Top Banner
ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR Oleh RAHMA SARTIKA H24076103 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
107

Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Mar 02, 2019

Download

Documents

dinhtruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI

PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR

Oleh

RAHMA SARTIKA

H24076103

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

ABSTRAK

RAHMA SARTIKA. H24076103. Analisis Perumusan dan Penerapan SistemAkuntansi dengan Program GMATH-KOPERASI pada Koperasi Mitra KarsaBogor. Di bawah bimbingan Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi.

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu pilarperekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting dalamperbaikan perekonomian. Hampir di setiap kota atau daerah terdapat koperasidengan beragam usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satukoperasi di Bogor yang masih aktif saat ini adalah Koperasi Mitra Karsa. Usahayang dijalankan antara lain usaha toko, simpan pinjam dan kantin.

Perkembangan usaha Koperasi Mitra Karsa menghadapi kendala dalam halpermodalan. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan penambahanmodal dari luar. Dimana untuk pengajuan pinjaman pada suatu lembagaperbankan dibutuhkan laporan keuangan. Namun Koperasi Mitra Karsa merasakesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistempencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatanpenerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang adahanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa. Berdasarkanuraian diatas, maka tujuan dari permasalahan ini adalah : (1) Mengidentifikasitransaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh KoperasiMitra Karsa, (2) Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk KoperasiMitra Karsa, (3) Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATH-KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa. (4) Mengevaluasi efektivitas danefisiensi program GMATH-KOPERASI setelah diterapkan dalam jangka waktutertentu pada Koperasi Mitra karsa.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan datasekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihakmanajemen Koperasi Mitra Karsa sedangkan data sekunder yang digunakanbersumber dari buku-buku referensi perpustakaan, internet, dan DinasPerindustrian Perdagangan dan Koperasi. Metode pengambilan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilandilakukan secara sengaja. Data yang akan digunakan dalam sistem akuntansiadalah data yang terurut berdasarkan tanggal transaksi. Secara teoritis penelitianini tidak menggunakan sampel tetapi lebih kepada studi kasus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan transaksi-transaksi yangsering terjadi pada Koperasi Mitra Karsa antara lain penjualan, pinjaman anggota,penerimaan simpanan anggota, dan cicilan pinjaman. Proses pembentukan modelsistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa dimulai dari pengklasifikasian akun,pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar serta laporan labarugi dan neraca. Model sistem yang dibuat disesuaikan dengan transaksi keuanganKoperasi Mitra Karsa dan dilakukan dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI.

Berdasarkan penerapan sistem akuntansi yang telah dilakukan denganGMATH-KOPERASI pada neraca bulan Januari 2009 terjadi peningkatan. Hal inidapat dibandingkan dari data pada awal periode (1 Januari 2009) dengan periodeakhir (31 Januari 2009). Pada awal periode total yang diperoleh adalah

Page 3: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Rp. 698.216.613 dan pada akhir periode nilai neraca adalah Rp. 748.545.885,58.Terjadi peningkatan senilai Rp. 50.329.272,58. Dari data yang ada pada bulanJanuari 2009 dihasilkan total nilai transaksi Rp. 353.683.176,42. Sisa Hasil Usahaatau laba periode berjalan yang yang dihasilkan senilai Rp. 19.742.172,58.Penilaian keefektifan dan keefisienan pencatatan keuangan Koperasi Mitra Karsadengan menggunakan Program GMATH-KOPERASI yang dilakukan melaluipenyebaran kuesioner pada pihak Koperasi Mitra Karsa disimpulkan bahwa rata-rata responden berpendapat dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI,pencatatan dan pelaporan keuangan Koperasi Mitra Karsa lebih baik dibandingkanpencatatan secara manual yang selama ini digunakan oleh Koperasi Mitra Karsa.

Page 4: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI

PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RAHMA SARTIKA

H24076103

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Judul Skripsi : Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan

Program GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa

Bogor.

Nama : Rahma Sartika

NIM : H24076103

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) (Farida Ratna Dewi, SE. MM)NIP. 19610123 198601 1 002 NIP. 19710307 200501 2 001

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc)NIP. 19610123 198601 1 002

Page 6: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei 1986.

Penulis merupakan puteri ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Ruhiyat

dan Ibu Ermis Suhermy. Pada tahun 1992 penulis masuk Sekolah Dasar Rimba

Putera dan lulus tahun 1998. Penulis kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus tahun 2001. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor

dan lulus tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis diterima menjadi mahasiswa Diploma III

Program Studi Manajemen Bisnis Koperasi, Institut Pertanian Bogor dan lulus

pada tahun 2007 dengan memperoleh predikat terbaik III pada Program Studi

Manajemen Bisnis Koperasi. Selama menempuh pendidikan, penulis telah

mengikuti kegiatan praktek lapang di PRIMKOPAD YONIF 300/RBK Cianjur

dan PT. Liza Herbal International Bogor, Jawa Barat. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan

Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Insitut Pertanian Bogor.

Page 7: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas rahmat, anugerah dan hidayah-Nya yang dilimpahkan

kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan Program

GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa Bogor.

Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini

penulis berterima kasih kepada :

1. Orang tua yang selalu mendukung doa dan materi dalam penyelesaian

studi.

2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi, SE. MM selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, arahan dan

bimbingannya dalam penyelesaian skripsi.

3. Bapak Ir. Rachman Effendi, MSc dan Drs. Mansyuri serta keluarga besar

Koperasi Mitra Karsa Bogor yang berkenan memberikan kesempatan

untuk dijadikan objek penelitian.

4. Pegawai dan staf sekretariat Ekstensi Manajemen yang selalu

menjembatani setiap kegiatan perkuliahan dan pada masa bimbingan.

5. Ibu Heti Mulyati, STP. MT. selaku dosen penguji.

6. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan, dorongan

dan semangat.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka

kritik dan saran sangat penulis harapkan agar dapat menuju perubahan yang lebih

baik lagi. Semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 8: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAKRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iiiKATA PENGANTAR .................................................................................... ivDAFTAR ISI ................................................................................................... vDAFTAR TABEL .......................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................viiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 11.1. Latar Belakang .................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 41.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 51.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 51.5. Batasan Penelitian ............................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 62.1. Koperasi............................................................................................... 6

2.1.1 Pengertian....................................................................................... 62.1.2 Prinsip ............................................................................................ 72.1.3 Asas ............................................................................................... 82.1.4 Jenis dan Bentuk ........................................................................... 82.1.5 Modal ............................................................................................ 10

2.2. Akuntansi ............................................................................................ 112.3. Akuntansi Berbasis Komputer ............................................................ 112.4. Sistem Akuntansi ................................................................................ 122.5. Akun Dalam Koperasi ......................................................................... 13

2.5.1 Akun Harta ..................................................................................... 132.5.2 Akun Kewajiban............................................................................. 152.5.3 Akun Modal ................................................................................... 152.5.4 Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha)......................... 152.5.4 Akun Biaya .................................................................................... 16

2.6. Kode Akun ......................................................................................... 162.7. Laporan Keuangan ............................................................................. 202.8. Pengertian Efektifitas dan Efisiensi ................................................... 212.9. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 233.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 233.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 253.3. Jenis Data dan Sumber Data................................................................ 263.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 263.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................ 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 304.1. Profil Koperasi .................................................................................... 30

4.1.1 Sejarah Koperasi Mitra Karsa ........................................................ 32

Page 9: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................................ 324.1.3 Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Karsa........................................... 344.1.4 Keuangan........................................................................................ 36

4.2. Sistem Akuntansi di Koperasi Mitra Karsa ......................................... 374.3. Program Akuntansi GMATH-KOPERASI ........................................ 384.4. Siklus Kerja Model Sistem Akuntansi ............................................... 394.5. Pembentukan Model Sistem Akuntansi .............................................. 41

4.5.1 Pengumpulan Bukti Transaksi ....................................................... 414.5.2 Pengklasifikasian Akun.................................................................. 424.5.3 Neraca Saldo Awal......................................................................... 444.5.4 Jurnal Umum.................................................................................. 444.5.5 Pembuatan Buku Besar .................................................................. 464.5.6 Pembuatan Laporan Keuangan ...................................................... 48

4.6. Penerapan Sistem Akuntansi .............................................................. 504.7. Penilaian keefektifan dan Keefisienan

Program GMATH-Koperasi................................................................ 54

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 571. Kesimpulan ............................................................................................ 572. Saran ....................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

LAMPIRAN .................................................................................................... 60

Page 10: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

DAFTAR TABEL

No Halaman1. Jumlah koperasi di Bogor Tahun 2004-2009 ............................................... 32. Contoh kode numerial .................................................................................. 173. Contoh kode kelompok ................................................................................ 184. Contoh kode blok ......................................................................................... 195. Klasifikasi nomor dan nama akun di koperasi Mitra Karsa ......................... 426. Biaya penyusutan aktiva tetap koperasi Mitra Karsa Januari 2009 ............. 527. Jenis-jenis transaksi...................................................................................... 528. Kriteria efektivitas dan Efisiensi penggunaan program

GMATH-KOPERASI .................................................................................. 54

Page 11: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

DAFTAR GAMBAR

No Halaman1. Kode akun kelompok ................................................................................... 182. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................... 253. Diagram sistem akuntansi ............................................................................ 294. Struktur organisasi koperasi Mitra Karsa..................................................... 345. Tampilan utama program GMATH-KOPERASI......................................... 396. Urutan sistem akuntansi ............................................................................... 417. Tampilan set up akun dan saldo awal ......................................................... 448. Tampilan set up jurnal umum ...................................................................... 469. Tampilan membuka buku besar ................................................................... 4710. Tampilan membuka laporan laba rugi.......................................................... 4811. Tampilan ketika membuka neraca ............................................................... 5012. Grafik kuesioner........................................................................................... 55

Page 12: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman1. Daftar pertanyaan wawancara ...................................................................... 602. Saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 .................................. 623. Jurnal umum koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009............................... 634. Buku besar kas koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 ........................... 825. Laporan laba rugi koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 ....................... 886. Laporan neraca saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009......... 897. Laporan neraca akhir koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009.................. 908. Kuesioner penelitian .................................................................................... 91

Page 13: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu

pilar perekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting

dalam perbaikan perekonomian, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi

penciptaan lapangan kerja maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional.

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) juga terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam krisis ekonomi, serta menjadi

dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.

Selama tahun 2000 sampai 2003 peranan usaha mikro, kecil dan

menengah dalam penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 54,51 persen

pada tahun 2000 menjadi 56,72 persen pada tahun 2003. Sebaliknya peranan

usaha besar semakin berkurang dari 45,49 persen pada tahun 2000 menjadi

43,28 persen pada tahun 2003. Usaha kecil menengah menyediakan 43,8

persen kebutuhan barang dan jasa nasional, sementara usaha besar 42,1

persen dan impor 14,1 persen (Wahyono, 2009).

Dalam masa itu, pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil sebesar

4,1 persen, usaha menengah tumbuh sebesar 5,1 persen sedang usaha besar

hanya tumbuh 3,5 persen. Pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah

telah meningkatkan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional sebesar

2,37 persen dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,1 persen.

Usaha mikro, kecil dan menengah memiliki keunggulan pertumbuhan PDB

dalam sektor sekunder yang tumbuh masing-masing sebesar 5,60 persen,

4,65 persen dan 5,36 persen pada periode 2001-2003, sedang usaha besar

hanya tumbuh sebesar 3,36 persen, 3,60 persen dan 4,04 persen pada periode

yang sama. Melihat perkembangannya tersebut, usaha mikro, kecil dan

menengah di sektor sekunder dan tersier relatif potensial dikembangkan di

masa mendatang mengingat memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

(Wahyono, 2009).

Page 14: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 bangun usaha yang

sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Salah satu peraturan yang

mengatur tentang perkoperasian adalah UU No. 25 Tahun 1992. Undang-

undang ini menyatakan bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat

yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan

makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha

bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai bagian

integral dari perekonomian nasional koperasi mempunyai peran penting

dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Melihat

peran dan kedudukannya tersebut, maka koperasi diharapkan dapat lebih

menunjukkan hasil yang lebih baik daripada yang selama ini telah dicapai.

Dalam hal ini juga diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk

turut mengembangkan koperasi.

Sebagaimana diungkapkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

dalam pidato sambutan peringatan HUT Koperasi Ke-62 tanggal 15 Juli

2009, yang mengemukakan bahwa Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (KUKM) memiliki peranan yang penting bagi perekonomian

Indonesia di masa depan terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia.

Mengingat hal tersebut maka Presiden SBY menyerukan masyarakat

Indonesia untuk melakukan gerakan “go local” dengan menghidupkan dan

mengembangkan koperasi serta usaha kecil dan menengah (KUKM) ke

seluruh tanah air dalam upaya mengurangi kemiskinan, pengangguran dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat. (www.sinarharapan.com, 2009).

Masyarakat tentu sudah tidak asing lagi dengan koperasi, hampir di

setiap kota atau daerah terdapat berbagai macam koperasi dengan beragam

usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Jenis-jenis koperasi

antara lain Koperasi Konsumsi, Koperasi Waserda, Koperasi Kredit (Simpan

Pinjam), Koperasi Produksi, Koperasi Jasa, dan Koperasi Serba Usaha.

Setiap tahun jumlah koperasi terus bertambah. Namun pada kenyataannya,

banyak koperasi yang vakum atau mati suri. Badan hukumnya ada, tetapi

vakum aktivitasnya. Faktor-faktor yang menyebabkan koperasi vakum

kegiatan, antara lain karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM),

Page 15: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

kelembagaan, pemasaran, permodalan, pengelolaan keuangan yang belum

tertib, keterbatasan jaringan dan lemahnya kemampuan mengakses teknologi

informasi (www.mediaindonesia, 2009).

Perkoperasian di Bogor juga mengalami hal yang sama meski jumlah

koperasi terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi koperasi yang vakum

setiap tahun hampir ± 30 persen dari jumlah keseluruhan koperasi yang

terdaftar di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bogor.

Perkembangan jumlah koperasi di Bogor pada tahun 2004-2009 dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Koperasi di Bogor Tahun 2004-2009

Tahun Jumlah Koperasi Yang Aktif Yang Pasif/Vakum

2004 679 201 478

2005 695 209 486

2006 709 212 497

2007 733 218 515

2008 745 221 524

2009 755 236 519

Sumber : Deprindagkop Bogor, 2009

Salah satu penyebab kevakuman koperasi di Bogor adalah

permodalan dimana koperasi masih menghadapi kendala yang cukup serius.

Banyak koperasi yang akhirnya gulung tikar karena tidak dapat meneruskan

atau mengembangkan usahanya yang disebabkan kurangnya modal.

Pemerintah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan modal

Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), salah satunya adalah

melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bekerjasama dengan beberapa

perbankan dalam menyalurkan kredit. Akan tetapi, baru sedikit Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah yang mendapat pinjaman dari perbankan karena tidak

dapat memenuhi persyaratan atau prosedur pengajuan pinjaman secara

lengkap. Alasan yang mendasar adalah koperasi tersebut tidak dapat

menunjukkan bukti operasional dan keuntungan koperasi sebagai badan

usaha dalam bentuk laporan keuangan.

Page 16: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Sebagaimana salah satu syarat pengajuan kredit pada perbankan

adalah menyertakan laporan keuangan, dimana laporan tersebut digunakan

sebagai dasar pertimbangan perbankan dalam menerima atau menolak

pengajuan kredit. Kurangnya kemampuan manajerial dalam bidang keuangan

tidak hanya berdampak pada sisi eksternal saja, dalam hal ini untuk

mendapatkan modal dari luar, namun pelaporan keuangan yang dibuat juga

sebagai acuan perusahaan untuk mengetahui secara pasti keadaan keuangan

perusahaan dan bagaimana kinerjanya secara pasti, sehingga dapat digunakan

sebagai acuan untuk perencanaan perusahaan ke depan.

Sama halnya dengan Koperasi Mitra Karsa Bogor yang kekurangan

modal sehingga tidak dapat mengembangkan bisnisnya serta memenuhi

permintaan pinjaman para anggota dengan jumlah yang besar. Untuk

mengembangkan usahanya maka Koperasi Mitra Karsa membutuhkan

penambahan modal dari luar. Namun Koperasi Mitra Karsa merasa kesulitan

dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan

keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatan

penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan

yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa.

Padahal dalam kenyataannya, pihak yang memberikan pinjaman kredit pada

Koperasi Mitra Karsa membutuhkan laporan keuangan yang dapat

menggambarkan keadaan keuangan Koperasi Mitra Karsa secara

menyeluruh. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan sistem

informasi akuntansi yang dapat membantu dalam penyusunan database dan

laporan keuangan perusahaan. Tidak hanya untuk pengajuan kredit saja tetapi

juga untuk membenahi administrasi yang masih kurang terorganisir yang

berakibat sulitnya mengambil suatu keputusan manajemen yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang berkaitan

dengan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang

disusun oleh Koperasi Mitra Karsa?

2. Bagaimanakah sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa?

Page 17: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

3. Bagaimana penerapan sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI

setelah disusun?

4. Bagaimana keefektifan dan keefisenan program GMATH-KOPERASI

tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi

Mitra Karsa?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang

disusun oleh Koperasi Mitra Karsa.

2. Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra

Karsa.

3. Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATH-

KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa.

4. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program GMATH-KOPERASI

tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi

Mitra Karsa.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Koperasi, sistem akuntansi ini dapat membantu dalam pembenahan

data-data administrasi sehingga menjadi lebih rapi dan terorganisir serta

membantu dalam pembuatan laporan keuangan.

2. Bagi Peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

bahan referensi dan acuan dalam penyusunan skripsi ataupun studi pustaka

untuk pengalaman topik di bidang keuangan.

1.5. Batasan Penelitian

Penerapan model sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI

pada penelitian ini hanya diterapkan dalam transaksi atau kegiatan keuangan

Koperasi Mitra Karsa selama satu bulan yakni pada bulan Januari 2009.

Penelitian ini hanya membahas sistem akuntansi Program GMATH-

KOPERASI dan tidak membahas sistem akuntansi sejenis lainnya.

Page 18: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi

2.1.1 Pengertian

Koperasi berasal dari bahasa Latin Coopere, yang dalam

bahasa Inggris disebut Cooperation. Co berarti bersama dan operation

berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini,

kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

kepentingan dan tujuan yang sama (Sitio dan Tamba, 2001).

Terdapat beberapa definisi koperasi yang selama ini dikenal.

International Labour Organization dalam Sitio dan Tamba (2001)

mengemukakan bahwa Cooperative defined as an association of

persons usually of limited means, who have voluntary joined together

to achieve a common economic end through the formation of a

democratically contolled business organization, making equitable

contribution to the capital required and accepting a fair share of the

risk and benefits of the undertaking.

Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001), mendefinisikan

koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk

masuk dan keluar. Bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan

usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Menurut Hatta yang terkenal dengan julukan Bapak Koperasi

Indonesia dalam Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa

koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan

ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong

tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan

berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang.

Pengertian koperasi juga tertuang dalam UU No. 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian. Menurut Undang-Undang ini, koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

Page 19: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

hukum koperasi, berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.

2.1.2 Prinsip

Prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang

berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi

(Sitio dan Tamba, 2001). Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi

sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya

prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha

berbeda dengan badan usaha lain.

Prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah yang

termuat pada pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Adapun prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 adalah

sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Anggota koperasi tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Keputusan

seseorang untuk menjadi anggota koperasi hasrus berdasarkan pada

kesadaran dan kesiapan untuk menanggung resiko yang timbul dari

keputusannya tersebut. Keanggotaan koperasi tidak dilakukan

pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para

anggota dan terhadap seluruh anggotanya, koperasi wajib

melaksanakan manajemen yang terbuka.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota

ataupun sebaliknya terbatas, tidak semata-mata atas besarnya

modal yang diberikan. Yang dimasud dengan terbatas adalah wajar

dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar,

sebagai nilai pengganti terhadap pengorbanan anggota.

Page 20: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

5. Kemandirian

Koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain,

yang dilandasi oleh kepercayaan pada pertimbangan, keputusan,

kemampuan dan usaha sendiri. Prinsip kemandirian mengharuskan

para anggota untuk berpartisipasi sebesar-besarnya terhadap

koperasi, baik dalam kedudukannya sebagai pemilik maupun

sebagai pengguna jasa.

6. Pendidikan perkoperasian

Melalui pendidikan, anggota dipersiapkan dan dibentuk untuk

menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai-nilai dan

prinsip-prinsip serta praktik-praktik koperasi yang benar.

7. Kerjasama antar koperasi

Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan

kelebihan dan menghilangkan kelemahan yang ada, sehingga hasil

akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan

akan saling menunjang dalam pendayagunaan sumber daya yang

terbatas.

2.1.3 Asas

Koperasi Indonesia memiliki asas kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya

kesadaran dan budi hati nurani manusia untuk bekerjasama dalam

koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta

pemilikan dari para anggota atas dasar kebenaran dan keadilan serta

keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.

Asas kegotongroyongan menunjukkan bahwa pada koperasi terdapat

keinsyafan dan semangat bekerjasama, rasa bertanggungjawab

bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk

kesejahteraan bersama (Anoraga dan Widiyanti, 2003).

2.1.4 Jenis dan Bentuk

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha

untuk memperbaiki kehidupan. Menurut Anoraga dan Widiyanti

(2003), koperasi dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu :

Page 21: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang mengusahakan

kebutuhan sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar

anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi

dengan kualitas yang baik dan harga yang layak. Pihak-pihak yang

mendirikan koperasi konsumsi ini biasanya adalah pegawai negeri,

buruh, karyawan dan anggota Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (ABRI) yang berusaha memperoleh barang-barang

kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan murah.

2. Koperasi Kredit/Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit/koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang

bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui

tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus

untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara

mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan

kesejahteraan.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang, baik

yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-

orang anggota koperasi.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan

jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.

5. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)

KUD bertujuan untuk mengembangkan ideologi dan kehidupan

perkoperasian serta kesejahteraan anggota khususnya, kemampuan

daya kreasi, usaha anggota untuk meningkatkan produksi dan

penjualan. Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang

bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa

yang merupakan daerah kerja KUD.

Page 22: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Menurut Partomo dan Soejoedono (2002), koperasi juga dapat

dibedakan menurut bentuknya, yaitu :

1. Koperasi Primer

Koperasi yang anggotanya adalah orang-orang (minimal 20) yang

memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan

usaha yang langsung melayani para anggotanya tersebut.

2. Koperasi Sekunder

Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi

(minimal tiga) karena kesamaan kepentingan ekonomis mereka

berfederasi (bergabung) untuk tujuan efesiensi dan kelayakan

ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya

Adapun jenis koperasi menurut status hukum yang dimilikinya

dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal)

Koperasi yang telah memiliki badan hukum koperasi dan

karenanya dapat melakukan badan hukum koperasi dan melakukan

tindakan hukum yang berkenaan dengan seluruh kegiatan

usahanya.

2. Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak

berbadan hukum. Yaitu kegiatan kerjasama ekonomi masyarakat

karena kesamaan kebutuhan atau kepentingan ekonomi di antara

para anggotanya.

2.1.5 Modal

Menurut pasal 41 dan 42 UU No. 25 Tahun 1992, modal

koperasi terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, dan modal

penyertaan. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok,

simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman

dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya,

Bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat

hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.

Page 23: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

2.2. Akuntansi

Menurut American Accounting Association dalam Soemarso (1999)

menyatakan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur

dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian

dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan

informasi tersebut. Definisi ini mengandung pengertian bahwa akuntansi

merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan

informasi ekonomi yang diharapkan berguna dalam penilaian dan

pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.

Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi

yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Proses dimana

akuntansi menghasilkan informasi adalah sebagai berikut : pertama,

perusahaan mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian

perusahaan mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem

akuntansinya guna pemenuhan kebutuhan informasi tersebut. Akhirnya

sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan

hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka

(Warren, 2006).

2.3. Akuntansi Berbasis Komputer

Awal tahun 1990-an di tengah maraknya penggunaan komputer

pribadi, pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi

akuntansi berbasis sistem operasi DOS (Disk Operating System). Saat itu

program yang paling populer adalah DacEasy Accounting (DEA). DEA

merupakan metode yang pertama dikenal dan diajarkan di beberapa

perguruan tinggi maupun lembaga kursus. Sejalan dengan perekembangan

teknologi informasi. Sistem operasi komputer mulai bergeser ke windows.

Program aplikasi lain mulai dikenal seperti MYOB, Peschtree, Accpacc,

Simply Accounting, Platinum, Accounting Professional, dan Quick Book

yang merupakan produk luar negeri. Program aplikasi akuntansi buatan

Page 24: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Indonesia antara lain Accurate2000, Zahir Accounting dan Jamparing (Arifin

dan Wicaksono, 2006).

Prosedur pengoperasian aplikasi akuntansi komputer sebenarnya

tidak jauh berbeda dengan akuntansi manual seperti pengaturan awal periode

akuntansi, menyiapkan nama akun, nama pemasok, nama pelanggan,

pencatatan data barang, mengatur akun penghubung dan saldo awal. Setelah

pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan

hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi

manual. Hanya dengan sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh

laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, rincian piutang maupun

hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin dan

Wicaksono, 2006).

2.4. Sistem Akuntansi

Menurut Chairul (2002), sistem akuntansi merupakan gabungan dari

formulir-formulir, catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan

untuk mengolah data dalam suatu badan usaha, dengan tujuan menghasilkan

informasi-informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam

mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Formulir atau dokumen merupakan media untuk merekam suatu

transaksi keuangan yang terjadi, yang berfungsi sebagai bukti adanya

transaksi. Sedangkan catatan adalah pembukuan yang diselenggarakan oleh

bagian akuntansi untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi sepanjang

masa. Jadi sistem akuntansi adalah sarana pengawasan manajemen yang

dilaksanakan melalui prosedur tata kerja yang mengacu pada struktur

organisasi, dengan perlengkapan media formulir-formulir dan cara

pencatatan yang tepat untuk menghasilkan informasi keuangan yang benar

yang biasanya diwujudkan dalam bentuk neraca, perhitungan laba rugi dan

arus kas serta laporan manajemen yang lain.

Page 25: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

2.5. Akun Dalam Koperasi

Akun merupakan suatu alat untuk mencatat transaksi keuangan yang

bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban atau

biaya. Tujuan penggunaan akun untuk mencatat data transaksi yang menjadi

dasar dalam menyusun laporan keuangan. Akun memberikan informasi

tentang aktivitas perusahaan dari hari ke hari (Arifin dan Wicaksono, 2006).

Sedangkan menurut Ridho Assegaf menyatakan bahwa akun atau perkiraan

adalah pos-pos yang digunakan untuk menyimpulkan seluruh kenaikan dan

penurunan untuk harta tertentu seperti kas atau harta, hutang, modal,

pendapatan dan biaya (www.ridhoassegaf.com, 2006).

Menurut Sitio dan Tamba (2001), secara umum akun-akun dalam

koperasi adalah sebagai berikut :

2.5.1 Akun Harta

Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang

semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak

berwujud disebut ekuitas/equities yang dapat mendatangkan manfaat di

masa depan (Sitio dan Tamba, 2001).

1. Kas dan Bank

a. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan

untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

b. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat

dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pos kas dan bank

dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi :

a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak

dibatasi.

b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya

dibatasi.

c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu

wewenang penggunaannya dibatasi.

Page 26: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi, kas dan

bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi dan

disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar

atau aktiva jangka panjang tergantung pada jangka waktu

pembatasannya. Kemudian, kas dan bank bukan milik koperasi

disajikan secara terpisah sebagai aktiva titipan.

2. Piutang

Piutang pada koperasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada

anggota. Piutang ini harus disajikan secara terpisah di neraca

sebagai piutang dari anggota.

b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada

bukan anggota.

c. Piutang kepada koperasi lain.

d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil

usaha dari koperasi lain yang pencairannya tergatung pada

persyaratan yang disepakati. Piutang ini mengandung

ketidakpastian sehingga dicatat dan diakui pada saat telah pasti

realisasinya.

3. Persediaan

Persediaan pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi

persediaan komoditi program dan komoditi umum (nonprogram).

Komoditi program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari

pemerintah. Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi,

persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban

kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus

dibayar berdasarkan ketentuan berlaku.

4. Harta Investasi/Aktiva Investasi

Di koperasi, investasi atau penyertaan dapat dikelompokkan

dalam dua kelompok yaitu investasi pada koperasi lainnya dan

investasi pada badan usaha non koperasi. Investasi yang sifatnya

permanen, dimana jangka waktunya tidak terbatas tidak dapat

Page 27: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

diperjualbelikan, seperti simpanan pokok atau simpanan wajib

pada koperasi lain. Investasi yang sifatnya permanen ini disajikan

secara terpisah sebagai aktiva investasi.

5. Harta Tetap/Aktiva Tetap

Harta tetap pada koperasi dapat dikelompokkan menjadi:

a. Harta tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan

usahanya sendiri

b. Harta tetap dari pemerintah yang dikelola koperasi atas dana

bergulir (revolving fund).

c. Harta tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah.

2.5.2 Akun Kewajiban

Kewajiban pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi

kewajiban kepada anggota dan bukan anggota. Kewajiban yang timbul

dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang

kepada anggota. Sebaliknya, kewajiban yang timbul dari transaksi

dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku. Kemudian, simpanan

sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai

dengan jatuh temponya. Kewajiban yang timbul karena pembagian

SHU disajikan sebagai kewajiban lancar, kecuali ditetapkan oleh rapat

anggota tidak dibagi. (Sitio dan Tamba, 2001).

2.5.3 Akun Modal

Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan

wajib, cadangan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi

dan donasi. Setiap bentu balas jasa atas simpanan yang diberikan oleh

koperasi kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil

usaha kepada anggota (Sitio dan Tamba, 2001).

2.5.4 Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha)

Pendapatan pada laporan laba rugi sebuah koperasi terdapat

beberapa karakteristik sebagai berikut :

a. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

Page 28: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

b. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih

tergantung persyaratan / ketentuan yang ditetapkan.

Menurut standar akuntansi koperasi, maka pendapatan yang

diperoleh yang diperoleh dari transaksi penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada

perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau

pendapatan dari anggota. Pendapatan yang timbul sehubungan dengan

penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat

dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat

pada badan-badan usaha lainnya (Sitio dan Tamba, 2001).

2.5.5 Akun Biaya

Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melakukan

kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan (Sitio dan Tamba,

2001). Beban pada koperasi dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Beban pokok penjualan produk adalah pengorbanan yang timbul

sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota.

b. Beban Usaha adalah pengorbanan yang langsung berhubungan

dengan kegiatan usaha koperasi.

c. Beban Lain-lain adalah pengorbanan yang tidak langsung

berhubungan dengan kegiatan pokok usaha.

2.6. Kode Akun

Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan,

pencarian dan penyimpanan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun.

Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka,

huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Sebagaimana

dijelaskan diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan

pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu,

kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diinget, konsisten,

sederhana, dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru

tanpa mengubah kode akun yang sudah ada (www.e-dukasi.net, 2009).

Page 29: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun akan

sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi yang terjadi menyebabkan

semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode

akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, serta kode

kombinasi huruf dan angka (www.e-dukasi.net, 2009).

1. Kode Numerial

Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor

secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.

Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Contoh Kode Numerial

Kode Akun Nama Akun

-123456-789-

10-

1112-

131415

HartaKasPiutang UsahaPerlengkapan (Bahan Habis Pakai)PeralatanTanahGedungKewajibanUtang usahaUtang gajiUtang bankModal :Modal ViraPendapatan :Pendapatan usahaPendapatan sewaBeban :Beban gajiBeban perlengkapanBeban listrik, air dan telepon

2. Kode Desimal

Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan

menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode

desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

Page 30: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

a. Kode Kelompok

Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan

mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode

masing-masing.

Kelompok akun

Golongan akun

Jenis akun

Gambar 1. Kode akun kelompok

Contoh :

Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi

nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan

nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga

sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut

nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu

113. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Contoh Kode Kelompok

KodeAkun

KelompokAkun

Golongan Akun Jenis Akun

11111111211......1212112....33131144141142

Harta

Modal

Pendapatan

Harta Lancar

Harta Tetap

Modal Vira

Pendapatan Usaha

Pendapatandi luar usaha

KasPiutang Usaha...........................

Peralatan...........................

Prive Vira

Pendapatan jasa service

1

2

3

Page 31: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Tabel 3.

KodeAkun

KelompokAkun

Golongan Akun Jenis Akun

4215515115125252152..

BebanBeban usaha

Beban luar usaha

Pendapatan sewa

Beban GajiBeban Perlengkapan

Beban Bunga...........................

b. Kode Blok

Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara

memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta

diberikan nomor 2100-199, kewajiban diberi nomor 200-299, Modal

diberi nomor 300-399, Pendapatan nomor 400-499 dan beban nomor

500-599. Secara rinci contoh kode blok dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Contoh Kode Blok

Kode Akun Golongan Akun100-199100-149101102150-199151200-299200-249201

HartaHarta Lancar

KasPiutang Usaha

Harta TetapPeralatan

KewajibanUtang Lancar

Utang Usaha250-299251400-499400-499401450-499451500-599500-599501550-599551

Utang jangka panjangUtang bankPendapatanPendapatan Usaha

Pendapatan jasa servicePendapatan luar usaha

Pendapatan sewaBebanBeban Usaha

Beban GajiBeban Luar Usaha

Beban bunga

Page 32: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

2.7. Laporan Keuangan

Menurut Sitio dan Tamba (2001), laporan keuangan koperasi selain

merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan

bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan

koperasi. Dilihat dari sisi format pelaporan, maka laporan keuangan koperasi

sebagai badan usaha, pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan

yang dibuat oleh badan usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan

usaha milik negara. Secara umum laporan keuangan meliputi :

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu ikhtisar dan

beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

Dalam laporan Laba Rugi ini juga melaporkan kelebihan pendapatan

terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau

keuntungan bersih (net income atau net profit). Apabila beban melebihi

pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).

2. Laporan Ekuitas Koperasi adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas

koperasi yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan

atau setahun. Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki

karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib,

modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha

belum dibagi.

3. Laporan Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar aktiva, kewajiban,

dan ekuitas koperasi pada tanggal tertentu biasanya akhir bulan atau akhir

tahun. Salah satu bentuk neraca adalah bentuk akun (account form)

karena menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, dimana

aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan kewajiban ekuitas pemilik di

sebelah kanan. Bentuk lain dari neraca adalah bentu laporan (report

form), yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah

aktiva.

4. Laporan Arus Kas (Cashflow) adalah suatu ikhtisar penerimaan kas

selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan

arus kas terdiri dari tiga bagian :

Page 33: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

a. Aktivitas Operasi

Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang

menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi

biasanya berbeda jauh dari jumlah laba bersih periode berjalan.

Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu

diterima dan dibayar secara tunai.

b. Aktivitas Investasi

Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan

aktiva tetap atau permanen.

c. Aktivitas Pendanaan

Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan

investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh

pemilik.

2.8. Pengertian Efektivitas dan Efisiensi

Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa

jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut

Hidayat dalam www.google.com (2009) efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah

tercapai. Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon dalam

www.google.com (2009) adalah pencapaian target output yang diukur

dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan

output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif

Efisiensi menurut Mulyamah dalam www.google.com (2009)

merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan

masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain

penggunaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian efisiensi menurut

Hasibuan dalam www.google.com (2009) adalah perbandingan yang terbaik

antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai

dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Page 34: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

2.9. Penelitian Terdahulu

Ervillia (2009) mengadakan penelitian tentang sistem akuntansi

dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem

Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah Waroeng Cokelat Bogor.

Peneliti membuat model sistem akuntansi sederhana dengan menggunakan

program Microsoft Excel 2007. Semua transaksi keuangan yang terjadi

dalam perusahaan dicatat dan dimasukkan dalam microsoft excel 2007

sehingga data tersusun rapi dan lebih akurat. Pada akhirnya penelitian ini

dapat menghasilkan suatu laporan keuangan berupa laporan neraca dan

laporan laba rugi yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan

pertimbangan untuk pengajuan penambahan modal pada investor-investor

dalam upaya mengembangkan volume usaha perusahaan.

Utami (2007) dalam skripsinya yang berjudul Perumusan dan

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja

Keuangan, membangun Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang dapat

menghasilkan output berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan

Laporan Laba Rugi serta Buku Pembantu Persediaan. Hasil penelitian ini

menghasilkan model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan

pada UKM A adalah Sistem Informasi Akuntansi yang menggunakan

Microsoft Excel, menggunakan metode pencatatan akrual yang dapat

menghasilkan Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi, Buku pembantu

persediaan, serta evaluasi kinerja keuangan UKM A, yang akan memenuhi

kebutuhan penanaman modal di UKM A.

Skripsi mengenai sistem perumusan dan penerapan akuntansi juga

dilakukan oleh Fansuri (2006). Dalam skripsinya yang berjudul Analisis

Perumusan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah di

UKM OZY Air Craft Model Bogor, peneliti mengembangkan sistem

akuntansi yang sudah ada di UKM tersebut. Pada akhirnya penelitian ini

mengukur efektifitas dan efisiensi dari sistem yang dibuat berdasarkan pada

input, process, output, benefit dan impact. Hasil dari penelitian ini adalah

model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering

digunakan oleh Aircraft Model.

Page 35: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Sebuah usaha yang dinilai cukup memadai tentu mengalami

persaingan yang cukup ketat. Koperasi sebagai badan usaha kerakyatan yang

memiliki prospek cemerlang juga tidak lepas dari persaingan. Untuk

mencapai keberhasilan dan dapat bersaing dengan usaha sejenis lainnya maka

koperasi harus memiliki kondisi yang baik dalam berbagai aspek baik aspek

keuangan, pemasaran maupun pengelolaan sumber daya manusia. Pada

penelitian ini aspek yang menjadi sorotan utama adalah kondisi koperasi

diamati dari kondisi pencatatan keuangannya yang telah dilakukan selama ini.

Beberapa koperasi belum menerapkan sistem pencatatan yang rapi dan tertib,

dimana sistem pencatatan keuangan belum baik. Salah satu koperasi yang

belum memiliki pencatatan keuangan yang baik adalah Koperasi Mitra Karsa,

sehingga penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Mitra Karsa. Penelitian

ini berisi tentang bagaimana pencatatan keuangan yang baik dengan

menggunakan sistem akuntansi yang sesuai dengan aktivitas keuangan

koperasi tersebut.

Setiap koperasi tentu memiliki aktivitas keuangan berupa transaksi-

transaksi penerimaan maupun pengeluaran tiap periode tertentu.

Mengidentifikasi transaksi-transaksi tersebut menjadi sebuah informasi akun

yang terperinci merupakan langkah awal mengumpulkan data keuangan.

Selanjutnya akun yang didapat diklasifikasikan menjadi sebuah akun-akun

dan dikelompokkan sesuai dengan kelompok akun yang dimasukkan ke

dalamnya. Akun-akun yang telah dikelompokkan selanjutnya dapat dijadikan

sebagai bagian sistem akuntansi yang akan dibentuk nantinya.

Pada Koperasi Mitra Karsa sistem akuntansi yang sudah ada yang

mencerminkan aktivitas keuangan mereka adalah buku harian kas masuk dan

kas keluar. Akan tetapi, sistem akuntansi tersebut belum dapat

menginformasikan kondisi keuangan koperasi secara terperinci. Pihak

manajemen koperasi sendiri menginginkan sistem akuntansi yang lebih baik

yang dapat membantu mereka dalam menyusun laporan keuangan sehingga

Page 36: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

memudahkan pihak manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi

kemajuan koperasi. Tidak hanya pihak manajemen, anggota Koperasi Mitra

Karsa juga mengharapkan agar sistem pencatatan koperasi menjadi lebih baik

terutama dalam kemudahan mengakses informasi catatan keuangan setiap

anggota koperasi. Oleh karena itu, perlu dibentuk suatu sistem akuntansi yang

ideal yang dapat memenuhi harapan dari pihak manajemen dan anggota

Koperasi Mitra Karsa.

Pembentukan sistem akuntansi dilakukan berdasarkan pada sistem

akuntansi koperasi yang tidak berbeda jauh dengan sistem akuntansi pada

perusahaan dagang. Tahapan yang akan dilakukan adalah pembuatan nama

akun, pembentukan jurnal, pembentukan buku besar, dan pembentukan

laporan keuangan. Sistem akuntansi yang akan dibentuk akan disesuaikan

dengan kemampuan dan aktivitas Koperasi Mitra Karsa. Penerapan sistem

akuntansi ini dilakukan pada jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang

digunakan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dengan acuan dari

transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh Koperasi Mitra Karsa. Setelah

dilakukan penerapan maka dilakukan penilaian kefektifan dan keefisienan

penerapan sistem akuntansi. Penilaian dilakukan dengan membandingkan

pelaksanaan pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan sebelumnya

dengan pelaksanaan pencatatan dengan sistem akuntansi yang telah dibentuk.

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 37: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Karsa yang beralamat di

Jalan Gunung Batu No. 5, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat,

Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan

Agustus sampai dengan Desember 2009.

Kondisi SistemAkuntansi Koperasi

Mitra Karsa

Koperasi Mitra Karsa

Identifikasi AktivitasKeuangan Pada

Koperasi Mitra Karsa

PembentukanSistem Akuntansi

PenerapanSistem Akuntansi

Efektivitas dan EfisiensiSistem Akuntansi

Page 38: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

3.3. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pihak koperasi

dengan metode wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan

pengurus dan pengelola Koperasi Mitra Karsa. Proses wawancara ini

dilakukan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan Koperasi Mitra

Karsa, khususnya dalam sistem akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data pada Koperasi

Mitra Karsa, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, literatur,

kepustakaan, serta analisis transaksi bisnis Koperasi Mitra Karsa. Analisis

transaksi bisnis ini dilakukan pada semua transaksi yang mempengaruhi

posisi keuangan Koperasi Mitra Karsa.

3.4. Metode Pengambilan Data

Data yang akan digunakan dalam pembuatan sistem akuntansi adalah

data transaksi yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa pada periode tertentu.

Dimana data tersebut terurut berdasarkan tanggal transaksi.

Setelah sistem akuntansi tersebut diterapkan pada Koperasi Mitra

Karsa maka dilakukan evaluasi keefektifan dan keefisienan dari penggunaan

program GMATH-KOPERASI dengan cara menyebarkan kuesioner pada

pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa. Metode pengambilan sampel yang

digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi penggunaan program

GMATH-KOPERASI adalah metode purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel dilakukan secara sengaja atau tidak acak.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang dilakukan menggunakan suatu program

akuntansi yang dibentuk khusus untuk pencatatan keuangan koperasi.

Program akuntansi tersebut adalah program akuntansi GMATH-

Page 39: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

KOPERASI. Sedangkan metode analisis data menggunakan metode kualitatif

dan kuantitatif dengan analisis deskriptif. Pada dasarnya teori sistem

akuntansi pada program GMATH-KOPERASI tidak berbeda jauh dengan

sistem akuntansi pada perusahaan dagang yakni mengintegrasikan antara satu

jurnal dengan jurnal lainnya. Tahapan sistem akuntansinya sebagai berikut :

1. Pengumpulan Bukti-bukti Transaksi

Selayaknya sebuah proses yang harus dapat

dipertanggungjawabkan, akuntansi membutuhkan bukti-bukti yang dapat

mendasari sebagai pencatatan. Bukti transaksi merupakan dasar yang

nantinya akan diolah dalam sistem akuntansi untuk mendapatkan laporan

keuangan. Bukti transaksi yang dibutuhkan antara lain :

a. Bukti Kas Masuk (BKM), merupakan bukti-bukti yang berhubungan

dengan pemasukan kas.

b. Bukti Kas Keluar (BKK), merupakan bukti-bukti pengeluaran kas.

c. Bukti pembelian (BP), merupakan bukti yang berkaitan dengan

transaksi penjualan yang terjadi pada perusahaan.

d. Bukti penjualan (BJ), merupakan bukti yang berkaitan dengan

transaksi penjualan yang terjadi pada perusahaan.

2. Pengkodean Akun

Pemberian kode transaksi diperlukan untuk mempermudah

pencatatan hingga pelaporan keuangan. Hal ini sangat berguna pada saat

peng-entry-an transaksi. Pengkodean akun pada koperasi adalah sebagai

berikut :

a. Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva

b. Nomor akun 2 untuk golongan akun hutang

c. Nomor akun 3 untuk golongan akun modal

d. Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan

e. Nomor akun 5 untuk golongan akun beban atau biaya

3. Pembentukan Neraca Saldo Awal

Neraca saldo dibuat didasarkan pada sisa atau saldo awal suatu

akun. Saldo awal ini didapatkan berdasarkan saldo akhir pada periode

sebelumnya yang dilakukan dengan proses tutup buku. Neraca saldo

Page 40: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

meringkas semua perkiraan yang ada pada buku besar hingga dapat

menjadi sumber keterangan untuk melakukan pembuatan laporan laba

rugi dan neraca.

4. Pembuatan Jurnal Umum

Bukti pencatatan yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam proses

pencatatan. Salah satu proses pencatatan adalah jurnal. Jurnal dibuat

berdasarkan pada dokumen bukti transaksi dan dicatat sebagai akun yang

sesuai. Sedangkan nominal yang tertera akan dicatat sebagai debet

maupun kredit sesuai dengan saldo nominal akun transaksi tersebut.

5. Pembuatan Buku Besar

Pengertian buku besar atau biasa disebut ledger diawali dengan

pengertian akun terlebih dahulu. Akun adalah formulir atau daftar yang

digunakan untuk mencatat perubahan keadaaan keuangan baik itu harta,

hutang, modal, atau biaya yang disebabkan oleh semua transaksi sebuah

perusahaan dalam waktu tertentu. Daftar ini dikumpulkan dan kumpulan

itulah yang disebut buku besar. Dalam buku besar dapat digambarkan

bertambah dan berkurangnya suatu akun dari suatu transaksi periode

tertentu serta menghitung saldo akhir yang dihasilkan pada akhir periode

tertentu.

6. Pembuatan Laporan Laba Rugi (L/R)

Laporan ini menunjukkan untung atau ruginya sebuah perusahaan

dalam suatu periode tertentu. Laporan Laba Rugi merupakan merupakan

ringkasan antara pendapatan dan biaya dalam kegiatan operasional

perusahaan.

7. Pembuatan Laporan Neraca

Neraca disusun untuk mengetahui posisi Harta, Kewajiban, dan

Ekuitas/Modal koperasi. Dalam neraca menggambarkan bagaimana

perusahaan mengelola harta, kewajiban, dan ekuitas koperasi.

Tahapan-tahapan akuntansi diatas secara garis besar dapat

digambarkan dengan diagram sistem akuntansi yang dapat dilihat pada

Gambar 3. Diagram sistem akuntansi ini menggambarkan hubungan

antara input, pemrosesan dan output sebuah sistem informasi akuntansi.

Page 41: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

LaporanPerubahan Modal

START

Neraca Saldo Awal

Input JurnalUmum/Transaksi

Input TransaksiSelesai?

Ya

SELESAI

Posting Data

Buku Besar

LaporanArus Kas

LaporanNeraca

LaporanLaba Rugi

Page 42: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Koperasi

4.1.1 Sejarah Koperasi Mitra Karsa

Koperasi Mitra Karsa berdiri pada tanggal 7 Januari 1980.

Lokasi Koperasi ini berada di Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor.

Koperasi Mitra Karsa telah terdaftar di kantor wilayah koperasi

Provinsi Jawa Barat pada tanggal 25 September 1980 dengan Badan

Hukum No. 7123/BH/DK-10/9 serta mempunyai Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) No. 46/SK/DK-10/F/1981 tanggal 27 Januari

1981. Pendirian koperasi ini dipelopori oleh Ir. Ridwan, Drs. Hasan

Mutraram, Ir. Akub J. Abdurahman Ms, Mochamad Bardin dan

Tukimin Bc, EK.

Mula-mula Koperasi Mitra Karsa merupakan lingkup Lembaga

Penelitian Hasil Hutan (LPHH) yang dibawah naungan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian sehingga dinamai Koperasi

Pegawai Penelitian Hasil Hutan Mitra Karsa. Kemudian pada tanggal

25 September 1981 lingkup anggota Koperasi Mitra Karsa bertambah

menjadi tiga, yaitu Balai Penelitian Hasil Hutan (LPHH), Balai

Penelitian Hutan (BPH), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan (Puslitbang Kehutanan).

Pada awal tahun 1982 di lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, diadakan reorganisasi khusus bidang

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Koperasi Mitra Karsa

mengajukan permohonan perubahan status, permohonan ini disetujui

oleh kantor Kabupaten Bogor dengan surat persetujuan tanggal 25

Januari 1983 No. 32/KK/103/3.1/1983. Selanjutnya atas dasar surat

persetujuan tersebut, pengurus koperasi mengadakan perubahan stempel

yang tertuang dalam surat Ketua Koperasi Mitra Karsa tanggal 5 Maret

1983 No. 125/KOP/MK/111/1983 yang disampaikan ke berbagai

instansi yang erat kaitannya dengan Koperasi Mitra Karsa.

Page 43: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Masih dalam periode kepengurusan 1982-1984 terjadi lagi re-

organisasi yang mendasar yaitu dengan dibentuknya Departemen

Kehutanan. Terjadinya re-organisasi tersebut menyebabkan Koperasi

Mitra Karsa mengajukan kembali permohonan perubahan status. Pada

tanggal 9 Desember 1992 Koperasi Mitra Karsa ditetapkan berada di

bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Departemen Kehutanan dengan Badan Hukum Nomor

7123/A/BH/KWK 10/5 dan namanya berubah menjadi, “Koperasi

Pegawai Negeri Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Mitra

Karsa”.

Tujuan didirikannya Koperasi Mitra Karsa adalah untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya, demi mengembangkan kesejahteraan

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Untuk mencapai tujuan tersebut Koperasi Mitra Karsa berusaha

memberi kemudahan bagi para anggotanya dalam memperoleh barang

kebutuhan pokok dan kebutuhan sandang melalui kegiatan usaha Unit

Toko dan Unit Simpan Pinjam. Kegiatan usaha ini direspon baik oleh

para anggota terutama anggota dari golongan ekonomi menengah ke

bawah. Mengingat ketika itu, kondisi perekonomian rakyat Indonesia

masih sangat terpuruk dengan kondisi politik yang tidak stabil.

Anggota koperasi terus bertambah dari tahun ke tahun. Saat ini

anggota Koperasi Mitra Karsa berjumlah 478 orang yang berasal dari

lima lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

(Puslitbang Kehutanan). Kelima lingkup Puslitbang tersebut adalah

Sekretariat Badan Litbang (SB), Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA), Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil Hutan (P3HH), Pusat Penelitian Sosial Ekonomi

(P2SOSEK), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman

(P3HT). Selain berbadan hukum dan memiliki Surat Izin Usaha Dagang

(SIUP), Koperasi Mitra Karsa juga terdaftar di kantor perpajakan

dengan Nomor Pemilik Wajib Pajak (NPWP) 01.04.2.65.00331.

Page 44: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4.1.2 Struktur Organisasi

Suatu organisasi dimanapun berada pasti membutuhkan

kepengurusan yang dapat menjalankan kegiatan usaha dalam rangka

mencapai tujuan organisasi tersebut. Sesuai dengan Undang-Undang

Koperasi No. 25 Tahun 1992 Bab IV pasal 21 maka Koperasi Mitra

Karsa mempunyai perangkat organisasi yang terdiri dari rapat anggota,

pengurus, pengawas dan pengelola.

Berdasarkan UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, Rapat Anggota

Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

koperasi. Rapat Anggota Tahunan setidaknya dilaksanakan sekali dalam

setahun setelah tutup tahun buku. Namun bila ternyata ada keputusan

yang harus segera dibuat dan wewenangnya ada pada rapat anggota

maka koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa atas

kehendak pengurus, pengawas, dan usulan tertulis dari anggota minimal

sepuluh persen dari jumlah anggota.

Pengurus dan pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota

dalam rapat anggota. Kedudukan pengurus dan pengawas adalah

sejajar. Dalam arti memiliki posisi yang sama tingginya dalam

organisasi koperasi. Pengurus bertugas mengelola organisasi dan usaha

koperasi sedangkan pengawas diberi mandat untuk melakukan

pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.

Pengelola koperasi yang terdiri dari manajer dan karyawan diangkat

dan diberhentikan oleh pengurus. Dimana tugas pengelola adalah

mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan profesional.

Pembina Koperasi Mitra Karsa adalah Kepala Badan Litbang

Kehutanan, yang berperan memberikan bimbingan dan kemudahan

untuk menciptakan kondisi yang dapat mendorong pertumbuhan

koperasi demi tercapainya kesejahteraan anggota. Koperasi Mitra Karsa

sudah mengalami pergantian pengurus sebanyak lima kali. Umumnya

setiap kepengurusan menjabat selama lima hingga enam tahun.

Pengurus dan pengawas Koperasi Mitra Karsa dipilih dari Pegawai

Negeri Sipil (PNS) Kehutanan yang masih aktif. Hal ini menyebabkan

Page 45: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

pengurus tidak dapat sepenuhnya ada untuk mengelola kegiatan

operasional koperasi. Oleh karena itu, pengurus mengangkat pengelola

koperasi yang terdiri dari manajer bisnis dan karyawan.

Manajer bisnis bertugas mengelola semua unit usaha,

melakukan upaya penagihan piutang, melakukan upaya pengembangan

usaha melalui kerjasama dengan berbagai pihak serta bertanggung

jawab kepada ketua koperasi. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya

tersebut manajer bisnis dibantu oleh para karyawan. Karyawan

Koperasi Mitra Karsa berjumlah tujuh orang yang dibagi menjadi tiga

bagian yaitu dua orang karyawan staf administrasi, tiga orang karyawan

staf toko dan dua orang karyawan staf kantin.

Tugas staf administrasi adalah membantu pencatatan

pembukuan dan administrasi koperasi. Sedangkan tugas staf toko yaitu

melaksanakan pembelian dan penjualan barang dagangan serta

mencatat pemasukan dan pengeluaran barang. Staf kantin bertugas

melayani anggota dalam hal makanan dan membuat pembukuan kantin.

Semua karyawan tersebut bertanggung jawab kepada manajer bisnis

dan secara langsung melayani anggota Koperasi Mitra Karsa. Dimana

anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi

itu sendiri. Struktur organisasi Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada

Gambar 4.

Page 46: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Gambar 4. Struktur organisasi koperasi Mitra Karsa

4.1.3 Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Karsa

1. Unit Usaha Simpan Pinjam

Unit usaha simpan pinjam masih menjadi unit usaha yang

utama. Unit usaha ini membantu anggota untuk mendapatkan dana

secara kredit. Dana-dana yang disalurkan umumnya ditujukan untuk

biaya sekolah/kuliah, perbaikan/membangun rumah, menjalankan

usaha dan pembelian barang. Pinjaman di Koperasi Mitra Karsa

dibagi menjadi dua yaitu pinjaman jangka pendek dan pinjaman

jangka panjang.

Pinjaman jangka pendek nilainya sampai dengan

Rp. 1.000.000 dan tidak dikenakan jasa pinjaman karena jangka

waktunya hanya satu bulan. Dimana pembayarannya tidak melalui

potong gaji. Anggota yang meminjam sepakat akan membayar

Rapat Anggota Tahunan

Pengawas

Manajer Bisnis

Staf Administrasi

Staf Toko

Anggota Koperasi

PengurusPembina

Staf Kantin

Page 47: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

langsung ke koperasi. Namun jika setelah satu bulan pinjaman

tersebut tidak dibayar maka akan ditagih dengan cara potong gaji

dan dikenakan jasa 1,5 persen per bulan. Prosedur pinjaman untuk

pinjaman jangka pendek yaitu, pertama anggota mengajukan

permohonan pinjaman kepada pengelola koperasi untuk di cek

ketersediaan dananya lalu dilakukan pembayaran oleh pihak koperasi

dan dicatat dalam kartu piutang anggota.

Jika pengajuan pinjaman diatas Rp. 1.000.000 maka disebut

pinjaman jangka panjang. Jasa pinjaman sebesar 1,5 persen per bulan

dari sisa per tanggal 20. Berbeda dengan prosedur pinjaman jangka

pendek untuk pengajuan pinjaman jangka panjang sebelum formulir

permohonan pengajuan pinjaman diajukan ke koperasi anggota

terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari bendahara gaji unit kerja

masing – masing. Hal tersebut dilakukan untuk pengecekan

ketersediaan sisa gajinya dalam membayar angsuran. Apabila

disetujui oleh Bendahara Gaji maka permohonan pinjaman dapat

diserahkan kepada Ketua Koperasi melalui pengelola untuk dicek

ketersediaan dananya dan sisa hutangnya di koperasi. Apabila

anggota tersebut telah memenuhi syarat maka dilakukan pembayaran

oleh pihak koperasi dan dicatat dalam kartu piutang anggota.

Pembayaran angsuran dilakukan dengan cara pemotongan gaji.

Pinjaman anggota ini akan menimbulkan piutang pinjaman.

2. Unit Usaha Toko

Unit usaha ini bertujuan memudahkan para pegawai Badan

Litbang Kehutanan berbelanja kebutuhan sehari-hari dan

mengefisiensikan waktu dan tenaga mereka. Penjualan pada unit

usaha toko ini dibagi menjadi penjualan toko dan penjualan barang.

Penjualan toko adalah penjualan barang kebutuhan pokok seperti

sembako sedangkan penjualan barang adalah penjualan barang

kebutuhan sekunder seperti Handphone dan TV. Dimana

pembayaran transaksi toko baik penjualan toko maupun penjualan.

Page 48: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

barang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit bagi anggota

koperasi. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang toko

dan piutang barang.

Pengadaan barang yang ada di toko dilakukan sendiri oleh

petugas toko atau berasal dari supplier yang datang ke koperasi.

Namun sistem ini tidak terikat dimana jika harga yang ditawarkan

oleh supplier tidak kompetitif maka koperasi tidak mempunyai

kewajiban untuk mengambilnya. Untuk pengadaan barang-barang

sekunder sistem dagang yang digunakan adalah sistem konsinyasi,

yaitu supplier menitipkan barang dagangan mereka ke koperasi, bila

ada barang yang terjual barulah koperasi membayarkan total harga

barang yang terjual tersebut pada supplier. Sedangkan sisa barang

yang tidak terjual dapat diambil kembali atau diretur oleh supplier.

3. Unit Kantin

Unit usaha ini hanya berupa pengambilan jasa atau sewa

tempat kepada para pedagang yang menjual makanan di kantin

koperasi. Pendirian unit usaha kantin bertujuan untuk melayani para

pegawai Badan Litbang Kehutanan dalam hal tempat makan.

Terdapat empat stand makanan di kantin koperasi yang

menjual bermacam-macam makanan mulai dari makanan cemilan

sampai makanan yang disajikan secara prasmanan. Sistem jasa atau

sewa tempat yang diberlakukan yaitu koperasi mengambil

keuntungan sebesar sepuluh hingga dua puluh persen dari volume

penjualan mereka setiap hari dan para penjual tersebut langsung

menyetorkannya kepada pengelola koperasi. Pendapatan sewa

tempat pada unit usaha kantin ini dianggap sebagai penjualan kantin.

4.1.4 Keuangan

Keuangan Koperasi Mitra Karsa diatur langsung oleh ketua

koperasi. Dimana ketua koperasi merupakan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang masih aktif yang tidak dapat sepenuhnya berada di

Koperasi Mitra Karsa sehingga Beliau memberi kuasa dan tanggung

jawab kepada pengelola yakni, manajer bisnis koperasi untuk mengatur

Page 49: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

keuangan koperasi. Selanjutnya manajer bisnis akan melaporkan

kondisi keuangan kepada ketua koperasi.

Namun sampai saat ini pencatatatan keuangan koperasi masih

dilakukan secara sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan

pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada

hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa,

tidak dapat menggambarkan kondisi keuangan koperasi yang

sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang

mampu memberikan informasi mengenai kondisi keuangan koperasi

sekaligus membenahi administrasi koperasi yang masih kurang

terorganisir dan belum tersusun baik yang berakibat sulitnya mengambil

suatu keputusan manajemen yang tepat.

4.2. Sistem Akuntansi di Koperasi Mitra Karsa

Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk

memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan suatu

organisasi ataupun perorangan. Hasil yang dikeluarkan oleh sistem ini

digunakan seseorang ataupun organisasi sebagai dasar pengambilan

keputusan dan memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.

Koperasi Mitra Karsa dalam pencatatan keuangan hanya mencatat

penerimaan dan pengeluaran kas saja yang tercantum di buku harian kas

masuk dan buku harian kas keluar. Akibatnya, sulit mengetahui laba atau

keuntungan koperasi setiap bulannya. Administrasi koperasi saat ini memang

masih dalam tahap pembenahan karena belum terorganisir dengan baik.

Untuk pencatatan administrasi anggota sudah ada kartu anggota yang berisi

jumlah simpanan dan piutang masing-masing anggota. Hal tersebut dapat

membantu anggota untuk mengetahui informasi keuangan mereka di

koperasi. Akan tetapi, tetap saja sulit untuk mengetahui kondisi keuangan

koperasi yang sebenarnya apalagi usaha koperasi cukup beragam yang terdiri

dari tiga unit usaha yakni Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Toko, dan

Unit Usaha Kantin. Semakin tinggi skala usaha tentu semakin sulit juga

mengetahui keuntungan atau laba yang diperoleh bila hanya mengandalkan

pencatatan yang sederhana. Hal ini menyebabkan manajemen menjadi sulit

Page 50: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

untuk mengambil suatu keputusan seperti ekspansi atau menambah usaha

baru bila kondisi keuangan koperasi belum dapat diketahui secara jelas.

4.3. Program Akuntansi GMATH-KOPERASI

Pembentukan model sistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa

dibantu dengan program akuntansi GMATH-KOPERASI yang merupakan

program akuntansi khusus untuk koperasi. Program akuntansi GMATH-

KOPERASI adalah program yang terbentuk dari Microsoft Visual FoxPro

Versi 9.0. Dimana Microsoft Visual FoxPro Versi 9.0 merupakan salah satu

bahasa pemrograman yang cukup populer di dunia database programming

dengan berbagai keuntungan yang diperoleh dalam penggunaannya.

Keuntungan tersebut antara lain, dengan tool-tool yang disediakan membuat

struktur dan teknik pemrograman yang dimilikinya mudah dipahami oleh

pemakai, sehingga mempermudah pemakainya untuk membuat program yang

interaktif. Selain itu, dengan berbagai tool dan Powerfull Data Engine

Developers yang tersedia mampu mengelola data dalam kapasitas yang besar

sesuai kebutuhan serta terdapat dukungan Accessibility yaitu memberikan

fleksibilitas bagi programmer untuk mengelola semua tipe dan jenis aplikasi

database.

Nama sistem akuntansi GMATH-KOPERASI sendiri sebenarnya

diambil dari kata “jimat” yang artinya dipercaya dapat membantu atau

melindungi suatu hal yang baik. Dengan adanya program akuntansi ini

diharapkan dapat membantu dalam penyusunan laporan keuangan koperasi

sehingga dapat membantu koperasi untuk mengambil suatu keputusan

manajemen yang tepat demi kemajuan koperasi dan tercapainya

kesejahteraan anggota. Meski namanya masih terasa asing namun program

akuntansi GMATH-KOPERASI sendiri sudah banyak dipakai oleh koperasi -

koperasi di kota Bogor, Jakarta, dan Batam. Tampilan utama GMATH-

KOPERASI dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 51: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4.4. Siklus Kerja Sistem Akuntansi

Siklus akuntansi adalah kegiatan yang diawali dengan pengumpulan

data transaksi, proses menjurnal dan klasifikasi transaksi, penyusunan neraca

saldo hingga pembuatan laporan keuangan. Dimana siklus akuntansi ini

digunakan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan

keuangan suatu organisasi ataupun perorangan sebagai dasar pengambilan

keputusan manajemen.

Saat ini siklus akuntansi pada Koperasi Mitra Karsa hanya terdapat

pencatatan pada buku harian kas masuk dan buku harian kas keluar yang

merujuk pada bukti-bukti transaksi yang terjadi setiap hari. Untuk transaksi

yang terkait dengan anggota seperti simpanan dan piutang anggota langsung

dicatat di buku administrasi setiap anggota.

Kurang lengkapnya siklus akuntansi yang ada menyebabkan Koperasi

Mitra Karsa kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu,

pada penelitian ini dirujuk sistem akuntansi GMATH-KOPERASI. Dimana

siklus kerja atau urutan kerja sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan siklus

akuntansi pada umumnya yaitu pengumpulan data transaksi, pembuatan

jurnal, klasifikasi transaksi, penyusunan neraca saldo hingga pembuatan

Page 52: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

laporan keuangan. Sebagian besar sistem telah terintegrasi satu sama lainnya,

sehingga tidak semua dikerjakan secara manual. Sebelum menggunakan

sistem maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengumpulkan

bukti-bukti transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra Karsa. Setelah itu barulah

kita menggunakan sistem dimana penggunaan sistem ini dimulai dari

pengisian saldo awal. Hal ini wajib dilakukan karena sheet ini sangat penting

bagi buku besar, laporan neraca, dan laporan laba rugi.

Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pencatatan semua transaksi

pada jurnal umum. Pada jurnal umum yang dilakukan secara manual adalah

pengisian tanggal transaksi, nomor bukti, keterangan transaksi, jumlah

transaksi dan pemilihan akun yang terpengaruh pada debet dan kredit. Setelah

kolom diisi secara manual, maka kolom yang lain akan secara otomatis terisi.

Pengguna sistem hanya memilih nomor akun yang akan dilihat, maka semua

kolom yang ada akan terisi secara otomatis. Data yang ada pada buku besar

merujuk pada jurnal umum.

Selain buku besar yang secara otomatis memunculkan data, laporan

keuangan (laporan neraca dan laporan laba rugi) juga sudah otomatis

terbentuk dan nilai-nilainya akan secara otomatis muncul. Hanya saja neraca

dan laporan laba rugi untuk nama-nama akunnya diisi secara manual,

sehingga neraca dan laporan laba rugi dari awal sudah disediakan. Ada

beberapa bagan sistem akuntansi yang tidak dibuat seperti laporan arus kas,

perubahan modal dan harga pokok. Hal ini disebabkan pihak Koperasi Mitra

Karsa tidak membutuhkannya untuk saat ini karena pihak Koperasi Mitra

Karsa masih dalam tahap pembelajaran menggunakan GMATH-KOPERASI,

sehingga sistem yang dibuat terbatas. Urutan kerja sistem akuntansi yang

dibuat dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 53: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Gambar 6. Urutan sistem akuntansi

4.5. Pembentukan Sistem Akuntansi

Dalam pembentukan sistem akuntansi pada Koperasi Mitra Karsa

dengan menggunakan program akuntansi GMATH-KOPERASI tahapan yang

dilakukan adalah pengumpulan bukti transaksi, pengklasifikasian akun dan

nama akun serta pembuatan saldo awal, pencatatan transaksi-transaksi,

pembuatan buku besar, dan pembuatan laporan keuangan.

4.5.1 Pengumpulan Bukti Transaksi

Tahap awal suatu kegiatan akuntansi adalah identifikasi dan

pengumpulan bukti-bukti tentang semua transaksi yang pernah terjadi

pada perusahaan. Bukti transaksi tersebut merupakan data dasar yang

nantinya akan diolah dalam sistem akuntansi untuk mendapatkan

laporan keuangan. Bukti-bukti transaksi yang terdapat di Koperasi

Mitra Karsa adalah sebagai berikut :

Saldo AwalAkun

Buku Besar

Jurnal Umum

Laporan Keuangan

uangan

LaporanArus Kas

LaporanLaba Rugi

LaporanNeraca

LaporanPerubahan

Modal

Page 54: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

1. Bukti Kas Masuk (BKM), merupakan bukti-bukti yang berhubungan

dengan pemasukan kas pada Koperasi Mitra Karsa seperti simpanan

anggota, setoran piutang anggota dan lainnya.

2. Bukti Kas Keluar (BKK), merupakan bukti-bukti pengeluaran kas

Koperasi Mitra Karsa seperti pembayaran gaji, pembelian

perlengkapan kantor, pembayaran telepon, dan lain-lain.

3. Bukti Penjualan (BJ), merupakan bukti yang berkaitan dengan

transaksi penjualan yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa.

4. Bukti Pembelian (BP), merupakan bukti yang berkaitan dengan

transaksi pembelian pada Koperasi Mitra Karsa.

4.5.2 Pengklasifikasian Akun

Pengklasifikasian atau pengkodean nomor dan nama akun

diperlukan untuk mempermudah pencatatan transaksi hingga pelaporan

keuangan. Hal ini sangat berguna pada saat peng-entry-an transaksi.

Untuk mengklasifikasi nomor dan nama akun di Koperasi Mitra Karsa

maka harus melihat dari transaksi keuangan di Koperasi Mitra Karsa.

Nama akun yang digunakan disesuaikan berdasarkan aktivitas transaksi

keuangan yang sering dilakukan oleh koperasi Mitra Karsa. Nomor dan

nama akun digunakan dalam tahap-tahap selanjutnya. Nomor dan nama

akun dapat dihapus dan ditambahkan jika diperlukan.

Nomor akun dimulai dari angka 1 untuk kelompok harta,

angka 2 untuk kelompok hutang, angka 3 untuk kelompok modal, angka

4 untuk kelompok pendapatan dan angka 5 untuk kelompok biaya.

Nomor dan nama akun yang digunakan di Koperasi Mitra Karsa dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi Nomor dan Nama Akun di KoperasiMitra Karsa

NOMOR AKUN NAMA AKUN10000 Aktiva11000 Aktiva Lancar11100 Kas dan Setara Kas11110 Kas11120 BRI

Page 55: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Tabel 5.NOMOR AKUN NAMA AKUN

11200 Piutang Usaha11210 Piutang Pinjaman11220 Piutang Barang11230 Piutang Toko12000 Aktiva Lainnya12100 Investasi pada KPKRI12200 Investasi pada KPWN13000 Aktiva Tetap13100 Kendaraan Bermotor13110 Ak. Peny. Kendaraan Bermotor13200 Peralatan Kantor13210 Ak. Peny. Peralatan Kantor20000 Kewajiban21000 Kewajiban Lancar21100 Hutang Usaha21200 Hutang Dana Pengurus21300 Hutang Dana Karyawan21400 Hutang Dana Sosial21500 Hutang Dana Wilayah Kerja21600 Hutang Dana Pendidikan21700 Hutang Dana Bagian SHU21800 Hutang Simpanan Sukarela21900 Hutang Jasa Simpanan Sukarela30000 Modal31000 Simpanan Pokok32000 Simpanan Wajib33000 Donasi34000 Cadangan35000 Sisa Hasil Usaha40000 Pendapatan Usaha41000 Pendapatan Simpan Pinjam42000 Penjualan Toko43000 Penjualan Barang44000 Penjualan Kantin50000 Biaya-Biaya51000 HPP Barang Dagangan52000 Biaya Gaji dan Tunjangan Pegawai53000 Biaya Transportasi54000 Biaya Telepon55000 Biaya Perlengkapan Kantor56000 Biaya Penyusutan57000 Biaya Petugas Kebersihan58000 Biaya Honor Pemotong Gaji59000 Biaya Lain-Lain

Page 56: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4.5.3. Neraca Saldo Awal

Pada sheet terdapat kolom nomor akun, nama akun, kelompok

akun dan saldo awal. Nomor dan nama akun merupakan hasil dari

pengklasifikasian yang telah dilakukan. Kelompok akun disesuaikan

dengan masing-masing akun. Saldo awal yang dimaksudkan adalah

saldo awal akun yang berasal dari saldo akhir bulan sebelumnya

ataupun hasil perhitungan transaksi yang telah dilakukan. Dalam

program GMATH-KOPERASI pembentukan nomor dan nama akun

dilakukan bersamaan dengan pencantuman saldo awal. Setelah meng-

input nomor dan nama akun maka selanjutnya mencantumkan saldo

awal apabila akun tersebut memiliki saldo awal. Tampilan set up nomor

akun, nama akun dan saldo awal dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan set up akun dan saldo awal

4.5.3 Jurnal Umum

Jurnal umum dibuat untuk menuliskan semua transaksi yang

terjadi di Koperasi Mitra Karsa. Transaksi ini akan mempengaruhi dua

atau lebih akun yang ada pada bagian debet dan kredit. Dalam program

GMATH-KOPERASI ini jurnal umum yang telah dibuat akan secara

langsung datanya masuk ke dalam laporan keuangan.

Page 57: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Pada set up jurnal umum ini terdapat beberapa komponen yang

tersedia, antara lain :

1. Judul jurnal yang terdiri dari nama Koperasi Mitra Karsa dan

tanggal periode jurnal tersebut. Nama Koperasi Mitra Karsa dan

tanggal periode akan otomatis ada dan sesuai dengan sheet saldo

awal akun.

2. Terdapat tanggal transaksi yang menginformasikan kapan transaksi

yang dicatat terjadi.

3. Nomor bukti yang berfungsi sebagai tanda atau identitas transaksi

yang sudah tercatat. Untuk pemasukan kas nomor bukti diawali

dengan huruf D (Debet) dan untuk pengeluaran kas diawali dengan

huruf K (Kredit).

4. Kolom nomor dan nama akun, dimana kolom nomor akun yang

dipilih sesuai dengan transaksi yang terjadi dan nama akun akan

otomatis muncul jika nomor akun sudah terpilih. Ketika jumlah

transaksi dimasukkan pada kolom jumlah di debet, maka secara

otomatis kolom jumlah di sisi kredit pun akan memunculkan angka

yang sama.

5. Kolom keterangan merupakan kolom untuk mencatat kegiatan yang

terjadi selama periode tertentu.

6. Sel jumlah total kredit yang akan sama dengan total debet.

7. Ketika melakukan input data, apabila data yang dimasukkan

seimbang pada kolom debet dan kolom kredit maka yang akan

muncul adalah komentar “PEREKAMAN BERHASIL!” dan apabila

kedua sisi tidak seimbang maka yang akan muncul adalah

“JUMLAH TIDAK BALANCE”. Apabila jumlah debet dan kredit

belum balance maka lakukan double klik pada salah satu jumlah

total kredit atau debet. Tampilan set up Jurnal Umum dapat dilihat

pada Gambar 8.

Page 58: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Gambar 8. Tampilan set up jurnal umum

4.5.4 Pembuatan Buku Besar

Pengertian buku besar atau biasa disebut ledger diawali

dengan pengertian akun terlebih dahulu. Akun adalah formulir atau

daftar yang digunakan untuk mencatat perubahan keadaan keuangan

baik itu harta, hutang, modal, atau biaya yang disebabkan oleh semua

transaksi sebuah perusahaan dalam waktu tertentu.

Daftar ini dikumpulkan dan kumpulan itulah yang disebut

buku besar. Tampilan ketika membuka buka besar dapat dilihat pada

Gambar 9. Bagian-bagian dari buku besar ini antara lain adalah :

1. Judul Buku Besar yang terdiri dari nama Koperasi Mitra Karsa,

nama akun dan nomor akun yang dilihat serta tanggal periode jurnal

tersebut. nama Koperasi Mitra Karsa, nama akun dan nomor akun

yang dilihat serta tanggal periode jurnal tersebut akan otomatis ada

dan sesuai dengan sheet saldo awal akun.

2. Nomor akun yang berfungsi sebagai pilihan untuk melihat akun

yang akan dilihat.

3. Nama akun yang otomatis akan keluar ketika kita memilih nomor

akun.

Page 59: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4. Saldo awal yang merupakan informasi awal dari sebuah akun yang

diperoleh dari sheet saldo awal akun.

5. Kolom tanggal transaksi yang merujuk pada tanggal transaksi di

jurnal akan muncul sesuai dengan akun yang dipilih sebelumnya

pada nomor akun lain.

6. Kolom uraian transaksi pun akan muncul secara otomatis ketika

nomor akun dipilih.

7. Kolom debet dan kredit merupakan kolom nilai transaksi yang

dilakukan per transaksi yang merujuk pada jurnal. Debet atau kredit

yang diisi sesuai dengan transaksi yang dipilih, pada saat transaksi

terjadi akun tersebut berada pada posisi kredit atau debet.

8. Kolom saldo merupakan hasil penjumlahan dari saldo transaksi

sebelumnya ditambah transaksi yang terjadi pada kolom debet dan

dikurangi pada kolom kredit.

9. Total merupakan hasil pengurangan dari kolom debet dan kolom

kredit.

Gambar 9. Tampilan membuka buku besar

Page 60: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4.5.5 Pembuatan Laporan Keuangan

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dapat menjelaskan tentang penghasilan,

biaya dan selisih keduanya dalam sebuah perusahaan dalam waktu

tertentu. Laporan ini menunjukkan untung atau ruginya sebuah

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Pada laporan Laba Rugi ini terdapat unsur-unsur kolom

keterangan yang memuat akun-akun terpengaruh di dalam laporan

laba rugi. Akun-akun yang termasuk dalam laporan laba rugi adalah

akun pendapatan dan akun biaya.

Dari hasil perhitungan pada form ini, nilai pada akhir

periode akan ditransfer pada form laporan Laba Rugi yang akan

dipublikasikan pada pihak eksternal Koperasi Mitra Karsa.

Tampilan ketika membuka Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada

Gambar 10.

Gambar 10. Tampilan membuka laporan laba rugi

b. Laporan Neraca

Salah satu laporan keuangan yang dibuat di akhir tahun

adalah neraca (balance sheet), yakni sebuah laporan yang

menjelaskan posisi harta, hutang dan modal sebuah perusahaan pada

Page 61: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

waktu tertentu. Akun-akun yang terlibat dalam neraca merupakan

akun harta dengan nomor 1, akun hutang dengan nomor akun 2 dan

modal dengan nomor akun 3.

Ada dua kelompok besar yaitu kelompok passiva pada sisi

kanan dan kelompok aktiva pada sisi kiri dan kedua sisi ini harus

sama total akhirnya pada awal periode dan akhir periode.

Unsur-unsur yang terdapat pada laporan neraca yang dibuat

adalah sebagai berikut :

1. Sisi kiri atau sisi aktiva terdiri dari nama aktiva lancar dan

aktiva tetap. Akun – akun yang terdapat pada aktiva lancar

ditandai dengan nomor akun 11100 seperti akun kas, akun bank

BRI dan lainnya. Sedangkan untuk aktiva tetap ditandai dengan

nomor 13000 seperti kendaraan dan peralatan

2. Sisi kanan atau passiva terdiri dari kelompok hutang yang

merupakan akun-akun yang berangka nomor 2 serta kelompok

ekuitas atau modal dengan nomor akun 3.

3. Untuk nilai laba periode berjalan pada kolom periode berjalan di

form neraca akan otomatis muncul yang diperoleh dari laporan

laba rugi pada periode yang sama.

Nilai pada kolom akhir periode pada form neraca ini, akan

ditransfer pada form neraca yang akan digunakan untuk laporan

keuangan ke pihak eksternal Koperasi Mitra Karsa. Form neraca ini

terdiri dari :

1. Judul neraca yang terdiri dari nama koperasi dan tanggal periode

neraca tersebut. Nama Koperasi dan tanggal periode akan

otomatis ada karena sudah dilakukan penyettingan.

2. Nomor dan nama akun ditulis secara manual dan disesuaikan

dengan form neraca pada sheet sebelumnya.

3. Saldo pada form ini akan otomatis muncul dan sesuai dengan

nilai akhir periode pada form neraca pada sheet sebelumnya.

Tampilan ketika membuka Laporan Neraca dapat dilihat

pada Gambar 11.

Page 62: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Gambar 11. Tampilan membuka neraca

Ada beberapa bagan sistem akuntansi yang tidak dibuat

seperti laporan arus kas, pengelolaan persediaan dan laporan ekuitas

modal. Hal ini disebabkan pihak Koperasi Mitra Karsa tidak

membutuhkannya untuk saat ini karena pihak Koperasi Mitra Karsa

masih dalam tahap pembelajaran menggunakan GMATH-KOPERASI,

sehingga sistem yang dibuat terbatas. Pihak koperasi menginginkan

suatu penelitian tersendiri untuk sistem pengelolaan persediaan. Hal ini

dikarenakan Koperasi Mitra Karsa menjual berbagai macam barang

kebutuhan sehari-hari, sehingga untuk jenis-jenis produknya juga

banyak. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tersendiri dalam

pengelolaan persediaan khususnya untuk unit usaha toko.

4.6. Penerapan Sistem Akuntansi

Setelah sistem akuntansi dibuat, sistem tersebut diterapkan di

Koperasi Mitra Karsa. Nomor dan nama akun terlebih dahulu telah dibuat

dengan menyesuaikan aktivitas transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra

Karsa. Kegiatan transaksi yang terjadi didapat dari hasil wawancara dengan

pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa. Setelah itu, akun-akun yang telah

ada diklasifikasikan ke dalam sheet neraca dan laporan laba rugi.

Page 63: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Setelah semua yang harus diisi secara manual terisi, yang dilakukan

selanjutnya adalah mengisi saldo awal. Pada penelitian ini, yang akan

menjadi contoh penerapan adalah transaksi bulan Januari 2009. Hal ini

dikarenakan informasi saldo awal diperoleh dari saldo Akhir bulan Desember

2008 yang terdapat pada laporan keuangan Koperasi Mitra Karsa pada Rapat

Anggota Tahunan Tahun Buku 2008. Data Saldo Awal akun disertai nomor

dan nama akun untuk bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Selanjutnya adalah pencatatan transaksi yang terjadi pada bulan

Januari 2009. Data ini diambil berdasarkan buku harian kas masuk dan buku

harian kas keluar yang dibuat oleh pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa.

Akan tetapi, terdapat beberapa kendala dalam pencatatan transaksi pada

jurnal umum karena transaksi yang dicatat tidak rinci. Data pemasukan yang

dimiliki oleh Koperasi Mitra Karsa hanya sebatas jumlah uang yang masuk

dan keterangan yang singkat dari mana uang tersebut masuk. Contohnya

penjualan dari toko tidak disebutkan barang-barang apa yang terjual hanya

dicatat jumlah dari penjualan toko saja secara tunai, sehingga untuk

perhitungan harga pokoknya pun tidak dapat dihitung secara akurat. Selain itu

pula ada transaksi kas keluar yang belum tercatat pada buku harian kas

keluar. Hal yang menyebabkan data tersebut tidak rinci dan akurat adalah

kuitansi transaksi yang tidak disimpan rapi. Pada aktiva tetap pun belum ada

beban penyusutan sehingga dilakukan terlebih dahulu perhitungan

penyusutan secara manual. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan jumlah beban penyusutan setiap periode adalah biaya awal

aktiva tetap, estimasi nilai sisa pada akhir umur manfaat dan umur manfaat

yang diperkirakan. Yang dimaksud estimasi nilai sisa adalah nilai sisa aktiva

tetap pada akhir umur manfaatnya yang harus diestimasi pada saat aktiva

tersebut mulai dipakai sedangkan umur manfaat adalah umur manfaat yang

harus dietsimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Perhitungan

akumulasi penyusutan pada aktiva tetap ini menggunakan metode garis lurus

(straight line method). Rumusnya adalah sebagai berikut :

Biaya Penyusutan = Biaya Awal – Estimasi Nilai Sisa

Estimasi Umur Manfaat

Page 64: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang

sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Hasil

perhitungan beban penyusutan aktiva tetap Koperasi Mitra Karsa pada bulan

Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Mitra Karsa Bulan

Januari 2009

Keterangan Biaya Awal EstimasiNilai Sisa

UmurManfaat(Bulan)

BebanPenyusutan

(Bulan)KendaraanBermotor

Rp. 200.000 Rp. 50.000 24 Rp. 6.250

Peralatan :1. Komputer2. Etalase3. Mesin

Pendingin4. Meja dan

Kursi

Rp. 4.200.000Rp. 600.000Rp. 1.000.000Rp. 910.930

Rp. 1.500.000Rp. 100.000Rp. 400.000Rp. 300.000

24242424

Rp. 112.500Rp. 20.833,33Rp. 16.666,67Rp. 25.455,42

Jumlah Rp. 6.910.930 Rp. 181.705,42Sumber : Data yang diolah, 2009.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya penyusutan aktiva tetap

Koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 adalah sebesar Rp. 181.705,42. Bila

biaya penyusutan ini dijurnal akan mempengaruhi laba rugi yang akan

mengurangi nilai pendapatan usaha. Jurnal umum bulan Januari 2009 untuk

Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Lampiran 3. Di bawah ini beberapa

transaksi yang terjadi dan akun yang dipengaruhinya.

Tabel 7. Jenis-jenis TransaksiKeterangan Debet KreditPenjualan Kas

HPPPenjualan barang dagangPersediaan barang dagang

Pembelian barang dagang Persediaan barangdagang

Kas

Pinjaman anggota Piutang Pinjaman KasSetoran simpanan pokokdan wajib

Kas Simpanan PokokSimpanan Wajib

Setelah semua transaksi dimasukkan di Jurnal Umum maka akan

secara otomatis semua data yang dibutuhkan pada masing-masing sheet (buku

besar, neraca, laporan laba rugi) akan terisi. Dari penerapan ini maka

dihasilkan data pada bulan Januari 2009 sebagai berikut :

Page 65: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

1. Total pada jurnal umum baik dari sisi kredit dan debet adalah

Rp. 353.683.176,42.

2. Pada buku besar, kita dapat melihat lebih rinci transaksi yang terjadi dan

mempengaruhi suatu akun. Buku besar untuk akun kas pada Koperasi

Mitra Karsa di bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pada laporan laba rugi jumlah pendapatan usaha yang diperoleh pada

bulan Januari 2009 adalah Rp. 63.531.291 Sedangkan jumlah harga pokok

penjualan senilai Rp. 40.513.885 dan total biaya yang ada senilai Rp.

3.275.233,42. Maka total laba yang diperoleh pada Januari 2009 adalah

Rp. 19.742.172,58. Untuk bulan Januari 2009 tidak terdapat nilai pajak.

Laporan laba rugi Koperasi Mitra Karsa untuk bulan Januari 2009 dapat

dilihat pada Lampiran 5.

4. Nilai neraca pada awal periode (1 Januari 2009) baik dari sisi aktiva dan

passiva berjumlah Rp. 698.216.613. Jumlah itu terdiri dari aktiva lancar

yang berjumlah Rp. 646.479.777 aktiva lain-lain berjumlah Rp.

45.125.906 dan aktiva tetapnya senilai Rp. 6.910.930 serta pada sisi

passiva terdiri dari jumlah hutang senilai Rp. 184.458.714 dan jumlah

ekuitas yang ada senilai Rp. 513.757.899. Neraca saldo awal (1 Januari

2009) dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk neraca pada akhir periode

berjalan (31 Januari 2009) nilai neraca baik aktiva dan passiva senilai

Rp. 748.545.885,58. Jumlah itu terdiri dari aktiva lancar yang berjumlah

Rp. 696.690.755 aktiva lain-lain berjumlah Rp. 45.125.906 dan aktiva

tetapnya senilai Rp. 6.729.224,58. Pada sisi passiva terdiri dari jumlah

hutang senilai Rp. 212.755.314 dan jumlah ekuitas senilai

Rp. 535.790.571.

Hasil penerapan sistem yang ada dapat dilihat pada neraca akhir

bulan Januari 2009 terjadi peningkatan. Hal ini dapat dibandingkan dari data

pada awal periode (1 Januari 2009) dengan periode akhir (31 Januari 2009).

Pada awal periode total yang diperoleh adalah Rp. 698.216.613 dan pada

akhir periode nilai neraca adalah Rp. 748.545.885,58. Terjadi peningkatan

senilai Rp. 50.329.272,58. Dapat dilihat bahwa kas terjadi peningkatan dari

Rp. 454.493 menjadi Rp. 1.117.507 ada peningkatan sebesar Rp. 663.014

Page 66: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

(selisihnya). Nilai neraca bertambah karena jumlah anggota bertambah

sehingga simpanan anggota yang berupa simpanan pokok dan wajib pun

meningkat dan menambah modal dan otomatis meningkatkan nilai kas.

Piutang anggota juga naik secara signifikan terutama piutang pinjaman dan

piutang barang sehingga mengurangi persediaan barang dagangan. Neraca

Koperasi Mitra Karsa per 31 Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.7. Penilaian Keefektifan dan Keefisienan Program GMATH-KOPERASI

Untuk menilai keefektifan dan keefisienan dalam pencatatan

keuangan menggunakan program GMATH-KOPERASI dibandingkan

dengan pencatatan secara manual maka disebarkan kuesioner pada pihak

manajemen Koperasi Mitra Karsa. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 8.

Dimana jawaban dari kriteria pertanyaan menggunakan skala likert 1 – 3

yaitu nomor 1 untuk pernyataan “ya”, nomor 2 untuk pernyataan “tidak” dan

nomor 3 untuk pernyataan “tidak tahu/ragu-ragu”. Kriteria pertanyaan

menyangkut efektivitas dan efisiensi dari penggunaan program GMATH-

KOPERASI dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan ProgramGMATH-KOPERASI

KriteriaPertanyaan Efektif Efisien

Kemudahan pencatatan transaksi Keakuratan pencatatan transaksi Keteraturan dan kerapian pencatatan transaksi Kemudahan penyusunan laporan keuangan Keefisienan pencatatan Keefektifan pencatatan Kemudahan informasi keuangan Tampilan lebih bagus Tingkat kesalahan pencatatan lebih kecil Meningkatkan Kinerja Keuangan

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menunjukkan perbandingan

pencatatan transaksi dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI

dibanding pencatatan transaksi secara manual pada Koperasi Mitra Karsa

yang dilihat dari sisi keefektifan dan keefisienan pencatatan transaksi. Grafik

Page 67: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

kuesioner hasil penilaian keefektifan dan keefisienan penggunaan program

GMATH-KOPERASI dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik kuesioner

Grafik kuesioner tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden

memberikan penilaian dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI,

pencatatan dan pelaporan keuangan Koperasi Mitra Karsa lebih baik

dibandingkan pencatatan secara manual yang selama ini digunakan oleh

Koperasi Mitra Karsa. Pada kriteria kemudahan pencatatan transaksi

sebanyak 60 persen menjawab “ya”, 20 persen menjawab “tidak” dan 20

persen menjawab “Tidak Tahu/Ragu-Ragu”. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menganggap pencatatan transaksi dengan program

GMATH-KOPERASI lebih mudah.

Pada kriteria keakuratan pencatatan transaksi sebanyak 80 persen

responden menjawab “ya” sedangkan 20 persen menjawab “tidak tahu/ragu-

ragu”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap

pencatatan transaksi dengan program GMATH-KOPERASI lebih akurat.

Pada kriteria keteraturan dan kerapian pencatatan transaksi sebagian besar

responden sebanyak 60 persen menjawab “ya” sedangkan 20 persen

menjawab “tidak dan 20 persen menjawab “tidak tahu”. Hal ini juga

Page 68: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 60 persen

menganggap pencatatan transaksi dengan program GMATH-KOPERASI

lebih teratur dan rapi. Untuk kriteria kemudahan penyusunan laporan

keuangan, keefisienan, keefektifan, dan tingkat kesalahan pencatatan

transaksi lebih kecil seluruh responden menjawab pernyataan “ya”. Hal

tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden menganggap bahwa

pencatatan transaksi dengan program GMATH-KOPERASI memudahkan

dalam penyusunan laporan keuangan, lebih efektif, efisien dan tingkat

kesalahan transaksi lebih kecil.

Pada kriteria kemudahan informasi keuangan sebagian besar

responden yakni sebanyak 80 persen menjawab “ya” sedangkan sebanyak 20

persen menjawab “tidak tahu/ragu-ragu”. Dari hasil pernyataan tersebut

menunjukkan sebagian besar responden menganggap pencatatan transaksi

dengan program GMATH-KOPERASI memudahkan untuk

menginformasikan keuangan koperasi kepada pihak manajemen Koperasi

Mitra Karsa. Untuk kriteria tampilan lebih bagus sebanyak 60 persen

menjawab “ya” dan 40 persen menjawab “tidak”. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sebagian besar responden menganggap bahwa tampilan program

GMATH-KOPERASI lebih bagus dibanding tampilan pencatatan secara

manual. Sedangkan untuk kriteria meningkatkan kinerja keuangan sebanyak

40 persen responden menjawab “ya”, 20 persen menjawab “tidak” dan 40

persen menjawab “tidak tahu/ragu-ragu. Meskipun pernyataan “ya” dan

pernyataan “tidak tahu/ragu-ragu” memiliki persentase yang sama yakni

masing-masing sebanyak 40 persen, namun secara keseluruhan dari sepuluh

kriteria diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden rata-rata

menganggap dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI

pencatatan keuangan Koperasi Mitra Karsa lebih baik, efektif dan efisien

dibandingkan pencatatan secara manual yang selama ini dilakukan oleh

Koperasi Mitra Karsa.

Page 69: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa :

a. Transaksi-transaksi yang sering terjadi pada Koperasi Mitra Karsa antara

lain penjualan, pinjaman anggota, penerimaan simpanan anggota, cicilan

pinjaman dan pembayaran gaji. Koperasi Mitra Karsa belum menggunakan

sistem akuntansi yang baku, laporan keuangan yang ada hanya berupa buku

harian kas masuk dan kas keluar.

b. Proses pembentukan sistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa dimulai dari

pengklasifikasian akun, pembentukan form neraca saldo awal, jurnal

umum, buku besar dan laporan laba rugi dan neraca. Model sistem yang

dibuat disesuaikan dengan transaksi keuangan Koperasi Mitra karsa, antara

lain (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal Umum, (3) Buku Besar, (4) Laporan

Laba Rugi, dan (5) Neraca. Dalam pembentukan sistem akuntansi ini

menggunakan program GMATH-KOPERASI.

c. Penerapan yang telah dilakukan berdasarkan data yang ada pada bulan

Januari 2009 dihasilkan total nilai transaksi Rp. 353.683.176,42. Sisa Hasil

Usaha atau laba yang dihasilkan sebesar Rp. 19.742.172,58 dan pada

neraca per 31 Januari 2009 posisi aktiva dan passiva yang dihasilkan

sebesar Rp. 748.545.885,58.

d. Penilaian keefektifan dan keefisienan pencatatan keuangan Koperasi Mitra

Karsa dengan menggunakan Program GMATH-KOPERASI yang

dilakukan melalui penyebaran kuesioner pada pihak Koperasi Mitra Karsa

disimpulkan bahwa rata-rata responden berpendapat dengan menggunakan

program GMATH-KOPERASI, pencatatan dan pelaporan keuangan

Koperasi Mitra Karsa lebih baik dibandingkan pencatatan secara manual

yang selama ini digunakan oleh Koperasi Mitra Karsa.

Page 70: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya dan saran

untuk Koperasi Mitra Karsa dalam membangun sistem akuntansi bagi

Koperasi Mitra Karsa antara lain :

a. Model sistem akuntansi yang telah dibuat, dapat dikembangkan dengan

menambahkan laporan arus kas, pengelolaan persediaan dan laporan

ekuitas modal.

b. Pada buku harian kas pemasukan penjualan toko, nama produknya dicatat

dengan rinci agar persediaan barang dagang bisa dikontrol dengan baik.

Selain itu, kuitansi-kuitansi pengeluaran kas agar disimpan dengan baik,

sehingga pada saat penggunaan model sistem akuntansi, informasi yang

dihasilkan lebih akurat.

c. Sebaiknya pihak Koperasi Mitra Karsa dapat melanjutkan penggunaan

sistem akuntansi yang telah dibuat untuk periode selanjutnya.

Page 71: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P dan N Widiyanti. 2003. Dinamika Koperasi. Penerbit PT. BinaAdiaksara bekerjasama dengan PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arifin, J dan Wicaksono. 2006. Komputer Akuntansi dengan MicrosoftExcel. Elex Media Computindo, Jakarta.

Chairul, M. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Grasindo.Jakarta.

Deperindagkop. 2009. Jumlah Koperasi Bogor tahun 2009.

Ervilla, P. 2009. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem AkuntansiPada Usaha Kecil Menengah Studi Kasus UKM Waroeng CokelatBogor. Skripsi Pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fansuri. 2006. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi padaStudi Kasus UKM OZI Aircraft Bogor. Skripsi pada DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut PertanianBogor, Bogor.

Sitio, A dan H. Tamba. 2001. Koperasi : Teori dan Praktek. Erlangga.Jakarta.

Utami, P. N. 2007. Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi AkuntansiUntuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan. Skripsi pada DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut PertanianBogor, Bogor.

Warren, S. C. 2006. Accounting : Pengantar Akuntansi. Salemba empat,Jakarta.

Wahyono, T. 2009. Membuat Sendiri Program Akuntansi. PT. Elex MediaKomputindo. Jakarta.

http://www.e-dukasi.com/2009http://www.google.com/2009http://www.mediaindonesia.com/2009http://www.ridhoassegaf.com/2006http://www.sinarharapan.com/2009

Page 72: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

LAMPIRAN

Page 73: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara

I. Daftar Pertanyaan Profil Koperasi

1. Nama koperasi?

2. Nama pemilik?

3. Tahun berapa koperasi ini didirikan?

4. Apa tujuan koperasi didirikan?

5. Produk apa saja yang dijual oleh koperasi ini?

6. Bagaimana pemasaran yang dilakukan?

7. Berapa jumlah karyawan?

II. Identifikasi Pencatatan

1. Data keuangan apa saja yang dimiliki oleh koperasi?

2. Apakah koperasi mengetahui sistem akuntansi?

3. Apakah ada sistem akuntansi di koperasi ini? Seperti apa sistem akuntansi

yang ada?

4. Sistem akuntansi yang seperti apa yang dibutuhkan koperasi saat ini?

5. Apakah berkeinginan menerapkan sistem akuntansi pada perusahaan ini?

III. Identifikasi Kondisi Keuangan

A. Aktiva (Harta)

1. Bagaimana transaksi penjualan dilaksanakan?

2. Apakah dalam bertransaksi sering menggunakan uang kas atau uang

tunai?

3. Apakah koperasi melakukan penjualan barang jadi?

4. Apa saja fasilitas kredit yang ditawarkan pada anggota koperasi?

5. Apakah koperasi sering melakukan pembelian peralatan kantor?

6. Apakah koperasi memiliki aktiva tetap seperti bangunan, kendaraan,

ataupun yang lainnya?

Page 74: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 1.B. Hutang

1. Apakah koperasi sering melakukan transaksi pembelian secara kredit?

2. Apakah koperasi melakukan pembayaran pajak penjualan?

3. Apakah koperasi meminjam uang di Bank atau di lembaga lain sebagai

modal?

C. Modal

1. Apakah modal koperasi ini merupakan modal sendiri?

2. Apakah pemilik sering melakukan penarikan tunai dari koperasi untuk

keperluan sendiri?

3. Apakah keuntungan yang diperoleh dijadikan modal untuk kegiatan

koperasi selanjutnya?

D. Pendapatan dan Harga Pokok

1. Pendapatan koperasi selama ini berasal dari aktivitas penjualan apa

saja?Apakah barang setengah jadi atau barang jadi?

2. Apakah selama ini koperasi menghitung harga pokok produksi dari

barang yang dijual?

3. Apakah selama ini koperasi menghitung harga pokok penjualan dari

barang yang dijual?

4. Apakah koperasi sering menerima pengembalian barang dari

pelanggan karena alasan tertentu?

E. Beban-Beban

1. Beban operasional apa saja yang sering dibayarkan koperasi selama

aktivitas operasional berlangsung? Sebutkan!

2. Apakah koperasi juga sering membayar beban selain beban

operasional? Sebutkan!

IV. Identifikasi Aktivitas Pendukung1. Apa saja nama pemasok pelanggan dari koperasi ini?

2. Siapa anggota koperasi ini?

3. Bagaimana struktur organisasi koperasi ini?

4. Berapa jumlah karyawan koperasi?

Page 75: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 2. Saldo Awal Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

KOPERASI MITRA KARSADaftar Akun dan Saldo Awal Januari 2009

NO. AKUN NAMA AKUN KELOMPOK DEBET KREDIT

10000 AKTIVA Aktiva Lancar

11000 AKTIVA LANCAR Aktiva Lancar11100 KAS DAN SETARA KAS Aktiva Lancar

11110 KAS Aktiva Lancar 454,493.00

11120 BRI Aktiva Lancar 7,806,950.0011200 PIUTANG USAHA Aktiva Lancar

11210 PIUTANG PINJAMAN Aktiva Lancar 426,989,550.00

11220 PIUTANG BARANG Aktiva Lancar 120,264,269.00

11230 PIUTANGTOKO Aktiva Lancar 64,251,175.00

11300 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN Aktiva Lancar 26,713,340.00

12000 AKTIVA LAIN-LAIN Aktiva Lain - lain

12100 INVESTASI PADA PKPRI Aktiva Lain - lain 40,125,906.00

12200 INVESTASI PADA KPWN Aktiva Lain - lain 5,000,000.00

13000 AKTIVA TETAP Aktiva Tetap berwujud

13100 KENDARAAN BERMOTOR Aktiva Tetap berwujud 200,000.00

13110AK. PENYUSUTAN KENDARAANBERMOTOR Aktiva Tetap berwujud

13200 PERALATAN Aktiva Tidak berwujud 6,410,930.00

13210 AK. PENYUSUTAN PERALATAN Aktiva Tetap berwujud

20000 KEWAJIBAN Hutang Lancar

21000 KEWAJIBAN LANCAR Hutang Lancar

21100 HUTANG USAHA Hutang Lancar 4,396,563.00

21200 HUTANG DANA PENGURUS Hutang Lancar 945,618.00

21300 HUTANG DANA KARYAWAN Hutang Lancar 935,259.00

21400 HUTANG DANA SOSIAL Hutang Lancar 9,622,405.00

21500 HUTANG DANA WILAYAH KERJA Hutang Lancar 13,399,339.00

21600 HUTANG DANA PENDIDIKAN Hutang Lancar 14,556,769.00

21700 HUTANG DANA BAGIAN SHU Hutang Lancar 30,042,153.00

21800 HUTANG SIMPANAN SUKARELA Hutang Lancar 97,670,804.00

21900 HUTANG JASA SSR Hutang Lancar 12,889,804.00

30000 MODAL Modal31000 SIMPANAN POKOK Modal 12,243,000.00

32000 SIMPANAN WAJIB Modal 232,560,832.00

33000 DONASI Modal 328.00

34000 CADANGAN Modal 186,258,488.0035000 SISA HASIL USAHA TAHUN LALU Modal 82,695,251.00

40000 PENDAPATAN USAHA Pendapatan Penjualan/Jasa

41000 PENDAPATAN SIMPAN PINJAM Pendapatan Penjualan/Jasa

42000 PENJUALAN TOKO Pendapatan Penjualan/Jasa

43000 PENJUALAN BARANG Pendapatan Penjualan/Jasa

Page 76: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 2. Saldo Awal Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

KOPERASI MITRA KARSADaftar Akun dan Saldo Awal Januari 2009

NO. AKUN NAMA AKUN KELOMPOK DEBET KREDIT

44000 PENJUALAN KANTIN Pendapatan Penjualan/Jasa

50000 BIAYA-BIAYA Beban Administrasi & Umum

51000 HPP BARANG DAGANGAN Beban Administrasi & Umum

52000 BIAYA GAJI DAN TUNJANGANPEGAWAI Beban Administrasi & Umum

53000 BIAYA TRANSPORTASI Beban Administrasi & Umum

54000 BIAYA TELEPON Beban Administrasi & Umum55000 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR Beban Administrasi & Umum

56000 BIAYA PENYUSUTAN Beban Administrasi & Umum

57000 BIAYA PETUGAS KEBERSIHAN Beban Administrasi & Umum

58000 BIAYA HONOR PEMOTONG GAJI Beban Administrasi & Umum

59000 BIAYA LAIN-LAIN Beban Administrasi & Umum

Page 77: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 3. Jurnal Umum Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

KOPERASI MITRA KARSA

Periode 01 Januari 2009 – 31 Januari 2009

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

05/01/2009 KAS D-01/2009-021 11110 50,000.00

SIMPANAN POKOK 31000 25,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 5,000.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 20,000.00

setoran simpanan

05/01/2009 KAS D-01/2009-022 11110 40,000.00

PIUTANG TOKO 11230 40,000.00

cicilan piutang toko

05/01/2009 KAS D-01/2009-023 11110 500,000.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 500,000.00

setoran simpanan sukarela

05/01/2009 KAS D-01/2009-024 11110 115,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 115,000.00

cicilan piutang pinjaman

05/01/2009 KAS D-01/2009-025 11110 165,000.00

PIUTANG BARANG 11220 165,000.00

cicilan piutang barang

05/01/2009 KAS D-01/2009-026 11110 1,098,000.00

PENJUALAN TOKO 42000 1,098,000.00

penjualan

05/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-002 51000 933,725.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 933,725.00

penjualan

05/01/2009 KAS D-01/2009-027 11110 80,300.00

PENJUALAN KANTIN 44000 80,300.00

penjualan

05/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-038 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

05/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-039 11210 200,000.00

KAS 11110 200,000.00

pinjaman anggota

06/01/2009 KAS D-01/2009-001 11110 11,270,900.00

SIMPANAN POKOK 31000 50,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 269,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 6,670,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 1,223,250.00

PIUTANG BARANG 11220 1,822,400.00

PIUTANG TOKO 11230 1,236,250.00

setoran potongan gaji sekretariat

06/01/2009 BIAYA PETUGAS KEBERSIHAN K-01/2009-001 57000 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

honor petu gas kebersihan

Page 78: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit06/01/2009 PIUTANG PINJAMAN

KAS

pinjaman anggota

K-01/2009-002 11210

11110

2,400,000.002.400.000,00

06/01/2009 KAS

PIUTANG PINJAMAN

cicilan piutang pinjaman

D-01/2009-028 11110

11210

200,000.00200.000.00

06/01/2009 KAS D-01/2009-029 11110 37,000.00PIUTANG BARANG 11220 37,000.00cicilan piutang barang

06/01/2009 KAS D-01/2009-030 11110 200,000.00PIUTANG PINJAMAN 11210 200,000.00cicilan piutang pinjaman

06/01/2009 KAS D-01/2009-031 11110 195,000.00PIUTANG BARANG 11220 195,000.00cicilan piutang barang

06/01/2009 KAS D-01/2009-032 11110 307,500.00PIUTANG PINJAMAN 11210 300,000.00PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 7,500.00cicilan dan jasa piutang pinjaman

06/01/2009 KAS D-01/2009-033 11110 750,000.00PIUTANG BARANG 11220 750,000.00cicilan piutang barang

06/01/2009 KAS D-01/2009-034 11110 109,000.00PIUTANG BARANG 11220 109,000 .00cicilan piutang barang

06/01/2009 KAS D-01/2009-035 11110 442,200.00PENJUALAN TOKO 42000 442,200.00penjualan

06/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-003 51000 375,870.00PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 375,870.00penjualan

06/01/2009 KAS D-01/2009-036 11110 113,200.00PENJUALAN KANTIN 44000 113,200.00penjualan

06/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-040 11300 1,284,000.00KAS 11110 1,284,000.00persediaan barang dagangan

06/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-041 11300 136,216.00KAS 11110 136,216.00persediaan barang dagangan

06/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-042 11300 690,850.00KAS 11110 690,850.00persediaan barang dagangan

06/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-043 11210 200,000.00KAS 11110 200,000.00pinjaman anggota

06/01/2009 BIAYA HONOR PEMOTONG GAJI K-01/2009-044 58000 25,000.00KAS 11110 25,000.00honor pemotong gaji

06/01/2009 HUTANG USAHA K-01/2009-045 21100 660,000.00KAS 11110 660,000.00

06/01/2009 PERALATAN K-01/2009-046 13200 300,000.00KAS 11110 300,000.00peralatan

Page 79: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

06/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-047 11300 211,000.00

KAS 11110 211,0000.00

Persediaan barang dagangan

06/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-073 11210 130,000.00

KAS 11110 130,000.00

pinjaman anggota

06/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-001 11220 200,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 200,000.00

penjualan

06/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-023 51000 160,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 160,000.00

penjualan

06/01/2009 KAS D-01/2009-002 11110 29,537,237.00

SIMPANAN POKOK 31000 75,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 690,000.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 2,120,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 14.929.032.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 2,528,904.00PIUTANG BARANG 11220 5,024,300.00PIUTANG TOKO 11230 4,170,001.00

setoran potongan gaji P3HKA

06/01/2009 KAS D-01/2009-003 11110 21,813,351.00

SIMPANAN POKOK 31000 25,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 535,000.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 165,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 10,621,430.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 2,179,237.00

PIUTANG BARANG 11220 4,029,400.00

PIUTANG TOKO 11230 4,258,284.00

setoran potongan gaji P3HH

06/01/2009 BIAYA GAJI DAN TUNJ. PEGAWAI K-01/2009-036 52000 2,400,000.00

KAS 11110 2,400,000.00

Biaya gaji

06/01/2009 BIAYA HONOR PEMOTONG GAJI K-01/2009-037 58000 25,000.00

KAS 11110 25,000.00

honor pemotong gaji

06/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-003 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

06/01/2009 SIMPANAN POKOK K-01/2009-004 31000 25,000.00

KAS 11110 25,000.00

07/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-005 11210 6,500,000.00

KAS 11110 6,500,000.00

pinjaman anggota

07/01/2009 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR K-01/2009-006 55000 250,000.00

KAS 11110 250,000.00

perlengkapan

Page 80: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

07/01/2009 KAS D-01/2009-005 11210 1,000,000,00

PIUTANG PINJAMAN 11110 1,000,000.00

Cicilan piutang pinjaman

07/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-007 11210 9,500,000.00

KAS 11110 9,500,000.00pinjaman anggota

07/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-008 11210 170,000.00

KAS 11110 170,0000.00

Persediaan barang dagangan

07/01/2009 BIAYA HONOR PEMOTONG GAJI K-01/2009-009 58000 25,000.00

KAS 11110 25,000.00

honor pemotong gaji

07/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-010 11300 7,370,000.00

KAS 11110 7,370,000.00

Persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-011 11210 7,900,000.00

KAS 11110 7,900,000.00

pinjaman anggota

07/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-012 11300 1,260,000.00

KAS 11110 1,260,000.00

Persediaan barang dagangan

07/01/2009 KAS D-01/2009 -037 11110 575,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 500,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 75,000.00

cicilan dan jasa piutang pinjaman

07/01/2009 KAS D-01/2009-038 11110 75,000,00

PIUTANG BARANG 11120 75,000.00

Cicilan piutang barang

07/01/2009 KAS D-01/2009-039 11110 700,900,00

PENJUALAN TOKO 42000 700,900.00

penjualan

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-004 51000 595,765.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 595,765.00

penjualan

07/01/2009 KAS D-01/2009-040 11110 98,500,00

PENJUALAN KANTIN 44000 98,500.00

penjualan

07/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-048 11300 177,700.00

KAS 11110 177,700.00

07/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-049 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

07/01/2009 HUTANG USAHA K-01/2009-050 21100 1,155,000.00

KAS 11110 1,155,000.00

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-002 11220 960,000.00

PENJUALAN BARANG 11110 960,000.00

penjualan

Page 81: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-024 51000 768,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 768,000.00

persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-003 11220 1,836,000.00

PENJUALAN BARANG 11110 1,836,000.00

penjualan

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-025 51000 1,468,800.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,468,800.00

persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-004 11220 1,836,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,836,000.00

penjualan

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-026 51000 1,468,800.00PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,468,800.00

persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-005 11220 1,920,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,836,000.00

penjualan07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-027 51000 1,536,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,536,000.00

persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-006 11220 1,920,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,836,000.00

penjualan

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-028 51000 1,536,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,536,000.00

persediaan barang dagangan

07/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-007 11220 960,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 960,000.00

07/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-029 51000 768,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 768.000.00

07/01/2009 KAS D-01/2009-004 11110 5,590,250.00

SIMPANAN WAJIB 32000 274,500.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 10,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 2,700,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 540,000.00

PIUTANG BARANG 11220 1,394,200.00

PIUTANG TOKO 11230 671,550.00

setoran potongan gaji P3HT

08/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-013 11210 1,250,000.00

KAS 11110 1,250,000.00

08/01/2009 KAS D-01/2009-006 11110 1,261,412.00

PIUTANG PINJAMN 11210 800,000.00

PIUTNG BARANG 11220 387,000.00

PIUTANG TOKO 11230 74,412.00

Page 82: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

08/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-014 11210 5,000,000.00

KAS 11110 5,000,000.00

pinjaman anggota

08/01/2009 KAS D-01/2009-041 11110 120,000.00

PIUTANG TOKO 11230 120,000.00

cicilan piutang toko

08/01/2009 KAS D-01/2009-042 11110 490,000.00

PENJUALAN TOKO 42000 490,000.00

penjualan

08/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-005 51000 415,500.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 416,500.00

penjualan

08/01/2009 KAS D-01/2009-043 11110 100,000.00PENJUALAN KANTIN 42000 100,000.00

penjualan

08/01/2009 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR K-01/2009-051 55000 51,600.00

KAS 11110 51,600.00

perlengkapan08/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-052 11300 4,584,500.00

KAS 11110 4,584,500.00

persediaan barang dagangan

08/01/2009 PIUTANG TOKO K-01/2009-053 11230 190,300.00

KAS 11110 190,300.00

piutang toko

08/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-054 11210 150,000.00

KAS 11110 150,000.00

pinjaman anggota

08/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-055 11300 82,000.00

KAS 11110 82,000.00

persediaan barang dagangan

08/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-056 11210 250,000.00

KAS 11110 250,000.00

pinjaman anggota

09/01/2009 KAS D-01/2009-007 11110 1,000,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 1,000,000.00

cicilan piutang pinjaman

09/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-015 11210 7,800,000.00

KAS 11110 7,800,000.00

09/01/2009 KAS D-01/2009-008 11110 200,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 200,000.00

09/01/2009 KAS D-01/2009-008 11110 200,000.00PIUTANG PINJAMAN 11210 200,000.00

cicilan piutang pinjaman

09/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-015 11210 2,000,000.00

KAS 11110 2,000,000.00

Page 83: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

09/01/2009 KAS D-01/2009-010 11110 500,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 500,000.00

cicilan piutang pinjaman

09/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-017 11210 10,000,000.00

KAS 11110 10,000,000.00

pinjaman anggota

09/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-018 11300 1,100,000.00

KAS 11110 1,100,000.00

Persediaan barang dagangan

09/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-019 11210 550,000.00

KAS 11110 550,000.00

pinjaman anggota

09/01/2009 KAS D-01/2009-044 11110 328,300.00PENJUALAN TOKO 42000 328,300.00

penjualan

09/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-006 51000 279,055.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 279,055.00

penjualan09/01/2009 KAS D-01/2009-045 11110 108,400.00

PENJUALAN KANTIN 44000 108,400.00

penjualan

09/01/2009 KAS D-01/2009-046 11110 38,500.00

PENJUALAN BARANG 43000 38,500.00

penjualan

09/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-007 51000 32,725.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 32,725.00

penjualan

09/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-057 11300 252,000.00

KAS 11110 252,000.00

persediaan barang dagangan

09/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-058 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

12/01/2009 KAS D-01/2009-048 11110 667,450.00

PENJUALAN TOKO 42000 667,450.00

penjualan

12/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-008 51000 567,333.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 567,333.00

penjualan

12/01/2009 KAS D-01/2009-049 11110 90,400.00

PENJUALAN KANTIN 44000 90,400.00

12/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-059 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

12/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-060 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

Page 84: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

13/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-030 51000 624,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 624,000.00

penjualan

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

12/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-061 11300 208,100.00

KAS 11110 208,100.00

Persediaan barang dagangan

12/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-062 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

12/01/2009 KAS D-01/2009-047 11110 280,000.00

PIUTANG BARANG 42000 280,000.00

cicilan piutang barang

13/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-021 11210 9,200,000.00

KAS 11110 9,200,000.00

pinjaman anggota

13/01/2009 KAS D-01/2009-011 11110 30,000,000.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 30,000,000.00

setoran simpanan sukarela

13/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-022 11210 1,000,000.00

KAS 11110 1,000,000.00

pinjaman anggota13/01/2009 HUTANG SIMPANAN SUKARELA D-01/2009-011 11110 11,000,000.00

KAS 21800 11,000,000.00

penarikan simpanan sukarela

13/01/2009 KAS D-01/2009-050 11110 565,000.00

PIUTANG BARANG 11220 565,000.00

cicilan piutang barang

13/01/2009 KAS D-01/2009-051 11110 777,600.00

PENJUALAN TOKO 42000 777,600.00

penjualan

13/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-009 51000 660,960.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 660,960.00

penjualan

13/01/2009 KAS D-01/2009-052 11110 117,100.00

PENJUALAN KANTIN 44000 117,100.00

penjualan

13/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-063 11210 120,000.00

KAS 11110 120,000.00

pinjaman anggota

13/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-064 11300 78,900.00

KAS 11110 78,900.00

13/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN D-01/2009-065 11300 323,800.00

KAS 11110 323,800.00

13/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-008 11220 780,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 780,000.00

Page 85: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-072 11210 200,000.00

KAS 11110 200,000.00

pinjaman anggota

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

13/01/2009 KAS D-01/2009-012 11110 3,285,900.00

SIMPANAN POKOK 31000 25,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 197,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 2,050,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 365,000.00

PIUTANG BARANG 11220 264,200.00

PIUTANG TOKO 11230 384,700.00

setoran potongan gaji SOSEK

13/01/2009 BIAYA HONOR PEMOTONG GAJI K-01/2009-026 58000 25,000.00

KAS 11110 25,000.00

honor pemotong gaji

14/01/2009 KAS D-01/2009-013 11110 1,500,000.00

PIUTANG BARANG 42000 1,500,000.00

cicilan piutang barang

14/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-024 11300 3,215,000.00

KAS 11110 3,215,000 .00

persediaan barang dagangan14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-025 11210

1,080,000.00KAS 11110 1,080,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 KAS D-01/2009-053 11110 410,100.00

PENJUALAN TOKO 42000 410,100.00penjualan

14/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-010 51000 348,585.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 348,585.00

penjualan

14/01/2009 KAS D-01/2009-052 11110 86,800.00

PENJUALAN KANTIN 44000 86,800.00

penjualan

14/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-067 11300 174,950.00

KAS 11110 174,950.00

persediaan barang dagangan

14/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-068 11300 1,100,000.00

KAS 11110 1,100,000.00

persediaan barang dagangan

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-069 11210 115,000.00

KAS 11110 115,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-070 11210 200,000.00

KAS 11110 200,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-071 11210 50,000.00KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

Page 86: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Debet Kredit

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-074 11210 150,000.00

KAS 11110 150,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-075 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-076 11210 250,000.00

KAS 11110 250,000.00

pinjaman anggota

14/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-009 11220 1,932,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,932,000.00

penjualan

14/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-031 51000 1,545,600.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,545,600.00

penjualan

14/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-010 11220 200,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 200,000.00

penjualan14/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-032 51000 160,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 160,000.00

penjualan

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-027 11210 1,150,000.00

KAS 11110 1,150,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 KAS D-01/2009-014 11110 100,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 100,000.00

cicilan piutang pinjaman

15/01/2009 KAS D-01/2009-053 11110 145,000.00

SIMPANAN POKOK 31000 25,000.00

SIMPANAN WAJIB 32000 120,000.00

setoran simpanan pokok dan wajib

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-028 11210 1,150,000.00

KAS 11110 1,150,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-029 11300 1,008,000.00

KAS 11110 1,008,000.00

Persediaan barang dagangan

15/01/2009 KAS D-01/2009-055 11110 325,800.00

PENJUALAN TOKO 42000 325,800.00

penjualan

15/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-011 51000 276,930.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 276,930.00

penjualan

15/01/2009 KAS D-01/2009-056 11110 105,900.00

PENJUALAN KANTIN 44000 105,900.00

penjualan

Page 87: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-077 11210 50,000.00

KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-078 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-079 11210 350,000.00

KAS 11110 350,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-080 11210 50,000.00

KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

15/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-011 11220 1,500,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,500,000.00

penjualan

15/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-033 51000 1,200,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,200,000.00

penjualan16/01/2009 KAS D-01/2009-057 11110 430,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 430,000.00

cicilan piutang pinjaman

16/01/2009 KAS D-01/2009-058 11110 451,100.00

PENJUALAN TOKO 42000 451,100.00

penjualan

16/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-012 51000 383,435.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 383,435.00

penjualan

16/01/2009 KAS D-01/2009-059 11110 100,600.00

PENJUALAN KANTIN 44000 100,600.00

penjualan

16/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-081 11210 70,000.00

KAS 11110 70,000.00

pinjaman anggota

16/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-082 11300 210,000.00

KAS 11110 210,000.00

16/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-083 11300 512,750.00

KAS 11110 512,750.00

persediaan barang dagangan

16/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-084 11300 180,000.00

KAS 11110 180,000.00

persediaan barang dagangan

16/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-085 11210 50,000.00

KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

16/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-012 11220 85,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 85,000.00

penjualan

Page 88: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

16/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-034 51000 60,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 60,000.00

penjualan

19/01/2009 KAS D-01/2009-060 11110 434,700.00

PENJUALAN TOKO 42000 434,700.00

penjualan

19/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-013 51000 369,495.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 369,495.00

penjualan

19/01/2009 KAS D-01/2009-061 11110 61,800.00

PENJUALAN KANTIN 44000 61,800.00

penjualan

19/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-086 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

19/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-087 11210 150,000.00

KAS 11110 150,000.00

pinjaman anggota

19/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-088 11300 24,000.00

KAS 11110 24,000.00

persediaan barang dagangan

19/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-089 11210 50,000.00KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

19/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-013 11220 50,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 50,000.00

penjualan

19/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-035 51000 35,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 35,000.00

penjualan

20/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-030 11210 5,150,000.00

KAS 11110 5,150,000.00

20/01/2009 KAS D-01/2009-016 11110 470,250.00

PENJUALAN KANTIN 44000 470,250.00

20/01/2009 KAS D-01/2009-062 11110 152,000.00

PIUTANG TOKO 42000 152,000.00

20/01/2009 KAS D-01/2009-063 11110 100,000.00PIUTANG PINJAMAN 11210 100,000.00

20/01/2009 KAS D-01/2009-064 11110 379,050.00

PENJUALAN TOKO 42000 379,050.00

20/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-014 51000 322,193.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 322,193.00

penjualan

Page 89: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

20/01/2009 KAS D-01/2009-065 11110 108,800.00

PENJUALAN KANTIN 44000 108,800.00

penjualan

20/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-090 11300 402,550.00

KAS 11110 402,550.00

persediaan barang dagangan

20/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-091 11300 56,000.00

KAS 11110 56,000.00

persediaan barang dagangan

20/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-092 11210 178,000.00

KAS 11110 178,000.00

pinjaman anggota

20/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-093 11210 130,000.00

KAS 11110 130,000.00

pinjaman anggota

20/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-094 11300 167,600.00

KAS 11110 167,600.00

persediaan barang dagangan

20/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-014 11220 295,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 295,000.00

penjualan

20/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-036 51000 236,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 236,000.00

penjualan

21/01/2009 KAS D-01/2009-066 11110 416,800.00PENJUALAN TOKO 42000 416,800.00

penjualan

21/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-015 51000 354,280.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 354,280.00

penjualan

21/01/2009 KAS D-01/2009-067 11110 103,100.00

PENJUALAN KANTIN 44000 103,100.00

penjualan

21/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-095 11300 204,000.00

KAS 11110 204,000.00

persediaan barang dagangan

21/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-096 11210 145,000.00

KAS 11110 145,000.00

21/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-097 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

21/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-015 11220 1,300,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 1,300,000.00

21/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-037 51000 1,000,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 1,000,000.00

penjualan

Page 90: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

21/01/2009 KAS D-01/2009-017 11110 8,196,600.00

HUTANG SIMPANAN SUKARELA 21800 8,196,600.00

penjualan

21/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-031 11300 8,196,600.00

KAS 11110 8,196,600.00

persediaan barang dagangan

22/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-016 11220 10,968,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 10,968,000.00

penjualan

22/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-038 51000 8,196,600.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 8,196,600.00

penjualan

22/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-032 11210 500,000.00

KAS 11110 500,000.00

pinjaman anggota

22/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-033 11300 840,000.00

KAS 11110 840,000.00

persediaan barang dagangan

22/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-034 11210 525,000.00

KAS 11110 525,000.00

pinjaman anggota

22/01/2009 KAS D-01/2009-018 11110 200,000.00

PIUTANG BARANG 11220 200,000.00

cicilan piutang barang

22/01/2009 KAS D-01/2009-068 11110 340,800.00PENJUALAN TOKO 42000 340,800.00

penjualan

22/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-016 51000 289,680.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 289,680.00

penjualan

22/01/2009 KAS D-01/2009-069 11110 74,100.00

PENJUALAN KANTIN 44000 74,100.00

penjualan

22/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-098 11210 250,000.00

KAS 11110 250,000.00

22/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-099 11300 955,650.00

KAS 11110 955,650.00

22/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-017 11220 450,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 450,000.00

22/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-039 51000 382,500.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 382,500.00

penjualan

22/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-018 11220 450,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 450,000.00

penjualan

Page 91: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

22/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-040 51000 382,500.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 382,500.00

penjualan

23/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-035 11210 400,000.00

KAS 11110 400,000.00

pinjaman anggota

23/01/2009 KAS D-01/2009 -070 11110 230,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 200,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 30,000.00

cicilan dan jasa piutang pinjaman

23/01/2009 KAS D-01/2009-071 11110 25,500.00

PIUTANG TOKO 11230 25,500.00

cicilan piutang barang

23/01/2009 KAS D-01/2009-072 11110 410,300.00

PENJUALAN TOKO 42000 410,300.00

penjualan

23/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-017 51000 348,755.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 348,755.00

penjualan

23/01/2009 KAS D-01/2009-073 11110 80,100.00

PENJUALAN KANTIN 44000 80,100.00

penjualan

23/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-100 11210 120,000.00

KAS 11110 120,000.00

pinjaman anggota

23/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-101 11210 1,000,0000.00

KAS 11110 1,000,000.00

pinjaman anggota

27/01/2009 KAS D-01/2009 -074 11110 115,000.00

PIUTANG PINJAMAN 11210 100,000.00

PENDAPATAN SIMPAN PINJAM 41000 15,000.00

cicilan dan jasa piutang pinjaman

27/01/2009 KAS D-01/2009-075 11110 612,300.00

PENJUALAN TOKO 42000 612,300.00

penjualan

27/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-018 51000 520,455.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 520,455.00

penjualan

27/01/2009 KAS D-01/2009-076 11110 113,700.00

PENJUALAN KANTIN 44000 113,700.00

penjualan

27/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-102 11210 150,000.00

KAS 11110 150,000.00

pinjaman anggota

27/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-103 11210 70,000.00

KAS 11110 70,000.00

pinjaman anggota

Page 92: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

27/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-104 11300 266,400.00

KAS 11110 266,400.00

penjualan

27/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-105 11300 115,300.00

KAS 11110 115,300.00

persediaan barang dagangan

27/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-106 11300 160,000.00

KAS 11110 160,000.00

persediaan barang dagangan

27/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-107 11300 151,342.00

KAS 11110 151,342.00

persediaan barang dagangan

27/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-108 11300 42,550.00

KAS 11110 42,550.00

persediaan barang dagangan

27/01/2009 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR K-01/2009-109 55000 34,000.00

KAS 11110 34,000.00

perlengkapan

27/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-019 11220 160,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 160,000.00

penjualan

27/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-039 51000 160,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 160,000.00

penjualan

27/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-041 51000 128,000.00PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 128,000.00

penjualan

28/01/2009 KAS D-01/2009-077 11110 1,300,000.00

PIUTANG TOKO 11230 1,300,000.00

cicilan piutang toko

28/01/2009 KAS D-01/2009-078 11110 363,350.00

PENJUALAN TOKO 42000 363,350.00

penjualan

28/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-019 51000 308,484.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 308,484.00

penjualan

28/01/2009 KAS D-01/2009-079 11110 67,200.00

PENJUALAN KANTIN 44000 67,200.00

28/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-110 11300 418,950.00

KAS 11110 418,950.00

28/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-111 11300 1,096,700.00

KAS 11110 1,096,700.00

28/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-112 11300 18,400.00

KAS 11110 18,400.00

persediaan barang dagangan

Page 93: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

28/01/2009 BIAYA TRANSPORTASI K-01/2009-113 53000 20,000.00

KAS 11110 20,000.00

transportasi

28/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-114 11210 90,000.00

KAS 11110 90,000.00

pinjaman anggota

28/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-020 11220 14,940,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 14,940,000.00

penjualan

28/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-042 51000 11,952,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 11,952,000.00

penjualan

29/01/2009 KAS D-01/2009-080 11110 427,100.00

PENJUALAN TOKO 42000 427,100.00

penjualan

29/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-020 51000 363,03500

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 363,035.00

penjualan

29/01/2009 KAS D-01/2009-081 11110 67,500.00

PENJUALAN KANTIN 44000 67,500.00

penjualan

29/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-115 11300 147,500.00

KAS 11110 147,500.00

persediaan barang dagangan

29/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-116 11210 50,000.00KAS 11110 50,000.00

pinjaman anggota

29/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-117 11210 55,000.00

KAS 11110 55,000.00

pinjaman anggota

29/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-118 11210 80,000.00

KAS 11110 80,000.00

pinjaman anggota

29/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-021 11220 300,000.00

PENJUALAN BARANG 43000 300,000.00

penjualan

29/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-043 51000 240,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 240,000.00

30/01/2009 KAS D-01/2009-019 11110 100,000.00

PENJUALAN BARANG 42000 100,000.00

30/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-001 51000 72,000.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 72,000.00

30/01/2009 KAS D-01/2009-020 11110 200,000.00

PIUTANG BARANG 42000 200,000.00

cicilan piutang barang

Page 94: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lanjutan Lampiran 3.

Tanggal Nama Akun & Keterangan No. Bukti No. Akun Debet Kredit

30/01/2009 KAS D-01/2009-082 11110 374,500.00

PENJUALAN TOKO 42000 374,500.00

penjualan

30/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-021 51000 318,325.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 318,325.00

penjualan

30/01/2009 KAS D-01/2009-083 11110 73,300.00

PENJUALAN KANTIN 44000 73,300.00

penjualan

30/01/2009 KAS D-01/2009-084 11110 50,000.00

PIUTANG BARANG 42000 50,000.00

cicilan piutang barang

30/01/2009 BIAYA TELEPON K-01/2009-119 54000 137,928.00

KAS 11110 137,928.00

Biaya telepon

30/01/2009 PIUTANG PINJAMAN K-01/2009-120 11210 100,000.00

KAS 11110 100,000.00

pinjaman anggota

30/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-121 11300 163,400.00

KAS 11110 163,400.00

persediaan barang dagangan

30/01/2009 PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN K-01/2009-122 11300 295,000.00

KAS 11110 295,000.00

persediaan barang dagangan

30/01/2009 PIUTANG BARANG P-01/2009-022 11220 79,500.00PENJUALAN BARANG 43000 79,500.00

penjualan

30/01/2009 HPP BARANG DAGANGAN HPP-01/2009-044 51000 64,500.00

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 11300 64,500.00

penjualan

30/01/2009 BIAYA PENYUSUTAN K-01/2009-123 56000 6,250.00

AK. PENY. KENDARAAN MOTOR 13110 6,250.00

penjualan

30/01/2009 BIAYA PENYUSUTAN K-01/2009-124 56000 175,455.42

AK. PENY. PERALATAN 13210 175,455.42

penjualan

TOTAL 353,683,176.42

353,683,176.42

Page 95: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debet Kredit SaldoSaldo Awal : 454,493.00

05/01/2009 D-01/2009-021 setoran simpanan pokok,wajib dan sukarela 50,000.00 504,493.00D-01/2009-022 cicilan piutang toko 40,000.00 544,493.00D-01/2009-023 setoran simpanan sukarela 500,000.00 1,044,493.00D-01/2009-024 cicilan piutang pinjaman 115,000.00 1,159,493.00D-01/2009-025 cicilan piutang barang 165,000.00 1,324,493.00D-01/2009-026 penjualan 1,098,000.00 2,422,493.00D-01/2009-027 penjualan 80,300.00 2,502,793.00K-01/2009-038 pinjaman anggota 100,000.00 2,402,793.00K-01/2009-039 pinjaman anggota 200,000.00 2,202,793.00

06/01/2009 D-01/2009-001 setoran potongan gaji sekretariat 11,270,900.00 13,473,693.00K-01/2009-001 honor petugas kebersihan 100,000.00 13,373,693.00K-01/2009-002 pinjaman anggota 2,400,000.00 10,973,693.00D-01/2009-028 cicilan piutang pinjaman 200,000.00 11,173,693.00D-01/2009-029 cicilan piutang barang 37,000.00 11,210,693.00D-01/2009-030 cicilan piutang pinjaman 200,000.00 11,410,693.00D-01/2009-031 cicilan piutang barang 195,000.00 11,605,693.00D-01/2009-032 cicilan dan jasa piutang pinjaman 307,500.00 11,913,193.00D-01/2009-033 cicilan piutang barang 750,000.00 12,663,193.00D-01/2009-034 cicilan piutang barang 109,000.00 12,772,193.00D-01/2009-035 penjualan 442,200.00 13,214,393.00D-01/2009-036 penjualan 113,200.00 13,327,593.00K-01/2009-040 persediaan barang dagangan 1,284,000.00 12,043,593.00K-01/2009-041 persediaan barang dagangan 136,216.00 11,907,377.00K-01/2009-042 persediaan barang dagangan 690,850.00 11,216,527.00K-01/2009-043 pinjaman anggota 200,000.00 11,016,527.00K-01/2009-044 biaya honor pemotong gaji P3HT 25,000.00 10,991,527.00K-01/2009-045 hutang usaha 660,000.00 10,331,527.00K-01/2009-046 peralatan 300,000.00 10,031,527.00K-01/2009-047 persediaan barang dagangan 211,000.00 9,820,527.00K-01/2009-073 pinjaman anggota 130,000.00 9,690,527.00D-01/2009-002 setoran potongan gaji P3HKA 29,537,237.00 39,227,764.00D-01/2009-003 setoran potongan gaji P3HH 21,813,351.00 61,041,115.00K-01/2009-036 biaya gaji 2,400,000.00 58,641,115.00K-01/2009-037 honor pemotong gaji 25,000.00 58,616,115.00

07/01/2009 K-01/2009-003 pinjaman anggota 100,000.00 58,516,115.00K-01/2009-004 penarikan simpanan pokok 25,000.00 58,491,115.00K-01/2009-005 pinjaman anggota 6,500,000.00 51,991,115.00

Lampiran 4. Buku Besar Kas Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

Page 96: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debit Kredit Saldo

Carried backward 51,991,115.00K-01/2009-006 perlengkapan 250,000.00 51,741,115.00

D-01/2009-005 pelunasan pinjaman anggota 1,000,000.00 52,741,115.00K-01/2009-007 pinjaman anggota 9,500,000.00 43,241,115.00

K-01/2009-008 persediaan barang dagangan 170,000.00 43,071,115.00K-01/2009-009 honor pemotong gaji P3HKA 25,000.00 43,046,115.00

K-01/2009-010 persediaan barang dagangan 7,370,000.00 35,676,115.00

K-01/2009-01 1 pinjaman anggota 7,900,000.00 27,776,115.00K-01/2009-012 persediaan barang dagangan 1,260,000.00 26,516,115.00

D-01/2009-037 cicilan piutang dan jasa pinjaman 575,000.00 27,091,115.00D-01/2009-038 cicilan piutang barang 75,000.00 27,166,115.00

D-01/2009-039 penjualan 700,900.00 27,867,015.00

D-01/2009-040 penjualan 98,500.00 27,965,515.00K-01/2009-048 persediaan barang dagangan 177,700.00 27,787,815.00

K-01/2009-049 pinjaman anggota 100,000.00 27,687,815.00K-01/2009-050 hutang usaha 1,155,000.00 26,532,815.00

D-01/2009-004 setoran potongan gaji P3HT 5,590,250.00 32,123,065.00

08/01/2009 K-01/2009-01 3 pinjaman anggota 1,250,000.00 30,873,065.00

D-01/2009-006 pelunasan pinjaman 1,261,412.00 32,134,477.00

K-01/2009-014 pinjaman anggota 5,000,000.00 27,134,477.00

D-01/2009-041 cicilan piutang toko 120,000.00 27,254,477.00D-01/2009-042 penjualan 490,000.00 27,744,477.00

D-01/2009-043 penjualan 100,000.00 27,844,477.00K-01/2009-051 perlengkapan 51,600.00 27,792,877.00

K-01/2009-052 persediaan barang dagangan 4,584,500.00 23,208,377.00

K-01/2009-053 piutang toko 190,300.00 23,018,077.00

K-01/2009-054 pinjaman anggota 150,000.00 22,868,077.00

K-01/2009-055 persediaan barang dagangan 82,000.00 22,786,077.00K-01/2009-056 pinjaman anggota 250,000.00 22,536,077.00

09/01/2009 D-01/2009-007 cicilan piutang pinjaman 1,000,000.00 23,536,077.00K-01/2009-01 5 pinjaman anggota 7,800,000.00 15,736,077.00

D-01/2009-008 jasa simpan pinjam 200,000.00 15,936,077.00

D-01/2009-009 cicilan piutang pinjaman 200,000.00 16,136,077.00K-01/2009-016 pinjaman anggota 2,000,000.00 14,136,077.00

D-01/2009-010 cicilan piutang pinjaman 500,000.00 14,636,077.00K-01/2009-01 7 pinjaman anggota 10,000,000.00 4,636,077.00

K-01/2009-01 8 persediaan barang dagangan 1,100,000.00 3,536,077.00

K-01/2009-01 9 pinjaman anggota 550,000.00 2,986,077.00

Page 97: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debet Kredit Saldo

Carried backward 2,986,077.00D-01/2009-044 penjualan 328,300.00 3,314,377.00

D-01/2009-045 penjualan 108,400.00 3,422,777.00D-01/2009-046 penjualan 38,500.00 3,461,277.00

K-01/2009-057 persediaan barang dagangan 252,000.00 3,209,277.00K-01/2009-058 pinjaman anggota 100,000.00 3,109,277.00

12/01/2009 D-01/2009-048 penjualan 667,450.00 3,776,727.00

D-01/2009-049 penjualan 90,400.00 3,867,127.00K-01/2009-059 pinjaman anggota 100,000.00 3,767,127.00

K-01/2009-060 pinjaman anggota 100,000.00 3,667,127.00K-01/2009-061 persediaan barang dagangan 208,100.00 3,459,027.00

K-01/2009-062 pinjaman anggota 100,000.00 3,359,027.00D-01/2009-047 cicilan piutang barang 280,000.00 3,639,027.00

13/01/2009 D-01/2009-011 terima simpanan sukarela 30,000,000.00 33,639,027.00

K-01/2009-022 pinjaman anggota 1,000,000.00 32,639,027.00K-01/2009-023 penarikan simpanan sukarela 11,000,000.00 21,639,027.00

K-01/2009-026 honor pemotong gaji SOSEK 25,000.00 21,614,027.00

D-01/2009-050 cicilan piutang barang 565,000.00 22,179,027.00

D-01/2009-051 penjualan 777,600.00 22,956,627.00D-01/2009-052 penjualan 117,100.00 23,073,727.00

K-01/2009-063 pinjaman anggota 120,000.00 22,953,727.00

K-01/2009-064 persediaan barang dagangan 78,900.00 22,874,827.00

K-01/2009-065 persediaan barang dagangan 323,800.00 22,551,027.00D-01/2009-012 setoran potongan gaji SOSEK 3,285,900.00 25,836,927.00

14/01/2009 K-01/2009-021 pinjaman anggota 9,200,000.00 16,636,927.00

D-01/2009-013 cicilan piutang barang 1,500,000.00 18,136,927.00K-01/2009-024 persediaan barang dagangan 3,215,000.00 14,921,927.00

K-01/2009-025 pinjaman anggota 1,080,000.00 13,841,927.00

D-01/2009-053 penjualan 410,100.00 14,252,027.00

D-01/2009-054 penjualan 86,800.00 14,338,827.00K-01/2009-067 persediaan barang dagangan 174,950.00 14,163,877.00

K-01/2009-068 persediaan barang dagangan 1,100,000.00 13,063,877.00

K-01/2009-069 pinjaman anggota 115,000.00 12,948,877.00K-01/2009-070 pinjaman anggota 200,000.00 12,748,877.00

K-01/2009-071 pinjaman anggota 50,000.00 12,698,877.00

K-01/2009-072 pinjaman anggota 200,000.00 12,498,877.00

K-01/2009-074 pinjaman anggota 150,000.00 12,348,877.00K-01/2009-075 pinjaman anggota 100,000.00 12,248,877.00

Page 98: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debet Kredit Saldo

Carried backward 12,248,877.00

K-01/2009-076 pinjaman anggota 250,000.00 11,998,877.0015/01/2009 K-01/2009-027 pinjaman anggota 1,150,000.00 10,848,877.00

D-01/2009-014 cicilan piutang pinjaman 100,000.00 10,948,877.00D-01/2009-015 setoran simpanan pokok dan wajib 145,000.00 11,093,877.00

K-01/2009-028 pinjaman anggota 1,150,000.00 9,943,877.00

K-01/2009-029 persediaan barang dagangan 1,008,000.00 8,935,877.00

D-01/2009-055 penjualan 325,800.00 9,261,677.00D-01/2009-056 penjualan 105,900.00 9,367,577.00

K-01/2009-077 pinjaman anggota 50,000.00 9,317,577.00

K-01/2009-078 pinjaman anggota 100,000.00 9,217,577.00K-01/2009-079 pinjaman anggota 350,000.00 8,867,577.00

K-01/2009-080 pinjaman anggota 50,000.00 8,817,577.00

16/01/2009 D-01/2009-057 cicilan piutang pinjaman 430,000.00 9,247,577.00D-01/2009-058 penjualan 451,100.00 9,698,677.00

D-01/2009-059 penjualan 100,600.00 9,799,277.00

K-01/2009-081 pinjaman anggota 70,000.00 9,729,277.00

K-01/2009-082 persediaan barang dagangan 210,000.00 9,519,277.00

K-01/2009-083 persediaan barang dagangan 512,750.00 9,006,527.00K-01/2009-084 persediaan barang dagangan 180,000.00 8,826,527.00

K-01/2009-085 pinjaman anggota 50,000.00 8,776,527.00

19/01/2009 D-01/2009-060 penjualan 434,700.00 9,211,227.00D-01/2009-061 penjualan 61,800.00 9,273,027.00

K-01/2009-086 pinjaman anggota 100,000.00 9,173,027.00

K-01/2009-087 pinjaman anggota 150,000.00 9,023,027.00K-01/2009-088 persediaan barang dagangan 24,000.00 8,999,027.00

K-01/2009-089 pinjaman anggota 50,000.00 8,949,027.00

20/01/2009 K-01/2009-030 pinjaman anggota 5,150,000.00 3,799,027.00

D-01/2009-016 penjualan 470,250.00 4,269,277.00D-01/2009-062 cicilan piutang toko 152,000.00 4,421,277.00

D-01/2009-063 cicilan piutang pinjaman 100,000.00 4,521,277.00

D-01/2009-064 penjualan 379,050.00 4,900,327.00

D-01/2009-065 penjualan 108,800.00 5,009,127.00K-01/2009-091 persediaan barang dagangan 56,000.00 4,953,127.00

K-01/2009-092 persediaan barang dagangan 178,000.00 4,775,127.00

K-01/2009-093 pinjaman anggota 130,000.00 4,645,127.00

K-01/2009-094 persediaan barang dagangan 167,600.00 4,477,527.00

K-01/2009-090 persediaan barang dagangan 402,550.00 4,074,977.00

Page 99: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debit Kredit

Carried backward 4,074,977.00

21/01/2009 D-01/2009-017 terima simpanan sukarela 8,196,600.00 12,271,577.00

K-01/2009-031 persediaan barang dagangan 8,196,600.00 4,074,977.00

D-01/2009-066 penjualan 416,800.00 4,491,777.00

D-01/2009-067 penjualan 103,100.00 4,594,877.00

K-01/2009-095 persediaan barang dagangan 204,000.00 4,390,877.00

K-01/2009-096 pinjaman anggota 145,000.00 4,245,877.00

K-01/2009-097 pinjaman anggota 100,000.00 4,145,877.00

22/01/2009 K-01/2009-032 pinjaman anggota 500,000.00 3,645,877.00

K-01/2009-033 persediaan barang dagangan 840,000.00 2,805,877.00

K-01/2009-034 pinjaman anggota 525,000.00 2,280,877.00

D-01/2009-018 cicilan piutang barang 200,000.00 2,480,877.00

D-01/2009-068 penjualan 340,800.00 2,821,677.00

D-01/2009-069 penjualan 74,100.00 2,895,777.00

K-01/2009-098 pinjaman anggota 250,000.00 2,645,777.00

K-01/2009-099 persediaan barang dagangan 955,650.00 1,690,127.00

23/01/2009 K-01/2009-035 pinjaman anggota 400,000.00 1,290,127.00

D-01/2009-070 cicilan piutang dan jasa pinjaman 230,000.00 1,520,127.00

D-01/2009-071 cicilan piutang toko 25,500.00 1,545,627.00

D-01/2009-072 penjualan 410,300.00 1,955,927.00

D-01/2009-073 penjualan 80,100.00 2,036,027.00

K-01/2009-100 pinjaman anggota 120,000.00 1,916,027.00

K-01/2009-101 pinjaman anggota 1,000,000.00 916,027.00

27/01/2009 D-01/2009-074 cicilan piutang dan jasa pinjaman 115,000.00 1,031,027.00

D-01/2009-075 penjualan 612,300.00 1,643,327.00

D-01/2009-076 penjualan 113,700.00 1,757,027.00

K-01/2009-1 02 pinjaman anggota 150,000.00 1,607,027.00

K-01/2009-1 03 pinjaman anggota 70,000.00 1,537,027.00

K-01/2009-104 persediaaan barang dagangan 266,400.00 1,270,627.00

K-01/2009-1 05 persediaan barang dagangan 115,300.00 1,155,327.00

K-01/2009-106 persediaan barang dagangan 160,000.00 995,327.00

K-01/2009-1 07 persediaan barang dagangan 151,342.00 843,985.00

K-01/2009-108 persediaan barang dagangan 42,550.00 801,435.00

Saldo

Page 100: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Tanggal No. Bukti Keterangan Debit Kredit Saldo

28/01/2009 Carried backward 801,435.00

K-01/2009-1 09 perlengkapan 34,000.00 767,435.00

D-01/2009-077 cicilan piutang toko 1,300,000.00 2,067,435.00

D-01/2009-078 penjualan 363,350.00 2,430,785.00

D-01/2009-079 penjualan 67,200.00 2,497,985.00

K-01/2009-1 10 persediaan barang dagangan 418,950.00 2,079,035.00

K-01/2009-1 11 persediaan barang dagangan 1,096,700.00 982,335.00

K-01/2009-112 persediaan barang dagangan 18,400.00 963,935.00

K-01/2009-113 transportasi 20,000.00 943,935.00

K-01/2009-114 pinjaman anggota 90,000.00 853,935.00

29/01/2009 D-01/2009-080 penjualan 427,100.00 1,281,035.00

D-01/2009-081 penjualan 67,500.00 1,348,535.00

K-01/2009-115 persediaan barang dagangan 147,500.00 1,201,035.00

K-01/2009-116 pinjaman anggota 50,000.00 1,151,035.00

K-01/2009-1 17 pinjaman anggota 55,000.00 1,096,035.00

K-01/2009-118 pinjaman anggota 80,000.00 1,016,035.00

30/01/2009 D-01/2009-019 penjualan 100,000.00 1,116,035.00

D-01/2009-020 cicilan piutang barang 200,000.00 1,316,035.00

D-01/2009-082 penjualan 374,500.00 1,690,535.00

D-01/2009-083 penjualan 73,300.00 1,763,835.00

D-01/2009-084 cicilan piutang barang 50,000.00 1,813,835.00

K-01/2009-1 19 biaya telepon 137,928.00 1,675,907.00

K-01/2009-120 pinjaman anggota 100,000.00 1,575,907.00

K-01/2009-121 persediaan barang dagangan 163,400.00 1,412,507.00

K-01/2009-122 persediaan barang dagangan 295,000.00 1,117,507.00

Total Account: KAS 134,496,550.00 133,833,536.00 1,117,507.00

Page 101: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana
Page 102: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

KOPERASI MITRA KARSA

Laba Rugi

Periode 01 Januari 2009 – 31 Januari 2009

( R upi a h)

PENDAPATAN USAHA

Pendapatan Jasa Simpan Pinjam 7,163,891.00Penjualan Toko 9,450,350.00Penjualan Barang 44,796,000.00Penjualan Kantin 2,121,050.00

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 63,531,291.00

HARGA POKOK PENJUALAN

HPP Barang Dagangan 40,513,885.00Laba Kotor 23,017,406.00

BEBAN USAHABiaya Gaji dan Tunjangan Pegawai 2,400,000.00Biaya Transportasi 20,000.00Biaya Telepon 137,928.00Biaya Perlengkapan Kantor 335,600.00Biaya Penyusutan 181,705.42Biaya Petugas Kebersihan 100,000.00Biaya Honor Pemotong Gaji 100,000.00Biaya Lain-Lain 0.00

JUMLAH BEBAN USAHA 3,275,233.42SISA HASIL USAHA SEBELUM PAJAK 19,742,172.58

Page 103: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 6. Neraca Saldo Awal Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

KOPERASI MITRA KARSANeraca Saldo

1 Januari 2009

AKTIVA LANCAR

Kas 454,493.00

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Bank BRI 7,806,950.00 Hutang Usaha 4,396,563.00

Piutang Pinjaman 426,989,550.00 Hutang Dana Pengurus 945,618.00

Piutang Barang 120,264,269.00 Hutang Dana Karyawan 935,259.00

Piutang Toko 64,251,175.00 Hutang Dana Sosial 9,622,405.00

Persediaan Barang 26,713,340.00 Hutang Dana Wilayah Kerja 13,499,339.00Jumlah Aktiva Lancar 646,479,777.00 Hutang Dana Pendidikan 14,556,769.00

AKTIVA LAIN-LAIN Hutang Dana Bagian SHU 30,042,153.00Investasi pada PKPRI 40,125,906.00 Hutang Simpanan Sukarela 97,670,804.00

Investasi pada KPWN 5,000,000.00 Hutang Jasa SSR 12,889,804.00

Jumlah Aktiva Lain-Lain 45,125,906.00 Jumlah Kewajiban 184,458,714.00

AKTIVA TETAP

Kendaraan Bermotor 200,000.00

Modal

Simpanan Pokok 12,243,000.00Ak. PenyusutanKendaraan Bermotor 0.00 Simpanan Wajib 232,560,832.00

Peralatan 6,710,930.00 Donasi 328.00

Ak. Penyusutan Peralatan 0.00 Cadangan 186,258,488.00

Jumlah Aktiva Tetap 6,610,930.00 SHU Tahun Lalu 82,695,251.00

SHU tahun berjalan 0.00Jumlah Modal 535,757,899.00

Jumlah Aktiva 698,216,613.00 Jumlah Kewajiban dan Modal 698,216,613.00

AKTIVA PASSIVA

Page 104: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 7. Laporan Neraca Akhir Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari2009

KOPERASI MITRA KARSANeraca

31 Januari 2009

AKTIVA LANCAR

Kas 1,117,507.00KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Bank BRI 7,806,950.00 Hutang Usaha 2,581,563.00

Piutang Pinjaman 463,632,088.00 Hutang Dana Pengurus 945,618.00

Piutang Barang 147,874,269.00 Hutang Dana Karyawan 935,259.00

Piutang Toko 52,008,778.00 Hutang Dana Sosial 9,622,405.00

Persediaan Barang 23,819,758.00 Hutang Dana Wilayah Kerja 13,499,339.00Jumlah Aktiva Lancar 696,690,755.00 Hutang Dana Pendidikan 14,556,769.00

AKTIVA LAIN-LAIN Hutang Dana Bagian SHU 30,042,153.00Investasi pada PKPRI 40,125,906.00 Hutang Simpanan Sukarela 127,682,404.00

Investasi pada KPWN 5,000,000.00 Hutang Jasa SSR 12,889,804.00

Jumlah Aktiva Lain-Lain 45,125,906.00 Jumlah Kewajiban 212,755,314.00

AKTIVA TETAPKendaraan Bermotor 200,000.00

Modal

Simpanan Pokok 12,443,000.00Ak. PenyusutanKendaraan Bermotor (6,250.00) Simpanan Wajib 234,651,332.00

Peralatan 6,710,930.00 Donasi 328.00

Ak. Penyusutan Peralatan (175,455.42) Cadangan 186,258,488.00

Jumlah Aktiva Tetap 6,729,224.58 SHU Tahun Lalu 82,695,251.00

SHU tahun berjalan 19,742,172.58Jumlah Modal 535,790,571.58

Jumlah Aktiva 748,545,885.58 Jumlah Kewajiban dan Modal 748,545,885.58

AKTIVA PASSIVA

Page 105: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH

MENGGUNAKAN PROGRAM AKUNTANSI GMATH-KOPERASI

Dibawah ini terdapat pernyataan – pernyataan yang berkaitan dengan perbandingan

sebelum dan sesudah menggunakan program akuntansi GMATH-KOPERASI pada Koperasi

Mitra Karsa Bogor. Terhadap pernyataan – pernyataan tersebut, anda dimohon memberi tanda

(√) dari nomor pernyataan yang ada.

1 = Ya

2 = Tidak

3 = Ragu-Ragu

4 = Tidak Tahu

Nama Responden : ......................................

Jabatan : ......................................

PERTANYAAN :

1. Apakah lebih mudah menggunakan program GMATH-KOPERASI untuk mencatat

transaksi-transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra Karsa dibandingkan dengan melakukan

pencatatan secara manual?

1 2 3 4

2. Apakah pencatatan sistem akuntansi pada program GMATH-KOPERASI lebih akurat

dibanding dengan pencatatan sistem akuntansi secara manual?

1 2 3 4

3. Apakah administrasi Koperasi Mitra Karsa menjadi lebih teratur dan rapi dengan

menggunakan program akuntansi GMATH-KOPERASI dibandingkan dengan

menggunakan sistem pencatatan akuntansi secara manual?

1 2 3 4

Page 106: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana

4. Apakah dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI lebih memudahkan dalam

melakukan penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan melakukan pencatatan

akuntansi secara manual?

1 2 3 4

5. Apakah lebih efisien menggunakan program GMATH-KOPERASI dalam melakukan

pencatatan transaksi yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa daripada melakukan

pencatatan transaksi secara manual?

1 2 3 4

6. Apakah lebih efektif menggunakan program GMATH-KOPERASI dalam melakukan

pencatatan transaksi yang terjadi pada Koperasi Mitra Karsa daripada melakukan

pencatatan transaksi secara manual?

1 2 3 4

7. Apakah lebih mudah dalam menginformasikan keuangan koperasi pada pihak manajemen

internal dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI dibandingkan dengan

menggunakan pencatatan secara manual?

1 2 3 4

8. Apakah tampilan dalam penyajian laporan keuangan dengan menggunakan program

GMATH-KOPERASI lebih bagus dibandingkan melalui pencatatan secara manual?

1 2 3 4

9. Apakah tingkat kesalahan dalam pencatatan transaksi dapat lebih diperkecil dengan

menggunakan program GMATH-KOPERASI dibandingkan dengan menggunakan

pencatatan secara manual?

1 2 3 4

10. Apakah program GMATH-KOPERASI ini dapat lebih meningkatkan kinerja Koperasi

Mitra Karsa terutama dalam hal pencatatan keuangan dibandingkan dengan pencatatan

transaksi secara manual?

1 2 3 4

Page 107: Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan ... · kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana