Top Banner
1 ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP Putri Eka Pratiwi 1 , Anggun Fitrian Isnawati 2 , Alfin Hikmaturokhman 3 1, 2 & 3 Akatel Sandhy Putra Purwokerto [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 ABSTRAKSI Perkembangan komputer saat ini berpengaruh kepada meningkatnya penggunaan jaringan komputer. Banyaknya perusahaan besar seperti Pelabuhan Indonesia III yang mengembangkan perusahaannya hingga ke daerah menjadi sebuah tantangan teknologi agar dapat memusatkan seluruh informasi pada satu pusat. VPN-MPLS merupakan solusi yang sering digunakan oleh banyak perusahaan yang memiliki banyak cabang yang terpusat, seperti Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap. Penggunaan MPLS tersebut memiliki banyak keuntungan, kualitas dari layanan tersebut juga harus dipastikan karena dalam pengiriman paket data yang ada, jaringan haruslah memiliki layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter dan delay. Kemampuan tersebut adalah QoS (Quality of Service). QoS di desain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. Pengambilan data menggunakan wireshark dan data diambil dari dua client, yaitu usaha dan kasir. Hasil perhitungan QoS untuk dari seluruh perhitungan delay adalah 70,569 ms/paket, sedangkan nilai rata rata delay dari client kasir adalah 116,522 ms/paket dan client usaha 47,593 ms/paket, nilai nilai tersebut termasuk kategori baik. Hasil perhitungan untuk jitter dari seluruh perhitungan adalah 125,491 ms/paket dan termasuk dalam kategori sedang mendekati buruk, sedangkan nilai rata rata jitter dari client kasir adalah 193,867 ms/paket termasuk kategori buruk dan client usaha 60,865 ms/paket termasuk kategori baik. Standar yang digunakan dalam analisa hasil data adalah standar ITU-T G.114 dan standar SLA parameter dari VPN-IP MPLS Gold Telkom. Secara keseluruhan perhitungan, QoS dari kedua parameter termasuk buruk. Bila dihitung secara terpisah, QoS client usaha lebih baik dibandingkan QoS client kasir. Kata kunci: VPN, MPLS, QoS, Jaringan. ABSTRACT The development of computers today affect to the increasing use of computer networks. The number of large companies such as Pelabuhan Indonesia III, that develop the company to become a challenge to the technology in order to centralize all the information at one center. VPN-MPLS is a solution that is often used by many companies that have many branches are centralized, such as Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap. Use of MPLS has many advantages, the quality of these services should also be ensured for the delivery of data packets, the network must have a good service by providing bandwidth, jitter and delay overcome. That ability is called QoS (Quality of Service). QoS is designed to help the end user (client) to be more productive by ensuring that users get the reliable performance of network-based applications. Capturing data using Wireshark and data has taken by two client. Results of delay’s calculation is 70,569 ms/packet, average delay of client Kasir is 116,522 ms/packet and Usaha’s client is 60,865 ms/packet, and that all value includ e in good category . Results of jitter’s calculation are 125,491 ms/packet, and include in bad category, average values of jitter by client Kasir are 193,867 ms/packet include in bad category and client Usaha 60,865 ms/packet include in good category. The standard that use by analysis are ITU-T G.114 standard and SLA parameter of VPN-IP MPLS Gold Telkom standard. Overall calculation, QoS parameters of both include in bad category. When calculated separately, QoS of client Usaha is better than QoS of client Kasir. Keywords: QoS, VPN, MPLS, Network.
10

ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

Feb 28, 2023

Download

Documents

Didi Supriyadi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

1

ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING

(MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III

CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

Putri Eka Pratiwi1, Anggun Fitrian Isnawati2, Alfin Hikmaturokhman3

1, 2 & 3 Akatel Sandhy Putra Purwokerto

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAKSI

Perkembangan komputer saat ini berpengaruh kepada meningkatnya penggunaan jaringan komputer.

Banyaknya perusahaan besar seperti Pelabuhan Indonesia III yang mengembangkan perusahaannya hingga

ke daerah menjadi sebuah tantangan teknologi agar dapat memusatkan seluruh informasi pada satu pusat.

VPN-MPLS merupakan solusi yang sering digunakan oleh banyak perusahaan yang memiliki banyak cabang

yang terpusat, seperti Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap. Penggunaan MPLS tersebut

memiliki banyak keuntungan, kualitas dari layanan tersebut juga harus dipastikan karena dalam pengiriman

paket data yang ada, jaringan haruslah memiliki layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth,

mengatasi jitter dan delay. Kemampuan tersebut adalah QoS (Quality of Service). QoS di desain untuk

membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan

performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. Pengambilan data menggunakan wireshark

dan data diambil dari dua client, yaitu usaha dan kasir. Hasil perhitungan QoS untuk dari seluruh

perhitungan delay adalah 70,569 ms/paket, sedangkan nilai rata – rata delay dari client kasir adalah 116,522

ms/paket dan client usaha 47,593 ms/paket, nilai – nilai tersebut termasuk kategori baik. Hasil perhitungan

untuk jitter dari seluruh perhitungan adalah 125,491 ms/paket dan termasuk dalam kategori sedang

mendekati buruk, sedangkan nilai rata – rata jitter dari client kasir adalah 193,867 ms/paket termasuk

kategori buruk dan client usaha 60,865 ms/paket termasuk kategori baik. Standar yang digunakan dalam

analisa hasil data adalah standar ITU-T G.114 dan standar SLA parameter dari VPN-IP MPLS Gold

Telkom. Secara keseluruhan perhitungan, QoS dari kedua parameter termasuk buruk. Bila dihitung secara

terpisah, QoS client usaha lebih baik dibandingkan QoS client kasir.

Kata kunci: VPN, MPLS, QoS, Jaringan.

ABSTRACT

The development of computers today affect to the increasing use of computer networks. The number of

large companies such as Pelabuhan Indonesia III, that develop the company to become a challenge to the

technology in order to centralize all the information at one center. VPN-MPLS is a solution that is often used by

many companies that have many branches are centralized, such as Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung

Intan Cilacap. Use of MPLS has many advantages, the quality of these services should also be ensured for the

delivery of data packets, the network must have a good service by providing bandwidth, jitter and delay overcome.

That ability is called QoS (Quality of Service). QoS is designed to help the end user (client) to be more productive

by ensuring that users get the reliable performance of network-based applications. Capturing data using

Wireshark and data has taken by two client. Results of delay’s calculation is 70,569 ms/packet, average delay of

client Kasir is 116,522 ms/packet and Usaha’s client is 60,865 ms/packet, and that all value include in good

category . Results of jitter’s calculation are 125,491 ms/packet, and include in bad category, average values of

jitter by client Kasir are 193,867 ms/packet include in bad category and client Usaha 60,865 ms/packet include in

good category. The standard that use by analysis are ITU-T G.114 standard and SLA parameter of VPN-IP

MPLS Gold Telkom standard. Overall calculation, QoS parameters of both include in bad category. When

calculated separately, QoS of client Usaha is better than QoS of client Kasir.

Keywords: QoS, VPN, MPLS, Network.

Page 2: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

2

1. PENDAHULUAN

Perkembangan komputer saat ini berpengaruh

kepada meningkatnya penggunaan jaringan

komputer. Perangkat jaringan komputer pun ikut

berkembang dengan pesat seperti repeater dan HUB

yang mampu melayani client tanpa proses apapun.

Banyaknya kemajuan teknologi yang ada

menyebabkan kebutuhan akan kecepatan transfer

data semakin tinggi. Seiring berkembangnya

teknologi yang ada, pihak pelabuhan saat ini

menggunakan VPN-MPLS (Virtual Private Network

– Multi Protocol Label Switching). VPN (Virtual

Private Network) merupakan suatu jaringan

komunikasi yang dimiliki secara pribadi oleh suatu

perusahaan yang masih menggunakan medium

internet untuk menghubungkan antara suatu lokasi

ke lokasi yang lain secara aman. VPN adalah salah

satu cara untuk membuat sambungan any to any di

atas jaringan publik seperti internet, tanpa klien yang

satu dengan klien yang lain saling mengetahui.

Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu

solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh

kecepatan jaringan, rancangan lalu-lintas dan

manajemen. MPLS telah muncul sebagai suatu

solusi rapi untuk menemui bandwidth-management

dan kebutuhan untuk jaringan tulang punggung

berbasis IP selanjutnya. Setelah beralih

menggunakan layanan jaringan VPN-MPLS

tersebut, semua aplikasi yang ada terpusat di

Surabaya sebagai kantor pusat dan mempermudah

maintenance aplikasi tanpa harus meninjau langsung

ke cabang yang bermasalah sehingga menghemat

anggaran biaya perjalanan dinas. Walaupun dalam

penggunaan MPLS tersebut memiliki banyak

keuntungan, kualitas dari layanan tersebut juga harus

dipastikan karena dalam pengiriman paket data yang

ada, jaringan haruslah memiliki layanan yang baik

dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter

dan delay. Kemampuan tersebut adalah QoS

(Quality of Service). QoS didesain untuk membantu

end user (client) menjadi lebih produktif dengan

memastikan bahwa user mendapatkan performansi

yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan.

Sehingga permasalahan yang di angkat adalah

bagaimana QoS dari jaringan MPLS pada Pelabuhan

Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap, dengan

pengamatan langsung dan perhitungan parameter

yang dilakukan serta melihat standar dari literature

yang ada.

2. Dasar Teori

A. Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan himpunan

“interkoneksi” antara dua komputer autonomous

atau lebih yang terhubung dengan media transmisi

kabel atau tanpa kabel (wireless). Sebuah jaringan

komputer yang ditunjukkan pada gambar

2.1.,sekurang – kurangnya terdiri dari dua unit

komputer atau lebih.

B. VPN

VPN adalah suatu jaringan pribadi yang dibuat

dengan menggunakan jaringan publik (internet), atau

dengan kata lain menciptakan suatu WAN yang

sebenarnya terpisah baik secara fisikal maupun

geografis sehingga secara logika membentuk satu

jaringan tunggal, paket data yang mengalir antar site

maupun dari user yang melakukan remote akses

akan mengalami enkripsi dan authentikasi sehingga

menjamin keamanan, integritas dan validitas data.

Keuntungan VPN

Meningkatkan keamanan,

Memberikan konektivitas geografis yang

luas,

Mereduksi biaya operasional (dibandingkan

dengan jaringan – jaringan WAN tradisional),

Meningkatkan produktivitas,

Menyederhanakan topologi jaringan.

C. MPLS

MPLS (Multi Protocol Label Switching) adalah

salah satu metoda yang dapat digunakan untuk

tuning jaringan agar lebih meningkatkan performa

jaringan. MPLS merupakan teknik untuk

mengintegrasikan IP dengan ATM dalam jaringan

backbone yang sama. Teknologi MPLS

mempersingkat proses – proses yang ada di IP

routing tradisional dengan mengandalkan sistem

label switching.

Keuntungan MPLS

a. Mengurangi banyaknya proses pengolahan di

IP Routers, serta memperbaiki proses

pengiriman suatu paket data.

b. Menyediakan QoS dalam jaringan backbone,

sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan

akan mendapat perlakuan sesuai skala prioritas.

Page 3: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

3

D. QoS

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan

suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang

baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi

jitter dan delay di berbagai macam teknologi

meliputi jaringan IP dan lainnya. QoS didesain untuk

membantu end user (client) menjadi lebih produktif

dengan memastikan bahwa user mendapatkan

performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi

berbasis jaringan. Tujuan dari QoS adalah untuk

memenuhi kebutuhan – kebutuhan layanan yang

berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang

sama.

Parameter QoS

Jitter atau variasi kedatangan paket,

merupakan masalah khas dari connectionless

network atau packet switched network. Jitter

didefinisikan sebagai variasi delay antar paket yang

diakibatkan oleh panjang queue dalam suatu

pengolahan data dan reassemble paket – paket data

di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya.

Delay antrian pada router dan switch dapat

menyebabkan jitter[1]. Semakin besar beban trafik

atau nilai variasi delay di dalam jaringan akan

menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya

tumbukan antar paket, sehingga nilai jitter akan

semakin besar dan menyebabkan nilai QoS semakin

turun. Secara umum jitter merupakan masalah dalam

slow speed links. Diharapkan bahwa peningkatan

QoS dengan mekanisme priority buffer, bandwidth

reservation (RSVP, MPLS dan lain – lain) dan high

speed connections dapat mereduksi masalah jitter di

masa yang akan datang.

Perhitungan jitter menggunakan rumus sebagai

berikut :

Jitter = Total Variasi 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

Total paket yang diterima−1 (1)

Total variasi delay merupakan jumlah dari

selisih tiap nilai delay, dirumuskan sebagai berikut :

Total Variasi Delay = (delay 2 – delay 1) + (delay 3

– delay 2) + … + (delay n –

delay (n-1)) (2)

Jitter diantara titik awal dan akhir komunikasi

seharusnya kurang dari 150 ms sedangkan untuk

wireless kurang dari 5 ms[2]. Kategori kinerja

jaringan berbasis IP dalam jitter versi

Telecommunications and Internet Protocol

Harmonization Over Network (TIPHON)

mengelompokkan menjadi empat kategori

penurunan kinerja jaringan berdasarkan nilai jitter

seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Jitter

KATEGORI

DEGRADASI PUNCAK JITTER

Sangat Bagus 0 ms

Bagus 0 s/d 75 ms

Sedang 76 s/d 125 ms

Jelek / Buruk 125 s/d 225 ms

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data

untuk menempuh jarak dari asal ketujuan. Delay

dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti

atau juga waktu proses yang lama. Untuk

mengetahui nilai delay rata – rata adalah dengan

melihat lama waktu yang digunakan dan total paket

yang diterima. Baik buruknya suatu delay

ditunjukkan pada tabel 2.

Secara matematis nilai delay dapat dirumuskan

pada persamaan 3 :

Delay rata – rata = Total waktu

Total paket yang diterima (3)

Tabel 2. Rekomendasi ITU-T G.114 untuk delay

Range

dalam Milisecon Penjelasan

0 – 150 ms

Dapat diterima untuk banyak

pengguna aplikasi

150 – 400 ms

Dapat diterima dengan

ketentuan bahwa

administrator mengetahui

waktu transmisi dan

dampaknya pada kualitas

transmisi pengguna aplikasi.

> 400 ms

Tidak dapat diterima untuk

tujuan perencanaan jaringan

umum, diakui bahwa dalam

beberapa kasus khusus batas

ini akan terlampaui.

Page 4: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

4

Paket Layanan VPN IP MPLS TELKOM

Standar paket layanan VPN IP adalah

berdasarkan "Class of Service (CoS) VPN IP"

dengan enam paket, merupakan paduan dari tiga

komposisi yaitu layanan Interaktif, Gold dan Silver :

Tabel 3.VPN IP Interactive[11]

CoS Penjelasan Aplikasi Parameter

SLA

CPE

Services

V

PN

IP

Inte

racti

ve

Layanan

yang

mendukun

g aplikasi

komunikas

i real time

dengan

sensitifitas

yang tinggi

untuk

delay dan

jitter :

· IP PBX

· IPVideo

Conferenc

e

· IP

Surveillanc

e

Voice

Call &

Video

Confere

ncing

Network

Availabili

ty = 99%

Latency =

125 ms

Jitter = 75

ms

Packet

Loss <=

0.5 %

Managed

Tabel 4. VPN IP Silver

CoS Penjelasan Aplikasi Parameter

SLA

CPE

Services

VP

N IP

Silv

er

Layanan

yang

mendukung

aplikasi non-

kritikal yang

kurang

sensitif

terhadap

delay :

Internet,Extra

net

Micros

oft

Exchan

ge

,E-mail,

FTP,

HTTP,

SMTP

Network

Availabil

ity =

99%

Un-

manag

ed

Manag

ed

Tabel 5. VPN IP Gold

CoS Penjelasan Aplikasi Parameter

SLA

CPE

Services

VPN

IP

Gold

Layanan

yang

mendukun

g aplikasi

kritikal

yang

interaktif

dan

tergantung

waktu,

seperti

aplikasi

client-

server dan

aplikasi

database

(real

time and

time

dependent)

:

-

Intranet &

Extranet

-

Disaster

Recovery

-

Carrier

Interconne

ct

SAP,

Siebel,

Oracle,

Baan,

people

Soft,

Citrix

Network

Availabilit

y = 99%

Latency =

125-150

ms

Packet

Loss <= 5

%

Manage

d

Page 5: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

5

3. Analisis QoS Jaringan

A. Parameter Delay

Parameter yang digunakan untuk menghitung

rata – rata delay ini adalah total delay dibagi total

paket. Gambar 1. menunjukan nilai total delay

sebesar 1799,453 sec dan total paket sebesar 8010

paket yang terdapat pada summary wireshark.

Gambar 1. Parameter perhitungan delay pada

summary wireshark

Perhitungan delay dalam bentuk matematis

untuk Kasir 1 ditunjukan sebagai berikut :

Delay rata - rata = Total Waktu

Total Paket yang Diterima

= 1799,453 sec

8010 paket

= 224,651 ms/paket

Seluruh perhitungan untuk delay rata – rata

ditunjukan pada tabel 6.

Tabel 6. Delay

Client

Parameter yang diukur Delay rata –

rata

(ms/paket) Total

Waktu(s)

Total paket

yang diterima

Kasir1 1799,453 8010 224,651

Kasir 2 1799,687 14915 120,663

Kasir 3 1800,636 14914 120,735

Kasir 4 1799,384 17068 105,424

Kasir 5 1799,376 15087 119,267

Kasir 6 1799,595 9461 190,212

Kasir 7 1800,491 8972 200,679

Kasir 8 1799,514 11203 160,628

Usaha 1 1799,979 47986 37,511

Usaha 2 1799,388 72951 24,666

Usaha 3 1612,919 55295 29,169

Usaha 4 1687,077 23223 72,647

Usaha 5 1635,586 62510 26,165

Usaha 6 1693,202 47134 35,923

Usaha 7 1746,724 15188 115,007

Usaha 8 1799,459 45376 39,657

Hasil analisa delay yang didapatkan merujuk

rekomendasi ITU-T G 114 pada tabel 2 dan SLA

parameter VPN-IP Gold pada tabel 5.

Pada tabel 6., tampak beberapa data sampling

yang anomali dibandingkan data lainnya yaitu data

pada Kasir 1, 6, 7, dan 8. Dikatakan anomali karena

nilai delay rata – rata pada client kasir 1, 6, 7 dan 8

tersebut melebihi nilai rekomendasi rujukan.

Sifat anomali data ini berdasarkan atas sumber

data yang diperoleh (capture), tidak mampu

dijelaskan atau tidak ada data pendukung yang dapat

menjelaskan kenapa terjadi anomali tersebut.

Sehingga untuk mendapatkan hasil analisa yang

presentatif maka data anomali tersebut tidak

dimasukkan dalam proses analisa data. Untuk

selanjutnya data yang diproses lebih lanjut adalah

tabel 7.

Page 6: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

6

Tabel 7. Data Analisa Delay

Client

Parameter yang diukur Delay rata

– rata

(ms/paket) Total Waktu(s)

Total paket

yang

diterima

Kasir 2 1799,687 14915 120,663

Kasir 3 1800,636 14914 120,735

Kasir 4 1799,384 17068 105,424

Kasir 5 1799,376 15087 119,267

Usaha 1 1799,979 47986 37,511

Usaha 2 1799,388 72951 24,666

Usaha 3 1612,919 55295 29,169

Usaha 4 1687,077 23223 72,647

Usaha 5 1635,586 62510 26,165

Usaha 6 1693,202 47134 35,923

Usaha 7 1746,724 15188 115,007

Usaha 8 1799,459 45376 39,657

Rata – rata 1747,785 35970,583 70,569

Dari tabel 7., rata – rata total waktu dari proses

penangkapan adalah 1747,785 sec atau sekitar 29

menit 8 detik, dan rata – rata total paket yang

diterima adalah 35970,583 paket, sehingga rata –

rata nilai delay yang didapatkan adalah 70,569

ms/paket. Hasil tersebut merupakan nilai yang

sangat baik dengan melihat standar dari rujukan

yang digunakan.

Sedangkan bila di analisa per client yang

digunakan, maka dengan melihat tabel 8 dan tabel 9

terdapat perbedaan.

Tabel 8. yaitu tabel data analisa delay client

kasir memiliki empat data anomali dari delapan data

penangkapan, sehingga hanya tersisa empat data

yang mampu dijelaskan dalam analisa, yaitu kasir 2,

3, 4 dan 5. Rata – rata total waktu yang didapatkan

dari ke empat data client kasir adalah 1799,771 atau

sekitar 29 menit 59,8 detik dan rata – rata paket yang

tertangkap adalah 15496 paket, sehingga nilai delay

rata – rata client kasir menjadi 116,522 ms/paket.

Nilai tersebut lebih besar dari nilai rata – rata delay

keseluruhan client, namun masih dalam kategori

baik atau dapat diterima oleh banyak aplikasi dengan

melihat rujukan yang digunakan.

Tabel 8. Data Analisa Delay pada Kasir

Client

Parameter yang diukur Delay rata –

rata

(ms/paket) Total

Waktu(s)

Total paket

yang

diterima

Kasir 2 1799,687 14915 120,663

Kasir 3 1800,636 14914 120,735

Kasir 4 1799,384 17068 105,424

Kasir 5 1799,376 15087 119,267

Rata –

rata 1799,771 15496 116,522

Tabel 9. merupakan tabel data analisa delay

client usaha, memiliki nilai rata – rata total waktu

1721,792 sec atau 28 menit 41,8 detik dan nilai rata

– rata paket yang tertangkap adalah 46207,875

paket, sehingga nilai rata – rata delay yang di dapat

adalah 47,593 ms/paket. Nilai rata – rata delay client

usaha masuk dalam kategori baik dengan melihat

rujukan yang digunakan.

Tabel 9. Data Analisa Delay pada Usaha

Client

Parameter yang diukur Delay rata –

rata

(ms/paket) Total

Delay(s)

Total paket

yang

diterima

Usaha 1 1799,979 47986 37,511

Usaha 2 1799,388 72951 24,666

Usaha 3 1612,919 55295 29,169

Usaha 4 1687,077 23223 72,647

Usaha 5 1635,586 62510 26,165

Usaha 6 1693,202 47134 35,923

Usaha 7 1746,724 15188 115,007

Usaha 8 1799,459 45376 39,657

Rata –

rata 1721,792 46207,875 47,593

Selain perbedaan data analisa yang digunakan

pada client kasir dan client usaha, dapat terlihat dari

besar nilai dari rata – rata total waktu, paket yang

tertangkap serta nilai delay. Client kasir memiliki

rata – rata total waktu yang lebih besar dibandingkan

dengan client usaha, sedangkan rata – rata paket

yang tertangkap client kasir lebih sedikit

dibandingkan dengan client usaha, berarti client

kasir hanya mampu menangkap lebih sedikit paket

dengan waktu yang lebih besar dari client usaha.

Sehingga nilai tersebut berpengaruh terhadap hasil

rata – rata delay tiap client.

Nilai rata – rata delay dari kedua client belum

termasuk kategori buruk, namun nilai rata – rata

Page 7: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

7

delay dari client usaha lebih baik dibandingkan

dengan nilai rata – rata delay client kasir, karena

semakin kecil nilai delay akan semakin baik nilai

QoS.

B. Parameter Jitter

Jitter didapatkan dari hasil pembagian total

variasi delay dan total paket yang diterima. Total

paket yang diterima dikurangi nilai satu karena

variasi delay dihitung diantara dua delay, sehingga

bila dihitung keseluruhan paket menjadi minus satu.

Nilai total paket yang diterima sebesar 8010 dapat dilihat pada summary wireshark seperti pada

gambar 3., dan nilai total variasi delay yaitu

2045,554 sec yang diambil pada gambar 2. dengan

warna hijau.

Gambar 2. Lembar Kerja Hasil Konversi

Gambar 3. Jumlah Paket pada Summary Wireshark

Dengan melihat persamaan 2.1, bila dituliskan

dalam bentuk matematis untuk Kasir 1, maka akan

menjadi :

Jitter = Total Variasi 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

Total Paket Data−1

= 2045,554 𝑠𝑒𝑐

8009 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡

= 255,4069323 ms/paket

Seluruh perhitungan jitter dapat dilihat pada

Tabel 10.

Page 8: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

8

Tabel 10. Jitter

Client

Parameter yang diukur

Jitter

(ms/paket) Total Variasi

Delay(s)

Total paket

yang diterima

– 1

Kasir1 2045,554 8009 255,407

Kasir 2 2602,837 14914 174,523

Kasir 3 2627,865 14913 176,213

Kasir 4 2581,233 17067 151,241

Kasir 5 2438,424 15086 161,635

Kasir 6 2025,377 9460 214,099

Kasir 7 2114,124 8971 235,662

Kasir 8 2040,531 11202 182,158

Usaha 1 2341,807 47985 48,803

Usaha 2 2214,456 72950 30,356

Usaha 3 2110,591 55294 38,170

Usaha4 2431,016 23222 104,686

Usaha5 2354,281 62509 37,663

Usaha6 2047,705 47133 43,445

Usaha7 2074,684 15187 136,609

Usaha8 2141,029 45375 47,185

Rata -

rata 2261,970 29329,813 125,491

Analisa jitter menggunakan hasil data

perhitungan keseluruhan jitter pada tabel 4. dengan

melihat rujukan standar jitter pada tabel 2.

Rata – rata total variasi delay dari proses

penangkapan adalah 2261,970 sec atau sekitar 37

menit 41,97 detik, dan rata – rata total paket yang

diterima adalah 29329,813 paket, sehingga rata –

rata nilai jitter yang didapatkan adalah 125,491

ms/paket. Hasil tersebut merupakan nilai sedang

mendekati buruk dengan melihat standar dari

rujukan yang digunakan.

Tabel 11. Data Analisa Jitter pada Kasir

Client

Parameter yang diukur

Jitter

(ms/paket) Total

Variasi

Delay(s)

Total

paket

yang

diterima

– 1

Kasir1 2045,554 8009 255,407

Kasir 2 2602,837 14914 174,523

Kasir 3 2627,865 14913 176,213

Kasir 4 2581,233 17067 151,241

Kasir 5 2438,424 15086 161,635

Kasir 6 2025,377 9460 214,099

Kasir 7 2114,124 8971 235,662

Kasir 8 2040,531 11202 182,158

Rata -

rata 2309,493 12452,75 193,867

Sedangkan bila di analisa per client yang

digunakan, maka dengan melihat tabel 11 dan tabel

12 terdapat perbedaan. Tabel 11 yaitu tabel data

analisa jitter client kasir, memiliki rata – rata total

variasi delay yang didapatkan 2309,493 sec atau

sekitar 38 menit 29,5 detik dan rata – rata paket yang

tertangkap adalah 12452,75 paket, sehingga nilai

jitter rata – rata client kasir menjadi 193,867

ms/paket. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rata –

rata jitter keseluruhan client, dan termasuk dalam

kategori buruk.

Tabel 12. Data Analisa Jitter pada Usaha

Client

Parameter yang diukur

Jitter

(ms/paket) Total

Variasi

Delay(s)

Total paket

yang diterima –

1

Usaha 1 2341,807 47985 48,803

Usaha 2 2214,456 72950 30,356

Usaha 3 2110,591 55294 38,170

Usaha4 2431,016 23222 104,686

Usaha5 2354,281 62509 37,663

Usaha6 2047,705 47133 43,445

Usaha7 2074,684 15187 136,609

Usaha8 2141,029 45375 47,185 Rata -

rata 2214,446 46206,875 60,865

Tabel 12. yaitu tabel data analisa jitter client

usaha, memiliki nilai rata – rata total variasi delay

2214,446 sec atau 36 menit 54,45 detik dan nilai rata

– rata paket yang tertangkap adalah 46206,875

paket, sehingga nilai rata – rata jitter yang di dapat

adalah 60,865 ms/paket. Nilai rata – rata jitter client

usaha masuk dalam kategori baik atau bagus dengan

melihat rujukan yang digunakan.

Selain perbedaan data analisa yang digunakan

pada client kasir dan client usaha, dapat terlihat dari

besar nilai dari rata – rata total variasi delay, paket

yang tertangkap serta nilai jitter. Client kasir

memiliki rata – rata total variasi delay yang lebih

besar dibandingkan dengan client usaha, sedangkan

rata – rata paket yang tertangkap client kasir lebih

sedikit dibandingkan dengan client usaha, berarti

client kasir hanya mampu menangkap lebih sedikit

paket dengan waktu yang lebih besar dari client

usaha. Sehingga nilai tersebut berpengaruh terhadap

hasil rata – rata jitter tiap client.

Nilai rata – rata jitter dari kedua client

termasuk kategori sedang mendekati buruk.

Sedangkan nilai rata – rata jitter dari client usaha

termasuk kategori bagus, nilai ini lebih baik

Page 9: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

9

dibandingkan dengan nilai rata – rata jitter client

kasir yang termasuk kategori jelek. Semakin kecil

nilai jitter akan semakin baik nilai QoS. Sehingga

nilai QoS pada client usaha lebih baik daripada

client kasir.

Dari kedua parameter QoS yang didapatkan,

nilai delay dan jitter dari perhitungan keseluruhan

dua client belum termasuk kategori sangat buruk

hingga tidak dapat di terima, namun perbedaan besar

nilai QoS dapat terlihat antara client kasir dengan

client usaha. Client kasir memiliki nilai delay dan

jitter yang lebih besar dibandingkan client usaha,

menyebabkan nilai QoS yang lebih buruk.

Sedangkan nilai QoS client usaha lebih baik dengan

melihat hasil nilai delay dan jitter yang berada pada

kategori bagus.

4. KESIMPULAN 1. Standar yang digunakan adalah standar ITU-T

G114, standar jitter, dan standar layanan yang

digunakan, yaitu VPN IP MPLS Gold.

2. Parameter Delay dari seluruh perhitungan

menunjukan rata – rata nilai delay termasuk

kategori baik yaitu 70,569 ms/paket. Walaupun

nilai rata – rata delay pada client kasir dan

client usaha termasuk dalam kategori baik, nilai

delay client usaha lebih baik yaitu sebesar

47,593 ms/paket dibandingkan nilai client kasir

sebesar 116,522 ms/paket, karena semakin

kecil delay yang dihasilkan, semakin baik

kualitas jaringan.

3. Parameter Jitter dari seluruh perhitungan

menunjukan rata – rata nilai jitter termasuk

kategori sedang mendekati buruk yaitu sebesar

125,491 ms/paket. Sedangkan nilai rata – rata

jitter pada client kasir termasuk dalam kategori

buruk yaitu sebesar 193,867 ms/paket. Hal

yang berbeda ditunjukkan oleh client usaha

dimana nilai rata – rata jitter yang didapatkan

termasuk kategori baik dengan nilai 60,865

ms/paket.

4. Secara keseluruhan perhitungan kedua

parameter, QoS dari kedua client termasuk

dalam kategori sedang. Bila dihitung secara

terpisah, QoS client usaha lebih baik

dibandingkan QoS client kasir.bumi ke arah

antena satelit, sehingga tidak terjadi pointing

loss.

5. SARAN

Pengerjaan Tugas Akhir tentang jaringan

MPLS ini masih sangat sederhana. Diharapkan pada

pengembangan selanjutnya mampu membahas lebih

detail tentang parameter – parameter pendukung

jaringan VPN-MPLS selain Qos, serta simulasi

jaringan yang lebih detail supaya dapat dipahami

oleh masyarakat luas, khususnya pengguna layanan

VPN-MPLS. Topik baru yang mampu dilanjutkan

dari topik Tugas Akhir ini adalah simulasi jaringan

VPN-MPLS pada perusahaan menggunakan GNS3.

Penggunaan simulasi memudahkan pemahaman

administrator jaringan dalam memelihara serta

mengembangkan jaringan yang digunakan.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Agung, Ismail W dan Yoki Merdian,

Analisis dan Perancangan VPN

menggunakan VPN MPLS pada PT Global

Hosting Management, Universitas Bina

Nusantara, Program Studi Teknik

Informatika, Skripsi Sarjana Komputer,

Jakarta, 2007

[2] Basuki,Mudji, (2007, Oktober), Positioning

MPLS, Dokumen PDF.[Online]. Ilmu

Komputer.com.

[3] Dwi,Imas Rahmawati, (2012),“Analisa QoS

Pada Jaringan MPLS IPv6 Berbasis

Routing OSPF”, Politeknik Elektronika

Negeri Surabaya, Surabaya.

[4] Diktat Kuliah, (Juni 2012), BABXVI :

Quality of Service (QoS) dan

Pengukurannya, ITT Telkom

Bandung,http://www.scribd.com.

[5] Dhoto,(2013, Maret), Pelatihan Cisco,

Dokumen PDF [ONLINE],

http://dosen.narotama.ac.id

[8] Falani,Zakki, (2012, September) SPP

Membangun LAN dengan Windows XP,

Dokumen PDF [ONLINE]

http://dosen.narotama.ac.id.

[9] Ferguson, Paul, dan Geoff Huston, (1998),

What is a VPN ”, CISCO, Dokumen PDF.

[10] Heywood,Drew, Konsep dan Penerapan

Microsoft TCP/IP, diterjemahkan oleh

Daniel M.W ,Yogyakarta, Penerbit ANDI.

Page 10: ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

10

[11] Jaya,Safitri. MODUL KULIAH PKPP –

STTI NIIT I-TECH. SLA (Service Level

Agreement) Manajemen Proyek PKKP

SISTEM INFORMASI & TEKNIK

INFORMATIKA11 (sebelas). Dokumen

Doc

[12] Maman,Ujang, (2009,Maret), VPN IP

(Virtual Private Network IP) Telkom,

[ONLINE] http://urang-

plered.blogspot.com

[13 Purwaningsih,Heni, Analisis dan

Perancangan Jaringan MPLS PT.Telkom

Yogyakarta, Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer AMIKOM,

Yogyakarta,2011.

[14] Rafiudin,Rahmat, CISCO Router

Konfigurasi Voice, Video dan Fax,

Yogyakarta, Indonesia, Penerbit ANDI:

2006.

[15] Rafiudin,Rahmat, Konfigurasi Sekuriti

Jaringan CISCO, Jakarta, Indonesia,

PT.Elex Media Komputindo: 2005.

[16] Richi, Dwi Agustia, Rancang Bangun

Media Informasi Kesenian Daerah

Berbasis Web Dalam Bentuk Layanan

Video On Demand (VoD) Dengan

Menggunakan Metode Pseudo HTTP

Streaming (Studi Kasus Bandung

Heritage), Fakultas Teknik dan Informatika

Universitas Komputer Indonesia, Bandung,

Skripsi Sarjana Teknik Informatika, 2011

[17] Rijayana,Iwan, (2005), “Teknologi MPLS

untuk Meningkatkan Performa Jaringan”,

Universitas Widyatama, Bandung.

[18] Setya,Bagus Permana, (2009), Teknologi

MPLS, Belajar Telekomunikasi.

[19] Sistem Telekomunikasi, (2008,Januari)

,BAB 4 Kualitas Layanan Pada Sistem

Telekomunikasi, Politeknik Telkom

Bandung, Diktat Kuliah, Dokumen Doc.

[20] Sukmaaji,Anjik dan Rianto, Jaringan

Komputer Konsep Dasar Pengembangan

Jaringan dan Keamanan Jaringan,

Yogyakarta, Indonesia, Penerbit ANDI:

2008.

[21] Syafrizal,Melwin, Pengantar Jaringan

Komputer, Yogyakarta, Indonesia: Penerbit

ANDI , 2005.

[22] Tania,Saras, (2013, September), Desain

Service Level Agreement dan Operation

Level Agreement Proses Bisnis

Penanganan Gangguan Jaringan Akses

Speedy Pada PT TELKOM Kandatel

Jakarta Barat, ITT Bandung[ONLINE],

digilib.ittelkom.ac.id

[21] Wahyu ,Guntur Wibowo, “Implementasi

dan Analisis Perbandingan Performansi

Layanan Live Radio Streaming pada

Jaringan Komputer Berbasis Ipv4”,

Politeknik Telkom Bandung

[22] Wastuwibowo,Kuncoro,(2012, April),

Jaringan MPLS , Dokumen PDF,

[ONLINE], Ilmu Komputer.com.