perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI (STUDI KASUS TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2005-2010) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: IMAM SANTOSA F0108074 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
210
Embed
ANALISIS POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI - …/Analisis... · 4.39 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sidoharjo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010 ..... 98 4.40 Hasil Analisis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI
(STUDI KASUS TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2005-2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
IMAM SANTOSA
F0108074
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”
(Q.S. Al-‘Asr : 1-3)
“Sesungguhnya Alloh SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d : 11)
“Restu Orang Tua Adalah Ridho Alloh SWT” (Penulis)
“Jangan Membuang Waktumu Untuk Mereka Yang Tidak
Ingin Membuang Waktunya Untukmu” (Penulis)
“Berpikir itu gampang, Bertindak itu sulit, dan Melaksanakan satu pikiran dalam tindakan adalah hal yang paling sulit di dunia”
(Johan Wolfgang - Sastrawan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan
Kepada:
Alloh SWT
Bapak dan Ibuku Tersayang
Kakak-kakaku Tercinta
(Alm) Adikku Terkasih
Teman-teman EP ‘08
Terik Tempe Community
IVARO F.C
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul: “ANALISIS POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI
(Studi Kasus Tingkat Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan,
namun beban itu kian terasa ringan ketika terulur tangan penuh keikhlasan dan
ketulusan yang memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Mulyanto, ME selaku pembimbing skripsi, yang sudah meluangkan
waktu, tenaga, pikiran, dan dengan sabar memberikan saran-saran yang
membangun sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Riwi Sumantyo, SE selaku Pembimbing Akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Bapak dan Ibu Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas sebelas
Maret Surakarta.
7. Bapak dan Ibu pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen yang sudah
mempermudah saya dalam mencari data.
8. Bapak, Ibu, dan Kakak-kakakku yang sudah memotivasi, memberikan
dorongan dan wejangannya. Dan terimakasih atas do’anya. (Alm) Khotimah
Nurul Hidayati yang selalu menjadi inspirasi saya.
Semoga kebaikan dan ketulusan hati mendapatkan balasan dari Alloh SWT.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kritik serta saran pembaca sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xviii
ABSTRAK ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ . 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................... . 9
D. Manfaat Penelitian ................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .............................................................. 10
1. Pembangunan Daerah ...................................... 10
2. Perencanaan Pembangunan Daerah .......................... 11
3. Indikator Pembangunan Daerah .......................... 12
a. Indikator Ekonomi ...................................... 12
b. Indikator Non Ekonomi ...................................... 13
4. Pembangunan Ekonomi Daerah ........................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Perencanaan Pembangunan Ekonomi .............. 20
6. Pertumbuhan Ekonomi ...................................... 23
7. Peran Pemerintah dalam Pembangunan .............. 27
4.1 Peta Wilayah Kabupaten Sragen .............................................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
ABSTRAK
ANALISIS POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI
(Studi Kasus Tingkat Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010)
Imam Santosa
F0108074
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembangunan ekonomi tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 dengan melihat sektor yang menjadi sektor basis, terjadi tidaknya perubahan atau perkembangan struktur ekonomi, dan status perekonomian tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analisis dengan menggunakan data sekunder Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 20 kecamatan di Kabupaten Sragen, baik atas dasar harga konstan 2000 maupun atas dasar harga berlaku yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis Sektor Basis dengan Location Quotient, analisis perubahan dan pergeseran struktur ekonomi dengan Shift Share, dan analisis status perekonomian dengan Klassen Typologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor yang mendominasi sektor basis merupakan Sektor Bangunan (14 kecamatan) dan Sektor Pertanian (13 kecamatan). Pada kurun waktu tersebut terjadi perubahan struktur ekonomi yang di pengaruhi oleh pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen dan Keunggulan Kompetitif, Bauran Industri justru bernilai negatif. Status perekonomian di Kabupaten Sragen secara keseluruhan masih termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.
Dari hasil analisis tersebut dapat diajukan beberapa saran untuk pembangunan ekonomi lebih lanjut yaitu pemerintah daerah diharapkan mempertahankan sektor sudah unggul dan memperbaiki sektor yang belum menjadi unggulan, pemerintah sebaiknya menarik investor dari luar untuk memperbaiki perekonomian di kecamatan-kecamatan yang masih relatif tertinggal.
Kata kunci: Sektor Basis, Perubahan dan Pergeseran Struktur Ekonomi, Status Perekonomian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan daerah adalah konsekuensi dan komitmen bersama
masyarakat daerah mengenai pencapaian visi dan misi suatu negara.
Pembangunan daerah diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah,
masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan dan pemerintah sebagai
regulator sekaligus sebagai pengawas terhadap berjalannya pembangunan
daerah. Pada hakekatnya pembangunan daerah bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Sesuai dengan visi pembangunan
nasional tahun 2005-2025 sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 adalah “Indonesia yang Maju, Mandiri, Adil dan
Makmur”. Sementara itu, dalam Perda Nomor 3 Tahun 2008 tentang visi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-
2013 adalah “Bali nDeso Mbangun Deso”, dan Perda Nomor 13 Tahun 2011
tentang visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun
2011-2016 adalah “Berjuang untuk Sragen yang Jujur, Adil, dan Makmur”.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya
yang ada dan membentuk pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan
sektor swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terebut (Arsyad, 1999).
Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang penting bagi suatu daerah
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada
meningkatnya kesejahteraan masyarakat, hal ini terkait dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil
yang didapat pada saat pembangunan nasional berjalan dengan lancar.
Pembangunan ekonomi juga merupakan upaya yang penting bagi suatu daerah
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada
meningkatnya kesejahteraan masyarakat, hal ini terkait dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan nasional.
Penerapan otonomi daerah ditandai dengan keluarnya UU No. 22 Tahun
1999 yang telah direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Pembangunan daerah pada era otonomi daerah menitik baratkan pada
kemandirian daerah untuk menggali dan mengelola potensi-potensi yang ada di
daerahnya dan kewenangan untuk melaksanakan progam-progam
pembangunan daerahnya semakin luas. Dimulainya otonomi daerah, otoritas
untuk menjadikan daerahnya unggul pada sektor tertentu serta
mengembangkan karakteristik daerahnya akan semakin bebas, karena daerah
dituntut untuk memajukan rumah tangganya sendiri sehingga otonomi daerah
juga tidak hanya pelimpahan kewenangan saja kepada daerah, melainkan
pengaruh positif yang didapatkan setelah kewenangan tersebut dilimpahkan
kepada daerahnya masing-masing.
Salah satu indikator keberhasilan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari
basarnya Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam konteks daerah, pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
daerah berfokus pada produk atau pendapatan daerah yang sering disebut
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan.
Penyajian data PDRB berbagai daerah dengan series waktu dapat melihat
posisi dan kondisi perekonomian suatu daerah, baik pada satu waktu tertentu
maupun perkembangan dalam periode waktu tertentu, serta dapat
membandingkan posisi dan kondisi satu daerah dengan daerah lainnya baik
pada satu waktu tertentu maupun dari waktu ke waktu (Purwanto, 2010).
Kabupaten Sragen merupakan bagian dari 35 kabupaten dan kota (29
Kabupaten dan 6 kota) di Jawa Tengah yang menyumbang kontribusi sebesar
1,56% dari total PDRB seluruh kabupaten dan kota pada tahun 2008.
Kabupaten Sragen adalah daerah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi
paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya se-Soloraya. Hal ini dapat
dibuktikan pada tabel 1.1 pertumbuhan ekonomi di bawah ini:
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Soloraya Tahun 2005-2010 (dalam Persen)
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Sragen terus mangalami kenaikan, hanya pada tahun
2008 sempat mengalami penurunan sebesar 0,04%. Daya tumbuh dari tahun
2005 sebesar 5,16% menjadi 6,09% pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan
kegiatan perekonomian di Kabupaten Sragen setiap tahunnya mengalami
perubahan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen jika
dibandingkan dengan kawasan se-Soloraya menunjukkan paling tinggi.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
2000 menurut lapangan usaha di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010 terus
mengalami peningkatan. Total dari 9 (sembilan) sektor setiap tahunnya
mengalami perubahan positif.
Tabel 1.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Besarnya Kontribusi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010 (dalam Jutaan Rupiah dan Persen)
Jumlah 3.497.324,94 100 5.170.914,13 100 6.695.256,98 100
Sumber: BPS Kabupaten Sragen Tahun 2005, 2008, 2010 (diolah)
Dari PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2005 sampai 2010 dari 9
(sembilan sektor), Sektor Pertanian memberikan kontribusi yang paling tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dari total PDRB Kabupaten Sragen pada tahun 2005 sebesar 35,5%, pada tahun
2008 sebesar 35,1% dan 35,4% pada tahun 2010. Sektor Industri berada di
posisi kedua sebesar 18,5% pada tahun 2005, pada tahun 2008 sebesar 18,1%
dan 17,8% pada tahun 2010. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada
tahun 2005 sebesar 17,6%, pada tahun 2008 sebesar 17,7%, dan 17,6% pada
tahun 2010. Sektor Jasa-jasa pada tahun 2005 sebesar 13,4%, pada tahun 2008
sebesar 14,1%, dan 14,4% pada tahun 2008.
Tabel 1.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Daya Tumbuhnya Berdasar Lapangan Usaha di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2010 (dalam Jutaan Rupiah dan Persen)
Jumlah 2.442.570,37 5,18 2.729.450,32 5,69 3.069.751,15 6,09
Sumber: BPS Kabupaten Sragen Tahun 2006, 2008, 2010 (diolah)
Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran memberikan kontribusi yang paling tinggi di bandingkan sektor-
lainnya, dan dari tahun tahun 2006 sampai 2010 untuk daya tumbuh dari total
PDRB selalu mengalami kenaikan dari 5,18% pada tahun 2006 menjadi 5,69%
pada tahun 2008, dan menjadi 6,09% pada tahun 2010. Sektor Listrik, Gas, dan
Air Bersih memiliki daya tumbuh yang paling tinggi pada tahun 2006 sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
13,27%, akan tetapi mengalami penurunan daya tumbuh pada tahun 2010
menjadi 5,55%. Sektor Pertanian, Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dari tahun 2006,
2008, dan 2010 selalu mengalami peningkatan daya tumbuh. Daya tumbuh
Sektor Pertanian 3,01% pada tahun 2006, 3,46% pada tahun 2008, dan 4,43%
pada tahun 2010. Daya tumbuh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
5,71% pada tahun 2006, 6,46% pada tahun 2008, dan 7,93% pada tahun 2010.
Sejak tahun 2005 sampai sekarang ini Kabupaten Sragen telah
mendapatkan beberapa penghargaan dari pemerintah maupun swasta, salah
satunya Maporina Award kategori pembina daerah untuk pengembangan
pertanian organik, Best of the Best E-Goverment Award Se-Indonesia tahun
2008, dan penghargaan Agro Inovasi dari Menteri Pertanian tahun 2009
(www.sragenkab.go.id). Kabupaten Sragen merupakan salah satu lumbung
pangan Provinsi Jawa Tengah, selain itu Kabupaten Sragen juga menjadi pionir
produsen beras organik di wilayah Soloraya karena Kabupaten Sragen
konsisten memproduksi beras organik, sehingga beras organik menjadi salah
satu ikon di Kabupaten Sragen.
Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
tingkat kecamatan dan daya tumbuh PDRB atas dasar harga konstan 2000
menurut lapangan usaha tingkat kecamatan mengalami naik turun, hal seperti
pada tabel 1.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tabel 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Daya Tumbuh PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010 (dalam Persen)
Berdasarkan data di atas nilai PDRB dan pertumbuhan PDRB atas
dasar harga berlaku tahun 2000-2010 terus mengalami kenaikan, pada tahun
2001 sebesar 2.140.956,11 juta (12,25%) mengalami kenaikan menjadi
3.497.324,94 juta (14,3%) pada tahun 2005 dan 6.695.257,97 juta (14,04%)
pada tahun 2010. Nilai PDRB dan pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan di Kabupaten Sragen juga mengalami kenaikan tahun 2000-2010,
pada tahun 2001 sebesar 1.963.635,72 juta (2,96%) mengalami kenaikan
menjadi 2.322.239,43 juta (5,16%) pada tahun 2005 dan 3.069.751,14 juta
(6,09%) pada tahun 2010.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Untuk mengetahui potensi pembangunan ekonomi tingkat kecamatan di
Kabupaten Sragen, maka pada bab ini akan membahas hasil analisis data
mengenai sektor-sektor yang merupakan sektor basis di tingkat kecamatan
dengan Location Quotient, mengenai perubahan struktur ekonomi di tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kecamatan dengan Shift Share, dan mengenai status perekonomian wilayah
kecamatan di Kabupaten Sragen dengan Klassen Typologi.
1. Sektor Basis
Analisis Location Quotient digunakan untuk mengetahui sektor basis
di suatu wilayah. Berdasarkan hasil perhitungan LQ dari PDRB atas dasar
harga konstan 2000 tingkat kecamatan di Kabuptaen Sragen tahun 2005-
2010, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Kecamatan Kalijambe
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.8 selama periode waktu 2005-
2010 di Kecamatan Kalijambe dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Kalijambe dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Kalijambe tahun 2005-2010:
Tabel 4. 8 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Kalijambe Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ
Keterangan
01 Pertanian 0,899 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,066 NON BASIS 03 Industri 1,708 BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,212 BASIS 05 Bangunan 0,967 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,724 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,367 NON BASIS
08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,857 NON BASIS
09 Jasa-Jasa 0,647 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Kalijambe adalah Sektor Industri (1,708) dan Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,212). Sektor Pertanian, Sektor Penggalian,
Sektor Banguanan, Sektor Perdagangan dan Hotel, Sektor Pengangkutan,
Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena
LQ < 1. Sektor Industri dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih termasuk
sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Kalijambe
berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di
Kabupaten Sragen, sehingga kedua sektor ini memiliki keunggulan
komparatif.
b. Kecamatan Plupuh
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.9 selama periode waktu 2005-
2010 di Kecamatan Plupuh dengan menggunakan data PDRB Kecamatan
Kalijambe dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini
berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto
sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ
Kecamatan Plupuh tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4. 9 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Plupuh Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,966 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 1,191 BASIS 03 Industri 1,450 BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,432 NON BASIS 05 Bangunan 0,654 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,021 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,308 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,716 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,704 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Plupuh adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian
(1,191), Sektor Industri (1,450), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (1,021). Sektor Pertanian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih,
Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor
Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertambangan
dan Penggalian, Sektor Industri, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan
Plupuh berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan
perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini memiliki
keunggulan komparatif.
c. Kecamatan Masaran
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.10 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Masaran dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Masaran dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Masaran tahun 2005-2010:
Tabel 4. 10 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Masaran Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
N0 Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,739 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,101 NON BASIS 03 Industri 1,821 BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,165 BASIS 05 Bangunan 0,619 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,121 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,660 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,599 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,433 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Masaran adalah Sektor Industri (1,821), Sektor Listrik,
Gas, dan Air Bersih (1,165), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (1,121). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor
Industri, Sektor Litrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan,
Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di
Kecamatan Masaran berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan
dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini
memiliki keunggulan komparatif. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi, Sektor Keuangan dan Persewaan, dan Sektor Jasa-jasa
merupakan sektor non basis karena sektor tersebut di Kecamatan
Masaran kurang berspesialisasi atau kurang dominan di Kabupaten
Sragen.
d. Kecamatan Kedawung
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.11 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Kedawung dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Kedawung dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Kedawung tahun 2005-2010:
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Kedawung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,497 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 2,072 BASIS 03 Industri 0,263 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,171 BASIS 05 Bangunan 0,877 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,955 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,164 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,894 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,987 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Kedawung adalah Sektor Pertanian (1,497), Sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pertambangan dan Penggalian (2,072), Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih (1,171), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,164). Sektor
Industri, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran,
Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena
LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan
Kedawung berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan
perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keempat sektor ini
memiliki keunggulan komparatif.
e. Kecamatan Sambirejo
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.12 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sambirejo dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Sambirejo dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Sambirejo tahun 2005-2010
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4. 12 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sambirejo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ
Keterangan
01 Pertanian 1,491 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 2,814 BASIS 03 Industri 0,244 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,238 BASIS 05 Bangunan 1,110 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,965 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,200 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,939 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,887 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Sambirejo adalah Sektor Pertanian (1,491), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (2,814), Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih (1,238), Sektor Bangunan (1,11), Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi (1,2). Sektor Industri, Sektor Pedagangan, Hotel, dan
Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non
basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor yang
tersebut di Kecamatan Sambirejo berspesialisasi atau lebih dominan
dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga
kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor
yang lainnya di Kecamatan Sambirejo kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
f. Kecamatan Gondang
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.13 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Gondang dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Gondang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Gondang tahun 2005-2010:
Tabel 4. 13 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gondang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,388 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 1,976 BASIS 03 Industri 0,311 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,002 BASIS 05 Bangunan 1,350 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,993 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,756 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,925 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 1,100 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Gondang adalah Sektor Pertanian (1,388), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (1,976), Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih (1,002), Sektor Bangunan (1,35), dan Sektor Jasa-jasa (1,1).
Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan termasuk sektor
non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, dan
Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di
Kecamatan Gondang berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan
dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini
memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di
Kecamatan Gondang kurang dominan dibandingkan dengan
perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
g. Kecamatan Sambungmacan
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.14 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sambungmacan dengan menggunakan data
PDRB Kecamatan Sambungmacan dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai
reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan
non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan
nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil
perhitungan LQ Kecamatan Sambungmacan tahun 2005-2010:
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sambungmacan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,207 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 1,910 BASIS 03 Industri 0,707 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,219 BASIS 05 Bangunan 1,149 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,960 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,243 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,938 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,859 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Sambungmacan adalah Sektor Pertanian (1,207),
Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,91), Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih (1,219), Sektor Bangunan (1,149), Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi (1,243). Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non
basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, dan
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor basis karena
sektor tersebut di Kecamatan Sambungmacan berspesialisasi atau lebih
dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen,
sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan
sektor yang lainnya di Kecamatan Sambungmacan kurang dominan
dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
h. Kecamatan Ngrampal
D Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.15 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Ngrampal dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Ngrampal dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Ngrampal tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Ngrampal Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,516 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,661 NON BASIS 03 Industri 0,242 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,149 BASIS 05 Bangunan 1,524 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,752 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,279 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,988 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 1,016 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Ngrampal adalah Sektor Pertanian (1,516), Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,149), Sektor Bangunan (1,524), Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi (1,279), dan Sektor Jasa-jasa (1,016).
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Keuangan termasuk sektor
non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan
Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di
Kecamatan Ngrampal berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan
dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini
memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di
Kecamatan Ngrampal kurang dominan dibandingkan dengan
perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
i. Kecamatan Karangmalang
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.16 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Karangmalang dengan menggunakan data
PDRB Kecamatan Karangmalang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai
reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan
non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan
nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil
perhitungan LQ Kecamatan Karangmalang tahun 2005-2010:
Tabel 4. 16 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Karangmalang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,253 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 1,210 BASIS 03 Industri 0,420 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,350 BASIS 05 Bangunan 1,704 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,997 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,192 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,347 BASIS 09 Jasa-Jasa 0,874 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Karangmalang adalah Sektor Pertanian (1,253), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (1,21), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
(1,35), Sektor Bangunan (1,704), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
(1,192), dan Sektor Keuangan (1,347). Sektor Industri, Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor
non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor
Pengangkutan, dan Sektor Keuangan termasuk sektor basis karena sektor
tersebut di Kecamatan Karangmalang berspesialisasi atau lebih dominan
dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga
keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor
yang lainnya di Kecamatan Karangmalang kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
j. Kecamatan Sragen
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.17 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sragen dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Sragen dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Berikut
hasil perhitungan LQ Kecamatan Sragen tahun 2005-2010:
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sragen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,271 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,076 NON BASIS 03 Industri 1,019 BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,942 NON BASIS 05 Bangunan 1,161 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,924 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 2,241 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,956 BASIS 09 Jasa-Jasa 2,485 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
> 1 di Kecamatan Sragen adalah Sektor Industri (1,019), Sektor
Bangunan (1,161), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (2,241), Sektor
Keuangan (1,956), dan Sektor Jasa-jasa (2,485). Sektor Pertanian, Sektor
Peertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, gas, dan Air Bersih,
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor non basis
karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor
basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sragen berspesialisasi atau
lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen,
sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan
sektor yang lainnya di Kecamatan Sragen kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
k. Kecamatan Sidoharjo
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.18 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sidoharjo dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Sidoharjo dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Sidoharjo tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 4. 18 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sidoharjo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,609 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,225 NON BASIS 03 Industri 2,210 BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,022 BASIS 05 Bangunan 0,410 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,187 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,280 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,426 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,239 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Sidoharjo adalah Sektor Industri (2,21), Sektor Listrik,
Gas, dan Air Bersih (1,022), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (1,187). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa
termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Listrik,
Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sidoharjo
berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di
Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini memiliki keunggulan
komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sidoharjo
kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah
Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
l. Kecamatan Tanon
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.19 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Tanon dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Tanon dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini
berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto
sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ
Kecamatan Tanon tahun 2005-2010:
Tabel 4. 19 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Tanon Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,455 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,792 NON BASIS 03 Industri 0,323 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,756 NON BASIS 05 Bangunan 1,095 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,927 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,695 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,130 BASIS 09 Jasa-Jasa 1,084 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Tanon adalah Sektor Pertanian (1,455), Sektor
Bangunan (1,095), Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
(1,13), Sektor Jasa-jasa (1,084). Sektor Pertambangan dan Penggalian,
Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan,
Hotel, dan Restoan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
merupakan sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Bangunan, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan
Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di
Kecamatan Tanon berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan
dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keempat sektor ini
memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di
Kecamatan Tanon kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian
di wilayah Kabupaten Sragen.
m. Kecamatan Gemolong
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.20 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Gemolong dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Gemolong dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Gemolong tahun 2005-2010:
Tabel 4. 20 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gemolong Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,868 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,091 NON BASIS 03 Industri 0,885 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,193 BASIS 05 Bangunan 1,219 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,153 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,909 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,227 BASIS 09 Jasa-Jasa 1,227 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Gemolong adalah Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
(1,193), Sektor Bangunan (1,219), Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (1,153), Sektor Keuangan (1,227), dan Sektor Jasa-jasa (1,227).
Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Indsutri,
dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor non basis
karena LQ < 1. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan,
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor
Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan
Gemolong berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan
perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki
keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan
Gemolong kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di
wilayah Kabupaten Sragen.
n. Kecamatan Miri
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.21 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Miri dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Miri dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini
berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto
sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ
Kecamatan Miri tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4. 21 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Miri Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,495 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 2,708 BASIS 03 Industri 0,260 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,813 NON BASIS 05 Bangunan 1,255 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,790 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,655 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,042 BASIS 09 Jasa-Jasa 1,221 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Miri adalah Sektor Pertanian (1,495), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (2,708), Sektor Bangunan (1,255), Sektor
Keuangan, Persewaan, dan Sektor Jasa Perusahaan (1,042), Sektor Jasa-
jasa (1,221). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian,
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor
Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor
tersebut di Kecamatan Miri berspesialisasi atau lebih dominan
dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga
kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor
yang lainnya di Kecamatan Miri kurang dominan dibandingkan dengan
perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
o. Kecamatan Sumberlawang
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.22 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sumberlawang dengan menggunakan data
PDRB Kecamatan Sumberlawang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai
reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan
non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan
nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil
perhitungan LQ Kecamatan Sumberlawang tahun 2005-2010:
Tabel 4. 22 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sumberlawang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,703 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 0,096 NON BASIS 03 Industri 0,204 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,772 NON BASIS 05 Bangunan 0,952 NON BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,933 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,050 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,711 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,691 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Sumberlawang adalah Sektor Pertanian (1,703), Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi (1,050). Sektor Pertambangan dan
Penggalian, Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor
Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor
non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, dan Sektor Pengangkutan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan
Sumberlawang berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan
perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kedua sektor ini memiliki
keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan
Sumberlawang kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di
wilayah Kabupaten Sragen.
p. Kecamatan Mondokan
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.23 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Mondokan dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Mondokan dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Mondokan tahun 2005-2010:
Tabel 4. 23 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Mondokan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,436 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 1,951 BASIS 03 Industri 0,317 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,690 NON BASIS 05 Bangunan 1,007 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,203 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 0,715 NON BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,734 NON BASIS 09 Jasa-Jasa 0,862 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
> 1 di Kecamatan Mondokan adalah Sektor Pertanian (1,436), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (1,951), Sektor Bangunan (1,007), dan
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,203). Sektor Industri, Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa
termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor
Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, dan Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor
tersebut di Kecamatan Mondokan berspesialisasi atau lebih dominan
dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga
keempat sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor
yang lainnya di Kecamatan Mondokan kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
q. Kecamatan Sukodono
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.24 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Sukodono dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Sukodono dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Sukodono tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 4. 24 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sukodono Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,427 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 2,174 BASIS 03 Industri 0,249 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,791 NON BASIS 05 Bangunan 1,134 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,032 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,051 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,138 BASIS 09 Jasa-Jasa 0,987 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Sukodono adalah Setor Pertanian (1,427), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (2,174), Sektor Bangunan (1,134), Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,032), Sektor Pengankutan (1,051),
dan Sektor Keuangan (1,138). Sektor Industri, Sektor Lisstrik, Gas, dan
Air Bersih, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ <
1. Setor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor
Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor
Pengankutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan termasuk sektor
basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sukodono berspesialisasi atau
lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen,
sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan
sektor yang lainnya di Kecamatan Sukodono kurang dominan
dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
r. Kecamatan Gesi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.25 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Gesi dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Gesi dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini
berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto
sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ
Kecamatan Gesi tahun 2005-2010:
Tabel 4. 25 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gesi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 0,999 NON BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 3,397 BASIS 03 Industri 0,609 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,752 NON BASIS 05 Bangunan 1,452 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,274 BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,069 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,054 BASIS 09 Jasa-Jasa 1,062 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Gesi adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian
(3,397), Sektor Bangunan (1,452), Sektor Perdagangan, Hotel, dan
(1,054), dan Sektor Jasa-jasa (1,062). Sektor Pertanian, Sektor Industri,
dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih termasuk sektor non basis karena
LQ < 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor
basis karena sektor tersebut di Kecamatan Gesi berspesialisasi atau lebih
dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen,
sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan
sektor yang lainnya di Kecamatan Gesi kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
s. Kecamatan Tangen
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.26 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Tangen dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Tangen dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi,
dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis.
Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai
bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan
LQ Kecamatan Tangen tahun 2005-2010:
Tabel 4. 26 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Tangen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,340 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 4,789 BASIS 03 Industri 0,239 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,780 NON BASIS 05 Bangunan 1,750 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,801 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,811 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,307 BASIS 09 Jasa-Jasa 1,051 BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
> 1 di Kecamatan Tangen adalah Sektor Pertanian (1,34), Sektor
Pertambangan dan Pengangkutan (4,789), Sektor Bangunan (1,75),
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,811), Sektor Keuangan (1,307),
dan Sektor Jasa-jasa (1,051). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor
non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
Pengangkutan, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena
sektor tersebut di Kecamatan Tangen berspesialisasi atau lebih dominan
dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga
keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor
yang lainnya di Kecamatan Tangen kurang dominan dibandingkan
dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.
t. Kecamatan Jenar
Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.27 selama periode waktu
2005-2010 di Kecamatan Jenar dengan menggunakan data PDRB
Kecamatan Jenar dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat
diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini
berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto
sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ
Kecamatan Jenar tahun 2005-2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4 27 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Jenar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Hasil LQ Keterangan
01 Pertanian 1,516 BASIS 02 Pertambangan dan Penggalian 4,234 BASIS 03 Industri 0,101 NON BASIS 04 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,743 NON BASIS 05 Bangunan 1,401 BASIS 06 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,813 NON BASIS 07 Pengangkutan & Komunikasi 1,807 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,103 BASIS 09 Jasa-Jasa 0,996 NON BASIS
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ
> 1 di Kecamatan Jenar adalah Sektor Pertanian (1,516), Sektor
Pertambangan dan Penggalian (4,234), Sektor Bangunan (1,401), Sektor
Pengangkuatan dan Komunikasi (1,807), dan Sektor Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaah (1,103). Sektor Industri, Sektor Listrik,
Gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan
Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor
Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan,
Sektor Pengangkuatan, dan Sektor Keuangan termasuk sektor basis
karena sektor tersebut di Kecamatan Jenar berspesialisasi atau lebih
dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen.
Dari hasil analisis location quotient (LQ) 20 kecamatan di Kabupaten
Sragen tahun 2005-2010 di atas dapat disederhanakan dalam bentuk
ringkasan yang disajikan dalam tabel 4.28:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4. 28 Hasil Ringkasan Location Quotient 20 Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010
1 Pertanian 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2 Pertambangan 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3 Industri 8 Keuangan, Persewaan 4 Listrik, Gas, dan Air 9 Jasa-jasa 5 Bangunan
Sumber: BPS Kabupaten Sragen (Data Diolah)
Dari hasil ringkasan di atas, sektor basis tersebar di beberapa
kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Sektor Bangunan merupakan sektor
basis yang tersebar di 14 kecamatan, Sektor Pertanian merupakan sektor
basis yang tersebar di 13 kecamatan, Sektor Pertambangan merupakan
sektor basis yang tersebar di 12 kecamatan, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi merupakan sektor basis yang tersebar di 11 kecamatan, Sektor
Listrik, Gas, dan Air bersih merupakan sektor basis yang tersebar di 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kecamatan, Sektor Keuangan, Persewaan merupakan sektor basis yang
tersebar di 9 kecamatan, Sektor Jasa-jasa merupakan sektor basis yang
tersebar di 8 kecamatan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
merupakan sektor basis yang tersebar di 7 kecamatan, dan Sektor Industri
merupakan sektor basis yang tersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Sragen.
2. Perubahan dan Perkembangan Struktur Ekonomi
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan dan perkembangan struktur ekonomi di daerah atau wilayah
tertentu dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya.
Berdasarkan hasil perhitungan SS dari PDRB atas dasar harga konstan 2000
tingkat kecamatan di Kabuptaen Sragen tahun 2005-2010, didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Kecamtan Kalijambe
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.29 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Kalijambe sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Kalijambe.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4. 29 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Kalijambe Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 12.338,28 -48.462,80 46.019,13 9.894,62 2 Pertambangan 7,55 -30,91 30,70 7,34 3 Industri 14.361,00 -53.684,98 54.022,99 14.699,01 4 Listrik, Gas dan Air 539,13 -2.066,67 2.187,45 659,91 5 Bangunan 1.654,94 -6.454,36 6.399,29 1.599,88 6 Perdagangan, Hotel 5.033,75 -19.876,67 20.453,92 5.611,00 7 Pengangkutan 475,84 -1.917,13 1.870,68 429,40 8 Keuangan 1.322,16 -5.183,41 5.168,22 1.306,98 9 Jasa-Jasa 2.863,70 -11.338,04 12.132,40 3.658,06
Jumlah 38.596,36 -149.014,95 148.284,79 37.866,20
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Kalijambe naik Rp. 37.866,20 juta. Peningkatan
PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Kalijambe sebesar Rp. 38.596,36 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Kalijambe salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kalijambe menurun sebesar Rp.
149.014,95 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Kalijambe pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Kalijambe
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Kalijambe tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp. 148.284,79 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Kalijambe sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
b. Kecamatan Plupuh
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.30 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Plupuh sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Plupuh.
Tabel 4. 30 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Plupuh Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 15.856,44 -61.568,66 56.804,40 11.092,18 2 Pertambangan 164,14 -627,71 590,49 126,91 3 Industri 14.320,69 -53.551,99 53.856,63 14.625,33 4 Listrik, Gas dan Air 142,92 -568,25 1.096,86 671,53 5 Bangunan 1.359,09 -5.362,37 5.036,55 1.033,26 6 Perdagangan, Hotel 8.434,74 -32.417,99 33.194,08 9.210,83 7 Pengangkutan 467,62 -1.884,26 1.857,87 441,23 8 Keuangan 1.310,93 -5.145,42 5.042,18 1.207,69 9 Jasa-Jasa 3.692,84 -14.474,74 15.232,65 4.450,75
Jumlah 45.749,40 -175.601,39 172.711,70 42.859,71
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Plupuh naik sebesar Rp.42.859,71 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Plupuh
sebesar Rp.45.749,40 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Plupuh salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Plupuh menurun sebesar
Rp.175.601,39 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Plupuh pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Plupuh
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Plupuh tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.172.711,70 juta. Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Kecamatan Plupuh sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
c. Kecamatan Masaran
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.31 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Masaran sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Masaran.
Tabel 4. 31 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Masaran Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 22.618,19 -85.628,88 79.271,40 16.260,71 2 Pertambangan 26,22 -106,44 104,06 23,83 3 Industri 33.481,42 -107.266,11 115.144,19 41.359,50 4 Listrik, Gas dan Air 1.141,24 -3.999,84 4.454,71 1.596,11 5 Bangunan 2.395,88 -9.124,03 9.022,85 2.294,70 6 Perdagangan, Hotel 17.728,26 -63.038,82 64.335,15 19.024,59 7 Pengangkutan 1.834,11 -6.943,46 7.289,10 2.179,75 8 Keuangan 2.012,24 -7.668,09 8.007,77 2.351,92 9 Jasa-Jasa 4.267,11 -16.576,49 17.954,89 5.645,51
Jumlah 85.504,67 -300.352,17 305.584,12 90.736,62
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Masaran naik sebesar Rp.90.736,62 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Masaran sebesar Rp.85.504,67 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Masaran salah satunya ditentukan oleh
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Masaran menurun sebesar
Rp.300.352,17 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Masaran pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Masaran
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Masaran tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.305.584,12 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Masaran sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
d. Kecamatan Kedawung
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.32 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Kedawung sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Kedawung.
Tabel 4. 32 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Kedawung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 18.535,73 -71.329,49 64.912,64 12.118,88 2 Pertambangan 209,11 -780,58 765,12 193,65 3 Industri 2.053,81 -8.334,98 7.682,92 1.401,76 4 Listrik, Gas dan Air 461,51 -1.791,21 1.821,89 492,19 5 Bangunan 1.341,54 -5.292,47 5.054,75 1.103,81 6 Perdagangan, Hotel 5.832,04 -22.877,36 23.671,18 6.625,86 7 Pengangkutan 1.317,65 -5.124,98 5.044,55 1.237,22 8 Keuangan 1.259,81 -4.967,44 4.551,15 843,52 9 Jasa-Jasa 3.841,82 -15.017,81 16.070,74 4.894,75
Jumlah 34.853,02 -135.516,32 129.574,94 28.911,64
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Kedawung naik sebesar Rp.28.911,64 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Kedawung sebesar Rp.34.853,02 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
peningkatan PDRB Kecamatan Kedawung salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kedawung menurun sebesar
Rp.135.516,32 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Kedawung pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Kedawung
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Kedawung tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.129.574,94 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Kedawung sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
e. Kecamatan Sambirejo
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.33 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sambirejo sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Sambirejo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4. 33 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sambirejo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 12.709,43 -49.995,31 44.442,36 7.156,49 2 Pertambangan 191,89 -721,24 718,16 188,81 3 Industri 1.274,59 -5.195,54 4.850,79 929,84 4 Listrik, Gas dan Air 416,86 -1.652,91 1.149,78 -86,27 5 Bangunan 1.148,13 -4.557,70 4.312,26 902,69 6 Perdagangan, Hotel 4.020,10 -16.011,37 16.157,09 4.165,82 7 Pengangkutan 929,18 -3.676,80 3.532,86 785,23 8 Keuangan 882,21 -3.517,80 3.358,84 723,25 9 Jasa-Jasa 2.355,96 -9.392,77 9.922,60 2.885,79
Jumlah 23.928,34 -94.721,44 88.444,74 17.651,65
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sambirejo naik sebesar Rp.17.651,65 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Sambirejo sebesar Rp.23.928,34 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Sambirejo salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sambirejo menurun sebesar
Rp.94.721,44 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Sambirejo pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sambirejo
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sambirejo tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.88.444,74 juta.
f. Kecamatan Gondang
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.34 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Gondang sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Gondang.
Tabel 4. 34 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gondang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 15.041,68 -58.649,77 52.843,02 9.234,94 2 Pertambangan 182,31 -693,10 632,14 121,35 3 Industri 2.017,38 -8.180,28 8.222,80 2.059,89 4 Listrik, Gas dan Air 339,27 -1.335,54 1.395,94 399,68 5 Bangunan 1.820,21 -7.068,85 6.873,88 1.625,24 6 Perdagangan, Hotel 5.243,80 -20.634,33 22.189,88 6.799,35 7 Pengangkutan 727,00 -2.892,76 3.039,75 873,99 8 Keuangan 1.076,89 -4.252,79 4.409,05 1.233,15 9 Jasa-Jasa 3.724,37 -14.565,60 15.942,42 5.101,19
Jumlah 30.172,90 -118.273,01 115.548,89 27.448,78
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Gondang naik sebesar Rp.27.448,78 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Gondang sebesar Rp.30.172,90 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Gondang salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gondang menurun sebesar
Rp.118.273,01 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Gondang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Gondang
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gondang tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.115.548,89 juta. Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Kecamatan Gondang sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
g. Kecamatan Sambungmacan
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.35 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sambungmacan sebagai daerah studi,
pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap
perekonomian di Kecamatan Sambungmacan.
Tabel 4. 35 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sambungmacan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 14.775,32 -57.634,10 52.503,19 9.644,42 2 Pertambangan 204,19 -770,90 679,64 112,93 3 Industri 5.170,28 -20.527,60 21.244,69 5.887,38 4 Listrik, Gas dan Air 474,14 -1.830,41 1.986,05 629,77 5 Bangunan 1.736,81 -6.755,08 6.712,49 1.694,22 6 Perdagangan, Hotel 5.712,61 -22.379,01 24.366,59 7.700,19 7 Pengangkutan 1.393,09 -5.395,06 5.416,38 1.414,41 8 Keuangan, Persewaan 1.278,40 -5.021,58 4.964,14 1.220,95 9 Jasa-Jasa 3.332,24 -13.104,34 14.243,50 4.471,40
Jumlah 34.077,09
-133.418,08 132.116,67 32.775,67
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sambungmacan naik sebesar Rp.32.775,67 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Sambungmacan sebesar Rp.34.077,09 juta. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sambungmacan salah satunya
ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sambungmacan menurun sebesar
Rp.133.418,08 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Sambungmacan pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan
Sambungmacan mengalami perkembangan yang lebih rendah dari
perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sambungmacan
tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif
terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.132.116,67 juta. Hal ini
berarti, Kecamatan Sambungmacan sudah mempunyai daya saing
yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
h. Kecamatan Ngrampal
K Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.36 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Ngrampal sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Ngrampal.
Tabel 4. 36 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Ngrampal Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 14.267,07 -55.648,80 52.657,05 11.275,32 2 Pertambangan 53,15 -213,26 207,12 47,01 3 Industri 1.459,77 -5.941,60 5.806,89 1.325,06 4 Listrik, Gas dan Air 358,49 -1.406,74 1.494,41 446,16 5 Bangunan 1.849,93 -7.174,64 7.027,50 1.702,79 6 Perdagangan, Hotel 3.664,56 -14.621,60 15.262,78 4.305,74 7 Pengangkutan 1.153,50 -4.516,99 4.461,87 1.098,37 8 Keuangan 1.070,61 -4.233,91 4.255,47 1.092,17 9 Jasa-Jasa 3.149,18 -12.418,29 13.393,80 4.124,70
Jumlah 27.026,26 -106.175,83 104.566,89 25.417,32
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Ngrampal naik sebesar Rp.25.417,32 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Ngrampal sebesar Rp.27.026,26 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
peningkatan PDRB Kecamatan Ngrampal salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Ngrampal menurun sebesar
Rp.106.175,83 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Ngrampal pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Ngrampal
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Ngrampal tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.104.566,89 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Ngrampal sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
i. Kecamatan Karangmalang
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.37 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Karangmalang sebagai daerah studi,
pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap
perekonomian di Kecamatan Karangmalang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4. 37 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Karangmalang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 14.189,08 -55.440,42 50.947,55 9.696,21 2 Pertambangan 117,36 -458,89 420,12 78,59 3 Industri 2.898,77 -11.688,45 11.765,60 2.975,91 4 Listrik, Gas dan Air 494,38 -1.912,66 1.914,13 495,85 5 Bangunan 2.106,05 -7.982,89 9.651,69 3.774,86 6 Perdagangan, Hotel 5.553,33 -21.795,31 23.461,32 7.219,34 7 Pengangkutan 1.261,34 -4.918,14 4.832,05 1.175,25 8 Keuangan 1.625,99 -6.285,65 6.611,57 1.951,90 9 Jasa-Jasa 3.140,57 -12.380,98 13.482,75 4.242,34
Jumlah 31.386,87 -122.863,40 123.086,78 31.610,25
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Karangmalang naik sebesar Rp.31.610,25 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Karangmalang sebesar Rp.31.386,87 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Karangmalang salah satunya
ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Karangmalang menurun sebesar
Rp.122.863,40 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Karangmalang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan
Karangmalang mengalami perkembangan yang lebih rendah dari
perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Karangmalang
tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif
terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.123.086,78 juta.
j. Kecamatan Sragen
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.38 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sragen sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Sragen.
Tabel 4. 38 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sragen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 10.283,93 -40.832,09 35.324,71 4.776,55 2 Pertambangan 24,59 -99,97 90,28 14,89 3 Industri 20.773,98 -72.660,33 85.399,99 33.513,63 4 Listrik, Gas dan Air 1.119,35 -3.965,48 4.186,92 1.340,79 5 Bangunan 4.761,35 -16.227,03 19.469,40 8.003,73 6 Perdagangan, Hotel 16.331,13 -57.855,83 66.661,10 25.136,40 7 Pengangkutan 7.305,88 -20.363,68 22.750,38 9.692,59 8 Keuangan 7.241,44 -20.645,71 27.412,37 14.008,10 9 Jasa-Jasa 28.814,19 -73.564,67 87.558,92 42.808,43
Jumlah 96.655,84 -306.214,79 348.854,06 139.295,11
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sragen naik sebesar Rp.139.295,11 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sragen
sebesar Rp.96.655,84 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Sragen salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sragen menurun sebesar
Rp.306.214,79 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Sragen pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Sragen mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sragen tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.348.854,06 juta. Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Kecamatan Sragen sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
k. Kecamatan Sidoharjo
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.39 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sidoharjo sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Sidoharjo.
Tabel 4. 39 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sidoharjo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 20.642,48 -78.968,61 70.017,16 11.691,04 2 Pertambangan 66,02 -263,92 238,55 40,65 3 Industri 46.118,24 -134.489,67 136.773,28 48.401,85 4 Listrik, Gas dan Air 1.113,00 -3.920,36 4.341,59 1.534,23 5 Bangunan 1.680,47 -6.530,47 6.825,54 1.975,54 6 Perdagangan, Hotel 20.525,54 -71.147,82 73.001,80 22.379,52 7 Pengangkutan 876,12 -3.468,69 3.491,35 898,78 8 Keuangan 1.593,57 -6.173,62 6.390,69 1.810,64 9 Jasa-Jasa 2.637,54 -10.477,25 11.081,87 3.242,16
Jumlah 95.252,98 -315.440,39 312.161,83 91.974,41
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sidoharjo naik sebesar Rp.91.974,41 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Sidoharjo sebesar Rp.95.252,98 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Sidoharjo salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sidoharjo menurun sebesar
Rp.315.440,39 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Sidoharjo pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sidoharjo
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sidoharjo tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.312.161,83 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Sidoharjo sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
l. Kecamatan Tanon
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.40 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
reverensi terhadap Kecamatan Tanon sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Tanon.
Tabel 4. 40 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Tanon Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 18.049,94 -69.619,38 62.816,63 11.247,19 2 Pertambangan 78,30 -310,49 307,38 75,19 3 Industri 2.380,92 -9.633,13 9.620,96 2.368,74 4 Listrik, Gas dan Air 296,16 -1.172,24 1.224,74 348,66 5 Bangunan 1.614,02 -6.299,43 6.318,02 1.632,62 6 Perdagangan, Hotel 5.766,55 -22.653,51 22.944,99 6.058,03 7 Pengangkutan 788,61 -3.137,53 3.043,74 694,83 8 Keuangan, Persewaan 1.522,66 -5.926,88 5.900,41 1.496,18 9 Jasa-Jasa 4.194,75 -16.324,82 17.402,46 5.272,39
Jumlah 34.691,90 -135.077,41 129.579,34 29.193,83
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Tanon naik sebesar Rp.29.193,83 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Tanon
sebesar Rp.34.691,90 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Tanon salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Tanon menurun sebesar
Rp.135.077,41 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Tanon pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Tanon mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Tanon tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.129.579,34 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Tanon sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
m. Kecamatan Gemolong
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.41 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Gemolong sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Gemolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Tabel 4. 41 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gemolong Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 10.674,18 -42.239,80 38.712,20 7.146,58 2 Pertambangan 9,39 -38,40 37,28 8,27 3 Industri 6.637,47 -26.146,34 25.846,33 6.337,47 4 Listrik, Gas dan Air 452,34 -1.748,02 1.960,19 664,52 5 Bangunan 1.793,00 -6.948,26 7.136,56 1.981,30 6 Perdagangan, Hotel 6.832,97 -26.499,32 29.175,88 9.509,53 7 Pengangkutan 1.008,46 -3.967,85 4.050,44 1.091,05 8 Keuangan 1.547,51 -5.972,32 6.807,45 2.382,64 9 Jasa-Jasa 4.649,82 -17.935,25 20.085,61 6.800,18
Jumlah 33.605,14 -131.495,55 133.811,95 35.921,54
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Gemolong naik sebesar Rp.35.921,54 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Gemolong sebesar Rp.33.605,14 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Gemolong salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gemolong menurun sebesar
Rp.131.495,55 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Gemolong pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Gemolong
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gemolong tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.133.811,95 juta.
n. Kecamatan Miri
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.42 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Miri sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Miri.
Tabel 4. 42 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Miri Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 9.994,59 -39.646,44 36.321,11 6.669,26 2 Pertambangan 143,18 -549,53 567,33 160,98 3 Industri 1.063,57 -4.339,92 4.172,99 896,64 4 Listrik, Gas dan Air 170,22 -684,44 716,90 202,67 5 Bangunan 1.040,54 -4.146,23 3.851,73 746,03 6 Perdagangan, Hotel 2.672,96 -10.761,33 10.631,21 2.542,84 7 Pengangkutan 407,52 -1.646,98 1.572,71 333,25 8 Keuangan 789,02 -3.160,80 2.846,12 474,33 9 Jasa-Jasa 2.568,17 -10.214,55 10.677,20 3.030,82
Jumlah 18.849,74 -75.150,23 71.357,30 15.056,82
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Miri naik sebesar Rp.15.056,82 juta. Peningkatan
PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Miri
sebesar Rp.18.849,74 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Miri salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Miri menurun sebesar
Rp.75.150,23 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Miri pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Miri mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Miri tahun 2005-
2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai
keseluruhan sektor sebesar Rp.71.357,30 juta. Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Kecamatan Miri sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
o. Kecamatan Sumberlawang
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.43 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sumberlawang sebagai daerah studi,
pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap
perekonomian di Kecamatan Sumberlawang.
Tabel 4. 43 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sumberlawang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 19.719,68 -75.568,45 68.627,53 12.778,76 2 Pertambangan 9,45 -38,67 36,77 7,55 3 Industri 1.466,50 -5.969,33 5.770,53 1.267,70 4 Listrik, Gas dan Air 299,31 -1.186,61 1.171,22 283,91 5 Bangunan 1.339,75 -5.277,19 5.247,49 1.310,05 6 Perdagangan, Hotel 5.397,37 -21.253,71 21.803,03 5.946,69 7 Pengangkutan 1.107,00 -4.339,99 4.363,69 1.130,70 8 Keuangan 939,04 -3.741,10 3.450,83 648,77 9 Jasa-Jasa 2.547,64 -10.129,37 10.795,11 3.213,39
Jumlah 32.825,74 -127.504,41 121.266,19 26.587,52
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sumberlawang naik sebesar Rp.26.587,52 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Sumberlawang sebesar Rp.32.825,74 juta. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sumberlawang salah satunya
ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sumberlawang menurun sebesar
Rp.127.504,41 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Sumberlawang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan
Sumberlawang mengalami perkembangan yang lebih rendah dari
perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sumberlawang
tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif
terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.121.266,19 juta. Hal ini
berarti, Kecamatan Sumberlawang sudah mempunyai daya saing yang
kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
p. Kecamatan Mondokan
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.44 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
reverensi terhadap Kecamatan Mondokan sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Mondokan.
Tabel 4. 44 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Mondokan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 10.943,53 -43.259,89 39.754,67 7.438,31 2 Pertambangan 121,40 -472,49 458,27 107,19 3 Industri 1.479,65 -6.022,62 5.793,80 1.250,83 4 Listrik, Gas dan Air 172,94 -695,99 688,00 164,95 5 Bangunan 988,51 -3.948,18 3.561,66 601,99 6 Perdagangan, Hotel 4.567,44 -18.106,11 18.514,33 4.975,66 7 Pengangkutan 517,89 -2.085,36 1.921,25 353,77 8 Keuangan 647,64 -2.607,60 2.283,23 323,27 9 Jasa-Jasa 2.072,04 -8.291,88 8.710,91 2.491,06
Jumlah 21.511,03 -85.490,11 81.686,11 17.707,03
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Mondokan naik sebesar Rp.17.707,03 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Mondokan sebesar Rp.21.511,03 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Mondokan salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Mondokan menurun sebesar
Rp.85.490,11 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Mondokan pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Mondokan
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Mondokan tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.81.686,11 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Mondokan sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
q. Kecamatan Sukodono
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.45 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Sukodono sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Sukodono.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 4. 45 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sukodono Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 10.361,75 -41.024,97 38.220,34 7.557,12 2 Pertambangan 133,82 -519,12 482,61 97,31 3 Industri 1.138,10 -4.641,93 4.470,42 966,59 4 Listrik, Gas dan Air 189,11 -759,39 760,38 190,10 5 Bangunan 1.051,67 -4.188,61 3.910,55 773,62 6 Perdagangan, Hotel 3.800,86 -15.158,50 15.484,88 4.127,24 7 Pengangkutan 722,79 -2.884,45 2.762,22 600,56 8 Keuangan, Persewaan 948,31 -3.773,72 3.577,80 752,39 9 Jasa-Jasa 2.315,42 -9.236,90 9.721,45 2.799,97
Jumlah 20.661,83 -82.187,58 79.390,65 17.864,90
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Sukodono naik sebesar Rp.17.864,90 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan
Sukodono sebesar Rp.20.661,83 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB Kecamatan Sukodono salah satunya ditentukan
oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sukodono menurun sebesar
Rp.82.187,58 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Sukodono pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau
pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu,
pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sukodono
mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan
sektor yang sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sukodono tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.79.390,65 juta.
r. Kecamatan Gesi
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.46 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Gesi sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Gesi.
Tabel 4. 46 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gesi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 4.931,81 -19.893,92 19.285,22 4.323,11 2 Pertambangan 140,93 -542,30 546,81 145,44 3 Industri 1.884,83 -7.649,48 7.667,94 1.903,30 4 Listrik, Gas dan Air 123,03 -497,68 517,21 142,56 5 Bangunan 972,36 -3.886,75 3.463,24 548,85 6 Perdagangan, Hotel 3.330,05 -13.338,66 13.262,02 3.253,41 7 Pengangkutan 525,37 -2.115,04 1.941,84 352,17 8 Keuangan, Persewaan 618,28 -2.488,60 2.322,03 451,71 9 Jasa-Jasa 1.741,58 -7.000,90 7.239,51 1.980,19
Jumlah 14.268,24 -57.413,34 56.245,84 13.100,74
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Gesi naik sebesar Rp.13.100,74 juta. Peningkatan
PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Gesi
sebesar Rp.14.268,24 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Gesi salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gesi menurun sebesar
Rp.57.413,34 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Gesi tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Gesi mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gesi tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.56.245,84 juta. Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Kecamatan Gesi sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
s. Kecamatan Tangen
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.47 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Tangen sebagai daerah studi, pengaruh
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Tangen.
Tabel 4. 47 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Tangen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 6.470,32 -25.968,39 24.527,41 5.029,35 2 Pertambangan 191,83 -722,00 707,67 177,50 3 Industri 709,04 -2.899,07 2.872,70 682,68 4 Listrik, Gas dan Air 120,44 -487,19 518,25 151,50 5 Bangunan 1.067,42 -4.247,77 4.012,98 832,62 6 Perdagangan, Hotel 1.963,33 -7.942,92 8.085,34 2.105,75 7 Pengangkutan 847,21 -3.369,33 3.073,69 551,57 8 Keuangan 731,21 -2.931,62 2.759,12 558,71 9 Jasa-Jasa 1.641,91 -6.608,40 6.833,26 1.866,77
Jumlah 13.742,71 -55.176,68 53.390,41 11.956,45
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diola)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Tangen naik sebesar Rp.11.956,45 juta.
Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Tangen
sebesar Rp.13.742,71 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Tangen salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Tangen menurun sebesar
Rp.55.176,68 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Tangen tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Tangen mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Tangen tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.53.390,41 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Tangen sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
t. Kecamatan Jenar
Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.48 diketahui
pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah
reverensi terhadap Kecamatan Jenar sebagai daerah studi, pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di
Kecamatan Jenar.
Tabel 4. 48 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Jenar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian 7.332,28 -29.295,08 29.197,45 7.234,65 2 Pertambangan 181,06 -687,34 643,97 137,69 3 Industri 321,89 -1.319,35 1.262,08 264,62 4 Listrik, Gas dan Air 119,75 -484,40 518,13 153,48 5 Bangunan 910,66 -3.642,99 3.370,15 637,82 6 Perdagangan, Hotel 2.122,68 -8.579,97 8.550,20 2.092,91 7 Pengangkutan 883,62 -3.506,38 3.275,88 653,12 8 Keuangan 656,02 -2.639,67 2.354,35 370,70 9 Jasa-Jasa 1.623,72 -6.533,14 6.939,91 2.030,49
Jumlah 14.151,67 -56.688,33 56.112,14 13.575,48
Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa
besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kecamatan Jenar naik sebesar Rp.13.575,48 juta. Peningkatan
PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah
mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Jenar
sebesar Rp.14.151,67 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
PDRB Kecamatan Jenar salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)
Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Jenar menurun sebesar
Rp.56.688,33 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan
Jenar tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya
lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran
industri dari semua sektor di Kecamatan Jenar mengalami
perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang
sama di Kabupaten Sragen.
3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)
Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Jenar tahun
2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap
nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.56.112,14 juta. Hal ini berarti,
Kecamatan Jenar sudah mempunyai daya saing yang kuat
dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.
Dari hasil analisis shift share (SS) 20 kecamatan di Kabupaten Sragen
tahun 2005-2010 di atas dapat disederhanakan berdasarkan ringkasan di
tabel 4. 49.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 4. 49 Hasil Ringkasan Analisis Shift Share 20 Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010
Keterangan: Kuadran 1 = Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh Kuadran 2 = Daerah Maju tapi Tertekan Kuadran 3 = Daerah Berkembang Cepat Kuadran 4 = Daerah Relatif Tertinggal Sumber: BPS Kabupatem Sragen (Data Diolah)
Dari hasil rigkasan klassen typologi di atas bahwa hanya 1 (satu)
kecamatan saja yang temasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat
tumbuh di Kabupaten Sragen, 3 (tiga) kecamatan masuk dalam klasifikasi
daerah maju tapi tertekan, 2 (dua) kecamatan masuk dalam klasifikasi
daerah berkembang cepat, dan 14 (empat belas) kecamatan masuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal seperti ini dapat diklasifikasikan
pada tabel 4.71.
Tabel 4. 71 Hasil Klasifikasi Daerah Menurut Klassen Typologi
Berdasarkan tabel di atas yang dalam kuadran I adalah Kecamatan
Sragen. Kuadran II adalah Kecamatan Plupuh, Kecamatan Masaran,
Kecamatan Sidoharjo. Kuadran III adalah Kecamatan Karangmalang,
Kecamatan Gemolong. Kuadran IV adalah Kecamatan Kalijambe,
Kecamatan Kedawung, Kecamatan Sambirejo, Kecamatan Gondang,
Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Tanon,
Kecamatan Miri, Kecamatan Gesi, Kecamatan Tangen, Kecamatan Jenar,
Kecamatan Sukodono, Kecamatan Mondokan, Kecamatan Sumberlawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dianalisis, maka analisis potensi pembangunan
ekonomi tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sektor basis tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen berdasarkan analisis
location quotient, Sektor Industri merupakan sektor basis yang tidak
mendominasi di tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen, karena hanya
tersebar di 5 kecamatan yang tersebar di Kecamatan Sragen, Kecamatan
Sidoharjo, Kecamatan Masaran, Kecamatan Kalijambe dan Kecamatan
Plupuh. Sektor basis yang mendominasi ditingkat kecamatan adalah Sektor
Bangunan yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Sragen, Sektor
Pertanian tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Sragen, Sektor
Pertambangan dan Penggalian tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten
Sragen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tersebar di 11 kecamatan di
Kabupaten Sragen.
2. Perubahan dan perkembangan struktur ekonomi berdasarkan analisis shift
share, secara keseluruhan kecamatan di Kabupaten Sragen mengalami
perubahan dan perkembangan PDRB. Akan tetapi pengaruh bauran industri
(Mij) telah menurunkan PDRB di seluruh kecamatan Kabupaten Sragen
karena bernilai negatif (-). Besarnya perubahaan dipengaruhi oleh
pertumbuhan Kabupaten Sragen (Nij) sebagai daerah reverensi dan
keunggulan kompetitif (Cij) yang dimiliki setiap masing-masing kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
karena bernilai positif (+) sehingga mempengaruhi peningkatan PDRB di
seluruh kecamatan Kabupaten Sragen.
3. Status Perekonomian tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen berdasarkan
analisis klassen typology, 1 (satu) kecamatan yang masuk dalam klasifikasi
daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu di Kecamatan Sragen. Kecamatan
yang masuk dalam klasifikasi daerah yang maju tapi tertekan tersebar di 3
(tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Masaran, dan
Kecamatan Plupuh. Kecamatan yang masuk dalam klasifikasi daerah
berkembang cepat tersebar di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan
Karangmalang dan Kecamatan Gemolong. Kecamatan yang masuk dalam
klasifikasi daerah relatif tertinggal tersebar di 14 (empat belas) kecamatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diberikan saran terhadap
kebijakan pembangunan ekonomi yang perlu dilakukan di wilayah Kabupaten
Sragen adalah:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen sebaiknya mempertahankan sektor-
sektor yang sudah menjadi sektor basis yang tersebar di kecamatan, dan
memperbaiki sektor-sektor non basis untuk menuju sektor basis dengan
meningkatkan tekhnologi pada sektor industri untuk memperoleh hasil yang
maksimal, peningkatan armada transportasi untuk memperlancar kegiatan
ekonomi dan memperkuat jaringan komunikasi, mempermudah dalam
proses perijinan yang membantu meningkatkan sektor-sektor ekonomi
tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen. Pengembangan agrobisnis di sektor
pertanian harus lebih ditingkatkan terutama pada sektor pertanian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
organiknya dengan mencari bibit-bibit unggul untuk hasil yang maksimal
mengingat Kabupaten Sragen salah satu lumbung padi di Jawa Tengah.
2. Secara keseluruhan perubahan dan perkembangan PDRB di tingkat
kecamatan dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen dan
keunggulan kompetitif di setiap kecamatan, tetapi bauran industri
menurunkan dengan nilai negatif. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
saebaiknya meningkatkan sektor industri yang berbasis argoindustri, karena
Sektor Pertanian masih mendominasi di Kabupaten Sragen, dan
mempertahankan pengaruh pertumbuhan dari daerah reverensi (Kabupaten
Sragen) untuk pertumbuhan tiap kecamatan dan mempertahankan sektor-
sektor unggulan di setiap kecamatan.
3. Sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen masih dalam
klasifikasi daerah relatif tertinggal. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
harus merata dalam hal membangun daerahnya, agar pusat kegiatan
ekonomi tidak terpusat di kota, yakni dengan membangun sarana
infrastruktur, memperbaiki jalan transportasi agar kegiatan ekonomi di tiap-
tiap kecamatan berjalan dengan lancar, dan mempermudah sistem birokrasi
untuk dimanfaatkan bagi masyarakatnya. Melaksanakan pembangunan
wilayah yang merata merupakan kebijakan yang harus dilakukan sehingga
diharapkan tidak ada ketimpangan yang terlalu jauh antara kecamatan yang
satu dengan kecamatan yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto. 2010. “Menggali Pembangunan Ekonomi Wilayah di Sukoharjo.” Jurnal Majalah Krenova. Vol. IV edisi 7, 2010. Hal 9-11.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2005. Sragen Dalam Angka 2005. BPS: Sragen.
_______________________. 2006. Sragen Dalam Angka 2006. BPS: Sragen.
_______________________. 2007. Sragen Dalam Angka 2007. BPS: Sragen.
_______________________. 2008. Sragen Dalam Angka 2008. BPS: Sragen.
_______________________. 2009. Sragen Dalam Angka 2009. BPS: Sragen.
_______________________. 2010. Sragen Dalam Angka 2010. BPS: Sragen.
_______________________. 2011. Sragen Dalam Angka 2011. BPS: Sragen.
_______________________. 2005. Produk Domestik Regional Bruto 2005 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 2006. Produk Domestik Regional Bruto 2006 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 2007. Produk Domestik Regional Bruto 2007 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 2008. Produk Domestik Regional Bruto 2008 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 2009. Produk Domestik Regional Bruto 2009 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 20010. Produk Domestik Regional Bruto 20010 Kabupaten Sragen Per Kecamatan. BPS: Sragen.
_______________________. 2009. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten. BPS. Klaten.
Joewono, Doni. 2012. Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Indonesia. Surakarta: Bank Indonesia.
Masyuri, E. Buhana. 2006. “Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Brebes”. Jurnal Agrosains, 19 (1), Januari 2006.
E. Nasrimaidar, dkk. 2006. “Analisis Potensi Sektor-Sektor Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)”. Jurnal Agrosains, 19 (1), Januari 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Erawati. 2009. “Kajian Tentang Status, Perubahan Struktur Ekonomi dan Potensi Wilayah Kabupaten Magelang Sebelum dan Selama Otonomi Daerah (1998-2008)”. Laporan Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Radianto. 2003. “Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Pasca Kerusuhan di Maluku (Studi Kasus di Kota Ambon)”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia LPEM FE UI, Vol. 51 No. 4, 2003.
Awandi, Kuncoro. 2002. “Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No.1, 2002. Hal 27-45.
Jhingan M.L. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE
Muta’ali. 2003. “Studi Penentuan Desa-Desa Pust Pertumbuhan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Majalah Geografi Indonesia. Vol. 17 No. 1, 2003. Hal 33-51.
Kuncoro. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang . Jakarta: Erlangga.
________. 2010. Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Mulyanto. 2006. “Indikator-Indikator Pembangunan Pendukung Perencanaan Pembangunan Daerah”. Seminar dan Lokakarya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Sukoharjo. Surakarta
________. 2011. “Alat-Alat Analisis Ekonomi Regional: Penerapannya dalam Studi Ekonomi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Klaten”. Supplement Mata Kuliah Ekonomi Regional. Surakarta: FE UNS.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi.
Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Jangka Menengah daerah Kabupaten.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Indriyani. 2010. “Analisis Struktur Ekonomi, Sektor Basis dan Sektor Potensial Ekonomi Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah (2001-2008)”. Laporan Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Todaro. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Widodo. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tambunan. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
www.sragenkab.go.id (diakses pada tanggal 20 Februari 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sragen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2010 (dalam Jutaan dan Persen)
No Lapangan
Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Nilai Kon Nilai Kon Nilai Kon Nilai Kon Nilai Kon Nilai Kon