ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI SYARIAH (Studi Kasus pada KSPPS Arrahmah Cinere) Oleh: Miftahul Ridwan Zulfany NIM: 1112046100176 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN KOPERASI SYARIAH
(Studi Kasus pada KSPPS Arrahmah Cinere)
Oleh: Miftahul Ridwan Zulfany
NIM: 1112046100176
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016
ii
RATIO ANALYSIS FOR ASSESSING THE FINANCIAL PERFORMANCE
OF ISLAMIC COOPERATION (CASE STUDY ON KSPPS
ARRAHMAH CINERE)
By:
Miftahul Ridwan Zulfany
ABSTRACT
Financial ratio analysis is the basis for assessing the performance of the
cooperative in managing its financial resources in a given period. Analysis of
financial performance KSPPS Arrahmah done with regards to the decline in the
financial performance of the last few years, whereas KSPPS Arrahmah had won the
award as the best cooperative of its performance as the city of Depok. The method
used is quantitative method with a descriptive format. The results of these calculation
of ratio are then compared with the standard of regulation of Cooperatives and SMEs
RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006 on Guidelines for Assessment of Cooperative
Achievement. The purpose of this study is to determine the financial performance of
the KSPPS Arrahmah Cinere years 2012-2015 in terms of the level of profitability,
liquidity and solvency. The results showed that the financial performance KSPPS
Arrahmah Cinere years 2012-2015 seen from the aspect of profitability, liquidity and
solvency are generally still below the standard regulation of Cooperatives and SMEs
RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006. Although in terms of profitability is generally
performed quite well, which is between the standard value. KSPPS Arrahmah Cinere
should make corrections to assets in order to make greater contributions in generating
SHU, and is expected to increase the capital by attracting more customers
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
KOPERASI SYARIAH (STUDI KASUS PADA KSPPS
ARRAHMAH CINERE)
Oleh:
Miftahul Ridwan Zulfany
ABSTRAK
Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai kinerja koperasi dalam mengelola sumber dananya pada periode tertentu. Analisis kinerja keuangan KSPPS Arrahmah dilakukan berkaitan dengan terjadinya penurunan kinerja keuangan
beberapa tahun terakhir, padahal KSPPS Arrahmah sempat meraih penghargaan sebagai koperasi terbaik dari kinerjanya se-Kota Depok. Metode yang digunakan
adalah metode kuantitatif dengan format deskriptif. Hasil dari perhitungan rasio kemudian dibandingkan dengan standar Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja keuangan pada KSPPS Arrahmah Cinere tahun 2012-2015 ditinjau dari tingkat Rentabilitas, Likuiditas dan
Solvabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah Cinere tahun 2012-2015 yang dilihat dari aspek rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas secara umum masih dibawah standar Peraturan Menteri Koperasi dan
UKM RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006. Walaupun dari sisi rentabilitas umumnya menunjukkan kinerja cukup baik yang berada diantara nilai standar. KSPPS
Arrahmah Cinere sebaiknya melakukan pembenahan terhadap aktiva agar dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam menghasilkan SHU, dan diharapkan untuk meningkatkan modal dengan cara menarik lebih banyak lagi nasabah koperasi.
Kata Kunci: Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, KSPPS Arrahmah.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunianya
yang telah diberikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW atas cinta yang begitu besar terhadap ummatnya. Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai
kesulitan dan kekurangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta para pembantu dekan.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku ketua Program Studi Muamalat
dan Bapak H. Abdurrouf, Lc., M.A, selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staf lainnya yang telah
meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
3. Bapak Dr. JM Muslimim, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukannya, serta sabar dalam
v
memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat dan motivasi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan tepat waktu.
4. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum atas ilmu, pendidikan dan
dukungan moril yang telah diberikan selama ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Aan Afrianti beserta staf Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah (KSPPS) Arrahmah Cinere yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.
6. Kepada pimpinan perpustakaan beserta staff yang telah memberikan
fasikitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
7. Kepada kedua orangtua saya yang tercinta Baba dan Emak, H. Abdul
Mukti dan Hj. Darsiah, semua saudara-saudariku A Iyus, A Syukur, A
Yakub, Po Pia dan Kak husni, Po Anah, Pauh, Eni, Lydia dan semua
keponakan-keponakanku yang gemesin, terima kasih atas cinta, doa
dan dukungannya. Semoga penulis dapat membanggakan kalian
semua.
8. Kepada belahan jiwa dan pujaan hatiku yang selama ini selalu
menemani, mendampingi, memotivasi dan men-support penulis dalam
segala hal, Vira Rahmayanti, terimakasih atas semua dukungan yang
kamu berikan kepada aa.
vi
9. Teman-teman dan keluarga PS 2012 baik PS A, PS B, PS C dan PS D,
terkhusus kepada Suhidra Hidayat (Jambi) yang selalu menemani
penulis selama diperkuliahan dan sering nebeng pulang bareng (walau
Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Analisis ROA Tahun 2012-2015 ....................66
Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Analisis ROE Tahun 2012-2015 ....................68
Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Analisis NPM Tahun 2012-2015 ...................69
Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Analisis CR Tahun 2012-2015 .......................70
Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Analisis DtAR Tahun 2012-2015 ...................72
Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Analisis DtER Tahun 2012-2015 ...................73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup pembangunan nasional yang ditinjau dari aspek kehidupan
baik berbangsa maupun bernegara yang dalam hal ini dijalankan oleh masyarakat
dan pemerintah memiliki tujuan pembangunan yang sama. Tujuan pembangunan
tersebut harus diperjuangkan mengingat selama ini pembangunan diidentikkan
dengan industrialisasi sehingga sering kali kurang memperhatikan aspek
pemerataan (Gilarso, 1992). Guna mewujudkan masyarakat yang adil, makmur
dan sejahtera beberapa hal yang harus dilakukan yakni menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan bagi masyarakat, mendorong laju
pertumbuhan ekonomi dan mencapai stabilitas nasional.1
Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat
yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah berkoperasi.
Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia.
Menurut Rahardjo (2002), Bung Hatta sendiri mulai tertarik kepada sistem
koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara
Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Baginya, koperasi
bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat
1 I Gusti Agung A.S Putra dan I A. Nyoman Saskara, Efektivitas dan Dampak Program
Bantuan KUR Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja UMKM di Kota Denpasar . (E-Jurnal
EP Unud, 2 (10): 457-468, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, 2012), h. 458.
2
tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan
masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena
itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan
prinsip efisiensi.2
Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam
Bab 1 Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.3 Tujuan pendirian koperasi adalah untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
Selain koperasi, lembaga keuangan yang berbasis syariah di Indonesia bisa
dikatakan berkembang cukup pesat. Kini lembaga keuangan berbasis syariah telah
menjadi fenomena kontemporer yang telah memberikan warna dalam
perekonomian Indonesia. Perkembangan sistem keuangan syariah ini ditandai
dengan didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya
instrumen keuangan berbasis syariah.4 Salah satu diantara lembaga keuangan
berbasis syariah yang tengah berkembang adalah koperasi syariah.
Yang dimaksud dengan Koperasi Syariah menurut Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
2 Rahardjo, Dawam M. (2002b), Apa Kabar Koperasi Indonesia , Kompas, Jumat, 9
Agustus dalam Tulus Tambunan, Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan: Masih
Relevankah Koperasi di dalam Era Modernisasi Ekonomi? (Jurnal Pusat Studi Industri dan UKM
Universitas Trisakti, 2008), h. 61. 3 Hendrodjogi, Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 342. 4 Andi Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 27.
3
35.3/Per/M.KUKM/X/2007, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Sedangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah,
selanjutnya disebut KJKS adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola syariah.5
Koperasi Syariah mulai banyak diperbincangkan orang ketika menyikapi
semaraknya pertumbuhan Baitul Maal wa at-Tamwil di Indonesia. Baitul Maal wa
at-Tamwil atau yang dikenal dengan istilah BMT yang dimotori pertama kalinya
oleh BMT Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna
bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro.6 Dalam
waktu yang singkat koperasi syariah telah membantu lebih dari 920 ribu usaha
mikro di tanah air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di Indonesia. Jenis
koperasi sangat beragam mulai dari Koperasi Pesantren (Kopontren), Koperasi
Masjid, Koperasi Perkantoran hingga Koperasi Pasar (Kopas).7
Namun demikian, dari banyaknya kehadiran koperasi-koperasi baru baik
koperasi syariah maupun koperasi konvensional, justru diiringi penambahan yang
lebih besar jumlah koperasi yang tidak aktif, termasuk diantaranya mati atau tidak
berjalan lagi. Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM,
Choirul Djamhari mengungkapkan, dari total 209.488 usaha berbadan hukum
koperasi yang ada di Indonesia, sebanyak 62.239 koperasi tercatat tak lagi aktif,
5 Kemenenterian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia ,
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Jakarta:
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2007), h. 3. 6 Nur S Buchori, Koperasi Syariah (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet. 1 h. 10. 7 http://ekonomisyariah.blogspot.com artikel diakses pada Senin 18 Juli 2016.
4
baik disebabkan karena pengurus atau anggotanya, maupun karena kegiatan
bisnisnya yang tak lagi berjalan.8
Khususnya di Kota Depok, Dinas Koperasi UMKM dan Pasar (DKUP)
Kota Depok merekomendasikan kepada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah untuk membubarkan 102 koperasi pada tahun ini (2016).
Rekomendasi didasari alasan, koperasi tersebut sudah tidak aktif di dalam
menjalankan kegiatan. Jumlah koperasi yang ada saat ini sebanyak 639 koperasi.
Dari jumlah tersebut, 408 koperasi masih aktif dan 231 koperasi lainnya tidak
aktif. Adapun dari 408 koperasi yang aktif, hanya 83 koperasi yang menjalankan
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Selama ini koperasi di Depok jarang ada yang
setiap tahunnya melakukan RAT. Selain itu, banyak koperasi yang
pengetahuannya masih minim. Sehingga mereka tidak mau membuat RAT dan
laporan tahunannya.9
Pengembangan koperasi di Indonesia selama ini barulah sebatas konsep
yang indah, namun sangat sulit untuk diimplementasikan. Semakin banyak
koperasi yang tumbuh semakin banyak pula yang tidak aktif. Bahkan ada koperasi
yang memiliki badan hukum, namun kehadirannya tidak membawa manfaat sama
sekali. Koperasi tidak mungkin tumbuh dan berkembang dengan berpegang pada
tata kelola yang tradisonal dan tidak berorientasi pada pemuasan keperluan dan
keinginan konsumen. Koperasi perlu diarahkan pada prinsip pengelolaan secara
8 Muhammad Idris, Ada 209.488 Koperasi di RI, 62.239 Tidak Aktif, artikel diakses pada
Kamis 21 Juli 2016 dari http://finance.detik.com/read/2016/03/04/102528/3157277/5/ada-209488-
koperasi-di-ri62239-t idak-akt if. 9 Vidyanita, DKUP Bubarkan Sejumlah Koperasi Tidak Aktif di Kota Depok, artikel
diakses pada Jumat 2 September 2016 dari http://www.depok.go.id/13/06/2016/10-ekonomi-kota-
Tanda Terdaftar Perusahaan 10.27.2.65.00394, dan Keputusan rapat anggota
terakhir susunan dewan pengurus Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) Arrahmah Cinere adalah sebagai berikut:
60
Strukutur Organisasi KSPPS Arrahmah Cinere
Messenger
Fikri
Office Boy
Fikri
Satpam
Abd. Ghofur
Teller
Zainal
CS
Yulia Harta
AO
Robi
Ardiansyah
Paitulloh
Abd Rahman
Kolektor
Edy C
Sukheri
Hary H
Appraisal
Idam Khalid
PPM
Risang M.HP
Idam Kholid
SOO
Nita A. Sari
Admin Legal
Tiska
Ka. Bagian ADM
Pembiayaan/UMUM
Aan Afrianti
Ka. Bagian
Operasional/SDI
Wardatulaila
Manager Operasional
Pengurus
Ka. Bagian
Marketing
Idam Khalid
Manager Marketing
Risang M. Hendria Pranata
Audit Internal
Julaeha
Pengurus
Ratih Puspita
Ika Yuliana
Julaeha
Pengawas
Andriansyah
Ela Nurlaelah
RAT
61
C. Visi dan Misi
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Arrahmah sebagai Lembaga
Keuangan Mikro Syariah yang berada dilingkungan masyarakat menengah
kebawah mempunyai visi yaitu “Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang
amanah, profesional, sehat dan kuat, baik dari kualitas dan kuantitas, untuk
menggapai kehidupan penuh dengan salam (keselamatan, kedamaian dan
kesejahteraan) dengan ridha Allah SWT.”
Selain itu berperan serta meningkatkan perekonomian masyarakat
menengah kebawah dengan menjalankan misi yaitu “Memberdayakan pengusaha
kecil dan lemah dengan konsep tawazun (keseimbangan) antara ruhiyah dan
rupiah dengan melalui pola pembinaan dan pembiayaan serta langkah nyata
sebagai upaya membebaskan masyarakat dari belenggu rentenir dan jerat
kemiskinan.”
D. Produk dan Layanan
Simpanan Arrahmah
Simpanan KSPPS Arrahmah adalah simpanan berdasarkan prinsip
Mudharabah Mutlaqah. Simpanan akan dikelola oleh KSPPS Arrahmah secara
profesional dan memenuhi aspek syariah. Adapun manfaat yang didapatkan dari
simpanan Arrahmah yaitu:
a) Bagi hasil yang kompetitif, diberikan berdasarkan saldo rata-rata setiap bulan
dan otomatis ke rekening simpanan nasabah.
b) Tidak dikenakan biaya administrasi
c) Turut membantu usaha kecil dan menengah
62
d) Membantu perencanaan program keuangan nasabah yang Insya Allah berkah
dan manfaat bagi sesama.
Fasilitas Simpanan:
a) Penyetoran atau penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan sistem
antar jemput atau datang ke kantor KSPPS Arrahmah dengan memperlihatkan
buku tabungan.
b) Nasabah dapat melakukan zakat, infaq dan shodaqoh dengan pembebanan
rekening otomatis yang sesuai dengan pemintaan nasabah.
Adapun jenis-jenis produk simpanan KSPPS Arrahmah adalah sebagai
berikut:
a) SAMARA (Simpanan Amanah Arrahmah Sejahtera), simpanan dari anggota
yang bisa diambil setiap saat.
Persyaratan:
1. Mengisi formulir pembukaan
2. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor)
3. Setoran awal minimal Rp. 15.000,-
b) SIDIK (Simpanan Pendidikan), terdiri dari:
a. Tabungan Rencana Biaya Sekolah (TARBIYAH) yang pengunaanya untuk
biaya pendidikan sekolah, pengambilannya menjelang semesteran atau
kenaikan kelas atau masuk sekolah.
63
Persyaratan:
1. Mengisi formulir pembukaan
2. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor)
3. Setoran awal minimal Rp. 20.000,-
b. Tabungan Siswa Beribadah (TASBIH), simpanan siswa/i sekolah yang
pengelolaannya oleh guru kelas bekerjasama dengan KSPPS Arrahmah.
c) Simpanan Wisata Keluarga (SIAGA), jenis simpanan yang dipersiapkan
untuk kepentingan wisata, wisata ziarah, studi wisata, berlaku untuk
perorangan maupun kelompok.
Persyaratan:
1. Mengisi formulir pembukaan
2. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor)
3. Setoran awal minimal Rp. 20.000,-
d) Simpanan Amanah Berjangka (SIMKA), simpanan anggota dengan jangka
waktu pengambilan yang disepakati bersama, sama seperti deposito atau bisa
berbentuk titipan Giro/Wadi’ah. Simpanan berjangka dalam waktu 1 bulan
dengan bagi hasil 10% p.a, 3 bulan dengan bagi hasil 13% p.a, enam bulan
dengan bagi hasil 14% p.a, dan 12 bulan dengan bagi hasil 15% p.a.
64
Persyaratan:
1. Mengisi formulir pembukaan
2. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor)
3. Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,-
e) Simpanan Hari Raya (SAHARA), simpanan yang diniatkan untuk memenuhi
kebutuhan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha (Qurban). Jangka
waktu pengambilannya dua minggu sebelum hari raya.
Persyaratan:
1. Mengisi formulir pembukaan
2. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor)
3. Setoran awal minimal Rp. 20.000,-
f) Simpanan Qurban dan Aqiqah (SIQUBAH), simpanan yang diniatkan untuk
membantu memenuhi ibadah qurban di Hari Raya Idul Adha atau untuk
keperluan menunaikan ibadah aqiqah. Pembelian dan penyaluran hewan
qurban bisa dipercayakan kepada KSPPS Arrahmah.
Pembiayaan Syariah Arrahmah (PSA)
Adapun jenis-jenis Pembiayaan Syariah Arrahmah (PSA) diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) PSA Modal Kerja
Produk pembiayaan KSPPS Arrahmah yang ditujukan untuk membantu
memenuhi kebutuhan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, khusus
65
bagi calon anggota/mitra yang memiliki usaha produktif dan telah berjalan
sedikitnya selama satu tahun. Skema yang digunakan adalah jual beli atau sewa.
PSA modal kerja meliputi; Persediaan barang dagangan, pembelian
mesin/peralatan usaha, renovasi rumah kontrakan, pembelian lisensi (Franchise)
dan kebutuhan usaha lainnya.
2) PSA Elektronik, Alat Rumah Tangga dan Furniture
Produk pembiayaan KSPPS Arrahmah yang ditujukan untuk melayani
pembiayaan barang-barang elektronik (TV, laptop, kulkas, mesin cuci, dll) serta
peralatan rumah tangga seperti furniture lemari, tempat tidur, dll. Dengan prinsip
syariah dan akad Murabahah (jual beli).
3) PSA Sepeda Motor
Produk pembiayaan KSPPS Arrahmah yang ditujukan untuk melayani
pembelian sepeda motor baik bekas maupun sepeda motor baru dengan angsuran
ringan. PSA Sepda motor menggunakan prinsip syariah dan akad Murabahah
(jual beli).
66
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Rasio Keuangan KSPPS Arrahmah Berdasarkan
PERMENKOP dan UKM RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada KSPPS Arrahmah,
berikut ini adalah hasil dan analisis penelitian tentang kinerja keuangan koperasi
berdasarkan rasio keuangan dan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia
No.06/Per/M.KUKM/V/2006.
1. Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bertujuan mengukur kemampuan koperasi dalam
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU). Rentabilitas koperasi dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga rasio yaitu Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM).
1) Return on Asset (ROA)
Tabel IV.1
Hasil Perhitungan Analisis Return on Asset (ROA) Tahun 2012-2015
Tahun Sisa Hasil Usaha
(SHU)
Total
Aset ROA
2012 Rp 73,284,696 Rp 7,840,690,122 0.93%
2013 Rp 151,772,460 Rp 8,762,386,653 1.73%
2014 Rp 148,337,690 Rp 11,618,828,516 1.28%
2015 Rp 99,707,716 Rp 11,675,555,307 0.85%
67
Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan antara Sisa Hasil Usaha
(SHU) dengan total aset yang dimiliki koperasi. Rasio ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh laba (SHU) dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset. Adapun standar nilai ROA yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu <1% s/d >10%.
Berdasarkan tabel IV.1 pada tahun 2012 nilai ROA yang dihasilkan sebesar
0.93%. Artinya, setiap Rp.1,00 total aset koperasi dapat menghasilkan keuntungan
sebesar Rp.0,0093. Kemudian di tahun 2013 nilai ROA meningkat sebesar 0.8%
dari tahun sebelumnya menjadi 1.73%. Artinya, setiap Rp1,00 total aset koperasi
dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,0173. Kenaikan nilai ini dikarenakan
bertambahnya perolehan SHU dan total aset di tahun 2013. Kemudian pada tahun
2014-2015 terjadi penurunan nilai menjadi 1.28% dan 0.85%. Penurunan nilai ini
terjadi dikarenakan berkurangnya perolehan SHU, namun total aset mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Dari hasil analisis ROA diatas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2012-
2015 kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar yang
telah ditetapkan. Salah satu faktornya adalah total aset yang dimiliki belum
dimanfaatkan secara maksimal, sehingga KSPPS Arrahmah belum dapat
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU) yang optimal atau dengan kata
lain, koperasi ini dalam menghasilkan ROA belum rentabel.
68
2) Return on on Equity (ROE)
Tabel IV.2
Hasil Perhitungan Analisis Return on on Equity (ROE) Tahun 2012-2015
Tahun Sisa Hasil Usaha
(SHU) Modal Sendiri ROE
2012 Rp 73,284,696 Rp 755,634,891 9.70%
2013 Rp 151,772,460 Rp 855,918,602 17.73%
2014 Rp 148,337,690 Rp 937,517,869 15.82%
2015 Rp 99,707,716 Rp 931,456,551 10.70%
Return on on Equity (ROE) adalah perbandingan antara Sisa Hasil Usaha
dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal dalam
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis ROE di atas terlihat bahwa nilai ROE yang dimiliki oleh
KSPPS Arrahmah selama periode 2012-2015 berfluktuasi. Adapun Standar nilai
ROE yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu <3% s/d
>21%.
Berdasarkan tabel IV.2 pada tahun 2012 nilai ROE yang dimiliki KSPPS
Arrahmah sebesar 9.70%, kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 17.73%.
Artinya, setiap Rp.1,00 modal sendiri koperasi dapat menghasilkan keuntungan
sebesar Rp.0,097 di tahun 2012 dan Rp.0,0177 di tahun 2013. Kenaikan nilai ini
dikarenakan terdapat peningkatan pada perolehan SHU dan komposisi modal
yang dimiliki koperasi di tahun 2012 dan 2013. Namun, pada tahun 2014 dan
2015 mengalami penurunan nilai ROE menjadi 15.82% dan 10.70%. Penurunan
69
nilai ini dikarenakan terdapat penurunan perolehan SHU dan perubahan
komposisi modal yang dimiliki koperasi di tahun 2014 dan 2015.
Dari hasil analisis ROE di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu
2012-2015 kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar
yang telah ditetapkan. Namun, dalam hal menghasilkan laba atau SHU dari modal
yang dimiliki, koperasi ini cukup baik atau dengan kata lain, koperasi ini dalam
menghasilkan ROE cukup rentabel.
3) Net Profit Margin (NPM)
Tabel IV.3
Hasil Perhitungan Analisis Net Profit Margin (NPM) Tahun 2012-2015
Tahun Sisa Hasil Usaha (SHU) Pendapatan NPM
2012 Rp 73,284,696 Rp 1,541,223,665 4.75%
2013 Rp 151,772,460 Rp 1,788,698,988 8.49%
2014 Rp 148,337,690 Rp 1,910,116,084 7.77%
2015 Rp 99,707,716 Rp 2,268,246,816 4.40%
Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara Sisa Hasil Usaha
(SHU) dengan total pendapatan yang dimiliki koperasi. Rasio ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan koperasi dalam mendapatkan laba (SHU) setelah dikurangi
bunga dan pajak atas penjualan neto. Berdasarkan hasil perhitungan analisis NPM
di atas terlihat bahwa nilai NPM yang dimiliki oleh KSPPS Arrahmah selama
periode 2012-2015 berfluktuasi. Adapun standar nilai NPM yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu <1% s/d >15%.
Berdasarkan tabel IV.3 pada tahun 2012 nilai NPM yang dihasilkan sebesar
4.75%. Artinya, setiap Rp.1,00 rupiah penjualan menghasilkan laba bersih (SHU)
70
sebesar Rp.0,0475. Kemudian di tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi
8.49%. Artinya, setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih (SHU)
sebesar Rp.0,0849. Kenaikan nilai ini dikarenakan meningkatnya perolehan SHU
koperasi dari tahun 2012-2014. Kemudian pada tahun 2014 nilai NPM menurun
menjadi 7.77%, dan pada tahun 2015 terjadi penurunan kembali yang cukup jauh
yaitu 4.40%. Penurunan nilai ini dikarenakan berkurangnya SHU koperasi dari
tahun 2013-2015, sementara itu pendapatan kotor yang dimiliki koperasi terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dari hasil analisis NPM di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2012-
2015 kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar yang
telah ditetapkan. Namun, dalam mendapatkan laba setelah di kurangi pajak dan
biaya-biaya (laba bersih), koperasi ini cukup baik atau dengan kata lain, koperasi
ini dalam menghasilkan NPM cukup rentabel.
2. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas bertujuan untuk kemampuan koperasi dalam
memenuhi hutang jangka pendeknya. Pemenuhan hutang jangka pendek suatu
lembaga dapat dijaminkan dengan jumlah aset yang dimiliki koperasi. Analisis
likuiditas ini diukur dengan menggunakan Rasio Lancar (Current Ratio/CR).
Tabel IV.4
Hasil Perhitungan Analisis Current Ratio (CR) Tahun 2012-2015
Tahun Aset
Lancar
Hutang
Lancar CR
2012 Rp 6,604,696,191 Rp 5,241,721,196 126.00%
2013 Rp 7,635,546,381 Rp 7,014,690,069 108.85%
2014 Rp 8,088,397,002 Rp 9,502,635,076 85.12%
2015 Rp 8,376,782,235 Rp 10,114,140,829 82.82%
71
Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan perbandingan antara aset
lancar dengan hutang lancar yang dimiliki koperasi. Adapun standar nilai CR yang
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu <125% atau
>325% s/d >200% - 250%.
Berdasarkan tabel IV.4 menunjukkan bahwa pada Tahun 2012 nilai CR yang
dihasilkan oleh KSPPS Arrahmah sebesar 126.00%. Artinya, setiap Rp.1,00
hutang lancar yang dimiliki koperasi dijamin oleh aset lancar sebesar Rp.1,26.
Kemudian di tahun 2013 terjadi penurunan nilai menjadi 108.85%, artinya, setiap
Rp.1,00 hutang lancar yang dimiliki koperasi dijamin oleh aset lancar sebesar
Rp.1,08. Penurunan nilai ini terus terjadi sampai tahun 2014 dan 2015 yaitu
85.12% dan 82.82%. Hal ini dikarenakan total hutang lancar yang dimiliki
koperasi lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan total aset lancar koperasi.
Dari hasil analisis rasio lancar (Current Ratio) di atas selama kurun waktu
2012-2015 menunjukkan bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada
di bawah standar nilai yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan jumlah hutang lancar
yang dimiliki koperasi jauh lebih besar dibanding aset lancar. Sehingga aset
koperasi belum cukup likuid dalam membayar hutang jangka pendeknya.
3. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas bertujuan mengukur kemampuan koperasi dalam
memenuhi hutang keuangan (hutang) jangka pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan disebut solvabel apabila mempunyai aset atau kekayaan yang cukup
72
untuk membayar semua hutang-hutangnya. Analisis solvabilitas dapat diukur
menggunakan Debt to Asset Ratio (DtAR) dan Debt to Equity Ratio (DtER).
1) Debt to Asset Ratio (DtAR)
Tabel IV.5
Hasil Perhitungan Analisis Debt to Asset Ratio (DtAR) Tahun 2012-2015
Debt to Asset Ratio (DtAR) adalah perbandingan antara total hutang terhadap
total aset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui beberapa bagian aset yang
digunakan untuk menjamin hutang koperasi. Adapun standar nilai yang ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu >80% s/d <40%.
Berdasarkan tabel IV.5 pada tahun 2012 sampai dengan 2015 nilai rata-rata
DtAR yang dimiliki KSPPS Arrahmah yaitu di atas 90%. Tahun 2015 adalah
tahun dengan nilai DtAR tertinggi yaitu sebesar 92.02%. Artinya, bahwa setiap
Rp.1,00 aset koperasi, Rp.92,02 dibiayai oleh hutang dan Rp.7,98 dibiayai oleh
modal. Atau dengan kata lain, 92.02% aset koperasi dibiayai oleh hutang dan
sisanya sebanyak 7.98% dibiayai oleh modal di tahun 2012. Nilai DtAR terendah
terdapat pada tahun 2013 sebesar 90.23%. Artinya, bahwa setiap Rp.1,00 aset
koperasi, Rp.90,23 dibiayai oleh hutang dan Rp.9,77 dibiayai oleh modal. Atau
dengan kata lain, 90.23% aset koperasi dibiayai oleh hutang dan sisanya sebanyak
9.77% dibiayai oleh modal.
Tahun Total
Hutang
Total
Aset DtAR
2012 Rp 7,085,055,231 Rp 7,840,690,122 90.36%
2013 Rp 7,906,468,051 Rp 8,762,386,653 90.23%
2014 Rp 10,681,310,647 Rp 11,618,828,516 91.93%
2015 Rp 10,744,098,756 Rp 11,675,555,307 92.02%
73
Dari hasil analisis DtAR di atas selama kurun waktu 2012-2015 menunjukkan
bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar nilai
yang ditetapkan. Nilai DtAR yang tinggi ini disebabkan karena total aset yang ada
jumlahnya hanya lebih besar sedikit dari total hutang yang dimiliki koperasi,
sehingga dari total aset yang ada belum mampu memberikan kontribusi yang
besar terhadap total hutang koperasi.
2) Debt to Equity Ratio (DtER)
Tabel IV.6
Hasil Perhitungan Analisis Debt to Equity Ratio (DtER) Tahun 2012-2015
Tahun Total
Hutang
Modal
Sendiri DtER
2012 Rp 7,085,055,231 Rp 755,634,891 937.63%
2013 Rp 7,906,468,051 Rp 855,918,602 923.74%
2014 Rp 10,681,310,647 Rp 937,517,869 1.139.32%
2015 Rp 10,744,098,756 Rp 931,456,551 1.153.47%
Debt to Equity Ratio (DtER) adalah perbandingan antara total hutang terhadap
total aset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui beberapa bagian modal yang
dijadikan jaminan hutang koperasi. Adapun standar nilai yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu >200% s/d <70%.
Berdasarkan tabel IV.6 pada tahun 2012 sampai dengan 2015 nilai rata-rata
DtER yang dimiliki KSPPS Arrahmah terus mengalami peningkatan. Nilai DtER
pada tahun 2012 sebesar 937.63%. Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak
9,37 kali dari total modal, atau dengan kata lain setiap Rp.1,00 hutang hanya
dijamin oleh Rp.0,10 modal. Nilai DtER tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu
74
sebesar 1153.47%, Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak 11,53 kali dari
total modal, atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,00 hutang hanya dijamin
oleh Rp.0,08 modal. Sedangkan nilai DtER terendah terjadi pada tahun 2013
sebesar 923.74%. Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak 9,23 kali dari total
modal, atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,00 hutang hanya dijamin oleh
Rp.0,10 modal.
Dari hasil analisis DtER di atas selama kurun waktu 2012-2015 menunjukkan
bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar nilai
yang ditetapkan. Nilai DtER yang tinggi ini disebabkan karena dari tahun ke tahun
jumlah modal sendiri koperasi selalu lebih kecil dari jumlah hutang yang dimiliki
koperasi. Oleh karena itu, porsi modal sendiri yang dimiliki oleh koperasi belum
mampu memberikan kontribusi atau bagian yang cukup dalam melunasi hutang-
hutangnya.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
mengenai hasil perhitungan Rasio Rentabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio
Solvabilitas yang dihasilkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) Arrahmah dalam kurun waktu 2012-2015.
1) Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
dilihat berdasarkan analisis rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE) dan Net Profit Margin (NPM) umumnya masih di bawah standar yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006. Hasil
analisis rasio rentabilitas dari tahun 2012-2015 sebagai berikut:
a) Return On Asset (ROA) yang dihasilkan dari tahun 2012-2015 adalah
0.93%, 1.73%, 1.28% dan 0.85%. Nilai rasio ini masih dibawah standar
yaitu <1% s/d >10%. Dengan demikian rentabilitas koperasi selama
empat tahun yang ditinjau dari Return On Asset (ROA) dapat dinyatakan
belum rentabel.
b) Return On Equity (ROE) yang dihasilkan dari tahun 2012-2015 adalah
9.70%, 17.73%, 15.82%, dan 10.70%. Nilai rasio ini berada diantara
standar yaitu <3% s/d >21%. Dengan demikian rentabilitas koperasi
76
selama empat tahun yang ditinjau dari Return On Equity (ROE) dapat
dinyatakan cukup rentabel dalam menghasilkan laba (SHU).
c) Net Profit Margin (NPM) yang dihasilkan pada tahun 2012-2015 adalah
4.75%, 8.48%, 7.76% dan 4.39%. Nilai rasio ini masih dibawah standar
yaitu <1% s.d >15%. Dengan demikian rentabilitas koperasi selama
empat tahun yang ditinjau dari Net Profit Margin (NPM) dapat
dinyatakan belum rentabel dalam menghasilkan laba (SHU).
2) Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
dilihat berdasarkan analisis Rasio Lancar (Current Ratio) masih di bawah
standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 yaitu
<125% s/d >200%. Nilai Current Ratio dari tahun 2012-2015 adalah
126.00%, 108.85%, 85.11% dan 82.82%. Dengan demikian likuiditas
koperasi selama empat tahun yang ditinjau dari Rasio Lancar (Current Ratio)
dapat dinyatakan belum cukup likuid dalam memenuhi hutang jangka pendek
dari aset lancar yang dimiliki koperasi.
3) Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
dilihat berdasarkan analisis rasio Debt to Asset Ratio (DtAR) dan Debt to
Equity Ratio (DtER) umumnya masih di bawah standar yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
77
Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006. Hasil analisis rasio solvabilitas dari
tahun 2012-2015 sebagai berikut:
a) Debt to Asset Ratio (DtAR) yang dihasilkan dari tahun 2012-2015 adalah
90.36%, 90.60%, 91.93% dan 92.02%. Nilai rasio ini masih di bawah
standar yaitu >80% s/d <40%. Dengan demikian solvabilitas koperasi
selama empat tahun yang ditinjau dari DtAR dapat dinyatakan bahwa
total aset yang dimiliki koperasi belum solvabel dalam memenuhi
hutang-hutangnya.
b) Debt to Equity Ratio (DtER) yang dihasilkan dari tahun 2012-2015
adalah 937.63%, 923.74%, 1139.32% dan 1115.47%. Nilai rasio ini
masih di bawah standar yaitu >200% s/d <70%. Dengan demikian
solvabilitas koperasi selama empat tahun yang ditinjau dari DtER dapat
dinyatakan bahwa modal sendiri yang dimiliki koperasi belum solvabel
dalam memenuhi hutang jangka panjangnya.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan rentabilitas (SHU), KSPPS Arrahmah perlu melakukan
pengendalian dan penggunaan aset seoptimal mungkin dengan cara
meningkatkan penghasilan/laba tanpa diikuti dengan kenaikan biaya-biaya
atau dapat menekan seluruh biaya operasional koperasi, sehingga mampu
menghasilkan SHU yang lebih besar serta dapat memberikan jaminan
terhadap hutang yang lebih besar.
78
2. Untuk meningkatkan likuiditas, KSPPS Arrahmah sebaiknya perlu
mengurangi dan menekan jumlah hutang lancar serta lebih meningkatkan aset
lancar.
3. Rasio solvabilitas yang kurang baik perlu dibenahi oleh KSPPS Arrahmah
dengan cara mengendalikan total hutang baik jangka pendek maupun jangka
panjang agar seluruh hutang dapat di-cover oleh aset yang dimiliki koperasi.
Karena jika KSPPS Arrahmah tidak dapat menggunakan modal dan asetnya
secara efisien maka koperasi akan mengalami kesulitan dalam melunasi
hutang-hutangnya. Serta diharapkan menambah modal sendiri dengan cara
meningkatkan nasabah/anggota koperasi.
4. KSPPS Arrahmah sebaiknya melakukan analisis rasio keuangan secara
periodik agar dapat diketahui sejauh mana kinerja keuangan yang telah
dilakukan dan untuk pertimbangan manajemen serta sebagai bahan evaluasi
dalam pengambilan keputusan.
5. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel atau rasio-rasio
yang lebih banyak serta menilai kinerja koperasi secara lebih komprehensif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi. Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesahatan Keuangan Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Jurnal STIE AMA Salatiga, Vol. 7 No. 13, Juli 2014.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
80
Menengah Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian Negara Koperasidan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2007.
Mardahleni dan NurHamzah. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai Kineja Keuangan pada Koperasi Sawit Gunung Sangkur Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. E-Jurnal Apresiasi
Ekonomi Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, Sekolah Tinggi IlmuEkonomi (STIE) Pisaman Barat, 2016.
Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers,
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia, edisi ke-3. Jakarta:
Salemba Empat, 2014.
Putra, I Gusti Agung A.S dan I A. Nyoman Saskara. Efektivitas dan Dampak Program Bantuan KUR Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja
UMKM di Kota Denpasar. E-Jurnal EP Unud, 2 (10): 457-468, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, 2012.
Rahardjo, Dawam M. Apa Kabar Koperasi Indonesia, Kompas, Jumat, 9 Agustus (2002) dalam Tulus Tambunan. Prospek Perkembangan Koperasi di
Indonesia ke Depan: Masih Relevankah Koperasi di dalam Era Modernisasi Ekonomi?. Jurnal Pusat Studi Industri dan UKM Universitas
Trisakti, 2008.
Suara Pembaruan. Kemkop dan UKM Beri Nilai Tambah Bagi Pelaku UKM, artikel diakses pada Kamis 21 Juni 2016 dari http://www.beritasatu.com/nasional/362157-kemkop-dan-ukm-beri-nilai-
tambah bagi-pelaku-ukm.html
Sumitra, Andi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.
Tambunan, Tulus. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan: Masih Relevankah Koperasi di dalam Era Modernisasi Ekonomi?.Jurnal
Pusat Studi Industri dan UKM Universitas Trisakti, 2008.
Vidyanita. DKUP Bubarkan Sejumlah Koperasi Tidak Aktif di Kota Depok, artikel diakses pada Jumat 2 September 2016 dari