ANALISIS PERBANDINGAN GAYA KEPEMIMPINAN ANTARA PONDOK PESANTREN SERAMBI ACEH DAN SERAMBI MEKKAH DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial OLEH : PUTRA ALMARDHATILLAH NIM : 09C20201092 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2016
47
Embed
ANALISIS PERBANDINGAN GAYA KEPEMIMPINAN ANTARA …repository.utu.ac.id/451/1/I-V.pdf · Perbandingan Gaya Kepemimpinan Antara Pondok Pesantren Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBANDINGAN GAYA KEPEMIMPINAN ANTARA
PONDOK PESANTREN SERAMBI ACEH DAN SERAMBI
MEKKAH DI KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
OLEH :
PUTRA ALMARDHATILLAH
NIM : 09C20201092
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2016
vi
ABSTRAK
Putra Al Mardhatillah: Nim, 09C20201092, Analisis Gaya Kepemimpinan
Antara Pondok Pesantren Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten
Aceh Barat. Di Bawah Bimbingan: Sudarman Alwy, dan Alimas Jhonsa.
Analisis Gaya kepemimpinan di Pesantren Serambi Mekkah dan Pesantren
Serambi Aceh merupakan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Aceh Barat,
dimana pesantren tersebut memiliki sistem kepemimpinan tersendiri yang
dipimpin oleh seorang Teungku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan teknik penggumpulan data menggunakan purposive sampling. Hasil
analisis terhadap gaya kepemimpinan antara kepemimpinan pondok pesantren
serambi mekkah dan serambi aceh, dimana sama-sama menggunakan gaya
kepemimpinan kharismatik baik di Pondok Pesantren Serambi Aceh maupun di
Pondok Pesantren Serambi Mekkah.. Salah satu buktinya dari gaya kepemimpinan
Tgk. Harmen adalah sosok pemimpin yang di segani oleh ulama, tokoh
masyarakat, dan para borokrasi pemerintah ini, dikarenakan oleh sifat dan
perkataan yang lemah-lembut dan penuh dengan sopan santun. Demikian juga
dengan gaya kepemimpinan pesantren serambi aceh juga memiliki gaya yang
sama, hal tersebut dimana terlihat dari gaya kepemimpinan Abu Mahmudin sangat
bijaksana dan disegani oleh masyarakat, termasuk tokoh masyarakat maupun
santri-santri yang berlajar di pesantren dikarenakan Abu mahmudin memiliki
sifat ramah, sopan santun tetapi tegas dalam mengambil. Hasil analisis penulis
yang membedakan terhadap pola kepemimpinan antara pesantren serambi mekkah
dan serambi aceh, dimana terdapat perbedaan didalam pola kepemimpinan masing
masing pesantren hal itu terlihat dari pola kepemimpinan antara Tgk Harmen
dengan Tgk Abu Mahmudin, dimana pola kepemimpinan Tgk Harmen ada
bercampur urusan politik termasuk didalam kehidupan dayah, hal tersebut banyak
tokoh politik yang datang untuk masalah politik termasuk pada pilkada Kab Aceh
Barat. Sedangkan Tgk Abu mahmudin dalam pola kepemimpinan beliau tetap
pada pola karisma, dimana beliau tetap netral dalam mensikapi semua elemen
yang datang kepada beliau. Namun gaya kepemimpinan tetap gaya yang sama,
yaitu gaya kepemimpinan karismatik.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Serambi Aceh, Serambi Mekkah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gaya kepemimpinan didalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan
dan kewajiban untuk mencapai tujuan dari suatu aktivitas yang sedang dipimpin
oleh seorang yang dipercayai untuk menjalankan tugas dan beban sebagai roda
untuk bergeraknya suatu istansi maupun badan, lembaga, serta organisasi dan
sebagainya. Dalam sebuah lembaga atau organisasi, kepemimpinan merupakan
unsur penting, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seseorang pemimpin maka
suatu lembaga atau organisasi tersebut akan mengalami kemunduran.
Kepemimpinan bukan jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam pribadi seseorang.
Ia menuntut bakat tertentu, tetapi disamping itu pula pembinaan baik lewat
pendidikan maupun lewat pengalaman hidup sehari-hari. Karena pemimpin
merupakan faktor kritis (crucial factor) yang dapat menentukan maju
mundurnya atau hidup matinya suatu usaha dan kegiatan bersama, baik yang
berbentuk organisasi sosial maupun berbentuk lembaga pemerintahan maupun
badan koorporasi dan usaha dagang. Jadi pemimpin harus mampu mengantisipasi
perubahan yang tiba-tiba dan mengoreksi kelemahan dan sanggup membawa
organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. ( Kartono,
Kartini, 1994: h 76).
Dunia kepemimpinan adalah masa depan. Warisan pemimpin yang unik
adalah penciptaan lembaga yang dihargai dan tetap bertahan dalam berlakunya
waktu.
Dalam organisasi dimana terdapat kegiatan kelompok, kepemimpinan
1
2
sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya kepemimpinan maka kegiatan kelompok
menjadi terarah dan lebih mudah serta efektif, dengan kata lain kepemimpinan
merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kehidupan kelompok atau
organisasi yang sehat, sesuai dengan tujuan pembentukan kelompok atau
organisasi itu, (Nata, Abudin. 2001).
Kepemimpinan pada suatu lembaga yang memperoleh legitimasi
masyarakat sekitar merupakan elemen yang paling esensial. Ia merupakan
tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menjalankan
kepemimpinannya. Karena kepemimpinan itu akan memberikan sumbangan besar
dalam pembangunan. Setiap pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan,
tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik, sehingga tingkah
lakunya dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya
itu pasti mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Gaya yang diterapkan
oleh seorang pemimpin dalam setiap lembaga atau organisasi berbeda-beda.
Selain ditentukan kepribadian pemimpinnya, dengan segala sifat, kebiasaan,
tempramen dan wataknya yang menentukan corak organisasi yang dikelola
( Nawawi, Hadari, 1993: h 67).
Gaya kepemimpinan juga kadang-kadang ditentukan oleh pembantunya
yang mengelilingi dirinya, sarana yang dipakai, ideologi yang dianut dan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi
dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap pemimpin
bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih
3
jelek daripada gaya kepemimpinan yang lainnya. Macam gaya kepemimpinan
yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan
efektifitas kerja yang positif bagi pegawai. Sedangkan yang dimaksud disini
adalah gaya kepemimpinan kharismatik yaitu pemimpin yang mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang Sebab musabab seseorang menjadi pemimpin
kharismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supranatural powers). Kepemimpinan dipondok
pesantren adalah sangat unik, karena mereka memakai sistem kepemimpinan pra-
modern. Relasi sosial antara teungku- santri dibangun atas landasan kepercayaan,
bukan karena patron-klien sebagaimana dilakukan pada masyarakat pada
umumnya, ketaatan santri kepada kiai-ulama lebih dikarenakan mengharapkan
barokah atau grace, sebagaimana dipahami dari konsep sufi, ( Prasetyo, 2009).
Demikian juga gaya kepemimpinan di Pesantren Serambi Mekkah dan
Pesantren Serambi Aceh merupakan pondok pesantren yang ada di Kabupaten
Aceh Barat, dimana pesantren tersebut memiliki sistem kepemimpinan tersendiri
yang dipimpin oleh seorang Teungku. Kepemimpinan yang ada sering tidak
mampu mengimbangi kemajuan dan perkembangan pesantren yang
dikelolanya sehingga sering terjadi penyusutan kewibawaan kepemimpinan
yang satu dalam dua masa yang berbeda. Baik karena tidak mampu memahami
tuntutan yang timbul dari perkembangan keadaan yang baru maupun karena
faktor- faktor lainnya, seperti terhentinya perkembangan kepemimpinan pada
4
waktu pesantren yang dipimpin mengalami perkembangan pesat, kesenjangan
wibawa itu dapat pula membawa akibat yang fatal bagi kehidupan pesantren
yang bersangkutan. paling sedikit akan timbul keadaan kritis yang
dapat mengganggu stabilitas kehidupan.
Berkaitan dengan hal ini, peneliti melihat kepemimpinan Pondok
Pesantren Serambi Aceh dan Serambi Mekkah, dapat mengelola pesantren
tersebut dengan baik, dengan sifat kharisma yang dimilikinya ia sangat
disegani oleh para santri dan masyarakat sekitar. Dan dalam perkembangannya
pesantren yang dipimpinnya mengalami perkembangan yang cukup pesat baik
dari segi jumlah santri maupun perkembangan fisik bangunannya serta
peningkatan kualitas lembaga pendidikannya.
Dengan adanya pemaparan diatas, Peneliti merasa tertarik meneliti lebih
mendalam lagi mengenai gaya kepemimpinan dengan judul “Analisis
Perbandingan Gaya Kepemimpinan Antara Pondok Pesantren Serambi
Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan antara Pesantren Serambi Aceh dan
Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat?
2. Apa saja yang membedakan Pola Kepemimpinan antara Pesantren
Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan antara Pesantren
Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk membedakan Pola Kepemimpinan antara Pesantren Serambi Aceh
dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat teoritis:
1. Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi
untuk menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengembangan ilmu administrasi yang berkaitan dengan bagaimana gaya
kepemimpinan antara Pesantren Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di
Kabupaten Aceh Barat.
2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumber referensi bagi
pihak terkait tentang bagaimana gaya kepemimpinan antara Pesantren
Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat.
1.4.2 Manfaat praktis:
1. Manfaat Praktis, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait mengenai gaya kepemimpinan antara Pesantren
Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh Barat.
6
2. Bagi Pemerintah, bahwa penelitian ini dapat menjadikan suatu referensi
maupun tinjauan secara nyata yang mendiskripsikan gaya kepemimpinan
antara Pesantren Serambi Aceh dan Serambi Mekkah di Kabupaten Aceh
Barat.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka
sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini:
Bab I :
Pendahuluann bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II :
Tinjauan pustaka bab ini memuat tentang teori-teori yang mendukung
penelitian.
Bab III :
Metodologi penelitian pada bab ini berisi tentang metodologi
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik analisis data dan pengujian kredibilitas data.
Bab IV :
Hasil dan pembahasan memuat tentang uraian laporan hasil penelitian
dan pembahasan hasil penelitian. Yakni deskripsi dari interprestasi
data-data yang diperoleh.
Bab V :
Penutup pada bagian ini memuatkan tentang berisi kesimpulan dan
saran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Terdahulu
Khadiq Muakrom (2012) Gaya Kepemimpinan Pengasuh Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Formal Di Pondok
Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Pola
Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Dalam
Meningkatkan Kualitas Input Pendidikan, serta untuk mengetahui Bagaimana
Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Dalam
Meningkatkan Kualitas proses Pendidikan, dan untuk mengetahui Bagaimana
Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Dalam
Meningkatkan Kualitas output Pendidikan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data
berbentuk uraian deskriptif. Metode pengumpulan data dengan
menggunakan: observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi
dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Dalam meningkatkan
kualitas input pendidikan, pengasuh pondok pesantren Darul Amanah
menggunakan dua pola kepemimpinan, yaitu pola kepemimpinan demokratis dan
pola kepemimpinan kharismatik. Pola kepemimpinan demokratisnya dituangkan
8
dalam pembentukan sebuah kepanitiaan di setiap pelaksaan kegiatan. Seperti
pelaksaan kegiatan rekrutmen/penerimaan santri baru, perekrutan tenaga
pengajar, dalam merumuskan kurikulum dan dalam memutuskan segala
keputusan dengan bermusyawarah. Dengan kharisma seorang pengasuh pondok
pesantren Darul Amanah, menjadikan hubungan yang cukup baik dengan
lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan pengasuh pondok
pesantren menjalin hubungan kerja sama yang timbal balik dengan
lingkungan dan masyarakat sekitar. Dalam meningkatkan kualitas proses
pendidikan formal, pengasuh pondok pesantren Darul Amanah juga
menggunakan pola kepemimpinan kharismatik dan pola kepemimpinan
demokratis. Hal ini dituangkan dalang menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan para guru/ asatidz, seperti dalam menjalankan
rutinitas para guru dan bawahannya yaitu mulai dari diadakannya briefing bagi
guru-guru di setiap pagi hari 15 menit sebelum mengajar dan dilanjutkan
dengan evaluasi oleh pengasuh pondok pesantren sendiri. Dalam hal
meningkatkan kualitas output pendidikan formalnya-pun masih menggunakan
pola kepemimpinan demokratis yang berakar pada pola kepemimpinan
kharismatik.
Syamaun Usman (2011) Gaya Kepemimpinan Pengasuh Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Formal Di Pondok
Pesantren Darul Makminah, Suka Ramai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Bagaimana Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Darul
Makminah, Suka Ramai Dalam Meningkatkan Kualitas Input Pendidikan, serta
untuk mengetahui Bagaimana Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren
9
Darul Makminah, Suka Ramai Dalam Meningkatkan Kualitas proses Pendidikan,
dan untuk mengetahui Bagaimana Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok
Pesantren Darul Makminah, Suka Ramai Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data
berbentuk uraian deskriptif. Metode pengumpulan data dengan
menggunakan: observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi
dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Dalam meningkatkan
kualitas input pendidikan, pengasuh pondok pesantren Darul Makminah, Suka
Ramai menggunakan dua pola kepemimpinan, yaitu pola kepemimpinan
demokratis dan pola kepemimpinan kharismatik. Pola kepemimpinan
demokratisnya dituangkan dalam pembentukan sebuah kepanitiaan di setiap
pelaksaan kegiatan. Seperti pelaksaan kegiatan rekrutmen/penerimaan santri baru,
perekrutan tenaga pengajar, dalam merumuskan kurikulum dan dalam
memutuskan segala keputusan dengan bermusyawarah.
Dengan kharisma seorang pengasuh pondok pesantren Darul Makminah,
Suka Ramai, menjadikan hubungan yang cukup baik dengan lingkungan dan
masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan pengasuh pondok pesantren
menjalin hubungan kerja sama yang timbal balik dengan lingkungan dan
masyarakat sekitar.
10
2.1.1. Perbedaan dan Persamaan dengan Kajian Terdahulu
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Putra Almardhatillah
adalah terletak pada model penelitian yang digunakan. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Khadiq Muakrom adalah metode deskriptif dengan pengolah data mengunakan
pendekatan kualitatif.
Sedangkan persamaan antara penelitian ini dengan Putra Almardhatillah
adalah sama-sama melakukan penelitian dengan judul yang sama yaitu Analisis
Perbandingan Gaya Kepemimpinan Antara Pondok Pesantren Serambi Mekkah
dan Serambi Aceh. Hal tersebut sehingga penelitian ini mejadi kajian terdahulu
sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan wilayah
berbeda.
2.2 Tinjauan Gaya Kepemimpinan Kharismatik
2 . 2 . 1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses, perilaku atau hubungan yang
menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara bersama-sama atau secara
bekerja sama atau sesuai dengan aturan atau sesuai dengan tujuan bersama. Hal
tersebut seperti dikatakan Ngalim Purwanto, kepemimpinan merupakan
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di
dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan
batin, serta merasa tidak terpaksa, ( Miftah, Thoha, 2003:h 49).
11
2.2.2 Kepemimpinan Menurut Pandangan Islam
Istilah kepemimpinan sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Manusia oleh Allah diberikan insting untuk selalu hidup berdampingan,
dengan kata lain bahwa manusia sejak masa dilahirkannya telah
menjadi makhluk sosial. Dengan inilah manusia menciptakan sebuah
peradaban.
Tetapi, selain insting untuk selalu hidup berdampingan dan saling
membutuhkan, manusia juga diberikan watak agresif dan tidak adil yang
membuatnya akan selalu saja ada pertikaian diantara mereka sehingga diperlukan
seseorang pemimpin yang kemudian bertugas sebagai pengendali. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.
Begitu pula dengan kemampuan serta keahlian seorang pimpinan menjadi
penentu keberhasilan pengembangan ataupun kemajuan dari lembaga atau
organisasi yang dipimpinnya itu. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
ذ ض في جاعل إني لل ملئكة ربك قال وإ ر خليفة ال عل قالوا سد من فيها أتج فك فيها يف ماء ويس الد
ن دك نسبح ونح س بحم لك ونقد لم إني قال لمون ل ما أع تع
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:"Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
12
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui", ( Al-
Qur’an, Al- Baqoroh: 30)”.
“Serta hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya
sebagai berikut: “Tidak dibenarkan (walaupun) bagi tiga orang yang sedang
dalam perjalanan dipadang pasir kecuali mengangkat salah seorang dari mereka
sebagai pemimpin”.
Dalam pengangkatan seorang pemimpin tentunya tidak hanya sembarang
orang yang dipilih tapi juga harus mengetahui sifat-sifat dari pemimpin tersebut.
Menurut Hamzah Ya’qub yang dikutip oleh Cipto Sudarso sifat-sifat
kepemimpinan dalam islam adalah: “keteladanan, bijaksana, berpengaetahuan