1 ANALISIS RASIO KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT INFLASI DAN ARUS KAS BEBAS DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) FEBRI FERNANDO 120462201215 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Jalan Politeknik Senggarang, Kepulauan Riau, Indonesia ABSTARK Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) Ukuran Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas terhadap pertumbuhan laba. Data diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan konsisten ada selama periode penelitian (2012 sampai dengan 2014), (2) Perusahaan Manufaktur yang menyediakan data laporan keuangan selama periode penelitian (2005 sampai dengan 2010), (3) Perusahaan manufaktur tidak menghasilkan laba negative dan (4) Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang digunakan didalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, yang meliputi: tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, dan data terdistribusi normal. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Ukuran Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ketujuh variabel yang digunakan dalam penelitian ini (CR, DER, ITO, ROE, Ukuran Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas terhadap pertumbuhan laba.) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Kemampuan prediksi dari ketujuh variabel secara simultan adalah sebesar 0,5%. Kata kunci: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) Ukuran Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas dan pertumbuhan laba
31
Embed
ANALISIS RASIO KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS RASIO KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT
INFLASI DAN ARUS KAS BEBAS DALAM MEMPREDIKSI
PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)
FEBRI FERNANDO
120462201215
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH),
Jalan Politeknik Senggarang, Kepulauan Riau, Indonesia
ABSTARK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR), Debt
to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE)
Ukuran Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas terhadap pertumbuhan laba.
Data diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria (1)
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
konsisten ada selama periode penelitian (2012 sampai dengan 2014), (2)
Perusahaan Manufaktur yang menyediakan data laporan keuangan selama periode
penelitian (2005 sampai dengan 2010), (3) Perusahaan manufaktur tidak
menghasilkan laba negative dan (4) Perusahaan yang menggunakan mata uang
Rupiah
Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang digunakan didalam
penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, yang meliputi: tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas, dan data terdistribusi normal. Dari hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Ukuran Perusahaan, Inflasi, and
Arus Kas Bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ketujuh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini (CR, DER, ITO, ROE, Ukuran
Perusahaan, Inflasi, and Arus Kas Bebas
terhadap pertumbuhan laba.) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba. Kemampuan prediksi dari ketujuh variabel secara simultan
adalah sebesar 0,5%.
Kata kunci: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory
Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) Ukuran Perusahaan,
Inflasi, and Arus Kas Bebas dan pertumbuhan laba
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka merupakan hal yang penting untuk membentuk opini orang, angka
angka dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini di
lingkungan perusahaan oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan merupakan
angka yang memperoleh perhatian paling besar bagi perusahaan. Menurut
Suwardjono dalam Yohanes (2014) Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi
(kemakmuran) yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu periode
akuntansi yang berasal dari operasional produksi perusahaan, dalam arti luas dapat
dikonsumsi atau ditarik oleh entitas atau pemilik kapital tanpa mengurangi
kemampuan ekonomi kapital awal.
Perusahaan dengan laba bertumbuh dapat memperkuat hubungan antara
besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh dimana
perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar
sehingga memberikan peluang lebih besar di dalam menghasilkan
profitabilitasnya.
Menurut Khasmir (2012,104) : ”Rasio Keuangan adalah indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lain nya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan, dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan”. Perusahaan yang mengalami
peningkatan kinerja keuangan diprediksikan akan mengalami pertumbuhan laba
pada periode satu tahun ke depan.
3
Laba dan arus kas operasi berfungsi sebagai indikator untuk menilai
kinerja perusahaan. Saat perusahaan telah melakukan investasi yang diperkirakan
akan menghasilkan keuntungan di masa depan, telah membayar hutang dan
membagikan deviden, namun masih memiliki sisa kas, inilah yang disebut dengan
Arus Kas Bebas (free cash flow). Semakin besar free cash flow, semakin besar
tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan (Kieso et al., dalam Bajana 2015).
Faktor lain yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba yaitu ukuran
perusahaan. Dalam Robert Jao dan Gagaring Pagulung (2011) Terdapat dua
pandangan tentang bentuk ukuran perusahan terhadap manajemen laba.
Pandangan pertama, ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak
melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini
dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi
perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat
sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga
berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih baik, Akan tetapi
pandangan kedua memandang ukuran perusahan mempunyai pengaruh positif
terhadap manajemen laba. Liu dan Lu dan Cornett et al. dalam Robert Jao (2011)
menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif signifikan
terhadap besaran pengelolaan laba..
Dalam Faziah (2013) mengungkapkan Faktor ekonomi seperti tingkat
inflasi juga dapat mempengaruhi cara perusahaan melakukan bisnis yang
selanjutnya mempengaruhi akurasi pengukuran rasio keuangan, Inflasi dapat
4
diartikan sebagai meningkatnya harga harga secara terus menerus. Inflasi secara
langsung dapat mempengaruhi tingkat laba perusahaan disektor riil serta daya beli
masyarakat karna tingkat laba suatu perusahaan sangat bergantung besar nya
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Rasio Keuangan, Ukuran
Perusahaan, Tingkat Inflasi dan Arus Kas Bebas dalam Memprediksi
Pertumbuhan Laba Perusahaan).
TINJAUAN PUSTAKA
Rasio keuangan
Kashmir (2012,105) mendefinisikan Pengertian rasio keuangan sebagai
indeks yamg menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya, perbandingan dapat dilakukan dengan
satu komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di
antara laporan keuangan. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam satu periode apakah mencapai target yang telah ditetapkan
Rasio keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio
rasio keuangan, setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu
kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterprestasikan sehingga menjadi
berarti dalam pengambilan keputusan Kashmir (2012:110).
Current Rasio
Rasio lancar atau current ratio menurut Khasmir (2012:134) merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
5
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan
antara total aktiva lancar dengan total utang lancar
Debt to equity ratio
Khasmir (2012:156) mendefinisikan Debt to Equity Rasio sebagai rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuita. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
inventori turn over
Khasmir (2012:180) mendefinisikan Inventory Turnover sebagai rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan
(inventory) ini berputar dalam satu periode. Rumusan untuk mencari inventory
turn over dapat digunakan dengan dua cara yaitu pertama, membandingkan antara
harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan dan yang kedua
membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan
Return onEequity / ROE
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
6
Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini, semakin baik pula artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebaliknya (khasmir 2012:204)
Ukuran perusahaan
Ukuran menunjukan standar atau parameter yang menunjukan besar
kecilnya suatu perusahaan. Menurut Home dan Wachowicz dalam Dinni (2008)
ukuran perusahaan (size) merupakan keseluruhan dari asset yang dimiliki
perusahaan yang dapat dilihat dari sisi kiri neraca. Perusahaan yang memiliki total
asset yang besar menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tingkat
kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan telah menjadi positif
dan dianggap telah memiliki prospek yang baik untuk jangka waktu yang relatif
lama, selain itu perusahaan dengan total assets yang besar mencerminkan bahwa
perusahaan relatif stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan
perusahaan yang memiliki total asset yang kecil
Inflasi
Menurut Bank Indonesia dalam Fauziah (2012), Inflasi timbul karena
adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand
pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push
inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri
terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang
diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat
bencana alam dan terganggunya distribusi
7
Fluktuasi nilai mata uang yang disebut perubahan umum tingkat harga,
menyebabkan harga harga barang dan pelayanan berubah, perubahan umum
tingkat harga mempengaruhi hampir semua harga dengan cara yang sama dan
dalam arah yang sama.
Arus kas bebas
White et al dalam Zuhri (2011) mendefinisikan free cash flow sebagai
aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan, free cash flow adalah kas
dari aktifitas operasi dikurangi capital expenditures yang dibelanjakan perusahaan
untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. . Uyara dan Tuasikal dalam rosdini
(2009) mengatakan bahwa Free cash flow dapat menunjukkan gambaran bagi
investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi”
menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan
yang melakukan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan
jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa
depan dan yang tidak
Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan laba
CR (Current Ratio) adalah rasio yang membandingkan aktiva lancar
dengan utang lancar Pengaruh Pengaruh Current Ratio terhadap pertumbuhan laba
adalah semakin tinggi nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan
perusahaan akan semakin rendah karna current ratio yang tinggi mengindikasikan
adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik bagi profitabilitas perusahaan, hal
ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Sa’Diyah dan Mukti
Kemarauwana (2015) yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh signifikan
8
antara current ratio terhadap pertumbuhan laba perusahaan hal ini juga diperkuat
oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardiyasari (2012) yang mengungkapkan
bahwa ada pengaruh antara Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Perusahaan. Berdasarkan pemikiran pemikiran tersebut maka dapat diturunkan
hipotesis sebagai berikut
H1 : Diduga Current Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba
Pengaruh Debt to Equity Rasio terhadap Pertumbuhan Laba
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengetahui perbandingan
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan,
dimana Semakin besar Debt to equity ratio (DER) maka semakin besar modal
pinjaman sehingga akan menyebabkan semakin besar pula beban hutang (biaya
bunga) yang harus ditanggung perusahaan. Semakin besarnya beban hutang
perusahaan maka jumlah laba akan berkurang. (mursidah ,2014)
Penelitian yang dilkukan oleh Mahaputra (2012) dan Mursidah (2014)
mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Debt to Equity rasio
terhadap pertumbuhan laba perusahaan hal ini berbanding terbalik dengan
penelitian yang dilakukan oleh cahyaningrum (2012) yang mengungkapkan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Debt to equity ratio terhadap
pertumbuhan laba perusahaan
H2 : Diduga Debt to Equity Rasio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba
Pengaruh Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba