ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHON GO BUNSHOU NI OKERU “ARU” DOUSHI NO TAGI-GO NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang O L E H ERNI JUMIANTI SITUMORANG 160722017 EKSTENSI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Embed
ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA
JEPANG
NIHON GO BUNSHOU NI OKERU “ARU” DOUSHI NO TAGI-GO
NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera
Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian
Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang
O
L
E
H
ERNI JUMIANTI SITUMORANG
160722017
EKSTENSI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA
JEPANG
NIHON GO BUNSHOU NI OKERU “ARU” DOUSHI NO TAGI-GO NO
BUNSEKI
Skripsi
Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara
Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Bidang
gembira, jengkel; (vi) konteks waktu, misalnya malam, setelah magrib; (vii)
konteks tempat, apakah tempatnya di sekolah, di pasar, di depan bioskop; (viii)
konteks objek, maksudnya apa yang menjadi fokus pembicaraan; (ix) konteks
alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar; (x) konteks
kebahasaan maksudnya apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh
kedua belah pihak; dan (xi) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan
(Pateda, 2001:116).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis makna di atas, peneliti akan
menggunakan makna leksikal dan makna kontekstual. Penulis menggunakan
makna leksikal karena makna yang akan dibahas dalam kata aru adalah makna
yang berasal dari kata aru sendiri, yaitu makna yang berasal dari kamus dan
makna menurut ahli. Peneliti juga menggunakan makna kontekstual karena kata
aru yang akan dibahas berasal dari konteks-konteks yang berada dalam buku
teks dan majalah nipponia.
2.2 Polisemi
2.2.1 Arti
Parera (2004:81) mengatakan polisemi adalah satu ujaran dalam bentuk
kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi, masih ada hubungan dan kaitan
antara makna-makna yang berlainan tersebut. Misalnya, kata kepala dapat
bermakna ‘kepala manusia’, ‘kepala surat’, ‘kepala sekolah’, atau makna lainnya.
Yamaguchi dalam Agustin (2013: 10) menyebutkan 多義後は一つの単語 に多
くの意味があること (tagigo wa hitotsu no tango ni ooku no imi ga aru koto)
yang artinya polisemi adalah satu kata yang memiliki banyak makna.
Kunihiro dalam Sutedi (2011:161) mengatakan polisemi adalah kata yang
memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya.
Palmer dalam Pateda (2001:213) mengatakan “It is also the case that the same
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
word may have a set of different meanings”, suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda. Simpson dalam
Pateda (2001:213) mengatakan, “A word which has two (or more) related
meanings”, sedangkan Zgusta mengatakan “All the possible senses the possible
senses the word has”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat ditarik
kesimpulan, polisemi adalah satu kata yang mengandung makna lebih dari satu atau
ganda. Karena kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca
ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya. Machida dan
Momiyama dalam Sutedi (2011:163) mengemukakan beberapa langkah yang perlu
ditempuh dalam menganalisis suatu polisemi, yaitu:
1. Pemilahan makna (imikubun) dapat dilakukan dengan cara:
a. Mencari sinonimnya,
b. Mencari lawan katanya,
c. Melihat hubungan superordinat dari setiap makna yang ada,
d. Melihat variasi padanan kata dalam bahasa yang lain.
2. Penentuan makna dasar (kihongi no nintei)
3. Deskripsi hubungan antar makna dalam bentuk struktur polisemi (tagi-
kouzou no hyouji)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2 Penyebab Terjadinya Polisemi
Menurut Pateda (2001:214) polisemi terjadi karena:
1. Kecepatan melafalkan kata. Misalnya kata ban tuan dan bantuan.
Apakah ‘kepunyaan tuan’ atau ‘pertolongan’.
2. Faktor gramatikal. Misalnya kata pemukul dapat bermakna ‘alat yang
digunakan untuk memukul’ atau ‘orang yang memukul’.
3. Faktor leksikal yang dapat bersumber dari: (i) sebuah kata yang
mengalami perubahan pemakaian dalam ujaran yang mengakibatkan
munculnya makna baru. Misalnya kata makan; (ii) digunakan pada
lingkungan yang berbeda; (iii) karena berkias-kias atau bermetafora.
4. Faktor pengaruh bahasa asing. Misalnya, kata item mengganti
kata’butir’ atau ‘unsur’.
5. Faktor pemakai bahasa yang ingin menghemat penggunaan kata.
Maksudnya dengan satu kata, pemakai bahasa dapat mengungkapkan
berbagai ide atau perasaan yang terkandung didalam hatinya.
6. Faktor pada bahasa itu sendiri yang terbuka untuk menerima perubahan,
baik perubahan bentuk maupun perubahan makna.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3 Verba Aru
Doepe (1992:170-173) menyatakan makna-makna dari verba aru sebagai berikut:
1. Memiliki makna ada.
Contoh: a. 自転車は家の前にあります。
(Jitensha wa uchi no mae ni ari-masu) Sepeda ada di depan rumah.
b .箱は窓の下にあります。
(Hako wa mado no shita ni ari-masu) Kotak ada di bawah jendela.
2. Memiliki makna terletak.
Contoh: a. 友達の家は丘の上にあります。
(Tomodachi no uchi wa oka no ue ni ari-masu) Rumah teman terletak di atas bukit.
b. あの探した建物はこの編にあります。
(Ano sagashita tatemono wa kono hen ni ari-masu) Bangunan yang dicari itu terletak di sekitar sini.
3. Memiliki makna mempunyai.
Contoh:
a. インドネシアは名所旧跡があります。 (Indonesia wa meisho kyuuseki ga arimasu) Indonesia mempunyai tempat-tempat bersejarah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. 2人だけあります。 (Futari dake ari-masu) Cuma punya dua orang
4. Memiliki makna diadakan.
Contoh:
a. 明日の版婦人の会があります。 (Ashita no ban fujin-no-kai ga ari-masu) Besok malam akan diadakan pertemuan wanita.
b. 大会が広ばにあります。 (Dai kai ga hiro-ba ni ari-masu) Rapat akbar diselanggarakan di lapangan terbuka.
5. Memiliki makna pernah.
Contoh:
a. 私は刺身を食べたことがあります。 (Watashi wa sashimi wo tabeta koto ga ari-masu) Saya pernah makan sashimi.
b. 私はバリへ行ってことがありません。 (Watashi wa Bari e itte koto ga ari-masen) Saya belum pernah ke Bali.
6. Memiliki makna diperoleh.
Contoh:
a. どこにその本がありましたか (Doko ni sono hon ga ari-mashita-ka) Di mana dapat kita peroleh buku itu.
b. こんなネクタイはデパトにあります。 (Konna nekutai wa depato ni ari-masu) Dasi model ini dapat diperoleh di departemen store.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Memiliki makna terjadi.
Contoh:
a. そこでも応水があります。 (Soko de-mo oumizu ga ari-masu) Di sana juga terjadi banjir.
b. 昨夜仮ばるで火事がありました。 (Saku-ya Kari Baru de kaji ga ari-mashita) Tadi malam terjadi kebakaran di Kali Baru.
8. Memiliki makna format.
Contoh: a. この日もは5メトルあります。
(Kono himo wa go metoru ari-masu) Tali ini panjangnya 5 meter.
b. この箱は重さが18キロあります。 (Kono hako wa omosa ga juu hachi kiro ari-masu) Peti ini beratnya 18 kg.
Di dalam Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar I (Kokuritsu kokugo
kenkyuusho, 1988:36-37) di sebutkan makna-makna dari verba aru adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki makna ada, terdapat (tentang barang) berada atau terletak di suatu tempat.
Contoh: 机の上に花びんがある。 (Tsukue no ue ni kabin ga aru) Di atas meja ada vas bunga.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di dalam tata bahasa Jepang, untuk menunjukkan tempat beradanya suatu benda digunakan partikel に (ni). Dan kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan adanya manusia atau binatang, yang dianggap bisa bergerak dengan tenaga sendiri adalah (iru).
Contoh: 駅前にタクシーがいる。 (Eki-mae ni takushii ga iru) Di stasiun ada taksi.
2. Memiliki makna ada, terdapat (diakui/dipastikan adanya suatu hal).
Contoh: 富士山に登ったことがありますか。 (Fuji-san ni nobotta koto ga arimasu ka?) Pernahkah mendaki gunung Fuji?
3. Memiliki makna untuk menunjukkan bahwa jumlahnya ada sebanyak itu. (Dipakai Bersama dengan kata yang menunjukkan jumlah). Contoh:
20キロもある荷物を一人で運んだ。 (Nijuk-kiro mo aru nimotsu o hitori de hakonda) Mengangkut bagasi seberat 20kg seorang diri.
4. Memiliki makna mempunyai (siap dengan; atau mempunyai sesuatu; juga, adanya kerabat yang dekat.
Contoh: 広い庭のある家。 (Hiroi niwa no aru ie) Rumah yang mempunyai halaman luas.
5. Memiliki makna diadakan, dilaksanakan terjadi
Contoh: 明け方大きな地震があった。 (Ake-gata ookina jishin ga atta) Dini hari ada gempa bumi besar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
MAKNA DAN FUNGSI POLISEMI VERBA ARU DI DALAM
KALIMAT-KALIMAT BAHASA JEPANG
3.1 Verba Aru di dalam buku Intermediate Japanese Reading Skill Builder
Berikut adalah tabel yang menunjukkan kalimat-kalimat yang
menggunakan verba aru yang terdapat di dalam buku Intermediate Japanese
Reading Skill Builder. Aru sebagai verba yang berpolisemi memiliki beberapa
makna yang berbeda satu dengan lainnya. Makna tersebut dapat berbeda dari
makna aslinya bergantung pada konteksnya di dalam sebuah kalimat. Karena itu,
data cuplikan kalimat yang diambil dan dianalisis mengikuti apa yang telah
dipaparkan pada perumusan masalah, yaitu dengan menganalisis makna dan
fungsi polisemi verba aru secara makna kontekstual. Kalimat-kalimat tersebut
akan disajikan dalam tabel berikut:
3.1.1 Tabel Analisis Verba Aru
No Kalimat Makna Kontekstual Makna Aru 1. それに、作者と鑑賞する人の
間にある種の約束事が必要な
んです。 (Sore ni, sakusha to kanshou suru hito no ma ni aru shu no yakusokugoto ga hitsuyouna ndesu)
Berikutnya, kesepakatan yang ada di antara penulis dan pengapresiasi/pembaca (orang yang menilai) adalah hal yang penting.
Terletak
2. そうなんです、31音節から
できている短歌という和歌の
Ya, begitulah, ada jenis puisi Jepang yang terbuat dari 31
Mempunyai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
一種があります。 (Souna ndesu, 31 onsetsu kara dekite iru tanka to iu waka no isshu ga arimasu)
kata yang disebut ‘tanka’.
3. 話には聞いたことがあります
が、読んだことはないんです。 (Hanashi ni wa kiita koto ga arimasu ga, yonda koto wa nai ndesu)
Dalam sebuah cerita pernah terdengar namun tak pernah membacanya.
Pernah
4. 上高地は標高1500メート
ルの地点にあり、かつて “神河内” とか “神合地” とか “神降地”とか書かれた。 (Kamikouchi wa hyoukou 1500 meetoru no chiten ni ari, katsute “kami kawauchi” toka “kooai-chi”toka “kamikouchi” toka kaka reta)
Kamikochi berada di ketinggian 1.500 m dan sebelumnya pernah ditulis dengan "kamikouchi" atau "kouaichi" "Kamikawauchi"
Terletak
5. 皆さんは “バブル” という
ことばを聞いたことがありま
すか。 (Minasan wa “baburu” to iu kotoba o kitta koto ga arimasu ka)
Pernahkah anda mendengar kata "gelembung"?
Pernah
6. スギの花粉が風に乗って飛び
散る様子を見たことがある。 (Sugi no kafun ga kazeninotte tobichiru yousu wo mita koto ga aru)
Saya pernah melihat suatu keadaan serbuk sari cedar bertebaran dihembus angin
Pernah
7. 人に対し
てせいじつこうへい
,誠実公平
で、はばつかつどう
,派閥活動
Ada juga kebaikan yang bukan kegiatan fraksi hanya disebabkan oleh ketulusan kemanusiaan
Format
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
をしない良さもある。 (Hito ni taishite seijitsu kouheide, habatsu katsudou wo shinai yosa mo aru)
8. 日本人が外国に住んで2,3
年たつとむしょに懐かしく思
い出すことがいくつかありま
す。 (Nihonjin ga gaikoku ni sunde 2, 3-nen tatsu to mushouni natsukashiku omoidasu koto ga iktsu ka arimasu)
Ada beberapa hal yang dirindukan orang Jepang setelah 2, 3 tahun tinggal di luar negeri
Mempunyai
9. 普通、だしは昆布でとります
が、屋台によっては、鳥肉で
とるところもありす。 (Futsuu, dashi wa konbu de torimasu ga, yatai ni yotte wa, toriniku de toru tokoro mo arimasu)
Biasannya, kaldu diambil dari rumput laut, tetapi, ada juga warung yang mengambil kaldu dari ayam
Format
10. 山岳道路の道幅はだんだん狭
くなり、途中 “ 窯トンネル” では、片側通行をしているの
で、40分以上待たせれるこ
とがある。 (Sangaku douro no michihaba wa dandan semaku nari, tochu “kama tonneru” de wa, katagawa tsuukou wo shite iru node, 40 bu ijou matasa reru koto ga aru)
Lebar jalan pada jalanan bukit lama kelamaan menyempit, di tengah terowongan batu, dikarenakan jalan menjadi satu sisi saja, harus menunggu lebih dari 40 menit.
Mempunyai
11. たとえば、俳句の中にはかな
らず季語(季節を表す言葉)
が入っています。たとえば、”天の川” という言葉を見れ
ば、俳句に心得のある読者
Misalnya, haiku selalunya berisi kata-kata yang berhubungan dengan musim (kata yang mengekspresikan musim). Contohnya, jika mengamati kata ‘ten no kawa’, pembaca yang menyenangi haiku akan
は
瞬間にこれで夏の夜の情景を
思い浮かべます。読む者は、
全体の意味を理解するため
Mempunyai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
に、こうした約束事を知って
おく必要があります。 (Tatoeba, haiku no nakaniha kanarazu kigo (kisetsu o arawasu kotoba) ga haitte imasu. Tatoeba, “amanogawa” to iu kotoba o mireba, haiku ni kokoroe no aru dokusha wa shunkan ni kore de natsunoyo no joukei o omoiukabemasu. Yomu mono wa, zentai no imi o rikai suru tame ni, koushita yakusokugoto o shitte oku hitsuyou ga arimasu)
langsung terbayang pada pemandangan musim panas di waktu malam. Pembaca untuk dapat memahami makna ini, perlu mengetahui aturan-aturan ini.
12. だれでも力持ちになれますと
も。カート.プラウンさんに協
力してもらいましょうね。カ
ートは地上では79キロあり
ます。それを指一本で、小指
でも持ち上げられます。 (Dare demo chikaramochi ni naremasutomo. Kaato puraun-san ni kyouryoku shite moraimashoune. Kaato wa chijou de wa 79-kiro arimasu. Sore o yubiippon de, koyubi demo mochi ageraremasu)
Siapapun dapat memiliki kekuatan. Mari bekerja sama dengan CarT Brown. Cart ada 79 Km di atas permukaan tanah. Bisa diangkat dengan hanya satu jari bahkan dengan hanya kelingking.
Format
13. 活動にはさまざまな出会い
があるだろう。現代が失いか
けているものを見つめる活
動、自分を再発見する旅であ
るかも知れない。 (Katsudou ni wa samazamana deai ga arudarou. Gendai ga ushinai kakete iru mono o mitsumeru katsudou, jibun o sai hakken suru tabi de aru kamo shirenai)
Dalam setiap aktifitas pastinya ada pertemuan. Sekarang, mungkin dengan melakukan perjalanan akan menemukan jati diri untuk melakukan aktifitas yang sudah hilang.
Mempunyai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14. 上高地が人気があるのは、ア
ルプス登山の出発点として
だけではなく、多くの人が都
会から離れ、このすばらしい
自然を味わい、感動し、また
来たいと熱望するからであ
る。 (Kamikouchi ga ninki ga aru no wa, arupusu tozan no shuppatsu ten to shite dakede wa naku, ooku no hito ga tokai kara hanare, kono subarashii shizen o ajiwai, kandou shi, mata kitai to netsubou suru kara de aru)
Kamikouchi banyak diminati bukan hanya karena puncak Alpen saja, banyak orang keluar dari kota hanya datang untuk menikmati alam yang luar biasa menakjubkan ini, merasakannya, dan memiliki keinginan untuk datang kembali.
Format
15. 日本にとって対応を考えて
いかなければならない問題
がたくさんあります。 (Nihon ni totte taiou o kangaete ikanakereba naranai mondai ga takusan arimasu)
Ada banyak masalah yang tanggapannya mesti dipikirkan menurut negara Jepang
Mempunyai
16 本州と四国を結ぶ橋には二
つのルートがある。 (Honshuu to shikoku o musuba hashi ni wa futatsu no ruuto ga aru)
Jembatan yang menghubungkan pulau utama (Honshu) dengan Shikoku ada dua rute
Mempuyai
17. また、風が強い日には、上階
のゆるやかな揺れを防ぐこ
とができず、軽い船酔い状態
になる住人が出ることもあ
る。 (Mata, fuu ga tsuyoi hi ni wa, joukai no yuruyakana yure o fusegu koto ga dekizu, karui fune-yoi joutai ni naru juunin ga deru koto mo aru)
Pada hari angin bertiup kencang, tidak mampu menahan goncangan tingkat atas yang lembut, adakalanya suami yang dalam kondisi sempoyongan lari keluar.
Format
18. 同じ公立図書館でも、それぞDi sesama perpustakaan umum sekali pun, mempunyai bidang
Mempunyai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
れの得意分野がある。 (Onaji kouritsu toshokan demo, sorezore no tokui bun ya ga aru)
kekhususan tersendiri.
19. 理由は二つある。 (Riyuu wa futatsu aru)
Alasannya ada dua Mempunyai
20. そう考えると、この船はひと
つの町のように思えてくる。 (Sou kangaeru to, kono fune wa hitotsu no machi no you ni omoete kuru)
Kalau begitu, kapal ini bisa dianggap seperti sebuah kota
Mempunyai
21. 今日、漫才や落語が人気がぶ
り会が、もっとも古い喜劇的
古典芸能に狂言があります。 (Kyou, manzai ya rakugo ga ninki ga buri kai ga, mottomo furui kigeki teki koten geinou ni kyougen ga arimasu)
Sekarang ini, manzai dan rakugo sangat populer, tapi ada sandiwara yang merupakan seni pertunjukan klasik yang lebih tua.
Mempunyai
22. そこで、能と能の間に息抜き
の意味もあって面白おかし
い、肩のこらないものをはさ
んで演じられてきました。 (Soko de, nou to nou no aida ni ikinuki no imi mo atte omoshiro okashii, kata nokoranai mono o hasande enji rarete kimashita)
Disitu, lucunya terdapat makna pelepas lelah di antara satu pertunjukkan bakat dengan pertunjukkan bakat lainnya, diperankan dengan mengapit bahu yang tidak pegal
Diperoleh
Berdasarkan tabel 3.1.1 di atas, kalimat-kalimat bahasa Jepang dengan
verba aru, bila mengikuti makna aru yang diperkenalkan oleh Doepe (1992)
terdapat 5 makna, yaitu: ‘ada, terletak, mempunyai, diadakan, pernah, diperoleh,
terjadi dan format’.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari tabel di atas, juga dapat diketahui bahwa aru yang bermakna
‘terletak’ terdapat 2 kalimat, aru yang bermakna ‘format’ terdapat 5 kalimat, aru
yang bermakna ‘pernah’ terdapat 3 kalimat, aru yang bermakna ‘diperoleh’
terdapat 1 kalimat. Berikutnya, aru dengan makna ‘mempunyai’ memiliki contoh
kalimat yang cukup banyak dibandingkan makna yang lain, yaitu sebanyak 11
kalimat. Dengan kata lain, verba aru dengan makna ‘mempunyai’’ merupakan
kalimat yang paling banyak ditemui pada sumber data skripsi ini.
Pada sub bab berikutnya akan dijelaskan lebih rinci lagi mengenai
kalimat-kalimat dengan verba aru yang ada di dalam tabel 3.1.1.
3.2 Makna dan Fungsi Polisemi Verba Aru
3.2.1 Verba aru dengan makna “mempunyai”
Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1
yang bermakna ‘mempunyai’.
1. そうなんです、31音節からできている短歌という和歌の一種があ
ります。 (Sounandesu, 31 onsetsu kara dekite iru tanka to iu waka no isshu ga arimasu) Arti: Ya, begitulah, ada jenis puisi Jepang yang terbuat dari 31 kata yang disebut ‘tanka’.
Kalimat (1), di atas menggambarkan adanya jenis dari puisi Jepang yaitu
tanka, mempunyai 31 buah kata. Verba aru pada kalimat (1), menunjukkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
makna ‘mempunyai’. Ini senada dengan yang disebutkan oleh Doepe (1992)
bahwa salah satu makna dari verba aru adalah ‘mempunyai’. Berdasarkan kamus
Kokuritsu kokugo, aru dengan makna mempunyai menunjukkan ‘mempunyai
sesuatu’. Oleh karena itu, verba aru pada kalimat (1), berfungsi untuk
menerangkan tanka Jepang yang mempunyai 31 kata.
Kalimat berikut (2), juga menunjukkan penggunaan verba aru yang
bermakna ‘mempunyai’
2. 日本にとって対応を考えていかなければならない問題がたくさん
あります。(Nihon ni totte taiou o kangaete ikanakereba naranai mondai ga takusan arimasu). Arti:
Ada banyak masalah yang tanggapannya mesti dipikirkan menurut negara Jepang.
Kalimat (2), menggambarkan ada banyaknya permasalahan yang harus
dipikirkan dan ditanggapi menurut penyelesaian ala Jepang. Walaupun verba aru
pada kalimat (2), diterjemahkan kepada ‘ada’ tetapi, menunjukkan makna
‘mempunyai’. Pada kalimat (2) di atas, meskipun verba aru diterjemahkan
menjadi ‘ada’, tidak akan mempengaruhi fungsi dari verba aru sebagai
mempunyai. Karena verba aru pada kalimat (2) di atas berfungsi untuk
menerangkan kepunyaan akan sesuatu hal, yaitu mempunyai permasalahan
bukannya ‘ada’. Penulis cendrung menggunakan kata ‘ada’ sebagai penerjemahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arimasu bagi kalimat (2) di atas, untuk menghindari terjadinya pergeseran makna.
Hal ini dikarenakan apabila kata arimasu diterjemahkan menjadi ‘mempunyai’
maka kalimat terjemahannya akan terdengar aneh.
3.2.2 Verba aru bermakna “pernah”
Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1
yang bermakna ‘pernah’
3. 話には聞いたことがありますが、読んだことはないんです。 (Hanashi ni wa kiita koto ga arimasu ga, yonda koto wa nai ndesu) Arti: Dalam sebuah cerita pernah terdengar namun tak pernah membacanya.
Kalimat (3) di atas, menggambarkan bahwa subjek pernah mendengar
suatu cerita yang dimaksudkan pada suatu ketika tetapi, ia tidak pernah membaca
cerita yang dimaksudkan. Menurut Doepe (1992), aru pada kalimat (3) ini
menunjukkan makna ‘pernah’. Verba aru pada kalimat (3), bermakna ‘pernah’
yang mana kalimat tersebut berfungsi untuk menerangkan kejadian ataupun
kegiatan yang pernah dilakukan subjek ataupun terjadi.
3.2.3 Verba aru bermakna “format”
Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1
yang bermakna ‘format’
4. 人に対して誠実公平で、派閥活動をしない良さもある。(Hito ni taishite seijitsu kouheide, habatsu katsudou wo shinai yosa mo aru)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arti: Ada juga kebaikan yang bukan merupakan kegiatan fraksi, tetapi hanya karena ketulusan hati.
Pada kalimat (4), di atas, terdapat pola kalimat kata sifat い+さ yang
berfungsi untuk membendakan kata sifat di dalam bahasa Jepang 良 さ
(kebaikan). Menurut Doepe (1992), pola kalimat kata sifat い+さ diikuti dengan
verba aru, menunjukkan makna format, seperti contoh berikut:
a. この箱は重さが18キロあります。 (Kono hako wa omosa ga juu hachi kiro ari-masu) Peti ini beratnya 18 kg.
(Doepe, 1992:173)
Berdasarkan contoh kalimat yang dikemukakan oleh Doepe (1992),
verba aru pada kalimat (4) di atas, bermakna format dengan fungsi untuk
menunjukkan berat dari sesuatu benda yang dalam hal ini adalah peti.
3.2.4 Verba aru bermakna “terletak”
Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1
yang bermakna ‘terletak’
5. .上高地は標高1500メートルの地点にあり、かつて “神河内”とか“神合地”とか “神降地”とか 書かれた。(Kamikouchi wa hyoukou 1500 meetoru no chiten ni ari, katsute “kami kawauchi” toka “kooai-chi” toka “kamikouchi” toka kakareta) Arti: Kamikochi berada di ketinggian 1.500 m dan sebelumnya pernah ditulis dengan "kamikouchi" atau "kouaichi" "Kamikawauchi"
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kalimat (5), menggambarkan suatu wilayah yang berada di ketinggian
1.500 m. Verba aru diterjemahkan kepada terletak, sesuai dengan yang
disebutkan oleh Doepe (1992) bahwa salah satu makna dari verba aru adalah
‘terletak’. Adapun verba aru pada kalimat (5) di atas berfungsi untuk menjelaskan
lokasi ataupun tempat keberadaan Kamikochi yang berada di ketinggian 1.500 m.
3.2.5 Verba aru bermakna “diperoleh”
Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1 yang
bermakna ‘diperoleh’
6. そこで、能と能の間に息抜きの意味もあって面白おかしい、肩のこ
らないものをはさんで演じられてきました。(Soko de, nou to nou no aida ni ikinuki no imi mo atte omoshiro okashii, kata nokoranai mono o hasande enji rarete kimashita)
Artinya: Disitu, anehnya terdapat jeda istirahat di antara satu pertunjukkan bakat dengan pertunjukkan bakat lainnya, diperankan dengan mengapit bahu yang tidak pegal.
Kalimat (6) di atas menggambarkan keanehan adanya jeda istirahat pada
suatu pertunjukan. Verba aru pada kalimat (6) di atas, diterjemahkan menjadi
terdapat, sedangkan Doepe (1992) mengunakan kata ‘diperoleh’. Namun, untuk
konteks kalimat (6) di atas, jika di tinjau dari segi makna kontekstual, verba aru
lebih tepat diterjemahkan kepada ‘terdapat’. Hal ini menyesuaikan dengan
pendapat dari Pateda (2001) yang menyebutkan makna pada suatu kalimat dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disesuaikan dengan situasi keadaan yang terjadi pada saat itu. Dalam hal ini,
terdapat kemiripan makna dalam kata ‘terdapat dan ‘diperoleh’.
Berdasarkan keterangan tersebut, makna verba aru pada kalimat (6),
masuk ke dalam kategori diperoleh, sesuai dengan hal yang dikemukakan oleh
Doepe (1992). Adapun fungsi dari aru pada kalimat (6), adalah untuk menjelaskan
temuan ataupun dapatan mengenai sesuatu hal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Di dalam buku teks Intermediate Japanese Reading Skill Builder terdapat
22 kalimat yang memiliki verba “aru” dengan makna mempunyai, pernah,
format, terletak dan diperoleh.
2. Fungsi dari verba aru pada kalimat-kalimat bahasa Jepang dalam
penelitian ini menyesuaikan makna dengan konteks kalimat, seperti: untuk
menerangkan kepunyaan ataupun kepemilikan akan sesuatu hal;
menerangkan kejadian ataupun kegiatan yang pernah dilakukan ataupun
terjadi; menunjukkan berat dari sesuatu benda, untuk menjelaskan lokasi
ataupun tempat keberadaan suatu lokasi dan untuk menjelaskan temuan
ataupun dapatan dari sesuatu hal.
3. Dari delapan makna verba aru yang diperkenalkan oleh Doepe (1992),
hanya ada lima dari makna verba aru yang ditemui dari sumber data
analisis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Penerjemahan makna verba aru ke dalam bahasa Indonesia adakalanya
tidak sesuai seperti apa yang dikemukakan oleh Doepe (1992), misalnya:
makna ‘mempunyai’ menjadi ‘ada’ dan makna ‘diperoleh’ menjadi
‘terdapat. Hal ini dilakukan berdasarkan pendapat dari Pateda (2001) yang
menyebutkan penyesuaian makna sesuai konteks kalimat.
4.2 saran
Penulisan ini masih banyak terdapat kekurangannya. Penulis berharap
tulisan ini menjadi acuan bagi pembelajar bahasa Jepang lainnya untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai tata bahasa bahasa Jepang dan polisemi-polisemi
bahasa Jepang khususnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, C. M. (2013). “Analisis Verba Tsukeru Sebagai Polisemi Dalam Bahasa
Jepang” (skripsi). Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_____.(2007a). Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_____
.(2016). Pengantar Sementik Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: PT
Rineka Cipta
.(2007b). Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Constantin, Z. D. (1992). BELAJAR BAHASA JEPANG – Tata Bahasa Lisan.
Jakarta: Mitra Utama.
Djajasudarma, F. (2012). Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Koentjaraningrat. (1976). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Kokuritsu kokugo kenkyuusho. (1988). Kamus Pemakaian Bahasa Jepang