ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM PADA FILM BILAL: A NEW BREED OF HERO Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Deden Ramadhan Amiludin NIM: 1112051000040 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M
165
Embed
ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48015... · 2019-11-01 · ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM PADA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS SEMIOTIK
MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM
PADA FILM BILAL: A NEW BREED OF HERO
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Deden Ramadhan Amiludin
NIM: 1112051000040
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
ABSTRAK
DEDEN RAMADHAN AMILUDIN Analisis Semiotik Makna Kebebasan dalam Islam Pada Film Bilal A New Breed Of Hero Film adalah media massa berbentuk audio visual yang sarat akan makna tertentu sehingga efektif dalam menyampaikan pesan. Salah satu film animasi bernafaskan Islam yaitu Bilal A New Breed Of Hero, dalam film bertemakan pahlawan yang diangkat dari kisah nyata ini, Bilal kecil ingin melawan perbudakan hingga akhirnya dia menjadi orang yang mulia. Berbagai macam dinamika yang muncul memberikan aspek penandaan makna, salah satunya adalah penandaan makna kebebasan dalam islam. Bedasarkan konteks di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimana makna denotasi, konotasi, serta mitos kebebasan dalam Islam pada film Bilal A New Breed of Hero? Di dunia perfilman internasional ada beberapa film yang diproduksi berdasarakan kisah nyata. Salah satunya film Bilal A New Breed Of Hero. Film ini mendapatkan banyak penghargaan bergengsi di Asia dan juga UAE. Film yang disutradarai oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi ini sarat akan pesan kebebasan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan objek dalam realitas. Makna konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Sedangkan mitos merupakan atau emosi pembaca/ pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film Bilal A New Breed Of Hero. Hasil yang diperoleh meliputi makna denotasi dari objek yang diteliti menampilkan bagaimana tekad seorang Bilal dalam mencari kebebasan yang hakiki. Makna konotasi adalah kebebasan dalam Islam di setiap adegan berupa bentuk-bentuk kebebasan individual. Sedangkan makna mitosnya adalah kebebasan yang hakiki ialah kebebasan yang selaras dengan fitrah manusia yaitu terbebas dari penghambaan diri selain kepada Allah SWT.
1
Kata kunci: Kebebasan dalam Islam, Semiotika, dan Film
KATA PENGANTAR
���﷽
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, dialah
sebaik-baik penolong, tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain
dengan kehendak Allah. Sehingga penulis diberikan kekuatan
fisik dan batin untuk dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabat dan
para pengikutnya. dialah manusia paling mulia yang berakhlak
mulia pembawa ajaran mulia yaitu Agama Islam yang
mengajarkan kepada manusia arti sebuah kesetaraan dan
kebebasan sebagai makhluk yang merdeka. Penulis menyadari
bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami
hambatan dan kesulitan. hingga terkadang rasa putus asa selalu
dirasakan. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga dari berbagi pihak menjadikan
penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan
akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan, perkenankan
penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. Karena dengan
bimbingan, arahan serta semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis, terutama kepada:
2
1. Suparto, M.Ed. Ph. D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag,
BSW. MSW selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.
Sihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA
selaku wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Hj. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. H. Edi Amin, MA sebagai Sekertaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Drs. Masran. MA sebagai Ketua Jurusan serta Fita
Fathurrahmah. M.Si sebagai Sekertaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam 2012-2019 yang telah
membantu mengarahkan penulis hingga tahap akhir ini.
5. Ade Masturi sebagai Dosen Penasihat skripsi penulis yang
telah bersedia meluangkan waktu dikala padatnya jadwal
mengajar dan meluangkan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan inspirasinya kepada penulis dikala
berkonsultasi. Serta teramat sabar dalam membimbing
dan mengarahkan penulis.
6. Drs. Hamdani sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dari semester 1 hingga sekarang.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
3
telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis
selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu penulis dalam hal peminjaman buku-
buku yang digunakan sebagai referensi dan memberikan
pelayanan dengan baik kepada penulis hingga
penyusuanan skripsi ini selesai.
9. Kepada ayah dan ibu penulis, yaitu H. Ara Gunaedi dan
Hj. Karyati. Terima kasih atas segala kesabarannya yang
menjaga penulis semenjak kandungan, memotivasi
penulis dan mendidik penulis hingga menjadi seperti
sekarang ini. Atas segala untaian doa yang mengiringi
perjuangan penulis sampai sekarang hingga
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Teteh Rika Supartika dan kakak Beni Gunaedi
yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi
kepada penulis
11. Ustadz Sahrul Mubarok, M, Ag sebagai senior yang telah
membangkitkan semangat penulis dari keterpurukan
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada sahabat terbaik Fadli Husen dan keluarga yang
banyak membantu penulis di akhir-akhir pengerjaan
skripsi
13. Pondok Pesantren Yatim Assa’adah, ayahanda Drs. H.
Ahmad Yani Rahman selaku Pimpinan yang memberikan
4
dorongan moril maupun materil untuk penulis, beserta
seluruh santriwan-santriwati.
14. Dynamic Generation, Adamantium Generation, dan kls 4
Int TMI yang tidak pernah berhenti melantunkan doa
memberikan semangat dan banyak informasi yang sangat
membantu penulis dalam penulisan skripsi.
16. Teman jihad menuju S1, Haris Mauludin dan Hera
Setiawati yang terus kompak tanpa lelah, putus asa dan
menyerah demi mengapai cita-cita.
17. KPI B, terima kasih atas kebersamaan yang menyimpan
banyak kenangan. Terima kasih telah menjadi bagian
cerita semasa kuliah yang tidak akan terlupakan.
18. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu
namun tanpa mengurangi rasa hormat, yang telah
membantu penulis. penulis ucapkan terima kasih.
5
DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................... I KATA PENGANTAR ........................................................ II DAFTAR ISI ....................................................................... VI DAFTAR TABEL .............................................................. IX DAFTAR GAMBAR .......................................................... IX
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............. 6
1. Tujuan Penelitian .............................. 6 2. Manfaat Penelitian ............................. 7
D. Metodologi Penelitian ........................... 7 1. Metode Penelitian ............................. 7 2. Objek dan Subjek Penelitian ............ 9 3. Sumber data penelitian ..................... 9 4. Teknik Pengumpulan Data ............... 10 5. Teknik Analisis Data ........................ 10 6. Teknik Penulisan .............................. 11
E. Tinjauan Pustaka .................................... 11 F. Sistematika Penulisan ............................ 13
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik ........ 15 1. Pengertian Umum Semiotik ............. 15 2. Konsep Semiotika Roland Barthes... 19
B. Tinjauan Umum Tentang Film ............... 22 1. Pengertian Umum Film..................... 22 2. Film Sebagai Media Massa ............... 24 3. Unsur-unsur Film .............................. 27 4. Struktur Film ..................................... 27 5. Sinematografi .................................... 28 6. Jenis-jenis Film ................................. 30 7. Film Sebagai Media Komunikasi ..... 36 8. Film Sebagai Media Dakwah ........... 38
C. Tinjauam Umum Tentang Kebebasan... 41 1. Pengertian Umum Kebebasan .......... 41
7
2. Kebebasan Perspektif Barat ............. 45 3. Kebebasan dalam Islam.................... 46
D. Kerangka Berpikir .................................. 55
BAB III. GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Sekilas Tentang Film Bilal ..................... 56 B. Sejarah Tokoh Bilal................................ 57 C. Sinopsis Film .......................................... 62 D. Profil Sutradara ...................................... 64 E. Profil Pemain .......................................... 67 F. Pengisi Suara versi Inggris ..................... 73 G. Pengisi Suara versi Arab ........................ 80 H. Tim Produksi Film ................................. 85
BAB IV. DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pengantar Adegan Pada Film ................. 87 B. Temuan Adegan-adegan Kebebasan
Dalam Islam Pada Film Bilal ................. 87 1. Scene 1 ............................................. 87 2. Scene 2 ............................................. 89 3. Scene 3 ............................................. 90 4. Scene 4 ............................................. 92 5. Scene 5 ............................................. 97 6. Scene 6 ............................................. 99 7. Scene 7 ............................................. 104 8. Scene 8 ............................................. 105
BAB V. PEMBAHASAN
A. Scene 1 ................................................... 106 1. Denotasi............................................ 106 2. Konotasi ........................................... 107 3. Mitos ................................................ 108
B. Scene 2 ................................................... 109 1. Denotasi ............................................ 109 2. Konotasi ............................................ 109
8
3. Mitos ................................................. 111 C. Scene 3 ................................................... 112
B. Implikasi ................................................. 140 C. Saran-saran ............................................. 140
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Scene 1 ................................................................. 87
Tabel 4.2 Scene 1I ................................................................ 89
Tabel 4.3 Scene 1II ............................................................... 90
Tabel 4.4 Scene 1V ............................................................... 92
Tabel 4.5 Scene V ................................................................. 97
Tabel 4.6 Scene V1 ............................................................... 99
Tabel 4.7 Scene V1I.............................................................. 104
Tabel 4.8 Scene VII1 ............................................................ 105
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes .............................. 20
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................ 55
Gambar 3.1 Poster Film Bilal: A New Breed Of Hero ........ 56
Gambar 3.2 Profil Ayman Jamal .......................................... 64
Gambar 3.3 Profil Khurram H. Alavi .................................. 66
Gambar 3.4 Profil Bilal ........................................................ 67
Gambar 3.5 Profil Umayyah ................................................ 68
Gambar 3.6 Profil Hamzah .................................................. 68
Gambar 3.7 Profil Al Siddiq ................................................ 69
10
Gambar 3.8 Profil Hamama ................................................. 69
Gambar 3.9 Profil Charalatan Priest .................................... 70
Gambar 3.10 Profil Sa’ad .................................................... 70
Gambar 3.11 Profil Sohaib ................................................... 71
Gambar 3.12 Profil Ghufaira................................................ 71
Gambar 3.13 Profil Abu Al Hakam ..................................... 72
Gambar 3.14 Profil Safwan .................................................. 72
Gambar 3.15 Profil Okba ..................................................... 73
Gambar 3.16 Profil Adewale Akinnouye-Agbaje ................ 73
Gambar 3.17 Profil Ian McShane ........................................ 74
Gambar 3.18 Profil Dave B. Mitchel ................................... 74
Gambar 3.19 Profil Fred Tatasciore ..................................... 75
Gambar 3.20 Profil Cynthia McWilliams ............................ 75
Gambar 3.21 Profil Thomas Ian Nicholas............................ 76
Gambar 3.22 Profil Jon Curry .............................................. 76
Gambar 3.23 Profil Jacob Latimore ..................................... 77
Gambar 3.24 Profil China Anne McClain............................ 77
Gambar 3.25 Profil Al Rodrigo ............................................ 78
Gambar 3.26 Profil Mick Wingert ....................................... 78
Gambar 3.27 Profil Michael Gross ...................................... 79
Gambar 3.28 Profil Qusai Kheder ........................................ 80
11
Gambar 3.29 Profil Jamal Sulayman ................................... 80
Gambar 3.30 Profil Assad Khalifa ....................................... 81
Gambar 3.31 Profil Jihad Al Atrash ..................................... 82
Gambar 3.32 Profil Ola Al Fares ......................................... 82
Gambar 3.31 Profil Yasser Al Saggaf .................................. 83
Gambar 3.31 Profil Faisal Al Zahrani .................................. 83
Gambar 3.31 Profil Yassin Kamel ....................................... 84
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemuliaan dan kebebasan adalah dua hal yang saling
berkaitan, karena salah satu tanda kemuliaan manusia ialah
diberikannya kebebasan untuk berbuat segala sesuatu yang
mendatangkan maslahat bagi dirinya dan juga bagi masyrakat
luas umumnya.
Di zaman modern ini kebebasan menjadi kartu sakti
yang dikeluarkan oleh orang-orang yang memiliki banyak
kepentingan, kebebasan menjadi alat propaganda yang efektif
untuk membenarkan apa yang dilakukan oleh manusia saat ini.
sehingga makna kebebasan itu sendiri terasa kabur dan tidak
jelas pembatasannya.
Meminjam istilah Dr Syamsuddin Arif, para
pengusung kebebasan itu lalu menyandarkan alasan mereka
pada sebuah konsensus yang merujuk kepada Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau yang lebih
populer dengan sebutan Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka
berkilah, dengan kebebasan yang terjamin sebagai hak asasi
tersebut, berarti setiap individu punya kemerdekaan dan
kebebasan “dari” dan “untuk” melakukan sesuatu.1
Maka dengan banyaknya perspektif mengenai
kebebasan dan kaburnya batasan kebebasan, di dalam
1 “Pengusung Kebebasan” diakses pada 30 April 2019 dari, https://www.hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/read/2015/10/16/81030/kebebasan.html
1
2
penelitian ini penulis berusaha memaparkan hal-hal yang
berkaitan dengan kebebasan yang hakiki menurut pandangan
Islam. Dan untuk menjembatani pemaparan ini dipilihlah
media yang cukup bagus dan efektif dalam menyebarkan nilai-
nilai tersebut, yaitu film.
Film merupakan salah satu bentuk dari media massa
yang penyebarannya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
berbagai macam hal, seperti berdakwah, memberikan
informasi ataupun hiburan. Ia merupakan salah satu media
massa yang semakin diminati akhir-akhir ini oleh berbagai
macam kalangan tanpa melihat ras, agama, suku dan usia.
Dengan bentuknya yang audio visual atau terdiri dari
suara dan gambar, maka pesan yang disampaikan film dapat
dilihat dari karakter tokoh, dialog ataupun skenario film secara
keseluruhan. Sehingga film dapat menjadi sebuah karya
estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat
penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Ia juga dapat
menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula
sebagai sarana penyebar luas nilai-nilai budaya baru.
Salah satu bukti bahwa film sebagai sarana penyebar
luas nilai-nilai budaya baru adalah cerita Film Bilal A New
Breed of Hero yang berbentuk animasi, menggambarkan sosok
manusia lemah yang tak berdaya karena ditangkap dan diculik
oleh para penjarah yang membuat dirinya terpaksa menjadi
seorang budak. Dari sinilah ia kemudian terhempas dalam
sebuah dunia yang penuh kekejaman dan ketidakadilan.
Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Bilal mulai
3
menemukan kekuatan dari dalam dirinya untuk menemukan
jalan hidupnya.2 Yaitu dengan memilih Islam sebagai jalan
hidupnya, yang ia anggap sebagai jalan terbaik, karena melalui
Islamlah ia mengenal bahwa setiap manusia dilahirkan bebas
(merdeka) dan setara, meskipun dengan keragaman
personalitas yang disandang. Kebebasan merupakan hal yang
inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu
memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya
sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia,
sehingga dengan hak-haknya tersebut manusia menjadi
makhluk yang mulia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi,
كرمنا بين ءادم ومحلناهم يف البـر و البحر ورزقـناهم من الطيبات و ولقد
فضلناهم علي كثري ممن خلقناتـفضيال
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.(QS. 17:70)
Dalam salah satu adegan film tersebut Bilal
menyatakan kepada ibunya bahwa cita-citanya adalah menjadi
prajurit yang kuat dan ingin menunggang kuda yang besar
2Mbahsinopsis.id, “Film Bilal: A New Breed of Hero 2018”. Dari https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of-hero-2018, artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018
4
serta melawan penjahat melindungi ibu dan Ghufaira, namun
ibunya mengingatkan bahwa pedang dan kuda tidak
membuatmu kuat, untuk menjadi kuat adalah “dengan hidup
tanpa rantai amarah dan dendam”.
Pernyataan itu kiranya dapat mewakili arti dari sebuah
kebebasan yang hakiki, yaitu kebebasan dari segala hal yang
bersifat materi dan hawa nafsu. Hal ini berbeda dengan makna
kebebasan yang kita ketahui sekarang, bahwa bebas adalah
ketika kita bebas melakukan segala sesuatu, yang apabila kita
telurusi dasar dari tindakan itu hakikatnya kebebasan yang
diperbudak oleh hawa nafsu kita.
Film ini dikemas oleh sang sutradara menjadi sebuah
film animasi yang modern dan sarat akan makna. Hal ini
ditujukan agar muatan islami yang disampaikan bersifat
universal sehingga dapat diterima oleh masyarakat umum dari
berbagai macam ras dan agama.
Dalam film ini banyak sekali pesan-pesan nilai
keislaman yang berkaitan dengan kebebasan disampaikan
secara implisit sehingga di dua tahun setelah penayangan
perdananya di wilayah Timur Tengah dan Afrika, film ini bisa
masuk ke Amerika yang notabanenya negara anti Islam. Kisah
seorang sahabat nabi yang mulia dari agama terakhir, yang
membawa nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, kebebasan dan
keadilan yang kini sedang menjadi masalah terbesar di negara-
negara Eropa dan Amerika. Sehingga dengan adanya film ini
seolah sutradara ingin menjawab stigma negatif orang-orang
yang anti terhadap agama Islam selama ini.
5
Dalam perkembangannya, film menemukan bentuk
barunya yaitu film animasi. Animasi diambil dari bahasa latin,
“anima” yang artinya jiwa, hidup, nyawa, dan semangat.
Animasi adalah dua gambar dimensi yang seolah-olah
bergerak, karena kemampuan otak untuk selalu
menyimpan/mengingat gambar sebelumnya.3
Animasi telah berkembang sesuai dengan kemajuan
teknologi yang ada sehingga muncul jenis animasi. Teknik
yang digunakan untuk membuat animasi makin beragam.4
Setidaknya ada tiga jenis animasi yang sering diproduksi, yaitu
Animasi 2D, Animasi 3D dan Animasi stop motion.
Bilal: A New Breed of Hero merupakan film aksi
petualangan animasi 3D yang diproduksi oleh Barajoun
Entertainment yang berbasis di Dubai UEA ini disutradarai
oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi. Film animasi
menghabiskan dana 30 juta dolar.5 Dan dikerjakan selama 8
tahun oleh 250 animator.
Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film
box office. Film ini memenangkan “The Best Inspiring
Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes dan
“Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award.
Film ini juga dinominasikan untuk Best Animated Feature
3 Cinemags. The Making of Animation: Homeland. (Bandung: PT. Megindo Tunggal Sejahtera Indonesia, 2004), h.17
4 Zaharuddin G. Djalle. The Making of 3D Animation Movie. (Jakarta: Gramedia, 2007), h.23
5 Hidayatullah.com, “Film Kepahlawanan Bilal Siap Mengguncang Hollywood”. Artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018 dari, https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2018/01/22/133628/film-kepahlawanan-bilal-siap-mengguncang-hollywood
6
Film di Asia Pacific Screen Awards atau “APSA”,
penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.6
Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Analisis Semiotika
Makna Pesan Kebebasan dalam Islam pada Film Bilal: A
New Breed of Hero”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti
membatasi penelitian ini terhadap analisis scene mengenai
makna kebebasan dalam Islam yang terdapat pada film Bilal:
A New Breed of Hero dengan pendekatan teori analisis
semiotik Roland Barthes.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos
mempresentasikan makna kebebasan dalam Islam pada film
Bilal: A New Breed of Hero?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis makna denotasi,
konotasi, dan mitos yang mempresentasikan makna
6 Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Dari https://www.portal-islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of-hero-diputar-di, artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018
7
Kebebasan dalam Islam pada film Bilal A New Breed of
Hero.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk memberikan gambaran mengenai dunia
perfilman kepada mahasiswa jurusan komunikasi
maupun masyarakat umum yang mempunyai minat
pada film. Serta dapat berkontribusi pada
pengembangan keilmuan komunikasi, khususnya bagi
penelitian analisis dan kajian semiotika.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini
diharapkan dapat memberikan deskripsi dalam
membaca makna yang terkandung di dalam adegan-
adegan sebuah film melalui metode analisis semiotik.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau
8
tulisan dan perilaku orang yang diamati.7 Menurut
Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif
yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses
analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung
ke lapangan, melakukan observasi partisipasi lapangan.
Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti
terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan
pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.9
Penelitian ini berpedoman pada pendekatan
kualitatif, dengan menggunakan analisis semiotik.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diteliti
berupa gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka (dialog)
dalam sebuah film. Kemudian analisis yang digunakan
adalah analisis semiotik. Semiotika merupakan analisis
untuk mengkaji tanda. Penelitiaan ini membahas mengenai
pesan kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam sebuah
film. Oleh sebab itu, peneliti memilih analisis two order of
signification Roland Barthes untuk menganalisis pesan
7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 34
8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: kencana, 2008), Cet. III, h. 303.
9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat,h. 303.
9
kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam film Bilal A
New Breed of Hero.
2. Objek dan subjek penelitian
Objek penelitian yaitu film Bilal Breed of New
Hero karya Aiman Jamal dan subjeknya adalah potongan
gambar visual serta dialog yang terdapat dalam film Bilal A
New Breed of Hero yang berkaitan dengan rumusan
masalah yang telah dipaparkan.
3. Sumber data penelitian
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat
penting untuk digunakan dalam penelitian guna
menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.
Dalam hal ini penulis menggunakan:
1) Data Primer
Data penelitian merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari objek peneliti perorangan,
kelompok, dan organisasi.10 Dalam hal ini data Primer
yaitu rekaman video film Bilal A New Breed of Hero
terutama pada adegan yang mengandung nilai-nilai
kebebasan dalam Islam.
2) Data Sekunder
10 Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 29.
10
Memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi
(tersedia) melalui publikasi dan informasi yang
dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan,
termasuk majalah dan jurnal.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian
ini terdiri atas dua, yaitu :
a. Observasi
Menurut Kartono pengertian observasi ialah studi
yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.11 Dalam penelitian ini, metode observasi
yang dilakukan adalah dengan mengamati dialog-dialog
dengan teliti, serta adegan-adegan dalam film Bilal A
New Breed of Hero. Kemudian, menganalisis adegan
yang telah ditentukan sesuai dengan teori yang telah
digunakan.
b. Studi Kepustakaan (Library Research)
Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data
melalui beberapa literatur dan sumber bacaan, seperti
buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas
dan pendukung penelitian.
3. Teknik Analisis Data
11Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h.143.
11
Setelah data primer dan data sekunder terkumpul,
peneliti melakukan analisis data menggunakan teknik
analisis semiotika Roland Barthes. Barthes
mengembangkan semiotika beberapa tahap yaitu denotasi
dan konotasi yang di dalamnya terkandung pula makna
mitos. Semiotik Roland Barthes menghasilkan makna
secara objektif untuk memahami makna secara tersirat
dalam film Bilal A New of Hero yang menjadi objek
penelitian ini.
4. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman
pada buku “pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh CeQDA
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh
peneliti di perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terdapat beberapa penelitian skripsi terdahulu yang
berkaitan. Tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk menghindari
adanya plagiasi dan bisa jadi bahan referensi peneliti.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan diantaranya:
1. MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM
BAJRANGI BHAIJAN12 Oleh Devi Feria Artika,
12 Devi Feria Artika,”Makna Toleransi Agama Dalam Film Bajrangi Bhaijan” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016
12
mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna toleransi
agama dalam film Bajrangi Bhaijan. Persamaannya dengan
skripsi ini yaitu sama-sama meneliti sebuah film yang fokus
kepada makna yang disampaikan, sedangkan peneliti fokus
kepada pesan kebebasan dalam Islam pada film Bilal Breed
of New Hero.
2. ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PESAN
RADIKALISME AGAMA DALAM FILM MATA
TERTUTUP KARYA GARIN NUGROHO13 oleh Aditya
Prasetyo, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
konsentrasi jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna pesan
Radikalisme yang terkandung dalam Film Mata Tertutup
karya Garin Nugroho dengan menggunakan pendekatan
analisis semiotika Roland Barthes, dan menjelaskan
bagaimana makna pesan radikalisme agama dipresentasikan
dalam film tersebut.
3. ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PERJUANGAN
MENJADI ISTRI SHALIHAH DALAM FILM AIR
13 Aditya Prasetyo,”Analisis Semiotik Makna Pesan Radikalisme Agama Dalam Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016
13
MATA SURGA14Oleh Aisyah, Mahasiswi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, konsentrasi jurnalistik,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna
Perjuangan Menjadi Istri Shalihah yang terkandung dalam
Film Air Mata Surga dengan menggunakan pendekatan
analisis semiotika Roland Barthes, dan menjelaskan
pendekatan kualitatif yang sama digunakan oleh peneliti.
Perbedaannya jelas terdapat pada subjek dan objek
penelitiannya.
F. Sistematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap
penulisan karya ilmiah ini, maka penulis menyusunnya ke
dalam enam bab. Dalam bab-bab tersebut mengandung
beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara terperinci,
adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan yang
melatar belakangi penelitian ini dan batasan penelitian yang
14 Aisyah, “Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016
14
meliputi: Latar belakang masalah, batasan dan rumuan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penlitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II. Kajian Pustaka
Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan
beberapa hal yang menyangkut pembahasan dalam penelitian
ini.
Bab III. Gambaran Umum Latar Penelitian
Pada bab ketiga ini difokuskan terhadap gambaran umum
objek penelitian yakni Film Bilal Breed of New Hero
Bab IV. Data dan Temuan Penelitian
Pada bab keempat ini membahas analisa hasil temuan data
yang menggambarkan makna pesan kebebasan dalam Islam
yang terkandung dalam film Bilal breed of New Hero.
Bab V. Pembahasan
Pada bab ini berisi uraian pembahasan mengenai makna
denotasi, konotasi dan mitos dari hasil temuan data yang
sebelumnya
Bab VI. Simpulan, Implikasi dan Saran
Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan dan
implikasi hasil penelitian, serta memberikan saran-saran dan
beberapa lampiran yang didapat peneliti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik
16
1. Pengertian Umum Semiotik
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia semiotik
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan
manusia.15 Sedangkan semiotika adalah ilmu (teori) tentang
lambang dan tanda dalam bahasa, lalu lintas, kode morse,
dan sebagainya16 sehingga antara semiotik dan semiotika
memiliki kaitan yang erat.
Dalam pengertiannya sebagai fakta historis, seorang
pendiri ilmu kedokteran modern bernama hipocrates (460-
377 SM) yang mengusulkan istilah ‘semiotika’ dan
mendefinisikannya sebagai cabang ilmu kedokteran untuk
mempelajari gejala-gejala.17 Gejala sebagai semeion berarti
‘ciri atau tanda’ yang menunjukkan sesuatu di luar dirinya.
Hippocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter
adalah menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh
gejala-gejala ini dalam kaitannya dengan tubuh manusia.
Menurut Eco, Secara Etimologis, semiotik berasal
dari kata Yunani Semeion yang berarti “tanda”.Tanda itu
sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat
dianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara
Terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu
15 “Definisi semiotik” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 01.57 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/semiotik,
16 “Definisi semiotika” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 02.02 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/semiotika,
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa,
seluruh kebudayaan sebagai tanda.18
Menurut Roland Barthes, analisis semiotika
digunakan untuk melihat tingkatan makna dalam tanda
(sign). Makna denotasi misalnya mengacu pemaknaan pada
tingkat pertama yang bersifat objektif (first order) yang
dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan
mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas
atau gejala yang ditunjuk. Sedangkan makna konotasi
mengacu pada makna dalam tingkatan kedua (second
order), yakni makna-makna yang dapat diberikan pada
lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai budaya.
Bahkan untuk melihat makna konotatif ini, Barthes
menggunakan istilah mitos (myth) atau rujukan yang
bersifat kultural.19
Malone dalam Pawito menjelaskan semiotika
menurut Pierce yaitu proses digunakan untuk menunjuk
studi tentang lambang-lambang (sign) secara luas baik
dalam konteks kultural maupun natural.20 Dalam konsep
Pierce, lambang dibedakan menjadi tiga kategori pokok
yang meliputi Ikon (icon), indeks (index), dan simbol
(symbol).
18Alex Sobur. Analisis Teks Media – Suatu Pengantar, Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009), h. 95.
19Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Jogjakarta: LKiS Pelangi Nusantara, 2007), h. 163-164.
20Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif , h.161-162.
18
Pawito menyimpulkan analisis semiotika
(semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk
menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap
paket-paket lambang pesan atau teks dengan segala
bentuknya (sign) baik pada media massa maupun
dokumen/teks lainnya.21Sedangkan Alex Sobur menggaris
bawahi definisi semiotika dari para ahli bahwa semiotika
itu sebagai ilmu atau proses yang berhubungan dengan
tanda.22
Kajian tentang semiotika terbagi menjadi dua jenis,
yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang
produksi tanda yang salah satu di antaranya
mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi
(pengirim, penerima, pesan, saluran dan acuan). Sedangkan
semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda
dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.23
Dalam kajian komunikasi, semiotika merupakan
ilmu penting, sebab tanda-tanda (signs) merupakan basis
utama dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996). Sebab
dengan tanda-tanda manusia dapat melakukan komunikasi
apapun dengan sesamanya.24
21Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. h. 155. 22Sobur. Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 16. 23Sobur. Semiotika Komunikasi, h.15. 24Sobur. Semiotika Komunikasi, h.15.
19
Sedangkan menurut Morissan, semiotika adalah
studi mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan
tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi
semiotik mencakup teori terutama mengenal bagaimana
tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan
sebagainya yang berada di luar diri. Studi mengenai tanda
tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari
komunikasi tetapi juga memiliki efek besar pada hampir
setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori
komunikasi. Beberapa tokoh yang menjadi pencetus kajian
teori semiotik antara lain :
a. Charles Sanders Pierce
Charles Sanders Pierce merupakan ahli filsafat pada
abad kesembilan belas, yang dianggap sebagai pendiri
semiotika modern. Ia mendefinisikan semiotika
sebagai suatu hubungan antara tanda (simbol), objek,
dan makna. Tanda mewakili objek (refenant) yang
ada di dalam pikiran orang yang
menginterpretasikannya (interpreter). Pierce
menyatakan bahwa representasi dari suatu objek
disebut interpretant.
b. Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure seorang ahli linguistik Swiss
yang terkenal dengan konsep semiotik signifier
(penanda) dan signified (petanda). Dalam konteks
semiotik Saussure, penanda merupakan bunyi yang
bermakna atau coretan yang bermakna (aspek
20
material), yaitu apa yang ditulis, dikatakan, atau
dibaca. Petanda merupakan gambaran mental yaitu
pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa.
c. Roland Barthes
Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal
dengan konsep mythologies atau mitos. Sebagai
penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes
menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunanya, interaksi antara
konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami
dan diharapakan oleh penggunanya. Konsep
pemikiran Barthes dikenal dengan dua tatanan
pertandaan (Two Order of Signification).
2. Konsep Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang
pemikir strukturalis yang getol mempraktikan model
linguistik dan semiologi Saussuren. Barthes lahir
tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di
Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil
dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis ia
juga intelektual dan kritikus sastra Prancis yang
ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan
semiotika pada studi sastra. Bertens menyebutnya
sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral dalam
strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an.25
25 Sobur. Semiotika Komunikasi, h.63
21
Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem
tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.
Barthes menciptakan peta tentang bagaimana
tanda bekerja:
i. Signifier
(Penanda) 2.Signified
(petanda)
3. Detonative signifier
(tanda detonatif)
4. Connotative Signifier
(Penanda Konotatif)
5. Connotative
Signified (petanda
Konotatif)
6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)
(Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes)26
Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda
denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2).
Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif
adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain,
hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika
anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi
seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian
menjadi mungkin.
26 Sobur. Semiotika Komunikasi, h.69
22
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif
tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang
melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah
sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi
penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti
pada penandaan dalam tataran denotatif.
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi
dan konotasi dalam pengertian secara umum serta
denotasi dan konotasi yang dimengerti Barthes.
Dalam pengertian umum, denotasi biasanya
dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang
“sesungguhnya”, bahkan kadang kala juga dirancukan
dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang
secara tradisional disebut sebagai denotasi ini
biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan
arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan
tetapi, di dalam semiologi Roland Barthes dan para
pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi
tingkat pertama, sementara konotasi merupakan
tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih
diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan
demikian, sensor atau represi politis.27
Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak
sekedar memiliki makna tambahan, namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang
27 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69-71.
23
melandasi keberadaannya. Konotasi identik dengan
operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos, dan
berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku
dalam satu periode tertentu. Mitos, dalam pemahaman
semiotika Barthes adalah pengkodean makna nilai-
nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.28
B. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Pengertian Umum Film
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film
diartikan dalam dua pengertian. Pertama film adalah selaput
tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif
(yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif
(yang akan dimainkan di bioskop). Kedua, film diartikan
juga sebagai lakon (cerita) gambar hidup. 29 Dalam bahasa
inggris film dikenal dengan movie yang mengandung arti
gambar hidup dan bioskop. 30
Film adalah karya seni budaya yang merupakan
pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara
28 Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama (Malang: UIN Malang-Press), h.23
29 “Definisi film” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 02.12 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film
30 “Definisi Movie” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 20.30 WIB dari, https://en.oxforddictionaries.com/definition/movie
24
dan dapat dipertunjukkan.31Film memiliki kemampuan
yang sangat besar dalam memengaruhi penontonnya. Ini
diakarenakan film ditayangkan pada suatu layar putih besar
dalam suatu ruangan khusus, yang bernama bioskop, yang
membuat penontonnya sejenak melupakan realitas mereka
dan fokus mengikuti alur cerita film tanpa gangguan dari
dunia luar. Pengaruh dari film mampu menghipnotis
seorang penonton dengan sentuhan magisnya dan membuat
penonton itu merubah pandangannya.
Menurut UU 8/1992, sebagaimana dikutip oleh
Taufan Saputra dalam jurnalnya yang berjudul
“Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film
2012 Karya Roland Emmrich”, definisi film adalah sebagai
berikut.
“film adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa audio visual yang
dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada
pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan
hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik,
atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
31 “UU Perfilman” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 20.51 dari, http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/5168_1434-UU33Tahun2009Perfilman.pdf
25
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya.”32
Film sebagai penanda berarti teks yang memuat
serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan timbulnya
ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan
sebagai petanda, film merupakan cermin bagi kehidupan
metaforis.33 Di dalam genre film terdapat sistem
signifikansi yang dapat ditanggapi oleh setiap orang. Hal ini
jelas bahwa topik dalam film menjadi sangat pokok dalam
kajian semiotika media dan melalui film, setiap orang
mencari inspirasi, wawasan, rekreasi dan informasi.
2. Film Sebagai Media Massa
Pada awal kemunculannya di akhir abad ke-19, film
menjelma menjadi sebuah alat presentasi dan distribusi dari
tradisi hiburan yang menawarkan cerita, panggung, musik,
drama, humor dan trik teknis bagi konsumsi populer. Film
juga hampir menjadi media massa yang dalam artiannya
bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah
besar dengan cepat.
Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film
sebagai bisnis pertunjukkan. Pertama, penggunaan film
untuk propaganda sangat signifikan, terutama jika
diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan,
32 Taufan Saputra, “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 karya Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip-ummul.ac.id, 13 Maret 2019, h. 277.
54 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Filsafat Kebebasan, hal.45
44
a. Kebebasan jasmaniah, maksudnya adalah tidak
adanya paksaan terhadap kemungkinan-
kemungkinan kita untuk menggerakkan badan kita,
misalnya terhadap kemungkinan untuk pergi ke
pasar, untuk berteriak, untuk memegang buku.
Jangkauan kebebasan ini ditentukan oleh
kemampuan badan kita sendiri.
b. Kebebasan kehendak, maksudnya adalah kebebasan
untuk menghendaki sesuatu. Jangkauan kebebasan
kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan
untuk berpikir, dan karena manusia dapat
memikirkan apa saja maka ia dapat menghendaki
apa saja.
c. Kebebasan moral, maksudnya adalah tidak adanya
macam-macam ancaman, tekanan, larangan dan lain
desakan yang tidak sampai berupa paksaan pisik.55
Harold H. Titus (11, 1984, p. 99-109) dalam
membahas persoalan ada atau tidak adanya kebebasan
manusia mengajukan tiga pandangan, yakni:
a. Determinisme
Determinisme adalah suatu teori atau pandangan yang
mengatakan bahwa segala sesuatu dalam alam ini
termasuk manusia diatur oleh hukum sebab akibat.
b. Indeterminisme (free will)
55 Dardiri, “Sepintas Tentang Artii Kebebasan Manusia dan Peranannya Dalam Pertanggungjawaban Moral”, diakses pada 29 April 2019 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31437/19017
45
Indeterminisme adalah suatu teori atau pandangan
yang mengatakan bahwa bagian-bagian alam ini
mempunyai kemampuan besar untuk bermain secara
bebas (loose play). Dengan ungkapan lain, tidak
semua benda itu terikat dengan hukum sebab akibat.
c. Self-Determinisme
Self-Determinisme yaitu suatu sikap atau pandangan
yang menekankan aku sebagai penyebab, yang
merupakan pusat kreativitas dan memiliki kebebasan
memilih. 56
Oleh karenanya berbicara masalah kebebasan,
yang oleh Norman P. Barry, diartikan sebagai “tidak
adanya suatu paksaan atau rintangan” dan oleh Werner
Becker didefinisikan sebagai “orang yang dalam batas-
batas tertentu dapat melakukan atau meninggalkan apa
yang dia inginkan.57
Satu-satunya kebebasan yang pantas disebut
kebebasan adalah kebebasan untuk mengejar kebaikan
kita sendiri menurut cara kita sendiri, selama kita tidak
berusaha merampas hak orang lain dari kebaikan mereka
56 Dardiri, “Sepintas Tentang Artii Kebebasan Manusia dan Peranannya Dalam Pertanggungjawaban Moral”, diakses pada 29 April 2019 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31437/19017
57 In’amuzzahidin, Muh,“Konsep Kebebasan Dalam Islam”, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Negeri Islam Walisongo. Hal. 260
46
atau menghalangi usaha mereka untuk mendapatkannya.58
Maka kebebasan yang dimiliki oleh manusia ialah
kebebasan yang terikat.
2. Kebebasan Perspektif Barat
Jika kita melihat konsep kebebasan ala barat,
Istilah kebebasan dan kemerdekaan umumnya dipahami
sebagai padanan kata freedom dan liberty. Artinya
keadaan dimana seseorang bebas dari dan untuk berbuat
atau melakukan sesuatu. Yang disebut pertama adalah
kebebasan negatif, dimana segala bentuk pengaturan dan
pembatasan berupa suruhan, larangan ataupun ajaran,
dianggap berlawanan dengan kebebasan; manakala yang
kedua (‘bebas untuk’) dinamakan kebebasan positif,
dimana seseorang boleh menentukan sendiri apa yang ia
kerjakan. Demikian menurut Isaiah Berlin dalam Two
Concepts of Liberty (1958).59
Pada mulanya, liberalisme identik dengan partai
politik atau kelas sosial dan program spesifik. Namun
sekarang istilah tersebut digunakan pada sistem pemikiran
dan perbuatan, yang tidak spesifik pada doktrin filsafat,
dan lebih inklusif daripada prinsip partai.
58 John Stuart Mill, On Liberty Perihal Kebebasan, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2005), hal. 6
59 “Kebebasan ala barat” diakses pada 30 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/
47
Liberalisme setidaknya dapat dideskripsikan
dengan 1) adanya nilai kebebasan berekspresi dari
personalitas individual; 2) adanya kepercayaan terhadap
kemampuan manusia untuk membuat ekspresi tersebut
bagi mereka sendiri dan masyarakat; 3) penegakan dari
institusi-institusi dan kebijakan-kebijakannya, yang
menjaga dan membantu adanya kebebasan ekspresi dan
kepercayaan terhadap kebebasan.60
Kaum liberal, sebagaimana orang Barat pada
umumnya, menjadikan faktor ”mengganggu orang lain”
sebagai batas kebebasan. Seseorang beragama apa pun,
berkeyakinan apa pun, berperilaku dan berorientasi
seksual apa pun, selama tidak mengganggu orang lain,
maka perilaku itu harus dibiarkan, dan negara tidak boleh
campur tangan. Bagi kaum liberal, tidak ada bedanya
seorang menjadi ateis atau beriman, orang boleh menjadi
pelacur, pemabok, menikahi kaum sejenis (homo/lesbi),
kawin dengan binatang, dan sebagainya. Yang penting
tidak mengganggu orang lain. Maka, dalam sistem politik
mereka, suara ulama dengan penjahat sama nilainya.61
3. Kebebasan dalam Islam
Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari
kosakata salima yang berarti selamat sentosa. Dari kata
60 In’amuzzahidin, muh. “Konsep Kebebasan Dalam Islam” Jurnal at-Taqaddum volume 7, nomor 2, November 2015
61 “Kebebasan Barat” diakses pada 30 April 2019 dari: https://insists.id/demi-kebebasan-membela-kebathilan/
48
ini kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti
memeliharakan dalam keadaan selamat, sentosa, dan
berarti pula berserah diri, patuh, tunduk dan taat.62
Islam ialah agama yang kekal dan benar serta
sesuai dengan akal dalam setiap zaman dan bangsa, yang
dibawa oleh Muhammad SAW untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju cahaya dan untuk
menunjukkan manusia jalan yang lurus serta mengarahkan
manusia menuju kebahagian dunia dan akhirat63
م ال س اإل هللا د ن ع ن ي الد ن إ
“sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam.” (QS. 3:19)
Istilah kebebasan menurut definisi agama adalah
buah, terjemah sampel dan praktek bagi agama yang
mendengungkan pembebasan manusia dari semua warna
ikatan dan kehambaan pada selain Allah sang pencipta,
yang mengadakan wujud manusia atas dasar kemuliaan
dan kesempurnaan manusia.64
البحر ورزقـناهم من الطيبات ولقد كرمنا بين ءادم ومحلناهم يف البـر و
و فضلناهم علي كثري ممن خلقناتـفضيال
62 Prof. DR. H. Abuddin Nata, MA., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta, Kencana, 2015), hal.11
64 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal.7
49
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(QS. 17:70)
Ibnu Taimiyah mendefinisikan kebebasan dengan
bentuk penghambaan yang murni terhadap Allah yang
mampu mengumpulkan antara sempurnanya kecintaan
dengan sempurnanya kehinaan di hadapan Allah.65
Kebebasan adalah hak dalam mengerjakan
sesuatu yang diperbolehkan oleh undang-undang.
Sebagian para ahli perundang-undangan (Zakaria
Ibrahim) mengartikan kebebasan dengan suatu bentuk
kreativitas khusus yang dapat memberikan corak utama
manusia dipandang dari sisi berakalnya, dimana
kemauannya dapat melahirkan semua bentuk
aktivitasnya, bukan dari bentuk kemuan yang dianggap
asing darinya. Kebebasan dalam hal ini berarti tidak
adanya paksaan dari luar. Maka kebebasan sejati adalah
sebuah keputusan yang pribadi dan berdikari, didasari
oleh pemahaman yang pribadi dan berdikari.66
Muhsin Al-Abudi mendefinisikan kebebasan
dengan sekelompok hak hak yang telah diakui
65 Ta’arudh Al-Aqli wa An-Naqli “pertentangan nalar dan Nash”, karya Ibnu Taimiyah. Hal. 62
66 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Filsafat Kebebasan, hal.31
50
keberadaannya dan dianggap pokok dalam tataran
peradaban yang jelas, dan untuk berikutnya kebebasan
ini menuntut perlindungan undang-undang secara
khusus, dilindungi negara, dijamin tidak diabaikan dan
penjelasan terhadap beberapa medium yang menjaga
kebebasan tersebut.67
Berbicara tentang kebebasan dalam Islam, sangat
kompleks, tergantung dari sudut mana kita memandang.
Dari tasawuf misalnya. Kebebasan dapat diartikan
dengan terbebasnya seseorang dari dominasi dan jebakan
materi-kebendaan. Dengan dzawq-nya, ia mampu
menyaksikan hakekat kebenaran ( mukasyafah/
ketersingkapan).68 Atau dari teologi Islam, seseorang
akan mendapatkan bahasan tentang kebebasan
berkehendak (free will and free act) sebagai lawan dari
predestinasi (taqdir), sebagaimana yang tampak dalam
perdebatan antara golongan mu’tazilah, jabariyah dan
sunni dengan berbagai argumentasinya.
Maka makna kebebasan dalam Islam ada tiga
makna, yaitu:
1. Kebebasan identik dengan fitrah, yaitu tabiat
dan kodrat asal manusia sebelum diubah,
dicemari, dan dirusak oleh sistem kehidupan
disekelilingnya.
67 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.31 68 Abdul Munir Mulkhan, Mencari Tuhan dan Tujuh Jalan
Kebebasan (Sebuah Essai Pemikiran Imam Al-Ghazali), (Jakarta, Bumi Aksara Cet. I, 1992) hal. 122
51
2. Kebebasan daya kemampuan dan kehendak
atau keinginan yang Allah berikan kepada kita
untuk memilih jalan hidup masing-masing.
3. Kebebasan dalam islam berarti memilih yang
baik (ikhtiyar)69
Sehingga kebebasan dalam Islam ialah
kebebasan yang sesuai dengan fitrah manusia yaitu
menghambakan diri kepada Allah, Tuhan yang telah
menciptakannya dan memuliakannya. Kebebasan untuk
kemaslahatan bersama yang memantulkan ilmu dan
adab.
Istilah kebebasan dalam syariat Islam memiliki
arti sosial, dalam hal ini Islam memberikan dua ikatan;
1. Ikatan dari dalam yang bangkit dari jiwa yang
paling dalam, berfungsi dalam penguasaan jiwa,
patuh terhadap putusan akal maupun perasaan, dan
mengikat kebebasan manusia dari mengikuti hawa
nafsu maupun kesenangan. Di antara fenomena
macam ikatan ini yang yang paling nampak adalah
rasa malu.
2. Ikatan dari luar terhadap jiwa yang diatur undang-
undang. Faktor yang mendasari adanya ikatan ini
adalah lemahnya beberapa ikatan jiwa dari dalam,
padahal dalam realitasnya ia sangat menjaga
kebebasan, tidak ada ikatan bagi kebebasan.
69 “Makna kebebasan dalam Islam” diakses pada 30 April dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/
52
I. Kebebasan-kebebasan yang berkenaan dengan
kepentingan individu yang bersifat maknawi.
Kebebasan ini terdiri dari empat macam70
a. Kebebasan beragama
Yang dimaksud kebebasan beragama adalah
dimungkinkannya seseorang untuk memilih agama
atau kepercayaan yang dianutnya. Kebebasan
beragama ini meliputi kebebasan berakidah,
kebebasan menjalankan ibadah, serta melakukan
acara ritual keagamaan.
b. Kebebasan berpendapat, berserikat, pers, dan
mendirikan lembaga-lembaga LSM.
Kebebasan berpendapat adalah suatu kondisi dimana
setiap individu mampu mengekspresikan pendapat
serta pikirannya ke masyarakat.
c. Kebebasan belajar dan mengajar
Yaitu kemampuan seseorang untuk memperoleh
pengajaran atau ilmu dari siapa pun yang
diinginkannya, serta menyampaikan ilmu yang
dipunyai atau menyampaikan kepada siapa pun yang
dikehendakinya.
d. Hak mengajukan petisi
Yaitu hak setiap individu untuk mengutarakan
pengaduan, permohonan ataupun catatan tertulisnya
kepada pemerintah.
70 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.65-66
53
Adapun pembagian mengenai hak dan kebebasan
menurut Dr. Musthafa Zaid Fahmi yang membaginya
menjadi tiga macam71:
1. Hak perorangan/personal. Meliputi hak terjaminnya
kemanan, kebebasan bertempat tinggal, berpindah,
kerahasiaan surat menyurat, serta adanya
penghormatan atas akal manusia.
2. Kebebasan politik. Meliputi kebebasan berpendapat,
beragama dan pemakian atribut keagamaan,
kebebasan berserikat serta pers
3. Hak dan kebebasan sosial ekonomi
Konsep kebebasan (al-hurriyyah atau liberty)
dalam Islam, asal mulanya adalah konsep ikhtiyar dan
taqdir, yang berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya
manusia dalam melakukan perbuatannya, dalam term
teologi atau agama. Kemudian setelah terjadinya kontak
dengan dunia barat konsep tersebut berkembang menjadi
lebih luas cakupannya.72 Kebebasan dalam Islam lebih
terbatas dan terarah, atau dengan kata lain bebas tapi
terikat.
Dalam ayat Al-Qur’an disebutkan tentang
mengemban tanggungjawab menghormati kebebasan
dan hak-hak asasi manusia,
ال و ئـ س م ان ك د ه الع ن إ د ه لع ا اب و فـ و أ و
71 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.67 72 In’amuzzahidin, Muh,“Konsep Kebebasan Dalam Islam”, Hal. 259
54
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Israa’:34)
Ayat ini menjamin pemeliharaan kebebasan agar tidak
disalah gunakan.
Maka untuk membatasi kebebasan yang telah
dipaparkan di atas, ada tiga hal penting yang perlu kita
perhatikan sebagai berikut.
Pertama, bahwa adanya kebebasan yang dimiliki
seseorang tidak boleh mengganggu atau membatasi
kebebasan orang lain. Dengan demikian, kebebasan yang
dimiliki oleh seseorang dibatasi oleh kebebasan individu
orang lain, atau bukan kebebasan tanpa batas, karena
kebebasan tanpa batas akan melahirkan anarkhisme yang
selanjutnya menghancurkan kebebasan yang dimiliki
seseorang.
Kedua, bahwa adanya kebebasan yang dimiliki
seseorang menunjukkan bahwa dalam Islam tidak diakui
adanya perbudakan sebagaimana yang pernah terjadi di
zaman jahiliah atau di zaman modern saat ini. Karena
dalam Islam semua manusia dilahirkan dalam keadaan
bebas atau merdeka dalam menentukan jalan hidupnya.
Ketiga, bahwa kebebasan individu dalam etika
Islam diakui selama tidak bertentangan dengan
kepentingan sosial yang lebih besar atau sepanjang
individu tidak melangkahi hak-hak orang lain.73
73 Prof. DR. H. Abuddin Nata, MA., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta, Kencana, 2015), hal.417-418
55
Dari berbagai pemaparan di atas, Dr. Wahbah
pada akhirnya mengambil kesimpulan bahwa di dunia
ini tidak ada kebebasan mutlak. Menurutnya,
kebebasan selalu terikat dengan aturan tertentu, yaitu
selama tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Oleh karena itu, kebebasan harus diatur sehingga
seseorang tidak berlebihan atau menyalahgunakan
kebebasan. Menurutnya, standar kebebasan harus
bersifat umum dan berlaku untuk semua kalangan
tanpa memandang perbedaan agama, etnis atau
lainnya.74
74 “Kebebasan menurut Prof. Wahbah” diakses pada 30 April 2019 dari, http://almuflihun.com/hak-mendapatkan-kebebasan-perspektif-prof-dr-wahbah-zuhaili/
56
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas,
yaitu teori Semiotika Roland Barthes maka penulis membuat
skema kerangka berpikir dalam penelitian ini yang tergambar
pada gambar 2.2.75 Sebagai acuan penulis dalam melakukan
penelitian.
75 “Kerangka Berpikir” diakses pada 28 April 2019 dari: https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/666/jbptunikompp-gdl-dwiyansept-33254-4-unikom_d-i.pdf
Film Bilal: A New Breed Of Hero
Denotatif Konotatif Mitos
Semiotika Roland Barthes
57
(Gambar 2.2 Kerangka berpikir)
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Tentang Film Bilal A New Breed of Hero
Film ini berasal dari Uni Emirat Arab yang
disutradarai oleh Khurram H. Alavi dan Ayman Jamal yang
sekaligus penulis naskah skenario. Film ini diproduksi oleh
Rumah Produksi Film Barajoun Entertainment, Resnick
Interactive Development, dan didistributori oleh Hum Films.
Film ini rilis pada tanggal 2 Februari 2018 di USA, dengan
panjang durasi sekitar 1 jam 45 menit.
(Gambar 3.1 Poster Bilal: A New Breed of Hero) 76
76 “Poster Film Bilal: A New Breed of Hero”diakses pada 28 April 2019 dari, https://s3-eu-west-1.amazonaws.com/abandomedia/indie/foto/db_49211_60.jpg
57
Meski baru dirilis di AS, film dengan format 3D dan
disutradarai Ayman Jamal dan Khurram H Alavi ini
sebenarnya merupakan film lama karena tayang perdananya
(premier) dilakukan di Festival Film Internasional Tahunan
ke-12 pada 9 Desember 2015, dan kemudian, pada 8
September 2016, dirilis di seluruh wilayah MENA (Timur
Tengah dan Afrika Utara).
Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film
box office. Film ini memenangkan “The Best Inspiring
Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes dan
“Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award.
Film ini juga dinominasikan untuk Best Animated Feature
Film di Asia Pacific Screen Awards atau “APSA”,
penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.77
Selain daripada itu, film ini mendapatkan beberapa
respon positif dari media luar, diantaranya media The
Hollywood Reporter, yang menyatakan :"Bilal membuat aksi
tetap mengalir selama dua jam penuh. Film ini tidak pernah
membingungkan atau mengaburkan ... itu adalah kisah yang
kuat yang diceritakan dengan baik yang menciptakan banyak
momentum emosional"78
B. Sejarah Tokoh Bilal bin Rabah
77 Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2018 dari https://www.portal-islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of-hero-diputar-di
78 “Award Film Bilal” diakses pada 28 Maret 2019 https://www.hollywoodreporter.com/review/bilal-dubai-review-847577
58
Salah satu ajaran dasar Islam adalah persatuan umat
manusia dan kesetaraan manusia. Sejak awal, agama Islam
dibangun untuk mencakup semua orang; pria dan wanita dari
berbagai suku, ras, dan kelompok sosial. Di mata kaum
Muslim, mereka semua bersaudara tanpa perbedaan di antara
mereka. Nabi Muhammad SAW adalah yang pertama
menyatakan kesetaraan di antara manusia dalam sejarah
sejarah dunia 1.400 tahun yang lalu.
Di hadapan lebih dari 120.000 sahabat selama haji, ia
menyatakan: “Wahai manusia! Tuhanmu adalah satu Tuhan,
dan kalian semua memiliki ayah yang sama (Adam).
Memang, tidak ada keunggulan orang Arab di atas non-Arab
atau non-Arab di atas Arab; atau putih di atas hitam; atau
hitam di atas putih, kecuali dengan taqwa (kebenaran).
"Maka tidak mengherankan kemudian, bahwa salah satu
pahlawan paling terkenal dalam sejarah Arab, digunakan
untuk menggambarkan dirinya sebagai" Abyssinian, yang
adalah seorang budak "tanpa rasa rasa malu. Dia tahu bahwa
bagi saudara-saudaranya, ini tidak penting.
Pahlawan yang kita bicarakan adalah "Bilal ibn
Rabah", budak pertama dalam sejarah Arab yang masuk
Islam, dan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang
paling tepercaya dan setia.
Bilal ibn Rabah lahir di Mekah, pada tahun 580
Masehi. Ayahnya, Rabah, adalah seorang budak Arab dari
klan "Bani Jumah" sementara ibunya, Hamama, adalah
seorang mantan putri Abysinna (Ethiopia modern) yang
59
ditangkap setelah 'Tahun Gajah' ( upaya untuk
menghancurkan Kabah) dan dilemparkan ke dalam
perbudakan.
Terlahir dalam perbudakan, Bilal tidak punya pilihan
lain selain bekerja untuk tuannya, Umayya bin Khalaf,
pemimpin Quraisy (suku politeis). Dia biasa melakukan
perjalanan ke negeri-negeri jauh untuk karavan dagang
'Umayya, menantang dinginnya musim dingin yang pahit dan
musim panas yang ekstrem, terlalu banyak bekerja dan
diperlakukan dengan buruk.
Bilal segera diakui sebagai budak yang layak dan
dipercayakan dengan kunci untuk berhala Arab. Namun,
rasisme dan status sosial politik Arab mencegah Bilal dari
mencapai posisi yang tinggi di masyarakat.
Ketika Muhammad SAW mengumumkan
kenabiannya dan mulai mendakwahkan pesan Islam, Bilal
meninggalkan penyembahan berhala, menjadi salah satu
mualaf yang paling awal untuk beriman, yang bukan hal
yang mudah untuk dilakukan. Pada waktu itu, bahkan
anggota terhormat Mekah menjadi sasaran pelecehan segera
setelah mereka masuk Islam. Bagi Bilal, itu lebih sulit karena
dia harus menentang Umayya, tuannya, yang kebetulan juga
merupakan antagonis utama Islam.
Bilal, yang saat itu menjadi budak Umayyah
binKhalaf, pernah dikalungi tali di lehernya, lalu dia
diserahkan kepada anak-anak kecil lalu mereka mengaraknya
di pegunungan di Mekkah. Lehernya menampakkan luka
60
bekas jeratan tali itu, karena Umayyah mengikatkan tali itu
kencang-kencang, dan masih ditambahi lagi dengan pukulan
tongkat. Setelah itu dia disuruh duduk di bawah terik
matahari dan dibiarkan kelaparan. Penyiksaan oaling keras
dialaminya, suatu hari dia dibawa keluar selagi matahari
tepat di tengah ufuk, lalu dia ditelentangkan di atas padang
pasir di Mekkah. Umayyah meminta sebuah batu yang besar
lalu meletakkannya di atas dada Bilal, seraya berkata,
“Tidak, demi Allah, kamu tetap seperti ini hingga kamu mati
atau mengingkari Muhammad serta menyembah Lata dan
Uzza,” Bilal hanya mampu berucap, “Ahad,. Ahad...”79
Telah disebutkan bahwa berita tentang budak yang
berteriak 'Tuhan adalah Satu!' Bahkan di tengah-tengah
penyiksaan, segera mencapai Nabi Muhammad SAW dan
teman-temannya. Abu Bakar, sahabat terdekat Nabi
Muhammad SAW dan seorang pedagang kaya dengan status
setara dengan Umayyah, dikirim untuk menyelidiki. Dia
datang ke lapangan terbuka tempat Bilal disiksa untuk
hiburan. Abu Bakar tidak kehilangan kesabarannya, karena
itu bukan caranya, tetapi dia berkata kepada Umayya,
"Apakah kamu tidak takut kepada Tuhan bahwa kamu
memperlakukan orang miskin ini seperti ini?" Dia menjawab
dengan mengatakan: "Kamu adalah orang yang merusaknya,
jadi kamu menyelamatkannya dari penderitaannya!" Abu
Bakar menjawab: "Kalau begitu, jual dia padaku, sebutkan
sering membuatnya bermasalah dengan penguasa Mekah.
Meskipun demikian, kerinduan Bilal untuk panggilan
yang lebih tinggi membuatnya tetap bertahan, karena tidak
ada pelecehan fisik atau mental yang mampu mematahkan
perselisihannya untuk kebebasan dan kesetaraan.
2. Umayya
(Gambar 3.5 Umayyah)87
Tuan Bilal yang kejam, dan pedagang terkaya saat
itu. Sama seperti sukunya, Umayya menderita kompleks
superioritas yang diperkuat oleh keinginannya akan
kekuasaan. Apa yang membuat Umayya benar-benar
berbahaya, bagaimanapun, adalah kemampuannya untuk
86 Sumber: Screen capture Cast Bilal diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
87 Sumber: Screen capture Cast Umayyah diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
69
memanipulasi orang-orang Mekah dengan cara
menegakkan kehendaknya, dengan satu atau lain cara!
3. Hamza
(Gambar 3.6 Hamzah)88
Dikenal sebagai "Singa", Hamza adalah pejuang
yang kuat dan kaya dengan karakter moral yang kuat, dan
keterampilan bertarung yang brutal. Takut dan dihormati
di seluruh Mekah, tidak ada yang berani melawannya.
Dalam kisah ini, Hamza terbukti menjadi sekutu dan
pembimbing yang berharga bagi Bilal.
4. Al Siddiq
(Gambar 3.7 Abu Bakr Al Siddiq)89
Tuan Pedagang. Juga orang pertama yang melihat
kebaikan di Bilal. Al Siddiq mendekati Bilal merasakan
88 Sumber: Screen capture Cast Hamzah diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
89 Sumber: Screen capture Cast Al Siddiq diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
70
perjuangan batinnya dan membimbingnya dengan sabar
menuju keselamatannya. Ketika Bilal dihukum berat
karena bangkit melawan tuannya, Al Siddiq menawarkan
untuk membeli dia yang pada gilirannya memenangkan
Bilal kebebasannya.
5. Hamama
(Gambar 3.8 Hamama)90
Ibu Bilal & Ghufaira, dan inspirasi mereka. Dari
darah bangsawan, Hamama adalah wanita yang bijak dan
elegan yang dibunuh oleh perampok. Namun, suara
Hamama masih bergema di hati dan pikiran Bilal.
Membantu dia mengatasi banyak kesulitan dan kesusahan
yang tak terbayangkan yang dia alami.
6. Charalatan Priest
(Gambar 3.9 Pendeta)91
90 Sumber: Screen capture Cast Hamama diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
71
Iblis mempersonifikasikan. Teka-teki ini adalah
penjual kejahatan abadi di dunia Bilal. Tidak ada yang
melihat wajah yang ada di balik topeng itu, dan mungkin
tidak ada. Sangat tergantung pada sistem bisnis dan
perdagangan Umayya yang korup. Imam itu memaksa
orang awam untuk menyembah berhala dan membayar
upeti dalam bentuk makanan dan uang.
7. Saad
(Gambar 3.10 Saad)92
Putra seorang pedagang kaya yang, bersama
keluarganya, tidak ternoda oleh korupsi Umayya. Saad
yang pemberani dikenal sebagai pemanah terbaik pada
masanya. Teman setia Bilal.
8. Sohaib
91 Sumber: Screen capture Cast Charalatan Priest diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
92 Sumber: Screen capture Cast Saad diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
72
(Gambar 3.11 Sohaib)93
Seperti Bilal, Sohaib juga seorang budak yang
bekerja untuk tuannya sebagai pandai besi. Besar dan
kuat, Sohaib dapat bertarung melawan sepuluh pria tanpa
banyak berkeringat.
9. Ghufaira
(Gambar 3.12 Ghufaira)94
Adik Bilal yang mendukung. Bilal melakukan
semua yang dia bisa untuk melindunginya dan
menjauhkannya dari bahaya, yang sering mengarah ke
beberapa bentuk hukuman di tangan Umayya dan
putranya yang kejam Safwan.
10. Abu Al-Hakam
93 Sumber: Screen capture Cast Sohaib diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
94 Sumber: Screen capture Cast Ghufaira diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
73
(Gambar 3.13 Abu Al-Hakam)95
Kepercayaan tangan kanan Umayya, sama
penyeleweng dan nakalnya saat mereka datang. Abu Al
Hakam adalah pemimpin yang kejam yang melampiaskan
amarahnya kepada siapa saja yang berani
mempertanyakan sistem bisnis dan perdagangan Umayya
yang korup.
11. Safwan
(Gambar 3.14 Safwan)96
Putra dan pewaris tunggal Umayya. Menjadi
begitu dekat dengan Bilal memupuk permusuhan antara
keduanya dengan cepat berubah menjadi semacam
persaingan. Safwan terus-menerus berusaha untuk
mengesankan Umayyah yang kejam melalui pertempuran,
keterampilan perdagangan, dan sikapnya yang kejam.
95 Sumber: Screen capture Cast Abu Al Hakam diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
96 Sumber: Screen capture Cast Safwan diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
74
12. Okba
(Gambar 3.15 Okba)97
Cermin untuk orang-orang zaman Bilal. Pedagang
serakah, lihai, penjilat. Dikenal sebagai seorang pelawak,
Okba memiliki energi 'membual' ditambah dengan
sandiwara di atas yang condong ke arah kegembiraan
feminim
F. Pengisi Suara Versi Inggris
1. Adewale Akinnuoye-Agbaje (Bilal Dewasa)
(Gambar 3.16 Adewale Akinnuoye-Agbaje)98
Adewale paling dikenal karena karyanya tentang
"Lost", acara TV hit, dan baru-baru ini untuk peran 'Croc'
dalam film fitur Suicide Squad.
97 Sumber: Screen capture Cast Okba diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
98 Sumber: Screen capture Adewale Akinnuoye-Agbaje diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
75
2. Ian McShane (Umayya)
(Gambar 3.17 Ian McShane)99
Disuarakan oleh antagonis terkenal yang paling
dikenal karena karyanya tentang "Bajak Laut Karibia" dan
"Kung Fu Panda."
3. Dave B. Mitchel (Hamza)
(Gambar 3.18 Dave B. Mitchel)100
99 Sumber: Screen capture Ian McShane diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
100 Sumber: Screen capture Dave B. Mitchel diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
76
Pengisi suara oleh Dave B. Mitchell yang dikenal
karena karyanya tentang "The Lorax" "Batman Unlimited:
Monster Mayhem" dan "Resonance of Fate."
4. Fred Tatasciore (Charalatan Priest)
(Gambar 3.19 Fred Tatasciore)101 Disuarakan oleh Fred Tatasciore yang paling
dikenal karena karyanya di film-film seperti "Kung Fu
Panda 2" dan "Team America: World Police" dan Serial
TV seperti "Trollhunters" dan "Family Guy."
5. Cynthia McWilliams (Hamama)
(Gambar 3.20 Cynthia McWilliams)102
101 Sumber: Screen capture Fred Tatasciore diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
102 Sumber: Screen capture Cynthia McWilliams diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
77
Hamama disuarakan oleh Cynthia Kaye
Mcwilliams
6. Thomas Ian Nicholas (Saad)
(Gambar 3.21 Thomas Ian Nicholas)103
Disuarakan oleh Thomas Ian Nicholas yang
memulai karirnya pada usia tujuh tahun ketika dia
berperan dalam "Who's the Boss." Dia kemudian
dilemparkan dalam beberapa pertunjukan dan film
termasuk "Walt Before Mickey."
7. Jon Curry (Sohaib)
(Gambar 3.22 Jon Curry)104
103 Sumber: Screen capture Thomas Ian Nicholas diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
78
Pengisi suara oleh Jon Curry yang dikenal karena
banyak pekerjaan akting suaranya di video game seperti
"Batman: Arkham Origins" dan "Avatar: The Game,"
tetapi ia juga mengerjakan beberapa serial TV seperti
"Grays Anatomy."
8. Jacob Latimore (Bilal Muda)
(Gambar 3.23 Jacob Latimore)105
Bilal Muda disuarakan oleh Jacob Latimore; ia
muncul di film-film fitur seperti The Maze Runner, dan
Collateral Beauty.
104 Sumber: Screen capture Jon Curry diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
105 Sumber: Screen capture Jacob Latimore diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
79
9. China Anne McClain (Ghufaira)
(Gambar 3.24 China Anne McClain)106
Pengisi suara oleh China Anne Mcclain yang
paling dikenal karena karyanya dengan Disney di ANT
Farm dan the Descendants 2.
10. Al Rodrigo (Abu Al-Hakam)
(Gambar 3.25 Al Rodrigo)107 Pengisi suara oleh Al Rodrigo yang paling dikenal
karena karyanya tentang "Mr. Peabody & Sherman "" The
Book of Life "dan" Penguins of Madagascar "
106 Sumber: Screen capture China Anne McClain diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
107 Sumber: Screen capture Al Rodrigo diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
80
11. Mick Wingert (Safwan)
(Gambar 3.26 Mick Wingert)108
Pengisi suara oleh Mick Wingert yang telah
mengerjakan beberapa serial TV yang mencakup "The
Fairly Odd Parents" "Guardians of the Galaxy" dan
"Spider-Man."
12. Michael Gross (Okba)
(Gambar 3.27 Michael Gross)109
108 Sumber: Screen capture Mick Wingert diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
109 Sumber: Screen capture Michael Gross diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
81
Pengisi suara oleh Michael Gross yang paling
dikenal untuk karyanya di film seperti "Becoming Santa"
dan "Liburan." Dia juga bekerja "The Stanley Dynamic."
G. Pengisi Suara Versi Arab
1. Qusai Kheder (Bilal)
(Gambar 3.28 Qusai Kheder)110
Bilal disuarakan oleh Qusai Kheder, yang
merupakan penyanyi-penulis lagu Saudi. Dia merilis
110 Sumber: Screen capture Qusai Kheder diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
82
beberapa single utama seperti "Mother" dan "That's Life",
tetapi dia dikenal luas di Dunia Arab sebagai tuan rumah
Arab's Got Talent.
2. Jamal Sulayman (Umayya)
(Gambar 3.29 Jamal Sulayman)111
Dalam versi berjuluk Arab, peran Umayya
dimainkan oleh Selebriti Suriah terkenal Jamal
Sulayman. Dia adalah produser, sutradara dan aktor
terkenal yang dikenal karena banyak peran dalam Drama
Suriah dan Mesir. Dia adalah bintang di "Hadaek Al
Shetan, Salah el din" dan banyak lagi.
3. Assad Khalifa (Hamza)
111 Sumber: Screen capture Jamal Sulayman diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
83
(Gambar 3.30 Assad Khalifa)112
Assad Khalifa adalah aktor dan pemain vokal
Yordania, yang mengambil peran 'Singa', Hamza. Dia
sebagian besar dikenal karena menjuluki suara omar Ibn el
Khattab dalam epik sejarah "omar" pada 2012. Dia juga
berakting di sandiwara panggung seperti "Wagh bi
Malayeen Al oyoon" (Wajah dengan Jutaan Mata).
4. Jihad Al Atrash
(Gambar 3.31 Jihad Al Atrash)113
Abu Bakar Al Siddiq disuarakan oleh aktor dan
pengisi suara Libanon, Jihad dan Al-Atrash. Dia
membintangi beberapa film seperti "The Lebanon I Dream
of" dan menjuluki banyak karya seperti "Pokémon" tetapi
112 Sumber: Screen capture Assad Khalifa diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
113 Sumber: Screen capture Jihad Al Atrash diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
84
paling terkenal dan mengesankan dalam penampilannya
"UFO Robot Grendizer."
5. Ola Al Fares (Hamama & Ghufaira)
(Gambar 3.32 Ola Al Fares)114
Ola Al-Fares menyuarakan 2 karakter dalam film
Bilal; Ghufaira dan Hamama. Selain menjadi presenter
TV terkenal & dicintai di MBC, Ola adalah seorang
pengacara dan jurnalis. Saat ini ia adalah wanita Yordania
paling banyak diikuti kedua di twitter, tepat setelah Ratu
Rania.
6. Yasser Al Saggaf
(Gambar 3.33 Yasser Al Saggaf)115
114 Sumber: Screen capture Ola Al Fares diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
85
Adalah pembawa acara TV yang telah tampil di
beberapa acara. Dia juga merilis acaranya sendiri yang
ditayangkan di MBC dan YouTube.
7. Faisal Al Zahrani (Safwan)
(Gambar 3.34 Faisal Al Zahrani)116
Dia adalah salah satu dari tiga nama teratas
sebagai pembawa acara di Kerajaan Arab Saudi. Dia telah
menyelenggarakan lebih dari 300 acara. Dalam jajak
pendapat untuk menentukan peringkat 50 kepribadian
paling berpengaruh di jejaring sosial, ia berada di urutan
ke-25.
8. Yassin Kamel (Okba)
115 Sumber: Screen capture Yasser Al Saggaf diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
116 Sumber: Screen capture Faisal Al Zahrani diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
86
(Gambar 3.35 Yasin Kamel)117
Dia bergabung dengan industri film pada usia
muda dan selama waktunya di "Klinik Film" di Mesir
memproduksi film tertulis pertamanya "El Alamy" pada
usia 25 tahun. Film ini menghasilkan kritik yang sangat
positif dan dianggap sebagai langkah sejati pertamanya
dalam memenuhi mimpinya. Dia kemudian ikut menulis
film animasi Bilal.
H. Tim Produksi Film
Producer : Ayman Jamal
Co-producer : Carlo Polkinhorn
Executive producer : Arif Jilani
Director : Khurram H. Alavi
Co-director : Ayman Jamal
Screenplay : Alex Kronemer
117 Sumber: Screen capture Yasin Kamel diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast
87
Michael Wolfe
Alavi
Nareg Kalenderian
Camera : Ajdin Durakovic
Alavi
Kalenderian
Editor : Patricia Heneine
Composer Atli Orvarsson
Art directors : Maha Al-Shafie
Yassin Kamel
Helen Saouma
Animation Supervisor : Jayesh Jagdish Yatgiri
Sound Hayden Collow
Sound designer : Justin Webster
Line Producer : Iqbal Haider
Budget Produksi : $30,000,000
MPAA Rating : PG-13
Realese : 9 Desember 2015
Realese International : 2 Februari 2018
Durasi : 103 menit
Sumber : Berdasarkan kisah nyata
Genre : Adventure
Production Companies : Barajoun Entertainment
88
Production Countries : Saudi Arabia, United Arab
Emirates118
118 “Tim dan Kru Film Bilal” daikses pada 27 April 2019 dari, https://www.the-numbers.com/movie/Bilal-A-New-Breed-of-Hero#tab=cast-and-crew,
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pengantar adegan-adegan pada Film Bilal A New Breed of Hero
Kisah perjalanan Bilal dengan segala dinamikanya termuat dalam beberapa scene. Dalam scene tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan isi penelitian. Film Bilal A New Breed of Hero, berdurasi 110 menit merupakan film animasi yang menceritakan tentang bagaimana seorang terlempar ke dalam dunia kelam sehingga harus menjadi budak yang tidak kenal menyerah dalam menggapai kebebasan yang hakiki.
Ada beberapa adegan yang menarik dalam film ini untuk kita teliti. Namun berdasarkan beberapa adegan yang berhubungan dengan perumusan masalah, sehingga peneliti membatasi penelitian ini dan hanya akan menjelaskan beberapa adegan. Dalam penelitian dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes pada film Bilal A New Breed of Hero telah ditemukan beberapa bentuk penandaan makna kebebasan dalam Islam.
B. Temuan Adegan-adegan Kebebasan dalam Islam pada Film Bilal A New Breed of Hero. 1. Scene 1 Visual Dialog/keterangan Type of Shot
Durasi 11:51
Safwan: Itu barulah rusa... seekor rusa hitam. Ke sini, hey budak! Aku bilang...ke..sini! Berhenti, budak!
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
87
88
Durasi 12:16
Ghufaira: Hentikan Prajurit : Jangan bergerak Ghufaira: Tolong jangan
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 12:52
Bilal: jangan pernah menyakitinya lagi! Safwan: beraninya kau memerintahku? .. beri tikus ini pelajaran!
Close up tehnik ini sering digunakan untuk menekankan keadaan emosional subyek. Tipe ini hanya menampilkan bagian kepala saja
Durasi 13:23
Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 13:33
Tanpa dialog Close up tehnik ini sering digunakan untuk menekankan keadaan emosional subyek. Tipe ini hanya
89
menampilkan bagian kepala saja
2. Scene 2
Durasi 14:50
Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 16:06
Uqba : Terima kasih.... terima kasih Oh anda baik sekali Tuan Umayyah
Long Shot: jarak fokus objek telah tampak namun latar belakang masih dominan
Durasi 16:15
Uqba: Dermawan sekali.... Luar biasa
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
90
3. Scene 3
Durasi 14:50
Bilal : Ibu ceritakan seperti apa ayahku? Ibu: Ayahmu adalah orang hebat.... kau ingin jadi apa setelah dewasa? Petani? Atau pedagang yang menghasilkan banyak uang? Bilal : aku ingin menjadi seorang prajurit yang kuat! Dan ingin menunggang kuda yang besar dan melawan penjahat melindungi ibu dan Ghufaira
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 21:24
Ibu : Tapi ingat! Pedang dan kuda tidak membuatmu menjadi kuat Bilal : Benarkah? Ibu : Ya, untuk menjadi kuat adalah dengan hidup tanpa rantai Bilal : Rantai...? Ibu : Bukan, rantai yang tidak dapat kau lihat yang ada di sini Bilal : dalam
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang
91
diriku Ibu : menjadi prajurit tidak membuatmu menjadi orang hebat, jika kau merantai dirimu dengan amarah dan dendam, meyakini mitos dan ketakutan adalah rantai dan ada rantai-rantai yang lain
mendetail
Durasi 21:38
Ibu : untuk menjadi orang hebat kau harus melepaskan diri dari semua itu Bilal : bagaimana aku melakukannya? Aku tidak bisa melihat apa yang ada di dalam diriku Ibu : Ibu bisa, ibu melihat hati seorang lelaki, Bilal kau akan menemukan jalan, petunjuk itu akan datang kau akan lihat, tidak ada rantai yang dapat menghentikanmu... tidak ada rantai
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
92
4. Scene 4
s Durasi 31:20
Abu Bakr: kau memilih kehilangan apa yang kau miliki daripada membiarkan dewa kehilangan uangnya? Bilal : aku ingin anak itu terhindar dari hukuman Abu Bakr : jadi kau lebih peduli pada seorang anak jalanan daripada berhala, katakan tidakah kau percaya pada janji-janji pendeta Bilal : Maafkan saya tuan, saya hanya seorang budak, saya tidak tahu apa-apa
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail
Durasi 31:37
Abu Bakr : kau tidak tahu! Atau sangat tahu Bilal : anda bukan seorang pendeta, anda saudagar terkenal itu Abu Bakr
Medium Long Shot: pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan
93
Abu Bakr: Benar, apa kau berlutut karena kau pikir aku seorang pendeta atau pertanyaanku yang membuat kamu takut? Berdirilah anakku jangan takut
lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 32:18
Bilal : tidak, tuan, saya tidak takut Abu Bakr: apa kau meremehkan rasa takut? Bilal : Tuan, apa yang anda tahu tentang rasa takut?
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 32:27
Abu Bakr: aku banyak melihatnya di dalam mata manusia. Cukup untuk mengerti bagaimana itu merubah orang menjadi budak
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 32:30
Seorang wanita takut melahirkan anak perempuan, maka dia melakukan persembahan dan memohon pada
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
94
berhala untuk mempunyai anak laki-laki
Durasi 32:40
Seorang pria kaya takut jatuh miskin, maka dia membagikan sedikit uangnya dengan para Dewa, dan menjanjikan lebih jika mereka membantunya tetap kaya
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 32:52
Seorang pria tua takut kematian, maka dia membayar sang pendeta untuk menyelamatkannya. Ketakutan ini memaksa mereka mencari perlindungan pada para dewa, yaitu dewa keserakahan dan ketidakadilan, berharap semua masalah mereka akan hilang
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 33:15
Tempat suci ini tidak dibangun untuk menampung segala kebusukan ini, tempat ini dibangun agar semua manusia bisa hidup
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
95
berdampingan sejajardan mengikuti satu pencipta
Durasi 34:37
Bilal : kecuali para budak Abu Bakr: anakku.. tidak ada yang terlahir menjadi budak, dulu kau bebas, bukan begitu? Bilal : Dulu saya bebas, dulu sekali, sebelum para iblis datang menghancurkan rumah saya, menculik saya, dan menculik Ghufaira adik saya. Tuan... berbicara tentang kesetaraan hanya harapan dan tidak berarti apa-apa bagi saya, Tuan... simpan ceramah anda untuk mereka yang mau membeli apa yang anda jual Abu Bakr: anak muda, hidup ini maha pemurah aku tidak menjual apapun padamu Bilal : tapi tidak
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
96
untuk budak, tuan saya menunggu, saya harus segera kembali Abu Bakr: Siapa Tuanmu? Bilal : Tuan Umayyah, orang paling kaya di Makkah Abu Bakr : dan siapa namamu, nak? Bilal : Bilal Abu Bakr: Bilal... Aku melihat kebesaran di tangan yang telah menyelamatkan anak itu hari ini, dan ingatlah... orang yang besar adalah mereka yang memiliki tekad untuk memilih takdirnya sendiri.
5. Scene 5
Durasi 47:53
Bilal : Tuan apa maksud anda dengan kita memilih?! Apa anda mencoba membeli saya?
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek
97
Abu Bakr: apa kau ingin aku membelimu? Bilal : Sepertinya kau lebih baik daripada majikan yang aku layani sekarang Abu Bakr : Percaya atau tidak, Bilal majikanmu adalah seorang budak juga. Bilal : Benarkah? Lalu siapa majikannya? Abu Bakr : Keserakahan, majikan terburuk sepanjang masa Bilal : Apakah ini artinya tidak ada yang pernah bebas? Aku tidak bermaksud begitu Bilal : Lalu bagaimana saya bisa bebas? Abu Bakr: kau yang memperbudak dirimu, sendiri Bilal: saya mohon maaf tuan, tapi tidak ada yang pernah memperlakukan saya dengan baik,
kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail
98
dan saya tidak mengerti, kenapa seorang seperti anda mau menolong budak seperti saya, apa anda ingin mendapatkan balasan dari saya? Abu Bakr: Dengar, Bilal.... Rasulullah menuntunku ketika aku tersesat, karena beliau sangat mulia menyebarkan agama Islam dan pesan kesetaraan, aku memilih melakukan hal yang sama, dan mengikuti jalannya, dan siapa tahu Bilal, mungkin suatu hari, kau akan menginspirasi hati banyak orang juga
6. Scene 6
99
Durasi 50:16
Abu Jahal: dan ceramah mereka tentang kebebasan tidak membuatmu gusar? Umayyah : apa maksudmu Abu Jahal : Mereka mengatakan kita mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain, mereka mengatakan Tuhan yang benar tidak meminta harta. Apa yang terjadi dengan bisnis kita
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 50:56
Umayyah: hanya ada satu majikan, dan itu adalah uang! Inilah keyakinan sejati di kota ini
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 52:36
Bilal: Kita semua... terlahir...sama, kita menghirup udara yang sama, kita berdarah darah
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala
100
yang sama, dan kita akan mati... dan dikubur di dalam tanah yang sama
hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 53:08
Bilal: Aku percaya... aku adalah manusia bebas, sama seperti kau
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 54:19
Umayyah: Rantai dia! Rantai dengan kencang
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail
Dan siapa yang melihat ke dalam diri, akan dibimbing,
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia
101
Durasi 55:43 dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Durasi 55:47
Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 56:02
dan dengan hidayah, kisahmu dimulai di gurun ini, menyebar keseluruh dunia,
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 56:34
Disinilah.. manusia mulia diuji, bersiaplah Bilal, untuk menjadi manusia mulia adalah hidup tanpa rantai
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 58:04
Umayyah: aku tidak pernah percaya dewa-dewa ini. Tidak, tidak, tidak aku tidak bodoh, sebenarnya kita berdua budak,
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini
102
Bilal. Perbedaan aku dan kau. Aku menyembah yang lebih kuat dariku. Tapi kau... kau menyembah yang akan menghancurkanmu.
mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail
Durasi 58:47
Umayyah: Manusia merdeka tahu bagaimana mengambil kesempatan, misalkan dia menawarkan untuk memata-matai musuh majikannya. Dia melihat ada keuntungan dari itu, kau mengerti perkataanku, Bilal?
Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang
Durasi 59:04
Umayyah: kau mau aku melepas rantainya? Bagaimana Bilal? Bilal: Aku sudah... terbebas dari rantaiku Umayyah: tidak mungkin, karena aku melihatnya, atau Tuhanmu membuatnya tidak nampak?!
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture
103
Bilal: aku membicarakan rantai yang ada dalam diriku
yang mendetail
Durasi 59:17
Umayyah: jangan bicara hal ghaib, tidak kau lihat dilema yang kau hadapi? Aku bisa membunuhmu sekarang juga Bilal: aku tidak perduli apa yang akan kau lakukan, tidak ada yang bisa kau tawarkan, aku sudah bebas
Close up: umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail
Durasi 1:03:37
Safwan: kau merasakan ini? Budak! Menyerahlah, Bilal ini semua akan berakhir, mohon ampunlah, dan akuilah kami sebagai tuanmu selamanya. Dan akuilah ini sebagai tuhanmu yang benar
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
Safwan: ada berapa Tuhan di situ? Kau bisa menghitung?
tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang
7. Scene 7
Durasi 1:12:55
Abu Bakr: orang yang bisa mengontrol amarahnya, dan mema’afkan ketika bisa membalaskan dendam akan mendapatkan kemenangan Bilal: Aku berjanji, akan aku coba
Long Shot: fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan
Durasi 1:13:05
Abu Bakr: berjanji untuk melatih ini, kekuatan sesungguhnya ada pada pikiran bukan pada senjatanya dan itulah rahasia
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas
105
Hamza. Suatu hari Bilal kau temukan rahasiamu sendiri
gambaran profil seseorang
8. Scene 8
Durasi 1:24:22
Hamzah: saat kau memutuskan untuk menggunakannya, ingat... jangan biarkan pedang itu mengendalikanmu
Medium close up: pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Scene I a. Denotasi
Beberapa gambar adegan di atas menceritakan
tentang anak Umayyah yaitu Safwan yang sedang latihan
memanah bersama sebagian pengawalnya, namun ia tidak
menemukan target yang akan dia panah. Hingga akhirnya
salah satu prajurit melihat Ghufaira yang sedang berjalan
yang mereka panggil sebagai rusa hitam (buruan yang
berharga). Beberapa pengawal kemudian memegangi
Ghufaira agar tidak bergerak untuk dijadikan target panah
dari Safwan.
Kata rusa hitam merupakan bentuk kata
diskriminasi yang mendeskriditkan kehormatan manusia,
karena persamaan adalah hak bagi semua manusia tanpa
mengenal perbedaan ras, jenis kelamin, garis keturunan,
atau warna kulit, kecuali bersandar pada dasar takwa dan
pelaksanaan amal shalih.119
Tindakan Safwan menjadikan Ghufaira sebagai
target memanah merupakan tindakan yang melanggar
kebebasan individual, karena diantara hak manusia, baik
muslim ataupun non muslim adalah agar supaya menolak
segala bentuk penghinaan dan pelecehan yang menginjak-
nginjak kehormatannya.120
119 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.9 120 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.99
106
107
Namun tatkala Safwan melepas anak panah dari
busurnya, muncullah Bilal sesaat setelah itu yang
mengakibatkan melesetnya tembakan Safwan. Kemudian
Bilal memperingatkan Safwan agar tidak menyakiti
Ghufaira, Safwan yang merupakan majikannya tentu
merasa dilecehkan dengan peringatan dari Bilal. Akibat itu
maka Safwan menyuruh pengawalnya untuk menyerang
Bilal, tapi Bilal dapat menyelesaikannya, bahkan dapat
dengan mengarahkan panah ke arah wajah Safwan. Namun
Ghufaira dengan kelembutan hatinya dapat meluluhkan hati
Bilal untuk tidak mengikuti amarahnya.
b. Konotasi Berdasarkan beberapa scene di atas maka terbentuk
makna konotasi kedigdayaan seorang majikan terhadap
budak yang terjadi di Arab pada masa sebelum datangnya
Islam. Hal ini bertolak belakang dengan konsep Islam
seperti yang telah diungkapkan oleh Khalifah Imar
Radhiyallahu Anhu pada abad ke tujuh Masehi lewat
perkataannya yang sangat populer, yaitu wahai Amr, sejak
kapan engkau memperbudak manusia padahal ibunya telah
melahirkannya dalam keadaan merdeka”.121
Gambar kedua memperlihatkan ketidakberdayaan
Ghufaira sebagai target memanah dari Safwan. Di gambar
selanjutnya terlihat ekspresi Bilal yang sangat berani dalam
menegur Safwan yang notabanennya adalah majikannya
demi melindungi adiknya. Keberanian itu semakin
121 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.80
108
digambarkan dalam adegan Bilal hendak memanah kepala
Safwan dan dalam tatapan tajam yang menggambarkan
emosi yang luar biasa. Tak lama kemudian sang adik
membujuk Bilal untuk menahan emosinya dan akhirnya
Bilal menyingkirkan panahnya dari wajah Safwan.
c. Mitos Makna mitos yang terbangun dari scene di atas ialah
bahwa budak tidak memiliki daya dan upaya untuk
membantah perintah majikan, sekalipun perintah itu
berlawanan dengan hati nuraninya. Budak tidak lebih
seperti binatang yang tidak memiliki akal dan kehormatan
sehingga senantiasa harus patuh kepada majikannya.
Namun di scene terakhir Bilal tampil sebagai budak yang
ingin mendobrak dogma tersebut dengan cara membela
adiknya di depan majikannya, bahkan hingga menodongkan
anak panah tepat dimukanya.
Di akhir scene ini nilai yang sengaja ingin
disampaikan bahwa orang yang kuat itu ialah yang dapat
menaklukkan hawa nafsunya, bahwa budak sesungguhnya
ialah orang yang menjadi budak hawa nafsunya. Adegan ini
ditampilkan Bilal dengan menurunkan anak panah dari
muka Safwan atas bujukan adiknya. Maka secara tidak
langsung Bilal sudah menjadi orang yang merdeka,
setidaknya merdeka dari hawa nafsunya.
109
B. Scene II a. Denotasi
Scene pertama memiliki dua elemen, yaitu visual
yang menampilkan budak-budak yang dalam kondisi
dirantai sedang di lelang oleh para penjual di depan para
pembeli. Adapun elemen kedua yaitu audio dari para
penjual yang menjajakan budaknya untuk dilelang.
Menurut pandangan Islam, hak kebebasan ataupun
lainnya termasuk halnya hak-hak asasi manusia adalah hak
setiap manusia dengan sama rata, merupakan pemberian
Tuhan selamanya, hak tersebut tidak diperoleh dari sebab
kekuatan, kekuasaan, undang-undang atau adat manapun.
Masuk ke scene dua ada Uqba yang sedang
menawarkan budak-budak terbaik kepada Umayya, di
lokasi yang sama dengan scene pertama dan dengan
penawaran yang menggiurkan dari Uqba dengan harapan
Umayya dapat membeli budak yang ia tawarkan. Di akhir
scene Umayya membeli satu budak di antara budak yang
ditawarkan, budak tersebut dibayar dengan uang yang
cukup banyak. Terlihat dari tumpukan koin-koin emas di
atas meja dan beberapa koin yang sengaja Umayyah
tebarkan ke atas tanah dari kantungnya untuk kemudian
dipungut oleh Uqba dengan penuh antusias. Perlu diketahui
dari unsur visual dalam scene ini Uqba berperawakan
gemuk dan menggunakan pakaian yang cukup mewah
disertai dengan kalung emas.
b. Konotasi
110
Pada scene pertama memperlihatkan suasana
perdagangan budak yang tidak manusiawi di kalangan
bangsa Arab zaman dahulu, terlihat dari kondisi mereka
yang dirantai dan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Rantai ini menggambarkan keterbelengguan, dan bahwa
budak ditempatkan tidak lebih dari sekedar binatang yang
layak diperjualbelikan tanpa memandang hak-haknya
sebagai manusia.
Selanjutnya dalam scene dua, masuk ke dalam
transaksi antara Umayyah dengan Uqbah. Umayyah
merupakan orang terkaya di Mekah, hal demikian terlihat
dari pakaian yang ia kenakan dan sikap dia dalam
bertransaksi. Sedangkan Uqbah merupakan penjual yang
pintar membual dan rakus terhadap harta. Sehingga dengan
kepiawaian perkataannya Umayyah tertarik untuk membeli
budak dari dia dengan harga yang tinggi.
Terakhir di scene ketiga, digambarkan Umayyah
membayar uang kepada Uqbah dengan cara yang kurang
baik secara etika jual beli, yaitu dengan cara menebarkan
uang ke atas tanah, namun dengan antusias Uqbah
mengambilnya tanpa merasa dirinya terhina.
Dari sini kita mengetahui bahwa Umayyah
digambarkan adalah seorang kaya yang arogan dan
sombong, dan sisi lain Uqbah ialah orang yang ambisius
terhadap kekayaan yang bahkan dia sudah tidak
memikirkan kehormatannya untuk mendapatkan segalanya.
111
Maka tidak salah jika Rasullah pernah menyampaikan
“celakalah hamba dinar”
Mengenai sabda Rasullulah di atas, Ahli tafsir abad
keempat Hijriah, ar-Raghib al-Ishfahani, dalam kitabnya
menerangkan dua arti ‘bebas’ (hurr): pertama, bebas dari
ikatan hukum; kedua, bebas dari sifat-sifat buruk seperti
rakus harta sehingga diperbudak olehnya.122 Apa yang digambarkan Umayyah dan Uqbah dalam
scene di atas ialah akibat lemahnya ikatan yang bangkit dari
jiwa yang paling dalam, yang berfungsi dalam penguasaan
jiwa, patuh terhadap putusan akal maupun perasaan, dan
mengikat kebebasan manusia dari mengikuti hawa nafsu
maupun kesenangan.123
c. Mitos Barang-barang yang biasa dijajakan di dalam pasar
hanyalah barang yang memiliki harga dan siapa saja bisa
memilikinya. Gambaran pada scene awal memperlihatkan
bahwa budak adalah kasta terendah dari strata manusia,
mereka layaknya hewan yang hanya diambil manfaatnya
untuk keuntungan majikannya. Hal ini tentu berlawanan
dengan fitrah manusia yang dilahirkan dalam keadaan
merdeka dan memiliki kebebasan.
Dalam Islam perbudakan hanya boleh dilakukan
atas sebab warisan dan tawanan perang saja, dan melarang
122 “Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/
123 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.33
112
sebab lain seperti memperbudak orang merdeka secara
paksa ataupun dengan jalan membelinya.124
Uang merupakan salah satu alat yang seringkali
dijadikan tujuan oleh manusia, maka akibat salah
menempatkan tersebut banyak manusia yang diperbudak
oleh makhluk yang satu ini. Sehingga ia menjadi budak dari
hawa nafsu dan keserakahan. Bahkan tidak jarang manusia
mengorbankan banyak hal dan menghalalkan segala cara
untuk mendapatkannya.
89:20 -مجا وحتبون المال حبا
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang
berlebihan” (QS. 89:20)
C. Scene III a. Denotasi
Dalam scene ini Bilal kembali mengingat kenangan
masa kecil bersama ibunya, dalam kenangannya banyak
sekali pesan-pesan yang disampaikan ketika berdialog
dengan ibunya yang berkaitan dengan hal-hal yang telah
dan akan dialaminya ketika Bilal dewasa.
b. Konotasi
Kenangan yang hadir kembali kepada Bilal
hakikatnya hadir karena ketertekanannya dengan kondisi
yang ia alami saat itu yaitu setelah penyiksaan yang
dilakukan oleh Umayyah akibat Bilal mempermalukan
Safwan di depan khalayak ramai. Maka setelah kejadian itu
124 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.103
113
ia termenung dan teringat kembali pesan ibunya bahwa
orang yang kuat ialah yang bisa lepas dari rantai atau ikatan
yang membelenggunya. Ikatan itulah yang sekarang sedang
ia hadapi, ikatan sebagai budak yang hak-haknya dibatasi
oleh majikannya.
Maka pokok kebebasan adalah percaya kepada
Allah dan menyerahkan kepada-Nya wujud, perasaan hati,
serta berbagai kegiatan, yang tercermin dalam firman Allah
“sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah
Islam (Ali-Imran:19)125
c. Mitos
Ibu merupakan peran terpenting dalam pendidikan
anak, dalam Islam ibu dinyatakan sebagai madrosatu-l-
uulaa (sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Demikian
yang terjadi dengan Bilal, baginya ibu merupakan hal
terpenting dalam hidupnya yang senantiasa memberikan
semangat, menginspirasi dan mendidiknya. Sehingga
tatkala Bilal dilanda kesedihan dan tekanan dalam hidup ia
merenung kembali tentang-nasehat-nasehat yang pernah
disampaikan kepadanya tatkala ia masih kecil.
Dalam Islam ibu memiliki tempat yang terhormat
bahkan ridha dan murkanya disandingkan dengan Allah
SWT. Maka berbakti kepada orang tua khususnya ibu ialah
suatu keharusan yang dilakukan oleh manusia yang
merdeka yang bisa menggunakan akal sehatnya.
125 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 9-10
هرمها ما أف وال تـنـ عندك الكبـر أحدمها أو كالمها فال تـقل هل
ما قـوال كرميا 17:23 -وقل هل
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik
kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik”
Zoom-in fokus kepada tangan Bilal kecil yang
memegang pedang kayu, sengaja ingin membangun makna
bahwa memiliki pedang saja tidak cukup untuk menjadi
orang kuat dan hebat tapi orang yang kuat dan hebat ialah
yang bisa bebas dari belenggu-belenggu kejiwaan yang
mengakibatkan manusia bisa menjadi makhluk yang
merdeka sesuai dengan fitrahnya.
D. Scene IV a. Denotasi
Di sekitaran kakbah banyak orang yang berlalu
lalang dengan segala kesibukannya, dari beberapa orang
yang lewat ada yang menyempatkan untuk bersedekah
kepada berhala yang sudah disediakan oleh pendeta di
115
sekitaran kakbah. Ditengah hiruk pikuk tersebut ada
seorang anak kecil meminta-minta yang tidak jauh dari
lokasi para berhala berada. Berbeda dengan nasib para
berhala yang mendapatkan koin-koin sedekah, anak kecil
tersebut justru tidak ada yang memberinya uang sepeserpun
sehingga ia berinisiatif untuk mengambil uang dari berhala
yang ada di dekatnya dengan harapan dengan uang itu dia
bisa membeli makanan.
Dalam usahanya menggapai koin tersebut ia hampir
saja dihukum oleh pendeta yang sedang mengawasinya dari
jauh. Bilal dengan sikapnya yang bijak langsung memegang
tangan anak itu seraya menasehatinya bahwa mengambil
bukan haknya adalah perbuatan yang tidak terpuji, anak itu
cukup mengerti namun rasa laparnya sudah tidak bisa ia
sembunyikan hingga akhirnya Bilal memberikan roti
miliknya kepada anak kecil tersebut.
Tak lama setelah itu Bilal terperangah dengan
perkataan seorang pria dewasa yang duduk tak jauh dari
tempat Bilal berdiri, dialah Abu Bakr saudagar terkenal di
Makkah. Abu bakr banyak memberikan nasehat dan
kekagumannya dengan pria yang baru saja ditemuinya itu,
hingga Bilal menyampaikan pertanyaan tentang “rasa
takut”.
Abu Bakr menjawab pertanyaan tersebut dengan
baik dan penuh kebijakan sehingga Bilal sedikitnya
mendapatkan pencerahan, namun rasa takut dan pesimis
yang masih membelenggu dirinya masih mengalahkan
116
tekadnya untuk mempercayai apa yang disampaikan oleh
Abu Bakr. Sehingga Abu Bakr memberikan pernyataan
yang cukup membekas dalam hati Bilal bahwa “orang yang
besar adalah mereka yang memiliki tekad untuk memilih
takdirnya sendiri” dan inilah nanti yang menjadi dasar
pertemuan Bilal dengan Abu Bakr untuk menjadikannya
seorang muslim.
b. Konotasi
Kakbah merupakan pusat peribadatan, disitulah
tempat para pendeta menyampaikan ajarannya kepada
pengikutnya. Demikian banyak orang yang berkunjung
memberikan persembahannya untuk para dewa melalui
pendeta-pendeta yang ada.
Tatapan Bilal di scene pertama memperlihatkan
keseriusannya mendengarkan perkataan Abu Bakr, hal ini
biasanya terjadi dengan orang yang memiliki rasa
penasaran yang besar terhadap hal baru yang belum
diketahuinya. Maka di sini Bilal penasaran dengan orang
yang tiba-tiba berbicara kepadanya dengan penuh wibawa
dan kesopanan.
Perkataan Abu Bakr yang penuh dengan makna dan
dismpaikan dengan wibawa dia membuat Bilal berlutut
kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Hal ini lazim
dilakukan oleh seorang budak kepada majikannya atau
kepada pendeta, karena kedudukan budak sangat berbeda
dengan orang-orang yang merdeka.
117
Lalu Abu Bakr memerintahkan Bilal untuk kembali
berdiri, hal ini menggambarkan bahwa Abu Bakar ingin
menyempaikan kepada Bilal bahwa manusia adalah
makhluk yang setara di hadapan Allah dan tidak ada yang
patut ditakuti di dunia ini kecuali Allah SWT, meskipun
pada saat itu Bilal adalah masih seorang budak.
Ketundukan budak kepada tuannya salah satunya
diciptakan melalui rasa takut yang ditanamkan dalam diri
setiap budak oleh majikannya, sehingga apabila seorang
budak mengerjakan hal yang tidak sesuai dengan keinginan
sang majikan maka ia akan mendapatkan hukuman. Bilal
sebagai seorang budak tentu sangat penasaran dengan
hakikat rasa takut tersebut, sehingga Bilal menanyakan hal
ini kepada Abu Bakr.
Dalam gambar keempat digambarkan Abu Bakr
menyoroti orang-orang yang sedang mendengarkan
ceramah dari pendeta yang ada di sekitar kakbah. Mereka
terlihat antusias dengan apa yang disampaikan oleh pendeta
terkait ajaran-ajarannya.
Gambar selanjutnya menjelaskan ketakutan seorang
ibu yang sedang mengandung, ia takut melahirkan anak
perempuan sehingga ia memohon kepada berhala agar
diberikan anak laki-laki dengan cara memberikan macam-
macam persembahan. Permohonan disampaikan dengan
penuh pengharapan rasa takut dan kekhusyuan.
Selanjutnya pria yang memiliki banyak kekayaan
mempersembahkan sebagian hartanya kepada berhala,
118
dengan harapan berhala dapat memberikan kekayaan yang
lebih banyak lagi sehingga ia tidak jatuh miskin. Dia
menukar yang sedikit agar mendapatkan yang lebih banyak.
Adegan berikutnya laki-laki tua yang terbaring
lemas dan tidak berdaya memberikan hartanya kepada
pendeta dengan harapan dipanjangkan umurnya serta
diberikan kesehatan oleh para dewa melalui pendeta
tersebut. Namun harta tersebut sama sekali tidak merubah
nasib pria tua tersebut.
Penggambaran kakbah pada adegan selanjutnya
memiliki makna bahwa tempat itu adalah tempat yang
disucikan dan dibangun untuk beribadah semua manusia
tanpa terkecuali. Agar mereka dapat hidup berdampingan,
sejajar dan terbebas dari segala belenggu.
Adegan terakhir dari pembahasan ini ialah Bilal
diingatkan dengan nasehat dari Abu Bakr, bahwa dalam
kehidupan seorang manusia harus memiliki tekad yang kuat
untuk berjuang memilih takdirnya dan salah satunya yaitu
untuk membuka belenggu yang mengikat dirinya. Pesan
tersebut nampaknya sangat membekas di hati Bilal, karena
nampak dari wajah Bilal yang menerima pesan tersebut
dengan penuh keinsyafan.
Kebebasan dalam memilih takdir ialah daya
kemampuan (istitha‘ah) dan kehendak (masyi’ah) atau
keinginan (iradah) yang Allah berikan kepada kita untuk
memilih jalan hidup masing-masing. Apakah jalan yang
lurus (as-shirath al-mustaqim) ataukah jalan yang lekuk.
119
Apakah jalan yang terjal mendaki ataukah jalan yang mulus
menurun. Apakah jalan para nabi dan orang-orang sholeh,
ataukah jalan syaitan dan orang-orang sesat. ‘Siapa yang
mau beriman, dipersilakan. Siapa yang mau ingkar, pun
dipersilakan’ (fa-man sya’a fal-yu’min, wa man sya’a fal-
yakfur), firman Allah dalam al-Qur’an (18:29).126 c. Mitos
Mencuri apapun bentuknya adalah perbuatan tercela
namun terkadang keadaan senantiasa mendesak manusia
untuk melakukannya. Anak kecil yang mengambil koin dari
berhala adalah sebuah gambaran kecerobohan manusia
yang dapat mencelakakan dirinya sendiri, hal ini tentu
hanya dilakukan oleh orang yang akalnya belum sempurna
atau berpikiran pendek sama halnya dengan nalar anak-
anak yang belum sempurna.
Kesempurnaan akal dituntut dalam sebuah
kebebasan, karena kebebasan tanpa kemurnian akal akan
mendatangkan kekacauan. Bahkan dakwah Islam pun
berlandaskan atas dasar petunjuk akal sehat.127
Pertemuan antara dua manusia yang tidak saling
mengenal di sebuah tempat biasanya akan menyisakan rasa
penasaran yang besar, karena manusia adalah makhluk
sosial yang tidak terlepas dari kepentingan antara satu
dengan yang lainnya. Demikian terjadi dengan bilal
126 “Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/ 127 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 72
120
sehingga apa yang disampaikan kepadanya sangat
membekas di dalam hatinya.
Tunduknya Bilal kepada Abu Bakr menggambarkan
bahwa ada ketidaksetaraan antara dua makhluk tersebut.
Bilal merasa dirinya hina sehingga dia harus tunduk kepada
manusia yang lebih mulia. Di dalam Islam semua manusia
diciptakan setara, bebas dan mulia. Tidak ada kelebihan
antara satu dengan yang lainnya kecuali dengan ketakwaan