ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI SELAMA PANDEMI Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Lailatul Maghfiroh NPM. 21701082143 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MALANG 2021
19
Embed
ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR
RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI SELAMA
PANDEMI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Lailatul Maghfiroh
NPM. 21701082143
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MALANG
2021
ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR
RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI SELAMA
PANDEMI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Lailatul Maghfiroh
NPM. 21701082143
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MALANG
2021
iv
ABTRAK
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inflasi,
tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap indeks harga saham gabungan
di bursa efek Indonesia selama pandemi. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Sampel penelitian yaitu pergerakan indeks harga saham gabungan perbulan
selama pandemi. Sumber data sekunder, metode pengumpulan data dengan
dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan alat SPSS 24.0. Berdasarkan pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa secara simultan inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar
rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan selama pandemi. Dan
secara parsial inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan di
BEI selama pandemi, suku bunga tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham
gabungan di BEI selama pandemi sedangkan nilai tukar rupiah berpengaruh
negatif terhadap indeks harga saham gabungan di BEI selama pandemi dan hasil
uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen mampu
memberikan informasi terhadap indeks harga saham gabungan sebesar 64.2%
Kata Kunci: Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Indeks Harga
Saham Gabungan
v
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the effect of inflation, interest
rates and the rupiah exchange rate on the composite stock price index in the
Indonesian stock exchange during the pandemic. This type of descriptive
quantitative research. The research sample is the movement of the monthly
composite stock price index during the pandemic. Secondary data sources, data
collection methods with documentation. Methods of data analysis using multiple
linear regression analysis using SPSS 14.0. Based on hypothesis testing, it shows
that simultaneously inflation, interest rates, and the rupiah exchange rate affect
the composite stock price index during the pandemic and partially inflation has no
effect on the composite stock price index on the IDX during the pandemic.
Interest rates have no effect on the composite stock price index on the IDX during
the pandemic. while the rupiah exchange rate has a negative effect on joint stock
prices. The index on the IDX during the pandemic and the results of the
coefficient of determination test show that the three independent variables are
able to provide information about the composite stock price index of 64.2%
Keywords: inflation, interest rates, rupiah exchange rate, and composite stock
price index
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandemi Covid-19 yaitu virus corona. Virus ini sangat membahayakan
bagi masyarakat. Pertama kali penyakit ini dideteksi di kota Wuhan pada bulan
Desember 2019. Karena virus ini menyerang saluran pernafasan sehingga Cina
harus melakukan lockdown untuk menurunkan lajur terpaparnya virus corona.
Kegiatan dengan mengumpulkan banyak orang harus di kurangi. Kegiatan
lockdown ini harus dilakukan oleh semua masyarakat, bukan hanya satu dua
orang. Virus corona lajunya sangat cepat, pada 2 Maret 2020 pemerintah
mengumumkan ada dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Menurut data
WHO per Maret 2020 yang terpapar sebanyak 2.738 jiwa. 2.313 dalam
perawatan, 204 dinyatakan sembuh dan angka kematian sebanyak 221 jiwa
(covid19.go.id). Setiap harinya bertambah banyak, untuk mengurangi
terkonfirmasinya virus corona, pemerintah Indonesia pada tanggal 10 April 2020
memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dengan adanya
pembatasan sosial berskala besar, ini akan berdampak pada kondisi
perekonomian suatu negara. Presiden Jokowi mengatakan bahwa krisis ekonomi
global akibat virus corona (Covid-19) sangat mengerikan, kondisi mengerikan
2
bukan hanya dirasakan oleh perekonomiannya, namun kepala negara dan kepala
pemerintah juga merasakan dampaknya. Berdasarkan prediksi dari Organisasi
Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) bahwa kontraksi ekonomi
Indonesia pada kuartal pertama berada pada angka 2,97 persen, turun dari
biasanya mencapai 5 persen (kompas.com). Penurunan ekonomi Indonesia juga
berdampak pada perdagangan di pasar modal dengan ditunjukkan penurunan
pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Pratama, 2020). Penurunan indeks
harga saham gabungan ditunjukkan pada bulan Maret mencapai angka 4583,93
lebih khususnya pada tanggal 23 Maret 2020 indeks harga saham gabungan
berada diangka 3,990 mengalami penurunan sebesar 4,9 persen, sehingga terkena
tranding halt ( pembekuan sementara perdagangan) menjelang akhir sesi II,