ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Ilza Rahmawaty NIM: 1113053000007 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H
101
Embed
ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48803...secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran jamaah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN
PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
DKI JAKARTA TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
Ilza Rahmawaty
NIM: 1113053000007
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI
MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH
DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
ANALISIS SISTEM PELAYANAN PENDAFTARAN DAN
PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ilza Rahmawaty
1113053000007
Pembimbing
Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si
NIP. 195408211979031001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ANALISIS SISTEM PELAYANAN
PENDAFTARAN DAN PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI PADA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA
PADA TAHUN 2017 telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 September 2017.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) pada program studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan
Umroh.
Jakarta, 25 September 2017
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. H. Suhaimi, M.Si
NIP. 196709061994031002
Drs. Sugiharto, MA
NIP. 196608061996031001
Anggota,
Penguji I
Drs. H. Mulkanasir, B.A., S.Pd., MM
NIP. 195501011983021001
Penguji II
Dra. Hj. Mastanah, M.Si
NIP. 19620817199032001
Pembimbing
Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si
NIP. 195408211979031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 September 2017
Ilza Rahmawaty
i
ABSTRAK
Analisis Sistem Pelayanan Pendaftaran dan Pembinaan Calon Jamaah Haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017
adalah skripsi karya Ilza Rahmawaty, 1113053000007, Program Studi
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah
bimbingan Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si.
Penyelenggaraan ibadah haji adalah pengelolaan, pengaturan dan
pengorganisasian pelayanan ibadah bagi jamaah haji dalam rangka mencapai tujuan
ibadah haji sejak keberangkatan, dalam perjalanan, selama di Arab Saudi sampai
dengan kepulangan mereka kembali di tanah air.
Sistem pendaftaran dan pembinaan memerlukan perhatian dan komitmen
yang kuat dari para penyelenggara haji sehingga calon/jamaah haji dapat menerima
dan merasakan kepuasan pelayanan yang diberikan, mulai dari pelayanan
pendaftaran haji, pelunasan biaya haji, keberangkatan embarkasi, sampai dengan
pelaksanaan ibadah di Arab Saudi.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem
pelayanan pendaftaran, sistem pembinaan, dan faktor pendorong serta penghambat
pelayanan pendaftaran dan pembinaan jamaah haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan pendekatan analisis
deskriptif, yaitu menggambarkan prosedur, aplikasi sistem pendaftaran dan
pembinaan jamaah haji yang diterapkan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Propinsi DKI Jakarta.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pendaftaran dan
pembinaan jamaah haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta sudah memenuhi standart pelayanan (SOP) yang telah ditentukan. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai upaya perbaikan penyelenggaraan ibadah haji dilakukan
secara berkesinambungan, antara lain, menyederhanakan tata cara pendaftaran
jamaah haji reguler, meningkatkan kualitas bimbingan ibadah dan meningkatkan
kualitas perlindungan jamaah haji.
Kata Kunci: Analisis, Sistem, Pendaftaran, Pembinaan, Jamaah Haji.
ii
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Hamdan wa syukronlillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, anugerah, serta kasih sayang-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Sistem
Pendaftaran dan Pembinaan Jamaah Haji pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta
umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan ajarannya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar sarjana sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi
Manajemen Dakwah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan kali ini penulis dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terimakasih terutama kepada
Ayahanda H. Muhammad Edy Sudarto dan Ibunda Hj. Ida Yati, yang telah
mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hati demi
masa depan seorang anak yang dicintainya baik secara materil maupun moril, serta
tidak pernah luput selalu menghantarkan lantunan doa kepada penulis. Dan
terimakasih pula kepada:
iii
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Raudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
dan Bapak Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan Studi pada
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
3. Dr. Sihabudin Noor, MA, selaku Dosen Penasehat Akademik, yang telah
membuka jalan saya menuju ujian seminar proposal skripsi dengan
menyetujui judul skripsi yang saya ajukan.
4. Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak membantu dan memberikan ilmu dan juga informasi dikala
penulis berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan agar
menghasilkan skripsi yang baik dan benar.
5. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua Sidang, Penguji I dan
II, Sekretaris, dan Pembimbing.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama
ini memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang telah
diberikan menjadi bermanfaat dan terbalaskan oleh kebaikan di dunia serta
di akhirat kelak. Amin.
iv
7. Seluruh staf Tata Usaha serta Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu mempermudah syarat administrasi, dll.
8. Seluruh staf Perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. Bapak H. Samsudin, S.Pdi, selaku Kepala Seksi SISKOHAT dan Bapak Nur
Triono, SE selaku Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah
Kemenerian Agama Provinsi DKI Jakarta beserta staf- stafnya yang telah
bersedia menjadi sumber informasi untuk penelitian ini.
10. Kakakku Elis Pusposari dan Om Sholeh, terimakasih atas segala naungan,
nasehat, perhatian, pertolongan, dan bimbingannya selama ini, terimakasih
telah bersedia berbagi segala duka, semoga Allah SWT selalu memberikan
kekuatan, kesehatan, dan keberkahan rizki.
11. Seluruh staf Wahana Haji Umrah yang selalu mendukung dan
menyemangati dalam rangka penyusunan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman MHU angkatan 2013 yang senantiasa mendukung dan
menyemangati dalam rangka penyusunan skripsi ini.
13. Rosita, Muhammad Naufal Rafiudin, Syifa Fauziyah, dan Mba Ana
Dzikriana terimakasih atas kebersamaan dan keharmonisannya selama ini,
atas segala dukungan dan semangatnya untuk selalu mengingatkan dan
teman yang selalu ada pada saat penulis butuh bantuan dalam penyelesaian
skripsi ini.
14. Muhammad Imam Rofii terimakasih atas kesediannya untuk selalu
mendampingi penulis dalam keadaan dan kondisi apapun, semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan kekuatan, kesehatan, dan kesuksesan.
v
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan ini dengan limpahan rahmat serta nikmat yang tiada terkira.
Dan semoga penulisan skirpsi ini memberikan manfaat yang positif kepada
semuanya.
Jakarta, 18 September 2017
Ilza Rahmawaty
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 9
F. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17
A. ANALISIS SISTEM PENDAFTARAN ........................................... 17
kembali di tanah air. Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji bagi
masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan oleh
Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang pengelolaan dan
pembiayaannya bersifat khusus pula. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus ini
dilaksanakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus yang telah mendapat
izin dari Menteri Agama.
Landasan Hukum penyelengaraan ibadah haji yang tertera
berdasarkan Al-Qur’an dalam Surah al-Hajj/17: 27-28 adalah sebagai berikut:
يق ن كل فج عمي ر يأتيني مي وأذن في الناسي بيالج يأتوك ريجاال وعلى كل ضامين بييمةي لييشهدوا منافيع لم ويذكروا اسم اللهي في أيام معلومات على ما رزق هم مي
ها ن ي األن عامي فكلوا مي وأطعيموا البائيس الفقي
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta
yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah
berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang
yang sengsara dan fakir.”
Pemahaman umat Islam akan tuntutan melaksanakan ibadah haji bagi
yang mampu telah mempengaruhi jumlah kuota jamaah haji di Indonesia.
Kuota adalah jatah yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi jamaah
haji setiap negara yang warganya diperbolehkan menunaikan ibadah haji.
Jumlah calon jamaah haji dari Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, sehingga kuota yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi
4
selalu tidak mencukupi sehingga muncullah waiting list yang kian
memanjang.
Kuota yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah
Indonesia pada tahun 2016 sejumlah 168.800 orang yang terdiri dari kuota
haji reguler sebanyak 155.200 orang dan kuota haji khusus sebanyak 13.600
orang.4 Jumlah ini didapatkan karena pengurangan yang dilakukan oleh
Pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia dan negara-negara lainnya sebanyak
20% dilakukan karena proyek rehabilitasi Masjidil Haram. Pada tahun 2017
kuota jamaah haji Indonesia dikembalikan oleh Pemerintah Arab Saudi
menjadi 221.000 orang yang terbagi ke dalam kuota haji reguler sebanyak
204.000 orang dan kuota haji khusus sebanyak 17.000 orang.5
Penetapan jumlah kuota masing-masing provinsi sudah dibahas secara
mendetail oleh Lukman Hakim Saifudin selaku Menteri Agama Republik
Indonesia. Semuanya telah dikembalikan sesuai dengan regulasi, yaitu
proporsi jumlah penduduk muslim dan daftar tunggu pada masing-masing
provinsi. Proporsi jumlah penduduk sudah tidak sesuai lagi dengan 1/1000
jumlah penduduk muslim dikarenakan jumlah kuota yang diberikan Arab
Saudi tidak berbanding lurus dengan tambahan jumlah penduduk muslim
Indonesia. Sehingga perlu disesuaikan proporsinya.6
4 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 210 Tahun 2016 tentang Penetapan
Kuota Haji Tahun 1437 H/2016 M. 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penetapan
Kuota Haji Tahun 1438 H/2017 M. 6 http://haji.kemenag.go.id Kemenag Tetapkan Kuota Haji Indonesia 2017 Capai 221.000
Jamaah, ditulis oleh Abdul Baasyir pada Rabu, 22 Februari 2017.
ketertiban dan kesejahteraan jamah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa
dikenakan biaya tambahan di luar BPIH yng telah ditetapkan.11
a. Pengertian Pembinaan
Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan Organisasi”
mendefinisikan bahwa pengertian pembinaan merupakan suatu tindakan,
proses, atau pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan juga merupakan
suatu strategi yang unik dari suatu sistem pambaharuan dan
perubahan (change). Selain itu pembinaan merupakan suatu pernyataan
yang normatif yakni menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan
yang berencana serta pelaksanaannya. Dan, pembinaan berusaha untuk
mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu perubahan dan pembaharuan
yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.12
b. Teknik Pembinaan
Teknik pembinaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks,
yang ditujukan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Teknik ialah
berhubungan dengan cara atau jalan bagaimana suatu kebijakan itu
dilakukan.
Teknik pembinaan bertujuan untuk mengetahui secara pasti arus
daripada informasi yang diperlukan, yang diperoleh dari suatu kegiatan
pembinaan yang berwujud data-data, dimana setiap orang terlibat lebih
11 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm 71-72 12 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), hlm. 16-17
29
mendetail dan telah dipraktekkan secara luas di dalam kegiatan pembinaan.
Teknik-teknik dalam suatu pembinaan yang fokusnya luas dan pada
umumnya berjangka panjang, seperti pendapat Mintzberg yang dikutip oleh
Alfonsus Sirait dalam bukunya Manajemen menggambarkan empat cara
mengenai teknik-teknik dalam suatu pembinaan, yaitu13 :
1) Teknik Adaptif (teknik yang berliku-liku).
Teknik yang sifatnya relatif dan terfragmentasi serta fleksibilitas,
yakni suatu teknik yang mampu berjalan berliku-liku dalam menghadapi
suatu hambatan.
2) Teknik Perencanaan (planning strategy).
Teknik ini memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang
jelas. Menurut teknik ini perencana tingkat puncak mengikuti suatu
prosedur sistematik yang mengharuskan menganalisis lingkungan dan
lembaga/organisasi, sehingga dapat mengembangkan suatu rencana untuk
bergerak ke masa depan.
3) Teknik Sistematik dan Terstruktur.
Teknik yang berdasarkan pilihan yang rasional mengenai peluang dan
ancaman yang terdapat di dalam lingkungan dan yang disusun begitu
rupa, supaya sesuai dengan misi dan kemampuan lembaga/organisasi.
4) Teknik Inkrementalisme Logis.
13 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), hlm. 18-19
30
Merupakan suatu teknik perencanaan yang mempunyai gagasan yang
jelas mengenai tujuan lembaga/organisasi dan secara informal
menggerakan lembaga/organisasi ke arah yang diinginkan. Dengan teknik
ini paling sesuai dengan situasi tertentu untuk mendorong
lembaga/organisasi secara tahap demi tahap menuju sasarannya.
Atas dasar itu, maka salah satu alternatif harus dipilih atau sudah
menentukan pilihannya daripada beberapa alternatif itu.
c. Strategi Pembinaan
Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode:
tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon dan
penerbitan buku-buku serta leaflet, sejak sebelum masa pendaftaran haji,
periode pendaftaran sampai dengan saat pemberangkatan, dalam perjalanan
diatas pesawat, selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air.
Materi pembinaan bagi jamaah haji dapat dikelompokkan dalam enam
bahasan pokok, yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan,
pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah Islamiyah dan
ibadah sosial.14
d. Materi Pembinaan
Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam
bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar
pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai
14 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji:Studi Kasus dan Telaah
dengan segmen jamaah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas
inisiatif jamaah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan sistem
bimbingan jamaah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah dan
dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan perjalanan
ibadah haji.
Penyampaian informasi tentang haji kepada massyarakat lebih
dtekankan pada pembentukan kualitas jamaah haji pemasyarakatan
kebijakan pemerintah dan menjaring masukan dari masyarakat bagi upaya
peningkatan pelayanan dan penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji dari
berbagai aspek. Penyampaian informasi dilaksanakan secara langsung
melalui ceramah, khutbah, konsultasi, tanya jawab dan simulasi yang
dilakukan oleh apparat Departemen Agama dan melalui tokoh agama dan
tokoh masyarakat, ormas-ormas Islam, majelis ta’lim, masjid dan pondok
pesantren. Selain itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi
disampaikan melalui media cetak elektronik, pameran, buku-buku dan
internet walaupun belum optimal. 15
e. Tahap-Tahap Pembinaan
Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:16
15 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji:Studi Kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), hlm. 72-73 16 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), hlm. 20
32
1). Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas
diri.
2). Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
3). Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan,
keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan
inovatif untuk mengantarkan pada kemadirian.
2. Pengertian Jamaah Haji
Pengertian jamaah haji menurut UU No.13 Tahun 2008 adalah warga
negara Indonesia yang beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk
menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.17
Dalam penelitian ini, calon jamaah haji adalah rombongan kaum muslimin
yang menunaikan ibadah haji (ke tanah suci Makkah) pada waktu yang
ditentukan dan dengan cara tertentu pula, dalam memenuhi perintah Allah dan
mengharapkan ridha-Nya.
Di Indonesia sendiri terdapat dua kata yang menjadi fokus
pengklasifikasian jamaah haji Indonesia yakni haji khusus dan haji reguler
adalah sebagai berikut:
17Peraturan tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2012), hlm.13
33
a. Jamaah haji khusus adalah setiap orang yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji yang pengelolan,
pebiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus sesuai persyaratan yang
ditetapkan.18
b. Jamaah haji reguler adalah Warga Negara Indonesia yang beragam
Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.19
3. Pengertian Haji
Haji menurut pengertian kamus Bahasa Indonesia adalah rukun Islam
yang kelima kewajiban ibadah yang harus dilakukan oleh orang Islam yang
mampu dengan mengunjungi Ka’bah di Masjidil Haram pada bulan haji dan
mengamalkan amalan-amalan haji seperti ihram, thawaf, sai, dan wukuf.20
Dalam ensiklopedia Islam, haji berarti menyengaja atau menuju dan
mengunjungi.21 Ia diambil dari etimologi bahasa Arab dimana kata haji
mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah
syara’, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk
melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a (tempat
18 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 142 Tahun 2017
tentang Pedoman Pendaftaran Haji Khusus. 19 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. 161 Tahun 2017
tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama Kecamatan. 20 Meity Takdir Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia, Untuk Pelajar, (Jakarta Timur: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), hlm. 152 21Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 61
34
sa’i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud dengan
waktu-waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Sedangkan amal ibadah tertentu ialah
thawaf, sa’i, wukuf, mabit di Muzalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan
lain-lain.22
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa haji harus dilakukan di
tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan dengan perbuatan-perbuatan
tertentu.23 Ibadah haji tidak dilakukan di sembarang tempat , di sembarang
waktu, dan dengan sembarang perbuatan. Apabila haji dilakukan dalam
keadaaan demikian itu maka bukanlah disebut haji.
4. Pembinaan Jamaah Haji
Pembinaan ibadah haji merupakan serangkaian kegiatan meliputi
penyuluhan dan pembimbingan jamaah haji. Bimbingan jamaah haji
dilakukan sejak sebelum keberangatan, selama dalam perjalanan dan selama
di Arab Saudi. Bimbingan sebelum keberangkatan dilakukan bagi jamaah
yang berhak melunasi BPIH dalam tahun berjalan. Bimbingan meliputi
manasik haji, perjalanan dan pelayanan haji, kesehatan serta hak dan
kewajiban jamaah haji.
Dalam rangka pembinaan ibadah haji, pemerintah berkewajiban
menetapkan mekanisme dan prosedur pembinaan ibadah haji, pedoman
22 Dinamika dan Prespektif Haji Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, 2010), hlm. 87 23 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam Islam,
(Bogor: Prenada Media, 2003), hlm. 228
35
pembinaan, tuntunan manasik, dan panduan perjalanan ibadah haji
sebagaimana amanat Undang-Undang No. 13 Tahun 2008. Selanjutnya
disebutkan pula dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2012
pasal 14 ayat (2) dan (3), bahwa bimbingan jamaah haji sebagaimana
dimaksud, dilakukan oleh petugas yang memenuhi persyaratan dan standart
yang ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya bimbingan jamaah haji
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi bimbingan
ibadah haji atau manasik haji, bimbingan perjalanan ibadah haji dan
bimbingan kesehatan.24
Kementerian Agama sebagai panitia penyelenggara haji dengan berbagai
program senantiasa berusaha memeberikan pelayanan yang terbaik kepada
jamaah sejak pendaftaran, sebelum dan sewaktu keberangkatan, dalam
perjalanan di pesawat, selama di Arab Saudi, sampai kepulangan ke tanah air
dan pasca haji. Selama di perjalanan jamaah haji didampingi oleh petugas
kloter (TPHI, TPIHI, dan TKHI serta para medis) dan non kloter. Disamping
bimbingan langsung juga diberikan dalam bentuk bimbingan tidak langsung
yang penyediaan buku-buku paket yang dijadikan tuntunan dan panduan
dalam pelaksanaan ibadah haji.25
Kegiatan pembinaan dan bimbingan jamaah haji diselenggarakan agar
calon jamaah haji mampu melaksanakan serangkaian ibadah haji dengan
24 PP No. 79 Tahun 2012 Pelaksanaan UU No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. 25https://bdkpadang/kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=680:ra
syidulbasri&catid=41:top-headlines&Itemid=158, diakses pada hari Kamis 5 Mei 2017 pukul 07.30
SISKOHAT adalah password atau identity card (kartu identitas) bagi
calon jamaah haji. Dengan memiliki nomor porsi seorang calon jamaah
haji dapat mengetahui kapan ia akan berangkat ke tanah suci.
Samsudin memaparkan bahwa pendaftaran haji khusus di Kanwil
Kemenag provinsi dapat dilaksanakan oleh PIHK yang sudah mempunyai
pin yang telah dikonfirmasi oleh sistem pada SISKOHAT. Ketika
pendaftaran haji khusus dilaksanakan oleh perwakilan PIHK maka pihak
PIHK akan datang ke Kanwil kemenag provinsi untuk mendaftarkan
calon jamaah haji khusus dengan membawa seluruh berkas kelengkapan
persyaratan haji khusus yang sudah ditandatangani oleh calon jamaah haji
khusus yang bersangkutan. Setelah PIHK mengisi formulir pendaftaran
yang disediakan oleh pihak Kanwil maka pihak Kanwil akan menginput
pin dari PIHK tersebut ke dalam SISKOHAT. Apabila nomor pin yang
diinput sudah benar maka akan keluar nomor porsi dari calon jamaah haji
khusus tersebut. Adakalanya nomor pin tidak keluar disebabkan Karena
PIHK belum memperpanjang masa izin operasional hajinya. Untuk tahun
2017 ini pelaksanaan pendaftaran haji melalui Kanwil sendiri sudah
berjalan lancar.6
6 Wawancara Pribadi dengan Samsudin Kepala Seksi Sistem Informasi Haji, Jakarta, 29
Agustus 2017
64
Gambar 4.1
Alur SISKOHAT
Sumber: Sub Bagian Informasi Dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil
Kemenag Profinsi DKI Jakarta.
3. Evaluasi dan Pelaporan Pelayanan Pendaftaran
Dalam setiap kegiatan baik itu berskala besar maupun berskala kecil,
ada beberapa aspek yang patut dilakukan agar kegiatan itu terlaksana dengan
hasil yang memuaskan, tidak terkecuali dalam proses penyelenggaraan ibadah
haji oleh pemerintah Indonesia.
Beberapa aspek tersebut tidak lain adalah dalam hal terkait
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, analisis data, dan
65
evaluasi. Dari keseluruhan proses tersebut, perencanaan adalah proses
penyusunan rencana strategis suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama
yang telah ditentukan. Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur
kerja sesuai dengan kemampuan setiap sumber daya manusianya (SDM).
Pelaksanaan adalah aplikasi dari tahap perencanaan dan pengorganisasian
sebagai langkah konkrit mencapai tujuan bersama. Pengawasan adalah proses
pemantauan kerja dalam melaksanakan ketiga tahap sebelumnya. Keempat
tahap tersebut adalah salah satu faktor utama dalam mengelola sebuah lemaga
atau organisasi selama mengadakan suatu kegiatan. Dalam melaksanakan
keempat tahap tersebut dapat diselingi dengan analisis SWOT yang berfungsi
untuk mengetahui kelemahan, kelebihan, kekuatan, dan ancaman baik dari
internal maupun eksternal terkait dengan perkembangan lembaga atau
organisasi.
Samsudin mengatakan bahwa pelaporan pendaftaran dilaksanakan
secara rutin setiap bulannya. Sedangkan untuk evaluasi dilaksanakan setelah
operasional penyelenggaraan haji tahun 2017 selesai. Pelaksanaan pelaporan
dan evaluasi dilaksanakan secara menyeluruh pada tingkat provinsi dan
nasional. Hasil dari pelaporan kegiatan pendaftaran akan dievaluasi dan
dijadikan bahan pertimbangan dalam langkah perbaikan manajemen
penyelenggaraan haji tahun kedepannya.7
B. Sistem Pembinaan Jamaah Haji
7 Wawancara Pribadi dengan Samsudin Kepala Seksi Sistem Informasi Haji, Jakarta, 29
Agustus 2017
66
1. Persiapan Pembinaan Jamaah
Pembinaan ibadah haji dilakukan dengan dua acara yaitu:
a. Bimbingan ibadah haji massal
1) 1 (satu) kali bimbingan manasik haji massal
2) 1 (satu) kali bimbingan manasik haji pembentukan dan pembekalan
Karu (Ketua Regu) dan Karom (Ketua Rombongan)
Dalam proses ini Kementerian Agama Kabupaten/Kota sangat
berperan aktif dalam memberikan pengarahan kepada para calon jamah
haji tentang manasik haji. Akan tetapi, masih ada calon jamaah haji
yang mengikuti bimbingan manasik haji yang didirikan oleh lembaga
keagamaan, perorangan, atau yayasan yang bertujuan memberikan bekal
kepada calon haji ketika masih berada di tanah air dan bimbingan
sampai ke tanah suci. Bimbingan yang dilakukan oleh lembaga di luar
kementerian agama kota memang sangat diperlukan, karena akan
memberikan keleluasaan calon haji dalam membentuk kelompok,
melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya, dan waktu manasik
yang relative lama sehingga mampu melaksanakan ritual haji secara
mandiri.
Dalam bimbingan manasik haji ini, memang di harapkan
membentuk adanya Karu (Ketua Regu) dan Ketua Rombongan (Karom)
67
agar mempermudah dalam pelaksanaan koordinasi pada saat di tanah
suci.8
b. Bimbingan calon jamaah haji
Realisasi pelaksanaan pembekalan terhadap jamaah calon haji
DKI Jakarta tahun 1438 H/2017 M dilakukan sebanyak 2 kali massal
dan 6 kali manasik kelompok meliputi:
1) Bimbingan massal dilaksanakan 2 (dua) kali
2) 6 (enam) kali bimbingan manasik kelompok (teori) di KUA
Kecamatan
3) Pelatihan Ketua Regu (Karu) dipilih dari pengelompokan Ketua
Rombongan (Karom) yang terdiri dari 9/10 orang, sedangakan
karu sendiri terdiri dari kelompok karom yang terdiri dari 45/50
orang. Dalam hal ini karu dan karom perlu dibimbing dalam
rangka memantapkan manasik dan pembentukan regu dan
rombongan, dan sekaligus pembentukan kloter. Adapun materi
pelatihan meliputi; kebijakan pemerintah dalam operasional
penyelenggaraan haji, tugas pokok, fungsi dan uraian tugas ketua
8 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 19 Juli 2017
68
regu dan rombongan, bimbingan manasik haji, bimbingan
kesehatan.9
2. Tahapan Pembinaan Jamaah
a. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kab/Kota
Bimbingan dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan yaitu 2 (dua)
kali oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Khusus untuk
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
sebanyak 8 kali yaitu 2 (dua) kali oleh Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota. Bimbingan/manasik untuk Ketua Regu (Karu) dan
Ketua Rombongan (Karom) dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali
pertemuan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.10
b. Pembinaan Jamaah di Tingkat Kecamatan
Bimbingan dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan yaitu 8 (delapan)
kali oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan. Khusus untuk wilayah DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebanyak 8 kali yaitu
6 (enam) kali oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan.11
3. Pelaksanaan Pembinaan Jamaah
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan pembinaan jamaah haji bukan sebagai pihak pelaksana, akan
tetapi bertindak sebagai pengawas (monitoring) terhadap pelaksanaan
9 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 19 Juli 2017 10 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman
Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 12 ayat (1), (2) dan (3). 11 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman
Bimbingan Manasik tahun 2017 pasal 12 ayat (1) dan (2).
69
kegiatan pembinaan jamaah haji di wilayah DKI Jakarta. Provinsi DKI
Jakarta sendiri menaungi 6 Kemenag Kabupaten/Kota yaitu; Jakarta Timur,
Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan
Seribu dan 44 KUA Kecamatan.
Pada periode tahun 2017, Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta
secara teknis melakukan pengawasan pembinaan jamaah haji / bimbingan
manasik haji secara acak ke Kemenag Kabupaten/Kota dan KUA
Kecamatan. Jadi hanya diambil 1 dari beberapa jumlah KUA Kecamatan
yang berada dalam wilayah Kabupaten/Kota untuk di-monitoring secara
langsung oleh pihak Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta. Dari jadwal
yang sudah ditetapkan oleh Kemenag Pusat untuk pelaksanaan bimbingan
manasik mulai dari tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat KUA Kecamatan
dipilih secara random (acak) untuk didatangi oleh pihak Kanwil. Ketika
pelaksanaan monitoring pihak Kanwil bertugas sebagai pemateri baik untuk
pemateri bimbingan manasik ibadah haji dan mengenai regulasi pemerintah
tentang penyelenggaraan ibadah haji. Pada tahun 2017 adakalanya Kanwil
juga berperan sebagai pemateri bidang kesehatan. Hal ini disebabkan karena
tidak tersedianya anggaran monitoring pada Kanwil oleh pemerintah.
Sehingga, pelaksanaannya pun tidak semaksimal tahun kemarin yang 50%
KUA Kecamatan dibawah lingkup satu Kabupaten/Kota dapat termonitor
dengan baik pelaksanaan pembinaannya.12
12 Wawancara Pribadi dengan Triyono Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Jakarta 6
September 2017
70
a. Jadwal dan Sarana Pembinaan Jamaah Haji
Kegiatan pembinaan jamaah haji dan pembekalan Karu dan Karom
secara nasional dimulai tanggal 29 April 2017. Dalam hal ini Bidang
Penyelenggara Haji dan Umrah pada Kanwil Kemenag Provinsi
menyampaikan hanya bertugas jadwal kegiatan bimbingan manasik
tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan serta pembekalan bagi