“Analisis Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor Terhadap Konsumsi BBM Antara Sebelum Dan Sesudah Kenaikan Harga BBM” Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : HIRONIMUS HANGGUR KABUT O12214108 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
86
Embed
“Analisis Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor ... · dan keluarga, Kae Kris. Terimakasih untuk kebersamaannya. 10. Untuk teman-teman saya Gonzalas, Frans de sales, Cosmos,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“Analisis Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor Terhadap
Konsumsi BBM Antara Sebelum Dan Sesudah Kenaikan Harga BBM”
Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
HIRONIMUS HANGGUR KABUT
O12214108
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Kita Pasti Dapat Menyelesaikan Sesuatu Yang Kita Mulai, Dan
Dengan Sedikit Bantuan Doa, Tuhan Pasti Akan Selalu Menyertai
Dan Membimbing Langkah Hidup Kita”
(Penulis)
Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk:
v Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
v Bunda Maria, Pelindung dan Penolongku
v Kedua Orang Tua Dan Kedua Saudaraku Yang
Tercinta
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan seperti yang tertera pada daftar pustaka, dan sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
vi
ABSTRAK
“ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU PENGGUNA KENDARAAN
BERMOTOR TERHADAP KONSUMSI BBM ANTARA SEBELUM DAN
SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM”
Studi Kasus Pada Universitas Sanata Dharma
Di Mrican, Yogyakarta
Hironimus Hanggur Kabut
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku konsumen terhadap konsumsiBBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM dan juga, untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku antara konsumen yang berasal dari kelompok berpendapatan menengah atas dan konsumen yang berasal dari kelompok berpendapatan menengah bawah, khususnya sesudah terjadi kenaikan harga BBM. Tehnik analisis data yang digunakan adalah menggunakan tehnik analisis uji beda mean (paired data). Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan 60 orang responden. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metoda wawancara dan kuisioner yang dibagikan langsung kepada mahasiswa fakultas ekonomi universitas sanata dharma. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik “ Accidental Sampling”. Hasil analisis data menunjukan ada perbedaan yang signifikan dalam perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap konsumsi BBM antara yang berpenghasilan menengah atas dan yang berpengahasilan menengah bawah, khususnya setelah kenaikan harga BBM. Satu-satunya yang tidak menampakan perbedaan hanyalah yang berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu.
vii
ABSTRACT
‘THE ANALYSIS OF BEHAVIOR DIFFERENCES OF MOTORCYCLE
DRIVERS TOWARD THE PREMIUM CONSUMPTION BEFORE AND
AFTER THE INCREASE OF FUEL PRICE’
A case Study at Sanata Dharma University
Yogyakarta
Hironimus Hanggur Kabut
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The purposes of this research were to know whether there were different behaviors of consumers toward premium consumption before and after the increase of fuel price and to find whether there were different behaviors among the consumers of upper-middle income class and the consumers of lower-middleincome class, especially after the increase of fuel price. The data analysis technique used was difference between mean analysis (paired data). This research employed 60 respondents. The data collection tools were interviews and questionnaire given directly to the student of economics faculty of Sanata Dharma University. The sample technique used was accidental sampling. The result showed that there were significant differences in the vehicle driver’s behaviors toward the premium consumption before and after the increase of fuel price. In general, it can be said that there were significant differences in the vehicle driver’s behaviors toward the fuel consumption among the upper-middle income class and lower-middle income class, especially after the increase of fuel price. The only thing which did not show differences was the frequency of using vehicles per week.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan kasih dan rahmatnya sejak awal sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi ini dengan
judul “Analisis perbedaan perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap
konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma di Mrican
Yogyakarta”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
2. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen
3. Dra. B.R. Diah Utari, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah
merelakan waktunya dan dengan sabar telah berkenan memberikan
pengarahan, bimbingan, dan masukan selama proses penyusunan
skripsi ini dari awal. Semoga Tuhan membalas budi baik yang telah
Ibu berikan selama ini.
ix
4. Drs. Hg Suseno Triyanto W, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang
juga telah merelakan waktunya dan dengan sabar telah berkenan
memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan selama proses
penyusunan skripsi ini dari awal. Semoga Tuhan membalas segala budi
baik yang telah Bapak berikan selama ini.
5. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah mengijinkan
penulis mengadakan penelitian pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
juga telah membantu penulis selama proses penelitian di jalankan.
6. Yang tercinta kedua orang tua saya , Bapak Thobias Kabut dan Ibu
Maria Ngamal yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik,
membimbing, dan membiayai saya hingga dapat menyelesaikan
jenjang perguruan tinggi ini. Juga untuk Ma Wak yang tersayang.
Terimakasih atas semua yang telah diberikan: dukungan moril dan
materi, perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.
Semoga Tuhan selalu memberkati setiap usaha yang kalian lakukan
dan kami selalu mencintai kalian.
7. Untuk kedua saudara saya Eno dan Cici, terus berusaha untuk
menyelesaikan kuliah kalian dengan baik.
8. Untuk nene Lipus dan mama Lili doa kami selalu menyertai. Untuk
Bapa Lili, terimakasih atas segala yang telah Bapa Lili berikan kepada
saya khususnya perhatian dan berupa apapun sejak kecil hingga
sekarang. Ini merupakan pengalaman yang paling berharga dalam
hidupku. Juga untuk nene Lancing terimakasih banyak.
x
9. Ase kae selama di jogja Papa Ti, Sugeng, Mbetuk, Om Induk, Lale,
0,239)berada dalam batas atas dan bawah daerah penerimaan (±
1,645) dan p > 0,05, berarti terima Ho. Artinya tidak ada perbedaan
tang signifikan dalam frekuensi penggunaan kendaraan umum per
minggu setelah kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan
menengah atas dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperlihatkan pada bagian A diatas, memperlihatkan
ada tidaknya perbedaan perilaku penggunaan kendaraan bermotor (sepeda
motor) antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM (1 oktober 2005)
serta ada tidaknya perbedaan penggunaan kendaraan bermotor antara
mahasiswa yang berpenghasilan (uang saku) menengah bawah dengan
menengah atas, khususnya setelah kenaikan harga BBM. Mengenai perilaku
penggunaan kendaraan bermotor sebelum dan sesudah kenaikan BBM pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hasil
penelitian membuktikan bahwa pada semua indikator yang diteliti terdapat
perbedaan yang signifikan dalam perilaku penggunaan kendaraan bermotor
antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Indikator-indikator penelitian seperti jumlah penggunaan BBM per
minggu, jarak rata-rata yang ditempuh per minggu, jumlah rupiah pembelian
BBM per minggu, keseringan melakukan pembelian BBM per minggu,
51
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu, semuanya memperlihatkan adanya
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan sinyalemen yang
diungkapkan beberapa pengamat ekonomi seperti Saluchu (2005) dan Zen
(2005). Menurut Saluchu, kenaikan harga BBM adalah indikator “tidak
tertulis“ yang sangat signifikan terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan
pokok. Ekonomi masyarakat, sangat bergantung dengan elevasi harga BBM.
Pada waktu terjadi kenaikan harga BBM, dengan sendirinya pasar melakukan
penyesuaian semua harga. Lebih jauh Zen menegaskan bahwa kenaikan BBM
bagaimanapun akan melambungkan harga-harga kebutuhan pokok, bahkan
terjadi efek domino pada semua aspek ekonomi. Ironisnya, kenaikan harga-
harga tersebut seringkali melebihi tingkat kenaikan harga BBM itu sendiri.
Yang lebih ironis lagi, pada saat terjadi kenaikan harga BBM, daya beli
masyarakat semakin lemah, karena sesungguhnya pendapatan tidak meningkat
sementara harga-harga semakin membumbung.
Fenomena itulah yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Ekomoni yang
menjadi subjek penelitian ini. Dengan uang saku mereka yang relatif tetap
dibandingkan sebelum kenaikan harga BBM, kemampuan daya beli mereka
otomatis semakin merosot. Dengan dana yang relatif tetap tersebut mau tidak
mau mereka harus menyesuaikan diri menata lagi pos-pos pengeluarannya.
Salah satu upaya yang sangat mungkin dilakukan adalah dengan mengubah
perilaku penggunaan kendaraan bermotor meraka.
52
Hasil penelitian ini menunjukkan, entah karena terpaksa atau pilihan
rasional, mereka sengaja mengurangi jumlah penggunaan BBM per minggu,
mengurangi jumlah pembelian BBM per minggu, mengurangi jarak rata-rata
yang ditempuh per minggu. Upaya menghemat pengeluaran untuk pembelian
BBM per minggu bahkan kadang ditempuh dengan mengubah kebiasaan dari
selalu menggunakan sepeda motor diganti dengan sesekali menggunakan
kendaraan umum dan berbagai cara lainnya.
Sebagai contoh jumlah penggunaan BBM per minggu ternyata ada
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Dengan uang saku yang relatif tetap bahkan merosot, mereka harus
menggunakan dana yang ada untuk memenuhi semua kebutuhannya yang
karena kenaikan BBM justru meningkat. Akibatnya hal itu akan disiasati
dengan salah satu upayanya dengan mengurangi pembelian BBM per minggu.
Dana yang tadinya disiapkan untuk pembelian BBM, kini sangat mungkin
harus dipakai untuk pos-pos lain yang lebih urgen seperti untuk kebutuhan
konsumsi atau untuk kebutuhan pokok bulanan lainnya.
Untuk menekan jumlah penggunaan BBM, yang berarti juga menekan
jumlah liter pembelian BBM sejauh ini ditempuh dengan mengurangi jumlah
jarak rata-rata yang harus ditempuh per minggu, mengurangi frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor, bahkan bila perlu sesekali memanfaatkan
kendaraan umum. Pengurangan jumlah penggunaan BBM seperti diatas
ditempuh dikarenakan itulah satu-satunya langkah yang mungkin ditempuh
ketika daya beli semakin merosot sementara kebutuhan tidak mungkin untuk
53
dihentikan.
Ketujuh indikator yang dipakai ini sebetulnya merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Indikator yang satu mempengaruhi indikator yang
lainnya. Sebagai contoh adanya kenaikan BBM tersebut mengakibatkan
mereka harus mengurangi jumlah penggunaan BBM per minggu, mengurangi
jumlah rata-rata yang harus ditempuh per minggu, mengurangi frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan bila perlu sesekali
menggunakan kendaraan umum. Tetapi pengurangan jumlah liter pembelian
dan penggunaan BBM per minggu belum tentu berbanding lurus dengan
dengan dana yang dikeluarkan, yang terjadi justru pengeluaran meningkat atau
minimal tetap dibandingkan sebelum kenaikan.
Selanjutnya mengenai ada tidaknya perbedaan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
berpenghasilan menengah bawah, khususnya setelah kenaikan harga BBM,
hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua indikator kecuali frekuensi
penggunaan kendaraan umum terdapat perbedaan yang signifikan antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang berpenghasilan menengah bawah.
Fakta ini menunjukan bahwa perilaku konsumen dalam memutuskan membeli
atau tidak membeli dan berapa banyak yang harus dibeli, sangat dipengaruhi
oleh jumlah pendapatan konsumen. Ketika pendapatan berbeda sangat
mungkin mereka akan berbeda dalam cara membelanjakan uangnya. Dalam
hal ini bukan soal butuh atau tidak butuh, tetapi berapa jumlah dana yang bisa
digunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan tarsebut. Dengan kata lain, apa
54
yang akan dilakukan oleh konsumen menunjukan sejauh mana ia bersikap dan
bertindak ekonomis.
Untuk yang berpenghasilan menengah atas (uang saku > Rp 1.000.000,-),
berarti ia memiliki anggaran cukup untuk membeli jumlah liter BBM per
minggu yang jauh lebih banyak, jarak tempuh rata-rata bisa lebih jauh,
frekuensi penggunaan kendaraan bermotorpun bisa lebih sering. Sebaliknya
yang berpenghasilan menengah bawah (≤ Rp 1.000.000,-) mau tidak mau
harus menekan pengeluaranya untuk membeli BBM per minggu, jumlah
pembelian BBM per minggu harus dibatasi sesuai dengan kondisi keuangan.
Akibatnya jarak rata-rata yang dapat ditempuh per minggu, frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu harus ditekan lebih rendah.
Itulah yang membuat antara mereka terdapat perbedaan yang signifikan.
Sedangkan mengenai frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu
ternyata antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
berpenghasilan menengah bawah tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini
dikarenakan baik yang berpenghasilan menengah atas maupun menengah
bawah yang memiliki sepeda motor biasanya jarang yang menjadikan
penggunaan kendaraan umum sebagai alternatif untuk menekan pengeluaran
rupiah. Hal ini disebabkan sesungguhnya jumlah rupiah yang dikeluarkan
untuk kendaraan umum per minggu jauh lebih besar dibandingkan jumlah
pengeluaran untuk pembelian BBM ketika menggunakan sepeda motor. Jadi
bagi mereka menggunakan kendaraan umum hanya selingan sehingga sangat
jarang dilakukan.
55
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di depan dapat disimpulkan antara lain
1. Ada perbedaan yang signifikan perilaku penggunaan kendaraan bermotor
antara sebelum dengan sesudah kenaikan harga BBM pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah
penggunaan BBM per minggu, jumlah pembelian BBM per minggu (liter),
keseringan melakukan pembelian BBM per minggu, jarak rata-rata yang
ditempuh per minggu, jumlah pembelian BBM per minggu (jumlah Rp),
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu, semuanya memperlihatkan ada
perbedaan perilaku antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
2. Secara umum ada perbedaan yang signifikan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor antara yang berpenghasilan menengah atas dengan
yang berpenghasilan menengah bawah pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya setelah kenaikan
BBM. Satu-satunya yang tidak menampakkan perbedaan hanyalah yang
berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu.
56
B. Saran
1. Mengingat dampak kenaikan BBM sangat mempengaruhi perilaku
penggunaan kendaraan bermotor masyarakat, sebaiknya setiap kebijakan
menaikan harga BBM harus melalui riset sosial yang menyeluruh dan
mempertimbangkan kesejahteraan rakyat.
2. Penelitian ini baru sampai pada mengidentifikasi pengaruh kenaikan BBM
pada perilaku pengguna kendaraan bermotor. Diharapkan penelitian lebih
lanjut bisa memperdalam penelitian yang telah dilakukan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya berdasarkan hasil pengolahan kuesioner yang
kesimpulanyan hanya berlaku untuk penelitian ini. Belum tentu bisa
berlaku untuk penelitian lain walaupun sejenis.
2. Penelitian hanya berdasar data kuesioner yang belum tentu diisi secara
jujur oleh responden. Jadi penelitian ini belum tentu mencerminkan
kesuluruhan keadaan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Gasper, Vincent, Ekonomi Manajerial: Penerapan Konsep-Konsep Ekonomi
Dalam Manajemen Bisnis Total, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
Kotler, Philip., Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, PT Prenhallindo, Jakarta,
2000 Simamora, Bilson, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan
Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Stanton, William J, Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi 7, Erlangga, Jakarta, 1995 Sugiarto, dkk., Ekonomi Mikro (sebuah kajian komprehensif), PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2002 Sugiyono, Dr, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfa Beta, Bandung, 1997 Swasta, Basu dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Konsumen,
Edisi 7, BPFE, Yogyakarta, 1997 Freund , John E. dan Perles Benjamin M., Statistics ( a first course), Edisi 7,
Prentice-Hall. Inc, New Jersey, 1999
LAMPIRAN
Lampiran I
Kuesioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
I. Petunjuk
1. Mohon kesediaannya mengisi kuisioner ini, yang datanya akan digunakan
untuk penyusunan skipsi peneliti yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN
PERILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP
KONSUMSI BBM ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN
HARGA BBM” Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
kondisi yang anda hadapi.
3. Terima kasih atas kesediaannya.
II. Profil Responden
1. Jenis kelamin : A. Laki- laki B. Perempuan
2. Usia : A. < 18 tahun B. 18-21 tahun C. > 21 tahun
3. Angkatan : A. 2002 B. 2003 C. 2004
4. Uang saku/anggaran per bulan
A. < Rp 500.000,- C. Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000,-
B. Rp 500.000 – Rp1.000.000,- D. > Rp 1.500.000,-
III. Perilaku Penggunaan Kendaraan Bermotor
1. Jumlah rata-rata penggunaan bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan
bermotor Anda sendiri) per minggu sebelum kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
2. Jumlah rata-rata penggunaan bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan
bermotor Anda sendiri) per minggu sesudah kenaikan harga BBM :
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
3. Sejauh pengalaman Anda, rata-rata penggunaan bahan bakar Anda sesudah
kenaikan BBM dibandingkan sebelum kenaikan BBM:
A. Sesudah kenaikan lebih sedikit dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih banyak dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
4. Jumlah bahan bakar yang dibeli (untuk penggunaan kendaraan bermotor Anda
sendiri) per minggu sebelum kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
5. Jumlah pembelian bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan bermotor Anda
sendiri) per minggu setelah kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
6. Sejauh pengalaman Anda, jumlah pembelian bahan bakar Anda sebelum
kenaikan dibandingkan setelah kenaikan BBM:
A. Sesudah kenaikan lebih sedikit dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih banyak dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
7. Seberapa sering Anda melakukan pembelian BBM per minggu sebelum
kenaikan BBM:
A. < 2 kali D. 7 – 8 kali B. 3 – 4 kali E . > 8 kali C. 5 -6 kali
8. Seberapa sering Anda melakukan pembelian BBM per minggu setelah
kenaikan BBM:
A. < 2 kali D. 7 – 8 kali B. 3 – 4 kali E . > 8 kali C. 5 -6 kali
9. Bagaimanakah perbandingan keseringan Anda membeli bahan bakar antara
sebelum dan setelah kenaikan BBM?
A. Sesudah kenaikan lebih sering dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sebelum kenaikan lebih sering dibandingkan setelah kenaikan BBM.
10. Jarak rata-rata yang Anda tempuh dengan kendaraan bermotor per minggu
sebelum kenaikan BBM:
A. < 10 km D. 31 – 40 km B. 11 – 20 km E . > 40 km C. 21 – 30 km
11. Jarak rata-rata yang Anda tempuh dengan kendaraan bermotor per minggu
setelah kenaikan BBM:
A. < 10 km D. 31 – 40 km B. 11 – 20 km E . > 40 km C. 21 – 30 km
12. Bagaimanakah perbandingan rata-rata jarak yang Anda tempuh dengan
kendaraan bermotor per minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih jauh dibandingkan setelah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih jauh dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
13. Jumlah pembelian bahan bakar dalam rupiah per minggu sebelum kenaikan
harga BBM:
A. < Rp 10.000,- D. Rp 31.000 – Rp 40.000,- B. Rp 11.000 – Rp 20.000,- E . > Rp 40.000,- C. Rp 21.000 – Rp 31.000,-
14. Jumlah pembelian bahan bakar dalam rupiah per minggu setelah kenaikan
harga BBM:
A. < Rp 10.000,- D. Rp 31.000 – Rp 40.000,- B. Rp 11.000 – Rp 20.000,- E . > Rp 40.000,- C. Rp 21.000 – Rp 31.000,-
15. Bagaimana perbandingan jumlah pembelian bahan bakar Anda antara sebelum
dan setelah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan jumlah pembelian lebih sedikit dibandingkan setelah
kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sebelum kenaikan jumlah pembelian lebih banyak dibandingkan setelah
kenaikan BBM.
16. Frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu sebelum kenaikan
BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
17. Frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu setelah kenaikan
BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
18. Bagaimana perbandingan frekuensi penggunaan kendaraan bermotor Anda
antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih tinggi dibandingkan sesudah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Setelah kenaikan lebih tinggi dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
19. Frekuensi penggunaan kendaraan umum (menggunakan angkutan umum atau
ikut/bonceng kendaraan teman) per minggu sebelum kenaikan BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
20. Frekuensi penggunaan kendaraan umum (menggunakan angkutan umum atau
ikut/bonceng kendaraan teman)per minggu setelah kenaikan BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
21. Bagaimana perbandingan frekuensi penggunaan kendaraan umum
(menggunakan angkutan umum atau ikut/bonceng kendaraan teman) antara
sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih tinggi dibandingkan sesudah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Setelah kenaikan lebih tinggi dibandingkan sebelum kenaikan BBM.