i ANALISIS PERFORMA PERSONIL PADA SATUAN RESERSE POLRES PANGKEP SKRIPSI EVAL ANGGARA PUTRA NURDIN NIM 105721151617 COVER PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021
i
ANALISIS PERFORMA PERSONIL PADA SATUAN RESERSE POLRES PANGKEP
SKRIPSI
EVAL ANGGARA PUTRA NURDIN NIM 105721151617
COVER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS PERFORMA PERSONIL PADA SATUAN RESERSE POLRES PANGKEP
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan
Oleh : EVAL ANGGARA PUTRA NURDIN
NIM : 105721151617
HALAMAN JUDUL
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Peneltian : Analisis Performa Pada Satuan Reserse Polres
Pangkep
Nama Mahasiswa : Eval Anggara Putra Nurdin
No. Stambuk : 105721151617
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan diujikan didepan
panitia penguji skripsi strata satu (S1) pada tanggal 31 bulan Januari tahun
2022 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Makassar, 28 Jumadil Akhir 1443 H 31 Januari 2022 M
Menyetujui,
Mengetahui,
Pembimbing II Nasrullah, S.E., M.M. NIDN : 0914049104
Pembimbing I Muh. Nur. Rasyid, S.E., M.M. NIDN : 09027078201
Dekan Dr. H. Andi Jam’an,S.E., M.Si NBM : 651 507
Ketua Program Studi Muh. Nur Rasyid, S.E., M.M. NBM : 1085576
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas Nama: Eval Anggara Putra Nurdin, NIM: 105721151617,
diterima dan disahkan oleh Paniltia Ujian Skripsi berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0001/SK-
Y/61201/091004/2022 M, tanggal 28 Jumadil Akhir 1443 H/ 31 Januari 2022
M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar SARJANA
MANAJEMEN pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 05 Jumadil Akhir 1443 H 08 Januari 2022 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.A (................)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si (...............)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Agusdiwana Suarni, S.E., M.ACC (..............)
(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Muhammad Yusuf, S.Sos., M.M (...............)
2. Muh. Nur R., S.E., M.M. (...............)
3. Dr. Syafaruddin, S.E., M.M. (...............)
4. Irwan Abdullah, S.Sos., M.M. (...............)
Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si
NBM : 651 507
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Eval Anggara Putra Nurdin
Stambuk : 105721151617
program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Performa Pada Satuan Reserse Polres
Pangkep
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi Yang Saya Ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI Hasil Karya Sendiri, Bukan Hasil Jiplakan dan Tidak Dibuat Oleh Siapapun.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya
bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 28 Jumadil Akhir 1443 H
31 Januari 2022 M
Yang membuat pernyataan,
Eval Anggara Putra Nurdin NIM: 105721151617
Mengetahui,
Dekan
Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si
NBM : 651 507
Ketua Program Studi
Muh. Nur Rasyid, SE., MM
NBM : 1085576
Materai
10.000
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur senantiasa penulis
panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi penulis kekuatan, berkat, dan
kesempatan dalam menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Performa
Pada Satuan Reserse Polres Pangkep” dengan baik dan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga selalu dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW berikut
keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar Sekaligus
4. Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan
mengaraahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
5. Bapak Nasrullah, SE., MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
vii
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi
Manajemen angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Teman – teman kelas saya di Manajemen Resor 2017 yang tidak sempat
saya sebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas suka dan duka,
bantuan, kerjasamanya, canda tawa dan waktunya selama kurang lebih 4
tahun telah menemani masa-masa kuliah saya dari pertama masuk kuliah
hingga akhir penulisan skripsi ini.
10. Istri tercinta yang senangtiasa memberikan dukungan dan semangat
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu
11. Penulis mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karna itu kepada semua pihak
utamanya para pembaca, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikan demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah mudahan skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat terutama kepada kampus kami tercinta
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nashrun min Allahu wa fathun karien, billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat,
wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
ix
ABSTRAK
Eval Anggara Putra Nurdin, 2021. Analisis Performa Pada Satuan Reserse Polres Pangkep, Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Muh. Nur Rasyid dan Pembimbing II Nasrullah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa pada satuan reserse polres pangkep. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang diperoleh dari observasi dan dari hasil wawancara kepada personil satuan reserse polres pangkep.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa personil pada satuan reserse polres pangkep memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat mengingat bahwa kejahatan tindak pidana di wilayah hukum polres pangkep cenderung banyak namun jumlah personil dan dukungan sarana dan prasarana yang masih kurang sehingga para personil satuan reserse polres pangkep tidak dapat memaksimalkan performa dalam menyelesaikan tindak pidana di wilayah hukum polres pangkep.
Kata kunci: Performa, tindak pidana, Reserse
x
ABSTRACT
Eval Anggara Putra Nurdin, 2021. Performance Analysis at the Pangkep Police Investigation Unit, Essay. Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Muh. Nur Rasyid and Advisor II Nasrullah.
This study aims to determine the performance of the Pangkep Police Investigation Unit. This type of research uses qualitative methods obtained from observations and from interviews with the Pangkep Police Investigation Unit personnel.
The results showed that the personnel in the Pangkep Police Investigation Unit had heavy duties and responsibilities considering that criminal offenses in the Pangkep Police jurisdiction tended to be large but the number of personnel and support for facilities and infrastructure was still lacking so that the Pangkep Police Investigation Unit personnel could not maximize performance in resolving criminal acts within the jurisdiction of the Pangkep Police.
Keywords: Performance, Crime, Investigation
xi
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 5
C. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 5
D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. TINJAUAN TEORI ................................................................................. 7
B. TINJAUAN EMPIRIS ........................................................................... 14
C. KERANGKA PIKIR .............................................................................. 17
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 18
A. JENIS PENELITIAN............................................................................. 18
B. FOKUS PENELITIAN .......................................................................... 19
C. PEMILIHAN LOKASI DAN SITUS PENELITIAN .................................. 19
D. SUMBER DATA ................................................................................... 19
E. PENGUMPULAN DATA ...................................................................... 19
F. INSTRUMEN PENELITIAN .................................................................. 20
G. METODE ANALISIS ............................................................................ 22
H. TAHAP-TAHAP PENELITIAN .............................................................. 23
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 25
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .......................................... 25
B. PENYAJIAN DATA (HASIL PENELITIAN) ........................................... 26
C. ANALISIS DAN INTERPRETASI (PEMBAHASAN) ............................. 45
xii
BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 50
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 50
B. SARAN ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Data Personil Satuan Reserse Kriminal Polres Pangkep ....................... 3
Tabel 2: Data Pelatihan Kejuruan, Pendidkan Kepolisian, Pendidikan Umum
yang telah diikuti oleh anggota sat reskrim Polres Pangkep ................................ 4
Tabel 3: Penelitian terdahulu ............................................................................. 14
Tabel 4 Indikator Panduan Wawancara ............................................................. 21
Tabel 5 Tabel Jumlah Personil Reserse ............................................................ 46
Tabel 6 Jumlah Tindak Pidana ........................................................................... 46
Tabel 7 Barang Dinas Yang dipakai satuan reserse .......................................... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pikir ................................................................................... 17
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui bersama bahwa sebagai salah satu Lembaga
Penegak Hukum, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bertanggung jawab atas
terciptanya keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat, memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat serta
menegakkan hukum. Tanggung jawab inilah yang mengharuskan Polri bekerja
keras dalam memecahkan dan menangani masalah-masalah sosial yang terjadi di
setiap lapisan masyarakat. Meskipun sangat sulit, tetapi Polri selalu berusaha
untuk mengatasinya melalui program-program kerja Polri untuk meningkatkan
kinerjanya.
Semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap hukum
menyebabkan masyarakat semakin kritis dan menuntut banyak hal kepada Polri
khususnya dalam hal penegakan hukum. Hal tersebut Berdasarkan UU RI No 2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas pokok Polri
adalah: (1) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; (2) melakukan
penegakan hukum; (3) memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan
terhadap masyarakat.
Sesuai dengan tugas pokoknya maka Polri dalam upaya meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, membagi daerah pelayanan menjadi banyak
wilayah teoritorial yang terdiri dari Kepolisian Daerah (Polda), Kepolisian
Resor/Resor Kota (Polres/Polresta), dan Kepolisian Sektor (Polsek). Pembagian
wilayah-wilayah pelayanan ini tidak lain adalah untuk menjalankan tugas pokok
Polri secara maksimal kepada masyarakat.
2
Anggota Polres Pangkep di tempatkan pada berbagai unit yang meliputi
satuan reskrim, satuan intelkam, satuan lalu lintas, satuan shabara, satuan
binmas, satuan narkoba, satuan tahti. Satuan reserse kriminal adalah salah satu
fungsi dalam kepolisian yang tugas dan perannya sangat penting. Sat reskrim
merupakan ujung tombak dalam pilar penegakan hukum di Indonesia guna dapat
mewujudkan penegakan hukum yang dapat memenuhi rasa keadilan dan
kepastian hukum dalam masyarakat. Maka diperlukan sesuatu sistem hukum yang
baik dan pelaksana-pelaksana yang handal dan mampu mengatasi tantangan
tugas seiring dengan perkembangan masyarakat dan perubahan-perubahan
hukum yang akan terjadi.
Fungsi Sat reskrim di tingkat kewilayahan polres bertugas
menyelenggarakan dan membina fungsi penyidikan pada tingkat polsek jajaran
serta menyelenggarakan indentifikasi penyidikan yang pada akhirnya mampu
meningkatkan penyelesaian perkara dan mampu meningkatkan rasa aman dalam
masyarakat.
Sebagai salah satu satuan yang sangat sering bersentuhan langsung
dengan masyarakat, tentunya kinerja dari satuan ini menjadi sorotan bagi semua
pihak, tidak hanya pimpinan Kepolisian tetapi juga semua pihak yang memiliki
kepentingan terhadap institusi Kepolisian akan menyoroti kinerja Satuan Reserse
Kriminal ini. Kinerja Satuan Reserse Kriminal dalam penegakan hukum diukur dari
porsentase antara jumlah tindak pidana yang terjadi dengan jumlah penyelesaian
tindak pidana disuatu daerah yang menjadi wilayah hukumnya. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Hasibuan (2004) bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
3
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
serta waktu.
Tabel 1: Data Personil Satuan Reserse Kriminal Polres Pangkep
No Personil Jumlah Pendidikan
Kepolisian
1 Perwira 4 Akademi Kepolisian
(AKPOL)
2 Bintara 35 Sekolah Bintara Polri
3 Tamtama - -
Jumlah 39
Sumber: Bagian Sdm Polres Pangkep
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis bermaksud untuk
mengkaji lebih mendalam mengenai permasalahan tersebut dalam sebuah
penelitian yang berjudul “Analisis Performa Personil Pada Satuan Reserse Polres
Pangkep”.
4
Tabel 2: Data Pelatihan Kejuruan, Pendidkan Kepolisian, Pendidikan Umum
yang telah diikuti oleh anggota sat reskrim Polres Pangkep
N
o
Pelatihan
dan
Kejuruan
Jumla
h
Pendidika
n
Kepolisian
Jumla
h
Pendidika
n Umum
Jumla
h
1 Bintara
Reskrim (BA
RESKRIM)
9 Akademi
Kepolisian
(AKPOL)
1 Sekolah
Dasar (SD)
-
2 Penyidik
pembantu
5 Perwira
sumber
sarjana
(SPSS)
- Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
-
3 Pelatihan e-
penyidikan
1 Sekola
Calon
Perwira
(SECAPA)
3 Sekolah
Menengah
Atas (SMA
27
4 Pelatihan
peyidik PPA
(perlindunga
n perempuan
dan anak)
2 Sekolah
Calon
Bintara
(SECABA)
27 Perguruan
Tinggi (D1)
-
5 Seleksi
Perwira
Alih
Golongan
Bintara
(PAG)
1 Perguruan
Tinggi (D1)
-
6 Perguruan
Tinggi (S1)
5
Sumber: Bagian SDM polres pangkep
Pada Tahun 2020, Jumlah Tindak Pidana (JTP) tercatat sebanyak 300
kasus dan Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana (JPTP) sebanyak 236 kasus,
sedangkan untuk Tahun 2019 lalu JTP sebanyak 376 kasus dan JPTP sebanyak 317
kasus, jadi di tahun 2020 mengalami penurunan JPT sebanyak 76 kasus dan
penurunan JPTP sebanyak 81 kasus. Serta jumlah tindak pidana yang paling menonjol
5
pada tahun 2020 sebanyak 84 kasus dengan penyelesaian kasus sebanyak 49 kasus
jika dibandignkan dengan tahun 2019 sebanyak 87 kasus dengan penyelesain
sebanyak 69 kasus, maka jumlah tindak dan penyelesaian kasus pidana yang paling
menonjol mengalami penurunan
Berdasarkan data jumlah tindak pidana yang diselesaikan di tahun 2020
mengalami peningkatan hal ini merupakan dampak positif dari jumlah personil reserse
polres pangkep yang telah melakukan pelatihan dan Pendidikan kejuruan, serta
jumlah personil baru yang berkompeten yang di tempatkan di satuan fungsi reserse
polres pangkep
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang ”ANALISIS PERFORMA PADA SATUAN RESERSE POLRES
PANGKEP ” sebab pengaruh jumlah personil reserse dan jumlah kasus yang
diselesaikan memiliki dampak yang baik
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas
maka sangat perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui: “Bagaimana
performa personil pada satuan reserse polres pangkep?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana performa
personil pada satuan reserse polres pangkep
6
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, menambah pengalaman dan menjadi pembanding antara
ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam aplikasi nyata di dunia kerja
dan publik (Masyarakat) juga sebagai syarat untuk mencapai gelar
sarjana.
2. Bagi akademis, sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak lain
yang berguna serta dapat memberikan gambaran bagi selanjutnya yang
akan melakukan penelitian sejenis.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis yang
bermanfaat untuk instansi kepolisian, khususnya dapat meningkatkan
serta mempertahankan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan
kinerja terhadap layanan tindak pidana satuan reserse kriminal polres
pangkep sesuai dengan tugas pokoknya. Selain itu, dapat
mengembangkan inovasi baru dari sistem pelayanan dan kinerja dimasa
mendatang.
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Teori tentang kinerja
1.1 Pengertian kinerja
Dalam melaksanakan kerja, karyawan/pegawai menghasilkan sesuatu
yang disebut kinerja. Kinerja merupakan hasil kerja seorang
karyawan/pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Menurut Mangkunegara (2005) “kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Sedangkan Rivai (2009) berpendapat bahwa “kinerja adalah
suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode
waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber – sumber
daya yang dimiliki”. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi
seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang
antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output,
kehadiran di
8
tempat kerja, dan sikap kooperatif. Menurut Sutrisno (2010), prestasi
kerja atau kinerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang
dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja”.
Menurut Rahmawati (2012) kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja yang tinggi dapat diwujudkan, apabila dikelola dengan baik.
Itulah sebabnya setiap organisasi perlu menerapkan manajemen kinerja.
Berkaitan dengan manajemen kinerja ini, seringkali orang membuat
kesalahan dengan mengira bahwa evaluasi kinerja adalah manajemen
kinerja. Padahal mengevaluasi kinerja atau memberikan penilaian atas
kinerja hanyalah merupakan sebagian saja dari sistem manajemen
kinerja. Sebab menurut Bacal (2005) yang dimaksud dengan manajemen
kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan atau
berlangsung terus-menerus, yang dilaksanakan berdasarkan kemitraan
antara seorang karyawan dengan penyelia langsungnya. Proses ini
meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Dengan demikian manajemen
kinerja merupakan sebuah sistem yang memiliki sejumlah bagian, yang
keseluruhannya harus diikutsertakan, jika mengharapkan atau
menghendaki sistem manajemen kinerja ini dapat memberikan nilai
tambah bagi organisasi, manajer, dan karyawan.
9
Mathis dan Jackson (2006) mendefinisikan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan.
Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberikan kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk:
(1) kuantitas keluaran
(2) kualitas keluaran
(3) jangka waktu keluaran
(4) kehadiran di tempat kerja dan
(5) sikap kooperatif.
Sementara, Wibowo (2007) mendefinisikan kinerja merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja
dilakukan oleh SDM yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi,
dan kepentingan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan
sistem yang memuat pengelolaan kinerja satuan kerja hingga ke individu
dalam suatu organisasi atau institusi.
1.2 Penilaian Kinerja
Menurut Nawawi (2008) penilaian kinerja yang bersifat
komprehensip meliputi:
1. Penilaian kinerja adalah usaha mengidentifikasi, mengukur atau menilai
dan mengelola pelaksanaan pekerjaan oleh para pegawai/karyawan.
10
2. Penilaian kinerja adalah usaha mengidentifikasi dan menilai aspek-aspek
pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh kepada kesuksesan
organisasi nonprofit dalam mencapai tujuannya.
3. Penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan
seorang pegawai/karyawan sukses atau gagal dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan mempergunakan standar pekerjaan sebagai tolok
ukurnya. Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dinilai adalah:
a. Apa yang telah dikerjakan oleh seorang pekerja selama periode tertentu,
mungkin setelah bekerja selama satu semester atau satu tahun atau lebih
singkat, sesuai jenis dan sifat pekerjannya.
b. Bagaimana cara pegawai/karyawan yang dinilai dalam melaksanakan
pekerjaannya selama periode tersebut di atas.
c. Mengapa pegawai/karyawan tersebut melaksanakan pekerjaannya
seperti itu.
Penilaian kinerja bukanlah kegiatan kontrol atau pengawasan, dan
bukan pula mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan sanksi atau
hukuman. Kegiatannya difokuskan pada usaha mengungkapkan
kekurangan dalam bekerja untuk diperbaiki dan kelebihan bekerja
untuk di kembangkan, agar setiap pegawai atau karyawan mengetahui
tingkat efisiensi dan efektifitas kontribusinya dalam melaksanakan
pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi nonprofit yang
mempekerjakannya. Untuk itu aspek-aspek yang dinilai harus sesuai
dengan apa yang seharusnya dikerjakan, sebagaimana terdapat di
dalam analisis pekerjaan berupa deskripsi pekerjaan.
11
Tolak ukur penilaian kinerja merupakan tolok ukur kinerja yang
mendorong organisasi mencapai tujuannya. Syarat-syarat penilaian
kinerja dan indikator penilaian kinerja pendekatannya sama dan dapat
diputar balikkan penggunaannya. Beberapa organisasi menggunakan
penilaian kinerja untuk hasil yang bersifat kuantitatif, dan indikator
kinerja untuk keadaan yang bersifat kualitatif. Dalam proses penilaian
pelaksanaan pekerjaan sangat diperlukan tolok ukur sebagai
pembanding cara dan hasil pelaksanaan pekerjaan seorang
pegawai/karyawan. Tolok ukur itu disebut standar pekerjaan yang
harus dibuat jika hasil analisis pekerjaan sudah tidak sesuai lagi untuk
dipergunakan, karena sebagian besar atau seluruh tugas-tugas dan
cara melaksanakannya sudah mengalami perubahan atau
perkembangan, sebagai wujud dari dinamika pekerjaan (Nawawi,
2008).
Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, maka pengertian
standar pekerjaan adalah sejumlah kriteria yang dijadikan tolok ukur
atau pembanding pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pengertian
lainnya adalah harapan organisasi pada pegawai atau karyawan
dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari.
Standar kinerja dapat dibuat dari uraian jabatan untuk mengaitkan
definisi jabatan statis ke kinerja kerja dinamis. Standar kinerja juga
dibuat untuk setiap individu dengan berpedoman pada uraian
jabatannya. Setiap karyawan mengusulkan sasaran-sasarannya
sendiri kepada pimpinan secara tertulis, bila keduanya menyepakati
setiap sasaran, kemudian dapat dibuat pernyataan sasaran secara
12
tertulis. Standar kinerja dianggap memuaskan bila pernyataannya
menunjukkan beberapa bidang pokok tanggung jawab karyawan,
memuat bagaimana suatu kegiatan kerja akan dilakukan, dan
mengarahkan perhatian kepada mekanisme kuantitatif bagaimana
hasil-hasil kinerjanya akan diukur.
1.3 Indikator Kinerja
Di dalam penelitian ini pengukuran kinerja diarahkan pada enam aspek
yang merupakan bidang kinerja kunci bagi perusahaan, yaitu adalah
sebagai berikut (Sutrisno, 2010):
1. Hasil kerja
Tingkat kualitas maupun kuantitas yang telah dihasilkan dan sejauh
mana pengawasan dilakukan.
2. Pengetahuan pekerjaan
Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan
berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
3. Inisiatif Tingkat
Inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalah-masalah yang timbul
4. Kecekatan mental
Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan
menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5. Sikap
13
Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan
6. Disiplin waktu
Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran
2. Performa
Performa adalah seberapa baik seseorang dalam melakukan aktifitas
atau pekerjaan tertentu, istilah inijuga sering kita pakai sebagai tolak ukur
dalam bidang pekerjaan untuk menyebutkan prestasi yang dicapai.
Istilah performa atau dalam Bahasa inggrisnya performance
merupakan penampilan/ pertunjukan atau bentuk tindakan. Performa yang
ditampilkan atau diberikan dapat dinilai secara objektif berdasarkan standar
yang telah ditentukan. Penilain performa ini bertujuan untuk memberikan
penghargaan jika hasil yang dicapai lebih baik dari sebelumnya sekaligus
sebagai evaluasi untuk performa masa mendatang jika hasil yang dicapai
kurang memuaskan, dari evaluasi inilah dapat ditentukan tindakan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan performa.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan
memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu lembaga/instansi, di mana
dengan adanya pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan yang di miliki oleh pegawai, dengan adanya pendidikan dan
pelatihan pegawai terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, sehingga
pegawai tidak menghiraukan tugas dan tanggung jawab yang di berikan
14
B. TINJAUAN EMPIRIS
Penelitian yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
antara lain:
Tabel 3: Penelitian terdahulu
NO NAMA DAN
TAHUN
JUDUL
PENELITIAN
METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1. Nida
Anisatus
Sholihah
(2021)
Analisis Kinerja
Organisasi
Dalam
Mewujudkan
Pelayanan
Berkualitas
Kepada
Pengurus Unit
Kegiatan
Mahasiswa
(UKM)
UNIVERSITAS
NEGERI
MALANG (UM)
Metode
Kualitatif
Layanan staf administrasi di
Bagian Kemahasiswaan UM sudah
berkualitas dan pengurus UKM
puas dengan pelayanan
administrasi yang diberikan
meskipun masih ada beberapa
kekurangan di
awal yakni minimnya sosialisasi
tentang administrasi dan waktu
untuk konsultasi. Namun hal
tersebut
sudah diatasi dan pelayanan
administrasi dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat apabila
pengurus
UKM telah memahami pengajuan
surat dan konten surat, prosedur
pengajuan proposal kegiatan dan
15
menyerahkan laporan dana
kegiatan yang benar dan
memahami pokok-pokok pelaporan
dana kegiatan
dan menyerahkan bukti-bukti
pengeluaran anggaran dengan
benar. Mahasiswa pengurus UKM
merasa
bahwa diselenggarakannya
Workshop Kesekretariatan sangat
penting dan konsultasi kepada
Kasubag
MPIKA dan Staf administrasi
tentang proposal dan pelaporan
dana yang digunakan perlu
dilakukan juga
merupakan hal yang diperlukan
2. Leonardo
Redigus
(2020)
Analisis Kinerja
Pelayanan
Publik di Kantor
Samsat
Provinsi
Kalimantan
Timur
Metode
Kualitatif
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Kantor Samsat Provinsi
Kalimantan Timur Kota Samarinda
pada periode April hingga Juni
tentang Analisis Kinerja Pelayanan
Publik di Kantor Samsat Provinsi
Kalimantan Timur Kota Samarinda,
16
Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut : 1. Kinerja Pelayanan Publik
yang ada di Kantor Samsat Provinsi
Kalimantan Timur Kota Samarinda
sudah berjalan dengan SOP yang
baik dan sudah sesuai dengan
(KEMENPAN NO.
63/KEP/M.PAN/7/2003) tentang
pedoman umum Penyelengaraan
Pelayanan dan UU No 25 Tahun
2009 tentang Pelanyanan Publik.
3. Mirna
Indriani
(2020)
Analisis Kinerja
Keuangan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten dan
Kota di Provinsi
Aceh
Kualitatif Rasio kemandirian yang di analisis
untuk Pemerintah Kabupaten dan
Kota di Provinsi Aceh tahun 2015-
2017 menggambarkan kriteria
rendah sekali. Hal ini menunjukkan
bahwa masih tingginya
ketergantungan pemerintah
kabupaten/kota dalam upaya
membiayai kegiatan
pemerintahannya terhadap
pemerintah pusat atau pihak
ekstern. Dari hasil analisis rasio
kemandirian tersebut, maka dapat
dilihat bahwa tahun 2015-2017
17
rasio kemandiriannya memiliki
hubungan pola instruktif kecuali
Kota Banda Aceh pada tahun 2017,
karena kemandirian daerah atau
daerah otonomi belum mampu
secara finansial untuk
melaksanakan otonomi daeranya
C. KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir dibuat untuk mempermudah proses penelitian karena
mencakup tujuan dari penelitian itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk megetahui bagaimana performa pada satuan reserse polres
pangkep. Berikut ini gambar kerangka fikir yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
Gambar 1 Kerangka Pikir
POLRES PANGKEP
RESERSE POLRES PANGKEP
PERFORMA PERSONIL
SATUAN RESERSE
KESIMPULAN & SARAN
18
BAB III. METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan
semua data atau keadaan subjek atau objek penelitian kemudian dianalisis
berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan
selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya dan dapat
memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada
berbagai masalah.
Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data
yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya
analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong
pada pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan
keterlibatan peneliti sendiri di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang dapat
berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian
19
B. FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagamana performa
personil satuan reserse polres pangkep
C. PEMILIHAN LOKASI DAN SITUS PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini,
maka penulis melakukan penelitian pada pada Kantor Polisi Resor
Pangkep Jl. Cempaka 1 kelurahan padoang doangan kecamatan
pangkajene kabupaten Pangkep.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai dari awal bulan Oktober 2021
sampai dengan skripsi ini selesai.
D. SUMBER DATA
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah subjek dari mana data
itu diperoleh sumber data primer, yaitu data yang diambil dari sumber pertama
yang ada di lapangan. Atau data yang diperoleh langsung dari objek penelitian
yang berasal dari observasi dan juga wawancara dalam penelitian ini data
primer diperoleh dari anggota reserse polres pangkep
E. PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang dibahas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek yang akan diteliti yang dilakukan secara
20
langsung, teratur dan sistematis. Pengamatan ini meliputi para penelitian
maupun pasca penelitian.
2) Wawancara (Interview) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengajukan pernyataan langsung dengan pihak-pihak yang
berkepentingan atau terkait yang dapat memberikan keterangan-
keterangan yang diperlukan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Fungsinya sebagai
pendukung dan pelengkap bagi data-data yang diperoleh melui observasi
dan wawancara
3) Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi sekaligus
menambah keakuratan, kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan
dari bahan-bahan dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat
dijadikan bahan dalam pengecekan keabsahan data. Analisis
dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen yang berada ditempat penelitian atau yang berada
diluar temapt penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian
tersebut
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Kualitas penelitan hasil dipengaruhi oleh kulaitas instrumen penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument dan perlengkapan
penelitian. Dengan kata lain dalam penelitian ini penelitI sebagai instrumen
penelitian. Pada penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument dan alat itu
sendiri guna untuk mengumpulkan data yang valid, agar data yang
dikumpulkan valid peneliti secara langsung harus terjun kelapangan guna
mengetahui bagaman performa pesonil satian reserse polres pangkep guna
melakukan wawancara berdasarkan panduan wawancara yang berisi tentang
21
indikator variable yang diteliti. Adapun indikator yang di gunakan dalam
panduan wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Indikator Panduan Wawancara
No Indikator variabel Sub indikator variabel
Kualitas layanan
1 Tangible (terwujud) 1. Penampilan petugas dalam melakukan
pemeriksan dan pelayanan
2. Kenyamanan tempat
3. Kedisiplinan petugas
4. Kemudahan dalam melakukan pelayanan
dan akses pelayanan
2 Reliability (kehandalan) 1. Kecermatan petugas dalam melakukan
penyidikan
2. Kecermatan petugas dalam melakukan
penyelidikan
3. Memiliki standar operasional pelayanan
(SOP)
4. Keahlian petugas dalam melakukan
penyelidikan dan penyidikan
3 Responsiveness
(ketanggapan)
1. Petugas Melakukan pelayanan dengan
cepat
2. Petugas melakukan pelayanan dengan
tepat
22
3. Petugas melakukan pelayan dengan
cermat
4. Petugas melukan pelayanan dengan tepat
waktu
4 Assurance (jaminan) 1. Petus menjamin pelayanan tepat waktu
2. Petugas menjamin keselamatan dalam
pelayanan masyarakat
3. Petugas menjamin kepastian
berdassarkan hukum
4. Petugas menjamin legalitas pelayanan
5 Empathy (empati) 1. Petugas malayani dengan sikap ramah
2. Petugas melayani dengan sopan dan
santun
3. Petugas melayani dengan tidak
diskriminatit (membeda-bedakan)
4. Petugas melayani dan mengahargai setiap
masyarakat
Sumber: Zeitham, dkk. (dalam Nurdin, 2019: 57-59)
G. METODE ANALISIS
Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Diantaranya adalah melalui tiga tahap model air, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Analisis data kualitatif adalah
23
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data,
memilah-milahnya menjadikan satuan yang dapat dikelola
H. TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini peneliti memakai empat tahapan, yaitu:
1. Tahapan Persiapan Dalam tahapan persiapan ini peneliti mulai
mengumpulkan buku-buku atau teori-teori yang berkaitan dengan
pembahasan penelitian mengenai performa personil pada satuan reserse
polres pangkep
2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan
data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian.
Dalam proses pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode
observasi. Setelah mendapat ijin dari Kepala kepolian resor pangkep,
peneliti kemudian mempersiapkan diri untuk memasuki lembaga tersebut
demi terciptanya informasi sebanyak-banyaknya dari personil satuan
reserse polres pangkep dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu
menjalin keakraban dengan responden dalam berbagai aktifitas, agar
peneliti diterima dengan baik dan lebih leluasa dalam memperoleh data
yang diharapkan. Kemudian peneliti melakukan pengamatan lebih
mendalam, wawancara dan mengumpulkan data-data dari dokumentasi.
3. Tahap Analisis Data Pada tahapan ini peneliti menyusun semua data
yang telah terkumpul secara sistematis dan terinci sehingga data tersebut
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
secara jelas. Setelah peneliti mendapatkan data yang cukup dari
lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh
dengan teknik analisis yang telah penulis uraikan diatas, kemudian
menelaahnya, membagi dan menemukan makna dari apa yang telah
diteliti.
24
4. Tahap Pelaporan Tahap ini merupakan tahap terakhir dari tahapan
penelitian yang peneliti lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat
laporan tertulis dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, laporan ini
akan ditulis dalam bentuk laporan skripsi secara sistematis.
25
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Untuk membahas rumusan masalah yang dijadikan acuan dalam
penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Polres Pangkep. yang
belokasi di jl cempaka no 1 kelurahan padoang doangan kecamatan
pangkajene kabupaten pangkep yang terletak di antara 110°BT dan 4°.40'LS
S/D 8°.00'LS dengan Luas Wilayah Kab. Pangkajene Kepulauan = 1.112, 29
Km2 , terbagi atas 848.14 Km2 Luas Perairan dan 264.15 Km2 Luas Daratan
dengan batas wilayah Sebagai Berikut:
▪ Sebelah Utara : Kab. Barru;
▪ Sebelah Selatan : Kab. Maros;
▪ Sebelah Timur : Kab. Bone dan Kab. Maros;
▪ Sebelah Barat : Selat Makassar;
Dengan luas wilayah hukum polres pangkep keseluruhan adalah
1.112,29 Km2 yang mencakup, 13 Kecamatan, 38 Kelurahan, 65 Desa, 70
Lingkungan, 179 Dusun, 489 Rw / Rk, 1.358 Rt dan 96 Pulau ( 68 Berpenghuni
– 28 Tdk Berpenghuni ) dan memiliki sunber daya alam yang melimpah
diberbagai sektor pertanian/perkebunan dan perikanan antara lain Padi,
Jagung, Ubi, Jeruk dan Kelapa, Ikan Laut, Bandeng dan Udang. Disektor
pertambangan antara lain semen dan marmer.
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat kabupaten
pangkejene dan kepulauan yang menjadi wilayah hukumnya polres pangkep
memiliki tugas yang berat dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu Polisi
harus senantiasa melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dengan
keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban. Pemaknaan akan
pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dapat dirumuskan sebagai
berikut;
26
Pelindung : adalah anggota Polri wajib memiliki kemampuan memberikan
perlindungan bagi masyarakat sehingga terbebas dari rasa takut,
bebas dari ancaman atau bahaya, serta merasa tenteram dan
damai.
Pengayom : adalah anggota Polri wajib memilki kemampuan memberikan
bimbingan, petunjuk, arahan, dorongan, ajakan, pesan, dan
nasehat yang dirasakan bermanfaat bagi masyarakat guna
terciptanya rasa aman dan tenteram.
Pelayan : adalah anggota Polri dalam setiap langkah pengabdiannya
wajib dilakukan secara bermoral, beretika, sopan, ramah dan
proporsional
B. PENYAJIAN DATA (HASIL PENELITIAN)
1. Peranan satuan reserse Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Suatu
Tindak Kejahatan
1.1. Tugas satuan reserse criminal
Dalam suatu negara dimanapun di dunia ini termasuk di Indonesia
keamanan dan ketertiban di masyarakat dalam rangka menuju
masyarakat yang sejahtera, merupakan faktor utama dalam hubungan
antara individu sesama masyarakat dengan masyarakat Iainnya disuatu
wilayah. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat penting
adanya penegak hukum, baik dalam menjaga ketertiban hubungan
masyarakat juga ketertiban dari para pelanggar hukum. Tanpa ada
perlindungan hukum bagi masyarakat Kejahatan yang timbul tanpa
adanya pengamanan dari penegak hukum selain akan membuat resah
masyarakat juga akan membuat terjadinya kesenjangan hukum yang
27
terjadi dimasyarakat sehingga masyarakan akan cenderung melakukan
penghakiman sendiri. Maka dari itu, Adanya penegakan hukum yang baik
akan tercipta kepastian hukum dan akan menambah rasa keadilan yang
dirasakan masyarakat dalam hal ini tugas penegakan hukum di
masyarakat dibebankan kepada kepolisian dalam hal ini yang menjadi
ujung tombaknya yaitu satuan reserse kriminal polri.
UU Negara Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Republik Indonesia Pasal 13 sampai dengan Pasal 19
menerangkan tugas serta wewenang kepolisian
Pasal 13
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :
1. Selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan
tertib hukum;
2. melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam
memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi
tegaknya ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. bersama-sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan
keamanan negara lainnya membina ketentraman masyarakat dalam
wilayah negara guna mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat;
5. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 14
1. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13,
Kepolisian Negara Republik Indonesia:
28
a. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidana sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
b. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
dan laboratorium forensik serta psikologi kepolisian untuk
kepentingan tugas kepolisian;
c. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
d. memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan
lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana
termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
e. menyelenggarakan segala kegiatan dalam rangka membina
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan; f.
membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang
dapat mengganggu ketertiban umum;
f. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
g. mengawasi aliran kepercayaan yang dapat menimbulkan
perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;
h. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan
pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta
kegiatan masyarakat;
i. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan
kepolisian dalam rangka pencegahan;
j. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara
waktu;
k. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan
administratif kepolisian yang mengikat warga masyarakat.
29
Pasal 16
Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 dan Pasal 14 di bidang proses pidana, Kepolisian
Negara Republik Indonesia berwenang untuk;
a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan;
b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat
kejadian perkara untuk kepentingan penyelidikan;
c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam
rangka penyidikan;
d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan
i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi
dalam keadaan mendesak untuk melaksanakan cegah dan tangkal
terhadap orang yang disangka melakukan tindak pidana;
k. memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik
pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik
pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum;
Peranan kepolisian di masyarakat adalah mitra yang saling
membutuhkan, kita sepakat bahwa polisi atau petugas kepolisian di
30
negeri ini mempunyai fungsi dalam struktur kehidupan masyarakat
sebagai pengayom masyarakat, penegak hukum, yaitu mempunyai
tanggung jawab khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
menangani kejahatan, baik dalam bentuk tindakan terhadap pelaku
kejahatan maupun dalam bentuk upaya pencegahan kejahatan agar para
anggota masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan
ketenteram. Polisi memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting
dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan di wilayah hukumnya,
namun terlepas dari fungsi-fungsi lain yang sang penting menjadi
perhatian yakni fungsi reserse kriminal polri.
1.2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Reskrim Kriminal
Dalam melaksanakan tugas penyidikan yang dilakukan penyidik
dalam rangka penanganan perkara pidana diperlukan adanya standar
kerja penyidik sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. Standar operasional ini sekaligus dapat digunakan untuk
menilai kinerja penyidik secara internal maupun eksternal. Standar
internal yang bersifat prosedural ini yang diinterpretasikan sebagai
Standar Operasional Prosedur (SOP), sebagai tolak ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja penyidik dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai panduan yang
mengarahkan tindakan penyidik / penyidik pembantu dalam
menyelesaikan beban kerjanya terutama dalam penanganan perkara
pidana. Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membangun sistem kerja
yang sistematis, teratur dan terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan,
sesuai landasan hukum yang menjadi pedomannya SOP dapat juga
berfungsi sebagai panduan dalam rangka menjalin hubungan tata cara
31
kerja diantara pelaksana kegiatan penegakkan hukum, sehingga
terbangun kerjasama sinergis, procedural dan transparan yang bermuara
pada terwujudnya pelayanan kepada masyarakat yang prima dan
meningtkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.
Beberapa kegiatan dalam rangka proses penyidikan perkara tindak
Pidana yang memerlukan adanya SOP antara lain:
1.2.1. SOP Persiapan Penyidikan
a. Penyidik sebelum melaksanakan penyidikan, melakukan penelitian
perkara bersama tim penyidik dalam rangka:
1) menentukan klasifikasi perkara yang ditangani;
2) menyusun rencana kegiatan penyidikan;
4) membuat rencana kebutuhan anggaran penyidikan;
5) menetapkan target waktu penyelesaian penanganan perkara.
b. Penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap Laporan Polisi yang
ditangani mempertimbangkan hasil penyelidikan yang telah
dilakukan dan telah dibahas dalam gelar perkara sehingga penyidik
bisa mendapatkan bahan keterangan secara maksimal untuk
menentukan kegiatan penyidikan yang akan dilakukan.
c. Penyidik melaksanakan penyidikan sesuai limit waktu berdasarkan
criteria perkara sebagai beriku:
1) perkara mudah, dilaksanakan dalam waktu 30 hari;
2) perkara Sedang, dilaksanakan dalam waktu 60 hari;
3) perkara Sulit, dilaksanakan dalam waktu 90 hari;
4) perkara Sangat Sulit, dilaksanakan dalam waktu 120 hari.
d. Dalam hal batas waktu penyidikan belum dapat diselesaikan oleh
penyidik, maka Penyidik dapat mengajukan permohonan
perpanjangan waktu penyidikan kepada pejabat yang memberi
32
perintah setelah memperhatikan saran dan pertimbangan dari Kabag
Wassidik.
e. Dalam hal diberikan perpanjangan waktu penyidikan, maka
diterbitkan Surat Perintah dengan mencantumkan waktu
perpanjangan.
f. Sebelum melakukan penyidikan, maka penyidik wajib menyiapkan
administrasi penyidikan sebagai berikut :
1) laporan Polisi (LP);
2) Laporan Hasil Penyelidikan (LHP);
3) Surat Perintah Penyidikan sesuai batas waktu berdasarkan kriteria
bobot perkara;
4) Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP);
5) rencana kegiatan penyidikan;
6) rencana kebutuhan anggaran penyidikan.
1.2.2. SOP Pemanggilan
a. Pemanggilan terhadap saksi, ahli maupun tersangka merupakan
bagian upaya paksa sehingga dapat dilakukan setelah diterbitkannya
Surat Perintah Penyidikan dan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (SPDP) telah dikirim ke JPU.
b. Surat panggilan terhadap saksi, ahli maupun tersangka wajib di
berikan tenggang waktu paling singkat 2 (dua) hari setelah panggilan
diterima oleh orang yang dipanggil, keluarga atau penesehat
hukumnya dengan bukti penerimaan surat panggilan.
c. Dalam hal saksi yang dipanggil berhalangan hadir dengan alasan
yang sah, maka Penyidik dapat melaksanakan pemeriksaan ditempat
saksi berada.
33
d. Sebelum melakukan pemanggilan terhadap saksi maupun ahli
terlebih dahulu penyidik menghubungi yang bersangkutan untuk
menyampaikan rencana pemanggilan dengan memberikan
penjelasan keterangan yang ingin diperoleh terkait perkara pidana
yang ditangni dan kesiapan saksi mapupun ahli untuk memenuhi
maksud tersebut.
e. Dalam hal terhadap tersangka yang dikhawatirkan akan melarikan
diri, menghilangkan barang bukti atau menyulitkan penyidikan,
pemanggilan dapat dikesampingkan dan dapat dilakukan
penangkapan.
f. Surat panggilan dan /atau penangkapan terhadap tersangka dapat
dilakukan setelah penyidik memperoleh alat bukti yang cukup
menyatakan bahwa perkara tersebut adalah perkara pidana dan
menunjuk kepada seseorang sebagai tersangka setelah melalui
proses gelar perkara.
g. Penyidik dapat melakukan pemanggilan terhadap tersangkka dalam
hal tersangka yang tidak dilakukan penangkapan guna kepentingan
pemeriksaan, dimana pemanggilan paling banyak 2 (dua) kali, dan
apabila panggilan tersebut tidak diindahkan maka dilakukan
pemanggilan ketiga yang disertai surat perintah membawa dan atau
dilakukan penangkapan.
h. Dalam hal orang yang dipanggil tidak memenuhi panggilan, penyidik
wajib memperhatikan alasan yang patut dan wajar dari orang yang
dipanggil guna menentukan tindakan selanjutnya.
i. Penyidik dalam hal melakukan pemanggilan terhadap Ahli, yaitu
seseorang karena keahlian khusus yang dimilikinya untuk membuat
terang suatu perkara, agar terlebih dahulu menyampaikan daftar
34
pertanyaan yang terkait dengan materi perkara dan keahlian yang
bersangkutan.
j. Dalam hal saksi atau ahli bersedia hadir untuk memberikan
keterangan tanpa surat panggilan, surat panggilan dapat dibuat dan
ditandatangani oleh penyidik dan saksi atau ahli, sesaat sebelum
pemeriksaan dilakukan.
k. Surat panggilan baik saksi maupun tersangka dibuat oleh penyidik
dan ditanda tangani oleh Kasubdit.
l. Dalam hal tersangka atau saksi yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak
hadir tanpa alasan yang patut dan wajar, dapat dibawa secara paksa
oleh penyidik ke tempat pemeriksaan dengan surat perintah
membawa.
m. Surat Perintah Membawa ditandatangani oleh Direktur/Wakil Direktur
Reserse Krimunal Umum, tembusannya wajib disampaikan kepada
Atasan Langsung.
1.2.3. SOP Pencarian Orang
a. Tersangka yang telah dipanggil untuk pemeriksaan dalam rangka
penyidikan perkara sampai lebih dari 3 (tiga) kali dan ternyata tidak
jelas keberadaannya, dapat dicatat dalam DPO dan dibuatkan Surat
Pencarian Orang.
b. Pejabat yang berwenang menandatangani DPO adalah Direktur
Reserse Kriminal Umum.
c. Dalam hal tersangka dan /atau orang yang dicari sudah ditemukan
atau tidak diperlukan lagi dalam penyidikan maka wajib dikeluarkan
Pencabutan DPO.
35
d. Pejabat yang berwenang menerbitkan pencabutan DPO adalah Dir
Reskrimum dan melaporkan kepadanya kepada Kapolda.
1.2.4. SOP Penangkapan
a. Penyidik dapat melakukan penangkapan berdasarkan bukti
permulaan yang cukup, ditentukan oleh sekurang - kurangnya
adanya Laporan polisi ditambah 2 (dua) alat bukti sebagaimana
ditentukan dalam pasal 184 KUHAP sebagai berikut:
1) saksi;
2) ahIi;
3) surat;
4) petunjuk;
b. Tindakan penangkapan terhadap tersangka dilakukan dengan
pertimbangan:
1) tersangka telah dipanggil 2 (dua) kali berturut-turut tidak hadir
tanpa alasan yang patut dan wajar;
2) tersangka diperkirakan akan melarikan diri;
3) tersangka diperkirakan akan mengulangi perbuatannya;
4) tersangka diperkirakan akan menghilangkan barang bukti;
5) tersangka diperkirakan akan mempersulit penyidikan;
c. Penangkapan terhadap 1 (satu) orang tersangka menggunakan surat
perintah penangkapan yang identitasnya tercantum di dalamnya.
d. Penyidik dapat melakukan penangkapan terhadap seseorang yang
terdaftar dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan setiap pejabat
berwenang sesuai kompetensinya wajib untuk membuat Sprin
Penangkapannya.
e. Pejabat yang berwenang menandatangani Surat Perintah Tugas dan
Surat Perintah Penangkapan adalah Dir Reskrim.
36
f. Dalam melaksanakan penangkapan penyidik wajib
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) keseimbangan antara tindakan yang dilakukan dengan bobot
ancaman;
2) senantiasa menghargai, menghormati hak-hak tersangka yang di
tangkap;
3) tindakan penangkapan bukan merupakan penghukuman bagi
tersangka, terhadap tersangka yang di tangkap di perlakukan
sebagai orang yang belum tentu bersalah sampai terbukti bersalah
di Pengadilan;
4) penyidik / petugas yang melakukan penangkapan wajib untuk
memberitahu / menunjukkan tanda pengenal / identitasnya sebagai
petugas polri, menunjukkan Sprin Penangkapan, kecuali dalam
keadaan tertangkap tangan, memberitahukan alasan
penangkapan, menjelaskan tindak pidana yang di persangkakan
termasuk ancaman hukuman kepada tersangka pada saat
penangkapan, senantiasa melindungi hak privasi tersangka yang
ditangkap dan memberi tahu hak-hak tersangkanya sesuai yang
diatur dalam KUHAP, dalam hal orang yang di tangkap tidak
memahami / tidak mengerti bahasa yang dipergunakan oleh
petugas maka orang tersebut berhak mendapatkan seorang
penerjemah tanpa di pungut biaya;
g. Dalam hal orang asing di tangkap, penangkapan tersebut segera
diberitahukan kepada kedutaan atau misi diplomatik negaranya.
h. Dalam hal perempuan yang di tangkap petugas / penyidik wajib
memperhatikan perlakuan khusus yaitu sedapat mungkin di tangkap
dan di periksa oleh petugas perempuan / petugas yang berperspektif
37
gender, diperiksa diruang pelayanan khusus, perlindungan hak
privasi untuk tidak di publikasikan, mendapat perlakuan khusus,
dipisahkan penempatannya dari ruang tersangka laki-laki, penerapan
prosedur khusus untuk perlindungan sebagai perempuan;
i. Penyidik / petugas wajib membuat Berita Acara (BA) Penangkapan
yang berisi nama dan identitas yang melakukan penangkapan, nama
dan identitas yang di tangkap, tempat dan waktu penangkapan,
alasan penangkapan dan/atau pasal yang disangkakan, tempat
penahanan sementara selama dalam masa penangkapan, menjaga
keadaan kesehatan Tersangka yang ditangkap;
j. Penyidik / petugas yang melakukan penangkapan wajib
menyerahkan arsip Surat Perintah Penangkapan kepada tersangka
dan mengirimkan tembusannya kepada keluarganya, wajib
memeriksakan kesehatan tersangka, terhadap tersangka dalam
keadaan luka parah, penyidik wajib memberikan pertolongan
kesehatan dan membuat Berita Acara tentang keadaan kesehatan
Tersangka, dalam hal tertangkap tangan penyidik harus segera
melaksanakan pemeriksaan paling lama 1 x 24 jam guna
menentukan perlu tidaknya dilakukan penàhanan;
k. Dalam hal tersangka yang ditangkap ternyata salah orangnya atau
tidak cukup bukti, penyidik wajib membebaskan tersangka dengan
membuat Sprin dan Berita Acara Pembebasan Penangkapan yang
ditandatangani oleh Penyidik, Tersangka dan pihak lain yang
menyaksikannya.
38
1.2.5. SOP Penahanan
a. penyidik dapat melakukan penahanan berdasarkan pertimbangan
untuk kepentingan penyidikan dan menurut tata cara yang diatur
didalam KUHAP
b. penahanan pada dasarnya telah merampas kemerdekaan
seseorang, maka harus tetap diberlakukan azas praduga tak
bersalah sebelum ada keputusan hukum yang tetap;
c. dalam rangka menghormati HAM tindakan penahanan harus
memperhatikan standar sebagai berikut:
1) setiap orang mempunyai hak kemerdekaan dan keamanan
pribadi;
2) tidak seorangpun dapat ditangkap / ditahan dengan sewenang-
wenang;
3) tidak seorangpun boleh dirampas kemerdekaannya kecuali
dengan alasan-alasan tertentu seperti yang ditentukan oleh
hukum;
d. Penyidik dalam hal melakukan penahanan wajib dilengkapi dengan
surat perintah penahanan.
e. Surat perintah penahanan dikeluarkan setelah melalui mekanisme
gelar perkara yang dilaksanakan oleh tim penyidik dan di laporkan
kepada pejabat yang berwenang mengelurkan Surat Perintah
Penahanan.
f. Pejabat yang berwenang menandatangani Surat Perintah
Penahanan adalah Dir Reskrim.
g. Tembusan Surat Perintah Penahanan yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang, wajib disampaikan kepada keluarga
39
tersangka atau penasehat hukumnya sesaat setelah dilakukan
penahanan.
h. Penyidik dapat melakukan penangguhan penahanan terhadap
tersangka dengan dilengkapi Surat Perintah Penangguhan
Penahanan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
i. Surat Perintah Penangguhan Penahanan dikeluarkan setelah melalui
mekanisme gelar perkara oleh Tim penyidik bersama pawasdik untuk
menentukan perlu / tidaknya dilakukan penangguhan penahanan
terhadap tersangka.
j. Penangguhan penahanan wajib dilaporkan kepada atasan pejabat
yang berwenang menangguhkan penahanan.
k. Penyidik dapat melakukan pengeluaran penahanan terhadap
tersangka dengan pertimbangan masa penahanan tersangka sudah
habis (demi hukum), tersangka akan dipindahkan ke rumah tahanan
negara Iainnya, tersangka ditangguhkan penahanan, tersangka
dibantarkan penahanan karena sakit, tersangka telah selesai
dilakukan pemeriksaan, pengeluaran penahanan wajib dilengkapi
dengan sprin yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang,
pengeluaran penahanan wajib dibuatkan BA pengeluaran
penahanan
1.2.6. SOP Penggeledahan
a. penggeledahan wajib dilengkapi dengan Surat Perintah
Penggeledahan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
dalam hal ini Dir Reskrimum;
40
b. penggeledahan rumah/alat angkutan serta tempat tertutup Iainnya
hanya dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari Ketua Pengadilan
Negeri setempat, kecuali dalam keadaan mendesak;
c. pejabat yang berwenang menandatangani Surat Permintaan Izin
Penggeledahan Rumah/Alat angkutan serta tempat tertutup Iainnya
dan Surat Perintah Penggeledahan adalah Dir Reskrimum dan
melaporkan kepada Kapolda;
d. dalam hal keadaan sangat perlu dan mendesak, bilamana penyidik
harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat
izin dari Ketua PN setempat terlebih dahulu, penyidik dapat
melakukan penggeledahan dengan Surat Perintah yang
ditandatangani oleh Perwira Pengawas Penyidik, wajib disaksikan
oleh Ketua Lingkungan (RT/RW, Kepala Desa) atau tokoh
masyarakat setempat. Setelah dilakukan penggeledahan, penyidik
wajib membuat Berita Acara Penggeledahan dan melapor kepada
Perwira Pengawas Penyidik serta mengirimkan Surat Pemberitahuan
tentang pelaksanaan penggeledahan kepada Ketua PN setempat;
e. Data untuk melakukan tindakan penggeledahan terhadap orang,
petugas wajib:
1) memberitahukan kepentingan tindakan penggeledahan secara
jelas dan sopan;
2) berkomunikasi yang santun dan meminta kesediaan orang yang
digeledah untuk mendukung kegiatan yang dilakukan dan
disampikan ucapan permohonan maaf atas terganggunya hak
privasinya karena harus dilakukan pemeriksaan;
3) menunjukkan Surat Perintah Tugas dan atau identitas petugas.
41
4) melakukan pemnggeledahan untuk mencari barang bukti yang
diperlukan dengan cara yang teliti, sopan, etis dan simpatik;
5) melakukan tindakan penggeledahan sesuai dengan teknik dan
taktik penggeledahan untuk kepentingan tugas sesuai dengan
batas kewenangannya;
6) memperhatikan dan menghargai hak-hak orang yang digeledah;
7) melaksanakan penggeledahan terhadap perempuan oleh petugas
perempuan;
8) melaksanakan penggeledahan dalam waktu yang secukupnya;
f. Dalam melakukan penggeledahan orang, petugas dilarang:
1) melakukan penggeledahan tanpa memberitahukan kepentingan
tindakan penggeledahan secara jelas;
2) melakukan tindakan penggeledahan secara berlebihan dan
mengakibatkan terganggunya hak privasi yang digeledah;
3) melakukan penggeledahan dengan cara yang tidak sopan dan
melanggar etika;
4) melakukan penggeledahan dengan cara yang menyimpang dari
teknik dan taktik pemeriksaan, tindakan yang diluar batas
kewenangannya;
5) melecehkan dan/atau tidak menghargai hak-hak orang yang
digeledah;
6) memperlambat pelaksanaan penggeledahan sehingga merugikan
yang digeledah;
7) melakukan penggeledahan orang perempuan oleh petugas laki-
laki di tempat terbuka dan melanggar etika;
g. Dalam hal melakukan tindakan penggeledahan tempat/rumah
petugas wajib:
42
1) melengkapi administrasi penyidikan;
2) memberitahukan ketua lingkungan setempat tentang kepentingan
dan sasaran penggeledahan;
3) memberitahukan penghuni tentang kepentingan dan sasaran
penggeledahan;
4) menunjukkan surat perintah tugas dan atau kartu identitas
petugas;
5) melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang atau
orang dengan cara yang teliti, sopan, etis dan simpatik serta harus
didampingi oleh penghuni;
6) melakukan tindakan penggeledahan sesuai dengan tehnik dan
taktik pemeriksaan untuk kepentingan tugas sesuai dengan batas
kewenangannya;
7) menerapkan taktik penggeledahan untuk mendapatkan hasil
seoptimal mungkin dengan cara sedikit mungkin menimbulkan
kerugian atau gangguan terhadap pihak yang digeledah atau
pihak lain;
8) dalam hal petugas mendapatkan benda atau orang yang dicari,
tindakan untuk menangani barang bukti wajib disaksikan oleh
orang yang digeledah disaksikan oleh 2(dua) orang lainnya.
9) menyampaikan terima kasih atas terlaksananya penggeledahan;.
10) membuat berita acara penggeledahan yang ditandatangani oleh
petugas, pihak yang digeledah dan para saksi;
h. Dalam hal melakukan penggeledahan tempat/rumah, petugas
dilarang:
1) tanpa dilengkapi administrasi penyidikan;
43
2) tidak memberitahukan ketua lingkungan setempat tentang
kepentingan dan sasaran penggeledahan;
3) tanpa memberitahukan penghuni tentang kepentingan dan
sasaran penggeledahan tanpa alasan yang sah;
4) melakukan penggeledahan dengan cara yang sewenang- wenang
sehingga merusak barang atau merugikan pihak yang digeledah;
5) melakukan tindakan yang menyimpang dari kepentingan tugas
yang diluar batas kewenangannya;
6) melakukan penggeledahan dengan cara yang berlebihan
sehingga menimbulkan kerugian atau gangguan terhadap hak-
hak yang digeledah;
7) melakukan pengambilan benda tanpa disaksikan oleh pihak yang
digeledah atau saksi lainnya.
8) melakukan pengambilan benda yang tidak ada kaitannya dengan
tindak pidana yang tenjadi;
9) bertindak arogan atau tidak menghargai harkat dan martabat
orang yang digeledah;
10) melakukan tindakan menjebak korban/tersangka untuk
mendapatkan barang yang direkayasa menjadi barang bukti;
11) tidak membuat berita acara setelah melakukan penggeledahan;.
i. Kecuali dalam hal tertangkap tangan penyidik tidak diperkenankan
memasuki ruang dimana sedang berlangsung sidang DPRD, tempat
dimana sedang berlangsung ibadah dan/atau upacara keagamaan,
ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan, dalam hal
penggeledahan rumah dilakukan diluar daerah hukum penyidik,
penggeledahan harus diketahui oleh ketua PN setempat dan
44
didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana penggeledahan
itu dilakukan;
1.2.7. SOP Gelar Perkara
a. Dalam penanganan perkara yang dilaporkan, diadukan dan / atau
ditemukan oleh Polri, maka diwajibkan untuk dilakukan gelar perkara
biasa dan bila diperlukan dapat dilaksanakan gelar perkara luar
biasa.
b. Gelar perkara biasa dilaksanakan oleh tim penyidik atau pengemban
fungsi analis dimasing-masing kesatuan reserse yang dipimpin oleh
perwira pengawas atau pejabat yang berwenang sesuai dengan jenis
gelar yang dilaksanakan.
c. Dalam hal sangat diperlukan penyelengaraan gelar perkara biasa
dapat menghadirkan unsur-unsur terkait lainnya dari fungsi internal
polri, unsur dari CJS, instansi terkait lainnya dan/atau pihak-pihak
yang melapor dan yang dilaporkan sesuai dengan kebutuhan gelar
perkara.
d. Penyidik melaksanakan gelar perkara untuk kepentingan penyidikan
yang dilaksanakan dalam awal penyidikan, pertengahan penyidikan,
dan akhir penyidikan, gelar perkara intern dipimpin oleh Kanit atau
Kasubdit.
e. Penyidik melaksanakan gelar perkara biasa pada tahap pertengahan
penyidikan untuk menentukan tersangka, pemantapan pasal-pasal
yang dapat diterapkan, pembahasan dan pemecahan masalah
penghambat penyidikan, mengembangkan sasaran penyidikan,
supervisi pencapaian target penyidikan, percepatan penyelesaian /
penuntasan penyidikan;
45
f. Gelar perkara biasa yang dilaksanakan pada tahap akhir penyidikan
oleh tim penyidik dan dipimpin oleh perwira pengawas penyidik dan
dapat dihadiri oleh penyidik atau pejabat lainnya yang diperlukan
yang bertujuan untuk penyempurnaan Berkas Perkara,
pengembangan penyidikan, memutuskan perpanjangan penyidikan,
melanjutkan kembali penyidikan yang telah dihentikan oleh penyidik,
memutuskan untuk penyerahan berkas perkara kepada JPU.
C. ANALISIS DAN INTERPRETASI (PEMBAHASAN)
1. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi personil Reserse Dalam
Melaksanakan Tugas Pokoknya
1.1. Kekurangan Personil
Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu personil satuan
reserse polres pangkep Bripka Edy Rahmat Syaputra kanit reserse mobile
polres pangkep menerangakan “terkadang dalam melaksanakan tugas
sebagai reserse mobile (resmob) kami sulit untuk melakukan penangkapan
kepada terduka pelaku karna kekurangan personil sehingga Ketika
membagi tugas pengintaian dan penangkapan kami membutuhkan waktu
yang lebih, terlebih lagi Ketika melakukan penagkapan pelaku tindak
pidanan yang berjenis kelamin perempuan dan perlu melakukan
penggeledahan kami harus meminjam personil polwan dari satuan lain
guna mendukung tugas kami” pungkasnya.
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa satuan reserse criminal
pada polres pangkep sangat kurang yaitu jumlah personil reserse hanya
berjumlah 40 personil yang mana dengan jumlah tersebut sangat tidak
efektif dalam melaksanakn tugas pokoknya sehingga para personil harus
bekerja ekstra sehingga kinerja yang dihasilkan juga kurang maksimal.
46
Tabel 5 Tabel Jumlah Personil Reserse
NO PERSONIL SAT RESKRIM DSPP RILL
1 POLWAN 4 1
2 POLKI 62 39
3 JUMLAH PERSONIL 66 40
Sumber: Urmin Satuan Reserse Polres Pangkep
1.2. Semakin Meningkatnya Angka Kejahatan
Ukuran efektifitas polisi yang paling terkenal adalah angka
kejahatan Ketika jumlah kejahatan atau tindak pidana meningkat hal akan
menimbulkan ketidak nyamanan dalam masyarakat, kejahatan atau tindak
pidana merupakan akar masalah dalam masyarakat. Adapun jumlah tindak
pidana anatara lain
Tabel 6 Jumlah Tindak Pidana
NO JENIS TINDAK PIDANA
PERIODE OKT
2020 S/D JULI 2021
PERSETASE
PENYELESAIAN
TINDAK PIDANA LAPOR SELESAI
1 KEJAHATAN KONVENSIONAL 166 120 72,8 %
2 KEJAHAN TRANS NASIONAL 45 56 102,2 %
3 KEJAHATAN TERHADAP
KEKAYAAN NEGARA 1 3 300 %
47
4 KEJAHATAN BERIMPLIKASI
KONTIJENSI - - -
5 PELANGGARAN HAM - - -
6 JUMLAH 212 169 79,71 %
Sumber: Bagian Operasional Polres Pangkep
Berdasarkan data diatas, penyelesaian tindak pidana masih belum
mencapai target yang maskimal, dengan angka kriminalitas yang cukup
tinggi mendorong kinerja satuan reskrim polres pangkep harus lebih
ditingkatkan lagi sehingga penyelesaian tindak pidana bisa lebih maksimal.
Banyaknya laporan kepolisian dengan jumlah tindak pidana yang
diselaikan membuktikan bahwa kinerja personil satuan reskrim belum bisa
dikatakan maksimal. Profesionalisme polisi juga diperlukan dalam
menjalankan tugas sebagai penegak hukum, mengingat kejahatan
semakin canggih, seiring perkembangan dan kemajuan zaman.
1.3. Sarana dan prasana yang masih kurang
Tabel 7 Barang Dinas Yang dipakai satuan reserse
NO JENIS PRASARANA SATUAN KET
1 RANMOR R4 2 KONDISI BAIK
2 RANMOR R2 4 KONDISI BAIK
3 SENPI 15 KONDISI BAIK
48
4 HT 8 KONDISI BAIK
5 LAPTOP 12 KONDISI BAIK
6 KAMERA 1 KONDISI BAIK
7 PRINTER 6 KONDISI BAIK
JUMLAH 48
Sumber: Bagian Logistik Polres Pangkep
Dalam menjalankan tugasnya sudah sepantasnya pihak kepolisian
dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk mendukung dalam
melaksanakan tugasnya sehingga personilnya dapat lebih memaksimalkan
tugas dan tanggung jawabnya. Tetapi jumlah sarana dan prasarana yang
masih kurang menjadi salah satu kendala untuk mewujudkan hal tersebut.
Dari hasil wawancara dengan Kasat Reskrim polres pangkep AKP Eka
Bayu beliau mengatakan bahwa, “jumlah anggaran yang diberikan negara
belum sesuai dengan standar kebutuhan, sementara di era modern ini
banyak peralatan yang harus diganti, diperbaiki maupun ditambah.
1.4. Masyarakat kurang berpartisipasi
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya keamanan,
Seharusnya masyarakat jangan hanya menyerahkan tugas kamtibmas
kepada kepolisian, tetapi masyarakat juga harus berperan dalam menjaga
keamanan. Masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam upaya
penanggulangan kejahatan dimana polisi sangat membutuhkan masuknya
laporan dari masyarakat atas ada kegiatan atau orang mencurigakan yang
49
akan menjurus atau melakukan tindak kejahatan. Banyak masyarakat yang
enggan untuk melaporkan atau memberikan informasi tentang akan atau
sedang atau setelah terjadinya suatu tindak pidana dan lebih menghindar
sebisa mungkin untuk berurusan dengan polisi, mereka merasa pihak
kepolisian hanya mengganggu kesibukan mereka apalagi ketika mereka
harus ke kantor polisi untuk memberikan keterangan
50
BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepolisian Republik Indonesia adalah pelindung, pengayom, dan
pelayan masyarakat sesuai dalam Pasal 13 dan Pasal 14 UU NO 2 tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dengan banyaknya
kejahatan yang terjadi tentunya sudah merupakan tugas kepolisian dalam
melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Satuan reserse yang
merupakan ujung tombak dalam penegakan hukum telah melaksanakan tugas
dan fungsinya sesuai dengan sop yang ada pada satuan reserse polri namun
dalam hasil penidakan tindak pidana satuan reserse belum dapat
memaksimalkan kinerjanya hal ini terjadi karna banyaknya faktor penghambat
personil satuan reserse dalam melaksanakan tugas dilapangan antara lain
a. Kekurangan Personil
b. Semakin Meningkatnya Angka Kejahatan
c. Sarana dan prasana yang masih kurang
d. Masyarakat kurang berpartisipasi
B. SARAN
1. Penambahan jumlah personil khususnya pada Satuan Reserse sehingga
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
pokoknya dapat terlaksana dengan lebih efisien
2. penambahan sarana dan prasana agar personil satuan reserse dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan efektif dan efisien.
51
3. Perlu adanya kerjasama antara instansi polisi, pemerintah dan masyarakat
untuk menekan tingginya angka kejahatan khusunya di wilayah hukum
Polres Pangkajene kepulauan
52
DAFTAR PUSTAKA
Jamaluddin (2014), “Pengaruh Pendidikan, Kemampuan, Pengalaman dan
Keahlian Terhadap Perstasi Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Gowa”, Tesis Universitas Muslim Indonesia,
Makasar
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (2012), Peraturan Kapolri No 1
Tahun 2012 tentang Rekruitmen dan Seleksi Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Jakarta
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Kapolri Nomor: 23
Tahun 2010 Tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi Dan
Tata Cara Kerja Pada Tingkat Resor Dan Kepolisian Sektor, Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu (2005), Evaluasi Kinerja SDM, Penerbit PT. Refika
Aditama, Bandung
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, reformasi birokrasi dan
manajemen pegawai negeri sipil. Bandung. PT. Refika Aditama.
53
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana pandangan bapak terhadap penampilan petugas dalam
melakukan pemeriksaan?
2. Apakah petugas disiplin dalam melakukan tugasnya?
3. Seperti apakah kemudahan yang diberikan petugas dalam melakukan
pemeriksaan?
4. Apakah petugas cermat dalam melaksanakn penyidikan
5. Bagaimana kualitas kerja petugas reskrim?
6. Apa saja kendala dalam melakukan penyidikan?
7. Apakah jumlah petugas sudah cukup?
8. Bagaimana cara petugas memberikan pelayanan terhadap saksi dan
tersangka?
9. Sudah baikkah fasilitas dalam melakukan penyidikan?
10. Siapa saja yang berperang penting dalam melakukan penyidikan?
54
Pedoman observasi
Peneliti :
Lokasi :
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati aspek aspek yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan tentang analisis performa pada satuan reserse polres
pangkep yang meliputi ketersediaan sara dan prasarana yang diberikan kepada
satuan reserse dalam melakukan tugas pokoknya serta keadaan lingkungan
kerja sehari harid
Aspek yang diamati Deskripsi Keterangan
Keadaan infrastruktur Infra struktur bangunan sat reskrim
terdiri dari 3 bangunan yang terdiri
dari 7 ruangan 1 lobi dan 1 ruangan
identifikasi. Masing masing ruangan
di tempati oleh masing masing unit
penyidikan dan 1 ruangan lainnya
ditempati oleh kepala satuan reserse
polres pangkep. Nuansa ruangan di
dominasi dengan warna hitam dan
putih.
Kondisi baik
Ketersediaan sarana
dan prasarana
Pada lingkup satuan reserse polres
pangkep ketersedian sarana dan
prasarana bisa dibilang masih
kurang dengan jumlah personil yang
jumlahnya 40an serta beban kerja
yang berat sehingga ketersediaan
55
sarana dan prasarana masih di
anggap kurang memadai
Kebiasaan sehari hari 1. Setiap pagi pukul 07.00 wita
personil staf melaksanakan apel
pagi
2. Setiap pukul 08.00 wita personil
yang melaksanakan piket fungsi
melakanakan serah terima piket
fungsi
3. Pukul 08.30 wita kasat reskrim
memberikan arahan sebelum
melaksanakan tugas
4. Pukul 12.00 – 13.00 wita istrahat,
sholat, makan
5. Setelah istrahat para penyidik
memeriksa berkas penyidikan
dan melakukan koordinasi
dengan kepala unitnya masing
masing
6. Pukul 09.00 personil unit
identifikasi membuka jam
pelayanan sidik jari bagi
masyarakat yang ingin mengurus
SKCK
56
Daftar ringkasan hasil wawancara
Nama Pangkat/
jabatan
Hasil wawancara Tanggal/
bulan
tahun
Eka bayu Akp
(Kasat
reskrim)
Pada dasarnya para personil satuan
reserse polres pangkep memiliki tugas dan
tanggung jawabnya masing masing dalam
melaksanakan tugas pokoknya sehari hari.
Direserse polres pangkep itu memiliki
beberapa unit kerja mulai dari unit PPA
yang menangani tindak pidana yang
berhubungan dengan perempuan dan anak
hingga unit Resmob yang menangani
masalah penyelidikan kasus di lapangan
tugas dan fungsi mereka saling berkaitan
satu sama lain yang saling mendukung
dalam penyelesaian penyidikan maupun
penyelidikan suatu kasus, contohnya bagian
penyidik tindak pidana umum menerima
laporan terjadinya tindak pidana kemudian
bagian unit resmob melakukan penyelidikan
serta penangkapan, hasil dari penangkapan
itu kemudian di serahkan Kembali ke
peyidik untuk dilakukan pemeriksaan saksi
dan barang bukti, kemudian bagian staf
reserse membuat rencana kebutuhannya
20/12/20
21
57
sesuai dengan level kasus yang ditangani
kemudian menyetorkannya ke bagian
bendahara polres untuk selanjutnya
dilakukan permintaan dana. Sebagai kasat
reserse saya menilai anggota saya sudah
melaksanakan tugas dan fungsinya masing
masing dengan baik namun tetap saja
masih banyak kendala yang kami hadapi
contohnya dari kurangnya sarana dan
dukungan operasional dalam melaksanakan
tugas, namun dari semua itu kendala utama
kami adalah kurangnya personil kami
sehingga banyak dari personil kani yang
kerja ektra. Serta terkadang beberapa
personil kami dilibatkan dalam tugas yang
bukan pada fungsinya sehingga bisa
menghambat kerja personil kami.
Sabriadi Iptu
(Kbo
Reskrim)
Menurut saya kinerja para personil kami
sudah baik karna sudah sesui dengan SOP
yang merupakan pedoman kerja kami, tapi
kadang juga ada masnyarakat yang tidak
terlalu paham dengan yang Namanya SOP
kerja sehingga ada beberapa masyarakat
yang sedikit risih dengan proses penyidikan
dan penyelidikan terutama saksi yang
diambil keterangannya, ada beberapa saksi
yang memberikan keterangan yang berbelit
23/12/20
21
58
belit atau kurang jelas, ada pula saksi yang
merasa terlalu lama dimintai keterangan.
Tapi semua itu kami jadikan sebagai bahan
evaluasi diri sehingga selajutnya kami dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
Haswar Aipda
(Kaur
mintu
reskrim)
Pada prinsipnya pelayanan administrasi
penyidikan sudah baik, saya melihat rekan
rekan kerja di reserse sudah melakukan
prosedur kerja yang sesuai juknis (petunjuk
administrasi) yang ada, tahapan tahapan
pelaksanaan tugas baik itu penyidik
penyelidik pemeriksaan masing masing
sudah melengkapi berkas administrasi
terlebih dahulu, mulai dari surat perintah
penangkapan hingga surat perintah
pemberhentian penyidikan. Karna
disamping tugas kami sebagai penegak
hukum yang di tuntut cepat dan responsive
kelengkapan berkas penyidikan juga harus
dilengkapi dengan karna itu sebagai
pertanggung jawaban atas kegiatan yang
dilakukan terutama kegiatan yang didukung
dengan anggaran
27/12/20
21
59
Rukmini Bripka
(Bamin
Sat
reskrim)
Menurut saya sebagai personil reserse
kendala kami yang paling utama itu adalah
kurangnya personil dan prasarana
pendukung dalam melaksanakan tugas,
terutama personil polwan di reserse, dalam
melakukan penyidikn maupun penyelidikan
tentu saja saksi maupun tersangka pasti
salah satunya ada perempuan, maka dari
itu sesuai SOP yang melakukan
pemeriksaan tersangka maupun saksi
adalah perempuan juga namun di satuan
reserse saat ini personil polwan hanya saya
sendiri sehingga tugas yang berkaitan
dengan perempuan akan dibebanka kepada
saya yang merupakan satu satunya polwan
di satuan reserse begitupula sarana dan
prasarana yang tersedia bisa dibilang masih
kurang seperti kendaraan dinas, alat
elektronik seperti laptop, print.
28/12/20
21
Aspar Briptu
(Bamin
sat
Reskrim)
Saya berpendapat kinerja personil reserse
sudah baik, banyak kemudahan yang
diberikan kepada saksi yang dimintai
keterangan seperti vasilitas ruangan yang
dipakai untuk mengambil keterangan saksi
yang bersih, diberikan snack dan makan
28/12/20
21
60
serta di antar jemput bagi saksi yang tidak
mempunyai kendaraan.
Saya sebagai personil baru di reserse
melihat para senior senior penyidik memiliki
kinerja yang baik dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya juga sudah
dibekali pengalama dan pelatihan di
bidangnya masing masing sehingga tugas
penyidikan kasus tindak pidana dapat
diselesaikan dengan baik, saya banyak
belajar dari senior senior saya tentang ilmu
penyidikan serta banyak belajar tentang
kedisiplinan senior senior penyidik di
reserse, yang terkadang harus begadang
beberapa hari untuk menyelesaikan
penyidikan perkara tinda pidana yang
terjadi.
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
7. Nama :Eval Anggara Putra Nurdin
8. Nim :105721151617
9. Tempat tanggal lahir :Bontowa 30 Juli 1995
10. Jenis kelamin :Laki - Laki
11. Status pernikahan :Menikah
12. Agama :Islam
13. Perguruan tinggi :Universitas Muhammadiyah Makassar
14. Fakulltas / jurusan :Ekonomi dan Bisnis/ Manajemen
15. Alamat :Bonto Bila -Bila Ds. Patalassang Kec.Labakkang
Kab. Pangkep
16. No hp :085256423195
17. Email :[email protected]
B. Data keluarga
1. Nama orang tua
a. Ayah :H.Nurdin
b. Ibu :Hj.Kasmawati, S.P
2. Nama saudara :a. Erika Sakti Putra Nurdin
b.Evita Suci Ramadhani
c.Ervan Syahreza Putra Nurdin
C. Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 14 Tapole Kec. Labakkang Kab. Pangkep 2007
2. SMP Negeri 1 Labakkang Kec. Labakkang Kab. Pangkep 2010
3. SMA Negeri 1 Pangkep Kec Pangkajene Kab. Pangkep 2013