36 Analisis Pengaruh Locus of Control, Tipe Perilaku, dan Pemenuhan Harapan Penggajian Terhadap Kepuasan kerja (Studi Penelitian Terhadap Dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta) Nur Muhammad Taufiq F.0201083 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali berkat kemajuan ilmu dan teknologi pada abad ke-21 ini. Kemajuan tersebut membawa akibat semakin kompleksnya permasalahan pada masyarakat modern. Oleh sebab itu, studi mengenai masalah-masalah manusiawi merupakan masalah yang semakin penting. Telah disadari bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dalam menjalankan roda suatu organisasi. Karena manusia merupakan komponen yang penting dalam organisasi, maka sudah selayaknya organisasi mengarahkan perhatian padanya tanpa mengesampingkan unsur-unsur yang lain, bagaimana mengelola, mengembangkan para karyawannya sehingga didapat kualitas karyawan yang baik sesuai dengan keinginan organisasi. Mengingat hal tersebut, pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Teori manajemen sumber daya manusia memberi petunjuk bahwa hal-hal yang penting diperhatikan dalam
101
Embed
Analisis Pengaruh Locus of Control, Tipe Perilaku, dan .../Analisis... · Dari referensi yang mempertimbangkan antara kepuasan kerja dan kinerja, ... dengan masyarakat dan lingkungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
Analisis Pengaruh Locus of Control, Tipe Perilaku,
dan Pemenuhan Harapan Penggajian Terhadap Kepuasan kerja
(Studi Penelitian Terhadap Dosen Universitas Sebelas Maret
Surakarta)
Nur Muhammad Taufiq
F.0201083
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali berkat kemajuan
ilmu dan teknologi pada abad ke-21 ini. Kemajuan tersebut membawa akibat
semakin kompleksnya permasalahan pada masyarakat modern. Oleh sebab itu,
studi mengenai masalah-masalah manusiawi merupakan masalah yang semakin
penting.
Telah disadari bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang
terpenting dalam menjalankan roda suatu organisasi. Karena manusia merupakan
komponen yang penting dalam organisasi, maka sudah selayaknya organisasi
mengarahkan perhatian padanya tanpa mengesampingkan unsur-unsur yang lain,
bagaimana mengelola, mengembangkan para karyawannya sehingga didapat
kualitas karyawan yang baik sesuai dengan keinginan organisasi. Mengingat hal
tersebut, pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan
dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Teori manajemen sumber daya
manusia memberi petunjuk bahwa hal-hal yang penting diperhatikan dalam
37
pemeliharaan hubungan tersebut antara lain menyangkut motivasi dan kepuasaan
kerja, penanggulangan stress, konseling dan pengenaan sanksi disipliner, sistem
komunikasi, perubahan dan pengembangan organisasi serta peningkatan mutu
hidup kekaryaan para pekerja. (Siagian, 1994).
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan
dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan
demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal.
Penelitian mengenai kepuasan kerja sangat banyak dilakukan karena
terdapat korelasi yang positif antara kepuasan kerja dan produktivitas. Tetapi
bukti yang mendukung hubungan tersebut belum dapat membuktikan. Smith,
Kendall, & Hullin (1969) menemukan tidak ada hubungan antara kepuasan kerja
dan kinerja. Gruneberg (1979) menyatakan bahwa produktivitas mempunyai
pengaruh positif yang lebih kuat terhadap kepuasan kerja dibanding kepuasan
kerja terhadap produktivitas. Barbash (1979) menyatakan bahwa hubungan antara
kepuasan kerja dan kinerja belum terbukti secara signifikan.
Bagaimanapun juga, kepuasan kerja mungkin mempengaruhi produktivitas
secara tidak langsung melalui ketidakhadiran, kelesuan, dan turnover, yang
semuanya itu akan membawa kekurangan pada kontinyuitas pekerjaan. Spector
(1985) menyatakan bahwa perilaku pengunduran, turnover, dan ketidakhadiran
diharapkan berhubungan dengan kepuasan kerja. Bruce dan Blackburn (1992)
menyatakan bahwa kepuasan karyawan lebih dikarenakan motivasi kerja internal
38
yang tinggi, sehinggga menghasilkan kinerja berkualitas tinggi, dan mempunyai
tingkat ketidakhadiran yang kecil dan turnover yang sedikit.
Produktivitas seorang anggota suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan, penilaian
prestasi kerja yang adil, rasional dan objektif, sistem imbalan dan lainnya.
Motivasi dan kepuasan pekerja merupakan bagian dari berbagai faktor tersebut.
Organisasi perlu mengetahui bagaimana kondisi yang memberikan kepuasan kerja
terhadap karyawannya. Hal ini bertujuan agar organisasi dapat melakukan
prioritas dalam melakukan perbaikan dan peningkatan, demi meningkatkan
kepuasan kerja karyawannya sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas
organisasi tersebut.
Dari referensi yang mempertimbangkan antara kepuasan kerja dan kinerja,
atau dari sudut pandang kelemahan manusia, sangat penting untuk melakukan
studi terhadap variabel yang berhubungan dengan kepuasan kerja pada Dosen
Universitas Sebelas Maret dengan tujuan untuk mendapatkan variabel yang dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi atau menghilangkan variabel yang
menyebabkan ketidakpuasan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh locus of control, tipe
perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian terhadap kepuasan kerja. Populasi
yang digunakan adalah Dosen Universitas Sebelas Maret yang tersebar pada tiap
fakultas. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa tenaga pengajar pada sebuah
instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi memiliki kompleksitas pekerjaan
39
yang tinggi sehingga kepuasan kerja yang mereka rasakan akan sangat
mempengaruhi produktivitas kerjanya.
Melihat latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul :
Analisis Pengaruh Locus of control, Tipe Perilaku, dan Pemenuhan Harapan
Penggajian Terhadap Kepuasan kerja (Studi Penelitian Terhadap Dosen
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada deskripsi dalam latar belakang masalah diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah variabel locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan
penggajian secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
2. Apakah variabel locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan
penggajian secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini hendak menguji pengaruh locus of control,
tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian terhadap kepuasan kerja. Hal ini
dimaksudkan untuk memperluas wacana mengenai kepuasan kerja.
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
40
1. Menganalisa apakah variabel locus of control, tipe perilaku, dan
pemenuhan harapan penggajian secara parsial berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.
2. Menganalisa apakah variabel locus of control, tipe perilaku, dan
pemenuhan harapan penggajian secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan-tujuan tersebut diatas baik secara umum
maupun secara khusus, maka penelitian ini secara umum dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Organisasi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dalam pengambilan keputusan terutama dalam aktivitas
pengelolaan sumber daya manusia.
2. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan penerapan teori yang telah
diperoleh dibangku kuliah ke dalam praktek yang sebenarnya.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam hal
manajemen sumber daya manusia dan sebagai pertimbangan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
A.1 Konsep Manusia dan Kerja
41
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dan tujuan yang
ingin dicapai. Pemenuhan keduanya sangat tergantung dari kepentingan individu
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Manusia memiliki sistem dan melakukan
aktivitas yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan cara yang
dilakukan manusia dalam mencapai tujuan tersebut. Kadangkala dalam mencapai
suatu tujuan tidak ditemui kendala yang rumit, sehingga tidak diperlukan bantuan
orang lain untuk melaksanakannya. Pada situasi yang berbeda, saat kendala dan
tantangan yang dihadapi semakin banyak dan rumit. manusia perlu bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Kerja sama seperti ini dapat
dikatakan sebagai sebuah aktivitas organisasi, karena suatu organisasi pada
dasarnya adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola
tertentu guna mencapai tujuan bersama.
Sebuah organisasi merupakan suatu alat yang mengandung tujuan
bersama, yaitu tujuan dari para anggotanya. Perlu disadari bahwa manusia sebagai
anggota suatu organisasi memiliki peran ganda. Di satu pihak, mereka berperan
sebagai “mahluk sosial” dan di pihak lain adalah “mahluk individual”.
Keberadaan dari peran ganda tersebut memberikan implikasi positif dan negatif
dalam kehidupan berorganisasi.
Sebagai mahluk sosial, masing-masing individu memiliki keterkaitan
dengan masyarakat dan lingkungan tempat mereka hidup sehari-hari. Hal ini
berarti mereka bergaul satu sama lain, saling mempengaruhi dan membantu sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Sebaliknya sebagai mahluk individual,
mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Setiap pribadi meginginkan
42
kebebasan dalam mengungkapkan keinginan, mencapai tujuan dan menjaga
martabatnya, serta ingin diperlakukan sama dengan individu lain dalam hal
pemenuhan hak dan pengungkapan aspirasinya. Hal ini merupakan sifat yang
hakiki dan manusia Di satu sisi, ia ingin menjadi bagian dan kelompok sosialnya.
Tetapi di sisi yang lain, ia tetap ingin menjaga keunikan pribadinya sebagai suatu
individu.
Konsekuensi logis dan peran ganda yang dimiliki oleh masing-masing
individu merupakan hal yang lazim dialami setiap organisasi. Pertama, masing
masing individu memiliki kesepakatan upaya untuk mencapai tujuan organisasi
secara bersama-sama. Kedua, adanya benturan kepentingan dalam pencapaian
sasaran dan tujuan antara organisasi dan individu, yang menyebabkan konflik
dalam organisasi. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh
organisasi. Secara berantai, akibat lain akan muncul antara lain friksi dalam
hubungan antar karyawan, menurunnya gairah kerja para anggotanya dan
menyebabkan merosotnya kualitas kerja dari para anggotanya. Hal ini berarti
pencapaian tujuan organisasi menjadi semakin sulit diwujudkan. Jika hal ini
dibiarkan benlarut-larut, akan mengakibatkan bubarnya organisasi.
Dalam kondisi masyarakat yang senantiasa berkembang, manusia tetap
merupakan aset utama yang memiliki kedudukan penting dalam suatu organisasi.
Meskipun manusia cenderung berorientasi kerja (work oriented), tidaklah berarti
organisasi dapat mengabaikan manusia dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya tuntutan untuk memperhatikan aspek manusia, dan
43
bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha mencapai tujuan
organisasi.
Organisasi perlu menyadari besarnya potensi tenaga kerja (sumber daya
manusia) untuk meningkatkan produktivitasnya. Manusia sebagai salah satu
sumber daya, dapat memberikan kontribusi tambahan yang diminta oleh
organisasinya. Oleh karena itu, organisasi perlu memahami potensi
pengembangan sumber daya manusianya dan memperhatikan kondisi kerja yang
ada, sebagai usaha peningkatan produktivitas.
Karyawan merupakan mahluk sosial yang menjadi kekayaan bagi setiap
organisasi. Mereka menjadi perencana, pelaksana dan pengendali yang berperan
aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi. Mereka merupakan pelaku yang
menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang
dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaan. Sikap inilah yang akan
menentukan prestasi kerjanya. Oleh karena itu kepuasan kerja karyawan harus
diciptakan sebaik-baiknya, supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan
kedisiplinan karyawan meningkat.
Louis A. Allen mengungkapkan tentang pentingnya unsur manusia dalam
menjalankan roda organisasi:
“Betapapun sempurnanya rencana-rencana, organisasi dan pengawasan serta
penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan
gembira maka suatu organisasi tidak akan mencapai hasil sebanyak yang
sebenarnya dapat dicapainya”
44
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor manusia
ternyata cukup berperanan dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan organisasi.
OIeh karena itu, mengusahakan kepuasan kerja bagi para karyawan merupakan
kewajiban bagi setiap pimpinan organisasi.
A.2 Konsep Kepuasan Kerja Secara Umum
Kepuasan kerja ternyata merupakan topik yang sangat populer di kalangan
ahli psikologi industri dan manajemen. Hal ini terbukti hampir selama 20 tahun
terakhir ini para ahli tersebut mengadakan penelitian-penelitian tentang kepuasan
kerja karyawan.
Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena
terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan individu, industri dan
masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber
kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan
hidup mereka. Bagi industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam
rangka usaha peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan
sikap dan tingkah laku karyawannya. Selanjutnya, masyarakat tentu akan
menikmati hasil kapasitas maksimum dari industri serta naiknya nilai manusia di
dalam konteks pekerjaan. (As’ad,1991)
Tentang penelitian di bidang kepuasan kerja itu sendiri, ada. tiga macam
arah yang dapat dilihat: (As’ad, 1991)
1. Merupakan usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi sumber
kepuasan kerja serta kondisi-kondisi yang mempengaruhinya. Dengan
45
mengetahui hal ini orang lalu dapat menciptakan kondisi-kondisi tertentu agar
karyawan bisa lebih bergairah dan merasa bahagia dalam bekerja.
2. Merupakan usaha untuk melihat bagaimana efek dari kepuasan kerja terhadap
sikap dan tingkah laku orang terutama tingkah laku kerja, seperti
produktivitas, absentisme, kecelakaan akibat kerja, labour turn over, dan
sebagainya. Dengan mengetahui hal ini, orang dapat mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memotivasi karyawan serta mencegah kelakuan
kelakuan yang merugikan.
3. Merupakan usaha dalam rangka menemukan rumusan atau definisi yang lebih
tepat mengenai kepuasan kerja itu sendiri.
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam
pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka tingkat
kepuasan yang dirasakannya akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
Para pakar manajemen dan psikologi industri telah memberikan berbagai
batasan pengertian, mengenai apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
kepuasan kerja yang diikuti dengan faktor faktor yang mempengaruhinya.
Pendapat para pakar tersebut beraneka ragam, meskipun demikian tidak terdapat
perbedaan yang prinsip di dalamnya. Wexley dan Yukl (dalam As’ad, 1991)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja ialah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya.
46
Blurn (dalam As’ad, 1991) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individual
di luar kerja.
Tiffin (dalam As’ad, 1991) berpendapat bahwa kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri,
situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan.
Kemudian oleh Vroom (dalam Waskiewicz, 1999) dikatakan sebagai
“refleksi dari job attitude yang bernilai positif’. Sedangkan Hoppeck
mengemukakan pendapatnya, bahwa kepuasan kerja adalah ”penilaian dari
pekerja terhadap pekerjaanya dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya secara keseluruhan”.
Suatu definisi yang agak luas dikemukakan oleh Gilmer B. von Hailer. Dia
mengungkapkan, kepuasan kerja didefinisikan sebagai “suatu perasaan yang
rnenyenangkan ataupun tidak menyenangkan dilihat dari pandangan karyawan
terhadap pekerjaannya”. Ketentuan seperti ini berlaku umum, baik terhadap
individu karyawan, maupun terhadap kelompok atau serikat kerja yang ada
(As’ad, 1991)
Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan
prestasi kerja. Kepuasan kerja pada dasarnya merujuk pada seberapa besar
seorang pegawai menyukai pekerjaanya (cherington, 1987 : 82). Kepuasan kerja
adalah sikap umum pekerja tentang pekerjaan yang dilakukannya, karena pada
47
umumnya apabila orang membahas tentang sikap pegawai, yang dimaksud adalah
kepuasan kerja (Robbins, 1994:417). Pekerjaan merupakan bagian yang penting
dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu kepuasan kerja adalah bagian
kepuasan hidup (Wether dan Davis, 1982:42). Dari berbagai uraian di atas, dapat
diambil suatu kesimpulan singkat bahwa kepuasan kerja adalah penilaian
seseorang terhadap pekerjaannya dan berbagai aspek sebagai hasil interaksi
manusia dengan lingkungan kerjanya.
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja
seorang pegawai adalah isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual
dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan, supervisi, organisasi dan manajemen,
kesempatan untuk maju, gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya
seperti adanya insentif, rekan kerja, dan kondisi pekerjaan (Chruden & Sherman,
1972: 312-313). Selain itu, menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab
kepuasan kerja ialah : bekerja pada tempat yang tepat, pembayaran yang sesuai,
organisasi dan manajemen, supervisi pada pekerjaan yang tepat, dan orang yang
berada dalam pekerjaan yang tepat (Dunn & Stephens, 1981: 322-323). Pendapat
lain mempercayai bahwa variabel yang tepat untuk menjelaskan kepuasan kerja
adalah umur, kesempatan untuk maju, pembayaran yang sesuai, hubungan dengan
atasan, dan pemanfaatan kemampuan (Stanley & David, 1999: 13).
A.3 Locus of control dan Kepuasan Kerja
Locus of control merupakan tingkat kepercayaan yang dimiliki individu
mengenai sumber penentu hidup dan kehidupan mereka (Gibson, Ivancevich, dan
48
Donelly, 2000; 113-114). Menurut Rotter (1996) locus of control yang tinggi
dicerminkan oleh individu yang yakin bahwa dirinya sendirilah yang dapat
menentukan nasib dengan kemampuan yang dimilikinya. Locus of control
dibedakan menjadi lokus kontrol internal (internal locus of control) dan lokus
kontrol eksternal (external locus of control). Internals adalah orang yang percaya
bahwa apa yang terjadi dalam hidup dan kehidupan mereka tergantung pada usaha
dan kemampuan mereka sendiri. Externals adalah orang yang percaya bahwa apa
yang terjadi terhadap hidup dan kehidupan mereka disebabkan oleh nasib,
keberuntungan atau kekuatan lain di luar dirinya (Robbin, 2001 : 567-568). Locus
of Control dapat diartikan sebagai kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai
hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya apakah itu dari dirinya atau dari luar
dirinya.
Dengan konsep locus of control, perilaku bekerja dapat dijelaskan ketika
seorang karyawan merasakan hasil pekerjaan yang dilakukan sebagai hasil kontrol
internal atau eksternal. Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja
dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan
karyawan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan karyawan dengan
kontrol eksternal merasakan bahwa terdapat kontrol diluar dirinya yang
mendukung hasil pekerjaan yang dilakukan (Johan, Rita 2002 : 9)
Jumlah penelitian yang membandingkan antara internals dan externals
menunjukkan secara konsisten bahwa individu yang mempunyai kecenderungan
externals merasa kurang puas dengan pekerjaannya, mempunyai tingkat absensi
yang lebih tinggi dan kurang terlibat secara langsung dengan pekerjaannya, lebih
49
sering menderita stres kerja dan mengalami berbagai gangguan kesehatan
daripada individu yang cenderung internals (Robbin, 2001: 567-568).
Seseorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja karena kontrol
internalnya memberikan keberhasilan dalam bekerja. Sedangkan ada pula
karyawan yang merasa bahwa terdapat kontrol eksternal di luar dirinya yang
mendukung hasil pekerjaan yang dilakukannya. Kontrol eksternal ini terlihat
melalui nasib dan keberuntungan karyawan yang bersangkutan serta kekuasaan
atasan dan lingkungan kerja tempat karyawan tersebut bekerja. Satu hal yang
penting adalah bahwa perasaan karyawan tentang locus of control, baik internal
maupun eksternal mempunyai pengaruh yang berbeda pada penampilan kerja dan
kepuasan kerja karyawan.
A.4. Tipe Perilaku dan Kepuasan Kerja
Tipe perilaku adalah deskripsi tentang penampilan individu dalam
melakukan berbagai aktivitas kehidupannya sehari-hari termasuk dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya. Tipe perilaku seseorang dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu tipe perilaku A dan tipe perilaku B. Tipe perilaku A ditandai
dengan adanya ketergesaan, persaingan, dan peningkatan stres. Sedangkan tipe
perilaku B ditandai dengan adanya ketenangan, menjalani hidup dengan santai,
dan tidak mudah stres.
Pada tahun 1950-an Meyer Friedman dan Ray Rosenman menemukan apa
yang mereka namakan Type A Behavior Pattern. Orang dengan tipe perilaku A
mempunyai karakteristik berikut:
50
1. Terus-menerus berusaha keras menyelesaikan pekerjaan sebanyak
mungkin dalam jangka waktu yang paling singkat.
2. Agresif, berambisi, bersaing, dan penuh kekuatan.
3. Berbicara, secara eksplosif, menyuruh orang cepat-cepat menyelesaikan
apa yang dikatakannya.
4. Tidak sabar, benci menunggu, menganggap menunggu sebagai
pemborosan waktu yang sangat berharga.
5. Seluruh kegiatan terencana baik dengan batas waktu tertentu dan selalu
berorientasi pada pekerjaan.
6. Selalu berjuang keras melawan orang, barang, peristiwa.
Sebaliknya orang yang ber tipe perilaku B pada dasarnya bebas dari ciri-
ciri diatas dan pada umumnya tidak merasakan konflik yang menekan baik dari
segi waktu ataupun orang. Orang dengan tipe perilaku B dapat memiliki dorongan
yang besar sekali, ingin menyelesaikan pekerjaan, dan bekerja keras. Tipe B
memiliki gaya yang pasti dan yakin yang memungkinkan orang bekerja dengan
langkah yang mantap dan tidak berpacu dengan waktu. Perbedaan tipe perilaku A
dan tipe perilaku B dapat digambarkan sebagai kuda pacu bagi tipe A dan kura-
kura bagi tipe B (Gibson, Ivancevich, & Donnely. 1984 : 178)
Tabel II.1
Evaluasi Ciri-ciri Jenis Orang yang Berperilaku Tipe A dan B
51
Tipe perilaku A digambarkan sebagai seorang karyawan yang secara
kontinu berjuang untuk mendapatkan terlalu banyak dalam melaksanakan
No Tipe A Tipe B
1 Sangat kompetitif Tidak Kompetitif
2 Cepat untuk marah, mudah
diganggu
Dengan sadar mengendalikan
kemarahan
3 Menyalurkan emosi melalui
persaingan
Memperlihatkan emosi sewajarnya
4 Mengutamakan kebutuhan diri
sendiri
Mampu memenuhi kebutuhan
sendiri dan merespon orang lain
5 Selalu terburu-buru Tidak pernah merasa dipaksa, meski
sedang dalam tekanan.
6 Menginginkan pekerjaan yang
baik agar dikenali orang lain
Pekerjaan untuk kepuasan diri,
apapun yang dikatakan orang lain.
7 Tidak sabar Sabar
8 Cepat (misal: makan, jalan, bicara) Kecepatan normal
9 Kaku Fleksibel
10 Selalu berjuang Yakin dan selalu menyesuaikan
11 Mempunyai sedikit ketertarikan
pada hal lain diluar pekerjaan
Banyak ketertarikan
12 Terkendali Motivasi diri
13 Bicara dengan suara tegas Sengaja bicara dengan lambat
14 Mengejar peluang yang
ditawarkan
Ambisi sedang
15 Menolak Menawarkan
52
pekerjaan mereka, dalam waktu yang terlalu sedikit ataupun dengan melewati
terlalu banyak hambatan pada saat melaksanakan pekerjaannya. Dari beberapa
pengertian diatas, tipe perilaku dapat diartikan sebagai penampilan seseorang
dalam menghadapi sesuatu.
Salah satu faktor yang mendorong timbulnya kepuasan kerja seorang
karyawan adalah kepribadian yang ditampilkan atau tampak melalui tipe perilaku
yang ditampilkan oleh seorang karyawan pada saat melakukan pekerjaannya.
Kepuasan kerja berkaitan dengan dapat tidaknya karyawan menunjukkan
aktualisasi diri pada saat melakukan pekerjaan dan kemampuannya dalam
menghadapi tekanan dan tantangan dalam pekerjaan yang dilakukannya.
A.5. Pemenuhan Harapan Penggajian dan Kepuasan Kerja
Dari pembahasan teori yang berkaitan dengan pemenuhan harapan
Uji validitas dan reabbilitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30
responden. Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur dapat
mengukur sesuatu yang diukur. Dalam penelitian ini uji validitas yang dimaksud
adalah uji validitas kuesioner yang digunakan untuk mengukur objek yang akan
diukur. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan pendekatan internal
konsistensi yaitu dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total test.
Dalam hal ini koefisien korelasi tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi
item dengan alat ukur secara keseluruhan.
Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Korelasi Product Moment, dengan cara
mengkorelasikan antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total
item pertanyaan tersebut. Taraf signifikansi yang difunakan adalah α = 0,05
dengan angka r tabel sebesar 0,217. Untuk mengetahui apakah masing-masing
pertanyaan valid, maka r hitung harus lebih besar dari r tabel. Hasil uji validitas
dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran. Dari uji validitas untuk locus of
control (4 pertanyaan) dinyatakan valid sebab 4 item pertanyaannya memiliki r
hitung yang lebih tinggi dai r tabel. Untuk tipe perilaku (4 pertanyaan), juga
dinyatakan valid karena r hitungnya juga lebih tinggi dari r tabel. Untuk item-item
pertanyaan pada pemenuhan harapan penggajian (6 pertanyaan) juga dinyatakan
valid karena r hitungnya lebih tinggi dai r tabel. Untuk variabel kepuasan kerja
yang terdiri dari item-item pertanyaan sebanyak 20 item juga dinyatakan valid
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
82
dengan r hitung yang lebih besar dari r tabel. Hasil uji validitas dari item-item
pertanyaan baik dari locus of control, tipe perilaku, pemenuhan harapan
penggajian, dan kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel IV.2
Tabel hasil uji validitas untuk variabel Locus of Control
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.648 0.217 Valid
2 0.775 0.217 Valid
3 0.650 0.217 Valid
4 0.683 0.217 Valid
Sumber : data primer diolah, 2004
Tabel IV.3
Tabel hasil uji validitas untuk variabel Tipe Perilaku
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.704 0.217 Valid
2 0.667 0.217 Valid
3 0.601 0.217 Valid
4 0.767 0.217 Valid
Sumber : data primer diolah, 2004
Tabel IV.4
Tabel hasil uji validitas untuk variabel Pemenuhan Harapan Penggajian
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.406 0.217 Valid
2 0.642 0.217 Valid
3 0.488 0.217 Valid
4 0.825 0.217 Valid
5 0.561 0.217 Valid
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
83
6 0.632 0.217 Valid
Sumber : data primer diolah, 2004
Tabel IV.5
Tabel hasil uji validitas untuk variabel Kepuasan Kerja
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.552 0.217 Valid
2 0.714 0.217 Valid
3 0.534 0.217 Valid
4 0.692 0.217 Valid
5 0.622 0.217 Valid
6 0.459 0.217 Valid
7 0.505 0.217 Valid
8 0.616 0.217 Valid
9 0.756 0.217 Valid
10 0.508 0.217 Valid
11 0.415 0.217 Valid
12 0.371 0.217 Valid
13 0.716 0.217 Valid
14 0.802 0.217 Valid
15 0.814 0.217 Valid
16 0.810 0.217 Valid
17 0.562 0.217 Valid
18 0.767 0.217 Valid
19 0.580 0.217 Valid
20 0.798 0.217 Valid
Sumber : data primer diolah, 2004
2. Uji Reliabilitas
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
84
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dalam hal ini kuesioner dapat digunakan, dipercaya, dan dapat diandalkan dalam penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Alpha Cronbach. Reliabilitas merupakan tingkat kestabilan dari alat pengukur untuk mengukur suatu gejala. Semakin tinggi suatu reliabilitas alat ukur, maka semakin stabil alat tersebut mengukur suatu gejala. Reliabilitas atau tidaknya butir-butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai cronbach alpha-nya. Nilai alpha antara 0,8-1,0 dikategorikan reliabilitasnya baik, nilai 0,6-0,79 dikategorikan reliabilitasnya dapat diterima, dan jika alpha-nya kurang dari 0,6 dikategorikan reliabilitasnya kurang baik (Sekaran, 2000:206).
Dari hasil pengujian reliabilitas variabel dengan menggunakan bantuan Program SPSS 11.00 for Windows didapatkan nilai cronbach alpha masing-masing variabel sebagai berikut.
Tabel IV. 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbanch Alpha Keterangan Locus of control 0.6156 Dapat diterima
Tipe Perilaku 0.6139 Dapat diterima
Pemenuhan Harapan Penggajian 0.6406 Dapat diterima
Kepuasan Kerja 0.9270 Baik
Sumber: data primer yang diolah (2004)
Hasil uji reliabilitas variabel locus of control tercantum dalam lampiran 5a. Koefisien cronbach alpha menunjukkan nilai 0,6156 yang termasuk dalam kategori 0,6-0,79, dimana menurut Sekaran (2000 : 206) reliabilitas variabel tersebut dapat diterima. Dari hasil uji reliabilitas variabel locus of control didapatkan nilai 0,6156; artinya variabel locus of control memiliki kemampuan konsistensi sebesar 61,56% apabila pengukuran diulang.
Variabel tipe perilaku memiliki cronbach alpha sebesar 0,6139 yang juga termasuk dalam interval 0,6-0,79 dimana seperti halnya variabel locus of control, tipe perilaku dikategorikan dapat diterima reliabilitasnya. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang akan memiliki kemampuan konsistensi yang sama sebesar 61,39%.
Untuk variabel pemenuhan harapan penggajian memiliki koefisien cronbach alpha sebesar 0,6406. Menurut Sekaran (2000:206), karena termasuk dalam kategori 0,6-0,79 maka reliabilitas variabel pemenuhan harapan penggajian termasuk dapat diterima seperti halnya dua variabel sebelumnya yaitu locus of control dan tipe perilaku. Sedangkan apabila akan dilakukan pengukuran ulang pada waktu dan sampel yang berbeda akan memiliki tingkat konsistensi sebesar 64,06%.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
85
Variabel kepuasan kerja memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,9270. reliabilitas variabel kepuasan kerja dikategorikan baik, karena terletak antara 0,8-1,0. Dan apabila akan dilakukan pengukuran ulang akan memiliki tingkat konsistensi sebesar 92,70%.
C. ANALISIS DESKRPTIF
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden
dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Dalam
analisis deskriptif ini responden diidentifikasikan menurut beberapa kategori,
yaitu : usia, jenis kelamin, fakultas, golongan dan jabatan. Disamping itu juga
digunakan untuk menganalisis tanggapan responden tentang item-item pertanyaan
dalam kuesioner tentang locus of control, tipe perilaku, pemenuhan harapan
penggajian, dan kepuasan kerja. Untuk memperjelas pembahasan, setiap jawaban
yang diberikan responden terhadap item-item pertanyaan yang diajukan, akan
disajikan dalam bentuk tabel.
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 100 kuesioner, dan yang dikembalikan kepada peneliti sebanyak 92 (respon rate 92%). Dari jumlah kuesioner yang kembali tersebut yang dipakai untuk diolah sebanyak 83 kuesioner, sedangkan sisanya sebanyak 9 kuesioner. Selengkapnya terdapat dalam tabel IV.7.
Tabel IV.7
Pengumpulan Data
Jumlah kuesioner tersebar 100
Kuesioner tidak kembali 8
Jumlah kuesioner kembali 92 (92%)
Kuesioner tidak memenuhi syarat 9
Kuesioner yang dianalisis 83
Sumber : data primer diolah, 2004
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
86
1. Karakteristik Responden
1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Usia
Tabel IV. 8
Distribusi frekuensi Responden Berdasar Usia
Usia Frekuensi Prosentase
30 – 34,9 22 26,5 %
35 – 39,9 46 55,42 %
40 lebih 15 18,07 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari tabel IV. 8 diketahui bahwa dari 83 responden, 22 responden berusia 30
sampai dengan 34,9 tahun, 46 responden berusia 35 sampai dengan 39,9 tahun,
dan 15 responden berusia lebih dari 40 tahun. Dari tabel tersebut dapat dinyatakan
bahwa mayoritas responden berusia 35 sampai dengan 39,9 tahun.
2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Jenis Kelamin
Tabel IV. 9
Distribusi frekuensi Responden Berdasar Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
Pria 57 68,67 %
Wanita 26 31,33 %
Jumlah 83 100 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari tabel IV. 9 diketahui bahwa dari 83 responden 57 atau 68,67 % berjenis
kelamin Pria dan 26 atau 31,33 % berjenis kelamin wanita. Dengan demikian
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pria.
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Jabatan
Tabel IV. 10
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
87
Distribusi frekuensi Responden Berdasar Jabatan
Jabatan Frekuensi Prosentase
LK, LKm 14 16,87 %
L, Lm 33 39,76 %
AA, Aam 36 43,37 %
Jumlah 83 100 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari tabel IV. 10 diketahui bahwa dari 83 responden, 14 atau 16,87 % adalah
Lektor Kepala dan Lektor Kepala Madya. 33 responden atau 39,76 % adalah
Lektor dan Lektor Madya, dan 36 responden atau 43,37 % adalah Asisten Ahli
dan Asisten Ahli Madya.
2. Analisis Deskriptif tentang Tanggapan Responden
Analisis deskriptif berdasar tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dari kuesioner :
A. Locus of control
Tabel IV. 11
Tanggapan Responden tentang Locus of Control
Item Pertanyaan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju Sangat Setuju
1. Semua keberhasilan dan kegagalan datang dari diri saya sendiri
3,6 % 38,55 % 57,83 % 0 %
2. Setiap orang dapat melakukan pekerjaan dengan baik jika mau berusaha
0 % 12,05 % 83,13 % 4,82 %
3. Jika atasan melakukan keputusan yang salah, maka saya harus berbuat sesuatu
0 % 13,25 % 86,75 % 0 %
4. Orang yang bekerja dengan baik biasanya
0 % 25,3 % 74, 7 % 0 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
88
akan mendapatkan penghargaan
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari klasifikasi diatas, dapat diketahui bahwa :
1. Untuk item pertanyaan 1, responden yang menjawab sangat tidak setuju 3,6
%, yang menjawab tidak setuju 38,55 %, dan yang menjawab setuju 57,83
% dan tidak ada yang menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas dosen
setuju bahwa semua keberhasilan dan kegagalan datang dari diri mereka
sendiri dan hanya sebagian kecil yaitu 38,55 % dan 3,6 % yang tidak
setuju.
2. Untuk item pertanyaan 2, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 12,05 %, yang menjawab
setuju sebanyak 83,13 %, dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 4,82
%. Ini berarti mayoritas dosen setuju bahwa setiap orang dapat melakukan
pekerjaan dengan baik jika mau berusaha dan hanya sebagian kecil yaitu
12,05 % yang tidak setuju.
3. Untuk item pertanyaan 3, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 13,25 %, yang menjawab
setuju sebanyak 86,75 %, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju. Ini
berarti mayoritas dosen setuju bahwa jika atasan melakukan keputusan
yang salah, maka mereka harus melakukan sesuatu dan hanya sebagian
kecil yang tidak setuju yaitu sebanyak 13,25 %.
4. Untuk item pertanyaan 4, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 25,3 %, yang menjawab
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
89
setuju sebanyak 74,7 %, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju. Ini
berarti mayoritas dosen setuju bahwa orang yang bekerja dengan baik
biasanya akan mendapatkan penghargaan dan hanya 25,3 % yang tidak
setuju.
Dari empat macam tanggapan responden diatas dapat dibuat klasifikasi untuk mengukur tingkat locus of control responden. Untuk mengidentifikasi klasifikasi diatas, perlu dicari besarnya interval untuk masing-masing klasifikasi. (Djarwanto, 1998 : 61)
Range
Interval = ----------------
Jumlah Klas
Untuk menghitung Range menggunakan rumus :
R = Xn – X1
Dimana : R = Range
Xn = nilai pengamatan tertinggi
X1 = nilai pengamatan terendah
Nilai pengamatan tertinggi (Xn) diperoleh dengan :
Jumlah item pertanyaan x skor tertinggi dari tiap item pertanyaan.
Nilai pengamatan terendah (X1) diperoleh dengan :
Jumlah item pertanyaan x skor terendah dari tiap item pertanyaan.
Distribusi Frekuensi berdasar tanggapan responden tentang variabel locus of control :
Interval Klas = ( 16 - 4 ) : 3
= 4
Sehingga klasifikasinya :
Tabel IV. 12
Distribusi Frekuensi berdasar variabel Locus of Control
No Nilai Kategori Prosentase
1 12 – 16 Tinggi 39,76 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
90
2 8 – 11,9 Sedang 60, 24 %
3 4 – 7,9 Rendah 0 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki internal locus of control tinggi sebanyak 39,76 %, dan yang memiliki internal locus of control sedang sebanyak 60, 24 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini memiliki tingkat internal locus of control sedang.
Menurut Rotter (1996) internal locus of control yang tinggi dicerminkan oleh individu yang yakin bahwa dirinya sendirilah yang dapat menentukan nasib dengan kemempuan yang dimilikinya. Dari hasil penelitian ini internal locus of control sedang, yang ditunjukkan oleh dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta secara umum percaya bahwa semua keberhasilan dan kegagalan datang dari diri mereka sendiri, percaya bahwa setiap orang dapat melakukan pekerjaan dengan baik jika mau berusaha, cenderung akan melakukan sesuatu jika atasan melakukan keputusan yang salah, dan percaya bahwa orang yang bekerja dengan baik biasanya akan mendapatkan penghargaan.
B. Tipe Perilaku
Tabel IV. 12
Tanggapan Responden tentang Tipe Perilaku
Item Pertanyaan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju Sangat Setuju
5. Pekerjaan adalah untuk 1,2 % 38,55 % 60,25 % 0 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
91
kepuasan pribadi dan tidak masalah dengan perkataan orang lain.
6. Banyak hal yang menarik selain pekerjaan.
0 % 20,48 % 72, 29 % 7,23 %
7. Kepentingan diri saya terpenuhi dan dapat menanggapi kepentingan orang lain.
0 % 18,07 % 78,32 % 3,61 %
8. Dalam melaksanakan pekerjaan, Saya tidak merasa dipaksa meskipun sedang dalam tekanan.
0 % 33,73 % 66,27 % 0 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa :
1. Untuk pertanyaan 5, responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak setuju sebanyak 38,5 %, yang
menjawab setuju sebanyak 60,25 %, dan tidak ada yang menjawab sangat
setuju. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret setuju
bahwa pekerjaan adalah untuk kepuasan pribadi dan tidak masalah dengan
perkataan orang lain.
2. Untuk pertanyaan 6, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 20,48 %, yang menjawab
setuju sebanyak 72,29 %, dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 7,23
%. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret dalam
penelitian ini setuju bahwa banyak hal yang menarik selain pekerjaan.
3. Untuk pertanyaan 7, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 18,07 %, yang menjawab
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
92
setuju sebanyak 78,32 %, dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 3,61
%. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret dalam
penelitian ini setuju bahwa kepentingan diri mereka dapat terpenuhi serta
dapat menanggapi kepentingan orang lain.
4. Untuk pertanyaan 8, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju, yang menjawab tidak setuju sebanyak 33,73 %, yang menjawab
setuju sebanyak 66,27 %, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju. Ini
berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret dalam penelitian
ini dalam melaksanakan pekerjaan tidak merasa dipaksa meskipun sedang
dalam tekanan.
Disribusi Frekuensi tanggapan responden terhadap tipe perilaku :
Interval klas = (16 – 4) : 3
= 4
sehingga klasifikasinya :
Tabel IV. 13
Distribusi Frekuensi berdasar variabel Tipe Perilaku
No Nilai Kategori Prosentase
1 12 – 16 Tinggi 33,73 %
2 8 – 11,9 Sedang 66,27 %
3 4 – 7,9 Rendah 0 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tipe perilaku B tinggi sebanyak 33, 73 %, yang memiliki tipe perilaku B sedang sebanyak 66,27 %, dan tidak ada responden yang memiliki tipe perilaku B rendah.
Menurut Gibson (1984) tipe perilaku B yang tinggi dicerminkan oleh individu yang memiliki dorongan yang besar sekali, ingin menyelesaikan pekerjaan, bekerja keras, memiliki gaya yang pasti dan yakin yang memungkinkan orang bekerja dengan langkah yang mantap dan tidak berpacu dengan waktu. Dari hasil penelitian ini tipe perilaku B sedang yang ditunjukkan oleh dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta secara umum percaya bahwa
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
93
pekerjaan adalah untuk kepentingan pribadi dan tidak masalah dengan perkataan orang lain, percaya bahwa banyak hal menarik selain pekerjaan, cenderung setuju bahwa kepentingan diri mereka dapat terpenuhi baru kemudian menanggapi kepentingan orang lain, serta cenderung tidak merasa dipaksa dalam melaksanakan pekerjaan meskipun sedang dalam tekanan.
C. Pemenuhan Harapan Penggajian
Tabel IV. 14
Tanggapan Responden tentang Pemenuhan Harapan Penggajian
Item Pertanyaan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju Sangat Setuju
9. Gaji yang saya terima sesuai dengan beban pekerjaan yang dipikul
7,23 % 44,58 % 48,19 % 0 %
10. Gaji yang saya terima sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal.
2,41 % 30,12 % 65,06 % 2,41 %
11. Gaji yang saya terima sesuai dengan kualifikasi kemampuan saya.
2,41 % 54,22 % 43,37 % 0 %
12. Selain gaji biasanya saya mendapatkan bonus jika menorehkan prestasi tertentu.
7,23 % 32,53 % 60,24 % 0 %
13. Saya juga mendapatkan 1,2 % 18,07 % 78,32 % 2,41 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
94
penghargaan lain atas prestasi yang saya lakukan.
14. Pada saat-saat tertentu saya mendapatkan tunjangan.
0 % 7,23 % 77,11 % 15,66 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil klasifikasi diatas, dapat diketahui bahwa :
1. Untuk item pertanyaan 9, responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 7,23 %, yang menjawab tidak setuju sebanyak 44,58 %, yang
menjawab setuju sebanyak 48,19 %, dan tidak ada yang menjawab sangat
setuju. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret dalam
penelitian ini menyatakan bahwa gaji yang mereka terima tidak sesuai
dengan beban pekerjaan yang meraka pikul.
2. Untuk item pertanyaan 10, responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 2,41 %, yang menjawab tidak setuju sebanyak 30,12 %, yang
menjawab setuju sebanyak 65,06 %, dan yang menjawab sangat setuju
sebanyak 2,41 %. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas
Maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa gaji yang mereka terima
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal.
3. Untuk item pertanyaan 11, responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 2,41 %, yang menjawab tidak setuju sebanyak 54,22 %, yang
menjawab setuju sebanyak 43,37 %, dan tidak ada responden yang
menjawab sangat setuju. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas
Sebelas Maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa gaji yang mereka
terima tidak sesuai dengan kualifikasi kemampuan mereka.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
95
4. Untuk item pertanyaan 12, responden yang menjawab sangat tidak setuu
sebanyak 7,23 %, yang menjawab tidak setuju sebayak 32,53 %, yang
menjawab setuju sebanyak 60,24 %, dan tidak ada responden yang
menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas dosen Universitas Sebelas
Maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka biasanya
mendapatkan bonus jika menorehkan prestasi tertentu.
5. Untuk item pertanyaan 13, responden yang menjawan sangat tidak setuju
sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak setuju sebanyak 18,07 %, yang
menjawab setuju sebayak 78,32 %, dan yang menjawab sangat setuju
sebanyak 2,41 %. Ini berarti bahwa mayoritas dosen Universitas Sebelas
Maret dalam penelitian ini menyatakan selain mendapatkan gaji dan
bonus, mereka juga mendapatkan penghargaan lain atas prestasi yang
mereka lakukan.
6. Untuk item pertanyaan 14, tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju, yang menjawan yidak setuju sebanyak 7,23 %, yang
menjawab setuju sebanyak 77,11 %, dan yang menjawab sangat setuju
sebanyak 15,66 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret
dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada saat-saat tertentu mereka
mendapatkan tunjangan.
Disribusi Frekuensi tanggapan responden terhadap Pemenuhan Harapan Penggajian :
Interval klas = (24 – 6) : 3
= 6
sehingga klasifikasinya :
Tabel IV. 15
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
96
Distribusi Frekuensi berdasar variabel Pemenuhan Harapan Penggajian
No Nilai Kategori Prosentase
1 18 – 24 Tinggi 10,84 %
2 12 – 17,9 Sedang 86,75 %
3 6 – 11,9 Rendah 2,41 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan bahwa pemenuhan harapan penggajian yang dirasakannya tinggi sebanyak 10,84 %, yang menyatakan bahwa pemenuhan harapan penggajian sedang sebanyak 86,75 %, dan yang menyatakan bahwa pemenuhan harapan penggajian rendah sebanyak 2,41 %.
Menurut Bernardin & Russel (1986); McGeoh & Irion (1958); Kemmerer
& Thiogarajan (1992); Lovejoy (1988) yang dimaksud dengan pemenuhan
harapan penggajian adalah kesesuaian imbalan yang diharapkan oleh karyawan
yang bersangkutan yang dinilai secara seimbang, baik berdasarkan kebutuhan
maupun kualifikasi kemampuan untuk masing-masing individu karyawan (Johan,
Rita, 2002 : 10). Mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret merasakan bahwa
pemenuhan harapan penggajian yang mereka rasakan adalah sedang, artinya
mereka menyatakan bahwa secara umum gaji yang mereka kurang sesuai dengan
beban pekerjaan yang dipikul, gaji yang mereka terima sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan minimal, gaji yang mereka terima kurang sesuai dengan
kualifikasi kemampuan mereka, mereka mendapatkan bonus jika menorehkan
prestasi tertentu, mereka juga mendapatkan penghargaan lain atas prestasi yang
mereka lakukan, dan pada saat-saat tertentu mereka mendapatkan tunjangan.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
97
D. Kepuasan Kerja
Tabel IV. 16
Tanggapan Responden tentang Kepuasan Kerja
Item Pertanyaan Sangat Tidak
Memuaskan
Tidak Memuaskan
Memuaskan Sangat Memuaskan
1. Kesempatan untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang lain dari biasanya.
1,2 % 26,51 % 65,06 % 7,23 %
2. Kesempatan untuk maju dan berkembang dalam pekerjaan.
0 % 22,89 % 66, 27 % 10,84 %
3. Semangat kerjasama diantara rekan sekerja.
0 % 34,94 % 53,01 % 12,05 %
4. Bagaimana atasan memperhatikan anda
2,41 % 30,12 % 59,04 % 8,43 %
5. Kebijakan atau peraturan organisasi dan pelaksanaannya.
1,2 % 48,2 % 48,19 % 2,41 %
6. Kesempatan untuk mengembangkan cara-cara yang digunakan sekarang menjadi lebih baik.
0 % 24,1 % 68,68 % 7,23 %
7. Promosi yang diberikan dalam pekerjaan
1,2 % 34,94 % 57,84 % 6,02 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
98
8. Kesempatan untuk membentuk persahabatan yang erat dengan rekan sekerja.
0 % 27,71 % 60,24 % 12,05 %
9. Kondisi lingkungan tempat kerja.
0 % 19,28 % 68,67 % 12,05 %
10. Pemberian informasi mengenai kebijakan fakultas kepada dosen
1,2 % 42,17 % 51,81 % 4,82 %
11. Kemungkinan untuk menghindari pemecatan atau pemindahan dalam pekerjaan.
0 % 26,51 % 65,06 % 8,43 %
12. Bagaimana pihak fakultas melakukan pelatihan terhadap dosen
0 % 4,82 % 81,93 % 13,25 %
13. Perlakuan Fakultas terhadap dosen
10,84 % 28,92 % 50,6 % 9,64 %
14. Variasi dalam bekerja
7,23 % 30,12 % 56,63 % 6,02 %
15. Bagaimana pekerjaan memberikan kedudukan yang mantap dan aman.
6,02 % 24,1 % 55,42 % 14,46 %
16. Kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang penting.
7,23 % 34,94 % 45,78 % 12,05 %
17. Dapat melakukan sesuatu untuk orang lain.
4,82 % 37,35 % 51,81 % 6,02 %
18. Kesempatan untuk mendapatkan uang sebanyak rekan-rekan anda.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
99
menjadi penting dimata orang lain.
20. Kemampuan teknik atasan.
12,05 % 10,84 % 69,88 % 7,23 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil klasifikasi diatas, dapat diketahui bahwa :
1. Untuk item pertanyaan 1, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
26,51 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 65,06 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 7,23 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini cenderung
mempunyai kesempatan untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang lain
dari biasanya.
2. Untuk item pertanyaan 2, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 22,89 %, yang
menjawab memuaskan sebanyak 66,27 %, dan yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 10,84 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas
sebelas maret dalam penelitian ini cenderung mempunyai kesempatan
untuk maju dan berkembang dalam pekerjaan.
3. Untuk item pertanyaan 3, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 34,94 %, yang
menjawab memuaskan sebanyak 53,01 %, dan yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 12,05 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas
sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa semangat diantara
rekan sekerja memuaskan.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
100
4. Untuk item pertanyaan 4, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 2,41 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
30,12 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 59,04 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 8,43 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
atasan memperhatikan dosen dengan baik.
5. Untuk item pertanyaan 5, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
48,2 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 48,19 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 2,41 %. Ini berarti sebagian dosen
Universitas sebelas maret dalam penelitian ini cenderung puas dengan
kebijakan atau peraturan organisasi dan pelaksanaannya sedangkan
sebagian lagi cenderung tidak puas dengan kebijakan atau peratutan
organisasi dan pelaksanaannya.
6. Untuk item pertanyaan 6, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 24,1 %, yang
menjawab memuaskan sebanyak 68,68 %, dan yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 7,23 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas
sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka puas dengan
kesempatan untuk mengembangkan cara-cara yang digunakan sekarang
menjadi cara yang lebih baik.
7. Untuk item pertanyaan 7, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
101
34,94 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 57,84 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 6,02 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan promosi yang diberikan dalam pekerjaan.
8. Untuk item pertanyaan 8, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 27,71 %, yang
menjawab memuaskan sebanyak 60,24 %, dan yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 12,05 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas
sebelas maret dalam penelitian ini cenderung mempunyai kesempatan
untuk membentuk persahabatan yang erat dengan rekan sekerja.
9. Untuk item pertanyaan 9, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 19,28 %, yang
menjawab memuaskan sebanyak 68,67 %, dan yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 12,05 %. Ini berarti mayoritas dosen Universitas
sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa kondisi lingkungan
tempat kerja memuaskan.
10. Untuk item pertanyaan 10, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 1,2 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
42,17 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 51,81 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 4,82 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas pemberian informasi mengenai kebijakan fakultas kepada
dosen.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
102
11. Untuk item pertanyaan 11, tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 26,51 %,
yang menjawab memuaskan sebanyak 65,06 %, dan yang menjawab
sangat memuaskan sebanyak 8,43 %. Ini berarti mayoritas dosen
Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka
punya kemungkinan untuk menghindari pemecatan atau pemindahan
dalam pekerjaan.
12. Untuk item pertanyaan 12, tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak memuaskan, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 4,82 %,
yang menjawab memuaskan sebanyak 81,93 %, dan yang menjawab
sangat memuaskan sebanyak 13,25 %. Ini berarti mayoritas dosen
Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka
puas dengan pelatihan yang dilakukan fakultas terhadap dosen.
13. Untuk item pertanyaan 13, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 10,84 %, yang menjawab tidak memuaskan
sebanyak 28,92 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 50,6 %, dan
yang menjawab sangat memuaskan sebanyak 9,64 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan perlakuan fakultas terhadap dosen.
14. Untuk item pertanyaan 14, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 7,23 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
30,12 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 56,63 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 6,02 %. Ini berarti mayoritas
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
103
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan variasi dalam bekerja.
15. Untuk item pertanyaan 15, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 6,02 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
24,1 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 55,42 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 14,46 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
pekerjaan mereka memberikan kedudukan yang mantap dan aman.
16. Untuk item pertanyaan 16, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 7,23 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
34,94 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 45,78 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 12,05 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang
penting.
17. Untuk item pertanyaan 17, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 4,82 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
37,35 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 51,81 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 6,02 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
selain bekerja mereka dapat melakukan sesuatu untuk orang lain
18. Untuk item pertanyaan 18, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 9,65 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
104
50,6 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 33,74 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 6,02 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka tidak puas akan kesempatan untuk mendapatkan uang sebanyak
rekan-rekan mereka.
19. Untuk item pertanyaan 19, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 4,82 %, yang menjawab tidak memuaskan sebanyak
28,92 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 62,65 %, dan yang
menjawab sangat memuaskan sebanyak 3,61 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan kesempatan untuk menjadi penting dimata orang lain.
20. Untuk item pertanyaan 20, responden yang menjawab sangat tidak
memuaskan sebanyak 12,05 %, yang menjawab tidak memuaskan
sebanyak 10,84 %, yang menjawab memuaskan sebanyak 69,88 %, dan
yang menjawab sangat memuaskan sebanyak 7,23 %. Ini berarti mayoritas
dosen Universitas sebelas maret dalam penelitian ini menyatakan bahwa
mereka puas dengan kemampuan teknik atasan.
Distribusi frekuensi berdasar tanggapan responden tentang kepuasan kerja :
Interval klas = (80 – 20) : 3
= 20
sehingga klasifikasinya :
Tabel IV. 17
Distribusi Frekuensi berdasar variabel Kepuasan Kerja
No Nilai Kategori Prosentase
1 60 – 80 Tinggi 24,1 %
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
105
2 40 – 59,9 Sedang 72,29 %
3 20 – 39,9 Rendah 3,61 %
Sumber : data primer diolah, 2004
Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat kepuasan kerja tinggi sebanyak 24,1 %, responden yang memiliki tingkat kepuasan kerja sedang sebanyak 72,29 %, dan responden yang memiliki tingkat responden rendah sebanyak 3,61 %. Dapat dilihat pula bahwa secara umum dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam penelitian ini memiliki tingkat kepuasan kerja sedang. Dari 20 pertanyaan yang diajukan kepada meraka 18 diantaranya mereka puas sedangkan pada pertanyaan nomor 5 dan 18 mayoritas dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta cenderung tidak puas.
D. ANALISIS KUANTITATIF
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh locus of control, tipe
perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian terhadap kepuasan kerja dosen
universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil perhitungan menggunkan bantuan
program SPSS 11.0 for windows, menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut
Y = - 19,874 + 1,984 X1 + 2,609 X2 + 2,787 X3
Persamaan regresi tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a. Konstanta bernilai negatif, menunjukkan bahwa apabila tidak ada
pengaruh variabel locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan
penggajian, maka tingkat kepuasan kerja cenderung rendah.
b. Koefisien regresi X1 bernilai positif, menunjukkan bahwa locus of control
memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja, dengan asumsi
variabel tipe perilaku dan pemenuhan harapan penggajian tetap. Ini berarti
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
106
semakin internal locus of control yang dimiliki seseorang maka akan
semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya.
c. Koefisien regresi X2 bernilai positif, menunjukkan bahwa tipe perilaku
memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja, dengan asaumsi
variabel locus of control dan pemenuhan harapan penggajian tetap. Ini
berarti semakin ciri-ciri seseorang mengarah pada tipe perilaku B maka
semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya.
d. Koefisien regresi X3 bernilai positif, menunjukkan bahwa pemenuhan
harapan penggajian memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan
kerja, dengan asumsi variabel locus of control dan tipe perilaku tetap. Ini
berarti semakin tinggi pemenuhan harapan penggajian yang dirasakan
seseorang maka semakin tinggi pula kepuasan kerjanya.
2. Uji F
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel locus of control,
tipe perilaku dan pemenuhan harapan penggajian secara bersama-sama memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hasil uji F dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV. 18
Hasil Uji F
Variabel F hitung F tabel
Locus of control, Tipe Perilaku, dan
Pemenuhan Harapan Penggajian 78,966 2,68
Sumber : data primer diolah, 2004
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
107
Dengan kriteria pengujian jika F hitung > F tabel, hipotesis pertama yaitu bahwa
locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama terbukti, yaitu bahwa locus of control, tipe
perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja.
3. Uji T
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel locus
of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil uji t dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV. 19
Hasil Uji t
Variabel t hitung T tabel
Locus of control 2,325 1,99
Tipe Perilaku 3,518 1,99
Pemenuhan Harapan Penggajian 6,797 1,99
Sumber : data primer diolah, 2004
Dengan kriteria pengujian jika t hitung > t tabel, hipotesis kedua yaitu bahwa
locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian secara parsial
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua terbukti, yaitu bahwa locus of control, tipe perilaku, dan
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
108
pemenuhan harapan penggajian secara parsial berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja.
4. Uji Koefisien Determinasi Majemuk (R2)
Uji koefisien determinasi majemuk (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan
harapan penggajian terhadap kepuasan kerja. Dari hasil pengolahan data, dapat
diketahui besarnya koefisien determinasi dari penelitian ini adalah 0,740 atau
dapat diartikan bahwa 74 % tingkat kepuasan kerja dosen Universitas Sebelas
Maret Surakarta dipengaruhi oleh locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan
harapan penggajian. Sedangkan sisanya yaitu 1 – 0,740 = 0, 260 atau 26 %
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja dosen Universitas Sebelas Maret
Surakarta dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam persamaan
regresi yang di uji dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian penutup ini akan menyajikan kesimpulan hasil penelitian yang telah
dibahas pada bab sebelumnya kemudian dilanjutkan dengan saran terhadap
instansi yang terkait dengan penelitian ini dalam hal ini Universitas Sebelas Maret
Surakarta, serta diakhiri dengan keterbatasan-keterbatasan penelitian yang ada dan
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
109
saran perbaikan untuk penelitian lebih lanjut yang masih terkait dengan topik
permasalahan dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini didasarkan pada anggapan bahwa tenaga pengajar pada sebuah instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi memiliki kompleksitas pekerjaan yang tinggi sehingga kepuasan kerja yang mereka rasakan akan sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya.
Penelitian ini merupakan replikasi parsial model penelitian yang dilakukan oleh Rita Johan (2002) yang mengkaji hubungan antara locus of control, tipe perilaku, serta pemenuhan harapan penggajian secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan pada lembaga pendidikan khususnya di tingkat pendidikan tinggi. Pengujian dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan bantuan Program SPSS 11.0 for Windows. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi menghasilkan F hitung sebesar 78,966 lebih besar
dari F tabel sebesar 2,86 sehingga hipotesis 1 diterima. Ini berarti Variabel
locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan penggajian secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
2. Hasil analisis regresi menghasilkan t hitung untuk variabel locus of control
sebesar 2,325, untuk variabel tipe perilaku sebesar 3,518, dan untuk
variabel pemenuhan harapan penggajian sebesar 6,797 yang ketiga-tiganya
lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 sehingga hipotesis 2 diterima. Ini
berarti variabel locus of control, tipe perilaku, dan pemenuhan harapan
penggajian secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
110
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut maka dapat dipertimbangkan beberapa saran yang dapat dikemukakan menyangkut kepuasan kerja, locus of control, tipe perilaku dan pemenuhan harapan penggajian dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan hasil penelitian bahwa locus of control berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja, maka organisasi yang terlibat langsung
dengan dosen dalam hal ini fakultas harus menghargai setiap kinerja yang
dihasilkan dari inisiatif dosen dengan lebih memperhatikan hasil kerja dan
memberikan nilai tambah untuk penilaian kinerja yang akan
dipertimbangkan dalam promosi jabatan.
2. Dalam proses perekrutan dosen baru perlu diperhatikan ciri-ciri tipe
perilaku yang bisa dimunculkan dengan serangkaian test yang bersifat
psikologis. Selain itu dapat juga dilakukan pelatihan untuk mencoba
mengurangi ciri-ciri tipe perilaku A dan memunculkan ciri-ciri tipe
perilaku B yang dalam penelitian ini terbukti berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja.
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
111
3. Pihak Universitas melalui fakultas-fakultas hendaknya berusaha untuk
mengetahui harapan-harapan dosen mengenai sistem penggajian yang
berlaku dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang realistis untuk
memacu produktivitas kerja dosen.
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian
Setiap penelitian tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, demikian juga dengan penelitian ini. Untuk itu diperlukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan dan saran penelitian tersebut antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, oleh karena itu generalisasi hasil penelitian ini hanya untuk
dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan tidak mengambil objek universitas swasta sebagai
perbandingan sehingga sangat mungkin penelitian ini akan memperoleh
hasil yang berbeda pada universitas swasta. Penelitian yang akan datang
hendaknya memperhatikan hal ini agar dapat diketahui perbedaan antara
keduanya.
3. Penelitian ini dilakukan terhadap tenaga teknis pendidikan pada tingkat
perguruan tinggi. Penelitian yang akan datang dapat melakukan penelitian
ini terhadap tenaga teknis pendidikan yang lain semisal Guru.
Daftar Pustaka
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
Buku Pedoman Universitas Sebelas Maret 2001/2002. 2001 Buku Pedoman Penyusunan Skripsi Fakultas Ekonomi. 2003 Davis and Newstroom. 1985. Human Behavior at Work : Organizational
Behavior. New York. Mc. Graw Hill Inc. DeMato, Doris S. 2001. Job Satisfaction Among Elementary School Counselors in
Virginia: Triteen Years Later. Djarwanto & Subagyo, S. 1998. Statistik Induktif. Yogyakarta. BPFE. Gibson, J.L., Ivancevich, S.M. and Donnelly, J.H. 2000. Organizations: Behavior,
Structure, and Processes. 10th edition. New York: Mc Graw-Hill. Gibson, James. L. , Ivancevich, John M, Donnelly, James H. 1984. Organisasi
dan Manajemen : Perilaku Struktur dan Proses. Edisi keempat. Erlangga. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta Iswanto, Yun. Analisis Hubungan antara Stres Kerja, Kepribadian, dan Kinerja
Manager Bank. [email protected] Johan, Rita. Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan.
Jurnal Pendidikan Penabur. Jakarta : Atmajaya McAfee, R. Bruce. & Champagne, Paul J. 1987. Organizational Behavior : A
Manager’s View. United State of America. West Publishing Company. Robbins, Stephen P. 1994. Management. Englewood Cliffs, New Jersey; Printice
Hall Inc. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: Prenhallindo. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Jilid II. Jakarta: Prenhallindo. Robbins, Stephen P. 1998. Organizational Behaviour : Concepts, Controversies,
Applications. Eight Edition. Prentice Hall. Inc. New Jersey. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business : A Skill Bilding Approach.
3th edition, New York : John Wiley and Sons
Nama : ……………………… (tidak harus diisi) Usia : ……… Tahun Jenis Kelamin : ……… Fakultas : ……… Gol/Jab : ………
113
Setyorini, Mamik. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Lingkungan Sosial Terhadap Keinginan Berwirausaha pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2000. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ekonomi : UNS.
Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi
Aksara. Simamora, Bilson. 2004. Metode Penelitian Perilaku Konsumen. Jakarta. Penerbit
Gramedia. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Afabeta. Troy, Mark & Iuzzini, John. 2003. Work-life Satisfaction Survey of
Administrative, Professional, and Support Staff of Texas A&M University. Wibowo, Heruwan. 2004. Dukungan Sosial Sebagai Variabel Pemoderasi
Hubungan Antara Tekanan Keluarga Dengan Kepuasan Kerja Dan Kepuasan Keluarga : Studi Pada Karyawan Perbankan Di Surakarta. Skripsi. Surakarta. Fakultas Ekonomi : UNS
Wilfrid J, Frank. J. 2001. Metode Penelitian Ekonomi Waskiewicz, Stanley P & Parks, David J. 1999. Variables That Contribute To Job
Satisfaction In Secondary School Assistant Principals.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Kuesioner Penelitian ……………………………….…… 81
2. Skor item pertanyaaan Locus of Control ……………….. 87
3. Skor item pertanyaan Tipe Perilaku ……………………. 89
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
1
Lampiran 10. Hasil analisis reliabilitas item pertanyaan Locus of Control. Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 4 Alpha = .6156 Lampiran 11. Hasil analisis reliabilitas item pertanyaan Tipe Perilaku. Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 4 Alpha = .6139
2
Lampiran 12. Hasil analisis reliabilitas item pertanyaan Pemenuhan Harapan Penggajian. Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 6 Alpha = .6406 Lampiran 13. Hasil analisis reliabilitas item pertanyaan Kepuasan Kerja. Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 20 Alpha = .9270