Top Banner
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017) ISSN 2442-5419 (Online) 350 | Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA BERBASIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF UNTUK SISWA SMK PADA MATERI GEOMETRI Anggita Maharani Universitas Swadaya Gunung Jati Email: [email protected] Abstract This article explain the results of analysis of the development of measuring tools of creative thinking in the form of test questions of mathematical evalusi especially on Geonetri materials. This research belongs to research and development (R & D) research. Problem developed based on the inductor of creative thinking ability on Geometry material for children aged 15 years and over. Development is done through information gathering stage, planning, development of initial product format, field test, revision, main field test, final product revision. The analysis of seven items of creative thinking that have been developed for geometry material shows that the question is worthy of being used as an evaluation tool to measure the ability of creative thinking. Keywords: creative thinking, test evaluation. PENDAHULUAN Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur ketercapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Istilah “ulangan” dipakai untuk menggambarkan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses belajar. Hasil ulangan dgunakan untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Pada umumnya, setiap guru melakukan penilaian pada akhir pokok bahasan dengan dengan menggunakan istilah “ulangan harian”. Ulangan harian, dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran dan proses. Adapun pendekatan penilaian yang digunakan oleh guru, disesuaikan dengan kepentingan yang ditetapkan masing- masing sekolah. Hal ini selaras dengan isi Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013, yang menyebutkan bahwa sekolah dapat menetapkan acuan patokan penilaian sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Sesuai dengan Standar Isi pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013, salah satu kompetensi pada muatan matematika SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK/PAKET C KEJURUAN tingkat kelas X-XI adalah menunjukkan sikap kreatif, kritis, analitis, logis, cermat dan teliti,
14

ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

350 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA

BERBASIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

UNTUK SISWA SMK PADA MATERI GEOMETRI

Anggita Maharani

Universitas Swadaya Gunung Jati

Email: [email protected]

Abstract

This article explain the results of analysis of the development of measuring tools of

creative thinking in the form of test questions of mathematical evalusi especially on

Geonetri materials. This research belongs to research and development (R & D)

research. Problem developed based on the inductor of creative thinking ability on

Geometry material for children aged 15 years and over. Development is done through

information gathering stage, planning, development of initial product format, field test,

revision, main field test, final product revision. The analysis of seven items of creative

thinking that have been developed for geometry material shows that the question is

worthy of being used as an evaluation tool to measure the ability of creative thinking.

Keywords: creative thinking, test evaluation.

PENDAHULUAN

Permendikbud Nomor 66 Tahun

2013 menjelaskan bahwa penilaian

pendidikan sebagai proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk

mengukur ketercapaian hasil belajar

peserta didik yang mencakup: penilaian

autentik, penilaian diri, penilaian

berbasis portofolio, ulangan, ulangan

harian, ulangan tengah semester, ujian

tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat

kompetensi, ujian nasional, dan ujian

sekolah/madrasah.

Istilah “ulangan” dipakai untuk

menggambarkan kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi peserta didik

secara berkelanjutan dalam proses

belajar. Hasil ulangan dgunakan untuk

memantau kemajuan dan perbaikan

hasil belajar peserta didik. Pada

umumnya, setiap guru melakukan

penilaian pada akhir pokok bahasan

dengan dengan menggunakan istilah

“ulangan harian”. Ulangan harian,

dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu kompetensi dasar.

Penilaian hasil belajar peserta

didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

Cakupan penilaian merujuk pada ruang

lingkup materi, kompetensi mata

pelajaran dan proses. Adapun

pendekatan penilaian yang digunakan

oleh guru, disesuaikan dengan

kepentingan yang ditetapkan masing-

masing sekolah. Hal ini selaras dengan

isi Permendikbud Nomor 66 Tahun

2013, yang menyebutkan bahwa

sekolah dapat menetapkan acuan

patokan penilaian sesuai dengan kondisi

dan kebutuhannya.

Sesuai dengan Standar Isi pada

Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013,

salah satu kompetensi pada muatan

matematika SMA/MA/SMALB/PAKET

C dan SMK/MAK/PAKET C

KEJURUAN tingkat kelas X-XI adalah

menunjukkan sikap kreatif, kritis,

analitis, logis, cermat dan teliti,

Page 2: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 351

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

bertanggungjawab, responsif, dan tidak

mudah menyerah dalam memecahkan

masalah. Berdasarkan hal tersebut, perlu

dikembangkan model penilaian yang

tepat untuk salah satu kompetensi

matematika. Salah satu kompetensi

yang dapat dikembangkan adalah sikap

kreatif yang dapat terbentuk melalui

proses berpikir kreatif.

Indonesia sebagai negara

berkembang, menjelang abad ke-21 dan

menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA), mengalami persaingan

yang luar biasa dalam berbagai bidang,

antara lain bidang perekonomian,

industri, ilmu pendidikan dan berbagai

dimensi lain, baik perkembangan fisik

maupun spiritual. Sudah menjadi

keharusan bagi negara Indonesia untuk

meningkatkan keunggulan dalam

berbagai bidang. Indonesia mungkin

terkenal dengan tanah surga “gemah

Ripah Loh Jinawi”, tapi dalam pasar

global surga Sumber Daya Manusia

(SDM) lebih dituntut untuk menghadapi

pasar global itu sendiri. Oleh karena itu,

perlu upaya yang sistematis dilakukan

oleh lembaga-lembaga terkait untuk

meningkatkan kualitas SDM baik dalam

bentuk skill maupun kemampuan

berpikir. Peningkatan kualitas SDM ini

sangat penting dilakukan. Karena jika

tidak, arus tenaga kerja persaingan akan

menguasai Indonesia, dan akhirnya

yang terbuka adalah lapangan

pengangguran untuk rakyat negeri ini.

Masyarakat Indonesia hanya akan

menjadi konsumen dan penonton setia

karena rendahnya kualitas SDM tidak

segera diantisipasi.

Salah satu upaya untuk

meningkatkan sumber daya manusia

melalui proses pendidikan. Perubahan –

perubahan dalam proses perbaikan

pendidikan terus dilakukan sebagai

antisipasi tantangan dan perkembangan

zaman. Kurikulum di Indonesia sudah

mengalami perkembangan sejak tahun

1947 hingga kurikulum tahun 2013.

Selama proses pergantian kurikulum

tidak ada tujuan lain selain untuk

meningkatkan kualitas proses

pembelajaran serta rancangan

pembelajaran yang ada di sekolah.

Hakekatnya, proses pembelajaran

dirancang untuk mengembangkan

aktivitas dan kreativitas siswa melalui

berbagai interaksi dan pengalaman

belajar. Kreativitas dimiliki setiap

manusia sejak lahir dan cenderung

mengaktualkan dirinya melalui

perbuatan-perbuatan kreatif. Idealnya

institusi pendidikan diharapkan dapat

mengembangkan kreativitas yang

dimiliki oleh siswa. Tanpa rangsangan

kreatif dari guru mustahil perbuatan-

perbuatan kreatif akan muncul dengan

sendirinya. Hal ini senada dengan

Sudarma (2013:6) yang mengatakan

bahwa kreativitas dapat terjadi karena

rangsangan lingkungan dan atau karena

proses pembelajaran. Sementara mereka

yang kurang mendapatkan lingkungan

yang menantang, dan atau kurang

terkondisikan, maka potensi kreatifnya

tidak berkembang secara maksimal.

Menurut Pribadi dalam Sudarma

(2013:6) mengatakan bahwa

kemampuan kreatif yang dimiliki

seseorang dapat membantunya berbuat

lebih dari kemungkinan rasional dari

data dan pegetahuan yang dimilikinya.

Torrance (1962) dalam Semiawan

(1998:63) mendefinisikan kreativitas

sebagai proses kemampuan memahami

kesenjangan-kesenjangan atau

hambatan-hambatan dalam hidupnya,

merumuskan hipotesis-hipotesis baru,

dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya,

serta sedapat mungkin memodifikasi

dan menguji hipotesis-hipotesis yang

telah dirumuskan.

Matematika sebagai ilmu

universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern,

mempunyai peran penting dalam

Page 3: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

352 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

berbagai disiplin ilmu dan dalam

mengembangkan daya pikir manusia.

Matematika perlu diberikan kepada

semua siswa mulai dari sekolah dasar

sampai sekolah menengah. Secara

eksplisit, kreativitas juga menjadi salah

satu standar kelulusan siswa terkait

pembelajaran matematika (Depdiknas,

2006). Lulusan SMP maupun SMA

dikehendaki mempunyai kemampuan

berpikir kreatif, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif, serta mempunyai

kemampuan bekerja sama. Kemampuan

ideal demikian diharapkan dapat dicapai

melalui proses pembelajaran yang

dirancang dengan baik.

Faktanya sekolah sebagai institusi

pendidikan dalam mengembangkan

kreativitas siswa masih jauh dari

harapan. Menurut Saefuddin dalam

Amalia, Duskri dan Ahmad (2015)

menyatakan bahwa berpikir kreatif

merupakan suatu hal yang kurang

diperhatikan dalam pembelajaran

matematika. Sebagian besar guru hanya

mengutamakan logika dan kemampuan

komputasi (hitung-menghitung), jarang

memberikan soal berpikir kreatif

sehingga kreativitas dianggap bukanlah

sesuatu yang penting dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas.

Sebagian besar guru tersebut

berorientasi pada hasil tanpa melihat

bagaimana proses yang dijalankan

siswa. Akibatnya siswa tidak terbiasa

dengan latihan atau soal-soal yang

membutuhkan kreativitas dalam

menjawab.

Salah satu cara yang diduga dapat

menumbuhkan kreativitas matematika

siswa adalah memberikan

permasalahan-permasalahan berbasis

kemampuan berpikir kreatif.

Terdapat banyak pengertian dan

pendefinisian istilah “kompetensi” yang

berasal dari Bahasa Inggris, competency

atau competence. Arti dari kata

“compentence” menurut Merriem

Webster Online Dictionary adalah : 1) a

sufficiency of means for the necessities

and conveniences of life, 2) the quality

or state of being competent, 3) the

knowledge that enables a person to

speak and understand a language.

Secara definitif, Spencer dan

Spencer (1993: 9) menyebutkan a

competency is an underlying

characteristic of an individual that is

causally related to criterion-referenced

effective and/or superior performance in

a job or situation. Jadi, kompetensi

merupakan karakteristik yang

mendasari seseorang ahli dalam suatu

tugas/kerja tertentu. Karakteristik

individul ini dapat berupa motivasi,

bakat, konsep diri, sikap atu nilai,

pengetahuan, atau keterampilan kognisi

atau perilaku dari seseorang yang dapat

diukur secara tetap (reliably) dan dapat

ditunjukkan untuk membedakan secara

signifikan antara yang ahli dan yang

rata-rata atau unjuk kerja yang efektif

dan yang tidak efektif (Gangani,

McLean dan Braden, 2006). Secara

definitif pula, sebuah kelompok kerja

(working group) yang dibentuk oleh

National Post Secondary Education

Cooperative (NPEC) Departemen

Pendidikan USA memberikan batasan

competency sebagai “the combination

of skills, abilities and knowledge

needed to perform a specific task”

(NCES, 2002: 7).

Lima tipe karakteristik

kompetensi disebutkan oleh Spencer

dan Spencer (1993) adalah: pertama

motivasi, yaitu sesuatu yang mendorong

seseorang secara konsisten berpikir dan

berkeinginan untuk berbuat. Kedua

kecenderungan, yaitu karakteristik

secara fisik dan respon yang konsisten

terhadap situasi atau informasi. Ketiga

konsep diri (self-concept), yaitu sikap,

nilai dan gambaran diri yang dimiliki

oleh seseorang. Tiga karateristik yang

pertama ini bersifat tersembunyi

Page 4: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 353

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

(hidden), karenanya kecenderungan dan

motivasi yang merupakan inti

kepribadian (core personality)

merupakan karakteristik yang paling

sulit untuk dikembangkan.

Selanjutnya karakteristik

keempatnya adalah pengetahuan, yaitu

informasi tentang area isi tertentu

(specific content areas) yang dimiliki

seseorang. Kelima karakteristik yang

berupa keterampilan (skill), yaitu

kemampuan seseorang untuk

menampilkan suatu unjuk kerja dalam

tugas secara mental/kognitif dan atau

secara fisik.

Pengetahuan dan keterampilan

dapat lebih bersifat terlihat dan terukur.

Oleh karena itu pengetahuan dan

keterampilan adalah dua bagian dari

kompetensi yang lebih mudah untuk

dikembangkan.

Konsep Penilaian

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian atau assessment

merupakan suatu proses mengumpulkan

informasi untuk dijadikan dasar dalam

membuat suatu keputusan tentang

siswa, kurikulum, progam dan sekolah

(Nitko, 2007). Definisi yang lebih

spesifik tentang penilaian dalam proses

pembelajaran menurut Popham (1995)

adalah educational assessment is a

formal attempt to determine students

status with respect to educational

variables of interest. Pada definisi ini

tercakup tiga komponen utama dalam

proses penilaian, yaitu: formal attempt,

students’ status dan educational

variables of interest.

Formal attempt adalah suatu

upaya formal yang disengaja (a

deliberate effort) dan dilakukan secara

sistematis. Adapun yang dimaksud

dengan students’ status adalah status

siswa berkaitan dengan pengetahuan,

sikap dan keterampilannya. Sedangkan

educational variables of interest adalah

berbagai macam kepentingan yang

berkaitan dengan pembelajaran. Dengan

demikian rangkuman pengertian dari

penilaian dalam pembelajaran adalah

segala kegiatan yang dirancang dan

dilaksanakan secara disengaja dan

sistematis dalam mengumpulkan

informasi yang akan digunakan sebagai

dasar dalam mengambil keputusan

tentang pengetahuan, sikap, dan

keterampilan siswa untuk berbagai

macam kepentingan/tujuan

pembelajaran.

Penilaian hasil belajar mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dilakukan secara

berimbang sehingga dapat digunakan

untuk menentukan posisi relative setiap

peserta didik terhadap standar yang

telah ditetapkan. Pada kurikulum 2013,

kompetensi dinyatakan dalam bentuk

kompetensi inti (KI) yang dirinci lebih

lanjut dalam bentuk kompetensi dasar

(KD). Kompetensi inti merupakan unsur

pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar. Kompetensi dasar

dikembangkan berdasarkan prinsip

akumulatif, saling memperkuat

(reinforced) dan memperkaya (enriched)

antar mata pelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi vertical dan

horizontal).

Pendekatan penilaian yang dapat

digunakan dapat dalam bentuk penilaian

acuan criteria (PAK) atau penilaian

acuan patokan (PAP). Penilaian

didasarka pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

Kemampuan peserta didik tidak

dibandingkan terhadap kelompoknya,

akan tetapi dibandingkan terhadap

criteria yang ditetapkan.

Kegiatan penilaian dilakukan

melalui langkah-langkah menyusun

kisi-kisi, mengembangkan instrument,

melaksanakan ujian, menentukan

kelulusan, dan melaporkan dan

memanfaatkan hasil penilaian.

Page 5: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

354 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

Prinsip-prinsip Penilaian

Beberapa prinsip utama yang

harus diperhatikan dalam suatu proses

penilaian, menurut Popham (1995)

adalah validitas, reliabilitas dan

ketiadaan bias (absence-of-bias).

Menurut Nitko (2007), validitas adalah

ketepatan interpretasi dan kegunaan dari

hasil penilaian. Oleh karena itu untuk

memvalidasi interpretasi dan kegunaan

penilaian, harus mengkombinasikan

bukti-bukti dari sumber-sumber lainnya

yang menunjukkan bahwa interpretasi

dan kegunaan hasil penilaian telah tepat.

Dengan demikian validitas adalah suatu

hasil judgment yang dibuat setelah

mempertimbangkan berbagai bukti dari

berbagai sumber yang relevan.

Reliabilitas adalah derajat

kekonsistenan/keajegan hasil penilaian

dari pengulangan suatu prosedur

penilaian. Derajat reliabilitas hasil

penilaian menentukan tingkat

kepercayaan (confidence) terhadap

hasil yang dicapai. Reliabilitas suatu

hasil penilaian tidak menjamin validitas

hasil penilaian. Hanya saja reliabilitas

meningkatkan kepercayaan dalam

menentukan keputusan terkait hasil-hail

penilaian.

Tujuan dan Jenis Penilaian

Taksonomi tujuan pembelajaran

adalah skema yang terorganisasi secara

cermat dalam mengklasifikasi tujuan

pembelajaran ke dalam tingkat

kompleksitas yang bervariasi.

Taksonomi tujuan pembelajaran

mencakup tiga domain, yaitu: a) domain

kognitif, b) domain afektif dan c)

domain psikomotorik. Pada domain

kognitif, tujuan pembelajaran

memfokuskan pada pengetahuan dan

kemampuan yang membutuhkan proses

mengingat, berfikir dan beralasan. Pada

domain afektif, tujuan pembelajaran

memfokuskan pada perasaan,

ketertarikan, sikap, disposisi dan

keadaan emosi. Pada domain

psikomotorik, fokus tujuan

pembelajarannya adalah pada

keterampilan motorik dan proses

persepsi (perceptual processes).

Di antara ketiga domain tujuan

pembelajaran di atas, domain kognitif

yang paling banyak mendapatkan

perhatian dibandingkan dengan dua

domain yang lain. Menurut Krathwohl

(2001), pada domain kognitif terdapat

dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan

(knowledge dimension) dan dimensi

proses kognitif (cognitive process

dimension). Dimensi pengetahuan

terdiri atas empat tingkat, yaitu: 1)

pengetahuan faktual, 2) pengetahuan

konseptual, 3) pengetahuan prosedural

dan 4) pengetahuan meta-kognitif.

Dimensi proses kognitif terdiri atas

enam tingkatan, yaitu: 1) menginngat,

2) memahami, 3) menerapkan, 4)

menganalisis, 5) mengevaluasi, dan 6)

menciptakan.

Tujuan pembelajaran pada domain

afektif, terdapat lima komponen

penilaian, yakni: sikap, minat, konsep

diri, nilai, dan moral. Pada domain ini

terdapat 5 tingkatan, yaitu penerimaan,

responsi, penilaian (valuing),

pengorganisasian, dan

pengkarakterisasian. Pada domain

psikomotorik terdapat enam klasifikasi,

yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar,

kemampuan perseptual, kemampuan

fisik, gerakan terlatih dan komunikasi

non-diskursif. Teknik penilaian unjuk

kerja adalah teknik yang sering

digunakan untuk mengukur pencapaian

pembelajaran pada ranah psikomotor.

Berpikir Kreatif Matematika

Berpikir kreatif merupakan proses

yang digunakan ketika seseorang

memberikan atau memunculkan suatu

ide yang baru. Sudarma (2013:17)

memandang kreativitas tersebut

kedalam empat aspek. Pertama,

kreativitas dimaknai sebuah kekuatan

Page 6: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 355

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

atau energi (power) yang ada dalam diri

individu. Energi ini menjadi daya

dorong seseorang untuk melakukan

sesuatu dengan cara atau untuk

mendapatkan hasil terbaik. Kedua,

kreativitas dimaknai sebuah proses.

Kreativitas adalah proses mengelola

informasi, melakukan sesuatu atau

membuat sesuatu yang baru. Kreativitas

adalah suatu proses yang tercermin

dalam kelancaran, kelenturan, dan

originalitas dalam berpikir (Munandar

dalam Sudarma, 2013:19). Ketiga,

kreativitas adalah sebuah produk.

Penilaian orang lain terhadap kreativitas

seseorang, akan dikaitkan dengan

produknya. Maksud dari produk ini,

bisa dalam .pengertian produk

pemikiran, karya tulis, atau produk

dalam pengertian barang. Keempat,

kreativitas dimaknai sebagai person.

Kreatif disini tidak dialamatkan pada

produknya, pada prosesnya, atau pada

energinya. Kreativitas dimaknakan pada

individunya. Sumardjan dalam Sudarma

(2013: 20) mengatakan bahwa

kreativitas merupakan sifat pribadi

seorang individu (dan bukan merupaka

sifat sosial yang dihayati oleh

masyarakat) yang tercermin dari

kemampuannya untuk menciptakan

sesuatu yang baru.

Untuk mengetahui tingkat

kekreatifan seseorang, perlu adanya

penilaian terhadap kemampuan berpikir

kreatif pada orang tersebut. Penilai

tersebut harus meliputi empat kriteria

dari berpikir kreatif, yaitu kelancaran,

kelenturan, keaslian, dan keterperincian

dalam mengemukakan gagasan. Ciri-ciri

kemampuan berpikir kreatif antara lain

meliputi : 1. Keterampilan berpikir

lancar a. Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan b.

Menghasilkan motivasi belajar c. Arus

pemikiran lancar 2. Keterampilan

berpikir lentur (fleksibel) a.

Menghasilkan gagasan-gagasan yang

seragam b. Mampu mengubah cara atau

pendekatan c. Arah pemikiran yang

berbeda 3. Keterampilan berpikir

orisinil a. Meberikan jawaban yang

tidak lazim b. Memberkan jawaban

yang lain daripada yang lain c.

Memberikan jawaban yang jarang

diberikan kebanyakan orang 4.

Keterampilan berpikir terperinci

(elaborasi) a. Mengembangkan,

menambah, memperkaya suatu gagasan

b. Memperinci detail-detail c.

Memperluas suatu gagasan (Munandar,

2009 : 192) Berdasarkan penjelasan di

atas, maka ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif dapat dijadikan indikator dalam

menilai kemampuan berpikir kreatif

seseorang.

Gowan dan Treffinger dalam

Semiawan (2008:63) membagi

kreativitas ke dalam tiga tingkatan jika

dilihat dari aspek koginitif. Tingkat I

ditandai dengan fungsi-fungsi divergen

mencakup ciri-ciri originalitas,

kelancaran, keluwesan, perluasan,

kognisi dan ingatan. Tingkat II ditandai

oleh berpikir kompleks, analisis,

aplikasi, sintesis, evaluasi, keterampilan

metodologi dan riset serta terampil

membuat kiasan dan analogi. Tingkat

III ditandai oleh inkuiri bebas,

pengarahan diri, dan manajemen yang

dimilikinya, serta pengembangan karya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam

jenis penelitian research and

development (R & D). bertujuan untuk

menghasilkan model penilaian pada

pembelajaran matematika berbasis

kemampuan berpikir kreatif. Dalam hal

ini dipilih model penelitian R&D yang

dikembangkan oleh Borg & Gall

(1989). Karena model ini dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi salah

satu produk pembelajaran, maka model

penilaian yang dikembangkan pada

penelitian ini sesuai dengan tujuan dari

Page 7: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

356 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

model R&D yang telah dikembangkan

oleh Borg & Gall.

Langkah-langkah penelitian R&D

berbentuk siklus yang meliputi kajian

temuan-temuan penelitian,

mengembangkan produk berdasarkan

temuan tersebut, menguji di lapangan

dengan settingsesuai dengan dimana

produk ini akan diterapkan, dan

merevisinya berdasarkan hasil uji

lapangan (Borg & Gall, 1989). Proses

ini terus diulang sampai dengan produk

yang sedang dikembangkan

memenuhi/sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

Prosedur pengembangan

dilakukan sesuai tahapan penelitian

R&D (Borg & Gall, 1989):

1. Penelitian awal dan pengumpulan

informasi

Kegiatan ini meliputi penilaian

kebutuhan, kajian literatur,

penelitian kecil dan mengkaji

hasil-hasil peneletian mutakhir

berkaitan dengan alat evaluasi

yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan

Tahapan ini meliputi kegiatan

medefinisikan kemampuan yang

akan dijadikan dasar dalam

mengembangkan alat evaluasi.

3. Mengembangan format awal

produk

Pada tahapan ini melibatkan

aktivitas pengembangan soal tes

evaluasi berbasis kemampuan

berpikir kreatif

4. Uji lapangan awal

Uji coba lapangan dilakukan

secara terbatas dalam skala kecil

yakni pada 26 orang siswa pada

satu sekolah.

5. Revisi produk utama

Revisi instrumen soal tes evaluasi

berpikir kreatif dilakukan

berdasarkan hasil uji coba

6. Uji lapangan utama

Soal tes yang telah direvisi,

diujicobakan kembali pada 26

orang siswa pada sekolah yang

berbeda.

7. Revisi produk secara operasional

Pada tahapan ini revisi dilakukan

terhadap soal tes sesuai dengan

hasil-hasil uji lapangan

sebelumnya.

8. Uji lapangan secara operasional.

Pada tahapan ini soal tes evaluasi

yang telah dikembangkan

selanjutnya diujikan lagi.

9. Revisi produk akhir.

Pada tahapan ini alat evaluasi yang

telah dikembangkan direvisi untuk

terakhir kalinya sebelum

diimplementasikan.

10. Diseminasi dan implementasi.

Tahapan ini adalah tahapan

terakhir, dimana produk telah

sempurna (soal tes evaluasi

Geometri berbasis kemampuan

berpikir kreatif) dikomunikasikan

dengan seluruh pihak terkait dan

selanjutnya diimplementasikan.

Prosedur Pengembangan

Penilaian kemampuan berpikir

kreatif disusun untuk mengetahui

tingkat kemampuan berpikir kreatif

siswa pada pembelajaran matematika.

Lembar soal dirancang dan

dipergunakan oleh guru untuk menguji

kemampuan berpikir kreatif siswa

terhadap materi geometri. Cakupan soal

mengacu kepada cakupan soal tes

berpikir kreatif yang sesuai untuk siswa

berusia 15 tahun ke atas

(http://cinderella.de/material/gkt/).

Adapun muatan soal tes mengacu

kepada kompetensi geometri

berdasarkan kurikulum.

Untuk mengetahui pencapaian

kompetensi sebagai hasil dari

pembelajaran matematika berbasis

kemampuan berpikir kreatif, diperlukan

instrumen/alat ukur yang berupa tugas

dan soal tes kemampuan berpikir

kreatif. Siswa diberikan tugas-tugas

Page 8: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 357

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

untuk dikerjakan secara individual

kemudian diobservasi dan dinilai

langsung oleh guru.

Secara tampilan dan isi, rubrik

penilaian dikonsultasikan dan divalidasi

oleh para validator yang berasal dari

kalangan akademisi dan praktisi untuk

selanjutnya diujicobakan terhadap

sejumlah responden. Validasi meliputi

validasi isi (content-related evidence),

validasi kriteria (criterion-related

evidence), dan validasi konstruk

(construct-related evidemce)

Validitasi isi diukur berdasarkan

pertimbangan kecukupan keterwakilan

materi penilaian. Validitas kriteria

diukur berdasarkan pertimbangan

kemampuan instrument penilaian dalam

memprediksi unjuk kerja siswa

berdasarkan kriteria luar. Validitas

konstruk adalah sejauh mana data

empiris hasil penilaian mengkonfirmasi

dugaan kemampuan instrumen dalam

mengukur kompetensi yang

dimaksudkan Untuk instrumen

penilaian kognitif dilihat beberapa

persyaratan alat ukur tes bentuk uraian,

antara lain tingkat kesulitan, reliabilitas

dan daya pembeda soal (Nitko, 2007).

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Soal tes yang dibuat bertujuan

untuk mengukur indikator kemampuan

berpikir kreatif matematik siswa.

Bentuk tes yang digunakan adalah

berupa tes tertulis dengan kemampuan

berpikir kreatif matematis. Setelah itu

hasil dari jawaban siswa tersebut

diperiksa untuk mencari validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya

pembeda dari tiap-tiap butir soal.

Materi dalam soal tes yang

dikembangkan adalah materi Geometri

untuk siswa usia 15 tahun ke atas. Tipe

tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tipe subjektif dalam bentuk

uraian (essay). Karena dengan bentuk

uraian akan terlihat teknik atau cara

siswa dalam menyelesaikan

permasalahan yang bertujuan untuk

mengetahui proses berpikir,melihat

langkah-langkah pengerjaan, dan

ketelitian siswa dalam menjawab soal.

Setelah memalui tahapan

pengembangan, dihasilkan 8 soal

berbasis kemampuan berpikir kreatif

sebagai berikut:

Soal Tes Berpikir Kreatif 1. Dari sekian banyak konsep geometri yang kau ketahui, tuliskan bangun-bangun geometri yang tersusun

atas 4 titik sudut ! 2. Jika terdapat 1 buah titik dan 1 buah garis, gambarkan banyaknya kemungkinan tempat kedudukan titik

terhadap garis! 3. Tuliskan macam segitiga beserta unsur dan sifat-sifatnya! 4. Perhatikan gambar berikut.

Dari gambar tersebut, tentukanlah penggalan-penggalan yang mungkin sehingga diperoleh bentuk-bentuk bangun datar.

5. Perhatikan gambar.

Page 9: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

358 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

Berdasarkan gambar, berilah informasi yang sesuai dengan apa yang Anda pahami mengenai gambar tersebut!

6. Perhatikan gambar!

Diketahui ̅̅ ̅̅ ̅̅̅̅ dan AB=CD=DE=EF Tuliskanlah sebanyak-banyaknya nama pasangan bangun yang memiliki keserupaan bentuk dan juga luas daerah. Kamu tidak perlu menyebutkan alasannya. Kamu hanya diminta untuk menuliskan dua bangun

yang setara. Misalnya, segitiga 7. Perhatikan gambar!

Dengan memperhatikan gambar, buktikan bahwa ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ . Anda bisa menggunakan berbagai alasan untuk dapat membantu pembuktianmu.

8. Buatlah sebuah gambar yang dapat dibentuk melalui bebarapa bangun datar. Beri keterangan bentuk pada gambar yang Anda buat.

Jawaban siswa kemudian dinilai

berdasarkan rubrik penilaian yang telah

dikembangkan sebagai berikut:

Tabel 1. Rubrik Soal Berpikir Kreatif Materi Geometri

No Soal

Aspek Yang

Diukur Instrumen Soal Respon Siswa Skor

Skor Maksimum

1 Fluency Dari sekian banyak konsep geometri yang kau ketahui, tuliskan bentuk-bentuk geometri yang tersusun atas 4 titik sudut !

Tidak Memberikan

Jawaban

0 10

Memberikan 1 Jawaban yang

Relevan

1

Memberikan 2-3 Jawaban yang

Relevan

3

Page 10: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 359

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Memberikan 4-5 jawaban yang

Relevan

5

Memberikan >5 Jawaban

yang Relevan

10

2 Originality Jika terdapat 1 buah titik dan 1 buah garis, gambarkan banyaknya kemungkinan tempat kedudukan titik terhadap garis!

Tidak Memberikan

Jawaban

0 26

Memberikan 1 Jawaban yang Relevan

1

4 Fluency Perhatikan gambar berikut.

Dari gambar tersebut, tentukanlah penggalan-penggalan yang mungkin sehingga diperoleh bentuk-bentuk bangun datar.

Tidak Memberikan

Jawaban

0 5

Memberikan 1 Jawaban yang

Relevan

2

Memberikan >1 Jawaban

yang Relevan

5

5 Flexibility Perhatikan gambar.

Dari gambar, diketahui bahwa ABC adalah sebuah segitiga sama kaki dimana AB=AC. D adalah titik tengah AB, E adalah titik tengah AC, dan M merupakan titik potong BE dan CD. Perpanjangan AM memotong BC di titik F. DE memotong AM di titik P. Buatlah beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang dapat dijawab dengan sedikit informasi. Anda tidak perlu menyelesaikan soal yang Anda buat. Sebagai contoh: buktikan bahwa

; tunjukan bahwa DECF adalah jajaran genjang.

Tidak Memberikan

Jawaban

0 10

Memberikan 1 Jawaban yang

Relevan

1

Memberikan 2-3 Jawaban yang

Relevan

3

Memberikan 4-5 jawaban yang

Relevan

5

Memberikan >5 Jawaban

yang Relevan

10

Page 11: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

360 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

6 Flexibility Perhatikan gambar!

Diketahui ̅̅ ̅̅ ̅̅̅̅ dan AB=CD=DE=EF Tuliskanlah sebanyak-banyaknya nama pasangan bangun yang memiliki kesetaraan bentuk dan juga luas daerah. Kamu tidak perlu menyebutkan alasannya. Kamu hanya diminta untuk menuliskan dua bangun yang setara. Misalnya, segitiga

Tidak Memberikan

Jawaban

0 5

Memberikan 1 Jawaban yang

Relevan

2

Memberikan 2-3 Jawaban yang

Relevan

3

Memberikan >3 Jawaban

yang Relevan

5

7 Elaboration Perhatikan gambar!

Dengan memperhatikan gambar,

buktikan bahwa ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ . Kamu bisa mengkonstruksi berbagai pandangan yang dapat membantu pembuktianmu.

Tidak Memberikan

Jawaban

0 15

Memberikan Jawaban yang Relevan

1

7 Elaboration Perhatikan gambar!

Dari gambar, dapat diketahui bahwa

AB=AC, ( ) ( ) Tunjukkan bahwa ̅̅ ̅̅ tegak lurus

terhadap ̅̅ ̅̅ . Anda tidak perlu

Tidak Membrikan Jawaban

0 5

Menunjukkan bahwa gambar pada soal adalah sebuah limas segitiga

1

Menunjukkan bahwa salah satu sisi pembangunnya adalah segitiga sama kaki (diketahui

1

Page 12: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 359

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro 361

membuktikan secara matematis, Anda hanya perlu menguraikan dengan kata-kata sesuai dengan yang Anda pahami.

AB=AC)

Karena segitiga ABC sama kaki, maka garis tingginya (AE) membagi alas sama besar

1

Dari gambar, tampak CE & BE sama besar

1

Menyimpulkan bahwa AE adalah garis tinggi segitiga ABC

1

8 Elaboration Buatlah sebuah gambar yang dapat dibentuk melalui bebarapa bangun datar. Beri keterangan bentuk pada gambar yang Anda buat.

Tidak Memberikan

Jawaban

0 5

Memberikan 1 Jawaban yang

Relevan

2

Memberikan 2-3 Jawaban yang

Relevan

3

Memberikan >3 Jawaban

yang Relevan

5

Jumlah Skor Maksimum 81

Sebagai langkah awal instrumen

di uji cobakan kepada siswa kelas XI

dengan pertimbangan bahwa siswa

kelas XI sudah mendapatkan materi

geometri. Subjek uji coba terdiri dari 26

orang (1 kelas). Kegiatan tersebut

diperlukan agar tes kemamampuan

berpikir kreatif matematis siswa layak

untuk dipergunakan. Berikut ini adalah

hasil analisis soal tes uji coba yang telah

dikembangkan.

Daya Pembeda (DP)

Berdasarkan interpretasi

perhitungan daya pembeda soal tes uji

coba diperoleh hasil yang disajikan

pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Analisis Daya Pembeda

Soal Tes Uji Coba

No

Soal

Daya

Pembeda

Interpretasi

1 0,68 Baik Sekali

2 0,34 Cukup

3 0,28 Cukup

4 0,34 Cukup

5 0,20 Cukup

6 0,18 Jelek

Page 13: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

362 | Aksioma

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

7 0,71 Baik Sekali

8 0,29 Cukup

Hasil perhitungan daya pembeda

dari delapan soal menunjukkan hasil

yang berbeda-beda. Dimana terdapat 2

soal (nomor 1 dan 7) yang memiliki

interpretasi baik sekali, 5 soal (nomor 2,

3, 4, 5, dan 8) yang memiliki

interpretasi cukup, dan 1 soal (nomor 6)

yang memiliki interpretasi jelek.

Indeks Kesukaran (IK)

Indeks kesukaran (IK) suatu butir

tes melukiskan derajat proporsi jumlah

skor jawaban benar pada butir tes yang

bersangkutan terhadap jumlah skor

idealnya.

Dari perhitungan indeks

kesukaran soal tes uji coba, diperoleh

hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Indeks

Kesukaran Soal Tes Uji Coba

Nomo

r Soal

Indeks

Kesukara

n

Interpretas

i

1 0,66 Sedang

2 0,57 Sedang

3 0,15 Sukar

4 0,52 Sedang

5 0,23 Sukar

6 0,10 Sukar

7 0,49 Sedang

8 0,28 Sukar

Dari hasil perhitungan index

kesukaran, dapat diketahui bahwa rata-

rata soal termasuk kategori sedang dan

sukar. Soal sedang pada nomor 1, 2, 4, 7

dan soal sukar terdapat pada nomor 3, 5,

6, 8.

Validitas Butir Soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah) apabila alat tersebut mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya

dievaluasi.

Tabel 4. Hasil Analisis Validitas Tes

Uji Coba

No.

Soal

Validitas

Indeks Interpretasi

1 0,80 Sangat Tinggi

2 0,81 Sangat Tinggi

3 0,72 Tinggi

4 0,72 Tinggi

5 0,69 Tinggi

6 0,88 Sangat Tinggi

7 0,78 Tinggi

8 0,70 Tinggi

Berdasarkan rekapitulasi analisis

data hasil uji coba, diperoleh 5 soal

(nomor 3, 4, 5, 7, dan 8) yang memiliki

interpretasi validitas tinggi dan 3 soal

(nomor 1, 2 dan 6) yang memiliki

interpretasi validitas sangat tinggi.

Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas instrumen atau alat

evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi

dalam mengukur atau ketepatan siswa

dalam menjawab alat evaluasi itu

Ruseffendi (2010:158).

Berdasarkan interpretasi

perhitungan reliabilitas soal tes uji coba,

diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,77

(Rendah)

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis data mengenai

delapan butir soal yang diuji cobakan,

diambil soal uji coba sebanyak 6 butir

soal yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai soal pretest dan posttest dalam

penelitian yaitu nomor 1, nomor 3, dan

nomor 4, nomor 5, nomor 6, dan nomor

7 yang mewakili setiap indikator pada

kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa, yaitu berpikir lancar, fleksibel,

original, dan elaborasi. Berdasarkan

analisis yang telah dilakukan, hasil

pengembangan soal tes evaluasi materi

Geometri berbasis kemampuan berpikir

kreatif ini dapat digunakan untuk

Page 14: ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA ...

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)

ISSN 2442-5419 (Online)

Aksioma | 363

Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

mengukur kemampuan berpikir kreatif

khususnya bagi siswa SMK.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Y., Duskri, M., dan Ahmad, A.

2015. Penerapan Model

Eliciting Activities untuk

Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis dan

Self Confidence Siswa SMA.

Jurnal Didaktik Matematika.

Vol. 2. No. 2, Hal. 38-48.

Borg, W. R. dan Gall, M.D. 1989.

Educational research: An

introduction (4 thed.). NY:

Longman

Gangani, N., McLean, G.N., dan

Braden, R.A. 2006. A

competency-based human

resource development strategy.

Performance Improvement

Quarterly, 19, 1, 127-14. Diambil

pada 10 Januari 2016, dari

http://proquest.umi.com/pqdweb

Krathowhl, D.R. 2001. A Revision of

Bloom’s Taxonomy: An Overview.

THEORY INTO PRACTICE,

Volume 41, Number 4, Autumn

2002. Diambil pada 9 Desember

2012, dari

https://www.depauw.edu/files/res

ources/krathwohl.pdf

Munandar,U. 2009. Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat.

Jakarta: Rineka cipta

Nitko, A.J. 2007. Designing tests that

are integrated with instruction.

Dalam Robert L. Linn (Editor),

Educational Measurement, (3rd

Ed.), London: Collier Macmillan

Publisher.

Popham, W.J. 1995. Classroom

assessment: What teachers need

to know, Boston-USA: Ally and

Bacon.

Semiawan, C. R. 1998. Pendidikan

Tinggi Peningkatan Kemampuan

Manusia Sepanjang Hayat

Seoptimal Mungkin. Jakarta:

Depdikbud.

Spencer, L.M dan Spencer, S.M. 1993.

Competence at work: Models for

superior performance. Canada:

John Wiley & Sons, Inc.

Sudarma, M. 2013. Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kreatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.