ANALISIS PEUBAH GANDA KORESPONDENSI PADA DATA SEKTOR INDUSTRI BADAN EKONOMI KREATIF INDONESIA TAHUN 2016 ANALISIS PEUBAH GANDA Audhi Aprilliant (G14160021) Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 22 Lantai 4, Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680 PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Pahlevi AS (2017), industri kreatif didefinisikan sebagai suatu sistem kegiatan manusia, baik kelompok maupun individu yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual, dan emosional. Industri kreatif merupakan industri yang memproduksi tangible dan intangible output yang memiliki nilai ekonomi melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dan produksi barang dan jasa berbasiskan ilmu pengetahuan, baik produk tradisional maupun modern. Saat ini, industri kreatif yang telah diklasifikasikan menjadi 16 subsektor (aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi, kriya atau kerajinan tangan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio) memiliki tantangan masing-masing. Sebanyak 16 sub-sektor tersebut memiliki karakter yang khas dan hal ini berimbas pada pengembangannya. Salah satu faktor kunci untuk mengembangkan ekonomi kreatif adalah bagaimana sebuah kota diberlakukan sebagai pusat budaya dan seni (Howkins 2009). Kota kreatif didefinisikan sebagai kota yang berbasiskan kreativitas sebagai cara hidup dalam tiga aspek utama: ekonomi (creative economy), sosial (creative society), dan pemerintahan (creative policy). Setiap provinsi di Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan industri kreatif yang berbeda-beda antara provinsi satu dengan provinsi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri kreatif pada sub-sektor tertentu yang mendominasi suatu provinsi. Sehingga perlu dilakukan analisis secara mendalam mengenai karakteristik persebaran sub- sektor industri kreatif untuk provinsi di Indonesia. Analisis yang dapat digunakan adalah analisis peubah ganda korespondensi. Analisis ini mirip dengan analisis biplot, namun digunakan untuk data berupa tabel kontingensi. Analisis peubah ganda korespondensi dapat memberikan kemudahan pemahaman melalui penyajian grafis yang lebih menarik, lebih informatif, lebih komunikatif, dan artistik. Tujuan Tujuan dari penelitian mengenai Analisis Peubah Ganda Korespondensi pada Data Sektor Industri Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2016 adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi hubungan antara peubah sub-sektor industri kreatif di Indonesia, seperti aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, fashion, dan lain sebagainya; (2) Mengidentifikasi posisi relatif antar provinsi di Indonesia untuk melihat kemiripan antar provinsi di Indonesia berdasarkan sub-sektor industri kreatif; (3) Mengidentifikasi hubungan antara masing-masing sub-sektor industri kreatif; dan (4) Menemukan provinsi dengan jumlah sub-sektor industri kreatif yang masih di bawah rata-rata provinsi lainnya di Indonesia tahun 2016.
14
Embed
ANALISIS PEUBAH GANDA KORESPONDENSI PADA ......output yang memiliki nilai ekonomi melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dan produksi barang dan jasa berbasiskan ilmu pengetahuan, baik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PEUBAH GANDA KORESPONDENSI PADA DATA SEKTOR
INDUSTRI BADAN EKONOMI KREATIF INDONESIA TAHUN 2016
ANALISIS PEUBAH GANDA
Audhi Aprilliant (G14160021)
Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 22 Lantai 4,
Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Pahlevi AS (2017), industri kreatif didefinisikan sebagai suatu sistem kegiatan
manusia, baik kelompok maupun individu yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi,
pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual,
dan emosional. Industri kreatif merupakan industri yang memproduksi tangible dan intangible
output yang memiliki nilai ekonomi melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dan produksi barang
dan jasa berbasiskan ilmu pengetahuan, baik produk tradisional maupun modern.
Saat ini, industri kreatif yang telah diklasifikasikan menjadi 16 subsektor (aplikasi dan
pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk,
periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio) memiliki tantangan masing-masing.
Sebanyak 16 sub-sektor tersebut memiliki karakter yang khas dan hal ini berimbas pada
pengembangannya. Salah satu faktor kunci untuk mengembangkan ekonomi kreatif adalah
bagaimana sebuah kota diberlakukan sebagai pusat budaya dan seni (Howkins 2009). Kota
kreatif didefinisikan sebagai kota yang berbasiskan kreativitas sebagai cara hidup dalam tiga
aspek utama: ekonomi (creative economy), sosial (creative society), dan pemerintahan
(creative policy).
Setiap provinsi di Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan industri kreatif
yang berbeda-beda antara provinsi satu dengan provinsi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya industri kreatif pada sub-sektor tertentu yang mendominasi suatu provinsi.
Sehingga perlu dilakukan analisis secara mendalam mengenai karakteristik persebaran sub-
sektor industri kreatif untuk provinsi di Indonesia. Analisis yang dapat digunakan adalah
analisis peubah ganda korespondensi. Analisis ini mirip dengan analisis biplot, namun
digunakan untuk data berupa tabel kontingensi. Analisis peubah ganda korespondensi dapat
memberikan kemudahan pemahaman melalui penyajian grafis yang lebih menarik, lebih
informatif, lebih komunikatif, dan artistik.
Tujuan
Tujuan dari penelitian mengenai Analisis Peubah Ganda Korespondensi pada Data
Sektor Industri Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2016 adalah sebagai berikut: (1)
Mengidentifikasi hubungan antara peubah sub-sektor industri kreatif di Indonesia, seperti
aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual,
fashion, dan lain sebagainya; (2) Mengidentifikasi posisi relatif antar provinsi di Indonesia
untuk melihat kemiripan antar provinsi di Indonesia berdasarkan sub-sektor industri kreatif;
(3) Mengidentifikasi hubungan antara masing-masing sub-sektor industri kreatif; dan (4)
Menemukan provinsi dengan jumlah sub-sektor industri kreatif yang masih di bawah rata-rata
provinsi lainnya di Indonesia tahun 2016.
Manfaat
Manfaat yang daapat diperoleh dari penelitian mengenai Analisis Peubah Ganda
Korespondensi pada Data Sektor Industri Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2016
adalah sebagai berikut: (1) Memperoleh gambaran perkembangan industri kreatif di Indonesia
pada tahun 2016; (2) Memperoleh tren perkembangan sub-sektor industri kreatif di Indonesia
pada tahun 2016; dan (3) Menjadi salah satu bahan evaluasi pemerintah dalam
mengembangkan industri kreatif di tiap provinsi di Indonesia.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian mengenai Analisis Peubah Ganda Korespondensi pada
Data Sektor Industri Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2016 adalah sebagai berikut: (1)
Data yang digunakan merupakan data sekunder persebaran sub-sektor industri kreatif di
Indonesia tahun 2016 yang diunduh dari laman resmi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Peubah Ganda Korespondensi
Menurut Purwanto E & Pramesti G (2014), analisis korespodensi merupakan salah satu
teknik statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan (korespondensi) antar peubah.
Peubah yang dimaksud adalah antara peubah terikat dengan peubah bebas. Adapun skala data
dari antar peubah tersebut adalah skala nominal, sehingga data dinyatakan dalam bentuk
crosstabs.
Tabel kontingensi dua arah adalah tabel yang mencatat data hasil pengamatan yang
melibatkan dua peubah, misalnya ๐ dan ๐. Jika peubah ๐ sebagai peubah baris terdiri dari
kategori dan peubah ๐ sebagai peubah kolom terdiri ๐ kategori, maka dapat dibentuk suatu
matriks data pengamatan ๐ yang berukuran ๐๐ฅ๐ .
๐ = [
๐11
๐21
โฎ๐๐1
๐12
๐22
โฎ๐๐2
โฏโฏโฑโฏ
๐1๐
๐2๐
โฎ๐๐๐
]
Dengan ๐๐๐ โฅ 0 menyatakan data frekuensi pengamatan dari sel (๐, ๐). Apabila ๐๐ adalah
peubah kategori kolom ke-๐, ๐ = 1,2, โฆ , ๐ , ๐๐ adalah peubah kategori baris ke-๐, dimana ๐ =1,2, โฆ , ๐, maka jumlah pengamatan pada baris ke-๐ dinyatakan dengan ๐๐. = โ ๐๐๐
๐ ๐=1 ; ๐ =
1,2, โฆ , ๐; jumlah pengamatan pada kolom ke-๐ adalah ๐.๐ = โ ๐๐๐๐ ๐=1 ; ๐ = 1,2, โฆ , ๐ ; dan
jumlah total pengamatan dinyatakan dengan ๐.. = โ โ ๐๐๐๐ ๐=1
๐๐=1 .
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua peubah kategori dalam tabel
kontingensi dilakukan dengan Uji Chi Square (๐2). Rumus dan prosedur dari Uji Chi Square:
Hipotesis
๐ป0 โถ Kategori satu dan kategori dua saling bebas
๐ป1 โถ Kategori satu dan kategori dua tidak saling bebas
Statistik Uji
๐2 = โโ(๐๐๐ โ ๐ธ๐๐)
2
๐ธ๐๐
๐
๐=1
๐
๐=1
dimana ๐ธ๐๐ =(๐๐.)(๐.๐)
๐..
Keterangan:
๐๐๐ โถ Banyaknya observasi yang diamati pada baris ke-i dan kolom ke-j
๐ธ๐๐ โถ Banyaknya observasi yang diharapkan pada baris ke-i dan kolom ke-j
Kriteria penolakan ๐ป0
Apabila ๐2โ๐๐ก
> ๐2๐ผ(๐โ1)(๐ โ1)
, maka tolak ๐ป0 atau menunjukkan bahwa pada taraf nyata ๐ผ
terdapat hubungan antara kedua peubah kategori dalam tabel kontingensi.
Matriks kepadatan peluang ๐ dinyatakan sebagai berikut:
๐ =1
๐..๐ =
1
๐..[
๐11
๐21
โฎ๐๐1
๐12
๐22
โฎ๐๐2
โฏโฏโฑโฏ
๐1๐
๐2๐
โฎ๐๐๐
] = [
๐11
๐21
โฎ๐๐1
๐12
๐22
โฎ๐๐2
โฏโฏโฑโฏ
๐1๐
๐2๐
โฎ๐๐๐
]
Vektor-vektor yang unsur-unsurnya merupakan jumlah elemen masing-masing baris dan
jumlah elemen masing-masing kolom dari matriks ๐ selanjutnya secara berturut-turut
dinotasikan dengan ๐ dan ๐ sebagai berikut:
๐ = [
๐1.
๐2.
โฎ๐๐.
] dan ๐ = [
๐.1
๐.2
โฎ๐.๐
]
Matriks diagonal ๐ท๐ berukuran ๐๐ฅ๐ dan ๐ท๐ berukuran ๐ ๐ฅ๐ dengan unsur-unsur diagonal
utamanya merupakan unsur-unsur dari vektor ๐ dan ๐ dinyatakan sebagai:
๐ท๐ = [
๐1.
0โฎ0
0๐2.
โฎ0
โฏโฏโฑโฏ
00โฎ
๐๐.
] dan ๐ท๐ = [
๐.1
0โฎ0
0๐.2
โฎ0
โฏโฏโฑโฏ
00โฎ
๐.๐
]
Selanjutnya ditentukan matriks profil baris dan profil kolom. Matriks profil baris dari ๐
didefinisikan sebagai setiap elemen matriks ๐ dibagi oleh jumlah elemen masing-masing baris.
Matriks profil kolom didefinisikan dengan cara yang sama. Matriks profil baris dinyatakan
dengan ๐น dan matriks profil kolom dengan ๐ช.
๐น = ๐ท๐โ1๐ =
[ ๐11
๐1.๐21
๐2.
โฎ๐๐1
๐๐.
๐12
๐1.๐22
๐2.
โฎ๐๐2
๐๐.
โฏโฏโฑโฏ
๐1๐
๐1.๐2๐
๐2.
โฎ๐๐๐
๐๐. ]
=
[ ๐1
๐
๐2๐
โฎ๐๐
๐]
๐ช = ๐ท๐โ1๐๐ =
[ ๐11
๐.1๐1
๐.2
โฎ๐1๐
๐.๐
๐21
๐.1๐22
๐.2
โฎ๐2๐
๐.๐
โฏโฏโฑโฏ
๐๐1
๐.1๐๐2
๐.2
โฎ๐๐๐
๐.๐ ]
=
[ ๐1
๐
๐2๐
โฎ๐๐
๐]
Nilai inersia menunjukkan kontribusi dari baris ke-i pada inersia total. Inersia total adalah
jumlah bobot kuadrat jarak titik-titik ke pusat massa yang didefinisikan sebagai berikut: