TUGAS AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI ANALISIS SISTEM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PADA PENGRAJIN MEBEL KAYU (Studi Kasus di UKM Mebel Kayu, Kaliurang KM 13,5, Sleman) Disusun Oleh Kelompok G-8: Muhammad Ulil Albab 11522374 Gustio Elfindo 11522143 Ilham Fadhillah 11522328
86
Embed
Analisis Sistem Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi Pada Pengrajin Mebel Kayu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ANALISIS SISTEM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI PADA PENGRAJIN MEBEL KAYU
(Studi Kasus di UKM Mebel Kayu, Kaliurang KM 13,5, Sleman)
Disusun Oleh Kelompok G-8:
Muhammad Ulil Albab 11522374
Gustio Elfindo 11522143
Ilham Fadhillah 11522328
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2013
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ANALISIS SISTEM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI PADA PENGRAJIN MEBEL KAYU
(Studi Kasus di UKM Mebel Kayu, Kaliurang KM 13,5, Sleman)
Disusun Oleh Kelompok G-8:
Muhammad Ulil Albab 11522374
Gustio Elfindo 11522143
Ilham Fadhillah 11522328
ii
Asisten Pembimbing
Nurmala Pusfitasari
Kalab APK & E
Amarria Dila Sari, S.T, M.Sc
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Praktikum
Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi
Yogyakarta, Juli 2013
TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN OLEH
iii
Kata Pengantar
Alhamdulillaahirabbil’alamin segala puji bagi Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Praktikkum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Shalawat dan selam peneliti haturkan kepada cinta kasih penulis baginda
rasulullah saw beserta seluruh keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummatnya yang
terus beristiqomah berpegang teguh dalam indah islam dan iman.
Pertama peneliti ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Ammaria Dila Sari
S.T, M. Eng yang telah membimbing kami pada semester kali ini.
Penulis tuturkan juga rasa terima kasih kepada segenap Asisten Laboratorium
Fisiologi dan Pengukuran Kerja khusunya Asisten pembimbing kelompok G – 8
saudari kami Nurmala Pusfitasari yang turut membantu studi peneliti pada praktikum
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi semester genap ini.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Tentu masih banyak kekurangan dan
kesalahan pada laporan penelitian ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat peneliti harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ini bermanfaat bagi orang
– orang yang membacanya. Amin
iv
Jogjakarta, 17 Juni 2013
Peneliti
Kelompok G - 18
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................53
vi
Abstrak
Aplikasi dari perancangan sistem kerja dan ergonomi digunakan untuk melakukan perbaikan sistem kerja pada pengrajin mebel kayu. Tarwaka (2004)menyatakan bahwa tujuan dari ergonomi agar tercipta keseimbangan rasional dari berbagai aspek. Frankel dan Nordin menyatakan biomekanika digunakan untuk menjelaskan konsep fisika dan teknik pada gerakan dan gaya yang bekerja pada tubuh. Pada penelitian ini digunakan metode REBA dan RULA untu menganalisis postur kerja operator. Selain itu digunakan metode RWL dan MPL untuk memperoleh hasil berupa analisis beban kerja serta penggunaan data antropometri dalam rangka pembuatan design produk yang sesuai.Diperoleh kesimpulan bahwa posisi kerja yang buruk dapat memperbesar terjadinya resiko sidera pada pekerja. Pada metode RULA diperoleh skor 5 dimana perlu segera dilakukan pemeriksanaan. Pada metode REBA diperoleh skor akhir 5 yang mengandung arti perlu dilakukan perbaikan.Operator perlu melakukan istirahat yang cukup guna mengurangi resiko cidera, meski sejauh pengamatan pekerja belummerasakan keluhan cidera tulang belakang. Adapun nilai Liakhir sebesar 0,912dyang berarti operator tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Nilai gaya kompreso diperoleh sebesar 2611,41 sehingga pekerjaan yang dilakukan itu aman.Pada pembuatan produk dibuat suatu produk yang membantu dalan pengangkutan barang untuk mengurangi cidera pada pekerja.Diperoleh hasil bahwa vibrasi dan kebisingan memperngaruhi pekerja dalam pembuatan titik paku pada meja. Kebisingan tertinggi adalah 71,2 db dan terendah 58,8 db. Sedangkan nilai vibrasi tertinggi 3,2 m/s2 dan terendah 2,7 m/s2. Adapun nilai outputnya tertinggi 8 buah dan terendah 6 buah titik paku.
Kata Kunci:Ergonomi, REBA, RULA, Cidera, RWL, MPL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah peduduk
mencapai 250 juta jiwa berdasarkan data dari bank dunia tahun 2012. Hal ini yang
mendorong berbagai sektor dalam bidang perekonomian yang terus berkembang,
diantaranya sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Berdasarkan dari data yang
diperoleh dari pusat data kantor berita antara pada tahun 2013 ada sekitar 55,2 juta
UKM yang ada di Indonesia. Besarnya potensi yang ada untuk menggerakkan sektor
ekonomi riil tentu membantu perekonomian Indonesia. Hal itu juga mendorong
peneliti untuk mencari tau permasalahan apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha
secara langsung. Besarnya potensi ini tidak terlepas dari masalah yang ada. Baik
masalah yang berasal dari pengambil kebijakan maupun masalah dari pelaku usaha
kecil menengah itu sendiri. Seperti, minimnya modal maupun kurangnya pelatihan
dari pihak terkait kepada pelaku usaha.
Berdasarkan data mengenai kinerja UKM yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik, bahwa kinerja UKM pada tahun 2000-2003 semakin meningkat.
Kemungkian hal in terjadi karena banyaknya sebaran dari sektor UKM yang sangat
banyak. Baik dari sektor formal maupun informal.
Dalam Penelitian kali ini, peneliti mencoba mengangkat salah satu
permasalahan khusus yang dialami oleh pelaku usaha kecil menengah mengenai
kurangnya SDM yang memiliki kemampuan lebih dibanding SDM normal atau awam
terhadap bidang yang ditekuninya. Fokus peneliti pada penelitian kali ini adalah ingin
mengetahui sikap posisi kerja dalam proses pembuatan produk. Kemudian peneliti
menganalisa beberapa posisi sikap kerja, sehingga peneliti mampu merumuskan
sebuah model sikap kerja yang baik agar diterapkan oleh operator itu sendiri.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti memilih penelitian dengan tema
perbaikan posisi kerja dan pembuatan design alat bantu untuk meringankan beban
2
kerja operator pada proses pembuatan meja. Dengan metode Biomekanika, bisa
didapatkan nilai RWL dan MPL. Kemudian dengan menggunakan analisis postur,
peneliti bisa menganalisa posisi sikap kerja saat operator bekerja. Dengan
menggunakan kedua metode tadi peneliti juga akan memberikan solusi yang mungkin
mengenai perbaikan posisi kerja dan pembuatan design alat bantu untk meringankan
beban kerja operator. Sehingga proses produksi yang ada dapat berjalan dengan
optimal.
Tempat yang dipilih peneliti pada penelitian kali ini adalah tempat pembuatan
kerajinan meubel di Jl. Kaliurang KM 13,5. Peneliti mencoba menganalisa
permasalahan yang telah disebutkan dengan melihat posisi kerja ketika operator
melakukan proses produksi pembuatan meja.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis postur kerja operator berdasarkan metode REBA dan
RULA?
2. Bagaimana analisis beban kerja yang dialami operator berdasarkan metode
RWL dan MPL?
3. Bagaimana desain produk yang sesuai untuk operator dari data antropometri?
4. Bagaimana kemudahan operator dalam mengoperasikan alat kerja ketika
melakukan pekerjaan?
5. Bagaimana analisis pengaruh LKF (Lingkungan Kerja Fisik) terhadap kinerja
operator?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan dilakukan hanya pada proses pembuatan meja.
2. Pengamatan hanya dilakukan pada satu operator.
3. Pengamatan hanya dilakukan pada satu usaha kecil menengah, yang terletak
disekitaran Jl. Kaliurang KM. 13,5.
3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui analisis postur kerja operator berdasarkan metode REBA dan
RULA.
2. Mengetahui analisis beban kerja yang dialami operator berdasarkan metode
RWL dan MPL
3. Mengetahui desain produk yang sesuai untuk operator dari data antropometri.
4. Mengetahui analisis pengaruh LKF (Lingkungan Kerja Fisik) terhadap kinerja
operator
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti bisa lebih memahami kendala – kendala yang dialami oleh objek yang
peneliti amati dan mampu memberikan solusi bagi objek dari permasalahan
yang dihadapi.
2. Bagi Perusahaan
Mengetahui upaya dalam meningkatkan kinerja operator sehingga bisa lebih
optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
A. Pengertian Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan
NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto,
2008). Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan
dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang
dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan
yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman .
Ruang Lingkup Ergonomi
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia,
kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan
terhadap suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan
gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan
tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara
bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta
mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan
informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi
dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan
kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan
pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk meningkatkan
kenyamanan dan kepuasan pekerja (Oborne, 1955).
B. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
5
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).
2.2 Postur Kerja
Postur kerja atau sikap kerja adalah posisi kerja secara alamiah dibentuk
oleh tubuh pekerja akibat berinteraksi dengan fasilitas yang digunakan ataupun
kebiasaan kerja. Sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan keluhan
fisik berupa nyeri pada otot (Musculoskletal Disorder). Hal ini disebabkan
akibat dari postur kerja yang tidak alamiah yang disebabkan oleh karakteristik
tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan pekerja. Beban fisik akan semakin berat apabila pada saat
postur tubuh pekerja tidak alamiah yaitu gerakan punggung yang terlalu
membungkuk, posisi jongkok, jangkauan tangan yang selalu disebelah kanan
dan lain-lain. Dengan demikian perlu dirancang sebuah postur kerja dan fasilitas
kerja yang ergonomis untuk memberikan kenyamanan kerja untuk mencegah
keluhan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas.
A. Metode REBA
REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan
kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling,
beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja.
Cumulative Trauma Disorders (CTD’S)
6
Cumulative Trauma Disorders (dapat disebut sebagai Repetitive Motion
Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka
otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma
kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain buruk yaitu desain
alat/sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang
tidak normal serta penggunaan perkakas/handtools atau alat lain yang terlalu
sering (Tayyari & Smith, 1997).
Empat faktor penyebab timbulnya CTD:
1. Penggunaan gaya yang berlebihan selama gerakan normal.
2. Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada pada posisi normal. Misalnya,
bahu yang terlalu terangkat, lutut yang terlalu naik, punggung terlalu
membungkuk, dan lain – lain.
3. Perulangan gerakan yang sama secara terus – menerus.
4. Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi
B. Metode RULA
Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode
yang memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja. Metode ini
digunakan untuk mengambil nilai postur kerja dengan cara mangambil sampel
postur dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko berbahaya bagi
kesehatan si pekerja, lalu diadakan penilaian/scoring. Setelah didapat hasil dari
penilaian tersebut, kita dapat mengetahui postur pekerja tersebut telah sesuai
dengan prinsip ergonomi atau belum, jika belum maka perlu dilakukan langkah-
langkah perbaikan. Metode ini menggunakan diagram body postures dan tiga
tabel penilaian (tabel A, B, dan C) yang disediakan untuk mengevaluasi postur
kerja yang berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Melalui metode ini akan
didapatkan nilai batasan maksimum dan berbagai postur kerja. Nilai batasan
tersbut berkisar antara nilai 1-7.
Tujuan dari metode RULA adalah:
a. Menyediakan perlindungan yang cepat dalam pekerjaan.
b. Mengidentifikasi usaha yang dibutuhkan otot yang berhubungan dengan
postur tubuh saat kerja.
7
c. Memberikan hasil yang dapat dimasukkan dalam penilaian ergonomi yang
luas.
d. Mendokumentasikan postur tubuh saat kerja, dengan ketentuan:
e. Tubuh dibagi menjadi dua grup yaitu A (lengan atas dan bawah dan
pergelangan tangan) dan B (leher, tulang belakang, dan kaki).
f. Jarak pergerakan dari setiap bagian tubuh diberi nomor.
g. Scoring dilakukan terhadap kedua sisi tubuh, kanan dan kiri.
2.3 Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika
dari gerakan–gerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar
keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran ( biologi dan
fisiologi ). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan konsep
fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam bagian tubuh
dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Menurut
Caffin dan Anderson (1984), occupacional biomechanics adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja dan lain-
lain untuk meningkatkan performansi dan meminimisasi kemungkinan cidera.
Menurut Chaffin dan Anderson (1984), Biomekanika diklasifikasikan menjadi
2, yaitu:
A. General Biomechanics
General Biomechanics adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara
mengenai hukum – hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi
tubuh organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis
tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan
kecepatan seragam (uniform).
2. Biodinamics adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan
gambaran gerakan– gerakan tubuh tanpa mempertim-bangkan gaya yang
terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam
tubuh (kinetik) (Tayyari, 1997).
8
B. Occupational Biomechanics
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari
interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan
tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktifitas kerja dapat meningkat. Dalam biomekanik ini banyak melibatkan
bagian bagian tubuh yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang
akan dilakukan oleh organ tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan
penghubung (Connective Tissue) dan otot
Recommended Weight Limit (RWL)
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:
1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun
pengurangan beban di tengah – tengah pekerjaan.
2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal
8 jam.
4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau
berlutut.
5. Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam
proses pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen,
penulis melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi
dalam pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH (1991)
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk
diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang