ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KOTA MEDAN TESIS Oleh SITI RAHMAH 037 012 021/AKK SEKOLAH
PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN
PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN TESIS Untuk
Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (Mkes) Dalam Program Studi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Oleh SITI RAHMAH 037 012 021/AKK SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008Judul Tesis : ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN
PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Siti
Rahmah Nomor Pokok : 037012021 Program Studi : Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof.dr. Burhanuddin
Nasution, Sp.Pk (K) (Dra. Elly Zahara, Apt. MARS) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur, (Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, MSc) Tanggal Lulus : 24 Juni 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Telah diuji Pada
tanggal : 24 Juni 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. dr.
Burhanuddin Nasution, Sp.PK(K) Anggota : 1. Dra. Elly Zahara, Apt.
MARS 2. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi 3. dr. Fauzi, SKM Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008PERNYATAAN ANALISIS SISTEM
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau
diterbitkan oleh lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Medan, Juni 2008 (
Siti Rahmah ) Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008ABSTRAK
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan perlu
didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai
serta dapat difungsikan dengan baik. Derajat kesehatan masyarakat
perlu ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan yang baik,
aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi
baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif
meliputi pemeliharaan berkala dan pelaksanaan pengujian dan
kalibrasi. Menurut data dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
(BPFK) Medan, jumlah rumah sakit yang mengalibrasi alat kesehatanya
pada tahun 2005 sebanyak 5 rumah sakit atau 10% dan tahun 2006
sebanyak 12 rumah sakit atau 24%. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di
rumah sakit kota Medan, yang selanjutnya disesuaikan dengan
peraturan, ketentuan atau standar dari Departemen Kesehatan.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dilakukan
dengan sampel penelitian sebanyak 30 rumah sakit. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara proportional stratified systematic
sampling berdasarkan strata kelas rumah sakit , analisis data
dilakukan dengan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa se
bagian besar rumah sakit belum melaksanakan pemeliharaan alat
kesehatan dengan baik yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%,
sedangkan rumah sak it yang melakukan pengujian dan kalibrasi
beberapa peralatan kesehatannya, atau yang mempunyai laporan dan
sertifikat kalibrasi dalam kurun waktu 2005 2007 se banyak 10 rumah
sakit atau 33,3%. Diharapkan kepada Penanggung jawab peralatan
kesehatan rumah sakit, agar dapat meningkatkan pengawasannya
terhadap petugas administrasi peralatan, operator alat, dan teknisi
peralatan kesehatan, agar supaya pelaksanaan sistem pemeliharaan
peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik. Kata kunci :
Sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan, Pengujian dan Kalibrasi. Siti
Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008ABSTRACT Health
equipment is one of the factor that play an important role in
organizing health service need to be supported with the equipment
which in always in standby condition and can be functioned well.
The level of community health needs to be improved through a
qualified health service. One of the ways to achie ve a qualified
health services is by the providing good, safe and useable health
equi pment. In order to keep the health equipment in good, safe and
useable condition, a preventive maintenance including the
implementation of periodical maintenance and test and calibration
is needed. According to the data received from the Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan (Medan Health Facility Sa fety
Bureau), only five hospitals (10)% in 2005 and twelve hosp itals
(24%) in 2006, had their health equipment calibrated. The purpose
of this descriptive study is to examine the implementation of
health equipment maintenance applied in th e hospitals in Medan
whether or not it has been adjusted to the regulation, decision or
standard determined by the Department of Health. The samples for
this study are 30 hospitals which where selected throught
proportional stratified systematic sampling technique base on the
hospital class. The obtained were analyzed through the univariate
analysis. The result of this study shows that, generally hospitals
(26 hospitals) or 86,7% have not maintained their health equipment
well. From 2005 to 2007, there were only 10 hospitsls (33,3% )
which have got the reports or certificate stating that their health
equipment ha s been tested and calibrated . It is suggested that
those who are responsible for the savety of the hospital equipment
improve the control on the equipment administra tor, equipment,
operators, and health equipmen t technicians in order that
implementation of health equipment maintenance system can be done
well. Key words : Health Equipment Maintenance System, Test and
Calibration. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya serta bimbingan da n
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Magister Kesehatan pada program studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, dengan judul Analisis Sistem Pemeliharaan P eralatan
Kesehatan di Rumah Sakit kota Medan. Pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada
Bapak Prof.dr. Burhanuddin, Sp.PK(K) selaku ketua Komisi Pembimbing
serta Bapak Ir.Torang Panyusunan Batubara, MARS, MMR dan Ibu Dra.
Elly Zahara, Apt. MARS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam membimbing mulai dari
penyusunan proposal hingga selesai penulisan tesis ini, demikian
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Dra.Ida Yustina
MSi dan Bapak dr. Fauzi SKM atas kesediaan waktu, tenaga dan
fikiran sebagai Tim penguji tesis ini. Dalam penyelesaiaan
pendidikan dan penulisan tesis ini banyak pihak telah membantu
penulis dengan tulus dan ikhlas, untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada : Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 20081. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc selaku
Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak
Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU. 3. Ibu Dr.Dra.Ida
Yustina MSi, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU. 4. Seluruh Direktur
dan staf rumah sakit yang turut berpartisipasi dalam penulisan
tesis ini. 5. Ibu Minaria, SE. MKes, selaku .Kepala BPFK Medan
beserta seluruh stafnya, yang memberikan kesempatan dan waktu
kepada penulis untuk mengambil data. 6. Seluruh Dosen dan staf
Administrasi Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Sekolah Pascasarjana USU. 7. Rekan-rekan mahasiswa Program St udi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU tahun
2003, serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran dan
dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.. 8. Almarhum suami tercinta
Ir. H.Suryanto, yang telah memberikan izin kuliah dan dorongan
untuk menyelesaikan penulisan tesis ini, serta anak-anak tercinta
Dzia Ur Ridha, Luqmanul Hakim dan Avisienna yang telah banyak
membantu, memberikan pengertian serta doanya selama pendidikan dan
penyelesaian tesis ini. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi
rumah sakit, Dinas Kesehatan kota Medan dan bagi penelitian
selanjutnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kriik dan
saran yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini. Medan, Juni 2008
Penulis Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008RIWAYAT HIDUP Nama : SITI RAHMAH Tempat / Tanggal Lahir :
Bogor, 28 Desember 1949 Agama : Islam Status : Janda Alamat : Jl.
Sidodadi No. 22A LK. VII Kel. Deli Tua Kecamatan Deli Tua,
Kabupaten Deli Serdang RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 1961 : Lulus SR
Negeri no 23 Bogor Tahun 1964 : Lulus SMP Taman Siswa Bogor Tahun
1968 : Lulus STM Negeri Bogor Tahun 1975 : Lulus Akademi Teknik
Rontgen, Depkes RI. Jakarta Tahun 1999 : Lulus Fakultas Tenik
Elektro UPMI Medan Tahun 2003 : Lulus Akta IV Universitas Medan
RIWAYAT PEKERJAAN Tahun 1976 - 1982 : Staf Sub. Dit. Instalasi
Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. Tahun 1982 - 1994 : Staf Seksi Instal asi
Kesehatan, Bidang Yankes. Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 1994 2000 : Staf Seksi Instalasi Kesehatan, Bidang Regdit.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara Tahun 2000 - 2005 : Kepala
Bala i Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan Departemen Kesehatan
RI. Tahun 2006 - sekarang : Tenaga Pengajar Akademi Teknik Rontgen
Yayasan Amal Bhakti Medan Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK
......................................................................................................
i ABSTRACT
.....................................................................................................
ii KATA PENGANTAR
.....................................................................................
iii RIWAYAT HIDUP
.........................................................................................
vi DAFTAR ISI
....................................................................................................
vii DAFTAR TABEL
............................................................................................
ix DAFTAR GAMBAR
........................................................................................
x DAFTAR LAMPIRAN
.....................................................................................
xi DAFTAR ISTILAH
.........................................................................................
xii BAB 1. PENDAHULUAN
..........................................................................
1 1.1. Latar Belakang
.................................................................................
1 1.2. Permasalahan
....................................................................................
6 1.3. Tujuan Penelitian
.............................................................................
6 1.4. Manfaat
Penelitian...........................................................................
6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
................................................................. 8
2.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
............................. 8 2.1.1. Dokumentasi .........
.........................................................................
8 2.1.2. Pengoperasian
.................................................................................
9 2.1.3. Pemeliharaan
..................................................................................
10 2.2. Peralatan
Kesehatan........................................................................
13 2.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan
Kesehatan............ 15 2.4. Biaya Pemeliharaan Alat
Kesehatan................................................ 16 2.5.
Tugas dan Fungsi BPFK Medan
..................................................... 17 2.6.
Prosedur Pelayanan
Kalibrasi..........................................................
18 2.7. Teknisi dan Alat Ukur
Kalibrasi...................................................... 19
2.8. Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat
Kesehatan..................... 20 2.9. Penelitian Terdahulu
.......................................................................
21 2.10. Landasan Teori
...............................................................................
22 2.11. Kerangka Konsep
............................................................................
23 BAB 3. METODE PENELITIAN
............................................................... 24
3.1. Jenis Penelitian
................................................................................
24 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
.......................................... 24 3.3. Populasi dan
Sampel
......................................................................
24 3.4. Metoda Pengumpulan Data
............................................................. 27
3.5. Definisi Operasional
.......................................................................
27 3.6. Metoda Pengukuran
........................................................................
29 3.6.1. Unsur Input
....................................................................................
29 Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008 3.6.2. Unsur
Proses / Pelaksanaan
.............................................................. 31
3.6.3. Unsur Output /
Kinerja......................................................................
32 3.7. Metoda Analisis Data
.......................................................................
33 BAB 4. HASIL PENELITIAN....
................................................................ 34
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
............................................................. 34
4.2. Deskripsi KarakteristikResponden
.................................................. 35 4.3.
Deskripsi Hasil Penelitian
............................................................... 36
4.3.1. Input Sistem
Pemeliharaan................................................................
36 4.3.2. Proses/Pelaksanaan Sistem
Pemeliharaan...................................... . 40 4.3.3.
Output/Kinerja Sistem Pemeliharaan
............................................. 41 BAB 5. PEMBAHASAN
..............................................................................
47 5.1. Input Sistem
Pemeliharaan.............................................................
47 5.1.1. Sumber Daya
Manusia....................................................................
47 5.1.2. Dana / Biaya
..................................................................................
. 50 5.1.3. Sarana
.......................................................................................
...... 51 5.1.4. Pedoman
......................................................................................
... 53 5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem
Pemeliharaan........................................ 56 5.2.1.
Inventaris
Peralatan...........................................................................
56 5.2.2. Jadwal
Pemeliharaan.........................................................................
58 5.2.3. Pelaksanaan
Pemeliharaan................................................................
60 5.3. Output / Kinerja Sistem
Pemeliharaan.............................................. 60
5.3.1. Kartu Pemeliharaan dan Laporan
Kerja............................................ 60 5.3.2. Laporan
Pengujian dan Kalibrasi..................
................................... 61 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
........................................................ 64 6.1.
Kesimpulan
.......................................................................................
64 6.2. Saran
.................................................................................................
65 DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................
67 Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 1 Daftar Nama Rumah Sakit yang Mengalibrasi
Peralatan Kesehatannya di Medan dari Tahun 2002 s/d Tahun 2006
................ 5 3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan
Besar Sampel tiap
Kelompok............................................................................................
26 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes/Jabatan, Lama
Tugas, dan Tempat
Tugas................................................................................
35 4.2. Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat
Kesehatan....... 37 4.3. Distribusi Kategori Dana Pemelihara Alat
Kesehatan....................... 37 4.4. Distribusi Kategori Sarana
Pemelihara Alat Kesehatan.................... 38 4.5. Distribusi
Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian, Dan Protap
Pemeliharaan)................................................................
39 4.6. Distribusi Kategori Pela ksanaan Sistem (Membuat Inventaris
Alat, Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan
Alat)................... 41 4.7. Distribusi Kategori Kine rja
(Kartu Pemeliharaan / Laporan Kerja Pemeliharaan, dan Laporan
Kalibrasi Alat Kesehatan).................... 42 4.8. Data Output
Pelaksanaan Sistim Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit
Kota Medan tahun 2005 - 2007............................. 43 Siti
Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul Halaman 1. Kriteria Pemeliharaan
..........................................................................
13 2. Kerangka Konsep
...............................................................................
23 Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman 1. Daftar Pertanyaan
Penelitian.............................................................
69 2. Formulir Cek List
.............................................................................
72 3. Hasil Rekap Unsur Input, Proses, dan Output Sistm
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
..........................................................................
74 4. Daftar Nama Rumah Sakit di kota Medan
........................................ 75 5. Daftar Nama Rumah
Sakit yang menjadi Sampel Penelitian ............ 77 6. Protap
Pelaya nan Kalibrasi Alat Kesehatan
...................................... 78 7. Kemampuan Pelayanan
Kalibrasi BPFK Medan tahun 2006 ............ 80 8. Daftar Alat yang
wajib diuji dan dikalibrasi .................................... 81
9. Prosedur Tetap Pengujian & Kalibrasi Alat
ECG.............................. 83 10. Daftar Peralatan Kerja
untuk pemeliharaan peralatan Listrik dan Peralatan Kesehatan
(Elektromedik).................................................. 87
11. Prosedur Tetap Pengoperasian alat ECG.
........................................... 88 12. Prosedur Tetap
Pemeliharaan alat ECG
.............................................. 89 13. Formulir
Inventaris Alat kesehatan (Elektromedik)
............................ 90 14. Kartu Pemeliharaan Alat
Kesehatan .................................................... 91
15. Lembar Laporan Pemeliharaan (Preventif)
......................................... 92 16. Nilai Ambang batas
Pada Keselamatan Listrik Nilai Penyimpangan yang Diizinkan pada
Keluaran Kinerja ................................................
93 Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008DAFTAR ISTILAH
Akurasi (accuracy) = keteli tian, kecermatan, ketepatan. Andal,
handal = dapat dipercaya ATEM = Akademi teknik Elektromedik Bahan
pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen
yang mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan
pemeliharaan (contoh : filter, oli, vaselin, belt). IPSRS =
Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Kalibrasi adalah suatu
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukkan suatu
instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar nasional
atau internasional. Operating manual adalah buku yang berisi
petunjuk mengenai pengoperasian alat sesuai dengan prosedur yang
benar. Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara
pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur yang benar. Wiring /
Schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan
antara masing-masing komponen / bagian alat. Pengukuran adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui besaran fisis dari suatu
alat. Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah
memenuhi persyaratan, fisik baik, norma keselamatan kerja,
keandalan keluaran dan memiliki ijin operasional yang dikeluarkan
oleh instansi berwenang. Uji coba adalah pengujian alat yang
dilakukan setelah uji fungsi, yaitu pengujian dengan dicobakan
beban sebenarnya. Uji fungsi adalah pengujian alat secara
keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan
maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga
dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat
dioperasikan dengan baik. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008Uji kinerja (performance test), adalah pengujian
alat untuk mengetahui kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi
pemakaian. Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan
bahwa suatu alat telah memenuhi kriteria kalibrasi. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar
Belakang Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu
didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai
serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes, 2001). Peralatan
kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk
mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi
Departemen Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 dapat terwujud.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39
berbunyi : Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat
kesehatan yang tidak memenuhi keamanan, mutu dan manfaat. Alat
kesehatan yang dimaksud adalah instrument, apparatus, mesin yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan kepada
manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Penggunaan alat-alat medik yang berteknologi oleh rumah
sakit secara signifikan terlihat semakin bertambah jumlahnya baik
dalam hal jenisnya maupun dalam hal variasinya. Oleh karena itu
Departemen Kesehatan berupaya menyempurnakanan peraturan-peraturan
yang berkenaan dengan pengadaan peralatan kesehatan, yang antara
lain menganjurkan kepada pihak rumah sakit atau pembeli alat agar
pada setiap pengadaan / pembelian alat kesehatan mencantumkan
syarat Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008pelaksanaan pengujian dan kalibrasi oleh perusahaan penjual
terhadap alat kesehatan yang baru dibeli sebelum diserahkan kepada
pembeli, sehingga alat kesehatan yang sudah dibeli dapat digunakan
dengan baik, aman, dan laik pakai. Penyempurnaan peraturan
pengadaan khusus alat kesehatan tersebut disebabkan pengalaman yang
telah terjadi selama ini seperti adanya kasus alat kesehatan yang
masih baru tidak dapat digunakan padahal alat kesehatan tersebut
sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan kesehatan, dan dana
yang dikeluarkan untuk pembelian alat kesehatan tersebut cukup
mahal. Menurut penelitian Janahar (1991) tentang tentang Sistem
Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan, alat kesehatan yang
bermasalah 63 persen, sedangkan alat kesehatan yang rusak 10
persen. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa peralatan
kesehatan yang seringkali mengalami kerusakan misalnya tensimeter
sering macet waktu dipakai, akibatnya hasil yang didapat tidak
tepat sehingga akan mempengaruhi pemberian obat. Alat bedah listrik
kadang kadang menyebabkan kulit terbakar waktu digunakan selama
operasi. Alarm dan signal pada alat bantu pernafasan terganggu
akibat perubahan tegangan. Elektrokardiograf yang tidak pernah
dilakukan kalibrasi hasilnya sukar dipercaya. Contoh lain yang ada
di bagian radiologi, alat ultrasonograf baru 6 bulan dipakai
gambarnya sudah tidak jelas lagi. Kasus-kasus tersebut terjadi
karena pada umumnya selama ini rumah sakit membeli atau menerima
peralatan kesehatan dengan hanya melihat fisiknya dalam keadaan
baik, spesifikasinya lengkap dan dapat berfungsi dengan baik,
padahal penunjukannya atau kinerja dari peralatan tersebut belum
tentu sesuai dengan Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian terhadap peralatan kesehatan yang baru dibeli
meliputi tahapan uji fungsi, uji coba dan pengukuran unjuk kerja
dan keamanan alat kesehatan tersebut. Demikian juga dalam upaya
mempertahankan fungsi dan keandalannya diperlukan pemeliharaan dan
pengalibrasian / peneraan secara terprogram yang berkesinambungan
untuk mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan. Undang-undang
Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal
(UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya berbunyi sebagai berikut
: Pengaturan tentang Metrologi menjadi semakin penting karena
tertib ukur, disegala bidang menyangkut juga segi keamanan bagi
manusia sendiri, antara lain dosis obat-obatan, penyinaran,
pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi, pengukuran
dalam navigasi dan lain sebagainya. Hal ini berarti dengan sangat
jelas dinyatakan bahwa alat-alat ukur kesehatan merupakan alat ukur
yang WAJIB DITERA DAN DITERA ULANG, dijamin kebenarannya dan
memiliki kepastian aspek legalitas dan perlindungan hukumnya.
Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen
pasal 4 berbunyi : Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.
Jasa dalam hal ini termasuk jasa pelayanan yang dilakukan di rumah
sakit. Kasus-kasus mengenai kegagalan diagnosa dan pengobatan suatu
penyakit oleh tenaga medis (dokter) akhir-akhir ini sering terjadi,
hal ini kemungkinan dapat terjadi akibat alat yang digunakan tidak
pernah dikalibrasi atau diuji kehandalannya. Siti Rahmah: Analisis
Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository 2008Berkaitan dengan tuntutan global yaitu
adanya ISO 9000 series, maka diperlukan pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan secara berkala, unsur pemeriksaan dan pengujian ini
merupakan salah satu unsur sistim mutu ISO 9000 yang wajib dipenuhi
oleh rumah sakit atau suatu perusahaan. Derajat kesehatan
masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan
yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu
dalam kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan
preventif termasuk pengujian dan kalibrasi. Berdasarkan data
pelayanan kalibrasi di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Medan jumlah rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi alat
kesehatannya pada tahun 2002 sebanyak 15 rumah sakit (30%) tahun
2003, 2004 dan 2005 masing-masing sebanyak 5 rumah sakit (10%) dan
tahun 2006 sebanyak 12 Rumah Sakit (24%), dari jumlah rumah sakit
yang ada di kota Medan sebanyak 50 rumah sakit, dari data tersebut
jumlah rumah sakit yang mengalibrasi peralatannya masih rendah
yaitu dibawah 50 %. Dalam kurun waktu 5 tahun mulai tahun 2002
sampai dengan 2006 kegiatan kalibrasi peralatan kesehatan di Medan,
terdapat 1 rumah sakit yang mengalibrasi peralatan kesehatannya
sebanyak 5 kali dan 1 rumah sakit. mengalibrasi 4 kali atau
masing-masing 4,35% dari 23 rumah sakit , 3 rumah sakit
mengalibrasi 3 kali atau 13,04%, 6 rumah sakit mengalibrasi 2 kali
atau 26,08% dan 13 rumah sakit mengalibrasi peralatannya 1 kali
atau 56,52%, sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Tabel 1. Daftar nama rumah
sakit di kota Medan yang mengalibrasi peralatan kesehatannya dari
tahun 2002 - 2006 NAMA Thn Thn Thn Thn Thn Jumlah RUMAH SAKIT 2002
2003 2004 2005 2006 (kali) 1 RS. Adam Malik V V V 3 2 RS. Haji
Medan V V 2 3 RS. St. Elisabeth Medan V V V V V 5 4 RS. Sundari V V
V 3 5 RS. Herna V V 2 6 RS.Martha Friska V 1 7 RS.PTPN II. Tembakau
Deli V V 2 8 RS.Islam Malahayati V 1 9 RS.Advent Medan V V V V 4 10
RS. Methodis Medan V V 2 11 RS. Materna V V V 3 12 RS. Permata
Bunda V V 2 13 RS. Estomihi V 1 14 RS. Melati V 1 15 RS. Wulan
Windi V 1 16 RS. Sri Ratu V 1 17 RS. Maya Sari V 1 18 RS. Sarah V V
2 19 RSK Rasyida V 1 20 RS Imelda V 1 21 RSU. Dr. Pirngadi V 1 22
RS. Gleneagles V 1 23 RS. Sari Mutiara V 1 Jumlah 15 5 5 5 12 xxxxx
Sumber BPFK Medan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya rumah sakit tidak mengalibrasi peralatan kesehatan setiap
tahunnya sebagaimana dianjurkan permenkes 363/MENKES/PER/1998
tentang Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 20081.2. Permasalahan Sebagaimana telah diuraikan pada
latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah pemakai jasa
pelayanan kalibrasi alat kesehatan rumah sakit relatif masih
sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah sakit yang ada di Medan
yaitu di bawah 50 %. Keadaan ini dapat mempengaruhi jaminan
keamanan dalam pemanfaatan peralatan kesehatan dan tingkat mutu
pelayanan kesehatan rumah sakit di kota Medan. Rumusan masalah
perlu diketahui adalah : Bagaimana pelaksanaan sistem pemeliharaan
peralatan kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik oleh rumah
sakit di kota Medan, sehingga peralatan kesehatan selalu dalam
kondisi baik dan laik pakai, dan faktor apa yang menjadi kendala
dalam penyelenggaraan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di
rumah sakit. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan di rumah sakit kota Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pimpinan dan
staf bagian administrasi atau tata usaha rumah sakit untuk dapat
memperhatikan lebih baik lagi serta ikut serta dalam menangani
sistem pemeliharaan peralatan kesehatan khususnya dalam segi
administrasi peralatan kesehatan. Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 20082. Operator alat kesehatan untuk dapat
melaksanakan tugas pengoperasian alat kesehatan dengan baik sesuai
prosedur tetap pengoperasian alat. 3. Teknisi alat kesehatan untuk
dapat melaksanakan tugas pemeliharaan alat kesehatan dengan baik
sesuai jadwal pemeliharaan yang telah dibuat. 4. Penanggung jawab
alat untuk dapat meningkatkan pengawasannya terhadap pelaksanaan
sistem pemeliharaan alat kesehatan. 5. Sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
merupakan suatu sistem rancangan yang disusun untuk membantu
personil biomedic rumah sakit dan atau teknisi rumah sakit dalam
mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan
peralatan kesehatan (American Hospital Association, 1996).
Pelaksanaan manajemen pemeliharaan peralatan kesehatan, yang
selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan, meliputi pekerjaan dokumentasi,
pengoperasian, dan pemeliharaan. 2.1.1. Dokumentasi Dokumentasi
disini adalah dokumen pemeliharaan (POPPK, Depkes, 2001), yang
terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil
pemeliharaan. Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai
peralatan pada waktu pengadaannya, meliputi: brosur, installation
manual, installation report, operating manual, service manual, yang
mencakup schematic diagram, part list, recommended parts, Prosedur
tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat
kalibrasi juga merupakan dokumen teknis. Data atau hasil
pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan peralatan meliputi inventaris peralatan, Siti
Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008yang berisi data
setiap peralatan yang dimiliki rumah sakit, disertai aspek teknis,
yaitu nama alat, merk, model/type, tahun pembelian, nama perusahaan
yang mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service
manual, kalau tidak memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen
atau instansi lainnya agar dapat dipenuhi, berapa jumlahnya alat
yang type/modelnya sama. Selain Inventaris peralatan, setiap
peralatan mempunyai kartu pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan
alat, dan pelaporan dan evaluasi. 2.1.2. Pengoperasian
Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan memenuhi
berbagai aspek, yaitu : a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi
dengan baik dan aman digunakan. b. Aksesori alat lengkap dan baik.
c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasian
alat d. Prasarana listrik, air, gas dan lain-lain memadai. e.
Sumber daya manusia (SDM) siap. f. Bahan operasional tersedia. g.
Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan. h.
Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Untuk menjamin
operasionalisasi peralatan kesehatan,maka aspek-aspek tersebut
diatas perlu diupayakan keberadaannya. (Depkes, 2001)
Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, memerlukan prosedur yang
baku mengenai pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan.
Prosedur yang baku tersebut adalah Prosedur tetap (Protap)
Pengoperasian dan Prosedur tetap (Protap) Pemeliharaan, (Depkes,
2001). 2.1.3. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari
setiap tindakan untuk menjaga suatu alat agar mencapai suatu
kondisi yang bisa diterima, yaitu kondisi alat dapat berfungsi
normal (Depkes, 1992). Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari
berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau
memperbaikinya, sampai pada kondisi yang bisa diterima (Corder,
1992). Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam
dan sekitar fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu
diantara kategori sebagai berikut yaitu : Teknik-teknik manajemen,
prosedur-prosedur administratif, praktek teknologi, manajemen
personalia dan pengendalian atas aspek pelaksanaannya. Jika kelima
unsur fungsi pemeliharaan tersebut dikombinasikan, barulah akan
didapatkan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan (Priel,
1974). Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008Pemeliharaan yang sistematik merupakan pengembangan suatu
pelayanan yang didasarkan atas tata urutan operasi yang terinci,
sedangkan rincian operasinya sendiri dalam implementasinya dapat
dipilih dengan mencocokan dengan kondisi dan lingkungan yang ada.
(Priel, 1974). Pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan
oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit,
oleh tehnisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan
yang bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan
khusus (WHO, 1994). Menurut Corder (1992), tujuan utama dari
pemeliharaan adalah : 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset.
Hal ini penting terutama di Negara berkembang karena kurangnya
sumber daya modal untuk penggantian. 2. Untuk menjamin ketersediaan
yang optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan
mendapatkan laba investasi (return of investment) semaksimal
mungkin. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh
peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat seperti peralatan
cadangan dan pemadam kebakaran. 4. Untuk menjamin keselamatan orang
yang menggunakan peralatan atau sarana tersebut. Dalmy Iskandar
(1998) mengatakan bahwa salah satu dari kewajiban umum Rumah Sakit
adalah, memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai dan merujuk kepada Rumah Sakit lain jika tidak
tersedia. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu
upaya yang dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam
kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia
pakai lebih lama. Aspek-aspek yang berkaitan dalam pelaksanaan
pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia (SDM), fasilitas dan
peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan
pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan.
(POPPK, Depkes 2001). Terdapat dua kriteria pemeliharaan dalam
pemeliharaan peralatan yaitu pemeliharaan terencana dan
pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat pada bagan kriteria
pemeliharaan (Depkes 2001). Pemeliharaan terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal
yang telah disusun. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan
preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang
tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat
dibutuhkan dalam pelayanan. Pemeliharaan tidak terencana dapat
ditekan serendah mungkin apabila pihak rumah sakit membuat jadwal
kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin melaksanakan kegiatan
tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan,
termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada
saat inspection seperti terlihat pada gambar 1. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008 PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TIDAK TERENCANA PEMELIHARAAN TERENCANA PEMELIHARAAN KOREKTIF
PEMELIHARAAN PREVENTIF PEMELIHARAAN DARURAT Pemeliha raan
Pemeliharaan Perbaikan Overhaul Perbaikan terhadap Waktu
Operasional Waktu Tidak terhadap kerusakan alat yang (Running
Maintenance) Operasional kerusakan alat mendadak/tidak (Shut Down
yang terencana terduga Maintenance) (Bersifat Korektif) Inspection:
Lihat, rasakan, dengarkan, Pembersihan, Pelumasan Tanpa/dengan alat
ukur Penyetelan, Penggantian Bahan pemeliharaan Pelumasan,
Penyetelan Sumber Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan, 2001 Gambar 1. Kriteria Pemeliharaan 2.2. Peralatan
Kesehatan Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang
pengamanan alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga pada bab 1
ayat 2, bahwa alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin,
alat untuk ditanamkan, reagens/produk diagnostic invitro atau
barang lain yang sejenis atau yang terkait termasuk komponen,
bagian dan perlengkapannya yang ; Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008a. Disebut dalam farmakope Indonesia, ekstra
farmakope Indonesia dan formularium nasional atau suplemennya dan
atau; b. Digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan,
merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada
manusia dan atau; c. Dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan
fungsi tubuh manusia dan/atau: d. Dimaksudkan untuk menopang atau
menunjang hidup atau mati; e. Dimaksudkan untuk mencegah kehamilan
dan atau; f. Dimaksudkan untuk pensucihamaan alat kesehatan dan
atau; g. Dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit yang
dalam mencapai tujuan utamanya; h. Memberi informasi untuk maksud
medis dengan cara pengujian invitro terhadap specimen yang
dikeluarkan dari tubuh manusia; i. Dan tidak mencapai target dalam
tubuh manusia secara farmakologis, imunologis dan atau cara
metabolisme tetapi mungkin membantu fungsi tersebut; j. Digunakan,
diakui sebagai alat kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
Pengetahuan dan teknologi. Pada babVI pasal 71 disebutkan bahwa
untuk menjamin mutu, manfaat dan keamanan Alat Kesehatan
Elektromedik dan Radiologi perlu dilakukan kalibrasi alat secara
periodik sesuai ketentuan yang berlaku. Siti Rahmah: Analisis
Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository 20082.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi
Peralatan Kesehatan Permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian
dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan,
antara lain menyatakan bahwa setiap alat kesehatan wajib dilakukan
pengujian dan atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai
keluaran dan keselamatan pemakai, dan dianjurkan untuk melaksanakan
kalibrasi setiap satu tahun sekali. jumlah alat kesehatan yang
wajib diuji dan / atau dikalibrasi adalah 125 alat dan pembinaan
serta pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
mutu dan cakupan Manfaat dari pengujian dan atau kalibrasi terhadap
peralatan kesehatan dimaksud antara lain : 1. Mengetahui sejauh
mana peralatan yang diuji / dikalibrasi mempunyai tingkat
keakurasian (ketepatan). 2. Mengetahui seberapa besar penyimpangan
pada output yang dihasilkan dibandingkan dengan spesifikasi alat
kesehatan yang diuji dan dikalibrasi. 3. Untuk menjamin keamanan
terhadap pasien, operator dan lingkungan sekitar, dari bahaya yang
ditimbulkan dari peralatan kesehatan tersebut. 4. Dengan diketahui
nilai keluaran sebenarnya, maka akan membantu proses diagnosa dan
terapi yang tepat. 5. Sebagai data yang menunjang program
pemeliharaan peralatan kesehatan. Dalam prakteknya pengukuran dan
kalibrasi peralatan kesehatan tersebut meliputi Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 20081. Pengukuran nilai keluaran
: Tegangan, frekwensi, putaran, temperature, tekanan, kecepatan,
dan lain-lain. 2. Pengukuran Keamanan : Arus bocor, pelindung
radiasi, timer, mekanik, balance dan otomatisasi. 3. Penilaian
performance : kelengkapan, hasil pembacaan, kenyamanan operasional.
2.4. Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan Menurut Gani (1991), biaya
pemeliharaan rumah sakit adalah biaya yang fungsinya untuk
mempertahankan / memperpanjang kapasitas barang investasi terdiri
atas biaya pemeliharaan gedung, alat medis (alat kesehatan) dan
alat non medis serta latihan personil. Biaya pemeliharaan alat
kesehatan merupakan biaya pemeliharan preventif atau pencegahan dan
biaya pemeliharaan korektif atau perbaikan. Biya pemeliharaan
preventif meliputi biaya pemeliharaan berkala sampai dengan
pengukuran unjuk kerja alat dan keamanan alat atau pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan. Biaya pemeliharaan berkala adalah biaya
pembelian bahan pemeliharaan dan material bantu seperti pembelian
cairan pembersih, kain lap, contact cleaner, oli untuk pelumasan
atau pemeliharaan suction pump, pergantian bagian dari alat seperti
manset dan balon untuk tensimeter, filter anti bakteri untuk
inkubator perawatan. Biaya pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan
adalah biaya untuk pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Medan. Siti Rahmah: Analisis
Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository 2008Biaya (tarif) pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 43
tahun 2001 tentang tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak
yang berlaku pada Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
2.5. Tugas dan Fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Medan Untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan,
Departemen Kesehatan telah mendirikan Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) dengan surat keputusan yang baru nomor :
530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai pengganti surat
keputusan nomor 1164/MENKES/SK/VIII/2000, yang menetapkan 4 BPFK
yaitu : 1. BPFK Jakarta sebagai BPFK tipe A dengan jumlah wilayah
kerja 9 Provinsi. 2. BPFK Surabaya sebagai BPFK tipe A dengan
wilayah kerja 7 Provinsi. 3. BPFK Makasar sebagai BPFK tipe B
dengan wilayah kerja 10 Provinsi. 4. BPFK Medan sebagai BPFK tipe B
dengan wilayah kerja 7 Provinsi meliputi Nangro Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan, Riau Kepulauan, Jambi
dan Bengkulu. Dalam Permenkes 530 disebutkan bahwa tugas BPFK
melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan
proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun swasta. Siti
Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Dalam melaksanakan
tugasnya BPFK menyelenggarakan fungsi : a. pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan; b. pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana
kesehatan; c. pengamanan dan pengukuran paparan radiasi; d.
pelayanan monitoring dosis radiasi personil; e. pengukuran luaran
radiasi terapi; f. pengendalian mutu dan pengembangan teknologi
pengamanan fasilitas kesehatan; g. pelaksanaan kegiatan monitoring
dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan
prasarana kesehatan; h. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan;
i. pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pengamanan fasilitas
kesehatan; j. pelaksanaan ketatausahaan. 2.6. Prosedur Pelayanan
Kalibrasi Prosedur pelayanan kalibrasi meliputi : prosedur
permintaan pelayanan pengujian dan kalibrasi, prosedur pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi, pembuatan laporan, pembuatan sertifikat
dan label /stiker laik pakai atau tidak laik pakai sampai dengan
pengiriman laporan, sertifikat dan label ke rumah sakit pelanggan.
Untuk pelayanan pengujian dan kalibrasi, BPFK Medan telah membuat
prosedur tetap (protap) permintaan pelayanan kalibrasi, yaitu
protap untuk permintaan pelayanan Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008kalibrasi di rumah sakit dan protap permintaan
pelayanan kalibrasi yang dilakukan di BPFK Medan, yang dapat
dilihat pada Lampiran 6. 2.7. Teknisi dan Alat ukur Kalibrasi
Teknisi kalibrasi adalah petugas yang melaksanakan kalibrasi
peralatan kesehatan.Alat ukur kalibrasi adalah alat untuk mengukur
unjuk kerja (kinerja) dan keamanan alat kesehatan. Teknisi
kalibrasi Laboratorium kalibrasi BPFK Medan bertugas melaksanakan
pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, mempunyai persyaratan
sebagai berikut : 1. Berlatar pendidikan D3 Teknik Elektromedik
(ATEM), atau D3 Teknik Instrumentasi atau S1 Teknik Fisika Medik,
atau Teknik Fisika atau Teknik Elektronika atau Teknik Elektro. 2.
Telah mengikuti kegiatan pelatihan kalibrasi alat kesehatan yang
diselenggarakan Depkes atau BPFK Jakarta. 3. Telah mengikuti
pelatihan kalibrasi salah satu atau semua parameter antara lain
parameter kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa yang
diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau
Badan Standar Nasional (BSN). 4. Telah mengikuti pelatihan ketidak
pastian salah satu atau semua parameter (kelistrikan, suhu, volume,
gaya dan massa) yang diselenggarakan LIPI atau BSN. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 20085. Mengikuti
pelatihan-pelatihan lain yang berkaitan dengan peningkatan
pelayanan mutu laboratorium (sistim mutu laboratoriun SNI-19-
17025-2000). 6. Mengikuti proses sertifikasi teknisi kalibrasi yang
diselenggarakan Depertemen Kesehatan, sehingga semua teknisi
Kalibrasi mempunyai sertifikat. Alat ukur kalibrasi (kalibrator)
yang dimiliki Laboratorium Kalibrasi BPFK Medan pada tahun 2006
sebanyak 38 unit yang mampu mengkalibrasi sebanyak 44 jenis alat
kesehatan seperti terdapat pada Lampiran 7. Dalam rangka memenuhi
ketentuan dalam Permenkes 363 tahun 1998 yaitu jumlah alat yang
wajib dikalibrasi adalah 125 jenis alat kesehatan (Lampiran 8),
maka BPFK Medan setiap tahunnya selalu menambah jumlah alat
kalibrator secara bertahap. Pemeliharaan terhadap peralatan ukur
(kalibrator) dilakukan sesuai prosedur tetap agar kalibrator
tersebut dapat berfungsi dengan baik, dan berumur panjang, salah
satu tindakan dari pemeliharaan tersebut adalah mengalibrasi alat
ukur ke institusi / laboratorium yang telah diakui Komite
Akreditasi Nasional (KAN) seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). 2.8.
Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan Setiap Tehnisi
kalibrasi yang melaksanakan kegiatan pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan, mengacu kepada prosedur tetap pengujian / kalibrasi yang
telah disusun BPFK Medan (Departemen Kesehatan) berdasarkan pedoman
standar acuan nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), dan
atau standar internasional Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008seperti ECRI (Emergency Care Research
Institute) dan IEC (International Elactrical Commision). Salah satu
prosedur tetap pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan, dapat
dilihat pada Lampiran 9, yaitu prosedur tetap pengujian dan
kalibrasi alat ECG, 2.9. Penelitian Terdahulu Penelitian analisis
sistem pemeliharaan alat kesehatan di rumah sakit kota Medan belum
pernah dilaksanakan, terdapat penelitian sejenis yang dilaksanakan
di tempat lain seperti yang dilakukan oleh : 1. Solehudin (1999),
dengan judul Pengembangan rancangan sistem pemeliharaan alat-alat
medis di rumah sakit Tanggerang. Penelitian ini merupakan
penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan sarana rumah sakit.
Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait dengan
pelaksanaan upaya pemeliharaan sarana rumah sakit. Lingkup
penelitian dibatasi hanya pada pelaksanaan pemeliharaan alat medis
dengan pertimbangan keberadaan dan kesiapan alat-alat medis di
rumah sakit sangat erat hubungannya terhadap keberhasilan
pengobatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Selain
itu dampak kerusakan alat-alat medis di rumah sakit sangat besar
pengaruhnya terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Diharapkan
penelitian ini mampu menemukan suatu rancangan pemeliharaan
alat-alat medis yang sesuai dengan kondisi rumah sakit Tangerang.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 20082. Supardjo
(2003), dengan judul Upaya peningkatan pelaksanaan manajemen
teknologi peralatan medik guna pencapaian kesesuaian mutu pelayanan
medik, studi kasus di Perusahaan Jawatan RSAB. Harapan Kita
Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen
pemeliharaan sarana rumah sakit. Dilakukan dengan menganalisa
bagian-bagian yang terkait dengan pelaksanaan upaya peningkatan
pelaksanaan manajemen teknologi peralatan medik untuk mencapai
kesesuaian mutu pelayanan medik dengan Instrumen Akreditasi
Surveyor Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Diharapkan penelitian ini
dapat memberikan masukan pada penyempurnaan sistem manajemen
teknologi peralatan medik guna peningkatan kesesuaian mutu
pelayanan Perjan RSAB. Harapan Kita dari segi jaminan mutu dalam
pemanfaatan pelayanan medik. 2.10. Landasan Teori Sistem
pemeliharaan peralatan di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang
perlu dilakukan dengan baik, karena berfungsi tidaknya , dan laik
tidaknya peralatan kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas, kinerja
dan mutu pelayanan rumah sakit. Menurut Bronzuny (1992) dan
Emergency Care Research Institute (ECRI) (1996), menyebutkan bahwa
banyak hal yang mempengaruhi pemeliharaan tetapi yang terbesar
pengaruhnya adalah pendidikan, pengetahuan tentang pemeliharaan,
fasilitas bengkel, spare part, pemeliharaan korektif / pencegahan
dan anggaran/dana yang tersedia. Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008Kinerja (Lembaga Administrasi Negara, 2000)
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program dan kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi. dengan memperhatikan indikator
masukan / input, proses, keluaran / output (hasil), dan dampak.
Sementara untuk mendapatkan indikator keluaran yang merupakan
kinerja dari sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, diperlukan
indikator masukan yaitu sumber daya manusia , dana / biaya, sarana,
pedoman, dan proses sebagai pelaksanaan sistem pemeliharaan alat
kesehatan, sedangkan dampaknya adalah mutu pelayanan kesehatan.
2.11. Kerangka Konsep INPUT PROSES OUTPUT aran Kinerja sistem
pemeliharaan Peralatan kes. (laporan pemeliharaan alat, &
laporan kalibrasi) Pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kes.
(dokumentasi, pemeliharaan preventif, korekti, darurat) - Sumber
daya Manusia - Dana/biaya - Sarana - Pedoman Gambar 2. Kerangka
Konsep Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008BAB
3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian dilakukan
dengan mempelajari pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan di rumah sakit kota Medan. 3.2. Lokasi Penelit ian dan
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di 30 rumah sakit umum
meliputi rumah sakit pemerintah, rumah sakit BUMN, dan rumah sakit
swasta di kota Medan. Penelitian dimulai dengan kegiatan
penelusuran pustaka, konsultasi dengan pembimbing, mempersiapkan
proposal penelitian, seminar kolokium, dilanjutkan dengan
penelitian lapangan untuk pengumpulan data serta melakukan
pengolahan dan analisa data, menyusun laporan penelitian dan
penulisan tesis, seminar hasil penelitian dan ujian komprehensif
yang membutuhkan waktu selama 10 bulan, mulai bulan Pebruari sampai
dengan Desember 2007. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi pada
penelitian ini adalah rumah sakit umum yang ada di kota Medan
sebanyak 60 rumah sakit (Lampiran 4). Besar sampel dihitung
berdasarkan metode alokasi proporsional dengan rumus di bawah ini
(Ariawan, 1998) : Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008+=)P(1PNZDNPh)/Wh(1PhhNZnhhh/212222/212 Dimana : n
= Ukuran (total) sampel yang dicari N = Ukuran total populasi =
Ukuran sampel tiap strata / kelompok rumah sakit hN D = Kesalahan
yang bisa ditolerir = 5% = Nilai distribusi normal baku pada 0,5
/212Z Wh = Proporsi populasi tiap strata/kelompok rumah sakit Ph =
Presisi mutlak Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan rumah sakit berdasarkan kelas rumah sakit. Rumah salit
kelas A dan B sebagai rumah sakit kelompok I, rumah sakit kelas C
sebagai rumah sakit kelompok II, dan kelompok III adalah rumah
sakit kelas D. 2. Menghitung jumlah sampel berdasarkan
strata/kelompok rumah sakit ( hN ). 3. Menghitung proporsi tiap
strata/kelompok rumah sakit berdasarkan ukuran populasi (Wh). 4.
Menghitung ukuran hN Ph (1-Ph) total, untuk menghitung besar
sampel. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository
2008Tabel 3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel
Tiap Kelompok No. Strata Nh Wh Ph NhPh NhPh(1- NHph(1- hN 2 Rumah
sakit . Ph) Ph/Wh 1. RS.Kelas A&B 3 0,05 9 0,7 2,1 0,63 37,8 2.
RS. Kelas C 14 0,23 196 0,68 9,52 3,05 185,4 3. RS. Kelas D 43 0,72
1849 0,8 34,4 6,88 410,88 Jumlah 60 1,00 10,56 633,82
Sampel79,31n55,7687,2433n)56,10()96,1()1,0(60)82,633(1,96nPh)(1PNZDNPh)/Wh(1PhhNZn2222hh/212222/212==+=+=
Berdasarkan perhitungan rumus maka besar sampel (n) = 31 rumah
sakit, selanjutnya jumlah sampel yang diambil adalah 30 rumah
sakit. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sistematik
berstrata (berdasarkan kelas rumah sakit), berperbandingan
(proportional stratified sytematic/ordinal sampling), (Amirin,
2000). Daftar rumah sakit yang menjadi sampel penelitian dapat
dilihat pada Lampiran 5. Dengan menggunakan alokasi proporsional,
maka diperlukan sampel untuk masing-masing strata/kelompok dengan
kriteria tempat tidur adalah sebagai berikut : Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008a. Rumah sakit kelas A dan B
adalah 0,05 x 30 = 2 rumah sakit. b. Rumah sakit kelas C adalah
0,23 x 30 = 7 rumah sakit. c. Rumah sakit kelas D adalah 0,72 x 30
= 21 rumah sakit. 3.4. Metoda Pengumpulan Data Pengumpulan data
dilakukan sendiri oleh peneliti, data yang terkumpul berasal dari
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung dengan responden yaitu Pimpinan rumah sakit /
wakil pimpinan / personil yang menangani masalah peralatan
kesehatan di rumah sakit. Alat untuk mengumpulkan data adalah
daftar pertanyaan tentang sistem pemeliharaan alat kesehatan. Data
sekunder diperoleh dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Medan, dan Dinas Kesehatan Kota Medan berupa : 1. Data rumah sakit
yang ada di kota Medan. 2. Laporan pelaksanaan Pengujian dan
Kalibrasi tahun, 2003, 2004, 2005, 2006. 3. Data lain yang
berhubungan dengan penelitian. 3.5. Definisi Operasional 1. Sumber
Daya Manusia adalah personil / teknisi yang melaksanakan
pemeliharaan terhadap peralatan kesehatan yang termasuk dalam
daftar alat kesehatan yang wajib diuji dan atau dikalibrasi
(Permenkes 363, tahun 1998). Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 20082. Dana adalah biaya yang disediakan khusus
untuk biaya pemeliharaan peralatan kesehatan meliputi biaya
pemeliharaan preventif, korektif maupun darurat. 3. Sarana adalah
alat pendukung untuk pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan
elektromedis yang meliputi ruangan/ workshop , peralatan kerja, dan
bahan pemeliharaan. 4. Pedoman adalah panduan/petunjuk untuk
melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis, prosedur
tetap pengoperasian peralatan kesehatan, dan prosedur tetap
pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.
5. Proses adalah pelaksanaan kegiatan sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan dimulai dengan membuat daftar inventaris peralatan
kesehatan dengan data yang lengkap, menyusun jadwal pemeliharaan
korektif dan preventif peralatan kesehatan termasuk jadwal
pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, dan pelaksanaan
pemeliharaan korektif, preventif termasuk pelaksanaan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan. 6. Kinerja sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan adalah hasil dari pelaksanaan sistem pemeliharaan
peralatan kesehatan, dapat dilihat dari laporan hasil pemeliharaan
yang meliputi, inventaris peralatan, kartu pemeliharaan alat,
catatan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi,
sertifikat kalibrasi. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 20083.6. Metoda Pengukuran Dalam penelitian ini cara
pengukuran yang dilakukan adalah dengan menghadapkan lembar
kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan cek list mengenai
sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, yang terdiri dari unsur
input yang meliputi variabel Sumber Daya Manusia (SDM), dana /
biaya, sarana dan pedoman, unsur proses meliputi penyusunan
inventarisasi, penyusunan jadwal, dan pelaksanaan pemeliharaan,
untuk unsur output yang merupakan kinerja / hasil pelaksanaan
pemeliharaan yang berupa laporan kerja pemeliharaan dan laporan
kalibrasi peralatan. 3.6.1. Unsur input 3.6.1.1. Sumber daya
manusia 1. Baik apabila ada petugas/teknisi yang melaksanakan
pemeliharaan peralatan kesehatan berpendidikan D3 ATEM, atau STM
yang berpengalaman minimal 5 tahun dalam pemeliharaan alat
kesehatan (yang termasuk dalam daftar alat kesehatan dalam
permenkes 363 tahun 1998, sebaimana terdapat pada Lampiran 8). 2.
Kurang baik apabila tidak ada petugas/teknisi yang melaksanakan
pemeliharaan peralatan kesehatan. Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 20083.6.1.2. Dana / biaya 1. Ada apabila tersedia
dana untuk pemeliharaan korektif, preventif (pelaksanaan pengujian
dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat (emergency maintenance).
2. Tidak ada apabila tidak tersedia dana untuk pemeliharaan
korektif, preventif (pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan
pemeliharaan darurat. 3.6.1.3. Sarana (Ruangan, Peralatan kerja,
Bahan pemeliharaan) Ruangan / workshop 1. Baik apabila ada
ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan, untuk
menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis. 2. Kurang baik
apabila tidak ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan
pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis
Peralatan kerja 1. Baik apabila tersedia peralatan kerja sesuai
dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia
peralatan kerja, sesuai dengan peralatan yang ada. Bahan
pemeliharaan 1. Baik apabila tersedia bahan pemeliharaan peralatan
kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila
tidak tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan
peralatan yang ada. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 20083.6.1.4. Pedoman (Dokumen teknis, Protap
pengoperasian, Protap pemeliharaan) Dokumen teknis 1. Baik apabila
mempunyai / menyimpan dokumen teknis dengan baik sekitar 30% 100%
dari peralatan yang dimiliki. 2. Kurang baik apabila mempunyai /
menyimpan dokumen teknis peralatan dibawah 30% dari peralatan yang
dimiliki. Prosedur tetap pengoperasian 1. Baik apabila tersedia
prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan sesuai dengan
peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur
tetap pengoperasian peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan
yang ada. Prosedur tetap pemeliharaan 1. Baik apabila tersedia
prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan
peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur
tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang
ada. 3.6.2. Unsur proses / pelaksanaan 3.6.2.1. Membuat inventaris
peralatan 1. Baik apabila mempunyai / membuat daftar inventaris
peralatan kesehatan. 2. Kurang baik apabila tidak mempunyai /
membuat daftar inventaris peralatan kesehatan. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 20083.6.2.2. Membuat jadwal
pemeliharaan 1. Baik apabila mempunyai / membuat jadwal
pemeliharaan peralatan kesehatan. 2. Kurang baik apabila tidak
mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan.
3.6.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan 1. Baik apabila melaksanakan
pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan
(termasuk pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan). 2. Kurang
baik apabila tidak melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal
pemeliharaan peralatan kesehatan. 3.6.3. Unsur output / kinerja
3.6.3.1. Laporan pemeliharaan 1. Baik apabila ada laporan kerja
pemeliharaan alat kesehatan / kartu peliharaan setelah selesai
melaksanakan pemeliharaan 2. Kurang baik apabila tidak ada laporan
kerja pemeliharaan alat kesehatan / kartu pemeliharaan) setelah
selesai melaksanakan pemeliharaan 3.6.3.2. Laporan kalibrasi dan
sertifikat kalibrasi 1. Baik apabila ada laporan dan atau
sertifikat kalibrasi alat kesehatan dari BPFK Medan 2. Kurang baik
apabila tidak ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi alat
kesehatan dari BPFK Medan. Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 20083.7. Metoda Analisis Data Data primer dan data
sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses pengolahan
data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Editing ,
penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau
kemungkinan adaya kuesioner yang belum terisi. b. Coding, pemberian
kode/ tanda pada formulir cek list untuk memudahkan proses entry
data. c. Cleaning , sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan
perbaikan terhadap data yang sudah masuk. Analisis data dilakukan
analisis data univariat, untuk mengetahui frekwensi hasil wawancara
dengan menggunakan kuesioner dan formulir cek list untuk
menganalisis pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan
yang terdiri dari input (petugas, dana, sarana, pedoman), proses /
pelaksanaan sistem (dokumentasi, menyusun prosedur tetap
operasional, prosedur tetap pemeliharaan, jadwal pemeliharaan, dan
pelaksanaannya), output / kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan
(inventaris alat, laporan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan
kalibrasi peralatan kesehatan). Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi
Penelitian Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia
setelah Jakarta dan Surabaya, letak geografis kota berada di
pesisir timur pulau Sumatera bagian utara dengan luas wilayah
265,10 Km. Daerah yang berbatasan langsung dengan kota Medan adalah
sebelah utara Selat Malaka, sebelah timur Percut Sei Tuan
(kabupaten Deli Serdang), sebelah selatan Tanjung Morawa dan Pancur
Batu (kabupaten Deli Serdang), sebelah barat Sunggal dan Hamparan
Perak (kabuaten Deli Serdang). Secara administratif kota Medan
terbagi atas 21 kecamatan definitif yang meliputi 151 kelurahan dan
1887 lingkungan. Menurut data dari BPS Propinsi Sumatera Utara
2006, jumlah penduduk kota Medan tahun 2006 adalah 2.067.288 jiwa
dengan kepadatan penduduk rata-rata 7798/km. jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 1.027.607 jiwa (49,71%), jumlah penduduk
perempuan dengan jumlah 1.039.681 jiwa (50,29%) sedangkan dengan
angka rasio jenis kelamin 98,84%. Menurut data dari Departemen
Kesehatan RI. dan Kantor Dinas Kesehatan Kotamadya Medan tahun
2007, kota Medan memiliki 76 rumah sakit umum dan khusus, dengan
perincian rumah sakit umum 60 unit, rumah sakit jiwa 5 unit.dan
rumah sakit khusus lainnya 11 unit. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan jumlah rumah sakit (Rumah sakit umum) di kota Medan
dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008dari 50 menjadi 60 rumah sakit. Peningkatan
jumlah rumah sakit ini pada umumnya disebabkan meningkatnya status
beberapa Balai pengobatan, klinik bersalin yang beralih menjadi
rumah sakit umum. 4.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik informan/responden berumur antara 24 sampai dengan 54
tahun, sebagian besar adalah laki-laki, berlatar pendidikan dari D2
sampai S2, masa kerja berkisar antara 1 sampai 28 tahun, lama tugas
jabatan berkisar antara 1 sampai 15 tahun, seperti terlihat pada
Tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes /
Jabatan, Lama Tugas, dan Tempat Tugas Umur Jenis Pend Masa Tugas
bid Alkes Lama Tempat Tugas (thn) Kel. Kerja / Jabatan Tugas .
_____________________________
_______________________________________ 1 2 3 4 5 6 7 54 Lk S1 28
Penanggung jawab alat 14 RSUP. H.A.Malik / Ka.Sie IBEM 39 Pr S1 15
Administrator alat 7 RS. St. Elisabeth 50 Lk D2 30 Administrator
alat 10 RSPTPN II T. Deli 50 Lk S1 16 Penanggung jawab alat 5 RS.
Haji Medan /Ka.Sie. PenMed. 41 Lk dr 12 Penanggung jawab alat 10
RS. Deli / Wa.Dir.PenMed. 42 Lk dr 22 Penanggung jawab alat 10 RS.
Methodist /Wa.Dir.PenMed 43 Lk S1 13 Penanggang jawab alat 3 RSI.
Malahayati / Ka.Sie PenMed 56 Lk dr 22 Penanggung jawab alat 5 RS.
Wulan Windi / Direktur 41 Pr S1 15 Administrator alat 10 RS
.SariMutiara 53 Lk dr 15 Penanggung jawab alat 13 RS. Bakti /
Direktur 40 Lk S2 15 Penanggung jawab alat 10 RS. Martha Friska
/Wa.Dir. 36 Pr S1 10 Penanggug jawab alat 5 RS. Bina Sejahtera Siti
Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Lanjutan Tabel 4.1.
__________________________________________________________________________________
1 2 3 4 5 6 7 38 Lk S1 3 Administrator alat 1 RS. Sarah 26 Pr S1 7
Administrator alat 5 RS. Advent 26 Pr S1 5 Administrator alat 4 RS.
Sundari 27 Pr D3 4 Administrator alat 4 RS. Estomihi 43 Lk drg 7
Penanggung jawab alat 5 RSAU.Dr.A.Malik / Ka.Rumkit. 27 Pr D3 7
Administrator alat 7 RS. Pel. Medan 24 Pr D3 4 Administrator alat 3
RS. Martondi 24 Pr D3 4 Administrator alat 3 RS. Bandung 51 Lk S1 3
Penanggung jawab alat 3 RS.Vina Estetika / Wa.Dir 24 Pr S1 2
Adminisrator alat 2 RS. Methodist SW 24 Pr D3 3 Administrator alat
3 RS. Mitra Sejati 26 Lk dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Delima /
Direktur 35 Pr D3 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Sufina Azis 40 Lk
S1 3 Administrator alat 3 RS. Ibnu Saleh 22 Pr S1 2 Administrator
alat 2 RS. Adenin Adnan 24 Lk dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS.
Mitra Persada / Direktur 27 Lk S1 2 Penanggung jawab alat 2 RS.
Mandiri / Menejer Kesehatan 54 Pr dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS.
Farigul / Wa.Dir. Sumber data primer, 2007 4.3. Dekripsi Hasil
Penelitian 4.3.1. Input sistem pemeliharaan 4.3.1.1. Sumber Daya
Manusia (teknisi) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
rumah sakit responden mempunyai kategori kurang baik dalam hal
tenaga teknisi pemelihara alat kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah
sakit atau 86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai
kategori baik. seperti terdapat pada Tabel 4.2. Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Tabel 4.2. Distribusi
Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan No. Kategori
Teknisi N % 1. Baik 4 13,3 2. Kurang baik 26 86,7
____________________________________________________________________
Jumlah 30 100 Sumber data primer 2007 4.3.1.2. Dana pemeliharaan
peralatan kesehatan Pada umumnya semua rumah sakit sebanyak 30
rumah sakit (100%) mempunyai dana untuk pemeliharaan alat
kesehatan, seperti pada terdapat Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi
Dana Pemelihara Alat Kesehatan
____________________________________________________________________
No. Dana/biaya N % 1. Ada 30 100 2. Tidak ada 0 0
____________________________________________________________________
Jumlah 30 100 Sumber data primer 2007 4.3.1.3. Sarana Pemelihara
Peralatan Kesehatan (Ruangan/Workshop, Peralatan Kerja, Bahan
Pemeliharaan) Sarana pemelihara peralatan kesehatan adalah faktor
pendukung untuk pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan yang meliputi ruangan / workshop , peralatan kerja, dan
bahan pemeliharaan. Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008 Sebagian besar rumah sakit responden mempunyai
kategori kurang baik dalam hal ruangan/workshop yaitu sebanyak 26
rumah sakit atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4
rumah sakit atau 13,3%. Rumah sakit yang mempunyai kategori baik
dalam hal peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Rumah
sakit yang mempunyai kategori kurang baik dalam hal peralatan kerja
sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Sebagian besar rumah sakit
mempunyai kategori baik dalam hal penyediaan bahan pemeliharaan
yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Rumah sakit yang
mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%,
seperti terdapat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Kategori
Sarana Pemelihara Alat Kesehatan No. Kategori Sarana N % A Ruang
Pemeliharaan 1. Baik 4 13,3 2. Kurang baik 26 86,7 Jumlah 30 100 B
Peralatan Kerja 3. Baik 15 50 4. Kurang baik 15 50 Jumlah 30 100
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008Lanjutan Tabel
4.4. N % C Bahan Pemeliharaan 5. Baik 19 63,3 6. Kurang baik 11
36,7 Jumlah 30 100 Sumber data primer 2007 4.3.1.4. Pedoman
Pemeliharaan Alat Kesehatan Pedoman adalah merupakan buku atau
berkas yang berisi petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan yang
meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat alat, prosedur tetap
(protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat. Sebagian
besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal dokumen teknis
dari pabrik yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3% dan yang
mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%
seperti terdapat pada Tabel 4.5. Sebagian besar rumah sakit
mempunyai kategori kurang baik dalam hal prosedur tetap
pengoperasian alat sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan yang
mempunyai kategori baik sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%. seperti
terdapat pada Tabel 4.5. Sebagian besar rumah sakit mempunyai
kategori kurang baik dalam hal prosedur tetap pemeliharaan
peralatan kesehatan yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau Siti Rahmah:
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-Repository 200886,7%, dan sebanyak 4 rumah
sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik seperti terdapat pada
Tabel 4.5 Tabel 4.5. Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap
Pengoperasian, dan Protap Pemeliharaan) No. Kategori Pedoman N % A
Dokumen Teknis Alat 1. Baik 19 63,3 2. Kurang baik 11 36,7 Jumlah
30 100 B Protap Pengoperasian 3. Baik 10 33,3 4. Kurang baik 20
66,7 Jumlah 30 100 C Protap Pemeliharaan 5. Baik 4 13,3 6. Kurang
baik 26 86,7 Jumlah 30 100 Sumber data primer 2007 4.3.2.
Proses/pelaksanaan sistem pemeliharaan Sebagian besar rumah sakit
mempunyai kategori baik dalam hal inventaris peralatan kesehatan
yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, dan yang mempunyai
kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti
terdapat pada Tabel 4.6. Pada umumnya rumah sakit mempunyai
mempunyai kategori kurang baik dalam hal jadwal pemeliharaan
peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan
yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan
yang (tabel 4.6). Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU
e-Repository 2008Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori
kurang baik dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan,
yaitu sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan sebanyak 10 rumah
sakit (33,3%), mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel
4.6. Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat
Inventaris Alat, Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat)
No.