ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR
MEREK SANEX DAN KANZEN DI KOTA MALANG The Analysis Of Customers
Attitude In Decision Making Of Purchasing Sanex And Kanzen Branded
Motorcycle In Malang Regency Noorhudha Muchsin Universitas Islam
Malang S.M. Kiptiyah Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
Suradi Martawidjaja Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan berdasarkan atas kenyataan bahwa
banyak sekali merek sepeda motor yang beredar dipasar. Adanya
pengaruh krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dapat menyebabkan
perubahan pola perilaku konsumen. Keadaan ini mengharuskan produsen
sepeda motor melakukan penyesuaikan kembali terhadap program
pemasaran yang telah disusun. Sikap konsumen terhadap produk sangat
penting artinya bagi perusahaan dalam pembuatan program pemasaran
serta ada anggapan umum bahwa sikap konsumen merupakan faktor yang
kuat untuk memprediksi perilaku konsumen, meramalkan permintaan
produk pada masa yang akan datang dan untuk mengembangkan program
pemasaran secara tepat. Tujuan penelitian ini adalah : (a) untuk
mengetahui dan menganalisis sikap konsumen dalam pembelian sepeda
motor merek Sanex dan Kanzen; (b) untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh lingkungan sosial konsumen terhadap norma subyektif dalam
melakukan keputusan pembelian terhadap produk sepeda motor merek
Sanex dan Kanzen; (c) untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan
sikap konsumen terhadap produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen.
Penelitian dilakukan di Kota Malang, Jawa Timur, dari tanggal 28
Oktober 2002 sampai dengan tanggal 3 Desember 2002 terhadap 100
responden sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive, sedangkan pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara dan kuesioner. Metode yang digunakan adalah skala
beda semantik. Atribut yang dipertimbangkan adalah harga, model,
irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna jual, warna,
merek, label, serbaguna, sedangkan variabel norma subyektif yang
digunakan adalah anggota keluarga, orang lain, relasi dan penjual.
Pengujian penelitian ini menggunakan model Fishbein, Analisis
Faktor, Analisis Regresi dan Uji MannWhitney U. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa : (1) konsumen memiliki sikap positif
terhadap produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen. Atribut harga
memiliki skor positif yang paling tinggi dibanding dengan skor
atribut lainnya untuk masing-masing sepeda motor baik Sanex maupun
Kanzen; (2) lingkungan sosial konsumen mempengaruhi norma subyektif
konsumen dalam melakukan keputusan
1
pembelian produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen. Variabel
yang dominan untuk merek Sanex adalah anggota keluarga, sedangkan
untuk merek Kanzen variabel yang dominan adalah penjual; (3) selain
itu juga, tidak terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap produk
sepeda motor antara merek Sanex dan Kanzen dengan nilai Sig. Z
diseluruh atribut sikap bernilai > dari = 0,05. (Hasil pengujian
yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kedua kelompok ini
memiliki kesamaan sikap dalam pembelian sepeda motor merek Sanex
atau Kanzen). SUMMARY This study is conducted based on the fact
that there are many motorcycle brands distributed in the market.
The effect of economic crisis striking Indonesia caused the change
of attitude pattern of the customers. This condition make
motorcycle manufactures rearrange marketing program which has been
set up. Customers attitude toward a product has very important
meaning for the manufacturer in creating marketing program, and
there is general assumption that the customers attitude serves as
strong factor to predict customers behavior, to predict product
demand in the future and to develop appropriate marketing program.
The purpose of this study is : (a) to determine and analyze the
customers attitude in purchasing Sanex and Kanzen branded
motorcycle; (b) to determine and analyze the effect of customers
social environment toward subjective norm in decision making of
purchasing Sanex and Kanzen branded motorcycle; (c) to find out and
analyze different attitude of the customer toward Sanex and Kanzen
branded motorcycle products. This study was carried out in Malang
Regency, East Java, from October 28 2002 to December 3, 2002 toward
100 respondent as the sample of the study. The sampling technique
is purposive sampling, meanwhile the data collection applied
interview and questionnaire techniques. The method applied is
semantic variance scale. The attribute which is considered is
price, model, fuel saving, machine performance, after sales
service, color, brand, label, multipurpose; meanwhile subjective
norm variable applied is family member, another people, colleagues
and salesman. The examination of this study applied Fishbein Model,
Factor Analysis, Regression Analysis and Mann-Whitney U Test. The
result of this study indicated that : (1) customers have positive
attitude toward Sanex and Kanzen branded motorcycle product. The
attribute of price has the highest positive score compared with
another attribute score for each motorcycle, either Sanex or
Kanzen; (2) customers social environment influences subjective norm
of the customer in decision making of purchasing Sanex and Kanzen
branded motorcycle. The dominant variable for Sanex branded
motorcycle is family member, meanwhile for Kanzen branded
motorcycle, the dominant variable is the salesman; (3) besides
there is no different attitude of the customers toward motorcycle
products between Sanex and Kanzen with significance value Z for all
attribute of attitude has the score > = 0.05. (The result of
analysis indicated that the average of both group has similar
attitude in purchasing Sanex or Kanzen branded motorcycle.
2
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Kini kita menghadapi
suatu era baru yang ditandai oleh adanya kecenderungan globalisasi
dunia sebagai akibat semakin banyaknya negara yang melaksanakan
liberalisasi serta reformasi ekonomi yang ditunjang pula dengan
majunya teknologi komunikasi dan transportasi. Globalisasi sendiri
mengandung pengertian bahwa setiap negara bahkan setiap bisnis dan
perusahaan, menghadapi persaingan global, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Globalisasi telah mengubah secara drastis
pola produksi dari perusahaan-perusahaan multinasional. Sejalan
dengan adanya perubahan tersebut, kerjasama multilateral dan
regional semakin banyak dikembangkan guna mengantisipasi
perkembangan yang sedang dan akan terjadi di masa mendatang.
Perkembangan industri otomotif di era global ini juga mengalami
suatu lonjakan yang luar biasa, ini bisa ditunjukkan dengan
membanjirnya produk-produk otomotif terutama sepeda motor yang
berasal dari Cina yang memasuki pasar Indonesia. Potensi pasar
sepeda motor di Indonesia sangat besar dan merupakan produsen
sepeda motor terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. Pada
tahun 2002 ini, Indonesia akan memproduksi dan memasarkan 2,5 juta
unit sepeda motor, sementara Cina 12,5 juta unit sepeda motor, dan
India 5 juta unit sepeda motor (Kompas, 13 Juli 2002). Sepeda motor
produksi Indonesia telah memasuki pasar ekspor, yaitu ke
negaranegara ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei
Darussalam, Vietnam, Filipina), Argentina, Yunani serta Bulgaria.
Sepeda motor yang dipasarkan di dalam negeri pada dasarnya adalah
produk Indonesia, meskipun menggunakan merekmerek asing. Sebab,
sepeda motor tersebut kandungan lokal (local content)-nya 85
persen. Mereknya bisa merek atau lisensi asing, tetapi sebenarnya
adalah sepeda motor Indonesia karena yang membuat putra-putri
Indonesia. Penggunaan merek atau lisensi asing, hanya bagian dari
strategi pemasaran, dan jika merek-merek itu diganti maka akan
merugikan secara pemasaran. Dalam hal ini yang sangat penting bukan
mereknya, tetapi nilai tambah nasional yang luar biasa tinggi yang
dapat kita rasakan. Industri sepeda motor dalam negeri memiliki
dampak berganda (multiplier effect) yang sangat besar. Saat ini ada
300.000 sub-kontraktor yang terlibat dalam industri sepeda motor
dalam negeri, dimana sekitar 150.000 diantaranya adalah usaha
kecil, sementara karyawan dari seluruh anggota Asosiasi Sepeda
Motor Indonesia (AISI) mencapai 150.000 orang (Kompas, 13 Juli
2002). Pertumbuhan penjulaan sepeda motor Indonesia dalam dua tahun
(2000-2002) ini memang cukup menggembirakan. Tahun 2001 lalu,
penjualan sepeda motor telah melampaui penjualan sepeda motor
sebelum terjadi krisis ekonomi (1997). Jika tahun 1997 penjualan
sepeda motor mencapai 1,80 juta unit, tahun 2001 telah mencapai
1,807 juta unit sepeda motor. Tahun ini (2002), penjualannya akan
naik sampai 50 persen, ini berarti keterpurukan industri sepeda
motor di Indonesia sejak mengalami krisis ekonomi, kini sudah
teratasi (Jawa Pos, 23 Juli 2002). Sikap sebagai salah satu faktor
lingkungan internal, dapat mempengaruhi seseorang mengambil
keputusan membeli produk. Sikap konsumen merupakan respon atau
penilaian yang diberikan konsumen secara konsisten,
konsekuen,menguntungkan atau tidak menguntungkan, positif atau
negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak terhadap suatu
obyek. Mengetahui sikap konsumen
3
terhadap suatu produk merupakan informasi yang sangat berharga
bagi manajer pemasaran, karena dengan mengetahui sikap dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan segmentasi pasar. Sikap
dapat dicerminkan melalui apa yang konsumen pikirkan, rasakan dan
apa yang dilakukan terhadap produk yaitu dengan mengetahui apakah
konsumen bersikap positif atau negatif terhadap produk atau merek.
Sikap mempunyai arti penting dalam pembuatan keputusan pemasaran
dan ada kecenderungan yang kuat untuk menganggap bahwa sikap itu
sebagai faktor yang paling kuat untuk memprediksi perilaku dimasa
yang akan datang serta dapat membantu perusahaan meramalkan
permintaan produk serta mengembangkan program pemasaran yang tepat.
Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena
keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk
tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut
berpengaruh yang pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli
suatu produk. Dalam penelitian ini sikap merupakan faktor yang
mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap merupakan faktor
yang tepat untuk memprediksi/meramalkan perilaku konsumen dimasa
yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan
dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor merek Sanex dan
Kanzen yang mengambil lokasi penelitian di kota Malang dengan
berbagai pertimbangan sebagai berikut : a. Kedua merek sepeda motor
tersebut (Sanex dan Kanzen) telah memiliki pabrik di Indonesia,
Sanex di Serang, Jawa Barat dan Kanzen di Karawang, Jawa Barat.
Dengan kata lain, kedua merek sepeda motor itu bukan hanya sebagai
Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), tetapi telah menempatkan
dirinya sebagai Produsen dan Distributor sekaligus. b. Kedua merek
sepeda motor itu mempunyai latar belakang teknologi rancang bangun
produksi yang relatif berbeda, Sanex memakai teknologi dari Cina,
sedangkan Kanzen memakai teknologi dari Korea. c. Kedua merek
sepeda motor tersebut menggunakan kandungan lokal (local content)
yang cukup besar yakni diatas 60%, bahkan ditahun-tahun mendatang
bisa dicapai kandungan lokal 100%. Oleh karena itu kedua sepeda
motor itu patut disebut sebagai sepeda motor Indonesia (Leaflet
Kanzen Motor, 2000 dan Sanex Motor, 2000) Perumusan Masalah Dengan
memperhatikan kepribadian individu, kebiasaan-kebiasaan yang ada di
masyarakat, keadaan sosial dan kebudayan serta lingkungan terutama
kondisi jalan yang ada, maka perusahaan sepeda motor perlu mengerti
karakteristik dan memahami sikap konsumennya. Karena sikap
merupakan salah satu faktor internal atau psikologis yang cukup
kuat pengaruhnya dan dapat digunakan untuk memprediksi
kecenderungan perilaku pembelian masa datang (Engel, 1994). Oleh
karena itu dengan memahami perilaku konsumen melalui sikapnya maka
bisa diperoleh informasi yang bermanfaat bagi pengembangan strategi
dan programprogram pemasaran perusahaan. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut
produk sepeda motor merek Sanex dan merek Kanzen. 2. Apakah
lingkungan sosial konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen.
4
3.
Apakah terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor merek Sanex dan Kanzen.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan
perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk
mengetahui dan menganalisa sikap konsumen terhadap atribut, harga,
model, irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna jual,
warna, merek, label, serbaguna pada produk sepeda motor bebek merek
Sanex dan Kanzen. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
lingkungan sosial konsumen yaitu anggota keluarga, orang lain,
relasi dan tenaga penjual terhadap norma subyektif konsumen untuk
melakukan pembelian produk sepeda motor bebek merek Sanex dan
Kanzen. 3. Untuk mengetahui dan menganalisa perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut harga, model, irit bahan bakar,
performansi mesin, layanan purna jual, warna, merek, label,
serbaguna pada produk sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen.
Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian ini, maka hasil
penelitian ini diharapkan: 1. Memberikan masukan dalam rangka
perumusan strategi dan penentuan kebijaksanaan pemasaran tentang
sepeda motor khususnya jenis sepeda motor bebek. 2. Memberikan
kontribusi bagi peneliti dalam mendukung penerapan teori sikap dari
Fishbein. 3. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi industri
sepeda motor untuk lebih mengenal sikap konsumennya. 4. Dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk mengenali perilaku konsumen
dalam pembelian produk sepeda motor bagi peneliti selanjutnya. II.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Journal of Advertising
Research, Volume 36, March 1996 - Peneliti : Naveen Donthu and
David Gilliland - Judul : Observations: The Infomercial Shopper. -
Variabel : Lingkungan sosial (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan); Motivasi /Psikografis, (pemanfaatan waktu, kesadaran
akan merek, kesadaran akan harga, keragaman produk, impulsif,
inovatif, waktu menonton televisi infomercial & pertimbangan
resiko); serta sikap (sikap negatif, sikap positif & sikap
lebih positif terhadap periklanan). - Hasil Penelitian : - Kedua
kelompok (info mercial shopper dan non shopper) mempunyai
karakteristik yang sama secara sistematis, serta keduanya identik
dalam umur, jenis kelamin, pendidikan & pendapatan. - Para
infomercial lebih sadar dalam mencari kenyamanan, merek, harga,
keragaman produk dibanding para non infomercial shopper, juga para
infomercial lebih impulsif dan lebih inovatif, memiliki jam tonton
teknis perminggu lebih banyak dibanding non shopperdan lebih banyak
menerima resiko.
5
- Infomercial shopper memiliki sikap yang lebih positif terhadap
direct marketing (pemasaran langsung) serta priklanan dibanding non
shopper.
Pengertian Sikap Menurut Hawkins (1980), sikap dapat
didefinisikan sebagai cara kita berfikir, merasakan dan bertindak
terhadap beberapa aspek. Sedangkan Newcomb (dalam Mar'at, 1982)
memberikan pengertian sikap adalah kesiapan, kesediaan untuk
bertindak. Kinner dan Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah
pemandangan individu berdasarkan pengetahuan penilaian dan proses
orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau gejala. Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard (1992), sikap sebagai suatu evaluasi
menyeluruh yang menunjukkan orang berespon dengan cara
menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan
dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Sikap dalam kamus
Marketing (1995) juga didefinisikan sebagai kondisi mental atau
akal budi tertentu yang mencerminkan suatu pandangan pribadi yang
negatif ata positif mengenai suatu obyek/konsep; atau suatu keadaan
acuh tak acuh yang menunjukkan titik tengah (mid point) diantara
dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan. Ada tiga
komponen sikap menurut Allport (dalam Marat, 1982) adalah sebagai
berikut: 1. Komponen Kognitif (Pengetahuan) Hal ini berhubungan
dengan kepercayaan (beliefs), ide, dan konsep, misalnya pengetahuan
tentang sesuatu atau obyek, keyakinan tentang obyek ataupun
keyakinan evaluatif. 2. Komponen Afektif (Emosional) Hal ini
menyangkut kehidupan emosional seseorang seperti perasaan senang
atau tidak senang terhadap suatu situasi, obyek, orang ataupun
konsep. 3. Komponen Konotif (Tendensi perilaku) Hal ini merupakan
kecenderungan bertingkah laku atau kehendak untuk bertingkah laku
terhadap suatu obyek. Dari berbagai pengertian tentang sikap yang
telah dijelaskan di atas, maka secara eksplisit dapat dikatakan
bahwa membicarakan sikap adalah membahas hal-hal yang bersifat
multidimensional. Sikap seseorang secara menyeluruh terhadap suatu
obyek nampak sebagai fungsi dari: a. Kekuatan masing-masing dari
sejumlah kepercayaan yang dipegang seseorang mengenai berbagai
aspek dari obyek. b. Evaluasi yang diberikan pada setiap
kepercayaan dalam hubungannya dengan obyek; dalam kaitan ini
kepercayaan adalah kemungkinan yang diambil seseorang pada suatu
pengetahuan yang dianggap benar. Fungsi Sikap Sikap menurut Loudon
dan Bitta (1993) mempunyai empat fungsi: 1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau
menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep
utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan
minimisasi hukuman. 2. Fungsi Pertahanan Diri
6
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap
ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam
mempertahankan diri. 3. Fungsi Ekspresi Nilai Sikap ini
mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk
menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih
nyata dan lebih mudah ditampakkan. 4. Fungsi Pengetahuan Manusia
membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh
karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan
pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap
ke arah pencarian pengetahuan. Faktor Pembentuk Sikap Loudon dan
Bitta (1993) juga menjelaskan bahwa sikap dapat dibentuk melalui
tiga faktor, yaitu: (1) personal experience, (2) group
associations, (3) influential others. Pengalaman pribadi seseorang
akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus
sosial. Tanggapan akanmenjamin salah satu dasar dari terbentuknya
sikap. Syarat untuk mempunyai tanggapan dan penghayatan adalah
harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologi.
Semua orang dipengaruhi pada suatu derajad tertentu oleh anggota
lain dalam kelompok yang nama orang tersebut termasuk didalamnya.
Sikap kita terhadap produk, ilmu etika, peperangan dan jumlah besar
obyek yang lain dipengaruhi secara kuat oleh kelompok yang kita
nilai serta dengan mana kita lakukan atau inginkan untuk asosiasi
(kelompok). Beberapa kelompok, termasuk keluarga, kelompok kerja,
dari kelompok budaya dan sub budaya, adalah penting dalam
mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. Pengaruh orang lain
dianggap penting, orang lain merupakan salah satu komponen sosial
yang dapat mempengaruhi sikap individu. Pada umumnya individu
cenderung memilih sikap yang searah dengan orang yang dianggap
penting. Kecenderungan ini dimotivasikan oleh keinginan untuk
beraviliasi. Model Sikap Terhadap Obyek Model sikap terhadap obyek
secara khusus cocok untuk pengukuran sikap terhadap suatu produk
atau merek tertentu (Fishbein dalam Schiffman dan Kanuk, 1994).
Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai suatu
fungsi dari penampilan dan evaluasi terhadap sejumlah keyakinan
dari produk tertentu atau atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu
produk atau merek tertentu (Schiffman dan Kanuk, 1994). Selanjutnya
dalam model ini Fishbein (1975) mengatakan bahwa sikap seseorang
terhadap suatu obyek adalah fungsi dari keyakinan dia bahwa obyek
tersebut berkaitan dengan atribut-atribut tertentu dan tanggapan
evaluatif yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut. Formulasi
matematis dari model sikap terhadap obyek, oleh Fishbein dapat
dirumuskan sebagai berikut: A0 =
dimana : A0 = sikap terhadap obyek O (produk, merek, dan
lan-lain) bi = keyakinan I tentang obyek O, yaitu: probabilitas
subyektif bahwa dihubungkan pada atribut I
n bi ei i= 0
7
ei n
= evaluasi dari atribut I = jumlah keyakinan
Dari uraian diatas, para konsumen akan memiliki sikap yang baik
(favorable) terhadap suatu merek tertentu, jika mereka menilai
tingkatan atribut yang dimilikinya positif dan cukup memuaskan, dan
sebaliknya akan memiliki sikap yang tidak baik (unfavorable)
terhadap merek tertentu, jika mereka merasakan bahwa
atribut-atribut yang diinginkan tidak memuaskan atau terlalu banyak
atribut yang negatif. Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan
landasan teori tentang sikap yang yang dikembangkan oleh Martin
Fishbein dan Ajzen yang berkaitan dengan teori multi atribut serta
dikuatkan oleh beberapa penelitian terdahulu seperti Bentler dan
Speckart (1979), Dhabolkar (1994), Alpert and Kamins (1995), Donthu
and Gilliand (1996), Miller and Kean (1997) yang dapat dijadikan
petunjuk serta acuan untuk melakukan peneltian tentang sikap
konsumen. Demikian pula beberapa penelitian yang telah dilakukan
oleh Zulfa (1995), Sofian (1996), Sugih Arto P. (1998), Syamkhin
(1999) merupakan landasan untuk menentukan atribut produk yang
banyak dipertimbangkan oleh konsumen serta merupakan landasan dalam
menentukan alat analisis penelitian ini. Selain atribut-atribut
yang pernah dikemukakan oleh para peneliti terdahulu, dalam
penelitian ini penulis mencoba menambahkan beberapa atribut yaitu
merek, label dan warna, yang menurut Stanton (1993) merupakan
atribut yang banyak dijadikan pertimbangan oleh konsumen.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas, maka
kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1
sebagai berikut:
8
TEO RI 1 .P e n tin g n y a P e m a s a ra n 2 . P e n g e rt ia
n P e rila k u K o n su m e n 3 . P e n g e rt ia n S ik a p , F a
k to r P e m b e n tu k S ik a p d sb . 4 .P e n g e ta huan K o n
s u m e n d ll . M o d e l S ik a p M u lt i A trib u t (M a r t in
F is h b e in & A jz e n )
+
P E N E L IT IA N TERDAHULU - H a s il p e n e l itia n y a n g
d ip u b lik a s ik a n d i ju rn a l-ju r n a l, m a ja la h ilm
ia h d a n la in -la in - H a s il p e n e l itia n b e ru p a T e
s is M e re k -m e re k s e p e d a m o to r b e b e k (n o n Je p
a n g ) y a n g p a li n g d o m in a n d i p a sa r d o m e s t ik
K o t a M a la n g , m is a ln y a : se p e d a m o to r b e b e k
m e re k S a n e x d a n Kanzen
M odel S ik a p T e rh a d a p P e rila k u KEPERCAYAAN: P e n g
e ta h u a n k o n s u m e n s e b e lu m m e m b e li s e p e d a
m o to r
M o d e l S ik a p T e rh a d a p O byek/ P ro d u k
M odel A la s a n T e o ri B e rt in d a k K E Y A K IN A N : D
a ri lin g k u n g a n s o s ia l y a n g b e rp e n g a ru h te rh
a d a p k e p u tu s a n p e m b e lia n s e p e d a m o to r
E V A L U A S I: P e n g e ta h u a n k o n s u m e n se te la h
m e m b e li s e p e d a m o to r
S IK A P KO NSUM EN TERHADAP PRO DU K SEPEDA M OTOR BEBEK M EREK
SANEX DAN KANZEN Y a n g m e m ilik i a t rib u t: 1 . H arg a 2. M
odel 3 . Irit B B M 4 . P e r fo rm a n s i M e s in 5 . L a y a n
a n P u r n a Ju a l 6 . W a rn a 7 . M e re k 8 . Lab el 9 . S e
rb a g u n a
NORM A S U B Y E K T IF : K e lu a rg a O ra n g la in R e la s
i P e n ju a l
M O T IV A S I: D a ri lin g k u n g a n s o s ia l y a n g b e
rp e n g a ru h te rh a d a p k e p u tu s a n p e m b e lia n s e
p e d a m o to r
Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian Dari gambar 1 di atas
terlihat bahwa penelitian ini berangkat dari teori-teori yang ada,
yakni teori tentang perilaku konsumen yang lebih mengarah dan
menitikberatkan pada sikap konsumen terhadap atribut-atribut
produk. Dari teoriteori tersebut yang ditunjang oleh beberapa
penelitian terdahulu serta model sikap multi atribut yang digunakan
untuk menganalisis sikap konsumen, maka akan didapatkan beberapa
atribut dari produk sepeda motor bebek (non Jepang) merek Sanex dan
Kanzen, yang menguasai pangsa pasar dibawah peringkat sepeda motor
bebek Jepang yang bermerek Honda, Suzuki, Yamaha dan Kawasaki.
Berdasarkan penelitian-penelitian pendahuluan, serta penelitian
terdahulu dan beberapa teori yang ada, maka dapat dikemukakan
atribut-atribut produk sepeda motor bebek yang dipertimbangkan oleh
konsumen dalam keputusan membeli sepeda motor bebek.
Atribut-atribut produk sepeda motor bebek yang dimaksud itu adalah:
harga, model, irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna
jual, warna, merek, label dan serbaguna. Dari atribut-atribut yang
ada, maka dapat digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
produk yang diteliti. Sikap tersebut dapat berupa sikap positif
atau sikap negatif terhadap produk sepeda motor bebek merek Sanex
dan Kanzen yang menjadi obyek penelitian.
9
Disamping itu kepercayaan (yang merupakan pengetahuan konsumen
sebelum membeli sepeda motor) dan evaluasi (yang merupakan
pengetahuan konsumen sesudah membeli sepeda motor) dapat membentuk
sikap konsumen terhadap suatu produk (sepeda motor bebek). Demikian
pula norma subyektif (yang dalam kaitan penelitian ini terdiri dari
: keluarga, orang lain, relasi dan penjual) dapat terbentuk dari 2
hal yakni keyakinan dan motivasi yang berasal dari lingkungan
sosial yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor
bebek. Dari norma subyektif inilah, maka sikap konsumen terhadap
produk sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen dapat terbentuk
pula. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggambarkan
mengenai proses kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan serta
untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan.
Rancangan penelitian ini dibuat untuk mengetahui latar belakang
permasalahan yang dihadapi, konsep dasar pemikiran yang dijadikan
acuan, pendekatanpendekatan yang digunakan, hipotesis yang diajukan
untuk menjawab permasalahan yang ada, teknik pengambilan atau
pengumpulan data, serta analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini. Rancangan penelitian ini merupakan bagian yang
sangat penting di dalam metode penelitian, karena akan memberikan
arti yang berguna dalam memecahkan permasalahan yang ada. Sedangkan
data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian
yang telah ditetapkan, diadakan kategorisasi melalui teknik
pengukuran, sehingga mempunyai makna yang konkrit untuk menjawab
permasalahan serta bermanfaat untuk menguji hipotesis. Manipulasi
data berarti mengubah data mentah menajdi suatu bentuk yang dapat
memperlihatkan hubungan-hubungan antar variabel/atribut.
Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah
Kota Malang. Penentuan lokasi ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan, yakni: Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa
Timur, merupakan kota pelajar/mahasiswa, disamping itu pertimbangan
yang lain adalah waktu, biaya serta tujuan penelitian itu sendiri.
Selanjutnya dalam penelitian ini akan mengambil sampel di wilayah
Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, Klojen, Sukun dan Kedung Kandang.
Populasi dan Teknik Pemilihan Sampel Populasi Populasi adalah
sekelompok subyek yang dijadikan sumber penelitian (Winarno, 1994),
sedangkan menurut Arikunto (1992) populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah para pemilik pemakai sepeda motor merek Sanex dan Kanzen,
utamanya yang bernomor polisi hitam (berplat hitam) di kota Malang.
Populasi dalam penelitian ini merupakan konsumen akhir, bukan
merupakan konsumen industri atau instansi/Kantor Pemerintah. Adapun
yang menjadi pertimbangan dalam penentuan populasi ini adalah
pemilik pemakai sepeda motor merek Sanex dan Kanzen yang
sebelum
10
melakukan pembelian telah memiliki informasi ataupun
respons/tanggapan terhadap merek-merek tersebut beserta
atribut-atribut yang menyertainya. Demikian pula setelah memiliki
sepeda motor tersebut, mereka dapat melakukan evaluasi terhadap
atribut-atribut sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen, dengan
demikian dapat dianalisis sikapnya berkenaan dengan atribut-atribut
produk yang ada. Populasi dalam penelitian di Kota Malang ini,
terbagi atas lima sub populasi yang masing-masing terletak di
Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, Klojen, Sukun dan Kedung Kandang.
Pengambilan sample dalam penelitian ini harus sebanding dengan
jumlah sub populasinya. Karena itu, perlu dicari factor pembanding
dari tiap sub populasinya yang sering disebut sample fraction (f),
dengan cara membandingkan jumlah elemen tiap sub populasi dengan
jumlah seluruh elemen populasi, sehingga di dapat masing-masing
sample fraction-nya (Umar, 1997) Teknik Pemilihan Sampel Sampel
adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti, dalam
menentukan sampel perlu dipertimbangkan antara lain: derajat
keseragaman, prestasi yang dikehendaki, rencana analisa, tenaga,
biaya dan waktu yang tersedia (Singarimbun, 1995). Teknik
pemilihan/pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan purposive sampling, dimana pengambilan elemen-elemen
yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dan dengan
catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi
yang diteliti. Dalam purposive pemilihan sekelompok subyek
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 1984). Teknik ini
dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (purpose=
maksud/tujuan). Informasi yang mendahului tentang keadaan populasi
sudah diketahui benar dan tidak perlu diragukan lagi, misalnya:
diketahui dari hasil sensus ekonomi dan lain-lain, sehingga
peneliti hanya mengambil beberapa daerah atau kelompok kunci
(daerah industri dan daerah agraris; kota besar dan desa yang
terpencil) yang disebut key areas, key groups, key clusters. Jadi
tidak semua daerah atau kelompok diwakili ataupun diambil sampelnya
(Marzuki, 1983). Purposive sampling dalam kaitan penelitian ini
adalah berupa pengambilan data dengan jalan peneliti mengajukan
daftar pertanyaan atau angket kepada konsumen atau pemilik pemakai
sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen, hal ini dilakukan supaya
relevan dengan rencana penelitian dan agar sampel yang dipilih
dapat didekati. Penentuan sampel menurut Malhotra (1996) minimal
adalah empat atau lima kali jumlah variabel atau atribut yang
ditentukan. Atas dasar pendapat ini, jumlah sampel yang diambil
ditetapkan sebanyak 100 (seratus) responden yang dipilih menjadi 50
responden pemilik pemakai sepeda motor merek Sanex dan 50 responden
pemilik pemakai sepeda motor merek Kanzen. Karena dalam penelitian
ini jumlah variabel atau atribut yang ada adalah 9 (sembilan), maka
jumlah responden adalah 9 x 5 = 45 responden, dan untuk memberikan
hasil yang lebih akurat serta memenuhi kriteria yang ditetapkan
oleh Malhotra, maka jumlah sampel yang diambil dibulatkan ke atas
menjadi 50 responden. (dimana masing-masing merek sepeda motor
diambil sebanyak 50 responden) Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel Sikap Konsumen
11
Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek adalah respon
konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek yang dinyatakan dalam
tujuh pernyataan yaitu: sangat percaya, percaya, agak percaya,
netral, agak tidak percaya, tidak percaya, dan sangat tidak
percaya. Pengukurannya berupa sika positif dan sikap negatif.
Atribut produk Sepeda Motor Adalah ciri-ciri yang melekat dari
produk inti dan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan
produk sepeda motor, pengukurannya berupa ciri-ciri yang melekat
pada produk sepeda motor tersebut. Dalam penelitian ini atribut
yang dijadikan pertimbangan utama dalam pembelian sepeda motor ada
9 atribut, yang didapat dengan cara meranking dari angka 1 sampai
angka 9 berdasarkan tingkat kepentingan yang dirasakan konsumen.
Atribut-atribut itu adalah sebagai berikut: a. Harga adalah nilai
tukar yang disetujui yang membentuk dasr yang penting bagi
perjanjian dagang (jual beli). Dalam hal ini mencakup nilai
pembelian sepeda motor, cara pembayaran dan kemudahan
pembayarannya. Pengukurannya adalah murah atau mahal sesuai harga
pasar. b. Model adalah yang yang meliputi penampilan yang tampak
dari luar secara keseluruhan dari sepeda motor yang brsangkutan.
Pengukurannya adalah menarik perhatian publik. c. Irit bahan bakar
adalah meliputi jumlah jarak yang dapat ditempuh untuk menghabiskan
1 (satu) liter bahan bakar. Pengukurannya adalah kilometer yang
dapat ditempuh. d. Performansi mesin yaitu meliputi keandalan
teknologi/mesin, daya tahan lama dipakai, daya tarik, daya
daki/menanjak, spontanitas kecepatan serta daya rem. Pengukurannya
adalah canggih dan kuat. e. Layanan purna jual meliputi
pelayanan/service, kemudahan melakukan perbaikan dan perawatan
mesin pada bengkel-bengkel resmi merek sepeda motor yang
bersangkutan, termasuk kesediaan suku cadangnnya. Pengukurannya
adalah memuaskan para konsumen sepeda motor bebek. f. Warna adalah
suatu jenis warna yang dimiliki oleh produk sepeda motor,
pengukurannya adalah menarik dan banyak pilihan. g. Merek adalah
nama, istilah, inisial, atau kombinasi unsur-unsur tersebut yan
dirancang untuk mengidentifikasi produk sepeda motor bebek,
pengukurannya adalah terkenal. h. Label adalah bagian dari produk
sepeda motor bebek yang membawa informasi verbal tentang produk,
pengukurannya adalah menarik perhatian dan mudah diingat. i.
Serbaguna adalah produk sepeda motor bebek dapat digunakan untuk
berbagai keperluan (bekerja, sekolah/kuliah, rekreasi dan
lain-lain), pengukurannya adalah banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh dari memiliki sepeda motor tersebut. Variabel Keyakinan
Normatif dan Motivasi a. Anggota keluarga: adalah orang yang
tinggal bersama dalam satu rumah yang disebabkan karena ada ikatan
perkawinan, hubungan darah atau adopsi yang dapat memberikan
pengaruh dan motivasi terhadap pembelian, pengukurannya saran yang
pernah diterima dari ayah, ibu, saudara, anak, suami/istri. b.
Orang lain: adalah orang yang dikenal atau tidak dikenal yang telah
memberikan informasi tentang produk, pengukurannya saran serta
informasi yang pernah diterima dari orang yang dikenal atau tidak
dikenalnya. c. Relasi: adalah orang yang telah dikenal sebelumnya
oleh konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian,
pengukurannya saran serta informasi dari orang yang telah dikenal
sebelumnya.
12
d.
Tenaga penjual: adalah orang yang menjual atau menawarkan
produknya kepada responden, pengukurannya saran atau informasi yang
pernah diterima dari penjual produk sepeda motor. IV. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian Sepeda motor masih merupakan alat
transportasi dasar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia serta
merupakan sarana transportasi yang ekonomis dan efisien saat ini
dan dimasa depan. Sepeda motor sebagai alat yang fleksibel, banyak
sekali beredar dipasar dengan berbagai ragam merek. Hal ini dapat
menyebabkan tingkat persaingan yang sangat ketat baik menyangkut
merek, jenis maupun produk. Terlebih lagi dengan hadirnya berbagai
merek sepeda motor cina (mocin), yang ikut meramaikan pasar sepeda
motor di Indonesia. Untuk itulah, perlu dilakukan inovasi baik
dalam hal promosi, harga, distribusi maupun produk. Dilain pihak
konsumen sepeda motor lebih leluasa memilih produk maupun merek
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, namun keleluasaan ini
dapat menyebabkan konsumen bingung dan tidak selalu puas dengan apa
yang telah dipilih ataupun dibelinya. Kondisi seperti ini dapat
mengakibatkan sikap konsumen yang positif maupun negatif terhadap
produk yang ditawarkan oleh berbagai produsen sepeda motor. Sikap
konsumen ini muncul berdasarkan pandangan terhadap produk dan
proses belajar, baik dari pangalaman pribadi maupun berasal dari
pengalaman orang lain. Oleh karena produk banyak mempunyai atribut,
maka konsumen akan banyak mempunyai informasi yang dapat membentuk
kepercayaan tentang atribut-atribut produk. Sikap positif atau
negatif juga dapat dibentuk berdasarkan kepercayaan terhadap
atribut-atribut ini. Menurut model Fishbein, sikap keseluruhan
seseorang terhadap obyek atau produk berasal dari kepercayaan dan
evaluasi tentang berbagai atribut produk. Tesis ini ditulis
berdasarkan data hasil penelitian yang mengambil lokasi di Kota
Malang, yakni meliputi Kecamatan Blimbing, Kecamatan Lowokwaru,
Kecamatan Klojen, Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Sukun.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2002 sampai
dengan tanggal 3 Desember 2002. namun sebelum dilakukan penelitian,
penulis sudah melakukan penelitian pendahuluan pada bulan Agustus
2002. Obyek penelitian ini adalah konsumen/pembeli yang sekaligus
pemilik/pengguna sepeda motor merek Kanzen dan Sanex, dengan
ketentuan minimal telah berusia 25 tahun. Penelitian ini diawali
dengan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya kepada Dealer
Utama Wilayah Malang untuk sepeda motor merek Sanex (PT Rengganis
Perdana Argonindo) yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 11 Telpun
(0341) 494332 Malang. Sedang untuk sepeda motor merek Kanzen (PT
Semesta Citra Motorindo) yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 58
Telpon (0341) 493286 Malang. Kedua merek sepeda motor tersebut di
atas masing-masing telah memiliki Pabrik di Indonesia. Sepeda motor
merek Sanex, pabriknya berada di Jalan Raya Industri Modern Kav. 30
C, Kawasan Industri Modern Cikande, Cikande, Serang 42186. Jawa
Barat (PT Sanex Qianjiang Motor Internasional), untuk sepeda motor
merek Kanzen pabriknya berada di Jalan Raya Karawang Timur KM 86,
Desa Pancawati-Karawang, Jawa Barat. Adapun besarnya populasi untuk
masing-masing merek sepeda motor yang diteliti selama tahun 2002
adalah sebagai berikut: - Sepeda motor merek Sanex, sebesar = 516
unit (dengan perincian Kecamatan lowokwaru = 62 unit, Kecamatan
Blimbing = 103 unit, Kecamatan Klojen = 165 unit, Kecamatan Sukun =
124 unit) dan Kecamatan Kedungkandang = 62 unit)
13
(Hasil wawancara dengan sales manager Sanex tanggal 20 Desember
2002) - Sepeda motor merek Kanzen, sebesar = 241 unit (dengan
perincian Kecamatan Lowokwaru = 39 unit, Kecamatan Blimbing = 48
unit, Kecamatan Klojen = 96 unit, Kecamatan Sukun = 34 unit dan
Kecamatan kedung Kandang = 24 unit). (Hasil wawancara dengan sales
manager Kanzen tangggal 20 Desember 2002) Untuk mendapatkan
besarnya sample dari tiap-tiap sub populasi (Kecamatan), maka dapat
dihitung memakai cara membandingkan jumlah elemen tiap sub populasi
(Kecamatan) dengan jumlah seluruh elemen populasi, sehingga sample
fraction (f) dapat ditentukan. Selanjutnya setelah f dihitung,
kemudian dikalikan dengan besar sample untuk masing-masing merek
sepeda motor (Sanex = 50 unit, Kanzen = 50 unit) maka : * Sepeda
motor Sanex, dikecamatan Lowokwaru, f dapat dihitung = 62/516 =
0,12, dan berturut-turut Blimbing, f = 0,20; Klojen, f = 0,32;
Sukun, f = 0,24; Kedung Kandang, f = 0,12. * Sepeda motor Kanzen,
dikecamatan Loawokwaru, f dapat dihitung = 39/241 = 0,16, dan
berturut-turut Blimbing, f = 0,20; Klojen, f = 0,40; Sukun, f =
0,14; Kedungkandang, f = 0,10 Maka besarnya sample untuk
masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Sanex : Lowokwaru :
0,12 x 50 = 6 unit Blimbing : 0,20 x 50 = 10 unit Klojen : 0,32 x
50 = 16 unit Sukun : 0,24 x 50 = 12 unit Kedungkandang: 0,12 x 50 =
6 unit Kanzen :Lowokwaru : 0,16 x 50 = 8 unit Blimbing : 0,20 x 50
= 10 unit Klojen : 0,40 x 50 = 20 unit Sukun : 0,14 x 50 = 7 unit
Kedungkandang: 0,10 x 50 = 5 unit
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu instrumen dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya instrumen
tersebut. Sisi lain yang penting adalah kecermatan pengukuran,
yaitu kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang
ada pada Variabel yang diukurnya. Pengukuran validitas pada
instrumen ini dilakukan dengan korelasi product moment antara skor
butir dengan skor skalanya. Koefisien korelasi dapat dianggap
memuaskan jika melebihi 0,30. (Azwar:1998:153) Menyusun suatu
bentuk instrumen tidak hanya harus berisi pernyataanpernyataan yang
berdaya diskriminasi baik akan tetapi harus pula memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas artinya adalah tingkat
keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang
terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter
utama instrumen pengukuran yang baik. Pada penelitian ini digunakan
uji reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach. Sebuah intrumen
dianggap telah memiliki tingkat kehandalan yang dapat diterima jika
nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau
sama dengan 0,6 (Sekaran:287:1992, Malhotra:304:1996). Secara
keseluruhan hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk
masing-masing variabel nampak seperti tabel berikut ini :
14
Tabel 1. Validitas Dan Reliabilitas Atribut Sikap Pada Kelompok
KepercayaanAtribut Harga Model Bahan Bakar Mesin Purnajual Warna
Merek Label Serbaguna Reliabilitas Kanzen 0,947 0,912 0,811 0,947
0,946 0,928 0,935 0,638 0,857 0,959 Sanex 0,955 0,925 0,811 0,955
0,950 0,946 0,935 0,768 0,891 0,968 Keterangan Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003) Tabel 2. Validitas
Dan Reliabilitas Atribut Sikap Pada Kelompok EvaluasiAtribut Harga
Model Bahan Bakar Mesin Purnajual Warna Merek Label Serbaguna
Reliabilitas Kanzen 0,873 0,707 0,702 0,875 0,827 0,842 0,731 0,341
0,696 0,897 Sanex 0,902 0,773 0,723 0,856 0,825 0,885 0,733 0,553
0,737 0,919 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Reliabel
Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003) Hasil uji validitas
pada ke-9 attribut yang berhubungan dengan sikap pembelian
menampakkan hasil uji yang baik (r> 0,3) dan juga memiliki
kehandalan yang dapat diterima yaitu masing-masing bernilai lebih
besar dari 0,6. Tabel 3. Validitas Dan Reliabilitas Atribut Norma
Subyektif Pada Kelompok Keyakinan Atribut Kanzen Sanex Keterangan
0,975 0,972 Valid Keluarga 0,905 0,924 Valid Orang lain 0,870 0,901
Valid Relasi 0,891 0,909 Valid Penjual Reliabilitas 0,914 0,929
Reliabel Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003) Tabel 4.
Validitas Dan Reliabilitas Atribut Norma Subyektif Pada Kelompok
Motivasi Atribut Kanzen Sanex Keterangan 0,935 0,927 Valid Keluarga
0,797 0,852 Valid Orang lain
15
Relasi Penjual Reliabilitas
0,631 0,906 0,837
0,774 0,893 0,879
Valid Valid Reliabel
Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003) Hasil uji validitas
pada ke-3 attribut yang berhubungan dengan norma subyektif baik
untuk keyakinan dan motivasi memberikan hasil uji yang baik
(r>0,3) dan juga memiliki kehandalan yang dapat diterima yaitu
masing-masing bernilai lebih besar dari 0,6. Pengujian Hipotesis
Pertama Pada hipotesis ini akan diuji apakah terdapat sikap positif
terhadap atribut harga, model, irit bahan bakar, performansi mesin,
layanan purna jual, warna, merek, label dan serbaguna pada produk
sepeda motor bebek merek Kanzen dan Sanex. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu
teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan
(interdependence) dari beberapa variabel secara simultan dengan
tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antar beberapa
variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit
dari jumlah variabel yang diteliti. Analisis ini juga menggambarkan
tentang struktur data dari suatu penelitian, artinya ingin
diketahui susunan dan hubungan yang terjadi pada hubungan antar
variabel. Hasil Uji Interdependensi Gugusan atau kumpulan
pengamatan diijinkan untuk menggunakan analisis faktor jika
terbukti saling interdependen. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan hasil tingkat signifikan matriks korelasi, nilai
determinan, hasil uji Bartlett dan nilai KMO. Sebuah koefisien
korelasi dikatakan memiliki hubungan yang berarti jika nilai
signifikan < ( =0,05). Dari hasil analisis pada lampiran bagian
correlation matrix nampak bahwa dari sebagian besar dari 36
koefisien korelasi menunjukkan adanya keterkaitan yang signifikan
(p