Page 1
ANALISIS SEMIOTIK KECANTIKAN WANITA MUSLIMAH
PADA IKLAN SHAMPO SUNSILK CLEAN AND FRESH
VERSI LAUDYA CINTYA BELLA
Skripsi
Dianjurkan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Rezania Meidiati
NIM : 1112051000052
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016/ 1437 H
Page 2
LEMBARPERNYATAAN
Dengan,ini saya menyatakan bahwa:
2.
5.
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salal satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1!
Page 3
ANALISIS SEMIOTIK KECANTIKAN WANITA MUSLIMAH PADA
IKLAN SHAMPO SUNSILK CLEAN AND FRESH VERSI LAUDYA
CINTYABELLA
Skripsi
Dianjurkan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
OlehRezania Meidiati
NIM: 1112051000052
Pembimbing
/'-
,/ ,..Y // /r,*a-Drs. Jumroni. M.Si
NIP : I 96305151992031006
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Page 4
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS SEMIOTIK KECANTIKAN WANITA
MUSLIMAH PADA IKLAN SUNSILK CLEAN AND FRESH VERSI
LAUDYA CINTYA BELLA telah diujikan dalam sidang mur.raqasyah Fakultas
Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarla pada 30
Maret 2016. Skipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I) pada Program Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 30 Maret 2016
Sidang Munaqosah
Anggota Sckreta ris Merangkap Anggota
Dedi Fakhrudin. M.SiNIP: I 9791208201411 1001
Anggota
Pcngrrj i I,
1998032001Ade Masturi. MA
NIP : 197506062007101001
Pembim bing
--1 D," .4 /// 4.""=-Drs. .Iumroni. l\{.Si
NIP : 196305151992031006
709061994031002
Page 5
i
ABSTRAK
Rezania Meidiati
Analisis Semiotik Kecantikan Wanita Muslimah pada Iklan Shampo Sunsilk
Clean and Fresh Versi Laudya Cintya Bella
Majunya teknologi di Indonesia, membuat mudahnya proses informasi
masyarakat. Televisi merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi
yang mampu memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Media elektronik televisi juga menyajikan iklan dari berbagai jenis
produk. Kekuatan televisi mampu mempengaruhi komunikan ketika penyampaian
pesan karena menggunakan media audio dan visual yang memiliki pengaruh yang
cukup besar ketika informasi tersebut diterima oleh komunikan. Begitu pula
dengan shampo Sunsilk Clean and Fresh yang menggunakan iklan di televisi
sebagai kekuatan untuk mempengaruhi khalayak.
Dalam hal ini iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya
Bella sebagai hasil kontruksi yang digambarkan oleh media televisi. Iklan ini
menggambarkan kecantikan ideal pada wanita muslimah dengan dengan
kebersihan, kesegaran dan kerapihan dalam berbagai aspek. Selain itu kecantikan
dinilai dari gaya hijab modern yang dikenakan oleh aktris. Padahal kecantikan
merupakan sesuatu yang relatif. Kemudian muncul rumusan pertanyaan
bagaimana ikon, indeks dan simbol kecantikan wanita muslimah pada iklan
shampo Sunsilk Clean and Fresh Versi Laudya Cintya Bella?
Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah
teori semiotika menurut Charles Sanders Pierce yaitu dengan melihat tanda ikon,
indeks dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan
petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Indeks adalah tanda yang
menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat
kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada
kenyataan. Dan simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensi
sejumlah orang atau masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
semiotik yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan dalam
penelitian ini bersumber dari iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya
Cintya Bella, digabungkan dengan buku-buku teoritis yang membahasa mengenai
iklan dan kecantikan.
Kesimpulannya adalah dalam iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi
Laudya Cintya Bella ini terdapat beberapa jenis kecantikan yang digambarkan
melalui pemeran wanita muslimah yaitu Laudya Cintya Bella. Terdapat
kecantikan wajah, kecantikan tubuh, kecantikan busana modern, kecantikan
dengan rambut bersih yang tertutup hijab dan kecantikan hati. Konsep kecantikan
di atas dapat mengkontruksi khalayak sebagai kategori kecantikan yang ideal.
Sehingga peneliti mengajukan penelitian agar khalayak khususnya wanita
muslimah, tidak terjebak dalam streotype-streotype dalam iklan yang memaknai
kecantikan hanya dari penampilan konsep iklan produk-produk kecantikan.
Kata Kunci : Semiotika, Iklan, Sunsilk and Fresh, Kecantikan dan Khalayak.
Page 6
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobilalamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada program Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Judul yang penulis ajukan adalah
“Analisis Semiotik Kecantikan Wanita Muslimah Pada Iklan Sunsilk Clean and
Fresh Versi Laudya Cintya Bella” .
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
dengan senang hati mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Arif Subhan, Mag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Masran, Mag dan Fita Faturokhman M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Jumroni, M.Si, Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih atas waktu,
bimbingan dan ilmu yang berharga dalam skripsi ini. Terimakasih sudah
menerima anak bimbingan seperti penulis.
4. Dr. Rully Nasrullah, M.Si atau Kang Arul. Terimakasih karena
meluangkan waktu yang berharganya untuk berbagi ilmu.
5. Bapak/Ibu dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta. Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan
selama perkuliahan.
6. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi maupun
perpustakaan umum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terimakasih karena dengan sabar melayani kami yang membutuhkan
buku.
Page 7
iii
7. Wanita paling berharga dan paling kuat didunia ini yaitu mamah Siti
Subadriyah, dan papah tersayang alm. Miftachudin yang ada di surga.
Terimakasih atas doa dan kasih sayangnya yang tak pernah putus.
8. Kakak perempuan satu-satunya yang mendukung secara moril maupun
materi yaitu Dita Meidiati. Terimakasih juga untuk calon kakak ipar Ditya
Arif Setiabudi atas nasihat-nasihat dan ilmu-ilmu yang diberikan.
9. Teman terbaik, ma bae yaitu Atya, Aidha, Nanda dan Rino Orleans Adam.
Karena mereka, penulis bisa lulus dengan baik. Terimakasih untuk
persahabatan selama ini, untuk kesenangan yang tiada bisa dibandingkan
dengan apapun. Terimakasih karena telah mendengarkan keluh kesah
kehidupan skripsi.
10. Teman-teman KPI B 2012, atas kenangan-kenangan indahnya selama
kuliah. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
11. Kelompok KKN Heart, terimakasih karena meninggalkan kenangan yang
tidak akan pernah dilupakan. Hidup bersama selama sebulan seperti
mendapatkan keluarga baru. Terimakasih karena dukungannya dalam
skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas apa yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan dengan cinta dan kasih sayang-Nya. Disini penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini, dan
dengan senang hati penulis menerima kritik serta saran yang membangun
demi membangun skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.
Jakarta, 30 Maret 2016
Rezania Meidiati
Page 8
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah….......... .......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian....... ......................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ........................................................................... 9
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Semiotika .............................................................................................. 17
B. Iklan ...................................................................................................... 23
C. Iklan di Televisi. ................................................................................... 27
D. Cantik dalam Iklan ................................................................................ 33
E. Cantik dalam Islam... ............................................................................ 38
BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum PT. Unilever Tbk ..................................................... 42
B. Gambaran Umum Sunsilk.. ................................................................... 48
C. Brand Ambassador Iklan Sunsilk Clean and Fresh .............................. 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Sunsilk Clean and Fresh Versi Laudya Cintya Bella .......... 53
B. Analisis Ikon, Indeks dan Simbol pada Iklan Shampo Sunsilk Clean
and Fresh ............................................................................................. 56
C. Hasil Interpretasi. .................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 75
B. Saran. .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Logo PT. Unilever Tbk ........................................................................ 45
Gambar 3.2 : Kemasan Shampo Sunsilk Clean and Fresh ......................................... 50
Gambar 3.3 : Laudya Cintya Bella ............................................................................. 51
Gambar 4.4 : Wajah Wanita Muslimah ..................................................................... 57
Gambar 4.5 : Full Body Wanita Muslimah ................................................................ 59
Gambar 4.6 : Laki-Laki Melihat Wanita Muslimah dalam Lift ................................. 61
Gambar 4.7 : Rambut di Beri Shampo Sunsilk Clean and Fresh ............................... 64
Gambar 4.8 : Wajah Wanita Muslimah. .................................................................... 66
Page 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh era globalisasi telah memasuki seluruh aspek kehidupan
manusia, termasuk tubuh/diri atau penampilan diri juga mengalami proses
kontruksi. Pada sisi lain kehadiran media, tidak dapat diabaikan dalam
mengkontruksi kecantikan perempuan. Kontruksi kecantikan perempuan
yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria seperti tubuh
langsing, kulit putih, wajah yang berias dan mulus, tinggi dan pakaian
yang modern. Idealisme kecantikan ini bisa dilihat dari berbagai iklan
produk kecantikan di televisi, mulai dari pemain sinetron, model dan artis-
artis lain yang mayoritas mempunyai tipe kecantikan yang sama.
Begitu banyak citra kecantikan yang disebarkan oleh media dari
berbagai macam produk. Mereka saling berlomba melakukan penetrasi
ruang bawah sadar kaum hawa dengan berbagi trik persuasi, seperti krim
pemutih kulit, pencerah wajah, dan termasuk juga iklan shampo yang
menawarkan terapi rambut untuk kecantikan yang berguna untuk
mengatasi jenis permasalahan rambut wanita.
Disadari atau tidak, iklan adalah agen propaganda gaya hidup
perempuan. Perempuan dibangun imagenya tentang penampilan yang ideal
sempurna seperti yang mereka inginkan. Terkontruksinya perempuan
dengan kecantikan yang digambarkan menjadikan kelompok perempuan
Page 11
2
sebagai pasar yang potensial. Iklan kini tidak menawarkan produknya,
melainkan sebuah kebudayaan dan sebuah image.1
Menurut Abdullah, kehadiran iklan mampu mengubah konsep
kecantikan perempuan dalam masyarakat yang bersifat realitas menjadi
hipperealitas. Jika dahulu pada masa Yunani kuno, makna cantik itu
adalah telanjang. Pada masa Renaissance (Abad Pertengahan) definisi
cantik berhubungan dengan ketuhanan atau religiusitas, abad ke 19, yang
dikatakan cantik adalah perempuan aristokrat, dan pada abad 20, konsepsi
kecantikan perempuan, didasarkan pada latar belakang etnis dan ras, serta
harus feminim. Sedangkan pada dekade ini mengacu pada kesegaran,
mengarah pada yang halus, rapi, yang semuanya bergeser kearah segar.2
Padahal seperti yang telah dijelaskan diatas, cantik itu relatif dan setiap
orang mempunyai tipe ideal masing-masing.
Menurut survey yang dilakukan dalam tiga Negara membuktikan
bahwa hanya ada tiga persen perempuan menyatakan bahwa diri mereka
cantik. Kata “cantik” telah dibentuk oleh media di dalam benak
masyarakat secara sadar. Sebagian besar endoser yang dipakai dalam iklan
adalah perempuan-perempuan berhidung mancung, tubuh tinggi lansing,
paras yang manis, dan berambut panjang lurus. Stereotype ini dibentuk
dan menjadi pemisah untuk perempuan “cantik” dan “tidak cantik.” 3
1 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi) (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 116. 2 Ni Made Wiasti, Redefinisi Kecantikan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Perempuan Bali, di Kota Denpasar. (Bali : Program Studi Sastra, Universitas Udayana Denpasar,
2010), h. 2. 3 Elsya Crownia, “Streotype Perempuan dalam Iklan”, di akses pada 4 Februari 2016, dari
http://kompasiana.com/elsyacrownia/streotype-perempuan-didalamiklan_55297b36f17cc768b4584
Page 12
3
Dengan menyebarkan stereotipe tertentu, sebuah „kacamata‟
diberikan kepada khalayak sebagai satu-satunya alat untuk melihat
sesuatu. Meski dikotomi tidak lagi setajam dulu, potret gender tetap
menjadi streotipe. Akibatnya perempuan tersegresi dalam citra „khas‟,
dalam hal ini kecantikan sering di imagekan sebagai sesuatu yang idealnya
seperti itu. Stereotipe dan segresi perempuan tetap faktual dan aktual.
Identik bahwa “perempuan haruslah muda dan cantik dalam penampilan”.
Hal ini menunjukkan bahwa isi media dengan stereotype “menyerang”
kelompok yang dianggap minoritas.4
Tidak jarang yang terjadi saat ini, demi mengejar obsesinya,
perempuan tidak segan-segan untuk melakukan tindak kekerasan terhadap
tubuhnya, dengan cara mentato, melukis (body painting), mengkriting dan
meluruskan (rebonding), mencabut bulu kaki, suntik putih, sedot lemak
dan yang paling parah adalah operasi plastik. Oleh karena itu, hal yang
paling ditakuti oleh perempuan adalah perkembangan dalam tubuhnya
ketika ia menghitam, menggemuk atau menua. Perempuan selalu
menderita ketika ia ingin menjadi sosok yang cantik, karena semakin kuat
posisi ideal perempuan, sebenarnya semakin berat upaya yang dilakukan
untuk membangun kecantikan.5
Menurut Hindun Abdullah Muhammad, Abdul Qadir Manshur,
guru besar ilmu AlQur‟an Universitas Sayf al-Dawlah menyatakan bahwa
4 McQuail Denis. Teori Komunikasi Massa (terjemahan). (Jakarta : Erlangga, 1996), h.
38. 5 Ni Made Wiasti, Redefinisi Kecantikan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Perempuan Bali, di Kota Denpasar. (Bali : Program Studi Sastra, Universitas Udayana Denpasar,
2010), h. 2.
Page 13
4
kecantikan manusia meliputi tubuh (fisik), hati, pikiran, dan perilaku yang
masing-masing mempunyai unsur-unsur tersendiri yang menguatkan
kecantikan.6
Pengertian ini, menjelaskan bahwa agama Islam tidak
mengesampingkan keindahan fisik sebagai satu-satunya aspek kecantikan.
Keindahan fisik harus dipahami sebagai sesuatu yang harus diajaga
sebagai tanda rasa syukur, maka seharusnya mamadukan keindahan
jasmani dan rohani.
Sunsilk Clean and Fresh merupakan salah satu produk kecantikan
yang berupa perawatan rambut. Sebagai iklan shampo dengan
menampilkan endoser berhijab, Sunsilk Clean and Fresh menampilkan
konsep kecantikan yang berbeda dengan iklan shampo lainnya. Pada iklan
ini kecantikan digambarkan dengan wanita muslimah. Penggunaan hijab
itu sendiri merupakan sebuah bentuk ketaatan atas ajaran agama. Namun,
disisi lain, hijab yang telah menjadi tren fashion masa kini dan seringkali
ditampilkan media menimbulkan pro dan kontra.
Produk Sunsilk termasuk kedalam PT. Unilever tbk, dimana
perusahaan ini merupakan perusahaan besar yang berdiri sejak tahun 1933.
Dalam hal produk, sunsilk hingga saat ini memiliki berbagai macam jenis
shampo yang telah beredar dipasaran, diantaranya : Sunsilk Black Shine,
Sunsilk Anti Dandruff, Sunsilk Clean and Fresh, Sunsilk Soft and Smooth,
Sunsilk Hairfall Solution, Sunsilk Damage Treatmen, Sunsilk Bouncy
Curls, dan Sunsilk Straight & Sleek. Sunsilk menghadirkan berbagai
6 „Abd al-Qadir Manshur, Buku Pintar FIKIH WANITA : Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam, cet ke-1, (Jakarta: Zaman, 2009), h.195.
Page 14
5
macam varian perawatan rambut wanita yang telah disesuaikan dengan
jenis dan kebutuhan macam-macam masalah rambut.
Shampo Sunsilk Clean and Fresh merupakan salah satu varian
yang diciptakan oleh produk Sunsilk yang mempunyai tagline sensasi
bersih dan segar dikulit kepala. Sunsilk Clean and Fresh memiliki
kemasan ramping dan berwarna Hijau. Sunsilk Clean and Fresh
merupakan variasi dari produk Sunsilk yang sengaja diciptakan untuk
wanita yang berhijab. Sunsilk Clean and Fresh menawarkan produk
dengan kandungan Formula Vitamin Citrus Complex yang dapat
menghilangkan keringat dan minyak berlebih dikulit rambut wanita
berhijab sehabis keramas.7
Dalam hal ini iklan Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya
Bella sebagai hasil kontruksi yang digambarkan oleh media televisi. Salah
satunya televisi swasta Trans Tv. Televisi merupakan bagian dari
perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai
macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Media elektronik
televisi juga menyajikan iklan dari berbagai jenis produk. Kekuatan
televisi mampu mempengaruhi komunikan ketika penyampaian pesan -
pesan karena menggunakan media audio dan visual yang memiliki
pengaruh yang cukup besar ketika informasi tersebut diterima oleh
komunikan.
Dalam penyajiannya, iklan lebih memilih untuk menggunakan
figur manusia. Menurut Roderic White penggunaan figur manusia dalam
7 Creators, “Product Category”, diakses pada 20 Januari 2016 dari
http://www.sunsilk.co.id/product/category/796300/-clean-fresh.
Page 15
6
iklan lebih mudah dan cepat dalam menyampaikan pesan iklan pada
khalayak langsung ke intinya, ini bekerja melalui, jenis kelamin, ras dan
pekerjaan.8 dengan figur manusia tersebut maka muncul pembeda jenis
kelamin sebagai permintaan produk sesuai target pasar.
Dalam penggambaran karakter Sunsilk Clean and Fresh, sebelum
memakai produk ini wanita muslimah dengan kecantikan diwajahnya juga
tubuh dan busananya, digambarkan tidak percaya diri di dekat banyak
orang karena terus merasakan gatal pada kepalanya akibat kulit kepala
yang gatal karena berkeringat dan tertutup hijab. Setelah memakai produk
shampo Sunsilk clean and fresh keluar wanita muslimah cantik dengan
kulit yang bersinar dan kesegaran terpancar jelas dari raut wajah sang
bintang. Rasa percaya diri pun tumbuh diiringi dengan gaya feminim dan
elegan dengan kemewahannya.
Iklan ini menggambarkan kecantikan pada wanita muslimah
dengan dengan muka yang bersih dan bermake up, kulit yang mulus,
badan yang terlihat ramping dan gaya hijab dan busana modern yang
dikenakan oleh aktris. Bukan hanya itu, brand ambassador dari shampo
Sunsilk clean and fresh yaitu Laudya Cintya Bella ini sendiri merupakan
aktris yang cukup populer di Indonesia. Dengan kehadirannya sebagai
public figur maka lebih mudah untuk mempengaruhi khalayak untuk
mengkonsumsi barang, dengan harapan masyarakat agar bisa terlihat mirip
oleh public figure.
8 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi) (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hal 115.
Page 16
7
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kecantikan wanita muslimah pada iklan shampo Sunsilk clean
and fresh serta pemaknaan perempuan dalam iklan tersebut.Hal ini
dikarenakan banyak perempuan modern saat ini sudah termakan oleh
iklan-iklan yang ada ditelevisi.
Pendekatan visual dalam penelitian ini dilakukan melalui semiotika
bagaimana tanda-tanda dan segala yang berhubungan dengan iklan, cara
berfungsi, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan
penerimaannya, oleh mereka yang mempergunakan. Semiotik yang
digunakan yaitu semiotik Charles. S Pierce dimana tanda dibagi atas ikon
indeks dan simbol.
Oleh karena itu, maka peneliti mencoba untuk menginterpretasikan
dan menafsirkan ikon, indeks, dan simbol kecantikan wanita muslimah
yang ditampilkan dalam iklan shampo Sunsilk „Clean and Fresh‟ versi
Laudya Cintya Bella. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
melakukan penelitian tentang Analisis Semiotik kecantikan wanita
muslimah yang terdapat pada iklan shampo di televisi Sunsilk Clean and
Fresh versi Laudya Cintya Bella.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar Penelitian ini lebih fokus dan tidak melebar, maka penulis
membatasi dan merumusi masalah, berikut pembatasan dan perumusan
masalah :
Page 17
8
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka
penulis membatasi kajian ini pada kecantikan wanita muslimah pada
iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya Bella.
2. Perumusan Masalah
Agar sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana ikon, index dan simbol kecantikan wanita muslimah pada
iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya Bella?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ikon,
index dan simbol apa saja yang digunakan dalam menggambarkan cantik
seorang muslimah yang terdapat pada iklan shampo Sunsilk Clean and
Fresh versi Laudya Cintya Bella.
D. Manfaat Penelitian
Dengan deskripsi tujuan yang dikemukakan, maka manfaat yang
diharapkan dari keseluruhan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi.
Khususnya dalm bidang periklanan tentang kajian pemaknaan
mengenai kecantikan muslimah dalam iklan-iklan produk kecantikan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
Page 18
9
kalangan akademisi bahwa pemaknaan akan mengalami suatu proses
perubahan yang disebabkan oleh ideologi yang ditanamkan oleh
media khususnya oleh iklan.
2. Manfaat Praktis
Bagi perguruan tinggi penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk menambah pengetahuan sebagai salah satu refrensi untuk
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan problematika sejenis.
Penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi agensi mengenai
strategi yang tepat untuk mengiklakan produk wanita dengan hijab
agar dapat diterima dengan baik oleh segmen yang dituju.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini,
menggunakan metode penelitian jenis analisis deskriftif kualitatif
Yaitu metode yang melakukan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif kualitatif. Yaitu metode yang melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-
buku. Laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk
memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
berdasarkan dari naskah wawancara, catatan atau memo dan dokumen
resmi lainnya.9
9 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. Ke 11 (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000), h. 3.
Page 19
10
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang
sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif pertisipan.
Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh
setelah melakukan analisis terhadap kenyataan social yang menjadi
fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa
pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.10
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Iklan Sunsilk Clean and Fresh versi
Laudya Cintya Bella sedangkan objek penelitiannya adalah ikon,
indeks dan simbol kecantikan wanita muslimah pada Iklan Shampo
Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya Bella.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
Maret 2016.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi dapat
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematika
terhadap suatu gejala yang tampak pada suatu penelitian. Observasi
langsung diakukan terhadap objek di tempat terjadi dan
berlangsungnya suatu peristiwa, sehingga observer berada bersama
objeknya yang diteliti. Sedangkan observasi tidak langsung adalah
observasi yang dilakukan tidak langsung pada saat berlangsungnya
10
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Ed. 1. Cet.3,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2006) , h. 23.
Page 20
11
peristiwa yang diselidiki. Misanya melalui side – side,foto maupun
film.11
Observasi dalam penelitian ini, peneliti mengamati slide atau
cuplikan dari iklan Sunsilk Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya
Cintya Bella, ditelevisi maupun di internet.
5. Teknik Analisis Data
Dalam mengkaji iklan Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya
Cintya Bella, penelitian ini menggunakan analisis semiotik model
Charles Sanders Pierce dalam mengurai data. Teknik analisa data
merupakan bagian dalam metode ilmiah yang berguna dalam
memecahkan permasalahan yang diteliti. Karena dengan adanya
analisa data maka dapat dilakukan penyerdehanaan data ke dalam
bentuk yang mudah dipahami.
Charles Sanders Pierce, mendefinisikan hubungan diantara
tanda, benda, dan arti. Tanda tersebut merepresentasikan benda
atau yang ditunjuk di dalam pikiran si penafsir itu. Menurut Peirce
tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya,
keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda
atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut.
Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon),
index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang
mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu mudah dikenali
oleh para pemakainya. Didalam ikon hubungan antara representamen
11
Hadari, Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. ( Yogyakarta : UGM Press, 1995),
h.104.
Page 21
12
dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas.
Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tandadan objek
atau acuan yang bersifat kemiripan.
Indeks adalah Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan
fenomenal atau eksistensi diantara representamen dan objeknya.
Didalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat
kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial
atau kausal.
Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan
konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau
masyarakat. tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-
simbol.
Tabel 1 : Menurut Charles. S Pierce12
Jenis
Tanda
Ditandai dengan Contoh Proses Kerja
Ikon - Persamaan
(Kesamaan)
- Kemiripan
Gambar,
foto, patung
- Dilihat
Indeks - Hubungan sebab
akibat
- Keterkaitan
- Asap------api
- Gejala-----
penyakit
- Diperkirakan
Simbol - Konvensi atau
- Kesepakatan
social
- Kata-kata
- Isyarat
- Dipelajari
12
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta : Penberbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 14.
Page 22
13
F. Tinjauan Pustaka
Banyak penelitian yang dilakukan berbagai kalangan tentang iklan,
baik penelitian yang bersifat praktikal ataupun akademis. Beberapa
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
1. Skripsi Shandy Mahendra Setyawan mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang berjudul “ Representasi Kecantikan dalam Iklan
Televisi ( Studi Semiotik Reprresentasi Kecantikan Dalam Iklan
Sabun Mandi Lux Versi Lux Soft Touch – Atiqah Hasiolam di Media
Televisi)” 2011. Persamaan terdapat pada persoalan pemaknaan ,
penelitian tersebut mengungkapkan makna dengan yang makna
simbolik yang terdapat dalm ikan. Adapun persamaannya terdapat
pada metode digunakan, yaitu metode penelitian kualitatif.
Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu terdapat pada objeknya,
penelitian diatas mengambil Iklan Sabun Mandi Lux Versi Lux Soft
Touch – Atiqah Hasiolam di Media Televisi)” 2011. Sedangkan
penelitian ini pada Iklan Shampo Sunsilk Clean and Fresh.
2. Skripsi Siti Sopianah mahasiswa Universitas Islam Negri Jakarta
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dengan judul “Analisis
Semiotik Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi.
Adapun persamaannya terdapat pada metode yang digunakan, yaitu
metode penelitian kualitatif. Perbedaan terdapat pada teori semiotik
yang digunakan, penelitian tersebut menggunakan semiotik Roland
Barthes, sedangkan penulis menggunakan semiotik Charles S. Pierce.
Page 23
14
3. Skripsi Rizky Ari Kurniawan mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang berjudul “ Representasi Kecantikan dalam Iklan Nature-E (
Analisis Semiotik terhadap Iklan Majalah Nature-E)” 2011.
Persamaan terdapat pada persoalan pemaknaan, penelitian tersebut
mengungkapkan makna dengan makna simbolik yang terdapat dalam
ikan. Adapun persamaannya terdapat pada metode yang digunakan,
yaitu metode penelitian kualitatif. Perbedaannya dengan penelitian
ini yaitu terdapat pada objeknya, penelitian diatas mengambil Iklan
Majalah Nature-E, Sedangkan penelitian ini pada Iklan Televisi
shampo Sunsilk Clean and Fresh.
4. Skripsi Henni Susanti mahasiswa Universitas Merdeka Malang,
dengan judul “Analisis Semiotik Iklan Sunsilk Clean and Fresh
dalam versi Inneke Koesheraswati versi Anisa dan Animasi sisir
(CD). Adapun persamaannya terdapat pada metode yang digunakan,
yaitu metode penelitian kualitatif. Perbedaan terdapat pada teori
semiotik yang digunakan, penelitian tersebut menggunakan semiotik
Roland Barthes, sedangkan penulis menggunakan semiotik Charles
Sanders Pierce. Selain itu pada skripsi sebelumnya penelitian
mengambil 3 versi, sedangkan penulis hanya mengambil 1 versi
yaitu versi Laudya Cintya Bella.
Page 24
15
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Skripsi ini diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang
penelitian yang menyangkut kemampuan iklan dalam
memberi ikon, indeks dan simbol uuntuk sebuah realita dan
nilai-nilai ideal yang dianut oleh masyarakat termasuk
dalam standar ideal wanita berhijab, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian,
kajian teori, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai teori dan
konsep yang dipakai sebagai penguat penelitian. Teori yang
dipakai adalah semiotik dari Charles. S. Pierce. Konsep
yang digunakan adalah konsep periklanan dan konsep citra
perempuan
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai gambaran
umum dari objek yaitu gambaran umum PT. Unilever, Tbk,
gambaran umum Sunsilk, gambaran umum Brand
Ambassador Iklan Sunsilk Clean and Fresh.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini.
Page 25
16
Pembahasan mengenai tanda ikon, indeks dan simbol yang
terdapat dalam iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh versi
Laudya Cintya Bella. Pada hasil temuan, iklan ini
mengandung makna konsep kecantikan dengan kebersihan,
kesegaran dan kerapihan. Scene 1 terdapat makna
kecantikan wajah dengan kebersihan dan kesegaran. Scene
2 dan 3 terdapat makna unsur kecantikan tubuh dan
kerapihan dari pakaian yang dikenakan. Scene 4 terdapat
makna kebersihan dan kesegaran yang tergambar dalam
ilustrasi rambut. Scene 5 terdapat makna kesegaran dan
kerapihan yang tergambar dari ekspresi wajah dan hijab
yang dikenakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan saran yang diberikan terhadap masalah
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 26
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani
Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendriri didefinisikan sebagai suatu
yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat
dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai
sebagai sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.1
Alex Sobur mendefinisikan semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisa untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah perangkat
yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di
tengah – tengah manusia dan bersama – sama manusia. Semiotika hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (Humanity) dalam memakai hal –
hal (Things). Memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya
membawa informasi, dalam hal mana objek – objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.2
Konsep dasar yang menyatukan semiotika adalah tanda yang
didefinisikan sebagai stimulus yang menunjukan beberapa kondisi lain.
Konsep dasar kedua adalah simbol yang biasanya menandakan tanda
yang kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang sangat khusus.3
1 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi), (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 7. 2 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.
3 Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication. Edisi Kesembilan. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), h. 54.
Page 27
18
Saat memahami teks media, seringkali dihadapkan dengan tanda-
tanda yang menimbulkan banyak penafsiran, yang perlu diinterpretasikan
dan dikaji ada apa dibalik tanda-tanda itu. Tanda itu merupakan cerminan
dari realitas, yang dikonsturksikan lewat kata-kata. Menurut Saussure,
persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-
kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.4
Kebanyakan pemikiran semiotik melibakan ide dasar triad of
meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan diantara
tiga hal yaitu benda (atau yang dituju), manusia (penafsir) dan tanda.
Charles Sanders Pierce, mendefinisikan hubungan diantara tanda,
benda, dan arti. Tanda tersebut merepresentasikan benda atau yang
ditunjuk di dalam pikiran si penafsir itu.
Pierce terkenal dengan teori tandanya. Didalam lingkar semiotika,
Pierce sebagaimana dipaparkan Lechte, seringkali mengulang-ulang
bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang.
Pembentukan tanda membangkitkan semiotika yang tak terbatas,
selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi
yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa
ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada
untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan
penangkapan [hipotesis] membentuk tiga jenis penafsir yang penting).
Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan.5
4 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 9.
5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 40-41.
Page 28
19
Sebuah tanda atau represantemen menurut Charles S. Pierce adalah
sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa
hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu disebut intrepretant, dinamakan
sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan
mengacu pada Objek tertentu. Dengan demikian menurut Pierce, sebuah
tanda atau represantemen memiliki sebuah tanda atau represantemen
memiliki relasi „triadic‟ langsung dengan interpretan dan obyeknya.6
Model Segitiga Makna Pierce7
Tanda
Interpretant Objek
1. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
pancra indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain
diluar tanda itu sendriri. Acuan tanda ini disebut objek.
2. Acuan Tanda (Objek) adalah konteks sosial yang menjadi refrensi dari
tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
3. Penggunaan Tanda (Interpretant) adalah konsep pemikiran dari orang
yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna
6 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi) (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 14. 7 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi) (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 14.
Page 29
20
tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda.
Pierce menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-
objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-
akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-
tanda tersebut.8 Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Pierce terhadap
tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Pierce
membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (index), dan
Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi diantara representamen dan
objeknya.9
1) Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga
tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Didalam ikon
hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai
kesamaan dalam beberapa kualitas.
2) Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau
eksistensi diantara representamen dan objeknya. Didalam indeks,
hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual
dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal.
3) Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan
konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang
atau masyarakat. tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah
simbol-simbol.
8 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 34.
9 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi). (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 17.
Page 30
21
Menurut Pierce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah
pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama,
dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon.
Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek
individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang
lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek
denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda
sebuah simbol.10
Berdasarkan interpretant , tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau
dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang
menafsirkan berdasarkan pilihan. Dicent sign adalah tanda sebagai
kenyataan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan
tentang sesuatu.
Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Pierce membagi tanda
menjadi sepuluh jenis11
:
1) Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras
menunjukan kualitas tanda. Misalnya suara keras menandakan
orang marah.
2) Ironic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan.
Contoh : foto, peta dan tanda baca.
10
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 35. 11
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 42.
Page 31
22
3) Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman
langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena
kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh : Bendera
bergambar tengkorak bermakna area berbahaya.
4) Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang
sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat dipintu masuk
sebuah kantor.
5) Iconis Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau
hukum. Misalnya rambu lalu lintas.
6) Rhematical Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu lepada
objek tertentu. Misalnya kata ganti penunjuk.
7) Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi
dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu yang
berputar-putar diatas mobil ambulans menandakan ada yang sakit.
8) Rhematical Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang
dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum.
Misalnya ketika melihat harimau maka kita mengatakan itu
harimau, karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau
hewan yang kita lihat namanya harimau
9) Dicent Symbol atau proposition adalah tanda yang langsung
menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak.
Misalnya ketika orang berkata pergi maka kita akan pergi, itu
karena otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu.
Page 32
23
10) Argument, yakni tanda yang menafsirkan iferens seseorang
terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Misal ketika
seseorang berkata Gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan
gelap.
B. Iklan
Istilah Advertising (periklanan) berasal dari kata latin abad
pertangahan advertere, “mengarahkan perhatian kepada”. Istilah ini
menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman publik apa pun yang
dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa
spesifik, atau untuk menyebarkan sebuah pesan sosial atau politik.
Periklanan harus dibedakan dari materi dan aktivitas lainnya yang
ditujukan untuk mengubah dan mempengaruhi opini, sikap, dan perilaku,
seperti propaganda, yakni istilah yang digunakan untuk mengacu pada
penyebarluasan doktrin, pandangan, kepercayaan yang mencerminkan
minat dan ideologi spesifik (politis, sosial, filosofis, dan lain-lain) secara
sistematis; publisitas, istilah yang digunakan untuk mengacu keahlian
dalam menyebarluaskan informasi yang menyangkut orang, kelompok,
peristiwa, atau produk melalui sebuah media publik; dan humas, istilah
yang biasa digunakan untuk mengacu pada aktivitas dan teknik yang
dijalankan organisasi dan individu untuk membangun sikap yang baik
terhadap diri mereka di tengah masyarakat umum atau kelompok
tertentu.12
12
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi. (Yogyakarta : Jalasutra, 2012), h. 294.
Page 33
24
Iklan dapat didefinisikan sebagai bentuk komunikasi non personal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui. Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut
menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
umumnya harus dibeli. Maksud kata „nonpersonal‟ berati suatu iklan
melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat
mengirimkan pesan pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat
nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk
mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan. Karena itu,
sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul
mempertimbangkan bagaimana audiensi akan menginterpretasikan dan
memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud.13
Pesan-pesan produk ada dimana-mana. Pesan-pesan ini ada di
billboard, radio, televisi, bis dan kereta, di majalah dan surat kabar, poster,
pakaian, sepatu, topi, pena, dan daftar ini dapat terus memanjang.
Mengatakan bahwa periklanan telah menjadi bentuk pembuatan pesan
yang ada disegala tempat ditengah “kebudayaan pasar global” saat ini
berarti mengecilkan kenyataan, diperkirakan bahwa rata-rata orang
Amerika terpapar tiga ribu iklan setiap harinya dan menonton iklan Tv tiga
tahun sepanjang hidupnya. Dengan menggunakan baik teknik verbal
maupun non verbal untuk memaksilkan ajakan pesannya, periklanan telah
13
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1 (Jakarta : Kencana
Perdana Media Group, 2010), h. 18.
Page 34
25
menjadi kategori integral dalam kebudayaan zaman modern, yang
dirancang untuk memengaruhi sikap dan perilaku gaya hidup dengan cara
sembunyi-sembunyi mengisyaratkan cara terbaik bagi kita untuk
memuaskan dorongan dan aspirasi terdalam kita.14
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal
dan paling banyak di bahas orang, hal ini kemungkinan karena daya
jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang
sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang
atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Belanja iklan di
Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp. 23 Triliun rupiah. Televisi
mendominasi 70 persen (Rp 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut,
surat kabar Rp.6 triliun, majalah dan tabloid sekitar Rp 1 triliun.15
Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis
yang sifatnya non personal, secara teoritik melaksanakan fungsi- fungsi
seperti yang diemban oleh media massa lainnya, semuanya ini karena
pesan-pesan iklan itu mengandung fungsi informasi, pendidikan,
menghibur, dan mempengaruhi .16
Adapun pengertian dari iklan sendiri adalah bagian dari bauran
promosi dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran.
Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
14
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi. (Yogyakarta : Jalasutra, 2012), h. 294. 15
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1 (Jakarta : Kencana Perdana
Media Group, 2010), h. 18. 16
Widyatama, Rendra. Pengantar Periklanan. (Jakarta : Buana Pustaka Indonesia,
2005), h. 151.
Page 35
26
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan
pada dasarnya adalah produk kebudayaan massa, produk kebudayaan
masyarakat industri yang ditandai oleh produksi dan konsumsi massa.
Kepraktisan dan pemuasan jangka pendek antara lain merupakan ciri –
ciri kebudayaan massa. Artinya, massa dipandang tidak lebih sebagai
konsumen. Maka hubungan antara produsen dan konsumen adalah
hubungan komersial semata. Pendeknya, tidak ada fungsi hubungan lain
selain memanipulasi kesadaran, selera, dan perilaku konsumen.17
Iklan memang menjalan fungsi kembar. Pertama, ia memberi
informasi pada konsumen perihal ciri, kualitas, dan keunggulan produk.
Kedua, iklan melakukan persuasi agar produk tersebut dibeli oleh
konsumen. Fungsi kedua inilah merupakan fungsi utama iklan.18
Subteks periklanan bertujuan untuk mengangkat dan
memancangkan nilai-nilai kenikmatan dalam hidup. Roland Barthes
(1957), menggunakan istilah neomania untuk menekankan konsekuensi
sosial secara keseluruhan dari hidup di tengah masyarakat konsumeris
yang informasinya diberikan oleh pesan periklanan. Ia mendefinisikan
neomania sebagai selera tak terpuaskan akan objek-objek baru untuk
dikonsumsi, yang ditimbulkan sebagai selera tak terpuaskan akan objek-
objek baru untuk dikonsumsi, yang ditimbulkan sebagai pemikiran
kelompok oleh iklan dan pariwara yang tanpa henti menyemburkan satu
janji untuk semua orang. Dengan segenggam tema hedonistik,
17
Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. (Yogyakarta: Jalasutra, 2009) , h. 1. 18
Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. (Yogyakarta: Jalasutra, 2009 ), h. 2.
Page 36
27
kebahagiaan, kemudaan, keberhasilan, status, kemewahan, fashion, dan
kecantikan-pesan umum dari subteks periklanan adalah bahwa solusi
terhadap masalah manusia dapat ditemukan dengan membeli dan
mengonsumsi.19
C. Iklan di Televisi
Televisi sebagai salah satu media massa yang saat ini paling
populer ditengah masyarakat dan memiliki pengaruh besar
dibandingkan media massa lainnya. Televisi telah lama menjadi bagian
hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari – hari bagi individu,
keluarga maupun masyarakat.
Televisi juga merupakan salah satu media massa elektronik yang
paling efektif saat ini dibandingkan dengan media massa lain. Hal ini
disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimilki oleh media massa
lainnya. Dengan model audio visual yang dimilikinya siaran televisi
sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya karena itulah
televisi bermanfaat sebagai pembentukan sikap, perilaku, dan sekaligus
pola pikir.
Sebagai medium visual yang menarik, televisi dapat memberikan
dampak yang hebat, dan perkembangan advertising televisi jauh
melampaui perkembangan di media lain. Ini menunjukan efektivitasnya
dalam jangkau audien massa yang beragam.20
19
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi. (Yogyakarta : Jalasutra, 2012), h. 295. 20
John Vivian. Teori Komunikasi Massa, Ed 8, cet. 1 . (Jakarta : Kencana, 2008), h. 373.
Page 37
28
Dewasa ini media penyiaran yang terdiri dari televisi telah
menajadi media yang sangat penting dan dominan bagi pemasang iklan.
Belanja iklan di Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp 23 triliun rupiah
dan televisi mendominasi 70 persen dari nilai belanja iklan tersebut.
Televisi memiliki posisi penting bagi pemasar karena media ini
menyajikan banyak program populer yang disukai banyak orang. Audiensi
dapat menghabiskan waktu beberapa jam dalam sehari untuk menonton
televisi. Media ini juga menjadi sumber informasi dan hiburan utama
masyarakat. Pada jam tayang utama (prime time) antara jam 19-22 malam,
televisi mampu menarik puluhan juta penonton, jumlah yang tidak dapat
ditandingi oleh media mana pun. Jumlah audiensi menjadi faktor faktor
sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran karena jumlah audiensi
itulah yang dijual kepada pemasang iklan yang ingin menjangkau mereka
melalui pesan iklan yang disiarkan.21
Menurut Michael Novak, televisi adalah pembentuk geografis jiwa.
Televisi telah membangun stuktur ekspetasi jiwa secara bertahap. Televisi
melakukan hal itu persisi seperti sekolah memberikan pelajaran secara
bertahap, selama bertahun-tahun. Televisi mengajari pikiran yang belum
matang dan mengajari mereka cara berfikir.22
Untuk memahami mengapa kita mendapatkan program yang kita
inginkan, penting untuk mengingat bahwa televisi komersial terutama ada
sebagai media iklan. Acara televisi dipenuhi oleh iklan, tetapi iklan itulah
21
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1. (Jakarta : Kencana
Perdana Media Group, 2010), h. 235 22
John Vivian. Teori Komunikasi Massa, Ed 8, cet. 1. (Jakarta : Kencana, 2008), h. 226
Page 38
29
yang disampaikan kepada penonton. Komersial diciptakan hanya untuk
memberikan penonton kepada pemasang iklan.23
Televisi mampu mengantar suatu pesan lebih banyak dan lebih
cepat dibandingkan melalui media massa lainnya, maka stasiun televisi
merupakan sarana media yang paling mahal untuk menayangkan iklan.
Stasiun televisi yang skala paling kecil pun mampu menghasilkan jutaan
dolar. Namun, era TV mulai lebih rendah hati dan dengan kegembiraan
yang sangat kecil mendekati pergantian abad ke-20.24
Televisi memilki berbagai kelebihan dibandingkan dengan jenis
media lainnya dalam periklanan yang mencangkup daya jangkauan luas,
selektivitas dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek, prestise,
serta waktu tertentu. Berikut tinjauan dari iklan televisi.25
1. Daya jangkauan luas
Penetrasi televisi dewasa ini sudah sangat luas, khususnya televisi
yang bersiaran secara nasional. Karena kemampuannya menjangkau
audiensi dalam jumlah besar, maka televisi menjadi media ideal
untuk mengiklankan produk konsumsi massal, yaitu barang-barang
yang menjadi kebutuhan sehari-hari misalnya makanan, minuman,
kosmetik dan sebagainya.
23
Shirley Biagi. Media/Impact Pengantar Media Massa, Ed 9. (Jakarta : Salemba
Humanika, 2010) , h.202. 24
Shirley Biagi. Media/Impact Pengantar Media Massa, Ed 9. (Jakarta : Salemba
Humanika, 2010), h. 202. 25
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1. (Jakarta : Kencana
Perdana Media Group, 2010), h. 240-243.
Page 39
30
2. Selektivitas dan fleksibilitas
Televisi dapat menjangkau segmen audiensi tertentu karena adanya
variasi komposisi audiensi sebagai hasil dari isi program, waktu siaran,
dan cakupan geografis siaran televisi. Misalnya sabtu pagi ditunjukan
untuk anak-anak. Selain audiensi yang besar, televisi juga menawarkan
fleksibilitas nya dalam hal audiensi yang dituju. Jika suatu perusahaan
manufaktur ingin mempromosikan barangnya pada suatu wilayah
tertentu, maka perusahaan itu dapat memasang iklan pada stasiun
televisi yang terdapat di wilayah yang bersangkutan, disesuaikan
dengan karakteristik wilayah setempat.
3. Fokus perhatian
Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiensi saat
iklan itu di tayangkan. Jika audiensi tidak menekan remote control-
nya untuk melihat program lain, maka ia harus menyaksikan tayangan
iklan televisi itu satu persatu.
4. Kreativitas dan efek
Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena dapat
menunjukan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan
yang disiarkan televisi menggunakan kekuatan personalitas manusia
untuk mempromosikan produknya. Cara seseorang berbicara dan
bahasa tubuh yang ditunjukannya dapat membujuk audiensi untuk
membeli produk yang diiklankan nya itu. Terlebih lagi, orang yang
berbicara dan berkomentar tentang produk tersebut adalah selebritis
Page 40
31
atau orang yang terkenal yang sudah mendapat kepercayaan
masyarakat.
5. Prestise
Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan
menjadi sangat dikenal orang. Produsen barang yang diklankan di
televisi terkadang menggunakan kesempatan ini untuk lebih
mengeksploitasi keuntungan tersebut pada saat memasang iklan di
media cetak, misalnya menyebutkan „sebagaimana diiklankan di
televisi‟.
6. Waktu tertentu
Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu tertentu
ketika pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan
demikian, pemasang iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu
pada saat target konsumen mereka tidak menonton televisi.
Adapun kelemahan dari iklan televisi sebagai berikut26
1. Biaya mahal
Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam
menjangkau audiensi dalam jumlah besar namun televisi merupakan
media yang paling mahal dalam beriklan. Hal ini karena tarif
penyanagan iklan di hitung per-detik dan kualitas dari produksi iklan
tersebut.
26
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1. (Jakarta : Kencana
Perdana Media Group, 2010), h. 244-246.
Page 41
32
2. Informasi terbatas
Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali
tayang, maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk
secara leluasa meberikan informasi yang lengkap. Siaran iklan tidak
menyediakan cukup waktu untuk menyampaikan seluruh informasi
tentang produk yang dipromosikan.
3. Selektivitas terbatas
Walaupun televisi menyediakan selektivitas audiensi melalui
program-program yang ditayangkannya dan juga melalui waktu
siarannya, namun iklan televisi bukanlah pilihan yang tepat bagi
pemasang iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus
atau spesifik yang jumlahnya relatif sedikit. Pemasang iklan masih
dapat membidik target audiensi tertentu melalui jenis program yang di
tayangkan, namun belum mampu menandingi majalah atau radio yang
menjangkau segmen audiensi secara lebih khusus.
4. Penghindaran
Kecenderungan audiensi untuk menghindari pada saat iklan
ditayangkan. Penelitian menunjukan bahwa audiensi televisi
menggunakan kesempatan penayangan iklan untuk melakukan hal lain
atau menonton program lain.
5. Tempat terbatas
Stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran
iklan. Jika waktu penayangan program diambil iklan, maka akan
menggangu program dan audiensi akan meninggalkan acara itu.
Page 42
33
Selain itu memperpanjang waktu siaran iklan akan melanggar
peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa waktu siaran iklan
lembaga penyiaran swasta paling banyak 20 persen dari seluruh waktu
siaran setiap hari.27
D. Cantik dalam Iklan
Kecantikan ibarat sebuah mitos dan legenda, berbagai kisah
tentang wanita cantik dan feminim banyak diabadikan didalam novel,
film bahkan iklan diikuti dengan sosok pemainnya yang menawan.
Sebenarnya, tidak ada definisi baku mengenai arti dari kecantikan wanita
itu sendiri. Oleh karena itu seperti yang disebutkan diatas, kecantikan
ibarat sebuah mitos dan legenda, yang berarti tidak ada definisi pasti
mengenai makna kata cantik dan kecantikan.
Kisah mengenai Ken Dedes dan Ken Arok mungkin dapat
menggambarkan bagaimana sosok kecantikan bagaimana sosok
kecantikan itu. Kisah Ken Arok yang begitu menginginkan Ken
Dedesnsampai merebutnya secara paksa dari suami adalah gambaran
bahwa kecantikam adalah idaman dan harapan bagi seorang pria.
Mengutip dan mengemukakan dari mana ide kecantikan berasal dari
dominasi pria. Prialah yang menginginkan kriteria kecantikan dan
membuatnya dijadikan sebagai pedoman wanita.28
27
Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 2005, Pasal 21 (5). 28
Putri Miranti. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Perempuan tentang
Kecantikan dalam Iklan Pemutih Kulit di Televisi. Vol IV/No.2 (Jakarta : Jurnal Thesis, 2005) h.
164.
Page 43
34
Laki-laki sebagai pihak yang dianggap memiliki kuasa di masa
lampau telah menyeleksi beberapa simbol sebagai suatu dasar penting
untuk membangun citra diri (self image). Sebuah contoh mengetahui nilai
simbolis adalah tingkat penampilan visual tubuh tertentu yang di hargai.
Ini bisa mencangkup pakaian, pewarnaan badan (termasuk pemakaian
kosmetik), atau bahkan ukuran dan bentuk tubuh. Simbol-simbol hasil
seleksi kaum laki-laki imilah yang menjadi ukuran ideal mengenai
kecantikan wanita.29
Cantik merupakan sesuatu yang relatif. Pada abad pertengahan,
wanita dikatakan cantik apabila ia bertubuh gemuk. Masyarakat Dayak
mengatakan cantik apabila telinganya panjang, semakin panjang, semakin
cantik.30
Kecantikan di Indonesia sendiri berdasarkan literatur Jawa,
yaitu Kakawin, melukiskan keindahan cantik perempuan didasarkan pada
fisik perempuan. Rincian kecantikan fisik perempuan ditemukan dalam
manuskip yang disebut dengan Candraning Awak, menggambarkan
kecantikan perempuan sebagai tangannya panjang, rambut bergelombang
dan hitam sekali, gigi seperti biji mentimun, tubuhnya langsing dan kuat,
warna kulitnya seperti kunyit.31
29
Jane Ollenburger dan Helen A. Sosiologi Wanita. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h.
55. 30
Dwi Ratna Aprilia. Iklan dan Budaya Populer : Pembentukan Identitas Ideologis
Kecantikan Perempuan oleh Iklan (Analisis Semiotika Iklan Cetak WRP Body Shape & Prolene),
Vol 1, No 2. (Program Studi Ilmu Komunikasi : FISIP UAJY, 2005) h. 47. 31
Hardman Budiajo. Representasi “Kecantikan” pada Iklan Clear “Soft and Shiny Hair
Model”, MGP 13. (Program Studi Komputer Multimedia : STIKOM Surabaya, 2010), h. 1.
Page 44
35
Kecantikan juga merupakan salah satu bentuk kontruksi media
massa. Media massa juga memiliki yang sangat besar sebagai sumber
informasi bagi perempuan yang menyebarluaskan nilai-nilai sosiokultural
mengenai hal-hal yang dianggap memiliki daya tarik, apalagi perempuan
yang diyakini sebagai salah satu konsumen terbesar dimedia massa.
Tayangan-tayangan di media elektronik seperti iklan menghadirkan
tokoh-tokoh yang membawa pesan-pesan mengenai berbagai kriteria
daya tarik yang dinilai oleh masyarakat.32
Menurut Kasiyan, tubuh perempuan dikatakan cantik tidak hanya
berdasarkan kecantikan wajahnya, tetapi juga identik dengan kulit putih,
mulus dan kencang, serta bentuk tubuh yang menonjolkan lekukan dan
kemontokan organ tertentu, seperti dada dan pinggul, bibir yang sensual,
serta segala hal yang terkait dengan organ tubuh perempuan, dari ujung
kaki sampai ujung kepala. Hal ini yang kemudian menjadi standar
kecantikan yang berkembang dimasyarakat.33
Soal kulit putih, Mulyana dalam bukunya mengatakan kulit putih
dianggap berstatus lebih tinggi dari pada kulit hitam, konon didambakan
87% wanita Indonesia menurut sebuah iklan kosmetik di TV swasta. Akan
halnya kecantikan, seorang wanita yang paling cantik dalam banyak
budaya adalah yang wajahnya paling menarik dan tubuhnya paling seksi
(plus kulitnya paling mulus), namun dalam budaya lain mungkin yang
rambutnya paling keriting (dan banyak kutunya), paling pucat wajahnya,
32
Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 3-4. 33
Huldda Grace Worotidjan, Kontruksi Kecantikan dalam Iklan Kosmetik Wardah, Vol.2
No.2 (Program Studi Ilmu Komunikasi : Universitas Kristen Petra Surabaya,2014 ).
Page 45
36
paling hitam kulitnya, atau paling lebat bulu ketiaknya. Pendek kata,
kecantikan selalu dikontruksikan oleh masyarakat.34
Bagaimana
perempuan menilai tubuhnya akan sangat berkaitan dengan bagaimana
lingkungan sosial dan budaya diluar dirinya menilai tubuh perempuan.
Artinya kalangan perempuan akan selalu berusaha untuk menyesuaikan
bentuk tubuh mereka dengan kata sosial dan budaya masyarakat tentang
konsep kecantikan. Namun kini media massa yang merambah berbagai
budaya telah banyak mengubah citra kecantikan wanita dalam budaya-
budaya tersebut. Salah satu ciri kecantikan modern adalah tubuh yang
ramping.35
Berbagai informasi mengenai tubuh yang disampaikan oleh media
massa dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan norma sosial yang lebih
menuntut perempuan untuk mengusung feminitas tradisional yang
diartikan dengan selalu tampil cantik dan menarik dengan tubuh yang
langsing.36
Iklan-iklan mereka berusaha untuk membentuk persepsi tentang
ukuran-ukuran ideal, sehingga menciptakan kebutuhan bagi perempuan
untuk mencapai penampilan yang ideal tadi. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa iklan-iklan yang terdapat dalam berbagai majalah
dan media periklanan lainnya sering digunakan sebagai standar
34
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 178. 35
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 178. 36
Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 4.
Page 46
37
perbandingan sosial. Model iklan yang dimunculkan oleh media massa
dan media periklanan dianggap memiliki daya tarik tersendiri sebagai
representasi dari standar ideal masyarakat sehingga mereka menjadi
target yang menarik untuk dijadikan objek perbandingan.37
Iklan telah membentuk sebuah ideologi tentang makna atau image
kecantikan. Iklan yang disampaikan melalui media massa memiliki peran
yang sangat besar dalam memproduksi dan mengkontruksi arti
kecantikan. Dalam kebanyakan iklan, wanita dikatakan cantik apabila ia
muda, berkulit putih, wajah mulus tanpa jerawat, berambut hitam lurus
dan tidak berketombe, dan memiliki tubuh yang langsing. Secara tidak
langsung iklan pun membentuk atau memperkuat image perempuan
“cantik”. 38
Pembentukan citra kecantikan yang dibuat iklan menawarkan
berbagai harapan untuk mendapatkan keidealan tersebut. Ukuran cantik
menjadi salah kaprah, yaitu tinggi, langsing dan putih dengan rambut
yang lurus dan panjang. Mereka yang mempunyai kelebihan-kelebihan
itu dianggap beruntung dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Sementara mereka yang berkulit gelap, gemuk, pendek atau berambut
ikal dan keriting merasa kurang menarik sehingga sebagian besar
37
Groesz L.M.,V dan Murnen, S.K. The Effect of Exxperimental Presentation of Thin
Media Images on Body Satisfaction : A Meta-Analytic Review. Internasional Journal of Eating
Disorders, 31, 1 (2002), h. 6. 38
Dwi Ratna Aprilia. Iklan dan Budaya Populer : Pembentukan Identitas Ideologis
Kecantikan Perempuan oleh Iklan (Analisis Semiotika Iklan Cetak WRP Body Shape & Prolene),
Vol 1, No 2. (Program Studi Ilmu Komunikasi : FISIP UAJY, 2005) h. 41.
Page 47
38
sebagian besar perempuan berusaha „memperbaiki kekurang-
kurangannya‟.39
Dampak akhirnya, kecantikan didefinisikan secara sempit, bahwa
kecantikan hanya soal urusan fisik saja, karena kebanyakan model-model
perempuan yang tampil dalam iklan selalu mengedepankan kecantikan
lewat kontruksi tubuh mereka, yaitu kulit putih dan halus, rambut panjang
dan hitam berkilau, serta tubuh yang langsing.
E. Cantik dalam Islam
Islam telah menetapkan beberapa dsar yang menjadikan
kecantikan menjadi sempurna untuk selamanya. Namun, setiap orang
berbeda pendapat soal kecantikan dan kriterianya. Sebagian orang hanya
memandang kenikmatan semu, tidak akan bertahan lama, akan cepat
hilang dan pudar.40
Seperti pada Hadist Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah tidak
melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal
kalian” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam hadist lain
Rasulullah mengatakan bahwa wanita shalehah adalah sebaik-baiknya
perhiasan dunia. Dari Amr ibnu ra : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-
baiknya perhiasannya adalah wanita shallehah” (HR. Muslim, Ibnu
Majah dan An Nasai).41
39
Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), hal 6. 40
„Abd al-Qadir Manshur. Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam, (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 202. 41
Bustanul Arifin, “Makna Wanita Cantik Menurut Islam”, artikel diakses pada 10
Februari 2016 dari http://stitbustanularifin.ac.id/artikel/item/makna-wanita-cantik-menurut-islam.
Page 48
39
Menurut kaum filsuf, kecantikan adalah suatu sifat yang bisa
menimbulkan perasaan suka dan senang. Dalam dunia filsafat dikenal
ilmu kecantikan („ilm al-jamal), yakni ilmu yang khusus membahas
kecantikan berserta kriteria-kriteria dan teori-teorinya. Kecantikan dapat
juga disebut sebagai kebagusan (al-Husn). Namun Al-Husn biasa dikenal
dan dipergunakan kebanyakan orang adalah sesuatu yang dianggap bagus
oleh pancera indra, sementara yang dimaksudkan dalam Al-Qur‟an
adalah sesuatu yang dianggap bagus ole hati nurani (al-basyirah).42
Menurut Hindun Abdullah Muhammad, kecantikan secara umum
terbagi menjadi 3 macam:43
a. Kecantikan Jiwa dan Hati
Kecantikan jenis ini merupakan jenis kecantikan yang memberikan
kecantikan abadi kepada pemiliknya, yang tidak akan lapuk dimakan
usia. Yang dimaksud dengan kecantikan jiwa ini adalah cinta akan
kebaikan dengan segala macam bentuknya, seperti mendekatkan diri
kepada Allah, berbuat baik kepada orang lain dan berprasangka baik
kepada lingkungan sekitar.
b. Kecantikan Pikiran dan Akal
Kecantikan pikiran dan akal sangat penting diketahui. Orang yang
memilki jenis kecantikan ini memiliki sifat cerdas, kreatif
daninovatif, mengaplikasikan pemikiran dengan cerdas sehingga
42
„Abd al-Qadir Manshur. Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam, (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 201. 43
Hindun Abdullah Muhammad. Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan dan
Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain. (Bandung: Irsyad Baitus Salam,
2009) h. 27-34.
Page 49
40
memberikann kecantikan yang khas pada pemiliknya serta dapat
melindunginya dari sifat ceroboh dan menjauhkan dari rasa benci
terhadap orang lain.
c. Kecantikan Wajah dan Tubuh
Tipe kecantikan ini merupakan Anugrah Allah. Tetapi, jenis
kecantikan ini tidak bersifat abadi seperti dua jenis kecantikan
sebelumnya. Kecantikan fisik merupakan faktor kecantikan yang
diperhitungkann dalam Islam. Akan tetapi kecantikan jiwa/batin
menjadi hal yang paling utama dan merupakan faktor kecantikan
yang bersifat abadi. Lain halnya dengan kecantikan fisik yang
memiliki perbedaan arti dan kriteria sesuai selera masing-masing
individu.
Tak berbeda jauh dari Hindun Abdullah Muhammad, Abdul Qadir
Manshur, guru besar ilmu Al-Qur‟an Universitas Sayf al-Dawlah
menyatakan bahwa kecantikan manusia meliputi tubuh (fisik), hati
pikiran, dan perilaku, yang masing-masing mempunyai unsur-unsur
tersendiri yang menguatkan kecantikan.44
Jadi jelaslah bahwa agama Islam tidak mengesampingkan
keindahan fisik dan penampilan. Akan tetapi, jangan sampai mengartikan
keindahan fisik sebagai satu-satunya aspek kecantikan. Keindahan fisik
harus dipahami sebagai sesuatu yang harusnya dijaga sebagai wujud rasa
syukur kepada apa yang telah diberikan Allah SWT. Maka, manusia
44
„Abd al-Qadir Manshur. Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam, (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 195.
Page 50
41
harus memadukan keindahan jasmani dengan keindahan rohani
sebagaimana yang dianjurkan agama Islam.
Quraish Shihab menyatakan bahwa tuntutan Islam untuk
memadukan keindahan jasmani dan rohani tersebut disamping berkaitan
dengan innerbeauty, yakni keindahan yang bersumber dari dalam
seseorang, juga keindahan luar. Kecantikan wajah / luar hanya
menyenangkan mata, sedangkan yang bersumber dari dalam akan
menawan hati.45
Kecantikan batin akan mempercantik bentuk fisik, meskipun
bentuk fisik tidak cantik dan bagus. Kecantikan batin akan memberikan
keindahan, kecantikan dan kebagusan pada diri pemiliknya sesuai kadar
kecantikan batin yang dimiliki. Seorang mukmin akan diberi kecantikan
dan keelokan seusuai kadar keimanannya. Siapapun yang meilhatnya
pasti akan menyukainya dan siapa pun yang bergaul dengannya akan
mencintainya.46
45
M. Quraish Shihab. Perempuan: dari Cinta sampai Seks, dari Nikah Mut‟ah sampai
Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru, (Tangerang : Lentera Hati, 2005), h. 71. 46
„Abd al-Qadir Manshur. Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam, (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 197-198.
Page 51
42
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK
A. Gambaran Umum PT. Unilever Tbk
PT. Unilever, Tbk merupakan bagian dari kelompok Unilever,
salah satu perusahaan terbesar didunia dibidang barang kebutuhan dasar.
Unilever merupakan usaha gabungan Inggris-Belanda, mempunyai kantor
pusat yang berkedudukan di London dan Rotterdam, dan memiliki tenaga
kerja sebanyak 300,000 orang serta beroperasi di sekitar 75 negara.
Pasaran utama unilever adalah detergen, pangan, dan barang kosmetika.
Dalam skala dunia, merek-merek barang yang dihasilkan unilever lebih
dikenal para konsumen dari pada nama Unilever sendiri. Berjuta-juta
orang membeli margarine Blueband dan Flora, Es krim Cornello,
Magnum, Lipton, bubuk detergen dan sabun krim Omo, sabun Sunlight,
dan Lux, pasta gigi Pepsodent, Pond’s, serta banyak lagi mereke terkenal,
tanpa sekalipun melihat nama Unilever.
Unilever didirikan pada tanggal 1 Januari 1930 dan merupakan
paduan antara “Margarine Union” dari negeri Belanda dan “Level
Brothers” dari Inggris. Sementara Unilever Indonesia didirikan pada
tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeep Fabriken NV
(LZF).Pusat Unilever dunia berada didua negara yaitu Inggris dan
Belanda, sedangkan pabrik terbesar di Belanda.
Page 52
43
Untuk kantor pemasaran PT. Unilever Indonesia berpusat di Jakarta
sedangkan wilayah timur berada di Surabaya. Unilever Indonesia-Rungkut
Surabaya secara resmi berdiri pada tanggal 20 Januari 1983 dengan nama
Elida Gibbs. Kini pabrik ini menjadi PT. Unilever Indonesia, Tbk.
Rungkut Factory atau biasa disebut ULI-Rungkut.
Pada tanggal 1 september 1980, Unilever berubah menjadi suatu
badan hukum yang dikenal dengan nama PT. Unilever, Tbk. Kemudian
pada tahun 1981 Unilever menjual sahamnnya sebanyak 15% melalui
badan pelaksana pasar modal (BAPEPAM) kepada masyarakat. tahun
1982, PT. Unilever Indonesia Tbk telah go public dan sahamnya dicatat
dan diperdagangkan dibursa efek Jakarta. Adapun kantor pusat PT.
Unilever Tbk. Bertempat di Jalan jendral Gatot Subroto Kavling 15 Jakarta
12930.
Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada
tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982.
Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever
(dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya
adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah
konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%,
bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek
Domestos Nomos.
Page 53
44
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh
aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam
pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan
kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih
dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nutrisi.
Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara
bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang
Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga
membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para
pemasok dan distributor kami.
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya,
Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan
berjumlah sekitar 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui
jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor independen yang
menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa. Produk-
produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri,
gudang tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.
Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial,
Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility
(CSR) yang luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan,
Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk
antara lain kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program
Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian
Page 54
45
Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan
untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).1
Gambar 3.1 : Logo PT. Unilever Tbk.
Sumber : https://Unilever.co.id/
Logo Unilever didesain menggunakan elemen gambar kecil-kecil
mewakili konsep ratusan brand produk Unilever. Keseluruhan gambar
kecil-kecil itu membentuk huruf 'U'. Didesain oleh agensi Lowe LDB Sri
Lanka tahun 2004. Lilamani Dias Benson, pemimpin Lowe LDB
mengatakan, berdasarkan konsep vitality, logo tersebut sekaligus ingin
menyimbolkan: 'U' can make a difference.
PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki visi yaitu menjadi
perusahaan global yang mampu membangun merek yang kuat dan perkasa
melalui infrastuktur pemasaran yang kuat dan menjadi pilihan pertama dari
pelanggan, konsumen dan masyarakat.2
1 Unilever Indonesia, “About Unilever”, diakses pada 2 Februari 2016 dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/about-Unilever/. 2 Unilever Indonesia, “Visi dan Misi” di akses pada 2 Februari 2016 dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-vision/.
Page 55
46
Sedangkan misi yang diemban adalah :
Bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari
Membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan
lebih menikmati hidup melalui brand dan lebih menikmati hidup
melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
Menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap
harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar
bagi dunia.
Senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang
memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi
dampak terhadap lingkungan.
Standar tertinggi dari perilaku korporat terhadap setiap orang yang
bekerja di perusahaan, komunitas yang disentuh dan lingkungan
yang terdampak dari pekerja di perusahaan.
Selalu bekerja dengan intergritas, beroprasi dengan integritas dan
rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis perusahaan menjadu
pusat dari tanggung jawab coorporate perusahaan.
Bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara seperti
dalam melalui brand, melalui kegiatan komersial dan hubungan
perusahaan, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain
dimana berhubungan dengan masyarakat.
Berkomitmen untuk meningkatkan cara dalam menangani dampak
lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang dalam
mengembankan bisnis yang berkelanjutan.
Page 56
47
Memberikan aspirasi untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat
peraturan dari perusahaan dalam prinsip-prinsip bisnis yang
menjelaskan standar oprasional yang diikuti semua karyawan
Unilver, dimanapun berada diseluruh dunia.
Bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai
dan standar yang sama dalam bekerja. Peraturan tentang rekan
bisnis, sejalanan dengan peraturan prinsip bisnis, terdiri dari
sepuluh prinsip yang meliputi intregritas bisnis dan tanggung jawab
yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.3
Kegiatan PT. Unilever Indonesia telah berkembang dengan pesat.
Pada tahun 1976 PT. Unilever merasa perlu untuk mengadakan pemisahan
produk menjadi tiga Divisi Detergent, Divisi Foods dan Divisi Elida
Gibbs.
Divisi Detergen
Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti : Rinso, Superbusa,
Sunlight, Omo Cream Detergen, Lux, Lifeboy, Vim dan Le Sancy.
Divisi Elida Gibbs/ Kosmetik
Divisi ini menghasilkan produk seperti : Pepsodent, Close Up,
Sunsilk, Dimension, Clear, Brisk, Timotie, Organics, Impluse,
Vinolia, Rexona, Denim, Axe, Vaseline, Pond’s, Citra dan Cuddle.
3 Unilever Indonesia, “Tujuan dan Prinsip”, diakses pada 2 Februari diakses dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/purpose-and-principles/.
Page 57
48
Divisi Foods
Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti : Blue Band, Royco,
Teh sariwangi, Ice Cream Walls.
Sedangkan tempat menghasilkan produk tersebut untuk tiap divisi
berlainan tempatnya, kecuali divisi foods produksi di Jakarta, PT. Unilever
pusat mengawasi jalannya kegiatan dari divisi ini dan memonitor segala
aktivitas atau area penjualan yang tersebar diseluruh Indonesia.
B. Gambaran Umum Sunsilk
Sunsilk merupakan salah satu Top Brand shampo di Indonesia
yang berdiri sejak tahun 1952. Dalam hal produk, Sunsilk hingga saat ini
telah memiliki berbagai macam jenis shampo yang telah beredar dipasaran,
diantaranya : Sunsilk Black Shine, Sunsilk Anti Dandruff, Sunsilk Clean
and Fresh, Sunsilk Soft and Smooth. Sunsilk Hairfall Solution, Sunsilk
Damage Treatmen, Sunsilk Bouncy Curls, dan Sunsilk Straight & Sleek.
Dengan 7 varian yang diproduksi oleh Sunsilk, Sunsilk menyatakan
telah bekerja sama dengan 7 pakar rambut dunia menghasilkan formulasi
terbaik dari sunsilk untuk merawatbrambut indahmu agar tetap lembut,
indah, dan sehat ternutrisi.4
Selain shampo, Sunsilk juga mengeluarkan produk lainnya yaitu
conditioner dengan berbagai macam varian juga, namun conditioner dari
shampo sunsilk ini tidak terlalu berkembang, bahkan jarang ada di pasar
masyarakat.
4 Sunsilk Indonesia, diakses pada 1 Maret 2016 www.facebook.com/SunsilkIndonesia.com.
Page 58
49
Shampo Sunsilk menghadirkan berbagai macam varian perawatan
rambut wanita yang telah disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan macam-
macam masalah rambut. Sunsilk terus menerus memperkenalkan kemasan-
kemasan yang terbaru, tetapi Sunsilk tetap mempertahankan kualitas
produknya.
Sunsilk percaya bahwa setiap perempuan ingin memiliki rambut
yang sehat sehingga penting untuk di rawat dengan teliti dan baik. Setiap
produk Sunsilk telah dipercaya oleh banyak perempuan Indonesia agar
dapat menciptakan rambut yang tak sehat dan kuat, namun juga memukau
saat siapapun melihatnya.5
Shampo Sunsilk dijual dengan berbagai kemasan seperti botol
kecil, botol sedang, botol besar dan sachet. Untuk versi sachet seharga 500
rupiah dan untuk kemasan botol seharga 10000-20000 rupiah untuk
kemasan botol tergantung pada ukuran ml pada botol sunsilk tersebut.
Ukuran terbesar shampo ini sebesar 170 ml.
Secara Geografis, produk Sunsilk dijual atau didistribusikan hingga
keseluruh provinsi di Indonesia khususnya dikota-kota besar, karena
populasi penduduknya lebih banyak dan target audience dari produk lebih
terjangkau. Selain itu produk Sunsilk juga melakukan berbagai Promosi
melalui media Elektronik (TV), cetak (Majalah dan Tabloid), Internet
(Facebook, Twitter, Youtube), BTL (Billboard, Spanduk, Poster), Event.
5 Creators, “Tentang Brand”, diakses pada tanggal 21 Februari
www.sunsilk.co.id/tentangbrand.com
Page 59
50
Shampo Sunsilk Clean and Fresh merupakan salah satu varian
yang diciptakan oleh produk Sunsilk yang memberikan sensasi bersih dan
segar dikulit kepala. Sunsilk Clean and Fresh memiliki kemasan ramping
dan berwarna Hijau. Harga dari produk ini sekitar 8700 untuk kemasan 90
ml dalam botol.
Gambar 3.2 : Kemasan Botol Sunsilk Clean and Fresh
Sumber : http://m.sunsilk.co.id
Sunsilk Clean and Fresh merupakan variasi dari produk Sunsilk
yang sengaja diciptakan untuk wanita yang berhijab. Kandungan Formula
Vitamin Citrus Complex yang dimiliki Sunsilk Clean and Fresh dapat
menghilangkan keringat dan minyak berlebih dikulit rabut wanita berhijab
sehabis keramas.
Solusi yang ditawarkan Sunsilk Clean and Fresh ini adalah bisa
membuat rambut terasa fresh seharian, serta mampu mengatasi berbagai
macam masalah rambut seperti ketombe dan kulit kepala gatal. Sunsilk
Clean and Fresh mampu memenuhi kebutuhan akan kesehatan rambut
cantik dibalik hijab.
Page 60
51
C. Brand Ambassador Iklan Shampo Sunsilk Clean and Fresh
Sunsilk memperkenalkan Laudya Chintya Bella sebagai Brand
Ambassador Sunsilk Clean and Fresh. Laudya Chintya Bella lahir di
Bandung 27 Februari 1988. Aktris yang biasa disapa Bella ini merupakan
bintang iklan, bintang film dan penyanyi yang memulai karirnya di tahun
2002 sebagai model disalah satu majalah ternama.
Berkat bakatnya yang luar biasa beberapa kali Bella mendapat
penghargaan Piala citra dari berbagai jenis nominasi.6 Bella pernah meraih
Piala Citra-Festival Film Indonesia dengan memenangkan 3 kategori
sekaligus, yaitu sebagai pemeran wanita terbaik, wanita terpuji dan Most
Rising Star di film The Virgin tahun 2005. Ditahun 2006, 2008 dan 2009
Bella mendapat kategori artis paling ngetop di SCTV Awards. Tahun 2015
Bella mendapatkan kategori Aktris Hijab terseleb di Selebrita Awards.7
Gambar 3.3 : Laudya Chintya Bella
Sumber : https://www.google.co.id/ Laudya-Cintya-Bella-Brand-
Ambassador-sunsilk/
6 Famiele, “Laudya Cintya Bella Brand Ambassador Baru Clean and Fresh”, diakses pada
2 Februari 2016, dari artikel http://famiele.com/laudya-cynthia-bella-brand-ambasador-baru-
sunsilk-clean-and-fresh/. 7 Wikipedia, “Laudya Cintya Bella” Diakses pada 21 Februari 2016 dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Laudya_Chintya_Bella.
Page 61
52
Bella memutuskan berhijab di tahun 2015, setelah pulang Umroh
bersama Ibunya. Keputusannya mengenakan Hijab melirik banyak brand
muslimah untuk menjadikan bintang di produknya. Termasuk Sunsilk
Clean and Fresh yang tertarik menjadikannya Brand Ambassador dari
produk ini di tahun 2015.
Sunsilk kembali membuktikan komitmennya untuk terus setia
memenuhi kebutuhan perawatan rambut para pengguna hijab dengan
memperkenalkan Laudya Cintya Bella sebagai Brand Ambassador Sunsilk
Clean and Fresh.8
Miranti Burhan Senior Brand Manager Sunsilk PT. Unilever, Tbk
mengungkapkan alasan memilih Laudya Chintya Bella dalam situs berita
online famiele.com karena kepribadiannya yang aktif dan dinamis
mempresentasikan sosok pengguna hijab di Indonesia yang ingin tetap
tampil percaya diri ketika beraktivitas dan terus mengejar aspirasinya.
Dengan kandungan Vitamin Citrus Complex, Sunsilk Clean and Fresh
akan terus selalu menemani langkah Bella dan penggunaan hijab di
Indonesia untuk berpetualang dengan rambut bersih dan segar dibalik
hijabnya.9
8 Famiele, “Laudya Cintya Bella Brand Ambassador Baru Clean and Fresh”, diakses pada
2 Februari 2016, dari artikel http://famiele.com/laudya-cynthia-bella-brand-ambasador-baru-
sunsilk-clean-and-fresh/. 9 Famiele, “Laudya Cintya Bella Brand Ambassador Baru Clean and Fresh”, diakses pada
2 Februari 2016, dari artikel http://famiele.com/laudya-cynthia-bella-brand-ambasador-baru-
sunsilk-clean-and-fresh/.
Page 62
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Iklan Sunsilk Clean and Fresh Versi Laudya Cintya Bella
Iklan yang menjadi penelitian penulis yaitu iklan shampo Sunsilk
Clean and Fresh versi Laudya Chintya Bella. Iklan ini berdurasi 30 detik
ini dengan title „Clean and Fresh‟. Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya
Cintya Bella ini diproduksi pada tanggal 23 Juni 2015. Disini PT. Unilever
Tbk yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia bekerja
sama dengan agency iklan terbesar pula JWT (J. Walter Thompson)
Jakarta.
J. Walter Thompson adalah salah satu agency terbesar di
Indonesia. Agen ini memenangkan agency terbaik di Indonesia selama 3
tahun berturut-turut. Banyak kaya terbaik yang dikeluarkan oleh agency
JWT ini, salah satu nya adalah iklan Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya
Cintya Bella.
Pada tahun 2015, PT. Unilever Tbk dan JWT memutuskan untuk
memilih Laudya Cintya Bella sebagai Brand Ambassador. Laudya Cintya
Bella merupakan artis yang cukup terkenal di Indonesia, terbukti dari
prestasi yang di raihnya dalam beberapa tahun terjun ke dunia
entertainment. Namun setelah memakai Hijabnya Bella dilirik oleh Iklan
Sunsilk Clean and Fresh sebagai Brand Ambassador iklan ini.
Page 63
54
Iklan ini berkisah tentang wanita muslimah yang berhijab. Pada Iklan ini
menggambarkan seorang wanita muslimah yang memiliki paras cantik dan
memakai busana yang modern, dengan aktivitasnya yang cukup padat.
Wanita muslimah ini mempunyai masalah pada rasa gatal dikepala akibat
kulit kepala berkeringat karena rambut yang tertutup hijab.
Pada scene pertama menceritakan bahwa wanita muslimah mulai
menggunakan hijabnya setiap hari. Hal ini dibuktikan dengan ucapan
narator yaitu „sekarang rambut ku tertutup hijab setiap hari‟. Selanjutnya
diceritakan bahwa wanita muslimah memilih salah satu hijabnya diantara
banyak hijab dengan pilihan warna yang bermacam-macam. Setelah
memilih hijab pemeran wanita muslimah masuk kedalam suatu ruangan
yaitu kamar pribadi. Dilanjutkan dengan wanita muslimah memakainya di
depan kaca sambil tersenyum. Latar belakang pada scene ini adalah kamar
pribadi.
Pada scene kedua pemeran wanita muslimah berjalan disuatu
tempat dengan banyak bangku dan meja disekeliling, serta banyak orang
yang saling berbincang. Pada scene ini terlihat latar belakang kafe
outdoor. Wanita muslimah berjalan sendiri ditengah-tengah keramaian,
menuju suatu tempat. Selanjutnya ditampilkan pemeran wanita muslimah
menemui 3 orang temannya didepan sebuah pintu. Wanita muslimah yang
tampak rapih dengan style hijab modernnya berbincang sambil menggaruk
kepalanya yang gatal akibat berkeringat dan berminyak karena rambut
tertutup. Selain itu diiringi dengan narator yang menyatakan „membuat
kepala terasa gatal‟.
Page 64
55
Pada scene ketiga, diceritakan pemeran wanita muslimah berganti
tempat yaitu lift yang penuh dengan orang berpakaian kantor. Saat masuk
seorang laki-laki berdasi terfokus pada wanita muslimah sambil
tersenyum. Wanita muslimah hanya tertunduk malu, kemudian wanita
muslimah mundur kebagian belakang lift. Rasa gatal muncul kembali dan
pemeran wanita muslimah menggaruk kepala secara perlahan dengan
tertunduk.
Selanjutnya diceritakan, muncul seorang ilmuan yang sedang
meneliti di laboraturium, dilanjutkan dengan gambar buah lemon yang
sudah terpotong setengah dengan background warna hijau. Lalu muncul
Sunsilk Clean and Fresh sebagai solusi dari rambut gatal. Gambar
kemasan shampo Sunsilk yang dituang ke atas tangan dengan latar
belakang berwarna hijau polos. Kemudian diceritakan dengan Vitamin
Citrus Complex efektif menghilangkan keringat dengan gambar ilustrasi
rambut yang bergelimpangan dengan vitamin dari shampo Sunsilk Clean
and Fresh.
Scene terakhir atau scene kelima, wanita muslimah muncul disuatu
tempat yaitu taman dengan banyak tanaman hijau disekitarnya. Wanita
muslimah berjalan disuatu taman yang hijau, memakai baju putih dan
hijab berwarna hijau muncul dengan gaya hijab yang berbeda dari
sebelumnya. Wanita muslimah muncul dengan senyum yang ceria di
berbagai adegan dan diakhiri dengan adegan senyum mengahadap kamera.
Pemeran wanita merasa sangat percaya diri setelah memakai shampo
Sunsilk Clean and Fresh. Di scene terakhir wanita muslimah menyatakan
Page 65
56
bahwa „sekarang rambut dan kulit kepala ku sudah bersih dan segar
sepanjang hari‟. Kemudian muncul shampo Sunsilk kemasan botol dengan
background gambar berwarna hijau disertai dengan tulisan „rambutmu
selalu mendampingimu‟ disamping kemasan botol shampo Sunsilk.
B. Analisis Ikon, Indeks dan Simbol Kecantikan Wanita Muslimah pada
Iklan Shampo Sunsilk Clean and Fresh versi Laudya Cintya Bella
Penulis membagi beberapa scene pada iklan shampo Sunsilk Clean
dan Fresh ini menjadi 5 scene. Pembagian scene ini dibagi berdasarkan
durasi selama 30 detik pada iklan. Pada scene 1 durasi 1-5 detik, pada
scene 2 durasi 6-10 detik, pada scene 3 durasi 11-15 detik, scene 4 durasi
16-20 detik, , pada scene 3 durasi 21-30 detik dan scene 4
1. Scene 1
Pada scene 1, terlihat pemeran tangan mengambil hijab. Terdapat
banyak hijab dengan pilihan warna, kemudian pemeran wanita
mengambil salah satu Hijab tersebut. Selanjutnya muncul wajah
wanita muslimah secara close up. Wanita muslimah memasuki
ruangan yang merupakan kamar pribadi dan memakai hijab di depan
kaca dengan tersenyum. Muncul suara narator yaitu „sekarang rambut
ku tertutup hijab setiap hari‟.
Pada scene ini berdasarkan pengamatan, terlihat penggambaran
wanita muslimah cantik pada pengambilan gambar secara close up
pada bagian wajah pemeran wanita muslimah. Gambar Scene pertama
diambil pada durasi 00:03.
Page 66
57
Gambar 4.4 : Wajah Wanita Muslimah
Pada gambar scene 1 di atas, menunjukan tipe tanda ikon yang
terdiri dari wajah wanita muslimah cantik yaitu Laudya Cintya Bella
yang biasa di panggil Bella. Realitas dapat berbeda karena wanita
muslimah diatas hanyalah model iklan dari iklan Sunsilk Clean and
Fresh ini. Akan tetapi, dengan menampilkan model iklan melalui
posisi kamera yang mengambil secara close up pada wajah wanita
muslimah, ekspresi wajah dan bentuk wajah, kesan yang ditampilkan
dalam iklan itu adalah ikon wanita muslimah cantik.
Tanda kedua ditunjukan pada dengan pengambilan gambar secara
close up pada wajah Bella. Pengambilan gambar dengan cara seperti
ini menunjukan secara lebih dekat bahwa Bella dalam iklan ini
memiliki wajah yang cantik dengan bentuk wajah oval, hidung yang
mancung dan kulit wajahnya yang bersih. Selain itu dengan hijab
Page 67
58
berwarna merah muda serta ekspresi tersenyum, ini menandakan
kecantikan wanita muslimah dengan tanda kecerahan.
Menurut Dwi Ratna Aprilia, dinyatakan bahwa dalam kebanyakan
iklan, wanita dikatakan cantik apabila ia muda, berkulit putih, wajah
mulus tanpa jerawat, berambut hitam lurus dan tidak berketombe, dan
memiliki tubuh yang langsing. Secara tidak langsung iklan pun
membentuk atau memperkuat image perempuan “cantik”. 1
Sementara simbol yang muncul pada scene pertama terdapat
pemeran wanita muslimah ini yang merupakan selebritis di Indonesia
yang sangat populer. Kontruksi yang digambarkan iklan melalui artis
dapat menjadi sosok untuk keidealisan kecantikan wanita muslimah
dikacamata masyarakat. Pemeran wanita muslimah tersebut adalah
Laudya Cintya Bella. Sebelum memakai hijab, Laudya Cintya Bella
memenangkan berbagai macam kategori di berbagai acara. Namun
semenjak keputusannya untuk berhijab di tahun 2015, Bella berhasil
mendapatkan kategori Aktris Hijab terseleb di Selebrita Awards.2
Iklan-iklan mereka berusaha untuk membentuk persepsi tentang
ukuran-ukuran ideal, sehingga menciptakan kebutuhan bagi
perempuan untuk mencapai penampilan yang ideal. Model iklan yang
dimunculkan oleh media massa dan media periklanan dianggap
1 Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 6.
2 Wikipedia, “Laudya Cintya Bella” Diakses pada 21 Februari 2016 dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Laudya_Chintya_Bella.
Page 68
59
memiliki daya tarik tersendiri sebagai representasi dari standar ideal
masyarakat mengenai kecantikan seorang wanita.3
2. Scene 2
Pada scene kedua diceritakan wanita muslimah bertemu temannya
di suatu cafe outdoor. Wanita muslimah berjalan sendiri menuju suatu
tempat. Kemudian wanita muslimah menemui temannya didepan
sebuah pintu. Wanita muslimah yang tampak rapih dengan style hijab
modernnya berbincang sambil menggaruk kepalanya yang gatal akibat
berkeringat dan berminyak karena rambut tertutup.
Pada scene ini berdasarkan pengamatan, terlihat penggambaran
wanita muslimah cantik pada pengambilan gambar dengan
menunjukan secara keseluruhan tubuh dan gaya berbusana dari wanita
muslimah. Gambar scene kedua diambil pada durasi 00:06.
Gambar 4.5 : Full Body Wanita Muslimah
3 Groesz L.M.,V dan Murnen, S.K. The Effect of Exxperimental Presentation of Thin
Media Images on Body Satisfaction : A Meta-Analytic Review. Internasional Journal of Eating
Disorders, 31, 1 (2002), h. 6.
Page 69
60
Pada gambar scene 2 di atas, menunjukan tipe tanda ikon yang
terdiri dari kecantikan yang dilihat melalui bentuk tubuh wanita
muslimah pada pemeran iklan shampo Sunsilk Clean and Fresh.
dengan menampilkan model iklan melalui posisi kamera yang
mengambil secara full pada tubuh wanita muslimah, kesan yang
ditampilkan dalam iklan itu adalah ikon cantik pada bagian tubuh
wanita muslimah.
Indeks dalam iklan menunjukan kecantikan tubuh dari pemeran
wanita muslimah. Scene ini digambarkan bahwa tubuh wanita
muslimah terlihat cantik dan ideal dengan tubuhnya yang tinggi,
ramping dan kulit putih yang mulus.
Menurut Kasiyan, tubuh perempuan dikatakan cantik tidak hanya
berdasarkan kecantikan wajahnya, tetapi juga identik dengan kulit
putih, mulus dan kencang, serta bentuk tubuh yang menonjolkan
lekukan dan kemontokan organ tertentu, seperti dada dan pinggul,
bibir yang sensual, serta segala hal yang terkait dengan organ tubuh
perempuan, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Hal ini yang
kemudian menjadi standar kecantikan yang berkembang
dimasyarakat.4
Sementara simbol yang muncul pada scene kedua terlihat simbol
busana modern muslimah yang dikenakan, pemeran wanita muslimah
terlihat percaya diri melewati keramaian dengan tampilannya yang
4 Huldda Grace Worotidjan, Kontruksi Kecantikan dalam Iklan Kosmetik Wardah, Vol.2
No.2 (Program Studi Ilmu Komunikasi : Universitas Kristen Petra Surabaya,2014 ).
Page 70
61
menarik. Dengan pakaian yang modern dan rapi dari atas sampe
bawah, pemeran wanita muslimah terlihat tampil menarik dan cantik.
Berbagai informasi mengenai tubuh yang disampaikan oleh media
massa dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan norma sosial yang lebih
menuntut perempuan untuk mengusung feminitas tradisional yang
diartikan dengan selalu tampil cantik dan menarik dengan tubuh yang
langsing.5
3. Scene 3
Pada scene 3, wanita muslimah masuk kedalam lift dengan orang
sekitar yang memakai pakaian rapi ke kantor, saat masuk ada seorang
laki-laki yang memperhatikannya, terlihat penggambaran wanita
muslimah cantik pada pengambilan gambar didalam lift dengan sosok
lelaki berdasi yang berdiri dibagian paling depan lift yang terus
memperhatikan wanita muslimah. Scene ini berada pada durasi 00 :
11.
Gambar 4.6 : Laki-Laki Melihat Wanita Muslimah dalam Lift
5 Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 4.
Page 71
62
Pada gambar scene 3 di atas, menunjukan tipe tanda ikon yang
terdiri dari tatapan laki-laki yang melihat ke arah wanita muslimah
kemudian tersenyum. Realitas dapat berbeda karena laki- laki dan
wanita muslimah diatas hanyalah model iklan dari iklan Sunsilk Clean
and Fresh ini. Akan tetapi, dengan menampilkan model iklan melalui
ekspresi wajah dan bentuk wajah, kesan yang ditampilkan dalam iklan
itu adalah ikon pria yang fokus menatap pada wanita muslimah.
Indeks dalam iklan ini terdiri dari tanda yang menunjukan bahwa
tatapan pemeran laki-laki dalam iklan ini terfokus pada wanita
muslimah karena kecantikan dari wanita muslimah. Terbukti dari
senyum laki-laki berdasi tersebut saat melihat pemeran wanita
muslimah. Dengan busana nya yang modern rapi, kulitnya yang bersih
dan wajah yang cantik, wanita muslimah menjadi pusat perhatian dari
laki-laki berdasi itu. Pemeran wanita muslimah terlihat tertunduk malu
karena merasa tidak percaya diri yang disebabkan oleh kulit kepala
yang gatal karena berminyak. Kekaguman laki-laki yang ditunjukan
pada iklan ini menyatakan bahwa cantik adalah salah satu kategori
yang dibuat dari hasil seleksi oleh kaum adam.
Sementara simbol yang muncul pada scene ketiga adalah laki-laki
pada gambar ini dengan tersirat menyatakan bahwa wanita muslimah
dengan busana yang modern, kulit yang bersih dan mulus, ramping,
busana modern yang rapi dan memiliki wajah bersih yang cantik.
Page 72
63
Laki-laki dianggap berperan penting untuk menentukan mana
wanita cantik dan mana yang tidak dianggap cantik. Mereka yang
mempunyai kelebihan-kelebihan itu dianggap beruntung dan memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Sementara mereka yang berkulit gelap,
gemuk, pendek atau berambut ikal dan keriting merasa kurang
menarik sehingga sebagian besar perempuan berusaha „memperbaiki
kekurang-kurangannya‟.6
Laki-laki sebagai pihak yang dianggap memiliki kuasa di masa
lampau telah menyeleksi beberapa simbol sebagai suatu dasar penting
untuk membangun citra diri (self image). Sebuah contoh mengetahui
nilai simbolis adalah tingkat penampilan visual tubuh tertentu yang di
hargai. Ini bisa mencangkup pakaian, pewarnaan badan (termasuk
pemakaian kosmetik), atau bahkan ukuran dan bentuk tubuh. Simbol-
simbol hasil seleksi kaum laki-laki imilah yang menjadi ukuran ideal
mengenai kecantikan wanita.7
4. Scene 4
Pada scene ini digambarkan, muncul seorang ilmuan yang sedang
meneliti di laboraturium, dilanjutkan dengan gambar buah lemon yang
sudah terpotong setengah. Gambar kemasan shampo Sunsilk yang
dituang ke atas tangan dengan background berwarna hijau polos.
Kemudian diceritakan dengan Vitamin Citrus Complex efektif
menghilangkan keringat dengan gambar ilustrasi rambut yang
6 Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 6.
7 Jane Ollenburger dan Helen A. Sosiologi Wanita. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h.
55.
Page 73
64
bergelimpangan dengan vitamin dari shampo Sunsilk Clean and Fresh.
Gambar diambil pada durasi ke 00 : 17.
Gambar 4.7 : Rambut di Beri Shampo Sunsilk Clean and Fresh
Gambar ke scene ke 4 menunjukan tipe tanda ikon yaitu rambut
yang bersih, hitam dan lurus. Gambar dengan ilustrasi rambut ini
diberi shampo Sunsilk pada kulit kepala.
Indeks dalam scene ini yang terdiri dari tanda yang menunjukan
bahwa rambut hitam merupakan tanda dari kecantikan seorang
perempuan. Selain itu kecantikan juga ditandai dengan rambut yang
bersih. Dengan ilustrasi rambut yang diberi shampo Sunsilk Clean and
Fresh menandakan bahwa rambut sedang dirawat agar bersih dan
memberi kesan cantik.
Simbol yang tertera padatulisan dibagian bawah sebelah kiri
„Vitamin Citrus Complex‟. Tulisan ini mengandung arti bahwa
Sunsilk Clean and Fresh mengandung Vitamin Citrus Complex yang
dapat menghilangkan rasa gatal dikulit kepala akibat kulit yang kotor.
Page 74
65
Hilangnya rasa gatal dapat mengembalikan kecantikan yang
dimiliki oleh wanita muslimah. Iklan telah membentuk sebuah
ideologi tentang makna atau image kecantikan. Iklan yang
disampaikan melalui media massa memiliki peran yang sangat besar
dalam memproduksi dan mengkontruksi arti kecantikan. Dalam
kebanyakan iklan, wanita dikatakan cantik apabila ia muda, berkulit
putih, wajah mulus tanpa jerawat, berambut hitam lurus dan tidak
berketombe, dan memiliki tubuh yang langsing. Secara tidak langsung
iklan pun membentuk atau memperkuat image perempuan “cantik”. 8
5. Scene 5
Scene kelima wanita muslimah berjalan disuatu taman yang hijau,
memakai baju putih dengan kerudung hijau muncul dengan gaya hijab
yang beda dari sebelumnya dengan senyum yang ceria di berbagai
adegan dan diakhiri dengan adegan senyum mengahadap kamera.
Wanita muslimah menyatakan bahwa rambut dan kulit kepalanya
sudah bersih dan segar sepanjang hari setelah memakai shampo
Sunsilk Clean and Fresh. Kemudian wanita muslimah tersenyum
menghadap kamera. Scene ini diakhiri dengan kemasan botol shampo
Sunsilk Clean and Fresh dengan buah lemon disampingnya dan
background dengan warna hijau polos.
8 Dwi Ratna Aprilia. Iklan dan Budaya Populer : Pembentukan Identitas Ideologis
Kecantikan Perempuan oleh Iklan (Analisis Semiotika Iklan Cetak WRP Body Shape & Prolene),
Vol 1, No 2. (Program Studi Ilmu Komunikasi : FISIP UAJY, 2005) h. 41.
Page 75
66
Pada scene ini berdasarkan pengamatan, terlihat penggambaran
wanita muslimah cantik pada pengambilan gambar secara close up
pada bagian wajah pemeran wanita muslimah. Scene terakhir atau ke-
4 diambil pada durasi ke 00 : 25.
Gambar 4.8 : Wajah Wanita Muslimah
Pada gambar scene 5 di atas, menunjukan tipe tanda ikon yang
terdiri dari ekspresi dan kehaditan wajah dari Laudya Cintya Bella
yang ceria dan bersinar. Ditampilkannya model iklan dengan ekspresi
wajah dan bentuk wajah yang seperti itu, kesan yang ditampilkan
dalam iklan itu adalah kecantikan wajah Bella setelah memakai
produk Sunsilk Clean and Fresh.
Tanda ikon selanjutnya terlihat pada warna hijab yang dikenakan
oleh Bella. Berbeda dengan scene sebelumnya, pada scene ini Bella
mengenakan gaya hijab yang berbeda dengan warna yang berbeda
pula. Warna pada hijab yang dikenakan adalah hijau.
Page 76
67
Tanda indeks pertama yang terdapat dalam foto adalah kecantikan
dari wajah Bella. Dengan kecantikan sosok wanita muslimah yang
tersenyum dengan gigi yang rapih, hidung mancung, wajah yang
mulus dan kulit yang putih. Terlihat kesegaran dan menawan yang
terlihat dari ekspresi wajah Bella.
Indeks selanjutnya menguatkan bahwa hijab yang dikenakan
Bella menandakan kesegaran. Warna hijau merupakan simbol
kesejukan dan kesegaran. Kemudian warna putih yang merupakan
warna perpaduan pada bagian hijabnya menandakan kebersihan.
Kecantikan wanita muslimah dengan kesegaran dan kebersihan yang
telihat setelah memakai shampo Sunsilk Clean and Fresh.
Dari hasil penelitian kecantikan terdahulu menunjukan, bahwa
kecantikan di representasikan dalam rupa kulit whiteness (menjadi
putih), rambut hitam dan tebal, rambut lurus, tubuh slim, kesegaran
tubuh, kebersihan, kemewahan, keanggunan, menawan.9
Simbol yang terlihat pada gambar di scene ini adalah pemeran
wanita muslimah yaitu Laudya Cintya Bella. Berbeda dengan scene 1,
pada scene terakhir ini bukan hanya kehadiran wajah, namun nama
dari pemeran wanita ini tertulis pada bagian bawah sebelah kanan
gambar. Dengan kehadiran Bella sebagai artis yang populer, dapat
menjadikannya sebagai sosok ideal yang tergambarkan melalui hasil
kontruksi iklan. Masyarakat akan lebih mudah terpengaruh dan
9 Burhan Bungin . Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenade Media Group, 2007), h. 221.
Page 77
68
meniru karena kehadiran Bella yang dianggap sebagai sosok ideal
kecantikan wanita muslimah. Iklan-iklan mereka berusaha untuk
membentuk persepsi tentang ukuran-ukuran ideal, sehingga
menciptakan kebutuhan bagi perempuan untuk mencapai penampilan
yang ideal. Model iklan yang dimunculkan oleh media massa dan
media periklanan dianggap memiliki daya tarik tersendiri sebagai
representasi dari standar ideal masyarakat mengenai kecantikan
seorang wanita.10
Berdasarkan hasil analisis diatas terdapat jenis tanda ikon, indeks dan
simbol yang mengandung makan kecantikan wajah, kecantikan tubuh,
busana yang dikenakan dan selebritis yang menjadi bintang pada iklan
shampo Sunsilk Clean and Fresh.
C. Hasil Interpretasi
Perempuan itu identik dengan kecantikan, keindahan dan
keluwesan. Segala sesuatu yang ada dalam diri perempuan itu merupakan
hal yang menarik, yaitu indah untuk dilihat, dan diamati. Dalam konteks
citra kecantikan wanita dalam iklan, iklan dibangun dengan memanipulasi
tubuh perempuan sebagai tanda dari simbol tertentu yang melekat pada
diri perempuan seperti : keanggunan, kelembutan, kelincahan dan lain
sebagainya. Terlebih lagi bahwa mereka juga cantik, menarik, ramping
dan berusia muda. Kondisi ini sejalan dengan pendapat rahmat yang
menyatakan bahwa seseorang cenderung menyenangi orang-orang yang
10
Groesz L.M.,V dan Murnen, S.K. The Effect of Exxperimental Presentation of Thin
Media Images on Body Satisfaction : A Meta-Analytic Review. Internasional Journal of Eating
Disorders, 31, 1 (2002), h. 6.
Page 78
69
tampan dan cantik dalam memperagakan suatu produk dibandingkan
dengan yang relatif dinilai kurang tampan atau cantik.11
Model iklan
perempuan menunjukan kelebihan yang dimiliki melalui kecantikannya.
Aksi yang dilakukan oleh pengiklan dalam mengekspos fisik dari
seseorang yang umum terjadi pada kaum perempuan. Aspek fisik ini dapat
dengan mudah dilihat dari pakaian yang digunakan dan bagian tubuh mana
yang ditonjolkan, sehingga memunculkan kesan cantik. Selain itu ekspresi
wajah dan bahasa tubuh yang ditunjukan dan bagaimana kerja kamera
menangkapnya juga berpengaruh besar dalam membentuk konsep cantik.
Untuk semakin memperkuat kesan cantik dari sosok perempuan di
masing-masing iklan, teknik kamera sangat berperan penting. Teknik
kamera memiliki pengaruh yang begitu besar untuk menghadirkan
pemaknaan tertentu bagi para audiens atas apa yang dilihatnya.12
Pengiklan sering menampilkan daya pikat perempuan berdasarkan
keadaan mereka dan hal ini digunakan untuk memperkuat pesan dan
visualisasi iklan tersebut dibenak khalayak. Kecantikan dapat tercipta
melalui adanya bagian-bagian dari perempuan tersebut yang diekspos.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemaknaan kecantikan atas bagian tubuh
perempuan terwujud didalam iklan Sunsilk Clean and Fresh tersebut dapat
dengan mudah terlihat karena pengambilan gambar pada kamera terlihat
karena pengambilan gambar pada kamera terlihat Full. Tubuh wanita
11
Sumartono, Terperangkap dalam Iklan. Menerropong Imbas Pesan Iklan Televisi.
(Bandung : Alfabeta, 2002), h. 3. 12
Roy Thompson & Christopher Bowen, Grammar of The Shot Second Edition, (Elsevier
: Inggris, 2009, h. 23.
Page 79
70
muslimah terlihat cantik dan ideal dengan tubuhnya yang tinggi,
ramping dan kulit putih yang mulus.
Selain itu kekuatan kamera dalam mengambil gambar
memperlihatkan busana yang dikenakan. Kecantikan selanjutnya
digambarkan dengan busana modern muslimah yang dikenakan, pemeran
wanita muslimah terlihat percaya diri melewati keramaian dengan
tampilannya yang menarik. Dengan pakaian yang modern dari atas sampe
bawah, pemeran wanita muslimah terlihat tampil menarik dan cantik
Pembentukan citra kecantikan yang dibuat iklan menawarkan
berbagai harapan untuk mendapatkan keidealan tersebut. Ukuran cantik
menjadi salah kaprah, yaitu tinggi, langsing dan putih dengan rambut yang
lurus dan panjang. Mereka yang mempunyai kelebihan-kelebihan itu
dianggap beruntung dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Sementara mereka yang berkulit gelap, gemuk, pendek atau
berambut ikal dan keriting merasa kurang menarik sehingga sebagian
besar perempuan berusaha „memperbaiki kekurang-kurangannya‟.13
Dengan pengambilan gambar seperti yang telah dijabarkan diatas,
masyarakat akan berfikir bahwa kecantikan secara ideal adalah memiliki
tubuh yang ramping, kulit yang putih, tinggi dan tentunya dalam balutan
busana yang modern. Masyarakat akan berfikir bahwa kepercayaan diri
akan meningkat dengan adanya syarat-syarat ideal seperti diatas.
Penggunaan busana muslimah dan hijab yang dikenakan oleh
pemeran wanita muslimah juga berkaitan dengan produk. Pada iklan ini
13
Lia Amalia. Mitos cantik di Media. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 6.
Page 80
71
penggunaan busana muslim dan hijab pada pemeran wanita muslimah
merupakan pesan yang diberikan oleh shampo Sunsilk Clean and Fresh
bahwa shampo ini khusus digunakan oleh wanita muslimah yang memakai
hijab.
Penggunaan jarak pengambilan gambar tertentu pada jarak dekat
(close up), misalnya juga dapat memberikan kesan cantik dimana
keterkaitan objek menjadi lebih dekat dengan layar. Wajah wanita
muslimah yang diambil secara dekat dengan ekspresi wajah dan bentuk
wajah, kesan yang ditampilkan dalam.
Pengambilan gambar dengan cara seperti ini menunjukan secara
lebih dekat bahwa pemeran wanita muslimah tersebut memiliki wajah
yang cantik dengan bentuk wajah oval dan kulit wajahnya yang mulus.
Selain itu pemeran wanita muslimah ini memiliki hidung yang mancung,
bulu mata yang lentik, kulit yang putih dan terlihat muda.
Dengan pengambilan gambar seperti yang telah dijabarkan diatas,
masyarakat akan semakin jelas berfikir bahwa kecantikan secara ideal
adalah wajah ideal seperti yang digambarkan oleh iklan. Masyarakat akan
berfikir bahwa kepercayaan diri akan meningkat dengan adanya syarat-
syarat ideal seperti diatas.
Dalam memproduksi kecantikan iklan juga memproduksi
kepercayaan masyarakat atas barang yang di tawarkannya. Iklan memang
menjalan fungsi kembar. Pertama, ia memberi informasi pada konsumen
perihal ciri, kualitas, dan keunggulan produk. Kedua, iklan melakukan
Page 81
72
persuasi agar produk tersebut dibeli oleh konsumen. Fungsi kedua inilah
merupakan fungsi utama iklan.14
Dalam iklan ini tanda yang menunjukan persuasi produk adalah
penggambaran cantik yang dibuat seolah-olah dengan menggunakan
shampo Sunsilk Clean and Fresh yang semula kotor dan gatal akan
menjadi bersih. Dengan keadaan rambut yang bersih dan sehat wanita akan
mendapat kecantikan dan kepercayaan diri yang lebih besar lagi. Dan
disini shampo Sunsilk Clean and Fresh adalah solusinya. Kandungan
„Vitamin Citrus Complex‟. diimingi dapat menghilangkan rasa gatal
dikulit kepala akibat kulit yang kotor.
Untuk menampilkan cantik dalam iklan, produksi tidak hanya
sekedar bercerita melalui narasi-narasi pembuat iklan. Pemilihan model
juga sangat berkaitan terhadap propaganda periklanan. Perempuan yang
menjadi iklan tersebut dapat menjadi ikon kecantikan yang ada di
masyarakat. Dengan menjadi seperti ikon maka mereka akan merasa
bangga. Masyarakat akan meniru gaya mereka ketika mereka
mengiklankan suatu produk tertentu.
Pemeran wanita muslimah ini yang merupakan selebritis di
Indonesia yang sangat populer. Pemeran wanita muslimah tersebut adalah
Laudya Cintya Bella. Sebelum memakai hijab, Laudya Cintya Bella
memenangkan berbagai macam kategori di berbagai acara. Namun
14
Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. (Yogyakarta: Jalasutra, 2009 ), h. 2.
Page 82
73
semenjak keputusannya untuk berhijab di tahun 2015, Bella berhasil
mendapatkan kategori Aktris Hijab terseleb di Selebrita Awards.15
Dengan kepopuleran yang dimiliki oleh brand ambassdor Sunsilk
Clean and Fresh ini masyarakat akan meniru sebagian besar apa yang
dilakukan olehnya, termasuk dalam memakai produk shampo Sunsilk
Clean and Fresh.
Kategori cantik sendiri tidak hanya berasal dari iklan yang secara
terus menerus memborbardir pikiran masyarakat dengan tingkat keidealan
yang telah digambarkan. Laki-laki sebagai pihak yang dianggap memiliki
kuasa di masa lampau telah menyeleksi beberapa simbol sebagai suatu
dasar penting untuk membangun citra diri (self image). Simbol-simbol
hasil seleksi kaum laki-laki itulah yang menjadi ukuran ideal mengenai
kecantikan wanita.16
Pada iklan ini, laki-laki menunjukan kuasanya pada saat
pandangannya yang hanya tertuju pada pemeran wanita muslimah. Dengan
banyaknya orang dilift laki-laki tersebut hanya memandang kearah wanita
muslimah. Hal ini menandakan bahwa laki-laki tersebut mengakui
kecantikan wanita muslimah dengan busana nya yang modern, tubuhnya
yang langsing dan wajah yang cantik.
Kecantikan merupakan sesuatu yang relatif. Setiap orang
mempunyai kriteria cantik masing-masing. Seperti yang dikatakan
Abdullah “ Jika dahulu pada masa Yunani kuno, makna cantik itu adalah
15
Wikipedia, “Laudya Cintya Bella” Diakses pada 21 Februari 2016 dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Laudya_Chintya_Bella. 16
Jane Ollenburger dan Helen A. Sosiologi Wanita. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h.
55.
Page 83
74
telanjang. Pada masa Renaissance (Abad Pertengahan) definisi cantik
berhubungan dengan ketuhanan atau religiusitas, abad ke 19, yang
dikatakan cantik adalah perempuan aristokrat, dan pada abad 20, konsepsi
kecantikan perempuan, didasarkan pada latar belakang etnis dan ras, serta
harus feminim. Sedangkan pada dekade ini mengacu pada kesegaran,
mengarah pada yang halus, rapi, yang semuanya bergeser kearah
segar”.17
Terlepas dari semua kecantikan yang digambarkan secara fisik,
Wanita muslimah selain tampak cantik secara fisik juga harus memiliki
innerbeauty yang menambah aura kecantikannya. Maksudnya adalah
selain fisik batiniah seorang muslimah juga harus dipercantik. Sesuai
dengan Hadist Rasulullah SAW menyatakan bahwa “Sesungguhnya Allah
tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan
amal kalian” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
Jadi, Iklan hanya mengubah realitas menjadi hiperealitas. Agama
Islam tidak mengesampingkan keindahan fisik dan penampilan.
Keindahan fisik harus dipahami sebagai sesuatu yang harusnya dijaga
sebagai wujud rasa syukur kepada apa yang telah diberikan Allah SWT.
17
Ni Made Wiasti, Redefinisi Kecantikan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Perempuan Bali, di Kota Denpasar. (Bali : Program Studi Sastra, Universitas Udayana Denpasar,
2010), h. 2.
Page 84
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan semiotika
menggunakan Charles Sanders Pierce, terhadap tanda-tanda yang berupa
ikon, indeks dan simbol dalam iklan Sunsilk Clean and Fresh versi Laudia
Cintya Bella, maka penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil
analisis.
Dari iklan ini, konsepsi mengenai kecantikan di gambarkan melalui
tanda-tanda ikon dengan perpaduan kecantikan pada wajah, kecantikan
tubuh, kecantikan hati, dan kecantikan akan kebersihan kulit kepala.
Dengan kebersihan kulit kepala juga sebagai bagian utamanya yang
disertai dengan tingkat kepercayaan seorang wanita muslimah setelah
memakai produk Sunsilk Clean and Fresh. Selain itu, tanda ikon pada
iklan ini juga menandakan kehadiran wanita muslimah dan produk ini
ditujukan untuk wanita muslimah.
Pada tanda Indeks terdapat hubungan sebab akibat yang
berhubungan dengan tanda ikon kecantikan wanita muslimah pada iklan
ini. Terdapat tanda indeks kecantikan wajah, kecantikan tubuh, kecantikan
hati dan kesehatan kulit kepala pada rambut yang tertutup hijab.
Konsepsi mengenai kecantikan pada tanda simbol, secara dominan
digambarkan melalui keberadaan endoser yang menjadi tanda dalam iklan-
iklan tersebut. Pada iklan ini, kecantikan yang digambarkan adalah wanita
Page 85
76
dengan sosok muslimah dengan kecantikan wajah, kecantikan tubuh yang
dianggap ideal yang dibalut gaya modern.
Terdapat kecenderungan bahwa pemasar produk kecantikan
sekarang ini mulai membidik wanita muslimah sebagai target pasar.
Kecantikan dianggap sebagai sesuatu yang hanya bisa didapatkan selain
wanita muslimah. Ini terlihat dari permilihan Laudya Cintya Bella sebagai
brand ambassador yang bertujuan untuk mempengaruhi segmen wanita
muslimah. Pemilihan wanita muslimah sebagai pasar sasaran dapat
memberikan keuntungan ganda bagi pemasar, karena jumlah muslimah
cukup besar di Indonesia.
B. SARAN
Setelah dilakukan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan dari
penelitian ini, maka saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai
berikut :
1. Saran akademis, mahasiswa dapat lebih cermat mempelajari
pengembangan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi,
khususnya dalam bidang periklanan tentang kajian pemaknaan
mengenai kecantikan wanita muslimah dalam iklan-iklan produk
kecantikan.
2. Saran Praktis, untuk khalayak wanita muslimah yang menjadi audiens
sasaran dari iklan-iklan produk kecantikan, agar tidak terjebak dalam
streotype-streotype dalam iklan yang memaknai kecantikan hanya dari
penampilan konsep iklan produk-produk kecantikan.
Page 86
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lia. Mitos cantik di Media. Ponorogo : STAIN Ponorogo Press,
2009.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenade
Media Group, 2007.
Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra, 2012.
Denis, McQuail. Teori Komunikasi Massa (terjemahan). Jakarta : Erlangga,
1996.
Hadari, Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : UGM Press,
1995.
Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Malang : Perdana
Media Group, 2009
Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. Teori Komunikasi: Theories of
Human Communication. Edisi Kesembilan. Terjemahan oleh
Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Manshur, „Abd al-Qadir. Buku Pintar FIKIH WANITA : Segala Hal yang
ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam. Jakarta:
Zaman. cet ke-1, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. cet. ke 11, 2000.
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed 1 Jakarta :
Kencana Perdana Media Group, 2010.
Muhammad, Hindun Abdullah. Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan
dan Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain.
Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2009.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Page 87
Ollenburger, Jane dan Helen A. Sosiologi Wanita. Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2002.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,
Jakarta: PT. Rajagrafindo. Ed. 1. Cet.3, 2006.
Shirley Biagi, Shirley. Media/Impact Pengantar Media Massa, Ed 9. Jakarta :
Salemba Humanika, 2010.
Shihab, M. Quraish. Perempuan: dari Cinta sampai Seks, dari Nikah Mut’ah
sampai Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru. Tangerang :
Lentera Hati, 2005.
Sumartono. Terperangkap dalam Iklan. Menerropong Imbas Pesan Iklan
Televisi. Bandung : Alfabeta, 2002.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra,
2009.
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, Ed 8, cet. 1 . Jakarta : Kencana,
2009.
Widyatama, Rendra. Pengantar Periklanan. Jakarta : Buana Pustaka
Indonesia, 2005.
Ollenburger, Jane dan Helen A. Sosiologi Wanita. Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2002.
Wibowo, I. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan
Skripsi Komunikasi). Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013.
JURNAL
Aprilia, Dwi Ratna. Iklan dan Budaya Populer : Pembentukan Identitas
Ideologis Kecantikan Perempuan oleh Iklan (Analisis Semiotika Iklan
Cetak WRP Body Shape & Prolene), Vol 1, No 2. Program Studi Ilmu
Komunikasi : FISIP UAJY, 2005.
Budiajo, Hardman. Representasi “Kecantikan” pada Iklan Clear “Soft and
Shiny Hair Model”, MGP 13. Program Studi Komputer Multimedia :
STIKOM Surabaya, 2010.
Page 88
Miranti, Putri. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Perempuan
tentang Kecantikan dalam Iklan Pemutih Kulit di Televisi. Vol
IV/No.2. Jakarta : Jurnal Thesis, 2005.
Nasrullah, Rulli. Semiotika Naratif Greimasian dalam Iklan Busana Muslim.
Vol 3. Jakarta : Kawistara, 2013.
Wiasti, Ni Made. Redefinisi Kecantikan dalam Meningkatkan Produktivitas
Kerja Perempuan Bali, di Kota Denpasar. Bali : Program Studi
Sastra, Universitas Udayana Denpasar, 2010.
Worotidjan, Huldda Grace. Kontruksi Kecantikan dalam Iklan Kosmetik
Wardah, Vol.2 No.2 Program Studi Ilmu Komunikasi : Universitas
Kristen Petra Surabaya, 2014.
Sumber Internet
Creators, “Product Category”, diakses pada 20 Januari 2016 dari
http://www.sunsilk.co.id/product/category/796300/-clean-fresh.
Creators, “Tentang Brand”, diakses pada tanggal 21 Februari
www.sunsilk.co.id/tentangbrand.com
Famiele, “Laudya Cintya Bella Brand Ambassador Baru Clean and Fresh”, diakses
pada 2 Februari 2016, dari artikel http://famiele.com/laudya-cynthia-bella-
brand-ambasador-baru-sunsilk-clean-and-fresh/.
Iklan TV Indonesia, “Iklan Sunsilk Clean and Fresh edisi Laudya Cintya Bella”,
diakses pada 25 Februari 2016, dari https://youtu.be/DfjceW6YTSw.
Sunsilk Indonesia, diakses pada 1 Maret 2016
www.facebook.com/SunsilkIndonesia.com.
Unilever Indonesia, “About Unilever”, diakses pada 2 Februari 2016 dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/about-Unilever/.
Unilever Indonesia, “Visi dan Misi” di akses pada 2 Februari 2016 dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-vision/.
Unilever Indonesia, “Tentang Unilever Indonesia”, diakses pada 2 Februari 2016
dari www.unilever.co.id/about/who-we-are/about-Unilever/.
Unilever Indonesia, “Tujuan dan Prinsip”, diakses pada 2 Februari diakses dari
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/purpose-and-principles/.
Wikipedia, “Laudya Cintya Bella” Diakses pada 21 Februari 2016 dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Laudya_Chintya_Bella.
Page 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Scene 1
Page 95
.J,1!'.1J:ii:;i,-KIiMEN'I'EITIAN A(;AMA
tJNlvIRSTTAS ISLAM NtiGERt (tiIN)SYAITIF HIDAYATTJLT,A}I .]AKAITTA
FAKULTAS ILMTJ DAKWAH I)AN II,MLJ KoMTJNIKASI'.,', .i .i 1il ::
.ll lr. ll .lLtancl No.95Ciputal l5.lll ln(loncsia\\.b!r. rt\r riil.r!,11.gti'rjrr\. ( F-nrrrl ,Irr.r\irl',rrll! r!!4!rLILiL!\i
.1U|]ori/lrr\ {1}l r rl rlTlS, TlT0iitill
Nonror : L.ln.01/F5/PP!0.913431201 6Lamp : I(satn) bundelFlal : Bimbingan Skripsi
SemesterTelp..ludLrl Skripsi
Ter.r.rbusan :
1 . Dekan2. Ketr.ra.lurusan Komunikasi dan Pcnyialan Islanr (KPI)
.lakarta. ll lrebruar-i 2016
: Vlll ( Delapan )
:
: Analisis Senriotik lklan Sr-urslik C'lean and [ircsh Versi L.auc]-r'a
C intya Bella
Kepada Yth.Drs. Jumroni, M.Si.Dosen Fakultas Ilurr,r Dakwah dan Ilntu KonrurrikasiUIN Syarif H idayatr-rllal.r Jakarta
,4.tstlmnu aluikttm Wr. Wh.
Belsarla ir.ri kar.nj sanpaikan outline dan uasl<ah proposal sltlipsi vang rlia.jLrJ<an olehutahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah clan llmu KomLrnikasi L.llN Svalil'Flidar.atullal.i .lzLliarta
sebagai beriliut-
Nanra : Rezania MeidiatiNonrorPokok : 1112051000052
.l Lrru sa r/l(onsentras i : Komunil<asi dan Penyiaran lslant
Kar.ni urohon kesediaarrnva untuk nrentbirrr[ring r.nalrasiswa lersebut da]affpen),usuuan clan penl,elesaian skripsinl'a selama 6 (enam) [rr-rlan clari tanggal ]I FebnLali2016 s.d. ll Agustus 2016.
Demikiar-r. atas perhatian dan kesediaannya kar.ni santpaikan terinra ii;rsih.
I4'cr.s.ru I a nt u' o I u i ku nt W r. fu' b.
an. Dekan.Wakil llekan Riclang Ahaclemik
iiflqtW.l'\;iw(r
, Ph.D1l9qE0l !0()4