ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI FUNGSIONAL PADA BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH X JAYAPURA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Oleh RIZA RAMADHAN H24086042 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
74
Embed
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN … · karya siswa di luar daerah). ... Motivasi Berprestasi Pegawai Fungsional Pada Balai Pemantapan Kawasan ... Profil BPKH Wilayah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI
PEGAWAI FUNGSIONAL PADA BALAI PEMANTAPAN
KAWASAN HUTAN WILAYAH X JAYAPURA
KEMENTERIAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
Oleh
RIZA RAMADHAN
H24086042
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI FUNGSIONAL PADA BALAI PEMANTAPAN
KAWASAN HUTAN WILAYAH X JAYAPURA KEMENTERIAN KEHUTANAN
REBUBLIK INDONESIA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RIZA RAMADHAN
H 24086042
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai Fungsional Pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
Nama : Riza Ramadhan
NIM : H24086042
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. H. Mimin Aminah, MM Lindawati Kartika, SE, M.Si NIP. 19660907 199103 2 002 NIP. 19860118 200912 2 001
Mengetahui Ketua Departemen,
Dr. Ir. Jono M. Munandar,M.Sc NIP. 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN RIZA RAMADHAN. H24086042. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Di Bawah bimbingan MIMIN AMINAH dan LINDAWATI KARTIKA
Untuk menggapai kinerja yang baik dalam suatu instansi, diperlukan
sumberdaya manusia yang berkualitas serta memiliki kemampuan bersaing positif yang baik. Kementerian kehutanan merupakan salah satu instansi pemerintah Negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan di sektor kehutanan. Guna memperoleh keberhasilan tersebut maka Kementerian Kehutanan melakukan pembinaan sumber daya manusia aparatur kehutanan, ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dan meningkatkan motivasi pegawai pada instansi tersebut. Sumberdaya manusia yang dimiliki oleh suatu instansi dapat menjadi tolok ukur kemampuan/kinerja dari instansi tersebut, karena sumberdaya manusia merupakan ujung tombak keberhasilan suatu instansi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tujuan dari penelitian ini antara lain (1) Mengetahui gambaran umum motivasi berprestasi BPKH Wilayah X Jayapura, (2) Mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor motivasi kerja eksternal dan internal terhadap motivasi berprestasi pegawai pada BPKH Wilayah X Jayapura, (3) Menganalisis seberapa besar pengaruh hubungan faktor-faktor motivasi kerja eksternal dan internal terhadap motivasi berprestasi pegawai pada BPKH Wilayah X Jayapura, (4) Mengetahui alternatif solusi yang dapat direkomendasikan guna meningkatkan motivasi berprestasi karyawan BPKH Wilayah X Jayapura.
Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan yaitu Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura, Kompleks Kementerian Kehutanan Jl. Raya Abepura – Kotaraja, Jayapura Provinsi Papua. Waktu penelitian yaitu bulan Februari sampai bulan April 2012. Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan serta hasil pengisian kuesioner seluruh Pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan di lingkup BPKH Wilayah X Jayapura pada saat ini yang sedang aktif bekerja (tidak termasuk yang karya siswa di luar daerah). Data sekunder diperoleh dari arsip kantor balai dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian ini yaitu faktor Internal yang paling dominan adalah variabel Pengakuan dan Penghargaan (PP), hal ini dijelaskan secara deskriptif bahwa pengakuan dan penghargaan yang diberikan Balai kepada pegawai yang menjalankan tanggungjawab pekerjaannya memicu motivasi berprestasi pegawai. Variabel yang paling tidak dominan di Faktor Eksternal yaitu Kondisi Kerja (KK), dimana kekurangnyamanan dan ketidaktenangan serta sarana dan prasarana yang tidak memadai mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai Balai. Variabel Tanggungjawab yang diberikan (TJD), kebijakan yang terkadang memberikan tanggungjawab tidak sesuai dengan kompetensi, ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai lingkup Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan di Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada 20 Mei 1987. Penulis merupakan anak
kelima dari enam bersaudara yang merupakan pasangan dari Ibu Dhiza Chadidjah
dan Bapak Eddi Sumartha. Sebelum memulai pendidikan formal di sekolah dasar,
penulis terlebih dahulu masuk taman kanak-kanak (TK) Sempur di Bogor pada
tahun 1991-1992, setelah itu pada tahun 1992-1998 penulis memulai pendidikan
formal sekolah dasar di SD Negeri Sempur Kaler di Bogor. Kemudian pada tahun
1998-2001 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 8 Bogor. Lulus dari
tingkat SLTP penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 10 Bogor dari
tahun 2001 sampai 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi
Budidaya Hutan Tanaman, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pada saat menjalani pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
FEM IPB, penulis juga diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian
Kehutanan Republik Indonesia dan ditempatkan di Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah X Jayapura – Provinsi Papua.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap
Motivasi Berprestasi Pegawai Fungsional Pada Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah X Jayapura Kementerian Kehutanan Republik Indonesia”
yang merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidaklah sempurna mengingat
keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki oleh penulis selama
berlangsungnya penelitian. Semoga hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh pihak yang membutuhkan.
Bogor, November 2012
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ir. Hj. Mimin Aminah, MM. selaku dosen Pembimbing I dan Lindawati
Kartika, SE, M.Si selaku dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, seta motivasi
kepada penulis. 2. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. 3. Mamah, Papah, Bapak mertua, (Alm) Umi mertua, kakak-kakak serta adik-
adikku, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan bantuan baik
secara moril maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Istriku tercinta Eneng Nurhasanah, SP. Yang telah mendukung sepenuhnya
hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pemolaan Kawasan Hutan, Kepala Seksi
Inventarisasi Sumber Daya Hutan, yang telah memberikan banyak bantuan
dan dorongan kepada penulis. 6. Sahabat-sahabat (Angkatan Empat Ekstensi Manajemen FEM IPB)
seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Rekan-rekan jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BPKH
Wilayah X Jayapura atas bantuan dan kesediaannya menjadi responden. 8. Seluruh pegawai BPKH Wilayah X Jayapura atas dukungan dan bantuannya
selama penulis melaksanakan penelitian di kantor BPKH Wilayah X
Jayapura.
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ . ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5
2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................... 5 2.2. Pengertian Motivasi .................................................................................... 5 2.3. Tujuan Motivasi .......................................................................................... 6 2.4. Prinsip-Prinsip, Alat-Alat, dan Jenis-Jenis Motivasi .................................. 7 2.5. Teori Motivasi ............................................................................................. 8 2.5.1 Teori Motivasi Klasik ......................................................................... 8 2.5.2 Teori Motivasi Maslow ...................................................................... 9 2.5.3 Teori Herzberg ................................................................................... 10 2.5.4 Teori Kebutuhan Mc. Clelland ........................................................... 11 2.6. Penelitian Terdahulu.................................................................................... 12
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 13
3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 13 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 16
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 16 3.4. Metode Penarikan Data ............................................................................... 18
3.5. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 20 3.5.1 Uji Validitas ....................................................................................... 20 3.5.2 Uji Realibilitas ................................................................................... 20 3.5.3 Analisis Structural Equation Model (SEM) dengan Partial Least
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 24
4.1. Profil BPKH Wilayah X Jayapura .............................................................. 24 4.2. Gambaran Umum Responden ..................................................................... 26 4.2.1 Responden Menurut Klasifikasi Umur/Usia ..................................... 26 4.2.2 Responden Menurut Klasifikasi Masa Kerja ..................................... 27 4.2.3 Responden Menurut Klasifikasi Golongan dalam Karir ................... 28 4.2.4 Responden Menurut Klasifikasi Jabatan dalam Fungsional PEH ..... 29 4.3. Pengolahan Data Pengaruh Faktor-faktor Eksternal dan Internal Terhadap
Motivasi Berprestasi Pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura ................... 30
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka pemikiran ................................................................................. 13 2. Struktur organisasi BPKH Wilayah X Jayapura ....................................... 25 3. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi usia ............................... 26 4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ..................................... 27 5. Karakteristik responden berdasarkan golongan ........................................ 28 6. Karakteristik responden dari tingkat jabatan PEH ................................... 29 7. Inner Model .............................................................................................. 30 8. Outer Model .............................................................................................. 31 9. Outer Model setelah menghilangkan variabel di bawah standar nilai
Outer Model .............................................................................................. 33
ix
DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Rata-rata nilai DP3 Fungsional PEH BPKH X Jayapura ......................... 2 2. Variabel, indikator dan jumlah pertanyaan dalam kuesioner ................... 17 3. Bobot dan Indikasi dari setiap jawaban dari kuesioner ............................ 19 4. Posisi keputusan penilaian ........................................................................ 19 5. Outer Loading (Faktor Loading dan Struktural Model) ........................... 32 6. Outer Loading (Faktor Loading dan Struktural Model) setelah
mengeluarkan indikator dibawah standar ................................................. 33 7. Laten Variable Correlations ..................................................................... 35 8. Nilai AVE dan Akar AVE .......................................................................... 35 9. Cross Loading ........................................................................................... 36 10. Composite Reliability ............................................................................... 37 11. Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values) ................................................. 38 12. R Square (R2) ............................................................................................ 39 13. Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ........................................... 39
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner penelitian ................................................................................. 47 2. Hasil Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ............................................ 53 3. Model struktur dengan SmartPLS ............................................................. 58 4. Calculate dengan PLS Algorithm ............................................................. 59 5. Output analisis data menggunakan SmartPLS 0.2 .................................... 60 6. Calculate dengan Bootstrapping .............................................................. 61
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk menggapai kinerja yang baik dalam suatu instansi, maka
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas serta memiliki
kemampuan bersaing positif yang baik. Kementerian kehutanan
merupakan salah satu instansi pemerintah Negara Republik Indonesia
yang bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan di sektor
kehutanan. Guna memperoleh keberhasilan tersebut maka Kementerian
Kehutanan melakukan pembinaan sumber daya manusia aparatur
kehutanan, karena ini merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan dan meningkatkan motivasi pegawai pada
instansi tersebut.
Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan
dalam ciri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan
atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat
terpuji. Selain itu motivasi pegawai juga merupakan suatu bentuk
kerelaan untuk mengarahkan segenap upaya untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan
beberapa kebutuhan individu atau proses psikologi yang berlangsung
dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi
kebutuhan sebagai manusia.
Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, salah satunya yaitu
sumber daya alam berupa hutan. Berdasarkan SK Menhutbun No.
891/Kpts-II/1999 Tanggal 14 Oktober 1999, luas kawasan hutan Papua
seluas 42.224.840 ha. Salah satu instansi yang berperan penting dalam
pra-kondisi pengelolaan hutan yaitu Balai Pemantapan Kawasan Hutan,
dalam hal ini Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura
yang memiliki wilayah kerja seluruh Provinsi Papua.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura –
Provinsi Papua merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat
2
Jenderal Planologi Kehutanan di bawah naungan Kementerian Kehutanan
Republik Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.
P.25/Menhut-II/2007 Tanggal 6 Juli 2007 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni
2002, tugas pokok BPKH adalah melaksanakan Pemantapan Kawasan
Hutan, Penilaian Perubahan Status dan Fungsi serta Penyajian Data dan
Informasi Sumber Daya Hutan.
Jumlah pegawai BPKH Wilayah X Jayapura seluruhnya adalah 67
orang dengan 26 diantaranya adalah pejabat fungsional. Pegawai
fungsional Pengendali Ekosistem Hutan bertanggung jawab atas kegiatan
teknis BPKH Wilayah X Jayapura. Dengan jumlah pegawai fungsional
sebanyak 26 orang dan luas kawasan hutan Provinsi Papua adalah
42.224.840 Ha, berarti seorang pegawai fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan bertanggungjawab atas 1.624.032,31 Ha kawasan hutan
di Provinsi Papua. Keterbatas jumlah pegawai fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat
kinerja BPKH Wilayah X Jayapura.
Sumberdaya manusia yang dimiliki oleh suatu instansi dapat
menjadi tolok ukur kemampuan/kinerja dari instansi tersebut, karena
sumberdaya manusia merupakan ujung tombak keberhasilan suatu
instansi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebagai salah satu
indikator kinerja pegawai Fungsional PEH BPKH Wilayah X Jayapura
yaitu nilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Nilai rata-rata
DP3 pegawai fungsional PEH 2 (dua) tahun ke belakang (tahun 2010 dan
tahun 2011) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Rata-rata nilai DP3 fungsional PEH BPKH X Jayapura.
Tahun Rata-rata Nilai DP3 Keterangan
2010 81.98
2011 82.50 Naik 0.52
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan nilai DP3
pegawai fungsional Pengendali Ekosistem Hutan sebesar 0,52, dari 81,98
3
menjadi 82,50. Adapun standar nilai DP3 yaitu 70 sampai dengan 75
dikatakan cukup, lebih besar sama dengan 75 sampai dengan 80
dikatakan cukup baik, di atas sama dengan 80 sampai dengan 90 dikatakn
baik, dan di atas sama dengan 90 dikatakan sangat baik.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dari penelitian ini, maka
dapat permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum motivasi berprestasi pegawai fungsional
pada BPKH Wilayah X Jayapura?
2. Faktor-faktor motivasi kerja eksternal dan internal apa saja yang
mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai fungsional BPKH
Wilayah X Jayapura?
3. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor motivasi kerja eksternal dan
internal terhadap motivasi berprestasi pegawai fungsional BPKH
Wilayah X Jayapura?
4. Bagaimanakah strategi yang dapat dikembangkan untuk meningkatan
motivasi berprestasi pegawai fungsional BPKH Wilayah X Jayapura?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran umum faktor eksternal dan internal yang
mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai fungsional BPKH
Wilayah X Jayapura.
2. Mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor motivasi kerja eketernal dan
internal terhadap motivasi berprestasi pegawai fungsional pada BPKH
Wilayah X Jayapura.
3. Menganalisis seberapa besar pengaruh hubungan faktor-faktor
motivasi kerja eksternal dan internal terhadap motivasi berprestasi
pegawai fungsional pada BPKH Wilayah X Jayapura.
4. Mengetahui alternatif solusi yang dapat direkomendasikan guna
meningkatkan motivasi berprestasi pegawai fungsional BPKH Wilayah
X Jayapura.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Akademik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh
faktor-faktor eksternal dan internal terhadap motivasi berprestasi
pegawai.
2. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan dapat membantu instansi
untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan motivasi
berprestasi pegawai fungsional di BPKH Wilayah X Jayapura.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dalam ruang lingkup manajemen sumber
daya manusia dan mengenai faktor-faktor motivasi kerja eksternal dan
internal menurut teori Herzberg yang hanya berfokus kepada motivasi
berprestasi pegawai BPKH Wilayah X Jayapura.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek
"manusia" atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk
merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Sumber
daya manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Selain itu SDM juga dapat
dikatakan bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
2.2. Pengertian Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan (situasion). Motivasi merupakan
kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan
yang profesional dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
situasi kerja (tujuan utama organisasi) (Budiantoro, 2011).
Menurut Sedarmayanti (2010) motivasi merupakan kesediaan
tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Berdasarkan
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu
dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai
tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan
motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar dapat mencapai
tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2009).
Anonim (2011) mengatakan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu
6
yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas. Menurut Sumarni (2005), motivasi secara harfiah yaitu sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar,
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara
psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (KBBI,
2001). Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
2.3. Tujuan Motivasi
Motivasi memiliki peran yang sangat penting bagi suatu organisasi
perusahaan atau instansi, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun
kewajiban dalam berkerja maka seseorang perlu memiliki motivasi dalam
dirinya guna mendorongnya untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya
tersebut.
Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa tujuan dari motivasi yaitu:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
f. Mengefektifkan pengadaan pegawai
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
l. Dan lain sebagainya.
2.4. Prinsip-Prinsip, Alat-Alat, dan Jenis-Jenis Motivasi.
Menurut Budiantoro (2011) terdapat beberapa prinsip dalam
memotivasi karyawan dalam bekerja, yaitu :
a. Prinsip Partisipasi, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip Mengakui Andil Bawahan, pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil didalam usaha mencapai tujuan. Dengan
pengakuan tersebut pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang, pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai
yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip Memberi Perhatian, pemimpin memberikan perhatian terhadap apa
yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja
seperti yang diharapkan oleh pemimpin.
Pada dunia kerja, ada kalanya pegawai mengalami kejenuhan
akan pekerjaannya maupun lingkungan kerjanya, oleh karena itu seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memotivasi pegawai tersebut.
Ada beberapa metode dan alat motivasi untuk mengembalikan semangat
kerja seorang pegawai. Berikut ini merupakan alat-alat motivasi yang
diberikan pimpinan kepada pegawai :
a. Materiil Intensif : alat motivasi yang diberikan berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar, sehingga memberikan kebutuhan
ekonomis. Misalnya : kendaraan, rumah dan lain-lainnya.
8
b. Non Materiil Intensif : alat motivasi yang diberikan itu berupa
barang/benda yang tidak ternilai ; sehingga hanya memberikan
kepuasan/kebanggan rhani saja. Misalnya : medali, piagam, bintang jasa
dan lain-lainya.
c. Kombinasi Materiil dan Non Materiil Intensif : alat motivasi yang
diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan non materiil (medali
dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan /
kebanggan rohani (Hasibuan, 2008).
Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa jenis-jenis motivasi
adalah sebagai berikut :
a. Motivasi positif (Intensif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik dengan motivasi
positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi negatif (Intensif Negatif), manajer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang
baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja
bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka
takut di hukum; tetapi untuk jangka waktu panjang berakibat kurang baik.
2.5. Teori Motivasi
Menurut Hasibuan (2008) teori motivasi di kelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu teori kepuasan dan teori proses. Teori kepuasan
mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkannya bertindak dan berprilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang
yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan enghentikan perilakunya.
Adapun yang termasuk kedalam teori kepuasan (Content Theory) adalah
sebagai berikut :
2.5.1 Teori Motivasi Klasik
Menurut Teori yang dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor
Motivasi Klasik (teori kebutuhan tunggal) merupakan motivasi para pekerja
hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
9
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan biologis ini
akan terpenuhi, jika gaji atau upah (uang atau barang) yang diberikan cukup
besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikan maka semangat bekerja
mereka akan meningkat.
2.5.2 Teori Motivasi Maslow
Maslow dalam Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai
motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Adapun hirarki kebutuhan tersebut terdiri dari :
a. Physiological Needs (kebutuhan fisik) yaitu kebutuhan yang diperlukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,
minum, udara, perumahan dan lain-lainnya.
b. Safety and Security Needs (keamanan dan keselamatan) yaitu kebutuhan
akan keamanan dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam
melakukan pekerjaan.
c. Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan sosial) adalah kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki).
d. Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargan diri,
pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya.
e. Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualiusasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi
optimaluntuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar
biasa yang sulit dicapai orang lain.
Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan
kelemahan-kelemahan. Kebaikan dari theory Maslow’s adalah sebagai
berikut :
10
a. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak
(materiil dan non materiil) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
b. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku/bekerja adalah untuk
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (materiil dan non materiil) yang
akan memeberikan kepuasan baginya.
c. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial
ekonominya. Seseorang berkedudukan rendah cenderung dimotivasi
oleh materiil sedangkan orang yang berkedudukan tinggi cenderung
dimotivasi oleh non materiil.
d. Pimpinan akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling
sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahan dari teori Maslow adalah sebagai berikut :
a. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau
hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai
sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus, seperti lapar-
makan-lapar lagi makan lag dan seterusnya.
b. Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba
kebenarannya, karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar
pengamatannya saja.
2.5.3 Teori Herzberg
Teori ini disebut juga teori motivasi dua faktor atau teori
motivasi kesehatan atau faktor Higienis. Herzberg dalam Hasibuan (2008)
menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi
oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factor
Maintenance Factor adalah faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan dengan kebutuhan hakikat manusia yang ingin
memperoleh ketenteraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut
Herzberg merupakan yang berlangsung terus menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali titik nol setelah dipenuhi. Faktor
pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan,
agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatakan.
11
Faktor pemeliharaan ini bukanlah merupakan motivasi bagi pegawai
tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada
mereka, demi kesehatan dan kepuasan bawahan. Variabel-variabel
dalam faktor yaitu gaji atau upah, kondisi kerja, kebijakan dan
administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, dan kualitas supervisi.
b. Motivation Factors
Motivation Factors adalah faktor motivator yang menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan
pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman,
penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Variabel – variabel dalam
faktor ini yaitu prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
tanggungjawab, dan pengembangan potensi individu.
2.5.4 Teori Kebutuhan Mc. Clelland
Clelland dalam Hasibuan (2008) berpendapat bahwa pegawai
mempunyai cadangan energi potensial. Mc Clelland mengelompokan tiga
kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu :
a. Kebutuhan akan Prestasi
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan
mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang optimal. Pegawai akan antusias untuk
berprestasi tinggi asalkan kemungkinan untuk hal it diberikan
kesempatan
b. Kebutuhan akan Afiliasi
Kebutuhan akan Afiliasi merupakan daya penggerak yang
akan memotivasi semangat kerja seseorang, karena itu kebutuhan ini
yang merangsang gairah kerja seorang pegawai karena setiap orang
menginginkan :
12
1. Kebutuhan akan diterima orang lain di lingkungan ia hidup dan
bekerja (sense of belonging).
2. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance).
3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of
achievment) .
4. Kebutuhan akan perasaan kut serta (sense of participation).
c. Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan ini merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja pegawai. Karena itu kebtuhan akan
kekuasaan ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang
serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau
kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
2.6. Penelitian Terdahulu
Desiana (2007) meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT. Bumi Amrita. Hasil dari
penelitian yang dilakukannya yaitu bahwa faktor-faktor intrinsik (motivator)
yang paling mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah pengembangan
karyawan, pengakuan dan penghargaan, pekerjaan itu sendiri, serta tanggung
jawab yang diberikan. Adapun faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
tingkat motivasi kerja karyawan adalah hubungan kerja antara atasan dan
bawahan. Hasil uji linier berganda menunjukan bahwa terdapat 6 (enam)
peubah yang memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu
hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antar sesama rekan
kerja, kondisi kerja, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan,
serta pekerjaan itu sendiri.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Suatu instansi dalam tujuannya untuk mencapai visi dan misi dari
instansinya tersebut memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten
dan berkualitas, oleh karena itu diperlukan pengelolaan sumber daya manusia
dalam hal ini pegawai instansi bersangkutan secara intensif dan profesional.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1
berikut :
Keterangan : Ruang Lingkup Penelitian
Motivasi Berprestasi Individu BPKH Wil. X Jayapura
Teori Dua Faktor Herzberg
Faktor-faktor Eksternal yang mempengaruhi motivasi berprestasi : 1. Hubungan antara atasan dengan bawahan 2. Hubungan sesama rekan kerja 3. Peraturan dan Kebijakan Instansi 4. Kondisi kerja 5. Gaji
Faktor-faktor Internal yang mempengaruhi motivasi berprestasi : 1. Tanggungjawab yang diberikan 2. Pengembangan pegawai/Potensi individu 3. Pengakuan dan Penghargaan 4. Pekerjaan itu sendiri
Implikasi Manajerial
Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai
Peningkatan Kinerja BPKH Wil. X Jayapura
Peningkatan Kinerja Pegawai
Peningkatan Motivasi Berprestasi Individu
Kinerja SDM Fungsional BPKH Wil. X Jayapura
Visi dan Misi BPKH Wil. X Jayapura
Gambar 1. Kerangka pemikiran
14
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura merupakan
Unit Pelaksanan Teknis dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah X Jayapura memiliki tugas
pokok untuk melaksanakan pemantapan kawasan hutan, penilaian perubahan
status fungsi hutan serta penyajian data dan informasi sumber daya hutan.
Oleh karena itu BPKH Wilayah X Jayapura dituntut harus memiliki sumber
daya manusia yang memadai untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut.
Visi dan Misi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X
Jayapura mengacu kepada visi dan misi Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan, dengan demikian tujuan dan sasaran, kebijakan, program dan
kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian integral dari pengembangan
visi dan misi Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Visi diartikan suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berupa cita dan citra
yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah. Visi Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah X Jayapura mendukung visi yang telah ditetapkan Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan yaitu : “Terwujudnya Perencanaan Kehutanan
Tingkat Provinsi dan Pemantapan Kawasan Hutan untuk Mendukung
Pengelolaan Hutan Lestari di Provinsi Papua “. Misi adalah suatu yang harus
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah berdasarkan Visi yang ditetapkan agar
tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Misi Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura disusun dengan mengacu
pada misi Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan,
terutama pada misi ke 7 (tujuh), yaitu “ Memantapkan prakondisi pengelolaan
kawasan hutan “. Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) merupakan ujung
tombak pembangunan kehutanan yang berinteraksi langsung dengan pihak-
pihak yang berkaitan di lapangan. Fungsional PEH juga memiliki bagian
tersendiri pada Struktur organisasi BPKH Wilayah X Jayapura.
Teori dua faktor Herzberg dijadikan acuan sebagai dasar obyek
yang akan dianalisis, adapun faktor-faktor yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut :
a. Hubungan antar atasan dan bawahan (HAAB), yaitu hubungan interaksi
atau timbal balik antara atasan dengan bawahan, baik di dalam maupun di
15
luar pekerjaan. Kedekatan antara atasan dan bawahan secara tidak
langsung dapat mempengaruhi tingkat keluwesan dalam bekerja, ini dapat
meingkatkan motivasi berprestasi pegawai yang berdampak peningkatan
kinerja pegawai.
b. Hubungan antar sesama rekan kerja (HASRK), hubungan yang baik antar
sesama rekan kerja dapat menciptakan suasana nyaman dalam berkerja
sehingga dapat memotivasi pegawai untuk berprestasi.
c. Peraturan kebijakan Instansi (PKI), adalah ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan instansi dan berlaku bagi seluruh pegawai tanpa terkecuali.
Peraturan serta kebijakan dapat mempengaruhi motivasi pegawai,
peraturan yang terlalu ketat serta kebijakan yang tidak menguntungkan
pegawai dapat menurunkan tingkat motivasi pegawai.
d. Kondisi kerja (KK), yaitu lingkungan atau segala sesuatu yang ada di
sekitar pekerjaan dan dapat mempengaruhi pegawai dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
e. Gaji (G), merupakan balas jasa yang diberikan instansi kepada pegawai
secara berkala terhadap pekerjaan yang dilaksanakan. Gaji yang dianggap
sudah mencukupi kebutuhan pegawai dapat meningkatkan motivasi
berprestasi pegawai dan meningkatkan motivasi berprestasi.
f. Tanggung jawab yang diberikan (TJD), yaitu keadaan untuk berani
menanggung segala resiko baik itu merugikan ataupun menguntungkan.
Kemampuan seorang pegawai untuk bertanggung jawab terhadap suatu
pekerjaan yang diberikan dan berhasil menyelesaikannya dapat
meningkatkan motivasi berprestasi dari seorang pegawai.
g. Kemampuan dan pengembangan pegawai / potensi individu (PP/PI), yaitu
proses perubahan individu untuk maju menuju lebih baik.
h. Pengakuan dan penghargaan (PP), merupakan salah satu wujud perhatian
dan penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan oleh pegawai.
Perhatian yang diberikan kepada pegawai berupa penghargaan atas apa
yang telah dilakukan pegawai dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
16
i. Pekerjaan itu sendiri (PI), yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai,
dimana apabila pegawai merasa nyaman dengan pekerjaan yang
dilakukannya makan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Kehutanan yaitu Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura,
Kompleks Kementerian Kehutanan Jl. Raya Abepura – Kotaraja, Jayapura
Provinsi Papua. Waktu penelitian yaitu bulan Februari 2012 sampai bulan
April 2012.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung di lapangan serta hasil pengisian kuesioner yang disebar pada
seluruh Pegawai Negeri Sipil / Calon Pegawai Negeri Sipil yang jabatannya
sebagai Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di lingkup
BPKH Wilayah X Jayapura yang pada saat penelitian ini dilaksanakan
statusnya sebagai pegawai aktif (tidak termasuk yang karya siswa/tugas
belajar). Adapun data sekunder diperoleh dari arsip kantor balai dan literatur-
literatur, baik berupa data-data kantor balai, buku-buku, hasil penelitian
terdahulu, serta tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jenis sumber data,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan pengisian
kuesioner oleh pegawai fungsional PEH BPKH Wilayah X Jayapura,
sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber informasi seperti
buku-buku, literatur-literatur, serta data-data yang ada di BPKH Wilayah X
Jayapura yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dasar secara rinci pengumpulan data primer melalui pengisian
kuesioner ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Faktor Eksternal, untuk :
a. mengetahui indikator Hubungan antara atasan dan bawahan,
b. mengetahui indikator Hubungan antara sesama rekan kerja,
17
c. mengetahui indikator Peraturan dan kebijakan instansi,
d. mengetahui indikator Kondisi Kerja,
e. mengetahui indikator Gaji,
2. Variabel Faktor Internal, untuk :
a. mengetahui indikator variabel Prestasi,
b. mengetahui indikator Tanggungjawab yang diberikan,
c. mengetahui indikator Pengembangan pegawai / potensi individu,
d. mengetahui indikator Pengakuan dan penghargaan,
e. mengetahui indikator Pekerjaan itu sendiri, dan
f. mengetahui indikator Motivasi berprestasi pegawai.
Para responden diminta untuk melakukan penilaian terhadap tingkat
persetujuan mereka terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Total
pertanyaan pada variabel ini sebanyak 7 (tujuh) pertanyaan, dimana skala
penilaian menggunakan skala likert 1 – 4 yang dikonversi dari penilaian
secara kualitatif yang dimulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Secara rinci mengenai variabel-variabel dan indikator-indikatornya
dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Variabel, indikator dan jumlah pertanyaan dalam kuesioner
Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
Faktor
Eksternal
Hubungan antara atasan dan bawahan (HAAB)
Hubungan antara sesama rekan kerja (HASRK)
Peraturan dan kebijakan instansi (PKI)
Kondisi kerja (KK)
Gaji (G)
7
5
5
4
7
Faktor
Internal
Prestasi (P)
Tanggungjawab yang diberikan (TJD)
Pengembangan pegawai/potensi individu (PP/PI)
Pengakuan dan penghargaan (PP)
Pekerjaan itu sendiri (PS)
3
4
3
5
3
Motivasi Motivasi berprestasi pegawai (MBP) 15
18
3.4. Metode Penarikan Data
Jabatan fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada
struktur organisasi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura
bertanggung jawab langsung terhadap kepala balai. Jumlah seluruh pegawai
fungsional PEH di BPKH Wilayah X Jayapura yaitu sebanyak 26 orang, akan
tetapi 3 (tiga) diantaranya sedang dalam tugas belajar sehingga sementara ini
statusnya sedang tidak aktif. Akan tetapi pada kenyataan fungsional PEH
diperbantukan ke seksi – seksi, yaitu seksi Pemolaan Kawasan Hutan dan
Seksi Inventarisasi Sumber Daya Hutan. Fungsional PEH yang diperbantukan
di seksi Pemolaan Kawasan Hutan sebanyak 13 (tiga belas) orang dan di seksi
Inventarisasi Sumber Daya Hutan sebanyak 10 (sepuluh) orang.
Populasi dalam penelitian ini terbatas pada pegawai fungsional
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah X Jayapura yang pada saat penelitian dilaksanakan statusnya sebagai
pegawai fungsional PEH aktif (tidak sedang menjalankan tugas belajar).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
fungsional PEH BPKH Wilayah X Jayapura yang statusnya aktif, yaitu
sebanyak 23 (dua puluh tiga) sampel. Teknik pengambilan data dilakukan
dengan teknik saturation sampling (sampel jenuh/sensus), ini dilakukan
karena jumlah sampel yang sedikit memungkinkan dilakukannya teknik ini.
Tidak terlalu banyaknya jumlah pegawai Fungsional PEH di
BPKH Wilayah X Jayapura, memungkinkan pengambilan data dilakukan
dengan teknik saturation sampling (sample jenuh/sensus). Teknik saturation
sampling (sampling jenuh/sensus) digunakan apabila anggota populasi tidak
banyak atau sedikit (Sumarsono, 2004).
Menurut Simamora (2002), riset survey adalah pengumpulan data
primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden. Instument utama
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang akan
dibagikan kepada responden. Metode pengambilan data dalam penelitian ini
yaitu :
19
1. Pengisian Kuesioner
Penilaian terhadap jawaban kuesioner menggunakan skala Likert,
hal ini dikarenakan skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang
sikap seseorang terhadap sesuatu, dengan bobot tertentu pada setiap
pernyataan yaitu :
Tabel 3. Bobot dan Indikasi dari setiap jawaban dari kuesioner.
Bobot Indikasi 4 Sangat Setuju 3 Setuju 2 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju
Skala yang digunakan untuk melihat persepsi responden terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah skala Likert.
Adapun penentuan rentang skala dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
RS = (m-1) = (4-1) = 0,75 …………..(1) m 4
Keterangan : m = Jumlah alternatif jawaban tiap pertanyaan RS = rentang skala
Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai
jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian
dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut,
maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat
pada Tabel 3. Sedangkan Intepretasi untuk tiap posisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Posisi keputusan penilaian
Skor Rataan Keterangan 1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik 1,76 – 2,50 Tidak Baik 2,51 – 3,25 Baik 3,25 – 4,00 Sangat Baik
20
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur-literatur ataupun
data yang berkaitan dengan keperluan penelitian akan data yang ada di
BPKH Wilayah X Jayapura, serta dapat dijadikan referensi sebagai
pembanding dari data primer yang diperoleh.
3.5. Pengolahan dan Analisis data
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji
validitas, uji reliabilitas, dan selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan
software SmartPLS 2.0 for Windows.
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur
hal yang akan diukur, analisis dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
r = .......................... (1)
Dimana :
r = koefisien korelasi x dengan y
n = jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan
Y = skor total
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2005),
reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan
secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada.
Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan
secara berulang-ulang terhadap kelompok yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah teknik
21
Cronbach dengan koefisien alpha (α) sebagai indikator keterandalannya.
Semakin mendekati angka 1,0 maka kekonsistenan instrument yang diuji
semakin baik. Rumus yang digunakan yaitu:
…………(2)
dimana :
= Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
= Varian total
= Jumlah varian butir
Nilai varian dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana:
n = Jumlah responden.
X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari butir-butir pertanyaan)
3.5.3 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS).
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik
statistik yang memiliki kemampuan untuk menganalisa pola hubungan
antar kontrak laten dan indikatornya, konstrak laten yang satu dengan
lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM juga dapat
digunakan untuk mengestimasi hubungan antar variable yang bersifat
multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model structural
(hubungan antar konstrak laten dependen dan independen), selain itu juga
SEM memiliki kemampuan menggambarkan pola hubungan antar konstrak
laten (unobserver) dan variable manifest (variabel indikator).
Menurut Yamin dan Kurniawan, (2011), dari sudut pandang yang
lebih luas, Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) merupakan
teknik analisis data untuk menganalisis hubungan diantara satu set blok
variabel. Hal ini berdasarkan dugaan bahwa hubungan antara blok yang
22
ditetapkan mengacu serta mempertimbangkan dasar pengetahuan (teori)
yang telah jelas. Setiap blok variabel diasumsikan dapat mewakili konsep
teoritis yang direpresentasikan dalam bentuk variabel laten.
Gaston dalam Yamin dan Kurniawan, (2011) menyebutkan
bahwa PLS dapat juga digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti
pengujian hipotesis) dan tujuan eksplorasi. Meskipun PLS lebih
diutamakan sebagai eksplorasi daripada konfirmasi, PLS juga dapat untuk
menduga apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan dan kemudian
proposisi untuk pengujian. Tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan
hubungan antar kosntrak dan menekankan pengertian tentang nilai
hubungan tersebut.
Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) merupakan salah
satu model alternatif dari SEM. Analisa data dengan model ini dilakukan
dengan alat bantu analisis SmartPLS 2.0. Dalam analisa data menggunakan
model PLS-PM ini terdiri dari tiga konstrak, yaitu :
1. Faktor Internal,
2. Faktor Eksternal, dan
3. Motivasi.
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu seperti berikut ini :
1. Faktor Eksternal :
a. Hubungan antara atasan dan bawahan (HAAB)
b. Hubungan antar sesama rekan kerja (HASRK)
c. Peraturan dan kebijakan Instansi (PKI)
d. Kondisi kerja (KK)
e. Gaji (G)
2. Faktor Internal :
a. Prestasi (P)
b. Tanggung jawab yang diberikan (TJD)
c. Pengembangan pegawai / potensi individu (PP/PI)
d. Pengakuan dan penghargaan (PP)
e. Pekerjaan itu sendiri (PI)
3. Motivasi
23
a. Motivasi Berprestasi Pegawai (MBP).
3.6. Hipotesis
a. Hipotesa 1 yaitu : Faktor Internal dan Eksternal tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai.
b. Hipotesa 2 yaitu : Faktor Eksternal dan Internal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil BPKH Wilayah X Jayapura
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura merupakan
Unit Pelaksanan Teknis dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, oleh
sebab itu Visi dan Misi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X
Jayapura mengacu kepada visi dan misi Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan, dengan demikian tujuan dan sasaran, kebijakan, program dan
kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian integral dari pengembangan
visi dan misi Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Instansi Pemerintah
harus dibawa agar dapat eksis, antisipasif, dan inovatif. Visi juga dapat
diartikan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
berupa cita dan citra yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah. Visi Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura mendukung visi yang telah
ditetapkan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan yaitu : “Terwujudnya
Perencanaan Kehutanan Tingkat Provinsi dan Pemantapan Kawasan Hutan
untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Lestari di Provinsi Papua “.
Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah
berdasarkan Visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan
berhasil dengan baik. Misi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X
Jayapura disusun dengan mengacu pada misi Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan, Kementerian Kehutanan, terutama pada misi ke 7 (tujuh), yaitu “
Memantapkan prakondisi pengelolaan kawasan hutan “.
Dalam hal ini Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) merupakan ujung
tombak pembangunan kehutanan yang berinteraksi langsung dengan pihak-
pihak yang berkaitan di lapangan. Fungsional PEH juga memiliki bagian
tersendiri pada Struktur organisasi BPKH Wilayah X Jayapura, seperti dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini :
25
Melaksan
an penataan batas dan pemetaan kawasan hutan konservasi
Pel
tan
Pen
Pel
uksi lintas administrasi pemerintahan
• Pengelolaan sistem informasi geografis dan perpetaan kehutanan
• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
KEPALA BPKH WILAYAH X JAYAPURA
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
KEPALA SEKSI INVENTARISASI SUMBER
KEPALA SEKSI PEMOLAAN KAWASAN HUTAN DAYA HUTAN
FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN
Gambar 2. Struktur organisasi BPKH Wilayah X Jayapura
Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah X Jayapura
memiliki tugas pokok untuk melaksanakan pemantapan kawasan hutan, penilaian
perubahan status fungsi hutan serta penyajian data dan informasi sumber daya
hutan. Oleh karena itu BPKH Wilayah X Jayapura dituntut harus memiliki sumber
daya manusia yang memadai untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut.
Adapun fungsi dari balai pemantapan kawasan hutan adalah
sebagai berikut :
• akan identifikasi dan potensi kawasan hutan yang akan ditunjuk.
• Pelaksana
• aksanaan identifikasi fungsi dan penggunaan dalam rangka penatagunaan
kawasan hu
• ilaian hasil tata batas dalam rangka penetapan kawasan hutan lindung dan
hutan produksi
• aksanaan identifikasi pembentukan unit pengelolaan hutan konservasi serta
hutan lindung dan hutan prod
26
. G
banyak 23 (dua puluh tiga) kuesioner yang disebar kepada
se a
ak ini dapat dilihat
4.2.1
unan kinerja seseorang seiring
iperoleh, profil responden
rdasa
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi usia
Gambar 3 di atas diketahui bahwa responden yang memiliki umur
di rentang umur 21 – 25 tahun yaitu sebanyak 9 orang (39 %), 26 – 30
tahun sebanyak 7 orang (31 %), 30 – 35 tahun sebanyak 6 orang (26 %),
dan respond
). Hal ini menunjukan rata-rata usia pegawai Fungsional PEH di BPKH
ilaya
4.2 ambaran Umum Responden
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan membagikan
kuesioner se
luruh pegawai Fungsional PEH BPKH Wilayah X Jayapura yang statusny
tif. Profil responden yang berparsitipasi dalam penelitian
dibawah ini :
Responden Menurut Klasifikasi Umur/Usia
Terdapat keyakinan bahwa semakin tua usia semakin merosot
kinerja seseorang, keterampilan, kecepatan, kecekatan, serta kekuatannya.
Kebosanan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual
semuanya berperan pada penur
bertambahnya usia. Berdasarkan data yang d
be rkan umur dapat dilihat pada Gambar 3.
39%26%4%
Klasifikasi Usia
31%
21‐25
26‐30
30‐35
> 35
en yang memiliki umur > 35 tahun yaitu sebanyak 1 orang (4
%
W h X Jayapura berada pada usia produktif, yaitu antara 20 – 30
tahun, mapan dalam berfikir dan bertindak serta lebih terbiasa menghadapi
persoalan yang muncul di tempat kerja. Hal ini dikarenakan tugas pokok
seorang pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan adalah
27
4.2.2
akin mapan
dalam mengambil suatu keputusan. Berdasarkan data yang diperoleh,
ai berdasarkan klasifikasi
asa k
Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja.
Berdasarkan Gambar 4 masa kerjanya repsonden penelitian
ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : untuk yang memiliki masa kerja
>1-3 tahun sebanyak 11 orang (48 %), ≥3-5 tahun sebanyak 2 orang (8 %),
≥7-9 tahun sebanyak 5 orang (22 %), ≥9-11 tahun sebanyak 2 orang (9 %),
11 tahun sebanyak 3 orang (11 %), dan tidak ada responden yang masuk
mengerjakan pekerjaan – pekerjaan teknis, seperti kegiatan survey
lapangan yang membutuhkan fisik yang prima.
Responden Menurut Klasifikasi Masa Kerja
Semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin
berpengalaman orang tersebut dalam bidang yang digelutinya, semakin
matang dalam menyelesaikan masalah yang terjadi, dan sem
Gambar 4 menunjukan persentase jumlah pegaw
m erja.
48%9%
13%
Masa Kerja
8%
22%
>1‐3th
>3‐5th
>7‐9th
>9‐11th
>11th
≥
kategori masa kerja ≥5-7 tahun. Dari data di atas diketahui bahwa
berdasarkan masa kerjanya, pegawai Fungsional PEH BPKH Wilayah X
Jayapura di dominasi pegawai dengan masa kerja antara 1-3 tahun, hal ini
dikarenakan penerimaan pegawai baru di fokuskan dalam waktu beberapa
tahun belakangan ini. Oleh karena itu menurut klasifikasi masa kerja,
Pegawai Fungsional PEH BPKH Wilayah X Jayapura masih kurang dalam
hal pengalaman, karena faktor masa kerja juga menentukan kematangan
seseorang dalam bidang yang digelutinya.
28
4.2.3
ian Angka Kredit (PAK) yang
fikasi pegawai
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan golongan
Berdasarkan Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan
golongan kerjanya yaitu untuk golongan IIa sebanyak 4 orang (9 %), IIb
sebanyak 1 orang (4 %), IIc sebanyak 10 orang (44 %), IId sebanyak 2
rang (9 %), IIIa sebanyak 2 orang (9 %), IIIb sebanyak 1 orang (4 %),
dan III arkan
terakhir yang pendidikannya Diploma III yang memulai
Responden Menurut Klasifikasi Golongan Dalam Karir
Golongan seorang pegawai dalam pegawai dengan jabatan
fungsional menentukan tingkat kecekatan, keuletan, kerajinan, serta
kepedulian terhadap diri sendiri. Hal ini dikarenakan kenaikan golongan
pegawai fungsional ditentukan oleh Penila
berhasil dikumpulkan oleh seorang pejabat fungsional. Klasi
fungsional PEH BPKH X Jayapura dapai dilihat pada Gambar 5.
17%4%
9%
9%4%
13%
Klasifikasi Golongan
44%
IIa
IIb
IIc
IId
IIIa
IIIb
IIIc
o
c sebanyak 3 orang (13 %). Dapat disimpulkan bahwa berdas
golongannya responden didominasi oleh golongan IIc yaitu sebanyak 10
orang atau 44 % dari seluruh pegawai Fungsional BPKH Wilayah X
Jayapura.
Berdasarkan klasifikasi responden di atas yang didominasi oleh
golongan IIc sebanyak 10 orang atau 44 % dari seluruh pegawai
Fungsional BPKH Wilayah X Jayapura yang menjadi responden dalam
penelitian ini. Hal ini dikarenakan banyaknya penerimaan pegawai pada
dua tahun
golongan karir dari golongan IIc.
29
4.2.4
ksanaan Jabatan Fungsional Pengendali
aitu :
Pen
rja di bidang pengendali ekosistem
huan, metodologi, dan teknik analisis dibidang pengendalian
Gambar 6. Karakteristik responden dari tingkat jabatan PEH
Dari Gambar 6 di atas diketahui bahwa responden penelitian yang
masuk kategori PEH tingkat Ahli ada sebanyak 6 orang (26 %) dan PEH
tingk ahli
dengan PEH terampil di BPKH Wilayah X Jayapura dianggap telah
Responden Menurut Klasifikasi Jabatan Dalam Fungsional PEH (Pengendali Ekosistem Hutan) Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10
Tahun 2004 tentang Petunjuk Pela
Ekosistem Hutan dan Angka Kreditnya, Pengendali Ekosistem Hutan
terbagi menjadi dua klasifikasi, y
• gendali Ekosistem Hutan (PEH) tingkat terampil, adalah
Pengendali Ekosistem Hutan yang mempunyai kualifikasi teknis yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan
pengetahuan teknis dan prosedur ke
hutan.
• Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) tingkat ahli, adalah Pengendali
Ekosistem Hutan yang mempunyai kualifikasi professional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu
pengeta
ekosistem hutan.
26%
74%
Jabatan PEH
Ahli
Terampil
at Terampil sebanyak 17 orang (74 %). Perbandingan PEH
proporsional, hal ini dikarenakan BPKH merupakan Unit Pelaksana
Teknis dari Direktorat Jenderal Planologi Kementerian Kehutanan yang
30
4.3. PeTeEkJa pengukuran prediksi yang
tornya dan composite reliabilitynya untuk blok indicator,
4.3.1
odel hubungan antar konstrak atau antar
variabel laten, seperti dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
membutuhkan banyak tenaga teknis untuk memenuhi visi dan misinya.
Hal ini berkaitan dengan kegiatan BPKH Wilayah X Jayapura yang pada
umumnya lebih banyak kegiatan di lapangan.
ngolahan Data Pengaruh Faktor-faktor Eksternal dan Internal rhadap Motivasi Berprestasi Pegawai Fungsional Pengendali osistem Hutan pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X yapura. Model evaluasi PLS berdasarkan pada
mempunyai sifat non parametric. Model pengukuran atau outer model dengan
indicator refleksi di evaluasi dengan convergent dan discriminant validity
dari indika
sedangkan untuk model formatif menurut Ghozali (2008) konstruk dengan
indicator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity
dan composite reliability. Oleh karena konstruk formatif pada dasarnya
merupakan hubungan regresi dari indicator ke konstruk maka cara
menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari
koefisien regresi tersebut.
Merancang Model Struktural (Inner Model)
Pada tahap merancang Model Struktural (Inner Model) terlebih
dahulu memformulasikan m
Gambar 7. Inner Model
31
4.3.2 Merancang Model Pengukuran (Outer Model)
Pada tahap ini m pesifikasikan hubungan
antar variabel dengan indikator-indikatornya. Rancangan Outer Model
dapat dilihat pada Gambar 8.
4.3.3 Menghitung P
er model) dengan indikator reflektif dievaluasi
iminant an
omposite realibility untuk blok indikator. Outer model dengan indikator
ntive content-nya yaitu dengan
ukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti
oner.
endefinisikan dan mens
Gambar 8. Outer Model (Data diolah, 2012) Keterangan : P = Prestasi PI = Pekerjaan itu sendiri PP = Pengakuan dan penghargaan PP/PI = Pengembangan pegawai/potensi individu TJD = Tanggungjawab yang diberikan G = Gaji HAAB = Hubungan antara atasan dengan bawahan HASRK = Hubungan antar sesame rekan kerja KK = Kondisi kerja PKI = Peraturan dan kebijakan instansi
engukuran Outer Model
Model pengukuran (out
den n converg val ty dari indikatornya ga ent dan discr idi d
c
formatif dievaluasi berdasarkan substa
membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari
ukuran weight tersebut.
a. Outer Model Dengan Indikator Reflektif
Uji validitas merupakan suatu uji untuk melihat apakah
item pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang akan
diukur. Untuk meng
digunakan suatu item pertanyaan didalam kuesi
32
antara loading 0.5 sampai 0.6, karena merupakan
angan skala pengukuran dan jumlah indikator
Uji reliabilitas adalah suatu uji untuk melihat apakah
rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu
konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. Nilai yag lazim
dipakai yaitu 0.6.
1. Convergent validity
Korelasi antara skor indikator reflektif dengan skor
variabelnya. Indikator individu dianggap reliable jika memiliki
nilai korelasi
tahap awal pengemb
per konstruk antara 1 – 5 indikator.
Tabel 5. Outer Loading (Faktor Loading dan Struktural Model)
Eksternal
Factor Internal Factor Motivation
P 0 0.2913 0 PI 0 0.8117 0 PP 0 0.7979 0PP/PI 0 0.7224 0 TJD 0 86 00.73 G 0.4834 0 0
HAAB 0.7438 0 0HASRK 0.4082 0 0
KK 0.5841 0 0 PKI 0.7585 0 0
MBP 0 0 1Output PLS 2.0
KeteraP PI = Pekerjaa u sendiri PP n dan penghargaan PP/PI = Pengembangan pegawai/potensi indivTJD ungjawab yang diberika G = Gaji HAAB an antara atasan deng HASRK = Hubunga ntar sesame rekan kerja KK kerja PKI = Peraturan n kebijakan instansi
Dilihat dari Tabel 5 diatas, diperoleh hasil model struktural
ngan an -
n tor.
t diatas dapat dilihat nilai outer loading beberapa
Smart
ngan : = Prestasi n it= Pengakua= Tangg
idu n
= Hubung= Kondisi
an bawahan n a da
yang menunj tara indikator dengukan hubu an masing
masing variabel yang ditunjuka dengan besarnya bobot fak
Dari abel
indikator terhadap variabel latennya. Dari beberapa indikator
tersebut ada yang nilai standard loading factor-nya dibawah 0.5
yaitu Prestasi (P) = 0.2913, Gaji (G) = 0.4834, dan Hubungan antar
33
sesama rekan kerja (HASRK) = 0.4082, sehingga dapat
dikeluarkan dari model.
Tabel 6. Outer Loading (Faktor Loading dan Struktural Model) setelah mengeluarkan indikator dibawah standar.
Eksternal Fac
Internal Motivation tor Factor PI 0 0.8241 0 P 0P 0 0.8260 PP/PI 20 0 0 0.74 T 10 0JD 0 0.72
HAAB 0.7397 0 0 KK 0.6376 0 0 PKI 0.8024 0 0
MBP 0 0 1Outpu LS 2.0 KeteranP i PI sendiri PP n dan penghargaan PP/PI gawai/poteTJD ngjawab yang di G HAAB an antara atasan HASRK tar sesame rekan kerja
PKI kebijakan instansi
sta ap
variabelnya adalah > 0.5, sehingga dikatan valid
yaitu Hubungan antara atasan dengan bawahan (HAAB) dengan
t SmartPgan :
= Prestas = Pekerjaan itu = Pengakua= Tangg
= Pengembangan pe= Gaji
nsi individu u
= Hubungberika dengan bawahan
n = Hubungan an= Peraturan danKK = Kondisi kerja
Gambar 9. Outer Model setelah menghilangkan variabel di bawah standar nilai Outer Loading.
Dari Tabel 6 dan Gambar 9 dapat diketahui bahwa nilai
ndard loading factor untuk semua indikator terhad
indikator tersebut
untuk mengukur variabel/konstrak. Hasil model structural tersebut
menunjukan hubungan antara indikator dengan masing-masing
variabelnya yang ditunjukkan dengan besarnya nilai bobot faktor.
Variabel Faktor Eksternal diukur dari 3 (tiga) indikator,
34
/ potensi individu (PP/PI) dengan bobot
bobot faktor 0.7397, kondisi kerja (KK) dengan bobot faktor
0.6376, dan peraturan dan kebijakan instansi (PKI) dengan bobot
faktor 0.8024. Varibel yang paling dominan dari ketiga variabel
yang diujikan yaitu variabel peraturan dan kebijakan instansi
dimana berdasarkan hasil ini berarti BPKH Wilayah X Jayapura
oleh pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dinilai baik
dalam menerapkan peraturan dan kebijakan seperti peraturan
mengenai jam kerja, kebijakan mengenai izin kerja, serta
peningkatan karier di BPKH Wilayah X Jayapura menurut
wawancara dengan beberapa responden dinilai berhasil. Sebaliknya
variabel kondisi kerja memiliki nilai bobot faktor paling kecil,
berdasarkan wawancara mendalam dengan beberapa responden ini
merupakan implikasi dari kekurangnyamanan dan ketidaktenangan
suasana di tempat kerja, selain itu sarana dan prasarana yang ada
dinilai masih kurang sehingga menyebabkan variabel ini nilai bobot
faktornya paling rendah.
Variabel Faktor Internal diukur dari 4 (empat) indikator,
yaitu pekerjaan itu sendiri (PI) dengan bobot faktor 0.8241,
pengakuan dan penghargaan (PP) dengan bobot faktor 0.8260,
pengembangan pegawai
faktor 0.7420, dan tanggungjawab yang diberikan (TJD) dengan
bobot faktor 0.7210. Dari keempat variabel tersebut, variabel
pengakuan dan penghargaan (PP) merupakan variabel dengan
bobot faktor paling tinggi, hal ini berarti variabel pengakuan dan
penghargaan adalah faktor yang paling mempengaruhi motivasi
berprestasi pegawai. Hal ini merupakan gambaran bahwa BPKH
Wilayah X Jayapura dinilai berhasil dalam meningkatkan motivasi
berprestasi pegawai dengan memberi pengakuan dan penghargaan
kepada pegawai yang telah menjalankan tanggungjawabnya
sehingga meningkatkan motivasi berprestasi pegawai. Sebaliknya
variabel yang memiliki nilai bobot paling rendah adalah variabel
tanggungjawab yang diberikan (TJD), berdasarkan wawancara
35
2.
membandingkan nilai square root of average variant extracted
onstruk dengan korelasi antar konstruk.
mendalam dengan beberapa responden ini merupakan implikasi
dari tanggungjawab yang diberikan kepada seorang pegawai
terkadang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Variabel Motivasi diukur dari satu-satunya indikator yaitu
Motivasi berprestasi pegawai (MBP) dengan bobot nilai 1.
Discriminant Validity
Discriminant validity merupakan pengukuran indikator
dengan variabel latennya, pengukuran ini dilakukan dengan
(Akar AVE) setiap k
Apabila nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar dibandingkan
dengan nilai korelasi konstruk terhadap konstruk lainnya dalam
model, maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki nilai
diskriminant validity yang baik dan sebaliknya. Direkomendasikan
nilai AVE lebih besar dari 0.5. Tabel berikut ini merupakan output
SmartPLS yang menunjukan nilai Laten Variable Correlations dan
an Tabel 13 dapat diperoleh kesimpulan bahwa Faktor
tor Internal ternyata berpengaruh positif terhadap
Berdasark
Eksternal dan Fak
40
.
f dan signifikan terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai,
fikan terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai, diterima.
•
erima.
vasi berprestasi
ng
ditunjukan dengan nilai koefisien sebesar 0.2668 dan signifikan
Motivasi. Hal ini ditunjukan dengan koefisien Faktor Eksternal sebesar
0.2668 dan signifikan pada 5% (6.0535), serta koefisien Faktor Internal
sebesar 0.4382 dan signifikan pada 5% (9.9723).
Hal tersebut menunjukan bahwa dalam penelitian ini dibuktikan
bahwa :
a Hipotesa 1 yaitu : Faktor Eksternal dan Internal tidak berpengaruh
positi
ditolak.
b. Hipotesa 2 yaitu : Faktor Eksternal dan Internal berpengaruh positif
dan signi
Pengujian dari hipotesa diatas berkaitan dengan indikator-
indikator di dalamnya adalah sebagai berikut :
Faktor Eksternal dan Internal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai, dit
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa faktor internal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap moti
pegawai yang ditunjukan dengan nilai koefisien faktor sebesar
0.4382 dan signifikan pada 5% karena menunjukan nilai t-statistic
sebesar 9.9723 (> 2.0). Hal ini berarti apabila pegawai puas dengan
pekerjaannya yang merupakan prestasi baginya akan meningkatkan
motivasi berprestasi pegawai. Tanggungjawab yang diberikan
sesuai dengan kemampuan pegawai dan dapat diselesaikan dengan
baik maka akan meningkatkan motivasi berprestasi pegawai itu
sendiri. Apabila instansi meningkatkan kesempatan kepada
pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta
penghargaan berupa jabatan untuk pegawai yang berprestasi dan
mampu akan meingkatkan motivasi berprestasi pegawai. Kepuasan
pegawai terhadap pekerjaannya dan kebanggaannya terhadap
instansi juga dapat meningkatkan motivasi berprestasi pegawai.
Dalam penelitian ini faktor eksternal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi berprestasi pegawai ya
41
4.4. Implikasi
a fakt -faktor eksternal dan
internal mempengaruhi kinerja berprestasi pegawai Fungsional PEH BPKH
ariabel Faktor Eksternal diukur dari tiga indikator,
pekerjaan itu sendiri (PI), pengakuan dan penghargaan (PP), pengembangan
pada 5% karena menunjukan nilai t-statistic sebesar 6.0535 (> 2.0).
Hal ini berarti jika hubungan antara atasan dan bawahan, peraturan
dan kebijakan instansi, dan kondisi kerja ditingkatkan maka
nantinya akan meningkatkan motivasi berprestasi dari pegawai-
pegawai fungsional PEH di BPKH Wilayah X Jayapura. Seperti
halnya kedekatan antara atasan dengan bawahan di dalam dan
diluar kantor akan meningkatkan motivasi berprestasi pegawai
fungsional PEH, perhatian dari atasan kepada bawahan juga akan
meningkatkan motivasi berprestasi, serta kebijaksanaan dari atasan
terhadap bawahan juga merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan motivasi berprestasi pegawai khususnya fungsional
PEH di BPKH Wilayah X Jayapura.
Manajerial
Hasil penelitian ini menunjukan bahw or
Wilayah X Jayapura. V
yaitu Hubungan antara atasan dengan bawahan (HAAB), kondisi kerja (KK),
dan peraturan dan kebijakan instansi (PKI). Varibel yang paling dominan dari
ketiga variabel yang diujikan yaitu variabel peraturan dan kebijakan instansi
dimana berdasarkan hasil ini berarti BPKH Wilayah X Jayapura oleh
pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dinilai baik dalam
menerapkan peraturan dan kebijakan seperti peraturan mengenai jam kerja,
kebijakan mengenai izin kerja, serta peningkatan karier di BPKH Wilayah X
Jayapura menurut wawancara dengan beberapa responden dinilai berhasil.
Sebaliknya variabel kondisi kerja memiliki nilai bobot faktor paling kecil,
berdasarkan wawancara mendalam dengan beberapa responden ini
merupakan implikasi dari kekurangnyamanan dan ketidaktenangan suasana di
tempat kerja, selain itu sarana dan prasarana yang ada dinilai masih kurang
sehingga menyebabkan variabel ini nilai bobot faktornya paling rendah.
Variabel Faktor Internal diukur dari empat indikator, yaitu
42
(PP)
berprestasi pegawai, dengan nilai bobot faktor sebesar 0,8024.
rsebut diatas implikasi manajerial yang dapat
g bulu, serta
njalank
4.4.2
d l dengan nilai bobot faktor sebesar 0.8260. Dari
hasil penelitian tersebut diperoleh implikasi manajerial yang mungkin
pegawai / potensi individu (PP/PI), dan tanggungjawab yang diberikan (TJD).
Dari keempat variabel tersebut, variabel pengakuan dan penghargaan
merupakan variabel dengan bobot faktor paling tinggi, hal ini berarti variabel
pengakuan dan penghargaan adalah faktor yang paling mempengaruhi
motivasi berprestasi pegawai. Hal ini merupakan gambaran bahwa BPKH
Wilayah X Jayapura dinilai berhasil dalam meningkatkan motivasi
berprestasi pegawai dengan memberi pengakuan dan penghargaan kepada
pegawai yang telah menjalankan tanggungjawabnya sehingga meningkatkan
motivasi berprestasi pegawai. Sebaliknya variabel yang memiliki nilai bobot
paling rendah adalah variabel tanggungjawab yang diberikan (TJD),
berdasarkan wawancara mendalam dengan beberapa responden ini
merupakan implikasi dari tanggungjawab yang diberikan kepada seorang
pegawai terkadang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
4.4.1 Faktor Eksternal
Peraturan dan Kebijakan Instansi (PKI) menjadi variabel yang
paling dominan pada Faktor Eksternal yang mempengaruhi motivasi
Dari hasil te
dilakukan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura yaitu
peraturan adalah mutlak harus ditaati oleh setiap pegawai, oleh karena itu
Balai harus menerapkan peraturan dengan baik tanpa pandan
me an kebijakan – kebijakan Balai dengan baik guna meningkatkan
motivasi berprestasi pegawai. Balai harus menerapkan kedisiplinan dalam
mengenai jam kerja, menerapkan kebijakan mengenai izin kerja dengan baik,
pemberian ketegasan berupa sanksi untuk suatu pelanggaran peraturan, serta
menyelaraskan antara prestasi kerja yang dicapai setiap pegawai dengan
pengembangan kariernya.
Faktor Internal
Pengakuan dan Penghargaan (PP) merupakan variabel yang paling
ominan dari faktor Interna
43
meningkatkan motivasi berprestasi pegawai
n, tanggungjawab lainnya yang
dikarenakan dalam mengejar visi dan
dilakukan Balai untuk
berdasarkan variabel yang paling dominan.
Implikasi Manajerial untuk variabel pengakuan dan penghargaan
yaitu mengaplikasikan pemberian pengakuan dan penghargaan terhadap apa
yang telah dikerjakan oleh seorang pegawai yang telah menjalankan suatu
tanggungjawab dengan memberikan pujia
diharapkan pegawai tersebut, serta memberikan kesempatan meningkatkan
karier guna meningkatkan motivasi berprestasi seorang pegawai. Hal tersebut
juga akan berdampak pada peningkatan kinerja Balai apabila seluruh pegawai
telah merasa puas akan kebijakan Balai terhadap pemberian pengakuan dan
penghargaan terhadap pegawainya. Seorang pegawai akan merasa puas jika
apa yang telah dikerjakannya diberi pengakuan dan penghargaan, akan tetapi
seorang pegawai akan tidak puas ketika pekerjaan yang dilakukannya tidak
diberi pengakuan dan penghargaan.
Berdasarkan wawancara mendalam dengan beberapa responden
dan hasil pengolahan data isian kuesioner deskriptif, terkadang pengakuan dan
penghargaan yang diberikan terhadap suatu tanggungjawab tidak tepat kepada
orang yang bersangkutan. Hal ini
misinya Balai lebih berorientasi pada tujuan, sehingga prestasi yang diraih
BPKH Wilayah X Jayapura dianggap prestasi seluruh pegawainya meskipun
tidak seluruh pegawai memiliki andil positif dalam mencapai tujuan BPKH
Wilayah X Jayapura.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal
terhadap motivasi berprestasi pegawai fungsional PEH pada Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura, Kementerian Kehutanan Republik
Indonesia, dan berdasarkan pada tujuan penelitian ini maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a. Secara umum dapat diketahui bahwa faktor motivasi kerja eksternal dan
internal mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan di BPKH Wilayah X Jayapura.
b. Variabel gaji (G) dan hubungan antar sesama rekan kerja (HASRK) pada
faktor eksternal dan variabel prestasi (P) pada faktor internal dinilai tidak
valid untuk mengukur konstruknya dan memiliki nilai pengaruh yang rendah
terhadap motivasi berprestasi pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem
Hutan BPKH Wilayah X
c. Variabel faktor eksternal yang paling mempengaruhi motivasi berprestasi
pegawai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BPK Wilayah X Jayapura
yaitu variabel peraturan dan kebijakan instansi (PKI), sebaliknya yang
paling tidak berpengaruh yaitu variabel kondisi kerja (KK). Variabel faktor
internal yang paling mempengaruhi motivasi berprestasi pegawai Fungsional
Pengendali Ekosistem Hutan BPKH Wilayah X Jayapura yaitu variabel
pengakuan dan penghargaan, sebaliknya yang paling tidak mempengaruhi
motivasi berprestasi pegawai yaitu variabel tanggungjawab yang diberikan
(TJD)
d. Alternatif solusi dari penelitian ini, antara lain : memberikan tanggungjawab
kepada pegawai sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, meningkatkan
kenyamanan dan ketenangan suasana kerja, serta meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada di kantor Balai.
45
2. Saran
Adapun hal-hal yang disarankan yang berkaitan dengan penelitian ini
antara lain :
a. Agar Balai mempertahankan kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan
kebijakan instansi baik pusat maupun daerah.
b. Untuk peningkatan motivasi prestasi pegawai, Instansi atau Balai sebaiknya
memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan serta penghargaan berupa jabatan untuk pegawai yang berprestasi,
meningkatkan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, peraturan
dan kebijakan instansi, penyelarasan antara prestasi kerja yang dicapai setiap
pegawai dengan pengembangan kariernya, pemberian pengakuan dan
penghargaan yang tepat kepada pegawai atas tanggungjawab terhadap tugas
yang dilakukannya.
c. Agar apabila ada penelitian yang akan meneliti pengaruh faktor eksternal
dan internal terhadap motivasi berprestasi pegawai dapat memasukkan
variabel-variabel lain yang belum diteliti pada penelitian ini, seperti jangka
waktu yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Pengertian Motivasi Belajar. http://belajarpsikologi.
com/pengertian-motivasi-belajar/, tanggal akses 27 Oktober 2011
Budiantoro, A. 2011. Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB. Psikolog SDM. Jakarta
Desiana, W. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT. Bumi Amirta. Skripsi Pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ghozali, Imam, 2008. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasibuan, M. 2008. Organisasi dan Motivasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
KBBI. 2001. Pengertian Motivasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/. Tanggal akses 27 Oktober 2011.
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 10 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Angka Kreditnya. Indonesia, Jakarta.
Mangkunegara, A. P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sedamaryanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. PT. Refika Aditama. Bandung.
Simamora, Henry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III. Yogyakarta : STIE-YKPN.
Solimun. 2007. Pengaruh Pelatihan, Penerapan SOP, Reward System, Lingkungan
Kerja dan Peralatan Terhadap Produktivitas Teknisi. Dalam Wanabakti, P. A dan H.N. Dwihardo. 2011. skripsi. Makassar, Program Studi Teknik Industri , Jurusan Mesin Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
Sumarni, S 2005. Modul Motivasi. http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/. tanggal akses 27 Oktober 2011.
Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yamin, S dan Kurniawan. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan
Partial Least Square Path Modeling. Penerbit Salemba Infotek. Jakarta.
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI
PADA BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH X JAYAPURA, PROVINSI PAPUA
Yang Terhormat Bapak/Ibu/Saudara/i Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i menjadi responden mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini disusun untuk tujuan penelitian ilmiah semata. Penelitian ini bertema Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura Kementerian Kehutanan Provinsi Papua. Adapun tujuan pengumpulan data dalam untuk kuesioner ini semata-mata hanya untuk kepentingan akademis. Sebelum menjawab pertanyan-pertanyaan dibawah ini, saya mohon agar Bapak/Ibu/Saudara/i membaca terlebih dahulu petunjuk pengisisan dan menjawab dengan keyakinan yang tinggi tanpa suatu keraguan dengan keadaan sebenarnya. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih banyak. Riza Ramadhan Mahasiswa Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. NRP : Data Responden : Jabatan sekarang :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Pendidikan Terakhir *) : a. SMA/ sederajat c. S1
b. D3 d. S2
e. S3
Masa Kerja *) : a. ≤ 1 tahun d. >5-7 tahun h. > 11 tahun
b. > 1- 3 tahun e. > 5- 9 tahun
c. >3- 5 tahun g. > 6-11 tahun
48 Lanjutan Lampiran 1
Penghasilan *) (All-in) : a. Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00
b. > Rp. 2.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00
c. > Rp. 3.000.000,00 – Rp. 4.000.000,00
d. > Rp. 4.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00
e. > Rp. 5.000.000,00
Golongan : a. IIa e. IIIa i. IVa
b. IIb f. IIIb j. IVb
c. IIc g. IIIc
d. IId h. IIId
Fungsional : ………………………
Status Pegawai *) : a. PNS b. CPNS
Jumlah Tanggungan : Orang
( yang tinggal satu rumah dengan anda, diluar anda)
*) : Pilih salah satu
Cheklist (√) kolom yang telah disediakan menurut jawaban yang anda rasa paling sesuai.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju, S : setuju, S : Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju
I. FAKTOR - FAKTOR KESEHATAN (HIGIENE) BERSIFAT EKSTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI
A. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan No. Pernyataan SS S TS STS1. Saya dekat dengan atasan saya di dalam pekerjaan 2. Saya dekat dengan atasan saya di luar pekerjaan 3. Atasan saya sering memperhatikan ide dan saran saya 4. Atasan saya sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan 5. Atasan saya sering memberikan pujian atas pekerjaan saya 6. Atasan saya sering memberikan kritik yang membangun untuk
pekerjaan saya
7. Atasan saya telah bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan
49 Lanjutan Lampiran 1
B. Hubungan Antara Sesama Rekan Kerja No. Pernyataan SS S TS STS1. Hubungan saya dengan rekan kerja dibagian yang sama sangat
baik
2. Hubungan saya dengan rekan kerja dibagian yang lain sangat baik
3. Rekan saya selalu memberikan bantuan dan kerjasama dalam pekerjaan.
4. Saya dan rekan saya selalu memberikan dorongan/semangat dalam bekerja
5. Hubungan saya dan rekan kerja saya di luar pekerjaan sangat baik.
C. Peraturan dan Kebijaksanaan Instansi No. Pernyataan SS S TS STS1. Peraturan mengenai jam kerja di bagian yang sama sudah baik. 2. Kebijakan mengenai izin kerja yang diterapkan sudah baik 3. Pemberian sanksi jika melanggar sudah berjalan baik 4. Tingkat kedisiplinan instansi dalam menerapkan peraturan dan
kebijakan yang berlaku sudah baik.
5. Peningkatan karir ditempat saya bekerja sudah sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai.
D. Kondisi Kerja No. Pernyataan SS S TS STS1. Saya merasa puas dengan suasana ketenangan dan kenyamanan
di tempat keja saya.
2. Saya merasa puas dengan kebersihan di tempat kerja saya. 3. Sarana dan prasarana pendukung yang disediakan di tempat
kerja saya sudah lengkap.
4. Saya merasa puas dengan sistem keamanan di tempat kerja saya.
E. Gaji No. Pernyataan SS S TS STS1. Saya merasa puas dengan gaji yang saya peroleh saat ini. 2. Gaji yang saya peroleh sekarang sudah mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
3. Gaji yang saya peroleh sekarang sudah sesuai dengan masa kerja saya.
4. Gaji yang saya peroleh sekarang sudah sesuai dengan jenis pekerjaan yang saya kerjakan.
5. Saya merasa puas dengan tunjangan yang diberikan di tempat saya bekerja.
6. Pemberian honor perjalanan dinas sudah sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan kepada saya.
7. Pemberian biaya perjalanan dinas sudah sesuai dengan jumlah hari kerja yang saya laksanakan.
50 Lanjutan Lampiran 1
II. FAKTOR - FAKTOR MOTIVASI BERSIFAT INTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI
A. Prestasi No. Pernyataan SS S TS STS1. Pekerjaan yang saya lakukan selalu mendapatkan hasil yang
memuaskan.
2. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh atasan.
3. Atasan saya selalu puas dengan pekerjaan yang saya lakukan.
B. Tanggung Jawab yang Diberikan No. Pernyataan SS S TS STS1. Tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan kemampuan
saya.
2. Saya sudah melaksanakan tugas saya dengan baik. 3. Tanggung jawab yang diberikan dapat meningkatkan semangat
kerja saya.
4. Saya selalu bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah saya lakukan.
C. Pengembangan Pegawai/Potensi Individu No. Pernyataan SS S TS STS1. Instansi memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi kepada pegawai yang berprestasi dan mampu.
2. Instansi sangat memperhatikan etos kerja, tanggung jawab dan inisiatif pegawai.
3. Instansi selalu memberikan kesempatan kepada pegawai untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Kehutanan (BDK) atau Instansi lain.
D. Pengakuan dan Penghargaan No. Pernyataan SS S TS STS1. Instansi memberikan perhatian dan penghargaan berupa pujian
bagi pegawai yang memiliki kejujuran serta semangat kerja tingggi.
2. Instansi memberikan perhatian dan penghargaan berupa uang bagi pegawai yang memiliki kejujuran serta semangat kerja tingggi.
3. Atasan menghargai setiap hasil kerja yang saya lakukan. 4. Saya merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa
uang.
5. Saya merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa piagam penghargaan.
51 Lanjutan Lampiran 1
E. Pekerjaan Itu Sendiri No. Pernyataan SS S TS STS1. Saya merasa puas dengan pekerjaan saya sekarang. 2. Bekerja disini membuat saya merasa berguna di Masyarakat 3. Sejak awal, saya sudah merasa bangga bekerja diinstansi ini
III. MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI No. Pernyataan SS S TS STS1. Saya berani mengambil resiko dalam bekerja demi mendapatkan
hasil terbaik dalam kinerja.
2. Saya bersedia bekerja keras sesuai dengan target kinerja yang diharapkan oleh instansi
3. Saya memiliki rencana kerja yang menyeluruh untuk berjuang merealisasikan tujuan instansi
4. Saya bersedia menggunakan waktu luang (istirahat) untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai
5. Saya memiliki tanggung jawab yang tinggi pada setiap aktivitas pekerjaan yang saya lakukan
6. Saya selalu merasa ingin terus menerus memperbaiki kinerja saya
7. Saya bersedia menerima sanksi jika melakukan kesalahan 8. Saya selalu melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja saya 9. Saya bersedia memperbaiki kesalahan yang diminta atasan saya 10. Keluarga merupakan salah satu motivasi saya untuk bekerja di
instansi ini.
11 Faktor kompensasi/ sistem penghargaan yang berlaku merupakan aspek motivasi saya dalam bekerja dengan baik di instansi ini
12 Latar belakang pendidikan saya menjadi motivasi saya bekerja pada instansi ini
13 Faktor keamanan kerja adalah aspek motivasi saya bekerja pada instansi ini
14 Faktor kepemimpinan merupakan aspek motivasi saya bekerja pada instansi ini
15 Faktor adanya kesempatan dan kebebasan memberikan kreatifitas, ide dan pendapat merupakan aspek motivasi yang mendasari saya bekerja pada instansi ini.
52 Lanjutan Lampiran 1
IV. ALTERNATIF SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI BPKH WILAYAH X JAYAPURA
Menurut Bapak/Ibu, hal-hal apa saja yang diperlukan dalam rangka mendukung peningkatan motivasi berprestasi dalam bekerja di BPKH Wilayah X Jayapura ? Jawab : ................................................................................................................................ ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
A1 2.87 .344 23
A2 2.57 .507 23
A3 2.74 .619 23
A4 2.87 .548 23
A5 2.70 .559 23
A6 2.96 .638 23
A7 2.83 .576 23
B1 3.52 .511 23
B2 3.26 .541 23
B3 3.35 .487 23
B4 3.35 .487 23
B5 3.39 .499 23
C1 3.04 .475 23
C2 2.91 .596 23
C3 2.39 .656 23
C4 2.52 .665 23
C5 2.70 .703 23
D1 2.70 .559 23
D2 2.78 .518 23
D3 2.70 .559 23
D4 2.61 .499 23
E1 2.48 .593 23
E2 2.35 .573 23
E3 2.78 .422 23
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.899 61
54 Lanjutan Lampiran 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
E4 2.43 .590 23
E5 2.48 .665 23
E6 2.74 .541 23
E7 2.87 .458 23
F1 2.78 .422 23
F2 3.04 .367 23
F3 2.74 .449 23
G1 2.87 .344 23
G2 3.00 .000 23
G3 3.00 .302 23
G4 3.13 .344 23
H1 2.48 .665 23
H2 2.52 .665 23
H3 2.65 .775 23
I1 2.65 .487 23
I2 2.30 .559 23
I3 2.83 .491 23
I4 2.39 .839 23
I5 2.57 .728 23
J1 2.96 .475 23
J2 3.04 .367 23
J3 3.13 .458 23
K1 2.87 .548 23
K2 3.00 .426 23
K3 2.96 .367 23
K4 2.78 .518 23
K5 3.04 .367 23
K6 3.17 .388 23
K7 3.00 .302 23
K8 3.00 .302 23
K9 3.13 .344 23
K10 3.57 .590 23
55 Lanjutan Lampiran 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
K11 2.83 .650 23
K12 3.00 .674 23
K13 2.74 .689 23
K14 3.04 .638 23
K15 2.78 .850 23
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 171.00 154.091 -.043 .900
A2 171.30 150.312 .264 .898
A3 171.13 148.028 .361 .897
A4 171.00 150.545 .223 .898
A5 171.17 145.787 .574 .895
A6 170.91 142.538 .716 .893
A7 171.04 145.771 .557 .895
B1 170.35 150.237 .267 .898
B2 170.61 148.976 .347 .897
B3 170.52 151.079 .211 .898
B4 170.52 149.806 .319 .897
B5 170.48 151.897 .138 .899
C1 170.83 152.059 .133 .899
C2 170.96 146.316 .497 .895
C3 171.48 144.443 .569 .894
C4 171.35 144.146 .579 .894
C5 171.17 141.150 .731 .892
D1 171.17 148.332 .382 .897
D2 171.09 147.356 .494 .896
D3 171.17 147.150 .471 .896
D4 171.26 155.565 -.158 .902
E1 171.39 150.522 .204 .899
E2 171.52 147.443 .437 .896
56 Lanjutan Lampiran 2
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
E3 171.09 152.901 .074 .899
E4 171.43 148.166 .371 .897
E5 171.39 144.885 .532 .895
E6 171.13 150.119 .259 .898
E7 171.00 151.091 .226 .898
F1 171.09 149.628 .392 .897
F2 170.83 151.877 .203 .898
F3 171.13 150.209 .312 .897
G1 171.00 151.909 .214 .898
G2 170.87 153.846 .000 .899
G3 170.87 152.028 .232 .898
G4 170.74 150.656 .363 .897
H1 171.39 143.522 .620 .894
H2 171.35 147.055 .393 .897
H3 171.22 143.905 .502 .895
I1 171.22 146.451 .607 .895
I2 171.57 147.711 .429 .896
I3 171.04 150.043 .296 .898
I4 171.48 149.715 .167 .900
I5 171.30 144.676 .494 .895
J1 170.91 149.901 .320 .897
J2 170.83 148.514 .582 .896
J3 170.74 151.020 .233 .898
K1 171.00 152.909 .047 .900
K2 170.87 155.482 -.171 .901
K3 170.91 149.992 .414 .897
K4 171.09 149.992 .282 .898
K5 170.83 150.332 .376 .897
K6 170.70 148.949 .502 .896
K7 170.87 152.119 .220 .898
K8 170.87 150.482 .442 .897
57 Lanjutan Lampiran 2
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
K9 170.74 149.202 .538 .896
K10 170.30 153.494 .000 .901
K11 171.04 149.771 .229 .899
K12 170.87 154.482 -.065 .902
K13 171.13 145.209 .492 .895
K14 170.83 145.696 .503 .895
K15 171.09 143.265 .484 .895
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
173.87 153.846 12.403 61
Lampiran 3. Model struktur dengan SmartPLS
58
59
Lampiran 4. Calculate dengan PLS Algorithm
60
Lampiran 5. Output analisis data menggunakan SmartPLS 2.0
Outer Loading
Eksternal Factor
Internal Factor Motivation
PI 0.8241 PP 0.8260 PP/PI 0.7420 TJD 0.7210 HAAB 0.7397 KK 0.6376 PKI 0.8024 MBP 1