ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH TINGKAT INFLASI, KEBIJAKAN SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH/US DOLLAR DAN PERTUMBUHAN PDB TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI DAN SEKTOR KEUANGAN 11.12.25563 (Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2008-2015) I GUSTI NGURAH KOMANG SUADNYANA Yogyakarta, 31 Agustus 2016
51
Embed
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Sektor Keuangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH TINGKAT INFLASI, KEBIJAKAN SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH/US DOLLAR DAN PERTUMBUHAN PDB
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI DAN SEKTOR KEUANGAN
11.12.25563
(Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2008-2015)
I GUSTI NGURAH KOMANG SUADNYANA
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
DAFTAR PEMBAHASAN• BAB I
– Latar Belakang Masalah– Perumusan Masalah– Tujuan Penelitian– Manfaat Penelitian
• BAB II– Pasar Modal– Saham– Harga Saham– Indeks Harga Saham– Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham– Nilai Tukar Uang– Inflasi– Suku Bunga– PDB– Penelitian Terdahulu
• BAB III– Variabel Penelitian dan Definisi Operasional– Jenis dan Sumber Data– Populasi dan Sampel– Metode Pengumpulan Data– Teknik Analisis Data
• BAB IV– Hasil Penelitian– Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan– Hasil Pengujian Model III– Hasil Pengujian Perbedaan Pengaruh
• BAB V– Kesimpulan– Implikasi Kebijakan– Keterbatasan Penelitian– Saran
DAFTAR PEMBAHASAN
BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
• Krisis Asia Timur tahun 1997 dan krisis keuangan global tahun 2008 menyebabkan terganggunya stabilitas keuangan dunia.
• Krisis keuangan juga berakibat pada kondisi makro ekonomi di Indonesia.
Latar Belakang Masalah
• Hal tersebut berdampak negatif terhadap iklim investasi saham di Indonesia. Sebagai akibatnya, indeks harga saham gabungan di bursa efek Indonesia menjadi turun.
• Pengumpulan informasi atas saham dan kondisi makro ekonomi suatu negara dilakukan seorang pemodal untuk memperkecil risiko.
Perumusan Masalah
• Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, kebijakan suku bunga, nilai tukar Rupiah/US Dollar dan pertumbuhan PDB terhadap IHS sektor properti di BEI?
• Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, kebijakan suku bunga, nilai tukar Rupiah/US Dollar dan pertumbuhan PDB terhadap IHS sektor keuangan di BEI?
• Bagaimana perbedaan pengaruh tingkat inflasi, kebijakan suku bunga, nilai tukar Rupiah/US Dollar dan pertumbuhan PDB terhadap IHS sektor keuangan dan IHS sektor keuangan di BEI?
Tujuan Penelitian
IHS sektor properti dan
sektor keuangan
Inflasi
Suku Bunga
Kurs
PDB
?
?
?
?
Manfaat Penelitian
• Pemodal atau calon pemodal• Perusahaan• Pemerintah• Akademisi• Penulis
BAB IILandasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Pasar Modal
• Pasar modal menurut UUPM No 8 th 1995.• Pasar modal menurut Husnan (1998).
Saham
• Saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001).
• Jenis saham: biasa, preferent, tresuri.• Return investasi saham menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2001) adalah mendapatkan capital gain dan dividen
• Risiko investasi saham Darmadji dan Fakhruddin (2001) adalah tidak mendapatkan dividen dan mengalami capital loss.
Harga Saham
• Hartono (2009) mengemukakan bahwa harga saham yang terjadi di bursa ditentukan oleh pelaku pasar.
Indeks Harga Saham
• Indeks harga saham merupakan acuan para pemodal untuk mendapatkan informasi mengenai pergerakan harga saham.
• Menurut BEI (2008) indeks diharapkan memiliki 5 fungsi sebagai berikut:– Sebagai indikator tren pasar,– Sebagai indikator tingkat keuntungan,– Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio,– Sebagai fasilitas pembentukan portofolio dengan strategi pasif,– Sebagai fasilitas pengembangan produk derivatif.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
• Harianto dan Sudomo (1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:– PDB, inflasi, tingkat suku bunga, kurs, anggaran
defisit, investasi swasta, neraca perdagangan dan pembayaran.
Nilai Tukar Uang
• Menurut Triyono (2008), kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.
• Nopirin (2000) mengatakan bahwa sistem nilai tukar di Indonesia adalah sistem nilai tukar mengambang. Sebelumnya sistem kurs tetap (1970-1978) dan sistem kurs mengambang terkendali (1978-1977).
Inflasi
• Inflasi menurut Nopirin (2000) adalah proses kenaikan harga barang-barang secara terus menerus selama periode tertentu.
• Samuelson dan Nordhaus (2004) juga berpendapat bahwa inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum.
Suku Bunga
• Suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari sejumlah pinjaman.
• BI Rate menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BI dan diumumkan kepada publik.
PDB
• Menurut Mankiw (2003), Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa didalam perekonomian.
Rangkuman Penelitian TerdahuluNo. Peneliti Judul Hasil
1. Sangkyun Park (1997)
Rationality of Negative Stock-Price Responses to Strong Economic Activity
PDB berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, variabel lain tidak berpengaruh.
2. Eduardus Tandelilin (1997)
Determinants Of Systematic Risk: The Experience of Some Indonesian Common Stock
PDB, inflasi, dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis atas return harga saham.
3. Djayani Nurdin (1999)
Resiko Investasi pada Saham Properti di Bursa Efek Jakarta
Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Sedangkan kurs tidak berpengaruh negatif signifikan.
4. Elyzabeth L. M. Sitinjak dan Widuri Kurniasari (2003)
Indikator-indikator Pasar Saham dan Pasar Uang Yang Saling Berkaitan Ditinjau Dari Pasar Saham Sedang Bullish dan Bearish
nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG dan penguatan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Lalu suku bunga SBI juga berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG
Rangkuman Penelitian TerdahuluNo. Peneliti Judul Hasil5. Mudji Utami dan
Mudjilah Rahayu (2003)
Peran Profitabilitas, Suku Bunga, Infasi Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi
Profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara bersama-sama mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan
6. Tendi Haruman, Stevanus Andre dan Maya Ariyanti. (2005)
Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis terhadap Tingkat pengembalian di BEJ
EPS, PER dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return saham. Inflasi berpengaruh negatif signifikan. Tetapi tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
7. Yutaka Kurihara (2006)
The Relationship between Exchange Rate and Stock Prices during the Quantitative Easing Policy in Japan
Suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Jepang begitu juga dengan kurs yang tidak bepengaruh signifikan terhadap harga saham di Bursa Jepang
8. Ming-Hua Liu dan Keshab M. Sherestha (2008)
Analysis of the long-term relationship between macro-economic variables and the Chinese stock market using heteroscedastic cointegration.
Inflasi, nilai tukar, dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham di Bursa Efek Cina
Hipotesis
H1: Inflasi berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor properti di BEI.H2: Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor properti di BEI.H3: Suku bunga berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor properti di BEI.H4: Pertumbuhan PDB berpengaruh positif terhadap indeks harga saham sektor properti di BEI.H5: Inflasi berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor keuangan di BEI.H6: Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor keuangan di BEI.H7: Suku bunga berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sektor keuangan di BEIH8: Pertumbuhan PDB berpengaruh positif terhadap indeks harga saham sektor keuangan di
BEIH9: Tidak ada perbedaan pengaruh antara inflasi, nilai tukar Rupiah/US Dollar, tingkat suku
bunga dan pertumbuhan PDB terhadap indeks harga saham sektor properti dan sektor keuangan.
H10:Secara bersama-sama variabel inflasi, nilai tukar Rupiah/US Dollar, suku bunga dan PDB berpengaruh terhadap indeks sektor properti dan sektor keuangan di BEI.
Kerangka Pemikiran Teoritis
BAB IIIMetode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
• Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder.
• Sumber data:– Inflasi dan PDB diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (www.bps.go.id).– Kurs dan BI Rate diperoleh dari Bank
Indonesia (www.bi.go.id).– Indeks harga saham sektor properti
dan sektor keuangan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id).
• Variabel Terikat (Dependent Variable)– Perubahan indeks harga saham sektor properti
dan sektor keuangan. Rumus:
Keterangan:Ri: Return indeks harga saham per sektor pada periode tP(t): Harga indeks harga saham pada periode ke tP(t-1): Harga indeks harga saham pada periode ke t-1
*Data yang diambil adalah harga indeks pada penutupan akhir bulan
Definisi Operasional
• Variabel Bebas (Independent Variable)– Inflasi. [(Inflasit-Inflasit-1) : Inflasit-1]
• Model I dengan variabel terikat adalah return indeks harga saham sektor properti. Bentuk data yang digunakan adalah time series.
• Model II dengan variabel terikat adalah return indeks harga saham sektor keuangan. Bentuk data yang digunakan adalah time series.
• Model III merupakan gabungan dari return indeks harga saham sektor properti dan sektor keuangan. Bentuk data yang digunakan berupa data panel
Uji Hipotesis
• Uji Parsial (t-test)– Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.
• Uji Simultan (F-test)– Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
Keputusan pengujian:H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi >
0.05.H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai signifikansi <
0.05
Uji Hipotesis• Koefisien Determinasi
– Uji ini digunakan untuk melihat seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data.
• Chow Test– Chow Test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus:
Keterangan:SSRr: Sum of squared residual - restricted
regression (regresi dengan total observasi)SSRu: Sum of squared residual - unrestricted
regression (jumlah SSR dari masing-masing regresi kelompok observasi)
SSRu = SSR kelompok pertama + SSR kelompok keduan: Jumlah observasik: Jumlah parameter (variable) yang
diestimasi pada unrestricted regression
r: Jumlah parameter yang diestimasi pada restricted regression
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Berganda
Uji Parsial (t-test)
• H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi > 0.05.Ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
• H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai signifikansi < 0.05.Ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Kesimpulan
• Uji Parsial (t-test):- Inflasi berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap variabel terikat. Sesuai dengan penelitian Park (1999). H1 dan H5 ditolak!
- BI Rate berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sesuai dengan penelitian Haruman et al. (2005). H2 dan H6 ditolak!
- Kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel terikat. Sesuai dengan penelitian Liu dan Srestha (2008) lalu Kurihara (2006).H3 dan H7 diterima!
- PDB berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sesuai dengan penelitian Tandelilin (1997). H4 dan H8 ditolak!
Uji Simultan (F-test)
• H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi > 0.05.Ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
• H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai signifikansi < 0.05.Ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Kesimpulan
• Uji Simultan (F-test):- Inflasi, BI Rate, kurs dan PDB secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Utami dan Rahayu (2003). H10 diterima!
Koefisien Determinasi
Model III
Rumus Chow Test:
Chow Test
Jika hasil Chow Test lebih kecil dari F Table (0,3078 < 2,42) maka itu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh inflasi, BI Rate, kurs dan PDB terhadap indeks harga saham sektor properti dan sektor keuangan. H10 diterima!
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Berdasarkan uji parsial, hanya variabel kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap kedua variabel terikat.
• Berdasarkan uji simultan, variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan model regresi atas kedua variabel terikat secara signifikan.
• Berdasarkan uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas lebih mempengaruhi IHS sektor keuangan daripada sektor properti.
• Hasil Chow Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Hal ini menjelaskan bahwa keadaan makroekonomi Indonesia dari tahun 2008-2015 tidak menyebabkan adanya perbedaan pengaruh terhadap kinerja perusahaan properti dan keuangan.
Implikasi Kebijakan
• Bagi pemodal atau calon pemodal• Bagi perusahaan• Bagi pemerintah
Keterbatasan Penelitian
• Penelitian ini hanya sebatas menggunakan return indeks harga saham sektoral sebagai variabel terikat.
• Nilai R2 dalam penelitian ini bernilai kurang dari 50%.
• Penelitian ini hanya memperhatikan faktor kondisi ekonomi makro.
Saran
• Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkombinasikan variabel terikat supaya hasil penelitian lebih rinci. Seperti menambahkan return harga saham perusahaan yang termasuk dalam sektor properti dan sektor keuangan sebagai variabel terikat. Hal tersebut berguna untuk menambahka kepastian atas hasil penelitian yang diperoleh.
• Penelitian selanjutnya juga disarankan menambahkan faktor fundamental perusahaan sebagai variabel bebas.