Page 1
ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR
DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA
Eko Budi Cahyono1)
Emma Yuliani2)
Very Dermawan2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan pembangunan
semakin pesat yang akan mempengaruhi kebutuhan air dan kualitas air. Pencemaran di
Kali Tambak Wedi diakibatkan oleh dibuangnya limbah domestik, industri, langsung ke
badan sungai tanpa melalui proses pengolahan. Dampak pencemaran yang terjadi di Kali
Tambak Wedi akan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem yang terpapar oleh air yang
mengandung logam berat akibat limbah.
ABSTRACT The rises of population growth causes more rapid development that will affect
water demand and water quality. Pollution in Tambak Wedi River was caused by wastes,
both domestic sewage, and industrial, that was thrown directly into water bodies without
treatment processes. The impact of pollution in the Tambak Wedi River will result in
damage to ecosystems exposed by water containing heavy metals due to wastewater.
The results of this research is water quality status from pollution index and CCME
WQI methods Tambak Wedi River more appropriate for Class III, namely the designation
of tourism and fisheries. Meanwhile the value of concentration parameters for pollutant
transport decreased. The farther distance used, the lesser value of concentration
parameters obtained. The risk calculation caused by exposuring heavy metals copper (Cu),
doesn’t produce a risk (RQ> 1) which means that the risk due to exposure heavy metals in
Tambak Wedi River is not require risk management.
Keywords: Pollution Index, CCME WQI, Pollutant Transport, RQ
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa status mutu air dari metode Indeks
Pencemaran dan CCME WQI Kali Tambak Wedi lebih sesuai untuk Kelas III yaitu
peruntukkan pariwisata dan perikanan. Sementara itu untuk transpor polutan terjadi
penurunan nilai konsentrasi parameter. Semakin jauh jarak yang digunakan, semakin kecil
nilai konsentrasi parameter yang didapatkan. Perhitungan risiko akibat terpajan logam
berat Tembaga (Cu) tidak mengakibatkan risiko (RQ > 1) yang berarti bahaya risiko akibat
pajanan logam berat di Kali Tambak Wedi tidak memerlukan manajemen risiko.
Kata kunci: Indeks Pencemaran, CCME WQI, Transpor Polutan, RQ
Page 2
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk semakin
meningkat menyebabkan pembangunan
semakin pesat yang akan mempengaruhi
kebutuhan air, kebutuhan air merupakan
kebutuhan yang sangat penting sehingga
bukan hanya kuantitas air, kualitas air
juga harus diperhatikan.
Air bersih merupakan kebutuhan yang
sangat dibutuhkan bagi manusia baik
saat ini maupun di masa yang akan
datang, Namun air bersih tidak cukup
baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat
karena tidak semua air bersih memenuhi
baku mutu air kelas satu. Air dapat
dikategorikan berkualitas baik apabila
memenuhi standar kualitas air, standar
kualitas air yang berlaku yaitu PP RI
No. 82 Th. 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air, Pengendalian Pencemar
Air.
Kali Tambak Wedi adalah salah satu
kali tempat bermuaranya zat-zat atau
komponen limbah industri yang dibuang
dan dibawa oleh aliran sungai. Limbah
industri tersebut mengandung berbagai
bahan pencemar yang berupa unsur
hara, logam beracun, pestisida,
organisme pathogen, dan sampah.
1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui status mutu air di Kali
Tambak Wedi dengan metode Indeks
Pencemaran dan CCME WQI pada
bulan Oktober dan Februari,
mengetahui risiko akibat pajanan di
Kali Tambak Wedi dan juga untuk
mengetahui transport polutan di Kali
Tambak Wedi.
Hasil dari penelitian ini dapat
mengetahui risiko pencemaran limbah,
status mutu air, dan transport polutan di
Kali Tambak Wedi dan menjadi acuan
pihak-pihak berwenang memperhatikan
kualitas air di sekitar Kali Tambak
Wedi untuk mengambil tindakan yang
diperlukan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran pada air
berdasarkan sumbernya jenis limbah
cair yang dapat mencemari air dapat
dikelompokkan (Mudarisin,2004) yaitu:
1. Limbah cair domestik.
2. Limbah cair industri.
3. Limbah pertanian
4. Infiltration/inflow
2.2. Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu:
Parameter fisika, yaitu parameter
yang dapat diidentifikasi dari kondisi
fisik air. Contohnya, warna; bau;
kekeruhan; temperatur; TDS, dan
TSS.
Parameter kimia yaitu zat-zat kimia
yang terkandung di dalam limbah
dapat menimbulkan kerugian yaitu
BOD; COD derajat keasaman (pH);
DO; Nitrat; Sulfat; Total Fosfat; Pb;
Cu; Hg.
Parameter biologi, yaitu organisme-
organisme, bakteri yang terkandung
dalam air.
2.3. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001
Pasal 8 ayat 1, menetapkan klasifikasi
mutu air menjadi empat kelas, yakni:
1. Kelas satu, adalah air yang sesuai air
baku air minum, dan/atau peruntukan
yang memberikan syarat bahwa mutu
air sama dengan kegunaannya.
2. Kelas dua, yaitu air yang dapat
digunakan untuk prasarana/ sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, dan/atau peruntukan lain yang
memberikan syarat bahwa mutu air
sama dengan kegunaannya.
3. Kelas tiga, yaitu air yang sesuai
untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, dan/atau peruntukan lain
yang memberikan syarat bahwa mutu
air sama dengan kegunaannya.
4. Kelas empat, yaitu air yang sesuai
untuk mengairi pertanaman dan/atau
peruntukan lain yang memberikan
Page 3
syarat bahwa mutu air sama dengan
kegunaannya.
2.4. Metode Status Mutu Air
2.4.1. Metode Indeks Pencemaran
Metode Indeks Pencemaran atau
Pollution Index diusulkan Sumitomo
dan Nemerow (1970) dari Universitas
Texas, AS. Indeks ini sebagai indeks
pencemaran yang digunakan untuk
menentukan tingkat pencemaran relatif
terhadap parameter kualitas air yang
diizinkan dalam keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003.
Harga PIj dapat ditentukan sesuai
(Lampiran II Kepmen LH No. 115
Tahun 2003):
1. Pilih parameter-parameter yang jika
harga parameter rendah maka
kualitas air akan membaik.
2. Pilih konnsentrasi baku mutu yang
tidak memilik rentang.
3. Hitung harga (Ci/Lij) untuk tiap
parameter pada setiap lokasi
pengambilan sampel.
4. Ada tiga kemungkinan:
a. Jika nilai konsentrasi parameter
yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal DO.
Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO,
maka Cim merupakan nilai DO
jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij
hasil pengukuran digantikan oleh nilai
Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu :
(Ci/Lij)baru=
(2-4)
b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang
- Untuk Ci < Lijrata-rata
(Ci/Lij)baru= [ ]
(2-5)
- Untuk Ci > Lijrata-rata
(Ci/Lij)baru = [ ]
(2-6)
c. Keraguan timbul jika dua nilai
(Ci/Lij) berdekatan dengan nilai
acuan 1,0, misal C1/L1j= 0,9 dan
C2/L2j= 1,1 atau perbedaan yang
sangat besar, misal C3/L3j= 5,0 dan
C4/L4j= 10,0. Dalam contoh ini
tingkat kerusakan badan air sulit
ditentukan. Cara untuk mengatasi
kesulitan ini adalah :
- Penggunaan (Ci/Lij)hasilpengukuran, jika
nilai ini lebih kecil dari 1,0.
- Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika
nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar
dari 1,0.
(Ci/Lij)baru = 1,0 + P.log(Ci/Lij)
P merupakan konstanta dan
nilainya ditentukan dengan bebas
dan disesuaikan dengan hasil
pengamatan lingkungan dan atau
persyaratan yang dikehendaki
untuk suatu peruntukan (biasanya
digunakan nilai 5).
5. Tentukan nilai rata-rata dan nilai
maksimum dari keseluruhan Ci/Lij.
6. Tentukan harga PIj
PIj = √
2.4.2. Metode CCME WQI
The Canadian Council of Minister of
The Environment (CCME WQI)
dikembangkan oleh British Columbia
Ministry of Environment, kemudian
dimodifikasi oleh Alberta Environment.
Indeks ini menggabungkan tiga elemen,
yaitu
1. Untuk menghitung elemen scope (F1)
digunakan persamaan
F1=∑
2. Frequency(F2),merupakan persentase
tes yang tidak memenuhi baku mutu.
F2= ∑
3. Amplitude(F3). Untuk menghitung F3
harus menempuh tiga tahap, yakni:
i. Jumlah konsentrasi yang lebih besar
(atau kurang dari, jika yang dicari
Page 4
yang minimum) dari baku mutu. Ini
disebut “excursion”.
Apabila nilai uji tidak boleh melebihi
baku mutu:
excursioni=(
)-1 (2-9)
Apabila nilai uji tidak boleh kurang
dari baku mutu:
excursioni=(
)-1
ii. Menjumlahkan nilai excursion dan
membaginya dengan total tes.
nse = ∑
iii. F3 kemudian dihitung dengan fungsi
asimtotik dengan skala jumlah dari
nse dengan kisaran harga antara 0
hingga 100.
F3 = (
)
4. Menghitung nilai CCME WQI,
dengan persamaan:
CCME = 100 – (√
)
Tabel 2. Klasifikasi Metode CCME
WQI
Skor Keterangan
0 - 44
45 - 59
60 - 79
80 - 94
95 - 100
Buruk
Sedang
Cukup
Baik
Sangat baik
Sumber:Canadian Water Quality
Guidelinesfor the Protection
of Aquatic Life (2001: 1).
2.5. Analisis Risiko
Analisis risiko, menurut EPA analisis
risiko adalah karakterisasi dari bahaya-
bahaya potensial yang efek pada
kesehatan manusia dan bahaya terhadap
lingkungan (www.epa.gov/iris/).
2.5.1. Analisis Pajanan
Analisis pajanan bertujuan untuk
menentukan risk agent yang diterima
individu sebagai asupan intake dan
untuk mengenali jalur-jalur pemajanan
risk agent sehingga jumlah asupan yang
diterima dalam populasi berisiko dapat
dihitung. Adapun perhitungan analisis
pajanan dalam (Fjeld, Robert. A, et al
2007). sebagai berikut:
dengan:
I : asupan(intake), (mg/(kg.hari)
C : konsentrasi risk agent, (mg/l)
CR : laju asupan, (l/hari)
fE : durasipajanan,(hari/tahun)
Dt : durasi pajanan, (tahun)
Wb : berat badan, (kg)
tavg : periode waktu rata-rata, 30 th
×365hari nonkarsinogenik
2.5.2. Karakteristik Risiko
Karakteristik risiko dinyatakan
sebagai Tingkat Bahaya (Risk Quotient)
untuk efek-efek nonkarsinogenik. RQ
dihitung dengan membagi asupan non-
karsinogenik ( ̃) setiap risk agent
dengan RfD-nya. Adapun perhitungan
Risk Quotient (RQ) sebagai berikut:
dengan:
RQ : risk quotients, mg/(kg/hari)
I : Intake, mg/(kg/hari)
RfD: laju asupan, gr/hari.
2.6. Analisa Transport Polutan Transpor polutan yang terjadi di
perairan estuari biasanya disebabkan
oleh aliran air (adveksi), pencampuran
Page 5
dengan air. Transpor pencemar di dalam
air dipengaruhi oleh 2 prinsip yaitu
adveksi dan difusi.( Fjeld, Robert. A, et
al.2007).
2.6.1. Adveksi Satu Dimensi
Masalah satu-dimensi yang paling
sederhana adalah dimana dispersi
dapat diabaikan dan adveksi adalah
proses transportasi konservatif yang
penting. Masalah pertama yang harus
dipertimbangkan laju kontaminan
dengan urutan pertama degradasi
kontaminan antara sumber dan
reseptor. (Fjeld, Robert. A, et al.2007).
(
) (
)
dengan :
C = konsentrasi terhadap jarak dan
waktu (mg/m3)
So = laju konsentrasi (mg/detik)
A = luas (m2)
D = koefisien dispersi (m2/detik)
t = waktu (detik)
x = jarak (m)
u = kecepatan (m/detik)
k = koefisien degradasi
3. Metodologi Penelitian
3.1. Deksripsi Lokasi Studi
Lokasi penelitian berada di Kota
Surabaya. Kota Surabaya dibagi dalam
31 Kecamatan, 163 Kelurahan dengan
jumlah penduduk sampai dengan tahun
2002 mencapai 2.484.583 jiwa dan luas
wilayah 326,36 km2.
Kota Surabaya terletak di antara
112o36’-112
o54’ BT dan 07
o12’-07
o21’
LS. Temperatur Kota Surabaya cukup
panas, yaitu antara 22,6o-34,1
o dengan
tekanan udara rata-rata antara 1005,2-
1013,9 milibar dan kelembaban antara
42%-97%, curah hujan rata-rata antara
120-190 mm. Batas-batas wilayah Kota
Surabaya adalah sebagai berikut:
• Batas utara : Selat Madura
• Batas selatan : Kab.Sidoarjo
• Batas barat : Selat Madura
• Batas timur : Kab. Gresik
Pertambahan jumlah penduduk
akan berdampak pada perubahan tata
guna lahan. Bertambahnya jumlah
penduduk akan dibukanya pemukiman-
pemukiman baru yang berarti akan
semakin menjamurnya industri-industri
yang membuang limbah langsung ke
sungai tanpa melalui proses IPAL.
Perubahan tata guna lahan inilah yang
memperburuk kualitas air khususnya di
Kali Tambak Wedi.
3.2. Data yang Dibutuhkan
Di dalam studi ini, data – data yang
dibutuhkan antara lain:
a. Data kualitas air
Data kualitas air mengenai
kandungan yang terdapat dalam
air tersebut yang diperoleh dari
pengambilan sampel di lokasi
dan akan dilakukan pengujian di
laboratorium.
b. Data primer kecepatan air dan
lebar sungai.
3.3. Rancangan Penyelesaian Skripsi
Berikut langkah - langkah dalam
pengerjaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengumpulkan data mutu air yang
didapat dari Uji Laboratorium yang
meliputi paramater BOD, COD, DO,
TDS, TSS, pH, Nitrat, Cu, Phospat,
Sulfat, dan juga parameter Pb, Hg.
2. Menganalisa dan menentukan mutu
air pada sampel dari lokasi penelitian
dengan metode Indeks Pencemaran :
3. Menganalisa dan menentukan mutu
air pada sampel dari lokasi penelitian
dengan metode CCME WQI :
4. Melakukan rekapitulasi dari hasil
analisa mutu air pada masing-masing
titik pengambilan sampel. 5. Menganalisa dan menentukan risiko
dari logam berat di Kali Tambak
Wedi.
6. Menentukan Transport Konsentrasi
Polutan.
Page 6
Pengambilan Sampel
Di Kali Tambak
Wedi
Peta Lokasi
Pengambilan
Sampel
Analisa
Laboratorium
Fisika
Kesimpulan
Mulai
Selesai
Gambar1 Diagram Alir Skripsi
Penentuan
Transpor Polutan
Kimia
Status Mutu Air
Metode Indeks
Pencemaran
Metode
CCME WQI
Penentuan Status
Mutu Air
Metode
Transport Polutan
Transpor Polutan
Penentuan risiko
Metode
Analisis risiko
Risiko non
karsinogenik
Gambar 2. Skema Lokasi Penelitian
Page 7
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Kondisi Awal Data Mutu Air
Pada penelitian ini menggunakan
beberapa parameter fisika, kimia. Pada
data mutu air juga terdapat data yang
tidak memiliki nilai konsentrasi yang
disebabkan kecilnya nilai konsentrasi
parameter (tidak terdeteksi). Sehingga
untuk nilai data yang tidak terdeteksi
dianggap nol pada sampel.
4.2. Data Mutu Air Temperatur Hasil pengamatan dan pengukuran
temperatur air di Kali Tambak Wedi
pada titik pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 di
tunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran Suhu
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.1. Data Mutu Air TDS Hasil Pengukuran parameter TDS titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditampilkan
pada Tabel 2.
Tabel 2 .Hasil pengukuran TDS
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.2. Data Mutu Air TSS
Hasil pengukuran parameter TSS
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengukuran TSS
4.2.3. Data Mutu Air DO
Hasil pengukuran parameter DO titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada
Tabel 4.
Tabel 4 .Hasil pengukuran DO
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.4. Data Mutu Air pH Hasil pengukuran parameter pH titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.5. Data Mutu Air BOD Hasil pengukuran parameter BOD titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengukuran BOD
4.2.6. Data Mutu Air COD Hasil Pengukuran COD titik pantau 1,
2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel 7.
Titik 1 3,79
Titik 2 3,18
Titik 3 2,18
Titik 4 15,6
Titik 5 23,6
Titik Sampel TDS (mg/l)
Titik 1 210
Titik 2 288
Titik 3 295
Titik 4 198
Titik 5 86
Titik Sampel TSS (mg/l
Titik 1 0,84
Titik 2 0,76
Titik 3 0,98
Titik 4 0,71
Titik 5 1,4
Titik Sampel DO (mg/l)
Titik 1 7,49
Titik 2 7,55
Titik 3 7,66
Titik 4 7,18
Titik 5 7,09
Titik Sampel pH
Titik 1 378
Titik 2 216
Titik 3 265
Titik 4 229
Titik 5 185
Titik Sampel BOD (mg/l)
Page 8
Tabel 7. Hasil Pengukuran COD
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.7. Data Mutu Air Pb
Parameter Pb titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak
tedeteksi dalam pengukuran.
4.2.8. Data Mutu Air Hg Parameter Hg titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak
tedeteksi dalam pengukuran.
4.2.9. Data Mutu Air Cu Hasil Pengukuran parameter Cu titik 1,
2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil pengukuran Cu
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.10. Data Mutu Air Nitrat
Hasil Pengukuran parameter nitrat titik
1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel
9.
Tabel 9.Hasil pengukuran Nitrat
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.11. Data Mutu Air Sulfat
Hasil Pengukuran parameter Sulfat titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada
Tabel 10.
Tabel 10.Hasil pengukuran Sulfat
Sumber:Hasil Pengukuran
4.2.12. Data Mutu Air Total Fosfat
Hasil Pengukuran parameter Fosfat titik
pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada
Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Pengukuran Total
Fosfat
Sumber:Hasil Pengukuran
4.3. Analisis Status Mutu Air
4.3.1. Metode Indeks Pencemaran Tabel 12. Hasil Perhitungan IP Kali
Tambak Wedi Februari
Titik Kelas Nilai Status mutu
Titik 1
Kelas I
2,807 Cemar ringan
Titik 2 1,433 Cemar ringan
Titik 3 1,583 Cemar ringan
Titik 4 1,629 Cemar ringan
Titik 5 1,552 Cemar ringan
Titik 1
Kelas I
2,835 Cemar ringan
Titik 2 1,542 Cemar ringan
Titik 3 1,687 Cemar ringan
Titik 4 1,750 Cemar ringan
Titik 5 1,665 Cemar ringan
Titik 1
Kelas
III
0,592 Kondisi baik
Titik 2 0,273 Kondisi baik
Titik 3 0,272 Kondisi baik
Titik 4 0,309 Kondisi baik
Titik 5 0,289 Kondisi baik
Sumber: Hasil Perhitungan
Titik 1 528
Titik 2 372
Titik 3 416
Titik 4 488
Titik 5 360
COD (mg/l)Titik Sampel
Titik 1 4,541
Titik 2 3,893
Titik 3 3,684
Titik 4 4,626
Titik 5 3,675
Titik Sampel Nitrat (mg/l)
Titik 1 560,5
Titik 2 45,39
Titik 3 47,83
Titik 4 69,42
Titik 5 49,97
Titik Sampel Sulfat (mg/l)
Titik 1 0,698
Titik 2 0,298
Titik 3 0,344
Titik 4 0,334
Titik 5 0,321
Phospat (mg/l)Titik Sampel
Titik 1 0,018
Titik 2 0,009
Titik 3 0
Titik 4 0
Titik 5 0
Cu (mg/l)Titik Sampel
Page 9
Tabel 13. Hasil Perhitungan IP Kali
Tambak Wedi Oktober
Titik Kelas Nilai Status mutu
Titik 1
Kelas
I
9,344 Cemar sedang
Titik 2 8,249 Cemar sedang
Titik 3 8,609 Cemar sedang
Titik 4 7,060 Cemar sedang
Titik 5 8,073 Cemar sedang
Titik 1
Kelas
II
8,601 Cemar sedang
Titik 2 7,727 Cemar sedang
Titik 3 8,139 Cemar sedang
Titik 4 5,970 Cemar sedang
Titik 5 7,695 Cemar sedang
Titik 1
Kelas
III
7,389 Cemar sedang
Titik 2 6,490 Cemar sedang
Titik 3 6,872 Cemar sedang
Titik 4 5,680 Cemar sedang
Titik 5 6,424 Cemar sedang
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3.2. Metode CCME WQI Tabel 14. Hasil Perhitungan CCME
WQI Kali Tambak Wedi Februari
Titik Kelas Nilai Status mutu
Titik 1
Kelas I
36,658 Buruk
Titik 2 37,628 Buruk
Titik 3 35,200 Buruk
Titik 4 34,856 Buruk
Titik 5 35,200 Buruk
Titik 1
Kelas
II
45,753 Buruk
Titik 2 39,122 Buruk
Titik 3 35,968 Buruk
Titik 4 35,910 Buruk
Titik 5 40,152 Buruk
Titik 1
Kelas
III
43,095 Buruk
Titik 2 46,137 Sedang
Titik 3 42,853 Buruk
Titik 4 42,047 Sedang
Titik 5 42,201 Buruk
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 15. Hasil Perhitungan CCME
WQI Kali Tambak Wedi Oktober
Titik Kelas Nilai Status mutu
Titik 1
Kelas I
60,710 Cukup
Titik 2 81,528 Cukup
Titik 3 78,918 Cukup
Titik 4 78,594 Cukup
Titik 5 79,330 Cukup
Titik 1
Kelas
II
62,231 Cukup
Titik 2 81,528 Baik
Titik 3 78,918 Cukup
Titik 4 78,594 Cukup
Titik 5 79,330 Cukup
Titik 1
Kelas
III
- -
Titik 2 - -
Titik 3 - -
Titik 4 - -
Titik 5 - -
Sumber: Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan dengan 2 metode
yaitu dengan menggunakan metode Indeks
Pencemaran dan CCME WQI dapat
disimpulkan bahwa Kali Tambak Wedi
lebih sesuai untuk kelas III dan kualitas
air yang tidak memenuhi dengan baku
mutu air yang diperuntukkan, diharapkan
kedepannya dapat mengalami peningkatan
mutu air sehingga air di Kali Tambak
Wedi dapat di kategorikan menjadi sangat
baik (kelas 1), sehingga Kali Tambak
Wedi dapat di manfaatkan sebagai sumber
air bersih untuk kebutuhan penduduk di
wilayah Kali Tambak Wedi dengan
pemeliharaan air dan pemulihan kualitas
air sesuai dengan peruntukkannya.
4.4. Analisa transport Polutan
Analisis transport polutan dengan
menggunakan perhitungan adveksi 1
dimensi pada penelitian ini didapatkan
penurunan nilai konsentrasi parameter
yang digunakan pada titik awal kemudian
mengalami pergerakan ke arah hilir selalu
mengalami penurunan nilai konsentrasi.
Penurunan konsentrasi parameter pada
jarak 100 m, 200 m, dan 300 m, akan
ditampilkan Tabel Perubahan Konsentrasi
Parameter oleh Jarak.
Page 10
Tabel 16. Perubahan Konsentrasi Parameter
DO oleh Jarak.
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m)
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 17. Perubahan Konsentrasi Parameter
TDS oleh Jarak.
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m)
Titik 1 3790 1329 654 459
Titik 2 3180 838 232 122
Titik 3 2180 625 206 118
Titik 4 1560 573 309 227
Titik 5 2360 906 534 410
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 18. Perubahan Konsentrasi Parameter
TSS oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m
Titik 1 210 73,65 36,24 25,42
Titik 2 288 75,85 21,05 11,09
Titik 3 295 84,63 27,86 15,98
Titik 4 265 76,02 25,03 14,36
Titik 5 86 33,00 19,44 14,92
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 19. Perubahan Konsentrasi Parameter
BOD oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m
Titik 1 378 133 65 46
Titik 2 216 57 16 8
Titik 3 265 76 25 14
Titik 4 229 84 45 33
Titik 5 185 71 42 32
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 20. Perubahan Konsetrasi Parameter
COD oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 21. Perubahan Konsentrasi Parameter
Nitrat oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m)
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber:Hasil Perhitungan
Tabel 22. Perubahan Konsentrasi Parameter
Sulfat oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 23. Perubahan Konsentrasi Parameter
Total Fosfat oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m)
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber: Hasil Perhitungan
Page 11
Tabel 24. Perubahan Konsentrasi Parameter
Cu oleh Jarak
Parameter C
awal
C
x=100m
C
x=200m
C
x=300m)
Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10
Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03
Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05
Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10
Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24
Sumber: Hasil Perhitungan
4.5. Analisis Risiko Pajanan
Analisis pajanan pada penelitian ini
seharusnya menggunakan beberapa
logam berat yang ada di kali Tambak
Wedi namun yang digunakan hanya
logam berat Cu. Perhitungan ini
mensimulasikan Intake Tembaga (Cu)
pada warga sekitar Kali Tambak Wedi
berasal dari air minum dihitung dan
dinyatakan untuk pajanan lifetime yaitu
untuk lama seseorang yang berada di
Wilayah Kali Tambak Wedi. Berikut
Tabel Rekapitulasi Intake lifetime.
Tabel 25. Rekapitulasi Intake lifetime.
C Wb I
(mg/L) (kg) (mg/kg.hari)
0,00063 55 0,00063
0,00022 55 0,00022
0,00011 55 0,00011
0,00008 55 0,00008
0,00031 55 0,00031
0,00009 55 0,00009
0,00003 55 0,00003
0,00002 55 0,00002
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 26.Rekapitulasi Intake lifetime.
C Wb I
(mg/L) (kg) (mg/kg.hari)
0,00049 70 0,00049
0,00017 70 0,00017
0,00009 70 0,00009
0,00006 70 0,00006
0,00025 70 0,00025
0,00007 70 0,00007
0,00002 70 0,00002
0,00001 70 0,00001
Sumber: Hasil Perhitungan
4.6. Karakteristik Risiko
Karakteristik risiko adalah upaya
untuk mengetahui populasi di sekitar
daerah tersebut terpajan terhadap risk
agent yang masuk kedalam tubuh yang
dinyatakan dengan RQ.
Tabel 27. Rekapitulasi Perhitungan RQ
55kg
Parameter I
RfD RQ (mg/kg.hari)
Cu
0,00063 0,040 0,0157
0,00022 0,040 0,0055
0,00011 0,040 0,0027
0,00008 0,040 0,0019
0,00031 0,040 0,0078
0,00009 0,040 0,0023
0,00003 0,040 0,0007
0,00002 0,040 0,0004
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 28. Rekapitulasi Perhitungan RQ
70kg
Parameter I
RfD RQ (mg/kg.hari)
Cu
0,00049 0,0400 0,0123
0,00017 0,0400 0,0043
0,00009 0,0400 0,0021
0,00006 0,0400 0,0015
0,00025 0,0400 0,0062
0,00007 0,0400 0,0018
0,00002 0,0400 0,0006
0,00001 0,0400 0,0003
Sumber: Hasil Perhitungan
Tingkat risiko yang dihitung
berdasarkan durasi pajanan lifetime
dengan nilai RfD 0,04 mg/kg.hari. Pada
Tabel dan Dapat dilihat rekapitulasi RQ
yang dipengaruhi berat badan (Wb) 55
kg dan 70 kg nilai tertinggi yang
didapati adalah nilai yang memiliki nilai
Wb lebih rendah. Hal ini disebabkan
bahwa berat badan akan mempengaruhi
besarnya nilai analisis risiko dan secara
teoritis semakin berat badan seseorang
maka semakin kecil kemungkinannya
untuk beresiko mengalami gangguan
Page 12
kesehatan dan nilai RQ untuk kedua
tabel tersebut tidak ada yang perlu
dilakukan manajemen risiko karena
nilai RQ < 1.
5. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Hasil penentuan status mutu air di
Kali tambak Wedi dengan Metode
Indeks Pencemaran pada 27 Oktober
2014 dan 12 Februari 2015 dapat
ditentukan Kali Tambak Wedi lebih
sesuai untuk kelas III, sedangkan
hasil status mutu air dengan Metode
CCME WQI pada Kali Tambak
Wedi pada 27 Oktober 2014 dan 12
Februari 2015 dapat dikategorikan
tercemar sedang atau lebih sesuai
untuk kelas III yaitu peruntukkan
pariwisata dan perikanan.
2. Hasil perhitungan dan analisa
transport polutan dapat diketahui
bahwa semakin jauh jarak yang
digunakan padaperhitungan transport
polutan, maka terjadi penurunan nilai
konsentrasi parameter dari titik awal
terhadap titik yang berjarak 100 m,
200 m dan 300 m dari titik awal
konsentrasi.
3. Hasil analisa dan perhitungan risiko
bahwa akibat terpajan logam berat
Tembaga (Cu) tidak mengakibatkan
risiko (RQ > 1) yang berarti bahaya
risiko akibat pajanan logam berat di
Kali Tambak Wedi tidak perlu
dilakukan manajemen risiko.
6. Saran
1. Perlu dilakukan monitoring secara
berkala terhadap buangan limbah
masyarakat ke Kali Tambak Wedi
dan memberikan pengetahuan untuk
masyarakat tentang pengeloaan
limbah domestik agar tidak melebihi
standar baku mutu air.
2. Karena kesederhanaan cakupan data,
analisis dan metode yang digunakan
maka hasil studi ini sebaiknya dapat
digunakan untuk studi berikutnya
sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik.
7. Daftar Pustaka
Canadian Water Quality Guidelines
for the Protection of Aquatic
Life. 2001. CCMEWater Quality
Index 1.0 User’s Manual.
Fjeld, Robert. A, et al. 2007.
Quantitative Environmental Risk
Analysis for Human Health.
New Jersey: John Wiley&Sons. Mudarisin. 2004. Strategi Pengendalian
Pencemaran Sungai (Studi Kasus
Sungai Cipinang Jakarta timur)
Jakarta: Universitas Indonesia.
Republik Indonesia. 2001. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan
Pencemaran Air. Jakarta:
Sekretariat Negara
Republik Indonesia. 2003. KepMen
LH No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu
Air. Jakarta: Sekretariat Negara