i ANALISIS PERCABANGAN PIPA PADA HYDRANT DENGAN MENGGUNAKAN “PROGRAM CAE” TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Mesin di Teknik Mesin Diajukan oleh : DANIEL PRIYO WIDODO 045214092 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS PERCABANGAN PIPA PADA HYDRANT
DENGAN MENGGUNAKAN “PROGRAM CAE”
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana Teknik Mesin
di Teknik Mesin
Diajukan oleh :
DANIEL PRIYO WIDODO
045214092
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
PIPE BRANCHING ANALYSIS IN HYDRANT
WHIT “CAE PROGRAM”
FINAL PROJECT
Presented as partial Fulfillment of the Requirements
To obtain the Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering
By :
DANIEL PRIYO WIDODO
045214092
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNYVERSITY
YOGYAKARTA
2009
iii
iv
v
vi
vii
INTISARI
Analisis percabangan pipa hidran bertujuan untuk mengetahui tegangan yang terjadi akibat pembebanan fluida pada tekanan kerja 100 psi. Analisis dilakukan dengan menggunakan program CAE. Pipa cabang yang dianalisis dengan dimensi diameter pipa utama 6 in dan diameter pipa cabang 4 in. Analisis dilakukan dalam empat kondisi, yaitu:
a. Kedua ujung pipa dalam keadaan tertutup b. Ujung pipa utama terbuka dan ujung pipa cabang tertutup c. Ujung pipa utama tertutup dan ujung pipa cabang terbuka d. Ujung pipa utama dan pipa cabang dalam keadaan terbuka.
Hasil analisis pipa dengan bahan AISI 1020 Normalized serta ketebalan pipa utama 0,109 in dan pipa cabang 0,083 in mempunyai tegangan maksimum sebesar 6,597e+007 N/m2 berada pada sambungan percabangan pipa. Terjadi pada kondisi keempat dengan ujung pipa utama terbuka dan ujung pipa cabang terbuka.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan anugrah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat tersusun dan dapat terselesaikan
dengan lancar. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
yang berupa dorongan, motivasi, doa, sarana, materi sehingga dapat
terselesaikannya Tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, antara lain
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma.
3. Budi Sugiharto, S.T., M.T, selaku ketua Program Studi Teknik Mesin dan juga
Pembimbing Tugas Akhir.
4. Kedua orang tuaku serta saudra-saudaraku yang telah memberikan dorongan
dan motivasi, finansial, serta doa selama ini.
5. Kekasihku Veronika Febriana Dian Pertiwi atas dorongan dan semangat untuk
terus maju.
6. Teman-teman Kost dan teman-teman Teknik Mesin yang telah memberikan
bantuan dan dukungan sehingga segala sesuatu dapat berjalan lancar.
ix
7. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang
perlu diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis
mengharapkan masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakannya. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik
bagi penulis maupun pembaca.
Terima kasih.
Penyusun
Daniel Priyo Widodo
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vi
INTISARI .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Perumusan dan Batasan Masalah 2
I.3 Tujuan Analisis 2
BAB II DASAR TEORI 3
II.1 Sistem Perpipaan 3
II.2 Sistem Mekanisme Kerja 4
II.3 Komponen Sistem Perpipaan 4
II.3.1 Pipa 8
II.3.2 Sambungan 9
II.4 Dasar Perhitungan Tebal Pipa 12
II.5 Pemilihan Bahan Pipa 14
xi
BAB III ANALISIS PERHITUNGAN PADA PIPA 19
III.1 Data dan Spesifikasi 19
III.2 Perhitungan Ketebalan Pipa 20
III.3 Metode Tata Kerja 24
III.3.1 Data dan Rangkaian Perpipaan 24
III.3.2 Alur Untuk Menganalisis 25
III.4 Hasil Analisis Dengan Program CAE 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 34
IV.1 Kesimpulan 34
IV.2 Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 36
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Aliran Sistem Hydrant 5
Gambar 2.2 Sambungan Tee 10
Gambar 2.3 Sambungan Elbow 11
Gambar 2.4 Sambungan Cross 11
Gambar 2.5 Sambungan Reducer 12
Gambar 2.6 Kurva Tegangan Regangan 17
Gambar 3.1 Pemberian Meshing dan Kondisi 26
Gambar 3.2 Variasi Kondisi Sistem Pipa 29
Gambar 3.3 Distribusi Tegangan Pada Bahan 32
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran Tee 18
Tabel 3.1 Ukuran Tebal Pipa 22
Tabel 3.2 Tekanan Pecah 24
Tabel 3.3 Data Sepesifikasi 25
Tabel 3.4 Harga Maksimum dan Minimum dari Setiap Kondisi 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem perpipaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari pipa dan
perlengkapannya yang saling berhubungan dan banyak digunakan dalam dunia
industri. Sistem perpipaan juga menunjang sistem hidran yang ada dalam dunia
industri ataupun pada bangunan-bangunan bertingkat.
Untuk dapat mengalirkan air bertekanan dari pompa ke rangkaian hidran,
diperlukan sistem perpipaan sebagai penghubung. Sistem perpipaan ini sangat
berpengaruh dalam pendistribusian air bertekanan, sehingga dalam perancangan
sistem perpipaan harus memperhatikan tekanan air yang terdistribusi dari pompa
ke rangkaian sistem hidran.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan pada rangkaian
hidran, baik faktor internal maupun eksternal. Diantaranya adalah percabangan
pipa, ukuran pipa, bahan pipa, debit aliran fluida, valve, hambatan aliran, maupun
tata letak dari instalasi perpipaan. Faktor-faktor tersebut merupakan variabel yang
harus diperhitungkan dalam perancangan sistem perpipaan. Air bertekanan yang
melalui pipa akan memberikan gaya yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi
desain sistem pipa. Untuk menjamin agar tekanan dari air yang mengalir tersebut
stabil, maka analisis dari percabangan pipa harus baik.
2
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
Perumusan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah tentang “
Analisis Percabangan Pipa pada hidran dengan PROGRAM CAE “.
Batasan masalah dalam analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis ini dikhususkan pada bagian percabangan sistem perpipaan pada
hidran, dengan sambungan Tee yang dipakai.
2. Program CAE yang dipakai adalah Cosmos Works
Perumusan masalah dan batasan masalah tersebut direalisasikan dalam bentuk:
1. Perhitungan-perhitungan
2. Gambar sistem perpipaan hidran
3. Analisis menggunakan Program CAE
1.3 Tujuan Analisa
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan
percabangan pipa hidran dengan program CAE terhadap pengaruh-pengaruh
pembebanan statis yang terjadi pada percabangan pipa dalam sistem hidran.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan dalam kehidupan manusia seperti saluran pembuluh
darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh organ tubuh. Dengan
gerakan jantung sebagai pemompa darah bersirkulasi, mengalir menuju organ
tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung, sistem perpipaan merupakan sebuah
sistem yang berfungsi sebagai media untuk mengalirkan fluida, baik cair maupun
gas, dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam pemanfaatannya, sistem perpipaan digunakan dalam berbagai
bidang. Dalam perencanaan tata kota sistem perpipaan digunakan sebagai saluran
air untuk kebutuhan masyarakat. Selain itu sistem ini digunakan juga sebagai
saluran air pada rangkaian sistem hidran yang berguna untuk memadamkan api
apabila di suatu tempat terjadi kebakaran. Sistem ini bekerja berdasarkan tekanan,
fluida dari pompa dialirkan melalui satu pipa dicabangkan menuju kran – kran
pada setiap terminal akhir melalui pipa bercabang. Pemanfaatan sistem perpipaan
yang lain yaitu dalam bidang industri otomasi. Kerja-kerja yang dilakukan oleh
komponen industri otomasi memerlukan fluida sebagai sumber energi penggerak.
Untuk kerja-kerja yang memerlukan energi yang besar, digunakan fluida cair
sebagai sumber energi. Untuk mendistribusikan sumber energi tersebut yaitu
berupa fluida, diperlukan sebuah sistem perpipaan.
4
Dalam sistem hidran pipa merupakan salah satu peranan terpenting untuk
mendukung transportasi fluida dari pompa menuju komponen – komponen
lainnya. Dalam pemilihan material pipa lebih menggunakan pipa standar. Pada
Gambar 2.1 (www.navkar.com) diperlihatkan potongan skema rangkaian dari
sistem hidran.
2.2 Sistem Mekanisme Kerja
Hidran adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air, secara
sistemnya tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah, dimana
terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (reservoir)
2. Sistem distribusi
3. Sistem pompa hidran
Gambar 2.1. Aliran Sistem Hidran
5
Sistem hidran terdiri dari:
1. Tempat penyimpanan air (reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan
dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk
satu tangki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan yang
lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah dan
harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk suplai
air hidran selama minimal 30 menit penggunaan hidran dengan kapasitas
minimum pompa 500 galon per menit.
Selain itu reservoir juga harus dilengkapi dengan mekanisme
pengisian kembali dari sumber-sumber air yang dapat diandalkan untuk
menjaga level air yang tersedia dalam reservoir. Mekanisme pengisian
reservoir ini terdiri dari sistem pompa yang dihubungkan dengan sumber
air yang dapat diandalkan misalnya dengan air tanah, air sungai.
2. Sistem Distribusi
Sistem distribusi untuk mendukung proses dan sistem kerja hidran,
diperlukan sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk
menghubungkan sumber air hingga ke titik selang hidran. Dalam
perancangan jaringan pipa hidran, yang terbaik adalah menggunakan
sistem jaringan inter koneksi tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem
ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
1) Air tetap dapat didistribusikan ke titik hidran walaupun salah satu
area pipa mengalami kerusakan.
6
2) Semburan air hidran lebih stabil, meskipun seluruh titik hidran
dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hidran biasanya berukuran
12-16 in. Pipa sambungan kedua (secondary feeders) biasanya berukuran
8-12 in. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4,5-6 in. Pada
ujung pipa hidran tersambung dengan pilar hidran. Disamping pilar hidran
terpasang box yang digunakan untuk menyimpan selang hidran (hose).
Selang ini terbuat dari bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30
meter (Safety Guide Book, Haryono Wisaksono).
Untuk mendukung suplai air hidran, dibuatlah suatu sambungan pipa
yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hidran yang disebut sambungan
siamese. Sambungan ini terdiri dari satu atau dua sambungan pipa yang
fungsinya adalah untuk memberikan suplai air tambahan pada sistem
hidran. Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran
untuk memberikan suplai air tambahan melalui mobil pemadam kebakaran
atau sistem pilar hidran umum.
3. Sistem Pompa Hidran
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan
unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat
menghidupkan serta mematikan keseluruhan sistem dan juga untuk
mengetahui status dan kondisi pompa. motor penggerak pompa merupakan
sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan
menyemburkan air.
7
Unit pompa untuk hidran biasanya terdiri dari:
1) Pompa generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati.
2) Pompa utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari
sumber ke titik hidran.
3) Pompa jockey
Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada sistem hidran.
2.3 Komponen Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan terdiri dari berbagai komponen yang menjadi pendukung
sistem, sehingga dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Komponen-komponen
dari sistem perpipaan adalah pipa, sambungan, flanges, serta komponen lain yang
digunakan untuk mendistribusikan fluida.
2.3.1 Pipa
Pipa merupakan tabung dengan bentuk silinder yang menjadi bagian
utama dari sistem perpipaan. Di dalam pipa inilah proses pengaliran fluida terjadi.
Setiap kondisi proses pengaliran fluida, pipa yang digunakan memiliki spesifikasi
masing-masing. Misalkan proses yang terjadi memerlukan tekanan yang tinggi
dan dalam suhu yang tinggi, maka pipa yang diperlukan adalah dengan spesifikasi
tersebut menurut standar yang dikeluarkan oleh ASTM (American Society of
Testing Materials) atau (The American Society of Mechanical Engineers).
8
Dalam standar yang dikeluarkan oleh ASTM, terdapat bagian dari pipa yang telah
diukur sesuai standar yang ditentukan. Bagian-bagian tersebut berupa keterangan
mengenai bahan pipa, diameter, ketebalan pipa, serta schedule pipa.
Dalam spesifikasi pipa, terdapat istilah schedule, yang merupakan istilah
untuk pembagian kelas dalam pipa. Schedule ditulis dalam bentuk penomoran
untuk membedakan spesifikasi pipa, karena masing-masing schedule memiliki
spesifikasi tersendiri. Misal pada pipa dengan ukuran nominal sebesar 1/8 NPS
(Nominal Pipe Size), memilki ketebalan pipa yang berbeda untuk masing-masing
schedule.
Perbedaan schedule ini berguna untuk penggunaan pipa yang berbeda pada
ukuran nominal pipa yang sama. Perbedaan antara schedule yang satu dengan
schedule yang lain, terletak pada ketebalan pipa, dihitung dari diameter luar
(outside diameter). Semakin tebal sebuah pipa, maka semakin kuat pipa tersebut.
Untuk keperluan dunia industri, dengan penggunaan berdasarkan pada
tekanan, dikenal pipa standart (STD) untuk tekanan paling rendah. Kemudian
Extra Strong (XS) untuk tekanan yang lebih tinggi. Dan selanjutnya pipa untuk
keperluan tekanan yang lebih tinggi lagi dikenal Double Extra Strong (XXS).
2.3.2 Sambungan
Sambungan pipa merupakan bagian dari sistem perpipaan, yang berfungsi
menyambung sebuah pipa dengan pipa yang lain untuk keperluan tertentu.
Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan.
2. Sambungan dengan menggunakan ulir.
9
3. Sambungan menggunakan flanges.
Penggunaan jenis sambungan ini bergantung pada besar diameter pipa serta
besarnya tekanan. Untuk pipa dengan tekanan rendah dan diameter dibawah 2 inci
digunakan sambungan ulir.
Dari kedua kelompok jenis sambungan di atas, sambungan pipa masih
dibagi lagi dalam bentuk-bentuk tertentu, sesuai dengan kebutuhan sistem
perpipaan. Jenis-jenis sambungan tersebut adalah tee, elbow, cross, reducer.
1. Tee (Sambungan Tee)
Sambungan Tee merupakan sambungan yang menghubungkan pipa
dengan pipa, sehingga menghasilkan percabangan pipa lebih dari satu.
Pada Gambar 2.2 (Navkar Fittings and Forging Pvt.Ltd) memperlihatkan
salah satu contoh sambungan Tee.
Gambar 2.2. Tee
2. Elbow (belokan)
Elbow adalah sambungan yang menghubungkan satu pipa dengan
pipa yang lain, untuk mengubah arah pipa dalam sudut tertentu.
Kebanyakan sudut yang digunakan adalah sebesar 900, namun terdapat
10
juga elbow dengan sudut 450. Pada Gambar 2.3 (Raswari, hal 22)
memperlihatkan Contoh belokan pipa.
Gambar 2.3. Elbow 450 dan 900
3. Cross
Cross adalah sambungan antar satu pipa dengan pipa yang lain
sehingga menghasilkan empat percabangan pipa. Pada Gambar 2.4
(Navkar Fittings and Forging Pvt.Ltd) memperlihatkan contoh dari Cross.
Gambar 2.4. Cross
4. Reducer
Reducer adalah bagian dari sistem perpipaan yang menghubungkan
sebuah pipa dengan pipa yang berdiameter lebih kecil. Hal ini bertujuan
11
mengubah kecepatan aliran fluida yang mengalir dalam pipa menjadi lebih
tinggi dengan memanfaatkan penyempitan luas pipa. Pada Gambar 2.5
(Navkar Fittings and Forging Pvt.Ltd) mempelihatkan contoh Reducer.
Gambar 2.5. Reducer
2.4 Dasar Perhitungan Tebal Pipa
Pipa yang digunakan dalam analisis ini adalah pipa dengan bahan AISI
1020. Pada sambungan percabangan pipa menggunakan tipe tee. Dalam
menentukan pemilihan ketebalan dinding pipa dapat dihitung dengan Persamaan