Page 1
ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI
PROVINSI GORONTALO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Reza Fransiska
NIM : 1150840000054
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
Page 2
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Page 3
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Page 4
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Page 5
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Reza Fransiska
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Desember 1996
Alamat : Jl. Swadaya Ujung No. 61, Kel.Tanah
Baru, Kec. Beji, Depok
Telepon : 089639720221
Email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : (Alm.) Agus Prastyono
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 28 Agustus 1968
Ibu : Siti Hastuti
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 5 Juli 1971
Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
III. PENDIDIKAN
1. RA Pembina Bintaro Tahun Pelajaran 2001/2002
2. SDN Cipedak 03 Pagi
3. SMPN 131 Jakarta Tahun 2011
4. SMAN 97 Jakarta Tahun 2014
5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. PENGALAMAN INTERNSHIP
1. Internship Program FHCI BUMN di Perusahaan Umum Jaminan Kredit
Indonesia (Perum Jamkrindo) (2019)
Page 7
vii
2. Menyusun kajian mengenai proses pengendalian penjaminan pada
Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo)
3. Sekretaris acara “PMMB Mengajar” Perusahaan Umum Jaminan Kredit
Indonesia (Perum Jamkrindo)
V. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota HMJ Ekonomi Pembangunan Departemen Internal (2016)
2. Anggota KPPS Pemilihan Umum Raya UIN Jakarta (2016)
3. Wakil Sekretaris HMJ Ekonomi Pembangunan (2017)
4. Wakil Sekretaris DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisinis (2018)
Page 8
viii
ABSTRACT
The growth center is indeed a region whose growth and development is very
rapid. However, the rapid development in that area, get problems that follow because
of activities that tend to be oriented at the center, this causes inequality. One of the
ways to overcome inequality is through the development of growth centers that are
spreading so the new growth centers can create equity. This study aims to determine
the economic conditions in each Regencies / Cities in Gorontalo Province, find out
the interaction between Regencies / Cities in Gorontalo Province, find the economic
sektor which is the leading sektor in Regencies / Cities in Gorontalo Province, find
out which Regencies / Cities potential as a new growth center in Gorontalo
Province. Analysis tools used in this study are gravity analysis, LQ (Location
Quotient) analysis, shift share analysis as well as scalogram analysis and centrality
index. The results shows a new growth center in Gorontalo Province is Gorontalo
Regency as the primary growth center, with the advantage of the type and high
number of services for the community. Gorontalo Regency also has a high interaction
with the hinterland areas, such as Bone Bolango Regency, North Gorontalo Regency
and Boalemo Regency. Gorontalo Regency get 4 (four) leading sectors that have
comparative and competitive advantages. Then, the secondary growth centers is Bone
Bolango Regency. The center of tertiary growth is North Gorontalo Regency.
Keywords: Growth Center, Gravity, Location Quotient, Shift Share, Scalogram, and
Centrality Index.
Page 9
ix
ABSTRAK
Pusat pertumbuhan memang menjadi wilayah atau kawasan yang
pertumbuhan dan pembangunannya sangat pesat. Namun, dengan semakin pesatnya
pembangunan di daerah tersebut, terdapat masalah yang mengikutinya karena
kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat tersebut, ini menyebabkan
ketimpangan. Hal ini bisa diatasi salah satunya dengan pengembangan pusat
pertumbuhan yang menyebar sehingga pusat-pusat pertumbuhan yang baru bisa
menciptakan pemerataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
perekonomian di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo, mengetahui interaksi
antara Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo, menemukan sektor ekonomi
yang menjadi sektor unggulan yang terdapat pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo, mengetahui Kabupaten/Kota yang berpeluang atau berpotensi sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Gorontalo alat analisis yang digunakan
pada penelitian ini analisis gravitasi, analisis LQ (Location Quotient, analisis shift
share juga analisis skalogram dan indeks sentralitas. Hasil analisis menunjukkan
pusat pertumbuhan baru pada Provinsi Gorontalo ialah Kabupaten Gorontalo sebagai
pusat pertumbuhan primer, dengan keunggulan dari jenis dan jumlah pelayanan yang
tinggi untuk masyarakat juga Kabupaten Gorontalo memliki interaksi yang tinggi
dengan daerah hinterland antara lain Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo
Utara dan Kabupaten Boalemo. Kabupaten Gorontalo memiliki 4 (empat) sektor
unggulan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif pada wilayah
tersebut. Kemudian, pusat pertumbuhan sekunder terdapat Kabupaten Bone Bolango.
Pusat pertumbuhan tersier ialah Kabupaten Gorontalo Utara.
Kata Kunci: Pusat Pertumbuhan, Gravitasi, Location Quotient, Shift Share,
Skalogram, dan Indeks Sentralitas.
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Analisis Pusat Pertumbuhan Baru Di Provinsi Gorontalo”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu terdapat kendala yang penulis hadapi,
namun skripsi ini akhirnya bisa terselesaikan tentu atas bimbingan, arahan, bantuan
dan semangat dari berbagai pihak di sekitar penulis. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis ingin terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis yaitu (Alm.) Bapak Agus Prastyono dan Ibu Siti
Hasuti yang selalu memberikan dukungan materiil maupun moril terhadap
penulis hingga proses pengerjaan skripsi ini selesai. Terima kasih atas segala
kebaikan yang tidak akan pernah bisa penulis balas. Tidak lupa, adik saya,
Abi Angga Prastyo yang selalu membuat saya banyak belajar sabar.
2. Bapak Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis serta
memberikan saran dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Amilin, Prof.,Dr.,M.Si.,Ak.,C.A.,QIA.,BKP.,CRMP beserta seluruh
jajarannya.
4. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si selaku Kepala dan Bapak
Deni Pandu Nugraha,M.Sc Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis sejak
awal perkuliahan yang telah membimbing penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta jajarannya.
7. Teman semasa internship hingga saat ini Gandes Novia, yang telah membantu
banyak sekali hingga terselesaikannya skripsi ini karena selalu mau
direpotkan dan selalu mendengarkan keluh kesah penulis.
8. Teman-teman saya Desti, Putri, Silvi, Ana, Ayu, dan Utari mendampingi
penulis dan selalu bersama semasa perkuliahan dengan berbagai cerita dan
kebersamaan yang penuh warna. Semoga kita bisa mencapai impian,
kesuksesan, dan kebahagiaan kita di jalan kita masing-masing.
Page 11
xi
9. Teman-teman KKN saya yang selalu menemani saya selama KKN
berlangsung. Eno (Retno), Eis (Elisa), Eneng (Laila), Farid, terima kasih atas
warna-warninya selama di KKN. Terima kasih pula untuk tetap bermain
bersama hingga saat ini walau KKN sudah selesai. Semoga kita lekas
mewujudkan impian kita masing-masing.
10. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 yang telah menjadi
kawan yang baik selama empat tahun dan terimakasih atas kerjasamanya yang
baik selama empat tahun berjuang bersama di jurusan ini.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung
maupun tidak langsung atas bantuannya kepada penulis hingga
terselesaikannya penelitian ini.
Semoga semua pihak yang telah berbaik hati kepada penulis selama ini,
mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan yang mereka inginkan. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini pun tidak luput dari kesalahan dan masih terdapat kekurangan.
Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan skripsi ini
akan saya terima sebagai penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Jakarta, Oktober 2019
Penulis
Page 12
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvii
BAB I ......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................12
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................13
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................14
BAB II ...................................................................................................................................15
A. Landasan Teori.........................................................................................................15
1. Perencanaan Pembangunan ................................................................................15
2. Teori Lokasi ..........................................................................................................19
3. Teori Pusat Pertumbuhan (Growth pole) ...........................................................20
4. Teori Pengembangan Wilayah ............................................................................26
5. Teori Sektor Unggulan .........................................................................................28
6. Ayat Al-Quran ......................................................................................................30
B. Literature Review .....................................................................................................33
Page 13
xiii
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................................39
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................40
BAB III .................................................................................................................................41
A. Ruang Lingkup penelitian .......................................................................................41
B. Metode Penentuan Daerah Penelitian.....................................................................41
C. Metode pengumpulan data ......................................................................................42
D. Metode Analisis Data ...............................................................................................43
1. Analisis Location Quotient (LQ) .........................................................................43
2. Analisis Shift Share ..............................................................................................45
3. Analisis Skalogram ...............................................................................................49
4. Indeks Sentralitas .................................................................................................53
5. Analsis Gravitasi ..................................................................................................54
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................................56
BAB IV ..................................................................................................................................58
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .....................................................................58
1. Keadaan Geografis ...............................................................................................58
2. Pembagian Wilayah Administrasi.......................................................................58
3. Kondisi Demografi ...............................................................................................59
4. Aspek Sosial ..........................................................................................................61
5. Aspek Ekonomi .....................................................................................................64
B. Hasil Analisis dan Pembahasan...............................................................................72
1. Analisis Gravitasi .................................................................................................73
2. Analisis Location Quotient dan Analisis Shift Share .........................................78
3. Analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas ......................................................107
BAB V .................................................................................................................................117
A. Kesimpulan .............................................................................................................117
B. Saran .......................................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................120
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................................131
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Gini Rasio Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2016 ....................................3
Tabel 1. 2 Presentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 ..................................................................................................4
Tabel 1. 3 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 ..................................................................................................6
Tabel 1. 4 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo ................................................................................................................................7
Tabel 1. 5 Jarak Antar Kabupaten / Kota di Perovinsi Gorontalo (km) .........................11 Tabel 3. 1 Data dan Sumber Perolehannya ........................................................................42
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian ........................................................................57 Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun
2012-2016 ..............................................................................................................................60
Tabel 4. 2 Fasilitas Sekolah TK, SD, SMP,SMA.dan SMK Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo Tahun 2016 (Unit) ...............................................................................61
Tabel 4. 3 Fasilitas Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun
2016 (Unit) ............................................................................................................................63
Tabel 4. 4 Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Tahun 2016 (Unit) ................................................................................................................64
Tabel 4. 5 PDRB Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah) .........................................................65
Tabel 4. 6 Rata-rata PDRB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) ........67
Tabel 4. 7 PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun
2012-2016 ..............................................................................................................................68
Tabel 4. 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2016 (Persen) ...................................................................................................69
Tabel 4. 9 Rata- Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi
Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Persen) ...................................70
Tabel 4. 10 Nilai Interaksi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo ......................74
Tabel 4. 11 Urutan Nilai interaksi antar wilayah ..............................................................77
Tabel 4. 12 Hasil Analisis Location Quotient (LQ) ............................................................84
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 (juta rupiah) ............................................................96
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 (juta rupiah) ..........................................................97
Tabel 4. 15 Hasil Perhitungan Nilai Shift Share (Rij) Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 ..............................................................................................103
Tabel 4. 16 Hasil Perhitungan Nilai Shift Share (Rij) Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 ..............................................................................................104
Tabel 4. 17 Hasil Range Orde Skalogram ........................................................................108
Page 15
xv
Tabel 4. 18 Hasil Analisis Skalogram ...............................................................................109
Tabel 4. 19 Hasil Range Orde Indeks Sentralitas ............................................................110
Tabel 4. 20 Hasil Indeks Sentralitas .................................................................................110
Tabel 4. 21 Hierarki Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo berdasarkan Analisis
Skalogram dan Indeks Sentralitas ....................................................................................112
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran...................................................................................... 39 Gambar 4. 1 Presentase Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo ............ 59
Page 17
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis gravitasi ..........................................................................................131
Lampiran 2. Jumlah jenis fasilitas Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................132
Lampiran 3. Analisis Skalogram ......................................................................................132
Lampiran 4. Indeks sentralitas .........................................................................................133
Lampiran 5. PDRB ADHK Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016 ..............................134
Lampiran 6. PDRB ADHK Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016............................134
Lampiran 7. PDRB ADHK Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012-2016 ................135
Lampiran 8. PDRB ADHK Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-2016......................135
Lampiran 9. PDRB ADHK Kabupaten Pohuwato Tahun 2012-2016 ............................136
Lampiran 10. PDRB ADHK Kota Gorontalo Tahun 2012-2016 ....................................136
Lampiran 11. PDRB ADHK Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016 ..............................137
Lampiran 12. Laju Pertumbuhan Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016 .................137
Lampiran 13. Laju Pertumbuhan Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016 ...................138
Lampiran 14. Laju Pertumbuhan Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012-2016 ......138
Lampiran 15. Laju Pertumbuhan Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-2016 ...........139
Lampiran 16. Laju Pertumbuhan Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2016 ...............139
Lampiran 17. Laju Pertumbuhan Kota Gorontalo Tahun 2012 – 2016 ........................140
Lampiran 18. Laju Pertumbuhan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2016 ...................140
Lampiran 19. Analisis LQ (Location Quotient) Kota Gorontalo Tahun 2012-2016 .....141
Lampiran 20. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Gorontalo Utara Tahun
2012-2016 ............................................................................................................................142
Lampiran 21. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Pohuwato Tahun 2012-2016
.............................................................................................................................................143
Lampiran 22. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-
2016 .....................................................................................................................................144
Lampiran 23. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016
.............................................................................................................................................145
Lampiran 24. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016
.............................................................................................................................................146
Lampiran 25. Analisis Shift Share Kabupaten Gorontalo .............................................147
Lampiran 26. Analisis Shift Share Kabupaten Boalemo ................................................148
Lampiran 27. Analisis Shift Share Kabupaten Gorontalo Utara ..................................149
Lampiran 28. Analisis Shift Share Kabupaten Bone Bolango .......................................150
Lampiran 29. Analisis Shift Share Kabupaten Pohuwato .............................................151
Lampiran 30. Analisis Shift Share Kota Gorontalo .......................................................152
Lampiran 31. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Gorontalo .............153
Lampiran 32. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Boalemo ................154
Lampiran 33. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Gorontalo Utara ..155
Page 18
xviii
Lampiran 34. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Bone Bolango .......156
Lampiran 35. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Pohuwato .............157
Lampiran 36. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kota Gorontalo........................158
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada pada suatu
wilayah merupakan aspek yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan
ekonomi daerah, maka dari itu dua aspek penting tersebut harus dikelola
secara efekif dan efisien. Jika suatu negara berupaya membangun ekonomi
wilayahnya dan berhasil, maka manfaatnya akan terasa oleh masyarakat.
Pembangunan ekonomi daerah itu sendiri ialah suatu proses yang dilakukan
pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat dalam mengelola
sumber daya yang ada dan membentuk suatu polakemitraan agar membentuk
lapangan pekerjaan baru yang bisa memicu perkembangan kegiatan ekonomi
dalam daerah tersebut (Lincolin Arsyad, 1999 dalam Hajeri, Yurisinthae,
Dolorosa, 2015). Suatu proses yang bersifat multidimensional, yang
melibatkan kepada perubahan besar, baik terhadap perubahan struktur
ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan,
mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan
ekonomi (Sirojuzilam, 2008 dalam Tumangkeng, 2018). Ketika seluruh sektor
ekonomi berjalan beriringan dengan pembangunan ekonomi ini membuat
kegiatan perekonomian lancar dan bisa menyokong pertumbuhan ekonomi.
Salah satu cara membangun perekonomian suatu daerah ialah dengan
adanya pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan memang digunakan untuk
menggerakkan dan memacu pembangunan. Menurut Tarigan (2007) secara
Page 20
2
fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi dimana terkumpulnya
kelompok usaha yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan
sehingga bisa memicu kehidupan ekonomi, baik ke dalam maupun ke luar
lokasi tersebut. Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu tempat yang
memiliki banyak fasilitas dan kemudahan (aksesibilitas) yang memadai
sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) dan menyebabkan
berbagai usaha tertarik menempatkan usahanya pada lokasi tersebut dan
masyarakat senang memanfaatkan fasilitas yang ada di lokasi tersebut.
Menurut Myrdal, setiap daerah yang memiliki pusat pertumbuhan juga
bisa menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran, karena pusat
pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga kerja yang
terampil, modal, dan barang-barang yang diperdagangkan dapat menunjang
pertumbuhan suatu lokasi. Namun, terpusatnya suatu kegiatan ekonomi pada
satu wilayah saja ini bisa menyebabkan masalah, yaitu kesenjangan ekonomi
wilayah pusat pertumbuhan dengan wilayah di sekitarnya. Jadi, terpusatnya
suatu kegiatan ekonomi pada satu wilayah ini memiliki dua pengaruh.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif
terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread effect. Contohnya
adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah
buruh semakin tinggi. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut backwash
effect, salah satu contohnya adalah adanya ketimpangan. Semakin pesatnya
pembangunan dan kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat kota saja ini
menyebabkan ketimpangan. Bisa dilihat, berdasarkan data Badan Pusat
Statistik indeks gini menurut provinsi di Indonesia inilah beberapa provinsi
yang memiliki indeks gini di atas indeks gini Indonesia.
Page 21
3
No. Provinsi Indeks Gini
1 Daerah Istimewa Yogyakarta 0.425
2 Gorontalo 0.41
3 Jawa Barat 0.402
4 Jawa Timur 0.402
5 Papua Barat 0.401
6 Sulawesi Selatan 0.4
7 Papua 0.399
8 DKI Jakarta 0.397
0.394Indonesia
Tabel 1. 1 Gini Rasio Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2016
Sumber: BPS Indonesia
Indeks gini ini merupakan alat untuk mengukur tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk. Menurut sumber BPS Indonesia indeks gini tahun
2016 yang dipaparkan pada tabel 1.1 terdapat 8 (delapan) Provinsi yang
memiliki indeks gini cukup tinggi karena melebihi indeks gini rata-rata
Indonesia sebesar 0.394. Daerah Istimewa Yogyakarta memang menempati
posisi teratas dengan indeks gini yang paling tinggi yakni 0,425. Namun
pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah membuat pusat pertumbuhan
wilayah yang baru tidak hanya pada Kota Yogyakarta dan sebagian
Kabupaten Sleman, tapi juga pada Kabupaten Bantul hal ini disampaikan oleh
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Bantul (Isa Budi Hartono).
Ditemukan berbagai jurnal juga sudah mengidentifikasi wilayah mana saja
yang kiranya layak menjadi pusat pertumbuhan baru di Provinsi Yogyakarta.
Page 22
4
Dalam data tersebut Provinsi yang memiliki indeks gini tinggi setelah Daerah
Istimewa Yogyakarta yakni Provinsi Gorontalo sebesar 0,410 dibandingkan
rata-rata indeks gini Indonesia yang sebesar 0.394 pada tahun 2016. Indeks
gini ini mengindikasikan perekonomian yang belum optimal pada daerah
tersebut.
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang berada di
Pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 1
(satu) Kota yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Bone Bolango, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota
Gorontalo. Ibu Kota Provinsi yang mana berfungsi sebagai pusat pertumbuhan
di Provinsi Gorontalo ialah Kota Gorontalo. Adanya kesenjangan di Provinsi
Gorontalo yang cukup tinggi ini memberi arti bahwa semakin tinggi indeks
gini suatu daerah, maka jarak kemampuan ekonomi antar kelompok
masyarakat berarti juga semakin tinggi. Indeks gini yang telah dipaparkan
sebelumnya ini bisa didukung oleh timpangnya presentase penduduk miskin
pada Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo. Ketimpangan ini juga
mencerminkan bahwasanya kesejahteraan masyarakat dalam wilayah tersebut
juga belum merata. Kondisi ketimpangan ini sudah seharusnya menjadi
perhatian pemerintah dalam menyusun kebijakannya.
Tabel 1. 2 Presentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016
Wilayah se
Provinsi
Persentase Penduduk Miskin
(Persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Boalemo 20.42 21.79 20.79 21.67 21.11
Gorontalo 20.79 21.57 21.05 21.8 21.03
Page 23
5
Pohuwato 20.18 21.47 20.69 22.43 21.17
Bone Bolango 16.67 17.19 16.68 18.49 17.97
Gorontalo Utara 18.54 19.16 18.34 18.93 18.51
Kota Gorontalo 5.61 5.99 5.85 6.05 6.05
Provinsi Gorontalo 17.22 18 17.41 18.32 17.72
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Presentase penduduk miskin ialah presentase penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan (presentase penduduk miskin), sedangkan penduduk
miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran perkapita perbulan berada
pada bawah garis kemiskinan. Penduduk miskin juga dianggap masyarakat
yang secara ekonomi tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan. Berdasarkan data BPS Provinsi Gorontalo pada tabel 1.2,
presentase penduduk miskin menurut Kabupaten/ Kota ini memang
menunjukkan angka yang sangat timpang. Seluruh Kabupaten memiliki
presentase dikisaran belasan hingga puluhan, hanya ada satu Kota yang
memiliki presentase tidak lebih dari kisaran belasan yaitu Kota Gorontalo.
Kota Gorontalo memiliki presentase penduduk miskin paling rendah setiap
tahunnya. Tahun 2016 presentase penduduk miskinnya hanya 6.05%. Nilai
tertinggi berada pada Kabupaten Pohuwato sebesar 21.17% pada tahun 2016.
Selisih antara 6.05% dengan 21.17 % ini tentu jarak yang cukup besar,
menandakan bahwasanya penduduk miskin di Kota Gorontalo dengan
penduduk miskin di Kabupaten Pohuwato berbeda jauh. Bahkan, dari tahun
2012 sampai 2016 hampir setiap tahunnya seluruh Kabupaten selalu berada di
atas tingkat presentase Provinsi Gorontalo terkecuali Kota Gorontalo.
Presentase penduduk miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo ini juga
dipengaruhi oleh Indeks pembangunan manusia juga tingkat pengangguran
terbuka.
Page 24
6
Tabel 1. 3 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016
Wilayah se
Provinsi
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo
2012 2013 2014 2015 2016
Boalemo 61.11 61.71 62.18 62.86 63.42
Gorontalo 61.87 62.22 62.9 63.63 64.22
Pohuwato 60.48 61.38 61.74 62.5 63.17
Bone Bolango 65.13 65.82 66.03 66.83 67.48
Gorontalo Utara 60.71 61.6 61.92 62.55 63.02
Kota Gorontalo 74.06 74.43 74.97 75.62 75.75
Provinsi Gorontalo 62.16 64.7 65.17 65.86 66.29
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Indeks pembangunan manusia ini termasuk indeks yang
mencerminkan kesejahteraan masyarakatnya.pembangunan ekonomi memang
seharusnya bukan hanya terletak pada pendapatan yang dihasilkan pada satu
wilayah saja, tetapi peningkatan kualitas kehidupan penduduk juga. Indeks
pembangunan manusia menggambarkan indeks yang dilihat dari sisi
perluasan, pemerataan, dan keadilan baik dalam bidang kesehatan,
pendidikan, maupun kesejahteraan masyarakat (Todaro, 2006) . Jika nilai IPM
tinggi, maka produktivitas kerja dari masyarakat juga tinggi, jika
produktivitasnya tinggi, maka pendapatan yang diperoleh masyarakat juga
tinggi. Tetapi, jika nilai IPM rendah, maka produktivitas kerja dari
masyarakat tersebut rendah, jika produktivitasnya rendah, maka pendapatan
yang diperoleh oleh masyarakat juga rendah. Berdasarkan data BPS Provinsi
Gorontalo pada tabel 1.3 ini menunjukkan ketimpangan yang sangat jelas.
Page 25
7
Dari tahun 2012 hingga 2016 meski semua Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo selalu meningkat indeks pembangunan manusianya tapi hanya
Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo lah yang memiliki indeks
pembangunan manusia melebihi indeks pembangunan manusia rata-rata
Provinsi Gorontalo. Disetiap tahunnya, Kota Gorontalo selalu memiliki IPM
tertinggi, pada tahun 2016 mencapai 75.75 dan posisi kedua Kabupaten Bone
Bolango sebesar 67.48 dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya termasuk rata-
rata IPM Provinsi Gorontalo sebesar 66.29.
Tabel 1. 4 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo
Kabupaten/Kota Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen)
2012 2013 2014 2015 2017
Boalemo 4.88 1.69 2.08 4.57 4.88
Gorontalo 3.33 5.05 3.89 3.62 3.54
Pohuwato 5.42 1.38 2.38 2.06 2.7
Bone Bolango 7.08 3.89 4.84 6.76 4.7
Gorontalo Utara 2.97 2.78 3.83 5.61 5.08
Kota Gorontalo 4.64 7.35 7.22 6.14 5.5
Provinsi Gorontalo 4.47 4.15 4.18 4.65 4.28
Sumber: Provinsi Gorontalo Dalam Angka 2017
Jika dilihat dari data tingkat pengangguran terbuka pada tabel 1.4 di
atas memang terlihat tidak terlalu timpang dan tidak searah dengan presentase
penduduk miskin. Secara logika, seharusnya tingkat kemiskinan dan tingkat
pengangguran berjalan searah. Ketika suatu wilayah penduduknya banyak
Page 26
8
yang menganggur seharusnya penduduk miskinnya juga banyak. Namun ini
justru sebaliknya, suatu wilayah yang penduduk miskinnya sedikit tetapi
penganggurannya sangat banyak begitupun sebaliknya. Dari data pada tabel
1.4 terlihat bahwa Kota gorontalo memiliki tingkat pengangguran terbuka
yang tertinggi dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Gorontalo,
padahal jika dilihat data presentase penduduk miskin Kota Gorontalo selalu
memiliki tingkat presentase yang paling rendah dibandingkan
Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Gorontalo. Kabupaten/Kota lainnya yang
cenderung presentase penduduk miskinnya tinggi juga justru memiliki tingkat
pengangguran yang cenderung rendah.
Alasan dibalik tidak searahnya hal ini sangat menarik dan juga
relevan. Fenomena ini bisa terjadi karena orang yang sedang menganggur
dalam sebuah rumah tangga, bisa jadi ada anggota rumah tangga lain yang
memiliki pendapatan yang tinggi sehingga orang yang menganggur tersebut
biaya hidupnya bisa disokong oleh anggota rumah tangga lain tersebut. Jadi,
penganggur tersebut tidak berada di bawah garis kemiskinan atau tidak
menjadi penduduk miskin. Hal ini memang sering terjadi pada daerah
perkotaan, tentunya ini sangat sejalan dengan Kota Gorontalo yang memang
menjadi pusat pertumbuhan dan Ibukota Provinsi Gorontalo jika dilihat dari
data tingkat pengangguran. Bisa juga terjadi ketika kelompok bukan angkatan
kerja selesai pendidikannya kemudian masuk ke kelompok angkatan kerja,
tetapi tidak langsung bekerja karna menunggu untuk mendapatkan pekerjaan.
Dalam hal tersebut mereka menjadi pengangguran terdidik. Ada juga yang
menganggur karena sengaja keluar dari pekerjaan yang lama dengan harapan
mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Hal ini lah yang menciptakan
pengangguran.
Page 27
9
Ketika hal sebaliknya terjadi yaitu jika presentase penduduk
miskinnya tinggi tetapi tingkat penganggurannya rendah. Mungkin, pada
kelompok keluarga miskin ini sebagian besar anggota keluarga bekerja paling
tidak hanya bisa untuk bertahan hidup, terkadang anak-anaknya juga
dilibatkan untuk bekerja agar bisa mencukupi kehidupan keluarganya.
Sehingga tingkat penganggurannya cenderung rendah, namun pendapatan
yang mereka dapatkan sangat rendah dan di bawah garis kemiskinan. Bisa
juga karena adanya tingkat pengangguran yang tersembunyi (bekerja dengan
dengan jam kerja yang rendah). Jam kerja yang rendah ini berakibat pada
rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas memang tidak hanya
ditentukan pada rendahnya jam kerja saja tapi juga kualitas sumber daya
manusianya juga. Karena tingkat pendidikan yang ditamatkan rendah maka
tingkat upah yang didapat rendah. Jadi, walaupun bekerja tapi pendapatan
yang diperoleh rendah dan di bawah garis kemiskinan (Yarlina Yacoub,
2012).
Jadi, sudah semestinya ketimpangan harus diperhatikan dalam
pembangunan di setiap wilayah. Pembangunan ekonomi yang dilakukan di
setiap wilayah seharusnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat juga pada akhirnya, bukan hanya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi pada wilayah tersebut. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi yang
akan meningkat apabila terjadinya pembangunan ekonomi ini akan
mempegaruhi kesempatan kerja, lapangan pekerjaan, dan investasi pada
wilayah tersebut, sehingga pemeratan kesejahteraan penduduk juga
meningkat. Pembangunan ekonomi juga harus bertujuan untuk memajukan
setiap daerah secara merata agar tidak adanya daerah yang tertinggal terlalu
jauh. Belum tercapainya pemerataan antara lain salah satunya dikarenakan
kegiatan perekonomian cenderung berorientasi di satu wilayah. Dalam
Page 28
10
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Gorontalo, ditetapkan bahwa Kota
Gorontalo ialah Pusat Kegiatan Nasional dimana tempat utama kegiatan
ekspor impor berada, juga pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional,
maka dari itu Kota Gorontalo merupakan Pusat Pertumbuhan di Provinsi
Gorontalo. Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi Gorontalo berada pada
Kabupaten Boalemo (Tilamuta dan Marisa), Kabupaten Gorontalo (Isimu),
Kabupaten Gorontalo Utara (Kwandang) , dan Kabupaten Bone Bolango
(Suwawa) dimana ini simpul kedua kegiatan ekspor-impor dan kegiatan
industri dan jasa yang mendukung PKN. Sedangkan, Pusat Kegiatan Lokal
dimana pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau
beberapa kecamatan berada pada Kabupaten Gorontalo (Limboto), Kabupaten
Bone Bolango (Suwawa), Kabupaten Boalemo (Paguyaman), dan Kabupaten
Pohuwato (Paguat dan Popayato).
Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk
mengatasi ketimpangan ini dan mengembangkan wilayah ini adalah dengan
menetapkan kota atau wilayah tertentu menjadi pusat pertumbuhan. RPJPN
Tahun 2005 – 2025 yang diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2007, salah
satunya menjabarkan arah pembangunan jangka panjang Indonesia. Visi
pembangunan daerah diarahkan pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan
masyarakat (quality of life) di seluruh wilayah, berkurangnya kesenjangan
antar wilayah, dan peningkatan keserasian pemanfaatan ruang. Salah satu
strategi untuk mengurangi ketimpangan pengembangan wilayah adalah
dengan mengembangkan wilayah tertentu menjadi pusat pertumbuhan
(growth pole) secara menyebar ( Sjafrizal dalam Rahayu dan Santoso, 2014).
Dalam rangka mewujudkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi antar
wilayah yaitu salah satunya dengan pembentukan pusat pertumbuhan baru di
daerah-daerah pendukung atau wilayah sekitar kota. Pusat-pusat pertumbuhan
Page 29
11
KABUPATEN/KOTAKAB.
BOALEMO
KAB.
GORONTALO
KAB.
POHUWATO
KAB. BONE
BOLANGO
KAB.
GORONTALO
UTARA
KOTA
GORONTALO
KAB. BOALEMO - 94 62 123 103 104
KAB. GORONTALO 94 - 147 38 47 22
KAB. POHUWATO 62 147 - 178 158 157
KAB. BONE BOLANGO 123 38 178 - 77 16
KAB. GORONTALO
UTARA103 47 158 77 - 59
KOTA GORONTALO 104 22 157 16 59 -
baru ini dapat dipacu dan berkembang dengan cepat dan signifikan (Rustiadi
dkk, 2009). Optimalisasi daerah pendukung juga harus dilakukan, di samping
terus mengembangkan wilayah pusat pertumbuhan.
Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Chairul
Tanjung pun menyatakan salah satu tujuan dirintisnya Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah untuk
pemerataan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, seluruh wilayah Nusantara
dapat merasakan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Dengan
pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Semangat MP3EI
ialah juga untuk membuat seluruh provinsi, kabupaten, dan kota punya pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pelaksanaan MP3EI ini juga bergantung
pada konektivitas ekonominya. Dimana memang konektivitas ini dibutuhkan
untuk memperlancar distribusi barang dan jasa. Dengan adanya konektivitas
tentu pusat pertumbuhan akan semakin terintegrasi dengan wilayah-wilayah
lainnya dan terjadi penyebaran pembangunan karena terjaminnya
aksesibilitas.
Tabel 1. 5 Jarak Antar Kabupaten / Kota di Perovinsi Gorontalo (km)
Sumber data : Google maps
Page 30
12
Jarak antar Kabupaten/Kota yang memiliki nilai paling kecil yaitu
Kabupaten Bone Bolango dengan Kota Gorontalo yakni 16 km, sedangkan
jarak yang paling jauh antara Kabupaten Bone Bolango dengan Kabupaten
Pohuwato sebesar 178 km. berdasarkan dari data tersebut, Kabupaten
Pohuwato memang memiliki jarak yang paling jauh dengan Kabupaten/Kota
yang berada pada Provinsi Gorontalo. Jadi, sepatutnya tidak hanya berpatok
pada satu wilayah saja pusatnya karena memang jarak antara Kabupaten/Kota
satu dengan lainnya cukup jauh, sehingga cukup sulit untuk mengakses pusat
pertumbuhan tersebut. MP3EI ini memang bisa dilakukan dengan cara
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang menyebar,
kemudian menggali potensi serta keunggulan yang ada pada daerah tersebut
ini bisa memperbaiki ketimpangan yang terjadi. Berangkat dari hal ini,
penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN
BARU DI PROVINSI GORONTALO”
B. Rumusan Masalah
Pusat pertumbuhan pada suatu daerah, awalnya memang diharapkan
dapat mengembangkan daerah-daerah di sekitarnya. Namun adanya pusat
pertumbuhan hanya pada satu titik wilayah ini bisa menimbulkan
ketimpangan dalam Provinsi tersebut seperti halnya pada Provinsi Gorontalo
ini yang mana pusat pertumbuhannya hanya terletak pada Kota Gorontalo
yang juga berfungsi sebagai Ibukota Provinsi, karena hanya daerah yang
menjadi pusat pertumbuhan itu yang maju. Dalam daerah Provinsi Gorontalo
harus ada daerah selain Kota Gorontalo yang memang berpotensi
menggerakkan perekonomian daerah di sekitarnya. Maka rasanya diperlukan
Page 31
13
pusat pertumbuhan baru di daerah lainnya, jadi tidak hanya pada satu titik
wilayah saja dalam Provinsi tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan,
menimbulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana interaksi antar setiap Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo?
2. Sektor ekonomi apa saja yang menjadi sektor unggulan yang terdapat
di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo?
3. Kabupaten/Kota manakah yang berpeluang atau berpotensi untuk
diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi
Gorontalo?
C. Tujuan Penelitian
Setelah timbulnya beberapa rumusan masalah, maka dapat
disimpulkan tujuan dari penelitian ini ialah untuk:
1. Mengetahui interaksi antar setiap Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo.
2. Menemukan sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan yang
terdapat pada Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo.
3. Mengetahui Kabupaten/Kota yang berpeluang atau berpotensi untuk
diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi
Gorontalo.
Page 32
14
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat diketahui besarnya daya tarik dan pengaruh masing-masing
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo yang didapat dari
masing-masing interaksi antar Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Gorontalo
2. Dapat ditemukan sektor unggulan untuk terus dikembangkan maupun
ditingkatkan untuk bisa dijadikan pemacu pertumbuhan ekonomi
bagi masing-masing Kabupaten-Kota di Provinsi Gorontalo
3. Dapat diketahui Kabupaten/Kota yang berpotensi untuk
diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan baru di Provinsi
Gorontalo agar bisa mengurangi ketimpangan dan bisa memeratakan
pembangunan serta kesejahteraan
Page 33
15
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Landasan Teori
1. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses
pembangunan sebelum terjadinya pelaksanaan pembangunan. Suatu proses
yang berkesinambungan untuk menetapkan tujuan prioritas yang ingin dicapai
kearah yang lebih baik secara terencana melalui tahapan-tahapan dengan
melibatkan berbagai unsur dalam mengalokasikan sumber daya dengan tujuan
akhir untuk mensejahterakan sumber daya dengan tujuan akhir untuk
mensejahterakan masyarakat sosial di lingkungan/daerah/wilayah dengan
jangka waktu tertentu merupakan arti dari perencanaan (Sugiarto dan
Mutiarin, 2017). Sedangkan, hakekat dari konsep pembangunan adalah suatu
usaha yang dilakukan, dalam mengadakan perubahan-perubahan atau
perkembangan menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya, pelaksanaan
pembangunan tersebut dilaksanakan bersama-saman oleh pemerintah dan
masyarakat sesuai dengan pokok pembangunan, dimana pembangunan harus
dapat memberikan perubahan hidup bagi masyarakat untuk menuju suatu
kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat (Patton, 2005:2 dalam
Wirawan dkk, 2015)
Perencanaan pembangunan dilakukan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat bisa melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
suatu wilayah atau daerah. Perencanaan pembangunan sudah seharusnya
Page 34
16
didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi wilayah tersebut
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
(Wirawan dkk, 2015)
Untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan perlu diperhatikan fungsi-fungsi dari perencanaan
pembangunan (Arsyad, 1999 dalam Jamal dkk, 2016) menyatakan fungsi-
fungsi perencanaan pembangunan secara umum adalah:
1. Dengan perencanaan, diharapkan terdapatnya suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Dengan perencanaan, dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi,
prospek-prospek pengembangan, hambatan, serta resiko yang mungkin
dihadapi pada masa yang akan datang.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang
terbaik.
4. Dengan perencanaan, dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi
pentingnya tujuan.
5. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk
mengadakan evaluasi.
Merujuk pada amanat Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah telah diperkenalkan empat kutub perencanaan, yaitu
kutub perencanaan teknokratis, perencanaan partisipatif, perencanaan politis
serta perencanaan top down dan bottom up, keempat kutub perencanaan yang
dimaksud adalah :
Page 35
17
1. Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah
menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan daerah.
2. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua
pemangku kepentingan (stakeholders) di daerah. ada tiga alasan utama
menurut Conyers [1992:154-155] dalam Sugiarto dan Mutiarin (2017)
mengapa partisipasi masyarakat menjadi sangat penting yaitu :
a) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alatguna memperoleh
informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan akan
gagal;
b) Masyarakat akan lebih mempercayai program kegiatan
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses, persiapan dan
perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk
beluk program kegiatan tersebut dan akan mempunyai rasa
memiliki terhadap program kegiatan tersebut;
c) Timbul anggapan masyarakat bahwa merupakan suatu hak
demokrasi bila mereka dilibatkan dalam pembangunan.
3. Dengan pendekatan politis, program-program pembangunan yang
ditawarkan tiap-tiap calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih pada saat kampanye, disusun ke dalam rancangan RPJMD .
4. Dalam pendekatan perencanaan pembangunan daerah bawah-atas
(bottom-up) dan atas bawah (top-down), hasilnya diselaraskan melalui
musyawarah yang dilaksanakan mulai dari desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional (Sidik, 2016)
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses
perumusan alternatif-alternatif atau Keputusan-keputusan yang
Page 36
18
didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai
bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktifitas
kemasyarakatan baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik
(mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik
(Riyadi dan Bratakusumah dalam Wirawan dkk, 2015). Sehingga bisa
dikatakan, perencanan pembangunan wilayah merupakan pembuatan atau
perumusan strarategi yang harus dilakukan dengan mempertimbangkan
potensi, hambatan maupun resiko yang ada untuk bisa memacu
pembangunan agar kesejahteraan masyarakan dan pertumbuhan ekonomi
meningkat. Perencanaan pembangunan daerah harus bisa memacu
pembangunan untuk meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan
ekonomi, serta kesejahteraan rakyat dengan peran aktif masyarakat dalam
mengoptimalkan pendayagunaan potensi daerah.
Menurut Tarigan (2005), Perencanaan pembangunan wilayah
sebaiknya menggunakan dua pendekatan, yaitu pendektan sektoral dan
pendekatan regional. Pendekatan sektoral adalah dimana seluruh kegiatan
ekonomi di dalam wilayah perencanaan dikelompokan atas sektor-sektor
yang kemudian setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya, menetapkan
apa yang dapat ditingkatkan. Pendekatan regional dalam arti luas, selain
memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksi/jasa juga
memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperkirakan kebutuhan
fasilitas untuk masing-masing konsentrasi. Analisis regional didasarkan
pada anggapan bahwa perpindahan orang dan barang dari satu daerah ke
daerah lain adalah bebas dan bahwa orang (juga modal) akan berpindah
berdasarkan daya tarik (attractiveness) datu daerah yang lebih kuat dari
daerah lain. Kedua pendekatan ini seharusnya saling melengkapi agar
pembangunan wilayah dapat terwujud.
Page 37
19
2. Teori Lokasi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial
(Tarigan, 2006). Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak.
Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan di dalam mencapai dan
menuju arah suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan,
2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi
prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk
frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur
tersebut. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga
(baiya) untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya, semakin jauh
jaraknya dari suatu lokasi semakin kurang potensi/karakter lokasi tesebut yang
dapat diketahui.
Teori lokasi adalah suatu penjelasan teoretis yang dikaitkan dengan
tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi
geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan
berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi
maupun sosial (Sirojuzilam dalam Hapsari dkk, 2015). Jadi bisa dikatakan
bahwa kegunaan teori lokasi adalah untuk mendapatkan perusahaan atau
lokasi ekonomis yang baik dengan beberapa pertimbangan supaya bisa
mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Teori lokasi pertama dikemukakan
oleh Alfred Weber. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri
tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan
keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga
Page 38
20
kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang
maksimum. Biaya transportasi bertambah secara proporsional dengan jarak
Tarigan (2012:96). August Losch menerbitkan sebuah buku yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa ingris dengan judul The Economic of Location.
Apabila Weber melihat persoalan dari sisi produksi maka losch melihat
persoalan dari sisi permintaan (pasar). Losch mengatakan bahwa lokasi
penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat
digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan
membeli karena biayatransportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin
mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar
yang identik dengan penerimaan terbesar. Losch cenderung menyarankan agar
lokasi produksi berada di pasar.
Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan
memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi
pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan
sebagainya ( Kotler dalam Tresnanda dkk, 2014). Pemilihan lokasi harus
mempertimbangkan berbagai aspek untuk mendorong penjualan dan
memberikan keuntungan bagi usaha. Faktor-faktor ini pada prakteknya
berbeda penerapannya bagi satu usaha dengan usaha yang lain, sesuai dengan
produk dan jasa yang dihasilkan (Hanggita, 2018).
3. Teori Pusat Pertumbuhan (Growth pole)
Konsep pusat pertumbuhan dilandasi oleh konsep ruang ekonomi
(economic space) yang di kemukakan oleh Francoins Perroux. Teori Perroux
yang dikenal dengan istilah pusat pertumbuhan (growth of pole) merupakan
teori yang menjadi dasar strategi kebijaksanaan pembangunan industri daerah
Page 39
21
yang banyak diterapkan di berbagai negara dewasa ini. Perroux menyatakan
bahwa, pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi disegala tata ruang, akan
tetapi terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang
berbeda intensitasnya. Tata ruang diidentifikasikan sebagai suatu arena
(medan) kekuatan yang didalamnya terdapat kutub-kutub pertumbuhan
(Perroux dalam Tarigan, 2004).
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara,
yaitu secara fungsional dan secara geografis. Secara fungsional, pusat
pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang
industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan
sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi (baik ke dalam maupun ke
luar). Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak
memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of
attraction), yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi
di situ dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada di kota
tersebut, walaupun kemungkinan tidak ada interaksi antara usaha-usaha
tersebut (Tarigan, 2007). .
Jadi kesimpulannya, pusat pertumbuhan merupakan tempat atau
lokasi pusat kegiatan jasa dan perdagangan yang memiliki daya tarik yang
besar dimana daerah-daerah sekitarnya juga menyokong tempat sentral
tersebut dengan menyediakan sumber daya, yang tentunya tempat sentral ini
akan memberikan pengaruh terhadap wilayah-wilayah disekitarnya tersebut.
Tidak semua kota generatif dapat dikategorikan sebagai pusat
pertumbuhan. Pusat pertumbuhan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Adanya hubungan internal antara berbagai macam kegiatan yang
memiliki nilai ekonomi.
Page 40
22
2. Adanya multiplier effect (unsur pengganda).
3. Adanya konsentrasi geografis.
4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya.
Kota generatif ialah kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi,
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk daerah belakangnya sehingga
bersifat saling menguntungkan/mengembangkan. Kota-kota seperti ini
membutuhkan bahan makanan, bahan mentah, dan tenaga kerja dari daerah
pedalaman. Dengan kata lain dapat menyerap/memasarkan produksi daerah
pedalaman dan sekaligus memenuhi kebutuhan daerah pedalaman yang berarti
tempat pemasaran untuk produk yang dihasilkan di perkotaan (Tarigan, 2005:
160-161).
Dalam pengembangan daerah melalui pusat-pusat pertumbuhan,
kegiatan akan disebar ke beberapa pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan
hirarki dan fungsinya. Pada skala regional dikenal tiga orde, yaitu (Friedmann
,1966 dalam Imelda, 2013) :
1. Pusat pertumbuhan primer (utama)
Pusat pertumbuhan primer atau pusat utama orde satu ialah
pusat utama dari keseluruhan daerah, pusat ini dapat merangsang pusat
pertumbuhan lain yang lebih bawah tingaktannya. Bisanya pusat
pertumbuhan orde satu ini dihubungkan dengan tempat pemusatan
penduduk terbesar, kelengkapan fasilitas dan potensi aksesbilitas
terbaik, mempunyai daerah belakang terluas serta lebih multi fungsi
dibandingkan dengan pusat-pusat lainnya.
Page 41
23
2. Pusat pertumbuhan sekunder (kedua)
Pusat pertumbuhan sekunder ini adalah pusat dari sub daerah,
seringkali pusat ini diciptakan untuk mengembangkan sub-daerah
yang jauh dari pusat utamanya. Perambatan perkembangan yang tidak
terjangkau oleh pusat utamanya dapat dikembangkan oleh pusat
pertumbuhan sekunder ini.
3. Pusat pertumbuhan tersier (ketiga)
Pusat pertumbuhan tersier ini merupakan titik pertumbuhan
bagi daerah pengaruhnya. Fungsi pusat tersier ini ialah menumbuhkan
dan memelihara kedinamisan terhadap daerah pengaruh yang
dipengaruhinya.
Dalam menetapkan lokasi pusat petumbuhan perlu memperhatikan
berbagai keuntungan lokasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.
Dalam hal ini perhatian pertama perlu diarahkan pada ketersediaan jaringan
jalan yang dapat menjangkau seluruh wilayah cangkupan. Kemudian, meneliti
potensi ekonomi wilayah terkait berikut komoditas unggulan yang sudah
dimiliki atau potensial untuk dikembangkan (Sjahrizal dalam Danastri dan
Hendarto (2014).
Pada tahun 1933, Walter Christaller mengajukan suatu Teori Tempat
Sentral yang mencoba menganalisis hubungan antara ukuran, jumlah, dan
distribusi geografi dari pusat-pusat kegiatan. Identitas pusat kegiatan dalam
hal ini ditunjukkan dengan adanya layanan kegiatan jasa dan perdagangan.
Model yang dikembangkan, dilandasi oleh suatu keyakinan akan adanya
keteraturan dalam menentukan pusat-pusat kegiatan khususnya yang berkaitan
dengan fungsinya sebagai pasar dan pelayanan sektor jasa. Dalam teori tempat
sentral ini diperkenalkan dua istilah yaitu jangkauan (range) dan ambang
Page 42
24
(threshold). Range atau jangkauan merupakan jarak yang perlu ditempuh
manusia untuk mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu
saja. Sedangkan threshold atau ambang merupakan jumlah minimal penduduk
yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang.
Menurut Haryanti (2014) menyatakan bahwa teori tempat sentral
dikemukakan oleh Walter Christaller pada tahun 1933. Teori tempat sentral
menganggap bahwa ada tempat sentral atau lokasi pusat kegiatan. Setiap
tempat sentral akan didukung oleh sejumlah daerah atau tempat yang
menyediakan sumber daya seperti industri dan bahan baku. Tempat sentral
tersebut merupakan suatu permukiman yang menyediakan barang dan jasa
yang dapat memberikan pengaruh terhadap wilayah yang ada disekitarnya.
Teori tempat sentral (central place teory) merupakan teori yang menganggap
bahwa ada hirarki tempat (hirarchy of place).
Variable yang umum dianggap berpengaruh dalam menetapkan orde
perkotaan (hirarki tempat) adalah sebagai berikut
1. Faktor jumlah penduduk
2. Faktor banyaknya fasilitas
Ada beberapa faktor yang tidak diragukan lagi menciptakan
daya tarik sebuah kota misalnya pasar, pertokoan, fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan. Dari sekian banyaknya faktor bisa disederhanakan
menggunakan empat faktor utama tersebut. Penyederhanaan ini
didasarkan atas asumsi bahwa banyak fasilitas lain berbanding secara
proporsional dengan jumlah penduduk sehingga memasukkan faktor
jumlah penduduk maka faktor lain dianggap telah terwakili.
Page 43
25
3. Tingkat aksesibilitas
Ada berbagai unsur yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas,
misalnya kondisi jalan, jenis alat angkutan yang tersedia, frekuensi
keberangkatan dan jarak. Untuk menyederhanakan persoalan maka
cukup digunakan unsur jarak (Tarigan,2005).
Hirarki tempat tersebut menunjukkan adanya hubungan antara tempat
sentral yang dijadikan pusat pertumbuhan tersebut dengan daerah-daerah di
sekitanya, ada yang menjadi daerah sebagai penyokong sumberdaya untuk
pusat pertumbuhan dan ada daerah yang menjadi jalur lalu lintas yang efisien
bagi pusat pertumbuhan dan daerah penyokong-penyokongnya. Setiap tempat
sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan
sumber daya. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang
menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya (Rustiadi
dan Junaidi, 2011).
Djojodipuro (1992: 134), mendefisikan Pusat Pelayanan atau lebih
dikenal dengan central place merupakan kota-kota yang menyajikan barang
dan jasa bagi masyarakat di wilayah sekelilingnya dengan membentuk suatu
hirarki berdasarkan jangkauan pasar dan ambang penduduk. Pembagian
hirarki pelayanan tersebut, mengakibatkan suatu kota (dengan hirarki
pelayanan paling tinggi) secara alami memiliki potensi daya tarik yang besar
dan berpengaruh besar bagi daerah-daerah yang kekuatannya lebih kecil.
Page 44
26
4. Teori Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu
perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah,
menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah (Riyadi dalam
Rustiadi dan Junaidi, 2011). Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan
pengembangan wilayah mengandung dua sisi yang saling berkaitan. Pada sisi
sosial ekonomis pengembangan wilayah adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat, misalnya menciptakan pusat-pusat
produksi, sarana dan prasarana pelayanan, dan sebagainya. Di sisi lain, secara
ekologis pengembangan wilayah bertujuan menjaga keseimbangan lingkungan
akibat campur tangan manusia terhadap lingkungan. Sehingga pengembangan
wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial ekonomi, budaya, geografis
yang sangat berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Pengembangan Wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan
permasalahan masing-masing wilayah (Triutomo dalam Rustiadi dan Junaidi,
2011).
Pengembangan wilayah yaitu setiap tindakan pemerintah yang akan
dilakukan bersama-sama dengan para pelakunya dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang menguntungkan bagi wilayah itu sendiri maupun bagi
kesatuan administrative dimana wilayah itu menjadi bagiannya. Pada
umumnya pengembangan wilayah dapat dikelompokkan menjadi usaha-usaha
mencapai tujuan bagi kepentingan-kepentingan di dalam kerangka azas:
a. Sosial
Usaha-usaha mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
peningkatan kualitas hidup serta peningkatan kesejahteraan individu,
keluarga, dan seluruh masyarakat di dalam wilayah tersebut dengan
Page 45
27
mengurangi pengangguran dan menyediakan lapangan kerja serta
menyediakan prasarana-prasarana kehidupan yang baik.
b. Ekonomi
Usaha-usaha mempertahankan dan memacu perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk perbaikan-perbaikan
kondisi ekonomi yang baik bagi kehidupan dan memungkinkan
pertumbuhan kearah yang lebih baik.
c. Wawasan lingkungan
Aktivitas sekecil apapun dari manusia yang mengambil sesuatu
dari, atau memanfaatkan potensi alam, sedikit banyaknya akan
mempengaruhi kesetimbangannya, jika tidak diperhatikan ini akan
menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Untuk mencegah hal
tersebut, dalam melakukan pengembangan wilayah program-
programnya harus berwawasan lingkungan dengan tujuan: mencegah
kerusakan, menjaga kesetimbangan dan mempertahankan kelestarian
alam (Mulyanto, 2008).
Program-program yang akan dilakukan dalam pengembangan wilayah
harus dirancang dan dilaksanakan oleh para pelakunya yaitu:
a. Pemerintah
Dalam pelaksanaan pengembangan wilayah, pemerintah akan
melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, koordinasi
maupun administrasi seluruh program-program di dalam proses
pengembangan wilayah sebagai bagian dari tugas-tugasnya di dalam
pengaturan wilayah sebagai administrator wilayah.
Page 46
28
b. Masyarakat
Dalam melaksanakan pengembangan wilayah, sebaiknya
program-program yang akan dilaksanakan harus bersifat menampung
dan memenuhi kehendak/aspirasi masyarakat. Dengan demikian
masyarakat bersedia berperan sebagai subyek dan pelaku aktif
pengembangan wilayah, sehingga akan memberikan peran sertanya
secara maksimal. Masyarakat akan berfungsi sebagai penyedia SDM
dan pengawas yang diperlukan bagi pengembangan wilayah.
c. Dunia usaha/pemilik modal
Berperan sebagai pemasok jasa, keahlian atau expertise, dana
maupun material yang diperlukan. Mereka akan mendapatkan lahan
usaha, dan keuntungan dari usaha serta peran sertanya dalam
pelaksanaan pengembangan wilayah (Mulyanto, 2008).
Pengembangan wilayah diharapkan dapat menciptakan sinkronisasi
perkembangan antarwilayah, guna menjembatani kesenjangan antar desa-kota,
pusat pertumbuhan dan belakangnya, serta bagaimana mengoptimalkan
pemanfaatan ruang dan sumber daya wilayah. Sehingga bisa disimpulkan,
pengembangan wilayah ialah upaya untuk memeratakan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat sehingga tidak lagi terjadi kesenjangan.
Pengembangan wilayah juga tidak hanya sisi ekonomi saja melainkan sosial
dan lingkungan.
5. Teori Sektor Unggulan
Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh
keberadaan faktor anugerah (endowment factors). Selanjutnya faktor ini
berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan
Page 47
29
kegiatan ekonomi. Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini
didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian
daerah, diantaranya: pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju tumbuh
yang tinggi; kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja
yang relatif besar; ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor
yang tinggi baik ke depan maupun kebelakang; keempat, dapat juga diartikan
sebagi sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi (Sambodo,
dalam Tumangkeng, 2018).
Sektor unggulan adalah sektor dominan yang berpengaruh besar bagi
perkembangan dan kemajuan perkonomian suatu wilayah, karena mempunyai
keunggulan-keunggulan atau kriteria. Hal ini didasarkan atas seberapa besar
peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah. Sektor unggulan
dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat
dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor
pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal,
pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi
(technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan
dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah
yang bersangkutan (Lantemona, 2014)
Sektor unggulan adalah sektor yang memiliki keunggulan komperatif
dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis dari daerah lain serta
memberikan nilai manfaat yang besar. Sektor unggulan juga memberikan nilai
tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang besar
terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar
lokal maupun pasar ekspor (Tumenggung dan Mawardi dalam Syarifudin,
2003).
Page 48
30
Jadi bisa dikatakan, sektor unggulan merupakan sektor yang memang
berpotensi yang tumbuh lebih cepat disbanding sektor lainnya pada daerah
tersebut, memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif dan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut juga bisa menarik
investor untuk berinvestasi. Ada empat syarat agar suatu sektor tertentu
menjadi sektor prioritas, yakni:
(1) Sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai
permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang
cepat akibat dari efek permintaan tersebut;
(2) Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka
fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang
lebih luas;
(3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-hasil produksi
sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah
(4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi
pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya (Rachbini dalam Lantemona,
2014).
6. Ayat Al-Quran
Definisi wilayah menurut Nia K. Pontoh (2008) adalah suatu bagaian
dari permukaan bumi yang teritorialnya ditentukan atas dasar pengertian,
batasan, dan perwujudan fisik-geografis. Menurut UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait dengan batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Page 49
31
Jadi, berikut beberapa ayat A-Quran yang membahas tentang Bumi
dan Dunia seisinya.
1. Al-Mu’minun
اب ه ذ
ا عل
رض وإن
ي ال
اه ف نسك
أر ف
دماء ماء بق ا من الس
ننزل وأ
ادرون
قبه ل
“Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa
melenyapkannya.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 18).
Bumi sebagai makluk tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan
makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya.
Daerah atau wilayah yang ada pada negeri in merupakan bagian dari bumi.
Allah menegaskan bahwa salah satu kurnia besar yang dilimpahkan kepada
hamba-Nya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat-
Nya. Negeri yang kering, tidak ada air, telah rusak tanamannya, dan
penduduk menjadi kehausan. Maka Allah turunkan hujan pada negeri tersebut
dan negeri itu menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Allah telah
menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil
tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.
Jadi, setiap daerah atau wilayah pasti memiliki potensi yang bisa
dimanfaatkan oleh pendududuk daerah tersebut dengan sebaik-baiknya atau
Page 50
32
bahkan bisa dirasakan oleh daerah atau wilayah lain agar semua penduduknya
bisa merasakan kesejahteraan yang sama rata.
2. Al-A’raf
قوا وات
رى ءامن
قل ال
ه أنو أ
ات ول
يهم برك
ا عل
حن
تفوا ل
سبون
وا يك
انم بما ك
اهنذخأبوا ف
ذكن ك
رض ول
لمآء وا ن الس م
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-Mu’minun [7]: 96).
Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya
untuk kepentingan manusia. Maka jadikanlah kepentingan ini merupakan
kepentingan guna kebaikan bersama dan memberikan manfaat bagi sesama
tanpa mengurangi rasa kepedulian terhadap alam sekitar. Sesungguhnya pun
manusia diciptakan-Nya untu menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga
wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT.
Page 51
33
B. Literature Review
Salah satu solusi yang dapat diambil untuk mempercepat pembangunan
suatu daerah adalah pengembangan wilayah dengan menetapkan pusat
pertumbuhan. Ditengah- tengah keterbatasan biaya untuk melaksanakan
pembangunan, melalui penetapan pusat pertumbuhan maka pemerintah dapat
lebih fokus untuk membangun daerah tersebut (Nainggolan, 2013).
Pertumbuhan ekonomi manakala diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki
potensi dan fasilitas wilayah akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi
karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan membuat masyarakat
mencari kehidupan yang lebih layak di daerahnya. Kota atau daerah yang
berperan sebagai pusat pertumbuhan mengalami peningkatan ekonomi yang
signifikan setiap tahun. Hal ini dapat dijadikan salah satu tolak ukur
keberhasilan pemerintah dalam melakukan pembangunan di daerah. Pusat
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alternatif untuk menggerakkan
dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan masyarakat (Gulo,
2015).
Tetapi dengan semakin pesatnya pembangunan di daerah tersebut,
terdapat masalah yang mengikutinya Adapun permasalahan tersebut antara lain
kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat kota, sehingga pusat kota akan
semakin padat (gedung dan kegiatan bisnis) dan semakin macet (arus lalu
lintas). Kepadatan dan kemacetan di sekitar pusat kota utama ini harus
disebarkan ke beberapa pusat ekonomi yang berada di sekitar pusat kota
utama. Daerah sekitar pusat kota utama ini harus direncanakan sebagai kota
mandiri dan diharapkan kehidupan ekonominya tidak bergantung pada
kegiatan perekonomian pusat kota utama (Danastri dan Hendarto, 2014).
Dalam tahap awal pembangunan tingkat ketimpangan akan semakin besar
sampai pada tingkat tertentu dan selanjutnya tingkat ketimpangan itu akan
semakin menurun. Adanya hubungan yang negatif antara pertumbuhan
Page 52
34
ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Apabila pertumbuhan ekonomi
meningkat maka ketimpangan pendapatan mengalami penurunan (Yasa dan
Arka, 2015). Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini juga
berpengaruh positif secara signifikan mempengaruhi kesempatan kerja bahkan
IPM, yang mana dengan meningkatnya kesempatan kerja ini akan membuat
semakin banyak masyarakat yang bekerja dan kemudian mendapatkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan dengan meningkatnya
IPM ini bahwasanya kualitas sumber daya manusia nya semakin baik. Hal ini
berarti sama saja hubungan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh positif
terhadap kesejahteraan masyarakat (Mirza, 2011 dan Hodijah, 2017).
Pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan
pendapatan antarpenduduk, antardaerah dan antarsektor masih menjadi bagian
dari tolok ukur keberhasilan suatu pembangunan (Yasa dan Arka, 2015)
Wilayah pengembangan merupakan bagian bagian wilayah yang
diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan karakteristik dan potensi yang
dimilikinya, sehingga diharapkan akan tercipta pusat -pusat pertumbuhan yang
mampu memotivasi dan membangkitkan pertumbuhan wilayah itu sendiri dan
wilayah sekitarnya (Hariyanto, 2009). Pengembangan pusat pertumbuhan yang
menyebar merupakan salah satu strategi yang dipakai dalam mengatasi
ketimpangan. Hubungan timbal balik antar wilayah dapat merupakan
hubungan yang saling mengisi (komplementer) satu sama lain. Dalam kondisi
ini, kedua wilayah yang berinteraksi akan mendapat keuntungan atau manfaat
dari hubungan tersebut yang meskipun masing masing dapat mencukupi
kebutuhan penduduk sendiri tidak menutup kemungkinan penduduk
melakukan perjalanan ke kota lain dimana dijumpai barang-barang yang tidak
terdapat di kota mereka atau dijumpai harga barang yang sama tetapi lebih
murah atau dimana perusahaan memesan bahan baku. Interaksi yang terjadi
dapat menggambarkan hubungan antara pusat pertumbuhan dengan wilayah
Page 53
35
hinterlandnya (Putra dan Hanim, 2017). Fokusnya pengembangan industri
hanya di kota besar membuat wilayah tersebut berkembang sangat cepat tapi
berbeda dengan wilayah lain, tapi ini bukan disebabkan oleh rendahnya potensi
wilayah dan sistem aksesibilitasnya namun terlalu dominasinya satu pusat
pertumbuhan tersebut dalam mengambil sebagian besar fungsi Provinsi
tersebut. Dibutuhkannya pusat-pusat pengembangan baru hingga bisa
membantu terwujudnya pemerataan dan pertumbuhan wilayah juga
diperlukannya pembentukan sistem tata ruang ke dalam tingkatan hierarki
pusat-pusat permukiman dan sistem kota-kota, merupakan keharusan agar
wilayah bersangkutan dapat berkembang dengan cepat, merata dan terpadu.
Hirearki wilayah adalah peringkat atau tingkatan wilayah yang ditetapkan
berdasarkan pengaruh faktor sosial dan ekonomi (Prakoso dan Muta’ali,
2005). Pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola investasi agar tidak
berpusat pada kota saja akan tetapi jika ada investasi di daerah yang lain maka
daerah yang lain tersebut bisa berkembang dan masyarakatnya memperoleh
kesejahteraan (Siregar, 2015).
Pemerataan ekonomi diperlukan sebagai upaya untuk mengimbangi
pertumbuhan ekonomi dengan cara mempercepat pembangunan ekonomi
daerah yang dimiliki dengan memperhatikan penataan ruang dan lingkungan.
Pusat-pusat pertumbuhan yang baru diharapkan hasil pembangunan dan
ekonominya dapat memberikan efek menyebar sehingga terjadi pemerataan di
setiap wilayah. Pembangunan harus merata ke seluruh penjuru kota, tentu
dengan selalu memperhatikan fungsi dan peruntukan masing – masing
wilayah. Pembangunan kawasan industri baru untuk mengurangi beban di
kawasan pusat kota (Hardjono,2007). Di sini perlu ada insentif bagi pengusaha
untuk mendirikan industri di kawasan pinggiran maupun memindahkan
industri yang sudah ada dari pusat kota ke daerah pinggiran. Sentra industri
kecil dan menengah yang selama ini tersebar di seluruh penjuru kota perlu
Page 54
36
didorong, menggantikan posisi perusahaan – perusahaan besar yang bergeser
ke pinggiran kota (Soseco, 2011). Pengembangan wilayah yang
dikonsentrasikan pada pusat-pusat pertumbuhan dengan industri padat modal
akan merangsang pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya merangsang
kegiatan pembangunan daerah harus diikuti dengan pembangunan
infrastruktur, transportasi, komunikasi, dan kelembagaan sosial, sehingga
secara alami kondisi tersebut dapat meningkatkan daya Tarik investasi.
(Pamela, 2012). Infrastruktur dan fasilitas sangatlah berperan dalam
peningkatan perekonomian masyarakat maupun pembangunan wilayah karena
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesenjangan ekonomi,
kesenjangan antar wilayah, dan kemiskinan. Kelengkapan fasilitas pada suatu
kota akan menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat permukiman penduduk
(Priyadi dan Atmadji, 2017). Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan sarana
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan penduduk. Semakin lengkap
penyediaan fasilitas-fasilitas di suatu tempat berarti semakin kuat daya tarik
mengundang penduduk dan kegiatan-kegiatan produktif untuk datang ke
tempat tersebut karena masyarakat lain ingin memanfaatkan fasilitas yang
tersedia (Imelda, 2013). Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki oleh suatu
daerah maka masyarakat dapat lebih mudah dalam mengaksesnya sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan yang ada (Priyadi dan Atmadji, 2017). Karena jika suatu
wilayah tidak mampu menyediakan pelayanan umum, penduduk harus pergi ke
wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Semakin lengkap
pelayanan yang diberikan, menunjukan bahwa kota tersebut mempunyai
tingkatan yang tinggi dan dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan
(Hestijaji, 2015). Dusseldrop mengemukakan bahwa masalah fasilitas
pelayanan baik yang menyangkut lokasi maupun kualitas dan jumlahnya, erat
kaitanya dengan tingkat kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu, untuk
menentukan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan tidak hanya berdasarkan
Page 55
37
keberadaan setiap jenis fasilitasnya tetapi juga dengan mempertimbangan
frekuensinya. (Nainggolan, 2013)
Pengembangan wilayah yang dikonsentrasikan pada pusat-pusat
pertumbuhan dengan industri padat modal akan merangsang pertumbuhan
ekonomi ini implikasinya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat yaitu di sisi
produk yang dihasilkan dari wilayah pusat pertumbuhan akan digunakan oleh
industri-industri lainnya yang berada di wilayah sekitarnya (hinterland) dan di
ekspor ke luar wilayah sedangkan pada sisi lain memberikan peluang bagi
produk-produk yang dihasilkan di sekitar wilayah pusat pertumbuhan untuk
digunakan oleh industri di pusat pertumbuhan (Pamela, 2012). Pengembangan
ekonomi dan pemerataan pembangunan tidak harus berada di daerah perkotaan
saja tapi dapat terdistribusi secara merata di wilayah pengaruhnya atau
hinterland nya (Hardjono,2007). Kedekatan suatu wilayah dengan pusat
pertumbuhan akan berdampak positif atau terjadi spread effect manakala
diikuti oleh makin besarnya aliran ekonomi yang terjadi antara pusat
pertumbuhan dengan wilayah sekitarnya. Dampak spillover positif diberikan
baik oleh pertumbuhan investasi, pertumbuhan output, dan pertumbuhan
tenaga kerja. kenaikan investasi pada wilayah pusat pertumbuhan akan diikuti
oleh peningkatan investasi wilayah sekitarnya, setiap kenaikan output pada
wilayah pusat pertumbuhan akan diikuti oleh peningkatan output wilayah
sekitarnya, dan setiap kenaikan tenaga kerja pada wilayah pusat pertumbuhan
akan diikuti oleh peningkatan tenaga kerja wilayah sekitarnya maka hal ini
menggambarkan adanya pemerataan tercipta. ( Pasaribu, Priyarsono, Siregar,
dan Rustiadi, 2014)
Pemerataan wilayah harus memperhatikan masalah dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing wilayah yang diharapkan bisa terjadi spesialisasi
dalam proses pembangunan (Setyowati dan Trisnawati, 2003).
Pengembangan wilayah melalui pembangunan daerah antara pusat
Page 56
38
pemerintahan dan daerah di sekitarnya perlu mempertimbangkan daya dukung
wilayah dan potensi yang dimiliki daerah-daerah sebagai hinterland karena
sektor unggulan yang dimiliki suatu wilayah merupakan suatu kekuatan yang
dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk pengembangan ekonomi
dan wilayah. Sedangkan sektor potensial, dapat dikembangkan baik output
secara kuantitas maupun kualitas agar dapat berkembang menjadi sektor
unggulan. Sedangkan untuk sektor terbelakang dapat diusahakan
pengembangannya agar mampu menjadi sektor potensial atau bahkan sektor
unggulan ( Rusdiarti dan Fafurida, 2016). Sumber daya lokal termasuk tenaga
kerja yang digunakan dan bahan baku diekspor, akan menghasilkan kekayaan
daerah dan penciptaan peluang kerja. Pengembangan sektor-sektor unggulan
yang didukung oleh struktur ruang yang baik sehingga bisa menjadi
keuntungan untuk wilayah tersebut. pemanfaatan potensi sumber daya manusia
dan sumber daya alam untuk menciptakan lapangan kerja baru serta
mendorong tumbuhnya basis perekonomian baru. (Putra, Giyarsih, Kurniawan,
2017).
Page 57
39
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
Pusat pertumbuhan pada suatu daerah, awalnya memang diharapkan
dapat mengembangkan daerah-daerah di sekitarnya. Namun adanya pusat
pertumbuhan hanya pada satu titik wilayah ini bisa menimbulkan ketimpangan
karena pusat ini akan semakin padat (gedung dan kegiatan bisnis) dan semakin
macet (arus lalu lintas). Dibutuhkan wilayah lainnya yang memang berpotensi
menggerakkan perekonomian daerah di sekitarnya. Maka rasanya diperlukan
pusat pertumbuhan baru di daerah lainnya, jadi tidak hanya pada satu titik
wilayah saja dalam Provinsi tersebut dengan melihat Interaksi Antar Wilayah
Hubungan dan Pengaruh Daerah Satu dan Lainnya, Klasifikasi Wilayah
Berdasarkan Kondisi Pelayanan Untuk Masyarakat, dan Potensi Wilayah yang
Pusat Pertumbuhan
Hanya Pada Satu
Titik
Ketimpangan
Pusat Pertumbuhan Baru
Pemerataan
Potensi Wilayah yang
Mampu Menggerakkan
Perekonomian
Interaksi Antar Wilayah
Hubungan dan Pengaruh
Daerah Satu dan Lainnya
Klasifikasi Wilayah
Berdasarkan Kondisi
Pelayanan Untuk
Masyarakat
Page 58
40
Mampu Menggerakkan Perekonomian. Jila adanya pusat pertumbuhan baru ini
diharapkan akan terciptanya pemerataan.
D. Hipotesis Penelitian
1. Diduga kabupaten Kabupaten Gorontalo memiliki nilai interaksi yang
paling tinggi dengan Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo
Utara dan Kabupaten Boalemo. Kabupaten Pohuwato memiliki
interaksi paling tinggi dengan Kabupaten Boalemo. Kabupaten Bone
Bolango memiliki interaksi paling tinggi dengan Kabupaten Gorontalo.
Kabupaten Gorontalo Utara memiliki nilai interaksi paling tinggi
dengan Kabupaten Gorontalo. Diduga Kabupaten yang memiliki
interaksi paling tinggi dengan wilayah sekitar ialah Kabupaten
Gorontalo.
2. Diduga sektor ekonomi yang akan menjadi sektor unggulan pada
masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo ialah yang
memiliki keunggulan komparatif (sektor basis) dan keunggulan
kompetitif.
3. Diduga diantara Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, atau
Kabupaten Gorontalo Utara akan diproyeksikan menjadi wilayah pusat
pertumbuhan.
Page 59
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif ialah data dari sampel penelitian yang sudah didapat kemudian
diolah atau dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan kemudian
hasilnya dideskripsikan. Objek penelitian ini adalah Provinsi Gorontalo.
Penelitian ini tekait dengan identifikasi pusat pertumbuhan baru di Provinsi
Gorontalo yang terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Gorontalo Utara, Kabupaten Pohuwato dan Kota Gorontalo. Data yang
digunakan merupakan data yang berasal dan dipublikasikan oleh lembaga
atau instansi tertentu (data sekunder) yaitu dari BPS dari tahun 2012 hingga
tahun 2016.
B. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Dalam menentukan daerah penelitian diperlukan metode yang
membantu mempermudah jalannya proses penelitian. Penelitian ini
menggunakan teknik sampling dari bagian non-probability sampling, yaitu
teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu karena tidak semua sampel
memiliki kriteria sesuai dengan yang telah penulis tentukan (Sugiyono,2012)
Pertimbangan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan oleh Provinsi
yang memiliki indeks gini di atas rata-rata indeks gini Indonesia, yang
Page 60
42
kemudian didukung dengan presentase penduduk miskin, indeks
pembangunan manusia dan tingkat pengangguran terbuka pada provinsi
tersebut.
C. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah salah satu bagian penting dari
tahapan proses penelitian dengan cara yang sistematis dalam mengumpulkan
data guna keperluan analisis penelitian agar mencapai suatu hasil. Metode
pengumpula data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data
sekunder. Data sekunder yang mana diperoleh secara tidak langsung, karena
telah tersedia dan dipublikasikan melalui instansi atau lembaga tertentu
sebelum penulis melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian
ini diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, website juga hasil
publikasi lembaga-lembaga atau instansi pemerintah seperti Badan Pusat
Statistik (BPS). dengan mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Tabel 3. 1 Data dan Sumber Perolehannya
No. Data Sumber
1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo 2012-2016
BPS
2. Jumlah Penduduk menurut
kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo
2012-2016
BPS
Page 61
43
3. Laju pertumbuhan ekonomi menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
2012-2016
BPS
4. Fasilitas-fasilitas (ekonomi, pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan) menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
2012-2016
BPS dan Instansi
pemerintah lainnya
5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) masing-masing menurut
kabupaten/kota menurut lapangan usaha
Provinsi Gorontalo
2012-2016
BPS
D. Metode Analisis Data
Menurut (Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Jadi, bisa dikatakan bahwa
metode analisis data adalah suatu cara untuk mengolah data dibutuhkan dan
pada akhirnya, hasil dari olahan tersebut bisa dipahami dan ditarik
kesimpulannya, sehingga bisa digunakan utuk menemukan solusi
permasalahan sebuah penelitian. Berikut penjelasan metode analisis data yang
digunakan pada penelitian ini:
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) Metode ini dapat digunakan
untuk mengetahui keunggulan komparatif yang dimiliki suatu sektor
Page 62
44
ekonomi disuatu wilayah. Secara umum, analisis ini digunakan untuk
menentukan sektor basis dan non basis. Teknik LQ merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai
langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu
pertumbuhan, sektor kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai sektor
yang yang bisa memacu tumbuhnya sektor lain dan bisa memiliki
dampak terciptanya lapangan pekerjaan baru (Hood dalam Hendayana,
2003). Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang
mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-Val sebagai
berikut ( Kuncoro dalam Sapriadi dan Hasbiullah, 2015):
Keterangan:
LQij = Indeks/koefisien Location Quotient sektor I di
kabupaten/kota j
Xij =PDRB sektor i di kabupaten/kota j
Xi = PDRB sektor i di Provinsi
RVj = Total PDRB kabupaten/kota j
RV = Total PDRB Provinsi
Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti
merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor, sedangkan LQ < 1,
berarti bukan sektor basis (sektor lokal/impor) (Tarigan, 2006:82).
Menurut Tarigan (2007) kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi
dua golongan yaitu:
Page 63
45
1. Sektor basis merupakan sektor yang bisa memenuhi kebutuhan pasar
domestik dan juga pasar luar daerah tersebut (dapat dijadikan sektor
unggulan).
2. Sektor non basis merupakan sebatas sektor yang bisa memenuhi
kebutuhan daerah itu sendiri (sektor non unggulan).
Kriteria pengukuran LQ, ketika nilai LQ > 1 itu artinya
menunjukkan bahwa peranan sektor tersebut cukup menonjol di daerah
tersebut dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut surplus
akan produk sektor tersebut dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah
tersebut mungkin mengekspor produk ke daerah lain karena mampu
menghasilkan produk tersebut secara lebih murah dan lebih efisien. Atas
dasar itu LQ>1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah
tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor tersebut. Sektor
tersebut bisa memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang ada di
Kabupaten tersebut bahkan hingga di luar Kabupaten tersebut (Tarigan,
2005 : 82). Nilai LQ < 1 sektor tersebut bisa memenuhi kebutuhan
barang dan jasa yang ada pada Kabupaten tersebut dengan hasil kegiatan
yang ada pada Kabupaten tersebut maupun di luar Kabupaten tersebut
tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan pasar di luar daerah tersebut.
Sektor unggulan yang dioptimalkan secara baik pastinya akan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang
mana juga dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
2. Analisis Shift Share
Analisis shift share adalah merupakan suatu teknik yang bisa
digunakan untuk menganalisis beberapa sektor kegiatan ekonomi atau
industri di suatu daerah dari sektor tersebut tumbuh lebih cepat bila
Page 64
46
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional, hal ini menjelaskan adanya
pertumbuhan daerah per sektor lebih baik dibandingkan pertumbuhan
secara nasional juga digunakan untuk mengetahui perubahan dan
pergeseran sektor pada perekonomian suatu daerah atau wilayah. Hasil
analisis shift share akan menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam
PDRB Kabupaten suatu daerah atau wilayah dibandingkan dengan
referensi yang struktur ekonominya lebih tinggi (Provinsi atau Nasional).
Teknik analisis shift share menurut Arsyad dalam Sapriadi dan
Hasbiullah (2015) membagi perubahan pertumbuhan (Dij) menjadi tiga
komponen, yaitu:
a) Pengaruh pertumbuhan ekonomi di atasnya (Nij), yang diukur
dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara
sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama
di perekonomian yang dijadikan acuan.
b) Pengaruh pergeseran proporsional atau bauran industri (Mij), yang
mengukur perubahan pertumbuhan atau penurunan pada daerah
studi dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang
dijadikan acuan. Dimana melaui pengukuran ini dimungkinkan
untuk mengetahui apakah perekonomian daerah studi
terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat
ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan (proportional
shift).
c) Pengaruh pergeseran diferensial atau keunggulan kompetitif (Cij),
yang menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)
dengan perekonomian yang dijadikan acuan, dimana jika
pergeseran diferensial dari suatu sektor adalah positif, maka
sektor tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang sektor yang
sama pada perekonomian yang dijadikan acuan (differential shift),
Page 65
47
jika bernilai positif maka memiliki keunggulan kompetitif jika
bernilai negatif maka tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Analisis Shift Share merupakan model yang setidaknya
mempunyai empat kegunaan yaitu:
1) Untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan;
2) Utuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap suatu
sektor ekonomi;
3) Untuk mengetahui komponen yang mempengaruhi nilai tambah
atau PDRB di daerah studi;
4) Untuk mengetahui pergeseran ekonomi daerah studi sebagai
akibat perubahan ekonomi daerah referensi maupun daerah
studi.
Menurut Soepomo dalam jurnal Basuki dan Gayatri (2009),
bentuk umum analisis shift share dan komponen-komponennya
adalah:
Dij = Nij + Mij + Cij
Nij = Yij . rn
Mij = Yij (rin – rn)
Cij = Yij (rij – rin)
Keterangan:
i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
j = Variabel daerah yang diteliti
Dij = Perubahan sektor i di daerah j
Nij = Pertumbuhan sektor i di daerah j
Mij = Bauran industri sektor i di daerah j
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j
Page 66
48
Yij = PDRB sektor i di daerah j
rij = laju pertumbuhan sektor i di daerah j
rin = laju pertumbuhan sektor i di daerah n (acuan)
rn = laju pertumbuhan sektor di daerah n (acuan)
Teknik analisis Shift-share ini mengalami berbagai modifikasi ,
salah satunya oleh Arcelus. Modifikasi Arcelus mengganti keunggulan
kompetitif (Cij) dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh
pertumbuhan internal wilayah (Rij) dan komponen bauran industri
regional (RIij). Pertumbuhan internal wilayah mencerminkan adanya
keterkaitan sektor-sektor dan permintaan yang kuat akan barang dan
jasa di wilayah yang bersangkutan, sedangkan komponen bauran
industri regional mencerminkan adanya keunggulan kompetitif karena
adanya agglomeration economics, yaitu penghematan biaya persatuan
karena kebersamaan lokasi satuan satuan usaha (Soepono, dalam
Mulyati 2002 )
Persamaan klasik tersebut , kemudian dimodifikasi oleh Arcelus
yang mengganti keunggulan kompetitif dengan sebuah komponen
yang disebabkan oleh pertumbuhan internal wilayah dan komponen
bauran industri regional, sehingga rumusnya menjadi:
Dij = Nij + Mij + Rij + RIij
Di mana:
Dij : Perubahan sektor i di daerah j
Nij : Pertumbuhan sektor i di daerah j
Mij : Bauran industri sektor i di daerah j
Rij : komponen pengaruh pertumbuhan internal di wilayah j
Rlij : komponen pengaruh/dampak efek bauran industri di Provinsi
Page 67
49
Untuk melihat adanya keterkaitan sektor-sektor dan permintaan yang
kuat akan barang dan jasa di daerah yang bersangkutan maka
diperlukan untuk mengetahi pertumbuhan internal wilayah (Rij)
dengan rumus:
Rij = Y 'ij ( rj- rn ) + Yij - Y 'ij ( rj – rn )
Dimana:
Y 'ij : Homothetic output, yang didefinisikan sebagai
Yj (Yin /Yn).
Yj : PDRB di daerah j
Yin : PDRB sektor I di daerah n (acuan)
Yn : PDRB di daerah acuan
Homothetic employment adalah PDRB atau output atau
pendapatan yang dicapai sektor i di daerah j, bila
struktur PDRB di wilayah itu sama dengan struktur
PDRB daerah acuannya.
rn : Laju pertumbuhan di daerah n (acuan)
rin : Laju pertumbuhan sektor i di daerah n (acuan)
rij : Laju pertumbuhan sektor i di daerah j
rj : Laju pertumbuhan di daerah j
Rij > 0 = keterkaitan antar sektor di daerah tersebut kuat
Rij < 0 = keterkaitan antar sektor di daerah tersebut lemah
(Abidin,2015)
3. Analisis Skalogram
Analisis skalogram sering disebut sebagai analisis skala
Guttman karena analisis ini pertama kali diperkenalkan oleh Guttman
pada tahun 1950. Analisis skalogram bertujuan untuk
Page 68
50
mengidentifikasikan peran suatu kota berdasarkan pada kemampuan
kota/daerah tersebut memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semakin
lengkap pelayanan yang diberikan, menunjukkan bahwa kota/daerah
tersebut mempunyai tingkatan yang tinggi dan dapat dikatakan sebagai
pusat pertumbuhan (Imelda : 2013).
Tahapan penyusunan analisis skalogram sebagai berikut:
1. Membuat urutan kota berdasarkan jumlah penduduk pada sebelah
kiri tabel.
2. Membuat urutan fasilitas yang ditentukan berdasarkan frekuensi
pada bagian atas.
3. Menggambar garis kolom dan baris sehingga lembar kerja tersebut
membentuk matriks yang menampilkan fasilitas yang ada pada
masing-masing wilayah kota.
4. Mengunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu
fasilitas pada suatu wilayah dan tanda (0) pada sel yang tidak
memiliki fasilitas.
5. Menyusun ulang baris dan kolom berdasarkan frekuensi keberadaan
fasilitas, semakin banyak banyak fasilitas yang ada pada suatu
wilayah kota, maka wilayah tersebut berada di urutan atas, semakin
banyak wilayah yang memiliki fasilitas tersebut, maka jenis
fasilitas tersebut berada pada kolom sebelah kiri.
6. Langkah terakhir yaitu mengidentifikasi peringkat/hirarki kota yang
dapat diinterpretasikan berdasarkan nilai keberadaan fasilitas pada
suatu wilayah. Semakin tinggi nilainya, maka hirarki kota
tersebutakan semakin tinggi (Bandematarem dkk, 2019).
Uji kelayakan skalogram dengan menghitung coeffisien of
reproducibility (COR). Koefisien dianggap layak apabila nilainya 0,9 – 1
(Mulyanto dalam Utami dkk, 2017).
Page 69
51
COR= 1-(∑e)
NxK
Keterangan:
e = jumlah kesalahan
N = jumlah subyek/kota
K = jumlah obyek/ fasilitas
Perlu diketahui range masing – masing orde, ini untuk
menentukan hirarki kewilayahannya.
Range= (Data tertinggi - data terendah)
Jumlah Orde
Dalam menentukan jumlah orde menggunakan rumus sebagai
berikut :
1 + 3,3 log n, dengan n adalah jumlah kecamatan.
Indikator yang digunakan dalam penyusunan pusat dan hirerarki pada
penelitian ini adalah:
1. Prasarana sosial meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
fasilitas ibadah.
2. Prasarana perekonomian meliputi fasilitas Pasar, UMK (Unit Mikro
Kecil), UMB (Unit Menengah Besar) ,dan Koperasi
3. Prasarana Pemerintahan meliputi Instansi pemerintahan yang
tersedia.
Analisis skalogram menggolongkan klasifikasi wilayah yang
didasarkan pada tiga komponen fasilitas dasar yang dimilikinya (Rebecca
Octaria dan Paidi Hidayat), yaitu:
Page 70
52
a. Differentiation
merupakan fasilitas yang berkenaan dengan aktivitas ekonomi.
Fasilitas ini menggambarkan bahwa adanya struktur kegiatan
ekonomi lingkungan yang kompleks, jumlah dan tipe fasilitas
komersial bisa menunjukkan derajat ekonomi kawasan/kota dan
kemungkinan akan menarik sebagai tempat tinggal dan bekerja.
b. Solidarity
merupakan fasilitas yang berkenaan dengan aktivitas sosial.
Fasilitas ini menggambarkan tingkat kegiatan sosial dari
kawasan/kota. Fasilitas tersebut mungkin tidak seratus persen
merupakan kegiatan sosial namun pengklasifikasian tersebut masih
dimungkinkan jika fungsi sosialnya relatif lebih besar dibandingkan
pengklasifikasian tersebut masih dimungkinkan jika fungsi
sosialnya relatif lebih besar dibandingkan sebagai kegiatan usaha
yang berorientasi pada keuntungan (benefit oriented).
c. Centrality
merupakan fasilitas yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi-
politik/pemerintahan. Fasilitas ini menunjukkan bagaimana
hubungan dari masyarakat dalam sistem kota/komunitas.
Metode ini ini menunjukkan hierarki (peringkat tertinggi) pada
pusat pertumbuhan ialah yang memiliki jumlah jenis dan jumlah unit
sarana-prasarana pembangunan yang lebih banyak. pembangunan
ekonomi itu sendiri perlu diikuti dengan pembangunan infrastruktur
sehingga dapat meningkatkan daya Tarik investasi.
Daerah pusat pertumbuhan dapat ditentukan berdasarkan
kemampuan pelayanan suatu wilayah, wilayah yang memiliki
Page 71
53
kemampuan pelayanan yang lebih tinggi akan menjadi pusat pertumbuhan
sedangkan wilayah dengan kemampuan pelayanan yang kurang akan
menjadi daerah belakang.
4. Indeks Sentralitas
Indeks sentralitas marshal ini digunakan untuk menilai kemampuan
dan hirarki pusat pelayanan, seperti halnya analisis skalogram guttman.
Indeks sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui struktur/hirarki pusat-
pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan
pembangunan, seberapa banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi yang
tersebar di suatu wilayah dalam kaitannya dengan berbagai aktivitas
penduduk/ masyarakat untuk memperoleh/ memanfaatkan fasilitas-
fasilitas tersebut (Riyadi dalam Ardila, 2012).
Untuk menentukan Kabupaten sebagai pusat pertumbuhan baru
tidak cukup dilihat dari segi keberagaman fasilitasnya saja, tetapi juga
mempertimbangkan frekuensi pada setiap jenis fasilitas tersebut. Tingkat
frekuensi fasilitas pada suatu Kabupaten mempengaruhi indeks sentralitas
Kabupaten tersebut. Semakin besar frekuensinya maka semakin tinggi
nilai sentralitasnya.
Persamaan yang dipergunakan untuk menilai bobot dari suatu
fasilitas adalah sebagai berikut (Ramlah dkk, 2017):
C = 𝑡
𝑇
Keterangan:
C = Bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
t = Nilai Sentralitas Gabungan Dalam Hal Ini 100
T = Jumlah Total Dari Atribut Dalam Sistem
Page 72
54
Setelah bobot tiap fasilitas didapat, maka selanjutnya dihitung
Indeks Sentralitas setiap Kabupaten dengan rumus:
Indeks sentralitas = F x C
Keterangan :
F = jumlah tiap fasilitas di masing-masing Kabupaten
C = bobot per fasilitas.
Setelah disusun tabel urutan Kabupaten dihitung nilai skornya
dengan menjumlahkan nilai indeks sentralitas dari tiap fasilitas yang
dimiliki.
5. Analsis Gravitasi
W.J. Reilly (1929), analisis gravitasi ini untuk mengukur kekuatan
interaksi keruangan antara dua wilayah. Reilly berpendapat bahwa
kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan
memerhatikan faktor jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah
tersebut. Besarnya kekuatan interaksi antara dua tempat, berbanding lurus
dengan besarnya penduduk dan berbanding terbalik dengan jarak antara
dua wilayahnya. Jadi, semakin banyak jumlah penduduk di dua wilayah,
makin besar juga interaksi ekonominya, tetapi semakin jauh jarak antara
dua wilayahnya semakin kecil pula interaksinya. Interaksi antar dua
tempat dipengaruhi oleh besarnya aktivitas sosial dan produksi yang
dihasilkan oleh masyarakat di dua tempat tersebut, jarak antara dua
tempat tersebut dan besarnya pengaruh jarak dua tempat tersebut
(Rustiadi,E., Saefulhakim., and D.R. Panuju, 2018: 285)
Analisis gravitasi digunakan untuk melihat besarnya daya tarik
suatu potensi yang berada pada suatu lokasi, kaitan potensi suatu lokasi
Page 73
55
dengan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut (Utoyo dalam
Priyadi dan Atmadji, 2017). Model gravitasi adalah salah satu model yang
paling umum digunakan dalam menjelaskan fenomena interaksi
antarwilayah. Model gravitasi yang awalnya diciptakan oleh Newton ini
kemudian diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) menjadi seperti ini
(Rustiadi,dkk, 2018).
Rumus:
Keterangan :
IA.B = Interaksi antara wilayah A & B
PA = Jumlah penduduk wilayah A
PB = Jumlah penduduk wilayah B
dA.B = Jarak antara wilayah A & B
k = konstanta empirik (dianggap 1)
Bila nilai gravitasinya semakin besar , maka daya tarik menarik
antara wilayah A dan B semakin kuat bisa terindikasi kegiatan sosial
ekonomi antara keduanya sangatlah besar kaitannya. Jika nilai
gravitasinya semakin kecil maka daya tarik menarik antara wilayah A dan
B semakin menurun dan bisa diindikasikan kegiatan sosial ekonomi
antara keduanya sangatlah kecil kaitannya. Penggunaan jumlah penduduk
sebagai alat ukur bukanlah tanpa alasan, interaksi ditentukan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah besarnya kedua wilayah tersebut,
besarnya suatu wilayah dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya
fasilitas kepentingan umum, dan lain-lain. Interaksi juga dapat diukur dari
banyaknya perjalanan dari penduduk antar wilayah. Faktor selanjutnya
Page 74
56
adalah jarak antarwilayah tersebut. Jarak mempengaruhi keinginan orang
untuk bepergian karena untuk menempuh jarak tersebut diperlukan
waktu, tenaga dan biaya (Tarigan, 2005 : 149)
Intinya, konsep dasar analisis gravitasi ini adalah membahas
mengenai ukuran dan jarak antara dua tempat, yaitu pusat pertumbuhan
dengan daerah sekitarnya, sampai seberapa besar sebuah daerah yang
menjadi pusat pertumbuhan dapat mempengaruhi dan berinteraksi dengan
daerah sekitarnya (Emalia dan Farida, 2018).
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang menjadi subyek penelitian
meliputi : PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), PDRB per Kapita,
PDRB ADHK menurut lapangan usaha, Pusat Pertumbuhan, Jumlah
Penduduk, Interaksi Ekonomi Daerah, PDRB per kapita dan laju
pertumbuhan ekonomi, data fasilitas-fasilitas (ekonomi, pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan), dan jarak antar kabupaten/kota yang
kemudian akan diolah.
Page 75
57
No. Variabel Metodologi penelitian Operasional Variabel
1
Fasilitas Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi,
dan Peribadatan
Skalogram dan Indeks sentralitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang bisa memperlancar dan
mempermudah suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan,
dalam hal ini yakni kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan peribadatan senggunakan satuan unit.
2PDRB Atas Dasar
Harga Konstan
Location Quotient dan Shift
Share
PDRB adalah jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
yang dijadikan dasar. PDRB menggunakan satuan rupiah.
(Menurut BPS).
4Laju Pertumbuhan
Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi berupa pengukuran pertumbuhan
ekonomi dari satu periode ke periode lain. Laju pertumbuhan
ekonomi menggunakan satuan persen.
5Jarak antar
kabupaten/kotaGravitasi (Interaksi Wilayah)
Jarak digunakan untuk mengetahui panjang lintasan yang
harus ditempuh dari satu tempat ke tempat lain dengan
memperhitungkan rute antar Ibu Kota Kabupaten/Kota.
Jarak menggunakan satuan kilometer.
6 Jumlah Penduduk Gravitasi (Interaksi Wilayah)
Jumlah penduduk adalah jumlah orang yang bertempat tinggal
dan berdomisili di suatu wilayah selama 6 bulan atau lebih
atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi
bertujuan untuk menetap. (Menurut BPS)
3
Tipologi Klassen dan Shift Share
PDRB per kapita adalah PDRB suatu daerah dibagi dengan
jumlah penduduk yang tinggal pada daerah itu. PDRB
perkapita dihitung menggunakan satuan rupiah (Menurut
BPS).
PDRB Per Kapita
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian
Page 76
58
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Keadaan Geografis
Provinsi Gorontalo, awalnya merupakan wilayah administrasi dari
Provinsi Sulawesi Utara yang kemudian dimekarkan dan secara resmi
disahkan pemerintah pada tanggal 22 Desember tahun 2002. Provinsi
Gorontalo terletak antara 0o 19’ – 0° 57’ Lintang Utara dan 121° 23’ –
125° 14’ Bujur Timur. Provinsi Gorontalo, berdasarkan posisi
geografisnya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a) Utara : Laut Sulawesi
b) Selatan : Teluk Tomini
c) Barat : Provinsi Sulawesi Tengah
d) Timur : Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Gorontalo memiliki luas secara keseluruhan sebesar 12.435 km2.
Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, maka luas wilayah Provinsi
Gorontalo hanya sebesar 0.63 persen.
2. Pembagian Wilayah Administrasi
Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota
yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato,
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota
Gorontalo dengan pembagian presentase luas wilayah menurut
Kabupaten/Kota sebagai berikut:
Page 77
59
Gambar 4. 1 Presentase Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam angka 2017
Luas wilayah Kota Gorontalo, adalah berupa daratan seluas 79,03
km2.Luas wilayah Kabupaten Pohuwato 4.359,52 Km
2 atau 36 % dari
total luas Provinsi Gorontalo. Luas wilayah Gorontalo Utara 17% dari
Provinsi Gorontalo sebesar adalah 1.777,022 km2. Luas wilayah daratan
Kabupaten Gorontalo, adalah seluas 2.125,47 km2
atau 17%. Luas
wilayah Kabupaten Bone Bolango 15% dari Provinsi Gorontalo yaitu
1.984,58 km2. Wilayah Kabupaten Boalemo memiliki luas sebesar
1.829,44 km2
yaitu 14% dari Provinsi Gorontalo. Artinya, Kabupaten
Pohuwato memiliki luas wilayah yang paling besar. Sedangkan wilayah
yang paling kecil ialah Kota Gorontalo.
3. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun
semakin meningkat, hal ini terlihat pada tabel 4.2 Selama periode 2012
hingga 2016 terdapat pertambahan jumlah penduduk di Provinsi
Gorontalo, pada tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 1,080,287 jiwa.
Kemudian tahun 2013 jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar
Kota Gorontalo,
1% Kabupaten Gorontalo,
17%
Kabupaten Boalemo,
14% Kabupaten Bone
Bolango, 15%
Kabupaten Gorontalo Utara, 17%
Kabupaten Pohuwato,
36%
Page 78
60
Kabupaten/Kota 2016 2015 2014 2013 2012 Rata-rata
Boalemo 154.008 149.832 145.58 141.547 137.476 145.689
Gorontalo 372.856 370.441 368.149 365.781 363.146 368.075
Pohuwato 150.385 146.896 143.338 139.675 136.324 143.324
Bone Bolango 155.238 153.166 151.094 148.971 146.773 151.048
Gorontalo Utara 111.824 110.7 109.502 108.324 107.092 109.488
Kota Gorontalo 206.454 202.202 197.97 193.692 189.476 197.959
Provinsi
Gorontalo1.150.765 1.133.237 1.115.633 1.097.990 1.080.287 1.115.582
17.703 jiwa menjadi 1,097,990 atau mengalami pertumbuhan sebesar
1,64%. Pada tahun 2014 jumlah penduduk juga mengalami kenaikan,
yaitu sebesar 17.643 jiwa menjadi 1,115,633 atau mengalami pertumbuhan
sebesar 1.61%. Pada tahun 2015 jumlah penduduk mengalami kenaikan
sebesar 17.604 jiwa menjadi 1,133,237 atau mengalami pertumbuhan
sebesar 1,58% dan 2016 jumlah penduduk bertambah sebesar 17.528
jiwa menjadi 1,150,765 dengan pertumbuhan 1.55%.
Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo tahun 2012-2016, data diolah.
Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk Kabupaten/Kota yang ada
pada Provinsi Gorontalo yang setiap tahunnya juga selalu mengalami
peningkatan. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
Kabupaten Gorontalo dengan jumlah rata-rata 368.075 ribu jiwa selama
2012-2016, lalu Kota Gorontalo dengan rata-rata 197.959 ribu jiwa,
sedangkan Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit
dengan rata-rata 109.488 ribu jiwa yaitu Kabupaten Gorontalo Utara.
Page 79
61
4. Aspek Sosial
a. Fasilitas Pendidikan
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun
prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu
pendidikan, karena ini dapat menunjang kegiatan belajar mengajar
di wilayah tersebut. Peningkatan sumber daya manusia dewasa ini
lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya
kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan.
Tabel 4. 2 Fasilitas Sekolah TK, SD, SMP,SMA.dan SMK Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2016 (Unit)
Kabupaten/Kota TK SD SMP SMA SMK
Gorontalo 283 326 144 26 12
Kota Gorontalo 100 128 30 14 7
Bone Bolango 144 139 45 14 7
Boalemo 279 146 61 14 10
Pohuwato 97 11 53 15 10
Gorontalo Utara 87 145 54 14 6
Jumlah 990 895 387 97 52
Sumber: Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo dalam angka 2017
Pada Tahun 2016, total Sekolah Taman Kanak-kanak atau
Raudathul Athfal di Provinsi Gorontalo berjumlah 990 unit yang
tersebar di 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota di Provinsi
Gorontalo. Kabupaten Gorontalo merupakan Kabupaten yang
paling banyak jumlah sekolah TK/RA yaitu sebanyak 283 unit.
Begitupun halnya dengan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
yang tersebar di 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yang mana
pada tahun 2016 jumlahnya sebanyak 895 unit, lagi-lagi Kabupaten
Page 80
62
Gorontalo merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah SD/MI
paling banyak di banding dengan Kabupaten lainnya di Provinsi
Gorontalo, sedangkan jumlah Sekolah Menengah Pertamaatau
Madrasah Tsanawiyah yang ada di Provinsi Gorontalo sebanyak
387 unit dengan jumlah terbanyak Kabupaten Gorontalo, yaitu
sebanyak 144 unit.
Di Provinsi Gorontalo jumlah Sekolah Menegah Atas atau
Madrasah Aliyah pada tahun 2016 sebanyak 97 unit. Kabupaten
Gorontalo merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah SMA
terbanyak diantara kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 26 unit,
sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan Provinsi Gorontalo
memiliki 52 unit dan Kabupaten Gorontalo memiliki jumlah SMK
terbanyak yaitu 12 unit. Kabupaten Gorontalo selalu memiliki unit
fasilitas pendidikan tertinggi dalam hal ini, tentu ini sejalan dengan
jumlah penduduknya yang memang paling banyak.
b. Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan fasilitas kesehatan merupakan hal penting untuk
memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Beberapa fasilitas
kesehatan yang ada pada Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo yaitu,
rumah sakit, puskesmas, posyandu, klinik/balai kesehatan, dan
polindes.
Page 81
63
Kabupaten/Kota Rumah Sakit Puskesmas Posyandu Klinik/Balai Kesehatan Polindes
Gorontalo 2 21 427 0 65
Kota Gorontalo 5 10 131 21 19
Bone Bolango 2 20 206 7 1
Boalemo 1 11 149 3 13
Pohuwato 1 16 148 0 3
Gorontalo Utara 1 15 219 0 14
Jumlah 12 93 1280 31 115
Tabel 4. 3 Fasilitas Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Tahun 2016 (Unit)
Sumber: Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo dalam angka 2017
Fasilitas Kesehatan yang berupa rumah sakit di
Provinsi Gorontalo terdapat di setiap Kabupaten/Kota dengan
jumlah 12 unit yang mana paling banyak terdapat pada Kota
Gorontalo sebanyak 5 unit. Jumlah puskesmas pada Provinsi
Gorontalo sebanyak 93 unit yang tersebar di setiap Kabupaten/Kota.
Fasilitas posyandu juga terdapat di setiap Kabupaten/Kota yang ada
di Provinsi Gorontalo yakni sebanyak 1.280 unit. Klinik/Balai
Kesehatan yang dimiliki Provinsi Gorontalo sebanyak 31 unit, tapi
ini hanya tersebar pada Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango,
dan Kabupaten Bolaemo. Di Provinsi Gorontalo memiliki 115 unit
polindes yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Gorontalo.
c. Fasilitas Peribadatan
Agar terciptanya suasana kerukunan hidup dan
meningkatkan kualitas umat beragama serta Menjunjung tinggi
toleransi umat beragama walaupun sebagian besar penduduknya
Page 82
64
Kabupaten/Kota Masjid Mushola Gereja Pura Vihara
Gorontalo 842 107 17 1 1
Kota Gorontalo 305 26 11 0 0
Bone Bolango 296 42 0 0 0
Boalemo 335 0 19 18 0
Pohuwato 257 100 48 14 0
Gorontalo Utara 268 0 37 0 0
Jumlah 2.303 275 132 33 1
memeluk agama Islam yaitu 96,82 persen. Provinsi Gorontalo
memiliki beberapa jenis tempat ibadah bagi beberapa agama.
Tabel 4. 4 Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo Tahun 2016 (Unit)
Sumber: Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo dalam angka 2017
Di Provinsi Gorontalo pada tahun 16, memiliki beberapa tempat
ibadah, yaitu masjid sebanyak 2.303 unit, mushola 275 unit, gereja
132 unit, pura 33 unit dan vihara sebanyak 1 unit. Dalam hal ini
mushola tidak terdapat pada Kabupaten Boalemo dan Kabupaten
Gorontalo Utara. Gereja juga hanya tidak dimiliki pada Kabupaten
Bone Bolango. Pura pun hanya dimiliki beberapa Kabupaten/Kota
yang ada di Provinsi Gorontalo yaitu, Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato. Kemudian Vihara juga
hanya dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo.
5. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi seperti PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha,
PDRB per kapita, dan laju pertumbuhan ekonomi merupakan beberapa
aspek yang setidaknya bisa memperlihatkan bagaimana kondisi ekonomi
di Provinsi Gorontalo karena bias menjadi indicator perkembangan dalam
kegiatan ekonomi pada wilayah tersebut.
Page 83
65
2012 2013 2014 2015 2016
Tahunan Tahunan Tahuna Tahuna Tahunan
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan6763.85 7232.59 7698.3 8024.6 8540.36 7651.95
Pertambangan dan Penggalian 265.97 273.91 283.11 294.31 294.53 282.366
Industri Pengolahan 737.13 796.02 843.8 883.13 941.23 840.262
Pengadaan Listrik dan Gas 12.72 13.7 15.29 15.55 17.42 14.936
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
8.94 9.54 10.25 10.5 12.06 10.258
Konstruksi 2136.49 2290.42 2470.1 2711.6 2849.81 2491.68
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
1806.27 1991.51 2151.9 2275.2 2500.61 2145.1
Transportasi dan Pergudangan 1022.92 1112.5 1207.9 1324.7 1409.92 1215.59
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum383.57 417.94 446.92 482.9 524.98 451.262
Informasi dan Komunikasi 495.65 538.65 587.23 644.77 710.71 595.402
Jasa Keuangan dan Asuransi 675.93 710.31 742.57 817.9 968.83 783.108
Real Estate 337.57 367.4 396.25 428.83 464.45 398.9
Jasa Perusahaan 17.73 19.05 20.19 21.32 22.57 20.172
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
1685.04 1783.31 1906.7 1978.6 1976.61 1866.06
Jasa Pendidikan 692.83 787.96 894.72 958.61 994.83 865.79
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial610.73 667.36 726.38 803.68 871.82 735.994
Jasa lainnya 333.76 355.4 374.18 392.59 406.47 372.48
P D R B 17987.1 19367.6 20776 22069 23507.2 20741.3
Rata-rataLapangan usaha
Tabel 4. 5 PDRB Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo tahun 2012-2016, data diolah.
Page 84
66
Kondisi perekonomian suatu daerah salah satunya dapat dilihat dari
PDRB sebagai indikator perkembangan dalam kegiatan ekonomi suatu
masyarakat setiap tahun. Selama kurun waktu 5 tahun (2012-2016) PDRB
Provinsi Gorontalo atas dasar harga konstan terus mengalami peningkatan
di setiap tahunnya. Hingga tahun 2016, PDRB ADHK Provinsi Gorontalo
mencapai Rp. 23.507,21 miliar rupiah. Hal ini berbanding lurus dengan
hampir di setiap sektor usaha nya selalu mengalami peningkatan di setiap
tahunnya. Sektor usaha yang besar memberikan kontribusi terhadap
PDRB Provinsi Gorontalo ialah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,
kontruksi, dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor. Sedangkan, sektor usaha yang paling sedikit memberikan
kontribusi terhadap PDRB Provinsi Gorontalo ialah Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Pengadaan Listrik dan
Gas, dan Jasa Perusahaan.
Page 85
67
Lapangan UsahaKabupaten
Gorontalo
Kabupaten
Gorontalo
Utara
Kabupaten
Bone Bolango
Kabupaten
Boalemo
Kabupaten
Pohuwato
Kota
Gorontalo
Pertanian kehutanan dan
perikanan2526711.91 793083.45 809859.90 1378168.64 1943565.98 222741.96
Pertambangan dan
penggalian132980.28 37006.13 46154.62 12448.58 38650.03 16787.18
Industri pengolahan 272809.52 31421.69 139402.99 49566.92 147025.56 199139.42
Pengadaan listrik dan Gas 7058.58 755.03 956.37 661.20 2103.93 3399.94
Pengadaan air pengelolaan
sampah limbah dan daur
ulang
1351.06 183.30 610.56 476.47 849.27 6572.77
Konstruksi 1002303.60 174209.76 242880.25 178872.48 222896.39 606732.31
Perdagangan besar dan
eceran; Reparasi mobil
dan sepeda motor
517159.42 140241.05 271979.96 274579.99 314170.46 612228.45
Transportasi dan
pergudangan523156.30 64807.82 26439.39 61433.39 106867.15 424856.44
Penyediaan akomodasi
dan makan minum124464.01 28820.02 25144.24 31183.18 38080.72 206025.69
Informasi dan komunikasi 197560.64 29855.40 46493.66 37769.26 49178.74 234351.45
Jasa keuangan dan
asuransi257328.27 10789.27 45738.59 46759.03 65317.92 353269.77
Real estate 68985.59 23344.59 60695.39 32924.86 30378.33 182579.49
Jasa perusahaan 4611.32 896.02 2887.34 1445.76 3216.80 7110.60
Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan
sosial wajib
346735.26 175434.28 292947.17 226554.94 201127.40 642618.98
Jasa pendidikan 212502.96 52346.37 108316.85 89138.99 77478.51 329755.52
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial185104.06 58731.19 115623.44 88125.74 82450.75 203550.58
Jasa lainnya 96287.20 33332.71 50705.98 39135.04 42401.34 116535.06
PDRB 6477109.97 1655258.10 2286836.71 2549244.47 3365759.29 4368255.62
Tabel 4. 6 Rata-rata PDRB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta
Rupiah)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo tahun 2012-2016, data diolah.
Page 86
68
2012 2013 2014 2015 2016
Kab.
Boalemo18.153.262,91 20.158.343,21 22.416.683,04 24.726.824,04 27.053.382,45 21.476.571
Kab.
Gorontalo16.837.483,88 18.969.159,17 21.565.021,66 24.251.490,83 26.805.455,06 20.597.154
Kab.
Pohuwato23.425.400,95 25.601.418,22 28.351.330,45 31.107.938,88 34.036.907,30 27.315.890
Kab. Bone
Bolango14.820.655,38 16.276.648,68 18.321.939,19 20.486.522,34 22.606.114,31 17.652.175
Kab.
Gorontalo
Utara
14.703.007,56 16.316.931,90 18.174.394,06 20.455.374,46 22.902.672,01 17.644.150
Kota
Gorontalo21.978.612,86 24.096.386,46 26.228.380,46 28.640.639,49 31.324.202,72 25.346.310
Provinsi
Gorontalo18.207.861,80 20.154.351,92 22.582.500,73 25.181.098,76 27.654.340,21 21.693.637
Rata-rata
Wilayah
se
Provinsi
PDRB Perkapita Menurut Kabupaten/Kota (Rupiah)
Jika dilihat dari Rata-rata PDRB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) Kabupaten Gorontalo merupakan
Kabupaten yang memberikan kontribusi paling besar terhadap Provinsi
Gorontalo Rp. 6.263.105,92 dan Kabupaten yang paling rendah
memberikan kontribusinya ialah Kabupaten Gorontalo Utara Rp.
1.602.305,96. Hal ini sejalan dengan sektor usaha yang paling tinggi ialah
Pertanian kehutanan dan perikanan dari Kabupaten Gorontalo sebesar Rp.
2.444.068,19 kemudian disusul oleh Kabupaten Pohuwato sebesar Rp.
1.884.410,38.
Tabel 4. 7 PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo tahun 20122-2016, data diolah.
Page 87
69
2012 2013 2014 2015 2016
Kab. Boalemo 7.42 7.48 7.31 6.37 6.29 6.974
Kab. Gorontalo 7.74 7.73 7.77 6.31 6.62 7.234
Kab. Pohuwato 7.51 7.67 7.3 6.08 6.64 7.04
Kab. Bone Bolango 7.47 7.63 7.72 6.52 6.61 7.19
Kab. Gorontalo Utara 7.13 7.16 7.18 7.3 7.39 7.232
Kota Gorontalo 7.88 7.9 7.93 7.23 7.41 7.67
Provinsi Gorontalo 7.91 7.67 7.27 6.22 6.52 7.118
Wilayah se Provinsi
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut
Kabupaten/Kota (Persen) Rata-rata
PDRB Perkapita bisa digunakan sebagai salah satu indikator
guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian suatu wilayah,
meskipun belum mencerminkan pemerataan. Seperti yang terlihat pada
Tabel 4.8 PDRB perkapita Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016, hal
ini juga sejalan dengan pendapatan per kapita setiap Kabupaten/Kota
yang ada di Provinsi Gorontalo juga selalu mengalami peningkatan
setiap tahunnya. PDRB per Kapita Provinsi Gorontalo pada tahun
2016 mencapai Rp. 27.654.340,2. Terdapat 2 (dua) Kabupaten yang
memiliki nilai PDRB per kapita yang berada di bawah nilai PDRB per
kapita Provinsi Gorontalo, yaitu Kabupaten Bone Bolango (Rp.
22.606.114,31) dan Kabupaten Gorontalo Utara (Rp. 22.902.672,01)..
Sedangkan, Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato memiliki nilai
PDRB perkapita yang paling tinggi yakni sebesar Rp. 31.324.202,72
dan Rp. 34.036.907,30.
Tabel 4. 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2016 (Persen)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016, data diolah.
Page 88
70
Lapangan UsahaKabupaten
Gorontalo
Kabupaten
Gorontalo
Utara
Kabupaten
Bone Bolango
Kabupaten
Boalemo
Kabupaten
Pohuwato
Kota
Gorontalo
Pertanian kehutanan dan
perikanan6.80 7.28 6.37 5.28 6.58 3.30
Pertambangan dan
penggalian4.82 5.19 0.20 3.99 -0.86 2.61
Industri pengolahan 7.35 5.12 6.93 5.70 6.34 6.60
Pengadaan listrik dan Gas 8.17 12.86 7.73 12.53 11.36 7.89
Pengadaan air pengelolaan
sampah limbah dan daur
ulang
9.36 7.33 11.71 4.66 8.13 7.15
Konstruksi 6.82 8.13 10.49 8.11 6.15 8.16
Perdagangan besar dan
eceran; Reparasi mobil
dan sepeda motor
7.97 8.10 9.06 12.43 10.40 8.65
Transportasi dan
pergudangan9.10 6.58 6.45 8.60 11.97 7.49
Penyediaan akomodasi
dan makan minum6.65 7.32 6.86 8.41 6.35 9.72
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012-2016 ini dapat dilihat bahwa
Provnsi Gorontalo selalu menurun tiap tahunnya, tetapi ketika tahun
2016 laju pertumbuhan ekonomi meningkat. Menurut Kabupaten/Kota
yang ada di Provinsi Gorontalo pun laju pertumbuhan setiap tahunnya
mengalami fluktuasi, terkadang turun dan terkadang meningkat. Jika
dilihat rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012-2016 tertingi
ialah Kota Gorontalo sebesar 7.67 persen yang mana juga melebihi
rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo sebesar 7.118
persen.
Tabel 4. 9 Rata- Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi
Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Persen)
Page 89
71
Informasi dan komunikasi 8.62 9.47 7.11 10.53 9.15 9.19
Jasa keuangan dan
asuransi9.56 12.79 13.73 13.32 9.66 9.34
Real estate 9.45 7.39 5.59 10.73 8.32 10.02
Jasa perusahaan 4.88 9.58 10.67 6.22 4.38 7.34
Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan
sosial wajib
4.31 5.39 4.44 5.75 4.39 4.01
Jasa pendidikan 9.23 8.98 10.20 10.83 9.71 12.03
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial9.58 8.09 9.25 9.78 8.90 8.33
Jasa lainnya 5.54 5.90 5.94 5.69 6.46 6.24
PDRB 7.23 7.23 7.19 6.97 7.04 7.67
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, data diolah.
Jika dilihat dari Rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 Kota
Gorontalo memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi, ini tentunya
didukung oleh Kota Gorontalo sebagai pusat di Provinsi Gorontalo.
Kemudian disusul oleh Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo
Utara. Sedangkan yang memiliki nilai laju pertumbuhan yang paling
rendah ialah Kabupaten Boalemo. Nilai laju pertumbuhan ekonomi ini
mungkin memang tidak sejalan dengan besarnya nilai PDRB
Kabupaten/Kota, ini dipengaruhi oleh perubahan nilai PDRB di tiap
tahunnya. Nilai laju pertumbuhan tinggi apabila perubahan nilai PDRB
pada tiap tahunnya besar begitupun sebaliknya, bukan hanya berdasarkan
besar PDRB saja.
Page 90
72
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Tidak semua wilayah dapat dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan.
Pusat pertumbuhan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Menurut Tarigan,
2007):
1. Adanya hubungan internal dan berbagai macam kegiatan yang memiliki
nilai ekonomi.
Adanya hubungan internal di suatu wilayah sangat berpengaruh bagi
perkembangan suatu kota. Berbagai macam kegiatan yang memiliki
nilai ekonomi ini terjadi karena adanya keterkaitan antara satu sektor
dengan sektor lainnya yang akan membangun pertumbuhan sektor
lainnya. Wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan harus mengerakkan
semua sektor. Hal ini dapat dianalisis dengan analisis shift share.
2. Adanya multiplier effect (unsur pengganda).
Adanya sektor-sektor terkait ini akan menghasilkan efek pengganda.
Efek ini terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat.
Penawaran barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas produksi
diperbesar dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah belakang
yang menjadi sumber bahan baku dan tenaga kerja. Adanya multiplier
effect ini bisa dianalisis dengan analisis LQ (Location Quotient)
sehingga bisa diketahui sektor basis pada suatu wilayah karena sektor
basis memiliki dampak multiplier terhadap output, pendapatan, dan
tenaga kerja dalam perekonomian.
3. Adanya konsentrasi geografis.
Konsetrasi geografis ini terjadi karena terdapat banyak titik-
titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Orang-orang yang datang ke
daerah tersebut bisa mendapatkan berbagai kebutuhannya pada lokasi
Page 91
73
yang berdekatan. Orang akan datang ke sana untuk berbelanja, sekolah,
berwisata dan lainnya. Hal ini menjadi daya Tarik bagi wilayah tersebut
untuk dikunjungi sehingga meningkatkan volume transaksi. Adanya
konsentrasi geografis ini dapat dianalisis dengan analisis skalogram dan
indeks sentralitas karena dengan analisis tersebut, wilayah akan
diklasifikasikan didasarkan pada fasilitas-fasilitas penunjang yang ada
pada wilayah tersebut.
4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya.
Hal ini artinya antara kota dan daerah belakangnya terdapat
hubungan yang harmonis. Jika wilayah tersebut sudah memiliki tiga
karakteristik yang sebelumnya telah disebutkan, maka otomatis daerah
tersebut akan berfungsi mendorong daerah belakangnya. Jadi
konsentrasi kegiatan ekonomi dapat dianggap pusat pertumbuhan
apabila konsentrasi itu dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi baik
ke dalam (di antara berbagai sektor di dalam kota) maupun ke luar (ke
daerah belakangnya). Daerah pusat membutuhkan bahan baku dari
daerah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan daerah
belakangnya untuk mengembangkan diri. Interaksi yang terjadi ini
dapat menggambarkan hubungan antara pusat pertumbuhan dengan
wilayah hinterlandnya. Hal ini dapat dianalisis dengan analisis gravitasi
untuk melihat kuatnya interaksi antar wilayah tersebut.
1. Analisis Gravitasi
Untuk melihat keterkaitan Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo maka digunakan analisis Gravitasi. Analisis ini sering
digunakan untuk melihat kaitan (daya tarik) potensi suatu lokasi dan
besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan (kedekatan) antara
Page 92
74
dua daerah, dimana daerah dianggap sebagai suatu daerah yang
memiliki daya tarik menarik, sehingga akan muncul hubungan saling
mempengaruhi antara kedua daerah tersebut Tabel 4.3 memperlihatkan
hasil analisis gravitasi yang telah dilakukan untuk melihat daya tarik
setiap Kabupaten/Kota.
Tabel 4. 10 Nilai Interaksi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Kabupaten/Kota Antar Kabupaten/Kota Nilai Interaksi
Kab. Boalemo
Kab Boalemo - Kab Gorontalo 6.068.840,33
Kab Boalemo - Kab Pohuwato 5.432.001,73
Kab Boalemo - Kota Gorontalo 2.666.451,59
Kab Boalemo - Kab Bone Bolango 1.454.559,45
Kab Boalemo - Kab Gorontalo Utara 1.503.554,69
Kab.
Gorontalo
Kab Gorontalo - Kota Gorontalo 150.544.640,76
Kab Gorontalo - Kab Bone Bolango 38.502.132,56
Kab Gorontalo - Kab Gorontalo Utara 18.243.503,41
Kab Gorontalo - Kab Boalemo 6.068.840,33
Kab Gorontalo - Kab Pohuwato 2.441.287,28
Kab. Bone
Bolango
Kab Bone Bolango - Kota Gorontalo 116.802.187,52
Kab Bone Bolango - Kab Gorontalo 38.502.132,56
Kab Bone Bolango - Kab Gorontalo
Utara 2.789.348,56
Kab Bone Bolango - Kab Boalemo 1.454.559,45
Kab Bone Bolango - Kab Pohuwato 683.272,33
Kab.
Gorontalo
Utara
Kab Gorontalo Utara - Kab Gorontalo 18.243.503,41
Kab Gorontalo Utara - Kota Gorontalo 6.226.426,97
Kab Gorontalo Utara - Kab Bone
Bolango 2.789.348,56
Kab Gorontalo Utara - Kab Boalemo 1.503.554,69
Kab Gorontalo Utara - Kab Pohuwato 628.596,04
Page 93
75
Kab.
Pohuwato
Kab Pohuwato - Kab Boalemo 5.432.001,73
Kab Pohuwato - Kab Gorontalo 2.441.287,28
Kab Pohuwato - Kota Gorontalo 1.151.047,42
Kab Pohuwato - Kab Bone Bolango 683.272,33
Kab Pohuwato - Kab Gorontalo Utara 628.596,04
Kota
Gorontalo
Kota Gorontalo - Kab Gorontalo 150.544.640,76
Kota Gorontalo - Kab Bone Bolango 116.802.187,52
Kota Gorontalo - Kab Gorontalo Utara 6.226.426,97
Kota Gorontalo - Kab Boalemo 2.666.451,59
Kota Gorontalo - Kab Pohuwato 1.151.047, 42
Sumber: Data olahan, 2019
Didapatkan hasil interaksi di setiap Kabupaten dengan wilayah
belakangnya (Hinterland) sebagaimana berikut:
a. Kabupaten Boalemo sebagai Kabupaten pusat pertumbuhan
memiliki daerah hinterland yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Pohuwato, dan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo
Utara. Dari ke empat Kabupaten hinterlandnya, Kabupaten
Gorontalo merupakan daerah yang paling kuat hubungannya dengan
Kabupaten Boalemo. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang paling
tinggi dari tiga Kabupaten lainnya. Sementara itu Kabupaten yang
paling kecil intraksinya adalah Kabupaten Bone Bolango.
b. Kabupaten Gorontalo sebagai pusat pertumbuhan memiliki daerah
hinterland yaitu Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo
Utara, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato. Dari antara
Kabupaten hinterlandnya, Kabupaten Bone Bolango memiliki nilai
interaksi yang paling tinggi dan yang paling rendah adalah
Kabupaten Pohuwato. Hal ini disebabkan oleh jarak antara
Kabupaten Gorontalo dengan Kabupaten Bone Bolango yang dekat,
Page 94
76
sementara dengan Kabupaten Pohuwato membutuhkan jarak yang
jauh, sehingga mempengaruhi aksebilitasnya.
c. Kabupaten Pohuwato sebagai Kabupaten pusat pertumbuhan
memiliki daerah hinterland yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo
Utara. Dari antara Kabupaten sebagai daerah hinterlandnya,
Kabupaten Boalemo memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
Kabupaten Pohuwato. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang lebih
tinggi dari Kabupaten lainnya. Sementara yang paling rendah
hubungannya adalah Kabupaten Gorontalo Utara terlihat dari nilai
interaksinya yang paling rendah.
d. Kabupaten Bone Bolango sebagai Kabupaten pusat pertumbuhan
memiliki daerah hinterland yaitu Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Pohuwato. Kabupaten Gorontalo memiliki hubungan yang sangat
kuat dengan Kabupaten Bone Bolango, terlihat dari nilai
interaksinya yang tinggi. Sementara Kabupaten yang paling rendah
nilai interaksinya adalah Kabupaten Pohuwato.
e. Kabupaten Gorontalo Utara sebagai Kabupaten pusat pertumbuhan
memiliki daerah hinterland yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Bone Bolango, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato.
Dari antara Kabupaten sebagai daerah hinterlandnya, Kabupaten
Gorontalo Utara memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
Kabupaten Gorontalo. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang lebih
tinggi dari Kabupaten lainnya. Sementara yang paling rendah
hubungannya adalah Kabupaten Pohuwato terlihat dari nilai
Page 95
77
interaksinya yang paling rendah. Akan tetapi dari antara ketiga
daerah hinterlandnya, terlihat nilai interaksinya tidak berbeda jauh
antara satu dengan yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Gorontalo Utara memiliki hubungan yang kuat dan
merata dengan Kabupaten hinterlandnya.
Tabel 4. 11 Urutan Nilai interaksi antar wilayah
No Antar wilayah Nilai Interaksi
1 Kab Gorontalo - Kab Bone Bolango
38.502.132,56
2 Kab Gorontalo - Kab Gorontalo Utara
18.243.503,41
3 Kab Boalemo - Kab Gorontalo
6.068.840,33
4 Kab Boalemo - Kab Pohuwato
5.432.001,73
5 Kab Bone Bolango - Kab Gorontalo
Utara
2.789.348,56
6 Kab Gorontalo - Kab Pohuwato
2.441.287,28
7 Kab Boalemo - Kab Gorontalo Utara
1.503.554,69
8 Kab Boalemo - Kab Bone Bolango
1.454.559,45
9 Kab Pohuwato - Kab Bone Bolango
683.272,33
10 Kab Pohuwato - Kab Gorontalo Utara
628.596,04 Sumber: Data Olahan, 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa Kabupaten yang mendominasi
memiliki nilai interaksi yang tinggi satu dengan lainnya ialah
Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Gorontalo memiliki nilai interaksi
paling tinggi dengan Kabupaten Bone Bolango (38.502.132,56),
Kabupaten Gorontalo Utara (18.243.503,41) dan Kabupaten Boalemo
(6.068.840,33). Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya jarak antar
Page 96
78
wilayah yang semakin memperbesar kekuatan interaksi antar wilayah
sehingga biaya dan waktu dibutuhkan juga akan semakin rendah,
selain itu kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh populasi antar
wilayah karena suatu interaksi bisa ditandai dengan adanya pergerakan
manusia, barang dan jasa, semakin tinggi populasi antar wilayah yang
dimiliki antar wilayah maka akan memiliki kekuatan interaksi yang
tinggi. Ini artinya, Kabupaten Gorontalo memiliki daya tarik yang
paling dominan bagi wilayah hinterland lainnya. Kemudian disusul
dengan Kabupaten Boalemo dengan Kabupaten Pohuwato sebesar
5.432.001,73.
2. Analisis Location Quotient dan Analisis Shift Share
Analisis Location Quotient ini untuk menentukan sektor basis
(sektor unggulan) dan non basis (sektor non unggulan). Berdasarkan
hasil analisis LQ yang dilakukan maka dapat terlihat beberapa sektor
yang berpotensi untuk dikembangkan di wilayah-wilayah tersebut.
Adapun secara rinci sektor-sektor yang merupakan sektor basis (sektor
dengan nilai LQ > 1 ) adalah sebagai berikut:
a. Kabupaten Gorontalo
Pada tahun 2012 hingga 2016 tedapat 8 (delapan)
sektor yang memiliki nilai LQ > 1, yakni Sektor Pertanian
kehutanan dan perikanan, Industri pengolahan, Informasi dan
komunikasi, Pertambangan dan penggalian, pengadaan listrik dan
gas, konstruksi, transportasi dan pergudangan dan Jasa keuangan
dan asuransi. Ini artinya, sektor tersebut merupakan sektor
unggulan. Hal ini didukung oleh sektor pertanian memang
Page 97
79
memegang potensi besar pada perekonomian regional Kabupaten
Gorontalo dan memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan
PDRB Kabupaten Gorontalo.
Kabupaten Gorontalo merupakan daerah penghasil padi
sawah terbesar. Area perkebunan di wilayah Kabupaten Gorontalo
berpotensi untuk pengembangan kelapa sawit dan perkebunan tebu.
Kabupaten Gorontalo merupakan penghasil ikan yang cukup besar
karena memiliki wilayah kelautan yang cukup luas dan perikanan
budidaya di Danau Limboto. Untuk sektor kontruksi, kontruksi
memang memberikan konstribusi terbesar kedua bagi PDRB
Kabupaten Gorontalo. Pada sektor transportasi dan pergudangan
juga memberikan kontribusi yang cukup besar. Kemudian, Sektor
jasa keuangan dan asuransi memang memiliki laju tumbuh yang
tinggi. Kontribusi Sektor industri pengolahan terhadap PDRB
cenderung mengalami peningkatan.
b. Kabupaten Boalemo
Pada tahun 2012 hanya 1 sektor yang selalu memiliki
nilai LQ > 1, yakni Sektor Pertanian kehutanan dan perikanan.
Pertanian kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang menjadi
unggulan Kabupaten Boalemo. Komoditi pertanian utama meliputi
padi, jagung dan tanaman palawija. Komoditi utama perkebunan
Kabupaten Boalemo meliputi jambu mete, kelapa dalam, kelapa
hibrida dan kopi robusta. Selain itu perairan Kabupaten Boalemo
juga menghasilkan berbagai ikan laut yang memiliki nilai ekonomis
tinggi seperti tuna, ikan laying dan kerapu tikus.
Mulai tahun 2013, sektor Perdagangan besar dan
eceran;Reparasi mobil dan sepeda motor juga memiliki nilai LQ > 1
hal ini sejalan dengan laju tumbuh yang memang tinggi dan
Page 98
80
kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Boaemo cukup besar. Pada
tahun 2015 bertambah sektor Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan sosial wajib hal ini didukung oleh
kontribusi sektor Administrasi pemerintahan pertahanan dan
jaminan sosial wajib ini cukup besar terhadap PDRB Kabupaten
Boalemo dan pada tahun 2016 bertambah lagi sektor Jasa kesehatan
dan kegiatan sosial sektor yang memiliki nilai LQ > 1. Jadi, seiring
berjalannya waktu dari tahun 2012 hingga 2016 sektor unggulan
Kabupaten Boalemo selalu bertambah hingga memiliki 4 (empat)
sektor unggulan.
c. Kabupaten Pohuwato
Pada tahun 2012 ada 3 (tiga) sektor yang selalu memiliki
nilai LQ > 1, yakni Sektor Pertanian kehutanan dan perikanan
,sektor indusri pengolahan, dan jasa perusahaan. Namun, pada
tahun 2013 hingga tahun 2016 sektor unggulannya hanya menjadi
2 (dua) yakni Sektor Pertanian kehutanan dan perikanan dan sektor
indusri pengolahan. Sektor Jasa Perusahaan juga sempat memiliki
nilai LQ > 1 tapi hanya pada tahun 2012. Kabupaten Pohuwato
merupakan penghasil terbesar jagung di provinsi Gorontalo. Selain
itu padi sawah juga merupakan unggulan kedua setelah jagung.
Kabupaten Pohuwato juga mengembangkan perkebunan kelapa,
kakao, jambu mete, kemiri, kopi, jeruk dan durian. Kabupaten
Pohuwato sebagai daerah yang berhadapan dengan Teluk Tomini
mengandalkan usaha perikanan sebagai laha satu upaya pemenuhan
ekonomi. Jenis produksi ikan tangkap antara lain tuna, cakalang,
laying, lobster, teripang, kerapu dan ikan tongkol. Jumlah
perusahaan industri di Kabupaten Pohuwato sebanyak 170
Page 99
81
perusahaan dan paling banyak adalah perusahaan industri pangan
sebanyak 87 perusahaan.
d. Kabupaten Bone Bolango
Pada tahun 2012 hingga 2016 memiliki 9 (Sembilan) sektor
yang selalu memiliki nilai LQ > 1, yakni sektor Pertambangan dan
penggalian, Industri pengolahan, Perdagangan besar dan eceran;
Reparasi mobil dan sepeda motor, Real estate, Jasa perusahaan,
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib,
Jasa pendidikan, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan Jasa
lainnya. Diantara sektor basis tersebut sektor Pertambangan dan
penggalian dan Industri Pengolahan yang paling unggul. Potensi
pertambangan di Kabupaten Bone Bolango meliputi pertambangan
emas dan tembaga. Untuk industri pengolahan, sepenuhnya
diberikan oleh subsektor industri non migas (industri makanan dan
minuman). Peranan industri pengolahan terhadap pembetukan
PDRB Kabupaten Bone Bolango memang semakin meningkat. Alat
transportasi terbanyak di Kabupaten Bone Bolango adalah berupa
kendaran bermoto, sektor Perdagangan besar dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda motor juga memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap PDRB Kabupaten Bone Bolango. Sektor yang
emberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten
Bone Bolango juga terdapat sektor Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan sosial wajib. Sektor jasa pendidikan
memiliki laju tumbuh yang cukup tinggi.
Page 100
82
e. Kabuaten Gorontalo Utara
Pada tahun 2012 hingga 2013 memiliki 4 (empat) sektor
yang selalu memiliki nilai LQ > 1 yaitu, Pertanian kehutanan dan
perikanan memiliki laju tumbuh yang paling tinggi dan kontribusi
terhadap PDRB Kabupaten Gorontalo Utara paling besar,
Pertambangan dan penggalian, Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan jasa lainnya. Hasil
pertanian kabupaten Gorontalo Utara berupa cokelat, cengkih,
kelapa dan kopi. Aktifitas perikanan yang menonjol di Kabupaten
Gorontalo Utara perikanan tangkap dan budidaya (rumput laut,
kerang mutiara, udang laut, ikan kerapu dan ikan karang). Pada
tahun 2014 mulai terdapat sektor yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu
sektor Jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor administrasi
pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib juga memiliki
kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Gorontalo
Utara.
f. Kota Gorontalo
Pada tahun 2012 hingga 2016 hampir seluruh sektornya
memiliki nilai LQ > 1 yaitu Industri pengolahan, Pengadaan air
pengelolaan sampah limbah dan daur ulang, Pengadaan listrik dan
Gas, Konstruksi, Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan
sepeda motor, Transportasi dan pergudangan, Penyediaan
akomodasi dan makan minum, Informasi dan komunikasi, Jasa
keuangan dan asuransi, Real estate, Jasa perusahaan, Administrasi
pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, Jasa pendidikan,
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan Jasa lainnya. Hal ini tentu
didukung dengan Kota Gorotalo sebagai pusat pertumbuhan di
Page 101
83
Provinsi Gorontalo dimana banyak pusat kegiatan yang berada di
Kota Gorontalo.
Sektor unggulan adalah sektor dominan yang berpengaruh
besar bagi perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu
wilayah. Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini
didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam
perekonomian daerah, diantaranya: pertama, sektor unggulan
tersebut memiliki laju tumbuh yang lebih tinggi; kedua, sektor
tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relative
besar; ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang
tinggi baik ke depan maupun ke belakang; keempat, dapat juga
diartikan sebagai sektor yang mampu menciptakan nilai tambah
yang tinggi. Agar sektor kegiatan yang menjadi pemacu
pertumbuhan bisa memacu tumbuhnya sektor lain dan bisa
memiliki dampak terciptanya lapangan pekerjaan baru. Dari
potensi-potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing masing
Kabupaten di Provinsi Gorontalo Kabupaten yang memiliki sektor
basis paling banyak menurut urutannya ialah Kabupaten Bone
Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Page 102
84
Tabel 4. 12 Hasil Analisis Location Quotient (LQ)
Sumber: BPS Kabupaten/Kota tahun 2012-2016, data diolah.
Keterangan:
1 : Pertanian kehutanan dan perikanan 8 : Transportasi dan pergudangan 15 : Jasa pendidikan
2 : Pertambangan dan penggalian 9 : Penyediaan akomodasi dan makan
minum
16 : Jasa kesehatan dan kegiatan
sosial 3 : Industri Pengolahan 10 : Informasi dan komunikasi 17 : Jasa lainnya
4 : Pengadaan Listrik dan Gas 11 : Jasa keuangan dan asuransi
5 : Pengadaan air pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang
12 : Real estate
6 : Konstruksi 13 : Jasa perusahaan
7 : Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan
sepeda motor
14 : Administrasi pemerintahan pertahanan dan
jaminan sosial wajib
Kabupaten/Kota
Sektor basis (sektor yang memiliki nilai LQ>1)
2012 2013 2014 2015 2016
Kabupaten
Gorontalo
1,2,3,4,6,8,10 dan
11
1,2,3,4,6,8,10 dan
11
1,2,3,4,6,8,10 dan
11
1,2,3,4,6,8,10
dan 11
1,2,3,4,6,8,10 dan
11
Kabupaten
Pohuwato 1,3, dan 13 1 dan 3 1 dan 3 1 dan 3 1 dan 3
Kabupaten
Boalemo 1 1 dan 7 1 dan 7 1,7, dan 14 1,7,14, dan 16
Kabupaten Bone
Bolango
2,3,7,12,13,14,15,
16 dan 17
2,3,7,12,13,14,15,
16 dan 17
2,3,7,12,13,14,15,
16 dan 17
2,3,7,12,13,14,15
,16 dan 17
2,3,7,12,13,14,15,
16 dan 17
Kabupaten
Gorontalo Utara 1,2,14, dan 17 1,2,14, dan 17 1,2,14, 16 dan 17 1,2,14, 16 dan 17 1,2,14, 16 dan 17
Kota Gorontalo
3,4,5,6,7,8,9,10,11
,12,13,14,15,16
dan 17
3,4,5,6,7,8,9,10,11
,12,13,14,15,16
dan 17
3,4,5,6,7,8,9,10,11
,12,13,14,15,16
dan 17
3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,15,16
dan 17
3,4,5,6,7,8,9,10,11
,12,13,14,15,16
dan 17
Page 103
85
Selain menggunakan analisis LQ, dengan menggunakan analisis Shift
Share dapat dilihat besarnya pangsa perekonomian Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo dalam hal penentuan sektor ekonomi unggulan ke
depan. Yang akan mempengaruhi perekonomian provinsi Gorontalo. Hasil
analisis Shift Share pada Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo selama
tahun 2012-2016 menunjukkan bahwa:
a. Kabupaten Boalemo
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kabupaten Boalemo dari tahun
2012 hingga 2016 telah mengalami perubahan atau perkembangan.
Nilai PDRB tersebut tumbuh sebesar Rp 179.035.038.870,40.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan
nasional (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif
(Cij). Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij),
dalam hal ini pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah
mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kabupaten Boalemo sebesar
Rp 180.035.289.124,60. Nilai positif menunjukkan bahwa
perekonomian Kabupaten Boalemo masih sangat bergantung pada
perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri (Mij)
menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai akibat
adanya bauran industri. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi
perkembangan perekonomian Kabupaten Boalemo, yaitu sebesar
Rp -6.238.258.611,40. Nilai negatif mengindikasikan bahwa
komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Boalemo cenderung
mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat,
pengaruh efek bauran industri/sektoral terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Boalemo masih sangat kecil bahkan minus, ini
Page 104
86
menunjukkan bahwa dampak struktur ekonomi Provinsi Gorontalo
hanya mengurangi pertumbuhan PDRB sebesar 6,2 miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh negatif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pertanian kehutanan
dan perikanan, pertambangan dan galian, industri pengolahan, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan
sosial wajib, dan jasa lainnya. Nilai perhitungan komponen
keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 5.238.008.357,20. Nilai ini
mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan
akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten
Boalemo. Pengaruh daya saing Boalemo terhadap perekonomian
Boalemo mampu mendorong pertambahan perekonomian Boalemo
sebesar 5,2 miliar rupiah. Terdapat 13 (tiga belas) sektor yang
memiliki nilai keunggulan kompetitif positif yaitu, sektor
pertambangan dan penggalian, pengadaan listrik dan gas, kontruksi,
perdagangan besar dan eceran; reparasi motor dan mobil,
transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makan dan
minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real
estate, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial
wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa
lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor ekonomi yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di tingkat
Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi untuk dikembangkan
dalam mendorong pertumbuhan PDRB di Kabupaten Boalemo.
Sedangkan 4 (empat) sektor lainnya yaitu, sektor pertanian, industri
pengolahan, pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur
ulang, dan jasa perusahaan memiliki nilai negatif sehingga sektor-
sektor tersebut pertumbuhannya lambat di tingkat Provinsi
Gorontalo.
Page 105
87
b. Kota Gorontalo
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kota Gorontalo telah
mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut
tumbuh sebesar Rp 338.727.494.250. Perkembangan tersebut
dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij), bauran
industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut
perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah mempengaruhi
pertumbuhan PDRB Kota Gorontalo sebesar Rp
308.244.135.553,80. Nilai positif menunjukkan bahwa
perekonomian Kota Gorontalo masih sangat bergantung pada
perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri (Mij)
menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai akibat
adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran
industri memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan
perekonomian Kota Gorontalo, yaitu sebesar Rp
30.649.848.160,40. Nilai positif mengindikasikan bahwa komposisi
sektor pada PDRB Kota Gorontalo cenderung mengarah pada
perekonomian yang akan tumbuh cepat, pengaruh efek bauran
industri/sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo
sangat besar, ini menunjukkan bahwa dampak struktur ekonomi
Provinsi Gorontalo menambah pertumbuhan PDRB sebesar 30,6
miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh positif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pengadaan air
pengeolaan sampah limbah dan daur ulang, pengadaan listrik dan
gas, kontruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi motor dan
mobil, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makan
dan minum, informasi dan komunikasi, real estate, jasa keuangan
Page 106
88
dan asuransi, jasa pendidikan dan jasa kesehatan dan kegiatan
sosial. Nilai perhitungan komponen keunggulan kompetitif (Cij)
pada tabel 4 di atas sebesar Rp -166.489.464,20. Nilai ini
mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan
memiliki daya saing yang lemah, hal ini dikarenakan laju
pertumbuhan per sektor usaha yang ada di Kota Gorontalo kurang
bagus. Terdapat 7 (tujuh) sektor yang memiliki nilai keunggulan
kompetitif positif yaitu, kontruksi, penyediaan akomodasi makan
dan minum, informasi dan komunikasi, real estate, jasa perusahaan,
jasa pendidikan dan jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan
sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang
sama di tingkat Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi untuk
dikembangkan dalam mendorong pertumbuhan PDRB di Kota
Gorontalo. Sedangkan 10 (sepuluh) sektor lainnya yaitu, sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, pengadaan air pengeolaan sampah limbah dan
daur ulang, pengadaan listrik dan gas, perdagangan besar dan
eceran; reparasi motor dan mobil, transportasi dan pergudangan,
jasa keuangan dan asuransi, administrasi pemerintahan pertahanan
dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial memiliki nilai negatif
sehingga sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat di tingkat
Provinsi Gorontalo.
c. Kabupaten Gorontalo
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kabupaten Gorontalo telah
mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut
tumbuh sebesar Rp 468.860.636.642,49. Perkembangan tersebut
dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij), bauran
industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut
Page 107
89
perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah mempengaruhi
pertumbuhan PDRB Kabupaten Gorontalo sebesar Rp
457.323.359.085,77. Nilai positif menunjukkan bahwa
perekonomian Kabupaten Gorontalo masih sangat bergantung pada
perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri (Mij)
menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai akibat
adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran
industri memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan
perekonomian Kabupaten Gorontalo, yaitu sebesar Rp
4.934.946.158,74. Nilai positif mengindikasikan bahwa komposisi
sektor pada PDRB Kabupaten Gorontalo cenderung mengarah pada
perekonomian yang akan tumbuh cepat, pengaruh efek bauran
industri/sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Gorontalo sangat besar, ini menunjukkan bahwa dampak struktur
ekonomi Provinsi Gorontalo menambah pertumbuhan PDRB
sebesar 4,9 miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh positif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pengadaan air
pengolahan sampah limbah dan daur ulang, pengadaan listrik dan
gas, konstruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi
dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan
asuransi, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiaan
sosial. Nilai perhitungan komponen keunggulan kompetitif (Cij)
sebesar Rp 6.602.331.397,98. Nilai ini mengindikasikan bahwa
keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan meningkatkan
perkembangan perekonomian Kabupaten Gorontalo. Pengaruh daya
saing Kabupaten Gorontalo terhadap perekonomian Kabupaten
Page 108
90
Gorontalo mampu mendorong pertambahan perekonomian
Kabupaten Gorontalo sebesar 6,6 miliar rupiah. Terdapat 9
(sembilan) sektor yang memiliki nilai keunggulan kompetitif positif
yaitu, sektor pertanian kehutanan dan perikanan, pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, pengadaan air pengolahan sampah
limbah dan daur ulang, transportasi dan pergudangan, real estate,
administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib , jasa kesehatan
dan kegiatan sosial dan jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat dibandingkan
sektor yang sama di tingkat Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi
untuk dikembangkan dalam mendorong pertumbuhan PDRB di
Kabupaten Gorontalo. Sedangkan 8 (delapan) sektor lainnya yaitu,
sektor konstruksi, pengadaan listrik dan gas, perdagangan besar dan
eceran; reparasi motor dan mobil, penyediaan akomodasi makan
dan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi,
jasa perusahaan, dan jasa pendidikan memiliki nilai negatif
sehingga sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat di tingkat
Provinsi Gorontalo.
d. Kabupaten Gorontalo Utara
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kabupaten Gorontalo Utara
telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB
tersebut tumbuh sebesar Rp 120.749.335.444,03 Perkembangan
tersebut dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij),
bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut
perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah mempengaruhi
pertumbuhan PDRB Kabupaten Gorontalo Utara sebesar Rp
116.846.723.424,29. Nilai positif menunjukkan bahwa
Page 109
91
perekonomian Kabupaten Gorontalo Utara masih sangat bergantung
pada perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri
(Mij) menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai
akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa
bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi
perkembangan perekonomian Kabupaten Gorontalo Utara, yaitu
sebesar Rp -5.949.893.162,08. Nilai negatif mengindikasikan
bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Gorontalo Utara
cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif
lambat, pengaruh efek bauran industri/sektoral terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo Utara masih sangat
kecil bahkan minus, ini menunjukkan bahwa dampak struktur
ekonomi Provinsi Gorontalo mengurangi pertumbuhan PDRB
sebesar 5,9 miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh negatif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan
sosial wajib, dan jasa lainnya. Nilai perhitungan komponen
keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 9.852.505.181,81. Nilai ini
mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan
akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten
Gorontalo Utara. Pengaruh daya saing Kabupaten Gorontalo Utara
terhadap perekonomian Kabupaten Gorontalo Utara mampu
mendorong pertambahan perekonomian Kabupaten Gorontalo Utara
sebesar 9,8 miliar rupiah. Terdapat 9 (sembilan) sektor yang
memiliki nilai keunggulan kompetitif positif yaitu, sektor pertanian
kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, pengadaan
listrik dan gas, kontruksi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan
Page 110
92
dan asuransi, jasa perusahaan, administrasi pemerintahan dan
jaminan sosial wajib, dan jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat dibandingkan
sektor yang sama di tingkat Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi
untuk dikembangkan dalam mendorong pertumbuhan PDRB di
Kabupaten Gorontalo Utara. Sedangkan 8 (delapan) sektor lainnya
yaitu, sektor industri pengolahan, Pengadaan air pengelolaan
sampah limbah dan daur ulang, perdagangan besar dan eceran;
reparasi motor dan mobil, transportasi dan pergudangan,penyediaan
akomodasi dan makan minum, real estate, jasa pendidikan dan jasa
kesehatan dan kegiatan sosial memiliki nilai negatif sehingga
sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat di tingkat Provinsi
Gorontalo.
e. Kabupaten Pohuwato
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kabupaten Pohuwato telah
mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut
tumbuh sebesar Rp. 237,488.166.197,40 Perkembangan tersebut
dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij), bauran
industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut
perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah mempengaruhi
pertumbuhan PDRB Kabupaten Pohuwato sebesar Rp
237,705,264,651,40. Nilai positif menunjukkan bahwa
perekonomian Kabupaten Pohuwato masih sangat bergantung pada
perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri (Mij)
menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai akibat
adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran
industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan
Page 111
93
perekonomian Kabupaten Pohuwato, yaitu sebesar Rp -
10.074.277.560,60. Nilai negatif mengindikasikan bahwa komposisi
sektor pada PDRB Kabupaten Pohuwato cenderung mengarah pada
perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat, pengaruh efek
bauran industri/sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pohuwato masih sangat kecil bahkan minus, ini menunjukkan
bahwa dampak struktur ekonomi Provinsi Gorontalo hanya
mengurangi pertumbuhan PDRB sebesar 10 miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh negatif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan
sosial wajib, dan jasa lainnya. Nilai perhitungan komponen
keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 9.857.179.106,60. Nilai ini
mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan
akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten
Pohuwato. Pengaruh daya saing Kabupaten Pohuwato terhadap
perekonomian Kabupaten Pohuwato mampu mendorong
pertambahan perekonomian Kabupaten Pohuwato sebesar 9,8 miliar
rupiah. Terdapat 7 (tujuh) sektor yang memiliki nilai keunggulan
kompetitif positif yaitu, sektor pertanian kehutanan dan perikanan,
pengadaan listrik dan gas, pengadaan air pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang, perdagangan besar dan eceran; reparasi
motor dan mobil, transportasi dan pergudangan, administrasi
pemerintahan dan jaminan sosial wajib, dan jasa lainnya. Sektor-
sektor tersebut merupakan sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat
dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi Gorontalo,
sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam mendorong
pertumbuhan PDRB di Kabupaten Pohuwato. Sedangkan 10
Page 112
94
(sepuluh) sektor lainnya yaitu, sektor pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, kontruksi, penyediaan akomodasi dan makan
minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real
estate, jasa perusahaan, jasa pendidikan dan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial memiliki nilai negatif sehingga sektor-sektor
tersebut pertumbuhannya lambat di tingkat Provinsi Gorontalo.
f. Kabupaten Bone Bolango
Rata-rata nilai PDRB sektoral Kabupaten Bone Bolango telah
mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut
tumbuh sebesar Rp 165.541.043.529,06. Perkembangan tersebut
dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij), bauran
industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut
perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo telah mempengaruhi
pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Bolango sebesar Rp
161,457,749,825,71. Nilai positif menunjukkan bahwa
perekonomian Kabupaten Bone Bolango masih sangat bergantung
pada perekonomian Provinsi Gorontalo. Komponen bauran industri
(Mij) menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai
akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa
bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi
perkembangan perekonomian Kabupaten Bone Bolango, yaitu
sebesar Rp -3.426.391.795,91. Nilai negatif mengindikasikan
bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Bone Bolango
cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif
lambat, pengaruh efek bauran industri/sektoral terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango masih sangat kecil
bahkan minus, ini menunjukkan bahwa dampak struktur ekonomi
Page 113
95
Provinsi Gorontalo hanya mengurangi pertumbuhan PDRB sebesar
3,4 miliar rupiah.
Dapat dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh negatif
dari komponen bauran industri yaitu, sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan
sosial wajib, dan jasa lainnya. Nilai perhitungan komponen
keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 7.509.685.499,26. Nilai ini
mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan
akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten Bone
Bolango. Pengaruh daya saing Kabupaten Bone Bolango terhadap
perekonomian Kabupaten Bone Bolango mampu mendorong
pertambahan perekonomian Kabupaten Bone Bolango sebesar 7,5
miliar rupiah. Terdapat 9 (sembilan) sektor yang memiliki nilai
keunggulan kompetitif positif yaitu, sektor pertanian,kehutanan dan
perikanan, industri pengolahan, pengadaan air pengolahan sampah
limbah dan daur ulang, kontruksi, perdagangan besar dan eceran;
reparasi motor dan mobil, jasa keuangan dan asuransi, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib,
dan jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor ekonomi
yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di tingkat
Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi untuk dikembangkan
dalam mendorong pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bone
Bolango. Sedangkan 7 (tujuh) sektor lainnya yaitu, sektor
pertambangan dan penggalian, pengadaan listrik dan gas,
transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, real
estate, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa pendidikan memiliki
nilai negatif sehingga sektor-sektor tersebut pertumbuhannya
lambat di tingkat Provinsi Gorontalo.
Page 114
96
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan97,534.44 (12,473.95) (12,698.47) 72,362.03 15,791.48 (2,014.34) (6,328.89) 7,448.25 178,583.39 (22,856.04) 13,217.47 168,944.83
Pertambangan dan
penggalian882.86 (510.41) 124.98 497.42 1,190.88 (688.67) (61.44) 440.76 9,414.00 (5,454.68) 2,333.54 6,292.87
Industri pengolahan 3,509.26 (224.23) (484.72) 2,800.31 14,069.17 (922.71) (10.69) 13,135.77 19,279.45 (1,269.82) 1,579.45 19,589.08
Pengadaan listrik
dan Gas46.51 12.36 23.53 82.40 240.38 63.25 (37.52) 266.11 498.41 131.61 (50.33) 579.69
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur
ulang
33.75 4.31 (14.52) 23.54 464.31 63.76 (36.89) 491.19 95.30 13.31 19.32 127.94
Konstruksi 12,608.42 724.04 1,295.59 14,628.06 42,777.13 2,478.75 4,119.12 49,375.00 70,703.97 4,076.65 (5,186.07) 69,594.55
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
19,302.79 5,126.21 8,968.34 33,397.35 43,187.91 11,544.77 (2,057.31) 52,675.37 36,518.72 9,790.75 (5,458.49) 40,850.98
Transportasi dan
pergudangan4,330.85 804.69 155.01 5,290.55 29,975.96 5,583.77 (3,805.83) 31,753.90 36,860.28 6,858.88 3,769.75 47,488.91
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
2,197.55 254.68 198.38 2,650.60 14,498.90 1,696.81 3,882.65 20,078.37 8,786.14 985.46 (1,363.70) 8,407.90
Informasi dan
komunikasi2,654.97 863.77 462.88 3,981.62 16,498.00 5,310.89 101.83 21,910.72 13,923.52 4,440.93 (1,328.73) 17,035.72
Jasa keuangan dan
asuransi3,289.03 1,625.58 1,378.48 6,293.10 24,911.98 11,949.35 (2,211.64) 34,649.69 18,135.28 8,874.09 (762.84) 26,246.53
Real estate 2,316.13 459.66 687.70 3,463.49 12,836.21 2,561.63 3,268.96 18,666.80 4,862.86 960.76 572.97 6,396.59
Jasa perusahaan 102.22 (11.11) (2.01) 89.10 501.61 (54.63) 81.05 528.02 326.39 (35.48) (66.79) 224.12
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
16,008.09 (6,669.15) 3,454.29 12,793.23 45,504.71 (18,818.93) (1,241.91) 25,443.86 24,539.79 (10,151.22) 404.71 14,793.28
Jasa pendidikan 6,261.78 2,609.83 642.82 9,514.44 23,193.68 9,799.23 4,743.54 37,736.45 14,963.85 6,401.42 (2,131.30) 19,233.98
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial6,188.67 1,888.08 848.51 8,925.26 14,370.66 4,253.68 (1,788.55) 16,835.80 13,021.32 3,941.38 827.07 17,789.77
Jasa lainnya 2,767.96 (722.62) 197.20 2,242.55 8,231.16 (2,156.77) 1,217.03 7,291.43 6,810.68 (1,773.07) 226.29 5,263.90
Jumlah 180,035.29 (6,238.26) 5,238.01 179,035.04 308,244.14 30,649.85 (166.49) 338,727.49 457,323.36 4,934.95 6,602.33 468,860.64
Lapangan UsahaKabupaten Boalemo Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016
(juta rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten/Kota tahun 2012-2016, data diolah.
Page 115
97
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan55,995.57 (7,132.47) 9,531.60 58,394.70 137,361.81 (17,555.95) 7,168.94 126,974.80 57,220.91 (7,313.73) 1,858.85 51,766.03
Pertambangan dan
penggalian2,618.18 (1,519.20) 784.35 1,883.33 2,754.91 (1,568.20) (1,504.00) (317.29) 3,285.27 (1,878.69) (1,314.29) 92.30
Industri pengolahan 2,224.98 (143.46) (485.76) 1,595.76 10,395.29 (679.94) (477.67) 9,237.68 9,849.44 (642.55) 456.09 9,662.99
Pengadaan listrik
dan Gas53.11 14.09 28.72 95.92 148.21 39.72 52.55 240.47 67.62 17.70 (12.26) 73.06
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur
ulang
12.96 1.74 (0.88) 13.82 59.91 8.48 3.68 72.07 42.94 6.35 22.42 71.72
Konstruksi 12,281.41 710.08 1,182.34 14,173.83 15,742.47 887.03 (2,663.24) 13,966.27 17,063.45 1,037.55 7,474.09 25,575.09
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
9,905.29 2,668.50 (1,243.87) 11,329.93 22,101.55 5,874.27 4,574.89 32,550.70 19,157.60 5,103.88 451.29 24,712.77
Transportasi dan
pergudangan4,577.92 849.83 (1,151.95) 4,275.80 7,505.83 1,421.58 3,503.12 12,430.52 1,867.29 347.22 (503.81) 1,710.70
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
2,036.12 223.32 (141.48) 2,117.96 2,690.62 295.62 (526.27) 2,459.97 1,772.27 201.83 (171.10) 1,803.00
Informasi dan
komunikasi2,102.85 674.15 53.83 2,830.84 3,464.37 1,109.60 (45.38) 4,528.60 3,281.40 1,036.04 (934.41) 3,383.04
Jasa keuangan dan
asuransi758.51 363.98 212.42 1,334.92 4,604.93 2,259.69 (98.60) 6,766.01 3,219.21 1,597.65 1,537.70 6,354.56
Real estate 1,647.43 324.68 (237.16) 1,734.95 2,142.12 423.07 (40.87) 2,524.32 4,295.37 838.89 (1,693.35) 3,440.91
Jasa perusahaan 63.16 (6.88) 27.43 83.71 227.73 (24.78) (59.76) 143.18 203.37 (22.09) 114.25 295.53
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
12,398.58 (5,173.02) 2,124.62 9,350.18 14,241.34 (5,881.49) 307.62 8,667.47 20,751.79 (8,573.40) 526.70 12,705.09
Jasa pendidikan 3,683.10 1,558.38 (526.64) 4,714.84 5,458.63 2,354.90 (584.49) 7,229.04 7,637.74 3,319.35 (487.98) 10,469.10
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial4,129.88 1,250.39 (379.75) 5,000.52 5,808.51 1,743.67 (211.06) 7,341.11 8,155.26 2,431.04 (111.62) 10,474.68
Jasa lainnya 2,357.66 (614.01) 74.68 1,818.33 2,997.05 (781.53) 457.73 2,673.25 3,586.79 (933.46) 297.11 2,950.45
Jumlah 116,846.72 (5,949.89) 9,852.51 120,749.34 237,705.26 (10,074.28) 9,857.18 237,488.17 161,457.75 (3,426.39) 7,509.69 165,541.04
Kabupaten Bone BolangoLapangan Usaha
Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Pohuwato
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016
(juta rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten/Kota tahun 2012-2016, data diolah.
Page 116
98
Modifikasi Arcelus mengganti keunggulan kompetitif (Cij)
dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan internal
wilayah (Rij) dan komponen bauran industri regional (RIij).
Pertumbuhan internal wilayah mencerminkan adanya keterkaitan
sektor-sektor dan permintaan yang kuat akan barang dan jasa di
wilayah yang bersangkutan. Untuk itu digunakan analisis shift share
modifikasi arcelus ini untuk melihat keterkaitan antar sektor di
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo.
a. Kabupaten Boalemo
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kabupaten Boalemo secara rata-rata dari tahun 2012
hingga 2016 memiliki nilai total (Rij) < 0 (negatif), yang
berarti adanya keterkaitan antar sektor ekonomi di Kabupaten
Boalemo lemah. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan di
satu sektor maka pengaruhnya terhadap sektor lain lemah. Jika
dilihat rinci per tahun, pada tahun 2012 dan tahun 2013 total
nilai Rij Kabupaten Boalemo (Rij) < 0 (negatif) yang mana
artinya secara keseluruhan keterkaitan antar sekor di
Kabupaten Boalemo lemah. Namun pada tahun 2014 dan tahun
2015 total nilai (Rij) > 0 (positif) Kabupaten Boalemo, yang
mengindikasikan adanya keterkaitan antar sektor yang kuat di
Kabupaten boalemo. Dengan kata lain, jika permintaan satu
sektor tinggi, maka permintaan output sektor-sektor lainnya
juga tinggi. Ini mencerminkan adanya peningkatan pada tahun
2014 dan 2015, namun pada tahun 2016 total nilai Rij
Kabupaten Boalemo (Rij) < 0 (negatif) yang mana artinya
secara keseluruhan keterkaitan antar sekor di Kabupaten
Boalemo melemah kembali. Hal ini dikarenakan laju
Page 117
99
pertumbuhan sektor-sektor yang ada di Kabupaten Boalemo
menurun dibandingkan dengan Provinsi Gorontalo
b. Kota Gorontalo
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kota Gorontalo secara rata-rata dari tahun 2012 hingga
2016 memiliki nilai total (Rij) > 0 (positif), yang berarti
adanya keterkaitan antar sektor ekonomi yang cukup kuat di
Kota Gorontalo. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan di
satu sektor akan berpengaruh terhadap sektor lain. Dengan kata
lain, jika permintaan satu sektor tinggi, maka permintaan
output sektor-sektor lainnya juga tinggi. Seluruh sektor
ekonomi yang ada di Kota Gorontalo ini memiliki nilai (Rij) >
0 (positif). Jika dirinci per tahun, Tahun 2012 Kota Gorontalo
sempat memiliki nilai total (Rij) < 0, itu artinya keterkaitan
antar sektor di Kota Gorontalo lemah. Namun pada tahun 2013
hingga 2016 Kota Gorontalo memiliki total nilai (Rij) > 0
(positif), yang mengindikasikan adanya keterkaitan antar
sektor yang kuat di Kota Gorontalo. Ini mencerminkan adanya
peningkatan di setiap taunnya, perubahan di satu sektor
semakin mempengaruhi sektor lain.
c. Kabupaten Gorontalo
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kabupaten Gorontalo secara rata-rata dari tahun 2012
hingga 2016 memiliki nilai total (Rij) > 0 (positif), yang berarti
adanya keterkaitan antar sektor ekonomi yang cukup kuat di
Kabupaten Gorontalo. Hal ini mengindikasikan bahwa
perubahan di satu sektor akan berpengaruh terhadap sektor
Page 118
100
lain. Dengan kata lain, jika permintaan satu sektor tinggi, maka
permintaan output sektor-sektor lainnya juga tinggi. Seluruh
sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Gorontalo ini memiliki
nilai (Rij) > 0 (positif). Jika dirinci per tahun, Tahun 2012
Kabupaten Gorontalo sempat memiliki nilai total (Rij) < 0
(negatif)., itu artinya keterkaitan antar sektor di Kota Gorontalo
lemah. Namun pada tahun 2013 hingga 2016 Kabupaten
Gorontalo total nilai (Rij) > 0 (positif), yang mengindikasikan
adanya keterkaitan antar sektor yang kuat di Kabupaten
Gorontalo. Ini mencerminkan adanya peningkatan, perubahan
di satu sektor semakin mempengaruhi sektor lain.
d. Kabupaten Gorontalo Utara
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kabupaten Gorontalo Utara secara rata-rata dari tahun
2012 hingga 2016 memiliki nilai total (Rij) > 0 (positif), yang
berarti adanya keterkaitan antar sektor ekonomi yang cukup
kuat di Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini mengindikasikan
bahwa perubahan di satu sektor akan berpengaruh terhadap
sektor lain. Dengan kata lain, jika permintaan satu sektor
tinggi, maka permintaan output sektor-sektor lainnya juga
tinggi. Seluruh sektor ekonomi yang ada di Kabupaten
Gorontalo Utara ini memiliki nilai (Rij) > 0 (positif). Jika
dilihat rinci per tahun, pada tahun 2012 dan tahun 2014
Kabupaten Gorontalo Utara total nilai (Rij) < 0 yang mana
artinya secara keseluruhan keterkaitan antar sekor di
Kabupaten Gorontalo Utara lemah. Namun pada tahun 2015
hingga 2016 Kabupaten Gorontalo Utara memiliki total nilai
(Rij) > 0 (positif), yang mengindikasikan adanya keterkaitan
Page 119
101
antar sektor yang kuat di Kabupaten Gorontalo Utara. Ini
mencerminkan adanya peningkatan di setiap taunnya,
perubahan di satu sektor semakin mempengaruhi sektor lain.
e. Kabupaten Pohuwato
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kabupaten Pohuwato secara rata-rata dari tahun 2012
hingga 2016 memiliki nilai total (Rij) < 0 (negatif), yang
berarti adanya keterkaitan antar sektor ekonomi di Kabupaten
Pohuwato lemah. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan di
satu sektor maka pengaruhnya terhadap sektor lain lemah. Jika
dirinci per tahun, keterkaitan antar sektor Kabupaten Pohuwato
kurang stabil, meski cenderung mengalami peningkatan. Pada
tahun 2012 Kabupaten Pohuwato memiliki nilai total (Rij) < 0
(negatif), kemudian pada tahun 2013 menjadi (Rij) = 0 hal ini
disebabkanoleh laju pertumbuhan sektor ekonomi yang ada di
Kabupaten Pohuwato sebanding dengan laju petumbuhan
sektor ekonomi Provinsi Gorontalo dan meningkat pada tahun
2014 (Rij) > 0, tetapi pada tahun 2015 nilai (Rij) Kabupaten
Pohuwato kembali melemah dimana nilai total (Rij) < 0
(negatif). Ketika di tahun 2016 Kabupaten Pohuwato
meningkat kembali dan nilai total (Rij) > 0 (positif), yang
mengindikasikan adanya keterkaitan antar sektor yang kuat di
Kabupaten Pohuwato.
f. Kabupaten Bone Bolango
Dalam analisis shift share berdasarkan modifikasi
Arcelus Kabupaten Bone Bolango secara rata-rata dari tahun
2012 hingga 2016 memiliki nilai total (Rij) > 0 (positif), yang
Page 120
102
berarti adanya keterkaitan antar sektor ekonomi yang cukup
kuat di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini mengindikasikan
bahwa perubahan di satu sektor akan berpengaruh ke sektor
lain. Dengan kata lain, jika permintaan satu sektor tinggi, maka
permintaan output sektor-sektor lainnya juga tinggi. Seluruh
sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Bone Bolango ini
memiliki nilai (Rij) > 0 (positif). Jika dirinci per tahun, Tahun
2012 hingga tahun 2013 Kabupaten Bone Bolango sempat
memiliki nilai total (Rij) < 0 (negatif), itu artinya keterkaitan
antar sektor di Kabupaten Bone Bolango lemah. Namun pada
tahun 2014 hingga 2016 Kabupaten Bone Bolango memiliki
nilai total (Rij) > 0 (positif), positif, yang mengindikasikan
adanya keterkaitan antar sektor yang kuat di Kabupaten Bone
Bolango. Ini mencerminkan adanya peningkatan, perubahan di
satu sektor semakin mempengaruhi sektor lain.
Page 121
1
03
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian
kehutanan dan
perikanan
(6,088.99) (2,494.48) 551.58 2,161.93 (3,484.68) (1,870.93) (62.71) 493.26 1,459.06 2,311.38 2,138.53 1,267.90 (3,841.68) 1,369.53 12,842.66 2,493.61 2,781.82 3,129.19
Pertambangan
dan penggalian(58.51) (22.78) 4.85 19.37 (30.52) (17.52) (4.75) 37.48 110.81 174.35 157.93 95.16 (210.84) 73.23 667.05 132.04 140.44 160.39
Industri
pengolahan(221.95) (89.93) 19.64 77.32 (125.50) (68.08) (52.31) 428.76 1,312.49 2,130.33 2,003.50 1,164.55 (411.26) 149.30 1,379.49 269.56 300.96 337.61
Pengadaan
listrik dan Gas(2.59) (1.11) 0.27 1.06 (1.88) (0.85) (0.89) 7.30 22.97 35.38 34.37 19.83 (10.57) 3.72 36.33 6.87 8.05 8.88
Pengadaan air
pengelolaan
sampah limbah
dan daur ulang
(2.17) (0.86) 0.19 0.72 (1.24) (0.67) (1.75) 13.98 42.55 68.37 68.96 38.42 (1.98) 0.71 6.85 1.31 1.58 1.70
Konstruksi (742.82) (312.39) 70.08 291.17 (480.79) (234.95) (154.31) 1,281.65 3,966.42 6,646.55 6,256.84 3,599.43 (1,521.76) 525.88 4,934.18 1,014.14 1,139.80 1,218.45
Perdagangan
besar dan
eceran;
Reparasi mobil
dan sepeda
motor
(1,054.62) (467.26) 110.91 449.23 (770.48) (346.45) (154.81) 1,299.83 4,074.45 6,562.06 6,344.86 3,625.28 (777.19) 279.04 2,583.06 510.27 585.80 636.20
Transportasi dan
pergudangan(256.00) (107.13) 24.07 99.52 (165.61) (81.03) (109.39) 901.77 2,791.00 4,619.31 4,337.42 2,508.02 (761.21) 275.15 2,596.00 529.47 608.28 649.54
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
(127.05) (54.91) 12.29 50.54 (84.37) (40.70) (50.26) 423.45 1,372.16 2,272.07 2,186.21 1,240.73 (186.88) 67.12 616.47 124.05 140.85 152.32
Informasi dan
komunikasi(146.46) (63.89) 15.19 62.50 (105.06) (47.54) (58.16) 485.14 1,525.99 2,568.72 2,504.72 1,405.28 (291.29) 103.75 975.69 200.25 228.39 243.36
Jasa keuangan
dan asuransi(188.88) (79.60) 17.79 74.76 (135.77) (62.34) (91.49) 746.23 2,223.08 3,710.96 3,850.99 2,087.96 (390.48) 133.44 1,212.86 251.41 315.52 304.55
Real estate (128.45) (56.28) 13.37 54.31 (90.05) (41.42) (44.20) 371.82 1,191.99 2,025.17 1,982.73 1,105.50 (100.26) 36.74 344.17 69.61 79.35 85.92
Jasa perusahaan (6.25) (2.61) 0.58 2.29 (3.70) (1.94) (1.83) 14.99 46.61 77.01 73.31 42.02 (7.28) 2.54 22.96 4.53 4.97 5.55
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial
wajib
(968.86) (401.94) 92.77 368.60 (565.41) (294.97) (175.54) 1,411.34 4,301.25 6,894.73 6,051.96 3,696.75 (542.76) 189.16 1,780.15 345.11 364.25 427.18
Jasa pendidikan (337.70) (148.68) 36.94 150.43 (243.55) (108.51) (77.01) 687.83 2,249.62 3,688.44 3,444.09 1,998.59 (301.02) 110.61 1,092.45 218.70 242.36 272.62
Jasa kesehatan
dan kegiatan
sosial
(341.53) (145.46) 35.21 147.54 (248.36) (110.52) (53.23) 437.05 1,313.56 2,183.47 2,092.20 1,194.61 (261.53) 95.46 924.30 191.07 217.80 233.42
Jasa lainnya (172.77) (70.57) 15.35 61.63 (100.78) (53.43) (30.48) 249.36 773.39 1,254.70 1,168.01 683.00 (149.45) 52.60 485.80 95.24 104.06 117.65
Jumlah (10,845.62) (4,519.90) 1,021.08 4,072.92 (6,637.74) (3,381.85) (1,123.13) 9,291.24 28,777.42 47,223.02 44,696.63 25,773.04 (9,767.44) 3,468.00 32,500.48 6,457.25 7,264.30 7,984.52
Lapangan Usaha
Kabupaten Boalemo
Rij Rij Rij
Kabupaten GorontaloKota Gorontalo
Rata-rataRata-rata Rata-rata
Tabel 4. 15 Hasil Perhitungan Nilai Shift Share (Rij) Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten/Kota tahun 2012-2016, data diolah.
Page 122
1
04
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian
kehutanan dan
perikanan
(5,343.52) (3,787.50) (706.14) 9,052.97 7,959.33 1,435.03 (6,817.51) 0 586.20 (2,868.48) 2,620.57 (1,295.84) (3,163.97) (339.17) 3,606.15 2,541.12 848.88
698.60
Pertambangan
dan penggalian(258.63) (179.77) (33.50) 426.63 347.12 60.37 (157.51) 0 11.75 (53.94) 44.54 (31.03) (204.23) (20.73) 207.57 137.91 42.24
32.55
Industri
pengolahan(223.40) (152.90) (28.40) 353.29 297.69 49.25 (517.93) 0 44.47 (216.28) 196.76 (98.60) (541.16) (58.70) 620.58 435.05 146.96
120.55
Pengadaan
listrik dan Gas(4.66) (3.45) (0.69) 8.68 8.10 1.60 (6.90) 0 0.64 (3.08) 3.08 (1.25) (3.71) (0.40) 4.37 2.93 1.00
0.84
Pengadaan air
pengelolaan
sampah limbah
dan daur ulang
(1.25) (0.88) (0.17) 2.02 1.86 0.32 (2.92) 0 0.25 (1.24) 1.22 (0.54) (2.15) (0.25) 2.73 1.95 0.70
0.60
Konstruksi (1,154.87) (813.29) (154.78) 2,041.64 1,761.75 336.09 (791.90) 0 64.84 (334.20) 304.45 (151.36) (848.44) (95.39) 1,100.05 803.18 271.92 246.26
Perdagangan
besar dan
eceran;
Reparasi mobil
dan sepeda
motor
(959.03) (664.03) (125.14) 1,588.92 1,408.34 249.81 (1,019.60) 0 93.98 (481.94) 453.27 (190.86) (1,001.83) (110.57) 1,211.06 873.81 298.27
254.15
Transportasi dan
pergudangan(448.87) (306.46) (57.46) 747.25 638.27 114.55 (331.01) 0 32.57 (168.21) 154.08 (62.51) (102.77) (11.08) 116.78 83.86 27.72
22.90
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
(200.81) (136.16) (25.39) 328.31 287.51 50.69 (134.29) 0 11.33 (55.98) 52.24 (25.34) (95.82) (10.17) 110.24 80.59 27.44
22.46
Informasi dan
komunikasi(195.02) (137.39) (26.53) 349.20 309.07 59.87 (163.94) 0 14.63 (74.27) 70.15 (30.69) (180.12) (19.15) 204.16 146.27 50.18
40.27
Jasa keuangan
dan asuransi(67.11) (49.46) (9.55) 127.51 115.09 23.30 (230.08) 0 18.40 (94.84) 97.59 (41.79) (172.90) (18.16) 192.73 143.69 53.44
39.76
Real estate (157.24) (109.99) (20.81) 269.41 234.29 43.13 (103.03) 0 9.05 (45.73) 42.47 (19.45) (243.74) (26.00) 266.92 185.83 63.18 49.24
Jasa perusahaan (5.84) (4.19) (0.81) 10.46 9.06 1.73 (11.81) 0 0.95 (4.69) 4.26 (2.26) (10.31) (1.20) 13.09 9.36 3.10 2.81
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial
wajib
(1,213.29) (829.90) (160.62) 2,054.22 1,654.99 301.08 (719.98) 0 61.35 (298.27) 255.70 (140.24) (1,185.62) (126.81) 1,322.57 916.42 287.06
242.72
Jasa pendidikan (335.77) (232.82) (48.23) 628.73 532.71 108.92 (250.17) 0 23.86 (119.28) 106.07 (47.90) (397.32) (45.34) 491.38 350.73 113.69 102.63
Jasa kesehatan
dan kegiatan
sosial
(376.55) (260.92) (52.64) 701.96 615.40 125.45 (270.77) 0 24.61 (125.22) 116.33 (51.01) (435.49) (48.25) 509.23 368.81 124.23
103.71
Jasa lainnya (230.56) (161.62) (30.26) 380.23 318.33 55.22 (148.12) 0 12.94 (63.33) 55.94 (28.51) (198.89) (21.71) 229.28 158.80 51.38 43.77
Jumlah (11,176.44) (7,830.73) (1,481.11) 19,071.44 16,498.89 3,016.41 (11,677.48) 0 1,011.81 (5,008.99) 4,578.70 (2,219.19) (8,788.47) (953.05) 10,208.88 7,240.32 2,411.39 2,023.81
Rata-rataRata-Rata
Kabupaten Gorontalo Utara
Rij Rata-rata RijLapangan Usaha
Kabupaten Pohuwato
Rij
Kabupaten Bone Bolango
Tabel 4. 16 Hasil Perhitungan Nilai Shift Share (Rij) Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten/Kota tahun 2012-2016, data diolah.
Page 123
105
Digunakan analisis Location Quotient dan analisis Shift Share
untuk menentukan sektor unggulan dengan mengambil kesimpulan
dari menggabungkan dua hasil analisis tersebut. Sektor yang memiliki
2 (dua keunggulan) yaitu keunggulan kompetitif dan komparatif pada
Kabupaten Gorontalo sebanyak 4 (empat) sektor ialah sektor Pertanian
kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, dan transportasi dan pergudangan. Kabupaten Boalemo
terdapat 3 (tiga) sektor, yaitu Sektor Perdagangan besar dan
eceran;Reparasi mobil dan sepeda motor, Administrasi pemerintahan
pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan Jasa kesehatan dan kegiatan
sosial. Kabupaten Pohuwato hanya terdapat sektor Pertanian
kehutanan dan perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif. Kabupaten Gorontalo Utara terdapat 4 (empat) sektor
yakni, sektor Pertanian kehutanan dan perikanan, Pertambangan dan
penggalian, Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial
wajib, dan jasa lainnya. Kabupaten Bone Bolango terdapat 5 (lima)
sektor, sektor Industri pengolahan, Perdagangan besar dan eceran;
Reparasi mobil dan sepeda motor, Jasa perusahaan, Administrasi
pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan Jasa lainnya.
Kemudian, sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif di Kota Gorontalo memiliki 7 (tujuh) sektor ialah
konstruksi, Penyediaan akomodasi dan makan minum, Informasi dan
komunikasi, Real estate, Jasa perusahaan, Jasa pendidikan, dan Jasa
lainnya.
Pembangunan daerah antara pusat pemerintahan dan daerah di
sekitarnya perlu mempertimbangkan daya dukung wilayah dan potensi
yang dimiliki daerah-daerah sebagai hinterland karena sektor unggulan
yang dimiliki suatu wilayah merupakan suatu kekuatan yang dapat
Page 124
106
digunakan sebagai salah satu instrumen untuk pengembangan ekonomi
dan wilayah. Pengembangan sektor-sektor unggulan yang didukung
oleh struktur ruang yang baik sehingga bisa menjadi keuntungan untuk
wilayah tersebut. pemanfaatan potensi sumber daya manusia dan
sumber daya alam untuk menciptakan lapangan kerja baru serta
mendorong tumbuhnya basis perekonomian baru.
Dalam analisis shift share modifikasi Arcelus ini rata-rata dari
tahun 2012-2016 ini juga didapatkan bahwa beberapa
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo yang memiliki nilai pengaruh
pertumbuhan internal wilayah (Rij) yang negatif, yaitu Kabupaten
Boalemo dan Kabupaten Pohuwato, artinya keterkaitan antar sektor di
Kabupaten tersebut lemah, dikarenakan laju pertumbuhan sektor
ekonomi Kabupaten tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
Provinsi. Meskipun jika dirinci diantara tahun 2012 hingga 2016
sempat memiliki nilai pengaruh pertumbuhan internal wilayah (Rij)
yang positif. Tetapi, secara rata-rata kedua Kabupaten tersebut
memiliki nilai total (Rij) yang negatif. Kabupaten/Kota di Provinsi
Gorontalo secara rata-rata total dari tahun 2012 hingga 2016 memiliki
nilai pengaruh pertumbuhan internal wilayah (Rij) yang positif ialah
Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan
Kabupaten Gorontalo Utara itu artinya terdapat keterkaitan antar
sektor yang cukup kuat pada setiap Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Gorontalo. Hal ini mengindikasikan perubahan di satu sektor
akan berpengaruh kuat terhadap sektor lain.
Page 125
107
3. Analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas
Dalam menganalisis calon wilayah pusat pertumbuhan yang
baru berdasarkan ketersediaan fasilitas pelayanan ini digunakan teknik
analisis skalogram. Analisis ini akan mengidentifikasi Kabupaten /
Kota yang dapat dikelompokkan menjadi calon pusat pertumbuhan
berdasarkan pada fasilitas pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial
dan pemerintahan. Selajutnya analisis skalogram ini dikembangkan
untuk menentukan indeks sentralitas terbobot.
Berdasarkan perhitungan skalogram, jumlah error yang
diperoleh dari 6 kecamatan (N) dan 20 fasilitas (K) di Provinsi
Gorontalo adalah 8 (delapan). Dari 20 jenis fasilitas yang didata,
jumlah jenis fasilitas tertinggi yang ada dalam satu Kabupaten/Kota
adalah 19 jenis fasilitas pada Kabupaten Gorontalo, sementara yang
terendah ialah 16 jenis fasilitas pada Kabupaten Gorontalo Utara.
Untuk menguji kelayakan skalogram, digunakan perhitungan
Coeffisien of Reproducibility (COR)
COR = 1 −∑ 𝑒
𝑁 𝑥 𝐾
COR = 1 −8
6 𝑥 20
COR = 0,933
Sesuai ketentuan, nilai Coeffisien of Reproducibility (COR)
yang layak untuk dianalisis adalah ≥ 0,9. Nilai COR dari data fasilitas
Provinsi Gorontalo adalah 0,933, sehingga layak untuk dilakukan
analisis lebih lanjut.
Dengan memperhitungkan selisih antara jumlah jenis fasilitas
tertinggi yang ada dalam satu Kabupaten /Kota dan jumlah jenis
fasilitas terendah kemudian dibagi dengan banyaknya
Page 126
108
Orde Range
Orde I ≥ 18.25-19
Orde II ≥ 17.49 -18.24
Orde III ≥ 16.73-17.48
Orde IV ≥ 15.97 - 16.74
Kabupaten/Kota, maka Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Gorontalo dibagi menjadi 4 klasifikasi.
Jumlah orde 1+(3,3*log n)
1+(3,3*log 6)
3.567899126
Jumlah orde 4
Range
(jumlah tertinggi-jumlah terendah)/jumlah
orde
(19-16)/4
0.75
Tabel 4. 17 Hasil Range Orde Skalogram
Hasil analisis skalogram pada setiap Kabupaten/Kota Provinsi
Gorontalo didapatkan hasil, Kelompok I merupakan kelompok
Kabupaten dengan tingkat keberadaan fasilitas yang tertinggi yakni
Kabupaten yang memiliki > 18 – 19 jenis fasilitas yaitu Kabupaten
Gorontalo. Kabupaten yang kelompok II yaitu terdapat Kota
Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato. Kabupaten
yang memiliki keberadaan fasilitas di kelompok III dengan
ketersediaan fasilitas yang sedang yakni Kabupaten Bone Bolango.
Kelompok IV merupakan kelompok Kabupaten yang memiliki tingkat
keberadaan fasilitas yang paling rendah, yaitu Kabupaten Gorontalo
Utara.
Page 127
109
No Kabupaten/Kota
Rata-rata
Penduduk tahun
2012-2016
Jumlah jenis
fasilitasOrde
1 Kab. Gorontalo 368075 19 Orde I
2 Kota Gorontalo 197959 18 Orde II
3 Kab. Boalemo 145689 18 Orde II
4 Kab. Pohuwato 143324 18 Orde II
5 Kab. Bone Bolango 151048 17 Orde III
6 Kab. Gorontalo Utara 109488 16 Orde IV
Tabel 4. 18 Hasil Analisis Skalogram
Sumber: Sumber: BPS, Kabupaten/Kota Dalam Angka 2017, data diolah.
Berdasarkan hasil analisis skalogram di atas, dapat dilihat
bahwa terdapat Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk besar akan
tetapi tingkat keberagaman fasilitas yang ada pada Kabupaten tersebut
rendah. Jadi, untuk menentukan Kabupaten sebagai pusat
pertumbuhan baru tidak cukup dilihat dari segi keberagaman
fasilitasnya saja, tetapi juga mempertimbangkan frekuensi pada setiap
jenis fasilitas tersebut. Tingkat frekuensi fasilitas pada suatu
Kabupaten mempengaruhi indeks sentralitas Kabupaten tersebut.
Semakin besar frekuensinya maka semakin tinggi nilai sentralitasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks sentralitas terbobot
diperoleh informasi bahwa ada 1 (satu) jenis fasilitas yang memiliki
nilai bobot 100, yaitu Vihara di Kabupaten Gorontalo. Sedangkan
fasilitas pelayanan yang memiliki nilai bobot terendah adalah seluruh
fasilitas pendidikan, rumah sakit, puskesmas, posyandu,, polindes,
pasar, umk, umb, koperasi, masjid dan instansi pemerintahan. Bobot
ini rendah dikarenakan semua fasilitas ini telah tersebar rata atau
dimiliki di setiap Kabupaten/Kota.
Page 128
110
Orde Range
Orde I ≥ 502.05 - 596.93
Orde II ≥ 407.16 - 502.04
Orde III ≥ 312.27 - 407.15
Orde IV ≥ 217.38 - 312.26
1 Kab. Gorontalo 55771 596.93 1
2 Kota Gorontalo 29554 364.27 3
3 Kab. Bone Bolango 23414 240.68 4
4 Kab. Boalemo 19900 293.19 4
5 Kab. Pohuwato 20962 287.53 4
6 Kab. Gorontalo Utara 17449 217.40 4
Kabupaten/Kota Jumlah Fasilitas Jumlah BobotOrde Indeks
SentralitasNo.
Tabel 4. 19 Hasil Range Orde Indeks Sentralitas
Dengan memperhitungkan selisih antara jumlah bobot tertinggi
yang ada dalam satu Kabupaten /Kota dan jumlah bobot terendah,
maka Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo dibagi menjadi
4 klasifikasi. Berdasarkan nilai sentralitasnya maka Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo terdiri dari 4 orde. Pembagian orde ini didasarkan
atas dasar perhitungan Sturges.
Tabel 4. 20 Hasil Indeks Sentralitas
Sumber: BPS, Kabupaten/Kota Dalam Angka 2017, data diolah.
a. Orde I adalah Kabupaten dengan ketersediaan fasilitas yang
memiliki nilai sentralitas yang paling tinggi yakni Kabupaten
Gorontalo.
Page 129
111
b. Orde II adalah kecamatan dengan ketersediaan fasilitas yang
memiliki indeks sentralitas tinggi namun tidak ada
Kabupaten/Kota yang masuk pada klasifikasi ini.
c. Orde III adalah kecamatan dengan ketersediaan fasilitas yang
memiliki indeks sentralitas yang sedang yaitu Kota Gorontalo.
d. Orde IV adalah kecamatan dengan ketersediaan
fasilitas/memiliki indeks sentralitas rendah, yaitu Kabupaten
Boalemo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bone
Bolango, dan Kabupaten Pohuwato.
Berdasarkan hasil dari indeks sentralitas atas banyaknya
ketersediaan fasilitas sosial, ekonomi, dan pemerintahan ini
memperlihatkan keterkaitan antara fasilitas yang tersedia dengan
fungsi daerah sebagai pusat pertumbuhan ialah semakin lengkap atau
semakin tinggi nilai indeks sentralitas yang dimiliki, maka wilayah
tersebut memiliki fungsi yang lebih besar dibandingkan dengan
wilayah lainnya.Berikut hasil gabungan dari analisis diatas yang
didasarkan pada ketersediaan fasilitas pada Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo, baik dari keberagaman dan frekuensi fasilitas.
Page 130
112
Tabel 4. 21 Hierarki Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo berdasarkan
Analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas
Berdasarkan hasil analisis di atas, Kabupaten/Kota yang masuk
Hierarki I ialah Kabupaten Gorontalo. Pada Hierarki II terdapat Kota
Gorontalo. Pada Hierarki III terdapat Kabupaten Boalemo. Kabupaten
Pohuwato, dan Kabupaten Bone Bolango, dan pada Hierarki IV
terdapat Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini menunjukkan Kabupaten
Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah yang menarik bagi
penduduk untuk melakukan aktivitas di wilayah tersebut karna
tersedianya berbagai fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan.
Orang-orang yang datang ke daerah tersebut bisa mendapatkan
berbagai kebutuhannya pada lokasi yang berdekatan. Orang akan
datang ke sana untuk berbelanja, sekolah, dan lainnya. Hal ini menjadi
daya Tarik bagi wilayah tersebut untuk dikunjungi sehingga
meningkatkan volume transaksi.
Hierarki
Keseluruhan
1 Kab. Gorontalo 1 1 8 I
2 Kota Gorontalo 2 3 5 II
3 Kab. Boalemo 2 4 4 III
4 Kab. Pohuwato 2 4 4 III
5 Kab. Bone Bolango 3 4 3 III
6 Kab. Gorontalo Utara 4 4 2 IV
No Kabupaten / Kota SkalogramIndeks
SentralitasSkor
Orde 1 = 4 skor
Orde II = 3 skor
Orde III = 2 skor
Orde IV = 1 skor
Jumlah orde 1+(3,3*log n) Range
1+(3,3*log 6) Orde I ≥ 6.5 - 8
3.567899126 Orde II ≥ 4,9 - 6,4
Jumlah orde 4 Orde III ≥ 3.3 - 4,8
Orde IV ≥ 1,7 - 3.2
Range (8 – 2)/4
1.5
Page 131
113
Pusat pertumbuhan merupakan tempat atau lokasi pusat
kegiatan jasa dan perdagangan yang memiliki daya tarik yang besar
dimana daerah-daerah sekitarnya juga menyokong tempat sentral
tersebut dengan menyediakan sumber daya, yang tentunya tempat
sentral ini akan memberikan pengaruh terhadap wilayah-wilayah
disekitarnya tersebut juga pusat pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu alternatif untuk menggerakkan dan memacu pembangunan
guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Pusat pertumbuhan
itupun harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya hubungan internal antara berbagai macam kegiatan
yang memiliki nilai ekonomi.
Berdasarkan hasil analisis shift share setiap
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo secara total memiliki
keterkaitan antar sektor yang kuat. Jika dirinci per sektornya,
Kabupaten Gorontalo memiliki 14 (empat belas) sektor yang
keterkaitannya dengan sektor lain kuat. Kabupaten Gorontalo
Utara memiliki 10 (sepuluh) sektor. Kabupaten Boalemo
memiliki 13 (tiga belas) sektor. Kabupaten Pohuwato
memiliki 11 (sebelas) sektor dan kabupaten Bone Bolango
memiliki 11 (sebelas) sektor. Sehingga, secara kesuluruhan
Kabupaten Gorontalo memiliki keterkaitan antar sektor yang
paling kuat, itu artinya Kabupaten Gorontalo memiliki
hubungan internal antara berbagai macam kegiatan yang
memiliki nilai ekonomi yang akan membangun pertumbuhan
sektor lainnya.
Page 132
114
2. Adanya multiplier effect (unsur pengganda).
Sektor basis pada suatu wilayah memiliki dampak
multiplier dalam perekonomian. Berdasarkan hasil analisis LQ
(Location Quotient) Kabupaten Gorontalo memiliki 8 (delapan)
sektor basis, Kabupaten Pohuwato memiliki 2 (dua) sektor basis,
Kabupaten Boalemo memiliki 4 (empat) sektor basis, Kabupaten
Bone Bolango memiliki 9 (sembilan) sektor basis dan Kabupaten
Gorotalo Utara memiliki 5 (lima) sektor basis. Adanya sektor-
sektor terkait ini akan menghasilkan efek pengganda. Efek ini
terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat.
Penawaran barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas
produksi diperbesar dan kadang sampai memacu pertumbuhan
daerah belakang yang menjadi sumber bahan baku dan tenaga
kerja.
3. Adanya konsentrasi geografis.
Konsetrasi geografis ini terjadi karena terdapat banyak
titik-titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Dari hasil
analisis skalogram dan indeks sentralitas dimana wilayah akan
diklasifikasikan didasarkan pada fasilitas-fasilitas penunjang
yang ada pada wilayah tersebut Kabupaten Gorontalo memiliki
ketersediaan fasilitas sosial, ekonomi, dan pemerintahan yang
paling tinggi. Orang akan datang ke sana untuk berbelanja,
sekolah, dan lainnya. Hal ini menjadi daya Tarik bagi wilayah
tersebut untuk dikunjungi sehingga meningkatkan volume
transaksi. Selanjutnya disusul Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, lalu yang terakhir
Kabupaten Gorontalo Utara.
Page 133
115
4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya.
Daerah pusat membutuhkan bahan baku dari daerah
belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan daerah
belakangnya untuk mengembangkan diri. Interaksi yang terjadi
ini dapat menggambarkan hubungan antara pusat pertumbuhan
dengan wilayah hinterlandnya. Berdasarkan hasil anaisis
gravitasi Kabupaten yang mendominasi memiliki nilai interaksi
yang tinggi satu dengan lainnya ialah Kabupaten Gorontalo.
Kabupaten Gorontalo memiliki nilai interaksi paling tinggi
dengan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo
Utara dan Kabupaten lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh
rendahnya jarak antar wilayah yang semakin memperbesar
kekuatan interaksi antar wilayah sehingga biaya dan waktu
dibutuhkan juga akan semakin rendah, selain itu kekuatan
interaksi juga dipengaruhi oleh populasi antar wilayah karena
suatu interaksi bisa ditandai dengan adanya pergerakan manusia,
barang dan jasa, semakin tinggi populasi antar wilayah yang
dimiliki antar wilayah maka akan memiliki kekuatan interaksi
yang tinggi. Ini artinya, Kabupaten Gorontalo memiliki daya
tarik yang paling dominan bagi wilayah hinterland lainnya.
Kemudian disusul dengan Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten
Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato.
Berdasarkan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh pusat
pertumbuhan dan seluruh analisis yang telah dilakukan terhadap
penelitian ini maka dapat diproyeksikan Kabupaten yang bisa menjadi
pusat pertumbuhan:
Page 134
116
1. Pusat pertumbuhan primer (utama)
Pusat pertumbuhan primer atau pusat utama orde satu ialah
pusat utama dari keseluruhan daerah ialah Kabupaten
Gorontalo, pusat ini dapat merangsang pusat pertumbuhan lain
yang lebih bawah tingakatannya. Dimana, pusat pertumbuhan
ini dihubungkan dengan tempat pemusatan penduduk terbesar,
kelengkapan fasilitas dan potensi aksesbilitas terbaik,
mempunyai daerah belakang terluas serta lebih multi fungsi
dibandingkan dengan pusat-pusat lainnya.
2. Pusat pertumbuhan sekunder (kedua)
Pusat pertumbuhan sekunder ini adalah pusat dari
sub daerah, seringkali pusat ini diciptakan untuk
mengembangkan sub-daerah yang jauh dari pusat utamanya.
Pusat pertumbuhan sekunder ini ialah Kabupaten Bone
Bolango. Perambatan perkembangan yang tidak terjangkau oleh
pusat utamanya dapat dikembangkan oleh pusat pertumbuhan
sekunder ini.
3. Pusat pertumbuhan tersier (ketiga)
Pusat pertumbuhan tersier ini merupakan titik pertumbuhan
bagi daerah pengaruhnya yang akan difokuskan terhadap tenaga
kerja dan pengembangan masyarakat. Fungsi pusat tersier ini
ialah menumbuhkan dan memelihara kedinamisan terhadap
daerah pengaruh yang dipengaruhinya. Pusat pertumbuhan
tersier ini adalah Kabupaten Gorontalo Utara.
Page 135
117
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Provinsi
Gorontalo memiliki sistem hierarki terdiri dari 4 (empat) susunan.
1. Berdasarkan analisis gravitasi (interaksi wilayah) yang dilakukan dari
tahun 2012 hingga 2016, Kabupaten Gorontalo memiliki nilai interaksi
yang paling tinggi dengan wilayah hinterlandnya Kabupaten Bone
Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Boalemo.
Kemudian disusul oleh Kabupaten Boalemo dengan wilayah
hinterlandnya Kabupaten Pohuwato Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya
jarak antar wilayah yang semakin memperbesar kekuatan interaksi antar
wilayah sehingga biaya dan waktu dibutuhkan juga akan semakin rendah,
selain itu kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh populasi antar wilayah
karena suatu interaksi bisa ditandai dengan adanya pergerakan manusia,
barang dan jasa, semakin tinggi populasi antar wilayah yang dimiliki antar
wilayah maka akan memiliki kekuatan interaksi yang tinggi.
2. Berdasarkan hasil analisis Location Quotient dan analisis Shift Share dari
tahun 2012 hingga 2016 dapat diperoleh sektor unggulan yang memiliki
keunggulan komparatif (sektor basis) dianggap bisa menciptakan
multiplier effect dan keunggulan kompetitif (berdaya saing tinggi).
Kabupaten Gorontalo terdapat sektor Pertanian kehutanan dan perikanan,
pertambangan dan penggalian. Industri pengolahan dan transportasi dan
pergudangan. Kabupaten Boalemo terdapat yaitu Sektor Perdagangan
besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor, Administrasi
pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan Jasa kesehatan
Page 136
118
dan kegiatan sosial. Kabupaten Pohuwato hanya terdapat sektor Sektor
Pertanian kehutanan dan perikanan. Kabupaten Gorontalo Utara terdapat
sektor Pertanian kehutanan dan perikanan, Pertambangan dan penggalian,
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan jasa
lainnya. Kabupaten Bone Bolango terdapat sektor sektor Industri
pengolahan, Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda
motor, Jasa perusahaan, Administrasi pemerintahan pertahanan dan
jaminan sosial wajib, dan Jasa lainnya. Kemudian, di Kota Gorontalo ialah
konstruksi, Penyediaan akomodasi dan makan minum, Informasi dan
komunikasi, Real estate, Jasa perusahaan, Jasa pendidikan, dan Jasa
lainnya. Sektor-sektor tersebut menjadi sektor unggulan dikarenakan
sektor-sektor tersebut rata-rata memiliki peranan terhadap perekonomian
di masing-masing wilayahnya yang besar atau laju tumbuh yang tinggi.
Dalam analisis shift share modifikasi Arcelus ini juga didapatkan pada
setiap Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo. Kabupaten
Boalemo dan Kabupaten Pohuwato memiliki keterkaitan antar sektor yang
lemah. Sedangkan, Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten
Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo Utara memiliki keterkaitan
antar sektor kuat.
3. Dari 5 Kabupaten dan 1 Kota dengan analisis skalogram dan indeks
sentralitas dihasilkan bahwa Kabupaten yang berada pada hierarki I adalah
Kabupaten Gorontalo. Pada hierarki II ialah Kota Gorontalo. Pada hierarki
III terdapat Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten
Bone Bolango. Pada hierarki IV terdapat Kabupaten Gorontalo Utara yang
masuk klasifikasi terendah. Dengan mempertimbangkan seluruh analisis
yang telah dilakukan pada penelitian ini dari tahun 2012 hingga tahun
2016, yang bisa diproyeksikan untuk dijadikan pusat pertumbuhan baru
(utama) ialah Kabupaten Gorontalo. Pusat pertumbuhan sekunder adalah
Page 137
119
Bone Bolango. Pusat pertumbuhan tersier adalah Kabupaten Gorontalo
Utara.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dari penelitian ini, maka dapat
diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah dan instansi, perumusan kebijakan dan program
pembangunan daerah yang diambil jika menjadikan Kabupaten Gorontalo
sebagai pusat pertumbuhan baru sebaiknya diarahkan pada upaya
mendorong proses pertumbuhan ekonomi daerah dengan memanfaatkan
potensi ekonomi yang dimiliki daerah. Sejalan dengan hal tersebut
sebaiknya juga diupayakan untuk terus mendorong daya saing daerah
menjadi meningkat. Kemudian, diarahkan pada upaya mengembangkan
kerjasama secara intensif dan berkelanjutan antar Kabupaten/Kota agar
pada akhirnya pembangunan tidak hanya dinikmati oleh pusat-pusat
pertumbuhan itu sendiri tetapi juga dapat dinikmati oleh daerah-daerah
sekitarnya. Perlu adanya peningkatan jumlah atas ketersediaan fasilitas
ekonomi, sosial, dan pemerintahan terutama di Kabupaten-kabupaten
yang tidak termasuk sebagai pusat pertumbuhan untuk mendorong
pertumbuhan hinterland agar memudahkan interaksi antardaerah sehingga
akan memacu kegiatan ekonomi. Sehingga, pemerataan terjadi dan
ketimpangan bisa berkurang.
2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan pengkajian dan
analisis yang lebih mendalam tentang pengaruh pusat pertumbuhan baru
di Provinsi Gorontalo ini terhadap wilayah pengaruhnya juga
memperpanjang periode penelitian sehingga bisa memperoleh gambaran
yang lebih baik.
Page 138
120
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2015. Aplikasi Analisis Shift Share Pada Transformasi Sektor
Pertanian Dalam Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara.
Kendari : Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara.
Ajimas, Kathon Wira, Satya Jalu Septika dan Harits Darmawan. 2015.
Indentifikasi Pengembangan Wilayah Berbasis Ekonomi Lokal di Kota
Blitar Dengan Menggunakan Konsep Kutub Pertumbuhan (Growth
Pole). Surabaya: Institu Teknologi Sepuluh Nopember.
Ardila, Refika. 2012. Analisis Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Banjarnegara. Economics Development Analysis Journal
Volume 1 Nomor 2. Semarang
Atmojo, Dwi. 2017. Analisis Pengaruh Gini Ratio, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016. Yogyakarta:Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2002-2018. Gini Ratio Provinsi. Jakarta: BPS
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012-2016. Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten/Kota. Jakarta: BPS
Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. 2014-2017. Jumlah Penduduk Miskin
Menurut Kabupaten/Kota. Gorontalo:BPS
Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. 2017. Provinsi Gorontalo Dalam
Angka 2017. Provinsi Gorontalo: BPS
Badan Pusat Statistik Kabupaten Boalemo. 2017. Kabupaten Boalemo Dalam
Angka 2017. Kabupaten Boalemo: BPS
Page 139
121
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Bolango. 2017. Kabupaten Bone
Bolango Dalam Angka 2017. Kabupaten Bone Bolango: BPS
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. 2017. Kabupaten Gorontalo Dalam
Angka 2017. Kabupaten Gorontalo: BPS
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Utara. 2017. Kabupaten Gorontalo
Utara Dalam Angka 2017. Kabupaten Gorontalo Utara: BPS
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pohuwato. 2017. Kabupaten Pohuwato Dalam
Angka 2017. Kabupaten Pohuwato: BPS
Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. 2017. Kota Gorontalo Dalam Angka
2017. Kota Gorontalo: BPS
Bandematarem, Gusti, Hamdi Nur dan Harne Julianti Tou. 2019. Identifikasi
Pusat Pelayanan Wilayah Di Kabupaten Pesisir Selatan. e jurnal bung
hatta vol 1 no 3. Padang: Universitas Bung Hatta.
Bappeda Provinsi Gorontalo. 2002. RTRW Provinsi Gorontalo tahun 2002-2016
: Buku II Rencana. Gorontalo: Bappeda Provinsi Gorontalo.
Basuki, Agus Tri dan Utari Gayatri. 2009. Penentu Sektor Unggulan
Dalam Pembangunan Daerah: Studi Kasus di Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Volume 10 Nomor 1. Yogyakarta: Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta.
Blakely, E.J. 1989. Plannning Economic Development Theory and Practice.
Sage Publication
Christaller, Walter. 1933. Central Places in Shouthern Germany. Translated by
C.W. Baskin (1962). Englewood Cliffs, NJ: Prentice‐Hall.
Page 140
122
Danastri, Sasya dan Mulyo Hendarto. 2011.Analisis Penetapan Pusat-Pusat
Pertumbuhan Baru Di Kecamatan Harjamukti, Cirebon Selatan.
Semarang: Universitas Diponegoro
Djati, Theresia Silvana Samba, Tilaar, Ir. Sonny Tilaar, dan Sembel, Amanda.
2015. Kajian Pertumbuhan Wilayah Pengembangan di Kota Ambon
(Studi Kasus : Satuan Wilayah Pengembangan II). E-Journal. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
Djojodipuro, M. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: LP‐FEUI
Emalia, Zulfa dan Isti Farida. 2018. Identifikasi Pusat Pertumbuhan Dan
Interaksai Spasial Di Provinsi Lampung. Jurnal Ekonomi Dan Studi
Pembangunan Volume 19 Nomor 1. Bandar Lampung:Universitas
Lampung.
Emilia dan Imelia. 2006. Konsep Ekonomi Regional. Jurnal Ekonomi Regional.
Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Jambi.
Farizal , dkk. 2011. Penentuan Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Pusat Pertumbuhan (Studi Kasus: Kabupaten Bima, Nusa Tenggara
Barat). Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 3, Nomor 1. Malang:
Institut Teknologi Malang.
Galina, Paula. 2012. Implikasi Pusat Pertumbuhan Dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dan Penerimaan Di Kabupaten Muara Enim.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 10, Nomor 2. Ogan
Ilir:Universitas Sriwijaya.
Gulo, Yarman. 2015. Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Dan Wilayah
Pendukungnya Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias.
Volume 18, Nomor 1. Gunung Sitoli Selatan: Dinas Tata Ruang,
Perumahan, dan Kebersihan Kabupaten Nias.
Page 141
123
Hajeri, Erlinda Yurisinthae dan Eva Dolorosa. 2015. Analisis Penentuan Sektor
Unggulan Perekonomian di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Kewirausahaan Volume 4 Nomor 2. Tanjungpura.
Halimatussa’diah. 2014. Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hanggita, Ariffa Tio. 2018. Analisis Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Jasa Pada
Umkm Di Kecamatan Paciran. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 8
Nomor 2. Malang:Umm
Hapsari, pritta Aprilia, bulan prabawani, sari listyorini. 2015. Analisis
Pemilihan Lokasi Pemasangan Reklame Di Wilayah DKI Jakarta (Studi
Kasus Pada PT Prisma Harapan). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis
Volume 4 Nomor 4. Semarang:Undip.
Harahap, Erwin. 2009. Kecamatan Perbaungan Sebagai Pusat Pertumbuhan di
Kabupaten Serdang Bedagai. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Hardjono. 2007. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kota Terhadap
Perkembangan Wilayah Hinterland Di Kabupaten Blitar. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Growth Volume 5, Nomor 1.
Hariyanto, Asep. 2007. Percepatan Pengembangan Wilayah Melalui Strategi
Implementasi Wilayah Pengembangan (WP) dan Hirarki Kota-Kota
(Studi Kasus: Kabupaten Subang). Jurnal Perencanaan Wilayah dan
KotaVolume 7 Nomor 1.
Haryanti. 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame
Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Research Repository.
Page 142
124
Hendayana, Rachmat. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient Dalam
Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal Informatika Pertanian
Volume 12. Bogor
Hestudiputri, Dita. 2007. Peran dan Fungsi Ibu Kota Kecamatan Lasem
sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Rembang. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hidayat, Anwar. 2017. Penjelasan Teknik Sampling dalam Penelitian.
Diperoleh Tanggal 25 Oktober 2019 dari
https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-
penelitian.html.
Hodijah, Siti. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Pad Terhadap
Kemiskinan Melalui Kesempatan Kerja Di Provinsi Jambi. Volume 4
No 2. Jambi : Universitas Jambi.
Imelda. 2013. Identifikasi Pusat Pertumbuhan Dan Daerah Hinterland
Kota Palembang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11 Nomor1
hal: 54 – 66. Universitas Sriwijaya.
Indonesia Development Forum. 2018. Optimalisasi Pengembangan Growth
Pole dengan Konsep One Village One Product. Diperoleh 25 November
2018, dari https://indonesiadevelopmentforum.com/2018/blog/4686-
optimalisasi-pengembangan-growth-pole-dengan-konsep-one-village-
one-product.
Jamal, Agung Laksana, Haerul Anam dan Moh. Ahlis Djirimu. 2016. Kajian
Tentang Fungsi Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
(SIPPD) Dalam Proses Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Poso.
E-Jurnal Katalogis Volume 4 Nomor 1. Palu: Universitas Tadulako.
Page 143
125
Jati, Drama Hesti.2015. Kajian Pengembangan Pusat Pertumbuhan Wilayah di
Kabupaten Boyolali. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Kurniawan, Bambang. 2016. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi. Jurnal Ekonomi Islam (Islamic Economics
Journal). Jambi: IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
Lantemona, Arlen, Josep Bintang Kalangi dan Amran Naukoko. 2014. Analisis
Penentuan Kota Manado Sektor Unggulan Perekonomian. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 14 Nomor 3. Manado.
Mirza, Denni Sulistio. 2011. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi,
Dan Belanja Modal Terhadap Ipm Jawa Tengah. Volume 4, Nomor 2 .
Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyanto, H.R. 2008. Prinsip – Prinsip Pengembangan Wilayah. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Mulyati, Ipung. 2002. Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Temanggung Tahun 1993-2001 (Tesis). Yogyakarta:
Universitas Jogjakarta
Nainggolan, Pandapotan .T.P. 2013. Analisis Penentuan Pusat-Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Simalungun. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Volume 1 Nomor 12.
N, Rebecka Octaria, dan Hidayat, Paidi. 2010. Analisis sektor unggulan di Kota
Medan.Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 3 Nomor 1. Universitas
Sumatera Utara.
Page 144
126
Pasaribu, Ernawati dkk. 2014. Dampak Spillover Pusat-Pusat Pertumbuhan Di
Kalimantan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Volume 5 Nomor 2.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo. 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Gorontalo:
Pemkab Gorontalo
Prakoso, Bambang Sriyanto Eko dan Luthfi Muta'ali. 2005. Dinamika Sistem
Kota-Kota Dan Pemilihan Alternatif Pusat Pertumbuhan Baru Di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Volume 19 Nomor 2.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Priyadi, Unggul dan Eko Atmadji. 2017. Identifikasi Pusat Pertumbuhan Dan
Wilayah Hinterland Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Volume
2 Nomor 2. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Putra, Mulhadi, Sri Rum Giyarsih dan Andri Kurniawan. 2017. Sektor
Unggulan Dan Interaksi Antarwilayah Pada Kawasan Strategis
Nasional Perkotaan Mebidangro. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan
Volume 5 Nomor 3. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Putra, Nindya Aditia, Badjuri dan Anifatul Hanim. 2017. Penentuan Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Di Eks.
Karesidenan Besuki. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akutansi Volume
IV No mor1. Jember: Universitas Jember.
Rahayu, Eta dan Eka Budi Santoso. 2014. Penentuan Pusat-Pusat Pertumbuhan
Dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal
Teknik Pomits Volume 3 Nomor 2. Surabaya
Ramlah, Miranti Widya, Suparman dan Harnida W. Adda. 2017. Pengaruh
Kota Palu Sebagai Pusat Pertumbuhan Terhadap Pertumbuhan
Page 145
127
Ekonomi Wilayah Hinterland. E Jurnal Katalogis Volume 5 Nomor 9,.
Palu: Universitas Tadulako.
Renhard, Gultom, dan Hendarto, R. Mulyo. 2014. Analisis
Penetapan Wilayah
Pembangunan di Kabupaten Samosir. Diponegoro Journal of
Economics. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 1-11.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Retnowati, Diah dan Harsuti. 2016. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat
Kemiskinan di Jawa Tengah. Purwokerto: Universitas Wijayakusuma
Rusmansyah. 2006. Arahan Pengembangan Kawasan Barat Kabupaten
Bangka. [Tesis].
Semarang: Universitas Diponegoro.
Rustiadi, Ernan, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta
: Crestpent Press.
Rustiadi, Ernan dan Junaidi. 2011. Transmigrasi dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Kemeterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Rusdiarti dan Fafurida. 2016. Strategi Pengembangan Daerah Growth Pole
Melalui Pemanfaatan Potensi Lokal. Volume 19 Nomor 3. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Sapriadi dan Hasbiullah. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Perekonomian Kabupaten Bulukumba. Makassar : UIN Alauddin
Makkassar.
Sari, Norma Rita dan Arif Pujiyono. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan
Ketimpangan Pendapatan Antar Provinsi Di Indonesia Tahun 2004-
2010. Ejurnal Ekonomi Undip Volume 2 Nomor 3. Semarang:Undip.
Page 146
128
Syarifudin, Iin. 2003. Studi Pemilihan Subsektor Jasa Unggulan Dalam Rangka
Mendukung Kota Bandung Sebagai Kota Jasa. Jurnal Infomatek Volume
5 Nomor 3. Bandung: Universitas Pasundan.
Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2014. Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Baru Harus Terwujud. Diperoleh 25 November 2018,
dari https://nasional.kompas.com/read/2014/09/05/125919026/Pusat
Pusat.Pertumbuhan.Ekonomi.Baru.Harus.Terwujud.
Setyowati, Erma, dan Trisnawati, Rina . 2003. Analisis Potensi Daerah Untuk
Mengembangkan Potensi Wilayah di Eks-Karesidenan Surakarta
Menggunakan Teori Pusat Pertumbuhan.. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Volume 2 Nomor 2, September 2003. Hal 103-112.
Sidik, Soengkono. 2016. Implementasi Perencanaan Pembangunan Daerah
(Studi Tentang Musrenbang Di Kabupaten Sumenep). Sumenep:Pemkab
Sumenep.
Siregar, A Riyando. 2016. Pengertian Analisis Data Menurut Ahli. Diperoleh
25 Oktober dari
https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/pengertian-analisis-data-
menurut-ahli/.
Siregar, Oktarini Khamilah. 2015. Penerapan Model Location Quotient Dan
Scalogram Dalam Mendorong Pusat Pertumbuhan Baru Di Wilayah
Perbatasan Kota Medan. Jurnal Seminar Nasional Ekonomi Manajemen
Dan Akuntansi (Snema) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Pada.
Medan : Universitas Pembangunan Panca Budi.
Siwu, Hanly Fendy Djohar.2017. Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan
Ekonomi Daerah. Jurnal Pembangunan dan Keuangan Daerah Volume
19 Nomor 3.
Page 147
129
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Medi
Soseco, Thomas. 2011. Pusat Pertumbuhan di Kota Malang: Potensi dan
Permasalahan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 3,
Nomor 1. Selandia Baru: The University of Waikato.
Sugiarto, Agus dan Dyah Mutiarin. 2017. Konsistensi Perencanaan
Pembangunan Daerah Dengan Anggaran Daerah (Studi Kasus Pada
Proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, Rencana
Kerja Pembangunan Daerah, Dan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Di Bidang Fisik Dan Prasarana Tahun Anggaran 2013-2015 Di
Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).
Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Kebijakan Publik Volume 4 Nomor .
Yogyakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung:Alfabet
Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Bumi Aksara
Todaro, Michael P. 1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Tresnanda, Dick Arya, Zainul Arifin dan Sunarti. 2014. Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembeian Rumah (Survei Pada
Konsumen Perumahan Blukid Residence Sidoarjo). Jurnal Administri
Bisnis Volume 8 Nomor 1. Malang.
Page 148
130
Tumangkeng, Steeva. 2018. Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor Dan Subsektor
Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Kota Tomohon. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi Volume 18 Nomor 01. Manado.
Utami, Yayie Restu, Noordin Fadholie dan Ni Made Esti Nurmani. 2018.
Penentuan Pusat Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Bogor Bagian
Timur. Bogor: Universitas Pakuan.
Utari, MG. Endang Sri. 2015. Analisis Sistem Pusat Pelayanan Pemukiman di
Kota Yogyakarta Tahun 2014. Journal of Economics and Policy 8 (1).
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wirawan, Ricky, Mardiyono dan Ratih Nurpratiwi. Partisipasi Masyarakat
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. 2015. Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2. Malang
Yacoub,Yarlina. 2012. Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat
Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal
EKSOS. Volume 8 Nomor 3
Yasa, I Komang Oka Artana dan Sudarsana Arka. 2015. Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antardaerah
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Bali. Volume 8 Nomor 1.
Badung:Universitas
Page 149
131
No. Kabupaten/Kota Jarak (km)Jarak ^2
(d^2)
Penduduk Antar
Wilayah
Interaksi wilayah
(f/e)
1 Kab Gorontalo - Kota Gorontalo 22 484 72,863,606,126.48 150,544,640.76
2 Kab Bone Bolango - Kota Gorontalo 16 256 29,901,360,005.92 116,802,187.52
3 Kab Gorontalo - Kab Bone Bolango 38 1444 55,597,079,410.64 38,502,132.56
4 Kab Gorontalo - Kab Gorontalo Utara 47 2209 40,299,899,034.64 18,243,503.41
5 Kab Gorontalo Utara - Kota Gorontalo 59 3481 21,674,192,277.92 6,226,426.97
6 Kab Boalemo - Kab Gorontalo 94 8836 53,624,273,169.56 6,068,840.33
7 Kab Boalemo - Kab Pohuwato 62 3844 20,880,614,630.96 5,432,001.73
8 Kab Bone Bolango - Kab Gorontalo Utara 77 5929 16,538,047,638.56 2,789,348.56
9 Kab Boalemo - Kota Gorontalo 104 10816 28,840,340,429.68 2,666,451.59
10 Kab Gorontalo - Kab Pohuwato 147 21609 52,753,776,740.56 2,441,287.28
11 Kab Boalemo - Kab Bone Bolango 123 15129 22,006,029,928.24 1,454,559.45
12 Kab Boalemo - Kab Gorontalo Utara 103 10609 15,951,211,712.24 1,503,554.69
13 Kab Pohuwato - Kota Gorontalo 157 24649 28,372,167,867.68 1,151,047.42
14 Kab Pohuwato - Kab Bone Bolango 178 31684 21,648,800,462.24 683,272.33
15 Kab Pohuwato - Kab Gorontalo Utara 158 24964 15,692,271,646.24 628,596.04
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis gravitasi
Page 150
13
2
TK SD SMP SMA SMK Posyandu Polindes PuskesmasRumah
sakitPasar Koperasi UMK UMB Masjid Ins. Pem Gereja Mushola Pura
Klinik / Balai
KesehatanVihara
Kab.
Gorontalo368,075 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 2
Kota
Gorontalo197,959 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 2
Kab.
Boalemo145,689 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18 2
Kab.
Pohuwato143,324 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 0
Kab. Bone
Bolango151,048 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 17 2
Kab.
Gorontalo
Utara
109,488 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 0
Jumlah 1,115,583 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 4 3 3 1 106 8
errorKabupaten /
Kota
Rata rata
penduduk
Fasilitas
Jumlah
TK SD SMP SMA SMK Posyandu PolindesKlinik/Balai
KesehatanPuskesmas Rumah Sakit Pasar Koperasi UMK UMB Mushola Masjid Gereja Pura ViharaIns. Pem
1 Kab. Gorontalo 368,075 283 326 144 26 12 427 65 0 21 2 26 395 52786 256 107 842 17 1 1 34 55771
2 Kota Gorontalo 197,959 100 128 30 14 7 131 19 21 10 5 9 507 27595 608 26 305 11 0 0 28 29554
3Kab. Bone
Bolango151,048 144 139 45 14 7 206 1 7 20 2 23 135 22237 68 42 296 0 0 0 28 23414
4 Kab. Boalemo 145,689 279 146 61 14 10 149 13 3 11 1 16 142 18537 114 0 335 19 18 0 32 19900
5 Kab. Pohuwato 143,324 97 11 53 15 10 148 3 0 16 1 17 123 19908 111 100 257 48 14 0 30 20962
6Kab. Gorontalo
Utara109,488 87 145 54 14 6 219 14 0 15 1 20 110 16355 73 0 268 37 0 0 31 17449
1115583 990 895 387 97 52 1280 115 31 93 12 111 1412 157418 1230 275 2303 132 33 1 183 167050
No Kabupaten / KotaRata rata
penduduk
Fasilitas
Jumlah
Jumlah
Lampiran 2. Jumlah jenis fasilitas Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Lampiran 3. Analisis Skalogram
Page 151
133
Lampiran 4. Indeks sentralitas
Page 152
134
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1242651.56 1312883.88 1378944.6 1441286.41 1515076.81
Pertambangan dan penggalian 11940.13 11991.97 12123.49 12916.04 13271.29
Industri pengolahan 45295.19 47332.32 49094.76 51549.13 54563.19
Pengadaan listrik dan Gas 527.73 586.21 669.93 705.83 816.29
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 442.58 453.61 466.55 479.09 540.51
Konstruksi 151596.93 164418.36 175198.46 194110.64 209038.03
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 215229.38 245926.41 277266.47 299487.12 334990.56
Transportasi dan pergudangan 52244.84 56384.63 60184.89 66347.07 72005.51
Penyediaan akomodasi dan makan minum 25928.95 28898.3 30715.58 33690.26 36682.82
Informasi dan komunikasi 29890.24 33625.65 37986.43 41667.72 45676.25
Jasa keuangan dan asuransi 38546.01 41895.79 44484.96 49838.63 59029.78
Real estate 26214.87 29618.87 33432.92 36206.01 39151.65
Jasa perusahaan 1276.13 1373.38 1444.38 1524.37 1610.52
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 197727.42 211549.35 231933.51 245734.49 245829.92
Jasa pendidikan 68918.86 78254.48 92342.9 100286.44 105892.28
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 69700.81 76556.64 88027.39 98363.09 107980.76
Jasa lainnya 35259.48 37144.61 38370.38 41085.1 43815.63
PDRB 2213391.1 2378894.45 2552687.6 2715277.42 2885971.81
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 2200514.552 2380144.784 2566700.910 2666732.024 2819467.275
Pertambangan dan penggalian 120769.799 127261.594 133315.897 141209.576 142344.527
Industri pengolahan 235569.731 259474.782 275701.713 288273.463 305027.921
Pengadaan listrik dan Gas 6056.762 6463.442 7260.865 7348.440 8163.370
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 1135.208 1238.151 1369.984 1405.710 1606.229
Konstruksi 871666.022 913945.546 986133.038 1084547.681 1155225.710
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 445174.927 484953.937 516242.803 545699.629 593725.812
Transportasi dan pergudangan 436020.490 478193.466 518829.354 566225.952 616512.232
Penyediaan akomodasi dan makan minum 107043.993 116650.350 123205.691 132659.024 142761.000
Informasi dan komunikasi 166849.143 180313.718 194999.498 214157.731 231483.101
Jasa keuangan dan asuransi 223669.628 231911.615 242398.284 268868.830 319793.011
Real estate 57427.443 63845.123 68785.225 74443.365 80426.816
Jasa perusahaan 4168.713 4419.136 4589.323 4846.069 5033.363
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 310895.427 328754.756 355776.769 369066.561 369182.766
Jasa pendidikan 172424.718 192237.002 218335.030 233881.326 245636.709
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 149802.717 165910.013 184727.270 204332.563 220747.729
Jasa lainnya 85603.331 91415.012 97090.457 101855.689 105471.512
PDRB 5594792.603 6027132.425 6495462.111 6905553.633 7362609.081
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Lampiran 5. PDRB ADHK Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Boalemo
Lampiran 6. PDRB ADHK Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo
Page 153
135
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 685067.167 742647.494 784598.975 838237.813 914865.795
Pertambangan dan penggalian 33157.549 35249.675 37221.808 39503.082 39898.530
Industri pengolahan 28641.409 29980.124 31558.005 32712.011 34216.925
Pengadaan listrik dan Gas 597.784 676.251 766.473 804.120 930.529
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 160.648 171.585 183.550 187.392 213.303
Konstruksi 148060.375 159468.169 171979.915 189040.322 202499.993
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 122953.102 130202.893 139049.052 147122.393 161877.798
Transportasi dan pergudangan 57547.756 60090.523 63846.200 69189.967 73364.663
Penyediaan akomodasi dan makan minum 25745.409 26697.760 28210.257 30399.373 33047.320
Informasi dan komunikasi 25002.340 26939.721 29476.164 32333.727 35525.066
Jasa keuangan dan asuransi 8604.256 9698.158 10608.043 11806.810 13229.101
Real estate 20159.129 21566.422 23122.057 24945.115 26930.247
Jasa perusahaan 748.346 821.293 901.569 968.105 1040.810
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 155549.526 162724.583 178462.721 190205.568 190229.022
Jasa pendidikan 43047.031 45651.808 53585.933 58215.757 61231.334
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 48275.925 51159.896 58488.958 64996.013 70735.161
Jasa lainnya 29558.957 31690.454 33618.849 35206.196 36589.081
PDRB 1432876.707 1535436.808 1645678.530 1765873.765 1896424.679
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 711343.900 756785.648 809130.889 856326.320 915712.763
Pertambangan dan penggalian 45916.378 46247.538 46572.990 46473.387 45562.819
Industri pengolahan 121666.977 130970.393 139243.244 146606.352 158527.961
Pengadaan listrik dan Gas 833.669 899.888 980.131 986.916 1081.247
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 483.940 547.892 613.110 655.563 752.309
Konstruksi 190752.606 212839.073 246823.505 270660.858 293325.222
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 225238.929 246706.664 271733.044 294464.417 321756.743
Transportasi dan pergudangan 23105.363 24722.885 26202.476 28260.917 29905.325
Penyediaan akomodasi dan makan minum 21542.007 22685.113 24734.748 27157.089 29602.240
Informasi dan komunikasi 40495.318 42739.333 45808.361 49291.785 54133.499
Jasa keuangan dan asuransi 38871.532 40511.838 43244.954 48422.563 57642.081
Real estate 54799.730 58011.690 59889.365 62622.211 68153.947
Jasa perusahaan 2317.716 2678.368 2938.061 3155.792 3346.750
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 266559.354 282942.739 296751.718 308820.754 309661.273
Jasa pendidikan 89328.109 101166.290 110252.843 118193.027 122643.981
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 97909.445 107655.598 114259.115 124284.430 134008.611
Jasa lainnya 44715.436 48433.963 51443.787 53514.021 55422.703
PDRB 1975880.411 2126544.911 2290622.341 2439896.401 2601239.472
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Lampiran 7. PDRB ADHK Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo Utara
Lampiran 8. PDRB ADHK Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Bone Bolango
Page 154
136
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1704376.950 1826732.290 1954003.640 2048911.660 2183805.350
Pertambangan dan penggalian 39378.320 39050.820 39171.810 38530.920 37118.280
Industri pengolahan 129481.930 138970.960 148217.350 154488.720 163968.830
Pengadaan listrik dan Gas 1724.360 1896.010 2130.280 2201.960 2567.050
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 729.130 778.120 833.100 886.930 1019.090
Konstruksi 197975.560 207952.650 216129.090 238714.670 253709.990
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 254900.540 280725.920 313258.330 344246.080 377721.410
Transportasi dan pergudangan 82753.030 94465.100 108569.960 120149.770 128397.880
Penyediaan akomodasi dan makan minum 33573.610 35551.310 37761.670 39986.890 43530.140
Informasi dan komunikasi 40984.450 44639.980 48762.020 53052.640 58454.600
Jasa keuangan dan asuransi 57520.540 58660.240 61344.920 67740.410 81323.500
Real estate 25757.800 27900.850 30180.600 32662.320 35390.070
Jasa perusahaan 2952.550 3056.030 3177.070 3351.890 3546.470
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 179995.470 195014.300 204497.380 213049.990 213079.870
Jasa pendidikan 62543.000 71737.410 79519.840 85198.350 88393.950
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 67692.110 76158.870 82022.170 89439.340 96941.280
Jasa lainnya 37029.560 39998.570 43124.780 45234.460 46619.330
PDRB 2919368.900 3143289.450 3372704.020 3577847.000 3815587.090
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 209044.600 214461.210 221070.420 228849.430 240284.140
Pertambangan dan penggalian 15842.950 16295.900 16789.700 17262.430 17744.920
Industri pengolahan 174382.070 186415.390 198862.700 210924.180 225112.770
Pengadaan listrik dan Gas 2978.280 3175.500 3480.580 3503.120 3862.240
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 5821.030 6077.720 6447.310 6769.590 7748.190
Konstruksi 514361.690 557237.760 600972.860 658074.020 703015.240
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 516042.910 565144.010 617340.900 649709.130 712905.310
Transportasi dan pergudangan 364620.560 392074.690 422879.230 457357.460 487350.260
Penyediaan akomodasi dan makan minum 167519.370 184106.940 207903.020 224957.840 245641.280
Informasi dan komunikasi 193858.510 210930.930 231209.900 254328.860 281429.070
Jasa keuangan dan asuransi 304952.730 324447.910 336830.900 367422.240 432695.070
Real estate 147342.820 161660.360 180603.870 200511.650 222778.740
Jasa perusahaan 6109.470 6518.550 7062.190 7625.230 8237.580
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 585122.400 613625.450 651704.670 682646.630 679995.730
Jasa pendidikan 256700.300 299057.120 340851.780 365192.000 386976.410
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 177442.740 190021.910 199023.950 216185.530 235078.760
Jasa lainnya 101610.500 108419.080 117180.650 124227.460 131237.610
PDRB 3743752.930 4039670.430 4360214.630 4675546.790 5022093.310
Lapangan UsahaPDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Lampiran 9. PDRB ADHK Kabupaten Pohuwato Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato
Lampiran 10. PDRB ADHK Kota Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kota Gorontalo
Page 155
137
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 6763.85 7232.59 7698.32 8024.61 8540.36
Pertambangan dan penggalian 265.97 273.91 283.11 294.31 294.53
Industri pengolahan 737.13 796.02 843.8 883.13 941.23
Pengadaan listrik dan Gas 12.72 13.7 15.29 15.55 17.42
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 8.94 9.54 10.25 10.5 12.06
Konstruksi 2136.49 2290.42 2470.12 2711.55 2849.81
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 1806.27 1991.51 2151.87 2275.22 2500.61
Transportasi dan pergudangan 1022.92 1112.5 1207.88 1324.74 1409.92
Penyediaan akomodasi dan makan minum 383.57 417.94 446.92 482.9 524.98
Informasi dan komunikasi 495.65 538.65 587.23 644.77 710.71
Jasa keuangan dan asuransi 675.93 710.31 742.57 817.9 968.83
Real estate 337.57 367.4 396.25 428.83 464.45
Jasa perusahaan 17.73 19.05 20.19 21.32 22.57
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 1685.04 1783.31 1906.73 1978.59 1976.61
Jasa pendidikan 692.83 787.96 894.72 958.61 994.83
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 610.73 667.36 726.38 803.68 871.82
Jasa lainnya 333.76 355.4 374.18 392.59 406.47
PDRB 17987.07 19367.57 20775.8 22068.8 23507.21
PDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 8.35 8.16 7.84 3.90 5.73
Pertambangan dan penggalian 7.27 5.38 4.76 5.92 0.80
Industri pengolahan 9.98 10.15 6.25 4.56 5.81
Pengadaan listrik dan Gas 9.49 6.71 12.34 1.21 11.09
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 10.20 9.07 10.65 2.61 14.26
Konstruksi 4.85 4.85 7.90 9.98 6.52
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 9.93 8.94 6.45 5.71 8.80
Transportasi dan pergudangan 9.32 9.67 8.50 9.14 8.88
Penyediaan akomodasi dan makan minum 3.36 8.97 5.62 7.67 7.61
Informasi dan komunikasi 8.98 8.07 8.14 9.82 8.09
Jasa keuangan dan asuransi 9.74 3.68 4.52 10.92 18.94
Real estate 12.08 11.18 7.74 8.23 8.04
Jasa perusahaan 5.10 6.01 3.85 5.59 3.86
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 3.84 5.74 8.22 3.74 0.03
Jasa pendidikan 8.95 11.49 13.58 7.12 5.03
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7.17 10.75 11.34 10.61 8.03
Jasa lainnya 6.24 6.79 6.21 4.91 3.55
PDRB 7.74 7.73 7.77 6.31 6.62
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
Lampiran 11. PDRB ADHK Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Lampiran 12. Laju Pertumbuhan Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo
Page 156
138
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 6.08 5.65 5.03 4.52 5.12
Pertambangan dan penggalian 9.15 0.43 1.10 6.54 2.75
Industri pengolahan 9.44 4.50 3.72 5.00 5.85
Pengadaan listrik dan Gas 16.26 11.08 14.28 5.36 15.65
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 2.47 2.49 2.85 2.69 12.82
Konstruksi 7.07 8.46 6.56 10.79 7.69
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 15.29 14.26 12.74 8.01 11.85
Transportasi dan pergudangan 9.56 7.92 6.74 10.24 8.53
Penyediaan akomodasi dan makan minum 5.76 11.45 6.29 9.68 8.88
Informasi dan komunikasi 7.85 12.50 12.97 9.69 9.62
Jasa keuangan dan asuransi 21.26 8.69 6.18 12.03 18.44
Real estate 11.35 12.99 12.88 8.29 8.14
Jasa perusahaan 7.11 7.62 5.17 5.54 5.65
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 6.12 6.99 9.64 5.95 0.04
Jasa pendidikan 8.42 13.55 18.00 8.60 5.59
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 2.58 9.84 14.98 11.74 9.78
Jasa lainnya 6.06 5.35 3.30 7.08 6.65
PDRB 7.42 7.48 7.31 6.37 6.29
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 6.43 8.41 5.65 6.84 9.16
Pertambangan dan penggalian 6.91 6.31 5.59 6.13 1.00
Industri pengolahan 7.51 4.67 5.26 3.66 4.59
Pengadaan listrik dan Gas 17.20 13.13 13.34 4.91 15.72
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 6.97 6.81 6.97 2.09 13.83
Konstruksi 8.05 7.70 7.85 9.92 7.12
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda
motor11.99 5.90 6.79 5.81 10.03
Transportasi dan pergudangan 7.85 4.42 6.25 8.37 6.03
Penyediaan akomodasi dan makan minum 10.74 3.70 5.67 7.76 8.71
Informasi dan komunikasi 10.60 7.75 9.42 9.69 9.87
Jasa keuangan dan asuransi 17.65 12.71 9.38 11.30 12.05
Real estate 6.91 6.98 7.21 7.88 7.96
Jasa perusahaan 13.47 9.75 9.77 7.38 7.51
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial
wajib6.08 4.61 9.67 6.58 0.01
Jasa pendidikan 7.66 6.05 17.38 8.64 5.18
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.18 5.97 14.33 11.13 8.83
Jasa lainnya 6.11 7.21 6.09 4.72 3.53
PDRB 7.13 7.16 7.18 7.30 7.39
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
Lampiran 13. Laju Pertumbuhan Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Boalemo
Lampiran 14. Laju Pertumbuhan Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo Utara
Page 157
139
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 5.77 6.39 6.92 5.83 6.94
Pertambangan dan penggalian 1.73 0.72 0.70 -0.21 -1.96
Industri pengolahan 7.28 7.65 6.32 5.29 8.13
Pengadaan listrik dan Gas 11.55 7.94 8.92 0.69 9.56
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 11.73 13.21 11.90 6.92 14.76
Konstruksi 6.88 11.58 15.97 9.66 8.37
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 8.00 9.53 10.14 8.37 9.27
Transportasi dan pergudangan 5.60 7.00 5.98 7.86 5.82
Penyediaan akomodasi dan makan minum 1.17 5.31 9.04 9.79 9.00
Informasi dan komunikasi 5.41 5.54 7.18 7.60 9.82
Jasa keuangan dan asuransi 26.69 4.22 6.75 11.97 19.04
Real estate 5.45 5.86 3.24 4.56 8.83
Jasa perusahaan 14.65 15.56 9.70 7.41 6.05
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 6.85 6.15 4.88 4.07 0.27
Jasa pendidikan 17.81 13.25 8.98 7.20 3.77
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 13.54 9.95 6.13 8.77 7.82
Jasa lainnya 7.60 8.32 6.21 4.02 3.57
PDRB 7.47 7.63 7.72 6.52 6.61
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 7.29 7.18 6.97 4.86 6.58
Pertambangan dan penggalian 1.55 -0.83 0.31 -1.64 -3.67
Industri pengolahan 7.37 7.33 6.65 4.23 6.14
Pengadaan listrik dan Gas 14.53 9.95 12.36 3.37 16.58
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 5.49 6.72 7.07 6.46 14.90
Konstruksi 5.04 5.04 3.93 10.45 6.28
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 10.69 10.13 11.59 9.89 9.72
Transportasi dan pergudangan 13.23 14.15 14.93 10.67 6.86
Penyediaan akomodasi dan makan minum 4.90 5.89 6.22 5.89 8.86
Informasi dan komunikasi 8.64 8.92 9.23 8.80 10.18
Jasa keuangan dan asuransi 11.28 1.98 4.58 10.43 20.05
Real estate 8.52 8.32 8.17 8.22 8.35
Jasa perusahaan 3.13 3.51 3.96 5.50 5.81
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 4.56 8.34 4.86 4.18 0.01
Jasa pendidikan 12.11 14.70 10.85 7.14 3.75
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6.86 12.51 7.70 9.04 8.39
Jasa lainnya 8.50 8.02 7.82 4.89 3.06
PDRB 7.51 7.67 7.30 6.08 6.64
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
Lampiran 15. Laju Pertumbuhan Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Bone Bolango
Lampiran 16. Laju Pertumbuhan Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2016
Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato
Page 158
140
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 2.30 2.59 3.08 3.52 5.00
Pertambangan dan penggalian 1.56 2.86 3.03 2.82 2.79
Industri pengolahan 6.64 6.90 6.68 6.07 6.73
Pengadaan listrik dan Gas 12.33 6.62 9.61 0.65 10.25
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 5.79 4.41 6.08 5.00 14.46
Konstruksi 8.30 8.34 7.85 9.50 6.83
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 9.53 9.51 9.24 5.24 9.73
Transportasi dan pergudangan 7.34 7.53 7.86 8.15 6.56
Penyediaan akomodasi dan makan minum 8.03 9.90 12.93 8.20 9.52
Informasi dan komunikasi 6.87 8.81 9.61 10.00 10.66
Jasa keuangan dan asuransi 9.64 6.39 3.82 9.08 17.77
Real estate 6.52 9.72 11.72 11.02 11.11
Jasa perusahaan 5.65 6.70 8.34 7.97 8.03
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 4.63 4.87 6.21 4.75 -0.39
Jasa pendidikan 16.56 16.50 13.98 7.14 5.97
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 12.45 7.09 4.74 8.62 8.74
Jasa lainnya 4.78 6.70 8.08 6.01 5.64
PDRB 7.88 7.90 7.93 7.23 7.41
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 7.00 6.93 6.44 4.24 6.43
Pertambangan dan penggalian 4.83 2.98 3.36 3.95 0.08
Industri pengolahan 8.18 7.99 6.00 4.66 6.58
Pengadaan listrik dan Gas 11.56 7.70 11.61 1.72 12.04
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 7.43 6.78 7.34 2.46 14.92
Konstruksi 7.55 7.20 7.85 9.77 5.10
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda
motor11.26 10.26 8.05 5.73 9.91
Transportasi dan pergudangan 8.68 8.76 8.57 9.67 6.43
Penyediaan akomodasi dan makan minum 6.31 8.96 6.93 8.05 8.71
Informasi dan komunikasi 8.35 8.67 9.02 9.80 10.23
Jasa keuangan dan asuransi 11.60 5.09 4.54 10.15 18.45
Real estate 9.18 8.84 7.85 8.22 8.31
Jasa perusahaan 6.79 7.48 5.96 5.57 5.91
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial
wajib4.70 5.83 6.92 3.77 -0.10
Jasa pendidikan 14.42 13.73 13.55 7.14 3.78
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8.44 9.27 8.84 10.64 8.48
Jasa lainnya 6.30 6.48 5.28 4.92 3.54
PDRB 7.91 7.67 7.27 6.22 6.52
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan (Persen)
Lampiran 17. Laju Pertumbuhan Kota Gorontalo Tahun 2012 – 2016
Sumber: BPS Kota Gorontalo
Lampiran 18. Laju Pertumbuhan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2016
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Page 159
141
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13
Pertambangan dan penggalian 0.29 0.29 0.28 0.28 0.28
Industri pengolahan 1.14 1.12 1.12 1.13 1.12
Pengadaan listrik dan Gas 1.12 1.11 1.08 1.06 1.04
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 3.13 3.05 3.00 3.04 3.01
Konstruksi 1.16 1.17 1.16 1.15 1.15
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 1.37 1.36 1.37 1.35 1.33
Transportasi dan pergudangan 1.71 1.69 1.67 1.63 1.62
Penyediaan akomodasi dan makan minum 2.10 2.11 2.22 2.20 2.19
Informasi dan komunikasi 1.88 1.88 1.88 1.86 1.85
Jasa keuangan dan asuransi 2.17 2.19 2.16 2.12 2.09
Real estate 2.10 2.11 2.17 2.21 2.25
Jasa perusahaan 1.66 1.64 1.67 1.69 1.71
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 1.67 1.65 1.63 1.63 1.61
Jasa pendidikan 1.78 1.82 1.82 1.80 1.82
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.40 1.37 1.31 1.27 1.26
Jasa lainnya 1.46 1.46 1.49 1.49 1.51
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 19. Analisis LQ (Location Quotient) Kota Gorontalo Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 160
142
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1.27 1.30 1.29 1.31 1.33
Pertambangan dan penggalian 1.56 1.62 1.66 1.68 1.68
Industri pengolahan 0.49 0.48 0.47 0.46 0.45
Pengadaan listrik dan Gas 0.59 0.62 0.63 0.65 0.66
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 0.23 0.23 0.23 0.22 0.22
Konstruksi 0.87 0.88 0.88 0.87 0.88
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 0.85 0.82 0.82 0.81 0.80
Transportasi dan pergudangan 0.71 0.68 0.67 0.65 0.64
Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.84 0.81 0.80 0.79 0.78
Informasi dan komunikasi 0.63 0.63 0.63 0.63 0.62
Jasa keuangan dan asuransi 0.16 0.17 0.18 0.18 0.17
Real estate 0.75 0.74 0.74 0.73 0.72
Jasa perusahaan 0.53 0.54 0.56 0.57 0.57
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 1.16 1.15 1.18 1.20 1.19
Jasa pendidikan 0.78 0.73 0.76 0.76 0.76
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.99 0.97 1.02 1.01 1.01
Jasa lainnya 1.11 1.12 1.13 1.12 1.12
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 20. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 161
143
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1.55 1.56 1.56 1.57 1.58
Pertambangan dan penggalian 0.91 0.88 0.85 0.81 0.78
Industri pengolahan 1.08 1.08 1.08 1.08 1.07
Pengadaan listrik dan Gas 0.84 0.85 0.86 0.87 0.91
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 0.50 0.50 0.50 0.52 0.52
Konstruksi 0.57 0.56 0.54 0.54 0.55
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 0.87 0.87 0.90 0.93 0.93
Transportasi dan pergudangan 0.50 0.52 0.55 0.56 0.56
Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.54 0.52 0.52 0.51 0.51
Informasi dan komunikasi 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51
Jasa keuangan dan asuransi 0.52 0.51 0.51 0.51 0.52
Real estate 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47
Jasa perusahaan 1.03 0.99 0.97 0.97 0.97
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.66 0.67 0.66 0.66 0.66
Jasa pendidikan 0.56 0.56 0.55 0.55 0.55
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.68 0.70 0.70 0.69 0.69
Jasa lainnya 0.68 0.69 0.71 0.71 0.71
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 21. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Pohuwato Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 162
144
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 0.96 0.95 0.95 0.97 0.97
Pertambangan dan penggalian 1.57 1.54 1.49 1.43 1.40
Industri pengolahan 1.50 1.50 1.50 1.50 1.52
Pengadaan listrik dan Gas 0.60 0.60 0.58 0.57 0.56
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 0.49 0.52 0.54 0.56 0.56
Konstruksi 0.81 0.85 0.91 0.90 0.93
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 1.14 1.13 1.15 1.17 1.16
Transportasi dan pergudangan 0.21 0.20 0.20 0.19 0.19
Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.51 0.49 0.50 0.51 0.51
Informasi dan komunikasi 0.74 0.72 0.71 0.69 0.69
Jasa keuangan dan asuransi 0.52 0.52 0.53 0.54 0.54
Real estate 1.48 1.44 1.37 1.32 1.33
Jasa perusahaan 1.19 1.28 1.32 1.34 1.34
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 1.44 1.45 1.41 1.41 1.42
Jasa pendidikan 1.17 1.17 1.12 1.12 1.11
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.46 1.47 1.43 1.40 1.39
Jasa lainnya 1.22 1.24 1.25 1.23 1.23
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 22. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 163
145
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1.05 1.06 1.07 1.06 1.05
Pertambangan dan penggalian 1.46 1.49 1.51 1.53 1.54
Industri pengolahan 1.03 1.05 1.05 1.04 1.03
Pengadaan listrik dan Gas 1.53 1.52 1.52 1.51 1.50
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 0.41 0.42 0.43 0.43 0.43
Konstruksi 1.31 1.28 1.28 1.28 1.29
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 0.79 0.78 0.77 0.77 0.76
Transportasi dan pergudangan 1.37 1.38 1.37 1.37 1.40
Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.90 0.90 0.88 0.88 0.87
Informasi dan komunikasi 1.08 1.08 1.06 1.06 1.04
Jasa keuangan dan asuransi 1.06 1.05 1.04 1.05 1.05
Real estate 0.55 0.56 0.56 0.55 0.55
Jasa perusahaan 0.76 0.75 0.73 0.73 0.71
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.59 0.59 0.60 0.60 0.60
Jasa pendidikan 0.80 0.78 0.78 0.78 0.79
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.79 0.80 0.81 0.81 0.81
Jasa lainnya 0.82 0.83 0.83 0.83 0.83
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 23. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 164
146
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian kehutanan dan perikanan 1.49 1.48 1.46 1.46 1.44
Pertambangan dan penggalian 0.36 0.36 0.35 0.36 0.37
Industri pengolahan 0.50 0.48 0.47 0.47 0.47
Pengadaan listrik dan Gas 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 0.40 0.39 0.37 0.37 0.37
Konstruksi 0.58 0.58 0.58 0.58 0.60
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 0.97 1.01 1.05 1.07 1.09
Transportasi dan pergudangan 0.42 0.41 0.41 0.41 0.42
Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.55 0.56 0.56 0.57 0.57
Informasi dan komunikasi 0.49 0.51 0.53 0.53 0.52
Jasa keuangan dan asuransi 0.46 0.48 0.49 0.50 0.50
Real estate 0.63 0.66 0.69 0.69 0.69
Jasa perusahaan 0.58 0.59 0.58 0.58 0.58
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.95 0.97 0.99 1.01 1.01
Jasa pendidikan 0.81 0.81 0.84 0.85 0.87
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.93 0.93 0.99 0.99 1.01
Jasa lainnya 0.86 0.85 0.83 0.85 0.88
SektorLQ (Location Quotient)
Lampiran 24. Analisis LQ (Location Quotient) Kabupaten Boalemo Tahun 2012-2016
xij : PDRB sektor i di kabupaten/kota j
xi : PDRB sektor i di Provinsi
rvj : PDRB total di Kabupaten/Kota j
rv : PDRB total di Provinsi
Page 165
147
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan174060.70 -20024.68 29803.42 183839.44 182557.10 -17613 29349.6 194294 186599 -21304 35882.9 201178 165871 -52801 -9139.8 103930 183829 -2537.5 -19809 161483
Pertambangan dan
penggalian9552.89 -3719.71 2942.96 8776.15 9760.96 -5968.6 3048.36 6840.75 9692.07 -5212.7 1862.91 6342.33 8783.24 -3205.5 2783.29 8361.07 9280.86 -9167 1030.2 1144.07
Industri pengolahan 18633.57 636.04 4229.94 23499.54 19901.72 830.319 5598.84 26330.9 20043.5 -3501.4 699.622 17241.7 17930.6 -4497.1 -288.53 13145 19887.8 183.017 -2342.6 17728.2
Pengadaan listrik dan
Gas479.09 221.07 -125.45 574.71 495.75 1.93903 -63.698 433.987 527.865 315.122 52.8175 895.804 457.073 -330.68 -37.762 88.6316 532.252 450.618 -77.565 905.304
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang
89.79 -5.45 31.41 115.76 94.97 -11.02 28.3317 112.278 99.5978 0.95899 45.3133 145.87 87.4351 -52.855 2.077 36.6575 104.726 134.923 -10.527 229.122
Konstruksi 68948.78 -3138.00 -23577.74 42233.05 70099.62 -4295.5 -21474 44330.3 71691.9 5719.57 477.739 77889.2 67458.9 38501.4 2275.97 108236 75320.7 -16404 16367.5 75284
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
35213.34 14913.36 -5903.44 44223.25 37195.97 12560.3 -6422.8 43333.5 37530.9 4026.69 -8249.9 33307.6 33942.5 -2673.9 -130.96 31137.6 38710.9 20127.3 -6585.3 52252.9
Transportasi dan
pergudangan34489.22 3357.36 2778.28 40624.86 36677.44 5212.31 4362.3 46252 37718.9 6744.78 -374.63 44089 35219.3 19534.8 -3027.6 51726.4 40196.6 -554.86 15110.4 54752.2
Penyediaan
akomodasi dan makan
minum
8467.18 -1712.70 -3157.05 3597.43 8947.08 1504.79 16.5805 10468.5 8957.05 -418.9 -1614.4 6923.73 8251.39 2427.66 -500.38 10178.7 9308.02 3126.47 -1563.2 10871.2
Informasi dan
komunikasi13197.77 734.14 1046.20 14978.10 13830.06 1803.14 -1082 14551.2 14176.5 3412.49 -1707.1 15881.9 13320.6 7666.85 53.0264 21040.5 15092.7 8588.02 -4953.7 18727
Jasa keuangan dan
asuransi17692.27 8253.41 -4150.06 21795.62 17787.62 -5983.3 -3258.6 8545.7 17622.4 -6617.5 -44.023 10960.9 16723.6 10566.5 2071.02 29361.2 20850.5 38151.3 1567.49 60569.3
Real estate 4542.51 729.33 1665.94 6937.78 4896.92 746.988 1490.96 7134.87 5000.69 398.954 -77.291 5322.35 4630.38 1488.87 4.32288 6123.57 5243.83 1439.64 -219.09 6464.38
Jasa perusahaan 329.75 -46.69 -70.32 212.74 338.95 -8.3964 -65.085 265.466 333.644 -60.12 -96.782 176.741 301.426 -31.499 1.18416 271.11 328.175 -30.704 -102.94 194.532
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
24591.83 -9979.74 -2676.48 11935.60 25215.49 -6049.1 -281.15 18885.3 25865 -1245.2 4623.34 29243.1 22955.9 -9042.1 -127.59 13786.2 24070.7 -24440 485.423 116.241
Jasa pendidikan 13638.80 11224.85 -9423.13 15440.51 14744.58 11649.6 -4305.3 22088.8 15873 13711.4 56.6912 29641.1 14547.4 2151.71 -45.875 16653.3 16015.5 -6730.4 3061.17 12346.2
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial11849.39 793.95 -1905.09 10738.26 12725.30 2654.56 2459.35 17839.2 13429.7 2900.22 4621.59 20951.5 12709.5 9031.5 -54.963 21686 14392.8 4326.66 -985.52 17733.9
Jasa lainnya 6771.22 -1378.21 -50.85 5342.16 7011.53 -1087.8 282.548 6206.24 7058.48 -1932.1 901.425 6027.8 6335.42 -1324.1 -12.188 4999.11 6876.74 -3143.1 10.4912 3744.18
PDRB 442548.09 858.32 -8541.45 434864.96 462281.06 -4052.9 9684.35 467912 472220 -3061.3 37060.2 506219 429525 17410.3 -6174.8 440761 480042 13520.3 983.446 494546
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 25. Analisis Shift Share Kabupaten Gorontalo
Page 166
148
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan98293.74 -11308.13 -11432.39 75553.21 100698.19 -9715.3 -16805 74177.9 100249 -11445 -19443 69360.9 89648 -28537 4035.6 65146.1 98783 -1363.6 -19848 77571.9
Pertambangan dan
penggalian944.46 -367.76 515.81 1092.52 919.78 -562.42 -305.8 51.5655 881.378 -474.03 -273.99 133.358 803.378 -293.19 334.525 844.709 865.288 -854.67 354.343 364.96
Industri pengolahan 3582.85 122.30 570.72 4275.87 3630.39 151.463 -1651.9 2129.95 3569.19 -623.5 -1119.4 1826.33 3206.36 -804.17 175.267 2577.46 3557.52 32.7379 -398.31 3191.95
Pengadaan listrik dan
Gas41.74 19.26 24.80 85.81 44.96 0.17586 19.8139 64.9521 48.7039 29.075 17.8871 95.666 43.9026 -31.762 25.6922 37.8325 53.2221 45.0592 29.4681 127.749
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang
35.01 -2.12 -21.95 10.93 34.79 -4.0371 -19.46 11.2949 33.9182 0.32659 -20.948 13.2967 29.7994 -18.014 1.10191 12.8875 35.2413 45.4028 -11.351 69.2934
Konstruksi 11991.32 -545.75 -727.67 10717.90 12610.89 -772.77 2071.67 13909.8 12736.9 1016.15 -2260.1 11493 12073.7 6890.93 1979.93 20944.5 13629.3 -2968.3 5414.08 16075
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
17024.64 7210.18 8673.74 32908.57 18862.56 6369.49 9837.06 35069.1 20157.3 2162.68 13003.8 35323.7 18628.1 -1467.5 6828.31 23988.9 21841.4 11356.2 6498.82 39696.4
Transportasi dan
pergudangan4132.57 402.29 459.75 4994.61 4324.70 614.592 -473.63 4465.66 4375.44 782.404 -1101.4 4056.46 4126.79 2288.97 378.178 6793.94 4694.76 -64.805 1512.12 6142.07
Penyediaan
akomodasi dan makan
minum
2050.98 -414.86 -142.61 1493.51 2216.50 372.788 719.568 3308.86 2233.02 -104.43 -196.58 1932.01 2095.53 616.532 549.151 3261.22 2391.72 803.354 62.3608 3257.43
Informasi dan
komunikasi2364.32 131.52 -149.45 2346.38 2579.09 336.257 1287.86 4203.21 2761.61 664.763 1500.46 4926.84 2591.73 1491.7 -45.834 4037.6 2978.09 1694.59 -278.63 4394.06
Jasa keuangan dan
asuransi3048.99 1422.35 3723.54 8194.88 3213.41 -1080.9 1508.25 3640.74 3234.06 -1214.4 729.553 2749.17 3099.96 1958.66 936.966 5995.59 3848.74 7042.25 -5.903 10885.1
Real estate 2073.60 332.93 568.86 2975.39 2271.77 346.541 1229.18 3847.49 2430.57 193.911 1681.68 4306.16 2252.01 724.12 25.3442 3001.48 2552.69 700.815 -66.558 3186.94
Jasa perusahaan 100.94 -14.29 4.08 90.73 105.34 -2.6094 1.92273 104.652 105.006 -18.921 -11.411 74.6744 94.8158 -9.9084 -0.4573 84.4501 105.006 -9.8242 -4.1874 90.9944
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
15640.24 -6347.05 2807.73 12100.92 16225.84 -3892.5 2453.97 14787.3 16861.6 -811.77 6308.59 22358.4 15284.7 -6020.5 5357.01 14621.2 16028.1 -16274 344.162 98.332
Jasa pendidikan 5451.48 4486.62 -4135.13 5802.97 6002.12 4742.22 -140.86 10603.5 6713.33 5799.13 4109.26 16621.7 6237.82 922.635 1464.18 8624.63 6904.18 -2901.4 1916.65 5919.38
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial5513.33 369.41 -4084.47 1798.28 5871.89 1224.91 436.373 7533.17 6399.59 1382.03 5404.88 13186.5 6118.18 4347.65 1081.99 11547.8 7040.35 2116.42 1403.75 10560.5
Jasa lainnya 2789.02 -567.68 -84.62 2136.72 2848.99 -442.02 -419.73 1987.24 2789.53 -763.57 -759.73 1266.22 2555.49 -534.11 887.438 2908.83 2856.78 -1305.7 1362.67 2913.74
PDRB 175079.24 -5070.79 -3429.24 166579.21 182461.21 -2314.2 -250.62 179896 185580 -3425.4 7569.52 189724 168890 -18475 24014.4 174429 188165 -1905.5 -1714 184546
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 26. Analisis Shift Share Kabupaten Boalemo
Page 167
149
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan54188.81 -6234.11 -3904.88 44049.82 56961.06 -5495.6 10991.2 62456.7 57040.3 -6512.2 -6198.3 44329.8 52138.4 -16597 21794.2 57335.5 59649.2 -823.38 24975.8 83801.7
Pertambangan dan
penggalian2622.76 -1021.25 689.68 2291.19 2703.65 -1653.2 1173.81 2224.25 2706.03 -1455.4 830.046 2080.7 2457.09 -896.72 861.167 2421.54 2601.38 -2569.5 367.066 398.985
Industri pengolahan 2265.54 77.33 -191.90 2150.97 2299.48 95.9364 -995.34 1400.07 2294.27 -400.79 -233.53 1659.95 2034.69 -510.31 -327.12 1197.26 2230.94 20.5302 -680.92 1570.56
Pengadaan listrik dan
Gas47.28 21.82 33.72 102.82 51.87 0.20288 36.7204 88.7917 55.7226 33.2649 13.26 102.247 50.0163 -36.185 25.6514 39.4823 60.6705 51.3652 34.2435 146.279
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang
12.71 -0.77 -0.74 11.20 13.16 -1.5271 0.05148 11.6849 13.3441 0.12849 -0.6791 12.7935 11.6558 -7.046 -0.6934 3.9165 13.9074 17.9175 -2.325 29.4998
Konstruksi 11711.58 -533.02 740.30 11918.86 12231.21 -749.5 797.341 12279 12502.9 997.484 0 13500.4 11758.3 6710.93 283.56 18752.8 13203 -2875.5 4090.5 14418
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
9725.59 4118.93 897.56 14742.08 9986.56 3372.25 -5676.8 7681.97 10108.9 1084.58 -1752 9441.43 9151.01 -720.9 117.698 8547.81 10554.4 5487.66 194.253 16236.3
Transportasi dan
pergudangan4552.03 443.12 -477.65 4517.50 4608.94 654.987 -2607.9 2656 4641.62 830.001 -1481.2 3990.39 4303.62 2387.05 -899.47 5791.2 4783.38 -66.028 -293.46 4423.89
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
2036.46 -411.93 1140.52 2765.06 2047.72 344.401 -1404.3 987.817 2050.89 -95.915 -355.45 1599.52 1890.84 556.309 -88.158 2358.99 2154.69 723.736 0 2878.42
Informasi dan
komunikasi1977.69 110.01 562.55 2650.25 2066.28 269.397 -247.85 2087.83 2142.92 515.833 117.905 2776.65 2011.16 1157.55 -35.567 3133.14 2316.23 1317.98 -127.89 3506.32
Jasa keuangan dan
asuransi680.60 317.50 520.56 1518.65 743.85 -250.21 739 1232.64 771.205 -289.6 513.429 995.034 734.384 464.008 135.778 1334.17 862.537 1578.23 -846.66 1594.11
Real estate1594.59 256.02 -457.61 1393.00 1654.14 252.327 -401.14 1505.34 1680.97 134.108 -147.98 1667.1 1551.59 498.902 -84.813 1965.68 1755.85 482.051 -94.256 2143.65
Jasa perusahaan 59.19 -8.38 49.99 100.80 62.99 -1.5605 18.6434 80.0761 65.5441 -11.811 34.3498 88.0833 60.2161 -6.2927 17.5227 71.4462 67.8608 -6.3489 16.653 78.1648
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
12303.97 -4993.14 2146.58 9457.41 12480.98 -2994.1 -1985.2 7501.6 12974.2 -624.62 4907.72 17257.3 11830.8 -4660 5344.78 12515.5 12402.9 -12593 209.252 19.0229
Jasa pendidikan 3405.02 2802.36 -2909.98 3297.40 3501.49 2766.5 -3506.1 2761.93 3895.7 3365.2 2052.34 9313.24 3621.02 535.585 873.236 5029.84 3992.28 -1677.7 857.239 3171.78
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial3818.63 255.86 -3987.59 86.90 3923.96 818.558 -1688.3 3054.25 4252.15 918.277 3211.04 8381.47 4042.75 2872.82 318.48 7234.06 4611.93 1386.41 247.573 6245.91
Jasa lainnya2338.11 -475.90 -56.16 1806.05 2430.66 -377.12 231.34 2284.88 2444.09 -669.02 272.313 2047.39 2189.83 -457.68 -70.412 1661.73 2385.61 -1090.4 -3.6589 1291.59
PDRB113340.55 -5275.55 -5205.05 102859.94 117768.00 -2948.3 -4524.9 110295 119641 -2180.4 1783.19 119244 109837 -8709.1 28265.8 129394 123647 -10636 28943.4 141954
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 27. Analisis Shift Share Kabupaten Gorontalo Utara
Page 168
150
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan 56267.30 -6473.23 -8727.57 41066.50 58045.46 -5600.2 -4100.6 48344.6 58823.8 -6715.8 3857.82 55965.8 53263.5 -16955 13640 49948.3 59704.5 -824.14 4624.58 63504.9
Pertambangan dan
penggalian 3631.99 -1414.22 -1425.42 792.34 3547.19 -2169 -1044.6 333.549 3385.86 -1821 -1237.1 327.743 2890.64 -1054.9 -1935.1 -99.391 2970.7 -2934.2 -929.18 -892.73
Industri pengolahan 9623.86 328.50 -1091.15 8861.21 10045.43 419.105 -449.72 10014.8 10123 -1768.4 440.818 8795.41 9118.92 -2287.1 920.61 7752.47 10336 95.1168 2459.9 12891
Pengadaan listrik dan
Gas 65.94 30.43 -0.11 96.26 69.02 0.26997 2.18742 71.4788 71.2555 42.5377 -26.395 87.3981 61.3862 -44.411 -10.143 6.8322 70.4973 59.6848 -26.835 103.347
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur ulang 38.28 -2.32 20.83 56.79 42.02 -4.8762 35.2552 72.4022 44.5731 0.42918 27.9793 72.9816 40.776 -24.649 29.2655 45.3923 49.0506 63.194 -1.2204 111.024
Konstruksi 15088.53 -686.71 -1282.61 13119.22 16324.76 -1000.3 9319.36 24643.8 17944.1 1431.58 20035.1 39410.8 16835.1 9608.46 -304.09 26139.5 19124.8 -4165.2 9602.63 24562.2
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor 17816.40 7545.50 -7331.81 18030.09 18922.40 6389.7 -1798.3 23513.8 19755 2119.52 5690.59 27565.1 18315.7 -1442.9 7760.12 24632.9 20978.5 10907.6 -2064.2 29821.9
Transportasi dan
pergudangan 1827.63 177.91 -711.19 1294.35 1896.25 269.479 -434.97 1730.76 1904.92 340.632 -677.41 1568.14 1757.83 975.002 -512.68 2220.15 1949.83 -26.915 -182.82 1740.09
Penyediaan akomodasi
dan makan minum 1703.97 -344.67 -1107.75 251.55 1739.95 292.638 -828.82 1203.76 1798.22 -84.098 520.704 2234.82 1689.17 496.975 473.423 2659.57 1930.07 648.289 86.9496 2665.3
Informasi dan
komunikasi 3203.18 178.18 -1189.57 2191.79 3278.11 427.393 -1337.1 2368.36 3330.27 801.646 -842.51 3289.41 3065.95 1764.65 -1082.3 3748.32 3529.5 2008.35 -220.56 5317.29
Jasa keuangan dan
asuransi 3074.74 1434.36 5864.29 10373.38 3107.26 -1045.2 -352.53 1709.52 3143.91 -1180.6 954.183 2917.5 3011.88 1903.01 882.621 5797.51 3758.26 6876.7 339.924 10974.9
Real estate 4334.66 695.96 -2042.65 2987.96 4449.50 678.737 -1728 3400.22 4353.96 347.358 -2762.9 1938.45 3895.1 1252.44 -2290 2857.55 4443.64 1219.96 356.789 6020.38
Jasa perusahaan 183.33 -25.96 182.27 339.64 205.43 -5.0889 216.429 416.771 213.597 -38.489 109.765 284.873 196.29 -20.513 58.0883 233.866 218.208 -20.415 4.72032 202.513
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib 21084.84 -8556.56 5721.20 18249.49 21701.71 -5206.1 894.786 17390.3 21573.8 -1038.6 -6052.3 14482.9 19208.7 -7566.1 917.347 12559.9 20189.9 -20500 1152.47 842.807
Jasa pendidikan 7065.85 5815.26 3024.09 15905.20 7759.45 6130.68 -483.1 13407 8015.38 6923.88 -5036.6 9902.69 7351.61 1087.38 73.0372 8512.02 7996.39 -3360.4 -17.373 4618.57
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial 7744.64 518.92 4995.01 13258.57 8257.18 1722.49 736.635 10716.3 8306.64 1793.87 -3091.9 7008.57 7730.49 5493.37 -2318.9 10905 8737.36 2626.57 -878.92 10485
Jasa lainnya 3536.99 -719.92 580.24 3397.31 3714.88 -576.36 889.238 4027.76 3739.96 -1023.7 480.631 3196.86 3328.57 -695.68 -479.34 2153.55 3613.56 -1651.6 14.7945 1976.76
PDRB 156292.14 -1498.57 -4521.91 150271.66 163105.99 723.244 -463.89 163365 166528 130.729 12390.6 179050 151762 -7510.2 15822 160073 169601 -8977.1 14321.7 174945
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 28. Analisis Shift Share Kabupaten Bone Bolango
Page 169
151
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan 134816.22 -15509.83 4942.69 124249.08 140110.37 -13518 4566.83 131159 142056 -16218 10356.2 136194 127442 -40568 12703.3 99577.1 142384 -1965.4 3275.71 143694
Pertambangan dan
penggalian 3114.83 -1212.85 -1291.61 610.36 2995.20 -1831.5 -1487.8 -324.12 2847.79 -1531.6 -1194.7 121.433 2396.62 -874.65 -2153.9 -631.91 2420.11 -2390.4 -1391.9 -1362.2
Industri pengolahan 10242.02 349.60 -1048.80 9542.82 10659.07 444.707 -917.21 10186.6 10775.4 -1882.4 963.413 9856.45 9609.2 -2410 -664.3 6534.87 10690.8 98.3813 -721.46 10067.7
Pengadaan listrik
dan Gas 136.40 62.94 51.21 250.55 145.42 0.5688 42.6602 188.653 154.871 92.4542 15.9771 263.303 136.962 -99.088 36.3323 74.2061 167.372 141.701 116.544 425.617
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur
ulang 57.67 -3.50 -14.15 40.03 59.68 -6.9253 -0.4669 52.2897 60.5664 0.58317 -2.2494 58.9002 55.167 -33.349 35.4772 57.2957 66.4447 85.6036 -0.2038 151.844
Konstruksi 15659.87 -712.71 -4969.19 9977.97 15949.97 -977.38 -4491.8 10480.8 15712.6 1253.55 -8472.3 8493.87 14848.1 8474.37 1623.26 24945.7 16541.9 -3602.7 2993.78 15933
Perdagangan besar
dan eceran;
Reparasi mobil dan
sepeda motor 20162.63 8539.17 -1452.93 27248.87 21531.68 7270.8 -364.94 28437.5 22773.9 2443.41 11089.3 36306.6 21412.1 -1686.8 14320.6 34045.9 24627.4 12804.8 -717.67 36714.5
Transportasi dan
pergudangan 6545.76 637.20 3765.26 10948.23 7245.47 1029.67 5091.67 13366.8 7893.04 1411.41 6905.05 16209.5 7473.32 4145.17 1201.5 12820 8371.54 -115.56 552.111 8808.09
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum 2655.67 -537.18 -473.39 1645.11 2726.79 458.612 -1091.4 2093.97 2745.27 -128.39 -268.11 2348.78 2487.18 731.76 -863.72 2355.23 2838.17 953.31 65.2952 3856.77
Informasi dan
komunikasi 3241.87 180.33 118.85 3541.06 3423.89 446.4 111.6 3981.89 3545 853.335 102.4 4500.73 3299.87 1899.28 -530.53 4668.63 3811.24 2168.67 -29.227 5950.68
Jasa keuangan dan
asuransi 4549.87 2122.51 -184.07 6488.32 4499.24 -1513.4 -1824.3 1161.47 4459.78 -1674.7 24.538 2809.6 4213.45 2662.2 189.673 7065.32 5302.29 9701.89 1301.18 16305.4
Real estate 2037.44 327.12 -170.00 2194.56 2140.00 326.44 -145.08 2321.35 2194.13 175.047 96.5779 2465.76 2031.6 653.246 0 2684.84 2307.43 633.482 14.156 2955.07
Jasa perusahaan 233.55 -33.07 -108.06 92.41 234.40 -5.8065 -121.32 107.267 230.973 -41.62 -63.541 125.812 208.488 -21.787 -2.3463 184.354 231.23 -21.633 -3.5465 206.05
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib 14237.64 -5777.85 -251.99 8207.79 14957.60 -3588.3 4894.86 16264.2 14867 -715.74 -4212.6 9938.57 13251.7 -5219.7 873.505 8905.49 13892.8 -14106 234.388 21.308
Jasa pendidikan 4947.15 4071.55 -1444.74 7573.96 5502.26 4347.29 695.853 10545.4 5781.09 4993.85 -2147 8627.9 5299.34 783.825 0 6083.16 5763.29 -2422 -26.518 3314.77
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial 5354.45 358.77 -1069.54 4643.68 5841.39 1218.54 2467.55 9527.47 5963.01 1287.75 -935.05 6315.71 5563.13 3953.22 -1431 8085.32 6320.57 1900.05 -87.247 8133.37
Jasa lainnya 2929.04 -596.18 814.65 3147.51 3067.89 -475.98 615.978 3207.89 3135.17 -858.18 1095.37 3372.36 2813.58 -588.05 -13.57 2211.97 3039.58 -1389.3 -223.77 1426.55
PDRB 230922.08 -7733.98 -2785.79 220402.30 241090.30 -6374.1 8042.6 242759 245196 -10539 13353.3 248009 222542 -28199 25324.3 219667 248776 2474.99 5351.57 256603
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 29. Analisis Shift Share Kabupaten Pohuwato
Page 170
152
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
Pertanian kehutanan
dan perikanan16535.43 -1902.31 -9825.10 4808.03 16449.17 -1587.01 -9307.6 5554.55 16071.8 -1834.9 -7428 6808.97 14234.4 -4531.2 -1647.7 8055.5 15666.5 -216.26 -3436.1 12014.2
Pertambangan dan
penggalian1253.18 -487.96 -518.06 247.15 1249.90 -764.28 -19.555 466.063 1220.61 -656.48 -55.406 508.728 1073.72 -391.86 -195.07 486.801 1156.97 -1142.8 480.887 495.083
Industri pengolahan 13793.62 470.83 -2685.48 11578.97 14298.06 596.53 -2031.9 12862.7 14457.3 -2525.6 1352.27 13284 13119.5 -3290.4 2974.03 12803.1 14677.4 135.068 337.669 15150.1
Pengadaan listrik dan
Gas235.58 108.71 22.93 367.22 243.56 0.95 -34.295 210.218 253.038 151.057 -69.612 334.484 217.894 -157.64 -37.483 22.7703 251.818 213.196 -69.134 395.88
Pengadaan air
pengelolaan sampah
limbah dan daur
ulang
460.44 -27.94 -95.46 337.04 466.16 -54.09 -144.04 268.027 468.719 4.51312 -81.236 391.996 421.068 -254.54 171.948 338.48 505.182 650.848 -35.642 1120.39
Konstruksi 40686.01 -1851.70 3857.71 42692.02 42740.14 -2619.02 6352.51 46473.6 43690.7 3485.64 0 47176.4 40932.2 23361.6 -1776.8 62517 45836.6 -9982.8 12162.2 48015.9
Perdagangan besar
dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda
motor
40818.99 17287.44 -8927.54 49178.89 43346.55 14637.23 -4238.6 53745.2 44880.7 4815.26 7346.36 57042.3 40411.9 -3183.6 -3183.6 34044.8 46481.4 24167.5 -1283.2 69365.7
Transportasi dan
pergudangan28841.49 2807.58 -4885.92 26763.15 30072.13 4273.61 -4822.5 29523.2 30743.3 5497.43 -3002.4 33238.3 28447.6 15778.8 -6951.8 37274.6 31775.2 -438.62 633.555 31970.2
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
13250.78 -2680.31 2881.33 13451.81 14121.00 2374.98 1730.61 18226.6 15114.5 -706.87 12474.2 26881.9 13992.4 4116.73 337.437 18446.5 16015.8 5379.54 1989.69 23385
Informasi dan
komunikasi15334.21 852.98 -2869.11 13318.08 16178.40 2109.31 295.303 18583 16809 4046.17 1364.14 22219.3 15819.3 9104.97 508.658 25432.9 18349.2 10441 1210.15 30000.3
Jasa keuangan dan
asuransi24121.76 11252.76 -5977.07 29397.44 24885.15 -8370.76 4217.82 20732.2 24487.6 -9195.5 -2425.2 12866.9 22853.7 14439.7 -3931.4 33361.9 28211.7 51620.5 -2942.3 76889.9
Real estate 11654.82 1871.25 -3919.32 9606.75 12399.35 1891.43 1422.61 15713.4 13129.9 1047.5 6989.37 21166.8 12471.8 4010.23 5614.33 22096.4 14525.2 3987.74 6237.8 24750.7
Jasa perusahaan 483.26 -68.43 -69.65 345.19 499.97 -12.39 -50.845 436.743 513.421 -92.515 168.08 588.987 474.289 -49.564 183.006 607.731 537.09 -50.249 174.637 661.478
Administrasi
pemerintahan
pertahanan dan
jaminan sosial wajib
46283.18 -18782.43 -409.59 27091.17 47065.07 -11290.71 -5890.8 29883.6 47378.9 -2281 -4627.1 40470.9 42460.6 -16725 6689.94 32425.7 44335.7 -45016 -1972 -2652
Jasa pendidikan 20304.99 16711.19 5493.39 42509.57 22937.68 18122.86 8283.88 49344.4 24779.9 21405.5 1465.66 47651.1 22714.9 3359.77 0 26074.7 25230.9 -10603 8474.78 23102.5
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial14035.72 940.45 7115.45 22091.62 14574.68 3040.35 -4142.5 13472.6 14469 3124.68 -8160 9433.74 13446.7 9555.4 -4366.9 18635.2 15327.1 4607.54 611.205 20545.9
Jasa lainnya 8037.39 -1635.93 -1544.48 4856.98 8315.74 -1290.19 238.522 7264.08 8519.03 -2331.9 3281.06 9468.2 7726.95 -1615 1354.08 7466.07 8556.69 -3910.9 2755.99 7401.8
PDRB 296130.86 24866.17 -22355.96 298641.07 309842.72 21058.82 -8141.4 322760 316988 23953.1 8592.18 349533 290819 53528.6 -4257.4 340090 327440 29842.5 25330.2 382613
Tahun 2016Tahun 2015Lapangan Usaha
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Lampiran 30. Analisis Shift Share Kota Gorontalo
Page 171
153
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 2103863.384 -3841.677 2250761.335 1369.529 2406845.747 12842.659 2510982.688 2493.609 2674895.579 2781.822
Pertambangan dan penggalian 82728.704 -210.841 85240.009 73.226 88513.091 667.055 92092.614 132.042 92248.687 140.444
Industri pengolahan 229280.782 -411.260 247719.149 149.301 263810.343 1379.492 276340.425 269.559 294799.278 300.955
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 3956.496 -10.574 4263.401 3.719 4780.351 36.330 4865.754 6.871 5456.056 8.054
Pengadaan listrik dan Gas 2780.744 -1.982 2968.821 0.712 3204.617 6.855 3285.558 1.314 3777.269 1.585
Konstruksi 664545.056 -1521.762 712772.157 525.882 772272.108 4934.182 848471.777 1014.139 892578.787 1139.801
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 561831.696 -777.190 619752.220 279.041 672772.651 2583.055 711939.649 510.273 783207.105 585.798
Transportasi dan pergudangan 318174.402 -761.208 346206.820 275.151 377638.347 2595.997 414524.719 529.467 441595.995 608.281
Penyediaan akomodasi dan makan minum 119307.625 -186.878 130061.733 67.120 139727.564 616.468 151104.358 124.047 164427.106 140.855
Informasi dan komunikasi 154169.576 -291.287 167626.340 103.752 183594.866 975.693 201755.139 200.255 222598.935 228.392
Jasa keuangan dan asuransi 210244.813 -390.484 221046.442 133.441 232161.231 1212.856 255929.290 251.414 303443.776 315.523
Real estate 104999.544 -100.257 114333.830 36.736 123885.812 344.171 134185.301 69.611 145468.722 79.353
Jasa perusahaan 5514.832 -7.278 5928.306 2.543 6312.314 22.963 6671.246 4.531 7069.069 4.966
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 524123.680 -542.764 554960.975 189.165 596130.713 1780.153 619121.083 345.107 619086.941 364.253
Jasa pendidikan 215501.477 -301.021 245210.900 110.613 279730.256 1092.454 299958.891 218.698 311587.143 242.357
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 189964.663 -261.527 207680.524 95.464 227099.499 924.295 251479.706 191.067 273059.621 217.800
Jasa lainnya 103814.461 -149.447 110599.464 52.600 116985.724 485.799 122845.433 95.243 127309.013 104.063
PDRB 5594792.603 -9767.436 6027132.425 3467.996 6495462.111 32500.477 6905553.633 6457.247 7362609.081 7264.305
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 31. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Gorontalo
Page 172
154
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 832322.629 -6088.993 888370.003 -2494.479 945879.611 551.578 987323.386 2161.930 1048496.959 -3484.677
Pertambangan dan penggalian 32728.823 -58.507 33644.023 -22.785 34785.249 4.849 36210.999 19.374 36159.343 -30.524
Industri pengolahan 90707.213 -221.946 97774.143 -89.931 103676.285 19.638 108657.605 77.324 115554.472 -125.495
Pengadaan listrik dan Gas 1565.254 -2.586 1682.754 -1.114 1878.657 0.268 1913.224 1.059 2138.647 -1.877
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 1100.108 -2.169 1171.786 -0.862 1259.400 0.187 1291.888 0.719 1480.602 -1.243
Konstruksi 262904.851 -742.825 281329.430 -312.395 303499.484 70.079 333620.790 291.166 349870.160 -480.787
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 222269.772 -1054.624 244614.688 -467.260 264396.642 110.907 279936.086 449.231 306999.000 -770.478
Transportasi dan pergudangan 125874.977 -256.000 136646.986 -107.131 148410.181 24.074 162991.944 99.521 173095.377 -165.613
Penyediaan akomodasi dan makan minum 47200.040 -127.052 51335.049 -54.907 54912.308 12.286 59414.534 50.535 64451.608 -84.370
Informasi dan komunikasi 60991.996 -146.462 66161.707 -63.889 72151.961 15.195 79330.522 62.502 87253.614 -105.055
Jasa keuangan dan asuransi 83176.273 -188.875 87246.491 -79.602 91238.325 17.794 100631.906 74.758 118942.914 -135.768
Real estate 41539.530 -128.453 45127.283 -56.276 48686.570 13.373 52761.927 54.309 57020.361 -90.049
Jasa perusahaan 2181.757 -6.253 2339.888 -2.609 2480.711 0.578 2623.147 2.287 2770.911 -3.704
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 207351.867 -968.864 219041.742 -401.944 234276.703 92.773 243439.641 368.602 242667.707 -565.409
Jasa pendidikan 85255.895 -337.702 96784.143 -148.684 109932.739 36.937 117944.432 150.430 122134.925 -243.552
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 75153.115 -341.534 81970.996 -145.458 89249.087 35.211 98882.321 147.545 107033.031 -248.356
Jasa lainnya 41070.692 -172.771 43653.338 -70.575 45974.866 15.348 48303.069 61.628 49902.177 -100.776
PDRB 2213391.100 -10845.616 2378894.450 -4519.899 2552687.550 1021.075 2715277.420 4072.916 2885971.810 -6637.735
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 32. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Boalemo
Page 173
155
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 538818 -5343.5 573391 -3787.5 609794 -706.14 642103 9052.97 688986 7959.33
Pertambangan dan penggalian 21187.6 -258.63 21715.2 -179.77 22425.5 -33.5 23549.7 426.633 23761 347.117
Industri pengolahan 58720.9 -223.4 63107.5 -152.9 66838.5 -28.402 70665.2 353.29 75932.9 297.687
Pengadaan listrik dan Gas 1013.29 -4.6627 1086.12 -3.4489 1211.14 -0.6898 1244.26 8.6845 1405.34 8.0956
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 712.174 -1.2531 756.319 -0.8751 811.916 -0.1652 840.176 2.02384 972.931 1.85574
Konstruksi 170196 -1154.9 181582 -813.29 195661 -154.78 216969 2041.64 229906 1761.75
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 143890 -959.03 157884 -664.03 170452 -125.14 182056 1588.92 201735 1408.34
Transportasi dan pergudangan 81487.3 -448.87 88197.6 -306.46 95677.8 -57.462 106001 747.252 113744 638.273
Penyediaan akomodasi dan makan minum 30555.8 -200.81 33133.8 -136.16 35401.1 -25.389 38640.1 328.313 42352.3 287.512
Informasi dan komunikasi 39484.2 -195.02 42703.5 -137.39 46515.3 -26.529 51592.4 349.204 57335.9 309.068
Jasa keuangan dan asuransi 53845.6 -67.113 56312.5 -49.461 58819.9 -9.5472 65445.7 127.514 78159.6 115.093
Real estate 26891.3 -157.24 29127 -109.99 31387.5 -20.81 34313.6 269.407 37469.1 234.293
Jasa perusahaan 1412.4 -5.8371 1510.26 -4.1886 1599.28 -0.8114 1705.96 10.4555 1820.82 9.05505
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 134233 -1213.3 141379 -829.9 151035 -160.62 158320 2054.22 159461 1654.99
Jasa pendidikan 55191.9 -335.77 62468.5 -232.82 70872 -48.227 76704.9 628.73 80257.1 532.713
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 48651.7 -376.55 52907.5 -260.92 57537.5 -52.64 64307.9 701.957 70333.4 615.396
Jasa lainnya 26587.8 -230.56 28175.7 -161.62 29639.3 -30.257 31413.8 380.227 32791.6 318.325
PDRB 1432877 -11176 1535437 -7830.7 1645679 -1481.1 1765874 19071.4 1896425 16498.9
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 33. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Gorontalo Utara
Page 174
156
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 743009 -3164 794133 -339.17 848773 3606.15 887190 2541.12 945051 848.88
Pertambangan dan penggalian 29216.8 -204.23 30075.1 -20.727 31214.1 207.567 32538.5 137.908 32591.8 42.24
Industri pengolahan 80973.8 -541.16 87402.4 -58.697 93032.6 620.581 97637.6 435.05 104154 146.96
Pengadaan listrik dan Gas 1397.29 -3.7081 1504.25 -0.4033 1685.79 4.36826 1719.19 2.92864 1927.65 1.00
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 982.059 -2.1525 1047.48 -0.2455 1130.11 2.73252 1160.87 1.94536 1334.52 0.70
Konstruksi 234694 -848.44 251486 -95.388 272341 1100.05 299785 803.178 315352 271.92
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 198419 -1001.8 218666 -110.57 237253 1211.06 251545 873.814 276710 298.27
Transportasi dan pergudangan 112368 -102.77 122152 -11.08 133174 116.78 146461 83.8634 156018 27.72
Penyediaan akomodasi dan makan minum 42135.2 -95.816 45889.5 -10.167 49274.9 110.238 53388.8 80.5878 58092.8 27.44
Informasi dan komunikasi 54447.2 -180.12 59143.4 -19.154 64744.7 204.159 71284.9 146.272 78645.1 50.18
Jasa keuangan dan asuransi 74250.9 -172.9 77991.5 -18.156 81871.6 192.735 90425.9 143.692 107208 53.44
Real estate 37082.1 -243.74 40340.2 -25.999 43688.3 266.916 47410.9 185.829 51394.7 63.18
Jasa perusahaan 1947.64 -10.309 2091.68 -1.2004 2226.04 13.0944 2357.11 9.36471 2497.53 3.10
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 185102 -1185.6 195806 -126.81 210225 1322.57 218750 916.416 218726 287.06
Jasa pendidikan 76107.4 -397.32 86517.4 -45.34 98646.8 491.376 105983 350.734 110085 113.69
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 67088.7 -435.49 73275.6 -48.248 80086.6 509.232 88853.8 368.81 96473.1 124.23
Jasa lainnya 36663.6 -198.89 39022.7 -21.707 41255 229.275 43404.2 158.801 44978.8 51.38
PDRB 1975880 -8788.5 2126545 -953.05 2290622 10208.9 2439896 7240.32 2601239 2411.39
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 34. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Bone Bolango
Page 175
157
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 1097798 -6817.5 1173824 0 1249731 586.201 1300969 -2868.5 1386234 2620.57
Pertambangan dan penggalian 43167.9 -157.51 44454.6 0 45959.5 11.7515 47714.2 -53.943 47806.8 44.54
Industri pengolahan 119639 -517.93 129191 0 136981 44.4652 143175 -216.28 152776 196.76
Pengadaan listrik dan Gas 2064.5 -6.8974 2223.46 0 2482.15 0.63908 2521 -3.0827 2827.54 3.08
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 1451 -2.9165 1548.31 0 1663.97 0.24993 1702.29 -1.2417 1957.53 1.22
Konstruksi 346760 -791.9 371727 0 400995 64.8387 439603 -334.2 462569 304.45
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor293164 -1019.6 323215 0 349330 93.9775 368864 -481.94 405888 453.27
Transportasi dan pergudangan 166024 -331.01 180555 0 196085 32.571 214770 -168.21 228852 154.08
Penyediaan akomodasi dan makan minum 62254.8 -134.29 67830.2 0 72552.1 11.3285 78288.9 -55.982 85212.4 52.24
Informasi dan komunikasi 80445.9 -163.94 87421 0 95329.8 14.6286 104532 -74.274 115359 70.15
Jasa keuangan dan asuransi 109706 -230.08 115281 0 120547 18.4035 132600 -94.837 157256 97.59
Real estate 54788.9 -103.03 59627.7 0 64326.5 9.05418 69523 -45.727 75387.5 42.47
Jasa perusahaan 2877.65 -11.81 3091.75 0 3277.61 0.95312 3456.45 -4.6926 3663.46 4.26
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 273488 -719.98 289425 0 309535 61.3492 320774 -298.27 320835 255.70
Jasa pendidikan 112449 -250.17 127883 0 145247 23.856 155412 -119.28 161476 106.07
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 99123.8 -270.77 108310 0 117919 24.6067 130295 -125.22 141510 116.33
Jasa lainnya 54170.5 -148.12 57680.2 0 60743.7 12.9374 63647.6 -63.328 65976.4 55.94
PDRB 2919369 -11677 3143289 0 3372704 1011.81 3577847 -5009 3815587 4578.70
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 35. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kabupaten Pohuwato
Page 176
158
Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij Y'ij Rij
Pertanian kehutanan dan perikanan 1407799.228 -62.71338 1508567.154 493.260783 1615645.486 1459.06 1700112 2311.38 1824567 2138.53
Pertambangan dan penggalian 55357.87467 -4.752885 57131.90284 37.48057 59416.26141 110.812 62353.2 174.351 62923.6 157.93
Industri pengolahan 153423.131 -52.314621 166033.1397 428.755397 177088.2038 1312.49 187102 2130.33 201085 2003.50
Pengadaan listrik dan Gas 2647.487182 -0.893484 2857.533748 7.30365 3208.910448 22.9718 3294.46 35.3815 3721.62 34.37
Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang 1860.733916 -1.746309 1989.844668 13.978756 2151.166259 42.5522 2224.55 68.3729 2576.51 68.96
Konstruksi 444680.0228 -154.308507 477733.7553 1281.646848 518403.7853 3966.42 574475 6646.55 608835 6256.84
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor 375949.4239 -154.812873 415387.3748 1299.831223 451612.6963 4074.45 482033 6562.06 534232 6344.86
Transportasi dan pergudangan 212906.2569 -109.386168 232044.2551 901.771787 253497.6293 2791 280662 4619.31 301216 4337.42
Penyediaan akomodasi dan makan minum 79834.64296 -50.255811 87173.55143 423.445962 93795.04628 1372.16 102308 2272.07 112157 2186.21
Informasi dan komunikasi 103162.5017 -58.157553 112351.1353 485.141139 123241.889 1525.99 136602 2568.72 151836 2504.72
Jasa keuangan dan asuransi 140685.221 -91.485819 148155.8246 746.230193 155843.076 2223.08 173282 3710.96 206981 3850.99
Real estate 70260.39686 -44.202846 76631.96343 371.818828 83160.93951 1191.99 90852.9 2025.17 99225.4 1982.73
Jasa perusahaan 3690.247464 -1.832841 3973.431963 14.992665 4237.272855 46.6105 4516.9 77.0148 4821.87 73.31
Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib 350717.1228 -175.53672 371961.205 1411.338535 400165.1942 4301.25 419189 6894.73 422284 6051.96
Jasa pendidikan 144202.7158 -77.01009 164351.9921 687.831376 187774.778 2249.62 203093 3688.44 212536 3444.09
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 127114.7678 -53.232822 139197.352 437.050393 152445.2826 1313.56 170269 2183.47 186256 2092.20
Jasa lainnya 69467.39952 -30.48315 74129.01416 249.363884 78529.11129 773.392 83175 1254.7 86838.5 1168.01
PDRB 3743752.93 -1123.125879 4039670.43 9291.241989 4360214.63 28777.4 4675547 47223 5022093 44696.63
2016Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015
Lampiran 36. Analisis Shift Share Modifikasi Arcelus Kota Gorontalo