ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA (USAHA/DAGANG) DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. BANK SUMUT TELUKDALAM SKRIPSI Disusun Oleh: JERNIHATI NEHE NIM : 0813100121500 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN TELUKDALAM 2017
86
Embed
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN … · materi, maupun semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini; 12. Dan buat rekan teman-teman Mahasiswa/I dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN
LAINNYA (USAHA/DAGANG) DAN PENAGIHAN
PIUTANG PADA PT. BANK SUMUT
TELUKDALAM
SKRIPSI
Disusun Oleh:
JERNIHATI NEHENIM : 0813100121500
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2017
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN
LAINNYA (USAHA/DAGANG) DAN PENAGIHAN
PIUTANG PADA PT. BANK SUMUT
TELUKDALAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
JERNIHATI NEHENIM : 0813100121500
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul:
“Analisis Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan
Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam” Skripsi ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan.
Selama penelitian dan penyususnan laporan penelitian skripsi ini, penuliss
tidak lupt dari kekurangn dan kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi penulis berkat
adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr Taosige Wau, SE.,M.Si., sebagai Ketua STIE Nias Selatan dan
Bapak Samalua Waoma, S.E.,M.M. sebagai Ketua STIE I Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti
dan menulis skripsi saya ini.
2. Ibu Alwinda Manao, SE.,MM., sebagai Pembantu Ketua II di Bidang
Keuangan di STIE Nias Selatan yang dengan sabarnya telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini khusunya
dalam administrasi keuangan;
3. Bapak Yohanes Dakhi, SE.,MM., sebagai Pembantu Ketua III di Bidang
Kemahasiswaan di STIE Nias Selatan yang telah membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini;
ii
4. Bapak Timotius Duha, SE.,MM sebagai LPMI STIE Nias Selatan dosen
pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis
dengan penuh kesabaran, memberikan pikiran, petunjuk serta motivasi dalam
proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Paskalis Dakhi, SE.,MM., M.AP sebagai Ketua Program Studi
Manajemen dengan penuh kesabaran memberikan pelayanan proses
akademik, serta arahan, bantuan, motivasi dalam memproses penyusunan
skripsi ini;
6. Ibu Elistina Wau SE.,MM sebagai sekretaris Program Studi Manajemen dan
sekaligus dosen pembimbing II penulis yang telah bersedia memberikan
waktu, tenaga, bimbingan, motivasi dan masukan bagi penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini;
7. Ibu Dr. Rebecca Laiya, MM sebagai dosen Penguji I yang sudah banyak
membantu memberikan kritik skripsi ini.
8. Bapak Samanoi H. Fau, S.E.,M.M sebagai dosen Penguji II yang sudah
banyak mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Seluruh Bapak/Ibu dosen pengajar, staf administrasi dan staf perpustakaan
STIE Nias Selatan yang telah mencurahkan segala pemikiran dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
10. Buat orang tua, kakak, adek-adek dan semua saudara-saudara yang telah
banyak berkorban, memberikan dukungan, semangat yang luar biasa kepada
penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
iii
11. Buat suami saya Andeas Yuspendi Loi yang sudah banyak mendukung baik
materi, maupun semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini;
12. Dan buat rekan teman-teman Mahasiswa/I dan semua pihak yang telah turut
banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis.
Demikian dan terimakasih.
Telukdalam, Maret 2017
Penulis,
JERNIHATI NEHENIM : 0813100121500
iv
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan ................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi ........................................................................................................ v
Daftar Gambar ............................................................................................... viii
Daftar Lampiran ............................................................................................ ix
Abstrak ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. 73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 74
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 26
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ................................................................... 43
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Lampiran 2 Syarat-syarat permohonan kredit pada Bank Sumut Telukdalam
ix
ABSTRAK
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA(USAHA/DAGANG) DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA
PT. BANK SUMUT TELUKDALAM
Oleh:Jernihati Nehe
NIM: 0813100121500
Dosen Pembimbing:Timotius Duha, S.E.,M.M dan Elistina Wau, S.E.,M.M
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis prosedur pemberian kreditdan penagihan piutan pada PT. Bank Sumut Telukdalam. Jenis penelitiankualitatif yang sifatnya deskriptif yaitu analisis yang dilakukan dengan caramengumpulkan data, menyusun data dan menginterprestasikan, sehinggamemperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Sedangkan teknikpengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan observasi yaitu cara yangdilakukan dengan mengumpulkan dokumen yang berhubungan dengan prosedurkredit pemberian kredit dan penagihan piutang. Berdasarkan analisa, prosedurdalam pemberian kredit dan penagihan piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalamsudah berjalan dengan baik dapat dikatakan telah mendukung manajemen kredityang baik. Penerapan prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh PT. Bank SumutTelukdalam meliputi adanya personil yang kompeten, pemisahan tugas antarapejabat pemrakarsa kredit dan pejabat pemutus kredit, adanya prosedur otoritasyang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, kontrol fisik aktiva dan catatankredit. Prosedur penagihan piutang telah dilakukan oleh PT. Bank SumutTelukdalam dalam prakteknya sehari-sehari berjalan sesuai dengan prosedurnya,yakni dengan melalui surat, melalui telepon, kunjungan personal dan tindakanyuridis (melalui hukum).
Kata Kunci: Prosedur Pemberian Kredit, Penagihan Piutang
x
ABSTRACTION
ANALYSIS PROCEDURE OF OTHER CREDIT INSTALMENT(EFFORT / TRADE) AND ADDICTION OF RECEIVABLE
PT. BANK SUMUT TELUK DALAM
By:Jernihati Nehe
NIM: 0813100121500
Recturer:Timotius Duha, S.E.,M.M and Elistina Wau, S.E.,M.M
Target of this research is to know procedure analysis of credit and addiction ofreceivable PT. Bank of Sumut Telukdalam. Type Research qualitative whichdescriptive in character that is analysis by collecting data, compiling and data ofmenginter achievement, so that obtainget clear picture about problem of accurate.While data collecting technique [done/conducted] with observation anddocumentation that is way of which by collecting document related to creditprocedure of credit and addiction of receivable. Pursuant to analysis, procedure inof credit and addiction of receivable PT. Bank of Sumut Telukdalam have walkedbetter can be told have supported good credit management. Applying ofcarefulness principle by PT. Bank of Sumut Telukdalam cover the existence ofpersonnel which competence, dissociation of duty functionary of credit initiativeand functionary of pemutus of credit, existence of correct authority procedure,adequate note and document, asset physical control and credit note. Procedureaddiction of receivable have been by PT. Bank of Sumut Telukdalam in practiceone day walk as according to its procedure, namely through letter, passingtelephone, visit of personal action and of yuridis (passing law).
Keyword: Procedure Of Credit, Addiction of Receivable
Sekolah Dasar (1994-2000) : Negeri 2 Telukdalam Kab. Nias Selatan
SMP (1999-2002) : Bintang Laut Telukdalam Kab. Nias Selatan
SMA (2002-2005) : Negeri 1 Telukdalam Kab. Nias Selatan
Diploma-III (2008-2011) : Perguruan Tinggi STIE Nias Selatan (Akuntansi)
Strata -1 (2014-2017) : Perguruan Tinggi STIE Nias Selatan (Manajemen)
Penulis,
JERNIHATI NEHE
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat komplek karena
mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi dan politik. Dalam kehidupan
masyarakat, seringkali dapat dilihat bahwa aktivitas manusia dalam dunia bisnis
tidak lepas dari peran bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian
bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat
yang membutuhkannya. Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang
kuliah dan pembayaran lainnya.
Fungsi utama perbankan pada umumnya adalah sebagai penghimpun
dana dan penyalur dana kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya
perbankan di Indonesia haruslah berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi perbankan tidak hanya sekedar
sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat atau perantara
penabung dan investor, tetapi fungsinyaakan diarahkan kepada peningkatan taraf
hidup rakyat banyak, agar masyarakat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera
daripada sebelumnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat komplek karena
mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi dan politik. Dalam kehidupan
masyarakat, seringkali dapat dilihat bahwa aktivitas manusia dalam dunia bisnis
tidak lepas dari peran bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian
bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat
yang membutuhkannya. Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang
kuliah dan pembayaran lainnya.
Fungsi utama perbankan pada umumnya adalah sebagai penghimpun
dana dan penyalur dana kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya
perbankan di Indonesia haruslah berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi perbankan tidak hanya sekedar
sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat atau perantara
penabung dan investor, tetapi fungsinyaakan diarahkan kepada peningkatan taraf
hidup rakyat banyak, agar masyarakat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera
daripada sebelumnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat komplek karena
mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi dan politik. Dalam kehidupan
masyarakat, seringkali dapat dilihat bahwa aktivitas manusia dalam dunia bisnis
tidak lepas dari peran bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian
bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat
yang membutuhkannya. Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang
kuliah dan pembayaran lainnya.
Fungsi utama perbankan pada umumnya adalah sebagai penghimpun
dana dan penyalur dana kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya
perbankan di Indonesia haruslah berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi perbankan tidak hanya sekedar
sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat atau perantara
penabung dan investor, tetapi fungsinyaakan diarahkan kepada peningkatan taraf
hidup rakyat banyak, agar masyarakat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera
daripada sebelumnya.
2
Dalam perbankan ada berbagai macam bentuk usaha bank dan termasuk
didalamnya usaha memberikan kredit. Perkreditan merupakan usaha utama
perbankan dimana rata-rata jumlah harta bank dibanyak negara ekonomi maju dan
berkembang yang terikat dalam bentuk kredit. Tingginya angka kredit yang
tersalurkan dari suatu bank dikarenakan dua alasan, yaitu dilihat dari sisi internal
dan eksternal Bank. Dari sisi internal, permodalan bank masih cukup kuat dan
portofolio kredit meningkat, sedangkan alasan eksternal bank adalah membaiknya
prospek usaha nasabah.
Pemberian kredit merupakan suatu pekerjaan yang berisiko besar
karena proses pemberian kredit akan banyak menentukan kualitas kredit itu
sendiri. Pelunasan pinjaman yang tidak tertagih sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan akan berakibat buruk bagi bank. Hal tersebut terjadi dapat disebabkan
oleh kondisi usaha debitur yang memburuk, selain itu juga dapat diakibatkan oleh
ketidakmampuan bank dalam menganalisa kelayakan permintaan kredit yang
masuk serta mengawasi perkembangan mutu kredit debitur yang telah diberikan
serta kekurangtajaman mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah.
Sudah seharusnya menjadi tugas dari jajaran bank untuk tetap
mengingat bahwa setiap pemberian kredit (dalam kasus ini pemberian kredit
modal usaha) harus monitoring dilaksanakan secara hati-hati dan ketat tanpa
mengabaikan target pemberian kredit yang harus dicapai sesuai dengan kebijakan
perkreditan yang ditetapkan bank. Untuk meyakinkan kesesuaian praktek
perkreditan dengan kebijakan perkreditan bank, diperlukan suatu prosedur
2
Dalam perbankan ada berbagai macam bentuk usaha bank dan termasuk
didalamnya usaha memberikan kredit. Perkreditan merupakan usaha utama
perbankan dimana rata-rata jumlah harta bank dibanyak negara ekonomi maju dan
berkembang yang terikat dalam bentuk kredit. Tingginya angka kredit yang
tersalurkan dari suatu bank dikarenakan dua alasan, yaitu dilihat dari sisi internal
dan eksternal Bank. Dari sisi internal, permodalan bank masih cukup kuat dan
portofolio kredit meningkat, sedangkan alasan eksternal bank adalah membaiknya
prospek usaha nasabah.
Pemberian kredit merupakan suatu pekerjaan yang berisiko besar
karena proses pemberian kredit akan banyak menentukan kualitas kredit itu
sendiri. Pelunasan pinjaman yang tidak tertagih sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan akan berakibat buruk bagi bank. Hal tersebut terjadi dapat disebabkan
oleh kondisi usaha debitur yang memburuk, selain itu juga dapat diakibatkan oleh
ketidakmampuan bank dalam menganalisa kelayakan permintaan kredit yang
masuk serta mengawasi perkembangan mutu kredit debitur yang telah diberikan
serta kekurangtajaman mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah.
Sudah seharusnya menjadi tugas dari jajaran bank untuk tetap
mengingat bahwa setiap pemberian kredit (dalam kasus ini pemberian kredit
modal usaha) harus monitoring dilaksanakan secara hati-hati dan ketat tanpa
mengabaikan target pemberian kredit yang harus dicapai sesuai dengan kebijakan
perkreditan yang ditetapkan bank. Untuk meyakinkan kesesuaian praktek
perkreditan dengan kebijakan perkreditan bank, diperlukan suatu prosedur
2
Dalam perbankan ada berbagai macam bentuk usaha bank dan termasuk
didalamnya usaha memberikan kredit. Perkreditan merupakan usaha utama
perbankan dimana rata-rata jumlah harta bank dibanyak negara ekonomi maju dan
berkembang yang terikat dalam bentuk kredit. Tingginya angka kredit yang
tersalurkan dari suatu bank dikarenakan dua alasan, yaitu dilihat dari sisi internal
dan eksternal Bank. Dari sisi internal, permodalan bank masih cukup kuat dan
portofolio kredit meningkat, sedangkan alasan eksternal bank adalah membaiknya
prospek usaha nasabah.
Pemberian kredit merupakan suatu pekerjaan yang berisiko besar
karena proses pemberian kredit akan banyak menentukan kualitas kredit itu
sendiri. Pelunasan pinjaman yang tidak tertagih sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan akan berakibat buruk bagi bank. Hal tersebut terjadi dapat disebabkan
oleh kondisi usaha debitur yang memburuk, selain itu juga dapat diakibatkan oleh
ketidakmampuan bank dalam menganalisa kelayakan permintaan kredit yang
masuk serta mengawasi perkembangan mutu kredit debitur yang telah diberikan
serta kekurangtajaman mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah.
Sudah seharusnya menjadi tugas dari jajaran bank untuk tetap
mengingat bahwa setiap pemberian kredit (dalam kasus ini pemberian kredit
modal usaha) harus monitoring dilaksanakan secara hati-hati dan ketat tanpa
mengabaikan target pemberian kredit yang harus dicapai sesuai dengan kebijakan
perkreditan yang ditetapkan bank. Untuk meyakinkan kesesuaian praktek
perkreditan dengan kebijakan perkreditan bank, diperlukan suatu prosedur
3
pemberian kredit yang baik karena dengan adanya prosedur pemberian kredit
yang baik diharapkan dapat menghindari perkreditan yang tidak sehat.
Prosedur pemberian kredit diterapkan untuk mengarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha. Setiap tahapan proses pemberian kredit
harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata
cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan.
Kebijakan pokok pemberian kredit meliputi pokok-pokok pengaturan tata cara
pemberian kredit yang sehat.
PT. Bank Sumut Telukdalammerupakan salah satu lembaga keuangan
yang bergerak dibidang pemberian kredit. PT. Bank Sumut Telukdalamsebagai
bank swasta memberikan pelayanan kepada para nasabah yang menyalurkan dana
secara kredit khususnya kepada para pedagang/pengusaha di daerah
sekitarnya.Tujuan utama bank menyalurkan kredit kepada debitur yaitu selain
membantu perekonomian debitur juga berharap debitur dapat mengembalikan
seluruh pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan
memberikan imbalan berupa bunga uang.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam
pemberian kredit memiliki prosedur pemberian kredit dan penagihan piutang,
dengan prosedur dimulai dari pengajuan permohonan kredit dari masyarakat atau
calon debitur, proses analisis kredit, proses pencairan kredit sampai dengan proses
balik pelaksanaan penagihan piutangkredit. Konsep prosedur dan kebijakan kredit
ini mengikuti alur proses kredit itu sendiri maka didukung dengan prinsip-prinsip
3
pemberian kredit yang baik karena dengan adanya prosedur pemberian kredit
yang baik diharapkan dapat menghindari perkreditan yang tidak sehat.
Prosedur pemberian kredit diterapkan untuk mengarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha. Setiap tahapan proses pemberian kredit
harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata
cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan.
Kebijakan pokok pemberian kredit meliputi pokok-pokok pengaturan tata cara
pemberian kredit yang sehat.
PT. Bank Sumut Telukdalammerupakan salah satu lembaga keuangan
yang bergerak dibidang pemberian kredit. PT. Bank Sumut Telukdalamsebagai
bank swasta memberikan pelayanan kepada para nasabah yang menyalurkan dana
secara kredit khususnya kepada para pedagang/pengusaha di daerah
sekitarnya.Tujuan utama bank menyalurkan kredit kepada debitur yaitu selain
membantu perekonomian debitur juga berharap debitur dapat mengembalikan
seluruh pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan
memberikan imbalan berupa bunga uang.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam
pemberian kredit memiliki prosedur pemberian kredit dan penagihan piutang,
dengan prosedur dimulai dari pengajuan permohonan kredit dari masyarakat atau
calon debitur, proses analisis kredit, proses pencairan kredit sampai dengan proses
balik pelaksanaan penagihan piutangkredit. Konsep prosedur dan kebijakan kredit
ini mengikuti alur proses kredit itu sendiri maka didukung dengan prinsip-prinsip
3
pemberian kredit yang baik karena dengan adanya prosedur pemberian kredit
yang baik diharapkan dapat menghindari perkreditan yang tidak sehat.
Prosedur pemberian kredit diterapkan untuk mengarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha. Setiap tahapan proses pemberian kredit
harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata
cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan.
Kebijakan pokok pemberian kredit meliputi pokok-pokok pengaturan tata cara
pemberian kredit yang sehat.
PT. Bank Sumut Telukdalammerupakan salah satu lembaga keuangan
yang bergerak dibidang pemberian kredit. PT. Bank Sumut Telukdalamsebagai
bank swasta memberikan pelayanan kepada para nasabah yang menyalurkan dana
secara kredit khususnya kepada para pedagang/pengusaha di daerah
sekitarnya.Tujuan utama bank menyalurkan kredit kepada debitur yaitu selain
membantu perekonomian debitur juga berharap debitur dapat mengembalikan
seluruh pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan
memberikan imbalan berupa bunga uang.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam
pemberian kredit memiliki prosedur pemberian kredit dan penagihan piutang,
dengan prosedur dimulai dari pengajuan permohonan kredit dari masyarakat atau
calon debitur, proses analisis kredit, proses pencairan kredit sampai dengan proses
balik pelaksanaan penagihan piutangkredit. Konsep prosedur dan kebijakan kredit
ini mengikuti alur proses kredit itu sendiri maka didukung dengan prinsip-prinsip
4
kredit dalam pemberian kredit kepada masyarakat dengan harapan tidak akan
menimbulkan masalah dikemudian hari.
Akan tetapi pemberian kredit sangat berisiko besar kepada perusahaan
bank karena tidak semuanya kredit yang disalurkan dalam keadaan lancar dimana
sering terjadi kredit bermasalah atau adanya rentang waktu pengembalian kredit
menimbulkan resiko yang sangat besar yang mungkin ditanggung oleh bank
terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.Kredit bermasalah
merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
diperjanjikan.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam menganalisis prosedur
pemberian kredit yang akan diberikan kepada debitur sering mengalami
kesusahan yang pada akhirnya sering terjadi kredit bermasalahdimanasyarat
pemberian kredit yang selalu memberikan kesempatan/peluangdari yang sudah
ditetapkan, semakin meningkatnya penyaluran kredit, biasanya disertai pula
dengan meningkatnya kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang
diberikan.Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu
yang sudah ditentukan sehingga bertambahnya jumlah piutang yang belum ditagih
pada akhir tahun mengakibatkan penerimaan pembayaran bunga yang
terusmenurun akibat piutang yang belum terbayar pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
(usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam”.
4
kredit dalam pemberian kredit kepada masyarakat dengan harapan tidak akan
menimbulkan masalah dikemudian hari.
Akan tetapi pemberian kredit sangat berisiko besar kepada perusahaan
bank karena tidak semuanya kredit yang disalurkan dalam keadaan lancar dimana
sering terjadi kredit bermasalah atau adanya rentang waktu pengembalian kredit
menimbulkan resiko yang sangat besar yang mungkin ditanggung oleh bank
terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.Kredit bermasalah
merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
diperjanjikan.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam menganalisis prosedur
pemberian kredit yang akan diberikan kepada debitur sering mengalami
kesusahan yang pada akhirnya sering terjadi kredit bermasalahdimanasyarat
pemberian kredit yang selalu memberikan kesempatan/peluangdari yang sudah
ditetapkan, semakin meningkatnya penyaluran kredit, biasanya disertai pula
dengan meningkatnya kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang
diberikan.Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu
yang sudah ditentukan sehingga bertambahnya jumlah piutang yang belum ditagih
pada akhir tahun mengakibatkan penerimaan pembayaran bunga yang
terusmenurun akibat piutang yang belum terbayar pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
(usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam”.
4
kredit dalam pemberian kredit kepada masyarakat dengan harapan tidak akan
menimbulkan masalah dikemudian hari.
Akan tetapi pemberian kredit sangat berisiko besar kepada perusahaan
bank karena tidak semuanya kredit yang disalurkan dalam keadaan lancar dimana
sering terjadi kredit bermasalah atau adanya rentang waktu pengembalian kredit
menimbulkan resiko yang sangat besar yang mungkin ditanggung oleh bank
terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.Kredit bermasalah
merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
diperjanjikan.PT. Bank Sumut Telukdalam dalam menganalisis prosedur
pemberian kredit yang akan diberikan kepada debitur sering mengalami
kesusahan yang pada akhirnya sering terjadi kredit bermasalahdimanasyarat
pemberian kredit yang selalu memberikan kesempatan/peluangdari yang sudah
ditetapkan, semakin meningkatnya penyaluran kredit, biasanya disertai pula
dengan meningkatnya kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang
diberikan.Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu
yang sudah ditentukan sehingga bertambahnya jumlah piutang yang belum ditagih
pada akhir tahun mengakibatkan penerimaan pembayaran bunga yang
terusmenurun akibat piutang yang belum terbayar pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
(usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam”.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat mengidentifikasi
masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Syarat pemberian kredit yang masih memberikan kesempatan/peluang kepada
calon debitur dari yang sudah ditetapkan.
2. Semakin meningkatnya penyaluran kredit yang disertai dengan meningkatnya
kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang diberikan.
3. Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu yang
sudah ditentukan.
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijelaskan diatas dan sebagai batasan
masalah dalam proposal penelitian ini yaituAnalisis Prosedur Pemberian Kredit
Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasanmasalahyang telah diuraikan sebelumnya, yang
menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalahBagaimana Prosedur
Pemberian Kredit Angsuran Lainnya(usaha/dagang) dan Penagihan Piutangpada
PT. Bank Sumut Telukdalam?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari tujuan penelitian yang ada, maka dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan
Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat mengidentifikasi
masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Syarat pemberian kredit yang masih memberikan kesempatan/peluang kepada
calon debitur dari yang sudah ditetapkan.
2. Semakin meningkatnya penyaluran kredit yang disertai dengan meningkatnya
kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang diberikan.
3. Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu yang
sudah ditentukan.
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijelaskan diatas dan sebagai batasan
masalah dalam proposal penelitian ini yaituAnalisis Prosedur Pemberian Kredit
Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasanmasalahyang telah diuraikan sebelumnya, yang
menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalahBagaimana Prosedur
Pemberian Kredit Angsuran Lainnya(usaha/dagang) dan Penagihan Piutangpada
PT. Bank Sumut Telukdalam?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari tujuan penelitian yang ada, maka dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan
Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat mengidentifikasi
masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Syarat pemberian kredit yang masih memberikan kesempatan/peluang kepada
calon debitur dari yang sudah ditetapkan.
2. Semakin meningkatnya penyaluran kredit yang disertai dengan meningkatnya
kredit yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang diberikan.
3. Jangka waktu pembayaran kredit yang panjang atau melebihi waktu yang
sudah ditentukan.
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijelaskan diatas dan sebagai batasan
masalah dalam proposal penelitian ini yaituAnalisis Prosedur Pemberian Kredit
Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut
Telukdalam.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasanmasalahyang telah diuraikan sebelumnya, yang
menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalahBagaimana Prosedur
Pemberian Kredit Angsuran Lainnya(usaha/dagang) dan Penagihan Piutangpada
PT. Bank Sumut Telukdalam?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari tujuan penelitian yang ada, maka dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya (usaha/dagang) dan
Penagihan Piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
6
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian proposal ini dapat memberikan manfaat
yang berarti, baik penulis sendiri, maupun dari pihak-pihak lain yang turut serta
terlibat didalamnya:
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuankhususnya mengenai
analisis prosedur pemberian kredit angsuran lainnya (usaha/dagang)dan
penagihan piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
2. Bagi Bank Sumut Telukdalam
Untuk memberikan sumbungan pemikiran kepadapihak bank, sebagai bahan
masukan dan informasi akanpentingnya prosedur pemberian angsuran
lainnya (usaha/dagang) dan penagihan piutang untuk dianalisis.
3. Bagi Dunia Akademik
Diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan mengenai analisis
prosedur pemberian kredit dan penagihan dan akan merangsa penelitian lain
sejenis dimasa yang akan datang.
4. Para pembaca atau peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak
lain yang akan malakukan penelitian pada objek yangsama.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapaun sistematika penulisan proposal penelitian ini dapat dijabarkan
dari Bab I sampai dengan Bab V: Bab satu merupakan bab yang berisi uraian
tentang latar belakang masalah, batasan masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan, bab
6
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian proposal ini dapat memberikan manfaat
yang berarti, baik penulis sendiri, maupun dari pihak-pihak lain yang turut serta
terlibat didalamnya:
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuankhususnya mengenai
analisis prosedur pemberian kredit angsuran lainnya (usaha/dagang)dan
penagihan piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
2. Bagi Bank Sumut Telukdalam
Untuk memberikan sumbungan pemikiran kepadapihak bank, sebagai bahan
masukan dan informasi akanpentingnya prosedur pemberian angsuran
lainnya (usaha/dagang) dan penagihan piutang untuk dianalisis.
3. Bagi Dunia Akademik
Diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan mengenai analisis
prosedur pemberian kredit dan penagihan dan akan merangsa penelitian lain
sejenis dimasa yang akan datang.
4. Para pembaca atau peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak
lain yang akan malakukan penelitian pada objek yangsama.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapaun sistematika penulisan proposal penelitian ini dapat dijabarkan
dari Bab I sampai dengan Bab V: Bab satu merupakan bab yang berisi uraian
tentang latar belakang masalah, batasan masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan, bab
6
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian proposal ini dapat memberikan manfaat
yang berarti, baik penulis sendiri, maupun dari pihak-pihak lain yang turut serta
terlibat didalamnya:
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuankhususnya mengenai
analisis prosedur pemberian kredit angsuran lainnya (usaha/dagang)dan
penagihan piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam.
2. Bagi Bank Sumut Telukdalam
Untuk memberikan sumbungan pemikiran kepadapihak bank, sebagai bahan
masukan dan informasi akanpentingnya prosedur pemberian angsuran
lainnya (usaha/dagang) dan penagihan piutang untuk dianalisis.
3. Bagi Dunia Akademik
Diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan mengenai analisis
prosedur pemberian kredit dan penagihan dan akan merangsa penelitian lain
sejenis dimasa yang akan datang.
4. Para pembaca atau peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak
lain yang akan malakukan penelitian pada objek yangsama.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapaun sistematika penulisan proposal penelitian ini dapat dijabarkan
dari Bab I sampai dengan Bab V: Bab satu merupakan bab yang berisi uraian
tentang latar belakang masalah, batasan masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan, bab
7
dua merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang menjelaskan
tentang permasalahan yang akan diteliti, penelitian terdahulu, kerangka berpikir,
bab tiga merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai metode
dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
peneltian, subjek dan objek penelitian dan data penelitian dalam hal ini jenis dan
sumber data serta teknik pengumpulan data dan metode analisis data, bab empat
yang berisi penjelasan secara rinci mengenai hasil dan pembahasan yang berisi
deskriptif data variabel penelitian, analisis data, analisis prosedur pemberian
kredit dan analisis prosedur penagihan piutang dan bab lima yang beri penjelasan
secara rinci mengenai penutupan yang berisi kesimpulan dan saran.
7
dua merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang menjelaskan
tentang permasalahan yang akan diteliti, penelitian terdahulu, kerangka berpikir,
bab tiga merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai metode
dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
peneltian, subjek dan objek penelitian dan data penelitian dalam hal ini jenis dan
sumber data serta teknik pengumpulan data dan metode analisis data, bab empat
yang berisi penjelasan secara rinci mengenai hasil dan pembahasan yang berisi
deskriptif data variabel penelitian, analisis data, analisis prosedur pemberian
kredit dan analisis prosedur penagihan piutang dan bab lima yang beri penjelasan
secara rinci mengenai penutupan yang berisi kesimpulan dan saran.
7
dua merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang menjelaskan
tentang permasalahan yang akan diteliti, penelitian terdahulu, kerangka berpikir,
bab tiga merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai metode
dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
peneltian, subjek dan objek penelitian dan data penelitian dalam hal ini jenis dan
sumber data serta teknik pengumpulan data dan metode analisis data, bab empat
yang berisi penjelasan secara rinci mengenai hasil dan pembahasan yang berisi
deskriptif data variabel penelitian, analisis data, analisis prosedur pemberian
kredit dan analisis prosedur penagihan piutang dan bab lima yang beri penjelasan
secara rinci mengenai penutupan yang berisi kesimpulan dan saran.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Konsep Prosedur Pemberian Kredit
Keseluruhan tugas yang dilaksanakan oleh suatu organisasi merupakan
suatu kebulatan yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas itu perlu adanya suatu prosedur.
Prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan
urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan oleh
siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Menurut Yogiyanto (1996:5)
“prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya”.
Menurut Ardiyos (2004:73) arti “prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu
atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha
atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.
Sedangkan Maryati (2008:43) menjelaskan “prosedur itu adalah serangkaian suatu
kegiatan yang harus dilakukan dari tahapan-tahapan dari langkah-langkah yang
saling berhubungan atau terkait antara yang satu dengan yang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan”.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Konsep Prosedur Pemberian Kredit
Keseluruhan tugas yang dilaksanakan oleh suatu organisasi merupakan
suatu kebulatan yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas itu perlu adanya suatu prosedur.
Prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan
urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan oleh
siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Menurut Yogiyanto (1996:5)
“prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya”.
Menurut Ardiyos (2004:73) arti “prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu
atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha
atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.
Sedangkan Maryati (2008:43) menjelaskan “prosedur itu adalah serangkaian suatu
kegiatan yang harus dilakukan dari tahapan-tahapan dari langkah-langkah yang
saling berhubungan atau terkait antara yang satu dengan yang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan”.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Konsep Prosedur Pemberian Kredit
Keseluruhan tugas yang dilaksanakan oleh suatu organisasi merupakan
suatu kebulatan yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas itu perlu adanya suatu prosedur.
Prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan
urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan oleh
siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Menurut Yogiyanto (1996:5)
“prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya”.
Menurut Ardiyos (2004:73) arti “prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu
atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha
atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.
Sedangkan Maryati (2008:43) menjelaskan “prosedur itu adalah serangkaian suatu
kegiatan yang harus dilakukan dari tahapan-tahapan dari langkah-langkah yang
saling berhubungan atau terkait antara yang satu dengan yang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan”.
9
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
prosedur merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan
satu sama lainnya yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.1.2 Konsep Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Latin yaitu “credere” yang berarti
kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas kredit adalah kemampuan dalam
melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati
bersama.Adapun pengertian kredit yang dikemukakan para ahli ekonomi berbeda-
beda, namun pada hakekatnya pengertian dari kredit tersebut mempunyai arti dan
tujuan yang sama. Kredit menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang
Perbankan Pasal 1 (Ketentuan Umum) disebutkan pengertian “Kredit adalah
penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Suyatno dalam bukunya Kelembagaan Perbankan (1997:45)
menjelaskan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah tertentu dan jumlah bunga yang telah
ditentukan”. Kemudian menurut Rivai dan Veithzal (2006:4): “Kredit adalah
penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberian
9
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
prosedur merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan
satu sama lainnya yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.1.2 Konsep Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Latin yaitu “credere” yang berarti
kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas kredit adalah kemampuan dalam
melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati
bersama.Adapun pengertian kredit yang dikemukakan para ahli ekonomi berbeda-
beda, namun pada hakekatnya pengertian dari kredit tersebut mempunyai arti dan
tujuan yang sama. Kredit menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang
Perbankan Pasal 1 (Ketentuan Umum) disebutkan pengertian “Kredit adalah
penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Suyatno dalam bukunya Kelembagaan Perbankan (1997:45)
menjelaskan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah tertentu dan jumlah bunga yang telah
ditentukan”. Kemudian menurut Rivai dan Veithzal (2006:4): “Kredit adalah
penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberian
9
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
prosedur merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan
satu sama lainnya yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.1.2 Konsep Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Latin yaitu “credere” yang berarti
kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas kredit adalah kemampuan dalam
melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati
bersama.Adapun pengertian kredit yang dikemukakan para ahli ekonomi berbeda-
beda, namun pada hakekatnya pengertian dari kredit tersebut mempunyai arti dan
tujuan yang sama. Kredit menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang
Perbankan Pasal 1 (Ketentuan Umum) disebutkan pengertian “Kredit adalah
penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Suyatno dalam bukunya Kelembagaan Perbankan (1997:45)
menjelaskan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah tertentu dan jumlah bunga yang telah
ditentukan”. Kemudian menurut Rivai dan Veithzal (2006:4): “Kredit adalah
penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberian
10
pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
penguntung/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada
pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai kredit maka
dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan
suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
2.1.3 Konsep Penagihan Piutang
Penagihan Piutang artinya mengingatkan kembali dari kesepakatan atau
perjanjian sebelumnya yang dibuat oleh kedua pihak bahwa salah satu pihak akan
melunasi yang merupakan kewajibannya kepada pihak yang menjadi haknya.
Suatu instansi, perusahaan atau bank dengan adanya dilakukan Penagihan Piutang
yang teratur maka otomatis penerimaan uang dapat cepat selesai dengan baik.
Menurut Wimardi (1993:23) mengatakan bahwa “pengertian Penagihan Piutang
adalah suatu kegiatan perusahaan melakukan tagihan kepada seseorang atau
kelompok sebagai debitur (peminjam), agar orang atau kelompok tersebut ingat
akan utangnya yang akan dibayar yang sudah disepakati sebelumnya”.
Sedangkan menurut Newman (2001:56) mengatakan bahwa “Penagihan Piutang
itu adalah untuk menginformasikan dan mengingatkan pihak-pihak yang akan
tertagih bahwa pihak tersebut mempunyai utang atau kewajiban untuk membayar
utangnya kepada pihak penagih”.
10
pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
penguntung/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada
pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai kredit maka
dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan
suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
2.1.3 Konsep Penagihan Piutang
Penagihan Piutang artinya mengingatkan kembali dari kesepakatan atau
perjanjian sebelumnya yang dibuat oleh kedua pihak bahwa salah satu pihak akan
melunasi yang merupakan kewajibannya kepada pihak yang menjadi haknya.
Suatu instansi, perusahaan atau bank dengan adanya dilakukan Penagihan Piutang
yang teratur maka otomatis penerimaan uang dapat cepat selesai dengan baik.
Menurut Wimardi (1993:23) mengatakan bahwa “pengertian Penagihan Piutang
adalah suatu kegiatan perusahaan melakukan tagihan kepada seseorang atau
kelompok sebagai debitur (peminjam), agar orang atau kelompok tersebut ingat
akan utangnya yang akan dibayar yang sudah disepakati sebelumnya”.
Sedangkan menurut Newman (2001:56) mengatakan bahwa “Penagihan Piutang
itu adalah untuk menginformasikan dan mengingatkan pihak-pihak yang akan
tertagih bahwa pihak tersebut mempunyai utang atau kewajiban untuk membayar
utangnya kepada pihak penagih”.
10
pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
penguntung/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada
pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai kredit maka
dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan
suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
2.1.3 Konsep Penagihan Piutang
Penagihan Piutang artinya mengingatkan kembali dari kesepakatan atau
perjanjian sebelumnya yang dibuat oleh kedua pihak bahwa salah satu pihak akan
melunasi yang merupakan kewajibannya kepada pihak yang menjadi haknya.
Suatu instansi, perusahaan atau bank dengan adanya dilakukan Penagihan Piutang
yang teratur maka otomatis penerimaan uang dapat cepat selesai dengan baik.
Menurut Wimardi (1993:23) mengatakan bahwa “pengertian Penagihan Piutang
adalah suatu kegiatan perusahaan melakukan tagihan kepada seseorang atau
kelompok sebagai debitur (peminjam), agar orang atau kelompok tersebut ingat
akan utangnya yang akan dibayar yang sudah disepakati sebelumnya”.
Sedangkan menurut Newman (2001:56) mengatakan bahwa “Penagihan Piutang
itu adalah untuk menginformasikan dan mengingatkan pihak-pihak yang akan
tertagih bahwa pihak tersebut mempunyai utang atau kewajiban untuk membayar
utangnya kepada pihak penagih”.
11
3 Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penagihan Piutang itu
merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk mengingatkan seseorang atau
pihak yang mempunyai utang atau kewajiban untuk membayarkan utangnya
kepada pihak penagih yang sudah disepakati sebelumnya.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit sebagai
fasilitas kredit yang akan di berikan kepada calon debitur. Unsur-unsur kredit
yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Kasmir (2012:87) yaitu:
1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredityang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benarditerima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan inidiberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukanpenelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupuneksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dansekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan yaitu disamping unsur percaya didalam kredit jugamengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatuperjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dankewajibannya.
3. Jangka waktu adalah setiap kredit yang diberikan memiliki jangkawaktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembaliankredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentukjangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko adalah adanya suatu tenggang waktu pengembalian akanmenyebabkan suat risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikianpula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risikoyang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yangtidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnyausaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa adalah merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balasjasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit inimerupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang
11
3 Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penagihan Piutang itu
merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk mengingatkan seseorang atau
pihak yang mempunyai utang atau kewajiban untuk membayarkan utangnya
kepada pihak penagih yang sudah disepakati sebelumnya.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit sebagai
fasilitas kredit yang akan di berikan kepada calon debitur. Unsur-unsur kredit
yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Kasmir (2012:87) yaitu:
1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredityang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benarditerima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan inidiberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukanpenelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupuneksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dansekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan yaitu disamping unsur percaya didalam kredit jugamengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatuperjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dankewajibannya.
3. Jangka waktu adalah setiap kredit yang diberikan memiliki jangkawaktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembaliankredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentukjangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko adalah adanya suatu tenggang waktu pengembalian akanmenyebabkan suat risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikianpula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risikoyang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yangtidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnyausaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa adalah merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balasjasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit inimerupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang
11
3 Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penagihan Piutang itu
merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk mengingatkan seseorang atau
pihak yang mempunyai utang atau kewajiban untuk membayarkan utangnya
kepada pihak penagih yang sudah disepakati sebelumnya.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit sebagai
fasilitas kredit yang akan di berikan kepada calon debitur. Unsur-unsur kredit
yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Kasmir (2012:87) yaitu:
1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredityang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benarditerima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan inidiberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukanpenelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupuneksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dansekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan yaitu disamping unsur percaya didalam kredit jugamengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatuperjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dankewajibannya.
3. Jangka waktu adalah setiap kredit yang diberikan memiliki jangkawaktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembaliankredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentukjangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko adalah adanya suatu tenggang waktu pengembalian akanmenyebabkan suat risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikianpula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risikoyang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yangtidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnyausaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa adalah merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balasjasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit inimerupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang
12
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagihasil.
Menurut Hasibuan (2001:90) unsur-unsur dalam suatu kredit adalah:
1. Kepercayaan yang berarti bahwa pemberi kredit yakin bahwaprestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang ataujasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktutertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan adalah dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yangditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu adalah dimana mencakup masa pengembalian kredityang telah disepakati.
4. Resiko adalah faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua halyaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak maumembayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yangdiakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinyamusibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnyadikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangkawaktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besarresikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko inimenjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupunreiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa, dimana dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisiserta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan Bank.Sedangkan Bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanyaditentukan dengan bagi hasil.
Sedangkan menurut Suyatno (1997:47) unsur-unsur dalam suatu kredit
adalah:
1. Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasiyang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akanbenar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentudimasa yang akan datang.
2. Tenggang Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antarapemberian prestasi dengan kontrapretasi yang akan diterima padamasa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandungpengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebihtinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akandatang.
12
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagihasil.
Menurut Hasibuan (2001:90) unsur-unsur dalam suatu kredit adalah:
1. Kepercayaan yang berarti bahwa pemberi kredit yakin bahwaprestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang ataujasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktutertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan adalah dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yangditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu adalah dimana mencakup masa pengembalian kredityang telah disepakati.
4. Resiko adalah faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua halyaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak maumembayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yangdiakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinyamusibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnyadikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangkawaktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besarresikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko inimenjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupunreiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa, dimana dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisiserta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan Bank.Sedangkan Bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanyaditentukan dengan bagi hasil.
Sedangkan menurut Suyatno (1997:47) unsur-unsur dalam suatu kredit
adalah:
1. Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasiyang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akanbenar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentudimasa yang akan datang.
2. Tenggang Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antarapemberian prestasi dengan kontrapretasi yang akan diterima padamasa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandungpengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebihtinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akandatang.
12
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagihasil.
Menurut Hasibuan (2001:90) unsur-unsur dalam suatu kredit adalah:
1. Kepercayaan yang berarti bahwa pemberi kredit yakin bahwaprestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang ataujasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktutertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan adalah dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yangditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu adalah dimana mencakup masa pengembalian kredityang telah disepakati.
4. Resiko adalah faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua halyaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak maumembayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yangdiakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinyamusibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnyadikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangkawaktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besarresikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko inimenjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupunreiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa, dimana dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisiserta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan Bank.Sedangkan Bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanyaditentukan dengan bagi hasil.
Sedangkan menurut Suyatno (1997:47) unsur-unsur dalam suatu kredit
adalah:
1. Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasiyang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akanbenar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentudimasa yang akan datang.
2. Tenggang Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antarapemberian prestasi dengan kontrapretasi yang akan diterima padamasa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandungpengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebihtinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akandatang.
13
3. Tingkat Risiko yaitu risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dariadanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasidengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi adalah restasi atau objek kredit itu tidak saja diberikandalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkankepada uang maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkutuanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik perkreditan.
2.2.2 Tujuan Kredit
Selain unsur-unsur kredit, kredit juga mempunyai tujuan utama yang
tidak terlepas dari mendapatkan keuntungan dalam menunjang kebutuhan usaha
agar lebih berkembang dan maju. Namun karena di dalam kredit terdapat unsur
risiko, maka usaha mencari keuntungan tersebut harus memperhatikan prinsip
kehati-hatian, karena dana yang dialirkan dalam bentuk kredit adalah dana
simpanan masyarakat.
Menurut Untung (2000:3) “tujuan pemberian kredit dalam bukunya
kredit perbankan di Indonesia adalah untuk memperoleh keuntungan, maka bank
hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk
kredit, jika ia betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima itu
mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya”.
Menurut Hasibuan (1996:88) tujuan kredit adalah sebagai beriktu:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada
3. Melaksanakan kegiatan operasional
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran
6. Menambah modal kerja perusahaan
13
3. Tingkat Risiko yaitu risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dariadanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasidengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi adalah restasi atau objek kredit itu tidak saja diberikandalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkankepada uang maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkutuanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik perkreditan.
2.2.2 Tujuan Kredit
Selain unsur-unsur kredit, kredit juga mempunyai tujuan utama yang
tidak terlepas dari mendapatkan keuntungan dalam menunjang kebutuhan usaha
agar lebih berkembang dan maju. Namun karena di dalam kredit terdapat unsur
risiko, maka usaha mencari keuntungan tersebut harus memperhatikan prinsip
kehati-hatian, karena dana yang dialirkan dalam bentuk kredit adalah dana
simpanan masyarakat.
Menurut Untung (2000:3) “tujuan pemberian kredit dalam bukunya
kredit perbankan di Indonesia adalah untuk memperoleh keuntungan, maka bank
hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk
kredit, jika ia betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima itu
mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya”.
Menurut Hasibuan (1996:88) tujuan kredit adalah sebagai beriktu:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada
3. Melaksanakan kegiatan operasional
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran
6. Menambah modal kerja perusahaan
13
3. Tingkat Risiko yaitu risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dariadanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasidengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi adalah restasi atau objek kredit itu tidak saja diberikandalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkankepada uang maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkutuanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik perkreditan.
2.2.2 Tujuan Kredit
Selain unsur-unsur kredit, kredit juga mempunyai tujuan utama yang
tidak terlepas dari mendapatkan keuntungan dalam menunjang kebutuhan usaha
agar lebih berkembang dan maju. Namun karena di dalam kredit terdapat unsur
risiko, maka usaha mencari keuntungan tersebut harus memperhatikan prinsip
kehati-hatian, karena dana yang dialirkan dalam bentuk kredit adalah dana
simpanan masyarakat.
Menurut Untung (2000:3) “tujuan pemberian kredit dalam bukunya
kredit perbankan di Indonesia adalah untuk memperoleh keuntungan, maka bank
hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk
kredit, jika ia betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima itu
mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya”.
Menurut Hasibuan (1996:88) tujuan kredit adalah sebagai beriktu:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada
3. Melaksanakan kegiatan operasional
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran
6. Menambah modal kerja perusahaan
14
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Sedangkan menurut Kasmir (2012:88) mengemukakan adapun tujuan
kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntunganYaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredittersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterimaoleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredityang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untukkelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderitakerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi(dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabahTujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yangmemerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modalkerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapatmengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintahBagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihakperbankan, maka semakin mengingat semakin banyak kredit berartiadanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberiankredit adalah sebagai berikut:a. Penerima pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan
bankb. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akanmembutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedottenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa jelas sekali bahwasebagian besar kredit yang disalurkan akan dapatmeningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produkyang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksidi dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akandapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yangdibiayai untuk keperluan ekspor.
Menurut Simorangkir (2004) tujuan pemberian kredit yaitu diuraikan,
sebagai berikut:
14
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Sedangkan menurut Kasmir (2012:88) mengemukakan adapun tujuan
kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntunganYaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredittersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterimaoleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredityang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untukkelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderitakerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi(dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabahTujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yangmemerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modalkerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapatmengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintahBagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihakperbankan, maka semakin mengingat semakin banyak kredit berartiadanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberiankredit adalah sebagai berikut:a. Penerima pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan
bankb. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akanmembutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedottenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa jelas sekali bahwasebagian besar kredit yang disalurkan akan dapatmeningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produkyang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksidi dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akandapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yangdibiayai untuk keperluan ekspor.
Menurut Simorangkir (2004) tujuan pemberian kredit yaitu diuraikan,
sebagai berikut:
14
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Sedangkan menurut Kasmir (2012:88) mengemukakan adapun tujuan
kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntunganYaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredittersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterimaoleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredityang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untukkelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderitakerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi(dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabahTujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yangmemerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modalkerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapatmengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintahBagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihakperbankan, maka semakin mengingat semakin banyak kredit berartiadanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberiankredit adalah sebagai berikut:a. Penerima pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan
bankb. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akanmembutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedottenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa jelas sekali bahwasebagian besar kredit yang disalurkan akan dapatmeningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produkyang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksidi dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akandapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yangdibiayai untuk keperluan ekspor.
Menurut Simorangkir (2004) tujuan pemberian kredit yaitu diuraikan,
sebagai berikut:
15
a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muldjono dalam Sari (2009:30)
mengatakan bahwa tujuan kredit bagi masyarakat, antara lain dapat:
a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangandan perekonomian
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakatc. Memperlancar arus barang dan arus uangd. Meningkatkan produktifitas dana yang adae. Meningkatkan daya guna (utility) barangf. Memperbesar modal badan usahag. Meningkatkan Income Perkapita (IPC) masyarakanh. Mengubah cara berfikir atau bertindak masyarakat untuk lebih
ekonomisi. Menstabilkan ekonomi
Menurut Suyatno (2003:16-17) fungsi kredit dapat disebutkansebagai
berikut ini:
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
c. Meningkatkan daya guna barang,
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi,
e. Meningkatkan usaha,
f. Meningkatkan pendapatan dan
g. Meningkatkan hubungan internasional.
15
a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muldjono dalam Sari (2009:30)
mengatakan bahwa tujuan kredit bagi masyarakat, antara lain dapat:
a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangandan perekonomian
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakatc. Memperlancar arus barang dan arus uangd. Meningkatkan produktifitas dana yang adae. Meningkatkan daya guna (utility) barangf. Memperbesar modal badan usahag. Meningkatkan Income Perkapita (IPC) masyarakanh. Mengubah cara berfikir atau bertindak masyarakat untuk lebih
ekonomisi. Menstabilkan ekonomi
Menurut Suyatno (2003:16-17) fungsi kredit dapat disebutkansebagai
berikut ini:
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
c. Meningkatkan daya guna barang,
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi,
e. Meningkatkan usaha,
f. Meningkatkan pendapatan dan
g. Meningkatkan hubungan internasional.
15
a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muldjono dalam Sari (2009:30)
mengatakan bahwa tujuan kredit bagi masyarakat, antara lain dapat:
a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangandan perekonomian
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakatc. Memperlancar arus barang dan arus uangd. Meningkatkan produktifitas dana yang adae. Meningkatkan daya guna (utility) barangf. Memperbesar modal badan usahag. Meningkatkan Income Perkapita (IPC) masyarakanh. Mengubah cara berfikir atau bertindak masyarakat untuk lebih
ekonomisi. Menstabilkan ekonomi
Menurut Suyatno (2003:16-17) fungsi kredit dapat disebutkansebagai
berikut ini:
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
c. Meningkatkan daya guna barang,
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi,
e. Meningkatkan usaha,
f. Meningkatkan pendapatan dan
g. Meningkatkan hubungan internasional.
16
Berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
kredit adalahuntuk meningkatkan daya guna uang, meningkatkan lalu lintas
peredaran uang, meningkatkan daya guna dan peredaran barang, kredit sebagai
salah satu instrumen stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan usaha,
meningkatkan pemerataan pendapatan dan juga sebagai alat untuk meningkatkan
hubungan internasional.
2.2.3 Fungsi Kredit
Selain tujuan kredit mendapat keuntungan dalam suatu usaha, kredit juga
memiliki fungsi atau dikatakan peranan kredit dalam perekonomian. Fungsi kredit
adalah sebagai sarana bagi peningkatan daya guna barang dan uang, lalu lintas
pembayaran, mendorong kegairahan berusaha, sarana pemenataan dan sebagai
alat stabilitas moneter serta pendorong hubungan internasional. Menurut
Juddiseno (2002:167) mengatakan bahwa fungsi kredit yaitu:
1. Meningkatkan Daya Guna BarangPemberian kredit dapat meningkatkan daya guna barang denganjalan:a. Para pengusaha dapat memproduksi barang dan bahan baku
menjadi barang siap pakai, dengan meminjam uang darilembaga keuangan.
b. Para pengusaha dapat menjual barang dengan cara kreditsehingga barang menjadi lebih mudah sampai ke tangankonsumen.
2. Meningkatkan Daya Guna UangDaya guna uang dapat ditingkatkan dengan cara para pemilik uangatau modal meminjamkan uangnya kepada pengusaha yangkekurang modal melalui lembaga keuangan.
3. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas UangPeredaran dan lalu lintas uang dapat terlaksana jika kreditdisalurkan melalui rekening giro bank, karena rekening giro bank,karena rekening giro dapat menimbulkan uang giral.
4. Alat Stabilitas MoneterStabilitas moneter dapat terlaksana dengan pemberian kredit yangselektif, terarah dan berdasarkan prioritas, sehingga jumlah uang
16
Berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
kredit adalahuntuk meningkatkan daya guna uang, meningkatkan lalu lintas
peredaran uang, meningkatkan daya guna dan peredaran barang, kredit sebagai
salah satu instrumen stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan usaha,
meningkatkan pemerataan pendapatan dan juga sebagai alat untuk meningkatkan
hubungan internasional.
2.2.3 Fungsi Kredit
Selain tujuan kredit mendapat keuntungan dalam suatu usaha, kredit juga
memiliki fungsi atau dikatakan peranan kredit dalam perekonomian. Fungsi kredit
adalah sebagai sarana bagi peningkatan daya guna barang dan uang, lalu lintas
pembayaran, mendorong kegairahan berusaha, sarana pemenataan dan sebagai
alat stabilitas moneter serta pendorong hubungan internasional. Menurut
Juddiseno (2002:167) mengatakan bahwa fungsi kredit yaitu:
1. Meningkatkan Daya Guna BarangPemberian kredit dapat meningkatkan daya guna barang denganjalan:a. Para pengusaha dapat memproduksi barang dan bahan baku
menjadi barang siap pakai, dengan meminjam uang darilembaga keuangan.
b. Para pengusaha dapat menjual barang dengan cara kreditsehingga barang menjadi lebih mudah sampai ke tangankonsumen.
2. Meningkatkan Daya Guna UangDaya guna uang dapat ditingkatkan dengan cara para pemilik uangatau modal meminjamkan uangnya kepada pengusaha yangkekurang modal melalui lembaga keuangan.
3. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas UangPeredaran dan lalu lintas uang dapat terlaksana jika kreditdisalurkan melalui rekening giro bank, karena rekening giro bank,karena rekening giro dapat menimbulkan uang giral.
4. Alat Stabilitas MoneterStabilitas moneter dapat terlaksana dengan pemberian kredit yangselektif, terarah dan berdasarkan prioritas, sehingga jumlah uang
16
Berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
kredit adalahuntuk meningkatkan daya guna uang, meningkatkan lalu lintas
peredaran uang, meningkatkan daya guna dan peredaran barang, kredit sebagai
salah satu instrumen stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan usaha,
meningkatkan pemerataan pendapatan dan juga sebagai alat untuk meningkatkan
hubungan internasional.
2.2.3 Fungsi Kredit
Selain tujuan kredit mendapat keuntungan dalam suatu usaha, kredit juga
memiliki fungsi atau dikatakan peranan kredit dalam perekonomian. Fungsi kredit
adalah sebagai sarana bagi peningkatan daya guna barang dan uang, lalu lintas
pembayaran, mendorong kegairahan berusaha, sarana pemenataan dan sebagai
alat stabilitas moneter serta pendorong hubungan internasional. Menurut
Juddiseno (2002:167) mengatakan bahwa fungsi kredit yaitu:
1. Meningkatkan Daya Guna BarangPemberian kredit dapat meningkatkan daya guna barang denganjalan:a. Para pengusaha dapat memproduksi barang dan bahan baku
menjadi barang siap pakai, dengan meminjam uang darilembaga keuangan.
b. Para pengusaha dapat menjual barang dengan cara kreditsehingga barang menjadi lebih mudah sampai ke tangankonsumen.
2. Meningkatkan Daya Guna UangDaya guna uang dapat ditingkatkan dengan cara para pemilik uangatau modal meminjamkan uangnya kepada pengusaha yangkekurang modal melalui lembaga keuangan.
3. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas UangPeredaran dan lalu lintas uang dapat terlaksana jika kreditdisalurkan melalui rekening giro bank, karena rekening giro bank,karena rekening giro dapat menimbulkan uang giral.
4. Alat Stabilitas MoneterStabilitas moneter dapat terlaksana dengan pemberian kredit yangselektif, terarah dan berdasarkan prioritas, sehingga jumlah uang
17
beredar dapat diatur melalui politik tingkat bunga dan rasio kasbank.
5. Meningkatkan kegairahan berusahaPerusahaan yang memperoleh kredit dan bank dapat meningkatkanusahanya dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas danakhirnya meningkatkan laba.
6. Sarana Pemerataan PendapatanPeningkatan kesempatan berusaha dengan penambahan proyek-proyek baru yang berasal dan kredit akan membutuhkan tambahantenaga kerja. Secara tidak langsung kredit menyebabkan semakinbanyak tenaga kerja yang memperoleh pendapat. Di samping itu,para penabung akan memperoleh bunga atas tabungannya.
7. Memperluas hubungan internasionalNegara maju cenderung mempunyai tabungan yang tinggi dengandemikian dapat memberi pinjaman kepada negara-negara yangsedang berkembang. Selain itu, para pengusaha di negara majudapat bekerja sama dengan negara sedang berkembang denganmemberi kredit dan hal ini akan meningkatkan kerja sama dalambidang ekonomi.
Menurut Kasmir (2012:89) mengemukakan fungsi kredit yaitu:
1. Untuk meningkatkan daya guna uangDengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uangmaksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkansesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebutmenjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh sipenerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangDalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredardari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yangkekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebutakan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya .
3. Untuk meningkatkan daya guna barangKredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadiberguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barangKredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang darisatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yangberedar dari satu wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pulameningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomiDengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitasekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
17
beredar dapat diatur melalui politik tingkat bunga dan rasio kasbank.
5. Meningkatkan kegairahan berusahaPerusahaan yang memperoleh kredit dan bank dapat meningkatkanusahanya dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas danakhirnya meningkatkan laba.
6. Sarana Pemerataan PendapatanPeningkatan kesempatan berusaha dengan penambahan proyek-proyek baru yang berasal dan kredit akan membutuhkan tambahantenaga kerja. Secara tidak langsung kredit menyebabkan semakinbanyak tenaga kerja yang memperoleh pendapat. Di samping itu,para penabung akan memperoleh bunga atas tabungannya.
7. Memperluas hubungan internasionalNegara maju cenderung mempunyai tabungan yang tinggi dengandemikian dapat memberi pinjaman kepada negara-negara yangsedang berkembang. Selain itu, para pengusaha di negara majudapat bekerja sama dengan negara sedang berkembang denganmemberi kredit dan hal ini akan meningkatkan kerja sama dalambidang ekonomi.
Menurut Kasmir (2012:89) mengemukakan fungsi kredit yaitu:
1. Untuk meningkatkan daya guna uangDengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uangmaksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkansesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebutmenjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh sipenerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangDalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredardari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yangkekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebutakan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya .
3. Untuk meningkatkan daya guna barangKredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadiberguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barangKredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang darisatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yangberedar dari satu wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pulameningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomiDengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitasekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
17
beredar dapat diatur melalui politik tingkat bunga dan rasio kasbank.
5. Meningkatkan kegairahan berusahaPerusahaan yang memperoleh kredit dan bank dapat meningkatkanusahanya dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas danakhirnya meningkatkan laba.
6. Sarana Pemerataan PendapatanPeningkatan kesempatan berusaha dengan penambahan proyek-proyek baru yang berasal dan kredit akan membutuhkan tambahantenaga kerja. Secara tidak langsung kredit menyebabkan semakinbanyak tenaga kerja yang memperoleh pendapat. Di samping itu,para penabung akan memperoleh bunga atas tabungannya.
7. Memperluas hubungan internasionalNegara maju cenderung mempunyai tabungan yang tinggi dengandemikian dapat memberi pinjaman kepada negara-negara yangsedang berkembang. Selain itu, para pengusaha di negara majudapat bekerja sama dengan negara sedang berkembang denganmemberi kredit dan hal ini akan meningkatkan kerja sama dalambidang ekonomi.
Menurut Kasmir (2012:89) mengemukakan fungsi kredit yaitu:
1. Untuk meningkatkan daya guna uangDengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uangmaksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkansesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebutmenjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh sipenerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangDalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredardari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yangkekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebutakan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya .
3. Untuk meningkatkan daya guna barangKredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadiberguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barangKredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang darisatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yangberedar dari satu wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pulameningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomiDengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitasekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
18
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barangdari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisanegera.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusahaBagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahanberusaha apalagi bagi si nasabah yang memang modalnyapaspasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatanSemakin banyak kredit yang salurkan akan semakin baik terutamadalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikanuntuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tertentumembutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangipengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik jugaakan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warungatau menyewa rumah kontrak atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasionalDalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan salingmembutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.
Selain fungsi kredit, kredit yang diberikan bank untuk masyarakat terdiri
dari berbagai jenis. Seperti menurut Kasmir (2012:90) secara umum Jenis-jenis
kredit sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi kegunaana. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha ataumembangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluanrehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangunpabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masapemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit modal kerjaDigunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalamoperasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikanuntuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksiperusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredita. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksiatau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
18
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barangdari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisanegera.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusahaBagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahanberusaha apalagi bagi si nasabah yang memang modalnyapaspasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatanSemakin banyak kredit yang salurkan akan semakin baik terutamadalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikanuntuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tertentumembutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangipengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik jugaakan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warungatau menyewa rumah kontrak atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasionalDalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan salingmembutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.
Selain fungsi kredit, kredit yang diberikan bank untuk masyarakat terdiri
dari berbagai jenis. Seperti menurut Kasmir (2012:90) secara umum Jenis-jenis
kredit sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi kegunaana. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha ataumembangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluanrehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangunpabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masapemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit modal kerjaDigunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalamoperasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikanuntuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksiperusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredita. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksiatau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
18
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barangdari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisanegera.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusahaBagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahanberusaha apalagi bagi si nasabah yang memang modalnyapaspasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatanSemakin banyak kredit yang salurkan akan semakin baik terutamadalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikanuntuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tertentumembutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangipengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik jugaakan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warungatau menyewa rumah kontrak atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasionalDalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan salingmembutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.
Selain fungsi kredit, kredit yang diberikan bank untuk masyarakat terdiri
dari berbagai jenis. Seperti menurut Kasmir (2012:90) secara umum Jenis-jenis
kredit sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi kegunaana. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha ataumembangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluanrehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangunpabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masapemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit modal kerjaDigunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalamoperasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikanuntuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksiperusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredita. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksiatau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
19
atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrikyang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akanmenghasilkan produk pertanian atau kredit pertambanganmenghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtifKredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalamkredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yangdihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai olehseseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tanggadan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdaganganKredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untukmembeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan darihasil perjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini seringdiberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akanmembeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnyakredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktua. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untukkeperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnyakredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnyatanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengahJangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3tahun, biasanya untuk investasi sebagai contoh kredit untukpertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjangMerupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahunatau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjangseperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur danuntuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminana. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebutdapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud ataujaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akandilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminanMerupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atauorang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
19
atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrikyang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akanmenghasilkan produk pertanian atau kredit pertambanganmenghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtifKredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalamkredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yangdihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai olehseseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tanggadan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdaganganKredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untukmembeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan darihasil perjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini seringdiberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akanmembeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnyakredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktua. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untukkeperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnyakredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnyatanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengahJangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3tahun, biasanya untuk investasi sebagai contoh kredit untukpertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjangMerupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahunatau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjangseperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur danuntuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminana. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebutdapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud ataujaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akandilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminanMerupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atauorang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
19
atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrikyang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akanmenghasilkan produk pertanian atau kredit pertambanganmenghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtifKredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalamkredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yangdihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai olehseseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tanggadan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdaganganKredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untukmembeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan darihasil perjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini seringdiberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akanmembeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnyakredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktua. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untukkeperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnyakredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnyatanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengahJangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3tahun, biasanya untuk investasi sebagai contoh kredit untukpertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjangMerupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahunatau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjangseperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur danuntuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminana. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebutdapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud ataujaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akandilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminanMerupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atauorang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
20
usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calondebitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usahaa. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha pertanian dapatberupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnyapeternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industrikecil,menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainyabiasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyakatau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untukmembangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pulaberupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen,dokter atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunanatau pembelian perumahan.
h. Dan sektor-sektor lainnya.
2.2.4 Jenis-jenis Kredit
Menurut Juddiseno (2002:169) jenis-jenis kredit perbankan dapat
dibedakan berdasarkan jangka waktunya, sifat pemakaian dana, sumber dana,
tujuan penggunaan dana dan jaminannya.
1. Berdasarkan jangka waktuBerdasarkan jangka waktu kredit dapat dibedakan atas:a. Kredit jangka pendek (short tern loan) kredit dengan jangka
waktu maksimum satu tahunb. Berdasarkan sifat pemakaian dana
2. Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit dibedakan atas revolvingloan (putaran pinjaman) dan Non-Revolvingloan. Revolving loanadalah jenis kredit yang dananya dapat dipakai berulang-ulang.Pinjaman yang telah dilunasi masih dapat dicairkan biladibutuhkan. Pada Non-Revolvingloan debitur tidak dapat menarikdana yang telah dilunasi. Sesuai dengan pelunasan yang dilakukan,oustanding pinjaman akan terus menurun.
3. Berdasarkan sumber danaBerdasarkan sumber dana pembiayaan kredit, dikenal adanya yangdibiayai oleh bank penyelenggara dan kredit likuiditas. Yang
20
usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calondebitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usahaa. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha pertanian dapatberupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnyapeternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industrikecil,menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainyabiasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyakatau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untukmembangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pulaberupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen,dokter atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunanatau pembelian perumahan.
h. Dan sektor-sektor lainnya.
2.2.4 Jenis-jenis Kredit
Menurut Juddiseno (2002:169) jenis-jenis kredit perbankan dapat
dibedakan berdasarkan jangka waktunya, sifat pemakaian dana, sumber dana,
tujuan penggunaan dana dan jaminannya.
1. Berdasarkan jangka waktuBerdasarkan jangka waktu kredit dapat dibedakan atas:a. Kredit jangka pendek (short tern loan) kredit dengan jangka
waktu maksimum satu tahunb. Berdasarkan sifat pemakaian dana
2. Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit dibedakan atas revolvingloan (putaran pinjaman) dan Non-Revolvingloan. Revolving loanadalah jenis kredit yang dananya dapat dipakai berulang-ulang.Pinjaman yang telah dilunasi masih dapat dicairkan biladibutuhkan. Pada Non-Revolvingloan debitur tidak dapat menarikdana yang telah dilunasi. Sesuai dengan pelunasan yang dilakukan,oustanding pinjaman akan terus menurun.
3. Berdasarkan sumber danaBerdasarkan sumber dana pembiayaan kredit, dikenal adanya yangdibiayai oleh bank penyelenggara dan kredit likuiditas. Yang
20
usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calondebitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usahaa. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha pertanian dapatberupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnyapeternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industrikecil,menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainyabiasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyakatau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untukmembangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pulaberupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen,dokter atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunanatau pembelian perumahan.
h. Dan sektor-sektor lainnya.
2.2.4 Jenis-jenis Kredit
Menurut Juddiseno (2002:169) jenis-jenis kredit perbankan dapat
dibedakan berdasarkan jangka waktunya, sifat pemakaian dana, sumber dana,
tujuan penggunaan dana dan jaminannya.
1. Berdasarkan jangka waktuBerdasarkan jangka waktu kredit dapat dibedakan atas:a. Kredit jangka pendek (short tern loan) kredit dengan jangka
waktu maksimum satu tahunb. Berdasarkan sifat pemakaian dana
2. Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit dibedakan atas revolvingloan (putaran pinjaman) dan Non-Revolvingloan. Revolving loanadalah jenis kredit yang dananya dapat dipakai berulang-ulang.Pinjaman yang telah dilunasi masih dapat dicairkan biladibutuhkan. Pada Non-Revolvingloan debitur tidak dapat menarikdana yang telah dilunasi. Sesuai dengan pelunasan yang dilakukan,oustanding pinjaman akan terus menurun.
3. Berdasarkan sumber danaBerdasarkan sumber dana pembiayaan kredit, dikenal adanya yangdibiayai oleh bank penyelenggara dan kredit likuiditas. Yang
21
termasuk dalam kredit likuiditas adalah kredit likuiditas BankIndonesia.
4. Berdasarkan tujuan penggunaan danaBerdasarkan tujuan penggunaan dana dikelompokkan menjadi:a. Kredit Konsumtif
Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang atau jasauntuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia secaralangsung.
b. Kredit ProduktifKredit yang dipergunakan untuk produksi baik secara kuantitatifmaupun kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan baikfaedah bentuk, waktu maupun kepemilikan. Kredit produktif initerdiri atas:1) Kredit investasi, digunakan untk pembeli barang-barang
modal atau aktiva tetap.2) Kredit modal kerja digunakan untuk membiayai modal
lancar yang biasanya habis dalam satu tau beberapa prosesproduksi.
3) Kredit likuiditas, digunakan dengan tujuan untuk membantuperusahaan yang sedang kesulitan likuiditas.
5. Berdasarkan jaminanBerdasarkan jaminan, dikelompokkan menjadi:a. Kredit dengan jaminan
Jaminan kredit dapat berbentuk harta fisik (seperti tanah,perhiasan, gedung dan mesin) dan surat-surat berharga (seprtisertifikat bank, deposito, tabungan, saham, obligasi) ataujaminan pembayaran dari pihak ketiga.
b. Kredit tanpa jaminanDiberikan berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak bankatas kemampuan dan kesediaan debitur melunasi kredit yangmereka terima sesuai dengan isi perjanjian kredit. Pemberiankredit tanpa jaminan harus memperhatikan aspek-aspek analisakredit yang ditekankan pada segi kemampuan dan kekuatankeuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuanganmanajemen yang baik, produk yang kompetitif jumlah hasilpenjualan, keuntungan yang stabil dan posisi dalamperdagangan.
2.2.5 Gambaran Umum Prosedur Pemberian Kredit
Kredit yang dikucurkan oleh bank kepada calon debitur haruslah melalui
serangkaian langkah-langkah ataupun proses yang dimulai sejak penerimaan
permohonan kredit dari calon nasabah sampai akhirnya dikucurkan kepada calon
21
termasuk dalam kredit likuiditas adalah kredit likuiditas BankIndonesia.
4. Berdasarkan tujuan penggunaan danaBerdasarkan tujuan penggunaan dana dikelompokkan menjadi:a. Kredit Konsumtif
Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang atau jasauntuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia secaralangsung.
b. Kredit ProduktifKredit yang dipergunakan untuk produksi baik secara kuantitatifmaupun kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan baikfaedah bentuk, waktu maupun kepemilikan. Kredit produktif initerdiri atas:1) Kredit investasi, digunakan untk pembeli barang-barang
modal atau aktiva tetap.2) Kredit modal kerja digunakan untuk membiayai modal
lancar yang biasanya habis dalam satu tau beberapa prosesproduksi.
3) Kredit likuiditas, digunakan dengan tujuan untuk membantuperusahaan yang sedang kesulitan likuiditas.
5. Berdasarkan jaminanBerdasarkan jaminan, dikelompokkan menjadi:a. Kredit dengan jaminan
Jaminan kredit dapat berbentuk harta fisik (seperti tanah,perhiasan, gedung dan mesin) dan surat-surat berharga (seprtisertifikat bank, deposito, tabungan, saham, obligasi) ataujaminan pembayaran dari pihak ketiga.
b. Kredit tanpa jaminanDiberikan berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak bankatas kemampuan dan kesediaan debitur melunasi kredit yangmereka terima sesuai dengan isi perjanjian kredit. Pemberiankredit tanpa jaminan harus memperhatikan aspek-aspek analisakredit yang ditekankan pada segi kemampuan dan kekuatankeuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuanganmanajemen yang baik, produk yang kompetitif jumlah hasilpenjualan, keuntungan yang stabil dan posisi dalamperdagangan.
2.2.5 Gambaran Umum Prosedur Pemberian Kredit
Kredit yang dikucurkan oleh bank kepada calon debitur haruslah melalui
serangkaian langkah-langkah ataupun proses yang dimulai sejak penerimaan
permohonan kredit dari calon nasabah sampai akhirnya dikucurkan kepada calon
21
termasuk dalam kredit likuiditas adalah kredit likuiditas BankIndonesia.
4. Berdasarkan tujuan penggunaan danaBerdasarkan tujuan penggunaan dana dikelompokkan menjadi:a. Kredit Konsumtif
Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang atau jasauntuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia secaralangsung.
b. Kredit ProduktifKredit yang dipergunakan untuk produksi baik secara kuantitatifmaupun kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan baikfaedah bentuk, waktu maupun kepemilikan. Kredit produktif initerdiri atas:1) Kredit investasi, digunakan untk pembeli barang-barang
modal atau aktiva tetap.2) Kredit modal kerja digunakan untuk membiayai modal
lancar yang biasanya habis dalam satu tau beberapa prosesproduksi.
3) Kredit likuiditas, digunakan dengan tujuan untuk membantuperusahaan yang sedang kesulitan likuiditas.
5. Berdasarkan jaminanBerdasarkan jaminan, dikelompokkan menjadi:a. Kredit dengan jaminan
Jaminan kredit dapat berbentuk harta fisik (seperti tanah,perhiasan, gedung dan mesin) dan surat-surat berharga (seprtisertifikat bank, deposito, tabungan, saham, obligasi) ataujaminan pembayaran dari pihak ketiga.
b. Kredit tanpa jaminanDiberikan berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak bankatas kemampuan dan kesediaan debitur melunasi kredit yangmereka terima sesuai dengan isi perjanjian kredit. Pemberiankredit tanpa jaminan harus memperhatikan aspek-aspek analisakredit yang ditekankan pada segi kemampuan dan kekuatankeuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuanganmanajemen yang baik, produk yang kompetitif jumlah hasilpenjualan, keuntungan yang stabil dan posisi dalamperdagangan.
2.2.5 Gambaran Umum Prosedur Pemberian Kredit
Kredit yang dikucurkan oleh bank kepada calon debitur haruslah melalui
serangkaian langkah-langkah ataupun proses yang dimulai sejak penerimaan
permohonan kredit dari calon nasabah sampai akhirnya dikucurkan kepada calon
22
debitur. Tahapan atau proses inilah yang disebut dengan prosedur pemberian
kredit. Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap atau langkah-langkah yang
harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan
untuk mempermudah suatu bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan
kredit. Menurut Suhardjono (2011:223) mengatakan bahwa:
Prosedur pemberian kredit merupakan upaya bank dalam mengurangirisiko dalam pemberian kredit yang dimulai dengan tahap penyusunanperencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian putusankredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi danpemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasidan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasandan pembinaan kredit.
Sedangkan menurut pendapat Kasmir (2012:143) mengemukakan bahwa:
“Prosedur pemberian kredit adalah langkah-langakah atau tahapan-tahapan yang
harus dilalui dan dipenuhi dalam penyaluran kredit sebelum sesuatu kredit
diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan untuk mempermudah bank dalam
menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.Sebelum pihak perusahaan
memberikan kredit kepada nasabah maka terlebih dahulu harus melalui tahapan
seperti penilaian terhadap yang akan diajukan, memeriksa terlebih dahulu
dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisa
kredit sampai dengan kredit akan dikucurkan. Tujuan prosedur ini adalah untuk
memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak dan apabila ada dalam
penilaian ada kekurangan maka pihak perusahaan dapat meminta kembali pada
nasabah. Adapun dibawah ini yang merupakan prosedur pemberian kredit
menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
22
debitur. Tahapan atau proses inilah yang disebut dengan prosedur pemberian
kredit. Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap atau langkah-langkah yang
harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan
untuk mempermudah suatu bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan
kredit. Menurut Suhardjono (2011:223) mengatakan bahwa:
Prosedur pemberian kredit merupakan upaya bank dalam mengurangirisiko dalam pemberian kredit yang dimulai dengan tahap penyusunanperencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian putusankredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi danpemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasidan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasandan pembinaan kredit.
Sedangkan menurut pendapat Kasmir (2012:143) mengemukakan bahwa:
“Prosedur pemberian kredit adalah langkah-langakah atau tahapan-tahapan yang
harus dilalui dan dipenuhi dalam penyaluran kredit sebelum sesuatu kredit
diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan untuk mempermudah bank dalam
menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.Sebelum pihak perusahaan
memberikan kredit kepada nasabah maka terlebih dahulu harus melalui tahapan
seperti penilaian terhadap yang akan diajukan, memeriksa terlebih dahulu
dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisa
kredit sampai dengan kredit akan dikucurkan. Tujuan prosedur ini adalah untuk
memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak dan apabila ada dalam
penilaian ada kekurangan maka pihak perusahaan dapat meminta kembali pada
nasabah. Adapun dibawah ini yang merupakan prosedur pemberian kredit
menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
22
debitur. Tahapan atau proses inilah yang disebut dengan prosedur pemberian
kredit. Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap atau langkah-langkah yang
harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan
untuk mempermudah suatu bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan
kredit. Menurut Suhardjono (2011:223) mengatakan bahwa:
Prosedur pemberian kredit merupakan upaya bank dalam mengurangirisiko dalam pemberian kredit yang dimulai dengan tahap penyusunanperencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian putusankredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi danpemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasidan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasandan pembinaan kredit.
Sedangkan menurut pendapat Kasmir (2012:143) mengemukakan bahwa:
“Prosedur pemberian kredit adalah langkah-langakah atau tahapan-tahapan yang
harus dilalui dan dipenuhi dalam penyaluran kredit sebelum sesuatu kredit
diputuskan untuk dikucurkan dengan tujuan untuk mempermudah bank dalam
menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.Sebelum pihak perusahaan
memberikan kredit kepada nasabah maka terlebih dahulu harus melalui tahapan
seperti penilaian terhadap yang akan diajukan, memeriksa terlebih dahulu
dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisa
kredit sampai dengan kredit akan dikucurkan. Tujuan prosedur ini adalah untuk
memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak dan apabila ada dalam
penilaian ada kekurangan maka pihak perusahaan dapat meminta kembali pada
nasabah. Adapun dibawah ini yang merupakan prosedur pemberian kredit
menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
23
Menurut Rachamat Firdaus (2002:141) tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk salingmengetahui informasi mengenai persyaratan dalam memberikankredit oleh Bank yang bersangkutan.
2. Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/CreditAppraisal)Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaanusaha atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputibeberapa aspek adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, AspekPemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek SosialEkonomi.
3. Tahap Keputusan KreditAtas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melaluipemutus kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebutlayak untuk diberikan kredit atau tidak.
4. Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)Pada tahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapatdirealisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuankarena baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagaisaksi. Pada saat itulah bank akan melakukan administrasi kreditdalam arti luas.
5. Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecilSelanjutnyaBank melalui bagian/pejabat-pejabat yangmenanganinya menata usahakan kredit tersebut melaluipenyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit, surat-suratyang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya.
6. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan DebiturTahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahapsupervisi/pengawasan kredit dan pembinaan debitur, ialah upayapengamanan kredit yang telah diberikan oleh Bank dengan jalanharus mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan saran agarperusahaan berjalan dengan baik
Menurut Kasmir (2012:100) secara umum akan dijelaskan prosedur
pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkasDalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredityang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan
23
Menurut Rachamat Firdaus (2002:141) tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk salingmengetahui informasi mengenai persyaratan dalam memberikankredit oleh Bank yang bersangkutan.
2. Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/CreditAppraisal)Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaanusaha atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputibeberapa aspek adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, AspekPemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek SosialEkonomi.
3. Tahap Keputusan KreditAtas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melaluipemutus kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebutlayak untuk diberikan kredit atau tidak.
4. Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)Pada tahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapatdirealisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuankarena baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagaisaksi. Pada saat itulah bank akan melakukan administrasi kreditdalam arti luas.
5. Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecilSelanjutnyaBank melalui bagian/pejabat-pejabat yangmenanganinya menata usahakan kredit tersebut melaluipenyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit, surat-suratyang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya.
6. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan DebiturTahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahapsupervisi/pengawasan kredit dan pembinaan debitur, ialah upayapengamanan kredit yang telah diberikan oleh Bank dengan jalanharus mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan saran agarperusahaan berjalan dengan baik
Menurut Kasmir (2012:100) secara umum akan dijelaskan prosedur
pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkasDalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredityang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan
23
Menurut Rachamat Firdaus (2002:141) tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk salingmengetahui informasi mengenai persyaratan dalam memberikankredit oleh Bank yang bersangkutan.
2. Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/CreditAppraisal)Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaanusaha atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputibeberapa aspek adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, AspekPemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek SosialEkonomi.
3. Tahap Keputusan KreditAtas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melaluipemutus kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebutlayak untuk diberikan kredit atau tidak.
4. Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)Pada tahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapatdirealisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuankarena baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagaisaksi. Pada saat itulah bank akan melakukan administrasi kreditdalam arti luas.
5. Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecilSelanjutnyaBank melalui bagian/pejabat-pejabat yangmenanganinya menata usahakan kredit tersebut melaluipenyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit, surat-suratyang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya.
6. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan DebiturTahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahapsupervisi/pengawasan kredit dan pembinaan debitur, ialah upayapengamanan kredit yang telah diberikan oleh Bank dengan jalanharus mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan saran agarperusahaan berjalan dengan baik
Menurut Kasmir (2012:100) secara umum akan dijelaskan prosedur
pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkasDalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredityang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan
24
berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredithendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:a. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, namapengurus pengetahuan dan pendidikannya, perkembanganperusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah danswasta.
b. Maksud dan tujuanApakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkankapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) sertatujuan lainnya.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu.Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredityang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaiankelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihatdari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugilaba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak denganpermohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasilanalisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangkawaktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.
d. Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rincicara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah darihasil penjualan atau cara lainnya.
e. Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupisegala risiko kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang adaunsur kesengajaan atau tidak.Penilaian jaminan kredit haruslahteliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya.Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yangtelah dipersyaratkan seperti:1) Akte notaris
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT(Perseroan Terbatas) atau yayasan.
2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan olehDepartemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanyaberlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.
3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiappemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalahNPWP-nya.
4) Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan6) Foto kopi sertifikat jaminan.
24
berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredithendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:a. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, namapengurus pengetahuan dan pendidikannya, perkembanganperusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah danswasta.
b. Maksud dan tujuanApakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkankapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) sertatujuan lainnya.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu.Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredityang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaiankelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihatdari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugilaba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak denganpermohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasilanalisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangkawaktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.
d. Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rincicara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah darihasil penjualan atau cara lainnya.
e. Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupisegala risiko kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang adaunsur kesengajaan atau tidak.Penilaian jaminan kredit haruslahteliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya.Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yangtelah dipersyaratkan seperti:1) Akte notaris
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT(Perseroan Terbatas) atau yayasan.
2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan olehDepartemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanyaberlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.
3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiappemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalahNPWP-nya.
4) Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan6) Foto kopi sertifikat jaminan.
24
berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredithendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:a. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, namapengurus pengetahuan dan pendidikannya, perkembanganperusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah danswasta.
b. Maksud dan tujuanApakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkankapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) sertatujuan lainnya.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu.Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredityang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaiankelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihatdari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugilaba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak denganpermohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasilanalisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangkawaktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.
d. Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rincicara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah darihasil penjualan atau cara lainnya.
e. Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupisegala risiko kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang adaunsur kesengajaan atau tidak.Penilaian jaminan kredit haruslahteliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya.Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yangtelah dipersyaratkan seperti:1) Akte notaris
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT(Perseroan Terbatas) atau yayasan.
2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan olehDepartemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanyaberlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.
3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiappemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalahNPWP-nya.
4) Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan6) Foto kopi sertifikat jaminan.
25
Penilaian yang dapat dilakukan untuk sementara adalah dari neracadan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasiosebagai berikut:a. Current ratio(Rasio Lancar)b. Acid test ratio(Rasio Cepat)c. Invetory turn over(Perputaran Persediaan)d. Sales to receivable ratio( Rasio Penerima Penjualan)e. Profit margin ratio(Rasio Margin Laba)f. Return on net worth(Rasio Modal Sendiri)g. Working capital(Modal Kerja)
2. Penyelidikan berkas pinjamanTujuan adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukansudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurutpihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah dimintauntuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentunasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, makasebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara IMerupakan penyidikan kepada calon peminjaman dengan langsungberhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakahberkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yangbank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginandan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalamwawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. On The SpotMerupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjauberbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudianhasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saathendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yangkita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara IIMerupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spotdilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saatwawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah adakesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan KreditKeputusan kredit dalam hal iniadalah menentukan apakah kreditakan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka persiapkanadministrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:a. Jumlah uang yang diterimab. Jangka waktu kreditc. Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
25
Penilaian yang dapat dilakukan untuk sementara adalah dari neracadan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasiosebagai berikut:a. Current ratio(Rasio Lancar)b. Acid test ratio(Rasio Cepat)c. Invetory turn over(Perputaran Persediaan)d. Sales to receivable ratio( Rasio Penerima Penjualan)e. Profit margin ratio(Rasio Margin Laba)f. Return on net worth(Rasio Modal Sendiri)g. Working capital(Modal Kerja)
2. Penyelidikan berkas pinjamanTujuan adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukansudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurutpihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah dimintauntuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentunasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, makasebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara IMerupakan penyidikan kepada calon peminjaman dengan langsungberhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakahberkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yangbank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginandan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalamwawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. On The SpotMerupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjauberbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudianhasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saathendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yangkita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara IIMerupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spotdilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saatwawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah adakesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan KreditKeputusan kredit dalam hal iniadalah menentukan apakah kreditakan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka persiapkanadministrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:a. Jumlah uang yang diterimab. Jangka waktu kreditc. Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
25
Penilaian yang dapat dilakukan untuk sementara adalah dari neracadan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasiosebagai berikut:a. Current ratio(Rasio Lancar)b. Acid test ratio(Rasio Cepat)c. Invetory turn over(Perputaran Persediaan)d. Sales to receivable ratio( Rasio Penerima Penjualan)e. Profit margin ratio(Rasio Margin Laba)f. Return on net worth(Rasio Modal Sendiri)g. Working capital(Modal Kerja)
2. Penyelidikan berkas pinjamanTujuan adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukansudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurutpihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah dimintauntuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentunasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, makasebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara IMerupakan penyidikan kepada calon peminjaman dengan langsungberhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakahberkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yangbank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginandan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalamwawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. On The SpotMerupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjauberbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudianhasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saathendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yangkita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara IIMerupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spotdilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saatwawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah adakesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan KreditKeputusan kredit dalam hal iniadalah menentukan apakah kreditakan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka persiapkanadministrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:a. Jumlah uang yang diterimab. Jangka waktu kreditc. Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
26
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pulabagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakansesuai dengan alasannya masing-masing.
7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnyaKegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, makasebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabahmenandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dansurat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.Penandatangandilaksanakan:a. Antara bank dengan debitur secara langsung ataub. Dengan melalui notaris.
8. Realisasi KreditRealisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat-surat yangdiperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibankyang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan danaAdalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagairealisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuandan tujuan kredit yaitu:a. Sekaligus ataub. Secara bertahap
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
gambaran umum prosedur pemberian kredit menjelaskan tahapan-tahapan yang
dilakukan dan dipenuhi dalam penyaluran kredit yang diajukan oleh nasabah atau
masyarakat umum. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari penyusunan rencana
pengembangan usaha, mengisi formulir aplikasi kredit, melengkapi persyaratan,
apabila peryaratan sudah lengkap maka calon debitur menyerahkan permohonan
kredit di bank, konfirmasi data, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
analisis 5C, sesudah pengajuan kredit dianalisis kelayakannya maka akan
dikonfirmasi kepada calon debitur tentang persetujuan kredit. Untuk lebih
dipahami, dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.
26
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pulabagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakansesuai dengan alasannya masing-masing.
7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnyaKegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, makasebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabahmenandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dansurat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.Penandatangandilaksanakan:a. Antara bank dengan debitur secara langsung ataub. Dengan melalui notaris.
8. Realisasi KreditRealisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat-surat yangdiperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibankyang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan danaAdalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagairealisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuandan tujuan kredit yaitu:a. Sekaligus ataub. Secara bertahap
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
gambaran umum prosedur pemberian kredit menjelaskan tahapan-tahapan yang
dilakukan dan dipenuhi dalam penyaluran kredit yang diajukan oleh nasabah atau
masyarakat umum. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari penyusunan rencana
pengembangan usaha, mengisi formulir aplikasi kredit, melengkapi persyaratan,
apabila peryaratan sudah lengkap maka calon debitur menyerahkan permohonan
kredit di bank, konfirmasi data, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
analisis 5C, sesudah pengajuan kredit dianalisis kelayakannya maka akan
dikonfirmasi kepada calon debitur tentang persetujuan kredit. Untuk lebih
dipahami, dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.
26
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pulabagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakansesuai dengan alasannya masing-masing.
7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnyaKegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, makasebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabahmenandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dansurat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.Penandatangandilaksanakan:a. Antara bank dengan debitur secara langsung ataub. Dengan melalui notaris.
8. Realisasi KreditRealisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat-surat yangdiperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibankyang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan danaAdalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagairealisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuandan tujuan kredit yaitu:a. Sekaligus ataub. Secara bertahap
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
gambaran umum prosedur pemberian kredit menjelaskan tahapan-tahapan yang
dilakukan dan dipenuhi dalam penyaluran kredit yang diajukan oleh nasabah atau
masyarakat umum. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari penyusunan rencana
pengembangan usaha, mengisi formulir aplikasi kredit, melengkapi persyaratan,
apabila peryaratan sudah lengkap maka calon debitur menyerahkan permohonan
kredit di bank, konfirmasi data, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
analisis 5C, sesudah pengajuan kredit dianalisis kelayakannya maka akan
dikonfirmasi kepada calon debitur tentang persetujuan kredit. Untuk lebih
dipahami, dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.
27
Gambar 2.1. Prosedur Pemberian Kredit
Menyusun RencanaPengembangan Usaha
(RPU)
Mengisi FormulirAplikasi Kredit
Melengkapi Persyaratan:1. Data Historis Perusahaan2. Data Proyeksi3. Data Jaminan
PersyaratanLengkap ?
PenyerahanDokumen ke Bank
Konfirmasi Data /Dokumen
PersyaratanLengkap?
Analisa kreditKelayakan 5 C
Analisa Keuangan
Ok ?
Persetujuan Kredit
Tidak
STOP
REVISI
REVISI
Tidak
Ya
TugasPengusaha
Kecil
TugasBank/
LembagaKeuangan
Langkah 1
Tidak
TidakYa
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Sumber data : Faried Wijaya (1996 : 288)
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
27
Gambar 2.1. Prosedur Pemberian Kredit
Menyusun RencanaPengembangan Usaha
(RPU)
Mengisi FormulirAplikasi Kredit
Melengkapi Persyaratan:1. Data Historis Perusahaan2. Data Proyeksi3. Data Jaminan
PersyaratanLengkap ?
PenyerahanDokumen ke Bank
Konfirmasi Data /Dokumen
PersyaratanLengkap?
Analisa kreditKelayakan 5 C
Analisa Keuangan
Ok ?
Persetujuan Kredit
Tidak
STOP
REVISI
REVISI
Tidak
Ya
TugasPengusaha
Kecil
TugasBank/
LembagaKeuangan
Langkah 1
Tidak
TidakYa
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Sumber data : Faried Wijaya (1996 : 288)
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
27
Gambar 2.1. Prosedur Pemberian Kredit
Menyusun RencanaPengembangan Usaha
(RPU)
Mengisi FormulirAplikasi Kredit
Melengkapi Persyaratan:1. Data Historis Perusahaan2. Data Proyeksi3. Data Jaminan
PersyaratanLengkap ?
PenyerahanDokumen ke Bank
Konfirmasi Data /Dokumen
PersyaratanLengkap?
Analisa kreditKelayakan 5 C
Analisa Keuangan
Ok ?
Persetujuan Kredit
Tidak
STOP
REVISI
REVISI
Tidak
Ya
TugasPengusaha
Kecil
TugasBank/
LembagaKeuangan
Langkah 1
Tidak
TidakYa
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Sumber data : Faried Wijaya (1996 : 288)
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
28
Keterangan Gambar 2.1 :
a. Langkah 1: Prosedur Permohonan kredit
Pemohon kredit menghubungi/mendatangi bank pelaksana mengutarakan
maksud secara lisan dan mengisi formulir permohonan kredit.
b. Langkah 2: Prosedur verifikasi permohonan
Permohonan kredit dimasukan ke bagian kredit untuk di verifikasi di teliti
oleh bank petugas analisis kredit dan sekaligus persetujuan kepala bagian
kredit.
c. Langkah 3: prosedur keputusan bank pelaksana
1. Prosedur pemberitahuan penolakan
Petugas analisis kredit menilai bahwa permohonan kredit dianggap
tidak layak dan mendatangi pemohon kredit untuk memberitahu alasan
penolakan kredit (pemberitahuan juga dapat dilakukan melalui surat)
kemudian kredit yang ditolak dapat diproses kembali apabila syarat-
syaratnya sudah terpenuhi.
2. Prosedur pemproses persetujuan
Bagian administrasi mengetik warkat kredit, diminta verifikasi kepada
staf administrasi kredit dan otorisasi direksi, kepala bagian marketing.
Setelah itu nasabah akan menyerahkan syarat-syarat kelengkapan
kredit dan menandatangani perjanjian kredit dan dokumen pendukung.
d. Langkah 4: prosedur pengiriman penolakan pelaksana bank
Pengiriman penolakan bisa dalam bentuk lisan dan dapat juga dilakukan
melalui surat.
28
Keterangan Gambar 2.1 :
a. Langkah 1: Prosedur Permohonan kredit
Pemohon kredit menghubungi/mendatangi bank pelaksana mengutarakan
maksud secara lisan dan mengisi formulir permohonan kredit.
b. Langkah 2: Prosedur verifikasi permohonan
Permohonan kredit dimasukan ke bagian kredit untuk di verifikasi di teliti
oleh bank petugas analisis kredit dan sekaligus persetujuan kepala bagian
kredit.
c. Langkah 3: prosedur keputusan bank pelaksana
1. Prosedur pemberitahuan penolakan
Petugas analisis kredit menilai bahwa permohonan kredit dianggap
tidak layak dan mendatangi pemohon kredit untuk memberitahu alasan
penolakan kredit (pemberitahuan juga dapat dilakukan melalui surat)
kemudian kredit yang ditolak dapat diproses kembali apabila syarat-
syaratnya sudah terpenuhi.
2. Prosedur pemproses persetujuan
Bagian administrasi mengetik warkat kredit, diminta verifikasi kepada
staf administrasi kredit dan otorisasi direksi, kepala bagian marketing.
Setelah itu nasabah akan menyerahkan syarat-syarat kelengkapan
kredit dan menandatangani perjanjian kredit dan dokumen pendukung.
d. Langkah 4: prosedur pengiriman penolakan pelaksana bank
Pengiriman penolakan bisa dalam bentuk lisan dan dapat juga dilakukan
melalui surat.
28
Keterangan Gambar 2.1 :
a. Langkah 1: Prosedur Permohonan kredit
Pemohon kredit menghubungi/mendatangi bank pelaksana mengutarakan
maksud secara lisan dan mengisi formulir permohonan kredit.
b. Langkah 2: Prosedur verifikasi permohonan
Permohonan kredit dimasukan ke bagian kredit untuk di verifikasi di teliti
oleh bank petugas analisis kredit dan sekaligus persetujuan kepala bagian
kredit.
c. Langkah 3: prosedur keputusan bank pelaksana
1. Prosedur pemberitahuan penolakan
Petugas analisis kredit menilai bahwa permohonan kredit dianggap
tidak layak dan mendatangi pemohon kredit untuk memberitahu alasan
penolakan kredit (pemberitahuan juga dapat dilakukan melalui surat)
kemudian kredit yang ditolak dapat diproses kembali apabila syarat-
syaratnya sudah terpenuhi.
2. Prosedur pemproses persetujuan
Bagian administrasi mengetik warkat kredit, diminta verifikasi kepada
staf administrasi kredit dan otorisasi direksi, kepala bagian marketing.
Setelah itu nasabah akan menyerahkan syarat-syarat kelengkapan
kredit dan menandatangani perjanjian kredit dan dokumen pendukung.
d. Langkah 4: prosedur pengiriman penolakan pelaksana bank
Pengiriman penolakan bisa dalam bentuk lisan dan dapat juga dilakukan
melalui surat.
29
e. Langkah 5: Prosedur pembahasan permohonan kredit selanjutnya
Pemprosesan persetujuan kredit yang dilakukan oleh bank yang
selanjutnya.
f. Langkah 6: Prosedur Pemprosesan Persetujuan
- Bagian administrasi mengetik warkat kredit
- Diminta verifikasi kepada administrasi kepada staf administrasi kredit
- Dimintakan otorisasi direksi dan Kabag. Marketing
- Nasabah menyerahkan syarat-syarat kelengkapan kredit
- Nasabah menandatangani perjanjian kredit dan dokumen
pendukungnya
g. Langkah 7: Prosedur Pencairan Kredit
- Syarat-syarat kelengkapan kredit diteliti kredit diteliti kebenarannya
oleh bagian administrasi
- Bagian administrasi menyerahkan dokumen-dokumen yang
diperlukan kepada kasir
- Bagian kasir membuat kwintansi dan mengeluarkan uang
Nasabah menandatangani kwintansi pinajaman, menerima uang dan
dokumen-dokumen yang diserahkan.
2.2.6 Jaminan Kredit
Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan
jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi
bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk
menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan
29
e. Langkah 5: Prosedur pembahasan permohonan kredit selanjutnya
Pemprosesan persetujuan kredit yang dilakukan oleh bank yang
selanjutnya.
f. Langkah 6: Prosedur Pemprosesan Persetujuan
- Bagian administrasi mengetik warkat kredit
- Diminta verifikasi kepada administrasi kepada staf administrasi kredit
- Dimintakan otorisasi direksi dan Kabag. Marketing
- Nasabah menyerahkan syarat-syarat kelengkapan kredit
- Nasabah menandatangani perjanjian kredit dan dokumen
pendukungnya
g. Langkah 7: Prosedur Pencairan Kredit
- Syarat-syarat kelengkapan kredit diteliti kredit diteliti kebenarannya
oleh bagian administrasi
- Bagian administrasi menyerahkan dokumen-dokumen yang
diperlukan kepada kasir
- Bagian kasir membuat kwintansi dan mengeluarkan uang
Nasabah menandatangani kwintansi pinajaman, menerima uang dan
dokumen-dokumen yang diserahkan.
2.2.6 Jaminan Kredit
Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan
jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi
bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk
menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan
29
e. Langkah 5: Prosedur pembahasan permohonan kredit selanjutnya
Pemprosesan persetujuan kredit yang dilakukan oleh bank yang
selanjutnya.
f. Langkah 6: Prosedur Pemprosesan Persetujuan
- Bagian administrasi mengetik warkat kredit
- Diminta verifikasi kepada administrasi kepada staf administrasi kredit
- Dimintakan otorisasi direksi dan Kabag. Marketing
- Nasabah menyerahkan syarat-syarat kelengkapan kredit
- Nasabah menandatangani perjanjian kredit dan dokumen
pendukungnya
g. Langkah 7: Prosedur Pencairan Kredit
- Syarat-syarat kelengkapan kredit diteliti kredit diteliti kebenarannya
oleh bagian administrasi
- Bagian administrasi menyerahkan dokumen-dokumen yang
diperlukan kepada kasir
- Bagian kasir membuat kwintansi dan mengeluarkan uang
Nasabah menandatangani kwintansi pinajaman, menerima uang dan
dokumen-dokumen yang diserahkan.
2.2.6 Jaminan Kredit
Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan
jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi
bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk
menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan
30
kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh
jaminan tersebut.Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon
debitur yang dikemukan oleh Kasmir (2012:115) adalah sebagai berikut.
1. Dengan jaminana. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat
dijadikan jaminan seperti:1) Tanah2) Bangunan3) Kendaraan bermotor4) Mesin-mesin/peralatan5) Barang dagangan6) Tanaman/kebun/sawah7) Dan lainnya.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yangmerupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti:1) Sertifikat saham2) Sertifikat obligasi3) Sertifikat tanah4) Sertifikat deposito5) Rekening tabungan yang dibekukan6) Rekening giro yang dibekukan7) Promes8) Wesel9) Dan surat tagihan lainnya
c. Jaminan orangYaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredittersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulahyang menanggung risikonya.
2. Tanpa jaminanKredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yangdiberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikanuntuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesionalsehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapatpula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospekusahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusahaekonomi lemah.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jaminan
kredit yang diberikan calon debitur adalah jaminan benda berwujud, jaminan
30
kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh
jaminan tersebut.Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon
debitur yang dikemukan oleh Kasmir (2012:115) adalah sebagai berikut.
1. Dengan jaminana. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat
dijadikan jaminan seperti:1) Tanah2) Bangunan3) Kendaraan bermotor4) Mesin-mesin/peralatan5) Barang dagangan6) Tanaman/kebun/sawah7) Dan lainnya.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yangmerupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti:1) Sertifikat saham2) Sertifikat obligasi3) Sertifikat tanah4) Sertifikat deposito5) Rekening tabungan yang dibekukan6) Rekening giro yang dibekukan7) Promes8) Wesel9) Dan surat tagihan lainnya
c. Jaminan orangYaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredittersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulahyang menanggung risikonya.
2. Tanpa jaminanKredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yangdiberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikanuntuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesionalsehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapatpula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospekusahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusahaekonomi lemah.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jaminan
kredit yang diberikan calon debitur adalah jaminan benda berwujud, jaminan
30
kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh
jaminan tersebut.Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon
debitur yang dikemukan oleh Kasmir (2012:115) adalah sebagai berikut.
1. Dengan jaminana. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat
dijadikan jaminan seperti:1) Tanah2) Bangunan3) Kendaraan bermotor4) Mesin-mesin/peralatan5) Barang dagangan6) Tanaman/kebun/sawah7) Dan lainnya.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yangmerupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti:1) Sertifikat saham2) Sertifikat obligasi3) Sertifikat tanah4) Sertifikat deposito5) Rekening tabungan yang dibekukan6) Rekening giro yang dibekukan7) Promes8) Wesel9) Dan surat tagihan lainnya
c. Jaminan orangYaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredittersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulahyang menanggung risikonya.
2. Tanpa jaminanKredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yangdiberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikanuntuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesionalsehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapatpula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospekusahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusahaekonomi lemah.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jaminan
kredit yang diberikan calon debitur adalah jaminan benda berwujud, jaminan
31
benda tidak berwujud dan tanpa jaminan, maksudnya jaminan kredit yang
diberikan debitur yang biasanya perusahaan yang benar-benar bonafid.
2.2.7 Prinsip-prinsip Prosedur Pemberian Kredit
Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan
tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah.
Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara
mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit,
maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam
pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip prosedur
pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan
maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-
benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan
dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.
Menurut Usman (2001:263) ada beberapa prinsip-prinsip prosedur dalam
pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, 7P dan 3R yang
terdiri atas:
1. Character(watak) adalah sifat atau watak seseorang dalam hal iniadalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikankeyakinan kepada Bank, bahwa sifat atau watak dari orang-orangyang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity(kemampuan) adalah untuk melihat kemampuan calonnasabah dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuanmengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
3. Capital(modal)adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumberpembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akandibiayai oleh Bank.
31
benda tidak berwujud dan tanpa jaminan, maksudnya jaminan kredit yang
diberikan debitur yang biasanya perusahaan yang benar-benar bonafid.
2.2.7 Prinsip-prinsip Prosedur Pemberian Kredit
Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan
tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah.
Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara
mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit,
maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam
pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip prosedur
pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan
maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-
benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan
dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.
Menurut Usman (2001:263) ada beberapa prinsip-prinsip prosedur dalam
pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, 7P dan 3R yang
terdiri atas:
1. Character(watak) adalah sifat atau watak seseorang dalam hal iniadalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikankeyakinan kepada Bank, bahwa sifat atau watak dari orang-orangyang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity(kemampuan) adalah untuk melihat kemampuan calonnasabah dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuanmengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
3. Capital(modal)adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumberpembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akandibiayai oleh Bank.
31
benda tidak berwujud dan tanpa jaminan, maksudnya jaminan kredit yang
diberikan debitur yang biasanya perusahaan yang benar-benar bonafid.
2.2.7 Prinsip-prinsip Prosedur Pemberian Kredit
Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan
tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah.
Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara
mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit,
maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam
pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip prosedur
pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan
maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-
benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan
dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.
Menurut Usman (2001:263) ada beberapa prinsip-prinsip prosedur dalam
pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, 7P dan 3R yang
terdiri atas:
1. Character(watak) adalah sifat atau watak seseorang dalam hal iniadalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikankeyakinan kepada Bank, bahwa sifat atau watak dari orang-orangyang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity(kemampuan) adalah untuk melihat kemampuan calonnasabah dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuanmengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
3. Capital(modal)adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumberpembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akandibiayai oleh Bank.
32
4. Collateral(jaminan) merupakam jaminan yang diberikan calonnasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminanhendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Conditionof Economic(kondisi atas ekonomi)dalam menilai kredithendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasayang akan datang sesuai sektor masing-masing.
Selanjutnya prinsip-prinsip prosedur pemberian kredit dapat pula
dilakukan dengan 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku yang dimilikicalon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan,dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. jikakepribadiannnya baik maka kredit dapat diberikan. Sebaliknyaapabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan.Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusahamembayar pinjamannya sedangkan kepribadian yang jelek akansulit membayar pinjamannya. Kepribadian calon nasabah ini dapatiketahui dengan mengumpulkan informasi tentang keturunan,pekerjaan, pendidikan dan pergaulannnya. Menilai nasabah darisegi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masalalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dantindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party adalah mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentuatau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose (tujuan) adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calondebitur, apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja.Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang menentukan apakahpermohonan calon debitur disetujui atau ditolak. Apabila kreditdigunakan sebagai kegiatan konsumtif maka kredit tidak dapatdiberikan, tetapi jika digunakan sebagai modal kerja (produktif)maka kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaankredit yang akan diberikan sehingga dapat dipertimbangkan.
4. Propect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akandatang menguntungkan dan mempunyai prospek atau sebaliknya.Prospect adalah prospek perusahaan dimasa datang, apakah akanmenguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihatbaik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek akanditolak. Oleh karena itu analisis kredit harus mampu mengestimasimasa depan perusahaan calon debitur agar pengembalian kreditmenjadi lancar.
32
4. Collateral(jaminan) merupakam jaminan yang diberikan calonnasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminanhendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Conditionof Economic(kondisi atas ekonomi)dalam menilai kredithendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasayang akan datang sesuai sektor masing-masing.
Selanjutnya prinsip-prinsip prosedur pemberian kredit dapat pula
dilakukan dengan 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku yang dimilikicalon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan,dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. jikakepribadiannnya baik maka kredit dapat diberikan. Sebaliknyaapabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan.Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusahamembayar pinjamannya sedangkan kepribadian yang jelek akansulit membayar pinjamannya. Kepribadian calon nasabah ini dapatiketahui dengan mengumpulkan informasi tentang keturunan,pekerjaan, pendidikan dan pergaulannnya. Menilai nasabah darisegi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masalalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dantindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party adalah mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentuatau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose (tujuan) adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calondebitur, apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja.Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang menentukan apakahpermohonan calon debitur disetujui atau ditolak. Apabila kreditdigunakan sebagai kegiatan konsumtif maka kredit tidak dapatdiberikan, tetapi jika digunakan sebagai modal kerja (produktif)maka kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaankredit yang akan diberikan sehingga dapat dipertimbangkan.
4. Propect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akandatang menguntungkan dan mempunyai prospek atau sebaliknya.Prospect adalah prospek perusahaan dimasa datang, apakah akanmenguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihatbaik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek akanditolak. Oleh karena itu analisis kredit harus mampu mengestimasimasa depan perusahaan calon debitur agar pengembalian kreditmenjadi lancar.
32
4. Collateral(jaminan) merupakam jaminan yang diberikan calonnasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminanhendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Conditionof Economic(kondisi atas ekonomi)dalam menilai kredithendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasayang akan datang sesuai sektor masing-masing.
Selanjutnya prinsip-prinsip prosedur pemberian kredit dapat pula
dilakukan dengan 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku yang dimilikicalon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan,dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. jikakepribadiannnya baik maka kredit dapat diberikan. Sebaliknyaapabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan.Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusahamembayar pinjamannya sedangkan kepribadian yang jelek akansulit membayar pinjamannya. Kepribadian calon nasabah ini dapatiketahui dengan mengumpulkan informasi tentang keturunan,pekerjaan, pendidikan dan pergaulannnya. Menilai nasabah darisegi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masalalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dantindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party adalah mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentuatau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose (tujuan) adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calondebitur, apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja.Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang menentukan apakahpermohonan calon debitur disetujui atau ditolak. Apabila kreditdigunakan sebagai kegiatan konsumtif maka kredit tidak dapatdiberikan, tetapi jika digunakan sebagai modal kerja (produktif)maka kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaankredit yang akan diberikan sehingga dapat dipertimbangkan.
4. Propect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akandatang menguntungkan dan mempunyai prospek atau sebaliknya.Prospect adalah prospek perusahaan dimasa datang, apakah akanmenguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihatbaik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek akanditolak. Oleh karena itu analisis kredit harus mampu mengestimasimasa depan perusahaan calon debitur agar pengembalian kreditmenjadi lancar.
33
5. Payment (pembayaran) adalah mengetahui bagaimana pembayarankembali kredit yang diberikan hal ini dapat diketahui jika analisiskredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatancalon debitur sehingga dapat memperkirakan kemampuannya untukmembayar kembali kredit tersebut sesuai dengan perjanjian.
6. Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuannasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
Adapun penjelasan untuk prinsip-prinsip penilai kredit dengan 3R adalah
sebagai berikut:
1. Return (keuntungan)Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapaioleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank.Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabilamemberikan kredit kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohonkredit dapat membayar kembal pinjamannya sesuai dengankemampuan membayar kembali (repayment capacity) dan apakahkredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung resiko)Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauhmana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resikokegagalan anadai terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Menurut pendapat Kasmir (2012:95) adapun prinsip-prinsip penilaian
prosedur pemberian kredit dengan menggunakan analisis 5C dan 7P adalah
sebagai berikut:
1. CharacterSuatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yangakan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal initercermin dari latar belakang di nasabah baik yang bersifat latarbelakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: carahidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan
33
5. Payment (pembayaran) adalah mengetahui bagaimana pembayarankembali kredit yang diberikan hal ini dapat diketahui jika analisiskredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatancalon debitur sehingga dapat memperkirakan kemampuannya untukmembayar kembali kredit tersebut sesuai dengan perjanjian.
6. Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuannasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
Adapun penjelasan untuk prinsip-prinsip penilai kredit dengan 3R adalah
sebagai berikut:
1. Return (keuntungan)Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapaioleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank.Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabilamemberikan kredit kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohonkredit dapat membayar kembal pinjamannya sesuai dengankemampuan membayar kembali (repayment capacity) dan apakahkredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung resiko)Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauhmana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resikokegagalan anadai terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Menurut pendapat Kasmir (2012:95) adapun prinsip-prinsip penilaian
prosedur pemberian kredit dengan menggunakan analisis 5C dan 7P adalah
sebagai berikut:
1. CharacterSuatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yangakan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal initercermin dari latar belakang di nasabah baik yang bersifat latarbelakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: carahidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan
33
5. Payment (pembayaran) adalah mengetahui bagaimana pembayarankembali kredit yang diberikan hal ini dapat diketahui jika analisiskredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatancalon debitur sehingga dapat memperkirakan kemampuannya untukmembayar kembali kredit tersebut sesuai dengan perjanjian.
6. Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuannasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
Adapun penjelasan untuk prinsip-prinsip penilai kredit dengan 3R adalah
sebagai berikut:
1. Return (keuntungan)Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapaioleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank.Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabilamemberikan kredit kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohonkredit dapat membayar kembal pinjamannya sesuai dengankemampuan membayar kembali (repayment capacity) dan apakahkredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung resiko)Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauhmana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resikokegagalan anadai terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Menurut pendapat Kasmir (2012:95) adapun prinsip-prinsip penilaian
prosedur pemberian kredit dengan menggunakan analisis 5C dan 7P adalah
sebagai berikut:
1. CharacterSuatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yangakan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal initercermin dari latar belakang di nasabah baik yang bersifat latarbelakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: carahidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan
34
sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan”membayar.
2. CapacityUntuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnisyang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis jugadiukur dengan kemampuannya dalam memahami tentangketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengankemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Padaakhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembaliankredit yang disalurkan.
3. CapitalUntuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporankeuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukanpengukur seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas danukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana sajamodal yang ada sekarang ini.
4. ColleteralMerupakan jaminan yang diberikan calon nasaba baik yang bersifatfisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredityang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehinggajika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapatdipergunakan secepat mungkin.
5. ConditionDalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi danpolitik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektormasing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.Penilaian prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebutbermasalah relatif kecil.
Selanjutnya metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. PersonalityYaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atautingkahlakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality jugamencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalammenghadapi suatu masalah.
2. PartyYaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentugolongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari lembagapembiayaan kredit atau bank.
3. PurposeYaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
34
sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan”membayar.
2. CapacityUntuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnisyang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis jugadiukur dengan kemampuannya dalam memahami tentangketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengankemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Padaakhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembaliankredit yang disalurkan.
3. CapitalUntuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporankeuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukanpengukur seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas danukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana sajamodal yang ada sekarang ini.
4. ColleteralMerupakan jaminan yang diberikan calon nasaba baik yang bersifatfisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredityang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehinggajika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapatdipergunakan secepat mungkin.
5. ConditionDalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi danpolitik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektormasing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.Penilaian prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebutbermasalah relatif kecil.
Selanjutnya metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. PersonalityYaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atautingkahlakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality jugamencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalammenghadapi suatu masalah.
2. PartyYaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentugolongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari lembagapembiayaan kredit atau bank.
3. PurposeYaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
34
sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan”membayar.
2. CapacityUntuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnisyang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis jugadiukur dengan kemampuannya dalam memahami tentangketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengankemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Padaakhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembaliankredit yang disalurkan.
3. CapitalUntuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporankeuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukanpengukur seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas danukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana sajamodal yang ada sekarang ini.
4. ColleteralMerupakan jaminan yang diberikan calon nasaba baik yang bersifatfisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredityang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehinggajika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapatdipergunakan secepat mungkin.
5. ConditionDalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi danpolitik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektormasing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.Penilaian prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebutbermasalah relatif kecil.
Selanjutnya metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. PersonalityYaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atautingkahlakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality jugamencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalammenghadapi suatu masalah.
2. PartyYaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentugolongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas sertakarakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongantertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari lembagapembiayaan kredit atau bank.
3. PurposeYaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
35
pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contohapakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktifdan lain sebagainya.
4. PrasfectYaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datangmenguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyaiprospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatufasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukanhanya lembaga pembiayaan kredit atau bank yang rugi akan tetapijuga nasabah.
5. PaymentMerupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredityang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untukmengambil kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debiturmaka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugiakan dapat ditutupi oleh sektornya.
6. ProfitabilityUntuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam menarilaba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetapsama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. ProtectionTujuan adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
2.2.8 Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit
Di samping mengggunakan analisis 5C, 7P dan 3R dalam prinsip-prinsip
penilaian pemberian kredit, maka penilaian kredit layak atau tidak layak untuk
diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian
dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi kelayakan usaha.
Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang
bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Menurut Kasmir (2012:97) dalam bukunya bank dan lembaga keuangan
lainnya mengatakan aspek-aspek dalam penilaian kredit adalah sebagai berikut:
35
pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contohapakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktifdan lain sebagainya.
4. PrasfectYaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datangmenguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyaiprospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatufasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukanhanya lembaga pembiayaan kredit atau bank yang rugi akan tetapijuga nasabah.
5. PaymentMerupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredityang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untukmengambil kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debiturmaka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugiakan dapat ditutupi oleh sektornya.
6. ProfitabilityUntuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam menarilaba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetapsama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. ProtectionTujuan adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
2.2.8 Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit
Di samping mengggunakan analisis 5C, 7P dan 3R dalam prinsip-prinsip
penilaian pemberian kredit, maka penilaian kredit layak atau tidak layak untuk
diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian
dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi kelayakan usaha.
Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang
bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Menurut Kasmir (2012:97) dalam bukunya bank dan lembaga keuangan
lainnya mengatakan aspek-aspek dalam penilaian kredit adalah sebagai berikut:
35
pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contohapakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktifdan lain sebagainya.
4. PrasfectYaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datangmenguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyaiprospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatufasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukanhanya lembaga pembiayaan kredit atau bank yang rugi akan tetapijuga nasabah.
5. PaymentMerupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredityang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untukmengambil kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debiturmaka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugiakan dapat ditutupi oleh sektornya.
6. ProfitabilityUntuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam menarilaba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetapsama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahankredit yang akan diperolehnya.
7. ProtectionTujuan adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminanmendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminanbarang atau orang atau jaminan asuransi.
2.2.8 Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit
Di samping mengggunakan analisis 5C, 7P dan 3R dalam prinsip-prinsip
penilaian pemberian kredit, maka penilaian kredit layak atau tidak layak untuk
diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian
dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi kelayakan usaha.
Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang
bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Menurut Kasmir (2012:97) dalam bukunya bank dan lembaga keuangan
lainnya mengatakan aspek-aspek dalam penilaian kredit adalah sebagai berikut:
36
1. Aspek Yuridis/ HukumNilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha sertaizin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapatdiketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masingpemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti:
a. Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industrib. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdaganganc. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanahf. Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.
2. Aspek PemasaranDalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produkyang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datangprospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah:a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalub. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga
tahun yang akan datangc. Peta kekuatan pesaing yang adad. Prospek produk secara keseluruhan
3. Aspek KeuanganPenilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatukriteria kelayakan investasi yang mencakup antara lain:a. Rasio-rasio keuanganb. Payback Periodc. Net Present Value (NPV)d. Profitability Indek (PI)e. Internal Rate of Return (IRR)f. Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/OperasiAspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksiseperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layoutruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
5. Aspek ManajemenUntuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusiayang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber dayamanusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagaiproyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial EkonomiMenganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakatumum seperti:a. Meningkatkan ekspor barangb. Mengurangi pengangguran atau lainnya
36
1. Aspek Yuridis/ HukumNilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha sertaizin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapatdiketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masingpemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti:
a. Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industrib. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdaganganc. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanahf. Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.
2. Aspek PemasaranDalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produkyang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datangprospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah:a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalub. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga
tahun yang akan datangc. Peta kekuatan pesaing yang adad. Prospek produk secara keseluruhan
3. Aspek KeuanganPenilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatukriteria kelayakan investasi yang mencakup antara lain:a. Rasio-rasio keuanganb. Payback Periodc. Net Present Value (NPV)d. Profitability Indek (PI)e. Internal Rate of Return (IRR)f. Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/OperasiAspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksiseperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layoutruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
5. Aspek ManajemenUntuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusiayang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber dayamanusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagaiproyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial EkonomiMenganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakatumum seperti:a. Meningkatkan ekspor barangb. Mengurangi pengangguran atau lainnya
36
1. Aspek Yuridis/ HukumNilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha sertaizin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapatdiketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masingpemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti:
a. Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industrib. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdaganganc. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanahf. Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.
2. Aspek PemasaranDalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produkyang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datangprospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah:a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalub. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga
tahun yang akan datangc. Peta kekuatan pesaing yang adad. Prospek produk secara keseluruhan
3. Aspek KeuanganPenilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatukriteria kelayakan investasi yang mencakup antara lain:a. Rasio-rasio keuanganb. Payback Periodc. Net Present Value (NPV)d. Profitability Indek (PI)e. Internal Rate of Return (IRR)f. Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/OperasiAspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksiseperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layoutruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
5. Aspek ManajemenUntuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusiayang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber dayamanusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagaiproyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial EkonomiMenganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakatumum seperti:a. Meningkatkan ekspor barangb. Mengurangi pengangguran atau lainnya
37
c. Meningkat pendapatan masyarakatd. Tersedianya sarana dan prasaranae. Membuka isolasi daerah tertentu
7. Aspek AmdalAnalisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredittersebut disalurkan, maka proyek yang dibiyai akan mengalamipencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang seringterjadi antara lain terhadap:a. Tanah/darat menjadi gersangb. Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasac. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas
2.2.9 Risiko Kredit
Risiko kredit adalah ekposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak
lawan memenuhi kewajibannya. Di satu sisi risiko ini dapat bersumber dari
berbagai aktivitas fungsional bank seperti penyaluran pinjaman kegiatan jasa
pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank. Di sisi lain risiko ini
timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kerja debitur yang buruk
ini dapat berupa ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk memenuhi
sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
Menurut Tampubolon (2004:12) “risiko sebagai kombinasi dari tingkat
kemungkinan sebuah peristiwa terjadi konsekuensi (dampak) potensi sebuah
peristiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi yang memberi peluang
untuk untung atau mengancam sebuah kesuksesan”.Menurut Indroes dan Sugiarto
(2006:79) “bahwa Risiko kredit adalah sebagai risiko kerugian sehubungan
dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada
saat jatuh tempo atau sesudahnya”. Sedangkan menurut Kasmir (2010:75) risiko
37
c. Meningkat pendapatan masyarakatd. Tersedianya sarana dan prasaranae. Membuka isolasi daerah tertentu
7. Aspek AmdalAnalisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredittersebut disalurkan, maka proyek yang dibiyai akan mengalamipencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang seringterjadi antara lain terhadap:a. Tanah/darat menjadi gersangb. Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasac. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas
2.2.9 Risiko Kredit
Risiko kredit adalah ekposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak
lawan memenuhi kewajibannya. Di satu sisi risiko ini dapat bersumber dari
berbagai aktivitas fungsional bank seperti penyaluran pinjaman kegiatan jasa
pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank. Di sisi lain risiko ini
timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kerja debitur yang buruk
ini dapat berupa ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk memenuhi
sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
Menurut Tampubolon (2004:12) “risiko sebagai kombinasi dari tingkat
kemungkinan sebuah peristiwa terjadi konsekuensi (dampak) potensi sebuah
peristiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi yang memberi peluang
untuk untung atau mengancam sebuah kesuksesan”.Menurut Indroes dan Sugiarto
(2006:79) “bahwa Risiko kredit adalah sebagai risiko kerugian sehubungan
dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada
saat jatuh tempo atau sesudahnya”. Sedangkan menurut Kasmir (2010:75) risiko
37
c. Meningkat pendapatan masyarakatd. Tersedianya sarana dan prasaranae. Membuka isolasi daerah tertentu
7. Aspek AmdalAnalisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredittersebut disalurkan, maka proyek yang dibiyai akan mengalamipencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang seringterjadi antara lain terhadap:a. Tanah/darat menjadi gersangb. Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasac. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas
2.2.9 Risiko Kredit
Risiko kredit adalah ekposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak
lawan memenuhi kewajibannya. Di satu sisi risiko ini dapat bersumber dari
berbagai aktivitas fungsional bank seperti penyaluran pinjaman kegiatan jasa
pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank. Di sisi lain risiko ini
timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kerja debitur yang buruk
ini dapat berupa ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk memenuhi
sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
Menurut Tampubolon (2004:12) “risiko sebagai kombinasi dari tingkat
kemungkinan sebuah peristiwa terjadi konsekuensi (dampak) potensi sebuah
peristiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi yang memberi peluang
untuk untung atau mengancam sebuah kesuksesan”.Menurut Indroes dan Sugiarto
(2006:79) “bahwa Risiko kredit adalah sebagai risiko kerugian sehubungan
dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada
saat jatuh tempo atau sesudahnya”. Sedangkan menurut Kasmir (2010:75) risiko
38
kredit adalah akibat dari kredit kredit yang tidak tertagih dikarenakan adanya
suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu).
Berdasarkan penjelasan teori tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa resiko kredit adalah tingkat kemungkinan terjadinya peristiwa gagalnya
debitur untuk mengembalikan sejumlah dana yang diambil dari pihak kreditur
atau penyedia dana.
2.2.10 Prosedur Penagihan Piutang
Prosedur penagihan berfungsi membuat surat perjanjian jatuh tempo dan
mengirimkan kepada debitur. Pada bagian ini merupakan bagian langsung yang
berhubungan dengan debitur, maka akan ada kendala yang timbul karena belum
tentu para debitur membayar tagihanya.
Adapun prosedur penagihan piutang secara terperinci yang dikemukakan
oleh Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” (2013:493) dalah sebagai
berikut:
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnyaditagih kepada bagian penagihan.
2. Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakankaryawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan suratpemberitahuan dari debitur.
4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada
bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartupiutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerimakas kepada debitur.
5. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebutdilakukan oleh pejabat yang berwenang debitur.
6. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bankdebitur.
38
kredit adalah akibat dari kredit kredit yang tidak tertagih dikarenakan adanya
suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu).
Berdasarkan penjelasan teori tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa resiko kredit adalah tingkat kemungkinan terjadinya peristiwa gagalnya
debitur untuk mengembalikan sejumlah dana yang diambil dari pihak kreditur
atau penyedia dana.
2.2.10 Prosedur Penagihan Piutang
Prosedur penagihan berfungsi membuat surat perjanjian jatuh tempo dan
mengirimkan kepada debitur. Pada bagian ini merupakan bagian langsung yang
berhubungan dengan debitur, maka akan ada kendala yang timbul karena belum
tentu para debitur membayar tagihanya.
Adapun prosedur penagihan piutang secara terperinci yang dikemukakan
oleh Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” (2013:493) dalah sebagai
berikut:
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnyaditagih kepada bagian penagihan.
2. Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakankaryawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan suratpemberitahuan dari debitur.
4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada
bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartupiutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerimakas kepada debitur.
5. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebutdilakukan oleh pejabat yang berwenang debitur.
6. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bankdebitur.
38
kredit adalah akibat dari kredit kredit yang tidak tertagih dikarenakan adanya
suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu).
Berdasarkan penjelasan teori tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa resiko kredit adalah tingkat kemungkinan terjadinya peristiwa gagalnya
debitur untuk mengembalikan sejumlah dana yang diambil dari pihak kreditur
atau penyedia dana.
2.2.10 Prosedur Penagihan Piutang
Prosedur penagihan berfungsi membuat surat perjanjian jatuh tempo dan
mengirimkan kepada debitur. Pada bagian ini merupakan bagian langsung yang
berhubungan dengan debitur, maka akan ada kendala yang timbul karena belum
tentu para debitur membayar tagihanya.
Adapun prosedur penagihan piutang secara terperinci yang dikemukakan
oleh Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” (2013:493) dalah sebagai
berikut:
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnyaditagih kepada bagian penagihan.
2. Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakankaryawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan suratpemberitahuan dari debitur.
4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada
bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartupiutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerimakas kepada debitur.
5. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebutdilakukan oleh pejabat yang berwenang debitur.
6. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bankdebitur.
39
Dalam pengawasan Penagihan, manajemen harus mempunyai strategi
khusus, ketat tetapi tidak menimbulkan kecurigaan melainkan harus menciptakan
suasana kepercayaan sehingga para pegawai bagian penagihan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan leluasa. Tetapi hal ini tidak dapat
menjamin bahwa tidak akan terjadi penyelewengan kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja, karena kemungkinan kecurangan disini mempunyai
peluang besar jika pengendalian dan pengawasan diterapkan bersifat longgar.
Dalam hal ini jangan sampai terjadi kasus pelanggan yang sudah membayar tetapi
belum dilaporkan ke bagian akuntansi dan masih banyak lagi kemungkinan-
kemungkinan kesalahan terjadi.
Menurut Kasmir (2013:95) ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melakukan penagihan piutang, yaitu:
1. Melalui SuratTeknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan daripelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telahditentukan tetapi belum dilakukan pembayaran.
2. Melalui TeleponTeknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya,yaitu apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihanbelum dibayar.
3. Kunjungan PersonalKunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungansecara personal atau pribadi ke tempat pelanggan.
4. Tindakan Yuridis (melalui hukum)Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggantidak menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajibanmembayar hutangnya.
2.2.11 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih
Terjadinya kredit bermasalah ini ditinjau dari sudut bank dapat
dikemukakan berbagai faktor penyebab yang dapat diidentifikasikan dan
39
Dalam pengawasan Penagihan, manajemen harus mempunyai strategi
khusus, ketat tetapi tidak menimbulkan kecurigaan melainkan harus menciptakan
suasana kepercayaan sehingga para pegawai bagian penagihan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan leluasa. Tetapi hal ini tidak dapat
menjamin bahwa tidak akan terjadi penyelewengan kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja, karena kemungkinan kecurangan disini mempunyai
peluang besar jika pengendalian dan pengawasan diterapkan bersifat longgar.
Dalam hal ini jangan sampai terjadi kasus pelanggan yang sudah membayar tetapi
belum dilaporkan ke bagian akuntansi dan masih banyak lagi kemungkinan-
kemungkinan kesalahan terjadi.
Menurut Kasmir (2013:95) ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melakukan penagihan piutang, yaitu:
1. Melalui SuratTeknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan daripelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telahditentukan tetapi belum dilakukan pembayaran.
2. Melalui TeleponTeknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya,yaitu apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihanbelum dibayar.
3. Kunjungan PersonalKunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungansecara personal atau pribadi ke tempat pelanggan.
4. Tindakan Yuridis (melalui hukum)Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggantidak menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajibanmembayar hutangnya.
2.2.11 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih
Terjadinya kredit bermasalah ini ditinjau dari sudut bank dapat
dikemukakan berbagai faktor penyebab yang dapat diidentifikasikan dan
39
Dalam pengawasan Penagihan, manajemen harus mempunyai strategi
khusus, ketat tetapi tidak menimbulkan kecurigaan melainkan harus menciptakan
suasana kepercayaan sehingga para pegawai bagian penagihan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan leluasa. Tetapi hal ini tidak dapat
menjamin bahwa tidak akan terjadi penyelewengan kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja, karena kemungkinan kecurangan disini mempunyai
peluang besar jika pengendalian dan pengawasan diterapkan bersifat longgar.
Dalam hal ini jangan sampai terjadi kasus pelanggan yang sudah membayar tetapi
belum dilaporkan ke bagian akuntansi dan masih banyak lagi kemungkinan-
kemungkinan kesalahan terjadi.
Menurut Kasmir (2013:95) ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melakukan penagihan piutang, yaitu:
1. Melalui SuratTeknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan daripelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telahditentukan tetapi belum dilakukan pembayaran.
2. Melalui TeleponTeknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya,yaitu apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihanbelum dibayar.
3. Kunjungan PersonalKunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungansecara personal atau pribadi ke tempat pelanggan.
4. Tindakan Yuridis (melalui hukum)Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggantidak menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajibanmembayar hutangnya.
2.2.11 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih
Terjadinya kredit bermasalah ini ditinjau dari sudut bank dapat
dikemukakan berbagai faktor penyebab yang dapat diidentifikasikan dan
40
dikelompokkan kedalam 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Menurut Abdul (2002:45) piutang tak tertagih dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditura. Adanya kebijakan kredit yang ekspansif
Pola kebijakan pemberian kredit yang selalu terlalu ekspansifmelebihi batas pertumbuhan yang normal mengakibatkan bankkurang selektif dalam menilai permohonan kredit calon nasabahdan cenderung banyak memberikan kemudahan-kemudahan. Halini disebabkan karena dikejar target yang cukup tinggi sehinggamendorong sebagian bank untuk menarik nasabah bank yang laintanpa melakukan analisis dan perhitungan risiko yang bakal terjadi.
b. Penyimpangan dalam prosedur pemberian kredit.Adanya kecenderungan bank kurang mengikuti sistem atau kurangdisiplin dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang berlakudapat menimbulkan kredit bermasalah. Karena biasanya dalamproses pemberian kredit kurang diperhatikan azas pemberian kredityang sehat seperti analisis kelayakan usaha, data keuangan debitor,tujuan penggunaan kredit dan lain sebagainya.
c. Itikad kurang baik dari Pemilik/Pengurus/Pegawai bank.Adanya itikad kurang baik dari pemilik/pengurus/pegawai banksering dijumpai adanya kredit yang tidak layak, kredit fiktif, kredityang tidak jelas penggunaannya, kredit topengan, yang padaumumnya kredit tersebut digiring untuk segera menjadi macet,kemudian dihapusbukukan dari neraca bank untuk menghilangkanjejaknya agar tidak mudah dilacak oleh siapapun.
d. Lemahnya Administrasi dan Pengawasan KreditSistem administrasi dan pengawasan kredit yang lemah banyakmengakibatkan kredit bermasalah, karena administrasi dokumen-dokumen tidak dilakukan dengan baik dan peninjauan langsungterhadap kegiatan usaha debitor hampir tidak pernah dilakukan,sehingga diketahui tiba-tiba usaha debitor sudah macet dan sulituntuk diselamatkan lagi.
e. Lemahnya sistem informasi kredit bermasalahBank memiliki kecenderungan untuk melaporkan gambaran yanglebih baik mengenai kondisi kreditnya kepada Bank Indonesiadengan harapan akan mendapatkan penilaian tingkat kesehatanyang baik. Sementara itu secara intern bank sendiri tidakmengadministrasikan kondisi kredit yang sebenarnya, sehinggabank seringkali terlambat dalam mengantisipasi terjadinya kreditbermasalah.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur
40
dikelompokkan kedalam 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Menurut Abdul (2002:45) piutang tak tertagih dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditura. Adanya kebijakan kredit yang ekspansif
Pola kebijakan pemberian kredit yang selalu terlalu ekspansifmelebihi batas pertumbuhan yang normal mengakibatkan bankkurang selektif dalam menilai permohonan kredit calon nasabahdan cenderung banyak memberikan kemudahan-kemudahan. Halini disebabkan karena dikejar target yang cukup tinggi sehinggamendorong sebagian bank untuk menarik nasabah bank yang laintanpa melakukan analisis dan perhitungan risiko yang bakal terjadi.
b. Penyimpangan dalam prosedur pemberian kredit.Adanya kecenderungan bank kurang mengikuti sistem atau kurangdisiplin dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang berlakudapat menimbulkan kredit bermasalah. Karena biasanya dalamproses pemberian kredit kurang diperhatikan azas pemberian kredityang sehat seperti analisis kelayakan usaha, data keuangan debitor,tujuan penggunaan kredit dan lain sebagainya.
c. Itikad kurang baik dari Pemilik/Pengurus/Pegawai bank.Adanya itikad kurang baik dari pemilik/pengurus/pegawai banksering dijumpai adanya kredit yang tidak layak, kredit fiktif, kredityang tidak jelas penggunaannya, kredit topengan, yang padaumumnya kredit tersebut digiring untuk segera menjadi macet,kemudian dihapusbukukan dari neraca bank untuk menghilangkanjejaknya agar tidak mudah dilacak oleh siapapun.
d. Lemahnya Administrasi dan Pengawasan KreditSistem administrasi dan pengawasan kredit yang lemah banyakmengakibatkan kredit bermasalah, karena administrasi dokumen-dokumen tidak dilakukan dengan baik dan peninjauan langsungterhadap kegiatan usaha debitor hampir tidak pernah dilakukan,sehingga diketahui tiba-tiba usaha debitor sudah macet dan sulituntuk diselamatkan lagi.
e. Lemahnya sistem informasi kredit bermasalahBank memiliki kecenderungan untuk melaporkan gambaran yanglebih baik mengenai kondisi kreditnya kepada Bank Indonesiadengan harapan akan mendapatkan penilaian tingkat kesehatanyang baik. Sementara itu secara intern bank sendiri tidakmengadministrasikan kondisi kredit yang sebenarnya, sehinggabank seringkali terlambat dalam mengantisipasi terjadinya kreditbermasalah.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur
40
dikelompokkan kedalam 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Menurut Abdul (2002:45) piutang tak tertagih dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditura. Adanya kebijakan kredit yang ekspansif
Pola kebijakan pemberian kredit yang selalu terlalu ekspansifmelebihi batas pertumbuhan yang normal mengakibatkan bankkurang selektif dalam menilai permohonan kredit calon nasabahdan cenderung banyak memberikan kemudahan-kemudahan. Halini disebabkan karena dikejar target yang cukup tinggi sehinggamendorong sebagian bank untuk menarik nasabah bank yang laintanpa melakukan analisis dan perhitungan risiko yang bakal terjadi.
b. Penyimpangan dalam prosedur pemberian kredit.Adanya kecenderungan bank kurang mengikuti sistem atau kurangdisiplin dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang berlakudapat menimbulkan kredit bermasalah. Karena biasanya dalamproses pemberian kredit kurang diperhatikan azas pemberian kredityang sehat seperti analisis kelayakan usaha, data keuangan debitor,tujuan penggunaan kredit dan lain sebagainya.
c. Itikad kurang baik dari Pemilik/Pengurus/Pegawai bank.Adanya itikad kurang baik dari pemilik/pengurus/pegawai banksering dijumpai adanya kredit yang tidak layak, kredit fiktif, kredityang tidak jelas penggunaannya, kredit topengan, yang padaumumnya kredit tersebut digiring untuk segera menjadi macet,kemudian dihapusbukukan dari neraca bank untuk menghilangkanjejaknya agar tidak mudah dilacak oleh siapapun.
d. Lemahnya Administrasi dan Pengawasan KreditSistem administrasi dan pengawasan kredit yang lemah banyakmengakibatkan kredit bermasalah, karena administrasi dokumen-dokumen tidak dilakukan dengan baik dan peninjauan langsungterhadap kegiatan usaha debitor hampir tidak pernah dilakukan,sehingga diketahui tiba-tiba usaha debitor sudah macet dan sulituntuk diselamatkan lagi.
e. Lemahnya sistem informasi kredit bermasalahBank memiliki kecenderungan untuk melaporkan gambaran yanglebih baik mengenai kondisi kreditnya kepada Bank Indonesiadengan harapan akan mendapatkan penilaian tingkat kesehatanyang baik. Sementara itu secara intern bank sendiri tidakmengadministrasikan kondisi kredit yang sebenarnya, sehinggabank seringkali terlambat dalam mengantisipasi terjadinya kreditbermasalah.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur
41
a. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kreditMenurunnyakegiatan ekonomi dan tingginya tingkat suku bungakredit dapat menyulitkan debitor dalam memenuhi kewajibannyakepada bank, karena beban bunga yang ditangggung debitor terlaluberat.
b. Iklim persaingan tidak sehatAdanya iklim persaingan yang ketat sering membuatperbankanmemberikan kemudahan dan keringanan serta fasilitasyangberlebihan kepada debitor, sehingga mendorong debitor untukmenggunakankelebihan dana tersebut kepada tujuan yang bersifatspekulatif.
c. Kegagalan usaha debitorKegagalan usaha debitor dapat menyebabkan debitor tidak mampumemenuhi kewajibannya kepada bank. Hal ini biasanya karenakegiatan usaha debitor sensitif terhadap perubahan lingkungan.
d. Musibah yang menimpa kegiatan debitorKeadaan yang tidak terduga sering menyebabkan kredit menjadibermasalah, seperti adanya kebakaran yang menimpa tempat usahadebitor sementara tempat tersebut lalai diasuransikan oleh bank,seperti gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya yang dapatmenimbulkan kerugian.
Walaupun bank tidak mengharapkan terjadinya kredit bermasalah,
seluruh pejabat bank terutama yang berkaiatan dengan perkreditan harus memiliki
pandangan dan persepsi yang sama dalam menangani kredit bermasalah tersebut.
Karena itu untuk menyelesaikan kredit bermasalah perlu menggunakan
pendekatan sebagai berikut:
a. Bank tidak membiarkan atau bahkan menutup-nutupi adanya kredit
bermasalah.
b. Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit bermasalah.
c. Penanganan kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit
bermasalah juga harus dilakukan secara dini dan sesegera mungkin.
41
a. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kreditMenurunnyakegiatan ekonomi dan tingginya tingkat suku bungakredit dapat menyulitkan debitor dalam memenuhi kewajibannyakepada bank, karena beban bunga yang ditangggung debitor terlaluberat.
b. Iklim persaingan tidak sehatAdanya iklim persaingan yang ketat sering membuatperbankanmemberikan kemudahan dan keringanan serta fasilitasyangberlebihan kepada debitor, sehingga mendorong debitor untukmenggunakankelebihan dana tersebut kepada tujuan yang bersifatspekulatif.
c. Kegagalan usaha debitorKegagalan usaha debitor dapat menyebabkan debitor tidak mampumemenuhi kewajibannya kepada bank. Hal ini biasanya karenakegiatan usaha debitor sensitif terhadap perubahan lingkungan.
d. Musibah yang menimpa kegiatan debitorKeadaan yang tidak terduga sering menyebabkan kredit menjadibermasalah, seperti adanya kebakaran yang menimpa tempat usahadebitor sementara tempat tersebut lalai diasuransikan oleh bank,seperti gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya yang dapatmenimbulkan kerugian.
Walaupun bank tidak mengharapkan terjadinya kredit bermasalah,
seluruh pejabat bank terutama yang berkaiatan dengan perkreditan harus memiliki
pandangan dan persepsi yang sama dalam menangani kredit bermasalah tersebut.
Karena itu untuk menyelesaikan kredit bermasalah perlu menggunakan
pendekatan sebagai berikut:
a. Bank tidak membiarkan atau bahkan menutup-nutupi adanya kredit
bermasalah.
b. Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit bermasalah.
c. Penanganan kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit
bermasalah juga harus dilakukan secara dini dan sesegera mungkin.
41
a. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kreditMenurunnyakegiatan ekonomi dan tingginya tingkat suku bungakredit dapat menyulitkan debitor dalam memenuhi kewajibannyakepada bank, karena beban bunga yang ditangggung debitor terlaluberat.
b. Iklim persaingan tidak sehatAdanya iklim persaingan yang ketat sering membuatperbankanmemberikan kemudahan dan keringanan serta fasilitasyangberlebihan kepada debitor, sehingga mendorong debitor untukmenggunakankelebihan dana tersebut kepada tujuan yang bersifatspekulatif.
c. Kegagalan usaha debitorKegagalan usaha debitor dapat menyebabkan debitor tidak mampumemenuhi kewajibannya kepada bank. Hal ini biasanya karenakegiatan usaha debitor sensitif terhadap perubahan lingkungan.
d. Musibah yang menimpa kegiatan debitorKeadaan yang tidak terduga sering menyebabkan kredit menjadibermasalah, seperti adanya kebakaran yang menimpa tempat usahadebitor sementara tempat tersebut lalai diasuransikan oleh bank,seperti gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya yang dapatmenimbulkan kerugian.
Walaupun bank tidak mengharapkan terjadinya kredit bermasalah,
seluruh pejabat bank terutama yang berkaiatan dengan perkreditan harus memiliki
pandangan dan persepsi yang sama dalam menangani kredit bermasalah tersebut.
Karena itu untuk menyelesaikan kredit bermasalah perlu menggunakan
pendekatan sebagai berikut:
a. Bank tidak membiarkan atau bahkan menutup-nutupi adanya kredit
bermasalah.
b. Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit bermasalah.
c. Penanganan kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit
bermasalah juga harus dilakukan secara dini dan sesegera mungkin.
42
d. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara
menambah plafond kredit atau tunggakan-tunggakan bunga dan
mengkapitalisasi tunggakan bunga tersebut.
e. Bank tidak boleh melakukan pengecualin dalam menyelesaikan kredit
bermasalah, khususnya untuk kredit bermasalah kepada pihak-pihak yang
terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu.
Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan
untuk memperlancar tugas-tugas kreditur dalam penyelesaian atau penagihan
piutang kepada debitur sehingga sikap dan langkah yang diambil disesuaikan
dengan keadaan kredit. Pengelompokkan atau penggolongan kredit didasarkaan
atas kolektibilitas yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau
angsuran kredit dan bunga.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat kredit dalam perkreditan
ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa
keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan
piutang, tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak
lancar bahkan menuju arah kemacetan.
Menurut Dahlan (2001:178) : apabila kredit yang disalurkan tersebut
mengalami masalah maka sebelum melakukan penyelamatan terhadap kredit yang
bermasalah tersebut maka dapat ditempuh beberapa usaha sebagai berikut:
1) Peringatan tertulis untuk segera menyelesaikan kewajibannya yangtertunggak disamping usaha lain untuk melakukan penagihan. Peringatantersebut dapat diulangi sampai tiga kali. Apabila debitur belum jugamenyelesaikan kewajibannya, maka bank dapat mencabut fasilitas kreditsehingga yang bersangkutan dapat dikenakan overdue.
42
d. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara
menambah plafond kredit atau tunggakan-tunggakan bunga dan
mengkapitalisasi tunggakan bunga tersebut.
e. Bank tidak boleh melakukan pengecualin dalam menyelesaikan kredit
bermasalah, khususnya untuk kredit bermasalah kepada pihak-pihak yang
terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu.
Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan
untuk memperlancar tugas-tugas kreditur dalam penyelesaian atau penagihan
piutang kepada debitur sehingga sikap dan langkah yang diambil disesuaikan
dengan keadaan kredit. Pengelompokkan atau penggolongan kredit didasarkaan
atas kolektibilitas yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau
angsuran kredit dan bunga.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat kredit dalam perkreditan
ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa
keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan
piutang, tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak
lancar bahkan menuju arah kemacetan.
Menurut Dahlan (2001:178) : apabila kredit yang disalurkan tersebut
mengalami masalah maka sebelum melakukan penyelamatan terhadap kredit yang
bermasalah tersebut maka dapat ditempuh beberapa usaha sebagai berikut:
1) Peringatan tertulis untuk segera menyelesaikan kewajibannya yangtertunggak disamping usaha lain untuk melakukan penagihan. Peringatantersebut dapat diulangi sampai tiga kali. Apabila debitur belum jugamenyelesaikan kewajibannya, maka bank dapat mencabut fasilitas kreditsehingga yang bersangkutan dapat dikenakan overdue.
42
d. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara
menambah plafond kredit atau tunggakan-tunggakan bunga dan
mengkapitalisasi tunggakan bunga tersebut.
e. Bank tidak boleh melakukan pengecualin dalam menyelesaikan kredit
bermasalah, khususnya untuk kredit bermasalah kepada pihak-pihak yang
terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu.
Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan
untuk memperlancar tugas-tugas kreditur dalam penyelesaian atau penagihan
piutang kepada debitur sehingga sikap dan langkah yang diambil disesuaikan
dengan keadaan kredit. Pengelompokkan atau penggolongan kredit didasarkaan
atas kolektibilitas yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau
angsuran kredit dan bunga.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat kredit dalam perkreditan
ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa
keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan
piutang, tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak
lancar bahkan menuju arah kemacetan.
Menurut Dahlan (2001:178) : apabila kredit yang disalurkan tersebut
mengalami masalah maka sebelum melakukan penyelamatan terhadap kredit yang
bermasalah tersebut maka dapat ditempuh beberapa usaha sebagai berikut:
1) Peringatan tertulis untuk segera menyelesaikan kewajibannya yangtertunggak disamping usaha lain untuk melakukan penagihan. Peringatantersebut dapat diulangi sampai tiga kali. Apabila debitur belum jugamenyelesaikan kewajibannya, maka bank dapat mencabut fasilitas kreditsehingga yang bersangkutan dapat dikenakan overdue.
43
2) Usaha debitur untuk melunasi hutang dapat ditempuh jalur hukum yaitulembaga somtie yang ada di Pengadilan negeri bagi Bank Swasta.Sedangkan bagi Bank BUMN melalui Badan Urusan Piutang dan LelangNegara.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan penulis terdapat unsur kesamaan dengan peneliti
terdahulu, tetapi juga mengandung beberapa perbedaan.Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan secara singkat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nani
(2008) dengan judul Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit di PT. Bank Haga
Cabang Semarang. Dengan hasil penelitian analisis 5C merupakan acuan yang
utama untuk menilai kelayakan pemberian kredit yang berupa character, capacity,
capital, collateral, condition of economy. Dan faktor-faktor penting dalam
menjamin mutu kredit. setiap permohonan kredit yang telah melewati tahap
penilaian kredit (analisis 5C) maka kredit yang berjalan akan menjadi kredit yang
faktor risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa analisis 5C yang baik
membantu dalam menghasilkan kredit dengan mutu yang baik dengan faktor
risikonya yang rendah. Frengky (2009) dengan judul Evaluasi Kelayakan
Pemberian Kredit oleh PT. BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Hasil dari
analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini menyatakan
bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 80%
(sebanyak 12 orang) sedangkan yang tidak mendapat kredit sebanyak 20%
(sebanyak 3 orang). Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat
perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan
kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami
43
2) Usaha debitur untuk melunasi hutang dapat ditempuh jalur hukum yaitulembaga somtie yang ada di Pengadilan negeri bagi Bank Swasta.Sedangkan bagi Bank BUMN melalui Badan Urusan Piutang dan LelangNegara.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan penulis terdapat unsur kesamaan dengan peneliti
terdahulu, tetapi juga mengandung beberapa perbedaan.Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan secara singkat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nani
(2008) dengan judul Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit di PT. Bank Haga
Cabang Semarang. Dengan hasil penelitian analisis 5C merupakan acuan yang
utama untuk menilai kelayakan pemberian kredit yang berupa character, capacity,
capital, collateral, condition of economy. Dan faktor-faktor penting dalam
menjamin mutu kredit. setiap permohonan kredit yang telah melewati tahap
penilaian kredit (analisis 5C) maka kredit yang berjalan akan menjadi kredit yang
faktor risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa analisis 5C yang baik
membantu dalam menghasilkan kredit dengan mutu yang baik dengan faktor
risikonya yang rendah. Frengky (2009) dengan judul Evaluasi Kelayakan
Pemberian Kredit oleh PT. BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Hasil dari
analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini menyatakan
bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 80%
(sebanyak 12 orang) sedangkan yang tidak mendapat kredit sebanyak 20%
(sebanyak 3 orang). Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat
perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan
kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami
43
2) Usaha debitur untuk melunasi hutang dapat ditempuh jalur hukum yaitulembaga somtie yang ada di Pengadilan negeri bagi Bank Swasta.Sedangkan bagi Bank BUMN melalui Badan Urusan Piutang dan LelangNegara.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan penulis terdapat unsur kesamaan dengan peneliti
terdahulu, tetapi juga mengandung beberapa perbedaan.Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan secara singkat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nani
(2008) dengan judul Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit di PT. Bank Haga
Cabang Semarang. Dengan hasil penelitian analisis 5C merupakan acuan yang
utama untuk menilai kelayakan pemberian kredit yang berupa character, capacity,
capital, collateral, condition of economy. Dan faktor-faktor penting dalam
menjamin mutu kredit. setiap permohonan kredit yang telah melewati tahap
penilaian kredit (analisis 5C) maka kredit yang berjalan akan menjadi kredit yang
faktor risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa analisis 5C yang baik
membantu dalam menghasilkan kredit dengan mutu yang baik dengan faktor
risikonya yang rendah. Frengky (2009) dengan judul Evaluasi Kelayakan
Pemberian Kredit oleh PT. BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Hasil dari
analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini menyatakan
bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 80%
(sebanyak 12 orang) sedangkan yang tidak mendapat kredit sebanyak 20%
(sebanyak 3 orang). Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat
perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan
kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami
44
peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan kredit,
selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit. Jika terjadi
sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah, yang dapat
merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak bank harus
teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Hutauruk (2014) dengan judul
Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Laju Terbing
Tinggi dari hasil penilitan yakni lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
prosedur dalam pemberian kredit pada CIMB Niaga Unit Mikro Laju Tebing
Tinggi sudah berjalan dengan baik. Hanya saja terkadang dalam melaksanakan
prosedur pemberian kredit ada yang tidak sesuai dengan prosedur terbukti masih
terdapat pemberian kredit ganda kepada anggota yang masih memiliki pinjaman.
Tetapi CIMB Niaga Unit Mikro Laju terus berkembang sesuai dengan peran dan
fungsinya sebagai Bank perkreditan yang mampu mensejahterakan masyarakat
serta mengembangkan pengusaha kecil dan menengah. Hambatan yang terjadi
dalam prosedur pemberian kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Unit Mikro Laju
dalam proses pemberian kredit masih dalam keterlambatan dalam sistem
pencairannya apalagi dalam pemberian kredit dalam jumlah besar. Pengurus Bank
masih belum mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi. Dan Sartika (2014)
dengan judul Sistem Pemberian Kredit Kepada Nasabah pada BRI (Bank Rakyat
Indonesia) unit Telukdalam Tahun 2015. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Pelaksanaan sistem pengawasan pemberin kredit pada PT. Bank Bumi Putra, Tbk
Cabang Medan cukup efektif. Pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT. Bank
Bumi Putra, Tbk Cabang Medan mengalami penurunan dari Tahun 2004 ke ratio
44
peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan kredit,
selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit. Jika terjadi
sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah, yang dapat
merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak bank harus
teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Hutauruk (2014) dengan judul
Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Laju Terbing
Tinggi dari hasil penilitan yakni lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
prosedur dalam pemberian kredit pada CIMB Niaga Unit Mikro Laju Tebing
Tinggi sudah berjalan dengan baik. Hanya saja terkadang dalam melaksanakan
prosedur pemberian kredit ada yang tidak sesuai dengan prosedur terbukti masih
terdapat pemberian kredit ganda kepada anggota yang masih memiliki pinjaman.
Tetapi CIMB Niaga Unit Mikro Laju terus berkembang sesuai dengan peran dan
fungsinya sebagai Bank perkreditan yang mampu mensejahterakan masyarakat
serta mengembangkan pengusaha kecil dan menengah. Hambatan yang terjadi
dalam prosedur pemberian kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Unit Mikro Laju
dalam proses pemberian kredit masih dalam keterlambatan dalam sistem
pencairannya apalagi dalam pemberian kredit dalam jumlah besar. Pengurus Bank
masih belum mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi. Dan Sartika (2014)
dengan judul Sistem Pemberian Kredit Kepada Nasabah pada BRI (Bank Rakyat
Indonesia) unit Telukdalam Tahun 2015. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Pelaksanaan sistem pengawasan pemberin kredit pada PT. Bank Bumi Putra, Tbk
Cabang Medan cukup efektif. Pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT. Bank
Bumi Putra, Tbk Cabang Medan mengalami penurunan dari Tahun 2004 ke ratio
44
peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan kredit,
selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit. Jika terjadi
sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah, yang dapat
merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak bank harus
teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Hutauruk (2014) dengan judul
Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Laju Terbing
Tinggi dari hasil penilitan yakni lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
prosedur dalam pemberian kredit pada CIMB Niaga Unit Mikro Laju Tebing
Tinggi sudah berjalan dengan baik. Hanya saja terkadang dalam melaksanakan
prosedur pemberian kredit ada yang tidak sesuai dengan prosedur terbukti masih
terdapat pemberian kredit ganda kepada anggota yang masih memiliki pinjaman.
Tetapi CIMB Niaga Unit Mikro Laju terus berkembang sesuai dengan peran dan
fungsinya sebagai Bank perkreditan yang mampu mensejahterakan masyarakat
serta mengembangkan pengusaha kecil dan menengah. Hambatan yang terjadi
dalam prosedur pemberian kredit pada PT. Bank CIMB Niaga Unit Mikro Laju
dalam proses pemberian kredit masih dalam keterlambatan dalam sistem
pencairannya apalagi dalam pemberian kredit dalam jumlah besar. Pengurus Bank
masih belum mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi. Dan Sartika (2014)
dengan judul Sistem Pemberian Kredit Kepada Nasabah pada BRI (Bank Rakyat
Indonesia) unit Telukdalam Tahun 2015. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Pelaksanaan sistem pengawasan pemberin kredit pada PT. Bank Bumi Putra, Tbk
Cabang Medan cukup efektif. Pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT. Bank
Bumi Putra, Tbk Cabang Medan mengalami penurunan dari Tahun 2004 ke ratio
45
NPL (non Performing Loan) yaitu sebesar 0,89% per 31 Desember 2004 yang
mengalami penurunan menjadi 1,6% per 31 Desember 2005. Hal ini sesuai
dengan surat Edaran Bank Indonesia nomor SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, Pemberian kredit telah dijalankan sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan
bank dan prosedur pemberian kredit, tahap analisis kredit dan tahap keputusan
kredit. Kristiani (2015) dengan judul Analisis Prosedur Kebijakan Pemberian
Kredit pada Bank Jatim Cabang Kendiri dari hasil penelitian ini sturktur
organisasi yang terlibat dalam proses kredit pada Bank Jatim Cabang Kediri
adalah pimpinan cabang penyedia operasional kredit dan staf analis kredit.
Indikator Variabel
Indikator pada dasarnya merupakan variabel kendali yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun
kegiatan. Indikator sangat diperlukan agar setiap pelaku sebuah kegiatan dapat
mengetahui sejauh mana kegiatan yang dilakukannya telah berkembang/berubah.
Menurut Green (1992) “Indikator merupakan variabel yang mengindikasikan atau
menunjukan satu kecenderungan situasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur
perubahan”. Adapun indikator-indikator variabel yang dapat dilakukan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Indikator Prosedur Pemberian Kredit
1) Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)
Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui
informasi mengenai persyaratan dalam memberikan kredit oleh Bank yang
bersangkutan.
45
NPL (non Performing Loan) yaitu sebesar 0,89% per 31 Desember 2004 yang
mengalami penurunan menjadi 1,6% per 31 Desember 2005. Hal ini sesuai
dengan surat Edaran Bank Indonesia nomor SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, Pemberian kredit telah dijalankan sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan
bank dan prosedur pemberian kredit, tahap analisis kredit dan tahap keputusan
kredit. Kristiani (2015) dengan judul Analisis Prosedur Kebijakan Pemberian
Kredit pada Bank Jatim Cabang Kendiri dari hasil penelitian ini sturktur
organisasi yang terlibat dalam proses kredit pada Bank Jatim Cabang Kediri
adalah pimpinan cabang penyedia operasional kredit dan staf analis kredit.
Indikator Variabel
Indikator pada dasarnya merupakan variabel kendali yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun
kegiatan. Indikator sangat diperlukan agar setiap pelaku sebuah kegiatan dapat
mengetahui sejauh mana kegiatan yang dilakukannya telah berkembang/berubah.
Menurut Green (1992) “Indikator merupakan variabel yang mengindikasikan atau
menunjukan satu kecenderungan situasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur
perubahan”. Adapun indikator-indikator variabel yang dapat dilakukan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Indikator Prosedur Pemberian Kredit
1) Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)
Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui
informasi mengenai persyaratan dalam memberikan kredit oleh Bank yang
bersangkutan.
45
NPL (non Performing Loan) yaitu sebesar 0,89% per 31 Desember 2004 yang
mengalami penurunan menjadi 1,6% per 31 Desember 2005. Hal ini sesuai
dengan surat Edaran Bank Indonesia nomor SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, Pemberian kredit telah dijalankan sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan
bank dan prosedur pemberian kredit, tahap analisis kredit dan tahap keputusan
kredit. Kristiani (2015) dengan judul Analisis Prosedur Kebijakan Pemberian
Kredit pada Bank Jatim Cabang Kendiri dari hasil penelitian ini sturktur
organisasi yang terlibat dalam proses kredit pada Bank Jatim Cabang Kediri
adalah pimpinan cabang penyedia operasional kredit dan staf analis kredit.
Indikator Variabel
Indikator pada dasarnya merupakan variabel kendali yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun
kegiatan. Indikator sangat diperlukan agar setiap pelaku sebuah kegiatan dapat
mengetahui sejauh mana kegiatan yang dilakukannya telah berkembang/berubah.
Menurut Green (1992) “Indikator merupakan variabel yang mengindikasikan atau
menunjukan satu kecenderungan situasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur
perubahan”. Adapun indikator-indikator variabel yang dapat dilakukan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Indikator Prosedur Pemberian Kredit
1) Tahap persiapan kredit (Credit Preparation)
Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui
informasi mengenai persyaratan dalam memberikan kredit oleh Bank yang
bersangkutan.
46
2) Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/Credit Appraisal)
Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek
adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, Aspek Pemasaran, Aspek
Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek Sosial Ekonomi.
3) Tahap Keputusan Kredit
Atas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melalui pemutus
kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebut layak untuk
diberikan kredit atau tidak.
4) Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)
Padatahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapat
direalisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuan karena
baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagai saksi. Pada saat
itulah bank akan melakukan administrasi kredit dalam arti luas.
5) Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecil
Selanjutnya Bank melalui bagian/pejabat-pejabat yang menanganinya
menata usahakan kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan
dokumen-dokumen kredit, surat-surat yang berkenaan dengan agunan dan
lain sebagainya.
6) Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur
Tahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahap supervisi/pengawasan
kredit dan pembinaan debitur, ialah upaya pengamanan kredit yang telah
46
2) Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/Credit Appraisal)
Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek
adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, Aspek Pemasaran, Aspek
Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek Sosial Ekonomi.
3) Tahap Keputusan Kredit
Atas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melalui pemutus
kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebut layak untuk
diberikan kredit atau tidak.
4) Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)
Padatahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapat
direalisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuan karena
baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagai saksi. Pada saat
itulah bank akan melakukan administrasi kredit dalam arti luas.
5) Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecil
Selanjutnya Bank melalui bagian/pejabat-pejabat yang menanganinya
menata usahakan kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan
dokumen-dokumen kredit, surat-surat yang berkenaan dengan agunan dan
lain sebagainya.
6) Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur
Tahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahap supervisi/pengawasan
kredit dan pembinaan debitur, ialah upaya pengamanan kredit yang telah
46
2) Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/Credit Appraisal)
Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
atau proyek pemohon kredit.Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek
adalah Aspek Manajemen dan Organisasi, Aspek Pemasaran, Aspek
Keuangan, Aspek Yuridis, Aspek Sosial Ekonomi.
3) Tahap Keputusan Kredit
Atas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melalui pemutus
kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebut layak untuk
diberikan kredit atau tidak.
4) Tahap Pelaksanaan (Credit Realization)
Padatahap ini Bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapat
direalisasikan. Calon debitur harus menandatangani persetujuan karena
baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagai saksi. Pada saat
itulah bank akan melakukan administrasi kredit dalam arti luas.
5) Tahap Administrasi Kredit atau Tata usaha kecil
Selanjutnya Bank melalui bagian/pejabat-pejabat yang menanganinya
menata usahakan kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan
dokumen-dokumen kredit, surat-surat yang berkenaan dengan agunan dan
lain sebagainya.
6) Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur
Tahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahap supervisi/pengawasan
kredit dan pembinaan debitur, ialah upaya pengamanan kredit yang telah
47
diberikan oleh Bank dengan jalan harus mengikuti jalannya perusahaan
serta memberikan saran agar perusahaan berjalan dengan baik.
b. Indikator Prosedur Penagihan Piutang
1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagihan.
2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:
a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerima kas
kepada debitur.
5) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebut dilakukan
oleh pejabat yang berwenang debitur.
6) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
Dari penjelasan indikator prosedur pemberian kredit dan prosedur
penagihan piutang dapat disimpulkan bahwa indikator memiliki tahap persiapan,
penelitian analisis dan keputusan.
47
diberikan oleh Bank dengan jalan harus mengikuti jalannya perusahaan
serta memberikan saran agar perusahaan berjalan dengan baik.
b. Indikator Prosedur Penagihan Piutang
1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagihan.
2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:
a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerima kas
kepada debitur.
5) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebut dilakukan
oleh pejabat yang berwenang debitur.
6) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
Dari penjelasan indikator prosedur pemberian kredit dan prosedur
penagihan piutang dapat disimpulkan bahwa indikator memiliki tahap persiapan,
penelitian analisis dan keputusan.
47
diberikan oleh Bank dengan jalan harus mengikuti jalannya perusahaan
serta memberikan saran agar perusahaan berjalan dengan baik.
b. Indikator Prosedur Penagihan Piutang
1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagihan.
2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa:
a. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
b. Bagian kasa mengirimkan kwintansi sebagai tanda penerima kas
kepada debitur.
5) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas tersebut dilakukan
oleh pejabat yang berwenang debitur.
6) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
Dari penjelasan indikator prosedur pemberian kredit dan prosedur
penagihan piutang dapat disimpulkan bahwa indikator memiliki tahap persiapan,
penelitian analisis dan keputusan.
48
2.4 Kerangka Berpikir
Pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana suatu debitur
apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank. Proses keputusan
layak atau tidak debitur diberi kredit sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Keterangan:
Prosedur Pemberian Kredit: Calon debitur dalam mengajukan permohonan
kredit yang memenuhi persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit diperiksa
keabsahannya oleh pihak bank dan di analisis sesuai ketentuan dan hukum bank
selanjutnya di evaluasi kelayakan penolakan atau persetujuan kredit dan
selanjutnya realisasi kredit kepada debitur setelah bank menyetujui pencairan
kredit.
Prosedur Penagihan Piutang: Pihak dalam penagihan piutang kepada debitur
melakukan analisis sesuai ketentuan yang berlaku (1) Pengiriman surat utang (2)
ProsedurPemberian
Kredit
ProsedurPenagihan
Piutang
AnalisisEvaluasi Kelayakan
Penolakan / persetujuankredit
Modifikasi: penulis 2017
RealisasiKredit
Analisis
1. Pengiriman Surat Utang2. Melalui Telepon langsung
kepada debitur3. Penagihan langsung oleh
karyawan kepada debitur4. Menggunakan jasa agensi5. Pengajuan hukum secara
perbankan
RealisasiPenerimaan
Piutang
48
2.4 Kerangka Berpikir
Pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana suatu debitur
apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank. Proses keputusan
layak atau tidak debitur diberi kredit sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Keterangan:
Prosedur Pemberian Kredit: Calon debitur dalam mengajukan permohonan
kredit yang memenuhi persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit diperiksa
keabsahannya oleh pihak bank dan di analisis sesuai ketentuan dan hukum bank
selanjutnya di evaluasi kelayakan penolakan atau persetujuan kredit dan
selanjutnya realisasi kredit kepada debitur setelah bank menyetujui pencairan
kredit.
Prosedur Penagihan Piutang: Pihak dalam penagihan piutang kepada debitur
melakukan analisis sesuai ketentuan yang berlaku (1) Pengiriman surat utang (2)
ProsedurPemberian
Kredit
ProsedurPenagihan
Piutang
AnalisisEvaluasi Kelayakan
Penolakan / persetujuankredit
Modifikasi: penulis 2017
RealisasiKredit
Analisis
1. Pengiriman Surat Utang2. Melalui Telepon langsung
kepada debitur3. Penagihan langsung oleh
karyawan kepada debitur4. Menggunakan jasa agensi5. Pengajuan hukum secara
perbankan
RealisasiPenerimaan
Piutang
48
2.4 Kerangka Berpikir
Pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana suatu debitur
apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank. Proses keputusan
layak atau tidak debitur diberi kredit sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Keterangan:
Prosedur Pemberian Kredit: Calon debitur dalam mengajukan permohonan
kredit yang memenuhi persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit diperiksa
keabsahannya oleh pihak bank dan di analisis sesuai ketentuan dan hukum bank
selanjutnya di evaluasi kelayakan penolakan atau persetujuan kredit dan
selanjutnya realisasi kredit kepada debitur setelah bank menyetujui pencairan
kredit.
Prosedur Penagihan Piutang: Pihak dalam penagihan piutang kepada debitur
melakukan analisis sesuai ketentuan yang berlaku (1) Pengiriman surat utang (2)
ProsedurPemberian
Kredit
ProsedurPenagihan
Piutang
AnalisisEvaluasi Kelayakan
Penolakan / persetujuankredit
Modifikasi: penulis 2017
RealisasiKredit
Analisis
1. Pengiriman Surat Utang2. Melalui Telepon langsung
kepada debitur3. Penagihan langsung oleh
karyawan kepada debitur4. Menggunakan jasa agensi5. Pengajuan hukum secara
perbankan
RealisasiPenerimaan
Piutang
49
melalui telepn kepada debitur (3) Penagihan langsung oleh karyawan kepada
debitu (4) Menggunakan Jasa Agensi (5) Pengajuan secara hukum perbankan dan
selanjutnya realisasi penerimaan piutang dari debitur.
BAB III
49
melalui telepn kepada debitur (3) Penagihan langsung oleh karyawan kepada
debitu (4) Menggunakan Jasa Agensi (5) Pengajuan secara hukum perbankan dan
selanjutnya realisasi penerimaan piutang dari debitur.
BAB III
49
melalui telepn kepada debitur (3) Penagihan langsung oleh karyawan kepada
debitu (4) Menggunakan Jasa Agensi (5) Pengajuan secara hukum perbankan dan
selanjutnya realisasi penerimaan piutang dari debitur.
BAB III
50
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam rangka penulisan penelitian ini penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif dengan kasus mengenai analisis
prosedur pemberian kredit angsuran lainnya (usaha/dagang) dan penagihan
piutang pada PT. Bank Sumut Telukdalam. Pada pendekatan kualitatif yang
sifatnya deskriptif proses penelitian ditekankan pada pemahaman,