Page 1
ANALISIS PROKSIMAT KANDUNGAN NUTRISI DALAM SEDIAAN
GRANUL PAKAN IKAN BERBAHAN DASAR LIMBAH IKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Day Stella Maris Gewab
NIM : 168114112
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
ANALISIS PROKSIMAT KANDUNGAN NUTRISI DALAM SEDIAAN
GRANUL PAKAN IKAN BERBAHAN DASAR LIMBAH IKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Farmasi(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Day Stella Maris Gewab
NIM : 168114112
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tulisan karyaku ini, Aku persembahkan bagi :
Allah Tritunggal Mahakudus sang sumber kehidupan
Bunda Maria sang Ibu penolong dan penuh cinta
Bapak dan mama yang telah berjuang, memberikan kasih sayang dan dukungan,
serta menjadi panutan bagi saya.Terima kasih selalu rajin mengingatkan dan
menelepon “adek, skripsi sudah sampai mana?”. Spesial untuk Mama tercinta
yang sudah bahagia di atas sana, terima kasih telah menjadi inspirasiku disaat aku
rapuh dan ketika semangatku memudar
Semua guru dan dosenku yang telah menjadi pelita dalam menerangi langkahku
untuk meraih cita-cita di masa depan
Gladys dan Dion yang selalu mendukung dan menjadi tempat berbagi
Sahabat terkasih yang selalu menyediakan pundak untuk saling berbagi
Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah mewadahi saya mengeyam
pendidikan untuk menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan humanis
Diriku sendiri, terima kasih karena kamu sudah berjuang untuk bertahan hingga
saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
vii
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Proksimat Kandungan Nutrisi Dalam
Sediaan Granul Pakan Ikan Berbahan Dasar Limbah Ikan” dengan baik. Skripsi
ini merupakan bagian dari penelitian apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. yang
berjudul “Analisis Proksimat Sediaan Granul Pakan Hewan Berbahan Dasar
Limbah Jeroan Ikan” berdasarkan SK nomor 017/Penel./LPPM-USD/II/2020.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada
program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terselesainya
skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, sehingga penulis
bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini, M.Si. dan Dr. apt. Dewi Setyaningsih. selaku
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dosen penguji dan sebagai
Dosen Pembimbing Akademik dari penulis yang telah memberikan semangat,
motivasi dan dorongan selama masa perkuliahan, serta masukan dan saran
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
3. Ibu apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing, mendampingi dan memberikan masukan serta
arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik.
4. Ibu apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
5. Kedua orangtua, Bapak Yosep Gewab dan mama Esta Parulian Siagian (alm)
yang telah membesarkan, memberikan kasih sayang, mendoakan dan
senantiasa memberikan dukungan luar biasa baik moril maupun materil
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk
bapa dan mama (alm), tiada sesuatu apapun yang dapat membalas semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
viii
kebaikan, kerja keras, dan usaha yang bapa dan mama berikan, kiranya Tuhan
yang membalas semua kebaikan yang bapa dan mama berikan.
6. Kakak Gladys dan adik Dion yang selalu memberikan doa, menghibur,
memberikan semangat, kekuatan, motivasi, dukungan baik secara materil dan
psikologi sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Pak Musrifin, Mas Bimo, Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Parlan selaku laboran
yang telah membantu penulis dalam menjalankan penelitian di laboratorium.
8. Kakak Herlina (kakak apoteker panutan yang selalu memberikan semangat,
arahan dan masukan kepada penulis), keluarga besar Gewab-Syufi dan
keluarga besar Siagian.
9. Rekan penulisan skripsi Perut Ikan (kak Chacha, Astry dan Uci) atas semua
kerja sama, dukungan, solidaritas, serta suka-duka yang telah dilalui bersama
mulai dari bimbingan awal, pengambilan data di laboratorium selama
pandemi Covid-19 hingga terselesaikannya naskah ini.
10. Teman-teman FSMC 2016 yang telah hadir dan menjadi wadah untuk saling
berbagi hidup dari awal masuk perkuliahan sampai sekarang.
11. Inez, Vivi, Epin, Astri, Nuel, Istin selaku keluarga dan sahabat bagi penulis
dari awal masuk kuliah yang telah berbagi cerita hidup, suka-duka serta
senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama
perkuliahan.
12. Patricia, Djovanka, Tiara, sahabat Tahan Mata dan sahabat Joker Squad serta
keluarga KKN Angkatan 59 Padukuhan Ngasem Utara selaku sahabat penulis
yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
13. Kakak-kakak dan teman-teman Paguyuban Lektor Maria Assumpta Babarsari
selaku teman komunitas dalam pelayanan di Gereja yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, selalu memberikan dukungan kepada penulis. .
14. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan.
15. Seluruh keluaraga, saudara dan teman serta pihak-pihak lain yang terlibat
langsung maupun tidak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
ix
ABSTRAK
Sediaan granul pakan ikan adalah makanan buatan yang dibuat dari
campuran bahan-bahan yang selanjutnya mengalami proses pengolahan dan
dibuat dalam bentuk butiran. Limbah ikan terbukti memiliki kandungan nutrisi
berupa protein, lemak, karbohidrat, dan kadar air serta kadar abu yang memiliki
potensi sebagai bahan baku tepung ikan dalam formulasi pembuatan sediaan
granul pakan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis proksimat
kandungan nutrisi meliputi kadar protein, lemak, karbohidrat, kadar air dan kadar
abu dalam sediaan granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan. Penelitian ini
merupakan studi eksperimental.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Sediaan
granul berbahan dasar limbah ikan memiliki kandungan protein yang ditetapkan
dengan metode Biuret sebesar 46,287%, kadar lemak dengan metode Soxhletasi
sebesar 11,533%, kadar karbohidrat dengan metode Fenol-Sulfat sebesar 34,9%,
kadar air dengan metode Thermogravimetri sebesar 4,756% dan kadar abu dengan
metode Pengabuan kering 11,333%. Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa sediaan granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan
telah memenuhi ketentuan kandungan nutrisi pakan ikan berdasarkan SNI-7242-
2006.
Keyword : Limbah ikan, pakan ikan, granul limbah ikan, analisis proksimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
x
ABSTRACT
Fish feed granules are artificial feed made from a mixture of ingredients
that subsequently undergoes processing and it was made in the form of granules.
Fish wastes are proven to contain nutrients such as protein, fat, carbohydrate,
water, and ash content which have the potential as raw material for fish meal in
the formulation of fish feed granules. This study aims to conduct a proximate
analysis of nutritional content including protein, fat, carbohydrate, water content,
and ash content in fish feed granules made from fish waste. This research is an
experimental study.
The results obtained in this study indicate the granules made from fish
wastes have a protein content determined by the Biuret method was 46,287%, the
fat content by the Soxhletation method was 11,533%, the carbohydrate content
with the Phenol-Sulfate method was 32,9%, the water content by the
Thermogravimetric method was 4,756%, and the ash content with the Dry Ashing
method was 11,333%. Based on the results above, it can be concluded that the
preparation of fish feed granules made from fish wastes fulfills the nutritional
contents of fish feed based on SNI-7242-2006.
Keyword : Fish waste, fish feed, fish feed granules, proximate analysis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
PRAKATA ........................................................................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 4
Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................... 4
Alat dan Bahan ................................................................................................ 4
Prosedur Pembuatan Sediaan Granul Pakan Ikan .............................................. 5
Penetapan Kadar Protein dalam Sediaan Granul Pakan Ikan ............................. 5
Penetapan Kadar Lemak dalam Sediaan Granul Pakan Ikan ............................. 7
Penetapan Kadar Karbohidrat dalam Sediaan Granul Pakan Ikan ..................... 7
Penetapan Kadar Air dalam Sediaan Granul Pakan Ikan ................................... 9
Penetapan Kadar Abu dalam Sediaan Granul Pakan Ikan ................................. 9
Analisis Hasil ................................................................................................ 11
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 13
KESIMPULAN ................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
xii
LAMPIRAN ...................................................................................................... 32
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pembuatan kurva larutan standar ........................................................ 6
Tabel II. Formula Sediaan Granul Pakan Ikan ................................................. 13
Tabel III. Hasil analisis penetapan kadar protein pada sediaan granul pakan
ikan ................................................................................................. 18
Tabel IV. Hasil analisis penetapan kadar lemak pada sediaan granul pakan
ikan ................................................................................................. 20
Tabel V. Hasil analisis penetapan kadar karbohidrat pada sediaan granul pakan
ikan ................................................................................................. 24
Tabel VI. Hasil analisis penetapan kadar air pada sediaan granul pakan
ikan ................................................................................................. 25
Tabel VII. Hasil analisis penetapan kadar abu pada sediaan granul pakan
ikan ................................................................................................. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sediaan granul pakan ikan ................................................................ 14
Gambar 2. Konsentrasi BSA vs absorbansi......................................................... 16
Gambar 3. Reaksi protein dan reagen biuret ....................................................... 17
Gambar 4. Mekanisme reaksi hidrolisis polisakarida .......................................... 21
Gambar 5. Konsentrasi glukosa vs absorbansi .................................................... 22
Gambar 6. Reaksi metode fenol sulfat untuk analisis karbohidrat ....................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi proses pengolahan limbah ikan menjadi sediaan
granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan ............................... 32
Lampiran 2. Data penetapan kadar protein sediaan granul pakan ikan berbahan
dasar limbah ikan .......................................................................... 34
Lampiran 3. Data penetapan kadar lemak sediaan granul pakan ikan .................. 39
Lampiran 4. Data penetapan kadar karbohidrat sampel sediaan granul pakan
ikan ............................................................................................... 41
Lampiran 5. Data penetapan kadar air sediaan granul pakan ikan ........................ 44
Lampiran 6. Data penetapan kadar abu sediaan granulpakan ikan ...................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
1
PENDAHULUAN
Data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations
(2018) menunjukkan bahwa produksi ikan secara global ditahun 2016 mencapai
171 juta ton dari total produksi ikan, sekitar 88% atau mencapai 155 juta ton
digunakan untuk konsumsi manusia. Pada tahun 2016, sekitar 12% dari total
produksi ikan digunakan untuk tujuan tidak dimakan (sekitar 20 juta ton) seperti
diolah menjadi tepung ikan, minyak ikan, sebagai makanan hewan laut,
penggunaan dibidang farmasi, dan lain-lain (FAO, 2018). Salah satu daerah di
Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar adalah D.I
Yogyakarta. Pada tahun 2014, sebesar 83,3 % atau sekitar 4.457 ton produksi
perikanan laut di DIY berasal dari kabupaten Gunungkidul dan nilai produksinya
menyumbangkan 60% atau 29 milyar dari total nilai produksi (BPS, 2016;
Adinugroho, 2016).
Seiring dengan berkembangnya produksi perikanan, pasti akan
menyisakan hasil sampingan berupa limbah. Limbah ikan biasanya dibuang begitu
saja di pasar dan menjadi tempat berkumpulnya mikroba serta menimbulkan bau
tak sedap (Jayanti, Herpandi, dan Lestari, 2018). Limbah padat yang biasa
dibuang dari pengolahan ikan berupa sisa potongan daging, kulit, kepala, jeroan,
tulang, sisik dan sirip. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan ikan berkisar 25-30%
atau sekitar 3,6 juta ton per tahun (Hardinoto dan Idrus, 2018). Limbah perikanan
yang dibuang perlu penanggulangan dengan mengupayakan pemanfaatan limbah
ikan agar menjadi lebih berguna dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan
(Jayanti et al., 2018).
Menurut Rimalia (cit., Ahsuri et al., 2016), limbah ikan memiliki
kandungan nutrisi yang baik dengan kandungan protein 29,70%, lemak 18,83%,
karbohidrat 1,94%, kadar air 8,97%, dan serat kasar 1,07%. Menurut Hossain dan
Alam (2015), jeroan ikan mengandung 14,01% protein, 20% lipid, 4,75% kadar
abu dan 60,62% kadar air. Kandungan nutrisi yang masih terdapat di dalam
limbah ikan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan buatan yang biasa dikenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
2
sebagai granul. Granul atau butiran adalah bentuk makanan buatan yang dibuat
dari tepung kasar yang diperoleh dari campuran bahan dan bentuknya dibuat
menjadi butiran (Kemendikbud RI, 2013). Menurut Emma (cit., Zaenuri, Suharto
dan Haji, 2014), permasalahan yang sering menjadi kendala yaitu penyediaan
pakan buatan berupa granul ini memerlukan biaya yang relatif tinggi mencapai
60-70% dari komponen biaya produksi.
Umumnya harga pakan ikan yang dijual di pasaran relatif mahal sehingga
diperlukan adanya alternatif pemecahan masalah untuk menekan harga pakan
dengan mengupayakan pembuatan pakan sendiri dengan teknik sederhana dan
memanfaatkan sumber bahan baku dengan harga yang murah. Bahan baku yang
digunakan harus memiliki kandungan nilai gizi yang baik yaitu yang mudah
didapatkan, mudah diolah dan diproses serta yang paling penting mengandung zat
gizi yang diperlukan oleh ikan (Zaenuri et al., 2014). Sesuai dengan standar pakan
ikan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 2006, karakterisktik pakan ikan
mengandung protein berkisar 20-35%, lemak 2-10%, abu kurang dari 12%, dan
kadar air kurang dari 12% (Zaenuri et al., 2014). Karbohidrat juga merupakan
salah satu kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan dengan kadar berkisar 20-
30% (Devani dan Basriati, 2015).
Beberapa penelitian tentang pemanfaatan limbah ikan menjadi pakan
hewan yang telah dilakukan, diantaranya Ahsuri et al., (2016) melakukan
penelitian tentang pemanfaatan limbah ikan sebagai pelet pakan ikan dengan
menggunakan komposisi pelet yang beragam (kombinasi pelet jeroan ikan,
kombinasi pelet limbah campuran, kombinasi pelet ekor dan sirip ikan). Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Manullang, Santoso dan Tarsim (2018) melakukan
penelitian tentang pemanfaatan limbah kepala ikan patin menjadi pelet pakan ikan
dan melakukan pengujian proksimat dalam dua macam formulasi pelet pakan ikan
yang berbeda komposisinya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisis
proksimat kandungan nutrisi meliputi kadar protein, lemak, karbohidrat, kadar air
dan kadar abu dalam sediaan granul pakan ikan. Sediaan granul pakan ikan dalam
penelitian dibuat dengan memanfaatkan limbah ikan yang masih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
3
kandungan nutrisi sebagai pakan ikan buatan. Limbah ikan mengandung
komponen nutrisi seperti protein, lemak, dan karbohidrat yang dapat
dimanfaatkan sebagai komponen nutrisi utama dalam pembuatan granul pakan
ikan, oleh karena itu perlu dilakukan penetapan kadar nutrisi dalam sediaan granul
pakan ikan untuk mendapatkan kadar yang dapat memenuhi persyaratan
kandungan pakan ikan sesuai ketentuan yang tertera di dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI) 2006 yaitu mengandung protein (20-35%), lemak (2-10%),
karbohidrat (20-30%), kadar abu (kurang dari 12%), dan kadar air (kurang dari
12%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
4
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental
untuk menentukan kadar protein, lemak, karbohidrat, dan kadar air serta kadar abu
dalam sediaan granul pakan ikan hasil pengolahan limbah ikan sehingga diperoleh
granul pakan ikan yang memiliki kualitas dan memenuhi persyaratan kandungan
nutrisi untuk granul pakan ikan sesuai Standar Nasional indonesia (SNI) 01-7242-
2006. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Instrumen,
Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat dan Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik dengan
ketelitian 0,1 mg (Ohaus Pioneer), alat penepung (Hammer mill), alat pencetak
pelet (Maksindo), oven (Kirin), blender (Miyako), bunsen, furnish (Alkmaar),
desikator, alat soxhlet, labu alas bulat (Pyrex, Duran), spektrofotometri UV-Vis
(Shimadzu uv mini 1240), cawan porselen, erlenmeyer (Pyrex), labu takar
(Pyrex), batang pengaduk, mikropipet (Socorex Swiss), pipet volume (Iwaki),
ballfiller, pipet pump (Glasfirn), vortex (Thermo Scientific), hot plate, magnetik
stirrer, alumunium foil, kertas saring, yellow tip, blue tip, wadah pelet dan alat-
alat gelas lainnya (Pyrex).
Bahan yang digunakan adalah tepung limbah ikan, pati jagung (Maizena,
food grade), gelatin (food grade), bungkil kedelai (food grade), bekatul (food
grade), minyak kelapa (food grade), garam (food grade), premix (food grade), DL
metionin (food grade), CaCO3 (food grade), H2SO4 pekat (technichal grade),
aquadest, BSA (Bovin Serrum Albumin, analyzed grade), alkohol 95% (technical
grade), petroleum eter (technical grade), glukosa standar (analyzed grade), fenol
5%(analyzed grade), larutan asam sulfat (H2SO4) 52% (technical grade), iodium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
5
Prosedur Pembuatan Sediaan Granul Pakan Ikan
a. Penyiapan bahan dasar. Bahan dasar berupa limbah ikan yang diperoleh dari
salah satu penjual ikan di pasar Kranggan Yogyakarta dikumpulkan
kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air mengalir.
b. Pembuatan tepung limbah ikan. Limbah ikan yang telah bersih direbus
selama 2 menit, lalu dikeringkan di dalam oven selama 12-24 jam pada suhu
102±3°C. Limbah ikan yang telah kering selanjutnya diserbuk dengan
menggunakan mesin penyerbuk hingga menjadi tepung dan kemudian
diayak menggunakan ayakan nomor mesh 60 (Sihite, 2013).
c. Pembuatan sediaan granul pakan ikan. Semua bahan yang tertera pada
formula tabel II disiapkan dan dicampur dalam wadah, kemudian diaduk
hingga homogen dan terbentuk adonan lunak. Adonan tersebut kemudian
diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh 10 hingga membentuk
granul basah. Granul yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dalam oven
dengan suhu 60-70°C hingga didapat berat konstan (Sasongko et al., 2017).
Penetapan Kadar Protein dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
a. Pembuatan Larutan Induk (Li)
Bovine Serrum Albumin (BSA) ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian
dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas,
sehingga diperoleh larutan induk dengan konsentrasi 10%b/v.
1. Penentuan panjang gelombang optimum
Larutan standar BSA dengan konsentrasi 3% dimasukkan ke dalam
tabung, yaitu dengan cara mengambil sebanyak 1,5 mL larutan BSA
ditambahkan 0,8 mL pereaksi Biuret kemudian dicukupkan volumenya
menjadi 5 mL dengan penambahan air suling. Larutan divorteks lalu
didiamkan selama ± 10 menit (agar bereaksi) dan selanjutnya serapan
diukur pada panjang gelombang 450-650 nm. Panjang gelombang
serapan maksimum yang diperoleh dicatat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
6
2. Pembuatan Kurva Standar
Enam tabung reaksi disiapkan. Tabung pertama diisi larutan blanko
(pelarut). Pada tabung yang lain diisi larutan dengan komposisi sebagai
berikut:
Tabel I. Pembuatan kurva larutan standar
Larutan
Induk
(mL)
Pereaksi
Biuret (mL)
Air suling
(mL)
Konsentrasi
BSA (%)
0 0,8 4,2 0
0,5 0,8 3,7 1
1 0,8 3,2 2
1,5 0,8 2,7 3
2 0,8 2,2 4
2,5 0,8 1,7 5
Setelah tepat 10 menit, absorbansi masing-masing larutan diukur dengan
menggunakan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang
maksimum.
3. Pengukuran kadar protein sediaan granul pakan ikan
a) Sediaan granul pakan ikan ditimbang 25 gram, dimasukkan gelas
kimia ditambah 250 mL air suling. Dihaluskan dengan blender
kemudian disaring dengan kertas saring.
b) Pengukuran kadar protein dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sampel protein sediaan granul pakan ikan diambil sebanyak 0,9 mL
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dalam tabung reaksi masing-
masing ditambahkan 0,8 mL pereaksi Biuret dan volume dicukupkan
sampai 5 mL dengan penambahan aquadest. Larutan divorteks lalu
didiamkan selama 10 menit. Sampel dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum (Jubaidah, Nurhasnawati dan Wijaya,
2016). Kadar protein dalam sampel dihitung dengan rumus:
𝐶 × 𝐹𝑝 × 𝑉 × 100 % 𝐴 =
𝐵
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
7
Keterangan:
A = kadar protein dalam sampel (%)
C = konsentrasi yang diperoleh (gr/L)
B = berat sampel (gr)
Fp = Faktor pengencer
V = volume pelarut (mL)
(Fatimah dan Yanlinastuti, 2016).
Penetapan Kadar Lemak dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Labu alas bulat dibebas lemakkan dengan menggunakan alkohol 95%,
lalu sediaan granul pakan ikan masing-masing ditimbang sebanyak 3 g. Sampel
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat soxhlet. Petroleum
eter sebanyak 200 mL ditambahkan ke dalam labu alas bulat dan hubungkan
rangkaian alat soxhlet, selanjutnya dilakukan penyarian sampel selama 8 jam
sampai sampel menjadi jernih. Pelarut yang ada pada labu alas bulat diuapkan
sampai hampir kering. Labu alas bulat dimasukkan ke dalam oven pada suhu
1000C selama 30 menit lalu dinginkan di desikator selama 30 menit. Bobot lemak
yang diperoleh ditimbang (Suriani, 2015). Kadar lemak dalam sampel dihitung
dengan rumus:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 (%) = (𝐶 − 𝐵)
𝐴 × 100 %
(Gunawan dan Khalil, 2015)
Penetapan Kadar Karbohidrat dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
a. Preparasi sediaan granul pakan ikan
Preparasi sampel untuk analisis karbohidrat yaitu: sediaan granul pakan
ikan ditimbang sebanyak 1 gram, selanjutnya menambahkan 10 mL aquadest
sambil mengaduknya. Asam sulfat (H2SO4) 52% ditambahkan sebanyak 13 mL
ke dalam sampel dan diaduk selama 20 menit menggunakan magnetic stirer di
Keterangan :
A = Berat sampel pakan
B = Berat awal labu
C = Berat akhir labu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
8
atas hot plate dengan menutup gelas kimia menggunakan corong yang telah
diberi kapas basah di atasnya. Selanjutnya, aquadest ditambahkan sebanyak
100 mL dan sampel disaring ke dalam labu takar 250 mL (Qalsum, Diah, dan
Supriadi, 2015).
b. Pembuatan kurva baku standar glukosa
Larutan glukosa standar dibuat dengan konsentrasi masing-masing 0,
100, 200, 300, 400, dan 500 ppm. Sebanyak 0,5 mL dari masing -masing
larutan dimasukkan dalam tabung yang terpisah, kemudian direndam dalam air,
lalu ditambahkan 0,5 mL fenol 5% dan 2,5 mL H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung. Larutan-larutan tersebut kemudian dibiarkan selama
10 menit, lalu divorteks dan dibiarkan kembali selama 20 menit. Larutan
diukur absorbannya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 490 nm, kemudian dibuat persamaan linearnya sebagai kurva
standar.
c. Pengukuran kadar karbohidrat sediaan granul pakan ikan
Pengukuran kadar karbohidrat sediaan granul pakan ikan dilakukan
dengan cara memasukkan 0,5 mL larutan sampel ke dalam tabung, lalu
direndam dalam air, kemudian ditambahkan 0,5 mL fenol 5% dan 2,5 mL
H2SO4 secara hati-hati melalui dinding tabung. Larutan-larutan tersebut
kemudian dibiarkan selama 10 menit, lalu divorteks dan dibiarkan kembali
selama 20 menit. Kemudian diukur absorbannya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 490 nm. Nilai pengukuran absorban yang diperoleh diplot
pada kurva standar (Bintang, 2018). Kadar karbohidrat dalam sampel dihitung
dengan rumus:
(%)𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 𝐹𝑝 × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 × 100 %
Keterangan :
Fp = Faktor pengenceran, konsentrasi glukosa = gr/L
(Yuliani, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
9
Penetapan Kadar Air dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Cawan yang akan digunakan dikeringkan dalam oven pada suhu 100-
105°C selama 30 menit atau sampai didapat berat tetap. Setelah itu, cawan
didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang (A). Sediaan granul
pakan ikan ditimbang sebanyak 5 gram (B) menggunakan timbangan analitik
dalam cawan tersebut lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C sampai
tercapai berat tetap (8-12 jam). Sampel sediaan granul pakan ikan didinginkan
dalam desikator selama (30 menit) lalu ditimbang (C) (Hafiludin, 2011). Kadar air
dalam sampel dihitung dengan rumus:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (%) = (𝐴 + 𝐵) − 𝐶
× 100 % 𝐵
(Gunawan dan Khalil, 2015).
Penetapan Kadar Abu dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Cawan yang akan digunakan dikeringkan terlebih dahulu selama 30
menit atau sampai didapat berat tetap dalam oven pada suhu 100-105°C. Setelah
itu, cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang (W1).
Sediaan granul pakan ikan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 5 gram
menggunakan timbangan analitik. Sampel kemudian dimasukkan dalam cawan
yang telah diketahui beratnya, lalu dibakar diatas bunsen atau kompor listrik
dalam lemari asam sampai tidak berasap. Setelah itu, cawan yang berisi sampel
dimasukkan dalam tanur furnish. Cawan berisi sampel dibakar pada suhu 400 °C
sampai didapat abu berwarna abu-abu atau sampel beratnya tetap. Kemudian suhu
furnish dinaikkan sampai 550 °C selama 12-24 jam. Sampel didinginkan dalam
Keterangan:
A = berat cawan porselen
B = berat sampel
C = (berat cawan + beraat sampel) setelah dipanaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
10
desikator selama 30 menit dan ditimbang (W2) (Hafiludin, 2011). Kadar abu
dalam sampe dihitung dengan rumus:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 (%) = 𝑊1 − 𝑊2
𝑊 × 100 %
(Gunawan dan Khalil, 2015).
Keterangan:
W1 = berat cawan porselen + sampel
W2= berat cawan akhir pengabuan
W = berat cawan awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
11
Analisis Hasil
Analisis hasil pada penelitian ini berupa hasil analisis proksimat yang
meliputi kadar protein, lemak, karbohidrat dan kadar air serta kadar abu pada
sediaan granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan. Hasil penetapan
kandungan nutrisi dari penelitian ini yaitu:
1. Kadar protein yang diperoleh berdasarkan pada pengukuran serapan cahaya
dari protein sampel yang bereaksi dengan pereaksi biuret. Tingginya
kandungan protein ditandai dengan semakin tinggi intensitas cahaya yang
diserap oleh spektrofotometer. Data kuantitatif penetapan kadar protein dalam
penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan yang sesuai,
sebagai berikut:
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒑𝒓𝒐𝒕𝒆𝒊𝒏 (%) = 𝐶 ×𝐹𝑝 ×𝑉×100 %
𝐵
2. Kadar lemak diperoleh berdasarkan hasil proses pemihasahan substansi lemak
dari sampel dengan pelarutnya, dimana kadar didapat dari perhitungan selisih
berat awal dan berat akhir sampel. Data kuantitatif penetapan kadar lemak
dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan yang sesuai, sebagaiberikut:
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒌 (%) = (𝐶−𝐵)
× 100 % 𝐴
3. Kadar karbohidrat diperoleh dengan memplotkan nilai absorbansi sampel dan
persamaan linear dari kurva standar yang dihasilkan pada pengukuran dengan
spektrofotometri Uv-Vis. Data kuantitatif penetapan kadar karbohidrat dihitung
dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
𝑮𝒍𝒖𝒌𝒐𝒔𝒂 (%) = 𝐹𝑝 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 100 %
4. Kadar air diperoleh berdasarkan perbedaan bobot sebelum dan sesudah sampel
dipanaskan. Data kuantitatif penetapan kadar air dihitung dengan
menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 (%) = (𝐴+𝐵)− 𝐶
× 100 % 𝐵
5. Kadar abu diperoleh berdasarkan selisih bobot penimbangan awal dan akhir
sediaan yang tertinggal dari hasil pembakaran. Data kuantitatif penetapan kadar
abu dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
12
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒃𝒖 (%) = (𝑊1−𝑊2)
× 100 % 𝑊
Data perhitungan kadar protein, lemak, karbohidrat, kadar air dan kadar
abu dari tepung limbah ikan dan sediaan granul pakan ikan yang diperoleh dalam
penelitian ini selanjutnya dilakukan penetepan untuk memenuhi persyaratan
sediaan granul pakan ikan berdasarkan SNI-01-7242-2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Pembuatan Sediaan Granul Pakan Ikan
Sediaan granul pakan ikan yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari formula modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Maria R L Kya
(2020) dengan judul: “Optimasi Komposisi Pati Jagung dan Gelatin Sebagai
Bahan Pengikat Granul Pakan Hewan Berbahan Dasar Limbah Ikan Dengan
Metode Desain Faktorial”. Formula sediaan granul pakan ikan berbahan dasar
limbah ikan yang digunakan sebagai berikut:
Tabel II. Formula Sediaan Granul Pakan Ikan
Bahan Formula (%)
Tepung limbah ikan 26
Pati jagung 16
Gelatin 4
Bungkil Kedelai 15
DL- Methionin 0,1
Minyak Kelapa 2
Premix 0,25
Garam 0.5
CaCO3 1,3
Aquadest (Pati jagung) 30
Aquadest (Gelatin) 10
Total 110
Proses pembuatan sediaan granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan
dimulai dengan pengolahan imbah ikan diperoleh dari salah satu penjual ikan di
pasar Kranggan Yogyakarta. Limbah ikan berupa sisa potongan daging, kepala,
ekor, sirip, tulang dan jeroan ikan yang telah dikumpulkan kemudian dicuci bersih
dengan menggunakan air mengalir. Setelah itu, limbah ikan yang diperoleh
direbus selama 2 menit, lalu dikeringkan dalam oven selama 12-24 jam pada suhu
102±3°C. Limbah ikan yang sudah kering selanjutnya dibuat menjadi tepung
dengan cara dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak pada ayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
14
nomor mesh 60. Tepung limbah ikan yang diperoleh selanjutnya digunakan
sebagai bahan dalam pembuatan sediaan granul pakan ikan dan dicampur bersama
bahan-bahan lainnya sesuai pada formula pada tabel II. Bahan-bahan pada
formula II di atas dicampur mulai dari bahan dengan bobot terendah hingga bobot
tertinggi kecuali pati jagung dan gelatin. Pencampuran pati jagung dilakukan
dengan memanaskan pati jagung dengan aquadest 30 mL di atas waterbath pada
suhu 100°C. Gelatin dipanaskan dengan mencampurkan sebanyak 10 mL aquadest
di atas waterbath pada suhu 100°C sambil diaduk. Pati jagung dan gelatin yang
telah dipanaskan kemudian dicampurkan dengan adonan lainnya. Adonan tersebut
kemudian diayak menggunakan ayakan nomor mesh 10 hingga membentuk granul
basah. Granul yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 60-
70°C hingga didapatkan berat konstan. Sediaan granul yang diperoleh pada
penelitian ini sebesar 245,24 gram (lampiran 2).
Gambar 1. Sediaan granul pakan ikan (Maria R L Kya, 2020)
Penetapan Kadar Protein dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
1. Penentuan panjang gelombang optimum
Hasil penentuan panjang gelombang optimum yang diperoleh pada
penelitian ini adalah 526 nm dengan nilai absorbansi 0, 806 (lampiran 3). Nilai
panjang gelombang yang diperoleh berada pada daerah visible (tampak)
dengan panjang gelombang 380 – 700 nm. Larutan sampel yang mengandung
protein akan mengadsorbsi cahaya yang masuk sebagai wujud adanya interaksi
yang terjadi antara suatu atom dan cahaya di dalam spektrofotometer. Adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
15
transfer energi elektromagnetik ke atom menyebabkan partikel dalam sampel
yang mengandung protein akan mengalami eksitasi (perpindahan energi dari
tingkat yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi) (Jubaidah et al.,
2016).
2. Pembuatan kurva standar BSA
Kurva standar BSA dibuat menggunakan 5 seri konsentrasi Bovine
Serum Albumin yaitu 0; 1; 2; 3; 4; 5 g/mL. Masing-masing konsentrasi larutan
diukur absorbansinya lalu ditentukan persamaan kurva bakunya menggunakan
persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear kurva baku menunjukkan
hubungan antara absorbansi yang diukur pada panjang gelombang maksimum
dengan konsentrasi larutan standar BSA. Persamaan regresi linear ini nantinya
dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dalam sediaan granul pakan
ikan. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 526 nm yang
merupakan panjang gelombang optimum BSA.
Persamaan kurva standar untuk sampel sediaan granul pakan ikan yaitu
y= 0,175x + 0,050 dengan nilai R sebesar 0,9945. Nilai ini menunjukkan
bahwa hubungan antara konsentrasi BSA dan nilai absorbansi yang diperoleh
semakin besar. Syarat koefisien korelasi dinyatakan kuat jika nilai r yang
diperoleh di atas 0,9 tetapi kurang dari 1,0 (Padmaningrum dan Marwati,
2015). Nilai koefisien korelasi yang diperoleh memenuhi syarat. Hubungan
korelasi antara kadar protein larutan standar BSA dengan serapan yang
diperoleh dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
16
Gambar 2. Konsentrasi BSA vs absorbansi
3. Pengukuran kadar protein sediaan granul pakan ikan
Pada penelitian ini sediaan granul pakan ikan yang telah dihaluskan
ditimbang sebanyak 25 gram, kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 250
mL dan disaring menggunakan kertas saring. Pada penelitian ini sampel
dihaluskan terlebih dahulu dengan tujuan agar sampel homogen dan
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga lebih cepat bereaksi
dengan larutan uji (Machin, 2012). Larutan sampel yang diperoleh ini masing-
masing diambil sebanyak 1,5 mL kemudian ditambahkan 0,8 mL pereaksi
biuret dan dicukupkan volumenya sampai 5 mL dengan penambahan aquadest
ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, sampel divorteks dan didiamkan selama
10 menit lalu dibaca serapannya pada spektrofotometer pada panjang
gelombang 526 nm.
Penetapan kadar protein dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
besarnya kadar protein dalam sediaan granul pakan ikan. Penetapan kadar
protein juga dilakukan untuk mengevaluasi nilai gizi pada sampel sebagai
penentuan dalam memenuhi standar komposisi dan peraturan pakan sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI-01-7242-2006). Penetapan kadar protein
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode biuret menggunakan
6 5 4 3 Konsentrasi
0 1 2
Absorbansi
Linear (Absorbansi )
y = 0,175x + 0,050 R = 0,9945
1 0.9 0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Kurva Larutan Standar BSA Sediaan Granul
Pakan Ikan A
bso
rb
an
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
17
spektrofotmeter UV-Vis untuk mengukur kadar protein pada sampel. Prinsip
dasar spektrofotometer yaitu didasarkan pada penyerapan radiasi. Penggunaan
alat spektrofotometer selain merupakan alat pengukuran kualitatif juga
merupakan alat pengukuran kuantitatif, karena jumlah sinar yang diserap oleh
partikel di dalam larutan bergantung pada jenis dan jumlah partikel (Bintang,
2018). Pereaksi biuret dalam penelitian ini berfungsi untuk mendeteksi ada
atau tidaknya ikatan peptida dalam sampel. Pereaksi biuret mengandung
CuSO4. Biuret merupakan senyawa kecil yang terbentuk ketika urea
dipanaskan yang menyebabkan dua molekul urea menyatu. Molekul urea yang
menyatu menghasilkan kelompok amida (-NH) di pusat molekul yang
mengikat ion tembaga pada pH dasar. Kompleks tembaga ini merupakan hasil
interaksi yang menghasilkan warna biru kuat yang dapat di ukur dengan
spektrofotometer. Adapun reaksi pembentukan kompleks ungu dari metode
biuret ada pada gambar 4 berikut.
Gambar 3. Reaksi protein dan reagen biuret (Bio-OER, 2021).
Prinsip dari metode biuret yaitu didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+
dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna kompleks ungu menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
18
adanya protein. Intensitas warna yang dihasilkan merupakan ukuran jumlah
ikatan peptida yang ada dalam protein. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam
suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang
menyusun protein, dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau
violet (Bintang, 2018). Reaksi dari metode biuret didasarkan pada struktur
ikatan peptida dimana setidaknya mengandung dua ikatan peptida untuk
menghasilkan kompleks warna ungu ketika direaksikan dengan tembaga sulfat
yang bersifat alkali. Adanya larutan basa, warna biru dari ion tembaga II dapat
membentuk kompleks dengan ikatan peptida karena peptida memiliki pasangan
elektron yang tidak berbagi dalam nitrogen dan oksigen dalam air. Kompleks
koordinasi berwarna akan terbentuk diantara ion Cu2+ dan oksigen pada
karbonil (>C=O) dan nitrogen amida (=NH) dari ikatan peptida. Setelah
kompleks ini terbentuk, larutan akan berubah dari warna biru menjadi ungu.
Semakin larutan sampel berwarna ungu maka semakin tinggi jumlah kompleks
peptida-tembaga. Satu ion tembaga dapat berikatan dengan empat sampai enam
ikatan peptida melalui ikatan koordinat untuk menghasilkan warna. Intensitas
warna yang terbentuk berbanding lurus dengan jumlah ikatan peptida yang ada
di dalam molekul protein dan juga jumlah molekul protein yang ada dalam
sistem reaksi (Bio-OER, 2021; Microbe Notes, 2021).
Hasil pengukuran larutan sampel untuk penetapan kadar protein pada
sediaan granul pakan ikan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang 526 nm diperoleh data sebagai berikut.
Tabel III. Hasil analisis penetapan kadar protein
pada sediaan granul pakan ikan
Sediaan Granul pakan ikan
Sampel Absorbansi Kadar (%)
I 0,386 46,705
II 0,427 46,924
III 0,440 45,230
𝑿 = 46,287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
19
Pada tabel V menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein pada sediaan
granul pakan ikan yaitu 46, 287%. Kadar protein sediaan granul pakan ikan
berbahan dasar limbah ikan mengacu kepada SNI (2006), dimana persyaratan
mutu untuk kadar protein yang harus dipenuhi minumum 30%. Kadar protein
pada sediaan graul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan yang diperoleh pada
penelitian ini sebesar 46,287%. Nilai kadar protein yang diperoleh ini telah
memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI 01-7242- 2006.
Penetapan Kadar Lemak dalam Sediaan Granul pakan Ikan
Pada penetapan kadar lemak ini digunakan labu alas bulat yang
sebelumnya dibebas lemakkan dengan menggunakan alkohol 95%. Tujuan dari
penggunaan alkohol 95% yaitu sebagai pelarut netral untuk melarutkan adanya
lemak pada wadah labu alas bulat agar tidak memepengaruhi penetapan kadar
lemak dalam sampel (Marlina dan Ramdan, 2017). Penetapan kadar lemak dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode soxhletasi. Prinsip dari
metode ini yaitu ekstraksi lemak pada sampel dengan bantuan pelarut. Ekstraksi
dengan soxhlet ini dilakukan secara terputus-putus. Pada ekstraktor soxhlet,
pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut
kemudian akan masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fase cair.
Kemudian, pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan
membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam
pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Selanjutnya, pelarut
seluruhnya akan mengalir masuk ke dalam labu didih dan begitu seterusnya
(Bintang, 2018). Sampel akan diekstrak dengan pelarut petroleum eter dan setelah
itu pelarut akan diuapkan dan lemak yang diperoleh akan ditimbang dan dihitung
persentase kadarnya. Petroleum eter berfungsi sebagai pelarut non-polar untuk
mencuci semua kadar lemak yang ada dalam sampel dengan sistem refluksi.
Petroleum eter digunakan sebagai pelarut karena harganya yang lebih ekonomis,
kurang berisiko menimbulkan ledakan serta lebih selektif dalam pelarutan lipid.
Penetapan kadar lemak dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui besarnya kadar lemak dan juga untuk mengevaluasi nilai gizi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
20
pada sediaan granul pakan ikan agar memenuhi standar komposisi dan peraturan
pakan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Kadar lemak sampel yang
diperoleh pada penelitian ini termuat pada tabel VI di bawah ini.
Tabel IV. Hasil analisis penetapan kadar lemak pada sediaan granul
pakan ikan
Sediaan Granul Pakan Ikan
Sampel Kadar (%) Rata-Rata (%)
Replikasi I 11,721
𝑿 = 11,533 Replikasi II 11,802
Replikasi III 11,077
Pada tabel IV menunjukkan bahwa rata-rata kadar lemak dari sediaan
granul pakan ikan yaitu 11,533%. Kadar lemak untuk sediaan granul pakan ikan
mengacu pada SNI (2006) dimana persyaratan mutu untuk kadar lemak yang
harus dipenuhi maksimum 12%. Penetapan kadar lemak sediaan granul pakan
ikan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu sebesar 11,533%. Nilai kadar yang
diperoleh ini telah memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI 01-7242-2006.
Penetapan Kadar Karbohidrat dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
a. Preparasi sediaan granul pakan ikan
Sediaan granul pakan ikan ditimbang sebanyak 1 gram kemudian
ditambahkan dengan aquadest 10 mL sambil diaduk lalu ditambahkan dengan
13 mL asam sulfat (H2SO4) 52% sambil dipanaskan di atas hot plate dengan
menutup gelas kimia dengan corong yang ditutup menggunakan kapas yang
telah dibasahi air. Aquadest ditambahkan sebanyak 100 mL dan disaring ke
dalam labu takar 250 mL. Gelas kimia ditutup dengan corong yang diberi
kapas yang telah dibasahi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
penguapan yang dapat menyebabkan kandungan di dalam bahan ikut menguap.
Sampel perlu dilakukan proses hidrolisis untuk mendapatkan kandungan
glukosanya. Hidrolisis sampel dilakukan untuk mengubah polimer karbohidrat
menjadi glukosa sederhana (monomer).Asam sulfat (H2SO4) 52% dalam
penelitian ini digunakan sebagai katalisator untuk memperbesar kereaktifan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
21
sehingga proses hidrolisis berjalan lebih cepat. Pada penelitian ini digunakan
asam sulfat karena dalam proses hidrolisis asam sulfat sering digunakan dan
memiliki efisiensi yang yang tinggi serta sifatnya yang memungkinkan untuk
dapat diregenerasi kembali (Muhaimin, 2018).
Gambar 4. Mekanisme reaksi hidrolisis polisakarida (Dee dan Bell, 2011).
Pembuatan kurva baku standar glukosa
Kurva baku standar glukosa dibuat dalam 5 seri konsentrasi yaitu 0, 100,
200, 300, 400 dan 500 ppm dengan mengambil sebanyak 0,5 mL dari masing-
masing konsentrasi larutan standar glukosa lalu ditambahkan 0,5 mL fenol 5%
dan 2,5 mL asam sulfat pekat kemudian larutan didiamkan selama 10 menit.
Larutan selanjutnya divorteks dan didiamkan kembali selama 20 menit.
Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan mengukur absorbansi masing-
masing konsentrasi larutan standar dengan menggunakan alat spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh
kemudian dibuat persamaan regresi linearnya untuk melihat hubungan antara
absorbansi yang diukur dengan konsentrasi larutan standar glukosa. Persamaan
regresi linear yang didapatkan akan digunakan untuk menentukan kadar
karbohidrat dalam sediaan granul pakan ikan.
Persamaan regresi linear dari larutan stnadar glukosa untuk sediaan
granul pakan ikan yaitu y= 0,004x + 0,585 dengan nilai R sebesar 0,9927. Nilai
koefisien korelasi dinyatakan kuat jika nilai r yang diperoleh di atas 0,9 tetapi
kurang dari 1,0 (Padmaningrum dan Marwati, 2015). Hasil pengukuran larutan
kurva baku standar untuk sampel sediaan granul diperoleh nilai koefisien
korelasi yang memenuhi syarat. Hubungan korelasi antara kadar karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
22
larutan standar glukosa dengan serapan yang diperoleh dapat dilihat pada
gambar 7 berikut ini.
Gambar 5. Konsentrasi glukosa vs absorbansi
b. Pengukuran kadar karbohidrat tepung limbah ikan dan sediaan granul
pakan ikan
Penetapan kadar karbohidrat dalam sampel dilakukan dengan pertama-
tama memasukkan masing-masing 0,5 mL larutan sampel ke dalam tabung lalu
ditambahkan 0,5 mL fenol 5% dan 2,5 mL H2SO4 pekat secara hati-hati melalui
dinding tabung sambil direndam dengan air. Larutan selanjutnya didiamkan
selama 10 menit kemudian larutan divorteks lalu didiamkan kembali selama
20 menit. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-
Vis pada panjang gelombang 490 nm. Penetapan kadar karbohidrat pada
sediaan granul pakan ikan bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar
karbohidrat yang terkandung di dalam sediaan granul pakan ikan. Penetapan
kadar karbohidrat juga dilakukan untuk mengevaluasi nilai gizi pada sampel
untuk memenuhi standar komposisi dan peraturan pakan sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI).
600 500 400 300 Konsentrasi
200 100 0
0.5
0
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
2.5
2
1.5
1
y = 0,004x + 0,585 R = 0,9927
3.5
3
Kurva Larutan Standar Glukosa Sediaan Granul
Pakan Ikan
Ab
sorb
an
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
23
Penetapan kadar karbohidrat dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode fenol sulfat. Prinsip dari metode ini yaitu mengukur dua
molekul gula pereduksi. Gula sederhana, oligosakarida, dan turunannya dapat
dideteksi dengan adanya fenol dalam asam sulfat pekat yang akan
menghasilkan warna jingga kekuningan yang stabil (Bintang, 2018). Pada
pembuatan larutan standar glukosa dan pengukuran kadar karbohidrat sampel
sama-sama dilakukan penambahan larutan fenol 5% dan asam sulfat pekat,
dimana warna larutan akan berubah dari yang tidak berwarna menjadi warna
jingga kekuningan. Hal ini terjadi karena adanya reaksi antara asam sulfat
pekat dengan fenol dan glukosa yang menghasilkan panas dan menyebabkan
glukosa terhidrasi menjadi senyawa hidroksimetil furfural. Senyawa
hidroksimetil furfural ini ketika bereaksi dengan fenol akan membentuk warna
jingga kekuningan (Qalsum et al., 2015).
Gambar 6. Reaksi metode fenol sulfat untuk analisis karbohidrat (Viel M et
al., 2018)
Pada pembuatan larutan standar glukosa dan pengukuran kadar sampel,
larutan direndam dengan air bertujuan untuk membantu terjadinya proses
pembentukan warna (reaksi pengompleksan). Larutan juga didiamkan selama
10 menit dan 20 menit bertujuan untuk proses pendinginan agar larutan tetap
stabil (Wiyantoko et al., 2017). Hasil pengukuran larutan sampel untuk
penetapan kadar karbohidrat pada sediaan granul pakan ikan dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm
diperoleh data sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
24
Tabel V. Hasil analisis penetapan kadar karbohidrat pada
sediaan granul pakan ikan
Sediaan Granul pakan ikan
Sampel Absorbansi Kadar (%)
I 1,876 32,2
II 2,115 38,2
III 1,959 34,3
𝑿 = 34,9 %
Pada tabel V menunjukkan rata-rata kadar karbohidrat pada sediaan
granul pakan ikan memiliki kadar sebesar 34,9 %. Kadar karbohidrat pada
sediaan granul pakan ikan mengacu kepada SNI (2006), dimana persyaratan
mutu untuk kadar karbohidrat pakan yang harus dipenuhi minimum 15%.
Kadar karbohidrat pada sediaan granul pakan ikan yang diperoleh pada
penelitian ini sebesar 34,9 %. Persentase rata-rata kadar karbohidrat yang
diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi persyaratan mutu pakan ikan
sesuai SNI- 01-7242- 2006.
Penetapan Kadar Air dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Penetapan kadar air sediaan granul pakan ikan dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode thermogravimetri. Prinsip dari metode
ini adalah menguapkan air dari bahan dengan pemanasan sampai semua air
menguap yang ditandai dengan tercapainya berat konstan (Rauf R, 2015).
Penetapan kadar air dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya kadar air dan juga untuk mengevaluasi nilai gizi pada
tepung limbah ikan dan sediaan granul pakan ikan agar memenuhi nilai
kandungan gizi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penetapan kadar
juga perlu dilakukan karena kandungan air di salam sampel dapat mempengaruhi
mutu sampel secara kimia dan mikrobiologi. Kandungan air di dalam sediaan
granul pakan ikan turut serta menentukan akseptabilitas, kesegaran dan daya
simpan dari sampel. Kadar air yang tinggi dalam sampel juga dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sampel seperti adanya pembusukan
oleh mikroba dan reaksi kimia seperti oksidasi lemak yang dipengaruhi jumlah air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
25
dalam sampel (Kemendikbud RI, 2013). Kadar air sampel yang diperoleh pada
penelitian ini termuat pada tabel IX di bawah ini.
Tabel VI. Hasil analisis penetapan kadar air pada sediaan granul
pakan ikan
Sediaan Granul Pakan Ikan
Sampel Kadar (%) Rata-Rata (%)
Replikasi I 4,747
𝑿 = 4,756 Replikasi II 4,830
Replikasi III 4,691
Pada tabel VI menunjukkan bahwa rata-rata kadar air dari sediaan granul
pakan ikan sebesar 4,756%. Kadar air untuk sediaan granul pakan ikan berbahan
dasar limbah ikan mengacu pada SNI (2006) dimana syarat mutu untuk kadar air
yang harus dipenuhi maksimum 12%. Penetapan kadar air pada sediaan granul
pakan ikan yang diperoleh yaitu 4,756%. Nilai kadar yang diperoleh ini telah
memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI-01-7242-2006.
Penetapan Kadar Abu dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Penetapan kadar abu sediaan granul pakan ikan dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode pengabuan kering (dry ashing). Abu
merupakan residu dari suatu bahan pangan dalam bentuk anorganik yang tersisa
setelah bahan organik dalam sampel pakan didestruksi. Penetapan kadar abu ada
hubungannya dengan kandungan mineral dalam pakan. Kadar abu ditentukan
dengan cara mengabukan atau membakar sampel sediaan granul pakan ikan di
dalam furnish sejumlah berat 5 gram pada suhu 500-600°C sampai semua karbon
hilang dari sediaan granul pakan ikan. Abu yang tersisa di dalam cawan porcelain
merupakan abu yang dianggap mewakili bagian anorganik makanan. Abu dapat
mengandung bahan yang berasal dari bahan organik seperti sulfur dan fosfor dari
protein, dari beberapa bahan yang mudah terbang seperti natrium, klorida, fosfor
dan sulfur akan hilang selama proses pembakaran. Penetapan kadar abu dilakukan
untuk mengoksidasi senyawa organik pada suhu yang tinggi dan melakukan
penimbangan sisa zat setelah proses pembakaran. Di dalam penelitian ini, sampel
dibakar terlebih dahulu di atas api bunsen sampai tidak berasap dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
26
untuk menghilangkan karbon yang ada pada sampel sediaan granul pakan ikan.
Kandungan karbon pada sampel akan berupa asap, yang dikhawatirkan apabila
sampel langsung dimasukkan ke dalam furnish tanpa dipanaskan terlbih dahulu
maka furnish akan dipenuhi dengan asap gas karbon. Pemanasan sampel di atas
bunsen ini membuat senyawa lebih stabil (Amelia et al, 2011).
Prinsip dari metode ini adalah menimbang berat sisa mineral hasil
pembakaran bahan organik pada suhu 550°C (Kemendikbud RI, 2013). Penetapan
kadar abu dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya kadar abu atau kandungan mineral dalam sampel. Penetapan kadar abu
juga dilakukan untuk mengevaluasi nilai gizi pada tepung limbah ikan dan sediaan
granul pakan ikan agar memenuhi nilai kandungan gizi sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Tabel VII. Hasil analisis penetapan kadar abu pada sediaan granul
pakan ikan
Sediaan Granul Pakan Ikan
Sampel Kadar (%) Rata-Rata (%)
Replikasi I 11,487
𝑿 = 11,333 Replikasi II 11,358
Replikasi III 11,153
Pada tabel VII menunjukkan bahwa rata-rata kadar abu dari sediaan
granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan yaitu 11,333%. Kadar abu untuk
sediaan granul pakan ikan mengacu pada SNI (2006) dimana persyaratan mutu
untuk kadar abu yang harus dipenuhi yaitu maksimum 12%. Penetapan kadar abu
tepung limbah ikan dan sediaan granul pakan ikan yang diperoleh pada penelitian
ini telah memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI- 01-7242- 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
27
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini diperoleh hasil penetapan kandungan nutrisi dalam sediaan
granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan yang diperoleh pada penelitian
ini yaitu mengandung 46,287% protein, 11,533% lemak, 32,9% karbohidrat
dan 4,756% kadar air serta 11,333% kadar abu.
2. Kandungan nutrisi berupa protein, lemak, karbohidrat, kadar air dan kadar abu
yang terdapat di dalam sediaan granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan
telah memenuhi persyaratan pakan ikan yang tertera dalam SNI 01-7242-2006.
SARAN
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penetapan kadar
untuk mengetahui kandungan serat kasar, vitamin, asam-asam amino dan
beberapa kandungan mineral seperti kalsium (Ca), fosofr (P), besi (Fe), kalium
(K) pada sediaan granul pakan ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
28
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, G., 2016. Potensi Sub-Sektor Perikanan Untuk Pengembangan
Ekonomi Di Bagian Selatan Gunungkidul, J.Sosesk KP, 11(2), 173-178.
Ahsuri, N, M., D,N, A, Puji., A, S, Febiyani., D, Hidayati., N, N, Sa’adah., F, K,
Muzaki., I, Desmawati., Dan E, Setiawan., 2016. Bioprospek Limbah
Tangkapan Ikan Menjadi Pelet Dalam Usaha Peningkatan
Kesejahteraan Pada Kelompok Petani Tambak. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam , Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya, Indonesia.
Amelia, M, R., D, Nina., A, Trisno., S, W, Julyanty., N, F, Rafika., H, A, Yuni.,
M, Q, A, WijayA., R, M, Miftachur. Penetapan Kadar Abu (AOAC
2005). Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekonomi Manusia. Institut
Pertanian Bogor.
AOAC, 2019. Official Methods of Analysis of AOAC International, edisi 21.
AOAC INTERNATIONAL., Rockville, Maryland, United States of
America.
Anggraeni, N, M., dan N, Abdulgani., 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami
dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris
marmorata) pada Skala Laboratorium.Jurnal Sains dan Seni Pomits,2(1),
2337-3520.
Aprilia, A, C., dan E, Yusni., 2018. Pengaruh Penambahan Campuran Tepung
Limbah Ikan Tuna Pada Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan Ikan
Lele (Clarias sp), Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Badan Pusat Statistik, 2016. DIY Dalam Angka Tahun 2016. BPS, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik, 2014. Analisis Rumah Tangga Usaha Perikanan Di
Indonesia. BPS, Indonesia.
Basnet, A., 2020, Biuret Test: Principle, Reaction, Requirements, Procedure and
Result Interpretation, http://biocheminfo.com/2020/04/01/biuret-test/,
diakses tanggal 22 Oktober 2020.
Bio-OER.,2021. Proteins (Proteins Are Polymers of Amino Acids).
https://bio.libretexts.org/Bookshelves/Biotechnology/BioOER_(CUNY)/0
2%3A_Chemistry/2.09%3A_Proteins. Diakses pada tanggal 8 Januari
2021.
Bintang, M.,2018. BIOKIMIA Teknik Penelitian. Penerbit Erlangga, Jakarta,
Indonesia.
Dee, S, J., A, T, Bell., 2011. A Study of the Acid-Catalyzed Hydrolysis of
Cellulose Dissolved in Ionic Liquids and the Factors Influencing the
Dehydration of Glucose and the Formation of Humins. ChemSusChem. 4.
1166-1173.
Devani, V dan S, Basriati., 2015. Optimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan
dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model.
Jurnal Sains Teknologi dan Industri, 12(2), 255-261.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
29
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, 2012, Data Statistik Perikanan
Provinsi DIY.
Estiasih, T., Harijono., E, Waziiroh., K, Febrianto., 2016. Kimia dan Fisika
Pangan. Penerbit Bumi Aksara., Jakarta, Indonesia.
Fatimah, S dan Yanlinastuti., 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Untuk
Menentukan Kadar Zirkonium Dalam Paduan U-Zr Dengan
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal BATAN (17),
22-33.
Fitrah, S, S., I, Dewiyanti., T, Rizwan., 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan
Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unisyah,1(1), 66-81.
Food and Agriculture Organization of the United Nations, 2018. The State of
World Fisheries and Aquaculture. FAO, Roma.
Gunawan., M, Khalil., 2015. Analisa Proksimat Formulasi Pakan dengan
Penambahan Bahan Baku Hewani yang Berbeda. Aqta Aquatica 2(1), 22-
30.
Hafiludin., 2011. Karakteristik Proksimat Dan Kandungan Senyawa Kimia
Daging Putih Dan Daging Merah Ikan Tongkol. Jurnal KELAUTAN,
4(1), 1-10.
Hardiono, S dan Syarifuddin, S., 2018. Proporsi dan Kadar Proksimat Bagian
Tubuh Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus albacares) dari Perairan
Maluku.Majalah BIAM 14 (02), 51-57.
Hossain, U., dan A, K, M, N, Alam., 2015. Production Of Powder Silage From
Fish Market Wastes. SAARC J.Agri, 13(2), 13-25.
Jayanti, Z, D., Herpandi., S, D, Lestari., 2018. Pemanfaatan Limbah Ikan Menjadi
Tepung Silase dengan Penambahan Tepung Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes). FishtecH- Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, 7(1), 86-97.
Jubaidah, S., H, Nurhasnawati., H, Wijaya., 2016. Penetapan Kadar Protein
Tempe Jagung (Zea mays L.) Dengan Kombinasi Kedelai (Glycine max
(L.) Merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Ilmiah
Manuntung, 2(1), 111-119.
Kemendikbud RI.,2013. Kimia Analitik Terapan. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Jakarta
Kemendikbud RI.,2013. Produksi Pakan Buatan. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Jakarta.
Machin, A., 2012. Potensi Hidrolisat Tempe Sebagai Penyedap Rasa Melalui
Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas. Biosantifikas. 4(2). 70-77.
Madinawati., N, Serdiati., dan Yoel., 2011. Pemberian Pakan Yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo
(Claris Gariepinus).Media Litbang Sulteng IV (2), 83-87. Manullang, Y., L, Santoso., dan Tarsim., 2018. Pengaruh Substitusi Tepung Ikan
Dengan Tepung Kepala Ikan Patin (Pangasius Sp) Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
30
Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia, 6(2), 129-140.
Marlina, L., I, Ramdan., 2017. Identifikasi Kadar Asam Lemak Bebas Pada
Berbagai Jenis Minyak Goreng Nabati. TEDC. 11(1). 53-59.
Marzuki, A dan B, Rozi., 2018. Pemberian Pakan Bentuk Crumble dan Mash
Terhadap Produksi Ayam Petelor. Jurnal Ilmiah INOVASI, 8(1), 29-34.
Microbe Notes., 2021. Biuret Test for Protein. https://microbenotes.com/biuret-
test-for-protein/. Diakses pada tanggal 8 Januari 2020.
Mohanty, B, P., 2015. Nutritional Value of Food Fish. Conspectus of Inland
Fisheries Management, ICAR- Central Inland Fisheries Research
Institute (Indian Council of Agricultural Research), Kolkata, India.
Muhaimin., 2018. Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Glukosa yang Dihasilkan dari
Serat Daun Nanas. Al-Kimia.6(1). 63-71.
Munthe, I., M, Isa., Winaruddin., Sulasmi., Herrialfian., Rusli., 2016. Analisis
Kadar Protein Ikan Depik (Rasbora tawarensis) Di Danau Laut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Medika Veterinaria, 10(1), 67-69.
Murray, R, K., D, K, Granner., V, W, Rodwell., 2006.BIOKIMIA HARPER
(Harper’s Illustrated Biochemistry) Edisi 27. Penerbit Buku Kedokteran
ECG., Jakarta, Indonesia.
Padmaningrum, R, T., S. Marwati., 2015. Validasi Metode Analisis Siklamat
Secara Spektrofotometri dan Turbidimetri. J. Sains Dasar. 4(1). 23-29.
Poedjiadi, A., dan F, M, T, Supriyanti., 2012.Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit
Univesitas Indonesia (UI Press), Jakarta, Indonesia.
Probosari, E., 2019. Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik. JNH
(Journal of Nutrition and Health),7(1), 33-39.
Qalsum, U., A, W, M, Diah., Supriadi., 2015. Analisis Kadar Karbohidrat, Lemak,
dan Protein dari Tepung Biji Mangga (Mangifera indica L) Jenis
Gadung. Jurnal Akademi Kimia, 4(4), 168-174.
Rosaini, H., R, Rasyid., dan V, Hagramida., 2015. Penetapan Kadar Protein
Secara Kjeldahl Beberapa Makanan Olahan Kerang Remis (Corbiculla
Moltkiana Prime.) dari Danau Singkarak. Jurnal Farmasi Higea, 7(2),
120-127.
Rusdin, R., 2015. Kimia Pangan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, Indonesia.
Sasongko, H., F, Yeni., K, Nur Indriana., A, G Ros., Sutanto.,2017. Analisa
Kandungan Nutrisi Pada Pakan dengan Feed Additive Residu Ekstraksi
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L). Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 23(1), 202-205.
Siagian, C., 2009. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan Serta Keterkaitannya
Dengan Kualitas Perairan Di Danau Toba Balige Sumatera Utara,. Tesis.
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
31
Sihite, Herlina Hasmianti., 2013. Studi Pemanfaatan Limbah Ikan dari Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Tradisional Nauli Sibolga Menjadi
Tepung Ikan Sebagai Bahan Baku Pakan Ternak. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 2(2), 43-54.
Standar Nasional Indonesia 01-7242-2006, Pakan buatan untuk ikan nila
(Oreochromis spp) pada budidaya intensif, bkipm.kkp.go.id, diakses
tanggal 14 Oktober 2019.
Subandiyono, M., dan S, Hastuti., 2016. Buku Ajar Nutrisi Ikan. Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Univesitas Diponegoro
Semarang, Indonesia.
Suparjo., 2010. Analisis Bahan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat & Analisis
Lemak. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Jambi.
Suriani, 2015. Analisis Proksimat Pada Beras Ketan Varietas Putih (Oryza sativa
glutinosa). Journa UIN AlauddinMakasar, 3(1).
Thenawidjaja, M., 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Penerbit Erlangga,
Jakarta, Indonesia.
Viel, M., F, Collet., C, Lanos., 2018. Chemical and Multi-Physical of Agro-
Resources by-Product as a Possible Raw Building Material. Industrial
Crops and Products. 120. 214-237.
Wirahadikusumah, M., 2008. Biokimia: Protein, Enzim & Asam Nukleat. Penerbit
ITB, Bandung, Indonesia.
Wiyantoko, B., R, Rusitasari., R, N, Putri., Muhaimin., 2017. Identifikasi Glukosa
Hasil Hidrolisis Serat Daun Nanas Menggunakan Metode Fenol-Asam
Sulfat Secara Spektrofotometri UV-Visible. Prosiding Seminar Nasional
Kimia FMIPA UNESA Surabaya, pp. 124-131. ISBN:978-602-0951-15-
7.
Yuliani, D., 2017. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia I. Fakultas Sains dan
Teknologi.Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim. Malang.
Yunaidi., A, P, Rahmanta., A, Wibowo., 2019. Aplikasi Pakan Pelet Buatan
Untuk Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Air Tawar Di Desa
Jerukagung Srumbung Magelang. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil
Pengabdian Kepada Masyarakat,3(1), 45-54.
Zaenuri, R., B, Suharto., dan A,T,Sutan Haj., 2014. Kualitas Pakan Ikan
Berbentuk Pelet Dari Limbah Pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, 31-36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
32
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi proses pengolahan limbah ikan menjadi sediaan
granul pakan ikan berbahan dasar limbah ikan
No. Gambar Keterangan
1.
Proses pembersihan imbah ikan
yang diperoleh dari pasar Kranggan
Yogyakarta
2.
Proses pengukusan limbah ikan
3.
Proses pengeringan limbah ikan di
dalam oven
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
33
4.
Proses penyerbukan limbah ikan
menjadi tepung dengan
menggunakan blender
5.
Hasil sediaan granul berbahan
dasar limbah ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
34
Lampiran 2. Data penetapan kadar protein sediaan granul pakan ikan
berbahan dasar limbah ikan
1. Penimbangan Bovine Serrum Albumin (BSA) 10%
Penimbangan 2,5 mg BSA dilarutkan dalam 25 mL aquadest
Berat wadah = 0, 2204 gr
Berat wadah + isi = 0, 7647 gr
Berat wadah + sisa = 0, 2206 gr
B. isi = 0, 5441 gr
2. Perhitungan volume BSA untuk pembuatan kurva baku
- Konsentrasi 4 %
C1. V1 = C2. V2
10%. V1 = 4%. 5 mL
𝑉1 = 20 𝑚𝐿
10
V1 = 2 mL
- Konsentrasi 5%
C1. V1 = C2. V2
10%. V1 = 5%. 5 mL
𝑉1 = 25 𝑚𝐿
10
V1 = 2,5 mL
- Konsentrasi 1%
C1. V1 = C2. V2
0%. V1 = 1%. 5 mL
𝑉1 = 5 𝑚𝐿
10
V1 = 0, 5 mL
- Konsentrasi 2%
C1. V1 = C2. V2
10%. V1 = 2%. 5 mL
𝑉1 = 10 𝑚𝐿
10
V1 = 1 mL
- Konsentrasi 3%
C1. V1 = C2. V2
10%. V1 = 3%. 5 mL
𝑉1 = 15 𝑚𝐿
10
V1 = 0, 5 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
35
3. Pembuatan kurva baku standar BSA
Konsentrasi BSA (mL) Biuret
(mL)
Aquadest
(mL)
0 0 0,8 4,2
1 0,5 0,8 3,7
2 1 0,8 3,2
3 1, 5 0, 8 2, 7
4 2 0, 8 2, 2
5 2, 5 0,8 1, 7
4. Hasil penentuan panjang gelombang optimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
36
5. Hasil pengukuran absorbansi kurva baku sediaan granul pakan
ikan
Konsentrasi Abs Persamaaan regresi
linear :
0 0, 001 A= 0, 050
1 0, 266 B= 0, 175
2 0, 419 r = 0, 9945
Y= Bx + A 3 0, 605
Y= 0, 175x+ 0,050
4 0, 729
5 0, 914
6. Penimbangan sediaan granul pakan ikan 25 gram
Berat wadah = 34, 4520 gr
Berat wadah + isi = 59, 5364 gr
Berat wadah+ sisa = 34, 4534 gr
B. isi = 25, 083 gr
6 5 4 3
Konsentrasi
0 1 2
Absorbansi
Linear (Absorbansi )
y = 0,175x + 0,050 R = 0,9945
1 0.9 0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Kurva Larutan Standar BSA Sediaan Granul
Pakan Ikan
Ab
sorb
an
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
37
7. Hasil pengukuran absorbansi sediaan granul pakan ikan
Sampel Abs
Replikasi I 0, 460
Replikasi II 0, 462
Replikasi III 0, 447
8. Perhitungan kadar protein sediaan granul pakan ikan
Replikasi I
Y= Bx + A
Y= 0, 175 x + 0, 050
0, 460 = 0, 175x + 0,050
0, 60 – 0, 050 = 0,175 x
0, 410 = 0, 175 x
x = 0,410
0,175
x = 2, 343 gr/mL
Kadar protein(%)
= 𝐶 ×𝐹𝑝 ×𝑉 𝑋 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar protein (%)
= 2,343 𝑔𝑟/𝑚𝐿× 1 ×5 𝑚𝐿
x 100%
25,083 𝑔𝑟
= 11,715 𝑥 100 %
25,083 𝑔𝑟
= 46, 705 %
Replikasi II
Y= Bx + A
Y= 0, 175 x + 0, 050
0, 462 = 0, 175x + 0,050
0, 462 – 0, 050 = 0,175 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
38
0, 412 = 0, 175 x
x = 0,412
0,175
x = 2, 354 gr/mL
Kadar protein(%)
= 𝐶 ×𝐹𝑝 ×𝑉 × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar protein (%)
=2,354 𝑔𝑟/𝑚𝐿× 1 ×5 𝑚𝐿 × 100%
25,083 𝑔𝑟
= 11,77 × 100
25,083 𝑔𝑟
= 46, 924 %
Replikasi III
Y= Bx + A
Y= 0, 175 x + 0, 050
0, 447 = 0, 175x + 0,050
0, 447 – 0, 050 = 0,175 x
0, 397 = 0, 175 x
x = 0,397
0,175
x = 2, 269 gr/mL
Kadar protein(%)
= 𝐶 ×𝐹𝑝 ×𝑉 × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar protein (%)
= 2,269 𝑔𝑟/𝑚𝐿× 1 ×5 𝑚𝐿
25,083 𝑔𝑟
= 11,345 𝑥 100
25,083 𝑔𝑟
= 45, 230 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
39
Lampiran 3. Data penetapan kadar lemak sediaan granul pakan ikan
Replikasi I
Berat labu alas bulat sebelum = 153, 18 gr
Berat wadah = 0, 2244 gr
Berat wadah + isi = 3, 2105 gr
Berat sampel = 2, 9861 gr
Berat labu alas bulat sesudah = 153, 53 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 153, 53 𝑔𝑟 − 153, 18 𝑔𝑟
= 2, 9861 𝑔𝑟
𝑥 100%
=
0,35 𝑔𝑟 × 100% 2,9861 𝑔𝑟
= 11, 721 %
Replikasi II
Berat labu alas bulat sebelum = 148, 35 gr
Berat wadah = 0, 2540 gr
Berat wadah + isi = 3, 2195 gr
Berat sampel = 2, 9655 gr
Berat labu alas bulat sesudah = 148,70 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 148, 70 𝑔𝑟 − 148, 35 𝑔𝑟
= 2, 9655 𝑔𝑟
𝑥 100%
= 0,35 𝑔𝑟 × 100%
2,9665 𝑔𝑟
= 11, 802 %
Replikasi III
Berat labu alas bulat sebelum = 149, 59 gr
Berat wadah = 0, 2412 gr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
40
Berat wadah + isi = 3, 3106 gr
Berat sampel = 3, 0694 gr
Berat labu alas bulat sesudah = 149, 93 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
149, 93 𝑔𝑟 − 149, 59 𝑔𝑟 =
2, 9655 𝑔𝑟 𝑥 100%
=
0,34 𝑔𝑟 × 100%
3,0694𝑔𝑟
= 11, 077 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
41
Lampiran 4. Data penetapan kadar karbohidrat sampel sediaan granul
pakan ikan
1. Hasil pengukuran larutan kurva baku glukosa untuk sediaan granul
pakan ikan
Konsentrasi Abs Persamaan regresi linear :
Y= Bx + A 0 0, 449
A = 0, 585
100 1, 103 B = 0, 0047 ≈ 0, 005
200 1, 636 r = 0, 9927
300 2, 067
400 2, 535
500 2, 813
2. Penimbangan sediaan granul pakan ikan
Berat wadah = 0, 2246 gr
Berat wadah + isi =1, 3162 gr
600 500 400 300
Konsentrasi
200 100 0
0.5
0
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
2.5
2
1.5
1
y = 0,004x + 0,585 R = 0,9927
3.5
3
Kurva Larutan Standar Glukosa Sediaan Granul
Pakan Ikan
Ab
sorb
an
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
42
Berat wadah + sisa = 0, 2298 gr
B. isi = 1, 0864 gr
3. Hasil pengukuran absorbansi sediaan granul pakan ikan
Sampel Abs
Replikasi I 1, 876
Replikasi II 2, 115
Replikasi III 1, 959
4. Perhitungan kadar karbohidrat sediaan granul pakan ikan
(%) Glukosa
= Fp × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 100%
= 1 ×0,322 gr/L × 100%
= 32,2%
Replikasi I
Y= Bx + A
Y= 0, 004x + 0, 585
1, 876 = 0, 004x + 0, 585
1, 876– 0, 585 = 0, 004 x
1, 291 = 0, 004 x
x = 1,291
0,004
x = 322,7 ppm 0, 322 gr/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
43
Replikasi II
Y= Bx + A
Y= 0, 004x + 0, 585
2, 115 = 0, 004x + 0, 585
2, 115– 0, 585 = 0, 004 x
1, 53 = 0, 004 x
x = 1,53
0,004
x = 382,5 ppm 0, 382 gr/L
(%)Glukosa
= Fp × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 100%
= 1 ×0,382gr/L × 100%
= 38,2 %
Replikasi III
Y= Bx+ A
Y= 0, 004x + 0, 585
1, 959 = 0, 004x + 0, 585
1, 959 – 0, 585 = 0, 004 x
1, 374 = 0, 004 x
x = 1,374
0,004
x = 343,5 ppm 0,343 gr/L
(%)Glukosa
= Fp × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 100%
= 1 ×0,343gr/L × 100%
= 34,3 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
44
Lampiran 5. Data penetapan kadar air sediaan granul pakan ikan
Replikasi I
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 40, 654 gr
Berat cawan + isi = 45, 794 gr
Berat cawan setelah dingin = 45, 550 gr
Berat sampel = 5, 140 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 45, 794 𝑔𝑟 − 45, 550 𝑔𝑟
= 5, 140 𝑔𝑟
× 100%
=
0,244 𝑔𝑟 × 100%
5,140 𝑔𝑟
= 4, 747 %
Replikasi II
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 40, 642 gr
Berat cawan + isi = 45, 714 gr
Berat cawan setelah dingin = 45, 469 gr
Berat sampel = 5, 072 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 45, 714 𝑔𝑟 − 45, 469 𝑔𝑟
= 5, 072 𝑔𝑟
× 100%
=
0,245 𝑔𝑟 × 100%
5,072 𝑔𝑟
= 4, 830 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
45
Replikasi III
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 36, 408 gr
Berat cawan + isi = 41, 695 gr
Berat cawan setelah dingin = 41, 447 gr
Berat sampel = 5, 287 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 41, 695 𝑔𝑟 − 41, 447 𝑔𝑟
= 5, 287 𝑔𝑟
× 100%
=
0,248 𝑔𝑟 × 100% 5,287 𝑔𝑟
= 4, 691 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
46
Lampiran 6. Data penetapan kadar abu sediaan granul pakan ikan
Replikasi I
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 32, 355 gr
Berat cawan + isi = 37, 443 gr
Berat cawan sesudah = 33, 726 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢
37, 443 𝑔𝑟 − 33, 726 𝑔𝑟 =
32, 355 𝑔𝑟
× 100%
= 3,7165 𝑔𝑟 × 100%
32,355 𝑔𝑟
= 11, 487 %
Replikasi II
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 31, 982 gr
Berat cawan + isi = 37, 461 gr
Berat cawan sesudah = 33, 828 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢
37, 461 𝑔𝑟 − 33, 828 𝑔𝑟 =
31, 982 𝑔𝑟 × 100%
=
3,6325 𝑔𝑟 × 100%
31,982 𝑔𝑟
= 11, 358 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
47
Replikasi III
Penimbangan sampel 5 gr
Berat cawan = 36, 626 gr
Berat cawan + isi = 41, 951 gr
Berat cawan sesudah = 37, 866 gr
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢
41, 951 𝑔𝑟 − 37, 866 𝑔𝑟 =
36, 626 𝑔𝑟 × 100%
= 4,085 𝑔𝑟 × 100%
36,626 𝑔𝑟
= 11, 153 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
48
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Analisis Proksimat
Kandungan Nutrisi Dalam Sediaan Granul Pakan Ikan
Berbahan Dasar Limbah Ikan” memiliki nama lengkap
Day Stella Maris Gewab merupakan anak kedua dari
tiga bersaudara dari pasangan Yosep Gewab dan Esta
Parulian Siagian (Alm). Penulis lahir di Abepura, 19
Maret 1999. Penulis telah menempuh pendidikan formal
di TK Kemala Bhayangkari XIV Kotaraja (2003-2004),
SDN Inpres Kotaraja Jayapura (2004-2010), SMP
YPPK Santo Paulus Abepura Jayapura (2010-2013),
SMAN 5 Jayapura (2013-2016). Penulis melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tahuh 2016.
Selama masa perkuliahan, penulis terlibat aktif dalam beberapa kegiatan
kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus, dan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat. Kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus yang pernah
diikuti, yaitu sebagai anggota divisi humas panitia PHARMALYMPIC 2017,
anggota divisi dana dan usaha panitia AKSI OSTEOPOROSIS DAY tahun 2017,
dan anggota divisi dana dan usaha panitia FACTION #3 2018. Kegiatan
kemahasiswaan yang pernah diikuti di luar kampus, yaitu anggota Paguyuban
Lektor Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari. Penulis pernah menjadi Asisten
Dosen praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia tahun 2020 dan Asisten Dosen
praktikum Pharmaceutical Care 2 tahun 2020. Di bidang pengabdian, penulis
pernah menjadi volunteer dalam kegiatan World Health Day (WHD) tahun 2017
dan volunteer kegiatan Mental Health Issues Campaign tahun 2018, serta
mengikuti kegiatan bakti sosial Rotary Club tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI