i ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN RASIO RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI NURUL FAHMI 1057 3049 4114 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2018
96
Embed
ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN RASIO RENTABILITAS UNTUK ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN RASIO RENTABILITASUNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGANPERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA
SKRIPSI
NURUL FAHMI1057 3049 4114
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2018
ii
ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN RASIO RENTABILITASUNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGANPERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA
SKRIPSI
NURUL FAHMI
105730494114
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi dan Bisnis Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2018
iii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati
ku persembahkan karya sederhana ini
kepada ayah ibu atas segala doa dan
pengorbanan beliau, keluarga, dan sahabat-sahabat
yang senantiasa berdoa serta membantu dengan ikhlas
baik moril maupun materi untuk kerberhasilan penulis
MOTTO
Iman tanpa ilmu akan buta
Ilmu tanpa iman akan musnah
Hidup adalah perjuangan
Perjuangan membutuhkan pengorbanan.
Jangan pernah menyerah
Karena kegagalan tidak akan berhenti pada sebuah
kegagalan Yakinlah saat pintu satu tertutup
Pasti Allah swt akan membuka pintu yang lain.
“Doa, kerja keras dan berproses”
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yangtiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW berserta
para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Leverage Dan
Rasio Rentabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada orangtuaku Bapak Daba dan Ibu Haden yang senantiasa memberi
harapan, semangat, dan perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tanpa pamrih.
Dan saudaraku Hadaria,Amd.Keb, Faidah,S.hut, Muhammad Ishaq, S.Pd,
Muhammad Haidar Aqil, Adnan Syah dan iparku Rusman yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat hingga akhir studi ini serta keponakanku
Rhasya Rusman yang selalu merindukanku di perantauan. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan, dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilanku dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah
mereka berikan kepadaku menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di
dunia dan di akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE.,MM selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik. Dan bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.
Ak.CA.CSP selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama
dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
5. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Segenap Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2014 khususnya untuk kelas Ak8. 14 yang selalu belajar
bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
ix
8. Teruntuk sahabat-sahabatku (Neny, Imma, Anita, Riola, Fida, dan Jus) atas
bantuannya dalam segala hal dan secara bersama-sama melewati dinamika
suka duka yang panjang selama perkuliahan.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pembaca
yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi
kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, Oktober 2018
Nurul Fahmi
x
ABSTRAK
NURUL FAHMI, TAHUN 2018. Analisis Rasio Leverage Dan Rasio RentabilitasUntuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Ada Di BursaEfek Indonesia, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Agus SalimHR dan Pembimbing II Ismail Badollahi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan padaperusahaan manufaktur yang ada di bursa efek indonesia. Jenis penelitian dalampenelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis asosiatif. Sumber data yang digunakanadalah data sekunder yang berupa data yang diperoleh dari laporan-laporankeuangan yang telah ada dan dibuat sebelummnya oleh perusahaan tempatmelakukan penelitian, dalam hal ini bursa efek Indonesia.
Hasil penelitian Pada Rasio leverage cocok digunakan untuk mengukursejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Dan digunakan untukmengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baikjangka pendek maupun jangka panjang.Semakin tinggi rasio leverage makasemakin tinggi pula resiko kerugian yang di hadapi, tetapi ada kesempatanmendapatkan laba yang besar dan apabila perusaaan memiliki rasio leverageyang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil tetapimengakibtkan rendahnya tingkat hasil pengembalin return pada saatperekonomian tinggi. Rasio rentabilitas dapat cocok digunakan untuk setiapperusahaan karna rasio ini mengetahui kemampuan perusaan dalammenghasilkan laba semakin tinggi rasio rentabilitas maka semakin baik pulahasilnya.
Kata Kunci: Rasio Leverage, Rasio Rentabilitas, Kinerja Keuangan
xi
ABSTRACT
NURUL FAHMI, YEAR 2018. Leverage Ratio Analysis and Profitability Ratios ToMeasure Financial Performance of Manufacturing Companies On the IndonesiaStock Exchange, Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics andBusiness, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I AgusSalim HR and Advisor II Ismail Badollahi.
This study aims to determine the financial performance of manufacturingcompanies in the Indonesian stock exchange. The type of research in this studyis quantitative research. The data analysis technique used in this study isassociative analysis. The source of the data used is secondary data in the form ofdata obtained from financial reports that have been made and made before bythe company where the research was conducted, in this case the Indonesianstock exchange.
Research results on leverage ratio is suitable to measure the extent towhich the company's assets are financed from debt. And it is used to measurethe company's ability to pay all of its obligations both short and long term. Thehigher the leverage ratio, the higher the risk of loss faced, but there is theopportunity to get a large profit and if the company has a low leverage ratio itcertainly has the risk of loss which is smaller but results in a low return on returnwhen the economy is high. Profitability ratios can be suitable for each companybecause this ratio knows the ability of companies to generate profits, the higherthe profitability ratio, the better the results.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2015 - 2017. Alasan
penggunaan data dua tahun karena tahun 2015 - 2017 merupakan data
terbaru perusahaan yang dapat memberikan profil atau gambaran terkini
tentang keuangan perusahaan, sedangkan alasan tidak di ambilnya 2018
sebagai salah satu tahun pengambilan data, karena belum banyaknya
perusahaan yang menyediakan laporan keuangan tahunannya pada tahun
2015 di website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.idb.
Dari 10 perusahaan sampel tersebut tersebar dari berbagai sub
sektor perusahaan, diantaranya sub sektor semen, sub pabrik kaca, sub
sektor keramik, dll. Berikut ini adalah daftar nama perusahaan sampel:
Tabel 2.3
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
3. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
4. HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6. UNVR Unilever Indonesia Tbk
7. ADRO Adaro Energy Tbk
47
8. MLIA Mulia Industrindo Tbk
9. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
10. WTON Wijaya Karya Beton Tbk
B. Analisis Keuangan
Untuk analisis keuangan dibutuhkan laporan keuangan yang
merupakan salah sumber informasih. Laporan keuangan dijadikan sebagai
alat atau referensi dalam proses pengambilan keputusan,data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila
data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisis
lebih lanjut.
Tujuan analisis tersebut untuk mengetahuai kelemahan dan
kekurangan pada perusahaan dibidang keuangan. Dengan diketahuainya
aspek-aspek yang kuat dan aspek-aspek yang lemah, maka manajemen
dapat mengambil keputusan demi kelangsungan hidup perusahaan dimasa
yang akan datang. Analisis keuangan yang digunakan antara lain.
C. Leverage Keuangan
Adalah rasio yang mengkur suatu perusahaan yang di biayai
dengan pinjama. Leverage ini merupakan rasio hutang perusahaan. teknik
pengukuran variabel leverage keuangan menggunakan satuan prosentase
Rumus rasio leverage
a. Leverage keuangan
48
Tabel 2.4Leverage Keuangan Tahun 2015
No Kode sahamLaporan keuangan
Total hutang Total aktiva Leverage
1. ICBP 10.173.731 26.560.624 0,38
2. NIKL 76.251.201 11.720.584 6,50
3. BTON 34.011.648.533 183.116.245.288 0,18
4. HMSP 5.994.664 38.010.724 0,15
5. INDF 48.709.933 91.831.526 0,53
6. UNVR 10.902.585 15.729.945 0,69
7. ADRO 1.905.626 5.504.890 0,34
8. MLIA 6.010.681.233 7.125.800.277 0,84
9. SMGR 13.734.267.549 6.328.766.893 2,17
10. WTON 2.192.673 4.662.320 0,47
Data: BEI di olah 2018
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2015 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,38, yang diperoleh dari total hutang
Rp.10.173.731 dengan total aktiva sebesar Rp. 26.560.624 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,38 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2015 leverage
perusahaan adalah sebesar 6,50 , yang diperoleh dari total hutang Rp.
76.251.201 dengan total aktiva sebesar Rp. 11.720.584 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
49
menghasilkan 6,50 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 0,18 , yang diperoleh dari total
hutang Rp. 34.011.648.533 dengan total aktiva sebesar Rp.
183.116.245.288 kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan
setiap 1 total aktiva dapat menghasilkan 0,18 leverage. Hal ini berarti
peningkatan leverage diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan
dibandingkan dengan total hutang perusahaan.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 0,15 , yang diperoleh dari total
hutang Rp. 5.994.664 dengan total aktiva sebesar Rp. 38.010.724
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,15 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2015 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,53 , yang diperoleh dari total hutang Rp.
48.709.933 dengan total aktiva sebesar Rp. 91.831.526 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,53 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
50
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 0,69 , yang diperoleh dari total
hutang Rp. 10.902.585 dengan total aktiva sebesar Rp. 15.729.945
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,69 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 0,34 , yang diperoleh dari total
hutang Rp. 1.905.626 dengan total aktiva sebesar Rp. 5.504.890
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,34 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2015 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,84 , yang diperoleh dari total hutang Rp.
6.010.681.233 dengan total aktiva sebesar Rp. 7.125.800.277 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,84 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 2,17, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 13.734.267.549 dengan total aktiva sebesar Rp. 6.328.766.893
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
51
dapat menghasilkan 2,17 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2015
leverage perusahaan adalah sebesar 0,47, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 2.192.673 dengan total aktiva sebesar Rp. 4.662.320 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,47 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Tabel 2.5Leverage Keuangan Tahun 2016
No Kode sahamLaporan keuangan
Total hutang Total aktiva Leverage
1. ICBP 10.401.125 28.901.948 0,35
2. NIKL 79.660.396 119.667.792 0,66
3. BTON 33.757.198.849 117.290.628.918 0,28
4. HMSP 8.333.263 43.141.063 0,19
5. INDF 38.233.092 82.174.515 0,46
6. UNVR 12.041.437 16.745.695 0,71
7. ADRO 2.736.375 6.522.257 0,41
8. MLIA 6.110.478.983 7.723.578.677 0,79
9. SMGR 13.652.504.525 44.226.895.982 0,30
10. WTON 2.171.845 4.663.078 0,46
Data: BEI di olah 2018
52
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2016 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,35 yang diperoleh dari total hutang
Rp.10.401.125 dengan total aktiva sebesar Rp. 28.901.948 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,35 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2016 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,66, yang diperoleh dari total hutang Rp.
79.660.396 dengan total aktiva sebesar Rp. 119.667.792 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,66 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,28, yang diperoleh dari total
hutang Rp. 33.757.198.849 dengan total aktiva sebesar Rp.
117.290.628.918 kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan
setiap 1 total aktiva dapat menghasilkan 0,28 leverage. Hal ini berarti
peningkatan leverage diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan
dibandingkan dengan total hutang perusahaan.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,19, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 8.333.263 dengan total aktiva sebesar Rp. 43.141.063 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
53
menghasilkan 0,19 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2016 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,46, yang diperoleh dari total hutang Rp.
38.233.092 dengan total aktiva sebesar Rp. 82.174.515 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,46 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,71, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 12.041.437 dengan total aktiva sebesar Rp. 16.745.695 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,71 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,41, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 2.736.375 dengan total aktiva sebesar Rp. 6.522.257 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,41 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
54
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2016 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,79, yang diperoleh dari total hutang Rp.
6.110.478.983 dengan total aktiva sebesar Rp.7.723.578.677 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,79 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,30, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 13.652.504.525 dengan total aktiva sebesar Rp. 44.226.895.982
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,30 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2016
leverage perusahaan adalah sebesar 0,46, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 2.171.845 dengan total aktiva sebesar Rp. 44.663.078 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,46 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
55
Tabel 2.6Leverage Keuangan Tahun 2017
No Kode sahamLaporan keuangan
Total hutang Total aktiva Leverage
1. ICBP 11.295.184 31.619.514 0,35
2. NIKL 84.476.044 126.122.841 0,66
3. BTON 28.862.718.117 183.501.650.442 0,15
4. HMSP 9.028.078 42.508.277 0,21
5. INDF 41.182.764 87.939.488 0,46
6. UNVR 13.733.025 18.906.413 0,72
7. ADRO 2.722.520 6.814.147 0,39
8. MLIA 3.432.390.525 7.723.578.677 0,44
9. SMGR 18.524.450.664 48.963.502.966 0,37
10. WTON 4.320.041 7.067.976 0,61
Data: BEI di olah 2018
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2017 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,35, yang diperoleh dari total hutang Rp.
11.295.184 dengan total aktiva sebesar Rp. 31.619.514 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,35 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2017 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,66, yang diperoleh dari total hutang Rp.
84.476.044 dengan total aktiva sebesar Rp. 126.122.841 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
56
menghasilkan 0,66 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,15, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 28.862.718.117 dengan total aktiva sebesar Rp. 183.501.650.442
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,15 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,21, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 9.028.078 dengan total aktiva sebesar Rp. 42.508.277 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,21 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2017 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,46, yang diperoleh dari total hutang Rp.
41.182.764 dengan total aktiva sebesar Rp. 87.939.488 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,46 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
57
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,72, yang diperoleh dari total
hutang Rp. 13.733.025 dengan total aktiva sebesar Rp. 18.906.413
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,72 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,39, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 2.722.520 dengan total aktiva sebesar Rp. 6.814.147 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,39 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2017 leverage
perusahaan adalah sebesar 0,44, yang diperoleh dari total hutang Rp.
3.432.390.525 dengan total aktiva sebesar Rp. 7.723.578.677 kemudiaan
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,44 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,37, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 18.524.450.664 dengan total aktiva sebesar Rp. 48.963.502.966
kemudiaan hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
58
dapat menghasilkan 0,37 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2017
leverage perusahaan adalah sebesar 0,61, yang diperoleh dari total hutang
Rp. 4.320.041 dengan total aktiva sebesar Rp. 7.067.976 kemudiaan hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,61 leverage. Hal ini berarti peningkatan leverage
diakibatkan oleh besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan
total hutang perusahaan.
D. HASIL LEVERAGE PERUSAHAAN DARI TAHUN 2015-2017
Pada perusahaan ICBP pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
penurunan. Hal ini berarti penurunan leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih kecil. Penurunan leverage setiap
tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan NIKL pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
penurunan. Hal ini berarti penurunan leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih kecil. Penurunan leverage setiap
59
tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan BTON pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
penurunan. Hal ini berarti penurunan leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih bkecil. Penurunan leverage setiap
tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan HMSP pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
peningkatan. Hal ini berarti peningkata leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih besar. Peningkatan setiap leverage
setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan INDF pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
penurunan. Hal ini berarti penurunan leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih kecil. Penurunan setiap leverage
setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan UNVR pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
60
peningkatan. Hal ini berarti peningkatan leverage diakibatkan oleh
besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang
perusahaan menunjukkan resiko perusahaan lebih besar. Peningkatan
setiap leverage setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan
perusahaan mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva.
Pada perusahaan ADRO pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
peningkatan. Hal ini berarti peningkatan leverage diakibatkan oleh
besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang
perusahaan menunjukkan resiko perusahaan lebih besar. Peningkatan
setiap leverage setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan
perusahaan mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva.
Pada perusahaan MLIA pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
penurunan. Hal ini berarti penurunan leverage diakibatkan oleh besarnya
total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang perusahaan
menunjukkan resiko perusahaan lebih kecil. Penurunan setiap leverage
setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan perusahaan
mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva.
Pada perusahaan SMGR pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
peningkatan. Hal ini berarti peningkatan leverage diakibatkan oleh
besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang
61
perusahaan menunjukkan resiko perusahaan lebih besar. Peningkatan
setiap leverage setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan
perusahaan mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva.
Pada perusahaan WTON pada tahun 2015-2017 di hitung dengan
menggunakan rumus leverage maka perusahaan tersebut mengalami
peningkatan. Hal ini berarti peningkatan leverage diakibatkan oleh
besarnya total aktiva perusahaan dibandingkan dengan total hutang
perusahaan menunjukkan resiko perusahaan lebih besar. Peningkatan
setiap leverage setiap tahunnya hal ini juga mennunjukkan kemampuan
perusahaan mengimbangi hutan yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva.
E. Rentabilitas
Menurut kasmir (2014) rentabilitas adalah merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberi ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.
Rentabilitas ekonomi 100%
62
Tabel 2.7Rentabilitas Tahun 2015
No Kode saham
Laporan keuangan
Laba bersihJumlah modal
sendiri
Rentabilitas
ekonomi (%)
1. ICBP 3.992.132 26.560.624 0,15
2. NIKL 4.725.835 37.489.363 0,12
3. BTON 6.279.539.648 149.104.596.755 0,04
4. HMSP 13.932.644 32.016.060 0,43
5. INDF 7.362.895 43.121.593 0,17
6. UNVR 7.939.401 4.827.360 1,64
7. ADRO 260.444 3.599.264 0,07
8. MLIA 190.208.664 1.115.119.044 0,17
9. SMGR 9.673.445.500 7.405.501.041 1,30
10. WTON 238.433 2.263.425 0,10
Data: BEI di olah 2018
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,15 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
3.992.132 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 26.560.624 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,15 rentabilita.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,12 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
4.725.835 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 37.489.363 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,12 rentabilita.
63
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,04 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
6.279.539.648 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 149.104.596.755
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,04 rentabilita.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,43 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
13.932.644 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 32.016.060
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan0,43 rentabilita.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,17 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
7.362.895 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 43.121.593 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,17 rentabilita.
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 1,64 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
7.939.401 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 4.827.360 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 1,64 rentabilita.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,07 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
260.444 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 3.599.264 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,07 rentabilita.
64
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,17 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
190.208.664 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 1.115.119.044
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,17 rentabilita.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 1,30 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
9.673.445.500 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 7.405.501.041
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 1,30 rentabilita.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2015
rentabilitas adalah sebesar 0,10 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
238.433 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 2.263.425 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,10 rentabilita.
Tabel 2.8Rentabilitas Tahun 2016
No Kode saham
Laporan keuangan
Laba bersihJumlah modal
sendiri
Rentabilitas
ekonomi (%)
1. ICBP 4.862.168 28.901.948 0,16
2. NIKL 2.438.754 40.007.396 0,06
3. BTON 9.981.713.272 143.533.430.069 0,06
4. HMSP 17.011.447 34.175.014 0,49
5. INDF 8.285.007 43.941.423 0,18
65
6. UNVR 8.707.661 4.704.258 1,85
7. ADRO 38,569 3.548.877 0,01
8. MLIA 1.613.099.694 8.881.576 181,6
9. SMGR 5.084.621.543 30.754.391.457 0,16
10. WTON 408.258 2.490.475 0,16
Data: BEI di olah 2018
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,16 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
4.862.168 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 28.901.948 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan0,16 rentabilita.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,06 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
2.438.754 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 40.007.396 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,06 rentabilita.
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,10 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
9.981.713.272 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 143.533.430.069
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,06 rentabilita.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,49 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
17.011.447 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp34.175.014 kemudian
66
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,49 rentabilita.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,18 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
8.285.007 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 43.941.423 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,18 rentabilita.
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 1,85 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
8.707.661 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 4.704.258 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 1,85 rentabilita.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,01 yang diperoleh dari laba bersih Rp. 38,569
dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 3.548.877 kemudian hasil dari
perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat menghasilkan
0,01 rentabilita.
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 181,6 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
1.613.099.694 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 8.881.576
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 181,6 rentabilita.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,16 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
5.084.621.543 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 30.754.391.457
67
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,16 rentabilita.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2016
rentabilitas adalah sebesar 0,16 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
408.258 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 2.490.475 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,16 rentabilita.
Tabel 2.9Rentabilitas Tahun 2017
No Kode Saham
Laporan Keuangan
Laba BersihJumlah Modal
Sendiri
Rentabilitas
Ekonomi (%)
1. ICBP 5.221.746 31.619.514 0,16
2. NIKL 1.441.114 41.646.797 0,03
3. BTON 12.992.651.075 154.638.932.325 0,08
4. HMSP 16.894.806 34.112.985 0,49
5. INDF 8.747.502 46.756.724 0,18
6. UNVR 9.495.764 5.173.388 1,83
7. ADRO 373.752 1.693.792 0,22
8. MLIA 50.783.937 1.754.295.083 0,02
9. SMGR 2.746.546.363 30.439.052.302 0,90
10. WTON 530.359 2.747.935 0,19
Data: BEI di olah 2018
Pada perusahaan ICBP diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,16 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
68
5.221.746 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 31.619.514 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,16 rentabilita.
Pada perusahaan NIKL diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,03 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
1.441.114 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 41.646.797 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,03 rentabilita.
Pada perusahaan BTON diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,08 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
12.992.651.075 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 154.638.932.325
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,08 rentabilita.
Pada perusahaan HMSP diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,49 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
16.894.806 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 34.112.985
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,49 rentabilita.
Pada perusahaan INDF diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,18 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
8.747.502 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 246.756.724
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,18 rentabilita.
Pada perusahaan UNVR diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 1,83 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
69
9.495.764 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 5.173.388 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 1,83 rentabilita.
Pada perusahaan ADRO diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,22 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
373.752 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 1.693.792 kemudian
hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,22 rentabilita.
Pada perusahaan MLIA diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,02 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
50.783.937 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 1.754.295.083
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,02 rentabilita.
Pada perusahaan SMGR diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,90 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
2.746.546.363 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 30.439.052.302
kemudian hasil dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva
dapat menghasilkan 0,90 rentabilita.
Pada perusahaan WTON diketahui bahwa pada tahun 2017
rentabilitas adalah sebesar 0,19 yang diperoleh dari laba bersih Rp.
530.359 dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp2.747.935 kemudian hasil
dari perbandingan di persentasekan setiap 1 total aktiva dapat
menghasilkan 0,19 rentabilita.
70
F. HASIL RENTABILITAS PERUSAHAAN DARI TAHUN 2015-2017
Pada perusahaan ICBP hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan terus memperkecil
jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan semakin kecil
dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife yaitu dapat
meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi,sedangkan
dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko kerugian yang lebih
besar.
Pada perusahaan NIKL hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
penurunan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami penurunan disebabkan oleh rendahnya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang kurang baik, karena perusahaan terus
memperbesar jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan
semakin besar dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife
yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
71
Pada perusahaan BTON hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan terus memperkecil
jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan semakin kecil
dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife yaitu dapat
meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi,sedangkan
dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko kerugian yang lebih
besar.
Pada perusahaan HMSP hasil perhitungan rentabilitas modal
sendiri dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri
mengalami peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas
perusahaan mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan
laba setelah pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage
keuangan , yang berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan
terus memperkecil jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu
perusahaan semakin kecil dapat berdampak positif dan negatife. Dampak
negatife yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
72
Pada perusahaan INDF hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan terus memperkecil
jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan semakin kecil
dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife yaitu dapat
meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi,sedangkan
dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko kerugian yang lebih
besar.
Pada perusahaan UNVR hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan terus memperkecil
jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan semakin kecil
dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife yaitu dapat
meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi,sedangkan
dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko kerugian yang lebih
besar.
73
Pada perusahaan ADRO hasil perhitungan rentabilitas modal
sendiri dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri
mengalami peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas
perusahaan mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan
laba setelah pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage
keuangan , yang berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan
terus memperkecil jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu
perusahaan semakin kecil dapat berdampak positif dan negatife. Dampak
negatife yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
Pada perusahaan MLIA hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri mengalami
penurunan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas perusahaan
mengalami penurunan disebabkan oleh rendahnya kenaikan laba setelah
pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage keuangan , yang
berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam kondisi yang kurang baik, karena perusahaan terus
memperbesar jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu perusahaan
semakin besar dapat berdampak positif dan negatife. Dampak negatife
yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
74
Pada perusahaan SMGR hasil perhitungan rentabilitas modal
sendiri dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri
mengalami peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas
perusahaan mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan
laba setelah pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage
keuangan , yang berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan
terus memperkecil jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu
perusahaan semakin kecil dapat berdampak positif dan negatife. Dampak
negatife yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
Pada perusahaan WTON hasil perhitungan rentabilitas modal
sendiri dari tahun 2015-2017 nampak bahwa retabilitas modal sendiri
mengalami peningkatan,satu faktor yang menyebabkan rentabilitas
perusahaan mengalami peningkatan disebabkan oleh tingginya kenaikan
laba setelah pajak yang lebih sedikit dari pada kenaikan leverage
keuangan , yang berarti kemampuan ekonomi perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam kondisi yang baik, karena perusahaan
terus memperkecil jumlah hutangnya. Apabila hutang dalam suatu
perusahaan semakin kecil dapat berdampak positif dan negatife. Dampak
negatife yaitu dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi,sedangkan dampak negatife yaitu dapat meningkatkan risiko
kerugian yang lebih besar.
75
BAB VI
PENUTUP
A. SimpualanDari uraian pembahasan mengenai rasio leverage dan rasio
rentabilitas untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan manufaktur di
bursa efek indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rasio leverage cocok digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dari hutang. Dan digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang.Semakin tinggi rasio leverage
maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang di hadapi, tetapi ada
kesempatan mendapatkan laba yang besar dan apabila perusaaan
memiliki rasio leverage yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian
yang lebih kecil tetapi mengakibtkan rendahnya tingkat hasil
pengembalin return pada saat perekonomian tinggi.
2. Rasio rentabilitas dapat cocok digunakan untuk setiap perusahaan
karna rasio ini mengetahui kemampuan perusaan dalam menghasilkan
laba semakin tinggi rasio rentabilitas maka semakin baik pula hasilnya.
B. SaranAdapun saran-saran yang penulis dapat rekomendasikan kepada
pihak perusahaan sehubung dengan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Komisaris
Komisaris harus memberikan nasehat kepada direksi sebagai pengurus
perusahaan dan meneliti, menelaah dengan baik laporan tahunan yang
76
dipersiapkan oleh direksi agar pegelolaan perusahaan kas pada
perusahaan bisa dipertahankan atau ditingkatkan lagi guna mengurangi
leverage dan meningkatkan rentabilitas.
2. Bagi Direksi
Direksi diharapkan dapat meningkatkan lagi kinerja dan menjaga
leverage dan rentabilitas dapat meningkat dan terjaga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan
variabel dependen yang lebih luas, tidak hanya dari segi rasio saja tetapi
secara keseluruhan mengenai rasio.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aniqe,Kusumawati. pengaruh leverage keuangan dan earning per shareterhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan farmasi, jurnal ilmu &riset manajemen vol. 2 no. 9 (2013) Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiIndonesia (STIESIA) Surabaya.
David, Fred R 2009. Manajemen Strategis. Edisi 12, Buku 1; Jakarta: SalembahEmpat,
Dergibson 2010. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta: Penerbit PTGramedia Pustaka, Bandung,
Echols John M dan Shadily Hassan 2003. Kamus bahasa Inggris Indonesia.Cetakan XXV; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Fahmi, Irham 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke 2, Bandung:Alfabeta.
Harahaf dan syafri,S. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jilid II.Rajawali Pers: Jakarta
Hasan, IqbaI 2010. Pokok – Pokok Materi Stastistik 1. Edisi Kedua, CetakanKelima; Jakarta: Bumi Aksara,
Houston Joel F dan Brigham Eugene F 2015. Dasar – Dasar ManajemenKeuangan Essentials Of Financial Management Buku 1, Edisi 11;Jakarta: Salemba Empat,
Kasmir. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana: Jakarta
Kesuma ali, analisis faktor yang mempengaruhi struktur modal sertapengaruhnya terhadap harga saham perusahaan real estate yang go publicdi bursa efek indonesia, jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.11, no.1, maret 2009, universitas darwan ali sampit kalimantan tengah.
Fachrudin,K.A, analisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, danagency cost terhadap kinerja perusahaan, jurnal akuntansi dan keuangan,vol. 13, no. 1, mei 2011: 37-46, fakultas ekonomi universitas sumaterautara.
Komaruddin 2001. Manajemen Permodalan Perusahaan Modern. Jakarta:Bumi Aksara.
Marcus, Myers dan Brealey 2008. Dasar- Dasar Manajemen KeuanganPerusahaan. Edisi Kelima, Jilis 2: Jakarta: Erlangga,
Martono dan Agus Harjito 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama;Yogyakarta: BPFE,
78
Nur, Dumairi Nur 2008. Ekonomi Syariah Versi Salaf. Cetakan 2; Pasuruan:Pustaka Sido Giri,
Prasetyorini, .B.F. pengaruh ukuran perusahaan, leverage, price earning ratiodan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Argon Jurna. Vol 1