ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN GRI INDEKS DAN ISR INDEKS DALAM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015-2017 Oleh: Pradipta Rahmaji Dwigana NIM: 1112046100049 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M
99
Embed
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN GRI INDEKS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45495/1/PRADIPTA... · analisis perbandingan penggunaan gri indeks dan isr indeks
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN GRI INDEKS DAN ISR
INDEKS DALAM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN
2015-2017
Oleh:
Pradipta Rahmaji Dwigana
NIM: 1112046100049
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S-1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Januari 2019
Pradipta Rahmaji Dwigana
iv
ABSTRAK
Pradipta Rahmaji Dwigana. NIM 1112046100049 Analisis Perbandingan
Penggunaan GRI Indeks dan ISR Indeks Dalam Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2015-2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pengungkapan CSR
bank umum syariah di Indonesia dengan indeks ISR dan indeks GRI (periode
2015-2017). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling dan pengumpulan data melalui data sekunder. Data penelitian
didapatkan dari website bank masing-masing. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah membandingkan pengungkapan CSR bank umum syariah
dengan standar indeks GRI dan standar indeks ISR kemudian membandingkan
kedua hasil tersebut dengan menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan
software program statistik SPSS.
Hasil analisis Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia
berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) index sebesar 51,61%, sedangkan
berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) index sebesar 56,92%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa Tingkat pengungkapan CSR yang lebih baik adalah
tingkat pengungkapan CSR dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI)
index.
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Islamic Social
Reporting (ISR), Global Reporting Initiative (GRI)
Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, S.E., M.Si.
Daftar Pustaka : Tahun 2000 s.d 2013
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya khususnya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang
terang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat
kelulusan Strata (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari banyak
pihak. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang
telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat,
doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan
penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Benni Surachmat dan Eni Pristyani yang tak
pernah henti mencurahkan cinta dan kasih sayang, memberikan doa,
dorongan semangat dan nasehat kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini. semoga karya ini dapat memberikan
kebanggaan mereka.
vi
2. Kakak tersayang, Sari Bestya Rakhmaisya beserta suaminya Yohan Eka
Cahyadi yang selalu memberikan doa dan menyemangati penulis agar
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Uma Sekaran, Research Methods For Business, (T.tp., John Wiley & Sons, 2002), h.
219
31
1. Pada tahun 2015-2017 tedapat dua belas BUS yang telah menerbitkan
laporan keuangannya.
2. Menggunakan tiga laporan tahunan (2015-2017) dari masing-masing BUS.
3. Total Laporan keuangan yang digunakan adalah 36 laporan keuangan.
Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
dua belas BUS dengan 36 laporan tahunan.
A. Bank Muamalat Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
B. Bank Victoria Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
C. Bank BRI Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
D. Bank BJB Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
E. Bank BNI Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
F. Bank Syariah Mandiri, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
G. Bank Mega Syariah Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
H. Bank Panin Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
I. Bank Syariah Bukopin, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
J. Bank BCA Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
K. Maybank Syariah Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
L. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, dengan tiga periode laporan
tahunan (2015-2017).
32
D. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan tiga teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah
yang telah dijabarkan di BAB I, teknik tersebut yaitu:
1. Teknik analisis yang penulis gunakan untuk mengetahui nilai persentase
pengungkapan Corporate Social Responsibility perbankan syariah di
Indonesia jika dilihat berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) Index
adalah dengan menggunakan standar GRI G4 tahun 2016. GRI (G4) ini
kemudian penulis pilih elemen-elemennya yang terkait dengan kinerja
industri perbankan saja. Secara garis besar tema indikator-indikator
pengungkapan yang digunakan sebagai berikut:
a. Profil dan strategi organisasi
b. Lingkup Ekonomi
c. Lingkup Sosial
d. Lingkup Lingkungan
Selanjutnya penilaian dilakukan dengan cara scoring, dimana:
a) Nilai 0 jika tidak ada pengungkapan terkait item tersebut
b) Nilai 1 jika ada pengungkapan terkait item tersebut
Total item yang dilakukan scoring adalah 66 item. Apabila sudah
diungkapkan secara penuh, maka nilai maksimal yang dapat dicapai
adalah 66.
Indeks-indeks tersebut sebagai berikut
33
Tema Sub Tema Indikator
A. Profil dan Strategi
Organisasi
A1 Strategi dan
Analisa
G4-1
Pernyataan dari senior decision-maker termasuk pernyataan CEO, chair, dan posisi jabatan senior yang sejajar mengenai visi dan strategi menyangkut kontribusi organisasi terhadap perkembangan berkelanjutan
G4-2 Deskripsi dari key impacts, risks, dan opportunities
A2 Profil
G4-3 Nama Organisasi
G4-4 Merek, produk dan/atau jasa-jasa
G4-5 Lokasi utama (headquarters) perusahaan
G4-6 Negara lokasi perusahaan beroperasi
G4-7 Sifat kepemilikan dan bentuk hukum perusahaan
G4-8 Pangsa pasar
G4-9 Skala organisasi
G4-10 Total tenaga kerja berdasarkan jenisnya, kontrak, dan asal daerahnya.
G4-11 Laporkan persentase total karyawan yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama
G4-13
Perubahan penting yang terjadi selama periode pelaporan (termasuk perubahan ukuran, struktur, dan kepemilikan)
G4-14 Pendekatan dalam penerapan prinsip pencegahan dan kehati-hatian
G4-15
daftar piagam, prinsip-prinsip, atau inisiatif lainnya di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial, yang dikembangkan secara eksternal, di mana organisasi ikut serta atau memberikan dukungan
G4-16
Perusahaan menjadi anggota dalam suatu organisasi baik organisasi nasional maupun internasional
A3 Aspek Material G4-17 Daftar Anak Perusahaan
34
dan Boundary Teridentifikasi G4-18
proses untuk menentukan konten laporan dan Aspek Boundary
G4-19
Daftar Aspek Material yang terindentifikasi dalam proses untuk menentukan konten laporan
G4-20 Daftar aspek Boundary dalam organisasi
G4-21 Daftar aspek Boundary di luar organisasi
G4-22 Efek Penyajian ulang informasi tahun yang lalu
G4-23
perubahan yang signifikan dari periode pelaporan sebelumnya pada Cakupan dan Aspek Boundary
A4
Hubungan Dengan
Pemangku Kepentingan
G4-24 Daftar pemangku kepentingan
G4-25 dasar identifikasi dan pemilihan pemangku kepentingan
G4-26 pendekatan hubungan dengan pemangku kepentingan
G4-27 Topik yang dibahas dengan pemangku kepentingan
A5 Profil Laporan
G4-28 Periode laporan
G4-29 Tanggal terbit laporan terkini yang diterbitkan
G4-30 Siklus pelaporan
G4-31 Kontak Personal (siapa yang bisa dihubungi terkait dengan laporan dan isinya)
G4-32 Opsi “Sesuai dengan”, Daftar Indeks dan Assurance
G4-33 Assurance Eksternal
A6 Tata Kelola
G4-34 Struktur tata kelola organisasi
G4-38 komposisi badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya
G4-39
Menunjukkan apakah jabatan ketua tertinggi dari struktur tata kelolaan juga merupakan executive officer
35
G4-40
proses pencalonan dan pemilihan badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya, dan kriteria yang digunakan untuk mencalonkan dan memilih anggota badan tata kelola tertinggi
G4-41
Proses untuk memastikan bahwa konflik kepentingan dalam dewan direksi bisa dihindari
G4-44 Proses untuk mengevaluasi kinerja dewan direksi
G4-49 Mekanisme penyampaian permasalahan penting kepada badan tata kelola tertinggi
G4-51 kebijakan remunerasi dewan direksi, manajer senior dan para eksekutif
G4-56
Jelaskan nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku organisasi seperti pedoman perilaku dan kode etik
B. Ekonomi
B1 Kinerja Ekonomi
G4-EC1 nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan
G4-EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
G4-EC4 Signifikansi bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
B2 Keadaan Pasar G4-EC5
Perbandingan antara gaji perusahaan dengan standar gaji minimum pada lokasi usaha yang sama
B3 Dampak Ekonomi
tidak langsung
G4-EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan
G4-EC8 Dampak ekonomi tidak langsung
C. Lingkungan
C1 Lingkungan G4-
EN31 Total Pengeluaran Dan Investasi Perlindungan Lingkungan
D. Sosial D1 Tenaga Kerja G4-LA1
Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
36
G4-LA2
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu
G4-LA8 Topik kesehatan dan keselamatan
G4-LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan
G4-LA10
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti
G4-LA11
Persentase karyawan yang menerima review kinerja dan pengembangan karir secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan
G4-LA12
komposisi dari struktur organisasi dan tenaga kerja per kategori kelamin, umur, kelompok minoritas, dan kategori-kategori lainnya
G4-LA13
Rasio dari gaji pokok dan remunerasi untuk pria dan wanita berdasarkan kategori tenaga kerja
D2 Hak Asasi Manusia
G4-HR2
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih
G4-HR3 Total jumlah kasus diskriminasi dan aksi yang diambil
G4-HR8
Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
D3 Kemasyarakatan G4-SO1
Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan
37
G4-SO3
Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi
G4-SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
G4-SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat
G4-SO8
Denda baik uang dan non-uang terkait dengan ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
D4 Tanggung Jawab
Atas Produk
G4-PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan nasabah
G4-PR8 Jumlah total keluhan nasabah terkait dengan jasa, brand, dan lain-lain
2. Untuk menilai persentase pengungkapan Corporate Social Responsibility
perbankan syariah di Indonesia jika dilihat berdasarkan Islamic Social
Reporting (ISR) Index, peneliti menggunakan indeks ISR yang disusun
oleh Othman dan dikembangkan oleh Fitria yang terdiri dari 57 item
pengungkapan. Indeks tersebut mengkelompokan indikator-indikatornya
menjadi enam tema, yaitu:
a. Investasi dan Keuangan
b. Tata Kelola Organisasi
c. Produk dan Jasa
d. Tenaga Kerja
e. Sosial
f. Lingkungan
38
Selanjutnya dilakukan penilaian dengan menggunakan scoring, dimana:
a) Nilai 0 jika tidak ada pengungkapan terkait item tersebut
b) Nilai 1 jika ada pengungkapan terkait item tersebut
Apabila seluruh item yang tersedia telah diungkapkan, maka nilai
maksimal yang bisa diperoleh adalah 57.
Indeks-indeks tersebut sebagai berikut:
Tema Sub Tema Indikator
A. Investasi dan
keuangan
A1 Aktivitas riba 1.1
Identifikasi jenis aktivitas yang mengandung riba
1.2 Persentase kontribusi dari profit
A2 Aktivitas gharar 1.3
Identifikasi jenis aktivitas yang mengandung gharar
1.4 Persentase kontribusi dari profit
A3 Aktivitas Zakat
1.5 Metode yang digunakan
1.6 Sumber zakat
1.7 Jumlah zakat
1.8 Penerima zakat
1.9 Alasan penon-distribusian sebagian zakat
1.10 Opini dewan pengawas syariah mengenai pengumpulan dan penyaluran zakat
A4
Kebijakan dalam mengatasi
keterlambatan pembayaran oleh insolvent clients
1.11 Identifikasi kebijakan untuk menanggulangi insolvent clients
1.12 Besarnya biaya tambahan yang dikenakan sebagai konsekuensi keterlambatan pembayaran
1.13
Opini dewan pengawas syariah terkait dengan izin mengenai biaya tambahan yang dikenakan sebagai konsekuensi keterlambatan pembayaran oleh insolvent clients
b. Produk dan jasa
B1
Keluhan pelanggan/kejadian yang timbul karena
ketidaktaatan terhadap peraturan yang berlaku
2.1 Total keluhan konsumen dan aksi yang diambil
2.2 Denda baik uang maupun non-uang terkait pelanggaran peraturan
2.3 Survei atas kepuasan pelanggan
39
C. Tenaga Kerja
C1 Karakteristik pekerjaan
3.1 Jumlah jam kerja
3.2 Hari libur
3.3 kebijakan gaji dan remunerasi
3.4 jumlah tenaga kerja, jenis dan keterampilan
C2 Pelatihan dan
pendidikan
3.5 kebijakan pelatihan dan pendidikan tenaga kerja
3.6
program-program untuk peningkatan kemampuan dan pembelajaran jangka panjang yang mendukung mereka dalam mengerjakan tugas-tugas pekerjaan mereka
3.7 persentase tenaga kerja yang menerima pengembangan karir
C3 persamaan
kesempatan
3.8 rasio dari gaji awal untuk pria dan wanita berdasarkan katagori tenaga kerja
3.9
komposisi dari struktur organisasi dan tenaga kerja perkatagori kelamin, umur, kelompok minoritas dan katagori lainnya
C4 keterlibatan tenaga
kerja 3.10
mekanisme bagi karyawan dalam memberikan rekomendasi dan arah bagi penentuan kebijakan organisasi
C5 keselamatan dan keamanan kerja
3.11
pendidikan, pelatihan, bimbingan, perlindungan dari program pengontrolan resiko untuk membantu anggota tenaga kerja, keluarga mereka menghadapi penyakit atau resiko terkait dengan pekerjaan mereka
C6 Lingkungan kerja 3.12 kebijakan organisasi terkait lingkungan kerja
40
C7 kesempatan beribadah
bagi tenaga kerja
3.13
tenaga kerja yang menganut agama islam diperbolehkan untuk melaksanakan kewajiban ibadahnya (shalat) pada waktu tertentu dan melaksanakan puasa pada bulan ramadhan di hari kerjanya
3.14 tempat ibadah yang layak bagi tenaga kerja
D. Sosial
D1 Aktivitas
saddaqqah/sumbangan
4.1 jumlah saddaqqa
4.2 penerima saddaqqa
D2 aktivitas Waqaf 4.3 jenis waqaf
4.4 nilai waqaf
D3 Aktivitas Qard Hassan
4.5 sumber dana Qard Hassan
4.6 jumlah yang diberikan kepada setiap penerima dana Qard
4.7 Kebijakan untuk menanggulangi penerima yang default
4.8 Tujuan sosial terkait pemberian dana Qard
D4 Aktivitas amal dan
sosial
4.9 jenis dan sifat pelaksanaan kegiatan amal dan sosial
4.10 sumber dana yang digunakan untuk aktivitas ini
4.11 jumlah dana yang dikeluarkan
D5
Aktivitas mensponsori kegiatan tertentu (peristiwa budaya,
olahraga, kesehatan, dll)
4.12 Jenis dan sifat pelaksanaan kegiatan
4.13 Sumber dana yang digunakan untuk aktivitas ini
4.14 Jumlah dana yang dikeluarkan
D6 keterlibatan Masyarakat
4.15 peranan bank dalam pengembangan ekonomi
4.16 peranan bank dalam menyelesaikan masalah sosial
E. Lingkunga
n
E1
aktivitas konservasi lingkungan
5.1 jenis kegiatan konservasi
E2 Sistem manajemen
lingkungan
5.2 Kebijakan Lingkungan
5.3 proyek yang dibiayai bank yang membahayakan lingkungan
F. Tata Kelola
F1 profil dan strategi 6.1 pernyataan dewan pengawas syariah
41
Organisasi 6.2
pernyataan status “syariah” pada nama bank
6.3 struktur organisasi
F2 struktur kepemilikan 6.4 daftar shareholders
6.5 jumlah saham yang dimiliki
F3 transaksi haram
(unlawful)
6.6 jenis dan sifat transaksi
6.7 alasan adanya pelaksanaan unlawful transaction
6.8 jumlah pendapatan dan beban yang berasal dari unlawful transaction
3. Untuk melihat manakah yang lebih besar antara pengungkapan Corporate
Social Responsibility perbankan syariah di Indonesia yang nilai
menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Index dengan yang nilai
menggunakan Global Reporting Initiative (ISR) Index, peneliti akan
membandingkan hasil scoring keduanya. Karena adanya perbedaan nilai
maksimal antara GRI indeks dan ISR indeks, maka peneliti akan
mengubah hasil scoring tersebut kedalam persentase.
4. Untuk melihat apakah indikator-indikator pada Islamic Social Reporting
(ISR) index dapat mencakup indikator-indikator yang ada pada Global
Reporting Initiative (GRI) Index, peneliti melakukan perbandingan
indikator-indikator tersebut berdasarkan tema pada masing-masing indeks.
Setelah peneliti bandingkan, maka peneliti akan menganalisa apakah
42
indikator-indikator pada Islamic Social Reporting (ISR) index dapat
mencakup indikator-indikator yang ada pada Global Reporting Initiative
(GRI) Index dan menganalisa apakah indeks ISR bisa dikonvergensi ke
dalam indeks GRI G4.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah di
Indonesia dengan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) index.
Untuk menganalisis seberapa luas tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh bank umum syariah di Indonesia,
peneliti telah melakukan penelitian dengan melakukan scoring berdasarkan indeks
Islamic Sosial Reporting (ISR). Bank umum syariah yang peneliti scoring
berjumlah 11 bank selama 3 tahun dari 2015 sampai 2017. Kemudian peneliti
membandingkan hasilnya dengan menggunakan landasan teori yang terkait.
Tabel 4.1 di bawah ini memberikan rangkuman total hasil scoring yang
telah peneliti lakukan.
Tabel 4. 1 Hasil Scoring Indeks ISR
(Sumber: hasil olah penulis)
skor % skor % skor %
1 BVS 21 37% 19 33% 18 32% 34%
2 BTPNS 19 33% 20 35% 22 39% 36%
3 MBS 24 42% 22 39% 25 44% 42%
4 BCAS 24 42% 24 42% 31 54% 46%
5 BSB 29 51% 27 47% 29 51% 50%
6 PBS 26 46% 28 49% 33 58% 51%
7 BJBS 27 47% 31 54% 31 54% 52%
8 BRIS 29 51% 33 58% 35 61% 57%
9 BMS 31 54% 33 58% 38 67% 60%
10 BNIS 36 63% 34 60% 36 63% 62%
11 BSM 37 65% 38 67% 37 65% 65%
12 BMI 39 68% 39 68% 35 61% 66%
-
no Nama Bank
Tahunrata-rata
per bank2015 2016 2017
rata-rata per tahun 50% 51% 54%
44
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengungkapan
CSR pada 12 BUS di periode 2015-2017 yang dinilai berdasarkan indeks ISR
menunjukan hasil yang belum sempurna. Selama periode 2015-2017 belum ada
BUS yang mampu menungkap semua item-item pengungkapan CSR. Masih
banyak item yang belum diungkapkan oleh bank umum syariah di Indonesia.
Rata-rata tingkat penungkapan yang didapat oleh seluruh BUS di Indonesia hanya
sebesar 52%.
Pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengungkapan CSR yang didapat oleh
seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 50%. Tingkat pengungkapan CSR
tertinggi dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan tingkat
pengungkapan CSR sebesar 68% atau setara 39 item pengungkapan dari total 57
item pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah dipegang
oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPNS) dengan tingkat
pengungkapan CSR sebesar 33% atau setara 19 item pengungkapan.
Kemudian di tahun 2016 rata-rata tingkat penugnkapan CSR yang didapat
oleh seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 51%. Tingkat pengungkapan
CSR tertinggi masih dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan
tingkat pengungkapan CSR sebesar 68% atau setara 39 item pengungkapan dari
total 57 item pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah
dipegang oleh Bank Victoria Syariah (BVS) dengan tingkat pengungkapan CSR
sebesar 33% atau setara 19 item pengungkapan.
Pada tahun 2017 rata-rata tingkat penugnkapan CSR yang didapat oleh
seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 54%. Tingkat pengungkapan CSR
45
tertinggi dipegang oleh Bank Mega Syariah (BMS) dengan tingkat pengungkapan
CSR sebesar 67% atau setara 38 item pengungkapan dari total 57 item
pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah dipegang oleh
Bank Victoria Syariah (BVS) dengan tingkat pengungkapan CSR sebesar 32%
atau setara 18 item pengungkapan.
Dari enam tema penungkapan yang ada, tema sosial adalah tema yang
itemnya paling banyak diungkapkan oleh BUS di Indonesia. BUS yang memiliki
pengungkapan tertinggi pada tema sosial selama periode 2015-2017 adalah Bank
Muamalat Indonesia (BMI) dengan skor rata-rata 13 item per tahun. Di bawah ini
adalah tabel 4.2 yang menjabarkan rangkuman tingkat pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh BUS di Indonesia berdasarkan masing-masing tema pengungkapan
A. Profil dan Strategi 41 28 24 32 27 37 29 27 28 27 23 27 24
B. Lingkup Ekonomi 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
C. Lingkup Lingkungan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
D. Lingkup Sosial 18 10 3 8 9 10 9 9 7 8 7 6 8
2015
2016
2017
56
1. Profil dan Strategi
Profil dan strategi adalah tema dengan total item terbanyak. Tema ini
berisikan item-item yang berkaitan dengan strategi yang dilakukan perusahaan,
profil perusahaan, parameter pelaporan, tata kelola, hubungan dengan pemangku
kepentingan. Tema ini memiliki jumlah item terbanyak dari tema-tema lainnya.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) sebesar 37 item
pengungkapan dari total skor 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh BVS, BMS dan BJBS dengan skor 21 item pengungkapan.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan pada skor terendah, skor tertinggi
masih dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) dengan skor 37 item
pengungkapan dari total 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh maybank syariah (MBS) dengan skor 23 item pengungkapan.
Di tahun 2017 skor tertinggi dan skor terendah sama seperti tahun 2016.
Skor tertinggi masih dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) dengan skor 37
item pengungkapan dari total 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh maybank syariah (MBS) dengan skor 23 item pengungkapan.
2. Lingkup Ekonomi
Tema Lingkup ekonomi terdari enam item pengungkapan. Dari enam tema
yang harus diungkapkan, terdapat dua item yang tidak pernah diungkapkan bank
umum syariah, yaitu Signifikansi bantuan keuangan yang diterima dari
57
pemerintah dan Perbandingan antara gaji perusahaan dengan standar gaji
minimum pada lokasi usaha yang sama.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh delapan BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS, BSB,
MBS dan BTPNS dengan skor sebesar 4 item pengungkapan dari total 6 item
pengungkapan. Sedangkan empat BUS lainnya memiliki skor terendah dengan
skor 3 item pengungkapan. BUS tersebut adalah BVS, PBS, BCAS, BJBS.
Pengungkapan CSR tema lingkup ekonomi pada tahun 2016 mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Jumlah BUS yang mendapat skor tertinggi
menurun menjadi tujuh BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BSB, MBS dan
BJBS dengan skor pengungkapan sebesar 4 item pengungkapan. Sedangkan lima
BUS lainnya mendapat skor terendah dengan skor 3 item pengungkapan. BUS
tersebut adalah BVS, BMS, PBS, BCAS dan BTPNS.
Di tahun 2017 terjadi peningkatan pengungkapan CSR tema lingkup
ekonomi. Walaupun di tahun 2017 belum ada BUS yang mampu melakukan
pengungkapan tema lingkup ekonomi dengan sempurna, tetapi tahun ini adalah
tahun dengan pengungkapan tema lingkup ekonomi terbaik pada periode 2015-
2017. Jumlah BUS yang mendapat skor tertinggi sebesar 4 item pengungkapan
bertambah menjadi 9 bus. BUS tersebut adalah BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS,
PBS, BSB, BCAS dan BJBS. Sedangkan tiga BUS lainnya mendapat skor
terendah dengan skor 3 item pengungkapan. BUS tersebut adalah BVS, MBS dan
BTPNS.
58
3. Lingkup Lingkungan
Pada tema Lingkup Lingkungan, item terkait tema lingkup lingkungan
pada GRI G4 2016 yang sesuai dengan sektor perbankan hanya satu item yaitu
Total Pengeluaran Dan Investasi Perlindungan Lingkungan.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 hanya
tiga BUS yang melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan, yaitu
BMI, BNIS dan BSM. Sedangkan sembilan BUS lainnya, yaitu BVS, BRIS, BMS,
PBS, BSB, BCAS, MBS, BTPNS dan BJBS tidak melakukan pengungkapan CSR
tema lingkup sosial.
Di tahun 2016 tidak terjadi perubahan yang berarti. Jumlah BUS yang
melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan tetap tiga BUS, hanya
saja komposisinya yang berubah menjadi BRIS, BNIS dan BSM. Begitu pula
BUS yang tidak melakukan pengungkapan. Jumlah BUS yang tidak melakukan
pengungkapan tetap sembilan BUS, yaitu BMI, BVS, BMS, PBS, BSB, BCAS,
MBS, BTPNS dan BJBS.
Pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan tidak banyak berubah pada
periode 2015-2017, bahkan pada tahun 2017 hasil scoring sama dengan tahun
2016. BUS yang melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan
berjumlah tiga BUS, yaitu BRIS, BNIS dan BSM. Sama halnya dengan BUS yang
melakukan pengungkapan CSR, BUS yang tidak melakukan pengungkapan CSR
tema lingkup sosial tetap berjumlah sembilan BUS dan komposisinya pun sama,
yaitu BMI, BVS, BMS, PBS, BSB, BCAS, MBS, BTPNS dan BJBS.
59
4. Lingkup Sosial
Tema lingkup sosial merupakan tema indeks GRI G4 yang memiliki
jumlah item terbanyak kedua. Total item yang harus diungkapkan adalah 18 item
pengungkapan. Tema ini berisikan item-item yang berkaitan dengan tanggung
jawab atas produk, tenaga kerja, hak asasi manusia dan kemasyarakatan.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh Bank negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan skor
sebesar 10 item pengungkapan dari total 18 item pengungkapan. Sedangkan skor
terendah dipegang oleh Bank Victoria Syariah dengan skor 3 item pengungkapan.
Di tahun 2016 terjadi peningkatan. Skor tertinggi dipegang oleh tiga BUS,
yaitu BRIS, BNIS dan BSM dengan skor sebesar 10 item pengungkapan dari total
18 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah masih dipegang oleh Bank
Victoria Syariah dengan skor sebesar 3 item pengungkapan. Hasil tersebut
menggambarkan terjadinya peningkatan pengungkapan CSR pada tema lingkup
sosial, terutama pada BRIS dan BSM yang ikut menjadi BUS dengan skor
terbesar bersama BNIS.
Pada tahun 2017 terjadi sedikit penurunan pada jumlah BUS yang
mendapat skor tertinggi, tetapi secara keseluruhan pengungkapan CSR tema
lingkup sosial pada tahun 2017 terjadi peningkatan. Skor tertinggi dipegang oleh
dua BUS, yaitu BMI dan BSM dengan skor 10 item pengungkapan dari total 18
item pengungkapan. Sedangkan skor terendah masih dipegang oleh Bank Victoria
Syariah dengan skor 3 item pengungkapan dari total 18 item pengungkapan.
60
C. Perbandingan pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia
menggunakan indeks GRI dengan menggunakan indeks ISR
Pada penelitian kali ini, peneliti juga ingin mengetahui perbedaan tingkat
pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia menurut prinsip syariah yang
diukur menggunakan indeks ISR dengan tingkat penungkapan CSR secara
konvensional yang diukur menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016.
Tabel di bawah ini adalah perbandingan hasil skoring ISR dan GRI dari 12
BUS yang ada di Indonesia.
Tabel 4. 5 Perbandingan Hasil Scoring indeks ISR dan Indeks GRI
(Sumber: hasil olah penulis)
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, mayoritas hasil skoring yang
menggunakan indeks GRI lebih baik dibandingan hasil skoring yang
menggunakan indeks ISR. Pada tahun 2015 hanya terdapat empat BUS yang hasil
skoring indeks ISR lebih baik dibandingkan hasil skoring indeks GRI. BUS
ISR GRI ISR GRI ISR GRI
1 BVS 37% 41% 33% 45% 32% 45%
2 BTPNS 33% 52% 35% 53% 39% 55%
3 MBS 42% 47% 39% 50% 44% 50%
4 BCAS 42% 44% 42% 50% 54% 59%
5 BJBS 47% 42% 54% 53% 54% 55%
6 BSB 51% 56% 47% 55% 51% 59%
7 PBS 46% 55% 49% 61% 58% 61%
8 BMS 54% 45% 58% 55% 67% 64%
9 BRIS 51% 50% 58% 65% 61% 68%
10 BNIS 63% 64% 60% 64% 63% 62%
11 BMI 68% 61% 68% 62% 61% 64%
12 BSM 65% 77% 67% 79% 65% 79%
no Nama Bank
Tahun
2015 2016 2017
61
tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Republik Indonesia Syariah,
Bank Mega Syariah, dan Bank Jabar Banten Syariah.
Di tahun 2016 perbedaan hasil skoring indeks ISR dengan indeks GRI
semakin jauh. Jumlah BUS yang hasil skoring indeks ISR lebih baik dibandingkan
hasil skoring indeks GRI menjadi tiga dari tahun sebelumnya yang berjumlah
empat. BUS tersebut adalah Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank
Jabar Banten Syariah.
Begitu pula pada tahun 2017. perbedaan hasil skoring indeks ISR dengan
indeks GRI semakin jauh. Jumlah BUS yang hasil skoring indeks ISR lebih baik
dibandingkan hasil skoring indeks GRI menjadi dua dari tahun sebelumnya yang
berjumlah tiga. Kedua BUS tersebut adalah Bank Negara Indonesia Syariah dan
Bank Mega Syariah.
Jika dilihat dari hasil analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa tingkat
pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia menggunakan indeks GRI G4 lebih
baik dibandingkan menggunakan indeks ISR. Untuk melihat perbedaan tersebut
secara keseluruhan dari tahun 2015-2017, peneliti melakukan analisis statistik
deskriptif.
Berikut adalah tabel hasil perbandingan pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR dengan tingkat penungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016.
62
Tabel 4. 6 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GRI 36 41 79 56.92 9.71
ISR 36 32 68 51.61 11.11
Valid N (listwise) 36
(Sumber: hasil olah penulis)
Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa hasil scoring yang diukur
menggunakan indeks GRI lebih baik dibandingkan scoring yang diukur
menggunakan indeks ISR. Rata-rata tingkat pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI sebagai pedomannya adalah 56,92%. Hasil tersebut
lebih besar dibandingkan tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan
indeks ISR sebagai pedomannya yang hanya 51,61%. Kemudian nilai maksimum
tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks GRI lebih besar
dibandingkan nilai maksimum tingkat pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR, nilai maksimum pengungkapan CSR dari masing-
masing indeks sebesar 79% dan 68%. Begitu pula dengan nilai minimum
pengungkapan CSR, nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI dengan nilai sebesar 41% lebih besar dibandingkan
nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks ISR yang
hanya 32%. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ho ditolak. Hal ini sama dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria dan Hartanti (2010).
Perbedaan tingkat pengungkapan CSR secara konvensional yang diukur
menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016 dengan tingkat pengungkapan CSR
63
menurut prinsip syariah yang diukur menggunakan indeks ISR terjadi karena pada
dasarnya indeks GRI G4 tahun 2016 telah dipublikasikan menjadi standar formal
pelaporan yang telah diterima secara umum dan paling banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Sedangkan indeks ISR adalah indeks
hasil pengembangan penelitian dari tahun ke tahun yang tercipta karena
kebutuhan akan adanya suatu standar yang dapat dijadikan pedoman penungkapan
CSR oleh perusahaan yang berlandaskan prinsip Islam.
D. Analisa Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI
Untuk melihat kemungkinan konvergensi antara indeks ISR dan indeks
GRI, maka perlu dilakukan analisa lebih dalam terhadap indikator-indikator
indeks ISR dan indikator-indikator indeks GRI. Peneliti merangkum item-item
pengungkapan CSR berdasarkan tema-tema yang ada pada masing-masing indeks
pengungkapan CSR.
Berikut adalah tabel yang menampilkan perbandingan antar item-item
pengungkapan yang ada pada indeks ISR dan indeks GRI.
Tabel 4. 7 Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI
item pengungkapan dalam indeks ISR item pengungkapan dalam indeks GRI G4
1. Investasi dan Keuangan
pengungkapan meliputi aktivitas perusahaan terkait aktivitas yang mengandung riba, gharar, zakat dan kebijakan untuk menangulangi debitur yang gagal bayar.
X X
1. Lingkup Ekonomi pengungkapan meliputi dimensi ekonomi perusahaan dan dampak ekonomi yang dihasilkan oleh Perusahaan.
64
2.
Produk dan Jasa Pengungkapan mengenai komplain nasabah, denda terkait pelanggaran peraturan serta survei kepuasan pelanggan.
O
O O X X
2. Lingkup Sosial pengungkapan indikator-indikator terkait informasi mengenai: a. Tanggung Jawab Atas
Produk Pengungkapan mengenai komplain nasabah dan keluhan nasabah
b. Tenaga Kerja
karakteristik perkerjaan, pelatihan dan pengembangan karir, persamaan kesempatan, keselamatan kerja
c. Hak Asasi Manusia Pelatihan tentang kebijakan atau prosedur HAM, jumlah kasus diskriminasi dan hak masyarakat adat serta tindakan yang diambil
d. Kemasyarakatan
Aktifitas yang melibatkan masyarakat lokal, aktifitas yang mengandung risiko korupsi, pelatihan terkait anti-korupsi, denda terkait ketidakpatuhan terhadap undang-undang
3. Tenaga Kerja pengungkapan karakteristik perkerjaan, pelatihan dan pengembangan karir, persamaan kesempatan, lingkungan kerja, keterlibatan tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesempatan beribadah di organisasi.
O
4. Sosial pengungkapan meliputi aktivitas sosial dan amal perusahaan
O
5. Lingkungan penungkapan terkait dengan aktivitas konservasi lingkungan dan manajemen lingkungan perusahaan
O O
3. Lingkup Lingkungan pengungkapan terkait dimensi lingkungan dan keberlanjutan organisasi yang berdampak pada ekosistem sekitar
65
6. tata kelola organisasi pengungkapan terkait informasi:
a. profil dan strategi pengungkapan terkait pernyataan DPS, status syariah, dan struktur organisasi.
b. struktur kepemilikan saham pengungkapan terkait daftar shareholders dan jumlah saham yang dimiliki
c. transaksi haram
pengungkapan terkait transaksi haram, alasan terjadinya transaksi haram dan jumlah pendapatan atau beban dari transaksi haram
O
O O X X X
4. Profil dan Strategi Penungkapan seluruh konteks untuk memberikan informasi terhadap kinerja perusahaan, seperti: a. Strategi dan Analisa
Pernyataan dari decision-maker, deskripsi key impact, risks dan opportunities.
b. Profil Pengungkapan terkait profil bank. Seperti: Nama organisasi, merek produk dan jasa, sifat kepemilikan dan bentuk hukum, dan lain-lain.
c. Aspek material dan
boundary terindentifikasi Pengungkapan terkait konten laporan. Seperti: proses menentukan konten laporan, daftar aspek boundary dalam bank, aspek boundary di luar bank, dan lain-lain
d. Hubungan dengan
Pemangku Kepentingan Pengungkapan terkait daftar, dasar identifikasi, pendekatan hubungan dan topik yang dibahas dengan pemangku kepentingan
e. Profil laporan
Pengungkapan terkait profil laporan. Seperti: periode laporan, tanggal terbit laporan, siklus laporan, dan lain-lain
X X
66
(Sumber: hasil olah penulis)
Berdasarkan tabel di atas, terdapat beberapa item pengungkapan yang
tidak dimasukan ke dalam indeks GRI tetapi dimasukan ke dalam indeks ISR.
Begitu juga sebaliknya, terdapat beberapa item yang dimasukan ke dalam indeks
GRI tetapi tidak dimasukan ke dalam indeks ISR. Peneliti juga melakukan analisis
untuk menilai kelengkapan dan kesesuaian tingkat pengungkapan kedua indeks
tersebut dengan mendasarkan pada item indeks ISR.
1. Investasi dan keuangan.
Terdapat perbedaan yang sangat besar antara tema investasi dan keuangan
pada indeks ISR dengan tema lingkup ekonomi pada indeks GRI. Pada tema
investasi dan keuangan indeks ISR item-item yang harus diungkapkan adalah
kesesuaian prinsip syariah dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan
seperti ada atau tidaknya aktivitas riba dan gharar, aktivitas zakat perusahaan,
serta kebijakan perusahaan untuk menangani nasabah yang bermasalah.
Sedangkan tema lingkup ekonomi indeks GRI sama sekali tidak memasukan
prinsip syariah di dalamnya. Item-item yang terdapat pada tema lingkup ekonomi
indeks GRI adalah kinerja ekonomi perusahaan, keadaan pasar dan dampak
ekonomi tidak langsung.
X
f. Tata Kelola
pengungkapan terkait tata kelola bank. Seperti: struktur organisasi, komposisi badan tata kelola tertinggi, evaluasi kinerja dewan direksi, dan lain-lain
67
2. Produk dan jasa.
Pada indeks GRI, tema produk dan jasa merupakan bagian dari tema
lingkup sosial. Secara garis besar kedua tema ini menekankan pada pengungkapan
komplain dan keluhan nasabah serta survei kepuasan nasabah. Tetapi indikator-
indikator yang terdapat pada tema ISR masih sangat terbatas, sedangkan
indikator-indikator yang terdapat pada tema GRI lebih terperinci.
3. Tenaga kerja
tema ketiga pada indeks ISR adalah tema tenaga kerja. Jika dilihat pada
indeks GRI, maka tema ini berada pada tema lingkup sosial. Pada tema ini
terdapat perbedaan antara item-item indikator indeks ISR dengan indeks GRI.
Perbedaan tersebut adalah adanya item-item yang berkaitan dengan syariah pada
indikator indeks ISR, yaitu kesempatan beribadah untuk karyawan di temapat
kerja dan tersedianya tempat beribadah yang layak bagi tenaga kerja.
4. Sosial
Tema sosial merupakan tema yang sangat erat hubungannya terhadap
konsep CSR. Terdapat perbedaan cakupan yang sangat luas antara tema sosial
pada indeks ISR dengan indeks GRI. Tema lingkup sosial indeks GRI mencakup
tanggung jawab atas produk, tenaga kerja, hak asasi manusia dan kemasyarakatan.
Sedangkan pada indeks ISR prodak dan jasa serta tenaga kerja merupakan tema
tersendiri dan terpisah dari tema sosial. Indikator sosial pada indeks ISR sebagian
68
besar difokuskan pada pengungkapan terkait dengan prinsip-prinsip Islam seperti
item saddaqqa, waqaf, qard Hassan, serta kegiatan amal lainnya.
5. Lingkungan
Tidak terdapat perbedaan yang besar pada tema lingkungan ISR dengan
tema lingkup lingkungan GRI. Kedua tema tersebut sama-sama menitik beratkan
kepada aktivitas dan berapa besarnya dana yang perusahaan keluarkan untuk
aktivitas lingkungannya. Perbedaan hanya terdapat pada jumlah item
pengungkapannya dimana jumlah item pengungkapan tema lingkungan ISR
adalah 3 sedangkan jumlah item pengungkapan tema lingkup lingkungan GRI
adalah 1.
6. Tata Kelola Organisasi
Jika dilihat secara umum, cakupan pada tema profil dan strategi indeks
GRI lebih luas. Seperti item-item indeks GRI terkait hubungan dengan pemangku
kepentingan. Pada indeks ISR item-item tersebut hanya mencakup struktur
kepemilikan saham, dimana cakupan pemangku kepentingan lebih luas
dibandingakan hanya pemilik saham. Tidak hanya perbedaan cakupan, tetapi ada
beberapa item-item pengungkapan indeks ISR yang tidak dimiliki oleh indeks
GRI begitupula sebaliknya. Item-item pengungkapan tersebut adalah transaksi
haram yang tidak dimiliki indeks GRI dan parameter laporan yang tidak dimiliki
indeks ISR.
69
Secara garis besar item-item indikator yang ada pada indeks ISR telah
cukup mewakili sebagian item-item indikator indeks GRI G4. Yang membedakan
keduanya adalah indikator indeks GRI memiliki rincian yang lebih detail dan
komprehensif. Sedangkan indikator yang terdapat pada indeks ISR masih sangat
sederhana dan memiliki makna yang luas sehingga perlu adanya batasan-batasan
agar setiap indikator lebih detai dan komprehensif.
Indeks ISR masih butuh pengembangan lebih lanjut untuk bisa menjadi
suatu pedoman pengungkapan CSR terutama untuk Bank Syariah. Masih terdapat
beberapa item indikator indeks GRI G4 yang tidak terdapat pada indeks ISR,
seperti item-item terkait Hak asasi manusia (HAM), anti-korupsi dan parameter
laporan. Untuk itu dibutuhkan penelitian-penelitian selanjutnya untuk melengkapi
beberapa item indikator pengungkapan yang belum dicakup oleh indeks ISR.
Indeks ISR bisa dikonvergensi ke dalam indeks GRI G4 karena secara
garis besar indikator-indikator CSR yang dimiliki indeks ISR tidak jauh berbeda
dengan indikator pada indeks GRI, kecuali indikator-indikator yang berkaitan
dengan aspek syariah. Indikator-indikator tersebut terdiri dari:
1) Investasi dan keuangan: aktivitas riba, gharar, zakat, dan kebijakan untuk
menanggulangi insolvent clients
2) Tenaga kerja: kesempatan beribadan bagi tenaga kerja dan
ketersediaan tempat ibadah yang layak.
3) Lingkup sosial: aktivitas saddaqah, waqaf, dan qard hassan
70
Konvergensi ini memiliki dua manfaat. Pertama, konvergensi merupakan
alternatif yang efisien karena dapan mengurangi biaya-biaya tambahan yang akan
timbul untuk melakukan pengungkapan CSR. Konvergensi indeks ISR ke dalam
indeks GRI G4 akan lahir satu standar pengungkapan yang mencakup indikator-
indikator CSR secara menyeluruh tidak hanya pertanggungjawaban horizontal
tetapi juga pertanggungjawaban vertikal kepada Allah SWT. dengan standar
pengungkapan tersebut perusahaan-perusahaan syariah termasuk Bank Syariah
tidak perlu menyajikan dua laporan yang berbeda berdasarkan dua indeks yang
berbeda juga. Kedua, akan lebih efektif bagi para pengguna laopran (stakeholder)
untuk membaca satu laporan yang lengkap dibandingkan para stakeholder harus
membaca dua laporan yang berbeda tetapi isinya secara garis besar sama.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia masih belum sesuai
dengan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) index. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata hasil skoring pengungkapan CSR berdasarkan indeks
ISR yang hanya mencapai 51,61%
2. Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia masih belum sesuai
dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) index. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata hasil skoring pengungkapan CSR berdasarkan indeks
GRI yang hanya mencapai 56,92%.
3. Tingkat pengungkapan CSR yang lebih baik adalah tingkat
pengungkapan CSR dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI)
index. Berdasarkan hasil skoring, nilai rata-rata, nilai maksimum dan
nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks
GRI lebih baik dibandingkan pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR. Nilai rata-rata pengungkapan CSR yang
diukur menggunakan indeks GRI adalah 56,92% dengan nilai maksimum
sebesar 79% dan nilai minimum sebesar 41%. Sedangkan nilai rata-rata
pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks ISR adalah
72
51,61% dengan nilai maksimum sebesar 68% dan nilai minimum sebesar
32%.
4. Indikator-indikato indeks ISR secara garis besar sudah mencakup
indikator-indikator indeks GRI G4. Konvergensi indeks ISR ke dalam
indeks GRI juga bisa dilakukan. Tetapi masih butuh penelitian-penelitian
selanjutnya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah:
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
Masih banyak hal yang harus dikaji dan diuji kembali mengenai
penelitian yang penulis lakukan, dimana semua itu tidak lepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang ada baik itu dari data yang diperoleh
hanya untuk periode 2015-2017 maupun dari sisi penulisan dan konsep
penelitian yang dijalankan. Berikut adalah saran untuk peneliti yang akan
datang:
a) Disarankan untuk peneliti selanjutnya, untuk menambah jumlah
sampel penelitian dengan periode penelitian yang lebih panjang.
Dengan bertambahnya jumlah sampel pada penelitian selanjutnya,
diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
b) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode analisis dan
metode scoring lain yang dapat mengurangi tingkat subjektivitas
dalam menentukan tingkat pengungkapan CSR masing-masing bank.
73
2. Saran untuk Perbankan Syariah
Pada perbankan Syariah diharapkan dapat memanfaatkan
penelitian ini sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat laporan
pengungkapan CSR. Sehingga laporan tersebut dapat sesuai dengan
pedoman CSR global (GRI) maupun pedoman CSR syariah (ISR).
3. Saran Untuk Masyarakat
Program-program CSR tidak hanya sebatas pertanggung jawaban
kepada perekonomian, masyarakat dan lingkungan. Tetapi ada
pertanggungjawaban kepada Allah SWT, karena semua yang kita punya
serta alam dan seisinya adalah milik Allah SWT dan kita hanya dititpkan
oleh-Nya supaya kita merawat dan menggunakan sebaik-baiknya.
Dengan adanya penelitian ini, Peneliti mengharapkan masyarakat
untuk lebih terbuka dan kritis terhadap CSR yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan syariah khususnya perbankan syariah. Supaya
CSR yang mereka lakukan dan ungkapkan bisa sesuai tidak hanya pada
pedoman global (GRI) tetapi juga sesuai dengan pedoman syariah (ISR).
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan
Standar Akuntansi Keugangan No. 1. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2009.
Dusuki, Asyraf Wajdi dan Humayon Dar. “Stakeholders’ Perceptions of
Corporate Social Responsibility of Islamic Banks: Evidence From
Malaysian Economy.” International Conference on Islamic Economics
and Finance. (2005).
Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho J. “Analisis Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social