Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017 332 ANALISIS PENGARUH UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR Djupiansyah Ganie STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh upah, tingkat pendidikan, jumlah penduduk dan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan berupa data time series. Adapun hasil penelitian ini antara lain Upah, tingkat pendidikan, jumlah penduduk dan PDRB secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau. Sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau adalah faktor jumlah penduduk dimana faktor tersebut memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar diantara faktor lainnya. Kata Kunci : Upah, Pendidikan, dan Penduduk. ABSTRACT The purpose of this research is to find and analyze the influence of wages , the level of education , the population figures and the regional gdp was against work force absorption in kabupaten berau .The kind of data that used in this research is taken from secondary data , data collection method in this research by using the method documentation .The data used in the form of time series .As for the result of this research among others wages , the level of education , the population figures and the regional gdp was simultaneously significant impact on employment in kabupaten berau .The most dominant of its effect on employment in kabupaten berau is a factor the population of the where factors are having the value of the the regression coefficient is the greatest among other factors . Keyword : Wage, Education, and People
23
Embed
ANALISIS PENGARUH UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
332
ANALISIS PENGARUH UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN,
JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB TERHADAP
PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BERAU
KALIMANTAN TIMUR
Djupiansyah Ganie
STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh upah, tingkat pendidikan, jumlah penduduk dan PDRB terhadap
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, metode pengumpulan data dalam penelitian
ini dengan menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan berupa data
time series. Adapun hasil penelitian ini antara lain Upah, tingkat pendidikan,
jumlah penduduk dan PDRB secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau. Sedangkan faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau
adalah faktor jumlah penduduk dimana faktor tersebut memiliki nilai koefisien
regresi yang paling besar diantara faktor lainnya.
Kata Kunci : Upah, Pendidikan, dan Penduduk.
ABSTRACT
The purpose of this research is to find and analyze the influence of wages , the
level of education , the population figures and the regional gdp was against work
force absorption in kabupaten berau .The kind of data that used in this research is
taken from secondary data , data collection method in this research by using the
method documentation .The data used in the form of time series .As for the result
of this research among others wages , the level of education , the population
figures and the regional gdp was simultaneously significant impact on
employment in kabupaten berau .The most dominant of its effect on employment in
kabupaten berau is a factor the population of the where factors are having the
value of the the regression coefficient is the greatest among other factors .
Keyword : Wage, Education, and People
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
333
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu kegiatan dimana
pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan dan memperluas peluang kerja bagi
masyarakat yang ada di daerah. Pengelolaan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan daerah yang bersangkutan sehingga tidak terjadi inefisiensi dalam
penggunaan sumber daya.
Faktor tenaga kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu
proses pembangunan. Tenaga kerja tidak saja dipandang sebagai suatu bagian
dalam penciptaan output, tetapi juga bagaimana kualitas tenaga kerja tersebut
berinteraksi dengan faktor-faktor produksi lainnya untuk menciptakan suatu nilai
tambah (produktivitas). Semakin produktif tenaga kerja akan berdampak pada
peningkatan nilai tambah yang dihasilkan.
Sektor ekonomi akan mengalami perubahan selama proses pembangunan
berlangsung. Begitu pula persentase penduduk yang bekerja diberbagai sektor
ekonomi tersebut juga akan mengalami perubahan. Dan hal ini tidak lepas dari
pembangunan sumber daya manusia dan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan
tenaga kerja merupakan masalah penting dalam pembangunan daerah. Tenaga
kerja dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, artinya
penyerapan tenaga kerja mendukung keberhasilan pembangunan daerah secara
keseluruhan. Sehingga kondisi ketenagakerjaan dapat juga menggambarkan
kondisi perekonomian dan sosial, bahkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Dalam kurun waktu Tahun 2011-2015, penyerapan tenaga kerja pada
lapangan usaha yang tersedia di Kabupaten Berau terhadap angkatan kerja pada
Tahun 2011 sebanyak 81.709 orang, pada Tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi 78.496 orang dan pada Tahun 2013 kembali mengalami kenaikan
menjadi 81.729 orang, selanjutnya meningkat lagi pada Tahun 2014 sebanyak
82.594 dan pada Tahun 2015 sebanyak 91.924 (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Berau, 2017). Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Berau selama kurun waktu Tahun 2011-2015 terjadi
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
334
peningkatan rata-rata sebesar 4,31 persen per tahun. Peningkatan penyerapan
tenaga kerja ini terjadi hampir di seluruh lapangan usaha di Kabupaten Berau.
Perkembangan jumlah penduduk dalam kurun waktu Tahun 2013-2015 di
Kabupaten Berau menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Pada
Tahun 2013 jumlah penduduk sebesar 201.565 jiwa, pada Tahun 2014 sebesar
210.135 jiwa dan pada Tahun 2015 sebesar 218.124 jiwa, sehingga pada kurun
waktu tersebut mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,01 persen per tahun.
Faktor utama perkembangan tersebut karena adanya migrasi penduduk dari daerah
lain, disebabkan semakin bertambahnya perusahaan yang mengelola sumber daya
alam di Kabupaten Berau, terutama sektor perkebunan dan pertambangan
sehingga menjadi daya tarik bagi pencari kerja (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Berau, 2017). Jumlah penduduk yang besar akan menjadi potensi atau modal bagi
pembangunan ekonomi daerah karena menyediakan tenaga kerja berlimpah
sehingga mampu menciptakan nilai tambah bagi produksi daerah.
Upah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap penyerapan tenaga
kerja, apabila upah yang diberikan oleh perusahaan dinilai tinggi atau sudah
sesuai dengan jasa atau pengorbanan yang diberikan maka para pencari kerja akan
berupaya keras untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut. Upah merupakan salah
satu barometer di dalam pengukuran-pengukuran berbagai macam kesejahteraan,
oleh karena itu pemerintah berperan aktif untuk mengatur tentang upah. Dalam
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pemerintah dengan
tegas mengatur tentang Pengupahan. Pemerintah daerah telah mengatur tentang
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) yang merupakan upah minimum
berdasarkan wilayah kabupaten/ kota, untuk melindungi upah tenaga kerja dan
diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.
Pertumbuhan UMK di Kabupaten Berau juga menjadi sesuatu yang
menjanjikan bagi para pencari kerja di Kabupaten Berau. Selama Tahun 2013-
2015 UMK Kabupaten Berau terdapat kenaikan yang signifikan yaitu rata-rata
sebesar 30,40 persen per tahun. Disamping itu Upah Minimum Sektoral
Kota/Kabupaten (UMSK) pertambangan batu bara selalu berada diatas UMK non
sektor di Kabupaten Berau, menjadi magnet bagi tenaga kerja untuk bekerja di
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
335
sektor pertambangan batu bara. Pada Tahun 2015, UMSK pertambangan batu bara
di Kabupaten Berau sebesar Rp. 2.540.000,- yang merupakan UMSK tertinggi
pada sektor yang sama diantara Kota/ Kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan
Timur.
Penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan, umumnya didasarkan pada
kualitas tenaga kerja, yang dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Pendidikan yang dimiliki akan mempengaruhi produktivitas kerja, karena
pendidikan merupakan modal untuk menciptakan produktivitas yang tinggi dalam
suatu pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau menurut tingkat
pendidikan tenaga kerja pada Tahun 2015, tertinggi pada lulusan SMA/SMK
sebanyak 650 orang atau 28,94 persen dari jumlah pencari kerja lulusan
SMA/SMK sebanyak 2.246 orang, sementara lulusan Sarjana/Diploma sebanyak
67 orang atau 12,96 persen dari jumlah pencari kerja lulusan Sarjana/Diploma
sebanyak 517 orang.
Kondisi ini disebabkan karena banyaknya perusahaan perkebunan kelapa
sawit yang lebih memerlukan tenaga kerja tanpa keahlian khusus (non skill) untuk
bekerja di areal perkebunan, sementara untuk bidang manajerial diisi oleh tenaga
kerja yang datang dari luar daerah. Kondisi ini juga didukung oleh kurang
meratanya kesempatan bagi sebagian penduduk dalam mengakses pendidikan
tinggi di Kabupaten Berau, disamping itu pula jumlah perguruan tinggi yang
masih sedikit di Kabupaten Berau. Padahal pendidikan merupakan salah satu hal
yang dapat memampukan masyarakat bersaing dalam dunia kerja, karena
diharapkan dengan semakin tinggi pendidikan seseorang, maka produktivitas
orang tersebut juga semakin tinggi dan akan meningkatkan daya saingnya dalam
merebut kesempatan kerja yang ada.
Hal lain yang juga mendapat perhatian dari pemerintah sebagai upaya
mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yaitu Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Faktor PDRB merupakan nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi atau sektor di suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu. PDRB dapat mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang bekerja
dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
336
atau penjualan dalam seluruh unit ekonomi disuatu wilayah akan meningkat.
Semakin besar output atau penjualan yang dilakukan perusahaan maka akan
mendorong perusahaan untuk menambah permintaan tenaga kerja agar
produksinya dapat ditingkatkan untuk mengejar peningkatan penjualan yang
terjadi (Feriyanto, 2014).
Dalam rentang 2011-2015, rata-rata pertumbuhan PDRB di Kabupaten
Berau mengalami perlambatan. Setelah pada Tahun 2012 mengalami kenaikan
sebesar 20,85 persen, maka pada Tahun 2013 pertumbuhan PDRB hanya sebesar
12,60 persen, kemudian 6,10 persen pada Tahun 2014 dan pada Tahun 2015
hanya mengalami peningkatan sebesar 2,29 persen.
Perlambatan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Berau tersebut tentunya
akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Terdapat beberapa penelitian
yang menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja. Apabila PDRB meningkat maka penyerapan tenaga
kerja juga meningkat dan sebaliknya apabila terjadi penurunan PDRB maka
penyerapan tenaga kerja juga akan menurun.
Bertitik tolak dari kondisi Kabupaten Berau di atas, maka dapat ditarik
benang merah mengenai masalah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Berau,
dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu diantaranya:
pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar dikarenakan adanya migrasi
tenaga kerja dari luar daerah; tingkat upah yang terus meningkat secara signifikan
merupakan magnet bagi para pencari kerja; tingkat pendidikan tenaga kerja yang
belum tersrap secara merata; dan perlambatan pertumbuhan PDRB di Kabupaten
Berau. Maka melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan, Jumlah
Penduduk dan PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Berau”.
LANDASAN TEORI
Tenaga Kerja
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 menyatakan tenaga kerja
adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
337
diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006), tenaga kerja adalah
seluruh penduduk suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada
permintaan terhadap tenaga kerja dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Simanjuntak (2008), tenaga kerja (man
power) adalah penduduk yang sudah bekerja dan sedang bekerja, yang sedang
mencari pekerjaan dan yang sedang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga.
Penyerapan Tenaga Kerja
Wahyudi (2004) mengemukakan bahwa penyerapan tenaga kerja adalah
diterimanya para pelaku kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau
adanya suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerjaan (lapangan
pekerjaan) untuk diisi oleh para pencari kerja. Penyerapan tenaga kerja biasa
dikaitkan dengan keseimbangan interaksi antara permintaan tenaga kerja dan
penawaran tenaga kerja, dimana pasar permintaan tenaga kerja dan pasar
penawaran tenaga kerja secara bersama menentukan suatu keseimbangan tingkat
upah dan keseimbangan penggunaan tenaga kerja.
Upah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan/jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan investasi dalam modal manusia untuk mencapai
kesuksesan ekonomi jangka panjang suatu negara (Gregory, 2006). Menurut
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional,
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
338
pendidikan mengusahakan pembentukan manusia pembangunan yang tinggi
mutunya dan mampu mandiri, serta memberi dorongan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan
nasional yang tangguh dan mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa
untuk dapat bersaing dalam era persaingan global. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 Tahun 2003). Pengertian
pendidikan jika dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja menurut Tirtarahardja
dan Sulo (1994), pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai
kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Penduduk
Konsep penduduk menurut Badan Pusat Statistik, dimana penduduk
merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari
6 bulan tetapi bertujuan menetap.
Thomas Robert Malthus (dalam Subri, 2003) mengemukakan bahwa
jumlah penduduk seyogyanya bertambah sesuai dengan pertambahan sumber daya
produksi, khususnya sumber daya alam, namun kenyataannya kuantitas dan
kualitas sumber daya alam yang dapat dipergunakan manusia cenderung menurun
dan sebaliknya jumlah penduduk terus meningkat.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah atau provinsi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). PDRB adalah nilai dari seluruh produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu daerah, dalam kurun
waktu tertentu, biasanya tiap tahun (Soebagiyo, 2007). Dalam menghitung PDRB
dapat dilakukan dengan empat pendekatan antara lain:
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
339
a. Metode Pendekatan Produksi
b. Metode Pendekatan Produk
c. Metode Pendekatan Pengeluaran
d. Metode Pendekatan Alokasi
.
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
dimana data tersebut merupakan hasil olahan dari instansi-instansi terkait dan
telah dipublikasikan. Instansi yang dimaksud adalah Badan Pusat Statistik
Kabupaten Berau dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Berau.
Selain itu, juga diperlukan studi pustaka untuk memperoleh literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan berupa data
time series yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau dan
Dinas Nakertrans Kabupaten Berau selama Tahun 2006-2015. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, koefisien
determinasi, uji t (uji parsial) dan uji F (uji simultan). Sebelum model regresi
digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas). Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan
bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows
ve.18.0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Uji Normalitas
Adapun hasil pengujian normalitas data penelitian dengan menggunakan
program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
340
Tabel 1. Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Upah Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Penduduk PDRB
N 10 10 10 10 10
Normal
Parametersa,b
Mean 11,1800 13,9960 7,0180 12,1300 9,9130
Std.
Deviation 0,18367 041094 0,37603 0,10435 0,31138
Most Extreme
Differences
Absolute 0,188 0,264 0,139 0,117 0,154
Positive 0,123 0264 0,114 0,117 0,154
Negative -0,188 -0,137 -0,139 -0,113 -0,153
Kolmogorov-Smirnov Z 0,594 0,834 0,439 0,371 0,486
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,872 0,490 0,991 0,999 0,972
a. Test Distribution is Normal
b. Calculated from data
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS
Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas data penelitian dengan menggunakan
program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -25,661 11,543 -2,223 0,077
Upah -0,338 0,221 -0,756 -1,532 0,186 0,050 9,813
Tingkat
Pendidikan -0,020 0,080 -0,042 -0,254 0,810 0,457 2,186
Jumlah
Penduduk 3,623 1,333 2,058 2,718 0,042 0,021 6,602
PDRB -0,225 0,351 -0,382 -0,642 0,549 0,035 8,711
a. Dependent Variable: Penyerapan Tenaga Kerja
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing
variabel independen lebih kecil dari pada 10 yang berarti tidak terjadi adanya
multikolinieritas.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 Desember 2017
341
Uji Autokorelasi
Hasil pengujian autokorelasi data penelitian dengan menggunakan program