Top Banner
ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Ilza Rahmawaty NIM: 1113053000007 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H
101

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

Aug 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN

PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR

WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI

DKI JAKARTA TAHUN 2017

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Ilza Rahmawaty

NIM: 1113053000007

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI

MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH

DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN

PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR

WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA

TAHUN 2017

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ilza Rahmawaty

1113053000007

Pembimbing

Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si

NIP. 195408211979031001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 3: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ANALISIS SISTEM PELAYANAN

PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA

PADA TAHUN 2017 telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 September 2017.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada program studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan

Umroh.

Jakarta, 25 September 2017

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. H. Suhaimi, M.Si

NIP. 196709061994031002

Drs. Sugiharto, MA

NIP. 196608061996031001

Anggota,

Penguji I

Drs. H. Mulkanasir, B.A., S.Pd., MM

NIP. 195501011983021001

Penguji II

Dra. Hj. Mastanah, M.Si

NIP. 19620817199032001

Pembimbing

Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si

NIP. 195408211979031001

Page 4: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 September 2017

Ilza Rahmawaty

Page 5: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

i

ABSTRAK

Analisis Sistem Pelayanan Pendaftaran dan Pembinaan Calon Jamaah Haji

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017

adalah skripsi karya Ilza Rahmawaty, 1113053000007, Program Studi

Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah

bimbingan Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si.

Penyelenggaraan ibadah haji adalah pengelolaan, pengaturan dan

pengorganisasian pelayanan ibadah bagi jamaah haji dalam rangka mencapai tujuan

ibadah haji sejak keberangkatan, dalam perjalanan, selama di Arab Saudi sampai

dengan kepulangan mereka kembali di tanah air.

Sistem pendaftaran dan pembinaan memerlukan perhatian dan komitmen

yang kuat dari para penyelenggara haji sehingga calon/jamaah haji dapat menerima

dan merasakan kepuasan pelayanan yang diberikan, mulai dari pelayanan

pendaftaran haji, pelunasan biaya haji, keberangkatan embarkasi, sampai dengan

pelaksanaan ibadah di Arab Saudi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem

pelayanan pendaftaran, sistem pembinaan, dan faktor pendorong serta penghambat

pelayanan pendaftaran dan pembinaan jamaah haji pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan pendekatan analisis

deskriptif, yaitu menggambarkan prosedur, aplikasi sistem pendaftaran dan

pembinaan jamaah haji yang diterapkan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Propinsi DKI Jakarta.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pendaftaran dan

pembinaan jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta sudah memenuhi standart pelayanan (SOP) yang telah ditentukan. Hal ini

dapat dilihat dari berbagai upaya perbaikan penyelenggaraan ibadah haji dilakukan

secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran

jamaah haji reguler, meningkatkan kualitas bimbingan ibadah dan meningkatkan

kualitas perlindungan jamaah haji.

Kata Kunci: Analisis, Sistem, Pendaftaran, Pembinaan, Jamaah Haji.

Page 6: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

ii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Hamdan wa syukronlillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, anugerah, serta kasih sayang-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Sistem

Pendaftaran dan Pembinaan Jamaah Haji pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta

umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan ajarannya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Manajemen Dakwah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, sehingga pada kesempatan kali ini penulis dengan segala

kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terimakasih terutama kepada

Ayahanda H. Muhammad Edy Sudarto dan Ibunda Hj. Ida Yati, yang telah

mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hati demi

masa depan seorang anak yang dicintainya baik secara materil maupun moril, serta

tidak pernah luput selalu menghantarkan lantunan doa kepada penulis. Dan

terimakasih pula kepada:

Page 7: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

iii

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku wakil Dekan I Bidang

Akademik, Ibu Dr. Raudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,

dan Bapak Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan Studi pada

Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.

3. Dr. Sihabudin Noor, MA, selaku Dosen Penasehat Akademik, yang telah

membuka jalan saya menuju ujian seminar proposal skripsi dengan

menyetujui judul skripsi yang saya ajukan.

4. Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak membantu dan memberikan ilmu dan juga informasi dikala

penulis berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan agar

menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

5. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua Sidang, Penguji I dan

II, Sekretaris, dan Pembimbing.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama

ini memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang telah

diberikan menjadi bermanfaat dan terbalaskan oleh kebaikan di dunia serta

di akhirat kelak. Amin.

Page 8: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

iv

7. Seluruh staf Tata Usaha serta Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu mempermudah syarat administrasi, dll.

8. Seluruh staf Perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

9. Bapak H. Samsudin, S.Pdi, selaku Kepala Seksi SISKOHAT dan Bapak Nur

Triono, SE selaku Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah

Kemenerian Agama Provinsi DKI Jakarta beserta staf- stafnya yang telah

bersedia menjadi sumber informasi untuk penelitian ini.

10. Kakakku Elis Pusposari dan Om Sholeh, terimakasih atas segala naungan,

nasehat, perhatian, pertolongan, dan bimbingannya selama ini, terimakasih

telah bersedia berbagi segala duka, semoga Allah SWT selalu memberikan

kekuatan, kesehatan, dan keberkahan rizki.

11. Seluruh staf Wahana Haji Umrah yang selalu mendukung dan

menyemangati dalam rangka penyusunan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman MHU angkatan 2013 yang senantiasa mendukung dan

menyemangati dalam rangka penyusunan skripsi ini.

13. Rosita, Muhammad Naufal Rafiudin, Syifa Fauziyah, dan Mba Ana

Dzikriana terimakasih atas kebersamaan dan keharmonisannya selama ini,

atas segala dukungan dan semangatnya untuk selalu mengingatkan dan

teman yang selalu ada pada saat penulis butuh bantuan dalam penyelesaian

skripsi ini.

14. Muhammad Imam Rofii terimakasih atas kesediannya untuk selalu

mendampingi penulis dalam keadaan dan kondisi apapun, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan kekuatan, kesehatan, dan kesuksesan.

Page 9: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

v

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

dalam penulisan ini dengan limpahan rahmat serta nikmat yang tiada terkira.

Dan semoga penulisan skirpsi ini memberikan manfaat yang positif kepada

semuanya.

Jakarta, 18 September 2017

Ilza Rahmawaty

Page 10: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17

A. ANALISIS SISTEM PENDAFTARAN ........................................... 17

1. Pengertian Analisis .......................................................................... 17

2. Sistem .............................................................................................. 18

3. Pendaftaran ...................................................................................... 23

4. Analisis Sistem Pendaftaran ............................................................ 25

B. PEMBINAAN JAMAAH HAJI ............................................................... 26

1. Pembinaan ............................................................................................ 26

a. Pengertian Pembinaan ................................................................... 28

b. Teknik Pembinaan ......................................................................... 28

Page 11: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

vii

c. Strategi Pembinaan........................................................................ 30

d. Materi Pembinaan ......................................................................... 30

e. Tahap-Tahap Pembinaan ............................................................... 31

2. Pengertian Jamaah Haji ........................................................................ 32

3. Pengertian Haji ..................................................................................... 33

4. Pembinaan Jamaah Haji ....................................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA ................................................................ 37

A. Sejarah Berdirinya Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta ...................................................................................... 37

B. Visi dan Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta .............................................................................................. 42

C. Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta ...................................................................................... 43

D. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta ...................................................................................... 44

E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Pendaftaran dan

Dokumen Haji serta Bidang Pembinaan Haji Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ..................................... 46

BAB IV ANALISIS SISTEM PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN

JAMAAH HAJI ..................................................................................................... 48

A. Sistem Pelayanan Pendaftaran Jamaah Haji .................................. 48

B. Sistem Pembinaan Jamaah Haji .................................................... 65

1. Persiapan Pembinaan Jamaah Haji ........................................... 66

2. Tahapan Pembinaan Jamaah Haji ............................................. 68

Page 12: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

viii

a. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kab/Kota ............................ 68

b. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kecamatan .......................... 68

3. Pelaksanaan Pembinaan Jamaah Haji ....................................... 68

a. Jadwal dan Sarana Pembinaan ............................................. 70

b. Metode Pembinaan Jamaah Haji ......................................... 70

c. Materi Pembinaan Jamaah Haji ........................................... 71

d. Peserta Pembinaan Jamaah Haji .......................................... 74

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan Pendaftaran dan

Pembinaan Jamaah Haji .................................................................. 76

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 80

A. Kesimpulan........................................................................................... 80

B. Saran .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.4 Materi Pembinaan Haji Tahun 2017 .................................... 72

Page 14: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta .............................................................................. 44

2. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kantor Wilayah Kementerian Agama Profinsi DKI Jakarta .................. 45

3. Gambar 4.1 Gambaran Alur SISKOHAT ............................................ 64

Page 15: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

ibadah Haji, mengatur mengenai rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan

ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah

haji. Adapun tujuan penyelenggaraan ibadah haji yaitu untuk memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah

haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan

ketentuan ajaran agama Islam. Penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan

berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip

nirlaba.1

Untuk mencapai kualitas dalam pelayanan penyelenggaraan

operasional haji, maka dibutuhkan karyawan/pegawai atau dengan kata lain

sumberdaya manusia yang profesional (mampu bersaing di era globalisasi)

dan berdedikasi (mempunyai naluri inovasi, motivasi dan proaktif) yang

tinggi, adanya sistem dan manajemen yang tersusun rapi serta metode

pengawasan terhadap institusi terkait yang dilaksanakan secara efektif. Di

samping itu, terciptanya hubungan kerja yang baik diantara beberapa unit

terkait dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu Departemen Agama, dan

1https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/625/487 diakses pada hari

Kamis 10 November 2016 pukul 19.15

Page 16: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

2

instansi lain di luar Departemen Agama, seperti Kementerian Kehakiman dan

HAM, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian

Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Lembaga

Keuangan dan unsur-unsur Pemda serta Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi,

dan ketentuan tentang penyelenggaraan haji yang ditetapkan oleh Pemerintah

Arab Saudi.2

Dalam jurnal yang ditulis oleh Yusni dengan judul “Studi Tentang

Pelayanan Haji di Kementerian Agama Kota Samarinda” Yusni menyatakan

bahwa penyelenggaraan haji adalah suatu sistem kegiatan dengan sub-sub

sistemnya yaitu Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), pendaftaran,

pembinaan, kesehatan, keimigrasian, transportasi, akomodasi,

penyelenggaraan ibadah haji khusus, dan umrah. Penyelenggaraan haji sesuai

dengan tuntutan Undang-Undang juga mengacu kepada prinsip-prinsip

manajemen modern, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengontrolan”.3

Penyelenggaraan ibadah haji adalah pengelolaan, pengaturan, dan

pengorganisasian pelayanan ibadah bagi jamaah haji dalam rangka mencapai

tujuan ibadah haji yang tertib lancar, aman dan nyaman sejak keberangkatan,

dalam perjalanan, selama di Arab Saudi sampai dengan kepulangan mereka

2Ahmad Subianto, Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia (Jakarta: YAKAMUS dan

Gibon Books, 2016), Cetakan Ke-1, h. 27

3Muhammad Ali Yusni, “Studi Tentang Pelayanan Haji di Kementerian Agama Kota

Samarinda,” eJournal diakses pada 21 November 2016 dari http://ejournal.ip.fisip-

unmul.ac.id/site/?p=1260

Page 17: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

3

kembali di tanah air. Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji bagi

masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan oleh

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang pengelolaan dan

pembiayaannya bersifat khusus pula. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus ini

dilaksanakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus yang telah mendapat

izin dari Menteri Agama.

Landasan Hukum penyelengaraan ibadah haji yang tertera

berdasarkan Al-Qur’an dalam Surah al-Hajj/17: 27-28 adalah sebagai berikut:

يق ن كل فج عمي ر يأتيني مي وأذن في الناسي بيالج يأتوك ريجاال وعلى كل ضامين بييمةي لييشهدوا منافيع لم ويذكروا اسم اللهي في أيام معلومات على ما رزق هم مي

ها ن ي األن عامي فكلوا مي وأطعيموا البائيس الفقي

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya

mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta

yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka

menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut

nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah

berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian

daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang

yang sengsara dan fakir.”

Pemahaman umat Islam akan tuntutan melaksanakan ibadah haji bagi

yang mampu telah mempengaruhi jumlah kuota jamaah haji di Indonesia.

Kuota adalah jatah yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi jamaah

haji setiap negara yang warganya diperbolehkan menunaikan ibadah haji.

Jumlah calon jamaah haji dari Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, sehingga kuota yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi

Page 18: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

4

selalu tidak mencukupi sehingga muncullah waiting list yang kian

memanjang.

Kuota yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah

Indonesia pada tahun 2016 sejumlah 168.800 orang yang terdiri dari kuota

haji reguler sebanyak 155.200 orang dan kuota haji khusus sebanyak 13.600

orang.4 Jumlah ini didapatkan karena pengurangan yang dilakukan oleh

Pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia dan negara-negara lainnya sebanyak

20% dilakukan karena proyek rehabilitasi Masjidil Haram. Pada tahun 2017

kuota jamaah haji Indonesia dikembalikan oleh Pemerintah Arab Saudi

menjadi 221.000 orang yang terbagi ke dalam kuota haji reguler sebanyak

204.000 orang dan kuota haji khusus sebanyak 17.000 orang.5

Penetapan jumlah kuota masing-masing provinsi sudah dibahas secara

mendetail oleh Lukman Hakim Saifudin selaku Menteri Agama Republik

Indonesia. Semuanya telah dikembalikan sesuai dengan regulasi, yaitu

proporsi jumlah penduduk muslim dan daftar tunggu pada masing-masing

provinsi. Proporsi jumlah penduduk sudah tidak sesuai lagi dengan 1/1000

jumlah penduduk muslim dikarenakan jumlah kuota yang diberikan Arab

Saudi tidak berbanding lurus dengan tambahan jumlah penduduk muslim

Indonesia. Sehingga perlu disesuaikan proporsinya.6

4 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 210 Tahun 2016 tentang Penetapan

Kuota Haji Tahun 1437 H/2016 M. 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penetapan

Kuota Haji Tahun 1438 H/2017 M. 6 http://haji.kemenag.go.id Kemenag Tetapkan Kuota Haji Indonesia 2017 Capai 221.000

Jamaah, ditulis oleh Abdul Baasyir pada Rabu, 22 Februari 2017.

Page 19: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

5

Keinginan umat Islam untuk naik haji begitu besar, dengan jumlah

alokasi kuota yang diberikan oleh pemerintah tidak sepadan dengan jumlah

umat Islam yang ingin naik haji. Melatar belakangi pemerintah Indonesia

untuk merancang aturan hukum beserta aturan pelaksanaannya, sehingga

diharapkan mulai dari pendaftaran haji hingga jamaah haji pulang kembali ke

Indonesia, terlaksana dengan baik.

Pemerintah telah merancang regulasi haji berupa mekanisme

pelayanan pendaftaran haji sedemikian rupa, dengan tujuan pelaksanaan

ibadah haji dapat dilaksanakan dengan lancar dan tertib. Menteri Agama RI

Lukman Hakim Saifudin memberikan penjelasan bahwa pelaksanaan

mekanisme pelayanan pendaftaran haji mengikuti konsep first come first

served. Penerapan konsep ini memberikan harapan bahwa pelaksanaan

mekanisme pelayanan pendaftaran haji memenuhi unsur keadilan, hal

demikian mengingat banyaknya calon haji yang mendaftar sementara alokasi

kuota yang disediakan terbatas.

Kementerian Agama RI melakukan sosialisasi perubahan mendasar

pengelolan haji khusus tahun 2017. Perubahan diawali dari regulasi Peraturan

Menteri Agama (PMA) dan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. Hal itu disampaikan Kepala Sub Direktorat Pendaftaran

Haji, Noer Alya Fitra pada acara Sosialisasi Kebijakan Pendaftaran Haji

Khusus Tahun 2017. Menurutnya, latar belakang perubahan regulasi

disebabkan berbagai alasan. Pertama, pendaftaran haji hanya melalui PIHK

tanpa langsung ke Kemenag. Kedua, adanya pemberangkatan haji khusus

Page 20: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

6

yang mendahului nomor porsi sebelumnya, ketiga, PIHK tidak tersambung

langsung ke jaringan SISKOHAT. Keempat, bertujuan untuk menghindari

penipuan.

Pendaftaran haji khusus saat ini harus dilakukan langsung oleh jamaah

haji, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Prosedurnya harus melalui

tahapan memilih PIHK, membayar setoran awal di BPS BPIH Khusus, dan

melakukan rekam biometric di Kanwil Kementerian Agama.7

Dari aspek diatas, ada satu aspek yang melatar belakangi pembahasan

skripsi penulis yaitu tentang pembinaan calon jamaah haji. Pembinaan calon

jamaah haji merupakan faktor penting yang mempengaruhi mabrur tidaknya

jamaah haji itu sendiri.

Pembinaan jamaah haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi

penyuluhan dan pembimbingan bagi jamaah haji. Penyuluhan memberikan

penjelasan mengenai prosedur. Sedangkan pembinaan membahas mengenai

bimbingan penyelenggaraan ibadah haji. Bimbingan ini meliputi pedoman

pembinaan, tuntutan manasik haji dan panduan perjalanan ibadah haji.

Pemerintah wajib memberikan pembinaan kepada jamaah haji sejak

sebelum keberangkatan, selama dalam perjalanan, selama di Arab Saudi

sampai dengan kepulangan di Indonesia. Pembinaan yang diterima oleh

jamaah haji bisa secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung

maksudnya adalah pembinaan yang diberikan dalam bentuk tatap muka di

7 https://www.google.co.id/amp/www.mirajnews.com/2017/05/ Kemenag Sosialisasi

Pendaftaran Haji Khusus ditulis oleh Ali Farkhan Tsani

Page 21: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

7

tingkat Kecamatan dan di tingkat Kabupaten/Kota. Sementara untuk

bimbingan calon jamaah haji khusus dilaksanakan oleh PIHK yang

bersangkutan. Pembinaan secara tidak langsung adalah pembinaan yang

diberikan lewat media.

Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan skripsi ini adalah

terkait dengan dikembalikannya kuota jamaah haji Indonesia pada tahun 2017

penulis ingin mengetahui tentang prosedur pendaftaran dan pembinaan calon

jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan kajian pelayanan

pendaftaran dan pembinaan calon jamaah haji di Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta yang merupakan salah satu instansi yang

bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik untuk calon jamaah haji

dalam sebuah penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pelayanan

Pendaftaran dan Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan skripsi ini

penulis membatasi pada masalah pelayanan pendaftaran dan pembinaan

calon jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta Tahun 2017.

2. Perumusan Masalah

Page 22: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

8

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah

yang akan dibahas meliputi dua hal yaitu:

a. Bagaimana sistem pelayanan pendaftaran calon jamaah haji

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2017?

b. Bagaimana sistem pembinaan calon jamaah haji pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun

2017?

c. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat tercapainya

pelayanan pendaftaran dan pembinaan calon jamaah haji pada

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang penulis jelaskan diatas, maka tujuan

dari penulisan ini adalah:

1. Mengetahui manajemen pelayanan pendaftaran calon jamaah haji yang

dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2017.

2. Mengetahui pelaksanaan pembinaan/bimbingan calon jamaah haji

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun

2017.

3. Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat tercapainya

pelayanan jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017.

Page 23: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

9

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan meliputi beberapa hal yaitu:

1. Akademik

Penelitian ini secara akademik diharapkan dapat memberikan

kontribusi teoritis dan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan

dalam penyelenggaraan ibadah haji.

2. Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi khazanah keilmuan dalam

manajemen dakwah dengan ruang lingkup manajemen haji dan dapat

dijadikan sebagai acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah.

3. Praktisi / Masyarakat

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan gambaran

kepada masyarakat umum khususnya para mahasiswa-mahasiswi

Manajemen Haji dan Umrah bagaimana bentuk dan langkah serta strategi

yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta dalam melaksanakan pelayanan calon jamaah haji sehingga dapat

menjadi acuan penerapan manajamen penyelenggaraan ibadah haji secara

profesional.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis mengadakan tinjauan dan kajian kepustakaan, yang kemudian

menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang penyelenggaraan

Page 24: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

10

ibadah haji, akan tetapi judul dan pembahasannya berbeda dengan

pembahasan yang dilakukan oleh penulis. Beberapa judul skripsi yang hampir

sama dengan skripsi yang penulis teliti, adalah sebagai berikut:

1) “Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat

Terhadap Jamaah Haji”. Skripsi ini disusun oleh Nur Siti Aliyah

mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah tahun 2008 berisi tentang

strategi yang dilakukan oleh Kantor Departemen Agama Jakarta Barat

dalam konteks pelayanan prima terhadap jamaah haji. Perbedaan dengan

skripsi diatas terletak di dalam bahasan strategi pelayanan prima.

Sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan adalah khusus pada

pelayanan pendaftaran dan pembinaan calon jamaah haji.

2) “Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta

Barat Terhadap Jamaah Haji tahun 2009”. Skripsi ini disusun oleh Iwan,

mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah tahun 2010 berisi tentang

strategi pelayanan haji kepada jamaah secara keseluruhan yaitu

pelayanan administrasi, transportasi, kesehatan, dan sebagainya.

Perbedaan dengan skripsi diatas terletak di dalam bahasan strategi

pelayanan yang diungkapan secara menyeluruh namun mendasar.

Sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan adalah khusus pada

pelayanan pendaftaran dan pembinaan calon jamaah haji secara detail

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

3) “Strategi Pelayanan Prima Kementerian Agama Jakarta Selatan Pada

Calon Jamaah Haji”. Skripsi ini disusun oleh Ahmad Muis, mahasiswa

Page 25: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

11

jurusan Manajemen Dakwah tahun 2010 berisi tentang strategi

pelayanan prima / utama yang dilakukan oleh petugas pelaksana

Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan ibadah

haji. Dengan skripsi diatas memiliki persamaan pada segi bahasan

pelayanannya, sedangkan perbedaan ada pada teori pembahasan.

Demikianlah tinjauan pustaka ini penulis lakukan dimana perbedaan

bahasan atau materi yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu, terlihat

pada obyek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu hanya menjelaskan

tentang strategi pelayanan ibadah haji. Sedangkan apa yang akan dipaparkan

oleh penulis dalam skripsi ini adalah pada analisis sistem pelayanan

pendaftaran dan pelayanan pembinaan calon jamaah haji.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif, yaitu kata-kata dan

perbuatan manusia.8Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

lapangan, karena yang diteliti adalah sesuai dengan yang ada di lapangan

secara langsung. Menurut Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

8Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), h. 31

Page 26: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

12

oleh subjek penelitian.9 Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini,

penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.

2. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan angka-angka. Data tersebut berasal dari penelitian

langsung kepada objek dengan teknik wawancara langsung.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu penelitian pada bulan

Maret s.d Agustus 2017 yang bertempat di Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta, Jalan D.I. Panjaitan No.10, RT 09/01,

Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13340

No. Telp: +62-21-8511244

4. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Kantor Wilayah

Kementerian Agama DKI Jakarta yang di dalamnya terdapat sekelompok

orang yang dapat memberikan infromasi representatif, mereka terdiri dari,

Kepala Seksi ( Kasi ) Bidang Penyelenggaran Haji dan Umrah dan staff

jajarannya serta para calon jamaah haji tahun berjalan. Sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah sistem pelayanan pendaftaran dan

pembinaan jamaah haji dengan bertitik tolak dari tujuan untuk menilai

9Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

9

Page 27: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

13

tercapai atau tidak tercapai pelayanan pendaftaran dan pembinaan jamaah

haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah menggunakan

teknik pengumpulan data kualitatif, data yang dilakukan dalam penulisan

ini melalui:

a. Observasi

Observasi adalah cara yang dilakukan adalah dengan mengamati

secara langsung aktifitas kegiatan persiapan penyelenggaraan ibadah

haji tersebut yang meliputi pendaftaran, pengecekan berkas, dan

bimbingan manasik yang dilaksanakan di Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Dalam hal ini, observasi

yang digunakan oleh penulis adalah observasi terus terang atau

tersamar. Observasi terus terang atau tersamar adalah, penulis dalam

melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber

data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti

mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti.10

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

10Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 66

Page 28: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

14

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara

yang digunakan secara mendalam yaitu menggunakan teknik

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

saja yang diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar dari

permasalahan yang akan ditanyakan11

c. Dokumentasi

Dalam bukunya Prof. Dr. Iexy J. Moleong yaitu metodologi

penelitian kualitatif mendefinisikan bahwa dokumen adalah setiap

bahan yang tertulis ataupun film. Dokumentasi adalah pengambilan

data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.12

6. Teknik Analisis Data

11Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2010), h.

72-74

12Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 73

Page 29: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

15

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu teknik analisis data; dimana penulis terlebih dahulu

memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara,

kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang

tertulis.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku Pedoman

Akademik Program Strata 1 2013/2014 yang disusun oleh tim penulis

Hamid Nasuhi, dkk dan diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tahun 2013.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi

atas lima bab masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan

penjelasan dari bab tersebut dan diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II berisi tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari: Pengertian

Analisis, Pengertian Sistem, Karakteristik Sistem, Klasifikasi Sistem,

Pengertian Pendaftaran Haji, Pengertian Pembinaan dan Bimbingan Jamaah

Haji, Pengertian Jamaah Haji, Pengertian Haji Pembinaan Jamaah Haji.

Page 30: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

16

BAB III berisi tentang gambaran umum mengenai Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta mulai dari Sejarah, Visi dan Misi, Tugas dan

Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Struktur

Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Pendaftaran dan

Dokumen Haji serta Bidang Pembinaan Haji Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta.

BAB IV berisi tentang sistem pelayanan pendaftaran jamaah haji yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan pelaporan, sistem

pembinaan jamaah haji meliputi persiapan, tahapan, hingga pelaksanaan

pembinaan, serta faktor-faktor pendorong dan pemnghambat pelayanan

pendaftaran dan pembinaan jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta.

BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 31: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Sistem Pendaftaran

1. Pengertian Analisis

Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.1

b. Menurut Komarudin, analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan

suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-

tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing

dalam satu keseluruhan yang terpadu.2

c. Menurut Dwi Prastowo Darminto, analisis diartikan sebagai penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.3

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan

berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian-bagian atau

1 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Edisi ke-3 Cetakan ke-2, hlm. 43 2 Komaruddin, “Ensiklopedia Manajemen”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Edisi IX, hlm. 53 3 Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty, “Analisis Laporan Keuangan”, (Yogyakarta:

YKPN, 2002), hlm. 52

Page 32: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

18

komponen sehingga dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian

hubungan satu sama lain serta fungsi masing-masing bagian dari keseluruhan.

2. Sistem

Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh

untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang

dihasilkan oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan

informasi untuk membantu mengambil keputusan manajemen operasi

perusahaan dari hari ke hari serta menyediakan informasi yang layak untuk

pihak di luar perusahaan.

a. Pengertian sistem

yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

1) Sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dari dua atau lebih

komponen atau subsistem (sistem yang lebih kecil) yang saling

terhubung dan terkait untuk mencapai suatu tujuan.4

2) Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau

variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu

sama lain dan terpadu.

3) McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

4Rudy Tantra, Manajemen Proyek Sistem Informasi, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2012),

hlm 1

Page 33: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

19

4) Robert G. Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai

seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang

sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

5) Gerald J (1991) sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Lebih lanjut pemahaman tentang sistem pertama kali dapat diperoleh

dari pengertian dan definisnya. Dengan demikian definisi ini akan

mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan pendekatan

terhadap sistem yang akan dianalisis. Pendekatan sistem yang merupakan

kumpulan dari komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem

merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan sistem yang

lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak diterima

karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari subsistem-

subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan

lebih mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem.5

b. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu. Berikut

adalah karakteristik sistem menurut Agus Mulyanto:6

1) Mempunyai komponen sistem (Component System)

5 Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Infomasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), hlm. 3 6 Agus Mulyanto, “Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), hlm. 2

Page 34: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

20

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi

sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi

sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu

sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih

besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang

lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

2) Mempunyai batasan sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3) Mempunyai lingkungan (Environment)

Lingkungan luar adalah apa pun diluar batas dari sistem, baik

pengaruh yang menguntungkan atau yang merugikan. Pengaruh yang

menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung

kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang

merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu

kelangsungan sebuah sistem.

4) Mempunyai penghubung (Interface) antar komponen

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan

menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga

keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat

Page 35: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

21

berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk

satu kesatuan.

5) Mempunyai masukan (Input)

Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan kedalam

sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenace input),

yaitu bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan

masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang diproses untuk

mendapatkan keluaran.

6) Mempunyai pengolahan (Processing)

Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan

perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

7) Mempunyai sasaran (Objective) dan tujuan

Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) dan tujuan (goal).

Apabila sistem tidak mepunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada

gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya

tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.

8) Mempunyai keluaran (Output)

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat

berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai

sisa pembuangan.

9) Mempunyai umpan balik (Feed Back)

Page 36: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

22

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk

mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan

mengembalikannya ke dalam kondisi normal.

c. Klasifikasi Sistem

Bergantung pada tingkat detail atau karakteristik yang Anda pilih

untuk dipusatkan, mungkin ada banyak cara untuk mengklasifikasikan

sistem karena ada sistem. Untuk tujuan kita, bagaimanapun, kita akan

mengadopsi skema klasifikasi umum dan berguna yang terdiri dari dua

kategori: sistem terbuka dan sistem tertutup.

1) Closed-Stable-Mechanistic

Sistem tertutup, sering disebut sebagai sistem yang stabil

atau mekanistik, memiliki ciri khas yang khas pada desain mandiri.

Sistem seperti itu jarang berinteraksi dengan lingkungan agar bisa

menerima input atau menghasilkan output. Sebagai

konsekuensinya, sistem tertutup cenderung sangat terstruktur dan

rutin dalam operasi, dan perubahan lingkungan cenderung tidak

menimbulkan dampak material terhadapnya.

Salah satu karakteristik penting dari sistem tertutup adalah

bahwa, sementara itu adalah mempertahankan diri. Itu tidak abadi.

Semua sistem yang tahu akhirnya harus berinteraksi dengan

lingkungan dengan cara tertentu, atau akan mulai memburuk dan

membusuk. Untuk keberlanjutan jangka panjang, sistem tertutup

akhirnya harus diisi ulang dengan bahan dan sumber energi baru.

Page 37: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

23

Dengan kata lain, sistem tertutup tidak harus berinteraksi dengan

lingkungannya ada, namun pada akhirnya harus berinteraksi dengan

lingkungan bisa bertahan.

2) Open-Adaptive-Organic

Berbeda dengan sistem tertutu yaitu sistem terbuka, sering

disebut sistem adaptif atau organik. Dalam kategori ini, entitas yang

ada baik secara internal maupun eksternal terhadap sistem sangat

penting. Sistem terbuka cenderung kurang terstruktur dan rutin

beroperasi daripada sistem tertutup. Selanjutnya, interaksi berbagai

komponen satu sama lain dan dengan lingkungannya, walaupun

probabilistik, terus berubah dan jauh lebih mudah diprediksi

daripada sistem yang tertutup.

Karakteristik yang membedakan dari sistem terbuka adalah

dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan baik kondisi internal

maupun eksternal. Sistem terbuka yang benar-benar sempurna

dianggap mengorganisasikan diri dalam artian dapat mengubah

struktur organisasi dan organisasinya secara langsung terhadap

perubahan lingkungannya. Meski tidak sempurna, dua contoh

sistem terbuka yang paling menarik bagi analisis sistem adalah

organisasi bisnis dan IS.

3. Pendaftaran

Pendaftaran haji telah diatur dalam Undang-Undang penyelenggaraan

ibadah haji, pada Bab VI (Pendaftaran dan Kuota) pasal 26 yaitu: (a).

Page 38: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

24

Pendaftaran jamaah haji dilakukan di panitia penyelenggara ibadah haji

dengan mengikuti prosedur dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

(b). Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan pelayanan pendaftaran

diatur dengan peraturan menteri.

Dalam melengkapi administrasi ketika mendaftar ibadah haji bagi calon

jamaah mudah untuk mendaftarkan dirinya, calon jamaah cukup mendatangi

kantor Kementerian Agama Kota atau Kabupaten setempat. Sementara jamaah

haji khusus bisa mendaftar di kantor wilayah Kementerian Agama Propinsi

atau Ditjen PHU, Kementerian Agama. Ketika mendaftar calon jamaah harus

membawa persyaratan yang ditentukan.

Dalam administrasi, pendaftar ibadah haji melalui SISKOHAT atau

Sistem Komputerisasi Haji Terpadu yang dioperasikan secara bersambung

(online) dengan Bank Penerima Setoran ONH, sehingga bisa memberikan

pelayanan yang prima serta kepastian kepada pendaftar calon jamaah haji

bahwa yang bersangkutan sudah sah terdaftar sebagai calon haji dan

dibuktikan oleh bukti setoran ONH yang dicetak secara otomatis oleh Bank

Penerima Setoran (BPS) ONH/BPH pada saat itu calon jamaah haji

memperoleh nomor porsi dari siskohat. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan

pendataan dan informasi dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat, baik

untuk kepentingan manajemen, jamaah haji maupun masyarakat.7

Pendaftaran haji dibuka sepanjang tahun secara real time dan online

melalui sistem komputerisasi haji terpadu (SISKOHAT). Prinsip yang

7 Depag RI, 1998, hlm. 22

Page 39: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

25

diterapkan adalah first come first served sesuai nomor porsi. Artinya siapa

yang mendaftar lebih dulu akan memperoleh pelayanan pemberangkatan lebih

awal.8 Disamping itu SISKOHAT mempu memberikan pencepatan, ketepatan,

dan keakuratan pelayanan secara otomatis sejak masa pendaftaran,

penyelesaian administrasi dan dokumen sampai masa operasional di

Embarkasi dan Arab Saudi.

4. Analisis Sistem Pendaftaran

Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai

sebuah landasan konseptual. Tujuannya adalah untuk memperbaiki berbagai

fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien,

mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mengganti output

yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan

seperangkat input yang lain (bisa jadi lebih sederhana dan lebih interaktif)

atau untuk melakukan beberapa perbaikan serupa.

Tahapan dalam menganalisis sistem adalah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan masalah mencakup mendefinisikan input,

proses, dan output dari sistem yang sedang berjalan dan sistem

yang akan dibangun.

b. Pahami sistem yang sedang berjalan tersebut dan buat

definisinya (mendefinisikan input, proses, dan ouput).

c. Alternatif apa saja yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan

memperhatikan modifikasi sistem tersebut. Alternatif yang

8 Bisri, 2011, hlm. 207

Page 40: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

26

ditawarkan haruslah terdiri dari beberapa bentuk dengan

menunjukkan kelebihan dan kekurangan masing-masing

alternatif tersebut.

d. Pilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahap

sebelumnya.

e. Implementasi alternatif terpilih dari sekian alternatif yang telah

ditawarkan tersebut.

f. Mengevaluasi dampak yang ditimbulkan akibat perubahan

yang telah dilakukan terhadap sistem.9

Jadi yang dimaksud dengan analisis sistem pendaftaran adalah

penguraian suatu sistem yang saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan

skema yang menyeluruh untuk melaksanakan kegiatan pendaftaran menjadi

bagian-bagian atau komponen sehingga dapat diketahui tanda-tanda tiap

komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu

keseluruhan terpadu.

B. Pembinaan Jamaah Haji

1. Pembinaan

Mengamati profil jamaah haji Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar

adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum

berpengalaman bepergian jauh, tidak berpengalaman dengan alat-alat modern,

hidup dalam kultur local, tidak dapat membaca dan tidak dapat berbahasa

9 Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Infomasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), hlm. 27-28

Page 41: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

27

asing. Kondisi pelaksanaan ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan

dengan suatu kenyataan yang bahkan tidak pernah dibayangkan, yaitu harus

melakukan perjalanan antarnegara dengan perlatan modern, memasuki kota

internasional dan berinteraksi dengan jamaah haji dari berbagai bangsa dengan

sistem social, peradaban dan stuktur kemasyarakatan yang berbeda satu sama

lain. Perubahan situasi yang cepat dan harus dihadapi dalam waktu singkat ini

menimbulkan kekagetan budaya (cultural shock) dan disamping itu harus

mengahadapi kesulitan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, antara lain

keterbatasan ruang gerak, menu makanan, perlakuan dari bangsa lain, udara

dan suasana, persediaan air, pemondokan, fasilitas dan akomodasi yang serba

terbatas serta suasanaibadah haji yang sangat berbeda dan bahkan bertolak

belakang dengan keseharian jamaah haji di tanah air.10

Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan, bimbingan dan informasi

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang dapat menimbulkan

kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon

jamaah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji. Pembinaan

jamaah haji yang dilakukan pemerintah adalah rangkaian kegiatan yang

mencakup penerangan penyuluhan dan pembimbingan tentang ibadah haji

yang dilakukan sejak jamaah haji mendaftarkan diri sampai kembali selesai

menunaikan ibadah haji. Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran,

10 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm 71

Page 42: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

28

ketertiban dan kesejahteraan jamah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa

dikenakan biaya tambahan di luar BPIH yng telah ditetapkan.11

a. Pengertian Pembinaan

Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan Organisasi”

mendefinisikan bahwa pengertian pembinaan merupakan suatu tindakan,

proses, atau pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan juga merupakan

suatu strategi yang unik dari suatu sistem pambaharuan dan

perubahan (change). Selain itu pembinaan merupakan suatu pernyataan

yang normatif yakni menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan

yang berencana serta pelaksanaannya. Dan, pembinaan berusaha untuk

mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu perubahan dan pembaharuan

yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.12

b. Teknik Pembinaan

Teknik pembinaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks,

yang ditujukan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Teknik ialah

berhubungan dengan cara atau jalan bagaimana suatu kebijakan itu

dilakukan.

Teknik pembinaan bertujuan untuk mengetahui secara pasti arus

daripada informasi yang diperlukan, yang diperoleh dari suatu kegiatan

pembinaan yang berwujud data-data, dimana setiap orang terlibat lebih

11 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm 71-72 12 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1997), hlm. 16-17

Page 43: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

29

mendetail dan telah dipraktekkan secara luas di dalam kegiatan pembinaan.

Teknik-teknik dalam suatu pembinaan yang fokusnya luas dan pada

umumnya berjangka panjang, seperti pendapat Mintzberg yang dikutip oleh

Alfonsus Sirait dalam bukunya Manajemen menggambarkan empat cara

mengenai teknik-teknik dalam suatu pembinaan, yaitu13 :

1) Teknik Adaptif (teknik yang berliku-liku).

Teknik yang sifatnya relatif dan terfragmentasi serta fleksibilitas,

yakni suatu teknik yang mampu berjalan berliku-liku dalam menghadapi

suatu hambatan.

2) Teknik Perencanaan (planning strategy).

Teknik ini memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang

jelas. Menurut teknik ini perencana tingkat puncak mengikuti suatu

prosedur sistematik yang mengharuskan menganalisis lingkungan dan

lembaga/organisasi, sehingga dapat mengembangkan suatu rencana untuk

bergerak ke masa depan.

3) Teknik Sistematik dan Terstruktur.

Teknik yang berdasarkan pilihan yang rasional mengenai peluang dan

ancaman yang terdapat di dalam lingkungan dan yang disusun begitu

rupa, supaya sesuai dengan misi dan kemampuan lembaga/organisasi.

4) Teknik Inkrementalisme Logis.

13 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1997), hlm. 18-19

Page 44: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

30

Merupakan suatu teknik perencanaan yang mempunyai gagasan yang

jelas mengenai tujuan lembaga/organisasi dan secara informal

menggerakan lembaga/organisasi ke arah yang diinginkan. Dengan teknik

ini paling sesuai dengan situasi tertentu untuk mendorong

lembaga/organisasi secara tahap demi tahap menuju sasarannya.

Atas dasar itu, maka salah satu alternatif harus dipilih atau sudah

menentukan pilihannya daripada beberapa alternatif itu.

c. Strategi Pembinaan

Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode:

tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon dan

penerbitan buku-buku serta leaflet, sejak sebelum masa pendaftaran haji,

periode pendaftaran sampai dengan saat pemberangkatan, dalam perjalanan

diatas pesawat, selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air.

Materi pembinaan bagi jamaah haji dapat dikelompokkan dalam enam

bahasan pokok, yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan,

pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah Islamiyah dan

ibadah sosial.14

d. Materi Pembinaan

Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam

bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar

pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai

14 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji:Studi Kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm. 72

Page 45: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

31

dengan segmen jamaah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan

yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas

inisiatif jamaah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan sistem

bimbingan jamaah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah dan

dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan perjalanan

ibadah haji.

Penyampaian informasi tentang haji kepada massyarakat lebih

dtekankan pada pembentukan kualitas jamaah haji pemasyarakatan

kebijakan pemerintah dan menjaring masukan dari masyarakat bagi upaya

peningkatan pelayanan dan penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji dari

berbagai aspek. Penyampaian informasi dilaksanakan secara langsung

melalui ceramah, khutbah, konsultasi, tanya jawab dan simulasi yang

dilakukan oleh apparat Departemen Agama dan melalui tokoh agama dan

tokoh masyarakat, ormas-ormas Islam, majelis ta’lim, masjid dan pondok

pesantren. Selain itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi

disampaikan melalui media cetak elektronik, pameran, buku-buku dan

internet walaupun belum optimal. 15

e. Tahap-Tahap Pembinaan

Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:16

15 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji:Studi Kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm. 72-73 16 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1997), hlm. 20

Page 46: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

32

1). Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar

dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas

diri.

2). Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan.

3). Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan,

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemadirian.

2. Pengertian Jamaah Haji

Pengertian jamaah haji menurut UU No.13 Tahun 2008 adalah warga

negara Indonesia yang beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk

menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.17

Dalam penelitian ini, calon jamaah haji adalah rombongan kaum muslimin

yang menunaikan ibadah haji (ke tanah suci Makkah) pada waktu yang

ditentukan dan dengan cara tertentu pula, dalam memenuhi perintah Allah dan

mengharapkan ridha-Nya.

Di Indonesia sendiri terdapat dua kata yang menjadi fokus

pengklasifikasian jamaah haji Indonesia yakni haji khusus dan haji reguler

adalah sebagai berikut:

17Peraturan tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2012), hlm.13

Page 47: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

33

a. Jamaah haji khusus adalah setiap orang yang beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji yang pengelolan,

pebiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus sesuai persyaratan yang

ditetapkan.18

b. Jamaah haji reguler adalah Warga Negara Indonesia yang beragam

Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan.19

3. Pengertian Haji

Haji menurut pengertian kamus Bahasa Indonesia adalah rukun Islam

yang kelima kewajiban ibadah yang harus dilakukan oleh orang Islam yang

mampu dengan mengunjungi Ka’bah di Masjidil Haram pada bulan haji dan

mengamalkan amalan-amalan haji seperti ihram, thawaf, sai, dan wukuf.20

Dalam ensiklopedia Islam, haji berarti menyengaja atau menuju dan

mengunjungi.21 Ia diambil dari etimologi bahasa Arab dimana kata haji

mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah

syara’, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk

melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan

tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a (tempat

18 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 142 Tahun 2017

tentang Pedoman Pendaftaran Haji Khusus. 19 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 161 Tahun 2017

tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama Kecamatan. 20 Meity Takdir Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia, Untuk Pelajar, (Jakarta Timur: Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), hlm. 152 21Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 61

Page 48: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

34

sa’i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud dengan

waktu-waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai

sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Sedangkan amal ibadah tertentu ialah

thawaf, sa’i, wukuf, mabit di Muzalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan

lain-lain.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa haji harus dilakukan di

tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan dengan perbuatan-perbuatan

tertentu.23 Ibadah haji tidak dilakukan di sembarang tempat , di sembarang

waktu, dan dengan sembarang perbuatan. Apabila haji dilakukan dalam

keadaaan demikian itu maka bukanlah disebut haji.

4. Pembinaan Jamaah Haji

Pembinaan ibadah haji merupakan serangkaian kegiatan meliputi

penyuluhan dan pembimbingan jamaah haji. Bimbingan jamaah haji

dilakukan sejak sebelum keberangatan, selama dalam perjalanan dan selama

di Arab Saudi. Bimbingan sebelum keberangkatan dilakukan bagi jamaah

yang berhak melunasi BPIH dalam tahun berjalan. Bimbingan meliputi

manasik haji, perjalanan dan pelayanan haji, kesehatan serta hak dan

kewajiban jamaah haji.

Dalam rangka pembinaan ibadah haji, pemerintah berkewajiban

menetapkan mekanisme dan prosedur pembinaan ibadah haji, pedoman

22 Dinamika dan Prespektif Haji Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, 2010), hlm. 87 23 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam Islam,

(Bogor: Prenada Media, 2003), hlm. 228

Page 49: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

35

pembinaan, tuntunan manasik, dan panduan perjalanan ibadah haji

sebagaimana amanat Undang-Undang No. 13 Tahun 2008. Selanjutnya

disebutkan pula dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2012

pasal 14 ayat (2) dan (3), bahwa bimbingan jamaah haji sebagaimana

dimaksud, dilakukan oleh petugas yang memenuhi persyaratan dan standart

yang ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya bimbingan jamaah haji

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi bimbingan

ibadah haji atau manasik haji, bimbingan perjalanan ibadah haji dan

bimbingan kesehatan.24

Kementerian Agama sebagai panitia penyelenggara haji dengan berbagai

program senantiasa berusaha memeberikan pelayanan yang terbaik kepada

jamaah sejak pendaftaran, sebelum dan sewaktu keberangkatan, dalam

perjalanan di pesawat, selama di Arab Saudi, sampai kepulangan ke tanah air

dan pasca haji. Selama di perjalanan jamaah haji didampingi oleh petugas

kloter (TPHI, TPIHI, dan TKHI serta para medis) dan non kloter. Disamping

bimbingan langsung juga diberikan dalam bentuk bimbingan tidak langsung

yang penyediaan buku-buku paket yang dijadikan tuntunan dan panduan

dalam pelaksanaan ibadah haji.25

Kegiatan pembinaan dan bimbingan jamaah haji diselenggarakan agar

calon jamaah haji mampu melaksanakan serangkaian ibadah haji dengan

24 PP No. 79 Tahun 2012 Pelaksanaan UU No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji

dan Umrah. 25https://bdkpadang/kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=680:ra

syidulbasri&catid=41:top-headlines&Itemid=158, diakses pada hari Kamis 5 Mei 2017 pukul 07.30

Page 50: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

36

tertib, mandiri, sah, dan aman. Lebih khususnya lagi, agar calon jamaah haji

mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntutan

perjalanan, petunjuk kesehatan, dan mampu mengamalkannya pada saat

pelaksanaan ibadah haji di tanah suci.

Adapun mekanisme pembinaan dan bimbingan ibadah haji yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah menyiapkan pedoman

pembinaan/bimbingan sebagai rujukan dalam pelaksanaan teknis

bimbingan di lapangan, anatara lain meliputi; Pedoman

Pembinaan/Bimbingan Jamaah, buku Bimbingan Manasik dan

Perjalanan Ibadah Haji, buku Doa, Zikir, dan Hikmah Ibadah Haji.

b. Ditjen PHU membuat edaran ke Kantor Kementerian Agama Propinsi

tentang pelaksanaan bimbingan haji bagi jamaah dan diteruskan ke

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, untuk menyiapkan dan

melaksanakan bimbingan haji berdasarkan pedoman

pembinaan/bimbingan, baik menyangkut alokasi waktu pelaksanaan,

materi bimbingan, narasumber/pembimbing dan biaya bimbingan haji.

c. Pembinaan/bimbingan haji dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan di

Kecamatan (KUA).26

26 Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, (Jakarta: ),

hlm. 32

Page 51: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta

Awal berdirinya Departemen Agama disahkan berdasarkan Penetapan

Pemerintah Nomor: I/SD tanggal 3 Januari 1946 bertepatan dengan 24

Muharram 1364 H. Menteri Agama pertama adalah Prof. H. M. Rasjidi, BA.

Sejak itu dimulailah penataan struktur di lingkungan Departemen Agama.

Pada tahap ini, Menteri Agama H.M. Rasjidi mengambil alih beberapa tugas

untuk dimasukkan dalam lingkungan Departemen Agama. Tugas pokok

Departemen Agama waktu itu ditetapkan berdasarkan Penetapan Pemerintah

Nomor: 5/SD tanggal 25 Maret 1946 dan Maklumat Pemerintah Nomor 2

tanggal 24 April 1946 yang menyatakan bahwa tugas pokok Departemen

Agama adalah menampung urusan Mahkamah Islam Tinggi yang sebelumnya

menjadi wewenang Kementerian Kehakiman; dan menampung tugas dan hak

mengangkat Penghulu Landraad, Penghulu Anggota Pengadilan Agama, serta

Penghulu Masjid dan para pegawainya yang sebelumnya menjadi wewenang

dan hak residen dan Bupati.1

Sejak awal berdirinya Departemen Agama hingga tahun 1950 – an,

stabilitas politik belum dapat berjalan dengan baik. Pihak Belanda dan Sekutu

1Subbagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenag Profinsi DKI

Jakarta.

Page 52: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

38

tidak rela Indonesia merdeka. Dua kali aksi militer dilancarkan; Pertama,

tanggal 21 Juli 1947 dan Kedua tanggal 19 Desember 1948. Kabinet yang

dibentuk pemerintahan Republik Indonesia rata-rata berumur pendek, karena

silih bergantinya kabinet sistem parlementer. Dalam situasi perang (karena

aksi militer), penataan kantor agama di daerah jelas terganggu. Di berbagai

daerah, kantor agama berpindah-pindah dari daerah yang diduduki Belanda ke

daerah lain yang secara de facto masih dikuasai oleh pemerintah Republik

Indonesia. Saat itu Menteri Agama mengintruksikan bahwa dalam

menghadapi perang melawan kolonial Belanda, setiap aparat Departemen

Agama diharuskan turut serta berjuang mempertahankan Negara Republik

Indonesia. Karena alasan itu pula, selama terjadi peperangan tersebut,

pengiriman jamaah haji sempat dihentikan.

Tahun 1971 dikeluarkan Keputusan Menteri Agama No. 53 tahun

1971 tentang Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang, dan Tata Kerja Instansi

Departemen Agama Daerah. Jika sebelumnya, sebagai kordinator ditunjuk

Kepala Djawatan Urusan Agama sebagai Pimpinan Perwakilan Departemen

Agama, maka sejak tahun 1973 istilah Kepala Djawatan diganti dengan

Kepala Perwakilan sebagai Pimpinan Perwakilan Departemen Agama

Provinsi . Perwakilan Departemen Agama Provinsi D.C.I Jakarta terdiri atas:

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Perwakilan

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretaris Perwakilan yang

bertugas memimpin Sekretariat Perwakilan, yang terdiri dari 5 (lima)

bagian:

Page 53: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

39

a. Bagian Administrasi

b. Bagian Personil

c. Bagian Keuangan dan Materiil

d. Bagian Koordinasi dan Pengawasan

e. Bagian Pengawasan Aliran Kerohanian

3. Unsur Pelaksana ialah:

a. Kepala Inspeksi Urusan Agama memimpin Inspeksi Urusan

Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:

1) Sub Inspeksi Kepenghuluan

2) Sub Inspeksi Kemasjidan

3) Sub Inspeksi Zakat, Wakaf, dan Ibadah Sosial

4) Sub Inspeksi Kesejahteraan Keluarga

b. Kepala Inspeksi Pendidikan Agama memimpin Inspeksi

Pendidikan Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:

1) Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada pra sekolah, Sekolah

Dasar dan Sekolah Luar Biasa.

2) Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada sekolah, Sekolah

Lanjutan, Kejuruan, dan Kursus Khusus.

3) Sub Inspeksi Pembinaan Madrasah dan Pergurusan Agama

4) Sub Inspeksi Pendidikan Guru Agama dan Tenaga

Kejuruan

c. Kepala Inspeksi Penerangan Agama memimpin Inspeksi

Penerangan Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:

Page 54: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

40

1) Sub Inspeksi Penerangan dan Penyiaran

2) Sub Inspeksi Penyuluhan dan Rawatan Rohani

3) Sub Inspeksi Pembinaan Kebudayaan

4) Sub Inspeksi Publikasi

d. Kepala Inspeksi Peradilan Agama memimpin Inspeksi Peradilan

Agama yang terdiri dari 3 (tiga) sub inspeksi:

1) Sub Inspeksi Pembinaan dan Pengawasan Badan-Badan

Peradilan Agama

2) Sub Inspeksi Pengumpulan Putusan-Putusan Pengadilan

Agama

3) Sub Inspeksi Pengumpulan Bahan-Bahan Hukum Agama.

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta terbentuk pada

tanggal 1 Januari 1976, beberapa bulan setelah Keputusan Menteri Agama

Nomor 18 tahun 1975 dikeluarkan. Kantor pertama perwakilan Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta berada di Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat

tepatnya jalan kebun binatang depan Taman Ismail Marzuki saat itu namanya

masih “JAWATAN URUSAN AGAMA DCI JAKARTA”. Pada saat

Alamsyah menjabat Menteri Agama yang bertepatan dengan kepemimpinan

Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta terdapat kesepakatan untuk

membangun Kementerian Agama perwakilan Jakarta di Jalan Merdeka

Selatan 9 Pemda DKI Jakarta yang menempati lantai 3 dan 4, dengan

anggaran yang berasal dari Kementerian Agama Pusat. Kemudian keadaan

menjadi sedikit sulit dikarenakan terdapat dua kantor sedangkan untuk

Page 55: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

41

menampung menjadi satu pegawai tidak memadai. Tujuan didirikannya

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yaitu untuk

mempersatukan langkah-langkah dan tindakan misi dan bagaimana lebih

mengefektifkan dan mengefisiensikan kehidupan di wilayah agama dari diri

sendiri melalui struktur.

Sampai tahun 1985 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta masih berada di dua tempat di Jl. Merdeka Selatan (Pemda) dan

di Jl. Kebun Binatang. Pada saat Alamsyah masih menjabat menjadi Menteri

Agama, Kementerian Agama Pusat memberikan anggaran untuk membangun

kantor dengan tahap awal tiga lantai, di Jl. DI Pandjaitan (Kanwil

Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta saat ini). Hal ini dilakukan agar

koordinasi semua tugas Kanwil dapat berjalan lebih baik.2

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, berdiri satu tahun

setelah Kementerian Agama RI didirikan, dengan Kepala Kanwil yang

pertama: R.H.O Hudaya, ke-2 H.M Djamil Latief S.H, ke-3 K.H Muchtar

Natsir, ke-4 H. Salahuddin El-Chairy BA, ke-5 Drs.H. Muhammad, ke-6 H.

Halimi AR, ke-7 Drs.H. Mubarok, ke-8 Drs.H.A. Bidawi Zubir (Periode 1996

- 1998), ke-9 Drs.H. Rusly Wolman, MM (Periode 1998 - 2000), ke-10

Drs.H.Abdul Chair (Periode 2000 - 2002), ke-11 Drs.H. Muhaimin RD

(Periode 2002 - 2003), ke-12 H. Achmad Fauzan Harun SH (Periode 2003 -

2010), ke-13 Drs. Sutami, M.Pd.I (Periode 2010 - 2011), ke-14 H. Muhaimin

2Subbagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenag Profinsi DKI

Jakarta.

Page 56: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

42

Luthfie (Periode 2011 - 2013), ke-15 H. Akhmad Murtado, SE (Periode 2013

- 2015) dan Periode tahun 2015 sampai saat ini dijabat oleh Dr. H.

Abdurrahman, M. Ag.3

B. Visi dan Misi

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 39 Tahun 2015 Tentang

Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019.

1. Visi

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun,

cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia

yang berdaulat, mandiri dan berkeperibadian berlandaskan gotong

royong.

2. Misi

a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan

berkualitas.

d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan.

e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang

berkualitas dan akuntabel.

3SubBagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenag Profinsi DKI

Jakarta.

Page 57: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

43

f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri

agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum dan

pendidikan keagamaan.

g. Mewujudkan tatakelola pemerintah yang bersih, akuntabel dan

terpercaya.

C. Tugas dan Fungsi

1. Tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama

dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.4

2. Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di

bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada

masyarakat di provinsi;

b. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah;

c. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang Pendidikan

madrasah, Pendidikan agama dan keagamaan;

d. Pembinaan kerukunan umat beragama;

e. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi

dan informasi;

4Pasal 4 PMA No.13 Tahun 2015

Page 58: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

44

f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan

evaluasi program; dan

g. Pelaksanaan hubungan tugas kementerian di provinsi.5

D. Sturktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta

Sumber: Sub Bagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil

Kemenag Profinsi DKI Jakarta.

5Pasal5 PMA No.13 Tahun 2015

Page 59: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

45

1. Struktur Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor

Wilayah Kementerian Agama Profinsi DKI Jakarta.

Sumber: Sub Bagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil

Kemenag Profinsi DKI Jakarta.

Page 60: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

46

E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Pendaftaran dan Dokumen

Haji serta Bidang Pembinaan Jamaah Haji Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

1. Tugas Pokok

Bidang penyelenggara haji dan umrah sebagaimana dimaksud dalam

pasal 360 ayat (1) huruf e mempunya tugas melaksanakan pelayanan,

bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang

penyelenggaraan ibadah haji dan umrah berdasarkan kebijakan teknis

yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama.6

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 377,

Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah menyelenggarakan fungsi:7

a. Penyiapan kebijakan teknis dan perencanaan program di bidang

penyelenggaraan haji dan umrah.

b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang

pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi, perlengkapan haji,

pengelolaan keuangan haji, Pembina anjamaah haji dan umrah,

serta pengelolaan system informasi haji; dan

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan haji

dan umrah.

6Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 377 7Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 378

Page 61: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

47

3. Susunan Organisasi Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah terdiri

atas:8

a. Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji

b. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah

c. Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji

d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji

e. Seksi Sistem Informasi Haji; dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Pelaksaaan Tugas Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji

Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji sebagaimana dimaksud dalam

pasal 379 huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang

pendaftaran dan dokumen haji.

5. Pelaksanaan Seksi Pembinaan Haji dan Umrah

Seksi Pembinaan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud dalam pasal

379 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pembinaan haji

dan umrah.

8Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 379

Page 62: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

48

BAB IV

ANALISIS SISTEM PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN JAMAAH HAJI

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sistem Pelayanan Pendaftaran Jamaah Haji

1. Perencanaan Pelayanan Pendaftaran

Secara hirarkis, penyelenggara haji meliputi penyelenggara haji

tingkat pusat, penyelengara haji tingkat propinsi, penyelenggara haji

tingkat kabupaten/kota, penyelenggara haji di Arab Saudi. Penyelenggara

tingkat pusat dilaksanakan di Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah. Penyelenggaraan haji di tingkat propinsi dilaksanakan oleh

Gubernur sebagai penanggung jawab dan koordinator, sedangkan

pelaksanaan harian dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama setempat sebagai kepala staf penyelenggaraan

ibadah haji propinsi, dan dibantu Kabid Penyelenggara Haji sebagai

sekretaris. Dalam menyusun rancangan pelayanan haji, mula-mula

disusun draf rencana pelayanan untuk tahun yang akan datang meliputi

aspek-aspek: sarana dan perjalanan, rencana kegiatan penyuluhan, serta

rencana pembinaan petugas haji dan jamaah haji. Draf perencanaan

pelayanan disusun oleh seksi-seksi sesuai bidang tugas masing-masing

seksi, di bawah koordinasi Bidang Penyelenggaraan Haji. Penyusunan

rencana kegiatan pelayanan haji dilakukan sesuai ketentuan yang telah

diatur oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Pusat. Setelah draf

Page 63: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

49

itu mendapat persetujuan Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah serta

Kepala Kanwil Kementerian Agama lalu diusulkan ke Kemenag Pusat

berikut rincian rencana anggarannya. Rencana anggaran yang diusulkan

menyangkut proses penyelenggaraan haji (pemberangkatan dan

pemulangan haji), seperti: pengurusan paspor, manasik dan akomodasi.

Penyelenggaraan haji tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh

Bupati atau Walikota sebagai penanggung jawab dan koordinator,

sedangkan pelaksana harian dilaksanakan oleh Kepala Kantor

Kementerian Agama setempat sebagai kepala staf penyelenggaraan

ibadah haji kabupaten/kota, dan dibantu Kasi Penyelenggara Haji dan

Umrah sebagai sekretaris.

Untuk mempermudah realisasi perencanaan dalam

penyelenggaraan ibadah haji di DKI Jakarta, kepala Kanwil Kemenag

Provinsi DKI Jakarta juga mengangkat beberapa kepanitiaan ibadah haji,

meliputi:

1) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebagai

penanggungjawab pelaksana bimbingan manasik haji di tingkat

Kabupaten/Kota

2) Kepala Kantor KUA sebagai penanggungjawab pelaksana bimbingan

manasik haji di tingkat Kecamatan

3) Panitia Pelatihan Ketua Regu dan Ketua Rombongan Haji DKI Jakarta

4) Pembimbing dan penanggung jawab manasik haji DKI Jakarta

5) Monitoring pelaksanaan bimbingan manasik haji DKI Jakarta

Page 64: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

50

2. Pelaksanaan Pelayanan Pendaftaran

a. Pelayanan Pendaftaran Haji

Pelayanan pendaftaran haji adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh calon jamaah haji untuk mendaftarkan dirinya pada

Kementerian Agama sebagai pihak penyelenggara ibadah haji. Pelayanan

pendaftaran haji meliputi membuka rekening haji hingga pengurusan

kelengkapan berkas-berkas calon jamaah haji hingga terbit nomor porsi.

Di Indonesia sesuai dengan klasifikasi jamaah haji yang sudah dijelaskan

pada Bab II, terdapat perbedaan tempat pendaftaran bagi calon jamaah

haji. Bagi jamaah haji regular dapat melakukan pendaftaran haji pada

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Sedangkan bagi jamaah haji

khusus dapat melakukan pendaftaran haji pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi. Dalam hal pendaftaran haji regular, Kantor

Wilayah bertugas sebagai pengawas pendaftaran jamaah haji di Kantor

Kementerian Agama Kab/Kota. Berikut adalah prosedur pendaftaran

jamaah haji yang dilakukan di Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

1) Pendaftaran Haji Reguler Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

Pendaftaran jamaah haji regular dilakukan setiap hari kerja

sepanjang tahun dan dilakukan di Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota domisili jamaah haji sesuai dengan KTP. Pelaksanaan

pendaftaran haji regular dilaksanakan oleh jamaah yang bersangkutan

untuk pengambilan foto dan sidik jari (finger print). Berikut adalah

Page 65: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

51

syarat dan prosedur pendaftaran jamaah haji regular di Kantor

Kemenag Kab/Kota.

Persyaratan Pendaftaran Haji Reguler:1

a) Beragama Islam

b) Berusia paling rendah 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar

c) Memiliki rekening tabungan dalam bentuk Rupiah (IDR) atas

nama jamaah haji

d) Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku

e) Memiliki Kartu Keluarga

f) Memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta

nikah atai ijazah

g) Bagi jamaah haji yang belum memiliki KTP, dapat diganti dengan

kartu identitas lain yang sah

Prosedur Pendaftaran Haji Reguler:2

a) Calon jamaah haji membuka tabungan haji pada BPS BPIH (Bank

Penerima Setoran – Biaya Peyelenggaraan Ibadah Haji) sesuai

domisili dengan membawa persyaratan KTP dan setoran awal

sebesar 25 juta rupiah.

b) Calon jamaah haji menandatangani surat pernyataan memenuhi

persyaratan pendaftaran haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama RI.

1 Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012

Page 66: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

52

c) Calon jamaah haji melakukan transfer ke rekening Menteri Agama

sebesar setoran awal BPIH pada cabang BPS BPIH sesuai

domisili.

d) BPS BPIH menerbitkan lembar bukti setoran awal yang berisi

NOMOR VALIDASI

e) Dokumen bukti setoran awal BPIH ditempel pas poto calon

jamaah haji ukuran 3x4 cm dan materai.

f) Calon jamaah haji mendatangi Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dengan membawa dokumen bukti setoranawal

dan persyaratan lainnya sesuai ketentuan untuk diverivikasi

kelengkapannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

pembayaran setoran awal BPIH.

g) Calon jamaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa Surat

Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dan menyerahkannya kepada

petugas kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

h) Calon jamaah haji menerima lembar bukti pendaftaran haji yang

berisi NOMOR PORSI pendaftaran yang ditandatangani dan

dibubuhi stempel dinas oleh petugas Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota

i) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menerbitkan bukti

cetak SPPH sebanyak 5 (lima) lembar yang setiap lembarnya

dicetak/ditempel pas foto calon jamaah haji ukuran 3x4 cm.

Page 67: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

53

2) Pendaftaran Haji Khusus Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi

Pendaftaran jamaah haji khusus dilakukan setiap hari kerja

sepanjang tahun dan dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi domisili jamaah haji sesuai dengan KTP. Pelaksanaan

pendaftaran dilaksanakan oleh jamaah yang bersangkutan dan

ditemani oleh petugas dari PIHK yang dipilih oleh jamaah haji khusus.

Berikut adalah persyaratan dan prosedur pendaftaran jamaah haji

khusus Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi:

Persyaratan Pendaftaran Haji Khusus:

a) Beragama Islam

b) Berusia paling rendah 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar

c) Memiliki rekening tabungan dalam bentuk Rupiah (IDR) atas

nama jamaah haji

d) Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku

e) Memiliki Kartu Keluarga

f) Memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta

nikah atai ijazah

g) Bukti pendaftaran dari PIHK pilihan calon jamaah haji

h) Bagi jamaah haji yang belum memiliki KTP, dapat diganti dengan

kartu identitas lain yang sah

Prosedur Umum Pendaftaran:

Page 68: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

54

a) Jamaah haji memilih PIHK dan membuat surat perjanjian

kesepakatan dan menyampaikan salinannya pada saat pendaftaran

di Kantor Wilayah

b) Jamaah haji membuka rekening tabungan dalam bentuk Rupiah

(IDR) pada BPS BPIH yang telah ditetapkan

c) Jamaah haji membayar setoran awal BPIH khusus ke rekening

Menteri Agama pada BPS BPIH sesuai besaran yang ditetapkan

oleh Menteri

d) Jamaah haji menyerahkan bukti setoran awal BPIH khusus dan

persyaratan pendaftaran kepada petugas Kantor Wilayah untuk

mendapatkan nomor porsi.

Prosedur Pendaftaran Haji di PIHK

a) Jamaah haji memilih PIHK dan membuat Surat Perjanjian

Kesepakatan layanan dengan PIHK sebanyak 4 (empat) rangkap

dengan rincian sebagai berikut: Rangkap pertama untuk jamaah

haji, Rangkap kedua untuk PIHK, Rangkap ketiga untuk Kantor

Wilayah, Rangkap keempat untuk Direktorat Jenderal.

b) Jamaah haji menyerahkan seluruh persyaratan dan mengisi

formulir registrasi pendaftaran haji.

c) Jamaah haji mengisi Surat Pernyataan Calon Haji (SPCH).

d) PIHK melakukan input data jamaah haji ke dalam aplikasi

SISKOHAT.

Page 69: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

55

e) PIHK mencetak nomor registrasi yang terdiri dari kode angkat 12

digit dari aplikasi SISKOHAT.

f) PIHK menyerahkan nomor registrasi ke jamaah haji untuk

pembayaran BPIH khusus.

Prosedur Pendaftaran Haji di BPS BPIH

a) Jamaah haji membuka rekening tabungan dalam bentuk Rupiah

(IDR) pada BPS BPIH.

b) Jamaah haji membayar setoran awal BPIH khusus ke rekening

Menteri Agama pada BPS BPIH sesuai besaran yang ditetapkan

oleh Menteri.

c) BPS BPIH melakukan input nomor registrasi jamaah haji dalam

aplikasi switching yang tersambung dengan SISKOHAT.

d) BPS BPIH menerbitkan bukti pembayaran setoran awal BPIH

khusus sebanyak 5 (lima) lembar yang masing-masing diberi pas

foto terbaru berwarna ukuran 3x4 dengan peruntukan: Lembar

pertama bermaterai secukupnya untuk jamaah haji; Lembar kedua

untuk BPS BPIH; Lembar ketiga untuk PIHK; Lembar keempat

untuk Kantor Wilayah; dan Lembar kelima untuk Direktorat

Jenderal yang diserahkan bersama dengan lembar keempat ke

Kantor Wilayah.

e) Pas foto terbaru berwarna ukuran 3x4 cm sebanyak 10 (sepuluh)

lembar dengan latar belakang warna putih dengan ketentuan:

Warna baju/kerudung harus kontras dengan latar belakang; Tidak

Page 70: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

56

memakai pakaian dinas; Tidak menggunakan kacamata; Tampak

wajah minimal 80%; dan Bagi jamah haji wanita menggunakan

busana muslimah.

f) BPS BPIH menyerahkan bukti pembayaran setoran awal BPIH

khusus lembar pertama, ketiga, keempat dan kelima kepada

jamaah haji.

g) Bukti pembayaran setoran awal BPIH khusus mencantumkan

nomor validasi terdiri dari kode angka 20 digit.

Prosedur Pendaftaran Haji di Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi

a) Jamaah haji menyerahkan bukti pembayaran setoran awal BPIH

khusus lembar ketiga, keempat dan kelima, berkas persyaratan

pendaftaran dan Salinan surat perjanjian kesepakatan dengan

PIHK kepada petugas Kantor Wilayah.

b) Petugas Kantor Wilayah melakukan verifikasi berkas persyaratan.

c) Petugas Kantor Wilayah melakukan input nomor validasi jamaah

haji ke dalam aplikasi SISKOHAT.

d) Petugas Kantor Wilayah melakukan pengambilan finger print dan

foto wajah jamaah haji.

e) Petugas Kantor Wilayah menerbitkan Surat Pendaftaran Pergi Haji

(SPPH) sebagai bukti pendaftaran haji yang mencantumkan

Nomor Porsi, dibubuhi stempel dinas Kantor Wilayah, sebanyak

Page 71: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

57

lima lembar yang masing-masing diberi pas foto ukuran 3x4cm

dan menyerahkan sesuai peruntukan:

f) Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) ditandatangani oleh Kepala

Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah / Kepala Seksi

Pendaftaran Haji / Petugas yang membidangi penyelenggaraan

haji yang diberikan wewenang untuk penandatanganan SPPH.

g) Nomor porsi terdiri dari 10 (sepuluh) digit angka yang berawalan

30xxxxxxxx.

Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan

Umrah pendaftaran haji khusus dibuka setiap hari kerja sepanjang tahun.

Pendaftaran haji khusus dilakukan oleh calon jamaah haji yang

bersangkutan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Kepala Sub

Direktorat Pendaftaran Haji, Noer Alya Fitra (Nafit) pada acara pembukaan

kegiatan Bimbingan Teknis Pendaftaran Haji Khusus Angkatan II

menyampaikan, adanya perubahan signifikan dalam pendaftaran haji

khusus. Jika menurut PMA 23/2015 pendaftaran dapat diwakilkan kepada

pihak lain, maka di PMA 17/2017 pendaftaran haji khusus harus dilakukan

langsung oleh calon jemaah haji.3 Akan tetapi untuk pengaplikasiannya di

Kanwil DKI Jakarta pada tahun 2017, pendaftaran haji khusus masih

diwakilkan oleh PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) yang telah

ditunjuk oleh calon jamaah. PIHK yang bertugas akan membawa berkas-

3http://haji.kemenag.go.id/v3/content/kemenag-bekali-pihk-teknis-pendaftaran-haji-khusus

Kemenag Bekali PIHK Teknis Pendaftaran Haji Khusus oleh Abdul Basyir pada Rabu, 12 Juli, 2017

diakses pada pukul 11.10 AM

Page 72: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

58

berkas jamaah haji khusus yang sudah ditandatangani oleh jamaah sendiri

dan dilengkapi dengan membawa Surat permohonan kepada Kanwil

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, surat Tugas dari Pimpinan

Perusahaan beserta KTP, Surat Kuasa pernyataan pilihan PIHK, Surat

Perjanjian (Kesepakatan) hak dan kewajiban antara PIHK dan jamaah.

Setelah berkas-berkas tersebut diberikan oleh PIHK yang bertugas kepada

petugas Kanwil DKI Jakarta yang berada di bagian pelayanan pendaftaran,

maka petugas Kanwil pelayanan pendaftaran akan memberikan formulir

pendaftaran haji yang akan diisi oleh petugas PIHK yang sudah diberikan

kewenangan oleh PIHK dan jamaah yang bersangkutan untuk mewakilkan.

Setelah dibubuhi tanda tangan dan stempel perusahaan oleh PIHK yang

bertugas, formulir tersebut diberikan kembali kepada pihak pelayanan

pendaftaran yang ada di Kanwil. Pihak pelayanan pendaftaran Kanwil akan

memverifikasi No PIN PIHK yang diberikan oleh SISKOHAT ketika

pengurusan izin sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus. Setelah entry

data yang dilakukan, maka terbitlah nomor porsi jamaah oleh pihak

pelayanan pendaftaran Kanwil yang mana pada lembar nomor porsi

tersebut terdapat batas waktu konfirmasi pembayaran BPIH Khusus kepada

BPS BPIH Khusus. Pada waktu tersebut pihak PIHK harus melakukan

setoran awal jamaah haji khusus di BPS BPIH yang telah dipilih.

Kemudian, BPS BPIH tersebut akan melakukan entry data ke SISKOHAT

bahwa calon jamaah haji khusus yang bersangkutan sudah melaksanakan

setoran awal dan masuk pada alokasi nomor porsi yang telah ditentukan.

Page 73: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

59

Sejauh ini, menurut pengamatan penulis, sistem pengambilan sidik

jari (finger print) dan pengambilan foto yang dilakukan di Kanwil belum

dilaksanakan. Hal tersebut hanya dilaksanakan pada pendaftaran haji

regular di tingkat Kabupaten/Kota.

b. Pelayanan Administrasi dan Dokumen

Dalam hal ini pelayanan administrasi ataupun dokumen terkait

penyelenggaraan ibadah haji yaitu kantor Kemenag Kab/Kota sebagai

tempat pendaftaran dengan menyediakan berbagai formulir yang harus

diisi oleh calon jamaah haji. Bank Penerima Setoran BPIH (BPS BPIH)

dilakukan dengan sistem tabungan terbuka sepanjang tahun dan pelunasan

BPIH dilakukan setelah BPIH ditetapkan. Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melalui Puskesmas sebagai instansi yang melakukan

pemeriksaan kesehatan awal untuk persyaratan pendaftaran haji. Proses

pendaftaran haji juga terhubung secara langsung dengan Direktorat

Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah serta Kantor Wilayah

Kementerian Agama Propinsi DKI Jakarta melalui jaringan Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). Dengan SISKOHAT ini

perkembangan pendaftaran haji seluruh Indonesia dapat diketahui setiap

waktu.

Melihat bahwa sistem pelayanan Haji harus mampu

mengakomodasikan calon Haji dari seluruh wilayah Indonesia dengan

jumlah yang selalu meningkat dari tahun ke tahun serta sifatnya yang

tersebar dengan transaksi yang sangat dinamis, maka tidak dapat dihindari

Page 74: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

60

lagi diperlukannya dukungan peralatan teknologi untuk menunjang

pelayanan dan monitoring penyelenggaraan Haji.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan Haji, Kementerian Agama,

membangun suatu Sistem Komputerisasi Haji Terpadu atau disingkat

SISKOHAT, yang merupakan suatu sistem pelayanan secara online dan

real time antara BPS BPIH, Kanwil Kementerian Agama di 33 Provinsi

dengan Pusat Komputer Kementerian Agama.

Pembangunan SISKOHAT tidak hanya dirancang untuk melayani

pendaftaran haji secara online, lebih jauh lagi mencakup dukungan

terhadap seluruh prosesi penyelenggaraan haji mulai dari pendaftaran

calon haji, pemrosesan dokumen haji, persiapan keberangkatan

(Embarkasi), monitoring operasional di Tanah Suci sampai pada proses

kepulangan ke Tanah air (Debarkasi).

Untuk itu telah disiapkan pula infrastruktur pendukung di Kanwil

Kementerian Agama 33 Provinsi, mencakup 13 Embarkasi

pemberangkatan dan pemulangan. Pembangunan infrastruktur di Kantor

Kementerian Agama Daerah Tingkat-II dan infrastruktur di Arab Saudi

yang online ke Pusat SISKOHAT di Jakarta, sehingga secara keseluruhan

SISKOHAT menjadi suatu Sistem Informasi yang terintegrasi dalam satu

Database untuk mendukung penyelenggaraan Haji terutama dalam aspek

pengelolaan informasi haji.

Dalam pembangunan SISKOHAT, Kementerian Agama telah

berupaya melakukan investasi komputerisasi dengan menggunakan mesin

Page 75: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

61

IBM AS/400 sebagai Host Kementerian Agama yang mengintegrasikan

sekitar 3.566 perangkat workstation dan lebih dari 4000 printer di 1.415

Cabang BPS BPIH dari berbagai platform di seluruh wilayah Indonesia

secara Online dan untuk menunjang proses penyelenggaraan haji secara

keseluruhan Kementerian Agama juga telah menginvestasikan IBM

AS/400 di 33 Kanwil Kementerian Agama Provinsi secara online.

Sementara itu untuk membantu pengelolaan informasi di Arab

Saudi telah disiapkan satu buah Host IBM AS/400 yang berlokasi di

Bidang Urusan Haji Jeddah serta workstation di beberapa daerah kerja

seperti: Makkah, Madinah dan Mina yang kesemuanya difungsikan untuk

memonitor data-data kedatangan, kesehatan, kejadian dan pemondokan.4

Hubungan antara Host di Bidang Urusan Haji Jeddah dengan Host

di Jakarta dilakukan secara dial-up, mengingat Pemerintah Arab Saudi

belum mengijinkan hubungan satelit antara Jakarta dan Jeddah, sehingga

kebutuhan informasi masih berdasarkan dial on demand dan belum real

time.

SISKOHAT Gen-2 telah diluncurkan secara resmi tepatnya pada

tanggan 3 April 2014. Sistem ini merupakan perbaikan dari sistem

sebelumnya yaitu SISKOHAT Gen-1 yang pada tahun 1992 telah

memulai pengolahan data melalui sistem informasi dan komputerisasi haji

terpadu SISKOHAT.

4 Imam Syaukani, ed., Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia (Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Keagamaan, 2009), h. 109-110

Page 76: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

62

SISKOHAT mempunyai fungsi sebagai interaksi dua arah untuk

pelayanan publik dan lembaga terkait. SISKOHAT juga berarti

keterbukaan informasi dengan penyediaan tools untuk memberitahu tahun

rencana keberangkatan haji melalui nomor porsi yang diperoleh setelah

pembayaran setoran awal BPIH.

Nomor porsi ini secara otomatis tersimpan di database sehingga

bisa diakses kapan saja melalui tool di web http:haji.kemenag.go.id/.

Nomor porsi ini menjadi acuan rencana keberangkatan haji termasuk

kapan pelunasan dan kapan keberangkatannya.5

Beberapa kemudahan dengan adanya sistem informasi dan

komputerisasi haji terpadu SISKOHAT antara lain:

1) Secara real-time dapat langsung dihitung jumlah setoran BPIH

2) Pendaftaran haji dapat dilakukan sepanjang tahun nonstop

3) Menyimpan database lengkap seluruh jamaah haji secara terstruktur

4) Kemudahan dan kecepatan layanan informasi tentang posisi dan status

jamaah haji kepada publik sejak masa pendaftaran sampai masa

pemberangkatan, operasional di Arab Saudi hingga kepulangan

kembali ke daerah asal di tanah air.

Setelah setoran awal diserahkan seorang calon jamaah haji ke

kantor Kemenag terdekat sesuai domisili maka calon jamaah haji sudah

mendapatkan nomor porsi haji. Nomor porsi yang sudah masuk ke

5 https://www.hajikita.com/siskohat-gen-2/ SISKOHAT Gen-2 oleh Redaksi Haji Kita diakses

pada hari Rabu 6 September 2017 pukul 23.24 PM

Page 77: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

63

SISKOHAT adalah password atau identity card (kartu identitas) bagi

calon jamaah haji. Dengan memiliki nomor porsi seorang calon jamaah

haji dapat mengetahui kapan ia akan berangkat ke tanah suci.

Samsudin memaparkan bahwa pendaftaran haji khusus di Kanwil

Kemenag provinsi dapat dilaksanakan oleh PIHK yang sudah mempunyai

pin yang telah dikonfirmasi oleh sistem pada SISKOHAT. Ketika

pendaftaran haji khusus dilaksanakan oleh perwakilan PIHK maka pihak

PIHK akan datang ke Kanwil kemenag provinsi untuk mendaftarkan

calon jamaah haji khusus dengan membawa seluruh berkas kelengkapan

persyaratan haji khusus yang sudah ditandatangani oleh calon jamaah haji

khusus yang bersangkutan. Setelah PIHK mengisi formulir pendaftaran

yang disediakan oleh pihak Kanwil maka pihak Kanwil akan menginput

pin dari PIHK tersebut ke dalam SISKOHAT. Apabila nomor pin yang

diinput sudah benar maka akan keluar nomor porsi dari calon jamaah haji

khusus tersebut. Adakalanya nomor pin tidak keluar disebabkan Karena

PIHK belum memperpanjang masa izin operasional hajinya. Untuk tahun

2017 ini pelaksanaan pendaftaran haji melalui Kanwil sendiri sudah

berjalan lancar.6

6 Wawancara Pribadi dengan Samsudin Kepala Seksi Sistem Informasi Haji, Jakarta, 29

Agustus 2017

Page 78: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

64

Gambar 4.1

Alur SISKOHAT

Sumber: Sub Bagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil

Kemenag Profinsi DKI Jakarta.

3. Evaluasi dan Pelaporan Pelayanan Pendaftaran

Dalam setiap kegiatan baik itu berskala besar maupun berskala kecil,

ada beberapa aspek yang patut dilakukan agar kegiatan itu terlaksana dengan

hasil yang memuaskan, tidak terkecuali dalam proses penyelenggaraan ibadah

haji oleh pemerintah Indonesia.

Beberapa aspek tersebut tidak lain adalah dalam hal terkait

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, analisis data, dan

Page 79: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

65

evaluasi. Dari keseluruhan proses tersebut, perencanaan adalah proses

penyusunan rencana strategis suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama

yang telah ditentukan. Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur

kerja sesuai dengan kemampuan setiap sumber daya manusianya (SDM).

Pelaksanaan adalah aplikasi dari tahap perencanaan dan pengorganisasian

sebagai langkah konkrit mencapai tujuan bersama. Pengawasan adalah proses

pemantauan kerja dalam melaksanakan ketiga tahap sebelumnya. Keempat

tahap tersebut adalah salah satu faktor utama dalam mengelola sebuah lemaga

atau organisasi selama mengadakan suatu kegiatan. Dalam melaksanakan

keempat tahap tersebut dapat diselingi dengan analisis SWOT yang berfungsi

untuk mengetahui kelemahan, kelebihan, kekuatan, dan ancaman baik dari

internal maupun eksternal terkait dengan perkembangan lembaga atau

organisasi.

Samsudin mengatakan bahwa pelaporan pendaftaran dilaksanakan

secara rutin setiap bulannya. Sedangkan untuk evaluasi dilaksanakan setelah

operasional penyelenggaraan haji tahun 2017 selesai. Pelaksanaan pelaporan

dan evaluasi dilaksanakan secara menyeluruh pada tingkat provinsi dan

nasional. Hasil dari pelaporan kegiatan pendaftaran akan dievaluasi dan

dijadikan bahan pertimbangan dalam langkah perbaikan manajemen

penyelenggaraan haji tahun kedepannya.7

B. Sistem Pembinaan Jamaah Haji

7 Wawancara Pribadi dengan Samsudin Kepala Seksi Sistem Informasi Haji, Jakarta, 29

Agustus 2017

Page 80: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

66

1. Persiapan Pembinaan Jamaah

Pembinaan ibadah haji dilakukan dengan dua acara yaitu:

a. Bimbingan ibadah haji massal

1) 1 (satu) kali bimbingan manasik haji massal

2) 1 (satu) kali bimbingan manasik haji pembentukan dan pembekalan

Karu (Ketua Regu) dan Karom (Ketua Rombongan)

Dalam proses ini Kementerian Agama Kabupaten/Kota sangat

berperan aktif dalam memberikan pengarahan kepada para calon jamah

haji tentang manasik haji. Akan tetapi, masih ada calon jamaah haji

yang mengikuti bimbingan manasik haji yang didirikan oleh lembaga

keagamaan, perorangan, atau yayasan yang bertujuan memberikan bekal

kepada calon haji ketika masih berada di tanah air dan bimbingan

sampai ke tanah suci. Bimbingan yang dilakukan oleh lembaga di luar

kementerian agama kota memang sangat diperlukan, karena akan

memberikan keleluasaan calon haji dalam membentuk kelompok,

melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya, dan waktu manasik

yang relative lama sehingga mampu melaksanakan ritual haji secara

mandiri.

Dalam bimbingan manasik haji ini, memang di harapkan

membentuk adanya Karu (Ketua Regu) dan Ketua Rombongan (Karom)

Page 81: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

67

agar mempermudah dalam pelaksanaan koordinasi pada saat di tanah

suci.8

b. Bimbingan calon jamaah haji

Realisasi pelaksanaan pembekalan terhadap jamaah calon haji

DKI Jakarta tahun 1438 H/2017 M dilakukan sebanyak 2 kali massal

dan 6 kali manasik kelompok meliputi:

1) Bimbingan massal dilaksanakan 2 (dua) kali

2) 6 (enam) kali bimbingan manasik kelompok (teori) di KUA

Kecamatan

3) Pelatihan Ketua Regu (Karu) dipilih dari pengelompokan Ketua

Rombongan (Karom) yang terdiri dari 9/10 orang, sedangakan

karu sendiri terdiri dari kelompok karom yang terdiri dari 45/50

orang. Dalam hal ini karu dan karom perlu dibimbing dalam

rangka memantapkan manasik dan pembentukan regu dan

rombongan, dan sekaligus pembentukan kloter. Adapun materi

pelatihan meliputi; kebijakan pemerintah dalam operasional

penyelenggaraan haji, tugas pokok, fungsi dan uraian tugas ketua

8 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 19 Juli 2017

Page 82: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

68

regu dan rombongan, bimbingan manasik haji, bimbingan

kesehatan.9

2. Tahapan Pembinaan Jamaah

a. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kab/Kota

Bimbingan dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan yaitu 2 (dua)

kali oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Khusus untuk

wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

sebanyak 8 kali yaitu 2 (dua) kali oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota. Bimbingan/manasik untuk Ketua Regu (Karu) dan

Ketua Rombongan (Karom) dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali

pertemuan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.10

b. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kecamatan

Bimbingan dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan yaitu 8 (delapan)

kali oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan. Khusus untuk wilayah DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebanyak 8 kali yaitu

6 (enam) kali oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan.11

3. Pelaksanaan Pembinaan Jamaah

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

melaksanakan pembinaan jamaah haji bukan sebagai pihak pelaksana, akan

tetapi bertindak sebagai pengawas (monitoring) terhadap pelaksanaan

9 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 19 Juli 2017 10 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 12 ayat (1), (2) dan (3). 11 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 12 ayat (1) dan (2).

Page 83: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

69

kegiatan pembinaan jamaah haji di wilayah DKI Jakarta. Provinsi DKI

Jakarta sendiri menaungi 6 Kemenag Kabupaten/Kota yaitu; Jakarta Timur,

Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan

Seribu dan 44 KUA Kecamatan.

Pada periode tahun 2017, Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta

secara teknis melakukan pengawasan pembinaan jamaah haji / bimbingan

manasik haji secara acak ke Kemenag Kabupaten/Kota dan KUA

Kecamatan. Jadi hanya diambil 1 dari beberapa jumlah KUA Kecamatan

yang berada dalam wilayah Kabupaten/Kota untuk di-monitoring secara

langsung oleh pihak Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta. Dari jadwal

yang sudah ditetapkan oleh Kemenag Pusat untuk pelaksanaan bimbingan

manasik mulai dari tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat KUA Kecamatan

dipilih secara random (acak) untuk didatangi oleh pihak Kanwil. Ketika

pelaksanaan monitoring pihak Kanwil bertugas sebagai pemateri baik untuk

pemateri bimbingan manasik ibadah haji dan mengenai regulasi pemerintah

tentang penyelenggaraan ibadah haji. Pada tahun 2017 adakalanya Kanwil

juga berperan sebagai pemateri bidang kesehatan. Hal ini disebabkan karena

tidak tersedianya anggaran monitoring pada Kanwil oleh pemerintah.

Sehingga, pelaksanaannya pun tidak semaksimal tahun kemarin yang 50%

KUA Kecamatan dibawah lingkup satu Kabupaten/Kota dapat termonitor

dengan baik pelaksanaan pembinaannya.12

12 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 6

September 2017

Page 84: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

70

a. Jadwal dan Sarana Pembinaan Jamaah Haji

Kegiatan pembinaan jamaah haji dan pembekalan Karu dan Karom

secara nasional dimulai tanggal 29 April 2017. Dalam hal ini Bidang

Penyelenggara Haji dan Umrah pada Kanwil Kemenag Provinsi

menyampaikan hanya bertugas jadwal kegiatan bimbingan manasik

tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan serta pembekalan bagi

Karu dan karom bisa melalui email [email protected]

Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyediakan sarana

pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan perlengkapan lainnya.14 Alat

peraga sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10 sekurang-kurangnya

berupa Ka’bah mini. Perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud dalam

pasal 10 sekurang-kurangnya berupa buku manasik.15

Dalam hal pembinaan manasik haji oleh pembimbing lebih

diutamakan adalah orang yang memiliki kompetensi memberikan

bimbingan manasik yang dilaksanakan oleh Kemenag Kabupaten/Kota

dan KUA Kecamatan dan memiliki sertifikat pembimbing manasik.16

b. Metode Pembinaan Jamaah Haji

Predikat haji mabrur akan tercapai ketika didukung dengan

pemahaman jamaah haji terhadap manasik dan ibadah lainnya serta dapat

13 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 6

September 2017 14 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 10 15 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 10 ayat (1) dan (2). 16 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 6

September 2017

Page 85: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

71

melaksanakannya sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Jamaah

haji mandiri adalah jamaah haji yang memiliki kompetensi atau

kemampuan memahami manasik haji dan ibadah lainnya dengan benar

sesuai tuntunan ajaran agama Islam. Oleh karenanya, Kementerian

Agama menetapkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam

pelaksanaan pembinaan jamaah haji. Metode bimbingan meliputi:17

1) Ceramah

2) Tanya jawab

3) Peragaan

4) Praktik manasik, dan

5) Simulasi

c. Materi Pembinaan Jamaah Haji

Materi bimbingan jamaah meliputi:18

1) Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji di tanah air

2) Kebijakan penyelenggaraan haji di Arab Saudi (taklimatul hajj)

3) Fiqih haji

4) Tata cara ibadah haji (manasik ibadah) praktik lapangan

5) Manasik perjalanan dan keselamatan penerbangan

6) Hikmah ibadah haji

7) Arbain, ziarah

17 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 15. 18 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 13.

Page 86: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

72

8) Kesehatan

9) Perlindungan jamaah haji

10) Akhlaq, adat istiadat dan budaya Arab Saudi

11) Hak dan kewajiban jamaah haji

12) Pembentukan karu, karom, dan kloter

13) Melestarikan haji mabrur.

Tabel 1. 4

Materi Pembinaan Ibadah Haji Tahun 2017

No. Materi Pokok

Bahasan

Sub Pokok Bahasan Referensi

1 Bimbingan

Pelaksanaan

Ibadah

Ketentuan

haji dan

umrah

Umrah:

1. Pengertian Umrah

2. Hukum Umrah

3. Waktu Mengerjakan Umrah

4. Syarat, Rukun, Wajib dan Sunnah

Umrah

5. Pelaksanaan Umrah (Ihram,

Thawaf, Sai dan Tahalul)

Haji:

1. Pengertian Haji

2. Hukum Haji

3. Waktu Mengerjakan Haji

4. Syarat, Rukun, Wajib dan Sunnah

Umrah

5. Pelaksanaan Haji (Ihram, Thawaf,

Sai, Wukuf, Lontar Jumrah, dan

tahalul

1. Tuntutan Manasik

Haji dan Umrah

Kemenag 2015

2. Fikih Haji

Komprehensif

Kemenag 2015

Hikmah

Haji dan

1. Hikmah Haji

Page 87: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

73

Umrah 2. Hikmah Umrah

3. Hikmah Miqat Zamani dan Miqat

Makani

4. Hikmah Bacaan Talbiyah

5. Hikmah Thawaf

6. Hikmah Sai

7. Hikmah Wukuf

8. Hikmah Mabit di Muzdalifah

9. Hikmah Mabit di Mina

10. Hikmah Melontar Jumrah

11. Hikmah Tahalul

12. Hikmah DAM

Pelaksanaan

Haji

1. Haji Tamattu’ (Pengertian dan

Pelaksanaannya)

2. Haji Qiran (Pengertian dan

Pelaksanaannya)

3. Haji Ifrad (Pengertian dan

Pelaksanaannya)

2 Ziarah Tempat

Ziarah di

Tamah Suci

Kota Madinah (Keutamaan

Madinatul Rasul

1. Masjid Nabawi (Sejarah

Raudhah, Mihrab)

2. Makam Rasulullah (Tata cara

Ziarah dan Waktu Ziarah)

3. Maqam Baqi al Gharqad

4. Masjid Quba

5. Jabal Uhud

6. Masjid Qiblatain

7. Masjid Sab’ah/Masjid Khandaq

Page 88: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

74

8. Masjid Ijabah

9. Masjid Jum’ah

10. Masjid Abi Dzar al-Ghifari

11. Masjid Ghamamah

12. Masjid Bilal

13. Masjid Miqat

14. Percetakan al-Qur’an

Kota Makkah

1. Gua Hira di Jabal Nur

2. Gua Tsur di Jabal Tsur

3. Jabal Rahmah

4. Masjid Jin

5. Museum Ka’bah

6. Hikmah Ziarah

3 Akhlak Akhlak

Jamaah Haji

dan Adat

Istiadat

Bangsa

Arab

1. Etika dan Akhlak Jamaah selama

Haji

2. Cara Berbusana di Arab

3. Akhlak Sesama Jamaah Haji

4. Adat Istiadat Bangsa Arab

4 Haji

Mabrur

Pelestarian

Haji Mabrur

1. Pengertian dan Ciri Haji Mabrur

2. Menjaga Kemabruran Haji

d. Peserta Pembinaan Jamaah Haji

Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah tentang Pedoman Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 7 bahwa

peserta bimbingan adalah jamaah haji yang berhak melunasi Biaya

Page 89: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

75

Pembiayaan Ibadah Haji (BPIH) dalam alokasi kuota berangkat haji tahun

berjalan.

Jumlah peserta bimbingan di KUA Kecamatan ditetapkan paling

sedikit dua puluh (20) orang. Dalam hal jumlah peserta bimbingan di

KUA Kecamatan kurang dari 20 (dua puluh) orang Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota dapat melakukan penggabungan kegiatan

bimbingan lebih dari satu Kecamatan dan dilaksanakan oleh KUA

Kecamatan yang jumlah jamaahnya paling banyak.19

Dalam hal penggabungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 tidak

memenuhi jumlah minimal peserta atau lokasi/wilayah yang berjauhan

maka bimbingan dapat dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian

Agama Kabupaten/Kota.20

Pada wilayah DKI Jakarta tahun 2017 jumlah total peserta yang

mengikuti pembinaan adalah 7902 jamaah dengan perhitungan

perKabupaten/Kota. Kota Jakarta Pusat sejumlah 565 jamaah, Kota

Jakarta Selatan sejumlah 2080 jamaah, Kota Jakarta Utara sejumlah 1206

jamaah, Kota Jakarta Timur 2878 jamaah, Kota Jakarta Barat sejumlah

1173. Sedangkan untuk Kabupaten Kepulauan Seribu untuk tahun 2017

19 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 8 ayat (1) dan (2). 20 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman

Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 9

Page 90: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

76

belum ada pemberangkatan jamaah haji sehingga tidak terdapat jumlah

jamaah yang mengikuti pembinaan.21

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan Pendaftaran dan Pembinaan

Jamaah Haji

Analisa berikut ini menjelaskan tentang hambatan atau kendala yang dihadapi

oleh Petugas Bidang Penyelenggara Haji khususnya Seksi Pendaftaran dan

Dokumen serta Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta, berikut uraian informan hambatan atau kendala

yang dialami selama pelayanan pendaftaran dan pembinaan jamaah haji, sebagai

implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang Pelayanan

Pendaftaran dan Pembinaan Haji yang dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta.

1. Faktor Pendukung Pendaftaran Jamaah Haji

Penyelenggaraan ibadah haji pada setiap tahunnya yang dimulai sejak

pendaftaran, pembinaan, penyelesaian dokumen dan paspor, operasional

pemberangkatan, pelaksanaan operasional di Arab Saudi, hingga kembali

ke tanah air.

Dalam mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji maka

ditetapkan regulasi sebagai indikator standart pelayanan penyelenggaraan

ibadah haji. Pada tahun 2017 faktor pendukung pelaksanaan pelayanan

21 Wawancara Pribadi dengan Triyono dan Samsudin Seksi Pembinaan Haji dan Umrah dan

Kasi SISKOHAT, Jakarta 6 September 2017

Page 91: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

77

pendaftaran haji adalah adanya regulasi terkait peraturan perhajian yang

jelas dan didukung oleh backup aplikasi sistem yang ada.

2. Faktor Penghambat Pendaftaran Jamaah Haji

Dalam implementasi peraturan pelaksanaan penyelenggaraan haji

tersebut, terdapat unsur-unsur yang dilaksanakan oleh petugas bidang

penyelenggaraan haji atas nama pemerintah dalam melayani masyarakat

atau calon jamaah haji. Dalam pendaftaran calon jamaah haji, petugas

bidang penyelenggaraan ibadah haji, dan unsur-unsur yang tekait dalam

pelaksanaan dan penyelenggaraan ibadah haji terlibat dalam administrasi

yang telah ditentukan.

Menurut Samsudin (Kasi SISKOHAT), persoalan-persoalan tersebut

tidak selalu terkai dengan peraturan-peraturan haji baik dalam Peraturan

Menteri Agama maupun peraturan pelaksanaannya. Dalam

implementasinya peraturan tersebut mengalami kendala teknis yakni

problem yang ditimbulkan tidak saja Karena implementasi atas peraturan

akan tetapi karena permasalahan-permasalahan sosial seperti kebiasaan

calon jamaah yang selalu meminta tolong untuk diwakilkan atas keperluan

pengurusan administrasi melalui keluarga atau orang suruhan dikarenakan

kesibukan mereka untuk bekerja sehingga dapat menimbulkan

misscomunication antara petugas haji dengan calon haji.

Faktor penghambat lain dari pelayanan pendaftaran adalah terletak

pada saat entry data di SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu).

Hal ini merupakan kendala teknis yang beberapa kali terjadi di Kanwil

Page 92: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

78

Kemenag Prov DKI Jakarta, yakni ketika petugas sedang memasukkan

data ke SISKOHAT secara tiba-tiba server SISKOHAT offline. Hal ini

berdampak di peng-inputan data pada klien SISKOHAT termasuk pada

SISKOHAT klien Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta. Karena hanya

terdapat satu server SISKOHAT yang berpusat di Kemenag RI dan

menampung seluruh data perhajian Indonesia, maka untuk reboot atau

restart sistem membutuhkan waktu 1-2 jam.

3. Faktor Pendukung Pembinaan Jamaah Haji

Seperti halnya pelayanan pendaftaran jamaah haji, yang menjadi faktor

pendukung pelayanan pembianaan jamaah haji adalah adanya regulasi

yang jelas serta I’tikad yang tertanam pada hati para pegawai untuk

melayani para tamu-tamu Allah. Orientasi mereka dalam pelaksanaan

pembinaan jamaah haji ini adalah murni pada prosedur yang sudah

ditetapkan dengan cara membantu para tamu-tamu Allah untuk mencapai

istitha’ah ulumiyah (kemampuan dalam hal manasik haji).

4. Faktor Penghambat Pembinaan Jamaah Haji

Daripada faktor pendukung, faktor penghambat pelaksanaan

pembinaan jamaah haji pada Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta

dirasa lebih banyak. Terkait dengan pengembalian kuota jamaah haji

Indonesia dan minimnya anggaran operasional membuat Kanwil Kemenag

Provinsi DKI Jakarta tidak menyeluruh dalam melakukan pengawasan

pembinaan jamaah haji. Seperti yang sudah dipaparkan oleh Triyono

bahwa Kanwil secara random memilih lokasi pengawasan pembinaan.

Page 93: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

79

Beliau mengatakan bahwa pengawasan pembinaan jamaah haji pada tahun

2017 dirasa kurang efektif. Seperti halnya pada kloter terakhir

pemberangkatan jamaah haji di Embarkasi Pondok Gede tahun 2017 yang

belum sempat dibentuk Karu dan Karomnya. Sehingga Kasi Pembinaan

Haji dan Umrah, Asrar Rusli ditemani dengan Triyono, Seksi Pembinaan

Haji dan Umrah, terjun secara langsung kepada jamaah tersebut dan

melakukan musyawarah untuk pemilihan Karu dan Karom kloter tersebut.

Hal itu tentu berdasarkan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh

pemerintah dan kesepakatan para jamaah kloter yang bersangkutan. Faktor

penghambat lainnya adalah banyaknya jamaah haji yang berhalangan

hadir pada pelaksanaan bimbingan yang telah dijadwalkan oleh Kemenag

Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan dengan alasan kesibukan

pekerjaan. Selanjutnya adalah dari faktor usia jamaah haji yang

kebanyakan sudah menginjak diatas 60 tahun sehingga sulit untuk

memahami materi pembinaan yang disampaikan.

Page 94: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis serta pemaparan-pemaparan dari

hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pendaftaran jamaah haji khusus dilaksanakan di Provinsi, sedangkan

pendaftaran haji reguler dilaksanakan di Kabupaten/Kota. Pelaksanaan

pendaftaran haji khusus di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta tahun 2017 sudah f0sesuai dengan kebijakan yang tertuang dalam

Peraturan Perundang-undangan, baik UU RI No.13 tahun 2008 maupun

Peraturan Menteri Agama RI No.13 tahun 2012 serta kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah. Namun

demikian masih ada beberapa hal yang belum sesuai prosedur yang ditetapkan

seperti halnya:

a. Pelaksanaan pembayaran setoran awal yang seharusnya dilaksanakan

pada saat sebelum pendaftaran jamaah haji khusus di Kantor Wilayah

Provinsi DKI Jakarta akan tetapi jamaah haji yang sudah memilih PIHK

baru melaksanakan setoran awal ketika sudah mendapatkan nomor porsi

dari Kantor Wilayah.

b. Pengambilan sidik jari (finger print) dan foto wajah jamaah haji masih

belum dilaksanakan di Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi DKI

Jakarta. Pendaftaran jamaah haji khusus masih diberlakukan sistem

Page 95: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

81

penugasan dari PIHK yang sudah dipilih oleh calon jamaah haji dengan

disertai Surat Tugas yang ditandatangani oleh Direktur PIHK dan jamaah

yang bersangkutan.

2. Sistem pembinaan jamaah haji di Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017 dilaksanakan dalam bentuk monitoring

(pengawasan). Sedangkan pelaksanaannya di lapangan, pembinaan jamaah

haji khusus dilakukan oleh pihak travel / Penyelenggara Ibadah Haji Khusus

(PIHK), dan bagi jamaah haji reguler dilaksanakan oleh Kementerian Agama

Kabupaten/Kota. Pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilayah adalah

dengan sistem random monitoring. Hal ini dilakukan dengan secara acak

memilih Kemenag Kab/Kota atau KUA Kecamatan yang sedang melakukan

pembinaan jamaah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2017 dari 6

Kabupaten/Kota yang masuk pada Provinsi DKI Jakarta hanya 1 KUA

Kecamatan dari masing-masing Kabupaten/Kota yang didatangi oleh pihak

Kantor Wilayah. Bentuk monitoring pembinaan jamaah haji dilakukan secara

langsung oleh Seksi Pembinaan Jamaah Haji dan Umrah Kanwil Kemenag

Provinsi DKI Jakarta. Dalam melaksanakan monitoring pembinaan jamaah

haji biasanya pihak Kanwil ditugaskan untuk menjadi pemateri penyampai

kebijakan pemerintah terkait penyelengaraan haji dan umrah.

Faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan pedaftaran dan

pembinaan jamaah haji Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta adalah sebagai berikut:

Page 96: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

82

a. Dalam pelaksanaan pendaftaran jamaah haji yang menjadi faktor

pendukung adalah regulasi pemerintah tentang penyelenggaraan haji,

SDM yang mumpuni dan didukung oleh sarana dan prasarana yang

memadai, serta dilaksanakan dengan transparan. Sementara faktor

penghambat pelayanan jamaah haji terletak pada sistem server

SISKOHAT yang sering offline secara tiba-tiba. Sehingga penginputan

data pada SISKOHAT sedikit terhambat.

b. Pada pelaksanaan pembinaan jamaah haji yang menjadi faktor

pendukung adalah regulasi pemerintah tentang penyelenggaraan haji,

didorong oleh kemampuan dan kemauan para petugas Kantor Wilayah

dalam melayani para tamu-tamu Allah SWT untuk mencapai syarat

wajib haji yakni istitha’ah ilmiyah (mampu dalam hal manasik ibadah

haji). Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pembinaan jamaah

haji adalah kesibukan dalam hal urusan pekerjaan para calon jamaah

haji sehingga sebagian jamaah tidak mengikuti program pembinaan.

Sedangkan dari segi usia calon jamaah haji didominasi oleh golongan

lansia sehingga kemampuan mereka dalam menerima materi

pembinaan dan bimbingan haji kurang dapat menerimanya.

Selanjutnya dengan dikembalikannya kuota haji Indonesia pada tahun

2017 yang tidak didukung dengan anggaran pengawasan menyebabkan

kinerja petugas pembinaan jamaah haji Kantor Wilayah kurang efektif,

sehingga pengawasan dan pengendalian bimbingan jamaah haji di

tingkat Kabupaten/Kota dan Kecamatan masih kurang maksimal.

Page 97: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

83

B. Saran

Dari data yang sudah dijelaskan di atas, dengan ini penulis memberikan

beberapa saran yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk

penyelenggaraan haji tahun kedepan:

1. Memperkuat fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta dan Sumber Daya Manusia (SDM) serta adanya Standart Operasional

Prosedur (SOP) mengenai pelayanan pendaftaran jamaah haji khusus dan

melakukan sosialisasi pendaftaran jamaah haji baik melalui media cetak

maupun media elektronik.

2. Menyampaikan edaran dan menghimbau kepada calon jamaah haji untuk

mengikuti pembinaan jamaah haji (bimbingan manasik haji) walaupun sudah

mengikuti pembinaan di KBIH, Karena setiap calon jamaah haji mempunyai

hak mengikuti pembinaan manasik haji yang diselenggarakan oleh

pemerintah.

3. Berpedoman pada regulasi kebijakan dalam pelaksanaan tugas pelayanan

jamaah haji, baik peraturan perundang-undangan yang bersumber dari UU

Penyelenggaraan Ibadah Haji maupun Peraturan Menteri serta kebijakan

teknis Dirjen PHU dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta. Selanjutnya merencanakan anggaran pengawasan pengendalian

dan pembinaan/bimbingan yang baik dan transparan serta dapat dipertanggung

jawabkan sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka tercapainya tujuan

jamaah haji untuk meraih haji yang mabrur.

Page 98: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal.Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2016.

Barata, Atep Adya. Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK. Bandung: Armico. 1999.

Basyuni, Muhammad Maftuh. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press, 2008.

Darminanto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta: YKPN. 2002

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Edisi ke-3 Cetakan ke-2. 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Edisi ke-3 Cetakan ke-2. 2002.

Depag RI. Qur’an Terjemah.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dinamika dan Prespektif Haji

Indonesia. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Peraturan tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Kementerian Agama Republik

Indonesia. 2012.

Dittman, Kevin C. Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley System Analysis and Design

Methods. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. 2001.

Ekotama, Suryono .Cara Gampang Bikin Standart Operating Prosedure Agar Roda

Usaha Lebih Tertata. Yogyakarta: Media Presindo. 2011.

Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 1997.

Herdiansyah, Haris.Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika,

2010.

Julianty, Rifka dan Dwi Prastowo Darminto. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:

YKPN. 2002.

Kartono, Ahmad.Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Jakarta:

Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 142 Tahun 2017

tentang Pedoman Pendaftaran Haji Khusus.

Page 99: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 161 Tahun 2017

tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama Kecamatan

Komaruddin. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Edisi IX. 2001.

Ladjamudin, Al-Bahra bin. Analisis dan Desain Sistem Infomasi. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2013.

Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan

ke-4. 2000.

Mulia, Siti Musdah dan Ahmad Thib Raya. Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam

Islam. Bogor: Prenada Media. 2003.

Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2009.

Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan. Manajemen Haji Studi Kasus Telaah

Implementasi Knowledge Workers. Jakarta: Zikrul Hakim. 2001

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 23 Tahun 2016 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 29 Tahun 2015 Tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler.

Peraturan tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.Jakarta: Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2012

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Qodratilah, Meity Takdir. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta Timur:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2011.

Rofi’i, Harun, dan Edi Mulyono. Panduan Praktis dan Terlengkap Ibadah Haji dan

Umrah. Yogyakarta: Safira. 2013.

Subianto, Ahmad.Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia. Cet. Ke-1. Jakarta:

YAKAMUS dan Gibon Books, 2016.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2010.

Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2010.

Page 100: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

Supranto.Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan

ke-3. 2006.

Surat Edaran Kementerian Agama Republik Indonesia tentang Pelaksanaan Bimbingan

Manasik Haji Tingkat Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Pembekalan

Ketua Regu dan Ketua Rombongan. Jakarta: Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2017.

Tambunan, Rudy M. Pedoman Penyusunan Standart Operating Prosedures

(SOP).Jakarta: Maistas Publishing. 2013.

Tantra, Rudy. Manajemen Proyek Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

2012.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Program

Strata 1 2013/2014. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Usman, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.

Aliyah, Nur Siti.“Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat

Terhadap Calon Jamaah Haji.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Iwan.“Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

terhadap Jamaah Haji Tahun 2009.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Muis, Ahmad. “Strategi Pelayanan Prima Kementerian Agama Jakarta Selatan Pada

Calon Jamaah Haji.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Nurdiani, Hajiah. “Implementasi Fungsi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter

Pada Laboratorium Amil Zakat Infak Sedekah Manajemen Dakwah.” Skripsi

S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2016.

Fahham, Achmad Muchaddam. “Penyelenggaraan Ibadah Haji: Masalah dan

Penanganannya.” Jurnal diakses pada 10 November 2016 dari

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/625/

Purbasa, Noer Indah. “Pelayanan Ibadah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota

Samarinda Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.”Jurnal diakses pada 21 November

Page 101: ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah

2016 dari http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2016/08/JURNAL_ARI%20(08-25-16-07-44-04).pdf

Yusni, Muhammad Ali. “ Studi Tentang Pelayanan Haji di Kementerian Agama Kota

Samarinda.” eJournal diakses pada 21 November 2016 dari

http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1260

Ali, Muhammad. “4 Faktor Penyelenggaraan Haji 2016 Sukses.” Artikel diakses pada

26 November 2016 dari http://m.liputan6.com/news/read/2604227/4-faktor-

penyelenggaraan-haji-2016-sukses

Syafrizal, Melwin. “Manajemen Profesional.” Jurnal diakses pada 12 November 2016

dari http://amikom.academia.edu/MelwinSyafrizal

https://bdkpadang/kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

680:rasyidulbasri&catid=41:top-headlines&Itemid=158, diakses pada hari

Kamis 5 Mei 2017 pukul 07.30