ANALISIS PESAN DAKWAH K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA KEBERSAMAAN DI SCTV VOL I DAN II TAHUN 2002 SKRIPSI untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Budi Rahmat 1199137 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2005
25
Embed
ANALISIS PESAN DAKWAH K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1-2005-budirahmat-744...Gymnastiar Dalam Acara Indahnya Kebersamaan di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PESAN DAKWAH K.H. ABDULLAH
GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA
KEBERSAMAAN DI SCTV VOL I DAN II
TAHUN 2002
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Budi Rahmat
1199137
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2005
SKRIPSI
ANALISIS PESAN DAKWAH K.H. ABDULLAH
GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA
KEBERSAMAAN DI SCTV VOL I DAN II TAHUN 2002
Disusun oleh
Budi Rahmat
1199137
telah dipertahankan di depan Dewa Penguji
pada tanggal 30 Agustus 2005
dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/
Dekan/Pembantu Dekan Anggota Penguji
Penguji I
Drs. Muchlis, M.Si. H. M. Alfandi, M.Ag. NIP. 150 236 300 NIP. 150 279 717 Sekretaris Dewan Penguji/
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudari :
Nama : Budi Rahmat
Nim : 1199137
Fak / Jur : DAKWAH / KPI
Judul skripsi : ANALISIS PESAN DAKWAH KH. ABDULLAH
GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA
KEBERSAMAAN DI SCTV VOL I DAN II TAHUN
2002
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr.wb.
Semarang, 23 Agustus 2005
Pembimbing,
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi Dan Tata Tulis
Drs. Ahmad Hakim, MA, Ph. D Dra. Amelia Rahmi, M.Pd NIP : 150 235 846 NIP : 150 260 671
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh kesarjaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak
diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, Agustus 2005
Penulis
Budi Rahmat 1199137
ABSTRAKSI
Budi Rahmat (1199137). Analisis Pesan Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Dalam Acara Indahnya Kebersamaan di SCTV Vol I dan II Tahun 2002.
Acara indahnya kebersamaan di SCTV merupakan penyampaian ajaran-ajaran Islam, bertindak sebagai da’i K.H. Abdullah Gymnastiar. Dalam perkembangannya unsur-unsur dakwah baik dari segi metode, da’i, materi, media harus menyesuaikan dengan keadaan mad’u. Terutama materi yang disampaikan harus dapat menjawab permasalahan yang dihadapi mad’u kembali kejalan yang diridlai Allah SWT
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui materi apa saja yang disampaikan dalam acara indahnya kebersamaan di SCTV Vol I dan II tahun 2002, (2) untuk mengetahui hubungan pada saat materi dakwah disampaikan dalam acara indahnya kebersamaan di SCTV. Untuk memperoleh data penulis menggunakan metode dokumentasi berupa VCD indahnya kebersamaan Vol I dan II tahun 2002 yang disiarkan secara langsung di SCTV.
Adapun analisis data menggunakan metode indeksikalitas, yaitu yang mendasarkan pada pencarian makna dari kata-kata dalam teks atau dapat dikatakan sebagai pemaknaan secara definitif. Pesan dakwah tersebut dianalisis dengan menggunakan tiga kategori, kategori manajemen qalbu, kategori kesalehan sosial dan kategori kesalehan individual.
Hasil analisis dari kedua pesan dakwah K.H Abdullah Gymnastiar pada Vol I dan II, kategori manajemen qalbu terdapat 26 dari 42 kategori atau 61,9 %, kategori kesalehan sosial sebanyak 8 dari 42 kategori atau 19,04 % dan kesalehan individual sebanyak 8 dari 42 kategori atau 19,04 %. Dengan demikian kategori manajemen qalbu lebih dominan dibanding kategori kesalehan sosial dan kesalehan individual dalam acara indahnya kebersamaan di SCTV Vol I dan II tahun 2002.
Hubungannya dengan konteks sosial sekarang, bahwa materi/pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar lewat acara indahnya kebersamaan di SCTV vol I dan II menitik beratkan pada masalah-masalah moral dan mengembalikan nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat untuk mengembalikan keadaan bangsa Indonesia, akibat dari krisis multidimensional.
M O T T O
ا
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan tentram hatinya dengan
mengingat Allah-lah. Ingatlah, (bahwa) dengan meningat Allah itu,
tentramlah segala hati.” (Q.S. Ar Ra’du: 28)
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini, penulis persembahkan kepada :
Ayahanda M. Bahrudin dan Ibunda Tofingah, yeng telah memberikan do’a
dan mencurahkan kasih dan sayangnya serta memberikan dukungan baik moril
maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adiku Septi Puji Muharammah tersayang, yang selalu memberikan motivasi
Baru. Amir, Mafri. 1999. Etika Komunikasi Massa (Dalam Pandangan Islam), Jakarta:
Logos. Arif Widodo, 2001 “Dakwah Melalui Media Elektronik (Telaah Terhadap Pesan
Dakwah Dalam Kaset KH. Ma’ruf Islamuddin”), Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang).
Arifin, 2000. Psikologi Dakwah Suatu Penghantar Studi,Jakarta: Bumi Aksara. Asmaya, Enung. 2003. Aa Gym Dai Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta:
Hikmah. Asparudin, 1996. “Pesan-pesan Dakwah Dalam Tabloid Kiprah dan Tanggapan
Karyawan PEMDA DATI II Purworejo”, (Skripsi Sarjana Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang).
Chumaedi, Lili. 2000. Mengenal Potensi Manusia, Bandung: MQS. Daulay, Hamdan. 2001 Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik,
Jakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Agama RI, 1989. Al-Qur’an dan Terjemah, Surabaya: Mahkota. Effendy, Muhammad Arifin. 1996. Psikologi Dakwah, Bandung: Bulan Bintang. Effendy, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, Bandung:
Ikhlas. Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Trim, Bambang (editor). 2003. Aa Gym Apa Adnya, Bandung: PT. Mutiara
Qolbun Salim.
VCD Indahnya Kebersamaan Vol I. 2002. Membangun Jati Diri, PT. Mutiara Qolbun Salim: Bandung.
VCD Indahnya Kebersamaan Vol II. 2002. Indahnya Kasih Sayang, PT. Mutiara Qolbun Sallim, Bandung.
Zubair, Achamd Charris, 2001. Dari Kematian ke Epistemologi Da’wah (Sebuah
Refleksi Sufi Tentang Keislaman), Yogyakarta: Philosophy Press.
Isi ceramah atau pesan-pesan K.H. Abdullah Gymanastiar vol I dan vol II. 1. Membangun Jati Diri
Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad
wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Para pemirsa diseluruh penjuru negeri yang tercinta Indonesia ini dan
seluruh dunia yang menyimak acara ini. Bangsa kita yang sedang sakit ini adalah ladang amal bagi kita, kita
boleh kecewa, kita boleh terluka, tetapi yang harus kita lakukan adalah berbuat sesuatu untuk memperbaiki. Kalau selesai urusan bangsa ini dengan kecewa, marilah kita kecewa habis-habisan, kalau hanya selesai dengan caci dan maki, marilah kita caci maki. Tapi saya yakin sikap yang buruk tidak akan menyelesaikan masalah, tapi kita sikap dengan kokoh dan megah ini mudah-mudahan seperti mengalirnya bola salju. Kesadaran kita bahwa kita harus berbuat sesuatu tapi dengan cara terindah, cara termulia. Kita bangkitkan bangsa ini dengan penuh kemuliyaan. Banyak saudara kita yang berusaha memperbaiki negeri ini, tetapi tidak hanya mengotak atik yang ada ini, kita harus mempersiapkan generasi saat ini.
Bahwa membangun bangsa ini tidak hanya dengan akal, tidak cukup hanya membangun otot, tidak cukup dengan membangun jalan, tetapi yang paling pokok adalah membangun hati nurani bangsa ini. Karena kalau nuraninya sehat, pikiran juga jadi jernih, raut muka cerah, badan lebih sehat akhlak mulia, semangat menggebu.
Saudara yang hadir di Majelis ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridla Allah atas orang-orang yang kita sakit yang mereka balas sakit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita. Bagaimana kita membangun jati diri, karena kita berantakan saat ini karena kita sibuk dibalik topeng. Pangkat dan kedudukan itu topeng, tapi kita harus hidup lebih baik dari pada topeng yang menempel pada tubuh kita. Apa yang paling penting kita miliki, rumusnya 3 M, a. Mulai dari diri sendiri. b. Mulai dari yang terkecil. c. Mulai saat ini. Saudara-saudara ku yang budiman.
Latihan yang pertama adalah menjadi orang yang tidak tamak terhadap penghargaan kepada kita. Kita pernah mendengar korban mode (kormod), betapa sengsaranya orang yang menjadi korban mode. Mode yang ada adalah yang bisa menjerumuskan seseorang. Kemuliaan seseorang berbanding lurus dengan rasa malu, keimanan itu alat ukurannya rasa malu, makin kurang rasa malu makin kurang iman, makin mudah rontok dalam kehidupan.
Ada tiga latihan yang harus dilakukan untuk membangun jati diri guna mempersiapkan lahirnya generasi baru bangsa ini. Pertama, jangan tamak terhadap penghargaan manusia. Kedua, jangan gentar terhadap penghinaan. Ketiga satukan perbuatan antara perkataan dan perbuatan. Mudah-mudahan
akan datang masanya bangsa kita selektif dalam memilih acara televisi, sehingga para aktor dan aktris bisa memberi contoh yang baik bagi bangsa ini, hati-hati korban mode tamak penghargaan, di siksa oleh mode.
Korban merek (korek), apa gunanya segalanya bermerek, jam mahal, baju mahal, tapi kalau hati murahan apa artinya ? Makin bermerek makin ria. Bahwa sedekah saudara harus lebih banyak dari bersedekah dari barang yang anda miliki/lebih mahal. Jangan sampai diri kita lebih murah dari topeng yang kita pakai. Dan yang tidak punya jangan menyiksa diri pingin yang bermerek, kalau bisa menganggap yang bermerek adalah imitasi, atau lebih baik kita pakai yang tidak menjadi ria.
Korban popularitas (korpo) saking ingin kelihatan popular, dia dengan mati-matian palah bikin gosip supaya dikenal, di akhirat tidak ditanya popular tidak orang ini, sengsara kalau populer di sisi manusia, tapi hina di sisi Allah SWT. lebih baik populer disisi Allah SWT, walaupun tidak dikenal di sisi manusia. Berbuat baikkan tidak harus ada yang tahu, tidak ada yang muji, tapi di sisi Allah terpuji sebagai orang yang ikhlas.
Ada lagi camuk (cari muka), kalau ada atasan datang, disangka atasan yang menentukan, atasan itu hanya pembagi tugas. Jabatan itu bukan tanda kemuliaan, jabatan itu bukan tanda kesuksesan, tapi jabatan itu adalah ujian. Jangan bangga kita punya jabatan, jabatan itu fitnah, jabatan merupakan ujian dari Allah SWT.
Satukan perkataan dan perbuatan. Jatuhnya wibawa seorang pemimpin, tidak dihormatinya seorang ayah, ibu, dosen, atau dianggap sepelenya seseorang, sering dikarenakan perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Kalau saudara naik pangkat itu ujiannya naik, tanda kesuksesan tidak diukur oleh populeritas, oleh harta, oleh jabatan, alat ukur kesuksesan adalah khusunul khotimah. Maka kalau ada orang naik jabatan biasa-biasa saja, yang penting dilihat Allah SWT. karena yang mengatur rezeki adalah Allah SWT dimana Allah yang memuliakan Allah yang menghinakan.
Sekarang dipuji atasan tapi dihina oleh Allah SWT. Jangan cari muka, muka atasan cuma satu dan tidak menentukan rejeki kita. Ialah Allah SWT yang menguasai lagit dan bumi yang menguasai diri kita. Kerja yang terbaik tidak usah cari muka, pakai barang apa adanya kita tidak minder tak tidak dihargai orang lain. Apa lagi yang biasa cari muka, kalau tidak hati-hati rindu dihargai manusia ini menyiksa membuat kita tidak realities. Di rumah lebih besar dari pada tiang, ingin kelihatan elit, ingin kelihatan keren, hidup bermewah-mewah, itu semua menyiksa kita.
Jangan pernah mau kita punya pemimpin dalam skala apa pun yang tamak dalam segala hal penghormatan. Nabi Muhammad SAW. orang yang sangat tawadhu, rendah hati. Beliau duduk di masjid dimana saja, tidak pernah menonjolkan diri ingin duduk sepesial, Nabi rumahnya tidak megah, Nabi tidak pakai mahkota, tidak berbaur tanda jasa, Nabi mulia sampai sekarang. Kita butuh membangun bangsa ini dari orang-orang yang tidak tamak penghargaan.
Bagai para suami jangan sampai kehilangan kepemimpinan sebagai pemimpin keluarga. Suami adalah tulang punggung keluarga, seumpama pilot
bagi pesawat terbang, nahkoda bagi kappa laut, masinis bagi kereta api, sopir bagi angkutan kota atau sais bagi sebuah delman. Apalagi ingin dipuji orang, malah menyiksa diri. Maka kalau kita ingin dihargai kita capai. Jangan siksa diri kita kalau hanya ingin dihargai orang lain, kita harus merdeka, kita harus bebas tidak diperbudak oleh pujian orang lain.
Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah, kecuali kita harus jujur kepada diri sendiri. Tidak gentar terhadap penghinaan. Jangan takut diremehkan orang, kita tidak akan hina karena dihina oaring lain, kita hanya akan hina kalau kita yang bersikap hina, yang hina adalah orang yang menghina. Bagaimana takut dihina, kita jangan takut untuk mengatakan tidak tahu kita harus jujur dengan diri kita sendiri ada adanya, dan kita haru berkata benar.
Jangan malu pendidikan kita tidak tinggi, jangan sampai kita lupa diri. Bagus orang punya gelar asalkan lebih bagus dari pribadinya, apalah artinya gelar panjang, intelek tapi pribadinya nagudzubilah. harusnya mungkin panjang gelarnya, makin bagus suri tauladan, di rumah, di kampus indah itu baru asli gelarnya. Tapi kalau gelar panjang kelakuan rendah bukan itu yang diharapkan. Bagi kita sekolah, kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkatkan manfaatnya.
Pada waktu malam orang lain pulas mendengkur, kita ambil air wudu dan tahadjud. Waktu yang kita pergunakan sama tetapi isinya berbeda. Orang yang akan sukses, waktunya sama tetapi isinya berbeda dan hari esok lebih baik dari hari ini, insya Allah ia akan diberi ketenangan Allah. Inti dalam shalat yaitu akhlak menjadi baik, sebagaimana Rasulullah menerima perintah shalat dari Allah, agar menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai Allah.
Pemimpin tidak akan jatuh kalau-kata-kata dan perbuatannya sama, dan tidak tolak pinggang. P4 gagal total di Indonesia walau telah menghabiskan biaya beratus milyar, begitu banyak waktu. Di antara kunci penyebab kegagalannya adalah karena tidak ada keteladanan. Masyarakat sulit mencontoh, siapa yang berjiwa P4 sebenarnya.
Mudah-mudahan sehabis dari sini masing-masing mempunyai tekad, mulai saat ini bertekad untuk tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, saya tidak akan menyuruh anak sebelum menyuruh diri sendiri, saya tidak akan melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri. Kalau ini sudah bersatu dengan kata dan perbuatan, ini akan menjadi integritas. Kita akan songsong masa depan maka akan lahir orang-orang yang lahir mempunyai pribadi yang tidak sembunyi dibalik topeng, dia tidak takut dihina oleh orang lain, apa yang dikatakannya adalah besar.
Jangan sampai kita tidak jujur dengan perkataan dan perbuatan, ga papa sedikit yang kita sampaikan asal kita sudah melakukannya. Jangan pesimis wahai bangsaku, rakyat-ku. Jangan pesimis melihat situasi seperti ini, karena pesimis tidak menyelesaikan masalah, jangan larut dalam kebencian yang membuat larut dalam kepedihan dan penderitaan kita, jangan larut dalam kemarahan yang tidak proposional yang membuat kita kehilangan nurani kita.
Boleh kita benci tapi yang kita benci hanyalah kemungkarannya tidak pada manusianya, kecuali yang dibenci oleh Allah SWT.
Walaupun negara benar, kalau kita sendiri bermasalah, maka negara akan rusak karena kita sendiri yang merusaknya. Jadi bagi kita solusi untuk menyehatkan bangsa ini adalah terus-menerus memperbaiki diri dan apabila kita ingin membangun bangsa rumusnya adalah tumbuhkan keinginan untuk membangun diri dan memulai dari diri sendiri.
Kita lihat saudara-saudara kita di Palestina teraniaya kita menangis melihat penderitaan itu, tapi yang penting kita lebih menangis lagi ketidak berdayaan kita. Kita hampir tak berdaya berbuat apa-apa, paling kita berteriak mudah-mudahan menjadi amal shaleh, mudah-mudahan saudara-saudara kita yang di Palestina tidak bisa mengirim tenaga, tapi do’a, tapi saudara-saudara kita di Bosnia, Cesnia dan Palestina akan bahagia kalau bangsa ini meningkat kemuliaanya.
Umat Islam di Indonesia tidak akan bangkit kecuali diawali dari kebersamaan diri kita, karena kalau hati sudah bersatu maka kita akan mudah berbuat banyak, dan kita ingin menjadi bangsa ini contoh di dunia, bagaimana umat Islam bangkit menjadi “rahmatal lilngalamin”. Sekarang Islam dicitrakan dengan identik dengan terror dan kekerasan. Kita berbagi tugas, memang harus ada yang berjuang dengan kekerasan, karena itu jawabannya seperti saudara kita di Palestina. Hidup dengan akhlak dan membangun bangsa dengan bening hati Wallahu'alam.1
2. Indahnya Kasih Sayang Assalamu’alaikum Wr.Wb. Tiada tuhan selain Allah yang mengenggam lagit dan bumi, yang
menciptakan segalaya, yang menentukan dengan adil apapun yang Ia kehendaki ialah Allah SWT. Tuhan kita yang menciptakan manusia yang membentuk rupa dan tubuh kita ialah Allah SWT yang memberikan hidayah kepada kita dialah Allah yang maha menatap, yang maha mendengar yang maha mempertemukan kita dialah Allah SWT yang memberikan hati yang tertutup mencahayai kita yang gulita dialah Allah SWT yang maha tahu kebenaran dan memberi jalan kepada kebenaran siapa yang kita kehendaki.
Semoga Allah yang Maha Agung menjadikan pertemuan ini menjadi bagian dari nikmat yang diberikan kepada kita semua baik yang hadir di Masjid Istiqlal ini maupun saudara kita di seluruh penjuru tanah air atau saudara kita di penjuru dunia yang ditakdirkan menyimak kesempatan ini. Maha suci Allah, Dzat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih saying melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut dan tidaklah kasih saying terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.
1 VCD Indahnya Kebersamaan Vol I, Membangun Jati Diri, PT. Mutiara Qolbun Salim:
Bandung, 2002.
Betapa tidak ? Jikalau kemampuan kita menyanyangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih saying Allah ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih-sayang dalam kalbunya.
Para pemirsa yang budiman…. Orang yang sakit tidak bisa berbuat sebaik, sekuat orang yang sehat.
Andaikata kita ingin maksimal dalam berbuat sesuatu, maka kita harus berupaya agar tubuh kita sehat begitupun bangsa kita ini. Kita tidak bisa mengelola kekayaan yang begini dahsyat potensi yang begitu melimpah ruah. Kalau bangsa ini rakyatnya masih sakit, kalau penyakit fisik tidak terlampau berbahaya, tapi kalau berpenyakit qalbunya inilah yang menjadi pembicaraan ini.
Biang diantara semua biang penyakit yang membuat bangsa kita keprihatinan yang amat mendalam yaitu “khubuddunya” terlampau mengagung-angungkan dunya yang kecil mungil ini, terlampau mendewa-dewakan harta, tahta, kita terlalu memuja muji kedudukan kekuasaan, sehingga untuk mendapatkan harta ia rela mengadaikan hara dirinya untuk mendapatkan kekuasaan ia rela mengadaikan kehormatannya.
Di Indonesia ini banyak yang salat banyak, yang shaum (puasa) banyak, yang haji banyak tapi yang jarang itu adalah yang jujur. Jangan dulu memikirkan kejujuran orang lain tapi pikirkanlah bagaimana kita bisa belajar untuk berlaku jujur dan dapat dipercaya.
Saudara-saudara…. Janganlah pula kita meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab
tidaklah Allah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semuanya yang Allah ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan lading amal. Kita mohon pertolongan Allah walaupun setetes demi setetes, mudah-mudahan menjadi penguat bangkitnya harga diri kehormatan dan harga diri bangsa kita, apalagi bangsa kita yang jumlahnya terbesar di dunia ini. Karena kita terlampau terpesona kepada kekuasaan, kedudukan, harta, kita saksiskan penyakit turunannya adalah penyakit kebencian. Kalau kita saksikan sekarang, sudah hampir kebencian ada disetiap kehidupan.
Sungguh beruntung bagi siapa pun yang dikaruniahi Allah kepekaan untuk berbuat baik, aneka pernik kebaikan yang diperlihatkan kepadanya, mempergunakan aneka potensi kelebihan yang dititipi-Nya juga dikarunia kesanggupan memanfaatkan untuk sebanyak-banyaknya umat manusia. Ciri orang yang benci khas sekali. Raut muka tidak pernah ramah, tutur kata penuh caci maki, kutuk mengkutuk, laknat melaknat, hina menghina, batin mendengki, ingin menjatuhkan, ingin membeberkan aib, ingin mempermalukan, membeberkan sepanduk penuh angkara murka. Penuh demonstrasi kekuasaan, jarang sekali demo penuh kedamaian, jarang kita mengkoreksi penuh kasih saying, yang ada kebencian, menertawakan, menghujat apakah selesai ? Lihat biaya reformasi ini memang harus kita pikul, tapi kalau kebablasan tidak bisa dibenarkan.
Kebencian sudah merajalela, lihat selain menghina, selain mengutuk, saling merusak. Bahkan ada yang keji saling membantai, saling membunuh,
naudzubilah mindzalik. Tidak berlebihan jikalau kita mengasah hatinurani kita dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhatikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah payah membacakan buku, Koran atau juga surat kabar kepada orang-orang tuna netral, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih jelas.
Saudara-saudara di Masjid Istiqlal dan seluruh penjuru tanah air… Mudah-mudahan pertemuan yang sederhana ini mulai membangkitkan,
menyehatkan diri kita. Ternyata kunci yang membuat diri kita indah, hidup ini nikmat bersama, yaitu kita harus ganti sikap kebencian dengan kasih sayang ini. Tujuan yang hendak didapat bukan harta yang banyak yang dapat menyebabkan menghalalkan segala cara, tujuan sebenarnya adalah harta yang hahal. Dengan kerja keras kita diwajibkan mencari harta yang hahal sebanyak mungkin sesuai dengan yang disyaratkan oleh agama. Karena Islam memandang harta digunakan untuk membantu mendekatkan diri pada Tuhan.
Inilah rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk hidup yang jumlahnya 1 % dibanding rahmat Allah, 1 % ditebarkan kepada se-milyar makhluk hidup. Bayangkan andaikata kasih sayang tidak hanya kepada anak-anak sendiri tapi kepada anak-anak yatim, anak-anak jalanan, anak-anak terlantar, kita rela berfikir terus berbuat. Tidak hanya kepada orang yang ada pertalian darah, juga para tetangga, juga pada sanak saudara kita hanya kepada orang yang berbuat baik kepada kita, bahkan kepada orang yang licik kepada kita, orang yang menghina kepada kita, bayangkan jikalau kita yang termasuk memberikan kasih sayang, bahagia mulia. Inilah yang mulia kasih sayang dari peradaban bangsa ini.
Orang yang mampu menahan marah menunjukkan kejernihan hati dan ketinggian akhlak, ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat apa pun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati semuanya sebagai sesuatu yang terjadi dengan izin-Nya.
Saudara-saudara ku….. Kalau kita simak Al-Quran, Allah SWT selalu mengawali “bismillah
hirrahmannirahim” dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang diberikan kepada seluruh makhluk di dunia. Apa ciri-ciri bangsa kita kalau kasih sayangnya yang sudah meningkat: a. Kalau kasih sayang sudah ada maka
orang akan ramah. Seperti kasih sayang atasan kepada bawahan, kasih saying guru kepada muridnya, kasih sayang pemimpin kepada rakyatnya.
b. Kasih sayang sudah menghujam adalah perhatian. Pemimpin yang perhatian bagaimana rakyatnya bahagia, bagaimana yang kita pimpin sejahtera, bagaimana yang kita pimpin anak-anak lebih tinggi derajatnya. Berfikir keras kepada hal-hal yang lebih kecil, berbeda dengan yang tidak mempunyai kasih saying, pemimpin mengeksploitasi bawahannya. Para pemimpin bangsa bisa dilihat dari pengorbanannya untuk rakyat, kalau kita lihat pemimpin sejati seperti piramida terbalik, bukan dia
yang dilayani, bukan dia yang ingin diladeni, pemimpin yang hidmat adalah seperti Nabi Muhammad SAW.
c. Ciri-ciri kasih sayang sudah melaknat, akan menjadi orang yang pemaaf, makin saying makin pemaaf. Begitulah kalau kita bermasyarakat, tidak mudah tersinggung enak, di rumah saling memaafkan antar keluarga. Kalau hati pemaaf.:
Bila hati penuh sayang, hatipun terasa lapang Benci dendam akan hilang, hidup bersamakan tenang Tapi bila hati benci, tutur kata penuh caci Perilaku tak terpuji, jadi makhluk terkeji
Jagalah hati, jangan kau kotori Jagalah hati, cahaya ilahi Jagalah hati, jangan kau nodai Jagalah hati, lentera hidup ini.
Anehnya hati ini, kasih sayang ini, aneh kita itu butuh kasih sayang
anak butuh kasih sayang orang tua, istri butuh kasih sayang suami, suami ingin di sayang istri, anak ingin di sayang orang tua, murid ingin di sayang guru, guru ingin di sayang murid, pemimpin pun juga ingin di sayang, penjahat pun juga ingin di maafkan dan di sayang. Sayangnya kita ini membutuhkan kasih sayang tapi pelit ngasih kasih sayang. Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah, tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.
Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar dan apa saja karunia Allah adalah jalan bagi kita untuk bertafakur pada ciptaan-Nya, jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang. Rahasia kasih sayang adalah : a. Dengan kasih saying akan menjadi indah. b. Sayangi orang lain di bumi maka Allah menyangi kita. c. Belajar meraba/merasakan perasaan orang lain. d. Silaturahim. e. Kegemaran memberi hadiah.
Cinta memang sudah ada dalam diri kita, di antaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya.
Berzikirlah supaya engkau beruntung. Jangan sempatkan hati ini penuh kebencian. Setiap kita punya musuh kotorlah hati kita. Biar saja uang berkurang tapi hati tidak miskin. Tidaklah boleh ada yang mencuri hati ini. Islam adalah agama yang berdasarkan kasih sayang dan keadilan, Islam mengajarkan kita untuk bergaul dengan sesama manusia, walaupun berbeda suku, bangsa, dan agama.
Kita tidak boleh membenci sesuatu kecuali yang dibenci Allah SWT. Kalau ada orang yang berbuat jahat kepada kita, maka sebagai wujud kasih sayang kita, do’a kanlah mereka agar segera bertaubat. Wujudkan kasih sayang dengan tidak berbuat egois dan dengan selalu mengontrol diri kita agar tidak menyakiti orang lain. Walahu’alam.2
2 VCD Indahnya Kebersamaan Vol II, Indahnya Kasih Sayang, PT. Mutiara Qolbun