Top Banner
ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR DI LERENG TIMUR GUNUNGAPI MERAPI KABUPATEN KLATEN PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi Oleh: SEPTIANI ARI DWIJAYANTI E100140165 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
20

ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

Nov 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK

MATA AIR DI LERENG TIMUR GUNUNGAPI MERAPI

KABUPATEN KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

SEPTIANI ARI DWIJAYANTI

E100140165

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara
Page 3: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara
Page 4: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara
Page 5: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

1

ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR DI

LERENG TIMUR GUNUNGAPI MERAPI KABUPATEN KLATEN

Abstrak

Lereng Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten pada wilayah 3 kecamatan,

yaitu Kecamatan Tulung, Polanharjo, dan Karanganom merupakan 3 dari 26

kecamatan di Kabupaten Klaten. Wilayah kecamatan tersebut terdapat

pemunculan mata air yang mana merupakan salah satu sumber air utama di daerah

ini. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan pola persebaran mata air di

Lereng Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten, dan (2) menganalisis

karakteristik mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang dilengkapi

dengan data sekunder. Penentuan sampel menggunakan 2 metode, yaitu metode

sampling jenuh untuk menentukan pola persebaran mata air, dan metode

disproportionate stratified random sampling untuk menentukan karakteristik mata

air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pola persebaran mata air di

Lereng Timur Gunungapi Kabupaten Klaten termasuk pola mengelompok. Pola

tersebut ditentukan berdasarkan nilai parameter tetangga terdekat (nearest

neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

keseluruhan pemunculannya disebabkan oleh tenaga gravitasi dengan besar debit

mulai dari kelas III - V (100 liter/ detik – 1000 liter/ detik sampai 1 – 10

liter/detik), dan kelas VIII (<0,01 liter/detik), serta termasuk mata air biasa.

Berdasarkan periode pengalirannya salah satu mata air termasuk tipe intermitten,

sedangkan 11 mata air lainnya termasuk tipe perennial. Karakteristik berdasarkan

sifat fisik dan kimia mata air menunjukkan bahwa tidak ada yang melebihi batas

maksimum dari persyaratan kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene

Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Kata Kunci: karakteristik, mata air, pola persebaran

Abstract

East Slope of Merapi Volcano Klaten Regency in 3 sub-districts, namely Tulung,

Polanharjo, and Karanganom sub-districts are 3 of 26 sub-districts in Klaten

Regency. The sub-district area has springs that are one of the main water sources

in this area. This research aims to: (1) determine the distribution pattern of srings

in the East Slope of Merapi Volcano in Klaten Regency, and (2) analyze the

characteristics of springs in the East Slope of Merapi Volcano in Klaten Regency.

The method used in this research is a survey that is equipped with secondary data.

Sample determination using two methods, namely saturated sampling method to

determine the spreading pattern of springs, and disproportionate stratified random

sampling method for the characteristics of springs. The result of this research

showed that: (1) the pattern of spreading springs in the East Slope of Merapi

Page 6: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

2

Volcano in Klaten Regency according to the analysis of the nearest neighbors

formed a clustered pattern with the nearest parameter (nearest neighbour statistic)

value of 0,367, and (2) the characteristics of the springs as a whole are caused by

gravity power with a discharge ranging from class III - V (100 liters/second –

1000 liters/ second until 1 – 10 liter/second), and class VIII (<0,01 liters/second),

and includes ordinary springs. Based on the flow period, one of the springs

includes the intermitten type, while 11 other springs include the perrenial type.

Characteristics based on the physical and chemical properties of springs indicate

that there is nothing exceeding the maximum limit and still in accordance with the

requirements of clean water quality according to the Regulation of the Minister of

Health of the Republic of Indonesia Number 32 Year 2017 concerning Quality

Standard Environmental Health and Water Health Requirements for Sanitary

Hygiene Needs, Swimming Pool, Solus Per Aqua, and Public Baths.

KEYWORD : characteristic, spring, distribution pattern

1. PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting

untuk menopang kebutuhan akan air bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya, sebab untuk beberapa kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup pasti

membutuhkan air. Keberadaan air tidak hanya digunakan pada skala kecil, bahkan

untuk beberapa kegiatan air digunakan oleh manusia dengan skala yang besar,

seperti mengaliri lahan pertanian dan mendukung lancanya kegiatan industri.

Sumber air utama yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan pengairan

sebagian besar berasal dari air tanah, salah satunya berupa mata air. Hal ini

dikarenakan mata air mempunyai kualitas air yang baik, sehingga sering

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Todd dan Mays (2005)

menyebutkan bahwa mata air adalah keluarnya air tanah yang terkonsentrasi dan

muncul ke permukaan tanah sebagai arus air yang mengalir. Perbedaan faktor

yang mempengaruhi seperti morfologi lereng, proses geomorfologi, jenis batuan,

dan struktur batuan sangat berpengaruh terhadap mata air baik dari pemunculan

maupun karakteristiknya. Sudarmadji (2013) menyebutkan bahwa pada bentukan

asal vulkanik dan karst mempunyai potensi mata air yang baik mulai dari”.aspek

jumlah, penyebaran baik kuantitas maupun kualitasnya yang sangat

menguntungkan sebagai sumber penggunaan air manusia.

Page 7: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

3

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang terletak di Lereng Timur Gunungapi Merapi. Pada penelitian

ini, Lereng Timur Gunungapi Merapi yang menjadi wilayah penelitian berada

pada 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Tulung, Polanharjo, dan Karanganom.

Daerah ini sebagian besar merupakan lahan terbuka hijau sehingga

memudahkan air masuk ke tanah menjadi air tanah. Interpretasi peta

bentuklahan dengan skala 1 : 25.000 pada daerah penelitian menunjukkan

bahwa daerah penelitian tersusun oleh bentukan asal vulkanik. Oleh karena

itu, daerah ini berpotensi baik akan mata air.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), 2014

dalam Oda, 2014 menyebutkan bahwa ada 141 desa dari 401 desa dan

kelurahan di Kabupaten Klaten memiliki permasalahan serius dengan

persediaan air bersih, penyebabnya mulai dari faktor musim hingga sulitnya

menemukan sumber air. Pada pertengahan tahun 2018 kekeringan masih

melanda beberapa daerah di Kabupaten Klaten sehingga dilakukan

pendistribusian air bersih sebesar 825.000 liter air oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten (Prakoso,

2018). Sumber air utama yang digunakan untuk memasak/ mandi/ cuci, dll

oleh penduduk di Kabupaten Klaten berasal dari sumur/ mata air terlindung,

sehingga apabila dikaitkan dengan permasalahan yang ada dengan sumber air

utama yang digunakan, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan penelitian

mengenai pola persebaran dan karakteristik mata air yang ada di Lereng

Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) menentukan pola persebaran mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi

Kabupaten Klaten, dan (2) menganalisis karakteristik mata air di Lereng

Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten.

2. METODE

Metode yang„digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang

dilengkapi dengan data sekunder.

Page 8: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

4

2.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 katagori, yaitu pengambilan sampel untuk menentukan

pola persebaran mata air menggunakan metode sampling jenuh, sehingga

jumlah sampel sebanyak 53 mata air, sedangkan untuk menentukan

karakeristik mata air menggunakan metode disproportionate stratified

random sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 12 sampel mata air.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengupulan data berupa data primer yang dalam penelitian

ini berupa survei lapangan, tes lapangan untuk menentukan kualitas fisik

air, dan pengambilan sampel air yang kemudian dilakukan uji

laboratorium, sedangkan data sekunder yang di”dapatkan dari instansi

yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian ini, seperti data persebaran

dan debit mata air, curah hujan, dan kependudukan.

2.3 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui pola

persebaran dan“karakteristik mata air adalah sebagai berikut.

2.3.1 Pengujian Kelengkapan Data Curah Hujan

Pada penelitian ini, data curah hujan diperoleh dari Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Klaten. Pencatatan data curah hujan terkadang

ditemukan data yang hilang atau tidak tercatat, sehingga perlu adanya

pengujian kelengkapan data curah hujan yaitu menggunakan metode

rasio normal (normal rasio method) dengan rumus berikut ini.

(

) ................... (1)

Keterangan :

Px : Hujan di stasiun yang diperkirakan

Nx : Rata – rata curah hujan di stasiun X

NA : Rata – rata curah hujan di stasiun pembanding A

PA : Curah hujan di posisi yang sama dengan stasiun X pada stasiun A

Page 9: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

5

2.3.2 Persebaran Mata Air

Penelitian ini membutuhkan data sekunder berupa data sebaran

mata air yang bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber

Daya Air di Kabupaten Klaten serta survei lapangan menggunakan GPS

(Global Positioning System) yang diolah menjadi sistem database dengan

menggunakan software ArcGis 10.0 sehingga menghasilkan peta

persebaran mata air yang ada di daerah penelitian.

2.3.3 Klasifikasi Mata Air

Klasifikasi mata air dapat diketahui dari hasil survei yang termasuk

didalamnya pengamatan dan pengukuran di lapangan serta dilengkapi

dengan data sekunder berupa interpretasi peta dengan skala 1 : 25.000

yang diolah sehingga menghasilkan peta tematik yang dibutuhkan pada

penelitian ini. Klasifikasi mata air dalam penelitian ini didasarkan atas

penyebab terbentuknya, kelas debit, periode pengalirannya, dan suhu air.

2.3.4 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Mata Air

Karakteristik sifat fisik mata air dapat diketahui dengan

dilakukannya pengukuran di lapangan, sedangkan karakteristik sifat fisik

berupa pH dan sifat kimia dapat diketahui dengan cara uji laporatorium.

Hasil dari uji laboratorium dianalisis apakah memenuhi standar yang

telah ditetapkan untuk air bersih oleh Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 32 Tahun 2017 tentang standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keprluan Higiene

Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

2.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang;:digunakan pada penelitian ini yaitu

metode analisis tetangga terdekat, deskriptif, dan asosiatif.

2.4.1 Analisis Tetangga Terdekat

Metode analisis tetangga terdekat dalam penelitian ini digunakan

untuk menentukan pola persebaran mata air yang ada

didaerah„:penelitian, apakah mengikuti pola mengelompok (T = 0),

random (T = 1,00), ataupun seragam (T =2,15), yang dapat ditentukan

Page 10: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

6

dari besarnya nilai parameter tetangga terdekat (nearest neighbour

statistic) T dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

..................... (2)

Keterangan :

T : merupakan indeks penyebaran tetangga terdekat

: merupakan jarak rata – rata yang diukur antara satu titik

tetangganya yang terdekat

: merupakan jarak rata – rata yang diperoleh andaikata semua

titik mempunyai pola random

2.4.2 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan.,secara deskriptif mengenai pola persebaran mata air dan

karakteristik mata air.

2.4.3 Analisis Asosiatif

Metode analisis asosiatif pada penelitian/.ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara pemunculan dan karakteristik mata air

dengan faktor yang mempengaruhinya sesuai dengan daerah penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pola Persebaran Mata Air

Pola persebaran mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi

Kabupaten Klaten pada wilayah 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Tulung,

Polanharjo, dan Karanganom membentuk pola mengelompok dengan

besar parameter tetangga terdekat sebesar 0,367. Hasil perhitungan jarak

rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangga yang

terdekat tersaji pada Tabel 1.

Page 11: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

7

Tabel 1. Hasil Perhitungan Jarak Rata – Rata yang Diukur antara Satu Titik dengan Titik Tetangga yang Terdekat Mata Air di Lereng

Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten

No. Titik

Ke.

Titik

Terdekat.

Jarak

(km) No.

Titik

Ke.

Titik

Terdekat.

Jarak

(km) No.

Titik

Ke.

Titik

Terdekat.

Jarak

(km)

1. 1 2 2,935 19. 19 20 0,052 37. 37 36 0,399

2. 2 3 0,227 20. 20 19 0,052 38. 38 43 0,036

3. 3 4 0,612 21. 21 17 0,117 39. 39 40 0,056

4. 4 5 0,286 22. 22 15 0,181 40. 40 39 0,056

5. 5 4 0,286 23. 23 24 0,802 41. 41 40 0,112

6. 6 7 0,791 24. 24 23 0,802 42. 42 43 0,048

7. 7 8 0,565 25. 25 33 0,372 43. 43 42 0,048

8. 8 11 0,214 26. 26 27 0,359 44. 44 37 0,438

9. 9 10 1,212 27. 27 28 0,110 45. 45 46 0,687

10. 10 9 1,212 28. 28 27 0,110 46. 46 45 0,687

11. 11 16 0,034 29. 29 30 0,020 47. 47 50 0,536

12. 12 16 0,260 30. 30 29 0,020 48. 48 49 0,191

13. 13 14 0,604 31. 31 29 0,028 49. 49 48 0,191

14. 14 13 0,604 32. 32 33 0,246 50. 50 51 0,012

15. 15 22 0,181 33. 33 32 0,246 51. 51 50 0,012

16. 16 11 0,034 34. 34 35 0,013 52. 52 53 0,132

17. 17 18 0,034 35. 35 34 0,013 53. 53 52 0,132

18. 18 17 0,034 36. 36 38 0,237 Jumlah 17,678

Sumber : Penulis, 2018

Page 12: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

8

Pemunculan mata air yang ada di Lereng Timur Gunungapi Merapi

Kabupaten Klaten membentuk pola yang mengelompok pada beberapa

lokasi. Berdasarkan batas administrasi sebagian besar pemunculan mata

air berada di Kecamatan Tulung yaitu sebesar 69,811% atau sebanyak 37

mata air. Topografi yang ada di daerah ini berupa daerah datar/ hampir

datar, bergelombang/ miring landai, dan bergelombang/ miring. Daerah

dengan topografi bergelombang/ miring landai merupakan salah satu

jenis topografi dengan pemunculan mata air terbanyak yaitu sebesar

92,453% atau sebanyak 49 mata air. Topografi ini sebagian besar terletak

di sebelah barat tepatnya berada di Kecamatan Tulung. Lereng Timur

Gunungapi Merapi tersusun oleh bentukan asal vulkan yang terdiri dari 3

bentuklahan yaitu bentuklahan lereng bawah gunungapi, kaki gunungapi,

dan dataran fluvial bawah vulkan. Ketiga bentuklahan tersebut, sebagian

besar mata air muncul pada bentuklahan kaki gunungapi sebesar

98,113% atau sebanyak 52 mata air dengan persebaran bentuklahan

berada di tengah – tengah lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan posisi

bentuklahan kaki gunungapi berada di bawah kerucut gunungapi, yaitu

daerah yang berfungsi seabagai recharge area bagi munculnya banyak

mata air di daerah bawahnya (Santosa, 2006). Jenis batuan juga

mempengaruhi pemunculan mata air. Daerah penelitian tersusun atas 1

jenis batuan yaitu batuan gunungapi merapi, sehingga secara keseluruhan

pula mata air muncul pada 1 jenis batuan. Persebaran mata air di Lereng

Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten tersaji pada Gambar 1.

3.2 Karakteristik Mata Air

Karakteristik mata air pada penelitian ini dapat digolongan menjadi

3, yaitu berdasarkan klasifikasi mata air, sifat fisik dan kimia, serta jenis

pemanfaatannya.

Page 13: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara
Page 14: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

10

3.2.1 Klasifikasi Mata Air

Klasifikasi mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi dapat

diketahui dari survei dan pengamatan langsung di lapangan, data

sekunder, serta didukung oleh informasi warga yang ditemukan di sekitar

lokasi pemunculan mata air yang dijadikan sampel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa klasifikasi mata air yang ada di Lereng Timur

Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten berdasarkan penyebab

terbentuknya terdapat 2 tipe, yaitu mata depresi dan artesis. Berdasarkan

besar debit yang mengalir menurut Meinzer, 1923 dalam Sudarmadji,

2013, mata air yang ada di daerah penelitian berada kelas III – V (100

liter/detik – 1000 liter/detik sampai 1 – 10 liter/detik), dan kelas VIII

(<0,01 liter/detik), yang sebagian besar airnya mengalir sepanjang tahun

baik di musim penghujan maupun kemarau sehingga termasuk tipe mata

air perennial dan secara keseluruhan besar suhu airnya tidak melebihi

suhu udara disekitarnya sehingga termasuk mata air biasa.

3.2.2 Karakterisik Sifat Fisik dan Kimia

Karakterisik sifat fisik dan kimia mata air yang ada di Lereng

Timur Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten dapat diketahui dari hasil

pengukuran dan pengamatan langsung dilapangan serta uji laboratorium.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik mata air

berdasarkan sifat fisik dan kimia mata air yang ada di Lereng Timur

Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten secara keseluruhan tidak melebihi

kadar maksimum standar baku mutu air bersih yang telah ditetapkan oleh

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017

tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus

Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Page 15: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

11

3.2.3 Pemanfaatan Mata Air

Jenis pemanfaatan mata air yang ada di Lereng Timur Gunungapi

dapat diketahui dari data sekunder dan survei lapangan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis pemanfaatan, yaitu pertanian,

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), wisata, perikanan, serta

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PASIMNAS)

dengan jenis pemanfaatan terbesar sebanyak 12 mata air menggunakan

air mata air untuk pertanian. Karakteristik mata air di Lereng Timur

Gunungapi Merapi Kabupaten Klaten tersaji pada Gambar 2.

3.3 Mata Air dan Faktor yang Mempengaruhinya

Persebaran dan karakteristik mata air di Lereng Timur Gunungapi

Merapi sangat dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, seperti

morfologi lereng, proses geomorfologi, jenis batuan, dan struktur“.batuan

yang menyusun daerah ini.

3.3.1 Persebaran Mata Air

Faktor yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari

persebaran mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi adalah

bentuklahan. Mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi pada 3

wilayah ini sebagian besar muncul pada bentuklahan kaki gunungapi

yang merupakan bentuklahan yang keberadaannya berada di bawah

bentuklahan kaki gunungapi yang merupakan daerah tangkapan hujan.

Air hujan yang turun dan jatuh ke permukaan tanah masuk kedalam

melalui batuan yang menyusun bentuklahan kerucut gunungapi menjadi

air tanah dan mengalir ke bawah menyusuri lapisan batuan yang bersifat

piroklastik dan muncul ke permukaan sebagai mata air pada bentuklahan

dibawahnya.

Page 16: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara
Page 17: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

13

3.3.2 Karakteristik Mata Air

Karakteristik mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi

menunjukkan adanya perbedaan dari bentuklahan yang ada di daerah ini,

seperti yang tersaji pada Tabel 2. Daerah yang termasuk dalam

bentuklahan kaki gunungapi memiliki karakteristik yang lebih bervariasi

daripada bentuklahan lainnya, baik berdasarkan klasifikasi mata air, kelas

debit, periode pengalirannya, tipe temperatur air, dan kualitas airnya.

Karakteristik berdasarkan klasifikasi mata air sebagian besar merupakan

mata air depresi. Mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi memiliki

besar debit yang bervariasi, mulai dari debit kelas III – V dan kelas VIII.

Bervariasinya“debit mata air ini dikarenakan besarnya curah hujan yang

relatif sama didukung dengan batuan penyusun yang sama. Pada

penelitian ini terdapat 2 jenis periode pengaliran, yaitu tipe mata air

perennial dan intermitten. Kedua jenis periode pengaliran tersebut,

sebagian besar termasuk tipe perennial, sehingga menunjukkan bahwa

walaupun curah hujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

debit air akan tetapi sebagian besar mata air di daerah penelitian air yang

keluar tidak menunjukkan adanya pengaruh oleh besar dan kecilnya

curah hujan, serta tetap mengalir sepanjang tahun. Secara keseluruhan

mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi memiliki temperatur air

berada pada rentang antara 23oC – 27

oC dan tidak melebihi temperatur

udara yang ada disekitar lokasi tersebut, sehingga termasuk tipe mata air

biasa (non thermal spring). Mata air memiliki karakteristik sifat fisik dan

kimia air yang relatif baik. Begitu juga di Lereng Timur Gunungapi

Merapi, berdasarkan karakteristik sifat fisik dan kimia mata air secara

keseluruhan masih sesuai dengan persyaratan kualitas air bersih

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan

Persyartan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam,

Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Page 18: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

14

Tabel 2. Karakteristik Mata Air Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhinya di Lereng Timur Gunungapi Merapi

Kabupaten Klaten

Bentuklahan Morfologi

Lereng

Jenis

Batuan

Penyebab

Terjadinya

Kelas

Debit

Periode

Pengalirannya

Tipe

Suhu

Kualitas Air Jenis

Pemanfaatan Fisik Kimia

Lereng

Bawah

Gunungapi

(V5)

Datar/ Hampir

Datar dan

Bergelombang/

Miring Landai

Gunungapi

Merapi

Depresi IV Perennial Biasa Baik Baik .Pertanian

Kaki

Gunungapi

(V5)

Bergelombang/

Miring Landai

dan

Bergelombang/

Miring

Gunungapi

Merapi

Depresi dan

Artesis

III, IV,

V, dan

VIII

Perennial dan

Intermitten

Biasa Baik Baik Pertanian,

PDAM,

Wisata,

Perikanan,

.dan

PASIMNAS

Sumber: Penulis, 2018

Page 19: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

15

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pola persebaran mata air di Lereng Timur Gunungapi Merapi

Kabupaten Klaten pada wilayah 3 kecamatan, yaitu Kecamatan

Tulung, Polanharjo, dan Karanganom menurut analisis tetangga

terdekat termasuk dalam pola mengelompok. Hal ini didasarkan atas

hasil perhitungan dari parameter tetangga terdekat (nearest

neighbour statistic) sebesar 0,367 yang menunjukkan bahwa nilai

tersebut lebih mendekati T = 0, yang artinya termasuk dalam pola

mengelompok. Persebaran mata air terbesar berdasarkan batas

administrasi yaitu berada di Kecamatan Tulung sebesar 69,811%

atau sebanyak 37 mata air, topografi terbesar berada pada relief

bergelombang/ miring landai sebesar 92,453% atau sebanyak 49

mata air, dan bentuklahan terbesar terdapat pada Kaki Gunungapi

sebesar 98,113% atau sebanyak 52 mata air.

2. Karakteristik mata air dapat diketahui dari 12 mata air yang

dijadikan sampel. Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan

pemunculan mata air disebabkan oleh tenaga gravitasi dengan kelas

debit yang bervariasi, yaitu mulai dari kelas III – V (100 liter/ detik –

1000 liter/ detik sampai 1 – 10 liter/ detik), dan kelas VIII (<0,01

liter/ detik), serta termasuk mata air biasa. Selain itu, berdasarkan

periode pengalirannya salah satu mata air termasuk tipe intermitten,

sedangkan 11 mata air lainnya termasuk tipe perennial. Karakteristik

berdasrakan sifat fisik dan kimia seluruh mata air menunjukkan

bahwa terdapat 3 mata air yang airnya berwarna keruh, akan tetapi

secara keseluruhan tidak ada yang melebihi batas maksimum dan

masih sesuai dengan persyaratan kualitas air bersih menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan

Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,

Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Page 20: ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK MATA AIR …eprints.ums.ac.id/70528/12/Naskah Publikasi.pdf · neighbour statistic) sebesar 0,367, dan (2) karakteristik mata air secara

16

4.2 Saran

1. Saran Teoritis, saran ini penulis tujukan untuk penelitian selanjutnya

sebaiknya“,dilakukan dengan cara memperbanyak jumlah sampel

serta parameter dalam pengujian kualitas air dengan tujuan untuk

meningkatkan akurasi hasil penelitian.

2. Saran Praktis, saran ini tidak hanya penulis tujukan untuk

masyarakat sekitar mata air, namun,.juga ditujukan kepada

pemerintah terkait untuk dapat melestarikan dan memanfaatkan mata

air secara lebih baik, karena daerah ini sangat berpotensi akan air

dengan ditemukannya pemunculan“,mata air dalam jumlah yang

banyak serta peran mata air sebagai sumber air utama dengan tipe,

debit, kualitas, dan bentuk pemanfaatannya yang bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Oda. 2014. 141 Desa di Klaten Krisis Air Bersih, [online], dari:

http://jogja.tribunnews.com/ [25 Mei 2018].

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan

Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum,

[online], dari: www.depkes.go.id [7 Agustus 2018].

Prakoso, Taufik Sidik. 2018. Daerah Kekeringan di Klaten Diguyur 825.000 Liter

Air Bersih, [online], dari: http://soloraya.solopos.com/ [1 Juni 2018].

Santosa, L.W. 2006. Kajian Hidrogeomorfologi Mataair di Sebagian Lereng

Barat Gunungapi Lawu. Forum Geografi. Vol. 21, no.1, juli, pp. 68 -85.

Sudarmadji, 2013. Mata Air: Perspektif Hidrologis dan Lingkungan. Yogyakarta:

Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Todd, D. K, and Mays, L.W. 2005. Groundwater Hydrology. 3rd

ed. John Wiley

and Sons, London.