ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S PADA KASUS STROKE RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO YOGYAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: DHESMA ANESTY J410171045 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019
16
Embed
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S …eprints.ums.ac.id/78565/1/Naskah Publikasi.pdf · 2019-11-13 · komponen tarif serta membuat persamaan pada hubungan antara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S PADA KASUS STROKE RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
PANTI NUGROHO YOGYAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
DHESMA ANESTY
J410171045
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIVITAS MAT BUNGA MELATI (Jasminum sambac L.) SEBAGAI ANTI NYAMUK ELEKTRIK DALAM
MEMBUNUH NYAMUK Aedes aegypti
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
LUQMAN
J410171171
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Dosen Pembimbing I
Mitoriana Porusia, SKM.,M.Sc. NIK. 1772
Pembimbing II
Sri Darnoto, SKM.,M.PH. NIK. 1015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EFEKTIVITAS MAT BUNGA MELATI (Jasminum sambac L.)
SEBAGAI ANTI NYAMUK ELEKTRIK DALAM MEMBUNUH NYAMUK Aedes aegypti
OLEH
LUQMAN
J410171171
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jum’at, 22 Oktober 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1. Mitoriana Porusia, SKM.,M.Sc. (Ketua Dewan Penguji)
(……………………..)
2. Sri Darnoto, SKM.,M.PH. (Anggota I Dewan Penguji)
(……………………..)
3. Noor Alis Setiyadi, SKM.,M.KM. (Anggota I Dewan Penguji)
(……………………..)
Dekan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dr. Mutalazimah, M.Kes NIK. 786
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang
lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, Oktober 2016
Penulis
LUQMAN
J410171171
1
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S PADA KASUS STROKE RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO YOGYAKARTA
Abstrak
Permasalahan dalam implementasi penerapan BPJS di rumah sakit adalah perbedaan antara tarif riil dan tarif INA-CBG’s, terutama untuk pasien rawat inap. Diagnosa rawat inap dengan jumlah terbanyak dan mempunyai biaya pengobatan yang tinggi di RS Panti Nugroho adalah stroke. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis perbedaan tarif riil RS dengan tarif INA-CBG’s serta menghitung komponen tarif yang mempengaruhi tarif riil. Metode penelitian observasi analitik dengan desain cross-sectional. Data diambil secara retrospektif dari berkas klaim individual pasien dan rekam medis pasien. Populasi penelitian adalah kasus stroke rawat inap yang menggunakan BPJS di RS Panti Nugroho Yogyakarta selama periode Januari 2018 - Mei 2019 dengan kode diagnosis INA-CBG’s G-4-15-I; G-4-15-II; G-4-15-III. Teknik pengambilan sampel dengan kriteria eksklusi dan inklusi didapat 130 kasus stroke yang sesuai kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih antara biaya riil dan tarif paket INA-CBGs pada pasien rawat inap BPJS adalah Rp. 71.246.727 dengan persentase 58,46 % dari 130 episode perawatan mempunyai biaya riil lebih tinggi daripada tarif INA-CBG’s. Uji statistik didapat hasil terdapat perbedaan bermakna antara biaya riil dan tarif paket INA-CBG’s (p-value = 0,0001) (uji korelasi= − 0,5742). Komponen PPK/PoliBedah/ PoliUmum, laboratorium/ pathologi/ cytho/cross/transfusi, dan ambulans dapat menerangkan perbedaan yang kuat antara tarif riil dan tarif paket INA-CBG’s. Model analisis regresi multivariat dirumuskan sebagai berikut: Y = −1741362 + 1,68PPK/PoliBedah/PoliUmum + 2,4 Laboratorium/pathologi/cytho/cross/ transfusi + 14,89Ambulans + ԑ Kata Kunci: Tarif riil, Tarif INA-CBG’s, Stroke, Kasus Rawat Inap
Abstract
The problem usually found in the BPJS (Society Health Insurance) is the difference between the real cost and INA-CBG’s package tariff for patients using BPJS, especially in inpatient department. Stroke is a disease that requires a sizeable medical expenses. Stroke is priority cases in RS Panti Nugroho Yogyakarta. The purpose of this study was to determine differences of patient characteristic ofthe real costs; and find out components of cost, This study was analytical observation, cross-sectional design. The taken re-trospectively from the BPJS claim files and patients’ medical record. of the stroke patients using BPJS during period of January 2018-May 2019 with the diagnosis code INA-CBG’s G-4-15-I; G-4-15-II; G-4-15-III. The result of the study showed that the difference between the real cost and INA-CBGs package tarif of the stroke BPJS inpatients is Rp 71.246.727 with the real cost higher than INA-CBG’s package tariff and there was 58,46 % in 130 episodes of care with the real cost higher. Correlation test statistical analysis result was −0.5742 with p-value=0,0001 and showed that was significant difference between the real cost and INA-CBG’s package tarif. The factors that affect the real cost of treatment of patients with stroke diagnose were cost of emergency installation or outpatient, laboratory and blood cost, ambulans cost. Multivariate regression analysis model is formulated as in the following: Y =−1741362+1,68PPK/PoliBedah/PoliUmum + 2,4 Laboratorium/pathologi/cytho/cross/ transfusi + 14,89Ambulans + ԑ Keywords: Real Cost, INA-CBGs Package Tariff , Stroke, BPJS Inpatient
2
1. PENDAHULUAN
Disahkannya Undang-Undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
memberikan landasan hukum terhadap kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, khususnya mengenai jaminan sosial. Penyempurna dari UU SJSN 2004 adalah
ditetapkan UU nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Telah
disahkan UU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka PT Askes (Persero) dinyatakan
bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.
Pelaksanaan program BPJS di rumah sakit menggunakan sistem Casemix INA-CBG’s
(Indonesia Case Based Groups). Sistem casemix adalah suatu pengklasifikasian dari episode
perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal
sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis
(Sari, 2014).
Rumah Sakit Panti Nugroho merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe D di regional I
(Jawa Tengah dan DI Yogyakarta) yang melayani dan merawat pasien umum maupun peserta JKN.
Sebagai rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan tingkat
lanjut, RS Panti Nugroho telah memenuhi salah satu syarat kerja sama dengan BPJS yaitu
terakreditasi versi SNARS dan mempunyai layanan prioritas kasus stroke pasien rawat inap.
Stroke menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan yang meliputi kecacatan ringan,
sedang dan berat membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Stroke menjadi penyebab kematian
tersering ketiga setelah penyakit jantung dan kanker dan menempati urutan pertama sebagai penyebab
kecacatan. Penderita stroke sering memerlukan perawatan lebih lanjut dan rehabilitasi jangka
panjang. Berdasarkan Riskesdas 2018, Prevalensi stroke di Indonesia sendiri naik dari 7 persen
menjadi 10,9 persen dan DIY menempati peringkat kedua pada prevelensi per wilayah di Indonesia.
Masalah yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan BPJS adalah adanya perbedaan antara
biaya riil dengan tarif paket INA-CBG’s pasien Jamkesmas, terutama pada instalasi rawat inap.
Tujuan dari penelitian menganalisis perbedaan tarif riil dengan tarif INA-CBG’s pada kasus stroke
rawat inap di RS Panti Nugroho Yogyakarta dan enganalisis komponen tarif yang berpengaruh pada
perbedaan tarif riil dan tarif INA-CBG’s.
3
2. METODE
Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan analitik menggunakan
rancangan cross-sectional dengan melakukan pengamatan retrospektif terhadap berkas rekam medis
dan berkas klaim indivisual pasien rawat inap dengan kasus stroke untuk melihat bagaimana realisasi
besaran tarif pelayanan pasien rawat inap stroke di Rumah Sakit dengan tarif INA-CBG’s untuk
pasien JKN di Rumah Sakit Panti Nugroho dan juga mengetahui komponen yang berpengaruh
terhadap terjadinya perbedaan tersebut.
Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan besar total biaya penyakit stroke. Analisis
analitik yaitu, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data
tarif riil dan tarif paket INA-CBG’s kasus stroke JKN di RS Panti Nugroho. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov karena subyek penelitian lebih dari
50. Kriteria ujinya adalah apabila nilai signifikan>0,05, maka Ho diterima yang berarti data
berdistribusi normal.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak
pengolah data, dimana analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tarif riil dengan
tarif paket INA-CBG’s rawat inap JKN stroke di RS Panti Nugroho adalah dengan menggunakan
analisis univariat untuk melihat karakteristik kasus stroke rawat inap, analisis bivariat untuk uji
perbedaan antara tarif riil dan tarif INA-CBG’s dilanjutkan dengan analisis multivariat untuk melihat
komponen tarif serta membuat persamaan pada hubungan antara komponen-komponen tarif dengan
selisih tarif INA-CBG’s dan tarif riil RS. Dengan tujuan meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
Hipertensi 29 22% Hipertensi, Dyslipidemia 16 12% Hipertensi , DM 10 8% DM 6 5% Hipertensi; CHF, 6 5% Hipertensi, Infeksi Lain 16 12% CHF , Infeksi Lain 5 4% DM 2 2% DM, Anemia 3 2% Dislipidemia 5 4% Komorbid Lain 8 6% Tanpa Komorbid Lain 23 18%
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2019
Usrin (2011) mengatakan penderita hipertensi memiliki risiko mengalami stroke 8 kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak hipertensi.
5
Besaran dan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA-CBG’s pada kasus stroke rawat
inap di RS Panti Nugroho tergambar pada tabel 3.
Tabel 3. Komparasi Tarif Riil dan Tarif INA-CBG’s
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2019
Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa selisih antara tarif riil dan tarif INA-CBG’S kasus stroke di RS
Panti Nugroho untuk semua kelas dan semua tingkat keparahan mempunyai perbedaan dan perbedaan
bernilai positif yang berarti tarif riil RS lebih besar dari tarif INA-CBG’s. Dilanjutkan dengan analisis
univariat untuk melihat besaran sebaran kasus pada tarif riil dan tarif INA-CBG’s.
Tabel 4. Perbedaan Tarif Riil Rumah Sakit Dengan Tarif INA-CBG’s
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2019
Dilakukan uji normalitas menggunakan kolmogorov smirnoff dengan hasil distribusi data tidak
normal, dilanjutkan dengan uji bivariat uji beda menggunakan uji wilcoxon didapat nilai z sebesar
Kode INA-CBG's Frekuensi Total Biaya Riil Total Tarif
INA-CBG's Komparasi
Kelas 1 -G-4-15-I 56 Rp 194,614,389 Rp 153,059,200 Rp 41,555,189 -G-4-15-II 12 Rp 46,712,357 Rp 39,144,000 Rp 7,568,357 -G-4-15-III 0
Kelas 2 -G-4-15-I 28 Rp 93,326,936 Rp 91,837,200 Rp 1,489,736 -G-4-15-II 5 Rp 29,258,432 Rp 19,572,000 Rp 9,686,432 - G-4-15-III 0
Kelas 3 -G-4-15-I 23 Rp 89,795,110 Rp 88,009,500 Rp1,785,610 -G-4-15-II 5 Rp 27,672,474 Rp 22,834,000 Rp 4,838,474 - G-4-15-III 1 Rp 10,768,529 Rp 6,445,600 Rp 4,322,929