4 Analisis Pengaruh Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan dan Pertanian di Indonesia Putri Fitria dan Dwi Hartanti Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail: [email protected]Abstrak Skripsi ini berisi tentang penelitian terkait bagaimana pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dan pertanian di Indonesia dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel 59 perusahaan pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Metode yang digunakan adalah content analysis untuk menghitung tingkat kedalaman pengungkapan CSR (depth), tingkat keluasan cakupan pengungkapan CSR (breadth), dan tingkat konsentrasi pengungkapan CSR terhadap stakeholders terkait (concentration). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ternyata volume pengungkapan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan luasnya cakupan, dan konsentrasi pengungkapan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Namun, secara keseluruhan pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Analysis of Influence Corporate Social Responsibility Disclosure on Financial Performance of Mining and Agricultural Company in Indonesia Abstract This study describes how the disclosure of CSR related research carried out by the mining and agricultural companies in Indonesia could affect the company's financial performance. This study used 59 mining and agriculture listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2011-2013 as the sample. The method used is content analysis to calculate the depth of CSR, the level of CSR disclosure breadth of coverage, and the concentration level of CSR disclosure to relevant stakeholders. The results obtained from this study is that it turns the volume of disclosure has a positive effect on financial performance, while the breadth of coverage, and the concentration of disclosure have a negative effect on financial performance. However, CSR Disclosure has a positive effect on financial performance. Key words: CSR Disclosure, Mining, Agricultural, Financial Performance 1. Pendahuluan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hokum (Darwin, 2004). engungkapan CSR atau Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
20
Embed
Analisis Pengaruh Pengungkapan Kegiatan Corporate Social ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
Analisis Pengaruh Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan dan Pertanian
di Indonesia
Putri Fitria dan Dwi Hartanti
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Skripsi ini berisi tentang penelitian terkait bagaimana pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dan pertanian di Indonesia dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel 59 perusahaan pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Metode yang digunakan adalah content analysis untuk menghitung tingkat kedalaman pengungkapan CSR (depth), tingkat keluasan cakupan pengungkapan CSR (breadth), dan tingkat konsentrasi pengungkapan CSR terhadap stakeholders terkait (concentration). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ternyata volume pengungkapan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan luasnya cakupan, dan konsentrasi pengungkapan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Namun, secara keseluruhan pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Analysis of Influence Corporate Social Responsibility Disclosure on Financial Performance of Mining and Agricultural Company
in Indonesia
Abstract
This study describes how the disclosure of CSR related research carried out by the mining and agricultural companies in Indonesia could affect the company's financial performance. This study used 59 mining and agriculture listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2011-2013 as the sample. The method used is content analysis to calculate the depth of CSR, the level of CSR disclosure breadth of coverage, and the concentration level of CSR disclosure to relevant stakeholders. The results obtained from this study is that it turns the volume of disclosure has a positive effect on financial performance, while the breadth of coverage, and the concentration of disclosure have a negative effect on financial performance. However, CSR Disclosure has a positive effect on financial performance.
Key words: CSR Disclosure, Mining, Agricultural, Financial Performance 1. Pendahuluan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang
melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hokum (Darwin, 2004). engungkapan CSR atau
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
5
CSR disclosure (CSRD) sebagai proses komunikasi dampak sosial dan lingkungan dari
tindakan ekonomi suatu organisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat
dan untuk masyarakat luas (Gray et al., 1996). Alasan manajemen melakukan pelaporan sosial
adalah untuk alasan strategis (Basamalah dan Jermias, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh
Aras et al. (2010), Janggu et al. (2007), Naser et al. (2002) menyatakan bahwa perusahaan
yang bertanggung jawab secara sosial jelas menunjukan kecenderungan untuk memberikan
kualitas tinggi pada CSR disclosure (CSRD).
Di Indonesia, pemerintah telah membuat peraturan Bapepam-LK (sekarang OJK) juga
meluncurkan regulasi X.K.6 pada bulan Agustus 2012 yang mengadopsi banyak indikator
GRI yang wajib dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka termasuk salah satunya
adalah laporan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Pada umumnya, pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan metode content analysis.
Kemudian, Yusoff et al. (2013), dalam hal ini, datang dengan menggunakan pendekatan baru
untuk mengukur kegiatan CSR pada 30 perusahaan publik yang terdaftar dalam Bursa
Malaysia. Yusoff et al. (2013) mengukur kegiatan CSR dengan melihat seberapa dalam dan
komprehensif pengungkapan CSR yang diberikan oleh perusahaan (depth) yang dapat dilihat
dari seberapa banyak kalimat yang digunakan dalam pengungkapan CSR untuk masing-
masing stakeholders. Selain itu, seberapa luas cakupan perusahaan dalam menjalankan CSR
dan tanggapan atas isu-isu yang terkait juga tidak luput dari penelitian (breadth) yang dapat
dilihat dengan menjumlahkan indikator kinerja yang diungkapkan oleh perusahaan dari setiap
isu. Aspek lain yang juga diperhitungkan dalam penelitian Yusoff et al. (2013) adalah
proporsi pengungkapan CSR perusahaan kepada para stakeholders yang berpengaruh
(concentration) yang dilihat dengan membagi jumlah kalimat yang sudah dihitung pada aspek
depth ke dalam setiap stakeholders dilihat dari keterkaitannya. Ketiga faktor inilah yang
menjadi dasar untuk mengukur bagaimana pengungkapan CSR dapat mempengaruhi kinerja
keuangan suatu perusahaan dalam beberapa periode.
Metode ini memiliki keunggulan tersendiri, yaitu dapat menunjukkan bagaimana perusahaan
dapat menyusun pengungkapan CSR yang tepat dilihat dari aspek seberapa banyak sebaiknya
kalimat yang sebaiknya digunakan dalam pengungkapan. Selain itu, metode ini juga dapat
memperlihatkan seberapa penting pengungkapan CSR yang diungkapkan sesuai indikator
kinerja dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa depan, dan dapat melihat
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
6
bagaimana peran stakeholders di masing-masing isu. Namun, metode ini akan memakan
waktu yang cukup banyak dalam proses pengumpulan data, karena peneliti harus menghitung
jumlah kalimat yang digunakan dari setiap perusahaan, dan membaginya untuk setiap
stakeholders.
Adapun posisi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah kelanjutan atas penelitian
yang telah dilakukan oleh Yusoff et al. (2013). Penelitian ini fokus pada perusahaan yang
bergerak di industri pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan periode penelitian tahun 2011-2013. Lebih dari itu, penulis juga melakukan pengujian
tambahan untuk setiap variabel depth, breadth, dan concentration dalam pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan sampel mengenai isu lingkungan, isu tenaga kerja dan
pekerjaan layak, serta isu tanggung jawab produk terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kedalaman informasi dalam
pengungkapan CSR (depth) di Indonesia, bagaimana tingkat keluasan informasi dalam
pengungkapan CSR (breadth) di Indonesia, dan bagaimana tingkat konsentrasi informasi
yang ditujukan kepada para stakeholders dalam pengungkapan CSR (concentration) di
Indonesia. Di samping itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah masing-
masing dari tingkat kedalaman (depth), tingkat keluasan (breadth) dan tingkat konsentrasi
(concentration) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia.
2. Tinjauan Teoritis
a. Teori Stakeholders
Freeman (1983) mengungkapkan bahwa stakeholders atau pemangku kepentingan adalah
suatu kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan perusahaan. Freeman (1984) juga menyebutkan dalam bukunya yang berjudul
Strategic Management: A Stakeholder Approach membagi stakeholders menjadi dua bagian
besar, yaitu internal stakeholders yang terdiri dari karyawan, manajemen, dan pemilik
perusahaan dan eksternal stakeholders yang terdiri dari shareholders, suppliers, masyarakat,
pemerintah, kreditor, dan konsumen.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
7
b. Teori Social Penetration
Menurut Altman dan Taylor (1973), proses yang berlangsung dalam teori social penetration
ini terjadi terutama melalui self-disclosure atau keterbukaan diri. Jika, topik yang
didiskusikan antara kedua individu atau lebih tersebut semakin banyak, dan tingkat
kedalaman informasi untuk setiap topik semakin dalam, maka hubungan antara kedua
individu atau lebih tersebut sangat dekat.
Dalam penelitian Yusoff et al. (2013), kedalaman informasi yang disediakan dalam Laporan
CSR (depth) diukur dengan menghitung jumlah kalimat yang digunakan dalam pengungkapan
CSR, sedangkan luas cakupan informasi yang disediakan dalam Laporan CSR (breadth)
diukur dengan menghitung berapa banyak tema yang di ungkapkan dalam laporan tersebut.
c. Hubungan Pengungkapan CSR dengan Kinerja Keuangan
Posnikoff (1997) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara CSR dengan
tingkat profitabilitas dan kinerja keuangan lainnya. Wright dan Ferris (1997) menyatakan hal
yang berbeda dimana dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa CSR dan profitabilitas
perusahaan mengandung hubungan yang negatif. Selain itu, McWilliams dan Siegel (2001)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang tidak konsisten antara CSR dan kinerja
keuangan jangka pendek. Penelitian yang dilakukan oleh Waddock and Graves (1997) yang
menemukan hubungan positif antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan. Siregar dan
Bachtiar (2010) juga menemukan hubungan positif antara struktur pengungkapan CSR
dengan kinerja keuangan perusahaan di masa depan.
d. Pengembangan Hipotesa
Di dalam pedoman laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh GRI terdapat 3 kategori yang
menjadi standar pengungkapan, yaitu ekonomi (9 indikator), lingkungan (30 indikator), dan
sosial yang terbagi lagi dalam 4 kategori, yaitu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak (14
indikator), hak asasi manusia (9 indikator), masyarakat (8 indikator), dan tanggung jawab
produk (9 indikator). Penulis memilih untuk fokus pada kategori lingkungan, praktek tenaga
kerja dan pekerjaan layak, dan tanggung jawab produk. Hal ini dikarenakan, ketiga kategori
tersebut erat kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan pertambangan dan pertanian.
Naser et al. (2002) menemukan hubungan positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan
tingkat kedalaman pengungkapan CSR, oleh karena itu CSR Disclosure dianggap sebagai
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
8
sebuah alat yang strategis untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Penelitian juga
menemukan bahwa meningkatkan informasi positif mengenai karyawan dapat menarik minat
calon karyawan. serta meningkatkan nilai dari karyawan yang ada. Yusoff et al. (2013) pun
berpendapat bahwa hal tersebut kemudian dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan
produktivitas yang lebih tinggi dan berakibat pada peningkatan profit. Teori Altman dan
Taylor (1973) menyatakan bahwa kedekatan antar individu ini akan berkembang jika
komunikasi dimulai dari tingkat informasi umum dan relatif dangkal, kemudian secara
bertahap dan teratur bergerak ke tingkat yang lebih pribadi dan dalam. Berdasarkan latar
belakang di atas, hipotesis yang akan dibuat, yaitu:
H1: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth)
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Dan terkait dengan hubungan antara depth pada masing-masing isu lingkungan, praktek
tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk terhadap kinerja keuangan,
penulis juga membangun tiga hipotesa tambahan, yaitu:
H1a: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth)
isu lingkungan hidup pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
H1b: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth)
isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak pada laporan tahunan
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1c: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth)
isu tanggung jawab produk pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Yusoff et al. (2013) mengedepankan gagasan bahwa jika CSR dipandang sebagai strategi
manajemen yang fokus pada peningkatan kinerja keuangan, maka akan banyak perusahaan
yang akan memperluas cakupan tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka atas
serangkaian stakeholders dan isu-isu terkait (disclosure breadth), dan dengan demikian akan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Altman dan Taylor (1973) dalam teorinya juga
menjelaskan bahwa keintiman antar individu akan tercapai apabila mereka dapat membahas
banyak topik dan secara bertahap berkembang dari informasi umum ke informasi yang lebih
pribadi. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, hipotesis yang akan dibuat:
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
9
H2: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth)
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2a: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth)
isu lingkungan hidup pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
H2b: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth)
isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak pada laporan tahunan
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2c: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth)
isu tanggung jawab produk pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Mitchell et al. (1997), menunjukkan bahwa manajemen harus memperhitungkan stakeholders
yang paling penting atau fokus pada stakeholders tertentu untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Yusoff et al. (2013) menggunakan konsentrasi ini sebagai cermin untuk melihat
bobot yang tidak proporsional pada stakeholders. Pfarrer et al. (2008), menunjukkan bahwa
perhatian yang tidak proporsional kepada stakeholders utama dapat membantu perusahaan
untuk mendapatkan legitimasi sehingga mendapatkan kinerja keuangan yang lebih baik.
Mengacu pada pembagian stakeholders oleh Freeman (1984), penelitian ini memfokuskan
pengujian konsentrasi pengungkapan CSR kepada empat stakeholders yang memang terkait
langsung dengan isu lingkungan, isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, serta isu
tanggung jawab produk. Keempat stakeholders yang dimaksud adalah karyawan,
shareholders, konsumen, dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa yang dibangun
adalah:
H3: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan
terhadap stakeholders (concentration) berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
H3a: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan
terhadap stakeholders (concentration) terkait isu lingkungan hidup pada
laporan keuangan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
H3b: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan
terhadap stakeholders (concentration) isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
10
layak pada laporan keuangan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
H3c: Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan
terhadap stakeholders (concentration) isu tanggung jawab produk pada laporan
tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Metode Penelitian Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di industri
pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian
tahun 2011-2013. Secara tahun perusahaan, jumlah sampel adalah 103 perusahaan. Data-data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan informasi yang terdapat dalam laporan
tahunan serta laporan keuangan perusahaan. Teknik pengumpulan data berupa penelitian
kepustakaan.
Kinerja keuangan digunakan sebagai variabel dependen yang mencerminkan manfaat
keuangan perusahaan yang memiliki potensi diperoleh perusahaan sebagai hasil dari
pengungkapan CSR perusahaan. Proxy yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) guna
mengukur profitabilitas aktiva secara keseluruhan (Kieso et al., 2007).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR (CSR Disclosure) yang
diukur berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu tingkat kedalaman (depth), tingkat keluasan
(breadth), dan tingkat konsentrasi informasi yang ditujukan kepada para stakeholder
(concentration). CSR Disclosure depth digunakan untuk mengukur volume pengungkapan
CSR disajikan untuk perusahaan i pada tahun t. CSR disclosure depth diukur dengan metode
content analysis, yaitu menghitung jumlah kalimat yang digunakan perusahaan sebagai unit
analisis. Acuan pengungkapan yang digunakan untuk menerapkan metode content analysis ini
adalah standar pengungkapan yang dikeluarkan oleh GRI. Sesuai dengan penjelasan pada bab
sebelumnya bahwa penulis fokus pada tiga dari enam isu yang ada dalam pedoman laporan
keberlanjutan yang dikeluarkan oleh GRI, yaitu isu lingkungan, isu praktek tenaga kerja dan
pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk. Selain itu, berdasarkan pembagian
stakeholders oleh Freeman (1984), penulis memilih karyawan, shareholders, konsumen, dan
masyarakat sebagai stakeholder yang digunakan dalam penelitian untuk dikaitkan pada isu
lingkungan, isu tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk.
Maka rumusnya adalah:
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
11
= (!"#!"#$ ×!"#!"#)
!"#!"
Dimana:
stkjcit = jumlah kalimat yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk stakeholder j
dalam isu c pada tahun t
stkjct = jumlah kalimat yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk isu c
stkct = jumlah kalimat yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan untuk isu c
Sebagai contoh, hasil dari perhitungan untuk stakeholder masyarakat dalam isu lingkungan
dijumlahkan dengan hasil perhitungan untuk tiga stakeholders lainnya, yaitu karyawan,
shareholders, dan konsumen. Hasil dari penjumlahan itu adalah nilai depth untuk isu
lingkungan. Cara ini juga berlaku untuk menghitung depth isu tenaga kerja dan pekerjaan
layak, serta isu tanggung jawab produk.
CSR Disclosure breadth digunakan untuk mengukur perbedaan stakeholder terkait cakupan
tema perusahaan pada tahun tertentu untuk menggambarkan kualitas CSR disclosure dari
perspektif stakeholder. Merujuk pada penelitian Yusoff et al. (2013), maka rumus untuk
menghitung breadth yaitu:
= !"#$%& !"# +
!"#$%&!!!"#$%& +
!ℎ!"#ℎ!"#$%!"#$%& +
!"#$%&'(!"#$%& +
!"#$%&'!"#$%&
Dimana:
Actual = jumlah indikator yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk isu c
GRI = jumlah indikator GRI untuk isu c
employee = jumlah indikator isu c yang terkait dengan karyawan
shareholder = jumlah indikator isu c yang terkait dengan shareholder
customer = jumlah indikator isu c yang terkait dengan konsumen
society = jumlah indikator isu c yang terkait dengan masyarakat
CSR Disclosure concentration digunakan untuk mengukur kecenderungan pengungkapan
kepada kelompok terpilih dari stakeholder yang memiliki pengaruh. Berdasarkan cara
penghitungan Yusoff et al. (2013), CSR disclosure concentration diukur menggunakan
koefisien gini dimana koefisien gini digunakan pada data yang berhubungan dengan
disclosure depth di seluruh tingkatan stakeholder yang digunakan.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
12
Koefisien gini:
Dimana:
y1…ym = urutan tingkat pengungkapan untuk stakeholder pada perusahaan i
dari yang terbesar hingga terkecil
ӯ = rata-rata tingkat pengungkapan untuk setiap stakeholder di
perusahaan i
m = jumlah stakeholder yang terdapat dalam analisa
Penulis menggunakan leverage (LEV) dan rasio return on assets tahun sebelumnya (ROAt-1)
sebagai variabel kontrol sesuai dengan penelitian Waddock dan Graves (1997).
4. Hasil Penelitian
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Variable N Mean Median S.D Min Max ROA 103 0.0419 0.0324 0.1176 -0.46 0.59 Depth_Total 103 6.0125 3.9861 5.4637 0.00 22.83 Breadth_Total 103 2.0811 2.1762 1.1945 0.00 5.73 Con_Total 103 0.2899 0.3063 0.1865 0.00 0.74 LEV 103 0.4898 0.4891 0.2609 0.01 1.23 ROAt-1 103 0.0699 0.0534 0.1430 -0.29 0.59
ROA memiliki nilai rata-rata 0.0419 atau sekitar 4,19%. Variabel Depth_Total didapatkan
dengan cara menghitung jumlah kalimat yang digunakan oleh perusahaan dalam
mengungkapkan kegiatan CSR. Kalimat ini ditotal berdasarkan tiga isu utama dan dibagi lagi
ke dalam empat golongan stakeholders yang telah dipilih oleh penulis, yaitu karyawan,
shareholders, pelanggan, dan masyarakat. Dari proses penghitungan yang telah dilakukan
oleh penulis, diketahui bahwa nilai rata-rata dari Depth_Total adalah 6.0125. Variabel
Breadth_Total sendiri memiliki nilai mean sebesar 2.0811 Sedangkan, variabel Con_Total
memiliki nilai rata-rata sebesar 0.2899. Variabel leverage (LEV) menunjukkan perbandingan
antara total kewajiban dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai rata-rata variable
LEV adalah sebesar 0.4898. Nilai rata-rata ROAt-1 pada penelitian ini adalah sebesar 0.0699
atau 6.99%.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
13
Terkait perbandingan jumlah depth tahun 2011 dan tahun 2012, terdapat perkembangan
penambahan jumlah kalimat yang digunakan sekitar 26% untuk isu lingkungan dan 29%
untuk isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan semakin sadar untuk mengungkapkan kegiatan CSR yang dilakukannya lebih
dalam lagi dengan cara menggunakan lebih banyak kalimat dalam menjelaskan bagaimana
perusahaan melakukan kegiatan CSR perusahaan terkait isu lingkungan dan isu praktek
tenaga kerja dan pekerjaan layak. Namun, hal berbeda terjadi pada isu tanggung jawab
produk, terjadi penurunan penggunaan kalimat dalam mengungkapkan kegiatan CSR terkait
tanggung jawab produk. Kendati begitu, jumlah penurunan ini tidak terlalu besar hanya
sekitar 7% dari tahun sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan perusahaan lebih memilih
untuk mengungkapkan kegiatan CSR terkait tanggung jawab produk menggunakan kalimat
yang lebih efektif. Sehingga, pesan yang disampaikan oleh perusahaan tetap tersampaikan
tanpa harus menggunakan banyak kalimat.
Jika diperhatikan dari 30 indikator yang terdapat dalam isu lingkungan, nampak bahwa
indikator yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan adalah indikator kinerja EN14
yang merupakan indikator tambahan bagi kategori lingkungan yang berisikan himbauan untuk
para pelaku kegiatan CSR agar dapat mengungkapkan strategi, tindakan, dan rencana
mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati. Dari 14 indikator
kinerja isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, LA1 merupakan grafik tertinggi dengan
48 perusahaan yang mengungkapkan indikator kinerja tersebut. LA1 merupakan indikator inti
dalam aspek pekerjaan yang menghimbau pelaku kegiatan CSR untuk mengungkapkan
jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah. Rata-rata
perusahaan selalu mengungkapkan hal ini setiap tahunnya agar para stakeholder mengetaui
berapa banyak karyawan dalam perusahaan tersebut. Sedangkan untuk isu tanggung jawab
produk, PR5 memiliki jumlah perusahaan tertinggi walaupun hanya 6 perusahaan. Jumlah ini
sama untuk tahun 2011 maupun 2012. PR5 merupakan indikator kinerja tambahan yang ada
dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas terkait praktek yang
berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasan
pelanggan.
Berbicara mengenai tingkat konsentrasi pengungkapan CSR kepada stakehokder tertentu, di
tahun 2011 dan 2012, pengungkapan CSR perusahaan untuk isu lingkungan dikonsentrasikan
pada masyarakat. Hal tersebut searah dengan grafik breadth terkait stakeholder kategori
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
14
lingkungan. Selanjutnya, terkait pengungkapan CSR kategori tenaga kerja dan pekerjaan
layak di tahun 2011 dan 2012, perusahaan mengkonsentrasikan pengungkapannya terkait
tenaga kerja dan pekerjaan layak pada karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memberikan perhatian lebih mengenai karyawan. Kemudian, membahas mengenai persebaran
porsi stakeholder untuk kategori produk di tahun 2011 bahwa porsi customer mendominasi
dengan 54% diikuti dengan shareholders sebesar 32%. Namun, pada tahun 2012 terjadi
persebaran yang lebih merata dengan porsi 47% untuk customer dan 45% untuk shareholders.
Hal ini mungkin terjadi karena dalam proses pemenuhan pengungkapan indikator kinerja
tanggung jawab produk, perusahaan juga banyak melibatkan karyawan. Sehingga, pada
diagram ini terlihat karyawan juga memiliki porsi yang cukup banyak.
Dan hasil pengujian menggunakan Uji Chow, Uji Breusch Pagan Lagrange Multiplier (LM),
dan Uji Hausman menunjukkan bahwa penelitian ini dapat menggunakan metode estimasi
CSRTotal_E = Nilai total pengungkapan untuk isu lingkungan
CSRTotal_L = Nilai total pengungkapan untuk isu praktek tenaga kerja
dan pekerjaan layak
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
19
CSRTotal_P = Nilai total pengungkapan untuk isu tanggung jawab
produk
LEV = Perbandingan total kewajiban dan total aset yang dimiliki
perusahaan
ROAt-1 = Rasio ROA di tahun sebelumnya
ε = Error
Dari hasil pengujian bagaimana pengaruh pengungkapan CSR terkait isu lingkungan terhadap
kinerja keuangan yang terdapat pada tabel 4.9, ternyata didapatkan hasil bahwa pengungkapan
CSR mengenai isu lingkungan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dengan peningkatan
ROA. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa stakeholder di Indonesia sangat menyukai
tindakan perusahaan untuk mengungkapkan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan CSR
terkait isu lingkungan dalam Laporan CSR.
Tabel 6. Hasil Regresi CSR Total Environment
Model CSR Total Environment ROAit = αit + β1CSRTotal_Eit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit
Variabel Prediksi Tanda Coefficient Prob Sig. C -0.1200
CSRTotal_E (+) 0.1064 0.0000 ***
LEV (-) -0.0056 0.4665 ROAt-1 (+) -0.2197 0.0005 ***
N 103
F Test Sign 0.0000 Adj R Square 0.2826
***Signifikan pada level 1% (one-tailed)
**Signifikan pada level 5% (one-tailed)
*Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Terkait pengungkapan CSR yang dilihat dari isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak
menunjukkan hasil negatif yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pengungkapan CSR
mengenai isu tersebut dapat membuat penurunan pada ROA. Hal ini bertentangan dengan
hasil penelitian Naser et al. (2002) yang mengatakan bahwa meningkatkan informasi positif
mengenai karyawan dapat menarik minat calon karyawan, serta meningkatkan nilai dari
karyawan perusahan, yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas yang lebih tinggi dan
menyebabkan kenaikan profit. Hal ini mungkin disebabkan karena pengungkapan CSR terkait
tenaga kerja dan pekerjaan layak sangat erat kaitannya dengan jumlah angkatan kerja yang
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
20
terdapat di perusahaan. Semakin banyak tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, maka
semakin banyak cost yang akan dikeluarkan terkait kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
karyawan, dimana hal tersebut merupakan hal yang wajib diungkapkan dalam Laporan CSR
perusahaan terkait isu tenaga kerja dan pekerjaan layak.
Tabel 7. Hasil Regresi CSR Total Labor
Model CSR Total Labor ROAit = αit + β1CSRTotal_Lit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit
Variabel Prediksi Tanda Coefficient Prob Sig. C 0.3716
CSRTotal_L (+) -0.0725 0.0120 ** LEV (-) 0.0587 0.1955
ROAt-1 (+) -0.3121 0.0000 ***
N 103
F Test Sign 0.0000 Adj R Square 0.1972
***Signifikan pada level 1% (one-tailed)
**Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Hasil regresi pengungkapan CSR secara keseluruhan terkait isu tanggung jawab
produk hanya menunjukkan hasil yang tidak signifikan namun memiliki pengatuh positif.
Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pengungkapan CSR terkait isu tanggung jawab produk
tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kenaikan atau penurunan ROA.
Tabel 8. Hasil Regresi CSR Total Product
Model CSR Total Product ROAit = αit + β1CSRTotal_Pit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit
Variabel Prediksi Tanda Coefficient Prob Sig. C 0.1882 CSRTotal_P (+) 0.0214 0.1855
LEV (-) 0.0711 0.1545
ROAt-1 (+) -0.2988 0.0000 ***
N 103 F Test Sign 0.0000
Adj R Square 0.1638
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed)
*Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
21
5. Kesimpulan Peningkatan penggunaan jumlah kalimat pengungkapan CSR pada tahun 2012 terjadi pada isu
lingkungan dan isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak. Sedangkan, isu tanggung jawab
produk menunjukkan hasi sebaliknya, yaitu terjadi pengurangan penggunaan kalimat pada
tahun 2012 namun tidak terlalu besar pengurangannya. Tingkat keluasan informasi dalam
pengungkapan CSR (breadth) untuk masing-masing isu memiliki hasil yang berbeda-beda.
Sebanyak 48 perusahaan mengungkapkan LA1 sebagai indikator yang paling banyak
diungkapkan oleh perusahaan. Selain itu, isu lingkungan memiliki jumlah perusahaan yang
lebih sedikit dalam hal pengungkapan CSR terkait isu dengan EN14 sebagai indikator kinerja
yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan. Kendati begitu, isu tanggung jawab produk
adalah isu yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan. Tingkat konsentrasi informasi
kepada stakeholder tertentu dalam pengungkapan CSR (concentration) terkait isu lingkungan
didominasi oleh masyarakat sebagai stakeholder yang memiliki porsi terbanyak dalam
pengungkapan CSR. Isu tenaga kerja dan pekerjaan layak didominasi oleh karyawan sebagai
stakeholder yang paling banyak diungkapkan. Kemudian, isu tanggung jawab produk
didominasi oleh konsumen.
Dan dari hasil pengujian yang didapat bahwa ternyata depth memiliki hubungan positif yang
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya, breadth dan concentration
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa
depan. Namun, jika dilihat pengungkapan CSR diuji secara keseluruhan terhadap kinerja
keuangan, hasilnya menunjukkan hubungan positif yang signifikan terhadap kinerja
keuangan. Hal ini selaras dengan hasil pengujian pengungkapan CSR terkait isu lingkungan
terhadap kinerja keuangan yang menunjukkan hasil positif yang sginifikan. Sedangkan,
pengungkapan CSR terkait isu tenaga kerja dan karyawan memiliki pengaruh sebaliknya,
yaitu negatif dan signifikan. Dan untuk pengungkapan CSR terkait isu tanggung jawab
produk menunjukan pengaruh positif yang tidak signifikan.
6. Saran Menambah periode penelitian sehingga didapat jumlah sampel yang lebih banyak dan
menambah variabel dan penambahan isu lain yang terkait sehingga membuat hasil menjadi
lebih representatif.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
22
7. Daftar Referensi
Altman, I., & Taylor, D. 1973. Social penetration: The development of interpersonal
relationships. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Amalia, Farida. 2008. Analisis pengaruh pengungkapan sosial pada laporan tahunan
perusahaan terhadap imbal hasil saham: (Studi kasus perusahaan publik di BEJ). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Antonius, Y. 2012. Analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan pertambangan dan perkebunan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Aras, G., Aybars, A., Kutlu, O. 2010. Managing corporate performance: Investigating the
relationship between corporate social responsibility and financial performance in emerging markets. International Journal of Productivity and Performance Management, 59, 229-254.
Balabanis, G., Phillips, H. C., Lyall, J. 1998. Corporate social responsibility and economic
performance in the top British companies: Are they linked?. European Business Review, 98, 25-44.
Basamalah, Anies S., and Johnny Jermias. 2005. Social and environmental reporting and
auditing in Indonesia: Maintaining organizational legitimacy ?. Gadjah Mada International Journal of Business, 7, 109 – 127.
Bursa Efek Indonesia diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.idx.co.id Fitria, S., Hartanti, D. 2010. Islam dan tanggung jawab sosial: Studi perbandingan
pengungkapan berdasarkan Global Reporting Initiatives indeks dan Islamic Social Reporting indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Freeman, R. E. 1984. Strategic management: A stakeholder approach. Marshfield,
MA: Pitman Publishing. Global reporting Initiatives diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.globalreporting.org Gray R. H., Owen, D. L. & Adams C. 1996. Accounting and accountability: Changes and
challenges in corporate social and environmental reporting. London: Prentice Hall. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics (4th edition). McGraw-Hill: New York. Hendriksen, Eldon S. and Michael F. Van Breda. 2002 Teori Akuntansi, diterjemahkan oleh
Herman Wibowo, edisi 5. Jakarta: Interaksara. Janggu, T., Joseph, C., Madi, N. 2007. The current state of corporate social responsibility
among industrial companies in Malaysia. Social Responsibility Journal, 3, 9-18. Manurung, Dwi E., M. 2012. Analisis penerapan corporate social responsibilitypada PT
Perkebunan Nusantara IV-Medan. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
23
McWilliams, Abagail and Donald Siegel. 2001. Corporate social responsibility: A theory of the firm perspective. Academy of Management Review, 26, 117-127.
Naser, K., Al-Khatib, K., Karbhari, Y. 2002. Empirical Evidence on the depth of corporate
information disclosure in developing countries: The case of Jordan. International Journal on Corporate Management, 12, 122-152.
Nurdianty, P. 2008. Analisa hubungan pengungkapan corporate governance dan
pengungkapan corporate social responsibility. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.ojk.go.id Rahayu, H. 2010. Pengaruh kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan-
perusahaan di sektor perbankan Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Risa, N., W. 2012. Analisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui laporan
tahunan dan website di industri perbankan Indonesia tahun 2010. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siregar, S. V., Bachtiar, Y., 2010. Corporate social reporting: Empirical evidence from
Indonesian Stock Exchange. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, 3, 241-252.
Timothy, Jazzy. 2012. Analisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap likuiditas saham.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Waddock, S. A., Graves, S. B. 1997. The corporate social performance – financial
performance link. Strategic Management Journal, 18, 303-319. Wardhani, Ambar Retno. 2007. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Wright, P., Ferris, S. P. 1997. Agency conflict and corporate strategy: Effect of divestment on
corporate value. Strategic Management Journal, 18, 77-83. Yusoff, H., & Mohamad, S.S. 2013. The influence of CSR disclosure structure on corporate
financial performance: Evidence from stakeholders’ perspectives. Procedia Economics and Finance, 7, 213-220.