ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU MATERIAL MESIN CUCI PADA PT. HARTONO ISTANA TEKNOLOGI SAYUNG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Disusun oleh : Budi Erwanto NIM : B.231.15.0071 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG 2019
115
Embed
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN
BAHAN BAKU MATERIAL MESIN CUCI PADA
PT. HARTONO ISTANA TEKNOLOGI
SAYUNG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun oleh :
Budi Erwanto
NIM : B.231.15.0071
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
COV-09
Text Box
v
COV-09
Text Box
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(Aristotele)”
“Visi tanpa tindakan adalah lamunan tindakan
Tindakan tanpa visi adalah mimpi buruk”
“Kesuksesan bukan dilihat dari hasilnya, tapi dilihat dari prosesnya.
Karena hasil direkayasa dan dibeli sedangkan proses selalu jujur menggambarkan
siapa diri kita sebenarnya ”
(Penulis)
Kupersembahkan untuk :
❖ Kedua Orang TuaBapak Sunoto dan Ibu
Muntamah Terima Kasih
❖ Adik ku tercinta Mohamad Rizal
❖ Bapak Pembimbing BapakDrs. Eddy Sutjipto
M.Com
❖ Sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu
support
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT. Hartono Istana Teknologi Sayung. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian internal atas persediaan
bahan baku material mesin cuci pada PT. Hartono Istana Teknologi Sayung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan
triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Dan
triangulasi sumber berarti peneliti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama. Penelitian informan didasarkan pada
prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequacy). Dasar dari
prinsip informan didalam penelitian ini ada 2 orang.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa
masalah dalam pengendalian internal atas persediaan bahan baku material
sehingga menyebabkan ketidaktersediaan dan ketidaksesuaian jumlah fisik
persediaan bahan baku Komponen material.
Kata kunci : PT. Hartono Istana Teknologi, Pengendalian Internal, Persediaan
ix
ABSTRACK
This research was conducted at PT. Hartono Istana Technologi Sayung.
The purpose of this study is to analyze internal control over the supplay of raw
materials of washing machines at PT. Hartono Istana Teknologi Sayung..
This study uses qualitative methods, using triangulation techniques,
meaning researchers use data collection techniques from the same source. The
documentation for the same data source simultaneously. And source triangulation
means researchers to get data from different sources with the same technique. The
informant's research was based on the principle of appropriateness and
adequacy. The basis of the informant principle in this study were 2 peoples.
From the results of this study indicate that there are still several problems
in the internal control of the supply of raw materials, causing the unavailability
and incompatibility of the physical quantities of raw material supplies of material
component.
Keywords: PT. Hartono Istana Teknologi, Internal Control, Inventory
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul
“ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN
BAKU MATERIAL MESIN CUCI PADA PT. HARTONO ISTANA
TEKNOLOGI SAYUNG” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang.
Dalam penulisan ini, penulis mendapat bimbingan, dorongan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan
ketulusan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM., selaku Rektor Universitas Semarang;
2. Bapak Yohannes Suhadrjo, SE, Msi, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang;
3. Ibu Dr. Hj. Ardiani Ika S, SE, MM, Ak, CA, CPA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang;
4. Bapak Drs. Eddy Sutjipto M.Com selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi;
5. Bapak Abdul Karim, S.E, M.Si selaku Dosen Wali;
6. Segenap staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini;
7. Segenap staf dan karyawan PT. Hartono Istana Teknologi Sayung yang
berkenan memberikan ijin dalam objek penelitian ini;
8. Keluarga saya tercinta, Bapak Sunoto, Ibu Muntamah, Adik Mohamad Rizal
yang telah memberikan doa dan dukungan selama perkuliahan ini;
9. Bapak Isa Anshori selaku Leader dikerjaan saya dan Para Partner kerja saya
khusunya Bagian Packing = Agus Khasanudin, Edi Haryono, M. Insaf, Nor
Wachid, Dina Yuliana dan Bagian Sambung Body = Fatkhu Rohman,
xi
Heru Harjanto, Rifki Danu P, Deny Setyoko dan Andi Yuli Setiawan yang
memberikan dukungan penuh kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini;
10. Teman-teman Akuntansi angkatan 2015, terima kasih atas dukungan,
semangat dan kebersamaan kita selama ini;
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
berbagai pihak lain yang memerlukan skripsi ini.
Semarang, 02 Februari 2019
Penulis
(Budi Erwanto)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Halaman Persetujuan Laporan Skripsi ....................................................... ii
Halaman Pengesahan Laporan Skripsi ....................................................... iii
Halaman Pengesahan Kelulusan Ujian ...................................................... iv
Pernyataan Orisinalitas Skripsi ................................................................... v
Motto Dan Persembahan ............................................................................ vi
Abstrak ....................................................................................................... vii
Abstrack....................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................... ix
Daftar Isi ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................................ xiv
Daftar Lampiran ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11
Dari Hasil wawancara diatas informan mengatakan untuk sistem
pengendalian internal di PT. Hartono Istana Teknologi menggunakan sistem SAP.
Sistem tersebut digunakan sebagai patokan dalam proses produksi.
Menurut (Mulyadi, 2017) Untuk menciptakan sistem pengendalian
internal yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus
dipenuhi antara lain :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan
manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual
51
produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen
produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum.
Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-
unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
perusahaan.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Informan 1 yaitu: Bapak AL
sebagai Control material tentang Unsur- unsur pengendalian Internal
mengenai struktur organisasi pada PT. Hartono Istana Teknologi bisa
diketahui, Bagaimana kronologinya dan Bapak AL mengatakan bahwa :
“Ya menurut saya strukturnya sudah ada, terus menurut jobnya
sendiri mungkin juga sudah lumayan agak bagus cuman harus ada
beberapa yang diperbaiki untuk per job masing-masing tersebut
agar lebih efisien dan efektif lagi” (Wawancara 29 Januari 2019)
Dari hasil wawancara diatas Informan mengatakan PT. Hartono Istana
Teknologi sudah terdapat pembagian jobdesk berdasarkan keahlian SDM
masing-masing sehingga penilaian terhadap hasil kinerjanya cukup dikatakan
sesuai, akan tetapi dari pihak manajemen sendiri sepakat untuk memperbaiki
jobdesk agar hasil kinerjanya lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Informan 2 yaitu Bapak IA
sebagai Leader produksi tentang Unsur- unsur pengendalian Internal PT.
Hartono Istana Teknologi bisa diketahui, Bagaimana kronologinya dan Bapak
IA mengatakan bahwa :
“Kalau struktur organisasi sudah terbentuk mas, setahu saya sudah
jalan sebagaimana mestinya, misal katakanlah kita ambil dari
tengah-tengah itu dibagian kepala bagian yang kita ambil pada
kepala bagian mesin cuci itu sudah ada, kemudian turun ke
supervisior sudah ada, kemudian turun ke planer yang bertugas
52
membuat plaining misal hari ini kita membuat 2000 mesin cuci
tipe A 500, tipe B 500, tipe C 500, dan tipe D 500, nanti akan
diolah oleh planer kemudian turun ke material kontrol, material
kontrol nanti akan turun ke leader joker dan leader produksi
tugasnya adalah tujuan dari tersebut adalah agar leader joker
mempersiapkan material yang digunakan, dan leader produksi
mempersiapkan area produksi agar siap digunakan untuk
memproduksi tipe-tipe mesin cuci tersebut yang dari A,B,C,D
tersebut.”
Dari hasil Wawancara diatas bahwa pengendalian internal di PT.
Hartono Istana Teknologi cukup dikatakan telah tersusun dengan baik
dikarenakan, pada PT. Hartono Istana Teknologi telah adanya pembagian
struktur kerja berdasarkan keahlian dari SDM. Pendapat pada informan
pertama telah sesuai dengan pertanyaan dengan informan kedua. Jadi dapat
disimpulkan PT. Hartono Istana Teknologi telah melakukan pembagian
kinerja yang baik.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan
wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam
organisasi.oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian
rupa mengawasi pelaksanaan otorisasi di lain pihak, formulir merupakan
53
dokumen yng dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan
akuntansi .
Hasil wawancara dengan Informan 1 yaitu: Bapak AL sebagai Control
material tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai sistem,
wewenang dan prosedur PT. Hartono Istana Teknologi bisa diketahui,
Bagaimana kronologinya dan Bapak AL mengatakan bahwa:
“Untuk kendalanya itu pada Log in nya mas, hanya beberapa
orang yang Memilik Log in dan kita harus bergantian untuk
mengecek persediaan Matreal nya, tapi juga kita tidak kalah
berfikir untuk melakukan Pengendalian persediaan tersebut dengan
manual pencatatan dibuku Sendiri ada untuk pencatatan matreal-
matreal nya tersebut.”
Dari hasil Wawancara diatas terjadi kendala dalam persediaan yang
disebabkan karena hanya beberapa SDM yang mengetahui secara mendetail
pada sistem pengendalian PT. Hartono Istana Teknologi, sehingga hal
tersebut menyebabkan terjadi selisih pencatatan barang antara sistem dan
aktual barang.
Hasil wawancara dengan Informan 2 yaitu: Bapak IA sebagai Leader
produksi tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai sistem,
wewenang dan prosedur PT. Hartono Istana Teknologi bisa diketahui,
Bagaimana kronologinya dan Bapak IA mengatakan bahwa:
“Kalau sistem wewenang itu setahu saya ada di leader joker
sebagai leader yang bertanggung jawab untuk all komponen, kalau
untuk sistem pencatatan itu di operator kitting terlebih dahulu,
karena interaksi antara pengedropan, pe request an komponen itu
dilakukan oleh operator joker kitting dibawah leader komponen,
jadi untuk proses wewenangnya ada di leader komponen selaku
pemegang komponen, kemudian untuk sistem pencatatannya ada
dioperator joker kitting, dengan panduan buku catatan stok dan
buku pengedropan dari pihak-pihak yang terkait.”
54
Dari hasil wawancara diatas informan kedua berpendapat bahwa
sistem wewenang pada PT. Hartono Istana Teknologi telah memiliki leader
dari masing masing sub bagian. Leader disini berwewenang untuk memegang
segala proses komponen dari sub bagian tersebut, akan tetapi untuk
pencatatanya leader memiliki joker yang membantu dalam sistem pencatatan.
Dari kedua informan, adanya kesaling terkaitan tugas didalam PT. Hartono
Istana Teknologi dengan sistem pencatatan pengendalian persedian yang
diatur oleh seorang leader dengan dibantu seorang joker.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik
jika tidak diciptakan cara- cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam
pelaksanaannya.
Hasil wawancara dengan Informan 1 yaitu: Bapak AL sebagai Control
material tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai Praktek yang
sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi PT.
Hartono Istana Teknologi bisa diketahui , Bagaimana kronologinya dari
Bapak AL mengatakan:
“Untuk prakteknya sendiri mereka juga sudah melakukan menurut
saya pribadi yang itu sudah sesuai dengan apa yang sudah
diinstruksikan oleh atasan masing-masing,
Misalkan joker sudah sesuai diinstuksi oleh leadernya joker dan
untuk leadernya joker juga sudah sesuai diinstruksi dengan
supervisior yang bersangkutan juga.”
55
Dari wawancara dengan informan diatas, dapat dikatakan bahwa pada
bagian persediaan (gudang) telah melakukan instruksi pencatatan yang sesuai
dengan SOP perusahaan.
Hasil wawancara dengan Informan 2 yaitu: Bapak IA sebagai Leader
Produksi tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai Praktek yang
sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi PT.
Hartono Istana Teknologi bisa diketahui , Bagaimana kronologinya dari
Bapak IA mengatakan:
“Kalau pelaksanaan dilapangan kita sudah bagus, kita sudah ada
leader komponen sendiri, kemudian leader maintenance sendiri itu
tugasnya sama yaitu masing-masing leader membawai yang
namanya tunas atau bisa dikatakan organisasi, dan tunas-tunas
tersebut nantinya akan berkembang dikelola dengan leader-leader
tersebut agar bisa melakukan tugasnya masing-masing. Misal
katakanlah komponen fokus dikomponen, mencakup stok opname
stok barang, plus minus, pengendalian material agar tidak over,
kemudian diTunas produksi nanti pengendaliannya bagaimana
mencakup, mencapai output mesin cuci yang sudah diplaning kan
untuk bisa mencapai hasil yang baik, baik dari kuantitas dan
kualitasnya. Kemudian dari Tunas maintanance atau perbaikan
mesin fokuas pada mesin-mesin tersebut siap digunakan untuk
proses produksi dan tidak mengalami problem eror saat proses
produksi, sehingga mengakibatkan proses produksi harus berhenti,
jadi saya rasa sudah bagus, kesinambungan antara Tunas-Tunas
atau organisasi-organisasi yang sudah terbentuk tersebut.”
Dari hasil wawancara diatas kedua berpendapat bahwa masing masing
leader pada bagian harus memahami jobdesknya masing masing. Seorang
leader diharapkan agar berfokus pada jobdesknya seperti mengatur stok
opname barang plus minus, pengendalian material agar tidak over untuk
mencapai hasil produksi yang baik, baik dari kuantitas barang dan
kualitasnya.
56
4. Karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan
prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang di ciptakan untuk mendorong
praktik yang sehat, semuanya sangat tergantung pada manusia yang
melaksanakannya, diantara unsur pokok pengendalian internal tersebut diata,
unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang
paling penting.
Hasil wawancara dengan Informan 1 yaitu: Bapak AL sebagai Control
material tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya PT. Hartono Istana
Teknologi bisa diketahui, Bagaimana kronologinya dari Bapak AL
mengatakan:
“Untuk tanggungjawab sendiri pada per individu itu kalau saya
lihat itu ya….kadang kala sesuai dan kadang kala itu tidak sesuai,
makanya tadi kan perlu ada peningkatan, dari awal sudah saya
utarakan ada peningkatan, peningkatan dan peningkatan terus,
agar lebih baik.
Ya kadang kala sesuai dengan prosedur yang sudah kita tentukan
seperti penerimaan material harus di cek, di cek untuk standar koli
nya, untuk pelaksanaannya itu akar tiga ples satu atau bagaimana
sistem yang dianut dan tapi kadang kala ada yang mungkin kurang
sesuai, mungkin tidak di cek secara keseluruhan atau gimana saya
juga kurang paham disitu.”
Hasil wawancara diatas bahwa ternyata terkadang SDM memiliki
nurani untuk menjalankan jobdesknya dengan baik akan tetapi terkadang
memiliki nurani untuk melakukan penyelewengan kerja.
Berdasarkan wawancara dengan Informan 2 yaitu: Bapak IA sebagai
Leader Produksi tentang Unsur- unsur pengendalian Internal mengenai
57
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya PT. Hartono
Istana Teknologi bisa diketahui, Bagaimana kronologinya dari Bapak IA
mengatakan:
“Kalau tanggungjawab karyawan kita sesuai WI atau biasa yang
disebut dalam manufaktur itu Work Intruction, jadi misal
katakanlah operator A atau karyawan A melakukan job 8x screw
unit maka dia hanya melakukan 8 screw unit itu, tugas dan
tanggung jawabnya hanya melakukan 8 screw unit beserta
tanggungjawab komponen-komponen yang berkait untuk operator
A tersebut, nanti operator B beda lagi misal katakanlah proses
packaging maka dia hanya melakukan proses packaging dan tidak
melakukan proses-proses yang lain, jadi untuk tugasnya kita nanti
patokan kepada Work Intruction, sedangkan untuk pelatihan-
pelatihan nya nanti kita akan gunakan TWI atau Tecnical Work
Instruction yang kita sering dengan sebut dimanufaktur itu
Training. Jadi sebelum operator tersebut kita lepas di line produksi
atau dibagian komponen atau di mantainance itu kita akan lakukan
Training Work Instruction agar operator tersebut bisa paham dan
mengerti apa dan apa yang harus dipersiapkan dia pada job nya
tersebut.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa pada PT. Hartono Istana
Teknologi menggunakan acuan work intruction dalam operasional usahanya
sehingga perlu adanya training yang baik bagi SDM pemula agar hasil output
kinerjanya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Tabel 4.2.
Hasil Perbandingan Teori dengan Temuan di Perusahaan
Kolom Teori Hasil di Perusahaan Hasil Analisis
Struktur organisasi yang
memisahkan tanggung
jawab fungsional secara
tegas.
Dari hasil Wawancara
diatas bahwa
pengendalian internal di
PT. Hartono Istana
Teknologi cukup
dikatakan telah tersusun
dengan baik
dikarenakan, pada PT.
Hartono Istana
Teknologi telah adanya
Jadi dapat disimpulkan
PT. Hartono Istana
Teknologi telah
melakukan pembagian
kinerja yang baik.
58
Kolom Teori Hasil di Perusahaan Hasil Analisis
pembagian struktur kerja
berdasarkan keahlian
dari SDM.
Sistem wewenang dan
prosedur pencatatan
yang memberikan
perlindungan yang cukup
terhadap aset, utang,
pendapatan, dan beban.
Dari hasil wawancara
diatas informan bahwa
sistem wewenang pada
PT. Hartono Istana
Teknologi telah
memiliki leader dari
masing masing sub
bagian. Leader disini
berwewenang untuk
memegang segala proses
komponen dari sub
bagian tersebut, akan
tetapi untuk
pencatatanya leader
memiliki joker yang
membantu dalam sistem
pencatatan. Adanya
kesaling terkaitan tugas
didalam PT. Hartono
Istana Teknologi dengan
sistem pencatatan
pengendalian persedian
yang diatur oleh seorang
leader dengan dibantu
seorang joker.
Jadi dapat disimpulkan,
kendalanya itu pada Log
in, hanya beberapa orang
yang Memilik Log in dan
kita harus bergantian
untuk mengecek
persediaan Matreal nya,
tapi juga kita tidak kalah
berfikir untuk melakukan.
Pengendalian persediaan
tersebut dengan manual
pencatatan dibuku Sendiri
ada untuk pencatatan
matreal-matreal nya
tersebut.
Praktik yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit
organisasi
Dari hasil wawancara
diatas bahwa masing
masing leader pada
bagian harus memahami
jobdesknya masing
masing. Seorang leader
diharapkan agar berfokus
pada jobdesknya seperti
mengatur stok opname
barang plus minus,
pengendalian material
agar tidak over untuk
mencapai hasil produksi
yang baik, baik dari
kuantitas barang dan
kualitasnya.
Jadi dapat disimpulkan,
sudah sesuai dengan
apa yang sudah
diinstruksikan oleh
atasan masing-masing,
Misalkan joker sudah
sesuai diinstuksi oleh
leadernya joker dan
untuk leadernya joker
juga sudah sesuai
diinstruksi dengan
supervisior yang
bersangkutan juga.
59
Kolom Teori Hasil di Perusahaan Hasil Analisis
Karyawan yang mutunya
sesuai tanggung
jawabnya.
Dari hasil wawancara
diatas bahwa pada PT.
Hartono Istana
Teknologi menggunakan
acuan work intruction
dalam operasional
usahanya sehingga perlu
adanya training yang
baik bagi SDM pemula
agar hasil output
kinerjanya sesuai dengan
standar yang telah
ditetapkan.
Jadi dapat disimpulkan,
Untuk tanggungjawab
sendiri pada per
individu kadang kala
sesuai dan kadang kala
itu tidak sesuai,
makanya tadi kan perlu
ada peningkatan, dari
awal sudah saya
utarakan ada
peningkatan,
peningkatan dan
peningkatan terus, agar
lebih baik.
Ya kadang kala sesuai
dengan prosedur yang
sudah kita tentukan
seperti penerimaan
material harus di cek, di
cek untuk standar koli
nya, untuk
pelaksanaannya itu akar
tiga ples satu atau
bagaimana sistem yang
dianut dan tapi kadang
kala ada yang mungkin
kurang sesuai, mungkin
tidak di cek secara
keseluruhan atau
gimana saya juga
kurang paham disitu.”
4.3.2. Prosedur persediaan bahan baku material mesin cuci PT. Hartono
Istana Teknologi
Fungsi yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian produksi, bagian
gudang dan bagian administrasi. Dokumen yang digunakan adalah Tranfer
posting, kartu reservasi, buku catatan penerimaan barang.
60
Gambar 4.2.
Flowchart Persediaan Material
Hasil wawancara dengan Informan 1 yaitu: Bapak AL sebagai Control
material tentang Prosedur pengendalian persediaan bahan baku material Mesin
Cuci di PT. Hartono Istana Teknologi bisa diketahui, Bagaimana kronologinya
dari Bapak AL mengatakan:
“Untuk prosedur pengendaliannya kalau di internal mesin cuci itu nanti
joker, setahu saya joker sebelum melakukan reservasi atau perequest itu
biasanya dia harus melihat stok, baik stok secara aktual maupun stok
secara SAP baru nanti beliau melakukan reservasi kuantiti sesuai dengan
kekurangan nya saja, lha itu untuk mengendalikan persediaan nya saja
jangan terlalu over mungkin lebih efisien seperti itu, yang dibutuhkan di
line.”
Supplier PPIC
QA Sampling
Receiving
GAC
Planner
Kiting
Produksi
QA Sand Back
Reservasi
Transfer
Posting
PIC
PKR/PKM
61
Dari hasil wawancara diatas bahwa sebelum melakukan reservasi atau
perequest perusahaan memiliki work instruction dengan melihat reservasi
kuantiti sesuai dengan kekurangan barang yang di produksi.
Hasil wawancara dengan Informan 2 yaitu: Bapak IA sebagai Leader
Produksi mengenai Prosedur pengendalian persediaan bahan baku material
mesin cuci pada PT. Hartono Istana Teknologi bisa diketahui, Bagaimana
kronologinya dari Bapak IA mengatakan:
“Kalau prosedurnya sendiri kita lebih...itu ya, fokus di PIC nya karena
PIC itu kan yang memegang kendali keseluruhan dari planing yang ada
di PT HIT Polytron, misal beliau menginginkan 100 ribu tipe mesin
cuci sekian, Nah..! beliau akan melakukan proses yang namanya
Request ke suplier ke gudang in house sayung maupun ke bagian-
bagian yang terkait dengan mesin cuci Tipe A tersebut. Nah...! Untuk
prosedurnya sendiri nanti itu akan ada yang namanya komponen
masuk, komponen di request dari PT. HIT Sayung ke suplier, kemudian
suplier nanti akan melakukan proses pengedropan yang nanti akan
diterima oleh QA Receiving, nanti pihak QA Receiving itu tersebut
bertugas untuk membongkar, menghitung dan mengecek all komponen,
setelah itu nanti akan di sample oleh QA, QA sampling yaitu
memastikan agar barang yang didrop dari suplier atau dari manufaktur
luar untuk PT. HIT itu bener-bener berkualitas bagus dan layak pakai
untuk mesin cuci atau bagian yang lain pada produksi PT. HIT
tersebut. Nah setelah QA sampling mengecek dan hasilnya oke maka
QA akan melakukan proses yang namanya itu, aaaa...Acc untuk segera
dilakukan ke in house yang disayung, dalam arti yang disini itu gudang
mesin cuci atau yang lebih dikenal Gudang AC karena tempat
gudangnya itu adalah menjadi satu dengan komponen-komponen AC
maka disebut Gudang AC untuk Gedung tersebut. Nah..! untuk Gudang
AC akan melakukan input stok misal katakanlah kedatangan tipe sekian
untuk mesin cuci sekian dan jumlah sekian. Nah ! dari proses tersebut
nanti akan masuk ke sistem yang namanya sistem SAP atau Sistem
Andalan Polytron, baru nanti PIC akan tahu Oh..barang ini sudah ada,
barang ini sudah ada maka untuk 100 ribu mesin cuci yang akan
diproduksi komponen tersebut sudah ada. Lah..! baru dari proses
produksi melakukan proses yang namanya aa...request secara berkala
atau request timing, misal katakanlah dia butuh 5000 untuk 1 jam maka
dia hanya minta 5000 dalam 1 jam, agar tidak terjadi over produksi
didalam line produksi. Jadi pengedropan nya itu dilakukan secara
berkala agar prosedur tetep jalan dan proses produksi tidak terhambat.
62
Nah kalau proses sebelum masuk ke proses line produksi seperti tadi
mas, PIC selaku planer utama PT. HIT aaa..memplaningkan untuk
sekian mesin cuci atau produksi yang lain, dan melakukan request ke
suplier. Suplier ngirim diterima di Gudang receiving selaku pihak
pembongkaran, penegecekan all komponen, kemudian di cek oleh QA
sampling. QA sampling kalau hasilnya oke nanti akan masuk ke
Gudang komponen atau gudang in house Sayung kalau riject nanti
akan masuk ke QA send back untuk proses PKM di klaim kan ke
suplier, lah..baru nanti kalau sudah masuk ke gudang komponen nanti
akan dipecah untuk proses masuk ke proses gudang kitting. Gudang
kitting itu diarea produksi sudah. Lah.. kalau sudah masuk di gudang
kitting nanti akan didrop ke line produksi. Jadi alurnya dari kayak
suplier dan lain-lain itu ditampung dulu digudang semua baru nanti
kalau kita plan produksi dibutuhkan, maka kita akan melakukan proses
permintaan proses barang tersebut untuk dikirim secara berkala agar
tujuan nya tidak menjadikan over komponen di line produksi.
Jadi line produksi bisa untuk kerapiannya tetap terjaga untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas barang-barang yang diproduksi di
PT HIT Polytron ini.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa prosedur kerja dimulai dari
departemen PIC untuk menaungi segala kerja pada bagian produksi
PT. Hartono Istana Teknologi seperti persediaan stok barang yang di produksi.
Selanjutnya bagian QI yang bertugas mengecek kuantiti barang yang
diproduksi kemudian melalui departemen Planner yang bertugas merencanakan
atau memplanning banyaknya jumlah produksi sesuai dengan stok yang sudah
ada agar tidak terjadinya over stok. Selanjutnya material pokok barang yang
akan diproduksi untuk sementara waktu masuk kedalam gudang In House.
Selanjutnya material tersebut di catat dalam laporan persediaan agar
memudahkan dalam melihat stok material.
Adapun flowcart persediaan bahan baku material mesin cuci pada PT.
Hartono Istana Teknologi adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.3
Tabel Hasil Wawancara
Pertanyaan Informan 1
(Bapak AL)
Informan 2
(Bapak IA)
Bagaimana pengendalian
internal komponen
material mesin cuci yang
ada di PT. Hartono Istana
Teknologi ?
untuk pengendalian material
yang diinternal itu ada job-
jobnya yang sudah dibagi
yaitu Ada joker sendiri yang
berfungsi untuk menerima
dan mengeluarkan material
jadi dia yang nanti yang
bertugas untuk
mengendalikan sirkulasi
material yang ada dimesin
cuci ini.
untuk kontrol material
diinternal itu tadi kan sudah
saya jelaskan itu nanti
dijoker, itu ada team sendiri
ada jokernya dan leadernya
disitu dia mengontrol
material baik yang masuk
maupun yang keluar diarea
mereka sendiri, jadi nanti
materialnya tidak over dan
sesuai dengan apa yang
dibutuhkan di line produksi
itu beliau semua yang
ngontrol sesuai dengan
plaining yang sudah
dicantumkan.
pengendalian internal di
mesin cuci sendiri lebih
fokus ke sistem SAP,
Sistem Andalan Polytron itu
yang mencakup untuk
perekapan disemua
komponen.
Kalau selain sistem kita
menggunakan cara manual,
pengendalian nya kita
dengan cara stok opname
disetiap akhir sift nya atau
kita menggunakan yang
namanya penghitungan
kitting manual oleh operator
joker yang bertugas untuk
merekap komponen yang
sudah di drop dari in house
sayung ke line produksi.
stock opname sendiri itu
setiap akhir sift operator
joker itu pasti merekap
stock yang ada di tempat
line produksi guna untuk
mengendalikan komponen
tersebut agar tidak over dan
mengendalikan agar
komponen tersebut tidak
minus ketika akan
digunakan, tapi untuk secara
keseluruhan komponen
tidak mungkin dilakukan
pada tiap harinya, jadi untuk
per tiap harinya itu kita
cuman sample beberapa
item, namun untuk
keseluruhannya kita
biasanya satu bulan sekali
untuk melakukan stock
opname penghitungan all
komponen tersebut.
64
Pertanyaan Informan 1
(Bapak AL)
Informan 2
(Bapak IA)
Struktur organisasi yang
memisahkan tanggung
jawab fungsional secara
tegas pada PT. Hartono
Istana Teknologi?
strukturnya sudah ada, terus
menurut jobnya sendiri
mungkin juga sudah lumayan
agak bagus cuman harus ada
beberapa yang diperbaiki
untuk per job masing-masing
tersebut agar lebih efisien
dan efektif lagi
struktur organisasi sudah
terbentuk, sudah jalan
sebagaimana mestinya,
misal katakanlah kita ambil
dari tengah-tengah itu
dibagian kepala bagian yang
kita ambil pada kepala
bagian mesin cuci itu sudah
ada, kemudian turun ke
supervisior sudah ada,
kemudian turun ke planer
yang bertugas membuat
plaining misal hari ini kita
membuat 2000 mesin cuci
tipe A 500, tipe B 500, tipe
C 500, dan tipe D 500, nanti
akan diolah oleh planer
kemudian turun ke material
kontrol, material kontrol
nanti akan turun ke leader
joker dan leader produksi.
tujuan dari tersebut adalah
agar leader joker
mempersiapkan material
yang digunakan, dan leader
produksi mempersiapkan
area produksi agar siap
digunakan untuk
memproduksi tipe-tipe
mesin cuci tersebut.
Sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan
yang cukup terhadap
kekayaaan, utang,
pendapatan, dan biaya
pada PT. Hartono Istana
Teknologi?
Untuk semua material yang
masuk kebagian mesin cuci
itu nanti yang bertanggung
jawab itu pertama yaitu
leader joker, dia itu yang
bertanggung jawab
memantau kinerja dari joker
sendiri nanti disitu joker yang
akan ketika ada pengiriman
material maka dia yang akan
mengecek dan dia yang akan
serah terima disitu dan ada
tanda tangan beliau juga
Untuk prosedurnya Gudang
Kalau sistem wewenang
ada di leader joker sebagai
leader yang bertanggung
jawab untuk all komponen,
kalau untuk sistem
pencatatan itu di operator
kitting terlebih dahulu,
karena interaksi antara
pengedropan, pe request an
komponen itu dilakukan
oleh operator joker kitting
dibawah leader komponen,
jadi untuk proses
wewenangnya ada di leader
65
Pertanyaan Informan 1
(Bapak AL)
Informan 2
(Bapak IA)
mengirim barang sekalian
ada Transfer posting
kemudian dicek oleh joker,
ketika sudah oke nanti joker
tanda tangan masuk
administrasi, administrasi
tanda tangan baru di plac in
dan masuk ke stok produksi.
komponen selaku pemegang
komponen, kemudian untuk
sistem pencatatannya ada
dioperator joker kitting,
dengan panduan buku
catatan stok dan buku
pengedropan dari pihak-
pihak yang terkait.
Praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit
organisasi pada PT.
Hartono Istana Teknologi?
Untuk prakteknya sendiri
mereka juga sudah
melakukan menurut saya
pribadi yang itu sudah sesuai
dengan apa yang sudah
diinstruksikan oleh atasan
masing-masing,
Misalkan joker sudah sesuai
diinstuksi oleh leadernya
joker dan untuk leadernya
joker juga sudah sesuai
diinstruksi dengan
supervisior yang
bersangkutan juga.
Kalau pelaksanaan
dilapangan kita sudah bagus,
kita sudah ada leader
komponen sendiri,
kemudian leader
maintenance sendiri itu
tugasnya sama yaitu
masing-masing leader
membawai yang namanya
tunas atau bisa dikatakan
organisasi, dan tunas-tunas
tersebut nantinya akan
berkembang dikelola dengan
leader-leader tersebut agar
bisa melakukan tugasnya
masing-masing. kemudian
diTunas produksi nanti
pengendaliannya bagaimana
mencakup, mencapai output
mesin cuci yang sudah
diplaning kan untuk bisa
mencapai hasil yang baik,
baik dari kuantitas dan
kualitasnya. Kemudian dari
Tunas maintanance atau
perbaikan mesin fokuas
pada mesin-mesin tersebut
siap digunakan untuk proses
produksi dan tidak
mengalami problem eror
saat proses produksi,
sehingga mengakibatkan
proses produksi harus
berhenti, jadi saya rasa
sudah bagus,
kesinambungan antara
66
Pertanyaan Informan 1
(Bapak AL)
Informan 2
(Bapak IA)
Tunas-Tunas atau
organisasi-organisasi yang
sudah terbentuk tersebut.
Karyawan yang mutunya
sesuai dengan tanggung
jawabnya pada PT.
Hartono Istana Teknologi?
Untuk tanggung jawab
sendiri pada per individu itu
kadang kala sesuai dan
kadang kala tidak sesuai,
makanya tadi kan perlu ada
peningkatan, dari awal sudah
saya utarakan ada
peningkatan, peningkatan
dan peningkatan terus, agar
lebih baik.
Ya kadang kala sesuai
dengan prosedur yang sudah
kita tentukan seperti
penerimaan material harus di
cek, di cek untuk standar koli
nya, untuk pelaksanaannya
itu akar tiga ples satu atau
bagaimana sistem yang
dianut dan tapi kadang kala
ada yang mungkin kurang
sesuai, mungkin tidak di cek
secara keseluruhan atau
gimana saya juga kurang
paham disitu.
Kalau tanggungjawab
karyawan kita sesuai WI
atau biasa yang disebut
dalam manufaktur itu Work
Intruction, untuk pelatihan-
pelatihan nya nanti kita akan
gunakan TWI atau Tecnical
Work Instruction yang kita
sering dengan sebut
dimanufaktur itu Training.
Jadi sebelum operator
tersebut kita lepas di line
produksi atau dibagian
komponen atau di
mantainance itu kita akan
lakukan Training Work
Instruction agar operator
tersebut bisa paham dan
mengerti apa dan apa yang
harus dipersiapkan dia pada
job nya tersebut.
Bagaimana prosedur
pengendalian persediaan
bahan baku (komponen
material) mesin cuci yang
ada di PT. Hartono Istana
Teknologi?
Untuk prosedur
pengendaliannya kalau di
internal mesin cuci itu nanti
joker, setahu saya joker
sebelum melakukan reservasi
atau perequest itu biasanya
dia harus melihat stok, baik
stok secara aktual maupun
stok secara SAP baru nanti
beliau melakukan reservasi
kuantiti sesuai dengan
kekurangan nya saja, lha itu
untuk mengendalikan
persediaan nya saja jangan
terlalu over mungkin lebih
efisien seperti itu, yang
dibutuhkan di line.
Kalau prosedurnya sendiri
kita lebih fokus di PIC nya
karena PIC itu kan yang
memegang kendali
keseluruhan dari planing
yang ada di PT HIT
Polytron, misal beliau
menginginkan 100 ribu tipe
mesin cuci sekian, Nah..!
beliau akan melakukan
proses yang namanya
Request ke suplier ke
gudang in house sayung
maupun ke bagian-bagian
yang terkait dengan mesin
cuci Tipe A tersebut. Nah...!
Untuk prosedurnya sendiri
67
Pertanyaan Informan 1
(Bapak AL)
Informan 2
(Bapak IA)
nanti itu akan ada yang
namanya komponen masuk,
komponen di request dari
PT. HIT Sayung ke suplier,
kemudian suplier nanti akan
melakukan proses
pengedropan yang nanti
akan diterima oleh QA
Receiving, nanti pihak QA
Receiving itu tersebut
bertugas untuk
membongkar, menghitung
dan mengecek all
komponen, setelah itu nanti
akan di sample oleh QA,
Nah setelah QA sampling
mengecek dan hasilnya oke
maka QA akan melakukan
Acc untuk segera dilakukan
ke in house yang disayung,
dalam arti yang disini itu
gudang mesin cuci atau
yang lebih dikenal Gudang
AC karena tempat
gudangnya itu adalah
menjadi satu dengan
komponen-komponen AC
maka disebut Gudang AC
untuk Gedung tersebut.
Nah untuk Gudang AC akan
melakukan input stok ke
sistem yang namanya sistem
SAP atau Sistem Andalan
Polytron, baru dari proses
produksi melakukan proses
yang namanya request
secara berkala atau request
timing, Jadi pengedropan
nya itu dilakukan secara
berkala agar prosedur tetep
jalan dan proses produksi
tidak terhambat.
68
4.3.3. Identifikasi masalah Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan
Baku Material Mesin Cuci Pada PT. Hartono Istana Teknologi
Identifikasi masalah merupakan proses analisis masalah yang dilakukan
untuk dapat menggambarkan masalah yang menghambat tercapainya tujuan dalam
suatu sistem. Permasalahan yang di identifikasi terbatas pada masalah yang terjadi
dalam hubungannya sistem persediaan dengan pengendalian internal atas
persediaan bahan baku material mesin cuci pada PT. Hartono Istana Teknologi.
Permasalahan yang terjadi di dalam pengendalian internal atas persediaan bahan
baku material pada bagian mesin cuci yaitu:
1. Terjadi mis komunikasi saat Transaksi barang.
Tidak disertainya dokumen pada saat melakukan proses penerimaan dan
pengeluaran barang oleh pihak gudang. Dokumen-dokumen tersebut meliputi
transfer posting, kartu reservasi, plas in. Sehingga antara gudang induk dan
gudang produksi terjadi kesalahan dalam pencatatan dan terjadilah selisih
barang tersebut.
2. Kesalahan manusia atau human eror
Part-part komponen material pada berserakan diarea produksi yang itu bisa
mengakibatkan barang atau komponen tersebut terbuang.
4.3.4. Mengidentifikasi Penyebab Masalah Pengendalian Internal Atas
Persediaan Bahan Baku Mesin Cuci Pada PT. Hartono Istana
Teknologi
Mengidentifikasi penyebab masalah dapat dilakukan dengan mengkaji
terlebih dahulu subjek-subjek permasalahan yang sudah ada kemudian dicari
69
kemungkinan penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Dari permasalahan
yang telah diidentifikasi diatas, kemudian dapat dilakukan identifikasi penyebab
masalah-masalah tersebut adalah:
1. Permasalahan pada poin pertama yaitu Terjadinya mis komunikasi pada saat
melakukan Transaksi barang.
Pengedropan komponen seharusnya disertai dengan transfer posting untuk
pemindahan stok. Akan tetapi kebiasaan yang dilakukan setiap permintaan
komponen yang dibutuhkan tidak disertai dengan dokumen tranfer posting
yang ada. Sehingga dalam pencatatan stok persediaan kompen tersebut terjadi
ketidaksesuaian. Kondisi tersebut menyebabkan celah kesalahan dalam
pencatatan. Sehingga terjadilah selisih pada barang tersebut.
2. Permasalahan kedua adalah kesalahan manusia atau human eror
Permasalahan kedua adalah kesalahan pada manusianya, diantaranya yaitu
part-part komponen material yang berserakan yang ada diarea line produksi
yang itu bisa mengakibatkan barang tersebut terbuang karena tidak adanya
rasa tanggung jawab oleh pihak operator ketika ada komponen jatuh atau
riject di area line produksi. seharusnya apabila terjadi hal seperti itu ada
kesadaran diri pada pihak operator melakukan tindakan mengambil barang
tersebut untuk ditaruh kedalam tempat yang sudah disediakan. Kemudian
apabila ada komponen riject yang disebabkan karena komponen tersebut
rusak karena produksi. dan apabila ada komponen riject karena proses
pengedropan tidak tepat dari suplier.
70
4.3.5. Rancangan Alternatif Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan
baku pada PT. Hartono Istana Teknologi.
Adapun rancangan untuk manajemen perusahaan PT. Hartono Istana
Teknologi Sayung:
1. Lingkungan pengendalian
Agar lingkungan pengendalian PT. Hartono Istana Teknologi dinilai kurang
baik karena manajemen kurang memperhatikan bentuk komunikasi pada
karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seharusnya manajemen lebih
sering dalam mengkomunikasikan tujuan perusahaan kepada semua karyawan
dengan bentuk tertulis agar mendapat kesamaan pola pikir dalam bekerja
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Aktivitas pengendalian
Dilihat dari aktivitas pengendalian, PT. Hartono Istana Teknologi cukup baik
dalam penerapannya. Perusahaan juga seharusnya secara rutin menelaah
mekanisme-mekanisme untuk diperbarui dan dapat dikomunikasikan kepada
setiap karyawan.
3. Pengawasan (Monitoring)
Perusahaan telah melakukan audit internal perusahaan setiap bulan, namun
masih menemukan kesalahan dalam persediaan komponen material nya.
Maka diharapkan dapat dilakukan audit internal setiap tiga bulanan untuk
mengantisipasi dan mengetahui masalah pada persediaan bahan baku agar
tidak terlalu besar.
71
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semua perusahaan pasti akan memiliki tujuan bagaimana perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan pasti akan menemui dari hambatan-hambatan atau
permasalahan yang dihadapi, apabila tidak segera diselesaikan akan berakibat
tujuan perusahaan tidak tercapai dan kualitas perusahaan akan dinilai tidak sehat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengendalian internal
atas persediaan bahan baku komponen material. Objek penelitian yang digunakan
adalah PT. Hartono Istana Teknologi Sayung dengan responden yaitu Bagian
Control Material, Leader Komponen, dan Leader Produksi.
Perusahaan PT. Hartono Istana Teknologi merupakan perusahaan yang
belum bisa dikatakan besar dalam lingkup bisnisnya sehingga peneliti sulit untuk
mengukur pengendalian internal yang ada di perusahaan ini. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berupa studi kasus pada
perusahaan manufaktur PT. Hartono Istana Teknologi Sayung.
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang “Analisis pengendalian internal
atas persediaan bahan baku (Komponen material) mesin cuci pada PT. Hartono
Istana Teknologi Sayung”. adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian PT. Hartono Istana Teknologi sudah menerapkan
beberapa pengendalian internal pada bagian persediaan, misalnya perusahaan
72
telah menunjukkan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk
pembagian tugas dan wewenang karyawan di dalam pekerjaan yang
dilakukan, perusahaan juga menerapkan otorisasi atau tandatangan transaksi
yaitu pada bukti surat permintaan dan surat pengeluaran barang yang
ditujukan ke bagian atasan dan diteruskan ke bagian produksi, perusahaan
melakukan catatan transaksi yaitu pencatatan atas setiap barang yang sudah
diterima bagian persediaan, perusahaan menerapkan sistem pengedropan
berkala agar tidak over tempat dan memastikan jumlah komponen dengan
tepat.
2. Pengendalian akses juga dilakukan perusahaan yaitu tidak semua karyawan
memiliki password untuk bisa mengakses sistem akuntansi komputerisasi
yang bernama SAP agar tidak terjadi penyalahgunakan akses untuk
kepentingan yang dapat merugikan perusahaan. PT. Hartono Istana Teknologi
Sayung sudah menggunakan sistem perpektual untuk persediaan bahan baku
(Komponen material) sehingga setiap barang yang keluar atau terpakai akan
mengurangi jumlah pada kartu stok pada sistem SAP dan yang terakhir
perusahaan melakukan stock opname setiap enam bulanan yang bertujuan
untuk mengatisipasi dan mengetahui lebih dini jika terjadi selisih antara kartu
stok sistem SAP dan jumlah fisik barang pada gudang penyimpanan
persediaan bahan baku komponen material.
73
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan kesimpulan yang diperoleh, maka perlu
adanya rekomendasi yang berguna untuk perusahaan PT. Hartono Istana
Teknologi.
Adapun rekomendasi untuk manajemen perusahaan PT. Hartono Istana
Teknologi Sayung sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya menugaskan bagian atau personel yang khusus
menangani pembongkaran material yang ada diarea produksi untuk
meminimalisir stok barang yang pada berserakan .
2. Fasilitas pergudangan yang ada sebaiknya diperhatikan, agar persediaan
bahan baku yang disimpan sesuai dengan klasifikasi tempatnya. Dan juga
penanganan untuk persediaan bahan baku lebih ditingkatkan lagi.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian kemungkinan hasilnya kurang memuaskan
yang disebabkan karena adanya keterbatasan akses informasi serta waktu
pengamatan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian terhambat oleh kode etik peneliti pada instansi perusahaan tempat
penelitian sehingga data yang di dapat tidak mencakup keseluruhan data milik
perusahaan.
2. Adanya data perusahaan yang memang tidak boleh di akses dan di exspose
oleh pihak luar dalam hal ini adalah peneliti guna menjaga kerahasiaan data
internal perusahaan.
74
3. Peneliti tidak dapat bertemu langsung dengan pemilik perusahaan karena
keterbatasan waktu dan kesibukan pemilik perusahaan.
4. Kotak saran pada perusahaan hanya terdapat di bagian-bagian tertentu,
sehingga peneliti tidak dapat mengambil dan memberi saran langsung ketika
ada di bagian yang memang tidak di beri akses kotak saran.
5. Perusaahaan sudah tergolong sebuah perusaahaan besar sehingga
pengendalian data yang di perbolehkan untuk di akses karyawan sangat
terbatas termasuk yang di berikan pada peneliti.
5.4. Agenda Penelitian Yang Akan Datang
Dengan adanya keterbatasan penelitian dan hasil yang kurang memuaskan,
maka peneliti akan memberikan saran untuk pengoptimalan penelitian dan
perusahaan.
Adapun saran dalam penelitian adalah:
1. Penelitian di masa mendatang sebaiknya peneliti dapat mencari informasi dari
perusahaan yang akan diteliti sebelum melakukan penelitian;
2. Penelitian di masa mendatang sebaiknya memperhatikan mengenai waktu
wawancara dengan bagian yang berkaitan, karena keterbatasan waktu dalam
wawancara dapat mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from www.polytron,co,id.
Dr. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Erhans dan Jusuf J. 2008. Akuntansi Manajemen. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Febriyanti, D. R., Dwiatmanto, & Azizah, D. F. (2017). Analisis Sistem
Akuntansi Persediaan Bahan Baku dalam Meningkatkan Pengendalian
Intern (Studi kasus pada CV. Cool Clean Malang) . Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) / Vol. 44 No.1, 40-46.
Fitrianingsih, M., Artina, N., & Siagian, O. (n.d.). Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Atas Pengendalian Intern Persediaan.
Hartadi, Bambang, 1986. Sistem Pengendalian Intern dalam hubungannya
dengan manajemen dan audit. Yogyakarta: BPFE.
Hermawan, S. 2008. Akuntansi Perusahaan Manufaktur Surabaya: Penerbit Graha
Ilmu. Surabaya
Krismiaji, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Krismiaji, 2015, Sistem Informasi Akuntansi Edisi keempat, UUP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2017). Sistem Akuntansi Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Empat. Jakarta
Akbar, F. Y., & Saifi, M. (2018). Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Dalam Upaya Mendukung Pengendalian Intern (Studi Kasus Pada PT. Semen Bosowa Banyuwangi). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 63.
Amri, 2008. Peranan Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Pada PT. Samudera Puranabile Abadi Bitung.
Nama : Ika Septa FebrianiIabatan : Personnel Off,rcer
Dengan ini menerangkan bahwa, yang tersebut di bawah ini :
NamaNIMAlamat
: Budi Erwanto:B.231.i5.0071: Ds. Krajanbogo kec. Bonang kab. Demak
Adalah benar telah DITERIMA untuk melaksanakan penelitian dibagian Persediaan pada pTHartono Istana Teknologi (POLYTRON), terhitung sejak bulan 23 November 2018 sa*pai denganselesai dan yang bersangkutan telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan benar, untuk dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.
Sa1r.ng, 23 November 2019
PT. HIai
Fersonnel Sffi*er
Lampiran 4
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Interviewer : Budi ErwantoNama : Bapak AL (Nama Inisial)Jenis kelamin : Laki-lakiUsia : 28 TahunJabatan : Sebagai Kontrol MaterialTempat Wawancara : PT. Hartono Istana Teknologi SayungBudi Erwanto : Selamat sore pak, maaf pak boleh minta waktunya
sebentar?Bapak AL : Silahkan mas.Budi Erwanto : Makasih ya pak atas waktu yang diberikan.Pak ini kan
saya Budi Erwanto mahasiswa UniversitasSemarangFakultas Ekonomi jurusan Akuntansi.Disinisaya ingin minta waktunya sebentar buat bapak, sayainginwawancara dengan bapak guna untuk memenuhiteknik analisis data yang saya gunakan yaitu salahsatunya dengan wawancara dalam penyusunan tugasakhir skripsi saya pak.Emmm....Sebelumnya denganbapak siapa?
Bapak AL : Bapak ALBudi Erwanto : Kerja disini sudah berapa lama pak?Bapak AL : Sekitar kurang lebih 7 tahun.Budi Erwanto : Disini sebagai apa pak?Bapak AL : Untuk disini Job deskripsi saya sebagai kontrol matreal
mas.Budi Erwantio : Emm..itu bisa dijelaskan ndak pak mengenai tugas dan
tanggungjawabnya dipekerjaannya tersebut?Bapak AL : Untuk kontrol material sendiri berfungsi untuk
mengsinkronisasikan antara plaining dan kesediaanmateial baik yang dari in house maupun yang darisuplier, jadi dia itu untuk mengklopkan gimana caranyaagar line produksi dapat berjalan sesuai plaining yangsudah ditentukan oleh bagian planner.
Budi Erwanto : Oh gitu ya pak, Pak bisa dijelaskan untuk pengendalianinternal pada Bagian mesin cuci ini, itu bagaimanapak?
Bapak AL : Untuk pengendalian material yang dimaksud?Budi Erwanto : Iya pak pengendalian persediaan material.Bapak AL : Untuk pengendalian material yang diinternal itu ada
job-jobnya yangsudah dibagi yaitu Ada joker sendiriyang berfungsi untuk menerima dan mengeluarkanmaterial jadi dia yang nanti yang bertugas untuk
mengendalikan sirkulasi material yang ada dimesin cuciini.
Budi Erwanto : Lha itu tujuan adanya pengendalian internal tersebutagar bagaimana to pak?
Bapak AL : Agar komponen tidak over mas, komponen tidak overdan komponen itu sesuai dengan apa yang dibutuhkandi line produksi.
Budi Erwanto : Berarti untuk mengefektifkan kayak barang atau apagitu ya pak?
Bapak AL : Iya seperti itu jugaBudi Erwanto : Kalau misal dilihat pada job bapak (sebagai kontrol
material) tadi itu pengendalian internal nya bagaimanapak?
Bapak AL : Untuk kontrol material diinternal itu tadi kan sudahsaya jelaskan itu nanti dijoker, itu ada team sendiri adajokernya dan leadernya disitu dia mengontrol materialbaik yang masuk maupun yang keluar diarea merekasendiri, jadi nanti materialnya tidak over dan sesuaidengan apa yang dibutuhkan di line produksi itu beliausemua yang ngontrol sesuai dengan plaining yangsudah dicantumkan
Budi Erwanto : Baik pak, dari pengendalian internal itu kan ada kayakbeberapa unsurnya ya pak, untuk yang pertama kan adastruktur organisasi, lha dari masing-masing job itubagaimana pak?
Bapak AL : Ya menurut saya strukturnya sudah ada, terus menurutjobnya sendiri mungkin juga sudah lumayan agakbagus cuman harus ada beberapa yang diperbaiki untukper job masing-masing tersebut agar lebih efisien danefektif lagi
Budi Erwanto : Yang ke-2 untuk sistem, wewenang dan prosedurpencatatannya itu bagaimana pak?
Bapak AL : Untuk semua material yang masuk kebagian mesin cuciitu nanti yang bertanggung jawab itu pertama yaituleader joker, dia itu yang bertanggung jawab memantaukinerja dari joker sendiri nanti disitu joker yang akanketika ada pengiriman material maka dia yang akanmengecek dan dia yang akan serah terima disitu danada tanda tangan beliau juga
Budi Erwanto : Dan sistem dan prosedurnya bagaimana bapak?Bapak AL : Untuk prosedurnya yang saya ketahui itu ya Gudang
ngirim barang sekalian ada Transfer posting kemudiandicek oleh joker, ketika sudah oke nanti joker tandatanganmasuk administrasi, administrasi tanda tanganbaru di plac in dan masuk ke stok produksi. Itu yangsaya tahu seperti itu
Budi Erwanto : Oh gitu ya...pak untuk yang selanjutnya mengenaipraktek pelaksaan tugas dan fungsi setiap unitorganisasi, bagaiman pak prakteknya itu?
Bapak AL : Untuk prakteknya sendiri mereka juga sudahmelakukan menurut saya pribadi yang itu sudah sesuaidengan apa yang sudah diinstruksikan oleh atasanmasing-masing, misalkan joker sudah sesuai diinstuksioleh leadernya joker dan untuk leadernya joker jugasudah sesuai diinstruksi dengan supervisior yangbersangkutan juga.
Budi Erwanto : Untuk karyawan yang sesuai tanggung jawabnya pak,bagaimana pak? Maksudnya apakah karyawannyasudah sesuai tanggungjawabnya disini, itu seperti apapak?
Bapak AL : Untuk tanggungjawab sendiri pada per individu itukalau saya lihat itu ya.. kadang kala sesuai dan kadangkala itu tidak sesuai, makanya tadi kan perlu adapeningkatan, dari awal sudah saya utarakan adapeningkatan, peningkatan dan peningkatan terus, agarlebih baik.
Budi Erwanto : Kadang kala sesuai kadang kala tidak sesuai lha itumaksudnyabagaimana pak?
Bapak AL : Ya kadang kala sesuai dengan prosedur yang sudah kitatentukan seperti penerimaan material harus di cek, dicek untuk standar koli nya, untuk pelaksanaannya ituakar tiga ples satu atau bagaimana sistem yang dianutdan tapi kadang kala ada yang mungkin kurang sesuai,mungkin tidak di cek secara keseluruhan atau gimanasaya juga kurang paham disitu.
Budi Erwanto : Oh iya, iya... dan pertanyaan selanjutnya pakBagaimana prosedur pengendalian persediaan bahanbaku komponen mesin cuci yang ada di PT. HIT inipak? Prosedurnya itu bagaimana?
Bapak AL : Untuk prosedur pengendaliannya kalau di internalmesin cuci itu nanti joker, setahu saya joker sebelummelakukan reservasi atau perequest itu biasanya diaharus melihat stok, baik stok secara aktual maupunstok secara SAP baru nanti beliau melakukan reservasikuantiti sesuai dengan kekurangan nya saja, lha ituuntuk mengendalikan persediaan nya saja jangan terlaluover mungkin lebih efisien seperti itu, yang dibutuhkandi line
Budi Erwanto : Oh iya pak. Untuk yang selanjutnya Bagaimanakendala yang dihadapi PT HIT untuk bagian mesincuci ini selama ini atas sistem persediaan komponennya pak?
Bapak AL : Jadi untuk kendala dalam material diatas itu salahsatunya adalah kurangnya log in dan kurangnyakomputer untuk melihat stok tersebut.
Budi Erwanto : Baik pak untuk upaya yang dilakukan PT. HITmeminimalisir kesalahan persediaannya?
Bapak AL : Sudah ada beberapa perbaikan yaitu adalah dengan kitaada manual untuk pencatatan manual di area jokersendiri, terus kita juga sudah bentuk team kontrolmaterial dan juga bisa mengontrol semua matreal yangmasuk maupun yang keluar, dan juga ada yangmengontrol matreal-matreal DI atau matreal- matrealyang discontinue itu sudah tidak dipakai, kadang kalakita plus minus disitu masM00 kita stoknya banyaksecara fisikly, secara SAP nya kita tidak ada itu kadangkala kita terjadi disitu, makanya dibentuk sebuahkontrol matreal biar dia berfokus untuk seluruh matrealyang akan diproduksi maupunSetelah produksi.
Budi Erwanto : Baik pak, saya rasa sudah cukup, terimakasih untukwaktu yang diberikan.
Bapak AL : Iya mas sama-sama
Interviewer : Budi ErwantoNarasumber : Bapak ISA (Nama Inisial)Jenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 25 tahunJabatan : Leader ProduksiTempat Wawancara : PT. Hartono Istana TeknologiBudi Erwanto : Selamat pagi pak?Bapak IA : Iya pagi mas.Budi Erwanto : Maaf pak, Boleh minta waktunya sebentar?Bapak IA : Iya silahkan mas,Budi Erwanto : Pak saya Budi Erwanto, Mahasiswa dari Universitas
Semarang Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Disinisaya ingin waktunya sebentar, saya ingin wawancaradengan bapak guna untuk memenuhi teknik analisisdata yang saya gunakan yaitu salah satunya denganwawancara, dalam penyusunan tugas akhir Skripsisaya.Sebelumnya dengan bapak siapa ya?
Bapak IA : Bapak IA mas . (Nama Inisaial)Budi Erwanto : Kerja disini sudah berapa lama pak?Bapak IA : Kurang lebih dari 2011, ya...hampir 8 tahunan masBudi Erwanto : Oww... lama ya pak?Bapak IA : Ya begitulah masBudi Erwanto : Lha disini sebagai apa pak?Bapak IA : Kalau saya disini kebetulan sebagai leader produksi
mas.Budi Erwanto : Itu bisa dijelaskan mengenai tugas dan
tanggungjawabnya dipekerjaan nya tersebut itubagaimana pak?
Bapak IA : Kalau tugas dan tanggungjawabnya sih relatif samadengan perusahaan yang lain ya mas, dari input unitmesin cuci, kemudian output unit mesin cuci, rekap allkomponen yang harus digunakan nantinya untukproduksi dan memenuhi sejumlah plaining yang haruskita buat dalam setiap harinya.
Budi Erwanto : Ow... pak saya mau bertanya, mungkin bisa dijelaskanpengendalian internal pada bagian mesin cuci ini itubagaimana pak?
Bapak IA : Kalau pengendalian internal di mesin cuci sendiri sihkita lebih fokus ke sistem SAP mas, Sistem AndalanPolytron itu yang mencakup untuk perekapan disemuakomponen, Misal katakanlah ditempat in house sayungitu kita misal menggunakan item A untuk unit Asejumlah sekian, maka secara otomatis kita akanmelakukan request ke in house sayung gunanmemenuhi kebutuhan tersebut
Budi Erwanto : Apakah hanya sistem saja pak, selain itu ada apa lagimungkin?
Bapak IA : Kalau selain kita menggunakan cara manual mas,pengendalian nya kita dengan cara stok opnamedisetiap akhir sift nya atau kita menggunakan yangnamanya penghitungan kitting manual oleh operatorjoker yang bertugas untuk merekap komponen yangsudah di drop dari in house sayung ke line produksi,seperti itu
Budi Erwanto : Untuk Stok tadi kan ada stock opname ya pak? Lha itubiasanya dilakukan kapan, maksudnya dilakukanbeberapa bulan atau tahun sekali pak, atau gimana?
Bapak IA : Kalau stock opname sendiri itu setiap akhir sift operatorjoker itu pasti merekap stock yang ada di tempat lineproduksi guna untuk mengendalikan komponentersebut agar tidak over dan mengendalikan agarkomponen tersebut tidak minus ketika akan digunakan,tapi untuk secara all keseluruhan all komponen itu kantidak mungkin dilakukan pada tiap harinya mas, jadiuntuk per tiap harinya itu kita cuman sample beberapaitem, namun untuk keseluruhannya kita biasanya satubulan sekali untuk melakukan stock opnamepenghitungan all komponen tersebut.
Budi Erwanto : Berarti satu bulan sekali ya pak?Bapak IA : Iya satu bulan sekali mas.Budi Erwanto : Pak itu kan penjelasan mengenai pengendalian internal
ya pak, lha itu tujuan dilakukan adanya pengendaliantersebut ituagar bagaimana ya pak?
Bapak IA : Tujuan pengendalian komponen itu setahu saya sepertiini mas Misal katakanlah line produksi membutuhkan1000 item untuk 1000 unit. Nah...dilakukanpengendalian tersebut agar line produksi itu tidakpenuh oleh komponen-komponen yang tidakdigunakan, Misal kita hanya butuh 1000 untuk 1000unit maka kita akan melakukan request 1000 danpengendalian itu adalah gudang in house sayung atausuplier itu hanya mengedrop sejumlah 1000, jadi kitatidak over material dan kita tidak minus material padabagian-bagian tersebut misal in house sayung dansuplier maka kita perlu pengendalian
Budi Erwanto : Oh berarti hanya beberapa kayak barang yangdibutuhkan misal jumlahnya segini gitu, baru didropkan disitu, diarea tempat komponen produski tersebut.
Bapak IA : Iya masBudi Erwanto : Lha kalau misal pada kayak bagian job, untuk jobnya
bapak tersebut itu kan diproduksi ya pak, itupengendalian internalnya bagaimana pak?
Bapak IA : Pengendalian internalnya ya seperti tadi mas, Misal kitalewat Request dari joker kemudian dikirimkan ke
bagian tertentu, misal katakanlah gudang sayung tadi ,gudang sayung nanti mengedrop barang membawaTransfer posting dan transfer posting itu nanti kita olahdari joker ke administrasi dan melakukan plac inpemotongan stock dari tempat gudang menuju ke lineproduksi.
Budi Erwanto : Pak kan gini ya...untuk pengendalian internal kan adakayak beberapa unsur yang berkaitan ya pak, itu adaStruktur organisasi dari masing-masing job ibubagaimana pak?
Bapak IA : Kalau struktur organisasi sudah terbentuk mas, setahusaya sudah jalan sebagaimana mestinya, misalkatakanlah kita ambil dari tengah-tengah itu dibagiankepala bagian yang kita ambil pada kepala bagianmesin cuci itu sudah ada, kemudian turun kesupervisior sudah ada, kemudian turun ke planer yangbertugas membuat plaining misal hari ini kita membuat2000 mesin cuci tipe A 500, tipe B 500, tipe C 500,dan tipe D 500, nanti akan diolah oleh planer kemudianturun ke material kontrol, material kontrol nanti akanturun ke leader joker dan leader produksitugasnyaadalah tujuan dari tersebut adalah agar leader jokermempersiapkan material yang digunakan, dan leaderproduksi mempersiapkan area produksi agar siapdigunakan untuk memproduksi tipe-tipe mesin cucitersebut yang dari A,B,C,D tersebut.
Budi Erwanto : Oh, berarti dari masing-masingitu saling sudah adatanggungjawabnya masing-masing ya pak?
Bapak IA : Sudah ada mas, bahkan untuk leader joker itu nantiakan punya anak buah lagi yang namanya kittingfungsinya untuk penghitungan manual untuk stok yangada diarea produksi yang sudah di drop maupun yangakan digunakan untuk proses produksi.
Budi Erwanto : Lha untuk masing-masing yang bertanggungjawab padapersediaan komponen itu bagian apasaja ya pak?
Bapak IA : Kalau yang bertanggungjawab untuk komponentersebut bisa dikatakan semuanya mas, karenakomponen itu kan bukan hanya tanggungjawab darimaterial kontrol dan juga joker kitting, tapi semuaoperator yang baik ada di line maupun digudang,karena komponen itu ketika kita emmm...misalkatakanlah kita terjadi selisih di line produksi, makaproduksi pun juga harus bertanggungjawab untukmencari dan memproses bagaimana komponen tersebutbisa tidak ada atau bisa dikatakan minus, oleh karenaitu untuk tanggung jawabnya, kita keseluruhan ada
tanggungjawab untuk setiap komponen yang digunakanuntuk tiap-tiap orangnya.
Budi Erwanto : Dan yang selanjutnya dari Unsur tadi kan ada Sstem,wewenang dan prosedur pencatatan ya pak, itubagaimana pak?
Bapak IA : Kalau sistem wewenang itu setahu saya ada di leaderjoker sebagai leader yang bertanggung jawab untuk allkomponen, kalau untuk sistem pencatatan itu dioperator kitting terlebih dahulu, karena interaksi antarapengedropan, pe request an komponen itu dilakukanoleh operator joker kitting dibawah leader komponen,jadi untuk proses wewenangnya ada di leaderkomponen selaku pemegang komponen, kemudianuntuk sistem pencatatannya ada dioperator jokerkitting, dengan panduan buku catatan stok dan bukupengedropan dari pihak-pihak yang terkait.
Budi Erwanto : Oh iya pak, dan yang selanjutnya itu ada praktekpelaksanaan, tugas dan fungsi di setiap unit organisasi.Lha itu bagaimana pak?
Bapak IA : Kalau pelaksanaan dilapangan kita sudah bagus, kitasudah ada leader komponen sendiri, kemudian leadermaintenance sendiri itu tugasnya sama yaitu masing-masing leader membawai yang namanya tunas atau bisadikatakan organisasi, dan tunas-tunas tersebut nantinyaakan berkembang dikelola dengan leader-leadertersebut agar bisa melakukan tugasnya masing-masing.Misal katakanlah komponen fokus dikomponen,mencakup stok opname stok barang, plus minus,pengendalian material agar tidak over, kemudiandiTunas produksi nanti pengendaliannya bagaimanamencakup, mencapai output mesin cuci yang sudahdiplaning kan untuk bisa mencapai hasil yang baik,baik dari kuantitas dan kualitasnya. Kemudian dariTunas maintanance atau perbaikan mesin fokuas padamesin-mesin tersebut siap digunakan untuk prosesproduksi dan tidak mengalami problem eror saat prosesproduksi, sehingga mengakibatkan proses produksiharus berhenti, jadi saya rasa sudah bagus,kesinambungan antara Tunas-Tunas atau organisasi-organisasi yang sudah terbentuk tersebut.
Budi Erwanto : Dan yang selanjutnya pak, Karyawan sesuai dengantanggungjawabnya itu bagaimana pak?
Bapak IA : Kalau tanggungjawab karyawan kita sesuai WI ataubiasa yang disebut dalam manufaktur itu WorkIntruction, jadi misal katakanlah operator A ataukaryawan A melakukan job 8x screw unit maka diahanya melakukan 8 screw unit itu, tugas dan tanggung
jawabnya hanya melakukan 8 screw unit besertatanggungjawab komponen-komponen yang berkaituntuk operator A tersebut, nanti operator B beda lagimisal katakanlah proses packaging maka dia hanyamelakukan proses packaging dan tidak melakukanproses-proses yang lain, jadi untuk tugasnya kita nantipatokan kepada Work Intruction, sedangkan untukpelatihan-pelatihan nya nanti kita akan gunakan TWIatau Tecnical Work Instruction yang kita sering dengansebut dimanufaktur itu Training. Jadi sebelum operatortersebut kita lepas di line produksi atau dibagiankomponen atau di mantainance itu kita akan lakukanTraining Work Instruction agar operator tersebut bisapaham dan mengerti apa dan apa yang harusdipersiapkan dia pada job nya tersebut.
Budi Erwanto : Baik pak, untuk pertanyaan yang selanjutnya ituBagaimana prosedur pengendalian persediaan bahanbaku komponen mesin cuci yang ada di PT. HIT ini?
Bapak IA : Kalau prosedurnya sendiri kita lebih...itu ya, fokus diPIC nya karena PIC itu kan yang memegang kendalikeseluruhan dari planing yang ada di PT HIT Polytron,misal beliau menginginkan 100 ribu tipe mesin cucisekian, Nah..! beliau akan melakukan proses yangnamanya Request ke suplier ke gudang in house sayungmaupun ke bagian-bagian yang terkait dengan mesincuci Tipe A tersebut. Nah...! Untuk prosedurnya sendirinanti itu akan ada yang namanya komponen masuk,komponen di request dari PT. HIT Sayung ke suplier,kemudian suplier nanti akan melakukan prosespengedropan yang nanti akan diterima oleh QAReceiving, nanti pihak QA Receiving itu tersebutbertugas untuk membongkar, menghitung danmengecek all komponen, setelah itu nanti akan disample oleh QA, QA sampling yaitu memastikan agarbarang yang didrop dari suplier atau dari manufakturluar untuk PT. HIT itu bener-bener berkualitas bagusdan layak pakai untuk mesin cuci atau bagian yang lainpada produksi PT. HIT tersebut. Nah setelah QAsampling mengecek dan hasilnya oke maka QA akanmelakukan proses yang namanya itu, aaaa...Acc untuksegera dilakukan ke in house yang disayung, dalam artiyang disini itu gudang mesin cuci atau yang lebihdikenal Gudang AC karena tempat gudangnya ituadalah menjadi satu dengan komponen-komponen ACmaka disebut Gudang AC untuk Gedung tersebut.Nah..! untuk Gudang AC akan melakukan input stokmisal katakanlah kedatangan tipe sekian untuk mesin
cuci sekian dan jumlah sekian. Nah ! dari prosestersebut nanti akan masuk ke sistem yang namanyasistem SAP atau Sistem Andalan Polytron, baru nantiPIC akan tahu Oh..barang ini sudah ada, barang inisudah ada maka untuk 100 ribu mesin cuci yang akandiproduksi komponen tersebut sudah ada. Lah..! barudari proses produksi melakukan proses yang namanyaaa...request secara berkala atau request timing, misalkatakanlah dia butuh 5000 untuk 1 jam maka dia hanyaminta 5000 dalam 1 jam, agar tidak terjadi overproduksi didalam line produksi. Jadi pengedropan nyaitu dilakukan secara berkala agar prosedur tetep jalandan proses produksi tidak terhambat.
Budi Erwanto : Pak dari prosedur tadi kan sudah dijelaskan, kalaumisal bisa dijelakan lebih singkatnya untuk alur dibagian mesin cuci ini pada komponen itu bagaimanapak?
Bapak IA : Oh berarti komponen yang belum sampai ke proses lineproduksi itu yang dimaksud?
Budi Erwanto : Iya pak.Bapak IA : Nah kalau proses sebelum masuk ke proses line
produksi seperti tadi mas, PIC selaku planer utama PT.HIT aaa..memplaningkan untuk sekian mesin cuci atauproduksi yang lain, dan melakukan request ke suplier.Suplier ngirim diterima di Gudang receiving selakupihak pembongkaran, penegecekan all komponen,kemudian di cek oleh QA sampling. QA samplingkalau hasilnya oke nanti akan masuk ke Gudangkomponen atau gudang in house Sayung kalau rijectnanti akan masuk ke QA send back untuk proses PKMdi klaim kan ke suplier, lah..baru nanti kalau sudahmasuk ke gudang komponen nanti akan dipecah untukproses masuk ke proses gudang kitting. Gudang kittingitu diarea produksi sudah. Lah.. kalau sudah masuk digudang kitting nanti akan didrop ke line produksi. Jadialurnya dari kayak suplier dan lain-lain itu ditampungdulu digudang semua baru nanti kalau kita planproduksi dibutuhkan, maka kita akan melakukan prosespermintaan proses barang tersebut untuk dikirim secaraberkala agar tujuan nya tidak menjadikan overkomponen di line produksi.Jadi line produksi bisa untuk kerapiannya tetap terjagauntuk meningkatkan kuantitas dan kualitas barang-barang yang diproduksi di PT HIT Polytron ini .
Budi Erwanto : Untuk pertanyaan yang selanjutnya ya pak, Bagaimanakendala yang dihadapi PT HIT pada bagian mesin cuciselama ini atas sistem persediaan komponen?
Bapak IA : Nah..!! kalau kendala, hambatan, itu kita lebih sering diHuman eror mas. Jadi yang saya maksud itu misalkatakanlahkita membutuhkan 1000komponen Tipe Auntuk mesin cuci Tipe sekian. Nah! Sebelum barangtersebut di drop 1000 kita sudah input dulu untuk 1000nya itu, jadi misal katakanlah gudang baru ngedrop 700tapi kita sudah TP seribu jadi kita line produksi akanminus 300, Nah..yang seharusnya itu kan pengedropandisertai TP. Namun kendalanya kita adalahkeseringannya kita itu barang di drop dulu baru TP nyanyusul karena line produksi sendiri tidak mungkinkomponen hanya sekedar menunggu TP yaitu kita lebihseringnya human erornya masukkan stok yang salahdan yang ke dua kemungkinan human eror yang keduaitu barang riject yang ditemukan di line produksi itutidak masuk proses PKR dan PKM.PKR sendiri itu rusak karena riject produksi, sedangaknPKM itu rusak karena proses pengedropan nya yangtidak tepat dari suplier . seperti itu mas...
Budi Erwanto : Lha itu untuk proses PKR dan PKM itu tadi ndak adakayak dokumennya, misal untuk perlakuannya?
Bapak IA : Seharusnya ada mas, itu ada form PKR dan PKM untukdokumennya sendiri itu ada di administrasi yang bagianpengelolaan komponen barang riject itu adaadministrasi lapangan kita menyebutnya ya... Namunoperator line produksi maupun operator kitting ituketika ada barang yang harusnya masuk ke area PKRdan PKM lebih sering disepelekan, Nah..! humanerornya kita bagaimana menumbuhkan kesadarannyakita masih sulit. Yang mana kedua ketika barangtersebut sudah tidak bisa digunakan dan bisa dimodif,katakanlah barang itu riject tapi bisa dimodifikasitertentu, maka kita akan modif...padahal seharusnya itumasuk dalam barang PKM agar masuk stok PKM, Nahitu yang membuat kita sering ada semacam selisih stoknya tersebut.
Budi Erwanto : Tadi kan bapak bilang untuk kendalanya terjadi dihuman eror ya pak, berarti kesalahan dimanusianya,Lah berarti kan masuk karyawan, pada pertanyaan tadidipengendalian intrn itu bahwa karyawan sesuaitanggungjawabnya, lah kalau terjadi seperti itu berartibagaimana pak?
Bapak IA : Nah kalau itu sendiri, bagaimana ya mas, kalau kita kankerjanya dua sift. Nah kalau kita sift malem kanseringnya operator ngantuk ya, karena kita kan malamyang seharusnya jambuat istirahat jadi kita ndak bisasecara murni menitikberatkan kesalahan kepada
operator ya, karena kita sendiri punya yang namanyasistem SAP tadi yang harusnya sudah motong secaraotomatis namun ternyata ketika ada update per 24 jamsekali itu akan ada yang namanya restart otomatis, Nahitu ketika restart otomatis itu sistem yang belum disaveitu akan secara otomatis masuk ke administrasi, masihsecara global. Jadi katakanlah barang tersebut yangseperti tadi saya bilang itu harus didrop 1000 tapi hanya700, tapi TP nya sudah 1000. Nah berarti itu otomatisakan masuk SAP 1000 motong stok sejumlah 1000seperti itu.
Budi Erwanto : Baik pak, Selanjutnya pak Bagaimana Upaya yangdilakukan PT. HIT dalam meminimalisir kesalahanpersediaan komponen pak?
Bapak IA : Kalau upaya yang dilakukan kita lebih sering di stockopname, karena tidak ada pilihan lain kalau kita tidakstock opname kita tidak tahu stock terakhir komponen-komponen tersebut yang nantinya akan minus, akanplus atau akan over. Jadi pengendaliannya kita, upayakita, menekan agar tidak terjadi over komponen minuskomponen atau plus komponen itu ya kita harus stockopname, kita auto all komponen kita hitung semuauntuk memastikan jumlahnya dan untuk mencocokkandengan dengan stok yang kita punya di komputer agarketika kita produksi barang tersebut sudah benar-benarsiap , benar-benar ready dan tidak terjadi problemkomponen kurang pada saat proses produksi.
Budi Erwanto : Pak saya mau tahu kalau untuk dokumen yang ada padapersediaan komponen tadi ada apa saja ya pak?
Bapak IA : Kalau seperti PKR , PKM itu ada yang namanya partitem , part item itu nama komponen nya mas, misalkatakanlah Bottom W19, Bottow W16, Bottom W08,Top Cabinet W19, Top Cabinet W08 7kg seperti itu,kemudian nanti ada yang namanya nomor gudang,nomor gudang itu adalah nomor untuk identitas tiap-tiap item tersebut, misal ya seperti tadi Bottom itunomor gudangnya apa? nanti Bottom W19 nomorgudangnya apa? Nomor gudang Body atau Top CabinetW08 itu beda semua, fungsinya untuk melacak stoknyadan letaknya dimana?Kemudian setelah nomor gudang itu ada yang namanyaQty, Qty itu kuantiti, fungsinya untuk menghitungsecara keseluruhan agar lebih mudah untuk per box .karena kalau kita hitung satu-satu itu pasti sulit, jadikita global untuk drop nya, dropnya itu nanti akan lihatsalah satu packaging nya itu berapa 50. Katakanlahberarti kits tinggal itung global kali sekian kali sekian,
Nah kemudian tanggal penerimaan nanti juga ada diform nya tersebut, di form dokumen semacam PKRatau PKM atau yang lainnya itu tanggal penerimaan,tanggal penerimaan itu fungsinya untuk melacak darimesin berapa? Dari tanggal berapa? Dari suplier apa?Yang ngirim ditanggal tersebut yang ditemukan banyakriject nya itu
Budi Erwanto : Pak itu disini tadi pakainya Sistem SAP, lah darijalannya atau kerjanya sistem sendiri tersebut itubagaimana pak?
Bapak IA : Kalau SAP secara sistem itu bisa diakses ketika sudahmasuk kegudang in house Sayung ya, jadi kalau barangtersebut dinyatakan oleh QA sampling tadi itu Rijectatau kualitasnya tidak memenuhi standar SNI dia akanditolak dan tidak masuk ke SAP, tapi kalau statusnyasudah oke maka barang tersebut yang sudah diterima diPT. HIT otomatis akan masuk ke stok gudang, dan stokgudang akan diupdate kesistem SAP jadi untukproduksi sendiri, maupun gudang, maupun PIC yanglain itu bisa mengakses barang tersebut ada sekian dancukup untuk membuat mesin cuci tipe sekian, sepertiitu..agar ketika ditengah jalan tidak minus komponen Aatau komponen B saat proses produksi mesin cuci tipesekian.
Budi Erwanto : Lha itu yang bisa mengaksesSistem SAP tadisemuanya, setiap karyawan disini itu bagaimana pak?
Bapak IA : Kalau yang bisa mengakses itu hanya orang-orangtertentu mas, misal katakanlah kalau kita lihat daribawah hanya leader joker, leader komponen, materialkontro, PIC, supervisor, Kabag, dan keatas itu bisasemua, karena itu menggunakan log in dan passwordtertentu. Jadi tidak asal karyawan bisa buka untuksistem SAP tersebut.
Budi Erwanto : Baik pak mungkin sudah cukup, dan Terimakasih.Bapak IA : Iya sama-sama mas.