Page 1
i
ANALISIS PENGARUH GAYA BELAJAR DAN POLA
ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA SE-
KECAMATAN PURBALINGGA TAHUN AJARAN
2015/2016 DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Catur Tias Pamungkas
NIM 7101412057
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Page 4
iv
333333
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. (Q.S Al Insyiraah; 5-6)
Orang yang beruntung adalah orang yang bersyukur atas nikmat Allah dan
bersabar atas ujian Allah. (HR. Muslim)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Nur Chamdi
dan Ibu Tuminah) yang senantiasa memberikan
dukungan dan do‟a.
2. Kakak-kakak terkasih (Dwi Lestari dan Trian
Restianto)
3. Universitas Negeri Semarang dan sahabat-sahabat
Pendidikan Akuntansi A 2012.
Page 5
v
PRAKATA
Puji syukurkehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga Tahun
Ajaran 2015/2016 dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening” dengan
lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Penyusun menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk memperoleh
pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada
penyusun untuk melakukan penelitian.
4. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., selakudosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang sangat bermanfaat selama
penyusunan skripsi ini.
Page 6
vi
5. Dr. Partono Thomas, M.S. selaku dosen Penguji I dan Fahrur Rozi, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D. selaku dosen Penguji II yang telah memberikan banyak
masukan demi lebih baiknya skripsi ini.
6. Drs. Kustomo selaku Kepala SMA N 1 Purbalingga, Joko Mulyanto, S.Pd.
selaku Kepala SMA N 2 Purbalingga, dan Drs. Dody Prastowo selaku Kepala
SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Dra. Esti Dian Andayani selaku guru ekonomi SMA N 1 Purbalingga, Heni
Dian, S.Pd. selaku guru ekonomi SMA N 1 Purbalingga, dan Rina
Setyaharini, S.Pd.selaku guru ekonomi SMA Muhammadiyah 1Purbalingga
yang telah membimbing dalam melakukan penelitian di lapangan.
8. Mas Iwan, Mba Dwi, Mas Mistin, Mba Endah, dan keluarga yang telah
memberikan dukungan secara finansial dan moral.
9. Anindita M.P, Arina M.T, Kurnia N.U., Salfira A.L, Niswah L., Ziyan T., dan
teman-teman Shiro group lainnyayang telah berjuang bersama-sama.
10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia atas kebaikan yang
telah diberikan. Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penyusun, pembaca, dan semua pihak yang memerlukan.
Semarang,Agustus 2016
Catur Tias Pamungkas
NIM. 7101412057
Page 7
vii
SARI
Pamungkas, Catur Tias. 2016. “Analisis Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Se-
Kecamatan Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Motivasi Belajar
sebagai Variabel Intervening”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Kata kunci : Gaya Belajar, Pola Asuh, Motivasi Belajar, Pretasi Belajar.
Prestasi belajar merupakan salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
keberhasilan suatu pendidikan. Data rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) SMA
2014/2015 Kabupaten Purbalingga menunjukkan adanya penurunan dibandingkan
tahun sebelumnya dan masuk peringkat 13 terendah di Provinsi Jawa
Tengah.Berdasarkan observasi awal di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga,
diketahui bahwa rata-rata nilai mata pelajaran ekonomi siswa di semua kelas XI
IPSmenunjukkanangka yangbelum mencapai kriteria ketuntasan minimum.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi
belajar dan motivasi belajar yang disebabkan perbedaan gaya belajar dan pola
asuh orang tua siswa. Selanjutnya adakah pengaruh positif dan signifikan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS di SMA se-Kecamatan
Purbalingga tahun ajaran 2015/2016.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA se-
Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 456 siswa dengan
jumlah sampel 213 siswa yang dihitung menggunakan rumus Slovin. Pemilihan
sampel menggunakan teknik cluster proportional random sampling (sampel
imbangan kelompok). Metode pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gaya belajar tidak
berdampak prestasi belajar, sedangkan perbedaan pola asuh orang tua berdampak
pada prestasi belajar. Perbedaan gaya belajar juga diketahui tidak berdampak pada
motivasi belajar, sedangkan perbedaan pola asuh orang tua berdampak pada
tingkat motivasi belajar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi
belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
Berdasar hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa variabel gaya belajar
tidak berpengaruh terhadap tingkat motivasi dan prestasi belajar siswa, sedangkan
pola asuh orang tua berpengaruh. Motivasi belajar juga secara signifikan
berpengaruh terhadap prestasi belajar.Saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian ini yaitu orang tua lebih baik mengarahkan pola asuhnya ke pola asuh
demokrasidan dengan dukungan guru dan orang tua, siswa diharapkan mampu
meningkatkan motivasi belajarnya. Serta pengukuran pretasi belajar bisa
diperdalam dengan menggunakan nilai UAS (Ujian Akhir Semester), nilai rapor,
ataupun dengan menggunakan suatu tes yang disusun sendiri oleh peneliti.
Page 8
viii
ABSTRACT
Pamungkas, Catur Tias. 2016. “The Analysis of Learning Style and Parenting
Style on Grade Students’ Economic Achievement in Purbalingga Subdistrict
with Learning Motivation as Intervening Variable”. Final Project. Economic
Education Department. Faculty ofEconomics. State University of Semarang.
Advisor: Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Keyword : Learning Style, Parenting Style, Learning Motivation, Learning
Achievement.
Learning achievement is one of the parameters for success of an education.
Average score of Purbalingga Regency‟s High School National Examination
(UN) 2014/2015, it showed that there was a decreased score compared to the
previous year and the school wasthe 13 lowest rank in Central Java Province.
Based on preliminary observation in SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga, it is
known that the student‟s average score of economic subjects at all grade is
students haven‟t passed the minimum completeness criteria. The purpose of this
research is to know there are any differences in learning achievement and
motivation that due to differences in learning styles and parenting styles.
Furthermore, there is a positive and significant influence of learning motivation
on grade students‟ economic achievement in Purbalingga Subdistrict year
2015/2016.
The study population was all students of grade high school in
Purbalingga Subdistrict academic year 2015/2016 amounted to 456 students, 213
students used as sample and calculated by using the Slovin formula. The sample
selection used cluster proportional random sampling technique. Methods of data
collection used questionnaires and documentation. The data analysis methods
were descriptive analysis and path analysis.
The results showed that the differences in learning styles do not affect on
student achievement, while differences in parenting styles have an impact on
learning achievement. Differences in learning styles have no impact on learning
motivation, whereas differences in parenting styles have an impact on the level of
learning motivation. The results also showed that the learning motivation has a
positive and significant effect on learning achievement. Suggestions relating to
the results of this research are better parents have to authoritative for parenting
style and the support of teachers, students are expected to increase learning
motivation. Furthermore, the measurement of learning achievement can be
deepened by using the value of UAS (Final Exam), grades, or by using a test that
is compiled by researchers.
Page 9
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBNG .................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................. 11
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 14
2.1. Teori Belajar ............................................................................................. 14
2.1.1. Teori Behaviorisme ............................................................................... 14
Page 10
x
2.1.2. Teori Koneksionisme (Thorndike) ......................................................... 15
2.2. Prestasi Belajar Ekonomi .......................................................................... 16
2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................................... 16
2.2.2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi..................................................... 19
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................... 20
2.3. Motivasi Belajar ........................................................................................ 25
2.3.1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................................... 25
2.3.2. Teori-teori Motivasi ............................................................................... 26
2.3.2.1. Teori Kebutuhan.................................................................................. 26
2.3.2.2. Teori Behavioristik.............................................................................. 27
2.3.2.3. Teori Naluri (Insting) .......................................................................... 27
2.3.3. Jenis dan Ciri Motivasi Belajar............................................................... 28
2.4. Gaya Belajar .............................................................................................. 29
2.4.1. Pengertian Gaya Belajar ........................................................................ 29
2.4.2. Macam-Macam Gaya Belajar ................................................................ 31
2.4.2.1. Gaya Belajar Visual ........................................................................... 31
2.4.2.2. Gaya Belajar Auditorial ..................................................................... 33
2.4.2.3. Gaya Belajar Kinestetik ..................................................................... 35
2.5. Pola Asuh Orang Tua ................................................................................ 38
2.5.1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua .......................................................... 38
2.5.2. Jenis Pola Asuh Orang Tua.................................................................... 39
2.5.2.1.Pola Asuh Otoriter ............................................................................... 39
2.5.2.2.Pola Asuh Demokratis ......................................................................... 40
Page 11
xi
2.5.2.3. Pola Asuh Permisif .............................................................................. 41
2.6. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 42
2.7. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 44
2.7.1. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi .................. 44
2.7.2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ekonomi ..... 46
2.7.3. Hubungan Gaya Belajar dengan Motivasi Belajar ................................ 47
2.7.4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar................... 49
2.7.5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi ............. 50
2.8. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 53
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 53
3.2. Populasi dan Sampel ................................................................................. 53
3.2.1. Populasi ................................................................................................. 53
3.2.2. Sampel ................................................................................................... 54
3.3. Variabel Peneitian ..................................................................................... 56
3.3.1. Prestasi Belajar Ekonomi ........................................................................ 56
3.3.2. Motivasi Belajar..................................................................................... 56
3.3.3. Gaya Belajar .......................................................................................... 57
3.3.4. Pola Asuh Orang Tua............................................................................. 58
3.4. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 60
3.4.1. Dokumentasi .......................................................................................... 60
3.4.2. Angket atau Kuesioner .......................................................................... 60
Page 12
xii
3.5. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ........................................................ 62
3.5.1. Uji Validitas ........................................................................................... 62
3.5.2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 64
3.6. Metode Analisis Data ................................................................................ 65
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 65
3.6.1.1.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Prestasi Belajar......................... 67
3.6.1.2.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Belajar ....................... 68
3.6.2. Analisis Statistik Inferensial ................................................................... 72
3.6.2.1.Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 73
3.6.2.2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 80
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 80
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 80
4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 80
4.1.2.1. Analisis Deskriptif Prestasi Belajar Ekonomi ..................................... 80
4.1.2.2.Analisis Deskriptif Gaya Belajar ......................................................... 82
4.1.2.3. Analisis Deskriptif Pola Asuh Orang Tua ........................................... 82
4.1.2.4. Analisis Deskriptif Motivasi Belajar ................................................... 83
4.1.3. Analisis Statistik Inferensial ................................................................... 84
4.1.3.1.Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 84
4.1.3.2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 90
4.1.3.2.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................................. 90
Page 13
xiii
4.1.3.2.2. Uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance ) ...................... 93
4.2. Pembahasan ............................................................................................... 100
4.2.1. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi ................... 100
4.2.2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ekonomi ..... 102
4.2.3. Hubungan Gaya Belajar dengan Motivasi Belajar ................................ 104
4.2.4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar.................... 106
4.2.5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi .............. 109
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 110
5.1. Simpulan ................................................................................................... 110
5.2. Saran ......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 112
LAMPIRAN .................................................................................................... 120
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar SMA di Kecamatan Purbalingga ..........................................4
Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai UAS Kelas XI IPS Mapel Ekonomi SMA
Muhammadiyah 1 Purbalingga Semester Ganjil Tahun Ajaran
2015/2016 .........................................................................................5
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ..........................................................42
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ................................................................................53
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian .................................................................55
Tabel 3.3 Indikator Gaya Belajar ......................................................................58
Tabel 3.4 Indikator Pola Asuh Orang Tua ........................................................59
Tabel 3.5 Hasil Analisis Uji Validitas Motivasi Belajar ...................................63
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................................65
Tabel 3.7 Konversi Format Nilai 0-100 ke Skala 1-4 .......................................67
Tabel 3.8 Kriteria Nilai Prestasi Belajar Ekonomi ...........................................68
Tabel 3.9 Kriteria Variabel Motivasi Belajar ...................................................69
Tabel 3.10 Kriteria Indikator Tekun, Ulet dalam Mengerjakan Tugas, dan
SenangMemecahkan Masalah/Soal-soal ..........................................70
Tabel 3.11 Kriteria Indikator Senang Bekerja Mandiri .....................................70
Tabel 3.12 Kriteria Indikator Cepat Bosan dengan Tugas-tugas Rutin .............71
Tabel 3.13 Kriteria Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal-hal yang
Diyaikini ...........................................................................................72
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Prestasi Belajar Ekonomi .................................81
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Statistik Prestasi Belajar Ekonomi....................81
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Gaya Belajar .....................................................82
Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Pola Asuh Orang Tua........................................83
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Motivasi Belajar ...............................................83
Page 15
xv
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar .................................84
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual &
Pola Asuh Otoriter sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar
Sebagai Variabel Dependen .............................................................85
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Auditorial
& Pola Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Prestasi
Belajar Sebagai Variabel Dependen .................................................85
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual &
Pola Asuh Otoriter sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar
Sebagai Variabel Dependen .............................................................87
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Auditorial
& Pola Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Motivasi
Belajar Sebagai Variabel Dependen .................................................88
Tabel 4.11 Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter
sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen ..........................................................................................90
Tabel 4.12 Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola Asuh Demokrasi
sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen ..........................................................................................90
Tabel 4.13 Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter
sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen ..........................................................................................92
Tabel 4.14 Hasil Uji t dengan Gaya BelajarAuditorial & Pola Asuh Demokrasi
sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen ..........................................................................................92
Tabel 4.15 Uji Box’s Test ...................................................................................93
Tabel 4.16 Uji Levene’s Test ..............................................................................94
Tabel 4.17 Uji Multivariate................................................................................94
Tabel 4.18 Analisis Test of Between-Subjects Effects ........................................95
Tabel 4.19 Analisis Estimated Marginal Means ................................................96
Tabel 4.20 Uji Multiple Comparisons ................................................................96
Tabel 4.21 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ..........................................................100
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Gaya Belajar, Pola Asuh Orang Tua, Motivasi
Belajar, dan Prestasi Belajar ..........................................................52
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Melalui Motivasi Belajar .....................75
Gambar 4.1 Model Hasil Analisis Jalur Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Melalui Motivasi Belajar .....................89
Page 17
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................... 122
Lampiran 2 Instrumen Penelitian .................................................................. 124
Lampiran 3 Tabulasi Data Uji Coba Instrumen ............................................ 132
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ..................... 134
Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Penelitian ........................................................ 136
Lampiran 6 Angket Penelitian ...................................................................... 138
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Responden SMA se-
Kecamatan Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016 Setelah
Dikonversi Kedalam Format Nilai 1-4 ..................................... 145
Lampiran 8 Tabulasi Angket Penelitian ........................................................ 147
Lampiran 9 Analisis Deskriptif Prosentase .................................................. 177
Lampiran 10 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 211
Lampiran 11 Regresi Linier Berganda ........................................................... 212
Lampiran 12 Uji Hipotesis ............................................................................. 214
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian.................................................................. 219
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 220
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya jaman, pendidikan menjadi sektor yang
penting dalam mengembangkan kehidupan manusia dan juga dalam
meningkatkan kemajuan suatu negara. Pendidikan merupakan proses interaksi
belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga
menjadi mandiri dan utuh. Dapat pula dikatakan bahwa pendidikan merupakan
suatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan menuju
ke arah kedewasaan. Pada setiap bidang kehidupan tentu akan membutuhkan
pendidikan. Oleh karena itu, peningkatan mutu dalam pendidikan sangat penting
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yang berkualitas akan dapat meningkatkan perekonomian dan kehidupan
negara.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal
3telahdijelaskan fungsi dan tujuan pendidikan yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang prosesnya
berlangsung seumur hidup dan dalam pelaksanaannya dapat terwujud melalui
tiga bentuk yaitu pendidikan informal, pendidikan non formal, dan pendidikan
Page 19
2
formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi di dalam kehidupan
keluarga dimana orang tua sangat berperan dalam pembentukan watak,
kepribadian serta perkembangan emosional anak. Pendidikan non formal adalah
pendidikan yang terjadi di masyarakat, dan pendidikan formal adalah pendidikan
yang diselenggarakan disekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara
berjenjang dan berkesinambungan.
Febrianita (2013) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan
pada diri individu yaitu pengetahuan atau pengalaman baru. Untuk
mengetahuiefektivitas siswa dalam belajar, kemampuannya dapat diukur dan
terbaca dalam prestasi belajar siswa. Permendikbud No. 66 Tahun 2013
mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang akan dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi peserta didik adalah hasil
penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai dimana
kemampuan peserta didik yang diukur melalui penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, uji mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah atau madrasah.
Salah satu prinsip penilaian prestasi belajar adalah menggunakan acuan
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan
siswa. Tuntas tidak tuntasnya suatu penilaian hasil belajar ditentukan oleh
standar ukuran pencapaian minimal yang harus dicapai siswa. Ukuran
Page 20
3
pencapaian minimal dikenal dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Kriteria ketuntasan menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi yang
dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Sedangkan target ketuntasan nasional
diharapkan minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap.
Prestasi belajar ekonomi merupakan prestasi belajar yang dicapai dengan
kegiatan belajar di sekolah khususnya setelah siswa mempelajari mata pelajaran
ekonomi. Prestasi belajar ekonomi dipacu agar siswadapat mencapai hasil yang
maksimal, karena mata pelajaran ekonomi tidak hanya penguasaan teori-teori
ekonomi saja, tetapi juga berisi tentang keterampilan menghitung, menggunakan
logika, dan menuntut ketelitian siswa. Mata pelajaran ekonomi merupakan mata
pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa yang masuk dalam peminatan sosial pada
Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, mata pelajaran ekonomi merupakan
salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Hal ini
menjadikan mata pelajaran ekonomi menjadi salah satu mata pelajaran yang
penting dan harus dikuasai oleh siswa.
Data dari diknas.purbalinggakab.go.id menunjukkan bahwa rata-rata nilai
Ujian Nasional SMA tahun ajaran 2014/2015 di Kabupaten Purbalingga adalah
sebesar 57,85. Hal ini berarti rata-rata nilai UN Kabupaten Purbalingga
mengalami penurunan 2,35 poin dari tahun sebelumnya sebesar 60,20 dan
Page 21
4
berada di peringkat ke-23 dari keseluruhan 35 kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah.
Kecamatan Purbalingga merupakan kecamatan kota dimana kegiatan
bidang pendidikannya paling maju dibandingkan kecamatan-kecamatan lain di
Kabupaten Purbalingga. Berikut rician daftar SMA di Kecamatan Purbalingga:
Tabel 1.1. Daftar SMA di Kecamatan Purbalingga
No Nama Sekolah Status Akreditasi
1. SMA N 1 Purbalingga Negeri A
2. SMA N 2 Purbalingga Negeri A
3. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga Swasta A
Sumber: Dokumentasi Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tahun 2015
Tabel 2.1. menunjukkan bahwa semua SMA yang berada di Kecamatan
Purbalingga memperoleh akreditasi A. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
fasilitas sekolah dan guru yang dimiliki sudah berkualitas. Namun pada
kenyataannya prestasi belajar siswa masih ada yang belum menunjukkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
Siswa dikatakan berhasil dalam proses kegiatan belajar apabila siswa
tersebut telah mencapai KKM. Apabila nilai siswa di bawah KKM maka dapat
dikatakan bahwa siswa tersebut belum berhasil dalam proses kegiatan belajar
mengajar di kelas (Ningrum, 2013). Berdasarkan observasi awal yang telah
dilakukan di salah satu SMA di Kecamatan Purbalingga dapat dilihat bahwa
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS dapat dibilang belum
optimal. Hal itu dapat dilihat dari data rata-rata nilai Ulangan Akhir Semester
(UAS) Semester Gasal kelas XI IPS di salah satu SMA Kecamatan Purbalingga
sebagai berikut:
Page 22
5
Tabel 1.2. Rata-Rata Nilai UAS Kelas XI IPS Mapel Ekonomi SMA
Muhammadiyah 1 Purbalingga Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016
Kelas Ekonomi
Kriteria Nilai KKM
XI IPS 1 66 75 Di Bawah KKM
XI IPS 2 63 75 Di Bawah KKM
XI IPS 3 67 75 Di Bawah KKM
XI IPS 4 64 75 Di Bawah KKM
XI IPS 5 58 75 Di Bawah KKM Sumber : SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga (diolah)
Adanya program remedial yang diselenggarakan menjadi tolak ukur masih
kurang baiknya prestasi belajar siswa. Syah (2008) menyatakan bahwa prestasi
belajar dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan
faktor pendekatan belajar. Salah satu faktor internal yang sangat mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar siswa itu sendiri.
Uno (2007) menyatakan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktek atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang menimbulkan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh individu dapat terjadi.
Shih & Gamon (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa motivasi
dan gaya belajar merupakan dua faktor signifikan dalam pencapaian belajar
pembelajaran. Semakin tinggi tingkat motivasi dan penggunaan gaya belajar,
semakin tinggi pula pencapaian prestasi belajar di kelas. Sejalan dengan hal itu,
Diminarni (2010) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa motivasi
Page 23
6
belajar, gaya belajar, dan berpikir kritis secara bersama-sama maupun secara
parsial berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif.
Menurut Febrianita (2013), faktor internal lain yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara dan kebiasaan
siswa dalam mempelajari sesuatu. Kadangkala siswa belum mengetahui dan
memahami gaya belajarnya sendiri, sebagian besar masih beranggapan bahwa
belajar itu merupakan suatu tuntutan bukan suatu kebutuhan. Akibatnya siswa
tidak mengetahui cara belajar yang menyenangkan untuk dirinya, padahal
pemahaman gaya belajar yang dimiliki siswa akan lebih mengoptimalkan
belajar.
Gaya belajar merupakan faktor yang penting dalam belajar. Hal ini sesuai
yang diungkapkan oleh Hamalik (2009), bahwa seseorang yang ingin berhasil
dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta belajar dengan baik. Wulandari
(2011) berpendapat bahwa gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor
alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak
dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Mengenali
gaya belajar sendiri belum tentu membuat siswa menjadi lebih pandai. Tapi
dengan mengenali gaya belajar, siswa akan dapat menentukan cara belajar yang
lebih efektif. Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena tahu bagaimana
memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar
siswa dapat optimal.
Lebih dari dua dekade lalu, DePorter (1992) mengembangkan instrumen
standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi lingkungan para pembelajar.
Page 24
7
Cara belajar yang dimiliki siswa sering disebut dengan gaya belajar atau
modalitas belajar siswa. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Terdapat tiga gaya belajar seseorang yaitu visual (cenderung belajar
melalui apa yang dilihat), auditorial (belajar melalui apa yang didengar) dan
kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Mengenali kecenderungan
modalitas yang dimiliki dapat melatih siswa untuk menjadi pembelajar yang
kritis, kreatif, dan mandiri (DePorter & Hernacki, 2012).
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah pola asuh
orang tua yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Gunarsa (2009)
menyatakan bahwa pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang
diterapkan pada anak yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu ke waktu.
Hurlock (2006) berpendapat bahwa pola asuh orang tua terdiri dari tiga tipe
yaitu pola asuh dengan berbagai macam peraturan ketat (otoriter/authoritarian),
pola asuh yang ditandai adanya pengakuan orang tua terhadap anak dimana anak
diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung pada orang tua
(demokratis/authoritative), dan pola asuh yang ditandai dengan cara orang tua
mendidik anak yang cenderung bebas (permisif/permissive).
Berdasarkan penelitian Azizah (2012) diketahui bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar.
Turner et. al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan orangtua demokratis mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa,
serta motivasi intrinsik dan self-efficacy diprediksi mempengaruhi prestasi
Page 25
8
akademik. Sejalan dengan hal itu, penelitian Nel (2013) menunjukkan
adahubungan yang kuat antara pola asuh orang tua dan hasil belajar siswa di
sekolah khususnya mengenai pola demokrasi, otoriter, dan permisif.
Adapun penelitian ini untuk menganalisis bagaimana gaya belajar dan pola
asuh orang tua yang berbeda pada setiap siswa berpengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar siswa dengan menambah variabel motivasi sebagai variabel
intervening. Hal tersebut yang mengakibatkan penelitian ini mempunyai
perbedaan dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian sebelumnya hanya
menggunakan gaya belajar dan pola asuh sebagai variabel tunggal sedangkan
dalam penelitian ini gaya belajar dan pola asuh orang tua bersifat kategorikal
yang menjadikannya variabel dummy. Selain itu, dengan adanya motivasi
sebagai variabel intervening, maka metode analisisnya pun akan menjadi
berbeda dengan penelitian sebelumnya dengan menambahkan uji selain regresi
berganda untuk lebih meyakinkan hasil penelitian.
Seperti yang telah diketahui, gaya belajar setiap siswa berbeda-beda. Hal
ini bergantung pada bagaimana cara masing-masing siswa menyerap informasi
dengan mudah (modalitas). Modalitas yang berbeda membuat setiap siswa
mengolah informasi dengan cara yang berbeda pula, sehingga siswa yang
diberikan suatu pembelajaran yang sama belum tentu memiliki pengalaman yang
sama antara siswa satu dan yang lainnya. Di sisi lain strategi transfer informasi
(gaya mengajar) yang digunakan guru dalam pembelajaran cenderung masih
banyak yang monoton dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini
mengakibatkan tidak semua siswa dengan modalitasnya yang berbeda-beda
Page 26
9
mampu menangkap informasi secara optimal. Padahal antara gaya mengajar
guru dan gaya belajar siswa adalah dua hal yang sangat berkaitan, saling
mendukung satu sama lain, dan sangat menentukan keberhasilan suatu proses
mengajar belajar (Munif Chatib dalam Suparman, 2010).
Dryden dalam Fatma (2009) mengemukakan bahwa ketidaksesuaian gaya
mengajar guru dalam proses pembelajaran dengan gaya belajar siswa telah
menyebabkan kegagalan pada banyak anak dan menjadi penyebab terbesar
kegagalan sekolah. Cara pandang sekolah yang mengasumsikan bahwa setiap
siswa mempunyai gaya belajar yang sama dan mengklasifikasikan siswa
sehingga siswa pintar dan siswa bodoh telah mengingkari fitrah kemanusiaan
yang sesungguhnya dan menjerumuskan sebagian siswa pada kegagalan. Oleh
karena itu mengetahui gaya belajar siswa dengan tepat akan dapat mendorong
seluruh kemampuan potensial mereka.
Analisis mengenaigaya belajar, motivasi, dan prestasi siswa dapat berguna
untuk mengetahui siswa dengan gaya belajar mana yang mempunyai motivasi
maupun prestasi belajar yang tinggi dan yang rendah. Dengan diketahuinya hal
tersebut, siswa dapat mengenali dan memahami gaya belajarnya sendiri sehingga
dapat menggunakan teknik-teknik yang cocok dalam belajar ekonomi untuk
meningkatkan kecepatan dan kualitas belajar masing-masing individu. Dengan
mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda juga dapat membantu guru untuk
mampu mendekati semua atau hampir semua siswa dengan menyampaikan
informasi melalui gaya mengajar yang berbeda-beda agar materi pembelajaran
Page 27
10
ekonomi dapat tersampaikan dan diterima secara merata oleh semua siswa
melalui modalitasnya masing-masing.
Lingkungan keluarga sebagai salahsatu faktor eksternal, baik secara
langsungataupun tidak langsung akan berpengaruhterhadap munculnya motivasi
belajaranak.Orang tua seharusnya berperan dalam menciptakan situasi
lingkungan keluarga yang mendukung peningkatan motivasi belajar anak. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan membantu, membimbing, dan mengarahkan
pemecahan masalah yang dihadapi anak, misalnya masalah pelajaran dan
pergaulan, agar prestasi anak pun dapat meningkat. Namun demikian tidak
semua orangtua mampu menerapkansikapnya sesuaidengan situasi yang
mendukung motivasibelajar anak-anaknya. Sebagian besar orang tua sadar atau
tidak, kurang memperhatikan akan sikap kepemimpinan dan pola asuh terhadap
anaknya yang dapat mempengaruhi motivasidan prestasi belajar anaknya
(Mustolikh & Shalihati, 2014).
Analisis mengenai pola asuh orang tua siswa dilakukan untuk mengetahui
tipe pola asuh orang tua siswa mana yang memiliki kecenderungan motivasi dan
prestasi belajar ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan pihak sekolah dalam kaitannya dengan kemitraan sekolah dan
keluarga. Karena kerjasama antara sekolah dan keluarga perlu ditingkatkan
supaya tidak terjadi kontradiksi atau ketidakselarasan antara nilai-nilai yang
harus dipegang teguh oleh siswa di sekolah dan yang harus siswa ikuti di
lingkungan keluarga atau masyarakat (Zuchdi, 2008).
Page 28
11
Guru-guru yang berpengalaman, mengetahui pentingnya membuat orang
tua terlibat dalam pendidikan anak-anak. Dalam sebuah survey menyebutkan
keterlibatan orang tua sebagai prioritas nomor satu untuk meningkatkan kualitas
pendidikan (Chira dalam Santrock, 2009). Untuk itu, dengan mengetahui pola
asuh orang tua dari siswanya, guru dapat memberikan arahan atau bimbingan
kepada orang tua yang agar dapat lebih memperhatikan pola asuhnya sehingga
anak dapat lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai prestasi belajar yang
maksimal.
Gaya belajar dan pola asuh orang tua yang berbeda-beda, jika
diidentifikasi dan dianalisis pengaruhnya terhadap motivasi dan prestasi belajar
siswa dimungkinkan dapat dijadikan sarana untuk menambah motivasi siswa
dalam belajar yang akhirnya juga mendorong peningkatan prestasi belajar siswa
di sekolah, khususnya siswa kelas XI IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Gaya Belajar dan Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA
Se-Kecamatan Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Motivasi
Belajar sebagai Variabel Intervening”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Page 29
12
1. Apakah gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga?
2. Apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga?
3. Apakahgaya belajar berpengaruh terhadap tigkat motivasi belajar siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga?
4. Apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadaptingkat motivasi belajar
siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga?
5. Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
2. Untuk menganalisis pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
3. Untuk menganalisis pengaruh gaya belajar terhadap tingkat motivasi belajar
siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
4. Untuk menganalisis pengaruh pola asuh orang tua terhadap tingkat motivasi
siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
5. Untuk menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
Page 30
13
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
b. Diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis berikutnya dalam rangka meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan memahami gaya belajar dan pola asuh orang tua melalui
motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi, sehingga proses
pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
b. Bagi siswa, dapat membantu meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa
dengan mengenali gaya belajar yang dimiliki.
c. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi tentang gaya belajar dan pola asuh
orang tua siswa, sehingga diharapkan dapat memberikan kebijakan yang
tepat dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Page 31
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Belajar
2.1.1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya
aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori
mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan
pada segi kesadaran saja (Hamalik, 2009:43).
Aspek penting yang dikemukakan oleh aliran behavioristik dalam belajar
adalah bahwa hasil belajar (perubahan tingkah laku) itu tidak disebabkan oleh
kemampuan internal manusia (insight), tetapi karena faktor stimulus yang
menimbulkan respon. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat
mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian
rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspon siswa (Rifa‟i & Anni,
2009:90).
Hubungan stimulus-respon ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan
otomatis dalam belajar. Dengan latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu
akan semakin menjadi kuat. Inilah yang disebut S-R Bond Theory (Hamalik,
2009:43). Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah
laku siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan siswa pada masa lalu dan
masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Dengan
demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi
behavioral dengan stimulusnya. (Dalyono, 2007:30).
Page 32
15
2.1.2. Teori Koneksionisme (Thorndike)
Prinsip Teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan panca indra
(sense impression) dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Asosiasi
itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau
hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itulah, TeoriThorndike disebut
Connectionism atau Bond Psychology (Bahrudin, 2010:166). Thorndike
menyatakan pandangan bahwa tipe pembelajar yang paling fundamental adalah
pembentukan asosiasi-asosiasi (koneksi-koneksi) antara pengalaman-pengalaman
indrawi (persepsi terhadap stimulus atau peristiwa) dan impuls-impuls saraf
(respon-respon) yang memberikan manifestasinya dalam bentuk perilaku.
Thorndike percaya bahwa pembelajaran sering terjadi melalui rangkaian
eksperimen menyeleksi dan mengkoneksikanatau biasa disebut trial and error
(Schunk, 2012:101).
Teori belajar trial and error mempunyai empat ciri-ciri,yaitu adanya motif
yang mendorong aktivitas, adanya berbagai respon terhadap situasi, adanya
eliminasi respon-respon yang gagal atau salah, dan adanya kemajuan reaksi-reaksi
dalam mencapai tujuan (Bahrudin, 2010:166). Dalam penelitiannya, Thorndike
menemukan tiga hukum pokok dalam proses belajar berupa “Law of Readiness”
dimana jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau
bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan. “Law of Exercise” dimana makin
banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan stimulus respon, makin kuat
hubungan itu dan praktek perlu disertai dengan “reward”. Terakhir adalah “Law
of Effect” dimana jika terjadi hubungan antara stimulus dan respon, dan dibarengi
Page 33
16
dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan menjadi lebih kuat.
Bilamana hubungan dibarengi “state of affairs” yang mengganggu, maka
kekuatan hubungan menjadi berkurang (Dalyono, 2007).
Law of Effect juga berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan
suatu keadaan yang memuaskan akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-
baiknya, sedangkan segala tingkah laku yang berakibat tidak menyenangkan akan
dihilangkan dan dilupakan (Purwanto, 2009:99). Namun dalam perkembangan
teorinya diketahui bahwa tingkah laku yang berakibat tidak menyenangkan
(hukuman) merupakan sarana yang efektif untuk mengubah perilaku karena
hukuman tidak mengajari siswa perilaku yang benar, tetapi lebih berperan
memberitahukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Hal ini juga berlaku pada
keterampilan kognitif. Jadi hukuman menekan respon, tetapi respon tersebut tidak
dilupakan (Schunk, 2012:105).
2.2. Prestasi Belajar Ekonomi
2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar, harus
bertitik tolak terlebih dahulu tentang pengertian belajar itu sendiri. Belajar adalah
suatu adaptasi atau proses penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif (Syah,2008:90). Sejalan dengan hal itu, Slameto (2010:2)
mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
Page 34
17
lingkungannya. Lebih luas lagi, Djamarah (2008:13) mengemukakan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya menyangkut kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan).
Hamalik (2009:38) menyebutkan bahwa bukti seorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia
terdiri dari sejumlah aspek. Adapun aspek itu adalah pengetahuan, pemahaman,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi
pekerti (etika), sikap, dan lain-lain. Sedangkan menurut Slameto (2010:3-5)
tingkah laku yang dikategorikan sebagai perilaku belajar memiliki ciri-ciri adanya
perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, perubahan bersifat kontinu
(berkesinambungan) dan fungsional, perubahan bersifat positif (semakin banyak)
dan aktif (atas dasar usaha sendiri), perubahan besifat permanen (bertahan dalam
jangka waktu yang lama), perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah pada
tingkah laku yang ditetapkan, serta perubahan mencakup seluruh aspek tingkah
laku (sikap keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya).
Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang yang terlihat dari prestasi belajar yang didapat. Untuk mengetahui
prestasi tersebut perlu diadakan evaluasi dengan tujuan mengetahui kemampuan
seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan
Page 35
18
belajar yang merupakan proses pembelajaran. Sudjana (2009:3) menyatakan
prestasi belajar pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Suryadi Suryabrata dalam
Prasetya (2012:54) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar
merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.
Darsono (2000:110-111) menyebutkan bahwa pengumpulan informasi hasil
belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu teknik tes yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa (biasanya berupa tes obyektif, tes jawaban
singkat, dan tes uraian) dan teknik non tes yang lebih banyak bertujuan untuk
mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif siswa (biasanya
melalui observasi, wawancara dan angket). Sedangkan Arikunto (2002:33-39)
menyebutkan tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu: (1) tes diagnostik adalah
tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan
melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut
pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat, (2) tes formatif adalah untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu
dan diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar, serta (3) tes sumatif
dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir
semester. Dari tes formatif dan tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran setelah melalui tahap
tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai berupa angka. Prestasi belajar dapat
Page 36
19
diketahui setelah melakukan evaluasi dan evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar.
2.2.2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses. Sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata
pelajaran yang dilaksanakan pada peminatan Sosial di Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Materi pokok mata pelajaran ekonomi yang harus dikuasai oleh siswa kelas
XI IPS adalah mengenai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
ketenagakerjaan, pendapatan nasional, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), perpajakan, indeks
harga dan inflasi, kebijakan moneter, pelaku ekonomi dan sistem perekonomian
Indonesia, pasar modal, perdagangan internasional, serta kerjasama internasional.
Ada beberapa bentuk penilaian, yaitu berupa tes tertulis, penilaian portofolio,
penilaian produk, dan unjuk kerja. Bentuk penilaian tidak sama untuk setiap
materi pokoknya, bergantung pada kriteria materi pokok yang harus dikuasai
siswa.
Mengacu pada pengertian prestasi belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar Ekonomi adalah keberhasilan dalam hal penguasaan dan
pemahaman pengetahuan serta keterampilan seputar Mata Pelajaran Ekonomi
yang hasilnya ditunjukkan dengan angka nilai tes. Disamping itu, menurut
Page 37
20
Sudjana (2009:15) mengatakan bahwa diantara ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran. Karena itu, unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil
belajar dan nilai siswa.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari
perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru.
Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana siswa dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga
terdapat reaksi yang muncul dari siswa. Reaksi yang dilakukan merupakan usaha
untuk menciptakan kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya. Sehingga
nantinya akan mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada siswa
sebagai hal baru serta menambah pengetahuan.
Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal ini tentu saja
mempunyai faktor-faktor penyebabnya. Beberapa ahli telah membahas mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Secara garis
besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, aspek yaitu
aspek fisiologis, psikologis, lingkungan dan instrumental. Aspek fisiologis
merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri setiap individu, sedangkan
aspek lingkungan dan instrumental merupakan faktor eksternal yang berasal dari
luar diri individu.
Page 38
21
Aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menunjukkan kebugaran organ-organ tubuh dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah akan
berdampak secara langsung pada kualitas penyerapan materi pelajaran (Syah,
2008:132). Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalau mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan
ibadah (Slameto, 2010:55).
Aspek psikologis adalah faktor yang bersifat rohaniah. Menurut Syah
(2008:133), banyak faktor yang masuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di
antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial
itu adalah intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.
Tingkat intelegensi atau kecerdasan (IQ) tak dapat diragukan lagi sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan inteligensi
siswa maka semakin besar peluang meraih sukses, akan tetapi sebaliknya semakin
rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluang meraih sukses
(Syah, 2008:132). Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya karena belajar adalah suatu
proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan
intelegensi hanya salah satu di antara faktor lainnya (Slameto, 2010:56).
Sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap stimulus atau obyek (Notoadmodjo, 2003:124). Sikap
Page 39
22
siswa yang merespon dengan positif merupakan awal yang baik bagi proses
pembelajaran yang akan berlangsung sedangkan sikap negatif terhadap guru
ataupun pelajaran apalagi disertai dengan sikap benci maka akan berdampak pada
pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar yang kurang maksimal (Syah,
2008:133).
Bakat atau aptitude menurut Hilgard dalam Slameto (2010:57) adalah “the
capacity to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Syah
(2008:133) menyatakan bahwa setiap individu mempunyai bakat dan setiap
individu yang memiliki bakat akan berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-bidang
tertentu.
Minat (interest) dapat diartikan kecenderungan atau kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa, sebagai contoh siswa yang mempunyai minat dalam bidang
matematika akan lebih fokus dan intensif ke dalam bidang tersebut sehingga
memungkinkan mencapai hasil yang memuaskan (Syah, 2008:134). Jika terdapat
siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar siswa
tersebut mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-
cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu (Slameto,
2010:57).
Page 40
23
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi
bisa berasal dari dalam diri setiap individu dan datang dari luar individu tersebut
(Syah, 2008:134). Motivasi yang timbul karena kebutuhan dari dalam diri siswa
dianggap lebih baik dibandingkan dengan motivasi yang disebabkan oleh
rangsangan dari luar. Namun dalam praktiknya, sering motivasi dari dalam itu
tidak ada atau belum timbul sehingga perlu adanya rangsangan dari luar (Hamalik,
2009:51). Dalam membentuk motif yang kuat dalam belajar dapat dilaksanakan
dengan adanya latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan
yang memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar (Slameto,
2010:58).
Aspek lingkungan meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah,
serta masyarakat. Lingkungan yang paling banyak berperan dan mempengaruhi
kegiatan belajar siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga (Syah,
2008:134). Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana ruma tangga, dan
keadaan ekonomi keluarga (Slameto, 2010:60). Semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai
siswa (Syah, 2008:134).
Lingkungan sekolah sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar
yang kondusif. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Karena itu,
guru dan siswa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar sekolah
yang baik, menyenangkan, menantang, dan menggairahkan (Hamalik, 2009:52).
Page 41
24
Lingkungan sekolah juga meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf
administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di sekolah dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa (Syah, 2008:135).
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karena siswa juga
berada dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta
kegiatan-kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar (Syah, 2008:135). Mass media juga ikut
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Mass media berupa
bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain.
Mass yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga belajarnya,
sebaliknya mass yang jelek juga dapat berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka
perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana
pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah maupun
masyarakat (Slameto, 2010:70).
Terakhir adalah aspek atau faktor instrumental. Termasuk dalam
instrumental input atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi
adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana
dan fasititas, serta manajemen yang berlaku di sekolah (Purwanto, 2007:107).
Kurikulum meliputi segala kegiatan dan bahan pengajaran yang diberikan kepada
siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Guru
sebagai pengajar harus mengusahakan metode mengajar yang setepat, efisien dan
efektif mungkin agar siswa dapat belajar dengan baik. Sarana dan fasilitas serta
Page 42
25
manajemen sekolah harus memadai agar dapat menunjang siswa dalam belajarnya
(Slameto, 2010:67). Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input
merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam
pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang
menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si
pelajar (Purwanto, 2007:107).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
di sekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena
prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor tersebut dan saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor akan
dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian,
tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh
faktor fisiologis, psikologis, dan instrumental.
2.3. Motivasi Belajar
2.3.1. Pengertian Motivasi Belajar
Anoraga (2014:34) menyatakan bahwa dalam pengertian umum, motivasi
dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan
tertentu. Menurut Sardiman (2011:73), motivasi berasal dari kata motif yang
artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Page 43
26
Mc. Donald dalam Hamalik (2010:106) menjelaskan bahwa motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedang Slavin dalam Rifa‟i
& Anni (2012:159) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah proses internal
yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus
menerus.
Berdasarkan pengertian motivasi dari beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai, dalam hal ini adalah untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah
pencapaian tujuan.
2.3.2. Teori-teori Motivasi
2.3.2.1. Teori Kebutuhan
Maslow merupakan pakar teori kebutuhan manusia yang menjelaskan
konsep motivasi untuk memenuhi kebutuhan (Rifa‟i & Anni, 2012:146). Teori ini
mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang tidak puas hanya dengan
terpenuhi satu kebutuhan, tetapi manusia akan merasa puas jika semua kebutuhan
terpenuhi (Prayitno, 2009:34). Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan baik
Page 44
27
fisik maupun psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila pemimpin atau
pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, maka hal yang
dilakukan terlebih dahulu adalah berusaha mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya.
2.3.2.2. Teori Behavioristik
Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu
tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat
menggetarkan emosi individu yaitu menjadi suka atau tidak suka (Prayitno,
2009:34). Konsep motivasi erat hubungannya dengan suatu prinsip bahwa
perilaku yang diperkuat (reinforced) di masa lalu adalah lebih mungkin diulangi
lagi dibandingkan dengan perilaku yang tidak diperkuat atau dihukum (Rifa‟i &
Anni, 2012:144).
2.3.2.3. Teori Naluri (Insting)
Teori ini mengatakan kekuatan biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak
lahir. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara
tertentu, demikianlah dasar pemikiran teori ini. Kekuatan insting inilah yang
seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk
mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cara tertentu (Handoko,
2008:10). Pada dasarnya manusia memiliki tiga naluri yaitu naluri
mempertahankan diri, mengembangkan diri, dan mengembangkan atau
mempertahankan jenis (Purwanto, 2007:75).
Page 45
28
2.3.3. Jenis dan Ciri Motivasi Belajar
Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor, dapat dari
dalam (intrinsik) maupun luar (ekstrinsik) individu (Rifa‟i & Anni, 2012:136).
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsi tidak perlu
dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat dikaitkan pada seorang siswa yang belajar
didorong karena ingin mendapat pengetahuan, nilai, dan ketrampilan (Sardiman,
2011:86). Dalam hal ini, pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan,
karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau belajar untuk mendapatkan
pujian atau hadiah itu (Hamalik, 2009:112).
Motivasi ekstrinsikadalah motivasi aktif dan berfungsi karena adanya
rangsangan dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar (Sardiman, 2011:86). Dalam hal belajar, motivasi ekstrinsik
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah,
tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, sarkasme, ejekan, dan
hukuman (Hamalik, 2009:112-113).
Motivasi seseorang tidak dapat diukur secara langsung (Rifa‟i & Anni,
2012:134). Namun, dengan mengamati perilakunya, akan dapat diketahui
bagaimana motivasi yang ada dalam diri seseorang. Sardiman (2011:83)
menyebutkan bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri:
(1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
Page 46
29
lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai), (2) ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa), (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah (minat untuk sukses), (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan
pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat monoton, berulang-ulang begitu
saja, sehingga kurang kreatif), (6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau
sudah yakin akan sesuatu), (7) tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah
diyakini, serta(8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila sesorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang
tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan
melahirkan hasil belajar yang baik.
2.4. Gaya Belajar
2.4.1. Pengertian Gaya Belajar
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat
lambat (Uno, 2008:180). Oleh karena itu, manusia sering kali harus menempuh
cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Ada siswa yang lebih senang menulis hal-hal yang telah disampaikan oleh
guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapula siswa yang lebih senang
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, serta adapula siswa yang lebih
senang praktek secara langsung. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
Page 47
30
siswa selama proses pembelajaran berlangsung maka akan tercipta suatu cara
belajar yang menjadi suatu kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Cara belajar yang dimiliki seseorang sering disebut dengan gaya belajar atau
modalitas belajar. Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang
berbeda dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang,
telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana
seseorang belajar. Pertama, bagaimana cara seseorang menyerap informasi dengan
mudah (modalitas) dan kedua, cara seseorang mengatur dan mengolah informasi
tersebut (Hamruni, 2009:65). Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi (DePorter & Hernacki, 2012:110). Modalitas belajar sendiri merupakan
berbagai cara yang digunakan sistem otak-pikiran untuk mengakses pengalaman
(masukan) dan mengungkapkan pengalaman (keluaran). Seluruh modalitas sangat
berkaitan erat dengan indera manusia (Samples, 2002:147).
Para ahli lain berpendapat bahwa gaya belajar adalah kebiasaan yang
mencerminkan cara seseorang memperlakukan pengalaman yang diperoleh
melalui modalitas (Samples, 2002:146). Gaya belajar berhubungan dengan cara
siswa belajar, serta cara belajar yang disukai. Gaya belajar adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal (Keefe dalam
Sugihartono, 2012:53).
Setiap individu cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda. Istilah gaya
belajar (learning style) yang dimaksud adalah cara yang konsisten yang dilakukan
Page 48
31
oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,
berpikir, dan memecahkan soal (Nasution, 2008:94). Seorang siswa yang akrab
dengan gaya belajarnya sendiri akan dapat mengambil langkah-langkah penting
untuk membantu dirinya belajar dengan lebih cepat, lebih mudah, lebih
menyenangkan, dan lebih efektif (Hamruni, 2009:65).
Dari beberapa definisi gaya belajar di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang meliputi
bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang diterima
sehingga pembelajaran menjadi efektif. Gaya belajar mengingatkan tentang
individualitas setiap siswa yang dapat digunakan untuk membantu dalam
menerapkan cara dan strategi pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan gaya
belajar masing-masing siswa.
2.4.2. Macam-Macam Gaya Belajar
2.4.2.1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual menjelaskan bahwa seseorang harus melihat dulu
buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya (Uno, 2008:181). Modalitas ini
mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang,
potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini (DePorter, 2010:123).
Orang dengan gaya belajar visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat
dan menangkap informasi secara visual sebelum memahaminya. Pembelajar
visual lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu,
Page 49
32
orang dengan gaya belajar visual memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna
dan pemahaman yang cukup terhadap artistik (Subini, 2011:118-119).
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Anak cenderung untuk
duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Anak berpikir menggunakan
gambar-gambar di otaknya dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi. Anak sangat menyenangi jika di dalam kelas tertempel
gambar-gambar dengan aneka warna dengan berbagai jenis gambar (Suparman,
2010:66-67).
Pembelajar visual cenderung memiliki beberapa kebiasaan yang
menunjukkan ciri-ciri orang yang belajar dengan gaya visual. Ciri-ciri tersebut
yaitu: rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur jangka
panjang yang baik, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang
sebenarnya dalam pikirannya, mengingat apa yang dilihat dari pada yang
didengar, mengingat dengan asosiasi visual, mempunyai masalah untuk
mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang
untuk mengulanginya, lebih suka membaca daripada dibacakan, mencoret-coret
tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, lebih suka melakukan
demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni daripada musik, sering kali
mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata, serta
Page 50
33
kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan (DePorter &
Hernacki, 2012:116-117).
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual adalah dengan
menggunakan materi visual seperti tulisan, gambar-gambar, diagram dan peta,
menggunakan warna untuk menandai hal-hal penting, mengajak anak untuk
membaca buku-buku berilustrasi, menggunakan multimedia visual seperti
computer dan video, serta mengarahkan anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya ke dalam bentuk tulisan atau gambar (Suparman, 2010:68). Ada juga
strategi pengajaran lain yang membantu bagi gaya pembelajaran, yakni
menggambar, mencatat, menonton video, pengimajinasian terpimpin, peragaan,
pengajaran computer, membuat kode berwarna, peta pikiran, garis waktu, flow
chart, daya ingat melalui penglihatan, menggunakan petunjuk tertulis,
menggunakan gambar, diagram, peta dan denah, flash card, menekankan teks
dengan warnawarni, pembelajaran independen, peragaan visual transparansi
(Partin, 2009:117).
2.4.2.2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditory learners adalah gaya belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat sesuatu (Uno, 2008:181).
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata diciptakan maupun diingat.
Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini (Deporter,
2010:123). Gaya belajar ini biasanya disebut sebagai pendengar. Anak-anak yang
memiliki gaya belajar ini umumnya memaksimalkan penggunaan indera
Page 51
34
pendengar (telinga) dalam proses penangkapan dan penyerapan informasi.
Umumnya anak-anak memperlihatkan ketertarikan yang lebih pada suara-suara
dan kata-kata. Kemampuan anak dalam berbicara lebih cepat dan juga cepat
mengenal kata-kata baru serta senang bila dibacakan cerita-cerita (Suparman,
2010:64).
Gaya belajar auditorial tergambar pada seorang siswa yang suka melihat ke
kiri-kanan saat menerima informasi, atau melihat ke bawah, atau ke sisi
berlawanan. Biasanya, siswa yang bergaya auditorial suka berbicara dengan suara
yang berirama (Mahmud, 2010:102-103). Siswa yang bertipe auditori
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya).
Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa
pembelajar auditori dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan
melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara, dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya
belajar auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat
dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset (DePorter &
Hernacki, 2012:117).
Ada beberapa ciri kebiasaan yang dilmiliki oleh orang dengan tipe belajar
auditor. Ciri-ciri tersebut yaitu: berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah
terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir dan mengucapkan atau melafalkan
tulisan di buku ketika membaca, senang membaca dengan keras dan
mendengarkan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
Page 52
35
warna suara, orang tipe auditori kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam
berbicara, berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih,
lebih suka musik daripada seni, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi dan
menjelaskan segala sesuatu panjang lebar, serta lebih pandai mengeja dengan
keras daripada menuliskannya (DePorter & Hernacki, 2012:117-118).
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditorial adalah dengan
mengajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam setiap diskusi yang dilakukan
secara verbal, mendorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras,
menggunakan musik sebagai background untuk mengajarkan anak, mengarahkan
anak agar merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan minta anak untuk
senantiasa mendengarkannya sebelum tidur, serta sebagai orang tua, baiknya
bantu anak ketika belajar dengan membacakan materi pelajarannya atau
mengajaknya berdiskusi mengenai materi pelajarannya (Suparman, 2010:66). Ada
juga strategi lain yang digunakan dalam mempermudah pembelajaran anak
auditorial yakni dengan mendengarkan kuliah, contoh, dan cerita serta mengulang
informasi adalah cara-cara utama belajarnya. Dapat pula membuat fakta panjang
yang mudah diingat oleh siswa auditorial dengan mengubahnya menjadi lagu,
dengan melodi yang sudah dikenal baik (DePorter, 2010:216).
2.4.2.3. Gaya Belajar Kinestetik
Seseorang dengan gaya belajar kinestetik harus menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya (Uno, 2008:182).
Page 53
36
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat.
Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik
menonjol disini (DePorter, 2010:124). Peserta didik kinestetik belajar terutama
dengan terlibat langsung dalam kegiatan (Silbermen, 2006:28). Gaya belajar
seperti ini biasanya disebut juga sebagai gaya belajar penggerak. Hal ini
disebabkan karena anak-anak dengan gaya belajar ini senantiasa menggunakan
dan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses pembelajaran atau
dalam usaha memahami sesuatu. Anak-anak yang termasuk jenis ini senang
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh seperti
merangkak, berjalan, dan biasanya memiliki kemampuan berjalan lebih cepat
(Suparman, 2010:68-69).
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,
menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk berlama-
lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya
disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, siswa tipe kinestetik memiliki kemampuan
mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak
tubuh (DePorter & Hernacki, 2012:118). Selain itu, belajar secara kinestetik
berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung (Subini,
2011:119).
Orang-orang dengan gaya belajar kinestetik juga memiliki ciri-cirinya
sendiri. Pembelajar kinestetik cenderung: berbicara dengan perlahan, menanggapi
perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian orang yang
disentuhnya, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, selalu berorientasi pada
Page 54
37
fisik dan banyak bergerak, belajar melalui memanipulasi dan praktik, menghafal
dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk
waktu lama, membuat keputusan berdasarkan perasaan, mengetuk pena/jari/kaki
saat mendengarkan, serta senang meluangkan waktu untuk berolahraga dan
kegiatan fisik lainnya (DePorter & Hernacki, 2012:118-120).
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah dengan
jangan memaksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, arahkan anak untuk
belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya, misalnya: belajar menanam dengan
cara langsung mempraktekannya, izinkan anak untuk mengunyah sesuatu,
misalnya permen karet pada saat belajar, gunakan warna terang untuk menandai
hal-hal penting dalam bacaan, serta izinkan anak untuk belajar sambil
mendengarkan musik, sebab biasanya ketika belajar dengan musik anggota
tubuhnya (misalnya kepala atau kakinya) ikut bergerak mengikuti irama musik
(Suparman, 2010:67).
Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga modalitas visual,
auditorial dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas
belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan dan
komunikasi (Bandler & Grinder dalam DePorter, 2010:123). Berdasarkan jenis-
jenis gaya belajar tersebut di atas, maka sudah pasti guru tak boleh mengajarkan
anak didik dengan satu metode saja, akan tetapi mengajar sesuai dengan gaya
belajar yang dimiliki oleh tiap anak atau semua gaya belajar atau gaya penerimaan
anak terhadap materi ajar bisa terwadahi oleh gaya mengajar guru. Hal ini untuk
Page 55
38
menghindari ada anak didik yang tidak menerima materi pelajaran secara
maksimal hanya karena tak senang dengan cara mengajar sang guru (Suparman,
2010:70).
2.5. Pola Asuh Orang Tua
2.5.1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Menurut Hurlock (2006:45)orang tua adalah orang dewasa yang membawa
anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang
tua karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak
dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan yang lain. Gunarsa (2009:27)
menyatakan bahwa pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang
diterapkan pada anak yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang
diterapkan pada anak. Perlakuan tersebut mencakup perawatan seperti dari
mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun
mensosialisasi, yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh
masyarakat.
Dari uraian disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah cara mengasuh
dan metode disiplin orang tua dalam berhubungan dengan anaknya dengan tujuan
membentuk watak serta kepribadian dan memberi nilai-nilai bagi anak untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam memberikan aturan-
aturan pada anak, setiap orang tua akan memberikan bentuk pola asuh yang
Page 56
39
berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang pengasuhan orang tua yang berbeda
maka akan menghasilkan bermacam-macam pola asuh yang berbeda dari orang
tua yang berbeda pula.
2.5.2. Jenis Pola Asuh Orang Tua
2.5.2.1. Pola Asuh Otoriter
Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) adalah suatu gaya
pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-
perintah orang tua (Desmita, 2009:144). Orang tua yang mendidik anak dengan
menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang
tua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh
orang tua, berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal), dan orang tua jarang
memberikan hadiah ataupun pujian (Hurlock, 2006:45).Orang tua yang
menerapkan pola asuh otoriter ketika anak tidak mematuhi aturan orang tua maka
akan diancam dan dihukum (Gunarsa, 2009:28).
Pengasuhan otoriter ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang cakap.
Remaja dengan orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya seringkali
merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai sesuatu kegiatan,
dan memiliki kemampuan komunikasi yang rendah. Kelebihan dari penerapan
pola asuh ini sekilas anak akan nampak patuh dan menurut dengan orang tua
(Sukarmin, 2009:279). Baumrind dalam Desmita (2009:144) berpendapat, anak
Page 57
40
dari orang tua yang otoriter cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah
dibandingkan dengan anak-anak lain.
2.5.2.2. Pola Asuh Demokratis
Pengasuhan demokratis (authoritative parenting) adalah salah satu gaya
pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ketat terhadap tingkah laku anak,
tetapi juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan,
serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan (Desmita, 2009:144).
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri-ciri:
adanya kesempatan anak untuk berpendapat dan mengutarakan alasan mengapa
anak melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan
kepada perilaku salah, dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang
benar (Hurlock, 2006:46). Dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua
yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai
kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara
anak dan orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika
keinginan dan pendapat anak tidak sesuai (Gunarsa, 2009:28).
Pengasuhan dengan sistem demokrasi berkaitan dengan perilaku sosial
remaja yang kompeten. Remaja dengan pola asuh ini akan mempunyai kesadaran
diri dan tanggung jawab sosial yang cukup tinggi (Sukarmin, 2009:280).
Pengasuhan ini juga diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, memiliki
moral standar, kematangan psikososial, kemandirian, dan sukses dalam belajar
(Baumrind dalam Desmita, 2009:144).
Page 58
41
2.5.2.3. Pola Asuh Permisif
Pengasuhan permisif (permissive parenting) adalah suatu pola dimana orang
tua sangat terlibat dengan remaja tetapi sedikit sekali menuntut atau
mengendalikan mereka (Santrock, 2003:186). Orang tua yang menerapkan pola
asuh permisif memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang tua cenderung
memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang
tua, tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial baik, serta
tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan (Hurlock, 2006:46).Orang
tua yang menerapkan pola asuh permisif memberikan kekuasaan penuh pada
anaktanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawabnya, kurang kontrol terhadap
perilaku anak, hanya berperan sebagai pemberi fasilitas, serta kurang
berkomunikasi dengan anak (Gunarsa, 2009:29).
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua permisif cenderung selalu
mengharapkan agar semua keinginan anak terpenuhi, kurang percaya diri,
pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah (Baumrind dalam
Desmita, 2009:145). Yusuf LN (2009:52) berpendapat profil perilaku anak
dengan orang tua permisif yaitu bersikap impulsif dan agresif, suka memberontak,
suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya, dan prestasinya rendah.
Thoha (2006:107) menyatakan bahwa orang tua memiliki peranan penting
dalam perkembangan anak, diantaranya:
1. Sebagai orang tua (membesarkan, merawat, memelihara, dan memberikan
kesempatan berkembang).
Page 59
42
2. Sebagai guru (mengajarkan ketangkasan motorik, keterampilan melalui latihan-
latihan, mengajarkan peraturan-peraturan, tata cara keluarga, tata lingkungan,
masyarakat, dan menanamkan pedoman hidup bermasyarakat).
3. Sebagai tokoh teladan, orang tua menjadi tokoh yang ditiru pola tingkah
lakunya, cara berekspresi, cara berbicara, dan sebagainya.
4. Sebagai pengawas, orang tua memperhatikan, mengamati tingkah laku anak,
dan mengawasi anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun di luar
lingkungan keluarga.
2.6. Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan penelitian terdahulu yang relevan dengan bahasan
dalam penelitian ini.
Tabel 2.1. Kajian Penelitian Sebelumnya
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Pembahasan Penelitian
1. Widayanti,
Vebi Dwi
(2013)
PentingnyaMengetah
uiGaya Belajar
Siswa dalam
Kegiatan
Pembelajaran di
Kelas
Menganalisis bahwa mengetahui
gaya belajar siswa penting karena
akan mempermudah guru untuk
menyediakan lingkungan yang
mendukung dan mempermudah
siswa menyerap informasi secara
maksimal.
2. Lestari,
Novi Puji
(2011)
Pengaruh Motivasi
Belajar Dan Gaya
Belajar Terhadap
Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa
Kelas X Akuntansi
Smk Negeri 1 Sooko
Mojokerto
Nilai t-hitung pada variabel
motivasi belajar (X1) sebesar 3,801
dengan tingkat signifikan kurang
dari 5%yaitu 0,000. Hal ini berarti
motivasi belajar (X1) secara parsial
berpengaruh signifiikan terhadap
prestasibelajar (Y). Sedangkan
Nilai t-hitung pada variabel gaya
belajar (X2) sebesar 3,510 dengan
tingkatsignifikan kurang dari 5%
yaitu 0,001. Hal ini berarti gaya
belajar (X2) secara parsial
Page 60
43
berpengaruhsignifiikan terhadap
prestasi belajar (Y).
3. Wulandari,
Retno
(2008)
Hubungan Gaya
Belajar dengan
Prestasi Belajar
Mahasiswa
Semester IV
Program Study D IV
Kebidanan
Universitas Sebelas
Maret
Berdasarkan hasil analisis
datadapat diinterpretasikan bahwa
gayabelajar memberikan hubungan
yangbermakna dengan prestasi
belajaryangdicapai.Hal ini
menunjukkan bahwa gayabelajar
merupakan salah satu faktor
yangsangat berpengaruh pada
prestasi belajar.
4. Agmila,
Happy Ayu
(2015)
Pengaruh Gaya
Belajar Terhadap
Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta
Didik MIN Jati
Pandansari Ngunut
Tulungagung Dalam
Belajar Matematika
Ada pengaruh gaya belajar tehadap
motivasi belajar peserta didik
dengan taraf signifikan 0,803.
Ada pengaruh gaya belajar terhadap
hasil belajar peserta didik dengan
taraf signifikansi 0,859.
5. Endarti,
Aniek
(2014)
Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar
Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 2
Playen Gunung
Kidul Yogyakarta
Pola asuh orang tua memiliki
pengaruh positif yang signifikan
terhadap motivasi belajar siswa
dengan hasil perhitungan korelasi
dengan nilai signifikansi 0,000
lebih kecil dari 0,05 pada
kepercayaan 95%.
6. Azizah,
Ninik
(2012)
Hubungan Tipe Pola
Asuh Keluarga
Terhadap Prestasi
Belajar (Studi di
Prodi D-III
Kebidanan FIK
Unipdu Jombang)
Ada hubungan positif yang
signifikan antara tipe pola asuh
keluarga dengan prestasi belajar.
7. Martin,
Hector,
Timothy
Lewis, &
Kisa
Edwards
(2011)
Leadership,Learning
StylesandAcademicP
erformance of
Undergraduate
Engineering
Students in Trinidad.
Ada hubungan yang signifikan
antara gaya belajar dengan GPA.
Prestasi akademik yang lebih tinggi
didominasi oleh gaya belajar visual
dan kinestetik.
8. Vaishnav,
Rajshree S.
(2013)
Learning Style and
Academic
Achievement of
Secondary School
Students.
Gaya belajar kinestetik (38,0%)
lebih umum digunakan
dibandingkan visual (33,5%) dan
auditorial (28,5%). Ada hubungan
positif antara gaya belajar dengan
prestasi belajar (r=0.658),
Page 61
44
sedangkan dua lainnya mempunyai
hubungan positif tapi tidak kuat;
r=0.287 untuk auditorial dan
r=0.129 untuk visual.
9. Seth,
Monika &
Kala
Ghormode
(2013)
The Impact of
Authoritative
Parenting Style on
Educational
Performance of
Learners at High
School Level.
Penemuan menyatakan ada
hubungan yang nyata antara pola
asuh demokrasi dan prestasi
sekolah anak di kelas tingkat
sekolah menengah atas. Pola asuh
demokrasi mempunyai pengaruh
positif pada semua subyek di kelas
sekolah menengah atas.
10. Yasmin,
Samina et
al. (2014)
Parenting Styles as a
Predictor of
Academic
Achievement of
Students.
Pola asuh demokrasi ditemukan
sebagai prediktor positif terhadap
prestasi akademik sedangkan pola
asuh otoriter dan permisif
merupakan prediktor negatif.
11. Hamdu,
Ghullam &
Lisa
Agustina
(2011)
Pengaruh Motivasi
Belajar Siswa
Terhadap Prestasi
Belajar IPA di
Sekolah Dasar.
Hasil menunjukkan rata-rata
motivasi belajar dan prestasi belajar
IPA siswa dalam keadaan baik.
Pengaruh motivasi belajar siswa
menunjukkan hubungan signifikan
yang tinggi dan memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 48.1%
pada prestasi belajar IPA siswa. Sumber: Berbagai Sumber.
2.7. Kerangka Berpikir
2.7.1. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Mata Pelajaran Ekonomi terdiri dari teori dan praktik. Dalam pembelajaran,
guru lebih dominan untuk melakukan aktivitas visual dan auditorial karena materi
pembelajaran ekonomi lebih didominasi oleh teori sehingga dalam
penyampaiannya lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan bantuan
gambar, grafik ataupun bagan. Di sisi lain, setiap orang memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda. Perbedaan gaya belajar siswa terbukti berpengaruh terhadap
perbedaan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas. Hal ini
Page 62
45
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Wulandari (2008), bahwa dari
keseluruhan responden (mahasiswa), sebagian besar responden memiliki gaya
belajar visual, diikuti oleh gaya belajar auditorial, dan responden dengan gaya
belajar kinestetik memiliki jumlah yang paling sedikit. Pencapaian prestasi belajar
masing-masing gaya belajar juga berbeda dimana urutan perolehan prestasi belajar
yang paling tinggi dimiliki oleh kelompok gaya belajar visual, kemudian
auditorial, dan terakhir gaya belajar kinestetik.
Penelitian Martin, Lewis & Edwards (2011) juga menunjukkan gaya belajar
yang paling banyak dimiliki responden (mahasiswa) adalah visual. Namun untuk
urutan kedua ditempati oleh gaya belajar kinestetik dan responden dengan gaya
belajar auditorial yang paling sedikit jumlahnya. Gaya belajar visual juga
mendominasi jumlah perolehan IPK di setiap tingkatannya, diikuti kinestetik dan
terakhir auditorial, bahkan gaya belajar auditorial tidak ada yang memperoleh IPK
di atas 3,6. Sedangkan penelitian Vaishnav (2013) pada siswa sekolah menengah
di Maharashtra menghasilkan temuan yaitu gaya belajar kinestetik lebih umum
digunakan dibandingkan visual dan auditorial. Ada hubungan positif antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar, sedangkan dua lainnya mempunyai
hubungan positif tapi tidak kuat.
Berdasarkan pembahasan beberapa hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa antara gaya belajar yang satu dengan yang lainnya dapat
terjadi perbedaan tingkat prestasi yang diraih. Gaya belajar visual diprediksi akan
mendominasi tingkat perolehan prestasi belajar ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan auditorial dan kinestetik. Hal ini disebabkan mata pelajaran
Page 63
46
ekonomi sendiri lebih banyak teori daripada praktik sehingga penyampaian
materinya lebih sering menggunakan media visual.
2.7.2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Pola asuh orang tua dianggap dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
karena masing-masing tipe pola asuh memiliki kebijkaan sendiri dalam
memperhatikan anak terutama dalam hal belajar. Berdasarkan penelitian Azizah
(2012) diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola
asuh keluarga dengan prestasi belajar. Alsheikh et al. (2010) menyatakan bahwa
terdapat banyak penelitian mengenai pengaruh positif pola asuh demokratis pada
beberapa indikator perkembangan anak dan pengaruh negatif pola asuh otorier
dan permisif pada fungsi anak, prestasi akademik, kedewasaan emosional,
penggunaan rokok, penggunaan obat dan kenakalan anak, serta penggunaan
alkohol.
Turner et al. (2009) dalam penelitiannyamenemukan bahwa pola asuh
demokrasi dapat meningkatkan prestasi akademik remaja. Siswa yang dibesarkan
dalam pola asuh demokrasi menunjukkan prestasi remaja yang tinggi. Sejalan
dengan itu, Seth & Ghormode (2013) menyebutkan pola suh demokrasi
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di SMA dalam semua subyek
(Bahasa, Ilmu Sosial, Matematika, dan IPA). Terry (2004) dalam penelitiannya
menginvestigasi hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku nakal
remaja. Salah satu faktor yang mengindikasi perilaku nakal anak adalah prestasi
akademik yang buruk. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pola asuh otoriter
Page 64
47
mempunyai skor perilaku nakal anak yang lebih tinggi dibandingkan pola asuh
demokrasi. Sedangkan Stenberg dalam Yasmin et al. (2014) menemukan adanya
hubungan yang kuat antara pola asuh permisif dengan prestasi belajar yang buruk.
Kumar (2014) dalam penelitiannya menunjukkan hasil rata-rata (mean)
prestasi belajar remaja dengan pola asuh moderately caring (demokrasi) adalah
130.13, yang mana lebih tinggi daripada pola asuh otoriter (126.23) dan permisif
(105.87). Ini berarti pola asuh berpengaruh terhadap prestasi belajar dan pola asuh
demokrasi adalah pola asuh yang paling baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tiap
tipe pola asuh orang tua siswa berdampak berbeda pada tingkat perolehan prestasi
yang dicapai siswa itu sendiri. Pola asuh demokrasi diprediksi akan berdampak
pada perolehan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan otoriter dan
permisif.
2.7.3. Hubungan Gaya Belajar dengan Motivasi Belajar
Gaya belajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan
seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah. Tanpa disadari setiap orang mempunyai
cara, kebiasaan, maupun tingkah laku yang berbeda dalam belajar. Ada orang
yang belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didskusikan daripada
yang dilihat, ada yang lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang
didengar, ada pula orang yang lebih mudah belajar melalui praktik. Maka dapat
dikatakan bahwa gaya belajar merupakan salah satu dari karakteristik siswa.
Page 65
48
Wulandari (2011) berpendapat bahwa gaya belajar setiap orang dipengaruhi
oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu
yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun.
Mengenali gaya belajar sendiri belum tentu membuat peserta didik menjadi lebih
pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, siswa akan dapat menentukan cara
belajar yang lebih efektif. Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena tahu
bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil
belajar peserta didik dapat optimal.
Penelitian yang dilakukan Agmila (2015) menunjukkan bahwa gaya belajar
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Tambotoh (2015) dalam
penelitiannya membagi tingkat motivasi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok
motivasi tinggi dan rendah. Seperti yang diketahui, motivasi erat sekali
hubungannya dengan prestasi belajar. Pada kelompok motivasi tinggi, gaya
belajar kinestetik memiliki prestasi belajar fisika yang paling tinggi, diikuti visual,
kemudan auditorial. Sedangkan pada kelompok motivasi rendah, urutan pertama
ditempati oleh gaya belajar visual, lalu kinestetik, dan terakhir auditorial.
Perbedaan gaya belajar yang dimiliki seseorang tentu akan menyebabkan
motivasi belajar yang dimiliki tiap individu berbeda. Dengan gaya belajar yang
berbeda-beda, siswa yang mampu mengenali gaya belajarnya cenderung akan
lebih termotivasi dalam belajar karena siswa tahu bagaimana menyikapi
pembelajaran yang diberikan guru di sekolah daripada siswa yang tidak.
Pembelajaran ekonomi sendiri biasanya lebih banyak menggunakan media
pembelajaran visual dan auditorial dibandingkan dengan media praktek. Karena
Page 66
49
itu, siswa dengan gaya belajar visual cenderung lebih termotivasi dalam
pembelajaran dibandingkan siswa dengan gaya belajar auditorial dan kinestetik.
2.7.4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar
Setiap orang tua pasti memiliki keinginan agar anaknya mencapai prestasi
yang tinggi, membantu perkembangan intelektual dan sosial anaknya secara tulus
dan ikhlas, tetapi tidak semua orang tua mampu mewujudkan keinginannya itu
menjadi perbuatan yang efektif. Keinginan yang kuat dari orang tua agar anaknya
berhasil, tetapi orang tua tidak banyak berbuat sesuatu yang efektif dalam
mendorong putra-putrinya untuk belajar. Menurut Nurhidayah (2012), hal itu
dikarenakan setiap orang tua memiliki pola asuhnya sendiri yang menurut masing-
masing orang tua sudah baik tetapi belum tentu benar-benar bisa mendorong
anaknya untuk termotivasi dalam belajar untuk mencapai prestasi yang
diharapkan.
Hurlock (2006) menyatakan bahwa orang tua yang satu dan yang lain
memberikan pola asuh yang berbeda dalam membimbing dan mendidik anak-
anaknya. Dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola asuh
orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua yang
berbeda itu mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar.
Penelitian yang telah dilakukan Endarti (2014) menunjukkan bahwa pola
asuh orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa dengan kecenderungan pola
asuh orang tua adalah pola asuh demokratis, diikuti oleh pola asuh otoriter, dan
terakhir permisif. Mustolikh & Shalihati (2014) dalam penelitiannya menyebutkan
Page 67
50
bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan motivasi belajar antara
pola asuh orang tua demokratis dengan otoriter. Kelompok responden dengan pola
asuh demokratis memiliki rata-rata skor motivasi yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok pola asuh otoriter. Ginsburg & Bronstein dalam Kang & Moore (2011)
menyebutkan bahwa anak dengan pola asuh orang tua permisif berkemungkinan
kecil untuk termotivasi secara intrinsik. Anak dengan pola asuh permisif menjadi
kurang percaya diri, kurang sabar dan mudah frustasi, serta kurang tahan terhadap
tugas belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tipe pola
asuh orang tua yang berbeda dapat menyebabkan berbedanya motivasi yang
dimiliki oleh anak/siswa dalam belajarnya. Siswa yang dibesarkan dalam pola
asuh demokratis cenderung lebih termotivasi secara intrinsik untuk belajar,
sedangkan pola asuh otoriter termotivasi secara ekstrinsik dan pola asuh permisif
kemungkinan kurang termotivasi. Padahal motivasi yang lahir dari dalam diri
seseorang lebih kuat dibandingkan dengan motivasi yang timbul karena pihak
luar.
2.7.5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan berhasil
tidaknya siswa dalam belajar. Motivasi adalah faktor utama yang mempengaruhi
hasil belajar, karena motivasi merupakan dasar sebagai penggerak siswa untuk
belajar. Tanpa adanya dorongan atau penggerak dalam diri siwa, maka proses
Page 68
51
belajar tidak berjalan secara maksimal dan prestasi belajar yang diperoleh juga
kurang optimal.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Keller dalam Nashar (2014) bahwa
prestasi belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi
berupa motivasi dan harapan untuk berhasil. Peningkatan hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah motivasi untuk
belajar.Penelitian yang dilakukan Lestari (2011) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
motivasi belajar siswa dan semakin baik variasi gaya mengajar guru akan diikuti
pula dengan kenaikan prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Hamdu & Agustina (2011) juga
menginformasikan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa jika siswa memiliki motivasi dalam
belajar, maka prestasi belajarnya pun akan baik (tinggi). Sebaliknya jika siswa
memiliki kebiasaan yang buruk dalam belajar, maka prestasi belajarnya pun akan
buruk (rendah).
Berdasarkan penjelasan di atas maka kerangka pemikiran penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Page 69
52
H5
Gambar 2.1.
Hubungan Antara Gaya Belajar, Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar,
dan Prestasi Belajar
(+)
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1. Gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI
SMA se-Kecamatan Purbalingga. (H1)
2. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga. (H2)
3. Gaya belajar berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas XI
SMA se-Kecamatan Purbalingga. (H3)
4. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga. (H4)
5. Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi. (H5)
𝐻1
𝐻3
𝐻2 𝐻4
Gaya Belajar :
1. Visual
2. Auditorial
3. Kinestetik
Pola Asuh Orang
Tua:
1. Ototiter
2. Demokratis
3. Permisif
Motivasi Belajar Prestasi Belajar
Page 70
53
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana pengumpulan,
penafsiran, dan pengukuran data berbentuk angka-angka (Arikunto,
2013:27).Dalam penelitian ini, desain penelitianyang digunakan adalah studi
pengujian hipotesis. Hal ini dikarenakan studi pengujian hipotesis bertujuan untuk
menganalisis, mendeskripsikan, dan mendapatkan bukti empiris pola hubungan
antara dua variabel atau lebih, baik bersifat korelasional, kausalitas, maupun yang
bersifat komparatif (Wahyudin, 2015:110).
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS/IS SMA se-
Kecamatan Purbalingga tahun ajaran 2015/2016. Berikut penyebaran populasi
berdasarkan sekolahnya:
Tabel 3.1. Jumlah Populasi
No Nama Sekolah Jumlah
1. SMA Negeri 1 Purbalingga 108
2. SMA Negeri 2 Purbalingga 192
3. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga 156
Jumlah Keseluruhan 456
Sumber: Hasil observasi, data diolah 2016
Page 71
54
3.2.2. Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel karena jumlah populasi terlalu besar.
Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin yang merupakan
formula penentuan ukuran sampel yang popular dan sering digunakan dalam
penelitian survey. Langkah menggunakan rumus Slovin yaitu menentukan ukuran
sampel dengan terlebih dahulu memutuskan ukuran populasi penelitian (N) dan
rentang toleransi kekeliruan yang dapat diterima (e). Selanjutnya ukuran sampel
ditentukan dengan rumus:
n =
1 (Wahyudin, 2015:128)
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
E = error/tingkat kesalahan (5% atau 0,05)
Tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% karena populasi berdistribusi
normal. Tingkat kesalahan yang digunakan tidak menggunakan tingkat kesalahan
10% karena ukuran sampelnya akan semakin kecil, dan semakin kecil jumlah
sampel dari populasi maka semakin besar kesalahan generalisasi. Dari rumus
tersebut, perhitungan sampel yang diambil adalah sebagai berikut:
n = 456
1 456 5
n = 456
1 456 25
n =456
2 14
Page 72
55
n = 213,084
n = 213 siswa (dibulatkan)
Penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan
menjadi subjek atau objek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik
cluster proportional random sampling (sampel imbangan kelompok). Teknik
pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan dilakukan untuk
menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah (Arikunto,
2013:182). Melalui teknik ini, jumlah sampel ditentukan secara proporsional
berdasarkan populasi tiap SMA di Kecamatan Purbalingga. Berikut penyebaran
anggota sampel penelitiannya:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Populasi Sampel
1. SMA Negeri 1 Purbalingga 108 50
2. SMA Negeri 2 Purbalingga 192 90
3. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga 156 73
Jumlah Keseluruhan 456 213
Sumber: Hasil observasi, data diolah 2016
Setelah jumlah proporsi sampel ditentukan, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan cara yang digunakan dalam pengambilan subyek yang akan
dijadikan sampel. Dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah simple
random sampling dengan menggunakan undian. Sebelumnya, jumlah sampel per
sekolah dibagi berdasarkan jumlah kelas yang dimiliki masing-masing sekolah.
Kemudian membuat kertas kecil-kecil sejumlah 40 lembar. Lalu pada kertas
tersebut ditulis nomor subyek, satu nomor untuk setiap kertas. Setelah itu, kertas
yang telah ditulis nomor subyek digulung, kemudan kertas diambil secara random
sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Nomor-nomor yang tertera pada gulungan
Page 73
56
kertas yang terambil itulah yang menjadi nomor subyek penelitian (Arikunto,
2013:180).
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Prestasi Belajar Ekonomi
Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran
setelah melalui tahap tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai berupa angka.
Prestasi belajar ekonomi adalah keberhasilan dalam hal penguasaan dan
pemahaman pengetahuan serta keterampilan seputar mata pelajaran ekonomi yang
hasilnya ditunjukkan dengan angka nilai tes. Prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) ganjil mata pelajaran ekonomi yang
diperoleh siswa kelas XI IPS/IS SMA se-Kecamatan Purbalingga tahun ajaran
2015/2016. Prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan variabel dependen
(terikat).
3.3.2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai, dalam hal
ini adalah untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Motivasi seseorang
tidak dapat diukur secara langsung, namun dengan mengamati perilakunya, akan
dapat diketahui bagaimana motivasi yang ada dalam diri seseorang. Berdasarkan
ciri-ciri yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
Page 74
57
indikator dalam penelitian ini ada empat, yaitu: (1) tekun, ulet dalam mengerjakan
tugas, dan senang memecahkan soal, (2) senang bekerja mandiri, (3) cepat bosan
pada tugas-tugas yang rutin, dan (4) tidak mudah melepaskan hal-hal yang
diyakini.
Motivasi belajar dalam penelitian ini dimaksudkan untuk diuji sifat
interveningnya, apakah mampu memediasi pengaruh antara variabel independen
(gaya belajar dan pola asuh orang tua) terhadap variabel dependen (prestasi
belajar ekonomi) atau tidak. Dalam penelitian ini, motivasi belajar berfungsi
sebagai variabel dependen sekaligus juga sebagai variabel independen.
3.3.3. Gaya Belajar
Gaya belajar dalam penelitian ini merupakan variabel independen (bebas)
yang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Menurut Deporter & Hernacki (2012:116-
120) ada tiga macam gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik. Gaya belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa berdasarkan gaya belajarnya.
Gaya belajar diidentifikasi menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari buku
Quantum Teaching oleh Bobbi DePorter dengan 36 item pertanyaan dimana
masing-masing gaya belajar diwakili oleh 12 pertanyaan yang mengindikasi
kecenderungan gaya belajar responden. Model jawaban yang disediakan
menggunakan tiga opsi jawaban, yaitu “Sering” (skor=2), “Kadang-kadang”
(skor=1), dan “Jarang” (skor=0). Total skor terbanyak dari pertanyaan masing-
Page 75
58
masing kelompok gaya belajar akan menunjukkan kecenderungan kategori gaya
belajar yang dimiliki responden.
Hasil kategorisasi gaya belajar selanjutnya digunakan serupa variabel
dummy (kategorikal) dimana konstruk nilai yang digunakan adalah skala biner
dengan angka 1 untuk gaya belajar visual, 2 untuk gaya belajar auditorial, dan 3
untuk gaya belajar kinestetik.Berikut indikator dari ketiga gaya belajar tersebut:
Tabel 3.3. Indikator Gaya Belajar
Jenis Gaya
Belajar Indikator
Gaya Belajar
Visual
1. Belajar dengan cara visual
2. Mengerti baik mengenai posisi, bentuk, angka, dan
warna
3. Rapi dan teratur
4. Tidak terganggu dengan keributan
5. Sulit menerima intruksi verbal.
Gaya Belajar
Auditorial
1. Belajar dengan cara mendengar
2. Baik dalam aktivitas lisan
3. Memiliki kepekaan terhadap musik
4. Mudah terganggu dengan keributan
5. Lemah dalam aktivitas visual
Gaya Belajar
Kinestetik
1. Belajar dengan aktivitas fisik
2. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
3. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
4. Suka coba-coba dan kurang rapi
5. Lemah dalam aktivitas verbal
3.3.4. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua dalam penelitian ini merupakan variabel independen
(bebas). Menurut Baumrind dalam Desmita (2009:144-145) ada tiga jenis pola
asuh orang tua yaitu pola asuh otoriter (authoritarian), pola asuh demokrasi
(authoritative), dan pola asuh permisif (permissive/indulgent). Berikut indikator
dari ketiga pola asuh tersebut:
Page 76
59
Tabel 3.4. Indikator Pola Asuh Orang Tua
Jenis Pola
Asuh Indikator
Pola Asuh
Otoriter
1. Orang tua menerapkan peraturan yang ketat
2. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapat
3. Segala peraturan yang dibuat orang tua harus ditaati anak
4. Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal)
5. Orang tua jarang memberikan hadiah atau pujian
Pola Asuh
Demokrasi
1. Adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat
2. Hukuman diberikan akibat perilaku salah
3. Orang tua memberikan pujian atau hadiah kepada
perilaku yang benar
4. Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa
memaksakan kehendak pada anak
5. Orang tua memberikan penjelasan secara rasional jika
pendapat anak tidak sesuai
Pola Asuh
Permisif
1. Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan
dan aturan dari orang tua
2. Anak tidak mendapatkan hadiah atau pujian meski
berperilaku sosial baik
3. Anak tidak mendapat hukuman meski melanggar aturan
4. Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan
anak sehari-hari
5. Orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas
Pola asuh orang tua dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh perbedaan terhadap tingkat motivasi dengan prestasi belajar
siswa berdasarkan pola asuh orang tua siswa. Untuk mengetahui kategori pola
asuh orang tua masing-masing siswa, digunakan kuesioner yang diadaptasi dari
The Parental Authority Questionnaire oleh Buri dengan 30 total pernyataan
dimana masing-masing kategori pola asuh diwakili 10 pernyataan. Model jawaban
yang disediakan menggunakan dua opsi jawaban (Skala Guttman), yaitu “Ya”
(skor=1), dan “Tidak” (skor=0). Total skor terbanyak dari pernyataan masing-
masing kelompok pola asuh orang tua akan menunjukkan kecenderungan kategori
pola asuh orang tua yang dimiliki responden.
Page 77
60
Hasil kategorisasi pola asuh orang tua kemudian digunakan serupa variabel
dummy (kategorikal) dimana konstruk nilai yang digunakan adalah skala biner
dengan angka 1 untuk pola asuh otoriter, 2 untuk pola asuh demokrasi, dan 3
untuk pola asuh permisif.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Dokumentasi
Wahyudin (2015:130)menjelaskan bahwa teknik dokumenter dapat
digunakan jika telah tersedia informasi bahwa data yang dibutuhkan dalam
penelitian telah ada, baik dalam bentuk arsip tulisan, suara, gambar, atau dokumen
lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka metode dokumentasi digunakan
untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS/IS
SMA se-Kecamatan Purbalingga tahun ajaran 2015/2016.
3.4.2. Angket atau Kuesioner
Penelitian ini menggunakan teknik angket karena pengumpulan data akan
dilakukan denganmengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada narasumber
atau responden berkaitan dengan aspek-aspek penting yang berhubungan dengan
pengukuran variabel penelitian, dimana jumlah pertanyaan disesuaikan dengan
indikator penting yang tercakup dalam variabel penelitian (Wahyudin, 2015: 129).
Teknik angket ini digunakan untuk mengetahui informasi dari responden
terkait dengan kecenderungan gaya belajar dan pola asuh orang tua yang dimiliki
serta motivasi belajar siswa kelas XI IPS/IS SMA se-Kecamatan Purbalingga.
Page 78
61
Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tetutup, yaitu
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan disertai sejumlah jawaban
alternatif jawaban sehingga responden cukup memilih jawaban yang ada.
Instrumen angket yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan gaya
belajar siswa dalam penelitian ini diadaptasi dari buku Quantum Teaching yang
ditulis oleh Bobbi DePorter berupa pernyataan-pernyataan dan jawaban dimana
sudah disediakan sebanyak 36 pernyataan untuk melihat perbedaan gaya belajar
siswa; 12 pernyataan untuk melihat kecenderungan gaya belajar visual, 12
pernyataan untuk melihat tentang gaya belajar auditorial, dan 12 pertanyaan untuk
melihat kecenderungan gaya belajar kinestetik. Model jawaban yang disediakan
menggunakan tiga opsi jawaban, yaitu “Sering” (skor=2), “Kadang-kadang”
(skor=1), dan “Jarang” (skor=0). Total skor terbanyak dari pertanyaan masing-
masing kelompok gaya belajar akan menunjukkan kecenderungan gaya belajar
yang dimiliki siswa.
Angket yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan pola asuh orang
tua adalah angket yang diadaptasi dari The Parental Authority Questionnaire
(PAQ) yang dikembangkan oleh Buri pada tahun 1991 dengan menggunakan
skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas
dan konsisten (Sugiyono, 2012:139). Dalam skala Guttman hanya ada dua interval
yaitu jawaban “Ya” atau “Tidak” atau “Benar” dan “Salah”. Jawaban responden
dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0), sehingga peneliti
dapat mendapatkan jawaban yang jelas mengenai penggolongan pola asuhnya
(Agustiawati, 2014). Instrumen ini terdiri dari 30 buah item yang mewakili tiga
Page 79
62
tipe pola asuh yaitu pola asuh otoriter (authoritarian), demokrasi (authoritative),
dan permisif (permissive). Masing-masing tipe pola asuh diwakilkan oleh 10 item
pernyataan (Ribeiro, 2009).
Motivasi belajar diukur dengan metode pengukuran dengan skala likert
(likert scale) dengan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pengukuran pada
variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor jawaban angket yang
diisi oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jawaban “Selalu”(SL) diberi skor 5
2. Jawaban “Sering”(SR) diberi skor 4
3. Jawaban “Kadang-kadang”(KK) diberi skor 3
4. Jawaban “Jarang” (JR) diberi skor 2
5. Jawaban “Tidak Pernah” (TP) diberi skor 1
3.5. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen
3.5.1. Uji Validitas
Uji validitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Menurut Wahyudin (2015:131),uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk
mendeteksi apakah angket atau kuesioner sebagai alat ukur variabel penelitian
telah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid
(Sugiyono, 2012:173).
Page 80
63
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 21
forwindowsuntuk menguji valid atau tidak dengan membandingkan nilai
Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Uji validitas
dengan SPSS dilakukan dengan mengunakan korelasi bivariate antara masing-
masing skor indikator dengan total skor variabel. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator
tersebutdinyatakan valid (Ghozali, 2013:53). Instrumen dikatakan valid jika nilai
signifikansi dari skor butir instrumen (Sig. 2 tailed)<0,05. Namun sebaliknya,
apabila diperoleh signifikansi (Sig. 2 tailed)>0,05 maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tersebut tidak valid.
Tabel 3.5. Hasil Analisis Uji Validitas Motivasi Belajar
No. Indikator Item Sig. (2 tailed) Signifikasi Keterangan
1. Tekun, ulet dalam
mengerjakan tugas,
dan senang
memecahkan
masalah/soal-soal.
P1 0,004 < 0,05 Valid
P2 0,000 < 0,05 Valid
P3 0,000 < 0,05 Valid
P4 0,000 < 0,05 Valid
P5 0,064 > 0,05 Tidak Valid
P6 0,000 < 0,05 Valid
2. Senang bekerja
mandiri.
P7 0,008 < 0,05 Valid
P8 0,040 < 0,05 Valid
P9 0,002 < 0,05 Valid
3. Cepat bosan dengan
tugas-tugas rutin.
P10 0,041 < 0,05 Valid
P11 0,003 < 0,05 Valid
P12 0,000 < 0,05 Valid
P13 0,124 > 0,05 Tidak Valid
P14 0,011 < 0,05 Valid
4. Tidak mudah
melepaskan hal-hal
yang diyakini.
P15 0,003 < 0,05 Valid
P16 0,011 < 0,05 Valid
P17 0,002 < 0,05 Valid
Sumber: Data primer diolah 2016
Uji coba instrumen dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA Muhammadiyah
Purbalingga pada tanggal 29 April 2016. Jumlah responden dalam uji coba
instrument yang telah dilakukan adalah sebanyak 30 siswa. Berdasarkan tabel 3.5
Page 81
64
diketahui bahwa dari total 17 pernyataan, ada 2 pernyataan yang dinyatakan tidak
valid karena mempunyai signifikansi > 0,05 sedangkan 15 pernyataan lainnya
dinyatakan valid. Pernyataan yang tidak valid dalam penelitian digugurkan atau
dihilangkan, karena masih ada pernyataan-pernyataan yang lain yang mampu
mewakili untuk mengukur masing-masing indikator dari variabel motivasi belajar.
Maka dari itu instrument variabel motivasi belajar yang dapat digunakan sebagai
alat ukur dalam penelitian ini berjumlah 15 butir pernyataan.
3.5.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu instrumen
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat
dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto,
2013:221). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk menguji validitas instrumen
(Sugiyono, 2012:173).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 21
forwindows dengan analisis uji statistik Cronbach’s Alpha (α). Menurut Nunnally
dalam Ghozali (2013:48), “suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’sAlpha > 0,70”. Lihat nilai Cronbach’s Alpha atau
nilai koefisien reliabilitasnya. Jika nilai Cronbach’sAlpha > 0,70 maka kuesioner
yang diuji coba tersebut dinyatakan reliabel. Maka dapat disimpulkan bahwa
Page 82
65
kuesioner yang digunakan dalam penelitian mempunyai konsistensi yang tinggi
untuk mengambil data.
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,833 ,831 17
Sumber: Data primer diolah tahun 2016
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian diperoleh nilai
Cronbach’sAlpha sebesar 0,833 untuk variabel motivasi belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa angket motivasi belajar dapat digunakan dalam penelitian
karena angket reliabel dengan Croncbach’s Alpha > 0,70.
3.6. Metode Analisis Data
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
gambaran penyebaran hasil penelitian masing-masing variabel yaitu gaya belajar
(independen), pola asuh orang tua (independen),prestasi belajar (dependen), serta
motivasi belajar (intervening). Tiap-tiap variabel terdiri dari beberapa indikator
yang dikembangkan menjadi instrumen (angket). Sudjana (2005:47) menyatakan
bahwa dalammenentukan banyak kelas interval yang sering diambil 5 kelas dan
paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknis analisis
penelitian ini mengadaptasi langkah analisis deskriptif menurut Sudjana, yaitu:
1. Membuat tabel distribusi jawaban angket kuesioner.
Page 83
66
2. Menentukan skor jawaban responden, dengan ketentuan skor yang telah di
tetapkan, dengan mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif.
3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden
4. Membuat tabulasi data
5. Memasukkan skor ke dalam bentuk presentase dengan rumus:
% = n x 100%
N
Keterangan:
% = Presentase yang diperoleh
n = Nilai yang diperoleh (Nilai total)
N = Jumlah Nilai total (Nilai maksimal)
6. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori dengan cara:
a. Menentukan angka presentase tertinggi
x 100% =
5
5 x 100% = 100%
b. Menentukan angka presentase terendah
x 100% =
1
5 x 100% = 20%
c. Menentukan rentang presentasedengan cara mengurangi skor tertinggi
dengan skor terendah (100% - 20% = 80%).
d. Menetukan interval kelas presentase
=
5 = 16%
e. Menetapkan jenjang kriteria. Dalam penelitian ini ditetapkansebanyak 5
(lima)jenjang kriteria.
Page 84
67
f. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah
bilangan. Kemudian sisa kekurangan bilangan ditambahkan pada dua sisi
kiri dan kanan interval.
7. Kesimpulan berdasarkan kategori atau kriteria yang telah dibuat.
Dalam penyajiannya, hasil analisis ini didasarkan pada distribusi frekuensi
yang memberikan gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-
kategori nilai untuk setiap alternatif jawaban yang tersedia di angket. Kemudian
hasil penelitian yang telah dilakukan dibuat tabel kriteria deskriptif untuk masing-
masing variabel.
3.6.1.1.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Prestasi Belajar
Jenjang kategori untuk variabel prestasi belajar ekonomi dalam penelitian
ini ditentukan berdasarkan kriteria nilai yang ditetapkan oleh SMA se-Kecamatan
Purbalingga.
3.7.Konversi Format Nilai 0-100 ke Skala 1-4
No. Interval Hasil Konversi Predikat Kriteria
1 96-100 4.00 A Sangat
Baik 2 91-95 3.67 A-
3 86-90 3.33 B
Baik 4 81-85 3.00 B
5 75-80 2.67 B-
6 70-74 2.33 C+
Cukup 7 65-69 2.00 C
8 60-64 1.67 C-
9 55-59 1.33 D+ Kurang
10 ≤ 54 1.00 D
Sumber: Hasil observasi, data diolah tahun 2016
Kurikulum yang digunakan oleh SMA se-Kecamatan Purbalingga adalah
Kurikulum 2013 maka nilai kriteria ini mengacu pada predikat penilaian
Page 85
68
Kurikulum 2013 dengan menggunakan skala 1-4 sebagaimana yang tercantum
dalam Permendikbud No.18A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Meski begitu, nilai UAS yang masih berformat 0-100 masih bisa dikonversikan
menjadi skala 1-4 dengan bantuan tabel 3.7. Berikutnya, kriteria nilai prestasi
belajar ekonomi dapat ditentukan berdasarkan tabel 3.8 berikut ini:
3.8.Kriteria Nilai Prestasi Belajar Ekonomi
No. Interval Predikat Kriteria
1. 3.67 - 4.00 A Sangat Baik
2. 2.67 – 3.66 B Baik
3. 1.67 – 2.66 C Cukup
4. 1.00 – 1.66 D Kurang
Sumber: Hasil observasi, data diolah tahun 2016
3.6.1.2.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Belajar
Variabel motivasi belajar diukur dengan menggunakan lima indikator yang
diwakilkan dengan 15 item pernyataan. Untuk menentukan kriteria
deskriptifmotivasi belajar dengan menggunakan 15 item pernyataan tersebut,
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi = 15 x 5 = 75
2. Nilai terendah = 15 x 1 = 15
3. Rentang = 75 – 15 = 60
4. Interval = (60+1)/5 = 12,2 dibulatkan menjadi 13
5. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah bilangan
(13 x 5) - 60 = 5 karena memiliki 5 sisa bilangan, maka akan ditambahkan
padakedua sisi, kelas bawah dimulai dari 13, dan kelas atas akan berakhir
padaangka 78.
Page 86
69
Tabel 3.9. Kriteria Variabel Motivasi Belajar
No. Interval Kriteria
1 64,1-78 Sangat Tinggi
2 51,1-64 Tinggi
3 38,1-51 Cukup
4 25,1-38 Rendah
5 13-25 Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2016
3.6.1.2.1. Analisis Statistik Deskriptif Indikator Tekun, Ulet dalam
Mengerjakan Tugas, dan Senang Memecahkan Masalah/Soal-soal
Variabel motivasi belajar dalam penelitian ini memiliki empat indikator.
Indikator pertama yaitu tekun, ulet dalam mengerjakan tugas, dan senang
memecahkan masalah/soal-soal. Indikator ini diwakili oleh 5 (lima) buah
pernyataan. Penentuan kategori/kriteria deskriptif indikatorini dibuat dengan
perhitungan dan tabel sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi = 5 x 5 = 25
2. Nilai terendah = 5 x 1 = 5
3. Rentang =25 –5 = 20
4. Interval = (20+1)/5 = 4,2 dibulatkan menjadi 5
5. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah bilangan (5
x 5) - 20 = 5.Karena memiliki 5 sisa bilangan, maka akan ditambahkan
padakedua sisi, kelas bawah dimulai dari 3, dan kelas atas berakhir padaangka
28.
Page 87
70
Tabel 3.10. Kriteria Indikator Tekun, Ulet dalam Mengerjakan Tugas, dan
Senang Memecahkan Masalah/Soal-soal
No. Interval Kriteria
1 23,1-28 Sangat Tinggi
2 18,1-23 Tinggi
3 13,1-18 Cukup
4 8,1-13 Rendah
5 3-8 Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2016
3.6.1.2.2. Analisis Statistik Deskriptif Indikator Senang Bekerja Mandiri
Senang bekerja mandiri merupakan indikator kedua dalam variabel motivasi
belajar. Indikator ini diwakili oleh 3 (tiga) pernyataan. Penentuan kategori/kriteria
deskriptif indikator ini, dibuat dengan perhitungan dan tabel sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi = 3 x 5 = 15
2. Nilai terendah = 3 x 1 = 3
3. Rentang = 15 – 3 = 12
4. Interval = (12+1)/5 = 2,6 dibulatkan menjadi 3
5. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah bilangan (3
x 5) - 12 = 3.Karena memiliki 3 sisa bilangan, maka akan ditambahkan
padakedua sisi, kelas bawah dimulai dari 2, dan kelas atas berakhir padaangka
17.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11. Kriteria Indikator Senang Bekerja Mandiri
No. Interval Kriteria
1 14,1-17 Sangat Tinggi
2 11,1-14 Tinggi
3 8,1-11 Cukup
4 5,1-8 Rendah
5 2-5 Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2016
Page 88
71
3.6.1.2.3. Analisis Statistik Deskriptif Indikator Cepat Bosan dengan Tugas-
tugas Rutin
Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin merupakan indikator ketiga dari
variabel motivasi belajar. Indikator ini diwakili oleh 4 (empat) pernyataan.
Penentuan kategori/kriteria deskriptif indikator ini, dibuat dengan perhitungan dan
tabel sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi = 4 x 5 = 20
2. Nilai terendah = 4 x 1 = 4
3. Rentang = 20 –4 = 16
4. Interval = (16+1)/5 = 3,4 dibulatkan menjadi 4
5. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah bilangan (4
x 5) - 16 = 4.Karena memiliki 4 sisa bilangan, maka akan ditambahkan
padakedua sisi, kelas bawah dimulai dari 2, dan kelas atas berakhir padaangka
22.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.12. Kriteria Indikator Cepat Bosan dengan Tugas-tugas Rutin
No. Interval Kriteria
1 18,1-22 Sangat Tinggi
2 14,1-18 Tinggi
3 10,1-14 Cukup
4 6,1-10 Rendah
5 2-6 Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2016
3.6.1.2.4. Analisis Statistik Deskriptif Indikator Tidak Mudah Melepaskan
Hal-hal yang Diyaikini
Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyaikini merupakan indikator
keempat dalam variabel motivasi belajar. Indikator ini diwakili oleh 3 (tiga)
Page 89
72
pernyataan. Penentuan kategori/kriteria deskriptif indikator ini, dapat ditentukan
melalui perhitungan dan tabel sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi = 3 x 5 = 15
2. Nilai terendah = 3 x 1 = 3
3. Rentang = 15 – 3 = 12
4. Interval = (12+1)/5 = 2,6 dibulatkan menjadi 3
5. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus (k.i) – jumlah bilangan (3
x 5) - 12 = 3.Karena memiliki 3 sisa bilangan, maka akan ditambahkan
padakedua sisi kelas. Jadi, kelas bawah dimulai dari 2, dan kelas atas akan
berakhir padaangka 17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.13. Kriteria Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal-hal yang Diyaikini
No. Interval Kriteria
1 14,1-17 Sangat Tinggi
2 11,1-14 Tinggi
3 8,1-11 Cukup
4 5,1-8 Rendah
5 2-5 Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2016
3.6.2. Analisis Statistik Inferensial
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Maka dari itu, analisis statistik inferensial dibutuhkan dalam
penelitian ini karena analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan berdasarkan kerangka pemikiran
sebelumnya (Wahyudin, 2015:139).Statisitik inferensial juga berhubungan dengan
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
Page 90
73
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2012:209). Jadi metode analisis data
statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan sejauh
mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang
akan didapat pada populasi secara keseluruhan.
3.6.2.1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Penelitian ini menggunakan variabel intervening untuk memediasi pengaruh
antara variabel dependen dengan variabel independen. Oleh karena itu dibutuhkan
analisis jalur (path analysis). Menurut Ghozali (2013:249), analisis jalur
digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening. Dalam penelitian ini,
variabel yang berperan sebagai variabel intervening adalah motivasi belajar. Jadi
motivasi belajar dalam penelitian ini berfungsi sebagai variabel independen juga
sekaligus sebagai variabel dependen. Pembentukan analisis jalur dilakukan
dengan menggunakan persamaan regresi. Dalam model ini persamaan regresi
terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Persamaan Pertama (Regresi gaya belajar, pola asuh orang tua, dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar)
1 = α + 1 1 + 1 2 + 2 1 + 2 2 + 3 1 + 1
Keterangan:
1 = Variabel terikat (Prestasi Belajar)
= Konstanta
1 2 3 = Koefisien regresi
1 = Variabel bebas dummy (Gaya Belajar), dimana:
Page 91
74
1 = 1 untuk gaya belajar auditorial
1 = 0 untuk gaya belajar kinestetik
2 = Variabel bebas dummy (Gaya Belajar), dimana:
2 = 1 untuk gaya belajar visual
2 = 0 untuk gaya belajar kinestetik
1 = Variabel bebas dummy (Pola Asuh Orang Tua), dimana:
1 = 1 untuk pola asuh demokrasi
1 = 0 untuk pola asuh permisif
2 = Variabel bebas dummy (Pola Asuh Orang Tua), dimana:
2 = 1 untuk pola asuh otoriter
2 = 0 untuk pola asuh permisif
1 = Variabel bebas (Motivasi Belajar)
1 = Variance prestasi belajar
2. Persamaan Kedua (Regresi gaya belajar dan pola asuh orang tua terhadap
motivasi belajar)
2 = α + 1 1 + 1 2 + 2 1 + 2 2 + 2
2 = Motivasi Belajar
= Konstanta
1 2 = Koefisien regresi
1 = Variabel bebas dummy (Gaya Belajar), dimana:
1 = 1 untuk gaya belajar auditorial
1 = 0 untuk gaya belajar kinestetik
Page 92
75
2 = Variabel bebas dummy (Gaya Belajar), dimana:
2 = 1 untuk gaya belajar visual
2 = 0 untuk gaya belajar kinestetik
1 = Variabel bebas dummy (Pola Asuh Orang Tua), dimana:
1 = 1 untuk pola asuh demokrasi
1 = 0 untuk pola asuh permisif
2 = Variabel bebas dummy (Pola Asuh Orang Tua), dimana:
2 = 1 untuk pola asuh otoriter
2 = 0 untuk pola asuh permisif
2 = Variance motivasi belajar
Selanjutnya kedua persamaan regresi tersebut dapat digambarkan dalam
model analisis jalur sebagai berikut:
Gambar 3.1. Model Analisis Jalur Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Prestasi Belajar Melalui Motivasi Belajar
1 1 + 1 2
1 1 + 1 2
3 1
2 1 + 2 2
2 1 + 2 2
Gaya Belajar :
1. Visual
2. Auditorial
3. Kinestetik
(Dg)
Pola Asuh Orang Tua:
1. Ototiter
2. Demokratis
3. Permisif
(Dp)
Motivasi Belajar
( 1 = 2)
Prestasi Belajar
( 1)
2
1
Page 93
76
3.6.2.2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan dua uji yaitu, Uji
Parsial (Uji t) dan Uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance). Uji statistik
t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013:98). Variabel independen dinyatakan berpengaruh
terhadap variabel dependen apabila berdasarkan hasil pengolahan data SPSS, jika
nilai Sig. pada output Coefficients < α=0.05. Selain itu juga dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung pada output
Coefficients>t tabel maka Ho ditolak yang artinya koefisien regresi signifikan,
dengan kata lain variabel independen mempengaruhi variabel dependen
(Trihendradi, 2013:146).
Uji hipotesis secara parsial, mengambil keputusan berdasarkan pada nilai
probabilitas yang didapatkan dari pengelolaan data melalui program SPSS.
Kaidah pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika Sig t hitung< Sig 0,05 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti masing-
masing variabel secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh signifikan
terhadap Y.
2. Jika Sig t hitung> Sig 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti masing-
masing variabel secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Y.
Uji hipotesis yang kedua yaitu menggunakan uji MANOVA (Multivariate
Analysis of Variance). Uji MANOVA ini berfungsi sebagai pelengkap Uji t untuk
Page 94
77
mengetahui lebih jelas perbedaan rata-rata dari masing-masing kategori yang ada
dalam variabel yang diujikan. Santoso dalam Ahmad dkk (2013) menyebukan
bahwa uji MANOVA diartikan sebagai metode statistik untuk mengeksplorasi
hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana terdapat beberapa variabel
independen yang berjenis kategorikal (data nominal atau ordinal) dengan beberapa
variabel dependen yang berjenis metrik (data interval atau rasio). Berdasarkan
definisi tersebut, terlihat ada dua kelompok variabel, pertama variabel independen
yang berjenis kategori atau non-metrik dalam kasus ini adalah gaya belajar dan
pola asuh orang tua, dan kedua adalah variabel dependen yang berjenis metrik
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan motivasi belajar.
Untuk melakukan uji MANOVA, hal yang terlebih dahulu harus dilakukan
adalah melakukan uji Box test yang digunakan untuk menguji asumsi MANOVA
(uji homogenitas) yang mensyaratkan bahwa matrik variance/covariance dari
variabel dependen adalah sama (Ghozali, 2013:89). Uji Box test dilakukan dengan
bantuan program SPSS v21 for Windowsdengan hipotesis :
Ho : Matriks varian / kovarian dari variabel dependen sama
H1 : Varian / kovarian dari variabel dependen tidak sama.
Jika nilai Sig. > α = 0.05 maka Ho diterima yang artinya matrik varian/kovarian
sama sehingga memenuhi syarat dalam uji homogenitas dan uji MANOVA bisa
dilanjutkan.
MANOVA mengansumsikan bahwa setiap variabel dependen memiliki
variansi yang sama untuk semua grup. Levene’s test menguji asumsi ini. Apabila
nilai Sig. > 0.05 maka variabel dependen dianggap memiliki variansi sama
Page 95
78
(homogen) dan jika nilai Sig. < 0.05 maka artinya variabel dependen dianggap
memiliki variansi yang tidak sama sehingga tidak sesuai dengan asumsi
MANOVA. Jika asumsi sudah sesuai, maka uji MANOVA dapat dilanjutkan.
Uji multivariate digunakan untuk mrenguji apakah setiap faktor (gaya
belajar dan pola asuh orang tua) mempengaruhi grup variabel dependen (prestasi
dan motivasi belajar). SPSS memberikan empat macam tes signifikansi
multivariate yaitu Pillai Trace, Wilk’s Lambda, Hotelling Trace, dan Roy’s.
Hotelling Trace digunakan untuk dua kelompok variabel dependen, Wilk’s
Lambda digunakan jika terdapat lebih dari dua grup variabel dependen (Ghozali,
2013:90). Karena dalam penelitan ini terdapat dua variabel dependen maka tes
yang digunakan adalah Hotelling Trace. Apabila angka Sig. > 0.05 maka hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara satu variabel independen dengan
dua variabel dependen, sedangkan jika angka Sig. < 0.05 maka artinya terdapat
hubungan atau pengaruh antara satu variabel independen dengan dua variabel
dependen.
Tahap berikutnya adalah melakukan analisis Test of Between-Subjects
Effects untuk mengetahui letak perbedaan dan pengaruhnya (Santoso dalam
Ahmad dkk, 2013). Test of Between-Subjects Effects bertujuan untuk menguji
pengaruh univariate ANOVA untuk setiap faktor terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:91). Apabila nilai Sig. < 0.05 maka hal ini mengindikasikan
terdapat perbedaan atau pengaruh dari variabel dependen (prestasi belajar dan
motivasi) yang diakibatkan oleh perbedaan variabel independen (gaya belajar dan
pola asuh orang tua) dan jika nilai Sig. > 0.05 maka hal ini menunjukkan tidak ada
Page 96
79
perbedaan prestasi belajar dan motivasi yang diakibatkan oleh perbedaan gaya
belajar dan pola asuh orang tua.
Page 97
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga dengan keseluruhan jumlah siswa yaitu
sebanyak 456 siswa. Dari jumlah tersebut, melalui perhitungan rumus Slovin
kemudian diambil sampel sebanyak 213 siswa dengan teknik cluster proportional
random sampling (sampel imbangan kelompok).
4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh dari pengisian instrumen kuesioner oleh responden dan
daftar nilai dari dokumentasi guru mata pelajaran ekonomi dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif. Variabel-variabel yang akan dijelaskan
antara lain prestasi belajar ekonomi, motivasi belajar, gaya belajar, dan pola asuh
orang tua siswa kelas XI IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga tahun ajaran
2015/2016. Pendeskripsian masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
4.1.2.1. Analisis Deskriptif Prestasi Belajar Ekonomi
Variabel prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA se-Kecamatan
Purbalingga berdasarkan dokumentasi dari guru mata pelajaran ekonomi pada
Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap tergambar pada tabel 4.1.
Page 98
81
Tabel 4.1.
Deskriptif Statistik Prestasi Belajar Ekonomi UTS Semester Genap
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRESTASI 213 1,00 4,00 2,4491 ,65996
Valid N (listwise) 213
Sumber : olah data penelitian 2016
Diketahui bahwa nilai terendah dari prestai belajar ekonomi siswa kelas XI
IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga sebesar 1.00 dan tertinggi sebesar 4.00
dengan rata-rata sebesar 2.45. Rata-rata ini menunjukkan bahwa sebagaian besar
siswa berada pada rentangan nilai tersebut. Standar deviasi dari hasil pengolahan
tersebut menunjukkan angka sebesar 0,66. Ini berarti bahwa untuk 213 unit atau
siswa yang menjadi sampel, variasi jawaban masing tergolong rendah jika dilihat
pula dengan rata-rata yang ada.
Tabel 4.2
Analisis Deskriptif Statistik Prestasi Belajar Ekonomi UTS Semester Genap
No. Interval Jumlah Presentase Predikat Kriteria
1. 3.67 - 4.00 7 3,29% A Sangat Baik
2. 2.67 – 3.66 94 44,13% B Baik
3. 1.67 – 2.66 98 46,01% C Cukup
4. 1.00 – 1.66 14 6,57% D Kurang
Rata-rata 2.45
Kriteria Cukup
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan rata-rata nilai UTS semester genap tahun pelajaran 2015/2016
dari 213siswa SMA se-Kecamatan Purbalingga, maka diperoleh hasil bahwa
secara rata-rata keseluruhan prestasi belajar kelas XI IPS SMA se-Kecamatan
Purbalingga tergolong cukup.
Page 99
82
4.1.2.2.Analisis Deskriptif Gaya Belajar
Variabel gaya belajar dalam penelitian ini diidentifikasi menggunakan
daftar pernyataan yang terdapat dalam bukuQuantum Teachingyang ditulis oleh
Bobbi DePorter mengenai gaya belajar. Berdasarkan instrumen yang telah diisi
oleh responden dapat diketahui hasil deskriptif statistik gaya belajar dengan
bantuan IBM SPSS v 21 for windowsdapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.3. Deskriptif Statistik Gaya Belajar
Frequency Percent
Valid
Visual 114 53,5
Auditorial 65 30,5
Kinestetik 34 16,0
Total 213 100,0
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.4.dapat diketahui bahwa mayoritas gaya belajar
responden adalah visual yaitu sebanyak 53,5%, sedangkan gaya belajar auditorial
sebanyak 30,5%, dan sisanya 16,0% memiliki gaya belajar kinestetik.
4.1.2.3.Analisis Deskriptif Pola Asuh Orang Tua
Variabel pola asuh orang tua dalam penelitian ini diidentifikasi
menggunakan daftar pertanyaandari adaptasian angket The Parental Authority
Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri pada tahun
1991.Berdasarkan instrumen yang telah diisi oleh responden dapat diketahui hasil
deskriptif statistik pola asuh orang tuadengan bantuan IBM SPSS v 21 for
windows dapat dilihat pada tabel 4.4.
Page 100
83
Tabel 4.4. Deskriptif Statistik Pola Asuh Orang Tua
Frequency Percent
Valid
Otoriter 31 14,6
Demokrasi 161 75,6
Permisif 21 9,9
Total 213 100,0
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui mayoritas pola asuh orang tua
responden adalah tipe pola asuh demokrasi yaitu sebesar 75,06%, diikuti oleh pola
asuh otoriter sebesar 14,6%, dan permisif sebesar 9,9%.
4.1.2.4. Analisis Deskriptif Motivasi Belajar
Beberapa indikator digunakan dalam mengukur motivasi belajar. Indikator
variabel motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitutekun, ulet
dalam mengerjakan tugas, dan senang memecahkan soal, senang bekerja mandiri,
cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dan tidak mudah melepaskan hal-hal
yang diyakini. Hasil deskriptif statistik dengan bantuan IBM SPSS v 21 for
windows dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Deskriptif Statistik Motivasi Belajar
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MOTIVASI 213 35 66 48,54 6,085
Valid N (listwise) 213
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.5. terlihat bahwa nilai tertinggi
adalah 66 dan nilai terendah adalah 35 dari 15 pernyataan yang diberikan. Rata-
Page 101
84
rata nilai motivasi belajar adalah 47,95 atau berada pada kategori cukup.Kategori
ini mengacu pada deskripsi variabel motivasi belajar pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar
No. Interval F Persentase Keterangan
1 64,1-78 3 1,41% Sangat Tinggi
2 51,1-64 57 53,5% Tinggi
3 38,1-51 147 26,4% Cukup
4 25,1-38 6 1,5% Rendah
5 13-25 0 0 Sangat Rendah
Rata-rata 48,54
Kategori Cukup
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan perhitungan rata-rata dari 15 pernyataan yang diberikan kepada
213 siswa, maka diperoleh hasil bahwa secara rata-rata motivasi belajar siswa
kelas XI IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga tergolong cukup. Analisis
deskriptif per indikator yang terlampir pada lampiran menggambarkan bahwa dari
empat indikator motivasi belajar, satu indikator tergolong tinggi, sedangkan
sisanyadakam kategori cukup. Indikator pertama yakni tekun, ulet dalam
mengerjakan tugas,dan senang memecahkan masalah soal-soal memiliki kategori
tinggi. Ketiga indikator lainnya yakni senang bekerja mandiri,cepat bosan dengan
tugas-tugas rutin, dan tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini termasuk
dalam kategori cukup.
4.1.3. Analisis Statistik Inferensial
4.1.3.1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Hasil analisis jalur dengan menggunakan IBM SPSS v 21 for
windowsmelalui 2 tahap regresi yaitu:
Page 102
85
1. Persamaan Pertama (Regresi gaya belajar, pola asuh orang tua, dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar)
1 = α + 1 1 + 1 2 + 2 1 + 2 2 + 3 1 + 1
Berdasarkan hasil analisis regresi yang didapat dengan menggunakan IBM
SPSS v 21 for windowsdiperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual &
Pola Asuh Otoriter sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai
Variabel Dependen Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,331a ,110 ,088 ,63013
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, Otoriter, Auditorial, Visual, Demokrasi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,264 ,387 3,270 ,001
Auditorial ,057 ,100 ,040 ,571 ,568
Kinestetik ,056 ,125 ,031 ,445 ,657
Demokrasi ,372 ,125 ,243 2,964 ,003
Permisif -,056 ,184 -,025 -,303 ,762
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
Sumber: olah data penelitian 2016
Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar
Auditorial & Pola Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Prestasi
Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,693 ,364 4,654 ,000
Visual -,057 ,100 -,043 -,571 ,568
Kinestetik -,001 ,134 -,001 -,011 ,992
Otoriter -,372 ,125 -,199 -2,964 ,003
Permisif -,427 ,152 -,194 -2,819 ,005
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
a. Dependent Variable: PRESTASI
Sumber: olah data penelitian 2016
Page 103
86
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel 4.7 maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
1 = α + 1+ 2 + 1 + (- 2 + 1 + 1
Nilai e1 = √ 2 = √ = √ = 0,9434 = 0,94
Sehingga diperoleh persamaan regresi:
1 = α + 1 + 2 + 1 + (- 2 + 1 +0,94
Hasil analisis persamaan regresi yang pertama menunjukkan untuk variabel
gaya belajar terlihat bahwa prestasi belajar gaya belajar auditorial 0,057 lebih
tinggi dibandingkan dengan gaya belajar visual (excluded group). Dengan kata
lain prestasi belajar gaya belajar auditorial 5,7% lebih tinggi dariprestasi belajar
gaya belajar visual. Jika dibandingkan dengan gaya belajar visual, prestasi belajar
gaya belajar kinestetik lebih tinggi 0,056 atau sebesar 5,6%.Sedangkan
berdasarkan tabel 4.8, gaya belajar kinestetik memiliki prestasi belajar 0,1% lebih
rendah dibandingkan dengan gaya belajar auditorial (excluded group), dengan
asumsi bahwa variabel pola asuh dan motivasi tetap(Ghozali, 2013:180).
Berdasarkan tabel 4.7, variabel pola asuh orang tua menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan pola asuh otoriter (excluded group), pola asuh demokrasi
memiliki prestasi belajar 37,2% lebih tinggi, sementara itu pola asuh permisif
memiliki prestasi belajar 5,6% lebih rendah dibandingkan pola asuh otoriter.
Sedangkan menurut tabel 4.8, pola asuh permisif memiliki prestasi belajar 42,7%
lebih rendah dengan catatan ceteris paribus variabel lainnya dianggap konstan
(Ghozali, 2013:180). Koefisien regresi X1 sebesar 0,018 ini menunjukkan bahwa
apabila setiap peningkatan atau kenaikan variabel motivasi belajar sebesar satu
Page 104
87
satuan, maka akan menyebabkan prestasi belajar mengalami peningkatan atau
kenaikan sebesar 0,018 satuan dengan asumsi bahwa variabel gaya belajar dan
pola asuh orang tua tetap. Nilai e1 sebesar 0,94merupakan variance prestasi
belajar yang tidak dijelaskan oleh variabel gaya belajar, pola asuh orang tua, dan
motivasi belajar.
2. Persamaan Kedua (Regresi gaya belajar dan pola asuh orang tua terhadap
motivasi belajar)
2 = α + 1 1 + 1 2 + 2 1 + 2 2 + 2
Berdasarkan hasil analisis regresi yang didapat dengan menggunakan IBM
SPSS v 21 for windows diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual &
Pola Asuh Otoriter sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Dependen Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,280a ,078 ,060 5,898
a. Predictors: (Constant), Permisif, Kinestetik, Auditorial, Demokrasi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 49,288 1,188 41,488 ,000
Auditorial -1,979 ,923 -,150 -2,143 ,033
Kinestetik -,574 1,169 -,035 -,491 ,624
Demokrasi ,529 1,173 ,037 ,451 ,653
Permisif -4,639 1,687 -,228 -2,749 ,007
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Page 105
88
Tabel 4.10.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola
Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 47,838 ,766 62,489 ,000
Visual 1,979 ,923 ,163 2,143 ,033
Kinestetik 1,405 1,254 ,085 1,120 ,264
Otoriter -,529 1,173 -,031 -,451 ,653
Permisif -5,168 1,373 -,254 -3,765 ,000
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Sumber : olah data penelitian 2016
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel 4.9 maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
2 = α + (- 1 + (-0,574) 2 + 1 + (- 2 + 2
Nilai e2 = √ 2 = √ = √ = 0,9602 = 0,96
Sehingga diperoleh persamaan regresi:
2 = α + (- 1 + (-0,574) 2 + 1 + (- 2 + 0,96
Hasil analisis persamaan regresi yang pertama menunjukkan untuk variabel
gaya belajar terlihat bahwa motivasi belajar gaya belajar auditorial 1,979 lebih
rendah dibandingkan dengan gaya belajar visual (excluded group). Dengan kata
lain motivasi belajar gaya belajar auditorial 197,9% lebih tinggi dari motivasi
belajar gaya belajar visual. Jika dibandingkan dengan gaya belajar visual,
motivasi belajar gaya belajar kinestetik lebih rendah 0,574 atau sebesar 57,4%.
Sedangkan berdasarkan tabel 4.10, gaya belajar kinestetik memiliki motivasi
belajar 140,5% lebih tinggi dibandingkan dengan gaya belajar auditorial (excluded
Page 106
89
group), dengan asumsi bahwa variabel pola asuh dan motivasi tetap (Ghozali,
2013:180).
Berdasarkan tabel 4.9, variabel pola asuh orang tua menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan pola asuh otoriter (excluded group), pola asuh demokrasi
memiliki motivasi belajar 52,9% lebih tinggi, sementara itu pola asuh permisif
memiliki prestasi belajar 463,9% lebih rendah dibandingkan pola asuh otoriter.
Sedangkan menurut tabel 4.10, pola asuh permisif memiliki prestasi belajar
516,8% lebih rendah dengan catatan ceteris paribus variabel lainnya dianggap
konstan (Ghozali, 2013:180).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka model analisis jalur yang terbentuk
tersaji pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Model Hasil Analisis Jalur Gaya Belajar dan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Melalui Motivasi Belajar
1 + 2
(- 1 + (-0,574) 2
1
1 + (- 2
1 + (- 2
Gaya Belajar :
1. Visual
2. Auditorial
3. Kinestetik
(Dg)
Pola Asuh Orang Tua:
1. Ototiter
2. Demokratis
3. Permisif
(Dp)
Motivasi Belajar
( 1 = 2)
Prestasi Belajar
( 1)
0,9
43
Page 107
90
4.1.3.2. Uji Hipotesis
4.1.3.2.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Secara parsial model regresi pertama dapat diuji kebermaknaannya
menggunakan uji t yang diperoleh hasil pada tabel 4.11 dan 4.12.
Tabel 4.11.
Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter sebagai
Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,264 ,387 3,270 ,001
Auditorial ,057 ,100 ,040 ,571 ,568
Kinestetik ,056 ,125 ,031 ,445 ,657
Demokrasi ,372 ,125 ,243 2,964 ,003
Permisif -,056 ,184 -,025 -,303 ,762
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
a. Dependent Variable: PRESTASI
Tabel 4.12.
Hasil Ujit dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola Asuh Demokrasi sebagai
Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,693 ,364 4,654 ,000
Visual -,057 ,100 -,043 -,571 ,568
Kinestetik -,001 ,134 -,001 -,011 ,992
Otoriter -,372 ,125 -,199 -2,964 ,003
Permisif -,427 ,152 -,194 -2,819 ,005
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
a. Dependent Variable: PRESTASI
Sumber : olah data penelitian 2016
Uji statistik dengan IBM SPSS v 21 for windowspada variabel gaya belajar
diperoleh hasil perbandingan perolehan prestasi belajar antara gaya belajar visual
dengan gaya belajar auditorial memiliki nilai Sig. 0,568. Antaragaya belajar visual
dengan kinestetik memiliki angka Sig. sebesar 0,657 dan perbandingan antara
gaya belajar auditorial dan kinestetik mempunyai Sig. 0,992. Perlu diperhatikan
Page 108
91
bahwa semua gaya belajar memiliki Sig. > 0,05 yang artinya secara statistik tidak
signifikan yang berarti sebetulnya tidak ada pengaruh variabel gaya belajar
terhadap prestasi belajar (Ghozali, 2013:180).
Variabel pola asuh orang tua berdasarkan uji statistik memperoleh hasil
perbandingan perolehan prestasi belajar antara pola asuh otoriter dan demokrasi
menunjukkan nilai Sig. 0,003 sedangkan antara pola asuh otoriter dan permisif
memiliki angka Sig. sebesar 0,762.Perbandingan perolehan prestasi belajar antara
pola asuh demokrasi dengan pola asuh permisif menunjukkan nilai Sig. 0,005.
Perbandingan pertama dan ketiga menunjukkan nilai Sig. < 0,05 yang berarti
secara statistik signifikan dan hanya perbandingan kedua yang secara
statistiktidak signifikan karena memiliki angka Sig. > 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat diasumsikan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh
terhadap prestasi belajar (Ghozali, 2013:180-181).
Pada variabel motivasi belajar diperoleh thitung sebesar 2,457 dengan nilai
signifikansi 0,015 yang menunjukkan bahwa nilai signifikanasi < 0,05 ini berarti
motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar sehingga
H5 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga
diterima (Trihendradi, 2013:146).
Page 109
92
Tabel 4.13. Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter
sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 49,288 1,188 41,488 ,000
Auditorial -1,979 ,923 -,150 -2,143 ,033
Kinestetik -,574 1,169 -,035 -,491 ,624
Demokrasi ,529 1,173 ,037 ,451 ,653
Permisif -4,639 1,687 -,228 -2,749 ,007
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Sumber : olah data penelitian 2016
Tabel 4.14. Hasil Ujit dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola Asuh
Demokrasi sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 47,838 ,766 62,489 ,000
Visual 1,979 ,923 ,163 2,143 ,033
Kinestetik 1,405 1,254 ,085 1,120 ,264
Otoriter -,529 1,173 -,031 -,451 ,653
Permisif -5,168 1,373 -,254 -3,765 ,000
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Sumber : olah data penelitian 2016
Uji statistik dengan IBM SPSS v 21 for windowspada variabel gaya belajar
diperoleh hasil perbandingan tingkat motivasi belajar antara gaya belajar visual
dengan gaya belajar auditorial memiliki nilai Sig. 0,033. Antara gaya belajar
visual dengan kinestetik memiliki angka Sig. sebesar 0,624 dan perbandingan
antara gaya belajar auditorial dan kinestetik mempunyai Sig. 0,264. Perlu
diperhatikan bahwa perbandingan gaya belajar yang memiliki Sig. < 0,05 hanya
perbandingan satu sedangkan dua lainnya memiliki nilai signifikansi > 0,05 yang
artinya secara statistic tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
Page 110
93
diasumsikan sebetulnya tidak ada pengaruh variabel gaya belajar terhadap
motivasi belajar (Ghozali, 2013:180-181).
Variabel pola asuh orang tua berdasarkan uji statistik memperoleh hasil
perbandingan tingkat motivasi belajar antara pola asuh otoriter dan demokrasi
menunjukkan nilai Sig. 0,653 sedangkan antara pola asuh otoriter dan permisif
memiliki angka Sig. sebesar 0,007.Perbandingan perolehan prestasi belajar antara
pola asuh demokrasi dengan pola asuh permisif menunjukkan nilai Sig. 0,000.
Perbandingan pertama memiliki angka Sig. > 0,05, artinya secara statistik tidak
signifikan. Sedangkan perbandingan kedua dan ketiga menunjukkan nilai Sig. <
0,05 yang berarti secara statistik signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
diasumsikan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar
(Ghozali, 2013:180-181).
4.1.3.2.2. Uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance )
Sebelum melakukan uji MANOVA, ada hal yang harus dilakukan terlebih
dahulu, yaitu melakukan uji asumsi homogenitas melalui uji Box’s test. Uji ini
mensyaratkan bahwa matrik variance/covariance dari variabel dependen adalah
sama. Berikut hasil uji Box’s test melalui dengan bantuan IBM SPSS v 21 for
windows.
4.15. Uji Box’s Test Box's Test of Equality of Covariance Matrices
a
Box's M 34,891 F 1,255 df1 24 df2 1312,736 Sig. ,184
Sumber: data diolah 2016
Page 111
94
Berdasarkan hasil uji Box’s test, diketahui bahwa nilai signifikansi α =
0,184 > 0,05 ini berarti bahwa matrik varian/kovarian dari variabel dependen
sama sehingga memenuhi syarat dalam uji homogenitas dan uji MANOVA bisa
dilanjutkan (Ghozali, 2013:89). Selanjutnya, dilakukan uji Levene’s test untuk
mengetahui variansi variabel dependen untuk semua grup.Hasil uji Levene’s test
dapat dilihat dalam tabel 4.16.
Tabel 4.16.Uji Levene’s Test Levene's Test of Equality of Error Variance
F df1 df2 Sig.
PRESTASI 1,814 8 204 ,076 MOTIVASI 1,299 8 204 ,246
Sumber: data diolah 2016
Nilai Sig. untuk pretasi belajar dan motivasi belajar adalah > 0,05, ini
mengindikasikan variabel dependen memiliki variansi sama (homogen). Hal ini
sesuai dengan asumsi MANOVA, sehingga uji MANOVA dapat dilanjutkan
(Ghozali, 2013:90).Langkah selanjutnya adalah melakukan uji multivariate.
Berikut hasil uji multivariate yang telah dilakukan:
Tabel 4.17. Uji Multivariate Multivariate Tests
a
Effect Value F Hypothesis df
Error df Sig. Partial Eta
Squared
Intercept
Pillai's Trace ,963 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Wilks' Lambda ,037 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Hotelling's Trace 26,294 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Roy's Largest Root 26,294 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
GayaBelajar
Pillai's Trace ,031 1,620 4,000 408,000 ,168 ,016 Wilks' Lambda ,969 1,625
b 4,000 406,000 ,167 ,016
Hotelling's Trace ,032 1,630 4,000 404,000 ,166 ,016 Roy's Largest Root ,032 3,292
c 2,000 204,000 ,039 ,031
PolaAsuh
Pillai's Trace ,092 4,906 4,000 408,000 ,001 ,046 Wilks' Lambda ,909 4,931
b 4,000 406,000 ,001 ,046
Hotelling's Trace ,098 4,955 4,000 404,000 ,001 ,047 Roy's Largest Root ,081 8,247
c 2,000 204,000 ,000 ,075
GayaBelajar * PolaAsuh
Pillai's Trace ,023 ,598 8,000 408,000 ,780 ,012
Wilks' Lambda ,977 ,596b 8,000 406,000 ,781 ,012
Hotelling's Trace ,024 ,594 8,000 404,000 ,783 ,012
Roy's Largest Root ,019 ,970c 4,000 204,000 ,425 ,019
Page 112
95
Nilai Sig. Hotelling’s Trace pada variabel gaya belajar adalah 0,166 > 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen yaitu
gaya belajar dengan kedua variabel dependen yakni prestasi belajar dan motivasi
belajar siswa kelas XI IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga tahun ajaran
2015/2016. Pada variabel pola asuh orang tua, nilai Sig. Hotelling’s Trace sebesar
0,001 < 0,05, ini artinya terdapat hubungan atau pengaruh antara variabel pola
asuh orang tua dengan kedua variabel dependen yaitu prestasi belajar dan
motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA se-Kecamatan Purbalingga tahun ajaran
2015/2016 (Ghozali, 2013:90). Dengan demikian uji MANOVA dapat dilanjutkan
dengan melakukan analisis Test of Between-Subjects Effects untuk mengetahui
letak perbedaan dan pengaruh univariate ANOVA variabel independen terhadap
variabel variabel dependen.Hasil analisis Test of Between-Subjects Effects dapat
dilihat pada tabel 4.18. Untuk mengetahui rerata prestasi dan motivasi belajar
pada setiap kategori dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.18.
Analisis Test of Between-Subjects Effects
Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent Variable
Type III Sum of
Squares
df Mean Square
F Sig. Partial Eta Squared
Corrected Model
PRESTASI 8,841a 8 1,105 2,700 ,008 ,096
MOTIVASI 671,190b 8 83,899 2,384 ,018 ,086
Intercept PRESTASI 409,784 1 409,784 1001,211 ,000 ,831 MOTIVASI 175208,420 1 175208,420 4979,595 ,000 ,961
GayaBelajar PRESTASI ,577 2 ,288 ,705 ,495 ,007 MOTIVASI 145,289 2 72,644 2,065 ,130 ,020
PolaAsuh PRESTASI 5,140 2 2,570 6,279 ,002 ,058 MOTIVASI 340,182 2 170,091 4,834 ,009 ,045
GayaBelajar * PolaAsuh
PRESTASI 1,094 4 ,273 ,668 ,615 ,013 MOTIVASI 57,898 4 14,474 ,411 ,800 ,008
Error PRESTASI 83,495 204 ,409 MOTIVASI 7177,796 204 35,185
Total PRESTASI 1369,937 213 MOTIVASI 509606,000 213
Page 113
96
Corrected Total PRESTASI 92,336 212
MOTIVASI 7848,986 212
Sumber: data diolah 2016
Tabel 4.19. Analisis Estimated Marginal Means
Dependent Variable GayaBelajar Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
PRESTASI
Visual 2,192 ,089 2,017 2,368
Auditorial 2,377 ,128 2,125 2,630
Kinestetik 2,260 ,149 1,965 2,554
MOTIVASI
Visual 48,383 ,824 46,759 50,008
Auditorial 45,446 1,188 43,104 47,788
Kinestetik 47,387 1,384 44,659 50,116
Dependent Variable PolaAsuh Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
PRESTASI
Otoriter 2,191 ,115 1,963 2,418
Demokrasi 2,553 ,059 2,437 2,670
Permisif 2,085 ,173 1,745 2,426
MOTIVASI
Otoriter 48,428 1,070 46,318 50,538
Demokrasi 49,024 ,548 47,944 50,103
Permisif 43,766 1,600 40,611 46,920
Sumber: data diolah 2016
4.20. Uji Multiple Comparisons Multiple Comparisons
Dependent Variable (I)
GayaBelajar (J)
GayaBelajar
Mean Difference (I-
J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower Bound
Upper Bound
PRESTASI
Bonferroni
Visual Auditorial -,0252 ,09943 1,000 -,2652 ,2148
Kinestetik ,0010 ,12501 1,000 -,3008 ,3028
Auditorial Visual ,0252 ,09943 1,000 -,2148 ,2652
Kinestetik ,0262 ,13541 1,000 -,3007 ,3530
Kinestetik Visual -,0010 ,12501 1,000 -,3028 ,3008
Auditorial -,0262 ,13541 1,000 -,3530 ,3007
MOTIVASI
Bonferroni
Visual Auditorial 1,70 ,922 ,200 -,52 3,93
Kinestetik ,48 1,159 1,000 -2,31 3,28
Auditorial Visual -1,70 ,922 ,200 -3,93 ,52
Kinestetik -1,22 1,255 1,000 -4,25 1,81
Kinestetik Visual -,48 1,159 1,000 -3,28 2,31
Auditorial 1,22 1,255 1,000 -1,81 4,25
Page 114
97
Dependent Variable (I) PolaAsuh (J) PolaAsuh
Mean Difference (I-
J)
Std. Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower Bound
Upper Bound
PRESTASI
Bonferroni
Otoriter Demokrasi -,3735* ,12548 ,010 -,6764 -,0706
Permisif ,1502 ,18081 1,000 -,2863 ,5866
Demokrasi Otoriter ,3735* ,12548 ,010 ,0706 ,6764
Permisif ,5237* ,14843 ,002 ,1654 ,8820
Permisif Otoriter -,1502 ,18081 1,000 -,5866 ,2863
Demokrasi -,5237* ,14843 ,002 -,8820 -,1654
MOTIVASI
Bonferroni
Otoriter Demokrasi -,70 1,163 1,000 -3,51 2,10
Permisif 4,23* 1,676 ,037 ,18 8,28
Demokrasi Otoriter ,70 1,163 1,000 -2,10 3,51
Permisif 4,93* 1,376 ,001 1,61 8,26
Permisif Otoriter -4,23* 1,676 ,037 -8,28 -,18
Demokrasi -4,93* 1,376 ,001 -8,26 -1,61
Sumber: data diolah 2016
Pada variabel gaya belajar terhadap prestasi belajar diketahui nilai Sig.
sebesar 0,495 > 0,05 dan gaya belajar terhadap motivasi sebesar 0,130 > 0,05, hal
ini memperkuat hasil uji Multivariate sebelumnya yang berarti bahwa memang
tidak terdapat perbedaan atau pengaruh dari variabel prestasi dan motivasi belajar
yang diakibatkan perbedaan gaya belajar(Santoso dalam Ahmad dkk, 2013).Selain
itu, berdasarkan uji Multiple Comparisons terlihat bahwa berdasarkan prestasi
belajar, perbandingan antara gaya belajar visual dan auditorial memiliki nilai
signifikansi 0,965 > 0,05, sedangkan nilai signifikansi dalam perbandingan antara
gaya belajar visual dan kinestetik sebesar 1,000 > 0,05, serta antara gaya belajar
auditorial dan kinestetik bernilai signifikansi 0,980 > 0,05. Berdasarkan tingkat
motivasi belajar, perbandingan antara gaya belajar visual dan auditorial memiliki
nilai signifikansi 0,158 > 0,05, sedangkan nilai signifikansi dalam perbandingan
antara gaya belajar visual dan kinestetik sebesar 0,908 > 0,05, dan antara gaya
belajar auditorial dan kinestetik bernilai signifikansi 0,597 > 0,05. Ini artinya
setelah dibandingkan satu per satu memang tidak terdapat perbedaan prestasi
Page 115
98
belajar dan tingkat motivasi yang dimilki ketiga gaya belajar tersebut (Ghozali,
2013:92). Oleh karena itu, H1 yang menyatakan gaya belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Begitu pula H3 yang menyatakan gaya
belajar berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa ditolak.
Berdasarkan analisis Test of Between-Subjects Effects, pada variabel pola
asuh orang tua terhadap variabel dependen prestasi belajar diketahui nilai Sig.
sebesar 0,002 < 0,05, hal ini mengindikasikan terdapat perbedaan atau pengaruh
dari variabel prestasi belajar yang diakibatkan oleh perbedaan pola asuh orang
tua(Santoso dalam Ahmad dkk, 2013). Pada uji Multiple Comparisonsterlihat
bahwa berdasarkan prestasi belajar, perbandingan antara pola asuh otoriter dan
demokrasi memiliki nilai signifikansi 0,009 < 0,05 serta perbandingan antara pola
asuh demokrasi dan permisif bernilai Sig. 0,001 < 0,05 yang artinya terdapat
perbedaan perolehan prestasi belajar antara pola asuh otoriter dan demokrasi,
begitu juga antara pola asuh demokrasi dan permisif. Sedangkan antara pola asuh
otoriter dan permisif tidak terdapat perbedaan karena memiliki nilai Sig. 0,684 >
0,05 (Ghozali, 2013:92).
Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa berdasarkan prestasi belajarnya, tipe
pola asuh yang memiliki rerata prestasi yang paling tinggi yaitu pola asuh
demokrasi sebesar 2.55, diikuti oleh pola asuh otoriter sebesar 2.91, dan yang
terendah adalah pola asuh permisif yaitu sebesar 2.09. Berdasarkan analisis
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan bahwa pola asuh
orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa diterima.
Page 116
99
Berdasarkan analisis Test of Between-Subjects Effects, pada dependen
motivasi belajar, pola asuh orang tua memiliki nilai Sig. 0,009 < 0,05 yang berarti
terdapat perbedaan atau pengaruh dari variabel motivasi belajar yang diakibatkan
oleh perbedaan pola asuh orang tua siswa(Santoso dalam Ahmad dkk, 2013).
Menurut uji Multiple Comparisons, berdasarkan tingkat motivasi belajarnya,
perbandingan antara pola asuh otoriter dan permisif memiliki nilai signifikansi
0,033 < 0,05 serta perbandingan antara pola asuh demokrasi dan permisif bernilai
Sig. 0,001 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar yang
dimiliki antara pola asuh otoriter dan permisif, begitu juga antara pola asuh
demokrasi dan permisif. Sedangkan antara pola asuh otoriter dan demokrasi tidak
terdapat perbedaan karena memiliki nilai Sig. 0,817 > 0,05 (Ghozali, 2013:92).
Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat motivasi belajarnya,
tipe pola asuh yang memiliki rerata motivasi yang paling tinggi yaitu pola asuh
demokrasi dengan tingkat motivasi mencapai poin 49,02, selanjutnya pola asuh
otoriter dengan besaran 48,43 poin, dan yang terakhir pola asuh permisif dengan
poin 43,77. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa H4 yang
menyatakan pola asuh orang tua berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar
siswa diterima.
Tabel 4.21.
Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis Pernyataan Sig. Kesimpulan
H1
Gaya belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI
SMA se-Kecamatan Purbalingga.
0,495 Ditolak
H2 Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI 0,002 Diterima
Page 117
100
SMA se-Kecamatan Purbalingga.
H3
Gaya belajar berpengaruh terhadap
tingkat motivasi belajar siswa kelas XI
SMA se-Kecamatan Purbalingga.
0,130 Ditolak
H4
Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap
tingkat motivasi belajar siswa kelas XI
SMA se-Kecamatan Purbalingga.
0,009 Diterima
H5 Ada pengaruh antara motivasi belajar
terhadap prestasi belajar ekonomi 0,015 Diterima
Sumber: data diolah 2016
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Gaya belajar dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Seorang siswa yang akrab dengan gaya
belajarnya sendiri akan dapat mengambil langkah-langkah penting untuk
membantu dirinya belajar dengan lebih cepat, lebih mudah, lebih menyenangkan,
dan lebih efektif (Hamruni, 2009:65). Kelebihan tersebut yang akhirnya dapat
membantu siswa memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Uji Multavariate pada tabel 4.17 menunjukkan nilai Sig. Hotelling’s Trace
pada variabel gaya belajar adalah 0,166 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh antara variabel independen yaitu gaya belajar dengan kedua variabel
dependen yakni prestasi belajar dan motivasi belajar. Berdasarkan analisis Test of
Between-Subjects Effects diketahui bahwa nilai Sig. variabel gaya belajar terhadap
prestasi belajar sebesar 0,495 > 0,05 dan pada uji Multiple Comparisons terlihat
bahwa berdasarkan perolehan prestasi belajar, perbandingan antara gaya belajar
visual dan auditorial memiliki nilai signifikansi 0,965> 0,05, sedangkan nilai
Page 118
101
signifikansi pada perbandingan antara gaya belajar visual dan kinestetik sebesar
1,000 > 0,05, serta antara gaya belajar auditorial dan kinestetik bernilai
signifikansi 0,980 > 0,05. Hasil ini memperkuat indikasi tidak adanya perbedaan
atau pengaruh perolehan prestasi belajar diakibatkan perbedaan gaya belajar.
Berdasarkan uraian tersebut maka, H1 yang menyatakan bahwa gaya belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA se-
Kecamatan Purbalingga ditolak.
Meskipun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Vaishnav
(2013) dan Nzesei (2015) yang menemukan bahwa gaya belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, namun hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ariffin et al. (2014), Yari (2012), Gappi (2013), dan Prajapati et
al. (2011) yang membuktikan bahwa tidak ada pengaruh antara gaya belajar dan
prestasi belajar siswa. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan guru yang mengampu
pelajaran ekonomi telah mampu menerapkan strategi pembelajaran yang
bervariasi sehingga materi yang disampaikan dapat ditangkap oleh semua siswa
meskipun setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Alhasil karena materi
dapat terserap secara merata melalui modalitas masing-masing siswa, maka
prestasi belajar yang dicapai menjadi tidak jauh berbeda yang mengakibatkan
tidak adanya pengaruh atau perbedaan prestasi belajar dikarenakan perbedaan
gaya belajar yang dimiliki siswa.
4.2.2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Page 119
102
Pola asuh orang tua dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu
pola asuh otoriter (authoritarian), demokrasi (authoritative), dan permisif
(permissive). Teori menyatakan bahwa anak dari orang tua yang otoriter
cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak
lain, sedangkan pengasuhan demokrasi diasosiasikan dengan kesuksesan dalam
belajar, dan salah satu profil perilaku anak dengan orang tua permisif yaitu
prestasi yang rendah (Baumrind dalam Desmita, 2009;Yusuf, 2009).
Berdasarkan hasil analisis Test of Between-Subjects Effects dalam penelitian
ini menunjukkan signifikansi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar yakni
sebesar 0,002. Hasil tersebut > 0,05 yang berarti ada pengaruh perbedaan prestasi
belajar yang diakibatkan perbedaan pola asuh orang tua. Berdasarkan uji Multiple
Comparisonsterlihat bahwa berdasarkan prestasi belajar, perbandingan antara pola
asuh otoriter dan demokrasi memiliki nilai signifikansi 0,009 < 0,05 serta
perbandingan antara pola asuh demokrasi dan permisif bernilai Sig. 0,001 < 0,05
yang artinya terdapat perbedaan perolehan prestasi belajar antara pola asuh
otoriter dan demokrasi, begitu juga antara pola asuh demokrasi dan permisif.
Sedangkan antara pola asuh otoriter dan permisif tidak terdapat perbedaan karena
memiliki nilai Sig. 0,684 > 0,05. Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa berdasarkan
prestasi belajarnya, tipe pola asuh yang memiliki rerata prestasi yang paling tinggi
yaitu pola asuh demokrasi sebesar 2.55, diikuti oleh pola asuh otoriter sebesar
2.91, dan yang terendah adalah pola asuh permisif yaitu sebesar 2.09. Berdasarkan
hasil analisis tersebut maka, H2 pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi
belajar ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga diterima.
Page 120
103
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Turner et al. (2009) yangmenemukan
bahwa pola asuh demokrasi dapat meningkatkan prestasi akademik remaja. Siswa
yang dibesarkan dalam pola asuh demokrasi menunjukkan prestasi remaja yang
tinggi. Terry (2004) dalam penelitiannya menginvestigasi hubungan antara pola
asuh orang tua dengan perilaku nakal remaja. Salah satu faktor yang mengindikasi
perilaku nakal anak adalah prestasi akademik yang buruk.Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pola asuh otoriter mempunyai skor perilaku nakal anak yang
lebih tinggi dibandingkan pola asuh demokrasi. Sedangkan Stenberg dalam
Yasmin et al. (2014) menemukan adanya hubungan yang kuat antara pola asuh
permisif dengan prestasi belajar yang buruk.Kumar (2014) dalam penelitiannya
menunjukkan hasil rata-rata prestasi belajar remaja dengan pola asuh demokrasi
berada pada tingkatan paling tinggi, diikuti oleh pola asuh otoriter, dan pola asuh
permisif.
Hal ini membuktikan bahwa pola asuh demokrasi memang memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap perolehan prestasi anak yang baik jika
dibandingkan dengan pola suh otoriter dan permisif.Hal ini dikarenakan
karakteristik pola asuh demokrasi yang walaupun memperlihatkan pengawasan
ketat terhadap tingkah laku anak, namun juga bersikap responsif, hangat, dan
pengertian sehingga anak dapat mengoptimalkan potensinya tanpa merasa
tertekan. Sedangkan dalam pola asuh otoriter, gaya pengasuhan yang membatasi
dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua membuat anak
seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai sesuatu
kegiatan, dan memiliki kemampuan komunikasi yang rendah yang akhirnya
Page 121
104
berdampak pada perolehan prestasinya di sekolah. Pada pola asuh permisif yang
cenderung bersifat membiarkan dan memberikan kekuasaan penuh pada anak
malah membuat anak bersikap kurang percaya diri, memiliki pengendalian diri
yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah.Anak menjadi tidak mempunyai arah
hidup yang jelas. Akibatnya anak tidak tahu apapencapaian yang diinginkan
dalam hidupnya yang akhirnya membuat anak bersikap acuh terhadap prestasi
yang diperolehnya.
4.2.3. Hubungan Gaya Belajar dengan Motivasi Belajar
Gaya belajar adalah cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan
seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah. Gaya belajar setiap orang dipengaruhi
oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu
yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun.
Mengenali gaya belajar sendiri belum tentu membuat peserta didik menjadi lebih
pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, siswa akan dapat menentukan cara
belajar yang lebih efektif. Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena tahu
bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil
belajar peserta didik dapat optimal (Wulandari, 2011).
Uji multavariate pada tabel 4.17 menunjukkan nilai Sig. Hotelling’s Trace
pada variabel gaya belajar adalah 0,166 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh antara variabel independen yaitu gaya belajar dengan kedua variabel
dependen yakni prestasi belajar dan motivasi belajar. Berdasarkan analisis Test of
Page 122
105
Between-Subjects Effects diketahui bahwa nilai Sig. variabel gaya belajar terhadap
prestasi belajar sebesar 0,130 > 0,05 dan pada uji Multiple Comparisons terlihat
bahwa berdasarkan tingkat motivasi belajar, perbandingan antara gaya belajar
visual dan auditorial memiliki nilai signifikansi 0,158 > 0,05, sedangkan nilai
signifikansi dalam perbandingan antara gaya belajar visual dan kinestetik sebesar
0,908 > 0,05, serta perbandingan antara gaya belajar auditorial dan kinestetik
bernilai signifikansi 0,597 > 0,05. Hasil ini memperkuat indikasi tidak adanya
perbedaan atau pengaruh tingkat motivasi belajar diakibatkan perbedaan gaya
belajar. Berdasarkan uraian tersebut maka, H3 yang menyatakan bahwa gaya
belajar berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas XI SMA se-
Kecamatan Purbalingga ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Agmila (2015) dan
Tombotoh (2015) yang menyebutkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap
tingkat motivasi belajar siswa. Namun hasil serupa ditemukan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Tuan et al (2005), Mitchell (2009), dan Gee (1990) yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap motivasi siswa
berdasarkan gaya belajarnya.
Hal ini mungkin terjadi dikarenakan responden sendiri belum mengenali
gaya belajar yang dmilikinya, bahkan ada yang tidak mengerti apa itu gaya
belajar. Hal ini sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan saat penelitian
dilaksanakan. Sebelum membagikan angket, responden memang ditanyai terlebih
apakah responden mengetahui gaya belajar yang dimiliki dan hampir semuanya
menyatakan tidak mengetahuinya. Padahal dalam teori menyatakan bahwa siswa
Page 123
106
lebih termotivasi untuk belajar karena tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan
belajar secara maksimal. Jadi apabila siswa tidak mengenali gaya belajarnya maka
tidak muncul motivasi dalam diri siswa untuk dapat memanfaatkan kemampuan
belajar melalui gaya belajar yang dimilikinya.
4.2.4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar
Pola asuh orang tua yang berbeda jelas mempengaruhi pola perlakuan orang
tua dalam membimbing dan mendidik anak. Hurlock (2006) menyatakan bahwa
orang tua yang satu dan yang lain memberikan pola asuh yang berbeda dalam
membimbing dan mendidik anak-anaknya. Dari latar belakang keluarga yang
berbeda akan membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda dan
diprediksikan dari pola asuh orang tua yang berbeda itu mempengaruhi motivasi
siswa dalam belajar.
Hasil analisis Test of Between-Subjects Effects dalam penelitian ini
menunjukkan signifikansi pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar yakni
sebesar 0,009. Hasil tersebut > 0,05 yang berarti ada pengaruh perbedaan prestasi
belajar yang diakibatkan perbedaan pola asuh orang tua. Berdasarkan uji Multiple
Comparisons terlihat bahwa berdasarkan tingkat motivasi belajarnya,
perbandingan antara pola asuh otoriter dan permisif memiliki nilai signifikansi
0,033 < 0,05 serta perbandingan antara pola asuh demokrasi dan permisif bernilai
Sig. 0,001 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar yang
dimiliki antara pola asuh otoriter dan permisif, begitu juga antara pola asuh
demokrasi dan permisif. Sedangkan antara pola asuh otoriter dan demokrasi tidak
Page 124
107
terdapat perbedaan karena memiliki nilai Sig. 0,817 > 0,05. Pada tabel 4.19 dapat
dilihat bahwa berdasarkan pada motivasi belajar, tipe pola asuh yang memiliki
rata-rata motivasi yang paling tinggi yaitu pola asuh demokrasi dengan tingkat
motivasi mencapai poin 49,02, selanjutnya pola asuh otoriter dengan besaran
48,43 poin, dan yang terakhir pola asuh permisif dengan poin 43,77. H4 yang
menyatakan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Endarti (2014) yang
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa
dengan kecenderungan pola asuh orang tua adalah pola asuh demokratis, diikuti
oleh pola asuh otoriter, dan terakhir permisif. Mustolikh & Shalihati (2014) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya
perbedaan motivasi belajar antara pola asuh orang tua demokratis dengan otoriter
dimana kelompok responden dengan pola asuh demokratis memiliki rata-rata skor
motivasi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pola asuh otoriter. Ginsburg &
Bronstein dalam Kang & Moore (2011) menyebutkan bahwa anak dengan pola
asuh orang tua permisif berkemungkinan kecil untuk termotivasi secara intrinsik.
Secara logika, suatu motivasi akan lebih kuat jika asalnya berasal dari dalam
diri seseorang itu sendiri karena motivasi itu tumbuh dari kemauan diri untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Pola asuh demokrasi membentuk
motivasi intrinsik yang kuat dalam diri anak karena anak diberi pengertian dan
diberi kebebasan berpendapat untuk mengutarakan apa yang diinginkan. Berbeda
dengan pola asuh otoriter dimana anak tidak mempunyai hak untuk berpendapat.
Page 125
108
Anak dipaksa menuruti apa kehendak orang tuanya. Hal ini menyebabkan
motivasi yang dimiliki anak menjadi lemah sebab timbul hanya karena faktor
paksaan dari orang tuanya dan belum tentu sejalan dengan tujuan yang diinginkan
anak. Sedangkan pada pola asuh permisif,anak bahkan bisa saja malah tidak
mempunyai motivasi sama sekali sebab anak sendiri merasa masih bingung
tentang apa yang diinginkannya. Ini terjadi karena orang tua cenderung
membiarkan anak berbuat sesukanya dan tidak memberikan arahan maupun
bimbingan pada anak mengenai kehidupan yang dijalani maupun masa depan
yang ingin dicapai. Semua hal tersebut akhirnya ikut mempengaruhi berbedanya
motivasi yang dimiliki tiap anak dalam belajarnya jika didasarkan pada pola asuh
yang dimiliki orang tuanya.
4.2.5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan, dan memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai,
dalam hal ini adalah untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
Hasil uji statistik dengan IBM SPSS v 21 for windows pada variabel
motivasi belajar diperoleh thitung sebesar 2,457 dengan nilai signifikansi sebesar
0,015 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi < 0,05 ini berarti motivasi
belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar sehingga H5 yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi
belajar ekonomi siswa kelas XI SMA se-Kecamatan Purbalingga diterima.
Page 126
109
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lestari (2011) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa. Semakin tinggi motivasi belajar siswa dan semakin baik variasi
gaya mengajar guru akan diikuti pula dengan kenaikan prestasi belajar siswa.
Begitu juga dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Hamdu & Agustina
(2011) juga menginformasikan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa jika siswa memiliki motivasi
dalam belajar, maka prestasi belajarnya pun akan baik (tinggi). Sebaliknya jika
siswa memiliki kebiasaan yang buruk dalam belajar, maka prestasi belajarnya pun
akan buruk (rendah).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh banyak
pihak memang terbukti bahwa motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Hal ini disebabkan motivasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
hasil belajar, karena motivasi merupakan dasar sebagai penggerak siswa untuk
belajar. Tanpa adanya dorongan atau penggerak dalam diri siwa, maka proses
belajar tidak berjalan secara maksimal dan prestasi belajar yang diperoleh juga
kurang optimal. Adanya motivasi belajar dalam diri siswa mampu mendorong
siswa untuk melakukan hal yang lebih terkait dengan kegiatan belajarnya yang
akhirnya dapat berimbas pada perolehan prestasi belajar siswa yang baik pula.
Page 127
110
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gaya belajar, pola asuh orang tua,
moivasi, dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA se-Kecamatan
Purbalinggatahun ajaran 2015/2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
2. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
3. Gaya belajar tidak berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
4. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas
XI SMA se-Kecamatan Purbalingga.
5. Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Orang tua lebih baik mengarahkan pola asuhnya ke pola asuh demokrasi
dengan gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ketat terhadap
tingkah laku anak, tetapi juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati
Page 128
111
pemikiran anak, serta membimbing dengan penuh pengertian sehingga dalam
diri anak tumbuh semangat untuk belajar tanpa tekanan yang akhirnya dapat
menuntunnya pada kesuksesan dalam belajar.
2. Siswa harus meningkatkan kemandiriannya dalam belajar, menjadi pribadi
yang tidak hanya mengikuti arus namun mau untuk melakukan sesuatu yang
lebih guna menunjang belajarnya, dan meningkatkan kepercayaan dirinya agar
timbul motivasi belajar yang lebih besar dalam diri siswa sehingga prestasi
belajar yang diraih juga semakin baik.
3. Penelitian ini hanya menggunakan nilai UTS (Ujian Tengah Semester) untuk
menggambarkan prestasi belajar yang diperoleh siswa, oleh karena itu
penelitian selanjutnya dapat menggunakan parameter prestasi belajar yang lain
untuk lebih meyakinkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, contohnya
nilai UAS (Ujian Akhir Semester), nilai rapor, ataupun dengan menggunakan
suatu tes yang disusun sendiri oleh peneliti.
Page 129
112
DAFTAR PUSTAKA
_______, 2015. Peringkat Rata-rata Nilai Ujian Nasional SMA/MA Tahun
Pelajaran 2014/2015 Provinsi Jawa Tengah. (Online). Diakses pada
diknas.purbalinggakab.go.id (7 Februari 2016).
Agmila, Happy Ayu. 2015. “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta Didik MIN Jati Pandansari Ngunut Tulungagung Dalam
Belajar Matematika”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulungagung. (Online) repo.iain-tulungagung.ac.id (16 Februari 2016).
Agustiawati, Isni. 2014. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi”. Skripsi. Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. (Online) repository.upi.edu (17
Februari 2016).
Ahmad, dkk. 2013. “Analisis Pengaruh Enterpreneurship Education Terhadap
Perilaku Enterpreneur Mahasiswa”. Dalam Jurnal GEMA AKTUALITA,
Vol. 2, No. 1, Juni 2013. Surabaya: Universitas Pelita Harapan.
Alsheikh, Negmeldin et. al. 2010. “Parenting Style, Self-Esteem and Student
Performance in the United Arab Emirates”. Dalam Current Issues in
Education, Vol. 13, No. 1. USA: Arizona State University.
Anoraga, Pandji. 2014. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariffin, Izyana et. al. 2014. “Learning Style and Course Performance: an
Empirical Study of Uniten IT Student”. Dalam International Journal of
Asian Social Science, 4(2):208-216. Malaysia: University Tenaga
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azizah, Ninik. 2012. “Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga Terhadap Prestasi
Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK Unipdu Jombang)”. Dalam
Journal Eduhealth, Vol. 2, No. 2. Jombang: Universitas Pesantren Tinggi
Darul „Ulum.
Page 130
113
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan. (Online). Diakses pada
http://bsnp-indonesia.org/?page_id=245 (8 Februari 2016).
Bahrudin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003. Jakarta: Sinar Grafika.
DePorter, Bobbi. 2010. Quantum Teaching. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung:
Mizan Pustaka.
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2012. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Diana, Evi. 2013. “Pengaruh Motivasi Belajar, Peranan Kompetensi Profesional
Guru, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi
Dasar Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Siswa Kelas X SMA Negeri
1 Sugihwaras Bojonegoro”. Dalam Economic Educational Analysis
Journal, Vol. 2, No.1. Hal 39-45. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Diminarni, Puspitasari. 2010. “Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar, dan
Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif”. Dalam Jurnal
Strategi Akuntansi, Volume 3, Nomor 2. Surabaya: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Endarti, Aniek. 2014. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 2 Playen Gunung Kidul
Yogyakarta”. DalamJurnal Pendidikan Islam (JPI), Vol 1, No. 2.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Fatma, Firdaus Zulia. 2009. “Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas SMA”. DalamJurnal Pendidikan
Ekonomi, Vol. 4, No. 1, 2011. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Page 131
114
Febrianita, Riany. 2013. “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”. Skripsi. Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis UPI. (Online) repository.upi.edu (16 Februari 2016).
Garliah, Lili dan Fatma Kartika S.N. 2011. “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam
Motivasi Berprestasi”. DalamPsikologia, Volume 1, No. 1, Juni 2011.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Gee, Donna Beth. 1990. “The Effect of Preffered Learning style Variables on
Student Motivation, Academic Achievement, and Course Completion
Rates in Distance Education”.Disertasi. Graduate Faculty of Texas Tech
University. (Online) (31 Juli 2016).
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, D. Singgih. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak
sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa , D. Singgih. 2009. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga.
Jakarta: Gunung Mulia
Handoko, Martin. 2008. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. 2011. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap
Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya)”. DalamJurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, No.1. April
2011. Tasikmalaya: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamruni, H. 2009. Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock, Elizabeth B. 2006. Perkembangan Anak Jilid 2. TerjemahanMeitasari
Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
Inayah, Ridaul dkk. 2012. “Pengaruh Fasilitas Belajar dan Gaya Belajar Terhadap
Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Lasem”. DalamJurnal Pendidikan Insan Mansisri, Vol. 3, No. 1.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Page 132
115
Kang, Yanrong & Joyce Moore. 2011. “Parenting Style and Adolescents‟ School
Performance in Mainland China”. DalamUS-China Education Review B 1
(2011), pp. 133-138. USA: Wittenberg University.
Krisbandi, Bandi. 2014. Perangkat Ajar Ekonomi Kurikulum 2013 (download).
(Online). Diakses pada http://krisbandi.blogspot.ae/2014/09/silabus-dan-
rpp-ekonomi-sma-kurikulum-html?m=1 (12 Februari 2016).
Kumar, Sunil. 2014. “Effect of on Parenting Styles on Academic Achievement
and Adjusment Problem of Teenage”. DalamInternational Journal of
Engineering, Business and Enterprise Applications, Volume 7(1),
December 2013-February 2-14, pp. 120-129. India.
Lestari, Novi Puji. 2013. “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Gaya Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Sooko
Mojokerto”. DalamJurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK), Vol. 1, No. 1,
2013. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Martin, Hector, Timothy Lewis, & Kisa Edwards. 2011. “Leadership, Learning
Styles and Academic Performance of Undergraduate Engineering Students
in Trinidad”. DalamWEE2011, September 2011. Portugal: University of
the West Indies.
Mitchell, Christina. 2009. “Effect of Preferred Learning Styles on Motivation and
Achievement in Kindergarten Students”.Disertasi. Walden University.
(Online) (31 Juli 2016).
Mulyana, Arina. 2014. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). (Online).
Diakses pada http://publik22.blogspot.ae/2014/09/download-
permendikbud-no-59-tahun-2014.html?m=1 (10 Februari 2016).
Mustolikh, dan Sakinah Fathrummadi Shalihati. 2014. “Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Semester IV Pendidikan
Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto”. DalamGeoedukasi,
Volume II Nomor 2. Purwokweto: Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Nashar. 2014. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Page 133
116
Nel, Maria Elizabeth. 2013. “The Affect of Parenting Style on Academic
Achievement in Early Years Education”. DalamThe School Community
Journal, Vol. 2, No.2. Hong Kong: University of Hong Kong.
Ningrum, Prajanti Kusuma. 2013. “Hubungan Antara Minat Menjadi Guru dan
Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar”. DalamJUPE (Jurnal
Pendidikan Ekonomi), Vol. 2, No. 1, 2013. Surakarta: Universitas Negeri
Surakarta.
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurhidayah. 2012. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan”.
DalamJurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), Vol. 1, No. 1.
Agustus 2014. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Nzesei, Mutua Meshack. 2015. “A Correlation Study Between Learning Styles
And Academic Achievement Among Secondary School Students In
Kenya”. DalamJournal of Statistics Education, 10(2). Kenya: University
of Nairobi.
Partin, Ronald L. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas Edisi ke-2 Jilid I.
Terjemahan Ursula Gyani. Jakarta: Indeks.
Prajapati, B., M. Dunne, H. Bartlett and R. Cubbidge, 2011. “The Influence of
Learning Styles, Enrolment Status And Gender on Academic Performance
of Optometry Undergraduates”. DalamOphthalmic and Physiological
Optics, 31(1). USA: Carrol University.
Prasetya, Fajar Dwi. 2012. “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mata Diklat Listrik Otomotif Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Bodi
Otomotif SMKN 2 Depok Sleman”.Skripsi. Fakultas Teknik UNY.
(Online) eprints.uny.ac.id (10 Februari 2016).
Prayitno, Elida. 2009. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rifa‟i RC, Achmad & Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Samples, Bob. 2002. Revolusi Belajar untuk Anak: Panduan Belajar Sambil
Bermain untuk Membuka Pikiran Anak-anak Anda. Terjemahan Rahmani
Astuti. Bandung: Kaifa.
Page 134
117
Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Terjemahan Diana Angelica.
Jakarta: Salemba Humanika.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Balai Pustaka.
Schunk, Dale H. 2012. Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan.
Terjemahan Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seth, Monika, & Kala Ghormode. 2013. “The Impact of Authoritative Parenting
Style on Educational Performance of Learners at High School Level”.
DalamInternational Research Journal of Sosial Sciences, Vol. 2(10), 1-6,
October 2013. India: Sri Ramdeobaba College of Engineering and
Management.
Shih, Ching-Chun & Julia Gamon. 2009. “Relationship Among Student Attitude,
Motivation, Learning Styles, Learning Strategies, Pattern of Learning and
Achievment: a Formative evaluation of Distance Education via Web-based
Courses”. DalamJournal of Agricultural Education, Volume 42, Issues 4.
USA: Iowa State University.
Silbermen, Melvin L. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Terjemahan Rasiul Muttaqien. Bandung: Nusamedia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Yogyakarta:
Javalitera.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2009. PenilaianHasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugihartono. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharyadi & Purwanto S.K. 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan
Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Page 135
118
Suparman, S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta:
Pinus Book Publisher.
Suryabrata, S. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tambotoh, Kristien Helly. 2010. “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT
Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau Dari
Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa”. DalamJurnal
Pendidikan Insan Mansisri, Vol. 1, No. 2. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Terry, Danielle J. 2004. “Investigating the Relationship between Parenring Styles
and Delinquent Behavior”. DalamMcNair Scholars Journal Volume 8.
Issues 1. Article 11. Grand Valley State University.
Thoha, Chabib. 2006. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Trihendradi, C. 2013. Step By Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tuan et. al. 2005. “Investigating The Effectiveness of Inquiry Instruction on The
Motivation of Different Learning Styles Student”. DalamInternational
Journal of Science and Mathematics Education3: 541-566. Taiwan:
National Changhua Normal University.
Turner et. al. 2009. “The Influence of Parenting Styles, Achievement Motivation,
and Self-Efficacy on Academic Performance in College Students”.
DalamJournal of College Student Development, Volume 50, Number 3,
May/June 2009. USA: The Johns Hopkins University Press.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Vaishnav, Rajshree S. 2013. “Learning Style and Academic Achievement of
Secondary School Students”. DalamVoice of Research, Vol. 1, Issue 4,
March 2013. India: Chirayu K. C Bajaj College of Education.
Wahyudin, Agus. 2015. Metode Penelitian Bisnis & Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Page 136
119
Widayanti, Febi Dwi. 2013. “Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam
Kegiatan Pembelajaran di Kelas”. DalamERUDIO, Vol. 2, No. 1,
Desember 2013. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang.
Wulandari, Retno. 2011. “Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Semester Iv Program Study D IV Kebidanan Universitas
Sebelas Maret”. DalamJurnal Remadaska, Vol 2, No.1. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Yari, T., 2012. “Exploring the Relationship Between Various Learning
Preferences and Final Results Achieved by Iranian EFL learners: A case
study”. DalamAdvances in Asian Social Science, 2(3).Iran: University of
Isfahan.
Yasmin, Samina et al. 2014. “Parenting Styles as a Predictor of Academic
Achievement of Students”. DalamInternational Journal of Technical
Research and Applications, Volume 2, Issue 6, Nov-Dec 2014. India: Arid
Agriculture University.
Yusuf LN, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali
Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.
Page 138
121
LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
No. Variabel Indikator No.Soal Jumlah
1. Gaya
Belajar
Gaya Belajar Visual:
1. Belajar dengan cara visual
2. Mengerti baik mengenai posisi, bentuk,
angka, dan warna
3. Rapi dan teratur
4. Tidak terganggu dengan keributan
5. Sulit menerima intruksi verbal
5,6,8
4,11
1,3
2,9,10
7,12
12 soal
Gaya Belajar Auditorial:
1. Belajar dengan cara mendengar
2. Baik dalam aktivitas lisan
3. Memiliki kepekaan terhadap musik
4. Mudah terganggu dengan keributan
5. Lemah dalam aktivitas visual
1,3,4
8,11,12
5,9
2,7
6,10
12 soal
Gaya Belajar Kinestetik:
1. Belajar dengan aktivitas fisik
2. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
3. Berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak
4. Suka coba-coba dan kurang rapi
5. Lemah dalam aktivitas verbal
5,6,7
2,8
4,9,12
10,11
1,3
12 soal
2. Pola Asuh
Orang Tua
Pola Asuh Otoriter:
1. Orang tua menerapkan peraturan yang
ketat
2. Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk mengemukakan pendapat
3. Segala peraturan yang dibuat orang tua
harus ditaati anak
4. Berorientasi pada hukuman (fisik
maupun verbal)
5. Orang tua jarang memberikan hadiah
atau pujian
1,8
2,3
4,5
6,7
9,10
10 soal
Pola Asuh Demokrasi:
1. Memberikan kebebasan kepada anak
tanpa ada batasan dan aturan dari orang
tua
2. Anak tidak mendapatkan hadiah atau
pujian meski berperilaku sosial baik
3. Anak tidak mendapat hukuman meski
melanggar aturan
4. Orang tua kurang kontrol terhadap
perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
5. Orang tua hanya berperan sebagai
4,8
2,5
9,10
3,7
1,6
10 soal
Page 139
122
pemberi fasilitas
Pola Asuh Permisif:
1. Memberikan kebebasan kepada anak
tanpa ada batasan dan aturan dari orang
tua
2. Anak tidak mendapatkan hadiah atau
pujian meski berperilaku sosial baik
3. Anak tidak mendapat hukuman meski
melanggar aturan
4. Orang tua kurang kontrol terhadap
perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
5. Orang tua hanya berperan sebagai
pemberi fasilitas
2,3
8,9
5,7
4,10
1,6
10 soal
3. Motivasi
Belajar
1. Tekun, ulet dalam mengerjakan tugas,
dan senang memecahkan masalah/soal-
soal
2. Senang bekerja mandiri
3. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
4. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang
diyakini
1,2,3,4,5,6
7,8,9
10,11,12,13,14
15,16.17
17 soal
Page 140
123
LAMPIRAN 2
Kepada
Siswa Siswi Kelas XI IPS/IS se-Kecamatan Purbalingga
di Purbalingga
Dengan hormat,
Bahwa saat ini saya sedang menyusun skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Se-Kecamatan Purbalingga Tahun
Ajaran 2015/2016 dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening”.
Skripsi ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di
Universitas Negeri Semarang.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon bantuan Saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan dan dapat meluangkan
waktu mengisi angket atau kuesioner penelitian yang terlampir. Kuesioner ini
bukan merupakan alat tes yang mengukur benar atau salah dan tidak akan
berpengaruh apapun terhadap kondisi Saudara. Maka dari itu, sungguh diharapkan
Saudara dapat menjawabnya dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan keadaan
Saudara.
Atas perhatian dan kesediaan Saudara meluangkan waktu untuk mengisi
angket atau kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Semarang, April 2016
Peneliti
Catur Tias Pamungkas
NIM. 7101412057
Page 141
124
INSTRUMEN PENELITIAN
“ANALISIS PENGARUH GAYA BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG
TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI
SMA SE-KECAMATAN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin (P/L) :
No. Absen :
Kelas :
Pekerjaan Orang :
II. PETUNJUK PENGISISAN
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah tiap-tiap pertanyaan/pernyataan secara teliti sebelum anda
menjawab.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar dengan memberi
tanda cek list ( √ ) pada jawaban yang anda pilih.
4. Jika anda ingin membenarkan jawaban, maka berilah tanda ( = ) pada
jawaban yang dianggap salah. Contoh: ( √ )
5. Jawablah dengan keadaan anda sebenarnya. Jawaban yang anda berikan
tidak berpengaruh terhadap nilai anda. Kerahasiaan jawaban dan identitas
anda terjamin.
III. KETERANGAN
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
Page 142
125
IV. DAFTAR PERTANYAAN/PERNYATAAN
A. Angket Gaya Belajar
1. Gaya Belajar Visual
No Daftar Pertanyaan Sering Kadang-
kadang Jarang
1. Apakah Anda rapi dan teratur?
2. Apakah Anda berbicara dengan cepat?
3. Apakah Anda perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik?
4. Apakah Anda pengeja yang baik dan
dapatkah Anda melihat kata-kata dalam
pikiran Anda?
5. Apakah Anda lebih ingat apa yang dilihat
daripada yang didengar?
6. Apakah Anda menghafal dengan asosiasi
visual/melihat?
7. Apakah Anda sulit mengingat perintah
lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah
Anda sering meminta orang mengulang
ucapannya?
8. Apakah Anda lebih suka membaca
daripada dibacakan?
9. Apakah Anda suka mencoret-
coret/membuat catatan kecil selama
proses pembelajaran berlangsung?
10. Apakah Anda lebih suka melakukan
demonstasi daripada berpidato?
11. Apakah Anda lebih menyukai seni rupa
daripada musik?
12. Apakah Anda tahu apa yang harus
dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang
tepat?
Subtotal ..…(x2) ...….(x1) .….(x0)
Total ……. + ……... + ………
=……………………………
2. Gaya Belajar Auditorial
No Daftar Pertanyaan Sering Kadang-
kadang Jarang
1. Apakah Anda berbicara kepada diri
sendiri saat belajar?
2. Apakah Anda mudah terganggu oleh
keributan?
3. Apakah Anda menggerakkan
Page 143
126
bibir/melafalkan kata saat membaca?
4. Apakah Anda suka membaca keras-keras
dan mendengarkan?
5. Dapatkah Anda mengulang dan
menirukan nada, perubahan, dan warna
suara?
6. Apakah Anda merasa menulis itu sulit,
tetapi pandai bercerita?
7. Apakah Anda berbicara dengan pola
berirama?
8. Apakah menurut Anda, Anda adalah
pembicara yang fasih?
9. Apakah Anda lebih menyukai musik
daripada seni rupa?
10. Apakah Anda belajar melalui mendengar
dan mengingat apa yang didskusikan
daripada yang dilihat?
11. Apakah Anda banyak bicara, suka
berdiskusi, dan menjelaskan panjang
lebar?
12. Apakah Anda lebih banyak mengeja
keras-keras daripada menulisnya?
Subtotal ..…(x2) ...….(x1) .….(x0)
Total ……. + ……... + ………
=……………………………
3. Gaya Belajar Kinestetik
No Daftar Pertanyaan Sering Kadang-
kadang Jarang
1. Apakah Anda berbicara dengan lambat?
2. Apakah Anda menyentuh orang untuk
mrndapatkan perhatiannya?
3. Apakah Anda berdiri dekat-dekat saat
berbicara dengan seseorang?
4. Apakah Anda berorientasi pada fisik dan
banyak bergerak?
5. Apakah Anda belajar melalui manipulasi
dan praktik?
6. Apakah Anda menghafal dengan berjalan
dan melihat?
7. Apakah Anda menggunakan jari untuk
menunjuk saat membaca?
8. Apakah Anda banyak menggunakan
isyarat tubuh?
9. Apakah Anda tidak bisa duduk tenang
Page 144
127
untuk waktu yang lama?
10. Apakah Anda membuat keputusan
berdasarkan perasaan?
11. Apakah Anda mengetuk-ngetuk pena,
jari, atau kaki saat mendengarkan?
12. Apakah Anda meluangkan waktu untuk
berolahraga dan berkegiatan fisik
lainnya?
Subtotal ..…(x2) ...….(x1) .….(x0)
Total ……. + ……... + ………
=……………………………
B. Angket Pola Asuh Orang Tua
1. Pola Asuh Otoriter
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Menurut orang tua saya, saya harus setuju dengan
pendapatnya, karena hal tersebut demi kebaikan saya
sendiri.
2. Setiap kali orang tua saya menyuruh saya melakukan
sesuatu, mereka mengharapkan saya melakukannya
sesegera mungkin tanpa bertanya.
3. Orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk bertanya
pada setiap keputusan yang mereka buat.
4. Orang tua saya merasa bahwa paksaan harus lebih
digunakan agar anak-anak bersikap sesuai dengan apa
yang orang tua inginkan.
5. Orang tua saya menganggap bahwa orang tua yang
bijaksana harus mengajari anak-anaknya sejak kecil
tentang siapakah pemimpin dalam keluarga.
6. Orang tua saya akan sangat marah jika saya mencoba
untuk tidak setuju dengan mereka.
7. Orang tua saya memberitahu perilaku apa yang mereka
harapkan dari saya, dan jika saya tidak memenuhi
harapannya, mereka akan menghukum saya.
8. Orang tua saya bersikap memaksa dan ketat dalam
membuat kesepakatan dengan anak-anaknya ketika
tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
9. Orang tua saya sering mengatakan apa tepatnya yang
mereka inginkan dari saya dan bagaimana mereka
mengharapkan agar saya dapat mewujudkan keinginan
tersebut.
10. Orang tua saya bersikeras bahwa saya harus sesuai
dengan harapan-harapan mereka.
Subtotal ...(x1) …(x0)
Total =……………
Page 145
128
2. Pola Asuh Demokrasi
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Ketika ada suatu kebijakan yang diterapkan dalam
keluarga, orang tua saya mendiskusikan alasan dibalik
kebijakan itu dengan anak-anak dalam keluarga.
2. Orang tua saya selalu mendukung adanya pendapat
kapanpun saya merasa bahwa peraturan dan pembatasan
dalam keluarga tidak masuk akal.
3. Orang tua saya mengarahkan kegiatan dan keputusan
anak-anak dalam keluarga melalui pemahaman dan
disiplin.
4. Saya mengetahui apa yang orang tua saya harapkan dari
saya, tetapi ketika saya merasa bahwa harapan tersebut
tidak masuk akal, saya bebas untuk mendiskusikan
harapan-harapan itu dengan orang tua saya.
5. Orang tua saya sangat ketat memberi saya arahan dan
bimbingan dalam berperilaku sehingga jika saya
memang berperilaku salah maka saya akan mendapatkan
hukuman.
6. Orang tua saya mempertimbangkan pendapat dari anak-
anaknya ketika membuat keputusan keluarga, tetapi
mereka tidak akan memutuskan sesuatu hanya karena
anak-anak menginginkannya.
7. Orang tua saya memiliki aturan yang jelas tentang
perilaku anak-anaknya di rumah, tetapi mereka bersedia
untuk menyesuaikan aturan tersebut sesuai dengan
kebutuhan masing-masing anak dalam keluarga.
8. Orang tua saya memberikan arahan untuk perilaku dan
kegiatan saya dan mereka mengharapkan saya untuk
mengikutinya, tetapi mereka selalu bersedia
mendengarkan keinginan saya dan mendiskusikan
arahan itu dengan saya.
9. Orang tua saya memberikan arahan yang jelas untuk
perilaku dan kegiatan saya, tetapi mereka juga
memahami ketika saya tdak setuju dengan mereka.
10. Jika orang tua saya membuat suatu keputusan di dalam
keluarga yang menyakiti saya, mereka bersedia untuk
membicarakan keputusan itu dengan saya dan mengakui
jika mereka melakukan kesalahan.
Subtotal ...(x1) ...(x0)
Total =………........
Page 146
129
3. Pola Asuh Permisif
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Orang tua saya merasa bahwa dalam rumah tangga yang
berjalan dengan baik, anak-anak harus mempunyai
aturannya sendiri dalam keluarga sesering yang orang
tua lakukan.
2. Orang tua saya membebaskan saya untuk berpikir dan
berbuat sesuai dengan apa yang ingin saya lakukan,
bahkan jika hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang
mereka inginkan.
3. Orang tua saya tidak memaksa saya untuk mematuhi
kebiasaan dan peraturan dalam berperilaku.
4. Orang tua saya jarang member saya arahan dan
bimbingan untuk perilaku saya.
5. Orang tua saya selalu mengikuti apa yang anak-anak
inginkan ketika membuat keputusan keluarga.
6. Orang tua saya merasa bahwa tidak seharusnya orang
tua membatasi kegiatan, keputusan, dna keinginan anak-
anak mereka.
7. Orang tua saya memperbolehkan saya untuk
memutuskan suatu hal sendiri tanpa banyak arahan
darinya.
8. Orang tua saya jarang memberikan contoh kepada saya
tentang cara berperilaku yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Orang tua saya memperbolehkan saya untuk membentuk
pandangan saya sendiri dalam masalah keluarga dan
biasanya mengijinkan saya untuk memutuskan apa yang
akan saya lakukan untuk diri saya sendiri.
10. Orang tua saya tidak mengarahkan perilaku, aktivitas,
dan keinginan anak-anaknya di dalam keluarga.
Subtotal ...(x1) ...(x0)
Total =…………
C. Motivasi Belajar
No. Daftar Pernyataan SL SR KK JR TP
Tekun, ulet dalam mengerjakan tugas, dan senang memecahkan
masalah/soal-soal.
1. Saya mengulang kembali materi yang sudah
diberikan oleh guru.
2. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dengan baik meskipun itu sulit.
3. Saya mencari sumber referensi lain untuk
Page 147
130
menyelesaikan tugas mata pelajaran
ekonomi.
4. Saya mengumpulkan tugas yang diberikan
guru dengan tepat waktu.
5. Saya merasa tertantang mengerjakan tugas
ekonomi dari guru.
6. Saya mengerjakan latihan soal-soal ekonomi
untuk menghadapi ulangan ekonomi.
Senang bekerja mandiri.
7.
8. Saya mengerjakan tugas dari guru tanpa
bantuan teman.
9. Saya lebih puas mengerjakan ulangan
dengan kemampuan saya sendiri.
Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
10. Saya pergi ke toko buku minimal satu kali
dalam seminggu.
11. Saya senang jika tugas yang diberikan guru
bervariasi.
12. Saya pergi ke perpustakaan dua kali dalam
seminggu pada saat jam istirahat.
13. Saya mengikuti bimbingan belajar sebanyak
dua kali dalam seminggu.
14. Saya merasa senang ketika guru
menjelaskan/menerangkan materi melebihi
jam yang telah ditentukan.
Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini.
15. Saya terpengaruh oleh jawaban teman ketika
mengerjakan tugas.
16. Saya mengganti jawaban tugas yang
diberikan oleh guru ketika jawaban saya
berbeda dengan teman.
17. Saya ragu dengan jawaban yang saya
berikan ketika guru memberikan pertanyaan.
Page 148
132
LAMPIRAN 3
TABULASI DATA HASIL UJI COBA
VARIABEL DISIPLIN BELAJAR
NO KODE
RESPONDEN
MOTIVASI BELAJAR
TOTAL
Tekun, ulet dalam mengerjakan
tugas, dan senang memecahkan
masalah/soal-soal
Senang
bekerja
mandiri
Cepat bosan dengan
tugas-tugas rutin
Tidak mudah
melepaskan hal-
hal yang
diyakini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 R001 4 4 3 4 5 4 3 4 2 1 3 4 3 3 3 4 4 58
2 R002 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 1 2 4 2 2 53
3 R003 4 4 5 5 4 5 5 3 4 1 4 5 1 3 5 3 4 65
4 R004 4 4 4 5 5 5 5 3 3 2 4 4 2 5 3 5 3 66
5 R005 4 4 5 5 3 5 5 3 5 1 4 5 1 3 3 4 4 64
6 R006 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 3 4 4 3 57
7 R007 3 4 4 5 5 5 5 3 3 2 3 4 2 5 4 5 3 65
8 R008 3 3 3 5 4 4 5 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 56
9 R009 2 4 3 5 5 4 5 4 4 1 2 3 1 2 4 3 4 56
10 R010 3 4 5 4 5 4 4 2 3 1 3 5 2 3 4 3 3 58
11 R011 3 4 5 4 5 4 4 2 3 1 3 5 2 3 4 3 3 58
12 R012 5 5 4 4 3 5 4 4 5 2 5 4 2 3 5 4 5 69
13 R013 3 4 4 4 2 2 4 3 2 1 3 4 1 2 4 4 2 49
14 R014 3 4 5 5 3 3 5 3 2 1 3 5 2 3 4 3 2 56
15 R015 3 3 4 4 5 4 4 3 3 2 3 4 1 2 3 4 3 55
Page 149
133
16 R016 3 4 3 4 4 4 4 3 5 1 3 3 1 1 4 4 5 56
17 R017 4 3 4 5 3 2 5 2 3 1 4 4 1 2 3 3 3 52
18 R018 1 2 2 5 3 3 5 3 3 1 3 2 1 3 2 2 3 44
19 R019 5 4 4 4 3 5 4 3 3 2 5 4 2 3 4 3 3 61
20 R020 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 54
21 R021 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 35
22 R022 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 2 2 4 4 3 51
23 R023 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 53
24 R024 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 1 3 4 3 3 50
25 R025 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 1 2 3 4 3 46
26 R026 3 4 4 3 3 5 3 3 3 2 3 4 1 3 4 3 3 54
27 R027 5 3 3 4 2 4 3 3 4 2 5 3 2 3 5 4 3 58
28 R028 3 4 3 4 4 4 3 3 3 1 3 3 1 1 5 4 5 54
29 R029 3 5 5 5 3 3 4 3 4 5 4 5 3 3 4 5 5 69
30 R030 3 2 4 3 3 4 4 2 2 1 3 4 2 3 3 4 3 50
Page 150
134
LAMPIRAN 4
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
MOTIVASI BELAJAR
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 TOTAL
P1
Pearson Correlation 1 ,300 ,290 ,020 -,172 ,384* -,114 ,154 ,302 ,141 ,811** ,323 ,203 ,142 ,411* ,193 ,123 ,493**
Sig. (2-tailed) ,108 ,120 ,917 ,364 ,036 ,549 ,416 ,105 ,458 ,000 ,082 ,281 ,453 ,024 ,308 ,516 ,006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2
Pearson Correlation ,300 1 ,536** ,314 ,280 ,343 ,165 ,408* ,391* ,251 ,252 ,559** ,107 ,110 ,670** ,360 ,526** ,738**
Sig. (2-tailed) ,108 ,002 ,091 ,134 ,063 ,384 ,025 ,033 ,180 ,179 ,001 ,573 ,564 ,000 ,050 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3
Pearson Correlation ,290 ,536** 1 ,464** ,189 ,377* ,475** -,018 ,205 ,141 ,255 ,982** ,038 ,278 ,406* ,113 ,100 ,689**
Sig. (2-tailed) ,120 ,002 ,010 ,318 ,040 ,008 ,926 ,277 ,456 ,175 ,000 ,842 ,136 ,026 ,553 ,599 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4
Pearson Correlation ,020 ,314 ,464** 1 ,246 ,243 ,870** ,276 ,325 ,054 ,195 ,465** ,046 ,254 ,138 ,097 ,262 ,607**
Sig. (2-tailed) ,917 ,091 ,010 ,190 ,195 ,000 ,141 ,080 ,776 ,301 ,010 ,811 ,176 ,466 ,609 ,161 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5
Pearson Correlation -,172 ,280 ,189 ,246 1 ,407* ,221 ,214 ,042 -,190 -,388* ,241 ,072 ,227 ,075 ,140 ,193 ,342
Sig. (2-tailed) ,364 ,134 ,318 ,190 ,026 ,241 ,255 ,824 ,314 ,034 ,199 ,707 ,228 ,695 ,460 ,306 ,064
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6
Pearson Correlation ,384* ,343 ,377* ,243 ,407* 1 ,247 ,358 ,446* ,061 ,301 ,387* ,066 ,456* ,345 ,196 ,363* ,689**
Sig. (2-tailed) ,036 ,063 ,040 ,195 ,026 ,189 ,052 ,013 ,747 ,106 ,035 ,729 ,011 ,062 ,299 ,049 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7
Pearson Correlation -,114 ,165 ,475** ,870** ,221 ,247 1 ,060 ,206 -,100 ,093 ,440* -,044 ,333 -,033 ,062 ,116 ,476**
Sig. (2-tailed) ,549 ,384 ,008 ,000 ,241 ,189 ,752 ,274 ,598 ,625 ,015 ,819 ,072 ,863 ,745 ,542 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8
Pearson Correlation ,154 ,408* -,018 ,276 ,214 ,358 ,060 1 ,344 ,032 ,026 ,044 -,031 ,048 ,326 ,044 ,276 ,378*
Sig. (2-tailed) ,416 ,025 ,926 ,141 ,255 ,052 ,752 ,062 ,867 ,890 ,819 ,872 ,802 ,079 ,819 ,141 ,040
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Page 151
135
P9
Pearson Correlation ,302 ,391* ,205 ,325 ,042 ,446* ,206 ,344 1 ,159 ,401* ,155 -,231 -,118 ,406* ,074 ,628** ,533**
Sig. (2-tailed) ,105 ,033 ,277 ,080 ,824 ,013 ,274 ,062 ,401 ,028 ,413 ,219 ,535 ,026 ,697 ,000 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P10
Pearson Correlation ,141 ,251 ,141 ,054 -,190 ,061 -,100 ,032 ,159 1 ,375* ,122 ,449* ,294 ,035 ,415* ,255 ,375*
Sig. (2-tailed) ,458 ,180 ,456 ,776 ,314 ,747 ,598 ,867 ,401 ,041 ,521 ,013 ,115 ,854 ,022 ,173 ,041
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11
Pearson Correlation ,811** ,252 ,255 ,195 -
,388*
,301 ,093 ,026 ,401* ,375* 1 ,240 ,193 ,234 ,322 ,189 ,242 ,516**
Sig. (2-tailed) ,000 ,179 ,175 ,301 ,034 ,106 ,625 ,890 ,028 ,041 ,202 ,306 ,213 ,082 ,317 ,198 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P12
Pearson Correlation ,323 ,559** ,982** ,465** ,241 ,387* ,440* ,044 ,155 ,122 ,240 1 ,113 ,290 ,379* ,133 ,132 ,706**
Sig. (2-tailed) ,082 ,001 ,000 ,010 ,199 ,035 ,015 ,819 ,413 ,521 ,202 ,553 ,120 ,039 ,484 ,488 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P13
Pearson Correlation ,203 ,107 ,038 ,046 ,072 ,066 -,044 -,031 -,231 ,449* ,193 ,113 1 ,427* -,107 ,375* ,055 ,287
Sig. (2-tailed) ,281 ,573 ,842 ,811 ,707 ,729 ,819 ,872 ,219 ,013 ,306 ,553 ,019 ,573 ,041 ,771 ,124
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P14
Pearson Correlation ,142 ,110 ,278 ,254 ,227 ,456* ,333 ,048 -,118 ,294 ,234 ,290 ,427* 1 -,112 ,309 -,183 ,458*
Sig. (2-tailed) ,453 ,564 ,136 ,176 ,228 ,011 ,072 ,802 ,535 ,115 ,213 ,120 ,019 ,557 ,096 ,333 ,011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15
Pearson Correlation ,411* ,670** ,406* ,138 ,075 ,345 -,033 ,326 ,406* ,035 ,322 ,379* -,107 -,112 1 ,112 ,379* ,532**
Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,026 ,466 ,695 ,062 ,863 ,079 ,026 ,854 ,082 ,039 ,573 ,557 ,557 ,039 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P16
Pearson Correlation ,193 ,360 ,113 ,097 ,140 ,196 ,062 ,044 ,074 ,415* ,189 ,133 ,375* ,309 ,112 1 ,371* ,460*
Sig. (2-tailed) ,308 ,050 ,553 ,609 ,460 ,299 ,745 ,819 ,697 ,022 ,317 ,484 ,041 ,096 ,557 ,043 ,011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P17
Pearson Correlation ,123 ,526** ,100 ,262 ,193 ,363* ,116 ,276 ,628** ,255 ,242 ,132 ,055 -,183 ,379* ,371* 1 ,538**
Sig. (2-tailed) ,516 ,003 ,599 ,161 ,306 ,049 ,542 ,141 ,000 ,173 ,198 ,488 ,771 ,333 ,039 ,043 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson Correlation ,493** ,738** ,689** ,607** ,342 ,689** ,476** ,378* ,533** ,375* ,516** ,706** ,287 ,458* ,532** ,460* ,538** 1
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000 ,000 ,064 ,000 ,008 ,040 ,002 ,041 ,003 ,000 ,124 ,011 ,003 ,011 ,002 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 152
136
LAMPIRAN 5
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
No. Variabel Indikator No.Soal Jumlah
1. Gaya
Belajar
Gaya Belajar Visual:
1. Belajar dengan cara visual
2. Mengerti baik mengenai posisi, bentuk,
angka, dan warna
3. Rapi dan teratur
4. Tidak terganggu dengan keributan
5. Sulit menerima intruksi verbal
5,6,8
4,11
1,3
2,9,10
7,12
12 soal
Gaya Belajar Auditorial:
1. Belajar dengan cara mendengar
2. Baik dalam aktivitas lisan
3. Memiliki kepekaan terhadap musik
4. Mudah terganggu dengan keributan
5. Lemah dalam aktivitas visual
1,3,4
8,11,12
5,9
2,7
6,10
12 soal
Gaya Belajar Kinestetik:
1. Belajar dengan aktivitas fisik
2. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
3. Berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak
4. Suka coba-coba dan kurang rapi
5. Lemah dalam aktivitas verbal
5,6,7
2,8
4,9,12
10,11
1,3
12 soal
2. Pola Asuh
Orang Tua
Pola Asuh Otoriter:
1. Orang tua menerapkan peraturan yang
ketat
2. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapat
3. Segala peraturan yang dibuat orang tua
harus ditaati anak
4. Berorientasi pada hukuman (fisik maupun
verbal)
5. Orang tua jarang memberikan hadiah atau
pujian
1,8
2,3
4,5
6,7
9,10
10 soal
Pola Asuh Demokrasi:
1. Memberikan kebebasan kepada anak tanpa
ada batasan dan aturan dari orang tua
2. Anak tidak mendapatkan hadiah atau
pujian meski berperilaku sosial baik
3. Anak tidak mendapat hukuman meski
melanggar aturan
4. Orang tua kurang kontrol terhadap
perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
5. Orang tua hanya berperan sebagai pemberi
fasilitas
4,8
2,5
9,10
3,7
1,6
10 soal
Page 153
137
Pola Asuh Permisif:
1. Memberikan kebebasan kepada anak tanpa
ada batasan dan aturan dari orang tua
2. Anak tidak mendapatkan hadiah atau
pujian meski berperilaku sosial baik
3. Anak tidak mendapat hukuman meski
melanggar aturan
4. Orang tua kurang kontrol terhadap
perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
5. Orang tua hanya berperan sebagai pemberi
fasilitas
2,3
8,9
5,7
4,10
1,6
10 soal
3. Motivasi
Belajar
1. Tekun, ulet dalam mengerjakan tugas, dan
senang memecahkan masalah/soal-soal
2. Senang bekerja mandiri
3. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
4. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang
diyakini
1,2,3,4,5
6,7,8
9,10,11,12
13,14,15
17 soal
Page 154
138
LAMPIRAN 6
Kepada
Siswa/Siswi Kelas XI IPS/IS se-Kecamatan Purbalingga
di Tempat
Dengan hormat,
Bahwa saat ini saya sedang menyusun skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Se-Kecamatan Purbalingga Tahun
Ajaran 2015/2016 dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening”.
Skripsi ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di
Universitas Negeri Semarang.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon bantuan Saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan dan dapat meluangkan
waktu mengisi angket atau kuesioner penelitian yang terlampir. Kuesioner ini
bukan merupakan alat tes yang mengukur benar atau salah dan tidak akan
berpengaruh apapun terhadap kondisi Saudara. Maka dari itu, sungguh diharapkan
Saudara dapat menjawabnya dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan keadaan
Saudara.
Atas perhatian dan kesediaan Saudara meluangkan waktu untuk mengisi
angket atau kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Semarang, Mei 2016
Peneliti
Catur Tias Pamungkas
NIM. 7101412057
Page 155
139
ANGKET PENELITIAN
“ANALISIS PENGARUH GAYA BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG
TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI
SMA SE-KECAMATAN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”
V. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin (P/L) :
No. Absen :
Kelas :
Pekerjaan Orang Tua :
VI. PETUNJUK PENGISISAN
6. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
7. Bacalah tiap-tiap pertanyaan/pernyataan secara teliti sebelum anda
menjawab.
8. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar dengan memberi
tanda cek list ( √ ) pada jawaban yang anda pilih.
9. Jika anda ingin membenarkan jawaban, maka berilah tanda ( = ) pada
jawaban yang dianggap salah. Contoh: ( √ )
10. Jawablah dengan keadaan anda sebenarnya. Jawaban yang anda berikan
tidak berpengaruh terhadap nilai anda. Kerahasiaan jawaban dan identitas
anda terjamin.
VII. KETERANGAN
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
Page 156
140
VIII. DAFTAR PERTANYAAN/PERNYATAAN
A. Angket Gaya Belajar
1. Gaya Belajar Visual
No Daftar Pertanyaan Jawaban
SR KK JR
1. Apakah Anda rapi dan teratur?
2. Apakah Anda berbicara dengan cepat?
3. Apakah Anda perencana dan pengatur jangka panjang yang
baik?
4. Apakah Anda pengeja yang baik dan dapatkah Anda melihat
kata-kata dalam pikiran Anda?
5. Apakah Anda lebih ingat apa yang dilihat daripada yang
didengar?
6. Apakah Anda menghafal dengan asosiasi visual/melihat?
7. Apakah Anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika
dituliskan, dan apakah Anda sering meminta orang
mengulang ucapannya?
8. Apakah Anda lebih suka membaca daripada dibacakan?
9. Apakah Anda suka mencoret-coret/membuat catatan kecil
selama proses pembelajaran berlangsung?
10. Apakah Anda lebih suka melakukan demonstasi daripada
berpidato?
11. Apakah Anda lebih menyukai seni rupa daripada musik?
12. Apakah Anda tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
terpikir kata yang tepat?
Subtotal ...(x2) ...(x1) ...(x0)
Total . ….+ …. + …..+
=…………………….
2. Gaya Belajar Auditorial
No Daftar Pertanyaan Jawaban
SR KK JR
1. Apakah Anda berbicara kepada diri sendiri saat belajar?
2. Apakah Anda mudah terganggu oleh keributan?
3. Apakah Anda menggerakkan bibir/melafalkan kata saat
membaca?
4. Apakah Anda suka membaca keras-keras dan
mendengarkan?
5. Dapatkah Anda mengulang dan menirukan nada, perubahan,
dan warna suara?
6. Apakah Anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai
bercerita?
7. Apakah Anda berbicara dengan pola berirama?
8. Apakah menurut Anda, Anda adalah pembicara yang fasih?
Page 157
141
9. Apakah Anda lebih menyukai musik daripada seni rupa?
10. Apakah Anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa
yang didskusikan daripada yang dilihat?
11. Apakah Anda banyak bicara, suka berdiskusi, dan
menjelaskan panjang lebar?
12. Apakah Anda lebih banyak mengeja keras-keras daripada
menulisnya?
Subtotal ...(x2) ...(x1) ...(x0)
Total . ….+ …. + …..+
=…………………….
3. Gaya Belajar Kinestetik
No Daftar Pertanyaan Jawaban
SR KK JR
1. Apakah Anda berbicara dengan lambat?
2. Apakah Anda menyentuh orang untuk mrndapatkan
perhatiannya?
3. Apakah Anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan
seseorang?
4. Apakah Anda berorientasi pada fisik dan banyak bergerak?
5. Apakah Anda belajar melalui manipulasi dan praktik?
6. Apakah Anda menghafal dengan berjalan dan melihat?
7. Apakah Anda menggunakan jari untuk menunjuk saat
membaca?
8. Apakah Anda banyak menggunakan isyarat tubuh?
9. Apakah Anda tidak bisa duduk tenang untuk waktu yang
lama?
10. Apakah Anda membuat keputusan berdasarkan perasaan?
11. Apakah Anda mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat
mendengarkan?
12. Apakah Anda meluangkan waktu untuk berolahraga dan
berkegiatan fisik lainnya?
Subtotal ...(x2) ...(x1) ...(x0)
Total . ….+ …. + …..+
=…………………….
B. Angket Pola Asuh Orang Tua
1. Pola Asuh Otoriter
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Menurut orang tua saya, saya harus setuju dengan pendapatnya,
karena hal tersebut demi kebaikan saya sendiri.
2. Setiap kali orang tua saya menyuruh saya melakukan sesuatu,
mereka mengharapkan saya melakukannya sesegera mungkin
tanpa bertanya.
3. Orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk bertanya pada
Page 158
142
setiap keputusan yang mereka buat.
4. Orang tua saya merasa bahwa paksaan harus lebih digunakan
agar anak-anak bersikap sesuai dengan apa yang orang tua
inginkan.
5. Orang tua saya menganggap bahwa orang tua yang bijaksana
harus mengajari anak-anaknya sejak kecil tentang siapakah
pemimpin dalam keluarga.
6. Orang tua saya akan sangat marah jika saya mencoba untuk tidak
setuju dengan mereka.
7. Orang tua saya memberitahu perilaku apa yang mereka harapkan
dari saya, dan jika saya tidak memenuhi harapannya, mereka
akan menghukum saya.
8. Orang tua saya bersikap memaksa dan ketat dalam membuat
kesepakatan dengan anak-anaknya ketika tidak melakukan apa
yang seharusnya dilakukan.
9. Orang tua saya sering mengatakan apa tepatnya yang mereka
inginkan dari saya dan bagaimana mereka mengharapkan agar
saya dapat mewujudkan keinginan tersebut.
10. Orang tua saya bersikeras bahwa saya harus sesuai dengan
harapan-harapan mereka.
Subtotal …..(x1) ..…(x0)
Total =……………
2. Pola Asuh Demokrasi
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Ketika ada suatu kebijakan yang diterapkan dalam keluarga,
orang tua saya mendiskusikan alasan dibalik kebijakan itu
dengan anak-anak dalam keluarga.
2. Orang tua saya selalu mendukung adanya pendapat ketika saya
merasa bahwa peraturan dan pembatasan dalam keluarga tidak
masuk akal.
3. Orang tua saya mengarahkan kegiatan dan keputusan anak-anak
dalam keluarga melalui pemahaman dan disiplin.
4. Saya mengetahui apa yang orang tua saya harapkan dari saya,
tetapi ketika saya merasa bahwa harapan tersebut tidak masuk
akal, saya bebas untuk mendiskusikan harapan-harapan itu
dengan orang tua saya.
5. Orang tua saya sangat ketat memberi saya arahan dan bimbingan
dalam berperilaku sehingga jika saya memang berperilaku salah
maka saya akan mendapatkan hukuman.
6. Orang tua saya mempertimbangkan pendapat dari anak-anaknya
ketika membuat keputusan keluarga, tetapi mereka tidak akan
memutuskan sesuatu hanya karena anak-anak menginginkannya.
7. Orang tua saya memiliki aturan yang jelas tentang perilaku anak-
anaknya di rumah, tetapi mereka bersedia untuk menyesuaikan
Page 159
143
aturan tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak
dalam keluarga.
8. Orang tua saya memberikan arahan untuk perilaku dan kegiatan
saya dan mereka mengharapkan saya untuk mengikutinya, tetapi
mereka selalu bersedia mendengarkan keinginan saya dan
mendiskusikan arahan itu dengan saya.
9. Orang tua saya memberikan arahan yang jelas untuk perilaku dan
kegiatan saya, tetapi mereka juga memahami ketika saya tdak
setuju dengan mereka.
10. Jika orang tua saya membuat suatu keputusan di dalam keluarga
yang menyakiti saya, mereka bersedia untuk membicarakan
keputusan itu dengan saya dan mengakui jika mereka melakukan
kesalahan.
Subtotal …..(x1) ..…(x0)
Total =………........
3. Pola Asuh Permisif
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Orang tua saya merasa bahwa dalam rumah tangga yang berjalan
dengan baik, anak-anak harus mempunyai aturannya sendiri
dalam keluarga sesering yang orang tua lakukan.
2. Orang tua saya membebaskan saya untuk berpikir dan berbuat
sesuai dengan apa yang ingin saya lakukan, bahkan jika hal
tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
3. Orang tua saya tidak memaksa saya untuk mematuhi kebiasaan
dan peraturan dalam berperilaku.
4. Orang tua saya jarang member saya arahan dan bimbingan untuk
perilaku saya.
5. Orang tua saya selalu mengikuti apa yang anak-anak inginkan
ketika membuat keputusan keluarga.
6. Orang tua saya merasa bahwa tidak seharusnya orang tua
membatasi kegiatan, keputusan, dan keinginan anak-anak
mereka.
7. Orang tua saya memperbolehkan saya untuk memutuskan suatu
hal sendiri tanpa banyak arahan darinya.
8. Orang tua saya jarang memberikan contoh kepada saya tentang
cara berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
9. Orang tua saya memperbolehkan saya untuk membentuk
pandangan saya sendiri dalam masalah keluarga dan biasanya
mengijinkan saya untuk memutuskan apa yang akan saya
lakukan untuk diri saya sendiri.
10. Orang tua saya tidak mengarahkan perilaku, aktivitas, dan
keinginan anak-anaknya di dalam keluarga.
Subtotal ...(x1) ...(x0)
Total =…………
Page 160
144
C. Motivasi Belajar
No. Daftar Pernyataan SL SR KK JR TP
Tekun, ulet dalam mengerjakan tugas, dan senang memecahkan masalah/soal-soal.
1. Saya mengulang kembali materi yang sudah
diberikan oleh guru.
2. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik meskipun itu sulit.
3. Saya mencari sumber referensi lain untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran ekonomi.
4. Saya mengumpulkan tugas yang diberikan guru
dengan tepat waktu.
5. Saya mengerjakan latihan soal-soal ekonomi untuk
menghadapi ulangan ekonomi.
Senang bekerja mandiri.
6. Saya lebih senang ke mana-mana sendiri.
7. Saya mengerjakan tugas dari guru tanpa bantuan
teman.
8. Saya lebih puas mengerjakan ulangan dengan
kemampuan saya sendiri.
Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
9. Saya senang jika tugas yang diberikan guru
bervariasi.
10. Saya pergi ke toko buku minimal satu kali dalam
seminggu.
11. Saya pergi ke perpustakaan dua kali dalam seminggu
pada saat jam istirahat.
12. Saya merasa senang ketika guru
menjelaskan/menerangkan materi melebihi jam yang
telah ditentukan.
Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini.
13. Saya terpengaruh oleh jawaban teman ketika
mengerjakan tugas.
14. Saya mengganti jawaban tugas yang diberikan oleh
guru ketika jawaban saya berbeda dengan teman.
15. Saya ragu dengan jawaban yang saya berikan ketika
guru memberikan pertanyaan.
~ Terima Kasih ~
Page 161
145
LAMPIRAN 7
DAFTAR NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP RESPONDEN
SMA SE-KECAMATAN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016
SETELAH DIKONVERSI KEDALAM FORMAT NILAI 1-4
KODE
RESPONDEN
NILAI
UTS
KODE
RESPONDEN
NILAI
UTS
KODE
RESPONDEN
NILAI
UTS
R-1 2.67 R-72 2.33 R-143 2.00
R-2 2.33 R-73 3.33 R-144 2.00
R-3 3.00 R-74 3.33 R-145 2.00
R-4 2.33 R-75 2.67 R-146 2.00
R-5 3.00 R-76 1.33 R-147 2.00
R-6 2.67 R-77 2.67 R-148 2.33
R-7 3.33 R-78 2.67 R-149 2.67
R-8 3.33 R-79 3.33 R-150 1.67
R-9 3.00 R-80 3.00 R-151 1.67
R-10 3.00 R-81 1.67 R-152 2.00
R-11 3.67 R-82 1.00 R-153 2.00
R-12 3.33 R-83 3.33 R-154 2.33
R-13 3.67 R-84 2.67 R-155 2.33
R-14 3.00 R-85 3.00 R-156 2.00
R-15 2.67 R-86 2.67 R-157 2.33
R-16 2.67 R-87 2.67 R-158 2.33
R-17 3.00 R-88 1.33 R-159 2.33
R-18 2.33 R-89 2.33 R-160 2.33
R-19 3.00 R-90 2.00 R-161 2.00
R-20 2.67 R-91 2.33 R-162 2.67
R-21 2.67 R-92 2.00 R-163 1.67
R-22 2.33 R-93 1.67 R-164 1.67
R-23 2.00 R-94 2.33 R-165 2.67
R-24 3.33 R-95 3.33 R-166 2.33
R-25 2.67 R-96 4.00 R-167 2.67
R-26 2.00 R-97 3.33 R-168 2.33
R-27 2.67 R-98 1.67 R-169 1.67
R-28 3.33 R-99 3.33 R-170 1.67
R-29 2.33 R-100 3.33 R-171 1.33
R-30 2.67 R-101 4.00 R-172 2.00
R-31 2.33 R-102 2.67 R-173 2.33
R-32 3.00 R-103 3.33 R-174 2.00
R-33 3.00 R-104 3.00 R-175 2.00
R-34 2.33 R-105 3.33 R-176 1.67
Page 162
146
R-35 3.00 R-106 3.00 R-177 2.00
R-36 2.33 R-107 3.00 R-178 1.00
R-37 2.67 R-108 3.00 R-179 2.00
R-38 3.33 R-109 3.33 R-180 1.33
R-39 2.00 R-110 3.00 R-181 1.67
R-40 3.67 R-111 2.33 R-182 2.33
R-41 2.00 R-112 3.67 R-183 1.67
R-42 2.33 R-113 3.33 R-184 1.67
R-43 2.67 R-114 3.00 R-185 2.00
R-44 3.00 R-115 3.33 R-186 2.67
R-45 2.33 R-116 2.00 R-187 2.33
R-46 2.67 R-117 3.33 R-188 3.33
R-47 2.33 R-118 1.33 R-189 2.00
R-48 2.67 R-119 1.00 R-190 2.67
R-49 3.00 R-120 2.67 R-191 3.00
R-50 3.33 R-121 3.33 R-192 1.67
R-51 3.00 R-122 1.00 R-193 2.33
R-52 2.67 R-123 3.33 R-194 1.33
R-53 2.67 R-124 2.67 R-195 1.33
R-54 3.00 R-125 3.00 R-196 2.67
R-55 2.67 R-126 2.33 R-197 1.67
R-56 1.00 R-127 1.67 R-198 1.67
R-57 3.00 R-128 2.67 R-199 1.67
R-58 2.33 R-129 2.33 R-200 1.67
R-59 3.00 R-130 3.33 R-201 2.00
R-60 3.00 R-131 3.33 R-202 1.67
R-61 3.33 R-132 1.00 R-203 1.67
R-62 2.33 R-133 2.00 R-204 1.67
R-63 3.00 R-134 2.33 R-205 2.00
R-64 3.33 R-135 2.00 R-206 1.67
R-65 2.67 R-136 2.33 R-207 1.67
R-66 3.00 R-137 2.67 R-208 1.67
R-67 3.00 R-138 1.67 R-209 1.67
R-68 2.33 R-139 3.00 R-210 1.67
R-69 1.33 R-140 2.33 R-211 1.67
R-70 3.67 R-141 1.67 R-212 2.33
R-71 2.33 R-142 1.67 R-213 1.67
Page 163
147
LAMPIRAN 8
TABULASI ANGKET PENELITIAN
A. GAYA BELAJAR (GB)
KODE
Gaya Belajar Visual (1) Gaya Belajar Auditorial (2) Gaya Belajar Kinestetik (3) KODE
GB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
Sk
or 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
Sk
or 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
Sk
or
R-1 1 0 1 2 2 1 1 0 1 2 2 1 14 1 2 2 2 1 0 0 0 0 1 1 1 11 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1 7 1
R-2 1 2 1 2 2 1 0 2 1 0 0 1 13 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 16 0 0 2 2 2 1 0 0 2 0 1 2 12 2
R-3 2 1 0 1 1 2 2 1 2 1 1 2 16 2 2 2 2 1 0 1 1 2 1 2 2 18 1 2 1 2 2 1 2 0 1 2 2 1 17 2
R-4 1 2 1 0 2 1 2 1 2 2 2 2 18 2 2 2 2 1 2 2 2 0 0 1 2 18 0 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 19 3
R-5 2 2 2 1 2 1 1 0 0 0 0 2 13 0 2 2 0 0 1 0 2 2 2 2 1 14 0 1 0 1 2 0 1 1 0 2 2 1 11 2
R-6 1 1 0 1 2 0 1 0 1 0 0 2 9 2 1 1 1 2 0 1 1 2 1 0 2 14 0 1 2 2 0 1 2 1 2 2 2 0 15 3
R-7 2 2 2 2 2 2 0 1 1 1 0 1 16 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 18 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 19 3
R-8 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 0 1 17 1 2 2 2 2 0 1 1 0 1 0 1 13 0 1 1 1 0 2 0 1 2 2 2 1 13 1
R-9 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 1
R-10 2 0 1 1 2 1 1 1 1 0 2 2 14 1 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 1 15 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 11 2
R-11 1 2 1 2 2 2 2 0 2 0 2 2 18 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 1 2 11 0 0 0 2 2 1 1 1 2 2 2 2 15 1
R-12 2 1 1 2 2 2 1 1 0 2 0 1 15 2 0 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 1 0 2 2 0 2 11 1
R-13 1 0 2 1 2 0 2 2 0 0 1 2 13 2 2 2 1 2 0 1 0 1 1 0 0 12 1 1 2 0 0 0 2 1 0 2 0 1 10 1
R-14 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 0 2 17 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 19 0 2 2 2 1 1 2 1 0 2 2 0 15 2
R-15 0 0 1 1 2 2 0 2 0 2 0 1 11 0 1 0 0 1 0 0 0 2 1 0 0 5 2 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1 0 6 1
R-16 1 1 1 2 2 2 1 2 2 0 1 1 16 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 19 1 1 1 2 1 0 0 0 2 2 1 1 12 2
Page 164
148
R-17 1 1 1 2 0 0 1 1 1 1 2 2 13 2 2 2 2 2 1 1 0 2 1 0 1 16 1 2 1 0 0 0 2 1 0 1 2 0 10 2
R-18 1 2 2 1 1 0 1 0 2 0 0 2 12 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 19 0 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 15 2
R-19 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 20 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 19 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 2 13 1
R-20 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 7 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 8 3
R-21 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 20 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 21 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 18 2
R-22 1 1 0 0 2 1 1 2 2 0 0 2 12 2 0 2 1 0 0 1 0 2 1 1 0 10 1 2 1 0 1 2 0 1 0 2 1 0 11 1
R-23 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 18 1 2 0 0 1 2 1 1 2 2 0 0 12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 11 1
R-24 2 2 1 2 2 2 0 1 2 1 0 0 15 2 0 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 17 0 0 1 2 2 2 0 1 1 0 2 2 13 2
R-25 2 1 0 2 2 2 2 2 0 1 0 2 16 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 20 1 2 2 2 1 1 0 2 2 2 1 1 17 2
R-26 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 21 2 1 2 0 0 0 1 0 1 0 2 0 9 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 2 2 19 1
R-27 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 17 1 2 1 0 0 1 0 1 2 0 1 2 11 0 2 1 2 2 1 0 1 2 1 1 2 15 1
R-28 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 0 1 18 2 1 2 1 0 1 1 1 2 1 1 0 13 0 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 0 14 1
R-29 1 2 1 2 1 1 2 2 1 0 1 2 16 2 2 1 0 0 0 0 1 2 2 0 0 10 0 0 2 0 2 1 1 2 1 1 0 0 10 1
R-30 1 1 2 2 2 2 1 0 2 0 0 2 15 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 19 2 1 0 1 2 0 1 0 2 0 0 0 9 2
R-31 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 17 2 1 1 0 1 2 0 2 1 1 2 0 13 0 1 0 2 1 0 0 0 2 1 2 1 10 1
R-32 2 1 1 2 1 1 0 2 2 0 0 1 13 2 2 1 1 1 0 1 1 2 2 2 0 15 0 1 2 2 1 0 0 0 2 1 2 2 13 2
R-33 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 22 1 2 2 2 0 0 1 1 0 1 2 2 14 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 19 1
R-34 1 2 2 2 2 2 2 1 0 1 1 1 17 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 16 1
R-35 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0 0 2 14 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8 2
R-36 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 18 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 2 1 17 0 1 1 2 1 2 1 2 2 1 0 1 14 1
R-37 2 0 1 2 1 1 0 2 2 2 1 1 15 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 1 1 2 2 1 0 1 0 0 0 1 2 11 1
R-38 2 1 2 2 2 2 1 2 2 0 0 1 17 2 0 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 19 0 2 0 2 1 1 0 1 2 2 2 2 15 2
R-39 1 1 1 2 1 1 0 2 1 1 0 2 13 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 18 0 1 1 2 1 0 0 1 2 0 0 0 8 2
R-40 1 2 0 1 2 2 1 1 2 1 0 2 15 1 0 0 0 1 1 2 0 2 0 1 0 8 0 2 1 0 2 1 0 0 1 1 2 1 11 1
Page 165
149
R-41 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 19 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 20 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 18 2
R-42 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 14 2 1 2 2 2 2 0 0 2 1 1 1 16 1 1 0 0 0 1 0 1 2 1 2 0 9 2
R-43 1 0 1 1 2 2 0 2 1 0 0 2 12 2 2 2 1 0 2 1 1 2 1 2 2 18 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 19 3
R-44 2 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 11 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 16 0 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 14 2
R-45 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 17 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 18 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 16 2
R-46 1 2 1 1 2 2 1 0 1 2 0 1 14 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 0 17 0 0 0 1 1 1 0 0 2 1 0 0 6 2
R-47 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 17 1 1 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 10 1 2 2 2 1 0 2 2 2 1 1 0 16 1
R-48 1 2 1 2 2 1 0 1 1 1 2 1 15 0 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 2 14 0 1 2 1 0 1 2 1 1 1 0 0 10 1
R-49 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 0 1 17 2 2 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 16 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 0 2 16 1
R-50 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 17 2 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 8 1
R-51 2 1 2 2 0 1 0 1 2 0 1 1 13 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 21 0 1 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 16 2
R-52 2 2 1 2 1 0 1 2 2 0 2 2 17 0 2 2 1 0 0 1 2 0 1 1 0 10 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1 2 7 1
R-53 2 1 2 2 1 1 1 1 2 0 1 2 16 1 2 2 1 1 0 0 1 1 2 1 1 13 0 0 1 1 1 1 0 0 2 2 2 2 12 1
R-54 2 1 2 2 1 1 1 2 2 0 1 2 17 1 2 2 2 1 0 0 1 2 2 1 2 16 0 0 1 1 1 2 1 0 2 2 2 1 13 1
R-55 2 1 2 2 2 2 1 2 0 1 0 1 16 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 1 0 13 0 1 1 2 2 0 1 0 1 1 0 2 11 1
R-56 2 2 1 2 2 2 0 2 2 1 2 1 19 0 1 2 2 0 1 1 1 1 2 2 2 15 0 0 1 2 1 2 0 0 2 1 1 0 10 1
R-57 1 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 19 2 0 2 1 2 0 1 0 2 1 2 0 13 2 0 0 2 2 2 2 1 0 1 0 2 14 1
R-58 2 1 0 2 1 0 1 2 1 1 2 2 15 2 1 2 1 1 1 0 2 0 1 1 1 13 0 1 2 2 1 0 0 0 2 1 1 1 11 1
R-59 1 2 1 2 0 0 0 1 1 0 0 2 10 1 2 2 1 0 2 0 1 0 2 2 2 15 0 1 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 16 3
R-60 1 0 1 1 2 1 1 2 2 1 0 1 13 1 2 2 2 2 0 1 1 2 2 0 0 15 0 1 1 1 1 2 0 0 0 1 2 1 10 2
R-61 1 0 2 1 2 1 0 2 1 1 2 2 15 2 2 2 0 1 0 0 0 2 2 1 0 12 0 1 1 1 2 0 1 0 0 2 1 1 10 1
R-62 0 0 2 2 0 0 2 2 0 2 0 0 10 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 16 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 8 2
R-63 2 2 1 2 2 2 1 1 0 2 1 2 18 0 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 1 15 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 0 1 16 1
R-64 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 18 0 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 14 2
Page 166
150
R-65 1 0 1 2 2 1 0 1 1 0 1 2 12 1 0 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 7 0 0 2 2 2 1 0 1 0 2 2 1 13 3
R-66 1 2 1 2 0 1 1 2 1 1 2 2 16 2 2 0 1 0 1 2 1 0 1 2 0 12 0 1 1 2 1 0 0 2 2 2 2 1 14 1
R-67 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 2 12 1 2 2 0 1 1 2 1 2 1 2 0 15 0 1 1 2 1 1 1 0 0 2 2 2 13 2
R-68 2 0 1 1 2 2 2 1 0 0 0 1 12 1 2 1 0 1 1 0 1 2 1 1 0 11 0 1 0 0 2 2 2 0 0 1 0 2 10 1
R-69 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 1 1 13 1 2 1 0 1 1 1 1 1 2 2 1 14 0 1 1 2 1 0 0 0 2 2 2 2 13 2
R-70 2 1 1 1 2 1 1 2 2 0 2 1 16 2 2 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 6 1
R-71 1 0 1 1 1 0 1 0 2 2 2 2 13 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 1 13 1 2 2 2 1 1 0 1 2 1 1 1 15 3
R-72 1 1 1 2 2 1 0 2 2 0 2 2 16 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 17 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 19 3
R-73 1 1 1 2 2 1 0 2 2 2 2 1 17 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 2
R-74 1 1 1 1 2 2 0 2 2 0 2 2 16 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 2 1 14 1 0 1 2 2 1 0 0 1 2 2 1 13 1
R-75 2 2 1 1 2 1 0 2 1 0 2 1 15 2 1 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 9 0 0 2 2 1 0 0 1 0 1 0 1 8 1
R-76 1 1 1 1 2 2 1 2 1 0 1 2 15 1 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 1 2 1 1 1 2 0 0 1 2 0 1 12 1
R-77 2 1 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 20 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 1 2 13 1 1 2 1 1 0 1 2 1 2 2 0 14 1
R-78 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 1 13 2 2 2 0 1 2 2 1 2 2 1 1 18 1 0 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 6 2
R-79 1 2 2 1 2 2 1 0 2 2 2 1 18 0 2 0 1 1 0 1 1 0 2 0 0 8 0 2 1 2 1 0 2 0 2 2 2 2 16 1
R-80 2 1 1 2 0 0 0 2 2 0 1 1 12 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 0 0 7 0 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 7 1
R-81 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0 2 1 15 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 11 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 9 1
R-82 1 1 0 0 1 2 2 1 1 1 1 2 13 0 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 1 0 1 0 1 2 0 0 0 1 0 1 7 1
R-83 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 19 0 2 0 0 2 0 1 1 2 2 2 0 12 1 2 2 1 2 2 0 1 1 2 0 0 14 1
R-84 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 0 1 16 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 17 0 0 0 2 1 1 2 0 2 1 2 2 13 2
R-85 2 1 1 0 2 1 2 2 1 0 0 1 13 2 1 2 2 1 2 0 1 2 1 1 1 16 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2 1 11 2
R-86 2 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 0 9 0 1 2 0 0 0 0 1 1 2 1 0 8 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1
R-87 2 1 2 2 2 2 2 1 0 1 0 0 15 0 2 2 0 1 0 0 0 2 1 1 0 9 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 1
R-88 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 21 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 20 1 0 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 18 1
Page 167
151
R-89 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 19 0 2 2 0 1 2 1 1 2 1 2 2 16 1 2 2 2 1 0 1 1 1 1 1 2 15 2
R-90 0 2 1 1 2 2 0 0 0 1 0 2 11 2 2 2 1 2 0 0 1 2 2 2 2 18 0 0 1 1 0 2 0 0 2 2 2 1 11 2
R-91 1 2 0 2 2 2 1 2 1 1 0 1 15 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 18 0 0 1 2 1 1 2 0 2 1 2 2 14 2
R-92 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 17 2 2 2 1 1 1 0 1 2 0 1 0 13 0 0 1 2 2 1 0 0 2 1 2 2 13 1
R-93 2 1 1 2 2 2 0 2 2 0 1 1 16 2 2 2 0 1 1 1 2 1 2 2 0 16 1 2 2 2 2 1 0 1 2 1 2 2 18 3
R-94 1 2 1 0 2 2 2 2 1 2 2 2 19 2 2 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 9 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 20 3
R-95 2 2 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 12 2 2 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 12 0 0 0 1 2 2 2 2 2 0 2 1 14 3
R-96 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 0 1 17 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 22 0 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 0 17 2
R-97 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 2 13 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 16 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 14 2
R-98 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 1 14 2 2 2 1 0 1 1 1 2 2 2 1 17 0 0 1 2 1 1 0 0 1 2 2 2 12 2
R-99 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 1 11 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 17 1 1 1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 13 2
R-100 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 19 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 10 1
R-101 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 16 2 1 2 0 1 1 0 0 2 1 0 0 10 0 1 1 0 0 0 2 0 0 2 1 0 7 1
R-102 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 0 0 16 2 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 15 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 9 1
R-103 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 2 2 17 2 2 2 0 1 0 1 0 0 0 0 2 10 1 1 1 2 1 2 0 2 2 1 0 1 14 1
R-104 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 14 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 14 2
R-105 2 1 1 0 2 2 2 2 2 0 2 1 17 2 2 2 0 1 2 2 2 1 2 2 0 18 1 2 1 2 1 2 2 2 0 2 2 2 19 3
R-106 1 2 1 0 1 1 0 2 2 1 2 2 15 2 2 2 1 0 1 0 1 1 2 1 0 13 2 0 2 1 1 2 2 0 1 2 2 0 15 3
R-107 1 1 1 1 1 1 0 2 2 0 1 2 13 2 1 1 0 0 2 2 1 1 2 2 0 14 0 1 2 2 1 1 2 0 2 0 2 2 15 3
R-108 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 2 2 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 13 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 11 2
R-109 2 1 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 19 1 2 0 0 1 1 0 1 2 1 2 0 11 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 8 1
R-110 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 0 16 0 0 0 0 1 1 2 1 2 0 2 0 9 0 0 1 0 2 2 0 0 2 2 2 2 13 1
R-111 1 2 1 2 1 1 1 2 2 0 1 1 15 2 1 2 1 1 1 0 2 2 2 2 1 17 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 13 2
R-112 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 14 0 2 2 0 1 0 1 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 6 1
Page 168
152
R-113 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 1 2 1 0 1 0 1 2 2 1 1 0 12 1 1 1 1 2 1 2 0 2 1 1 2 15 3
R-114 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 13 1 2 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 12 0 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 1
R-115 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 0 2 14 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 10 0 1 2 2 1 0 0 0 1 1 2 1 11 1
R-116 1 2 0 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 0 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 13 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 1
R-117 1 1 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 14 0 0 2 2 0 2 1 1 2 1 1 1 13 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 2 0 10 1
R-118 1 0 1 2 2 2 1 2 0 2 0 0 13 2 0 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 7 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 0 4 2
R-119 1 0 0 1 2 2 1 2 1 1 0 1 12 2 2 2 1 1 1 0 0 2 1 0 1 13 0 1 1 1 0 1 1 2 2 1 2 0 12 1
R-120 2 2 2 2 2 2 1 2 1 0 2 1 19 2 2 2 2 1 2 0 1 0 0 1 1 14 1 1 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 9 1
R-121 2 0 2 2 2 2 1 1 1 2 1 0 16 1 0 2 0 2 1 2 1 2 1 0 0 12 0 1 0 2 1 1 0 0 1 1 0 2 9 1
R-122 1 1 1 0 2 2 1 0 2 2 2 2 16 2 2 2 0 0 2 0 1 0 1 2 0 12 1 2 1 1 1 2 0 0 0 2 1 0 11 1
R-123 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 0 15 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 17 1 0 2 2 2 1 0 0 1 1 2 1 13 2
R-124 1 0 2 2 1 1 1 0 2 0 0 1 11 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 0 17 0 0 1 2 1 1 1 0 2 0 1 2 11 2
R-125 2 1 0 2 2 2 2 1 0 1 0 1 14 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 0 18 0 0 2 2 1 1 2 0 2 2 2 1 15 2
R-126 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 18 2 2 2 2 0 1 2 1 2 2 1 1 18 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 1
R-127 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 0 1 15 1 2 2 2 1 1 1 0 2 1 1 1 15 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 16 3
R-128 1 1 0 0 2 2 2 0 2 2 1 2 15 0 2 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 2 0 0 2 2 0 2 1 2 1 2 2 16 3
R-129 2 2 2 2 2 2 1 2 0 0 0 0 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 21 0 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 15 2
R-130 2 1 2 1 2 2 0 2 2 1 1 2 18 0 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 0 14 0 1 2 1 2 0 0 0 1 2 1 1 11 1
R-131 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 22 2 2 2 2 1 1 0 1 2 0 1 1 15 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 20 1
R-132 1 1 0 0 2 2 1 0 0 2 1 2 12 0 2 2 1 0 1 0 1 2 1 2 0 12 1 0 1 2 1 0 2 1 2 2 2 2 16 3
R-133 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 20 0 2 2 2 0 0 0 1 0 0 1 0 8 1 1 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 15 1
R-134 2 1 1 0 2 1 0 2 2 1 0 1 13 2 1 2 1 0 2 1 1 2 1 2 1 16 0 0 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 15 2
R-135 1 1 1 1 0 2 1 2 2 2 0 0 13 1 2 2 2 0 0 1 1 0 1 1 0 11 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 10 1
R-136 0 1 1 1 2 2 1 1 2 0 0 2 13 0 2 2 2 1 0 1 0 0 0 1 2 11 1 0 0 0 1 2 1 1 2 2 0 1 11 1
Page 169
153
R-137 0 1 1 0 2 2 1 0 2 1 0 2 12 2 1 2 0 1 1 0 1 2 1 0 0 11 1 0 1 2 2 2 0 0 2 2 0 1 13 3
R-138 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 0 2 17 1 2 2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 12 0 1 0 2 1 2 0 0 2 2 2 1 13 1
R-139 2 2 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 16 1 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 1 0 0 2 1 2 2 0 2 2 2 1 15 1
R-140 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 12 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 11 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 1
R-141 1 0 1 1 2 2 1 2 1 1 0 0 12 1 2 2 0 1 0 1 1 2 1 2 0 13 0 0 1 1 2 1 2 0 0 1 0 2 10 2
R-142 1 0 2 2 2 1 0 0 1 1 1 1 12 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 17 0 1 1 0 1 0 0 0 2 1 1 0 7 2
R-143 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 14 2 1 2 2 1 1 0 1 2 2 2 1 17 1 2 2 1 1 0 1 2 0 1 2 0 13 2
R-144 2 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 1 12 0 2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 2 2 14 3
R-145 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 21 0 2 2 2 0 0 1 2 2 2 1 2 16 0 0 2 2 1 2 2 0 0 1 1 1 12 1
R-146 2 2 1 2 0 2 1 2 1 2 2 1 18 0 2 2 2 0 1 1 2 2 2 1 2 17 0 0 2 2 1 2 0 0 0 1 1 1 10 1
R-147 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 1 16 2 2 2 2 0 1 1 0 0 2 1 1 14 0 2 2 2 2 0 0 0 0 1 2 1 12 1
R-148 1 2 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 15 1 2 2 1 2 1 0 0 2 0 1 1 13 0 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 1 14 1
R-149 2 0 2 2 2 1 1 1 0 1 1 0 13 0 0 2 2 1 0 0 1 1 1 1 0 9 0 0 1 2 0 1 0 0 1 2 0 2 9 1
R-150 2 1 1 0 0 2 1 2 1 2 1 0 13 1 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 0 0 1 1 0 2 1 2 2 2 2 14 3
R-151 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 2 13 1 2 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 10 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 0 1 15 3
R-152 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 16 2 2 2 2 1 1 0 1 2 1 1 2 17 1 1 2 1 1 0 1 0 1 2 1 1 12 2
R-153 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 12 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 15 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 16 3
R-154 1 0 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 13 1 2 2 1 2 2 0 0 2 0 1 0 13 0 1 2 2 1 1 0 0 2 2 2 1 14 3
R-155 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12 1 0 2 0 2 1 1 0 2 1 0 0 10 1 2 0 1 0 0 2 1 2 0 1 1 11 1
R-156 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 2
R-157 2 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 1 13 1 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 1 1 0 0 1 2 1 1 10 1
R-158 2 1 0 1 1 2 1 2 1 1 1 1 14 1 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1 0 11 0 0 1 1 1 1 0 0 1 2 1 2 10 1
R-159 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 1 0 13 1 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 11 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 0 15 3
R-160 2 1 1 1 2 1 2 1 1 0 0 2 14 2 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 0 13 1 0 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 17 3
Page 170
154
R-161 2 0 1 0 0 2 1 2 1 2 1 0 12 1 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 0 2 1 2 2 2 2 16 3
R-162 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 19 2 2 2 2 1 1 0 1 2 2 2 1 18 1 1 0 2 1 1 0 0 1 2 1 2 12 1
R-163 2 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 1 17 2 2 2 1 2 1 0 0 1 1 2 2 16 2 1 1 2 2 1 0 0 1 2 1 1 14 1
R-164 2 2 1 1 2 2 2 2 1 0 2 1 18 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 20 0 0 0 2 2 0 0 1 1 2 2 1 11 2
R-165 2 1 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 15 0 2 1 0 1 0 0 2 1 1 1 0 9 1 0 2 1 2 1 0 0 1 2 0 1 11 1
R-166 2 1 0 1 2 2 1 2 1 0 0 2 14 0 2 1 1 1 2 0 0 2 1 1 0 11 0 0 1 2 1 0 1 0 2 1 2 0 10 1
R-167 1 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 2 13 0 1 1 0 2 0 1 2 2 1 1 1 12 1 0 1 0 1 1 0 0 1 2 1 1 9 1
R-168 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 13 2 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 2 15 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 2 10 2
R-169 1 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 2 13 0 1 1 0 2 0 1 2 2 1 1 1 12 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 1 1 8 1
R-170 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 2 1 18 2 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 15 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 12 1
R-171 2 1 1 0 2 2 1 1 0 1 1 1 13 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 0 1 14 0 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 0 9 2
R-172 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 15 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 21 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 19 2
R-173 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 18 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 0 11 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 1
R-174 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 2 1 13 1 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 9 1 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 10 1
R-175 2 2 2 1 2 2 1 2 1 0 1 1 17 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 22 0 1 1 2 0 2 2 0 2 2 2 1 15 2
R-176 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 1 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 9 1 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 10 1
R-177 2 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 2 1 0 1 1 0 1 2 2 0 0 10 1 2 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 14 3
R-178 2 1 0 1 2 2 1 1 0 0 1 1 12 1 1 2 1 0 0 0 0 2 1 0 1 9 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 0 7 1
R-179 2 1 0 2 2 1 2 2 1 1 1 2 17 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 0 0 0 0 2 1 1 0 2 2 2 1 11 1
R-180 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 19 0 2 2 1 2 0 1 2 2 1 2 0 15 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 1
R-181 2 1 1 1 2 2 1 2 2 0 2 1 17 0 2 2 0 0 1 0 1 1 1 2 0 10 0 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 10 1
R-182 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 16 2 1 2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 2 1 1 2 0 1 1 0 1 11 1
R-183 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 0 1 11 0 2 1 1 0 0 0 0 2 1 1 0 8 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 1 2 9 1
R-184 2 1 1 1 2 2 1 2 2 0 2 1 17 1 2 2 0 0 1 0 1 1 1 2 0 11 0 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 10 1
Page 171
155
R-185 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 2 19 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 17 0 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 0 13 1
R-186 2 1 1 1 2 2 1 2 0 0 1 1 14 0 2 1 0 0 1 0 1 1 2 1 0 9 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 1
R-187 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 13 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 0 1 12 0 0 1 1 0 1 0 0 2 2 0 0 7 1
R-188 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 20 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 17 0 1 1 2 2 1 0 1 2 0 1 2 13 1
R-189 1 1 0 1 2 1 2 1 2 0 1 1 13 0 1 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 10 0 1 1 2 1 1 2 0 2 1 1 2 14 3
R-190 2 1 1 0 2 2 1 2 1 0 1 2 15 2 0 2 1 0 1 0 0 2 1 0 1 10 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 1
R-191 2 2 1 1 2 2 2 1 0 2 0 1 16 2 2 2 2 1 2 0 0 2 0 1 1 15 1 2 1 2 2 1 0 1 2 2 2 1 17 3
R-192 2 0 1 0 2 2 1 2 1 0 0 1 12 2 2 2 2 0 2 0 1 2 1 1 2 17 0 0 1 2 1 2 0 0 1 1 2 1 11 2
R-193 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 1 1 12 2 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 2 16 0 1 1 1 1 1 2 0 1 1 2 0 11 2
R-194 2 2 1 1 2 2 2 1 0 2 0 1 16 2 2 2 2 1 2 0 0 2 0 1 1 15 1 2 1 2 2 2 1 0 2 1 2 1 17 3
R-195 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 18 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 1 2 1 2 1 0 1 1 1 0 1 11 1
R-196 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 14 1 2 2 1 0 1 1 2 1 1 2 1 15 0 0 2 1 1 1 2 1 1 0 2 1 12 2
R-197 2 1 0 1 2 2 1 2 1 0 0 2 14 0 2 1 1 1 2 0 1 2 1 1 0 12 0 0 1 1 1 0 0 0 2 1 2 0 8 1
R-198 1 0 1 1 2 2 2 2 1 2 1 0 15 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 11 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 1 2 16 3
R-199 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 1
R-200 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 2 1 9 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 2
R-201 2 1 0 0 1 1 1 2 2 1 2 1 14 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 2 1 2 2 2 2 15 3
R-202 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 1
R-203 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 0 2 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0 6 0 0 1 0 0 0 2 0 1 1 0 1 6 1
R-204 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 1
R-205 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 1
R-206 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 1
R-207 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1 14 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 0 15 1 0 1 0 1 0 2 1 1 2 2 1 12 2
R-208 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1 14 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 16 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 2
Page 172
156
R-209 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 1
R-210 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 1
R-211 1 0 2 1 1 1 1 2 2 1 0 2 14 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 0 15 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 2
R-212 2 0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 8 0 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 0 7 1 0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 1 7 1
R-213 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 2 15 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 1 16 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 2
Page 173
157
B. POLA ASUH ORANG TUA (PO)
KODE Pola Asuh Otoriter (1) Pola Asuh Demokrasi (2) Pola Asuh Permisif (3) KODE
PO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
R-1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 2
R-2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 2
R-3 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 2
R-4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4 2
R-5 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 2
R-6 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 2
R-7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3 2
R-8 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 2
R-9 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 2
R-10 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 2
R-11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 2
R-12 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 4 2
R-13 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 2
R-14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 2
R-15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 2
R-16 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 2
R-17 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2
R-18 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1
R-19 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 2
Page 174
158
R-20 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2
R-21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2
R-22 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 2
R-23 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 2
R-24 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 2
R-25 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-26 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 3
R-27 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 2
R-28 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5 2
R-29 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 2
R-30 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 2
R-31 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1
R-32 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 2
R-33 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 2
R-34 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 3
R-35 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 2
R-36 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 2
R-37 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
R-38 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 2
R-39 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 3
R-40 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 2
R-41 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2
R-42 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1
R-43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 2
Page 175
159
R-44 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 2
R-45 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 2
R-46 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 2
R-47 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 2
R-48 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-49 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2
R-50 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 2
R-51 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 2
R-52 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-53 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R-54 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-55 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
R-56 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 2
R-57 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 2
R-58 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 2
R-59 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 2
R-60 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2
R-61 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 2
R-62 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 1
R-63 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 2
R-64 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 2
R-65 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 2
R-66 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2
R-67 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
Page 176
160
R-68 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 2
R-69 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2
R-70 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 2
R-71 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1
R-72 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1
R-73 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
R-74 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
R-75 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 2
R-76 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 2
R-77 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 2
R-78 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2
R-79 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 2
R-80 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 2
R-81 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2
R-82 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 6 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 3
R-83 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 2
R-84 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 2
R-85 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 2
R-86 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2
R-87 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 2
R-88 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 3
R-89 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
R-90 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2
R-91 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 1
Page 177
161
R-92 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
R-93 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
R-94 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 3
R-95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1
R-96 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-97 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2
R-98 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 2
R-99 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
R-100 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-101 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
R-102 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 2
R-103 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 2
R-104 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 2
R-105 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
R-106 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
R-107 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
R-108 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 2
R-109 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 2
R-110 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 2
R-111 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 2
R-112 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 2
R-113 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-114 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 2
R-115 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2
Page 178
162
R-116 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2
R-117 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
R-118 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 2
R-119 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R-120 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 2
R-121 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 2
R-122 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-123 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2
R-124 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
R-125 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 2
R-126 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-127 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2
R-128 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-129 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
R-130 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 1
R-131 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 3
R-132 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-133 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1
R-134 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 1
R-135 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4 2
R-136 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 2
R-137 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 1
R-138 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 2
R-139 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2
Page 179
163
R-140 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 1
R-141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1
R-142 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1
R-143 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1
R-144 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 2
R-145 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
R-146 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
R-147 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 2
R-148 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 2
R-149 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 3
R-150 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R-151 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-152 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 1
R-153 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R-154 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-155 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
R-156 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1
R-157 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 2
R-158 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
R-159 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-160 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 2
R-161 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
R-162 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 1
R-163 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 2
Page 180
164
R-164 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 2
R-165 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2
R-166 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-167 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 3
R-168 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
R-169 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 2
R-170 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1
R-171 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 2
R-172 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 3
R-173 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 3
R-174 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 2
R-175 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1
R-176 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 2
R-177 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 1
R-178 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 1
R-179 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 1
R-180 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 2
R-181 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 2
R-182 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 2
R-183 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R-184 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 2
R-185 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 3
R-186 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 2
R-187 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 3
Page 181
165
R-188 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 2
R-189 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 1
R-190 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 2
R-191 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5 2
R-192 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 2
R-193 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
R-194 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5 2
R-195 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 2
R-196 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 2
R-197 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2
R-198 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 2
R-199 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 2
R-200 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-201 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-202 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-203 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 2
R-204 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-205 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 2
R-206 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 2
R-207 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
R-208 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3
R-209 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-210 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3
R-211 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
Page 182
166
R-212 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 2
R-213 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
Page 183
167
C. MOTIVASI BELAJAR
KODE
RESPONDEN
MOTIVASI BELAJAR (VARIABEL INTERVENING)
TOTAL
Tekun, ulet dalam
mengerjakan tugas, dan
senang memecahkan
masalah/soal-soal.
Senang
bekerja
mandiri.
Cepat bosan dengan
tugas-tugas rutin.
Tidak mudah
melepaskan
hal-hal yang
diyakini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
R-1 4 4 5 5 3 3 2 5 4 2 2 1 3 4 5 52
R-2 3 3 4 4 3 1 4 3 3 2 2 3 2 3 4 44
R-3 3 3 4 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 2 39
R-4 3 3 5 5 5 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 41
R-5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 3 3 3 3 3 58
R-6 3 3 4 5 4 1 3 3 3 1 1 2 3 4 4 44
R-7 4 4 4 5 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 54
R-8 3 3 3 5 3 4 3 5 4 2 3 3 4 4 4 53
R-9 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 49
R-10 3 3 3 4 3 3 3 5 5 2 1 3 3 3 3 47
R-11 3 3 4 4 5 4 2 4 4 2 2 2 3 3 3 48
R-12 3 3 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 3 44
R-13 3 5 2 5 5 2 2 5 5 2 1 1 2 5 4 49
R-14 3 4 5 4 5 2 4 5 4 2 2 2 3 3 3 51
R-15 2 3 4 5 5 1 3 5 5 1 3 1 2 3 3 46
R-16 4 3 1 4 5 2 3 4 3 1 1 1 4 4 5 45
R-17 3 3 3 5 4 2 3 5 4 2 2 3 3 3 3 48
Page 184
168
R-18 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 42
R-19 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 3 47
R-20 3 3 4 3 3 3 2 5 3 2 1 3 3 3 3 44
R-21 3 3 4 5 5 1 3 5 2 2 1 1 2 3 3 43
R-22 3 2 4 4 3 1 2 3 3 2 1 3 1 2 2 36
R-23 4 3 2 4 4 4 2 5 4 2 2 2 3 4 3 48
R-24 4 5 4 5 5 4 4 5 5 2 2 3 5 5 4 62
R-25 4 5 4 5 4 2 3 4 5 3 2 2 2 3 3 51
R-26 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 1 1 3 4 3 42
R-27 3 4 4 5 5 3 4 4 4 2 2 1 3 4 3 51
R-28 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 1 1 3 3 3 45
R-29 3 2 4 4 5 2 3 5 1 1 2 1 2 5 3 43
R-30 3 3 4 3 4 4 3 4 5 2 1 1 3 3 3 46
R-31 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 2 43
R-32 3 3 4 3 3 5 2 5 3 2 1 3 3 3 4 47
R-33 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 48
R-34 2 3 2 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 2 36
R-35 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 3 4 3 47
R-36 3 3 4 4 5 1 3 4 2 2 2 2 3 3 4 45
R-37 4 4 5 4 5 3 3 5 4 1 1 2 4 4 4 53
R-38 3 5 4 5 5 3 4 5 3 2 2 1 4 5 4 55
R-39 2 2 3 4 2 1 3 4 3 2 2 3 2 2 2 37
R-40 2 3 4 3 3 4 3 5 3 1 1 2 3 3 2 42
R-41 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 48
Page 185
169
R-42 3 3 3 4 4 3 3 4 3 1 1 1 3 3 2 41
R-43 3 5 3 4 3 3 2 4 4 2 2 1 3 3 2 44
R-44 4 3 4 5 5 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 50
R-45 3 4 3 4 3 1 2 4 4 2 2 2 3 3 4 44
R-46 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 2 1 3 4 4 43
R-47 2 3 4 4 4 3 3 3 5 1 1 2 2 3 4 44
R-48 4 3 4 4 4 3 3 5 5 4 2 3 3 3 3 53
R-49 4 3 3 5 4 1 3 5 4 2 1 2 3 4 3 47
R-50 3 2 4 5 4 2 2 5 3 1 1 1 3 3 3 42
R-51 3 5 4 4 3 5 2 5 3 2 5 2 2 5 4 54
R-52 4 5 3 4 3 2 3 5 3 2 4 3 4 4 3 52
R-53 4 3 3 4 4 2 3 5 3 2 2 3 3 4 3 48
R-54 5 5 5 4 4 1 4 5 3 2 4 2 5 4 5 58
R-55 4 4 3 5 5 1 3 5 3 1 2 1 3 5 3 48
R-56 3 5 5 4 4 2 4 5 5 2 3 3 3 4 3 55
R-57 4 5 5 3 5 4 1 2 5 1 3 4 3 3 5 53
R-58 3 3 4 3 3 2 4 5 3 2 3 3 3 4 4 49
R-59 3 3 3 3 3 5 3 5 3 2 3 1 3 3 5 48
R-60 5 4 4 4 5 2 3 4 3 2 2 2 3 4 3 50
R-61 5 4 4 5 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 54
R-62 1 1 3 1 2 5 3 3 2 5 5 2 5 5 5 48
R-63 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 47
R-64 4 5 5 3 4 3 3 4 5 2 2 3 2 3 3 51
R-65 3 3 4 4 3 4 2 5 4 2 3 3 2 2 2 46
Page 186
170
R-66 4 3 4 3 3 5 2 4 3 2 2 1 3 4 4 47
R-67 3 4 4 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 40
R-68 3 3 4 4 5 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 46
R-69 2 5 5 3 3 5 3 5 3 2 5 3 3 4 3 54
R-70 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 4 49
R-71 3 3 4 3 3 4 4 4 2 1 3 2 2 3 4 45
R-72 4 5 5 4 5 5 3 5 4 3 3 4 1 1 1 53
R-73 3 3 4 3 3 3 3 5 3 2 2 3 3 4 3 47
R-74 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3 4 2 5 5 65
R-75 3 3 5 4 3 1 3 4 3 2 2 3 3 3 4 46
R-76 4 3 4 5 4 5 3 3 5 2 3 5 3 1 3 53
R-77 5 5 5 4 3 5 2 5 5 1 2 3 3 5 4 57
R-78 3 3 4 3 5 4 3 4 4 2 3 2 2 3 4 49
R-79 3 4 5 4 3 3 3 4 4 1 1 1 4 4 4 48
R-80 3 4 5 3 4 2 4 5 5 2 3 2 4 5 5 56
R-81 3 3 3 3 4 4 2 5 3 5 5 3 5 5 5 58
R-82 1 3 5 3 2 2 2 3 3 1 1 4 3 4 3 40
R-83 4 5 5 4 5 3 4 5 5 2 4 3 3 3 3 58
R-84 3 3 4 3 4 2 3 5 3 1 1 1 3 3 3 42
R-85 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 44
R-86 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 53
R-87 3 5 5 3 3 4 5 5 5 3 5 1 5 5 5 62
R-88 3 4 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 3 3 5 63
R-89 4 3 3 4 1 3 4 5 5 3 5 1 2 3 3 49
Page 187
171
R-90 3 5 5 5 5 5 3 5 4 2 2 1 2 5 3 55
R-91 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 47
R-92 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 51
R-93 3 3 3 3 4 4 2 5 3 2 2 2 4 3 4 47
R-94 1 1 4 3 3 3 3 5 4 1 3 1 3 3 2 40
R-95 3 4 4 3 4 3 2 4 5 1 1 1 3 4 4 46
R-96 2 3 4 4 5 4 4 5 4 1 2 3 3 4 3 51
R-97 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 3 2 3 4 3 51
R-98 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 4 46
R-99 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 41
R-100 4 5 5 4 3 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 53
R-101 3 4 3 4 3 4 3 4 2 1 2 2 4 4 4 47
R-102 3 5 3 4 3 3 4 5 3 1 4 3 3 4 4 52
R-103 4 3 2 4 3 3 2 5 3 1 2 2 3 4 2 43
R-104 3 4 5 5 5 3 3 5 3 3 5 3 3 4 4 58
R-105 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 1 2 5 5 3 60
R-106 4 5 5 4 4 3 2 5 4 3 4 4 4 5 5 61
R-107 3 4 3 3 4 3 2 4 4 1 3 3 4 4 3 48
R-108 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 3 4 4 3 45
R-109 5 5 5 4 3 5 3 4 5 2 4 3 4 5 5 62
R-110 5 5 5 5 4 1 3 5 3 4 4 1 4 4 5 58
R-111 3 3 3 3 2 4 2 5 5 1 1 1 3 3 4 43
R-112 3 3 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 4 3 44
R-113 3 3 2 4 5 3 2 5 3 2 2 2 5 3 3 47
Page 188
172
R-114 3 4 4 5 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 46
R-115 3 3 5 5 4 1 3 3 5 1 2 2 3 3 3 46
R-116 3 3 3 5 3 2 3 4 3 2 2 2 3 4 4 46
R-117 3 3 3 4 2 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 42
R-118 3 3 3 4 3 3 2 5 3 1 1 2 4 5 4 46
R-119 3 2 2 4 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 47
R-120 5 4 4 3 4 2 3 3 4 2 2 3 3 4 3 49
R-121 5 5 5 5 5 3 4 5 5 3 3 5 4 4 4 65
R-122 3 4 4 2 1 1 1 5 3 3 2 1 3 4 5 42
R-123 3 3 4 4 3 2 3 5 3 2 2 3 4 5 5 51
R-124 3 4 5 3 2 4 3 3 3 1 4 3 3 4 4 49
R-125 5 5 3 4 4 2 1 5 5 1 4 3 3 3 2 50
R-126 3 3 2 3 3 2 3 4 2 2 4 2 3 3 3 42
R-127 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 47
R-128 3 2 5 5 5 2 1 5 1 1 1 1 3 2 2 39
R-129 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 66
R-130 3 5 5 5 5 3 4 5 4 2 5 2 4 4 4 60
R-131 3 4 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 2 5 2 61
R-132 3 3 4 4 5 2 2 5 5 1 1 1 3 3 2 44
R-133 3 5 5 5 4 4 3 5 4 5 3 1 1 3 4 55
R-134 3 4 3 4 4 2 3 5 3 2 2 2 4 3 4 48
R-135 3 5 5 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 47
R-136 4 3 4 3 2 3 2 4 2 1 2 1 1 5 3 40
R-137 3 4 5 3 3 2 2 5 3 1 4 5 5 5 50
Page 189
173
R-138 3 3 4 3 2 4 3 5 2 2 2 2 2 3 3 43
R-139 3 4 5 3 4 2 3 5 3 2 4 4 3 4 3 52
R-140 3 3 3 2 2 5 3 3 3 2 1 3 3 3 3 42
R-141 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 2 3 3 4 3 52
R-142 2 3 2 3 1 3 2 5 3 1 1 3 3 3 3 38
R-143 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 45
R-144 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 4 2 41
R-145 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 2 2 5 5 4 60
R-146 4 3 2 5 4 3 5 5 5 2 2 2 5 5 4 56
R-147 3 2 4 3 4 2 2 3 5 3 2 3 3 4 3 46
R-148 3 4 3 3 4 2 3 5 5 3 4 3 3 4 3 52
R-149 3 5 5 5 3 3 3 3 5 3 4 4 3 5 5 59
R-150 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 5 52
R-151 3 4 4 3 5 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 50
R-152 5 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 51
R-153 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 45
R-154 4 3 3 4 3 2 3 5 4 3 1 3 3 3 3 47
R-155 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 5 3 4 4 3 52
R-156 3 2 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 44
R-157 3 3 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3 53
R-158 5 4 4 3 5 2 3 5 3 4 2 4 3 3 3 53
R-159 3 2 5 3 3 4 3 5 3 4 3 3 2 2 3 48
R-160 4 3 4 5 3 3 2 4 4 3 3 5 3 3 3 52
R-161 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 5 51
Page 190
174
R-162 3 4 4 5 4 3 3 5 3 4 5 3 3 4 3 56
R-163 3 4 5 5 3 2 3 5 5 2 2 3 2 3 2 49
R-164 3 4 4 2 3 3 3 5 5 3 2 3 2 4 2 48
R-165 5 5 4 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 4 5 60
R-166 3 4 5 4 5 2 2 5 3 2 2 4 3 3 3 50
R-167 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 2 3 3 4 3 48
R-168 3 4 3 4 3 2 3 4 2 1 1 4 4 4 3 45
R-169 3 2 2 3 5 1 3 5 1 2 1 1 2 2 3 36
R-170 3 5 5 5 4 3 3 5 5 3 3 4 3 3 3 57
R-171 4 4 3 4 4 3 3 5 5 1 2 3 3 3 3 50
R-172 3 4 5 3 4 3 1 3 1 1 1 2 3 3 3 40
R-173 3 2 4 3 4 4 3 4 2 3 1 3 4 2 3 45
R-174 4 3 3 3 3 3 3 5 4 2 2 3 3 3 3 47
R-175 5 5 4 4 5 3 4 5 4 1 2 3 2 3 4 54
R-176 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 45
R-177 3 3 2 4 3 1 3 5 5 1 2 3 3 3 3 44
R-178 3 3 3 4 5 2 4 5 2 1 2 3 2 3 4 46
R-179 3 3 2 4 3 4 3 5 5 1 2 3 3 3 3 47
R-180 4 4 4 4 4 5 4 5 2 1 2 3 2 4 4 52
R-181 3 4 3 4 4 3 3 4 5 2 2 3 2 3 3 48
R-182 3 4 3 4 4 3 3 4 5 3 2 3 3 2 4 50
R-183 3 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 49
R-184 3 4 3 4 4 3 3 4 5 2 2 3 2 3 3 48
R-185 2 2 2 2 3 3 3 5 5 1 1 2 3 3 3 40
Page 191
175
R-186 4 3 5 3 5 2 3 5 5 1 1 1 4 4 3 49
R-187 3 3 4 5 3 1 3 3 5 3 2 3 4 4 4 50
R-188 4 4 3 4 5 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 56
R-189 4 3 4 4 4 2 4 5 3 4 3 3 4 4 3 54
R-190 4 4 5 5 3 2 3 4 5 1 1 3 2 3 4 49
R-191 4 4 4 5 5 2 3 4 5 3 2 5 3 5 3 57
R-192 4 4 5 5 3 1 3 4 4 1 1 3 2 4 4 48
R-193 3 4 4 4 4 4 4 5 4 1 1 3 3 4 3 51
R-194 3 4 4 5 5 3 3 4 5 3 2 5 3 5 3 57
R-195 3 3 3 5 4 5 3 4 4 3 3 3 3 4 3 53
R-196 2 4 3 5 5 2 4 5 2 2 1 2 3 4 3 47
R-197 3 4 5 4 5 2 2 5 3 2 2 3 3 3 3 49
R-198 2 3 4 3 3 2 2 4 3 1 2 2 2 3 3 39
R-199 4 3 3 4 4 2 3 5 4 3 4 3 3 3 3 51
R-200 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 41
R-201 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 41
R-202 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 41
R-203 2 4 3 4 3 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 35
R-204 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 41
R-205 4 3 3 4 4 2 3 5 4 3 4 3 3 3 3 51
R-206 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 51
R-207 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 2 4 44
R-208 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 43
R-209 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 41
Page 192
176
R-210 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 1 2 3 2 39
R-211 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 4 2 42
R-212 3 4 3 4 4 3 3 5 5 2 2 4 3 5 5 55
R-213 3 3 3 3 4 2 5 3 3 2 2 3 3 4 2 45
Page 193
177
LAMPIRAN 9
ANALISIS DESKRIPTIF PROSENTASE
A. VARIABEL PRESTASI BELAJAR
KODE RESPONDEN
NILAI UTS
KRITERIA KODE
RESPONDEN NILAI UTS
KRITERIA KODE
RESPONDEN NILAI UTS
KRITERIA
R-1 2.67 B R-72 2.33 C R-143 2.00 C
R-2 2.33 C R-73 3.33 B R-144 2.00 C
R-3 3.00 B R-74 3.33 B R-145 2.00 C
R-4 2.33 C R-75 2.67 B R-146 2.00 C
R-5 3.00 B R-76 1.33 D R-147 2.00 C
R-6 2.67 B R-77 2.67 B R-148 2.33 C
R-7 3.33 B R-78 2.67 B R-149 2.67 B
R-8 3.33 B R-79 3.33 B R-150 1.67 C
R-9 3.00 B R-80 3.00 B R-151 1.67 C
R-10 3.00 B R-81 1.67 C R-152 2.00 C
R-11 3.67 SB R-82 1.00 D R-153 2.00 C
R-12 3.33 B R-83 3.33 B R-154 2.33 C
R-13 3.67 SB R-84 2.67 B R-155 2.33 C
R-14 3.00 B R-85 3.00 B R-156 2.00 C
R-15 2.67 B R-86 2.67 B R-157 2.33 C
R-16 2.67 B R-87 2.67 B R-158 2.33 C
R-17 3.00 B R-88 1.33 D R-159 2.33 C
R-18 2.33 C R-89 2.33 C R-160 2.33 C
R-19 3.00 B R-90 2.00 C R-161 2.00 C
R-20 2.67 B R-91 2.33 C R-162 2.67 B
R-21 2.67 B R-92 2.00 C R-163 1.67 C
R-22 2.33 C R-93 1.67 C R-164 1.67 C
R-23 2.00 C R-94 2.33 C R-165 2.67 B
R-24 3.33 B R-95 3.33 B R-166 2.33 C
R-25 2.67 B R-96 4.00 SB R-167 2.67 B
R-26 2.00 C R-97 3.33 B R-168 2.33 C
R-27 2.67 B R-98 1.67 C R-169 1.67 C
R-28 3.33 B R-99 3.33 B R-170 1.67 C
R-29 2.33 C R-100 3.33 B R-171 1.33 D
R-30 2.67 B R-101 4.00 SB R-172 2.00 C
R-31 2.33 C R-102 2.67 B R-173 2.33 C
R-32 3.00 B R-103 3.33 B R-174 2.00 C
R-33 3.00 B R-104 3.00 B R-175 2.00 C
Page 194
178
R-34 2.33 C R-105 3.33 B R-176 1.67 C
R-35 3.00 B R-106 3.00 B R-177 2.00 C
R-36 2.33 C R-107 3.00 B R-178 1.00 D
R-37 2.67 B R-108 3.00 B R-179 2.00 C
R-38 3.33 B R-109 3.33 B R-180 1.33 D
R-39 2.00 C R-110 3.00 B R-181 1.67 C
R-40 3.67 SB R-111 2.33 C R-182 2.33 C
R-41 2.00 C R-112 3.67 SB R-183 1.67 C
R-42 2.33 C R-113 3.33 B R-184 1.67 C
R-43 2.67 B R-114 3.00 B R-185 2.00 C
R-44 3.00 B R-115 3.33 B R-186 2.67 B
R-45 2.33 C R-116 2.00 C R-187 2.33 C
R-46 2.67 B R-117 3.33 B R-188 3.33 B
R-47 2.33 C R-118 1.33 D R-189 2.00 C
R-48 2.67 B R-119 1.00 D R-190 2.67 B
R-49 3.00 B R-120 2.67 B R-191 3.00 B
R-50 3.33 B R-121 3.33 B R-192 1.67 C
R-51 3.00 B R-122 1.00 D R-193 2.33 C
R-52 2.67 B R-123 3.33 B R-194 1.33 D
R-53 2.67 B R-124 2.67 B R-195 1.33 D
R-54 3.00 B R-125 3.00 B R-196 2.67 B
R-55 2.67 B R-126 2.33 C R-197 1.67 C
R-56 1.00 D R-127 1.67 C R-198 1.67 C
R-57 3.00 B R-128 2.67 B R-199 1.67 C
R-58 2.33 C R-129 2.33 C R-200 1.67 C
R-59 3.00 B R-130 3.33 B R-201 2.00 C
R-60 3.00 B R-131 3.33 B R-202 1.67 C
R-61 3.33 B R-132 1.00 D R-203 1.67 C
R-62 2.33 C R-133 2.00 C R-204 1.67 C
R-63 3.00 B R-134 2.33 C R-205 2.00 C
R-64 3.33 B R-135 2.00 C R-206 1.67 C
R-65 2.67 B R-136 2.33 C R-207 1.67 C
R-66 3.00 B R-137 2.67 B R-208 1.67 C
R-67 3.00 B R-138 1.67 C R-209 1.67 C
R-68 2.33 C R-139 3.00 B R-210 1.67 C
R-69 1.33 D R-140 2.33 C R-211 1.67 C
R-70 3.67 SB R-141 1.67 C R-212 2.33 C
R-71 2.33 C R-142 1.67 C R-213 1.67 C
Page 195
179
B. VARIABEL GAYA BELAJAR
KODE
GAYA BELAJAR
GAYA
BELAJA
R
Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Auditorial Gaya Belajar Kinestetik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 11 12
S
k
or
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 11 12
S
k
or
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 11 12
S
k
or
R-1 1 0 1 2 2 1 1 0 1 2 2 1 14 1 2 2 2 1 0 0 0 0 1 1 1 11 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1 7 Visual
R-2 1 2 1 2 2 1 0 2 1 0 0 1 13 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 16 0 0 2 2 2 1 0 0 2 0 1 2 12 Auditorial
R-3 2 1 0 1 1 2 2 1 2 1 1 2 16 2 2 2 2 1 0 1 1 2 1 2 2 18 1 2 1 2 2 1 2 0 1 2 2 1 17 Auditorial
R-4 1 2 1 0 2 1 2 1 2 2 2 2 18 2 2 2 2 1 2 2 2 0 0 1 2 18 0 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 19 Kinestetik
R-5 2 2 2 1 2 1 1 0 0 0 0 2 13 0 2 2 0 0 1 0 2 2 2 2 1 14 0 1 0 1 2 0 1 1 0 2 2 1 11 Auditorial
R-6 1 1 0 1 2 0 1 0 1 0 0 2 9 2 1 1 1 2 0 1 1 2 1 0 2 14 0 1 2 2 0 1 2 1 2 2 2 0 15 Kinestetik
R-7 2 2 2 2 2 2 0 1 1 1 0 1 16 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 18 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 19 Kinestetik
R-8 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 0 1 17 1 2 2 2 2 0 1 1 0 1 0 1 13 0 1 1 1 0 2 0 1 2 2 2 1 13 Visual
R-9 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 Visual
R-10 2 0 1 1 2 1 1 1 1 0 2 2 14 1 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 1 15 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 11 Auditorial
R-11 1 2 1 2 2 2 2 0 2 0 2 2 18 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 1 2 11 0 0 0 2 2 1 1 1 2 2 2 2 15 Visual
R-12 2 1 1 2 2 2 1 1 0 2 0 1 15 2 0 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 1 0 2 2 0 2 11 Visual
R-13 1 0 2 1 2 0 2 2 0 0 1 2 13 2 2 2 1 2 0 1 0 1 1 0 0 12 1 1 2 0 0 0 2 1 0 2 0 1 10 Visual
R-14 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 0 2 17 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 19 0 2 2 2 1 1 2 1 0 2 2 0 15 Auditorial
R-15 0 0 1 1 2 2 0 2 0 2 0 1 11 0 1 0 0 1 0 0 0 2 1 0 0 5 2 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1 0 6 Visual
R-16 1 1 1 2 2 2 1 2 2 0 1 1 16 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 19 1 1 1 2 1 0 0 0 2 2 1 1 12 Auditorial
R-17 1 1 1 2 0 0 1 1 1 1 2 2 13 2 2 2 2 2 1 1 0 2 1 0 1 16 1 2 1 0 0 0 2 1 0 1 2 0 10 Auditorial
R-18 1 2 2 1 1 0 1 0 2 0 0 2 12 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 19 0 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 15 Auditorial
Page 196
180
R-19 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 20 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 19 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 2 13 Visual
R-20 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 7 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 8 Kinestetik
R-21 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 20 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 21 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 18 Auditorial
R-22 1 1 0 0 2 1 1 2 2 0 0 2 12 2 0 2 1 0 0 1 0 2 1 1 0 10 1 2 1 0 1 2 0 1 0 2 1 0 11 Visual
R-23 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 18 1 2 0 0 1 2 1 1 2 2 0 0 12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 11 Visual
R-24 2 2 1 2 2 2 0 1 2 1 0 0 15 2 0 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 17 0 0 1 2 2 2 0 1 1 0 2 2 13 Auditorial
R-25 2 1 0 2 2 2 2 2 0 1 0 2 16 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 20 1 2 2 2 1 1 0 2 2 2 1 1 17 Auditorial
R-26 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 21 2 1 2 0 0 0 1 0 1 0 2 0 9 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 2 2 19 Visual
R-27 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 17 1 2 1 0 0 1 0 1 2 0 1 2 11 0 2 1 2 2 1 0 1 2 1 1 2 15 Visual
R-28 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 0 1 18 2 1 2 1 0 1 1 1 2 1 1 0 13 0 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 0 14 Visual
R-29 1 2 1 2 1 1 2 2 1 0 1 2 16 2 2 1 0 0 0 0 1 2 2 0 0 10 0 0 2 0 2 1 1 2 1 1 0 0 10 Visual
R-30 1 1 2 2 2 2 1 0 2 0 0 2 15 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 19 2 1 0 1 2 0 1 0 2 0 0 0 9 Auditorial
R-31 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 17 2 1 1 0 1 2 0 2 1 1 2 0 13 0 1 0 2 1 0 0 0 2 1 2 1 10 Visual
R-32 2 1 1 2 1 1 0 2 2 0 0 1 13 2 2 1 1 1 0 1 1 2 2 2 0 15 0 1 2 2 1 0 0 0 2 1 2 2 13 Auditorial
R-33 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 22 1 2 2 2 0 0 1 1 0 1 2 2 14 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 19 Visual
R-34 1 2 2 2 2 2 2 1 0 1 1 1 17 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 16 Visual
R-35 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0 0 2 14 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8 Auditorial
R-36 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 18 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 2 1 17 0 1 1 2 1 2 1 2 2 1 0 1 14 Visual
R-37 2 0 1 2 1 1 0 2 2 2 1 1 15 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 1 1 2 2 1 0 1 0 0 0 1 2 11 Visual
R-38 2 1 2 2 2 2 1 2 2 0 0 1 17 2 0 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 19 0 2 0 2 1 1 0 1 2 2 2 2 15 Auditorial
R-39 1 1 1 2 1 1 0 2 1 1 0 2 13 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 18 0 1 1 2 1 0 0 1 2 0 0 0 8 Auditorial
R-40 1 2 0 1 2 2 1 1 2 1 0 2 15 1 0 0 0 1 1 2 0 2 0 1 0 8 0 2 1 0 2 1 0 0 1 1 2 1 11 Visual
R-41 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 19 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 20 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 18 Auditorial
R-42 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 14 2 1 2 2 2 2 0 0 2 1 1 1 16 1 1 0 0 0 1 0 1 2 1 2 0 9 Auditorial
Page 197
181
R-43 1 0 1 1 2 2 0 2 1 0 0 2 12 2 2 2 1 0 2 1 1 2 1 2 2 18 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 19 Kinestetik
R-44 2 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 11 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 16 0 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 14 Auditorial
R-45 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 17 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 18 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 16 Auditorial
R-46 1 2 1 1 2 2 1 0 1 2 0 1 14 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 0 17 0 0 0 1 1 1 0 0 2 1 0 0 6 Auditorial
R-47 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 17 1 1 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 10 1 2 2 2 1 0 2 2 2 1 1 0 16 Visual
R-48 1 2 1 2 2 1 0 1 1 1 2 1 15 0 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 2 14 0 1 2 1 0 1 2 1 1 1 0 0 10 Visual
R-49 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 0 1 17 2 2 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 16 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 0 2 16 Visual
R-50 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 17 2 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 8 Visual
R-51 2 1 2 2 0 1 0 1 2 0 1 1 13 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 21 0 1 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 16 Auditorial
R-52 2 2 1 2 1 0 1 2 2 0 2 2 17 0 2 2 1 0 0 1 2 0 1 1 0 10 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1 2 7 Visual
R-53 2 1 2 2 1 1 1 1 2 0 1 2 16 1 2 2 1 1 0 0 1 1 2 1 1 13 0 0 1 1 1 1 0 0 2 2 2 2 12 Visual
R-54 2 1 2 2 1 1 1 2 2 0 1 2 17 1 2 2 2 1 0 0 1 2 2 1 2 16 0 0 1 1 1 2 1 0 2 2 2 1 13 Visual
R-55 2 1 2 2 2 2 1 2 0 1 0 1 16 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 1 0 13 0 1 1 2 2 0 1 0 1 1 0 2 11 Visual
R-56 2 2 1 2 2 2 0 2 2 1 2 1 19 0 1 2 2 0 1 1 1 1 2 2 2 15 0 0 1 2 1 2 0 0 2 1 1 0 10 Visual
R-57 1 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 19 2 0 2 1 2 0 1 0 2 1 2 0 13 2 0 0 2 2 2 2 1 0 1 0 2 14 Visual
R-58 2 1 0 2 1 0 1 2 1 1 2 2 15 2 1 2 1 1 1 0 2 0 1 1 1 13 0 1 2 2 1 0 0 0 2 1 1 1 11 Visual
R-59 1 2 1 2 0 0 0 1 1 0 0 2 10 1 2 2 1 0 2 0 1 0 2 2 2 15 0 1 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 16 Kinestetik
R-60 1 0 1 1 2 1 1 2 2 1 0 1 13 1 2 2 2 2 0 1 1 2 2 0 0 15 0 1 1 1 1 2 0 0 0 1 2 1 10 Auditorial
R-61 1 0 2 1 2 1 0 2 1 1 2 2 15 2 2 2 0 1 0 0 0 2 2 1 0 12 0 1 1 1 2 0 1 0 0 2 1 1 10 Visual
R-62 0 0 2 2 0 0 2 2 0 2 0 0 10 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 16 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 8 Auditorial
R-63 2 2 1 2 2 2 1 1 0 2 1 2 18 0 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 1 15 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 0 1 16 Visual
R-64 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 18 0 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 14 Auditorial
R-65 1 0 1 2 2 1 0 1 1 0 1 2 12 1 0 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 7 0 0 2 2 2 1 0 1 0 2 2 1 13 Kinestetik
R-66 1 2 1 2 0 1 1 2 1 1 2 2 16 2 2 0 1 0 1 2 1 0 1 2 0 12 0 1 1 2 1 0 0 2 2 2 2 1 14 Visual
Page 198
182
R-67 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 2 12 1 2 2 0 1 1 2 1 2 1 2 0 15 0 1 1 2 1 1 1 0 0 2 2 2 13 Auditorial
R-68 2 0 1 1 2 2 2 1 0 0 0 1 12 1 2 1 0 1 1 0 1 2 1 1 0 11 0 1 0 0 2 2 2 0 0 1 0 2 10 Visual
R-69 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 1 1 13 1 2 1 0 1 1 1 1 1 2 2 1 14 0 1 1 2 1 0 0 0 2 2 2 2 13 Auditorial
R-70 2 1 1 1 2 1 1 2 2 0 2 1 16 2 2 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 6 Visual
R-71 1 0 1 1 1 0 1 0 2 2 2 2 13 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 1 13 1 2 2 2 1 1 0 1 2 1 1 1 15 Kinestetik
R-72 1 1 1 2 2 1 0 2 2 0 2 2 16 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 17 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 19 Kinestetik
R-73 1 1 1 2 2 1 0 2 2 2 2 1 17 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 Auditorial
R-74 1 1 1 1 2 2 0 2 2 0 2 2 16 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 2 1 14 1 0 1 2 2 1 0 0 1 2 2 1 13 Visual
R-75 2 2 1 1 2 1 0 2 1 0 2 1 15 2 1 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 9 0 0 2 2 1 0 0 1 0 1 0 1 8 Visual
R-76 1 1 1 1 2 2 1 2 1 0 1 2 15 1 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 1 2 1 1 1 2 0 0 1 2 0 1 12 Visual
R-77 2 1 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 20 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 1 2 13 1 1 2 1 1 0 1 2 1 2 2 0 14 Visual
R-78 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 1 13 2 2 2 0 1 2 2 1 2 2 1 1 18 1 0 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 6 Auditorial
R-79 1 2 2 1 2 2 1 0 2 2 2 1 18 0 2 0 1 1 0 1 1 0 2 0 0 8 0 2 1 2 1 0 2 0 2 2 2 2 16 Visual
R-80 2 1 1 2 0 0 0 2 2 0 1 1 12 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 0 0 7 0 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 7 Visual
R-81 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0 2 1 15 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 11 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 9 Visual
R-82 1 1 0 0 1 2 2 1 1 1 1 2 13 0 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 1 0 1 0 1 2 0 0 0 1 0 1 7 Visual
R-83 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 19 0 2 0 0 2 0 1 1 2 2 2 0 12 1 2 2 1 2 2 0 1 1 2 0 0 14 Visual
R-84 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 0 1 16 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 17 0 0 0 2 1 1 2 0 2 1 2 2 13 Auditorial
R-85 2 1 1 0 2 1 2 2 1 0 0 1 13 2 1 2 2 1 2 0 1 2 1 1 1 16 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2 1 11 Auditorial
R-86 2 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 0 9 0 1 2 0 0 0 0 1 1 2 1 0 8 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 Visual
R-87 2 1 2 2 2 2 2 1 0 1 0 0 15 0 2 2 0 1 0 0 0 2 1 1 0 9 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 Visual
R-88 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 21 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 20 1 0 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 18 Visual
R-89 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 19 0 2 2 0 1 2 1 1 2 1 2 2 16 1 2 2 2 1 0 1 1 1 1 1 2 15 Auditorial
R-90 0 2 1 1 2 2 0 0 0 1 0 2 11 2 2 2 1 2 0 0 1 2 2 2 2 18 0 0 1 1 0 2 0 0 2 2 2 1 11 Auditorial
Page 199
183
R-91 1 2 0 2 2 2 1 2 1 1 0 1 15 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 18 0 0 1 2 1 1 2 0 2 1 2 2 14 Auditorial
R-92 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 17 2 2 2 1 1 1 0 1 2 0 1 0 13 0 0 1 2 2 1 0 0 2 1 2 2 13 Visual
R-93 2 1 1 2 2 2 0 2 2 0 1 1 16 2 2 2 0 1 1 1 2 1 2 2 0 16 1 2 2 2 2 1 0 1 2 1 2 2 18 Kinestetik
R-94 1 2 1 0 2 2 2 2 1 2 2 2 19 2 2 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 9 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 20 Kinestetik
R-95 2 2 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 12 2 2 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 12 0 0 0 1 2 2 2 2 2 0 2 1 14 Kinestetik
R-96 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 0 1 17 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 22 0 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 0 17 Auditorial
R-97 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 2 13 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 16 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 14 Auditorial
R-98 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 1 14 2 2 2 1 0 1 1 1 2 2 2 1 17 0 0 1 2 1 1 0 0 1 2 2 2 12 Auditorial
R-99 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 1 11 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 17 1 1 1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 13 Auditorial
R-100 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 19 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 10 Visual
R-101 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 16 2 1 2 0 1 1 0 0 2 1 0 0 10 0 1 1 0 0 0 2 0 0 2 1 0 7 Visual
R-102 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 0 0 16 2 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 15 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 9 Visual
R-103 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 2 2 17 2 2 2 0 1 0 1 0 0 0 0 2 10 1 1 1 2 1 2 0 2 2 1 0 1 14 Visual
R-104 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 14 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 14 Auditorial
R-105 2 1 1 0 2 2 2 2 2 0 2 1 17 2 2 2 0 1 2 2 2 1 2 2 0 18 1 2 1 2 1 2 2 2 0 2 2 2 19 Kinestetik
R-106 1 2 1 0 1 1 0 2 2 1 2 2 15 2 2 2 1 0 1 0 1 1 2 1 0 13 2 0 2 1 1 2 2 0 1 2 2 0 15 Kinestetik
R-107 1 1 1 1 1 1 0 2 2 0 1 2 13 2 1 1 0 0 2 2 1 1 2 2 0 14 0 1 2 2 1 1 2 0 2 0 2 2 15 Kinestetik
R-108 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 2 2 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 13 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 11 Auditorial
R-109 2 1 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 19 1 2 0 0 1 1 0 1 2 1 2 0 11 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 8 Visual
R-110 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 0 16 0 0 0 0 1 1 2 1 2 0 2 0 9 0 0 1 0 2 2 0 0 2 2 2 2 13 Visual
R-111 1 2 1 2 1 1 1 2 2 0 1 1 15 2 1 2 1 1 1 0 2 2 2 2 1 17 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 13 Auditorial
R-112 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 14 0 2 2 0 1 0 1 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 6 Visual
R-113 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 1 2 1 0 1 0 1 2 2 1 1 0 12 1 1 1 1 2 1 2 0 2 1 1 2 15 Kinestetik
R-114 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 13 1 2 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 12 0 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 Visual
Page 200
184
R-115 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 0 2 14 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 10 0 1 2 2 1 0 0 0 1 1 2 1 11 Visual
R-116 1 2 0 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 0 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 13 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 Visual
R-117 1 1 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 14 0 0 2 2 0 2 1 1 2 1 1 1 13 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 2 0 10 Visual
R-118 1 0 1 2 2 2 1 2 0 2 0 0 13 2 0 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 7 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 0 4 Auditorial
R-119 1 0 0 1 2 2 1 2 1 1 0 1 12 2 2 2 1 1 1 0 0 2 1 0 1 13 0 1 1 1 0 1 1 2 2 1 2 0 12 Visual
R-120 2 2 2 2 2 2 1 2 1 0 2 1 19 2 2 2 2 1 2 0 1 0 0 1 1 14 1 1 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 9 Visual
R-121 2 0 2 2 2 2 1 1 1 2 1 0 16 1 0 2 0 2 1 2 1 2 1 0 0 12 0 1 0 2 1 1 0 0 1 1 0 2 9 Visual
R-122 1 1 1 0 2 2 1 0 2 2 2 2 16 2 2 2 0 0 2 0 1 0 1 2 0 12 1 2 1 1 1 2 0 0 0 2 1 0 11 Visual
R-123 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 0 15 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 17 1 0 2 2 2 1 0 0 1 1 2 1 13 Auditorial
R-124 1 0 2 2 1 1 1 0 2 0 0 1 11 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 0 17 0 0 1 2 1 1 1 0 2 0 1 2 11 Auditorial
R-125 2 1 0 2 2 2 2 1 0 1 0 1 14 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 0 18 0 0 2 2 1 1 2 0 2 2 2 1 15 Auditorial
R-126 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 18 2 2 2 2 0 1 2 1 2 2 1 1 18 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 Visual
R-127 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 0 1 15 1 2 2 2 1 1 1 0 2 1 1 1 15 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 16 Kinestetik
R-128 1 1 0 0 2 2 2 0 2 2 1 2 15 0 2 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 2 0 0 2 2 0 2 1 2 1 2 2 16 Kinestetik
R-129 2 2 2 2 2 2 1 2 0 0 0 0 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 21 0 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 15 Auditorial
R-130 2 1 2 1 2 2 0 2 2 1 1 2 18 0 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 0 14 0 1 2 1 2 0 0 0 1 2 1 1 11 Visual
R-131 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 22 2 2 2 2 1 1 0 1 2 0 1 1 15 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 20 Visual
R-132 1 1 0 0 2 2 1 0 0 2 1 2 12 0 2 2 1 0 1 0 1 2 1 2 0 12 1 0 1 2 1 0 2 1 2 2 2 2 16 Kinestetik
R-133 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 20 0 2 2 2 0 0 0 1 0 0 1 0 8 1 1 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 15 Visual
R-134 2 1 1 0 2 1 0 2 2 1 0 1 13 2 1 2 1 0 2 1 1 2 1 2 1 16 0 0 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 15 Auditorial
R-135 1 1 1 1 0 2 1 2 2 2 0 0 13 1 2 2 2 0 0 1 1 0 1 1 0 11 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 10 Visual
R-136 0 1 1 1 2 2 1 1 2 0 0 2 13 0 2 2 2 1 0 1 0 0 0 1 2 11 1 0 0 0 1 2 1 1 2 2 0 1 11 Visual
R-137 0 1 1 0 2 2 1 0 2 1 0 2 12 2 1 2 0 1 1 0 1 2 1 0 0 11 1 0 1 2 2 2 0 0 2 2 0 1 13 Kinestetik
R-138 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 0 2 17 1 2 2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 12 0 1 0 2 1 2 0 0 2 2 2 1 13 Visual
Page 201
185
R-139 2 2 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 16 1 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 1 0 0 2 1 2 2 0 2 2 2 1 15 Visual
R-140 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 12 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 11 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 Visual
R-141 1 0 1 1 2 2 1 2 1 1 0 0 12 1 2 2 0 1 0 1 1 2 1 2 0 13 0 0 1 1 2 1 2 0 0 1 0 2 10 Auditorial
R-142 1 0 2 2 2 1 0 0 1 1 1 1 12 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 17 0 1 1 0 1 0 0 0 2 1 1 0 7 Auditorial
R-143 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 14 2 1 2 2 1 1 0 1 2 2 2 1 17 1 2 2 1 1 0 1 2 0 1 2 0 13 Auditorial
R-144 2 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 1 12 0 2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 2 2 14 Kinestetik
R-145 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 21 0 2 2 2 0 0 1 2 2 2 1 2 16 0 0 2 2 1 2 2 0 0 1 1 1 12 Visual
R-146 2 2 1 2 0 2 1 2 1 2 2 1 18 0 2 2 2 0 1 1 2 2 2 1 2 17 0 0 2 2 1 2 0 0 0 1 1 1 10 Visual
R-147 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 1 16 2 2 2 2 0 1 1 0 0 2 1 1 14 0 2 2 2 2 0 0 0 0 1 2 1 12 Visual
R-148 1 2 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 15 1 2 2 1 2 1 0 0 2 0 1 1 13 0 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 1 14 Visual
R-149 2 0 2 2 2 1 1 1 0 1 1 0 13 0 0 2 2 1 0 0 1 1 1 1 0 9 0 0 1 2 0 1 0 0 1 2 0 2 9 Visual
R-150 2 1 1 0 0 2 1 2 1 2 1 0 13 1 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 0 0 1 1 0 2 1 2 2 2 2 14 Kinestetik
R-151 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 2 13 1 2 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 10 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 0 1 15 Kinestetik
R-152 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 16 2 2 2 2 1 1 0 1 2 1 1 2 17 1 1 2 1 1 0 1 0 1 2 1 1 12 Auditorial
R-153 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 12 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 15 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 16 Kinestetik
R-154 1 0 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 13 1 2 2 1 2 2 0 0 2 0 1 0 13 0 1 2 2 1 1 0 0 2 2 2 1 14 Kinestetik
R-155 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12 1 0 2 0 2 1 1 0 2 1 0 0 10 1 2 0 1 0 0 2 1 2 0 1 1 11 Visual
R-156 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 Auditorial
R-157 2 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 1 13 1 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 1 1 0 0 1 2 1 1 10 Visual
R-158 2 1 0 1 1 2 1 2 1 1 1 1 14 1 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1 0 11 0 0 1 1 1 1 0 0 1 2 1 2 10 Visual
R-159 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 1 0 13 1 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 11 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 0 15 Kinestetik
R-160 2 1 1 1 2 1 2 1 1 0 0 2 14 2 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 0 13 1 0 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 17 Kinestetik
R-161 2 0 1 0 0 2 1 2 1 2 1 0 12 1 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 0 2 1 2 2 2 2 16 Kinestetik
R-162 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 19 2 2 2 2 1 1 0 1 2 2 2 1 18 1 1 0 2 1 1 0 0 1 2 1 2 12 Visual
Page 202
186
R-163 2 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 1 17 2 2 2 1 2 1 0 0 1 1 2 2 16 2 1 1 2 2 1 0 0 1 2 1 1 14 Visual
R-164 2 2 1 1 2 2 2 2 1 0 2 1 18 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 20 0 0 0 2 2 0 0 1 1 2 2 1 11 Auditorial
R-165 2 1 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 15 0 2 1 0 1 0 0 2 1 1 1 0 9 1 0 2 1 2 1 0 0 1 2 0 1 11 Visual
R-166 2 1 0 1 2 2 1 2 1 0 0 2 14 0 2 1 1 1 2 0 0 2 1 1 0 11 0 0 1 2 1 0 1 0 2 1 2 0 10 Visual
R-167 1 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 2 13 0 1 1 0 2 0 1 2 2 1 1 1 12 1 0 1 0 1 1 0 0 1 2 1 1 9 Visual
R-168 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 13 2 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 2 15 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 2 10 Auditorial
R-169 1 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 2 13 0 1 1 0 2 0 1 2 2 1 1 1 12 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 1 1 8 Visual
R-170 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 2 1 18 2 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 15 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 12 Visual
R-171 2 1 1 0 2 2 1 1 0 1 1 1 13 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 0 1 14 0 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 0 9 Auditorial
R-172 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 15 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 21 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 19 Auditorial
R-173 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 18 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 0 11 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Visual
R-174 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 2 1 13 1 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 9 1 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 10 Visual
R-175 2 2 2 1 2 2 1 2 1 0 1 1 17 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 22 0 1 1 2 0 2 2 0 2 2 2 1 15 Auditorial
R-176 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 2 14 1 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 9 1 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 10 Visual
R-177 2 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 2 1 0 1 1 0 1 2 2 0 0 10 1 2 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 14 Kinestetik
R-178 2 1 0 1 2 2 1 1 0 0 1 1 12 1 1 2 1 0 0 0 0 2 1 0 1 9 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 0 7 Visual
R-179 2 1 0 2 2 1 2 2 1 1 1 2 17 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 0 0 0 0 2 1 1 0 2 2 2 1 11 Visual
R-180 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 19 0 2 2 1 2 0 1 2 2 1 2 0 15 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 Visual
R-181 2 1 1 1 2 2 1 2 2 0 2 1 17 0 2 2 0 0 1 0 1 1 1 2 0 10 0 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 10 Visual
R-182 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 16 2 1 2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 2 1 1 2 0 1 1 0 1 11 Visual
R-183 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 0 1 11 0 2 1 1 0 0 0 0 2 1 1 0 8 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 1 2 9 Visual
R-184 2 1 1 1 2 2 1 2 2 0 2 1 17 1 2 2 0 0 1 0 1 1 1 2 0 11 0 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 10 Visual
R-185 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 2 19 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 17 0 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 0 13 Visual
R-186 2 1 1 1 2 2 1 2 0 0 1 1 14 0 2 1 0 0 1 0 1 1 2 1 0 9 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 Visual
Page 203
187
R-187 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 13 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 0 1 12 0 0 1 1 0 1 0 0 2 2 0 0 7 Visual
R-188 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 20 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 17 0 1 1 2 2 1 0 1 2 0 1 2 13 Visual
R-189 1 1 0 1 2 1 2 1 2 0 1 1 13 0 1 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 10 0 1 1 2 1 1 2 0 2 1 1 2 14 Kinestetik
R-190 2 1 1 0 2 2 1 2 1 0 1 2 15 2 0 2 1 0 1 0 0 2 1 0 1 10 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 Visual
R-191 2 2 1 1 2 2 2 1 0 2 0 1 16 2 2 2 2 1 2 0 0 2 0 1 1 15 1 2 1 2 2 1 0 1 2 2 2 1 17 Kinestetik
R-192 2 0 1 0 2 2 1 2 1 0 0 1 12 2 2 2 2 0 2 0 1 2 1 1 2 17 0 0 1 2 1 2 0 0 1 1 2 1 11 Auditorial
R-193 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 1 1 12 2 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 2 16 0 1 1 1 1 1 2 0 1 1 2 0 11 Auditorial
R-194 2 2 1 1 2 2 2 1 0 2 0 1 16 2 2 2 2 1 2 0 0 2 0 1 1 15 1 2 1 2 2 2 1 0 2 1 2 1 17 Kinestetik
R-195 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 18 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 1 2 1 2 1 0 1 1 1 0 1 11 Visual
R-196 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 14 1 2 2 1 0 1 1 2 1 1 2 1 15 0 0 2 1 1 1 2 1 1 0 2 1 12 Auditorial
R-197 2 1 0 1 2 2 1 2 1 0 0 2 14 0 2 1 1 1 2 0 1 2 1 1 0 12 0 0 1 1 1 0 0 0 2 1 2 0 8 Visual
R-198 1 0 1 1 2 2 2 2 1 2 1 0 15 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 11 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 1 2 16 Kinestetik
R-199 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 Visual
R-200 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 2 1 9 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 Auditorial
R-201 2 1 0 0 1 1 1 2 2 1 2 1 14 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 0 1 1 2 1 2 2 2 2 15 Kinestetik
R-202 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 Visual
R-203 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 0 2 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0 6 0 0 1 0 0 0 2 0 1 1 0 1 6 Visual
R-204 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 Visual
R-205 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 Visual
R-206 2 1 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 16 1 2 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 Visual
R-207 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1 14 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 0 15 1 0 1 0 1 0 2 1 1 2 2 1 12 Auditorial
R-208 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1 14 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 16 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 Auditorial
R-209 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 Visual
R-210 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 0 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 11 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 10 Visual
Page 204
188
R-211 1 0 2 1 1 1 1 2 2 1 0 2 14 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 0 15 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 Auditorial
R-212 2 0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 8 0 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 0 7 1 0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 1 7 Visual
R-213 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 0 2 15 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 2 1 16 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 2 1 10 Auditorial
Page 205
189
C. POLA ASUH ORANG TUA
KODE
POLA ASUH ORANG TUA POLA
ASUH
ORANG
TUA
Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Demokrasi Pola Asuh Permisif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sk
or 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
R-1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-3 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4 Demokrasi
R-5 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 Demokrasi
R-6 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-8 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 Demokrasi
R-9 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-10 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 Demokrasi
R-12 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 4 Demokrasi
R-13 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-16 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 Demokrasi
R-17 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
Page 206
190
R-18 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 Otoriter
R-19 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-20 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-22 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-23 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-24 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 Demokrasi
R-25 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-26 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 Permisif
R-27 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-28 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5 Demokrasi
R-29 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-30 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-31 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 Otoriter
R-32 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 Demokrasi
R-33 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-34 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 Permisif
R-35 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-36 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Demokrasi
R-37 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Demokrasi
R-38 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 Demokrasi
R-39 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 Permisif
R-40 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-41 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 Demokrasi
Page 207
191
R-42 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 Otoriter
R-43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-44 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-45 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-46 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 Demokrasi
R-47 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 Demokrasi
R-48 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-49 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 Demokrasi
R-50 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-51 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-52 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-53 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Demokrasi
R-54 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-55 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 Demokrasi
R-56 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 Demokrasi
R-57 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 Demokrasi
R-58 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-59 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-60 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-61 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-62 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 Otoriter
R-63 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-64 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-65 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
Page 208
192
R-66 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-67 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-68 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 Demokrasi
R-69 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-70 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 Demokrasi
R-71 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 Otoriter
R-72 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 Otoriter
R-73 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-74 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Demokrasi
R-75 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 Demokrasi
R-76 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 Demokrasi
R-77 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-78 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Demokrasi
R-79 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 Demokrasi
R-80 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 Demokrasi
R-81 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 Demokrasi
R-82 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 6 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-83 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-84 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 Demokrasi
R-85 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 Demokrasi
R-86 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 Demokrasi
R-87 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
R-88 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Permisif
R-89 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Demokrasi
Page 209
193
R-90 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 Demokrasi
R-91 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Otoriter
R-92 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Otoriter
R-93 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Otoriter
R-94 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Permisif
R-95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 Otoriter
R-96 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-97 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 Demokrasi
R-98 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-99 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-100 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-101 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 Demokrasi
R-102 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-103 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-104 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 Demokrasi
R-105 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Demokrasi
R-106 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Demokrasi
R-107 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 Demokrasi
R-108 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-109 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-110 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 Demokrasi
R-111 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-112 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-113 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
Page 210
194
R-114 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-115 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-116 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-117 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-118 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
R-119 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Demokrasi
R-120 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-121 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 Demokrasi
R-122 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-123 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-124 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Demokrasi
R-125 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-126 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-127 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-128 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-129 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 Otoriter
R-130 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 Otoriter
R-131 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Permisif
R-132 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-133 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 Otoriter
R-134 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Otoriter
R-135 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-136 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-137 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 Otoriter
Page 211
195
R-138 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-139 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 Demokrasi
R-140 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Otoriter
R-141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 Otoriter
R-142 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 Otoriter
R-143 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 Otoriter
R-144 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-145 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Demokrasi
R-146 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Otoriter
R-147 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 Demokrasi
R-148 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-149 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Permisif
R-150 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Demokrasi
R-151 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-152 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Otoriter
R-153 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Demokrasi
R-154 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-155 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 Demokrasi
R-156 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Otoriter
R-157 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-158 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Otoriter
R-159 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-160 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-161 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Otoirter
Page 212
196
R-162 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Otoriter
R-163 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-164 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 Demokrasi
R-165 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-166 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-167 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Permisif
R-168 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 Demokrasi
R-169 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Demokrasi
R-170 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 Otoriter
R-171 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 Demokrasi
R-172 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Permisif
R-173 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Permisif
R-174 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-175 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 Otoriter
R-176 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 Demokrasi
R-177 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 Otoriter
R-178 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 Otoriter
R-179 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 Otoriter
R-180 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-181 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
R-182 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
R-183 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Demokrasi
R-184 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 Demokrasi
R-185 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 Permisif
Page 213
197
R-186 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 Demokrasi
R-187 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 Permisif
R-188 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 Demokrasi
R-189 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Otoriter
R-190 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-191 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-192 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-193 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-194 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5 Demokrasi
R-195 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-196 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 Demokrasi
R-197 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Demokrasi
R-198 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Demokrasi
R-199 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-200 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-201 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-202 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-203 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 Demokrasi
R-204 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-205 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-206 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-207 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-208 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Permisif
R-209 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
Page 214
198
R-210 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Permisif
R-211 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
R-212 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 Demokrasi
R-213 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 Demokrasi
Page 215
199
D. MOTIVASI BELAJAR
KODE
MOTIVASI BELAJAR
TOT
AL
KRI
TE
RIA
Tekun, ulet dalam
mengerjakan tugas, dan
senang memecahkan
masalah/soal-soal.
Senang bekerja
mandiri.
Cepat bosan dengan tugas-
tugas rutin.
Tidak mudah melepaskan
hal-hal yang diyakini
1 2 3 4 5 Skor Krit 6 7 8 Skor Krit 9 10 11 12 Skor Krit 13 14 15 Skor Krit
R-1 4 4 5 5 3 21 T 3 2 5 10 C 4 2 2 1 9 R 3 4 5 12 T 52 T
R-2 3 3 4 4 3 17 C 1 4 3 8 R 3 2 2 3 10 R 2 3 4 9 C 44 C
R-3 3 3 4 3 4 17 C 1 2 4 7 R 3 2 2 2 9 R 2 2 2 6 R 39 C
R-4 3 3 5 5 5 21 T 2 2 2 6 R 2 2 2 1 7 R 2 2 3 7 R 41 C
R-5 4 4 4 5 5 22 T 5 4 5 14 T 5 2 3 3 13 C 3 3 3 9 C 58 T
R-6 3 3 4 5 4 19 T 1 3 3 7 R 3 1 1 2 7 R 3 4 4 11 C 44 C
R-7 4 4 4 5 4 21 T 2 3 4 9 C 4 3 2 3 12 C 4 4 4 12 T 54 T
R-8 3 3 3 5 3 17 C 4 3 5 12 T 4 2 3 3 12 C 4 4 4 12 T 53 T
R-9 3 2 3 4 3 15 C 4 4 4 12 T 3 2 2 4 11 C 4 3 4 11 C 49 C
R-10 3 3 3 4 3 16 C 3 3 5 11 C 5 2 1 3 11 C 3 3 3 9 C 47 C
R-11 3 3 4 4 5 19 T 4 2 4 10 C 4 2 2 2 10 R 3 3 3 9 C 48 C
R-12 3 3 4 4 4 18 C 2 2 4 8 R 2 2 2 2 8 R 3 4 3 10 C 44 C
R-13 3 5 2 5 5 20 T 2 2 5 9 C 5 2 1 1 9 R 2 5 4 11 C 49 C
R-14 3 4 5 4 5 21 T 2 4 5 11 C 4 2 2 2 10 R 3 3 3 9 C 51 C
R-15 2 3 4 5 5 19 T 1 3 5 9 C 5 1 3 1 10 R 2 3 3 8 R 46 C
R-16 4 3 1 4 5 17 C 2 3 4 9 C 3 1 1 1 6 SR 4 4 5 13 T 45 C
Page 216
200
R-17 3 3 3 5 4 18 C 2 3 5 10 C 4 2 2 3 11 C 3 3 3 9 C 48 C
R-18 3 3 3 4 3 16 C 3 2 3 8 R 3 2 2 2 9 R 3 3 3 9 C 42 C
R-19 3 3 4 4 4 18 C 3 3 4 10 C 4 3 2 2 11 C 2 3 3 8 R 47 C
R-20 3 3 4 3 3 16 C 3 2 5 10 C 3 2 1 3 9 R 3 3 3 9 C 44 C
R-21 3 3 4 5 5 20 T 1 3 5 9 C 2 2 1 1 6 SR 2 3 3 8 R 43 C
R-22 3 2 4 4 3 16 C 1 2 3 6 R 3 2 1 3 9 R 1 2 2 5 SR 36 R
R-23 4 3 2 4 4 17 C 4 2 5 11 C 4 2 2 2 10 R 3 4 3 10 C 48 C
R-24 4 5 4 5 5 23 T 4 4 5 13 T 5 2 2 3 12 C 5 5 4 14 T 62 T
R-25 4 5 4 5 4 22 T 2 3 4 9 C 5 3 2 2 12 C 2 3 3 8 R 51 C
R-26 2 4 3 3 3 15 C 3 3 4 10 C 3 2 1 1 7 R 3 4 3 10 C 42 C
R-27 3 4 4 5 5 21 T 3 4 4 11 C 4 2 2 1 9 R 3 4 3 10 C 51 C
R-28 4 4 4 4 3 19 T 3 3 4 10 C 4 1 1 1 7 R 3 3 3 9 C 45 C
R-29 3 2 4 4 5 18 C 2 3 5 10 C 1 1 2 1 5 SR 2 5 3 10 C 43 C
R-30 3 3 4 3 4 17 C 4 3 4 11 C 5 2 1 1 9 R 3 3 3 9 C 46 C
R-31 3 3 3 4 4 17 C 3 3 4 10 C 3 2 2 1 8 R 3 3 2 8 R 43 C
R-32 3 3 4 3 3 16 C 5 2 5 12 T 3 2 1 3 9 R 3 3 4 10 C 47 C
R-33 3 3 4 4 4 18 C 3 2 4 9 C 4 2 2 3 11 C 3 4 3 10 C 48 C
R-34 2 3 2 3 4 14 C 1 2 4 7 R 3 2 2 2 9 R 2 2 2 6 R 36 R
R-35 3 3 3 4 4 17 C 3 3 4 10 C 4 2 2 2 10 R 3 4 3 10 C 47 C
R-36 3 3 4 4 5 19 T 1 3 4 8 R 2 2 2 2 8 R 3 3 4 10 C 45 C
R-37 4 4 5 4 5 22 T 3 3 5 11 C 4 1 1 2 8 R 4 4 4 12 T 53 T
R-38 3 5 4 5 5 22 T 3 4 5 12 T 3 2 2 1 8 R 4 5 4 13 T 55 T
R-39 2 2 3 4 2 13 R 1 3 4 8 R 3 2 2 3 10 R 2 2 2 6 R 37 R
Page 217
201
R-40 2 3 4 3 3 15 C 4 3 5 12 T 3 1 1 2 7 R 3 3 2 8 R 42 C
R-41 4 4 4 4 4 20 T 3 3 3 9 C 3 2 2 2 9 R 3 4 3 10 C 48 C
R-42 3 3 3 4 4 17 C 3 3 4 10 C 3 1 1 1 6 SR 3 3 2 8 R 41 C
R-43 3 5 3 4 3 18 C 3 2 4 9 C 4 2 2 1 9 R 3 3 2 8 R 44 C
R-44 4 3 4 5 5 21 T 2 2 4 8 R 4 2 1 3 10 R 3 4 4 11 C 50 C
R-45 3 4 3 4 3 17 C 1 2 4 7 R 4 2 2 2 10 R 3 3 4 10 C 44 C
R-46 3 3 3 4 2 15 C 4 3 3 10 C 2 2 2 1 7 R 3 4 4 11 C 43 C
R-47 2 3 4 4 4 17 C 3 3 3 9 C 5 1 1 2 9 R 2 3 4 9 C 44 C
R-48 4 3 4 4 4 19 T 3 3 5 11 C 5 4 2 3 14 C 3 3 3 9 C 53 T
R-49 4 3 3 5 4 19 T 1 3 5 9 C 4 2 1 2 9 R 3 4 3 10 C 47 C
R-50 3 2 4 5 4 18 C 2 2 5 9 C 3 1 1 1 6 SR 3 3 3 9 C 42 C
R-51 3 5 4 4 3 19 T 5 2 5 12 T 3 2 5 2 12 C 2 5 4 11 C 54 T
R-52 4 5 3 4 3 19 T 2 3 5 10 C 3 2 4 3 12 C 4 4 3 11 C 52 T
R-53 4 3 3 4 4 18 C 2 3 5 10 C 3 2 2 3 10 R 3 4 3 10 C 48 C
R-54 5 5 5 4 4 23 T 1 4 5 10 C 3 2 4 2 11 C 5 4 5 14 T 58 T
R-55 4 4 3 5 5 21 T 1 3 5 9 C 3 1 2 1 7 R 3 5 3 11 C 48 C
R-56 3 5 5 4 4 21 T 2 4 5 11 C 5 2 3 3 13 C 3 4 3 10 C 55 T
R-57 4 5 5 3 5 22 T 4 1 2 7 R 5 1 3 4 13 C 3 3 5 11 C 53 T
R-58 3 3 4 3 3 16 C 2 4 5 11 C 3 2 3 3 11 C 3 4 4 11 C 49 C
R-59 3 3 3 3 3 15 C 5 3 5 13 T 3 2 3 1 9 R 3 3 5 11 C 48 C
R-60 5 4 4 4 5 22 T 2 3 4 9 C 3 2 2 2 9 R 3 4 3 10 C 50 C
R-61 5 4 4 5 4 22 T 3 2 4 9 C 4 3 4 4 15 T 2 3 3 8 R 54 T
R-62 1 1 3 1 2 8 SR 5 3 3 11 C 2 5 5 2 14 C 5 5 5 15 ST 48 C
R-63 3 4 3 4 3 17 C 4 3 4 11 C 4 2 2 3 11 C 3 2 3 8 R 47 C
Page 218
202
R-64 4 5 5 3 4 21 T 3 3 4 10 C 5 2 2 3 12 C 2 3 3 8 R 51 C
R-65 3 3 4 4 3 17 C 4 2 5 11 C 4 2 3 3 12 C 2 2 2 6 R 46 C
R-66 4 3 4 3 3 17 C 5 2 4 11 C 3 2 2 1 8 R 3 4 4 11 C 47 C
R-67 3 4 4 3 3 17 C 1 2 3 6 R 3 2 2 2 9 R 3 3 2 8 R 40 C
R-68 3 3 4 4 5 19 T 3 3 2 8 R 4 2 2 3 11 C 3 3 2 8 R 46 C
R-69 2 5 5 3 3 18 C 5 3 5 13 T 3 2 5 3 13 C 3 4 3 10 C 54 T
R-70 3 4 3 4 3 17 C 3 3 4 10 C 4 2 4 2 12 C 3 3 4 10 C 49 C
R-71 3 3 4 3 3 16 C 4 4 4 12 T 2 1 3 2 8 R 2 3 4 9 C 45 C
R-72 4 5 5 4 5 23 T 5 3 5 13 T 4 3 3 4 14 C 1 1 1 3 SR 53 T
R-73 3 3 4 3 3 16 C 3 3 5 11 C 3 2 2 3 10 R 3 4 3 10 C 47 C
R-74 4 5 5 5 5 24 ST 3 5 5 13 T 5 4 3 4 16 T 2 5 5 12 T 65 ST
R-75 3 3 5 4 3 18 C 1 3 4 8 R 3 2 2 3 10 R 3 3 4 10 C 46 C
R-76 4 3 4 5 4 20 T 5 3 3 11 C 5 2 3 5 15 T 3 1 3 7 R 53 T
R-77 5 5 5 4 3 22 T 5 2 5 12 T 5 1 2 3 11 C 3 5 4 12 T 57 T
R-78 3 3 4 3 5 18 C 4 3 4 11 C 4 2 3 2 11 C 2 3 4 9 C 49 C
R-79 3 4 5 4 3 19 T 3 3 4 10 C 4 1 1 1 7 R 4 4 4 12 T 48 C
R-80 3 4 5 3 4 19 T 2 4 5 11 C 5 2 3 2 12 C 4 5 5 14 T 56 T
R-81 3 3 3 3 4 16 C 4 2 5 11 C 3 5 5 3 16 T 5 5 5 15 ST 58 T
R-82 1 3 5 3 2 14 C 2 2 3 7 R 3 1 1 4 9 R 3 4 3 10 C 40 C
R-83 4 5 5 4 5 23 T 3 4 5 12 T 5 2 4 3 14 C 3 3 3 9 C 58 T
R-84 3 3 4 3 4 17 C 2 3 5 10 C 3 1 1 1 6 SR 3 3 3 9 C 42 C
R-85 3 3 4 3 3 16 C 3 3 3 9 C 3 2 2 2 9 R 3 3 4 10 C 44 C
R-86 4 3 4 3 4 18 C 4 4 4 12 T 3 3 3 4 13 C 3 3 4 10 C 53 T
R-87 3 5 5 3 3 19 T 4 5 5 14 T 5 3 5 1 14 C 5 5 5 15 ST 62 T
Page 219
203
R-88 3 4 5 5 5 22 T 3 5 4 12 T 5 3 5 5 18 T 3 3 5 11 C 63 T
R-89 4 3 3 4 1 15 C 3 4 5 12 T 5 3 5 1 14 C 2 3 3 8 R 49 C
R-90 3 5 5 5 5 23 T 5 3 5 13 T 4 2 2 1 9 R 2 5 3 10 C 55 T
R-91 3 3 4 3 3 16 C 2 3 4 9 C 4 3 2 3 12 C 3 3 4 10 C 47 C
R-92 3 3 4 4 3 17 C 4 3 4 11 C 4 2 4 3 13 C 3 4 3 10 C 51 C
R-93 3 3 3 3 4 16 C 4 2 5 11 C 3 2 2 2 9 R 4 3 4 11 C 47 C
R-94 1 1 4 3 3 12 R 3 3 5 11 C 4 1 3 1 9 R 3 3 2 8 R 40 C
R-95 3 4 4 3 4 18 C 3 2 4 9 C 5 1 1 1 8 R 3 4 4 11 C 46 C
R-96 2 3 4 4 5 18 C 4 4 5 3 SR 4 1 2 3 10 R 3 4 3 10 C 51 C
R-97 3 3 4 4 4 18 C 3 3 5 11 C 4 3 3 2 12 C 3 4 3 10 C 51 C
R-98 4 4 4 3 3 18 C 4 2 3 9 C 3 2 2 2 9 R 3 3 4 10 C 46 C
R-99 3 3 4 3 2 15 C 2 3 3 8 R 3 2 2 2 9 R 3 3 3 9 C 41 C
R-100 4 5 5 4 3 21 T 3 2 5 10 C 4 3 3 3 13 C 3 3 3 9 C 53 T
R-101 3 4 3 4 3 17 C 4 3 4 11 C 2 1 2 2 7 R 4 4 4 12 T 47 C
R-102 3 5 3 4 3 18 C 3 4 5 12 T 3 1 4 3 11 C 3 4 4 11 C 52 T
R-103 4 3 2 4 3 16 C 3 2 5 10 C 3 1 2 2 8 R 3 4 2 9 C 43 C
R-104 3 4 5 5 5 22 T 3 3 5 11 C 3 3 5 3 14 C 3 4 4 11 C 58 T
R-105 5 4 5 5 5 24 ST 4 5 5 14 T 4 2 1 2 9 R 5 5 3 13 T 60 T
R-106 4 5 5 4 4 22 T 3 2 5 10 C 4 3 4 4 15 T 4 5 5 14 T 61 T
R-107 3 4 3 3 4 17 C 3 2 4 9 C 4 1 3 3 11 C 4 4 3 11 C 48 C
R-108 3 3 3 3 2 14 C 3 3 4 10 C 3 1 3 3 10 R 4 4 3 11 C 45 C
R-109 5 5 5 4 3 22 T 5 3 4 12 T 5 2 4 3 14 C 4 5 5 14 T 62 T
R-110 5 5 5 5 4 24 ST 1 3 5 9 C 3 4 4 1 12 C 4 4 5 13 T 58 T
R-111 3 3 3 3 2 14 C 4 2 5 11 C 5 1 1 1 8 R 3 3 4 10 C 43 C
Page 220
204
R-112 3 3 4 3 3 16 C 4 3 3 10 C 3 1 2 2 8 R 3 4 3 10 C 44 C
R-113 3 3 2 4 5 17 C 3 2 5 10 C 3 2 2 2 9 R 5 3 3 11 C 47 C
R-114 3 4 4 5 3 19 T 2 3 4 9 C 3 2 2 2 9 R 3 3 3 9 C 46 C
R-115 3 3 5 5 4 20 T 1 3 3 7 R 5 1 2 2 10 R 3 3 3 9 C 46 C
R-116 3 3 3 5 3 17 C 2 3 4 9 C 3 2 2 2 9 R 3 4 4 11 C 46 C
R-117 3 3 3 4 2 15 C 2 2 4 8 R 3 3 2 2 10 R 3 3 3 9 C 42 C
R-118 3 3 3 4 3 16 C 3 2 5 10 C 3 1 1 2 7 R 4 5 4 13 T 46 C
R-119 3 2 2 4 4 15 C 3 3 5 11 C 3 3 3 3 12 C 3 3 3 9 C 47 C
R-120 5 4 4 3 4 20 T 2 3 3 8 R 4 2 2 3 11 C 3 4 3 10 C 49 C
R-121 5 5 5 5 5 25 ST 3 4 5 12 T 5 3 3 5 16 T 4 4 4 12 T 65 ST
R-122 3 4 4 2 1 14 C 1 1 5 7 R 3 3 2 1 9 R 3 4 5 12 T 42 C
R-123 3 3 4 4 3 17 C 2 3 5 10 C 3 2 2 3 10 R 4 5 5 14 T 51 C
R-124 3 4 5 3 2 17 C 4 3 3 10 C 3 1 4 3 11 C 3 4 4 11 C 49 C
R-125 5 5 3 4 4 21 T 2 1 5 8 R 5 1 4 3 13 C 3 3 2 8 R 50 C
R-126 3 3 2 3 3 14 C 2 3 4 9 C 2 2 4 2 10 R 3 3 3 9 C 42 C
R-127 3 4 4 4 3 18 C 3 3 4 10 C 3 2 2 3 10 R 3 3 3 9 C 47 C
R-128 3 2 5 5 5 20 T 2 1 5 8 R 1 1 1 1 4 SR 3 2 2 7 R 39 C
R-129 5 4 5 4 5 23 T 4 4 5 13 T 5 4 5 4 18 T 4 4 4 12 T 66 ST
R-130 3 5 5 5 5 23 T 3 4 5 12 T 4 2 5 2 13 C 4 4 4 12 T 60 T
R-131 3 4 5 4 5 21 T 5 4 5 14 T 5 3 4 5 17 T 2 5 2 9 C 61 T
R-132 3 3 4 4 5 19 T 2 2 5 9 C 5 1 1 1 8 R 3 3 2 8 R 44 C
R-133 3 5 5 5 4 22 T 4 3 5 12 T 4 5 3 1 13 C 1 3 4 8 R 55 T
R-134 3 4 3 4 4 18 C 2 3 5 10 C 3 2 2 2 9 R 4 3 4 11 C 48 C
R-135 3 5 5 3 4 20 T 3 3 3 9 C 3 2 2 3 10 R 2 3 3 8 R 47 C
Page 221
205
R-136 4 3 4 3 2 16 C 3 2 4 9 C 2 1 2 1 6 SR 1 5 3 9 C 40 C
R-137 3 4 5 3 3 18 C 2 2 5 9 C 3 1 4 8 R 5 5 5 15 ST 50 C
R-138 3 3 4 3 2 15 C 4 3 5 12 T 2 2 2 2 8 R 2 3 3 8 R 43 C
R-139 3 4 5 3 4 19 T 2 3 5 10 C 3 2 4 4 13 C 3 4 3 10 C 52 T
R-140 3 3 3 2 2 13 R 5 3 3 11 C 3 2 1 3 9 R 3 3 3 9 C 42 C
R-141 3 4 4 4 4 19 T 3 4 5 12 T 4 2 2 3 11 C 3 4 3 10 C 52 T
R-142 2 3 2 3 1 11 R 3 2 5 10 C 3 1 1 3 8 R 3 3 3 9 C 38 R
R-143 3 3 3 4 3 16 C 4 3 4 11 C 3 2 2 3 10 R 2 3 3 8 R 45 C
R-144 3 3 4 3 3 16 C 2 2 4 8 R 3 2 2 2 9 R 2 4 2 8 R 41 C
R-145 5 5 5 5 5 25 ST 1 5 5 11 C 5 1 2 2 10 R 5 5 4 14 T 60 T
R-146 4 3 2 5 4 18 C 3 5 5 13 T 5 2 2 2 11 C 5 5 4 14 T 56 T
R-147 3 2 4 3 4 16 C 2 2 3 7 R 5 3 2 3 13 C 3 4 3 10 C 46 C
R-148 3 4 3 3 4 17 C 2 3 5 10 C 5 3 4 3 15 T 3 4 3 10 C 52 T
R-149 3 5 5 5 3 21 T 3 3 3 9 C 5 3 4 4 16 T 3 5 5 13 T 59 T
R-150 3 4 3 4 4 18 C 2 3 4 9 C 3 4 3 3 13 C 3 4 5 12 T 52 T
R-151 3 4 4 3 5 19 T 3 3 4 10 C 2 3 3 4 12 C 3 3 3 9 C 50 C
R-152 5 3 3 4 4 19 T 2 3 4 9 C 3 4 3 3 13 C 3 4 3 10 C 51 C
R-153 3 3 3 3 3 15 C 3 2 3 8 R 3 4 3 2 12 C 3 4 3 10 C 45 C
R-154 4 3 3 4 3 17 C 2 3 5 10 C 4 3 1 3 11 C 3 3 3 9 C 47 C
R-155 3 3 3 4 4 17 C 2 3 4 9 C 3 4 5 3 15 T 4 4 3 11 C 52 T
R-156 3 2 3 4 4 16 C 3 2 3 8 R 4 3 2 3 12 C 3 3 2 8 R 44 C
R-157 3 3 4 4 4 18 C 4 3 5 12 T 4 3 3 4 14 C 3 3 3 9 C 53 T
R-158 5 4 4 3 5 21 T 2 3 5 10 C 3 4 2 4 13 C 3 3 3 9 C 53 T
R-159 3 2 5 3 3 16 C 4 3 5 12 T 3 4 3 3 13 C 2 2 3 7 R 48 C
Page 222
206
R-160 4 3 4 5 3 19 T 3 2 4 9 C 4 3 3 5 15 T 3 3 3 9 C 52 T
R-161 3 4 3 4 4 18 C 2 3 4 9 C 3 4 2 3 12 C 3 4 5 12 T 51 C
R-162 3 4 4 5 4 20 T 3 3 5 11 C 3 4 5 3 15 T 3 4 3 10 C 56 T
R-163 3 4 5 5 3 20 T 2 3 5 10 C 5 2 2 3 12 C 2 3 2 7 R 49 C
R-164 3 4 4 2 3 16 C 3 3 5 11 C 5 3 2 3 13 C 2 4 2 8 R 48 C
R-165 5 5 4 4 5 23 T 2 4 5 11 C 3 2 4 3 12 C 5 4 5 14 T 60 T
R-166 3 4 5 4 5 21 T 2 2 5 9 C 3 2 2 4 11 C 3 3 3 9 C 50 C
R-167 3 3 3 3 3 15 C 5 3 3 11 C 4 3 2 3 12 C 3 4 3 10 C 48 C
R-168 3 4 3 4 3 17 C 2 3 4 9 C 2 1 1 4 8 R 4 4 3 11 C 45 C
R-169 3 2 2 3 5 15 C 1 3 5 9 C 1 2 1 1 5 SR 2 2 3 7 R 36 R
R-170 3 5 5 5 4 22 T 3 3 5 11 C 5 3 3 4 15 T 3 3 3 9 C 57 T
R-171 4 4 3 4 4 19 T 3 3 5 11 C 5 1 2 3 11 C 3 3 3 9 C 50 C
R-172 3 4 5 3 4 19 T 3 1 3 7 R 1 1 1 2 5 SR 3 3 3 9 C 40 C
R-173 3 2 4 3 4 16 C 4 3 4 11 C 2 3 1 3 9 R 4 2 3 9 C 45 C
R-174 4 3 3 3 3 16 C 3 3 5 11 C 4 2 2 3 11 C 3 3 3 9 C 47 C
R-175 5 5 4 4 5 23 T 3 4 5 12 T 4 1 2 3 10 R 2 3 4 9 C 54 T
R-176 4 3 3 3 3 16 C 3 3 4 10 C 3 2 2 3 10 R 3 3 3 9 C 45 C
R-177 3 3 2 4 3 15 C 1 3 5 9 C 5 1 2 3 11 C 3 3 3 9 C 44 C
R-178 3 3 3 4 5 18 C 2 4 5 11 C 2 1 2 3 8 R 2 3 4 9 C 46 C
R-179 3 3 2 4 3 15 C 4 3 5 12 T 5 1 2 3 11 C 3 3 3 9 C 47 C
R-180 4 4 4 4 4 20 T 5 4 5 14 T 2 1 2 3 8 R 2 4 4 10 C 52 T
R-181 3 4 3 4 4 18 C 3 3 4 10 C 5 2 2 3 12 C 2 3 3 8 R 48 C
R-182 3 4 3 4 4 18 C 3 3 4 10 C 5 3 2 3 13 C 3 2 4 9 C 50 C
R-183 3 4 4 3 4 18 C 2 3 4 9 C 3 2 3 3 11 C 4 3 4 11 C 49 C
Page 223
207
R-184 3 4 3 4 4 18 C 3 3 4 10 C 5 2 2 3 12 C 2 3 3 8 R 48 C
R-185 2 2 2 2 3 11 R 3 3 5 11 C 5 1 1 2 9 R 3 3 3 9 C 40 C
R-186 4 3 5 3 5 20 T 2 3 5 10 C 5 1 1 1 8 R 4 4 3 11 C 49 C
R-187 3 3 4 5 3 18 C 1 3 3 7 R 5 3 2 3 13 C 4 4 4 12 T 50 C
R-188 4 4 3 4 5 20 T 3 4 5 12 T 4 3 3 3 13 C 3 4 4 11 C 56 T
R-189 4 3 4 4 4 19 T 2 4 5 11 C 3 4 3 3 13 C 4 4 3 11 C 54 T
R-190 4 4 5 5 3 21 T 2 3 4 9 C 5 1 1 3 10 R 2 3 4 9 C 49 C
R-191 4 4 4 5 5 22 T 2 3 4 9 C 5 3 2 5 15 T 3 5 3 11 C 57 T
R-192 4 4 5 5 3 21 T 1 3 4 8 R 4 1 1 3 9 R 2 4 4 10 C 48 C
R-193 3 4 4 4 4 19 T 4 4 5 13 T 4 1 1 3 9 R 3 4 3 10 C 51 C
R-194 3 4 4 5 5 21 T 3 3 4 10 C 5 3 2 5 15 T 3 5 3 11 C 57 T
R-195 3 3 3 5 4 18 C 5 3 4 12 T 4 3 3 3 13 C 3 4 3 10 C 53 T
R-196 2 4 3 5 5 19 T 2 4 5 11 C 2 2 1 2 7 R 3 4 3 10 C 47 C
R-197 3 4 5 4 5 21 T 2 2 5 9 C 3 2 2 3 10 R 3 3 3 9 C 49 C
R-198 2 3 4 3 3 15 C 2 2 4 8 R 3 1 2 2 8 R 2 3 3 8 R 39 C
R-199 4 3 3 4 4 18 C 2 3 5 10 C 4 3 4 3 14 C 3 3 3 9 C 51 C
R-200 4 4 4 2 3 17 C 3 3 3 9 C 4 1 1 2 8 R 2 3 2 7 R 41 C
R-201 4 4 4 2 3 17 C 3 3 3 9 C 4 1 1 2 8 R 2 3 2 7 R 41 C
R-202 4 4 4 2 3 17 C 3 3 3 9 C 4 1 1 2 8 R 2 3 2 7 R 41 C
R-203 2 4 3 4 3 16 C 1 1 2 4 SR 2 1 2 2 7 R 2 3 3 8 R 35 R
R-204 4 4 4 2 3 17 C 3 3 3 9 C 4 1 1 2 8 R 2 3 2 7 R 41 C
R-205 4 3 3 4 4 18 C 2 3 5 10 C 4 3 4 3 14 C 3 3 3 9 C 51 C
R-206 4 3 3 4 4 18 C 2 3 4 9 C 4 3 4 4 15 T 3 3 3 9 C 51 C
R-207 3 3 3 3 4 16 C 2 4 3 9 C 3 2 2 3 10 R 3 2 4 9 C 44 C
Page 224
208
R-208 3 3 3 3 4 16 C 2 3 3 8 R 3 2 2 3 10 R 3 4 2 9 C 43 C
R-209 4 4 4 2 3 17 C 3 3 3 9 C 4 1 1 2 8 R 2 3 2 7 R 41 C
R-210 3 3 3 2 3 14 C 3 3 3 9 C 4 2 2 1 9 R 2 3 2 7 R 39 C
R-211 3 3 3 3 4 16 C 2 2 3 7 R 3 2 2 3 10 R 3 4 2 9 C 42 C
R-212 3 4 3 4 4 18 C 3 3 5 11 C 5 2 2 4 13 C 3 5 5 13 T 55 T
R-213 3 3 3 3 4 16 C 2 5 3 10 C 3 2 2 3 10 R 3 4 2 9 C 45 C
Rata-
rata 18 T
10 C
11 C
9.8 C
48.5352
1 C
18 T
10 C
11 C
9,8 C 48,53 C
Page 225
209
DESKRIPTIF VARIABEL PER INDIKATOR
A. VARIABEL PRESTASI BELAJAR
Kriteria Prestasi Belajar
No. Interval F Persentase Keterangan
1 3.67 - 4.00 7 3.30 Sangat Baik
2 2.67 - 3.33 94 44.34 Baik
3 1.67 - 2.33 97 45.75 Cukup
4 1.00 - 1.33 14 6.60 Kurang
212 100
Rata-rata 2.45
Kriteria Cukup
Page 226
210
B. VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
Tekun, Ulet dalam Mengerjakan Tugas,
dan Senang Memecahkan Masalah/Soal-Soal. Senang Bekerja Mandiri
No Interval F Persentase Keterangan
1 14,1-17 0 0.00 Sangat Tinggi
2 11,1-14 39 18.31 Tinggi
3 8,1-11 138 64.79 Cukup
4 5,1-8 34 15.96 Rendah
5 2 - 5 2 0.94 Sangat Rendah
213 100
Rata-rata 9.953051643
Kriteria Cukup
Cepat Bosan dengan Tugas-Tugas Rutin Tidak Mudah Melepaskan Hal-Hal yang Diyakini
No Interval F Persentase Keterangan
1 14,1-17 4 1.88 Sangat Tinggi
2 11,1-14 31 14.55 Tinggi
3 8,1-11 132 61.97 Cukup
4 5,1-8 44 20.66 Rendah
5 2 - 5 2 0.94 Sangat Rendah
213 100
Rata-rata 9.816901408
Kriteria Cukup
No Interval F Persentase Keterangan
1 23,1-28 5 2.35 Sangat Tinggi
2 18,1-23 81 38.03 Tinggi
3 13,1-18 121 56.81 Cukup
4 8,1-13 5 2.35 Rendah
5 3 - 8 1 0.47 Sangat Rendah
213 100
Rata-rata 18.16901408
Kriteria Tinggi
No Interval F Persentase Keterangan
1 18,1-22 0 0.00 Sangat Tinggi
2 14,1-18 18 8.45 Tinggi
3 10,1-14 81 38.03 Cukup
4 6,1-10 104 48.83 Rendah
5 2 - 6 10 4.69 Sangat Rendah
213 100
Rata-rata 10.54929577
Kriteria Cukup
Page 227
211
LAMPIRAN 10
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
A. Variabel Prestasi Belajar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRESTASI 213 1,00 4,00 2,4491 ,65996
Valid N (listwise) 213
B. Variabel Gaya Belajar
GayaBelajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Visual 114 53,5 53,5 53,5
Auditorial 65 30,5 30,5 84,0
Kinestetik 34 16,0 16,0 100,0
Total 213 100,0 100,0
C. Variabel Pola Asuh Orang Tua
PolaAsuh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Otoriter 31 14,6 14,6 14,6
Demokrasi 161 75,6 75,6 90,1
Permisif 21 9,9 9,9 100,0
Total 213 100,0 100,0
D. Motivasi Belajar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MOTIVASI 213 35 66 48,54 6,085
Valid N (listwise) 213
Page 228
212
LAMPIRAN 11
REGRESI LINIER BERGANDA
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh
Otoriter sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,331a ,110 ,088 ,63013
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, Otoriter, Auditorial, Visual, Demokrasi Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,264 ,387 3,270 ,001
Auditorial ,057 ,100 ,040 ,571 ,568
Kinestetik ,056 ,125 ,031 ,445 ,657
Demokrasi ,372 ,125 ,243 2,964 ,003
Permisif -,056 ,184 -,025 -,303 ,762
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola
Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai
Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,563 ,083 30,969 ,000
Visual -,021 ,100 -,016 -,210 ,834
Kinestetik ,024 ,136 ,013 ,178 ,859
Otoriter -,381 ,127 -,204 -3,006 ,003
Permisif -,521 ,148 -,236 -3,513 ,001
a. Dependent Variable: PRESTASI
Page 229
213
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh
Otoriter sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,280a ,078 ,060 5,898
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 49,288 1,188 41,488 ,000
Auditorial -1,979 ,923 -,150 -2,143 ,033
Kinestetik -,574 1,169 -,035 -,491 ,624
Demokrasi ,529 1,173 ,037 ,451 ,653
Permisif -4,639 1,687 -,228 -2,749 ,007
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola
Asuh Demokrasi sebagai Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 47,838 ,766 62,489 ,000
Visual 1,979 ,923 ,163 2,143 ,033
Kinestetik 1,405 1,254 ,085 1,120 ,264
Otoriter -,529 1,173 -,031 -,451 ,653
Permisif -5,168 1,373 -,254 -3,765 ,000
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Page 230
214
LAMPIRAN 12
UJI HIPOTESIS
A. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter sebagai
Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,264 ,387 3,270 ,001
Auditorial ,057 ,100 ,040 ,571 ,568
Kinestetik ,056 ,125 ,031 ,445 ,657
Demokrasi ,372 ,125 ,243 2,964 ,003
Permisif -,056 ,184 -,025 -,303 ,762
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
a. Dependent Variable: PRESTASI
Hasil Ujit dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola Asuh Demokrasi sebagai
Excluded Group serta Prestasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,693 ,364 4,654 ,000
Visual -,057 ,100 -,043 -,571 ,568
Kinestetik -,001 ,134 -,001 -,011 ,992
Otoriter -,372 ,125 -,199 -2,964 ,003
Permisif -,427 ,152 -,194 -2,819 ,005
MOTIVASI ,018 ,007 ,168 2,457 ,015
a. Dependent Variable: PRESTASI
Hasil Uji t dengan Gaya Belajar Visual & Pola Asuh Otoriter sebagai
Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 49,288 1,188 41,488 ,000
Auditorial -1,979 ,923 -,150 -2,143 ,033
Kinestetik -,574 1,169 -,035 -,491 ,624
Demokrasi ,529 1,173 ,037 ,451 ,653
Permisif -4,639 1,687 -,228 -2,749 ,007
a. Dependent Variable: MOTIVASI
Page 231
215
Hasil Ujit dengan Gaya Belajar Auditorial & Pola Asuh Demokrasi sebagai
Excluded Group serta Motivasi Belajar Sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 47,838 ,766 62,489 ,000
Visual 1,979 ,923 ,163 2,143 ,033
Kinestetik 1,405 1,254 ,085 1,120 ,264
Otoriter -,529 1,173 -,031 -,451 ,653
Permisif -5,168 1,373 -,254 -3,765 ,000
a. Dependent Variable: MOTIVASI
B. Uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance)
Page 232
216
Hasil Uji Box’s Test Box's Test of Equality of Covariance Matrices
a
Box's M 34,891 F 1,255 df1 24 df2 1312,736 Sig. ,184
Hasil Uji Levene’s Test Levene's Test of Equality of Error Variance
F df1 df2 Sig.
PRESTASI 1,814 8 204 ,076 MOTIVASI 1,299 8 204 ,246
Hasil Uji Multivariate Multivariate Tests
a
Effect Value F Hypothesis df
Error df Sig. Partial Eta
Squared
Intercept
Pillai's Trace ,963 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Wilks' Lambda ,037 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Hotelling's Trace 26,294 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
Roy's Largest Root 26,294 2668,844b 2,000 203,000 ,000 ,963
GayaBelajar
Pillai's Trace ,031 1,620 4,000 408,000 ,168 ,016 Wilks' Lambda ,969 1,625
b 4,000 406,000 ,167 ,016
Hotelling's Trace ,032 1,630 4,000 404,000 ,166 ,016 Roy's Largest Root ,032 3,292
c 2,000 204,000 ,039 ,031
PolaAsuh
Pillai's Trace ,092 4,906 4,000 408,000 ,001 ,046 Wilks' Lambda ,909 4,931
b 4,000 406,000 ,001 ,046
Hotelling's Trace ,098 4,955 4,000 404,000 ,001 ,047 Roy's Largest Root ,081 8,247
c 2,000 204,000 ,000 ,075
GayaBelajar * PolaAsuh
Pillai's Trace ,023 ,598 8,000 408,000 ,780 ,012
Wilks' Lambda ,977 ,596b 8,000 406,000 ,781 ,012
Hotelling's Trace ,024 ,594 8,000 404,000 ,783 ,012
Roy's Largest Root ,019 ,970c 4,000 204,000 ,425 ,019
Analisis Test of Between-Subjects Effects Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent
Variable
Type III
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig. Partial Eta
Squared
Corrected
Model
PRESTASI 8,841a 8 1,105 2,700 ,008 ,096
MOTIVASI 671,190b 8 83,899 2,384 ,018 ,086
Intercept PRESTASI 409,784 1 409,784 1001,211 ,000 ,831
MOTIVASI 175208,420 1 175208,420 4979,595 ,000 ,961
GayaBelajar PRESTASI ,577 2 ,288 ,705 ,495 ,007
MOTIVASI 145,289 2 72,644 2,065 ,130 ,020
PolaAsuh PRESTASI 5,140 2 2,570 6,279 ,002 ,058
MOTIVASI 340,182 2 170,091 4,834 ,009 ,045
GayaBelajar *
PolaAsuh
PRESTASI 1,094 4 ,273 ,668 ,615 ,013
MOTIVASI 57,898 4 14,474 ,411 ,800 ,008
Page 233
217
Error PRESTASI 83,495 204 ,409
MOTIVASI 7177,796 204 35,185
Total PRESTASI 1369,937 213
MOTIVASI 509606,000 213
Corrected Total PRESTASI 92,336 212
MOTIVASI 7848,986 212
Hasil Analisis Estimated Marginal Means
Dependent Variable GayaBelajar Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
PRESTASI
Visual 2,192 ,089 2,017 2,368
Auditorial 2,377 ,128 2,125 2,630
Kinestetik 2,260 ,149 1,965 2,554
MOTIVASI
Visual 48,383 ,824 46,759 50,008
Auditorial 45,446 1,188 43,104 47,788
Kinestetik 47,387 1,384 44,659 50,116
Dependent Variable PolaAsuh Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
PRESTASI
Otoriter 2,191 ,115 1,963 2,418
Demokrasi 2,553 ,059 2,437 2,670
Permisif 2,085 ,173 1,745 2,426
MOTIVASI
Otoriter 48,428 1,070 46,318 50,538
Demokrasi 49,024 ,548 47,944 50,103
Permisif 43,766 1,600 40,611 46,920
Hasil Uji Multiple Comparisons Multiple Comparisons
Dependent Variable (I)
GayaBelajar (J)
GayaBelajar
Mean Difference (I-
J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower Bound
Upper Bound
PRESTASI
Bonferroni
Visual Auditorial -,0252 ,09943 1,000 -,2652 ,2148
Kinestetik ,0010 ,12501 1,000 -,3008 ,3028
Auditorial Visual ,0252 ,09943 1,000 -,2148 ,2652
Kinestetik ,0262 ,13541 1,000 -,3007 ,3530
Kinestetik Visual -,0010 ,12501 1,000 -,3028 ,3008
Auditorial -,0262 ,13541 1,000 -,3530 ,3007
MOTIVASI
Bonferroni
Visual Auditorial 1,70 ,922 ,200 -,52 3,93
Kinestetik ,48 1,159 1,000 -2,31 3,28
Auditorial Visual -1,70 ,922 ,200 -3,93 ,52
Kinestetik -1,22 1,255 1,000 -4,25 1,81
Kinestetik Visual -,48 1,159 1,000 -3,28 2,31
Auditorial 1,22 1,255 1,000 -1,81 4,25
Page 234
218
Dependent Variable (I) PolaAsuh (J) PolaAsuh
Mean Difference (I-
J)
Std. Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower Bound
Upper Bound
PRESTASI
Bonferroni
Otoriter Demokrasi -,3735* ,12548 ,010 -,6764 -,0706
Permisif ,1502 ,18081 1,000 -,2863 ,5866
Demokrasi Otoriter ,3735* ,12548 ,010 ,0706 ,6764
Permisif ,5237* ,14843 ,002 ,1654 ,8820
Permisif Otoriter -,1502 ,18081 1,000 -,5866 ,2863
Demokrasi -,5237* ,14843 ,002 -,8820 -,1654
MOTIVASI
Bonferroni
Otoriter Demokrasi -,70 1,163 1,000 -3,51 2,10
Permisif 4,23* 1,676 ,037 ,18 8,28
Demokrasi Otoriter ,70 1,163 1,000 -2,10 3,51
Permisif 4,93* 1,376 ,001 1,61 8,26
Permisif Otoriter -4,23* 1,676 ,037 -8,28 -,18
Demokrasi -4,93* 1,376 ,001 -8,26 -1,61
Page 235
219
LAMPIRAN 13
SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 14
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
Page 236
220
LAMPIRAN 14
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN