan relevansi Analisis Stilistika dalam kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN BU GURU CANTIK
KARYA HASTA INDRIYANA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI
PEMBELAJARAN DI SMA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
PUPUT TRI SETYA RINI
A310140059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
ANALISIS STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN BU GURU CANTIK
KARYA HASTA INDRIYANA DAN RELEVASINYA SEBAGAI
PEMBELAJARAN DI SMA.
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) struktur yang membangun cerpen
Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana, (2) memaparkan analisis stilistika dalam
cerpen Bu Guru cantik karya Hasta Indriyana, (3) relevansi cerpen Bu Guru Cantik
karya Hasta Indriyana sebagai Pembelajaran di SMA. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah
diksi, gaya wacana, gaya kalimat dan citraan dalam cerpen (1) Bu Guru Cantik, (2)
Catatan Harian Nyonya Evi (3) Honor Cerita pendek. Sumber data penelitian ini
adalah Kumpulan Cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana. Teknik
pengumpulan data yaitu menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Keabsahan
data digunakan dalam penelitian ini berupa trianggalusi data dan teori. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) struktur cerpen Bu Guru Cantik, (2) Catatan
Harian Nyonya Evi, (3) Honor Cerita Pendek. Mempunyai banyak peluang untuk
dianalisis dengan stilistika. Dan relevansi Analisis Stilistika dalam kumpulan cerpen
Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana di SMA.
Kata Kunci: Cerpen, Stilistika, Relevansi diSMA
Abstract The purpose of this study is to describe (1) the structure that builds the story of Bu
Guru Cantik by Hasta Indriyana, (2) describes stilistika analysis in the Bu Guru
Cantik by Hasta Indriyana, (3) the relevance of Bu Guru Cantik story by Hasta
Indriyana as a Learning in SMA. This study uses a qualitative descriptive research
method. The objects studied in this research are diction, discourse style, sentence
style and image in short story (1) Bu Guru Cantik, (2) Catatan harian Nyonya Evi (3)
Honor Cerita Pendek. The source of this research data is a collection of short stories
from the beautiful teacher by Hasta Indriyana. Data collection techniques are using
library techniques and note-taking techniques. The validity of the data used in this
study is data triangulation and theory. Data analysis technique in this research use
purposive sampling technique. The results of this study indicate that (1) the structure
of (1) Bu Guru Cantik, (2) Catatan harian Nyonya Evi (3) Honor Cerita Pendek.
Having many opportunities for analysis with stylistics
Keyword: Short Story, Stilistika, Relevance at SMA.
1. PENDAHULUAN
Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif yang merupakan
jabaran kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Karya sastra semakin hari kian
menunjukkan eksistensinya dimasyarakat. sastra adalah karya lisan atau tertulis
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti orisinalitas, nilai artistik, dan
2
estetika dalam isi dan pengungkapannya Oleh karena itu, sastra adalah ciptaan
kreatif imajinatif manusia bertolak dari kehidupan nyata yang ditulis atau dicetak,
serta memiliki ekspresi estetis. Rumusan Masalah 1) Bagaimana struktur
kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana ?, 2) Bagaimana
stilistika pada kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana?, 3)
Bagaimana relevansi kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana di
SMA?. Tujuan Penelitian, 1) Mendeskripsikan struktur cerpen Bu Guru Cantik
karya Hasta Indriyana, 2) Memaparkan analisis stilistika dalam kumpulan cerpen
Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana, 3) Menjelaskan relevansi analisis
stilistika kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana di SMA.
Dalam pengertian ini, analisis stilistika cenderung mengeksplorasi dan
menjelaskan pilihan-pilihan khusus yang dibuat oleh penulis / penulis dalam
pemilihan kata dan struktur kalimat. Dengan kata lain gaya yang digunakan oleh
penulis berfungsi untuk menyajikan emosi dan makna tertentu. Leech and Short
(2007) juga menjelaskan gaya sebagai cara penulis untuk menyampaikan pesan
kepada pembaca. (Khan, Abdul Hari, Dkk. 2015)
Penemuan makna, stylisticians telah mulai mengambil minat dalam cara-cara
di mana fitur teks: pilihan tertentu. Kata-kata dilihat dalam kaitannya dengan
konteks di mana ia diproduksi dan diterima. Meskipun berbeda dalam pendekatan
mereka, semua karya penelitian ini ditujukan untuk tujuan yang sama yaitu untuk
belajar dan menjelajah pilihan yang dibuat oleh para penulis dan bagaimana
pilihan-pilihan ini menciptakan efek yang ingin penulis komunikasikan kepada
pembaca. Pilihan-pilihan ini dapat menciptakan penyimpangan dalam teks
dengan menggunakan fitur stilistik dan karakteristik beberapa orang genre lain.
Definisi paling sederhana untuk gaya bahasa disajikan oleh Chapman
(1973: 11), yang mendefinisikan gaya bahasa sebagai studi linguistik dari gaya
yang berbeda. Lodge (1966: 52) sepanjang garis yang sama percaya bahwa gaya
bahasa modern ditujukan untuk beberapa tugas yang saling terkait seperti
klarifikasi konsep gaya, membangun gaya tempat sentral dalam studi literatur dan
mengembangkan metode yang lebih tepat, inklusif dan obyektif untuk
mendeskripsikan gaya. Definisi-definisi ini memberikan dominasi untuk gaya
3
dalam studi stylistics, dan membatasi konsep gaya bahasa untuk studi literatur.
Definisi semacam itu tidak disukai oleh orang lain yang melihat gaya bahasa
sebagai "studi dan interpretasi teks dari perspektif linguistik. Ini juga
mengeksplorasi bagaimana pembaca berinteraksi dengan bahasa teks untuk
menjelaskan bagaimana mereka memahami dan dipengaruhi oleh teks ketika
mereka membacanya. ". (Hasson, Fatimah Khudhar. 2016)
.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Artinya, data yang dianalisis dan hasilnya berbentuk deskripsi dan tidak berupa
angka-angka. Penelitian ini bertujuan menganalisis stilistika pada kumpulan
cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana. Menurut Moelong (2004:6)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menjelaskan analisis stilistika dan relevansinya sebagai
bahan ajar di SMA dalam melalui strategi diharapkan dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang subjek yang diteliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak,
dan catat (Sangidu, 2004:32). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan
sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak disebut juga
teknik sadap adalah penyadapan sesuatu yang digunakan seseorang atau beberapa
infoman dalam upaya mendapatkan data, sedangkan teknik catat adalah teknik
lanjutan dalam peneliti ketika menerapkan metode simak.
Teknik simak ini diterapkan pada kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya
Hasta Indriyana untuk menggali apa saja yang terdapat pada stilistika dalam
cerpen yang akan diterapkan sebagai bahan ajar. sedangkan teknik catat
digunakan untuk mencatat poin-poin yang mendukung analisis stilistika pada
kumpulan cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling (teknik
cuplikan). Metode sistematis untuk memperoleh informasi tentang karakteristik
4
tertentu dari suatu populasi dengan mempelajari sampel yang representatif dari
populasi tersebut. (KBBI)
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk
mengambil sampel. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2014: 182) menyatakan
bahwa purposive sampling adalah pemilihan sampel yang dipilih dengan cara
pertimbangannya. Artinya dalam setiap cerpen yang diambil untuk dianalisis
mempunyai peluang untuk melakukan analisis pada cerpen. Cerpen yang
dianalisis yaitu, 1. Bu Guru Cantik, 2. Catatan Harian Nyonya Evi, 3. Honor
Cerita Pendek.
Analisis dalam data penelitian ini menggunakan pembacaa semiotik meliputi
pembacaan heuristik dan hermeunitik. Pembacaan heuristik merupakan cara kerja
yang dilakukan pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara
referensial lewat tanda-tanda linguistik (Riffaterre dalam Sangidu, 2004:19).
Sedangkan pembacaan hermeunitik adalah ilmu atau teknik memamahi karya
sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya.
Menurut Teew (dalam Nurgiyantoro, 2013:33)
Langkah awal dalam penelitian ini membaca secara cermat dengan teknik
heuristik kumpulan cerpen Bu Guru Cantik untuk mengetahui unsur-unsurnya,
dan langkah kedua dengan pembacaan hermeunitik yang merupakan cara kerja
yang dilakukan oleh peneliti dengan bekerja secara terus menerus lewat
pembacaan teks sastra dengan menjelaskan stilistika yang ada didalam kumpulan
cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta Indriyana.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Stilistika dalam Kumpulan Cerpen Bu Guru Cantik karya Hasta
Indriyana.
3.1.1 Cerpen “Bu Guru Cantik”
1) Diksi
Diksi adalah pilihan kata, atau gaya berbicara yang digunakan penulis,
pembicara, atau karakter (Keraf, 2005: 22-23). Diksi yang digunakan saat
5
berbicara yang terdapat dalam cerpen harus dicocokkan dengan tujuan
atau konteks pembicaraan. Berikut ini diksi yang terdapat dalam Cerpen
“Bu Guru Cantik”.
(a) Kosakata Asing
Pemakaian kosakata bahasa asing (Inggris) dalam teks cerpen “Bu
Guru Cantik” dirasakan lebih ilmiah daripada harus menerjemahkannya
dalam bahasa indonesia. Namun bisa saja pemakaian kosakata bahasa
asing tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa seseorang mengetahui
istilah-istilah tersebut. Berikut ini menunjukan beberapa kosakata bahasa
asing yang digunakan.
“Nah, Anak-anak, waktu kita sudah hampir habis. Selesai sudah kita
mereview bab tentang sejarah perjuangan kemerdekaan” (Indriyana,
2016 : 40)
“Hari itu, Bu Guru Cantik ulang tahun. Sebuah roti tart berukuran
sedang yang di atasnya menancap lilin berbentuk angka tiga dan
sembilan berwarna pink telah dipersiapkan murid-murid dan
disembunyikan di lemari kelas.” (Indriyana, 2016 : 47)
Penggunaan kosakata asing dalam cerpen “Bu Guru Cantik”
mengambarkan suatu tindakan atau benda yang tidak bisa dijelaskan
dengan bahasa indonesia. Seperti kata review dan tart, karena perintah
dan benda yang dimaksud lebih mudah dipahami dibandingkan
menggunakan bahasa indonesia.
(b) Kata Sapaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2012)
mendefinisikan kata sapaan adalah kata untuk saling merujuk dalam
pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan diantara
pembicara itu. Berikut ini beberapa kata sapaan yang terdapat dalam
cerpen “Bu Guru Cantik”.
“Drupadi boleh curhatm Bu?”
“Ibu, kapan sihAyah pulang?”
“Di rumah kan ada Paman Dursala. Ada Bibi Kunti juga.”
6
Kata sapaan yang digunakan dalam cerpen “Bu Guru Cantik”
lebih menjelaskan hubungan antara guru dengan murid dan hubungan
anak dengan orang tua dan kerabat-kerabatnya.
(c) Kata Seru
Menurut Kridalaksana (2001 : 84) mendefinisikan kata seru
adalah kaata yang dipakai dengan tujuan mengawali seruan, bentuk yang
tak dapat diberi afiks, dan yang tidak memiliki ikatan sintaksis. Berikut
ini adalah kata seru yang terdapat dalam cerpen “Bu Guru Cantik”.
“Ibu akan memperjuangkan hak-hak perempuan, kan?”
“Ya, aku akan menyelesaikan masalahmu dengan baik,
Drupadi...” geramnya.”
“jangan cuma ditanya dong, tapi minta Ayah libur. Minggu kan
harusnya tidak bekerja, Ayah malah sering tidak pulang. Ibu
kadang begitu.”
Pemakaian kata seru yang dicontohkan diatas menjadikan suasana
terasa sekali keakraban dalam situasi informal para tokoh cerita dalam
Cerpen “Bu Guru Cantik”. Kata seru kan, ya dan dong memberikan
makna untuk mempertegas tujaun dari pembicara.
2) Majas
Majas memiliki bermacam jenis yang jumlahnya relatif banyak, bahkan
tidak sedikit literatur dan orang yang memasukkan stile yang bermain
dengan struktur juga sebagai pemajasan (Nurgiyantoro. 2014:218).
Berikut beberapa majas yang dianalisis:
(a) Simile
Sebuah simile membandingkan dua hal berbeda untuk menciptakan
makna baru. Dalam hal ini, pembaca dibuat sadar secara eksplisit
bahwa perbandingan terdapat dalam kalimat yang dibuat karena
penggunaan perbandingan yaitu “seperti”, "layaknya" atau "sebagai".
Berikut ini salah satu contoh simile yang terdapat dalam Cerpen “Bu
Guru Cantik”
7
“Ia ingin melawan, tapi tak kuasa. Rupanya, tangan pamannya
berpindah ke dadanya yang sudah seperti buah yang ranum”
(Indriyana, 2016 : 46)
Gaya bahasa simile dalam cerpen dipakai untuk
menggambarkan keadaan atau situasi secara mudah dan lengkap.
Gaya kalimat simile bisa dilihat dengan jelas karena menggunakan
kata perbandingan, dalam kalimat diatas menggunakan kata “seperti”.
(b) Metafora.
Metafora adalah kiasan yang menggunakan satu hal untuk
mengartikan yang lain dan membuat perbandingan antara keduanya.
(Sumarlam, 2004: 56). Berikut ini contoh metafora yang terdapat
dalam cerpen “Bu Guru Cantik”.
“Cantik remaja adalah sekuntum bunga yang mekar di tangah
kebun subur. “(Indriyana, 2016:42)
“Bu Guru cantik yang sabar ini, sore ketika mendengar cerita
Drupadi, sebenarnya dirinya juga turut merasa tersayat dan
panas-degup di dadanya.” (Indriyana, 2016 : 45)
Gaya bahasa metafora yang terdapat dalam kalimat diatas
bertujuan untuk menjelaskan sesuatu menjadi lebih sopan. Kalimat “
sekuntum bunga yang mekar di tangah kebun subur” memiliki makna
bahwa masa remaja Bu Guru Cantik penuh dengan kecukupan dan
perhatian.
3) Gaya Wacana
Menurut Pradopo yang dikutip dalam Resnitriwati (2014) menjelaskan
bahwa Gaya wacana adalah bagian dari gaya bahasa penggunaan lebih
dari satu kalimat, baik dalam prosa, maupun puisi. Gaya ini dapat berupa
dua kalimat atau lebih, alinea, bait, keseluruhan karya sastra, baik prosa,
cerpen, novel, maupun keseluruhan satu puisi.
8
Berikut ini akan dipaparkan gaya wacana yang ditemukan dalam
cerpen “Bu Guru Cantik”.
1. Klimaks
Klimaks merupakan gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan
pikiran, dimana setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari
gagasan-gagasan sebelumnya (Keraf, 2007 :124). Di bawah ini adalah
beberapa gaya bahasa klimaks yang ada dalam Cerpen “Bu Guru
Cantik”.
“Bu Guru Cantik pun tidak bisa tidur malam itu, padahal jalan
keluar bagi masalah Drupadi sudah disusunnya; materi
ulangan sudah disiapkan jauh hari; dan kodisi tubuhnya juga
fit. Bukan itu yang membuatnya sulit tidur. Bu Guru Cantik
yang sabar ini, sore ketika mendegar cerita Drupadi, sebenarnya
dirinya juga turut merasa tersayat dan padan degup di dadanya.
Tapi mungkin karena terbiasa menghadapi masalah, kesabaran
dan ketenangan membuatnya mampu mengendalikan emosi saat
menyimak cerita Drupadi” (Indriyana, 2016 : 45)
Kutipan diatas merupakan gaya wacana klimaks yaitu dengan
memaparkan urutan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh Bu
Guru Cantik.
4) Citraan
Dalam sebuah karya sastra terdapat kalimat yang menggunakan citraan. Ada
beberapa jenis citraan yang terdapat pada sebuah karya sastra antara lain :