26 ANALISIS SEKTOR BASIS DAN PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SINJAI Riswan 1 Hasbiullah 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui sektor basis perekonomian Kabupaten Sinjai dengan alat analisis Location Quotient. (2) Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian Kabupaten Sinjai dengan alat analisis shift share. Kedua alat analisis tersebut berdasarkan dengan data PDRB dan analisis sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai. Hasil analisis Location Quotient menunjukkan bahwa sektor yang menjadi sektor basis adalah: (1) sektor pertanian dan (2) sektor jasa-jasa. Sektor Basis tersebut merupakan sektor yang mengindikasikan bahwa sektor tersebut mampu memenuhi permintaan masyarakat Kabupaten Sinjai. Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kabupten Sinjai menujukkan bahwa sektor primer dari tahun ketahun mulai bergeser ke sekunder, dan tersier yang dapat terlihat melalui kontribusi sektor dari tahun ketahun. Berdasarkan analisis shift share bahwa sektor yang merupakan sektor kompetitif yaitu: (1) Pertambangan dan (2) Keuangan. Kata Kunci : Location Quotient, dan Shift Share dan PDRB. A. PENDAHULUAN Berbagai langkah strategis dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai selama lima tahun terakhir. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Sinjai periode 2013- 2018 yang dalam peraturan daerah Kabupaten Sinjai Nomor 16 Tahun 2013, Pemerintah Daerah akan mengembangkan sektor unggulan seperti, sektor Pertanian dengan cara Mengembangkan sarana dan prasarana perkebunan serta teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan. Hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintah yang tergolong dalam urusan wajib pemerintahan yakni, kesej 3 ahteraan masyarakat serta peningkatan sumber daya manusia. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 1 Alumni Prodi Ilmu Ekonomi FEBI UIN Alauddin Makassar Email : [email protected]2 Dosen Prodi Ilmu Ekonomi FEBI UIN Alauddin Makassar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
26
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SINJAI
Riswan1
Hasbiullah2
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui sektor basis
perekonomian Kabupaten Sinjai dengan alat analisis Location Quotient. (2) Untuk
mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian Kabupaten Sinjai dengan alat
analisis shift share. Kedua alat analisis tersebut berdasarkan dengan data PDRB dan analisis
sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai.
Hasil analisis Location Quotient menunjukkan bahwa sektor yang menjadi sektor
basis adalah: (1) sektor pertanian dan (2) sektor jasa-jasa.
Sektor Basis tersebut merupakan sektor yang mengindikasikan bahwa sektor tersebut
mampu memenuhi permintaan masyarakat Kabupaten Sinjai.
Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kabupten Sinjai
menujukkan bahwa sektor primer dari tahun ketahun mulai bergeser ke sekunder, dan tersier
yang dapat terlihat melalui kontribusi sektor dari tahun ketahun. Berdasarkan analisis shift
share bahwa sektor yang merupakan sektor kompetitif yaitu: (1) Pertambangan dan (2)
Keuangan.
Kata Kunci : Location Quotient, dan Shift Share dan PDRB.
A. PENDAHULUAN
Berbagai langkah strategis dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai
selama lima tahun terakhir. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Sinjai periode 2013-
2018 yang dalam peraturan daerah Kabupaten Sinjai Nomor 16 Tahun 2013,
Pemerintah Daerah akan mengembangkan sektor unggulan seperti, sektor Pertanian
dengan cara Mengembangkan sarana dan prasarana perkebunan serta teknologi
untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan. Hal
ini sejalan dengan program prioritas pemerintah yang tergolong dalam urusan wajib
pemerintahan yakni, kesej3ahteraan masyarakat serta peningkatan sumber daya
manusia. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
1 Alumni Prodi Ilmu Ekonomi FEBI UIN Alauddin Makassar
Email : [email protected] 2 Dosen Prodi Ilmu Ekonomi FEBI UIN Alauddin Makassar
Jumlah 1.627.631,58 5.800,04 -3.064.638,83 -1.431.207,21
Sumber: BPS Kabupaten sinjai (Diolah)
Komponen bauran industri (Mij) menyatakan besar perubahan perekonomian
wilayah sebagai akibat adanya bauran industri. Hasil analisis memberikan gambaran
bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan
perekonomian Kabupaten Sinjai, yaitu sebesar Rp. 5.800.043,93 nilai tersebut
mencerminkan bahwa komposisi sektoral pada PDRB Kabupaten Sinjai cenderung
mengarah pada perekonomian yang tumbuh relatif cepat, pengaruh efek bauran
industri/sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sinjai masih tergolong
positif. Pada tabel di atas dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh positif
dari komponen bauran industri yakni: Listrik, gas dan air bersih, Bangunan,
Perdagangan,Pengangkutan, Keuangan, Jasa-jasa. Sedangkan yang tergolong
negatif yaitu: Pertanian, Pertambangan, dan industri.
Nilai perhitungan komponen keunggulan kompetitif (Cij) pada tabel di atas
sebesar Rp. -3.064.638,83. Hal ini mengindikasikan bahwa sedikitnya keunggulan
kompetitif yang dimiliki akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan
perekonomian Kabupaten Sinjai. Daya saing yang rendah akan berpengaruh negatif
terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Sinjai. Terdapat tujuh sektor
yang memiliki keunggulan kompetitif negatif yaitu, Pertanian, Industri, Listrik, gas dan
air bersih, Bangunan, Perdagangan, Pengangkutan dan Jasa-jasa. Sektor-sektor
tersebut merupakan sektor yang tumbuh lambat dibandingkan dengan sektor yang
sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan terdapat dua lainya yang
memiliki nilai positif yaitu, Pertambangan dan Keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
hanya ada dua sektor yang memiliki nilai positif dan tumbuh cepat hingga berpotensi
untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupaten Sinjai.
Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Sinjai 2008-2012.
Sektor Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Primer:
Pertanian 57,62 56,74 56,03 54,89 53,99
Pertambangan 0,57 0,52 0,52 0,54 0,54
Jumlah 58,19 57,26 56,55 55,43 54,53
44
Sekunder:
Industri 1,93 1,88 1,87 1,90 1,91
Listrik 0,28 0,26 0,27 0,27 0,29
Bangunan 4,43 4,51 4,64 4,80 4,86
Jumlah 6,64 6,65 6,78 6,97 7,06
Tersier:
Perdagangan 10,51 10,58 10,80 11,20 11,67
Pengangkutan 3,41 3,54 3,76 3,94 4,16
Keuangan 5,39 5,91 6,21 6,70 7,31
Jasa-Jasa 15,86 16,05 15,90 15,76 15,26
Jumlah 35,17 36,08 36,67 37,60 38,40
Secara keseluruhan, dampak nyata pertumbuhan ekonomi (Dij) menunjukkan
bahwa terdapat tujuh yaitu, Pertambangan, Industri, Bangunan, Perdagangan,
Pengangkutan, Keuangan dan Jasa-jasa. sektor yang memiliki nilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa ke-tujh sektor ekonomi tersebut mempunyai prospek untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya sektor tersier
dalam hal ini sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dengan nilai LQ
tertinggi. Namun dapat disimpulkan bahwa sektor primer maupun sekunder sudah
mengalami pergeseran struktural perekonomian dimana dari primer, sekunder ke
tersier.
Ringkasan Analisis dan Kesesuaian Kebijakan yang Tepat Di Kabupaten
Sinjai Berdasarkan RPJMD.
Dari berbagai analisis diringkas untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas mengenai posisi masing-masing sektor dilihat dari tingkat basis, kecepatan
perkembangan di tingkat provinsi, serta daya saing.
Dari hasil analisis, penulis mencoba untuk mengklasifikasikan menjadi 3
bagian yaitu sektor yang memiliki 3 keunggulan, sektor yang memiliki 2 keunggulan,
dan sektor yang memiliki 1 keunggulan.
Sektor yang memiliki tiga keunggulan sekaligus terdapat pada sektor
keuangan yang berarti pertumbuhanya cepat di tingkat provinsi, memiliki daya saing
(keunggulan kompetitif) dan laju pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Sinjai maju
walaupun sampai saat ini belum tergolong sektor basis.
45
Sektor yang memiliki 2 keunggulan yaitu pertambangan, bangunan,
perdagangan, dan pengangkutan. Sektor tambang memiliki keunggulan kompetitif
dan pertumbuhan, Sedangkan sektor bangunan, perdaganagan dan pengangkutan
memiliki keunggulan bauran industri (Mij) dan memiliki pertumbuhan yang cepat di
tingkat provinsi. Keempat sektor ini tidak tergolong sebagai sektor basis.
Sektor yang memiliki satu keunggulan yaitu pertanian, industri, listrik, dan
jasa-jasa. Sektor pertanian yang merupakan sektor basis tetapi sektor ini tidak
memiliki daya saing, pertumbuhanya lambat, dan tidak progressif atau maju, berbeda
dengan sektor industri yang memiliki keunggulan di pertumbuhan yang cepat,
kemudian listrik meskipun tidak tergolong sebagai sektor basis namun memiliki
keunggulan di bauran industri (Mij), berbeda dengan sektor jasa yang memiliki
keunggulan dimana pertumbuhanya progressif atau maju.
Sementara sektor yang diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai yang
dituangkan dalam RPJM adalah Pertanian, Pertambangan, dan Industri. Tentunya
strategi yang baik untuk dikembangkan di Kabupaten Sinjai adalah sektor-sektor
yang merupakan basis sektor yang memiliki daya saing serta sektor yang
berkembang cepat di tingkat provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam RPJMD prioritas pemerintah pada sektor pertanian, pertambangan,
dan industri. Sedangkan menurut hasil analisis LQ pertanian dan jasa-jasa unggul
sebagai sektor basis tetapi perkembanganya lambat di tingkat provinsi memiliki daya
saing lemah, dan tidak tergolong progressif atau maju.
Berbeda dengan sektor keuangan, pertambangan, bangunan, perdagangan,
dan pengangkutan. Yang dimana sektor keuangan memiliki 3 keunggulan yaitu
keunggulanya cepat, memiliki keunggulan kompetitif, dan progressif atau maju.
Pertambangan memiliki keunggulan yaitu pertumbuhanya cepat dan memiliki
keunggulan kompetitif.Kemudian sektor bangunan, perdagangan, dan pengangkutan
memiliki 2 keunggulan yakni, pertumbuhanya cepat dan bauran industri namun tidak
tergolong sektor basis.
Jika ingin menjadikan Sinjai sebagai Kabupaten yang mandiri maka penulis
menyimpulkan cara yang mesti dilakukan adalah mendahulukan sektor-sektor yang
basis, berkembang pesat di provinsi, memiliki daya saing dan perkembanganya
progressif. Seperti sektor keuangan, pertambangan, bangunan, pertanian, dan jasa-
jasa.
46
Dengan cara setiap program harus disesuaikan dengan pengembangan
sektor masing-masing yang lebuh rinci dan tidak bersifat umum agar pengukuran
peranan pemerintah terhadap pengembangan sektor mudah diketahui yang
dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Sinjai.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil analisis diketahui bahwa sektor basis di Kabupaten Sinjai yaitu
sektor pertanian dan jasa-jasa, Sedangkan sektor yang tergolong sektor non
basis yaitu sektor pertambangan, Industri pengolahan, Listrik gas dan air
bersih, Bangunan, Perdagangan, Pengangkutan, dan Keuangan dan
persewaan.
2. Struktur perekonomian Kabupaten Sinjai mulai bergerak menuju pergeseran
struktur ekonomi dari sektor primer menuju sekunder dan tersier. Hal ini
terlihat dari kontribusi sektor pertanian semakin menurun sebaliknya
perdagangan hotel dan restoran, keuangan dan jasa-jasa meningkat.
3. Para pemangku kebijakan di Kabupaten Sinjai dalam pengembangan sektor
perekonomian kurang sesuai dan masih bersifat umum, hal ini terlihat dalam
pengalokasian anggaran yang dituangkan di dalam RPJMD, yang hanya
memperhatikan sektor petanian, industri, dan pertambangan. Namun ketiga
sektor ini tergolong tidak terlalu potensial untuk dikembangkan, dimana
sektor pertanian hanya tergolong sektor basis tapi lambat dalam
pertumbuhanya dan tidak berdaya saing, sektor pertambagan tidak
tergolong sektor basis dan sektor industri pengolahan juga tidak tergolong
sektor basis.
Saran
Khususnya bagi pemerintah Kabupaten Sinjai terutama tim ekonomi
disarankan untuk mengembangkan sektor-sektor yang merupakan basis, tumbuh
cepat di provinsi, memiliki daya saing yang tinggi dan tergolong sebagai sektor maju
di Kabupaten Sinjai. Seperti Keuagan, Pertambangan, Bangunan, Perdagangan,
Pengangkutan Pertanian dan jasa-jasa. Agar tercipta Sinjai yang mandiri
perekonomianya karena memiliki sektor berdaya saing tinggi dan tidak lagi
sepenuhnya tergantung dari perekonomian Sulawesi Selatan dengan cara
47
memberikan prioritas pada sektor basis dan potensial pada RPJMD Kabupaten
Sinjai.
F. DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita H. Rahardjo, 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu
_____, 2008. Ekonomi Archipelago, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arsyad, lincolin, 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta : BPFE.
_____, 2009. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah edisi kedua. Yogyakarta :BPFE.
Bappeda, RPJMD Kabupaten Sinjai, 2013-2018. Sinjai : Bappeda Sinjai.
Gayatri, Utani, 2009. Penentu Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Daerah Studi kasus di Kabupaten Ogang Komering Ilir, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, vol 10, no.1.
Jhingan, ML, 2013. Ekonomi Perencanaan Pembangunan dan Perencanaan, cetakan 14-15. Jakarta, PT Graha Grafindo Persada.
Kuncoro, M, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah, Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta Erlangga.
Mankiw. N. Gregory, 2000. Teori Makro edisi keempat. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Richardson, Harry W. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional, Terjemahan Paul Sitohang Edisi Revisi. Jakarta : FE UI, 2001.
Sirojuzilam, 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional, Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Timur Propinsi Sumatera Utara. Pustaka Bangsa Press.
Sjafrizal, 1985. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media, Cetakan Pertama.
Taringan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Todaro, P Michael dan Smith, C Stephen. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga, 2003