ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TRANSAKSI BERJALAN, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP CADANGAN DEVISA DI INDONESIA, MALAYSIA DAN SINGAPURA PERIODE 2001-2014 SKRIPSI Diajukkan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: Indri Filiyana Sari NIM: 1111084000036 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
125
Embed
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TRANSAKSI BERJALAN, DAN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TRANSAKSI BERJALAN, DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP CADANGAN DEVISA DI
INDONESIA, MALAYSIA DAN SINGAPURA PERIODE 2001-2014
SKRIPSI
Diajukkan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Indri Filiyana Sari
NIM: 1111084000036
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
iv
Abstract
The study aimed to analyze the factors that influence the dynamics of foreign exchange reserves in Indonesia, Malaysia and Singapore during 2001-2014. The data are obtained from secondary data published by Bank Indonesia and IRFCL (International Reserves and Foreign Currency Liquidity) during 2001-2014. The methodology used the analysis of panel data estimation with Fixed Effects Model (FEM). From the three variables are tested, the results showed that variable exchange rates has significant negative effect on foreign exchange reserves. Current Account has significant positive effect on foreign exchange reserves. However, economic growth has no significant influence to the Foreign Reserves of Indonesia, Malaysia and Singapore during 2001-2014.
Keywords: foreign exchange reserves, exchange rate, current account, economic growth, Indonesia, Malaysia and Singapore
v
Abstrak
Penelitian in bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dinamika cadangan devisa di Indonesia, Malaysia dan Singapura periode 2001-2014. Data penelitian didapat dari data sekunder terbitan Bank Indonesia dan IRFCL (International Reserves and Foreign Currency Liquidity) periode 2001-2014. Metodologi yang digunakan yakni analisis data panel dengan estimasi Model Efek Tetap (MET). Dari tiga variable yang diujikan, Hasil penelitian menunjukkan Variabel nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap Cadangan Devisa. Variabel Transaksi Berjalan berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa. Namun, variabel pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Malaysia dan Singapura periode 2001-2014.
Kata kunci: cadangan devisa, nilai tukar, transaksi berjalan, pertumbuhan ekonomi, Indonesia, Malaysia dan singapura
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
rizki, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat waktu. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan,
bimbingan, semangat, dan do’a dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling
penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan Nya tidak
mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala
kemudahan dan nikmat yang Engkau berikan, ya Rabb.
2. Orang Tua ku, Endyanto dan Ririn Filtrini, dan kakak serta dua adik ku
Austine Fillendri, Refilian Al Rani dan Renda Audi Permaisuri yang
tercinta, terima kasih atas Do’a, motivasi dan semangat yang diberikan
selama ini hingga aku bisa mencapai bangku kuliah dan menyelesaikan
studi ku. Semoga selanjutnya Indri bisa menjadi kebanggaan di keluarga.
Amiin.
3. Bapak Roikhan Moch. Aziz, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dari awal semester 1
hingga kini aku menyelesaikan studi ku.
4. Bapak Pheni Chalid, Ph.D selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan
kerendahan hatinya selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
pengarahan, ilmu, serta bimbingan yang sangat berarti selama proses
penyelesaian skripsi ini. Terima Kasih atas saran dan arahan yang bapak
berikan selama proses penulisan, semoga Allah SWT membalas kebaikan
Bapak.
5. Bapak Tony S. Chendrawan, ST., SE., Msi. Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi 2 yang dengan kerendahan hatinya selalu bersedia meluangkan
vii
waktu untuk memberikan pengarahan, ilmu, serta bimbingan yang sangat
berarti selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima Kasih atas saran dan
arahan yang bapak berikan selama proses penulisan, semoga Allah SWT
membalas kebaikan Bapak.
6. Bapak Zuhairan Y. Yunan, SE., M.Sc dan Bapak Zaenal Muttaqin, MPP,
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan, di Fakultas Ekonomi Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah meluangkan waktu dan arahan yang baik selama saya
berkonsultasi.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi Bisnis, yang telah memberikan
ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu
memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB
UIN Jakarta. Jajaran karyawan dan Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah melayani dan membantu saya selama perkuliahan.
8. Bapak Edy Supandhi, Ibu wiwiek, Ibu Ance, Mbak Alya, Mbak Ning, Pak
Slamet, Mas Hendra, dan pak Budi selaku staf perpustakaan Umum Bank
Indonesia yang telah memberikan pelajaran berharga selama Magang di
Grup Riset Edukasi Kebanksentralan BI dan membantu mencari referensi
tambahan bagi skripsi ini.
9. Teman-Teman Beasiswa Bidikmisi 2011 dan rekan sepermainan di
Asrama Putri UIN Jakarta yakni Purnamasari, Suhartika, Desi Agustin,
Syarifah, Ida Daroyani, Nurkhaliza, Fafa, Yanti, Nita dll yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Sukses buat kalian kedepannya dan cepat
menyusul yaa.
10. Teman-teman IESP Ekonomi Pembangunan 2011, Refi, Dilla, Fajar, Ayu,
teman angkatan 2011 lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terimakasih atas empat tahun kebersamaan kita yang penuh warna semoga
kalian cepat menyusul dan kita pasti bertemu lagi.
viii
11. Teman-Teman KKN-Teropong UIN Jakarta 2014 (Refi, Fajar, Lia, Nung,
Nepho, Maryanti, Uswah, Ucup, Izzat, Indras, Ridho, Doni, Ade dan
Eko), terimakasih atas kebersamaan selama satu bulan penuh KKN di
Bogor. Kalian Luar Biasa sekali. Semoga kalian sukses dan kita pasti
bertemu lagi.
Seperti peribahasa “Tak ada Gading yang Tak Retak” Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun bagi
skripsi ini. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2015
Indri Filiyana Sari
ix
DAFTAR ISI
Cover Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi Lembar Pegesahan Ujian Komprehensif Lembar Pengesahan Ujian Skripsi Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................. ii Abstract ..................................................................................................................... iv
Abstrak ...................................................................................................................... v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi Daftar Isi ................................................................................................................. ix
Daftar Tabel ............................................................................................................ xiii Daftar Gambar ......................................................................................................... xiv
Daftar Grafik ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tabel 1.3 memperlihatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama
periode 2010 hingga 2014 atau lima tahun terakhir memiliki rata-rata tertinggi
yakni 6,04 persen dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang masing
di kisaran rata-rata 4,94 persen dan 5,5 persen. Hal ini bisa menjadi kekuatan
tersendiri bagi Indonesia dengan pertumbuhan tersebut agar memacu kinerja
ekonomi di sektor riil dan finansial sebagaimana akan mempengaruhi pos
Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Taransaksi Modal Finansial.
Setelah mengamati fenomena yang terjadi pada dinamika Perubahan
Cadangan Devisa di ketiga negara tesebut, serta memperhatikan proposisi
mengenai faktor yang mempengaruhinya pada kajian terdahulu. Maka saya
7
tertarik untuk menganalisis sejauh mana variabel Moneter dan ekonomi dalam
mempengaruhi Laju Perubahan Cadangan Devisa di tiga Negara Kawasan Asia
Tenggara. Analisis tersebut akan dibahas pada Skripsi berjudul “Analisis
Pengaruh Nilai Tukar, Transaksi Berjalan, dan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Cadangan Devisa di Indonesia, Malaysia dan Singapura Periode
2001-2014”.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka
penulis ingin melakukan pembuktian secara empiris dengan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar, Transaksi Berjalan, dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Cadangan Devisa di Indonesia, Malaysia, dan
Singapura Periode 2001-2014 secara parsial atau individual?
2. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar, Transaksi Berjalan, dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Cadangan Devisa di Indonesia, Malaysia, dan
Singapura Periode 2001-2014 secara simultan atau bersama-sama?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh Nilai Tukar, Transaksi Berjalan, dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Cadangan Devisa di Indonesia, Malaysia, dan
Singapura Periode 2001-2014 secara parsial atau individual.
8
2. Mengetahui pengaruh Nilai Tukar, Transaksi Berjalan, dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Cadangan Devisa di Indonesia, Malaysia, dan
Singapura Periode 2001-2014 secara simultan atau bersama-sama.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penulisan penelitian ini, manfaat yang akan
didapat dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini merupakan kajian ilmiah dan aplikasi ilmu
pengetahuan yang diharapkan dapat menjadi wacana bagi penelitian
berikutnya terutama penelitian yang berhubungan dengan Cadangan
Devisa di negara kawasan Asia Tenggara.
2. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian dapat menambah literatur dan sumber
informasi di lingkungan program sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bsinis
khusunya program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Perekonomian Terbuka
Macroeconomics having to do with the whole or the agregate of an economy, such as the total receipts and payments of a nation and the general price index (Salvatore,1996:4). International economics deals with the economics relations and interdependence among nations, these influence (and are in turn influence by) the political, social, cultural, and military relations among the nation’. Balance of payments is the measure nation’s total receipts from and total payments to the rest of the world, also called open economy macroeconomics. (Salvatore-Schaum’s,1996:3)
Berbeda dengan Makroekonomi tertutup, suatu perekonomian terbuka
dapat menabung dengan cara melakukan investasi domestik dan investasi
luar negeri. Oleh karena itu, tabugan nasionalnya sama dengan investasi
Arus Modal Keluar Netto > 0 Arus Modal Keluar Netto = 0 Arus Modal Keluar Netto < 0 Sumber: N.G Mankiw, Macroeconomics 6th Edition, 2007
Ikhtisar dari hasil kegiatan perekonomian terbuka disajikan pada
Neraca Pendapatan Nasional dan Neraca Pembayaran suatu negara.
11
Kedua-nya merupakan hal penting dalam mempelajari makro ekonomi
semua perekonomian terbuka yang saling tergantung satu sama lain,
karena kedua hal tersebut menunujukkan pola-pola pengeluaran nasional
dan dampak-dampak internasionalnya (Krugman,1999:35).
a) Neraca Pembayaran
Balance of Payments is a summary statement of all the economic
transaction of a nation with the rest of the world during a given year.
(Salvatore-Schaum’s, 1996:164). Neraca pembayaran atau (Balance of
Paayment) merupakan dokumen sistematis dari semua transaksi
ekonomi antara penduduk suatu negara (residen) dengan penduduk
negara lain (nonresiden) dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu
tahun. (Apridar, 2009:135). Sedangkan menurut Salvatore (1997:68)
Balance of Payment atau neraca pembayaran merupakan ringkasan
pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua
transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan
penduudk negara lain dan dicatat dengan metode tertentu dan dalam
kurun waktu tertentu.
b) Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran suatu negara mencakup seluruh transaksi
internasional yang diartikan sebagai akktivitas pertukaran barang, jasa
serta aset (alat pembayaran atau benda-benda lain yang mengandung
nilai ekonomi) antara penduduk dari suatu negara dengan penduduk
dari negara lain. Istilah penduduk di sini tidak hanya individu tapi juga
12
merujuk pada perusahaan, badan hukum, dan pemerintah. Selain itu,
hadiah dan beberapa bentuk transfer yang tidak disertai dengan
pembayaran juga dimasukkan dalam pencatatan Neraca Pembayaran.
Setiap transaksi yang mengakibatkan suatu pembayaran kepada pihak
luar negeri akan masuk dalam pencatatan Debet serta dibubuhi tanda
negatif atau kurung. Sedangkan transaksi yang menghasilkan
penerimaan akan dicatat dalam sisi Kredit dan bertanda positif. Neraca
pembayaran juga mencakup seluruh transaksi yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam posisi devisa suatu negara, baik yang
drisebabkan oleh transaksi perdagangan dan jasa maupun transaksi
finansial lintas negara (Basri, 2010:13). Persamaan NPI = NTB +
NTMF, dimana NPI adalah neraca Pembayaran Internasional, NTB
adalah Neraca Transaksi Berjalan dan NTMF adalah Neraca Transaksi
Modal Finansial.
c) Pendekatan Monetary Approach to the Balance of Payment
(MABOP) versi Johnsonian
Pendekatan pada penelitian ini mengacu pada pendekatan Neraca
Pembayaran versi Johnsonian dalam “The Two Monetary Approaches
to the Balance of Payments (MABOP):Keynesian and Johnsonian dari
IMF Working Paper WP/01/100. Penelitian oleh J.J Polak (2001) ini
menganalisis Neraca Pembayaran versi Johnsonian dan Keynesian.
Titik perbedaannya terletak pada ekspansi kredit yag memiliki
pengaruh terhadap kondisi Balance of Payment. MABOP versi
13
Johnsonian merupakan pembuktian pada empat negara maju yakni
Australia, Jepang, Swedia dan Spanyol. Dalam penelitian versi
Johnsonian ini didapat persamaan sebagai berikut:
∆MO = ∆R + ∆D (2.3)
∆R = ∆M – ∆D (2.4)
Dimana: ∆MO sebagai money supply yang merupakan fungsi dari
p (tingkat harga), y (pendapatan riil), i (tingkat suku bunga), ∆R sebagai
Reserves / Cadangan Devisa, ∆D sebagai Kredit Domestik
R = f ( p, y, i, D) (2.5)
Dimana berdasarkan persamaan 2.5 tersebut terlihat bahwa kondisi
Neraca Pembayaran juga dipengaruhi oleh (fluktuasi pada p,y,i) dan
dampak dari risiko spesifik negara (∆D), terhadap perubahan cadangan
devisa (∆R) .
2. Cadangan Devisa
a) Pengertian Cadangan Devisa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cadangan
diartikan sebagai sesuatu atau persediaan untuk suatu keperluan yang
akan dipakai apabila diperlukan saja, sedangankan devisa diartikan
sebagai alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang
luar negeri.
“Cadangan devisa yang sering disebut dengan internasional reserves and foreign currency liquidity (IRFCL) atau Official reserve asset didefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu, guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau dalam rangka stabilitas
14
moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya” (Gandhi,2006:3)
Cadangan Devisa dituntut harus dapat dipergunakan setiap saat
apabila diperlukan, maka cadangan devisa biasanya berupa kekayaan
dalam bentuk uang asing yang mudah diperjualbelikan, emas, dan
tagihan jangka pendek kepada bukan penduduk yang bersifat likuid.
Selanjutnya agar cadangan devisa tersebut bersifat likuid, maka
cadangan devisa sebaiknya dalam bentuk aset yang dapat dengan
mudah dipergunakan setiap saat sesuai kebutuhan (dalam definisi IMF,
kriteria likuid adalah dapat dicairkan sebelum jangka waktu satu tahun)
(Gandhi,2006:4). Oleh karena itu, cadangan devisa harus tersimpan
sebagai tagihan pemerintah kepaada bukan penduduk dalam bentuk
valuta asing yang mudah dikonversikan. Dengan demikian aset yang
tidak dikuasai pemerintah dan yang terkait persyaratan tertentu untuk
jangka waktu lebih dari satu tahun tidak dapat dikatakan sebagai
Official Reserve Assets.
Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam
neraca lalu lintas moneter. Cadangan devisa disimpan dalam neraca
pembayaran (BOP). Cadangan devisa lazim diukur dengan rasio
cadangan resmi terhadap impor, yakni jika cadangan devisa cukup
untuk menutupi impor suatu negara selama 3 bulan, lazim dipandang
sebagai tingkat yang aman, dan jika hanya 2 bulan atau kurang maka
akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran (Rustian
Kamaluddin, 1998).
15
Dalam perkembangan ekonomi nasional Indonesia dikenal dua
terminologi cadangan devisa, yaitu official foreign exchange reserve
dan country foreign exchange reserve, yang masing-masing mempunyai
cakupan yang berbeda. Pertama, merupakan cadangan devisa milik
negara yang dikelola, diurus, dan ditatausahakan oleh bank sentral,
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh UU No. 13 Tahun 1968.
Kedua, mencakup seluruh devisa yang dimiliki badan, perorangan,
lembaga, terutama lembaga keuangan nasional yang secara moneter
merupakan bagian dari kekayaan nasional (Halwani, 2005).
b) Komponen Cadangan Devisa
Secara umum, menurut Metadata Departemen Pengelola Devisa
Bank Indonesia, cakupan data devisa setiap negara yang melaporkan
cadangan devisa nya ke IMF mengacu pada the Balance of Payments
Manual 6th edition (BPM6) dan The International Reserve and Foreign
Currency Liquidity (IRFCL) Guidelines for a Data Template yang
dikeluarkan oleh IMF pada 23 Maret 1999 yakni meliputi:
1. Cadangan dalam Valuta Asing (foreign currency reserves)
adalah keseluruhan tagihan Bank Indonesia kepada bukan
penduduk baik dalam bentuk simpanan dan uang kertas asing
(deposits and currency) maupun surat-surat berharga
(securities);
2. Posisi cadangan di IMF (Reserve Posistion in the Fund -RPF);
3. Hak tarik khusus (Special Drawing Rights - SDR);
4. Emas Moneter (Monetary Gold) ;
5. Cadangan devisa lainnya (other Reserve Assets).
16
c) Peranan Cadangan Devisa
Cadangan devisa resmi Indonesia (Indonesia Official Reserve
Assets) merupakan aset eksternal yang dapat langsung tersedia bagi dan
berada di bawah kontrol bank Indonesia selaku otoritas moneter untuk
Pendapatan Nasional (PDB) dari setiap negara jika dibagi dengan
jumlah penduduk dalam negara tersebut akan menghasilkan angka
pendapatan per kapita. Nilai inilah yang dijadikan acuan oleh World
Bank 2008, dan dari nilai tersebut, diklasifikasikan tingkatan negara
berdasarkan GNI per kapita sebagai berikut: (Kuncoro,2010:42)
1) Low-Income Economies – Negara berpenghasilan rendah
dengan GNI per kapita kurang atau sama dengan < US$ 975.
2) Middle-Income Economies – Negara berpenghasilan menengah
dengan GNI per kapita lebih dari US$ 975 namun kurang dari
28
US$ 11.905. Kelompok ini dibagi lagi menjadi dua yakni:
Lower-middle income economies (US$ 976-US$ 3.855); dan
Upper middle income economies (US$ 3.856-US$ 11905).
3) High-Income Economies – negara berpenghasilan tinggi
dengan GNI per Kapita lebih dari US$11.906.
b) Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut teori pertumbuhan ekonomi klasik ada empat faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wialayah, yakni:
jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan
kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan
(Sukirno,2010:433)
Menurut Teori Schumpeter (Sukirno,2010:434) Kegiatan
ekonomi suatu negara dipengaruhi olleh peranan wirausaha atau
Enterpreneurship dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam
teori ini dijelaskan, para pengusaha akan terus menerus melakukan
inovasi atau pembaharuan dalam kegiatan ekonomi. Inovasi ini akan
meningkatkan efisiensi produksi suatu barang, memperkenalkan
barang-barang baru, memperluas pasar barang, dan mengembangkan
sumber bahan mentah alternatif yang dapat terbaharui. Namun
pendekatan teori ini pada akhirnya akan emenemui sebuah pangkal
dimana para pengusaha membutuhkan modal atau investasi lebih dalam
upaya memperluas pasaran dan terus melakukan inovasi.
29
Teori Harord Domar, menyadari akan pentingnya peningkatan
kapasitas barang modal tersebut, maka analisis ini menganalisis
bagaimana syarat agar kapasitas barang modal yang bertambah itu akan
sepenuhnya digunakan? Pendekatan ini merupakan pelengkap dan
kelanjutan dari pendekatan Keynesian. Pada pendekatan ini, disebutkan
barang barang modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan
apabila AE1 = C + I1 + G1 + (X-M)1 dimana I1 + G1 + (X-M)1 sama
dengan (I +∆퐼). Maka pertumbuhan ekonoi yang teguh hanya mungkin
dicapai bila I + G + (X-M) terus meneru bertambah dengan tingkat
yang berkelanjutan.
Teori Pertumbuhan Neo-Klasik, sebagai perluasan dari teori
Keynes, Harord Domar yang melihat pertumbuhan dari segi
permintaan. Teori pertumbuhan neo-klasik ini melihat dari sudut
pandang yang berbeda, yakni dari segi penawaran. Menurut teori ini
yang dikemukakan oleh Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi
tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan nya dirumuskan sebagai berikut (Sukirno, 2010:437):
∆풀 = 풇 (∆푲,∆푳,∆푻) (2.10)
Dimana: ∆푌 adalah tingkat pertumbuhan Ekonomi ∆퐾 adalah tingkat pertumbuhan Modal ∆퐿 adalah tingkat pertumbuhan Penduduk ∆푇 adalah tingkat pertumbuhan Teknologi
Formula matematis tersebut selanjutnya dikembangkan oleh
Solow dan telah dibuktikan secara kajian empiris bahwa “Faktor
30
terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah
pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja saja melainkan
faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan
kemahiran dan kepakaran tenaga kerja”, (Sukirno,2010:437). Setelah
itu, beberapa ahli ekonomi juga melakukan kajian yang sama salah
satunya Denison, ia menganalisis faktor yang mengakibatkan
perkembangan di negara maju tahun 1950-1962, dan mencapai
kesimpulan “Bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan
keterampilam yang menjadi faktor utama demi mewujudkan
pertumbuhan ekonomi”
c) Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Cadangan Devisa
Menurut pendekatan Keynesian to the Balance of Payment
(KBPT), pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perubahan Cadangan
Devisa melalui mekanisme pendapatan. Ada pengaruh negatif antara
variabel Pertumbuhan Ekonomi dengan Cadangan Devisa. Dengan
Asumsi Cateris Paribus, jika terjadi Pertumbuhan Ekonomi positif maka
pendapatan masyarakat akan naik dan kemampuan daya beli
masyarakat meningkat, hal itu akan mendorong naiknya permintaan
domestik. Pada saat penawaran domestik tidak mampu lagi memenuhi
kelebihan permintaan itu, maka harga domestik akan naik. Hal itu
menimbulkan competitiveness price turun karena inflasi, sehingga
ekspor turun dan impor meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya
defisit neraca perdagangan yang selanjutnya dapat menurunkan
31
Cadangan Devisa, demikian sebaliknya (Masdjojo, 2010:116). Secara
singkat hubungan pertumbuhan ekonomi dan Cadangan Devisa adalah
negatif, berikut ditulis dalam persamaan 2.11:
CADit = β0 + β3 GROit (2.11)
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh pendekatan KBPT,
menurut pendekatan Monetary Approach to the Balance of Payments
(MABP) pertumbuhan Ekonomi akan mempengaruhi keseimbangan di
pasar uang domestik melalui perubahan terhadap permintaan uang
domestik. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan mendorong
peningkatan pendapatan masyarakat. Apabila pemerintah kemudian
menerapkan kebijakan tight money policy untuk mengantisipasi
terjadinya inflasi, maka kenaikan tingkat bunga di satu sisi akan
menekan pemberian kredit domestik dan di sisi lain justru menjadi daya
tarik masuknya modal asing yang cenderung mendatangkan surplus
pada NPI. Surplus NPI tersebut akan meningkatkan pendapatan devisa.
oleh karena itu hubungan pertumbuhan ekonomi dengan posisi NPI
(Cadangan Devisa) adalah positif (Masdjojo, 2010: 119), berikut
dituliskan pada persamaan 2.12:
CADit = β0 + β3 GROit (2.12)
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Cadangan Devisa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun luar
32
negeri. Penelitian tersebut dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang
akan membahas penelitan sejenis. Dalam penelitian kali ini, penelitian yang
dijadikan acuan dasar adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Mega Febriyenti, Hasdi Aimon dan Zul Azhar (2013)
Penelitian Pertama berjudul “”Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Cadangan Devisa dan Net Ekspor di Indonesia” menggunakan metodologi
Indirect Least Squared atau Persamaan Simultan. Periode penelitian yakni
Q1-2000 hingga Q4-2011. Adapun persamaan model dan variabel dalam
Dimana: CDt : Cadangan Devisa; NX : Net Ekspor; D: Debt atau
Utang Luar Negeri; FDI: Foreign Direct Investment; CDt-1: Cadangan
Devisa tahun sebelumnya; β0: sebagai Constanta, β1, β2, β3, β4: sebagai
Intercept dan µit sebagai Error term.
Hasil dari penelitian menunujukkan Net Ekspor, Utang Luar
Negeri dan Cadangan Devisa tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap Cadangan devisa Indonesia pada periode tersebut. Sedangkan
Foreign Directt Investment (FDI) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Cadangan Devisa, pengaruh yang tidak signifikan ini dijelaskan karena
FDI tidak memberikan efek atau dampak jangka pendek, melainkan jangka
panjang. Oleh karena itu efek atau pengaruhnya tidak bisa dirasakan secara
langsung dalam jangak pendek.
33
2. I Putu Kusuma Juniantara dan Made Kembar Sri Budhi (2011)
Penelitian keempat berjudul “Pengaruh Ekspor Impor dan Kurs
terhadap Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010”. Metodologi
yang digunakan yakni Regresi Linear Berganda dengan Ordinary Least
Squared (OLS). Adapun model dan variabel yang digunakan yakni:
CAD = β0 + β1 X + β2 M + β3 Kurs + µit (2.14)
Dimana: CAD merupakan cadangan Devisa, X merupakan Ekspor,
Mmerupakan Impor dan Kurs merupakan nilai tukar.
Hasil penelitian ini adalah Ekspor berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap cadangan devisa nasional. Impor tidak berpengaruh
positif secara signifikan terhadap cadangan devisa nasional. Kurs
berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa nasional.
3. Gregorius Nasiansenus Masdjojo (2010)
Penelitian kedua berjudul “Kajian Pendekatan Keynesian dan
Monetaris terhadap Dinamika Cadangan Devisa melalui penelusuran
Neraca Pembayaran Internasional” (Studi Empiris Indonesia periode 1983-
2008). Metodologi yang dipakai yakni Regresi Linear Berganda dengan
model Error Correction Model (ECM) adapun persamaan dan variabel
yang digunakan yakni:
NPI = f (Yw + Yn + e + Id + If) (2.15)
34
Dimana: NPI: Neraca Pembayaran Indonesia dalam hal ini
Cadangan Devisa, Yw : Pendapatan Dunia, Yn: Pendapatan Nasional, e:
Kurs, Id: suku bunga domestik, dan If: Suku bunga International.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
perubahan cadangan devisa dipengaruhi oleh Pertumbuhan Ekonomi,
perubahan Kredit Domestik, perubahan Nilai Tukar, perubahan Tingkat
bunga dan Krisis Ekonomi. Dalam uji konsistensi juga disebutkan bahwa
pertumuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap Cadangan
Devisa. Selain itu Apresiasi Nilai Tukar juga berpengaruh negatif terhadap
Cadangan Devisa.
4. Katryn N. Pasaribu (2007)
Penelitian ketiga berjudul “Pengaruh Risiko Sistemik dan Nonsitemik
Pasar Keuangan Internasional terhadap Laju Perubahan Cadangan Devisa
Negara Studi Kasus Malaysia periode Q1-1986 hingga Q4-1996”.
Metodologi yang digunakan yakni Ordinary Least Squared (OLS). Adapun
persamaan model dan variabel yang digunakan yakni:
Log (Reserve) = f (CRP, RiskPoil, RiskYGap, Risk_ Liq(DC/Exp) (2.16)
Dimana: Log Reserve adalah variabel eksogen yaknni Perubahan
Cadangan Devisa, CRP adalah risiko bunga T-Bills 3 bulan Malaysia
relatif terhadap T-Bills 3 bulan Amerika Serikat, Risk Poil adalah Indikator
risiko perubahan harga minyak mentah dunia, Risk Ygap adalah indikator
risiko perubahan pendapatan nasional, dan Risk_Liq adalah indikator
risiko likuiditas keuangan negara (porsi ekspansi kredit terhadap ekspor).
35
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Risiko perubahan tingkat
suku bunga, risiko perubahan harga komoditi internasional dan risiko
likuiditas mempengaruhi secara negatif terhadap laju perubahan
cadangan devisa. Sedangkan risiko perubahan pendapatan nasional
mempengaruhi laju cadangan devisa secara positif.
5. Jacques J. Polak (2001)
Penelitian kelima berjudul “The Two Monetary Approaches to the
Balance of Payments (MABOP):Keynesian and Johnsonian IMF
Working Paper WP/01/100. Penelitian ini menganalisis Neraca
Pembayaran versi Johnsonian dan Keynesian. Titik perbedaannya
terletak pada ekspansi kredit yag memiliki pengaruh terhadap kondisi
Balance of Payment. MABOP versi Johnsonian merupakan pembuktian
pada empat negara maju yakni Australia, Jepang, Swedia dan Spanyol.
Dalam penelitian versi Johnsonian ini didapat persamaan sebagai berikut:
∆MO = ∆R + ∆D (2.17)
∆R = ∆MO – ∆D (2.18)
∆MO = f ( p, y, i ) (2.19)
Dimana: ∆MO sebagai money supply yang merupakan fungsi dari
p (tingkat harga), y (pendapatan riil), i (tingkat suku bunga), ∆R sebagai
Reserves / Cadangan Devisa, ∆D sebagai Kredit Domestik
R = f ( p, y, i, D) (2.20) Dimana berdasarkan persamaan 2.19 tersebut terlihat bahwa kondisi
Neraca Pembayaran juga dipengaruhi oleh (fluktuasi pada p,y,i) dan
36
dampak dari risiko spesifik negara (∆D), terhadap perubahan cadangan
devisa(∆R).
6. Aekapol Chongvilaivan (2011)
Penelitian berjudul, “Undoing a Myth of the Global Financial
Crisis and Growth Prospects; Evidence from Selected Asia Paciic
Economies” ini menganalisis bagaimana Krisis Keuangan Global
berdampak besar terhadap perekonomian di Asia. Walaupun secara
geografis awal terjadinya krisis tersebut terjadi di Kawasan Uni Eropa
dan Amerika Serikat. Dalam penelitian ini setidaknya ada hal prinsipil,
yang menjadi alasan mengapa kawasan Ekonomi Asia menjadi kawasan
yang paling parah terkena dampak krisis Global tersebut diantaranya
yakni: (i) Global Trade Collapse; (ii) FDI Inflow Reversals; (iii)
Declining International Remittances. Adapun ruang lingkup dalam
penelitian ini membahas negara Asia Pasifik terpilih termasuk ASEAN-
10 ditambah negara Australia, China, Hongkong, Japan, Korea, and New
Zealand.
37
Tabel 2.3
Matriks Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil
1
2013
Mega Febriyenti,
Hasdi Aimon, Zul Azhar
Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Cadangan Devisa dan Net Ekspor di
Indonesia
Model
Persamaaan Simultan dengan
Indirect Least Squared
(ILS)
Net Ekspor, utang luar negeri, dan cadangan devisa periode sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia. Foreign Direct Investment (FDI) tidak berpengaruh signifikan terhadapa Cadangan Devisa Indonesia. Selain itu, Pertumbuhan ekonomi Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi Jepang, dan Nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap Net Ekspor di Indonesia.
2
2011 I Putu Kusuma
Juniantara dan Made Kembar
Sri Budhi
Pengaruh Ekspor Impor
dan Kurs terhadap Cadangan Devisa Nasional
Periode 1999-2010
Ordinary
Least Square (OLS)
Ekspor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap cadangan devisa nasional. Impor tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap cadangan devisa nasional. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa nasional.
3
2010
Gregorius
Nasiansenus Masdjojo
Kajian Pendekatan
Keynesian dan Monetaris terhadap Dinamika
Cadangan Devisa Melalui Penelusuran Neraca
Pembayaran Internasional:
Error
Correction Model (ECM)
Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap perubahan Cadangan Devisa. Perubahan Kredit Domestik berpengaruh negatif terhadap perubahan Cadangan Devisa. Apresiasi Nilai Tukar Valuta Asing meningkatkan perubahan Cadangan Devisa. Perubahan Tingkat Bunga Internasional berpengaruh
38
Studi Empiris di Indonesia Periode 1983-2008
negatif terhadap perubahan Cadangan Devisa. Krisis Ekonomi berpengaruh negatif terhadap perubahan Cadangan Devisa. Bentuk-bentuk hubungan antara variabel-variabel bebas tersebut dengan perubahan Cadangan Devisa sejalan dengan teori MABP. Secara statistik pengaruh pengaruh tersebut signifikan baik untuk pengaruh parsial maupun pengaruh simultan.
4
2007
Katryn N. Pasaribu
Pengaruh Risiko Sistemik
dan Nonsistemik Pasar Keuangan Internasional
Terhadap Laju Perubahan Cadangan Devisa Negara
Studi Kasus Malaysia (1986Q1-1996Q4)
Ordinary
Least Square (OLS)
Risiko perbedaan tingkat suku bunga, risiko perubahan harga komoditi internasional, dan risiko likuiditas mempengaruhi laju stok cadangan devisa negara secara negatif. Risiko perubahan pendapatan nasional mempengaruhi laju stok cadangan devisa secara positif.
5
2001
Jacques J.Polak
The Two Monetary
Approaches to the Balance of Payments: Keynesian
and Johnsonian
Pendekatan
Teori , Dekriptif Kualitatif
Berdasarkan penelitian versi Johnsonian dikatakan bahwa kondisi Neraca Pembayaran juga dipengaruhi oleh (fluktuasi pada p,y,i) dan dampak dari risiko spesifik negara (∆D), terhadap perubahan cadangan devisa (∆R)
6
2011
Aekapol
Chongvilaivan
Undoing a Myth of the
Global Financial Crisis
Analisis Data
Panel Ada hal prinsipil, yang menjadi alasan mengapa kawasan Ekonomi Asia menjadi kawasan yang paling
39
and Growth Prospects; Evidence from Selected Asia Paciic Economies
parah terkena dampak krisis Global diantaranya yakni: (i) Global Trade Collapse; (ii) FDI Inflow Reversals; (iii) Declining International Remittances. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini membahas negara Asia Pasifik terpilih termasuk ASEAN-10 ditambah negara Australia, China, Hongkong, Japan, Korea, and New Zealand.
40
C. Kerangka Berpikir
Pada umumnya keseimbangan yang harus dicapai dalam sebuah
perekonomian adalah Keseimbangan Internal dan Keseimbangan Eksternal.
Menurut Slavatore “Internal balance is objective to having full employment with
price stability” (Salvatore-Schaum’s,1996:212). Intinya adalah keseimbangan
Internal untuk mencapai stabilitas harga dan tercapainya Kesempatan kerja penuh.
Dalam Makroekonomi Internasional, khususnya bagi negara yang
menganut sistem perekoomian terbuka, ada keseimbangan yang juga harus dicapai
yakni External Balance. Keseimbangan Eksternal, yang menurut Salvatore
dijelaskan dengan “External balance is objective to having equilibrium in the
nation’s balance of payments. (Salvatore-Schaum’s,1996:212). Dalam pernyataan
tersebut salvatore menjelaskan bahwa keseimbangan eksternal merupakan upaya
untuk mecapai keseimbangan pada Neraca Pembayaran.
Komponen Neraca Pembayaran suatu Negara secara umum terdiri dari
komponen Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Transaksi Modal serta
Finansial. Komponen dalam neraca Pembayaran suatu negara dapat
menggambarkan kemampuan suatu negara khususnya dalam menghasilkan
Cadangan Devisa.
Adanya sinyal turunnya Cadangan Devisa Global pada kuartal keempat
tahun 2014 merupakan hal yang harus diantisipasi oleh setiap negara. Dalam hal
ini, tiap negara harus berupaya untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
diduga mempengaruhi proporsi Cadangan Devisa.
41
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan oleh Gregorius
Nasiansenus Masdjojo (2010) yang menyebutkan bahwa “Apresiasi Nilai Tukar
mempengaruhi Cadanga Devisa Indonesia periode 1983-2008”. Kedua yakni
penelitian yang dilakukan oleh Mega Febriyenti (2013) yang menyebutkan bahwa
“Net Ekspor berpengaruh positif terhadap Cadangan Devisa Indonesia”. Selain
itu, yakni penelitian yang dilakukan Katryn N. Pasaribu (2007) studi kasus
negara Malaysia dan penelitian oleh J.J Polak (2001) dalam IMF Working Paper
berjudul The Two Monetary Approaches to the Balance of Payments: Keynesian
and Johnsonian. J.J Polak dan Katryn menjelaskan bahwa “Pertumbuhan
Ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap laju perubahan Cadangan
Devisa di Malaysia oleh Katryn dan di Jepang, Australia,Jepang, Swedia dan
Spanyol - 2001 oleh J.J Polak.
Merujuk pada perumusan masalah dan tinjauan literatur serta penelitian
terdahulu maka didapat proporsi bahwa kebijakan otoritas moneter dalam
mengetahui proporsi Cadnagan Devisa negaranya untuk waktu mendatang di
pengaruhi juga oleh beberapa perubahan indikator makroekonomi dan Kebijakan
perdagangan maupun kebijakan Moneter negara bersangkutan. Maka penulis
menggambarkan Kerangka Berpikir Konseptual sebagai berikut:
42
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Konseptual
Fenomena
-Adanya sinyal Turunnya Cadangan Devisa Global di Kuartal keempat 2014
-Pentingnya menjaga keseimbangan Eksternal (Balance of Payment)
-Terjadi Depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang utama Dolar AS
-Terjadi defisit Transaksi Berjalan Indonesia
-Krisis Asia 1998 dan Krisis Keuangan Global 2008 melanda Indonesia, Singapura dan Malaysia berefek pada resesi ekonomi di periode tersebut.
Identifikasi Masalah
-KKG dan Krisis Asia 98 menyebabkan kinerja ekonomi di sektor riil dan finansial terganggu -Kinerja Ekonomi Internasional, keseimbangan Internal & Eksternal terganggu -Perlu diketahui faktor – faktor penyebab Keseimbangan Eksternal pada Neraca Pembayaran
Grand Theory
Nilai Tukar
-Teori Paritas Daya Beli (PPP)
-Pendekatan Elastisitas, Moneter & Portofolio
Pertumbuhan Ekonomi
-Pendekatan MABOP Versi Johnsonian -Teori Harord Domar dan Neo Klasik
-Gregorius Nasiansenus Masdjojo (2010) : Apresiasi Nilai Tukar mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia -Mega Febriyenti (2013) : Net Ekspor berpengaruh positif terhadap Cadangan Devisa Indonesia -Katryn N. Pasaribu (2007) & J.J Polak (2001): Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap laju perubahan Cadangan Devisa di Malaysia, (Jepang, Australia,Jepang, Swedia dan Spanyol - 2001 )
43
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Hipotesis
D. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara waktu
dianggap benar agar bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini
kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan menggunakan data
empiris dari hasil penelitian.
Berdasarkan Proposisi yang sudah dipaparkan pada Latar Belakang,
Tinjauan Teori, Penelitian Terdahulu serta Kerangka Berpikir, maka dapat
ditarik beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Cadangan Devisa di
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Periode 2001-2014.
2. Transakasi Berjalan berpengaruh positif terhadap Cadangan Devisa di
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Periode 2001-2014.
3. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap Cadangan Devisa
di Indonesia, Malaysia, dan Singapura Periode 2001-2014
Nilai Tukar (-)
Cadangan Devisa (Indonesia, Singapura, Malaysia)
Neraca Transaksi Berjalan (+)
Pertumbuhan Ekonomi (+)
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah tiga Negara di kawasan Asia
Tenggara yakni Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura. Periode penelitian
masing-masing negara yakni selama 14 tahun terakhir dengan periode objek
penelitian tahun 2001-2014 (data tahunan). Waktu penelitian dimulai tahun
2001 mengingat sejak tahun 2000, negara yang melaporkan Cadangan Devisa
ke IMF mulai melakukan pencatatan baru dari Gross Foreign Assets (GFA) ke
sistem pencatatan International Reserves and Foreign Currency Liquidity
(IRFCL).
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam penyusunan
penelitian ini, karena dengan pengumpulan data kita dapat memperoleh hasil
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui studi pustaka sebagai metode pengumpulan data. Data yang digunakan
adalah data sekunder tahun 2001 – 2014 yang bersumber dari Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI-BI Sektor Eksternal berbagai edisi).
Kajian literatur, juga digunakan sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini
yakni buku referensi, jurnal dalam negeri dan internasional, surat kabar
elektronik, serta beberapa situs resmi terkait seperti Badan Pusat Statistik,
45
Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF)
yang beruhubungan dengan objek penelitian yakni mengenai kondisi ekonomi
di negara Indonesia, Malaysia dan Singapura periode 2001-2014.
C. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, digunakan analisis regresi data panel. Data yang
digunakan adalah data tahunan periode 2001-2014 dengan objek tiga negara
kawasan Asia Tenggara sebagai sampelnya. Prosedur pengolahan data yang
dilakukan adalah mengkonversikan data-data yang diperoleh ke satuan LOG
terlebih dahulu menggunakan Software Microsoft Excel untuk tiap tahunnya.
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis pengaruh variabel Independen
(Cadangan Devisa) terhadap variabel dependen (Nilai Tukar, Neraca Transaksi
Berjalan dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan analisis regresi data panel
menggunakan Software Eviews versi 7.0. Dalam meregresikan variabel-
variabel penelitian, semua variabel dimasukkan kedalam model secara
bersamaan agar dapat melihat bagaimana kontribusi masing-masing variabel
bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Setelah diperoleh output atau hasil
pengolahan data, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dan analisis regresi.
Kemudian dapat ditarik analsis kesimpulan dari pengolahan data. Berikut akan
dijelaskan Pengertian Regresi Data Panel dan tahapan estimasi regresi data
panel:
1. Estimasi Regresi Data Panel
Data Panel merupakan gabungan antara data silang (cross section)
dengan data runtut waktu (time serries). Data runtut waktu adalah data
46
yang meliputi satu objek, tetapi meliputi beberapa periode, sedangkan data
silang terdiri atas beberapa atau banyak objek atau individu. Maka, panel
data adalah data yang memiliki jumlah cross section dan jumlah time
serries, dikumpulkan dalam suatu rentang waktu terhadap beberapa objek
atau individu (Winarno, 2007:9.1). Berikut disajikan dalam bentuk
persamaan data Cross section dan Time Serries:
Model dengan data cross section
Yi = α + β Xi + εi ; i = 1,2,....,N (3.1)
N: banyaknya data cross section
Mode dengan data time series
Yt = α + β Xt + εt ; t = 1,2,....,T (3.2)
T: banyaknya data time series
Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan time series,
maka modelnya dituliskan dengan:
Yit = α + β Xit + εit ; i = 1,2,....,N; t = 1,2,….., T (3.3)
di mana :
N = banyaknya observasi T = banyaknya waktu N x T = banyaknya data panel Keunggulan regresi data panel menurut Wibisono (2005) antara lain :
Pertama. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara
ekspilisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu; kedua. Kemampuan
mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data panel dapat
digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks;
Ketiga, data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang
47
berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok digunakan
sebagai study of dynamic adjustment; Keempat, tingginya jumlah observasi
memiliki implikasi pada data yang lebih informative, lebih variatif, dan
kolinieritas (multikol) antara data semakin berkurang, dan derajat kebebasan
(degree of freedom/df) lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi
yang lebih efisien; Kelima, data panel dapat digunakan untuk mempelajari
model-model perilaku yang kompleks; Keenam, Data panel dapat digunakan
untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data
individu.
Permodelan dengan menggunakan teknik regresi data panel dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan alternatif metode pengolahannya yaitu,
metode Common Effect (Pooled Least Square), metode Fixed Effect Model
(FEM), dan metode Random Effect Model (REM). Berikut dijelaskan
karakteristik dari masing-masing pendekatan model
a) Pooled Least Squared
Pada model Common Effect ini, data panel dianalisis menggunakan
metode OLS (Ordinary Least Square). Pendekatan ini merupakan
pendekatan yang paling sederhana dibandingkan dengan kedua pendekatan
lainnya, namun pada pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan
antar individu dan perbedaan antara waktu karena intercept maupun slope
dari model nilainya sama, maka diasumsikan bahwa perilaku data antar
negara sama dalam berbagai kurun waktu adalah sama. Persamaan untuk
PLS ditulis dengan persamaan sebagai berikut: Dalam persamaan 3.4
48
digunakan subskripsi it, i menunjukkan objek (negara) dan t menunjukkan
waktu (tahun), CAD sebagai Cadangan Devisa, KURS sebagai Nilai tukar
Kurs, NTB sebagai Neraca Transaksi Berjalan, GRO sebagai Pertumbuhan
Tabel 4.2 menunjukkan GCI negara Singapura dan Malaysia berada di
posisi tertinggi di kawasan Asia Tengara, disusul negara Brunei Darussalam,
Thailand dan Indonesia. Penelitian ini terfokus pada dua negara dengan peraih
GCI tertinggi di kawasan ASEAN dan ditambah dengan negara Indonesia
khususnya. Selain itu fokus pada penelitian ini juga yakni pada Negara dengan
proporsi Cadangan Devisa dominan di kawasan Asia Tenggara. Berikut
dijelaskan profil terkini dari Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura.
61
1. Profil Negara dan Letak Geografis
Indonesia, Malaysia dan Singapura memiliki kesamaan Letak
Geografis yakni berada di Kawasan Asia bagian Tenggara. Tiga negara
ini juga memiliki kesaman visi dan misi yang tertuang dalam Persatuan
Negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN sejak 8 Agiustus
1967. Ketiga negara ini juga disebut sebagai negara pendiri ASEAN
yakni ASEAN 5 (Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan
Filiphina).
a. Indonesia merupakan Negara yang terletak di antara Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik, serta berbatasan dengan negara
Singapura, Malaysia. Luas wilayah 1.904.000 Km2 dan jumlah
penduduk 255.461.700.00 jiwa (Proyeksi BPS 2014). Negara
Indonesia memiliki bentuk pemerintahan Republik dan pusat
pemerintahan atau Ibukota di DKI Jakarta. Mata Uang Negara
Indonesia yakni (IDR) Indonesian Rupiah.
b. Singapura merupakan Negara yang berbatasan dengan negara
Indonesia, Selat Johor, Selat Karimata dan Selat Malaka. Luas
wilaah Singapura yakni 621,4 Km2 dengan jumlah penduduk 5,39
juta Jiwa pada tahun 2013 (WorldBank April 2015). Negara
Singapura memiliki bentuk pemerintahan Republik dan pusat
pemerintahan atau Ibukota Singapura. Mata Uang Negara
Singapura yakni (SGD) Singapore Dollar.
62
c. Malaysia merupakan Negara yang berbatasan dengan negara
Indonesia, Singapura, Brunei dan Selat Malaka. Malaysia memiliki
Luas wilayah 333.647 Km2 dan jumlah Penduduk 29,72 juta jiwa
pada tahun 2013 (World Bank April 2015). Negara Malaysia
memiliki bentuk pemerintahan Kerajaan dan pusat pemerintahan
atau Ibukota di Kuala Lumpur. Mata Uang Negara Malaysia yakni
(MYR) Malaysian Ringgit.
2. Profil Ekonomi Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura
“Indonesia – is a lower–middle income economy. Despite slowing down in recent years, Indonesia’s growth trajectory remains impressive. The country’s gross national income per capita has steadily risen, from $2,200 in the year 2000 to $3,524 in 2014. Today, Indonesia is the world’s fourth most populous nation, the world’s 10th largest economy in terms of purchasing power parity, and a member of the G-20. It has made enormous gains in poverty reduction, more than halving the poverty rate since 1999, to 11.3 percent in 2014. Out of a population of 252 million, more than 28 million Indonesians currently live below the poverty line and approximately half of all households remain clustered around the national poverty line set at 292,951 rupiahs per month ($24.4). (World Bank- Indonesia Overview 2015).
“Malaysia is a highly open upper-middle income economy. Malaysia was one of 13 countries identified by the Commission on Growth and Development in its 2008 Growth Report to have recorded average growth of more than 7 percent per year for 25 years or more. Economic growth was inclusive, as Malaysia also succeeded in nearly eradicating poverty: the share of households living below the national poverty line (USD 8.50 per day in 2012) fell from over 50 percent in the 1960s to less than 1.0 percent currently.” (World Bank- Malaysia Overview 2015)
“Singapore is a high-income economy with a gross national income of $54,040 per capita (Atlas Method), as of 2013. The country provides the world’s most business-friendly regulatory environment for local entrepreneurs and is ranked among the world’s most competitive economies. In the decades after independence, Singapore rapidly
63
developed from a low income country to a high income country. GDP grew with an average of 7.7% since independence; in the first 25 years growth topped 9.2%. Per capita GDP over the same periods grew by 5.4% and 7.2%. Rapid industrialization took momentum in the 1960s and, by the end of the decade, manufacturing had become the lead sector of the country’s economic growth. By the early 1970s, Singapore had reached full employment. In the 1980s, Singapore had joined the ranks of Hong Kong, South Korea and Taiwan among the newly industrializing countries in Asia. Presently, the strong manufacturing and services sectors have become the twin pillars of the Singapore economy. There is a wide range of businesses, with a particular focus on high value added activities.” (World Bank-Singapore Overview 2015)
Berikut disajikan data GDP tahun 2013 menurut World Bank 2013:
Tabel 4.3
Perbandingan GDP Indonesia, Malaysia dan Singapura Tahun 2013
Negara GDP (US$) GDP per Kapita(US$)
Kategori
Indonesia $746,24 bilion** $3.016,5** Lower Middle
Income
Malaysia $313,2 billion* $10.430* Upper Middle
Income
Singapura $297,9 billion* $54.040* High Income
Sumber: *World Bank Country Overview 2015 ** Konversi BPS 2014
3. Perkembangan Cadangan Devisa periode 2001-2014
Dalam kegiatan perdagangan internasional, misalnya kegiatan ekspor dan
impor, diperlukan alat pembayaran yang diakui oleh dunia, alat pembayaran
tersebut menggunakan mata uang kuat (hard currencies). Dunia mengakui ada
delapan mata uang sebagai hard currencies, yaitu Amerika Serikat dengan mata
uangnya US Dolar, Jepang-Yen, Inggris-Poundsterling, Prancis-Franc,
Switzerland-Franc, Germany-DM (Deutsche Mark), Canada-Dollar, dan
64
European-Euro. Devisa memiliki fungsi yang pada umumnya sama seperti
fungsi uang, hanya saja digunakan dalam lingkup transaksi internasional atau
antarnegara sebagai pembayaran antarnegara, pertukaran barang dan jasa,
mengukur kekayaan, menimbun kekayaan, dan cadangan moneter.
Baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan perdagangan
internasional harus memiliki cadangan devisa guna menjaga stabilitas moneter
dan ekonomi makro suatu negara. Cadangan devisa sendiri merupakan
indikator moneter yang menunjukkan kuat lemahnya ekonomi suatu negara.
Cadangan devisa didefinisikan sebagai sejumlah valas yang dicadangkan Bank
Sentral (Bank Indonesia) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar
negeri, seperti pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing.
IMF atau International Monetary Fund sejak tahun 2000
memberlakukan sistem pencatatan Devisa Internasional menggunakan konsep
IRFCL atas dasar harga berlaku dengan format Official Reserve Asset (ORA).
Konsep IRFCL hanya mencakup aset yang tergolong likuid dan penilaiannya
menggunakan kurs yang berlaku pada saat akhir periode laporan. Bank
Indonesia, dalam Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI - Sektor
Eksternal) menyajikan data Cadangan Devisa negara Indonesia, Malaysia dan
Singapura sebagai berikut:
65
Grafik 4.1
Cadangan Devisa Indonesia, Malaysia dan Singapura periode 2001-2014
Sumber: SEKI – Sektor Eksternal Bank Indonesia
Grafik 4.1 menunjukkan Posisi cadangan devisa Indonesia per akhir
2001 bernilai 28,01 Miliar Dollar AS, nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai
Cadangan Devisa Malaysia yang pada saat yang sama mencapai 29,89 Miliar
Dollar AS. Pada tahn 2012 pun, nilai Cadangan Devisa Indonesia dan Malaysia
masih tidak jauh berbeda yakni berada di kisaran masing-masing 32,03 dan
33,74 Miliar Dollar AS. Berbeda dengan Nilai Cadangan Devisa Indonesia dan
Malaysia, Negara Singapura mampu memiliki Cadangan Devisa 3x lipat dari
Indonesia dan Malaysia pada Periode 2001 dan 2002 pasca pemulihan Krisis
Moneter Asia 1998-1999.
Krisis Global tahun 2008 dan 2009 telah membawa dampak yang cukup
serius bagi Negara Indonesia dan Malaysia. Pasalnnya pada priode tersebut,
nilai Cadangan Devisa keduanya mengalami penurunan dari 101,3 Miliar Dolar
dibandingkan impor akan menguntungkan pemerintah dengan
bertambahnya Cadangan Devisa. sehingga untuk menjaga nilai tukar dan
kondisi transaksi berjalan, diperlukan adanya bauran kebijakan baik
moneter maupun fiskal kedepannya yang lebih komprehensif.
96
Daftar Pustaka
Asian Development Bank. Country Economic Review.
Apridar. 2009. Ekonomi Internasional: Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan dalam Aplikasinya: edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bank Indonesia. 2007. Kerjasama Perdagangan Internasional. Jakarta: Gramedia. Boediono. 2001. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Internasional. Yogyakarta:
BPFE.
Faisal Basri dan Haris Munandar. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Internasional; Pengenalan & Aplikasi Metode kuantitatif. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Febriaty, Hastina. 2010. Jurnal: Analisis Determinan Cadangan devisa Indonesia
Gandhi, Dyah Virgoana. 2006. Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia. Jakarta: PPSK – Bank Indonesia.
Gujarati, Damodar.N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi ketiga Jilid 2. Judul Asli Essentials of Econometrics, alih bahasa: Julius A. Mulyadi dan Yelvi Andri. Jakarta: Erlangga.
Gujarati, Damodar.N dan Porter C. Dawn. 2009. Basic Economtrics: Fifth Edition.
Singapore: Mc GrawHill. Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan
Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Institute of Southeast Asian Studies. 2010. Regional Outlook: Southeast Asia. Singapore:
ISEAS.
Karl E. Case dan Ray, C. Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro: Edisi Lima. Judul asli “The Principles of Economics”, alih Bahasa oleh Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhallindo, Pearson Education Asia.
Krugman, Paul R. 1999. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan; Moneter Edisi kedua; penerjemah Haris Munandar dan Faisal Basri. Jakarta; PT. Raja Grafindo.
Kuncoro, Mudrajad. 2010. Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan.
Jakarta: Erlangga.
Laporan Neraca Pembayaran Indonesia. Realisasi Triwulan IV – 2014. Bank Indonesia: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik.
97
Mankiw, N. Gregory. 2007. Macroeconomics: sixth Edition. New York: Worth Publisher.
Masdjojo, Gregorius Nasiansenus. 2010. Disertasi: Kajian Pendekatan Keynesian
dan Monetaris terhadap Dinamika Cadangan Devisa Melalui Penelusuran Neraca Pembayaran Internasional: Studi Empiris di Indonesia Periode 1983-2008. Universitas Diponegoro.
Mega Febriyenti, dkk. 2012. Jurnal: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cadangan Devisa
dan Net Ekspor di Indonesia.
Metadata Divisi Pengelolaan Devisa Bank Indonesia.
Mishkin, Frederic S. 2009. The Economic of Money, Bangking, and Financial Markets, 8th ed. New Jersey: Pearson Education. (Penerjemah: Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita. Ekonomi, Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan – Buku 2. Jakarta: Salemba Empat)
Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung: Refika Aditama.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pasaribu, Katryn, N. 2007. Tesis: Pengaruh Risiko Sistemik dan Nonsistemik Pasar
Keuangan Internasional Terhadap Laju Perubahan Cadangan Devisa Negara Studi Kasus Malaysia (1986Q1-1996Q4). Universitas Indonesia.
Polak, J. Jacques. 2001. The Two Monetary Approach to the Balance of Payment,
Keynesian and Johnsonian. IMF Working Paper Salvatore, Dominick. 1996. Schaum’s Outlines International Economics, Fourth
Edition. McGraw-Hill.
Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional Edisi Kelima: jilid 2, alih bahasa oleh Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi pertama. Jakarta: Rajawali The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings. 2013 World Economic
Forum. www.weforum.org/gcr Tulus tambunan. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: teori dan
temuan empiris. Jakarta: LP3ES.
_____________. 2008. Ekonomi dan Utang Luar Negeri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
98
_____________. 2012. Memahami Krisis: Siasat Membangun Kebijakan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-Views. Yogyakarta: STIM-YKPN.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-Views. Yogyakarta: STIM-YKPN.
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia : (SEKI) Sektor Ekternal Bank Indonesia : berbagai Edisi Ket: Y(CAD) = Cadangan Devisa > Milliar USD / Billion USD X1 (KURS) = Kurs Terhadap Dollar USD > Rasio terhadap 1 US$ X2 (NTB) = Neraca Transaksi Berjalan > Milliar USD / Billion USD X4 (GRO) = Pertumbuhan Ekonomi > % GDP Annual
101
LAMPIRAN 2
POOLED LEAST SQUARE
Dependent Variable: CAD? Method: Pooled Least Squares Date: 04/19/15 Time: 14:10 Sample: 1 14 Included observations: 14 Cross-sections included: 3 Total pool (unbalanced) observations: 35
Adjusted R-squared 0.689585 S.D. dependent var 0.296110 S.E. of regression 0.164978 Akaike info criterion -0.658804 Sum squared resid 0.843745 Schwarz criterion -0.481050 Log likelihood 15.52908 Hannan-Quinn criter. -0.597444 F-statistic 26.17689 Durbin-Watson stat 0.787695 Prob(F-statistic) 0.000000
102
LAMPIRAN 3
FIXED EFFECT MODEL
Dependent Variable: Y? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 05/06/15 Time: 14:46 Sample: 1 14 Included observations: 14 Cross-sections included: 3 Total pool (unbalanced) observations: 35 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.923593 Mean dependent var 16.31409
Adjusted R-squared 0.910419 S.D. dependent var 9.945652 S.E. of regression 0.121837 Sum squared resid 0.430483 F-statistic 70.10887 Durbin-Watson stat 1.077562 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.839968 Mean dependent var 10.94697
Sum squared resid 0.477081 Durbin-Watson stat 0.773690
107
LAMPIRAN 8
UJI AUTOKORELASI
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics R-squared 0.923593 Mean dependent var 16.31409
Adjusted R-squared 0.910419 S.D. dependent var 9.945652 S.E. of regression 0.121837 Sum squared resid 0.430483 F-statistic 70.10887 Durbin-Watson stat 1.077562 Prob(F-statistic) 0.000000
108
LAMPIRAN 9
FIXED EFFECT MODELS
(Setelah Variabel Pertumbuhan Ekonomi Dihapus)
Dependent Variable: Y? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 06/24/15 Time: 22:46 Sample: 1 14 Included observations: 14 Cross-sections included: 3 Total pool (unbalanced) observations: 37 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)