Page 1
ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA
MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Salmarani Salsabila
NIM : 11170860000022
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
Page 2
i
ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA
MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Salmarani Salsabila
NIM: 11170860000022
Di Bawah Bimbingan
Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS, Mec, PhD
NIP. 196106241985121001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
Page 3
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 16 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Salmarani Salsabila
2. NIM 11170860000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) Pada Masyarakat
Kota Tangerang Selatan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Maret 2021
1. Dr. Nofrianto, M.Ag (_________________________)
NIP. 197611112003121002 Penguji I
2. Prilla Kurnia Ningsih, Lc., ME.Sy (_________________________)
Penguji II
Page 4
3
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu Tanggal 23 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian
Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Salmarani Salsabila
2. NIM 11170860000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) Pada Masyarakat
Kota Tangerang Selatan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan
skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Juni 2021
1. Dr. Nofrianto, M.Ag ( )
NIP. 197611112003121002 Ketua
2. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS, Mec, PhD (____________________)
NIP. 197611112003121002 Pembimbing
3. Prof. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si ( )
NIP. 198110132008011006 Penguji Ahli
Page 6
v
ANALYSIS OF MEASUREMENT ZAKAT LITERACY INDEX OF SOUTH TANGERANG CITY
COMMUNITIES
Abstract
One of the external factors that can influence people to pay zakat is literacy and understanding of zakat
itself. Literacy towards muzakki is also a very important provision for optimizing the collection of zakat
funds in the future, including in the area of South Tangerang City which is part of Banten Province
which still has quite low advanced knowledge of zakat. This study aims to measure the literacy of the
people of South Tangerang City using the Simple Weighted Index method, which is a method of
measuring the Zakat Literacy Index. The results showed that the Zakat Literacy Index in South
Tangerang City obtained a value of 81.78 which falls into the high literacy category. However, there
are variables that become the main obstacle in measuring literacy, namely knowledge of zakat
regulations in South Tangerang City.
Keywords: Measurements, Zakat Literacy Index, Simple Weighted Index
Page 7
vi
ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA MASYARAKAT
KOTA TANGERANG SELATAN
Abstrak
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk menunaikan zakatnya
ialah literasi dan pemahaman terhadap zakat itu sendiri. Literasi terhadap muzakki secara merata juga
menjadi bekal yang sangat penting guna pengoptimalan penghimpunan dana zakat ke depannya,
termasuk di wilayah Kota Tangerang Selatan yang merupakan bagian dari Provinsi Banten yang masih
memiliki pengetahuan lanjutan zakat yang cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan metode Simple Weighted Index,
yakni metode dalam pengukuran Indeks Literasi Zakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks
Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan memperoleh nilai sebesar 81.78 yang masuk ke dalam
kategori tinggi literasi. Namun, terdapat variabel yang kategorinya masih rendah yakni pengetahuan
tentang regulasi zakat di Kota Tangerang Selatan.
Kata Kunci: Pengukuran, Indeks Literasi Zakat, Simple Weighted Index
Page 8
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilโalamin. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia setiap waktu. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Shallallahu โAlayhi wa Sallam sehingga sampai saat ini penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul โAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Pada Masyarakat Kota Tangerang Selatanโ.
Skripsi yang disusun ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi dari Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk semuanya.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari segala doa,
bantuan dan bimbingan dari banyak pihak Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
haturkan atas kekuatan dan kehendak Allah Swt. sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selain
itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan berbagai nasihat, sehingga
penulis mendapat inspirasi dan lebih tenang dalam mengerjakan skripsi ini. Doa yang
kalian panjatkan Insya Allah akan dikabulkan dan akan dibalas dengan lebih baik oleh
Allah.
2. Kepada kakak dan adik-adik yang selalu memberikan hiburan di tengah pengerjaan
skripsi saya ini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dwi Nur'aini Ihsan, M.M selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Ir. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS., MEc., Ph.D selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
Page 9
viii
7. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu dan mengarahkan penulis selama menempuh masa studi.
8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya dan bantuan
pelayanan selama penulis melaksanakan studi.
9. Kepada Pusat Kajian Strategis BAZNAS yang telah membantu dalam yang telah
banyak membantu dalam penelitian ini
10. Kepada Pak Tarjuni dan seluruh pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang telah
memberikan kesempatan belajar dan membantu penulis dalam penelitian kali ini.
11. Kawan-kawanku selama perkuliahan sekaligus menjadi teman seperjuangan dalam
penulisan skripsi Putri Leli, Aprila Yutegi, Diny Melgasari, Tira Mutiara, Ainul
Mardiah yang telah memberikan berbagai motivasi dan support serta berbagi suka duka
selama masa empat tahun perkuliahan.
12. Seluruh teman-teman kostan yang telah menjadi saksi perjuangan dan suka duka serta
saling mendukung selama 4 tahun perkuliahan.
13. Teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2017 khususnya Eksyar A yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu. Terima kasih karena sudah saling mendukung satu sama
lain.
14. Kakak-kakak kelas Ekonomi Syariah 2016 yang selalu berbagi pengalaman mulai dari
perkuliahan hingga pengerjaan tugas akhir.
15. Semua pihak terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan serta inspirasi bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan karena pengetahuan yang
dimiliki masih terbatas. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang dapat
menjadikan skripsi ini dapat lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada seluruh pihak.
Wassalamuโalaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Jakarta, 07 Juni 2021
Penulis
Salmarani Salsabila
Page 10
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJAIN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 11
A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian .............................................................. 11
1. Konsep Zakat .............................................................................................. 11
2. Konsep Pengelolaan Zakat .......................................................................... 12
3. Konsep Umum Literasi ............................................................................... 14
4. Konsep Literasi Dalam Islam...................................................................... 15
5. Konsep Indeks Literasi Zakat (ILZ) ........................................................... 17
a) Definisi dan Tahap Penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............... 17
b) Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat ......................................... 18
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 20
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 26
Page 11
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 27
A. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 28
C. Data dan Sumber Data ...................................................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 29
E. Metode Analisis Data ........................................................................................ 29
1. Tahap Penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ....................................... 33
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 36
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 36
1. Sejarah Kota Tangerang Selatan ................................................................. 36
B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................... 38
1. Karakteristik Responden ............................................................................. 38
2. Pembobotan Indikator Setiap Variabel ....................................................... 40
3. Perhitungan Dimensi Dasar dan Dimensi Lanjutan Kota Tangerang Selatan
..................................................................................................................... 42
4. Perhitungan Indeks Literasi Zakat Kota Tangerang Selatan ....................... 44
C. Pembahasan Penelitian...................................................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 52
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 55
Page 12
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kategori Nilai Indeks Zakat Nasional (IZN) ...................................................... 6
Tabel 1.2 Nilai Indeks Dimensi Makro BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..................... 5
Tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...................... 5
Tabel 2.1 Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............................................. 18
Tabel 3.1 Komponen Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............................................................. 30
Tabel 3.2 Jumlah Indikator Tiap Variabel .......................................................................... 30
Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Indeks Literasi Zakat (ILZ) .......................................... 31
Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama di Kota Tangerang Selatan 2020 ...................... 37
Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Indikator (Simple Weighted Index) ....................................... 41
Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Dimensi dan Total ILZ pada Tataran Dimensi ..................... 43
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................. 44
Tabel 4.5 Kategori Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan ........................... 45
Tabel 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................. 46
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Variabel Indeks di Kepulauan Riau ...................................... 46
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kepulauan Riau .................... 46
Tabel 4.9 Data Pengumpulan dan Penyaluran Zakat BAZNAS Tangsel 2018 dan 2020... 50
Page 13
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia (Maret 2020) ...................................... 2
Grafik 1.2 Perkembangan Gini Ratio dari Tahun 2017 -2020 ............................................ 2
Grafik 1.3 Besaran Persentase Agama di Indonesia Tahun 2020 ....................................... 3
Grafik 1.4 Potensi Penghimpunan Zakat di Indonesia........................................................ 4
Grafik 1.5 Realisasi Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019 .............. 5
Grafik 1.6 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat di Provinsi Banten ............................ 6
Grafik 4.1 Persentase Responden berdasarkan Gender ...................................................... 38
Grafik 4.2 Persentase Responden berdasarkan Rentang Usia ............................................ 39
Grafik 4.3 Persentase Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ......................................... 39
Grafik 4.4 Persentase Responden berdasarkan Rentang Pendapatan ................................. 40
Grafik 4.5 Skor Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan ................................ 45
Grafik 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................ 46
Grafik 4.7 Persentase Responden dalam Membayar Zakat ............................................... 47
Grafik 4.8 Persentase Waktu Pembayaran Zakat di Kota Tangerang Selatan .................... 48
Grafik 4.9 Persentase Tempat dan Faktor Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat ............. 48
Grafik 4.10 Lembaga Pengelola Zakat yang Diketahui ...................................................... 49
Grafik 4.11 Jumlah Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019 ............... 50
Page 14
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat Literasi Menurut UNESCO ............................................................... 14
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 26
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara pasti memiliki beragam permasalahan yang selalu terjadi di negaranya.
Permasalahan utama yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang salah satunya
adalah masalah ekonomi. termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ini seringkali
menimbulkann dampak negatif terhadap kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat
seperti. kemiskinan dan pengangguran yang sering kali menimbulkan tindakan-tindakan
kriminal. Maka dari itu, untuk mengatasi problematika tersebut diperlukan adanya sebuah
kebijakan yang dapat menanggulangi masalah kemiskinan. Indonesia, sebagai negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. maka tuntunan dan kiat Islam dalam
mengantisipasi problematika kemiskinan umat menjadi penting untuk direalisasikan.
Selain itu, sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar serta
tergolong dalam kategori negara berkembang, permasalahan yang terjadi di negara
Indonesia salah satunya adalah permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi kerap kali
menimbulkan beragam masalah sosial yang menghantui masyarakat, seperti misalnya
kemiskinan dan pengangguran. Salah satu faktor yang menjadi penyebab
terjadinya kemiskinan khususnya di negara berkembang adalah krisis ekonomi dunia
yang menyebabkan banyak tenaga kerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan
model pembangunan yang mengikuti sistem ekonomi kapitalis (Bariyah. 2012:7). Hal ini
juga menyebabkan terjadinya banyak tindakan kriminalitas yang kerap terjadi di
masyarakat seperti perampokan, perampasan, bahkan hingga pembunuhan. Berdasarkan
data yang diambil dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
Maret 2020 terhitung mencapai 27,55 juta jiwa. (www.bps.go.id).
Page 16
2
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia (Maret 2020)
Sumber : BPS, 2020
Selain itu. tingkat ketimpangan Indonesia juga dapat diketahui dengan melihat nilai
koefisien gini ratio. Gini Ratio merupakan suatu alat ukur yang menggambarkan tingkat
ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), nilai gini ratio di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu masih berada di angka 0.381.
Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0.001 poin yakni
0.382 pada Maret 2019 dan berarti masih terdapat kesenjangan ekonomi di masyarakat.
(BPS, 2020).
Grafik 1.2 Perkembangan Gini Ratio dari Tahun 2017 -2020
Sumber : BPS, 2020
Page 17
3
Berdasarkan Grafik 1.2 diatas dapat dilihat bahwa terdapat ketimpangan ekonomi yang
besar di daerah perkotaan. dan perbandingannya cukup jauh dengan pedesaan. Secara
umum jika diperhatikan nilai gini ratio dalam beberapa tahun sebelumnya. terlihat
cenderung menurun. tetapi penurunan tersebut sangat sedikit dari tahun-tahun
sebelumnya.
Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan
yang tepat agar dapat menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya
yaitu kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah, baik berupa belanja pemerintah
ataupun pajak. Di dalam agama Islam juga terdapat salah satu instrument fiskal yang telah
dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW guna mempersempit permasalahan kesenjangan
ekonomi antara muzakki dan mustahik pada saat itu, yaitu zakat. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas-
BAZNAS), terdapat pengkajian terhadap dampak zakat pada kesenjangan ekonomi. Dan
terbukti dengan hasil penelitian tersebut. dijelaskan adanya income gap mustahik sebesar
78%. Hal ini menunjukkan bahwa seorang mustahik dapat membantu menyelesaikan
permasalahan kesenjangan ekonomi sebuah negara serta membantu mustahik untuk keluar
dari jurang kemiskinan 3.68 tahun lebih cepat (Puskas BAZNAS. 2019).
Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbanyak di dunia, hal ini dapat
menjadi potensi untuk menghimpun dana zakat dari muzakki. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh The Future of World Religions, negara Indonesia menduduki peringkat satu
dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Digambarkan bahwa penduduk
muslim di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 87,0% dari total penduduk Indonesia
secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1.3 di bawah ini
Grafik 1.3 Besaran Persentase Agama di Indonesia Tahun 2020
Sumber : The Future of World Religion : Population Growth Projection 2010-2050
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Budha Kristen Hindu Muslim Agama Lain
Besaran Persentase Agama di Indonesia 2020
87%
1%
10,2%
0,6%1,6%
Page 18
4
Selain itu, dalam studi yang dilakukan oleh Asfarina et al (2018), ditemukan bahwa
terdapat potensi penghimpunan zakat di Indonesia yang cukup besar. Hal itu dapat dilihat
dari gambaran grafik di bawah ini yang menunjukkan penggunaan dua pendekatan metode
fiqih yakni klasik dan fiqh kontemporer serta dua pendekatan skenario yaitu skenario
optimis dan skenario realistis. Jika dilihat dari metode fiqih kontemporer dengan skenario
optimis potensi penghimpunan zakat mencapai hingga Rp 217 Triliun sedangkan dengan
menggunakan skenario realistis jumlahnya sebesar Rp.74 Triliun. dan potensinya menjadi
rendah jika menggunakan metode fiqih klasik dan skenario realistis yaitu sebesar Rp 13
Triliun.
Grafik 1.4 Potensi Penghimpunan Zakat di Indonesia
Sumber : Asfarina et al (2018) diolah
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan atau gap yang cukup
tinggi antara potensi zakat dan penghimpunannya di Indonesia. Hal itu juga berarti
potensinya kurang dari 5% dari potensi zakat yang besarnya mencapai RP 217 Triliun. Hal
ini tentunya akan menjadi permasalahan yang serius mengingat Indonesia merupakan
negara mayoritas muslim terbesar di dunia, yang mana seharusnya potensi zakat dapat
berjalan secara optimal dan dapat memberdayakan para mustahik yang membutuhkan.
Selain itu. kajian terhadap literasi zakat di kalangan masyarakat terutama para muzakki.
harus lebih digencarkan mengingat masih banyak masyarakat yang belum teredukasi
dengan baik tentang persoalan zakat. Menurut Indria Fitri dkk (2019), beberapa faktor yang
menyebabkan masih rendahnya penghimpunan zakat di Indonesia diantaranya karena
masyarakat belum sepenuhnya percaya terhadap lembaga-lembaga amil zakat serta
pengetahuan masyarakat masih terkonsentrasi pada beberapa jenis zakat saja, terutama
pada zakat fitrah yang dikeluarkan di bulan Ramadhan.
Page 19
5
Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang berasal
dari hasil pemekaran wilayah Kota Tangerang dan merupakan wilayah terbesar kelima di
kawasan Jabodetabek. Kota yang memiliki hari jadinya di tanggal 26 November tersebut,
memiliki realisasi penerimaan zakat sebesar pada tahun 2018 dan meningkat sebesar Rp
464.151.492 atau sekitar 1.1 % pada tahun 2019.
Grafik 1.5 Realisasi Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019
Sumber : BAZNAS Tangerang Selatan, 2020
Menurut hasil penelitian Puskas BAZNAS 2020, di tahun 2020 nilai Indeks Zakat
Nasional (IZN) di BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki nilai sebesar 0.51 persen
yang berarti masuk dalam kategori Cukup Baik. IZN merupakan alat ukur standar yang
digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi bagaimana kinerja zakat secara agregat
(keseluruhan). Hasil pengukuran IZN dilakukan dengan melihat 2 dimensi yang berbeda,
yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi makro menggambarkan peran dan
kontribusi pemerintah serta masyarakat secara agregat dalam membangun institusi zakat di
daerah yang bersangkutan. Dimensi ini terdiri dari 3 indikator yaitu regulasi, dukungan
anggaran pemerintah dan indikator database lembaga zakat. Nilai yang diperoleh di atas
didapat dari pembobotan antara indeks dimensi makro dan juga mikro. Berikut akan
digambarkan kategori nilai Indeks Zakat Nasional (IZN) beserta nilai indeks dimensi makro
dan mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan :
Rp4.000.000.000
Rp4.100.000.000
Rp4.200.000.000
Rp4.300.000.000
Rp4.400.000.000
Rp4.500.000.000
Rp4.600.000.000
Rp4.700.000.000
Rp4.800.000.000
Rp4.900.000.000
2018 2019
Penerimaan Zakat di BAZNAS Tangsel 2018-2019
Rp 4.301.537.795
Rp 4.765.689.287
Page 20
6
Tabel 1.1 Kategori Nilai Indeks Zakat Nasional (IZN)
Rentang Skor Indeks
0,00 โ 0,20 Tidak Baik
0,21 โ 0,40 Kurang Baik
0,41 โ 0,60 Cukup Baik
0,61 โ 0,80 Baik
0,81 โ 1,00 Sangat Baik
Sumber : Puskas BAZNAS 2017, Data diolah
Tabel 1.2 Nilai Indeks Dimensi Makro BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Variabel Indeks Indikator Indeks Dimensi
Regulasi Daerah 1,00 Regulasi 1,00
Makro 0,76
Dukungan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) untuk
BAZNAS
0,75
Dukungan
Anggaran
Pendapatan
Belanja Daerah
(APBD) untuk
BAZNAS
0,75
Jumlah lembaga zakat resmi, muzaki
dan mustahik 0,75
Rasio jumlah muzaki individu
terhadap rumah tangga di tingkat
kabupaten
0,00
Database
lembaga zakat 0,53
Rasio jumlah muzaki badan usaha
terhadap jumlah badan usaha di
tingkat kabupaten
1,00
Sumber : Puskas BAZNAS 2020, Data diolah
Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai dimensi makro BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sebesar 0,76 bernilai Baik. Terdapat tiga indikator penyusun dimensi
makro, yaitu regulasi, dukungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan
database lembaga zakat. Nilai sempurna atau 1,00 diraih oleh indikator regulasi yang
berarti telah terdapat peraturan pengelolaan zakat di tingkat Kota Tangerang Selatan dan
kepala daerah yang aktif mendukungnya. Sementara itu, nilai indeks 0,75 pada dukungan
APBD memiliki arti bahwa bantuan APBD yang diberikan oleh pemerintah daerah telah
dapat menutup sekurang-kurangnya 50% biaya operasional.
Indikator ketiga adalah database di mana BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mendapatkan nilai 0,53 (Cukup Baik). Terdapat tiga variabel penyusun indikator tersebut
yaitu jumlah lembaga zakat resmi, muzakki dan mustahik, rasio jumlah muzaki individu
terhadap rumah tangga di tingkat kota dan rasio jumlah muzaki badan usaha terhadap
jumlah badan usaha di tingkat kota. Nilai dari variabel jumlah lembaga zakat resmi, muzaki
dan mustahik sebesar 0,75 yang berarti BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah memiliki
sekurang-kurangnya empat dari database yang dibutuhkan yaitu database jumlah lembaga
Page 21
7
zakat resmi, jumlah muzakki, jumlah mustahik serta peta persebarannya dan aktif
menggunakan SiMBA. SiMBApedia merupakan sebuah ensiklopedia berbasis web yang
diperuntukkan bagi para operator SiMBA. Portal ini dikelola oleh BAZNAS Pusat yang
berisi berbagai macam panduan terhadap kesulitan-kesulitan yang seringkali dialami oleh
para operator SiMBA. Selain itu SiMBApedia juga berisi tentang berbagai macam katalog
kasus yang sering ditemui didalam pengelolaan zakat khususnya ditingkat daerah.
Variabel kedua dan ketiga yang membentuk indikator database adalah rasio jumlah
muzaki individu terhadap rumah tangga dan rasio jumlah muzaki badan usaha terhadap
badan usaha di Kota Tangerang Selatan. Variabel rasio jumlah muzaki individu terhadap
rumah tangga mendapatkan nilai Tidak Baik (0,00) karena rasio rumah tangga muslim di
Kota Tangerang Selatan telah terdaftar sebagai muzaki di BAZNAS hanya 0,01%. Hal ini
berbeda dengan variabel jumlah muzaki badan usaha terhadap badan usaha di Kota
Tangerang Selatan mendapatkan nilai 1,00 karena memiliki rasio sebesar 4%.
Selanjutnya, di bawah ini akan digambarkan mengenai nilai indeks dimensi mikro
BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Dimensi mikro merupakan bagian yang disusun dalam
perspektif kelembagaan zakat dan penerima manfaat dari zakat ataupun mustahik. Secara
teknis, penyusunan dimensi mikro memiliki dua indikator yaitu performa lembaga zakat
dan juga dampak zakat. Kelembagaan zakat variabelnya terdiri dari pengumpulan,
pengelolaan, penyaluran dan pelaporan. Sedangkan pada dampak zakat variabelnya dilihat
dari sisi ekonomi, spiritual, pendidikan, kesehatan, dan kemandirian. Variabel dampak
zakat lalu mengerucut menjadi 3 variabel, yaitu Indeks Kesejahteraan CIBEST (Center Of
Islamic Business And Economic Studies), Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
dan Kemandirian.
Tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Variabel Indeks Indikator Indeks Dimensi
Pengumpulan 0,38
Kelembagaan 0,59
Mikro
0,41
Pengelolaan 0,75
Penyaluran 0,58
Pelaporan 0,75
Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00
Dampak Zakat 0,29 Modifikasi IPM 0,50
Kemandirian 0,63
Sumber : Puskas BAZNAS 2020, Data diolah
Dari tabel 1.4 diatas, dapat diketahi bahwa nilai dimensi mikro BAZNAS Kota
Tangerang Selatan adalah sebesar 0,41 (Kurang Baik). Dimensi mikro dibentuk dari dua
Page 22
8
indikator, yaitu kelembagaan dan dampak zakat. Nilai indeks kelembagaan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan adalah sebesar 0,59 (Cukup Baik). Indikator ini dibentuk dari empat
variabel yaitu pengumpulan, pengelolaan, penyaluran dan pelaporan. Variabel pertama,
yaitu pengumpulan mendapatkan nilai sebesar 0,38 ((Kurang Baik) karena pertumbuhan
pengumpulan zakatnya sebesar 9% tetapi besaranpengumpulannya masih berada di rentang
1 Milyar hingga 10 Milyar. Variabel kedua yaitu pengelolaan mendapatkan nilai 0,75
(Baik) karena BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah memiliki sekurang-kurangnya 3 dari
SOP Pengelolaan Zakat yaitu rencana strategis, sertifikasi ISO/manajemen mutu, dan
program kerja tahunan.
Pada variabel penyaluran, nilai yang diperoleh adalah sebesar 0,58 (Cukup Baik). Hal
ini disebabkan karena proses penyaluran yang diukur dengan menggunakan ACR
(Allocation to Collection Ratio) sebesar 81,3%, meski jumlah penyalurannya masih berada
pada rentang Rp 500 juta hingga Rp 5 Milyar. ACR adalah rasio perbandingan antara
proporsi dana zakat yang disalurkan dengan dana zakat yang dihimpun.
Dalam melakukan penyaluran zakat, BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah
melakukan penyaluran di bidang dakwah yaitu sebesar 20,80%. Proses rencana hingga
realisasi penyaluran zakat konsumtif dan produktif membutuhkan waktu 11 bulan. Variabel
terakhir, yaitu pelaporan, BAZNAS Kota Tangerang Selatan baru mendapatkan nilai 0,75
(Cukup Baik) karena hanya memiliki sekurang-kurangnya 3 dari laporan keuangan teraudit
dan melakukan publikasi pelaporan secara berkala. Adapun BAZNAS Kota Tangerang
belum memiliki laporan keuangan yang teraudit syariah.
Nilai indikator kedua pembentuk dimensi mikro adalah dampak zakat yaitu sebesar
0,29 (Kurang Baik). Indikator kedua ini dibentuk dari tiga variabel, yaitu Indeks
Kesejahteraan CIBEST, modifikasi IPM dan Kemandirian. Nilai Indeks Kesejahteraan
CIBEST yang diperoleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan ada pada kategori Kurang Baik,
yaitu 0,00 karena tidak ada mustahik yang telah berada di kuadran 1 atau berstatus kaya
secara spiritual dan material setelah diberikan bantuan zakat.
Pada variabel modifikasi IPM nilai yang diperoleh sebesar 0,50 yang berarti terdapat
dampak yang Cukup Baik dilihat dari sisi pendidikan dan kesehatan mustahik. Variabel
terakhir, yaitu kemandirian, nilai yang diperoleh adalah sebesar 0,63 (Baik). Nilai ini
menunjukkan bahwa mayoritas sampel mustahik telah memiliki pendapatan tetap/usaha
dan sudah ada beberapa mustahik yang melakukan aktivitas menabung.
Page 23
9
Grafik 1.6 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat di Provinsi Banten
Sumber : Puskas BAZNAS, 2020, Data diolah
Sebagai kota yang berada di lingkup Provinsi Banten, maka dapat dilihat gambaran
umum mengenai Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten. Grafik tersebut
menggambarkan Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten yang mendapatkan nilai
sebesar 64.07. Hal ini berarti Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten termasuk
dalam kategori tingkat literasi moderat atau menengah. Namun, secara lebih spesifik,
belum dijelaskan mengenai Indeks Literasi Zakat (ILZ) per Kota atau Kabupatennya.
terutama di Kota Tangerang Selatan. Selain itu, jika melihat nilai yang didapatkan pada
pengetahuan lanjutan zakat, Provinsi Banten mendapatkan nilai 54.79 yang masuk ke
dalam kategori tingkat literasi yang rendah. Hal ini berarti pemahaman masyarakat Banten
mengenai pengelolaan zakat di lembaga resmi masih terbilang cukup rendah. Hal ini juga
selaras dengan temuan dalam survey ILZ di Provinsi Banten bahwa sebanyak 81%
responden masih meyalurkan zakatnya melalui Masjid ataupun memberikannya langsung
kepada mustahik.
Sebagaimana disampaikan oleh (Ascarya dan Yumanita, 2018) bahwa salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk menunaikan zakatnya ialah literasi atau
pemahaman. Oleh karena itu. literasi terhadap muzakki secara merata juga menjadi bekal
yang sangat penting guna pengoptimalan penghimpunan dana zakat ke depannya termasuk
Page 24
10
di wilayah Kota Tangerang Selatan yang merupakan bagian dari Provinsi Banten yang
secara umum masih memiliki pengetahuan lanjutan zakat yang cukup rendah.
Berdasarkan latar belakang diatas. penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
tema โANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA
MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATANโ
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas penelitian ini, penulis dapat merumuskan :
1. Bagaimana pemahaman dasar zakat pada masyarakat Kota Tangerang Selatan melalui
Indeks Literasi Zakat (ILZ) ?
2. Bagaimana pemahaman lanjutan zakat pada masyarakat Kota Tangerang Selatan
melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengukur Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat Kota Tangerang
Selatan.
2. Untuk menganalisis implikasi dari Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kota
Tangerang Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya peneltian ini. maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait. antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a) Dapat memperkaya referensi ilmiah terkait Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada
masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan
b) Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti
terkait Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota
Tangerang Selatan
2. Manfaat Praktis
a) Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat menjadi muzakki dan terus
meningkatkan literasi dan pemahaman mengenai zakat.
Page 25
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian
1. Konsep Zakat
Ditinjau dari segi pengertiannya, zakat dapat terbagi menjadi beberapa
pengertian, yaitu secara bahasa, istilah dan juga secara hukum Islam. Zakat secara
bahasa dapat berarti tumbuh, berkembang, kesuburan, bertambah ataupun mensucikan.
(HR. At Tirmidzi). Zakat dapat juga berarti membersihkan ataupun mensucikan (QS.
At Taubah :10). Terdapat ungkapan zakka az-zarโu, yang bermakna bahwa tanaman
itu berkembang dan menjadi baik. Sedangkan pengertian zakat menurut istilah yaitu
beribadah kepada Allah dengan mengeluarkan sebagian kewajiban seseorang berupa
harta tertentu secara syarโi untuk nantinya disalurkan kepada suatu golongan atau
instansi tertentu. Zakat secara istilah dapat juga diartikan sebagai sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Definisi zakat secara hukum Islam yaitu, harta tertentu yang sudah
ditetapkan Allah apabila sampai satu tahun dan mencukupi nishabnya, maka
diwajibkan untuk mengeluarkan dan diserahkan kepada yang berhak menerimanya
(Puskas BAZNAS. 2019). Di dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 zakat juga
didefinisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim baik secara
individu maupun kelompok seperti halnya perusahan, badan usaha ataupun lembaga-
lembaga yang nantinya diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya yang
disebut sebagai 8 golongan asnaf zakat. Pada Q.S At Taubah ayat 60 di bawah ini.
dijelaskan kelompok ataupun golongan yang berhak untuk menerima zakat :
Artinya:
โSesungguhnya zakat-zakat itu. hanyalah untuk orang-orang fakir. orang-orang miskin.
pengurus-pengurus zakat. para muallaf yang dibujuk hatinya. untuk budak. orang-
โ
โ
Page 26
12
orang yang berhutang. untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan. sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.โ (Q.S At-Taubah :60).
Maka secara umum. dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan sejumlah harta
yang telah Allah SWT tetapkan dan wajib dikeluarkan oleh umat muslim ketika sudah
mencapai nishab dan juga haulnya untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. yaitu 8 golongan asnaf guna mensucikan harta dan jiwa. Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 yang berbunyi :
ุณู
ูุน ุนููู
ูุชู ุณูู ููู
ูุงููู ุฑูู
ูุชุฒูููู
ุจูุง ูุตู ุนูููู
ุงู ุตูู ุฎุฐ ู
ู ุงู
ูุงููู
ุตุฏูุฉ ุชุทูArtinya :
โAmbillah zakat dari harta mereka. guna membersihkan dan menyucikan mereka. dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Allah Maha Mendengar. Maha Mengetahuiโ (Q.S. At-Taubah :103.
2. Konsep Pengelolaan Zakat
Konsep pengelolaan zakat di Indonesia telah tercantum di dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa pengelolaan zakat merupakan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dapat diartikan sebagai
suatu proses dan pengorganisasian, sosialisasi, pengumpulan, pendistribusian, serta
pengawasan dalam pelaksanaan zakat (Hasan. 2011). Dari pengertian ini terdapat tiga
unsur yang saling terkait dalam pengelolaan zakat, yaitu pengumpulan, pendistribusian
serta pendayagunaan.
Sebagai salah satu kebijakan fiskal dalam Islam yang sudah dikenal sejak masa
Rasulullah SAW, zakat menjadi salah satu instrumen keuangan yang sudah dihimpun
dan juga dikelola oleh institusi amil sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW pada masanya. Menurut Kahf (2002). Rasulullah SAW pernah menugaskan 25
sahabatnya untuk menjadi amil zakat. beberapa diantaranya yaitu Ibnu Luthaibah yang
berasal dari Suku Asmad. Pada waktu itu ia diperintahkan untuk mengelola zakat di
Bani Sulaim. Ada juga Umar bin Khattab yang diperintahkan untuk menghimpun zakat
dari Negeri Yaman dan tidak boleh kembali ke negeri asalnya sebelum dana zakat yang
telah dihimpun dapat terdistribusikan secara optimal kepada yang berhak menerimanya
(Kementrian Agama. 2013). Selain itu. terdapat sebuah hadis dari Ibnu โAbbas,
Page 27
13
bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengutus Muadz bin Jabal ke Kota Yaman untuk
menghimpun dan menyalurkan zakat kepada masyarakat yang berhak menerimanya
yang berbunyi :
Artinya :
โSesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan
Nasrani). maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah
syahadat Laa Ilaaha Illallah wa Anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain
disebutkan. โSampai mereka mentauhidkan Allah.โ- Jika mereka telah mentaatimu
dalam hal itu. maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah SWT mewajibkan
kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu.
maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat
yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-
orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu. maka jauhkanlah dirimu (jangan
mengambil) dari harta terbaik mereka. dan lindungilah dirimu dari doโa orang yang
teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara doโanya dan Allah.โ
(H.R Bukhari) (Syalabi & Al-'Aliy. 2015)
Dari beberapa penjelasan diatas. menunjukkan bahwa pengelolaan zakat yang
dilakukan oleh institusi amil sangatlah penting. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin
Abdul Aziz, instrumen zakat yang dikelola oleh amil dapat mengentaskan kemiskinan
masyarakat ketika itu dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Para ulama juga
bersepakat bahwa keberadaan amil di dalam golongan orang-orang yang berhak
menerima zakat dapat menggambarkan bahwa zakat memang seharusnya dikumpulkan
serta dikelola melalui institusi amil ataupun lembaga khusus yang mengatur hal
tersebut. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penghimpunan zakat sebaiknya tidak
Page 28
14
dilakukan oleh muzaki perorangan. tetapi melalui lembaga resmi yang diperintahkan.
seperti yang dicontohkan Rasullallah SAW.
3. Konsep Umum Literasi
Literasi secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris yaitu literacy dan dari bahasa
Latin yaitu littera (huruf) yang bermakna melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan
serta konvensi-konvensi yang menyertainya. Literasi pada umumnya berhubungan
dengan bahasa serta bagaimana bahasa tersebut digunakan. Adapun sistem bahasa tulis
itu sifatnya sekunder. Ketika berbicara mengenai bahasa, tentunya tidak akan lepas dari
pembicaraan mengenai suatu budaya karena bahasa sejatinya merupakan bagian dari
suatu budaya tertentu. Literasi juga tentunya harus mencakup unsur yang melingkupi
bahasa itu sendiri, yakni unsur situasi social serta budayanya. Wray (2011)
mengungkapkan bahwa literasi merupakan sebuah kapabilitas seseorang dalam
menggunakan kemampuan membaca untuk memahami makna dari sebuah kata.
United Nations Educational. Scientific and Cultural Organization atau yang
dikenal sebagai UNESCO, mengelompokkan literasi ke dalam tiga aspek, yaitu
kemampuan membaca, menulis dan berbicara, kemampuan menghitung serta
kemampuan mengakses informasi pengetahuan. Di dalam aspek yang pertama, yaitu
kemampuan membaca, menulis dan berbicara, UNESCO menetapkan bahwa aspek ini
menjadi kemampuan yang paling mendasar dalam literasi seseorang. Kemudian di
dalam aspek yang kedua, UNESCO juga menjadikan kemampuan menghitung sebagai
salah satu indikator yang menggambarkan tingkat literasi seseorang, dimana seseorang
dapat menghitung dan mengoperasikan angka-angka. Dan aspek yang terakhir yaitu
kemampuan mengakses informasi pengetahuan, juga merupakan bagian yang penting
dalam mengukur tingkat literasi seseorang terhadap sesuatu.
Gambar 2.1 Tingkat Literasi Menurut UNESCO
Sumber : UNESCO, 2010
1. Kemampuan Membaca, Menulis dan Berbicara
2.
2. Kemampuan Menghitung
3. Kemampuan Mengakses Informasi dan Pengetahuan
Page 29
15
Selain UNESCO, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) juga
mengelompokkan definisi literasi ke dalam tiga aspek di atas. Lebih lanjut lagi, Antara
et al (2016 meggambarkan konsep dasar literasi beserta dampak yang ditimbulkan. Ia
menjelaskan bahwa literasi merupakan sebuah kemampuan. pengetahuan serta
pemahaman terhadap sesuatu yang dapat mengubah perilaku dan keputusan seseorang
terhadap hal tersebut. Hal ini juga berbanding lurus dengan penelitian lain dari yang
menyatakan bahwa tingkat literasi seseorang memiliki hubungan yang erat kaitannya
dengan perubahan serta perilaku masyarakat dan juga kehidupan sosial-ekonominya.
Hal ini menggambarkan bahwa tingkat literasi akan cukup berdampak dalam kehidupan
serta perilaku masyarakat.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan
suatu kemampuan seseorang dalam membaca, menghitung, berbicara, serta
menganalisis suatu hal yang memiliki pengaruh dalam kehidupan serta perilaku
seseorang.
4. Konsep Literasi dalam Islam
Di dalam agama Islam, istilah literasi bukalnah suatu hal yang baru untuk
dibahas dan merupakan suatu budaya yang amat dijunjung tinggi di dalam agama Islam.
Bahkan, konsep literasi sendiri juga sudah tercantum di dalam Al-Quran surat Al-โAlaq,
dimana pada saat itu Malaikat Jibril a.s diutus Allah SWT untuk membawakan wahyu
pertama kepada Rasulullah SAW untuk membaca. Wahyu tersebut merupakan isi Surat
Al-โAlaq ayat 1-5 yang berbunyi :
Artinya :
โโBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)โ (QS. Al-โAlaq : 1-5)
Dalam lima ayat pertama surat Al-Alaq diatas terkandung prinsip kesesuaian
antara Islam dengan ilmu pengetahuan. Dalam lima ayat tersebut terdapat lima
komponen pokok pendidikan yaitu :
Page 30
16
a) Komponen proses, yakni dengan membaca dalam arti seluas-luasnya.
b) Komponen humanisme-teosentris, hal ini dapat kita pahami pada kalimat
bismirabbika di ayat pertama.
c) Komponen peserta didik, yaitu manusia yang dapat dipahami dari kalimat Al-Insan
yang terdapat pada ayat kedua.
d) Komponen sarana, yaitu bil qalam pada ayat keempat.
e) Komponen kurikulum, yaitu segala sesuatu yang belum diketahui manusia yang
terdapat pada kalimat maa lam yaโlam pada ayat kelima.
Berdasarkan uraian di atas, secara konseptual, literasi dalam Islam terkandung
dalam lima ayat pertama surat AlAlaq yang secara substansial berisi perintah kepada
manusia untuk belajar dengan cara membaca dalam arti seluas-luasnya yang terdapat
dalam istilah iqraโ dengan objek bacaan yang seluas-luasnya pula meliputi ayat-ayat
kauniyah berupa alam semesta dan seisinya serta ayat-ayat qauliyah yaitu Al-Quran itu
sendiri.
Di samping berisi perintah membaca, al-Quran juga memerintahkan manusia untuk
menulis dalam arti seluas-luasnya yang diisyaratkan dalam istilah qalam. Secara garis
besar, para mufassir memaknai istilah qalam dalam beberapa ayat al-Quran sebagai alat,
proses, dan hasil. Sebagai alat, qalam bermakna pena seperti yang lazim dipahami
sebagai alat tulis konsvensional. Sebagai proses, qalam bermakna cara yang digunakan
Allah untuk mengajar manusia mengenai apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya.
Sedangkan sebagai hasil, qalam bermakna tulisan.
Di dalam kitab al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibnu โAshur, terdapat penafsiran
terkait ayat di atas yang menggambarkan bahwa kemampuan membaca memiliki dua
makna. Makna yang pertama yaitu membaca dengan mengucapkan apa yang didengar,
dan yang kedua yaitu membaca dari sebuah tulisan. Kemudian, sebuah pengetahuan
pada mulanya diawali dari ketidaktahuan. Maka dari ayat ini menunjukkan betapa
pentingnya kemampuan menulis, karena Allah swt menghendaki kepada Nabi untuk
menulis ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepadanya. Maka pada zaman Nabi,
diutuslah beberapa sahabat untuk menjadi pencatat wahyu (Asri. 2019)
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep literasi dalam Islam
telah menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan Islam dan menjadi budaya
muslim sejak zaman Rasulullah SAW. Hal tersebut ditandai dengan turunnya wahyu
pertama sebagai perintah untuk membaca. Budaya literasi ini juga membawa Islam ke
Page 31
17
dalam masa kejayaannya dengan adanya beragam perpustakaan dan juga pusat
keilmuan mulai dari zaman Rasulullah SAW hingga saat ini.
Berkaitan dengan beragam pembahasan di atas, literasi dalam agama Islam
dapat dilakukan juga melalui salah satu instrumen keuangan dalam Islam yaitu zakat.
Literasi zakat dapat di definisikan sebagai suatu pemahaman atau kemampuan dalam
membaca menghitung, berbicara, menganalisis serta mengakses suatu informasi atau
segala hal yang berkaitan dengan zakat dan mampu meningkatkan kesadaran seseorang
untuk menunaikan zakatnya. (BAZNAS, 2019)
5. Konsep Indeks Literasi Zakat (ILZ)
a) Definisi dan Tahap Penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Indeks Literasi Zakat (ILZ) merupakan sebuah alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat literasi masyarakat terhadap zakat. ILZ merupakan sebuah
indeks yang dibentuk oleh Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS pada tahun
2019 yang dirancang untuk mengetahui tingkat literasi zakat di masyarakat serta
untuk mengevaluasi perkembangan literasi zakat mulai dari tingkatan regional
hingga nasional. ILZ yang dibentuk oleh Puskas BAZNAS ini diharapkan mampu
memberikan gambaran terkait tingkat pemahaman masyarakat tentang zakat dan
dapat menjadi literacy map zakat agar dapat membantu lembaga-lembaga zakat
serta stakeholder zakat memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat
secara lebih efektif dan efisien. (Puskas BAZNAS, 2019)
Di dalam penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ini, Puskas BAZNAS
menggunakan penggabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif atau dikenal
dengan istilah Mixed Methods. Metode kualitatif di dalam penyusunan indeks ini
menggunakan beberapa kajian-kajian pustaka yang berhubungan dengan
penelitian-penelitian terdahulu sebagai konsep awal dalam indikator-indikator pada
ILZ. Tahapan berikutnya yaitu melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan
melibatkan para praktisi serta pakar yang ahli dalam bidang zakat untuk menyusun
komponen-komponen yang berhubungan dengan ILZ serta mengukur nilai
pembobotan untuk setiap komponen yang ada pada ILZ tersebut. (Puskas
BAZNAS, 2019).
Setelah komponen penyusunan ILZ telah tersusun, maka langkah selanjutnya
yaitu melakukan perhitungan dengan menggunakan Simple Weighted Index dimana
setiap indikator diberikan bobot nilai yang sama. Metode Simple Weighted Index
memiliki 3 tahapan. Pertama, melakukan pembobotan nilai pada setiap inditkator
Page 32
18
dari komponen penyusun ILZ, kemudian dilanjutkan dengan penghitungan Indeks
Literasi Zakat sesuai dengan dimensinya masing-masing. Kemudian pada tahap
yang paling akhir akan dilakukan penjumlahan diantara dua dimensi tersebut
sehingga menghasilkan total Indeks Literasi Zakat Nasional terhadap provinsi,
kabupaten atau kota yang akan diteliti.
b) Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat
Dalam penyusunan komponen dari Indeks Literasi Zakat (ILZ) ini, peneliti
merujuk pada kajian yang dilakukan oleh Puskas BAZNAS terkait penyusunan
konsep awal dari komponen Indeks Literasi Zakat. Konsep tersebut terdiri dari dua
dimensi dimana dimensi pertama diambil dari sisi pengetahuan dasar mengenai
zakat yang dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam konteks fikih.
Dimensi yang kedua diambil dari sisi pengetahuan lanjutan mengenai zakat yang
dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam ranah ekonomi dan hukum.
Pada dimensi yang pertama, hal ini akan menggambarkan tingkat pemahaman
masyarakat mengenai zakat dari sudut pandang fiqih yang terdiri dari 24 indikator.
Sedangkan pada dimensi yang kedua. yakni pengetahuan lanjutan mengenai zakat,
terdapat 14 indikator yang menjadi komponen penyusun ILZ ini. Untuk lebih
jelasnya, maka bisa digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Dimensi Variabel Indikator
Pengetahuan
Dasar
Tentang
Zakat
Pengetahuan
Zakat Secara
Umum
1. Definisi zakat secara bahasa
2. Zakat dalam rukun Islam
3. Perbedaan hukum zakat. infaq. sodaqoh dan
wakaf
4. Perbedaan zakat dan donasi secara umum
5. Jenis-jenis zakat
6. Definisi muzaki
7. Definisi mustahik
8. Definisi amil
Pengetahuan Tentang
Kewajiban Membayar
Zakat
1. Hukum membayar zakat
2. Dosa tidak membayar zakat
3. Syarat wajib zakat maal
4. Syarat wajib zakat fitrah
Page 33
19
Pengetahuan Tentang 8
Asnaf
1. Pengetahuan tentang golongan 8 asnaf
2. Tugas amil
3. Pengelolaan zakat pada zaman Rasulullah
SAW
4. Transparansi serta akuntabilitas amil dalam
mengelola zakat
Pengetahuan Tentang
Penghitungan Zakat
1. Pengetahuan kadar zakat maal
2. Kadar zakat fitrah
3. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan
dengan emas
4. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan
dengan hasil pertanian
Pengetahuan Tentang
Objek Zakat
1. Aset wajib zakat
2. Fikih zakat profesi
3. Konsep zakat maal dan zakat profesi
4. Penghitungan zakat profesi
Pengetahuan
Lanjutan
Tentang
Zakat
Pengetahuan Tentang
Institusi Zakat
1. Jenis-jenis organisasi pengelola zakat di
Indonesia
2. Pengetahuan zakat melalui lembaga
Pengetahuan Tentang
Regulasi Zakat
1. Landasan hukum zakat di Indonesia
2. Nomor Pokok Wajib Zakat
3. Pengetahuan zakat sebagai pengurang pajak
Pengetahuan Tentang
Dampak Zakat
1. Pengetahuan tentang dampak zakat dalam
meningkatkan produktifitas
2. Dampak zakat dalam mengurangi kesenjangan
sosial
3. Dampak program pemberdayaan berbasiskan
zakat
4. Dampak zakat dalam mengurangi tingkat
kriminalitas
5. Dampak zakat terhadap stabilitas ekonomi
negara
Page 34
20
Pengetahuan Tentang
Program-Program
Penyaluran Zakat
1. Pengetahuan tentang manfaat meyalurkan
zakat melalui lembaga
2. Pengetahuan tentang program pendayagunaan
dana zakat di OPZ
Pengetahuan Tentang
Digital Payment Zakat
1. Pengetahuan tentang pembayaran zakat digital
2. Pengetahuan tentang kanal pembayaran zakat
secara digital
Sumber : Puskas BAZNAS, 2019
B. Penelitian Terdahulu
1. Analisis Rendahnya Pengumpulan Zakat di Indonesia dan Alternatif Solusinya
(Ascarya, Diana Yumanita, 2018)
Penelitian terdahulu ini membahas tentang permasalahan rendahnya
penghimpunan zakat di Indonesia dengan menggunakan metode Delphi dan metode
Analytic Network Process (ANP). Dalam bahasannya, peneliti sebelumnya membagi
kategori permasalahan mengenai rendahnya penghimpunan zakat di Indonesia ke
dalam tiga aspek permasalahan yaitu masalah sistem, masalah internal dan juga
masalah eksternal. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masalah yang paling
utama terdapat pada bagian cluster regulasi (sistem). Hal ini karena sistem regulasi
zakat di Indonesia masih terbilang baru dan belum sepenuhnya diimplementasikan
sesuai dengan aspirasi masyarakat. Secara lebih mendalam, penelitian terdahulu juga
membahas mengenai solusi dari permasalahan tersebut. Beberapa diantaranya yaitu
dengan meningkatkan harmonisasi kebijakan serta program-program terkait zakat dan
Gerakan Zakat Nasional. Selain itu, perlu juga diberlakukannya sertifikasi profesi
untuk amil dan juga pengembangan jalur karir amil (SDM) secara lebih optimal.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menganalisis rendahnya pengumpulan zakat
di Indonesia, pada penelitian ini peneliti ingin fokus mengukur Indeks Literasi Zakat
(ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan.
2. Kepercayaan Muzakki Pada Organisasi Pengelola Zakat: Studi Empiris tentang
Pengaruh Mediasi Akuntabilitas dan Transparansi (Yusi Ardini, Asrori, 2019)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh
antara literasi amil terhadap kepercayaan muzakki pada Organisasi Pengelola Zakat
(OPZ) melalui akuntabilitas dan juga transparansi laporan keuangan OPZ tersebut.
Page 35
21
Dalam uji terdahulu ini, peneliti menggunakan metode teknik simple random sampling
dengan pendekatan kuantitatif yang sama seperti penelitian kali ini. Peneliti terdahulu
melibatkan PNS yang sudah berpengalaman sebagai muzakki di Dinas Kabupaten
Tegal sejumlah 1.346 orang dan menunjukkan hasil bahwasanya literasi amil ternyata
berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ).
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui transparansi pelaporan keuangan.
Berbeda dengan penelitian terdahulu. objek pada penelitian kali ini dilakukan pada
masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan.
3. Literasi Keuangan dan Dampaknya Terhadap Perilaku Keuangan Masyarakat
Kota Medan (Delyana R. Pulungan 2017)
Dalam penelitian terdahulu in, peneliti ingin menguji sejauh mana tingkat
literasi keuangan masyarakat Kota Medan berpengaruh pada perilaku keuangan
masyarakatnya. Dengan menggunakan teknik random sampling dalam penelitiannya,
peneliti terdahulu mengambil 300 orang sebagai responden yang didominasi oleh
wanita dan penduduk usia produktif dengan penghasilan yang masih kecil. Peneliti
terdahulu menggunakan metode kuisioner dalam pengambilan datanya dan
menunjukkan hasil bahwa dalam penelitian terdahulu responden pria dikategorikan
lebih mampu untuk menyeimbangkan kebiasaan konsumtif mereka dengan kebiasaan
menabung dibandingkan dengan responden wanita. Secara keseluruhan, hasil
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi keuangan pada masyarakat Kota
Medan terbilang masih rendah dikarenakan mayoritas masyarakatnya masih berada di
bawah garis kemiskinan. Bahkan, beberapa dari mereka juga masih banyak yang
menggunakan rentenir, tengkulak, dan investasi bodong untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas ekonominya sehari-hari. Penelitian terdahulu ini berfokus untuk mengukur
literasi keuangan pada masyarakat Kota Medan, sedangkan penelitian kali ini berfokus
untuk mengukur Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota
Tangerang Selatan.
4. Perilaku Literasi Terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga Pengelola
Zakat dengan Akuntabilitas dan Transparansi sebagai Variabel Intervening
(Dwi Istikhomah. Asrori, 2019)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi muzakki
terhadap kepercayaan lembaga pengelola zakat dengan akuntabilitas organisasi
pengelola zakat dan transparansi pelaporan keuangan. Dalam kajiannya, peneliti
Page 36
22
terdahulu menggunakan akuntabilitas lembaga pengelola zakat dan transparansi
pelaporan keuangan sebagai variabel intervening dan literasi muzakki sebagai variabel
independennya. Dengan menyebarkan kuisioner kepada 64 responden yang merupakan
muzakki zakat mal perniagaan di Kabupaten Rembang, penelitian terdahulu ini
menunjukkan hasil bahwa literasi muzaki mempunyai pengaruh positif terhadap
kepercayaan lembaga pengelola zakat. Namun pada variabel akuntabilitas organisasi
pengelola zakat, hasilnya berpengaruh negatif terhadap kepercayaan lembaga
pengelola zakat. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menguji literasi muzakki
terhadap kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat melalui variabel
interveningnya, penelitian kali ini justru ingin berfokus untuk mengukur literasi zakat
masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).
5. Pengaruh Literasi Zakat Profesi Terhadap Implementasi Zakat Profesi pada
Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Anisa Royani, Sujadmi,
Luna Febriani, 2020)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi zakat
profesi terhadap implementasi zakat profesi yang dilakukan pada anggota DPRD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peneliti terdahulu menggunakan mixed methods,
yaitu kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif dengan beberapa teknik
pengumpulan data yaitu melalui kuisioner, wawancara mendalam, serta dokumentasi.
Objek penelitian terdahulu dilakukan pada 42 responden yang merupakan anggota
DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peneliti terdahulu juga sekaligus menguji
teori paradigma fakta sosial Emile Durkheim tentang sosiologi agama, dimana
Durkheim membagi agama ke dalam dua kategori yaitu kepercayaan dan ritus. Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh literasi zakat profesi
terhadap implementasi zakat profesi pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berbeda dengan penelitian terdahulu
yang menganalisis pengaruh literasi zakat profesi terhadap implementasi zakat profesi
pada anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penelitian kali ini ingin
menganalisis tingkat literasi zakat masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan
menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).
Page 37
23
6. Pengaruh Tingkat Pendapatan. Literasi Zakat dan Kepercayaan Terhadap Minat
Masyarakat dalam Membayar Zakat pada BAZNAS Provinsi Lampung (Intan
Suri, 2020)
Dalam penelitian terdahulu ini, peneliti ingin mengukur 3 variabel dependen
yang terdiri dari tingkat pendapatan, literasi zakat dan juga kepercayaan terhadap minat
masyarakat untuk membayar zakat pada BAZNAS di Provinsi Lampung. Dengan
menggunakan teknik purposive sampling, peneliti melakukan pengambilan sample
kepada 100 responden yang pernah berpengalaman sebagai muzakki dan merupakan
masyarakat di Provinsi Lampung. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif antara pendapatan terhadap minat masyarakat membayar
zakat. Memiliki arah koefisien regresi positif dengan ketaatan membayar zakat yaitu b
= 0.304 menunjukkan bahwa apabila tingkat pendapatan masyarakat mengalami
peningkatan 1 % maka minat membayar zakat akan meningkat 30.4 % dengan asumsi
variabel independen yang lain konstan. Variabel kepercayaan juga memiliki pengaruh
positif terhadap minat membayar zakat, namun pada variabel literasi zakat
menunjukkan hasil yang negative terhadap minat membayar zakat pada BAZNAS di
Provinsi Lampung. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menggunakan beberapa
indikator di atas dan objek penelitian pada masyarakat di Provinsi Lampung, pada
penelitian kali ini peneliti menggunakan indikator yang berasal dari Indeks Literasi
Zakat (ILZ) dengan objek penelitian pada masyarakat Kota Tangerang Selatan.
7. Tantangan Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia dan Literasi Zakat (Indria Fitri,
Lucky Nugroho, Tettet Fitrijanti, Citra Sukmadilaga, 2019)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui potensi zakat dan
mengukur seberapa besar realisasi penghimpunan zakat yang berhasil dihimpun oleh
beberapa amil zakat di Indonesia pada tahun 2014-2018. Dengan menggunakan metode
deskriptif kuantitatif yang didukung oleh sejumlah data sekunder dari berbagai sumber.
peneliti terdahulu mengambil beberapa data penerimaan zakat dari 4 lembaga pengelola
zakat. yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Rumah Zakat (RZ), Dompet
Dhuafa (DD), dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada tahun 2014 - 2018. Hasil penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa rata-rata realisasi penghimpunan dana zakat mengalami
peningkatan tiap tahunnya pada 2014-2018, namun total realisasi tersebut belum
sepadan dengan potensi zakat yang ada. Beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya
penghimpunan zakat tersebut adalah kepercayaan masyarakat yang belum sepenuhnya
Page 38
24
utuh terhadap lembaga-lembaga pengelola zakat di Indonesia. Selain itu, masih
rendahnya kesadaran masyarakat muslim akan kewajibannya menunaikan zakat.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang membahas terkait tantangan pengelolaan
zakat. penelitian kali ini justru ingin mengukur tingkat literasi masyarakat Kota
Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).
8. Implementasi Literasi Keuangan Syariah pada Alokasi Dana Ziswaf Masyarakat
(Anna Sardiana dan Zulfison, 2018)
Penelitian terdahulu ini membahas tentang bagaimana implementasi literasi
keuangan syariah masyarakat dalam pengalokasian dana mereka ke dalam dana zakat,
infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) melalui lembaga amil zakat Dompet Dhuafa dan
LAZ Al-Azhar Peduli Umat. Peneliti terdahulu menggunakan teknik purposive
sampling dengan menggunakan kuisioner dan melibatkan 189 responden yang
merupakan muzakki dan wakif di lembaga amil zakat Dompet Dhuafa dan LAZ Al-
Azhar. Hasil menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah ternyata hanya mampu
menjelaskan sekitar 37% alokasi dana ziswaf. Namun literasi keuangan syariah yang
dibentuk oleh pengetahuan, kemampuan dan sikap atau keyakinan dapat
mempengaruhi masyarakat dalam mengalokasikan dananya untuk dana ziswaf.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang mengukur literasi pada muzakki dan wakif
di Dompet Dhuafa dan LAZ Al-Azhar, penelitian kali ini ingin mengukur tingkat
literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi
Zakat (ILZ).
9. Tingkat Literasi Zakat Kontemporer pada Pesantren Salaf (Selli Annafiโatul, Aan
Zainul Anwar, 2021)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman santri
di pesantren salaf Kecamatan Margoyoso dan mengukur pengaruh tingkat pendidikan
santri pesantren salaf terhadap literasi zakat kontemporer. Penelitian terdahulu
menggunakan metode kuantitatif dengan pengujian trianggulasi (methodological
triangulation) dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey
menggunakan kuisioner serta wawancara secara mendalam (indepth interview). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar santri di pesantren salaf Kecamatan
Margoyoso belum memahami tentang zakat kontemporer secara utuh dan hanya
memahami sebatas fiqih zakat klasik dan zakat profesi saja. Berbeda dengan penelitian
Page 39
25
terdahulu yang mengukur literasi dengan objek penelitian pada santri di pesantren salaf
Kecamatan Margoyoso, penelitian kali ini mengukur literasi pada masyarakat di Kota
Tangerang Selatan melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ).
10. Literacy and Intention to Pay Zakat: A Theory Planned Behavior View Evidence
from Indonesian Muzakki (Rizaldi Yusfiarto, Ananda Setiawan, Septy Setia
Nugraha, 2020)
Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh
literasi zakat pada umat muslim di Indonesia terhadap minat untuk membayar zakat.
Peneliti terdahulu menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM)
yang mencakup berbagai analisis statistik seperti analisis jalur. analisis faktor
konfirmatori (CFA). Root Mean Square Area (RMSEA), pemodelan kausal dengan
variabel laten dan analisis varian regresi berganda. Peneliti terdahulu menggunakan
media survey dengan kuisioner yang melibatkan 280 responden dari beberapa provinsi
di Indonesia antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan D.I Yogyakarta dimana respondennya di dominasi oleh pria sejumlah 65.4% dari
total keseluruhan responden. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi
zakat dan perilaku masyarakat berpengaruh positif terhadap minat masyarakat muslim
di Indonesia untuk membayar zakat. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang
mengukur literasi dengan objek penelitian pada masyarakat muslim di beberapa
provinsi di Indonesia. penelitian kali ini mengukur literasi pada masyarakat di Kota
Tangerang Selatan melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ).
Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu terhadap penelitian kali ini
yaitu, penelitian diatas dominan membahas literasi masyarakat terhadap zakat di
beberapa wilayah, seperti Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bangka
Belitung, dan juga Medan. Di beberapa kasus, hasil penelitian menyebutkan bahwa
literasi masyarakat terhadap zakat cenderung masih dalam kategori rendah. Tentunya,
hal tersebut terdapat beberapa kendala di masing-masing wilayahnya. Sebagai contoh
di wilayah Medan, kendala utama yang menjadi penyebab rendahnya literasi
masyarakat terhadap zakat adalah mayoritas masyarakatnya masih berada di bawah
garis kemiskinan. Jika tingkat kemiskinannya rendah, maka tingkat pendidikan yang
diperoleh juga cenderung lebih minim. Maka tentunya hal itu sangat berdampak
terhadap tingkat literasi masyarakat terhadap zakat.
Page 40
26
Selain itu, beberapa alasan lain yang menjadi penyebab rendahnya literasi
masyarakat terhadap zakat ialah kepercayaan masyarakat yang belum sepenuhnya utuh
terhadap lembaga-lembaga pengelola zakat di Indonesia. Hal itu kemungkinan didasari
pada kurangnya transparansi lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut kepada
masyarakat. Akses masyarakat untuk mengetahui penyaluran dana zakat yang
dikumpulkan, tampaknya menjadi hal yang sangat penting demi menjaga kredibilitas
dan kepercayaan lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut.
C. Kerangka Pemikiran
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi masyarakat Kota Tangerang
Selatan terhadap zakat. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dengan
menggunakan kuesioner dan diolah dengan metode Simple Weighted Index, yakni dengan
memberikan nilai bobot pada masing-masing indikator, lalu kemudian dilakukan
perhitungan terhadap Indeks Literasi Zakat (ILZ) dengan menggunakan alat olah data yaitu
Excel. Pembobotan indikator merupakan tahap permulaan dari perhitungan. Setelah bobot
indikator didapatkan. maka selanjutnya dilakukan perhitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ)
pada tataran dua dimensi, dan kemudian diakhiri dengan menghitung Total Indeks Literasi
Zakat (ILZ) sekaligus melakukan analisa data serta memberikan kesimpulan. Berdasarkan
pada tinjauan pustaka yang sudah dijelaskan mengenai pengukuran Indeks Literasi Zakat
terhadap masyarakat Kota Tangerang Selatan. maka kerangka pemikirannya dapat
dirumuskan seperti gambar yang ada di bawah ini :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Data Kuisioner Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Pengolahan Data
Pembobotan Indikator
Perhitungan ILZ Dalam Tataran Dimensi
Perhitungan Total ILZ dan Analisa
Interpretasi
Kesimpulan dan Implikasi
Page 41
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Rochaety dkk, (2009:35) populasi dapat diartikan sebagai sekelompok
individu, kejadian ataupun segala sesuatu yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik
tertentu. Menurut Sugiyono (2014:61) populasi merupakan suatu wilayah generalisasi
dimana subjek maupun objek memiliki karakteristik dan juga kualitas yang ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Kemudian menurut
Suharjo (2013:7) populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang akan diteliti.
Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini ialah masyarakat muslim yang
tinggal di wilayah Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek dalam suatu
penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh) (Suharjo, 2013:7). Adapun
sampel pada penelitian ini adalah sebagian masyarakat muslim di wilayah Kota
Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan
sampel dengan adanya suatu pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni dan
Endrayanto, 2012). Adapun kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :
a) Masyarakat beragam Islam, baik pria maupun wanita
b) Rentang usia 17 โ 65 tahun
c) Berdomisili di Tangerang Selatan
Dari 3 kriteria yang telah dijelaskan. maka peneliti akan melakukan
pengambilan sample dengan menggunakan rumus slovin dimana tingkat eror dari
rumus slovin yaitu sebesar 10%. Berikut adalah rumus Slovin : (Sugiyono, 2010)
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Toleransi eror akibat kesalahan pengambilan sample yang
dapat ditolerir
Page 42
28
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
Kota Tangerang Selatan. pada tahun 2020 jumlah penduduk muslim di Kota Tangerang
Selatan sebesar 1.195.012 jiwa (Disdukcapil Tangsel, 2020). Dengan tingkat eror
sebesar 10%. maka besarnya sample minimal yang dapat digunakan peneliti untuk
mewakili penelitian kali ini yaitu :
๐ = 1.195.012
1 + 1.195.012 (0.1)2 = 99.99
Maka dari hasil perhitungan rumus tersebut. besarnya sample minimum yang
digunakan yaitu sebanyak 99.99 atau dapat dibulatkan menjadi 100 responden di Kota
Tangerang Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah Kota Tangerang Selatan Provinsi
Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam periode waktu kurang lebih 3-4 bulan.
Dimulai dari bulan April 2021 hingga Juni 2021.
C. Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan penelitian dengan metode
kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang dapat diukur dan dihitung
secara langsung berupa informasi ataupun penjelasan yang hasilnya dapat berupa angka
ataupun bilangan.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang memberikan informasi mengenai
suatu suatu data tertentu. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian kali ini yaitu
berupa subjek penelitian dari mana sebuah data akan diperoleh. Dalam penelitian kali
ini. penulis akan menggunakan dua sumber data yaitu :
Page 43
29
a) Data Primer, yaitu suatu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah yang sedang ditangani. Adapun data primer
dalam penelitian ini berasal dari data angket (kuisioner) yang disebar kepada
masyarakat muslim di wilayah Kota Tangerang Selatan.
b) Data Sekunder, yaitu suatu data yang dapat diperoleh sebagai penunjang dari sumber
data primer. Adapun dalam penelitian ini. sumber data sekunder dapat diperoleh dari
artikel, jurnal, literatur, buku, serta situs-situs di internet yang sesuai dengan ranah
penelitian kali ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
metode kuesioner yang diberikan masyarakat muslim di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pernyataan kepada beberapa responden secara tertulis untuk
dijawabnya (Priadana dan Muis, 2009:114). Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan Skala Guttman. Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban yang tegas, jelas dan konsisten dari responden yang dituju, seperti
misalnya : ya โ tidak, benar โ salah, pernah - belum pernah, yakin - tidak yakin dan
sebagainya. Dalam Skala Guttman nilai yang benar akan berpoin 1 (satu) dan jika salah
maka berpoin 0 (nol). (Sugiyono, 2012)
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu menggunakan
Indeks Literasi Zakat (ILZ) yang berasal dari Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat
Nasional (PUSKAS BAZNAS) yang dikeluarkan pada tahun 2019 lalu. Konsep Indeks
Literasi Zakat (ILZ) ini mempunyai 2 komponen penyusunan yaitu, dimensi pertama
diambil dari sisi pengetahuan dasar mengenai zakat yang dapat merepresentasikan
pengetahuan zakat dalam konteks fikih. Dimensi yang kedua diambil dari sisi pengetahuan
lanjutan mengenai zakat yang dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam ranah
ekonomi dan hukum.
Page 44
30
Tabel 3.1 Komponen Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Dimensi Bobot
Kontribusi Variabel
Bobot
Kontribusi
Pengetahuan
Dasar
Tentang
Zakat
0.65
Pengetahuan zakat secara umum 0.23
Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 0.20
Pengetahuan tentang 8 asnaf 0.18
Pengetahuan tentang penghitungan zakat 0.23
Pengetahuan tentang objek zakat 018
Total 1
Pengetahuan
Lanjutan
Tentang
Zakat
0.35
Pengetahuan tentang institusi zakat 0.23
Pengetahuan tentang regulasi zakat 0.21
Pengetahuan tentang dampak zakat 0.24
Pengetahuan tentang program-program
penyaluran zakat 0.16
Pengetahuan tentang digital payment zakat 0.16
Total 1 Total 1
Sumber : Puskas BAZNAS (2019) Expert Judgment
Berdasarkan tabel di atas. dapat dilihat bahwa dua dimensi yang ada kemudian
dikembangkan menjadi 5 (lima) variabel di setiap dimensinya. Di setiap variabel yang ada
dibutuhkan beberapa indikator sebagai acuan untuk melakukan survey melalui kuisioner.
Merujuk pada hasil kajian Puskas BAZNAS tahun 2019 lalu. maka tersusun 38 indikator
dengan sebaran indikator sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Indikator Tiap Variabel
Dimensi Variabel Jumlah Indikator
Pengetahuan
Dasar Tentang
Zakat
Pengetahuan zakat secara umum 8
Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 4
Pengetahuan tentang 8 asnaf 4
Pengetahuan tentang penghitungan zakat 4
Pengetahuan tentang objek zakat 4
Total 24
Page 45
31
Pengetahuan
Lanjutan Tentang
Zakat
Pengetahuan tentang institusi zakat 2
Pengetahuan tentang regulasi zakat 3
Pengetahuan tentang dampak zakat 5
Pengetahuan tentang program-program
penyaluran zakat 2
Pengetahuan tentang digital payment zakat 2
Total 14
Total Keseluruhan Indikator 38
Sumber : Puskas BAZNAS (2019)
Adapun rincian dari tiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Dimensi Variabel Indikator
Pengetahuan
Dasar
Tentang
Zakat
Pengetahuan
Zakat Secara
Umum
1. Definisi zakat secara bahasa
2. Zakat dalam rukun Islam
3. Perbedaan hukum zakat. infaq. sodaqoh dan wakaf
4. Perbedaan zakat dan donasi secara umum
5. Jenis-jenis zakat
6. Definisi muzaki
7. Definisi mustahik
8. Definisi amil
Pengetahuan
Tentang
Kewajiban
Membayar
Zakat
9. Hukum membayar zakat
10. Dosa tidak membayar zakat
11. Syarat wajib zakat maal
12. Syarat wajib zakat fitrah
Pengetahuan
Tentang 8 Asnaf
13. Pengetahuan tentang golongan 8 asnaf
14. Tugas amil
15. Pengelolaan zakat pada zaman Rasulullah SAW
16. Transparansi serta akuntabilitas amil dalam
mengelola zakat
Pengetahuan
Tentang
17. Pengetahuan kadar zakat maal
18. Kadar zakat fitrah
Page 46
32
Penghitungan
Zakat
19. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan
dengan emas
20. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan
dengan hasil pertanian
Pengetahuan
Tentang Objek
Zakat
21. Aset wajib zakat
22. Fikih zakat profesi
23. Konsep zakat maal dan zakat profesi
24. Penghitungan zakat profesi
Pengetahuan
Lanjutan
Tentang
Zakat
Pengetahuan
Tentang Institusi
Zakat
25. Jenis-jenis organisasi pengelola zakat di Indonesia
26. Pengetahuan zakat melalui lembaga
Pengetahuan
Tentang
Regulasi Zakat
27. Landasan hukum zakat di Indonesia
28. Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ)
29. Pengetahuan zakat sebagai pengurang pajak
Pengetahuan
Tentang
Dampak Zakat
30. Pengetahuan tentang dampak zakat dalam
meningkatkan produktifitas
31. Dampak zakat dalam mengurangi kesenjangan
sosial
32. Dampak program pemberdayaan berbasiskan zakat
33. Dampak zakat dalam mengurangi tingkat
kriminalitas
34. Dampak zakat terhadap stabilitas ekonomi negara
Pengetahuan
Tentang
Program-
Program
Penyaluran
Zakat
35. Pengetahuan tentang manfaat meyalurkan zakat
melalui lembaga
36. Pengetahuan tentang program pendayagunaan
dana zakat di OPZ
Pengetahuan
Tentang Digital
Payment Zakat
37. Pengetahuan tentang pembayaran zakat digital
38. Pengetahuan tentang kanal pembayaran zakat
secara digital
Sumber : Puskas BAZNAS (2019)
Page 47
33
1. Tahapan Penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Metode yang digunakan dalam perhitungan Indeks Literasi Zakat yaitu Simple
Weighted Index dimana setiap indikatornya mempunyai nilai yang sama. Perhitungan
Indeks Literasi Zakat (ILZ) dengan metode tersebut adalah sebagai berikut :
๐ผ๐ฟ๐ = (๐ + ฮฃ(๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐ ฯ Smp bsc ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐๐๐ ๐ +(๐ ฮฃ(๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐ฃ ฯ
Smp Adv ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐๐ด๐๐ฃ
Keterangan :
ILZ : Total Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Scoreibsc : Skor yang didapat dari indikator i pada dimensi dasar
Smp bsc Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi
pengetahuan dasar Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Scoreiadv : Skor yang didapat dari indikator i pada dimensi lanjutan
Smp Adv Wi : Nilai pembobotan dari indikator i pada dimensi
pengetahuan lanjutan Indeks Literasi Zakat (ILZ)
Wi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi pengetahuan
dasar
Wi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi pengetahuan
lanjutan
Dalam metode Simple Weighted Index. terdapat 3 tahap yang akan dilalui untuk
menghitung Indeks Literasi Zakat (ILZ). Pada tahap pertama akan dilakukan
pembobotan nilai dari setiap indikatornya sebagai berikut :
๐๐๐ ๐๐ ๐ ๐ผ๐ฟ๐ ๐๐ =1
๐
Dimana :
Smp bsc ILZ Wi : Nilai pembobotan pada indikator i di dalam dimensi
pengetahuan dasar Indeks Literasi Zakat
N : Jumlah indikator di dalam dimensi dasar Indeks Literasi Zakat
๐๐๐ ๐๐๐ฃ ๐ผ๐ฟ๐ ๐๐ =1
๐
Dimana :
Smp adv ILZ Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi pengetahuan
lanjutan Indeks Literasi Zakat
M : Jumlah indikator di dalam dimensi pengetahuan lanjutan Indeks
Literasi Zakat
Page 48
34
Kemudian pada tahap selanjutnya, dilakukan penghitungan Indeks Literasi
Zakat pada dua dimensi tersebut secara terpisah, baik itu dimensi pengetahuan dasar
maupun dimensi pengetahuan lanjutan. Rumusnya dapat dilihat sebagai berikut :
๐ต๐๐ ๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = (๐ + ฮฃ(๐๐๐๐๐ ๐ ฯ Smp bsc ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐ ๐๐ ๐
Dimana :
Basic ILZ : Total nilai pembobotan Indeks Literasi Zakat pada dimensi
pertama
Scorei : Skor yang didapat pada indikator i dalam dimensi pertama
Smp bsc Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi pertama Indeks
Literasi Zakat
Wvi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i yang terdapat pada dimensi
pertama
๐ด๐๐ฃ๐๐๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = (๐ ฮฃ(๐๐๐๐๐ ๐ ฯ Smp Adv ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐๐ด๐๐ฃ
Dimana :
Advance ILZ : Total nilai pembobotan Indeks Literasi Zakat dalam dimensi
pengetahuan lanjutan tentang zakat
Scorei : Skor yang diperoleh pada indikator i dalam dimensi
pengetahuan lanjutan tentang zakat
Smp Adv Wi : Nilai pembobotan pada indikator i dalam dimensi pengetahuan
lanjutan tentang zakat Indeks Literasi Zakat
Wvi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i dalam dimensi pengetahuan
lanjutan tentang zakat
Lalu pada tahap penyelesaian dilakukan penjumlahan dari Indeks Literasi Zakat
pada dua dimensi tersebut, yaitu dimensi pengetahuan dasar dan juga pengetahuan
lanjutan sehingga menghasilkan total skor dari Indeks Literasi Zakat (ILZ). Adapun
rumus untuk menghitung total skor tersebut yaitu :
๐๐๐ก๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = ๐ต๐๐ ๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ ๐ ๐๐ + ๐ด๐๐ฃ๐๐๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ ๐ ๐๐
Dimana :
Total ILZ : Total skor dari Indeks Literasi Zakat
Basic ILZ : Total dari nilai Indeks Literasi Zakat pada dimensi pengetahuan
Page 49
35
dasar tentang zakat
Advance ILZ : Total dari nilai Indeks Literasi Zakat pada dimensi pengetahuan
lanjutan tentang zakat
Wb : Nilai pembobotan pada dimensi pengetahuan dasar tentang
zakat
Wa : Nilai pembobotan pada dimensi pengetahuan lanjutan tentang
zakat
Di dalam penelitian ini, selain menganalisis tentang Indeks Literasi Zakat (ILZ)
pada masyarakat Kota Tangerang Selatan, peneliti juga ingin mengetahui pola serta
perilaku masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam menunaikan zakat. Maka dari itu,
peneliti memiliki beberapa pertanyaan tambahan dan dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori :
a) Sudah atau belum pernah membayar zakat
b) Besaran penghasilan rata-rata per bulan
c) Waktu pembayaran zakat
d) Tempat yang dituju untuk melakukan pembayaran zakat
e) Faktor yang menjadi alasan memilih tempat pembayaran zakat
f) Lembaga pengelola zakat yang diketahui
Page 50
36
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi
Banten yang dibentuk pada tanggal 26 November 2008 berdasarkan UU Nomor 51
Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Kota
Tangerang Selatan merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Tangerang. dimana
pembentukan Kota Tangerang Selatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan, serta dapat
mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah di wilayah daerah otonom baru tersebut.
Sementara Kabupaten Tangerang sendiri memiliki 36 kecamatan dengan luas wilayah
+1.159.05 km2 serta jumlah penduduk yang lebih dari tiga juta orang. Namun,
pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang
dirasa belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Maka dari itu, untuk mengatasi hal
tersebut, pemerintah mempesempit rentang kendali dengan melakukan pembentukan
daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan publik guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara
lebih efektif dan efisien. (https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-
tangerang-selatan)
Secara administratif, Kota Tangerang Selatan memiliki 7 kecamatan dengan 49
kelurahan dan 5 desa. Kota dengan luas wilayah 147.19 Km2 atau 14.719 Ha ini
memiliki laju pertumbuhan ekonominya pada tahun 2016 senilai 7.25 % (BPS 2016).
Laju pertumbuhan tersebut dapat dilihat menurut Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) per kapitanya yang mencapai Rp. 29.597. 94 atau US$ 2.25 per kapita.
Kota Tangerang Selatan juga mempunyai sebuah motto yang unik, yang
berbunyi โCerdas. Modern. Religiusโ. Motto ini menggambarkan bahwa Kota
Tangerang Selatan memiliki harapan untuk dapat menyongsong masa depan yang
terang benderang dimana hal ini membutuhkan rancangan pembangunan yang baik.
meliputi tahapan-tahapan yang terukur. Masa depan dalam konteks โcerdasโ dapat
dilihat dari segi pendidikan yang tersedia, seperti infrastruktur fisik (bangunan sekolah,
perpustakaan, dan fasilitas lainnya), rancangan kurikulum, standar mutu peserta didik,
sistem dan prosedur administrasi, dan lain sebagainya. Dalam konteks masa depan
Page 51
37
โmodernโ, hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor kehidupan satu sama lain yang
saling terkait. seperti persoalan pendidikan yang menjadi salah satu faktor dominan
pembentuk perilaku manusia. Seseorang atau kelompok masyarakat dapat dikatakan
modern jika memiliki tatakrama di dalam kehidupan, seperti saling menghormati,
beretika, dan berbudaya. Masa depan benderang dalam konteks โreligiusโ merupakan
puncak kesempurnaan kehidupan, ketika masyarakat sudah sampai pada fase kehidupan
cerdas dan modern maka masyarakat tersebut sudah masuk pula kedalam fase religius.
Dilihat dari segi agama, Kota Tangerang Selatan memiliki penduduk dengan
keberagaman agamanya, seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Khong Hu
Chu, serta kepercayaan lain. Hal ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama di Kota Tangerang Selatan 2020
Agama Jumlah Penduduk
Islam 1.195.012 jiwa
Kristen 79.009 jiwa
Katholik 47.594 jiwa
Hindu 2.987 jiwa
Buddha 13.082 jiwa
Khong Hu Chu 684 jiwa
Kepercayaan Lain 19 jiwa
Total Penduduk 1.338.387 jiwa
Sumber : Disdukcapil Tangerang Selatan, 2020
Dapat dilihat bahwa jumlah penduduk muslim di Kota Tangerang Selatan
merupakan penduduk yang paling dominan dimana mencapai 1.195.012 jiwa. Dengan
potensi zakat di Kota Tangerang Selatan yang cukup besar, yakni sebanyak Rp 5 miliar
pada tahun 2018, maka diharapkan literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan
mengenai zakat, juga dapat berbanding lurus dengan tingginya penduduk muslim di
kota ini.
Page 52
38
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan angket (kuisioner) yang
penyebarannya dilakukan secara online melalui google form. Hal ini dikarenakan
adanya keterbatasan interaksi terhadap responden yang mengharuskan penyebaran
angket melalui media sosial yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Penyebaran
angket secara online ini dimulai pada 15 Mei 2021 dan berakhir pada 30 Mei 2021.
Jumlah kuisioner yang terkumpul yakni sejumlah 100 kuisioner.
Karakteristik responden yang terlibat dalam pengukuran ILZ di Kota Tangerang
Selatan dibedakan berdasarkan gender, rentang usia, jenis pekerjaan dan rentang
pendapatan responden. Berikut gambaran responden yang telah mengisi angket
(kuisioner) di Kota Tangerang Selatan :
a) Berdasarkan Gender
Grafik 4.1 Persentase Responden berdasarkan Gender
Sumber : Data diolah
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa responden berdasarkan gender di
Kota Tangerang Selatan di dominasi oleh perempuan. Sebanyak 52% responden
ILZ di Kota Tangerang Selatan adalah perempuan dan 48 % responden adalah laki-
laki.
52%
48%
PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN GENDER DI KOTA TANGERANG SELATAN
Perempuan
Laki-Laki
Page 53
39
b) Berdasarkan Rentang Usia
Grafik 4.2 Persentase Responden berdasarkan Rentang Usia
Sumber : Data diolah
Dalam konteks klasifikasi responden ILZ berdasarkan rentang usia di Kota
Tangerang Selatan. didominasi oleh responden berusia 21 - 50 tahun dengan
persentase 72%. Kemudian diikuti oleh responden berusia di atas 50 tahun yakni
sebesar 17%, dan responden dengan rentang usia di bawah 20 tahun sebesar 11%.
c) Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Grafik 4.3 Persentase Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
Sumber : Data diolah
11%
72%
17%
PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN RENTANG USIA DI KOTA TANGERANG SELATAN
17 - 20 tahun
21 - 50 tahun
> 50 tahun
23%
20%
10%
35%
12%
PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI KOTA TANGERANG SELATAN
Pelajar/ Mahasiswa
Guru/Dosen
Ibu Rumah Tangga
Karyawan/ ASN
Lainnya
Page 54
40
Adapun jika melihat klasifikasi responden ILZ berdasarkan rentang pendapatan
di Kota Tangerang Selatan, profesi karyawan/ ASN (Aparatur Sipil Negara)
merupakan kategori responden yang paling dominan dengan persentase sebesar
35%, kemudian diikuti oleh pelajar/ mahasiswa sebanyak 23%. Profesi guru/ dosen
menempati urutan ketiga dengan persentase sebesar 20%, diikuti oleh profesi
lainnnya yang terdiri dari fresh graduate, pedagang UMKM, kurir, pengacara, serta
responden yang belum bekerja dan 10% sisanya berlatar belakang sebagai Ibu
Rumah Tangga.
d) Berdasarkan Rentang Pendapatan
Grafik 4.4 Persentase Responden berdasarkan Rentang Pendapatan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan grafik 4.4 diatas. digambarkan bahwa responden dengan rentang
pendapatan dibawah Rp. 1.000.000 berada di urutan kedua yakni sebesar 27%.
Kategori yang paling dominan yaitu responden dengan rentang pendapatan antara
Rp. 1.000.000 โ Rp. 6.000.000 dengan persentase sebesar 50%. Dan kategori
paling sedikit yakni sebesar 23%. yang merupakan responden dengan rentang
pendapatan di atas Rp. 6.000.000.
2. Pembobotan Indikator Setiap Variabel
Tahap pertama dalam penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ) yaitu dengan
menggunakan metode Simple Weighted Index. Metode ini dilakukan dengan melakukan
pembobotan pada setiap indikatornya yang terdapat pada variabel dan dimensi masing-
masing. Pada dimensi dasar, terdapat 24 indikator dari 5 variabel, sedangkan pada
dimensi lanjutan terdapat 14 indikator dari 5 variabel. Berikut adalah tata cara
penghitungan dari kedua dimensi tersebut :
27%
50%
23%
PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN RENTANG PENDAPATAN DI KOTA TANGERANG SELATAN
<1.000.000
1 juta - 6 juta
> 6 juta
Page 55
41
๐บ๐๐ ๐๐๐ ๐ฐ๐ณ๐ ๐พ๐ =๐
๐ต
atau
๐บ๐๐ ๐จ๐
๐ ๐ฐ๐ณ๐ ๐พ๐ =๐
๐ต
Dimana :
Smp bsc ILZ Wi : Nilai pembobotan variabel pada indikator i di dimensi dasar
Indeks Literasi Zakat
Smp Adv ILZ Wi : Nilai pembobotan variabel pada indikator i di dimensi lanjutan
Indeks Literasi Zakat
N : Jumlah Indikator di setiap variabelnya dalam dimensi dasar
maupun dimensi lanjutan Indeks Literasi Zakat
Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Indikator (Simple Weighted Index)
Dimensi Variabel
Jumlah
Indikator
(N)
Pembobotan
Indikator
(1/N)
Dimensi
Dasar
Pengetahuan zakat secara umum 8 0.125
Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 4 0.25
Pengetahuan tentang 8 asnaf 4 0.25
Pengetahuan tentang penghitungan zakat 4 0.25
Pengetahuan tentang objek zakat 4 0.25
Dimensi
Lanjutan
Pengetahuan tentang institusi zakat 2 0.5
Pengetahuan tentang regulasi zakat 3 0.333
Pengetahuan tentang dampak zakat 5 0.2
Pengetahuan tentang program-program penyaluran zakat 2 0.5
Pengetahuan tentang digital payment zakat 2 0.5
Sumber : Data diolah (Excel)
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, didapatlah hasil pembobotan dari
setiap variabelnya. Pada dimensi dasar variabel 1 (pengetahuan zakat secara umum)
didapatkan bobot indikator sebesar 0.125, lalu pada variabel 2 (pengetahuan tentang
kewajiban membayar zakat) bobot indikatornya sebesar 0.25, kemudian pada variabel
3 (pengetahuan tentang 8 asnaf) didapatkan bobot indikator sebesar 0.25, lalu pada
variabel 4 (pengetahuan tentang perhitungan zakat) bobot indikatornya sebesar 0.25.
dan terakhir pada variabel 5 (pengetahuan tentang objek zakat) didapatkan bobot
indikator sebesar 0.25.
Page 56
42
Sedangkan pada dimensi lanjutan variabel 1 (pengetahuan tentang institusi
zakat) didapatkan bobot indikator sebesar 0.5, lalu pada variabel 2 (pengetahuan
tentang regulasi zakat) bobot indikatornya sebesar 0.33. kemudain pada variabel 3
(pengetahuan tentang dampak zakat) didapatkan bobot indikator sebesar 0.2, lalu pada
variabel 4 (pengetahuan tentang programprogram penyaluran zakat) bobot indikatornya
sebesar 0.5, dan terakhir pada variabel 5 (pengetahuan tentang digital payment zakat)
didapatkan bobot indikator sebesar 0.5.
Hasil pembobotan diatas mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Pusat
Kajian Strategis BAZNAS dalam melakukan pembobotan terhadap survey di 32
Provinsi di Indonesia (PUSKAS, 2020).
3. Perhitungan Dimensi Dasar dan Dimensi Lanjutan Kota Tangerang Selatan
Perhitungan dimensi dasar dan dimensi lanjutan merupakan tahap kedua dari
perhitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ). Dalam tahapan kali ini. nantinya kita akan
mendapatkan hasil rata-rata indikator di Kota Tangerang Selatan. Hal itu akan
memudahkan kita untuk menghitung nilai Indeks Literasi Zakat (ILZ). Perhitungannya
dapat kita lihat dari rumus di bawah ini :
๐ต๐๐ ๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = (๏ฟฝ๏ฟฝ โ(๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐ ๐๐ ๐
๐
๐=1
atau
๐ด๐๐ฃ๐๐๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = (๏ฟฝ๏ฟฝ โ(๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐ ๐ด๐๐ฃ ๐๐ ๐ 100)) ๐ ๐๐ฃ๐ ๐ด๐๐ฃ
๐
๐=1
Dimana :
Basic ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi dasar
Advance ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi lanjutan
Score I : Score yang didapat pada setiap indikator baik pada dimensi
dasar maupun dimensi lanjutan
Smp bsc Wi : Nilai pembobotan indikator i pada dimensi dasar
Smp Adv Wi : Nilai pembobotan indikator i pada dimensi lanjutan
Wvi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi dasar
Wvi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi lanjutan
Page 57
43
Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Dimensi dan Total ILZ pada Tataran Dimensi
Dimensi Variabel
Jumlah Rata-
Rata Indikator
(Z)
Bobot
Variabel
ILZ Pada
Tataran
Variabel
(Z * Bobot
Variabel)
Total
ILZ
Setiap
Dimensi
Dimensi
Dasar
Pengetahuan zakat secara
umum 95.13 0.23 21.88
86.84
Pengetahuan tentang
kewajiban membayar zakat 95.25 0.20 19.05
Pengetahuan tentang 8
asnaf 78.25 0.18 14.09
Pengetahuan tentang
penghitungan zakat 84.75 0.23 19.49
Pengetahuan tentang objek
zakat 68.50 0.18 12.33
Dimensi
Lanjutan
Pengetahuan tentang
institusi zakat 70.50 0.23 16.22
72.39
Pengetahuan tentang
regulasi zakat 48.67 0.21 10.22
Pengetahuan tentang
dampak zakat 91.80 0.24 22.03
Pengetahuan tentang
program-program
penyaluran zakat
75.00 0.16 12.00
Pengetahuan tentang digital
payment zakat 74.50 0.16 11.92
Sumber : Data diolah (Excel)
Dari hasil pengolahan data di atas, kita dapat melihat perhitungan Indeks
Literasi Zakat pada setiap dimensi yang ada, baik dimensi dasar maupun dimensi
lanjutan. Perhitungan jumlah rata-rata indikator (Z) dapat dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh data dari responden per indikatornya, lalu diambil rata-rata dari
jumlah tersebut. Setelah itu dilakukan penghitungan ILZ pada tataran variabel dengan
mengalikan jumlah rata-rata indikator tadi (Z) dengan bobot variabel di setiap
variabelnya. Bobot variabel yang tercantum merupakan hasil kajian dari Puskas
BAZNAS 2020. Kemudian pada perhitungan akhir dilakukan penjumlahan nilai yang
sudah didapatkan untuk menghasilkan total ILZ di setiap dimensinya. Total ILZ yang
didapatkan pada dimensi dasar adalah 86.84 dan 72.39 pada dimensi lanjutan.
Page 58
44
4. Perhitungan Indeks Literasi Zakat Kota Tangerang Selatan
Perhitungan kali ini merupakan tahapan akhir untuk dari perhitungan Indeks
Literasi Zakat (ILZ) dimana kita akan menghitung total Indeks Literasi Zakat di Kota
Tangerang Selatan. Berikut ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya :
๐๐๐ก๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ = ๐ต๐๐ ๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ ๐ ๐๐ + ๐ด๐๐ฃ๐๐๐๐ ๐ผ๐ฟ๐ ๐ ๐๐
Dimana :
Total ILZ : Total Skor Indeks Literasi Zakat
Basic ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi dasar
Advance ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi lanjutan
Wb : Nilai pembobotan dimensi dasar
Wa : Nilai pembobotan dimensi lanjutan
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ILZ Kota Tangerang Selatan
Dimensi Total ILZ Setiap
Dimensi
Bobot Kontribusi
Dimensi
ILZ pada Tataran
Dimensi Total ILZ
Dimensi Dasar 86.84 0.65 56.45 81.78
Dimensi Lanjutan 72.39 0.36 25.34
Sumber : Data diolah (Excel)
Berdasarkan pengolahan data diatas. didapatkan total skor Indeks Literasi Zakat
Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 81.78. Total skor ini didapat dengan melakukan
perhitungan Indeks Literasi Zakat pada tataran dimensi dengan mengalikan Total ILZ
disetiap dimensi dengan bobot kontribusi dalam tiap dimensi tersebut. kemudian
dilakukan penjumlahan dari setiap dimensi dan menghasilkan total akhir Indeks Literasi
Zakat Kota Tangerang Selatan.
C. Pembahasan Penelitian
Penelitian Indeks Literasi Zakat (ILZ) bertujuan untuk menganalisis tingkat literasi
masyarakat terhadap zakat. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran
(literacy map) kepada setiap otoritas maupun lembaga zakat untuk mengambil langkah
dalam mengedukasi maupun mensosialisasikan zakat kepada masyarakat. karena tingkat
pemahaman masyarakat terhadap zakat dapat memengaruhi sikap ataupun keputusan
masyarakat dalam membayar zakat. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian untuk
Page 59
45
menganalisa Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan. Berikut gambaran skor
mengenai hasil penelitian ini :
Grafik 4.5 Skor Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan
Sumber :Data Diolah (Excel)
Tabel 4.5 Kategori Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan
Kota Dimensi/ ILZ Skor Kategori
Tangerang
Selatan
Pemahaman Dasar Tentang Zakat 86.84 Tinggi
Pemahaman Lanjutan Tentang Zakat 72.39 Menengah/Moderat
Indeks Literasi Zakat 81.78 Tinggi
Grafik 4.5 dan Tabel 4.4 menggambarkan hasil pengukuran Indeks Literasi Zakat
secara umum. Dimensi pada pengukuran ini dibagi menjadi dua yakni dimensi dasar dan
dimensi lanjutan. Kemudian pada grafik dan tabel tersebut juga dijelskan total Indeks
Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan.
Menurut Puskas BAZNAS 2020, skor 0-60 termasuk ke dalam kategori rendah literasi.
Kemudian skor 61-80 masuk ke dalam kategori menengah/ moderat dan skor 81-100
masuk ke dalam kategori tinggi literasi. Kota Tangerang Selatan memiliki Indeks Literasi
Zakat (ILZ) dengan skor 81.78. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman masyarakat
Kota Tangerang Selatan terkait zakat secara umum masuk ke dalam kategori tinggi.
Selanjutnya, jika kita melihat dari tiap-tiap dimensinya, baik dari dimensi dasar
maupun dimensi lanjutan. maka akan terlihat hasil skor yang berbeda. Pada dimensi dasar
total skor yang diperoleh yakni sebesar 86.84, dimana berarti termasuk ke dalam kategori
tinggi literasi. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Kota Tangerang Selatan rata-rata
telah memahami pengetahuan dasar mengenai zakat. Sedangkan pada dimensi lanjutan,
yakni pengetahuan mendalam tentang zakat, terlihat bahwa total skor yang diperoleh yakni
Page 60
46
sebesar 72.39 yang berarti termasuk ke dalam kategori menengah. Berikut akan
digambarkan terkait skor per variabel ILZ di Kota Tangerang Selatan :
Tabel 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan
Dimensi Variabel Skor Kategori
Pengetahuan
Dasar
Pengetahuan Zakat Secara Umum 95.13 Tinggi
Pengetahuan Tentang Kewajiban Membayar Zakat 95.25 Tinggi
Pengetahuan Tentang 8 Asnaf 78.25 Menengah
Pengetahuan Tentang Penghitungan Zakat 84.75 Tinggi
Pengetahuan Tentang Objek Zakat 68.50 Menengah
Pengetahuan
Lanjutan
Pengetahuan Tentang Institusi Zakat 70.50 Menengah
Pengetahuan Tentang Regulasi Zakat 48.67 Rendah
Pengetahuan Tentang Dampak Zakat 91.80 Tinggi
Pengetahuan Tentang Program Penyaluran Zakat 75.00 Menengah
Pengetahuan Tentang Digital Payment Zakat 74.50 Menengah
Sumber : Data diolah (Excel)
Grafik 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan
Sumber : Data diolah (Excel)
Berdasarkan hasil variabel-variabel penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ) di atas
dapat disimpulkan bahwasanya pemahaman masyarakat di Kota Tangerang Selatan yang
paling rendah terletak pada variabel pengetahuan tentang regulasi zakat dengan skor 48.67.
Page 61
47
Sedangkan skor tertinggi adalah variabel pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat
dengan skor 95.25. Selain itu, terlihat jelas bahwa pemahaman masyarakat Kota
Tangerang Selatan cenderung lebih rendah ketika memasuki variabel pada dimensi
lanjutan. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan yang lebih mendalam terkait zakat
perlu ditingkatkan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan.
Dari gambaran di atas, dapat diketahui bahwa terdapat variabel-variabel yang menjadi
kendala tentang literasi zakat selama ini. Adanya ketidaksempurnaan dalam pemahaman
konteks zakat di tengah masyarakat, akan memicu kurang optimalnya pengumpulan zakat
di Kota Tangerang Selatan ini. Maka dari itu, selanjutnya kita akan menganalisis mengenai
pola dan perilaku masyarakat secara lebih mendalam dengan beberapa indikator. Pertama,
apakah masyarakat sudah menunaikan zakatnya. Kedua, waktu yang dilakukan untuk
membayar zakat. Ketiga, tempat yang dituju untuk menunaikan zakat. Keempat, faktor
yang menjadi alasan memilih tempat pembayaran zakat tersebut. Dan yang terakhir.
lembaga pengelola zakat yang paling banyak diketahui oleh masyarakat.
Grafik 4.7 Persentase Responden dalam Membayar Zakat
Sumber : Data diolah (Excel)
Bagian ini menjelaskan mengenai responden dalam penelitian ini yang sudah
atau belum membayar zakat. Seperti yang terdapat pada grafik 4.7 di Kota Tangerang
Selatan, responden yang telah membayar zakat sebanyak 93% dan yang belum membayar
zakat sebanyak 7%. Hal ini menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota
Tangerang Selatan telah menunaikan kewajibannya membayar zakat. Selanjutnya. grafik
4.8 dibawah ini akan menggambarkan waktu pembayaran zakat yang dilakukan oleh
responden.
Page 62
48
Grafik 4.8 Persentase Waktu Pembayaran Zakat di Kota Tangerang Selatan
Sumber : Data diolah (Excel)
Berdasarkan grafik 4.8 di atas, responden lebih dominan untuk menunaikan
zakat pada bulan Ramadhan dengan besaran persentase 59%. Kemudian disusul oleh
responden yang menunaikan zakatnya setiap bulan atau ketika mendapatkan pendapatan
per bulannya dengan persentase sebesar 22%. Selanjutnya, 13% responden menunjukkan
tidak ada waktu yang pasti untuk menunaikan zakat dan beberapa diantaranya mengatakan
bahwa mereka menunaikan zakat ketika memiliki rezeki lebih. Dan sebesar 6% dari
responden, menunjukkan bahwa mereka belum pernah membayar zakat. Hal ini
dikarenakan masih ada responden yang pendapatannya masih minim serta belum mencapai
nishab zakat dan beberapa diantaranya masih belum berpenghasilan.
Grafik 4.9 Persentase Tempat dan Faktor Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat
Grafik 4.9 diatas menggambarkan tempat responden untuk melakukan pembayaran
zakat dan juga alasan responden memilih tempat tersebut. Tempat yang paling banyak
didatangi responden untuk menunaikan zakat yaitu masjid dan musholla sekitar rumah.
Selanjutnya, 29% responden memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) seperti
Page 63
49
BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, LAZ Al-Azhar, Lazis NU, Lazis MU dan lain
sebagainya untuk menunaikan zakat mereka. Kemudian sebanyak 20% responden memilih
untuk memberikan zakatnya langsung kepada mustahik. Dan 4 % dari responden belum
pernah menunaikan zakatnya.
Selanjutnya, beberapa faktor pemilihan tempat pembayaran zakat tersebut
diantaranya karena dekat dari rumah. dimana alasan ini menjadi alasan utama para
respoden tersebut membayar zakat dengan perolehan persentase sebesar 52%. Faktor
selanjutnya yaitu karena lembaganya terpercaya, baik dari pihak masjid/musholla maupun
pihak Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang mereka pilih untuk melakukan pembayaran
zakat. Alasan tersebut memperoleh besaran persentase sebesar 40%. Sebesar 3% dari
responden memiliki alasan telah mengetahui keadaan mustahik secara langsung. Hal ini
berarti, beberapa mustahik masih tinggal dekat dengan rumah para responden sehingga
para muzakki dapat melihat keadaan mustahik secara langsung. Dan sisa 4% dari
responden menyatakan bahwa mereka belum pernah menunaikan zakat.
Kemudian indikator terakhir mengenai lembaga filantropi zakat yang telah dikenal
luas oleh masyarakat. Lembaga yang paling dominan diketahui responden adalah Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan persentase sebesar 31%.
Grafik 4.10 Lembaga Pengelola Zakat yang Diketahui
Kemudian Dompet Dhuafa berada pada persentase 28%. Lembaga selanjutnya
yaitu Rumah Zakat dengan persentase sebesar 28%. LAZ Al-Azhar menempati urutan
keempat dengan persentase sebesar 11%. Lazis Nu dan Lazis Mu memiliki perolehan
persentase yang sama yakni sebesar 5%. Dan sebesar 2% dari responden tidak tahu sama
sekali terkait lembaga pengelola zakat tersebut.
Page 64
50
Grafik 4.11 Jumlah Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019
Sumber : BAZNAS Tangsel
Berdasarkan grafik 4.11, dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2018-2019 terdapat
kenaikan jumlah penerimaan zakat sebesar Rp 464.151.492 atau sekitar 1.1 %. Hal ini
menggambarkan bahwa terdapat korelasi antara literasi zakat dengan besaran zakat yang
dikeluarkan. Itu artinya, jika literasi masyarakat terhadap pengetahuan zakat bernilai
tinggi, hal itu akan menjamin adanya kenaikan pembayaran zakat di Kota Tangerang
Selatan.
Tabel 4.9 Data Pengumpulan dan Penyaluran Zakat BAZNAS Tangsel 2018 dan 2020
Sumber : BAZNAS Pusat
Selain itu, data yang di dapat dari BAZNAS Pusat juga menggambarkan bahwa
terdapat kenaikan jumlah penerimaan zakat pada tahun 2018 ke 2020 yakni sebesar 1.5 %.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara literasi zakat dengan besaran zakat
yang dikeluarkan. Itu artinya, jika literasi masyarakat terhadap pengetahuan zakat bernilai
tinggi, hal itu akan menjamin adanya kenaikan pembayaran zakat di Kota Tangerang
Selatan.
Rp4.000.000.000
Rp4.100.000.000
Rp4.200.000.000
Rp4.300.000.000
Rp4.400.000.000
Rp4.500.000.000
Rp4.600.000.000
Rp4.700.000.000
Rp4.800.000.000
Rp4.900.000.000
2018 2019
Penerimaan Zakat di BAZNAS Tangsel 2018-2019
Rp 4.301.537.795
Rp 4.765.689.287
Page 65
51
Berdasarkan wawancara bersama Pak Tarjuni, selaku pihak dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan, selama ini penghimpunan dana zakat oleh BAZNAS Kota Tangerang
Selatan sebagian besar berasal dari zakat profesi yaitu sebesar 90 %. Dana ini dihimpun
dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah Kota Tangerang Selatan dimana para
ASN ini biasanya memberikan zakat profesinya dari Tambahan Penghasilan Pegawai
(TPP). Namun, besaran dana yang disalurkan kepada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
terkadang belum sesuai dengan nishab zakat yang seharusnya mereka keluarkan, karena
beberapa pegawai masih memberikan dana tersebut setara dengan infaq atau sedekah
biasa. Oleh karena itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki strategi penghimpunan
dana dalam lingkup pemerintahan dengan membuat Surat Keputusan Walikota (Kepwal)
bagi para pegawai di pemerintahan tersebut.
Penghimpunan dana zakat profesi lainnya, diperoleh dari media sosial. Sebesar
10% penghimpunan dana zakat diperoleh dari masyarakat umum yang berzakat via media
sosial. Dengan persentase yang masih minim ini, tentunya BAZNAS Kota Tangerang
Selatan harus lebih meningkatkan strategi fundraising atau penghimpunan zakat via media
sosial secara lebih meluas.
Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga secara rutin melakukan
program-program sosialisasi penghimpunan dana zakat setiap tahunnya. Biasanya,
sosialisasi dilakukan kepada Guru-Guru TPA, Imam Masjid, serta para pengelola lembaga
zakat di wilayah Tangerang Selatan. Pada mulanya, BAZNAS Kota Tangerang Selatan
memang menargetkan sosialisasi tersebut kepada masyarakat yang memiliki pemahaman
agama lebih mendalam agar mereka dapat mengerti tentang pengetahuan zakat. Namun,
ke depannya sosialisasi tersebut akan dilakukan kepada masyarakat luas di wilayah
Tangerang Selatan.
Page 66
52
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, yakni tentang
โAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada Masyarakat Kota Tangerang
Selatanโ maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kota Tangerang Selatan memperoleh nilai sebesar 81.78
dimana hal ini berarti pemahaman masyarakat Kota Tangerang Selatan terkait zakat
masuk dalam kategori tinggi literasi. Pada dimensi pengetahuan dasar tentang zakat
mendapatkan skor sebesar 86.84 yang termasuk ke dalam kategori tinggi literasi.
sedangkan pada dimensi pengetahuan lanjutan tentang zakat memperoleh skor sebesar
72.39 yang termasuk ke dalam kategori menengah/moderat.
2. Indikator yang paling rendah terletak pada variabel pengetahuan tentang regulasi zakat
dengan perolehan skor sebesar 48.67. Sedangkan skor tertinggi adalah variabel
pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat dengan skor 95.25. Selain itu. terlihat
jelas bahwa pemahaman masyarakat Kota Tangerang Selatan cenderung lebih rendah
ketika memasuki variabel pada dimensi lanjutan. Hal ini menggambarkan bahwa
pengetahuan yang lebih mendalam terkait zakat perlu ditingkatkan oleh masyarakat
Kota Tangerang Selatan.
3. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat
menciptakan rekomendasi kebijakan bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia
dalam menyusun literacy map atau peta literasi zakat yang valid di Kota Tangerang
Selatan.
4. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat
menjadi sebuah feedback bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia tentang
tingkat keberhasilan edukasi dan sosialisasi zakat di tengah masyarakat Kota Tangerang
Selatan.
5. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat
menjadi panduan bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia dalam menyusun
kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan zakat nasional secara terencana, efektif, efisien
dan terukur.
Page 67
53
A. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, yakni tentang
โAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada Masyarakat Kota Tangerang
Selatanโ maka peneliti mengambil saran sebagai berikut :
1. Bagi lembaga pengelola zakat ataupun stakeholder zakat di Kota Tangerang Selatan
agar dapat memperbanyak sosialisasi, edukasi serta kampanye tentang pentingnya
berzakat di lembaga resmi zakat. Selain itu, pengetahuan tentang regulasi zakat,
mustahik yang berhak menerima zakat, institusi zakat, program-program penyaluran
dan pendayagunaan zakat, serta pengetahuan tentang digital payment zakat juga perlu
ditingkatkan di Kota Tangerang Selatan mengingat variabel-variabel tersebut masih
masuk ke dalam kategori rendah. Dengan ini diharapkan agar nantinya masyarakat
dapat lebih mendalami tentang zakat dan diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan
dan penyaluran zakat itu sendiri.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mempertajam analisa literasi zakat serta
dapat memperluas wilayah survey seperti pada tataran kecamatan dan juga kelurahan
untuk mengetahui secara presisi tingkat pengetahuan zakat masyarakat di wilayah-
wilayah tersebut. Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas
latar belakang responden, sehingga hasil pengukuran Indeks Literasi Zakat berikutnya,
khususnya di Kota Tangerang Selatan dapat merepresentasikan keragaman dari seluruh
populasi di regional tersebut.
Page 68
54
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al Arif, Nur Rianto. โDasar-Dasar Ekonomi Islamโ. PT. Era Adicitra Intermedia. Solo. 2011.
Hasbi, Al Furqan. โ125 Masalah Zakatโ. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo. 2008.
Jill Griffin. "Customer Loyality". Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan.
(Jakarta: Erlangga. 2005).
Khairani. Makmun. โPsikologi Belajarโ. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. 2014.
Lovelock. Cristhoper.. dkk. โPemasaran Jasaโ. Erlangga. Jakarta. 2010. Mardani. โFiqh
Ekonomi Syariah Fiqh Muamalahโ. Kencana. Jakarta. 2013.
Muntaha. Ahmad. โFiqh Zakat Panduan Praktis & Solusi Masalah Kekinianโ. Pustaka
Gerbang Lama. Jawa Timur. 2013.
Malhotra. K Naresh. โRiset Pemasaran Pendekatan Terapanโ. PT. Indeks. Jakarta. 2009.
Muhammad. โFikih Zakat Kontemporerโ. Al-Qowam. Solo. 2011.
Morissan. โPeriklanan Komunikasi Pemasaran Terpaduโ. Kencana. Jakarta. 2010.
Nata. Abuddin. โMetodologi Studi Islamโ. PT Grafindo Persada. Jakarta. 2006.
PUSKAS BAZNAS. (2018). Zakat Outlook 2019. Jakarta: Pusat Kajian Strategis BAZNAS
PUSKAS. (2017). Outlook Zakat Indonesia 2018. Jakarta : Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS).
PUSKAS. (2019). Dampak Zakat Terhadap Tingkat Kesejahteraan Mustahik: Studi Kasus
Lembaga-Lembaga Program BAZNAS. Jakarta: Pusat Kajian Strategis BAZNAS.
PUSKAS. (2019). Indeks Literasi Zakat: Teori dan Konsep. Jakarta: Pusat Kajian Strategis
BAZNAS.
PUSKAS. (2020). Indeks Literasi Zakat: Regional Jawa. Bali. NTB. Jakarta: Pusat Kajian
Strategis BAZNAS
Plus A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. โKamus Ilmiah Populerโ. Surabaya. Arloka. 2001.
Shaleh. Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. โPsikologi Suatu Pengantarโ. Kencana.
Jakarta. 2004.
Sudaryono. โDasar-Dasar Evaluasi Pembelajaranโ. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Page 69
55
Tjiptono. Fandy. โPemasaran Jasaโ. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Yogyakarta. 2014.
Artikel dan Jurnal
Aan Zainul. dkk. The Degree Of Understanding Of Zakat On Profession/Income In Jepara
Regency. Jurnal Ilmiah Al-Syirโah. Vol. 16. No. 2 (2018).
Aflah. Kuntarno Noor dan Mohd. Nasir Tajang. โZakat dan Peran Negaraโ. Forum Zakat.
Jakarta. 2006.
Ahmad Mifdlol Muthohar . Analysis of Influence of Intrinsic Aspect. Demography Aspect and
Service of Zakat Institution toward Zakat Payment to Zakat Institution. INFERENSI.
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol.3 Juni 2019.
Anisa Royani, dkk. โPengaruh Literasi Zakat Profesi Terhadap Implementasi Zakat Profesi
pada Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitungโ. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Bangka Belitung.
Anna Sardiana dan Zulfison. โImplementasi Literasi Keuangan Syariah pada Alokasi Dana
Ziswaf Masyarakatโ. Jurnal Kajian Ekonomi Islam Volume 3 Nomor 2. 2018
Ascarya dan Diana Yumanita. โAnalisis Rendahnya Pengumpulan Zakat di Indonesia dan
Alternatif Solusinyaโ. Jurnal Bank Indonesia. 2018
Astuti. dkk. Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga. Promosi dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Menabung Nasabah. Jurnal Nominal Vol. 2 No. 1 (2013).
Bariadi. Lili.. dkk. โZakat & Wirausaha. CED (Centre for Entrepreneurship Developmentโ.
Ciputat. Jakarta Selatan. 2005.
Bariah. dkk. โHubungan Antara Kualitas Pelayanan Bank Dengan Minat Menabung Nasabah
PT BRI Kantor Cabang Ungaranโ. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Semarang. 2008.
Bariah. Oneng Nurul. โTotal Quality Management Zakatโ. Wahana Kardofa FAI UMJ. 2012
Cahyani dkk. โPengaruh Persepsi Bunga Bank dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Menabung Pada Bank BNI Syariah di Kota Semarangโ. Diponegoro Journal of Social
and Politic. Universitas Diponegoro. 2013.
Delyana. R Pulungan. โLiterasi Keuangan dan Dampaknya Terhadap Perilaku Keuangan
Masyarakat Kota Medanโ. Jurnal FEB Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Donovan. Rob and Nadine Henley. โPrincipal and Practice of Social Marketing An
International Perspectiveโ. Cambridge University Press. New York. 2010.
Page 70
56
Dwi Istikhomah dan Asrori. โPerilaku Literasi Terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga
Pengelola Zakat dengan Akuntabilitas dan Transparansi sebagai Variabel Interveningโ.
Jurnal Economic Education Analysis Universitas Negeri Semarang. 2019
Gordon. Ross. โRe-thinking and re-tooling the social marketing mixโ. Australian Marketing
Journal 20. Australia. 2012.
Hafidhuddin. Didin. The Power Of Zakat : Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia
Tenggara. Malang: UIN Malang Press. 2008.
__________________โAnalisis Efektivitas Promosi Lembaga Amil Zakat Dalam
Penghimpunan Zakat Bagi Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Dhuafa (Studi Kasus
Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika)โ. 2006.
Indria Fitri, dkk. โTantangan Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia dan Literasi Zakatโ.
Jurnal Akuntabel. 2019
Intan Suri. โPengaruh Tingkat Pendapatan, Literasi Zakat dan Kepercayaan Terhadap Minat
Masyarakat dalam Membayar Zakat pada BAZNAS Provinsi Lampungโ. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020
Kotler. Philip and Keller. โMarketing Managementโ. Prentice Hall. Inc. New Jersey. 2012.
L Arilia. dkk. The Effect of Promotion on The Interests of Salic Paying Zakat. Infaq And
Shadaqah in Amil Zakat Infaq And Shadaqah Jagad 'Alimussirry Institutions. Journal
Intellectual Sufism Research (JISR). Vol 2. No. 2. Mei 2020.
Lestari. Alfi Mulikhah. โPengaruh Religiusitas. Produk Bank. Kepercayaan. Pengetahuan.
dan Pelayanan Terhadap Referensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)โ.
Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. 2015.
Mursid. Ali dan Entot Suhartono.โ Faktor Determinan Nasabah Dalam Memilih Bank
Syariahโ. Jurnal Dinamika Manajemen Volume 5. No. 1 . 2014.
Rizaldi Yusfiarto, dkk. โLiteracy and Intention to Pay Zakat: A Theory Planned Behavior View
Evidence from Indonesian Muzakkiโ. International Journal of Zakat Vol. 5. 2020
Selli Annafiโatul dan Aan Zainul Anwar. โTingkat Literasi Zakat Kontemporer pada Pesantren
Salafโ. Journal for Aswaja Studies Volume 1 No 1. 2021
Yusi Ardini dan Asrori. โKepercayaan Muzakki Pada Organisasi Pengelola Zakat: Studi
Empiris tentang Pengaruh Mediasi Akuntabilitas dan Transparansiโ. Jurnal Economic
Education Analysis Universitas Negeri Semarang. 2020
Page 71
57
Sumber Website
https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-tangerang-selatan
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-
2019-sebesar-9-41-
persen.html#:~:text=Jumlah%20penduduk%20miskin%20pada%20Maret.69%20persen
%20pada%20Maret%202019.
The Future of World Religions. Religious Demography: Affiliation
http://www.globalreligiousfutures.org/countries/indonesia#/?affiliations_religion_id=0
&affiliations_year=2020®ion_name=All%20Countries&restrictions_year=2016
https://puskasbaznas.com/