Top Banner
ANALISIS SISTEM AKUNTANSI UTANG PERUSAHAAN PERORANGAN “PUTRA RIGEN” Dosen Pembimbing : Adi Firman Ramadhan SE,MAk,Ak Disusun oleh : Rahajeng Putri Andini (F3311101) Rahardiani Vyatra (F3311102) Vashti Tiffana Mirza (F3311122) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
33

Analisis Sistem Akuntansi Utang

Oct 27, 2015

Download

Documents

menganalisis sistem akuntansi utang pada perusahaaan manufaktur
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Sistem Akuntansi Utang

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI UTANG

PERUSAHAAN PERORANGAN “PUTRA RIGEN”

Dosen Pembimbing : Adi Firman Ramadhan SE,MAk,Ak

Disusun oleh :

Rahajeng Putri Andini (F3311101)Rahardiani Vyatra (F3311102)Vashti Tiffana Mirza (F3311122)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Analisis Sistem Akuntansi Utang

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan Allah SWT penulis panjatkan karena atas

berkat,rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini,dengan

judul analisis system akuntansi utang pada perusahaan perorangan Putra Rigen.

Dalam penulisan laporan observasi ini tentu penulis tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada bapak Adi

Firman Ramadhan SE,MAk,Ak selaku dosen pengampu mata kuliah system informasi

akuntansi yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan,serta kepada para orangtua

kami yang selalu tiada henti memberikan dukungan dan doa yang tak pernah putus serta

seluruh pihak yang terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan observasi ini.

Tim penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan

observasi ini,dan berharap laporan ini dapat membantu dan berguna,kritik dan saran tim

penulis harapkan demi sempurnanya laporan observasi ini.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

Page 3: Analisis Sistem Akuntansi Utang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

B. Gambaran umum perusahaan

C. Gambaran umum operasional pencatatan utang

D. Evaluasi system akuntansi utang pada perusahaan Putra Rigen

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Analisis Sistem Akuntansi Utang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

System informasi pada saat ini diperlukan untuk menunjang jalannya

operasional sebuah perusahaan. Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah

perusahaan untuk memiliki sebuah system yang cukup canggih. System informasi

dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang falid dan akurat untuk perusahaan

sehingga akan mempermudah dan menghasilkan keuntungan bagi sebuah perusahaan.

System informasi akuntansi dalam perusahaan sangat diperlukan dalam jalannya

operasional sebuah perusahaan. System informasi akuntansi sekarang ini dibutuhkan

oleh banyak bidang usaha guna membantu kelancaran bidang udasa itu sendiri tidak

hanya sekedar membantu untuk otomatisasi proses system pada usaha tersebut,tetapi

hingga pelaporan keuangan dan analisa pelaporanjuga dapat dilakukan,karena selain

waktu yang lebih singkat yang dibutuhkan agar pelaporan yang diterbirkan,ketepatan

serta keakuratan juga sangat diperlukan guna menunjang suatu laporan yang sangat

baik. Sehingga system informasi akuntansi yang baik diperlukan oleh suatu

perusahaan untuk menghasilkan informasi yang akurat dan falid.

Dalam operasional perusahaan system informasi akuntansi utang juga sangat

diperlukan terkait berhubungan dengan system akuntansi pembelian,kedua system ini

sangat erat terkait. Dalam sebuah perusahaan diperlukan system akuntansi utang yang

baik guna melihat bagaimana prosedur penjalanan utang,retur pembelian,fungsi yang

berjalan terkait system akuntansi utang. Akan tetapi pada kenyataannya seringkali

terdapat masalah pada jalannya system informasi akuntansi karena belum optimalnya

penerapan system akuntansi utang yang ada dalam sebuah perusahaan. Seringkali

terjadi masalah yang disebabkan karena kurangnya pengoptimalan system akuntansi

utang seperti kesulitan dalam menilai kinerja pemasok,kesulitan dalam memonitoring

adanya retur pembelian dan lain-lain.

Page 5: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang suatu system akuntansi utang

maka diadakan observasi langsung pada sebuah perusahaan perorangan Putra Rigen di

Karanganyar,Klego,Boyolali mengenai system akuntansi utang yang diterapakan pada

perusahaan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum perusahaan perorangan Putra Rigen?

2. Bagaimana gambaran umum system akuntansi utang perusahaan Putra Rigen?

3. Bagaimana evaluasi terkait system akuntansi utang yang dijalankan oleh

perusahaan perorangan Putra Rigen.

C. Tujuan

1. Mengidentifikasi gambaran umum perusahaan perorangan Putra Rigen.

2. Mengidentifikasi gambaran umum system akuntansi utang perusahaan perorangan

Putra Rigen.

3. Mengidentifikasi evaluasi terkait system akuntansi utang yang dijalankan oleh

perusahaan perorangan Putra Rigen.

Page 6: Analisis Sistem Akuntansi Utang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

I. System Akuntansi Utang

Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang/kewajiban perusahaan

timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan/rekening utang. Utang

muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena itu sistem

akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan utang dan prosedur

distribusi pembelian. Terdapat dua prosedur pencatatan utang:

a. Account Payable Procedure

Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur adalah:

1) Faktur dari pemasok

2) Kwintasi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau

tembusan pemberitahuan ( remittance advice) yang dikirim pemasok

yang keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah:

1) Kartu utang,digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.

2) Jurnal pembelian,digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.

3) Jurnal pengeluaran kas,digunakan untuk mencatat transaksi

pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai

berikut:

Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar:

1) Faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar.

2) Informasi dalam jurnal pembelian kemudian diposting kedalam kartu

utang diselenggarakan untuk setiap kreditur.

Pada saat jumlah dalam faktur dibayar:

1) Cek dalam jurnal pengeluaran kas.

2) Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan

pembayaran utang diposting kedalam kartu utang.

b. Voucher Payable Procedures

Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah:

1. Bukti kas keluar.

Page 7: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Formulir ini mempunyai tiga fungsi:

1. Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan

pengeluaran kas sesuai tercantum didalamnya.

2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan

pembayarannya(sebagai remittance advice).

3. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau

distribusi lain.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah

sebagai berikut :

1. Register bukti kas keluar(voucher register).

2. Register cek(check register).

Procedure pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi

menjadi berikut:

a) One – Time Voucher Procedures

One – Time Voucher Procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. One time voucher procedures dengan dasar tunai ( cash basic)

Dalam procedure ini,faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari

pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh

temponya.

b. One time voucher procedures dengan dasar waktu( accrual basis)

Dalam prosedur ini,pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari

pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang,yang

kemudian atas dasar dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi

pembelian dalam register bukti kas keluar( voucher register).

Page 8: Analisis Sistem Akuntansi Utang

b) Build – Up Voucher procedures

Dalam prosedur ini,satu set voucher dapat digunakan untuk menampung

lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini,arsip bukti kas keluar

yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggerakan atas

dasar waktu(accrual basis).

II. System Retur Pembelian

Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian

barang yang sudah dibeli kepada pemasok. Karena adanya ketidakcocokan dengan

spesifikasi yang tercantm dalam surat order pembelian, barang mengalami

kerusakan dalam pengiriman yang dijanjikan oleh pamasok.

a. Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dalam system retur pembelian adalah:

1. Fungsi gudang

2. Fungsi pembelian

3. Fungsi pengiriman

4. Fungsi akuntansi

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam system retur pembelian adalah:

1. Memo Debit.

2. Laporan pengiriman barang.

c. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi retur pembelian

1. Jurnal retur pembelian atau penjualan umum.

2. Kartu persediaan.

3. Kartu uang.

d. Jaringan prosedur yang membentuk system retur pembelian

1. Prosedur perintah retur pembelian

Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian kepada fungsi

pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah diterima oleh

fungsi pengiriman (dalam sistem akuntansi pembelian). Dokumen yang

digunakan adalah memo debit.

Page 9: Analisis Sistem Akuntansi Utang

2. Prosedur pengiriman barang

Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pemasok sesuai dengan

perintah retur pembelian yang tercantum dalam memo debit.

3. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan retur pembelian dan menyelenggarakan pencatatan

berkurangnya utang dalam kartu utang atau mengarsipkan dokumen memo

debet sebagai pengurangan utang.

e. Unsure pengendalian intern organisasi

1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi yang

lain. Tidak ada transaksi retur pembelian yang dilaksanakan secara

lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut. System otorisasi dan prosedur

pencatatan.

3. Memo debet untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian.

4. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi

pengiriman barang.

5. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan pada

memo yang didukung dengan laporan pengiriman barang.

6. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi praktik

yang sehat.

7. Memo debit untuk retur bernomor urut tercetak dan pemakainnya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.

8. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggung jawabkan oleh fungsi pengiriman.

9. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik

direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.

Page 10: Analisis Sistem Akuntansi Utang

B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan perorangan Putra Rigen didirikan pada tahun 1990. Putra Rigen

bergerak dibidang penjualan barang-barang material dan bangunan. Putra Rigen

berlokasi di Raya Klego-Karanggede,kelurahan Karanganyar kecamatan

Klego,Boyolali. Pada awal berdiri Putra rigen hanya merupakan cabang

perusahaan perorangan Putri Rigen dimana pemiliki dari Putri Rigen adalah ayah

dari pemilik Putra Rigen. Awal berdiri Putra rigen hanya menepati sebuah ruko

kecil. Pada awal didirikan pelanggan masih sedikit,bahkan pelanggan yang berada

di luar kecamatan belum ada. Akan tetapi sejak awal tahun 2000 Putra Rigen

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ruko yang dimiliki pun semakinluas

dan besar,stok barang dagangan pun semakin banyak dan beragam.

2. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik

lancar,efektif dan efisien bila terdapat pembagian tgas,pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab setiap bagian secara jelas yang digambarkan dalam struktur

organisasi. Dengan adanya struktur organisasi,hubungan antara yang memimpin

dan yang dipimpin berjalan menurut suatu system yang dianut oleh

perusahaan,yaitu apakah pimpinan perusahaan langsung berhubungan dengan

bawahannya.

Page 11: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Bagian penyimpananBagian penyediaan Bagian pemesanan

Direktur

Divisi gudang Divisi pembelian Divisi penjualan Divisi administratif

Bagian akuntansi Bagian pengeluaran

Petty cash

Bagian finance

Jurnal

Account payable

Kasir Account recevaible

Struktur organisasi dari Putra Rigen sebagai berikut :

3. Wewenang dan Tanggung Jawab

Wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada

perusahaan Putra rigen adalah :

1) Direktur

a. Menetapkan pengambilan keputusan.

b. Mengawasi dan menerima laporan pertanggung jawaban dari setiap

bagian.

c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.

d. Menetapkan strategi dan kebijkan perusahaan.

2) Devisi Pembelian

a. Bagian Pemesanan

Melaksanakan pembelian persediaan.

Memilih para pemasok yang dapat dipercaya untuk kebutuhan

persediaan barang. Harus diperhatikan segi kualitas dan harga barang

dari pemasok tersebut.

Page 12: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Mengatur pembelian dan bernegosiasi dengan pemasok.

b. Bagian Penyediaan

Membuat anggaran persediaan barang yang disetujui direktur.

Menentukan jenis barang yang harus dibeli sesuai dengan persetujuan

direktur.

3) Devisi gudang

a. Bagian penyimpanan

Membuat surat permohonan untuk pengadaan barang.

Menangani dan mencatat persediaan barang.

Bertanggung jawab dalam memelihara kondisi fisik barang.

Menerima persediaan barang dari pemasok.

Melakukan retur atas barang rusak kepada pemasok.

b. Bagian pengeluaran

Mengirimkan barang kepada pembeli.

Mengirimkan kembali barang rusak yang akan diretur kepada

pemasok.

Menjaga barang yang dikirim dengan kondisi baik dan tiba tepat

waktu.

4) Devisi Penjualan

a. Melayani pelanggan yang melakukan order.

b. Memproses order dari pelanggan lebih lanjut.

c. Menjalin dan membina hubungan yang baik dengan pelanggan.

d. Mengkonfirmasikan ke bagian gudang, apakah barang dapat dipenuhi.

5) Devisi Administrasi

a. Bagian Akuntansi

Account Payable

Mencatat utang perusahaan

Membuat laporan utang.

Account Receivable

Mencatat piutang perusahaan.

Membuat laporan piutang.

Jurnal

Membuat jurnal umum dan jurnal khusus atas setiap transaksi yang

terjadi dalam perusahaan.

Menyiapkan laporan keuangan perusahaan.

Page 13: Analisis Sistem Akuntansi Utang

b. Bagian Finance

Kasir

Melaksanakan kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas.

Melakukan pembayaran gaji terhadap semua karyawan.

Melakukan pembayaran untuk pembelian persediaan.

Menerima pembayaran dari pelanggan.

Petty Cash

Melakukan pencatatan terhadap setiap penerimaan dan pengeluaran

kas kecil yang terjadi dalam perusahaan.

Membuat anggaran atas penggunaan kas kecil.

C. Gambaran Umum Operasional Pencatatan Utang

Dalam operasional pembelian Putra Rigen mereka menetapkan tingkat

persediaan minimal untuk melakukan pemesanan kembali kepada pemasok pembelian

dilakukan oleh bagian pembelian karena adanya permintaan dari bagian

gudang,karena persediaan yang ada digudang tidak mencukupi order pemesanan dari

konsumen.

Pembelian dilakukan paling banyak dengan cara kredit,dengan jangka waktu

pembayaran 30 sampai dengan 60 hari. Apabila pembelian dilakukan dengan

pemasok yang telah sering bertransaksi dengan perusahaan,biasanya perusahaan

mendapat potongan pembelian dari pemasok. Apabila barang yang diterima

perusahaan dalam kondisi rusak atau tidak sesuai dengan pesanan,maka perusahaan

dapat melakukan retur kepada pemasok yang bersangkutan. Retur pembelian dapat

dilakukan langsung pada hari yang sama atau selambat-lambatnya tujuh hari setelah

barang diterima dari pemasok.

Page 14: Analisis Sistem Akuntansi Utang

1. Prosedur Pencatatan Utang

Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan dalam perusahaan saat melakukan

kegiatan pencatatan utang :

1.) Bagian penyimpanan menerima kiriman barang yang dipesan dari pemasok

disertai dengan surat pengantar yang dikeluarkan pemasok.

2.) Bagian penyimpanan membandingkan Surat Order Pembelian rangkap kedua

dengan surat pengantar, kemudian memeriksa secara fisik kiriman barang yang

diterimanya dengan yang tercantum di dalam surat pengantar.

3.) Jika surat pengantar dan barang dengan Surat Order Pembelian rangkap kedua

tidak sesuai, maka akan dilakukan konfirmasi ulang kepada pemasok.

4.) Jika surat pengantar dan barang dengan Surat Order Pembelian rangkap kedua

ternyata sesuai, kemudian bagian penyimpanan mencatatkan barang yang diterima

ke dalam kartu gudang.

5.) Bagian penyimpanan juga membuat Laporan Penerimaan Barang berdasarkan

barang yang diterima, yang dibuat dalam tiga rangkap, rangkap pertama diberikan

kepada bagian jurnal, rangkap kedua diberikan kepada bagian utang dan rangkap

ketiga disimpan sebagai arsip di bagian penyimpanan sendiri beserta Surat Order

Pembelian rangkap kedua dan surat pengantar .

6.) Bagian pemesanan menerima faktur dari pemasok dan akan memeriksanya

dengan Surat Order Pembelian rangkap ketiga.

7.) Jika faktur dengan Surat Order Pembelian rangkap ketiga tidak sesuai,akan

dilakukan konfirmasi ulang kepada pemasok.

8.) Jika faktur dengan Surat Order Pembelian rangkap ketiga sesuai, maka Surat

Order Pembelian rangkap ketiga akan diarsip, dan Faktur akan diserahkan ke

bagian jurnal.

9.) Selanjutnya bagian jurnal akan membandingkan harga yang tertera pada faktur

dari pemasok dan Laporan Penerimaan Barang rangkap pertama,apabila tidak

sesuai, maka akan dilakukan konfirmasi ke bagian pemesanan. Apabila telah

sesuai maka bagian jurnal akan mencatatnya dalam jurnal pembelian. Selanjutnya,

faktur dari pemasok akan di serahkan ke bagian utang serta Laporan Penerimaan

Barang rangkap pertama disimpan sebagai arsip.

10.) Selanjutnya bagian utang berdasarkan faktur dan Laporan Penerimaan Barang

rangkap kedua akan mencatat ke dalam buku utang. Faktur dari pemasok serta

Laporan Penerimaan Barang rangkap kedua disimpan sebagai arsip sampai

pembayaran dilakukan.

Page 15: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Surat Pengantar

SOP 3

SOP 2

SOP

3

2

Laporan 1 Penerimaan Barang

Surat Pengantar

SOP3

SOP 2

SOP1

Faktur

SOP 2

Bagian Penyimpanan Bagian Pemesanan

Mulai

Membandingkan SOP & SP dan

Memeriksa barang

Konfirmasi ulang

1

N

3

1

Membandingkan SOP & faktur

Konfirmasi ulang

N2

Tidak sesuai

Sesuai

Kartu Gudang

2

FakturSOP 3

Tidak sesuai

Sesuai

Page 16: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Faktur

Laporan 1 Penerimaan Barang 2

Faktur

Laporan 1 Penerimaan Barang 2

Bagian Jurnal Bagian Utang

2

Membandingkan Faktur dan LPB

3

N

Jurnal Pembelian

3

FakturLaporan 2 Penerimaan Barang

2

3

Mencatat

Faktur

Laporan 2 Penerimaan Barang

2

N

Buku Utang

Konfirmasi ulang

Tidak sesuai

Sesuai

Page 17: Analisis Sistem Akuntansi Utang

SOP 2

Laporan 3 Penerimaan Barang

4

3

2

Surat Retur 1 Barang

2

Surat Retur 1 Barang

2

Surat Retur 1 Barang

2. Prosedur Retur Pembelian

Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan di dalam perusahaan pada saat melakukan

kegiatan retur pembelian:

1. Apabila terdapat barang yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, maka berdasarkan

Surat Order Pembelian rangkap kedua dan Laporan Penerimaan Barang rangkap ketiga,

bagian penyimpanan akan membuat Surat Retur Barang sebanyak lima rangkap, rangkap

pertama dan kedua untuk diberikan kepada bagian pengeluaran, rangkap ketiga untuk

bagian jurnal, rangkap keempat untuk bagian utang, dan rangkap kelima digunakan untuk

mengurangi stok dalam kartu gudang, kemudian disimpan sebagai arsip di bagian

penyimpanan.

2. Selanjutnya Surat Retur Barang rangkap pertama beserta barang akan dikirim kembali

kepada pemasok oleh bagian pengeluaran. Sedangkan Surat Retur Barang rangkap kedua

akan dimintakan otorisasinya ke pemasok yang kemudian di arsip oleh bagian

pengeluaran.

3. Selanjutnya bagian jurnal berdasarkan Surat Retur Barang rangkap kedua akan mencatat

ke jurnal umum.

4. Selanjutnya bagian utang berdasarkan Surat Retur Barang rangkap ketiga, akan mencatat

ke buku utang atas jumlah utang yang dikurangi.

Bagian Penyimpanan Bagian Pengeluaran

Mulai

Membuat Surat

2

1

3

N

1

Meminta otorisasi ke pemasok

N

Page 18: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Bagian Jurnal Bagian Utang

3. Prosedur Pembayaran Utang dan Pengeluaran Kas

Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan di dalam perusahaan pada saat

melakukan kegiatan pembayaran utang dan pengeluaran kas:

1. Bagian utang pada saat utang jatuh tempo, berdasarkan faktur, Laporan

Penerimaan Barang rangkap kedua, dan Surat Retur Barang rangkap ke empat

akan membuat Bukti Pengeluaran Kas sebanyak 3 rangkap.

2. Bukti Pengeluaran Kas rangkap pertama beserta faktur, Laporan Penerimaan

Barang rangkap kedua, dan Surat Retur Barang rangkap ke empat akan di

serahkan ke kasir. Bukti Pengeluaran Kas rangkap kedua akan diserahkan ke

bagian jurnal, sedangkan Bukti Pengeluaran Kas rangkap ketiga akan

disimpan sebagai arsip.

3. Berdasarkan Bukti Pengeluaran Kas rangkap pertama beserta faktur,Laporan

Penerimaan Barang rangkap kedua, dan Surat Retur Barang rangkap ke empat,

kasir akan menyiapkan cek dan meminta otorisasi ke direktur. Setelah itu cek

dikirim ke pemasok. Bukti Pengeluaran Kas rangkap pertama di arsip. Faktur

di cap lunas, lalu diserahkan ke bagian jurnal dan Laporan Penerimaan Barang

2

Surat Retur 3 Barang

Jurnal Umum

3

Surat Retur 4 Barang

Buku Utang

Menghitung dan Mengurangi

utang

Page 19: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Faktur

Laporan 2 Penerimaan Barang 2

3

2

Bukti Pengeluaran Kas 1 2

Surat Retur Barang

Faktur

Laporan 2 Penerimaan Barang 2

Surat Retur Barang 4

Laporan 2 Penerimaan Barang 2

Faktur

Laporan 2 Penerimaan Barang 2

rangkap kedua besertaSurat Retur Barang rangkap ke empat diserahkan

kembali kepada bagian utang.

4. Bagian jurnal berdasarkan Bukti Pengeluaran Kas rangkap kedua dan faktur

yang telah di cap lunas akan mencatat ke jurnal pengeluaran kas.Bukti

Pengeluaran Kas rangkap kedua kemudian diarsip. Faktur diserahkan kembali

ke bagian utang.

5. Bagian jurnal berdasarkan Bukti Pengeluaran Kas rangkap ketiga dan faktur

yang telah di cap lunas, akan mencatatnya ke dalam buku utang. Kemudian

mengarsipkan Bukti Pengeluaran Kas rangkap ketiga dan faktur.

Bagian Utang Kasir

Bukti Pengeluaran Kas 1 Surat Retur Barang

3

Surat Retur 4 Barang

Membuat Bukti Pengeluaran Kas

2

1

N

3

N

1

Menyiapkan cek dan Meminta otorisasi ke

direktur

Bukti Pengeluaran Kas 1 Surat Retur Barang

2

3

Laporan Penerimaan Barang 2

Faktur

Cek N

Page 20: Analisis Sistem Akuntansi Utang

Surat Retur Barang 4

Laporan 2 Penerimaan Barang 2

Bagian Jurnal

D. Evaluasi Sistem Akuntansi Utang

Melalui analisa yang dilakukan dapat disimpulkan perusahaan perseorangan

Putra Rigen terdapat beberapa masalah terkait system akuntansi utang yang

diterapkan. Beberapa masalah tersebut diantaranya adalah :

1. Pemisahan fungsi antara bagian penerimaan barang dan penyimpanan barang

tidak ada. Sehingga untuk proses penerimaan barang dan penyimpanannya

dilakukan oleh satu fungsi hal ini dapat menyebabkan adanya penyimpangan

berupa kolusi.

2. Tidak adanya surat order yang diterimaoleh bagian jurnal dan utang sehingga

dapat menimbulkan peluang untuk berbuat curang antara bagian pemesanan dan

pemasok. Karena surat order merupakan bagian penting untuk pembuatan jurnal

pembeliaan.

3. Tidak adanya laporan dari bagian penerimaan barang kepada bagian pemesanan

berupa laporan sehingga sulit untuk melakukan pencocokan faktur dengan barang

yang sudah diterima.

2

N

Buku Utang

Page 21: Analisis Sistem Akuntansi Utang

4. Perusahaan seringkali kehilangan kesempatan untuk mendapatkan termin karena

kurangnya informasi terhadap jangka waktu tempo pembayaran agar mendapatkan

diskon,hal ini membuat perusahaan sering kali membayar utang melampaui

tanggal dimana termin diberikan.

5. Karena tidak adanya surat order pembelian yang diberikan kepada bagian

akuntansi dapat membuka peluang terjadinya pengeluaran kas yang tidak sesuai

dengan kebutuhan perusahaan karena bisa saja bukti kas keluar dibuat berdasarkan

faktur yang tidak sesuia dengan order.

Page 22: Analisis Sistem Akuntansi Utang

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perusahaan Perorangan Putra Rigen melakukan usaha dibidang penjualan barang

material dan bangunan yang system pembelian bahan material dan bangunannya

dilakukan secara kredit.

2. Apabila barang rusak terdapat retur pembelian yang akan mengurangi saldo utang.

3. Terdapat beberapa maslah terkait system akuntansi utang yang terdapat di Putra

Rigen seperti diantaranya adalah tidak adanya surat order pembelian yang

diserahkan dari bagian penyimpanan kepada bagian akuntansi. Sehingga sulit

untuk dilakukan pencocokan.

4. Tidak adanya pemisahan fungsi antara bagian penyimpanan dengan bagian

penerimaan barang.

5. Bukti kas keluar tidak dibuat berdasrkan surat order pembelian akan tetapi hanya

faktur sehingga dapat menimbulkan peluang pengeluaran kas yang tidak sesuai.

6. Kurangnya informasi terkait diskon untuk pembayaran utang sehingga perusahaan

sering kali kehilangan kesempatan untuk mendapatkan diskon.

B. Saran

1. Hendaknya bagian jurnal dan utang menerima surat order pembelian agar

terjadinya pengendalian internyang baik dan menghindari kerugian Negara.

2. Fungsi penyimpanan dan penerimaan barang hendaknya dipisahkan agar tidak

memicu tidakan kong kalikong.

3. Hendaknya bagian utang mengarsipkan sendiri beberapa arsip terkait surat order

pembelian,retur pembelian,dan lain-lain untuk mengatur agar bukti kas keluar

dibuat berdasarkan data yang valid.

4. Hendaknya terdapat sebuah system yang berfungsi untuk mengingatkan tanggal

jatuh tempo pembayaran utang sehingga tidak terjadi kehilangan kesempatan

untuk mendapatkan utang.

Page 23: Analisis Sistem Akuntansi Utang

DAFTAR PUSTAKA

Edi, Pratono (2012). Sistem Akuntansi Utang. Dilihat pada tanggal 12 desember 2012.

http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-utang.html

Mulyadi (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Romney, Steinbart (2008). Accounting System Information. Prentice Hall Business Publishing