ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 Rini Puspita Sari Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepualauan Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap financial distress pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Sedangkan rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Sementara untuk rasio aktivitas juga tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Secara simultan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Ini dibuktikan dari uji Koefisien Determinan dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,677 hal ini menunjukkan bahwa 67,7% Financial Distress dipengaruhi oleh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Dan sisanya 32,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di kaji dalam penelitian ini. Kata Kunci : Rasio Keuangan dan Financial Distress PENDAHULUAN Setiap perkembangan yang terjadi didunia usaha akan membuat semakin berkembangnya pula persaingan yang terjadi terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan kebangkrutan yang dapat terjadi pada setiap perusahaan. Kebangkrutan perusahaan diawali dengan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. Dimana kesulitan keuangan itu sendiri merupakan sebuah kondisi yang diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya saat jatuh tempo yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan perusahaan.
18
Embed
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1... · INDONESIA TAHUN 2010-2014 Rini Puspita Sari Fakultas Ekonomi Universitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2010-2014
Rini Puspita Sari
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepualauan Riau
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap financial distress
pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial rasio likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Sedangkan rasio solvabilitas
dan rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. Sementara untuk rasio aktivitas juga tidak berpengaruh signifikan
terhadap financial distress. Secara simultan rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio profitabilitas dan rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. Ini dibuktikan dari uji Koefisien Determinan dengan nilai adjusted R2
sebesar 0,677 hal ini menunjukkan bahwa 67,7% Financial Distress dipengaruhi
oleh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Dan
sisanya 32,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di kaji dalam penelitian
ini.
Kata Kunci : Rasio Keuangan dan Financial Distress
PENDAHULUAN
Setiap perkembangan yang terjadi didunia usaha akan membuat semakin
berkembangnya pula persaingan yang terjadi terutama perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan
kebangkrutan yang dapat terjadi pada setiap perusahaan. Kebangkrutan
perusahaan diawali dengan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. Dimana
kesulitan keuangan itu sendiri merupakan sebuah kondisi yang diartikan sebagai
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya saat jatuh
tempo yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan perusahaan.
Perusahaan memerlukan adanya penilaian kinerja guna mengevaluasi
hasil dari kinerja yang sudah dilakukan dalam satu periode. Penilaian kinerja ini
juga dimaksudkan agar perusahaan dapat memprediksi hal-hal negatif yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang, seperti kesulitan keuangan yang
nantinya akan berdampak pada kebangkrutan perusahaan. Hal ini dapat diamati
dari menurunnya rasio-rasio keuangan dari tahun ketahun.
Laporan keuangan dapat dijadikan dasar dalam mengukur kesehatan
perusahaan melalui rasio keuangan yang ada dalam perusahaan. Rasio keuangan
merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan dalam proses penilaian
kinerja perusahaan yang berdampak pada keberlangsungan hidup perusahaan,
sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat menampilkan bagaimana kondisi
keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kebangkrutan Perusahaan
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam
menjalankan operasional perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Altman
(1968) kebangkrutan adalah perusahan yang secara hukum bangkrut. Menurut
Purnajaya dan Merkusiwati (2014) kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat
perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya.
Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh tanda-tanda awal
kebangkrutan. Semakin awal diketahui tanda-tanda kebangkrutan semakin baik
bagi manajemen karena manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan.
Kreditur dan pemegang saham bisa melakukan persiapan untuk mengatasi
berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan dalam hal ini
dilihat dengan menggunakan data-data akuntansi dalam laporan keuangan
perusahaan.
Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek (Darsono &
Ashari, 2005). Untuk mampu mempertahankan agar perusahaan tetap dalam
kondisi likuid, maka perusahaan harus memiliki dana lancar yang lebih
besar dari utang lancarnya (Widhiari & Merkusiwati, 2015). Rasio likuiditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut
dilikuidasi. (Darsono & Ashari, 2005)
Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan
karena perusahaan akan masuk dalam kategori utang ekstrim yaitu perusahaan
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang
tersebut. (Fahmi, 2012) Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah debt to
asset ratio atau rasio hutang.
Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (SDM, modal, kas) yang ada
untuk menghasilkan laba untuk perusahaan (Yuliastary & Wirakusuma, 2014).
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset.
Rasio Aktivitas
Kemampuan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio total asset turn over. Dengan
melihat rasio ini kita dapat mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. (Darsono & Ashari, 2005)
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Likuiditas Terhadap Financial Distress
Fahmi (2012) menjelaskan bahwa jika sebuah perusahaan mengalami
kesulitan likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut akan
memasuki masa kesulitan keuangan dan bahkan berakibat kebangkrutan.
Financial distress dimulai dari ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek termasuk likuiditas. Semakin
besar current ratio dan quick ratio yang dimiliki perusahaan, maka kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya juga semakin besar.
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Financial Distress
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya penggunaan hutang yang tinggi akan
membahayakan perusahaan karena akan mengakibatkan adanya utang ekstrim.
Mengukur solvabilitas perusahaan dapat menggunakan debt ratio atau rasio
hutang, dimana rasio ini digunakan untuk melihat perbandingan utang perusahaan
dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Semakin besar debt ratio
yang dimiliki perusahaan maka akan mengakibatkan banyaknya hutang yang
dimiliki maka perusahaan tersebut akan mengalami masa financial distress.
(Fahmi, 2012)
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Financial Distress
Widarjo & Setiawan (2009) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan hasil
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan, dimana rasio ini digunakan
sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan. Profitabilitas adalah
tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Pengaruh Aktivitas Terhadap Financial Distress
Variabel ini mengukur aktifitas aktiva, kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan melalui aset dan mengukur seberapa efisien aktiva
tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Semakin tinggi
perputaran total aset, maka semakin efektif total aset dalam menghasilkan
penjualan (Saleh & Sudiyatno, 2013).
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel terikat (dependent variable)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah prediksi
kondisi financial distress/ kebangkrutan perusahaan dinyatakan dengan Z-Score.
Z-Score merupakan skor yang ditentukan dari hitungan standar dikalikan rasio-
rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan
perusahaan. Z-Score Altman untuk perusahaan manufaktur yang telah go public
ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Darsono & Ashari, 2005) :