ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015 SKRIPSI Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Daerah Brigitta Swaselia Kasita NIM: 121224091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Embed
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN ...ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015 SKRIPSI Ditujukan untuk Memenuhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN
GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Daerah
Brigitta Swaselia Kasita
NIM: 121224091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSIPADA KARANGAN
GURU―GURU SD KABUPATEN BIIAHAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015
01ell:
Dosen Pembimbing tr
肇
Tangga1 9 Desember 2016
il
Dr.Y Karmin,L〔 .Pd.
TDr.B.WidharyantOフ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ヽ
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSIPADA KARANGAN
GURU―GURU SD KABUPATEN MAHAKAレ IULU
KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Brigitta S waselia Kasita
NIM: 121224091
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
P ada tanggal 9 I anuari 2Al7
D an diny atakan telah memenuhi sy arat
Susunan Fanitia Penguji
Ta
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota2
Anggota 3
:Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
: Dr. Y. Karmin, M Pd.
: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hurn.
lakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan
itas Sanata Dharma
Rohandi,Ph.D.
:Dr.
Dr
9 Janua五 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya perembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, terima kasih atas rahmat dan berkat-NYA
yang melimpah.
2. Kedua orangtua terkasih, Titus Priyo Hajatmo, S.K.M., M.Kes dan Maria
Magdalena Namarawati, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan
motivasi yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
3. Kedua saudara tersayang, Skolastika Meta wedika S.Psi dan Angelina Chintya
Katrianandi, terima kasih atas dukungan dan keceriaan kalian yang selalu
Dcmikian pemyataan ini yang saya buat dcngan scbcnamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal:9 Descmbcr 2016
Saya yang inenyatakan
Brigitta Swaselia Kasita
V‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Swaselia Kasita, Brigitta. 2016. Penggunaan Diksi pada Karangan Guru-Guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur pada Tahun 2015. SKRIPSI. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji penggunaan diksi dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) jenis diksi yang digunakan pada karangan dan (2) penggunaan diksi pada karangan dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung diksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah 20 karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis satu per satu. Tahap analisis data berupa identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi.
Hasil penelitian ini, yaitu: (1) jenis diksi yang digunakan pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015, meliputi abstrak, konkret, umum, khusus, populer, kajian, nonbaku, dan kata serapan. (2) penggunaan diksi pada karangan yang kurang tepat, meliputi penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata sinonim, penggunaan diksi pada karangan yang kurangcermat meliputi pemakaian kata tidak ekonomis dan pemakaian kata yang mubazir.
Kata Kunci: Penggunaan Diksi, Karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Swaselia Kasita, Brigitta. 2016. The Use of Diction in Essays Written by Elementary School Teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.
This research examined the use of diction in essays written by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. The aims of this research were to describe: (1) the type of diction used in the essays and (2) the accuracy and precision of the diction used in the essays.
This research was a qualitative descriptive research. The data of this research were in the form of sentences containing diction. The data sources in this study were 20 essays written by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. The technique of data collection used the documentation study. The gathered data were analyzed one by one. Identification, classification, and interpretation were the stages of data analysis.
The results of this research were: (1) The type of diction used in the essayswritten by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015, included abstract, concreate, common, special, academic, popular, slang, and borrowing words. (2) Inappropriate use of diction covers the denotation connotation usage and synonym. Inaccurate use of diction covers the use of uneconomical structure and redundant words.
Keywors: The Use of Diction, Essays
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam segala
proses kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat,
rahmat dan kekuatan kepada penulis.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam proses penyusunan
skripsi ini.
5. Dr. Y. Karmin, M.Pd. Selaku dosen kedua yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan masukan, dan
memberikan kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini
6. Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd., selaku triangulator yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis data dalam
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Septina Krismawati, S.S, M.A., selaku triangulator yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis data dalam
penelitian ini.
Segenap dosen Prodi PBSI, dosen MKU, dan dosen MKK yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama mengikuti kuliah.
Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat Prodi PBSI yang selama ini telah
banyak membantu dan memberi kemudahan dalam administrasi yang diperlukan.
Kedua orang tua terkasih, Titus Priyo Harjatmo, S.K.M., M.KES dan Maria
Magdalena Namarawati, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan
motivasi yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
Yogyakarta, 9 Desember 2016
itta Swaselia Kasita
00
9.
10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak
hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya
(Soedjito, 1988 :41). Contoh kata umum dan kata khusus dapat dicermati dalam
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Kata Umum dan Kata Khusus
3) Kata Populer dan Kata Kajian
Kata populer ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan
masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian ialah kata yang
dikenal dan dipakai oleh para ilmuan atau kaum terpelajar dalam karya ilmiah
(Soedjito, 1988:43). Contoh kata populer dan kata kajian dapat dicermati dalam
Tabel 3 berikut ini.
Kata Umum Kata KhususJatuh Roboh, rebah, longsor, runtuhMelihat Menonton, menatap, menengokBesar Raya, agung, makro, akbarMemotong Menebang, membelah, memenggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 3 Kata Populer dan Kata Kajian
Kata Populer Kata KajianKeahlian ProfesiSementara TentatifHarapan ProspekKecerdasan IntelegensiRancangan DesainContoh Sampel
4) Kata Baku dan Kata Nonbaku
Kata baku ialah kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah
ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku ialah kata yang tidak mengikuti
kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan (Soedjito, 1988:44).
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis kata baku menggunakan teori yang
dikemukakan oleh Widjono (2008: 23-32). Widjono (2008) dalam bukunya yang
berjudul Bahasa Idonesia Mata kuliah pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi mendefinisikan ragam bahasa tulis baku sebagai penggunaan ragam bahasa
baku, ejaan (EYD) yang baku, kosa kata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan
kalimat yang lengkap.
Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) ragam bahasa lisan baku yang sejalan
dengan bahasa tulis baku dan (b) ragam bahasa tidak baku ( bahasa pergaulan).
Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan intonasi, kosa
kata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusunan kalimat.
(Widjono Hs 2008: 23-32). Contoh ragam bahasa lisan tidak baku adalah “ Di sini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
akan membicarakan pertumbuhan ekonomi 2004.” Contoh bahasa tulis baku “
Dalam seminar ini kita akan mengkaji pertumbuhan ekonomi 2004”.
Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika
lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain
resmi, akrab, dingin, dan santai. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai
kemampuan menggunakan menggunakan bermacam-macam ragam bahasa itu.
Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan
warisan, melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan
maupun pengalaman.
Keterbatasan penguasaan ragam atau gaya menimbulkan kesan bahwa penutur
itu kurang luas pergaulannya. Misalnya, anak kecil yang hanya memiliki satu macam
gaya, yaitu yang dilakukan di lingkungan keluarganya, akan menggunakan gaya itu
dalam segala situasi. Begitu juga, orang yang hanya menggunakan satu macam gaya,
misalnya dalam perintah, untuk berbagai situasi akan menimbulkan kesan bahwa
orang itu tidak mau akrab dengan kawan bicara. Jika terdapat jarak antara penutur
dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau
yang dikenal dengan ragam bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan
bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono 2009: 14-15). Contoh kata
nonbaku dapat dicermati dalam Tabel 4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 4 Kata Nonbaku
Kata Nonbaku
Kemis
TauladanTradisionilKaedah
KemarenSyahMusawarahKwitansi
5) Kata Asli dan Kata Serapan
Kata asli ialah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri, sedangkan kata
serapan ialah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau asing. Kata serapan
tersebut misalnya strategi, sosial, moral, rujukan, sarana, wacana, dan luwes
(Soedjito, 1988:47).
b. Makna kata
Makna kata ialah hubungan antara bentuk dan barang (hal) yang diacunya
(Soedjito, 1988:51). Ada bermacam-macam makna kata di antaranya (1) makna
leksikal dan makna gramatikal, (2) makna denotatif dan makna konotatif, (3) makna
lugas dan makna kiasan, (4) makna kontekstual.
c. Perubahan makna
sebab-sebab perubahan makna menurut Soedjito (1988:64), yaitu (1) peristiwa
ketatabahasaan, (2) perubahan waktu, (3) perbedaan tempat, (4) perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lingkungan, dan (5) perbedaan konotasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan
membahas tentang penggolongan kata dalam kaitannya dengan pilihan kata.
2.2.2 Syarat Ketepatan Pilihan Kata
Ketepatan dalam pemilihan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Maka dari itu, setiap
penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya
untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang
harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai
dengan tuntutan komunikasi. Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata yang
dikemukakan Putrayasa (2007: 10) sebagai berikut.
a. Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon. Kata-kata yang bersinonim ada
yang dapat saling menggantikan, tetapi ada pula yang tidak. Oleh karena itu, kita
harus memilihnya secara tepat dan saksama. Misalnya, kata asas bersinonim
dengan kata dasar, pokok, dan prinsip. Dalam penggunaan kalimat, keempat kata
tersebut tidaklah semuanya bisa saling menggantikan satu sama lain.
b. Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi. Sebuah kata yang hanya
mengacu pada makna konseptual atau makna dasar berfungsi denotatif. Kata lain
kecuali denotasi juga merupakan gambaran tambahan yang mengacu pada nilai
dan rasa berfungsi konotatif. Makna konotasi dibedakan atas dua bagian, yakni
konotasi positif dan konotasi negatif. Makna konotasi positif adalah makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa tinggi, baik, sopan,
santun, sakral, dan sejenisnya. Sementara itu, makna konotasi negatif adalah
makna tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa rendah, kotor,
porno, jelek, jorok, dan sejenisnya.
c. Pemakaian kata umum dan kata khusus. Perbedaan ruang lingkup acuan makna
suatu kata terhadap kata lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan kata
khusus. Makin luas ruang lingkup acuan makna sebuah kata, makin umum
sifatnya. Makin sempit ruang lingkup acuan maknanya, makin khusus sifatnya.
Dengan kata lain, kata umum memberikan gambaran yang kurang jelas,
sedangkan kata khusus memberikan gambaran yang jelas dan tepat. Oleh Karena
itu, untuk mengefektifkan penutur lebih tepat dipakai kata khusus daripada kata–
kata umum.
d. Pemakaian kata-kata atau istilah asing. Pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa menggunakan beberapa pertimbangan untuk menerima atau menolak
unsur pungutan.
e. Pemakaian kata abstrak dan konkret. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai
referen berupa konsep, sedangkan kata konkret adalah kata yang mempunyai
referen berupa objek yang dapat diamati.
f. Pemakaian kata populer dan kata kajian. Kata-kata seperti besar, kecil, pindah,
batu, waktu, isi, harga, dan lain-lain lebih dikenal oleh masyarakat daripada kata-
kata seperti andal, acak, transfer, minor, bantuan, momentum, faktor, volume,
dan canggih. Kelompok kata pertama termasuk kata-kata populer. Kata-kata ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi sehari-hari di
kalangan semua lapisan masyarakat. Sebagian besar kosa kata dalam semua
bahasa berupa kata-kata populer.
g. Pemakaian jargon, kata percakapan, dan slang. Dalam tulisan formal untuk
khayalak yang lebih luas, lebih baik dihindari kata-kata yang termasuk “jargon”.
Istilah “jargon” mempunyai beberapa pengertian di antaranya kata-kata teknis
yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok
tertentu. Kata-kata ini kerap kali merupakan kata sandi/kode rahasia untuk
kalangan tertentu (dokter, militer, perkumpulan rahasia).
h. Bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang digemari dan dipakai
di kalangan remaja tertentu. Bahasa prokem ini konon berasal dari kalangan
preman. Bahasa prokem ini digunakan sebagai sarana komunikasi di antara
remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu. Sarana komunikasi
diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal–hal yang dianggap
tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa
yang sedang dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai
dengan latar belakang sosial budaya pemakaiannya. Hal itu merupakan perilaku
kebahasaan dan bersifat universal.
Ketepatan pilihan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan
atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Maka dari itu, setiap penulis atau
pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
maksud tersebut. Kata yang dipakai sudah tepat akan tampak dari reaksi selanjutnya,
baik berupa aksi verbal maupun berupa aksi non-verbal dari pembaca atau pendengar.
Ketepatan tidak akan menimbulkan kesalahpahaman keraf (1986: 88). Agar dapat
mencapai ketepatan pilihan kata, Keraf (1987: 88) memaparkan sepuluh syarat
ketepatan pilihan kata.
(1) Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi
Denotasi merupakan kata yang bermakna lugas atau makna yang sebenarnya,
sedangkan kata konotasi merupakan kata yang bermakna kias atau makna yang tidak
sebenarnya. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata denotasi dan konotasi.
(a) Andi membeli meja hijau untuk pamannya. (denotatif)(b) Susi dibawa ke meja hijau karena menjadi tersangka korupsi (konotatif)
Kata yang cetak miring dalam kalimat yang pertama mempunyai arti yang
sebenarnya, yaitu meja yang berwarna hijau, sedangkan pada kalimat kedua
mempunyai arti pengadilan
(2) Penggunaan sinonim
Sinonim merupakan persamaan kata. Penggunaan kata sinonim perlu
diperhatikan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berkelainan. Kata yang
memiliki persamaan makna belum tentu disama-artikan oleh pihak yang berbeda.
Berikut ini adalah penggunaan sinonim.
(a) Dery memberi ibunya obat umum(b) Dery memberi ibunya obat generik.
Pada contoh kata umum dalam kalimat pertama dan kata generik dalam kalimat
kedua bersinonim. Penggunaan sinonim dalam kalimat pertama tidak tepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
karena kata umum tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Penggunaan
sinonim yang tepat terdapat pada kalimat kedua.
(3) Penggunaan Kata yang Mirip Ejaannya
Apabila penulis tidak dapat membedakan kata-kata yang mirip dengan
ejaannya, akan timbul kesalahpahaman yang tidak diinginkan. Alangkah baiknya
jika mengacu pada kamus, karena kata yang tertulis pada kamus merupakan kata
yang sesuai dengan ejaaan. Misalnya, kata bahwa – bawa – bawah.
(4) Penggunaan Kata-Kata Ciptaan Sendiri
Berkembangnya suatu bahasa akan menimbulkan munculnya beberapa
kosakata yang baru. Namun, penggunaannya tidak boleh sembarangan. Kosa kata
baru tersebut dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat
dan dipakai oleh masyarakat tersebut.
(5) Penggunaan Akhiran Asing
Penggunaan akhiran asing harus memperhatikan makna dan kata yang
digunakan. Terkadang seseorang sulit membedakannya. Berikut ini adalah
contoh penggunaan akhiran asing.
(a) koordinasi bukan koordinir(b) legalisasi bukan legasir
(6) Penggunaan Kata Idiomatis
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
(Keraf, 1986:89). Berikut contoh penggunaan kata idiomatis.
(a) ingat akan bukan ingat terhadap(b) berharap akan bukan mengharap akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(c) berbahaya bukan membahayakan bagi sesuatu
(7) Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah jenis kata yang ruang lingkupnya lebih luas, sedangkan
kata khusus adalah jenis kata yang acuannya lebih kepada hal-hal yang khusus
dan konkret. Berikut ini contoh penggunaan kata umum dan kata khusus.
(a) Tanti senang memakai baju merah.(b) Anton suka memelihara binatang.(c) Pak Anas ingin sekali bertemu dengan ibunya.
Pada contoh, kata merah, binatang, dan bertemu pada kalimat di atas merupakan
kata umum. Apabila menggunakan kata khusus, kedua kalimat di atas berubah
menjadi berikut.
(a) Tanti senang memakai baju merah menyala.(b) Anton suka memelihara pitbul.(c) Pak Anas ingin sekali berjumpa dengan ibunya.
(8) Penggunaan Kata Indria
Dalam memilih kata-kata yang tepat, perlu memperhatikan penggunaan
istilah-istilah yang menyatakan pengalaman-pengalaman yang dicerap oleh
pancaindra (Keraf, 1986: 94). Kata-kata yang sering dipakai untuk menyatakan
pencerapan itu adalah.
Peraba : dingin, panas, lembab, basah, kering, kasar, halus, rata,
licin, dan lain-lain
Perasa : pedas, pahit, asam, asin, pedis, manis, dan lain-lain
Makna kata tidak selalu bersifat statis (Keraf, 1986:95). Dalam memilih kata,
perlu sekali mengetahui terjadinya perubahan makna. Maka dari itu, perlu
memperluas referensi mengenai kosa kata dan makna yang sedang berkembang
sesuai dengan kaidah bahasa yang ditentukan. Macam-macam perubahan makna
yang penting adalah perluasan arti, penyempitan arti, ameliorasi, peyorasi,
metafora, dan metonimi.
(10) Kelangsungan Pilihan Kata
Kelangsungan pilihan kata perlu diperhatikan agar suatu informasi dapat
disampaikan secara tepat dan tidak menimbulkan ketidakpahaman. Selain itu,
kelangsungan pilihan kata yang sesuai juga sangat dibutuhkan. Suatu proses
komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar apabila memperhatikan sesuatu
yang tepat dan sesuai.
2.2.3 Kecermatan Pilihan Kata
Data pemakaian bahasa Indonesia ragam lisan fungsional memperlihatkan
adanya pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Adapun syarat-syarat kecermatan
pilihan kata yang dikemukakan oleh Luimintatang (1988 : 76 – 81) sebagai berikut.
1. Pemakaian Kata yang Tidak Ekonomis
Pemakaian kata yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian kata yang
berpanjang-panjang atau berbelit-belit, yang sebenarnya bisa dituturkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tuturan yang singkat, jelas, dan padat. Berikut ini adalah kasus pemakaian beserta
alternatif perbaikannya.
(1) Kita contohkan saja, saya terus terang, saya rekan saya Menteri Penerangan Malaysia dan Singapura itu bertanya kepada saya kok Indonesia berani mengizinkan antena parabola dengan alasan masyarakat Indonesia sudah mampu memilih dan memilah informasi dari luar dan dengan tegas saya jawab karena konsep daripada ketahanan dikaitkan dengan pengembangan pelaksanaan pengalaman pancasila.(Pol/P2/NP/RCTI/5/94).
(2) Mengapa berakhirnya suatu kelompok masyarakat itu mempunyai sejarah-sejarah yang sama, mempunyai perasaan- perasaan yang sama, mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan mereka. (Pol/P2/NP/RCTI/95). Kedua turunan di atas tampak tidak ekonomis. Kedua tuturan itu sebenarnya dapat disederhanakan menjadi kalimat yang lebih baik dan benar, misalnya seperti berikut.
(3) Kita contohkan saja tentang pernyataan rekan saya. Menteri penerangan Malaysia dan Singapura, atas izin pemasangan antena parabola untuk masyarakat Indonesia, yang saya anggap sudah mampu memilih dan memilah informasi dari luar karena mereka telah memiliki konsep praktis tentang ketahanan. (Pol/P2/NP/RCTI/5/94).
(4) berakhirnya suatu kelompok masyarakat itu mempunyai sejarah, mempunyai perasaan, dan mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan mereka.(Pol/P2/NP/RCTI/5/95)
Kedua tuturan diatas di atas hanyalah sekadar contoh tentang adanya pemakaian
struktur tuturan yang tidak ekonomis. Data sejenis ini cukup tinggi frekuensinya,
terutama disebabkan oleh faktor situasi interaksi, khususnya pada topik pembicaraan
yang tidak resmi, hubungan sosial antarpartisipan ( si pewancara dan lawan bicara)
agak dekat/ intim, atau tercipta situasi hubungan sosial yang intim, termasuk di
dalamnya dominasi latar interaksi verbal seperti di luar studio.
2. Pemakaian Kata yang Mubazir
Data bahasa Indonesia ragam lisan fungsional juga memperlihatkan pemakaian
struktur tuturan yang mengandung kemubaziran. Kemubaziran ini ditandai oleh
pemakaian kata-kata yang diulang-ulang, kata tugas yang tidak diperlukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pemakaian dua buah unsur yang berfungsi sebagai predikat kalimat, atau pemakaian
kata bantu bilangan jamak yang diikuti oleh kata ulang pula. Berikut ini adalah
contohnya.
(5) Tentunya masih ada sedikit kurang-kurangnya, seperti umpamanya, pengaruh narkotika,.., Aids, dan sebagainya serta dampak-dampaknya (Pol/P/NP/RC/5-94)
(6) Itu salah satu kewajiban saya dalam rangka upaya-upaya bagaimana cara-caranya meningkatkan baik peran siswa maupun para guru-guru juga, ya, para karyawan. (Kpd/P1/TR/TV/5-94)
(7) Saya kira sudah sependapat dengan kawan-kawan dari Departemen koperasi wiraswasta agar supaya bentuknya perum. Jadi,kita mencari dana, seperti misalnya melalui membuat pagelaran dan kerajinan tangan, dan sebagainya (Ksn/w/NP/RC/6-94).
Ketiga tuturan di atas sebenarnya dapat disunting dengan lebih baik lagi, sehingga
menjadi sebuah tuturan yang baku dan baik. Kemubaziran pemakaian kata pewatas
seperti umpamanya yang diikuti oleh kata dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat
disunting salah satu kata pewatasnya: pilih seperti atau pilih umpamanya.
3. Pemakaian kata yang berbunga-bunga
Data penelitian juga memperlihatkan bahwa di dalam bahasa Indonesia ragam
lisan fungsional tidak sedikit yang menampilkan tuturan yang sangat panjang,
berbunga-bunga pula sehingga penalaran menjadi terabaikan. Gejala seperti ini
cenderung ditemukan pada interaksi verbal ketika berbicara.
2.3 Karangan
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis
yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Ide atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk kemudian dituangkan
dalam sebuah karangan. Karangan itu sendiri ada lima jenis yaitu karangan narasi,
deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Masing-masing dari karangan
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda juga.
Gie (2002) memaparkan bahwa setiap butir ide perlu dilekatkan pada suatu
kata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung
menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat,
serangkaian kalimat membentuk alinea, alinea-alinea akhirnya mewujudkan sebuah
karangan. Itu merupakan alur ketika seseorang berusaha untuk menuangkan idenya
menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada awalnya bermula dari ide yang kemudian
terbentuk menjadi sebuah karangan. Seperti yang telah dipaparkan pada paragraf
sebelumnya bahwa karangan dibagi menjadi lima jenis yaitu karangan narasi,
deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Berikut ini akan dijabarkan kelima
jenis karangan berdasarkan karakteristik dan fungsinya.
2.4 Karangan Narasi
Menurut Keraf (1983: 135-136), narasi merupakan suatu bentuk wacana yang
berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa, sehingga tampak seolah-olah
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting
pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Di samping itu, harus ada
unsur lain yang perlu diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang
terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Berdasarkan uraian tersebut, Keraf membatasi
pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-
tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam
suatu kesatuan waktu.
Karangan narasi biasanya menjelaskan mengenai suatu kisah atau peristiwa
baik yang benar-benar terjadi maupun yang hanya rekayasa semata. Banyak orang
yang masih sukar membedakan mengenai karangan yang bersifat narasi atau
deskripsi. Beberapa orang mengatakan bahwa kedua karangan tersebut memiliki
perbedaan yang sangat tipis. Namun, pada dasarnya karangan narasi dan karangan
dalam hal ini penulis berusaha supaya pembaca bisa membayangkan apa yang
digambarkan melalui kata-kata yang dirangkai dalam suatu karangan. Sementara itu
karangan narasi sifatnya menjelaskan atau mengisahkan sesuatu. Penulis tidak
berusaha supaya pembaca mampu berandai-andai untuk menggambarkan suatu hal.
Namun, penulis berusaha supaya pembaca mampu memahami maksud penulis,
sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan oleh
penulis. Selain itu (Rani, 2006: 45) berpendapat bahwa wacana narasi merupakan
suatu jenis wacana yang berisi cerita. Dalam narasi terdapat unsur-unsur cerita yang
penting misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dalam wacana narasi harus ada
unsur waktu, bahwa unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal
yang dialami oleh sang pelaku.
Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi.
Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi. Aspek intelektual
tidak banyak digunakan dalam memahami wacana narasi. Dari pendapat mengenai
wacana narasi, dapat disimpulkan bahwa di dalam karangan narasi mengandung
unsur-unsur cerita. Unsur cerita yang dimaksud adalah waktu, pelaku dan peristiwa.
Narasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berisi cerita. Narasi pada umumnya
ditujukan untuk menggerakan aspek emosi. Dengan narasi, penerima (pembaca) dapat
membentuk citra imajinasi (Rani, dkk, 2006: 45).
Dalam narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting seperti unsur waktu,
pelaku, dan peristiwa (Rani, dkk, 2006 : 45). Perhatikan contoh berikut.
(8)bulan Januari 1946, ada sebuah kapal penumpang bertolak dari kotaSurabaya menuju Jakarta. Di antaranya ada sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang berasal dari Jakarta. Mereka dikirim satuannya untuk mempertahankan kota Surabaya. Tidak jauh dari mulut Selat Madura kapal tersebut meledak dan tenggelam beserta seluruh isinya (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
2.5 Karangan Eksposisi
Menurut Keraf (1982: 3 ) eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika
yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan ekspositoris adalah memperluas
pandangan dan pengetahuan seseorang. Eksposisi merupakan bentuk retorika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer dan uraian-
uraian ilmiah lainnya yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang lain.
Makalah-makalah ilmiah populer dalam harian-harian, mingguan, dan majalah-
majalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi.
Ciri-ciri dari eksposisi adalah berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan
suatu pokok persoalan. Penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca
maksudnya adalah pembaca yang menolak tak menjadi soal; penulis sudah merasa
puas bahwa apa yang dipikirkan sudah tersalurkan. Sekurang-kurangnya orang lain
sudah hal itu. Ciri yang ketiga adalah fakta-fakta yang dipakai hanya sebagai alat
konkritisasi, yaitu membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan itu lebih konkret.
Dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah sebuah bentuk tulisan yang berisi
tentang penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi kepada
pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan informasi yang sejelas-
jelasnya kepada pembaca. Bila dibandingkan dengan bentuk karangan lainnya, seperti
argumentasi, deskripsi dan narasi, pada dasarnya semua bentuk karangan itu akhirnya
memperluas pengetahuan seseorang. Namun, tujuan yang paling menonjol pada
karangan eksposisi adalah memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca,
sedangkan karangan lainnya menonjolkan aspek yang lain. Contoh kalimat eksposisi
dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.
(9) Para penjual makanan mengeluhkan kenaikan harga BBM. Pasalnya,naiknya harga BBM membuat bahan-bahan baku naik. Alhasil, para penjual harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menyiasati hal ini dengan memperkecil porsi atau menaikkan harga makanan yang mereka jual. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
2.6 Karangan Argumentasi
Menurut Keraf (2007: 3-4), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu
hal tertentu itu benar atau tidak.
Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis.
Untuk itu penulis harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada.
Dalam argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan
dengan pengantaraan fakta-fakta itu. Oleh sebab itu, penulis harus meneliti apakah
semua fakta yang dipergunakan itu benar dan harus meneliti pula bagaimana
relevansi kualitasnya dengan maksudnya.
Penulis dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan fakta yang benar. Dalam
menulis karangan argumentasi, harus berisi bukti-bukti untuk memperkuat pendirian
atau pendapatnya. Karangan argumentasi gaya penulisannya harus meyakinkan.
Penulis argumentasi tidak boleh sesaat pun menimbulkan kesan keragu-raguan
mengenai persoalan yang dikemukakan itu. Dalam karangan argumentasi, penulis
menggunakan fakta-fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapatnya apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
suatu hal itu benar atau tidak. Fakta-fakta tersebut dapat menjadi dasar penulis untuk
berpikir kritis dan logis, karena dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif yakni
berpikir kritis dan logis. Perhatikan contoh berikut.
(10)Saat ini sampah berserakan di mana-mana. Hal ini dapat kita lihat di sekeliling kita. Sampah-sampah tersebut biasanya berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan malas membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berkumpul itu menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat membuat polusi udara. Selain itu, tumpukan sampah tersebut menjadi sarang berkembangbiaknya berbahaya. Sumber penyakit itu akan terbawa dengan udara sehingga akan terhirup oleh kita. Akibatnya, kita akan menjadi sakit dan tentunya juga akan menular kepada orang lain yang ada di sekitar kita. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
2.7 Karangan Deskripsi
Menurut Keraf (1982: 93), deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk
tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-
perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi berasal dari bahasa
Latin yaitu describere yang berarti menulis tentang atau membeberkan suatu hal.
Sebaliknya, kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari
kata peri-memerikan yang berarti ‘melukiskan sesuatu hal’.
Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil
pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan
semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang
ingin dicapai oleh seseorang penulis deskripsi adalah menciptakan atau
memungkinkan terciptanya daya khayal (imajinasi) pada para pembaca, seolah-seolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mereka melihat sendiri objek tadi secara keseluruhan sebagai yang dialami secara
fisik oleh penulisnya.
Jadi, berdasarkan tujuannya sekurang-kurangnya harus dibedakan dua macam
deskripsi, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau ekspositoris. Deskripsi
sugestif menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena
perkenalan langsung dengan objeknya. Pengalaman atas obyek itu harus menciptakan
sebuah kesan atau interpretasi. Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan pengantaraan
tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri, sifat,
watak dari objek tersebut, sehingga dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca.
Kesimpulannya deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan
terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca.
Di pihak lain deskripsi ekspositoris atau teknis hanya bertujuan untuk
memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat
mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Ia tidak berusaha
untuk menciptakan kesan atau imaginasi pada diri pembaca. Dalam deskripsi penulis
memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya
pada pembaca. Ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat
ditemukan pada objek tersebut. Perhatikan contoh kalimat deskripsi berikut.
(11) Pemandangan pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihatperbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, penginapan, dan toko kelontong. Bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan momen bersama keluarga, pantai Pangandaran sangat tepat sebagai tempat tujuan wisata air. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.8 Karangan Persuasi
Menurut Keraf (1982: 118), persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan
untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara
pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar
pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, persuasi dapat dimasukkan pula dalam
cara-cara untuk mengambil keputusan. Mereka yang menerima persuasi harus
mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang
benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan.
Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang
menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk
merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang
biasa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti
yang dilakukan dalam argumentasi. Semua bentuk argumentasi biasanya
menggunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan emosi para
pembaca. Contoh kalimat argumentatif dapat dilihat pada kalimat (12) ini.
(12) Tubuh kita sangat membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral yang berguna bagi kebutuhan hidup kita. Vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada makanan-makanan yang bergizi, seperti buah, daging, susu, sayuran dan kacang-kacangan. Jika kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, maka kita menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Sebaliknya, jika kita kekurangan vitamin dan mineral maka tubuh kita akan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, agar tubuh selalu sehat, makanlah makanan-makanan yang bergizi. Selain itu, janganlah lupa untuk mengimbanginya dengan olahraga secara teratur. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.9 Kerangka Berpikir
Berdasarkan rincian teori di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir supaya
memudahkan peneliti sendiri dalam proses menganalisis pilihan kata pada karangan.
Terdapat dua rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu jenis diksi dan penggunaan
diksi. Jenis diksi menggunakan teori penggolongan kata menurut Soedjito (1988: 39-
47), Dalam kaitannya dengan pilihan kata atau diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat
digolongkan menjadi sepuluh jenis penggolongan kata, yaitu (1) kata abstrak, (2) kata
konkret, (3) kata umum, (4) kata khusus, (5) kata populer (6) kata kajian, (7) kata
baku (8) kata nonbaku, (9) kata asli, dan (10) kata serapan. Berikut penjelasan
mengenai sepuluh jenis penggolongan kata.
Rumusan masalah kedua adalah penggunaan diksi. Penggunaan diksi
menggunakan teori ketepatan pilihan kata menurut (Keraf, 1987), dan kecermatan
kata menurut Lumintaitang (1988) kelangsungan pilihan kata. Dalam kaitannya
dengan kecermatan diksi Luimintatang (1988 : 76 – 81). Dalam kaitannya dengan
ketepatan pilihan kata, Gorys Keraf (1987 : 88) memaparkan syarat ketepatan pilihan
kata, yaitu (1) membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, (2) membedakan
dengan cermat kata–kata yang hampir bersinonim, (3) membedakan kata-kata yang
mirip dalam ejaannya, (4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. (5) Waspadalah
terhadap penggunaan akhiran asing, (6) kata kerja yang menggunakan kata depan
harus digunakan kata idiomatik, (7) penulis atau pembaca harus membedakan kata
umum dan kata khusus, (8) menggunakan kata-kata indria, (9) memperhatikan
perubahan makna, dan (10) memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Dalam
Data Ketepatan Diksi Kecermatan DiksiPKDK PKS PKID PKCS PSTK PUM
20 7 12 12 1 58 5
4.1.1 Jenis Diksi
Berikut merupakan contoh jenis diksi yang dikaji dalam penelitian ini.
a) Kata abstrak
(1) Selain menjaga kebersihan tubuh , menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan . (4/ K4)
Kalimat (1) memiliki kata abstrak yang berupa kebersihan dan lingkungan.
Peneliti menemukan 29 kata abstrak dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang
tergolong dalam kata abstrak.
b) Kata Konkret
(2) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. ( 5/ K5)
Kalimat (2) memiliki kata konkret yang berupa kata lemas, menemukan 29
kata konkret dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong dalam kata
konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c) Kata Umum
(3) Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya, yang sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan – hewan berteduh. (11/ K11)
Kalimat (3) memiliki kata umum yang berupa kata hewan, peneliti
menemukan 32 kata umum dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong
dalam kata konkret.
d) Kata Khusus
(4) Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang. (12/ K12)
Kalimat (4) memiliki kata khusus yang berupa kata hujan, peneliti
menemukan 16 kata khusus dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang
tergolong kata khusus. (12/ K12).
e) Kata Populer
(5) Terjadi banjir yang melanda dimana-mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga. (15/ K.15)
Kalimat (5) memiliki kata populer yang berupa kata warga, peneliti
menemukan 9 kata populer dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong
kata populer.
f) Kata Kajian
(6) Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan pangan juga berkontruksiuntuk menambah lengkapnya pembuangan sampah sembarangan. (19/ K19).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kalimat (6) memiliki kata kajian yang berupa kata berkontruksi peneliti
menemukan 9 kata populer dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang
tergolong kata populer.
g) Kata Nonbaku
(7) Musibah yang tidak disangkah–sangkah seperti ini, kalau dilihat sepelehtetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. (8/K.8)
Kalimat (7) memiliki kata nonbaku yang berupa kata disangkah–sangkah, dan
sepeleh. Peneliti menemukan 19 kata non baku dari 20 karangan guru–guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata non baku
h) Kata Serapan
(8) Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya, yang sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan–hewan berteduh. ( 11/ K.11)
Kalimat (8) memiliki kata serapan yang berupa kata aktif. Peneliti
menemukan 6 kata serapan dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang
tergolong kata serapan.
4.1.2 Penggunaan diksi
Berikut merupakan contoh penggunaan diksi yang dilihat dari unsur ketepatan
diksi dan kecermatan diksi.
a) Penggunaan Kata denotasi dan konotasi
(9) Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. (5/ K.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kalimat 9) memiliki kata denotasi dan konotasi yang berupa kata lumpuh
total. Peneliti menemukan 7 kata denotasi dan konotasi dari 20 karangan guru-
guru Mahakam Ulu yang tergolong kata denotasi dan konotasi.
b) Penggunaan kata sinonim
(10)Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan,.. (6/ K.6)
Kalimat (10) memiliki penggunaan kata sinonim yang berupa kata tidak baik.
Peneliti menemukan 12 penggunaan kata sinonim dari 20 karangan guru–guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata sinonim.
c) Penggunaan Kata Indria
(11)Kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan – hewan beteduh. (11 / K.11)
Kalimat (11) memiliki penggunaan kata indria yang berupa kata hijau.
Peneliti menemukan 12 penggunaan kata indria dari 20 karangan guru–guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata indria.
d) Penggunaan kata ciptaan sendiri
(12) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana – mana. (4/ K.4)
Kalimat (12) memiliki penggunaan kata ciptaan sendiri yang berupa kata tak.
Peneliti menemukan 1 penggunaan kata ciptaan sendiri dari 20 karangan guru-guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata ciptaan sendiri.
e) Penggunaan struktur yang tidak ekonomis
(13),... tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. (17/ K.17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kalimat (13) memiliki penggunaan struktur yang tidak ekonomis yang
berupa kalimat di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. Peneliti
menemukan 58 penggunaan struktur yang tidak ekonomis dari 20 karangan guru-
guru Mahakam Ulu yang tergolong penggunaan struktur yang tidak ekonomis.
f) Penggunaan Unsur yang Mubazir
(14),.. menebang pohon dan membunuh binatang–binatang demi kepentingan pribadi–pribadi dan kantong–kantong mereka sendiri (14/ K.14)
Kalimat (14) memiliki penggunaan unsur yang mubazir yang berupa kata
binatang, pribadi, kantong. Peneliti menemukan 5 penggunaan unsur yang
mubazir dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong penggunaan
unsur yang mubazir.
4.2 Analisis Data
Penelitian ini bertujuan (a) mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan dan
(b) mendeskripsikan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan
kecermatan diksi. Proses analisis data dimulai dengan mengidentifikasi seluruh data
yang tersedia dari dari sumber berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Langkah berikutnya adalah membuat
tabel analisis unttuk pengkategorian. Kategori-kategori tersebut dibuat untuk
melakukan koding. Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif
dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori–kategorinya (Moleong,
2008: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan
data. Data yang diperoleh kemudian ditulis dengan kode-kode yang ditentukan.
Selanjutnya, dilakukan interpretasi berupa uraian mengenai hasil analisis data.
Peneliti hanya menyajikan beberapa data yang mewakili keseluruhan data. Data lain
yang tidak dicantumkan oleh penulis dalam analisis data dapat dilihat dalam
lampiran.
4.2.1 Hasil Analisis Jenis Diksi
Hasil analisis jenis diksi dalam karangan guru–guru SD Kabupaten Mahakam,
Kalimantan Timur pada tahun 2015, dapat dilihat dalam tabel yang telah
dimunculkan pada bagian deskripsi data. Dalam kolom yang disajikan, dituliskan
jumlah kalimat tiap karangan dan banyaknya temuan tentang diksi dalam setiap
karangan. Diksi yang dimaksud meliputi (1) kata abstrak dan kata konkret, (2) kata
umum dan kata khusus, (3) kata populer dan kata kajian, (4) kata baku dan kata
nonbaku, dan (5) kata asli dan kata serapan. Secara khusus, analisis mengenai diksi
dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015 akan dibahas dalam uraian di bawah ini.
4.2.1.1 Hasil Analisis Kata Abstrak dan Kata Konkret
Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata abstrak dan kata
konkret dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada
tahun 2015.
(15) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. (3/K.3)
(16) Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya. (5/K.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(17) Bencana banjir yang melanda diperkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lenda. (13/K.13)
Kata lingkungan dalam kalimat (15), kata kebiasaan dalam kalimat (16),
kata struktur dalam kalimat (17) merupakan kata abstrak karena rujukannya berupa
konsep atau pengertian (Soedjito, 1988). Kata konkretnya masing-masing adalah
tempat tinggal, membuang sampah sembarangan, dan susunan.
(18) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang penyakit untuk tumbuh dan berkembang. (4/K.4)
(19) Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah, masyarakat harus disiplin dalam menangani sampah agar tidak menjadi sumber penyakit. (6/K.6)
(20) Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi dingin dan lemas. (12/K.12)
Kata bersih dalam kalimat (18), kata bersih dan kata sehat dalam kalimat (19), kata
dingin dan lemas dalam kalimat (20) merupakan kata konkret karena rujukannya
berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra (Soedjito, 1988). Kata abstraknya
adalah kebersihan, kesehatan, dan sakit.
4.2.1.2 Hasil Analisis Kata Umum dan Kata Khusus
Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata umum dan kata khusus
dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015.
(21) Air yang tergenang kenapa dapat menimbulkan penyakit, air yang terlalu lama tergenang dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak. (1/K1)
(22) Sungai pun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya. (10/K10)
(23) Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan pangan juga berkontruksi untuk menambah lengkapnya pembuangan sampah. (19/K.19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kata penyakit dalam kalimat (21), kata musim dalam kalimat (22), kata
minuman dan makanan dalam kalimat (23) merupakan kata umum, karena kata – kata
ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal (Soedjito,
1988). Kata khususnya adalah demam berdarah, hujan, air putih dan nasi.
(24) ,...dari menumpuknya sampah di sungai dan parit–parit itu juga mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya jentik – jentik nyamuk, dari situ pula kita dapat terserang penyakit DBD dan lain – lain . (2/K2)
(25) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan banjir. (7/K7)
(26) Terjadi banjir yang melanda dimana–mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga. (15/K15)
Kata nyamuk dalam kalimat (24), kata hujan dan banjir dalam kalimat (25),
kata banjir dalam kalimat (26) merupakan kata khusus, karena kata-kata tersebut
terbatas ruang lingkupnya (Soedjito 1988). Kata umumnya adalah serangga, musim,
dan bencana alam.
4.2.1.3 Hasil Analisis Kata Populer dan Kata Kajian
Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata populer dan kata kajian
dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015.
(27) Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua warga sadar akan akibat atau dampak membuang sampah sembarangan. (8/K8)
(28) Jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan lingkungan, kita akan mengalami berbagai musibah, contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong–lorong. (16/K16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kata warga dalam kalimat (27), kata contoh dalam kalimat (28) merupakan
contoh kata populer, karena kata tersebut merupakan kata yang dikenal dan dipakai
oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari–hari (Seodjto 1988). Kata
kajiannya adalah penduduk, dan sampel.
(29) Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk yang ssakit.(17/K17)
(30) Maka dengan menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif. (19/ K19)
(31) Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus maka seluruh komponen hidup yang ada di dalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. (7/K7)
Kata penduduk dalam kalimat (29), kata berkontribusi dalam kalimat (30),
kata masyarakat dalam kalimat (31) merupakan contoh kata kajian, karena kata yang
dikenal dan dipakai oleh para ilmuan/ kaum terpelajar dalam karya ilmiah (soedjito,
1988). Kata populernya adalah warga, bekerja sama, kumpulan atau kesatuan.
4.2.1.4 Hasil Analisis Kata Baku dan Kata NonBaku
Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata nonbaku dalam
karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015.
(32) Akibat ketidaksadaran dari masyrakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan, parit dan sungai. Dari kesemuanya itu tampa kita sadari akan berakibat negatif bagi kita dan juga masyrakat. (2/K2)
(33) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan diman – mana. (4/K4)
(34) Membuang sampah disembarang tempat akan berakibat tidak baik bagikesihat tubuh dan lingkungan. (6/K6)
Kata masyrakat dan kata tampa dalam kalimat (32), kata tak dalam kalimat
(33), kata kesihat dalam kalimat (34) merupakan contoh kata nonbaku, karena kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tersebut tidak mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah
ditentukan/dilazimkan.(Soedjito, 1988). Kata bakunya adalah masyarakat, tanpa,
tidak, dan kesehatan.
4.2.1.5 Hasil Analisis Kata Asli dan Kata Serapan
Setelah melakukan analisis terhadap masing-masing kalimat, peneliti tidak
menemukan adanya penggunaan kata asli, peneliti menemukan penggunaan kata
serapan. Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata serapan dalam
karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015.
(35) Mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan (13/K13)
(36) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan (14/K14)
(37) Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan non organik.
Kata kreasi dalam kalimat (35), kata fungsi dalam kalimat (36), kata organik
dalam kalimat (37) merupakan contoh serapan, karena kata-kata tersebut diserap
bahasa daerah/bahasa asing (Soedjito, 1988). Kata kreasi, kata fungsi, dan kata
organik merupakan kata yang diserap dari bahasa Inggris yaitu creation, function, dan
organic.
4.2.2 Hasil Analisis Ketepatan Pilihan Kata
Berdasarkan hasil analisis terhadap penggunaan diksi atau pilihan kata yang
terdapat dalam tiap kalimat, ditemukan beberapa penggunaan diksi yang dilihat dari
segi ketepatan diksi atau pilihan kata. Dari sepuluh aspek ketepatan pilihan kata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
hanya ditemukan penggunaan diksi atau pilihan kata yang penggunaannya meliputi 4
aspek ketepatan yaitu penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata
sinonim, penggunaan kata ciptaan sendiri, penggunaan kata indria. Berikut penjelasan
mengenai penggunaan diksi dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 yang dilihat dari segi ketepatan
pilihan kata.
4.2.2.1 Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi
Dalam bagian ini, peneliti memfokuskan pada penggunaan kata konotasi. Dari
20 karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada
tahun 2015, terdapat 13 karangan yang menggunakan kata konotasi. Berikut
merupakan contoh penggunaan kata konotasi dalam karangan karya guru-guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015
(38) Seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. (5/K5)
(39) Maka semoga ke depan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai. (2/K2)
(40) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. (4/K4)
Frasa lumpuh total pada kalimat (38) bermakna konotasi. Hal ini karena arti
sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan di mana kaki seseorang tidak bisa
berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis menuliskan lumpuh total
adalah akibat kegiatan lainnya yang tidak bisa berfungsi dengan baik. Kata ke depan
pada kalimat (39) juga bermakna konotasi. Agar menimbulkan fakta yang, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebaiknya ditambah kata lima tahun ke depan. Demikian juga dengan kalimat (40).
Kata sarang pada kalimat (40) merupakan makna konotasi. Hal ini karena kata
tersebut artinya tempat tinggal hewan (burung). Maksud penulis adalah kata sarang
itu berarti tempat tinggal bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang.
4.2.2.2 Penggunaan Kata Sinonim
Penggunaan kata sinonim dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan 14 buah karangan. Hal
tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata sinonim dalam
kalimat. Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim dalam karangan karya
guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015.
(41) Sampah harus dipilah–pilah yaitu sampah organik dan non organik. (10/ K10)
(42) Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,... (2/K2)
(43) ,...mengajak masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan. (13/K13)
Kata dipilah – pilah dalam kalimat (41), kata ketidaksadaran dalam kalimat
(42), dan kata mengajak dalam kalimat (43) merupakan kata-kata yang memiliki
sinonim. Penggunaan kata sinonim perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan
interpretasi yang berkelainan. Kata yang memiliki persamaan makna belum tentu
disama-artikan oleh pihak yang berbeda (Keraf 1987: 88). Kata dipilah–pilah dalam
kalimat (41) tidak tepat penggunaannya. Kata yang bersinonim dengan kata yang
dipilah – pilah adalah kata dikelompokkan. Hal ini, karena kata dikelompokkan lebih
tepat digunakan pada kalimat (41). Kata ketidaksadaran dalam kalimat (42) tidak
tepat penggunaannya. Kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kelalaian. Hal ini karena kata kelalaian lebih tepat digunakan pada kalimat (42).
Demikian juga kata mengajak dalam kalimat (43) tidak tepat penggunaannya. Kata
yang bersinonim dengan kata mengajak adalah kata mengimbau. Kata mengimbau
lebih tepat digunakan pada kalimat (43). Pembenarannya kalimat (41) Sampah harus
dikelompokkan yaitu sampah organik dan non organik. Pembenaran kalimat (42)
adalah Akibat kelalaian dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang
tempat,... Pembenaran kalimat (43) adalah ,...mengimbau masyarakat untuk
mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
4.2.2.3 Penggunaan Kata Ciptaan Sendiri
Penggunaan kata ciptaan sendiri dalam karangan karya guru-guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan hanya 1 buah
karangan yaitu terdapat di karangan 4. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua
karangan menggunakan kata ciptaan sendiri. Berikut merupakan contoh penggunaan
kata ciptaan sendiri dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam,
Kalimantan Timur pada tahun 2015.
(44) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana–mana. (4/K4)
Kata tak pada kalimat (44) merupakan kata ciptaan sendiri, karena kata tak
digunakan masyarakat kalimantan yang artinya tidak. Penggunaan kata ciptaan
sendiri dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat dan
dipakai oleh masyarakat tersebut (Keraf 1987: 88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.2.4 Penggunaan Kata Indria
Penggunaan kata indria dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan 7 karangan yaitu terdapat
di karangan 1, 4, 5, 7, 10, 12, 20. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan
menggunakan kata indria. Berikut merupakan contoh penggunaan kata indria dalam
karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015.
(45) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor.
Kata kotor pada kalimat (45) merupakan kata indria. Hal ini karena kata
tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
Keraf (1987: 88).
4.2.3 Hasil Analisis Kecermatan Diksi
Berdasarkan hasil analisis mengenai penggunaan diksi atau pilihan kata yang
digunakan dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan
Timur pada tahun 2015. Dari tiga aspek kecermatan pilihan kata, yaitu pemakaian
struktur yang tidak ekonomis, pemakaian unsur yang mubazir, dan pemakaian kata
yang berbunga-bunga. Peneliti menganalisis dua aspek yaitu pemakaian struktur
yang tidak ekonomis, dan pemakaian unsur yang mubazir. Hal ini karena pemakaian
kata yang mubazir definisinya sama dengan aspek pemakaian unsur yang tidak
ekonomis. Jadi, peneliti menganalisis dua aspek saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.2.3.1 Pemakaian Struktur yang Tidak Ekonomis
Pemakaian struktur yang tidak ekonomis dalam karangan karya guru-guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan di setiap
karangan terdapat pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Hal tersebut berarti
bahwa semua karangan masih memakai struktur yang tidak ekonimis dalam kalimat.
Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim dalam karangan karya guru-guru
SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015.
(46) Dimana – mana kita sering melihat tulisan, baik di pinggir jalan maupun
di sekolah,.. (8/K8)
(47) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan
Timur,..(11/K11)
(48) ,.. Tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan
tempat pembuangan sampah (17/K17)
Kata dimana – mana pada kalimat (46), frasa kurang lebih pada kalimat (47),
kalimat di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah pada kalimat (48)
merupakan pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak
ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang terlalu panjang atau berbelit-belit
(Lumintaintang 1998 :76). Pembenarannya adalah, kata dimana-mana pada kalimat
(46) seharusnya dihilangkan karena memakai struktur yang tidak ekonomis,
seharusnya menjadi kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun sekolah.
Kata kurang lebih pada kalimat (47) seharusnya dihilangkan karena memakai struktur
yang tidak ekonomis, seharusnya menjadi dua puluh tahun yang lalu di pedalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kalimantan Timur. Demikian juga pada klausa di tempat yang bukan tempat
pembuangan sampah pada kalimat (48) seharusnya dihilangkan karena memakai
struktur yang tidak ekonomis, seharusnya kalimat tersebut diganti dengan kata
sembarangan, menjadi Tapi Anto ternyata membuang sampah itu.
4.2.3.2 Pemakaian Unsur yang Mubazir
Penggunaan unsur yang mubazir dalam karangan karya guru-guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan tiga buah
karangan. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan unsur yang
mubazir. Berikut merupakan contoh penggunaan unsur yang mubazir dalam karangan
karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015.
(49) Musibah yang tidak disangkah–sangkah seperti ini. (8/K8)
(50),..menebang pohon dan membunuh binatang–binatang demi kepentingan
pribadi – pribadi dan kantong – kantong mereka sendiri (14/K14)
Kata disangkah–sangkah pada kalimat (49) kata binatang, kata pribadi, kata
kantong pada kalimat (50) merupakan penggunaan unsur yang mubazir, karena
kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang-ulang (Lumintaintang
1998 :76). Kata disangkah–sangka tidak perlu diulang, penulisan yang benar adalah
disangka. Kata binatang, kata pribadi, dan kata kantong seharusnya dihilangkan agar
tidak mengandung unsur yang mubazir. Pembenarannya pada kalimat (49) adalah
Musibah yang tidak disangka seperti ini. Pembenaran pada kalimat (50) adalah
,..menebang pohon dan membunuh binatang demi kepentingan pribadi dan kantong
mereka sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Jenis Diksi dalam Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur.
Penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Diksi dalam Karangan Karya
Guru–Guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada Tahun 2015 bertujuan
untuk mengetahui jenis diksi yang digunakan dalam karangan karya guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur. Menurut Soedjito (1988), dalam kaitannya
dengan pilihan kata atau diksi, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan
menjadi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata
kajian, kata baku, kata nonbaku, kata asli, dan kata serapan. Peneliti menganalisis
kalimat yang mengandung jenis diksi dari masing-masing karangan.
Dari karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, peneliti menemukan
delapan jenis diksi, yaitu meliputi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata
khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku, dan kata serapan. Penelitian ini
relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Soedjito (1998), hanya saja peneliti
tidak menemukan kata baku dan kata asli. Terdapat dua jenis diksi yang berjumlah
sama, yaitu kata abstrak dan kata konkret. Peneliti menemukan 29 kata abstrak, 29
kata konkret, 32 kata umum, 16 kata khusus yang terdapat 9 kata populer, 15 kata
kajian, 19 kata nonbaku, 6 kata serapan. Dari 20 karangan para guru SD Kabupaten
Mahakam Ulu yang telah dianalisis, kata abstrak yang banyak digunakan oleh para
guru yaitu kata kebiasaan, kata lingkungan, dan kata kebersihan, sedangkan kata
konkret yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata kotor, kata bersih, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
indah, dan kata sehat. Kata umum yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata
penyakit, dan kata musim. Kata khusus yang banyak digunakan oleh para guru yaitu
kata nyamuk, kata banjir, dan kata Hujan. Kata populer yang banyak digunakan oleh
para guru yaitu kata warga. Kata kajian yang banyak digunakan oleh para guru, yaitu
kata berdomisili.
Penggunaan kata non baku yang banyak ditemukan masih banyak yang salah
dalam penulisan yang digunakan oleh para guru, berarti dapat disimpulkan para guru
kurang teliti dalam menuliskan kata, karena kurang satu huruf saja dikategorikan
menjadi kata non baku. Peneliti menemukan kata kesehatan ditulis kesihat, kata
masyarakat ditulis msyarakat, dan kata tanpa ditulis tampa. Kata serapan yang
banyak digunakan oleh para guru yaitu kata organik
Berkaitan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, ada
tiga jenis penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gamala Ulfa
(2012/2013), Miftahudin (2012), Maria Yulia Dwiarani. (2011/2012). Posisi
penelitian dalam penelitian ini yaitu melengkapi penelitian terdahulu. Alasannya,
ketiga penelitian tersebut sama-sama menganalisis mengenai diksi dan pilihan kata.
Selain itu, ketiga penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sama, yaitu
metode deskripsi kualitatif. Perbedaannya terletak pada rumusan masalah yang
diangkat oleh peneliti. Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan penggunaan jenis
diksi dan menggambarkan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi
dan kecermatan diksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gamala Ulfa (2012/2013) menggambarkan kesalahan penggunaan diksi,
Miftahudin (2012) mendeskripsikan wujud kesalahan serta faktor apa saja yang
melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata, dan Maria Yulia Dwiarani.
(2011/2012) menggambarkan kesalahan penggunaan diksi. Sementara itu, dalam
penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai jenis diksi yang digunakan dalam
karangan dan penggunaan pilihan kata dilihat dari segi ketepatan dan kecermatan
pemilihan kata. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftahudin
(2012) yang menganalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi
terjadinya kesalahan pemilihan kata.
Pada penelitian yang dilakukan Gamala Ulfa ( 2012/2013), ditemukan
Kesalahan penggunaan diksi yang terdapat pada karangan siswa seperti,
ketidaktepatan dalam pemilihan kata, ketidakbakuan kata, ketidaksesuaian atau
ketidacocokan kata dalam kalimat, ketidaklangsungan atau tidak ekonomis kata yang
dipilih dalam kalimat sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Sementara itu,
berdasarkan 25 data, Miftahudin (2012) mengklasifikasikan tujuh jenis kesalahan
yaitu (1) kesalahan pemilihan kata depan, (2) kesalahan penggunaan kata tidak hemat,
(3) kesalahan penggunaan awalan, (4) kesalahan penggunaan akhiran , (5) kesalahan
kata ulang, (6) kesalahan konjungsi, dan (7) kesalahan kata dasar, serta ditemukan
factor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada
karangan .
Berdasarkan hasil analisis dapat diidentifikasi beberapa faktor yang
menyebabkan kesalahan dalam pemilihan kata pada siswa, yaitu (1) kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menyusun kata menjadi kalimat efektif, (2) kemampuan penggunaan awalan, (3)
kemampuan penggunaan konjungsi, (4) kemampuan penggunaan kata ulang. Maria
Yulia Dwiarani (2011/2012) menemukan (1) kesalahan ketepatan penggunaan pilihan
diksi pada paragraf deskripsi adalah kesalahan penggunaan kata denotasi dan
konotasi, kesalahan penggunaan kata sinonim dan antonim, kesalahan penggunaan
frasa asing dan kesalahan penggunaan frasa umum (2) kesalahan kesesuaian
penggunaan diksi pada paragraf deskripsi terutama ditemukan penggunaan kata baku
dan tidak baku yang dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek ortografi, aspek jati diri
kata, dan aspek ragam bahasa.
4.3.2 Penggunaan Diksi dalam Krangan Guru SD Kabupaten Mahakam,
Kalimantan Timur Dilihat dari Segi Ketepatan Pemakaian Kata, dan
Kecermatan Pemilihan Kata
Penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Diksi dalam Karangan Karya
Guru–Guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, pada Tahun 2015,
bertujuan untuk mengetahui penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi
dan kecermatan diksi dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam,
Kalimantan Timur. Keraf (1986: 88) memaparkan sepuluh syarat ketepatan pilihan
kata. sepuluh syarat ketepatan diksi tersebut mencakup (1) membedakan secara
cermat denotasi dan konotasi, (2) membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir
bersinonim, (3) membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya, (4) hindarilah
kata-kata ciptaan sendiri (5) waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, (6) kata
kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan kata idiomatik, (7) penulis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pembaca harus membedakan kata umum dan kata khusus, (8) menggunakan kata-kata
indria, (9) memperhatikan perubahan makna, dan (10) memperhatikan kelangsungan
pilihan kata. Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukankan oleh Keraf
(1986), hanya saja peneliti hanya menemukan penggunaan diksi yang dilihat dari
empat aspek ketepatan pilihan kata, yaitu (1) penggunaan kata denotasi dan (2)
konotasi penggunaan kata sinonim, (3) penggunaan kata ciptaan sendiri, dan (4)
penggunaan kata indria. Sedangkan, Penggunaan kata umum dan kata khusus sudah
dianalis pada rumusan masalah pertama mengenai jenis diksi menurut teori
penggolongan kata (Soedjito 1998).
Pada aspek konotasi dan denotasi, penggunaan diksi yang digunakan pada
karangan cenderung menggunakan kata konotasi, Sehingga makna yang ditimbulkan
kurang jelas. Agar makna yang ditimbulkan lebih jelas kata yang digunakan
seharusnya kata denotasi. Penggunaan kata denotasi dan konotasi berjumlah tujuh
kata, yang terdapat pada karangan 1, 2, 4, 5, 11, dan 15. Jumlah katanya masing-
masing satu kata kecuali pada karangan 11 berjumlah 2 kata. Selain itu, hanya
terdapat satu karangan yang menggunakan makna konotasi, yaitu pada karangan
nomer 1. Berhubungan dengan penggunaan kata sinonim diksi yang digunakan
sebanyak 12 kata, yang terdapat pada karangan 1, 2, 6, 8, 10, 12,, 13, 16, 17, 18, dan
19. Jumlah katanya masing – masing satu kata kecuali pada karangan 12 berjumlah 2
kata. Para guru cenderung salah dalam menggunakan kata sinonim dalam karangan,
misalnya kata ketidaksadaran pada karangan nomer 2, seharusnya kata tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata
kelalaian.
Berhubungan dengan penggunaan kata ciptaan sendiri, peneliti hanya
menemukan satu kata yang menggunakan kata ciptaan sendiri yaitu pada karangan
nomer 4 yaitu kata tak. Kata tak biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan
yang artinya tidak, tetapi kata tak pada rumusan masalah pertama masuk ke dalam
sepuluh jenis penggolongan kata, yaitu kata nonbaku menurut Soedjito (1998). Hal
tersebut menandakan bahwa tidak semua karangan menggunakan kata ciptaan sendiri.
Berhubungan dengan penggunaan kata Indria terdapat 12 kata yang menggunakan
kata indria. Jumlahnya sama dengan penggunaan kata sinonim yaitu berjumlah 12
kata.
Lumintaitang (1988) memaparkan tiga syarat kecermatan pilihan kata atau
diksi. 3 syarat kecermatan pilihan kata atau diksi mencakup (1) pemakaian struktur
yang tidak ekonomis. (2) pemakaian unsur yang mubazir. (3) dan pemakaian kata
yang berbunga – bunga. Jika dibandingkan dengan teori mengenai 3 syarat
kecermatan diksi, peneliti hanya menganalisis dua aspek yaitu pemakaian struktur
yang tidak ekonomis, dan pemakaian unsur yang mubazir, karena pemakaian kata
yang berbunga - bunga penjelasannya sama dengan aspek pemakaian unsur yang
tidak ekonomis. Jadi peneliti menganalisis dua aspek saja.
Pada aspek pemakaian struktur yang tidak ekonomis peneliti menemukan
sebanyak 58 kata yang didapat dari 20 data karangan. Bila dibandingkan dengan 10
jenis diksi dan 4 aspek ketepatan diksi, jumlah pada pemakaian struktur yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
ekonomis paling banyak ditemukan, yaitu berjumlah 58. Hal tersebut menandakan
bahwa para guru masih menggunakan kata-kata yang tidak ekonomis dan membuat
kalimat menjadi tidak efektif, yang paling banyak ditemukan menggunakan struktur
yang tidak ekonomis adalah karangan 17 yang berjumlah 8. Pada aspek pemakaian
unsur yang mubazir peneliti menemukan sebanyak 5 kata dari 20 karangan, yang
terdapat pada karangan nomer 8 yang berjumlah 1 kata, karangan nomer 11 yang
berjumlah 1 kata, karangan nomer 14 yang berjumlah 3 kata. Adanya perbedaan dari
aspek pemakaian struktur yang tidak ekonomis, yaitu tidak semua karangan
ditemukan aspek pemakaian unsur yang mubazir. Dapat disimpulkan bahwa guru-
guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 mampu menulis
karangan tetapi masih kurang tepat dalam segi ketepatan diksi dalam penggunaan
kata sinonim, kurang cermat dalam hal pemilihan kata sehingga banyak yang
menggunakan struktur yang tidak ekonomis dan pemakain unsur yang mubazir, serta
kurang paham mengenai penggunaan kata yang sesuai.
Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
ini, peneliti menemukan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Gamala
Ulfa (2012/2013), Miftahudin (2012), dan Maria Yulia Dwiariani ( 2011/2012).
Ketiga penelitian ini tidak menyinggung penggunaan diksi yang dilihat dari aspek
kecermatan diksi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menganalisis mengenai
ketepatan diksi tetapi peneliti menganalisis mengenai kecermatan diksi yaitu
pemakaian struktur yang tidak ekonomis dan pemakaian unsur yang mubazir. Selain
itu, peneliti tidak menganalisis mengenai faktor yang menyebabkan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pemilihan kata seperti penelitian yang dilakukan oleh (Miftahudin 2012). Oleh karena
itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan melengkapi penelitian
terdahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut. Pertama jenis diksi yang ditemukan adalah kata abstrak, kata konkret, kata
umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku, dan kata serapan.
Peneliti tidak menemukan kata baku dan kata asli dalam karangan tersebut. Diksi
yang yang ditemukan dalam karangan bervariasi jumlahnya, tetapi ada 2 jenis diksi
yang berjumlah sama, yaitu kata abstrak dan kata konkret. Peneliti menemukan 29
kata abstrak, 29 kata konkret, 32 kata umum, 16 kata khusus, 9 kata populer, 15 kata
kajian, 19 kata nonbaku, dan 6 kata serapan dari 20 karangan. Dari jumlah jenis kata
yang ditemukan kata yang paling banyak ditemukan adalah kata umum, yaitu 32 kata,
sedangkan kata serapan jumlahnya paling sedikit yaitu 6 kata.
Kedua Penggunaan diksi dalam karangan guru–guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 dilihat dari segi ketepatan diksi
ditemukan 7 kata penggunaan denotasi dan konotasi, 12 kata penggunaan kata
sinonim, 12 kata penggunaan indria, dan 1 kata penggunaan kata ciptaan sendiri. Bila
dilihat dari jumlah penggunaan diksi yang peneliti temukan, dapat disimpulkan
bahwa ada jumlah yang sama yaitu penggunaan kata indria dan penggunaan kata
sinonim yang berjumlah 12 kata. Selain itu hanya ada 1 kata penggunaan ciptaan
sendiri yang peneliti temukan yaitu kata tak. Kata tak di dalam aspek penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
diksi yang dilihat dari aspek ketepatan pilihan kata, termasuk ke dalam aspek
penggunaan ciptaan sendiri, berbeda dengan penggunaan jenisi diksi kata tak
termasuk dalam kata non baku.
Selain itu peneliti menemukan penggunaan diksi dalam karangan guru–guru
SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 yang dilihat dari segi
kecermatan diksi dapat disimpulkan sebanyak 58 kata pemakaian struktur yang tidak
ekonomis, dan 5 kata pemakaian unsur yang mubazir. Dari jumlah kata yang
ditemukan, dapat disimpulkan bahwa masih banyak guru– guru SD Kabupaten
Mahakam, Kalimantan Timur yang menggunakan kata yang tidak ekonomis, yang
ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang–panjang atau berbelit-belit.
5.2 Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan
dalam karangan guru – guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun
2015 ini bervariasi jumlahnya. Meskipun bervariasi, tetapi dari 10 jenis
penggolongan kata ditemukan 8 jenis penggolongan kata, karena 2 jenis diksi yaitu
jenis kata baku dan jenis kata asli tidak ditemukan di dalam karangan tersebut. Selain
itu, diksi yang digunakan dalam tiap kalimat cenderung sama antar karangan yang
satu dengan karangan yang lain, karena tema karangan tersebut adalah lingkungan.
Demikian juga penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan
kecermatan diksi. Dilihat dari segi ketepatan, diksi yang digunakan hanya meliputi 4
aspek ketepatan diksi. Peneliti menemukan beberapa kata yang tidak tepat pada
penggunaan kata sinonim, karena ada beberapa kata yang tidak seharusnya digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pada kalimat tersebut. Dilihat dari segi kecermatan, diksi yang digunakan meliputi 2
aspek kecermatan diksi, karena aspek yang ketiga yaitu pemakaian kata yang
berbunga - bunga definisnya sama dengan aspek pemakaian kata yang tidak
ekonomis.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran bahwa guru–guru SD
Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, Pada Tahun 2015 mampu menulis
karangan tetapi masih kurang tepat dalam segi ketepatan diksi dalam penggunaan
kata sinonim, kurang cermat dalam hal pemilihan kata sehingga banyak yang
menggunakan struktur yang tidak ekonomi dan pemakain unsur yang mubazir, serta
kurang paham mengenai penggunaan kata yang sesuai. Oleh karena itu, diharapkan
pemerintah dapat memperhatikan kemampuan guru–guru tersebut dengan melakukan
pembinaan bagi guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur berkaitan
dengan keterampilan menulis, khususnya keterampilan dalam menggunakan diksi
yang tepat dan sesuai dalam karangan.
5.4 Saran
Sehubungan dengan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka
peneliti menyampaikan saran–saran berikut ini.
1) Bagi Guru–Guru SD Mahakam Ulu
Diharapkan guru–guru SD lebih menyadari bahwa keterampilan menulis
sangat penting dalam ranah pendidikan. Dengan begitu guru–guru lebih gigih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam mengembangankan keterampilan menulis dalam menggunakan diksi
yang tepat dan cermat serta sesuai dalam karangan.
2) Pembelajaran menulis dan pengembangan ilmu Sintakis
Diharapkan memberikan pembinaan dan pelatihan mengenai keterampilan
menulis bagi para guru–guru dan pengembangan ilmu sintaksis, khususnya
keterampilan menulis dalam menggunakan diksi yang tepat dan cermat serta
sesuai dalam karangan.
3) Bagi peneliti lain
Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, agar dalam penelitian
lebih menggali informasi dari berbagai sumber mengenai teori pilihan kata
atau diksi sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Hs, Widjono.2008. Bahasa Indonesia Mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta. Grasindo.
http://disdik.kaltimprov.go.id/read/news/2014/817/permasalahan-bidang-pendidikan-di-kab.-mahulu.html.(mahakam ulu.co.id Diakses pada tanggal 21 April 2016, pukul 12.00 WIB
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=arnXVqbKNojguQS10qOIAQ#q=pentingnya+pendidikan. Diakses pada tanggal 21 April 2016, pukul 12.00 WIB
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
____________.1986. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan 1. Jakarta: PT. Gramedia
_____________2007. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Luimintatang. 1988. Bahasa Indonesia Ragam Lisan Fungsional Bentuk Dan Pilihan Kata. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Miftahudin. Kesalahan Pemilihan Kata Pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya CV.
Nasir, Moh. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Galia Indah
Putrayasa, Ida Bagus Putrayasa. 2010. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama.
Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah kajian bahasa dalam pemakaian.Malang: Bayumedia Publishing.
Soedjito. 1998. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta PT Gramedia Pusraka Utama
Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa
Ulfa, Gamala. Analisis Kesalahan Penggunaan Diksi Pada karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjung Pinang Tahun Ajaran 2012/2013. Tanjung Pinag. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Yulia Dwirani, Maria. Kesalahan Diksi Dalam Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X Semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015
NO Kode Sampel Kalimat Golongan KataKeterangan
PendapatTriangulator 1
Triangulator 2
Alasan
S TS S TSA. 1 / K.1 Kebiasaan buruk
dengan membuang sampah sembarangan sudah tak asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungankotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
Terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekatwarna air adanya pencemaran limbah
KAB : Kebiasaan, lingkungan KKO : kotorKP : warga
KKo : hitam pekat
-Kata “kebiasaan” merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah sembarangan.-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -kata kotor merupakan kata konkret. Kataabstraknya adalah lingkungan yang kotor-Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat
-Kata hitam pekat merupakan kata konkret. Kata abstraknya warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Air yang tergenang kenapa dapat menimbulkan penyakit, air yang terlalu lama tergenang dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biakdengan cepat.
Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga berantakan sekali.
KU: Penyakit, berkembang biakKKH: Serangga nyamuk
KKa: pemukiman
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, demam berdarah-Kata berkembang biak merupakan kata umum. Kata khususnya melahirkan, bertelur.-Kata serangga nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya hewan.
-Kata pemukiman merupakan kata kajian. Kata populernya tempat tinggal.
B. 2 / K. 2 Dari menumpuknya sampah di sungai dan parit – parit itu juga mengakibatkan tumbuh dan berkembang jentik –jentik nyamuk dari situ pula kita dapat terserah penyakit DBD dan lain – lain.
KAB: BerkembangKKh: nyamukKU :Penyakit
-Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya maju.-Kata nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya serangga.-Kata banjir merupakan -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampah – sampah yang bertumpuk di sungai di selokan dan di parit – parit.
Karena sampah sudah memenuhi sungai parit dan yang merasakan dampak itu semua adalah kita semua terutama masyarakatyang berdomisili / bertempat tinggal di sungai.
Akibat ketidaksadaran dari masyrakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, dari kesemuanya itu, tampa kita sadari
KU : musimKNB :ketiga
Kka: masyarakat, berdomisili
KNB :masyrakat, tampaKS :negatif
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas.-Kata ketiga merupakan kata non baku. Kata bakunya ketika
-kata masyarakat merupakan kata kajian. Kata populernya warga.-Kata berdomisili merupakan kata kajian. Kata populernya bertempat tinggal.
Kata masyrakat merupakan kata non baku. Kata bakunya masyarakat.-Kata tampa merupakan kata non baku. Kata bakunya tanpa.-Kata negatif merupakan kata serapan. Kata aslinya negative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
bahwa itu semua akan berakibat negatif bagi kita dan juga masyrakat
C 3/ K.3 Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indahdan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan
Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran – saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir
Membuang sampah sembarangan juga
KAB: LingkunganKko : bersih, indah, sehat
KKh: banjirKU : musim
KU: penyakit
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah-Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan.-Kata indah merupakan kata konkret. Kata abstraknya keindahan.-kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam.-Kata musim merupakan kata umum. Katan khusunya hujan, panas.
-kata penyakit merupakan kata umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, demam berdarah, tipus, dan lain – lain.
Kata khusunya diare, demam berdarah, tipus.
D. 4 / K. 4 Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan.
Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang penyakit untuk tumbuh dan berkembang
Menguras bak mandi dan menutup semua
KAB: Kebersihan, lingkungan
KAB: rumah,berkembangKKO: bersihKU: penyakit
KKh: nyamuk
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah
-Kata rumah merupakan kata abstrak. Kata konkretnya kemakmuran.-Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tumbuh dengan pesat.-Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan.-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare
-Kata nyamuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak di sana.
Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana.
KNB: tak
merupakan kata khusus.Kata umumnya serangga.
-Kata tak merupakan kata non baku. Kata bakunya tidak.
E 5/ K.5 Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya.
Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah
Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan.
Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat pasca banjir.
KAB: kebiasaan
Kko: lemasKU :penyakit
KKh: hujan
Kka: pasca
-Kata kebiasaan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah sembarangan
-Kata lemas merupakan kata konkret. Kata abstraknya sakit-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, DBD
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim.
-Kata pasca merupakan kata kajian. Kata populernya setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
F 6 / K. 6 Membuang sampah di sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesihat tubuh dan lingkungan.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersihdan sehat bebas dari sampah, masyarakat harus disipilin dalam menangani sampah agar tidak menjadi sumber penyakit.
Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman
KAb: lingkunganKNb:kesihat
Kko:bersih, sehatKU:penyakit
KAb: kebersihan
-Kata lingkungan merupakan kata konkret. Kata abstraknya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah-Kata kesihat merupakan kata non baku. Kata bakunya kesehatan.
-Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan.-Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khusunya diare, DBD
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, tertata rapi.
G 7 / K. 7 Dalam masyarakat kita sering dihadapkan pada suatu permasalahan
Kab: alam, lingkungan -Kata alam merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bumi beserta isinya (tanah,makhluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
alam yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan terjadinya banjir.
Rumah terendam air banjir , lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatanmanusia.
Jika hal tersebut dibiarkan terus –menerus maka seluruh komponenhidup yang ada di dalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar
KKh: hujan, banjir
Kko:kotorKab: Kesehatan
Kka: komponenKko: mati
hidup).-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah.
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim.-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam.
-Kata kotor merupakan kata konkret. Kata abstraknya berserakan, tercemar-Kata kesehatan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya sehat
-Kata komponen merupakan kata kajian. Kata populernya kumpulan,kesatuan.-Kata mati konkret,. Kata abstraknya kematian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat.
Kka: siklus -Kata siklus merupakan kata kajian. Kata populernya proses, pergantian
H 8 / K.8 Kalau dilihatsepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar,seperti barang –barang yang tidak sempat diselamatkan,tentu membuat kita merasa resah dan kecewa.
Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua wargasadar akan akibat atau dampak
KU: membawa, besarKko: resah, kecewa
KKh:banjirKP:warga
-Kata membawa merupakan kata umum. Kata khususnya menjinjing, mengempit.-Kata besar merupakan kata umum. Kata khusunya raya, agung, makro-Kata resah merupakan kata konkret. Kata abstraknya kondisi psikis-Kata kecewa merupakan kata konkret. Kata abstraknya kondisi psikis.
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam.-Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
membuang sampah sembarangan
Musibah yang tidak disangkah – sangkahseperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar.
KNb:disangkah –sangkah, sepeleh
-Kata disangkah –sangkah merupakan kata non baku. Kata bakunya diduga -Kata sepeleh merupakan kata non baku. Kata bakunya mudah.
I 9 / K.9 Dari penumpukan sampah di sungai dan diparit – parit itu juga mengakibatkan tumbuh dan berkembang jentik –jentik nyamuk dan akibat nyamuk tersebut, bisa terserang penyakit demam berdarah masyarakat yang ada di sekitar atau yang berdomisili
-Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya maju,-Kata tumbuh merupakan kata umum. Kata khususnya tinggi, panjang-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare.-Kata nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya serangga-Kata berdomisili merupakan kata kajian. Kata populernya sekitar, bertempat tinggal.
J 10/ K/10 Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat banyak
Kab: lingkunganKka: khalayak
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
atau khalayak ramai.
Supaya tercapainya lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak – anak.
Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan organik
Sungai pun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya
KNb:ditamankanKko: sehat
Ks:organik
KU: musimKnb:semana
-kata khalayak merupakan kata kajian. Kata populernya masyarakat,
-Kata ditamankan merupakan kata non baku. Kata bakunya ditanamkan.-Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.
-Kata organik merupakan kata serapan. Kata aslinya organic
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas-Kata semana merupakan kata non baku. Kata bakunya sebagaimana
K 11 / K.11 Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur
Knb: pedalamanKab: aman Kko: indah
-Kata pedalaman merupakan kata non baku Kata bakunya pelosok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
tepatnya di sebuah Desa kecil yang tertetak di pinggir perairan sungai Mahakam yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat –sangat nyaman,aman, dan indah
Kehidupan masyarakat sangatlah mudah baik dalam hal bercocok tanam
Usaha – usaha lainnya karena lingkungan hidup seperti air dan hutan disekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman
Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya., yang
-Kata aman merupakan kata abstrak. Kata konkretnya keamanan-Kata indah merupakan kata konkret. Kata abstraknya keindahan.
-Kata masyarakat merupakan kata kajian. Kata populernya warga.-Kata bercocok tanam merupakan kata populer. Kata kajiannya bertani.
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata teduh merupakan kata konkret. Kata abstraknya cuaca
-Kata kampung merupakan kata populer. Kata kajiannya desa.-Kata aktif merupakan kata serapan. Kata aslinya active.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan –hewan berteduh
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, -Kata hijau merupakan kata khusus.Kata umumnya warna.-Kata hewan merupakan kata umum. Kata khususnya sapi,kambing
L 12/ K.12 Langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakanLukman ingin sekali menegur Pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat.
Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba – tiba hujanpun turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang.
Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi
Kab:pemandanganKU:menegur,cepat
KKh: hujan
Kko: dingin, lemas
-Kata pemandangan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya pantai, gunung-Kata menegur merupakan kata umum.Kata khususnya memperingatkan.-Kata cepat merupakan kata umum. Kata khususnya deras, kencang,laju.
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim
-Kata dingin merupakan kata konkret. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dingin dan lemas.
Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya
Kka:wargaKp:desa
khususnya sakit-Kata lemas merupakan kata konkret. Kata abstraknya sakit.
-Kata warga merupakan kata kajian. Kata populernya masyarakat.-Kata desa merupakan kata populer. Kata kajiannya kampung.
M 13 / K.13 Bencana banjir yang yang melanda diperkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lenda.
Banyaknya sampah yang tertampung hingga musim hujan air sulit mengalir dengan sempurna.
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana.-Kata struktur merupakan kata abstrak. Kata konkretnya susunan-Kata lenda merupakan kata non baku. Kata bakunya rendah.-Kata perkampungan merupakan kata populer. Kata kajiannya desa
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan.
-Kata warga merupakan kata abstrak. Kata konkretnya masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
bencana banjir yang banyak membuat warga harus menanggung resikoyaitu rumah tergenang,penyakit diare pun bermunculan.
Mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
KS:kreasi
-Kata resiko merupakan kata non baku. Kata bakunya risiko.-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khsusunya diare, DBD.
-Kata kreasi merupakan kata serapan. Kata aslinya creation
N 14 / K.14 Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah. Disanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang sering hidup berdampingan.
-Kata hutan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya pohon, tanah. -Kata lestari merupakan kata abstrak. Kata konkretnya terpelihara, dirawatindah merupakan kata konkret. Kata abstraknyakeindahankata tumbuhan merupakan kata umum. Kata khususnya anggrek,tulip-Kata binatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk.
KS:fungsiKab:perkebunan
merupakan kata umum. Kata khususnya sapi, kambing.
-Kata fungsi merupakan kata serapan. Kata aslinya function.-Kata perkebunan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya kebun, ladang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
O
P
15/ K.15
16/ K.16
Terjadi banjir yang melanda dimana –mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakitmenyerang warga.
Memahami tentang lingkungandilaksanakan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkungan yang sering mengencammanusia akibat perbuatan manusia sendiri.
Kita diajak untuk bersama – sama menjaga kebersihan
KKh:banjirKko: hartaKU:PenyakitKP: warga
Kab: lingkunganKNb:mudahan, mengencam
Kab:kebersihanKko:bersih, enak, sehat
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam.-Kata harta merupakan kata konkret. Kata abstraknya kaya.-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare,DBD.-Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat.
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata mudahan merupakan kata non baku. Kata bakunya semoga.-Kata mengencam merupakan kata non baku. Kata bakunya mengancam.
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Q 17/ K.17
bersama, agar lingkungan kita selau bersih dan enak dipandang, dan sehat untuk kehidupan kita.
Jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah, contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong – lorong.
Berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal – gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya.
Suatu sore Anto disuruh ibunya membuang sampah
KP:contohKNb:penyubatan
KU:penyakit
KNb:disuruh,pembungan
-Kata enak merupakan kata konkret. Kata khusunya makanan.-Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.
-Kata contoh merupakan kata populer. Kata kajiannya sampel.-Kata penyubatan merupakan kata non baku. Kata bakunya penyumbatan.
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, DBD.
-Kata disuruh merupakan kata non baku. Kata bakunya diperintahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
R 18 / K.18
di tempat pembungan sampah.
Akibat dari membuang sampah tidak pada tempatnya lingkungan akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan, hujan itu mengakibatkan banjir.
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk yang sakit.
Andi melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir “dari pada saya jauh – jauh membuang sampah,
Kab:lingkunganKko:kotorKKh:hujan, banjir
Kka:penduduk
KU:melihatKNb: berfikir
-Kata pembungan merupakan kata non baku. Kata bakunya pembuangan.
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata kotor merupakan kata konkret. Kata abstraknya linkungan yang kotor-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim.-Kata banjir merupakan kata khusus.Kata umumnya bencana alam.
-Kata penduduk merupakan kata kajian. Kata populernya warga.
-Kata melihat merupakan kata umum. Kata khususnya menonton, menatap,memandang-Kata berfikir merupakan kata non baku. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
S 19/ K.19
lebih baik buang disini saja’’.
Karena sudah menjadi kebiasaanwarga disana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga.
Akibat yang sangat fatal banyak warga yang diserang penyakit.
Lingkungan sehat, bersih dan asoiadalah idaman setiap manusia.
Kab:kebiasaanKab:lingkunganKP:warga
KU:penyakit
Kab: lingkunganKko:bersih, sehat.KNb: asoi
bakunya berpikir.
-Kata kebiasaan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah, terlambat.-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat.
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare,DBD.
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata abstraknya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata bersih merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Pada zaman modern dan teknologi secanggih ini, ternyata “sampah” menjadi momok bagi kita.
Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan panganjuga berkontruksiuntuk menambah lengkapnya pembuangan sampah sembarangan.
kata konkret. Kata abstraknya kebersihan.-Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.-Kata asoi merupakan kata non baku. Kata bakunya asik.
-Kata modern mupakan kata kajian. Kata populernya terkini-Kata teknologi merupakan kata serapan. Kata aslinya tecnology.
-Kata minuman merupakan kata umum. Kata khusunya air putih,teh.-Kata makanan merupakan kata umum. Kata khususnya nasi, mie-Kata sandang dan pangan merupakan kata konkret. Kata abstraknyakemakmuran.-Kata berkontruksi merupakan kata kajian. Kata populernya bentuk, bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Maka dengan menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif.
Kka:berkontribusiKS:positif
-Kata berkontribusi merupakan kata kajian. Kata populernya berkerja sama.-Kata positif merupakan kata serapan. Kata aslinya positive.
T 20 / K.20 Hari jumat yang lalu, ketika saya pulang dari sekolah dan melewati jembatan
Kka:desaKU:melihat
-kata desa merupakan kata kajiannya. Kata populernya kampung.-Kata melihat merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kecil yang membatasi desaku dengan desa tetangga, tiba – tiba langkah kakiku terhenti karena melihat deni.
Musim kemarau telah berlalu dan mulai musim hujan pun menghadang di hadapan mata.
Terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampah –sampah yang mengapung dipermukaan air
Deni terserang penyakit muntaber yang memang sangat cepat berkembang biak di tempat yang lembab.
KU:musimKKh:hujan
KP:warga
KU:penyakit,cepat,berkembang biak
kata umum. Kata khususnya menonton, menatap,menegok.-Kata melihat merupakan kata umum. Kata khususnya menonton, menatap, melihat
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas.
-Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare-Kata cepat merupakan kata umum. Kata khususnya deras, kencang, laju.-Kata berkembang biak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
merupakan kata umum. Kata khususnya melahirkan, bertelur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR
KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015
DILIHAT DARI SEGI KETEPATAN DIKSI
KodeKarangan
KodeAnalisis
Sampel Kalimat Penjelasan Perbaikan PendapatTriangulator 1
Triangulator 2
Alasan
S TS S TSK.1 PKDK
PKS
Terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencemaran limbah.
Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dahsyatberkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada penumpukan
Frasa hitam pekat merupakan frasa denotasi. Karena warna hitam pekat merupakan makna sebenarnya yaitu warna apada air karena pencemaran limbah berwarna hitam pekat.
kata dahsyat dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata dahsyat adalah kata luar biasa. Karena kata luar biasa lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dahsyat luar biasa berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada penumpukan sampah, limbah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PKIDsampah, limbah pabrik ada pada air yang tergenang.
Terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencemaran limbah.
Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor
Kata hitam pekat merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
Kata kotor merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
pabrik ada pada air yang tergenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
K.2 PKDK
PKS
Maka semoga kedepan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai
Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,...
Kata ke depan merupakan kata konotasi. Agar menimbulkan fakta yang jelas maka sebaiknya ditambah kata 5 tahun kedepan.
Kata ketidaksadarandalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata kelalaian.Karena kata kelalaian tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Maka semoga 5 tahun lagi kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai
Akibat kelalaiandari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,...
K4 PKDK Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat
Kata sarang merupakan makna konotasi. Karena sarang itu sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PKCS
PKID
lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarangbagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang
Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana - mana
Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih,....
artinya tempat tinggal hewan (burung). Yang dimaksud penulis sarang itu adalah tempat tinggal bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang.
Kata tak merupakan penggunaan kata ciptaan sendiri. Karena kata tak digunakan orang –orang kalimantan yang artinya tidak. penggunaan kata ciptaan sendiri dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat dan dipakai oleh masyarakat tersebut.
Kata bersih merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
K.5
K.6
PKDK
PKS
PKID
Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total.
Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat tidak baikbagi kesehatan tubuh dan lingkungan,..
Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari
Frasa lumpuh total merupakan makna konotasi. Karena arti sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan dimana kaki seseorang tidak bisa berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis menuliskan lumpuh total adalah akibat banjir kegiatan lainnya tidak bisa berfungsi sama sekali
Kata tidak baikdalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata tidak baik adalah buruk. Karena kata buruk lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat burukbagi kesehatan tubuh dan lingkungan,..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
berbagai macam penyakit,...
Kata bersih merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
K.7PKID Lingkungan
menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Kata kotor merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
K.8 PKS
PKID
Musibah yang tidak disangka – sangkaseperti ini,...
Karena akibat genangan air dapat membuat lingkungan menjadi kotor, sehingga membuat rasa udara tidak sedapdan segar.
Kata disangka –sangka dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata disangka sangka adalah kata diduga . Karena kata diduga lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Kata kotor dan kata sedap merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan dan perasa.
Musibah yang tidak diduga –duga seperti ini,...
K.10 PKS Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan non organik.
Kata dipilah pilah dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata dipilah pilah adalah kata dikelompokan.
Sampah harus dikelompokkan yaitu sampah organik dan non organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PKIDDigunakan untuk tanaman sekitar rumah supaya lingkungan rumah tetap hijau.
Karena kata dikelompokan lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Kata hijau merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
K.11 PKID Sekarang kisah desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta.
Kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan- hewan berteduh
Kata indah merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
Kata hijau merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
K12 PKI Kala itu disuatu Frasa belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PKS
desa, mentari belum bangun dari peraduannya, ayam – ayam jago pun belum melakukan tugasnya.
Kala itu disuatu desa, mentari,...
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang
bangun merupakan frasa idiomatik. Karena frasa belum bangun tersebut adalah ungkapan atau majas Maksud dari penulis menuliskan tersebut adalah mentari yang belum terbit. Kata terbit diibaratkan seperti kata belum bagun.Frasa belum melakukan tugasnya merupakan kata idiomatik . Karena frasa belum melakukan tugasnya tersebut merujuk pada manusia. Artinya adalah ayam jago belum berkokok.
Kata mentari merupakan sinonim dari kata matahari.
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PKIDtidak mengenakkan
Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi sangat dingin dan lemas,..
Kata mengenakkan dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata mengenakan adalah kata nyaman Karena kata lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Kata dingin merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu peraba
pemandangan yang tidaknyaman.
K.13 PKS ,..Mengajakmasyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
Kata mengajak dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata mengajak adalah kata menghimbau Karena kata menghimbau lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Mengimbau masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
K.14 PKI Disanalah terdapat Frasa hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang saling hidup berdampingan
Kini hutan bahkanseakan marah kepada manusia.
berdampingan merupakan frasa idiomatik Karena frasa tersebut merupakan ungkapan atau majas. kata hidup berdampingan dipakai oleh dua orang manusia layaknya suami dan istri. Maksud penulis ribuan jenis tumbuhan dan binatang hidup saling bergantung dengan yang lain.
Frasa seakan marah merupakan frasa idiomatik. Karena frasa tersebut merupakan ungkapan atau majas. kata seakan marah merupakan kata sifat dasar yang dimiliki manusia. Maksud penulis adalah hutan sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PKID
Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah.
sudah kering bahkan tidak berfungsi lagi bahkan sering terjadinya bencana. Hal tersebut diibaratkan marah.
Kata indah merupakan kata indria. Karena kata indah tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
K.15 PKDK Lingkungan merupakan istanapertama tempat manusia menaruh kehidupannya.
Kata istana merupakan makna konotasi. Kata istana adalah tempat tinggal bagi raja dan ratu, istana biasanya besar, dan indah Maksud penulis memakai kata istana adalah lingkungan merupakan tempat tinggal manusia.
K.16 PKS ,.. serta sampah yang dapat didaur
Kata penghasilan hidup dalam kalimat
,.. serta sampah yang dapat didaur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup.
tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata penghasilan hidup adalah kata mata pencaharian Karena kata mata pencaharian lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan mata pencaharian,.
K.17 PKS Suatu sore Anto disuruh ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
Kata disuruh dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata disuruh adalah kata diperintahkan Karena kata diperintahkan lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Suatu sore Anto diperintahkan ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
K.18 PKS Rumah dan segalanya terlelapoleh banjir.
Kata terlelap dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata terlelap adalah kata tergenang Karena kata lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Rumah dan segalanya tergenang oleh banjir.
K.19 PKI ,..Bersahabat dengan lingkungan,
Kata bersahabat merupakan frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PKS
dengan bersahabat maka kita pun saling menghargai
Lingkungan sehat, bersih dan asoiadalah idaman setiap manusia.
idiomatik. Karena kata tersebut merupakan ungkapan atau majas. Kata tersebut dipakai pada dua orang manusia yang menjalin relasi yang dekat. Maksud penulis adalah kita harus menjalin relasi yang dekat dengan lingkungan, agarlingkungan dan manusia bisa hidup berdampingan.Kata asoi dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata asoi adalah kata asik Karena kata asik lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Lingkungan sehat, bersih dan asik adalah idaman setiap manusia.
K.20 PKID Deni terserang penyakit muntaber yang memang sangat cepat berkembang biak di
Kata lembab merupakan kata indria. Karena kata lembab tersebut merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
tempat yang lembab.
pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu peraba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR
KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015
DILIHAT DARI SEGI KECERMATAN DIKSI
Kode Kode analisis
Sampel Kalimat Penjelas perbaikan Pendapat
Triangulator 1
Triangulator 2
ALASAN
S TS S TS
K.1 PSTK Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak akan asing lagi,..
Bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
Kata akan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata bahkan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak asing lagi,..
seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
K.2 PSTK
Bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran.
Akibat ketidaksadaran darimasyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, dari kesemuanya itu tanpa kita sadari bahwa itu semuaakan berakibat negatif bagi kita dan juga masyarakat
Kata dengan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Frasa dari kesemuanya itu, kata bahwa, kata itu semua dan kata juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Bukan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran.
Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, tanpa kita sadari akan berakibat negatif bagi kita dan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
K.3 PSTK Demikian jugaapabila sampah dibuang kedalam parit akan menyebabkan banjir.
Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macampenyakit,...
Kata demikian juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata juga, dan kata macam akan sebaiknyadihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
apabila sampah dibuang kedalam parit akan menyebabkan banjir.
Membuang sampah sembarangan menimbulkan berbagai penyakit,...
K.4 PSTK Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukankarena dengan kebersihanlah yangakan menjaga kita
Frasa untuk dilakukan, frasa yang datang, dan kata yang sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis.
Kebersihan sangatlah penting .karena dengan kebersihanlah akan menjaga kita dari ancaman –ancaman penyakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
dari ancaman –ancaman penyakit yang datang.
Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangatpenting untuk dilakukan.
Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga penting untuk dilakukan.
K.5 PSTK Ketika membuang sampah, Baim hanyamembuang sampah di selokan depan rumahnya.
Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang
Kata hanya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.Frasa diantaranya adalah dihilangkan, karena adanya
Ketika membuang sampah, Baim membuang sampah di selokan depan rumahnya.
Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya, seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
menimpanya, diantaranya adalahseluruh harta bendanya rusak akibat banjir,...
pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
harta bendanya rusak akibat banjir,...
K.6 PSTK Membuang sampah di sembarangan tempat akanberakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.
Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan banyak masalah pada lingkungan.
Kata akan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata banyak sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Membuang sampah di sembarangan tempat berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.
Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan masalah pada lingkungan.
K.7 PSTK Permasalahan – Kata permasalahan, Permasalahan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
permasalahantersebut timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang telah alam ini berikan
Setelah dinikmati maka pada akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangkan dampaknya kedepan, bahkan manusia tidak pernah sadar bahwa hal yang dilakukan berdampak sangatfatal bagi kehidupan.
telah sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata bahkan, kata pernah, kata hal, kata sangat.dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang alam ini berikan
Setelah dinikmati maka pada akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangkan dampaknya kedepan, manusia tidak sadar bahwa yang dilakukan berdampak fatal bagi kehidupan.
K.8 PSTK Dimana – mana kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun disekolah,...
Kata dimana – mana sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh
kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun disekolah,...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PUM Musibah yang tidak disangkah – sangkahseperti ini,...
pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata disangkah –sangkah mengandung pemakaian unsur yangmubazir. Kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang – ulang. Sebaiknya kata disangkah – sangkah tidak perlu diulang –ulang.
Musibah yang tidak disangkah seperti ini,...
K.9 PSTK Di Indonesia masih banyak masyarakat kurang memperhatikan tempat membuang sampah sehingga adasungai yang tercemar oleh sampah.
Kata ada, dan kata yang sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Di Indonesia masih banyak masyarakat kurang memperhatikan tempat membuang sampah sehingga sungai tercemar oleh sampah.
K.10 PSTK Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari
Kata banyak, dan kata dimana sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat atau khalayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
masyarakat banyakatau khalayak ramai, dimana kesadaran masing – masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Termasuk yang paling mudah kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih.
yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata supaya sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
ramai, kesadaran masing –masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Termasuk yang paling mudah kita ajari kepada anak bagaimana rumah tetap bersih.
K.11 PSTK Kurang lebih duapuluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur,...
Frasa kurang lebih sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur,...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PUM
Ayah selalu menceritakan kepada anak – anaknya dan cucu – cucunya, bahwa dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah,...
,....yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat – sangatnyaman, aman, dan indah
Kata bahwa sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata sangat – sangat mengandung pemakaian unsur yangmubazir. Kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang – ulang.Seharusnya kata sangat tidak perlu diulang –ulang.
Ayah selalu menceritakan kepada anak – anaknya dan cucu – cucunya, dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah,...
,....yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat nyaman, aman, dan indah
K.12 PSTK Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatupemandangan yang tidak mengenakkan.
Kata ke, dan kata suatu sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju sungai, langkahnya terhenti oleh pemandangan yang tidak mengenakkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
K.13 PSTK Di Indonesia sering kita mendengar dari televisi, koran, dan radio.
Banjir terjadi diakibatkan oleh sampah – sampah warga yang tertampung di sungai atau pun di kali –kali.
Kata ke, dan kata suatu sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Partikel pun sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
sering kita mendengar dari televisi, koran, dan radio.
Banjir terjadi diakibatkan oleh sampah – sampah warga yang tertampung di sungai atau di kali – kali.
K.14 PSTK Akibat dari itu, saat ini hutan telah kehilangan fungsinya,...
Frasa saat ini sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis.
Akibat dari itu, hutan telah kehilangan fungsinya,...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PUM ,..menebang pohon dan membunuh binatang – binatangdemi kepentingan pribadi – pribadi dan kantong – kantongmereka sendiri
Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata binatang, kata pribadi, kata binatang sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
,..menebang pohon dan membunuh binatang demi kepentingan pribadi –dan kantong mereka sendiri
K.15 PSTK Namun banyak manusia yang belum menyadari tentang lingkungannya,sehingga perbuatanmanusia sering merusak lingkungan.
Kata perbuatan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Namun banyak manusia yang belum menyadari tentang lingkungannya,sehingga manusia sering merusak lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
K.16 PSTK Karena kita diajak untuk bersama –sama menjaga kebersihan bersama dan agar lingkungan kita selalu bersih dan enak dipandang,..
Kata dan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit– belit.
Karena kita diajak untuk bersama – sama menjaga kebersihan bersama agar lingkungan kita selalu bersih dan enak dipandang,..
K.17 PSTK ,...tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk
Mulai dari kata di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah sebaiknya dihilangkan. Sebaiknya diganti dengan kata sembarangan karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata banyak sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata
,...tapi Anto ternyata membuang sampah itu sembarangan.
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan penduduk yang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
yang sakit. yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
K.18 PSTK Andi pun bergegas mengambil sampah itu.
Akibat yang sangatfatal banyak warga yang diserang penyakit.
Partikel pun sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Kata sangat dan yang setelah kata “warga” sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Andi bergegas mengambil sampah itu.
Akibat yang fatal banyak warga diserang penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Yogyakarta, 24 Januari 2017
Triangulator I Triangulator II
Drs Petrus Hariyanto, M,Pd Septina Krismawati, S.S., M.A
K.19 PSTK Kebersihan lingkungan ataulingkungan sehat adalah idaman setiap manusia.
Frasa kebersihan lingkungan, dan kata atau sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
lingkungan sehat adalah idaman setiap manusia
K.20 PSTK Terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah parawarga
Kata tinggi dan kata para sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang –panjang atau berbebelit – belit.
Terlihat jelas sungai Belawan mulai menggenangi halaman rumah warga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
BIODATA
Brigitta Swaselia Kasita yang akrab dipanggil Sita adalah
anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Jakarta pada
tanggal 9 November 1993. Putri kedua dari pasangan Titus
Priyo Harjatmo dan Maria Magdalena Namarawati ini
mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1999 – 2000 di
TK Tarakanita Barito. Pada tahun 2000 – 2006, ia melanjutkan pendidikan di SD
Tarakanita Gading Serpong, kemudian lulus sekolah menengah pertama di SMP
Tarakanita Gading Serpong pada tahun 2009. Pada tahun 2009 – 2012, ia
melanjutkan sekolahnya ke SMA Tarakanita Gading Serpong.
Setelah tamat SMA, ia melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejak tahun 2012 hingga
tahun 2016, ia terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata
Dharma diselesaikan dengan menulis skripsi berjudul Analisis Penggunaan Diksi
Pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur,