1 ANALISIS PENDIDIKAN PEMILIK, PEMAHAMAN AKUNTANSI, BUDAYA PERUSAHAAN, MODAL USAHA, DAN UMUR USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH DI KABUPATEN BANYUMAS Putri Nurmala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Abstract This study aimed to examine the effect of the owner education, understanding of accounting, enterprises culture, enterprises capital, and age of enterprises toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. This research is a quantitative study and survey methods in data collection. Questionnaires were distributed to 30 respondents who are the owners of medium-sized enterprises in Banyumas. Multiple linear regression analysis was used as an analytical tool in this study. The resulting conclusion is the owner education, understanding of accounting, and enterprises culture have significant effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. In the other hand, enterprises capital and age of enterprises have no effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. Keywords: the owner education, understanding of accounting, enterprises culture, enterprises capital, age of enterprises, using of accounting information I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja UKM menunjukan adanya peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat pada besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh aktivitas UKM yang dicatat oleh BPS dari tahun 2003 - 2007, jumlah UKM pada tahun 2003 - 2006 dan 2007 berturut - turut mrncapai 52,10 % ; 52,35 % ; 53,16 % ; dan 53,40 % dari total unit usaha di Indonesia dan menyerap 99,4 % dari total angkatan kerja yang bekerja sama dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 52,89 %. Kemudian BPS menunjukkan besaran PDB di tahun 2008 mencapai nilai Rp 1.013,5 triliun (56,7 persen dari PDB). Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2008 mencapai 42,4 juta, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 79 juta pekerja. Bahkan menurut Purnomo Setyawan (2009), pertumbuhan PDB UKM periode 2005 – 2008 ternyata lebih tinggi daripada total PDB, yang sumbangan pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan Usaha Besar (Setyawan, 2009). Eksistensi dan kinerja UKM yang semakin menggeliat tersebut bukan tanpa masalah dan kendala. Masih banyak UKM yang sebenarnya memiliki potensi kuat akan tetapi terhalang oleh banyak kendala sehingga efektivitas dan efisiensi kegiatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS PENDIDIKAN PEMILIK, PEMAHAMAN AKUNTANSI, BUDAYA
PERUSAHAAN, MODAL USAHA, DAN UMUR USAHA TERHADAP
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH DI
KABUPATEN BANYUMAS
Putri Nurmala
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
Abstract
This study aimed to examine the effect of the owner education, understanding of
accounting, enterprises culture, enterprises capital, and age of enterprises toward the using
of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. This research is a
quantitative study and survey methods in data collection. Questionnaires were distributed to
30 respondents who are the owners of medium-sized enterprises in Banyumas.
Multiple linear regression analysis was used as an analytical tool in this study. The
resulting conclusion is the owner education, understanding of accounting, and enterprises
culture have significant effect toward the using of accounting information of medium-sized
enterprises in Banyumas. In the other hand, enterprises capital and age of enterprises have
no effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in
Banyumas.
Keywords: the owner education, understanding of accounting, enterprises culture,
enterprises capital, age of enterprises, using of accounting information
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja UKM menunjukan adanya
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat pada
besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh aktivitas UKM yang dicatat oleh BPS dari tahun 2003 - 2007,
jumlah UKM pada tahun 2003 - 2006 dan 2007 berturut - turut mrncapai 52,10 % ;
52,35 % ; 53,16 % ; dan 53,40 % dari total unit usaha di Indonesia dan menyerap 99,4 % dari total angkatan kerja yang bekerja
sama dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar
52,89 %. Kemudian BPS menunjukkan besaran PDB di tahun 2008 mencapai nilai
Rp 1.013,5 triliun (56,7 persen dari PDB). Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2008 mencapai 42,4 juta, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 79 juta pekerja. Bahkan menurut
Purnomo Setyawan (2009), pertumbuhan PDB UKM periode 2005 – 2008 ternyata lebih tinggi daripada total PDB, yang
sumbangan pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan Usaha Besar
(Setyawan, 2009). Eksistensi dan kinerja UKM yang
semakin menggeliat tersebut bukan tanpa
masalah dan kendala. Masih banyak UKM yang sebenarnya memiliki potensi kuat
akan tetapi terhalang oleh banyak kendala sehingga efektivitas dan efisiensi kegiatan
2
operasinya menjadi terganggu. Bahkan tidak sedikit UKM yang kemudian harus mengalami stagnasi dan bangkrut. Hal itu
dikarenakan UKM tersebut belum ahli dalam mengatasi beragam masalah yang
dapat muncul selama praktik usaha berlangsung.
Permasalahan yang biasanya
banyak dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah antara lain dalam bidang
pemasaran, keuangan, dan manajemen (Dodge dan John, Xueli dan Allan, 1999; Barbara, et al, 2000). Hal tersebut juga
dinyatakan oleh Tambunan (2000), bahwa masalah lemahnya manajemen, pemasaran,
kekurangan pembiayaan, kekurangan keterampilan, kekurangan bahan baku, serta kelemahan dalam penyerapan
tekonologi merupakan faktor penghambat pengembangan UKM.
Permasalahan lain juga diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Mall dan Bala (1988), Theng dan Jasmine
(1996), menunjukkan bahwa penyebab kegagalan UKM berasal dari faktor-faktor
luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, dan juga faktor dari dalam perusahaan itu sendiri
antara lain personality, financial, dan operational short coming (Theng dan
Jasmine, 1996). UKM menghadapi permasalahan dalam bidang pemasaran produk, teknologi, permodalan, kualitas
sumber daya manusia, persaingan usaha yang ketat, kurangnya teknis produksi dan
keahlian dan masalah manajemen termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan akuntansi.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut, dapat diambil suatu benang
merah bahwa sebetulnya usaha-usaha kecil memiliki karakter permasalahan yang sama. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
tidak memiliki cukup informasi, baik informasi dari dalam ataupun luar usaha.
Salah satu sistem yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan adalah sistem informasi
akuntansi. Kurangnya informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dapat
membahayakan kelangsungan usaha kecil.
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-
pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi meliputi informasi kuantitatif tentang informasi
kekayaan entitas, likuiditas, informasi yang berkenaan dengan distribusi nilai
tambah di antara stake holder, dan sejumlah besar informasi berhubungan dengan ekonomi dalam perusahaan
(Staubus, 1985). Penelitian Arnold dan Hope (1990), menyatakan bahwa pada
dasarnya informasi akuntansi bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan,
pengawasan, dan implementasi keputusan-keputusan tersebut. Penggunaan informasi
akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen, dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,
1991). Selain itu informasi akuntansi juga berguna dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang, mengontrol biaya, mengukur dan
meningkatkan produktivitas dan memberikan dukungan terhadap proses
produksi (Johnson dan Kaplan, 1987). Penelitian yang dilakukan oleh
Holmes dan Nicholls (1989)
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Australia antara lain, ukuran bisnis, masa manajemen mempimpin operasional
usaha, sektor industri, dan pendidikan pemilik atau manajer usaha.
Urgensi sistem informasi akuntansi pada usaha kecil yang telah dipaparkan diatas membuat ketertarikan penulis untuk
melakukan penelitian pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi seperti faktor pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal
usaha, dan umur usaha pada UKM di Kabupaten Banyumas. Alasan penulis
memilih menggunakan variabel seperti pendidikan pemilik usaha, pemahaman
3
akuntansi pemilik usaha, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha adalah:
(a) Peran pemilik usaha atau manajer sangatlah dominan dalam menjalankan
usaha atau suatu perusahaan. Pemilik usaha yang pernah mengenyam pendidikan formal dengan jenjang yang lebih tinggi
(perguruan tinggi) akan memiliki pemahaman, keahlian, dan keterampilan
yang berbeda dalam mengelola usaha, dibandingkan dengan pemilik yang mengenyam pendidikan dengan jenjang
yang lebih rendah (dari pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah
Menengah Atas). Pemilik usaha atau manajer yang memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi akan lebih mampu
dalam mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi dibandingkan dengan
yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih rendah.
(b) Pemahaman akuntansi pemilik usaha dapat
tercermin melalui perlakuan pemilik usaha atau manajer dalam mengelola keuangan
perusahaan. Dengan kata lain, praktik akuntansi dalam suatu perusahaan mencerminkan tingkat pemahaman
akuntansi pemilik. Kemudian pemahaman akuntansi juga dapat diidentifikasi dari
pengalaman pemilik usaha atau manajer pada partisipasinya dalam program pelatihan akuntansi yang pernah diikuti.
Semakin baik pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha atau manajer,
maka makin baik pula kemampuan mereka dalam menggunakan informasi akuntansi.
(c) Budaya organisasi dapat tercermin melalui
asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki para
anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan
(Schein, 1986; Hofstede, 1980; Sackman, 1992; Meschi dan Reoger, 1995). Maka
dari itu, budaya organisasi atau budaya perusahaan memiliki pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan motivasi pemilik
usaha atau manajer dalam mencapai tujuan usaha atau perusahaan, dengan demikian
akan berpengaruh pula dengan perilaku pemilik atau manajer dalam
mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi, mengingat keberadaan informasi akuntansi yang
handal akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
budaya organisasi yang baik dan matang akan lebih mempunyai kemampuan yang baik dalam menggunakan informasi
akuntansi, dari pada perusahaan yang memiliki budaya organisasi dengan taraf
yang lebih rendah. (d) Perusahaan yang masih berkembang akan
cenderung membutuhkan modal usaha,
sehingga perusahaan akan berusaha mencari akses sumber modal. Di sisi lain,
lembaga keuangan seperti bank yang kerap menjadi target sumber modal bagi UKM, berlaku prudent atau hati-hati dalam
menyalurkan pinjaman modal pada UKM. Sehingga, untuk dapat bermitra dengan
lembaga keuangan atau bank, usaha kecil dituntut agar dapat menyajikan proposal mengenai gambaran usahanya untuk
kemudian dapat dinilai sebagai usaha yang feasible (layak usaha), dan bankable
(memenuhi ketentuan bank). Untuk dapat menyusun proposal yang handal dan reliable, maka informasi akuntansi yang
baik dan akurat sangat dibutuhkan. Maka dari itu, perusahaan yang masih
membutuhkan modal usaha berupa pinjaman modal dari lembaga keuangan, akan lebih memperhatikan penggunaan
informasi akuntansi dalam perusahaannya, dalam rangka menghasilkan proposal atau
laporan keuangan yang handal. (e) Holmes dan Nicholls (1989)
mengemukakan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha (lamanya suatu usaha berdiri mulai
dari awal beroperasi hingga saat ini). Studi tersebut menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan
untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat
keputusan, jika dibandingan dengan perusahaan yang lebih tua usianya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Astuti
(2007), dan Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
4
informasi akuntansi adalah skala usaha, di mana semakin besar skala usaha maka semakin tinggi penggunaan informasi
akuntansi dari usaha tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin fokus penelitian mengacu
kepada usaha menengah yang kemungkinan besar sudah menggunakan informasi akuntansi, sehingga penelitian
dapat fokus terhadap seberapa besar pengaruh kelima variabel bebas yang
diteliti mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi tanpa mengkhawatirkan apakah usaha yang
diteliti sudah menggunakan informasi akuntansi atau belum.
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis percaya sangatlah penting untuk meneliti lebih lanjut
mengenai sistem informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Penulis mengambil judul: “Analisis
Pengaruh Pendidikan Pemilik,
Pemahaman Akuntansi, Budaya
Perusahaan, Modal Usaha, dan Umur
Usaha Terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi Pada Usaha Menengah di
Kabupaten Banyumas”.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
2. Apakah pemahaman akuntansi pemilik dapat meningkatkan
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
3. Apakah budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
4. Apakah modal usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
5. Apakah semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha
menengah di Kabupaten Banyumas?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendidikan pemilik usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui pengaruh pemahaman akuntansi pemilik terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
3. Mengetahui pengaruh budaya perusahaan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
4. Mengetahui pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
5. Mengetahui pengaruh umur usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian
1. Usaha menengah yang diteliti, hasil
penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi yang berguna dalam proses
pengambilan keputusan sebagai usaha mencapai tujuan dan
keberhasilan usaha menengah. 2. Bagi akademisi, sebagai
sumbangsih bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan sebagai bahan informasi, khususnya
penggunaan informasi akuntansi bagi usaha menengah, serta dapat digunakan sebagai referensi dalam
penelitian selanjutnya. E. Model Penelitian
Technology Acceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru,
sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan
mereka akan menggunakannya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
5
keputusan pengguna dalam menggunakan teknologi baru tersebut adalah perilaku dari pengguna tersebut. Hal ini dapat
dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB) di mana teori ini
menjelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama, yaitu sikap attitude toward the
behavior, subjective norms, dan behavioral control.
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan rekapitulasi hasil penelitian terdahulu (Tabel 1) maka
diajukan model penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Model
penelitian menggambarkan pengaruh antara pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan,
modal usaha, dan umur usaha (variabel bebas) terhadap penggunaan informasi
akuntansi (variabel terikat).
Variabel bebas Variabel terikat
F. Hipotesis
H1: Pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas. H2: Pemahaman akuntansi pemilik usaha
dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. H3: Budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H4: Modal usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H5: Semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
II. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK
ANALISIS DATA
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode survei. 2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, umur
usaha, dan penggunaan informasi akuntansi.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah. 4. Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari: a. Data hasil studi kepustakaan berupa