Top Banner
ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL. Diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia Disusun oleh : Ridha Rahmah Sufri 1207101010013 Anita Purnama Sari 1207101010007 Pocut Adilla Nadiva 1207101010160 M. Siddiq Wananda 1207101010 Nurmanisa 1207101010120 Muharrir 1207101010031 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
23

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Oct 20, 2015

Download

Documents

Ridha R. Sufri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA,

BALIHO, DLL.

Diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Ridha Rahmah Sufri 1207101010013Anita Purnama Sari 1207101010007Pocut Adilla Nadiva 1207101010160M. Siddiq Wananda 1207101010Nurmanisa 1207101010120Muharrir 1207101010031

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2013

KATA PENGANTAR

Page 2: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

              

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami

menyelesaikan laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin

penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Selawat dan salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang penulisan spanduk,

papan nama, baliho, dll. yang sesuai kaidah Bahasa indonesia, dan kami sajikan berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan berbagai

rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan

penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari allah SWT akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan

kritiknya. Terima kasih.

Banda Aceh, 13 Januari 2013

Penyusun

BAB I

Page 3: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan penelitian ini kami buat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Dengan

dibuatnya laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dari pembaca.

Sekarang ini, banyak sekali pelajar bahkan masyarakat yang masih rancu menempatkan

kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam

penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam

penggunaan bahasa baku. Pelajar atau masyarakat sering kali tidak memperhatikan apakah

tulisannya sesuai aturan atau tidak. Yang penting tujuan dan maksud mereka tersampaikan.

Selain itu ketidakpahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan di

spanduk, papan nama, selembaran, dan mading tidak sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Banyak

ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang

tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah

tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku.

Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan

ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia

yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata,

dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah

kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa

Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa

Indonesia yang disempurnakan.

B. Rumusan Masalah

Apa saja kesalahan pada spanduk, papan nama, baliho, dll. yang tidak sesuai kaidah

Bahasa indonesia, baik penulisan kata yang tidak baku maupun penggunaan tanda baca?

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan tata bahasa baku dan tanda baca, pada

spanduk, papan nama, baliho, dll.

D. Manfaat Penulisan

Page 4: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi, bagaimana penggunaan bahasa baku dan

tanda baca yang sesuai dengan kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sehingga

kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang lagi pada setiap kegiatan menulis.

BAB II

Page 5: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

HASIL ANALISIS

1. Kesalahan penulisan kata serapan jemaah.

Kata

serapan

adalah

kata dalam

Bahasa

Indonesia

yang

bersumber atau diserap dari bahasa asing untuk keperluan mencari padanan kata yang tepat.

Penyerapan bahasa dilakukan berdasarkan ketentuan berikut :

1. Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.

2. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan

Indonesianya.

3. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah

Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

Kata-kata serapan tersebut kebanyakan telah disesuaikan dengan kondisi Bahasa

Indonesia, baik lafal maupun ejaannya. Jika kita ragu-ragu atau belum tau arti dan penggunaan

kata serapan tersebut, kita dapat melihatnya di kamus, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu :

1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam Bahasa Indonesia.

Misalnya : kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, ember.

2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalan-nya, penulisan dan

pengucapan masih mengikuti cara asing .

Misalnya : shuttle cock, knock out, time out, check in, built up, complete knock down,

fitnes, chip, server, web, linux, gigabyte, microsoft word, dan lain-lain.

3. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai EYD,

Misalnya : komputer (computer), matematika (mathemathic), bisnis (bussines), karakter

(character), tim (team), aset (asset), praktik (practice).

Page 6: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Berdasarkan gambar di atas, jelas terlihat di sana terdapat kesalahan dalam penulisan kata

serapan jemaah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata serapan untuk penulisan di atas

adalah :

jemaah /je·ma·ah/ n 1 kumpulan atau rombongan orang beribadah; -- haji; 2 orang

banyak; publik.

berjemaah /ber·je·ma·ah/ v bersama-sama (salat dsb).

Jadi, untuk penulisan kata “jama’ah” pada gambar di atas harus diganti menjadi kata

“jemaah”.

2. Kesalahan penulisan kata praktik, penempatam kata jam, dan

penulisan singkatan sampai dengan.

a. Penulisan kata praktik

Telah dijelaskan pada poin pertama tentang penulisan kata serapan. Dengan begitu untuk

penulisan kata “praktek” pada gambar di atas harus diganti menjadi kata “praktik”. Karena kata

praktik diserap dari Bahasa Inggris practice.

Berdasarkan Kamus Basar Bahasa Indonesia, penulisan yang baku untuk kata serapan

praktik adalah :

praktik /prak·tik/ n 1 pelaksanaan secara nyata apa yg disebut dl teori; 2 pelaksanaan

pekerjaan (tt dokter, pengacara, dsb); 3 perbuatan menerapkan teori (keyakinan dsb).

Page 7: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

berpraktik /ber·prak·tik/ v melakukan (melaksanakan) pekerjaan (tt dokter, pengacara,

dsb).

mempraktikkan /mem·prak·tik·kan/ v melakukan (apa yg tsb dl teori, pelajaran, dsb);

melaksanakan; menunaikan.

a. Penulisan singkatan sampai dengan

Menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD), singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri

atas satu huruf atau lebih. Bentuk yang mirip dengan singkatan adalah akronim yang oleh EYD

didefiniskan sebagai singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.

Secara sederhana, untuk membedakan singkatan dengn akronim adalah dari cara membacanya.

Umumnya, sebuah singkatan dibaca satu per satu huruf, tidak sekaligus, sedangkan akronim

dibaca sekaligus, dianggap sebuah kata utuh.

Aturan pemakaian singkatan sebagai berikut :

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti tanda titik dibelakang

tiap-tiap singkatan itu.

Contoh:

A.H. Nasution

M.B.A.

M.Hum.

Bpk.

Sdr.

Kol.

2. Singkatan yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.

Contoh:

jml. (jumlah)

kpd. (kepada)

tgl. (tanggal)

yg. (yang)

dl. (dalam)

No. (nomor)

3. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri titik.

Contoh:

dll. (dan lain-lain)

Page 8: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

dsb. (dan sebagainya)

Yth. (yang terhormat)

4. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat menyurat)

masing-masing diikuti tanda titik.

Contoh:

a.n. (atas nama)

s.d.(sampai dengan)

u.b. (untuk beliau)

u.p. (untuk perhatian)

5. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta

nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan

tidak diikuti dengan tanda titik.

Contoh:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)

WHO (World Health Organization)

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)

6. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti

dengan titik.

Contoh:

Cu (kuprum)

cm (sentimeter)

kg (kilogram)

kVA (kilovolt ampere)

Rp (rupiah)

TNT (trinitrotoluene)

Jadi, kalau diperhatikan dengan seksama, tanda baca yang boleh ada dalam penulisan

singkatan adalah titik (.), tanda baca lain tidak diperkenankan, seperti garis miring (/). Sebab itu,

penulisan s/d (sampai dengan) tidak sesuai ejaan, yang benar adalah s.d.

b. Penempatan kata jam

Menurut Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2 (BPBI 2), kata jam dan pukul masing-

masing mempunyai makna sendiri yang berbeda satu sama lain (Sugono, 2007). Kata  jam

Page 9: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

menunjukkan makna ‘jangka waktu’, sedangkan kata pukul mengandung pengertian ‘saat

tertentu’. Pertanyaan “berapa jam?” (untuk menanyakan jangka waktu) dan ”pukul berapa?”

(untuk menanyakan saat tertentu) merupakan contoh singkat yang dapat menggambarkan

perbedaan penggunaan kedua kata ini.

Sebenarnya, KBBI tidak secara tegas ‘melarang’ penggunaan jam untuk menyatakan

‘saat tertentu’. Inilah pengertian KBBI untuk jam dan pukul ini:

1jam n 1 alat untuk mengukur waktu (spt arloji, lonceng dinding); 2 waktu yg lamanya 1/24 hari

(dr sehari semalam); 3 saat tertentu, pd arloji jarumnya yg pendek menunjuk angka tertentu dan

jarum panjang menunjuk angka 12 (pd lonceng disertai dng dentang suara bandul memukul

logam atau bel); pukul: ia bangun — lima pagi; 4 waktu; saat: – berangkat kereta api senja ke

Yogyakarta ialah pukul enam sore.

2pu·kul n saat yg menyatakan waktu. 

Kata jam berasal dari bahasa Arab zām (Jones, 2008), sedangkan kata pukul tampaknya

merupakan kosakata asli bahasa Melayu.

Dengan begitu kata “jam” pada gambar di atas jelas bukan menunjukan waktu.

Seharusnya kata “jam” diganti menjadi kata “pukul” yang merupakan menunjukan waktu. Jadi

kata “jam” di atas kurang tepat penempatannya yang seharusnya menggunakan kata “pukul”.

3. Kesalahan penulisan kata penghubung.

Kata depan (preposisi) yang terletak di tengah penulisan judul tidak ditulis dengan huruf

besar pada huruf pertamanya. Apabila kata depan ditulis di awal penulisan judul, maka

menggunakan huruf besar pada huruf pertamanya.

Daftar Kata-kata Depan: di, ke, pada, kepada, dari, daripada, terhadap, dll.

Contoh:

Page 10: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

- Di Hampar Biru Tudung Langit

- Keluhan Petani Pantura terhadap Kelangkaan Pupuk SP 36

- Dukungan Pelaksanaan FFI 2007 di Pekanbaru

Jadi, untuk penulisan kalimat di atas yang benar adalah “Buanglah Sampah pada

Kontainer yang Telah Disediakan”.

4. Kesalahan penulisan kata november.

Dari spanduk yang ada pada gambar tersebut, dapat kita lihat kesalahan yang sangat

umum terjadi pada penulisan kata november. Pada spanduk tersebut tertulis “nopember”,

seharusnya penulisan baku untuk kata nopember adalah november.

Kita juga dapat melihat bahwa pemakain tanda hubung (-) setelah angka 2012 tidak perlu

digunakan. Mereka dapat mengmbil alternatif lain seperti tanda koma (,).

5. Kesalahan penulisan kata elite, dan preposisi di.

a. Penulisan preposisi di

Menurut Warsidi (2005:20) “Preposisi adalah

kata yang berfungsi untuk mengintrodusir kata/frase

benda, dan membentuk frase baru bernama frase

preposisional. Umumnya, preposisi digunakan sebagai

penanda waktu, lokasi, posisi, dan arah”. Sedangkan,

menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, “kata depan

atau preposisi adalah kata yang biasanya terdapat di

depan nomina, msl, dari, dengan, di, dan ke” (Pusat

Bahasa, 1990 : 700). Dari pengertian menurut Warsidi

dan KBBI, dapat disimpulkan bahwa kata depan adalah

Page 11: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

kata yang membentuk frase preposisional di dalam kalimat yang penulisannya biasanya

mendahului nomina (kata benda) sebagai penanda waktu, lokasi, posisi dan arah.

Menurut Edi Warsidi (2005:20), penggunaan preposisi di ada beberapa macam, yaitu :

Preposisi, di ditulis terpisah dari keterangan tempat yang mengikutinya. Contoh : di rumah, di

pasar, di jalan, di restoran, di Manado.

Untuk keterangan tempat yang lebih spesifik, preposisi di mendapat tambahan kata yang sesuai

dengan kekhususan tersebut, seperti atas, bawah, luar, dalam, muka. Dalam konteks ini,

preposisi di tetap ditulis terpisah dari kata tambahan tersebut. Contoh: di atas meja, di bawah

ranjang, di luar rumah, di dalam kamar, di muka toko.

Preposisi di juga ditulis terpisah jika diikuti kata-kata seperti antara (di antara), samping (di

samping), mana (di mana), sana (di sana).

Jika menunjukan waktu (senja,masa), kata ganti orang (saya, kamu), kata benda abstrak

(pertandingan, pertemuan), keterangan tempat yang didahului oleh angka (sebuah rumah, dua

kamar), keterangan tempat yang tidak sebenarnya (wajahmu, dagu) kata depan di tidak boleh

dipakai tetapi menggunakan kata depan pada

Menurut KBBI, kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,

kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan

daripada” (Pusat Bahasa, 1990 : 1028)

Perbedaan Kata Depan Di Dengan Imbuhan (prefiks) Di- adalah prefiks "di-" selalu

diikuti oleh verba (kata kerja) dan ditulis serangkai dengan verba tersebut. Sedangkan sebagai

preposisi, "di" selalu diikuti oleh kata yang menerangkan tempat. Dalam hal ini, "di" ditulis

terpisah dari keterangan tempat yang mengikutinya. Contoh prefiks: ditulis, dimakan, dan

didorong. Contoh preposisi: di jalan, di kantor, dan di Bandung (Keraf, 1984 : 81).

Jadi, penulisan kata DIKAWASAN dan DIBANDA ACEH yang benar untuk gambar di

atas adalah DI KAWASAN dan DI BANDA ACEH.

b. Penulisan kata elite

Telah dijelaskan pada poin pertama tentang penulisan kata serapan. Dengan begitu untuk

penulisan kata “elit” pada gambar di atas harus diganti menjadi kata “elite”. Karena kata elite

diserap dari Bahasa Inggris elite

Berdasarkan Kamus Basar Bahasa Indonesia, penulisan yang baku untuk kata serapan

Elit adalah :

Page 12: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

elite /eli·te/ /élité/ n 1 orang-orang terbaik atau pilihan dl suatu kelompok; 2 kelompok

kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan,

dsb).

6. Kesalahan penulisan kata fotokopi.

Dari gambar tersebut, dapat kita lihat kesalahan yang sangat umum terjadi pada penulisan

kata fotokopi. Pada gambar tersebut tertulis “foto copy” yang merupakan gabungan dari

penulisan kata indonesia dan inggris, seharusnya penulisan baku Bahasa Indonesia untuk kata

foto copy adalah fotokopi. Karena kata fotokopi diserap dari Bahasa Inggris photo copy.

Berdasarkan Kamus Basar Bahasa Indonesia, penulisan yang baku untuk kata fotokopi

adalah :

fotokopi /fo·to·ko·pi/ n hasil reproduksi (penggandaan) fotografis thd barang cetakan

(tulisan).

memfotokopi /mem·fo·to·ko·pi/ v membuat reproduksi dng mesin fotokopi.

7. Kesalahan penulisan kata apotek.

Page 13: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Dari gambar tersebut, dapat kita lihat kesalahan yang sangat umum terjadi pada penulisan

kata apotek. Pada gambar tersebut tertulis “apotik”, seharusnya penulisan baku untuk kata apotik

adalah apotek.

Berdasarkan Kamus Basar Bahasa Indonesia, penulisan yang baku untuk kata apotek

adalah :

apotek /apo·tek/ /apoték/ n toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep

dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.

8. Kesalahan penulisan kata dijual.

Telah dijelaskan pada penjelasan

gambar 5 tentang penggunaan prefiks di,

prefiks "di-" selalu diikuti oleh verba

(kata kerja) dan ditulis serangkai dengan

verba tersebut. Contoh prefiks: ditulis,

dimakan, dan didorong.

Maka, jelas terlihat penggunaan

prefiks di pada gambar salah. Seharusnya,

penulisan kata DI JUAL yang benar pada

gambar adalah DIJUAL.

9. Kesalahan penulisan harga.

Page 14: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Bilangan mata uang dapat ditulis dengan

angka ataupun huruf. Penulisan bilangan dengan

angka menggunakan tanda titik sebagai pemisah

ribuan (thousands separator) dan tanda

koma sebagai penanda desimal (decimal mark),

misalnya Rp50.000,00. Jika bilangan ditulis

dengan huruf, lambang mata uang tidak dapat

dipakai dan digunakan ejaan mata uang,

misalnya lima puluh ribu rupiah tidak dapat

ditulis Rp lima puluh ribu. Kedua cara penulisan

bilangan (dengan angka atau dengan huruf) ini

tidak perlu digunakan sekaligus, kecuali dalam dokumen resmi seperti akta atau kuitansi,

misalnya, “Nilai kontrak ini adalah Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).”

Terkait dengan penulisan bilangan dengan huruf, besaran kelipatan ribuan yang cukup

umum dikenal adalah ribu, juta, miliar, dan biliun. Sebenarnya kita masih punya sistem bilangan

besar berikutnya, yaitu kuadriliun, kuintiliun, sekstiliun, septiliun, oktiliun, noniliun,

dan desiliun.

Jadi, penulisan harga yang tepat untuk gambar di atas adalah Rp10.000,00 (sepuluh ribu

rupiah).

10.Kesalahan penulisan harga, dan kalimat.

Page 15: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Telah dijelaskan pada penjelasan gambar 9 tentang penulisan harga yang sesuai EYD.

Dari gambar terlihat kesalahan penulisan harga. Seharusnya harga pada gambar di atas ditulis

Rp269.000,00 (dua ratus enam puluh sembilan ribu rupiah).

Penulisan beberapa kalimat pada gambar di atas juga terdapat kesalahan. Penulisan

kalimat “3x sehari”, seharusnya penulisan kalimat tersebut ditulis “3 kali sehari” atau “tiga kali

sehari”. Juga pada kalimat “Rute Baru dari Jakarta (gambar pesawat) Surabaya”, kalimat ini

dapat memusingkan orang karena maknanya tidak jelas. Seharusnya penulisan kalimat tersebut

adalah “Rute Baru dari Jakarta ke Surabaya”. Penulisan ke tidak perlu diganti dengan gambar

pesawat.

11.Kesalahan penulisan kata fotokopi dan ekspres.

Dari gambar tersebut, dapat kita lihat kesalahan yang sangat umum terjadi pada penulisan

kata ekspres. Pada gambar tersebut tertulis “express” yang merupakan penulisan kata dalam

Bahasa Inggris, seharusnya penulisan baku Bahasa Indonesia untuk kata express adalah ekspres.

Berdasarkan Kamus Basar Bahasa Indonesia, penulisan yang baku untuk kata fotokopi

adalah :

ekspres /eks·pres //éksprés/ a cepat; pesat

Kesalahan kata fotokopi telah di jelaskan pada penjelasan gambar 6.

12.Kesalahan penulisan kata disewakan.

Page 16: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

Telah dijelaskan pada penjelasan gambar 5

tentang penggunaan prefiks di, prefiks "di-"

selalu diikuti oleh verba (kata kerja) dan

ditulis serangkai dengan verba tersebut.

Contoh prefiks: ditulis, dimakan, dan

didorong.

Maka, jelas terlihat penggunaan prefiks di

pada gambar salah. Seharusnya, penulisan

kata DI SEWAKAN yang benar pada gambar

adalah DISEWAKAN. Antara kata di dan

sewakan tidak perlu diberi spasi.

BAB III

Page 17: ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA SPANDUK, PAPAN NAMA, BALIHO, DLL.

PENUTUP

 

A. Simpulan

Sudah selayaknyalah kalau semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap

positif terhadap Bahasa Indonesia. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia baik

tulisan maupun lisan, haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan.

Kita sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang

menghargai Bahasa Indonesia selain warga negara Indonesia. Menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar memang sudah seharusnya diterapkan, karena hal itu akan menunjukan jati

diri kita sebagai bangsa Indonesia.

 

B. Saran

Penggunan Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah memang seharusnya kita terapkan.

Didalam penulisan memang seharusnya mengikuti kaidah-kaidah penulisan. Untuk itu sabaiknya

kita harus mengikuti peraturan yang sudah disepakati tersebut. Saran saya kepada pembaca

setiap kali pembaca ingin menulis. Ada baiknya pembaca memahami dulu kaidah-kaidah

penulisan, salah-satunya yaitu penggunaan kata yang baku dan penggunaan EYD. Agar

tulisannya sesuai dengan kaidah penulisan yang sudah disepakati penggunaan kata dan tanda

bacanya.