ANALISIS PENGARUH MODAL SO TERHADAP K DI Disusun Untuk Memenuh Program S PROGRAM STUDI FAKULTAS KE UNIVE i H KOMPETENSI SUMBER DAYA MA OSIAL DAN MODAL FINANSIAL KINERJA UMKM BIDANG GARMEN I KABUPATEN KLATEN TESIS hi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajad M Studi Magister Pendidikan Ekonomi Disusun Oleh: Subroto Rapih S991302018 DI MAGISTER PENDIDIKAN EKONO EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 ANUSIA, N Magister OMI N perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
151
Embed
digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN DI KABUPATEN KLATEN TESIS Disusun Untuk Memenuhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA,
MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL
TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN
DI KABUPATEN KLATEN
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajad Magister
Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh:
Subroto Rapih
S991302018
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
i
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA,
MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL
TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN
DI KABUPATEN KLATEN
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajad Magister
Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh:
Subroto Rapih
S991302018
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
i
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA,
MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL
TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN
DI KABUPATEN KLATEN
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajad Magister
Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh:
Subroto Rapih
S991302018
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiiiiiiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN
PUBLIKASI
1. Tesis yang berjudul : “ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI
SUMBER DAYA MANUSIA, MODAL SOSIAL DAN MODAL
FINANSIAL TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN
DI KABUPATEN KLATEN” ini adalah karya penelitian saya sendiri
dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dengan
acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan maupun
naskah pustaka. Apabila di dalam naskah tesis ini dibuktikan terdapat
unsur – unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik Tesis
beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah
harus menyatakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai
institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan
publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang
berlaku.
Surakarta, Desember 2014
Subroto Rapih
S 991302018
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Subroto Rapih. S991302018. ANALISIS PENGARUH KOMPETENSISUMBER DAYA MANUSIA, MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIALTERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN DI KABUPATENKLATEN. Tesis. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret. 2015.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui (1)Pengaruh kompetensi SDM terhadap kinerja UMKM bidang garmen diKabupaten Klaten. (2) Pengaruh modal sosial terhadap kinerja UMKM bidanggarmen di Kabupaten Klaten. (3) Pengaruh modal finansial terhadap kinerjaUMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. (4) Pengaruh kompetensi SDMterhadap modal finansial UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. (5)pengaruh modal sosial terhadap modal finansial UMKM bidang garmen dikbaupaten Klaten.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuatitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM bidang garmen di KabupatenKlaten. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structuralequation Modeling SEM. Sampel dalam penelitian ini sebesar 160 UMKM bidanggarmen di Kabupaten Klaten yang tersebar ke dalam 5 Klaster. Teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster area sampling. Teknikpengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket dengan skala Likert.Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkandengan cara membagikan langsung angket kepada responden. Uji prasyaratanalisis SEM yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi kecukupansampel, uji normalitas dan evaluasi outlier. Pengujian kesesuaian modelmenggunakan alat uji 2 – Chi-Square statistic, RMSEA (The Root Mean SquareError of Approximation), GFI (Goodness of fit Index), AGFI (Adjusted Goodnessof Fit Index), CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy Function Devidedwith degrre of Freedom), TLI (Tucker Lewis Indeex), CFI (Comparative FitIndex). Uji hipotesis digunakan analisis kesesuaian jalur.
Berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan bahwa : (1) pada variabelkompetensi SDM memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel KinerjaUMKM dengan nilai sebesar 4.557 dan signifikan pada p<0.05, (2) pada variabelmodal sosial memiliki pengaruh positif signifikan variabel terhadap kinerjaUMKM dengan nilai sebesar 3.599 dan signifikan pada p<0.05, (3) pada variabelmodal finansial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerjaUMKM dengan nilai sebesarn 4.334 dan signifikan pada p<0.05, (4) pada variabelkompetensi SDM memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel modalfinansial dengan nilai sebesar 3.554 dan signifikan pada p<0.05, (5) pada variabelmodal sosial memiliki pengaruh postif signifikan terhadap variabel modalfinansial dengan nilai sebesar 3.388 dan signifikan pada p<0.05.
Subroto Rapih. S991302018. ANALYSIS OF EFFECT HUMANRESOURCES COMPETENCE, SOCIAL CAPITAL AND FINANCIALCAPITAL ON SME’S PERFORMANCE APPAREL SECTOR IN KLATENRESIDENCE. Thesis. Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education.Sebelas Maret University. 2015.
ABSTRACTThe purpose of this study is to analyze and determine (1) The effect on
the performance of SMEs HR competence in the field of garment Klaten district.(2) The effect of social capital on the performance of SMEs in the garment districtof Klaten. (3) The effect of financial capital on the performance of SMEs in thegarment district of Klaten. (4) The effect of human resource competencies to thefinancial capital of SMEs in the garment district of Klaten. (5) the effect of socialcapital on financial capital of SMEs in the garment field kbaupaten Klaten.
The method used in this research is descriptive quantitative. Thepopulation in this study is the garment sector SMEs in Klaten District. Dataanalysis in this study using Structural Equation Modeling (SEM). The sample inthis study of 160 SMEs in the field of garment Klaten that dispersed into 5clusters. The sampling technique used is the cluster area sampling technique.Techniques of data collection using questionnaire instrument with a Likert scale.The data obtained in this study is primary data obtained directly by distributingquestionnaires to the respondents. Prerequisite test SEM analysis used in thisresearch include: sample adequacy test assumptions, normality test and evaluationof outliers. Testing the suitability of the model using a x2 test - Chi-Squarestatistic, RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation), GFI (Goodness offit index), AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), CMIN / DF (The MinimumSample Discrepancy Function devided with degrre of Freedom), TLI (TuckerLewis Indeex), CFI (Comparative Fit Index). Hypothesis test used path analysissuitability.
Based on calculations concluded that: (1) the variable Human Resourcescompetencies have significant positive effect on SME performance variable with avalue of 4557 and significant at p <0.05, (2) the social capital variables have asignificant positive effect on the performance of SMEs variable with a value of3599 and was significant at p <0.05, (3) the financial capital variables have asignificant positive effect on the performance of SMEs with a value variablesebesarn 4.334 and significant at p <0.05, (4) the HR competency variables have asignificant positive effect on the financial capital variables with a value of 3554and significant at p <0.05, (5) the social capital variables have a significantpositive effect on the financial capital variable with a value of 3.388 andsignificant at p <0.05.
Keywords: Human Resources Competency, Social Capital, Financial Capital,SME’S Performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Motto
“Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah
setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di
antara bintang-bintang.”
( Ir. Soekarno)
“Seribu orang tua bisa bermimpi, satu pemuda bisa
mengubah dunia”
(Ir. Soekarno)
“Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana
saja, karena dengan buku, aku merasa bebas”
(Drs. Muhammad Hatta)
“Merdeka nasional bukanlah tujuan akhir, rakyat yang bebas
berkarya adalah puncaknya”
(Sutan Sjahrir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Allah SWT atas semua pertolongan dan segala nikmat yang diberikan,
semoga karya ini mempunyai nilai ibadah di hadapan-Mu,
Bapak Ibuku tercinta yang selau berjuang dan memotivasi anaknya untuk
hidup lebih baik
Istri saya tercinta yang tanpa lelah selalu memberikan semangat dan
motivasi
Keluarga tercinta yang selalu memberi semangat dan do’a untuk saya
Teristimewa teman-teman MPE angkatan 8 yang selalu memberi
semangat, inspirasi, motivasi, do’a dan dukungan
dan Almamater kebanggaanku UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala nikmat, berkah, dan ridho-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis
ini dengan judul : “Analisis Pengaruh Kompetensi SDM, Modal Sosial Dan
Modal Finansial Terhadap Kinerja UMKM Bidang Garmen di Kabupaten
Klaten”.
Penulisan tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih atas terselesaikannya
penulisan tesis ini kepada :
1. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi FKIP
UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun tesis.
3. Bapak Prof. Dr Trisno Martono selaku pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Dr. Guntur Riyanto, M.S selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
5. Segenap dosen Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS yang
telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
6. Bapak Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
Kabupaten Klaten yang selalu membantu selama penelitian berlangsung.
7. Segenap pegawai Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM Kabupaten Klaten yang telah bersedia meluangkan waktunya
selama penelitian berlangsung.
8. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu bekerja keras untuk menunjang
pendidikanku, mendoakan, memberi semangat dan dorongan dalam
menyelesaikan penulisan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Sahabat-sahabatku yang selalu menerima semua kekurangan dan
kelebihanku. Kalian selalu memberikan bantuan serta dorongan untukku.
10. Teman- teman MPE angkatan 8, terima kasih atas segala kenangan indah
dan perjuangan meniti masa depan.
11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun, supaya tesis ini
dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi para penggunanya.
Surakarta, Desember 2014
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 11
1. Definisi UMKM 11
2. Pembangunan Ekonomi Dan
Unsur – Unsurnya 15
3. Kinerja UMKM 16
4. Kompetensi SDM 21
5. Modal Sosial 28
6. Modal Finansial 35
B. Penelitian yang Relevan 39
C. Kerangka Berpikir 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Hipotesis 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 42
B. Jenis dan Rancangan Penelitian 43
C. Populasi Dan Sampel 43
D. Variabel penelitian dan definisi operasional 47
E. Teknik Pengumpulan Dan Jenis Data 50
F. Instrumen Pengumpulan Data 51
G. Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen 52
H. Teknik Analisis Data 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 61
1. Perkembangan UMKM sektor garmen
di Kabupaten Klaten 61
2. Hasil Pengumpulan Data 61
3. Deskripsi Data Statistik 62
4. Deskripsi Responden 64
B. Pengujian Instrumen 66
1. Uji Validitas 66
2. Uji Reliabilitas 70
C. Uji Asumsi Model 71
1. Uji Normalitas Data 71
2. Asumsi Outliers 73
D. Hasil Penelitian 73
1. Analisis Kesesuaian Model 73
2. Analisis Koefisien Jalur 75
E. Pembahasan 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 81
B. Implikasi 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
LAMPIRAN 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 1 41
B. Gambar 2 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
E. Tabel 1 13
F. Tabel 2 14
G. Tabel 3 42
H. Tabel 4 47
I. Tabel 5 62
J. Tabel 6 63
K. Tabel 7 65
L. Tabel 8 65
M. Tabel 9 66
N. Tabel 10 67
O. Tabel 11 68
P. Tabel 12 69
Q. Tabel 13 70
R. Tabel 14 71
S. Tabel 15 71
T. Tabel 16 73
U. Tabel 17 74
V. Tabel 18 75
W. Tabel 19 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Matrik (Kisi – Kisi ) Angket
2. Lampiran 2 : Angket Penelitian
3. Lampiran 3 : Tabulasi Data
4. Lampiran 4 : Hasil Model Penelitian
5. Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian
6. Lampiran 6 : Surat Izin Melakukan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Beberapa dekade ini UMKM merupakan sektor usaha yang paling
mempunyai andil dalam perekonomian baik secara Nasional maupun global.
UMKM merupakan benteng tangguh suatu perekonomian dalam menghadapi
berbagai macam dinamika yang terjadi dalam perekonomian. Pada tahun 1998 saat
indonesia mengalami krisis multidimensi, banyak usaha besar yang harus gulung
tikar karena tidak mampu bertahan dalam krisis tersebut. Banyak usaha besar yang
keuangannya berantakan sehingga membuat mereka tidak mampu membayar kredit
mereka, dan disisi lain keadaan perbankkan Nasional juga kacau, sehingga
pemerintah harus mengeluarkan dana talangan sebesar Rp. 620 triliun (Kompas
29/8/2013). Namun disisi lain UMKM masih tegar berdiri, saat krisis tersebut
UMKM menjadi penyelamat perekonomian Nasional terutama dalam hal
penyerapan dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan bagi para korban PHK.
UMKM juga menunjukan peran yang cukup vital dari segi kuantitas dan
penyerapan tenaga kerja. Sebagai gambaran, Kementrian Koperasi dan UMKM
mencatat perkembangan jumlah usaha UMKM di Indonesia dari tahun ke tahun
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah unit UMKM di indonesia
sebanyak 56.534.592 unit dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan menjadi sebanyak 57.678.545 unit. Dan dari jumlah tersebut,
UMKM di Indonesia mempunyai porsi pangsa pasar sebesar 99,99%. Pada waktu
yang sama penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, pada tahun 2012 sektor UMKM menyerap tenaga kerja sebesar
107.657.609 orang dan pada tahun 2012 mengalami penambahan penyerapan
jumlah tenaga kerja sebesar 110.747.514 orang. Dari sudut pandang Produk
Domsestik Bruto (PDB), sumbangan UMKM juga cukup menjanjikan. Kementrian
Koperasi dan UMKM mencatat, PDB dari sektor UMKM mengalami peningkatan
sebesar 24,15 %, yakni dari Rp. 3.466,39 triliun pada 2010 menjadi Rp. 4.303,57
triliun pada tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Di kancah global khususnya tingkat ASEAN, peran UMKM dalam
perekonomian ditunjukan dengan jumlah sektor UMKM yang mendominasi. Data
Kementrian Koperasi dan UMKM memperlihatkan, lebih dari 96 % perusahaan di
ASEAN adalah UMKM. Dan dalam sumbangan terhadap PDB, UMKM
menyumbang sekitar 30 – 57 % serta dalam hal penyerapan tenaga kerja
menyumbang 50 – 98%. Selain hal diatas, usaha kecil dan menengah memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja dengan biaya minimum. UMKM
adalah pelopor dalam dunia inovasi dan memiliki fleksibilitas tinggi yang
memungkinkan usaha tersbut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Terlepas berbagai macam manfaat positif UMKM terhadap perekonomian
Nasional, berbagai macam masalah masih di hadapi para pelaku UMKM di Tanah
Air. Masalah utama UMKM Nasional saat ini yaitu masih lemahnya kinerja
UMKM di Indonesia. Data dari Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) juga menunjukan rendahnya kinerja UMKM di Indonesia
terlihat dari skor daya saing UMKM. Daya saing Usaha Kecil Mikro (UMKM)
Indonesia masih sangat rendah sekitar 3,5 dari skor 1-10 dibandingkan negara-
negara ASEAN. Daya saing UMKM Indonesia masih di bawah negara-negara
seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Masalah selanjutnya yaitu masih rendahnya kemampuan UMKM
Indonesia untuk melakukan proses penelitian dan pengembangan (Research &
Development). Ini merupakan cerminan bahwa wirausahawan atau para pelaku
UMKM di Indonesia masih kurang inovatif. Dari sisi sumbangan output UMKM
lintas sektor, UMKM masih dominan di sektor pertanian yaitu sebesar 87, 25%
sedangkan Usaha Besar (UB) leih unggul lebih unggul di sektor – sektor yang
bersifat tradable atau penghasil barang. (BPS 2006). Hal ini menunjukan bahwa
UMKM di Indonesia masih belum kuat di sektor – sektor bernilai tambah tinggi.
Selain hal diatas, lemahnya kinerja UMKM Nasional yaitu dapat dilihat
dari pertumbuhan sektor penghasil barang (tradable) Nasional yang masih rendah
dibandingkan dengan sektor jasa (nontradable). Kesenjangan antara kedua sektor
tersebut terus terjadi, padahal idealnya sektor penghasil barang harus lah lebih
tinggi dibandingkan dengan sektor jasa karena sektor penghasil barang merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
jantung dari kemampuan ekspor Nasional. Hal ini membuktikan, kinerja UMKM di
sektor penghasil barang masih kurang maksimal.
Beberapa contoh diatas menunjukan masih lemahnya kinerja UMKM di
Indonesia saat ini. Mengingat peran UMKM yang sangat vital yang merupakan
tulang punggung perekonomian harus selalu dalam keadaan prima dengan kinerja
yang maksimal sehingga UMKM di Indonesia akan bisa berjalan dengan baik
dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu penggeraka perekonomian
Nasional. Dengan kinerja UMKM yang baik, akan berdampak pada sektor – sektor
perekonomian Nasional yang saat ini disokong oleh UMKM. Dengan kinerja
UMKM yang baik pula perekonomian Nasional akan semakin kokoh dan lebih
tahan goncangan krisis ekonomi global yang dapat mengancam sewaktu – waktu.
Rendahnya kinerja UMKM Indonesia sekarang ini cukup
mengkhawatirkan bagi perekonomian Nasional. Hal tersebut harus segera
diselesaikan mengingat dinamika pasar dan perekonomian Nasional maupun global
akan semakin tinggi. Jika UMKM di Indonesia tidak segera berbenah dan lebih giat
berinnovasi, maka hampir bisa dipastikan akan tenggelam di kancah persaingan
global. Tantangan UMKM di Indonesia dipastikan akan semakin berat dengan akan
diberlakukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang.
Dengan berlakunya MEA pada 2015 mendatang, seluruh Negara ASEAN akan
menjadi pasar barang, jasa, modal dan tenaga kerja tanpa sekat – sekat antar
Negara. Selain tantangan dari pasar bebas ASEAN diatas, tantangan global juga
datang dari pasar bebas Negara – Negara APEC juga akan segera diberlakukan.
Dengan terintegrasinya pasar global, tantangan UMKM di Indonesia dipastikan
menjadi semakin berat. Serbuan produk asing di pasar lokal baik di sektor
pertanian, kerajinan, garmen, manufaktur dan produk – produk lainya dipastikan
membanjiri pasar domestik. UMKM di Indonesia mau tidak mau harus bersaing
dengan pesaing – pesaing tingkat regional bahkan global.
Masih rendahnya kinerja UMKM di Indonesia saat ini disebabkan oleh
beberapa hal antara lain faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Faktor
internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan), aspek keuangan,
aspek teknis produksi, dan aspek pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal terdiri
dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM. Atau
secara garis besar dapat disimpulkan faktor internal yaitu faktor yang cenderung
berasal dari dalam UMKM tersebut sedangkan faktor eksternal lebih banyak berasal
dari luar unit bisnis.
Selain hal diatas, rendahnya kinerja UMKM di Indonesia saat ini juga
dipengaruhi oleh faktor teknis, non teknis serta dalam kebijakan pemerintah. Sektor
UMKM menghadapi kendalan terutama dalam hal infrastruktur dan kelembagaan.
Kebijakan ekonomi dibidang fiskal, ketenagakerjaan, energi dan pasar domestik
juga berperan dalam mempengaruhi kinerja UMKM selama ini. Dari sekian juta
jumlah UMKM di Indonesia, hanya 20 % yang sudah terakses kredit bank hal
tersebut juga di perparah dengan prosentase kredit bank untuk sektor UMKM di
Indonesia hanya sebesar 20,1% dari total kredit perbankan dengan jumlah Rp. 612
triliun (Kompas 26/9/2013). Selain itu bunga kredit untuk UMKM yang terwujud
dalam pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai 20 % untuk plafon
pinjaman Rp. 20 juta ke bawah sehingga jauh lebih tinggi dari bunga komersial
perbankan. Kenyataan tersebut merupakan kenyataan yang cukup pahit mengingat
peran UMKM yang sangat vital dan setrategis. Dari berbagai macam permasalahan
rendahnya kinerja UMKM tersebut, dapat dianalisa bahwa Faktor penentu dalam
sebuah keberhasilan unit bisnis ditentukan oleh kualitas SDM dan modal yang
dimiliki. Perpaduan antara kualitas SDM dengan ketersediaan modal akan membuat
UMKM berjalan dengan baik dan mampu bersaing dalam pasar. Sehingga
permasalahan yang mempengaruhi kinerja UMKM di Indonesia tersebut dapat
diturunkan menjadi beberapa variabel, antara lain faktor kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM), faktor modal sosial (social capital) dan faktor modal finansial
(financial capital).
Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten merupakan syarat mutlak
guna mencapai tujuan suatu organisasi. Begitupula UMKM, untuk dapat berjalan
dengan baik, UMKM perlu ditunjang dengan kompetensi SDM yang berkualitas
dengan segala pengetahuan, ide dan inovasi yang dimilikinya. Selain itu,
kompetensi SDM merupakan inti dari suatu perusahaan. Dengan kompetensi SDM
yang cakap dan terampil, suatu unit bisnis UMKM akan mampu selalu berinovasi
dan beradaptasi dengan keadaan pasar yang selalu dinamis. Sebaliknya, jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kompetensi SDM kurang baik, maka suatu unit bisnis UMKM akan sulit dalam
beradaptasi dengan dinamika pasar. Dengan ber – investasi dalam Sumber Daya
Manusia melalui pelatihan dan pendidikan akan berdampak langsung dan tidak
langsung terhadap organisasi, komunitas, dan masyarakat umum.
Kompetensi SDM secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi
motor penggerak suatu UMKM. Mau dibawa kemana suatu usaha dan sejeli apa
melihat peluang yang ada semua ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM).
Pergeseran paradigma sudah terjadi, beberapa dekade yang lalu kesuksesan suatu
kinerja sebuah unit bisnis masih dominan disebabkan oleh faktor – faktor yang
bersifat fisik namun semakin berjalannya waktu pemikiran tersebut semakin
bergeser dan sekarang kesuksesan suatu kinerja justru lebih dominan dipengaruhi
oleh faktor non fisik (kualitas SDM).
Faktor lain yang juga menjadi kuci kesuksesan sebuah UMKM yaitu
modal sosial (social capital). Modal sosial merupakan kumpulan sumber daya yang
dibutuhkan oleh individual atau kelompok sehingga dapat memiliki jaringan
hubungan institusional yang lebih tahan lama agar saling mengakui dan
menghargai. Dalam menjalankan suatu bisnis, mau tidak mau pengusaha akan
senantiasa menjalin hubungan dengan pengusaha lain. Hubungan antara pengusaha
satu dengan yang lain ini lah yang selama ini kurang begitu diperhitungkan turut
dalam mempengaruhi kinerja suatu UMKM.
Latar belakang masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih
mengedapankan asas kekeluargaan serta masih memegang teguh budaya yang ada
didaerah merupakan salah satu faktor yang membuat modal sosial semakin
berkontribusi dalam kemampuan UMKM menjalankan usaha. Faktor – faktor
tersebut senantiasa tertanam dalam jiwa pengusaha sehingga penguatan jejaring
sosial dengan berbasiskan latar belakang budaya dan kearifan lokal merupakan
sebuah keniscayaan dalam dunia usaha di Indonesia. Masyarakat lokal di Indonesia
telah memiliki kearifan lokal yang sangat kaya dan terwujud dalam kewirausahaan
sosial. Kewirausahaan sosial yang berdasar atas kearifan lokal masyarakat
Indonesia tersebut berdampak positif dengan mendukung kesejahteraan masyarakat
lokal ditengah ketidaksetabilan ekonomi global. Selain itu, konsep kewirausahaan
sosial masyarakat Indonesia juga bersifat inklusif sehingga memberikan manfaat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bagi masyarakat sekitar serta mengedepankan harmoni terhadap alam. Beragam
faktor tersebut lah yang membuat modal sosial merupakan salah satu faktor kunci
dalam menentukan kinerja UMKM di Indonesia pada khususnya.
Faktor selanjutnya yaitu pengaruh dari modal finansial. Secara klasik,
modal finansial diartikan sebagai hal yang digunakan untuk memproduksi barang
lebih lanjut. Untuk menjalankan segala aktivitas perusahaan pastilah membutuhkan
dana (modal finansial) baik dana pribadi (equity) ataupun pinjaman (loan).
Mengungkapkan bahwa, modal finansial perusahaan biasanya digunakan untuk dua
hal yaitu untuk investasi dan untuk membiayai modal kerja. Peran modal finansial
pada sangat dominan saat melakukan investasi awal pada saat mendirikan unit
bisnis. Proses perkembangan suatu perusahaan tertentu bermula dari investasi, dan
berlanjut dengan produksi. Pengukuran kinerja unit bisnis sampai dengan dekade
1990an, masih menempatkan modal finansial sebagai tolak ukur utama. Dilihat dari
perannya, modal finansial tampak begitu signifikan dalam penentuan kinerja
UMKM. Kendala dalam modal finansial yang terjadi pada UMKM di Indonesia
saat ini umumnya pada keterbatasan modal dan kesulitan mengakses modal
pinjaman dari lembaga keuangan.
Dalam pengembangan UMKM keterbatasan dana pribadi merupakan
masalah yang umumnya dirasakan bagi para pelaku UMKM sehingga jalan satu –
satunya adalah dengan melakukan pinjaman. Dalam manajemen keuangan
perusahaan modern, pinjaman menjadi hal yang mutlak diperlukan guna
mengembangkan unit bisnis menjadi lebih maju. Selanjutnya timbul permasalahan
lain yang juga cukup menghambat pelaku UMKM untuk mengembangkan
usahanya yaitu masalah pengaksesan modal pinjaman. Tumpuan utama UMKM
dalam mendapatkan modal pinjaman yaitu dari lembaga keungan mikro baik itu
bank ataupun lembaga keuangan lainya, namun banyak UMKM di Indonesia yang
masih sulit mengakses dana dari lembaga – lembaga keuangan tersebut.
Permasalahan utama UMKM dalam mengakses dana dari lembaga keuangan
biasanya ketersediaan agunan, banyak UMKM yang tidak layak bank (non
bankable) dan atau persyaratan administratif lainya. Disamping itu, keadaan
masyarakat Indonesia dalam hal inkuisi keuangan masih sangat rendah, hanya
sekitar 20 % dari orang dewasa di Indonesia yang mempunyai rekening di lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
keuangan formal (World bank 2011). Selain dari pihak pelaku UMKM sendiri,
permasalahan juga berasal dari regulasi yang ada. Bunga kredit perbankan UMKM
mencapai 20% pertahun (Kompas 16/ 9 /2013). Hal tersebut tentunya masih sangat
memberatkan bagi para pelaku UMKM di tanah air.
Berbagai macam permasalahan UMKM diatas juga terjadi pada UMKM
yang bergerak di bidang garmen. Industri garmen atau industri pakaian jadi dari
tekstil meliputi usaha produksi pakaian jadi dari tekstil, baik kain tenun maupun
kain rajut yang dikerjakan dengan cara merancang pola, memotong, dan menjahit
sehingga menjadi pakaian yang siap langsung dipakai, misalnya dalam bentuk
kemeja, celana, kebaya, blus, rok, baju bayi dll. Di indonesia sendiri industri
garmen merupakan industri yang cukup menjanjikan. Dari sisi penguasaan pasar
garmen Indonesia berada pada peringkat kesembilan dunia sebagai negara
penghasil garmen terbesar. Pada akhir 2008 yang lalu saat pertumbuhan ekspor
komoditas lain anjlok, ekspor industri garmen Indonesia justru tumbuh positif.
Pertumbuhan ekspor industri garmen domestik tercatat naik menjadi sebesar 1,08
persen hingga akhir 2008. Volume ekspor garmen Indonesia saat ini sebesar 2,5-3
persen dari total ekspor garmen dunia. Total nilai sumbangan ekspor garmen
mencapai Rp10,4 miliar dengan menyerap sekitar 3 juta tenaga kerja. (Pikiran-
Rakyat.Com 06/08/2009).
Di Kabupaten Klaten jumlah industri UMKM bidang garmen cukup
banyak. Di wilayah Kabupaten Klaten Terdapat 5 klaster UMKM bidang garmen
yang tersebar di 5 kecamata. Total keseluruhan industri pada tahun 2013 sebanyak
hampir 300 unit usaha dan tersebar di 5 klaster tersebut (Disperindagkop & UMKM
Kab.Klaten). UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten juga tidak lepas dari
permasalahan – permasalahan seperti pada permasalahan Nasional. Data dari
Disperindagkop dan UMKM kabupaten Klaten menunjukan bahwa beberapa tahun
terakhir nilai perdagangan garmen di Kabupaten Klaten terus mengalami
penurunan. Terjadinya penurunan nilai perdagangan beberapa tahun terakhir
mrnunjukan bahwa UMKM di Kabupaten Klaten mengalami kendala – kendala
yang menghambat UMKM untuk bekerja secara optimal. Selain hal diatas, dari
hasil penelusuran yang dilakukan peneliti, selama ini peran pemerintah daerah
melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM masih minim sekali menyentuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
solusi yang berkenaan dengan pengembangan SDM dan bahkan belum sama sekali
dalam hal Modal Sosial. Pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaku
UMKM selama ini masih belum memadai dan penyuluhan – penyuluhan mengenai
pentingnya modal sosial untuk menjadikan para pelaku UMKM semakin berdaya
belum dilakukan. Sehingga para pelaku UMKM khususnya bidang garmen di
Kabupaten Klaten masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensi – potensi yang
ada untuk meningkatkan kinerja.
Melihat persoalan yang berkaitan dengan kinerja UMKM di Indonesia
pada umumnya dan di Kabupaten Klaten pada khususnya maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH
KOMPETENSI SDM, MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL
TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN DI KABUPATEN
KLATEN.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap
kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten ?
2. Apakah terdapat pengaruhpositif signifikan antara modal sosial terhadap
kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten ?
3. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial terhadap
kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten ?
4. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap
modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten ?
5. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap
modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif signifikan antara kompetensi
SDM terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif signifikan antara modal finansial
terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif signifikan antara kompetensi
SDM terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten
Klaten.
5. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini, diharapkan di peroleh dua manfaat,
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan sumbangan dalam ilmu
pengetahuan khususnya bagi bidang ilmu manajemen UMKM dan Sumber
Daya Manusia (SDM).
2. Manfaat Praktis
a. Pelaku UMKM
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada para pelaku
UMKM agar lebih menyadari tentang pentingnya untuk selalu
mengembangkan diri, membangun jaringan yang kuat dan mengelola
keuangan dengan baik yang akan berdampak pada terwujudnya kinerja
perusahaan yang baik dan optimal.
b. Pemangku kebijakan terkait.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
pada pemangku kebijakan terkait khususnya pada Dinas Perdagangan
Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten mengenai pentingnya penguatan
kompetensi SDM dan modal sosial yang selama ini kurang begitu
diperhatikan. Manfaat dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
masukan kepada dinas terkait untuk lebih memberikan perhatian lebih
pada pelaku UMKM khusunya dalam hal kemudahan akses layanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
keuangan yang nantinya akan berdampak pada kinerja UMKM yang
semakin optimal.
c. Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS
1) Dapat memberikan tambahan pemahaman menganai pentingnya
penguasaan tentang pokok – pokok bahasan dalam ruang lingkup
pendidikan ekonomi terutama yang terkait dengan variabel – variabel
dalam penelitian ini guna menciptakan pengusaha – pengusaha muda
yang handal, kreatif, inovatif dan kompeten khususnya para sarjana
lulusan pendidikan ekonomi.
2) Dapat memberikan sumbangan penelitian baru mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM serta memberikan masukan
mengenai pentingnya pengembangan kompetensi SDM terhadap
kemajuan sebuah unit bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
a. Definisi UMKM
UMKM mempunyai banyak sekali versi pengertian. Antara lembaga
satu dengan yang lain mendefinisikan berbeda mengenai UMKM sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan masing – masing. Namun demikian, secara umum
UMKM mempunyai pengertian yang hampir sama yaitu usaha yang mempunyai
aset dan omzet dibawah Rp. 1 Miliar. Berikut ini adalah kriteria UMKM
menurut beberapa lembaga Nasional dan Internasional.
1) Definisi UMKM menurut beberapa lembaga Nasional
Menurut UU NO. 20 TAHUN 2008 Tentang UMKM pengertian UMKM
adalah sebagai berikut
a) Usaha Mikro : usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
b) Usaha Kecil : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c) Usaha Menengah : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Masih menurut UU No. 20 Tahun 2008, kriteria UMKM menurut aset nya
adalah sebagai berikut
a) Usaha mikro adalah usaha yang mempunyai aset maksimal Rp.
50.000.000 dan mempunyai omzet tahunan maksimal Rp. 300.000.000
b) Usaha kecil adalah usaha yang mempunyai aset minimal antara Rp. 50
Juta – Rp. 500 Juta dan omset tahunan maksimal antara Rp. 300 Juta –
Rp. 2,5 Milliar.
c) Usaha menengahadalah usaha yang mempunyai aset minimal antara Rp.
500 jt – Rp. 10 Milliar dan mempunyai omzet tahunan sebesar
maksimal antara Rp. 2,5 Milliar – Rp. 50 Milliar.
Berbeda dengan hal diatas, Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan UMKM sebagi perusahaan atau industri dengan pekerja
antara 5-19 orang. Sedangkan menurut Bank Indnesia (BI), UMKM
didefinisiakn UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik
modal dan omzet berupa:
a) modalnya kurang dari Rp. 20 juta;
b) untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta;
c) memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan
omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.
Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah mendefinisikan UMKM sebagai berikut :
a) berdasar UU No. 9 Tahun 1995: UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat
berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50
juta – Rp 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.
b) UU UMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta
dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar.
c) Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki
kekayaan bersih maksimal Rp 400 juta.
Kemetrian perdagangan juga mempunyai definisi yang lain mengenai
UMKM, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a) Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600 juta di luar tanah dan
bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung),
b) Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta (Departemen
Perdagangan sebelum digabung)
2) Definisi UMKM menurut beberapa lembaga Internasional
Hampir sama dengan lembaga – lembaga Nasional, lembaga dan
negara-negara asing mendefinisikan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah
berdasarkan pada beberapa kriteria yaitu :Jumlah tenaga kerja, Pendapatan
dan Jumlah aset. Bank Dunia (world bank) mengelompokkan UMKM
menjadi 3 kelompok seperti tabel dibawah ini :
Tabel 1.
Kriteria UMKM menurut Bank Dunia
KriteriaMedium
EnterprisesSmall
EnterprisesMicro
Enterprises
Jumlah
karyawanMaks 300 orang < 30 orang < 10 orang
Pendapatan
setahun
Hingga $ 15 juta
Per Tahun
Tidal lebih $ 3 juta
Per Tahun
Tidak lebih $ 100
Ribu Per Tahun
Jumlah aset Hingga $ 15 juta
Per Tahun
Tidal lebih $ 3 juta
Per Tahun
Tidak lebih $ 100
Ribu Per Tahun
Sumber : World Bank 2010.
Sedangkan menurut Komisi Eropa (European Comission)
UMKM juga dibedakan menjadi beberapa kategori seperti dalam tabel
dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tabel 2.
Kriteria UMKM menurut European Comission
KriteriaMedium
Enterprises
Small
Enterprises
Micro
Enterprises
Jumlah
karyawan
Kurang dari
250 orang
Kurang dari
50 orang
kurang dari
10 orang
Pendapatan
setahun
Tidak lebih dari
$ 50 Juta
Tidal lebih dari
$ 10 Juta
Tidak lebih dari
$ 2 juta
Jumlah aset Hingga $ 50 jutaTidal lebih dari
$ 13 juta
Tidak lebih dari
$ 2 Juta
Sumber : European Comission 2010
Sedangkan Negara Jepang mendefinisikan UMKM dalam kategori sebagai
berikut :
a) Mining and manufacturing : jumah karyawan maksimal 300 orang atau
jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.
b) Wholesale : jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal
saham sampai US$ 840 ribu
c) Retail : jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah modal saham
sampai US$ 820 ribu
d) Service : jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal
saham sampai US$ 420 ribu
Berbeda dengan Jepang, Singapura mendefinisikan Usaha Kecil dan
Menengah berdasarkan dengan kepemilikan sahamnya, definisi UMKM di
singapura antara lain :
a) minimal 30% pemegang saham lokal
b) aset produktif tetap (fixed productive asset) di bawah $ 15 juta.
Dari beberapa pengertian UMKM diatas, dapat dilihat bahwa UMKM
merupakan unit usaha yang mempunyai beberapa pengertian. Pengertian
UMKM dapat dilihat dari beberapa sudut pandang antara lain, jumlah aset,
jumlah omzet dan jumlah pekerja. Dengan kondidi beserta segala kelebihan dan
kekuranganya, sampai saat ini UMKM masih merupakan sektor usaha yang
berperan sangat penting dalam perekonomian Nasional dan global.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Pembangunan Ekonomi Dan Unsur – Unsurnya
Untuk menuju Negara maju, pembangunan ekonomi wajib dilakukan,
pembangunan ekonomi sendiri berarti adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara (Bannock
2004). Dalam teori pembangunan ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi, ada
unsur - unsur penentu yang mendukung terjadinya pembangunan perekonomian,
menurut Bannock (2004) unsur – unsur tersebut antara lain:
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi,
sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang
ada.
2) Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut,
sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi.
3) Sumber Daya Modal
sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan
mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
4) Keahlian ( technological skills ) dan Kewirausahaan
keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai
proses produksi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5) Sosial dan Budaya
Unsur budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Untuk membangun suatu perekonomian secara kuat dan
berkesinambungan, maka dibutuhkan penguatan pada semua unsur – unsur di
atas. Unsur – unsur di atas telah mewakili baik dari faktor yang fisik maupun
non fisik sehingga semua unsur harus berjalan secara beriringan untuk mencapai
suatu keseimbangan dan akan berdampak pada suatu kemajuan ekonomi yang
merata, stabil dan berkesinambungan.
3. Kinerja UMKM
a. Definisi kinerja perusahaan
Kinerja merupakan capain yang diperoleh sebuah seseorang,
ataupun perusahaan dalam mencapai suatu tujuan. Kinerja yang maksimal
merupakan harapan utama sebuah unit bisnis dalam menjalankan usahanya.
Mulyadi (2007:337) menyatakan bahwa “Kinerja adalah keberhasilan
personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. Kinerja
juga merupakan sebuah gambaran atau kondisi mengenai pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi ( Bastian 2006:274). Secara umum,
kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode
tertentu.
Armstrong (2004:29) dalam teorinya merumuskan bahwa kinerja
merupakan sebuah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi. Kondisi kinerja dapat berlaku pada perorangan maupun organisasi
seperti yang diungkapkan oleh Rivai (2008:14) yang menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
“Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secarakeseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugasdibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasilkerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebihdahulu dan telah disepakati bersama”.
Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Goyal (2001:7)
menyatakan bahwa : “Performance is: (1) the process or manner of
performing, (2) a notable action or achievement, (3) the performing of a
playor other entertainment”. Kinerja suatu UMKM dapat dikatakan baik
jika sudah sesuai dengan tujuan awal perusahaan. Kinerja bisa diketahui
hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-
tujuan atau target – target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan
atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui
karena tidak ada tolok ukurnya (Mahsun, 2006: 25). Madura (2001)
menjelaskan bahwa kinerja bisnis dilihat dari sudut pemilik usaha yang
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan memusatkan diri pada dua
kriteria untuk mengukur kinerja perusahaan: 1) imbalan atas penanaman
modalnya dan 2) risiko dari penanaman modal mereka.
Dilihat dari beberapa pengertian kinerja perusahaan diatas, kinerja
yang baik, maksimal serta optimal merupakan tujuan semua UMKM.
Kinerja yang baik di semua sektor baik keuangan, produksi, distribusi
maupun pemasaran merupakan syarat mutlak bagi UMKM untuk bisa terus
hidup. Dengan kinerja yang baik pula suatu UMKM diharapkan akan
semakin kokoh menjadi tulang punggung perekonomian dan akan semakin
berperan penting dalam perekonomian Nasional.
b. Syarat-syarat pengukuran kinerja perusahaan yang berkualitas
Rivai (2008: 19-24) mengungkapkan beberapa syarat sebuah
pengukuran kinerja perusahaan dikatakan berkualitas, yaitu :
1) Input (potensi)
Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
kebijakan, program, dan aktivitas”. Input yang dimaksud sebagai syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengukuran kinerja yang berkualitas tersebut diperoleh dengan
menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut.
a) Who?
siapa sajakah pihak yang harus dinilai dan siapakah pula pihak
yang akan menilai.
b) What?
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan objek atau materi
yang dinilai, antar lain meliputi hasil kerja, kemampuan sikap,
motivasi kerja. Selain itu, pertanyaan ini juga mencakup dimensi
waktu yang menunjukkan kinerja yang dicapai pada saat ini
(current performance), dan potensi yang dapat dikembangkan pada
waktu yang akan datang.
c) Why?
menjelaskan mengenai tujuan dari pengukuran kinerja itu sendiri,
yang meliputi empat hal berikut. (1) memelihara potensi kerja; (2)
menentukan kebutuhan pelatihan; (3) dasar untuk pengembangan
karir; (4) dasar untuk promosi jabatan.
d) When?
Kapan waktu pelaksanaan pengukuran kinerja itu sendiri. Waktu
pengukuran kinerja ini bisa dilakukan secara periodik seperti setiap
bulan, triwulan, atau setiap tahun, bisa juga dilakukan secara terus
menerus pada setiap hari kerja.
e) Where?
Di manakah akan dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran
kinerja pada dasarnya dapat dilakukan di tempat kerja atau
perusahaan itu sendiri, bisa pula di luar perusahaan, yaitu melalui
konsultan.
f) How?
Metode apa yang dipilih perusahaan untuk melakukan pengukuran
kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
g) Process (pelaksanaan)
Dalam fase pelaksanaan ini perlu dilakukan konsultasi dengan
sebanyak mungkin individu dan kelompok untuk menjamin seluruh
aspek dari pengukuran telah terhubung sehingga dapat berjalan
dengan baik. Proses ini dapat dilakukan dengan melakukan briefing
(penjelasan singkat) ataupun dengan pelatihan.
2) Output (hasil)
Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas dan
kebijakan. Agar pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan
berkualitas, maka syarat selanjutnya yang harus dipenuhi adalah
mengenai output dari pengukuran kinerja itu sendiri, antara lain yaitu
kejelasan hasil penilaian dan keberhasilan pengukuran kinerja sebagai
peningkat kualitas kinerja.
c. Indikator kinerja UMKM
Dalam setiap proses pengukuran kinerja dibutuhkan suatu ukuran
untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau capaian dari kinerja perusahaan
tersebut. Salah satu ukuran yang digunakan dalam proses pengukuran
kinerja adalah Indikator Kinerja Utama/Key Performance Indicator (KPI).
Indikator Kinerja Utama/Key Performance Indicator (KPI) merupakan suatu
indikator yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh strategi yang
telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan
(Moeheriono 2012:1)
Indikator Kinerja Utama/Key Performance Indicator (KPI) ini juga
memiliki peran lain selain sebagai ukuran keberhasilan dalam suatu
perusahaan (Moeheriono 2012: 47), antara lain yaitu:
1) Sebagai indikator bagi karyawan untuk mengetahui di mana area
karyawan tersebut harus bekerja dan menghasilkan output sesuai
dengan target yang telah ditentukan.
2) Sebagai alat komunikasi atasan dengan bawahan ataupun perusahaan ke
seluruh lini organisasi.
3) Sebagai media yang secara eksplisit menyatakan kemampuan proses
yang harus dicapai, sehingga target perusahaan juga tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Ada beberapa kata kunci untuk mengidentifikasi Key Performance
Indicator (KPI), menurut Moeheriono, (2012: 50).
yaitu:
1) Memiliki proses bisnis;
2) Tujuan yang jelas dari proses bisnis
3) Ada ukuran kuantitatif dan kualitatif dari hasil dan dibandingkan
dengan tujuan
4) Investigasi unsur-unsur yang memengaruhi tujuan
Gitosudarmo (2001) mengungkapkan beberapa indikator yang
dapat digunakan pedoman dalam mengukur kinerja sebuah unit bisnis,
antara lain :
1) Besar kecilnya penghasilan (income) atau keuntungan (profit) yang
diperoleh
2) Pesatnya tingkat pertumbuhan bisnis (Rate of growth)
3) Semakin membaiknya posisi persaingan (Competitive advantage)
4) Semakin meningkatnya posisi bisnis (Kemandirian bisnis)
5) Semakin bagusnya image terhadap perusahaan (Corporate image)
Munizu (2010:36) juga mengemukakan beberapa indikator untuk
mengetahui kinerja sebuah UMKM, indikator tersebut antara lain :
1) Pertumbuhan penjualan meningkat
2) Pertumbuhan modal meningkat
3) Penambahan tenaga kerja setiap tahun
4) Pertumbuhan pasar dan pemasaran semakin baik
5) Pertumbuhan keuntungan/laba usaha semakin baik
Zaenal (2012:45) berpendapat bahwa dalam mengukur kinerja
suatu UMKM dapat menggunakan beberapa indikator antara lain :
1) Pertumbuhan keuntungan.
Pertumbuhan keuntungan dihitung dalam nominal uang (Rupiah) yang
semakin meningkat.
2) Pertumbuhan jumlah pelanggan.
Jumlah pelanggan / konsumen pemakai produk semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Pertumbuhan jumlah penjualan.
Jumlah penjualan produk secara kuantitas semakin bertambah.
4) Pertumbuhan jumlah aset.
Jumlah aset perusahaan baik berupa ast tetap maupun tidak tetap
semakin meningkat.
Untuk selanjutnya, indikator kinerja UMKM menurut Zaenal
(2012) yang digunkaan sebagai alat ukur untuk variabel kinerja UMKM
dengan pertimbangan bahwa indikator kinerja menurut Zaenal (2012)
sudah mencakup inti pokok dari unsur-unsur kinerja sebuah UMKM.
4. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Definisi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Manusia sesungguhnya memiliki potensi yang luar biasa dalam
hidupnya. Menurut teori konvergensi, baik pembawaan maupun lingkungan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan seorang
anak manusia. Pidato Theodore Schultz pada tahun 1960 yang berjudul
"investment in human capital" di hadapan The American Economic
Association dan sekaligus sebagai peletak dasar teori human capital
( kompetensi SDM ) modern. Pesan utama dari pidato tersebut sederhana,
bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga
merupakan suatu investasi. Menurut pengertian ilmu ekonomi sekarang,
kompetensi yang dimiliki oleh manusia merupakan stok dari kemampuan
(skill) dan berpengetahuan produktif (productive knowledge) yang terdapat
pada orang-orang di masyarakat. Sesuai dengan pemikiran para pakar
"Human Capital Theory" masa kini para ekonom mendapatkan konsep
bahwa upaya meningkatkan pendidikan dan latihan merupakan karakteristik
dari investasi kepada modal sumber daya manusia.
Son (2010:30) mengemukakan bahwa “kompetensi SDM
mencerminkan kapasitas produktif sumber daya manusia, termasuk
didalamnya berbagai keterampilan (literasi, numerasi, kognitif dan
analitikal)”. Pendapat Son diatas sejalan dengan pendapat Azua dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Huseini (1999:45) yang menjelaskan bahwa kompetensi SDM merupakan
refleksi dari pendidikan, pengalaman, intuisi dan keahlian.
Sullivan and Sheffrin (2003:100) dalam teorinya menyatakan
bahwa :
“Individu yang kompeten adalah merujuk pada kepemilikankompetensi, pengetahuan dan kemapuan personal yang diwujudkandalam kecakapan tenaga kerja untuk memproduksi nilai tambahekonomi”.
Kompetensi SDM atau modal manusia merupakan sesuatu hal yang
didapatkan manusia dengan cara selalu mengasah kemampuan serta potensi
yang dimiliki. Modal manusia merupakan sesuatu yang didapatkan dan
diperjuangkan. Modal manusia seseorang cenderung berbeda antara
manusia yang satu dengan yang lain, sehingga modal manusia juga bisa
dijadikan sebagai ciri khas seseorang dan dapat dijadikan sebagai nilai lebih
dari orang tersebut. Dengan memiliki modal manusia yang cakap, terampil
dan innovatif, maka dampak dari segala bidang akan terasa dan akan sangat
bermanfaat dalam proses pembangunan ekonomi, sosial maupun politik.
Khalique et al (2013:78) dalam sebuah teorinya mengemukakan
bahwa :
“Kompetensi SDM atau (human capital) sangat dipertimbangkansebagai urat nadi sebuah organisasi dan human capital merupakansumber daya yang sangat krusial untuk berinovasi danmengembangkan organisasi”.
Kompetensi SDM merupakan aset yang sangat berharga dan
merupakan modal nonfisik yang sngat penting dalam jalannya suatu unit
bisnis. Kompetensi SDM dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari SDM
yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan
komitmennya. Kompetensi SDM merupakan suatu kemampuan manusia
secara pribadi yang merupakan nilai lebih dari manusia itu sendiri. Stewart
et al (1998) dalam Sawarjuwono (2003:40) mengatakan bahwa kompetensi
SDM yang disebut juga sebagai modal manusia merupakan lifeblood dalam
modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi
merupakan komponen yang sulit untuk diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Kompetensi SDM juga merupakan sarana investasi masa depan
yang sangat baik bagi sebuah unit bisnis. Berbeda dengan investasi fisik,
investasi dalam SDM semakin hari akan semakin bertambah dan akan
memberikan suatu keuntungan lebih di masa yang akan datang. Bagi suatu
organisasi Sustainable revenue di masa yang akan datang akan didapatkan
jika pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh kompetensi SDM.
Malhotra (2003) dan Bontis 2002 dalam Rachmawati et al (2004:15).
Nafukho et al (2004) dalam bukunya menelaah esensi dan definisi
dari pentingnya pengembangan kompetensi SDM, tiga diantaranya yaitu :
1) Bentuk investasi seseorang dalam pendidikan yang menghasilakn return
dalam penghasilan ekstra setara dengan biaya menempuh pendidikan.
2) Investasi dalam pendidikan dan latihan formal maupun informal yang
meningkatkan produktifitas individual melalui penyediaan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan motivasi yang dibutuhkan untuk
pembangunan ekonomi dan sosial.
3) Investasi dalam pendidikan dan pelatihan yang memiliki return pribadi
dan sosial.
b. Peran SDM terhadap Pembanguan Ekonomi dan UMKM
Sumber daya manusia merupakan suatu faktor yang sangat
penting dalam menompang pembangunan ekonomi di suatu negara.
Sumber daya manusia merupakan motor penggerak dalam roda
pembangunan sekaligus menjadi penentu arah kebijakan – kebijakan
pembangunan. Mengingat peran SDM yang sangat krusial ini menjadikan
pembangunan SDM merupakan agenda pokok dalam Negara – Negara
yang sedang berkembang untuk melesat maju menuju Negara maju.
Jika dilihat dari beberapa unsur pembangunan ekonomi yang telah
diuraikan diatas, dapat kita lihat bahwa SDM sangatlah berperan dalam
pembangunan ekonomi di suatu Negara. Keadaan ekonomi suatu Negara
tidak akan bisa maju tanpa didukung oleh SDM – SDM yang berkualitas
dan berintegritas. Maka pengembangan SDM merupakan syarat yang
mutlak diperlukan sebagai modal dalam pembangunan ekonomi suatu
Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sejarah teori yang mengemukakan pentingnya peran SDM dalam
perekonomian sebenarnya dapat dilihat dari teori – teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli mulai dari Adam Smith, J.B Say, Maltus
dan Keynes hampir selalu memasukkan faktor SDM dalam tercapainya
suatu kemajuan di bidang ekonomi. Namun sampai dengan dekade 1980an
oleh para pelaku bisnis, investasi dalam sumber daya manusia masih
belum dianggap sebagai faktor penentu keberhasilan. Pada masa itu
konsentrasi masih terpusat pada modal – modal fisik (tangible asset)
dibandingkan dengan modal non fisik (intangible asset). Hal tersebut
mulai bergeser pada dekade 1990an yang sudah mulai menyadari secara
sepenuhnya bahwa investasi dalam SDM berperan sangat dominan dalam
kemajuan suatu perekonomian. Fatoki (2011) mengemukakan bahwa peran
human capital memiliki andil yang sangat besar dalam penentuan kinerja
suatu UMKM. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ngugi et al (2012)
berpendapat bahwa beberapa kemampuan SDM sangat menentukan
kemajuan suatu perekonomian perusahaan. Kemapuan – kemapuan
tersebut antara lain : pertama, kemampuan teknik manajerial sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di Kenya, namun demikan hal
tersebut harus diikuti pengalaman manajerial. Kedua, keuletan dalam
berwirausaha juga berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM namun hal
itu juga harus diikuti dengan keberanian dalam mengambil resiko.
Dalam peningkatan kinerja perusahaan SDM juga mempunyai
peran yang sangat vital. SDM merupakan urat nadi sebuah perusahaan.
Kemampuan manajerial yang baik akan memberikan dampak yang positif
terhadap meningkatnya kinerja suatu perusahaan khususnya sektor
UMKM. Hubungan antara kompetensi SDM dengan kinerja UMKM
semakin terlihat setelah beberapa riset dilakukan guna untuk mengetahui
pengaruh kompetensi SDM terhadap kinerja UMKM. Ardiana et al (2010)
melakukan penelitian pada beberapa UMKM di surabaya untuk
mengetahui pengaruh antara kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
terhadap Kinerja UMKM dan hasil dari penelitian tersebut menunjukan
bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kinerja UMKM di Kota Surabaya. Selanjutnya, Macherinskiene dan
Survilaite (2011) melakukan penelitian di beberapa UMKM di Lithuania
untu mengetahui adakah pengaruh antara kompetensi SDM (human
capital) sebagai nilai tambah perusahaan. Hasil dari peenlitian tersebut
menunjukan bahwa kompetensi SDM yang terwujud sebagai intellectual
capital mempunyai nilai tambah yang baik pada perusahaan serta
berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM di Lithuania.
Penelitian lain yang menunjukan pengaruh kompetensi SDM
terhadap kinerja UMKM dilakukan oleh Chidi dan Shadare (2011)
penelitian dilakukan di Nigeria untuk mengetahui pengaruh kompetensi
SDM terhadap kinerja UMKM dan dampaknya pada pembangunan
Nasional yang berkesinambungan. Hasilnya diperoleh bahwa kompetensi
SDM juga berpengaruh cukup efektif terhadap kinerja UMKM di Nigeria.
Fakhraddinmaroofi dan Jalali (2012) juga melakukan penelitian menganai
pengaruh kompetensi SDM terhadap kinerja UMKM di Negara Iran, hasil
dari penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa kompetensi SDM
berpengaruh terhadap kinerja UMKM di Iran.
Dari uaraian diatas dapat dilihat bahwa peran Sumber Daya
Manusia pada masa sekarang semakin besar khususnya dalam
perekonomian dan kinerja UMKM di berbagai Negara. Hal tersebut
dikarenakan SDM sebagai modal manusia merupakan aset yang paling
berharga dan paling bisa diandalkan dalam mengatur seluk beluk
perusahaan. Investasi pada SDM merupakan investasi jangka panjang
untuk kemajuan UMKM pada khususnya dan untuk kemajuan
perekonomian yang berkesinambungan (sustaineble) pada umumnya.
c. Unsur – unsur kompetensi SDM.
Kompetensi SDM meliputi beberapa kemampuan atau skill yang
dimiliki oleh sesorang. Kemampuan – kemampuan tersebut merupakan
sesuatu nilai lebih yang dimiliki oleh manusia, kemapuan – kemampuan
itulah yang menjadikan manusia berbeda antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain. Kemampuan – kemapuan tersebut merupakan sesuatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
hal yang didapatkan dengan cara mengasah dan melatih kemampuan dan
potensi yang dimiliki sesorang.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, kompetensi SDM terdiri
atas empat hal: kemampuan, perilaku, usaha, dan waktu, yang semua ini
dimiliki dandikendalikan sendiri oleh karyawan. Fitz-Enz (2000:145)
mendeskripsikan kompetensi SDM sebagai kombinasi dari tiga faktor,
yaitu:
1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi,
energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen.
2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi,
kreatifitas dan bakat.
3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat
tim dan orientasi tujuan.
Dalam pendapat yang lain, Mayo (2000) mengatakan kompetensi
Sumber Daya Manusia atau modal manusia memiliki lima komponen yaitu
individual capability, individual motivation, leadership, the organizational
climate, dan workgroup effectiveness. Menurut Hessels (2008),
kompetesnsi SDM merujuk pada pengetahuan personal, kemapuan (skills),
dan pengalaman terkait aktifitas bisnis yang dia jalani. Modal manusia
sangat penting untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa unsur – unsur dari
kompetensi SDM merupakan kemampuan – kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang yang menjadikan seseorang tersebut mampu mempunyai
daya saing. Kemapuan – kemapuan yang dimiliki tersebut, akn berdampak
positif dalam setiap tindakan seseorang khususnya yang berkaitan dengan
jalannya unit usaha.
d. Indikator kompetensi SDM
Dalam menilai sejauh mana pelaku bisnis telah memiliki modal
manusia yang cukup, dapat dilihat dari beberapa indikator terkait dengan
modal manusia. Fatoki (2011) merumuskan beberapa indikator untuk
mengetahui kompetensi SDM yang dimiliki oleh pelaku usaha, antara lain:
1) tingkat pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) pengalaman dalam dunia bisnis
3) pengalaman terkait sesuai dengan bisnis yang dijalankan saat ini
4) pengalaman manajerial dalam mengelola bisnis
5) pendidikan terkait dunia bisnis
6) kompetensi mengatur keuangan
7) kompetensi dalam pemasaran
8) kompetensi pribadi
9) kompetensi manajerian secara umum
Selain pendapat diatas, Ardiana et al (2010:48) juga mengemukakan
beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui
pemanfaatan SDM dalam kinerja UMKM, antara lain :
1) knowledge (pengetahuan)
2) skills (keahlian)
3) ability (kemampuan)
Menurut Subagyo (2010:37) ada beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas SDM antara lain :
1) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga
kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis
untuk tujuan-tujuan umum. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
akan semakin tinggi pula kompetensi SDM.
2) Pengalaman dalam dunia bisnis
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu
memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau
dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi
sebagai referensi otobiografi. Dengan pengalaman yang semakin
banyak di dunia bisnis, maka seseorang akan lebih mempunyai
kompetensi (di bidang bisnis) yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Kompetensi mengatur keuangan
kompetensi keuangan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
dapat mengelola aset finansial secara baik dan sesuai dengan kaidah
manajemen keuangan.
4) Kompetensi dalam pemasaran
kompetensi pemasaran merupakan suatu kemampuan yang dimilki
seseorang untuk mengatur sistem pemasaran dalam bisnis yang
dikelolanya.
5) Kompetensi manajerial secara umum
kompetensi secara umum yaitu suatu kemampuan seseorang dalam
mengelola perusahaan/organisasi secara menyeluruh. Termasuk
didalamnya kemapuan pengambilan keputusan dan kepemimpinan.
Untuk selanjutnya, indikator kompetensi SDM menurut Subagyo
(2010) yang digunakan sebagai alat uji dalam penelitian ini dengan alasan
bahwa indikator kompetensi SDM menurut Subagyo (2010) sudah
mencakup aspek – aspek pokok tentang kompetensi SDM.
5. Modal Sosial
b. Definisi modal sosial
Sudah menjadi kodrat manusia bahwa manusia merupakan
makhluk sosial. Sehingga dalam menjalani kehidupan, manusia senantiasa
akan menjalin hubungan dengan manusia lain dalam berbagai keprluan.
Dalam menjalin hubungan atau sosialisasi tersebut, keterikatan dan rasa
saling percaya yang kuat dengan didasarkan atas kesamaan – kesamaan
tertentu merupakan faktor perekat utama yang dapat disebut sebagi modal
sosial atau dapat dikatakan pula modal sosial dedfinisikan sebagai kekuatan
yang tertanam dalam sebuah kelompok masyarakat, yang berakar dari
budaya lokal setempat.
Coleman (1999) mendefinisikan modal sosial sebagai kemampuan
masyarakat untuk bekerja sama, demi mencapai tujuan – tujuan bersama, di
dalam berbagai kelompok dan organisasi. Dengan kata lain, modal sosial
merupakan suatu kekuatan sosial sebuah masyarakat yang tumbuh dan
berkembang dari sebuah keadaan sosial masyarakat suatu tempat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mengedepankan asas kekeluargaan guna mencapai tujuan. Putnam dalam
Budi (2005:70) merumuskan bahwa :
“Modal sosial (social capital) menunjuk pada ciri-ciri organisasisosial yang berbentuk jaringan-jaringan horisontal yang di dalamnyaberisi norma-norma yang memfasilitasi koordinasi, kerja sama, dansaling mengendalikan yang manfaatnya bisa dirasakan bersamaanggota-anggota organisasi”.
Modal sosial juga dapat diartikan sebagai kemampuan masyarakat
dalam menjalin kerjasama satu sama lain dengan berdasarkan atas kesamaan
– kesamaan tertentu sehingga terjadi sebuah ikatan khusus selanjutnya
menjadi kekuatan penting dalam ekonomi dan aspek eksistensi sosial
lainnya. Bourdieu dalam Winter (2000:200) menjelaskan bahwa modal
sosial (social capital) merupakan wujud nyata dari suatu institusi kelompok
yang merupakan jaringan koneksi yang bersifat dinamis dan bukan alami.
Jika sebuah keterikatan dalam suatu komunitas tertentu sudah terjadi, maka
modal sosial juga akan terbentuk sedemikian rupa sehingga dampaknya
akan memberikan manfaat yang positif dalam segala bidang.
Senada dengan pendapat diatas, Cohen dan Prusak L (2001)
merumuskan pengertian modal sosial sebagai setiap hubungan – hubungan
yang terjadi dan dihimpun oleh suatu kepercayaan, kesaling pengertian, dan
nilai-nilai bersama yang mengikat anggota kelompok untuk membuat
kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Kebersamaan merupakan kunci dari pentingnya modal sosial. Dengan
menitik beratkan pada kebersamaan, modal sosial sangat efektif dalam
segala hal untuk mencapai tujuan.
Hasbullah (2006:8) menjelaskan “Modal sosial merupakan segala
sesuatu dimana dalam masyarakat tersebut bersama sama menuju kepada
kemajuan dan perubahan yang pada dasarnya ditopang oleh norma – norma
seperti kepercayaan”. Dalam konteks organisasi bisnis yang berorientasi
pada laba (profit), modal sosial suatu perusahaan (UMKM) juga mengacu
pada hubungan dengan pelanggan dan stakeholder terkait. Jaringan sosial
dalam bisnis sangat berperan dalam kesuksesan sebuah unit usaha. Jaringan
menggambarkan alat yang digunakan pengusaha untuk mengurangi resiko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dan biaya transaksi, juga untuk memperbaiki akses kepada ide bisnis,
pengetahuan dan modal (Aldrich & Zimmer, dalam Indarti 2007:25). Suatu
jaringan sosial terdiri dari satu seri hubungan formal dan informal antara
pelaku utama dan orang lain dalam satu lingkaran yang saling mengenal dan
menggambarkan saluran dimana wirausahawan tersebut mendapatkan akses
kepada sumber penting bagi mulainya suatu bisnis, pertumbuhan, dan
kesuksessannya. Selain itu, peneletian-penelitian kewirausahaan yang
dilakukan menunjukkan bahwa entrepreneur dan perusahaan baru harus
bekerja sama membentuk jaringan agar dapat sukses dan semakin
berkembang.
Modal sosial secara keseluruhan dalam dunia bisnis didefinisikan
sebagai hubungan dengan keseluruhan stakeholder seperti, konsumen,
distributor, komunitas dan pemerintah (Bontis 1998:69). Dan manfaatnya
adalah untuk menjalin hubungan dengan stakeholder eksternal yang akan
memberikan manfaat keuntungan bagi perusahaan. Dilihat dari beberapa
definisi modal sosial diatas, dapat dikatakan bahwa esensi utama modal
sosial adalah kebersamaan dan hubungan yang erat baik itu dengan rekanan
sesama pengusasa, pelanggan dan pemangku kepentingan terkait. Dengan
kata lain, modal sosial merupakan sebuah kekuatan yang dimiliki oleh
sekelompok orang yang didapatkan dari suatu kebersamaan yang berasaskan
kekeluargaan, rasa saling percayan dan saling pengertian dalam anggota
kelompok sosial tersebut.
Modal sosial juga menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah
tatanan masyarakat yang akan memberikan suatu daya dari dalam komunitas
tersebut untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Modal sosial juga sangat
berperan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, karena dengan
modal sosial masyarakat akan mampu bekerja sama dalam mewujudkan
tujuan yang akan dicapai.
c. Peran Modal Sosial Terhadap Pembangunan Ekonomi dan UMKM
Dalam teori pembangunan ekonomi seperti yang sudah diuraikan
dalam sub bab sebelumnya, unsur sosial dan kebubudayaan juga merupakan
faktor yang menentukan dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
budaya Indonesia, gotong royong dan semangat kebersamaan merupakan
sebuah warisan leluhur yang sangat berharga. Semangat kebersamaan untuk
menuju sebuah kemajuan itualh yang disebut modal sosial. Dengan adanya
modal sosial yang kuat yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat
Indonesia, maka jalan menuju pembangunan ekonomi Nasional akan
semakin terbuka.
Dalam kemajuan sektor UMKM pun modal sosial juga merupakan
faktor penentu kemajuan kinerja suatu UMKM. hal tersebut dapat dilihat
dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menganai peran modal sosial
dalam kemajuan kinerja suatu UMKM. Tri Rahmawati dan Hikmah (2010)
melakukan penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
UMKM di Kota Semarang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan,
jejaring sosial menjadi salah satu faktor utama disamping faktor – faktor
yang lain yang berpengaruh terhadap kinerja UMKM di Kota Semarang.
Stam et al (2013) dalam studi literaturnya melakukan penelitian dengan
teknik meta analisis untuk mengathui pengaruh modal sosial terhadap
kinerja UMKM. hasil dari penelitian tersebut menunjukan, modal sosial
berperan secara signifikan terhadap kinerja UMKM.
Selain penelitian diatas, Kushnirovich (2010) juga melakukan
penelitian terhadap para pelaku usaha UMKM di Israel untuk mengetahui
apakah modal sosial berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa modal sosial berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rante (2010) melakukan penelitian
mengenai pengaruh budaya etnis dan perilaku kewirausahaan terhadap
kinerja UMKM Agribisnis di Provinsi Papua dan hasil dari penelitian
tersebut menunjukan bahwa semua variabel termasuk budaya etnis
berpangaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM agribisnis di
papua. Hal tersebut menunjukan bahwa, budaya yang merupakan akar dari
modal sosial mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap kinerja suatu
unit bisnis.
Hardi (2013) Menggunakan Teori Modal Sosial melakukan
penelitian untuk menguji secara empiris apakah keberadaan modal sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mempengaruhi aktifitas berbagi pengetahuan antara supplier dan buyer
(dalam hal ini Grup Astra) maupun kinerja pemasok. Berdasarkan hasil
survei yang diikuti lebih dari 211 supplier Grup Astra, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa modal sosial hanya mempengaruhi kinerja pemasok.
Senada dengan penelitian diatas, Muin (2013) melakukan riset mengenai
kajian antara kemampuan usaha dan modal sosial serta implikasinya
terhadap kinerja UMKM sektor industri di Sulawesi Selatan. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM di Sulawesi Selatan.
Durojaiye et al (2013) melakukan riset untuk mengetahui pengaruh modal
sosial dalam pertumbuhan keuntungan dalam bisnis perdagangan bahan
makanan di Nigeria. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa modal
sosial berperan positif dan signifikan terhadap peningkatan keuntungan
dalam penjualan bahan makakan di Nigeria.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa modal sosial mempunyai
peran dalam peningkatan perekonomian Indonesia serta mempunyai peran
dalam menunjang kinerja UMKM. Dalam masyarakat Indonesia khususnya
yang mempunyai akar budaya yang kuat serta asas gotong royong yang
memdarah daging akan membuat modal sosial semakin berperan dalam
kinerja UMKM di Indonesia.
d. Unsur – unsur modal sosial.
Modal sosial merupakan keseluruhan sumber daya yang dimiliki
oleh sekelompok masyarakat. Dalam modal sosial terdapat beberapa unsur –
unsur penyusun yang saling mengisi sehingga terciptalah suatu modal sosial
yang kuat dalam suatu tatanan masyarakat. Cohen dan Prusak L (2001)
mengatakan bahwa modal sosial disusun oleh :
1) Kepercayaan,
2) Kesaling pengertian, dan
3) Nilai-nilai bersama yang mengikat anggota kelompok untuk membuat
kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Dalam pandangan Soetomo (2006:53), modal sosial dapat dilihat
dalam dua kategori, fenomena struktural dan kognitif. Kategori struktural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
merupakan modal sosial yang terkait dengan beberapa bentuk organisasi
sosial khusus peranan, aturan, precedent dan prosedur yang dapat
membentuk jaringan yang luas bagi kerjasama dalam bentuk tindakan
bersama yang saling menguntungkan. Modal sosial dalam kategori kognitif
diderivasi dari proses mental dan hasil pemikiran yang diperkuat oleh
budaya dan ideologi khususnya norma, nilai, sikap, kepercayaan yang
memberikan kontribusi bagi tumbuhnya kerjasama khususnya dalam bentuk
tindakan bersama yang saling menguntungkan. Bentuk-bentuk aktualisasi
modal sosial dalam fenomena struktural maupun kognitif itulah yang perlu
digali dari dalam kehidupan masyarakat selanjutnya dikembangkan dalam
usaha penigkatan taraf hidup dan kesejahteraan.
Senada dengan pendapat diatas, menurut Fukuyama dalam Ancok
(2007), modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma
informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok
masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka.
Dalam menjalankan modal sosial, tidak bisa lepas dari norma – norma yang
berlaku dalam masyarakat setempat. Aturan – aturan, kultur budaya dan
adat yan ada dalam suatu masyarakat juga turut menentukan dalam
pembentukan modal sosial.
Dari beberapa pendapat diatas,dapat dilihat bahwa modal sosial
tersusun atas beberapa unsur – unsur yang saling melengkapi. Unsur – unsur
tersebut merupakan hal yang berasal dari internal masyarakat antara lain
kebersamaan, kepercayaan dan rasa saling membutuhkan. Dengan
menguatnya unsur – unsur tersebut maka modal sosial juga akan semakin
kuat dalam suatu kelompok masyarakat.
e. Indikator modal sosial
Dalam modal sosial, terdapat beberapa indikator yang dapat
dijadikan pedoman untuk menilai sebuah unit bisnis apakah sudah
memanfaatkan modal sosial secara optima. Muin (2013:65) menyebutkan
ada beberapa indikator untuk mengetahui sebuah UMKM telah
mengoptimalkan potensi dari modal sosial yang ada, antara lain :
1) Kemampuan Menghimpun Sumberdaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Kemampuan Membangun Kerjasama
3) Kemampuan Membangun Kepercayaan
4) Kemampuan Membangun Rasa Hormat
5) Kemampuan Membangun Reputasi
Selain diatas, Roxas (2008:67) juga mengemukakan beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana potensi
modal sosial sudah digunakan dalam UMKM. indikator – indikator tersebut
antara lain :
1) Partisipasi dalam Masyarakat Lokal
2) Kerjasama dengan dinas terkait
3) Rasa aman dalam lingkungan dan Kepercayaan koneksi
4) Jejaring teman dan keluarga
5) Toleransi Keberagaman
Muchtar (2009:78) mengemukakan beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menilai sejauh mana modal sosial sudah dimanfaatkan
oleh perusahaan, antara lain :
1) Kemampuan Membangun Kerjasama.
Kemampuan seseorang dalam menjalin kerjasama dengan sesama
pelaku usaha untuk lebih memberikan nilai tawar dan saling
memberikan masukan dalam menjalankan usaha.
2) Kemampuan Membangun Kepercayaan.
Kemampuan seseorang untuk membangun kepercayaan baik kepada
sesama pengusaha bisnis maupun pelanggan.
3) Partisipasi dalam Masyarakat Lokal.
Kemampuan membangun kerjasama dengan masyarakat setempat
dalam berbagai bentuk kegiatan yang saling menuntungkan.
Untuk selanjutnya indikator menurut Muchtar (2009) yang
digunakan sebagai alat ukur variabel modal sosial dalam penelitian ini
dengan alasan bahwa indikator menurut Muchtar (2009) cukup sederhana
namun sudah sesuai dengan pokok – pokok modal sosial dalam dunia
usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
6. Modal Finansial
a. Definisi modal finansial
Sudah dapat dipastikan perusahaan jika akan menjalankan
aktivitasnya pasti akan membutuhkan sejumlah dana, baik dana yang
berasal dari pinjaman maupun dana yang berasal dari modal sendiri.
Kasmir (2010:22) mendifinisikan modal kerja finansial sebagai modal yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari – hari,
terutama yang memiliki jangka waktu pendek.
Menurut Harahap (2001:288) “Modal kerja adalah aktiva lancar
dikurang utang lancar”. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang
tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk
membayar utang tidak lancar.
Bagi setiap organisasi usaha, modal memegang peranan penting di
dalam menjalankan operasi usaha. Menurut Mardiasmo (2008) modal
merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih aktiva dan
utang yang ada. Sedangkan menurut Darsono (2006) modal kerja adalah
investasi dalam jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current
assets).
Riyanto (2001 : 17) mengemukakan pengertian modal dalam
pengertian klasik sebagai produksi yang digunakan untuk memproduksi
lebih lanjut. Modal kerja dapat dibagi menjadi dua macam yaitu modal
kerja permanen dan variabel. Seperti yang diungkapkan oleh Taylor dalam
Sawir (2005: 132) modal kerja dapat golongkan menjadi:
1) Modal kerja permanen
Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal kerja
yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha.
2) Modal kerja variabel
Modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu jumlah modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dalam perjalanannya, suatu unit bisnis tidak bisa lepas dari modal
yang berasal dari pinjaman. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,
perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan
operasinya tersebut. Modal finansial sebagai sumber pendanaan perusahaan
juga memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. Dari
sudut pandang kreditor, modal finansial adalah jumlah pinjaman yang
tertanam diperusahaan, semakin baik kinerja perusahaan di mata kreditor
maka semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditor untuk meminjamkan
dananya kepada perusahaan (Kasmir 2010). Menurut Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan (dalam Ahman 2003: 117) :
“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank danpihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasihutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Wijaya (2001: 27) kredit modal kerja adalah “kredit yang
diberikan oleh bank kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja debitur”. Kasmir (2010:40) menyatakan bahwa kredit modal
kerja digunakan untuk kebutuhan dana jangka pendek dengan jangka waktu
pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang pada saat jatuh
tempo), dan bunga disesuaikan dengan jumlah penggunaan.
Ritonga dan Firdaus (2003: 107) menyatakan bahwa : “modal
kerja atau kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan
usaha”. Kasmir (2010) dalam bukunya menyatakan bahwa kredit modal
kerja digunakan untuk kebutuhan dana jangka pendek dengan jangka waktu
pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang pada saat jatuh
tempo), dan bunga disesuaikan dengan jumlah penggunaan. Selanjutnya
menurut Suhardjono (2006: 251) kredit modal kerja digunakan untuk
pembiayaan aktiva lancar perusahaan (pembelian bahan baku, piutang).
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa modal
finansial sangatlah penting dalam jalannya roda suatu UMKM. dalam
sebuah unit bisnis yang modern, keuangan suatu unit bisnis tidak bisa lepas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dari modal finansial yang berupa pinjaman khususnya pada lembaga
keuangan resmi yang menyediakan kredit untuk usaha kecil.
b. Peran Modal Finansial Terhadap Pembangunan Ekonomi dan UMKM
Dilihat dari unsur – unsur pembangunan ekonomi yang telah
diuraikan diatas, sumber daya modal merupakan salah satu unsur penentu
kemajuan ekonomi suatu Negara. Sumber daya modal khususnya modal
finansial merupakan modal yang paling klasik dalam perekonomian.
Sumber daya modal finansial yang kuat akan memberikan kekuatan
finansial yang kuat pula sehingga dalam melakukan kegiatan pembangunan
perekonomian akan dapat dilaksanakan. Dalam sektor UMKM, modal
finansial juga berperan cukup signifikan untuk meningkatkan kinerja suatu
UMKM. Meskipun sudah sedikit tergeser dengan modal – modal yang lain,
peran modal finansial sampai saat ini masih tetap berpengaruh terhadap
kinerja sebuah unit bisnis.
Dalam bisnis modern, modal yang berasal dari pinjaman
merupakan hal yang paling utama dalam penentuan kinerja UMKM yang
maksimal. Peran modal finansial terhadap kinerja UMKM dapat dilihat dari
penelitian yang dilakukan oleh Chittithaworn et al (2011) penelitiannya
dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesuksesan
UMKM di Thailand. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan, disamping
faktor – faktor lain modal finansial masih berpengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM. Munizu (2010) melakukan riset untuk memngetahui peran
faktor eksternal dan internal dalam kinerja UMKM di Sulawesi Selatan.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan faktor internal yang termasuk
didalamnya faktor finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja UMKM di Sulawesi Selatan.
Faktor modal finansial yang diperoleh dari kredit saat ini
merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk dilihat. Banyak
UMKM yang gulung tikar dikarenakan kurangnya akses terhadap lemabag
keuangan penyedia kredit mikro. Pengaruh kredit mikro terhadap kinerja
UMKM dapat dilihat dari penelitian – penelitian yang telah banyak
dilakukan. Philomina et al (2012) melakukan penelitian di District Wa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
ghana untuk mengetahui pengaruh kredit dan pinjaman mikro terhadap
perkembangan UMKM. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
kredit dan pinjaman mikro mempunyai peran yang cukup kuat dalam
pengembangan UMKM di district Wa Ghana. Inayah et al (2014) dalam
penelitianya melakukan analisa mengenai pengaruh kredit modal kerja
terhadap pendapatan bersih usaha kecil dan menengah (UKM) sektor formal
di Kabupaten Buleleleng Bali dan hasil dari penelitian tersebut menunjukan
bahwa kredit modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan bersih UMKM di Kabupaten Buleleng Bali.
Dari uraian yang telah diuraikan diatas dapat dilihat bahwa modal
finansial sampai saat ini mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap
pembangunan ekonomi suatu Negara dan juga dalam meningkatkan kinerja
UMKM di berbagai Negara. Dengan kekuatan finansial yang cukup maka
pembanguna di segala bidang akan berjalan dengan baik. Selain itu, akses
UMKM terhadap lembaga keuangan penyedia kredit mikro terhadap
UMKM juga mempunyai peran yang sangat vital terhadap kelangsungan
hidup UMKM.
c. Indikator modal finansial
Untuk mengetahui ukuran modal finansial dalam suatu UMKM
dapat dilihat dengan menggunakan beberapa indikator yang ada.
Munizu (2010:36) mengemukakan ada beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur modal finansial sebuah UMKM, antara lain :
1) Modal sendiri.
Penggunaan modal sendiri dalam menjalankan usaha serta kemampuan
dalam mengelola aset finansial tersebut
2) Modal pinjaman.
Kemudahan akses untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan
baik bank maupun bukan bank.
3) Tingkat keuntungan dan akumulasi modal.
Menggunakan keuntungan yang ada untuk menambah modal dalam
rangka mengembangkan unit usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Untuk selanjutnya indikator variabel modal finansial menurut
Munizu (2010) yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini
dengan alasan indikator menurut Munizu (2010) cukup singkat dan jelas
serta telah memenuhi aspek – aspek pokok dalam pengelolaan modal
finansial dalam perusahaan.
B. Penelitian yang relevan
1. Ngugi et al (2012) penelitiannya difokuskan pada pengaruh intellectual capital
yang merupakan bagian dari kompetensi SDM dalam pertumbuhan sektor
UMKM di Kenya. Penelitiannya mengungkapkan pertama, kemampuan teknik
manajerial sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di Kenya,
namun demikan hal tersebut harus diikuti pengalaman manajerial. Kedua,
keuletan dalam berwirausaha juga berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM
namun hal itu juga harus diikuti dengan keberanian dalam mengambil resiko.
2. Macherinskiene dan Survilaite (2011) melakukan penelitian di beberapa
UMKM di Lithuania untu mengetahui adakah pengaruh antara kompetensi
SDM (human capital) sebagai nilai tambah dalam perusahaan. Hasil dari
peenlitian tersebut menunjukan bahwa kompetensi SDM yang terwujud
sebagai intellectual capital mempunyai nilai tambah yang sangat baik untuk
perusahaan serta berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM di
Lithuania.
3. Ardiana et al (2010) melakukan penelitian pada beberapa UMKM di Surabaya
untuk mengetahui pengaruh antara kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
terhadap Kinerja UMKM dan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
UMKM di Kota Surabaya.
4. Stam et al (2013) dalam studi literaturnya melakukan penelitian dengan teknik
meta analisis untuk mengathui pengaruh modal sosial terhadap kinerja UMKM.
hasil dari penelitian tersebut menunjukan, modal sosial berperan secara
signifikan terhadap kinerja UMKM.
5. Rante (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh budaya etnis dan
perilaku kewirausahaan terhadap kinerja UMKM Agribisnis di Provinsi Papua
dan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa semua variabel termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
budaya etnis berpangaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM
agribisnis di papua.
6. Muin (2013) melakukan riset mengenai kajian antara kemampuan usaha dan
modal sosial serta implikasinya terhadap kinerja UMKM sektor industri di
Sulawesi Selatan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa modal
sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM di
Sulawesi Selatan.
7. Chittithaworn et al (2011) penelitiannya dilakukan untuk mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhi kesuksesan UMKM di Thailand. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukan, disamping faktor – faktor lain modal finansial
masih berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM.
8. Munizu (2010) melakukan riset untuk mengetahui peran faktor eksternal dan
internal dalam kinerja UMKM di Sulawesi Selatan. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukan faktor internal yang termasuk didalamnya faktor finansial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM di Sulawesi
Selatan.
9. Philomina et al (2012) melakukan penelitian di District Wa ghana untuk
mengetahui pengaruh kredit dan pinjaman mikro terhadap perkembangan
UMKM. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kredit dan pinjaman
mikro mempunyai peran yang cukup kuat dalam pengembangan UMKM di
district Wa Ghana.
10. Inayah et al (2014) dalam penelitianya melakukan analisa mengenai pengaruh
kredit modal kerja terhadap pendapatan bersih usaha kecil dan menengah
(UKM) sektor formal di Kabupaten Buleleleng Bali dan hasil dari penelitian
tersebut menunjukan bahwa kredit modal kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan bersih UMKM di Kabupaten Buleleng Bali.
C. Kerangka berpikir
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel eksogen adalah kompetensi
SDM (KM) dan modal sosial (MS). Sedangkan yang menjadi variabel endogen
adalah modal finansial (MF) dan kinerja UMKM (KM). Berdasarkan hal tersebut,
yang akan menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini yaitu : pertama peneliti ingin
mengetahui apakah kompetensi SDM berpengaruh secara positif signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
terhadap kinerja UMKM, kedua apakah modal sosial berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kinerja UMKM, ketiga apakah modal finansial berpengaruh
secara positif signifikan terhadap kinerja UMKM, keempat apakah kompetensi
SDM berpengaruh positif signifikan terhadap modal finansial, kelima apakah modal
finansial berpengaruh secara positif signifikan terhadap modal finansial pada
UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. Berdasarkan kajian teori beserta
masalah yang akan diteliti yang telah di bahas sebelumnya, maka penelitian ini
dibuat dalam kerangka berfikir sebagai berikut :
H1
H4
H3
H5
H2
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
diungkapkan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
6. H1 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap
kinerja pada UMKM bidang garmen.
7. H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap kinerja
pada UMKM bidang garmen.
8. H3 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial terhadap kinerja
pada UMKM bidang garmen.
9. H4 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap
modal finansial pada UMKM bidang garmen.
10. H5 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap modal
finansial pada UMKM bidang garmen.
KompetensiSDM
Modal
Sosial
ModalFinansial
KinerjaUMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODE PENELITIAN
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kompetensi Sumber Daya Manusia,
modal sosial dan modal finansial ini dilakukan di 5 klaster UMKM bidang
garmen yang terdapat di Kabupaten Klaten. 5 klaster tersebut antara lain :
a. Sentra konveksi daerah Sidowarno, Wonosari, Klaten
b. Sentra konveksi daerah Tempursari, Ngawen, Klaten.
c. Sentra konveksi daerah Kalitengah, Wedi, Klaten.
d. Sentra konveksi daerah Pakahan, Jogonalan, Klaten
e. Sentra konveksi daerah Tambakboyo, Pedan, Klaten.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dari persiapan sampai dengan pengolahan data
dilakukan dari bulan Februari 2014 – Desember 2014. Untuk lebih jelasnya,
rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.
Rincian kegiatan dan waktu penelitian
No. Jenis Kegiatan 2014
Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept - Des
1. Persiapan
2. Penyusunan
Proposal
3. Pengumpulan data
dan analisis data
4. Penyusunan
Laporan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
F. Jenis Dan Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jika dilihat dari variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian
ini adalah verifikatif. Suharsimi Arikunto (2006:7) memaparkan, Penelitian
verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di
lapangan. Penelitian ini akan menguji mengenai kebenaran hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi SDM, Modal
sosial dan Modal finansial terhadap kinerja UMKM bidang garmen di
Kabupaten Klaten. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Structural Equation Modeling (SEM). Pengolahan data dibantu dengan
Software statistika AMOS Versi 22.
2. Rancangan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memverifikasi
pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Modal Sosial dan Modal
Finansial terhadap Kinerja UMKM bidang Garmen di Kabupaten Klaten.
Rancangan penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data yang berupa
angket yang di isi oleh responden. Langkah pertama adalah menghitung
kevalidan data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan uji validitas
dan uji reliabilitas. Uji validitas konstruk dilakukan dengan analisis
confirmatory factor analysis (CFA) menggunakan software AMOS versi 22,
konstruk dikatakan valid jika memiliki nilai factor loading (Estimate) di atas
0,5 (λ=0,5). Uji reliabilitas data dengan menggunakan indikator construct
reliability yang dihitung dengan bantuan software Amos versi 22. Untuk
mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut peneliti menggunakan
model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) dengan
bantuan software statistik AMOS 22.
G. Populasi dan Sampel
1. Penetapan Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2013:80). Jadi populasi tidak hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi penelitian ini adalah semua pelaku UMKM bidang garmen
yang terdapat di kabupaten Klaten yang tersebar dalam 5 klaster sentra industri
garmen. Jumlah populasi keseluruhan dalam penelitian ini berjumlah 292 unit
usaha yang semuanya termasuk dalam kriteria usaha kecil yang bergerak dalam
bidang garmen yang terdapat di Kabupaten Klaten yang terbagi dalam 5 klaster
yaitu sentra Sidowarno, sentra Tempursari, sentra Kalitengah, sentra Pakahan
dan sentra Tambakboyo.
2. Sampel penelitian
Sugiyono (2013:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Pengambilan smapel dalam penelitian ini menggunakan bantuan tabel Isaac
dan Michael sehingga sampel keseluruhan dalam penelitian ini sebesar 160
UMKM bidang garmen yang terbagi dalam 5 klaster di Kabupaten Klaten.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik penarikan sampel atau teknik sampling menurut Sugiyono
(2013:81) adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan jumlah sampel
yang akan diambil dalam penelitian. Sugiyono (2013:81) membagi teknik
sampling menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Probability Sampling
Yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1) Simple Random Sampling
Dikatakan simple atau sederhana dikarenakan pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
2) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proposional.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk pengambilan sampel jika populasinya
berstrata tetapi kurang proposional.
4) Cluster Sampling Area
Disebut juga dengan teknik sampling daerah adalah metode yang
digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa
kelompok di suatu wilayah (groups atau cluster).
b. Non Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Dalam teknik ini ada beberapa jenis teknik
sampling, antara lain :
1) Sampling sistematis
Adalah teknik sampling yang berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
2) Sampling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
3) Sampling insidential
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insidential bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sevagai sampel.
4) Sampling purposive
Adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
dipandang ahli di bidangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
5) Sampling jenuh
Adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
6) Snoball sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar seiring dengan tambahan informasi yang semakin
banyak.
Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah teknik Cluster
Sampling Area atau disebut juga dengan teknik sampling daerah. Teknik ini
digunakan jika pembagian sub populasi masih homogen, misalnya berdasarkan
wilayah atau letak geografis, dan kemudian dari sub populasi tersebut diambil
sampel secara acak.
Jumlah poulasi dalam penelitian ini tersebar dalam 5 klaster, dan
keseluruhan populasi termasuk dalam kategori industri kecil sehingga
keseluruhan populasi mempunyai strata yang sama. Teknik pengambilan sampel
setiap klaster dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
N = jumlah populasi per klaster
N total = jumlah populasi keseluruhan
S total = jumlah sampel keseluruhan (Muhidin dan Abdurahman, 2011)
Berdasarkan perhitungan di atas, dalam penelitian ini diperoleh jumlah
sampel setiap klaster sebagai berikut :
1) Sentra konveksi Sidowarno :
2) Sentra konveksi Tempursari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Sentra konveksi Kalitengah :
4) Sentra konveksi Pakahan :
5) Sentra konveksi Tambakboyo :
Tabel 4.
Rincian pengambilan sampel
No.Nama Kluster Populasi
Jumlah
Sampel
1. Sentra Konveksi Sidowarno 62 34
2. Sentra Konveksi Tempursari 25 14
3. Sentra Konveksi Kalitengah 76 42
4. Sentra Konveksi Pakahan 66 36
5. Sentra Konveksi Tambakboyo 63 34
Jumlah 292 160
Sumber : Data sekunder (diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka pengambil sampel dalam penelitian ini
sebesar 160 unit usaha yang semuanya termasuk dalam kriteria usaha kecil
yang bergerak bidang garmen yang terbagi dalam 5 klaster di Kabupaten
Klaten.
H. Variabel penelitian dan definisi operasional
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang diteliti, yaitu variabel
Kompetensi SDM, modal sosial, modal finansial dan kinerja UMKM. Variabel-
variabel tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Variabel eksogen
Menurut Sugiyono (2013) variabel eksogen (independent) yaitu variable yang
menjadi sebab atau mempengaruhi. Penelitian ini mempunyai 2 variabel
eksogen yaitu :
a. Kompetensi Sumber Daya Manusia (KS) → (X1)
Kompetensi SDM yang diukur dengan angket menunjukan bahwa
kemapuan seseorang dalam mengelola unit bisnis (UMKM) dengan
kemampuan yang dimiliki. Kemampuan-kemapuan tersebut merupakan
nilai lebih dari manusia tersebut.
Menurut Menurut Subagyo (2010:37) untuk mengukur dan mengetahui
kompetensi SDM digunakan 5 indikator antara lain :
1) Tingkat pendidikan (X1.1)
Tingkat pendidikan merupakan proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga
kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk
tujuan-tujuan umum. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan
semakin tinggi pula kompetensi SDM.
2) Pengalaman dalam dunia bisnis (X1.2)
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu
memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau
dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi
sebagai referensi otobiografi. Dengan pengalaman yang semakin
banyak di dunia bisnis, maka seseorang akan lebih mempunyai
kompetensi (di bidang bisnis) yang lebih baik.
3) Kompetensi mengatur keuangan (X1.4)
kompetensi keuangan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
dapat mengelola aset finansial secara baik dan sesuai dengan kaidah
manajemen keuangan.
4) Kompetensi dalam pemasaran (X1.5)
kompetensi pemasaran merupakan suatu kemampuan yang dimilki
seseorang untuk mengatur sistem pemasaran dalam bisnis yang
dikelolanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5) Kompetensi manajerial secara umum (X1.6)
kompetensi secara umum yaitu suatu kemampuan seseorang dalam
mengelola perusahaan/organisasi secara menyeluruh. Termasuk
didalamnya kemapuan pengambilan keputusan dan kepemimpinan.
b. Modal sosial (MS) → (X2)
Modal sosial yang diukur menggunakan angket akan menunjukan
seberapakah potensi modal sosial yang digunakan pelaku UMKM dalam
kaitannya menjalankan usahanya. Menurut Muchtar (2009:78) untuk
mengukur seberapakah modal sosial yang sudah diterapkan dapat
menggunakan 3 indikator, antara lain :
4) Kemampuan Membangun Kerjasama (X2.1)
Kemampuan seseorang dalam menjalin kerjasama dengan sesama
pelaku usaha untuk lebih memberikan nilai tawar dan saling
memberikan masukan dalam menjalankan usaha.
5) Kemampuan Membangun Kepercayaan (X2.2)
Kemampuan seseorang untuk membangun kepercayaan baik kepada
sesama pengusaha bisnis maupun pelanggan.
6) Partisipasi dalam Masyarakat Lokal (X2.4)
Kemampuan membangun kerjasama dengan masyarakat setempat
dalam berbagai bentuk kegiatan yang saling menuntungkan.
2. Variabel endogen
Menurut Sugiyono (2013) variabel endogen ( dependent) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel sebelumnya. Penelitian ini
mempunyai 2 variabel endogen yaitu :
a. Modal finansial (MF) → (Y1)
Mengukur modal finansial dengan menggunakan angket akan
mengetahui seberapa kuat modal finansial yang dimilki UMKM untuk
kelangsungan usahanya. Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh mana
UMKM dalam mengakses lembaga keuangan yang menyediakan jasa
kredit modal usaha. Menurut Munizu (2010:36) untuk mengukur modal
finansial dapat digunakan 3 indikator, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4) Modal sendiri (Y1.1)
Penggunaan modal sendiri dalam menjalankan usaha serta kemampuan
dalam mengelola aset finansial tersebut.
5) Modal pinjaman (Y1.2)
Kemudahan akses untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan
baik bank maupun bukan bank.
6) Tingkat keuntungan dan akumulasi modal (Y1.3)
Menggunakan keuntungan yang ada untuk menambah modal dalam
rangka mengembangkan unit usaha.
b. Kinerja UMKM (KM) → (Y2)
Mengukur kinerja UMKM dengan menggunakan angket akan melihat
bagaimana kinerja UMKM tersebut dilihat dari sudut pandang variabel –
variabel eksogen diatas. Menurut Zaenal (2012:45) untuk mengetahui
kinerja UMKM digunakan 4 indikator, antara lain :
5) Pertumbuhan keuntungan (Y 2.1)
Pertumbuhan keuntungan dihitung dalam nominal uang (Rupiah) yang
semakin meningkat.
6) Pertumbuhan jumlah pelanggan (Y2.2)
Jumlah pelanggan / konsumen pemakai produk semakin meningkat.
7) Pertumbuhan jumlah penjualan (Y2.3)
Jumlah penjualan produk secara kuantitas semakin bertambah.
8) Pertumbuhan jumlah aset (Y2.4)
Jumlah aset perusahaan baik berupa ast tetap maupun tidak tetap
semakin meningkat.
I. Teknik pengumpulan data dan jenis data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan
metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat
pembantunya yaitu instrumen. Dalam suatu penelitian, pengumpulan data perlu
dilakukan secara berhati – hati, sistematis dan cermat, sehingga data yang
dikumpulkan relevan dengan masalah penelitian yang akan dicari jawabannya
sebagai upaya menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Dokumentasi, yaitu mempelajari catatn serta data – data yang ada di
berbagai sumber.
b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan tertulis secara terstruktur kepada
responden penelitian berkaitan dengan tanggapannya terhadap berbagai
variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Jenis data
Menurut Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua,
yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk
bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang
kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data kuantitatif.
Sedangkan jika menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan dua
jenis data yaitu :
a. Data primer
Menurut Sugiyono (2013) Data primer adalah data yang langsung
diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data
yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumentasi. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh langsung pelaku UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten
dari selaku responden dari daftar pertanyaan berupa kuisioner atau angket.
b. Data sekunder
Menurut Sugiyono (2013) Data primer adalah data yang langsung
diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data
yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah data yang diperoleh dari Dinas Perdagangan Koperasi Dan UMKM
Kabupaten Klaten, Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten dari beberapa
sumber lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
J. Instrumen pengumpulan data
Cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan
data. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan dua metode
yaitu dokumentasi dan angket atau kuesioner. Kuesioner yang peneliti gunakan
yaitu kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Skala
penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut
Sugiyono (2013:93) mengatakan bahwa, Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial.
Menurut Sugiyono (2013) jawaban setiap instrument yang menggunakan data likert
mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Tidak setuju
4. Sangat tidak setuju
Penyusunan angket ini alternatif jawaban untuk responden adalah skala dari 1-4
dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” sampai “Sangat Setuju”, sehingga responden
bisa mengemukaan penilaian terhadap jawaban yang diberikan.
K. Uji validitas dan reliabilitas instrumen
Kuisioner atau angket yang diberikan kepada responden harus memenuhi
uji valididitas dan reliabilitas. Menurut Sugiyono (2013:121) menyatakan bahwa
Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan
reliabel.
1. Uji Validitas Kuisioner
Syarat untuk dapat menganalisis model dengan SEM, indikator masing-
masing konstruk harus memiliki loading factor yang signifikan terhadap
konstruk yang diukur maka dalam penelitian ini pengujian validitas instrument
yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analisys (CFA) dengan bantuan
menggunakan software AMOS versi 22, konstruk dikatakan valid jika memiliki
nilai factor loading (Estimate) di atas 0,5 (λ=0,5). (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas Kuisioner
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi
terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep. Reliabilitas merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dngan tujuan tertentu. Untuk
menguji reliabilitas dilakukan dengan cara menhitung nilai cinstruct reliability
dengan menggunakan bantuan software Amos versi 22. Hair et al. (2009)
menyatakan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliable (andal)
apabila nilainya > 0,70. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran
(2000) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:
Jika alpha atau r hitung :
a. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
b. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
c. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik.
L. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate yang
mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk mengestimasi
serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et. al, 2009).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program AMOS versi 22
untuk menganalisis hubungan kausalitas dalm model struktural yang diusulkan.
Dalam melakukan analisis jalur menggunakan metode SEM terdapat
beberapa langkah – langkah yang harus dilakukan. Menurut Ferdinand (2005 : 210)
langkah – langkah dalam melakukan analisis SEM antara lain :
1. Pengembangan model teoritis
Langkah pertama dalam pengembangan model adalah pencarian atau
pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.
2. Pengembangan diagram alur (path diagram)
Pada langkah ini, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama
akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Dalam penelitian ini, diagram
alur SEM ditunjukan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 2
Model Struktural Penelitian
Model diatas merupakan model pengembangan diagram alur
berdasarkan bangunan teori yang telah dilakukan. Konstruk – konstruk yang
dibangun dalam diagram alur diatas , dapat dibedakan dalam dua kelompok
konstruk yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk – konstruk
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konstruk eksogen
Merupakan konstruk yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam
model. Yang termasuk konstruk eksogen dalam model ini antara lain :
Kompetensi SDM (KS) dan Modal Sosial (MS).
2. Konstruk endogen
Merupakan konstruk yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk .
dalam model ini, konstruk endogennya adalah Kinerja UMKM (KM) dan
Modal Finansial (MF).
54
Gambar 2
Model Struktural Penelitian
Model diatas merupakan model pengembangan diagram alur
berdasarkan bangunan teori yang telah dilakukan. Konstruk – konstruk yang
dibangun dalam diagram alur diatas , dapat dibedakan dalam dua kelompok
konstruk yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk – konstruk
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konstruk eksogen
Merupakan konstruk yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam
model. Yang termasuk konstruk eksogen dalam model ini antara lain :
Kompetensi SDM (KS) dan Modal Sosial (MS).
2. Konstruk endogen
Merupakan konstruk yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk .
dalam model ini, konstruk endogennya adalah Kinerja UMKM (KM) dan
Modal Finansial (MF).
54
Gambar 2
Model Struktural Penelitian
Model diatas merupakan model pengembangan diagram alur
berdasarkan bangunan teori yang telah dilakukan. Konstruk – konstruk yang
dibangun dalam diagram alur diatas , dapat dibedakan dalam dua kelompok
konstruk yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk – konstruk
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konstruk eksogen
Merupakan konstruk yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam
model. Yang termasuk konstruk eksogen dalam model ini antara lain :
Kompetensi SDM (KS) dan Modal Sosial (MS).
2. Konstruk endogen
Merupakan konstruk yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk .
dalam model ini, konstruk endogennya adalah Kinerja UMKM (KM) dan
Modal Finansial (MF).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dalam konstruk diatas, hubungan antar variabel dibangun
berdasarkan teori yang telah dibuktikan oleh beberapa penelitian
sebelumnya, penelitian tersebut antara lain :
a. Ngugi et al (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
Kompetensi SDM berpengaruh terhadap kinerja UMKM.
b. Muin (2013) dalam penelitiannya menunjukan bahwa modal sosial
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM.
c. Munizu (2010) dalam penelitiannya menunjukan faktor internal yang
termasuk didalamnya faktor finansial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja UMKM di Sulawesi Selatan.
d. Iswati dan Ansori (2007) dalam penelitiannya mengemukanan bahwa
terdapat pengaruh antara kompetensi SDM terhadap kondisi finsnsial
perusahaan.
e. Kushnirovich (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
terdapat pengaruh antara modal sosial terhadap kinerja finansial UMKM.
3. Konvensi diagram alur dalam persamaan.
Setelah pengembangan diagram alur, maka selanjutnya dilakukan
konversi spesifikasi model tersebut dalam serangkaian persamaan. Dalam
odel diatas, persamaan yang dibangun terdiri dari :
1. KM = β1 KS + β2 MS + β3 MF + Z2
2. MF = β 4 KS + β 5 MS + Z1
Keterangan :
KM = Kinerja UMKM
MF = Modal Finansial
β1 = Koefisien jalur Kompetensi SDM dengan Kinerja UMKM
β2 = Koefisien jalur Modal sosial dengan Kinerja UMKM
β3 = Koefisien jalur Modal finansial dengan kinerja UMKM
β4 = Koefisien jalur Kompetensi SDM dengan Modal finansial
β5 = Koefisien jalur Modal sosial dengan Modal finansial
Z1 dan Z2 = Error
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Memilih matriks input dan estimasi model
Matriks input data yang digunakan adalah matriks varian/kovarian atau
matriks korelasi. Sedangkan teknik estimasi model yang diusulkan adalah
maximum likelihood (ML).
5. Uji prasyarat analisis ( Uji asumsi model )
a. Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga
200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan (Hair et
al, 2009). Maximum Likehood (ML) akan menghasilkan estimasi
parameter yang valid, efisien dan reliable apabila data yang digunakan
adalah Multivariate normaly dan akan robust (tidak terpengaruh)
terhadap penyimpangan Multivariate normaly yang sedans/moderate
(Ghozali dan Fuad,2005).
b. Uji Normalitas
Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada suatu
variabel dalam menghasilkan distribusi nominal (Ghozali dan Fuad,
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua jalur yang dianalisis
memiliki hubungan yang signifikan, terlihat dari besarnya tingkat signifikansi
(p) uji hipotesis yang lebih kecil dari 5%. Dari hasil diatas, maka dapat diketahui
hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Hipotesis I : Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM
terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 19 dimana nilai C.r
kompetensi SDM pada Kinerja UMKM sebesar 4.557 signifikan pada
p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 diterima. Artinya,
secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kompetensi SDM memang
mempunyai pengaruh positif signifikan pada kinerja UMKM.
2) Hipotesis II : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukan dalam Tabel 19
dimana nilai C.r modal sosial pada Kinerja UMKM sebesar 3.599 signifikan
pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis II diterima.
Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal sosial mempunyai
pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM.
3) Hipotesisi III : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial
terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dijabarkan dalam Tabel 19
dimana nilai C.r modal finansial pada kinerja UMKM sebesar 4.334
signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal finansial
mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM.
4) Hipotesis IV : Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM
terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang selanjutnya dijabarkan
dalam Tabel 19 dimana nilai C.r kompetensi SDM pada modal finansial
sebesar 3.554 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis IV diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa
kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap
modal finansial suatu UMKM.
5) Hipotesis V : Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukan dalam Tabel 19
dimana nilai C.r modal sosial pada modal finansial sebesar 3.388 signifikan
pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis V diterima.
Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal sosial mempunyai
pengaruh yang positif signifikan terhadap modal finansial.
E. Pembahasan
Setelah menilai model secara keseluruhan dan menguji hubungan kausalitas
seperti yang dihipotesiskan, tahap selanjutnya adalah pembahasan hasil penelitian.
Penelitian ini memiliki 5 hipotesis yang dijawab dengan diuraikan hasil hipotesis
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap
kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang
positif signifikan terhadap kinerja UMKM. Artinya semakin baik kompetensi SDM
yang dimiliki oleh seorang pengusaha maka kan berdampak pada meningkatnya
kemapuan dalam mengalola suatu perusahaan, termasuk didalamnya kemapuan
menejerial, kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Kemajuan sektor UMKM
di Negara – Negara maju tidak lepas dari kompetensi SDM yang baik pula.
Pengembangan sektor SDM di Indonesia mutlak diperlukan karena unsur inilah
yang merupakan kunci untuk memajukan sektor UMKM di Tanah air. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
memiliki kompetensi SDM yang cukup maka para pelaku usaha akan bisa terus
berkembang dan berinovasi sehingga dunia usaha di Indonesia khususnya bidang
UMKM akan semakin berkembangan dan berkualitas. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Ngugi et al (2012), Macherinskiene dan
Survilaite (2011) dan Ardiana et al (2010)
2. Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap kinerja
pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh secara
positif signifikan terhadap kinerja UMKM. Modal sosial merupakan salah satu
kunci untuk mencapai kemajuan dalam suatu usaha. Seorang pengusaha sulit untuk
bisa berkembang jika kurang berjejaring dengan pengusaha – pengusaha lainya. Hal
ini menunjukan bahwa semakin baik seorang wirausahawan berjejaring dengan
berbagai kalangan, maka akan semakin membuka wawasan dan yang paling utama
akan membuka peluang yang semakin lebar terhadap pemasaran produk dari
UMKM tersebut. Hasil penelitian ini juga semakin menunjukan bahwa warisan
buidaya leluhur kita yang dinamakan gotong royong yang syarat dengan
kebersamaan untuk membangun hal yang positif sangat berguna dalam mendukung
perkembangan sektor UMKM di Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat $ juga
disebutkan bahwa perekonomian Indonesia diselenggarakan atas dasar demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, hal tersebut menunjukan bahwa prinsip
kebersaman merupakan amanat undang – undang dan wajib dilakukan karena hal
tersebut sangat bermanfaat terutama dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
berasaskan gotong royong. Dengan penguatan modal sosial akan menambah
komepetensi diri, membuka wawasan seluas – luasnya, memperkokoh kerjasama
antar pengusaha, meningkatkan daya tawar (bargaining posisition) pelaku UMKM
dan dampaknya akan memberikan peningkatan tingkat kinerja suatu UMKM. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Stam et al (2013), Rante
(2010) dan Muin (2013).
3. Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial terhadap kinerja
pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa modal finansial berpengaruh terhadap
kinerja UMKM. Modal finansial dalam hal ini baik berupa kemapuan mengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
keuangan maupun akses pinjaman terhadap lembaga keuangan. Dalam hasil
penelitian ini memperlihatkan bahwa, semakin baik aspek keuangan yang ada
dalam suatu UMKM, maka akan semakin baik pula kinerja dari UMKM tersebut.
Aspek keuangan merupakan hal yang wajib diperhitungkan dalam menjalan bisnis.
Dalam beberpa teori tentang modal juga menunjukan bahwa modal finansial
merupakan modal pokok yang harus dipenuhi. Modal finansial dapat berupa modal
sendiri ataupun modal pinjaman dari pihak lain. Dalam perekonomian modern,
akses pinjaman keuangan terhadap lembaga – lembaga resmi keuangan mutlak
diperlukan dan masalah yang sering terjadi adalah masih banyak pelaku UMKM
yang belum mendapatkan akses pinjaman ke lembaga keuangan sehingga akan
menghambat dalam pengembangan usaha yang dijalankan. Dalam kasus seperti ini
pemerintah perlu turun tangan dengan memberikan pelatihan – pelatihan terhadap
para pelaku UMKM agar mereka dapat menjadi pengusaha yang bankable sehingga
pengembangan usaha dapat berjalan dengan baik. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian yang dilakukan Chittithaworn et al (2011) dan Munizu (2010).
4. Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap modal
finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi SDM berpengaruh
terhadap modal finansial perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa, dengan
kompetensi SDM yang baik, maka pengetahuan dan kemapuan mengenai hal yang
berkaitan dengan aspek keuangan akan semakin baik kemapuan dalam mengelola
keuangan yang ada dalam perusahaan juga semakin baik sehingga akan
meningkatkan kemapuan finansial suatu UMKM. banyak pengusaha – pengusaha
kecil yang kesulitan mengembangkan usaha mereka karena minimnya kemapuan
untuk mengakses lembaga – lembaga keuangan untuk menambah modal finansial
mereka. Mereka kurang dipercaya untuk mendapatkan pinjaman dikarenakan
beberapa alasan, pertama masih minimnya pengetahuan dan tatacara dalam
memahami syarat untuk mengajukan pinjaman ke lambaga keuangan, kedua tidak
memenuhinya syarat dari pengusaha tersebut untuk mengajukan pinjaman ke
lembaga keuangan. Kedua alasan tersebut jika dilihat akan berasal dari kurangnya
kompetensi dari para pengusaha tentang seluk beluk pengajuan pinjaman ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
lembaga keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
Iswati dan Ansori (2007).
5. Terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap modal
finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh terhadap
modal finansial. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik seorang wirausahawan
berjejaring dengan berbagai kalangan, maka akan semakin baik pula kemampuan
dia untuk mengelola keuangan dan terlebih semakin membuka peluang untuk
mendapatkan akses pendanaan dari berbagai lembaga keuangan. Banyak pengusaha
kecil yang tidak bisa mendapatkan pinjaman ke lembaga keuangan dikarenakan
minimnya informasi. Dengan menjalin kerjasama dengan pengusaha – pengusaha
lain, maka informasi akan berjalan dengan lancar. Selain itu dengan modal sosial
yang kuat, pengusaha dapat membentuk koperasi yang dapat memenuhi kebutuhan
akan modal finansial para anggotanya secara mandiri dan berasaskan kekeluargaan.
Penguatan modal finansial sangat penting dilakukan terlebih dalam budaya dan adat
istiadat masyarakat Indonesia yang mempunyai warisan budaya yang sangat tak
ternilai harganya yaitu gotong royong. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan Philomina et al (2012) dan Inayah et al (2014).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan statistik antara kompetensi SDM dan Modal Finansial
mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi
SDM terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
2. Hasil perhitungan statistik antara Modal Sosial dan Kinerja UMKM
mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
3. Hasil perhitungan statistik antara Modal Finansial dan Kinerja UMKM
mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara modal
finansial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
4. Hasil perhitungan statistik antara Kompetensi SDM dan Modal Finansial
mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi
SDM terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten
Klaten.
5. Hasil perhitungan statistik antara Modal Sosial dan Modal Finansial
mendapatkan terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial
terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
B. Implikasi
1. Berdasarkan pengujian statistik pada hipotesis pertama, hasilnya
menunjukan bahwa hipotesis pertama diterima artinya bahwa kompetensi
SDM mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM.
Dengan demikian pengembangan kompetensi SDM para pelaku UMKM
pada umumnya dan para pelaku UMKM bidang garmen pada khususnya
mutlak diperlukan untuk menciptakan suatu kemajuan dalam bidang UMKM
di Indonesia. Peningkatan kompetensi dan kapasitas diri bagi para pelaku
UMKM harus dilakukan. Pengembangan diri melalui ikut serta dalam
pelatihan, lokakarya, workshop dsb perlu dilakukan karena akan menambah
kualitas serta kapasitas diri. Bagi pemerintah, peran aktif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
meningkatkan kualitas SDM para pelaku UMKM wajib dilakukan. Bantuan
yang diberikan tidak harus selalu dalam bentuk dana melainkan dapat juga
dialokasikan dalam bentuk pelatihan – pelatihan gratis bagi pera pelaku
UMKM ataupun berbagai macam kegiatan yang dapat meningkatkan
kompetensi para pelaku UMKM di wilayah Kabupaten Klaten. Dengan
sinergitas yang baik dari semua pihak peningkatan kompetensi SDM akan
berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Sehingga para pelaku usaha
akan bisa terus berkembang dan berinovasi dan dunia usaha di Indonesia
khususnya bidang UMKM akan semakin berkembangan dan berkualitas.
2. Menurut perhitungan statistik Modal sosial juga berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
Para pelaku UMKM harus senantiasa pro aktif untuk bekerja sama dengan
stakeholder guna memaksimalkan potensi modal sosial yang ada.
Pembentukan paguyuban – paguyuban atau organisasi – organisasi dengan
rekan bisnis dapat dilakukan untuk memperkuat daya tawar dari pengusaha
UMKM. selain itu, kekompakan dengan para stakeholder mutlak diperlukan
oleh pelaku usaha guna mencapai suatu kemajuan bersama. Bagi pemerintah
dapat berperan sebagai fasilitator untuk mendorong para pelaku UMKM di
Kabupaten Klaten dalam membentuk wadah untuk pelaku usaha. Pemerintah
juga dapat memberikan penguatan – penguatan atau pemberdayaanbagi para
pelaku UMKM sehingga mereka dapat memaksimalkan modal sosial yang
mereka miliki untuk memajukan usaha mereka. Modal sosial yang sangat
potensial ini jika dimanfaatkan secara optimal tentunya akan memberikan
nilai tambah yang cukup besar yang berdampak pada kemajuan kinerja dari
UMKM khususnya di Kabupaten Klaten.
3. Dari hasil pengujian, hipotesis ketiga yaitu modal finanisial berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja UMKM diterima secara statistik. Dengan
demikian, para pelaku UMKM harus benar – benar faham mengenai seluk
beluk pengelolaan modal finansial perusahaan. Disamping itu, pengetahuan
mengenai seluk beluk pengajuan dana pinjaman dari lembaga keuangan juga
wajib diperlukan. Pemerintah juga harus senantiasa memberikan bantuan
berupa dana kepada para pelaku UMKM dengan catatan bantuan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
harus tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan dalam
penggunaannya oleh para pelaku UMKM sehingga bantuan dana dari pihak
pemerintah dapat berguna secara efisien. Peran serta lembaga keuangan juga
diperlukan, dengan menawarkan produk – produk kredit lunak terhadap
pelaku UMKM serta dapat pula memberikan pengertian – pengertian
mengenai syarat – syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk mengajukan
kredit. Dengan bergerak bersama dan selalu bersinergi antara pihak – pihak
terkait, maka kemampuan modal finansial para pelaku UMKM dapat
semakin baik dan sehat sehingga kinerja dari usaha yang dijalankan juga
akan semakin meningkat.
4. Jika dilihat dari sudut pandang pendidikan ekonomi, variabel – variabel
dalam penelitian ini merupakan bagian – bagian yang masih dalam lingkup
pendidikan ekonomi baik dalam tingkat sekolah lanjutan maupun tingkat
universitas. Hasil penelitian ini secara tidak langsung juga menunjukan
bahwa penguatan pembelajaran pendidikan ekonomi sangat diperlukan
karena akan memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam dunia
usaha khususnya bidang UMKM. Penguatan pemahaman dalam materi –
materi yang sesuai dengan variabel – variabel penelitian ini dapat
memberikan modal pengetahuan yang kuat guna membentuk
enterprenuership – enterprenuership muda yang berkualitas khususnya
alumni pendidikan ekonomi. Selain hal tersebut, lulusan pendidikan
ekonomi diharapkan mampu bersaing dalam segala bidang yang di jalaninya,
mempunyai kompetensi yang mumpuni, serta dapat menjadi inovator –
inivator yang kreatif. Lulusan pendidikan ekonomi juga diharapkan memiliki
jiwa leadership yang kuat sehingga dapat menjadi penggerak dalam
penguatan modal sosial di bidang yang digelutinya masing – masing.
C. Saran
1. Bagi pelaku UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten
a. Dengan melihat pengaruh yang signifikan antara kompetensi SDM
terhadap kinerja UMKM maka para pelaku UMKM khususnya bidang
garmen di Kabupaten Klaten hendaknya terus mengasah kemampuan diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
baik kemampuan manajerial maupun kepemimpinan. Dengan terus
meningkatkan kemapuan diri, maka kemajuan usaha juga akan dapat
terwujud.
b. Pelaku UMKM hendaknya terus menjalin hubungan dengan stakeholder
terkait baik itu mendapatkan jaringan baru ataupun mempererat jaringan
yang telah terjalin. Dengan terus menjalin komunikasi dan berjejaring
dengan sesama pengusaha maupun dengan dinas terkait maka daya tawar
pelaku UMKM juga akan semakin meningkat sehingga dapat
memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kemajuan usaha
yang dijalani.
c. Para pelaku UMKM hendaknya lebih memeprhatikan pengelolaan
keuangan perusahaan. Pembukuan keuangan perusahaan yang baik akan
lebih mempermudah dalam pengalokasian keuangan perusahaan secara
efisien. Penambahan modal finansial perusahaan dari lembaga keuangan
juga sebaiknya ditingkatkan dengan sebelumnya mempelajari akan syarat
dan ketentuan untuk mendapatkan akses ke lembaga keuangan.
2. Bagi Dinas terkait khususnya Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
Dan UMKM Kabupaten Klaten.
a. Hendaknya pelatihan tentang berbagai hal dalam tata kelola perusahaan
untuk para pelaku UMKM lebih ditingkatkan. Bantuan dari pemerintah
sebaiknya tidak terfokus dalam bentuk dana tunai, melainkan dibagi
secara proporsional dengan bantuan pelatihan peningkatan kemampuan –
kemapuan personal pelaku UMKM di Kabupaten Klaten.
b. Dinas sebaiknya menempatkan diri sebagai community organizer untuk
para pelaku UMKM di Kabupaten Klaten sehingga dapat menjadi
fasilitator dalam membentuk dan memperkuat jaringan – jaringan
pengusaha sehingga para pelaku UMKM akan lebih kuat dan solid.
c. Dinas sebagai perwakilan dari pemerintah sebaiknya terus berperan aktif
dalam memberikan advokasi – advokasi yang pro pelaku UMKM
sehingga dapat menjadi jalan untuk terbitnya peraturan – paraturan
daerah yang lebih berpihak pada para pelaku UMKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
DAFTAR PUSTAKA
Adhikari, Krishna Prasad. 2009. Social Capital and its “Downside”; The Impact onSustainability of Induced Community-Based Organization Nepal. WorldDevelopment, Volume. 38, No. 2, hlm. 184-194.
Ahman, Eeng. 2003. Ekonomi Untuk SMU Kelas 2.Jilid 2. Bandung: Grafindo MediaPratama.
Ancok, Djamaludin. (2007). Revitalisasi SDM dalam menghadapi perubahan padapasca krisis. Diakses pada 29 April, 2014 dari Word Wide Web:http://ancok.staff.ugm.ac.id/h-15/revitalisasi-sdm-dalam-menghadapiperubahan-pada pasca-krisis.html
Ardiana, I.D.K.R. Brahmayanti, I.A. dan Subaedi. 2010. Kompetensi SDM UKM danPengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen DanKewirausahaan, VOL.12, NO. 1, hlm : 42-55.
Armstrong, Michael. 2004. Performance Management. Jakarta : Tugu Publisher.(terjemahan).
Bannock. Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of Economics.Inggris: Penguin Books Ltd.
Bontis, Nick.1998. Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops Measuresand Models. Management Decision, Vol. 36, No. 2, hlm : 63-76.
Brock, W. and Evans, D. 1986. The Economics of Small Business: Their Roles andRegulations in US Economy. New Jersey : Holmes & Meier Publishers.
Budi D. Sinulingga, 2005. Pembangunan Kota: Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Burt, R.S. 2002. The Network Structure of Social Capital. Research in OrganizationalBehavior. International Journal Of Social science, Vol. 22, No.5, hlm : 78-90.
Chidi dan Shadare. 2011. Managing Human Capital Development In Small AndMedium-Sized Enterprises For Sustainable National Development In Nigeria.International Journal of Management & Information Systems, Vol. 15, No. 2,hlm : 34-44.
Chittithaworn, Chuthamas et al. 2011. Factors Affecting Business Success of Small &Medium Enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science, Vol. 7, No. 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Cohen, S., dan Prusak L. 2001. In Good Company: How Social Capital MakesOrganization Work. London : Harvard Business Press.
Coleman, J .1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass:Harvard University Press.
Darsono. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis : Kajian PengambilanKeputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta : Diadit Media.
Durojaiye A.M; Yusuf, S.A; Falusi A.O. and Okoruwa V. O. 2013. Social Capital andits influence on Profitability of Foodstuff Traders in Southwestern Nigeria.American Journal Of Social And Management Sciences, Vol. 23, No.6.
Fakhraddinmaroofi dan Jalali. 2012. The Belief of Human Capital Services by Smalland Medium Enterprises. Asian Journal of Business Management, Vol. 45, No.5, hlm : 333-344.
Fatoki , Olawale Olufunso. 2011. The Impact of Human, Social and Financial Capitalon the Performance of Small and Medium-Sized Enterprises (SMEs) in SouthAfrica. J Soc Sci, Vol. 29, No. 3, hlm : 193-204.
Ferdinand, Augusty. 2005. Structural Equation Modeling. Semarang : BP Undip.
Fitz-enz, J. 2000. The ROI of Human Capital: Measuring the Economic Value Added ofEmployee Performance. New York : AMA-COM, American ManagementAssociation.
Ghozali,imam. 2013. Model Persamaan Struktural. Semarang :Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Ghozali dan Fuad. (2013). Structural equation modeling Teori Konsep & AplikasiDengan Program Lisrel 8.54. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Goyal, S.K dan Giri, B.C. 2001. Recent Trends in Modelling of Deteriorating Inventory.European Journal of Operational Research, Vol. 134, No. 8. Hlm :1-16.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada.
Hair, J.F. Anderson, R. E. Tatham, R. L. and Black, W. C. 1995. Multivariate DataAnalysis. Fourth Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Hardi, Badri Munir Sukoco. 2013. Pengaruh Modal Sosial pada Perilaku BerbagiPengetahuan dan Kinerja: Studi Kasus di Pemasok Komponen Otomotif AstraGrup. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB). Print ISSN: 1412-1700;Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2013.12.3.2
Hasbullah, J. 2006. Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.Jakarta : MR-United Press.
Hessel J, Terjesen S .2008. Entrepreneurial Carrier Capital, Innovation and NewVenture Export Orientation. New Jersey : Prentice Hall.
Huseini, M. 1999. Mencermati Misteri Globalisasi: Menata Ulang Strategi PemasaranInternasional Indonesia Melalui Pendekatan Resource-Based. Depok : FisipUniversitas Indonesia.
Inayah, Nurul., I Ketut Kirya., Wayan Suwendra. 2014. Pengaruh Kredit Modal KerjaTerhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Sektor Formal.e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vol. 2,No.6.
Indarti, Nurul. 2007. Entrepreneurhip dan Usaha Kecil Menengah di Indonesia.Jakarta: Ardana Media.
Khalique, Muhammad., Jamal Abdul Nassir bin Shaari., Abu Hassan bin Md Isa danNoridah Binti Samad. 2013. Impact of Intellectual Capital on the OrganizationalPerformance of Islamic Banking Sector in Malaysia. Asian Journal of Finance& Accounting, Vol. 5, No. 2.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi I. Cetakan Kedua. Jakarta :Kencana.
Kushnirovich. N.A. 2010. Social Capital And Its Influence On The Financing AndProfitability Of Small-Scale Enterprises (Israel Experience). Економічнийвісник Донбасу, Уol.37, No.2, hlm : 20.
Lesceviva, M. 2004. Rural Entrepreneurship Success Determinant. Papers. Faculty ofEconomics, Latvian University of Agriculture, Eksjo, Latvian.
Macherinskiene, Irene And Simona Survilaite. Intellectual Capital As The Main FactorOf Company‘S Value Added. INTELEKTINĖ EKONOMIKAINTELLECTUAL ECONOMICS 2011, Vol. 5, No. 4(12), p. 560–574, ISSN1822-8038 (online).
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Maupa, Haris. 2004. Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Usaha Kecil diSulawesi Selatan. Disertasi Program Pascasarjana Unhas. Tidak dipublikasikan.
Mawardi, M.J. 2007. Peranan Social Capital Dalam Pemberdayaan Masyarakat. JurnalPengembangan Masyarakat Islam. Vol. 67. No.9.
Mayo, A. 2000. The Role of Employee Development in The Growth of IntellectualCapital. Personal Review, Vol. 29, No. 4.
Mc Cormick, D., M.N. Kinyanjui dan G. Ongile. 1997. Growth and Barriers to GrowthAmong Nairobi,s Small and Medium Size Garment Producers. WorldDevelopment Journal, Vol.25, No.7.
Moeheriono. 2012. Pengkuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia.
Muchtar, Haryanto. 2009. Peran Modal Sosial Di Indonesia Dalam Pembangunan.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Muhidin, Ali Sambas & Abdurahman. 2011. Analisis Korelasi, Regresi Dan jalur.Bandung : Pustaka setia.
Muin, Sri Adrianti. 2013. Kajian Kemampuan Usaha Dan Modal Sosial SertaImplikasinya Terhadap Kinerja Usaha Kecil Sektor Industri Di SulawesiSelatan. Jurnal ASSETS, Vol. 3 No.1.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : SalembaEmpat.
Munizu, Musran. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal TerhadapKinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. JurnalManajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1, hlm : 33-41.
Nafukho F.M, Hariston N.R, Brooks K. 2004. Human Capital Theory : Implications ForHuman Resources Development. Human Resource Development International,Vol. 7, No.4, hlm : 545-551.
Ngugi, John Karanja, R.W. Gakure, Were M. Susan, Patrick Karanja Ngugi dan KibiruCharles Robinson. 2012. The Influence of Intellectual Capital on the Growth ofSmall and Medium Enterprises in Kenya. Journal of Business Managementand Corporate Affairs, Vol. 1, No. 1, hlm : 11-19.
Philomina, Quansah. 2012. Influence of Micro Finance and Small Loan Centre(MASLOC) on the Development of Small Scale Enterprises in the WaMunicipality. European Journal of Business and Management. Vol 4, No.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS (Stastistical Product and ServiceSolution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom.
Rachmawati, D., F. Wulani, dan C. E. Susilowati. 2004. Intellectual Capital dan KinerjaBisnis: Studi Empiris pada Industri di Indonesia, Seminar InternasionalManagement and Research Conference, Sanur Beach Bali Hotel, FE-UniversitasIndonesia, Agustus: 1-21.
Rante, Yohanes. 2010. Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan TerhadapKinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi Papua. Jurnal ManajemenDan Kewirausahaan, Vol.12, No. 2, hlm : 133-141.
Riduwan& Kuncoro, E.A. 2008 .Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur(PathAnalysis).Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ritonga dan Yoga Firdaus. 2003. Pelajaran Ekonomi Jilid 2 untuk SMU Kelas 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Roxas, Banjo G. 2008. Social Capital For Knowledge Management: The Case Of SmallAnd Medium-Sized Enterprises In The Asia-Pacific Region. Asian Academy ofManagement Journal, Vol. 13, No. 2, hlm : 57–77.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.
Sekaran, Uma. 2000. Reseach Methode for Busines : A Skill Building Aproach, 3th ed.New York : John Wiley & Sons. Inc.
Soetomo. 2006. Strategi – Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : PustakaPelajar.
Son H.H. 2010. Human Capital Development. Asian development review, Vol. 27, No.2, hlm : 29 - 56.
Stam, Wouter . Souren Arzlanian. Tom Elfring. 2013. Social capital of entrepreneursand small firm performance: A meta-analysis of contextual and methodologicalmoderators. Journal of Business Venturing, Vol. 05655, No.7, hlm :22.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Subagyo, Agung. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : RajawaliPress.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Sullivan A, Sheffrin DM. 2003. Economic Principles in Action. Upper Saddle River.New Jersey : Pearson Prentice Hall.
Tri Ratnawati, Andalan Dan Hikmah. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KinerjaUKM (Studi Kasus UKM DI Kabupaten dan Kota Semarang). Serat Acitya –Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Vol.7, No.9.
Wijaya, Denda. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winter. 2000. Towards a Theorised Understanding of Family Life and Social Capital.Australia: Australian Institute of Family Studies.
ms8 <--- Modal Sosial .735ms7 <--- Modal Sosial .713ms6 <--- Modal Sosial .721ms5 <--- Modal Sosial .869ms4 <--- Modal Sosial .641ms3 <--- Modal Sosial .719ms2 <--- Modal Sosial .735ms1 <--- Modal Sosial .678mf10mf9mf8
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DFDefault model 62 654.588 344 .000 1.342Saturated model 406 .000 0Independence model 46 1713.636 378 .000 4.533
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFIDefault model .044 .788 .843 .670Saturated model .000 1.000Independence model .148 .346 .297 .322
Baseline Comparisons
ModelNFI
Delta1RFI
rho1IFI
Delta2TLI
rho2CFI
Default model .658 .625 .824 .820 .876Saturated model 1.000 1.000 1.000Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFIDefault model .910 .599 .745Saturated model .000 .000 .000Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90Default model 241.527 178.534 312.395Saturated model .000 .000 .000Independence model 1335.636 1210.895 1467.880
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90Default model 3.683 1.519 1.123 1.965Saturated model .000 .000 .000 .000Independence model 10.778 8.400 7.616 9.232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSEDefault model .043 .057 .076 .002Independence model .149 .142 .156 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAICDefault model 709.527 737.188 900.187 962.187Saturated model 812.000 993.138 2060.521 2466.521Independence model 1769.636 1782.128 1855.741 1883.741
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVIDefault model 4.462 4.066 4.908 4.636Saturated model 5.107 5.107 5.107 6.246Independence model 11.130 10.345 11.962 11.208
HOELTER
ModelHOELTER
.05HOELTER
.01Default model 106 111Independence model 40 42
Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DFDefault model 92 224.613 314 .098 1.021Saturated model 406 .000 0Independence model 46 1713.636 378 .000 4.533
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFIDefault model .036 .950 .942 .673Saturated model .000 1.000Independence model .148 .346 .297 .322
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Baseline Comparisons
ModelNFI
Delta1RFI
rho1IFI
Delta2TLI
rho2CFI
Default model .793 .751 .971 .987 .984Saturated model 1.000 1.000 1.000Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFIDefault model .831 .659 .805Saturated model .000 .000 .000Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90Default model 40.713 .000 91.156Saturated model .000 .000 .000Independence model 1335.636 1210.895 1467.880
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90Default model 2.231 .256 .000 .573Saturated model .000 .000 .000 .000Independence model 10.778 8.400 7.616 9.232
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSEDefault model .021 .000 .043 .996Independence model .149 .142 .156 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAICDefault model 538.713 579.759 821.629 913.629Saturated model 812.000 993.138 2060.521 2466.521Independence model 1769.636 1782.128 1855.741 1883.741
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVIDefault model 3.388 3.132 3.705 3.646Saturated model 5.107 5.107 5.107 6.246Independence model 11.130 10.345 11.962 11.208
HOELTER
ModelHOELTER
.05HOELTER
.01Default model 160 169Independence model 40 42
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)