perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI (Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : RETNO SULISTYA PUTRI NIM F 1207051 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
90
Embed
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN … · Lampiran 1 Laporan Keuangan PT. Bakrie & Brother Tbk Lampiran 2 Laporan Keungan PT. Multipolar Corporation Tbk Lampiran 3 Laporan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN
PERUSAHAAN DIAKUISISI
(Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi
Periode 1994-1999)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
RETNO SULISTYA PUTRI
NIM F 1207051
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
HALAMAN MOTTO
Tetaplah bermimpi dan teruslah berusaha untuk
mewujudkannya”
(penulis)
“Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan”
(Q.S.Al-Insyirah)
“You will never walk alone”
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Kedua Orang Tuaku yang memberikan doa dan selalu berusaha
Lampiran 1 Laporan Keuangan PT. Bakrie & Brother Tbk Lampiran 2 Laporan Keungan PT. Multipolar Corporation Tbk Lampiran 3 Laporan Keungan PT. Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk Lampiran 4 Laporan Keungan PT. Indocement Tunggal Tbk Lampiran 5 Laporan Keungan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Lampiran 6 Laporan Keungan PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk Lampiran 7 Laporan Keungan PT. Zebra Nusantara Tbk Lampiran 8 Laporan Keungan PT. Bakrieland Development Tbk Lampiran 9 Laporan Keungan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Pengakuisisi Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Diakuisisi Lampiran 12 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1
tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan
Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah. Lampiran 14 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1
tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah Lampiran 15 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan
Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah. Lampiran 16 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1 tahun
sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah Lampiran 17 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1
tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah. Lampiran 18 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Diakuisisi1 tahun
sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah Lampiran 19 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1
tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ABSTRAK
RETNO SULISTYA PUTRI F1207051
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN
PERUSAHAAN DIAKUISISI
(Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi
Periode 1994-1999)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang yaitu satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah dan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi yang diproksikan dengan rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (total asset turnover), rasio laverage (debt to equity ratio), rasio profitabilitas (operating profit margin dan net profit margin) dan rasio pasar (price earning ratio).
Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 1994-1999. Sampel yang diambil 6 pasang perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio dan uji beda dengan menggunakan alat analisis Paired Sampel t Test dan Wilcoxon signed Ranks Test.
Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini, pada hipotesis pertama ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi yaitu rasio aktivitas (TAT) dan rasio profitabilitas (NPM). Pada hipotesis kedua kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kelima rasio. Pada hipotesis ketiga ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi yaitu rasio pasar (PER). Dan pada hipotesis keempat kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Kata kunci: Akuisisi, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER (Debt to equity Ratio),OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), PER (Price Earning Ratio)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRACT
RETNO SULISTYA PUTRI F1207051
THE ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF THE FINANCIAL
PERFORMANCE BEFORE AND AFTER THE ACQUISTION ON THE ACQUIRER AND THE ACQUIRED COMPANIES
(STUDY ON MANUFACTURED COMPANIES WHO HAD AN
ACQUISITION AND LISTED IN BEI DURING 1994-1999 PERIOD)
The purpose of this study was to determine the long-term impact of the acquisition on both the acquirer and the acquired companies, by comparing the average of their financial performance one year prior to the first five years after the acqusition, and one year prior to the second five years after the acquisition, using current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, profitability (operating profit margin and net profit margin) and market ratio (price earning ratio) as proxies for financial performances.
The population for this research was companies consist of the acquirer and the acquired companies that listed on the Indonesia Stock Exchange during 1994-1999 period. The sampling technique used in this research was the purposive sampling method, and the analysis method used was the ratio analysis and the differentiation test using SPSS 16 on Windows XP as the analysis tool
Based on the first hypothesis of this study, we found that there were significant differences on the acquirer’s financial performance one year prior to the first five years after the acquisition, and that was in the activity (TAT) and profitability (NPM) ratio. In the second hypothesis, we found that acquisition had no significant impact on the acquirer’s financial performance across all ratios used. In third hypothesis, we found that there were significant differences on the acquired’s financial performance one year prior to the first five years after the acquisition, and that was in the market ratio (PER). And finally, based on the fourth hypothesis, we found no significant differences in the acquired’s financial performance one year prior to the second five years after acquisition. Keywords: Acquisition, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER (Debt to equity Ratio),OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), PER (Price Earning Ratio)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia yang saat ini mengalami fluktuasi, yang dipengaruhi oleh
kekuatan globalisasi dan perubahan teknologi secara cepat mengakibatkan
perusahaan mengalami persaingan yang ketat. Memasuki era perdagangan
bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin banyak. Tidak ada lagi
jarak atau halangan yang membatasi semua aktivitas bisnis. Semua
merupakan dampak dari perkembangan pesat di bidang teknologi informasi
dan telekomunikasi. Hal ini berakibat pada banyaknya perusahaan-
perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang mengalami gulung tikar,
sedangkan perusahaan-perusahaan yang besar masih bertahan dan selalu
berusaha keras agar dapat bertahan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan
untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat
mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai
perubahan kondisi yaitu pertumbuhan dan perkembangan dinamis, berada
pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau pengkerutan.
Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan akan melakukan
berbagai usaha. Perusahaan dalam usahanya untuk memperluas bisnis
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2
dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara pertumbuhan internal dan
eksternal:
1. Pertumbuhan yang bersifat internal (internal growth). Pertumbuhan
yang bersifat internal bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi
pemegang saham (shareholder value) melalui ekspansi,
pengembangan jenis produksi baru, dan lain-lain yang dilakukan di
dalam perusahaan.
2. Pertumbuhan yang bersifat eksternal (external growth). Dalam hal
pertumbuhan eksternal, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi
secara cepat adalah dengan melalui restrukturisasi usaha berupa
merger, konsolidasi, akuisisi, dan divestasi.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22
tentang penggabungan usaha (2004: paragraph 02), penggabungan usaha
dapat dilakukan berbagai cara yang berdasarkan pada pertimbangan hukum,
perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui
pembelian saham oleh suatu perusahaan lain atau pembelian aktiva netto
suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan melalui
penerbitan saham atau penyerahan kas dan aktiva setara kas. Transaksi dapat
terjadi antara pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu
perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain.
Sejumlah perusahaan merasa penting untuk melakukan penggabungan
dengan unit terkait dan anak perusahaan atau bisa disebut dengan perusahaan
lain untuk mencapai efektivitas biaya dan produksi yang meningkat. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
demikian kompetisi dalam menuju globalisasi, penggabungan perusahaan
diharapkan akan terjadi pada skala yang jauh lebih besar daripada di masa
lalu dan memainkan peran utama dalam mencapai keunggulan kompetitif di
pasar Internasional.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 tentang
penggabungan usaha (2004: paragraph 08) bahwa penggabungan usaha
merupakan penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu
entitas ekonomi karena suatu perusahaan menyatu dengan (unyting with)
perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktivitas atau operasi
perusahaan.
Penggabungan badan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger,
akuisisi, dan konsolidasi. Alasan beberapa badan usaha melakukan
penggabungan usaha melalui merger dan akuisisi:
1. Adanya keinginan untuk mengurangi kompetisi atau persaingan antar
perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha.
2. Memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk,
dimana perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk
mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya. Misal
fungsi research dan development yang akan efektif jika bergabung
dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut.
3. Mendapatkan sumber bahan baku murah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 4
4. Penggabungan perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat
menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk seperti perluasan
produk, transfer teknologi, dan sumber daya manusia.
5. Mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena
kapasitas hutang yang semakin besar serta kemampuan yang lebih
baik dalam teknologi dan manajerial.
6. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, dimana bagi
perusahaan yang memiliki likuiditas dan terdesak oleh kredit,
keputusan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan
menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
Keputusan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam
memperbaiki kondisi dan kerja perusahaan, karena dengan bergabungnya dua
atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan
yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri.
Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang
melakukan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini akan nampak pada
laporan keuangan yang meliputi perhitungan rasio keuangan. Di Indonesia
rasio keuangan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Rasio ini
nantinya akan dilihat oleh pemakai eksternal perusahaan yakni investor dan
akan digunakan sebagai acuan untuk memutuskan apakah akan membeli
saham atau tidak. Laporan keuangan ini juga digunakan untuk memprediksi
keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Ada berbagai alasan lain
untuk perusahaan melakukan akuisisi yaitu perusahaan mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 5
kekuatan pasar yang lebih besar, mendapatkan akses kemampuan inofativ
sehingga mengurangi risiko yang terkait dengan pengembangan produk atau
jasa baru, serta memaksimalkan efisiensi melalui skala ekonomi dan ruang
lingkup sehingga akhirnya membentuk suatu perusahaan lingkup kompetitif
(Hitt:2007). Sementara di Negara-negara maju seperti Amerika, Canada dan
Eropa Barat fenomena akuisisi sudah menjadi pemandangan bisnis yang
biasa. Dalam konteks keilmuan akuisisi bisa didekati dari dua perspektif yaitu
dari disiplin keuangan perusahaan (corporate finance) dan dari menejemen
strategi (strategic manajement) dari kedua sisi keuangan perusahaan. Akuisisi
adalah salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran
modal atau capital budgeting) yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari
aspek kelayakan bisnisnya. Dilihat dari kedua perspektif tersebut tujuan
akuisisi tidak lain adalah keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran
pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Menurut Gundawarti (1999:196) perusahaan-perusahaan yang terjadi
setelah perusahaan akuisisi biasanya adalah pada kinerja perusahaan
penampilan financial perusahaan yang praktis akan membesar dan meningkat.
Kondisi keuangan perusahaan mengalami perubahan, dan hal lain ini
tercermin dalam pelaporan keuangan perusahaan. Tindakan akuisisi tidak
hanya ditujukan untuk menjaga kelangsungan usaha, tetapi juga ditujukan
untuk memaksimalkan nilai pasar dan memaksimalkan kesejahteraan
manajemen. Nilai pasar yang maksimal ini diperoleh ketika harga-harga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 6
saham yang dimiliki mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham ini akan
memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham demikian juga dengan
dividen yang akan diterimanya. Demikian pula untuk tujuan memaksimalkan
kesejahteraan manajemen dimana manajemen mendapatkan tambahan
intensif apabila perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham melalui peningkatan harga saham.
Dengan kata lain, akuisisi diperoleh sinergi hingga tingkat efisiensi
yang optimal dan laba dapat diharapkan terus meningkat dan prospek
pertumbuhan sekuritas dapat lebih diandalkan. Pertumbuhan laba dan
sekuritas tersebut akan dapat menarik calon investor jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang (capital investor). Sehingga faktor
keuangan sangat memotivasi terjadinya akuisisi.
Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat
melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja
keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja merger dan
akuisisi pada penelitian yang dilakukan K.Bansal dan Kumar (2008) yang
melakukan penelitian dampak merger dan akuisisi pada kinerja keuangan di
India dengan sampel perusahaan manufaktur di India periode 1988-2005
dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio laverage,
rasio aktivitas dan rasio pasar. Hasil penelitian ini mendukung bahwa merger
dan akuisisi menghasilkan sinergi dalam jangka panjang dengan penggunaan
sumberdaya perusahaan dan meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi. Penelitian lain yang membandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 7
antara akuisitor dan non akuisitor dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001)
yang meneliti return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor, hasilnya
menunjukkan bahwa baik akuisitor dan non akuisitor sama-sama memperoleh
abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi.
Payamta dan Doddy Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan
akuisisi terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan
akuisisi antara tahun 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengujian serentak terhadap semua rasio keuangan meliputi rasio likuidasi,
aktivitas, laverage, profitabilitas hanya variabel Total Asset Turnover, Fixed
Asset Turnover, Return On Investmen, Return On Equity, Net Profit Margin,
Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami perubahan signifikan
setelah merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006)
yang meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun
1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada
kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini
menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger
dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Sutrisno dan Sumarsih (2004) yang meneliti return
saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang
yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya bahwa merger dan
akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa bernilai positif dan
negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. Penelitian Hadiningsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 8
(2008) yang menguji kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan
yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio
profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu
dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan
diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan
rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu
tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan
akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.
Bertitik tolak dari pandangan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap
pengakuisisi dan yang diakuisisi dalam jangka panjang berbeda dari
penelitian sebelumnya. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi:
“ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN
PERUSAHAAN DIAKUISISI”. (Pada Perusahaan Manufaktur
Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999)
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio profitabilitas dan rasio
pasar)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 9
2. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan diakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio profitabilitas dan rasio
pasar) ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan pengakuisisi
2. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan diakuisisi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada beberapa pihak. Dimana secara teknis diharapkan dapat memberikan
manfaat:
1. Bagi Investor
Investor akan mempersoleh informasi yang diperlukan untuk menilai
potensi perusahaan terlebih dahulu sehingga dapat melakukan investasi
dengan baik dan benar.
2. Bagi Manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 10
Untuk memprediksi kinerja perusahaan yang tercermin pada laporan
keuangan sehingga menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan
akuisisi.
3. Bagi Peneliti
Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan
perusahaan diakuisisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 11
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha adalah penyatuan kepentingan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi entitas ekonomi karena salah satu
perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas
aktiva tetap dan operasi perusahaan lain (SAK No 2,2002).
Bentuk – bentuk penggabungan usaha meliputi:
a. Merger (penggabungan perusahaan) adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan kedalam salah satu diantara perusahaan-perusahaan yang
melakukan penggabungan kemudian perusahaan yang menggabungkan
diri berakhir kedudukannya sebagai suatu badan hukum / perusahaan
karena dibubarkan dan dilikuidasi, dan yang tinggal adalah perusahaan
yang menerima penggabungan. Misalnya PT.A merger dengan PT.B,
maka PT.A saja atau PT.B saja.
b. Konsolidasi (peleburan perusahaan) adalah peleburan dua atau lebih
perusahaan menjadi satu perusahaan yang baru sama sekali, sementara
masing-masing perusahaan yang meleburkan diri berakhir kedudukannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 12
sebagai suatu badan hukum/ perusahaan. Misalnya PT. A berkonsolidasi
dengan PT. B, maka muncul PT. C sebagai nama baru dari PT. A+ PT. B
yang sudah meleburkan diri.
c. Akuisisi (pengambilalihan perusahaan) adalah pembelian atau
pengambilalihan seluruh atau sebagian saham satu atau lebih pemilik
perusahaan lainnya, tetapi perusahaan yang diambil alih sahamnya tetap
hidup sebagai badan hukum /perusahaan, hanya saja kini berada dibawah
control perusahaaan yang mengambil alih saham-sahamnya. Misalnya
PT. A mengakuisisi PT. B, maka baik PT. A maupun PT. B masih tetap
ada, namun control perusahaannya sudah beralih kepada PT. A sebagai
perusahaan pembeli seluruh atau sebagian saham PT. B.
2. Pengertian Akuisisi
Peristiwa merger dan akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis
(business combination) yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi. Penekanannya
adalah dalam penggabungan bisnis ini tidak memandang apakah
penggabungan tersebut merupakan merger dan akuisisi, kecuali dalam
definisi. Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition
(Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan
sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki
sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai
pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu
perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 13
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang
terpisah (Moin,2003). Akuisisi dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam
Pernyataannya Nomor 22 adalah suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham. Akuisisi
sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan anak, yaitu suatu
penguasaan mayoritas saham perusahaan lain, sehingga tercipta hubungan
perusahaan induk-perusahaan anak. Perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh perusahaan lain akan tetap utuh sebagai satu kesatuan usaha dan
sebagai badan usaha yang berdiri sendiri. Jadi, kedua atau lebih perusahaan
tersebut tetap berdiri sebagai suatu badan usaha. Esensi suatu akuisisi adalah
untuk menciptakan suatu keuntungan strategik dengan cara membeli suatu
bisnis dan memadukan bisnis tersebut ke dalam strategi perusahaannya.
Suatu akuisisi bisa efektif jika aktivitas tersebut lebih efisien biayanya
dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan pengembangan internal.
Suad Husnan (1998: 650-651) mengatakan bahwa, “para analis
perusahaan sering mengelompokkan akuisisi ke dalam salah satu dari tiga
berikut ini:
a. Akuisisi horizontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang mempunyai bisnis atau
bidang usaha yang sama. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang
diakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang meraka tawarkan.
b. Akuisisi vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 14
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap
proses produksi yang berbeda. Sebagai contohnya, perusahaan rokok
mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau, perusahaan garment
mengakuisisi perusahaan tekstil, dan sebagainya.
c. Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai
keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan
foodproducts oleh perusahaan komputer dapat dikatakan sebagai akuisisi
konglomerat.
Manullang (1994:61) secara lebih terinci menjelaskan bahwa integrasi
horizontal atau pararelisme dilakukan, dengan berbagai alasan seperti:
1) Untuk mengurangi pengaruh konjungtur. Artinya jika ada kerugian
pada salah satu pabrik maka kerugian itu dapat ditutup dari operasi
pabrik lainnya.
2) Untuk menambah kebutuhan konsumen, misal konsumen selain
ingin membeli buku ia bisa juga ingin membeli ballpoint atau
pensil.
3) Untuk menurunkan biaya dengan cara menambah hasil produksi
demi mengurangi biaya tetap seperti penyusutan
4) Untuk membandingkan harga, artinya pembeli bisanya
membandingkan harga barang-barang yang bisa saling
menggantikan. Misal harga mentega dan margarine.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 15
Sedangkan integrasi vertikal dilakukan dengan alasan:
a) Untuk memperoleh pasokan bahan mentah yang terus-menerus
dengan bergabung dengan perusahaaan yang memproduksi bahan
mentah.
b) Untuk mengurangi ongkos produksi karena dengan adanya
penggabungan usaha maka jasa perantara dapat dihilangkan.
c) Untuk menambah kualitas barang, karena supply bahan mentah
untuk proses produksi dapat langsung diawasi untuk menjamin
kualitas bahan mentah.
3. Tujuan Melakukan Akuisisi
Dalam penelitian Hendro Widjanarko (2006) melaporkan bahwa
motivasi manajemen melakukan akuisisi adalah:
a. Mempengaruhi pertumbuhan yang lebih cepat
b. Keuntungan skala ekonomis
c. Meningkatkan market share
d. Perluasan secara geografis
e. Meningkatkan nilai pasar saham
f. Untuk memperluas bauran produk
g. Meningkatkan kekuatan perusahaan
Sementara pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong
sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 16
ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu
meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan
didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada
keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan
(Moin, 2003).
1) Motif ekonomi
Esensi tujuan perusahaan dalam prespektif manajemen keuangan adalah
seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation)
bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif
ekonomi jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan nilai tersebut.
Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Motif strategis juga termasuk
motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi
strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi untuk mendapatkan
economies of scale dan economies of scope.
2) Motif non-ekonomis
Aktivitas akuisisi dilakukan tidak hanya bertujuan kepentingan ekonomi
saja melainkan juga untuk kepentingan non-ekonomi seperti prestise dan
ambisi. Motif non ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau
pemilik perusahaan.
a) Hubris Hypothesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 17
Hipotesis ini menyatakan bahwa kegiatan akuisisi bedasarkan pada
“ketamakan” dan kepentingan pribadi para esekutif perusahaan. Pada
dasarnya mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar.
Dengan semakin besar ukuran perusahaan semakin besar pula
kompensasi yang akan diterima mereka. Kompensasi yang mereka
terima tidak hanya berupa materi tetapi juga pengakuan, penghargaan,
dan aktualisasi diri.
b) Ambisi pemilik
Adanya ambisi pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor
bisnis. Aktivitas akuisisi menjadi menjadi strategi perusahaan untuk
menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun
“kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi karena pemilik perusahaan
memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3) Motif sinergi.
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi
adalah menciptakan sinergi atau bahasa sederhananya adalah
mendapatkan nilai tambah. Sinergi merupakan nilai keseluruhan
perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai
masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui
kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-
elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan
aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan
dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 18
sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber (Brigham,
2001):
a) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam
manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi.
b) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih
rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas.
c) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu
perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih
produktif setelah akuisisi.
d) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan.
4) Motif diversifikasi.
Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan
melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas
bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan
tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula,
maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung
kompetensi inti (core competence).
Motivasi lainnya melakukan akuisisi adalah untuk membeli opsi atas
prospek pertumbuhan yang akan datang, terutama bagi perusahaan yang
akan memperluas usahanya dalam industri yang berbeda dengan industri
yang dikembangkannya selama ini. Pada situasi tersebut perusahaan
pengakuisisi tersebut memperoleh keuntungan waktu dengan melakukan
pergerakan lebih awal dalam menghalangi pesaing dari memperoleh posisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 19
yang sama dalam industri tersebut. Dalam kehidupan bisnis di Indonesia
format dari akusisi berbeda-beda sesuai dengan pihak yang berkepentingan.
4. Teknik Melakukan Akusisi
Husnan (1993:370) menyebutkan bahwa akuisisi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Pembayaran tunai, yaitu dilakukan dengan membayar sejumlah
premium kepada pemilik perusahaan target dan besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan bersama. Bila perusahaan target tela go
public, maka akuisisi dapat dilakukan dengan membeli saham-saham
perusahaan target melalui pasar bursa.
b. Pertukaran saham, yaitu dilakukan dengan memberikan sejumlah
saham kepada penmilik perusahaan target dan kompensainya,
kemudian pemilik perusahaan target mnyerahkan saham-saham
yang dimiliki perusahaan target kepada pembeli.
5. Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi
Alasan mengapa suatu perusahaan melakukan kegiatan akuisisi adalah
terdapat manfaat yang lebih yang dapat diperoleh, keunggulan dan manfaat
akuisisi antara lain adalah (Moin, 2003)
a. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar
sudah jelas.
b. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kredititor
lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 20
c. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
d. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis
dari awal.
e. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
f. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari
konsumen baru.
g. Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.
h. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat.
Sementara itu kerugian-kerugian akuisisi sebagai berikut :
1) Proses integrasi yang tidak mudah.
2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.
3) Biaya konsultan yang mahal.
4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi.
5) Biaya koordinasi yang mahal.
6) Seringkali menurunkan moral organisasi.
7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
6. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi.
Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat
proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang
yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan
keputusan akuisisi seiring dengan meningkatnya momentum, selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 21
terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan
di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor
yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu:
a. Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan
perusahaan pengambilalih.
b. Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup
untuk mencapai keberhasilan akuisisi.
c. Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap
program akuisisi.
Faktor faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan
kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap
memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu:
1) Melakukan audit sebelum akuisisi.
2) Perusahaan target dalam keadaan baik.
3) Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya.
4) Perusahaan target relatif kecil.
7. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur.
Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001). Kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian
tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam
hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 22
kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi
strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan keuangan merupakan alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data tersebut. yang meliputi aktiva, kewajiban,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus
kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam
memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas (PSAK, 2002: Par. 1.2). Laporan
Keuangan yang pokok terdiri dari :
a. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keuangan perusahaan),
yang meliputi aset (sumber daya atau resources) perusahaan dan klaim
atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan
menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada
masalalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana
tersebut atau keputusan pendanaan pada masalalu. Dana diperoleh dari
pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal).
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka
waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 23
laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu
tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi,
pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan
membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru, Hutang bertambah
kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik.
Hutang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi untuk
membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan
berubah
c. Laporan Aliran Kas
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih
pada siatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu
operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk
mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi
kewajiban kewajibannya.
8. Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio
likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya
(Hanafi, 2004). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 24
1) Current Ratio
Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas jangka pendek untuk
menutup kewajiban lancar. Rasio lancar yang rendah menunjukkan
kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi
tidak selalu perusahaan dalam keadaan yang baik. Hal tersebut
berarti kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Perhitungan current rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current ratio = liabilitieCurrent
assetCurrent
2) Quick ratio
Quick ratio dapat dihitung dengan mengurangi persediaan dari
aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar.
Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi
menjadi kas dengan cepat. Perhitungan quick ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Quick ratio = liabilitieCurrent
inventory -asset Current
b. Rasio Aktivitas.
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan
dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 25
perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1) Fixed asset turn over.
Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over,
berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk
mengukur besarnya fixed asset turn over dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Fixed asset turn over = assetfixedNet
Sales
2) Total asset turn over
Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan
kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam
penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik
manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah
rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola
aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus
sebagai berikut:
Total asset turn over = assetTotal
Sales
c. Rasio Laverage
Rasio laverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva
dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 26
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada
suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain
rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari
pihak luar atau kreditor.
1) Debt to total asset ratio.
Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang
dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai
rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin
besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa
likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio
yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk
mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Debt to total asset ratio = assetTotal
liabilitie Total
2) Debt to equity ratio.
Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang
sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi
tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk
membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 27
Debt to equity ratio = equity sOwner'
liabilitie Total
d. Rasio Profitabilitas.
Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Dengan demikian investor jangka panjang akan sangat berkepentingan
dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan
melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk
dividen
1) Operating profit margin
Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan
dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin
kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini
terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit margin
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Operating profit margin=Sale
ofitOperating Pr
2) Net profit margin
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih dari setiap penjualan (Sartono, 1996:130)
SaleofitNetinofitmNet PrargPr =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 28
Semakin besar NPM maka perusahaan semakin
menguntungkan,karena laba bersih yang dihasilkan dari setiap
penjualan semakin besar.
3) Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin adalah laba kotor yang dihasilkan oleh setiap
rupiah penjualan. Gross profit margin dihitung dengan rumus:
Nilai rata-rata Current Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 1,32
dengan nilai terendah sebesar 0,16 dan nilai tertinggi sebesar 1,93 sedangkan
nilai rata-rata Current Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar
1,19 dengan nilai terendah sebesar 0,31 dan nilai tertinggi sebesar 1,71 dan
nilai rata-rata Current Ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 1,42
dengan nilai terendah sebesar 0,42 dan nilai tertinggi sebesar 2,07. Nilai
rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah
akuisisi mengalami penurunan dari 1,32 menjadi 1,19 dan pada lima tahun
kedua mengalami kenaikan menjadi 1,42.
2. Total asset turn over
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 49
Nilai rata-rata Total asset turn over satu tahun sebelum akuisisi sebesar
0,85 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi sebesar 1,70
sedangkan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun pertama sesudah
akuisisi sebesar 0,79 dengan nilai terendah sebesar 0,12 dan nilai tertinggi
sebesar 1,21 dan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun kedua
sesudah akuisisi sebesar 0,93 dengan nilai terendah sebesar 0,14 dan nilai
tertinggi sebesar 1,68. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan
lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,85
menjadi 0,79 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,93.
3. Debt to equity ratio
Nilai rata-rata Debt to equity ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar
1,53 dengan nilai terendah sebesar 0,64 dan nilai tertinggi sebesar 2,35
sedangkan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun pertama sesudah
akuisisi sebesar 1,51 dengan nilai terendah sebesar -9,97 dan nilai tertinggi
sebesar 10,07 dan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun kedua
sesudah akuisisi sebesar 2,19 dengan nilai terendah sebesar 0,81 dan nilai
tertinggi sebesar 4,77. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan
lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,53
menjadi 1,51 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 2,19.
4. Operating Profit Margin.
Nilai rata-rata Operating Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi
sebesar 0,13 dengan nilai terendah sebesar 0,08 dan nilai tertinggi sebesar
0,18 sedangkan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 50
sesudah akuisisi sebesar 0,31 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan nilai
tertinggi sebesar 1,24 dan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun
kedua sesudah akuisisi sebesar 3,06 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan
nilai tertinggi sebesar 17,86. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi
dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,13
menjadi 0,31 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 3,06.
5. Net Profit Margin
Nilai rata-rata Net Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi sebesar
0,10 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi sebesar 0,21
sedangkan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun pertama sesudah
akuisisi sebesar 0,29 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi
sebesar 1,26 dan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun kedua sesudah
akuisisi sebesar 0,58 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi
sebesar 1,46. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun
pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,10 menjadi 0,29 dan
pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,58.
6. Price Earning Ratio (PER)
Nilai rata-rata Price Earning Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar
20,17 dengan nilai terendah sebesar -6,95 dan nilai tertinggi sebesar 45,61
sedangkan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun pertama sesudah
akuisisi sebesar 3,69 dengan nilai terendah sebesar -1,91 dan nilai tertinggi
sebesar 9,61 dan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun kedua
sesudah akuisisi sebesar 13,69 dengan nilai terendah sebesar 1,78 dan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 51
tertinggi sebesar 29,18. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan
lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 20,17
menjadi 3,69 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi
13,69.
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara
empiris adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
pengumuman akusisi. Sebelum dilakukan analisis pengujian hipotesis,
sehingga dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas yang digunakan untuk
mengetahui apakah data-data kinerja keuangan memiliki sebaran data yang
normal.
1. Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara
membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Jika p-
value > 0,05, sehingga data berdistribusi normal. Data yang diuji normalitas
adalah data kinerja keuangan dari sampel perusahaan pengakuisisi dan
diakuisisi selama satu tahun sebelum dan lima tahun pertama kemudian satu
tahun pertama dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi adalah
sebagai berikut:
Tabel IV.4
Hasil Uji Normalitas Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 52
Perusahaan Pengakuisisi Periode Tahun 1994-1999
Rasio Kolmogorov-Smirnov
p-Value Keterangan
Likuiditas: Current Ratio 1th sebelum Current Ratio 5th pertama sesudah Current Ratio 5th kedua sesudah
0,708 1,068 1,044
0,698 0,204 0,226
Normal Normal Normal
Aktivitas: Total Asset Turn Over 1th sebelum Total Asset Turn Over 5th pertama sesudah Total Asset Turn Over 5th kedua sesudah
0,844 1,971 1,400
0,474 0,001 0,040
Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Laverage:
Debt to equity ratio 1th sebelum Debt to equity ratio 5th pertama sesudah Debt to equity ratio 5 th kedua sesudah
0,778 1,649 2,166
0,580 0,009 0,000
Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Profitabilitas: Operating Profit Margin 1th sebelum Operating Profit Margin 5th pertama sesudah Operating Profit Margin 5th kedua sesudah Net Profit Margin 1th sebelum Net Profit Margin 5th pertama sesudah Net Profit Margin 5th kedua sesudah
0,820 1,568 1,198 0,981 2,191 2,039
0,512 0,015 0,114 0,291 0,000 0,000
Normal
Tidak Normal Normal Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Rasio Kolmogorov-Smirnov
p-Value Keterangan
Rasio Pasar: Price Earning Ratio 1th sebelum Price Earning Ratio 5th pertama sesudah Price Earning Ratio 5th kedua sesudah
0,703 2,046 1,253
0,706 0,000 0,086
Normal
Tidak Normal Normal
Sumber: Data sekunder diolah,2011
Tabel IV.5
Hasil Uji Normalitas Data
Perusahaan Diakuisisi Periode Tahun 1994-1999
Rasio Kolmogorov-Smirnov
p-Value Keterangan
Likuiditas: Current Ratio 1th sebelum Current Ratio 5th pertama sesudah Current Ratio 5th kedua sesudah
0,864 0,674 0,714
0,444 0,755 0,688
Normal Normal Normal
Aktivitas: Total Asset Turn Over 1th sebelum Total Asset Turn Over 5th pertama sesudah Total Asset Turn Over 5th kedua sesudah
0,532 0,399 1,016
0,940 0,997 0,253
Normal Normal Normal
Dilanjutkan halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 53
Laverage: Debt to equity ratio 1th sebelum Debt to equity ratio 5th pertama sesudah Debt to equity ratio 5 th kedua sesudah
0,680 2,382 1,689
0,745 0,000 0,007
Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Profitabilitas: Operating Profit Margin 1th sebelum Operating Profit Margin 5th pertama sesudah Operating Profit Margin 5th kedua sesudah Net Profit Margin 1th sebelum Net Profit Margin 5th pertama sesudah Net Profit Margin 5th kedua sesudah
0,578 2,146 2,691 0,699 2,182 2,392
0,892 0,000 0,000 0,714 0,000 0,000
Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Normal Tidak Normal Tidak Normal
Rasio Pasar: Price Earning Ratio 1th sebelum Price Earning Ratio 5th pertama sesudah Price Earning Ratio 5th kedua sesudah
0,540 1,253 0,700
0,933 0,087 0,711
Normal Normal Normal
Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa harga p-
value untuk data kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Total
asset turn over, Debt total asset turn over, Operating profit margin, Net
profit margin dan Price earning ratio memiliki distribusi data ada yang
normal dan tidak normal, maka data yang tidak normal akan dianalisis
menggunakan analisis non parametrik (Wilcoxon Signed Ranks Test),
sedangkan data yang normal akan dianalisis menggunakan pengujian
parametrik (uji beda Paired Sample T-Test).
2. Pengujian Hipotesis
Uji beda ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja
keuangan pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama
sesudah pengumuman akusisi kemudian satu tahun sebelum dengan lima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 54
tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan yang
melakukan kegiatan akuisisi tahun 1994-1999. Perhitungan dilaksanakan
dengan bantuan program komputer SPSS Release 13.0. Adapun hasil
pengujian Paired Sampel T-Test untuk distribusi data normal dan Wilcoxon
Signed Ranks Test untuk distribusi data tidak normal dapat diuraikan di
bawah ini.
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima
tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi periode
tahun 1994-1999. Adapun hasil pengujian dapat diuraikan di bawah ini:
Tabel IV.6
Hasil Uji Paired Sampel t Test
Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan 5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi
Variabel thitung p-value Keterangan
Current Ratio 0,570 0,593 Ha ditolak Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi diperoleh nilai thitung
sebesar 0,570 dengan signifikansi sebesar 0,593, karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,593 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau Ho
diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio pada periode
satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 55
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap
Current Ratio.
Tabel IV.7
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan 5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi
Variabel Zhitung p-value Keterangan
Total asset turn over -2,014 0,044 Ha diterima
Debt to equity ratio -0,318 0,750 Ha ditolak
Operating profit margin -0,954 0,340 Ha ditolak
Net profit margin -2,232 0,026 Ha diterima
Price earning ratio -0,315 0,752 Ha ditolak Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Total asset turn over diperoleh
nilai Zhitung sebesar -2,014 dengan signifikansi sebesar 0,044, karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,044 < 0,05), sehingga Ha diterima.
Artinya terdapat perbedaan pada Total asset turn over periode satu tahun
sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi, berarti
pengumuman akuisisi berpengaruh terhadap Total asset turn over.
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to equity ratio diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,318 dengan signifikansi sebesar 0,750, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,750 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Debt to equity ratio periode satu
tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 56
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Debt to equity
ratio .
Hasil analisis data terhadap variabel Operating profit margin
diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,954 dengan signifikansi sebesar 0,340,
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,340 > 0,05), sehingga Ha
ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan pada Operating profit margin
periode satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akusisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh
terhadap Operating profit margin.
Hasil analisis data terhadap variabel Net profit margin diperoleh
nilai Zhitung sebesar -2,232 dengan signifikansi sebesar 0,026, karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,026 < 0,05), sehingga Ha diterima.
Artinya terdapat perbedaan Net profit margin pada periode satu tahun
sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi, berarti
pengumuman akuisisi berpengaruh terhadap Net profit margin.
Hasil analisis data terhadap variabel Price earning ratio diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,315 dengan signifikansi sebesar 0,752, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,752 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Price earning ratio periode satu
tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Price earning
ratio.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 57
Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun
kedua sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi periode tahun
1994-1999. Adapun hasil pengujian dapat diuraikan di bawah ini:
Tabel IV.8
Hasil Uji Paired Sampel t Test
Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan 5 Tahun Kedua Sesudah Akuisisi
Variabel thitung p-value Keterangan
Current Ratio 0,389 0,713 Ha ditolak
Operating Profit Margin -0,719 0,505 Ha ditolak
Price Earning Ratio -0,912 0,404 Ha ditolak Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh nilai thitung
sebesar 0,389 dengan signifikansi sebesar 0,713, karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,713 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau Ho
diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio pada periode
satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi,
berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap Current
Ratio.
Hasil analisis data terhadap variabel Operating Profit Margin pada
satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh
nilai thitung sebesar -0,719 dengan signifikansi sebesar 0,505, karena nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 58
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,505 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Operating Profit Margin
pada periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah
pengumuman akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi
terhadap Operating Profit Margin.
Hasil analisis data terhadap variabel Price Earning Ratio pada satu
tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh nilai
thitung sebesar -0,912 dengan signifikansi sebesar 0,404, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,404 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Price Earning Ratio pada
periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap
Price Earning Ratio.
Tabel IV.9
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan 5 Tahun Kedua Sesudah Akuisisi
Variabel Zhitung p-value Keterangan
Total asset turn over -0,412 0,680 Ha ditolak
Debt to equity ratio -0,742 0,458 Ha ditolak
Net profit margin -1,802 0,072 Ha ditolak
Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Total asset turn over diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,412 dengan signifikansi sebesar 0,680, karena nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 59
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,680 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Total asset turn over periode satu
tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Total asset turn
over.
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to equity ratio diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,742 dengan signifikansi sebesar 0,458, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,458 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Debt to equity ratio periode satu
tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Debt to equity
ratio .
Hasil analisis data terhadap variabel Net profit margin diperoleh
nilai Zhitung sebesar -1,802 dengan signifikansi sebesar 0,072, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,072 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan Net profit margin pada periode satu
tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Net profit
margin.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 60
pertama sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-
1999. Adapun hasil pengujian dapat diuraikan di bawah ini:
Tabel IV.10
Hasil Uji Paired Sampel t Test
Untuk Sampel Perusahaan Diakuisisi 1 Tahun Sebelum dan
5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi
Variabel thitung p-value Keterangan
Current ratio 0,748 0,488 Ha ditolak
Total asset turn over 0,330 0,755 Ha ditolak
Price earning ratio 2,796 0,038 Ha diterima Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi diperoleh nilai thitung
sebesar 0,748 dengan signifikansi sebesar 0,488, karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,488 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau Ho
diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio pada periode
satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap
Current Ratio.
Hasil analisis data terhadap variabel Total asset turn over pada satu
tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi diperoleh
nilai thitung sebesar 0,330 dengan signifikansi sebesar 0,755, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,755 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Total asset turn over pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 61
periode satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi
terhadap Total asset turn over.
Hasil analisis data terhadap variabel Price earning ratio pada satu
tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi diperoleh
nilai thitung sebesar 2,796 dengan signifikansi sebesar 0,038, karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,038 < 0,05), sehingga Ha diterima
atau Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan Price earning ratio pada
periode satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akuisisi, berarti terdapat perbedaan pengumuman akuisisi
terhadap Price earning ratio.
Tabel IV.11
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Untuk Sampel Perusahaan Diakuisisi 1 Tahun Sebelum dan
5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi
Variabel Zhitung p-value Keterangan
Debt to equity ratio -0,946 0,344 Ha ditolak
Operating profit margin -1,156 0,248 Ha ditolak
Net profit margin -0,105 0,916 Ha ditolak
Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to equity ratio diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,946 dengan signifikansi sebesar 0,344, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,344 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Debt to equity ratio periode satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 62
tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Debt to equity
ratio.
Hasil analisis data terhadap variabel Operating profit margin
diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248,
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,248 > 0,05), sehingga Ha
ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan pada Operating profit margin
periode satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akusisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh
terhadap Operating profit margin.
Hasil analisis data terhadap variabel Net profit margin diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,916, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,916 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan Net profit margin pada periode satu
tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Net profit
margin.
d. Pengujian Hipotesis Keempat
Pengujian hipotesis keempat dilakukan untuk mengetahui terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima
tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi periode tahun
1994-1999. Adapun hasil pengujian dapat diuraikan di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 63
Tabel IV.12
Hasil Uji Paired Sampel t Test
Untuk Sampel Perusahaan Diakuisisi 1 Tahun Sebelum dan
5 Tahun Kedua Sesudah Akuisisi
Variabel thitung p-value Keterangan
Current ratio -0,742 0,492 Ha ditolak
Total asset turn over -0,586 0,583 Ha ditolak
Price earning ratio 0,951 0,385 Ha ditolak Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh nilai thitung
sebesar -0,742 dengan signifikansi sebesar 0,492, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,492 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio pada
periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap
Current Ratio.
Hasil analisis data terhadap variabel Total asset turn over pada satu
tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh nilai
thitung sebesar -0,586 dengan signifikansi sebesar 0,583, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,583 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Total asset turn over pada
periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap Total
asset turn over.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 64
Hasil analisis data terhadap variabel Price earning ratio pada satu
tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi diperoleh nilai
thitung sebesar 0,916 dengan signifikansi sebesar 0,358, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,583 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau
Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Price earning ratio pada
periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap
Price earning ratio.
Tabel IV.13
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Untuk Sampel Perusahaan Diakuisisi 1 Tahun Sebelum dan
5 Tahun Kedua Sesudah Akuisisi
Variabel Zhitung p-value Keterangan
Debt to equity ratio -0,736 0,462 Ha ditolak
Operating profit margin -0,105 0,916 Ha ditolak
Net profit margin -1,156 0,248 Ha ditolak
Sumber: Data sekunder diolah,2011
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to equity ratio diperoleh
nilai Zhitung sebesar -0,736 dengan signifikansi sebesar 0,462, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,462 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan pada Debt to equity ratio periode satu
tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Debt to equity
ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 65
Hasil analisis data terhadap variabel Operating profit margin
diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,916,
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,916 > 0,05), sehingga
Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan pada Operating profit
margin periode satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah
pengumuman akusisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh
terhadap Operating profit margin.
Hasil analisis data terhadap variabel Net profit margin diperoleh
nilai Zhitung sebesar -1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,248 > 0,05), sehingga Ha ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan Net profit margin pada periode satu
tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akusisi,
berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Net profit
margin.
C. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama
Dari hasil analisis hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama
sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan pengakuisisi yaitu rasio
aktivitas (total asset turnover) dengan nilai ’Sig’ 0,044 (lebih kecil dari
0,05) dan rasio profitabilitas (net profit margin) dengan nilai ’Sig’0,026
(lebih kecil dari 0,05). Dapat disimpulkan bahwa peristiwa akuisisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 66
berpengaruh terhadap rasio aktivitas dan rasio profitabilitas perusahaan
sesudah peristiwa akuisisi.
Pada perusahaan pengakuisisi dilihat dari rasio aktivitas (total asset
turnover) yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam
mendayagunakan total aktiva dalam menghasilkan penjualan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perputaran total aktiva cenderung menurun
pada lima tahun pertama sesudah akuisisi hal ini berarti perusahaan
pengakuisisi semakin tidak efisien dalam mengelola total aktiva perusahaan
untuk menghasilkan penjualan. Jika dilihat dari rasio profitabilitas yang
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri, perusahaan pengakuisisi sesudah pengumuman akuisisi
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba meningkat. Semakin tinggi
profitabilitas berarti semakin baik perusahaan.
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Payamta
dan Setywan (2004) meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan
merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya variabel
Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investment, Return
On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to
Debt, Net Worth to Debt yang mengalami perubahan signifikan setelah
merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan
signifikan. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 67
dilakukan Erry (2009) yang melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan akuisitor sebelum dan sesudah akuisisi. Hasilnya menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Debt to total equity ratio,
Return On Equity, Return On Investment, Net Profit Margin, Operating
Profit Margin, dan Gross Profit Margin pada periode satu tahun sebelum
dan sesudah pengumuman akuisisi.
2. Hipotesis Kedua
Dari hasil analisis hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua
sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan pengakuisisi. Kinerja
perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan rasio-rasio keuangan yang
meliputi : rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (total asset
turnover), rasio laverage (debt to equity ratio), rasio profitabilitas (net
profit margin dan operating profit margin) dan rasio pasar (price earning
ratio) tidak terjadi perbedaan signifikan. Hal ini berarti bahwa peristiwa
akuisisi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi karena sinergi yang diinginkan perusahaan pengakuisisi pada
lima tahun kedua sesudah akuisisi tidak tercapai dan diduga karena
lemahnya strategi pengakuisisi yang belum berpengalaman dalam
melakukan akuisisi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan
dari kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dari rasio-rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 68
keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian
yang sama dilakukan oleh Qosim (2005) penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada
kinerja keuangan perusahaan publik sebagai akibat merger dan akuisisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada kinerja keuangan perusahaan publik untuk periode dua
tahun sebelum sampai dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Hasil
penelitian ini juga mendapatkan bukti empiris bahwa merger dan akusisi
tidak mengandung muatan informasi.
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil analisis hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama
sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan diakuisisi yaitu terjadi
perbedaan pada rasio pasar (price earning ratio) dengan nilai ’Sig’ 0,038
(lebih kecil dari 0,05) sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perbedaan
yang signifikan. Hal ini berarti peristiwa akuisisi berpengaruh terhadap rasio
pasar (price earning ratio)
Pada perusahaan diakuisisi dillihat dari rasio pasar (price earning ratio)
merupakan rasio yang memberikan gambaran kepada pemegang saham
tentang keuntungan yang diperoleh. Nilai price earning ratio yang tinggi
menunjukkan nilai pasar yang tinggi atas saham perusahaan sehingga saham
diminati investor yang berdampak pada kenaikan harga sahan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 69
Dengan adanya kenaikan harga saham maka akan memungkinkan terjadinya
peningkatan return saham. Pada penelitian menunjukkan price earning ratio
yang cenderung menurun pada perusahaan diakuisisi lima tahun pertama
sesudah akuisisi sehingga menyebabkan nilai di pasar yang rendah pula
sehingga investor akan berhati-hati untuk menanamkan saham pada
perusahaan.
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan Rumondang
(2009) yang melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Merger dan
Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa efek Indonesia
(BEI). Hasil penelitian menunjukkan tidak memberikan pengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan hal ini ditunjukkan pada sebagian besar rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yang menunjukkan kinerja
fundamental perusahaan. Namun pada Price Earning Ratio (PER) yang
mengalami perbedaan yang signifikan dalam jangka waktu tahun ke-3
sampai tahun ke-5 setelah melakukan Merger dan Akuisisi.
4. Hipotesis Keempat
Dari hasil analisis hipotesis keempat menunjukkan bahwa tidak terjadi
perbedaan kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua
sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan diakuisisi. Kinerja
keuangan perusahaan diakuisisi yang diukur dengan rasio-rasio keuangan
yaitu rasio likuiditas (current ratio), aktivitas (total asset turnover),
laverage(debt to equity ratio), profitabilitas (operating profit margin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 70
net profit margin), dan rasio pasar (price earning ratio) tidak terjadi
perbedaaan yang signifikan setelah pengumuman akusisi. Hal ini berarti
pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan diakuisisi pada lima tahun kedua sesudah akuisisi. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Hadiningsih (2008) yang menguji kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio profitabilitas dan return
saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah
merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan diakuisisi. Dari hasil
analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara
menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi baik pada
perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.
Hasil pengujian dari kelima rasio keuangan menunjukkan bahwa pada
satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi baik pada
perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sesudah pengumuman
akuisisi. Pada satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi
tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan
baik pada pengakuisisi maupun diakuisisi. Namun jika dilihat dari hasil
diskripsi data, peristiwa akuisisi cenderung meningkatkan profitabilitas
perusahaan yang berarti laba perusahaan baik pengakuisisi maupun diakuisisi
meningkat sesudah pengumuman akuisisi walupun secara uji signifikan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 71
terjadi perubahan. Peristiwa akuisisi yang diharapkan memberikan dampak
jangka panjang bagi kinerja keuangan perusahaan ternyata dalam penelitian
ini akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur baik pengakuisisi
maupun diakuisisi setelah diuji statistik ternyata tidak memberikan dampak
jangka panjang bagi kinerja keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena
pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi pertama yang melanda Indonesia
sehingga menyebabkan kondisi ekonomi memburuk kemudian antara tahun
2000-2006 ada pemilihan presiden, hal ini juga menyebabkan kondisi
ekonomi yang semakin menurun karena tidak dipungkiri kondisi politik
sangat berpengaruh di Indonesia, para pemegang saham pasti akan berhati-
hati dalam menanamkan sahamnya sampai keadaan ekonomi menjadi stabil,
tidak stabilnya keadaan ekonomi ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja
keuangan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 1994-1999 yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999
untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akuisisi variabel Total asset turnover dan Net Profit Margin
terjadi perbedaan signifikan setelah peristiwa akuisisi dengan Total asset
turnover diperoleh nilai Zhitung sebesar -2,014 dengan signifikansi sebesar
0,044 (nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05) dan Net Profit Margin
diperoleh nilai Zhitung sebesar -2,232 dengan signifikansi sebesar 0,026
(nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05) sedangkan variabel lainnya seperti
Current ratio, Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price
earning ratio tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti
terdapat perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 73
periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akuisisi.
2. Hasil analisis pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999
untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi dari keenam variabel yaitu Current ratio, Total asset turnover,
Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price earning ratio
tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi
perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi pada periode
satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman
akuisisi.
3. Hasil analisis pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999 untuk
satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman
akuisisi variabel Price earning ratio terjadi perbedaan signifikan setelah
peristiwa akuisisi dengan Price earning ratio diperoleh nilai thitung sebesar
2,796 dengan signifikansi sebesar 0,038 (nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05) sedangkan variabel lainnya seperti Current ratio, Total asset
turnover, Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Net profit
margin tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti
terdapat perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan diakuisisi pada
periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah
pengumuman akuisisi.
4. Hasil analisis pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999 untuk
satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 74
akuisisi dari keenam variabel yaitu Current ratio, Total asset turnover,
Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price earning ratio
tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi
perubahan pada kinerja keuangan perusahaan diakuisisi pada periode satu
tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan hanya diukur dengan
menggunakan rasio keuangan yang disesuaikan dengan data yang ada.
Peneliti hanya menggunakan 5 rasio yang dianggap sudah dapat
menggambarkan kinerja keuangan secara keseluruhan.
2. Keterbatasan memperoleh Laporan Keuangan untuk periode pengamatan
sebelum akuisisi.
3. Jumlah sampel terbatas, hanya 6 pasang perusahaan pengakuisisi dan
diakuisisi, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
4. Akuisisi diharapkan memberikan dampak jangka panjang bagi perusahaan
terutama pemegang saham. Namun dalam penelitian ini akuisisi yang
dilakukan oleh perusahaan manufaktur baik pengakuisisi maupun
diakuisisi setelah diuji statistik ternyata tidak memberikan dampak jangka
panjang bagi kesejahteraan perusahaan. Oleh karena itu perlu ada
penelitian yang membandingkan dengan metode lain misalnya dengan
pendekatan abnormal return.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 75
C. Saran
Saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Peristiwa akuisisi dapat dilakukan oleh perusahaan yang ingin
meningkatkan keuntungan skala ekonomis. Pada penelitian ini walaupun
secara signifikansi peristiwa akuisisi tidak memberikan dampak jangka
panjang namun akuisisi dapat meningkatakan rasio profitabilitas bagi
perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi sehingga laba masing-
masing perusahaan meningkat.
2. Bagi manajemen lebih mempertimbangkan secara matang dalam
mengambil keputusan akuisisi dengan memperhatikan perusahaan target
akuisisi dan memperhatikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada
perusahaan target sebelum akuisisi sehingga sinergi yang diharapkan
tercapai.
3. Bagi investor berhati hati dalam menyikapi akuisisi yang dilakukan
perusahaan, sebelum memutuskan saham mana yang akan dibeli sebaiknya
melihat pada price earning ratio atau rasio pasar karena akan memberikan
kualitas keputusan yang lebih baik dari investasi yang dilakukan karena
price earning ratio yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi atas
saham perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 76
4. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya melakukan pengamatan
dengan menambah variabel dalam rasio keuangan, sehingga hasil
penelitian mendekati kenyataan yang sesungguhnya.
5. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya menambah jumlah sampel
dengan melibatkan seluruh perusahaan di BEI, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan generalisasi atas pengaruh pengumuman akuisisi terhadap