1 ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang OLEH : SRI REJEKI METALLIA 3351402548 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN
PERUSAHAAN DAN RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
OLEH :
SRI REJEKI METALLIA
3351402548
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini
dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Maret 2007
Sri Rejeki Metallia NIM. 3351402548
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Hendaklah engkau gunakan sebagian waktu malam itu untuk shalat tahajjud,
sebagai shalat sunah untuk dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan membangkitkan
engkau dengan kedudukan yang baik”. (S. Al-Israa’ : 79).
PERSEMBAHAN :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karyaku
ini teruntuk :
Ayah dan Ibuku atas doa, cinta kasih sayang dan jasa-jasanya yang teramat
besar.
Adik-adikku, Wahyu dan Indah atas doa, semangat dan motivasinya.
Keluarga Slamet Prayogo atas jasa-jasanya yang begitu besar.
M’ Mila dan M’ Rani yang setia menemani aku.
Ema atas jasa-jasanya yang begitu besar.
v
6
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang.
Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak, untuk
itu ucapan terima kasih secara tulus penulis sampaikan kepada :
1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
2. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Sukirman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Drs. Asrori, MS, selaku Penguji Utama
5. Drs. Kusmuriyanto, M.Si., selaku Pembimbing I.
6. Drs. Subkhan, selaku Pembimbing II.
7. Para pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebut
satu persatu.
Semarang, Maret 2007
Penyusun
vi
7
SARI
Sri Rejeki Metallia. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Rasio Perputaran Persediaan terhadap Pemilihan Metode Persediaan pada Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Sarjana Ekonomi. Universitas Negeri Semarang,. Kata Kunci : Metode Persediaan, Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, Rasio Perputaran Persediaan. Persediaan (inventory) adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual
dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Pemilihan metode persediaan merupakan hal yang penting, karena setiap keputusan yang diambil memiliki konsekuensi ekonomik. Konflik kepentingan antar agen ekonomi dapat timbul ketika sebuah perusahaan harus memilih metode persediaan mana yang diterapkan. Hal ini timbul karena adanya perbedaan hasil ekonomi dari masing-masing metode persediaan. Pemilihan metode persediaan di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 yang memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk menggunakan salah satu alternatif metode persediaan yaitu Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out), Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out) dan Rata-rata (Average). Dalam hal pemilihan metode persediaan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode persediaan sebagai pertimbangan merupakan hal yang penting. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan di antaranya struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan mempengaruhi pemilihan metode persediaan.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Sampel 93 dalam penelitian ini sebanyak yang terdiri dari 17 perusahaan menggunakan metode FIFO dan 76 perusahaan menggunakan metode rata-rata. Alat analisis statistik yang digunakan adalah regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%. Pengujian menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 11.5.
Hasil pengujian untuk variabel struktur kepemilikan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,960. Nilai signifikansi 0,960 ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Ukuran Perusahaan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011. Nilai signifikansi 0,011 ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan. Rasio perputaran persediaan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,048. Nilai signifikansi 0,048 ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti rasio perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan.
vii
8
Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah (1) Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Hal ini dikarenakan hanya sedikit manajer yang memiliki saham pada perusahaan. (2) Ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan. Dimana perusahaaan besar cenderung memilih menggunakan metode persediaan rata-rata yang dapat memperoleh penghematan pajak, sedangkan perusahaan kecil cenderung memilih menggunakan metode persediaan FIFO sehingga akan memperoleh laba yang besar yang akan dapat memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. (3) Rasio perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilhan metode persediaan. Perusahaan yang menggunakan metode rata-rata cenderung memiliki inventory turnover yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menggunakan metode FIFO. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah : Dalam hal pemilihan metode persediaan, hendaknya manajer memilih metode yang tepat bagi kondisi perusahaan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode persediaan. Sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan besar untuk dapat melakukan penghematan pajak dapat menggunakan metode rata-rata yang dapat menurunkan laba. Sedangkan pada perusahaan kecil, untuk dapat memperoleh dana dari bank atau lembaga keuangan lainnya dapat memilih menggunakan metode FIFO yang dapat meningkatkan laba yang akan dapat memberikan gambaran kinerja yang bagus bagi perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang menggunakan metode FIFO mempunyai indikasi inventory turnover yang rendah. Namun sebagian perusahaan yang menggunakan metode rata-rata pada penilitian ini ada yang memiliki indikasi inventory turnover yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menggunakan metode rata-rata pada penelitian ini ada yang memiliki persediaan akhir yang tinggi, sehingga memiliki inventory turnover yang rendah.
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………..
PERNYATAAN…………………………………………………………………..
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….
PRAKATA ……………………………………………………………………….
SARI ……….……………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……..…………………………..
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………
1.3 Penegasan Istilah…………………………………………..
1.3.1 Persediaan………………………….………………
1.3.2 Metode Persediaan……………….…..………….
1.4 Tujuan Penelitian………………………….…………….
1.5 Manfaat Penelitian………………………………………
1.5.1 Kegunaan Praktis ……………………………….
1.5.2 Kegunaan Teoritis ………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xii
xiii
xiv
1
8
9
9
9
10
10
10
11
ix
10
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Persediaan…………………………………………………
2.1.1 Pengertian Persediaan……………………………
2.1.2 Metode Pencatatan Persediaan…………………...
2.1.3 Metode Persediaan………………………………
2.1.4 Pemilihan Metode Persediaan…………………….
2.2 Struktur Kepemilikan…………………………………..…
2.2.1 Pengertian Struktur Kepemilikan…………………
2.2.2 Hubungan Struktur Kepemilikan dengan
Pemilihan Metode Persediaan…………………….
2.3 Ukuran Perusahaan………………………………………
2.3.1 Pengertian Ukuran Perusahaan…………………….
2.3.2 Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan
Pemilihan Metode Persediaan……………………
2.4 Rasio Perputara Persediaan………………………………
2.4.1 Pengertian Rasio Perputaran Persediaan………….
2.4.2 Hubungan antara Rasio Perputaran Persediaan
dengan Pemilihan Metode Persediaan……………..
2.5 Penelitian Terdahulu………………………………………..
2.6 Kerangka Pemikiran………………………………………
2.7 Hipotesis…………………………………………………….
12
12
14
15
20
24
24
25
27
27
28
29
29
31
32
33
39
x
11
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel……………………………………….
3.2 Variabel Peneitian……………………………………….
3.2.1 Variabel bebas/Independen (x)…………………….
3.2.2 Variabel terikat/Dependen (y)………………………..
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………
3.4 Metode Analisis Data…………………………………….
3.4.1 Analisis Kualitatif………………………………….
3.4.2 Analisis Kuantitatif………………………………….
3.5 Pengujian Hipotesis………………………………………..
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Singkat Perusahaan Sampel…………………..
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian……………………………
4.2.1 Struktur Kepemilikan……………………………….
4.2.2 Ukuran Perusahaan………………………………….
4.2.3 Rasio Perputaran Persediaan………………………..
4.3 Hasil Penelitian ……………………………………………
4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif………………………….
4.3.2 Pengujian Regresi Logistik………………………….
4.3.3 Hasil Hipotesis……………………………………
4.4 Pembahasan……………………………………………….
4.4.1 Struktur Kepemilikan……………………………….
4.4.2 Ukuran Perusahaan…………………………………
40
41
41
41
42
43
43
44
44
46
48
48
48
49
51
51
52
56
57
57
57
xi
12
4.4.3 Rasio Perputaran Persediaan…………………….
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………….
5.2 Saran-saran……………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
58
60
61
xii
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran...........................................................................
38
xiii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Kelompok Sampel Perusahaan Berdasarkan Metode Persediaan……………………………………………………….. 46
Tabel 4.2 : Klasifikasi Industri........................................................................ 47 Tabel 4.3 : Pengelompokkan Struktur Kepemilikan Tahun 2000-2004.......... 48 Tabel 4.4 : Pengelompokkan Ukuran Perusahaan Tahun 2000-2004............ 49 Tabel 4.5 : Pengelompokkan Rasio Perputaran Persediaan
Tahun 2000-2004………………………………………….......... 50
Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Mean, Minimal, Maksimal dan Standar Deviasi dari Ukuran Perusahaan dan Rasio Perputaran
Persediaan..................................................................................... 51 Tabel 4.7 : Nilai -2 Log L untuk Model yang Hanya Memasukkan
Konstanta……………………………………………………..... 54
Tabel 4.8 : Nilai -2 Log L untuk Model dengan Konstanta dan Variabel………………………………………………………… 54
Tabel 4.9 : Nilai Statistics Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test…………………………………………………………. 55
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Regresi Logistik……………............................. 55
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel.
Lampiran 2 : Data Perusahaan Sampel.
Lampiran 3 : Output SPSS Statistik Deskriptif.
Lampiran 4 : Output SPSS Regresi Logistik.
Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian.
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Persediaan (inventory) adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan
merupakan asset yang sangat penting baik dalam jumlah maupun perannya
dalam kegiatan operasional perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur.
Pada perusahaan manufaktur setidaknya terdapat tiga jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan barang jadi.
Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan ganda yaitu
sebagai unsur harga pokok penjualan di dalam laporan laba rugi dan sebagai
unsur aktiva lancar di dalam neraca. Tujuan utama dari metode persediaan
adalah untuk memilih asumsi arus biaya yang paling mencerminkan laba
periodik, sesuai kondisi yang berlaku. Asumsi arus biaya memberikan
dampak langsung terhadap neraca, laba rugi, penyajian arus kas serta pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu persediaan yang
dimiliki selama satu periode harus dipisahkan mana yang yang sudah dapat
dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan
dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan
menjadi persediaan dalam neraca. Metode persediaan dapat dilakukan
dengan 4 cara yaitu metode Identifikasi Khusus, Rata-rata, FIFO dan LIFO
(Taqwa, 2003). Masing-masing metode tersebut memiliki karakteristik
2
tertentu yang membuat yang satu lebih disukai dalam kondisi-kondisi
tertentu.
Penyajian informasi mengenai persediaan akan membantu para
investor serta pemakai lainnya untuk memprediksi arus kas dimasa yang
akan datang. Dalam kegiatan perusahaan sehari-hari, jumlah sumber daya
persediaan yang tersedia akan mendukung arus kas masuk melalui
penjualan. Dalam kegiatan normal, jumlah persediaan yang ada akan
mempengaruhi jumlah kas yang diperlukan selama periode berikutnya untuk
mendapatkan barang yang akan dijual selama periode tersebut. Persediaan
dapat memprediksi baik arus kas masuk dari penjualan maupun arus kas
keluar yang diperlukan karena pembelian barang.
Penelitian ini merujuk pada penelitian Taqwa, dkk (2003) dan
penelitian Mukhlasin (2002). Tahun penelitian Mukhlasin (2002) yaitu tahun
1995 sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1995 dan tahun 1996 keadaan
ekonomi Indonesia dalam keadaan cukup baik, dalam keadaan ekonomi
seperti ini metode FIFO lebih disukai oleh perusahaan. Kinerja perusahaan
manufaktur pada tahun 1995 sampai dengan 1996 pun menunjukkan kinerja
yang cukup baik. Pada tahun 1997 sampai dengan 1999 Indonesia
mengalami masa Inflasi. Pada kondisi inflasi, banyak perusahaan yang
menggunakan metode FIFO beralih menggunakan metode rata-rata. Kinerja
perusahaan manufaktur pada masa inflasi semakin memburuk dari tahun ke
tahun. Tahun penelitian Taqwa, dkk (2003) yaitu tahun 1997 sampai dengan
tahun 2000, keadaan ekonomi pada tahun penelitian ini tidak jauh berbeda
3
dengan keadaan ekonomi tahun penelitian Mukhlasin dilakukan. Pada tahun
2000 Indonesia juga masih mengalami inflasi. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Pada tahun 2001 perekonomian
Indonesia belum sepenuhnya memuaskan dan masih memerlukan perbaikan.
Pada tahun 2002 pertumbuhan kinerja ekonomi meningkat sehingga
memberikan harapan bagi bangsa Indonesia untuk mempercepat pemulihan
ekonomi diikuti dengan menurunnya tingkat inflasi. Keadaan ekonomi
Indonesia jauh lebih baik lagi di tahun 2003. Pada tahun 2004 kondisi
ekonomi semakin mantap, pada keadaan ekonomi seperti ini perusahaan
lebih memilih menggunakan metode FIFO. Selama tahun 2000 sampai
dengan tahun 2004 kinerja perusahaan manufaktur mulai membaik dari
tahun ke tahun.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Untuk itu, maka manajer yang diangkat oleh pemegang
saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi sering
ada konflik antara manajer dan pemegang saham. Konflik ini disebabkan
karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Sehubungan dengan pemilihan metode persediaan maka antara manajer
dengan pemilik akan timbul konflik kepentingan (agency theory). Masing-
masing pihak, yaitu pemilik dan manajer akan berusaha memaksimalkan
kesejahteraannya masing-masing. Pemilik (share holder) akan memilih
metode Rata-rata. Sedangkan manajer akan memilih menggunakan metode
FIFO agar memperoleh laba yang besar sehingga kompensasi yang akan
4
diterima juga akan menjadi besar. Apabila memiliki saham dengan
persentase yang besar maka manajer akan cenderung memilih metode rata-
rata yang dapat memperoleh penghematan pajak.
Semakin kecil ukuran perusahaan, maka semakin besar kecenderungan
manajer untuk memilih metode akuntansi yang menghasilkan laba tinggi.
Sementara itu semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar
kecenderungan manajer untuk memilih metode akuntansi yang
menghasilkan laba rendah.
Rasio perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan jumlah
penjualan pada perusahaan tersebut tinggi. Sebaliknya, rasio perputaran
persediaan yang rendah menunjukkan jumlah penjualan pada perusahaan
tersebut rendah.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan dapat
timbul ketika perusahaan harus memilih metode persediaan mana yang harus
ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan hasil ekonomi yang
diharapkan oleh manajer, pemilik dan pemerintah (Daljono dan
Puspitaningtyas, 2005). Pemilihan metode persediaan perusahaan dianggap
melekat dalam keseluruhan masalah untuk memaksimalkan harga saham
yang tergantung pada adanya peluang investasi dan pembiayaan (Daljono
dan Puspitaningtyas, 2005). Namun demikian, pertimbangan rasional yang
diambil manajemen untuk memilih metode persediaan adalah maksimalisasi
nilai perusahaan atau meminimalkan pajak untuk memperoleh tax saving
(penghematan pajak) yang besar tetap berpegang pada kendala-kendala yang
5
ada, yaitu hukum pajak dan kesempatan produksi-investasi (Mukhlasin,
2002).
Pemilihan metode persediaan di Indonesia mengacu pada Pernyataan
Food and Beverages Tobacco Manufacturers Textile Mill Products Apparel and Other Textile Products Lumber and Wood Products Paper and Allied Products Chemical and Allied Products Adhesive Plastics and Glass Products Cement Metal and Allied Products Stone, Clay, Glass and Concrete Products Machinery Cable Electronic and Office Equipment Automotive and Allied Products Photographic Equipment Pharmaceuticals Consumer Goods
4 88,463 1,498 a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 88,463 c Estimation terminated at iteration number 4 because paramete estimates changed by less than ,001.
Tabel 4.8
Nilai –2LogL untuk Model dengan Konstanta danVariabel Bebas
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 70,697 ,174 ,283
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Statistics sama dengan atau kurang
dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak berarti yang ada perbedaan signifikan
antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes fit model tidak
baik karena tidak memprediksi nilai observainya. Jika nilai Statistics
55
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya.
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa besarnya nilai
signifikansi Statistics Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
sebesar 0,360 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model dapat diterima. Nilai Statistics Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test ditampilkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai Statistics Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig. 1 8,798 8 ,360
Pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistik dilakukan
dengan memasukkan seluruh variabel struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan dan rasio perputaran persediaan pada pemilihan metode
persediaan.
Pengujian bertujuan untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan,
ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan terhadap pemilihan
metode persediaan. Hasil pengujian regresi logistik disajikan dalam tabel
4.10.
56
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1(a)
SP ,032 ,632 ,003 1 ,960 1,032
UP ,000 ,000 6,390 1 ,011 1,000 RPP -,051 ,026 3,895 1 ,048 ,951 Constant ,416 ,549 ,576 1 ,448 1,517a Variable(s) entered on step 1: SP, UP, RPP. Sumber : data sekunder, diolah 2006.
4.3.3. Hasil Hipotesis
Dari hasil uji regresi logistik pada variabel struktur kepemilikan
diperoleh signifikansi sebesar 0,960. Apabila dibandingkan dengan tingkat
signifikansi 0,05 (5%), maka nilai signifikansi sebesar 0,960 lebih besar
dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demilikian hipotesis 1 ditolak, hal
ini berarti struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan
metode persediaan.
Pengujian variabel ukuran perusahaan dengan menggunakan regresi
logistik diperoleh signifikansi sebesar 0,011. Apabila dibandingkan
dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka nilai signifikansi sebesar
0,011 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demilikian
hipotesis 2 diterima, hal ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan.
Rasio Perputaran Persediaan pada hasil pengujian regresi logistik
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,048. Apabila dibandingkan dengan
tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka nilai signifikansi sebesar 0,048 lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demilikian hipotesis 3
57
diterima, hal ini berarti rasio perputaran persediaan berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan.
4.4. Pembahasan
Hasil temuan dalam penelitian, berdasarkan analisis statistik deskriptif
menunujkkan bahwa nilai mean ukuran perusahaan yang menggunakan
metode FIFO lebih kecil daripada dari perusahaan yang menggunakan
metode rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung
memilih metode persediaan rata-rata dibandingkan metode persediaan FIFO.
Hal ini merupakan bukti adanya upaya untuk memperoleh penghematan
pajak bagi perusahaan besar dan upaya untuk memperoleh pinjaman yang
besar dari bank maupun lembaga keuangan lainnya bagi perusahaan kecil.
Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa nilai mean rasio perputaran
persediaan bagi perusahaan yang menggunakan metode FIFO lebih besar
daripada perusahaan yang menggunakan metode rata-rata.
4.4.1. Struktur Kepemilikan
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bukti bahwa struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Hal
ini disebabkan karena data yang diperoleh menunjukkan hanya 28 %
manajer yang memiliki saham pada perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Taqwa, dkk. (2003)
yang memberikan hasil bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pemilihan metode persediaan.
58
4.4.2. Ukuran Perusahaan
Hasil pengujian regresi logistik pada penelitian ini memberikan bukti
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
pemilihan metode persediaan. Kenyataan yang dihasilkan pada penelitian ini
adalah perusahaan besar cenderung memilih menggunakan metode
persediaan rata-rata dibandingkan metode FIFO. Hal ini sesuai dengan teori
yang ada dimana perusahaan besar cenderung memilih metode rata-rata
yang dapat menurunkan laba, sedangkan pada perusahaan kecil cenderung
memilih metode FIFO agar dapat meningkatkan laba, sehingga akan
memberikan gambaran kinerja yang bagus. Dengan demikian kemungkinan
mendapatkan dana dari bank atau lembaga keuangan lainnya semakin besar.
Penelitian ini mendukung penelitian Taqwa, dkk (2003), Mukhlasin
(2002), Rustardy, dkk (2004) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Tetapi sebaliknya, hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian Abdullah dan Djalil (2004).
4.4.3. Rasio Perputaran Persediaan
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bukti bahwa rasio
perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
pemilihan metode persediaan. Berdasarkan teori, perusahaan yang
menggunakan metode rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang
tinggi, sebaliknya perusahaan yang menggunakan metode FIFO mempunyai
indikasi inventory turnover yang rendah. Namun kenyataan pada penelitian
ini, diperoleh hasil bahwa perusahaan yang menggunakan metode FIFO
59
memiliki indikasi inventory turnover yang rendah dan perusahaan yang
menggunakan metode rata-rata sebagian perusahaan memiliki indikasi
inventory turnover yang tinggi dan sebagian lagi memiliki inventory
turnover yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menggunakan
metode rata-rata pada penelitian ini ada yang memiliki persedian akhir yang
tinggi, sehingga memiliki inventory turnover yang rendah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mukhlasin (2002)
yang menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan mempengaruhi
pemilihan metode persediaan. Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan Rustardy, dkk (2004).
60
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a. Hasil pengujian dengan regresi logistik menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Hal
ini disebabkan karena dari data yang diperoleh hanya 28 % manajer yang
memiliki saham pada perusahaan.
b. Pengujian regresi logistik terhadap variabel ukuran perusahaan
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode
persediaan. Perusahaan besar cenderung menggunakan metode rata-rata
yang dapat menurunkan laba, sedangkan perusahaan kecil cenderung
menggunakan metode FIFO yang dapat menaikkan laba.
c. Hasil pengujian dengan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio
perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
pemilihan metode persediaan. Perusahaan yang menggunakan metode
rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang tinggi, sebaliknya
perusahaan yang menggunakan metode FIFO mempunyai indikasi
inventory turnover yang rendah. Namun sebagian perusahaan yang
menggunakan metode rata-rata pada penilitian ini ada yang memiliki
indikasi inventory turnover yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan
yang menggunakan metode rata-rata pada penelitian ini ada yang memiliki
61
persediaan akhir yang tinggi, sehingga memiliki inventory turnover yang
rendah.
5.2. Saran-saran
Beberapa saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Dalam hal pemilihan metode persediaan, hendaknya manajer memilih
metode yang tepat bagi kondisi perusahaan dengan memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan metode persediaan. Sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan nilai
perusahaan. Perusahaan besar untuk dapat melakukan penghematan pajak
dapat menggunakan metode rata-rata yang dapat menurunkan laba.
Sedangkan pada perusahaan kecil, untuk dapat memperoleh dana dari bank
atau lembaga keuangan lainnya dapat memilih menggunakan metode FIFO
yang dapat meningkatkan laba yang akan dapat memberikan gambaran
kinerja yang bagus bagi perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode
rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang tinggi, sebaliknya
perusahaan yang menggunakan metode FIFO mempunyai indikasi inventory
turnover yang rendah. Namun sebagian perusahaan yang menggunakan
metode rata-rata pada penilitian ini ada yang memiliki indikasi inventory
turnover yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menggunakan
metode rata-rata pada penelitian ini ada yang memiliki persediaan akhir
yang tinggi, sehingga memiliki inventory turnover yang rendah.
62
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syukriy dan Muslim A. Djalili. Agstus 2004. ‘Apakah Metode FIFO
dan Rata-rata memang Berbeda : Bukti Empiris dari Bursa Efek Jakarta . Metode Riset Akuntansi . Auditing dan Informasi’. Vol. 4, No. 2. hal 151- 172.
Anissa, Nur., Tarmizi Achmad, Abdul Rohman. 2003. ‘Pengaruh Penerapan
Metode Akuntansi Persediaan terhadap Market Value Perusahaan pada Emiten di . Bursa Efek Jakart’a’. Juranal Maksi. Vol. 2. Hal. 83-99.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Acconting. Jakarta : Erlangga. Faisal. 2005. ‘Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekenisme
dan Pengarhnya terhadap Kepemilikan Sahan Institsional (studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)’. Maksi : Vol. 3. Hal. 98-114.
Mukhlasin. 2002. ‘Analisis Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan berdasarkan
Richardian Hipotesis’. Vol. 2, No. 1. hal. 21-39. Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prastowo, Dwi dan Rfka Jliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan
Aplikasi). Yogyakarta: UUP AMP YKPN. Rustardy, Wiliyanto., Ratnasari. Dan Kurnia. 2004.’Pemilihan Metode Akuntansi
Persediaan dan Pengaruhnya terhadap Earning Price Ratio’. Simposium Akuntansi Nasional Akuntansi VII. Hal. 1090-1101.
63
Skousen, K. Fred., Stice, James. D. 2001. Akuntansi Keuangan Menengah (volume Komprehensif). Jakarta: Salemba Empat.
Smith dan Skousen. 1992. Akuntansi Intermediate (volume Komprehensif).
Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2004. Metode Pnelitian Bisnis. Alfa Beta. Taqwa, Salma., Sugiyanto, FX. Dan Daljono. 2003. ‘Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ’. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2. hal. 100-118.
Utama, Sidharta. 2000. ‘Teori dan Riset Akuntansi Positif : Suatu Tinjauan
Literatur’. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. No. 1. hal. 83-96. Widyastuti, Etty. 2004. ‘ Konflik Kepentingan Kepemilikan Manajer pada
Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan’. Balance. Vol. 1. hal.1-12.
64
65
66
67
Lampiran 3 Output SPSS Statistik Deskriptif Descriptives Metode Persediaan FIFO Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation UP 17 41929,8 964459,8 289438,082 298091,4627RPP 17 ,81 84,06 9,3158 19,46546Valid N (listwise) 17
Metode Persediaan Rata-rata Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation UP 76 7008,8 10259156,0 1174457,484 1682701,5733RPP 76 ,15 44,28 5,0179 5,52268Valid N (listwise) 76
68
Lampiran 4
Output SPSS Regresi Logistik Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent
Included in Analysis 93 100,0Missing Cases 0 ,0
Selected Cases
Total 93 100,0Unselected Cases 0 ,0Total 93 100,0
a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value FIFO 0Rata-rata 1
4 88,463 1,498a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 88,463 c Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Table(a,b)
7 70,697 ,416 ,032 ,000 -,051 a Method: Enter b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 88,463 d Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001. Omnibus Tests of Model Coefficients
70
Chi-square df Sig.
Step 17,766 3 ,000Block 17,766 3 ,000
Step 1
Model 17,766 3 ,000 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 70,697 ,174 ,283 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 8,798 8 ,360
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test MetArsByPsd = FIFO MetArsByPsd = Rata-rata Total